The Sustainability Status Strombus Canarium life in terms of socio-economic society dimensions at Dompak Island Waters Tanjungpinang Kepulauan Riau. Papers HENDRIK Mahasiswa Manajemen Sumberdaya perairan FIKP UMRAH,
[email protected] KHODIJAH Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected] TENGKU SAID RAZA Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected] ABSTRACT
Development and mining activities ever undertaken around the Dompak Island either directly or indirectly affect the lives of the living marine resources in the vicinity, especially Strombus Canarium. This is followed by the high exploitation of Strombus Canarium and is a popular food and characterizes the region. This research was conducted to determine The Sustainability Status Strombus Canarium life in terms of socio-economic society dimensions. This research was done from August to November 2013 using the survey method. Interviews were conducted with 41 respondents of fishermen Strombus Canarium determined by census. The results showed that : 1). Government Support (48,89), 2). Sosial Organization (34,63), 3). Education and Skills (49,69), 4). Business Opportunities (42,40), 5). Income (49,88) and 6). Production and Marketing (31,33) and sustainable enough status are 1). Employment status with the index value (54,32), 2). Level of consumption (51,04) and Business networks (53,71). To prevent extinction due to exploitation and make Strombus Canarium sustainability is maintained, it is necessary to arrest the cultivation and regulation. Key Word : Sustainability , Socio-economic of Strombus Canarium.
1
STATUS KEBERLANJUTAN KEHIDUPAN SIPUT GONGGONG (Stombus canarium) DITINJAU DARI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI PERAIRAN PULAU DOMPAK TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU HENDRIK Mahasiswa Manajemen Sumberdaya perairan FIKP UMRAH,
[email protected] KHODIJAH Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected] TENGKU SAID RAZA Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected] ABSTRAK
Aktifitas pembangunan dan penambangan yang pernah di lakukan di sekitar Pulau Dompak baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan sumberdaya perairan yang hidup di sekitarnya terutama siput gonggong. Ini diikuti dengan tingginya eksploitasi siput gonggong dan merupakan makanan yang digemari
serta menjadi ciri khas daerah. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui status keberlanjutan kehidupan siput gonggong ditinjau dari dimensi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini di lakukan dari bulan Agustus hingga November 2013 dengan menggunakan metode survey. Wawancara dilakukan terhadap 41 orang responden nelayan gonggong yang ditentukan dengan sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Dukungan pemerintah (48,89), 2) Organisasi sosial (34,63), 3) Pendidikan dan keterampilan (49,69), 4) Peluang usaha (42,40), 5) Pendapatan (49,88), dan 6) Produksi dan pemasaran (31,33). Dan status cukup berkelanjutan adalah 1) Status Pekerjaan dengan nilai indeks 54,32 2) Tingkat konsumsi (51,04); 3) Serta Jaringan usaha (53,71). Untuk mencegah terjadinya kepunahan akibat eksploitasi dan mejadikan keberlanjutan siput gonggong
tetep
terjag
maka perlu dilakukan pembudidayaan serta pengaturan penangkapan. Kata
Kunci
:Keberlanjutan,Sosial
Ekonomi
2
Siput
Gonggong,
(Strombus
canarium),
1.
Penelitian
PENDAHULUAN Salah satu sumberdaya perairan yang
ini akan
dimaksudkan
untuk menjawab pertanyaan utama penelitian
produktif yang ada di Kepulauan Riau
yaitu
khususnya KotaTanjungpinang adalah siput
kehidupan
gonggong yang merupakan biota dan makanan
dimensi sosial ekonomi masyarakat pesisir
khas
sekitar
Kepulauan
Riau
khususnya
Kota
:
Bagaimana siput
Pulau
status
gonggong
Dompak
keberlanjutan ditinjau
Laut
Propinsi
Tanjungpinang. Siput gonggong merupakan
Kepulauan Riau?
jenis
Adapun tujuan dari penilitian ini sebagai
gastropoda
yang
digemari
untuk
dikonsumsi baik oleh masyarakat Kepulauan
berikut:
Riau
1)
maupun
wisatawan
domestik
dan
dari
Untuk mengidentifikasi dimensi sosial
mancanegara karena siput gonggong memiliki
ekonomi
rasa yang begitu lezat dengan tekstur daging
mempengaruhi
yang kenyal, selain itu juga siput ini memiliki
kehidupan siput siput gonggong di
gizi yang tinggi dan dapat meningkatkan
perairan sekitar Pulau Dompak Laut.
stamina, vitalitas dan daya tahan tubuh karena
2)
masyarakat
yang
keberlanjutan
Untuk mengetahui status keberlanjutan
mengandung asam-asam amino yang lengkap
kehidupan siput gonggong ditinjau dari
(Senggagau, 2009)..
dimensi sosial ekonomi masyarakat
Pulau Dompak Laut merupakan pulau
sekitar pulau Dompak Laut.
kecil yang masih termasuk ke dalam Kota
Sedangkan manfaat penelitian ini
Tanjungpinang dan dikenal sebagai salah satu
sebagai berikut:
kawasan yang memiliki wilayah pesisir yang
1)
Memberi informasi dan pengetahuan
menjadi habitat bagi siput gonggong serta di
mengenai status keberlanjutan siput
wilayah
gonggong dilihat dari dimensi sosial
ini
melakukan
pula
para
penangkapan
nelayan siput
sering
gonggong.
ekonomi
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan
masyarakat
sekitar
Pulau
Dompak Laut.
pembangunan propinsi Kepulauan Riau dalam
2)
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
beberapa tahun terakhir di Pulau Dompak
bahan pertimbangan bagi pemerintah
mendorong
jumlah
dalam menyusun kebijakan pengelolaan
penduduk akibat adanya pendatang-pendatang
sumberdaya perairan sekitar Kepulauan
baru
Riau serta menjadi bahan acuan bagi
ke
semakin
wilayah
ini.
tingginya
Selain
itu
kota
Tanjungpinang saat ini juga menjadi salah satu
peneliti
kota tujuan wisata dari berbagai daerah dan
kajian lanjutan mengenai kehidupan
mancanegara.
siput gonggong.
3
yang
berminat
melakukan
manusia berbasis hak komunitas, tidak bersifat
II. TINJAUAN PUSTAKA
individual;
2.1. Teori Keberlanjutan
dan
memfokuskan
pada
Menurut Syahyuti (2011) keberlanjutan
terjaminnya kesejahteraan sosial ekonomi
perikan haruslah melihat aspek sosial ekonomi
dalam level komunitas dan tingkat kohesivitas.
pelaku perikanan tingkat individu secara
Sedangkan komponen keberlanjutan secara
keseluruh
setiap
institusi
komponen/dimensi harus di penuhi indicator
institusi
keragaman
administratif, dan kapasitas organisasi menitik
dan
merata
perikanan
keberlanjutan
dari
sekaligus
beberapa
indicator
komponen
yaitu
memelihara
baik
dalam
kemampuan
kerangka
finansial,
beratkan pada kemampuan institusi dalam
sosial
ekonomi tersebut adalah; (1) Pendidikan &
memelihara
kemampuan
Keterampilan (2) Pekerjaan (3) Pendapatan (4)
menegakkan aturan yang terkait dengan
Konsumsi (5) Nilai Jual (6) Dukungan
pemanfaatan
Pemerintah (7) Organisasi sosial (8) Jaringan
(Adrianto, 2007).
Usaha (9) Pemasaran & Produksi.
2.4.1 Keberlanjutan Sosial
sumber
mengelola
daya
dan
perikanan
bahwa
Secara menyeluruh keberlanjutan sosial
perikanan yang berkelanjutan bukan semata-
dinyatakan dalam beberapa faktor. Yang
mata ditujukan untuk kepentingan kelestarian
diperkirakan berpengaruh terhadap indeks dan
siput gonggong itu sendiri atau keuntungan
status keberlanjutan. Faktor tersebut terdiri
ekonomi melainkan lebih dari itu yaitu untuk
dari 4 atribut yaitu (1) pendidikan dan
keberlanjutan
yang
keterampilan, (2) pekerjaan, (3) dukungan
ditunjang oleh keberlanjutan institusi yang
pemerintah, (4) organisasi sosial. Menurut
mencakup
Hidayanto
Menurut
Adrianto
komunitas
kualitas
(2004)
perikanan
keberlanjutan
dari
(2009)
Keberlanjutan
perangkat regulasi, kebijakan dan organisasi
mempunyai empat sasaran yaitu:
untuk mendukung tercapainya keberlanjutan
2.4.2 Keberlanjutan Ekonomi Secara
ekonomi sosial.
yaitu
memelihara
keberlanjutan
ekonomi dinyatakan dalam beberapa faktor.
Komponen dari keberlanjutan secara ekonomi
menyeluruh
sosial
Yang
keberlanjutan
diperkirakan
indeks
manfaat ekonomi dari sumber daya perikanan;
tersebut terdiri dari 5 atribut yaitu (1)
dan keadilan distribusi manfaat antar pelaku
pendapatan, (2) pemasaran dan produksi, (3)
perikanan.
konsumsi
dari
keberlanjutan
status
siput
keberlanjutan.
terhadap
kesejahteraan sosial ekonomi; keberlanjutan
Komponen
dan
berpengaruh
gonggong,
usaha.(5) jaringan usaha.
secara komunitas yaitu memfokuskan pada tataran mikro sistem perikanan; memfokuskan pada tujuan keberlanjutan nilai-nilai sistem
4
(4)
Faktor
peluang
berpengaruh pada keberlanjutan siput
III. METODE PENELITIAN 3.1
Metode
Penentuan
Daerah
gonggong bedasarkan informasi dan
dan
studi literatur. Tahap penentuan atribut
Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan pada bulan
atau kriteria keberlanjutan kehidupan
Sepetember – November 2013, di perairan pesisir
Pulau
Dompak
Laut
mencakup dimensi sosial ekonomi.
Kota
2)
Tahap 2, Memberikan pembobotan
Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.
terhadap hasil kriteria dan indikator
3.4
Metode Penelitian
yang telah dipilih dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini di gunakan metode
Status
survei dan
keberlanjutan
diukur
dari
penentuan sampel dari suatu
keberlanjutan dimensi diatas, kemudian
populasi, selain itu dalam proses pengumpulan
dimensi tersebut diturunkan menjadi 9
data primer diperlukan kuisioner atau panduan
atribut. Adapun uraian atribut masing –
wawancara yang diajukan kepada responden
masing dimensi dijelaskan sebagai
(Singarimbun, M dan S. Efendi, 1989 dalam
berikut.
Khodijah, 2012).
Tabel 3. Dimensi dan atribut keberlanjutan
3.4.1 Metode Sampling
Di
Populasi dalam penelitian ini adalah
m
seluruh nelayan yang menangkap gonggong
en
dan memenuhi kriteria sampling, sedangkan
si
sampel penelitian adalah diambil dari seluruh
1.
populasi yang ada dengan menggunakan metode
sensus.
Sampel
penelitian
Atribut
S o s I a l
yang
dimaksud dalam penelitian ini disebut juga
Pendidik an
2.
tingkat
Indikator
Skala
Formal: SD (1) SMP (2, SMA (3), Diatas SMA (4)
1=buruk 2=kurang 3=cukup 4=baik
Dukun
1= tidak tetap 2= tidak tetap dan ada pekerjaan tambahan 3= tetap 4= tetap dan ada pekerjaan tambahan 1= tidak mendukung
Pulau Dompak Laut. Status keberlanjutan
gan
2= kurang mendukung
kehidupan siput gonggong disimpulkan dari
Pemeri
3= cukup mendukung
nilai indeks keberlanjutan yang diperoleh dari
ntah
4=sangarmendukung
sebagai responden penelitian. Analisis Status Keberlanjutan
Pekerjaa n
Analisis Keberlanjutan adalah tahapan keberlanjutan kehidupan siput Gonggong yang 3.
ingin dilihat dari sosial ekonomi masyarakat di
beberapa tahapan berikut ; 1)
Tahap 1, penentuan atribut atau kriteria setatus keberlanjutan kehidupan yang
5
1= tidak ada
untuk setiap dimensi. Pemberian skor yang
Organisa
2=ada,tapi tidak
didasarkan pada hasil penyebaran kuesioner
si Sosial
berpartisipasi
sesuai dengan persyaratan yang telah
E
3=cukup berpartisipasi
ditetapkan. Rentang skor berkisar antara 1 – 4
k
4=berpartisipasi
(dari buruk sampai baik). Pada tahap ini hasil
o
1=tidak mencukupi
pemberian skor kemudian dianalisis secara
Pendapat
2=kurang mencukupi
manual menggunakan program Excel. Cara
an
3=mencukupi
penilaian terhadap hasil jawaban kuisioner
4=Lebih mencukupi
mengacu pada panduan yang digunakan oleh
Produk
1=tidak mencukupi
(Cahyat, A., Gönner, C. and Haug, M. 2007
si dan
2=kurang mencukupi
dalam khodijah 2013). Pertama menghitung
Pemas
3=mencukupi
nilai rataan skor masing-masing pernyataan
aran
4=lebih mencukupi
dengan rumus:
Konsu
1=tidak pernah
msi
2=jarang
siput
3=sering
gonggo
4=selalu
4.
n
5.
o m i
6.
7.
X rata-rata =
N
Setelah memperoleh rataan skor dari masingmasing pertanyaan kemudian dihitung skor
ng
rataan akhir dengan rumus :
1=tidak pernah ada 8. Peluang
∑ ( Skor X fi )
2=pernah ada
Usaha
3=ada tidak
dan
manfaatkan
Minat
4=ada di manfaatkan
X rata-rata
∑ X rata-rata
total =
∑pernyataan
Selanjutnya dilakukan penghitungan indeks
Pengusa
keberlanjutan dengan cara normalisasi data
ha
menggunakan rumus : Keberlanjutan 1=tidak pernah ada
kehidupan
9. Jaringan
2=pernah ada
Gonggong
Usaha
3=ada tapi terbatas
(∑ Skor Yang Diperoleh - ∑ Skor Minimum) =(∑ Skor Maksimum - ∑ Skor Minimum)
Hasil yang diperoleh digunakan untuk menentukan
4=ada dan sangat luas
posisi
status
keberlanjutan
kehidupan siput Gonggong pada masingmasing dimensi yang dinyatakan dalam skala
Tahap penilaian setiap atribut dalam skala ordinal berdasarkan kriteria satatus
nilai indeks keberlanjutan.
keberlanjutan kehidupan siput Gonggong
keberlanjutan terletak antara 0 – 100. Posisi
6
Skala
indeks
status
keberlanjutan
sistem
yang
dikaji
peta Pulau Dompak dapat lihat pada Gambar 4
diproyeksikan pada garis mendatar dalam
di bawah ini.
skala ordinasi yang berbeda di antara dua titik ekstrim, yaitu titik ekstrim “buruk” dan “baik” yang diberi nilai indeks antara 0 sampai 100%. Tabel 4. Katagori indeks keberlanjutan Nilai
Kategori
Indeks
Baik/buruk
Status Keberlanjutan
0,00 –
Buruk
Tidak
Gambar 4. Peta kecamatan
berkelanjutan
0,25 25,01 –
Kurang
bukit bestari
Kurang
4.2
berkelanjutan
50,00 50,01 –
Cukup
Perairan Pulau Dompak Laut.
Cukup
Gonggong (Strombus canarium) adalah
berkelanjutan
75 75,01 –
Baik
sejenis siput laut yang banyak ditemukan di
Sangat
Pulau Dompak. Setiap restoran seafood selalu
berkelanjutan
100
Kehidupan Siput Gonggong di
menyajikan
masakan
ini
sebagai
menu
Sumber: Kavanagh (2011)
pembuka. Siput Gonggong merupakan salah
3)
Tahap Visualisasi. Hasil analisis
satu
ordinasi akan mencerminkan seberapa
rekruitmen yang relatif terbatas dan rentan
jauh atau baik status keberlanjutan
terhadap degradasi habitat, dimana lambat
dimensi tersebut.
laun akan mengalami penurunan populasi
biota
pesisir
yang
memiliki
daya
akibat dari eksploitasi yang kontinyu serta pengrusakan habitat yang terus berlangsung. Pemanfaatan Siput Gonggong cukup intensif Gambar 3. Radar System
mengingat lokasi habitatnya sangat mudah diakses oleh masyarakat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
4.1.1
Kondisi geografis
Indikasi terhadap penurunan jumlah populasi Siput Gonggong mulai dirasakan oleh nelayan
Dompak memiliki wilayah dengan luas
setempat
dengan
semakin
berkurangnya hasil tangkapan serta ukuran
±4.280 Ha. Dengan jumlah penduduk terbilang
siput yang semakin mengecil, untuk itu
cukup sedikit yaitu sekitar 2.679 jiwa. Adapun
diperlukan upaya konservasi gonggong adapun tujuan
7
dan
manfaat
kegiatan
konservasi
Gonggong
ini
adalah
keberlanjutan dan
untuk
menjamin
menjaga
49,88
34,63 Organis
ketersediaan
populasi serta perlindungan ekosistem tempat
Indek
Keberlanjutan
40,00
30,00
Dukung an…
Gonggong dari Dimensi Sosial Ekonomi
Produk si dan…
50,00
48,49 Siput
31,33
60,00
asi…
berkembang biaknya siput gonggong. 4.3
Pendap atan
51,04
Konsu msi…
20,00
10,00
0,00
42,40
54,32 Status
Peluang Pekerj… Usaha 49,69 Pendidi Jaringa 53,71 kan &… n Usaha
Masyarakat Perairan Pulau Dompak Laut Dari dimensi sosial ekonomi ada untuk
STATUS KEBERLANJUTAN DIMENSI SOSIAL EKONOMI
mengetahui status keberlanjutan kehidupan
Gambar 9. Gambar indeks keberlanjutan
sembilan
atribut
yang
dinilai
siput gonggong di Pulau Dompak laut yaitu (1)
masing-masing atributdimensi
dukungan pemerintah (2) organisasi sosial (3)
sosial ekonomi. 4.3.1
pendidikan dan keterampilan (4) pekerjaan (5)
Atribut Yang Mendukung Status Yang Berkelanjutan
Peluang Usaha (6) Pendapatan (7) Produksi 4.3.1.1
dan Pemasaran (8) Konsumsi siput gonggong (9)
Jaringan
Usaha.
Dari
hasil
Status Pekerjaan Bedasarkan hasil analisis keberlanjutan
survei
disimpulkan bahwa terdapat tiga atribut yang
pada
dimensi
cukup berkelanjutan kepada kehidupaan siput
disimpulkan bahwa status pekerjaan cukup
gonggong yang dilihat dari dimensi sosial
berkelanjutan dimana nilai keberlanjutan yang
ekonomi yaitu (1) pekerjaan (2) konsumsi
diperoleh hanya 54,32 %, dimana bahwa 50,01
siput gonggong dan (3) jaringan usaha.
– 75,00 memiliki katagori indeks cukup
Sedangkan enam atribut lainnya menunjukkan
dengan status cukup berkelanjutan. Faktor
kurang berkelanjutan yaitu (1) dukungan
sosial
yang
ekonomi,
mempengaruhi
dapat
status
pemerintah (2) organisasi sosial (3) pendidikan
pekerjaan menajdi cukup berkelanjutan karena
dan keterampilan (4) peluang usaha (5)
masyarakat Pulau Dompak memiliki pekerjaan
pendapatan (6) produksi dan pemasaran.
sampingan,
Keberlanjutan sosial ekonomi dilihat dari
merupakan pekerjaan sambilan dikarenakan
sudah atau tidaknya masyarakat mencapai
dalam satu bulan ± hannya 6 kali mencari
keinginan dan dapat memenuhi kebutuhan
siput gonggong.
menangkap
siput
gonggong
Sedangkan pekerjaan yang diangap
yang mereka inginkan (Arif Satria, 2009). Dari Sembilan atribut dimensi sosial
sangat berkelanjutan terhadap keberlanjutan
ekonomi di sketsakan pada Gambar 9 dibawah
kehidupan siput gonggong di Pulau Dompak
ini :
adalah.
8
a)
b)
c)
Pengolahan siput gonggong, dengan
Berdasarkan
hasil
adanya pengolahan siput gonggong
keberlanjutan
menjadi produk yang bernilai tinggi
didapatkan atribut konsumsi siput gonggong
seperti membuat kuliner yang di olah
pada masyarakat Pulau Dompak laut dapat
dengan tidak biasanya sehingga dapat
disimpulkan cukup berkelanjutan dimana nilai
menambah
indeks yang diperoleh 51,04%. Hal ini
pendapatan
yang
lebih
kehidupan
analisis
siput
gonggong
kepada masyarakat.
dikarenakan tingkat konsumsi siput gonggong
Produk kreatif, produk kreatif yang di
setiap tahunnya tidak tetap yang artinya selalu
maksud dapat merubah status cukup
mengalami
berkelanjutan
sangat
pengaruh produksi siput gonggong yang tidak
berkelanjutan yaitu dengan membuat
pasti dan belum terdatanya jumlah produksi
kerajinan tangan dari sisa kulit siput
siput gonggong di Pulau Dompak setiap
gonggong seperti membuat bungga
bulannya. Dan juga konsumsi siput gonggong
siput gonggong.
menjadi
Pembudidayaan
menjadi
cukup
yang
berkelanjun
disebabkan
dikarenakan
gonggong,
produksi siput gonggong tidak hanya berasal
dengan membudidaya siput gonggong
dari peraiaran Pulau Dompak laut saja akan
dapat
menambah
tetapi ada yang didatangkan dari daerah luar
pendapatan bagi masyarakat nelayan
seperti Bintan, Senggarang, dan Kabupaten
dan menambah produksi yang terus
Lingga,
berkurang di Pulau Dompak, sehingga
mengkonsumsi
jika produksi siput membaik akan
terpenuhi dan ada di pasaran.
mempengaruhi hal positif baik bagi
4.3.1.3 Jaringan usaha
semua
siput
perubahan
membantu
masyarakat
nelayan
siput
sehingga
konsumen
siput
yang
gonggong
ingin selalu
Model jaringan usaha yang dilakukan
gonggong.
oleh nelayan siput gonggong yang ada di
4.3.1.2 Konsumsi Siput Gonggong
Pulau Dompak laut yaitu seperti nalayan siput
. Jaringan usaha yang ada di Pulau
gonggong bekerja sama dengan penampung
Dompak dari hasil survei terhadap responden
siput gonggong yang ada di Tanjung
dapat disimpulkan cukup berkelanjutan
Siambang dengan menjual hasil tangkapan,
dimana nilai indeks yang diperoleh yaitu
jaringan usaha lainnya yang dilakukan nelayan
53,71%. Nilai indeks tersebut memiliki
yaitu menjual langsung hasil tangkapannya
kategori cukup berkelanjutan dapat di artikan
kepada konsumen yang ingin membeli, hal ini
sebagian nelayan siput gonggong memiliki
dilakukan karena lebih tinggi harga siput
jaringan usaha.
gonggong ketika dijual dengan konsumen secara langsung dari pada dijual ke
9
penampungan siput gonggong adapun alur
Dari hasil survei tingginya semangat
jaringan usaha siput gonggong di Pulau
pemerintah untuk mempromosikan siput
Dompak adalah seperti pada Gambar 10 di
gonggong diikuti dengan rendahnya dukungan
bawah ini.
pemerintah untuk menjaga kehidupan siput gonggong di Pulau Dompak. Hal ini menjadikan keadaan siput gonggong yang ada di Pulau Dompak laut menjadi tidak berkelanjutan. Dukungan pemerintah pada dimensi sosial ekonomi memperoleh indeks sebesar 48,49 % dari indeks tersebut dapat disimpulkan bahwa dukungan pemerintah selama ini terhadap keberlanjutan siput gonggong tidak memadai sehingga keadaan ini
Gambar 10. Alur jaringan usaha nelayan
mempengaruhi keberlanjutan kehidupan siput gonggong yang ada.
4.3.2
4.3.2.2
Atribut Yang Tidak Mendukung
Dari hasil yang di dapat dari penelitian
Status Berkelanjutan 4.3.2.1
Organisasi Sosial
Dukungan Pemerintah
ini, dimana nilai atribut organisasi sosial
Dukungan pemerintah kota
terhadap kehidupan siput gonggong diperoleh
Tanjungpinang terhadap siput gonggong
nilai
sebagai “ikon daerah” dilakukan dengan
kategori kurang berkelanjutan.
membuat hiasan – hiasan seperti :
34,63%
termasuk
kedalam
Organisasi yang diikuti masyarakat
mempromosikan ciri khas kotanya dengan
indeks
Pulau Dompak terdiri dari organisasi formal
Telah dibangunnya monumen siput
dan informal. Adapun bentuk organisasi
gonggong yang diletakkan di tepi laut
informal yang ada yaitu seperti perkumpulan
kota Tanjungpinang.
antar warga seperti wirit, halal bi halal, gotong yang
royong, jalur jual beli hasil tangkapan dan lain
gonggong
sebagainya. Sedangkan organisasi formal yang
sepanjang jalan menuju ke kantor
ada yaitu persatuan pemuda, organisasi RT
pusat
dan RW, perangkat desa, kelompok PKK,
Dibangunnya
lampu
menggambarkan
siput
pemerintahan
kota
Tanjungpinang.
kelompok nelayan dan Kelompok Usaha
Pemerintah membuat tas-tas kecil
Bersama (KUBE).
yang bergambarkan siput gonggong.
4.3.2.3
10
Pendidikan & Keterampilan
Pendidikan dan keterampilan nelayan
meyurutkan niat anak–anak mereka untuk
siput gonggong di Pulau Dompak laut sangat
bersekolah.
rendah, menurut hasil survei dari 41 orang
4.3.2.4
nelayan siput gonggong dari empat kampung
Peluang Usaha Dari
hasil
survei
yang
dilakukan
di Pulau Dompak 99 % berpendidikan tidak
terhadap dimensi sosial ekonomi dari atribut
tamat Sekolah Dasar sedangkan 1% sudah
peluang usaha, didapat angka yaitu 42,40%
merasakan bangku perkuliahan tapi tidak
termasuk
selesai. Sedangkan pendidikan secara umum di
berkelanjutan.
Pulau Dompak dapat dilihat seperti pada
kedalam
kategori
kurang
untuk menjaga agar siput gonggong
Gambar 11 di bawah.
tetap berkelanjutan dan tetap tersedianya sumberdaya siput gonggong tersebut, maka dengan ini diperlukan perhatian pemerintah yang
khusus
seperti
dengan
membantu
memberikan pelatihan untuk membudidayakan siput gonggong serta melindungi perikanan rakyatnya dengan cara menetapkan harga dasar biota perikanan dan komoditas laut
Gambar 11. Diagram pendidikan dan
lainnya di tingkat Provinsi maupun Kota.
keterampilan
4.3.2.5
Pendapatan Pendapatan
Rendahnya pendidikan dan
sangat
mempengaruhi
keterampilan masyarakat nelayan siput
kehidupan masyarakat di Pulau Dompak laut
gonggong dikarenakan ketika usia sekolah
dan
belum adanya sekolah di Pulau Dompak dan
kehidupan siput gonggong, hasil survei dari
jauhnya akses menuju sekolah untuk
dimensi
ditempuh, tidak ada kendaraan yang baik
pendapatan yang didapat dari hasil penelitian
seperti sekarang ini serta terbiasanya anak –
terhadap
anak usia sekolah lebih mementingkan bekerja
dimana nilai indeks yang diperoleh hanya
untuk mendapatkan uang dari pada bersekolah,
49,88%.
hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya
pendapatan
pemikiran untuk bekerja dan terus bekerja
gonggong
sehingga hilangnya pemikiran tentang
mempengaruhi keberlanjutan kehidupan siput
pentingnya pendidikan seperti yang
gonggong.
berpengaruh
sosial
terhadap
ekonomi
responden
Dengan
untuk
kurang
demikian
masyarakat di
keberlanjutan
Pulau
atribut
berkelanjutan
rendahnya
nelayan
siput
Dompak
laut
Pendapatan nelayan siput gonggong
diungkapkan oleh Elfindri (2002) bahwa
meningkat ketika nelayan siput gonggong
rendahnya pendidikan orang tua tidak dapat
11
menjual hasil tangkapannya. Hal ini dapat
4
dibenarkan 100% dari pernyataan responden yang
diwawancarai.
Akan
tetapi
Tanjung
9
33,75
3,75
41
153,75
3,75
Duku
tidak
Total
selamanya pendapatan selalu meningkat, ini dikarenakan
semakin
sulit
usaha
yang Produksi
dilakukan untuk mendapatkan siput gonggong
dan
pemasaran
sangat
dalam jumlah yang banyak. Pendapatan yang
diperlukan untuk kemajuan suatu usaha, Jika
didapat dari hasil penangkapan siput gonggong
produksi suatu usaha rendah maka akan
berkisar anatara Rp.500.000. – Rp.800.000.
mengalami kesulitan dalam kemajuan usaha
Rendahnya pendapatan yang didapat di setiap
tersebut. Produksi siput gonggong di Pulau
bulannya tidak dapat mencukupi kebutuhan
Dompak laut mengalami penururunan ini
sehari hari- hari.
sesuai dengan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Ardianto (1989) dengan hasil
4.3.2.6
data sebesar 0,64 ind/m² maka dapat di
Produksi dan Pemasaran
bandingkan dengan hasil penelitian dari
penangkapan siput gonggong di Pulau
No
1
Dompak dalam satu orang dapat memproduksi
KPPKE
siput gonggong sebanyak kurang lebih 150
Kehutanan dan Energi) Kota Tanjungpinang
ekor perhari. Hasil tangkapan bervariasi
sebesar 0,36 ind/m² dan data Pratama R (2013)
tergantung waktu dan masing – masing
yang mengatakan dari hasil kesimpulannya
nelayan, pengumpulan siput gonggong di
tingkat kepadatan populasi siput gonggng di
Pulau Dompak dapat di lakukan sepanjang
perairan pesisir pulau dompak menunjukkan
tahun. Adapun produksi siput gonggong dapat
tingkat kepadatan rata - rata sebasar 0,3
di lihat pada Tabel 6 di bawah ini.
indv/ha, bila dibandingkan data Ardianto
Tabel 6. Produksi siput gonggong nelayan
dengan KPPKE. KPPKE (Kelautan Perikanan
Kampung
Tanjung
Sekatap
Perikanan
Pertanian
Pertanian Kehutanan dan Energi) secara
Nelayan
Produksi
Rata-rata Hasil
(orang)
per
Tangkapan
hari/kg
nelayan/hari/kg
individu siput gonggong sebesar 43,76%
56,25
3,75
dalam jangka 23 tahun dan jika dibandingkan
15
persentase
data
Siambang 2
(Kelautan
6
22,5
maka
DPPKE
Kota
didapatkan
penurunan
Tanjungpinang
2012
dengan Pratama, R 2013 maka didapatkan
3,75
penurunan individu siput gonggong sebesar 3
Tanjung
11
41,25
3,75
16,66 % dalam satu tahun.
Ayun
12
4.4
Status Keberlanjutan Kehidupan
nilai skor 42,40 %, pendapatan dengan
Siput Gonggong dari Dimensi
nilai skor 49,88 %, dan produksi dan
Sosial Ekonomi Masyarakat
pemasaran dengan nilai skor 31,33 %. 2.
Dari rata-rata nilai indeks keberlanjutan
bahwa terdapat atibut yang berkelanjutan
seluruh atribut dimensi sosial ekonomi yang
terhadap kehidupan siput gonggong,
dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa
yaitu pada dimensi sosial ekonomi yang
status keberlanjutan kehidupan siput gonggong
cukup berkelanjutan terdapat pada atibut
di perairan Pulau Dompak laut Tanjungpinang Kepulauan
Riau
tidak
status pekerjaan dengan nilai skor 54,32
menunjukkan
%
berkelanjutan dengan rata-rata nilai indeks 47,75.
Berdasarkan
katergori
dengan nilai skor 51,04 %. 3.
„kurang berkelanjutan‟ Penelitian lebih lanjut
lingkungan informasi
dimensi
sangat yang
ekologi
sehingga
komperehensif
mengenai
perairan
5.2
dan
1.
Diperlukan
segera dan
suatu
pengelolaan
upaya siput
gonggong di Pulau Dompak 2.
Dari hasil penelitian terhadap status
Perlu adanya perhatian dari semua pihak untuk memperhatikan keberlanjutan siput
keberlanjutan siput gonggong yang telah di
gonggong
lakukan maka dapat diambil kesimpulan
yang
merupakan
kuliner
Provinsi Kepulauan Riau.
sebagai berikut: sosial
yang
Saran
pelestarian
KESIMPULAN
faktor
orang
kerusakan lingkungan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
–
peminat kuliner siput gonggong serta
perikanan Kepulauan Riau.
5.1
orang
semakin
pulau dompak dan semakin bayaknya
menjadi bahan pertimbangan penting dalam sumberdaya
sebabkan
menangkap siput gonggong dari luar
keberlanjutan kehidupan siput gonggong dapat
pengelolaan
di
bertambahnya
atau
dibutuhkan,
Berkurangnya siput gonggong di Pulau Dompak
untuk melihat keberlanjutan dari dimensi seperti
jaringan usaha dengan nilai skor
53,71 % dan konsumsi siput gonggong
indeks
keberlanjutan nilai tersebut termasuk kategori
lainnya
Dari dimensi sosial ekonomi didapatkan
ekonomi
yang
3.
tidak
Perlu adanya pengawasan atau penerapan undang – udang pembangunan dan
berkelanjutan terhadap kehidupan siput
pertambangan agar tidak menggangu
gonggong yaitu pada atribut dukungan
keberadaan siput goggong.
pemerintah dengan nilai skor 48,49 %, 4.
organisasi sosial dengan nilai skor 34,63
Perlu
adanya
pembudidayaan
gonggong di Pulau Dompak
%, pendidikan dan keterampilan dengan nilai skor 49,69 %, peluang usaha dengan
13
siput
5.
Adanya perencanaan kembali mengenai
0/04/ pengamatan-transek-garis-100-
pembangunan
meter-pulau-pari-bagian-selatan/di
wilayah
yang
dapat
mengganggu biota perairan
diakses pada tanggal 08 Desember 2013 pukul 15.55 WIB Cambell, Neil A., Reece Jane B dan Mitchell
DAFTAR PUSTAKA
Lawrence G. 2004. Biologi Edisi
Adrianto, L. 2004. Kebijakan Pengelolaan
Kelima Jilid 3, Erlangga : Jakarta.
Perikanan dan Wilayah Pesisir. Kumpulan Working Paper tahun 2004.
Daeng A.N., Rumzi S, dan Edi.H., 2009.
Bogor. PKSPL-IPB
Pendidikan dan Pembangunan Berbasis Maritim. UMRAH Press dan UR Press.
Amini, S. 1986. Studi Pendahuluan Gonggong
Tanjungpinang
(Strombus turturella) di Perairan Pantai Pulau Bintan-Riau. J. Pen.
Dinas KPPKE, 2012. Penyusunan Rencana
Perikanan Laut
Zonasi dan Rencana Pengolahan
Anwar, K. 2007. Analisis Determinan
Kawasan Habitat Gonggong (Strombus
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
sp) Kota Tanjungpinang. Dinas
Masyarakat Miskin Di Aceh Utara.
Kelauatan Perikanan Pertanian
Tesis. Universitas Sumatra Utara.
Kehutanan dan Energi Kota
Medan.
Tanjungpinang,Tanjungpinang.
Arif Satria, 2009. Pesisir dan Laut Untuk
Elfindri, 2002. Fenomena mikro dan
Rakyat. Institute Pertanian Bogor Press
Kebijakan Makro Rumah Tangga
,2001. Ekologi Politik Nelayan
Nelayan. Universitas Andalas.Padang.
(Ebook Yang Di download Dari
Hidayanto, M. 2009. Analisis Keberlanjutan
http://books geogle pada tanggal 20
Perkebunan kakao Rakyat di Kawasan
Desember 2013 pada pukul 17.09 WIB
Perbatasan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Voleme 27 Nomor 2.
Arikunto, Suharsimi., 2006, Prosedur
Provinsi Kalimantan Timur. Institute
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Pertanian Bogor. Bogor
Jakarta : Rineka Cipta.
Khodijah, 2013. Kondisi, Kontekstual dan
Ardi, 2002. PengamatanTransek-Garis 100
Trend Rumah Tangga Nelayan Yang
meter Pulau Pari Bagian Selatan dalam
Dikepalai Perempuan Di Desa Pesisir.
http://lariajamift.wordpress.com/2007/1
14
Jurnal Ilmiah AgrIBA. Vol.1 No. 2 Hal. 127-242. September Palembang, 2013.
Ruslan, R. 2003. Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi. PT. Raja
Kelurahan Dompak, 2011. Profil Kelurahan
Grafindo Persada. Jakarta.
Dompak, dilihat pada 23 September 2012.
Ruddy. T.S. 1997, Prinsip Dasar Akuntansi
html://www.bloger.com/Profil/Kelurah
Perbankan, Andi Offset. Yogyakarta.
an/Dompak_htm diakses tanggal 10 November 2013 pada pukul13.09 WIB.
Soekanto, S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Mukhtasor, 2007. Pencemaran Pesisir dan
Persada. Jakarta
Laut. PT.Proodnya Paramita. Jakarta Syahyuti, 2011. Definisi, variable, Indikator, Moleong, J. 2011. Metodologi Penelitian
dan Pengukuran Dalam Ilmu Sosial.
Kualitatif. PT. REMAJA ROSDA
http://syahyutivariabel.blogspot.com/20
KARYA. Bandung.
11/04/keberlanjutan-sosial-di-
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 2011.
sektor.html.Diakses tanggal 20
Buku Data Status Lingkungan Hidup
November 2013 Pada Pukul 22.15
Daerah Provinsi Kepulauan Riau,
WIB.
KP2KE. Tanjungpinang.
Senggagau, B. 2009. Pengaruh Pemberian
Puanri. 2012. Perempuan dan Tenaga Kerja.
Pakan Alami yang Berbeda Terhadap
Vol.7 No.1, Juni, Pusdatin Puanri.
kandungan Asam lemak omega-3 Pada
Pekanbaru.
gonggong
Pratama R. R. 2013. Analisis Tingkat
(strombuscanarium).http://www.faperta
Kepadatan dan Pola Persebaran
.ugm.ac.id. Diakses tanggal 14 Februari
Populasi Siput Laut Gonggong
2011.
(Strombus cannarium) di Perairan Pesisir Pulau Dompak. Skripsi.
Sugandhy dan Rustam. H. 2007. Prinsip Dasar
Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan
Tanjungpinang.
Berwawasan Lingkungan. PT.Bumi askara.Jakarta.
Philip, K. 1999, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia Jilid I, Penerbit Andi, Yogajakarta.
15