STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM MENGATASI KEMACETAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG Africo Ramadhan1 Meiliyana2 1
Sarjana Alumni Jurusan Administrasi Negara FISIP Unila 2 Dosen pada Jurusan Administrasi Negara FISIP Unila Email ;
[email protected]
ABSTRACT Trafic jam is part of multiple diverse problems in the city which is connected to each other. Trafic jam in Bandar Lampung City is one of significant problem which must be solved, especially there is a density of main road in the central of the city, Therefore government itself need amelioration to solve this problem. This research purpose is to describe root of problems which become the main cause of trafic jam in Bandar Lampung City, to know what strategy which has been done by Transportation Department to solve trafic jam in Bandar Lampung City, to analyze implementation of the strategy, and to identify factors which become an obstacle to solve trafic jam in Bandar Lampung City. The method used in this research is descriptive with qualitative approach. The data collected by using depth interview, documentation and observation. Keyword: Trafic Jam, Strategy implementation
PENDAHULUAN
merupakan permasalahan yang banyak terjadi di berbagai kota. Bila di suatu wilayah perkotaan populasinya mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, maka secara linier terjadi juga peningkatan jumlah kendaraan. Hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan yang berarti semakin meningkatnya mobilitas warga masyarakat yang berakibat pada kepemilikan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang memberikan dampak yang cukup besar terhadap lingkungan, terutama akibat penggunaan bahan bakar fosil yang menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran udara terutama di daerah perkotaan. Pencemaran udara akibat gas buang akibat lalu lintas dipengaruhi oleh volume lalu lintas, proporsi kendaraan berat, kecepatan, dan jarak antara sumbu jalan dengan titik yang ditinjau. Kemacetan tidak bisa dipisahkan dari tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Sampai tahun 1996, kemacetan telah terjadi di beberapa kota di Indonesia
Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik dengan baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Jaringan jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan stabilitas nasional, serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan. Dalam dimensi yang lebih luas, jaringan jalan mempunyai peranan yang besar dalam pengembangan suatu wilayah, baik wilayah secara nasional, propinsi, maupun kabupaten/kota sesuai dengan fungsi dari jaringan jalan tersebut. Permasalahan di sektor transportasi
433
434 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.1, Januari – Juni 2012 seperti DKI Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan Yogyakarta. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan kemacetan terjadi di beberapa kota lain seperti Semarang, Palembang, Makasar, Bogor, kemudian disusul oleh Kota Bandar Lampung dan Malang. Hingga sampai saat ini pun, kemacetan masih terus terjadi khususnya di kota-kota besar di Indonesia. (Sumber: http://eprints.undip.ac.id. Diakses pada tanggal 18 agustus 2011). Masalah kemacetan menjadi bagian dari beragam permasalahan kota yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Terjadinya kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung merupakan salah satu permasalahan penting yang harus diatasi oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung, terutama terjadinya kepadatan pada jalan-jalan utama pada kawasan-kawasan pusat kota. Dapat diketahui bahwa data peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bandar Lampung yang ada pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Jumlah Kendaran di Kota Bandar Lampung pada Tahun 2005-2009. Tahun Mobil Motor Probadi 205
40.56
121.682
206
50.380
15.930
207
62.583
19.822
208
.743
25.065
209
96.573
327.180
(Sumber: BPS Kota Bandar Lampung dala Angka dan Dinas Perhubungan, 2010).
Dari tabel di atas dapat diketah bahwa jumlah kendaraan mengala peningkatan yang bagitu cepat, padah peningkatan kendaraan tidak diimban dengan peningkatan infrastruktur ja seperti pelebaran ruas dan perbaikan ja yang rusak. Masalah kemacetan tidak han berimplikasi dengan hal teknis saj melainkan perilaku masyarakat yang leb memilih kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum sebagai sara transportasi.
ADMINISTRATIO
Banyak faktor yang menja penyebab timbulnya kemacetan di Ko Bandar Lampung;Pertama, daya tampung ruas jalan yang overload atau beban yang terlalu berat dengan jumlah kendaraan yang lewat. Beberapa jalan di Kota Bandar Lampung sebenarnya tidak mampu lagi menampung aktivitas kendaraan pada jamjam puncak. Kondisi jalan tersebut kini kontras sekali dengan kondisi 1-2 tahun sebelumnya. Pada ruas jalan protokol misalnya mulai pukul 07.00-18.00 semakin macet. Jika dilihat dalam konteks kota secara keseluruhan, ada beberapa ruas jalan di Bandar Lampung yang rutin mengalami kemacetan ketika jam -jam sibuk, seperti Jalan Kartini, Jalan Raden Intan, dan Jalan Ahmad Yani dan beberapa ruas jalan lainnya di Kota Bandar Lampung meskipun intensitas kemacetannya tidak sama pada pusat kota yang ada di Ibu Kota Jakarta. Kedua, beberapa trafic light rambu lalu lintas yang kurang berfungsi turut menjadi penyebab meningkatnya angka kemacetan di Kota Bandar Lampung. Ketiga, angkutan kota dan perilaku pengguna jalan, perilaku sopir angkutan kota yang berhenti sembarangan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, serta perilaku pengguna jalan bahkan mungkin kita sendiri menjadi faktor penyumbang bertambahnya angka kemacetan. Keempat, tata guna lahan atau pengembangan sarana publik seperti pusat perbelanjaan yang masih berkonsentrasi di pusat kota berimplikasi pada terpusatnya pergerakan kendaraan dan orientasi masyarakat untuk selalu menuju pusat kota untuk berbelanja atau untuk menikmati sarana publik yang memiliki kesan metropolis. Kelima, bertambahnya penggunaan kendaraan pribadi, keinginan untuk memperoleh kenyamanan, prestise, dan kurang representatifnya transportasi massal mungkin mendorong orang-orang yang mampu secara ekonomi untuk membeli dan menggunakan kendaraan pribadi, khususnya roda empat. Bayangkan jika ternyata ratarata kendaraan roda empat di kota initernyata hanya mengangkut 1-2 orang
ISSN : 2087-0825
Africo & Meiliyana ; Strategi Dinas Perhubungan dalam Mengatasi Kemacetan di Bandar Lampung 435
pada setiap kali perjalanannya, tidak dapat dihindari lagi pertambahan volume kendaraan dan meningkatnya beban jalan. Keenam, Pedagang Kaki Lima (PKL). Aktivitas PKL khususnya yang ada di sekitar Jalan Kartini dan Raden Intan dan jalan-jalan lain di pusat kota yang menggunakan badan jalan ikut menyumbang kemacetan. Kemacetan tersebut disebabkan banyaknya kendaraan pribadi yang menuju ke pasar tradisional paling populer di Kota Bandar Lampung tersebut secara bersamaan.(Sumber:Error! Hyperlink reference not valid. pada tanggal 18 agustus 2011).
Tata ruang kota yang menjadi acuan untuk pembangunan sistem tranportasi perkotaan jarang dijadikan sebagai bahan rujukan bersama. Penyusunan rencana kota cenderung tidak banyak melibatkan masyarakat atau kurang aspiratif sehingga kota kehilangan visi pengembangannya. Kota Bandar Lampung dibangun cenderung bagaimana kepentingan kepala daerahnya, baik di tingkat kota maupun di tingkat propinsi. Akibatnya kota sangat rentan terhadap tekanan kepentingan modal kapital. Faktor lain yang harus dibenahi adalah lemahnya kesiapan kelembagaan dan tumpang tindihnya kepentingan masingmasing instansi. Selain itu, kepemimpinan dalam pengelolaan sistem transportasi perkotaan menjadi sangat penting untuk mencegah terjadinya kasus korupsi. Biaya pembangunan transportasi perkotaan yang dikorupsi sudah banyak dilakukan di negeri ini sehingga kualitas dan kuantitasnya sangat jauh dari yang diharapkan. Kondisi yang saat ini yang sering dilupakan oleh pemerintah adalah pembenahan sarana angkutan umum sehingga sering kali perencanaan jaringan angkutan umum tidak diprioritaskan, padahal hak masyarakat termasuk penumpang kendaraan umum dan pejalan kaki harus menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah harus berupaya menarik pengguna kendaraan pribadi untuk berpindah ke angkutan umum meskipun hal ADMINISTRATIO
tersebut tidak mudah. (Sumber: http://www.skyscrapercity.com. Diakses pada tanggal 18 agustus 2011). Saat ini Pemerintah belum mampu secara maksimal melakukan manajemen terhadap sistem transportasi di Indonesia khususnya di Kota Bandar Lampung. Perbandingan antara jumlah kendaraan yang ada tidak sebanding dengan jumlah luas jalan yang ada. Hal ini sebagai pemicu terjadinya kemacetan ditambah buruknya sistem angkutan umum yang ada. Perlu kita sadari juga bahwa kemacetan dapat membuat inefisien seperti waktu, biaya, dan tenaga yang terbuang sia-sia, maka dari itu dari pihak pemerintah sendiri perlu adanya pembenahan khususnya untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan penjelasan pada permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini bisa mendeskripsikan akar masalah penyebab utama kemacetan di Kota Bandar Lampung, strategi apa dan bagaimana pelaksanaan strategi Dinas Perhubungan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung, serta faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. METODE PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sesuai dengan rumusan masalah, maka peneliti memfokuskan pada permasalahan sebagai berikut; Pertama, akar masalah yang menjadi penyebab utama kemacetan di Kota Bandar Lampung; Kedua, strategi yang dilakukan Dinas Perhubungan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung; Ketiga, pelaksanaan strategi Dinas Perhubungan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung dimana upaya yang dilakukan sesuai dengan strategi Dinas Perhubungan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung; Keempat, faktor-faktor yang menjadi kendala dalam mengatasi kemacetan di Kota ISSN : 2087-0825
436 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.1, Januari – Juni 2012 Bandar Lampung. Dalam penelitian ini, sebagai sumber data perseorangan yang diwawancarai yaitu orang yang memiliki kompetensi untuk memberikan keterangan yang relavan dengan tema penelitian. Dalam hal ini aparat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, Manajemen Transportasi Indonesia, DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda), dan Masyarakat. teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara, pengamatan (observasi), dan dokumentasi.
PEMBAHASAN 1. Akar Masalah Penyebab Utama Kemacetan di Kota Bandar Lampung Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di Kota Bandar Lampung adalah semakin meningkatnya jumlah volume kendaraan pribadi. Hal ini dilihat pada data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2005 sampai tahun 2009, Sedangkan jalan tidak mengalami perubahan sehingga mempengaruhi keamanan dan ketertiban serta kelancaran lalu lintas di wilayah Kota Bandar Lampung. Hal tersebut di atas dikarenakan jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ke tahun yang disusul dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor sehingga mengakibatkan kepadatan lalu lintas. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bandar Lampung setiap tahunnya dan disertai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, maka akan semakin mempengaruhi kondisi transportasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat sehingga kebutuhan akan transportasi yang cukup memadai semakin mendesak. Selain itu, transportasi Kota Bandar Lampung berkembang seiring dengan
ADMINISTRATIO
berkembangnya jumlah penduduk, meningkatnya kesempatan kerja, dan meningkatnya tingkat pendapatan sehingga pertumbuhan kendaraan di Kota Bandar Lampung setiap tahunnya semakin tidak terkendali. Selain itu, akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di Kota Bandar Lampung dikarenakan perilaku masyarakat sebagai pengguna fasilitas yangmasih banyak tidak taat akan aturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Perilaku dari para pengendara bermotor yang tidak disiplin menjadi faktor utama penyebab kemacetan yang bertambah parah. Setiap hari akan selalu berhadapan dengan banyak pengendara sepeda motor yang bertindak sesuka hati dan tidak perduli dengan pengendara lainnya, pengendara bermotor yang melanggar lampu merah, pengendara bermotor yang tidak berada di jalur yang seharusnya, pengendara bermotor yang berhenti dan parkir tidak pada tempatnya termasuk menggunakan jalan sebagai tempat parkir, serta masih banyak pelanggaranpelanggaran rambu-rambu lalu lintas lainnya yang membuat kemacetan semakin parah. Begitu juga dengan angkutan umum. Angkutan umum juga merupakan akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di Kota Bandar Lampung. Hal ini dikarenakan buruknya pelayanan angkutan umum yang ada sampai pada saat ini. Keadaan inilah yang akhinya menimbulkan kemacetan lalu lintas dimana-mana sepanjang hari. Kondisi ini diperburuk dengan perilaku masyarakat yang cenderung mengabaikan peraturan lalu lintas di jalan raya. Sementara itu permasalahan angkutan umum salah satunya adalah tidak jelasnya hirarki trayek yang dikeluarkan dan terjadi tumpang tindih trayek. Citra angkutan umum termasuk di Kota Bandar Lampung jauh dari kesan baik, tidak ada jadwal yang tetap, pola rute yeng memaksa terjadinya transfer, kelebihan penumpang pada saat jam sibuk, tidak nyaman, tidak aman, dan cara mengemudikan kendaraan yang sembarangan dan membahayakan. Kondisi tersebut disebabkan banyak factor diantaranya
ISSN : 2087-0825
Africo & Meiliyana ; Strategi Dinas Perhubungan dalam Mengatasi Kemacetan di Bandar Lampung 437
adalah mengejar setoran. Selain hal-hal tersebut faktor eksternal yang menjadikan angkutan umum tidak menarik adalah kemacetan. Karena terjadi kemacetan maka seluruh perencanaan operasional angkutan umum maupun kendaraan pribadi menjadi tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Guna mengembalikan citra angkutan umum yang terus merosot agar angkutan umum tersebut dapat menjadi pilihan bukan keterpaksaan, bagi pelaku perjalanan untuk menggunakan angkutan umum adalah dengan melakukan upaya peningkatan kinerja angkutan umum tersebut sehingga menjadi angkutan umum yang arnan, nyaman dan handal, dan yang lebih penting adalah bisa mengurangi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Peningkatan disiplin para pengguna jalan raya secara signifikan akan membantu mengurangi kemacetan di Kota Bandar Lampung, begitu juga dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan sampai saat ini, namun apabila diimbangi dengan penyediaan fasilitas yang ada, paling tidak dapat mengurangi kemacetan yang ada di Kota Bandar Lampung. Kemudian angkutan umum yang tidak disiplin agar dapat mentaati aturan berlalu lintas agar pelayanan yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Lebih dari itu, kemacetan dapat berkurang apabila mengikuti aturan dan bersikap disiplin dalam mengemudi. Oleh karena itu, sudah seharusnya solusi terhadap masalah ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Upaya perubahan perilaku juga akan membantu upaya-upaya yang sedang dilakukan untuk kenyamanan kita bersama. 2.
Strategi Dinas Perhubungan dalam Mengatasi Kemacetan di Kota Bandar Lampung
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa dalam mengatasi kemacetan Kota Bandar Lampung, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung mempunyai strategi, namun dari strategi tersebut, ternyata ada beberapa strategi
ADMINISTRATIO
yang dilakukan khususnya untuk periode tahun 2011, antara lain yaitu meningkatkan kapasitas jalan dengan melakukan pelebaran jalan pada beberapa ruas jalan dan di daerah persimpangan. Hal ini dikarenakan tingkat mobilitas yang sudah semakin tinggi disertai dengan gaya hidup yang sekarang serba modern. Ditambah lagi tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat. Jadi, bisa dibayangkan jika masyarakat di Kota Bandar Lampung mempunyai kendaraan sendiri sebagai alat transportasi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, maka dari itu Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung mengadakan pelebaran jalan tepatnya pada jalan Z.A. Pagaralam dan jalan Teuku Umar agar volume kendaraan di kota Bandar Lampung bisa diimbangi dengan fasilitas jalan yang ada. Kemudian Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung mengoperasikan BRT (Bus Rapid Transit) dengan fasilitas yang nyaman dan aman dengan tujuan agar dapat mengurangi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Jadi, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung bekerjasama dengan pihak swasta. Hal ini merupakan salah satu strategi utama yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung pada periode 2011. Hal ini juga karena banyaknya masukan kepada Dinas Perhubungan bahwa pelayanan angkutan umum sekarang ini kurang memadai dan kurang nyaman. Begitu juga Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung melakukan pengelolaan jalan. Jadi, di daerah persimpangan tersebut Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung tepatnya pada lokasi jalan Gatot Subroto dan Jalan Perintis Kemerdekaan khusus untuk pengendara yang ingin belok kiri bisa langsung tanpa harus menunggu lampu merah terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena lokasi tersebut sering terjadi kemacetan. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu strategi dalam mengatasi kemacetan pada tahun 2011.
ISSN : 2087-0825
438 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.1, Januari – Juni 2012 Menghilangkan hambatan samping seperti PKL, membuat trotoar, pengecetan marka, dan melakukan survey lalu lintas. Jadi, Sebenarnya banyak sekali yang ingin dilakukan pemerintah khususnya oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, namun jika dilihat dari anggaran yang dimiliki, masih adanya strategi yang belum terealisasi, tapi bukan berarti strategi yang dilakukan pada tahun 2011 tidak dijalankan untuk periode tahun selanjutnya, melainkan masih berjalannya strategi-strategi tersebut agar kemacetan di Kota Bandar Lampung tidak bertambah parah sehingga kemacetan di Kota Bandar Lampung dapat diminimalisir. Namun semua strategi ini seharusnya diterapkan agar dapat mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung, akan tetapi dikarenakan anggaran yang belum memadai dan ada beberapa strategi tersebut dalampembuatannya menggunakan rentan waktu yang cukup lama, maka dari itu hanya beberapa strategi saja yang dilakukan khususnya pada periode tahun 2011. Diantaranya yaitu meningkatkan kapasitas jalan dengan melakukan pelebaran jalan pada beberapa ruas jalan dan di daerah persimpangan, kemudian Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung menerapkan BRT (Bus Rapid Transit) dengan fasilitas yang nyaman dan aman dengan tujuan agar dapat mengurangi kemacetan di Kota Bandar Lampung, melakukan survey lalu lintas, dan menghilangkan hambatan samping seperti PKL, parkir yang menggunakan badan jalan, dan lain-lain. 3.
a.
Pelaksanaan Perhubungan Kemacetan
Strategi Dinas dalam Mengatasi
Planning (perencanaan)
Menurut Siagian (2003: 88), perencanaan adalah proses pemikiaran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang, yang harus dilakukan, kapan,
ADMINISTRATIO
bagaimana, dan oleh siapa, dalam rangka mencapai tujuan yang akan ditentukan. Dengan adanya perencanaan yang matang, maka pekerjaan akan terlaksana dengan baik dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya akan dapat tercapai. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka Pelaksanaan Strategi Dinas Perhubungan dalam Mengatasi Kemacetan di Kota Bandar Lampung akan efektif, namun dari hasil penelitian, strategi yang telah disusun hanya ada beberapa rencana saja yang dilakukan pada tahun 2011 antara lain, yaitu Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung melakukan pelebaran jalan khususnya di jalan protokol Kota Bandar Lampung tepatnya di jalan Z.A. Pagaralam dan jalan Teuku Umar agar volume kendaraan di kota Bandar Lampung bisa diimbangi dengan fasilitas jalan yang ada dan juga diimbangi dengan melakukan pengecatan marka di ruas jalan Kota Bandar Lampung. Perencanaan ini dilakukan tepatnya pada tahun 2011 sampai dengan selasai, Pelaksanaan perencanaan ini dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dan Dinas Pekerjaan Umum (PU). Begitu juga Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung bekerjasama dengan Dinas PU akan merencanakan melakukan pengelolaan jalan. Jadi, di daerah persimpangan tersebut Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung tepatnya pada lokasi jalan Gatot Subroto dan Jalan Perintis Kemerdekaan khusus untuk pengendara yang ingin belok kiri bisa langsung tanpa harus menunggu lampu merah terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena lokasi tersebut sering terjadi kemacetan. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu strategi dalam mengatasi kemacetan pada tahun 2011. Kemudian, menerapkan BRT (Bus Rapid Transit) yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dan bekerjasama dengan pihak swasta yaitu PO yang tergabung dalam kosorium dan CV. Devis Jaya dalam penyediaan halte dalam
ISSN : 2087-0825
Africo & Meiliyana ; Strategi Dinas Perhubungan dalam Mengatasi Kemacetan di Bandar Lampung 439
rangka mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Lalu melakukan survey lalu lintas yang tujuannya melihat kondisi sekarang untuk dijadikan sebagai tolok ukur di masa yang akan datang. Sesuai dengan kata Sondang bahwa perencanaan yang dilakukan tujuannya untuk menganalisis keadaan di masa yang akan datang. Rencana lain yang dilakukan pada tahun 2011 yaitu Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung bekerjasama dengan SATPOL-PP menghilangkan hambatan samping seperti PKL, parkir yang menggunakan badan jalan, dan lain-lain. Namun dari perencanaan di atas, hanya ada beberapa rencana saja yang dilakukan, hal ini dikarenakan masih adanya kendala yang dihadapi, yaitu masih minimnya anggaran yang dimiliki sehingga hal tersebut menjadi kendala untuk merealisasikan semua strategi dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. tapi bukan berarti perencanaan yang dilakukan pada tahun 2011 tidak dijalankan untuk periode tahun selanjutnya, melainkan masih berjalannya strategistrategi tersebut agar kemacetan di Kota Bandar Lampung dapat diminimalisir dan tidak bertambah parah. b.
Organizing (pengorganisasian)
Fungsi pengorganisasian berkaitan erat dengan fungsi perencanaan karena pengorganisasianpun harus direncanakan. Menurut Siagian (2003: 95). Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Berkaitan dengan fungsi pengorganisasian, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan tugasnya bekerjasama dengan instansi lain yaitu dengan pihak Polantas karena dalam rangka melaksanakan tugasnya, yaitu untuk
ADMINISTRATIO
mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Hal ini dilakukan karena tugas tersebut merupakan wewenang dan tanggung jawab instansi tersebut dalam rangka mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Selain itu, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung juga bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum yang tugasnya adalah mengadakan pelebaran jalan baik itu di jalan protokol maupun di jalan persimpangan. Hal ini juga merupakan tanggung jawab dan wewenang yang harus dilakukan dalam rangka menyeimbangi volume kendaraan yang melintas agar tidak terjadi kemacetan. Kemudian dengan SATPOL-PP yang tugasnya yaitu untuk mengatur masalah parkir atau PKL (Pedagang Kaki Lima). Hal ini juga merupakan tanggung jawab dan wewenang daripada instansi tersebut guna mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung, serta dengan dinas-dinas lain terkait dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Namun jumlah personil yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung ternyata masih sangat minim. Oleh sebab itu, Dinas Perhubungan bekerjasama dengan instansi lain. Hanya segelintir saja yang paham dalam masalahtransportasi khususnya dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung sehingga berdampak pada pelaksanaan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. c.
Motivating (pemberianmotivasi/ penggerakan) Menurut Siagian (2003: 106), penggerakan (motivasi) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong semangat bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan. Pemberian motivasi antara lain dilakukan dengan memberikan bimbingan kepada para bawahan dan juga memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi.
ISSN : 2087-0825
440 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.1, Januari – Juni 2012 Berkaitan dengan fungsi motivasi, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung yaitu melakukan suatu rapat koordinasi baik di dalam Dinas Perhubungan ini sendiri maupun dengan instansi lain terhadap pelaksanaan strategi yang akan dilakukan. Selain itu, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung membina dan mendorong semangat bekerja kepada para pegawainnya yaitu dengan memberikan arahan, menerapkan sistem kekeluargaan, melakukan pendekatan emosional, menjaga kekompakkan. Jadi, dengan melakukan motivasi tersebut, maka mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainnya tujuan khususnya dalam pelaksanaan strategi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam rangka mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung, namun untuk memberikan motivasi dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan justru menjadi kendala adalah dari segi anggaran yang masih terbatas sehingga yang dikirim untuk ikut pelatihan tersebut sedikit sekali, hanya berapa orang saja yang dikirim tiap tahunnya. Hal ini berdampak pada minimnya pemahaman terhadap transportasi. d.
Controlling (pengawasan)
Menurut Siagian (2003: 112), controlling (pengawasan) ialah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar samua pekerjaan yang sedang dilakukan atau sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi pengawasan bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi untuk mencari kebenaran dari pelaksanaan tugas atau kebenaran dari hasil suatu rencana dan berusaha untuk menghindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan-penyelewengan dari rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. Pengawasan dapat dilakukan secara internal atau dari dalam organisasi, eksternal atau pengawasan dari luar organisasi, ataupun pengawasan represif yaitu pengawasan
ADMINISTRATIO
setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung yaitu dengan cara melakukan pengawasan secara internal maupun eksternal terhadap pegawai pada Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung maupun mengontrol petugas yang berada di lapangan, melakukan patroli pada jam -jamtertentu pagi, siang, dan sore, kemudian melakukan pengecekan, lampu-lampu lalu lintas di persimpangan apakah terjadi kerusakan atau tidak, melakukan kontrol mengenai rambu-rambu lalu lintas apabila terjadi kerusakan dan lain-lain. Selain itu, dalam pengawasannya, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas PU, Polantas, dan pihak lain terkait dalam pelaksanaan strategi dalam rangka mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Hal ini dilakukan untuk mencari kebenaran dari pelaksanaan tugas atau kebenaran dari hasil suatu rencana dan berusaha untuk menghindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan-penyelewengan dari rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. Namun pada kenyataannya, berdasarkan observasi yang penulis lakukan di lapangan, ternyata pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung terkadang tidak dianggap sama sekali oleh masyarakat, ini dikarenakan sikap Dinas Perhubungan yang masih kurang tegas sehingga menimbulkan faktor sosial, seperti masyarakat masih banyak yang melanggar aturan, kesadaran masyarakat yang masih kurang disiplin, pemahaman masyarakat berlalu lintas masih kurang, dan ketaatannya masih jauh dari yang diharapkan. e.
Evaluating (penilaian)
Menurut Handoko (1999: 21-23), penilaian (evaluating) adalah proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan
ISSN : 2087-0825
Africo & Meiliyana ; Strategi Dinas Perhubungan dalam Mengatasi Kemacetan di Bandar Lampung 441
hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pada tingkatan berbeda, tergantung pada tujuan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menilai kemampuan teknis, pelaksanaan operasional, dan pendayagunaan sistem. Evaluasi mendefinisikan seberapa baik sistem baerjalan. Berkaitan dengan fungsi evaluasi pada hasil pelaksanaan strategi Dinas Perhubungan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Hasil evaluasi dari pelaksanaan strategi tersebut menyatakan bahwa belum semua terealisasi sampai selesai karena butuh proses dan waktu yang cukup lama. 4. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam mengatasi kemacetan a.
satu faktor kendala Dinas Perhubungan untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung sehingga untuk mengatasi kemacetan masih belum sesuai yang diharapkan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung. c.
Faktor Sosial Mayarakat Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa faktor yang menjadi kendala Dinas Perhubungan untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung, salah satunya adalah faktor sosial masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat masih banyak yang melanggar aturan, masih kurang disiplinnya masyarakat akan berlalu lintas, serta masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam mentaati peraturan yang ada sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung.
Faktor Anggaran/ Dana KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa anggaran menjadi kendala bagi Dinas Perhubungan untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya anggaran yang dimiliki sehingga dengan kurangnya anggaran yang dimiliki, maka perencanaan yang akan direalisasikan tidak akan berjalan efektif dan efisien, begitu juga dengan upaya Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam peningkatan sumber daya manusianya. b.
Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa ternyata sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung masih sangat kurang sekali, karena selain jumlahnya yang belum memadai, dan hanya ada beberapa saja yang paham dalam masalah transportasi, selebihnya masih minim sekali, apalagi tenaga-tenaga yang memiliki atau pemahaman mengenai transportasi masih sangat minim, maka dari itu sumber daya manusia merupakan salah
ADMINISTRATIO
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan mengenai strategi Dinas Perhubungan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, terdapat akar masalah yang menjadi penyebab utama terjadinya kemacetan di Kota Bandar Lampung, antara lain yaitu disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah volume kendaraan pribadi, perilaku masyarakat sebagai pengguna fasilitas yang masih banyak tidak taat akan aturan yang telah dibuat oleh pemerintah, buruknya pelayanan angkutan umum sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. Namun sebenarnya dari adanya akar masalah tersebut apabila diimbangi dengan penyediaan fasilitas yang ada paling tidak dapat mengurangi kemacetan yang ada di Kota Bandar Lampung, begitu juga dengan upaya perubahan perilaku juga akan membantu upaya-upaya yang sedang dilakukan untuk kenyamanan dan ketertiban bersama. Kedua, dalam mengatasi akar masalah penyebab terjadinya kemacetan
ISSN : 2087-0825
442 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.1, Januari – Juni 2012 tersebut, tentunya strategi Dinas Kota Bandar Lampung antara lain, yaitu akan Perhubungan sangat dibutuhkan, adapun melakukan pelebaran jalan khususnya di strategi yang dilakukan oleh Dinas jalan protokol Kota Bandar Lampung Perhubungan Kota Bandar Lampung adalah tepatnya di jalan Z.A. Pagaralam dan jalan sebagai berikut: Teuku Umar dan melakukan pelebaran di 1. Meningkatkan kapasitas jalan daerah persimpangan tepatnya pada jalan dengan melakukan pelebaran jalan Gatot Subroto dan Jalan Perintis pada beberapa ruas jalan dan di Kemerdekaan Hal ini dilakukan karena lokasi daerah persimpangan. tersebut sering terjadi kemacetan. Oleh 2. Membuat fly over (jembatan layang) karena itu, Dinas Perhubungan Kota Bandar dan membuat under pass (jalan Lampung menjadikan lokasi tersebut sebagai bawah). salah satu strategi dalam mengatasi 3. Membuat pendestrian area (area kemacetan pada tahun 2011. Selain itu, akan pejalan kaki). menerapkan BRT (Bus Rapid Transit). 4. Membangun fasilitas perhubungan. Kemudian melakukan survey lalu lintas serta 5. Melakukan survey lalu lintas. akan menghilangkan hambatan samping 6. Melakukan pengendaliandan pengamanan seperti laluPKL, lintas. parkir yang menggunakan badan 7. Penerapan BRT (Bus Rapid Transit). jalan, dan lain-lain, namun dalam 8. Mengoptimalisasikan kapasitas jalan perencanaan tersebut, masih adanya dengan menghilangkan hambatan kendala yang dihadapi, yaitu masih samping seperti PKL (Pedagang Kaki terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh Lima), parkir, dan pejalan kaki. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung 9. Melakukan manajemen lalu lintas sehingga hal tersebut menjadi kendala untuk dan menempatkan petugas untuk merealisasikan perencanaan dalam mengatur lalu lintas di titik rawan mengatasi kemacetan di Kota Bandar kemacetan. Lampung. Namun dari strategi di atas, hanya ada beberapa strategi saja yang dilakukan khususnya pada periode tahun 2011. Diantaranya yaitu meningkatkan kapasitas jalan dengan melakukan pelebaran jalan pada beberapa ruas jalan dan di daerah persimpangan, kemudian Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung menerapkan BRT (Bus Rapid Transit) dengan fasilitas yang nyaman dan aman dengan tujuan agar dapat mengurangi kemacetan di Kota Bandar Lampung, melakukan survey lalu lintas, dan menghilangkan hambatan samping seperti PKL, parkir yang menggunakan badan jalan, dan lain-lain. Ketiga, untuk melaksanakan strategi tersebut, setidaknya dibutuhkan lima hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan strategi tersebut, diantaranya yaitu: a. Planning (perencanaan) Perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi kemacetan di
ADMINISTRATIO
b.
Organizing (pengorganisasian) Dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan tugasnya memiliki kerjasama dengan instansi lain baik itu dengan pihak Polantas, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan, maupun SATPOL-PP, namun dalam melaksanakan tugasnya jika dilihat dari jumlah personil yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung masih belum memadai dan hanya segelintir saja yang paham dalam masalah transportasi khususnya dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung sehingga berdampak pada pelaksanaan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. c.
Motivating (pemberian motivasi/penggerakan). Dalam pemberian motivasi atau penggerakan, yang dilakukan oleh manajemen Dinas Perhubungan Kota Bandar
ISSN : 2087-0825
Africo & Meiliyana ; Strategi Dinas Perhubungan dalam Mengatasi Kemacetan di Bandar Lampung 443
Lampung yaitu melakukan suatu rapat koordinasi baik di dalam Dinas Perhubungan ini sendiri maupun dengan instansi lain terhadap pelaksanaan strategi yang akan dilakukan. Selain itu, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung membina dan mendorong semangat bekerja kepada para pegawainya yaitu dengan memberikan arahan, menerapkan sistem kekeluargaan, melakukan pendekatan emosional, menjaga kekompakkan, namun untuk memberikan motivasi dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan justru menjadi kendala adalah dari segi anggaran yang masih terbatas sehingga yang dikirim untuk ikut pelatihan tersebut sedikit sekali, hanya berapa orang saja yang dikirim tiap tahunnya. Hal ini berdampak pada minimnya pemahaman terhadap transportasi. d.
Controlling (pengawasan). Bentuk pengawasan yang dilakukan terhadap pelaksanaan strategi dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung yaitu dengan cara melakukan pengawasan secara internal maupun eksternal terhadap pegawai pada Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, melakukan patroli pada jam -jam tertentu. Selain itu, dalam pengawasannya juga Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas PU. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaan strategi terhadap pelebaran jalan senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan berusaha menghindari terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. Begitu juga bentuk pengawasan yang dilakukan Dinas Perhubungan dengan Polantas terhadap BRT. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketertiban lalu lintas di Kota Bandar Lampung, dan pihak lain terkait terhadap pelaksanaan strategi dalam rangka mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung, namun terkadang sikap Dinas Perhubungan yang masih kurang tegas sehingga menimbulkan faktor sosial, seperti masyarakat masih banyak yang melanggar
ADMINISTRATIO
aturan. e.
Evaluating (penilaian). Evaluasi dari pelaksanaan strategi tersebut belum semua terealisasi sampai selesai karena membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama seperti terhadap pembangunan jalan. Jadi, target yang dicapai dalam pembangunan jalan ini bisa rampung sampai tahun 2012. Kemudian dalam penerapan BRT nantinya tidak sembarangan manaikkan dan menurunkan penumpang karena sudah disediakan fasilitas yaitu halte. Begitu juga dengan strategi-strategi yang lain. Selain itu, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung melakukan pengawasan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya,dan hasilnya nanti akan dibuat yang namanya analisis dampak lalu lintas. Harapan ke depan dalam pelaksanaan strategi tersebut agar dapat selesai sesuai dengan anggaran yang telah disediakan dan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Keempat, dalam pelaksanaan strategi tersebut, Dinas Perhubungan ternyata terdapat kendala-kendala yang dihadapi, antara lain: a. Faktor anggaran/ dana Anggaran menjadi kendala bagi Dinas Perhubungan untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya anggaran yang dimiliki sehingga strategi yang dilaksanakan belum sepenuhnya tercapai, begitu juga dengan upaya Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam peningkatan sumber daya manusianya. b.
Sumber daya manusia Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung masih sangat minim. Selain itu, hanya ada beberapa SDM saja yang paham dalam masalah transportasi, selebihnya masih kurang sekali sehingga untuk mengatasi kemacetan masih belum sesuai yang diharapkan oleh Dinas Perhubungan
ISSN : 2087-0825
444 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.1, Januari – Juni 2012 Kota Bandar Lampung. c.
Faktor sosial mayarakat Faktor sosial masyarakat menjadi kendala Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dikarenakan masyarakat masih banyak yang melanggar aturan, masih kurang disiplinnya masyarakat akan berlalu lintas, serta masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam mentaati peraturan yang ada sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi Dinas Perhubungan dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung.
Lubis, Ibrahim. 1986. Pengendalian dan Pengawasan Proyek dalam Manajemen. Erlangga. Jakarta Moleong, J. Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda. Bandung Miles.
1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta Sadyahutomo, M. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah, Realita dan Tantangan. Bumi Aksara. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Salasu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. PT. Gramedia Widiasarana. Jakarta
Agus
Salim,
M. 1997. Manajaemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Binarupa Aksara. Jakarta
Bryson, John M. 2003. Perencanaan Strategi Bagi Organisasi Sosial. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Handoko, T. H. 2001. Manajemen Edisi Kedua. BPEE. Yogyakarta Hasibuan, Malayu S. P. 2007. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. PT. Bumi aksara.Jakarta Kusdi.
2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Salemba Humanika. Jakarta
ADMINISTRATIO
Abbas. 2008. Manajemen Transportasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Siagian, Sondang, P. 2007. Manajemen Stratejik. Bina Aksara. Jakarta Siagian, Sondang, P. 2008. Filsafat Administrasi. Bina Aksara. Jakarta Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung Tunggal, Amin Widjaja. 1993. Manajemen Suatu Pengantar. Rineka Cipta. Jakarta Widodo, J. 2001. Good Governance Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi. Insan Cendekia. Surabaya
ISSN : 2087-0825