Strategi Komunikasi Pendidik Pada Pembelajaran Anak Usia Dini Mersin Haji, Zulaeha Laisa, dan Sumarjo
Strategi Komunikasi Pendidik Pada Pembelajaran Anak Usia Dini 1
Mersin Haji, 2Zulaeha Laisa, 3Sumarjo
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, 2,3Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Setiap lembaga maupun perusahaan pasti memiliki sebuah strategi ketika akan membuat rencana, tujuan, kegiatan, pesan dan media yang akan dipakai. Karena dengan adanya sebuah strategi komunikasi yang baik, maka segala rencana maupun tujuan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Begitu halnya dengan strategi pembelajaran secara keseluruhan strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru kepada anak didik di PAUD adalah supaya anak didik dapat memahami dan mengerti tentang sebuah pembelajaran dalam pendidikan. Disini terbukti bahwa anak dapat menerima sebuah strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru ketika mengajar jika rencana yang dirancang, tujuan dari rencana tersebut, kegiatannya di kelas, bentuk pesan yang disampaikan dan media yang digunakan saat mengajar tersebut semuanya berjalan dengan lancar dan baik. Begitu halnya yang terjadi di PAUD Benih Harapan, di mana terdapat perencanaan dan kemampuan komunikasi guru yang efektif, dan yang dimaksudkan adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif yang disampaikan kepada anak PAUD, yang dalam proses belajar mengajar nantinya akan terjadi interaksi antara Guru dan peserta didik. Disini ada dua unsur komunikasi yaitu Guru sebagai komunikator dan Anak didik sebagai Komunikan. Kata Kunci: strategi komunikasi, pendidik, PAUD
Abstract Each agency or company must have a strategy when it will make plans, objectives, activities, messages and media to be used. Due to the existence of a good communication strategy, then all plans and objectives can be run in accordance with what is expected. So it is with the overall learning strategy communication strategy undertaken by the teacher to the students in early childhood education is that students can understand and know about a lesson in education. Here is proven that children can receive a communication strategy undertaken by teachers when teaching if plans are designed, purpose of the plan, in-class activities, shape the message and the media used when teaching is everything running smoothly and well. Once the case in early childhood Benih Harapan where there is planning and effective communication skills teacher. and that meant the ability to communicate effectively communicated to the child early childhood education,which is in the process of teaching and learning will be an interaction between teachers and learners.There are two elements of communication that teachers as a communicator and Protege as a communicant. Keywords: communication strategy, educator, Early Childhood Education.
82 | Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
ARTIKEL ILMIAH Vol. 1, No. 1, Januari 2015 www.kimkomunikasi.ung.ac.id
Pendahuluan Setiap manusia membutuhkan pendidikan sebagai bekal dalam kehidupannya. Manusia mendapatkan pendidikan sejak ia lahir sampai akhir hayatnya, karena itulah sering kali ada istilah bahwa pendidikan itu tidak mengenal usia, tua maupun muda selama ia masih mampu berpikir maka ia bisa belajar dan mengetahui tentang sesuatu hal. Melalui pendidikan manusia memiliki sebuah sarana untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran. Pendidikan adalah dasar dari kebangkitan suatu bangsa dan tentunya akan dapat memajukan kondisi kesejahteraan sebuah bangsa. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran ini yang paling dibutuhkan adalah peran seorang pendidik atau guru. proses belajar mengajar di sekolah merupakan sebuah proses pendidikan yang berlangsung secara terencana dan terorganisir di dalam kelas secara tatap muka (face to face) dan dalam hal ini guru berperan dan bertindak secara generalis dan homogenitas dalam cara mengajar, atau dengan kata lain semua murid yang berada dalam satu kelas diperlakukan secara sama oleh guru tersebut. Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya, pada tingkatan bawah misalnya PAUD pengajar disebut pendidik dan pelajar disebut Anak didik. Bedanya pada tingkat SD, SMP, SMA pengajar disebut Guru sedangkan pelajar disebut Murid, dan ditingkat tertinggi yaitu universitas pengajar disebut Dosen dan pelajar disebut Mahasiswa. Namun pada tingkatan apapun, proses komunikasi antara pengajar dan pelajar itu pada hakekatnya sama saja. Yang membedakan hanyalah pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh si pengajar kepada si pelajar, (Effendi,2011:101).
Selanjutnya menurut Effendi (2011:101), perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuannya atau efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi, agitasi, dan pendidikan. Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yakni meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga menguasainya. Jelas perbedaanya dengan tujuan penerangan, propaganda, indoktrinasi, dan agitasi sebagaimana disinggung di atas. Tujuan pendidikan itu akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Menurut Brenner (dalam Noer 2012:4) pendidik atau guru adalah pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran. Kemampuan dan kepandaian seorang guru dalam berkomunikasi dan memaparkan pesan atau materi pelajaran haruslah dapat dipahami dan dimengerti oleh sang anak. Selain itu kelengkapan media penunjang pada pendidikan bagi anak akan dapat menimbulkan efek positif pada tingkat kecerdasan pada anak. Di luar dua hal tersebut, seorang guru juga dituntut harus memiliki beberapa strategi agar pesan atau materi yang ia sampaikan tidak dianggap bosan atau basi oleh anak. Begitu halnya juga dengan pendidik anak usia dini. Mengajar anak usia tidaklah mudah, hanya guru-guru yang memiliki possion yang mampu beradaptasi dengan anak-anak yang notabenya masih berada di bawah umur lima tahun. Usia anak PAUD pada umumnya menurut Patmonodewo (2003:19), adalah mereka yang berusia 3-6 tahun. Di Indonesia sendiri umumnya anak usia dini mengikuti program Tempat Penitipan anak (3-5 tahun), kelompok bermain (usia 3 tahun) sedangkan usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-kanak (TK).
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo | 83
Strategi Komunikasi Pendidik Pada Pembelajaran Anak Usia Dini Mersin Haji, Zulaeha Laisa, dan Sumarjo
PAUD pada umumnya memiliki sebuah perencanaan dan managemen komunikasi yang terdapat dalam sebuah Strategi Komunikasi untuk keefektian suatu pembelajaran. Perencanaan kegiatan belajar lebih dikenal dengan RPP yang bertujuan diharapkan agar anak didik mengerti pesan pendidikan yang disampaikan guru, dan media yang dipergunakan oleh guru ketika mengajar dan media itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Dan perencanaan komunikasi yang dimaksud dalam sebuah strategi adalah rencana belajar apa saja yg diperlukan oleh seorang guru PAUD ketika mengajar, misalnya menggunakan sebuah media pembelajaran dan sebagainya. Sedangkan managemen komunikasi yang dimaksudkan disini adalah competence atau kemampuan guru berkomunikasi dengan anak didik yang masih berada di bawah umur 5 tahun tersebut apakah berjalan sesuai yang semesetinya atau tidak. Rumusan masalah antara lain: Bagaimana perencanaan komunikasi mengajar pendidik pada pembelajaran anak usia dini di PAUD Benih Harapan dan Bagaimana kemampuan komunikasi pendidik dalam mengajar anak usia dini di PAUD Benih Harapan. Landasan Teori Strategi komunikasi dalam bidang apapun tentu harus didukung dengan teori. Begitu juga pada strategi komunikasi pembelajaran harus didukung dengan teori, dengan teori merupakan pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Karena teori merupakan suatu statement (pernyataan) atau suatu konklusi dari beberapa statement yang menghubungkan (mengkorelasikan) suatu statement yang satu dengan statement lainnya. (Noer,2012:11). Menurut Isjoni (2011:74), proses pembelajaran pada PAUD pada umumnya dilandasi oleh Dua teori , yaitu : (1).Teori Belajar Behaviorisme Aliran ini menekankan pada hasil dan proses belajar, di mana anak belajar dipengaruhi oleh lingkungan. oleh
karena itu lingkungan yang sistematis, teratur dan terencana dapat memberikan pengaruh (stimulus) yang baik sehingga anak mampu memberikan respon yang sesuai. Dalam paham ini kepada anak PAUD bisa dilihat dari perubahan tingkah laku anak dapat berwujud berupa perubahan gerakan, perasaan, atau cara berpikir anak. Misalnya, seorang anak melakukan suatu perbuatan dan mendapat pujian guru, maka si anak akan melakukan perbuatan yang sama dan ingin mendapat pujian kembali. Ahli yang menganut paham ini antara lain Thorndike, Watson, Pavlop, dan Skinner. (2).Teori Belajar Konstruktivisme. Aliran ini hanya menekankan pada proses belajar saja, di mana ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses belajar dan komunikasi. Jadi anak akan mampu memahami jika guru memberi kesempatan untuk bertanya karena fokus pada pembelajaran. Belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui anak, yang dalah hal ini adalah : (a). Tahap sensori-motor (ketika anak berumur 0-2 tahun), (b). Tahap praoperasional (ketika anak berumur 3-4 tahun), (c). Tahap operasional kongkrit (ketika anak berusia 4 – 5 tahun), (d). Tahap operasional Formal (ketika anak berusia 6 – 7 tahun). Dan ahli yang menganut paham ini antara lain Jean Piaget, Conny, dan Brunner. Selanjutnya dengan menggunakan teori belajar yaitu (1).Behaviorisme dan (2).Konstruktivisme sebuah strategi komunikasi pembelajaran akan sangat terlaksana dengan baik. Teori Behaviorisme atau aliran perilaku menekankan pada hasil dan proses belajar, di mana proses pembelajaran guru yang telah disampaikan di depan kelas harus dapat diamati dan hal ini juga terjadi di PAUD Benih harapan. Di mana perubahan perilaku anak dapat diamati dengan menggunakan berbagai strategi misalnya menggunakan sebuah media pembelajaran agar anak dapat langsung paham dengan apa yang akan disampaikan. Selanjutnya Teori Konstruktivisme menekankan pada proses
84 | Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
ARTIKEL ILMIAH Vol. 1, No. 1, Januari 2015 www.kimkomunikasi.ung.ac.id
belajar, di mana proses pembelajarannya lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan anak didik untuk aktif. Di PAUD Benih harapan teori ini sudah terlaksana dengan melihat sebuah model pembelajaran atau kurikulum sentral di mana anak berperan langsung dan aktif dalam pembelajaranya. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sesuai judul penelitian ini yaitu tentang deskripsi Pendidikan anak usia dini, karena penelitian ini hanya menggambarkan bagaimana strategi komunikasi guru di PAUD. Penelitian ini akan mendeskripsikan realitas sosial yang ada yakni bagaimana strategi komunikasi mengajar guru PAUD di mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama yang beradaptasi langsung dengan guru pada saat mengajar yaitu mengamati langsung dan berinteraksi dengan anak didik di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini di lakukan peneliti, untuk mendapatkan data yang sebenarnya akurat sesuai dengan tujuan penelitian. Penentuan informan peneliti mengikuti data guru di PAUD Benih Harapan yaitu Empat guru yang berperan penting dalam pembelajaran dengan anak PAUD dan lokasi penelitian adalah di PAUD Benih Harapan Kelurahan Tuladenggi, Kecamatan Dungingi Provinsi Gorontalo. Tehnik pengumpulan data antara lain yaitu: (1) Observasi di mana peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati langsung dan berinteraksi dengan anak didik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam / mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur.(2) Wawancara di mana peneliti dapat melakukan face to face interview (wawancara berhadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka secara langsung sesuai dengan waktu yang diminta oleh
para informan tersebut dan proses wawancara penelitian sendiri berlangsung selama kurang lebih 3 bulan 2 pekan penuh. (3) Analisis Dokumen di mana peneliti juga bisa mengumpulkan dokumen-dokumen yang berupa literatur, dokumen-dokumen tertulis yang relevan dengan masalah penelitian. Seperti hasil dari data recording / data visual, peneliti merekam aktivitas belajar anak dan juga peneliti memiliki dokumen-dokumen pendukung seperti data anak, data guru, satuan kegiatan harian anak didik PAUD benih harapan. Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai Strategi Komunikasi Pendidik pada pembelajaran Anak Usia Dini. Peneliti mencoba menganalisa berdasarkan data-data yang didapat melalui wawancara dengan beberapa orang narasumber atau informan.Untuk mengetahui bagaimana Strategi komunikasi Pendidik di PAUD Benih Harapan yang dilihat dari Perencanaan komunikasi dan Kemampuan komunikasi guru PAUD. Perencanaan Komunikasi Guru PAUD Pada dasarnya dalam sebuah strategi diperlukan sebuah rencana yang tepat, guna memajukan sebuah strategi yang ingin dicapai. Rencana memiliki arti pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa kegiatan tersebut akan dilakukan, Handoko (dalam Noer 2012:86). PAUD Benih harapan sendiripun memiliki beberapa Rencana Komunikasi yang terdapat dalam sebuah strategi komunikasi guna mempermudah cara berkomunikasi dengan anak didik PAUD, yaitu : (1) Satuan kegiatan harian, dalam pendidikan sendiri dikenal istilah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memiliki pengertian bahwa rencana tersebut harus menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran. Namun istilah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada PAUD Benih Harapan
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo | 85
Strategi Komunikasi Pendidik Pada Pembelajaran Anak Usia Dini Mersin Haji, Zulaeha Laisa, dan Sumarjo
bukanlah RPP melainkan disebut sebagai Satuan Kegiatan Harian (SKH), menurut informan sebenarnya antara RPP dan SKH sama saja, akan tetapi karena PAUD Benih Harapan lebih menggunakan kurikulum sendiri bukan kurikulum dari diknas maka kami selaku pengajar menggunakan satuan pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk satuan harian saja. Selanjutnya menurut informan lainnya mengenai penerapannya kepada anak didik saat kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung, pendidik selaku pengajar menerapkan dalam SKH tersebut harus terdiri dari : indikator pembelajaran yang ditetapkan dalam kegiatan belajar,alat dan sumber belajar,metode apa yang digunakan,selanjutnya dinilai bagaimana hasil perkembangan anak sesuai Satuan Kegitan Harian tesebut. (2). Media komunikasi, di PAUD Benih Harapan menggunakan sebuah media kartu bergambar. Anak dapat melihat bermacammacam gambar. Selain itu, dari kartu kata bergambar anak dapat berlatih untuk membaca, meskipun yang dilakukan anak baru membaca permulaan yaitu membaca gambar yang dilihatnya. Selain itu, warnawarna yang menarik pada kartu kata bergambar dapat memusatkan perhatian anak pada materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, misalnya dalam menyebutkan fonem yang sama. Dengan melihat kelebihan yang dimiliki oleh kartu kata bergambar, maka media ini tepat untuk menstimulus kemampuan membaca permulaan pada anak, terutama pada anak PAUD, sehingga diharapkan anak akan lebih tertarik untuk belajar dan memudahkan anak dalam belajar membaca. Seperti yang disampaikan informan bahwa di PAUD Benih Harapan yang paling sulit diajarkan adalah cara penyampaian pesan langsung kepada anak didik. Makanya pendidik memilih sebuah media komunikasi, yang dalam ranah pendidikan sendiri lebih sering dideskripsikan sebagai alat bantu mengajar dan media yang paling digunakan adalah media kartu bergambar di mana anak dapat
melihat bermacam-macam gambar dan bisa langsung belajar membaca sekaligus.(3). Dalam PAUD Benih harapan menggunakan sebuah model pembelajaran sentral. Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat disentra bermain, sentra bermain dilengkapi dengan seperangkat alat bermain. Agar anak didik diharapkan memiliki pijakan setelah bermain di mana untuk mencapai perkembangan anak diharapkan lebih tinggi. Selanjutnya di PAUD Benih Harapan ini sengaja kami memilih sebuah model pembelajaran sentral karena kebanyakan anak PAUD lebih bersemangat belajar pada saat bermain, dengan artian ketika belajar harus ada sedikit permainan agar anak-anak tidak bosan. Dengan demikian dari wawancara di atas tidak bisa dipungkiri bahwa PAUD Benih Harapan memiliki keunikan tersendiri mulai dari sistem kegiatan harian (SKH) yang biasanya dikenal dengan RPP, media komunikasi bergambar yang bisa membuat anak lebih paham apa yang disampaikan oleh pengajar ketika mengajar serta Model pembelajaran sentral yang fokus pada anak didik. Kemampuan Komunikasi Guru PAUD Salah satu kunci dari keberhasilan guru PAUD ialah kemampuan berkomunikasi secara insentif yang disampaikan kepada anak PAUD, yang dalam proses belajar mengajar nantinya akan terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Disini ada dua unsur komunikasi yaitu guru sebagai komunikator dan Anak didik sebagai Komunikan, proses tersebut adalah mata rantai yang meghubungkan guru dan anak didik sehingga terjalin komunikasi yang memiliki tujuan pembelajaran. Hal ini juga di iyakan oleh pimpinan PAUD Benih Harapan sama halnya di PAUD Benih Harapan ini agar pesan sampai ke anak, sebaiknya guru memperhatikan teknik berkomunikasi. Misalnya dengan cara tidak tergesa-gesa, karena kemampuan anak dalam menangkap pesan masih sangat terbatas.
86 | Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
ARTIKEL ILMIAH Vol. 1, No. 1, Januari 2015 www.kimkomunikasi.ung.ac.id
Sementara itu berdasarkan hasil pengamatan selama di lapangan dan penuturan dari beberapa informan di PAUD Benih Harapan, bahwa tidak bisa dipungkiri banyak hambatan ketika mengajar di PAUD. Kemampuan komunikasi guru dengan anak anak didik tidak selamanya dapat berjalan dengan baik, Anak-anak yang masih berada di bawah umur lima tahun ini lebih banyak hambatanya dalam mengajar. Menurut pimpinan PAUD sendiri di PAUD benih harapan, hambatan utama yang dihadapi anak adalah Bosan. Pada intinya tujuan memiliki sebuah kemampuan komunikasi yang ingin dicapai oleh setiap guru saat melakukan komunikasi dengan anak didiknya di PAUD Benih Harapan dan PAUD-PAUD lainnya adalah sama, yaitu guru ingin menjadi komunikator, fasilitator sekaligus motivator kepada setiap anak yang baik agar materi pelajaran bisa tersampaikan dengan baik tanpa ada masalah yang mungkin datang baik itu dari faktor guru atau faktor anak didiknya. Keberhasilan seorang guru dalam merancang sebuah strategi komunikasi yang baik yang berjalan lurus sesuai satuan kegiatan harian yang sudah dibuat nantinya akan berpengaruh besar terhadap kemampuan anak dalam menerima pesan. guru bisa saja berbicara panjang lebar di kelas dengan target mengejar materi, namun akan sia-sia nantinya jika materi tersebut tidak bisa dipahami oleh anak didiknya. Karena itulah setiap pesan pendidikan yang akan disampaikan oleh guru juga harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, terlebih pada pembelajaran anak usia dini lebih baik digunakan media-media penunjang yang ada seperti kertas bergembar dan permainan lainnya, dan itulah Tujuan utama dari sebuah strategi komunikasi dengan kemampaun komunikasi guru yang efektif. Secara keseluruhan strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru kepada anak didik di PAUD Benih Harapan adalah supaya anak didik dapat memahami dan mengerti tentang sebuah pembelajaran
dalam pendidikan. Disini terbukti bahwa anak dapat menerima sebuah strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru ketika mengajar jika rencana yang dirancang, tujuan dari rencana tersebut, kegiatannya di kelas, bentuk pesan yang disampaikan dan media yang digunakan saat mengajar tersebut semuanya berjalan dengan lancar dan baik. Proses pendidikan yang terjadi disekolah antara guru dan anak didik pada dasarnya merupakan sebuah bentuk komunikasi. Komunikasi yang terjadi di dalam kelas bisa dilakukan secara generalis (umum) ataupun secara antar personal. Dalam penelitian ini peneliti lebih menfokuskan pada sebuah strategi komunikasi, karena seperti yang sudah dibahasa sebelumnya sebuah komunikasi yang efektif memerlukan sebuah strategi komunikasi. Meskipun guru mengajar di kelas secara generalis atau umum tetapi dirinya tidak boleh begitu saja menyamaratakan seisi kelas. Tetap saja ada beberapa anak yang perlu diberikan perhatian khusus ketika mengajar, terutama pada Anak Usia Dini mereka kurang daya tangkapnya, karena disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kesulitan berkonsentrasi, cepat bosan sehingga tidak fokus dan belum paham betul apa itu belajar. Setiap lembaga maupun perusahaan pasti memiliki sebuah strategi ketika akan membuat rencana, tujuan, kegiatan, pesan dan media yang akan dipakai. Karena dengan adanya sebuah strategi komunikasi yang baik, maka segala rencana maupun tujuan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Berkomunikasi dengan anak usia dini tentu berbeda dengan remaja dan dewasa. Cara berpikir anak usia dini masih sederhana, konkret (nyata), penuh khayal, kreatif, ekspresif, aktif dan selalu berkembang. Oleh karena itu, seorang guru yang baik harus menyesuaikan cara berkomunikasi dengan anak didiknya sehingga informasi yang disampaikan dapat
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo | 87
Strategi Komunikasi Pendidik Pada Pembelajaran Anak Usia Dini Mersin Haji, Zulaeha Laisa, dan Sumarjo
diterima dan dipahami dengan mudah,(Nasution 2005:14). Untuk itu peran seorang guru PAUD dalam melihat dan membimbing para anak didiknya sangatlah diperlukan, sehingga seorang guru haruslah memiliki sebuah strategi yang baik agar komunikasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh anak didiknya dengan mudah. Tentu dalam penyampaiannya sendiri guru juga harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi anak tersebut. Di PAUD Benih Harapan Gorontalo, para guru sudah mulai merancang stragtegi komunikasi melalui sebuah satuan kegiatan harian (SKH). Dalam hal ini SKH sama halnya dengan RPP, dan ini wajib dicantumkan sistematika mengajar, materi yang diajarkan, tujuan pengajaran materi tersebut dan media atau alat bantu yang akan dipakai ketika mengajar di kelas. SKH dalam PAUD Benih Harapan terdapat indikator pembelajaran yang ditetapkan dalam kegiatan belajar, alat dan sumber belajar, dan metode apa yang digunakan. Selanjutnya ibu Rifqah Noviyana menambahkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar anak usia dini merasa nyaman saat berkomunikasi dengan guru , yaitu : (1) Jadilah pendengar yang baik, Dengarkanlah apa yang diceritakan oleh anak didik. Biasanya mereka akan senang untuk menceritakan pengalaman barunya. Tunjukkan ekspresi kalau kita tertarik terhadap cerita mereka. Maka anak akan semakin semangat untuk bercerita. Banyak manfaat bila kita bersedia menjadi pendengar yang baik, yaitu : akan membangun kepercayaan diri anak dalam hubungan sosialnya, merangsang kemampuan berbicara dan dapat mengurangi emosi anak karena mereka telah mengungkapkan perasaannya lewat cerita. (2) Fokus pada anak,Ketika anak sedang bercerita, usahakan agar kita fokus terhadap hal yang mereka ceritakan. Dengarkan sungguh-sungguh dengan penuh perasaan. Tatap wajah anak dengan pandangan mata sejajar. Hentikan sejenak aktivitas lainnya dan ajaklah anak
mendekat. Jika perlu, berilah sedikit tanggapan tentang ceritanya tersebut. (3) Mengulang kembali cerita anak,Bahasa yang disampaikan anak terkadang berbeda dengan bahasa kita. Oleh karena itu, ulangilah lagi apa yang sudah diceritakan oleh anak sehingga apa yang kita persepsikan sama dengan yang dimaksudkan oleh si anak. (4) Bertanya, Seringkali anak bingung dengan perasaannya sendiri, apa yang membuatnya sedih atau gembira. Bila melihat situasi seperti ini, bantu anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan bertanya. Minta mereka untuk bercerita, gali perlahan kejadian apa yang membuat mereka menjadi sedih atau gembira. Namun yang perlu diperhatikan, bila anak sedang emosi jangan langsung kita tanya penyebabnya, tunggulah sampai ia merasa tenang. Kondisi yang belum stabil justru membuat anak akan mudah marah. Setelah mempelajari tentang terjadinya hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam setiap pembelajaran anak PAUD, sudah seharusnya para pengajar atau guru-guru di PAUD Benih Harapan mencegah hambatan-hambatan tersebut, dan sudah sepantasnya seorang guru PAUD memiliki kemampuan komunikasi yang lebih insentif dengan anak didik. Dan Harusnya yang memang pada umumnya seorang guru menguasai 3 aspek utama yang digunakan seorang guru ketika mengajar di kelas, yaitu: (1). Aspek kognitif: Berupa pemahaman materi, (2).Aspek psikomotorik: Berkenaan dengan aktivitas anak ketika guru mengajar, (3). Aspek afektif: Sikap dan perilaku yang ditunjukan anak didik ketika guru mengajar Dari ketiga aspek di atas, Aspek kognitiflah yang paling erat hubungannya dengan kemampuan berbicara guru dalam mengkomunikasikan pesan pendidikan dengan anak didik, di mana anak dalam memahami materi pelajaran ia bisa mendengarkan dan berkonsentrasi dengan baik saat guru berbicara di depan kelas
88 | Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
ARTIKEL ILMIAH Vol. 1, No. 1, Januari 2015 www.kimkomunikasi.ung.ac.id
maka sudah barang tentu ia akan mengerti materi tersebut. Simpulan dan Saran Simpulan antara lain :(1).Sebuah strategi komunikasi mengajar guru yang dilakukan sudah berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan terbukti dengan adanya, Perencanaan dan kemampuan komunikasi guru dengan anak didik.(2)Dalam perencanaan komunikasi terdapat satuan kegiatan harian (SKH), Media pembelajaran kartu bergambar yang paling tepat khusus untuk cara pemahaman anak PAUD, Serta model atau kirikulum pembelajaran yang digunakan oleh guru ketika mengajar di kelas yaitu sistem sentral, (3) Setiap guru PAUD mampu berkomunikasi dengan efektif guna
mencegah hambatan-hambatan yang akan terjadi nanti dalam sebuah komunikasi pembelajaran. Saran antara lain : a.Kepada peneliti selanjutnya yang berminat melakukan kegiatan penelitian dalam bidang komunikasi sebelumnya harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin diteliti dan lengkapi dengan referensi sumber yang dapat dipercaya. b. Disarankan juga untuk meningkatkan ketelitian dan ketekunan dalam mengumpulkan kelengkapan data, baik itu data-data yang diperoleh dari instansi/lembaga/perusahaan maupun data penelitian lainnya yang berkaitan sehingga nantinya hasil penelitian yang diperoleh bisa lebih maksimal.
Daftar Pustaka Creswell, Jhon. (2013). Research Design ‘Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Terjemahan Achmad Fawaid, Yogyakarta : PUSTAKA BELAJAR Effendy, Ucjhana Onong. (2011). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Iriantara, Yosal. (2013). Komunikasi Pendidikan. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Isjoni, (2011). Model Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung : ALFABETA Mulyana, Deddy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif ‘Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan IlmuIlmu Lainnya’. Bandung: PT Remaja Rosdakarya ________(2012). Ilmu komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Patmonodewo,Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Asdi Mahasatya Syaiful. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Bumi Aksara Uno, Hamzah B. (2007). Strategi dan Model Pembelajaran “Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara Mulwien, Noer. (2012).‘Strategi Komunikasi Antar Personal Guru Kepada Muridnya di SMAN 23 Bandung dalam Proses belajar Mengajar di Kelas. Bandung: Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo | 89