Strategi Pengelolaan Proyek Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara Tiong Iskandar, Bambang Wedyantadji, Slamet Sugeng
STRATEGI PENGELOLAAN PROYEK PENINGKATAN JALAN USAHA TANI DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Tiong Iskandar1, Bambang Wedyantadji1, Slamet Sugeng2 1
Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi ITN Malang 2 Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi ITN Malang ABSTRAK Pelaksanaan proyek-proyek peningkatan jalan usaha pertanian pada tahun anggaran 2010 banyak mengalami keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diperkirakan mencapai 30-45 hari. Oleh katena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan mendapatkan faktor yang paling dominan mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara setra menentukan strategi dan tindakan apa yang harus dilakukan Kontraktor untuk mengatasi faktor-faktor tersebut. Metodologi analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi linier berganda terhadap jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 42 responden dari pihak kontraktor, Owner dan konsultan pengawas yang terlibat dalam proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun anggaran 2010 yang mengalami keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/ peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah Faktor Lingkungan kerja dengan nilai Koefisien β sebesar 0.746, faktor material dengan nilai Koefisien β sebesar 0.670, selanjutnya faktor keuangan dengan nilai Koefisien β sebesar 0.470, faktor tenaga kerja dengan nilai Koefisien β sebesar 0.419. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/ peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah faktor lingkungan kerja dengan nilai Koefisien β sebesar 0.746 dan strategi yang di gunakan untuk mengatasi agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah kontraktor harus membuang genangan air pada saluran drainase yang menyebabkan genangan air cukup tinggi, sehingga berpengaruh terhadap stabilitas tanah dasar badan jalan usaha tani, kontraktor harus menambahkan jumlah tenaga kerja pada pagi hari (sore sering hujan) dak kontraktor harus penambahan jumlah jam kerja (lembur) pada malam hari sehingga proyek dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kata Kunci : Pengelolaan Proyek Jurnal Info Manajemen Proyek
43
Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012
1.
PENDAHULUAN Di Kabupaten Penejam Paser Utara, perusahaan penyedia jasa konstruksi. jumlah yang cukup banyak, tetapi semua itu belum menjamin kalau pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan konstruksi mampu diselesaikan tepat waktu, sesuai data yang diperoleh dari Bidang Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Penejam Paser Utara pelaksanaan proyek-proyek pembangunan/peningkatan jalan usaha tani pada tahun anggaran 2010 banyak mengalami keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang yang diperkirakan mencapai 30-45 hari. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan tersebut mengakibatkan kerugian bagi kedua belah pihak baik owner maupun kontraktor. Bagi owner keterlambatan pelaksanaan pekerjaan berarti tertundanya proyek tersebut untuk diserah terimakan, artinya akibat keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akan merugikan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, karena masyarakat terlambat menikmati hasil pembangunan atau merugikan pelayanan yang telah disusun. Kerugian ini jelas tidak dapat dinilai dengan uang dan tidak dapat dibayar kembali. Dampak lain yang ditimbulkan akibat keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah akan menurunkan kinerja dan keredibilitas owner sebagai individu yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil di mata pimpinannya, karena owner yang ditunjuk telah dianggap mampu untuk memimpin suatu organisasi proyek dalam instansinya. Kerugian bagi kontraktor akibat keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah dapat menyebabkan peningkatan biaya operasional karena adanya kemungkinan kenaikan harga akibat inflasi dan kenaikan upah tenaga kerja disamping itu juga akan tertahannya modal kontraktor yang seharusnya dapat digunakan untuk proyek yang lain, sehingga prinsip efisiensi dalam perusahaannya tidak terpenuhi. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka peneliti ingin mengungkapkan penyebab kontraktor tidak dapat menyelesaikan proyek tepat waktu, hingga mengalani keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, oleh karena itu dimasa yang akan datang baik owner sebagai pemilik maupun kontraktor dapat mengetahui dan mempersiapkan strategi yang tepat agar keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dapat diantisipasi sejak awal. Faktor-fakor yang diduga menjadi penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani Di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah Lingkungan Kerja, Material, Peralatan, Tenaga Kerja, Keuangan, Metode Pelaksanaan dan Perubahan Desain. Dari permasalahan di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani Di Kabupaten Penajam Paser Utara. 2. LANDASAN TEORI Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Menurut Assaf (1995), pembangunan bidang konstruksi di negara berkembang seperti Saudi Arabia mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dengan banyak munculnya proyek-proyek besar ataupun kecil. Dengan prospek kemajuan dalam pembangunan infrastruktur yang semakin marak, maka Jurnal Info Manajemen Proyek
44
Strategi Pengelolaan Proyek Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara Tiong Iskandar, Bambang Wedyantadji, Slamet Sugeng
semakin memberi peluang kepada para kontraktor untuk menawarkan jasa konstruksinya. Meskipun mendapat banyak peluang untuk meraih laba, para kontraktor tersebut juga seringakali mengalami kerugian. Salah satunya adalah disebabkan oleh keterlambatan pekerjaan. O’brien (1976) berpendapat bahwa dampak dari keterlambatan proyek ini adalah timbulnya kerugian pada pihak kontraktor, konsultan dan owner. 1. Bagi Kontraktor Keterlambatan penyelesaian proyek berarti naiknya biaya overhead karena bertambah panjangnya waktu pelaksanaan, berarti pula rugi akibat kemungkinan naiknya harga akibat inflasi dan naiknya upah buruh. Juga akan tertahannya modal kontraktor yang kemungkinan besar dapat digunakan untuk proyek lain. 2. Bagi Konsultan Konsultan akan mengalami kerugian mengenai waktu, karena dengan adanya keterlambatan tersebut, konsultan yang bersangkutan akan terhambat dalam mengerjakan proyek yang lainnya. 3. Bagi Pemilik / Owner Keterlambatan proyek bagi pemilik / owner berarti kehilangan penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah biasa digunakan atau dapat disewakan. Apabila yang membangun adalah pemerintah, untuk fasilitas umum, misalnya rumah sakit, tentunya keterlambatan akan merugikan pelayan kesehatan masyarakat, atau merugikan program pelayanan yang telah disusun. Kerugian ini tidak dapat dinilai dengan uang dan tidak dapat dibayar kembali. Sedangkan apabila yang membangun non pemerintah, misalnya pembangunan gedung perkantoran, pertokoan, atau apartemen, tentu jadwal pemakaian gedung tersebut akan mundur dari waktu yang telah direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa mendapatkan uang. Penyebab Keterlambatan Menurut Kaming, dkk (2000), penyebab keterlambatan waktu pelaksaanaan dapat dikategorikan dalam 3 kelompok besar yakni: a. Keterlambatan yang layak mendapat ganti rugi (comensable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik proyek. b. Keterlambatan yang tidak bisa dimaafkan (non-Excusable delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik proyek c. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik pemilik maupun kontraktor. Menurut Kaming, dkk (2000) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan kontrsuksi di Indonesia adalah keuangan, tenaga kerja, bahan, peralatan dan perubahan desain. Selanjutnya dikatakan penyebab utama keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek di Negara yang berlainan memiliki perbedaan, misalnya faktor keterlambatan di Indonesia adalah keuangan, Nigeria adalah manajemen kontrak Jurnal Info Manajemen Proyek
45
Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012
dan biaya material, dan Bangkok adalah faktor pengadaan bahan. Hal tersebut dikarenakan masing-masing Negara mempunyai kultur dan budaya yang berbeda. Pengertian Jalan Jalan adalah “prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah, dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel” menurut Undang-Undang nomor 38 tahun 2004. Jalan berperan penting sebagai salah satu sarana tranportasi untuk mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan; serta membina persatuan dan kesatuan bangsa dan fungsi masyarakat serta memajukan kesejahretaan umum. Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri dari jalan umum dan khusus, sedangkan berdarsarkan sistem jaringan terdiri dari sistim jaringan primer dan sistim jaringan sekunder. Jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan termasuk dalam jalan umum. Sedangkan, jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Sedangkan jalan umum menurut statusnya dikelompokkan dalam jalan nasional, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistim jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan propinsi yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar ibu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, anter pusat kegiatan lokal serta jalan umum dalam sistim jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Penyelenggaraan jalan kabupaten menjadi wewenang pemerintah kabupaten yang meliputi: pembinaan, pengaturan, pembangunan dan pengawasan. Pembangunan jalan kabupaten meliputi : perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan serta pelaksanaan konstruksi jalan dan pengoperasian. Populasi Dan Sampel Yang dimaksud dengan populasi adalah kumpulan seluruh individu dengan kualitas yang telah ditetapkan, kualitas atau ciri tersebut dinamakan variabel. Yang dimaksud dengan sampel adalah kumpulan dari unit sampling yang ditarik dan merupakan sub dari populasi (Sugiyono, 2006). Statistik Statistik adalah ilmu dan seni pengembangan dan penerapan metode paling efekfif untuk kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan berdasarkan matematika probabilitas (Anderson dan Boncrof dalam Supranto, 2001)
Jurnal Info Manajemen Proyek
46
Strategi Pengelolaan Proyek Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara Tiong Iskandar, Bambang Wedyantadji, Slamet Sugeng
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Riduwan, 2005). Valid tidaknya suatu instrument dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi Product Moment Person dengan taraf signifikan sebesar 0,05 (5%) sebagai nilai kritisnya dengan membandingkan r hitung dengan r table maka dapat ditentukan validitas instrument dengan kriteria sebagai berikut : r hitung > r table : Valid, r hitung < r table : Tidak Valid Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun dan Effendi, 2006). Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan pendekatan Cronbanch Alpha. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbanch Alpha > 0,6. Analisis Faktor Analisa faktor merupakan perluasan dari analisis komponen utama. Analisis faktor digunakan untuk mereduksi data dan untuk menggambarkan hubungan korelasi dari beberapa variabel dalam sejumlah kecil faktor. Variabelvariabel ini dikelompokkan menjadi beberapa faktor dimana variabel-variabel dalam satu faktor akan mempunyai korelasi yang tinggi, sedangkan korelasinya dengan variabel-variabel pada faktor lain relatif rendah. Jadi, analisis faktor bertujuan untuk menemukan suatu cara meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (factor). Hal ini dilakukan dengan menentukan struktur lewat data summarization atau lewat data reduction (pengurangan data). Analisis factor mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel atau responden dengan melihat korelasi antar variabel atau korelasi antar responden Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk Untuk menguji pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara dan mendapatkan faktor yang paling dominan mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara, teknik analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda. Uji ini digunakan untuk menguji atau menganalisis pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan satu atau lebih variabel, Jurnal Info Manajemen Proyek
47
Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012
dalam teknik analisis digunakan uji annova atau uji f, uji t dan mencari besar koefisien determinasi atau R2 adjusted perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan program SPSS sesuai persamaan linear berganda : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 dimana : Y = Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan X1 = Lingkungan Kerja X2 = Material X3 = Peralatan X4 = Tenaga Kerja X5 = Keuangan X6 = Metode Pelaksanaan X7 = Perubahan Desain b0 = Konstanta b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = Koefisien Regresi 3.
METODOLOGI PENELITIAN
Pengertian Penelitian Penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah dan untuk menembus batas-batas ketidaktahuan manusia. Kegiatan penelitian ini dengan mengumpulkan dan memproses fakta-fakta yang ada sehingga fakta tersebut dapat dikomunikasikan oleh peneliti dan hasil-hasilnya dapat dinikmati serta digunakan untuk kepentingan manusia. Jika ditinjau dari metodenya maka penelitian ini termasuk penelitian diskriptif yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara. Metode pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode kuesioner. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara, sehingga dapat menentukan strategi yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Penelitan ini menggunakan metode survey dengan cara menjaring pendapat, pengalaman dan sikap responden mengenai masalah-masalah yang telah dialami dalam pekerjaan proyek-proyek peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara, dengan mengambil data primer melalui kuesioner dan data sekunder dari institusi yang terkait. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengarui keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, maka ditentukan faktorfaktor yang dilanjutkan dengan menentukan variabel-variabel untuk dijadikan butir-butir pertanyaan yang akan diukur dalam bentuk kuesioner. Lokasi Penelitian Adapun Lokasi penelitian ini dilakukan pada proyek-proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun anggaran 2010 yang mengalami keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, yaitu : Jurnal Info Manajemen Proyek
48
Strategi Pengelolaan Proyek Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara Tiong Iskandar, Bambang Wedyantadji, Slamet Sugeng
a. b. c. d. e. f. g. h.
Peningkatan Jalan Berkat Usaha Tani Babulu Laut sepanjang 2,700 Km, dengan nilai kontrak Rp. 985.245.000,00Peningkatan Jalan Usaha Tani Sumber Rejeki I Babulu Laut sepanjang 1,800 Km, dengan nilai kontrak Rp. 633.215.000,00Peningkatan Jalan Usaha Tani Sumber rejeki II Babulu Laut sepanjang 1,800 Km, dengan nilai kontrak Rp. 641.038.000,00Peningkatan Jalan Raden Sesulu sepanjang 0,750 Km, dengan nilai kontrak Rp. 446.018.000,00Peningkatan Jalan Bungur waru sepanjang 1,340 Km, dengan nilai kontrak Rp. 725.100.000,00Peningkatan Jalan Usaha Tani Maridan sepanjang 0,500 Km, dengan nilai kontrak Rp. 540.636.200,00Peningkatan Jalan Usaha Tani Pemaluan sepanjang 0,750 Km, dengan nilai kontrak Rp. 496.580.000,00Peningkatan jalan Usaha Tani Sehati Lawe-lawe sepanjang 0,700 Km, dengan nilai kontrak Rp. 985.000.000,00
Variabel-Variabel Penelitian Variabel bebas (X) terdiri dari : Lingkungan Kerja (X1), Material (X2), Peralatan (X3), Tenaga Kerja (X4), Keuangan (X5), Metode Pelaksanaan (X6) dan Perubahan Desain (X7) Variabel Terikat (Y): Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan (Y) Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dengan item-item pernyataan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara dan mendapatkan faktor yang paling dominan mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara menggunakan skala likert dengan rentang 1 sampai 5 (sangat tidak setujusangat setuju). Item-item dalam variabel penelitian didesin (dirancang) dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat negatif, sehingga angka satu sebagai kode tanggapan responden yang sangat positif terhadap salah satu butir pertanyaan, sedangkan angka lima untuk memberikan tanggapan yang sangat negatif. Pengolahan Dan Analisis Data Pengolahan data hendaknya memperhatikan jenis data yang dikumpulkan dengan berorientrasi pada tujuan yang hendak dicapai. Ketepatan dalam teknik analisa sangat mempengaruhi ketepatan hasil penelitian. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Data hasil kuesioner dengan rentang 1 sampai dengan 5 dari masing-masing variabel tersebut kemudian diskor ulang, sehinggga dari masing-masing variabel Jurnal Info Manajemen Proyek
49
Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012
yang mengandung beberapa indikator akan menghasilkan satu nilai skor saja yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Pengolahan data dikerjakan dengan bantuan program Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for Windows. 4.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Validitas Hasil untuk uji validitas dapat dijelaskan bahwa variabel lingkungan kerja (X1), material (X2), peralatan (X3), tenaga kerja (X4), keuangan (X5), metode pelaksanaan (X6), dan perubahan desain (X7) dengan taraf siginifikasi (α) = 0,05 diperoleh nilai kritis rtabel sebesar 0,304 (lampiran 3). Namun tidak semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid karena terdapat beberapa butir pertanyaan yang mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari α (0,05), seperti X1.4, X1.6, X3.5 dan X4.3, sehingga butir tersebut tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya Hasil Uji Reliabelitas Hasil uji reliabelitas didapatkan koefisien Alpha Cronbach untuk variabel lingkungan kerja (X1), material (X2), peralatan (X3), tenaga kerja (X4), keuangan (X5), metode pelaksanaan (X6), dan perubahan desain (X7) lebih besar daripada 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel tersebut dapat dihandalkan dan reliabel. Hasil Analisis Faktor 1. Variabel Lingkungan (X1), dibentuk dengan variabel-variabel manifes yang terdiri dari : Kondisi tempat kerja (X1.1), Sering terjadi hujan (X1.2), dan Pengaruh cuaca pada aktifitas pekerjaan (X.3). 2. Variabel Material (X2), dibentuk dengan variabel-variabel manifes yang terdiri dari : Kekurangan material (X2.1) dan Penghantaran material terlambat (X2.2). 3. Variabel Peralatan (X3), dibentuk dengan variabel-variabel manifes yang terdiri dari : Keterlambatan pengiriman peralatann (X3.1) dan Kemampuan peralatan (X3.4). 4. Variabel Tenaga Kerja (X4), dibentuk dengan variabel-variabel manifes yang terdiri dari : Kekurangan tenaga kerja (X4.1) dan Ketrampilan tenaga kerja (X4.2). 5. Variabel Keuangan (X5), dibentuk dengan variabel-variabel manifes yang terdiri dari : Keterlambatan pembayaran oleh kontraktor kepada pekerja (X5.1) dan Keterlambatan pembayaran oleh Owner/ pemilik kepada kontraktor (X5.3). 6. Variabel Metode Pelaksanaan (X6), dibentuk dengan variabel-variabel manifes yang terdiri dari : Pekerjaan tidak sesuai dengan cara-cara yang ditentukan (X6.1) dan Pekerjaan tidak dilakukan dengan metode yang baik dan benar (X6.2).
Jurnal Info Manajemen Proyek
50
Strategi Pengelolaan Proyek Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara Tiong Iskandar, Bambang Wedyantadji, Slamet Sugeng
7. Variabel Perubahan (X7), dibentuk dengan variabel-variabel manifes yang terdiri dari : Sering terjadinya perubahan desain oleh owner (X7.1) dan Tidak terpenuhinya perencanaan awal yang telah di desain owner (X7.3). Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil analisis regresi linier berganda menggunakan software SPSS 15 dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Konstanta Faktor Lingkungan Kerja (X1) Faktor Material (X2) Faktor Peralatan (X3) Faktor Tenaga Kerja (X4) Faktor Keuangan (X5) Faktor Metode Pelaksanaan (X6) Faktor Perubahan (X7) α = 0.05 R2 = 0.870 R = 0.933 F-hitung = 6.613 F-tabel(0.05,7,34) = 2.032 p-value = 0.000 t-tabel (0.05,34) = 2,688
Koefisien β 3,333 0,746 0,670 0,375 0,419 0,470 -0,095 -0,145
thitung 16,750 3,951 3,690 1,579 2,525 2,985 -0,425 -0,567
pvalue 0,000 0,035 0,040 0,124 0,048 0,045 0,673 0,574
Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan
Sumber : Analisis SPSS, 2012
Berdasarkan pada Tabel 1 terlihat bahwa tidak semua variabel independen memiliki nilai yang signifikan. Variabel independen yang memiliki nilai signifikan (berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan) adalah Faktor Lingkungan, Faktor Material, Faktor Tenaga Kerja, dan Faktor Keuangan. Sedangkan variabel yang tidak memiliki nilai signifikan (berpengaruh namun tidak signifikan terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan) adalah Faktor Peralatan, Faktor Perubahan Desain, Faktor Metode Pelaksanaan. Interpretasi model regresi yang didapatkan berdasarkan tabel 4.20 di atas adalah sebagai berikut : Y = 3.333 + 0.746 F1 + 0.670 F2 + 0.375 F3 + 0.419 F4 + 0.470 F5 0.095 F6 - 0.145 F7 + ε Nilai R2 merupakan koefisien determinasi yang pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan keragaman variabel dependen (Y) yaitu sebesar 0.870. Artinya model regresi yang didapatkan dapat menerangkan 87,0 % keragaman variabel Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan (Y). Nilai R merupakan korelasi yang menjelaskan keeratan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) sebesar 0.933. Kemudian, untuk menentukan variabel independen (Faktor) yang paling Jurnal Info Manajemen Proyek
51
Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012
berpengaruh dominan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan dan faktor-faktor yang paling dominan yang mempengaruhi Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Koefisien β masing-masing variabel independen (faktor) terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah variabel yang pengaruhnya signifikan dan memiliki nilai Koefisien β yang paling besar. Berdasarkan pada Tabel 1 Faktor Lingkungan Kerja adalah variabel (faktor) yang memiliki nilai Koefisien β yang paling besar itu berarti pada penelitian ini, faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah Faktor Lingkungan Kerja. Artinya, Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan paling banyak dipengaruhi oleh Faktor Lingkungan Kerja. Nilai Koefisien β yang positif mengindikasikan bahwa semakin baik Faktor Lingkungan Kerja maka kemungkinan besar pelaksanaan proyek tersebut dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Adapun Ringkasan Strategi Sebagai Upaya Untuk Mengatasi Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2 Ringkasan Strategi (1/2) Faktor
Masalah
Strategi Pengelolaan Kontraktor harus membuang genangan air pada saluran drainase yang menyebabkan genangan Kondisi tempat kerja air cukup tinggi, sehingga berpengaruh terhadap stabilitas tanah dasar badan jalan usaha tani. Lingkungan Penambahan jumlah jam kerja (lembur) pada Kerja Sering Terjadi Hujan malam hari. Kontraktor harus menambahkan jumlah tenaga Pengaruh cuaca pada kerja pada pagi hari (sore sering hujan) dan aktifitas pekerjaan menambahkan peralatan Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor harus mempersiapkan pengadaan Kekurangan material material, terutama material non lokal serta membuat stok material dilokasi proyek. Material Kontraktor harus membuat rencana penyediaan Penghantaran material sesuai kebutuhan dan sudah diperiksa material terlambat oleh konsultan dan disetujui oleh owner. Keterlambatan Kontraktor memiliki manajemen keuangan yang pembayaran oleh baik, agar membayar upah pekerja secara rutin kontraktor kepada dan tepat waktu pekerja Keuangan Kontraktor harus memiliki kelengkapan Keterlambatan administrasi setiap kegiatan pekerjaan sehingga pembayaran oleh pada saat pengajuan pembayaran kepada owner Owner/pemilik tidak terhambat akibat ketidaklengkapan kepada kontraktor administrasi proyek Jurnal Info Manajemen Proyek
52
Strategi Pengelolaan Proyek Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara Tiong Iskandar, Bambang Wedyantadji, Slamet Sugeng
Kekurangan tenaga kerja Tenaga Kerja Ketrampilan tenaga kerja
5.
Kontraktor harus mempersiapkan tenaga kerja dan peralatan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja terampil dari luar daerah, serta mempekerjakan tenaga mandor dan tenaga pengawas lapangan yang berpengalaman dan terdidik pada saat pelaksanaan proyek
KESIMPULAN 1. Dari uji F didapatkan bahwa secara bersama-sama faktor Lingkungan Kerja (X1), Material (X2), Peralatan (X3), Tenaga Kerja (X4), Keuangan (X5), Metode Pelaksanaan (X6) dan Perubahan Desain (X7) berpengaruh secara bersama-sama terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. Namun dari uji t secara sendiri-sendiri faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/ peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah Faktor Lingkungan kerja dengan nilai Koefisien β sebesar 0.746, faktor material dengan nilai Koefisien β sebesar 0.670, selanjutnya faktor keuangan dengan nilai Koefisien β sebesar 0.470, faktor tenaga kerja dengan nilai Koefisien β sebesar 0.419. 2. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan/ peningkatan Jalan Usaha Tani di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah faktor lingkungan kerja dengan nilai Koefisien β sebesar 0.746. 3. Strategi yang di gunakan untuk mengatasi agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah kontraktor harus membuang genangan air pada saluran drainase yang menyebabkan genangan air cukup tinggi, sehingga berpengaruh terhadap stabilitas tanah dasar badan jalan usaha tani, kontraktor harus menambahkan jumlah tenaga kerja pada pagi hari (sore sering hujan) dan kontraktor harus penambahan jumlah jam kerja (lembur) pada malam hari sehingga proyek dapat diselesaikan tepat pada waktunya
Saran 1. Kontraktor dalam menyusun schedule harus memperhatikan cuaca dan budaya setempat dalam melakukan pekerjaan. 2. Kontraktor harus memiliki gudang yang baik dilokasi proyek tempat kerja yang tidak terpengaruh cuaca dan mempekerjakan tenaga kerja yang trampil (lokal dan non lokal) dan menjadi tenaga kerja tetap yang mendapatkan upah bulanan atau mingguan secara rutin dan tepat waktu, sehingga tidak terpengaruh dengan kebudayaan setempat. 3. Kontraktor harus memiliki manajemen administrasi dan keuangan yang baik dan professional.
Jurnal Info Manajemen Proyek
53
Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan cuaca guna menyempurnakan hasil penelitian 5. Untuk penelitian berikut bisa diteliti berapa besar koefisien sebagai pengoreksi jumlah variabel perencanaan dan pengawasan/ pengendalian tenaga kerja dan peralatan yang harus ditambahkan untuk mengantisipasi cuaca yang ada 6. DAFTAR PUSTAKA Assaf, A, (1995). “Causes of Delay in Large Building Construction Projects”, Journal of Management in Engineering. Kaming (2000). Study tentang Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi di Yogyakarta dan sekitarnya, Proceeding Of Conference Of Construction Project Management Critical Issue And Challenge Into The Next Millenium 57-67 Yogyakarta. O’brien ,J.J (1976). “Construction Delay, Responsibilities, Risk and Litigation”, Cahners Books International Inc, Boston. Riduwan, (2005). Dasar-dasar Statistika. Alfabeta. Bandung. Singarimbun, Masri & Effendi, Sofiansugi (2006). Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta. Sugiyono, (2006). Statistika untuk Penelitian. CV ALFABETA. Bandung Supranto, J, 2001, Statistik Teori Dan Aplikasi Jilid 2, Penerbit Erlangga Jakarta
Jurnal Info Manajemen Proyek
54