STATISTIK DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2010
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
i
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2010 No. Publikasi : 19550.1001 Katalog BPS : 1101002.19 Ukuran Buku : 17,6 Cm X 25 Cm Jumlah Halaman : 20 Halaman Naskah : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Gambar Kulit : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Diterbitkan oleh : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dicetak oleh : Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
ii
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
Kata Sambutan Untuk mewujudkan visi Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua, BPS terus melakukan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebar luasan informasi baik di pusat maupun di daerah. Salah satu upaya yang dilakukan di daerah adalah menyusun publikasi yang menyajikan indikator - indikator terpilih yang dapat menggambarkan secara ringkas dan menyeluruh tentang kondisi daerah. Publikasi ini diharapkan dapat membantu para pengambil kebijakan dan para pengguna data lainnya dalam memahami kondisi umum wilayahnya. Oleh karena itu saya menyambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2010 yang diterbitkan oleh BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Saya harapkan, publikasi ini mampu memenuhi harapan pemerintah daerah dan masyarakat pada umumnya akan kebutuhan data dan informasi statistik dan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi tentang perkembangan pembangunan di berbagai sektor di Bangka Belitung Semoga publikasi ini bermanfaat dan Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita
Kepala Badan Pusat Statistik
DR. Rusman Heriawan
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
iii
Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2010 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Bangka Belitung yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Bangka Belitung Publikasi Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2010 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasipublikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis. Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2010 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Bangka Belitung dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/ dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Yomin Tofri, MA
iv
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
DAFTAR ISI
1. Geografi dan Iklim
1
10. Industri Pengolahan
17
2. Pemerintahan
3
11. Hotel dan Pariwisata
18
3. Penduduk
4
12. Transportasi dan Komunikasi
19
4. Ketenagakerjaan
6
13. Perbankan dan Investasi
20
5. Pendidikan
8
14. Harga - harga
21
6. Kesehatan
10
15. Pengeluaran Penduduk
22
7. Perumahan
12
16. Perdagangan
23
8. Pembangunan Manusia
14
17. Pendapatan Regional
24
9. Pertanian
15
18. Perbandingan Regional
26
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
v
GEOGRAFI DAN IKLIM Sebagai provinsi kepulauan, provinsi ini terbagi dalam gugusan dua pulau yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang sekitarnya dikelilingi pulau-pulau kecil.
1
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis berbatasan dengan wilayah Selat Bangka (di sebelah Barat), Selat Karimata (di sebelah Timur), Laut Natuna (di sebelah Utara) dan Laut Jawa (di sebelah Selatan). Sebagai provinsi kepulauan, Provinsi ini terbagi dalam gugusan dua pulau yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang sekitarnya dikelilingi pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil yang mengitari Pulau Bangka antara lain Nangka, Penyu, Burung, Lepar, Pongok, Gelasa, Payung, Tujuh. Sedangkan Pulau Belitung dikelilingi oleh pulaupulau kecil antara lain Lima, Lengkuas, Selindung, Peladuk, Seliu, Nadu, Mendanau, Batu Dinding, Sumedang dan pulau-pulau kecil lainnya.
Peta Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tinggi Kota dari Permukaan Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2009 Kabupaten/Kota
Ibu Kota
Tinggi (m)
(1)
(2)
(3)
1. Bangka
Sungailiat
± 15
2. Bangka Barat
Muntok
±7
3. Bangka Tengah Koba
±7
4. Bangka Selatan Toboali
± 10
5. Belitung
Tanjung Pandan
± 20
6. Belitung Timur
Manggar
±5
7. Pangkalpinang
Pangkalpinang
±9
***Tahukah Anda Gunung tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung adalah gunung Maras dengan ketinggian mencapai 699 meter.
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk gunung Maras mencapai 699 meter, gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti bukit Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter dan bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter diatas permukaan laut. Sebagai daerah perairan, Kepulauan Bangka Belitung mempunyai dua jenis perairan yaitu perairan terbuka dan perairan semi tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar Pulau Bangka terletak di sebelah utara, timur dan selatan Pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup terdapat di selat Bangka dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu perairan di pulau Belitung umumnya bersifat perairan terbuka. Disamping sebagai daerah perairan laut, daerah Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai banyak sungai seperti: sungai Baturusa, sungai Buluh, sungai Kotawaringin,
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
1
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Sebagai provinsi kepulauan, provinsi ini terbagi dalam gugusan dua pulau yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang sekitarnya dikelilingi pulau-pulau kecil.
sungai Kampa, sungai Layang, sungai Manise dan sungai Kurau. Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim Tropis yang dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama lima bulan terus menerus. Tahun 2009 bulan kering terjadi pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober dengan hari hujan 11-15 hari per bulan. Untuk bulan basah hari hujan 16-27 hari per bulan, terjadi pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli dan Bulan November sampai Bulan Desember. Tahun 2009 kelembaban udara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkisar antara 77,0 % sampai dengan 83,6 % dengan rata-rata perbulan mencapai 81 %, dengan curah hujan antara 82,1 mm sampai dengan 372,7 mm dan tekanan udara selama tahun 2009 sekitar 1.009,6 MBS. Rata-rata suhu udara selama tahun 2009 di provinsi ini mencapai 27,3oC dengan rata-rata suhu udara maksimum 31,9oC dan rata-rata suhu udara minimum 24,1oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada Bulan September dengan suhu udara 38,7oC, sedangkan untuk suhu udara minimum terendah terjadi pada Bulan Januari dengan suhu udara sebesar 23,0oC.
2
Keadaan Cuaca di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009 Bulan
(1)
Kelembaban Curah Hujan Udara Rata - rata (Mm) (%) (2) (3)
Hari Hujan (Hari) (4)
01. Januari
83,6
294,4
23
02. Februari
80,1
49,6
16
03. Maret
82,9
370,3
24
04. April
80,6
95,3
12
05. Mei
80,6
240,8
21
06. Juni
77,7
129,7
14
07. Juli
76,2
155,6
13
08. Agustus
70,4
78,0
7
09. September
66,0
11,8
5
10. Oktober
70,5
94,8
13
11. November
76,8
184,6
24
12. Desember
80,0
205,4
28
Rata-rata
77,1
159,2
17
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
PEMERINTAHAN Wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka belitung terbagi dalam enam kabupaten dan satu kota.
Wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten/Kota Menurut Kabupaten Tahun 2009 No
Kabupaten
(1)
(2)
Kecamatan Kelurahan
Desa
(3)
(4)
(5)
1 Bangka
8
9
60
2 Belitung
5
2
40
3 Bangka Barat
5
4
60
4 Bangka Tengah
6
7
50
5 Bangka Selatan
7
3
50
6 Belitung Timur
4
7 Pangkalpinang
5
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 mengenai pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur maka dengan demikian wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi dalam 6 (enam) kabupaten dan 1 (satu) kota. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) daerah di lingkungan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2009 sebanyak 2678 orang terdiri dari 31 orang golongan I, 1088 orang golongan II, 1379 orang golongan III dan 200 orang golongan IV. Dilihat menurut eselon, jumlah PNS yang termasuk dalam eselon I sebanyak 1 orang, eselon II 43 orang, eselon III 183 orang dan eselon IV 452 orang.
39 35
2
1
Peta perpolitikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diwarnai 7 fraksi yaitu PDI-Perjuangan, Golkar, PPP, Demokrat, PKS, Bintang Amanat, dan Gerhana. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan jumlah anggota sebanyak 48 orang terdiri dari 40 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Pada tahun 2009 DPRD Provinsi telah mengeluarkan beberapa keputusan yaitu Keputusan Dewan sebanyak 2 keputusan, Keputusan Pimpinan Dewan sebanyak 25 keputusan, Keputusan bersama antara DPRD dan Gubernur sebanyak 10 keputusan dan Nota Kesepakatan Pemprov dan DPRD sebanyak 3 keputusan.
Jumlah Keanggotan DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009 Partai Gerindra Partai Hanura Partai Demokrat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Partai Bulan Bintang (PBB) Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Golongan Karya (Partai Golkar) Partai Demokrasi Indonesia … 0
2
4
6
8
10
***Tahukah Anda Dari 48 orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, delapan orang diantaranya adalah perempuan.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
3
PENDUDUK
3
Berdasarkan rasio jenis kelamin diketahui bahwa penduduk tahun 2009, jumlah penduduk laki-laki di Kepulauan Bangka Belitung lebih banyak 11 persen dibandingkan dengan penduduk perempuan.
Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009 Tingk at P ertum buhan P enduduk K abupaten/ K ot a 2007-2008
2008-2009
(1)
(2)
(3)
1. B angk a
3, 76
1,82
2. B elitung
1, 38
1,36
3. B angk a B arat
2, 96
1,04
4. B angk a Tengah
3, 62
1,68
5. B angk a S elatan
3, 29
1,36
6. B elitung Tim ur
1, 39
1,38
7. P angk alpinang
3, 04
1,12
Jum lah
2, 97
1,43
4
Pada dasarnya perkembangan dan pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga hal pokok yaitu adanya kelahiran, kematian dan migrasi. Pertambahan penduduk dapat memberikan manfaat positif bagi pembangunan, namun apabila tidak terkendali akan menjadi bumerang bagi pembangunan itu sendiri. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan pemerataan atau persebaran penduduk yang merata di seluruh wilayah akan menimbulkan permasalahan baru yang sangat kompleks yang akhirnya akan menghambat dan mempengaruhi pembangunan daerah itu sendiri. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk Kepulauan Bangka Belitung sebesar kurang lebih 900 ribu orang dan meningkat menjadi 1,138 ribu orang pada tahun 2009 atau meningkat sebesar 26,46 persen. Tingkat pertumbuhan dari tahun 2007-2008 sebesar 2,97 dan menurun menjadi 1,43 pada periode 2008-2009. Pada tahun 2009 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin, penduduk laki-laki masih lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan yang mana jumlah penduduk laki-laki 600.400 orang dan jumlah penduduk perempuan 537.729 orang. Rasio jenis kelamin, pada periode tahun 2007-2009 tidak mengalami perubahan secara signifikan, pada tahun 2009 ratio jenis kelamin kurang lebih sebesar 111 artinya penduduk laki-laki di kepulauan bangia belitung lebih banyak 11 persen dibandingkan dengan penduduk perempuan. Pada tahun 2009 secara distribusi penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Bangka yaitu 276.515 orang atau 24,21 persen dari total penduduk, di ikuti Kabupaten Bangka Selatan dengan jumlah penduduk 163.200 atau 14,34 persen, sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah penduduk 92.315 orang atau 8,11 persen dari total penduduk provinsi. Sedangkan untuk jumlah penduduk di ibukota prov insi atau di Kota Pangkalpinang sejumlah 158.664 orang atau
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
PENDUDUK Berdasarkan rasio jenis kelamin diketahui bahwa penduduk tahun 2009, jumlah penduduk laki-laki di Kepulauan Bangka Belitung lebih banyak 11 persen dibandingkan dengan penduduk perempuan.
menduduki peringkat ke-empat setelah Kabupaten Bangka Barat. Apabila dilihat dari kepadatan penduduk per Km2 tampak jelas ketimpangan atau ketidakmerataan penduduk, yang mana kepadatan penduduk tertinggi dimiliki Kota pangkalpinang yang mencapai kurang lebih 1.570 jiwa per Km2, diikuti Kabupaten Bangka sebesar 92 jiwa per Km2 dan kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Belitung Timur kurang lebih 36 jiwa per Km2. Struktur penduduk menurut kelompok umur terlihat bahwa pada tahun 2000 dan 2009 belum menunjukan perubahan yang signifikan, hanya terjadi pergeseran kelompok umur. Yang perlu diperhatikan adalah semakin bertambahnya penduduk muda di provinsi ini dan mulai menurunnya tingkat kelahiran yang ada. Hal ini terlihat dari piramida penduduk yang mana struktur penduduk muda (kelompok umur 15-54 tahun) masih relatif tinggi. Pada tahun 2000 jumlah penduduk muda sebesar 59,57 persen dan pada tahun 2009 sebesar 62,15 persen. Untuk jumlah penduduk usia balita (kelompok umur 0-4 tahun) pada tahun 2000 sebesar 10,29 persen dan menurun tahun 2009 sebesar 9,58 persen. Hal ini menandakan bahwa penduduk di provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk struktur penduduk muda, yang seharusnya mampu dimanfaatkan dalam pembangunan sebagai salah satu keuntungan dari banyaknya jumlah penduduk usia produktif.
3
Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007 - 2009 Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk 2007
2008
(2)
(3)
(4)
Bangka
265.859
270.704
275.515
Belitung
136.682
138.547
140.376
Bangka Barat
156.806
158.433
160.006
Bangka Tengah
143.262
145.670
148.053
Bangka Selatan
158.931
161.087
163.200
Belitung Timur
89.867
91.103
92.315
Pangkalpinang
155.250
156.982
158.664
1.106.657
1.122.526
1.138.129
(1)
Jumlah
2009
***Tahukah anda : Kepulauan Bangka Belitung memiliki struktur penduduk muda, yang mana sebesar 62,15 persen dari total penduduk adalah penduduk berumur produktif (15-45 tahun).
Tingkat kelahiran total (TFR) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 masih dibawah angka nasional, yang mana TFR Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2,5 dan TFR nasional sebesar 2,6. Hal ini berarti bahwa seorang wanita di Kepulauan Bangka Belitung secara rata-rata akan melahirkan 2,5 anak selama hidupnya. Untuk angka kematian bayi (IMR) dari hasil SDKI 2007 untuk Provinsi ini sebesar 39 artinya bahwa kurang lebih terdapat 39 kematian per seribu kelahiran hidup.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
5
KETENAGAKERJAAN
4
Sektor pertambangan terutama penambangan timah mampu menyerap 22,2 persen angkatan kerja yang ada di Kepulauan Bangka Belitung dan menjadi salah satu primadona tujuan pencari kerja.
Penduduk 15 tahun ke atas menurut Kegiatan Terbanyak Tahun 2007 - 2009 Kegiatan Utama
2007
2008
2009
(1) Angkatan Kerja a. Bekerja b. Tidak Bekerja (Pengangguran Terbuka)
(2) 507.962 475.006
(3) 524.370 492.949
(4) 539.410 506.284
32.956
31.421
33.126
Bukan Angkatan Kerja
258.466
291.416
289.693
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
66,28
64,28
65,05
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
6,49
5,99
6,14
Persentase Penduduk Usia 15 tahun Ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2009
Keuangan dan Jasa Perusahaan(1,3%) Angkutan, Perguda ngan dan Telekomunikasi; (3,1%)
Jasa Kemasyarakatan (14,5%) Pertanian (31,3%)
Perdagangan, Hotel danRestoran (19,0%) Bangunan(4,9%) Listrik, Gas dan Air (0,2%)
6
Industri Pengolahan(4,9%)
Pertambangan (20,8%)
Sumber daya manusia sebagai salah satu modal pembangunan akan sangat berguna apabila memiliki keahlian dan ketrampilan akan memiliki produktivitas yang tinggi. Penduduk sebagai tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat menentukan. Tenaga kerja berkualitas akan menghasilkan output yang baik dan diiringi dengan produktivitas yang tinggi. Jumlah penduduk usia kerja di Kepulauan Bangka Belitung yang termasuk angkatan kerja pada Agustus 2009 sebanyak 539.410 orang, sebanyak 506.284 orang mereka telah memiliki pekerjaan/bekerja dan 33.126 orang lainnya termasuk pengangguran terbuka. Dilihat dari pendidikan angkatan kerja, tampak bahwa 54,22 persen berpendidikan SD ke bawah, 16,39 persen berpendidikan SLTP, 23,24 persen berpendidikan SLTA dan kurang lebih hanya 6,15 persen berpendidikan SLTA ke atas. Terlihat bahwa angkatan kerja di Kepulauan Bangka Belitung berpendidikan rendah, hal ini juga menandakan daya tawar dan daya saing yang dimiliki tenaga kerja yang masih rendah. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menggambarkan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk dalam angkatan kerja. Dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan persentase penduduk yang sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha, penduduk yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. Pada tahun 2007 TPAK di Kepualauan Bangka Belitung mencapai 66,28 persen dan mengalami penurunan menjadi 65,1 persen pada tahun 2009. Sementara TPT pada tahun 2007 mencapai kisaran angka 6,49 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 6,14 persen.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
KETENAGAKERJAAN
4
Sektor pertambangan terutama penambangan timah mampu menyerap 22,2 persen angkatan kerja yang ada di Kepulauan Bangka Belitung dan menjadi salah satu primadona tujuan pencari kerja.
Di tahun 2009 dari jumlah penduduk yang bekerja, sebanyak 52,0 persen bekerja di sektor primer, sekitar 10,1 persen bekerja di sektor sekunder dan sisanya sebesar 37,9 persen bekerja di sektor tersier. Terlihat bahwa sektor primer masih menjadi penyokong utama dalam penyerapan tenaga kerja, yang mana sektor pertanian memiliki persentase sebesar 31,3 persen dan sektor pertambangan memiliki persentase sebesar 20,8 persen. Kedua sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja, dimungkinkan karena masih terbuka dalam penyerapan tenaga kerja dan tidak membutuhkan kualifikasi pendidikan yang relatif tinggi. Untuk sektor sekunder persentase terbesar dimiliki sektor bangunan sebesar 4,9 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 4,9 persen. Di sektor tersier persentase terbesar terdapat pada sektor perdagangan sebesar 19,0 persen. Angkatan kerja yang bekerja dilihat dari status pekerjaan utamanya, pada Agustus 2009 terlihat bahwa kurang lebih 33,8 persen pekerja di Kepulauan Bangka Belitung bekerja sebagai buruh, dan 28,9 persen pekerja berstatus berusaha sendiri. Rendahnya lapangan kerja yang tercipta terlihat dari persentase pekerja yang bekerja dibantu buruh tetap/dibayar hanya sebesar 5,6 persen, dan besarnya pekerja yang bekerja sebagai pekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga dengan persentase sebesar 10,3 persen.
Penduduk Usia 15 tahun Ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2007 - 2009 Status Pekerjaan Utama
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
Berusaha Sendiri
115.609
139.665
143.353
Berusaha dibantu buruh tak tetap/tak dibayar
60.332
61.997
61.006
Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar
24.347
30.485
28.439
Buruh/Karyawan
176.253
164.993
171.118
Pekerja bebas di pertanian
7.732
15.630
15.728
Pekerja bebas di non pertanian
15.163
25.224
34.203
Pekerja tak dibayar
75.570
54.955
52.437
475.006
492.949
506.284
Total
***Tahukah Anda Lebih dari 50 persen angkatan kerja Kepulauan Bangka Belitung berpendidikan SD ke bawah.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
7
PENDIDIKAN
5
Rata-rata lama sekolah di Kepulauan Bangka Belitung masih dibawah 9 tahun atau pendidikan dasar baik untuk penduduk laki-laki maupun perempuan.
Jumlah Murid, Guru dan Kelas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2009 Uraian
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Jumlah Murid SD
144.273
148.645
150.953
SMP
45.781
48.737
49.185
SMA
39.010
34.998
35.319
4.416
6.245
4.271
SD
8.100
12.399
8.545
SMP
3.119
3.104
3.189
SMA
2.782
2.893
2.935
576
739
520
PT 2. Jumlah Guru
PT
3. Jumlah Sekolah SD
809
815
808
SMP
214
223
215
SMA
126
133
127
12
12
12
PT
***Tahukah anda: Pada Tahun 2009 jumlah perguruan tinggi di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 12 perguruan tinggi yang semuanya merupakan perguruan tinggi swasta.
Kualitas penduduk secara umum dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikan yang dimulai angka partisipasi sekolah di Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun untuk seluruh jenjang pendidikan. Pada tahun 2009 angka partisipasi sekolah penduduk Kepulauan Bangka Belitung lebih tinggi dibandingkan tahun 2007, untuk jenjang SD (7-12 tahun) angka partisipasi sekolah meningkat dari 96,3 persen pada tahun 2007 menjadi 96,9 persen pada tahun 2009. Demikian halnya untuk jenjang pendidikan SLTP (13-15 tahun) juga meningkat dari 79,11persen pada tahun 2007 menjadi 79,4 persen di tahun 2009, dan untuk jenjang SM (16-18 tahun) meningkat dari 45,47 persen di tahun 2007 menjadi 45,97 persen 2009. Terlihat semakin tinggi jenjang tingkat pendidikan, angka partisipasi sekolah penduduk semakin berkurang. Partisipasi penduduk dalam mensukseskan pendidikan dasar masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari rata-rata lama sekolah di Kepulauan Bangka Belitung masih relatif rendah, meskipun dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 rata-rata lama sekolah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 7,39 tahun atau dapat diartikan secara umum penduduk memutuskan berhenti sekolah di tingkat SLTP kelas 1. angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 (7,18 tahun) dan 2008 (7,37 tahun) meskipun tidak terlalu signifikan perbedaannya. Kesempatan penduduk laki-laki dalam mengenyam pendidikan lebih lama dibandingkan penduduk perempuan. untuk tahun 2009 rata-rata lama sekolah penduduk laki-laki sebesar 7,71 tahun sedangkan penduduk perempuan sebesar 7,06 tahun. Kemampuan untuk membaca dan menulis penduduk dapat dilihat dari indikator melek huruf. Angka Melek Huruf (AMH) di Kepulauan Bangka Belitung dari tahun 2007 menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. AMH tahun 2007 sebesar 95,24 persen meningkat sangat kecil di tahun 2009 menjadi 95,29 persen. Pada tahun 2009
8
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
PENDIDIKAN Rata-rata lama sekolah di Kepulauan Bangka Belitung masih dibawah 9 tahun atau pendidikan dasar baik untuk penduduk laki-laki maupun perempuan.
kemampuan penduduk perempuan dalam baca tulis masih lebih rendah dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini terlihat dari AMH perempuan sebesar 92,90 persen dan AMH penduduk laki-laki sebesar 97,60 persen. Semakin banyak pendidik atau guru yang berkualitas maka dipastikan anak didik semakin baik kualitasnya. Namun hal lain yang perlu diperhatikan adalah banyaknya guru harus sesuai atau proposional dengan jumlah murid yang didik dan terdistribusi seimbang di seluruh wilayah. Semakin besar ratio murid guru dapat dikatakan semakin ideal proses pendidikan tersebut. Di Kepulauan Bangka Belitung ratio murid-guru pada tahun 2007 untuk jenjang SD sebesar 18 artinya seorang guru memiliki tanggung jawab mendidik murid kurang lebih 18 anak dan pada tahun 2009 rasio murid-guru belum ada penurunan dibanding tahun 2007 yaitu sebesar 18. Di tahun 2009 rasio murid-guru pada jenjang SLTP sebesar 15 dan pada jenjang SMA memiliki rasio sebesar 12. Keadaan ini masih jauh dari keadaan ideal suatu proses belajar mengajar. Demikian halnya untuk sarana pendidikan yang memadai sebagai tempat proses belajar mengajar. Pada tahun 2007 ratio muridsekolah masih sangat rendah, dengan ratio sebesar 178, artinya dalam satu sekolah SD rata-rata terdapat 178 murid yang mengikuti dalam proses belajar. Untuk tahun 2009 rasio murid-sekolah di jenjang SD sebesar 187, untuk jenjang SLTP sebesar 229 dan Rasio murid-sekolah di jenjang SM sebesar 278. secara total mungkin sudah mampu terserap secara baik namun yang harus diperhatikan adalah pemerataan sekolah-sekolah tersebut antar daerah.
5
Jenjang Pendidikan dan Angka Partisipasi Sekolah menurut Jenis Kelamin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009 Jenjang Pendidikan (1) 7-12 tahun (SD) Laki-laki Perempuan Total 13-15 tahun (SLTP) Laki-laki Perempuan Total 16-18 tahun (SMA) Laki-laki Perempuan Total
APS (2) 96,54 97,29 96,9 75,52 83,35 79,4 44,26 47,79 45,97
***Tahukah anda: Pada Tahun 2009, kemampuan penduduk perempuan dalam baca tulis masih lebih rendah dibandingkan dengan penduduk laki-laki.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
9
KESEHATAN
6
Rasio dokter-penduduk di Kepulauan Bangka Belitung adalah dua per sepuluh. Artinya, dua tenaga dokter memberikan perawatan kepada kurang lebih sepuluh ribu orang pasien.
Angka Kesakitan (Morbiditas) Kepulauan Bangka Belitung menurut daerah tempat tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2007-2009 Jenis Kelamin
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkotaan Laki-laki
17,37
18,50
23,46
Perempuan
14,92
18,50
21,81
Total
16,17
18,50
22,65
Perdesaan Laki-laki
21,19
18,19
24,86
Perempuan
19,02
15,80
26,40
Total Laki-laki + Perempuan
20,14
17,03
25,60
Laki-laki
19,63
18,33
24,20
Perempuan
17,32
17,10
24,16
Total
18,51
17,73
24,18
Persentase Persalinan menurut Tenaga Penolong Persalinan Tahun 2009 Petugas Kesehatan (18,36%) Puskesmas/Pus tu (38,45%)
Pengobatan Tradisional (1,83%) Lainnya (5,07%)
Rumah Sakit (11,11%)
Praktek Dokter (25,17%)
10
Penduduk yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dipastikan produktivitas semakin baik dan diharapkan pembangunan akan semakin berjalan dengan lancar. Tingkat derajat kesehatan penduduk dapat dilihat dari indikator morbiditas. Pada tahun 2009 angka morbiditas Kepulauan Bangka Belitung 24,18 artinya bahwa penduduk yang mengalami gangguan kesehatan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari sekitar 24,18 persen. Menurut jenis kelamin ternyata penduduk laki-laki (24,20) memiliki angka morbiditas yang lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan (24,16). Tingkat derajat kesehatan di perkotaan masih terlihat lebih baik dibanding daerah perdesaan, terlihat dari angka morbiditas di daerah perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat di perkotaan. Angka Morbiditas di daerah perdesaan sebesar 25,60 persen dan di daerah perkotaan sebesar 22,65 persen. Pola masyarakat dalam berobat jalan dengan memanfaatkan jenis fasilitas kesehatan dari periode tahun 2007-2009 menunjukkan persamaan. Pada tahun 2009, fasilitas yang banyak digunakan oleh penduduk Kepulauan Bangka Belitung dalam memeriksakan diri dan mengobati penyakit adalah Puskesmas/Pustu dengan persentase sebesar 38,45 persen. Hal ini dapat menggambarkan keadaan yang mana fasilitas kesehatan ini lebih mudah diakses, karena lebih banyak jumlahnya dan tersebar sampai dengan setiap kecamatan atau mungkin karena biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk lebih murah. Persentase penduduk yang berobat ke dokter mencapai 25,17 persen, ke fasilitas kesehatan rumah sakit umum/swasta sebesar 11,11 persen, dan persentase penduduk yang berobat di pengobatan tradisonal sebesar 1,83 persen. Kondisi ini untuk daerah perkotaan dan perdesaan menunjukkan kesamaan, puskesmas menjadi tujuan utama bagi masyarakat yang akan berobat jalan.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
KESEHATAN
6
Rasio dokter-penduduk di Kepulauan Bangka Belitung adalah dua per sepuluh. Artinya, dua tenaga dokter memberikan perawatan kepada kurang lebih sepuluh ribu orang pasien.
Pelayanan penolong kelahiran yang baik dan aman akan lebih membantu dalam mengurangi resiko kematian bayi dan ibu. Pada tahun 2009 persentase persalinan yang dibantu oleh dokter sebesar 15,81 persen, persalinan dibantu oleh bidan sebesar 68,77 persen dan sebesar 0,75 persen persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya. Namun yang harus diperhatikan pada tahun 2009 adalah masih tingginya persentase persalinan yang dibantu oleh dukun yaitu mencapai 14,10 persen. Pada dasarnya proses kelahiran yang dibantu oleh tenaga medis diharapkan mampu meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan ibu melahirkan, sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi dan ibu pasca kelahiran. Di daerah perdesaan persentase tenaga medis yang membantu kelahiran lebih rendah dibandingkan di perkotaan, yang mana pada tahun 2009 persentase persalinan di perdesaan yang dibantu oleh tenaga medis sebesar 75,35 persen dan di perkotaan 96,68 persen. Hal ini terkait dengan jumlah tenaga kesehatan yang tersedia di daerah perdesaan masih kurang atau akses untuk mendapatkan fasilitas tersebut relatif lebih sulit dibandingkan dengan di daerah perkotaan. Jumlah tenaga kesehatan di Kepulauan Bangka Belitung masih sangat kurang, baik dokter, bidan maupun tenaga kesehatan lainnya. Ratio dokter-penduduk di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2 dokter per 10.000 penduduk. Artinya bahwa dua orang tenaga kesehatan khususnya dokter harus menjamin dan bersedia untuk memberikan perawatan kurang lebih sebanyak 10.000 orang. Jelas terlihat sampai dengan tahun 2009 jumlah tenaga kesehatan di Kepulauan Bangka Belitung khususnya dokter masih sangat kurang.
Persentase Persalinan menurut Daerah Tempat Tinggal dan Tenaga Penolong Persalinan di Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2009 Daerah Tempat Tinggal Tenaga Penolong Persalinan (1) Perkotaan Dokter Bidan Nakes Lain Dukun Bersalin Lainnya Perdesaan Dokter Bidan Nakes Lain Dukun Bersalin Lainnya Total Dokter Bidan Nakes Lain Dukun Bersalin Lainnya
2007
2008
2009
(2)
(3)
(4)
19,85 74,48 0,23 4,85 0,59
16,61 76,72 0,84 5,73 0,10
22,53 72,94 1,21 3,21 0,11
7,61 62,64 0,79 28,17 0,80
8,22 60,30 0,25 30,89 0,33
9,90 65,10 0,35 23,69 0,96
12,45 67,32 0,57 18,95 0,71
11,90 67,50 0,51 19,86 0,23
15,81 68,77 0,75 14,10 0,56
***Tahukah anda: Pada tahun 2009 jumlah dokter di Kepulauan Bangka Belitung hanya sebanyak 356 dokter yang terdiri dari menjadi 250 dokter umum, 62 dokter gigi dan 44 dokter spesialis.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
11
7
PERUMAHAN Sampai dengan tahun 2009, sekitar 23,85 persen rumahtinggal di Kepulauan Bangka Belitung belum teraliri listrik PLN, sebanyak 5,97 persen diantaranya menggunakan penerangan non listrik.
Persentase Kepemilikan Fasilitas Perumahan di Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009 Fasilitas Perumahan (1) 1. Jenis Lantai Terluas Bukan Tanah Tanah 2. Jenis Dinding Permanen Tidak Permanen 3. Sumber Air Minum Air Kemasan Ledeng/ Sumur Bor/pompa Sumur Telindung Mata Air Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air tak Terlindung Lainnya 4. Pembuangan Air Besar Sendiri Bersama Umum Tidak ada 5. Listrik Listrik PLN Listrik Non PLN Lainnya
Perkotaan Perdesaan (2)
(3)
Total (4)
98,39 1,61
97,34 2,66
97,85 2,15
99,20 0,80
98,84 1,16
99,02 0,98
35,59 3,54 11,75 37,63 7,57 3,07 0,76 0,09
12,97 0,15 5,59 60,31 17,34 1,47 0,82 1,36
23,96 1,80 8,58 49,30 12,59 2,25 0,79 0,74
82,41 6,02 1,77 9,80
56,14 5,57 1,77 36,52
68,90 5,79 1,77 23,54
92,37 5,27 2,36
60,83 29,79 9,38
76,15 17,88 5,97
***Tahukah Anda 23,96 persen rumah tangga di Kepulauan Bangka Belitung menggunakan air kemasan sebagai sumber air minum.
12
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah papan atau perumahan. Salah satu indikator perumahan adalah luas lantai per kapita, yang mana rata-rata luas lantai yang dikuasai atau dihuni oleh setiap penduduk. Dimana menurut standar kesehatan, perumahan yang memenuhi syarat sehat adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per kapita minimal 10 m2. Persentase rumah tinggal yang memiliki luas lantai minimal 10 m2 di Kepulauan Bangka Belitung dari tahun 2007 sampai dengan 2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 rumahtinggal di Kepulauan Bangka Belitung baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan memiliki rata-rata luas lantai perkapita lebih dari 10 m2. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kecenderungan kebutuhan perumahan akan semakin meningkat dan syarat rumahtinggal yang syarat sehat menjadi hal yang mesti diperhatikan. Dengan memperhatikan kondisi perumahan, dapat dikatakan kondisi sebagian besar perumahan di Kepulauan Bangka Belitung dari tahun 20072009 terus menunjukkan perubahan positif atau semakin baik. Hal ini terlihat dari meningkatnya perumahan yang memiliki lantai bukan tanah, yaitu dari 97,7 persen pada tahun 2007 meningkat menjadi 97,85 persen pada tahun 2009. Dengan memperhatikan jenis dinding, pada tahun 2007 sebesar 2,34 persen rumah tinggal di Kepulauan Bangka Belitung masih berdinding tidak permanen dan keadaan ini terus berkurang pada tahun 2009 menjadi 0,96 persen. Kualitas rumahtinggal juga dapat dilihat dari jenis atap yang digunakan. Secara umum pada tahun 2009 sebagian besar perumahan tempat tinggal di Kepulauan Bangka Belitung telah memiliki atap yang layak yaitu mencapai 97,23 persen. Dari fasilitas sumber air minum, persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum bersih sebesar 77,88 persen di tahun 2008 dan meningkat menjadi 85,89 persen pada tahun 2009. Terlihat di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2009 masih terdapat 14,11 persen
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
PERUMAHAN Sampai dengan tahun 2009, sekitar 23,85 persen rumahtinggal di Kepulauan Bangka Belitung belum teraliri listrik PLN, sebanyak 5,97 persen diantaranya menggunakan penerangan non listrik.
rumahtangga mengkonsumsi air minum yang bersumber pada sumur tak terlindung, mata air tidak terlindung atau yang lainnya. Dari sejumlah rumahtangga yang memiliki fasilitas air minum bersih, kurang lebih sebesar 23,96 persen diantaranya menggunakan air kemasan dan 49,30 persen menggunakan sumur terlindung. Persentase rumahtangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2007 persentase rumahtangga yang memiliki tempat buang air besar sendiri sebesar 60,39 persen dan sebesar 32,52 persen tidak memiliki tempat buang air besar, dan sisanya menggunakan fasilitas bersama dan umum. Keadaan pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan persentase rumahtangga yang memiliki fasilitas buang air besar sendiri yaitu sebesar 68,90 persen dan menurunnya persentase rumahtangga yang tidak memiliki fasilitas buang air besar menjadi 23,54 persen. Fasilitas penerangan menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan sekarang ini. Persentase rumahtinggal yang memiliki akses PLN sebesar 76,15 persen, dan 17,88 persen memiliki akses listrik non-PLN dan sisanya sebesar 5,97 persen rumahtinggal belum memiliki fasilitas listrik. Dengan demikian terlihat bahwa sampai dengan tahun 2009 sebanyak 23,85 persen rumahtangga di Kepulauan Bangka Belitung belum menikmati akses listrik PLN.
7
Luas Lantai Per Kapita Menurut Daerah Tempat Tinggal di Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2009
Daerah Tempat Tinggal
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkotaan
15,85 15,87 16,70
Perdesaan
16,07 15,09 16,50
***Tahukah Anda Kurang lebih 23,54 persen rumahtinggal di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2009 belum memiliki fasilitas buang air besar sendiri, dan sebesar 7,56 persen menggunakan failitas buang air bersama atau umum.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
13
PEMBANGUNAN MANUSIA
8
Persentase penduduk miskin Kepulauan Bangka Belitung terhadap total penduduk miskin di Indonesia hanya sebesar 0,2 persen.
Indeks Pembangunan Manusia Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007 - 2009 100 71.6
75
72.55
72.19
50 25 0 2007
2008
2009
Indikator Kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007 - 2009 Uraian (1)
Garis Kemiskinan (Rp/kap/bl)
2007
2008
2009
(2)
(3)
(4)
235.379 246.169 266.843
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
95,1
86,7
76,6
Penduduk Miskin (%)
9,54
8,58
7,46
Catatan: *) Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan. *) Garis Kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
14
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan meli hat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Kepulauan Bangka Belitung dalam pembangunan manusia tidak terlalu signifikan. Angka IPM Kepulauan Bangka Belitung hanya mengalami sedikit peningkatan dari 71,6 pada tahun 2007 menjadi 72,55 pada tahun 2009. Pada tahun 2007 dan 2008, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menempati urutan ke-10 di Indonesia dalam capaian pembangunan manusia. Meskipun capaian IPM pada tahun 2009 lebih tinggi daripada tahun 2008, namun peringkat IPM Provinsi ini mengalami penurunan yaitu menempati urutan ke-11 di Indonesia. Lambatnya kenaikan IPM ini dapat dipahami, mengingat dampak dari investasi di sektor kesehatan dan pendidikan khususnya terhadap peningkatan indikator penyusun IPM terlihat secara nyata dalam jangka panjang. Jika dilihat menurut keterbandingan antar kabupaten/kota, peringkat pertama IPM di tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimiliki oleh Kota Pangkalpinang. Dengan angka Indeks Pem bangunan Manusia sebesar 75, 39% memposisikan Kota Pangkalpinang di Peringkat ke- 61 Nasional pada tahun 2009. Jumlah penduduk miskin di Kepulauan Bangka Belitung dalam periode tahun 2007-2009 menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 jumlah penduduk mikin mencapai kurang lebih 95,1 ribu orang, berkurang menjadi 86,7 ribu orang di tahun 2008 dan pada tahun 2009 mencapai kurang lebih 76 ribu orang. Terlihat terdapat pernurunan jumlah penduduk miskin sebesar 5,32 persen pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2008.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
PERTANIAN Animo masyarakat Kepulauan Bangka BElitun untuk menanam padi semakin menunjukkan peningkatan.
Perkembangan Luas Panen dan Produksi Padi Tahun 2008–2010 (ARAM III)
9
Data produksi tanaman pangan (padi dan palawija) merupakan salah satu indikator ketersediaan pangan nasional secara umum dan provinsi khususnya. Tujuan penyediaan data produksi tanaman pangan secara berkesinambungan adalah untuk menyediakan informasi yang akurat dan terkini bagi kebutuhan pemerintah dan masyarakat umum. Data pokok yang dikumpulkan untuk penghitungan produksi tanaman pangan adalah data luas panen dan produktivitas (hasil per hektar). Produksi tanaman pangan merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan produktivitas.
Luas Panen Padi (Sawah+Ladang) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008–2009
Bulan (1) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
2008 2009 (ATAP) (ASEM) (2) (3) 3.030 2.684 960 716 273 196 937 943 509 1.222 66 103 10 520 88 174 0 0 0 0 29 10 364 1.495 6.266 8.063
***Tahukah Anda Produksi Padi Sawah pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 33,26 persen.
Penyajian data produksi tanaman pangan tahun tertentu dilakukan sebanyak lima kali dengan status angka yang berbeda, yaitu Angka Ramalan I (ARAM I), AngkaRamalan II (ARAM II), AngkaRamalan III (ARAM III), AngkaSementara (ASEM), danAngkaTetap (ATAP). Meskipun produksi padi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih relatif kecil bila dibandingkan provinsi penghasil padi yang berada di Pulau Jawa akan tetapi animo masyarakat di Provinsi Bangka Belitung untuk menanam padi masih cukup tinggi , yang diindikasikan melalui peningkatan luas panen, produktivitas maupun volume produksinya. Produksi padi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rentang waktu 2008-2010 (ARAM III) mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan ini terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 31,73 persen dari 15.079 ton GKG (Gabah Kering Giling) pada tahun 2008 menjadi 19.864 ton GKG pada tahun 2009. Peningkatan ini disebabkan karena terjadi peningkatan pada padi sawah yaitu sebesar 33,26 persen (2.429 ton GKG), sedangkan padi ladang mengalami peningkatan sebesar 30,3 persen (2.356 ton GKG). Di tahun 2010 (ARAM III), produksi padi juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 28,54 persen dari 19.864 ton GKG pada tahun 2009 menjadi 25.534 ton GKG pada tahun 2010. Peningkatan produksi terjadi pada padi sawah
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
15
9
PERTANIAN Animo masyarakat Kepulauan Bangka BElitun untuk menanam padi semakin menunjukkan peningkatan.
sebesar 45,74 persen dan padi ladang sebesar 12,02 persen.Pada tahun 2010 (ARAM III) Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka merupakan dua kabupaten potensi pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya untuk tanaman padi sawah dan padi ladang. Kabupaten Bangka Selatan memberikan kontribusi sebesar 45,32 persen sedangkan Kabupaten Bangka memberikan kontribusi sebesar 27,28 persen terhadap keseluruhan luas panen tanaman padi. Secara keseluruhan, kontribusi kedua kabupaten ini mencapai 72,6 persen dari keseluruhan luas panen tanaman padi. Produksi tanaman palawija yang perkembangan cukup menggembirakan di Bangka Belitung adalah jagung. Selama periode 2008-2009 produksi jagung meningkat 17,6 persen dengan ratarata luas panen adalah sekitar 425,5 ha. Namun dikarenakan adanya penurunan luas panen tahun 2010 (ARAM III) sebesar 2,6 persen mengakibatkan produksi jagung juga mengalami penurunan sebesar 2,28 persen (turun 32 ton). Namun demikian produkstivitasnya meningkat sebesar 0,33persen. Produksi tanaman palawija lainnya yang masih merupakan unggulan Bangka Belitung adalah ubi kayu dan kacang tanah.Produksi ubi kayu selama rentang waktu 2008–2010 (ARAM III) cukup fluktuatif, dimana pada 2008-2009 terjadi kenaikan produksi sebesar 18,3 persen (3.609 ton). Akan tetapi penurunan terjadi pada tahun 2010 sebesar 471 ton (2 persen) dimana penurunan ini disebabkan karena terjadi penurunan pada luas panen sebesar 42 hektar (2,6 persen). Sementara itu penurunan terjadi secara umum pada periode 2008-2010 (ARAM III) untuk kacang tanah dengan rata-rata penurunan produksi per tahunnya sebesar 6 persen.Penurunan ini disebakan karena terjadi penurunan luas panen rata-rata sebesar 8 persen pertahunnya.Sedangkan rata-rata produktivitas kacang tanah per tahunnya sebesar 9,4 kw/ha.
16
Perkembangan Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah dan Ubi Kayu Menurut Subround, 2008 – 2010*) Uraian
2008
2009
(1)
(2)
(3)
2010 (ARAM III) (4)
Padi Luaspanen (Ha) Produktivitas (Kw/ha) Produksi (Ton)
6 266 24,06 15 079
8 063 24,64 190 864
9 877 25,85 25 534
Jagung Luaspanen (Ha) Produktivitas (Kw/ha) Produksi (Ton)
393 30,36 1 193
458 30,64 1 403
446 30,74 1 371
Kacangtanah Luaspanen (Ha) Produktivitas (Kw/ha) Produksi (Ton)
463 9,11 422
405 9,56 387
391 9,54 373
UbiKayu Luaspanen (Ha) Produktivitas (Kw/ha) Produksi (Ton)
1 393 141,58 19 722
1 635 142,7 23 331
1 593 143,5 22 860
***Tahukah Anda Kabupaten Bangka Selatan dan Kabupaten Bangka merupakan Kabupaten potensi pertanian padi sawah dan padi ladang di Kepulauan Bangka Belitung.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Besar dan Sedang yang ada di Kota Pangkalpinang mampu menyerap 53 persen dari total tenaga kerja Industri Besar dan Sedang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2006-2008
Kabupaten/Kota
2006
2007
2008
(2) 1.510
(3) 4.316
(4) 854
Bangka Barat
472
236
196
Bangka Tengah
199
175
706
Bangka Selatan
24
21
0
1.019
1.267
1.174
Belitung Timur
202
2.253
366
Pangkalpinang
5.310
5.600
6.105
Total
8.736
13.868
9.401
(1) Bangka
Belitung
Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2006-2008
10
Sektor industri besar dan sedang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama kurun waktu tahun 2006-2008 mampu menyerap 23.821 tenaga kerja yang bekerja dibagian produksi dengan ratarata pertahun sebanyak 7.940 orang dan 8.184 tenaga kerja lainnya (dengan rata-rata per tahun 2.728 orang). Dengan perbandingan gender adalah 87,07 persen tenaga kerja pria dan 12,93 persen tenaga kerja wanita terhadap total jumlah tenaga kerja. Dari ketujuh kabupaten/kota yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah industry besar dan sedang yang ada di Kota Pangkalpinang dengan 17.015 tenaga kerja (53 persen dari total tenaga kerja industri besar sedang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) diikuti oleh Kabupaten Belitung sebesar 6.680 tenaga kerja (21 persen). Ditempat ketiga diikuti oleh Kabupaten Bangka yang mampu menyerap 3.460 tenaga kerja (11 persen). Pada tahun 2008, penggunaan bahan bakar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang tertinggi adalah untuk jenis bahan bakar solar yaitu mencapai hingga 69 juta liter. Ini dikarenakan solar bukan hanya bahan bakar untuk mesin/kendaraan operasional akan tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik. Apabila dilihat dari jenis lapangan usaha, subsektor industri yang paling banyak menggunakan bahan bakar solar adalah sub sector industri logam dasar bukan besi dalam hal ini industry peleburan timah/smelter sebanyak 61 juta liter lebih dalam setahun. Sehingga sangat beralasan apabila lebih dari 61 persen dari total penggunaan bahan bakar solar untuk industri digunakan pada Kota Pangkalpinang, karena jenis kegiatan industry ini banyak terdapat di daerah Pangkalpinang (dekat dengan pelabuhan untuk dapat langsung di ekspor). Sesuai juga dengan jumlah generator yang dimiliki oleh perusahaan industri pengolahan di Kota Pangkalpinang yang terbanyak yaitu 47 unit dengan kapasitas 37.122 KVA/KW.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
17
HOTEL DAN PARIWISATA
11
Berdasarkan klasifikasi hotel, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang lebih tinggi dibandigkan dengan TPK hotel non bintang
Statistik Hotel dan Pariwisata Bangka Belitung Ur aian
2007
2008
2009
TPK Hote l Bint ang
25.85
30.86
36.86
Hote l Non Binta ng
23.89
28.52
29.40
Total
25.15
30.08
34.13
Hote l Bint ang
11
12
12
Non Bintang
60
61
66
Total
71
73
78
Ju m lah A kom odas i
Ju m lah Kam ar Hote l Bint ang
379
430
437
Hote l Non Binta ng
843
893
1,000
1,222
1,323
1,437
619
681
645
Hote l Non Binta ng
1,258
1,315
1,515
Total
1,877
1,996
2,160
Total Ju m lah t em pat tidur Hote l Bint ang
Su m be r: Ke pulaua n B ang k a B e litung D alam A ng ka, 2 009
Jumlah Wisatawan dan Lamanya M enginap di Bangka Belitung Ur aian
2007
2008
Dengan Visit Babel Archipelago 2010, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung berusaha meningkatkan kinerja di sektor pariwisata. Pada tahun 2009 terdapat 78 usaha akomodasi di Bangka Belitung dengan 1.437 kamar dan 2.160 tempat tidur. Dari seluruh usaha akomodasi tersebut, 437 kamar atau 30,41 persen tersedia di hotel bintang sedangkan 1.000 kamar terdapat pada hotel non bintang. Namun dilihat berdasarkan tingkat penghunian kamar (TPK) menurut klasifikasi hotel, TPK hotel bintang lebih tinggi dibandingkan TPK hotel non bintang. Pada tahun 2009 TPK hotel bintang mencapai 36,86 persen, sementara hotel non bintang hanya mencapai 29,40 persen. Berdasarkan statistik kunjungan wisata, jumlah tamu yang menginap di hotel di Bangka Belitung mengalami perubahan yang berarti yaitu dari sekitar 62 ribu tamu pada tahun 2007 menjadi sekitar 94 ribu tamu pada tahun 2009. Tamu mancanegara maupun nusantara yang menginap semuanya mengalami peningkatan pada kurun waktu tersebut. Meskipun jumlah tamu yang menginap mengalami peningkatan, secara rata-rata lama menginap wisatawan mengalami penurunan. Wisatawan mancanegara terlihat mengalami penurunan 2,07 poin dari 4,43 malam kamar di tahun 2007 menjadi 2,36 malam kamar di tahun 2009. Sedangkan wisatawan nusantara mengalami penurunan 0,14 poin dari 2,02 malam kamar di tahun 2007 menjadi 1,88 malam kamar di tahun 2009.
2009
Jum lah Tam u yang m e nginap Man ca nega ra Nusa nta ra
1 48
3 12
62 2
6 2 ,2 7 1
7 6,1 39
93 ,81 6
Rata-rata lam a m e nginap (m alam k am ar) Man ca nega ra
4.4 3
2 .78
2 .3 6
Nusa nta ra
2.0 2
1 .79
1 .8 8
*** Tahukah Anda Pada tahun 2009 jumlah wisatawan di Bangka Belitung di dominasi oleh Wisatawan Nusantara
S um b er : K epu lau an B an gk a B elit ung D alam A ng k a, 2 009
18
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Pada tahun 2009, jumlah penumpang pesawat yang datang mengalami peningkatan 35,74 persen dibandigkan dengan tahun 2007 dan penumpang yang berangkat meningkat 37,73 persen
Jumlah Kendaraan Roda Empat dan Roda Dua yang Membayar Pajak di Dispenda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Uraian Bus/Mini Bus Truk Sedan Otolet Pick Up Jeep Sepeda motor
2007
2008
11.321 5.358 1.117 0 8.845 2.365 194.540
12.697 5.847 1.426 415 9.731 2.860 226.616
2009 16.478 6.707 2.152 0 11.351 3.535 249.077
Jumlah Surat Biasa, Paket Pos, Kilat Biasa dan Kilat Tercatat pada Kantor Pos di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Uraian
2007
2008
189.009 135.907
183.116 408.244
97.610 82.916
Pak e t Pos Dikirim Diterima
66.322 91.601
48.394 35.267
7.286 37.324
Kilat Bias a Dikirim Diterima
204.147 191.473
173.619 425.868
15.537 13.508
70 35
391.568 728.758
117.962 1.864
Sur at Bias a Dikirim Diterima
Kilat Te rcatat Dikirim Diterima
2009
*** Tahukah Anda Hampir semua jenis kendaraan di Kepulauan Bangka Belitung mengalami peningkatan.
12
Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki peran penting khususnya untuk transportasi darat. Untuk mendukung transportasi darat, pada tahun 2009 pemerintah telah membangun jalan sepanjang 509,59 km jalan provinsi dan 550,97 km jalan negara. Dari total panjang jalan yang ada, 100 persen sudah diaspal. Dari 1.060,56 km yang diaspal, 76,99 persen kondisi jalan baik, 22,44 persen kondisi jalan sedang dan 0,57 persen kondisi jalan rusak. Panjang jalan sangat mempengaruhi masyarakat dalam berkendara terutama kendaraan bermotor roda 2, roda 4 dan lebih. Selama periode 2007-2009 jumlah kendaraan di Bangka Belitung selalu mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada kendaraan jenis sedan yang mengalami peningkatan sebesar 50,91 persen dari 1.117 kendaraan menjadi 2.152 kendaraan, diikuti Bus/minibus 29,78 persen, Jeep 23,60 persen, Pick up 16,65 persen, Truk 14,71 persen dan Sepeda motor 9,91 persen. Di sektor transportasi, pesawat dan penumpang yang datang dan berangkat di Bandar Udara Bangka Belitung pada periode waktu 20072009 secara umum mengalami peningkatan. Pesawat yang datang pada tahun 2009 mengalami peningkatan 22,96 persen dibanding tahun 2007 dan pesawat yang berangkat pun mengalami peningkatan sebesar 23,33 persen. Penumpang yang datang pada tahun 2009 mengalami peningkatan 35,74 persen dibanding tahun 2007 dan penumpang yang berangkat mengalami peningkatan sebesar 37,73 persen. Di sektor komunikasi, jumlah surat biasa, paket pos, kilat biasa dan kilat tercatat pada Kantor Pos di Bangka Belitung pada periode tahun 20072009 secara umum terlihat mengalami penurunan yang cukup nyata.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
19
PERBANKAN DAN KOPERASI
13
Tabungan merupakan dana tertinggi yang berhasil dihimpun oleh Bank.
Statistik Lembaga Keuangan Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2009 Uraian
2007
2008
2009
Bank Bangka
32
33
38
Belitung
17
25
26
Pangkal-pinang
32
43
46
Jum lah
81
101
110
Kope ras i
Koperas i A nggota Koperas i
705
794
839
73.367
73.494
81.319
Kredit Perbankan dan Kredit Usaha Kecil (KUK) Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2009 (juta rupiah) Uraian Kre dit Per bankan Bangka Belitung Pangkal-pinang Jum lah Kre dit Usah a Kecil Bangka Belitung Pangkal-pinang Jum lah
2007
2008
2009
881.637 280.834 675.776 1.838.247
1.364.211 468.043 1.345.709 3.177.963
1.804.233 562.007 1.357.136 3.723.376
57.934 57.971 120.022 235.927
746.934 327.338 670.770 1.745.042
953.371 449.253 854.742 2.257.366
Jumlah bank dan koperasi yang terdapat di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dari tahun 2007 sampai 2009 mengalami perkembangan kenaikan yang cukup nyata. Selama periode tersebutmenjadi jumlah bank bertambah sebanyak 29 unit menjadi sebanyak 110 di tahun 2009, sedangkan jumlah koperasi meningkat sebanyak 134 unit sebanyak 839 unit di tahun 2009. Kenaikan tersebut juga diikuti dengan pertambahan jumlah dana bank yang berasal dari giro, deposito dan tabungan. Tabungan menyumbang jumlah tertinggi dari total dana bank yang tersimpan. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat dalam bentuk Simpanan, Giro, maupun Deposito dari tahun ke tahun terus meningkat. Posisi dana yang dihimpun perbankan terbesar pada tahun 2009 adalah dana tabungan yang mencapai Rp 4.323,76 miliar atau 53,94 persen dari total dana yang dihimpun perbankan, diikuti dana giro mencapai Rp 1.528,27 milliar atau menyumbang 19,07 persen dan dana deposito sebesar Rp 2.163,36 miliar (26,99 persen). Dana total yang dihimpun pada tahun 2009 mencapai Rp 8.015,39 miliar atau meningkat sebesar 11,72 persen dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar Rp 7.174,73 miliar . Kredit perbankan dan KUK di Bangka Belitung menunjukan peningkatan selama kurun waktu 2007-2009. Dana kredit perbankan meningkat 102,55 persen dari Rp 1.838,25 miliar di tahun 2007 menjadi Rp 3.723,38 miliar. Begitu juga dengan dana KUK yang meningkat 856,11 persen dari Rp 235,93 miliar di tahun 2007 menjadiRp 2.257,37 miliar di tahun 2009.
*** Tahukah Anda Penyaluran kredit perbankan dan KUK terbesar terdapat di Kabupaten Bangka dan pemekarannya.
20
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
HARGA - HARGA Inflasi akan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat karena ketidakmampuannya untuk membeli berbagai produk.
Laju Inflasi Pangkalpinang menurut kelompok Pengeluaran Tahun 2007-2009 Kelompok Pengeluaran
2007
2008
2009
Umum
2,64
18,40
2,17
1. Bahan Makanan
3,63
22,88
0,54
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
4,78
30,71
7,23
3. Perumahan
-1,94
16,68
1,32
4. Sandang
7,41
11,91
5,12
5. Kesehatan
2,61
14,86
5,80
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
11,63
9,29
2,80
7. Transportasi dan Komunikasi
-0,54
4,60
-2,10
IHK KotaPangkalpinang menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2007-2009 Kelompok Pengeluaran
2007
2008
2009
2002=100 2007=100 Umum
154,44
119,07
121,65
1. Bahan Makanan
157,50
123,17
123,84
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
151,13
132,97
142,58
3. Perumahan
150,09
117,24
118,79
4. Sandang
137,06
115,30
121,20
5. Kesehatan
123,71
115,57
122,27
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
185,89
114,81
118,03
7. Transportasi dan Komunikasi
168,09
102,23
100,08
***Tahukah Anda Selama tiga tahun terakhir, laju inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008, mencapai 18,40 persen.
14
Inf lasi mempunyai makna adalah persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Ada barang yang harganya naik dan ada yang tetap. Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya justru turun. Resultante (rata-rata tertimbang) dari perubahan harga bermacam barang dan jasa tersebut, pada suatu selang waktu (bulanan) disebut inflasi (apabila naik) dan deflasi (apabila turun). Tingkat inflasi yang tinggi yang tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Sementara deflasi tidak selalu menunjukksn kondisi yang lebih baik, bisa juga menjadi indikasi memburuknya kesejahteraan masyarakat karena menurunnya kemampuan membeli. Kondisi ini disebabkan oleh pasar yang melemah dan harga produk menjadi turun dengan tujuan untuk merangsang pembeli. Pada tingkat korporasi angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian. Dari data menunjukkan bahwa dalam periode tersebut inflasi secara umum meningkat cukup tinggi, terutama pada taun 2008 mencapai 18,40 persen. Kenaikan harga Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau merupakan komponen yang paling dominan dalam membentuk besaran inflasi pada tahun tersebut. Pada tahun 2009 secara umum inflasi mencapai 2,17 persen, besarnya inflasi pada tahun tersebut untuk masing-masing kelompok adalah : kelompok bahan makanan (0,54 persen), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (7,25 persen), kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (1,32 persen), kelompok sandang (5,12 persen), kelompok kesehatan (5,80 persen), kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (2,80 persen), sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi (2,10 persen).
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
21
PENGELUARAN PENDUDUK
15
Pengeluaran nominal per kapita Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2009 meningkat 44,10 persen dibandingkan dengan tahun 2007
Perkembangan kesejahteraan penduduk salah satunya dapat diukur melalui perkembangan tingkat pendapatan. Secara umum, selama periode 2005-2009 tingkat kesejahteraan penduduk Kepulauan Bangka Belitung mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya tingkat pengeluaran perkapita sebagai proxy pendapatan. Pengeluaran nominal per kapita penduduk meningkat dari Rp 436.300 pada tahun 2005 menjadi Rp 680.246 pada tahun 2009. Perkembangan tingkat kesejahteraan juga dapat diamati berdasarkan perubahan persentase pengeluaran yang dialokasikan untuk non-makanan, dimana semakin tinggi persentase pengeluaran nonmakanan dapat mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan. Berdasarkan data yang tersedia, terlihat bahwa persentase pengeluaran untuk non-makanan cenderung meningkat selama periode 2005-2009, dan sebaliknya proporsi pengeluaran makanan semakin menurun. Indikator kesejahteraan lain adalah tingkat kecukupan gizi yang disajikan dalam unit kalori dan protein. Kecukupan energi dan protein untuk tingkat konsumsi sehari-hari berdasarkan Widyakarya Pangan dan Gizi ke-8 tahun 2004 masing-masing sebesar 2000 kkal dan 52 gram protein. Secara rata-rata konsumsi kalori Kepulauan Bangka Belitung masih sedikit di bawah standar, namun konsumsi protein sudah berada di atas standar yang ditetapkan.
Perkembangan pengeluaran per kapita Kepulauan Bangka Belitung (Rp/bulan) 680.246
700.000 650.000 600.000 550.000 500.000 450.000
472.200 436.300
400.000 350.000 300.000 2005
2007
2009
Pengeluaran Makanan dan Non Makanan di Kepulauan Bangka Belitung (%) 60 50 40 30 20 10 0 2005
2007
2009
% pengeluaran makanan
*** Tahukah Anda Perkembangan kesejahteraan penduduk dapat diukur melalui perkembangan tingkat pendapatan, persentase pengeluaran nonmakanan dan tingkat kecukupan gizi.
22
% pengeluaran non makanan
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
PERDAGANGAN Realisasi ekspor timah tahun 2009 mencapai 80 persen dari keseluruhan ekspor Kepulauan Bangka Belitung.
Selama 2006-2009, ekspor timah dan non timah mengalami pola peningkatan ekspor yang sama. Pada tahun 2008 ekspor timah mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu mencapai sekitar 1,62 miliar dolar Amerika (79, 58 persen) sedangkan ekspor non timah hanya mencapai 415,84 juta dolar Amerika (20,42 persen). Pada tahun 2009 terjadi penurunan ekspor timah yang cukup besar dibandingkan tahun 2008 yaitu sekitar sebesar 37,38 persen dari 1,62 miliar Amerika menjadi 1,01 miliar dolar Amerika. Begitu juga dengan ekspor non timah yang turun sebesar 38,57 persen dari 415,84 juta dolar Amerika menjadi 255,45 juta dolar Amerika
Ekspor Timah dan Non Timah Tahun 2006-2009 (000 US $)
Dilihat berdasarkan kegiatan ekspor-impor, tampak terjadi ketidak seimbangan antara ekspor dan impor, dimana nilai ekspor jauh melebihi nilai impornya. Nilai ekspor Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2009 mencapai 1,27 miliar dolar Amerika, sedangkan nilai impornya hanya mencapai 51,53 juta dolar Amerika.
Statistik Ekspor dan Impor Kepulauan Bangka Belitung Uraian
2007
2008
2009
Ber at Ber sih (ton ) ekspor Impor
1.155.719,02 1.687.740,98 1.311.661,09 30.175,34
70.378,37
16
58.506,44
Neraca perdagangan Bangka Belitung dalam kurun waktu 2007-2009 selalu mengalami surplus. Pada tahun 2007 Bangka Belitung mengalami surplus 1,23 miliar dolar Amerika, kemudian meningkat menjadi 1,98 miliar dolar Amerika pada tahun 2008 dan tahun 2009 surplus 1,22 miliar dolar Amerika.
Nilai (000 US$) ekspor Impor Ner aca Per dagan gan
1.254.435,19 2.035.957,51 1.269.859,10 21.577,74
51.667,87
51.530,74
1.232.857,45 1.984.289,63 1.218.328,36
*** Tahukah Anda Negara Utama tujuan ekspor timah Bangka Belitung adalah Singapura .
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
23
PENDAPATAN REGIONAL
17
Sektor Unggulan Kepulauan Bangka Belitung (Sektor pertambangan dan penggalian) memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang negatif selama empat tahun terakhir.
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Lapangan Usaha, 2006–2009 (persen) LAPA NGAN U SAHA 1. PERTANIAN 2. 3. 4. 5. 6.
PERTAMBA NGAN & PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHA N LISTRIK, GAS & AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL & R ESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGK UTAN & KOMUNI KASI a. Pengangkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWA AN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA a. Pem erintahan Umum b. Swasta
2006
2007*)
2008**)
5,52
3,03
5,46
2009***) 5,51
-0,30 4,40 1,99 6,79 2,86 2,86 -2,67 3,37 7,20 6,63 10,94 4,04 8,37 9,70
-0,15 5,61 3,67 8,09 6,55 6,81 -0,94 3,01 6,49 6,04 9,32 3,94 8,90 8,25
-1,32 3,38 1,40 14,45 4,20 4,26 15,17 2,51 10,27 11,20 4,56 3,67 8,93 11,33
-1,05 -0,07 7,81 8,78 3,18 2,80 8,64 9,09 4,71 4,50 6,08 8,93 11,40 12,62
5,68
10,25
3,98
8,68
PDRB DENGAN MIGAS
3,98
4,54
4,49
3,53
PDRB TANPA MIGAS
4,80
5,37
4,82
3,77
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Penggunaan, 2006–2009 (persen) PEN GGUNA AN
2007*)
2008**)
2009***)
4,10
5,09
4,94
5,76
1.1. Makanan
3,99
4,26
3,99
4,51
1.2. Non Makanan
4,37
7,15
7,20
8,69
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nir Laba
6,66
12,42
7,06
9,40
3. Konsumsi Pemerintah
7,75
6,87
9,97
13,34
1. Konsumsi Rumahtangga
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5. Perubahan Stok
2006
-8,10
16,08
11,07
4,85
284,05
-40,03
-23,98
30,73
6. Ekspor Barang dan Jasa
-0,79
0,99
-0,85
-2,20
6.1. Ekspor luar Negeri
-1,66
0,88
-1,46
-2,99
6.2. Ekspor Antar Pulau
2,83
1,43
1,57
0,88
7. Impor Barang dan Jasa
3,78
-0,83
-0,44
2,71
7.1. Impor Luar Negeri
3,58
-10,44
-9,10
-2,00
7.2. Impor Antar Pulau
3,82
1,15
1,13
3,48
3,98
4,54
4,49
3,53
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
***Tahukah Anda Meskipun memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang negatif, sektor Industri Pengolahan masih menjadi kontributor terbesar terhadap penciptaan PDRB Kepulauan Bangka Belitung.
24
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro yang sering digunakan sebagai ukuran untuk menilai hasil pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi. Kendati indikator ini mengukur tingkat pertumbuhan output dalam suatu perekonomian, namun sesungguhnya indikator ini juga memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode tertentu telah menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat. Untuk mengetahui kinerja ekonomi Kepulauan Bangka Belitung, pada bagian ini akan diulas secara deskriptif mengenai pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung baik dari sisi penawaran (supply) maupun sisi permintaan (demand). Dari sisi penawaran, memberikan gambaran mengenai peningkatan produksi barang dan jasa yang mampu dihasilkan di Provinsi ini, sedangkan dari sisi permintaan memberikan informasi mengenai alokasi dari produksi barang dan jasa tersebut dalam upaya memenuhi konsumsi domestik (konsumsi rumahtangga, investasi dan ekspor). Kinerja ekonomi Kepulauan Bangka Belitung selama tahun 2006 – 2009 mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 3,98 persen (2006), 4,54 persen (2007), 4,49 persen (2008), 3,53 persen (2009) dibanding tahun sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 ditenggarai sebagai akibat dari krisis keuangan global yang tengah berlangsung. Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi terjadi pada sektor sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Secara rata-rata selama periode 2006-2009, kedua sektor tersebut mampu tumbuh 9,5 persen dan 9,4 persen. Sedangkan sektor yang berbasis komoditas primer khususnya sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian pada periode yang sama hanya mampu tumbuh 4,87 persen dan bahkan sektor
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
PENDAPATAN REGIONAL Sektor Unggulan Kepulauan Bangka Belitung (Sektor pertambangan dan penggalian) memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang negatif selama empat tahun terakhir.
pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi 0,7 persen. Demikian juga halnya dengan pertumbuhan sektor industri yang berbasis komoditas primer, pada periode tersebut mampu tumbuh rata-rata 3,3 persen. Dari sisi permintaan, selama periode 20062009 pengeluaran konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto selalu mengalami pertumbuhan positif. Konsumsi rumahtangga masih menjadi penggerak utama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal tersebut tercermin dari peranannya yang mencapai lebih dari 50 persen dan pertumbuhannya cenderung stabil pada kisaran 4-5 persen. Sedangkan konsumsi pemerintah meningkat cukup tinggi sejalan dengan langkah-langkah stimulus fiskal yang dilakukan. Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 terutama didukung oleh komponen konsumsi pemerintah yang tumbuh 13,34 persen, yang ditengarai sebagai dampak dari diselenggarakannya PEMILU dan Pemilihan Presiden tahun 2009. Komponen ekspor barang dan jasa melemah, tumbuh negatif yaitu minus 2,20 persen. Sedangkan komponen impor barang dan jasa terlihat menguat yaitu tumbuh 2,71 persen pada tahun 2009 . Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase menunjukkan besarnya peran masingmasing sektor dalam menciptakan nilai tambah. Selama periode 2000-2009, meskipun terdapat kecenderungan yang menurun, struktur ekonomi Kepulauan Bangka Belitung masih didominasi oleh sektor industri pengolahan. Selama tahun 2006-2009 PDRB per kapita Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita yang sebesar 14,8 juta rupiah (2006) meningkat menjadi 19,8 juta rupiah (2009), sementara pendapatan perkapita meningkat dari 14,5 juta rupiah menjadi 17,7 juta rupiah pada tahun yang sama.
17
Struktur Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Lapangan Usaha, 2006–2009 (persen) 2006
2007*)
2008**)
2009***)
1. PERTANIAN
LAPANGAN USAHA
18,41
18,67
19,00
19,55
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
22,04
20,40
19,24
18,28
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
22,28
22,51
22,44
21,48
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,67
0,65
0,58
0,61
5. BANGUNAN
5,41
5,87
6,51
6,92
17,10
17,35
18,12
18,28
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Bes ar & Eceran
15,83
16,11
16,92
16,98
b. Hotel
0,07
0,07
0,07
0,07
c. Restoran
1,20
1,18
1,13
1,23
3,25
3,36
3,34
3,30
a. Pengangkutan
2,57
2,64
2,69
2,63
b. Komunikasi
0,69 2,75
0,72 2,59
0,64
0,67
2,28
2,39 9,19
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA
8,08
8,60
8,49
a. Pemerintahan Umum
6,45
6,91
7,02
7,64
b. Swasta
1,63
1,69
1,48
1,54
PDRB DENGAN MIGAS
100,00
100,00
100,00
100,00
PDRB TANPA MIGAS
96,10
97,06
97,33
97,51
Struktur Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Penggunaan, 2006–2009 (persen) PENGGUNAAN 1. Konsumsi Rumahtangga
2006
2007*)
2008**)
2009***)
51,56
52,30
50,36
54,29
1.1. Makanan
34,94
35,11
32,89
33,56
1.2. Non Makanan
16,62
17,19
17,47
20,73
0,90
1,00
0,95
1,05
3. Konsumsi Pemerintah
11,23
11,75
11,99
14,88
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
23,83
25,01
26,22
27,56
4,52
2,19
3,09
1,98
95,58
92,97
78,56
72,71
6.1. Ekspor luar Negeri
75,85
73,47
60,18
53,90
6.2. Ekspor Antar Pulau
19,73
19,50
18,38
18,81
7. Impor Barang dan Jasa
87,62
85,21
71,17
72,47
7.1. Impor Luar Negeri
11,61
8,38
5,38
4,58
7.2. Impor Antar Pulau
76,01
76,83
65,79
67,89
100,00
100,00
100,00
100,00
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nir Laba
5. Perubahan Stok 6. Ekspor Barang dan Jasa
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010
25
PERBANDINGAN REGIONAL
18
Perbandingan PDRB ADHB per Kapita di Pulau Sumatera menunjukkan bahwa Provinsi Riau menempati urutan tertinggi dan Provinsi Bengkulu menempati urutan terendah.
PDRB ADHB dan PDRB Perkapita Provinsi Se-Sumatera Provinsi
2007
2008
2009
PDRB ADHB (Milyar Rp) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
71.093
73.531
70.758
181.820
213.932
236.354
59.799
70.614
76.295
210.003
276.400
319.511
32.077
41.056
42.816
109.896
133.331
136.558
Bengkulu
12.874
14.503
15.533
Lampung
60.922
74.491
88.322
Kep. Bangka Belitung
17.895
21.523
22.614
Kepulauan Riau
51.826
59.208
63.893
Sumatera Selatan
PDRB Perkapita ( 000 Rp) Aceh
16.831,53 17.124,53 16.215,88
Sumatera Utara
14.166,61 16.402,94 17.840,19
Sumatera Barat
12.729,15 14.825,22 15.802,61
Riau
41.412,54 53.264,47 60.211,25
Jambi
11.697,54 14.724,38 15.106,91
Sumatera Selatan
15.654,70 18.721,53 18.907,04
Bengkulu
7.963,13
Lampung
8.357,16 10.078,47 11.789,00
8.833,06
9.318,50
Kep. Bangka Belitung
16.169,69 19.174,16 19.869,96
Kepulauan Riau
37.207,27 40.745,99 42.165,25
Persentase Penduduk Miskin dan IPM Provinsi Se-Sumatera 80 60 40 20 0
% penduduk miskin
26
IPM
Perbandingan antar provinsi di Pulau Sumatera untuk beberapa indikator terpilih memperlihatkan variasi yang cukup besar. Laju pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera (3,42 persen) cenderung berada pada posisi dibawah nasional (4,55 persen). PDRB Total Atas Dasar harga Berlaku tertinggi tercatat di Provinsi Riau yang mencapai 319,5 triliun rupiah pada tahun 2009. Angka ini hampir dua puluh satu kali lipat dibandingkan angka terendah yang tercatat di Provinsi Bengkulu yang hanya mencapai 15,5 triliun rupiah. Perlambatan pertumbuhan yang terjadi di sebagian besar provinsi-provinsi di Indonesia terjadi juga di Pulau Sumatera. Hal ini terjadi sebagai dampak krisis ekonomi global yang mencapai puncaknya pada triwulan IV 2008 dan masih terasa hingga triwulan I 2009. Pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera dibanding tahun 2008 melemah minus 1,5 poin. Begitu juga yang terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari 4,49 persen di tahun 2008 melambat menjadi 3,53 persen di tahun 2009. Hal yang sama juga ditemukan pada perbandingan PDRB ADHB per kapita, dimana Provinsi Riau tetap menempati urutan tertinggi dan Provinsi Bengkulu menempati urutan terendah. Dua tahun terakhir, pendapatan per kapita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menduduki urutan ketiga. Perbandingan beberapa indikator terpilih lain seperti persentase penduduk miskin dan capaian IPM juga memperlihatkan bahwa Riau sebagai provinsi yang mencatat capaian yang lebih baik dibandingkan provinsi lain di Sumatera. Berdasarkan capaian IPM dan persentase penduduk miskin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga memperlihatkan kinerja yang bagus seperti ditunjukkan oleh rendahnya tingkat kemiskinan, dan relatif lebih tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi serta tingginya angka IPM yang mencapai 72,55. ***Tahukah Anda Laju Pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera tahun 2009 melambat dibandingkan tahun 2008
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2010