STRATEGI GURU MENUMBUHKAN KEBERANIAN BERTANYA USIA 5-6 TAHUN DI TK DAARUL JANNAH PONTIANAK TIMUR
Esih Suryani, Syukri, Andy Usman Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UNTAN Email :
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya pada anak usia 56 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan subjek penelitian adalah guru dan anak TK Daarul Jannah Pontianak Timur. Dalam merencanakan strategi pembelajaran guru berpedoman pada Kurikulum PERMEN No. 58 Tahun 2009, RKM, dan buku pilar Karakter. Cara guru menstimulus anak untuk berani bertanya adalah menggunakan model acak dengan kartu huruf bergambar. Respon guru terhadap pertanyaan anak adalah dengan cara memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Faktor pendukung strategi guru menumbuhkan keberanian anak adalah penggunaan media yang digunakan meransang anak untuk berani bertanya. Faktor penghambat strategi guru menumbuhkan keberanian bertanya anak adalah anak kurang respon terhadap guru. Kata kunci : Strategi, Guru, Keberanian Bertanya Abstrak : This study aimed to describe the instructional strategies that teachers do in growing the courage to ask in children aged 5-6 years in kindergarten Daarul Jannah East Pontianak. The research method used is a qualitative method of research subjects are kindergarten teachers and child Daarul Jannah East Pontianak. Teachers in planning instructional strategies based on the curriculum PERMEN No.. 58 In 2009, RKM, and the pillars of Character book. How to stimulate the child's teacher for daring to ask is use a random picture with letter cards. Response to the teacher's question is to give an opportunity to children to think before asking questions. Factors supporting teachers strategies cultivate courage children is the use of media that is used to stimulate the children dared to ask. Factors inhibiting teachers' strategies to grow the courage to ask the child is younger than the response to the teacher. Keywords: Strategy, Teachers, Courageinquiry
T
aman kanak-kanak adalah jalur pendidikan formal yang dijadikan wadah bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan di TK merupakan proses 1
pembelajaran yang dilakukan sambil bermain dan bermain sambil belajar, kerena dunia anak adalah dunia bermain.Kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap guru adalah mengelola pembelajaran yang mendidik, sedangkan untuk guru Taman Kanak-kanak, tidak hanya mengelola pembelajaran yang mendidik tetapi harus dapat juga mengelola pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan. Untuk menguasai kompetensi tersebut, guru TK harus dapat menerapkan strategi dalam proses pembelajaran di TK. Manusia sebagai mahluk yang diberi kelebihan olah Allah SWT dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya. Untuk mengolah akal pikirannya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 angka 14, menyatakan bahwa:“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Masitoh (2004:6.3) menyatakan, bahwa “Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.” Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan bagaimana aktivitas anak belajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan strategi pengajaran yang berpusat pada guru, pengajaran yang berpusat pada guru ini mencakup strategistrategi pengajaran “Dimana peran guru adalah menghadirkan pengetahuan untuk dipelajari dan mengarahkan proses pembelajaran anak dengan cara yang lebih eksplisit” Shuell 1996 dalam (David A. Jacobsen dkk 2009:197, penerjemah Achmad Fawaid & Khoirul Anam). Pengajaran langsung mendasarkan diri pada peran aktif guru, yang berperan sentral dalam mengusung isi pelajaran kepada anak-anak dengan cara mengajari seluruh kelas. Selama pengajaran, pelajaran harus difokuskan pada sasaran-sasaran, dan guru memiliki tanggung jawab penting untuk membimbing pembelajaran dengan memperagakan (modeling), menjelaskan (explaining), dan mengajukan pertanyaan (questioning). Masitoh (2004: 7.9) menyatakan, “Pertanyaan adalah alat pengajaran pokok yang dapat digunakan dilembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Pertanyaan yang efektif adalah pertanyaan yang dihubungkan dengan tujuan yang akan dicapai anak, meransang berpikir anak, dapat dipahami anak, dan singkat.” Dalam pembelajaran guru memberikan stimulus yang baik agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensi anak, sesuai dengan masa tumbuh kembang anak. Beberapa aspek perkembangan anak yang perlu ditumbuhkan adalah perkembangan nilai agama dan moral (NAM), kognitif, dan bahasa. Untuk menumbuhkan aspek tersebut, perlu ditumbuhkan keberanian anak mengungkapkan ide-ide atau pikirannya melalui bertanya pada anak usia 5-6 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 7 Maret 2013 dengan guru kelas B3 di TK Daarul Jannah Pontianak Timur, yang berjumlah 17 anak. Pada saat pembelajaran berlangsung semua anak aktif dalam menjawab pertanyaan saat
2
ditanya oleh guru dalam mengenalkan tema alat komunikasi yaitu: telepon rumah, laptop, telepon genggam, surat kabar/koran, dan televisi. Sedangkan anak yang memiliki keberanian bertanya pada saat pembelajaran berlangsung hanya 5 anak. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya pada anak usia 5-6 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur.” METODE Metode kualitatif adalah untuk mendapatkan data yang mendalam, dari suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu, penelitian kualitatif tidak menekankan generalisasi, tetapi lebih menekankan makna. Dalam penelitian ini peneliti kualitatif bersifat deskritif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengan masalah yang akan diteliti, yaitu untuk mengungkapkan fenomena dan fakta tentang strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya pada anak usia 56 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur. Penelitian kualitatif fokusnya adalah manusia dan interaksinya dalam konteks sosial. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas B3 dan anak usia 5-6 tahun di kelompok B3 TK Daarul Jannah Pontianak Timur, dengan jumlah anak sebanyak 23 anak. Dan objeknya adalah TK Daarul Jannah Pontianak Timur. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan adalah seperangkat strategi penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan satu keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok individu dan perilaku mereka melalui satu keterlibatan yang intensif dengan orang dilingkungan alamiah mereka. Observasi partisipan dalam penelitian ini maksudnya peneliti menciptakan strategi penelitian untuk mendapatkan kedekatan dengan orangorang di TK Daarul Jannah untuk mendapatkan data.Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji kebenaran tetapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan aspek/kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti. Observasi ialah kunjungan ke TK Daarul Jannah secara lansung, sehingga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau objek yang ada tidak luput dari perhatian dan dapat dilihat secara nyata. Wawancara mendalam (in-depth) interview) adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara dialog antara peneliti sebagai pewawancara dengan informan atau yang memberi informasi dalam konteks observasi partisipasi. Informan disini maksudnya adalah guru kelas dan guru pendamping B3 di TK Daarul Jannah Pontianak Timur. Pada penelitian kualitatif fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk suratsurat, catatan harian, laporan, foto, dan sebagainya. Data yang diperoleh dikelompokan menjadi dua, yaitu data utama dan data pendukung. Data utama 3
diperoleh dari para informan, yaitu orang-orang yang terlibat secara langsung dalam TK seperti kepala sekolah, dan guru. Sedangkan data pendukung bersumber dari dokumen-dokumen seperti arsip administrasi, catatan, gambar/ foto kegiatan, hasil-hasil observasi, hasil-hasil wawancara, dan bahan-bahan referensi lain yang dapat mendukung dalam penelitian ini. Panduan observasi yang digunakan adalah Panduan observasi adalah daftar pengamatan yang di jadikan panduan oleh peneliti pada saat mengobservasi sumber data. Panduan observasi ini digunakan untuk guru kelas B3 yang berjumlah 2 orang. Panduan wawancara adalah alat pengumpul data dengan cara mengajukan pertanyaan dengan guru kelas B3. Panduan wawancara digunakan agar memudahkan peneliti saat mendapatkan data supaya data yang dihasilkan terfokus dengan masalah penelitian.Data dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui data-data dokumen yang ada pada sekolah yang berkaitan dengan strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya pada anak usia 5-6 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur.Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan pada saat pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian ini. Analisis data menggunakan reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti.Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merancang kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.penerikan kesimpulan dan verfikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Uji keabsahan data Sugiyono (2010:121) mengemukakan “bahwa uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).”Untuk menjamin keterpercayaan dan ketepatan data, peneliti melakukannya dengan cara purposive sampling yaitu memilih informan yang akurasi dan relevansinya sesuai antara data yang diperlukan dengan fokus penelitian yaitu tentang strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya anak usia 5-6 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur. Data mengenai strategi pembelajaran yangdilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya anak peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas dan guru pendamping. Perolehan data strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya anak dari wawancara dipadukan dengan hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
4
Peneliti melakukan pengecekan kebenaran data melalui triangulasi sumber teknik, dan member chek. Triangulasi sumber teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data di dapat dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi kemudian didokumentasikan. Sedangkan member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Untuk melihat uji kebenaran data dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 71. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pukul 07.15 WIB bel tanda masuk berbunyi anak-anak berbaris di depan kelas masing-masing. Guru menanyakan kepada anak gimana biasanya? kemudian anak yang biasa memimpin barisan bicara ibu hari ini hari selasa kan? Yang mimpin barisan Tio Bu, sesuai dengan jadwal yang sudah di tetapkan oleh guru, Tio langsung maju untuk memimpin barisan. Setelah rapi anak-anak lansung masuk kelas dan duduk membentuk lingkaran di atas karpet kemudian guru pendamping membuka pelajaran atau memulai kegiatan awal yang dimulai dengan salam, doa, absen, hafalan, dan nyanyi.Cara guru menstimulus anak untuk menumbuhkan keberanian bertanya anak adalah dengan cara menggunakan model acak dengan kartu huruf bergambar yang ditujukan kepada semua anak dengan memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Dan guru tidak mendesak anak harus bisa bertanya tetapi tugas guru adalah mengajak anak untuk belajar dalam suasana yang tidak tegang dan menyenangkan. Sehingga anak nyaman dan tidak takut untuk mengajukan pertanyaan kepada guru. Respon guru terhadap pertanyaan anak adalahguru memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Misalnya dengan cara menanyakan kepada semua anak dahulu siapa yang mau mengajukan pertanyaan dari gambar yang diperlihatkan. Jika guru belum pasti dengan jawabannya atau belum bisa untuk menjawab pertanyaan anak, tidak ada salahnya guru mengakui kalau guru juga tidak mengetahui jawabannya. Pada saat guru mengecek kehadiran anak, guru bertanya kepada anak siapa saja yang tidak hadir hari ini dan siapa yang tahu kemana temannya? Anak menyebutkan nama temannya yang tidak datang dan ada anak yang menyampaikan pesan teman yang tidak dapat masuk. Pada saat hafalan guru menunjuk salah satu anak untuk memimpin temannya pada saat hafalan, misalnya nama-nama hari, nama-nama benua, dan menyebutkan lambang pancasila. Kemudian masuk ke kegiatan inti yang disampaikan oleh guru kelas yaitu tentang pengenalan huruf vokal dan huruf konsonan melalui kartu huruf bergambar, yang awalnya guru menuliskan huruf vokal dan kemudian dibawahnya dituliskan huruf konsonan di papan tulis. Pada awalnya semua anak di ajak untuk mengajukan pertanyaan atas gambar dan huruf apa yang ibu pegang menyebutkan mana yang jenis huruf vokal dan mana yang jenis huruf konsonan, setelah anak mengenal kemudian guru menunjuk anak satu-satu untuk
5
mengajukan pertanyaan tentang gambar dan huruf apa. Setelah anak mengenal huruf konsonan dan huruf vokal, anak mewarnai bentuk gambar awan dan matahari. Pada saat istirahat anak ada yang bermain di dalam kelas dan ada anak yang bermain di luar kelas. Setelah selesai bermain anak masuk kembali untuk makan, sebelum makan anak cuci tangan kemudian berdoa sebelum makan yang di pimpin oleh salah satu anak-anak, setelah itu makan bersama dan berdoa setelah makan bersama-sama. Kegiatan akhir diskusi kegiatan hari ini yaitu ada anak yang mengangkat tangannya ibu hari ini kita belajar tentang huruf kan? kemudian gurunya menjawab dan memuji anak tersebut dan ayo kita tepuk tangan untuk anisa sudah berani menyimpulkan kegiatan kita hari ini. Setelah itu dilanjutkan dengan doa salam dan pulang. Guru merencanakan pembelajaran untuk menumbuhkan keberanian bertanya anak pada usia 5-6 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur, selain mengacu pada PERMEN No.58 Tahun 2009, juga menggunakan buku pilar karakter baik menyusun program kegiatan tahunan RKM, dan RKH sekolah yang dibuat oleh kelompok kerja guru PAUD gugus IV Kecamatan Pontianak Timur yang terdiri dari TK Daarul Jannah dan TK Permata Bunda. Untuk pembuatanRKH biasanya dibuat berdasarkan tema sedangkan untuk indikatornya berdasarkan kurikulum PERMEN No 58 Tahun 2009, sudah langsung merangkap untuk satu minggu kadang-kadang dibuat per hari juga. Pemilihan tema dan pengembangan sub tema yang dilaksanakan berdasarkan program sekolah untuk target pencapaian yang dapat dilihat dari puncak tema. Misalnya alam semesta sub tema gejala alam, anak diharapkan dapat mengenal jenis gejala alam.Untuk pengaplikasian tema guru dapat menyesuaikan dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat dan kondisi lingkungan serta keadaan anak pada saat pembelajaran berlangsung. Cara gurumenstimulus anak untuk menumbuhkan keberanian bertanya anakadalahdenganmenggunakan model acak dengan kartu huruf bergambar yang ditujukan kepada semua anak dengan memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Dan guru tidak mendesak anak harus bisa bertanya tetapi tugas guru adalah mengajak anak untuk belajar dalam suasana yang tidak tegang dan menyenangkan. Sehingga anak nyaman dan tidak takut untuk mengajukan pertanyaan kepada guru. Model acak dipilih dirasakan sangat tepat digunakan untuk menumbuhkan keberanian bertanya anak karena strategi tersebut anak menjadi senang, dan berlomba-lomba untuk mengajukan pertanyaan, namun jika ada anak yang hanya diam saja tetap diberi kesempatan untuk bertanya.menumbuhkan keberanian bertanya anakadalah dengan menggunakan model acak dengan kartu huruf bergambar yang ditujukan kepada semua anak dengan memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Dan guru tidak mendesak anak harus bisa bertanya tetapi tugas guru adalah mengajak anak untuk belajar dalam suasana yang tidak tegang dan menyenangkan. Sehingga anak nyaman dan tidak takut untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.Model acak dipilih dirasakan sangat tepat digunakan untuk menumbuhkan keberanian bertanya anak karena strategi tersebutanak
6
menjadi senang, dan berlomba-lomba untuk mengajukan pertanyaan, namun jika ada anak yang hanya diam saja tetap diberi kesempatan untuk bertanya. Cara guru merespon pertanyaan anak untuk menumbuhkan keberanian bertanya anak adalahdengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Misalnya dengan cara menanyakan kepada semua anak dahulu siapa yang mau mengajukan pertanyaan dari gambar yang diperlihatkan. Jika guru belum pasti dengan jawabannya atau belum bisa untuk menjawab pertanyaan anak, tidak ada salahnya guru mengakui kalau guru juga tidak mengetahui jawabannya. Guru memilih memberikan kesempatan kepada anak adalah dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan, cara ini dipilih bertujuanuntuk melatih atau membiasakan anak agar berani untuk bertanya dan membantu temannya dan untuk menciptakan suasana yang akrab sehingga tidak ada rasa takut anak untuk berdiskusi dengan guru dan temannya.Reaksi anak ketika guru menggunakan cara tersebut adalah senang dan rebutan mengajukan pertanyaan dan merasa diperhatikan oleh gurunya. Yang menjadi faktor pendukung anak usia 5—6 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur dalam menumbuhkan keberanian bertanya anak adalah penggunaan media yang digunakan guru meransang anak untuk bertanya dan kemampuan guru dalam penyampaian tujuan pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH). Alasan guru menggunakan media kartu huruf bergambar adalah anak mudah tertarik dengan gambar dan media yang belum pernah dilihat oleh anak. Untuk penggunaan media kartu bergambar biasanya guru menggunakannya 1 minggu sekali. Faktor penghambat yang dihadapi guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya itu pasti ada, salah satunya adalah anak kurang respon pada saat ibu gurunya bicara didepan sehingga tidak mengerti apa yang dibicarakan, terkadang anak juga merasa malu dan takut untuk bertanya sehingga anak lebih memilih untuk diam.Cara guru mengatasi faktor penghambat tersebut adalah dengan melakukan pendekatan kepada individu atau anak tersebut dan terkadang guru menunjuk anak untuk berani mengajukan pertanyaan, sehingga dapat melatih keberaniaan anak. Dan dengan memberi pembiasaan kepada anak untuk bertanya dengan sopan yaitu dengan mengangkat tangan kanan baru berbicara, sehingga kelas tidak begitu ribut dan anak-anak yang lain juga dapat mendengarkan apa kata temannya. Alasan guru memilih cara mengatasi faktor penghambat adalah untuk melakukan pendekatan kepada anak-anak dan memberikan pembisaan kepada anak-anak untuk berani bertanya berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Pembahasan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2013 sampai tanggal 1 Juni 2013. Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian di TK Daarul Jannah Pontianak Timur yang mencakup tentang strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya pada anak usia 5-6 tahun di TK Daarul Jannah Pontianak Timur. Acuan pembelajaran yang digunakan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran untuk menumbuhkan keberanian bertanya 7
anak adalah menggunakan Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, RKM, RKH, buku pilar karakter, hasil raker (rapat kerja), dan program kegiatan tahunan sekolah yang dibuat oleh kelompok kerja guru (KKG) PAUD gugus IV kecamatan Pontianak Timur yang terdiri dari TK Daarul Jannah dan TK Permata Bunda. Acuan itu digunakan untuk memudahkan penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga menunjang ketercapaian program yang optimal dengan berpanduan pada acuan tersebut. Kemudian memilih indikator yang cocok dalam kegiatan di tema yang akan disampaikan oleh guru. Lalu disusun perencanaan pembelajaran persemester, perbulan, perminggu (RKM), baru kemudian ke RKH. Hal ini sejalan dengan pendapat Masitoh, dkk (2004:4.4) menyatakan, bahwa “Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat tercapai.” Cara guru menstimulus anak untuk menumbuhkan keberanian bertanya pada anak umur 5-6 tahun adalah dengan caramenggunakan model acak dengan kartu huruf bergambar yang ditujukan kepada semua anak dengan memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Dan guru tidak mendesak anak harus bisa bertanya tetapi tugas guru adalah mengajak anak untuk belajar dalam suasana yang tidak tegang dan menyenangkan. Sehingga anak nyaman dan tidak takut untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.Hal ini sejalan dengan pendapat Skinner dalam Sukarjo & Ukim Komarudin (2012:37), bahwa “ Tingkah laku yang menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu merespons.” Contohnya dengan guru menggunakan media kartu huruf bergambar maka anak-anak akan merasa terpancing untuk bertanya. Jadi stimulus diberikan guru yang berupa media kartu huruf bergambar akan menyebabkan anak-anak terpancing untuk berani bertanya. Sehingga terjalin komunikasi yang baik antara guru dengan anak-anak. Anak tidak merasa takut untuk bertanya kepada gurunya, anak dapat belajar sambil bermain kartu huruf bergambar.Reaksi anak ketika guru menggunakan cara tersebut adalah senang dan rebutan mengajukan pertanyaan dan merasa diperhatikan oleh gurunya.Respon guru terhadap pertanyaan anak adalahguru memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Misalnya dengan cara menanyakan kepada semua anak dahulu siapa yang mau mengajukan pertanyaan dari gambar yang diperlihatkan. Jika guru belum pasti dengan jawabannya atau belum bisa untuk menjawab pertanyaan anak, tidak ada salahnya guru mengakui kalau guru juga tidak mengetahui jawabannya. Respon guru terhadap pertanyaan anak adalahguru memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan. Misalnya dengan cara menanyakan kepada semua anak dahulu siapa yang mau mengajukan pertanyaan dari gambar yang diperlihatkan. Jika guru belum pasti dengan jawabannya atau belum bisa untuk menjawab pertanyaan anak, tidak ada salahnya guru mengakui kalau guru juga tidak mengetahui jawabannya. Faktor pendukung strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya anak adalah penggunaan media yang digunakan guru meransang anak untuk bertanya dan kemampuan guru dalam
8
penyampaian tujuan pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH). Alasan guru menggunakan media kartu huruf bergambar adalah anak mudah tertarik dengan gambar dan media yang belum pernah dilihat oleh anak. Misalnya menggunakan media kartu huruf bergambar ini dapat memudahkan anak terpancing untuk mengajukan pertanyaan. Untuk penggunaan media kartu bergambar biasanya guru menggunakannya 1 minggu sekali. Hal ini sejalan dengan pendapat Zuhirini dalam (Nefo Rifai, 2013) yang menyatakan bahwa “Faktor-faktor pendukung strategi pembelajaran untuk menumbuhkan keberanian bertanya adalah 1) sikap mental guru, 2) kemampuan guru dan 3) penyediaan alat peraga atau media.” Misalnya menggunakan media kartu huruf dapat memudahkan anak terpancing untuk bertanya.Faktor penghambat yang dihadapi guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya itu pasti ada, salah satunya adalah anak kurang respon pada saat ibu gurunya bicara didepan sehingga tidak mengerti apa yang dibicarakan, terkadang anak juga merasa malu dan takut untuk bertanya sehingga anak lebih memilih untuk diam. Dan anak yang rebutan ketika ingin mengajukan pertanyaan, sehingga guru tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan anak karena tidak semua anak yang berani untuk mengangkat tangan untuk bertanya. Cara guru mengatasi faktor penghambat tersebut adalah dengan melakukan pendekatan kepada individu atau anak tersebut dan terkadang guru menunjuk anak untuk berani mengajukan pertanyaan sehingga dapat melatih keberanian anak. Dan dengan memberi pembiasaan kepada anak untuk berani bertanya dengan sopan yaitu dengan mengangkat tangan kanan baru berbicara, sehingga kelas tidak begitu ribut dan anak-anak yang lain juga dapat mendengarkan apa kata temannya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Perencanaan strategi pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk menumbuhkan keberanian bertanya anak adalah Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, RKM, RKH, buku pilar karakter, hasil raker (rapat kerja), dan program kegiatan tahunan sekolah yang dibuat oleh kelompok kerja guru (KKG) PAUD gugus IV kecamatan Pontianak Timur yang terdiri dari TK Daarul Jannah dan TK Permata Bunda. Cara guru menstimulus anak untuk berani bertanya pada umur 5-6 tahun adalah menggunakan model acak dengan kartu huruf bergambar. Respon guru terhadap pertanyaan anak adalah dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir sebelum mengajukan pertanyaan.Faktor pendukung strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya pada anak usia 5-6 tahun adalah penggunaan media yang digunakan guru meransang anak untuk bertanya dan dapat memudahkan guru dalam penyampaian tujuan pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH).Faktor penghambat yang dihadapi guru dalam menumbuhkan keberanian bertanya itu pasti ada, salah satunya adalah anak kurang respon pada saat ibu gurunya bicara didepan.
9
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) Sebaiknya guru-guru dan pedamping perlu mengadakan pertemuan dengan orang tua sebelum ajaran baru dimulai untuk membahas tentang aturan dan program ynag dibuat sekolah sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tercipta simulasi sinergis antara guru, sekolah dan orang tua. Sehingga orang tua juga dapat membantu guru dalam mencapai perkembangan anak. (2) Lebih memberi pemahaman yang baik kepada anak pada saat anak berani untuk berbicara ketika ibu guru sedang berbicara. (3) Jika guru mengalami kendala dalam proses pembelajaran dapat diselesaikan dengan mengadakan Raker sehingga dapat teratasi secara bersam-sama. (4) Kekompakkan antara guru kelas dan pendamping lebih di tingkatkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2003. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 TentangSisdiknas.Jakarta: Depdiknas. Jacobsen, A David dkk. 2009. Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA Edisi ke-8.Penterjemah: Achmad Fawaid &Khoirul Anam. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Komarudin, ukim & Sukardjo. 2012. Landasan Pendidikan Konsep & Aplikasinya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Masitoh. 2004. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka Rifai, Nefo. 2013. Faktor-faktor pendukung dan penghambat. Indonesia: Dunia Informatika. (0nline). (http://duniainformatikaindonesia.Blogspot.com/2013/03/faktor-faktorpendukung-dan-penghambat.html, diunduh pada tanggal 26 Maret 2013). Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.
10