SOFTSKILL BASED COMPUTER LEARNING TO IMPROVE QUALITY OF EDUCATION IN SCHOOLS 1,2
Jeremias M. Leda1, Cherly E. Tanamal2, N. Tri Suswanto Saptadi3 Universitas Atma Jaya Makassar; Jalan Tanjung Alang No. 23, 0411 871038/0411 872094 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, 2Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi 3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Latar belakang pendidikan seorang tenaga pendidik di sekolah sangat mempengaruhi kinerja pembelajaran di suatu lembaga pendidikan. Pengetahuan dan kemampuan berinteraksi yang kurang memadai dapat mengurangi prestasi belajar peserta didik sehingga dapat menurunkan kinerja dan mutu pendidikan sekolah. Kemampuan berinteraksi yang baik antara tenaga pendidik dan siswa belajar di sekolah merupakan salah satu kunci sukses pembelajaran. Proses belajar mengajar yang selama ini diterapkan oleh sebagian besar tenaga pendidik di sekolah dan siswa belajar khususnya di kecamatan Mariso masih terbatas dan bersumber dari buku cetakan di perpustakaan. Praktik mengajar tenaga pendidik kepada siswa masih kurang memanfaatkan komputer. Untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan seorang tenaga pendidik dan siswa belajar di sekolah diperlukan program latihan secara terstruktur, terarah, dan berkelanjutan. Program IbM yang telah dilaksanakan adalah pembelajaran menggunakan media komputer dengan menggunakan beberapa pendekatan yang ada sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pembelajaran di sekolah. Metode yang telah diterapkan dalam pembelajaran komputer melalui program IbM meliputi pengenalan program IPTEK, pembentukan kelompok pembelajaran (bimbingan belajar), workshop aplikasi pembelajaran komputer (latihan soal), praktik komunikasi digital, outbound dengan softskill, dan evaluasi pembelajaran. Peserta yang menjadi sasaran dalam program IbM berasal dari sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Mariso. Hasil pembelajaran melalui pengabdian IbM yaitu meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan tenaga pendidik dan siswa di sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran secara baik dan profesional. Kata kunci—tenaga pendidik, pembelajaran komputer, peningkatan mutu pembelajaran Abstract The educational background of the teachers in the school greatly affects the performance of learning in an educational institution. Inadequate knowledge and ability to interact from a teacher may reduce the achievement of learners that can degrade the performance and quality of school education in general. A good ability to interact between educators and students who learn in school is a key to successful learning. Learning process that has been applied by most educators in schools and learning students, especially in the District of Mariso is still limited and sourced from books in the library. The teaching practice from teachers to students is lack of usage of computing. To improve the knowledge, understanding and skills of the educators and students who learn in school, it is compulsory to have structured, effective, and sustainable exercise programs. Learning programs that have been implemented are learning to use the computers by using some existing approaches that are expected to improve learning performance in schools. The method that has been applied in computer learning through learning program includes the introduction of the program, the establishment of learning groups (tutoring), learning computer applications workshops (exercises), the practice of digital communications, outboundofsoftskill, and study evaluation. Participants who were targeted in the IbM program came from schools which are located in District of Mariso. Learning outcomes through IbM devotion are increased knowledge and skills of teachers and students in schools thus they would improve the quality of teaching in good and professional way. Received June1st,2012; Revised June25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
Keywords—educators, computer learning, improving the quality of learning 1. PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang
L
atar belakang pendidikan seorang tenaga pendidik di sekolah sangat mempengaruhi kinerja pembelajaran di suatu lembaga pendidikan. Pengetahuan dan kemampuan berinteraksi yang kurang memadai dari seorang guru (tenaga pendidik) dapat mengurangi prestasi belajar siswa (peserta didik) sehingga dapat menurunkan kinerja dan mutu pendidikan sekolah secara umum [1].Keberadaan sekolah dasar, menengah dan atas yang ada di Kecamatan Mariso sudah banyak memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, masih ada warga masyarakat (anak disantun) yang belum memperoleh pendidikan yang layak dan tenaga pendidik yang belum menggunakan perangkat komputer dalam proses belajar mengajar di sekolah sehingga masih terdapat kendala secara sistem dalam penerapan teknologi informasi.Keterbatasan tenaga pendidik di sekolah dalam menggunakan komputer merupakan salah satu hambatan yang cukup berarti. Hal ini dapat menyebabkan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki tidak berkembang sehingga transformasi ilmu dan pengetahuan menjadi efektif. Beberapa materi tidak dipersiapkan dengan mengikuti perkembangan. Perkembangan zaman membuat kehidupan masyarakat sarat akan perubahan. Model pembelajaran yang dahulu dilakukan di kelas kini telah berubah seiring dengan berjalannya waktu dan terbatasnya jumlah pertemuan (tatap muka). Berdasarkan hasil pelatihan komputer yang pernah diselenggarakan oleh Program Ayo Sekolah pada bulan Februari hingga Maret 2015 diketahui bahwa masih terdapat tenaga pendidik yang belum dapat mengoperasikan komputer dengan baik. Materi yang diberikan pada pelatihan tersebut adalah pengenalan program office dan internet [2]. Beberapa diantaranya tidak dapat menyelesaikan soal yang diberikan secara benar. Pengenalan komputer melalui pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga pendidik di sekolah melalui pembelajaran komputer yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berinteraksi [3]. Dengan bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan maka akan terjadi sinergisitas pola pengembangan pendidikan di sekolah dengan masyarakat di sekitar sekolah. Eksistensi Program Ayo Sekolah mulai ada sejak bulan Mei 2014 dengan mengundang anak-anak untuk menyambut pembukaan program di Paroki Mariso [4]. Pada pembukaan tersebut sekitar 300 anak datang dan secara antusia mengikuti berbagai kegiatan kreatif seperti lomba baca puisi dengan berpakaian adat daerah dan lomba menggambar. Pada tahap awal pelaksanaan program, Tim Ayo Sekolah berhasil menyalurkan dana santunan kepada 12 anak. Setelah itu dengan memperoleh dana yang cukup, bertambah menjadi 21 anak yang disantun dan berkembang di akhir tahun 2014 menjadi 28 anak yang disantun. Hingga bulan April 2015, Program Ayo Sekolah telah membantu siswa sebanyak 37 anak untuk bersekolah. Beberapa anak yang telah disantun tersebut bersekolah di SDK Santo Yakobus, SDK Mamajang I, SD Kartika, SD Impres Malengkeri, SDN Percontohan PDAM, SD Inpres Sambung Jawa, SD Kapota Yudha, SMPK Belibis, SMPN Makassar Raya, SMK Farmasi, SLB Cendrawasih, dan SMK YPLP PGRI. Melalui program pendidikan, Tim Ayo Sekolah telah berhasil menghimpun dana pendidikan dari masyarakat (penyantun) sebesar Rp. 78.530.000 dan telah menyalurkan dana sebesar Rp. 51.300.00 ke beberapa sekolah untuk membantu biaya pendidilan atau sekolah siswa yang disantun dan selain itu telah pula menyalurkan kebutuhan sekolah seperti buku, sepatu, seragam dan beberapa perlengkapan sekolah lainnya [5]. Secara khusus SDK Santo Yakobus dipilih menjadi pusat untuk memulai program pelatihan pengenalan komputer dan pembinaan dalam pendidikan kepada anak dalam kemitraan IbM karena SD tersebut letaknya dekat dan berada ditengah sekolah lain meskipun belum terdapat fasilitas secara khusus berupa media komputer. SDK Santo Yakobus memiliki tenaga pendidik yang juga merupakan Tim Ayo Sekolah dan sebagai Pengurus Dewan Pastoral Paroki di bidang Pendidikan. Disamping program memberikan santunan pendidikan, terdapat pula misi pendidikan yang lain dari Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
program Ayo Sekolah yaitu memberi pembelajaran dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga pendidik dan siswa sekolah [6]. Upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diberikan kepada tenaga pendidik di sekolah dan siswa sebagai pembelajar. Dari hasil kunjungan Tim Ayo Sekolah ke rumah-rumah orang tua siswa yang disantun disekitar Paroki Mariso, sebagian besar kehidupan masyarakat masih sangat memprihatinkan dan berada pada garis kemiskinan. Masih banyak warga yang belum dapat memberikan kesempatan sekolah dan ketrampilan kepada anak karena keterbatasan ekonomi. Kemampuan berinteraksi yang baik antara tenaga pendidik dan siswa belajar di sekolah merupakan salah satu kunci sukses pembelajaran [7]. Proses belajar mengajar yang selama ini diterapkan oleh sebagian besar tenaga pendidik di sekolah khususnya di kecamatan Mariso masih terbatas dan bersumber dari buku cetakan di perpustakaan. Untuk itu perlu diperkenalkan berbagai metode pembelajaran dan pengetahuan serta ketrampilan menggunakan media komputer dalam pembelajarannya. Melalui pembelajaran tersebut diharapkan tenaga pengajar dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan belajar mengajar sehari-hari disekolah.Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan seorang tenaga pendidik di sekolah diperlukan program latihan secara terarah, terstruktur dan berkelanjutan [8]. Metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran berbasis komputer melalui program IbM meliputi pengenalan pembelajaran komputer, bimbingan belajar [9], workshop aplikasi pembelajaran komputer [10], praktik komunikasi digital di kelas, dan outbound softskills [11].Softskill merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baikuntuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai softskillmembuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual. Semua sifat yang menyebabkan berfungsinya hardskill yang dimiliki. Softskill dapat menentukan arah pemanfaatan hardskills. Jika seseorang memilikinya dengan baik, maka ilmu dan keterampilan yang dikuasainya dapat mendatangkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi pemiliknya dan lingkungannya. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki softskill yang baik, maka hardskill dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain [12]. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan workshop komputer yang mengguakan metode Focus Group Discussion (FGD) pada pendekatan softskill. 1.4 Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka masalah yang dapat dirumuskan, yaitu: “Apakah pelaksanaan program IbM melalui workshop komputer menggunakan pendekatan softskill kepada tenaga pendidik dapat meningkatkan mutu pembelajaran sehingga membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran di sekolah?” 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan program IbM dengan melalui analisis secara khusus terhadap salah satu program IbM, yaitu: pelaksanaan workshop komputer yang berguna dalam peningkatan mutu pembelajaran. Tahapan persiapan dan pembekalan pada kegiatan program IbM meliputi: 1) Koordinasi bersama Ketua LPPM UAJ Makassar, 2) Koordinasi bersama Tim Ayo Sekolah, 3) Penentuan waktu pengenalan, pelatihan, dan workshop di lokasi, 4) Persiapan materi, bahan, dan alat peraga seperti modul pembelajaran, 5) Persiapan alat dokumentasi seperti digital camera dan handycam, 6) Persiapan alat transportasi PP Makassar-lokasi, 7) Pembekalan bagi mahasiswa yang akan membantu memandu program IbM, dan 8) Berkunjung ke sekolah untuk pengurusan izin. Persiapan dan pembekalan diperlukan untuk mengetahui secara pasti langkah yang akan dikerjakan. Metode yang telah diterapkan dalam pembelajarankomputer secara umum melalui program IbM meliputi pengenalan program, pembentukan kelompok pembelajaran (bimbingan belajar), workshop aplikasi pembelajaran komputer (praktik komputer), praktik komunikasi digital, Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
outboundsoftskill, dan evaluasi pembelajaran. Melalui pembelajaran kemudian diperoleh data yang berguna untuk analisis terhadap kemungkinan perbaikan mutu pembelajaran. Pengukuran prestasi belajar berdasarkan penguasaan materi yang digunakan dengan memberikan soal kuesioner mengenai topik yang dibahas. Pengukuran softskill yang digunakan terhadap materi workshop komputer untuk tenaga pendidik. Penelitian menggunakan softskill dengan metode FGD yang memiliki karakteristik utama yaitu menggunakan data interaksi yang dihasilkandari diskusi diantara para partisipannya. Kekuatan utama metode FGD terbukti dapat memberikan data yang lebih mendalam,lebih informatif, dan lebih bernilai[13]. Atribut yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode problem solving analysis dan communication dengan menggunakan rubrik. Atribut pengukuran softskill yang digunakan untuk mengukur kemampuan softskill tenaga pendidik. Aspek yang diukur dalam Problem Solving Analysis adalah kemampuan 1) menggali/mencari informasi, 2) mengidentifikasi masalah, 3) menganalisis dan memecahkan masalah, 4) inisiatif, serta 5) mengambil keputusan dan tindak lanjut pemecahan masalah. Atribut pengukuran softskill untuk communication skill yang diukur adalah 1) cara mengemukakan gagasan, 2) menyampaikan informasi baik secara lisan dan tulisan kepada perseorangan maupun kelompok, dan 3) bertanya ada saat pelaksanaan workshop komputer. Pengukuran dengan menggunakan rubrik score, yaitu: Tabel 1. Rubrik Score Dimensi Range Nilai
Sangat Baik 81-100 5
Baik 61-80 4
Skala Penilaian Cukup 41-60 3
Kurang 21-40 2
Buruk 0-20 1
Sumber: Skala Likers 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pelaksanaan metode pembelajaran dengan pendekatan softskill, instruktur menjelaskan kepada tenaga pendidik bahwa dalam proses belajar mengajar akan menerapkan aturan pembelajaran serta menjelaskan tujuan dan manfaat menerapkan metode yang akan digunakan, sehingga peserta (tenaga pendidik) siap dan memahami bagaimana metode softskill dalam pembelajaran menggunakan komputer itu harus dilaksanakan. Pembelajaran yang menjadi fokus sebagai bahan evaluasi diambil dari 2 kali pelaksanaan workshop komputer, yaitu pada pelaksanaan tahun 2015 dan 2016. Berikut adalah komposisi instruktur dan peserta workshop dengan metode pembelajaran softskill, yaitu: Tabel 2. Komposisi Peserta Workshop Komputer Laki-laki Perempuan Jumlah
2015 Instruktur Peserta 1 12 5 18 6 30
2016 Instruktur Peserta 1 9 7 21 8 30
Sumber: Data diolah, 2015-2016
Berikut adalah score rata-rata hasil pelaksanaan metode pembelajaran softskill yang diterapkan dalam workshop komputer, yaitu: Tabel 3. ScoreWorkshop Komputer Laki-laki Perempuan
2015 (sebelum implementasi) Peserta Score 12 85 18 78
2016 (setelah implementasi) Peserta Score 9 90 21 75
Sumber: Data diolah, 2015-2016
Tahap berikut adalah pembagian kuesioner kepada peserta workshop komputer untuk mengukur kemampuan softskill dan melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan problem solving analysis dan communication skill sebelum penerapan metode pembelajaran dengan pendekatan softskill. Hal tersebut dilakukan untuk membandingkan bagaimana perkembangan softskill sebelum penerapan (2015) dan sesudah Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
penerapan (2016). Sebelum penerapan FGD (2015), peserta masih relatif sangat kurang memahami dan menguasai penggunaan komputer. Kemudian 2016 hasil pembagian kuasioner setelah penerapan FGD pada workshop komputer yang menggunakan rubrik kemampuan peserta berdasarkan score, yaitu: Tabel 4. Score Nilai untuk Problem Solving Analysis Jumlah Peserta Sangat Baik (5) 6 orang 0,2 9 orang 10 orang 3 orang 2 orang Sumber: Data diolah, 2016
Baik (4)
Skala Cukup (3)
Kurang (2)
Buruk (1)
0,3 0,33 0,10 0,07
Tabel 5. Score Nilai untuk Communication Skill Jumlah Peserta Sangat Baik (5) 5 orang 0,17 10 orang 12 orang 2 orang 1 orang Sumber: Data diolah, 2016
Baik (4)
Skala Cukup (3)
Kurang (2)
Buruk (1)
0,33 0,40 0,07 0,03
Dari hasil setelah implementasi kemampuan softskill peserta workshop komputer, sebagian besar sudah mulai memiliki kemampuan problemsolving analysisdan communication skill yang baik. Peserta dalam kemampuan problemsolving analysis, pesertasudah dapat menganalisis soal praktikum excel dengan baik. Sebagai contoh pada saat soal excel dalam bentuk penggunaan fungsi untuk menghitung nilai belajar siswa di sekolah. Sementara kemampuan communication skill sudah baik, sebagian besar sudah dapat menyampaikan secara lisan dengan kalimat yang konstruktif dan keberanian dalam berbicara dan bertanya mengetahui praktik yang dilakukan di dalam laboratorium. Pengukuran kemampuan communication skill pada saat implementasi juga pada pembagian kelompok, di mana setiap kelompok diberi soal latihan penggunaan fungsi statistik dan finansial padaexcel. Hasilnya adalah setiap kelompok sudah dapat menyelesaikan soal dengan baik. Diskusi kelompok berguna untuk membagi pengetahuan, membandingkan dan menghubungkan apa yang telah peserta temukan/dapatkan pada saat self study, dan mencari tahu apakah peserta telah memiliki pemahaman konsep dasar yang kuat. Selain diskusi peserta harus menjawab beberapa pertanyaan/isu yang diajukan oleh instruktur berkaitan dengan materi yang disampaikan. Dari kegiatan tersebut dapat diamati, yaitu: 1) Pengetahuan dasar peserta terkait dengan materi yang diberikan sesuai topik, 2) Kemampuan peserta dalam mengemukakan pendapat atau opini yang akan mendukung dalam pengembangan communication skill. Pengukuran terhadap kualitas pembelajaran melalui workshop komputer juga dilakukan terhadap para instruktur. Berikut ini penilaian hasil evaluasi pelaksanaan workshop komputer (2016) yang dapat ditunjukkan sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Evaluasi Workshop No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan
1 2 Instruktur dan Asisten Kualitas materi secara umum 4,6 4,5 Penyajian materi 4,5 4,7 Sesi tanya jawab 4,7 4,6 Kedisiplinan waktu pelaksanaan 4,4 4,7 Kerapihan penampilan 4,8 4,7 Penyelenggaraan Kebersihan ruangan Kesiapan peralatan yang digunakan Konsumsi Organisasi pelaksanaan Komunikasi
3 4,8 4,7 4,9 4,8 4,8
Instruktur 4 4,6 4,9 4,8 4,7 4,8
5
6
7
4,5 4,4 4,3 4,4 4,5
4,6 4,4 4,6 4,5 4,4
4,3 4,4 4,2 4,2 4,3
4,5 4,2 4,8 4,4 4,6
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Nilai dalam evaluasi memiliki range 1-5, di mana setiap nilai akan akan dijumlah berdasarkan penilaian dari peserta. Untuk penilaian angka 1 berarti mendapat poin 5, angka 2 mendapat poin 4, angka 3 mendapat poin 3, angka 4 menadapt poin 2 dan angka 5 mendapat poin 5. Setelah dirubah maka diperoleh hasil nilai dari setiap dosen yang menjadi instruktur dalam workshop aplikasi pembelajaran. Materi workshopkomputer terdiri dari: Dasar Spreadsheet, fungsi dan formula, fungsi finansil 1, fungsi finansil 2, visualisasi grafis dan pelaporan, merangkum informasi dari field, dasar presentasi dan impordata dari ms. excel, presentasi multimediaanimasi dan slide showdan presentasi multimedia audio dan video. 4. KESIMPULAN Setelah melaksanakan penelitian melalui program IbM Program Ayo Sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Melalui Workshopdengan materi yang diberikan dapat diketahui bahwa kemampuan softskill para tenaga pendidik masih perlu ditingkatkan lagi. 2. Metode Focus Group Discussion(FGD) bermanfaaat dalam meningkatkan kemampuan problemsolving analysis dan communication skill bagi tenaga pendidik di sekolah. 3. Metode pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual sehingga dapat menjadi pembelajar sejati. 5. REKOMENDASI Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat mengetahui efektifitas pelaksanaan pengabdian IbM perlu disampaikan beberapa catatan yang menjadi dasar untuk mengembangkan program pelatihan dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran dan pendidikan pada umumnya. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat(DRPM) yang telah memberikan dukungan finansial melalui skema IPTEK bagi Masyarakat (IbM) tahun 2016 serta Tim Ayo Sekolah Paroki Santo Yakobus Mariso dan SDK Santo Yakobus Mariso yang telah memberikan kesempatan untuk pengambilan data dan berkoordinasi dalam berinteraksi kepada tenaga pendidik dan siswa di sekolah. DAFTAR PUSTAKA [1] Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. [2] Permana, B. Ukar, Kurweni.2010. Microsoft Office 2010. Jakarta: Elexmedia Komputindo. [3] Santoso, Insap. 2009. Interaksi Manusia dan Komputer. Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit Andi. [4] Paroki Mariso. SK Nomor: 105/SK/DEPAS-SY/V/2014 tentang Pengangkatan Pengurus Ayo Sekolah Paroki Santo Yakobus Mariso Masa Bakti 2014-2017. [5] Tim Ayo Sekolah. 2015. Laporan Pelaksanaan Program Ayo Sekolah. Paroki Santo Yakobus. Makassar. [6] Paroki Mariso. SK Nomor: 162/SK/DEPAS-SY/II/2014 tentang Pengangkatan Dewan Pastoral Paroki Santo Yakobus Mariso Masa Bakti 2014-2017. [7] Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group [8] Hamzah B Uno, dkk. 2010. Desain Pembelajaran. Bandung: Publishing [9] Prajitno, Helly dan Sri Mulyantini. 2008. Effective Teaching. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
[10] Sutopo, Hadi. 2003. Metode Pengembangan Multimedia. (Online), (http://widyo. staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/20017/multimediaDevelopment1.pdf., diakses 10 Mei 2014). [11] Stephen Covey. 2004. Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. Jakarta: Bina Rupa Aksara. [12] Elfindri dkk. 2011. Soft Skills Untuk Pendidik. Baduose Media. [13] Lambert, S.D. & Lo iselle, C.G. 2008.Combination individual interviews and focusgroups to enhance data richness. Journal ofAdvanced Nursing, 62, 2, 228-237
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)