1 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402
Soft Handover Sistem CDMA 2000-1X Area Manado Alicia Sinsuw Jurusan Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado - email:
[email protected]
ABSTRAK Teknologi CDMA merupakan teknologi digital selular yang tidak dibedakan oleh pembagian frekuensi ataupun waktu, tetapi dengan menggunakan kode-kode digital yang unik sehingga mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi dan dapat melayani beban trafikyang lebih banyak.Dalam sistem komunikasi CDMA pelanggan dimungkinkan untuk memiliki tingkat mobilitas yang tinggi sehingga dapat bergerak dari sel yang satu ke sel yang lain ketika sedang terjadi percakapan. Untuk menjamin percakapan dapat terus berlangsung dengan baik saat pelanggan bergerak dari sel satu ke sel yang lain menggunakan teknik soft handover, sehingga percakapan dapat terus tersambung tanpa perlu melakukan pemanggilan ulang.sampel data trafik diambil berdasarkan lokasi BTS yang memiliki trafik tertinggi dan terendah.
I.
PENDAHULUAN
Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam sistem komunikasi nirkabel, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensidiusahakan diantaranya melalui teknik akses jamak, agar dalam alokasi frekuensi yangsama, semakin banyak pengguna yang bisa terlayani. Tiga teknik akses jamak yangsering digunakan yaitu teknik akses jamak pembagian frekuensi (Frequency DivisionMultiple Access, FDMA), teknik akses jamak pembagian waktu (Time Division MultipleAccess, TDMA), dan teknik akses jamak pembagian sandi (Code Division MultipleAccess, CDMA). Code division multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan
pemultipleksan.Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan. CDMAOne (Code Division Multiple Access) merupakan standar yang dikeluarkan oleh Telecommunication Industry Association (TIA) yang menggunakan teknologi Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS). Dalam CDMA, seluruh user menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu yang sama. Oleh sebab itu CDMA lebih efisien dibandingkan dengan FDMA dan TDMA. II.
TEKNIK MULTIPLE AKSES
A. Frequency Division Multiple Access (FDMA) Dalam teknik FDMA frekuensi dibagi menjadi beberapa kanal frekuensi yang lebih sempit. Setiap pengguna akan mendapat kanal frekuensi berbeda untukberkomunikasi secara bersamaan.Pengalokasian frekuensi pada FDMA bersifat eksklusif karena frekuensi yang sudah digunakan oleh seorang pengguna tidak dapat digunakan lagi oleh orang lain dalam waktu yang bersamaan. Antar kanal dipisahkan oleh bidang frekuensi yang lebih sempit lagi (guard band) untuk menghindari interferensi antara kanal yang berdekatan (Adjacent Channel). Informasi yang dikirim ditumpangkan pada isyarat pembawa (carrier signal) agar menempati alokasi frekuensi yang diberikan. Cara kerja FDMA dapat diilustrasikan seperti gambar 1. B. Time Division Multiple Access (TDMA) Pada teknik TDMA setiap user akan menggunakan seluruh spektrum frekuensi tertentu yang disediakan dalam waktu yang singkat yang disebut slot waktu (time slot). Tiap pengguna mendapatkan sebuah slot waktu yang berulang secara periodik dan hanya diijinkan mengirimkan informasi pada slot waktu tersebut. Antara slot waktu diberi jeda waktu (guard time) untuk menghindari interferensi antara pengguna. Cara kerja teknik ini dapat dilihat pada gambar 2.
2 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402
(a) Analogi FDMA
(a). Analogi FDMA
(a) Analogi CDMA
(b) Cara kerja FDMA Gambar 1. Ilustrasi FDMA
(b) Cara kerja CDMA Gambar 3. Ilustrasi CDMA
Gambar 4. Prosesterjadinya hard handover
(a) Analogi TDMA
(b) Cara kerja TDMA Gambar 2. Ilustrasi TDMA
C. Code Division Multiple Access (CDMA) Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik multiple access yang banyak diaplikasikan untuk selular maupun fixed wireless. Konsep dasar dari teknik multiple access
yaitu memungkinkan suatu titik dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan dengan tidak saling mengganggu.Teknik multiple access mempunyai arti bagaimana suatu spectrum radio dibagi menjadi kanal-kanal dan bagaimana kanalkanal tersebut dialokasikan untuk pelanggan sebanyak-banyaknya dalam satu sistem. CDMA merupakan teknologi multiple access yang membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya menggunakan kode-kode khusus dalam lebar pita frekuensi yang ditentukan.Sistem CDMA merupakan pengembangan dari dua sistem multiple access sebelumnya.CDMA memiliki konsep multiple access yang berbeda dengan Time Division Multiple Access (TDMA) dan Frequency Division Multiple Access (FDMA) karena sistem ini memanfaatkan kode-kode digital yang spesifik untuk membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya. Cara kerja teknik CDMA dapat diilustrasikan pada gambar 3.
3 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402 Pada dasarnya sistem selular CDMA memiliki berbagai sifat,berikut adalah delapan sifat diantaranya : Multi divertasi yaitu usaha untuk mengurangi fading. Daya pancar kecil Disamping peningkatan kapasitas secara langsung, hal lain yang penting adalah menurunnya Eb/E0 yang dibutuhkan untuk mengatasi derau dan interfensi. Ini berarti penurunan level daya pancar yang dibutuhkan. Daya pancar yang rendah disebabkan pula karena adanya pemanfaatan deteksi aktivitas suara, dimana data informasi dipancarkan dengan laju yang tinggi hanya pada saat pembicaraan, sedangkan pada saat jeda, laju data yang dipakai rendah. Keamanan (Privacy) Bentuk pengacakan sinyal pada sistem CDMA memungkinkan tingkat keamanan yang tinggi sehingga sistem digital ini kebal terhadap cross-talk. Kapasitas Pada sistem CDMA kapasitas yang besar dapat diperoleh terutama karena frekuensi yang sama dapat dipakai oleh semua sel. Deteksi aktivasi suara. Pada komuniksi full duplex dua arah, aktivitas percakapan (duty cycle) biasanya hanya sekitar 40% sisa waktunya digunakan untuk mendengar. Karena pada CDMA, semua user memakai kanal yang sama, maka bila ada user yang sedang tidak berbicara akan menyebabkan berkurangnya intervensi total kira-kira 60%. Penurunan interfensi itu terjadi karena dimungkinkannya pengurangan laju transmisi ketika tidak ada percakapan sehingga mengurangi interferensi yang secara langsung meningkatkan kapasitas. Hal ini juga mengakibatkan berkurangnya daya rata-rata yang dipancarkan oleh mobile station. Peningkatan kapasitas dengan sektorisasi. Pada CDMA sektorisasi digunakan untuk meningkatkan kapasitas. Dengan membagi sel menjadi tiga sektor maka diperoleh kapasitas hampir tiga kalinya. Soft Capasity Pada sistem CDMA, hubungan antara jumlah pengguna dengan tingkat layanan (grade of service) tidak begitu tajam. Kemampuan ini sangat berguna khususnya untuk mencegah terjadinya pemutusan pembicaraan pada proses handover karena kekurangan kanal. Pada sistem CDMA, panggilan tetap dapat dilayani dengan peningkatan bit error rate yang masih dapat diterima sampai panggilan lain berakhir. Soft Handover
Merupakan handoff yang terjadi antarsel dengan frekuensi pembawa yang sama, dimana mobile station memulai komunikasi dan membentuk hubungan dengan BTS yang baru terlebih dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan BTS asal. Hubungan akan diputuskan jika proses penyambungan dengan BTS yang baru telah mantap untuk menghindari drop call. Metode pembentukan hubungan (kanal) yang baru terlebih dahulu sebelum memutus hubungan (kanal) lama ini dekenal dengan istilah make before brake. III. HANDOVER Handover adalah suatu peristiwa perpindahan kanal dari suatu Mobile Station (MS) tanpa terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa melalui campur tangan dari pemakai. Peristiwa handover terjadi karena pergerakan MS keluar dari cakupan sel asal dan masuk cakupan sel baru. A. Konsep Hard Handover Proses Hard Handover terjadi ketika MS melakukan panggilan dalam Cell 1 yang mempunyai frekuensi f1 kemudian bergerak memasuki Cell 2 yang mempunyai frekuensi f2. Di sini terdapat proses otomatis yang melakukan pemindahan frekuensi yang dipakai dari f1 ke f2 tanpa campur tangan pemakai agar panggilan dapat terus berlangsung. Hal ini berlangsung seterusnya setiap kali Mobile Station bergerak ke sel yang berbeda (lihat gambar 4). Hard handover adalah tipe handover dimana hubungan terputus sebelum hubungan ke radio yang baru berhasil dibangun antara pelanggan dengan radio access network (RAN) atau dikenal dengan metode break before make. Tipe handover ini digunakan dalam sistem selular GSM dimana tiap sel menggunakan frekuensi yang berbeda. B. Konsep Soft Handover Soft handover memungkinkan kedua sel baik sel asal maupun sel baru untuk melayani user (mobile station) secara bersama-sama selama transisi handover.Transisi terjadi ketika MS bergerak dari sel asal ke sel baru dan akhirnya berada di sel baru. Hal ini dimungkinkan karena semua sel memakai frekuensi kerja yang sama. Soft handover selain mengurangi kemungkinan putusnya pembicaraan juga menyebabkan proses handover berjalan dengan halus sehingga tidak mengganggu pengguna. Dalam sistem analog dan digital TDMA dilakukan pemutusan panggilan sebelum fungsi switching berhasil dilakukan (break before make), sementara pada CDMA hubungan dengan sel lama
4 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402
Gambar 5. (a) Hard handover (b) Soft Handover Gambar 6b. Pengurangan interferensi dengan soft handover pada uplink
Gambar 6a. Pengurangan interferensi dengan soft handover pada uplink
tidak diputuskan sampai MS benar-benar mantap dilayani oleh sel baru.(make before break). Setelah sebuah panggilan selesai dilakukan, MS selalu mengecek sel-sel tetangga untuk menentukan apakah sinyal dari sel yang lain cukup besar jika dibandingkan dengan sinyal dari sel asal. Jika hal ini terjadi, ini adalah indikasi bahwa MS telah memasuki daerah cakupan sel baru dan handover dapat mulai dilakukan.MS mengirim pesan kendali (Control message) ke MTSO yang menunjukkan sinyal dari sel baru semakin menguat.MTSO melakukan handover dengan menyediakan sebuah link kepada MS melalui link baru tetapi link lama masih tetap dipertahankan.Sementara MS berada pada daerah pembatasan antara kedua sel, panggilan dilayani oleh dua sel site, hal ini menyebabkan berkurangnya efek ping-pong atau mengulang permohonan untuk melayani kembali panggilan diantara kedua sel site. Sel asal akan memutuskan hubungan jika MS sudah sungguh-sungguh mantap dilayani oleh sel yang baru. Gambar 5 memperlihatkan perbandingan proses dasar dari hard dan soft handover. Pertimbangan lain mengapa soft handoverdiimplementasikan pada CDMA, adalah karena Soft handover bersama kendali daya juga menggunakan mekanisme pengurangn interferensi. Gambar 6 menunjukkan dua skenario. Pada bagian (a) hanya power control yang diaplikasikan. Pada bagian (b) power control dan soft handover diaplikasikan. Misalkan MS bergerak dari BS1 ke BS2 pada posisinya seperti pada gambar, sinyal pilot pada BS2 sudah lebih kuat dari BS1.
Gambar 7. Proses komunikasi pesan handover pada CDMA
Pada bagian (a), power control menguatkan kuat sinyal kirim MS untuk menjamin QoS pada uplink ketika MS menjauhi base station (BS) yang melayaninya yaitu BS1. Pada bagian (b) MS ada dalam status handover, yaitu BS1 dan BS2 terhubung secara simultan.Sinyal yang diterima dikirimkan ke RNC.Pada arah uplink, pemilihan dilakukan pada soft handover. Yang paling kuat akan dipilih dan yang paling lemah akan diputuskan. Karena BS2 lebih baik dari BS1 dan untuk mencapai QoS yang diharapkan maka kuat sinyal kirim lebih rendah dibandingkan dengan scenario (a).melalui hal diatas diperoleh bahwa interferensi yang dihasilkan oleh MS pada arah uplink lebih rendah pada soft handover karena soft handover selalu menjaga agar MS terhubung dengan BS yang terbaik. IV. PARAMETER SOFT HANDOVER CDMA Beberapa parameter yang menentukan proses pelaksanaan handover pada CDMA, empat diantaranya adalah : T_ADD (Pilot Detection Threshold), Yaitu nilai ambang untuk menambah BTS dari active set. T_DROP(Pilot Drop Threshold), Yaitu nilai ambang untuk menghapus BTS dari active set
5 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402 T_COMP(Comparison Threshold), Yaitu nilai ambang untuk mengontrol jalannya sinyal pilot dari candidate set menuju active set. T_TDROP(Pilot Drop Timer Threshold), Yaitutimer (jangka waktu) BTS akan dihapus dari active set setelah sinyal suatu BTS dideteksi berada dibawah nilai T_DROP. Atau dengan kata lain suatu jangka waktu dimana suatu BTS aktif akan dilepaskan dan berpindah ke BTS yang baru akibat pergerakan dari MS. Hasil pengukuran kekuatan sinyal pilot terhadap nilai ambang dalam parameter diatas terhadap pengelompokan atau kedudukan kanal pilot sebagai akibat pergerakan MS dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Dari gambar 7 terlihat proses selama handover MS dan BTS saling berkomunikasi dengan pengiriman message berdasarkan parameter dari kekuatan sinyal pilot yang terus dideteksi kekuatannya. Berikut ini urutan pilot yang berada pada kondisi threshold yatiu: Pilot yang sebelumnya merupakan neighbor set, bila kekuatan pilot dideteksi melebihi T_ADD, maka MS akan mengirimkan sinyal ke BTS dengan mengirimkan Pilot Strength Measurement Message (PSMM) dan pilot tersebut dipindahkan sebagai candidate set BTS mengirimkan arah handover dengan mengirimkan Handover Direction Message (HDM) ke MS dengan menambahkan pilot dalam active set. Mobile station menerima HDM dan mendapatkan kanal trafik yang baru. MS memindahkan pilot ke active set dan mengirim dan mengirimkan Handover Completion Message (HCM) ke BTS. Saat pilot kurang dari nilai T_DROP, maka MS akan mengaktifkan timer (T_TDROP) sebagai persiapan untuk melepaskan pilot dari active set. Bila timer berkahir mobile station melaporkan ke BTS dengan mengirimkan PSSM BTS mengirimkan HDM tanpa menghubungkan pilot ke MS MS memindahkan pilot tadi dari active set ke neighbor set. MS menerima HDM dan mengirimkan HCM ke BTS. MS menerima Neighbor list update message (NLUM) dan memindahkan pilot ke remaining set
TABEL 1. PARAMETER HANDOVER
Parameter
Range
T_ADD T_COMP T_DROP
-31,5 – 0 dB 0 – 7,5 dB -31,5 – 0 dB 0 – 15 Second
T_TDROP
Recommended Value -13 dB 2,5 dB -15 dB 2 second
V. REGRESI DAN KORELASI Analisa mengenai hubungan antara dua variabel membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran. Data sedemikian itu dapat diperoleh dari hasil observasi atau pengukuran diberbagai bidang sehingga menghasilkan pasangan observasi atau pengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi, Yi) dimana i=1,2,...,n. Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka variabel X yang sudah diketahui dapat digunakan untuk memperkirakan atau menaksir variabel Y. Variabel yang nilainya akan diramalkan disebut variabel tidak bebas (dependent variabel) atau variabel Y, sedangkan variabel X yang digunakan untuk meramalkan variabel Y disebut variabel bebas (independent variabel). A. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukan persentasi variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan dengan persamaan regresi yang dihasilkan. Misalkan R2 pada suatu persamaan regresi menunjukan hubungan variabel Y (sebagai variabel dependen) dan variabel X (sebagai variabel independen) dari perhitungan adalah 0,85. Ini artinya variasi nilai Y yang dapat dijelaskan dengan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 85%. Sisanya 15%, variasi variabel Y dipengaruhi variabel lain yang berada diluar persamaan. B. Koefisien Korelasi (r) Koefisien korelasi merupakan ukuran lain yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Jika koefisien korelasi berhubungan dengan sampel yang digunakan maka koefisien korelasi besarnya adalah akar dari koefisien determinasi. Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jadi kalau r adalah koefisien korelasi dapat dinyatakan sebagai −1 ≤ ≤ 1. Apabila r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasi sempurna positif atau sangat kuat. TABEL II. INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI R
Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Cukup Kuat Sangat kuat
6 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402 Korelasi Regresi Linear Regresi linear adalah jika hubungan persamaan tersebut searah dan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) membentuk sebuah pola garis lurus dan dalam aplikasinya jika nilai X meningkat maka nilai Y juga meningkat dan jika nilai X mengalami penurunan maka nilai Y juga mengalami penurunan. Bentuk umum dari koefisien korelasi linear adalah: =
∑
∑
[
∑
∑
][
∑
∑
∑
]
∑ ∑
[
∑ ∑
][
∑ ∑
∑
]
(5)
Dimana : r = koefisien korelasi X = nilai responden pada variabel X Y = nilai responden pada variabel Y Setelah mendapatkan nilai dari koefisien korelasi regresi linear maka persamaan garis regresi linernya adalah:
(1) Y’ = a + b lnx
Dimana : r = koefisien korelasi X = nilai responden pada variabel X Y = nilai responden pada variabel Y Setelah mendapatkan nilai dari koefisien korelasi regresi linear maka persamaan garis regresi linernya adalah: Y’ = a + bX
=
(6)
Dimana : Y’ = nilai prediksi dari variabel Y berdasarkan nilai variabel X a = Titik potong Y. Merupakan nilai perkiraan Y b = kemiringan garis atau perubahan rata-rata pada Y’ untuk setiap perubahan pada variabel X x = sembarang nilai variabel bebas yang dipilih
(2) Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus:
Dimana : Y’ = nilai prediksi dari variabel Y berdasarkan nilaivariabel X a = Titik potong Y. Merupakan nilai perkiraan Y b = kemiringan garis atau perubahan rata-rata pada Y’ untuk setiap perubahan pada variabel X x = sembarang nilai variabel bebas yang dipilih Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus: ∑
= =
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
= =
∑
∑
∑
∑
∑
∑
(7) (8)
VI. SISTEM CDMA 2000-1X DI MANADO AREA
(3)
Skema struktur jaringan CDMA 2000-1X secara umum dapat dilihat pada gambar 8.
(4)
Korelasi Regresi Non Linear Regresi non linear adalah regresi yang variabelvariabelnya ada yang berpangkat. Bentuk grafik regresi non linear adalah berupa lengkungan. Ada beberapa model dalam regresi non linear diantaranya metode exponensial dan logaritma. Jika dihadapkan pada beberapa pilihan model regresi non linear yang akan digunakan, maka dapat mengambil model yang terbaik dengan pertimbangan mempunyai nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2) yang besar serta standar error yang kecil. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebutlah maka dalam skripsi ini menggunakan metode regresi non linear dengan model logaritma. Bentuk umum dari korelasi logaritma adalah:
Gambar 8. Arsitektur Jaringan CDMA 2000-1X
7 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402 A. Software Monitoring Untuk memonitor setiap aktivitas yang terjadi dari setiap Base Transceiver Station (BTS) yang berada diarea jangkauan OMC (Operation Maintenance Control) TELKOMFlexi Manado maka Telkom Manado menggunakan software monitoring yang bernama CNO2 Mobile Communiation Network Integrated Expert Office II.Software ini terintegrasi langsung dengan peralatan ZTE yang berada di OMC (Operation Maintenance Control) TELKOMFlexi Manado.Dengan software ini maka dapat diketahui data-data yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini seperti jumlah panggilan, jumlah kegagalan dan keberhasilan soft handover bahkan profil dari BTS yang diteliti. Data-data yang ditampilkan dari software ini dapat langsung disalin kedalam format microsoft exel sehingga memudahkan dalam proses analisa. Software ini juga dapat memberitahu jika terjadi masalah disetiap BTS sehingga dapat memudahkan untuk proses perawatan maupun perbaikan. Berikut ini adalah tampilan dari program CNO2 Mobile Communiation Network Integrated Expert Office II untuk memonitor soft handover yang terjadi perhari ataupun perjam. B.
Profil BTS
BTS Swiss Bell BTS Swiss Bell adalah BTS yang mempunyai trafik paling padat dari semua BTS yang diteliti. BTS ini terletak diatas hotel Swiss Bell dan berada pada 124,8466 bujur timur dan 1,4885 lintang utara. BTS ini mempunyai ketinggian 142,47 meter diatas tanah. BTS IT Center BTS IT Center adalah BTS yang bersebelahan dengan BTS Swiss Bell. BTS ini mempunyai kepadatan trafik kedua terbanyak yang diteliti. BTS ini terletak diatas kompleks pertokoan IT Center dan berada pada 124,837 bujur timur dan 1,487 lintang utara. BTS ini mempunyai ketinggian 105,91 meter diatas tanah.
BTS Jalan Sea BTS ini adalah BTS yang mempunyai kepadatan trafik paling rendah diantara keempat BTS yang diteliti. BTS ini terletak di desa sea dan berada pada 124,8032 bujur timur dan 1,4265 lintang utara. BTS ini mempunyai ketinggian 303,26 meter diatas tanah. BTS Harmoni Malalayang BTS Harmoni Malalayang adalah BTS yang bersebelahan dengan BTS Jln.Sea. BTS ini terletak diatas toko Harmoni yang berada di ruas jalan Wolter Monginsidi dan berada pada 124,8076 bujur timur dan 1,4566 lintang utara. BTS ini mempunyai ketinggian 108,84 meter diatas tanah. C.
Pengaruh Pemilihan BTS
Data untuk penelitian ini diambil dari beberapa BTS yang ada di kota Manado. Pemilihan BTS ini berdasarkan kepadatan trafik.BTS Swissbel dan ITC merupakan BTS yang berdampingan yang memiliki trafik padat sedangkan BTS Jln.Sea dan harmoni malalayang adalah BTS berdampingan yang memiliki trafik yang tidak padat.Pemilihan BTS berdasarkan kepadatan trafik adalah untuk mencari tahu apakah kepadatan trafik pada masing-masing BTS berpengaruh terhadap terjadinya soft handover.Berikut ini adalah table dan grafik kepadatan trafik pada masing-masing BTS sesuai data bulan Januari 2012. Dari tabel III dapat dibuat grafik hubugan antara jumlah panggilan untuk melakukan handover dengan kegagalan handover pada masing-masing BTS selama bulan Januari 2012.
2097152 262144 32768 4096 512 64 8 1 ITC
Swis sbell
Jln.S ea
TABEL III. PENGARUH PEMILIHAN BTS
Nama BTS ITC swissbel Jln.sea Harmoni malalayang
Har moni Mala laya ng
Number of Voice 628856 1092433 132702 203513 Soft Handoff
Number of Voice Soft Handoff 628856 1092433 132702
Number of Successful Voice Soft Handoff
Number of Failed Voice Soft Handoff
627327 1090412 132209
1930 2411 493
99.76 99.81 99.63
203513
202898
621
99.70
%
Number of Failed Voice Soft Handoffs
1930
2411
493
621
Gambar 9. Grafik hubungan antara Number of Voice Soft Handoff dengan Numberof Failed Voice Soft Handoff berdasarkan pemilihan BTS
8 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402 Dari tabel III dan gambar 9 dapat dilihat bahwa BTS yang memiliki kepadatan trafik paling banyak yaitu BTS yang berada di Swissbel sedangkan BTS yang berada di jalan Sea memiliki trafik yang paling sedikit. Dari data-data yang diambil dapat juga dilihat bahwa semakin bertambahnya jumlah panggilan untuk melakukan handover maka tingkat kegagalan terjadinya handover semakin besar. Untuk menganalisa hubungan antara banyaknya panggilan untuk melakukan handover dengan banyaknya kegagalan saat terjadi handover maka dapat menggunakan metode statistik regresi. Metode regresi yang dapat dipakai yaitu metode regresi linier dan metode regresi logaritma. Untuk mendapatkan metode regresi mana yang paling tepat digunakan maka dapat dicari dengan menggunakan persamaan dibawah ini: Analisa regresi linear =
[
∑
∑ !
∑
! ][
∑
Syarat : -1 ≤ r ≤ 1
∑
∑ !
∑
!
(9)
]
r =
r=
r=
r=
4 x 4039351702 − 2057504 x 5455
+[4 x 1,6479.1012 − 2057504 2 ] x [4 x 10166511 − 5455 2 ] 1,6157.10/0 − 1,12236.10/0
r
4933400000
+2,3583.10/1 x 10909019
=
0,9727
[
∑3
!
3
∑ 45
∑ 45 ∑
! ][
∑ !
∑
0,9917 maka nilai r2 adalah 0.9835 Dari nilai hasil r2 dapat disalin kedalam prosentase menjadi 98,35 %.
!
]
(11)
Dimana: Y adalah Pendekatan regresi logaritma untuk kegagalan soft handover X adalah jumlah panggilan soft handover A dan B adalah koefisien regresi. Untuk mendapatkan nilai dari koefisien regresi maka terlebih dahulu harus mendapatkan nilai dari koefisien regresinya. 6=
b= b=
Analisa regresi logaritma ∑
11094,4946 11188,05095
∑ 45 ∑ 3
!
∑ 45
∑ 45
∑
!
(12)
Dimana: B adalah koefisien regresi X adalah jumlah panggilan soft handover Y adalah kegagalan soft handover
maka nilai r2 adalah 0.9461 Dari nilai hasil r2 dapat disalin kedalam persen menjadi 94.61%
r=
290793,0736 − 279698,579
+[2640,48292 − 2629,0087 ] x [40666044 − 29757025]
Setelah dianalisa menggunakan metode regresi linear dan regresi logaritma maka dapat dilihat bahwa metode regresi yang paling besar adalah regresi logaritma dengan nilai sebesar 98,35%. Setelah mendapatkan metode regresi yang akan digunakan maka dapat ditentukan persamaan regresi logaritma untuk grafik dengan menggunakan rumus.
+[6,5916.10/1 − 4,2333.10/1 ] x [40666044 − 29757025]
r =
4 x 72698,2684 − 51,2738 x 5455
+[4 x 660,12073 − 51,27386 1 ] x [4 x 10166511 − 5455 1 ]
Y’ = A + B ln X
Dimana: X adalah Number of Voice Soft Handoff Y adalah Number of Failed Voice Soft Handoff r=
r=
(10)
Syarat : -1 ≤ r ≤ 1 Dimana: X adalah Number of Voice Soft Handoff Y adalah Number of Failed Voice Soft Handoff
4 8 72697,189 − 51,27492 8 5455 4 8 660,141625 − 51,274921 1
290788,756 − 279704,6886 2640,5665 − 2629,117524
b=
11084,0674 11,44897
b=
968,13 9=
∑ : 6 ∑ 45 ; 5
(4.5)
Dimana: A dan B adalah koefisien regresi X adalah jumlah panggilan handover
soft
9 E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013), ISSN : 2301-8402 Y adalah kegagalan soft handover a= a=
5455 – 968,13 8 51,2749 4
5455 – 49640,7689 4
a=
−44185,7689 4
a=
-11046,442
maka didapat persamaan nilai Y’ = -11046.442 + 968,13 ln X. Dari persamaan diatas maka terbentuklah grafik hubungan antara jumlah panggilan soft handover dengan kegagalan soft handover seperti gambar 10. 3000.00 2500.00 2000.00 1500.00 1000.00 500.00 0.00
PUSTAKA
132 702 Data asli
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT.Telekomunikasi Indonesia Datel Manado selama bulan Januari 2012 maka dapat disimpulkan: Pada dasarnya sistem telekomunikasi CDMA dari PT.Telekomunikasi Indonesia Datel Manado masih dalam keadaan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat keberhasilan terjadinya soft handover yang masih sangat tinggi yaitu diatas 99%. Ditinjau dari BTS yang diteliti dapat dilihat hubungan antara kepadatan trafik BTS dengan tingkat kegagalan soft handover memiliki korelasi secara logaritma dengan nilai koefisien determinasi (r2)sebesar 0.9835 atau dapat disalin dalam persen dengan nilai 98,35%, dengan persamaan logartima Y = -11046.442 + 968,13 ln X. Semakin padat trafik pada masing-masing BTS maka tingkat kegagalan soft handover juga mengalami peningkatan.
203 513
628 856
109 243 3
[1] [2]
493.00 621.00 1930.002411.00
[3]
Data 373.475787.4721879.692414.35 Pendekatan
[4]
Gambar 10. Grafik logaritma untuk hubunganantara Number of Voice Soft Handoffdengan Numberof Failed Voice Soft Handoff berdasarkan pemilihan BTS
VII. PENUTUP
D. Anton, Pengantar Metode Statistik, Jakarta.LP3S, 1974. J. Neter, William Waserman and Michael Kutner, Applied Linear Regression Models, USA: Library Of congress, 1989. L. Alberto dan GarciaCommunication Networks Fundamental Concepts and key Architecture, Singapore: MC Gaw Hill, . 2000. R. Theodore, Wireless Comunications Principles & Practice, USA: Prentie Hall, 1996.