PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI DISERTAI MIND MAP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SEMESTER II DI SMPN 1 PADANG PANJANG BERDASARKAN KTSP SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan
PONDA ANGGELIKA PUTRI NIM 86217
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
ABSTRAK Dalam pembelajaran biologi guru masih cendrung menggunakan metode ceramah dan mencatat yang sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat membantu proses belajar mengajar adalah dengan pemberian modul yang disertai mind map. Mind map merupakan cara sederhana untuk membuat catatan kreatif dan efektif yang akan memetakan pikiranpikiran kita. Selain itu, mind map juga akan memberi pandangan menyeluruh terhadap pokok suatu masalah serta menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi ekosistem dan kemudian mengetahui validitas dan praktikalitasnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan 3D dari 4-D models yang telah dimodifikasi menjadi 3 tahap yaitu, define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan). Tahap define terdiri dari analisis kurikulum, analisis siswa dan analisis tugas. Pada tahap design dilakukan perancangan modul yang disertai mind map. Pada tahap develop dilakukan uji validitas oleh 5 orang validator (2 orang dosen biologi dan 3 orang guru biologi SMPN 1 Padang Panjang) dan uji praktikalitas oleh 3 orang guru biologi dan 25 orang siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil uji validitas modul oleh validator menunjukkan bahwa modul ini valid ditinjau dari aspek didaktik, konstruksi dan teknis. Hasil uji praktikalitas modul oleh guru dan siswa menunjukkan bahwa modul ini praktis ditinjau dari aspek kemudahan penggunaan, manfaaat yang didapat dan efektivitas waktu pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi ekosistem yang dihasilkan sudah valid dan praktis sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran di kelas VII semester II SMPN 1 Padang Panjang.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat
dan karunia-Nya
menyelesaikan penulisan skripsi
kepada
penulis,
sehingga
dapat
berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran
Biologi Disertai Mind map Pada Materi Ekosistem Untuk Siswa Kelas VII Semester II di SMP Negeri 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Biologi FMIPA di Universitas Negeri Padang. Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang ikut membantu penyelesaian skripsi ini, baik berupa sumbangan pikiran, bimbingan, ide, dan motivasi yang sangat berarti bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. Anizam Zein, M. Si sebagai pembimbing I, yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Ernie Novriyanti, S.Pd., M.Si sebagai pembimbing II, yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Drs. H. Rusdi Adnan,
Bapak Drs. Mades Fifendy M.Biomed, Ibu
Muhyiatul Fadilah, S.Si, M.Pd sebagai dosen penguji. 4. Bapak Dr. Ramadhan Sumarmin, S. Si., M. Si dan Bapak Drs. Ardi M. Si sebagai validator modul pembelajaran biologi disertai mind map yang penulis hasilkan.
ii
5. Bapak Syahrizal, S. Pd dan Ibu Lahara Yanuarsih, S. Pd serta Hj. Gusmayeni A. Md Pd sebagai validator modul pembelajaran biologi disertai mind map yang penulis hasilkan. 6. Pimpinan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negri Padang. 7. Bapak/Ibu staf pengajar, karyawan/karyawati dan laboran Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negri Padang. 8. Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Padang Panjang. 9. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padang Panjang sebagai subjek coba dalam penelitian ini. 10. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini, dan juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Padang, 4 Januari 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
viii
I.
II.
III.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
5
C. Batasan Masalah ............................................................................
6
D. Rumusan Masalah .........................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
6
F. Kegunaan Penelitian ......................................................................
7
KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori ..................................................................................
8
B. Kerangka konseptual ....................................................................
26
METODE PENELITIAN A. Model Penelitian ............................................................................
27
B. Defenisi Operasional .....................................................................
27
C. Model Pengembangan ...................................................................
28
D. Prosedur penelitian ...…………………………………………….
28
E. Uji coba produk ...………………………………………..............
36
iv
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
V.
A. Analisis Data .................................................................................
40
B. Pembahasan ...................................................................................
45
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................
51
B. Saran ..............................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
53
LAMPIRAN .......................................................................................
55
v
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Perbedaan antara catatan biasa dengan catatan mind map ...............
23
2. Nama validator untuk modul ...........................................................
33
3. Nama validator, tempat dan waktu validasi modul yang disertai mind map pada materi ekosistem kelas VII semester 2 di SMPN 1 Padang Panjang kurikulum KTSP ...………………………………. 4. Hasil validasi modul yang disertai mind map ..................................
40 41
5. Saran validator untuk revisi I modul yang disertai mind map ……...........................................................................................
42
6. Nama guru SMP, tempat dan waktu uji praktikalitas modul yang disertai mind map…………………………………………………………
43
7. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru ……...………………………………………………………………
43
8. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map dan oleh siswa ........................................................................................
44
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Mind map tinjauan materi ekosistem ...............................................
24
2. Mind map tinjauan materi keanekaragaman makhluk hidup ...……
25
3. Kerangka konseptual ........................................................................
26
4. Langkah-langkah 3-D dari 4-D …………………...........................
35
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Kisi-kisi lembaran validasi modul yang disertai mind map pada materi ekosistem ...........................................................................
2.
Angket validasi modul pembelajaran biologi ...................................
55 56
3. Hasil validasi modul yang disertai mind map pada materi ekosistem ...................................................................................................
91
4. Kisi-kisi angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem kelas VII semester II oleh guru biologi di SMPN 1 Padang Panjang ...........................................................................
93
5. Angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem kelas VII semester II oleh guru biologi di SMPN 1 Padang Panjang ......................................................................................
94
6. Hasil praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem kelas VII semester II oleh guru biologi SMPN 1 Padang Panjang .......................................................................................
110
7. Kisi-kisi angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang .....................................................................................
111
Angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem
7. kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang ....................................................................................................
112
8. Hasil praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang ..................................................................................................
Panjang 118
9. Dokumentasi Kegiatan Uji Praktikalitas modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi ekosistem oleh Siswa Kelas VII semester II SMPN 1 Padang Panjang ...............................................
120
10. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang ..........................................................
11. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Padang Panjang .........................................................................................
viii
123
124
12. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 1 Padang Panjang ........ 13. Print Out Modul pembelajaran biologi disertai mind map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang berdasarkan KTSP
ix
125
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa diharapkan mampu mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terlihat jika siswa mampu menguasai materi yang diberikan secara tuntas. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat mencapai ketuntasan dalam materi pembelajaran. Guru merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran, jadi seorang guru harus memiliki kemampuan yang profesional dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan profesional yang dimaksud adalah seorang guru harus ahli dalam bidangnya, hal ini mencakup bagaimana seorang guru dapat menerapkan strategi, pendekatan dan metode serta penggunaan media yang sesuai dan bervariasi dalam pembelajaran sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif. Hal ini dikemukakan oleh Slameto (2003:74) “Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai”. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan media pembelajaran yang digunakan. Mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki guru. Hal ini karena penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami
1
2
materi pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai alat untuk memotivasi siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran siswa dapat terjadi karena adanya peranan media. Menurut Sardiman, dkk (2009: 7), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiring ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Banyak media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang digunakan guru adalah media cetak berupa modul. Modul merupakan media cetak tertulis yang dapat disiapkan oleh guru untuk menuntun siswa memahami materi pelajaran secara mandiri dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Pada pelajaran biologi ini materinya cukup banyak, terutama pada materi ekosistem, dimulai dari mengetahui apa itu ekosistem dan satuan-satuan dalam ekosistem, mengetahui bagaimana bentuk diagram rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan, mengetahui makhluk hidup yang tergolong langka, pentingnya membudidayakan makhluk hidup yang tergolong langka serta upaya pelestariannya. Menurut Lufri (2007:17) menyatakan bahwa “materi atau bahan pelajaran biologi pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip dan teori”. Selain itu pada pelajaran biologi, siswa bukan hanya membutuhkan kemampuan menghafal saja, tapi kemampuan memahami konsep sangat dibutuhkan untuk dapat mencapai sasaran tersebut, maka ketertarikan siswa pada pelajaran biologi harus diupayakan.
3
Salah satu cara untuk membuat pelajaran biologi menarik adalah dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif yaitu dengan memberikan modul pembelajaran kepada siswa yang disertai mind map, supaya siswa belajar mandiri dan berpikir secara efektif dan kreatif. Seorang siswa harus menata sendiri dalam pikiran mereka apa yang didengar dan dilihatnya menjadi satu kesatuan yang bermakna. Karena dalam pembelajaran guru harus memberikan peluang kepada semua siswa untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat mereka masing-masing baik secara lisan maupun tulisan, agar terjadi interaksi antara siswa dan guru serta menciptakan pembelajaran yang mandiri serta aktif dan kreatif. Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang bahwa pelajaran biologi memiliki materi yang cukup banyak, terutama pada pokok bahasan ekosistem, sehingga siswa sulit untuk mengingat dan memahami pelajaran secara efektif dan efisien. Salah satu solusi yang tepat untuk membantu siswa agar dapat belajar sendiri serta berpikir secara efektif dan kreatif dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajarannya dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan serta menciptakan pembelajaran bermakna dan mudah dalam mengingat adalah dengan membuat modul pembelajaran disertai mind map dari materi yang dipelajari. Karena modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana dirancang untuk membantu
para
pembelajarannya.
siswa
secara
individual
dalam
mencapai
tujuan-tujuan
4
Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan agar pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Di SMPN 1 Padang Panjang, dalam pembelajaran biologi, khususnya untuk kelas VII belum tersedianya modul pembelajaran untuk siswa yang disertai mind map yang dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, efektif dan kreatif. Permasalahan ini merupakan sebagai salah satu faktor penyebab masih berlakunya pembelajaran ceramah dan mencatat bahan yang sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya efisiensi dan efektifitas dalam pembelajaran bermuara pada kurang optimalnya pencapaian hasil belajar mata pelajaran biologi. Dengan menggunakan modul dalam kegiatan pembelajaran tentu ada hal yang dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan adanya interaksi siswa dengan lembar kerja yang digunakan merupakan aktivitas yang sengaja diciptakan untuk mewujudkan iklim konstruktivistik dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini siswa sepenuhnya berlatih memecahkan masalah yang ada pada lembar kerja menggunakan kemampuan masing-masing dalam kelompok kecil. Dengan adanya modul disertai mind map tersebut, maka siswa lebih termotivasi untuk belajar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan tuntutan kurikulum atau terlaksana dengan baik karena adanya modul disertai mind map, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Mind map merupakan cara sederhana untuk membuat cacatan kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Dengan mind map siswa
5
mudah mengingat dan tidak mudah lupa pada materi pelajaran, terutama pada materi pokok ekosistem karna adanya gambar, simbol, dan warna-warni. Mind map juga merupakan metode mempelajari konsep yang didasarkan pada cara kerja otak dalam menyimpan informasi. Dengan adanya modul yang disertai mind map siswa lebih termotivasi untuk melihat, mengingat dan mengerjakan pelajaran karena dengan adanya mind map yang ada warna, gambar dan juga simbol yang menarik yang membangkitkan kreatifitas siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis telah mengembangkan modul pembelajaran biologi pada materi pokok ekosistem dengan judul “ Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Disertai Mind map pada Materi
Ekosistem Untuk
Siswa Kelas VII Semester II di SMPN 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. a. Belum ditemukan modul pembelajaran biologi di SMPN 1 Padang Panjang. b. Belum ditemukan metode mempelajari konsep di SMPN 1 Padang Panjang untuk memudahkan dalam mempelajari pokok bahasan ekosistem. c. Belum ditemukan modul yang sesuai dengan KTSP di SMPN 1 Padang Panjang maka dikembangkan bahan ajar berbentuk modul pembelajaran disertai mind map.
6
C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan dan mengingat keterbatasan yang peneliti miliki, maka penelitian ini difokuskan pada pengembangan modul pembelajaran biologi disertai mind map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang berdasarkan KTSP. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi diatas, maka rumusan pada penelitian ini adalah “bagaimanakah validitas dan praktikalitas modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang berdasarkan KTSP yang dikembangkan”? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menghasilkan modul biologi disertai mind map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang berdasarkan KTSP. 2. Mengetahui validasi dan praktikalitas modul yang disertai mind map yang dihasilkan. 3. Mengetahui praktikalitas siswa terhadap modul yang disertai mind map yang dihasilkan.
7
F. Manfaat Penelitian 1. Dengan dihasilkannya modul untuk materi ekosistem diharapkan berguna bagi guru dan peneliti sebagai contoh dalam mengembangkan modul untuk pembelajaran biologi. 2. Dihasilkannya modul yang disertai mind map untuk materi pokok ekosistem yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru biologi dan siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang. 3. Sumber data dan informasi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penelitian ini.
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori 1. Tinjauan Belajar dan Proses Pembelajaran Dalam pendidikan, kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah proses belajar. Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal tanpa makna sehingga hasil belajar yang didapatkan sekedar mendapatkan nilai semata. Menurut Thursan Hakim (2005:11), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungnnya. Dalam pendidikan, kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah proses belajarbukanlah hanya sekedar menghafal tanpa makna, sehinnga hasil belajar yang didapatkan sekedar mendapatkan nilai semata.
8
9
Menurut Daryanto (2009: 2) mendefinisikan belajar sebagai “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut lufri (2007:11) ”belajar didefenisikan sebagai modifikasi atau peneguhan perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”. Berdasarkan pengertian ini, belajar bukan suatu hasil dan bukan pula suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses atau suatu aktivitas. Belajar bukan hanya proses mengingat atau menghafal, tetapi jauh dari itu, yakni proses mengalami sesuatu. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terjadi perubahan prilaku dalam dirinya. Perubahan muncul setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi proses berfikir yang mampu menimbulkan pengalaman dalam diri siswa. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar akan terjadi prosespembelajaran. Pembelajaran merupakan proses peningkatan kualitas manusia, yang diperoleh dari berbagai cara. Pembelajaran adalah proses membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Sedangkan kreatif dimaksudkan agar guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa. Selanjutnya guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh.
10
Pembelajaran kreatif dan menyenangkan merupakan usaha membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, melalui penciptaan kegiatan belajar yang beragam dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa lebih terpusat perhatiannyapada pelajaran. Pembelajaran kreatif dan menyenangkan dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: a. Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan kebebasan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau bukan anak Indonesia yang terlahir tidak mengalami gangguan jiwa memiliki kedua sifat itu. b. Mengenal anak secara perorangan Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam pembelajaran kreatif dan menyenangkan perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor
11
sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal. Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar, dimana dengan belajar seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan pembelajaran merupakan suatu upaya penciptaan kondisi belajar yang mudah dan sistematis untuk mendapatkan hasil belajar. Proses pembelajaran merupakan kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dengan guru, karena dalam proses pembelajaran akan selalu melibatkan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang dialami siswa. Proses pembelajaran terdiri dari belajar dan mengajar. Menurut Slameto (2003: 2) ”Belajar adalah usaha seseorang dalam perubahan tingkah laku karena dipengaruhi lingkungan”. Pendapat ini juga diperkuat oleh Sardiman (2007: 20) yang mengemukakan bahwa ”belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan berbagai kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya”. Sedangkan mengajar menurut Ali (1998: 12) ”Upaya yang disengaja untuk siswa sehingga terjadilah proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan”. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terjadi perubahan perilaku dalam dirinya. Perubahan muncul setelah siswa
12
berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi proses berfikir yang mampu menimbulkan pengalaman dalam diri siswa. Menurut Hamzah (2007: 16), terdapat tiga ciri yang tampak dari orang yang mempelajari suatu objek (pengetahuan) tertentu, yaitu: 1. Adanya objek (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang menjadi tujuan untuk dikuasai 2. Terjadinya proses, berupa interaksi antara seseorang dengan lingkungannya atau sumber belajar (orang, media, dan sebagainya), baik melalui pengalaman langsung atau belajar berpartisipasi dengan berbuat sesuatu maupun pengalaman pengganti. 3. Terjadinya perubahan perilaku baru sebagai akibat mempelajari suatu objek (pengetahuan) tertentu. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Sejalan dengan itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud tampak dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku. Bentuk peningkatan kualitas ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal yang dipelajarinya. Kemampuan yang ada pada dirinya itu akan menciptakan hasil belajar yang baik yang merupakan bentuk perubahan peningkatan kuantitas tingkah laku pada dirinya. Guru sebagai pembimbing pembelajaran harus berusaha mengiring siswa dalam menemukan konsep dan menyediakan kondisi yang mungkin untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang akan mewujudkan perubahan tingkah laku
13
siswa. Pembelajaran biologi selama ini lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka. Proses pembelajaran diupayakan mengikutsertakan siswa secara aktif agar dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar baik secara fisik maupun mental memberikan kontribusi terhadap pencapaian hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan minat, aktivitas dan dan hasil belajar siswa. 2. Tinjauan tentang media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Gagne dalam Sardiman, Arief dan Rahardjo. dkk (2006: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dalam suatu proses belajar mengajar, dan unsur yang paling penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
14
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat belajar. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Gagne dalam Sardiman. dkk (2006:17-18) Manfaat media pendidikan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan) 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, misalnya:
Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita gambar, film bingkai.
Objek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro.
Konsep yang terlalu luas (seperti pada materi pokok ekosistem) dapat dibuat dalam bentuk modul disertai mind map.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
Menimbulkan kegairahan belajar
Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
15
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan apabila semuanya harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
Memberikan perangsang yang sama. Mempersamakan pengalaman. Menimbulkan persepsi yang sama.
3. Tinjauan tentang modul a. Sistem pengajaran dengan modul Menurut Nana sudjana (2001:132) “modul merupakan suatu unit program pengajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar”. Kemudian Sudjana dan Rivai (2007: 131) menjelaskan bahwa: Pada kenyataannya modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa secara individual dapat mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul ini bisa dipandang sebagai paket program pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya. Sebuah
modul akan bermakna
apabila
siswa
dapat
dengan
mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi. Penggunaan modul dalam pembelajaran bertujuan agar tujuan pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien.
16
Para siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuan mereka, lebih banyak belajar mandiri, dapat mengetahui hasil belajar mereka serta menekankan penguasaan bahan pembelajaran secara optimal. Guru harus menegaskan hal-hal khusus yang terdapat di dalam modul kepada para siswanya, menegaskan agar tidak perlu tergesa-gesa dalam menyelesaikan modul, tetapi secepatnya menguasai bahan pelajaran, memperbolehkan bertanya kepada guru atau teman sendiri yang dianggap lebih mengetahui, mengadakan pengecekan keliling guna mengetahui pemahaman atau kesulitan siswa, menghentikan sementara pembelajaran apabila seluruh siswanya mengalami kesulitan belajar yang sama. Modul ini diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran berlangsung, agar siswa dapat mempelajari modul untuk persiapan dalam pembelajaran. b. Karakteristik modul Modul mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya berbentuk unit pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus, memungkinkan siswa belajar mandiri, dan merupakan realisasi perbedaan individual serta perwujudan pengajaran individual. c. Tujuan pengajaran dengan modul Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan agar tujuan pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Para siswa dapat mengikuti program pengajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuan sendiri, menekankan penguasaan bahan dalam pelajaran secara optimal.
17
d. Menulis modul Modul disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyusun kerangka modul dengan cara menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional umum, menjadi tujuan instruksional khusus, menyusun soal-soal
evaluasi
guna
mengukur
pencapaian
tujuan
khusus,
mengidentifikasi pokok-pokok materi dalam urutan yang logis, menyusun kegiatan langkah-langkah belajar siswa, memeriksa langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan, mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dengan kegiatan belajar dengan modul itu. 2. Menulis program secara rinci yang meliputi pembuatan petunjuk guru, lembar kegiatan siswa, lembar jawaban, lembaran tes, dan lembaran jawaban tes. e. Komponen-komponen modul Berdasarkan defenisinya dapat diuraikan secara rinci komponen-komponen modul, yaitu: 1. Pedoman guru, berisi petunjuk-petunjuk agar guru mengajar secara efisien serta memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, waktu untuk menyelesaikan modul, alat-alat pelajaran yang harus dipergunakan dan petunjuk-petunjuk evaluasinya. 2. Lembaran kegiatan siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, susunan materi harus sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, disusun langkah demi langkah sehingga mempermudah siswa
18
belajar. Dalam lembar kegiatan tercantum kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya melakukan percobaan. 3. Lembaran kerja, menyertai lembar kegiatan siswa yang dipakai untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah-masalah yang harus dipecahkan. 4. Kunci lembaran kerja, berfungsi sebagai evaluasi atau mengkoreksi sendiri hasil pekerjaan siswa apabila terdapat kekeliruan dalam pekerjaannya siswa dapat meninjau kembali pekerjaannya. 5. Lembaran tes, merupakan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilah tujuan yang telah dirumuskan dalam modul. Lembaran tes berisi soal-soal guna menilai keberhasilan siswa dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul. 6. Kunci lembaran tes merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang dilaksanakan oleh para siswa itu sendiri. (Sudjana dan Rivai 2007:133-134) f. Evaluasi pengajaran dengan modul Sistem modul lebih mementingkan kualitas dalam penguasaan bahan pelajaran. Paling tidak 80 % dari tujuan harus dikuasai untuk kemudian, baru dapat melanjutkan atau pindah ke modul berikutnya. Oleh sebab itu perlu tes formatif pada setiap modul untuk mengetahui tercapai atau tidaknya kriteria 80 % tersebut. g. Peranan guru dalam pengajaran dengan modul Peranan guru dalam sistem pengajaran dengan modul bukan sebagai penyampai informasi, melainkan sebagai pengelola kelas yaitu:
19
1. Pada saat dimulainya pemakaian modul, guru harus mempelajari pedoman guru dan bahan modul yang akan dipelajari oleh siswa, juga mempelajari alat-alat dan sumber belajar apa yang harus disiapkan para siswanya agar modul bisa digunakan secara maksimal. 2. Pada saat berlangsungnya proses belajar, sekalipun pedoman guru tidak memberikan petunjuk secara rinci mengenai peranan guru dari waktu ke waktu, secara garis besarnya ada beberapa petunjuk bahwa guru dalam melaksanakan tugasnyaharus sesuai dengan apa yang digariskan dalam pedoman guru. Guru harus menegaskan hal-hal yang khusus yang terdapat dalam modul kepada para siswanya, menegaskan agar para siswa tidak perlu dalam menyelesaikan modul, tetapi secepatnya menguasai bahan pelajaran, memperbolehkan bertanya pada guru atau pada temannya sendiri yang dianggap lebih mengetahui pemahaman atau kesulitan para siswanya guna memberikan penjelasan bila seluruh kelas mengalami kesulitan belajar yang sama. 3. Pada saat siswa selesai mengerjakan seluruh lembaran kegiatan siswa dan lembaran kerja, siswa hanya diizinkan mengambil tes bilamana sudah benar-benar menguasai materi modul yang akan dipelajari melalui lembar kerja yang telah diisi. Guru mengecek sejauh mana siswa menguasai modul untuk kemudian memberikan tes bila siswa telah menyelessaikan lembaran kegiatan dan lembaran kerja secara kualitatif maupun kuantitatif.
20
4. Pada saat siswa telah menyelesaikan lembaran tes, kepada siswa yang telah mencapai skor 80%, guru segera memberikan tugas-tugas pengayaan atau memberikan modul baru sebagai lanjutan. Bagi siswa yang belum mencapai skor 80 % guru harus mengidentifikasi item-item yang dibuat salah oleh siswa lalu memberikan. 4. Tinjauan tentang mind map Mind map merupakan cara sederhana untuk membuat cacatan kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Selain itu, mind map juga akan memberi pandangan menyeluruh terhadap pokok suatu masalah serta menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat (Buzan. 2006: 4). Selain itu mind map juga merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan untuk mengigat banyak informasi. Mind map menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Dalam Buzan (2006: 42) dikemukakan urutan evolusi otak manusia sebagai berikut: a)
Batang otak, mengendalikan fungsi-fungsi penyangga kehidupan misalnya pernafasan dan laju denyut jantung b) Serebelum, atau otak kecil, mengendalikan gerakan tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk respon-respon dasar yang dipelajari. c) Sistem limbik, yang posisinya sedikit lebih ke depan dan terdiri atas talamus dan ganglia basal-atau otak tengah. Sistem limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh, dan kadar gula darah). d) Serebrum, atau korteks serebral, membungkus seluruh otak dan posisinya berada di depan. Serebrum adalah
21
karya besar evolusi alam dan bertanggung jawab atas berbagai keterampilan termasuk ingatan, komunikasi, pembuatan keputusan, dan kreativitas. Serebrum adalah hasil evolusi yang paling mengagumkan, serebrum adalah bagian terakhir otak yang berkembang, dan adalah bagian yang memungkinkan kita membuat mind map. Mind mapping adalah fungsi master piece evolusi. Cara kerja Mind map adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral/tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tama turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Hal ini berarti bahwa setiap kali mempelajari suatu hal, maka fokus diarahkan pada tema utama. Poin-poin penting dari tema utama yang sedang dipelajari. Pengembangan dari setiap poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang telah diketahui dengan area mana saja yang belum dikuasai dengan baik (Khanza, 2008: 1). Menurut pendapat Wycoff (2005: 67) ada beberapa unsur-unsur dalam mind map yaitu: a. Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau informasi yang dipetakan, diletakan ditengah halaman. b. Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian. c. Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan d. Gagasan kata kunci dihubungkan kefokus pusat dengan garis. e. Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya sebuah gagasan. f. Warna dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan Mind map memiliki manfaat yaitu membantu dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi
22
yang tentunya memunculkan kreativitas. Keuntungan lain yaitu mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat. Menurut Michael Michalko, dalam bukunya Cracking Creativity dalam Buzan (2007: 6), mind map akan: 1) 2) 3) 4)
Mengaktifkan seluruh otak Membereskan akal dari kekusutan mental Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah 5) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian 6) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya. 7) Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Mind map atau peta pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan (2007). Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasilnya proses belajar siswa akan semakin mudah. Mind map bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali
23
informasi yang telah dipelajari. Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan peta pikiran (mind map), yaitu: Tabel 1. Perbedaan antara catatan biasa dengan catatan mind map No Catatan biasa
Mind map
1.
Hanya berupa tulisan-tulisan saja
Berupa tulisan, simbol dan gambar
2.
Hanya dalam satu warna
Warna warni
3.
Untuk mereview diperlukan waktu Untuk mereview diperlukan yang lama waktu yang cukup pendek
4.
Waktu yang diperlukan untuk Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama belajar lebih cepat dan efektif
5.
Membuat individu cendrung statis
Membuat individu lebih kreatif
menjadi
Sumber: Sugiarto (2004: 76) Dari uraian tersebut, Mind map adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind map memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal.
24
5. Tinjauan Tentang Materi Ekosistem a. Ekosistem
25
b. Keanekaragaman makhluk hidup
26
B. Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Belum tersedianya modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi ekosistem yang valid dan praktis
Perlu dikembangkan modul pembelajaran biologi yang disertai mind map yang sesuai KTSP
Menyusun kriteria modul pembelajaran biologi yang disertai mind map yang sesuai dengan KTSP
Pengembangan modul pembelajaran biologi yang disertai mind map berdasarkan modifikasi dari 4-d models
Modul pembelajaran biologi yang disertai mind map
Uji validasi dan praktikalitas modul pembelajaran biologi disertai mind map
Modul pembelajaran biologi yang disertai mind map yang valid dan praktis Gambar 3. Kerangka konseptual
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian Penelitian ini merupakan pengembangan (research and the development). Produk yang dikembangkan adalah modul. Sejalan dengan masalah dan tujuan pengembangan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan, maka model pengembangan ini adalah model prosedural. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk (Marzuki, 2000: 37). B. Defenisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap judul penelitian ini, maka penulis memberi penjelasan tentang modul ini. Modul ini merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa secara individual dapat mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul ini bisa dipandang sebagai paket program pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya. Sebuah modul akan bermakna apabila siswa dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Mind map merupakan metode
27
28
mencatat kreatif yang memudahkan untuk mengingat banyak informasi. Mind map menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, warna,gambar, dan melukiskannya secara kesatuan belajar. Selain itu, mind map juga akan memberi pandangan menyeluruh terhadap pokok suatu masalah serta menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat. C. Model Pengembangan Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah 4-D models yang telah dimodifikasi. Prosedur penelitian pengembangan meliputi 4 tahap pengembangan, yaitu pendefinisian (define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Cara ini dimodifikasi dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974) dalam Trianto (2010: 92-93). Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini dilakukan sampai tahap develop saja. Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. D. Prosedur Penelitian a. Tahap define (pendefenisian) Tahap define bertujuan menentukan masalah dasar yang dibutuhkan dalam mengembangkan modul sehingga dapat menjadi alternatif media pembelajaran yang sesuai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
29
1) Analisis kurikulum di SMP Dalam merancang modul
sangat terkait dengan kurikulum. Untuk
mengetahui indikator apa yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran sehingga standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dicapai. 2) Analisis siswa Analisis siswa meliputi kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan dan pengalaman atau dengan kata lain harus dipertimbangkan keterampilan apa yang dimiliki siswa. Hasil analisis ini dapat dijadikan gambaran untuk menyiapkan materi pembelajaran. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subjek adalah siswa SMP kelas VII yang rata-rata berusia 13-14 tahun. Pada usia ini siswa berada pada tahap transisi atau kurang mampu berfikir abstrak. Hasil analisis ini digunakan untuk menjadi gambaran pengembangan modul. Dengan mengetahui karakteristik siswa sehingga peneliti dapat merancang modul yang sesuai dengan kebutuhannya. 3) Analisis tugas Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menemukan isi satuan pelajaran. Analisis tugas dilakukan dengan merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar. Analisis ini terdiri atas 2 yaitu analisis struktur isi dan analisis prosedural.
30
a) Analisis struktur isi Analisis struktur isi dilakukan dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku, yaitu KTSP. Hasil analisis struktur isi KTSP untuk mata pelajaran biologi SMP sebagai berikut ini: a) Menentukan standar kompetensi Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem b) Menentukan kompetensi dasar. Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem serta mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. c) Menentukan materi pokok (bahan kajian materi yang digunakan adalah ekosistem) b) Analisis konsep Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama pada materi ekosistem. Peneliti menyusun konsep-konsep utama yang akan diajarkan secara sistematik serta mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnnya yang relevan, sehingga membentuk suatu konsep yang akan digunakan untuk melaksanakan pendekatan kontekstual. Konsep utama dalam materi ekosistem dapat dilihat dalam mind map pada Gambar 1 dan 2 pada tinjauan materi ekosistem.
31
c) Analisis tujuan pembelajaran Analisis tujuan pembelajaran dijadikan dasar untuk merancang perencanaan pengembangan modul. Acuan dari analisis tujuan pembelajaran ini adalah indikator pembelajaran yang sesuai dengan KTSP. Indikator pembelajaran untuk materi ekosistem adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasikan
satuan-satuan
dalam
ekosistem
dan
menyatakan matahari merupakan sumber energi utama. 2. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring
kehidupan
berdasar
hasil
pengamatan
suatu
ekosistem. 3. Mendefinisikan makhluk hidup yang tergolong langka 4. Menyebutkan contoh tumbuhan dan hewan yang tergolong makhluk hidup langka di suatu lokasi. 5. Mengemukakan pentingnya membudidayakan tumbuhan dan hewan langka. 6. Mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. b. Tahap design (perancangan) Tahap design bertujuan untuk merancang modul dalam bentuk tabel yang berisi materi, gambar dan simbol. Pengembangan modul dilakukan dengan pertimbangan: 1) kekonsistenan pernyataan dengan materi pembelajaran. 2) Kelogisan dan kesistematisan skema hubungan antara materi pokok.
32
3) Kesesuaian pemilihan dan penataan materi pokok (Soekartawi, dkk 1995: 47) c. Tahap develop (pengembangan) Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul. tahap ini terdiri dari: 1) Uji Validitas modul Modul yang dikembangkan oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan validator agar diperoleh modul yang baik. Masukan dari validator digunakan untuk merevisi modul yang dikembangkan. Revisi ini merupakan revisi pertama dari perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Setelah modul selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menguji validasi modul terhadap pakar (dosen) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Meminta kesediaan dua orang dosen Jurusan Biologi FMIPA UNP untuk melihat kelayakan modul serta kebenaran konsep pembelajaran yang telah dibuat. 2. Dosen diminta untuk melakukan penilaian terhadap modul yang sudah dibuat berdasarkan item-item yang ada pada lembar validasi. 3. Setelah penilaian dilakukan, penulis melakukan revisi terhadap modul sesuai dengan saran-saran yang telah diberikan.
33
Setelah modul direvisi sesuai dengan saran dan kritikan yang diberikan oleh validator pakar, peneliti meminta kesediaan tiga orang guru biologi SMP memberikan penilaian terhadap modul yang telah dibuat berdasarkan item-item yang ada pada lembar validasi. Kemudian penulis melakukan revisi dan perbaikan berdasarkan kritikan dan saran dari guru. Tabel 2. Nama validator untuk modul No
Nama
Jabatan
1.
Dr. Ramadhan Sumarmin, S.Si., M.Si.
Validator
2.
Drs. Ardi, M.Si.
Validator
3.
Drs. Anizam Zein, M.Si.
Validator
4.
Sahrizal, S.Pd.
Validator
5.
Lahara Yanuarsih, S.Pd.
Validator
6.
Hj. Gusmayeni, A.Md.Pd.
Validator
Staf Pengajar Biologi FMIPA UNP Staf Pengajar Biologi FMIPA UNP Staf Pengajar Biologi FMIPA UNP Guru Biologi SMPN 1 Padang Panjang Guru Biologi SMPN 1 Padang Panjang Guru Biologi SMPN 1 Padang Panjang
2) Uji praktikalitas Setelah tahap uji validitas, modul ini direvisi dan selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui praktikalitasnya. Praktikalitas adalah tingkat kepraktisan modul ketika digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan penggunaan, manfaat dan efisiensi waktu pembelajaran menggunakan modul disertai mind map. Uji praktikalitas dilakukan dengan mengisi angket uji praktikalitas modul disertai mind map.
34
1. Uji praktikalitas oleh guru b) Peneliti memberikan modul disertai mind map yang sudah direvisi dan angket praktikalitas modul disertai mind map kepada guru. c) Peneliti memberi pengarahan cara pengisian angket kepada guru. d) Peneliti menjelaskan petunjuk singkat penggunaan modul disertai mind map. e) Guru membaca modul disertai mind map. f) Peneliti meminta guru untuk mengisi angket yang sudah berisi pernyataan mengenai modul disertai mind map. 2.
Uji praktikalitas modul oleh siswa a) Peneliti membagikan modul disertai mind map kepada siswa. b) Siswa diminta untuk membaca lembaran petunjuk belajar yang ada pada bagian awal modul. c) Siswa melanjutkan membaca uraian materi yang ada pada modul. d) Setelah siswa selesai membaca uraian materi, dilanjutkan dengan mengerjakan lembar kerja yang ada pada modul. e) Guru membagikan kunci lembaran kerja dan lembaran evaluasi kepada siswa. f) Siswa membandingkan jawabannya dengan kunci modul yang dibagikan guru. g) Siswa diminta untuk memberikan respon, saran, dan kritikan terhadap modul disertai mind map dengan mengisi angket penelitian.
35
Langkah-langkah 3-D dari 4-D models dalam penelitian ini diringkas seperti pada gambar 4. Analisis kurikulum Analisis siswa Analisis tugas
Analisis struktur isi
Analisis konsep
Define
Analisis tujuan pembelajaran
Desain awal modul (Draft I)
Design
Uji validitas Revisi I Draft II Uji praktikalitas oleh guru dan siswa kelas VII SMP Develop Analisis hasil uji praktikalitas Revisi II Produk modul yang disertai mind map yang valid dan praktis Gambar 4. Langkah-langkah 4-D Models pembuatan modul disertai mind map (dimodifikasi oleh Triagarajan, Semmel dan Semmel (1974, dalam Trianto 2010:94 )
36
E. Uji Coba Produk a. Subjek coba Uji coba terbatas dilakukan terhadap siswa SMPN 1 Padang Panjang dengan jumlah siswa 25 orang. b. Jenis data Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer. Data pertama berupa hasil validasi modul yang diberikan oleh validator, yaitu hasil validasi modul data kedua diperoleh pada saat uji coba. Pada uji coba ini dua data berupa: (1) Praktikalitas guru terhadap modul yang dihasilkan (2) Praktikalitas siswa terhadap modul yang dihasilkan. c. Instrumen pengumpul data Instrumen yang digunakan utuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Lembaran validasi modul Lembar validasi modul disusun sesuai materi. Lembaran validasi ini digunakan untuk melihat kebenaran konsep dan penyajian materi 2. Angket praktikalitas modul disertai mind map oleh guru SMPN 1 Padang Panjang
37
Setelah divalidasi, modul
ini direvisi dan selanjutnya diuji cobakan di
sekolah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk, isi, kepraktisan dan keefisienan modul oleh guru dan siswa. Respon guru dan siswa dikumpulkan menggunakan instrumen berupa angket. Angket ini bertujuan memperoleh masukan dari guru dan siswa terhadap modul yang dikembangkan. 3. Angket praktikalitas siswa terhadap modul Angket bertujuan untuk memperoleh respons atau tanggapan dari siswa terhadap modul yang telah dikembangkan. (Anggariyani, 2006: 124). d. Data dan Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi modul, dan praktikalitas terhadap modul yang dihasilkan. Data ini di analisis dengan analisis deskriptif. 1. Analisis validitas modul yang disertai mind map Analisis validitas modul berupa syarat didaktik, konstruksi, dan teknis berdasarkan skala Likert. Skala Likert yang dikemukakan dalam Arikunto (2008: 180), dengan menggunakan alternatif jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak berpendapat (TB), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih jawaban pada kategori tidak berpendapat (TB). Untuk mengatasi hal tersebut,
38
penulis menggunakan modifikasi skala Likert dengan menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Penskoran terhadap jawaban mulai dari 4, 3, 2, 1. Analisis hasil validasi modul dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini. a. Memberikan skor jawaban dalam bentuk skala Likert dengan kriteria berikut ini. 4 = sangat setuju 3 = setuju 2 = tidak setuju 1 = sangat tidak setuju. b. Menentukan skor tertinggi Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah indikator x skor maksimum. c. Menentukan
jumlah
skor
dari
masing-masing
validator
dengan
menjumlahkan semua skor yang diperoleh dari masing-masing indikator. d. Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masingmasing validator. e. Penentuan nilai validitas dengan cara: Nilai validitas =
jumlah skor yang diperoleh x 100 % jumlah skor tertinggi
f. Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2009: 82) berikut ini.
39
90% - 100%
=
sangat valid
80% - 89%
=
valid
60% - 79%
=
cukup valid
0% - 59%
=
tidak valid
2. Analisis praktikalitas modul yang disertai mind map Data uji praktikalitas penggunaan modul yang dilengkapi mind map dengan persentase (%), menggunakan rumus berikut ini. Nilai praktikalitas =
jumlah semua skor skor maksimum
X 100 %
Setelah persentase diperoleh, dilakukan pengelompokan sesuai kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2009: 102-103) berikut ini. 90%- 100%
=
sangat praktis
80% - 89%
=
praktis
65% - 79%
=
cukup praktis
55% - 64%
=
kurang praktis
0 %- 54%
=
tidak praktis.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data 1.
Validitas modul yang disertai mind map Uji validitas modul disertai mind map meliputi tiga aspek yaitu, syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Validator terdiri dari 2 orang dosen dan 3 orang guru biologi SMP. Nama-nama validator dapat dilihat pada tabel 2 a.
Nama validator, tempat dan waktu validasi modul yang disertai mind map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 padang panjang berdasarkan KTSP.
Tabel 3. Nama validator, tempat dan waktu validasi modul
1.
Dr. Ramadhan Sumarmin, S.Si., M.Si
FMIPA UNP
Tanggal 4 juni 2011
2.
Drs. Ardi, M.Si
FMIPA UNP
28 mei 2011
3.
Drs. Anizam Zein, M.Si
FMIPA UNP
11 januari 2012
No. Validator
3.
Sahrizal, S.Pd
4.
Lahara Yanuarsi, S.Pd
5.
Hj. Gusmayeni, A.Md.Pd
Tempat
Guru biologi SMPN 1 Padang 8 juni 2011 Panjang Guru biologi SMPN 1 Padang 10 juni 2011 Panjang Guru biologi SMPN 1 Padang 6 juni 2011 Panjang
40
41
b. Hasil validasi modul yang disertai mind map dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan hasil pengolahan data lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 91. Tabel 4. Hasil validasi modul yang disertai mind map Nilai No.
Validator
Aspek
2 3
Validitas
Kriteria
(%)
penilaian 1
1
Jumlah
2
Syarat 25 21 didaktik Syarat 66 59 konstruksi Syarat 40 40 teknis Rata-rata
3
4
5
6
24
24
23
24
119
85,11
Valid
63
68
63
64
323
88,65
Valid
49
41
42
47
210
83,01
Valid
85,59
Valid
Hasil validasi modul yang disertai mind map yang ditampilkan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa secara umum penilaian validator terhadap modul yang disertai mind map adalah valid dengan nilai rata-rata validitas 85,59%. Hal ini berarti bahwa modul yang disertai mind map yang dihasilkan sudah valid dan dapat digunakan setelah dilakukan beberapa revisi. Revisi I modul yang disertai mind map dilakukan sesuai dengan saran dari validator. Aspek-aspek modul yang diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan dari validator dapat dilihat pada Tabel 5.
42
Tabel 5. Saran validator untuk revisi I modul yang disertai mind map No. Aspek 1 Syarat didaktik
2
3
Saran dari Validator a. Buat pembahasan untuk kunci jawaban lembar evaluasi. a. Pernyataan pada Lembaran Kerja Siswa diperbaiki lagi agar lebih menantang. Syarat a. Penulisan kalimat perlu ditata sedemikian rupa dan gunakan warna gelap agar konstruksi menjadi modul yang bagus. b. Tata penulisan kalimat dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). c. Petunjuk penggunaan modul untuk guru agar lebih dispesifikkan lagi. Syarat a. Gambar yang ukurannya terlalu kecil sebaiknya diperbesar. teknis b. Ukuran mind map pada materi ekosistem diperbesar dan dirapikan lagi. c. Buatkan format yang berbeda antara lembaran kegiatan siswa dengan lembaran kerja siswa untuk menghindari kesalahan penafsiran. Setelah uji validitas, dilakukan revisi modul yang disertai
Keterangan Sudah diperbaiki Sudah diperbaiki Sudah diperbaiki Sudah diperbaiki Sudah diperbaiki Sudah diperbaiki Sudah diperbaiki Sudah diperbaiki
mind map sesuai
dengan saran yang diberikan oleh validator. Setelah dilakukan revisi maka dihasilkan modul yang disertai mind map yang telah valid dan dapat digunakan untuk uji praktikalitas. 2. Praktikalitas modul yang disertai mind map Modul yang disertai mind map yang sudah valid diujicobakan kepada siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang pada tanggal 16 Juni 2011. Data hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map didapatkan dari angket yang dibagikan kepada guru biologi dan siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan penggunaan, manfaat, dan
43
efektivitas waktu pembelajaran menggunakan modul yang disertai mind map yang valid. Daftar nama guru yang mengisi angket uji praktikalitas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nama guru SMP, tempat dan waktu uji praktikalitas modul yang disertai mind map Tempat
Tanggal
Sahrizal, S. Pd
SMPN 1 Padang Panjang
8 juni 2011
Lahara Yanuarsi, S. Pd
SMPN 1 Padang Panjang
10 juni 2011
No. Nama 1 2 3 Hj. Gusmayeni, A. Md Pd
SMPN 1 Padang Panjang
6 juni 2011
a. Praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru biologi SMP Tabel 7. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru No.
Aspek
Nilai Praktikalitas Kriteria (%)
1
Kemudahan dalam penggunaan
88,33
Praktis
2
Manfaat yang didapat
87,50
Praktis
3
Efektivitas waktu pembelajaran
88,88
Praktis
88,24
Praktis
Rata-rata
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa secara umum penilaian tingkat kepraktisan modul yang disertai mind map oleh guru SMP adalah praktis dengan rata-rata nilai praktikalitas 88,24%. Berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji praktikalitas maka modul yang disertai mind map yang dihasilkan temasuk ke dalam kriteria praktis untuk digunakan baik dari segi kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang didapat
44
dan efektivitas waktu pembelajaran. Pengolahan data hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru biologi SMP secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 110. b. Praktikalitas modul yang disertai mind map oleh siswa kelas VII SMP Dari hasil uji praktikalitas dari angket yang diberikan kepada siswa diperoleh data yang terdapat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map dan oleh siswa No.
Aspek
Nilai Praktikalitas Kriteria (%)
1
Kemudahan dalam penggunaan
81,50
Praktis
2
Manfaat yang didapat
82,00
Praktis
3
Efektivitas waktu pembelajaran
83,66
Praktis
82,33
Praktis
Rata-rata
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa secara umum hasil uji praktikalitas oleh siswa terhadap modul yang disertai mind map oleh siswa adalah praktis dengan ratarata nilai praktikalitas 82,33%. Berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji praktikalitas oleh siswa maka modul yang disertai mind map yang dihasilkan temasuk kedalam kriteria praktis untuk digunakan baik dari kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang didapat dan kesesuaian dengan waktu. Pengolahan data hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 118.
45
B. Pembahasan Analisis data hasil uji validitas menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map yang dihasilkan memperoleh rata-rata nilai validitas 85,59% dan memenuhi kriteria valid. Uji validitas yang dilakukan terhadap modul ini meliputi tiga aspek, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis. Dari aspek syarat didaktik, modul yang disertai mind map ini dinyatakan valid oleh validator karena sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Oleh sebab itu, modul yang disertai mind map dapat dijadikan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, karena guru tidak perlu risau akan ketidaksesuaian media cetak dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, diharapkan media cetak tidak hanya dijadikan media tambahan yang digunakan oleh siswa di rumah, tetapi dapat dijadikan media pembelajaran utama yang digunakan di sekolah. Selain hal di atas, modul yang disertai mind map ini dinyatakan valid oleh validator karena sudah memperlihatkan adanya perbedaan individu sehingga modul yang disertai mind map baik digunakan oleh siswa untuk belajar mandiri. Modul ini juga dapat digunakan sebagai sarana latihan dalam menjawab soal-soal serta dapat mengukur tingkat pemahaman siswa. Perbaikan modul yang dilakukan terkait dengan aspek syarat didaktik adalah meningkatkan tingkat kesulitan soal pada lembaran kerja siswa dan lembaran evaluasi, serta membuat pembahasan untuk kunci jawaban soal evaluasi. Dari aspek syarat konstruksi, modul yang disertai mind map yang dihasilkan juga dinyatakan valid oleh validator karena urutan komponen modul sudah benar,
46
susunan kalimat dalam modul secara umum sudah tepat, kesederhanaan pemakaian kata dan kejelasan kata pada hakikatnya sudah tepat guna dan dapat dimengerti oleh siswa. Revisi ringan yang dilakukan terkait dengan kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia dan tulisan yang berwarna merah telah diganti dengan warna yang lebih gelap. Dari aspek syarat teknis, modul yang disertai mind map juga dinyatakan valid karena sudah memenuhi syarat teknis, yaitu berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sudah tepat, penggunaan tulisan (jenis huruf) dan gambar yang sudah sesuai, serta penampilan modul yang sudah baik. Revisi ringan yang dilakukan terkait dengan aspek syarat teknis adalah merapikan mind map dan menambahkan judul materi untuk setiap lembaran kegiatan siswa dan lembaran kerja siswa. Hasil validasi di atas menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map yang dihasilkan telah teruji kualitasnya dan telah dinyatakan valid oleh validator. Validator yang menilai validitas modul yang disertai mind map adalah orang-orang yang telah berpengalaman di bidang pendidikan dan pengembangan media pembelajaran, menguasai materi pokok ekosistem yang dibahas di dalam modul dan memahami kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar. Oleh sebab itu, hasil validasi ini telah dapat dipertanggungjawabkan. Modul yang disertai mind map yang valid selanjutnya diujicobakan di SMPN 1 Padang Panjang. Uji praktikalitas meliputi tiga aspek, yaitu kemudahan dalam penggunaan, manfaaat yang didapat dan efektivitas waktu pembelajaran. Analisis data hasil uji praktikalitas oleh guru dan siswa menunjukkan bahwa modul yang
47
disertai mind map yang dihasilkan memenuhi kriteria praktis dengan rata-rata nilai praktikalitas oleh guru 88,24% dan rata-rata nilai praktikalitas oleh siswa 82,38%. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map ini praktis digunakan baik dari aspek kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang didapat dan efektivitas waktu pembelajaran. Hal ini didukung oleh respon positif dari siswa yang menyatakan bahwa modul yang disertai mind map pada materi pokok ekosistem ini sangat berguna untuk menunjang proses pembelajaran dan mengharapkan agar modul ini dikembangkan untuk seluruh pokok bahasan. Selain itu, penampilan modul menarik karena dilengkapi dengan gambar yang lucu dan warna-warna yang cerah, serta gambar-gambar yang lengkap dan mewakili semua materi yang disajikan di dalam modul. Respon positif tersebut menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map ini bermanfaat bagi siswa dalam menunjang proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sudjana dan Rivai (1992 dalam Arsyad, 2006: 24) mengemukakan manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut: 1.
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2.
Pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak terbatas pada komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan.
48
4.
Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas belajar yang lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Dari aspek kemudahan penggunaan, modul yang disertai mind map
memperoleh nilai praktikalitas oleh guru 88,33% dengan kriteria praktis, sedangkan nilai praktikalitas oleh siswa adalah 81,50% dengan kriteria praktis. Hal ini menunjukkan bahwa modul mudah digunakan karena penggunaan modul yang disertai mind map ini tidak memerlukan keahlian khusus. Dari aspek manfaat yang didapat, modul yang disertai mind map memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh guru 87,50% dan nilai praktikalitas oleh siswa 82,00%. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map yang dihasilkan bermanfaat untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijaya, Djadjuri, dan Rusyan (1992: 97) yang mengemukakan beberapa manfaat modul, bahwa dengan pengajaran modul sangat dimungkinkan: 1.
Adanya peningkatan motivasi belajar.
2. Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan pelayanan individual yang lebih mantap. 3. Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas. 4. Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi. Dari aspek efektivitas waktu pembelajaran, modul yang disertai mind map dan memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh guru 88,89% dan nilai
49
praktikalitas oleh siswa 83,66%. Hal ini menunjukkan bahwa modul telah sesuai dengan salah satu tujuan utama sistem pengajaran dengan modul yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006: 232), yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu pembelajaran di sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Setelah uji praktikalitas, dilakukan revisi II sesuai dengan saran dari guru dan siswa yang diperoleh dari angket uji praktikalitas. Saran dari guru yaitu sebaiknya penulisan pada modul harus sesuai dengan EYD dan soal pada lembar kerja siswa dibuat lebih menantang sehingga siswa dapat berpikir kritis. Sedangkan saran dari siswa secara umum adalah sebaiknya tulisan dan warna mind map diperjelas supaya mudah dibaca. Sebaiknya tambahan gambar-gambar yang sesuai materi. Modul pembelajaran biologi yang disertai mind map sudah diperbaiki sesuai saran-saran tersebut. Dari keseluruhan hasil uji validitas dan uji praktikalitas, modul yang disertai mind map yang dihasilkan adalah valid dan praktis. Hal ini dapat menjawab beberapa permasalahan yang dikemukakan di latar belakang. Dengan adanya modul yang dilengkapi mind map ini diharapkan media cetak tidak hanya digunakan sebagai media pelengkap yang digunakan oleh siswa di rumah tetapi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di sekolah. Hal ini juga diharapkan dapat membantu pelaksanaan proses pembelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa. Selain itu penggunaan mind map dan keseluruhan komponen penyusun modul lainnya telah teruji dapat mambantu siswa dalam memahami konsep dan materi, khususnya untuk materi pokok ekosistem.
50
Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini dapat diperkecil karena peneliti sudah mempelajari kekurangan dari beberapa penelitian pengembangan yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Kendala yang dihadapi oleh Rafi (2011:56) yang juga melakukan penelitian pengembangan modul adalah keterbatasan pada waktu. Dalam hal ini siswa tidak dapat membaca seluruh isi modul karena keterbatasan waktu yang tersedia. Umumnya siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembaran kerja siswa karena waktu yang tersedia untuk siswa mempelajari materi tidak sebanding dengan soal-soal yang harus dikerjakannya. Untuk menghindari permasalahan tersebut terulang kembali, peneliti memberikan petunjuk dan instruksi yang jelas kepada siswa sebelum mereka membaca modul dan mengerjakan soal-soal pada lembaran kerja. Siswa diberi kesempatan untuk mempelajari LKS satu, yang sebelumnya membaca halaman pendahuluan serta petunjuk penggunaan modul bagi siswa. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk membaca secara acak isi modul agar siswa mengetahui komponenkomponen modul secara menyeluruh. Selain itu, peneliti juga memberikan batasan yang jelas tentang materi yang harus dibaca untuk dapat mengerjakan soal-soal pada lembaran kerja sesuai dengan waktu yang tersedia.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1 Padang Panjang yang memenuhi kriteria valid dengan nilai validitas 85,80%.
2.
Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1 Padang Panjang yang memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh guru 88,24%.
3.
Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1 Padang Panjang yang memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh siswa 82,38%.
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan halhal sebagai berikut: 1.
Sebelum uji praktikalitas oleh siswa dilaksanakan, disarankan agar modul yang disertai mind map diberikan kepada siswa satu minggu sebelum uji praktikalitas dilaksanakan. Dengan demikian siswa telah membaca materi dan mengetahui isi modul secara menyeluruh di rumah, sehingga waktu yang digunakan oleh siswa untuk membaca modul di sekolah lebih efektif lagi.
51
52
2.
Pelaksanaan uji praktikalitas disarankan untuk dilakukan tidak hanya pada satu sekolah, sehingga data hasil uji praktikalitas yang didapatkan lebih banyak lagi.
3.
Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar mengembangkan modul yang disertai mind map untuk materi yang lainnya sehingga dapat dijadikan media pembelajaran.
53
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad. 1998. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Sinar Maju Algensido. Anggaryani. 2006. Pengembangan LKS Pesawat Sederhana yang Disesuaikan dengan KTSP untuk Kelas VII. ” Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Buzan, Tony. 2006. Buku pintar mind map. Jakarta: Gramedia. ----------------. 2007. mind map. (http://pkab.wordpress.com/2009/05/10/imindmap-4-0-review/. Online. Diakses 30 Maret 2011). Daryanto. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. h. 1. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2073898-pengertianpembelajaran-yang-aktif-dan/#ixzz1IfZueW3j. Online.Diakses 30 2011).
April
Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya, analisis di bidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Padang. 2011. Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang. Padang: UNP. Khanza,
Fauziah. 2008. Mind (http://khanza99.wordpress.com/2008/06/24/mind-mapping, Diakses 4 Februari 2011).
Mapping. Online.
Lufri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
54
Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sardiman, Arief S, R. Raharjo, Anung Haryono dan Rahardjito. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. ------------. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. ------------. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Raja
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Soekartawi, Suhardjono, Hartono, T. dan Anshsrullah, A. 1995. Meningkatkan Rancangan Instruksional (Instructional design) untuk Memperbaiki kualitas Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2007. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Warma, Rafika. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Yang Dilengkapi Mind Map dan Daftar Istilah Pada Materi Plantae Untuk Kelas X SMA. Padang: UNP. Wijaya, Cece, Djadja Djadjuri, dan A. Tabrani Rusyan. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wycoff, Joyce. 2005. Menjadi Super Kreatif. Bandung: Kaifa.
55
Lampiran 1 KISI-KISI LEMBARAN VALIDASI MODUL YANG DISERTAI MIND MAP PADA MATERI EKOSISTEM Aspek
Indikator
Nomor indicator
Didaktik
1. Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2. Sesuai dengan SK dan KD yang ingin dicapai 3. Membantu dalam pemahaman materi dengan adanya mind map. 4. Sesuai dengan karakteristik siswa 5. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif. 6. Isi modul sesuai dengan tingkat pendidikan siswa 7. Materi membuat siswa membangun konsep.
a
Konstruksi
Teknis
1. Tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator. 2. Memiliki identitas jelas dan materi pokok yang rinci. 3. Penyajian jelas dan adanya hubungan dengan konsep pada materi. 4. Penggambaran modul sesuai dengan materi. 5. Informasinya menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap mata pelajaran biologi. 6. Dapat digunakan perorangan dan perkelompok 7. Mind map mendorong siswa belajar secara efektif dan kreatif. a. Penampilan modul menarik. b. Huruf yang tepat dan jelas. c. Kesesuaian gambar dalam modul. d. Modul meningkatkan peran guru e. Adanya catatn kecil
b
c d e f g
a dan b c,d,e,f,g,h i,j,k l,m,n,o
p q r A b,c,d.i.j.k e,f,g,m h l
56
Lampiran 2 ANGKET VALIDASI MODUL PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SMP
Peneliti : Ponda Anggelika Putri
Mata Pelajaran
: Biologi
BP/NIM: 2007/86217
Kelas/Semester
: VII/2
Materi pokok
: ekosistem
A. Pengantar Pemberian lembaran validasi ini kepada Bapak/Ibu sebagai pakar/ahli dalam pembelajaran biologi dan pendesainan media pembelajaran, dimaksudkan untuk mendapatkan masukan tentang validitas modul yang disertai mind map. Data hasil validasi dari lembaran validasi akan digunakan sebagai data penelitian skripsi peneliti di Jurusan Biologi FMIPA UNP yang berjudul “ Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi disertai Mind Map pada Materi Ekosistem Untuk Siswa Kelas VII Semester II di SMPN 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP”. Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat/masukan, saran, dan kritik dalam bentuk pengisian lembaran validasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima kasih. B. Petunjuk Pengisian Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas modul yang disertai mind map yang dirancang untuk pembelajaran biologi siswa
57
kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembaran validasi dengan cara memberi tanda cek (√) pada kolom yang tersedia. Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju TS = tidak setuju STS = sangat tidak setuju A. Instrumen Uji Validitas modul disertai mind map Penilaian No
Kriteria Modul SS
1
Syarat didaktik a. Materi mengacu pada kurikulumKTSP b. Modul pembelajaran yang dibuat sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai pada materi ekosistem c. Modul yang dibuat dengan mind map dapat mendukung pemahaman konsep d. Modul yang dibuat sesuai dengan karakteristik siswa e. Modul yang dibuat dapat meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif f. Kedalaman isi modul sesuai dengan tingkat pendidikan siswa g. Materi memungkinkan siswa membangun konsep
2
Syarat Konstruksi a. Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas b. Konsep yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
S
TS
STS
58
Penilaian No
Kriteria modul SS c. Materi memunculkan aspek penalaran danpembuktian d. Mempunyai identitas (judul materi) e. Materi yang disajikan secara sistematis (berurutan) f. Materi menyediakan tugas atau kegiatan yang mendorong siswa untuk mengkomunikasikan ide mereka dalam berbagai bentuk secara tertulis dan lisan g. Materi menyediakan persoalan kontekstual h. Materi memuat hubungan antar konsep yang dibicarakan dengan kehidupan sehari-hari i.
Penyampaian menjelaskan pengaitan antara konsep dengan gambar atau ilustrasi
j.
Penyajian memunculkan proses pembentukan pengetahuan
k. Penyajian dimulai dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak l.
Ilustrasi yang mengandung informasi cukup jelas dan mudah dibaca oleh siswa
m. Ilustrasi dalam modul memperlihatkan komponen ekosistem n. Ilustrasi mendukung pemahaman konsep o. Ilustrasi membangkitkan semangat belajar siswa p. Informasi yang disajikan dapat menimbulkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa terhadap mata pelajaran biologi q. Modul ini dapat digunakan untuk perorangan dan kelompok
S
TS
STS
59
No
Kriteria modul
r. Modul yang disertai mind map ini mendorong siswa belajar/ bekerja secara efektif, kreatif dan mandiri 3
Syarat Teknis a. Penampilan modul yang dilengkapi mind map b. Tulisan yang disajikan dalam modul jelas dan penggunaan huruf sudah tepat c. Struktur kalimat sesuai dengan tuntutan bahasa indonesia yang baik dan benar d. Bahasanya mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa e. Gambar yang disajikan dalam modul sesuai dengan konsep f. Objek yang digambar cukup jelas dan proposional g. Gambar disajikan dengan jelas dan menarik untuk meningkatkan motivasi belajar h. Penggunaan modul meningkatkan peran guru sebagai fasilitator i.
Semua halaman bernomor
j.
Huruf untuk setiap bab, sub bab, judul, cukup menarik serta mudah dibaca oleh siswa
k. Huruf tebal dan huruf miring digunakan sesuai dengan fungsinya l.
Mencantumkan catatan kecil yang menunjukkan pengetahuan umum
m. Ilustrasi, gambar dan yang lainnya diletakkan sesuai dengan isi tulisannya dan ukuran proporsional
SS
Penilaian S TS
STS
60
Keterangan: SS = SangatSetuju S = Setuju TS = TidakSetuju STS = SangatTidakSetuju Komentar Dan Saran : 1. Komentar Setelah Bapak/Ibu mengamati dan menganalisis modul pembelajaran biologi dengan mind map pada materi ekosistem di tingkat SMP, bagaimanakah komentar atau tanggapan Bapak/Ibu? ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... 2. Saran-Saran Setelah Ibu/Bapak menganalisis modul ini, apa saran Bapak/Ibu berikan agar dapat digunakan dalam perbaikan dan penyempurnaan modul pembelajaran biologi dengan mind map pada materi ekosistem di tingkat SMP? ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................
Padang,.............................. Validator
(.........................................)