STREOTIPE GENDER DAN PILIHAN KAREER DI KALANGAN SISWI MADRASAH ALIYAH (MA) DINIYAH PUTERI PEKANBARU RIAU Riswani Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau Hermansyah Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Abstract: This study is a descriptive research in the form of a survey of 50 female students of Madrasah Aliyah. It disclosed is whether the students know that men and women can not be distinguished by the characters and roles, career what they would choose if already left school and what form career guidance given by the counseling teacher to reduce the attitude of gender stereotypes in students career choices. The results showed students know that men and women can not be distinguished by the character and role. Then, there are students who choose a job that is considered masculine and feminine as a future career. Student knows that men and women can not be distinguished by the character and role when they received material about gender in career information services provided by counseling teacher. The researchers concluded that gender stereotypes in students career choices can be minimized through the perspective of career guidance services. Researchers suggest there should be a gender perspective in the training of career guidance in Islamic schools. Keywords: gender stereotypes, career counseling, counseling teacher. Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskreptif dalam bentuk survey terhadap 50 orang siswi madrasah Aliyah. Hal yang diungkapkan adalah apakah siswa mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa dibedakan melalui karakter dan peran, karir apa yang akan mereka pilih jika sudah tamat sekolah dan bagaimana bentuk bimbingan karir yang diberikan oleh Guru BK/Konselor untuk mengurangi sikap stereotip gender dalam pilihan karir siswa. Hasil penelitian menunjukkan siswa mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa dibedakan melalui karakter dan peran. Kemudian, ada siswa yang memilih pekerjaan yang dianggap maskulin dan feminin sabagai karir dimasa depan. Siswi mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa dibedakan melalui karakter dan peran ketika mereka mendapat materi tentang gender dalam layanan informasi karir yang diberikan oleh Guru BK/Konselor. Peneliti menyimpulkan bahwa streotif gender di dalam pilihan karir siswa dapat diminimalisir melalui layanan bimbingan karir yang berperspektif. Peneliti menyarankan harus ada pelatihan bimbingan karir berperspektif gender di sekolah-sekolah Islam. Kata Kunci: Stereotip Gender, Bimbingn Karir, Guru BK/Konselor PENDAHULUAN
ketika membuat keputusan pilihan karir
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bandura et al1, Cherian,2 Isaac and Nwalo3,
Macgregor4,
Watson5, Watson et al6
McMahon
dan
menunjukkan
bahwa banyak siswa sekolah menengah atas (SMA/MA) menghadapi
dilema
dalam hidup mereka. Hal ini didukung oleh Denga yang menyebutkan bahwa memilih karir yang tepat adalah salah satu keputusan yang paling sulit
yang
dialami oleh seorang remaja laki-laki maupun perempuan. Nada yang sama
225
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
juga
dikatakan
oleh
Kinanee
yang
masa depan penuh dengan harapan9
menyebutkan bahwa remaja menghadapi masalah
yang
paling
kompleks
saat
Masa masa
remaja
dimana
merupakan
individu
sudah
untuk
berkarir.
terlibat dalam memilih kareer yang tepat
mempersiapkan
dan realistis7.
Namun pada kenyataannya banyak siswa
Siswa SMA/MA secara psikologis sedang
dalam
perkembangan
diri
juga
yang belum mencapai kematangan karir
masa
dengan baik. Fenomena masa anak remaja
remaja, yakni masa peralihan dari masa
sekarang ini masih banyak kita melihat
kanak-kanak menuju dewasa. Menurut
banyak remaja menghabiskan waktunya
Hurlock8 masa remaja merupakan masa
dalam hal-hal yang tidak bermanfaat bagi
yang
pada
dirinya dan bahkan melakukan hal-hal
penentuan kehidupan di masa depan,
yang bisa merusak dirinya dan masa
karena
depannya.
sangat
berhubungan
perilaku
dan
aktivitas
yang
Seharusnya,
ketika
sudah
dilakukan pada masa remaja menjadi
duduk di bangku SMA/MA, remaja
masa awal dalam mengukir kehidupan
sudah
yang lebih baik di masa depan mereka.
mempersiapkan masa depannya yang
Jadi,
lebih baik apa lagi
jika
masa
perkembangan
remaja
optimal
mencapai
maka
mampu
merencanakan
dan
di era globalisasi
bisa
sekarang, dimana individu dituntut untuk
dipastikan masa depan seorang remaja
lebih proaktif dalam merencanakan dan
akan berjalan dengan baik pula.
mempersiapkan masa depannya. Jika itu
Masa remaja merupakan pencarian
tidak dilakukan, maka reamaja maka akan
identitas diri. Ia harus mampu menjawab
tergilas oleh kejamnya zaman. Maka tidak
“Siapa
mengherankan
saya?
Mau
ke
mana
saya?
jika
mengeluhkan
perbuat untuk karir masa depan saya?.
mereka tidak mengetahui mau jadi apa
Sejumlah
dan pekerjaan apa yang cocok baginya.
identitas
diri
seyogyanya dapat dijawab dengan tepat oleh
remaja.
Jika
ia
tidak
Yusuf10
masa
sering
Bagaimana saya? Apa yang harus saya
pertanyaan
akan
remaja
depannya,
menyebutkan
bahwa
dapat
terdapat permasalahan karir yang dialami
menjawabnya dengan tepat maka ia
oleh para remaja usia SMA, diantaranya:
cenderung bingung menghadapi hidup,
(1) kurang mengetahui cara memilih
termasuk pengambilan keputusan karir.
program
Tetapi jika sebaliknya, maka ia akan
motivasi untuk mencari informasi tentang
berkembang optimal dan tepat dalam
karir;
mengambil keputusan karirnya sehingga
pekerjaan; dan (4) belum memiliki pilihan
(3)
studi;
(2)
bingung
kurang
dalam
memiliki
memilih
226
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
perguruan tinggi tertentu jika setelah
mengambil prasangka orang tua mereka
lulus.
dan
Sedangkan
mengemukakan
Supriatna11
masalah
karir
yang
anggota
Misalnya,
masyarakat
siswa
yang
lainnya.
orang
tuanya
dirasakan oleh siswa, antara lain sebagai
mengatakan karir tertentu cocok untuk
berikut: (a) siswa kurang memahami cara
pria sementara yang lain hanya cocok
memilih
cocok
untuk wanita dapat mengadopsi sikap
dengan kemampuan dan minat; (b) siswa
seperti ini ke dalam diri mereka. Teori tipe
tidak memiliki informasi tentang dunia
kepribadian
kerja
masih
dikembangkan pada tahun 1959 yang
bingung untuk memilih pekerjaan; (d)
bertumpu pada asumsi bahwa orang
siswa masih kurang mampu memilih
dapat dikategorikan dalam salah satu
pekerjaan
dengan
jenis karir berikut: realistis, investigasif,
kemampuan dan minat; (e) siswa merasa
sosial, konvensional, giat dan artistik.
cemas untuk mendapat pekerjaan setelah
Lent, R.W.,Brown, S. D., & Hacket14
tamat sekolah; (f) siswa belum memiliki
menemukan
pilihan perguruan tinggi atau lanjutan
cenderung memiliki skor tinggi dalam
pendidikan tertentu, bila setelah tamat
seni, sosial dan pekerjaan konvensional,
tidak masuk dunia kerja; (g) siswa belum
sedangkan
memiliki gambaran tentang karakteristik,
untuk memilih pekerjaan yang realistis,
persyaratan,
investigasi dan giat.
program
yang
studi
cukup;
(c)
yang
yang
siswa
sesuai
kemampuan,
dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam
John
Holland13
bahwa
pria
lebih
Terlepas
dari
yang
perempuan
memungkinkan
teori
yang
pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk
digunakan untuk mengidentifikasi faktor-
masa depan karirnya.
faktor yang mempengaruhi pilihan karir,
Beberapa teori pengembangan karir menyatakan adalah
bahwa stereotipe gender
salah
satu
faktor
stereotipe penting
gender yang
merupakan
harus
diteliti
faktor untuk
yang
mengurangi perbedaan dalam karir antara
mempengaruhi pilihan karir. The Social
laki-laki dan perempuan. Sebagaimana
Cognitive Theory Karir (SCCT) yang
yang diungkapkan oleh O'Reilly et al
dikembangkan oleh BrownC. And M.
bahwa kerjasama guru dan orang tua
Corcoran12, pada tahun 1987 menjelaskan
untuk mengurangi sikap dan perilaku
bahwa pilihan karir dipengaruhi oleh
yang
perkembangan keyakinan individu yang
sangat dibutuhkan.
diperoleh melalui proses pembelajaran. Melalui
proses
belajar,
siswa
dapat
mendukung
Pembahasan
perbedaan
gender
stereotip
gender
dalam pilihan karir di kalangan siswa 227
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
akan menjadi menarik ketika hal tersebut
mengerjakan pekerjaan yang tidak terlalu
berhubungan dengan sekolah/madrasah
mengandalkan tenaga (fisik) melainkan
khusus puteri (single sex school) karena
pekerjaan
beberapa
cenderung
ketelatenan, rasa dan halus budi. Karena
mengatakan bahwa sekolah khusus puteri
kontur fisik tersebut, secara psikologis,
berkontribusi terhadap ketidaksetaraan
perempuan ditempatkan sebagai sosok
gender dalam pendidikan. Dukungan
yang lebih mengedepankan rasa atau
pendapat ini diperkuat oleh kenyataan
emosi dalam bertindak, membutuhkan
bahwa
perlindungan,
pendapat
salah
satu
misi
dari
yang
membutuhkan
cenderung
menghindar
sekolah/madrasah khusus puteri adalah
dari konfrontasi, dan serba lembut. Nilai-
mempersiapkan puteri “sejati” dimana
nilai di atas secara sengaja dijadikan
kata
diartikan
sebagi sebuah konstruksi atau pola pikir
untuk
yang dilembagakan dalam semua aspek
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang
kehidupan: hukum, politik, dan pranata
konvensional.
sosial15.
“sejati”
mempersiapkan
Stereotip
bisa perempuan
gender
merupakan
Sebagai sebuah konstruksi sosial,
cerminan dari cara pandang masyarakat
sangat sulit untuk tidak mengiyakan jika
yang selalu menempatkan sebuah entitas
cerminan bias gender sedemikian timpang
dalah hirarki hubungan baik relasi secara
dalam
vertikal maupun horizontal (sintagmatik
Ketidaksejajaran stereotip gender dapat
dan
dilihat
paradigmatik).
Representasi
praktik
dalam
keseharian.
perlakuan
masyarakat
perempuan dapat dilihat dari penempatan
terhadap perempuan khususnya dalam
perempuan dalam relasi sosial dengan
pemilihan karir. Hal ini tercermin dalam
kaum laki-laki, dimana perempuan selalu
beberapa contoh. Misalnya perempuan
menempati posisi subordinat laki-laki
lebih emosional sehingga ia tidak cocok
sebagai akibat dari budaya patriarki yang
dengan
melingkupi
membutuhkan tenaga. Dalam buku ajar
masyarakat
tersebut
baik
secara historis, kultural ataupun sosial. Stereotip gender dari kerangka
bidang
pekerjaan
yang
anak sekolah dasar masih sering dijumpai kalimat
yang
secara posisi
tidak dan
langsung
historis, dapat dilihat dari tiga aspek,
menunjukkan
peran
yaitu biologis, psikologis, dan mitologis.
perempuan di samping laki-laki. Kalimat
Dari sisi biologis (fisik), perempuan secara
Ibu sedang memasak di dapur dan Ayah
fisik mempunyai kontur tubuh yang
sedang membaca koran di halaman hanyalah
membuat mereka lebih sesuai untuk
sebagian kecil dari praktek streotipe 228
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
tersebut. Seakan kalimat tersebut ingin
dipersiapkan
mengatakan kaum laki-laki berkecimpung
merencanakan tentang karirnya. Ketika
umtuk
depan,
duduk di bangku sekolah menegah, siswa
sedangkan perempuan identik dengan
sudah harus diperluas pandangannya
pekerjaan
bahwa
pekerjaan
yang
belakang
di
(subordinasi
dan
pengotakan
dibantu
karir
untuk
berdasarkan
perempuan secara horisontal terhadap
streotipe gender adalah sebuah konstruksi
laki-laki)16.
budaya yang dapat ditubah. Hal ini bisa
Nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat
dengan
cara
memberikan
efektif
pendidikan dan pemahaman orientasi
ditanamkan baik secara sadar atau tidak
karir yang berspektif gender. Siswa diberi
oleh komunitas sekitar. Pintu masuk awal
pemahaman bahwa kebudayaan sebuah
pemerolahan fitur yang melekat pada
masyarakat mempertalikan peran kepada
sebuah entitas berawal pada saat manusia
perempuan dan laki-laki di luar fungsi
untuk
biologis mereka yang telah ditetapkan,
pertama
secara
dilakukan
kalinya
berinteraksi
dengan komunitas sekitar terutama orang
dan
tua dan sekolah. Melalui orang tua dan
pilihan-pilihan pekerjaan dan pendidikan
sekolah, anak mempelajari konsep yang
seseorang.Siswa juga harus mendapat
bermakna positif dan negatif, yang harus
penjelasan bahwa aki-laki dan perempuan
dianut dan tidak, dan yang disepakati
dapat dibedakan secara eksklusif oleh
oleh
dan
karakteristik yang berhubungan dengan
gender
kegiatan reproduktif. Melahirkan atau
khususnya perempuan juga mendapatkan
menyusui adalah contoh-contoh kegiatan
porsi yang sangat proporsional pada
reproduktif yang hanya dapat dilakukan
waktu anak mulai mengenal dunia sekitar
oleh
melalui
berhubungan dengan karakteristik dan
masyarakat
tidak.Pengenalan
orang
sekeliling stereotip
terdekat
dan
media
peran
ini
terkadang
seorang
harus
membatasi
perempuan.Gender
pendukung lain. Stereotip yang terbangun
peran
dianggap
akan demikian kuat melekat pada anak
seseorang
jika terjadi penguatan dan dukungan dari
tertentu. Dalam masyarakat tradisional
masyarakat sekeliling melalui nilai dan
contohnya,
norma yang berlaku pada masyarakat
dengan kegiatan-kegiatan rumah tangga
tersebut.
seperti
oleh
berasal
dari
masyarakat/komunitas
perempuan
memasak,
diasosiasikan
mengasuh
anak,
Mengingat pentingnya masalah
menyiapkan makanan, atau menyapu
karir dalam kehidupan manusia, maka
rumah. Di sisi lain, laki-laki diasosiasikan
sejak
dengan kegiatan kegiatan yang berkaitan
dini
seharusnya
siswa
sudah
229
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
dengan
perlindungan
dan
karir yang diberikan oleh guru konseling
kebutuhan-kebutuhan ekonomi. Kegiatan-
untuk mengurangi sikap stereotip gender
kegiatan
dalam pilihan karir siswa? Disamping
seperti
mendapatkan keputusan
bekerja
uang
lebih
keluarga
atau
sering
untuk membuat
diasosiasikan
untuk
mengetahui
mengetahui
apakah
bahwa
siswa
laki-laki
dan
dengan laki-laki. Dalam dunia kerja,
perempuan tidak bisa dibedakan melalui
orang mungkin merasa dibatasi dalam
karakter dan peran dan karir apa yang
pilihan-pilihan
karena
akan mereka pilih jika sudah tamat
dalam
sekolah, penelitian ini juga bertujuan
masyarakat yang yang telah ditugaskan
untuk medeskripsikan bentuk bimbingan
kepada mereka.
karir perspektif gender. Hasil penelitian
mereka
peran/karakteristik
gender
Peran ini dari bermanfaat Guru BK/Konselor untuk pengembangan dalam bimbingan dan konseli potensi, kesempatan pekerjaan dan jalur
bimbingan karir berperspektif gender di
pendidikan yang bisa mereka ambil. Hal
sekolah dan madrasah.
ini penting, mengingat remaja memiliki beberapa
keterbatasan
dalam
pilihan
Stereotip Gender
mereka oleh a) gagasan yang ditanamkan oleh keluarga dan masyarakat akan apa
Nauly18 dalam menjelaskan streotip
yang dianggap sebagai pilihan pekerjaan
gender mengutip pendapaat beberapa pakar
dan pendidikan yang tepat b) kenyataan ekonomi
yang
sangat
buruk
yang
menghambat mereka dalam mengikuti pendidikan yang mereka pilih, c) kurang akses akan fasilitas pendidikan. Karena itu,
penting
bagi
guru
BK
untuk
antra
lain
(1)
Wrightdmrn
yang
mendefinisikan stereotip merupakan konsep yang relatif kaku dan luas di mana setiap individu di dalam suatu kelompok dicap
dengan karakter dari kelompok tersebut. (2) Jenkins dan Mc Donald sepakat bahwa streotip peran gender merupakan generalisasi
menyadari adanya keterbatasan tersebut
pengharapan
dan mengakui batasan keterlibatannya
kemampuan, atribut dan pilihan apa yang
dalam proses pengambilan keputusan17.
sesuai dengan jenis kelamin seseorang. (3)
Penelitian ini mengungkapkan: (1) Apakah siswa mengetahui bahwa lakilaki dan perempuan tidak bisa dibedakan melalui karakter dan peran? (2) Karir apa yang akan mereka pilih jika sudah tamat sekolah? (3) Bagaimana bentuk bimbingan
mengenai
aktivitas,
Hoyenga dan Hoyenga menjelaskan bahwa stereotip
peran
gender
dihasilkan
dari
pengkategorisasian perempuan dan laki-laki, yang merupakan suatu representasi sosial yang
ada
dalam
sturktur
kognisi
kita.
Akhirnya stereotip gender digunakan untuk menggambarkan
aspek
aspek
230
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
sosiologis/antropologis/kultural dari ciri atau
tertentuk
sifat maskulin dan feminine. Namun, menurut
menghambat perempuan mendapatkan
(4) Vob Baeyer, Sherk dan Zanna stereotip
upah yang sama dalam pekerjaannya.
gender pribadi yang dimiliki seseorang, dapat berbeda
dari
apa
diterapkan
oleh
budayanya.
Mungkin
yang
dimiliki
kebanyakan saja
atau
orang
ada
di
ketidak-
sesuaian antara perilaku seseorang dan peranperan
stereotip
budayanya
yang
tentang
Stereotip
perempuan
atau
belief
serta
tentang
peran laki-laki dan perempuan bukanlah merupakan prasangka. Stereotip ini bisa jadi akurat, tidak akurat atau generalisasi
oleh
yang berlebihan, namun menurut Myers
Pemahaman
didasarkan atas setitik kebenaran.Studi
digambarkan
gender.
untuk
dapat
lintas budaya tentang stereotip gender
mempengaruhi bagaimana ia menampilkan
berdasar penelitian William & Best di 30
dan mengevaluasi dirinya.
negara yang berbeda, menemukan laki-
seseorang
akan
perbedaan
ini
Selanjutnya Nauly juga mengutip
laki cenderung dilihat lebih mandiri, lebih
Baron dan Byrne bahwa stereotip gender
ekshibisionistik,
merupakan
dominan, lebih berorientasi sukses dan
sifat-sifat
yang
dianggap
lebih
agresif,
lebih
benar-benar dimiliki oleh perempuan dan
lebih
laki-laki,
dua
dianggap lebih besar kebutuhannya untuk
penelitian
menghargai orang lain, perasaan bersalah,
yang
gender.Dari Baron
memisahkan
berbagai
dan
menyimpulkan
hasil
ke
Byrne
lebih
lanjut
bahwa
memang
ada
tekun
sedangkan
mendengarkan
perempuan
orang
lain
dan
berhubungan dengan lawan jenis19.
beberapa perbedaan perilaku sosial di
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
antara perempuan dan laki-laki, seperti
Indonesiastereotip mempunyai makna (1)
kemampuan
menerima
bentuk tetap; bentuk klise,(2) konsepsi
pesan-pesan nonverbal serta agresivitas,
mengenai sifat suatu golongan berdasar
tetapi besar dan keluasan perbedaan ini
prasangka
jauh
yang
tepat20. Lips dalam Sex and Gender21
diungkapkan oleh stereotip. Sayangnya,
menjelaskan bahwa teori stereotip gender
apa yang dikatakan Baron dan Byrne
secara
berbeda
karena
perbedaan dan persamaan antara laki-laki
kebanyakan dari stereotip tersebut tidak
dan perempuan. Adapun teori tersebut
akurat, namun tetap memberikan efek
ada lima. Pertama, teori psikoanalisis atau
yang
mencegah
identifikasi
pekerjaan-
theory)
memberi
lebih
kecil
dari
negatif,
perempuan
dan
dari
apa
kenyataannya
antara
lain:
mendapatkan
pekerjaan tertentu, mencegah promosi
yang
umum
yang
subjektif
berusaha
dan
tidak
menjelaskan
(psichoanalytic/identification memfokuskan
pada
pengembangan kepribadia (personality). 231
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
Kedua,
teori
structural
struktur
theory).
sosial
Teori
ini
(social
berusaha
sesuai
peran
perempuan
gender
dan
laki-laki
stereotip
di
dan antara
harapan
masyarakat
tersebut.
mencari jawaban bagaimana hubungan antara
dengan
Dalam penelitian stereotip seks, pada
umumnya
digunakan
tiga
pendekatan yaitu psikodinamik, kognitif,
keduanya dilihat dari struktur sosial dan
dan
kultural. Teori ketiga adalah sosiobiologi
psikodinamik untuk mengkaji asal-usul
yang berusaha menjelaskan isu-isu gender
lahirnya stereotip seks berdasar teori
dengan mengacu pada evolusi spesies
psikologi
manusia.
penelitian kognitif dipergunakan untuk
Ketiga
teori
tersebut
sosiokultural.
Pendekatan
perkembangan.
menekankan pada asal muasal jender,
mengkaji
mengapa
dibedakan.
memperoleh stereotip seks sejak mulai
Sedangkan dua teori yang lain yaitu
lahir serta bagaimana pengaruh stereotipe
pembelajaran sosial (social learning) dan
seks
pengembangan
kemampuan
jenis
kelamin
kognitif
(cognitive
bagaimana
Sedangkan
tersebut
manusia
berpengaruh kognitifnya.
belajar
terhadap Sedangkan
development) lebih memfokuskan pada
pendekatan yang terakhir, sosiokultural,
bagaimana perbedaan gender muncul dan
merupakan
bagaiamana
dipergunakan dalam studi stereotip seks
laki-laki
dan
perempuan
mengadopsi kelakuan (behaving). Kweldju
sebagaimana
pendekatan
yang
biasa
dalam bahasa. yang
Stereotip terbentuk dari beberapa
dikutip oleh Oktiva Herry22 menjelaskan
aspek yaitu sejarah, asal kelas dan kultur
bahwa
sebagaimana yang dikutip oleh Oktiva
stereotip
seperangkat terstruktur
seks
keyakinan melalui
merupakan yang
telah
penyederhanaan
Hary dari Wijaya23. Sejarah menunjukkan bahwa
perempuan
mempunyai
atribut pribadi laki-laki dan perempuan.
ketergantungan terhadap laki-laki karena
Karena
perempuan
atribut
ini
merupakan
secara
kontekstual
penyederhanaan maka sering tidak sesuai
ditempatkan pada karakteristik yang khas
dengan keadaan yang sebenarnya. Atribut
perempuan, seperti suka perlindungan
ini berupa ciri-ciri kepribadian, fisik, dan
laki-laki, rasa ketergantungan yang besar
tingkah laku yang dikehendaki oleh
terhadap pihak lain, khususnya laki-laki.
masyarakat.Karena stereotip merupakan
Perempuan yang berasal dari kelas sosial
sesuatu yang dikehendaki masyarakat,
tertentu akan mempunyai karakteristik
sedangkan masyarakat selalu berubah,
tertentu yang berbeda dari karakteristik
maka stereotip pun bersifat dinamis
perempuan kelas sosial yang berbeda. Hal 232
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
ini merupakan latar belakang stereotip
Banyak dari penemuan-penemuan teoritis
perempuan dari aspek asal kelas. Kultur
maupun
laki-laki yang dominan di satu pihak, dan
diperoleh
perempauan di pihak tersubordinasi akan
kebanyakan dari kelompok yang menjadi
membentuk stereotip perempuan yang
target stereotip negatif tertentu, juga
bersifat subordinat terhadap laki-laki.
menjadi target prasangka dan perilaku
Adapun
stereotip
perempuan
praktis
mengenai
dari
diskriminasi,
stereotip,
kenyataan
yang
bahwa
berkaitan
dengan
yang bersifat positif diantaranya adalah
stereotip itu. Dapat dikatakan pada kasus-
tidak suka menggunakan kata-kata kotor,
kasus
suka berbicara, berbicara pelan, mudah
diekspresikan
mengekspresikan perasaan dan lain-lain.
perilaku
Sedangkan stereotip perempuan yang
terhadap kelompok ras tertentu disebut
bersifat negatif adalah tergantung, tidak
sebagai rasisme, sedangkan prasangka
agresif, sangat emosional, sangat mudah
terhadap jenis kelamin tertentu disebut
dipengaruhi, berbelit-belit, tidak ambisius,
seksisme.
seperti
ini,
stereotip
negatif
melalui prasangka
diskriminasi24.
dan
Prasangka
tidak bebas berbicara seks dengan lakilaki, dan sebagainya. Namun, apabila
Faktor Penguat Stereotip Gender
stereotip perempuan yang bersifat positif Oktiva
dan negatif diperbandingkan, maka lebih banyak stereotip yang bersifat negatif. Teori-teori tentang stereotip ini
dalam masyarakat merupakan konstruksi yang
tahunterakhir.
selanjutnya
tadinya
stereotip
menjelaskan
bahwa konstruksi sosial yang terbangun
telah mengalami perubahan selama 20 Bila
Herry25
diwariskan
pada
melalui
mekanisme
dianggap suatu bentuk patologi, kini
pemberian
dianggap sebagai konsekuensi inheren
(reinforcement). Penguatan ini dilakukan
dari
untuk
dalam dua cara, yaitu langsung dan tidak
mengelompokkan sesuatu, melalui proses
langsung. Penguatan dilakukan secara
kategorisasi. Stereotip ini meringkas dan
sengaja jika secara sadar lingkungan
mengorganisasikan
telah
sekitar menanamkan strereotip gender
dipelajari seseorang tentang kelompok-
tertentu pada anak. Dari hasil wawancara
kelompok social.
dan pengamatan, mekanisme penguatan
kecenderungan
manusia
apa
yang
Streotip dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Stereotip yang negatif dapat
berubah
menjadi
prasangka.
stimulan
generasi
dan
penguatan
ini dilakukan oleh orang di rumah, luar rumah, dan sekolah. Penguatan di rumah biasanya 233
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
dilakukan oleh anggota keluarga, seperti
dua jenis kelamin ini. Anak laki-laki
ayah dan ibu, kakak atau adik, kakek dan
cenderung
nenek,
ini
bersifat outdoor, seperti bermain sepak
cara
bola, layang-layang, mencari ikan, main
tepat
kelereng, dan mereka sangat tidak suka
Misalnya,
jika harus bermain jenis permainan indoor,
dan
biasanya
saudara.
dilakukan
pemberitahuan terhadap seorang
Penguatan dengan
pada hal
perilaku anak
yang
tertentu.
laki-laki,
kegiatan
yang
oleh
seperti bermain masak-masakan, sekolah-
ibunya karena tidak mau membantu
sekolahan, permainan yang dimainkan
membetulkan
yang
anak perempuan adalah permainan khas
perempuan dengan mengatakan bahwa
anak-anak perempuan. Kadang terjadi
dia harus membetulkan sepeda itu karena
anak perempuan menyuruh anak laki-laki
dia laki-laki di rumah itu. Sebaliknya,
untuk tidak ikut dalam permainan mereka
anak perempuan pernah ditegur oleh
dengan menyebutkan kategori permainan
ibunya untuk tidak memanjat pohon
tersebut.Penguatan ini berlanjut pada
mangga yang ada di rumah tetangga,
anak usia remaja ketika akan memilih
karena memanjat pohon tidak baik untuk
ekstrakurikuler, dan pada akhirnya ketika
dilakukan oleh kaum perempuan.
mereka akan memilih karir yang akan
sepeda
ditegur
melakukan
kakaknya
Penguatan sejenis juga terjadi di luar
lingkungan
sepermainan proses
relatif
penguatan
keluarga.
Teman
Media masa, terutama televisi,
dalam
juga ikut mempengaruhi konsep anak
Teman-teman
terhadap pemilahan dunia laki-laki dan
dominan ini.
mereka jadikan sebagai pekerjaan.
permainan baik di sekolah ataupun di
perempuan.
rumah
memberikan
televisi, sebenarnya, dapat dikategorikan
pernyataan yang secara tidak langsung
ke dalam tiga kelompok besar, yaitu iklan
membedakan beberapa kegiatan yang
yang mempertontonkan kegiatan yang
dapat dilakukan oleh seorang laki-laki
biasa
dan
dengan
kegiatan yang biasa dilakukan oleh laki-
sendirinya sudah memilah-milah kegiatan
laki dan iklan yang berlaku untuk semua
tersebut sesuai dengan konstruksi atau
jenis kelamin. Produk rumah tangga atau
konsep dari keluarga masing-masing. Bisa
domestik seperti iklan sabun pewangi,
dipastikan
semua
susu untuk ibu yang hamil dan beberapa
konstruksi
sosial
sering
perempuan.
kali
Mereka
anak yang
mempunyai sama.
Tayangan
dilakukan
kaum
iklan
dalam
perempuan,
Jenis
jenis ilkan lain mempertontonkan pada
permainan yang dikerjakan, misalnya,
anak-anak adanya wilyah tertentu yang
sudah menunjukkan adanya pemilahan
hanya bisa dan boleh dilakukan oleh 234
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
kaum perempuan. Aspek visual yang
menyebutkan karir suatu suatu rangkaian
ditampilkan juga sangat mendorong anak
pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan, dan
untuk berpikiran bahwa iklan itu hanya
kedudukan
ditujukan untuk kaum perempuan karena
kehidupan dalam dunia kerja26. Karir
figur yang muncul dalam iklan tersebut
adalah semua pekerjaan atau jabatan yang
biasanya hanya kaum Ibu dan anak
ditangani
perempuannya. Di sudut lain, misalnya
kehidupan kerja seseorang27. Menurut
dalam iklan susu Milo, anak laki-laki
Gibson dkk, karir adalah rangkaian sikap
dengan jenis permainan sepak bola sangat
dan perilaku yang berkaitan dengan
memberi kesan iklan itu adalah untuk
pengalaman dan aktivitas kerja selama
laki-laki, apalagi ditopang visual di mana
rentang waktu kehidupan seseorang dan
sang
rangkaian
Ibu
mendukung
sepenuhnya
kegiatan tersebut dan ditempatkan pada posisi
sebagai
orang
yang
yang
mengarah
atau
pada
dipegang
aktivitas
selama
kerja yang
terus
Gould29
karir
berkelanjutan28.
harus
Menurut
menyediakan dan mempersiapkan susu
merupakan urutan posisi yang terkait
pada anak laki-lakinya. Di sini, pemilahan
dengan
Ibu sebagai orang yang bertanggung
seseorang
jawab dalam penyediaan domestik untuk
adalah
anaknya, dan anak laki-laki yang mesti
berdasarkan
dilayani oleh Ibu yang merepresentasikan
experiences) yang merentang sepanjang
kaum perempuan berada pada penyedia
perjalanan pekerjaan yang dialami oleh
dan pelayan yang baik nampak jelas
setiap individu/pegawai dan secara luas
terlihat. Dampak yang dihasilkan adalah
dapat dirinci ke dalam obyective even.
pekerjaan sepanjang sebagai
persepsi anak pada dunia tertentu yang
yang
diduduki
hidupnya.
Karir
pola
pengalaman
pekerjaan
(work-related
Greenhaus30
masuk tiga kategori di atas semakin
terdapat
diasah dan semakin tajam. Internalisasi
memahami
yang demikian ini sangat sering ditami
pendekatan pertama memandang karir
oleh-anak-anak mengingat media, baik
sebagai pemilikan (a property) dan/atau
cetak
dari
maupun
tertulis,
sangat akrab
dengan mereka.
pendekatan
makna
occupation
karir,
untuk yaitu
atau
:
organisasi.
Pendekatan ini memandang bahwa karir sebagai
Karir
dua
menyebutkan
jalur
mobilitas
di
dalam
organisasi yang tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi Super dalam Dewa Ketut Sukardi
sales
representative,
manajer
produk, 235
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
manajer
marketing
manajer
memahami hakekat karir, karir dapat
marketing regional, dan wakil presiden
ditinjau dari teori-teori perkembangan
divisional marketing dengan berbagai
karir yang dikemukakan oleh para ahli,
macam tugas dan fungsi pada setiap
diantaranya Gibson dan Mitchell yang
jabatan. Pendekatan kedua memandang
membagi
karir sebagai suatu properti atau kualitas
perkembangan karir, yaitu : (1) teori
individual dan bukan occupation atau
proses, (2) teori perkembangan, (3) teori
organisasi. Pendekatan ini memandang
kepribadian, (4) teori sosiologi, (5) teori
bahwa
perubahan-
ekonomi, dan (6) teori lain. Selanjutnya
perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang
Sunardi menjelaskan teori-teori tersebut
terjadi pada setiap individu/pegawai.
sebagai berikut:
karir
distrik,
merupakan
kepada
lima
teori
Berdasarkan kedua pendekatan tersebut definisi
karir
adalah
sebagai
pola
Teori Proses Teori
pengalaman berdasarkan pekerjaan (workrelated
experiences)
yang
merentang
proses
menyebutkan,
pilihan pekerjaan dan akhirnya masuk
yang
dalam suatu pekerjaan tertentu sesuai
dialami oleh setiap individu/pegawai dan
pilihan adalah proses yang berisi tahapan-
secara luas
dapat dirinci ke dalam
tahapan tertentu yang akan dilalui oleh
obyective events. Salah satu contoh untuk
setiap individu. Salah satu tokoh teori
menjelaskannya
serangkaian
proses
tugas
atau
Ginzberg, perkembangan karir terikat
kegiatan pekerjaan, dan keputusan yang
pada tiga eleman dasar, yaitu proses,
berkaitan dengan pekerjaan (workrelated
iveribilitas, dan kompromi. Ditinjau dari
decisions).
elemen proses, pengambilan keputusan
sepanjang
posisi
perjalanan
pekerjaan
melalui
jabatan/pekerjaan,
adalah
Ginzberg.
Menurut
Dari berbagai pendapat di atas,
karir berlangsung melalui tiga periode,
dapat disimpulkan bahwa karir adalah
yaitu fantasi, tentatif, dan realistik. Pada
suatu status atau jenjang pekerjaan atau
periode
jabatan seseorang sebagai sumber nafkah
dilakukan
apakah itu sebagai pekerjaan utama
tuntutan
maupun pekerjaan sambilan.
tentatif terdiri fase: minat, kapasitas, nilai,
fantasi tanpa realitas,
pemilihan
pekerjaan
memperhitungkan asal-asalan.
Periode
dan transisi. Artinya pertama berdasar Teori-Teori Perkembangan Karir
Menurut Sunardi31 untuk lebih
pada
minat/kesukaannya,
kemudian
mulai
mempertimbangkan
kemampuannya,
diikuti
dengan 236
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
didasarkan
tujuan
mendasari,
dan
dengan
dan
nilai
terakhir
yang
kehidupan dan berlangsung secara terus
dilakukan
menerus secara kontinum sampai akhir
memperhitungkan
realitas.
hayatnya.
Salah
satu
tokoh
teori
Sedangkan periode realistik terbagi atas
perkembangan adalah Donald E. Super.
fase
eksplorasi,
kristalisasi,
dan
Menurutnya,
anak
perwujudan
spesifikasi.
Artinya,
setelah
melakukan
eksplorasi
dan
dengan
bekerja
merupakan
konsep
diri
yang
berlangsung sepanjang hayat, dimulai
memadukan faktor-faktor internal dan
sejak
eksternal, selanjutnya anak memasuki fase
kehidupan.
kristaliasi dengan mengambil keputusan,
kerja, konsep diri tersebut berkembang
dan selanjutnya mengambil keputusan
melalui beberapa tahapan yang masing-
yang lebih spesifik. Berdasar teori ini
masing tahap dituntut mampu menguasi
maka semakin dewasa, proses pemilihan
tugas-tugas
pekerjaan semakin meningkat ke arah
semakin sulit. Tahapan-tahapan tersebut
yang lebih realistik. Sedangkan elemen
adalah: (1) pertumbuhan (growth), tahap
iversibilitas
pembentukan
merujuk
pada
pernyataan
awal
kehidupan Dalam
sampai
akhir
kaitannya
yang
secara
konsep
dengan
meningkat
diri
melalui
bahwa pilihan pekerjaan itu tidak dapat
identifikasi, (2) eksplorasi (exploration),
diubah,
tahap pembentukan konsep diri melalui
dibatalkan,
atau
dibalikkan.
Sedang elemen kompromi menyatakan
kontak
bahwa
lingkungannya,
pilihan
pekerjaan
merupakan
dengan
orang (3)
lain
dan
Pemantapan
kompromi dari faktor-faktor yang ada,
(establisment), tahap penemuan konsep
antara kepentingan
diri kerja secara mantap, sehingga tidak
subyek
dengan
kepentingan nilai.
mungkin
pindah
tetapi
mengembangkannya,
(4)
justru
ingin
Pembinaan
(maintenance), pada tahap ini biasanya Teori Perkembangan
sudah
mencapai
sukses,
dan
mulai
memikirkan pensiun, dan (5) penurunan Teori ini memandang bahwa perencanaan perkembangan
karir karir
merupakan pada
(decline),
yaitu
tahap
pengurangan
kegiatan.
seseorang
Pengaruh konsep diri terhadap
sebagai aspek perkembangan totalitas
pilihan pekerjaan, juga mengandung tiga
pribadi.
elemen dasar, yaitu (1) formasi, yaitu
Sebagaimana
aspek
perkembangan yang lain, perkembangan
pembentukan
konsep
jabatan berlangsung mulai sejak awal
didalamnya
terdapat
diri
yang
eksplorasi, 237
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
deferensiasi diri, dan identifikasi diri, (2)
perkembangannya,
translasi, yaitu penerjemahan konsep diri
pribadi
terhadap kerja berdasar tilikan diri dan
pekerjaan
arah jabatan, dan (3) implementasi, yaitu
kepribadian dan merupakan usaha untuk
penerapan konsep diri terhadap pekerjaan
mengungkapkan diri dalam lingkungan
melalui latihan. Jadi menurut Super,
kerja. Pilihan pekerjaan sendiri pada
pilihan kerja merupakan fungsi tahap
hakekatnya merupakan hasil interaksi
perkembangan yang berlangsung dalam
antara diri dengan kekuatan-kekuatan
rangka
lingkungan.
melaksanakan
tugas-tugas
perkembangan. Secara hirarkis tugastugas
perkembangan
tersebut
dan
dan
(3)
interaksi
lingkungannya. merupakan
Pilihan perluasan
Menurut Holland, pekerjaan di
adalah
masyarakat dapat dogolongkan menjadi
preferensi
pekerjaan,
spefifikasi
lingkungan realistik, intelektual, sosial,
preferensi,
implementasi,
preferensi,
dan
stabilisasi,
dan
konsolidasi.
Untuk
konvensional.
kepribadian
mendukung teorinya, selanjutnya Super
golongan,
mengajukan dua belas proposisi yang
sosial,
berkaitan
artistik.
dengan
pekerjaan
yang
berlangsung sepanjang hayat.
terbagi yaitu
Sementara oleh
dalam
intelektual,
konvensional,
dikuasai
Sedangkan
realistik,
enterpise,
aspek
pribadi
enam
dan
lingkungan terentu
dan
dicirikan berdasarkan orang-orang yang Teori Kepribadian
ada di dalamnya. Lingkungan sekaligus menggambarkan orang-orang yang ada
Dalam bahwa
teori
ini
pilihan
memandang
jabatan/pekerjaan
didalamnya.Berdasarkan
yang
Dinyatakan
mewujudkan
pekerjaan
hakekatnya
mencocokkan individu
perilaku
dengan
antara
mencari
adalah
upaya
karakteristik
lapangan
pekerjaan
khusus.
tersebut,
orang cenderung mencari lingkungan
merupakan ekspresi dari kepribadian. bahwa
hal
memungkinkan dirinya
kepribadiannya, sekaligus orang
ia
dapat
sesuai
dengan
kepribadian
menggambarkan menyalurkan
juga
bagaimana
pilihan-pilihan
pekerjaannya. Karena itu tingkah laku Salah satu tokoh dalam teori ini
adalah Holland. Dalam teorinya, Holland berusaha
menjelaskan
pilihan
orang ditentukan oleh interaksi antara kepribadian dan lingkungan.
kerja
Tokoh lain yang termasuk dalam
berdasarkan pada tiga sudut pandang,
teori ini adalah A. Roe. Teori A Roe
yaitu: (1) lingkungan kerja, (2) pribadi dan
dikembangkan
atas
dasar
teori 238
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
kepribadian, dengan menempatkan faktor
persyaratan-persyaratan dunia pekerjaan.
kebutuhan sebagai faktor penentu atas
Pencocokan ini tidak hanya berdasar pada
pilihan kerja. Orang memilih pekerjaan
semata-mata
tertentu kalau pekerjaan tersebut dapat
minat (trait) seperti yang diungkap dari
memberikan memuaskan kebutuhannya.
tes, tetapi juga harus mempertimbangkan
Menurut A. Roe, sekalipun keputusan dan
kompleksitas
pilihan jabatan ditentukan sesudah masa
diinternalisasikan
dewasa, tetapi sangat ditentukan oleh
Pencocokan
pengalamannya pada masa kecil dalam
asumsi bahwa ciri psikologis tertentu
keluarga, terutama pola asuh dan iklim
memiliki
yang
pekerjaan tertentu.
berkembang
dalam
keluarga.
kemampuan,
nilai-nilai
bakat
yang
dalam
tersebut
telah dirinya.
berangkat
kecocokan
dan
dengan
dari
jenis
Dikatakan bahwa pengalaman masa kecil akan menghasilkan dua orientasi pilihan
Teori Sosiologi
pekerjaan, yaitu yang berkaitan dengan Menurut Osipow teori ini secara
orang (misal jasa) dan bukan orang (misal teknik). Ada kecenderungan anak pola
fundamental
asuh
pemikiran bahwa elemen-elemen di luar
yang
memberikan
kepuasan
didasarkan
pilihan
individu
memiliki
pekerjaan yang berkaitan dengan orang,
terhadap
individu
dan sebaliknya.
hidupnya,
psikologis
akan
menentukan
kepada
pengaruh dalam
termasuk
kuat
sepanjang
pendidikan
dan
Disamping Holland dan A. Roe,
keputusaan pekerjaan. Para pendukung
termasuk tokoh dalam teori ini adalah
teori ini juga berpandangan bahwa derajat
Williamson.
kebebasan
Dalam
pandangan
individu
dalam
pilihan
Williamson, setiap orang mempunyai
pekerjaan/jabatan adalah jauh dari apa
susunan sifat atau ciri psikologis pribadi
yang semula diasumsikan dan harapan
(trait) yang khas yang hampir tidak
diri seseorang tidaklah bebas dari harapan
mengalami perubahan, terutama sesudah
masyarakatnya. Sebaliknya, masyarakat
masa remaja dan dapat diprofilkan atau
menyajikan peluang pekerjaan /jabatan
dipetakan
dalam suatu pola-pola yang berhubungan
demikian
terutama juga
dengan
berdasar dunia
tes, kerja.
dengan
keanggotaan
Berkaitan
membantu membuat keputusan tentang
perkembangan karir, Lipsett menyatakan
pilihan
bahwa
dengan
cara
mencocokkan antara trait siswa dengan
kelas
keanggotaan
berpengaruh
terhadap
social
sosial.
Berdasar ini maka tugas konselor adalah
pekerjaan
dengan
kelas
kelas pilihhan
dan
social karir 239
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
tertentu ketika ia mencapai usia remaja.
dalam pilihan karir adalah : “Apa jenis
Sejalan dengan itu Sewell dan Shah juga
pekerjaan yang dapat saya peroleh?”.
menyatakan bahwa walaupun tahapan
Pilihan karir terutama berdasar kepada
dalam
keputusan
pertimbangan apakah pekerjaan tersebut
pendidikan – karir secara mendasar tidak
dapat memenuhi kebutuhan dasar diri
berbeda dari kelas ke kelas, namun waktu
sendiri
dan pilihannya tampaknya berbeda. Pada
pekerjaan,
remaja dari kelas social yang lebih rendah,
asuransi kesehatan serta rencana pensiun)
disamping
keputusan
atau factor-faktor yang dianggap paling
dilakukan pada usia yang lebih muda,
menguntungkan dan paling bernilai pada
pilihan
individu tersebut (tidak selalu dalam
pengambilan
pengambilan
karirnya
juga
berbeda,
dibandingkan dengan kelas social yang
dan
keluarganya,
keamanan
keuntungan
(khususnya
bentuk uang).
lebih tinggi. Sedangkan menurut Gibson dan Mitchell
bahwa
pilihan
karir
Teori lain
lebih
berhubungan dengan kesempatan dari
Termasuk dalam teori lain ini
pada sesuatu yang sengaja direncanakan.
adalah teori belajar social. Teori ini
Kesempatan
bermaksud
tersebut
salah
satunya
menjawab
pertanyaan
dipengaruhi oleh kelas social, disamping
mengapa seseorang memasuki lapangan
factor-faktor lain seperti budaya, kondisi-
pekerjaan tertentu dan mengapa orang
kondisi yang dibawa sejak lahir atau
memperlihatkan preferensi kerja tertentu.
muncul
Salah satu tokoh dalam teori ini adalah
kemudian,
pendidikan,
dan
kesempatan
observasi
terhadap
Krumboltz yang mengembangkan teori karirnya berdasar atas teori belajar sosial
model.
dari Bandura dan dikenal sebagai teori pengambilan
Teori Ekonomi
keputusan.
Menurutnya
pribadi dan lingkungan merupakan faktor Menurut Gibson dan Mitchell
penting bagi penentuan keputusan karir
teori ini menekankan pentingnya factor-
seseorang. Pengambilan keputusan karir
faktor ekonomi dalam pilihan karir. Hal
juga tidak berlangsung secara kebetulan,
ini terutama terkait dengan tersedianya
tetapi
beberapa
versus
sebagai hasil interaksi antara diri dan
tersedianya pekerja-pekerja yang qualified
lingkungan tersebut, melalui pengalaman,
untuk pekerjaan tersebut. Faktor utama
respon-respon
tipe
pekerjaan
ditentukan
pandangan
kognitif
dan
dirinya
perasaan, 240
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
serta
keterampilan
dalam
membuat
keputusan.
keberhasilan dalam melaksanakan tugastugas tertentu sesuai dengan tahapan
Menurut
Munandir
faktor
perkembangannya;
(2)
pribadi berkenaan dengan apa yang
kebutuhan
sudah ada pada diri seseorang, seperti
kebutuhan khususnya dan hubungannya
jenis kelamin, rupa, atau tampakan fisik
dengan
dan
pengambilan
kemampuan-kemampuan
yang
dasar
memahami
manusia,
perkembangan
termasuk
karir
keputusan;
dan
(3)
dapat
mengandung unsur bawaan. Sedangkan
melakukan
assesmen
dan
termasuk dalam pengertian lingkungan,
menginterpretasikan sifat-sifat individual
seperti lingkungan kerja, pasar kerja,
dan
syarat kerja, pengaturan dan undang-
menerapkannya dalam relasi konseling
undang kerja, serta hal-hal lain di dalam
yang
masyarakat yang berpengaruh terhadap
mampu
kehidupan kerja.
memahami
karakteristiknya,
bervariasi;
(4)
serta
memahami
membantu
klien
bahwa
dan
dalam
faktor-faktor
perubahan atau faktor-faktor yang tak Implikasi Teori terhadap Bimbingan dan
terduga dapat mengubah perencanaan
Konseling Karir
karir; (5) memahami
perubahan
cepat
yang terjadi dalam dunia kerja dan Menurut
Sunardi32
pada
kehidupan,sehingga
perkembangan
karir
pengujian secara tetap serta perlunya
tertentu berimplikasi pada tuntutan yang
penggunaan teori dan riset-riset mutahir
tertentu pula terhadap bagaimana dan
sebagai dasar pelaksanaan konseling.
dasarnya
teori
apa yang harus dilakukan oleh konselor
memerlukan
Selanjutnya, Sunardi menjelaskan
dalam proses konseling karir. Secara
lagi
umum, implikasi teori karir terhadap
dilakukan pembimbing
bimbingan dan konseling karir dijelaskan
karir
Sunardi
bimbingan/konseling
dengan
mengutip
pendapat
bahwa
sangat
peran
apa
yang
dapat
atau konselor
tergantung
pada karir
fokus yang
Gibson dan Mitchell dimana mereka
dihadapinya. Secara garis besar peran
menjelaskan beberapa implikasi teori karir
tersebut adalah : (1) membantu membuat
terhadap
yaitu
keputusan-keputusan karir dengan jalan
(1)
memberikan informasi yang diperlukan;
karakteristik
(2) membantu membuat keputusan karir
konseling
pentingnya memahami
konselor proses
perkembangan kesiapannya
karir, untuk:
dan
manusia untuk
termasuk
belajar
dan
dengan
jalan
mengembangkan
keterampilan membuat keputusan,; (3) 241
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
membantu membuat beberapa keputusan
terhadap dunia pekerjaan yang terus
karir (bukan satu) yang saling berkaitan,
berubah dan berkembang secara cepat,
dan
dan
sehingga mampu mengambil keputusan
mengembangkan sifat-sifat yang dimiliki
yang tepat sesuai dengan keadaan diri
untuk mencapai keputusan karir yang
maupun tuntutan masyarakat. Infromasi
telah dibuatnya. Dalam point ke empat
jabatan
inilah
menyangkut
(4)
membantu
memahami
pembimbing/konselor
dapat
yang
diberikan informasi
seharusnya
yang
bersifat
memasukkan persepktif gender dalam
kuantitatif maupun kualitatif secar utuh,
pemilhan karir.
dan agar betul-betul dapat digunakan
Sejalan
peran
sebagai dasar pengambilan keputusan
pembimbing atau konselor di atas, maka
karir. Untuk itu, informasi tersebut harus
dalam konteks bimbingan dan konseling
akurat,
karir di sekolah, Sunardi menyarankan
komprehensif
program bimbingan dan konseling karir
mempertimbangkan
seyogyanya menekankan pada:
bebas prasangka, serta bersumber pada
dan
dengan
cermat,
baru,
luas,
dan
dengan ketersediaannya,
Pertama, kemampuan memahami
yang berwenang. Misalnya dari Depnaker
menerima
dengan Klasifikasi Jabatan Indonesia yang
kemampuan, kemampuan
diri
bakat, dalam
terhadap
minat,
serta
memahami
dan
telah
dikeluarkannya
Kamus
Jabatan
atau
Nasional.
berdasar Pemberian
menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
informasi karir tersebut harus menjadi
Untuk
bagian terpadu dari bimbingan atau
kepentingan
ini
diperlukan
pengumpalan data dan keterangan diri
konseling
melalui
pengambilan
layanan
inventarisasi
pribadi
yang
dilakukan
keputusan
menuju
karir,
dan
dengan berbagai teknik dan cara, baik
dihindari kesan mengarahkan. Dengan
melalui tes maupun nontes.
demikian,
siswa
atau
klien
merasa
Kedua, Tersedianya keragaman
dilibatkan secara penuh, baik pikiran,
dan keluasan informasi karir yang sejalan
perasaan, maupun dalam memberikan
dengan kemampuan, bakat, dan minat
makna terhadap pekerjaan yang sengaja
anak, persyaratan-persyaratan minimal
dipilihnya,
yang harus dipenuhi, tuntutan aktivitas
bertanggungjawab atas keputusannya.
Keluasan
informasi
yang
dapat
lebih
Ketiga, kemampuan anak secara
suatu jabatan, dan nilai-nilai dari jabatan tersebut.
sehingga
dini untuk sedini mungkin merencanakan
diberikan melalui layanan informasi karir
dan
mempersiapkan
terutama diperlukan untuk pemahaman
memperjuangkannya
diri
secara
dan
sungguh242
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
sungguh dan konsisten. Setelah anak
dengan program pemberikan kesempatan
mengambil keputusan karir, maka saat itu
perkembangan karir menuju tercapainya
juga sudah harus mempersiapkan diri
putusan karir secara tepat, yaitu (1) siswa
secara
harus
matang
upaya-upaya
untuk
diberi
kesempatan
untuk
mencapainya. Berkaitan dengan ini, maka
mengembangkan suatu yang tidak bias
pembuatan rencana kehidupan jangka
berdasarklan putusan karirnya; (2) sejak
pendek
sangat
awal dan seterusnya, perlu dikembangkan
diperlukan, terutama berkaitan dengan
sikap positif terhadap pendidikan; (3)
bagaimana
dan
siswa harus diajar untuk memandang
melalui jalur mana yang harus ditempuh,
karir sebagai suatu jalan hidup dan
serta persiapan-persiapan diri apa yang
pendidikan
harus dikuasai.
hidup4 (4) siswa harus dibantu untuk
dan
jangka
panjang
memperjuangkannya
Keempat,
kemampuan
sebagai
persiapan
untuk
untuk
menghubungkan antara perkembangan
merasa aman, puas, dan bahagia dengan
sosial pribadi dengan perencanaan karir;
pilihan dan keputusan karir yang telah
(5) semua tingkatan siswa harus diberi
ditetapkannya.
keputusan
pemahaman tentang hubungan antara
pilihan karir harus terus dimantapkan,
pendidikan dan karir; (6) siswa dalam
dibantu dalam memperjuangkannya,dan
setiap
terus dievaluasi kemajuannya.
mengalami orientasi karir yang sesuai
Untuk
itu,
Untuk menunjang keberhasilan
jenjang
pendidikannya
harus
dengan tingkat kesiapannya dan realistis;
pelaksanaan program bimbingan karir,
(g)
menurut Munandir, 1996 dalam (Sunardi
menguji konsep, keetrampilan, dan peran
) beberapa program kegiatan yang perlu
untuk
dilakukan sekolah adalah adalah: (1)
digunakan untuk menentukan karir masa
inventarisasi pribadi, melalui kegiatan
depannya; (h) program bimbigan karir
assesmen, (2) pemahaman dunia kerja,
dipusatkan di kelas, melalui koordinasi
melalui
(3)
dan konsultasi dengan konselor sekolah,
orientasi dunia kerja, melalui orientasi ke
orang tua, sumber, dan masyarakat; (7)
lapangan, (4) konseling dan pengambilan
program bimbingan/konseling karir di
keputusan karir, dan (4) penempatan, dan
sekolah harus diintegrasikan dalam fungsi
(6)
bimbingan dan konseling dan program
layanan
tindak
informasi
lanjut.
karir,
(Munandir,
1996).
Sementara itu, Gibson dan Mitchell Dalam (sunardi
)megajukan beberapa prinsip
dalam bimbingan karir yang berkaitan
siswa
diberi
kesempatan
mengembangkan
nilai
untuk
yang
pendidikan secara utuh. Secara
teknis,
pelaksanaan
bimbingan karir dapat dilakukan melalui 243
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
berbagai cara, mulai dari mengarang,
mampu membantu siswa untuk terus
wawancara imajinatif dengan tokoh yang
meluaskan
dikagumi,
wawasan dan kesadaran akan dunia kerja.
sampai
pada
penggunaan
ilmu
pengetahuan
komputer. Berkaitan dengan pemanfaatan
Termasuk
komputer Gibson dan Mitchell maupun
hubungan antara nilai, gaya hidup, dan
Milgram dalam Sunardi mencatat bahwa
karir;
penggunaan
ternyata
exploration). Agar eksplorasi karir dapat
memberikan sumbangan yang signifikan
berjalan ke arah yang lebih sistematis,
bagi
maka
komputer
perkembangan
karir
individu.
pengembangan
atau
(4)eksplorasi
diperlukan
pemahaman
karir
(career
perencanaan
dan
Sedangkan settingnya dapat dilakukan
analisis karir sesuai dengan minatnya. Bila
secara
dilakukan
melalui
menyesuaiakn dengan kebutuhan. Secara
pengetesan
realita,
khusus Gibson dan Mitchell menjelaskan
(5)perencanaan
bahwa dalam pengembanagn karir, yang
keputusan (career planing and decision
berakhir
making). Pada akhirnya pilihan karir siswa
individual
pada
ataupun
kelompok,
penempatan,
maka
studi dan
karir
sebagainya; pembuatan
konselor dapat menggunakan beberapa
lebih
teknik, yaitu (1) kesadaran diri (self-
terspesialisasi,
awareness). Sejak dini seseorang harus
dimaksudkan untuk menguji secara kritis
sadar dan menghargai keunikan dirinya
keputusan yang diambilnya.
sebagai manusia. Pemahaman tentang
terfokus,
dan
banding,
menyempit,
dan
atau
perencanaan
karir
ABKIN dan ILO33 menyebutkan
bakat, minat, nilai, sifat pribadi, dsb
bahwa
sangat
perkembangan
diberikan kepada peserta didik sebagai
konsep yang berhubungan dirinya sendiri
bagian dari proses yang partisipatif dan
dan eksplorasi karir. Caranya dengan
berpusat pada peserta didik. Peran dari
latihan
mengarang,
guru BK adalah tidak untuk mendikte
penggunaan film, tes, dsb; (2) kesadaran
pilihan peserta didik, namun memandu
pendidikan
awareness).
dan memfasilitasi mereka melalui proses
Kesadaran hubungan antara diri sendiri,
pengambilan keputusan dan memberikan
kesempatan pendidikan, dan dunia kerja
ruang bagi mereka dalam melihat secara
sangat penting dalam perencanaan karir.
kritis
Salah
pekerjaan dan jalur pendidikan yang bisa
penting
dalam
klarifikasi,
satu
(educational
caranya
dapat
dengan
bimbingan
apa
saja
karir
potensi,
sekolah
kesempatan
menghadirkan alumni; (3)kesadaran karir
mereka
(career awareness). Pada semua tingkatan
keputusan yang baik akan terjadi apa bila
pendidikan,
pilihan karir tidak dibatasi terutama oleh
konselor
sekolah
harus
ambil34.Proses
di
pengambilan
244
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
pandangan
streotip
berkembang
di
gender
tengah
yang
perempuan dalam masyarakat, (2) karir
masyarakat
yang sesuai untuk perempuan dan laki-
dimana masyarakat masih melihat sebuah
laki,
dan
wawancara
pada
Guru
pekerjaan sesuai tidaknya berdasarkan
BK/Konselor serta kepala madrasah dan
gender. Dalam hal ini perpspektif gender
waka kurikulum mengenai pelaksanaan
harus ada dalam materi bimbingan dan
bimbingan karir.
konseling karir terkait bias gender dalam PEMBAHASAN
pekerjaan. Selanjutnya menyebutkan
ABKIN
dalam
dan
ILO
implementasi
bimbingan dan konseling karir di sekolah,
Pengetahuan siswa mengenai karakter dan peran laki-laki dan perempuan
siswa harus diberi pemahaman bahwa Hasil
bias gender itu ada di dalam masyarakat bahwa
dengan cara
memberikan kompetensi
mengatakan bahwa maskulin, emosional,
kepada siswa untuk dapat membedakan
rasional, menarik, berani, hati-hati, modis,
antara karakter dan peran. Setelah siswa
kasar, kuat adalah karakter pria dan
memiliki kompetensi untuk membedakan
wanita.
antara karakter dan peran, siswa juga
mengatakan
harus dibekali dengan kompetensi untuk
melahirkan adalah peran perempuan.
menilai apakah sebuah pekerjaan itu
Memasak,
merupakan
atau
nafkah, memimpin keluarga, sekretaris,
perempuan atau pekerjaan tersebut untuk
mengelola uang bisa menjadi peran laki-
laki-laki dan perempuan35
laki dan perempuan, ditunjukkan oleh
laki-laki
100%
dari
menunjukkan
terkait dengan hukum alam dan peran
pekerjaan
60%
penelitian
dari bahwa
mengasuh
total
total
responden
responden
menyusui anak,
dan
mencari
85% dari total responden. Ini berarti bahwa responden tahu bahwa laki-laki
METODE
dan perempuan tidak bisa dibedakan Subyek penelitian adalah 50 siswi di
Madrasah
Aliyah
Dinyah
melalui karakter dan peran.
Puteri
Pekanbaru Riau, dua Guru BK/Konselor,
Karir pilih siswa jika sudah tamat
kepala madrasah dan waka kurikulum.
sekolah
Pengumpulan
data dengan kuesioner
2%
dari
total
responden
tertutup yang terdiri dari pertanyaan: (1)
mengatakan karir yang mereka inginkan
karakter
adalah karir yang dianggap sebagai karir
dan
peran
laki-laki
dan
245
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
maskulin seperti penambang, operator
melalui
alat berat dan mekanik. 98% dari total
mendapat materi tentang gender dalam
responden
yang
layanan informasi karir yang diberikan
dianggap sebagai feminin seperti perawat,
oleh guru BK/Konselor. Hal ini juga
bidan, desainer, stylist, guru, teller bank.
didukung dari hasil wawancara dan
Alasan untuk memilih karir yang anggap
observasi yang dilakukan terhadap guru
sebagai maskulin adalah saya suka karir
BK/Konselor,
ini dan karir ini tepat untuk pria dan
kepala
wanita.
bimbingan daan konseling karir.
menginkan
karir
Alasan memilih karir yang
anggap feminin adalah saya suka karir ini
karakter
dan
waka
madrasah
Menurut
peran
ketika
kurikulum dan
dan
implementasi
Guru BK/Konselor,
dan karir ini sesuai untuk laki-laki dan
bimbingan dan konseling karir harus
perempuan. Ini berarti bahwa responden
mampu membantu peserta didik dalam
tidak berpandangan stereotipe gender
membuat keputusan yang menyangkut
mengenai karir yang akan mereka pilih.
pendidikan dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, dan permintaan
Proses siswi mengetahui bahwa laki-laki
pasar
dan perempuan tidak bisa dibedakan
rencana layanan harus mengarah pada
melalui karakter dan peran.
proses pengambilan keputuan. Kerangka
kerja.
Kerangka
kegiatan
dan
ini mengacu pada Panduan Pelayanan 70% dari total siswa menjawab
Bimbingan Karir, ABKIN, ILO, 2011 yang
mereka mengetahui bahwa laki-laki dan
ditunjukkan dalam lima fokus utama
perempuan
layanan yang dijabarkan dalam:
tidak
dapat
Kesadaran diri
dibedakan
Pembuatan Keputusan
Apakah yang kumahu
Bagaimana saya harus membuat
Bagaimana
keputusan
melaksanakan keputusan ini. Apa saja langkah awal yang harus saya ambi dalam menuju pekerjaan yang saya inginkan
Faktor apa saja yang harus saya Apakah
kesempatan
yang
pertimbangkan
( atau tidak
tersedia bagi saya dalam hal
pertimbangkan) dalam mebuat
pekerjaan dan pendidikan
keputusan
pendidikan
saya
atau
pekerjaan Kesadaran
akan
kemampuan
Pembelajaran transisional
Panduan Pelayanan Bimbingan Karir, ABKIN, ILO, 2011 246
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
Dalam layanan pengenalan diri
dan laki-laki di luar fungsi biologis
ada delapan materi yang dibahas, yaitu
mereka yang telah ditetapkan, dan peran
kenali dirimu sendiri, mari cari tahu hal
peran ini terkadang membatasi pilihan-
yang penting bagimu, pertimbangkan
pilihan
kemampuan
seseorang. Hal ini perlu diatasi karena (a)
keterampilan
akademismu, yang
sesuai
jenis untukku,
hal
pekerjaan
tersebut
dan
pendidikan
merupakan
pembatasan
kondisi kerja yang kusuka, dukungan
terhadap hak-hak seseorang, dan (b) hal
keluargaku,
bias
tersebut menghalangi masyarakat untuk
gender di masyarakat terkait dengan
mempergunakan bakat-bakat anggotanya
hukum alam dan pekerjaan laki-laki dan
dengan sebaik mungkin. Lebih jauh, Guru
perempuan. Tujuan materi menyadari
BK/Konselor menjelaskan hal-hal berikut:
adanya bias gender di masyarakat terkait
Laki-laki
dengan hukum alam dan peran adalah
dibedakan
agar
/
karakteristik yang berhubungan dengan
pemisahan gender dalam keterampilan
kegiatan reproduktif yang hanya dapat
kerja. Dan tujuan materi pekerjaan laki-
dilakukan
laki dan perempuan adalah agar siswa
Gender
memahami isu gender dalam pekerjaan.
karakteristik dan peran yang dianggap
Kedua materi ini diberikan dalam satu
berasal
jam pembelajaran (45menit) dalam bentuk
masyarakat/komunitas tertentu. Dalam
kegiatan klasikal dan diskusi kelompok.
masyarakat
Ada tiga tahapan kegiatan dalam
perempuan
siswa
menyadari
memahami
adanya
perbedaan
dan
perempuan
secara
oleh
dapat
eksklusif
oleh
seorang
perempuan.
berhubungan
dengan
dari
sesorang
tradisional perempuan
oleh
contohnya, diasosiasikan
menyampaikan materi menyadari adanya
dengan kegiatan-kegiatanrumah tangga
bias gender di masyarakat terkait dengan
seperti
hukum alam peran serata pekerjaan laki-
menyiapkan makanan, atau menyapu
laki dan perempuan. Tahapan tersebut
rumah. Di sisi lain, laki-laki diasosiasikan
meliputi tahap pembukaan, utama dan
dengan kegiatan kegiatan yang berkaitan
penutup.
dengan
Tahap pembukaan pada materi menyadari
adanya
bias
gender
di
memasak,
mengasuh
perlindungan
keluarga
anak,
dan
kebutuhan-kebutuhan ekonomi. Kegiatankegiatan
seperti
bekerja
uang
masyarakat terkait dengan hukum alam
mendapatkan
dan peran diawali dengan penjelasan
keputusan
bahwa kebudayaan sebuah masyarakat
dengan laki-laki. Dalam dunia kerja,
mempertalikan peran kepada perempuan
orang mungkin merasa dibatasi dalam
lebih
atau
untuk
sering
membuat
diasosiasikan
247
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
pilihan-pilihan
mereka
karena
kerja malam, keselamatan pekerjaan, dan
dalam
perlindungan kesehatan), tapi hal itu
masyarakat yang yang telah ditugaskan
seharusnya tidak mengecilkan hati laki-
kepada mereka.
laki untuk mengambil pekerjaan yang
peran/karakteristik
gender
Tahapan
utama,
dianggap
cocok
untuk
BK/Konselor membagi kelas ke dalam
ataupun
juga
mengecilkan
kelompok dan membagikan Lembar Kerja
perempuan untuk mengambil pekerjaan
kepada
yang dianggap cocok untuk laki-laki.
masing-masing
Guru
kelompok.
Masing-masing kelompok diminta untuk
Guru
perempuan,
BK/Konselor
hati
mengutip
mengidentifikasi apakah pekerjaan yang
kasus dari beberapa anak perempuan
ada di dalam Lembar Kerja sesuai untuk
yang belajar dan direkrut sebagai montir.
laki-laki
Pengusaha/majikan
dan
menjelaskan
perempuan,
alasannya.
serta
Jawabannya
menghargai
bahkan
lebih
keterampilan
kemudian dituliskan pada kertas flipchart.
daripada
Masing-masing kelompok memaparkan
mereka, karena mereka menunjukkan
hasil diskusi mereka.
keterampilan yang lebih baik dalam
Tahapan penutup: ketika semua prasangka
telah
dikemukakan,
Guru
rekan-rekan
mereka
kerja
laki-laki
berurusan dengan pelanggan. Peserta didik harus bercermin pada kasus ini dan
BK/Konselor menekankan bahwa: (1)
membuat
perempuan telah terbukti bahwa mereka
BENAR-BENAR mereka inginkan.
mampu yang
menjadi hebat,
pengemudi/mekanik
BK/Konselor
yang
kemudian
mengakhiri kegiatan dengan bertanya
bahwa mereka mampu
kepada peserta didik (a) apa yang mereka
menjadi peñata rambut atau penjahit,
pikirkan tentang pembagian peran laki-
sebagai contoh; (2) tidak ada kelompok
laki dan perempuan berkaitan dengan
gender yang apriori lebih cocok untuk
pendidikan dan pekerjaan, (b) apakah
suatu
keterampilan
mereka merasa dibatasi oleh peran-peran
dibandingkan dengan kelompok yang
ini pada saat mereka membuat pilihan-
lain;
harus
pilihan pendidikan, (c) apa yang hendak
individual,
mereka lakukan mengenai hal itu, (d)
kompetensi, dan peluang pasar, bukan
bantuan apa yang mereka butuhkan dari
berdasarkan jenis kelamin; (4) beberapa
Guru BK/Konselor berkaitan dengan hal
pekerjaan perlu diadaptasi untuk satu
ini.
pekerjaan
(3)
laki-laki
Guru
keterampilan
telah
menunjukkan
dan
pilihan
atau
pilihan-pilihan
berdasarkan
preferensi
kerja
jenis kelamin atau yang lain (dalam hal
Seperti
penyampaian
materi 248
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
menyadari
adanya
bias
gender
di
dengan
partisipasi
laki-laki
dan
masyarakat terkait denga hukum alam
perempuan di semua pekerjaan. Latihan
dan peran, penyampaian materi pekerjaan
ini harus mendorong peserta didik untuk
Laki-laki atau Perempuan? Juga diajarkan
membuat keputusan tentang apa yang
dalam
benar-benar mereka inginkan, bukan apa
tiga
tahapan,
yaitu
tahap
pembukaan, utama dan penutup. Tahapan
pembukaan,
BK/Konselor kegiatan
akan
yang
kemampuan
dapat
peserta
yang mereka rasa harus mereka lakukan Guru
sebagai perempuan atau laki-laki. Guru
melaksanakan
BK/Konselor mengakhiri kegiatan dengan
meningkatkan
bertanya kepada peserta didik (a) apa
didik
untuk
yang mereka pikirkan tentang pentingnya
menentukan cita-cita mereka, terlepas dari
partisipasi yang setara antara laki-laki dan
stereotip gender tentu saja kegiatan ini
perempuan dalam dunia kerja, (b) apakah
dapat dilakukan setelah mendiskusikan
mereka merasa telah ada kemajuan dalam
pandangan-pandangan yang peserta didik
masyarakat mereka menuju
miliki berkaitan dengan peran, gender,
tersebut, (c) apa yang akan mereka
dan jenis pekerjaan,
lakukan untuk mempromosikannya, (d)
ke
arah
Tahap utama, Guru BK/Konselor
bantuan apa yang mereka butuhkan dari
membagikan Lembar Kerja 8 (Siapakah
Guru BK/Konselor berkaitan dengan hal
yang tepat melakukan pekerjaan di bawah
ini.
ini). Sebelumnya siswa sudah membentuk
Dari hasil penelitian yang sudah
kelompok kecil dan setiap peserta didik
dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
mengidentifikasi pekerjaan mana yang
dalam menyampaikan materi bimbingan
lebih cocok untuk masing-masing gender
dan konseling karir Guru BK/Konselor
dan alasan. Dengan menjawab ke-23
menggunakan pendekatan layanan aktif
pertanyaan tersebut dan mengadakan
dimana guru BK adalah tidak mendikte
diskusi terbuka tentang alasan-alasan di
pilihan peserta didik, namun memandu
balik
dan memfasilitasi mereka melalui proses
jawaban
menyadari
mereka,
bahwa
mereka akan ada
pengambilan keputusan dan memberikan
pendapat-pendapat yang berbeda, dan
ruang bagi mereka dalam melihat secara
bahwa beberapa alasan mungkin tidak
kritis
sepenuhnya benar.
pekerjaan dan jalur pendidikan yang bisa
Penutup: memfasilitasi manfaat
dan
mungkin
Guru
sebuah
BK/Konselor
diskusi
tantangan
yang
apa
saja
potensi,
kesempatan
mereka ambil tanpa membeda-bedakan
tentang
antara pekerjaan laki-laki dan perempuan.
terkait
Hal ini sangat mempengaruhi siswa 249
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
dalam membuat pilihan karir mereka kedepan.
Dengan
disimpulkan
bahwa
Mengingat
pentingnya
demikian,
dapat
bimbingan dan konseling karir sebagai
streotip
gender
pemberi arah sekaligus penerang jalan
dalampilihan karir siswa dapat dikurangi
hidup,
walaupun
hendaklah
mampu membantu siswa
dalam:
pemahaman
lembaga
siswa
belajar
di
sebuah
pendidikanyang
selalu
maka
(a)
dalam
pelaksanaannya
secara
tepat
dikonotasikan dengan penyumbang bias
tentang dirinya, dalam hal ini siswa
gender dalam pendidikan.
diperkenalkan dengan streotif gender dalam karir; (b) pengenalan terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN
keragaman
dunia
kerja
dan
persyaratannya; (c) mempersiapkan diri Karir adalah suatu status atau
secara matang dalam memasuki dunia
jenjang pekerjaan atau jabatan seseorang
kerja;
sebagai sumber nafkah apakah itu sebagai
pekerjaan
pekerjaan
utama
pekerjaan
memecahkan berbagai persoalan khusus
sambilan.
Karena
merupakan
berkaitan dengan pekerjaan dan pola-pola
sumber nafkah maka ia selalu menjadi
kehidupan yang lain, dan (f) penghargaan
masalah
yang
yang
maupun karir
kompleks,
yang
(d)
penempatan tertentu
obyektif
bidang-bidang
yang
dan
sesuai;
sehat
(e)
terhadap
menyangkut berbagai aspek kehidupan,
pekerjaan,
baik aspek perkembangan, kepribadian,
Selanjutnya, mengingat semakin luasnya
sosial, budaya, ekonomi, maupun belajar.
bidang pekerjaan saat ini, pelaksanaan
Begitu
kompleksnya
masalah
jabatan,
serta
bimbingan/konseling
karir.
karir
dituntut
karir menyebabkan siswa yang duduk
mampu
dibangku
yang
berkembangnya pemikiran-pemikiran di
bingung dalam pemilihan karir mereka
bidang pekerjaan yang sifatnya lebih
setelah
di
kreatif, imajinatif, dan holistik, sehingga
jenjang SLTA. Faktor streotip gender
perkembangan, pola, atau pandangan
merupakan
karirnya
SMA/MA
menamatkan
salah
banyak
pendidikan
satu
faktor
yang
merangsang
tidak
tumbuh
linier,
namun
dan
lebih
mempengaruhi pemilihan karir siswa.
menyebar,
Oleh karena itu, bimbingan dan konseling
terspesifikasi sesuai dengan kebutuhan
karir
dan
di
sekolah/madrasah
haruslah
terdeferensiasi,
tantangan
memberi arah sekaligus penerang jalan
bimbingan
hidup menuju keberhasilan dan kepuasan
berperspektif
dalam mengarungi kehidupan.
diimplementasikan
dan
dan
jaman.Untuk konseling
gender
sangat dan
itu karir perlu
diperluas 250
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
cakupan implementasinya pada setiap jenjang
pendidikan,
baik
di
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.hal 207
sekolah
maupun madrasah.
9
Mamat Supriatna.2009, Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.hal 7
10
Yusuf LN, & Juntika Nurihsan, (2008), Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung :Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia & Remaja Rosda Karya.hal 56
11
Yusuf LN, & Juntika Nurihsan, (2008), Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung :rogram Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia & Remaja Rosda Karya.hal 58
12
Brown, C. And M. Corcoran. 1997. Sex Based Deferences In School Content and The Male-Female Wage Gap." Journal Of Labor Economics 15 (3):431{465.
13
Holland, J. L. (1997). Making Vocational Choices: A Theory of Vocational Personalities Work Environments. Odessa, FL: Psychological Assessment Resources, Inc.Page 234
14
R.W.,Brown, S. D., & Hacket, G.(1996) “Career Development from Sociocognitive Perspective” in D., Brown & L., Brooks (eds) Career Choice and Development (3rd ed.) San Francisco: Jossey –Bass.Page234
15
Oktiva Herry undip.ac.id/36914/
16
Oktiva Herry undip.ac.id/36914/
17
ABKIN dan ILO, Modul Panduan Pelayanan Bimbingan Karir, 2011, hal.22)
18
http://repository.usu.ac .id/bitstream /123456789/28459/2/Chapter%20III.pdf
19
http://repository.usu.ac.id /bit stream/ 23456789/28459/2/ Chapter%20III.pdf
20
http://kbbi.web.id/stereotip
Endnotes: 1
2
3
4
5
6
7
8
Bandura, A., Barbaranelli, C., Caprara, G. V., & Pastorelli, C. (2001). Self- efficacy Beliefs as shapers of children’s aspirations and career trajectories. Child Development, 72 (1), 187-206. Cherian VI 1991. Parental aspirations and academic achievement of Xhosa children. Psychological Reports, 68: 547–553. Issa AO, Nwalo KIN 2008. Factors Affecting the Career Choice of Undergraduates in Nigerian Library and Information Science Schools. African Journalof Library, Archives and Information Science. From http://findarticles.com/p/articles_7002_ 1_18/ai_n28539226/?tag= content; coll Macgregor K 2007. South Africa: Student Dropout Rates Alarming in SA Universities. From http://www. universityworldnews.com/article.php? story= 200710251025102245380 (Retrieved on 23 November 2011). McMahon M, Watson M 2005. Occupational information: What children want to know? Journal Of Career Development, 31: 239–249Savickas, M, & Lent, R. (1994). Convergence in Career Development; Theories. Palo Alto, California: Consulting Psychologists press, Inc Watson M, McMahon M, Foxcroft C, Els C 2010. Occupational aspirations of low socio economic Black South African children. Journal of Career Development, 37(4): 717–734. doi:10.1177/089 48 45309359351 Kinanee, J. B. (2004). The youth and career development. Port Harcourt; Kench Resources. Page. 86 Hurlock, E.B. Perkembangan
(1990). Psikologi Suatu Pendekatan
Chandra Chandra
prints. eprints.
251
Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...
35 21
Lips, Hitary M. 1988. Sex and Gender: A lntroduction. Catifornia: Mayfietd Pubtishing Co.page 86
22
Oktiva Herry Chandra undip.ac.id /36914/
eprints.
23
Oktiva Herry Chandra undip.ac.id /36914/
eprints.
24
Oktiva Herry Chandra .ac.id /36914/
25
Oktiva Herry eprints.undip.ac.id /36914/
26
Dewa Ketut Sukardi. 1987. Bimbingan karir di sekolah-sekolah : Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal.69
27
Handoko, Hani T. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE.Hal.97
28
Gibson, R. L. dan Mitchell, M.H. 1995. Intoduction to Counseling and Guidance, Englewood Cliffs – New Jersey: PrenticeHall Inc. Herr & Edwin.L, 1991. Career Guidance and Counseling T.Page 65
29
30
31
32
33
34
eprints.undip Chandra
Gould, S. 1979, “Characteristics of Career Planners in Upwardly Mobile Occupations”, Academy of Management Journal, Vol. 22, pp. 539-50. Greenhaus, J.H., Parasuraman, S.J. and Wor Greenhaus, J.H., Parasuraman, S.J. and Wormley, W.M. 1990, “Effects of Race on Organizational Experiences, Job Performance Evaluations, and Career Outcomes”, Academy of Management Journal, Vol. 33, pp. 64-86. file.upi.edu/Direktori/FIP/...SUNARDI /.../HAKEKAT_KARIR.pdf file.upi.edu/Direktori/FIP/...SUNARDI /.../ HAKEKAT_KARIR.pdf ABKIN dan ILO, Modul Panduan Pelayanan Bimbingan Karir, 2011, hal.22)
ABKIN dan ILO, Modul Panduan Pelayanan Bimbingan Karir, 2011, hal.22)
DAFTAR PUSTAKA ABKIN dan ILO, Modul Panduan Pelayanan Bimbingan Karir, 2011 Bandura, A., Barbaranelli, C., Caprara, G. V., & Pastorelli, C. (2001). Selfefficacy Beliefs as shapers of children’s aspirations and career trajectories. Child Development, 72 (1), 187-206 Brown, C. And M. Corcoran. 1997. Sex Based Deferences In School Content and The Male-Female Wage Gap." Journal Of Labor Economics 15 (3):431-465. Cherian VI 1991. Parental aspirations and academic achievement of Xhosa children. Psychological Reports, 68: 547–553 Dewa Ketut Sukardi. 1987. Bimbingan karir di sekolah-sekolah : Jakarta : Ghalia Indonesia file.upi.edu/Direktori/FIP/...SUNARDI /.../HAKEKAT_KARIR.pdf Gibson, R. L. dan Mitchell, M.H. 1995. Intoduction to Counseling and Guidance, Englewood Cliffs – New Jersey: Prentice-Hall Inc. Herr & Edwin.L, 1991. Career Guidance and Counseling Gould, S. 1979, “Characteristics of Career Planners in Upwardly Mobile Occupations”, Academy of Management Journal, Vol. 22, pp. 539-50
ABKIN dan ILO, Modul Panduan Pelayanan Bimbingan Karir, 2011, hal.
252
marwah, Vol. XIV No. 2 Desember Th. 2015
Greenhaus, J.H., Parasuraman, S.J. and Wormley, W.M. 1990, “Effects of Race on Organizational Experiences, Job Performance Evaluations, and Career Outcomes”, Academy of Management Journal, Vol. 33, pp. 64-86. Handoko, Hani T. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. Holland, J. L. (1997). Making Vocational Choices: A Theory of Vocational Personalities Work Environments. Odessa, FL: Psychological Assessment Resources, Inc. Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga Issa AO, Nwalo KIN 2008. Factors Affecting the Career Choice of Undergraduates in Nigerian Library and Information Science Schools. African Journalof Library, Archives and Information Science. From http://findarticles.com/p/articles_ 7002_ 1_18/ai_n28539226/?tag= content; coll Kinanee, J. B. (2004). The youth and career development. Port Harcourt; Kench Resources Mamat Supriatna.2009, Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia
hp? story= 200710251025102245380 (Retrieved on 23 November 2011). McMahon M, Watson M 2005. Occupational information: What children want to know? Journal Of Career Development, 31: 239– 249Savickas, M, & Lent, R. (1994). Convergence in Career Development; Theories. Palo Alto, California: Consulting Psychologists press, Inc Oktiva Herry Chandra undip.ac.id/36914/
eprints.
R.W.,Brown, S. D., & Hacket, G.(1996) “Career Development from Sociocognitive Perspective” in D., Brown & L., Brooks (eds) Career Choice and Development (3rd ed.) San Francisco: Jossey –Bass.Page234 Watson M, McMahon M, Foxcroft C, Els C 2010. Occupational aspirations of low socio economic Black South African children. Journal of Career Development, 37(4): 717–734. doi:10.1177/089 48 45309359351 Yusuf L.N., & Juntika Nurihsan, (2008), Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung :rogram Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia & Remaja Rosda Karya http://repository.usu.ac .id/bitstream /123456789/28459/2/Chapter%20II I.pdf
Macgregor K 2007. South Africa: Student Dropout Rates Alarming in SA Universities. From http://www. universityworldnews.com/article.p 253