Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA (Penelitian Korelasi pada Siswa Kelas V SDN Polisi 4 Kota Bogor) Stefani Nawati Eko Resti Universitas Terbuka Bogor
[email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to determine the relationship between student achievement motivation and critical thinking skills of students with learning outcomes of students at SDN IPS Bogor. This research was conducted in SDN Polisi conducted 4 Bogor, with the fifth grade students study subjects who were 30 students. This study used quantitative research methods to determine the extent of the relationship only between student achievement motivation and critical thinking skills of students with learning outcomes social science students in the class V. The results of this study showed a positive relationship between student achievement motivation variable as variable X1 and X2 as critical thinking ability student with social science student outcome variables as the dependent variable Y. R square value of 0.873, which means the role or contribution of variable student achievement motivation and ability variables students critical thinking ability are able to explain the variable results of social science students at 87.3%.The implications of this research indicate that the social science student learning outcomes can affect student achievement motivation and critical thinking ability of students. Keywords: Students' critical thinking skills, learning outcomes IPS, student achievement motivation ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan hasil belajar IPS siswa di SDN Kota Bogor.Penelitian ini dilaksanakan dilaksanakan di SDN Polisi 4 Kota Bogor, dengan subyek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian metode kuantitatif untuk mengetahui sejauh mana hubungan atara motivasi berprestasi siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan hasil belajar IPS siswa di kelas V.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel motivasi berprestasi siswa sebagai variabel X1 dan variabel kemampuan berpikir kritis siswa sebagai X2 dengan variabel hasil belajar IPS siswa sebagai variabel Y. nilai R square sebesar 0.873, yang berarti peran atau kontribusi variabel motivasi berprestasi siswa dan variabel kemampuan berpikir kritis siswa mampu menjelaskan variabel hasil belajar IPS siswa sebesar 87.3%.Implikasi dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa hasil belajar IPS siswa dapat mempengaruhi motivasi berprestasi siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa. Kata kunci: kemampuan berpikir kritis siswa, hasil belajar IPS, motivasi berprestasi siswa 1
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
A. Pendahuluan
menjelaskan bahwa gagasan studi so-
Pendidikan adalah suatu pro-ses
sial terbaru yang tersirat dalam rumu-
yang harus ditata dari awal, baik
san NCSS (National Council For The
secara formal maupun informal. Da-
Social Studies). Lembaga professional
lam lembaga pendidikan formal, Seko-
bidang sosial tujuan sosial studies
lah Dasar adalah ujung tombak dari
berkaitan erat dengan mempersiapkan
cikal bakal seorang anak untuk dapat
warga negara untuk hidup dalam mas-
menjalani, menata, dan memahami
yarakat demokratis dan dapat berhu-
kehidupannya. Sehingga proses pen-
bungan dengan bangsa-bangsa lain di
didikan di Sekolah Dasar menjadi fon-
dunia. Dengan materi mengacu pada
dasi seorang anak dalam mengenal
bahasa sejarah, ilmu-ilmu sosial, hu-
lingkungannya yang selanjutnya akan
manities, dan ilmu alam. Di mana
terus berkembang sejalan dengan
pembelajaran social studies disam-
proses kehidupannya. Sedangkan da-
paikan dengan cara-cara yang men-
lam pendidikan non formal, keluarga
cerminkan suatu kesadaran akan pe-
adalah lingkungan dasar yang dapat
ngalaman pribadi, sosial, dan budaya
membentuk jati diri sang anak untuk
serta disesuaikan dengan tingkat per-
siap berkembang dalam kehidupan
kembangan peserta didik.
sosial.
Pelaksanaan pembelajaran IPS
IPS sebagai mata pelajaran di
untuk mengembangkan potensi siswa
Indonesia erat kaitannya dengan per-
agar peka selaku individu dan mahluk
kembangan sosiytal Studies di Negara
sosial yang beradab memiliki landa-
lain yang telah maju. Salah satu tan-
san pengetahuan, wawasan, serta
tangan mendasar dewasa ini adalah
bersikap kritis, peka dan arif dalam
cepat berubahnya lingkungan sosal
menghadapi persoalan sosial dan bu-
budaya sebagai kajian materi IPS itu
daya yang berkembang di masyara-
sendiri. Perubahan-perubahan yang
kat.
terjadi dalam lingkungan sosial buda-
Melihat hal tersebut maka mata
ya bersifat multidimensional dan ber-
pelajaran IPS merupakan suatu pela-
skala internasional. Untuk menjawab
jaran yang ditunggu-tunggu, disena-
permasalahan tersebut maka menu-
ngi, menantang dan bermakna bagi
rut Wesley (dalam Sapriya, 2009:39)
siswa. Keinginan untuk memberikan 2
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
ilmu pengetahuan sebanyak-banyak-
misalnya, kurang motivasi belajar,
nya kepada siswa merupakan doro-
rendahnya minat siswa terhadap mata
ngan yang logis bagi guru tatkala
pelajaran IPS, kurangnya kebiasaan
memerankan dirinya sebagai penga-
berpikir kritis, dan kemampuan intele-
jar. Dia akan semaksimal mungkin
gensi yang rendah. Terbukti nilai mata
agar setiap ilmu pengetahun yang di-
pelajaran IPS di bawah nilai mata pe-
miliki
kepada
lajaran IPA dan Matematika. Sebagian
siswa dalam waktu singkat. Cara yang
siswa cenderung menyepelekan, kare-
paling mudah adalah menggunakan
na menganggap cara menguasai mata
seluruh waktu pertemuan kelas untuk
pelajaran IPS cukup hanya mengha-
menceramahkan materi serta meminta
fal. Sebahagian lainnya, menganggap
siswa untuk siap menerima berbagai
mata pelajaran IPS sangat sulit ka-
informasi yang disampaikan agar ilmu
rena banyak materi dan konsep yang
pengetahuannya bertambah. Fungsi
harus diingat dan dipahami. Faktor
dan peran seperti ini sering menem-
eksternal yang bersumber dari luar
patkan guru pada otoritas yang berle-
siswa,
bihan, seperti sebagai sumber infor-
metode, proses dan media pembe-
masi tunggal dan sebagai sentral akti-
lajaran, serta sarana dan prasara-
fitas pembelajaran. Sehingga siswa
nanya.
dapat
tersampaikan
misalnya
kurikulum,
guru,
mirip sebagai objek pasif, bejana ko-
Angka yang diperoleh siswa pa-
song yang harus diisi sejumlah infor-
da umumnya belum menunjukkan pre-
masi. “Dominasi” guru dalam interaksi
stasi yang sesungguhnya, bahkan ma-
belajar mengajar di dalam kelas se-
sih ada siswa yang memperoleh ang-
perti ini dapat menimbulkan apatisme
ka kurang dari kriteria Ketuntasan Mi-
dan sikap pasif siswa karena kreati-
nimal (KKM), Sehingga untuk menye-
fitasnya terhambat yang pada akhir-
lamatkan nasib siswa perlu dikontrol
nya mengurangi kualitas hasil belajar.
dengan cara-cara yang sebenarnya
Berdasarkan observasi di kelas
bertentangan dengan nilai-nilai pendi-
V SDN Polisi 4 di Kota Bogor hasil
dikan. Kenyataan di sekolah sekarang
belajar pada mata pelajaran IPS ma-
hanya guru yang benar-benar kreatif
sih rendah.Hal tersebut disebabkan
saja yang menyajikan materi secara
oleh faktor internal yang sangat erat
profesional yang tidak sebatas me-
hubungannya dengan kondisi objektif
nyampaikan informasi saja, sehingga 3
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
keterampilan berfikir kritis siswa ku-
rangkat tindakan yang bertujuan untuk
rang berkembang dan siswa menjadi
mengubah situasi yang diinginkan.
pasif hanya sebagai pendengar. Hal
Dalam menindak lanjuti faktor
inilah yang memunculkan rasa jenuh
keberhasialn pembelajaran IPS ter-
siswa ketika mengikuti proses pem-
sebut, maka diperlukan upaya nyata
belajaran. Tidak adanya timbal balik
yang tepat, perlu direncanakan de-
siswa dalam proses pembelajaran me-
ngan matang, dan dikaji dengan sek-
ngakibatkan guru sulit membimbing
sama agar kemampuan siswa dalam
siswa agar dapat belajar secara efektif
IPS dapat tumbuh dan berkembang
dan efisien, sehingga hasil belajar IPS
sesuai dengan potensi siswa masing-
kurang memuaskan.
masing. Untuk mengatasi permasa-
Siswa sebagai salah satu kom-
lahan tersebut tampaknya akan sulit
ponen dari sistem pembelajaran me-
jika dilakukan oleh salah satu saja dan
miliki karakter yang unik, dimana da-
dilakukan secara kompar-temen, na-
lam diri siswa banyak aspek-aspek
mun memerlukan upaya beberapa pi-
yang dapat memengaruhi usaha dan
hak dan dilakukan secara bekerjasa-
keberhasilannya dalam proses pem-
ma. Oleh karena itu kegiatan kolabo-
belajaran, baik aspek fisik maupun as-
rasi antara kepala sekolah, guru, sis-
pek psikis. Pada aspek psikis dian-
wa, dan orang tua untuk mengkon-
taranya adalah motivasi, sikap, minat,
truksikan komponen-komponen pem-
bakat, persepsi dan kemampuan inte-
belajaran IPS yang berpotensi untuk
leknya.
menumbuhkembangkan motivasi dan
Berdasarkan hal
tersebut, ma-
ka guru mempunyai peranan penting
kemapuan berpikir kritis siswa SDN Polisi 4 perlu dilakukan.
sebagai tenaga pelaksana dan faktor
Proses belajar merupakan salah
penentu dalam proses pembelajaran.
satu faktor yang mempengaruhi dan
Diantara faktor-faktor lain, guru se-
berperan
bagai penggerak proses pembela-
tukan pribadi dan perilaku individu.
jaran juga mempunyai peranan dalam
Sebagian besar perkembangan indivi-
merancang dan melaksanakan kegi-
du berlangsung melalui kegiatan bela-
atan pembelajaran. Esensi dari ranca-
jar. Ada beberapa pengertian belajar,
nganya ini adalah merancang sepe-
yaitu belajar untuk memperoleh motivasi
penting
dalam
dalam
pemben-
pengetahuan, 4
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
keterampilan kebiasaan dan tingkah
keterlibatan siswa di dalam kelas
laku, (Djamarah, 1999 : 22). Faktor-
menjadi rendah. Selain itu, Schunk
faktor yang mempengaruhi belajar di-
(2012: 80) mendefinisikan motivasi se-
golongkan menjadi dua, yaitu: (1) Fak-
bagai proses di mana aktivitas-aktivi-
tor yang ada dalam diri individu yang
tas yang berorientasi target dibuat ter-
sedang belajar (intern). Faktor intern
jadi dan dipertahankan kelangsungan-
terbagi menjadi (a) faktor jasmaniah
nya.Tindakan-tindakan yang dilandasi
(faktor kesehatan, cacat tubuh), (b)
motivasi meliputi pilihan atas tugas-
faktor psikologis (inteligensi, perhati-
tugas,
an, minat, bakat, motif, kematangan,
ketekunan, dan prestasi.
upaya
(fisik
dan
mental),
kesiapan), (c) faktor kelelahan. (2)
Motivasi dapat diartikan sebagai
Faktor yang ada di luar individu (eks-
kekuatan (energi) seseorang yang da-
tern). Faktor ekstern terbagi menjadi
pat menimbulkan tingkat persistensi
(a) faktor keluarga (cara orang tua
dan entusiasmenya dalam melaksana-
mendidik, keadaan ekonomi keluarga,
kan suatu kegiatan, baik yang ber-
suasana rumah), (b) faktor sekolah
sumber dari dalam diri individu itu sen-
(metode mengajar, disiplin sekolah,
diri (motivasi intrinsik) maupun dari lu-
kurikulum),
masyarakat
ar individu (motivasi ekstrinsik). Me-
(bentuk kehidupan masyarakat, teman
ngenai hal ini, para pakar memberikan
bergaul), (Slameto, 2010 : 54) .
definisi, pengertian atau batasan yang
(c)
faktor
Motivasi sebagai salah satu as-
berbeda. Jewell & Siegall misalnya
pek psikologi yang ada dalam diri sis-
mengatakan bahwa motivasi mengacu
wa, telah banyak diteliti bahwa moti-
kepada
vasi memiliki peranan yang sangat
menghasilkan,
penting dalam neningkatkan keberha-
mempertahankan usaha dalam peri-
silan siswa dalam belajar. Banyak sis-
laku tertentu, (L.N. Jewell, 2000: 335).
wa memiliki intelektual yang tinggi na-
Adapun menurut pendapat Robbins,
mun gagal dalam belajar dan memiliki
(2001:198) menjelaskan bahwa moti-
prestasi rendah karena motivasinya
vasi merupakan kesediaan untuk me-
yang rendah. Hal ini karena dengan
ngeluarkan tingkat upaya yang tinggi
motivasi
prestasinya
ke arah tujuan-tujuan organisasi, yang
menjadi rendah, maka siswa kurang
dikondisikan oleh kemampuan upaya
yang
rendah
sejumlah
kekuatan
mengarahkan,
yang dan
semangat dan merasa bosan serta 5
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
itu untuk memenuhi sesuatu kebutu-
dikatakan kritis apabila ia mampu
han individual.
berpikir tentang masalah itu dalam
Selain faktor di atas, terdapat
tiga kawasan utama, yaitu: kawasan
faktor lain yang dapat mempengaruhi
ontologi yang melihat hakikat apa
hasil belajar IPS siswa yaitu ke-
yang
mampuan berpikir kritis. Faiz (2012 :
bagaimana cara mendapatkan kebe-
3) berpendapat bahwa berpikir kritis
naran itu atau bagaimana masalah itu
adalah aktivitas mental yang dilaku-
terjadi dan aksiologi melihat dari sisi
kan untuk mengevaluasi kebenaran
manfaat,
sebuah pernyataan. Umumnya eva-
(Suriasumantri:2007: 63)
dikaji,
nilai
epistemologi
dan
melihat
kegunaannya.
luasi berakhir dengan putusan untuk
Proses berpikir Kritis merupa-
menerima, menyangkal, atau mera-
kan ciri utama yang membedakan ma-
gukan kebenaran pernyataan yang
nusia dari semua mahluk hidup lain di
dimaksud. Kemampuan dalam berpi-
muka bumi. Proses berpikir kritis me-
kir kritis memberikan arahan yang te-
rupakan suatu hal yang natural, alami,
pat dalam berpikir dan bekerja, dan
dan merupakan fitrah manusia hidup.
membantu dalam menentukan keter-
Kualitas hidup seseorang dapat dika-
kaitan sesuatu dengan yang lainnya
takan ditentukan oleh bagaimana cara
dengan lebih akurat. Kemampuan ber-
siswa berpikir. Dalam mengembang-
pikir kritis sangat dibutuhkan dalam
kan pendekatan pembelajaran me-
pemecahan masalah/ pencarian so-
ngembangkan kemampuan siswa ber-
lusi, dan pengelolaan proyek.
pikir kritis dapat mendorong siswa un-
Strategi
pada
pengembangan
tuk mengeluarkan ide-ide baru. Ber-
keterampilan berpikir kritis dapat pen-
dasarkan paparan di atas, bahwa hasil
didik lakukan melalui pendekatan pe-
belajar IPS dalam hubungannya de-
mecahan masalah. Model pendekatan
ngan motivasi berprestasi siswa dan
ini dapat dirumuskan dalam beberapa
kemampuan berpikir kritis merupakan
variabel berikut: (1) tujuan; (2) kata
masalah yang menarik untuk diteliti.
kunci permasalahan; (3) menyikapi
Penelitian ini bertujuan untuk
masalah; (4) sudut pandang; (5) infor-
mendapatkan data emperis tentang
masi; (6) konsep (7) asumsi; (8) alter-
(1) untuk melihat hubungan motivasi
natif pemecahan masalah; (9) inter-
berprestasi dan hasil belajar IPS
pretasi; (10) implikasi. Individu dapat
siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota 6
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
Bogor; (2)
untuk melihat hubungan
kemampuan berpikir
rasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
kritis dan hasil
sosial seperti: Sosiologi, Sejarah, Ge-
belajar IPS siswa kelas V SDN Polisi 4
ografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan
KotaBogor; (3) untuk melihat hubu-
Budaya.
ngan antara motivasi berprestasi, ke-
1991:9) memberikan definisi tentang
mampuan berpikir kritis secara bersa-
IPS yakni “Social studies are the so-
ma-sama dengan hasil belajar IPS
cial sciences simplified for pedago-
siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota
gical purpose”. Bahwa Ilmu Penge-
Bogor
tahuan Sosial adalah ilmu tentang ma-
Wasley
dalam
(Sapriya,
nusia sebagai mahluk sosial yang hiB. Landasan Teori
dup dan berinteraksi satu sama lain
1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
dan lingkungan dalam waktu dan
Sosial SD
tempat tertentu. Adapun Hakekat me-
Perkembangan Ilmu pendidikan
ngenai pembelajaran IPS juga diung-
IPS di Indonesia saat ini terpilah da-
kapkan oleh Ellis (1997:6) yakni ”soci-
lam dua arah, yakni pertama, Pen-
al studies is the area of the curri-
didikan IPS untuk dunia persekolahan
culum dedicated to the study of hu-
yang pada dasarnya merupkan pe-
man beings, it lends it self quite
nyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial,
naturally to the care and nurturing of
dan humaniora, yang diorganisasikan
the individual child. Hal tersebut me-
secara psikopedagogis untuk tujuan
nunjukkan bahwa cakupan IPS dalam
pendidikan persekolahan; dan kedua,
kurikulum untuk mempelajari manusia
pendidikan disiplin IPS untuk perguru-
secara alami menjaga dan mengem-
an tinggi pendidikan IPS yang pada
bangkan individu. Jadi dalam pembe-
dasarnya
penyeleksian
lajaran IPS, pembelajaran yang me-
dan pengor-ganisasian secara ilmiah
nyangkut segala aspek yang berhubu-
dan meta psikologi pedagogis dari
ngan dengan kehidupan manusia. Na-
ilmu-ilmu sosial, humaniora dan disip-
tional Council for Social Studies (NC-
lin lain yang relevan, untuk tujuan
SS). Dalam Sapriya (1991:10) mendi-
pendidikan
finisikan Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan
professional guru
IPS.
(Winataputra, 2010 :1.36-1.37).
yakni: Social studies as “the intregra-
Trianto (2012:124) melihat Ilmu
ted study of the social science and
Pengetahuan Sosial merupakan integ-
humanities to promote civie compe7
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
tence”. Within the school program,
(1993:2) menjelaskan, bahwa Ilmu Pe-
social studies provides coordinated,
ngetahuan Sosial (bahasa asing: bro-
systematic study drawing upon such
adfield), merupakan kombinasi atau
disciplines as anthropology, archaeo-
hasil perpaduan dari sejumlah mata
logy, economic, gepgraphy, history,
pelajaran seperti: ilmu bumi, ekonomi-
law, philosophy, political science, psy-
politik, sejarah, antropologi dan seba-
chology, religion, and sociology, as
gainya.
well as appropriate content from the
Trianto (2012:128) mengatakan
humanities, mathematics, and natural
bahwa IPS adalah untuk mengem-
sciences.
bangkan potensi peserta didik agar
Dari pengertian di atas maka da-
peka terhadap masalah sosial yang
pat diartikan sebagai berikut: (1) Ilmu
terjadi di masyarakat, memiliki sikap
Pengetahuan sosial adalah studi in-
mental
tegrasi dari ilmu-ilmu sosial dalam
segala ketimpangan yang terjadi, dan
kemanusiaan untuk meningkatkan ke-
terampil mengatasi setiap masalah
mampuan warganya; (2) Dalam ling-
yang terjadi sehari-hari baik yang
kup program persekolahan, Ilmu Pe-
menimpa dirinya sendiri maupun yang
ngetahuan Sosial memberikan studi
menimpa masyarakat. Sedangkan Sa-
yang terkoodinasi dan sistematis yang
rjiyo (2012:28) mengungkapkan bah-
menekankan pada disiplin-disiplin ilmu
wa tujuan pembelajaran IPS di SD
seperti, Antropologi, Arkeologi, Ekono-
sesuai dengan tujuan kurikuler yang
mi, Geografi, Hukum, Filsafat, Politik,
merupakan penjabaran dari tujuan
Psikologi, Agama dan Sosiologi, mau-
institusional dan tujuan Pendidikan
pun isi terapan dan Humaniora, Mate-
Nasional yakni: (a) Membekali siswa
matika dan Ilmu murni.
dengan pengetahuan sosial yang ber-
positif
terhadap
perbaikan
Sasaran dari Ilmu Pengertahuan
guna dalam kehidupan masyarakat;
Sosial yaitu pendidikan berwarga Ne-
(b) Membekali siswa dengan kemam-
gara yang mendukung kemampuan
puan mengidentifikasi, menganalisa
kewarganegaraan dan membantu ge-
dan menyusun alternatif pemecahan
nerasi bersikap dan berperilaku seba-
masalah sosial yang terjadi di mas-
gai warga negara dalam perbedaan
yarakat; (c) Membekali siswa dengan
budaya, masyarakat dan demokratis,
kesadaran, sikap mental yang positif
dan saling ketergantungan. Hamalik 8
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
dan keterampilan terhadap pemanfaa-
dasar yang menggerakkan seseorang
tan lingkungan.
bertingkah laku. Motivasi dapat timbul
Hasil
belajar
menurut
Bloom
karena dua faktor yaitu: faktor intrin-
(1956:7-18) adalah perolehan belajar
sik, berupa hasrat dan keinginan ber-
setelah mengikuti proses belajar dan
hasil dan dorongan kebutuhan belajar,
perolehan belajar meliputi tiga bidang
harapan akan cita-cita. Sedangkan
kemampuan yaitu kognitif, afektif dan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya pe-
psikomotorik.
kognitif
nghargaan, lingkungan belajar yang
meliputi perolehan hasil belajar de-
kondusif, serta kegiatan belajar yang
ngan tingkat pengetahuan, pemaha-
menarik.Sedangkan
man, penerapan, analisis, sintesis dan
(2009:22) menjelaskan bahwa motiva-
evaluasi. Kemampuan afektif meliputi
si intrinsik adalah hasrat untuk memu-
jenjang penerimaan, pemberian res-
lai tugas yang berakar dari dalam diri
pon, penilaian, pengorganisasian dan
individu. Dari beberapa pendapat di
karakteristik. Sedangkan kemampuan
muka, maka dapat disimpulkan bahwa
psikomotorik meliputi tingkat persepsi
motivasi merupakan merefleksikan do-
kesiapan, gerakan terbimbing, gera-
rongan untuk melakukan aktivitas ter-
kan biasa, dan gerakan komplek, me-
tentu dalam rangka memperjuangkan
nyesuaikan pola gerakan dan kreati-
tujuan atau kebutuhan tertentu untuk
vitas.
melakukan sesuatu hal.
Kemampuan
menurut
Reid
Berdasarkan penjelasan-penjela-
Wuryani (2006:350) menjelaskan
san di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahwa motivasi yang paling penting
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
untuk psikologi pendidikan adalah mo-
di SD merupakan hasil optimal yang
tivasi berprestasi seseorang yang cen-
diperoleh siswa setelah memperlajari
derung berjuang untuk mencapai suk-
IPS dengan indikator; (1) mengamati,
ses atau memilih suatu kegiatan yang
(2) mengklasifikasi, (3) menginterpre-
berorientasi untuk tujuan sukses atau
tasi,
(5)
gagal. Selain itu Clelland (dalam Ha-
menerapkan, (6) memprediksi, dan (7)
malik, 1993:110) menyatakan bahwa
mengkomuni-kasikan.
motivasi berprestasi ialah harapan un-
2. Motivasi berprestasi
tuk memperoleh kepuasan dalam pe-
(4)
Uno bahwa
menganalisis,
(2007:1)
motivasi
menjelaskan
adalah
dorongan
nguasaan perilaku yang menantang dan sulit. Adapun menurut Heckhau9
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
sen mengemukakan bahwa motivasi
jelaskan bahwa orang yang memiliki
berprestasi adalah suatu dorongan
motivasi berprestasi akan nampak dari
yang terdapat dalam diri siswa yang
karakteristik khusus yang sangat unik
selalu berusaha atau berjuang untuk
dalam dirinya, antara lain:
meningkatkan atau memelihara ke-
a. ingin mengambil tanggung jawab
mampuannya setinggi mungkin dalam
untuk menyelesaikan masalah, pe-
semua aktivitas dengan menggunakan
kerjaan dan tugas;
standar keunggulan. Kemudian Me-
b. cenderung menentukan tujuan sen-
nurut Usman, (2009:264) menjelaskan
diri dan mengambil resiko yang
bahwa motivasi beprestasi ialah doro-
telah diperhitungkan untuk men-
ngan dari dalam diri untuk mengatasi
capai tujuan;
segala
tantangan
dan
hambatan
dalam upaya mencapai tujuan.
c. sangat mementingkan umpan balik mengenai seberapa baik melaku-
Berdasarkan uraian di atas dapat
kan sesuatu. Selain itu, Morgan
disintesiskan bahwa motivasi berpres-
(1996:74) menyebutkan bahwa in-
tasi adalah Suatu dorongan yang
dividu yang mempunyai motivasi
berasal dari dalam maupun luar siswa
berprestasi tinggi memiliki karak-
untuk mengarahkan individu dalam
teristik sebagai berikut:
bertingkah laku dengan tujuan agar
1) lebih mengharapkan sukses dan
dapat mencapai taraf hasil tertentu
lebih percaya pada diri sendiri
melakukan sesuatu yang lebih baik
dalam menghadapi tugas;
dari orang lain.
2) cenderung menyederhanakan ke-
Dalam pandangan McClelland (dalam
Friedman
dan
menjelaskan
bahwa
mempunyai
kebutuhan
Schustack)
individu
yang
berprestasi
tinggi mempunyai ciri-ciri: (1) tidak bersifat untung-untungan, (2) lebih menyukai kadar resiko moderat, (3) lebih menyukai prestise pribadi, dan (4) mencari feed back tentang hasil kerja mereka. Stoner & Wankel (2000:15) men-
sulitan dalam pencapaian tugas dan bekerja keras; 3) tidak
senang
membuang-buang
waktu; 4) kokoh pendiriannya dalam menyelesaikan tugas; 5) mempunyai kemampuan lebih dari orang lain. Pada dasamya, motivasi berprestasi berhubungan erat dengan satu ciri tetap yaitu keinginan untuk 10
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
saling
bersaing
dalam
mencapai
nyelesaian tugas), dan (3) Keninginan
keunggulan. Seseorang yang mem-
untuk menjadi yang terbaik (Menerima
punyai motivasi berprestasi tinggi se-
ganjaran atau menghindari hukuman).
lalu merasa senang untuk meraih se-
3. Berpikir kritis
suatu yang unggul.
Faiz (2012:3) menjelaskan bah-
Dalam menumbuhkan motivasi
wa berpikir kritis adalah aktivitas me-
berprestasi anak, Guru dan orang tua
ntal yang dilakukan untuk menge-
merupakan motivator terpenting. Oleh
valuasi kebenaran sebuah pernya-
karena itu guru harus memikirkan ba-
taan. Umumnya evaluasi berakhir de-
gaimana cara mendorong siswanya a-
ngan putusan untuk menerima, me-
gar terus melakukan usaha yang efek-
nyangkal, atau meragukan kebenaran
tif dalam mencapai tujuan belajar. Mo-
pernyataan yang dimaksud.
tivasi sangat bermanfaat untuk anak,
Kemampuan dalam berpikir kritis
orang tua, guru dan juga masyarakat.
memberikan arahan yang tepat dalam
Motivasi bersifat global, selain ber-
berpikir dan bekerja, dan membantu
manfaat,
dalam menentukan keterkaitan sesu-
Berdasarkan pengertian di atas
atu dengan yang lainnya dengan lebih
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
akurat. Kemampuan berpikir kritis sa-
Motivasi berprestasi adalah keadaan
ngat dibutuhkan dalam pemecahan
yang ada dalam diri seseorang yang
masalah/pencarian solusi, dan penge-
timbul karena adanya suatu kebutu-
lolaan proyek.
han untuk mencapai kesuksesan dan
Pengembangan kemampuan ber
kebutuhan untuk menghindari kegaga-
pikir kritis merupakan integrasi bebe-
lan yang ditandai oleh dimilikinya ke-
rapa bagian pengembangan kemam-
mauan keras, berorientasi pada kerja
puan, seperti pengamatan (observasi),
dan menyukai pekerjaan yang menan-
analisis,
tang. Adapun indikator untuk mengu-
ngambilan keputusan, dan persuasi.
kur motivasi berprestasi adalah: (1)
Semakin baik pengembangan kemam-
Tanggung jawab (Mempunyai kekua-
puan-kemampuan ini, maka kita akan
tan untuk melakukan tindakan), (2)
semakin dapat mengatasi masalah-
Kreatif-inovatif (Mempunyai dorongan
masalah/proyek komplek dan dengan
dan kekuatan untuk melakukan tujuan
hasil yang memuaskan.
penalaran,
penilaian,
pe-
tertentu yang ingin dicapai dalam pe11
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
Konsep berpikir kritis menurut
yang lebih baik dalam konteks yang
Facione (1998:73) dikembangkan da-
ada, memiliki keberanian untuk me-
lam suatu alat ukur berpikir kritis
ngajukan pertanyaan, jujur dan ob-
dengan sebutan CCTDI (California
jektif terhadap temuan meskipun ji-
Critical Thinking Disposition Inventory)
ka penemuan itu tidak mendukung
yang komponennya seperti berikut ini.
pendapat pribadinya atau pendapat
a. Inquistiveness: rasa ingin tahu dan
yang sudah terbentuk sebelumnya.
kegelisahan intelektual yang mem-
f. Self Confidence: mempunyai keper-
bimbing kesanggupan untuk terus
cayaan diri terhadap kebenaran
belajar manakala ilmu pengetahuan
yang diyakini, dibangun dari argu-
yang dimiliki tidak mampu diguna-
mentasi dan keputusannya sendiri
kan dalam pemecahan masalah.
serta sanggup memimpin orang lain
b. Open-mindedness:
kesanggupan
untuk toleran terhadap perbedaan-
dalam penyelesaian masalah secara rasional.
perbedaan sudut pandang dan sen-
g. Maturty: kemampuan untuk mende-
sitif terhadap kemungkinan bias pri-
kati suatu persoalan, mencari, dan
badi.
membuat keputusan yang dilandasi
c. Systematicity: kesanggupan berpi-
oleh perasaan bahwa beberapa
kir yang terorganisasi, tertata, ter-
persoalan perlu struktur yang tidak
fokus, dan ketekunan dalam pene-
baku, beberapa situasi menghadir-
muan atau pencarian.
kan lebih banyak dari sekedar
d. Analyticity: menghargai pengguna-
suatu pilihan yang masuk akal, dan
an argumen dan bukti untuk meme-
dalambeberapa kesempatan kepu-
cahkan masalah, mengantisipasi
tusan harus dibuat berdasarkan
potensi-potensi kesulitan pada ting-
standar yang sudah ditentukan,
kat
konteks, dan bukti-bukti.
konseptual
maupun
opera-
sional, secara konsisten menjadi
Dari uraian di atas menunjukkan
waspada atau siap terhadap ke-
bahwa berpikir kritis memiliki prinsip-
mungkinan adanya kebutuhan un-
prinsip berpikir tertentu yaitu prinsip-
tuk terlibat dalam pemecahan ma-
prinsip berpikir itu dapat diketahui me-
salah.
lalui ciri dan karakteristiknya sendiri.
e. Truth seeking: memiliki semangat untuk
menemukan
pengetahuan
Seseorang dikatakan berpikir kritis apabila selalu berpikir sesuai de12
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
ngan karakteristik atau ciri-ciri berpikir
dalam mengambil keputusan atau da-
kritis yaitu logis dalam berpikir, dapat
lam menyelesaikan masalah merupa-
dibuktikan dengan fakta, penuh per-
kan faktor penyebab seseorang tidak
timbangan, teliti, menyeluruh atau ber-
benar dalam keputusan itu. Perlu me-
pikiran luas, tidak terikat atau kaku,
latih sikap hati-hati untuk mempertim-
bebas, memiliki hubungan dengan to-
bangkan segala sesuatunya, agar ar-
pik, serta berpikir mendalam. Sebalik-
gumentasi serta alasan yang dikemu-
nya ciri-ciri orang yang kemampuan
kakan tidak bertentangan dengan fak-
berpikir rendah akan terlihat dari ka-
ta yang ada.
rakteristik pemikirannya yang tidak je-
Dalam perancangandan pelak-
las, berpikiran sempit, perpikiran kaku,
sanaan
pembelajaran,
karakteristik
egois, tidak memiliki dasar berpikir,
siswa harus diterima sebagaimana
dangkal dalam memahami masalah.
adanya, karena karakteristik yang ber-
Berpikir kritis menuntut adanya
sumber dari siswa sangat menentukan
kesanggupan pengamatan yang kuat
kualitas pembelajaran terutama ke-
dan cermat, kesanggupan melihat
mampuan berpikir kritis siswa dalam
hubungan-hubungan, kejanggalan-ke-
memecahkan masalah belajar.
janggalan, kesalahan yang tidak se-
Kemampuan berpikir kritis ada-
gera tampak kalau tidak diperhatikan.
lah kemampuan berpikir evaluatif yang
Orang yang sedang mengamati se-
memperlihatkan
suatu secara seksama, tentu akan
dalam melihat kesenjangan antara ke-
melakukan konsentrasi terhadap yang
nyataan dan kebenaran dengan me-
diamati dengan mengaitkan dengan
ngaju pada hal-hal yang ideal, serta
pengalaman yang pernah diterima.
mampu
Pemikiran kritis merupakan keterampi-
pemecahan masalah, mampu mene-
lan berpikir yang dimiliki dan dapat
rapkan bahan-bahan yang telah dipe-
dilihat apabila seseorang memecah-
lajari dalam bentuk perilaku sehari-ha-
kan masalah tertentu, dimana dalam
ri dalam kehidupan bermasyarakat se-
mengambil keputusan didasarkan pa-
suai dengan norma-norma yang ber-
da alasan-alasan yang berdasarkan
laku. Dengan membiasakan siswa
pada fakta dengan tidak ada unsur
berpikir kritis, siswa dapat belajar se-
subjektifitas dirinya atau karena pera-
cara optimal, dapat mencermati masa-
saannya sendiri. Perasaan dan emosi
lah-masalah yang muncul dalam pro-
kemampuan
membuat
siswa
tahapan-tahapan
13
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
ses pembelajaran dan dapat meme-
Menurut Faiz (2012:6) menjelas-
cahkan permasalahan tersebut, se-
kan bahwa terdapat beberapa indika-
hingga proses timbal balik dalam pem-
tor berpikir kritis sebagai berikut: 1)
belajaran di kelas akan berlangsung
mencari jawaban yang jelas dari se-
baik.
tiap pernyataan; 2) mencari alasan atMenurut Edward Glaser dalam
au argumen; 3) berusaha mengetahui
Fisher (2008:7) menjelaskan bahwa
informasi dengan tepat; 4)memakai
keterampilan-keterampilan berpikir se-
sumber yang memiliki kredibilitas dan
bagai landasan untuk berpikir kritis di-
menyebutkannya; 5) memperhatikan
antaranya
mempunyai kemampuan
situasi dan kondisi secara keseluru-
untuk: (1) Mengenal masalah; (2) Me-
han; 6) berusaha tetap relevan de-
nemukan cara-cara yang dapat dipa-
ngan ide utama; 7) memahami tujuan
kai untuk menangani masalah-masa-
yang asli dan mendasar; 8) mencari
lah itu; (3) Mengumpulkan dan menyu-
alternatif jawaban; 9) bersikap dan
sun informasi yang diperlukan; (4) Me-
berpikir terbuka; 10) mengambil sikap
ngenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai
ketika ada bukti yang cukup untuk me-
yang tidak dinyatakan; (5) Memahami
lakukan sesuatu; 11) mencari penje-
dan menggunakan bahasa yang tepat,
lasan sebanyak mungkin apabila me-
jelas, dan khas; (6) Menganalisis data;
mungkinkan; 12) berpikir dan bersikap
(7) Menilai fakta dan mengevaluasi
secara sistematis dan teratur dengan
pernyataan-pernyataan; (8) Mengenal
memperhatikan bagian-bagian dari ke-
adanya hubungan yang logis antara
seluruhan masalah indikator kemam-
masalah-masalah; (9) Menarik kesim-
puan berpikir kritis dalam aktivitas kri-
pulan-kesimpulan dan kesamaan-ke-
tis.
samaan yang diperlukan; (10) Menguji
Dari uraian-uraian kemampuan
kesamaan-kesamaan dan kesimpu-
berpikir kritis di muka, maka peneliti
lan-kesimpulan yang seseoran ambil;
dapat menyimpulkan bahwa yang di-
(11) Menyusun kembali pola-pola ke-
maksud dengan kemampuan berpikir
yakinan seseoran berdasarkan penga-
kritis adalah aktivitas mental yang di-
laman yang lebih luas; (12) Membuat
lakukan untuk mengevaluasi kebena-
penilaian yang tepat tentang hal-hal
ran sebuah pernyataan dengan me-
dan kualitas-kualitas tertentu dalam
ngacu pada indikator-indikator seba-
kehidupan sehari-hari.
gai berikut: (1) mengidentifikasi masa14
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
lah; (2) berpikir logis; (3) mengana-
linieritas; (2) Menghitung koefisien
lisis; (4) sistematis; dan (5) Menyim-
korelasi sederhana (3) Mencari persa-
pulkan.
maan regresi sederhana dan menguji keberartian dan kelinieran dengan uji
C. Metode penelitian
F (4) Mencari persamaan regresi gan-
Penelitian ini menggunakan metode survey
da dan menguji keberartian persa-
dengan teknik korelasi,
maannya dengan uji –F, (5) Hipotesis
yakni untuk mengetahui hubungan an-
pertama dan hipotesis kedua diuji de-
tara motivasi berprestasi dan kemam-
ngan menggunakan korelasi dan reg-
puan berpikir kritis siswa Sekolah Da-
resi sederhana. (6)Hipotesis ketiga
sar Kelas V terhadap hasil belajar Ilmu
diuji menggunakan korelasi dan regre-
Pengetahuan Sosial. Adapun populasi
si ganda.
dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Bogor Tengah.
D. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan data dan analisis
Pengambilan sampel yang digu-
yang telah dilakukan menunjukkan
nakan dalam penelitian ini adalah pro-
bahwa Korelasi Y dan X1 (sederhana)
porsional. Random Sampling dari se-
diperoleh r sebesar 0.933 berarti hu-
luruh SD di Kelurahan Bogor Tengah.
bungan motivasi berprestasi siswa
Berdasarkan hasil undian beberapa
dengan Hasil belajar Ilmu Penge-
sekolah yang dijadikan sebagai sam-
tahuan Sosial (IPS) siswa kelas V
pel, didapat SD Polisi 4 kelas VC yang
SDN Polisi 4 Kota Bogor adalah kuat
berjumlah 30 siswa.
dan searah (positif). Untuk Korelasi Y
Pengumpulan data pada peneli-
dan X2 (sederhana) diperoleh r se-
tian ini dilakukan dengan mengguna-
besar 0.912 berarti hubungan kemam-
kan kuesioner dan studi dokumenta-
puan berpikir kritis siswa dengan Hasil
si.Untuk menganalisis data yang telah
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
diperoleh, yakni melalui beberapa ta-
siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota
hap. Data mentah yang diperoleh di-
Bogor adalah kuat dan searah (posi-
analisis dengan bantuan komputer
tif). Sementara itu, Korelasi Y, X1 dan
program
statistika
X2 (ganda) diperoleh r sebesar 0.934
SPSS: (1) Melakukan pengujian nor-
berarti hubungan motivasi berprestasi
malitas data, homogenitas data dan
siswadan kemampuan berpikir kritis
Ms.
Exel
dan
15
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
siswa dengan Hasil belajar Ilmu Pe-
(IPS) siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota
ngetahuan Sosial (IPS) siswa kelas V
Bogor akan meningkat sebesar 0.179
SDN Polisi 4 Kota Bogor adalah
satuan.
sangat kuat dan searah (positif).
Pada uji Hipotesis Korelasi diper-
Regresi Y dan X1 (sederhana)
oleh nilai thitung > ttabel atau 13.689 >
diperoleh nilai Ŷ=1.656+0.705X1. Dari
1.701, dan menunjukkan probabilitas
persamaan regresi linier sederhana
signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho
tersebut terlihat bahwa jika motivasi
ditolak dan H1 diterima artinya ada
berprestasi siswameningkat satu satu-
hubungan positif yang signifikan an-
an maka Hasil belajar Ilmu Penge-
tara kemampuan berpikir kritis siswa
tahuan Sosial (IPS) siswa kelas V
dengan Hasil belajar Ilmu Pengeta-
SDN Polisi 4 Kota Bogor akan me-
huan Sosial (IPS) siswa kelas V SDN
ningkat 0.705 satuan. Pada Regresi Y
Polisi 4 Kota Bogor. Korelasi Y dan X2
dan X2 (sederhana) diperoleh nilai
menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel
Ŷ=3.305+0.554X1+0.179X2. Dari per-
atau 11.791 > 1.701, dan menunju-
samaan regresi regresi linier seder-
kkan probabilitas signifikansi 0,000 <
hana tersebut terlihat jika kemampuan
0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima
berpikir kritis siswa meningkat satu sa-
artinya ada hubungan positif yang sig-
tuan maka Hasil belajar Ilmu Penge-
nifikan antara kemampuan berpikir kri-
tahuan Sosial (IPS) siswa kelas V
tis siswa dengan Hasil belajar Ilmu
SDN Polisi 4 Kota Bogor akan me-
Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas
ningkat 0.179 satuan. Sedangkan pa-
V SDN Polisi 4 Kota Bogor. Sedang-
da Regresi Y, X1 dan X2 (ganda) di-
kan pada Korelasi Y, X1 dan X2 (gan-
peroleh nilai Ŷ=3.305+0.554X1+0.179
da) menunjukkan bahwa nilai Fhitung
X2. Dari persamaan regresi tersebut
(93.035) > Ftabel (0.000) maka Ho di-
terlihat bahwa jika motivasi berpres-
tolak dan H3 diterima artinya secara
tasi siswameningkat satu satuan maka
berganda ada hubungan positif yang
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
signifikan antara motivasi berprestasi
(IPS) siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota
siswa dan kemampuan berpikir kritis
Bogor akan meningkat sebesar 0.554
siswa dengan Hasil belajar Ilmu Pe-
satuan atau kemampuan berpikir kritis
ngetahuan Sosial (IPS) siswa kelas V
siswa meningkat satu satuan maka
SDN Polisi 4 Kota Bogor.
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial 16
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
Uji Hipotesis Regresi X1 terha-
puan berpikir kritis siswa dengan Hasil
dap Y. Menunjukkan ada pengaruh
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
positif dan signifikan motivasi berpres-
siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota
tasi siswa dengan Hasil belajar Ilmu
Bogor sebesar 83.2% sedangkan si-
Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas
sanya 16.8% merupakan pengaruh
V SDN Polisi 4 Kota Bogor, dengan
faktor lain, dan pada Koefisien Deter-
demikian hipotesis penelitian diterima.
minasi Y, X1 dan X2 (ganda), Besar-
Regresi X2 terhadap Y, menunjukkan
nya konstribusi (sumbangan) dari vari-
ada pengaruh positif dan signifikan ke-
abel motivasi berprestasi siswa dan
mampuan berpikir kritis siswa dengan
kemampuan berpikir kritis siswa de-
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
ngan Hasil belajar Ilmu Pengetahuan
(IPS) siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota
Sosial (IPS) siswa kelas V SDN Polisi
Bogor, dengan demikian hipotesis pe-
4 Kota Bogor sebesar 87.3% sedang-
nelitian diterima. Sedangkan untuk
kan sisanya 12.7% disebabkan oleh
Regresi X1 dan X2 terhadap Y
faktor-faktor lain yang tidak dianalisis
(ganda), menunjukkan ada pengaruh
dalam penelitian ini.
positif dan signifikan motivasi berpres-
Dari keterangan di atas dapat di-
tasi siswa dan kemampuan berpikir
interpretasikan kondisi dalam periode
kritis siswa dengan Hasil belajar Ilmu
yang diteliti bahwa motivasi berpres-
Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas
tasi siswa dan kemampuan berpikir
V SDN Polisi 4 Kota Bogor, dengan
kritis siswa mempunyai hubungan po-
demikian hipotesis penelitian diterima.
sitif yang signifikan secara sederhana
Pada Koefisien Determinasi Y
maupun bersama-sama dengan Hasil
dan X1, menunjukkan bahwa besar-
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
nya konstribusi (sumbangan) dari vari-
siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota Bo-
abel motivasi berprestasi siswa de-
gor.
ngan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas V SDN Polisi 4 Kota Bogor sebesar 87% sedangkan
E. Kesimpulan Berikut adalah penjabaran dari
sisanya 13% merupakan pengaruh
hasil penelitian yang dilakukan:
faktor lain. Pada Koefisien Determi-
1. Adanya suatu hubungan yang posi-
nasi Y dan X2, besarnya konstribusi
tif antara variabel X1 dengan varia-
(sumbangan) dari variabel kemam-
bel Y. dapat dikatakan bahwa moti17
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
vasi berprestasi yang dimiliki oleh
kemampuan berpikir kritis siswa se-
siswa
dan
cara bersamaan. Sehingga peneli-
mengembangkan kemampuan ser-
tian ini mengatakan bahwa variabel
ta bakatnya dalam bidang Ilmu Pe-
Y sangat dihubungakan dengan ke-
ngetahuan Sosial. Dilihat dari be-
dua variabel bebas yaitu motivasi
sarnya peranan motivasi berpres-
berprestasi siswa dan kemampuan
tasi terhadap hasil belajar IPS da-
berpikir kritis siswa.
dapat
meningkatkan
pat dikatakan bahwa hasil belajar
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan
IPS dapat meningkat dikarenakan
Sosial (IPS) dapat dipengaruhi moti-
adanya motivasi berprestasi dalam
vasi berprestasi baik dalam diri mau-
diri siswa maupun dari luar diri
pun dari luar diri siswa dan juga ke-
siswa yang menjadikan pelajaran
mampuan berpikir kritis.Dari data sta-
IPS menjadi lebih menarik dan
tistik yang diperoleh mengatakan bah-
bermanfaat bagi siswa.
wa antara motivasi berprestasi dan
2. Terdapat hubungan yang positif an-
kemampuan
berpikir
kritis
siswa
tara kemampuan berpikir kritis sis-
dengan hasil belajar IPS memiliki pe-
wa (X2) terhadap hasil belajar IPS
ranan yang berbeda, dimana motivasi
(Y). Dilihat dari besarnya peranan
berprestasi siswa lebih berperan di-
kemampuan berpikir kritis terhadap
bandingkan dengan kemampuan ber-
hasil belajar IPS dapat dikatakan
pikir kritis siswa.Meskipun terdapat
bahwa hasil belajar IPS dapat
hubungan yang positif antara motivasi
meningkat dikarenakan adanya ke-
berprestasi siswa dan hasil belajar
mampuan berpikir kritis yang dimi-
IPS siswa, namun tanpa adanya
liki oleh siswa.
kemampuan berpikir kritis yang kuat
3. Secara bersamaan terdapat hubu-
maka hal ini kurang mendukung per-
ngan positif antara kedua variabel
baikan dalam pembelajaran di seko-
bebas dengan variabel terikat yaitu
lah. Perlu adanya peningkatan ke-
motivasi berprestasi siswa dan ke-
mampuan berpikir kritis siswa agar
mampuan berpikir kritis siswa ter-
hasil belajar IPS lebih meningkat ma-
hadap hasil belajar Ilmu Penge-
ka perlu adanya peranan dari berba-
tahuan Sosial (IPS). Jadi hasil bela-
gai pihak agar tercapai suatu pening-
jar IPS dapat dipengaruhi dengan
katan hasil belajar IPS yang diharap-
adanya motivasi berprestasi dan
kan. 18
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
Saran
yang
bisa
digunakan
kerjasama yang baik antara siswa,
dalam melengkapi dan mengembang-
guru dan orang tua siswa serta
kan motivasi berprestasi dan kemam-
lingkungan yang kondusif dalam
puan berpikir kritis siswa sekolah da-
mendukung kegiatan pembelajaran.
sar adalah sebagai berikut: 1. Meskipun terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi siswa dan hasil belajar IPS siswa, namun tanpa adanya kemampuan
DAFTAR PUSTAKA Bloom, Benjamin S. (1956). Taxinomy of Objectives: The Clasification of Educational Goals. Newyork Longman Inc.
berpikir kritis yang kuat maka hal ini kurang mendukung perbaikan dalam pembelajaran di sekolah. Perlu adanya peningkatan kemampuan
Djamarah, Syaiful Bahri. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineke Cipta.
berpikir kritis siswa agar hasil bela-
Ellis, A.K (1997).Teaching and Lear-
jar IPS lebih meningkat maka perlu
ning Elementary Sosial Studies.
adanya
Boston: Allyn &Bacon A Viacon
peranan
dari
berbagai
pihak agar tercapai suatu peningkatan hasil belajar IPS yang diharapkan.
maksimal
Facione. (1998). The Disposition Toward Critical Thinking. Santa
2. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang
Company.
dalam
kegiatan
pembelajaran di sekolah perlu didukung oleh kemampuan berpikir kritis siswa yang tinggi guna mening-
Clara
University:
Journal
of
General Education. Faiz, Fahruddin. (2012). Thingking Skill. Yogyakarta: Suka Press.
katkan kualitas dan daya dukung
Fisher, Alec. (2008). Berpikir kritis: se-
dalam kegiatan pembelajaran IPS
buah pengantar. Jakarta: Erlan-
menjadi lebih baik.
gga.
3. Perlu dilaksanakan perbaikan-per-
Friedman, Howard S dan Schustack,
baikan dalam diri dan dari luar diri
Miriam W. (2008). Kepribadian,
siswa agar terwujudnya suatu hasil
Teori Klasik dan Riset Modern.
yang diharapkan. Hal ini perlu ada-
Jakarta: Erlangga.
nya dorongan dan dukungan dari berbagai pihak terutama terjalinnya 19
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume I Nomor 1, Desember 2016
Hamalik, Oemar. (1993). Studi Ilmu
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-
Pengetahuan Sosial. Bandung:
Faktor yang Mempengaruhinya.
Mandar Maju.
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.
L.N. Jewell & M. Siegel. (2000). Psikologi Industri : Organisasi Modern. Penerjemah Hadyana
Sardjiyo.(2012). Pendidikan IPS di SD (Universitas Terbuka. Stoner, James A.F& Wankel Charles.
Pujaatmaka. Jakarta: Arcan.
(2000). Manajemen. Alih bahasa
Morgan, I Clifford T. (1996). Introduc-
oleh Wiheimus W.Bakowatun,
tion to Psychologi.New York: McGraw-Hill Book Company.
Suriasumantri, JujunS. (2007)Filsafat
Reid, Gavin. (2009). Memotivasi Siswa
di
Kelas:
Gagasan
dan
Strategi. Jakarta: PT Indeks. Robbins,
SE. Jakarta.CV. Intermedia.
S. P.(2001). Teori Organi-
llmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Prak-
sasi : Struktur, Desain & Apli-
tik. Jakarta:Prestasi Pustaka.
kasi.Penerjemah Jusuf Udaya.
Uno, Hamzah B. (2007). Teori Moti-
Jakarta: Arcan. Sapriya.(1991). Pendidikan dan Konsep dan Pengajaran. London: Prentice-Hall Internasional.inc. Sapriya.(2009). Perkembangan Pendidikan IPS. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Sardjiyo. (2012). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
vasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara. Usman, Husain. (2009). Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara. Winataputra, Udin S, dkk. (2010) Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Schunk, Dale H. (2012). Learning Th-
Wuryani, Sri Esti. (2006). Psikologi
eories. Penerjemah Eva Ham-
Pendidikan. Jakarta: PT. Grame-
diah. Yogyakarta: Pustaka Pela-
dia.
jar.
20