MENGEMBANGKAN KECERDASAN NATURALIS TENTANG LINGKUNGAN PRASEKOLAHANAK USIA 5-6 TAHUN TK LKIA III PONTIANAK
ARTIKEL ILMIAH
YULIE EKAYANTI NIMF54109024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014
MENGEMBANGKAN KECERDASAN NATURALIS TENTANG LINGKUNGAN PRASEKOLAHANAK USIA 5-6 TAHUN TK LKIA III PONTIANAK
ARTIKEL ILMIAH
YULIE EKAYANTI NIMF54109024
Disetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. M. Thamrin, M.Pd S.Pd NIP. 195508271985031003
Dr. Marmawi R, M.Pd NIP. 195809011987031003
Mengetahui,
Dekan FKIP
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Dr. Aswandi NIP. 195805131986031002
Dr. M. Syukri, M.Pd NIP. 195805051986031004
MENGEMBANGKAN KECERDASAN NATURALIS TENTANG LINGKUNGAN PRASEKOLAH ANAK USIA 5-6 TAHUN TK LKIA III PONTIANAK Yulie, M. Thamrin, Marmawi R Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia DiniFKIP Untan Email:
[email protected]
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak usia 5-6 tahun di TK LKIA III Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, berbentuk kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru dan anak usia 5-6 tahun di kelompok B. Teknik dan alat pengumpulan data menggunakan teknik komunikasi langsung, teknik observasi langsung, studi dokumenter. Dari hasil penelitian bahwa kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah ini telah diterapkan dengan baik.Kecerdasan naturalis dilaksanakan setiap hari melalui pembiasaan dan melibatkan anak secara aktif di dalam kegiatan bermain. Adapun hambatan dari kegiatan kecerdasan naturalis, media yang masih belum banyak untuk menstimulasi kegiatan anak dan dinilai belum memenuhi standar bahan main di TK, Kata Kunci : Kecerdasan Naturalis Abstract: The research has a purpose to know the learning how to develop the natural intelligence of the 5-6 years old children in kindergarten LKIA III Pontianak. The method in this research was descriptive in form of qualitative. Actually, the subjects of research were the teachers and the children it the age of 5 to 6 in group B. The techniques and tools of data collection were direct communication, observation, documenter study. The result of the research showed that the natural intelligence about pre-school environment has been applied effectively. The natural intelligence was implemented everyday through habitual way of engaging the children actively in playing activities. Therefore, the resistance of natural intelligence activity was around the media which showed the weakness in stimulating the children activities and fulfilling the standard of playing media in kindergarten. Keywords:Intelligence Naturalist
1
P
endidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat 14, menyatakan “pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi hidup selanjutnya. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan suasana dan lingkungan dimana anak dapat mengeplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak Pendidikan pada anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual).Kecerdasan naturalis perlu diajarkan dan ditanamkan sejak anak usia dini, yaitu antara 0-6 tahun. Sesuai dengan teori dengan perkembangan otak, karna pada anak usia dini ini anak lebih cepat meresap apa yang di terapkan oleh guru atau menanamkan daya ingat anak. Peran orang tua sangat mempengaruhi kecerdasan naturalis, karna itu orang tua dan PAUD lah yang mempunyai peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai naturalis.Untuk itu, orang tua dan guru PAUD harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang nilai-nilai naturalis agar mereka dapat memberikan pengetahuan teori dan contoh nyata kepada anak-anak tersebut.Sehingga sejak dini anak-anak sudah mendapat pengetahuan tentang lingkungan dan bagaimana melestarikan lingkungan dengan praktek langsung atau contoh nyata dapat mendorong anak lebih menumbuhkan rasa sayangnya kepada lingkungan.Contoh kecil misalnya, memelihara lingkungan (menanam, menyiram, menyiangi, memupuk, menyayangi tanaman sambil menjelaskan kepada anak).Memelihara dan menyayangi binatang, membersihkan lingkungan sekitar, membuang sampah pada tempatnya, membiasakan mereka untuk tidak mencabut tanaman secara kasar atau
2
sembarangan. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan sejak dini ini akan menjadi memori yang tertanam dalam otak anak sehingga mereka anak secara konsisten akan mempraktekkan nilai-nilai naturalis. Namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, yakni sikap anak yang cenderung tidak peduli terhadap apa saja yang berada di lingkungan prasekolahnya, kebersihan lingkungan taman kanak-kanak serta manfaat tanaman yang ada di halaman prasekolah. Misalnya ketika memakan permen dan membuang kulit permen tersebut tidak pada tempatnya. Hal inilah yang kemudian membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang kecerdasan naturalis yang dilakukan guru di TK LKIA III Pontianak.TK LKIA III Pontianak sebagai tempat penelitian ini juga melaksanakan kecerdasan naturalis tentang lingkungan kepada anak usia 5-6 tahun, sebagai bekal kepada mereka agar siap memasuki pendidikan lanjut. Oleh karena itu, peneliti bermaksud meneliti tentang “kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah pada usia 5-6 tahun di TK LKIA III Pontianak. Menurut Biecher dan Snowman dalam Soefandi dan Pramudya (2009) anak usia dini adalah anak yang berada dalam usia 3-6 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak bersifat unik, artinya memiliki karakteristik pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, kognitif atau intelektual, sosial emosional serta bahasa. Gadner dalam Sujiono (2009) menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat. Pendidikan pada anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kebeberapa arah berikut ini: 1) Pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar). 2) Kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual). 3) Sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, yang disesuaikan dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak usia dini (Maimunah, 2012) Gadner dalam Sujiono (2009) pada mulanya memaparkan 7 (tujuh) aspek intelegensi yang menunjukkan kompetensi intektual yang berbeda, kemudian menambahkannya menjadi 8 (delapan) aspek kecerdasan, yang terdiri dari kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan fisik/kinestetik, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalis, tetapi dalam penerapan di Indonesia ditambah menjadi 9 (sembilan), yaitu kecerdasan spritual. Kecerdasan naturalis adalah kemampuan merasakan bentuk-bentuk serta menghubungkan benda-benda yang ada di alam.Keahlian mengenal dan mengekplorasi spesies (flora, fauna) di lingkungan sekitar, mengenal eksistensi
3
spesies, memetakan hubungan antara beberapa spesies dan fenomena alam lainnya. Anak-anak dengan kecerdasan naturalis yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk kepada binatang, di usia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan dan hujan, asal-usul binatang, pertumbuhan tanaman, dan tata surya dalam Indra Soefandi (2009). Setiap anak dilahirkan dengan membawa sejumlah potensi yang di wariskan dari generasi sebelumnya.Potensi bawaan merupakan faktor keturunan (heredity factor), sebenarnya merupakan suatu kemampuan awal yang dimiliki oleh setiap individu yang baru dilahirkan untuk beradaptasi dengan lingkungannya (Sujiono dan Sujiono 2004).Agar anak berkembang secara optimal, potensi bawaan perlu ditumbuh kembangkan melalui berbagai stimulasi dan upaya-upaya dari lingkungan. Anak perlu mendapat kesempatan untuk mengembangkan aspek kecerdasan majemuk lainnya, seperti kecerdasan spasial, musikal, kinestetik, naturalistik, intrapersonal dan interpersonal. Kebanyakan anak memiliki sejumlah kecerdasan dan gaya belajar yang berbeda dan dapat ditampilkan dalam berbagai cara yang berbeda serta sesuai dengan situasi dan kondisi. Perilaku kecerdasan naturalis dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu : 1) Membuang sampah pada tempatnya. 2) Mengamati proses alamiah percampuran warna. 3) Mengamati berbagai jenis tumbuhan. 4) Mengenal macam/jenis binatang. 5) Mengenal anggota tubuh binatang kaki anggota lain serta kepala (mata, telinga, mulut).Menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Media dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan (Permendiknas 2002:7). METODE Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Nawawi, H. (2007 ) “metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak”. Melalui metode ini Peneliti bermaksud mendeskripsikan tentang fenomena-fenomena yang terjadi berkaitan dengan kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah pada anak usia 5-6 tahun di TK LKIA III Pontianak. Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Menurut Lexy J. Moleong (2007) pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu data yang tertulis atau lisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang yang menjadi objek peneliti.
4
Subjek dalam penelitian ini meliputi guru, kepala sekolah orang tua dan anak usia 5-6 tahun di kelompok B yang berjumlah 16 orang, terdiri dari empat anak laki-laki dan dua belas anak perempuan. Guru kelompok B sebagai informan utama dalam memperoleh data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain: teknik komunikasi langsung, teknik observasi langsung, teknik studi dokumenter. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pedoman wawancara, daftar pedoman observasi, data dokumentasi, catatan lapangan. Dalam hal analisis data kualitatif menururt Moleng dalam Heri Jauhari (2010) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudahdipahami oleh peneliti maupun orang lain. Cara menganalisis data kualitatif ialah dengan cara mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengatagorikannya. Dalam menganalisis data menurut Miles dan Huberman, dalam Sugiyono (2008) terdiri dari empat alur kegiatan yaitu: pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan conclusion drawing/ verification. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK LKIA III, yang beralamat di JL. Ahmad Marzuki Pontianak. TK LKIA III didirikan sejak tahun 1966 di bawah Yayasan Kesejahteraan Ibu dan Anak (YKIA).YKIA didirikan pada tanggal 7 Februari 1953 merupakan yayasan yang pertama menyelenggarakan Taman Kanak-Kanak (TK). Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Kecerdasan Naturalis tentang Lingkungan Prasekolah pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK LKIA III Pontianak. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah yaitu sebelum guru memulai kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan naturalis terlebih dahulu guru menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan Harian), RKH tersebut berisikan hal-hal terkait tema, pembahasan, dan kegiatan pembelajaran yang terkait dengan tema seperti saat ini tema berkaitan dengan alam yang sangat berhubungan dengan kecerdasan naturalis, menyiapkan ruangan kondusif, bersih dan nyaman, bahan/media yang akan digunakan guru. Memberikan penyegaran kepada anak melalui permainan
5
kecil ataupun senam dengan lagu, sekedar merangsang anak untuk menggerakkan motoriknya. Bercakap-cakap menyapa anak serta tanya jawab sesuai tema. Dalam kegiatan kecerdasan naturalis ada metode lain yang mendukung kegiatan ini misalnya pada awal pembelajaran yang sudah disebutkan di atas, seperti metode cakap-cakap dulu dalam mengenalkan benda beserta sifatnya, bercakap-cakap untuk menggali pengetahuan anak, melatih anak untuk mengungkapkan apa yang diketahui serta mengetahui pemahaman anak terhadap kegiatan yang akan dilakukan misalnya kegiatan memungut sampah, mengenalkan kepada anak tumbuhan yang ada disekitar lingkungan prasekolah. Kemudian metode pemberian tugas baik itu individu maupun kelompok agar anak lebih paham dan lebih mengasah kemampuan anak, memberi tugas seperti ini mewarnai, mengisi lembar kerja yang ada dimajalah dan lain-lain agar selain mengasah kemampuan pengetahuan anak, juga mengasah kemampuan motorik, kognitif, dan membantu perkembangan aspek lain juga. Semua direncanakan menjadi satu paket dalam RKH yang disesuaikan dengan tema pada hari itu sesuai dengan kurikulum dan Permen 58 tahun 2009. Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan dapat dilihat langkahlangkah dalam kegiatan kecerdasan natauralis tentang lingkungan prasekolah adalah sebagai berikut: 1) Guru membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang terkait dengan kegiatan kecerdasan naturalis tersebut, terutama kegiatan pembelajaran tentang kecerdasan naturalis selalu disisipkan di awal kegiatan inti dan diaplikasikan lebih lanjut kegiatan ini guru merencanakan pada kedua dan ketiga kegiatan. 2) Sebelum memulai kegiatan, guru selalu mengkondisikan suasana yang menyenangkan, misalnya sebelum kegiatan dimulai terlebih dahulu guru mengajak anak bercakap-cakap kegiatan yang akan dilakukan yaitu kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan naturalis bagaimana menjaga lingkungan agar tetap bersih dan indah, bernyanyi, senam, dan lain-lain. 3) Pada proses selanjutnya adapun langkah-langkahnya anak-anak diperkenalkan dulu dengan media/alat/bahan untuk kegiatan, kemudian guru menjelaskan serta memberikan contoh apa yang akan dilakukan tiap tahap kegiatannya, guru pun memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya apa yang belum jelas dan dimengerti anak. Media apa Saja yang Digunakan Guru dalam Kegiatan Mengembangkan Kecerdasan Naturalis tentang Lingkungan Prasekolah pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK LKIA III Pontianak. Adapun media yang digunakan guru dalam kegiatan kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah pada anak usia 5-6 tahun di TK LKIA III Pontianak yaitu media yang digunakan ketika mengenalkan berupa gambar, macam-macam pewarna dari makanan, kertas gambar kegiatan, kaleng plastik bekas, kapas, dan kecambah. Tidak semua media dibeli oleh guru ada juga yang
6
dibuat dari bahan-bahan bekas berupa gelas plastik bekas anak minum yang dikumpulkan guru karena sewaktu-waktu berguna untuk media atau bahan ketika kegiatan.Selain bahan bekas yang digunakan guru media bergambar seperti gambar-gambar berbagai jenis binatang, gambar anak yang menjaga lingkungan agar tetap bersih dan indah. Ada juga media/permainan lain yang menunjang kecerdasan naturalis pada anak yaitu mengamati lingkungan dan pertumbuhan tanaman secara langsung untuk menambah pengetahuan kepada anak bagaimana asal mula pertumbuhan tanaman dari kecil hingga tumbuh besar dengan mempraktekkan langsung kepada anak seperti dalam penelitian mengamati pertumbuhan kecambah dari kacang hijau yang kemudian berkembang menjadi kecambah anak sangat antusias dalam kegiatan ini. Mengenal jenis binatang melalui media bergambar serta mengenalkan anak percampuran warna. Mengajarkan kecerdasan naturalis kepada anak lebih menyenangkan anak dapat mengamati apa saja yang ada di lingkungan prasekolahnya serta menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, karena membuat anak sangat antusias dan bersemangat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sehingga yang tadinya anak tidak besemangat, main sendiri ataupun menggangu teman menjadi tertarik dan mau bergabung dengan temannya.Selain itu dengan kegiatan kecerdasan naturalis tentang lingkungan ini sangat membantu guru dalam menstimulus anak, menanamkan nilai-nilai kecerdasan pada anak sejak dini untuk menjaga lingkungan serta menyayangi lingkungan dan binatang peliharaan dapat menanamkan daya ingat kepada anak sejak sedini mungkin. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, media yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah adalah dengan media gambar, macam-macam pewarna dari makanan, kertas gambar kegiatan anak, kaleng plastik bekas, kapas, lingkungan prasekolah langsung.Media tersebut ada yang dibuat sendiri menggunakan bahan bekas dan berupa gambar yang dibeli. Media yang dibuat sendiri oleh guru antara lain gelas plastik tadah, gambar binatang yang dibuat oleh guru. Selanjutnya untuk media penunjang dari kegiatan kecerdasan naturalis ini, seperti saat penjelasan materi pembelajaran, guru membutuhkan media seperti papan tulis, spidol, dan buku/majalah.Media ini digunakan pada awal kegiatan inti, papan tulis digunakan untuk menggambar binatang dan tumbuhan serta menuliskan kata awal dari yang digambarkan oleh guru.Permainan dengan media tersebut juga bisa untuk mengembangkan pengetahuan anak tentang lingkungan, gerak motorik, sosial emosional anak dan lain-lain.Sarana dan prasarana di kelompok B terlihat sudah dimanfaatkan dengan baik.
7
Apa Saja Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecerdasan Naturalis tentang Lingkungan Prasekolah pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK LKIA III Pontianak Faktor yang menghambat dalam kegiatan kecerdasan naturalis ini yaitu seperti media pendukung /bahan main yang masih belum begitu banyak. Kadang anak semangat dan ada beberapa yang tidak bersemangat, bagaimana guru pandaipandai mencari cara untuk bisa membuat anak bersemangat dan berpartisivasi. Kemudian faktor dari orang tua ada beberapa yang yang terkesan memaksakan anaknya agar cepat bisa membaca, menulis tanpa memperhatikan perkembangan anaknya, sehingga guru sering disalahkan karena tidak mengajarkan anak untuk menulis dan membaca, padahal semua itu ada tahapannya, anak tidak bisa dipaksakan akan berakibat kepada anak yang merasa terbebani dan malas. Cara mengatasinya guru harus pandai dan kreatif dalam menciptakan permainan dan mengklasifikasikannya dengan kegiatan inti yang lain. Guru juga harus mengkomunikasikan kepada semua orang tua anak untuk memberikan pemahaman bahwa setiap anak berbeda, orang tua tidak bisa memaksakan anak harus segera bisa menulis dan membaca, jika tidak ingin perkembangan anak terganggu nantinya. Sedangkan, faktor yang mendukung kecerdasan naturalis, menurut ibu Ida selaku guru pengajar di kelompok B faktor pendukung dalam kegiatan kecerdasan naturalis yaitu dilihat dari kegiatan langsung mengamati apa yang ada disekitar lingkungan lembaga prasekolah, media yang sangat sederhana, sistematis dan menarik perhatian anak sehingga anak lebih cepat mengerti dan pandai, khususnya dalam menjaga lingkungan. Tingkat psikologis, konsentrasi anak pada kegiatan dinilai sudah baik, sehingga mendukung dalam proses kegiatan kecerdasan naturalis. Serta orang tua antusias dalam mendukung kegiatan kecerdasan naturalis tentang lingkungan karena akan memberikan memori yang positif bagi anak kemasa yang akan datang. Sedangkan menurut ibu Cici selaku guru pendamping dapat diketahui bahwa faktor yang mendukung ialah media, guru dan orang tua.Karena dengan media yang menarik dan kegiatan yang tidak membosankan membuat anak semakin bersemangat dalam pembelajaran.Apa lagi anak sangat senang jika pembelajaran dilakukan dengan bermain baik di dalam maupun luar kelas serta mengamati apa saja yang ada di lingkungan prasekolah, bermain sambil belajar mengetahui bagaimana menjaga lingkungan agar bersih, indah dan sehat. Dari hasil yang observasi peneliti lakukan dapat diketahui bahwa faktor yang menghambat kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah antara lain adalah media/alat/bahan masih kurang atau belum bervariatif. Dalam hal ini sekolah dan para guru sedang bertahap melengkapi atau menciptakan bahan main untuk kegiatan pembelajaran. Hambatan lain disebabkan adanya anak yang
8
kurang bergairah dalam belajar karna lebih terfokus pada kesibukannya sendiri serta faktor kesehatan anak juga sangat mempengaruhi dalam pembelajaran kegiatan. Walaupun demikian, sejauh ini berdasarkan pengamatan peneliti saat kegiatan berlangsung guru masih bisa mengatasi hambatan tersebut, sehingga tidak menjadi masalah/hambatan yang berarti yang menyebabkan kegiatan kecerdasan naturalis ini terhambat. Banyak alternatif lain yang guru lakukan dalam mengatasi hal ini misalnya mencari sumber-sumber bahan kegiatan main dan kegiatan yang baru agar anak tidak merasa bosan, kadang guru juga mendiskusikan dengan anak apa yang ingin anak lakukan pada hari itu, sehingga anak akan merasa senang dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengutarakan pendapat serta memilih kegiatan sendiri. Faktor yang mendukung kegiatan kecerdasan naturalis yaitu yang pertama media yang sudah mendukung dan menarik minat anak dalam kegiatan pembelajaran.Kedua, guru sudah berpengalaman dan sangat baik dalam menyampaikan pembelajaran yang berurutan, intonasi suara yang jelas sehingga anak bisa mendengar apa yang disampaikan oleh guru. Ketiga, ruang kelas yang cukup besar sesuai dengan jumlah anak.Keempat, tingkat daya ingat dan daya tangkap anak sudah baik, sehingga anak mengerti dan bisa melaksanakan kegiatan dengan benar.Kelima, kegiatan ini dinilai adalah pembelajaran yang sistematis dan mudah diterapkan kepada anak, karena sesuai dengan prinsip anak belajar sambil bermain.Dan terakhir keenam, terdapat komunikasi yang efektif antara anak dan guru dan orang tua yang sangat mendukung kegiatan kecerdasan naturalis ini. Orang tua sangat terbantu apabila di lembaga anak-anak diajarkan dengan cara bermain yang membuat anak merasa senang dan tidak merasa bosan untuk pergi ke taman kanak-kanak. Pembahasan Kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah pada anak di TK LKIA III dilakukan melalui pembiasaan dan keterlibatan anak secara aktif di dalam kegiatan bermain baik di dalam maupun di luar ruangan. Melalui pembiasaan ini diharapkan mampu melakukan hal-hal yang baik seperti mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan taman kanak-kanak, dapat menjaga lingkungan sebagaimana yang diajarkan kepadanya. Bermain merupakan kegiatan yang mengasyikkan bagi anak.Melalui bermain anak dapat belajar berbagai hal sekaligus mengembangkan berbagai aspek kecerdasan yang dapat dimiliki lebih dari satu untuk setiap anak. Bermain memberikan kondisi yang tepat di mana untuk belajar dan mempertinggi kualitas pembelajaran melalui aktivitas yang didorong dari dalam dan dipilih sendiri oleh anak.
9
Oleh karena itu, aktivitas bermain tidak dapat lepas dari kegiatan anak di taman kanak-kanak karena bermain adalah wadah bagi anak untuk dapat belajar berbagai hal. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kecerdasan naturalis tentang lingkungan prasekolah ini pada pelaksanaan di kelompok B yaitu terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada perencanaannya dalam kegiatan kecerdasan naturalis ini guru menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan Harian) terlebih dahulu dan melakukan pijakan lingkungan yaitu menyiapkan ruangan yang kondusif bagi anak, serta media/alat/bahan yang akan digunakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru selalu membuat suasana kelas dalam keadaan yang menyenangkan, biasanya guru mengajak anakanak untuk senam, bernyanyi atau bercakap-cakap terlebih dahulu. Dengan tujuan agar materi yang disampaikan akan mudah diserap oleh anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan langkah awal pelaksanaan suatu kegiatan yang terarah pada tujuan tertentu. Perencanaan yang tepat perlu memuat tentang rumusan yang akan dilakukan guru dan anak dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan sebelum kegiatan sesungguhnya dilaksanakan. Pada langkah awal kegiatan ini, guru mengajak anak bernyanyi, bercakapcakap tentang lingkungan sekitar anak dan apa yang dilakukan anak serta bercakap-cakap terkait tentang tema dan pembahasan. Langkah selanjutnya adalah guru memperlihatkan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan menjelaskan langkah demi langkah kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga anak paham dan memberikan kesempatan anak untuk bertanya. Jadi pelaksanaan proses pembelajaran dapat disimpulkan sebagai terjadinya interaksi antara guru dan dengan anak dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sebaiknya berpedoman pada apa yang tertulis dalam perencanaan. Namun, keadaan yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru seharusnya paham tentang segala sesuatu yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi. Adapun media yang biasa digunakan dalam mengajarkan kegiatan kecerdasan naturalis tentang lingkungan sekolah pada anak usia 5-6 tahun pada umumnya menggunakan metode bercerita menggunakan buku atau majalah. Disini dengan cara yang berbeda yaitu dengan pembiasaan serta mengamati lingkungan disekitar lembaga taman kanak-kanak dan melalui permainan.
10
Media yang digunakan ketika mengenalkan berupa gambar, macam-macam pewarna dari makanan, kertas gambar kegiatan anak, kaleng plastik bekas, kapas dan kacang hijau/kecambah. Peran guru dan orang tua dalam kegiatan ini adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara terbaik dengan membangun minat, kebutuhan, dan kelebihan-kelebihan yang ada pada setiap anak. Kegiatan disusun sedemikian rupa sesuai dengan tema dan pembahasan sehingga memudahkan anak memahami makna dan memudahkan anak mengingat ketika guru menjelaskan kegiatan.Anak bukan hanya diharapkan mengenal huruf tetapi juga mengenal benda beserta manfaatnya dan diharapkan melalui permainan yang sederhana anak dapat menjaga lingkungan agar tetap bersih dan indah. Faktor penghambat dalam kegiatan kecerdasan naturalis yaitu seperti media pendukung/bahan main yang belum begitu banyak. Kadang anak semangat dan ada beberapa anak yang tidak bersemangat, guru haruslah pandai mencari cara untuk bisa membuat anak bersemangat dan berpartisipasi, karena masih terlihat anak yang asyik dengan sendirinya ataupun bermain bersama teman saat kegiatan. Kemudian faktor dari orang tua masih ada beberapa yang terkesan memaksakan anaknya agar cepat bisa membaca, menulis tanpa memperhatikan perkembangan anaknya, sehingga guru sering disalahkan karena tidak mengajarkan anaknya menulis dan membaca, padahal semua itu ada tahapannya, anak tidak bisa dipaksakan karena akan berakibat kepada anak yang merasa terbebani dan malas. Melalui bermain sederhana dalam kegiatan mengenal jenis binatang dan anak dikenalkan hurup awal melalui gambar/media yang digunakan guru. Cara mengatasinya guru harus pandai dan kreatif dalam menciptakan permainan dan mengklasifikasikannya dengan kegiatan inti yang lain. Guru juga harus mengomunikasikan kepada semua orang tua anak untuk memberikan pamahaman bahwa setiap anak berbeda, orang tua tidak bisa memaksakan anak harus bisa menulis dan membaca, jika tidak ingin perkembangan anak terganggu nantinya. Sedangkan faktor pendukung kegiatan kecerdasan naturalis ini antara lain, dapat mengamati secara langsung apa yang ada di lingkungan sekitar taman kanak-kanak, media yang sangat sederhana sistematis dan menarik perhatian anak lebih cepat mengerti dan pandai, khususnya dalam menjaga lingkungan yang menyenangkan apabila diterapkan pada anak, karena sesuai dengan prinsip anak, mengutip pernyataan Mayesty bahwa “bagi seorang anak, bermain adalah yang mereka lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan”(dalam Sujiono, 2009). Tingkat psikologis, konsentrasi anak pada kegiatan dinilai sudah baik, sehingga mendukung kegiatan kecerdasan naturalis. Serta orang tua antusias
11
dalam mendukung kegiatan kecerdasan naturalis tentang kegiatan lingkungan karena akan memberikan memori yang positif bagi anak kemasa yang akan datang. Dengan media yang menarik dan tidak membosankan membuat anak semakin bersemangat dalam pembelajaran. Apalagi anak sangat senang jika pembelajaran dilakukan dengan bermain baik dilakukan di dalam maupun luar kelas serta mengamati apa saja yang ada di lingkungan prasekolah, bermain sambil belajar dapat mengetahui bagaimana menjaga lingkungan agar bersih, indah dan sehat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan di TK LKIA III Pontianak maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan kualitatif lapangan. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti ialah sebagai berikut :1)Langkah-langkah dalam kegiatan kecerdasan naturalis yaitu yang pertama menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan Harian), pijakan lingkungan seperti guru menyiapkan ruangan yang kondusif, bersih dan media/bahan/alat main yang digunakan. Pada awal guru melakukan percakapan atau bercakap-cakap.Kemudian guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kecerdasan naturalis tentang lingkungan.2)Media yang digunakan guru dalam kegiatan kecerdasan naturalis tentang lingkungan sangat beragam macammacam pewarna makanan, wadah plastik, gambar jenis- jenis binatang, kertas gambar kegiatan, kapas, kecambah/kacang hijau. Tidak semua media yang digunakan guru dibuat sendiri ada juga yang dibeli dipasaran.Semua media yang digunakan anak sangat menarik minat anak, aman, bervariasi tidak monoton, disesuaikan dengan kurikulum dan Permen 58 tahun 2009. 3) Faktor penghambat dalam kegiatan kecerdasan naturalis yaitu seperti media pendukung/bahan main yang belum begitu banyak. Kadang anak semangat dan ada beberapa anak yang tidak bersemangat, guru haruslah pandai mencari cara untuk bisa membuat anak bersemangat dan berpartisipasi, karena masih terlihat anak yang asyik dengan sendirinya ataupun bermain bersama teman saat kegiatan. Sedangkan faktor pendukung kegiatan kecerdasan naturalis ini antara lain, dapat mengamati secara langsung apa yang ada di lingkungan sekitar taman kanak-kanak, media yang sangat sederhana sistematis dan menarik perhatian anak lebih cepat mengerti dan pandai, khususnya dalam menjaga lingkungan yang menyenangkan apabila diterapkan pada anak, karena sesuai dengan prinsip anak. Saran Sesuai dengan kesimpulan di atas, selanjutnya sebagai sumbangan pikiran kepada TK LKIA III Pontianak untuk masukan dari hasil penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran, sebagai berikut: 1) Guru diharapkan lebih
12
meningkatkan kreativitas dalam menyajikan kegiatan atau permainan untuk anak, agar terkesan tidak monoton dan membosankan. Sehingga mereka dapat belajar lebih banyak dan mendapat pengalaman yang berbeda-beda disetiap permainannya serta berbagai aspek perkembangan anak dapat tercapai sesuai usia dan tugas perkembangannya. 2) Sebaiknya guru perlu memperhatikan dengan baik alat permainan yang tersedia di luar ruangan demi keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain serta lebih mengenalkan kepada anak tentang menjaga kebersihan lingkungan sekitar. 3)Guru dan orang tua lebih sering berkomunikasi dan tatap muka untuk membahas masalah-masalah dan tumbuh kembang anak. Jika hanya sekali dalam sebulan bisa ditambah menjadi 2 atau 3 kali pertemuan dalam sebulan karena semakin cepat orang tua tau masalah yang dialami anak maka akan semakin cepat pula diatasinya.4)Agar lebih mengembangkan kecerdasan naturalis anak di taman kanak-kanak, guru sebaiknya menambah APE dan bahan main di kelas, supaya anak lebih kaya akan kreativitas yang mengedukasi dan mengembangkan kecerdasan naturalis anak dapat ditingkatkan lagi.5)Mengajak anak untuk mengikuti kegiatan atau mengamati hal yang ada di luar kelas agar anak bisa mengembangkan wawasannya terhadap lingkungan dan alam sekitar. DAFTAR RUJUKAN Hasan, Maimunah. 2012. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).Jogyakarta : DIVA Pres (Anggota IKAPI). Jauhari, Heri. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi.Bandung : CV Pustaka Setia. Moleong, Lexy J. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta.Gajahmada Unervisity Press. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: PT. Indeks. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Soefandi, Indra, & S. Ahmad Pramudya.2009.Strategi Mengembangkan Potensi Kecerdasan Anak. Jakarta: Bee Media Indonesia.
13