STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS PEJUANG SUBUH DALAM MENGAJAK SHALAT SUBUH BERJAMAAH DI JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: SITTY ANNISAA NIM : 1112051000014
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H./2016 M.
ABSTRAK Nama : Sitty Annisaa NIM : 1112051000014 Judul : Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh dalam Mengajak Shalat Subuh Berjamaah Dakwah bisa dilakukan oleh siapa saja, baik perorangan maupun bukan perorangan, seperti sebuah komunitas. Salah satu komunitas yang melakukan kegiatan dakwah adalah komunitas Pejuang Subuh di Jakarta. Pejuang Subuh di Jakarta memiliki pengikut mencapai 4.847 pengikut di media sosial. Agar banyak anak muda yang melaksanakan shalat Subuh berjamaah diperlukan sebuah strategi. Strategi perlu dilakukan agar tujuan dari dakwah dapat tercapai. Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bagaimana perumusan strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta? Bagaimana implementasi strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta? Bagaimana evaluasi strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta? Strategi dakwah yang dilakukan oleh Pejuang Subuh di Jakarta dibagi ke dalam tiga tahapan. Tahapan tersebut meliputi tahap perumusan strategi dakwah, implementasi strategi dakwah, dan evaluasi strategi dakwah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep strategi yang dikemukakan oleh Fred R. David dalam Manajemen Strategis Konsep. Konsep tersebut menyebutkan bahwa dalam proses strategi ada tahapan yang dilalui.Terdapat tiga tahapan dalam proses strategi. Tiga tahapan tersebut adalah tahapan perumusan strategi, implementasi strategi, dan tahapan evaluasi strategi. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus, serta dengan analisis deskriptif.Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau situasisosial. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah. Strategi dakwah yang dilakukan oleh komunitas Pejuang Subuh di Jakarta secara garis besar dilakukan melalui media online dan offline. Tahap perumusan fokus pada visi dan misi yang berlaku pada komunitas dan berlaku pada anggota Pejuang Subuh. Tahap implementasi terdapat kegiatan-kegiatan rutin, buku, regulasi pejuang, dan kerjasama. Tahap evaluasi dilihat pada faktor pendukung dan penghambat, baik yang terdapat di internal maupun eksternal.
Kata kunci
: strategi, dakwah, pejuang, subuh, tahapan.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdulillahirabbil ‘alamiin. Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh dalam Mengajak Shalat Subuh Berjamaah”. Selain itu, terdapat pembelajaran yang diambil dalam proses penyelesaian penulisan ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkankepada Nabi Muhammad saw, karena atas perjuangannya dan pengorbanannya dapat memberikan pelajaran dan teladan bagi umat Islam. Dalam proses penelitian ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Baik itu bantuan berupa waktu, pikiran, tenaga, dorongan moril maupun materil. Tanpa bantuan yang diberikan, tidak mudah untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu melancarkan dalam menyelesaikan penelitian ini, terutama kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Prof. Dr. M. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik.
ii
4. Drs. S. Hamdani, MA selaku Dosen Pembimbing skripsi yang bersedia membimbing dan telah banyak memberi masukan serta saran selama penyusunan skripsi ini. 5. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik serta memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi untuk keperluan penelitian ini. 7. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani dalam peminjaman referensi untuk keperluan penelitian ini. 8. Komunitas Pejuang Subuh, Dewan Syura Pejuang Subuh, Arisakti Prihatwono dan Ketua Pejuang Subuh Jakarta, Hartanto Abdul Khaliq yang telah bersedia meluangkan waktu untuk keperluan wawancara terkait penelitian ini. 9. Ibunda Nurjanah dan Ayahanda Anang, terima kasih atas pengorbanan dan pemberian semangat, doa, serta sarana yang diberikan kepada penulis selama ini dan dalam menyelesaian penyusunan skripsi ini. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT. 10. Adik tersayang Muhammad Akbar Sidiq, terima kasih atas doa dan semangat yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman KPI A angkatan 2012 yang telah memberikan motivasi, doa, serta semangat yang diberikan selama ini. Serta kepada Mia, Ratih, Rizkika,
iii
Rohima, Faizah, Aisyah terima kasih atas dukungan selama ini dan dalam penyusunan skripsi ini dan untuk angkatan 2012, terima kasih semua. 12. Kawan-kawan RDK FM dan Organisasi Penimbang Hukum terima kasih atas semangat dan doa yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini. 13. Teman-teman KKN Elegant yang telah membantu dalam hal untuk selalu memacu semangat dalam penyusunan skripsi ini. 14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih. Dengan segala kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat di bidang akademis dan praktis bagi penulis dan bagi para pembaca. Serta dapat menjadi referensi dan amalan di bidang dakwah, khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Juni 2016
Sitty Annisaa
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................ i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6 D. Metodologi Penelitian .............................................................. 7 E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 12 F. Kerangka Teori ....................................................................... 14 G. Sistematika Penulisan ............................................................. 15
BAB II
LANDASAN TEORI A. Strategi ................................................................................... 17 1. Pengertian Strategi ........................................................... 17 2. Tahapan-tahapan Strategi ................................................. 18 B. Dakwah .................................................................................. 19 1. Pengertian Dakwah .......................................................... 19 2. Unsur-unsur Dakwah ....................................................... 20 3. Tujuan Dakwah ................................................................ 24 4. Bentuk-bentuk Dakwah .....................................................25 C. Strategi Dakwah ..................................................................... 26 1. Pengertian Strategi Dakwah ............................................. 26
v
2. Asas-asas Strategi Dakwah .............................................. 27 D. Komunitas................................................................................29 1. Pengertian Komunitas........................................................29 2. Bentuk-bentuk Komunitas.................................................30 E. Shalat Subuh Berjamaah ........................................................ 32 1. Pengertian Shalat ...............................................................32 2. Pengertian Shalat Subuh .................................................. 34 3. Pengertian Shalat Berjamaah ........................................... 34 4. Dalil-dalil terkait Shalat Subuh Berjamaah .................... 35 BAB III
GAMBARAN UMUM A. Profil Komunitas Pejuang Subuh .......................................... 38 B. Visi dan Misi Komunitas Pejuang Subuh ............................. 42 C. Kegiatan Komunitas Pejuang Subuh ..................................... 45 D. Tanggapan Masyarakat .......................................................... 47
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Perumusan Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta......................................................................................49 B. Implementasi Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta.................................................................................... 53 C. Evaluasi Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta......................................................................................72 D. Interpretasi Penelitian..............................................................77
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 80
vi
B. Saran ..................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 84 LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Kegiatan Ngopi Susu dengan tema La Tahzan Inallaha Ma „Anna ..50 Gambar 4.2 Poster kegiatan Safari Subuh dan Futsal Pejuang Subuh di Jakarta..50 Gambar 4.3 Peserta Mabit Akbar di Masjid Raya Pondok Indah .........................52 Gambar 4.4 Pelaksanaan shalat Subuh berjamaah di Mabit Akbar di Masjid Raya PondokIndah .............................................................................................52 Gambar 4.5 Kegiatan Sirah Nabawi dengan tema Nabiku Pengusaha .................53 Gambar 4.6 Kegiatan Dakwah On The Street di Kota Tua Jakarta ......................54 Gambar 4.7 Tampilan aplikasi PS Chating ...........................................................55 Gambar 4.8 Tampilan Aplikasi Syariah World .....................................................56 Gambar 4.9 Tampilan Rekap Laporan menggunakan Robot WhatsApp ..............58 Gambar 4.10 Buku Pejuang Subuh .......................................................................62 Gambar 4.11 Tampilan tweet @PejuangSubuhJKT dalam memberikan tips bangun Subuh ............................................................................................63 Gambar 4.12 Salah satu unggahan di akun Instagram @PejuangSubuhID ..........64 Gambar 4.13 Tampilan status di akun Facebook Pejuang Subuh Jakarta .............65 Gambar 4.14 Promosi kaos Pejuang Subuh di media sosial .................................66 Gambar 4.15 Salah satu anggota Pejuang Subuh Jakarta sedang menjual kaos Pejuang Subuh............................................................................................71
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat Subuh umumnya dilakukan di waktu seseorang akan memulai aktivitasnya di pagi hari. Shalat Subuh lebih utama dilakukan secara berjamaah di masjid. Meskipun dilakukan di awal sebelum melakukan rutinitas, jumlah jamaah shalat Subuh di masjid-masjid termasuk jumlah jamaah yang sedikit. Seharusnya, banyak orang yang bisa dan dapat merutinkan shalat Subuh pada tepat waktu, khususnya dilaksanakan secara berjamaah. Dakwah dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Dakwah dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Tidak hanya dilakukan oleh perorangan saja, tetapi dapat dilakukan juga oleh suatu kelompok, komunitas, atau organisasi. Salah satu pelaku dakwah, yakni komunitas Pejuang Subuh mengajak masyarakat untuk bisa shalat Subuh berjamaah. Berawal dari dakwah melalui media sosial, kini Pejuang Subuh sudah membentuk sebuah komunitas. Mengajak seseorang dan masyarakat untuk shalat Subuh berjamaah adalah hal yang utama dilakukan oleh komunitas Pejuang Subuh. Pejuang Subuh merupakan komunitas yang bergerak di bidang dakwah yang memiliki visi shalat Subuh seramai shalat Jumat. Awalnya, komunitas ini terbentuk dari akun @PejuangSubuh yang digerakkan oleh tiga sekawan para mujahid subuh, yakni Arisakti Prihatwono, Hadi E. Halim, dan Iman Rivani. Tiga anak muda tersebut mempunyai obsesi yang sama, yaitu ingin membuat shalat Subuh seramai shalat Jumat. Ide awalnya datang dari Hadi E. Halim yang
1
2
mengaku sering keheranan karena jamaah shalat Subuh selalu hanya diisi bapakbapak yang sudah lanjut usia. Sangat jarang anggota jamaah shalat Subuh yang masih muda. “Setelah merekabisa shalat Subuh secara berjamaah secara konsisten, baru tercetus ide untuk membuat akun yang tujuannya menyemangati dan membantu anak-anak muda untuk bisa shalat Subuh berjamaah di masjid.”1 AkunTwitter
@PejuangSubuh
berdiri
sejak
tahun
2012.
Sejak
kemunculannya di media sosial Twitter, akun ini menimbulkan gerakan Pejuang Subuh di berbagai daerah di Indonesia. Daerah-daerah tersebut, diantaranya Jakarta, Bandung, Tangerang, Depok, Bekasi, Medan, Surabaya, Pekalongan, dan Cirebon. Saat ini @PejuangSubuh memiliki followers berjumlah 177.000 dan jumlah following 315 akun. Akun-akun yang di-follow oleh @PejuangSubuh diantaranya adalah gerakan Pejuang Subuh yang ada di beberapa daerah di Indonesia, diantaranya: 1. #YukMAKMURkan Masjid- @PejuangSubuhJKT (4.847 followers) 2. PEJUANG SUBUH BDG- @PejuangSubuhBdg (3.235 followers) 3. Pejuang Subuh Bekasi- @PSBekasi (1.893 followers) 4. Pejuang Subuh TNG Tangerang- @PejuangSubuhTNG (1.565 followers) 5. #PS Surabaya- @PejuangSubuhSBY (1.265 followers) 6. Pejuang Subuh Medan- @PejuangSbhMedan (1.182 followers) 7. Pejuang Subuh BOGOR- @PejuangSubuhBGR (742 followers) 8. Pejuang Subuh BJM Banjarmasin- @PejuangSubuhBJM (592 followers) 9. Pejuang subuh smg semarang- @PejuangSubuhSMG (488 followers) 1
Sekaring Ratri A, Pejuang Subuh, Gerakan Mengajak Sholat Subuh Berjamaah di Masjid, artikel diakses pada 15 Desember 2015 dari http://batampos.co.id/20-06-2015/pejuangsubuh-gerakan-mengajak-orang-Shalat-subuh-berjamaah-di-masjid/.
3
10. Pejuang Subuh Crb Cirebon- @PejuangSubuhCRB (458 followers) 11. Pejuang Ciamis Tasik- @ps_ciamistasik (147 followers) 12. Pejuang Subuh Malang- @PS_0341(29 followers)2 Berdasarkan jumlah followers yang ditemukan, komunitas Pejuang Subuh di Jakarta memiliki pengikut atau followers terbanyak, yakni 4.847 followers. Dengan banyaknya jumlah followers, komunitas Pejuang Subuh di Jakarta memiliki strategi dalam berdakwah. Strategi dilakukan untuk mengajak shalat Subuh berjamaah di masjid, khususnya kepada anak muda. Apalagi, awalnya pendiri Pejuang Subuh ini berdasarkan pengalamannya sendiri, yakni melihat shalat Subuh berjamaah sangat sepi, hanya diisi oleh orang-orang yang lanjut usia. Shalat Subuh memiliki keutamaan yakni disaksikan oleh malaikat. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an yakni QS.Al-Israa ayat 78, Allah berfirman:
ِ ِ َّ اَقِ ِم ِ َّم َسَاَِلَغس ِقَالَّْي ِلَوقُ ْرانَالْف ْج َِرقلىَاِ َّنَقُ ْران ْ َالصلوةَل ُدلُْوكَالش ش ُه ْوًدا َْ الْف ْج ِرَكانَم
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya Shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Israa:78)3
Tidak hanya terdapat dalam Al Qur’an, dalam hadits pun Rasulullah menyebutkan bahwa shalat Subuh memiliki keutamaan. Beberapa diantaranya ialah shalat Subuh disaksikan oleh malaikat, melaksanakan shalat Subuh secara berjamaah juga dinilai seolah-olah telah shalat seluruh malamnya. Rasulullah SAW bersabda:
2
Diakses dari akun Twitter @PejuangSubuh pada 13 Desember 2015 jam 19.28 WIB. Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur’an, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h. 436. 3
4
َح ِنَْْ ُنَََِِع ْمرة َقاَ َدخلَعُثْما ُنَْْ َُنَع َّفان َْ دالر َّ ع ْنَعْب ِ ِ َ َتَإِلَْي ِه َف قا ُ الْم ْسجدَْ ْعدَصالةَاَلْم ْغ ِر ِب َف قعدَو ْحدَهُ َف قع ْد ِ ياَاْنََ ِخي َ َِسعتَرس ََوسلَّمَي ُق ْو َُ َم ْن َ وََاهللَصلَّىَاهللَُعلْي ِه ْ ُ ُ ْ ِ ٍ ِصلَّىَالْع ِ َىَالصْبح اء ش ُّ َّصفَالَّْي َِل َوَم ْنَصل ْ َِفََجاعةَفكأََّّناَقَامَن ْ .ُِ ِْفََجاع ٍةَفكأََّّناََصلَّىَالَّْيلَ ُكلََّه “Abdurrahman bin Abu Amrah berkata,”utsman bin Affan masuk masjid setelah shalat Magrib, lalu ia duduk sendirian. Maka saya duduk di dekatnya, kemudian dia berkata, „Hai kemenakanku! Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa mengerjakan shalat Isya dengan berjamaah, dia seakan-akan mendirikan shalat (sunnah) separuh malam. Barang siapa melakukan shalat Subuh dengan berjamaah, dia seakan-akan mengerjakan shalat (sunnah) semalam suntuk.”” (HR. Muslim No. 656)4
Dalam buku Keutamaan Shalat Berjamaah karya Abdullah Bin Jarallah disebutkan bahwa shalat adalah tiang agama Islam, penyangga tegaknya agama sebagaimana tiang yang menyangga atap. Melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya secara berjamaah merupakan sarana kebahagiaan dunia dan akhirat sekaligus sarana keselamatan dari kecelakaan dunia akhirat.5 Shalat Subuh merupakan salah satu dari shalat lima waktu yang wajib. Melaksanakan shalat Subuh berjamaah, jika tidak dibiasakan akan menjadi sulit dilakukan. Komunitas Pejuang Subuh melakukan dakwah dalam hal menjalankan kewajiban umat muslim ini. “Dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia
4
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, Penerjemah Elly Lathifah (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), Cet. ke-1, h. 166. 5 Abdullah Bin Jarallah, Keutamaan Shalat Berjamaah, Penerjemah Muhtar Nashir (Solo: Pustaka Mantiq, 1994), Cet. ke-1, h. 27.
5
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.”6 Diketahui bahwa waktu shalat Subuh di waktu langit masih gelap,shalat Subuh terdiri dari dua rakaat dan waktunya dimulai dari terbitnya fajar kedua sampai terbit matahari. 7 Tentu tidak mudah mengajak seseorang untuk shalat Subuh berjamaah seperti di kota Jakarta. Di Jakarta, setiap orang baik muda atau tua memiliki kesibukan atau aktivitas yang padat. Namun, komunitas Pejuang Subuh di Jakarta dapat mengajak seseorang untuk shalat Subuh berjamaah dan memiliki banyak pengikut, serta membuat seseorang menjadi Pejuang Subuh. Dalam mengajak orang-orang tersebut, khususnya anak muda, terdapat strategi dalam berdakwah yang dilakukan oleh komunitas Pejuang Subuh di Jakarta. Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh dalam Mengajak Shalat Subuh Berjamaah di Jakarta”. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Pada penelitian ini, penulis membatasi masalah pada strategi dakwah yang dilakukan komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta.
6
Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah (Jakarta: PT Al-Mawardi Prima, 2004), Cet. ke-1,
h. 67. 7
Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 68.
6
2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana perumusan strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta? b. Bagaimana implementasi strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta? c. Bagaimana evaluasi strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui perumusan strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. b. Untuk mengetahui implementasi strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. c. Untuk mengetahui evaluasi strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan strategi dakwah yang dilakukan oleh sebuah komunitas, yang meliputi perumusan, implementasi, dan evaluasi.
7
b. Manfaat Praktis Secara praktis, dengan adanya penelitian ini pembaca dapat mengaplikasikan strategi dalam berdakwah yang dilakukan dalam sebuah komunitas.Hasil penelitian yang berdasarkan pada komunitas Pejuang Subuh di Jakarta ini juga bisa dijadikan acuan bagi Pejuang Subuh di beberapa daerah lainnya di Indonesia dan dapat memberikan masukan kepada komunitas Pejuang Subuh di Jakarta atau komunitas lain yang sama-sama bergerak di bidang dakwah. D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian strategi dakwah yang dilakukan komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai atau diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kauntifikasi (pengukuhan).8 Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami objek yang diteliti secara mendalam. Menurut Bogdan dan Taylor (1990), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).9
8
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. ke-1, h. 30. 9 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. ke-1, h. 82.
8
Penggunaan pendekatan kualitatif
lebih tepat untuk penelitian ini,
karena penulis ingin mengetahui secara mendalam dan rinci mengenai strategi dakwah yang dilakukan komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial dan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan bagaimana dan mengapa.
10
Studi kasus adalah uraian dan penjelasan
komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau situasisosial.11 Penelitian ini lebih tepat menggunakan metode studi kasus karena komunitas Pejuang Subuh memiliki keunikan dibanding komunitas di bidang dakwah lainnnya, yakni fokus dakwah yang dilakukan terkait dengan salah satu shalat lima waktu, yaitu shalat Subuh. Penelitian ini menggunakan jenis studi kasus deskriptif. “Studi kasus deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan intervensi atau fenomena dan konteks kehidupan nyata yang menyertainya.” 12 Dalam studi kasus, kasus yang diangkat biasanya memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri. Dari keunikan dan kekhasannya tersebut yang dijadikan daya tarik dari model ini.13
10
Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode) Edisi Revisi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. ke-4, h.1. 11 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. ke- 4, h. 201. 12 Sunarto, dkk, Mix Methodology Dalam Penelitian Komunikasi (Yogyakarta: Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi bekerjasama dengan Bulan Litera, Yogyakarta dan PERHUMAS, BPC Yogyakarta, 2011), Cet. ke-1, h. 211. 13 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet. ke-3, h.76.
9
Dalam penelitian ini dirasa penting menggunakan studi kasus deskriptif. Penulis ingin mengetahui bagaimana perumusan, implementasi, dan evaluasi strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta secara deskriptif, agar mendapatkan uraian dan penjelasan yang komprehensif. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah komunitas Pejuang Subuh. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi dakwah dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. 4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung di Jakarta dan waktu yang ditempuh dalam penelitian ini adalah dari bulan Februari sampai Mei 2016. 5. Teknik Pengumpulan Data Dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan
beberapa
teknik
pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. 14 Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan terhadap strategi dakwah yang dilakukan komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. Observasi yang dilakukan di 14
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke-4, h. 115.
10
kegiatan-kegitaan Pejuang Subuh di Jakarta dan pengamatan di media sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah Ngopi Susu di Rawamangun Jakarta, Mabit Akbar di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta, dan Sirah Nabawi di Jatipadang Jakarta. Media sosial yang diamati untuk kepentingan penelitian diantaranya adalah akun Twitter @PejuangSubuh dan @PejuangSubuhJKT, akun Instagram @PejuangSubuhID dan @Pejuang_Subuh_Jakarta, serta akun Facebook Pejuang Subuh Jakarta. b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa pedoman wawancara. Dalam wawancara, pewawancara bermaksud memperoleh persepsi, sikap, dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti.15 Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai Dewan Syura yang juga merupakan pendiri komunitas Pejuang Subuh, yakni Arisakti Prihatwono dan ketua Pejuang Subuh Jakarta, yakni Hartanto Abdul Khaliq. c. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk menelusuri data historis, sejumlah besar fakta dan data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.16 Dalam penelitian ini, penulis menelusuri dokumen-dokumen yang terkait dengan strategi dakwah yang dilakukan komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. Penulis melakukan teknik ini
15
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. ke-1, h. 162. 16 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke-4, h. 121.
11
dengan cara menelusuri media sosial dan artikel di internet, serta pengambilan dokumentasi berupa catatan dan foto di kegiatan-kegiatan komunitas Pejuang Subuh di Jakarta. 6. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mengatur data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan
menyajikan
temuan-temuan
tersebut.
17
Penelitian
ini
menggunakan analisis deskriptif, analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta-fakta, sifat-sifat dan objek tertentu secara terpercaya, jelas, sistematis.18 Dalam penelitian ini, penulis mengolah data dan mengorganisasikan hasil temuan data dari pengamatan, hasil wawancara, serta dokumentasi yang terkait dengan strategi dakwah yang dilakukan komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. Pengolahan data dilakukan secara sistematis dan penulis menganalisis dengan teori yang digunakan, yakni konsep strategi yang memiliki beberapa tahapan. 7. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang mengacu pada buku Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013 yang dikeluarkan
17
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. ke-3, h.85. 18 Rachmat Krisyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Pranada Group, 2007), Cet. ke-2, h.116.
12
oleh Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. E. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk mendapatkan teori terdahulu. “Gay (1976) berpendapat bahwa kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.” 19 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber buku sebagai literatur dalam menyelesaikan penelitian ini, antara lain: 1. “Strategic Management Concepts and Cases, Thirteenth Edition”, penulis Fred R. David, New Jersey: Pearson Education, Inc, 2007. 2. “Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam”, penulis Asmuni Syukir, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. 3. “Ilmu Dakwah, Edisi Revisi”, penulis Moh. Ali Aziz, Jakarta: Kencana, 2009. Penulis menemukan skripsi yang menjadi referensi dalam penelitian ini yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, antara lain: 1. “Strategi Dakwah Ustadz Muhammad Arifin Ilham di Kalangan Masyarakat Perkotaan” oleh Muhammad Yusra Nuryazmi tahun 2015, NIM 1110051000179. Penelitian ini juga menggunakan strategi konsep dari Fred R. David. Namun, penelitian ini difokuskan pada strategi dakwah yang dilakukan perseorangan yakni Ustadz Muhammad Arifin 19
Consuelo G Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: Penerbit Unversitas Indonesia Press, 1993), h. 31.
13
Ilham. Sementara skripsi penulis difokuskan pada strategi dakwah di sebuah komunitas dakwah, bukan pada perseorangan. 2. “Strategi Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Dalam Menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi” oleh Dodiana Kusuma tahun 2010, NIM 103051028452. Penelitian ini memiliki persamaan dalam hal teori yang digunakan. Namun, fokus penelitian ini adalah strategi dakwah yang dilakukan oleh sebuah lembaga dari dampak negatif di era globalisasi, sementara skripsi penulis difokuskan pada strategi dakwah di sebuah komunitas dakwah, yakni komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak Shalat Subuh berjamaah di Jakarta. 3. “Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah” oleh Endah Purnamasari tahun 2014, NIM 1110051000051. Fokus penelitian ini adalah strategi dakwah yang dilakukan oleh sebuah lembaga dalam menjalin ukhuwah islamiyah, sementara skripsi penulis difokuskan pada strategi dakwah di komunitas dakwah, yakni komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak Shalat Subuh berjamaah di Jakarta. 4. “Strategi Dakwah Majelis Agama Islam Wilayah Narathiwat di Patani Selatan Thailand” oleh Mariam Ding tahun 2015, NIM 1112051000167. Penelitian ini menggunakan teori yang sama dengan penelitian penulis. Namun, yang menjadi fokus penelitian ini adalah strategi dakwah yang dilakukan oleh sebuah lembaga agama Islam di Patani Selatan Thailand, di mana masyarakat muslim di sana merupakan minoritas. Sementara skripsi penulis difokuskan pada strategi dakwah di komunitas dakwah, yakni
14
komunitas Pejuang Subuh yang berada di negara mayoritas muslim namun realitas jamaah shalat Subuh tidak seperti yang diharapkan. 5. “Strategi Dakwah Pengurus Viking Dalam Aktivitas Keagamaan” oleh Rendy Adityawarman, NIM
1110051000193. Penelitian ini juga
menggunakan teori Fred R. David, tetapi penelitian ini difokuskan strategi dakwah oleh pengurus kelompok supporter bola. Sementara dalam skripsi peneliti fokus pada strategi dakwah di komunitas dakwah, yakni komunitas Pejuang Subuh dalam mengajak shalat Subuh berjamaah di Jakarta. F. Kerangka Teori Penelitian ini menggunakan teori manajemen strategis konsep yang dikemukakan oleh Fred R. David. Penggunaan teori berupa konsep ini dirasa cocok dalam mendeskripsikan penelitian ini. David menjelaskan bahwa terdapat tiga tahapan strategi, yakni perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.20 a. Perumusan Strategi Perumusan strategi merupakan tahapan pertama dalam strategi. Di tahap ini, para pencipta, perumus, pekonsep berfikir matang mengenai kesempatan dan ancaman dari pihak luar dan menetapkan kekuatan dan kekurangan internal, serta menentukan sasaran yang tepat. b. Implementasi Strategi Implementasi strategi merupakan tahapan di mana setelah strategi dirumuskan yaitu pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan. 20
Fred R. David, Strategic Management Concepts and Cases, Thirteenth Edition (New Jersey: Pearson Education, Inc, 2007), h. 38-39.
15
c. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi merupakan tahapan di mana keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk penetapan tujuan berikutnya. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan gambaran yang jelas dan terarah, maka peneliti mengelompokan lima bab sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini menguraikan permasalahan masalah (latar belakang masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah), tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran umum penulisan penelitian.
BAB II
: LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan digunakan penulis dalam menganalisa dan merancang sistem yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi maupun internet yang menjadi landasan penelitian skripsi, antara lain teori tentang strategi, dakwah, strategi dakwah, komunitas, penjelasan dalil-dalil terkait shalat Subuh berjamaah.
BAB III
: GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan profil dari komunitas Pejuang Subuh, visi dan misi komunitas Pejuang Subuh,kegiatan komunitas Pejuang Subuh, dan tanggapan masyarakat terkait komunitas Pejuang Subuh.
16
BAB IV
: TEMUAN DAN ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan tentang temuan data dari proses pengumpulan data, selanjutnya temuan itu akan dianalisis dengan cara mengkorelasikan dengan teori yang ada dalam penelitian ini.
BAB V
: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran yang yang ditujukan untuk pembaca dan penelitian terkait selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi 1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu“stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Strategi adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan. Dalam strategi harus ada yang dicamkan, yakni “Tidak ada sesuatu yang berarti dari segalanya kecuali untuk mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh musuh, sebelum mereka mengerjakannya”.1 Karl von Clausewitz (1780-1831) seorang pensiunan jenderal Prusia dalam bukunya On War merumuskan strategi ialah “suatu seni menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang”. Marthin-Anderson (1968) juga merumuskan “strategi adalah seni di mana melibatkan kemampuan intelegensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien”.2 Menurut konsep manajemen strategis Fred R. David dalam bukunya Strategic Management Concepts and Cases, edisi ketiga belas, Fred menyebutkan manajemen strategis adalah seni atau ilmu yang terdiri atas 1
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. ke-1, h. 61. 2 Ibid., h. 61.
17
18
perumusan, implementasi, dan evaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya.3 Penulis menggunakan teori berupa konsep strategi dari Fred R. David, di mana dalam strategi manajemen konsep ini terdapat tahapan-tahapan yang lebih sistematis dalam sebuah strategi. 2. Tahapan-tahapan Strategi Fred R. David mengemukakan konsepmanajemen strategis yang menjelaskan tiga tahapan strategi, diantaranya:4 a. Perumusan Strategi Perumusan strategi merupakan tahapan pertama dalam strategi. Di tahap
ini,
yang
mengidentifikasi
dilakukan kesempatan
adalah dan
membangun
ancaman
dari
visi
dan
misi,
luar
organisasi,
menetapkan kekuatan internal dan kelemahan, menentukan tujuan jangka panjang, menghasilkan alternatif strategi, serta menentukan sasaran yang tepat. b. Implementasi Strategi Implementasi strategi merupakan tahapan di mana setelah strategi dirumuskan yaitu pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan. Implementasi strategi sering disebut dengan tahap aksi dalam manajemen strategis. Tahapan ini untuk menggerakkan strategi yang telah dirumuskan menjadi aksi. Mengingat bahwa implementasi strategi menjadi tahapan yang paling sulit, tahapan ini memerlukan pribadi yang disiplin, komitmen, dan
3
Fred R. David, Strategic Management Concepts and Cases Thirteenth Edition (New Jersey: Pearson Education Inc, 2007), h. 37. 4 Ibid., h. 38.
19
pengorbanaan.
Strategi
yang
sudah
dirumuskan
tetapi
tidak
diimplementasikan, menjadi tidak berguna. c. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi merupakan tahapan di mana keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk penetapan tujuan berikutnya. Terdapat tiga hal yang dilakukan dalam tahapan ini, diantaranya meninjau kembali faktor internal dan eksternal dari dasar startegi, mengukur hasil, serta pengambilan aksi-aksi untuk dijadikan perbaikan. Evaluasi menjadi tolak ukur berhasil atau tidak terhadap strategi yang telah diterapkan. B. Dakwah 1. Pengertian Dakwah Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup seseorang, sikap batin, perilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, menjadi sesuai dengan tuntutan syariat Islam untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.5 Menurut Asmuni Syukir, dakwah dapat diartikan dari dua segi, yakni yang bersifat pembinaan dan yang bersifat pengembangan. Pembinaan memiliki
arti
suatu
kegiatan
yang
untuk
mempertahankan
dan
menyempurnakan sesuatu hal yang telah ada sebelumnya. Sedangkan pengembangan
memiliki
arti
suatu
kegiatan
yang
mengarah
pada
pembaharuan atau mengadakan sesuatu yang belum ada.6
5
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 21. 6 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 20.
20
“Dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan, dan menyempurnakan ummat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah, dengan menjalankan syariatNya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun di akhirat. Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan adalah usaha mnegajak ummat manusia yang belum beriman kepada Allah Swt. Agar mentaati syariat Islam (memeluk agama Islam) supaya nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.”7 Dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh parapengembandakwahuntukmengubahsasarandakwah agar bersediamasukkejalan Allah, dan secara bertahap menuju kehidupan yang Islami.8 Menururt Toha Omar, dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Ada beberapa kata yang hampir sama maksudnya dengan “dakwah”, seperti penerangan, pendidikan, pengajaran, indoktrinasi, dan propaganda.9 Dakwah merupakan aktivitas atau kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup atas dasar keridhaan Allah. Dakwah juga bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam yang dilakukan secara sadar dan sengaja, biasanya prosesnya melalui dengan berbagai cara atau metode. 2. Unsur-unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut terdiri atas da‟i atau pelaku
7
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 20. Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. ke-1, h. 77. 9 Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah (Jakarta: PT Al-Mawardi Prima, 2004), Cet. ke1, h. 67-68. 8
21
dakwah, mad‟u atau penerima dakwah, maddah atau materi dakwah, wasilah atau media dakwah, thariqah atau metode dakwah, dan atsar atau efek dakwah.10 a. Pelaku Dakwah Pelaku dakwah atau da‟i adalah orang yang melakukan dakwah. Dalam ilmu komunikasi pendakwah adalah komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan komunikasi kepada orang lain. Pendakwah bisa bersifat individu maupun kelompok. Pendakwah yang bersifat individu ketika dakwah yang dilakukan adalah perseorangan. Pendakwah yang bersifat kelompok adalah dakwah yang digerakkan oleh sebuah kelompok atau organisasi.11 b. Penerima Dakwah Penerima dakwah atau mad‟u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak.Terdapat tiga golongan mad‟u, yakni golongan cerdik cendekiawan, golongan awam, dan golongan yang berbeda dengan golongan kedua tersebut. 12Golongan cerdik cendekiawan adalah golongan yang cinta kebenaran, dapat berpikir secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan. Golongan awam adalah orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian atau penjelasan yang tinggi. Golongan yang berbeda dengan golongan tersebut, yaitu mereka
10
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 21. 11 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. ke-2, h. 216. 12 Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 23.
22
senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja dan tidak mampu membahasnya secara mendalam. c. Materi Dakwah Materi dakwah atau maddah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da‟i kepada mad‟u, yang sumber utamanya adalah dari Al Qur‟an dan hadits. Secara umum, materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu masalah akidah, masalah syariah, masalah muamalah, dan masalah akhlak.13 Masalah akidah atau keimanan merupakan aspek yang membentuk moral manusia, iman merupakan esensi dalam ajaran Islam. Masalah syariah dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, dan kejadian secara cermat terhadapa dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan pembaruan, sehingga umat tidak terpelosok ke dalam keburukan. Masalah muamalah menekankan pada aspek ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah. Masalah akhlak mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya. d. Media Dakwah Media dakwah atau wasilah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah.14 Media dakwah juga digunakan untuk menyampaikan materi dakwah.
13
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 24. 14 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 163.
23
e. Metode Dakwah Metode dakwah atau thariqah adalah jalan atau cara yang dipakai pelaku dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah. Metode penting peranannya, karena suatu pesan walaupun baik jika tidak disampaikan melalui metode yang tepat, maka pesan tersebut bisa saja tidak diterima oleh penerima pesan atau penerima dakwah. Metode dakwah ada tiga, yakni bi al hikmah, mau‟izatul hasanah, dan mujadalah billati hiya ahsan. Hal ini terdapat dalam QS. An Nahl ayat 125 yang berbunyi:
ِ اْلَ َسنَ ِة َو َج ِاد ْْلُ ْم بِالَِّ ِْت ِى َي ْ اْلِ ْك َم ِة َوالْ َم ْو ِعظَِة ْ ِك ب َ ِّاُْدعُ ا ََل َسبِْي ِل َرب ِاَحسنقلى ا َِ ك ىو اَ ْعلَم َّ ض َّل َع ْن َسبِْيلِ ِو َوُى َو اَ ْعلَ ُم بِالْ ُم ْهتَ ِديْ َن ن ِب ب ر ن َّ َ ْ ُ َُ َ َ َُ ْ “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)15 Bi al hikmah adalah berdakwah dengan memerhatikan situasi dan kondisi sasarandakwah denagn menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga mereka tidak merasa terpaksa atau keberatan. Mau‟izatul hasanah adalah berdakwah dengan memberikan nasihat–nasihat atau menyampaikan ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga dapat menyentuh hati mereka. Mujadalah billati hiya ahsan adalah berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-
15
Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur‟an, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h. 421.
24
baiknya dengan tidak memberikan tekanan yang memberatkan sasaran dakwah. f. Efek Dakwah Efek dakwah atau atsar merupakan umpan balik atau feedback dari proses dakwah. Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah dilaksanakan secara radikal dan komprehensif, artinya tidak setengah-setengah. Para pelaku dakwah harus memiliki jiwa terbuka untuk melakukan pembaruan dan perubahan, di samping bekerja dengan menggunakan ilmu. 3. Tujuan Dakwah Tujuan dakwah adalah mengubah perilaku sasaran dakwah atau mad‟u agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik hal tersebut menyangkut masalah pribadi, keluarga, maupun sosial kemasyarakatannya, agar terdapat kehidupan yang penuh dengan keberkahan samawi dan keberkahan ardhi, serta mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat dan terbebas dari azab neraka.16 Menegakkan ajaran Islam merupakan tujuan dakwah. Menegakkan ajaran Islam ditujukan kepada setiap insan baik individu maupun masyarakat, sehingga ajaran tersebut mampu mendorong suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam. Terjadi perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan dalam Al Qur‟an dan Sunnah.17
16
Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. ke-1, h.
17
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. ke-2, h.
78. 47.
25
4. Bentuk-bentuk Dakwah a. Dakwah Bi Al-Lisan Dakwah bi al-lisan merupakan penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau komunikasi langsung antara da‟i dan mad‟u atau objek dakwah. Dakwah bi al-lisan sebagai kegiatan penyampaian pesan-pesan kebenaran yang bersumber dari Al Qur‟an dan Sunnah memerlukan penyampaian yang cermat, jitu, dan akurat, sehingga dapat mengenai sasaran dakwah.18 b. Dakwah Bi Al-Qalam Dakwah bi al-qalam adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, internet, artikel, dan sebagainya. Tulisan-tulisan tersebut mengandung seruan mengenai amar ma‟ruf nahi munkar. Dakwah bi al-qalam memiliki beberapa keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan dapat dibaca di mana saja dan kapan saja karena tidak dibatasi ruang dan waktu.19 c. Dakwah Bi Al-Hal Dakwah bi al-hal adalah dakwah melalui tindakan atau aksi nyata. Dakwah bi al-hal lebih mengarah pada tindakan menggerakan mad‟u, sehingga lebih berorientasi pada pengembangan masyarakat dan untuk meningkatkan kualitas umat yang pada akhirnya akan membawa perubahan sosial.20 Dakwah bi al-hal merupakan kegiatan menyeru ke
18
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 42-45. 19 Ibid., h. 53-58. 20 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher (Jakarta: Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu, 2005), Cet. ke-1, h.184.
26
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan nyata yang sesuai dengan keadaan manusia.21 C. Strategi Dakwah 1. Pengertian Strategi Dakwah Strategi dakwah dapat diartikan sebagai metode, siasat, taktik atau manuvers yang dipergunakan dalam kegiatan dakwah.22 Menurut Moh Ali Azis, strategi dakwah merupakan perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, antara lain:23 a. Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah) termasuk pengguanaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan.
Dengan
demikian,
strategi
merupakan
proses
penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tingkat tindakan. b. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya. Strategi dakwah adalah kolaborasi yang tepat antara semua unsur dakwah mulai dari da‟i serta organisasi atau lembaganya, pesan, metode, dan media yang sesuai dengan kondisi dan situasi khalayak. Strategi dakwah dimaksudkan untuk meminimalkan hambatan, baik yang bersifat teknis,
21
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 60. 22 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 32. 23 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. ke-2, h. 349.
27
psikologis, sosial, dan kultural, serta melakukan konfrontasi dengan pesanpesan lain. Strategi dakwah harus dipandang sebagai kiat yang melibatkan penalaran dengan menggunkaan semua sumber daya dan mencapai tujuan secara efisien dan efektif.24 2. Asas-Asas Strategi Dakwah Strategi
dakwah
yang
digunakan
dalam
berdakwah
harus
memerhatikan beberapa asas dakwah, yakni asas filosofis, asas kemampuan dan keahlian da‟i, asas sosiologis, asas efektifitas dan efisiensi.25 a. Asas Filosofis Dalam asas ini, hal yang utama adalah membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam proses atau aktivitas dakwah. b. Asas Kemampuan dan Keahlian Da‟i (achievement and professional) Asas ini menyangkut pembahasan mengenai kemampuan dan profesionalisme da‟i atau subjek dakwah. c. Asas Sosiologis Asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah atau mad‟u. Misalnya masalah politik pemerintah setempat, mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah, sosiokultural sasaran dakwah, dan sebagainya. d. Asas Psikologis
24
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. ke-1, h. 232-233. 25 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 32-33.
28
Asas ini membahas masalah-masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seoarang da‟i atau pelaku dakwah adalah manusia, begitupun sasaran dakwah atau mad‟u. Sasaran dakwah memiliki karakter (kejiwaan) yang unik, yakni berbeda satu dengan yang lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah ideologi atau kepercayaan (rakhaniyah) tidak luput dari masalah-masalah psikologis sebagai azas atau dasar dakwahnya. e. Asas Efektifitas dan Efisiensi Di dalam aktivitas dakwah harus berusaha menyeimbangkan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya. Jika bisa waktu, biaya, dan tenaga yang sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain, ekonomis biaya, waktu, dan tenaga dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin atau setidaknya seimbang antara keduanya. Tidak jauh berbeda, M. Abzar D dalam jurnal yang ditulisnya menyatakan bahwa ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi dalam strategi dakwah. Pertama, para aktivis dakwah dapat meningkatkan kualitasnya, terutama dalam peningkatan kualitas pendidikan dan wawasan keagamaan yang terintegrasi dengan wawasan keilmuan yang lain. Kedua, para aktivis dakwah dapat mempertimbangkan penggunaan media informasi sebagai sarana dakwah secara profesional. Ketiga, pelaksanaan dakwah dapat terevaluasi dengan baik, baik dari aspek metodologi pendekatan maupun dari aspek materi-materi yang disampaikan kepada masyarakat.26 26
M. Abzar D, “Strategi Dakwah Masa Kini (Beberapa Langkah Strategis Pemecahan Problematika Dakwah)”, Lentera, Vol. XVIII, No. 1 (Juni 2015), h. 49-50.
29
D. Komunitas 1. Pengertian Komunitas Pengertian komunitas ada dua konteks utama, yaitu lokalitas yang terbentuk pada batasan geografis tertentu
(geographical locality) dan
identitas yang sama, atau minat/kepentingan/kepedulian terhadap hal yang sama (sense of identity or community of interest). Misalnya, komunitas Kota Bandung, berarti orang yang tinggal di daerah Bandung dengan dibatasi oleh batas geografis tertentu. Selain itu, misalnya komunitas penggemar mobil antik,
berarti
yang
dianggap
memiliki
sejumlah
minat/kepentingan/kepedulian terhadap hal yang sama, yakni mobil antik. Faktor utama yang menjadi dasar suatu komunitas adalah adanya interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya sehingga menumbuhkan rasa keterikatan keakraban yang menimbulkan kenyamanan bagi para anggotanya. Pada umumnya, mereka memiliki kebiasaan yang sama.27 Karakteristik yang membedakan komunitas dengan kelompok lain adalah adanya perasaan nyaman pada anggotanya untuk hidup dalam komunitas karena memiliki persamaan, baik dalam etnik, kebiasaan, bahasa maupun faktor pengikat lainnya, seperti minat. Secara umum, tujuan dibentuknya suatu komunitas adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik fisik maupun psikis.28 Secara ringkas konsep komunitas adalah sebagai berikut: a. Sebagai
sistem
pertengahan
di
antara
masyarakat;
sebagai
makrosistem dan kelompok kecil sebagai microsystem. 27
Atie Rachmiatie, Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), Cet. ke-1, h. 72. 28 Ibid., h. 73.
30
b. Memiliki populasi yang karakteristiknya teridentifikasi oleh perasaan saling memiliki, dan kesadaran anggotanya sebagai bagian dari komunitas tersebut. c. Sebagai organisasi dan pertukaran dari kepentingan sesama anggotanya. d. Memiliki fungsi-fungsi yang berbeda satu sama lain. e. Beradaptasi dengan lingkungannya melalui pertukaran potensi yang dimiliki masing-masing anggota. f. Menciptakan dan memelihara organisasi serta kelembagaan untuk memenuhi kebutuhan subsistem dan suprasistem masing-masing.29 Dengan begitu, komunitas merupakan sistem dalam masyarakat yang memiliki karakteristik saling memiliki, kepentingan, memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan subsistem dan suprasistem masing-masing. 2. Bentuk-bentuk Komunitas Menurut Wenger, komunitas memiliki berbagai macam bentuk, diantaranya:30 a. Besar atau Kecil Beberapa komunitas memiliki ukuran yang kecil bahkan hanya terdiri dari beberapa spesialis, sementara yang lainnya terdiri atas ribuan orang. Ada komunitas yang dapat mencapai lebih dari seribu orang.
29
Atie Rachmiatie, Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), Cet. ke-1, h. 76. 30 Etienne Wenger, dkk., Cultivating Communities of Practice: A Guide to Managing Knowledge (Boston: Harvard Business School Press, 2002), h. 24.
31
Ukuran tidak menjadi masalah, komunitas yang berukuran besar biasanya dibagi berdasarkan wilayah atau subtopik tertentu. b. Berumur Panjang atau Berumur Pendek Perkembangan sebuah komunitas membutuhkan waktu, tapi jangka keberadaaan sebuah komunitas bermacam-macam. Beberapa komunitas masih eksis dalam jangka waktu yang lama, namun banyak juga komunitas yang berumur pendek. c. Terpusat atau Tersebar Banyak komunitas yang terbentuk dari sekelompok orang-orang yang bekerja di tempat yang sama atau yang tinggal berdekatan. Namun banyak juga komunitas yang tersebar di berbagai wilayah. Beberapa komunitas sering mengadakan pertemuan secara rutin, namun komunitas lainnya dikoneksikan secara primer oleh email atau telepon dan mungkin hanya bertemu sekali atau dua kali dalam setahun. d. Homogen atau Heterogen Beberapa komunitas terdiri atas orang-orang yang memiliki pekerjaan atau latar belakang yang sama. Beberapa komunitas lainnya terdiri atas orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Seringkali mudah membangun komunitas dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang sama. Namun, komunitas orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda diperlukan kebersamaan dan kedekatan satu sama lain. e. Internal atau Eksternal
32
Komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit bisnis atau menjangkau kerja sama dengan divisi berbeda dan banyak yang melakukan kerja sama antarorganisasi. f. Spontan atau Disengaja Banyak komunitas yang terbentuk tanpa intervensi dari pihak lain. Para anggota datang secara spontan karena mereka saling membutuhkan satu sama lain. Namun, ada juga pihak atau organisasi yang membentuk komunitas yang mereka butuhkan. g. Yang tidak dikenal menjadi melembaga Komunitas memiliki banyak hubungan dengan organisasi lain, hal itu membuat pergeseran dari komunitas yang tidak dikenal menjadi lembaga yang besar. E. Shalat Subuh Berjamaah 1. Pengertian Shalat Dalam firman Allah, kata shalat berarti doa. Hal ini terdapat dalam QS. At-Taubah ayat 103, Allah SWT berfirman:
ِِ ِ ِ ص ِّل َعلَْي ِه ْمقلى اِ َّن َ ص َدقَ ًة تُطَ ِّهُرُى ْم َوتَُزِّكْي ِه ْم ِبَا َو َ ُخ ْذ م ْن اَْم َواْل ْم ك َس َك ٌن َّْلُ ْمقلى َواهللُ ََِسْي ٌع َعلِْي ٌم َ َصلوت َ ”Ambillah zakat dari sebagin harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah:103)31
31
Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur‟an, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h. 297-298.
33
Shalat menurut istilah adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Swt. Dan disudahi dengan memberi salam. Menurut Sulaiman Rasyid, shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Sedangkan menurut Zurinal Z dan Aminuddin, “shalat adalah ibadah yang meliputi kata-kata dan perbuatan sesuai dengan syarat tertentu yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam”.32 Shalat adalah menghadapkan hati kepada Allah yang mendatangkan rasa takut, menumbuhkan rasa kebesaran dan kekuasaan-Nya dengan sepenuh jiwa, khusyuk, serta ikhlas dalam beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.33 Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang mukallaf (baligh dan berakal sehat). Dalam sehari semalam terdapat lima kali shalat yang wajib dikerjakan oleh seorang muslim yang disebut dengan shalat wajib, diantaranya shalat subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Hukum shalat wajib adalah wajib „ain, dimana setiap muslim wajib mengerjakannya. Apabila seorang muslim mengerjakannya maka akan mendapatkan pahala, jika meninggalkannya maka ia berdosa. Kewajiban shalat wajib atau fardhu ditentukan sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. An-Nisa ayat 103 yang berbunyi:
32
Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), Cet. ke-1, h. 64. 33 Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah (Jakarta: Pustaka irVan, 2008), Cet. ke-1, h. 13.
34
ِ الصلوَة فَاذْ ُكُروااهللَ قِيَ ًام َّاوقُعُ ْوًدا َّو َعلى ُجنُ ْوبِ ُك ْم َّ ضْيتُ ُم َ َفَا َذا ق ِِ ْي كِتبًا َّم ْوقُ ْوتًا َّ الصلوَة اِ َّن َّ فَِا َذااطْ َمأْنَْنتُ ْم فَاَقِْي ُموا ْ َالصلوَة َكان َ ْ ت َعلَى الْ ُم ْؤمن ج
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(QS. AnNisa:103)34 Dalam ajaran Islam ibadah shalat memiliki kedudukan yang tertinggi dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. Shalat merupakan tiang agama. Islam tidak dapat tegak kecuali dengan shalat.35 2. Pengertian Shalat Subuh Shalat Subuh merupakan shalat yang dilakukan pada waktu fajar atau subuh. Awal waktu Shalat Subuh dimulai sejak terbitnya cahaya putih yang memanjang di arah ufuk, cahaya ini akan terus menerus menjadi lebaih terang hingga terbit matahari. Akhir Shalat Subuh dimulai sejak terbitnya matahari.36 3. Pengertian Shalat Berjamaah Shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama dibawah pimpinan imam. Dalam shalat berjamaah terdapat dua unsur di mana salah satu diantara mereka sebagai pemimpin yang disebut imam, sementara unsur kedua disebut dengan ma‟mum. Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan dengan shalat sendirian, sebagaimana dijelaskan dalam sabda
34
Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur‟an, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h.138. 35 Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah (Jakarta: Pustaka irVan, 2008), Cet. ke-1, h. 66. 36 Muhammad Abduh Tuasikal, Waktu-waktu Shalat, (muslim.or.id, 2011), diakses pada Minggu, 24 Januari 2016 pukul 20.02 WIB.
35
Rasulullah saw. bahwa shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat yang dilakukan sendirian. Perbandingannya adalah 27 kali keutamaan. “Hakikat shalat jamaah adalah menghubungkan secara terikat antara shalatnya imam dengan shalatnya makmum.”37 Dengan shalat berjamaah, dapat saling mengenal, saling memuliakan, memberi salam, menegakkan kasih sayang, mendidik yang bodoh dari yang alim, memperoleh keberkahan bersama, dilipatgandakan pahalanya, serta ditingkatkan amalnya. 38 Dalam shalat berjamaah mereka berdiri bersama dalam barisan yang sejajar. Kaya dan miskin, hitam dan putih, pembantu dan majikan, pegawai dan pengusaha, mereka menghadap dan berdoa kepada Allah secara bersama-sama. Seluruh muslim berdiri bersama, rukuk bersama, dan sujud bersama dalam barisanbarisan. Shalat berjamaah juga suatu ibadah yang ditekankan. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 43 yang berbunyi:
ِ ِ َّ االزكوَة وارَكعوا مع ْي َّ َواَقِْي ُموا َ ْ الراكع َ َ ْ ُ ْ َ َّ الصلوَة َواتُو “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orangorang yang rukuk.”(QS. Al-Baqarah:43)39 4. Dalil-dalil Terkait Shalat Subuh Berjamaah Shalat Subuh berjamaah memiliki beberapa keutamaan, keutamaankeutamaan tersebut terkandung dalam dalil-dalil sebagai berikut:
37
Abdullah Bin Jarallah, Keutamaan Shalat Berjamaah, Penerjemah Muhtar Nashir (Solo: Pustaka Mantiq, 1994), Cet. ke-1, h. 16. 38 Ibid., h. 16. 39 Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur‟an, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h. 16.
36
a. Melaksanakan shalat Subuh serta shalat Isya secara berjamaah, pahalanya
disamakan
dengan
beribadah
semalam
suntuk.
Menghapuskan kesalahan sebagaimana air menghapuskan api. Rasulullah bersabda:
َد َخ َل عُثْ َما ُن بْ ُن َع َّفا َن:ال َ َ ق,دالر ْْح ِن بْ ُن أَِِب َع ْمَرَة َّ َع ْن َعْب ِ الْمس ِج َد ب ع َد :ال َ فَ َق,ت إِلَْي ِو ُ فَ َق َع ْد,ُ فَ َق َع َد َو ْح َده,صالَة الْ َم ْغ ِر ِب َ َْ ْ َ ِ ََِسعت رسول,َخي ِ يا ابن أ َم ْن:صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم يَ ُق ْو ُل اهلل ْ ُ َ َُ َْ َ ِ ٍ صلَّى الْعِ َشاء ِِف ََج الصْب َح ُّ صلَّى َ ص ََ ْ َ ْ اعة فَ َكأَََّّنَا قَا َم ن َ َو َم ْن,ف الَّْي ِل َ ٍ ِِف ََج .ُصلَّى الَّْي َل ُكلَّو ََ ْ َ اعة فَ َكأَََّّنَا “Abdurrahman bin Abu Amrah berkata,”Utsman bin Affan masuk masjid setelah shalat Magrib, lalu ia duduk sendirian. Maka saya duduk di dekatnya, kemudian dia berkata, „Hai kemenakanku! Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa mengerjakan shalat Isya dengan berjamaah, dia seakan-akan mendirikan shalat (sunnah) separuh malam. Barang siapa melakukan shalat Subuh dengan berjamaah, dia seakan-akan mengerjakan shalat (sunnah) semalam suntuk.””(HR. Muslim No. 656)40
b. Shalat berjamaah melebihi shalat salah seorang dengan dua puluh lima bagian dan malaikat siang dan malam berkumpul pada waktu shalat Subuh.
ِ أَخب رِِن سع:ال ِ َّيد بْن الْمسي ٍ َع ْن ُش َعْي ب َوأَبُو ِّ ب َع ِن ا ُّلزْى ِر ُ َ َ َ ْ َ َي ق َُ ُ ِ َ ََن أَبا ىري رَة ق ول اهلل َ ت َر ُس َّ َسلَ َمةَ بْ ُن َعْب ِد ُ ََس ْع:ال َ َْ ُ َ َّ الر ْْحَ ِن أ ِ ص َّل اهلل علَي ِ اْل َّ صالََة ع ي م ة ال ص ل ض ف ت : ل و ق ي م ل س و و ِ ْ ُ ُ ْ َ ُ َ ُ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ََ َْ 40
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, Penerjemah Elly Lathifah (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), Cet. ke-1, h. 166.
37
ٍ َح ِد ُك ْم َو ْح َدهُ ِبَ ْم س َو ِع ْش ِريْ َن ُجْزءًا َوََْتتَ ِم ُع َمالَئِ َكةُ الَّْي ِل َأ ِ فَاقْ َرءُْوا:ول أبُو ُىَريْ َرَة ُ ُُثَّ يَ ُق,صالَِة الْ َف ْج ِر َ َوَمالَئ َكةُ النَّ َها ِر ِِف .)إِ ْن ِش ْعتُ ْم (اِ َّن قُ ْرا َن الْ َف ْج ِر َكا َن َم ْش ُه ْوًدا
“Dari Syu‟aib, dari Zuhri, dia berkata: Said bin Al Musayyab dan Abu Salamah bin Abdurrahman telah mengabarkan kepadaku bahwa Abu Hurairah berkata, ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Shalat berjamaah melebihi shalat salah seorang diantara kamu yang dilakukan sendirian dengan dua puluh lima bagian. Malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat Fajar.” Kemudian Abu Hurairah berkata,”Bacalah jika kalian mau, „Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)‟. (QS. Al Israa: 78).” (HR. Bukhari)41 c. Melaksanakan shalat Subuh disaksikan oleh malaikat. Terdapat dalam QS. Al-Israa ayat 78 yang berbunyi:
ِ ِ َّ اَقِ ِم ِ َّم س اِ ََل َغ َس ِق الَّْي ِل َوقُ ْرا َن الْ َف ْج ِرقلى اِ َّن قُ ْرا َن ْ الصلوَة ل ُدلُْوك الش الْ َف ْج ِر َكا َن َم ْش ُه ْوًدا “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya Shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Israa:78)42
Shalat merupakan perintah Allah SWT yang wajib dilaksanakan. Shalat lebih utama dilaksanakan atau dikerjakan dengan berjamaah. Shalat Subuh yang merupakan salah satu dari shalat lima waktu memiliki keutamaan-keutamaan, termasuk keutamaan ketika dilaksanakan secara berjamaah.
41
Ibnu Hajar Al Asqalani dan Al Imam Al Hafizh, Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari. Buku 4 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 172. 42 Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur‟an, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h. 436.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Komunitas Pejuang Subuh 1. Sejarah Berdirinya Komunitas Pejuang Subuh Komunitas Pejuang Subuh berawal dari akun @PejuangSubuh yang digerakkan oleh tiga sekawan para mujahid Subuh, yaitu Arisakti Priwatwono, Hadi E. Halim, dan Hilman Rivani. Tiga anak muda tersebut memiliki obsesi yang sama, yaitu ingin membuat shalat Subuh seramai shalat Jumat.1 Sekitar tahun 2008, Arisakti Prihatwono, Hadi E. Halim, dan Hilman Rivani melihat bahwa shalat Subuh di masjid kebanyakan diisi oleh orang tua. Mereka ingin masjid ramai, khususnya oleh anak-anak muda. Mereka mulai mengajak melalui media sosial, yakni Twitter dan Facebook. Namun, respon yang didapat lebih banyak melalui Twitter. “Kita masuk pertama kali lewat sosial media karena sosial media itu lebih dekat dengan anak muda. Jadi saat itu kita buat di Twitter, Facebook. Jadi kita mulai dari agustus 2012 pada saat itu bulan ramadhan kita pertama kali tweet, dan akhirnya terus sampai sekarang.”2
Mulai dari Agustus 2012 pada saat bulan Ramadhan, akun @PejuangSubuh mengeluarkan kicauannya dan terus menerus hingga saat ini. Di awal kemunculan tersebut, akun @PejuangSubuh mulai banyak memiliki
1
Sekaring Ratri A, Pejuang Subuh, Gerakan Mengajak Sholat Subuh Berjamaah di Masjid, artikel diakses pada 15 Desember 2015 dari http://batampos.co.id/20-06-2015/pejuangsubuh-gerakan-mengajak-orang-Shalat-subuh-berjamaah-di-masjid/. 2 Arisakti Prihatwono, Dewan Syura Pejuang Subuh, Rumah Damai Indonesia, Jakarta, 12 Maret 2016.
38
39
follower, mention, dan tweet. Waktu yang paling ramai di beranda @PejuangSubuh adalah waktu Subuh karena diisi oleh mention para follower @PejuangSubuh. Dari saat itu mereka mulai kegiatan secara offline. Kegiatan tersebut dinamakan Ngopi Susu.3 Selain di Twitter, Komunitas Pejuang Subuh memiliki akun lain di beberapa media sosial, diantaranya Facebook dan Instagram. Serta memiliki website yakni pejuangsubuh.org. Saat ini akun @PejuangSubuh di Twitter memiliki pengikut berjumlah 183.000 dan kicauan yang berjumlah 75.200.4 Di akun Facebook yang bernama Pejuang Subuh memiliki 13.296 penyuka.5 Di akun Instagram yang bernama @PejuangSubuhID memiliki 8993 pengikut dan 360 foto.6 Keberadaan Pejuang Subuh di Jakarta atau disebut dengan Pejuang Subuh chapter Jakarta muncul di pertengahan tahun 2014. Kemunculan Pejuang Subuh chapter Jakarta tersebut berawal dari pertemuan secara offline. Kegiatan tersebut bernama Ngopi Susu (Ngobrol Perkara Iman Sungguh-sungguh). Pejuang Subuh chapter Jakarta memiliki anggota berjumlah 444 orang, dengan rincian anggota ikhwan berjumlah 300 orang dan akhwat berjumlah 144 orang.7 Untuk kegiatan perkumpulan, biasanya mereka lakukan di Masjid Al-Azhar di Kebayoran atau di Rumah Damai Indonesia yang berlokasi di Jatipadang, Jakarta. Pejuang Subuh chapter Jakarta memiliki akun di beberapa media sosial, diantaranya Twitter, Facebook dan Instagram. Saat ini, akun Twitter 3
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 20 Maret 2016. Diakses dari akun Twitter @PejuangSubuh pada 31 Maret 2016 pukul 5:45 WIB. 5 Diakses dari akun Facebook Pejuang Subuh pada 31 Maret pukul 5:41 WIB. 6 Diakses dari akun Instagram @PejuangSubuhID pada 31 Maret pukul 5:32 WIB. 7 Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 20 Maret 2016. 4
40
yang bernama @PejuangSubuhJKT memiliki 5.160 pengikut dan 8.140 kicauan.8 Di akun Instagram yang bernama @Pejuang_subuh_jakarta memiliki 184 pengikut dan 13 foto.9 Sedangkan di akun Facebook Pejuang Subuh Jakarta memiliki 549 penyuka.10 2. Susunan Kepengurusan Komunitas Pejuang Subuh Susunan kepengurusan komunitas Pejuang Subuh di Jakarta adalah sebagai berikut: a. Dewan Syura
: - Arisakti Prihatwono -
Hadi Emanuel
-
Hilman Rivani
b. Ketua
: Hartanto Abdul Kholiq
c. Wakil
: Mada
d. Sekretaris
: Kondang Priesbudi
e. Bendahara
: Nurrohman
f. Divisi Syiar
: - Miskam -
Izal
g. Divisi Ekonomi : - Nurrohman -
Yusuf
-
Hanafi
h. Divisi Kaderisasi : - Radinal
i. Divisi Media 8
-
Edwin
-
Mada
: - Thamrin
Diakses dari akun Twitter @PejuangSubuhJKT pada 31 Maret pukul 5:45 WIB. Diakses dari akun Instagram @Pejuang_subuh_jakarta pada 31 Maret pukul 5:32 WIB. 10 Diakses dari akun Facebook Pejuang Subuh Jakarta pada 31 Maret pukul 5:41 WIB. 9
41
j. Bank Data
-
Rizky
-
Juna
-
Hengky
: -
Iman Firmansyah Indra Tutriono11
3. Buku Pejuang Subuh Buku Pejuang Subuh diluncurkan oleh komunitas Pejuang Subuh pada Ahad, 2 Februari 2014 di Masjid baitul „Ilm Diknas, Jakarta. Buku tersebut memuat kumpulan kisah-kisah nyata orang-orang yang istiqamah berjuang mengerjakan shalat Subuh berjamaah dan memperoleh keajaiban. Buku tersebut juga diharapkan dapat memotivasi umat Islam lainnya untuk terbiasa shalat Subuh. Para pemilik kisah nyata dalam buku tersebut menuliskan sendiri kisahnya. Kisah-kisah tersebut dikumpulkan dalam waktu setahun.12 Tujuan dari adanya buku ini adalah menggerakkan para pemuda untuk ikut meramaikan shalat Subuh berjamaah karena alasan terbentuknya komunitas ini adalah resah dengan kondisi masjid di waktu Subuh yang hanya diisi oleh mereka yang sudah berusia lanjut, yakni kakek-kakek. Para founder ingin membantu dan memotivasi para pemuda yang masih sulit bangun Subuh agar mampu mencapai segala kemuliaan dan keberkahan shalat Subuh.13
11
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 20 Maret
2016. 12
Rias Andriati, Kisah Pejuang Subuh, Dari Broken Hearted Sampai Clubbing, artikel diakses pada Selasa 15 Desember 2015 jam 8.38 WIB darihttp://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/02/04/15978/kisah-pejuang-subuhdari-broken-hearted-sampai-clubbing.html. 13 Ahmad Rian Lisandi, Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku Pejuang Subuh Karya Hadi E. Halim, (Ciputat: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004), h. 36.
42
Buku ini menjelaskan program-program Pejuang Subuh, antara lain Subuh berjamaah di Masjid Al-Azhar Kebayoran Jakarta setiap minggu ketiga dengan ustadz Bachtiar Nasir, pengajian bulanan yang dilaksanakan setiap minggu pertama tiap bulan, taaruf antaranggota komunitas Pejuang Subuh dan mencetak Pejuang Subuh baru yang istiqamah dengan mensosialisasikan 40 hari shalat Subuh berjamaah tanpa putus yang dilanjutkan dengan program lima waktu tabir pertama, serta aktif menggunakan media sosial sebagai sarana komunitas. Objek komunitas Pejuang Subuh merupakan pemuda Islam berusia 15-35 tahun.14 B. Visi dan Misi Komunitas Pejuang Subuh 1. Visi Organisasi Komunitas Pejuang Subuh memiliki visi, yaitu shalat Subuh berjamaah seramai shalat Jumat.15 2. Misi Organisasi Dalam mencapai visi organisasi, komunitas Pejuang Subuh memiliki beberapa misi, diantaranya:16 a. Membangunkan ikhwan dan akhwat untuk melaksanakan shalat Subuh. b. Mencetak mujahid dan mujahidah Subuh. c. Memelihara dan menjaga perjuangan mujahid dan mujahidah untuk kepentingan umat.
14
Ahmad Rian Lisandi, Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku Pejuang Subuh Karya Hadi E. Halim (Ciputat: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004), h. 36. 15 Email tentang visi dan misi Pejuang Subuh dari Arisakti Prihatwono pada 18 Februari 2016 pukul 12:24 WIB. 16 Email tentang visi dan misi Pejuang Subuh dari Arisakti Prihatwono pada 18 Februari 2016 pukul 12:24 WIB.
43
Selain visi dan misi organisasi, Pejuang Subuh juga memiliki visi dan misi yang ditujukan kepada mujahid Subuh. Berikut adalah visi dan misi mujahid Subuh:17 1. Visi Mujahid Subuh Visi mujahid Subuh adalah istiqamah sampai khusnul khatimah. Istiqamah sampai khusnul khatimah dapat diartikan melakukan segala sesuatu secara istiqamah, terus menerus, tanpa putus dalam perlombaan dalam kebaikan serta menceritakan kebaikan serta mencegah kemungkaran. Titik akhir dari perjuangan setiap mujahid dan mujahidah Subuh adalah meninggal dalam kondisi khusnul khatimah. Impian tertinggi ini yang akan menjadi tujuan dan terus menerus diingatkan kepada seluruh mujahid dan mujahidah. 2. Misi Mujahid Subuh Misi mujahid Subuh adalah belajar, bekerja, dan berdakwah. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Belajar Ayat pertama yang diberikan oleh Jibril kepada Rasulullah adalah perintah membaca. Perintah ini sangat strategis karena membaca akan berarti membaca apapun agar semakin mengerti. Secara harfiah dapat diartikan agar muslim mendahulukan dan mengutamakan belajar. Di masa kini, muslim sedang mendapatkan sebuah tantangan zaman, muslim seperti buih dilaut, walaupun banyak namun tidak berdaya. Muslim tidak dapat mendapat tempat di banyak pentas serta panggung, baik itu pentas politik maupun ekonomi. Sangat jauh dari pernyataan Al 17
Email tentang visi dan misi Pejuang Subuh dari Arisakti Prihatwono pada 18 Februari 2016 pukul 12:24 WIB.
44
Qur‟an bahwa sebaik-baik umat adalah umat Islam. Untuk itulah belajar sangat penting, fundamental, serta strategis. Mujahid mujahidah Subuh sudah semestinya menggenggam level tertinggi dalam keilmuan. Cita-cita dari pendiri Pejuang Subuh adalah seluruh mujahid dan mujahidah seharusnya mendapatkan title strata tiga atau S-3 atau mencapai Doktor/PhD di dalam keilmuannya. Hanya dengan pendidikan di level tertinggi inilah umat Islam akan maju. Maju tersebut karena mujahid dan mujahidah mempunyai ilmu terbaik dan ilmu tersebut digunakan untuk mencari ridho Allah semata. Pencarian jati diri akan terus menerus berlangsung sampai akhir zaman. Namun, pencarian jati diri serta penemuan-penemuan baru jika dilakukan dalam rangka meninggikan nama Allah, kekuatannya labeih dahsyat dan berkah.18 b. Bekerja Bekerja adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Islam. Memberi keluarga hasil keringat dari bekerja sama seperti bersedekah setiap saat. Dalam koridor bekerja, mujahid dan mujahidah Subuh tidak hanya sekedar bekerja. Namun jelas ada yang dicari dari setiap pekerjaan yang dilakukan mujahid Subuh. Satu hal yang harus dilakukan adalah pekerjaan yang berkah, halal, dan baik. Lebih lanjut lagi bahwa mujahid Subuh bisa memiliki bisnis sendiri. Bisnis sendiri yang tingkatnya internasional. Bisnis kelas dunia yang bekerja sama dengan mujahid dan mujahidah Subuh terbaik dari belahan dunia lainnya, dapat memproduksi, memperdagangkan hal yang baik dan berkah. Menciptakan kreasi nilai, 18
Email tentang visi dan misi Pejuang Subuh dari Arisakti Prihatwono pada 18 Februari 2016 pukul 12:24 WIB.
45
memberikan jasa dengan level keilmuan dan syakil yang terbaik. Karena dengan bisnis level internasional dan kerja sama dengan mujahid lainnya, Islam akan mencapai tingkat tertinggi dan memberi kemanfaatan untuk umat. Selain bisnis, hal penting lain yang strategis bagi Pejuang Subuh adalah menyiapkan mujahid Subuh untuk masuk ke sektor eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pejuang Subuh menyiapkan dan menempatkan mujahid dan mujahidah dengan cermat dan teliti. Untuk saat ini, sebagai generasi awal, Pejuang Subuh menyiapkan kader terbaik yang akan menempati fungsi-fungsi terbaik dengan nilai dan sudut pandang seorang mujahid. c. Berdakwah Berdakwah yang sudah pasti dilakukan oleh Pejuang Subuh adalah membangunkan orang untuk shalat Subuh. C. Kegiatan Komunitas Pejuang Subuh Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta diantaranya sebagai berikut: 1. Ngopi Susu Ngopi Susu merupakan singkatan dari Ngobrol Perkara Iman Sungguh-sungguh. Ngopi Susu adalah kajian yang dilakukan oleh Pejuang Subuh di minggu pertama setiap bulan. 2. Safari Subuh dan Futsal Safari Subuh merupakan kegiatan keliling masjid, mengunjungi masjid yang akan dijadikan tempat untuk shalat Subuh berjamaah. Mereka
46
menginap di masjid tersebut dan pada waktu Subuh melakukan shalat Subuh berjamaah. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan menularkan kepada masyarakat untuk shalat Subuh berjamaah. Setelah shalat Subuh berjamaah, mereka melanjutkan bermain futsal. Kegiatan ini dilakukan di minggu kedua setiap bulan. 3. Mabit Mabit merupakan singkatan dari Malam Bina Iman dan Taqwa. Untuk Mabit Akbar diadakan setiap tiga bulan sekali di masjid-masjid besar di Jakarta dan kegiatan Mabit diadakan di minggu keempat setiap bulan yang saat ini bertempat di Masjid Al-Azhar, Kebayoran, Jakarta. Kegiatan ini berisi kajian-kajian yang dibawakan oleh para ustadz atau narasumber. Kegiatan Mabit ini berlangsung semalaman.Umumnya mulai pada pukul 19.00 WIB sampai pagi, sehingga para jamaah atau yang mengahdiri Mabit ini dapat melakukan shalat Subuh berjamaah. 4. Sirah Nabawi Sirah Nabawi merupakan kegiatan yang dilakukan di minggu pertama dan ketiga setiap bulan. Kegitaan ini membahas tentang hal-hal terkait perjalanan
dan
kisah
hidup
Nabi
Muhammad
SAW. Pembahasan
menekankan pada sifat pribadi, akhlak, serta cara Nabi menjalani kehidupan sehari-hari yang bisa diteladani. 5. Dakwah On The Street Dakwah On The Street merupakan kegiatan berbagi hijab yang dilakukan oleh para akhwat dalam rangka mensosialisasikan hijab syar‟i. Kegiatan yang diadakan di minggu ketiga setiap bulan ini, dilakukan dengan
47
cara saling mengobrol, berbagi pengalaman, serta memberi masukan sembari memasangkan hijab syar‟i kepada masyarakat.19 D. Tanggapan Masyarakat Komunitas Pejuang Subuh memiiki visi shalat Subuh seramai shalat Jumat. Dalam menciptakan hal ini, tentu komunitas ini juga mengajak masyarakat, khususnya anak muda agar mau shalat Subuh berjamaah. Beberapa masyarakat menanggapi tentang adanya komunitas ini. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan atau artikel di beberapa media. Salah satu penduduk Jakarta, Mufti Roy, dengan keberadaan komunitas Pejuang Subuh, Mufti ingin menjadi mujahid Subuh. Ia ingin bisa menjalankan shalat Subuh berjamaah di masjid tanpa putus. Mufti yang berprofesi sebagai pegawai tersebut sempat gagal, ia hanya bertahan selama dua minggu dalam menjalankan shalat Subuh berjamaah di masjid. Namun, Mufti akhirnya bisa menjalankan shalat Subuh berjamaah secara rutin. Sama seperti Mufti, penduduk Jakarta lainnya yakni Muhammad Syamsul Choiri menanggapi keberadaan komunitas Pejuang Subuh, Syamsul termotivasi dan ingin shalat Subuh di awal waktu. Syamsul tergerak karena shalat Subuh yang dilakukannya selalu ketinggalan.20 Tanggapan lainnya yakni dari ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Zulkifli Hasan, ia mengapresiasi kegiatan para pemuda di komunitasnya yang dinilai sebagai kegiatan kreatif dan positif. Zulkifli Hasan melakukan jalan santai bersama 18 komunitas tersebut. Menurutnya, para pemuda Indonesia seharusnya 19
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 20 Maret-22 Maret 2016. 20 Sekaring Ratri A, Pejuang Subuh, Gerakan Mengajak Sholat Subuh Berjamaah di Masjid, artikel diakses pada 15 Desember 2015 dari http://batampos.co.id/20-06-2015/pejuangsubuh-gerakan-mengajak-orang-Shalat-subuh-berjamaah-di-masjid/.
48
menyalurkan minat dan bakatnya pada kegiatan-kegiatan yang kreatif dan positif sekaligus menjauhi kegiatan negatif seperti narkoba.21 Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah juga menanggapi keberadaan komunitas Pejuang Subuh, ia menyatakan bahwa di Padang pun diberlakukan program Subuh 40 hari bagi pelajar kota Padang. Alasan 40 hari adalah untuk konsisten, pembiasaan, dan proses penilaian. Menurutnya, jika 30-40 hari berturut-turut melakukan sesuatu yang baru, maka hal tersebut akan menjadi kebiasaan.22
21
Ruslan Burhani, Ketua MPR Jalan Santai Bersama 18 Komunitas, artikel diakses pada 12 April 2016 dari http://antaranews.com/berita/553204/ketua-mpr-jalan-santai-bersama-18komunitas. 22 Pernyataan Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah pada kegiatan Mabit di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta, 13 Februari 2016.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Perumusan Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta Menurut Fred R. David, di tahap perumusan yang dilakukan adalah membangun visi dan misi, mengidentifikasi kesempatan dan ancaman dari luar organisasi, menetapkan kekuatan internal dan kelemahan, menentukan tujuan jangka panjang, menghasilkan alternatif strategi, serta menentukan sasaran yang tepat. Perumusan strategi dakwah komunitas Pejuang Subuh diantaranya adalah membentuk visi dan misi dari komunitas ini. Visi dan misi ini berlaku bagi setiap chapter komunitas Pejuang Subuh, termasuk komunitas Pejuang Subuh di Jakarta. Visi dari komunitas Pejuang Subuh adalah shalat Subuh berjamaah seramai shalat Jumat. Misi dari komunitas Pejuang Subuh adalah membangunkan ikhwan dan akhwat untuk melaksanakan shalat Subuh, mencetak mujahid dan mujahidah Subuh, serta memelihara dan menjaga perjuangan mujahid dan mujahidah untuk kepentingan umat.1 Selain visi dan misi yang dirumuskan ke dalam komunitas secara umum, lebih rinci lagi komunitas ini memiliki visi dan misi yang ditujukan bagi para anggotanya. Anggota Pejuang Subuh memiliki sebutan, yakni mujahid dan mujahidah Subuh. Berikut adalah visi dan misi dari mujahid dan mujahidah Subuh:
1
Arisakti Prihatwono, Dewan Syura Pejuang Subuh, Rumah Damai Indonesia, Jakarta, 12 Maret 2016.
49
50
1. Visi Mujahid Subuh Visi mujahid Subuh adalah istiqamah sampai khusnul khatimah. Istiqamah sampai khusnul khatimah dapat diartikan melakukan segala sesuatu secara istiqamah, terus menerus, tanpa putus dalam perlombaan dalam kebaikan serta menceritakan kebaikan serta mencegah kemungkaran. Titik akhir dari perjuangan setiap mujahid dan mujahidah Subuh adalah meninggal dalam kondisi khusnul khatimah. Impian tertinggi ini yang akan menjadi tujuan dan terus menerus diingatkan kepada seluruh mujahid dan mujahidah. 2. Misi Mujahid Subuh Misi mujahid Subuh adalah belajar, bekerja, dan berdakwah. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Misi mujahid Subuh yang pertama adalah belajar Ayat pertama yang diberikan oleh Jibril kepada Rasulullah adalah perintah membaca. Perintah ini sangat strategis karena membaca akan berarti membaca apapun agar semakin mengerti. Secara harfiah dapat diartikan agar muslim mendahulukan dan mengutamakan belajar. Di masa kini, muslim sedang mendapatkan sebuah tantangan zaman, muslim seperti buih di laut, walaupun banyak namun tidak berdaya. Muslim tidak dapat mendapat tempat di banyak pentas serta panggung, baik itu pentas politik maupun ekonomi. Sangat jauh dari pernyataan Al Qur’an bahwa sebaik-baik umat adalah umat Islam. Untuk itulah belajar sangat penting, fundamental, serta strategis. Mujahid mujahidah Subuh sudah semestinya menggenggam level tertinggi dalam keilmuan. Cita-cita dari pendiri Pejuang Subuh adalah
51
seluruh mujahid dan mujahidah seharusnya mendapatkan title strata tiga atau S-3 atau mencapai Doktor/PhD di dalam keilmuannya. Hanya dengan pendidikan di level tertinggi inilah umat Islam akan maju. Maju tersebut karena mujahid dan mujahidah mempunyai ilmu terbaik dan ilmu tersebut digunakan untuk mencari ridho Allah semata. Pencarian jati diri akan terus menerus berlangsung sampai akhir zaman. Namun, pencarian jati diri serta penemuan-penemuan baru jika dilakukan dalam rangka meninggikan nama Allah, kekuatannya lebih dahsyat dan berkah. b. Misi mujahid Subuh yang kedua adalah bekerja Bekerja adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Islam. Memberi keluarga hasil keringat dari bekerja sama seperti bersedekah setiap saat. Dalam koridor bekerja, mujahid dan mujahidah Subuh tidak hanya sekedar bekerja. Namun jelas ada yang dicari dari setiap pekerjaan yang dilakukan mujahid Subuh. Satu hal yang harus dilakukan adalah pekerjaan yang berkah, halal, dan baik. Lebih lanjut lagi bahwa mujahid Subuh bisa memiliki bisnis sendiri. Bisnis sendiri yang tingkatnya internasional. Bisnis kelas dunia yang bekerja sama dengan mujahid dan mujahidah Subuh terbaik dari belahan dunia lainnya, dapat memproduksi, memperdagangkan hal yang baik dan berkah. Menciptakan kreasi nilai, memberikan jasa dengan level keilmuan dan syakil yang terbaik. Karena dengan bisnis level internasional dan kerja sama dengan mujahid lainnya, Islam akan mencapai tingkat tertinggi dan memberi kemanfaatan untuk umat.
52
Selain bisnis, terdapat hal penting lain terkait misi mujahid Subuh yang kedua ini, bekerja. Hal penting tersebut adalah para mujahid Subuh dapat masuk ke sektor eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam hal ini, komunitas Pejuang Subuh ingin menyiapkan dan menempatkan mujahid dan mujahidah Subuh dengan cermat dan teliti. Untuk saat ini, sebagai generasi awal dengan nilai dan sudut pandang seorang mujahid, komunitas Pejuang Subuh sedang menyiapkan kader terbaik yang akan menempati fungsi-fungsi terbaik dalam pekerjaan. c. Misi mujahid Subuh yang ketiga adalah berdakwah Berdakwah yang sudah pasti dilakukan oleh Pejuang Subuh adalah membangunkan orang untuk shalat Subuh. Dalam merumuskan strategi ini, komunitas ini tidak hanya memerhatikan dari segi komunitas secara luas saja, namun dari segi anggota pun diperhatikan. Hal ini terlihat dari penentuan visi dan misi yang ditujukan untuk para anggota Pejuang Subuh. Tidak hanya itu, melihat tantangan yang ada juga menjadi hal yang menentukan dalam merumuskan dakwah di komunitas ini dalam mengajak shalat
Subuh
berjamaah.
Tantangan
yang
dihadapi
adalah
bagaimana
mengenalkan bahwa shalat Subuh merupakan hal yang penting dan mengapa umat Islam harus melaksanakan shalat Subuh. Pejuang Subuh di Jakarta dalam perumusan strategi dakwahnya dalam mengajak masyarakat khususnya anak muda untuk shalat Subuh berjamaah, yakni hal yang pertama dilakukan adalah sosialisasi dan anggota harus aktif. Anak muda di rentang usia 15-35 tahun merupakan sasaran dakwah dari komunitas ini. Anak muda dianggap penggerak dalam kebangkitan Islam.
53
“Padahal kebangkitan umat Islam itu dari dulu kan anak muda yang membangkitkan. Sekarang anak mudanya ke mana? Subuh aja susah bagaimana yang lain. Utamanya Subuh, tapi selain itu biar orang-orang tuanya lebih melek lagi bahwa dari shalat Subuh itu bisa jadi sesuatu yang hebat. Bahkan orang kafir aja kan takut kalo shalat Subuh seramai shalat jumat, karena di situ kan simbol kebangkitan Islam-nya”.2 Tidak
hanya
di
dalam
namun
di
luar
komunitas
juga
perlu
diperhatikandalamperumusansuatustrategi. Pejuang Subuh di Jakarta sendiri memiliki target bahwa di tahun 2020 shalat Subuh berjamaah di Jakarta akan seramai shalat Jumat. B. Implementasi Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta Menurut Fred R. David tahap implementasi adalah tahapan di mana terdapat kegiatan menjalankan atau mengimplementasikan sebuah rencana yang sudah dirumuskan. Tahapan ini untuk menggerakkan strategi yang telah dirumuskan menjadi aksi. Untuk mengajak shalat Subuh berjamaah, komunitas Pejuang Subuh di Jakarta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang rutin dijalankan tiap bulan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah Ngopi Susu, Safari Subuh dan Futsal, mabit, Sirah Nabawi, dan Dakwah On The Street.3 1. Ngopi Susu Ngopi Susu merupakan singkatan dari Ngobrol Perkara Iman Sungguh-sungguh. Ngopi Susu adalah kajian yang dilakukan oleh Pejuang Subuh di minggu pertama setiap bulan. Dalam observasi yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengikuti kegiatan ini, Pejuang Subuh di Jakarta tidak jarang mendatangkan tokoh atau 2
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, Rumah Damai Indonesia, Jakarta, 12 Maret 2016. 3 Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 20 Maret-22 Maret 2016.
54
ustadz terkenal yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini. Kegiatan ini juga memiliki tema yang beragam, diantaranya yang berkaitan dengan kehidupan anak muda, seperti tema mengenai cinta, mengenai kehidupan jangan menyerah dan terus bersyukur, serta tentang hijrah. Tidak hanya itu, pihak Pejuang Subuh dalam kegiatan ini juga selalu mengingatkan kepada para peserta dengan cara sounding untuk bisa melaksanakan shalat Subuh tepat waktu dan secara berjamah, serta memperkenalkan kegiatan-kegiatan Pejuang Subuh di Jakarta.Mereka juga mengajak untuk bergabung menjadi Pejuang Subuh, agar sama-sama bisa saling membangunkan untuk shalat Subuh tepat waktu dan shalat Subuh berjamaah. Gambar 4.1 Kegiatan Ngopi Susu dengan tema La Tahzan Inallaha Ma ‘Anna4
2. Safari Subuh dan Futsal Safari Subuh merupakan kegiatan keliling masjid, mengunjungi masjid yang akan dijadikan tempat untuk shalat Subuh berjamaah. Mereka menginap di masjid tersebut dan pada waktu Subuh melakukan shalat Subuh berjamaah. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan menularkan 4
Dokumen pribadi penulis, gambar diambil pada 10 April 2016 pukul 11:13 WIB.
55
kepada masyarakat untuk shalat Subuh berjamaah. Setelah shalat Subuh berjamaah, mereka melanjutkan bermain futsal. Kegiatan ini dilakukan di minggu kedua setiap bulan. Gambar 4.2 Poster kegiatan Safari Subuh dan Futsal Pejuang Subuh di Jakarta5
3. Mabit Mabit merupakan singkatan dari Malam Bina Iman dan Taqwa. Untuk Mabit Akbar diadakan setiap tiga bulan sekali di masjid-masjid besar di Jakarta dan kegiatan mabit diadakan di minggu keempat setiap bulan yang saat ini bertempat di Masjid Al-Azhar, Kebayoran, Jakarta. Kegiatan ini berisi kajian-kajian yang dibawakan oleh para ustadz atau narasumber. Kegiatan mabit ini berlangsung semalaman.Umumnya mulai pada pukul 19.00 WIB sampai pagi, sehingga para jamaah atau yang mengahdiri mabit ini dapat melakukan shalat Subuh berjamaah. Kegiatan mabit ini umumnya bertema mengenai kepemimpinan. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di kegiatan mabit di Masjid Raya Pondok Indah, pada saat acara Mabit Akbar Spesial Pejuang Subuh
5
Diakses dari akun Instagram @PejuangSubuhID pada 20 April 2016 pukul 16:54 WIB.
56
“Cinta Tanah Air dan Bangsa” pada 13 dan 14 Februari 2016, peserta yang ikut bertambah banyak pada waktu semakin malam. Peserta yang ikut tidak hanya diajak untuk shalat Subuh berjamaah, namun shalat Tahajjud berjamaah. Di awal, mabit ini memperkenalkan mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
Pejuang Subuh di Jakarta. Dilanjutkan dengan pengalaman-
pengalaman beberapa anggota Pejuang Subuh Jakarta yang merasakan sesuatu keajaiban dan banyak manfaat yang dirasakan setelah rutin melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Setelah itu, kajian-kajian yang terkait dengan tema tersebut dimulai. Setelah kajian, para peserta tidur sebentar dan sekitar pukul tiga malam dibangunkan untuk shalat Tahajjud berjamaah dan dilanjut dengan shalat Subuh berjamaah. Setelah shalat Subuh berjamaah, dilanjut dengan kajian kembali. Di mabit tersebut, kajian terakhir mengenai permasalahan LGBT yang pada saat itu ramai diberitakan media. Gambar 4.3 Peserta Mabit Akbar di Masjid Raya Pondok Indah6
6
Diakses dari akun Twitter @PejuangSubuh pada 13 Februari 2016.
57
Gambar 4.4 Pelaksanaan shalat Subuh berjamaah di Mabit Akbar di Masjid Raya Pondok Indah7
4. Sirah Nabawi Sirah Nabawi merupakan kegiatan yang dilakukan di minggu pertama dan ketiga setiap bulan. Kegitaan ini membahas tentang hal-hal terkait perjalanan dan kisah hidup Nabi Muhammad saw. Pembahasan menekankan pada sifat pribadi, akhlak, serta cara Nabi menjalani kehidupan sehari-hari yang bisa diteladani. Berdasarkan observasi kegiatan Sirah Nabawi yang dilakukan penulis di Rumah Damai Indonesia, Jatipadang Jakarta pada 12 maret 2016, kegiatan ini diisi oleh narasumber seorang ustadz dan berlangsung setelah waktu Magrib dengan sebelumnya shalat Magrib secara berjamaah dan selesai sekitar pukul 08:30 WIB. Di waktu Isya, mereka juga melakukan shalat Isya berjamaah dan dilanjutkan kembali kajian Sirah Nabawi.
7
Dokumen pribadi penulis, gambar diambil pada 14 Februari 2016 pukul4:50 WIB.
58
Sama seperti kegiatan lainnya, kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak hanya diperuntukkan bagi anggota komunitas Pejuang Subuh di Jakarta saja. Gambar 4.5 Kegiatan Sirah Nabawi dengan tema Nabiku Pengusaha8
5. Dakwah On The Street Dakwah On The Street merupakan kegiatan berbagi hijab yang dilakukan oleh para akhwat dalam rangka mensosialisasikan hijab syar’i. Kegiatan yang diadakan di minggu ketiga setiap bulan ini, dilakukan dengan cara saling mengobrol, berbagi pengalaman, serta memberi masukan sembari memasangkan hijab syar’i kepada masyarakat. Umumnya, kegiatan ini dilaksanakan di daerah Ragunan, Jakarta. Dalam kegiatan ini, mereka bersinergi dengan komunitas Dakwah On the Street Indonesia. Hijab-hijab yang dibagikan kepada masyarakat umumnya merupakan hasil donasi.
8
Dokumen pribadi penulis, gambar diambil pada 12 Maret 2016 pukul 18:47 WIB.
59
Gambar 4.6 Kegiatan Dakwah On The Street di Kota Tua Jakarta9
Kegiatan-kegiatan ini merupakan kegiatan nyata kepada masyarakat, kegiatan-kegiatan ini termasuk dalam bentuk dakwah bi al hal, yakni dakwah melalui tindakan atau aksi nyata. Dakwah bi al lisan juga termasuk di dalamnya, seperti memberikan nasihat serta sharing, dan hal tersebut untuk mengajak sasaran dakwah mereka agar mau melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Tidak hanya kegiatan yang rutin dijalankan tiap bulan, Pejuang Subuh juga memiliki aplikasi-aplikasi yang membantu membangunkan shalat Subuh, diantaranya PS Chating, Syariah World, dan Robot WhatsApp.10 1. PS Chating PS Chating atau singkatan dari Pejuang Subuh Chating merupakan aplikasi pesan yang digunakan untuk saling berkomunikasi yang tersedia di Google Play Store.11
9
Diakses dari akun Instagram @PejuangSubuhID pada 19 April 2016 pukul 7:19 WIB. Arisakti Prihatwono dan Hartanto Abdul Kholiq, Dewan Syura Pejuang Subuh dan Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, Rumah Damai Indonesia, 12 Maret 2016. 11 Diakses dari deskripsi aplikasi PS Chating, Google Play Store pada 24 Maret 2016 pukul 06:29 WIB. 10
60
Gambar 4.7 Tampilan aplikasi PS Chating12
PS Chating dapat sync di semua perangkat dan dapat digunakan pada desktop, tablet, dan ponsel. Pengguna dapat mengirim jumlah pesan berupa foto, video, dan file dari jenis apa pun (.doc, .zip, ..pdf, dan lain-lain). Kelompok dalam PS Chating memiliki hingga 200 orang dan dapat mengirim pesan hingga 100 kontak dalam suatu waktu.13 Pejuang Subuh di Jakarta sendiri, belum aktif menggunakan PS Chating ini sebagai tempat diskusi dan kegiatan lainnya. Diskusi masih menggunakan grup di WhatsApp dan kegiatan offline. 2. Syariah World Syariah World merupakan aplikasi mobile yang tujuannya untuk membantu mengukur ibadah rutin pengguna. Setiap muslim membutuhkan muhasabah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Terdapat beberapa fitur
12
Diakses dari Google Play Store pada 24 Maret 2016 pukul 06:29 WIB. Diakses dari deskripsi aplikasi PS Chating, Google Play Store pada 24 Maret 2016 pukul 06:29 WIB. 13
61
dalam aplikasi ini, diantaranya Shalat Tracker, Recitation, Shaum, Tarbiyah, Shadaqah.14 Gambar 4.8 Tampilan Aplikasi Syariah World15
a. Shalat Tracker Fitur ini mengingatkan pengguna untuk melakukan shalat di awal waktu, jamaah, dan memotivasi pengguna untuk shalat di masjid. Shalat Tracker ini terdapat: 1. Masjid Finder, untuk menemukan masjid terdekat di sekitar pengguna. 2. Qibla Direction, untuk selalu mengarahkan pengguna ke arah kiblat yang tepat sebelum shalat. 3. Praying Time, agar tidak pernah terlewatkan takbir ulla untuk setiap shalat dengan pengaturan pengingat yang mudah.
14
Diakses dari deskripsi aplikasi Syariah World, Google Play Store pada 08 April 2016 pukul 20:34 WIB. 15 Diakses dari Google Play Store pada 08 April 2016 pukul20:34 WIB.
62
Selain itu, pengguna dapat melihat laporan shalat berdasarkan: tempat shalat (masjid, mushola, rumah), jamaah atau munfarid, dan waktu shalat. b. Recitation Menampilkan target tilawah dan melihat kemajuan setiap hari berdasarkan ketentuan: 1. Target tilawah berdasarkan pengaturan. 2. Terdapat
grafik
yang
menunjukkan
perkembangan
tilawah
pengguna. 3. Melanjutkan catatan tilawah terakhir atau memulai yang baru. 4. Syariah World terintegrasi dengan Qurandroid untuk memudahkan dalam membaca dan mencatat tilawah pengguna. c. Shaum Poin ini untuk memperlihatkan puasa pengguna dalam setahun dan untuk memperlihatkan puasa Ramadhan yang tidak komplit. Total hari puasa pengguna di waktu Ramadhan, Sunnah, Qadha (puasa pengguna yang tidak komplit di bulan Ramadhan). Target dan hari-hari berpuasa dalam setahun terintegrasi dengan kalender Hijriah untuk menunjukkan jadwal puasa. Jadwal puasa-puasa diantaranya adalah Senin dan Kamis, Ayamul Bidh Haram Shaum, Puasa Ramadhan, Hari Arafah, dan Asyura. d. Tarbiyah Fitur ini mencatat pembelajaran Islam, mengembangkan perkara mengenai pengetahuan tentang Islam, dalam fitur ini terdapat:
63
1. Menunjukkan berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk belajar pengetahuan tentang Islam. 2. Membandingkan kemajuan tarbiyah dan target yang sudah diatur. e. Shadaqah Mencatat seberapa banyak pengguna menghabiskan waktu untuk tujuan ibadah dan melihat perbandingan dengan target yang sudah diatur oleh pengguna. Dalam fitur ini memuat: 1. Menunjukkan persentase sedekah harian yang sudah ditargetkan. 2. Menetapkan penerima sedekah, yakni kepada orang secara langsung, masjid, organisasi pemerintah, organisasi privat, dan lain-lain. 3. Robot WhatsApp Robot WhatsApp merupakan fitur yang digunakan dengan cara dilakukan pengodean terlebih dahulu. Fitur ini digunakan Pejuang Subuh di Jakarta mengikuti komunitas lain yang sudah menggunakan lebih dulu, yakni One Day One Juz. Fitur ini digunakan untuk merekap laporan dalam waktu satu hari, satu minggu, dan satu bulan. Melalui pengetikan kode tertentu, maka rekap laporan akan muncul.16 Dengan mengetik kode PS list maka akan muncul laporan para anggota. Laporan yang ditampilkan berupa laporan shalat jamaah di masjid atau munfarid. Laporan per minggu dan per bulan juga dapat dilihat dengan kode PS list rekap untuk laporan rekap dalam seminggu dan kode PS list rekap 30 untuk menampilkan rekap laporan dalam satu bulan. 16
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, Rumah Damai Indonesia, Jakarta, 12 Maret 2016.
64
Gambar 4.9 Tampilan Rekap Laporan menggunakan Robot WhatsApp17
“Misalnya dari laporan robot ini, kita mau cetak sehari : PS List, nanti robot bakal bales. PS list rekap :dia akan rekap seminggu. PS list rekap 30: dia sebulan. Jadi dari situlah kita tahu, oh ini yang 40 hari, oh ini baru 3 hari terus dia sendiri lagi, gagal lagi, jadi dari situ dia ngulang lagi. Jadi ketahuan. Kita monitoring mereka di grup ini di robot ini.”18 Penggunaan fitur ini membantu dalam proses monitoring dan sebagai acuan dalam proses evaluasi dalam menjalankan shalat Subuh berjamaah. Dalam membangunkan shalat Subuh berjamaah, Pejuang Subuh di Jakarta membuat regulasi. Regulasi ini dinamakan regulasi pejuang. Mereka
17
2016.
18
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 22 Maret
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, Rumah Damai Indonesia, Jakarta, 12 Maret 2016.
65
berjuang agar dapat shalat Subuh selama 40 hari berturut-turut di masjid dengan tujuan membentuk kebiasaan yang baik. Berikut regulasinya:19 1. Berazam yang kuat untuk bangun Subuh dan minta pertolongan Allah. Hidupkan amalan sunnah sebelum tidur. 2. Usahakan tidur sebelum jam 22.00 (perangi hawa nafsu dengan mengurangi kegiatan yang mengganggu bangun Subuh. Pasang alarm sesuai dengan adzan Subuh wilayah masing-masing). 3. Yang mereka amalkan adalah QS. Surah Al-Isra ayat 78. Jika sudah istiqamah 40 hari tanpa putus insyaAllah QS. Surah Al-Isra ayat 78 akan mereka amalkan dengan sendirinya. 4. Orang yang pertama dibangunkan, lanjut telepon ke pasangannya. Sistem berantai (misal satu tim ada 6 orang). a. Anggota nomor 1 bertanggungjawab membangunkan anggota nomor 6 dan nomor 2. b. Anggota nomor 2 membangunkan anggota nomor 1 dan nomor 3. c. Anggota nomor 3 membangunkan anggota nomor 2 dan nomor 4. d. Anggota nomor 4 membangunkan anggota nomor 3 dan nomor 5. e. Anggota nomor 5 membangunkan anggota nomor 4 dan nomor 6. f. Anggota nomor 6 membangunkan anggota nomor 5 dan nomor 1. Jika ada yang gagal, hal tersebut menjadi kesalahan bersama sebagai tim. 5. Apabila sudah ada yang terbangun sebelum ditelepon segera laporan di grup Team Leader masing-masing atau multichat dengan emoticon 19
2016.
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 21 Maret
66
jempol. Telepon masuk cukup di-reject, apabila selama 7 hari berturutturut tidak ada kabar atau tidak laporan di grup dianggap gugur dan akan digantikan dengan pejuang lainnya. 6. Format laporan kirim ke Team Leader, contoh: PS laporan Fulan (emoticon unta) Jamaah/ (emoticon kambing) Masbuk/ (emoticon ayam) Munfarid. Maksimal lapor sebelum waktu shalat Dzuhur. Apabila munfarid maka pejuang akan di-start dari awal. 7. Istiqamah dalam kebaikan secara berjamaah akan semakin kuat dan kokoh. Hal ini berlandaskan pada QS. As-Shaff ayat 4 yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” 8. Setelah lulus 40 hari Subuh, maka pejuang tersebut akan menjadi Team Leader. 9. Selamat berjuang Istiqamah Sampai Husnul Khatimah. Hal yang ingin dicapai dari program ini adalah: a. Membentuk kebiasaan shalat Subuh berjamaah di masjid. b. Kebiasaan tidur di awal waktu. c. Bisa melawan hawa nafsu. d. Membentuk kedisiplinan. e. Terjauh dari sifat munafik. f. Pentingnya shalat berjamaah. g. Menjadi manusia terkaya di dunia.
67
h. Dapat fadhilah shalat Subuh. Penerbitan buku juga menjadi sebuah strategi yang dilakukan Pejuang Subuh di Jakarta dalam mengajak shalat Subuh berjamaah. Di dalam buku tersebut berisi kisah-kisah nyata orang-orang yang berjuang mengerjakan shalat Subuh berjamaah di masjid. Selain memuat kisah-kisah nyata dari orang-orang yang berusaha untuk shalat Subuh berjamaah, buku tersebut juga memuat keutamaan-keutamaan shalat Subuh yang tidak hanya dikemukakan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits tapi juga dijelaskan secara ilmiah. Tulisan yang ditampilkan tidak monoton, maksudnya terdapat sentuhan warna lain dan gambar. Hal ini tentu lebih menarik anak muda dibanding dengan buku yang tampilan lembar kertasnya hitam putih seluruhnya. Buku yang diluncurkan komunitas Pejuang Subuh merupakan salah satu bentuk kegiatan dakwah bi al qalam. Menurut Rubiyanah dan Ade Masturi dalam buku Pengantar Ilmu Dakwah, dakwah bi al qalam adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti buku, internet, surat kabar, majalah, jurnal, artikel, dan sebagainya. Gambar 4.10 Buku Pejuang Subuh20
20
Diakses dari www.hidayatullah.com pada 15 Desember 2015 pukul 8:38 WIB.
68
Dakwah bi al qalam melalui buku Pejuang Subuh ini mendapatkan respon yang baik, karena menurut Dewan Syuro komunitas Pejuang Subuh Arisakti Prihatwono, buku jilid pertama banyak terjual dan saat ini sedang diproses untuk mencetak buku Pejuang Subuh jilid kedua. Penulis melihat bahwa strategi yang dilakukan Pejuang Subuh di Jakarta dalam mengajak shalat Subuh berjamaah juga dilakukan melalui beberapa media sosial, diantaranya Facebook, Twitter, dan Instgram. Kegiatan yang dilakukan di media sosial ini juga termasuk dalam bentuk dakwah bi al qalam karena lebih banyak berupa unggahan status dan poster-poster atau gambar yang berisi ajakan serta mengingatkan untuk shalat Subuh berjamaah. Di
Twitter
bernama
@PejuangSubuhJKT,
tweet
yang
diunggah
memberikan tips agar bangun Subuh tepat waktu supaya bisa menjalankan shalat Subuh berjamaah. Gambar 4.11 Tampilan tweet @PejuangSubuhJKT dalam memberikan tips bangun Subuh21
Selain itu, di media sosial Instagram beberapa caption dan gambar yang menarik diunggah terkait dengan shalat Subuh. Penulis melihat bahwa Pejuang 21
Diakses dari akun Twitter @PejuangSubuhJKT pada 19 April 2016 pukul 7:20 WIB.
69
Subuh
di
Jakarta
memiliki
akun
Instagram
dengan
nama
@Pejuang_Subuh_Jakarta, namun akun tersebut hanya mengunggah 13 foto dan memiliki 184 pengikut. 22 Akan tetapi, semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pejuang Subuh di Jakarta diunggah melalui akun @PejuangSubuhID. Jadi, Pejuang Subuh di Jakarta melakukan kegiatan dakwah di media sosial Instagram melalui akun @PejuangSubuhID. Melalui unggahan foto-foto yang menarik, setiap foto yang diunggah tidak sedikit yang menyukai. Tidak hanya tulisan di gambar atau foto, tulisan dalam mengajak pengguna Instagram dan juga pengikut akun tersebut, dijelaskan kembali melalui caption di bawah foto. Gambar 4.12 Salah satu unggahan di akun Instagram @PejuangSubuhID23
Media sosial Instagram memiliki fitur dalam memudahkan pencarian tertentu, salah satunya adalah dengan menggunakan tanda pagar atau hashtag. Akun @PejuangSubuhID pun mencantumkanbeberapa hashtag terkait unggahan dalam mengajak shalat Subuh berjamaah, diantaranya #Subuh, #PejuangSubuh, dan sebagainya. Jika seorang pengguna Instagram mengetik #Subuh di fitur 22 23
WIB.
Diakses dari akun Instagram @Pejuang_subuh_jakarta pada 31 Maret pukul 5:32 WIB. Diakses dari akun Instagram @PejuangSubuhID pada 10 Februari 2016 pukul 7:59
70
pencarian, maka foto-foto yang diunggah oleh akun @PejuangSubuhID akan muncul. Begitu juga di Facebook, Pejuang Subuh di Jakarta memiliki akun Facebook berupa Fanpage dengan nama Pejuang Subuh Jakarta. Foto dan status yang diunggah tidak jauh berbeda dengan media sosial di Twitter dan Instagram. Status dalam sekali unggah memiliki lebih panjang, karena berbeda dengan Twitter yang memiliki karakter terbatas dalam sekali tweet. Status yang diunggah lebih kepada kegiatan-kegiatan Pejuang Subuh di Jakarta, mensosialisasikan kegiatan, dan unggahan berupa promosi baju Pejuang Subuh. Tulisan yang diunggah terdapat yang menggunakan ayat-ayat terkait keutamaan shalat Subuh atau shalat Subuh berjamaah. Gambar 4.13 Tampilan status di akun Facebook Pejuang Subuh Jakarta24
24
2016.
Diakses dari akun Facebook Pejuang Subuh Jakarta pada 19 April 2016 dan 20 April
71
Materi dakwah yang disajikan oleh komunitas ini di media sosial umumnya adalah ayat-ayat atau terjemahan Al Qur’an serta Hadits yang terkait dengan shalat Subuh berjamaah. Dalam asas-asas strategi dakwah menurut Asmuni Syukir dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, salah satu asas dalam menentukan strategi dakwah adalah asas efektivitas dan efisiensi. Dalam asas tersebut
disebutkan
bahwa
dalam
aktivitas
dakwah
harus
berusaha
menyeimbangkan antara biaya, waktu, dan tenaga. Dalam hal ini sisi biaya perlu diperhatikan dalam berdakwah. Usaha yang dilakukan Pejuang Subuh di Jakarta untuk mendapatkan pemasukan dana demi kelancaran kegiatan berdakwah, diantaranya melalui infaq di setiap kegiatan, donasi, dan menjual baju Pejuang Subuh. Media sosial juga menjadi sarana dalam mempromosikan sekaligus menjual baju Pejuang Subuh. Gambar 4.14 Promosi kaos Pejuang Subuh di media sosial25
25
Diakses dari akun Twitter @PejuangSubuhJKT dan akun Facebook Pejuang Subuh Jakarta pada 19 April 2016.
72
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pejuang Subuh di Jakarta bekerja sama dengan komunitas lain dan atau pihak lain yang dapat memudahkan menyebarkan dakwah. Seperti dalam kegiatan berbagi hijab syar’i Dakwah On The Street Pejuang Subuh di Jakarta yang bersinergi dengan komunitas Dakwah On The Street Indonesia. Dalam kegiatan Mabit Akbar dan Ngopi Susu, Pejuang Subuh di Jakarta ber-media partner dengan ShareTV dan salingsapa.com. ShareTV merupakan TV satelit yang menayangkan program-program Islami. Salingsapa.com adalah sebuah situs komunitas muslim yang menghadirkan banyak video ceramah dari beberapa ulama dan terdapat fasilitas video live streaming dan video on demand.26 Kegiatan yang disebarluaskan tidak hanya berupa foto atau tulisan yang diunggah di media sosial, namun terdapat juga video yang bisa diakses oleh orang-orang yang tidak hadir pada saat kegiatan-kegiatan berlangsung. Adanya sinergi dengan komunitas lain dapat membantu menyebarluaskan kegiatan dakwah. C. Evaluasi Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta Menurut Fred R. David, evaluasi strategi merupakan tahapan di mana keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali. Terdapat tiga hal yang dilakukan dalam tahapan ini, diantaranya meninjau kembali faktor internal dan eksternal, mengukur hasil, serta pengambilan aksi-aksi untuk dijadikan perbaikan. Evaluasi yang dilakukan oleh Pejuang Subuh di Jakarta dalam mengajak shalat Subuh berjamaah diantaranya melihat faktor internal dan eksternal.
26
Diakses dari www.salingsapa.com/about pada 19 April 2016 pukul 13.35 WIB.
73
Faktor internal dihadapi lebih ke sumber daya manusia. Dalam regulasi Pejuang Subuh, setelah lulus 40 hari menjalankan shalat Subuh berjamaah maka harus menjadi Team Leader. Namun, terkadang anggota belum siap memegang amanah ini. Team Leader memiliki tugas membangunkan anggotanya supaya terbiasa bangun lebih awal dan dapat melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Jika ada anggota baru, maka Team Leader yang lama masuk ke grup baru untuk membangunkan anggota baru.27 Faktor pendukung dan penghambat dirasakan oleh komunitas Pejuang Subuh di Jakarta. Faktor pendukung yang dirasakan diantaranya banyak ulama yang mendukung. Dari awal terbentuk, komunitas ini sudah dibimbing oleh ustadz-ustadz yang ada di Jakarta, salah satunya adalah ustadz Felix Siauw. Dengan adanya dukungan ini, memudahkan Pejuang Subuh di Jakarta dalam mendapatkan dukungan di setiap kegiatan dan mudah dalam mensosialisasikan shalat Subuh berjamaah kepada target dakwah mereka, yakni anak-anak muda. Faktor pendukung lainnya adalah jumlah masjid yang banyak di Jakarta. Banyaknya jumlah masjid dan akses yang mudah ke masjid menjadi faktor pendukung di Jakarta, sehingga tidak ada alasan anggota Pejuang Subuh untuk tidak shalat Subuh berjamaah di masjid. Hal tersebut juga memudahkan dalam sosialisasi serta mengajak anak muda untuk shalat Subuh berjamaah. Faktor penghambat yang dirasakan adalah ada pada sumber daya manusia dan rasa ingin membantu dari anggota. Menurut ketua Pejuang Subuh di Jakarta, Hartanto Abdul Kholiq, tidak menutup mata bahwa kebanyakan orang sekarang hanya mementingkan atau memikirkan dirinya dan keluarganya. 27
2016.
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 21 Maret
74
“Memang jelas ayat Al Qur’an, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Tapi banyak ayat juga yang memerintahkan untuk ammar am’ruf nahi munkar. Jadi ngga stop di keluarga saja. Andai Rasulullah dan para sahabat hanya memikirkan keluarganya untuk masuk surga, akankah Islam sampai ke kita??”28 Faktor penghambat kedua adalah terdapat asumsi mengenai laporan shalat Subuh berjamaah, apakah hal tersebut termasuk riya’ atau tidak. Oleh karena itu, mereka menjelaskan bahwa suatu hal yang tidak mudah dilakukan menjadi suatu kebiasaan terkadang butuh paksaan. Harus dipaksa biasa, yang biasa agar terbiasa. “target kita ingin bikin habbit dan sosialisasi kita kadang berkata bahwa sesuatu kadang harus dipaksa agar biasa, yang biasa agar terbiasa. Kalau ngga ada paksaan dalam artian bukan laporannya tapi istiqamahnya jamaah itu kadang iman naik turun, kalau ngga ada yang motivasi maka kita akan lalai. Memotivasi bersama aja kadang lalai, bagaimana kalo sendiri??”29 Selain mengingatkan, dalam mengatasi hal ini kedepannya adalah dengan saling memotivasi antaranggota. Di sini, komunitas ini ingin memberitahukan kepada masyarakat, khususnya anak muda untuk melaksanakan shalat Subuh. Shalat Subuh berjamaah memiliki banyak keutamaan. Beberapa ayat Al Qur’an dan hadits juga menjelaskan kepada umat Islam untuk melaksanakan shalat secara berjamaah. Seperti dalam QS. Al Baqarah ayat 43 yang berbunyi:
ِ ِ َّ االزكوَة وارَكعوا مع ي َّ َواَقِْي ُموا َ ْ الراكع َ َ ْ ُ ْ َ َّ الصلوَة َواتُو “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orangorang yang rukuk.”(QS. Al Baqarah:43)
2016. 2016.
28
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 23 Maret
29
Hartanto Abdul Kholiq, Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, via WhatsApp, 23 Maret
75
Keutamaan-keutamaan shalat Subuh dan shalat Subuh berjamaah juga terdapat dalam Al Qur’an dan hadits. Shalat Subuh memiliki keutamaan yakni disaksikan oleh malaikat. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an yakni QS. Al-Israa ayat 78, Allah berfirman:
ِاَق ِ الصلوَة لِ ُدلُو ِ ِ َّم س اِ ََل َغ َس ِق الَّْي ِل َوقُ ْرا َن الْ َف ْج ِرقلى اِ َّن قُ ْرا َن الش ك م َّ ْ ْ الْ َف ْج ِر َكا َن َم ْش ُه ْوًدا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya Shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Israa:78) 30 Dalam hadits juga dijelaskan kembali mengenai keutamaan shalat Subuh
bahwa malaikat siang dan malam berkumpul di waktu shalat Subuh, Rasulullah SAW bersabda:
ِ أَخب رِِن سع:ال ِ َّيد بْن الْمسي ٍ َع ْن ُش َعْي ب َوأَبُو ُّ ب َع ِن ِّ الزْى ِر ُ َ َ َ ْ َ َي ق ُ ُ َ ِ َ ََن أَبا ىري رَة ق ص َّل اهلل َ ت َر ُس َّ َسلَ َمةَ بْ ُن َعْب ِد ُ ََس ْع:ال َْ َ ُ َ َّ الر ْْحَ ِن أ َ ول اهلل ِ اْل ِمي ِع صالََة أ ِ علَي َّ ة ال ص ل ض ف ت : ل و ق ي م ل س و و ْ ُ ُ ْ َ ُ َ ُ ْ َُحد ُك ْم َو ْح َده َ ُ َ َ َ ْ َ َ ََ َْ ِ ِ ِ ٍ ِِبَم ِ َّها ِر ِِف َ س َوع ْش ِريْ َن ُجْزءًا َوََْتتَم ُع َمالَئ َكةُ الَّْي ِل َوَمالَئ َكةُ الن ْ فَاقْ َرءُْوا إِ ْن ِش ْعتُ ْم (اِ َّن قُ ْرا َن:ول أبُو ُىَريْ َرَة ُ ُُثَّ يَ ُق,صالَِة الْ َف ْج ِر َ .)الْ َف ْج ِر َكا َن َم ْش ُه ْوًدا
“Dari Syu‟aib, dari Zuhri, dia berkata: Said bin Al Musayyab dan Abu Salamah bin Abdurrahman telah mengabarkan kepadaku bahwa Abu Hurairah berkata, ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Shalat berjamaah melebihi shalat salah seorang diantara kamu yang dilakukan sendirian dengan dua puluh lima bagian. Malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat Fajar.” Kemudian Abu Hurairah
30
Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur’an, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h. 436.
76
berkata,”Bacalah jika kalian mau, „Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)‟. (QS. Al Israa: 78).” (HR. Bukhari) 31 Faktor penghambat ketiga adalah masalah dana. Setiap kegiatan memerlukan dana. Mereka mengandalkan kas dari anggota, koperasi yang belum sepenuhnya berjalan, infaq dari jamaah di setiap kegiatan, dan ada pula dari bazar. Namun dalam setiap kegiatan mereka kekurangan dana. Pada akhirnya, terkadang mereka patungan dalam kegiatan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini Pejuang Subuh di Jakarta gencar promosi baju Pejuang Subuh di media sosial. Di salah satu kegiatan mereka, yakni Mabit, penulis melihat mereka membuka lapak untuk menjual baju atau kaos Pejuang Subuh. Gambar 4.15 Salah satu anggota Pejuang Subuh Jakarta sedang menjual kaos Pejuang Subuh32
Kegiatan evaluasi dilaksanakan setahun sekali dalam Silatnas yang merupakan kepanjangan dari Silaturahmi Nasional. Tahun lalu, Silatnas dilaksanakan di Bandung pada Maret 2015. Selain evaluasi tahunan, Pejuang Subuh di Jakarta melakukan evaluasi setiap kegiatan Pejuang Subuh di Jakarta 31
Ibnu Hajar Al Asqalani dan Al Imam Al Fafizh, Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari. Buku 4 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 172. 32 Dokumen pribadi penulis, gambar diambil pada 14 Februari 2016, pukul 6:39 WIB.
77
dilaksanakan, di mana kegiatan-kegiatan tersebut merupakan cara dalam mengajak shalat Subuh berjamaah. D. Interpretasi Penelitian Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta merupakan komunitas dalam konteks lokalitas yang terbentuk pada batasan geografis, yakni Jakarta, dan yang tergabung di dalam komunitas ini memiliki minat, kepentingan, atau kepedulian terhadap yang sama, yakni ingin menciptakan shalat Subuh seramai shalat Jumat dan istiqamah menjalankan shalat Subuh sampai khusnul khatimah. Untuk mewujudkan tujuan mereka, strategi dilakukan. Peneliti melihat bahwa secara keseluruhan strategi yang dilakukan oleh komunitas Pejuang Subuh di Jakarta ada melalui cara online dan offline. Aktivitas dilakukan secara online karena sasaran dakwah atau mad’u dari komunitas Pejuang Subuh adalah anak muda di rentang usia 15-35 tahun. Di era globalisasi saat ini, internet menjadi bagian dari kehidupan di kalangan anak muda. Umumnya anak-anak muda memiliki akun media sosial. Kelebihan kecepatan serta mudah tersebar, media sosial dipilih komunitas Pejuang Subuh di Jakarta dalam menyebarkan dakwahnya untuk mengajak shalat Subuh berjamaah. Aktivitas secara offline dilakukan karena untuk menjalin silaturahmi dan merupakan aksi nyata langsung kepada masyarakat. Meski dunia virtual banyak diakses oleh masyarakat, namun kegiatan secara langsung perlu dilakukan (bukan hanya online). Komunikasi yang terjalin antar anggota tentu berbeda antara secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi secara langsung atau kegiatan secara offline lainnya dapat berdampak pada kedekatan yang dirasakan antaranggota.
78
Dengan begitu, mereka dapat lebih menyatukan pikiran atas kepedulian mereka dalam mengajak masyarakat, khususnya anak muda untuk shalat Subuh berjamaah. Dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya, terdapat metode-metode dakwah yang dilakukan oleh komunitas Pejuang Subuh di Jakarta. Pertama, metode dakwah bi al hikmah yakni yang memerhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Hal ini komunitas ini memerhatikan situsai sasaran dakwahnya yaitu anak muda, mereka mengajak dengan mengadakan datang ke masjid tertentu dan mengadakan futsal. Meskipun begitu, untuk bisa rutin shalat Subuh berjamaah, ada paksaan bahwa harus melakukan shalat Subuh berjamaah selama 40 hari terlebih dahulu. Jika gagal, maka diulang dari hitungan pertama lagi. Kedua, metode dakwah mau’izatulhasanah yakni berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat. Hal ini dapat dilihat di kegiatan-kegiatan Pejuang Subuh di Jakarta serta secara online yang terdapat di media sosial.Ketiga, metode dakwah mujadalahbillatihiyaahsan yakni berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya. Metode ini digunakan pada kegiatan kajian Pejuang Subuh, pada kegiatan kajian biasanya terdapat tanya jawab dan memaparkan pendapat. Komunitas ini juga memerhatikan beberapa asas dalam strategi dakwah yang dilakukan. Dilihat dari asas filosofis, komunitas ini telah membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yan gingin dicapai, yakni mengenai sepinya masjid di waktu Subuh oleh para pemuda. Dilihat dari asas keahlian da’i, komunitas ini memanfaatkan media sosial dan membuat poster yang diunggah dengan tampilan yang menarik. Dilihat dari
79
asas psikologi, peneliti melihat hal ini bisa dilihat dari monitoring dan saling mengingatkan antaranggota agar bisa istiqamah dalam menjalankan shalat Subuh berjamaah. Dilihat dari asas efektivitas dan efisiensi, komunitas ini mengundang ustadz-ustadz ternama bahkan artis dalam kegiatannya. Misalnya Ustadz Felix Siauw dan artis-artis yang melakukan hijrah, seperti Risty Tagor. Dalam hal dana atau biaya untuk menjalankan kegiatan, terdapat masalah yang dihadapi yang membuat mereka kekurangan dana. Untuk mengatasi hal tersebut, mereka saat ini gencar untuk mempromosikan baju atau kaos Pejuang Subuh.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan temuan data dalam penelitian ini, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam penelitian Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh dalam Mengajak Shalat Subuh Berjamaah di Jakarta ini, yakni: Terdapat strategi dakwah yang dilakukan mereka mengajak anak muda untuk melaksanakan dan membiasakan shalat Subuh berjamaah. Strategi dakwah yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahapan, yakni tahap perumusan strategi dakwah, tahap implementasi strategi dakwah, dan tahap evaluasi strategi dakwah. 1. Perumusan Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta Tahap pertama, perumusan strategi dakwah yang dilakukan adalah dengan merumuskan visi dan misi, serta melihat tantangan yang dihadapi. Sama seperti Pejuang Subuh di daerah lain, Pejuang Subuh di Jakarta memiliki visi shalat Subuh berjamaah seramai shalat Jumat dan memiliki tiga misi yakni membangunkan ikhwan dan akhwat untuk melaksanakan shalat Subuh, mencetak mujahid dan mujahidah Subuh, serta memelihara dan menjaga perjuangan mujahid dan mujahidah untuk kepentingan umat. Visi dan misi tidak hanya untuk sebuah komunitas, seorang anggota atau sebagai anggota juga memiliki visi dan misi tersendiri. Anggota yang sudah lolos dalam menjalankan 40 hari shalat Subuh berjamaah tanpa putus disebut mujahid Subuh. Visi dari mujahid Subuh adalah istiqamah sampai khusnul khatimah. Misi mujahid Subuh adalah belajar, bekerja dan
80
81
berdakwah. Hal ini ditujukan agar seorang Muslim juga harus bisa maju dan bisa menjadi pemimpin. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengenalkan bahwa shalat Subuh merupakan hal yang penting, kewajiban bagi setiap umat Islam dan mengapa umat Islam harus melakukan shalat Subuh. 2. Implementasi Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta Tahap kedua, implementasi strategi dakwah yang dilakukan adalah mengadakan kegiatan-kegiatan rutin tiap bulan, membuat regulasi pejuang, mengunggah gambar, status atau kicauan di media sosial, menerbitkan buku berjudul Pejuang Subuh, mengadakan kerja sama dengan komunitas lain, bahkan membuat serta terbantu oleh aplikasi yang berkaitan dengan ibadah. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya Ngopi Susu, safari Subuh dan futsal, Mabit, Sirah Nabawi, Dakwah On The Street. Beberapa aplikasi adalah aplikasi PS Chating, Syariah World, dan Robot WhatsApp. Namun, Pejuang Subuh di Jakarta hanya masih aktif melalui WhatsApp. 3. Evaluasi Strategi Dakwah Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta Tahap ketiga, evaluasi strategi dakwah yang dilakukan adalah melihat faktor pendukung dan penghambat, baik itu yang terdapat dalam internal maupun eksternal. Faktor pendukung tersebut adalah banyak ulama yang mendukung keberadaan komunitas ini dan dibimbing juga oleh ustadz-ustadz yang ada di Jakarta, jumlah masjid yang banyak di Jakarta, sehingga memudahkan dalam mengajak shalat Subuh berjamaah. Faktor penghambat yang ada adalah kesadaran para anggota untuk saling membantu anggota yang lain dalam menjalankan shalat Subuh berjamaah. Selalu mengingatkan
82
dan memotivasi antaranggota adalah solusi yang dilakukan oleh Komunitas Pejuang Subuh di Jakarta. Evaluasi dapat dilakukan setelah kegiatan selesai atau evaluasi dapat dibahas pada Silaturahmi Nasional atau Silatnas yang dilaksanakan setahun sekali. Ketiga tahapan strategi tersebut dilakukan melalui kegitan secara online dan offline. Karena target sasaran dakwah mereka adalah anak muda, selain dakwah melalui media online, komunitas Pejuang Subuh di Jakarta juga merutinkan kegiatan offline. Media online dapat dilihat dari media sosial dan kerjasama dengan pihak yang dapat menampilkan kegiatan mereka secara live streaming. Media offline, misalnya mereka lakukan dengan bertemu langsung di masjid, melalui buku, melalui kegiatan-kegiatan langsung. Dalam mengajak shalat Subuh berjamaah secara online saja dirasa tidak cukup. Tetapi diimbangi dengan kegiatan-kegiatan secara langsung. Kegiatankegiatan ini juga untuk mempererat tali silaturahmi. B. Saran Setelah melakukan penelitian ini, peneliti mencoba memberikan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Kepada komunitas Pejuang Subuh di Jakarta, karena sasarannya adalah anak muda, maka disarankan agar lebih aktif lagi untuk mengunggah di media sosial mengenai tips dan ajakan untuk shalat Subuh berjamaah. Bisa di-share juga mengenai pengalaman para anggota Pejuang Subuh di Jakarta dalam berjuang melaksanakan serta membiasakan shalat Subuh
83
berjamaah. tidak hanya terpaku pada media sosial yang digunakan saat ini, tapi bisa memperluas jaringan ke website atau blog, dan YouTube. Selain untuk berdakwah mengenai shalat Subuh berjamaah, media tersebut juga dapat dijadikan wadah dalam membantu menyebarkan produk dari Pejuang Subuh di Jakarta agar tidak mengalami masalah dana dalam berdakwah. Selain itu, penggunaan aplikasi hasil karya anggota Pejuang Subuh bisa digunakan secara aktif oleh komunitas Pejuang Subuh di Jakarta agar dalam mengajak shalat Subuh berjamaah bisa dimaksimalkan. 2. Kepada para akademisi, strategi dakwah yang dapat diterapkan atau dilakukan oleh pelaku dakwah dapat berbeda dari satu pelaku dakwah ke pelaku dakwah yang lain. Perlu juga memerhatikan dasar atau asas dalam menentukan strategi dakwah yang akan dilakukan. Para akademisi dapat menentukan hal-hal apa saja yang harus atau wajib ada dalam pembahasan strategi dakwah. 3. Kepada para pembaca, dalam kegiatan dakwah perlu melakukan strategi. Menjadi da’i atau praktisi dakwah tidak hanya mengandalkan satu sisi dalam kegiatan berdakwah. Misalnya, hanya melalui media sosial. Meskipun kekinian, namun dengan cara bertemu langsung dengan para mad’u juga perlu dilakukan. Hal tersebut agar dakwah yang dilakukan dapat maksimal. Inovasi saat ini juga menjadi poin penting dalam berdakwah. Karena sebuah kreativitas juga diperlukan agar banyak orang yang tertarik serta banyak sasaran dakwah yang mengikuti atau melakukan hal yang ditujukan untuk semakin dekat kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Al Asqalani, Ibnu Hajar, and Al Imam Al Hafizh. Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari, Buku 4. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009. Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Gema Insani Press, 2005. Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Azis, Moh Ali. Ilmu Dakwah, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana, 2004. Badruttamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Jakarta: Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu, 2005. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010. Cangara, Hafied. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2013. D, M Abzar. Strategi Dakwah Masa Kini (Beberapa Langkah Strategis Pemecahan Problematika Dakwah). Lentera, vol. XVIII, No. 1: journal.iain-samarinda.ac.id, 2015. David, Fred R. Strategic Management Concepts and Cases, Thirteenth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc, 2007. Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Hafidhuddin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Imlu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Jarallah, Abdullah Bin. Keutamaan Shalat Berjamaah. Solo: Pustaka Mantiq, 1994. Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007. Lisandi, Ahmad Rian. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku Pejuang Subuh Karya Hadi E. Halim. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.
84
85
Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004. Munir, Muhammad, and Wahyu Ilaihi. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana, 2009. Omar, Toha Yahya. Islam dan Dakwah. Jakarta: PT Al-Mawardi Prima, 2004. Penyusun, Tim. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta 2012-2013. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2012. Qur'an, Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al. Al Qur'an dan Terjemahnya. Bandung: Gema Risalah Press, 1989. Rachmiatie, Atie. Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Rubiyanah, and Ade Masturi. Pengantar Ilmu Dakwah. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Salam, Syamsir, and Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Sevilla, Consuelo G. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press, 1993. Sunarto. Mix Methodology dalam Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi bekerja sama dengan Bulan Litera, Yogyakartadan PERHUMAS, BPC Yogyakarta, 2011. Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997. Tebba, Sudirman. Nikmatnya Shalat Jamaah. Jakarta: Pustaka irVan, 2008. Wenger, Etienne, and dkk. Cultivating Communities of Practice: A Guide to Managing Knowledge. Boston: Harvard Business School, 2002. Yin, Robert K. Studi Kasus (Desain dan Metode), Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003. Z, Zurinal, and Aminuddin. Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
86
Referensi Internet: A, Sekaring Ratri. Pejuang Subuh, Gerakan Mengajak Sholat Subuh Berjamaah di Masjid. batampos.co.id, 2015. Andriati, Rias. Kisah Pejuang Subuh, Dari Broken Hearted Sampai Clubbing. hidayatullah.com, 2014. Burhani, Ruslan. Ketua MPR antaranews.com, 2016.
Jalan
Santai
Bersama
18
Komunitas.
Tuasikal, Muhammad Abduh. Waktu-waktu Shalat. muslim.or.id, 2011. http://facebook.com/PejuangSubuhID http://facebook.com/Pejuang-Subuh-Jakarta http://twitter.com/PejuangSubuh http://twitter.com/PejuangSubuhJKT http://instagram.com/pejuangsubuhid http://instagram.com/pejuang_subuh_jakarta/
LAMPIRAN
BERITA ACARA WAWANCARA Narasumber
: Arisakti Prihatwono
Jabatan
: Dewan Syuro Komunitas Pejuang Subuh
Lokasi
: Masjid Raya Pondok Indah, pada saat acara Mabit Akbar Spesial Pejuang Subuh “Cinta Tanah Air dan Bangsa”
Tanggal dan Waktu
: Minggu, 14 Februari dan pukul 06.30-06.37 WIB
1. Apa Mabit ini? Jawab: Jadi untuk mengenalkan lagi arti tentang cinta tanah air dan bangsa. Karena menurut Pejuang Subuh, cinta tanah air dan bangsa itu adalah cinta terhadap agama dan Rasulnya. Itu yang paling mendasar. Dari cinta agama dan Rasulnya itu berbentuk pada perjuangan terhadap tanah air atau tempat yang didudukinya. Dan itulah yang dilakukan para ulama-ulama jaman dulu. Perjuangan-perjuangan mereka dan jihad-jihad mereka itu adalah yang kita harus selalu kenang, seperti itu. Yang terkait pada konteks ini adalah terkait jakarta, para ulama sedang mengumpulkan satuan kekuatan untuk bisa saling mnedukung untuk bisa menyatukan umat di Jakarta. 2. Mabit akbar ini kan ada kata ‘spesial’nya, ‘spesial’ nya di sini itu apa? Jawab: „Spesial‟nya ini karena
yang kita undang adalah tokoh-tokoh dan ulama
nasional yang bisa memengaruhi banyak orang. Alhamdulillah yang hadir kali ini luar biasa banyak dan itu tidak seperti mabit biasa. Memang ini spesial karena tokoh dan ulama yang hadir. 3. Mabit ini singkatannya apa?
Jawab: Mabit itu Malam Bina Iman Dan Taqwa. 4. Sebelumnya pernah diadakan di mana? Jawab: Mabit ini diadakan di seluruh chapter Pejuang Subuh, untuk jabodetabek kita buat tiga bulan sekali dan ini gilirannya Jakarta, kita buat di Masjid Pondok Indah kali ini. Sebelumnya di Bekasi, sebelumnya lagi di Tangerang, dan sebelumnya lagi di Sunda Kelapa. 5. Mulai Mabit ini dari tahun berapa? Jawab: Kita mulai di tahun 2012 akhir. 6. Dan dibuat tiga bulan sekali ya? Jawab: Iya, tiga bulan sekali. 7. Apa alasan memilih mabit kali ini di Pondok Indah? Jawab: Pondok Indah ini jamaahnya adalah kelas menengah ke atas. Kita mencoba menyasar mempunyai kompetensi di bidang keilmuan dan materi yang bisa kita ajak untuk shalat Subuh berjamaah. 8. Apakah penentuan waktu malam ini terkait dengan shalat Subuh? Jawab: Mabit itu kita perlukan karena memang agak sulit menemukan jamaah di saat Subuh. Karena waktu Subuh itu kan angkutan pada kurang terus motor juga
untuk akhwat agak susah. Keluar malam itu agak lebih riskan lah. Nah kalo malam dimulai acara itu biasanya mengumpulkan jamaah akan lebih banyak. 9. Jumlah peserta saat ini lebih banyak atau lebih sedikit dari Mabit sebelumnya? Jawab: Alhamdulillah banyak sekali. Sekitar 500 lebih lah dan ini alhamdulillah. Di Sunda Kelapa juga angkanya sekitar segitu. Jadi memang yang mengetahui Pejuang Subuh juga banyak dan mengetahui manfaatnya menjadi Pejuang Subuh. 10. Persiapan ini berapa lama? Jawab: Alhamdulillah kita didukung para ulama dan juga temen-temen Pejuang Subuh yang membantu luar biasa. Sebenarnya rencana sudah sebulan, tapi dua minggu baru pelaksanaan dan sebagainya. Tapi alhamdulillah lancar. 11. Tadi sempat dibilang Mabit selanjutnya akan diadakan di Al-Azhar, apakah sama seperti ini? Jawab: Iya, sama seperti ini, topiknya juga tentang cinta tanah air dan bangsa, tapi lebih fokus lagi dan lebih ditekankan lagi pada definisi cinta tanah air dan bangsa. 12. Tadi dilihat jika para narasumber menggunakan kaos Pejuang Subuh, apa memang diberikan? Jawab:
BERITA ACARA WAWANCARA Narasumber
: Arisakti Prihatwono
Jabatan
: Dewan Syuro Komunitas Pejuang Subuh
Lokasi
: Rumah Damai Indonesia, Jl. H. Saabun No.20, Jatipadang, Margasatwa, Jakarta 12540
Tanggal dan Waktu
: Sabtu, 12 Maret 2016 dan pukul 17.00-21.00 WIB
1. Apa sih komunitas Pejuang Subuh itu? Jawab: Komunitas pejuang subuh itu adalah sebuah komunitas yang ingin shalat subuh seramai shalat jumat, itu visi kita. keinginannya adalah supaya jemaah shalat Subuh yang ada di masjid itu ramai seperti shalat Jumat, itu visi utama kita. 2. Awalnya komunitas ini terbentuk itu bagaimana? Jawab: Awalnya, sekitar tahun 2008 ada tiga orang yaitu Mas Didot, Mas Rivani dan saya punya keinginan shalat subuh di masjid itu kok kebanyakan orang tua, kita ingin agar supaya masjid itu ramai khususnya anak-anak muda. Kita masuk pertama kali lewat sosial media. Karena sosial media itu lebih dekat denagn anak muda. Jadi saat itu kita buat di Twitter, di Facebook, tapi ternyata yang memang ramai itu adalah melalui twitter. Jadi kita mulai dari agustus 2012 pada saat itu bulan ramadhan kita pertama kali tweet, dan akhirnya terus sampai sekarang. 3. Dimana tempat dan tepatnya terbentuknya komunitas ini? Jawab:
Karena iniawalnya melalui media sosial makanya, pertama kali kita tidak berpikir masalah legalitas atau masalah tempat berdiri . soalnya awalnya lewat twitter. Kita punya akun namanya @pejuangsubuh. 4. Kalo total anggota dari Pejuang Subuh itu ada berapa? Jawab: Masa dari sosial media cukup banyak. Kalo misalnya dari Twitter sendiri 180.000 followers, terus belum lagi ada chapter-chapter sekitar 20 chapter. Tapi sekarang sudah lebih bahkan. Itu setiap chapter juga punya followersnya banyak, kalo jakarta sendiri itu sekitar 5000an dan itu ada yang beririsan dan sama dengan, ada yang pejuang subuh ada yang beda. Dan tiap kota itu ngga Cuma sekedar twitter sekarang. Sekarang juga ada Twitter, Instagram, Facebook Fanpage. Yang bergerak di sosial media itu hubungannya adalah mereka follow kita dan tahu kegiatan kita. tapi yang member aktif itu 50 orang. Itu baru jakarta aja, belum bandung, medan, jadi around setiap chapter itu 50 orang. Dan sekarang sudah lebih dari 20 chapter, ada sekitar 25 chapter. Medan, Bukit Tinggi, Padang, Palembang, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bandung, Ciamis, Tasik, Cirebon, Pekalongan, Brebes, Semarang, Jogja, Solo, Gresik, Surabaya, Kalimantan Itu Brau, Palu, Jayapura. 5. 25 itu ada akun sosmednya? Jawab: Tiap daerah ada akun sosmednya, masing-masing. Jadi misalnya medan PS Medan, Jakarta PS Jkt, terus di Brau juga buat, di Palu PS Palu. 6. Ada sebutan untuk anggota Pejuang Subuh tidak? Jawab:
Jadi kita itu yang kita lakukan adalah mengajak anak-anak muda untuk shalat subuh secara istiqamah di masjid. Kalo misalnya mereka bisa istiqamah selama 40 hari, kita bisa sebut mereka itu adalah mujahid subuh. Jadi anggota yang inti kita adalah mujahid pejuang subuh, yang sudah pernah menyelesaikan 40 hari nggak terputus. Jadi itu yang dianggap sebagai, jadi sebutannya kalo mau disebut itu ya mujahid subuh. Itu tim intinya. Tapi kalo misalkan secara umum sih kita sebut pejuang subuh. 7. Ada alasannya tidak mengapa 40 hari? Jawab: 40 hari itu kan sebenarnya adalah sebuah pengajaran sebuah habbit. Itu didapat dari bukunya ustad Felix Siauw, Habbit. Jadi berdasarkan hadits juga bahwa pengulangan 40 hari itu akan membuat sebuah kebiasaan diri, sehingga nanti bisa menjadi terus menjadi sebuah kebiasaan. 8. Tempat berkumpulnya komunitas Pejuang Subuh biasanya di mana? Jawab: Kita macam-macam sih, tergantung kotanya, kalo misalnya Pejuang Subuh pusat sih biasanya kita suka di Al-Azhar, di sini juga (Rumah Damai Indonesia). Di sini, biasanya dua minggu sekali kita buat kajian Sirah Nabawi. Kita suka kumpul di sini, jadi kalo markas besarnya kita belum ada sih. 9. Bagaimana bisa munculnya buku Pejuang Subuh? Jawab: Buku itu, jadi setelah proses berdirinya akun itu (Pejuang Subuh), kemuadian ternyata, kita kan meminta agar orang-orang di twitter itu melaporkan kalo mereka kalo sudah shalat subuh itu report di twitter, mention ke kita. yang
udah 40 hari itu mereka akhirnya mempunyai banyak cerita tentang perbedaan dulu sebelum shalat Subuh sama setelah shalat subuhnya teratur, ada banyak pertolongan Allah dan sebagainya. Ternyata cerita-cerita itu menarik dan kita minta ke temen-temen untuk mengirimkan cerita di email. Akhirnya mereka meng-email kita terus kita masukkan ke penerbit. Dengan berbagai revisi akhirnya muncul buku Pejuang Subuh. Buku Pejuang Subuh ini isinya adalah kisah nyata orang yang berhasil menjalankan shalat subuh secara istiqamah tanpa terputus. Itu bagi yang laki-laki. Yang perempuan 30 hari secara teratur. Ngga perlu di masjid. Di rumah. Tapi yang penting, dia kepotong masa haid dan lain sebagainya itu harus tetap bangun pagi dan report kepada mentornya. 10. Jadi ada mentornya? Jawab: Ada. Mentornya adalah yang mujahid dan mujahidah subuh itu. 11. Bagaimana koordinasi ke seluruh chapter? Jawab: Jadi koordinasi kita santai. Kita bukan sesuatu hal birokratis atau dengan surat menyurat yang formil dan sebagainya. Kita cukup dengan grup, kita punya grup WhatsApp yang mereka itu adalh admin (perwakilan) di tiap-tiap chapter di tiap kota. Jadi yang 25 itu kita kumpulin. Biasanya ada 2 orang dari tiap chapter dan kita buat grup diskusi dari berbagai macam hal. Termasuk juga ada kegiatan, kita saling sharing, termasuk juga kita punya pemikiran apa-apa gitu. Terakhir kemarin, kita juga punya Apps namanya PS Chat. Jadi kalo misalnya pernah tahu modelnya kaya telegram, itu kaya gitu. Kita punya kaya gitu, namaya PS Chat. Sinkron as sama telegram. Jadi nanti bisa dibuka aja di
Apps nanti kalo di Google Play Store buka aja PS Chat. PS (Pejuang Subuh) Chat (C-H-A-T). Kita ada itu, jadi kita mulai juga bahwa kita merambat teknologi. Terus juga kita sebelumnya punya Syariah World. Bisa dibuka juga di Apps. Itu juga bisa buat laporan shalat kita, bacaan Qur’an dan sebagainya. Nanti mungkin sebentar lagi kita akan punya Apps juga untuk penunjuk arah kiblat dan shalat. Jadi kita merambah dunia teknologi. 12. Itu dari Pejuang Subuh? Jawab: Iya dari temen-temen Pejuang Subuh. Bukan projek berbasiskan untuk meminta mencari keuntungan, jadi kita share aja agar temen-temen bisa merasakan manfaatnya. PS Chat itu dari salah satu Pejuang Subuh di Palembang, untuk kita. 13. Chat nya kepada seluruh anggota? Jawab: Iya, jadi bisa sampai seluruh anggota. Kalo bisa sih semua Pejuang Subuh bisa. Jadi kegiatan kita tidak hanya sekedar membangunkan shalat Subuh. Intinya kita seperti itu, tapi juga dakwah kita, buat pengajian, sirah nabawi dua minggu sekali, terus tiap bulan tiap chapter-chapter punya kajian setiap sebulan sekali. Terus juga ada Dakwah On The Street di minggu ketiga di car freeday bagi-bagi hijab, terus ada juga kemarin yang di Tangerang habis buat santunan untuk korban banjir, banyak lah kegiatan-kegiatan. Terus kita tiap bulan juga sebulan sekali minggu keempat di Al Azhar. Temanya kepemimpinan, cinta tanah air. Itu mabit. Jadi, kalo yang chapter Jakarta itu
konsepnya adalah merangkul orang-orang yang hijrah. Kalo yang di Al Azhar, temanya tema kepemimpinan, lebih berpikir. 14. Untuk susunan kepengurusan komunitas Pejuang Subuh ini bagaimana? Jawab: Dewan pendiri, yang tiga orang tadi itu, itu adalah dewan syuro, dilanjutkan dengan rentang kendali di setiap chapter, di setiap chapter itu ada ketua masing-masing. Organisasi di setiap chapter itu tergantung kondisi di setiap tempat. Tapi yang pasti sudah ada yang namanya koordinasi, organisasi, sama divisi anak muda. Tapi namanya berbeda-beda di setiap tempat. 15. Kalo masing-masing nama dari ketua chapternya atau dikirim aja nanti? Jawab: Iya, boleh boleh. Banyak soalnya. 16. Bagaimana perumusan dakwah dari komunitas Pejuang Subuh? Jawab: Yang kita cetak adalah orang-orang, bagaimana shalat subuhnya rame dulu. Bagaimana kita meramaikan shalat Subuh seperti shalat Jumat. Itu kita usahakan terus. Medianya macam-macam, ada yang medianya dengan hijab, ada yang dengan membuat kajian seperti ini, medianya dengan mabit, macammacam gitu. Tapi intinya sih visi besar kita. terkait sama visi. 17. Bagaimana implementasi dakwah komunitas pejuang subuh? Jawab: Jadi visi kita kan shalat Subuh seramai shalat Jumat, kita tuh punya tiga misi. Yaitu membangunkan orang untuk shalat Subuh, mencetak agar orang 40 hari shalat subuh tidak terputus, mempertahankan mereka supaya tidak keluar. Itu
sih sebenarnya yang kita lakukan terus. Jadi kita buat grup, kita buat macammacam. 18. Tadi kan kegiatan PejuangSubuh banyak, misalnya tadi mabit, dakwah on the street, itu termasuk dari strategi dakwah juga? Jawab: Iya betul. 19. Ada hambatan tidak dari menjalankan kegiatan tersebut? Jawab: Kalo di DOTS sendiri, hambatannya paling perizinan kali ya. Karena dia kan ke jalan langsung. Kalo untuk kajian-kajian sih tidak ada masalah. Alhamdulillah lancar. 20. Sampai saat ini biasanya untuk menangani hambatan itu bagaimana? Jawab: Kita buat surat resmi ke Dishub. Kalo di Ragunan itu tidak ada hambatan karena di sekitar masjid Ragunan itu dapat izin. 21. Kalo evaluasi dari kegiatan komunitas pejuang subuh ini bagaimana? Jawab: Secara umum pembahasan evaluasi di setiap chapter itu ada di Silatnas. Nah ini kan ada evaluasi kegiatan, misalnya setiap habis kegiatan ada evaluasi, misalnya habis mabit evaluasinya bagaimana. Juga evaluasi tiap setahun sekali misalnya Jakarta itu Suro, jadi kegiatan selama setahun ini bagaimana. Terus habis itu Silatnas, nah Silatnas ini secara nasional. Semua chapter kumpul jadi satu kemudian kita kumpul di Silatnas, kita bahas setiap daerah apa masalahnya, tantangannya.
22. Biasanya pembahasannya di Silatnas itu apa saja? Jawab: Bukan biasanya, karena kita kan baru sekali silatnas. Kita kan baru 2012, terus 2014 kemarin kita buat Silatnas yang pertama. Kita buat silaturahmi untuk memperkenalkan chapter masing-masing. Masalahnya apa di sana terus kita saling sharing jadi biar saling mengisi. Pembahasannya di Silatnas nanti itu apa visi yang belum tercapai , masih kekurangan, bagaimana nih organisasi yang pantas untuk Pejuang Subuh yang tidak terlalu birokratis tapi bisa efektif. Kita juga ingin mengumpulkan orang-orang yang sama kaya kita seperti Pejuang Subuh, karena sekarang di beberapa media ada tentang bagaimana ketua daerah itu konsen di shalat Subuh, kaya Padang dan macammacam. Banyak sekali pemimpin daerah yang efektif mengajak untuk shalat Subuh berjamaah, kaya Gubernur Bengkulu, banyak. Kita ingin kumpulin semua untuk bisa saling sharing di sana. 23. Kalo untuk buku Pejuang Subuh itu termasuk dari strateginya juga atau tidak? Jawab: Iya. Karena banyak orang yang setelah membaca itu bisa shalat Subuh berjamaah juga. Jadi tau pejuang subuh kaya gimana, mentoring kaya gimana. 24. Berarti ada respon masuk dari buku tersebut? Jawab: Iya ada. Biasanya via Twitter. 25. Tinggi tidak antusiasnya? Jawab:
Iya, sekarang ini masuk cetakan kedua. Dari beberapa ribu eksemplar habis dalam beberapa bulan. Itu kan berisi kisah nyata dari semua Pejuang Subuh. 26. Biasanya kegiatan seperti kajian, mabit, dan kegiatan pejuang subuh itu penentuan temanya tergantung apa? Jawab: Berdasarkan kebutuhan. Misalnya gini, tiap chapter itu kan punya kegiatan yang sebulan sekali. Sebulan sekali itu biasanya tema-temanya tentang hijrah. Jadi kita ngerangkul anak-anak muda yang, shalatnya belum ini lah, ingin mempelajari lebih banyak, itu kita ajak. Jadi ini temanya harus yang ringan, itu artinya misalnya ada artis yang hijrah juga, terus ustadz juga, jadi temanya yang ngga berat-berat. Supaya orang yang baru hijrah ini juga ngga langsung kaget. Nanti kalo misalnya udah jadi anggota kita dan in kita mulai masukin yang bobotnya lebih, kaya kajian kaya sirah kaya gini, ini kan udah ngga basic lagi-udah menengah. Nanti kalo udah ini, kita juga punya mabit dengan tema kepemimpinan, kepemimpinan kan temanya lumayan beratlah, tentang politik, tentang ekonomi. Jadi kita ngga bisa nge-grab semua orang agar yang berat gitu, soalnya itu strategi itu, jadi harus ada yang ringan, menengah, ada yang berat. 27. Pejuang Subuh ini kerja sama dengan komunitas lain ngga? Jawab: Kita kadang sinergi sama kita juga masuk di jakarta sinergi, di situ ada sedekah, sedekah harian, kadang juga kajian, tapi in baru, belum bikin kajian yang bareng-bareng. Sinergi kan sama Al-Azhar, pondok indah, komunitas, bareng-bareng. Kita kan kalo syiar itu bareng-bareng. Satu barisan.
28. Terkait dengan online atau medsos-nya, yang jadi admin itu siapa? Jawab: Banyak. Tergantung dari setiap chapter itu ada tim medsos sendiri. Medsos sendiri juga bukan sekedar admin gitu, ada juga yang ngolah yang buat kontennya, nanti isinya apa. 29. Kalo akun @PejuangSubuh? Jawab: Itu saya, Iman, dan Didot. Kalo instagram itu Edwin. Kalo webnya itu di Bandung, itu anak Bandung yang ngelola. 30. Ada jadwal memposting ngga? Jawab: Postingannya itu kita ada tim pengelola konten. Jadi tim itu sesuai dengan SOP yang ada itu mempunyai tanggung jawab konten sebulan kedepan dan sebagainya. Sudah direncanakan. Kalo jam-jam berapa itu teknis dari tementemen, tapi intinya sebulannya bahas ini, tapi kalo ada isu menarik atau yang baru itu juga bisa. Tergantung masalah saat ini, misalnya kita ambil contoh LGBT kemarin itu. Kita tema tetapnya shalat Subuh, tapi tidak menutup yang lain juga misalnya politik umat, politik Islam. 31. Bagaimana tanggapan mengenai #challenge40hari di Instagram? Jawab: Iya itu untuk bagaimana mengajak shalat Subuh berjamaah selama 40 hari. 32. Sampai saat ini bagaimana responnya? Jawab: Banyak.
33. Makna logo Pejuang Subuh yang sekarang ini apa? Jawab: Rejuvenate brand itu maksudnya adalah agar orang–orang tetap merasa barang itu ngga terlalu tua. Brand atau merk, maksudnya merk itu ngga selalu dagang ya, dengan brand yang sekarang ini warnanya lebih segar, ceria, spiritnya spirit yang semangat pagi, subuh, warna oranye, dan lain sebagainya. Spirit anak mudanya juga dapet. Kita pake brand itu sekarang. Logo itu sekarang. Kalo nama di twitter itu hanya kasustis. Jadi misalnya rejuvenate brand, nanti diganti lagi Subuh=Jumat, itu artinya kan shalat Subuh sama shalat Jumat, gitu aja. Jadi ganti-ganti misalnya nanti ada Mabit, nanti kita akan Mabit Akbar gitu. Biasanya kalo twitter itu kan orang lihat atasnya, itu cuma memperkenalkan. 34. Kemarin juga sempat ada di TVRI, itu bisa diceritakan? Jawab: Iya, itu karena pembawa acaranya itu hadir pada saat di Pondok Indah. 35. Ini kan ada strategi chapter tentang data kualitatif dan kuantitatif, ini tujuannya untuk apa? Jawab: Jadi kan setiap chapter itu akan lebih baik jika misalnya mempunyai data tentang kondisi dakwah daerah tersebut. Data kualitatif, kita itu harus benar-benar mengecek muslim di sana itu seperti apa, jadi tahu siapa yang mendukung gerakan ini, siapa yang tidak mendukung, siapa yang menjadi sasaran dakwah kita, kita harus tahu, harus survey, itu kan harus pake data.
BERITA ACARA WAWANCARA Narasumber
: Hartanto Abdul kholiq
Jabatan
: Ketua Komunitas Pejuang Subuh Jakarta
Lokasi
: Rumah Damai Indonesia, Jl. H. Saabun No.20, Jatipadang, Margasatwa, Jakarta 12540
Tanggal dan Waktu
: Sabtu, 12 Maret 2016 dan pukul 17.20-18.00 WIB
1. Setiap anggota hadir di silatnas atau perwakilannya saja? Jawab: Perwakilannya, dan dikhususkan untuk mujahid, jadi mungkin dia ada usul atau saran. Jadi pengurus setiap chapter kita kumpulkan di Silatnas kalo bisa. 2. Biasanya pembahasannya di silatnas itu apa saja? Jawab: Kita kan baru pake robot tuh, seperti ODOJ kan ada aplikasi untuk rekap absen. Untuk kita kan masih ada manual, untuk tim leader dia nyatetin nih, dia dapet jamaah atau ngga. Kalo sekarang kan udah ngga, kita laporan di robot nah untuk yang aktif ini robot baru jakarta nih, sama Tangerang dan Bekasi. Makanya nanti di Silatnas itu. 3. Namanya robot apa? Jawab: Namanya robot PS. Jadi itu untuk lebih mudah, jadi rekapannya ngga perlu manual kaya yang dulu. Itu dipake di semua. Tapi sekarang baru Jakarta, Tangerang, Bekasi. Nanti akan semuanya. 4. Kegiatan Pejuang Subuh itu ada Sirah Nabawi, Mabit, kajian, yang bagibagi hijab itu?
Jawab: Itu Dakwah On The Street. 5. Bisa dijelaskan masing-masing kegiatan ini? Jawab: Kajian bulanan itu yang Mabit itu, kita ingin merangkul yang baru-baru, jadi temanya yang ringan lebih ke hijrah. Kalo untuk DOTS yang bagi-bagi kerudung itu yang di Ragunan, itu lebih ke kegiatan akhwat, jadi bagaimana sosialisasi hijab syar’i. Kadang kan kita tahu ya hijab aja. Yang syar’i itu kaya gimana, jadi bukan hanya sekedar bagi tapi di DOTS itu akhwatnya itu masangin hijab itu sambil ngobrol, sharing. Kadang banyak yang cerita, mungkin suaminya belum bolehin, di rumah itu belum bisa, masih malu atau masukan dan sharing-sharing, jadi dinasihatin. Makanya namanya Dakwah On The Street. Dan juga untuk ikhwan ada minggu kedua nih nanti ada safari subuh plus futsal. Jadi keliling, mau masjid mana nih yang mau didatengin, nanti kita kumpul ke situ, nginep, subuh berjamaah. Kalo misalnya kaya gitu kan nanti masyarakat, kok banyak anak-anak muda nih jadi pada ingin tahu. Ingin menularkan aja gitu, pemuda-pemuda buat semangat, habis itu futsal. Jadi agenda-nya minggu kedua, safari subuh plus futsal. 6. Itu biasanya kalau yang Safari Subuh itu ada yang meminta dari masyarakat? Jawab: Kita lebih ke anggota. Anggota siapa nih yang masjidnya mau didatengin. Sambil silaturahmi ke anggota sambil ramein masjidnya dia, gitu. Kadang kan
kita aktif di grup aja, tapi ngga tahu tempatnya. Jadi dari situlah kita bisa silaturahmi sambil ramein masjid, sambil futsal. 7. Biasanya kegiatan Pejuang Subuh di masing-masing chapter itu, kepanitiannya dari masing-masing chapter saja atau chapter lain boleh bantu? Jawab: Biasanya kita ada kepengurusan. Kalo jakarta ada ketua, wakil, sekretaris, bendahara, ada divisi syiar, yang ngurusin kajian, safari subuh, dots, dan perizinan-perizinan untuk syiar, divisi ekonomi, di situ ada kas, di situ nanti kita bikin kaos, atau apa nanti dijual dan dibalikin lagi untuk dakwah untuk kegiatan kita, ada divisi kaderisasi, di situ merekrut, siapa nih di setiap kajian, tiap-tiap acara kan pasti ada yang tertarik mau gabung, biasanya kita ada buka open recruitment pejuang subuh, nanti di situ kita ada kaderisasi, di masukin, sebelum masuk, dikasih regulasinya nih bahwa pejuang subuh itu gini, harus kasih laporan harus ini harus ini, setelah lulus 40 hari harus siap jadi tim leader. Jadi regenerasi, jadi kalo udah lulus dia harus mau bangunin lagi temennya, jadi berkesinambungan. 8. Jadi biaya untuk kegiatan dakwahnya itu dari mana saja sumbernya? Jawab: Ada dari kas, ada dari donasi, kita juga open bantuan sih untuk dana, hijab juga bisa sendiri, misalnya setiap ada kegiatan akhwatnya bisa membawa hijab terbaiknya untuk diberikan, ada juga dana yang masuk untuk dibelikan hijab. Untuk kajian biasanya kita lebih ke sponsor, bazar.
9. Ada kriteria tertentu ngga untuk ustadz atau narasumber yang mengisi kajian? Jawab: Ngga sih. Kadang juga kan anggota ngaji di mana-di mana, jadi tahu. Misalnya oh ustadz ini bagus nih, gitu. Banyak info dari anak-anak. Jadi kita welcome untuk semua ustadz. 10. Sasaran dakwah komunitas Pejuang Subuh ini anak muda saja atau bagaimana? Jawab: Paling utama itu anak muda. Sama seperti founder itu, bagaimana shalat Subuh itu kok aki-aki, anak mudanya di mana, padahal kebangkitan umat Islam itu dari dulu kan anak muda yang membangkitkan. Sekarang anak mudanya kemana? Subuh aja susah bagaimana yang lain. Utamanya Subuh, tapi selain itu biar orang-orang tuanya lebih melek lagi bahwa dari shalat Subuh itu bisa jadi sesuatu yang hebat. Bahkan orang kafir aja kan takut kalo shalat Subuh seramai shalat jumat, karena di situ kan simbol kebangkitan Islam-nya. 11. Faktor apa sih yang paling ditekankan dalam mengajak shalat Subuh berjamaah khususnya kepada anak muda? Jawab: Jadi kan kita kaya ada safari plus futsal. Dari futsal itu kadang anak-anak yang tertarik bisa masuk, dan kesukaan-kesukaan anak muda kaya kajian tentang keseharian dan tentang yang soft aja gitu, yang enak untuk anak muda masuk, yang gampang. Karena kita dakwah bukan seperti saat kita sudah tahu agama
tapi kembali dulu kita sebelum tahu agama kan antipati agama. Nah bagaimana kita berdakwah seperti antipati dakwah kita seperti sampai sampai dapet hidayah gitu. Jadi ngga harus ini haram, tapi lebih soft. 12. Adakah cara lain misalnya ada anggota baru Pejuang Subuh yang masih sulit bangun untuk shalat Subuh? Jawab: Ya itu sih makanya kita ada robot, jadi setiap pagi sebelum subuh mereka itu harus kasih laporan kasih emot bahwa dia udah bangun. Nah kalo dia ngga ada emot berarti dia kan belum bangun, makanya ada tim leader untuk bangunin. Kita juga ada sistem rantai, jadi kita misalnya 6 orang, orang ke-6 bangunin orang ke-1 dan ke-2. Jadi siapa yang bangun duluan, bangun-bangunin. Setiap habis subuh laporan, dia dapetnya berjamaah atau sendirian. Nah di situlah dimonitoring, kok dia sendirian terus nih, kok ini gagal terus nih. Maka di situ apa sih kesulitannya dan disitulah ada evaluasinya, sharingnya. Misalnya dari laporan robot ini, kita mau cetak sehari : PS List, nanti robot bakal bales. PS list rekap : dia akan rekap seminggu. PS list rekap 30: dia sebulan. Jadi dari situlah kita tahu, oh ini yang 40 hari, oh ini baru 3 hari terus dia sendiri lagi, gagal lagi, jadi dari situ dai ngulang lagi. Jadi ketahuan. Kita monitoring mereka di grup ini di robot ini. 13. Apa faktor pendukung dan penghambat dari mengajak shalat Subuh berjamaah? Jawab: Lebih ke kemauan mereka sih. Kalo mereka mau lebih baik untuk Subuh-nya, mereka bakalan bersungguh-sungguh. Dari mereka sendiri. Kadang kan mau
BERITA ACARA WAWANCARA Narasumber
: Hartanto Abdul kholiq
Jabatan
: Ketua Komunitas Pejuang Subuh Jakarta
Tanggal/Waktu
: 20 Maret 2016-22 Maret 2016/ 07.00 WIB-selesai.
Lokasi
: Wawancara Via WhatsApp
1. Bagaimana awal terbentuknya PS Jakarta? Jawab: PS awalnya itu dari tiga founder itu, kang Arizsakti Prihatwono (Rico), Hilman Rivani (Iman), dan Hadi (Didot) yang bermula saat mereka yang tadinya mereka suka kehidupan malam, namun karena suatu hal yang hidayah datang hingga risau, mereka, yang subuh kenapa hanya bapak-napak dan akiaki, hingga terbentuklah PS ini, bermula dari twitter. Lalu dari situ mulai banyak yang ikut. Mention tweet dan follow hingga di awal-awal terbentuk itu, subuh ramai dengan twitter para follower PS. Dari situ mulailah untuk membuat kegiatan offline, jadilah kajian bulanan yang diberi nama Ngopi Susu (Ngobrol Perkara Iman Sungguh Sungguh). Dan di sinilah mulai terbentuk PS Jakarta untuk mengurus kegiatan-kegiatan di Jakarta. Pada awalnya PS Jkt diketuai oleh Hadi Jagoan atau orang biasa kenal twitternya @jagoanizme. Lalu di tahun 2015 beregenerasi dengan struktur baru yang diketuai saya. 2. Kapan terbentuknya Pejuang Subuh Jakarta? Jawab:
Kita ngga tahu pastinya, makanya kita ngga pernah milad. Karena PS dan PS Jakarta mau di satu apa dua kubu. Tapi kita ada di pertengahan awal tahun 2014. 3. Bagaimana susunan kepengurusan PS Jakarta? Jawab: Ketua
: Hartanto Abdul kholiq
Wakil
: Mada
Sekretaris
: kondang Priesbudi
Bendahara
: Nurrohman
Divisi Syiar
: Miskam, Izal
Div. Ekonomi
: Nurrohman, Yusuf, Hanafi
Div. Kaderisasi
: Radinal, Edwin, Mada
Div. Media
: Thamrin, Rizky, Juna, Hengky
Bank Data
: Iman Firmansyah, Indra Tutriono
4. Berapa jumlah anggota PS Jakarta? Jawab: Ikhwan: 1 big fams ada +- 60 anggota, jadi 60x5= 300 + mujahid. Akhwat: Part 1 angoota 84, part 2 anggota 60. Kita ada 5 grup ikhwan jadi dikalikan 5, kalo akhwat ada dual grup, parta 1 dan part 2. 5. Tantangan dan permasalahan apa yang dihadapi PS Jakarta dalam mengajak shalat Subuh berjamaah? Jawab: Tantangan kita lebih ke bagaimana mengenalkan bahwa shalat Subuh itu penting dan kenapa shalat Subuh. Karena kan yang wajib 5 waktu? Ya ini
penyampaian yang baik tentang ciri-ciri orang munafik yang Rasulullah sampaikan dan fadillah-fadillah yang baik serta hikmah terus tersampaikan. Terutama ke pemuda. Permasalahan eksternal lebih ke anggotanya. Kadang kurang bersemangat. Kita sudah beri regulasinya namun tetap tidak disiplin. Untuk permasalahan internal lebih ke SDM. Team Leader (TL) untuk bangunin. Dalam regulasi PS memang setelah lulus 40 hari subuh berjamaah maka harus jadi TL. Namun, kadang anggota belum siap pegang amanah, ini menjadi masalah karena jika ada anggota baru maka TL yang lama harus masuk lagi ke grup baru untuk membangunkan mereka. Jadi double job. Regulasi Pejuang: Karena kita pejuang, maka tiap subuh kita akan berperang! Kita akan berjuang untuk shalat Subuh selama 40 hari berturut-turut di masjid untuk membentuk habbits/kebiasaan baik. Berikut persiapannya: a. Berazam yang kuat untuk bangun Subuh dan minta pertolongan Allah. Hidupkan amalan sunnah sebelum tidur. b. Usahakan tidur sebelum jam 22.00 (perangi hawa nafsu dengan mengurangi kegiatan yang mengganggu bangun Subuh. Pasang alarm sesuai dengan adzan subuh wilayah masing-masing). c. Yang kita amalkan Surah Al-isra: 78. Kalau sudah istiqamah 40 hari tanpa putus insyaAllah Al-Isra:78 akan kita amalkan dengan sendirinya (Silakan buka Qurannya).
d. Orang yang pertama dibangunkan, lanjut telepon ke pasangannya. Sistem berantai (misal satu tim ada 6 orang) -
Anggota nomor 1 bertanggungjawab membangunkan anggota nomor 6 dan nomor 2.
-
Anggota nomor 2 membangunkan anggota nomor 1 dan nomor 3.
-
Anggota nomor 3 membangunkan anggota nomor 2 dan nomor 4.
-
Anggota nomor 4 membangunkan anggota nomor 3 dan nomor 5.
-
Anggota nomor 5 membangunkan anggota nomor 4 dan nomor 6.
-
Anggota nomor 6 membangunkan anggota nomor 5 dan nomor 1.
Kalau ada yang gagal, ini kesalahan kita bersama sebagai tim. e. Apabila sudah ada yang terbangun sebelum ditelepon segera laporan di grup TL masing-masing atau multichat dengan emot jempol. Telepon masuk cukup dirijek, apabila selama 7 hari berturut-turut tidak ada kabar atau tidak laporan di grup dianggap gugur dan akan digantikan dengan pejuang lainnya. f. Format laporan kirim ke TL, contoh: PS laporan Fulan (emot unta) Jamaah/ (emot kambing) Masbuk/ (emot ayam) Munfarid. Maksimal lapor sebelum waktu shalat Dhuhur. Apabila munfarid maka pejuang akan di-start dari awal. g. Istiqamah dalam kebaikan secara berjamaah kita akan semakin kuat dan kokoh. QS. As-Shaff: 4. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
h. Setelah LULUS 40 hari Subuh, maka pejuang tersebut akan menjadi TL (Team Leader). i. Selamat berjuang ISTIQAMAH SAMPAI HUSNUL KHATIMAH. Goal dari program ini: a. Membentuk habits shalat Subuh berjamaah di masjid b. Habits tidur di awal waktu c. Bisa melawan hawa nafsu d. Membentuk kedisiplinan e. Terjauh dari sifat munafik f. Pentingnya shalat berjamaah g. Menjadi manusia terkaya di dunia h. Dapat fadhilah shalat Subuh Saling membangunkan. Apabila belum ada yang bangun, nanti Team Leader yang akan monitoring dan akan bangunkan awal. Ada pertanyaan mengenai kegiatan pejuang Subuh bisa ditanyakan ke TL masing-masing. 6. Bagaimana perencanaan yang dilakukan PS Jakarta dalam mengajak shalat Subuh berjamaah? Jawab: Kita ada program Safari Subuh gunanya juga sebagai sosialisasi ke masyarakat dari rasa ingin tahun pada saat kita bergerombol menyerbu masjid. Kita juga ada kajian bulan sebagai sarana promosi, ada program lain sinergi dengan komunitas lain. Anggota diharuskan bukan hanya aktif di komunitas kita saja namun harus masuk komunitas lain untuk mensinergikan apa yang
bisa disinergikan. Kita juga ada mabit akbar setiap 3 bulan sekali di masjidmasjid besar di Jakarta. Yang masih digodok adalah sinergi dengan pihak Rabbani untuk program pembinaan masjid untuk shalat subuh berjamaah (sedang dalam tahap perencanaan). Target kita tahun 2020 shalat subuh di Jakarta khususnya dan kota-kota lain akan seramai shalat Jumat. 7. Bagaimana implementasi dari perencanaan tersebut? Jawab: Kita rutin sih dengan program-program itu. Sedikit demi sedikit. Istiqamah dengan amalan kecil dulu. Kita tak perlu yang waaahh tapi yang sedikit tapi rutin. Ada safari subuh, kajian sirah nabawi, mabit, DOTS (dakwah on the street), dan kajian bulanan minggu pertama ngopisusu (ngobrol perkara iman sungguh-sungguh). 8. Bagaimana evaluasi terkait kegiatan/dakwah/mengajak shalat Subuh berjamaah? Setiap kapan dan ada nama tertentu tidak untuk evaluasi tersebut? Jawab: Evaluasinya setiap kegiatan. 9. Bagaimana kondisi masyarakat Jakarta (yang dirasakan PS Jakarta terkait dalam mengajak shalat Subuh berjamaah)? Jawab: Jakarta Alhamdulillah mendukung dengan program ini. Mungkin karena banyaknya pengajian dan majelis-majelis ilmu dan akses yang mudah. Namun
dari personal atau individu orang yang diajak lebih susah karena kesibukan. Alasan capek dan sebagainya jadi lewat Subuhnya. 10. Selain akun twitter, PS Jakarta punya akun sosmed apa saja? Jawab: FP: Pejuang Subuh Jakarta IG :@PejuangsubuhJKT 11. Jadwal dari kegiatan-kegiatan PS Jakarta? Jawab: Ngopi Susu: minggu pertama tiap bulan. Sirah Nabawi: minggu pertama dan ketiga tiap bulan (jadwal aslinya namun melihat jadwal ustadz). Futsal dan safari subuh: minggu kedua tiap bulan. Dakwah on the street: minggu ketiga tiap bulan. Mabit: minggu keempat tiap bulan. 12. Apa faktor pendukung dan penghambat PS Jakarta dalam mengajak shalat subuh berjamaah? Jawab: Untuk Jakarta faktor pendukungnya adalah banyaknya ulama yang mendukung, dari awal terbentuk memang kita dibimbing ustadz Felix Siauw dan ustadz-ustadz di Jakarta. Ini salah satu yang memudahkan kita untuk mensosialisasikan tentang target
kita dan jika ada kegiatan
yang
membutuhkan support dari para ulama di Jakarta maka akan lebih mudah. Faktor pendukung berikutnya, Jakarta memiliki banyak masjid sehingga sosialisasi Subuh berjamaah akan didukung dengan banyaknya masjid, akses masjid yang mudah. Jadi tidak ada alasan anggota tidak shalat berjamaah. Pernah suatu ketika nggota sedang dinas ke luar kota terpencil hingga mencari
masjid aja susah atau jauh. Biasanya kalau gini point Subuh yang bersangkutan akan di-hold dulu. Kalo faktor penghambat mungkin lebih ke SDM dan rasa ingin mmebantu yang lain dari anggota. Kita tidak tutup mata kebanyakan orang sekarang hanya mementingkan atau memikirkan dirinya dan keluarganya. Memang jelas ayat Al Qur’an, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Tapi banyak ayat juga yang memerintahkan untuk Ammar ma’ruf nahi Munkar. Jadi ngga stop di keluarga saja. Andai Rasulullah dan para sahabat hanya memikirkan keluarganya untuk masuk surga akankah Islam sampai ke kita?? Faktor lain, biasanya asumsi orang tentang program ini ada yang bertanya ‘Laporan gini apa ngga riya?’ ‘Ibadah kan yang tahu hanya Allah kenapa dikasih tahu ke manusia?’ ‘Riya ngga sih?’ ‘Takut riya..’ dan bla bla bla. Dari target kita ingin bikin habbit dan sosialisasi kita kadang berkata bahwa sesuatu kadang HARUS DIPAKSA AGAR BIASA, YANG BIASA AGAR TERBIASA. Kalau ngga ada paksaan dalam artian bukan laporannya tapi istiqamahnya jamaah itu kadang iman naik turun kalau ngga ada yang motivasi maka kita akan lalai. Memotivasi bersama aja kadang lalai, bagaimana kalo sendiri?? Penghambat berikutnya adalah DANA, maaf dibesarkan hurufnya, karena kita ngga menampik bahwa setiap kegiatan pasti ada cost, pengeluaran, sementara kita hanya mengandalkan kas dari anggota, koperasi yang belum sepenuhnya berjalan, dan kadang dari kotak infaq jamaah, ada juga dari bazar. Namun, dalam setiap kegiatan kita selalu minus dana. Jadi kadang patungan. Kita yakin Allah akan balas lebih dari ini kelak.
Foto wawancara dengan Arisakti Prihatwono di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta
Foto setelah wawancara dengan Arisakti Prihatwono dan Hartanto Abdul Kholiq di Rumah Damai Indonesia, Jakarta.
Kegiatan Mabit Akbar di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta
Kegiatan Ngopi Susu di Rawamangun Jakarta
Kegiatan Sirah Nabawi
Wawancara dengan Ketua Pejuang Subuh di Jakarta, Hartanto Abdul Kholiq
Email dari Pendiri Pejuang Subuh, Arisakti Prihatwono