TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA BERDASARKAN STATUS GIZI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TANAHSARI TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Hartopo Heru Saputro NIM. 10604227522
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2013 i
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Tingkat Ke Kesegaran Jasmani Siswa Berdasarkan Status Gizi Sekolah Dasar asar Negeri 2 Tanahsari Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, ta, Maret 2013 Pembimbing,
Guntur, M.Pd NIP 19580706 198403 1 002
ii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Berdasarkan Status Gizi Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen “ ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, Februari 2013 Yang menyatakan,
Hartopo Heru Saputro NIM. 10604227522
iii
iv
MOTTO 1. Sahabat itu ibarat saudara kandung,meskipun bukan sedarah tapi siap mengorbankan banyak hal untuk membantu kita (Penulis) 2. Hasil dari suatu pencarian selalu lebih menggembirakan daripada hasil dari suatu kecerdasan ( Eugene Wilson ) 3. “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S Al Isro’ : 7) 4. Mencoba lebih baik daripada hanya melihat karena pekerjaan susah pun bisa dikerjakan bila mau mencoba( Penulis )
v
PERSEMBAHAN Karya sederhana ini aku persembahkan untuk orang-orang yang telah berperan penting dalam hidupku selama ini antara lain: 1.
Ayahanda Sukirman dan Ibunda Sri Mangiah yang selalu memberikan pengorbanan baik moral maupun materiil untuk keberhasilan studiku dan kehidupanku untuk menggapai cita-citaku.
2.
Kakakku Wulan dan adikku Vinda,Karina, aku sayang kalian semua.
vi
TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA BERDASARKAN STATUS GIZI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TANAHSARI TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Hartopo Heru Saputro 10604227522 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Berdasarkan Status Gizi Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kabupaten Kebumen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I – V SD Negeri 2 Tanahsari dengan jumlah 147 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan pengukuran. Tes Kesegaran Jasmani yang digunakan adalah TKJI untuk usia 6 – 9 tahun dan 10 – 12 tahun. Tes status gizi menggunakan Indek Massa Tubuh (IMT). Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa SD Negeri 2 Tanahsari berdasarkan status gizi adalah Tingkat kesegaran jasmani pada siswa dengan status gizi kurus diperoleh 24 subyek dengan kategori 1 siswa (4,17%) masuk dalam kategori kurang sekali, 11 siswa (45,83%) dalam kategori kurang, 11 siswa (45,83%) dalam kategori sedang, 1 siswa (4,17%) dalam kategori baik, dan tidak ada siswa dalam kategori baik sekali. Tingkat Kesegaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizinya normal diperoleh dari 115 subyek dengan kategori sebanyak 19 siswa (16,52%) dalam kategori kurang, 58 siswa (50,43%) dalam kategori sedang, 38 siswa (33,04%) dalam kategori baik, serta tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali dan baik sekali.Tingkat Kesegaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizi gemuk diperoleh dari 10 subyek dengan kategori 5 siswa (62,50%) dalam kategori sedang, sebanyak 3 siswa (37,50%) dalam kategori kurang,serta tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali, baik, dan baik sekali. Kata kunci : Kesegaran Jasmani, Status Gizi.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas segala limpahan kasih dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dapat terselesaikan. Menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penulisan skripsi tidak dapat diselesaikan, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S.Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 3. Drs. Amat Komari, M SI, Kepala Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Rekreasi yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk penelitian. 4. Sriawan,M.Kes.Koordinator Prodi PGSD Penjas Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 5. Drs.Agus Sumhendartin,M.Pd selaku Dosen Penasehat Akademik yang memberi bimbingan dan masukan selama perkuliahan. 6. Guntur, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan perhatian dan mengorbankan waktu serta memberikan pengarahan dan saran dalam penyusunan ini. 7. Sutyasti,S.Pd sebagai Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari Kebumen yang telah memberikan bantuan dan izin dalam penelitian. viii
8. Para pengajar dan siswa kelas I - V SD Negeri 2 Tanahsari Kebumen yang telah membantu pelaksanaan dalam penelitian. 9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di dalam bidang olahraga.
Yogyakarta, Desember 2012 Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
I
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN.........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
vi
HALAMAN MOTTO.....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... ABSTRAK …………………………………………………………………
vi vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
xii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… B. Identifikasi Masalah ………………………………………….. C. Pembatasan Masalah ................................................................. D. Rumusan Masalah …………………………………………..... E. Tujuan Penelitian …………………………………………….. F. Kegunaan Penelitian …………………………………………. BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………… A. Deskripsi Teori ……………………………………………….. 1. Hakikat Status Gizi …………………………………........... 2. Hakikat Kebugaran Jasmani ……………………………..... 3. Komponen Kebugaran Jasmani …………………………… 4. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani …. 5. Karakteristik Siswa SD ……………………………………. 6. Hubungan Status Gizi dengan Kesegaran Jasmani ………... B. Penelitian Yang Relevan ……………………………………... C. Kerangka Berfikir ……………………………………………. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………...... A. Desain Penelitian ……………………………………………... B. Definisi Operasional Variabel Penelitian …………………….. C. Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian .................................. D. Subyek Penelitian ...................................................................... E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data……….... F. Teknik Analisis Data………..………………………………...
1 1 5 6 6 6 6 8 8 8 11 15 19 23 24 24 25 27 27 27 28 28 28 33
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………... A. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………. B. Hasil Uji Persyaratan C. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. A. Kesimpulan …………………………………………………... B. Implikasi.................................................................................... C. Keterbatasan Penelitian......................................................... D. Saran ………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... LAMPIRAN ……………………………………………………………….
xi
34 34 34 43 44 44 44 45 45 47 49
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Gambar 2. Gambar 3.
Histogram Tingkat Kebugaran Jasmani pada Kelompok Siswa Dengan Status Gizi Kurus........................................
38
Histogram Tingkat Kebugaran Jasmani pada Kelompok Siswa Dengan Status Gizi Normal......................................
43
Histogram Tingkat Kebugaran Jasmani pada Kelompok Siswa Dengan Status Gizi Gemuk ......................................
44
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa dengan Status Gizi Kurus ........................................................................................
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Kelompok Siswa dengan Status Gizi Kurus...............................................
Tabel 3.
42
Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa dengan Status Gizi Gemuk .......................................................................................
Tabel 6.
38
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Kelompok Siswa dengan Status Gizi Normal.............................................
Tabel 5.
37
Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa dengan Status Gizi Sedang .......................................................................................
Tabel 4.
36
43
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Kelompok Siswa dengan Status Gizi Gemuk.............................................
43
Tabel 7.
Hasil Perhitungan Uji Normalitas.............................................
45
Tabel 8.
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas.........................................
46
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Surat Permohonan Iji Penelitian.............................................
50
Lampiran 2.
Surat Ijin Riset / PKL dari UPT Unit Kec.Kebumen….........
51
Lampiran 3.
Surat Iji Penelitian dari Sekolah ……....................................
52
Lampiran 4.
Surat Keterangan Pengujian Alat dari Balai Metrologi …….
53
Lampiran 5.
Petunjuk Pelaksanaan TKJI Umur 6 – 9 Tahun..…………....
63
Lampiran 6.
Petunjuk Pelaksanaan TKJI usia 10-12 Tahun.......................
86
Lampiran 7.
Daftar Status Gizi SD Negeri 2 Tanahsari..............…………
108
Lampiran 8.
Daftar Skor TKJI SD Negeri 2 Tanahsari………...................
113
Lampiran 9.
Data Penelitian Status Gizi dan TKJI SDN 2 Tanahsari........
120
Lampiran 10.
Frekuensi Data........................................................................
125
Lampiran 11.
Dokumentasi Penelitian TKJI.................................................
128
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap manusia, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Menurut Depdiknas (2003: 2), pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani. Selama belajar, siswa memainkan peran baik yang terkait dengan fisik jasmaninya maupun mental spiritualnya. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Sebagai suatu proses pendidikan, pendidikan jasmani dalam proses pembelajarannya melibatkan berbagai macam unsur. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah guru, murid, materi
1
pelajaran, media atau sarana dan prasarana, metode, dan tujuan.Untuk mewujudkan pendidikan yang mempunyai kualitas yang unggul dalam segala bidang maka harus didukung dengan kebugaran kardiorespirasi baik. Untuk itu melalui pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga yang dilaksanakan di sekolah dapat memberikan modal dasar kebutuhan kebugaran kardiorespirasi. Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan berhubungan dengan kebugaran, dimana pendidikan tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yaitu mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat. Pelajar merupakan salah satu sasaran pendidikan yang dituntut memiliki respon atau tanggap terhadap mata pelajaran, dalam hal ini pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan mempunyai sasaranya itu aspek jasmaniyah, mental, sosial, danemosional, sangat erat kaitannya untuk meningkatkan atau membangun kebiasaan hidup sehat sehari-hari melalui aktivitas jasmani yang sangat penting untuk mengembangkan individu maupun kelompok. Kebugaran jasmani ialah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian
terhadap pembebanan fisik
yang
diberikan
kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Depdiknas, 2000 :28). Kebugaran jasmani erat hubungannya dengan kesehatan, ada pula yang erat hubungannya dengan keterampilan atau skill.
2
Menurut Mohammad Sajoto (1988: 45-46), Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi : 1) kebugaran cardiovasculer atau cardiovasculer fitness, 2) kebugaran kekuatan otot atau strenght fitness, 3) kebugaran keseimbangan tubuh atau body weight fitness, 4) kebugaran kelentukan atau fleksibility fitness. Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi : 1) koordinasi, 2) daya tahan, 3) kecepatan, 4) daya ledak. Kesegaran bagi siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan kondisi fisik yang segar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan begitu pula sebaliknya. Siswa SD pada umumnya berusia 612tahun memiliki tingkat kebugaran jasmani yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Biasanya mereka tidak mengindahkan gizi yang mereka konsumsi, aktivitas fisik, dan istirahat yang menunjang tingkat kesegaran jasmaninya.Faktor lingkungan dimungkinkan berperan dalam hal kesegaran jasmani seperti pada siswa yang bertempat tinggal dipedesaan atau diperkotaan itu berbeda.Sehingga kesegaran jasmani maupun status gizi perlu diperhatikan oleh guru maupun orang tua karena mereka sedang berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan fisik yang terus meningkat. Menurut Arma Abdoellah dan Agoes Manadji (1994: 184), di sebutkan bahwa kebutuhan manusia yang paling menonjol adalah kebutuhan jasmani dan kesejahteraan. Kebutuhan jasmani yang dimaksud adalah kebutuhan menyangkut masalah kebutuhan fisik seperti sandang, pangan, papan serta kebutuhan fisik lainnya. Sedangkan kesejahteraan selain
3
menyangkut hal tersebut diatas juga menyangkut masalah kebutuhan psikis (emosi) dan social seperti kepuasan, rasa aman, kebutuhan rohani (ketegangan) dan kebutuhan psikis lainnya. Semua kebutuhan tersebut dapat direalisasikan melalui kerja, olahraga, danrekreasi. Berdasarkan data hasil observasi yang telah dilakukan Disini adabeberapa faktor yang
mempengaruhi status gizi siswa SD Negeri 2
Tanahsari salah satunya adalah makanan yang dikonsumsi sehari-hari yang kurang memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna dan siswa lebih suka jajan makanan yang kurang bergizi seperti cilok,otak-otak,cimol dan lain-lain dibandingkan sarapan pagi dirumah,sehingga sebagian siswa memiliki berat badan dan tinggi badan yang kurang proporsional berdasarkan kelompok umur yang tercantum dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) .Disamping itu juga sebagian dari siswa tersebut termasuk dalam keluarga yang kurang mampu yang berpenghasilan minim sekali sehingga berdampak pada gizi anak tersebut karena kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan anak jadi kurang semangat dan sering mengantuk saat mengikuti pelajaran dikelas, selain itu kurangnya jam pelajaran olahraga juga berdampak pada siswa kurang memiliki kesegaran jasmani yang bagus dan anak jadi cepat lelah saat mengikuti pelajaran olahraga, sehingga perlu ditambah jam ekstrakurikuler untuk dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa SD Negeri 2 Tanahsari. Penjelasan tentang kondisi status gizi siswa dibagi menjadi beberapa kriteria yang tercantum MenurutDepartemenKesehatan RI (2005: 51) Status gizi dibedakan menjadi empat yaitu status gizi kurus, status gizi normal,
4
status resiko gemuk dan status gizi gemuk. Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, di samping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar siswa, dan produktivitas kerja. Oleh karena itu, di Indonesia yang sekarang sedang membangun, factor gizi di samping faktorfaktor lain dianggap penting untuk memacu pembangunan khususnya yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia berkualitas. Untuk mengetahuiTingkat Kesegaran jasmani siswa SD Negeri 2 Tanahsari dilakukan tes TKJI Tahun 2010 dan status gizinya menggunakan Indeks Massa Tubuh,dengan bukuMenurutDepartemenKesehatan RI (2005). Kemudian hasil perhitungan dari berat badan dan tinggi badan di atas kemudian dimasukan kedalam tabel IMT yang tercantum dalam lampiran. Atas pertimbangan tersebut peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Berdasar Status Gizi Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen” B. IdentifikasiMasalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Kebiasaan siswa saat berangkat sekolah tidak sarapan pagi.
5
2. Siswa kurang bersemangat dan sering mengantuk saat pelajaran dikelas berlangsung. 3. Siswa merasa jadi cepat lelah saat mengikuti olahraga. 4. Belum diketahui tingkat kesegaran jasmani dan status gizi siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari Kebumen. C. PembatasanMasalah Berdasarkan latarbelakang masalah dan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas serta terbatasnya waktu dan keterbatasan-keterbatasan yang lain, maka peneliti hanya akan mengkaji dan mengetahui Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Berdasarkan Status Gizi Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan KebumenKabupaten Kebumen.
D. RumusanMasalah Atas dasar pembatasan masalah seperti tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Berdasarkan Status Gizi Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen?”
E. TujuanPenelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Berdasarkan Status Gizi Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.
6
F. KegunaanPenelitian 1.
SecaraTeoritis Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan kajian dalam mengembangkan dan meningkatkan pendidikan jasmani di sekolah khususnya dalam usaha meningkatkan kesegaran jasmani siswa melalui pendidikan jasmani.
2.
SecaraPraktis a.
Bagi guru pendidikan jasmani sebagai pertimbangan dalam program pembelajaran dalam peningkatkan kesegaran jasmani peserta didik.
b.
Bagi orang tua sebagai bahan pertimbangan dalam membiasakan hidup sehat dan meningkatkan kesegaran jasmani anaknya.
c.
Bagi siswa sebagai acuan untuk meningkatkan kesegaran jasmaninya.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Status Gizi Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi empat yaitu status gizi kurus, status gizi normal, status gizi resiko gemuk dan status gizi gemuk. menurut Departemen Kesehatan RI (2005: 51) Menurut Sunita Almatsier (2001: 3) Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “ gizi “ berasal dari bahasa Arab ghidza, yang berarti “ makanan “. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Menurut Sunita Almatsier (2001, 8 – 9) Fungsi zat gizi dalam tubuh dikelompokkan menjadi tiga yaitu : a. Memberi Energi Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang
8
diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar. b. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh Protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun. c. Mengatur Proses Tubuh Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini protein, mineral, air dan vitamin dinamakan zat pengatur.
9
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi ganguan gizi. Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses : a. Pertumbuhan Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tingakt sosial ekonomi menengah ke atas rata-rata lebih tinggi daripada yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah. b. Produksi Tenaga Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun.
10
c. Pertahanan Tubuh Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian. d. Stuktur dan Fungsi Otak Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen. e. Perilaku Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis. Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati, dan kantung empedu. 2. Hakikat Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani menurut Arma Abdoelah dan Agus Manadji (1994: 146), adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas seharihari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang.
11
Menurut Arma Abdoelah yang dikutip oleh Bambang Priyono Adi (2004: 30), kesegaran jasmani adalah kemampuan kapasitas organ-organ tubuh seseorang untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan berarti dan masih memiliki cadangan kekuatan dan tenaga dan masih sanggup melakukan aktivitas yang lainnya. Sedangkan menurut Suryanto (1999: 77), menyatakan bahwa kesegaran jasmani yang baik diperlukan oleh setiap orang, termasuk siswa dan tidak pandang jenis kelamin, suku, pekerjaan, serta status sosial ekonomi. Kesegaran jasmani pada garis besarnya dibagi menjadi 2 macam, yaitu: (1) kesegaran jasmani yang terkait dengan kesehatan; dan (2) kesegaran jasmani yang terkait dengan pekerjaan. Kebugaran jasmani mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sadoso (1992: 19), bahwa kesegaran merupakan kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa merasa lelah yang berarti, serta masih mempunyai sisa tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan mendadak. Dapat pula dikatakan bahwa kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, di mana orang yang kebugaran jasmaninya kurang tidak dapat melakukannya. Menurut Wahjoedi (2001: 58-59), mengemukakan kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta
12
dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk hidup secara harmonis dengan penuh semangat, sedangkan manusia yang segar adalah manusia yang berpandangan sehat, cerah terhadap kehidupan masa depannya mempunyai harga diri, dan menyukai pergaulan sesama manusia (Hari Sanjaya, 1993: 13). Aktivitas jasmani dapat memberikan sumbangan yang besar untuk meningkatkan kebugaran jasmani, setidak-tidaknya dapat memelihara kebugaran jasmani. Latihan gerak yang terbaik adalah jenis latihan yang mengikutsertakan gerak otot sebanyak-banyaknya, tidak terlokalisasi pada otot-otot tertentu saja dan disamping itu dapat merangsang secara cepat kerja jantung dan paru-paru. Menurut Moeljono yang dikutip Margono (1987: 38) dinyatakan bahwa kesegaran jasmani merupakan kebutuhan semua orang, karena fungsi dari kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan seseoarang disamping juga berguna untuk mempertinggi daya kerja. Jadi apabila seseorang memiliki kesegaran jasmani yang baik berarti kapasitas belajar atau bekerja pun menjadi lebih baik. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2-3), pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja seharihari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran digolongkan menjadi tiga kelompok, yakni: 1) Kebugaran Statis : keadaan seseorang yang bebas dari penyakit dan cacat atau disebut sehat.
13
2) Kebugaran Dinamis : kemampuan seseorang bekerja secara efisien yang tidak memerlukan keterampilan khusus misalnya berjalan, berlari, melompat, dan mengangkat. 3) Kebugaran Motoris : kemampuan seseorang belajar secara efisien yang menuntut keterampilan khusus, misalnya seorang pelari dituntut memiliki
teknik
berlari
dengan
benar
untuk
memenangkan
perlombaan. Kebugaran jasmani dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (1) keteraturan berlatih, dengan intesitas kegiatan yang cukup berat, (2) faktor genetik, dan (3) kecukupan gizi. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik, sudah tentu ia juga akan memiliki derajat kesehatan yang baik (Rusli Lutan, 2002 : 61). Kesegaran jasmani merupakan kesegaran semua orang, karena fungsi kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan seseorang disamping juga berguna untuk mempertinggi daya kerja. Kesehatan sangat menguntungkan yang berarti dibutuhkan untuk berpartisipasi secara antusias dan menyenangkan dalam tugas sehari-hari dan aktivitas rekreasi. Kesegaran jasmani sangat menunjang aktivitas kehidupan seharihari, akan tetapi tingkat kesegaran jasmani seseorang pasti berbeda-beda sesuai dengan tugas dan profesi masing-masing. Seseorang yang mempunyai kesegaran jasmani yang bagus, akan dapat menjalankan pekerjaannya lebih mudah dibandingkan dengan seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang kurang bagus.
14
Dari beberapa pengertian tentang kesegaran jasmani di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan atau kesegaran fisik seseorang yang memiliki kekuatan dan daya tahan tubuh yang baik untuk melakukan tugas serta pekerjaan sehari-hari dengan mudah atau secara efesien dan efektif tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebih, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang dan keperluan mendadak. 3. Komponen Kesegaran Jasmani Untuk mengklasifikasikan arti kesegaran jasmani sangatlah penting untuk mengidentifikasikan dan mendefinisikan komponen-komponen yang mendukung kemampuan jasmani. Mengetahui dan memahami komponen kesegaran jasmani sangatlah penting karena komponen-komponen tersebut merupakan penentu baik buruknya kesegaran jasmani seseorang menurut Djoko Pekik I (2004: 4) menyatakan bahwa komponen yang berhubungan dengan kesehatan memiliki empat komponen dasar meliputi: a. Daya tahan paru-jantung : Kemampuan paru-jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu lama. b. Kekuatan otot dan daya tahan otot. Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk melawan beban dalam satu usaha. c. Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan serangkaian kerja dalam waktu lama. d. Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa. e. Komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dalam presentase lemak tubuh. Menurut Mohammad Sajoto (1988: 45-46), apabila ingin mengetahui atau mengukur kesegaran jasmani seseorang dapat dilihat dari
15
empat komponen yaitu : kesegaran cardiovascular, kesegaran keseluruhan otot, kesegaran keseimbangan berat badan dan kesegaran kelentukan. Dari komponen-komponen itu, dapat dikaji sebagai berikut : 1) Kesegaran Cardiovascular Kesegaran cardiovascular adalah keadaan dimana jantung seseorang mampu bekerja dengan mengatasi beban berat selama suatu kerja tertentu. Kesegaran semacam ini disebut kesegaran aerobik. 2) Kesegaran Kekuatan Otot Kesegaran kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya. Otot yang kuat akan membuat kerja otot sehari-hari lebih efisien seperti mengangkat, menjinjing dan lain-lain serta membuat bentuk tubuh menjadi lebih baik. 3) Kesegaran Keseimbangan Badan Kesegaran keseimbangan berat badan tergantung pada ratio perbandingan ketebalan lemak dalam tubuh dengan serabut-serabut otot serta tulang. Sedikit lemak dengan otot tipis akan menimbulkan kesegaran jasmani yang lebih baik. 4) Kesegaran Kelentukan Kesegaran kelentukan adalah kemampuan persendian, ligamen dan tendon disekitar persendian untuk melaksanakan gerak seluasluasnya. Kelentukan penting karena apabila seseorang mengalami kurang luas gerak dalam persendiannya, dapat menimbulkan gangguan kurang gerak dan mudah menimbulkan cidera.
16
Menurut Rusli Lutan (2002: 63) komponen kebugaraan jasmani dibagi dalam 2 aspek yaitu: 1) Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan mengandung empat unsur pokok: a) Kekuatan otot b) Daya tahan otot c) Daya tahan aerobik d) Fleksibilitas 2) Kebugaran yang berkaitan dengan performa mengandung unsurunsur: a) Koordinasi b) Agilitas c) Kecepatan gerak d) Power, dan e) Keseimbangan Menurut Sardjono dkk (1992: 7), komponen utama kebugaran jasmani terdiri atas : a.
Kekuatan otot
b.
Daya tahan otot
c.
Daya tahan jantung, peredaran darah serta pernafasan. Wahjoedi (2001: 59-61), komponen kebugaran jasmani yang
baik berhubungan dengan kesehatan maupun keterampilan. a.
b.
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan 1) Daya tahan jantung-paru 2) Daya tahan otot 3) Kekuatan otot 4) Kelentukan 5) Komposisi tubuh Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan 1) Kecepatan 2) Kecepatan reaksi 3) Daya ledak 4) Kelincahan 5) Keseimbangan 6) Ketepatan 7) Koordinasi
17
Terdapat 5 (lima) komponen utama dari kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yang harus anda perhatikan (Len Kravits, 1997: 5-7) : a.
b.
c.
d.
e.
Daya Tahan Kardiorespirasi/Kondisi Aerobik Adalah kemampuan dari jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan grup otot-otot yang besar untuk melakukan latihan-latihan yang keras dalam jangka waktu lama, seperti jalan cepat, jogging, berenang, senam aerobik, mendayung, bersepeda, lompat tali, main ski, dan ski lintas alam. Daya tahan kardiorespirasi merupakan komponen yang terpenting dari kebugaran fisik. Kekuatan Otot Adalah kemampuan otot-otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau mendekati maksimal, untuk mengangkat beban. Otot-otot yang kuat dapat melindungi persendian yang disekelilinginya dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera karena aktivitas fisik. Daya Tahan Otot Adalah kemampuan dari otot-otot kerangka badan untuk menggunakan kekuatan (tidak perlu maksimal), dalam jangka waktu tertentu. Kekuatan, keahlian, penampilan, kecepatan bergerak dan tenaga sangat erat kaitannya dengan unsur ini. Kelenturan Adalah daerah gerak otot-otot dan persendian tubuh. Meningkatkan kelenturan akan memperbaiki penampilan tubuh dan mengurangi kemungkinan cedera. Komposisi Tubuh Adalah persentase lemak badan dari berat badan tanpa lemak (otot, tulang, tulang rawan, organ-organ vital). Menjadi gemuk, biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, mempunyai pengaruh pada komponen lain dari kebugaran. Kesegaran jasmani
erat
hubungannya dengan
tugas
yang
dilaksanakan seseorang, dengan kemampuan usaha jasmaniah dan kesegaran keseluruhan pribadinya sendiri. Kegiatan jasmani tidak perlu sama bagi setiap orang. Cukup kiranya apabila masing-masing dapat melakukan pekerjaannya dengan baik serta masih tersedia pula cadangan untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga yang mungkin terjadi secara mendadak.
18
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Menurut Djoko Pekik I (2004: 7-10) yang dikutip Husen Masruri (2009: 20-22), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang meliput tiga faktor : a) Makan Untuk dapat mempertahankan hidup manusia memerlukan makan yang cukup. Makanan yang cukup dan memenuhi syarat yang sehat seimbang sangat mutlak bagi kesehatan terutama untuk mempertahankan dan mencapai berat badan yang diinginkan. Untuk mendapatkan kesegaran jasmani yang baik harus mengkonsumsi makanan yang memenuhi syarat sehat seimbang, cukup nutrisi, dan gizi untuk mempertahankan kesempurnaan jasmani. b) Istirahat Istirahat yang cukup sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan tenaga, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari. c) Olahraga/Aktivitas Fisik 1) Kesegaran jasmani dapat dicapai dengan latihan dengan cara sistematik menggunakan rangsang gerak untuk meningkatkan/ mempertahankan kualitas fungsi tubuh. Kualitas fungsi tubuh merupakan daya tahan paru, jantung, otot dan komposisi tubuh. 2) Agar latihan dapat dilakukan secara efektif perlu adanya prinsipprinsip latihan, antara lain: (a). Overload (beban lebih), beban latihan harus lebih kuat daripada latihan sehari-hari. (b). Specifity (kekhususan), model latihan harus disesuaikan dengan tujuan yang
19
hendak dicapai. (c). Reversible (kembali asal), kesegaran yang telah dicapai akan menurun bahkan kehilangan jika latihan tidak dilakukan. 3) Takaran Latihan Keberhasilan mencapai kebugaran menurut Djoko Pekik I (2004: 16-21), sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi : tujuan latihan, pemilihan modal latihan, penggunaan sarana latihan, dan yang lebih penting lagi adalah takaran/dosis latihan yang dijabarkan dalam konsep FIT (frekuency, intensity, and time). a. Frequency Adalah banyaknya unit latihan per minggu. Untuk meningkatkan kesegaran perlu latihan 3-5 kali per minggu. Sebaliknya dilakukan berselang, misalnya : Senin-Rabu-Jum’at, sedangkan hari lain digunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery (pemulihan tenaga). b. Intensity
Kualitas yang menunjukan berat ringannya latihan disebut intensitas. Besarnya intensitas latihan tergantung pada jenis dan tujuan latihan. c.Time Adalah waktu/durasi yang diperlukan setiap kali latihan untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung dan penurunan berat badan diperlukan waktu berlatih 20-60 menit.
20
Menurut Rusli Lutan (2002: 73-75), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani. Faktor itu mencakup intensitas, kekhususan, frekwensi, dan kekhasan perorangan yaitu : a. Intensitas Untuk meningkatkan kebugaran jasmani, seseorang harus melakukan tugas kerja yang lebih berat dari kebiasaannya. Hal ini dapat dilakukan baik dengan menambah jumlah beban kerjanya atau mempersingkat waktu pelaksanaannya. b. Kekhususan Peningkatan dalam berbagai aspek kebugaran jasmani adalah bersifat spesifik, sesuai dengan jenis latihan yang ditujukan terhadap kelompok otot yang terlibat. Latihan kekuatan misalnya, tentu tidak akan banyak berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan aerobik. c. Frekwensi Latihan Tidak ada cara lain yang dapat mengganti latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Seberapa sering seseorang berlatih, hal itu mempengaruhi perkembangan kebugaran jasmaninya. d. Bersifat Perorangan Setiap orang mengalami peningkatan kebugaran jasmaninya dengan tempo peningkatan yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, bentuk tubuh, keadaan gizi, berat badan, status kesehatan, dan kuat lemahnya motivasi.
21
5. Karakteristik Siswa SD Perkembangan anak dari sisi emosi antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya
anak
usia
kelas
awal
SD
ditunjukkan
dengan
kemampuannya dalam melakukan variasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat
dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu. Sesuai dengan tahapan karakteristik perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan belajar bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya : a. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu. b. Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
22
c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik. e. Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. f. Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain. g. Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. 6. Hubungan Status Gizi dengan Kesegaran Jasmani Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi empat yaitu status gizi kurus, status gizi normal, status gizi resiko gemuk dan status gizi gemuk. menurut Departemen Kesehatan RI (2005: 51) Menurut Wahjoedi (2001: 58-59), mengemukakan kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya. Dari penjelasan di atas sangat jelas bahwa gizi sangat berpengaruh terhadap aktivitas fisik untuk mendapatkan kesegaran jasmani yang baik .
23
B. Penelitian yang Relevan 1.
Penelitian oleh Mafhani Mirwan Fauzi (2011) dengan judul “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD Negeri 2 Merdan Kecamatan Padureso Kabupaten KebumenII Tahun Pelajaran 2010/2011.Instrumen yang digunakan adalah Tes Pusat Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) umur 6 – 9 tahun dan 10 – 12 tahun dari Pusat Kesegaran jasmani dan Rekreasi tahun 2010,populasi penelitian sebanyak 73 siswa SD Negeri 2 Merdan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berusia 6 – 9 tahun dan 10 – 12 tahun.Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan presentase.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa di SD Negeri 2 Merdan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen masuk kategori kurang. Secara rinci siswa yang masuk kategori kurang sekali 8 anak(10,96%) kurang sebanyak 33 anak (45,21%), disusul kategori sedang dengan dengan frekuensi sebanyak 24 anak (32,88%),kategori baik sebanyak 8 anak (10,96%),serta kategori baik sekali sebanyak 0 anak (0%) .
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Subadri (2010) dengan judul “Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kuwarisan Kutowinangun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri 3 Kutowinangun Kebumen.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survai dengan teknik test dan pengukuran,dengan jumlah siswa
24
sebanyak 40 siswa yang terdiri 27 siswa putra dan 13 siswa putri,pengukuran menggunakan instrumen Tes Kebugaran jasmani Indonesia (TKJI) berdasarkan norma TKJI Puskerjasrek 1999 untuk anak usia 10-12 tahun,Teknik analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif degan presentase. C. Kerangka Berpikir Di dalam masyarakat, banyak orang mempunyai bermacam-macam pekerjaan dan penghasilan yang beraneka ragam dari yang berpenghasilan puluhan juta perbulan sampai hanya ratusan ribu perbulan. Begitu pula kekayaan atau kepemilikan barang dari orang tua, dilihat dari jumlah maupun nilainya berbeda-beda,ada yang memiliki kekayaan lebih ada yang kekurangan.Begitu
pula
Pandangan
bermacam-macam.
Seseoarang
yang
orang
terhadap
mempunyai
kesehatan
pekerjaan
juga
dengan
penghasilan yang tinggi akan mempunyai pandangan terhadap tingkat kesegaran jasmani yang berbeda dengan seeorang yang berpenghasilan rendah. Begitu pula orang yang pendidikannya tinggi akan lebih memperhatikan upaya peningkatan kesegaran jasmaninya. Kesegaran jasmani adalah salah satu unsur yang mempengaruhi kualitas manusia dipandang dari sudut jasmaninya, kesegaran jasmani yang optimal akan dapat tercapai secara optimal jika aktivitas atau latihan jasmani dilakukan secara teratur, terus-menerus, dan terukur. Tingkat kesegaran jasmani dapat diketahui menggunakan tes kesegaran jasmani indonesia (tkji 2010). Tes ini dapat mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung paru dan ditunjukan paru dan ditunjukan melalui pengukuran ambilan VO2 maks.
25
Dengan urutan tes kesegaran jasmani untuk anak 6 - 9 tahun dan untuk anak 10 – 12 tahun yang terdiri dari lima macam butir tes yaitu tes lari 30/40 m ,tes gantung siku, tes baring duduk 30 detik, tes loncat tegak dan tes lari 600 m. Kemudian di ukur juga tinggi badan dan berat badan siswa tersebut kemudian diolah dengan IMT menurut Departemen Kesehatan RI(2005),dengan diketahuinya tingkat kesegaran jasmani dan status gizi , maka dapat menjadi salah satu indikasi terhadap kesegaran jasmani.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan survei dan pengumpulan datanya menggunakan teknik tes. Survei tes untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa menggunakan tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI 2010). Selanjutnya dilakukan penelitian untuk mengetahui latar belakang tingkat kesegaran jasmani berdasarkan status gizi siswa. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Sebagai upaya untuk memperjelas maksud dan tujuan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan definisi operasional dari setiap variable yang terdiri dari tingkat kesegaran jasmani dan status gizinya. Tingkat status dalam penelitian ini adalah keadaan gizi di SD Negeri 2 Tanahsari Kebumen yang diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kriteria gizi kurus, status gizi normal,dan status gizi gemuk. Kebugaran jasmani dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari tahun ajaran 2012/2013, untuk melakukan tes kebugaran dengan tes kesegaran jasmani indonesia (tkji 2010) yang meliputi lari 30 / 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter.
27
C. Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tanahsari 2 Kebumen. Adapun pengambilan datanya yaitu pada tanggal 15-27 Oktober 2012 di kompleks SD Negeri Tanahsari 2 Kebumen. 2. Subyek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas I-V SD Negeri Tanahsari 2 Kebumen yang berjumlah 147 siswa. D. Subyek Penelitian Subyek penelitian Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Berdasarkan Status Gizi adalah seluruh siswa dari Kelas I sampai Kelas V SD Negeri 2 Tanahsari
tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 147 siswa. Seluruh populasi tersebut digunakan sebagai penelitian, sehingga disebut penelitian populasi .Populasi menurut Sugiyono (2007: 61), adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 108). E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1.
Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 126), instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Instrumen yang digunakan tes kebugaran jasmani dengan tes kesegaran jasmani
28
Indonesia,(TKJI 2010) Jakarta: Kemendiknas Jakarta. Tes ini dipilih karena multitahap bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung-paru atau kesegaran aerobik, dan daya tahan jantung-paru merupakan komponen yang paling penting dalam kesegaran jasmani, sebab secara langsung menyangkut tingkat kesehatan seseorang. Selain itu tkji mudah dalam pelaksanaannya dan pengamatannya. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kesegaran jasmani indonesia yang dibuat Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi(TKJI 2010). a.
Tujuan : untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani anak umur 6 - 9 tahun.
b.
Perlengkapan: (1) lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin, (2) stopwatch, (3) bendera start (4) tiang pancang, (5) palang tunggal, (6) papan berskala untuk loncat tegak , (7) serbuk kapur, (8) nomor dada , (9) penghapus, (10) peluit , (11) formulir tes , (12) alat tulis.
c.
Prosedur 1) Tes kesegaran jasmani indonesia ini merupakan satu rangkaian tes. Oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan dalam satuan waktu. 2) Urutan pelaksanaan sebagai berikut Pertama
: lari 30 meter
Kedua
: gantung siku tekuk
29
d.
Ketiga
: baring duduk 30 detik
Keempat
: loncat tegak
Kelima
: lari 600 meter
Penilaian Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh anak umur 6 – 9 tahun yang telah mengikuti tes disebut “hasil kasar”. Tingkat kesegaran jasmani anak tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena satuan ukuran yang digunakan masing-masing butir tes tidak sama, yaitu : 1) Untuk butir tes lari dan gantung siku mempergunakan satuan ukuran waktu (menit dan detik). 2) Untuk butir tes baring duduk dan gantung angkat tubuh, mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerak (berapa kali) 3) Untuk butir tes loncat tegak, mempergunakan satuan ukuran tinggi (centimeter) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk umur 10 – 12 tahun :
a. Tujuan : untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani anak umur 10 - 12 tahun. b. Perlengkapan: (1) lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin, (2) stopwatch, (3) bendera start (4) tiang pancang, (5) palang tunggal, (6) papan berskala untuk loncat tegak , (7) serbuk kapur, (8)
30
nomor dada , (9) penghapus, (10) peluit , (11) formulir tes , (12) alat tulis. c. Prosedur 1) Tes kesegaran jasmani indonesia ini merupakan satu rangkaian tes. Oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan dalam satuan waktu. 2) Urutan pelaksanaan sebagai berikut Pertama
: lari 40 meter
Kedua
: gantung siku tekuk
Ketiga
: baring duduk 30 detik
Keempat
: loncat tegak
Kelima
: lari 600 meter
d. Penilaian Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh anak umur 10 – 12 tahun yang telah mengikuti tes disebut “hasil kasar”. Tingkat kesegaran jasmani anak tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena satuan ukuran yang digunakan masing-masing butir tes tidak sama, yaitu : 1) Untuk butir tes lari dan gantung siku mempergunakan satuan ukuran waktu (menit dan detik). 2) Untuk butir tes baring duduk dan gantung angkat tubuh, mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerak (berapa kali)
31
3) Untuk butir tes loncat tegak, mempergunakan satuan ukuran tinggi (centimeter). Di samping melakukan tes kesegaran jasmani perlu juga menentukan status gizi siswa-siswi SD Negeri 2 Tanahsari menggunakan instrumen sebagai berikut : a. Pengukuran Berat Badan Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan berat badan dengan satuan kilogram (kg). b. Pengukuran Tinggi Badan Alat
yang
digunakan
untuk
mengukur
tinggi
badan
menggunakan alat ukur berupa Mikrotoise dengan satuan centimeter (cm) yang fleksibel dan tidak elastis di tempatkan secara vertikal pada dinding. c.
Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB. Hasil pengukuran BB dan TB diolah menggunakan Indeks Massa
Tubuh (IMT) menurut Departemen Kesehatan RI (2005: 16) pada lampiran. Rumus IMT adalah :
Dengan kriteria gizinya meliputi status gizi kurus, status gizi normal dan status gizi gemuk. Kedua alat tersebut (Mikrotoise dan Timbangan) ditera di Balai Metrologi DIY. Ditera untuk mendapatkan kepastian bahwa alat tersebut benar dan sesuai dengan standar Internasional.
32
2.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes pengukuran. Tes pengukuran ini untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa. Setelah diketahui tingkat kebugaran jasmani kemudian dikelompokan menjadi tiga kelompok berdasarkan status kurus, status normal, status gemuk.
F.
Teknik Analisis Data Setelah
semua
data
terkumpul
langkah
selanjutnya
adalah
menganalisa data, sampel dianalisis dengan menggunakan prosentase dengan rumus: P=F X 100 % ( Djoko Pekik Irianto, 2007:83) N max Keterangan : P : Presentase yang dicari F : Frekuensi atau Jumlah Subjek N : Jumlah Sujek Keseluruhan
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini terdiri dari 1 variabel saja, yaitu tingkat Kebugaran Jasmani, namun dalam penelitian ini data dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasar aspek status gizi. Status gizi siswa merupakan tolok ukur keadaan atau angka kecukupan gizi yang diukur berdasarkan Index Masa Tubuh (IMT). Dalam penelitian ini status gizi dikelompokkan menjadi 3 kelas, yaitu kurus, normal, dan gemuk. Selanjutnya agar penelitian lebih mudah pengerjaannya, maka dari ketiga kelompok tersebut data di kelompokkan secara sendiri-sendiri. Agar lebih jelas mengenai deskripsi data penelitian, berikut akan dideskripsikan data tingkat Kebugaran Jasmani siswa berdasarkan status gizi. B. Deskripsi Hasil Penelitian
Tabel 1. Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa dengan Status Gizi Kurus No
Nama Siswa
Umur
Status Gizi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Arfan Nur Rofik Eriko Maula RIzki Putri Nurhidayah Ifni Saputri Indri Asfia Dedy Triatmojo Linda Dwi Lestari Ngasam Ashari Rafiq Ilham Rizki Andriawan Salsabila Dwi U
6,5 6,6 7,10 8,6 7,5 9,1 9,1 8,8 10,3 9,11 9,0
Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus
34
Skor TKJI 15 12 12 17 16 14 12 12 10 16 15
Klasifikasi Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang Kurang Sedang Sedang
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Afriska Riskiana Dhea Fadilah Doni Riyadi M Rifqi Al Anam Reni nur Azizah Afidatul M Candra Arizona Dedi Renaldi Dwi Aryanto Fajar Solahudin Nelly Hidayati
11,4 11,5 10,9 10,8 10,8 12 11,3 12 11,1 12 11,6
Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus
13 15 12 17 11 11 15 14 20 12 9
Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Baik Kurang Kurang sekali Rosita Sugiarti 12,5 Kurus 15 Sedang Sabngatun Nuraini 11,5 Kurus 11 Kurang Tingkat Kebugaran Jasmani pada siswa dengan status gizi kurus
diperoleh dari 24 subyek. Adapun skor diperoleh dengan nilai minimum = 9; nilai maksimum = 20; rerata = 13,58; standar deviasi = 2,60; modus = 12; dan median = 13,50. Berikut tabel distribusi frekuensi variabel tingkat Kebugaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizi kurus. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Kelompok Siswa dengan Status Gizi Kurus Kelas No Kategori Frekuensi Persentase Interval 1 5–9 Kurang Sekali 1 4,17% 2 10 – 13 Kurang 11 45,83% 3 14 – 17 Sedang 11 45,83% 4 18 – 21 Baik 1 4,17% 5 22 – 25 Baik Sekali 0 0,00% Jumlah 24 100,00% Dari tabel di atas diperoleh sebanyak 1 siswa (4,17%) masuk dalam kategori kurang sekali, 11 siswa (45,83%) dalam kategori kurang, 11 siswa (45,83%) dalam kategori sedang, 1 siswa (4,17%) dalam kategori
35
baik, dan tidak ada siswa dalam kategori baik sekali. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori kurang dan sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SD Negeri Tanahsari 2 Kebumen pada kelompok kurus, mempunyai tingkat Kebugaran Jasmani kurang dan sedang. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut adalah gambar histogram variabel tingkat Kebugaran Jasmani siswa dengan status gizi kurus.
Persentase
TKJI Kelompok Kurus 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Kurang Sekali
Kurang
Sedang
Baik
Baik Sekali
Kategori
Gambar 2.. Histogram Tingkat Kebugaran Jasmani pada Kelompok Siswa Dengan Status Gizi Kurus Tabel 3. Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa dengan Status Gizi Normal No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Siswa Amdan Aliyansyah Daffa Zharif Aqillah Dinda Kian Nirmala Elsa Halimatus S Fiqi Aulia R M Ragil Saputra M. Panji Priasmoro
Umur 6,4 6,8 6,2 6,7 6,5 8,7 6,2
36
Status Gizi Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Skor TKJI 19 18 17 18 16 20 20
Klasifikasi Baik Baik Sedang Baik Sedang Baik Baik
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Ma'ruf Wahyu H Makhdum Ibrahim M Khoerul Anam Putri Surya Utami Siti Annisa Sri Widiyastuti Wulan Setyani Afrida Fitriyana Alfi Nurul Khikmah Amelia Nuraini Anas Sahri Mailudi Atha Bagas Pratama Bina Ika Wati Diki Kurniawan Farihatul Fauziyah Fazrul Nizam Giyan Aryanto Ibnu Malik Ikmal Mubarok M Mi'rojul Imdad M Vaiq Kurniawan M Rifki Ramadani M Ragil Syah Putra Putri Nabila Putri Rahmanuraini Putri Setyaningsih Rizkia Fahrina Rizqi Candra R Slamet Widayat Tirta Asa Adi P Wakhid Nur R Zahwa Bidayatus S Zaky Wahyudi Addin Maula S Adtya Dwi Candra Agus Budiharto
6,8 7,6 7,2 6,8 7,5 7,3 6,4 7,11 8,4 8,3 7,5 8,0 8,7 7,10 7,10 9,2 7,5 8,6 8,8 7,2 8,0 8,0 8,1 7,2 7,1 7,11 8,6 9,11 8,2 7,7 8,5 7,7 8,9 9,5 9,3 8,8
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
37
13 18 17 13 19 20 17 19 14 20 17 18 19 18 20 20 14 16 16 13 17 16 14 16 20 16 18 20 16 20 20 12 18 18 17 13
Kurang Baik Sedang Kurang Baik Baik Sedang Baik Sedang Baik Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Baik Baik Sedang Baik Baik Kurang Baik Baik Sedang Kurang
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
A Zidni Ulil Wafa Alif Nurokhman Ananda Nashih Anugrah Akbar U Arini Fahmi Dhitna Suci R Ervin Setiadi Firda Nisfi Laeli Firman Safiyuloh Ginanjar Hesti Marantika Hikmatul Maulida Ifadatul Khasanah Isna MutHoharotul Lisa Rahayu N M Raihan Efendi M.Arfanadi N Nuralifah Rifngatul Inayah Siti Masrufatul K Syakila Friska Alif Imam Ahmad Anang Kurniawan Ayu Inayah Deden Berkah Efti Endah Nuraini Hikmah Maulida Hikmal Putra P Iqbal Wahyu P Jamaludin Fikrianto Makhdiatun N Minkhatul Maula Nadila Linatun N Nanang Prasojo Nisrina Yumna Q Nur Alit
8,8 10,6 9,7 8,4 9,10 8,11 9,2 8,10 8,11 8,7 8,7 8,8 9,6 9,2 9,6 9,6 8,5 8,5 9,6 9,11 8,6 10 10 11,8 12,2 10,5 10,3 10,6 10,5 10,8 10,8 11 10,8 10,10 10,4 10,1
38
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
19 13 14 17 14 16 17 19 12 14 16 14 19 16 19 14 15 17 15 15 16 17 15 16 19 18 16 19 15 13 11 16 15 17 13 14
Baik Kurang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Kurang Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Baik Sedang Baik Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
Nur Atsna Nabila Nur Fadilah Puji Lestari Rahman Aji S Rendi Saputra Siska Yulianti Wafa Ulhaq Yuyun Fatimah Amalia Zufiana Amar Kurniawan Dodi Setiawan Fuad Fathurrozi Futukhatul K Hanif Fajrin H Khanifa Musliman Kuni Mutmainatul Kunti Amalia Lena Fitriana Miftahul Hidayat Moh.Miftahul Huda M Faiz Syafrudin Nasrun Nawawi Nofita Anggraeni Restu Ramadhan Riski Ramadhan Romadoni Saeful Anwar Silfi Anggraeni Sita Nurjanah Siti Aniroh Sri Wahyuni Taufik Hidayat Tri Wahyuni Umi Maesaroh Yolanda Zahra Nur Baiti
10,9 10,2 10,1 10,3 10,5 10,5 10,7 10,8 12.0 12,10 12.0 12,4 11,8 11,5 11,7 11,5 11,7 11,3 11,3 11,8 11,1 11,3 11,8 11,3 12 12 11,3 11,6 11,5 11,1 11,2 11,4 11,2 11,5 11 11,9
39
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
14 13 15 13 12 14 17 14 12 16 17 17 16 14 11 17 12 11 20 12 20 20 11 19 19 16 18 14 15 15 19 20 15 14 19 15
Sedang Kurang Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Kurang Kurang Baik Kurang Baik Baik Kurang Baik Baik Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Baik Baik Sedang Sedang Baik Sedang
Tingkat Kebugaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizinya normal diperoleh dari 115 subyek. Adapun skor diperoleh dengan nilai minimum = 11; nilai maksimum = 20; rerata = 16,18; standar deviasi = 2,56; modus = 16; dan median = 16. Berikut tabel distribusi frekuensi variabel tingkat Kebugaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizi normal. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Kelompok Siswa dengan Status Gizi Normal Kelas No Kategori Frekuensi Persentase Interval 1 5-9 Kurang Sekali 0 0,00% 2 10 - 13 Kurang 19 16,52% 3 14 - 17 Sedang 58 50,43% 4 18 - 21 Baik 38 33,04% 5 22 - 25 Baik Sekali 0 0,00% Jumlah 115 100,00% Dari tabel di atas diperoleh sebanyak 19 siswa (16,52%) dalam kategori kurang, 58 siswa (50,43%) dalam kategori sedang, 38 siswa (33,04%) dalam kategori baik, serta tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali dan baik sekali. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SD Negeri Tanahsari 2 Kebumen pada kelompok normal, mempunyai tingkat Kebugaran Jasmani sedang. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut adalah gambar histogram variabel tingkat Kebugaran Jasmani siswa dengan status gizi normal.
40
Persentase
TKJI Kelompok Normal 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Kurang Sekali
Kurang Sedang
Baik
Baik Sekali
Kategori
Gambar 3.. Histogram Tingkat Kebugaran Jasmani pada Kelompok Siswa Dengan Status Gizi Normal Tabel 5.Tingkat Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Siswa dengan Status gizi Gemuk No 1 2 3 4 5 6 7 8
Status Skor Nama Siswa Umur Gizi TKJI Klasifikasi Ghefira Nur Haliza 6,5 Gemuk 16 Sedang Kasih Pradiska S 6,5 Gemuk 10 Kurang Rospitasari 6,7 Gemuk 15 Sedang Tegar Ridho Saputra 7,5 Gemuk 15 Sedang Ade mohamad E 9,1 Gemuk 16 Sedang M Malik Ibrahim 10,11 Gemuk 10 Kurang Siti Rumaesoh 10,4 Gemuk 10 Kurang Ahmad Rafi 12,4 Gemuk 15 Sedang Tingkat Kebugaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizi gemuk diperoleh dari 10 subyek. Adapun skor diperoleh dengan nilai minimum = 10; nilai maksimum = 16; rerata = 13,38; standar deviasi = 2,83; modus = 10; dan median = 15. Berikut tabel distribusi frekuensi variabel tingkat Kebugaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizi gemuk. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Kelompok Siswa dengan Status Gizi Gemuk
41
Kelas Interval 5-9 10 - 13 14 - 17 18 - 21 22 - 25
No 1 2 3 4 5
Kategori Kurang Sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali Jumlah
Frekuensi
Persentase
0 3 5 0 0 8
0,00% 00% 37,50% 50% 62,50% 50% 0,00% 00% 0,00% 00% 100,00% 00%
Dari tabel di atas diperoleh sebanyak 3 siswa (37,50%) dalam kategori kurang, 5 siswa (62,50%) dalam kategori sedang, serta tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali, baik, dan baik sekali. Frekuensi terbanyak terletak pada kategori sedang, sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SD Negeri Tanahsari 2 Kebumen pada kelompok gemuk, mempunyai tingkat Kebugaran Jasmani sedang. Apabila digambarkan dalam bentuk histogram, maka berikut adalah gambar histogram variabel tingkat Kebugaran Jasmani siswa siswa dengan status gizi gemuk.
TKJI Kelompok Gemuk Persentase
80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Kurang Sekali
Kurang
Sedang
Baik
Baik Sekali
Kategori
Gambar 4.. Histogram Tingkat Kebugaran Jasmani pada Kelompok Siswa Dengan Status Gizi Gemuk
42
C. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa SD Negeri 2 Tanahsari berdasarkan status gizi adalah Tingkat kesegaran jasmani pada siswa dengan status gizi kurus diperoleh 24 subyek dengan kategori 1 siswa (4,17%) masuk dalam kategori kurang sekali, 11 siswa (45,83%) dalam kategori kurang, 11 siswa (45,83%) dalam kategori sedang, 1 siswa (4,17%) dalam kategori baik, dan tidak ada siswa dalam kategori baik sekali. Tingkat Kesegaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizinya normal diperoleh dari 115 subyek dengan kategori sebanyak 19 siswa (16,52%) dalam kategori kurang, 58 siswa (50,43%) dalam kategori sedang, 38 siswa (33,04%) dalam kategori baik, serta tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali dan baik sekali.Tingkat Kesegaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizi gemuk diperoleh dari 10 subyek dengan kategori sebanyak 3 siswa (37,50%) dalam kategori kurang, 5 siswa (62,50%) dalam kategori sedang, serta tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali, baik, dan baik sekali.
Hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat kesegaran jasmani siswa berdasar status gizi Sekolah Dasar Negeri 2 Tanahsari termasuk kategori sedang. Hal tersebut dapat dijadikan modal awal untuk membina agar tingkat kesegaran menjadi lebih baik, sehingga akan mempengaruhi peningkatan prestasi siswa khususnya di bidang pendidikan jasmani dan kesehatan.
43
BAB V KESIMPULAN DA SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : Tingkat kesegaran jasmani pada siswa dengan status gizi kurus diperoleh 24 subyek dengan kategori 1 siswa (4,17%) masuk dalam kategori kurang sekali, 11 siswa (45,83%) dalam kategori kurang, 11 siswa (45,83%) dalam kategori sedang, 1 siswa (4,17%) dalam kategori baik, dan tidak ada siswa dalam kategori baik sekali. Tingkat Kesegaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizinya normal diperoleh dari 115 subyek dengan kategori sebanyak 19 siswa (16,52%) dalam kategori kurang, 58 siswa (50,43%) dalam kategori sedang, 38 siswa (33,04%) dalam kategori baik, serta tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali dan baik sekali.Tingkat Kesegaran Jasmani pada kelompok siswa dengan status gizi gemuk diperoleh dari 10 subyek dengan kategori sebanyak 3 siswa (37,50%) dalam kategori kurang, 5 siswa (62,50%) dalam kategori sedang, serta tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali, baik, dan baik sekali.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini mempunyai beberapa impliksai yaitu: 1.
Sebagai bahan pertimbangan dalam proses belajar mengajar, bahwa status gizi mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani siswa. Dengan status gizi yang normal maka seseorang akan mempunyai tingkat
44
kesbugaran jasmani yang lebih baik daripada orang dengan status gizi kurus atau pun gemuk. 2.
Perbaikan tingkat kebugaran jasmani melalui memperbaiki terlebih dahulu status gizi siswa. dengan status gizi yang tidak kurus atau tidak gemuk, maka seseorang akan lebih mudah melakukan aktivitas jasmani tanpa kelelahan yang berlebih.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dilakukan semaksimal mungkin, namun dalam melakukan penelitian tentunya terdapat beberapa unsur keterbatasan maupun kekurangan, diantaranya sebagai berikut: 1. Pada waktu pengambilan data, peneliti tidak mengeontrol terlebih dahulu makanan dan aktivitas yang dilakukan responden, sehingga data yang diperoleh adalah data seketika itu tanpa memperhatikan faktor-faktorr lain. 2. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengelompokkan data berdasar jenis kelamin, hal ini karena dalam penelitian ini hanya membedakan tingkat kebugaran jasmani berdasarkan status gizi, dan tidak berdasarkan jenis kelamin. D. Saran Dengan mengacu pada hasil penelitian dan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian, peniliti menyarankan: 1. Kepada Siswa agar tidak dapat menjaga status gizinya, jangan sampai kurus dan jangan gemuk. Dengan status gizi yang normal, maka
45
kemungkinan untuk mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik lebih besar. 2. Kepada guru penjas agar memberikan pembelajaran aktivitas jasmani yang lebih intensif, sehingga tingkat kesegaran jasmani siswa SD Negeri Tanahsari 2 Kebumen akan semakin baik. 3. Kepada orang tua siswa, agar memperhatikan kebutuhan gizi anakanaknya, sehingga status gizi anak tidak masuk dalam kategori kurus atau gemuk tetapi dapat masuk dalam kategori normal. Dengan status gizi normal, siswa akan lebih mudah mengikuti prmbelajaran, khususnya pembelajaran penjas di sekolah. 4. Bagi Sekolah dapat mempertimbangkan kebijakan usaha-usaha yang nyata untuk meningkatkan tingkat kesegaran jasmani dan status gizi khususnya untuk siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani dan status gizi yang masih kurang.
46
DAFTAR PUSTAKA
Arma Abdoelah dan Agoes Manadji. (1994). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Sunita Almatsier. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Departemen Kesehatan RI(2005).Pedoman Perbaikan Gizi. Jakarta: Depkes RI Buku Panduan Penulisan TAS & TABS. (2011). Pedoman Tugas Akhir. Universitas Negeri Yogyakarta. Depdiknas. (2010) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Umur 6 – 9 Tahun dan 10-12 Tahun. Jakarta: Depdiknas Puskesjasrek. ……….. (2000). Pedoman Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas. ………... (2003). Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdikbud. (1996). Ketahuilah Kebugaran Jasmani Anda. Jakarta: Depdikbud Puskesjasrek. Djoko Pekik I. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Joko Pekik I. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan : Andi Publisher Kravits, Len. (1997). Panduan Lengkap Bugar Total (Sadoso Sumosardjuno, terjemahan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Margono. (1987). Olahraga Lari Sebagai Alternatif Mencapai Tingkat Kebugaran Jasmani yang Memadai. Cakrawala Pendidikan No.2/VI/1987. Yogyakarta: IKIP Yogya. Mohammad Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Departemen P & K. Hari Sanjaya. (1993). Penentuan Tes Kesegaran Jasmani. Bandung: Rifika Adifama. Rusli Lutan. (2002). Menuju Sehat dan Bugar. Jakarta: Depdiknas.
47
Sadoso Sumosardjuno. (1992). Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Pustaka Kartini. Sardjono, dkk. (1992). Penyusunan Instrumen Kesegaran Jasmani Sebagai Alat Evaluasi Tingkat Kemampuan Gerak dan Gizi Siswa SD: Penelitian. Yogyakarta: Pusat Penelitian IKIP Yogyakarta. Mafhani Mirwan Fauzi.(2011).”Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD Negeri 2 Merdan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011”.Skripsi.FIK UNY Subadri.(2010).”Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kewarisan Kutowinangun”.Skripsi.FIK UNY Sujana. (1975). Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. Poerwadarminta,(1983)Pembelajaran Tematik,Balai pustaka Suryanto. (1999). Pentingnya Kesegaran Jasmani Bagi Siswa. Olahraga Majalah Ilmiah: hal.77. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Dengan Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Wahjoedi. (2001). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
48
Lampiran
49
Lampiran 1. Permohonan Ijin dari Dekan
50
Lampiran 2. Ijin Penelitian dari UPTD UNIT Kec. Kebumen Kab. Kebumen
51
Lampiran 3. Pernyataan penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tanahsari Kec. Kebumen Kab. Kebumen
52
Lampiran 4. Surat Keterangan Pengujian Alat dari Balai Metrologi Surat Keterangan Kalibrasi Stopwatch dari BMG a.n hartopo Heru S
53
Lanjutan
54
Surat Sertifikat Kalibrasi Stopwatch a.n Tri Budiono
55
Lanjutan
56
Surat Sertifikat Peneraan Ban Ukur a.n Budi Umarwicaksono
57
Lanjutan
58
Lampiran Surat Sertifikat Peneraan Ukuran Tinggi Badan
59
Lanjutan
60
Surat Sertifikat Peneraan Timbangan Badan
Surat Keterangan Kalibrasi Stopwatch dari BMG
61
Lanjutan
62
Lampiran 5. Petunjuk Pelaksanaan TKJI Umur 6 – 9 Tahun A. Petunjuk umum 1. Peserta a. Test ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu siswa harus benar-benar dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya dua jam sebelum melakukan tes c. Disarankan memakai pakaian olahraga dan sepatu olahraga d. Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksaan tes e. Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum melakukan tes f.
Jika tidak melaksanakan satu butir tes atau lebih dinyatakan gagal
2. Petugas a. Harap memberikan pemanasan terlebih dahulu b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan gerakan c. Harap memberikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes berikutnya secepat mungkin d. Harap memberikan nomor dada yang jelas dan udah dilihat leh petugas e. Bagi peserta yang tidak mampu melakukan gerakan pada satu butir tes atau lebih peserta diberi nilai nol (nol) f.
Untuk mencatat gasil tes dapat emmpergunakan formulir tes perorangan atau gabungan
B. Petunjuk pelaksaan tes 1. Lari 30 meter
63
a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan fasilitas terdiri dari 1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 30 meter, dan masih mempunyai lintasan lanjutan. 2) Bendera start 3) Peluit 4) Tiang bendera 5) Stopwatch 6) Serbuk kapur 7) Alat tulis c. Petugas tes 1) Petugas keberangkatan 2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan 1) Sikap permulaan Peserta berdiri di belakang garis start 2) Gerakan a. Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari (lihat gambar 1) b. Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 30 meter 3) Lari masih bisa diulang apabila :
64
a. Pelari mencuri start; b. Pelari tidak melewati garis finish c. Pelari terganggu dengan pelari lain 4) Pengukuran waktu Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish.
lihat gambar 1 e. Pencatat hasil 1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 30 meter, dalam satuan waktu detik. 2) Waktu dicatat satu angka dibelakang koma 2. Tes gantung siku tekuk a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukut kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu
65
b. Alat dan fasilitas terdiri dari 1) Palang tunggal yang dapat diturunkan dan dinaikkan ( lihat gambar 2) 2) Stopwatch 3) Formulir tes dan alat tulis 4) Nomor dada 5) Serbuk kapur atau magnesium karbonat
c. Petugas tes Pengukur waktu merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit diatas kepala peserta 1) Sikap Permulaan Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menhadap ke belakang (lihat gambar 3)
66
2) Gerakan Dengan bantuan tolakan kedua kaki peserta melompat keatas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin (lihat gambar 4)
67
e. Pencatatan hasil Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tesebut diatas, dalam satuan waktu detik. Catatan
:
Peserta yang tidak dapat melakukan gerakan diatas dinyatakan tidak mampu, hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol) 3. Baring duduk 30 detik a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. b. Alat dan fasilitas terdiri dari : 1) Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih 2) Stopwatch 3) Alat tulis 4) Alas/tikar/matras c. Petugas tes terdiri dari:
68
1) Pengamat waktu 2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan 1) Sikap permulaan a) Berbaring telentang dilantai/rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut + 90o, kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakkan disamping telinga (lihat gambar 5)
b) Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat 2) Gerakan a) Gerakan aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk (lihat gambar 6), sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan (lihat gambar 7)
69
b) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat, selama 30 detik. Catatan: (1) Getakan tidak dihitung jika tangan terlepas dari telinga (2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha (3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh e. Pencatat hasil 1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik 2) Peserta yang tidak mampu melakukan test baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol)
70
4. Loncat tegak a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif b. Alat dan fasilitas terdiri dari: 1) Papan berskala centimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding atau tiang (lihat gambar 8) 2) Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150 cm 3) Serbuk kapur 4) Alat penghapus papan tulis 5) Alat tulis
c. Petugas tes Pengamat dan pencatat hasil d. Pelaksanaan 1) Sikap permulaan a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur atau magnesium karbonat.
71
b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan sekala berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan berkas raihan jarinya (lihat gambar 9)
2) Gerakan a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang (lihat gambar 10)
Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat dengan dinding papan skala sehingga menimbulkan bekas, (lihat gambar 11)
72
b) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.
e. Pencatatan hasil 1) Raihan tegak dicatat 2) Ketiga raihan loncatan dicatat 3) Raihan loncatan dikurangi raihan tegak dicatat 4) Ambil nilai selisih raihan yang tertinggi 5. Lari 600 meter a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah, dan paru-paru b. Alat dan fasilitas terdiri dari 1) Lintasan lari 600 meter 2) Stopwatch 3) Bendera start 4) Peluit
73
5) Tiang pancang 6) Alat tulis c. Petugas tes terdiri dari : 1) Juri keberangkatan 2) Pengukur waktu 3) Pencatat hasil 4) Pembantu umum d. Pelaksanaan 1) Sikap permulaan Peserta berdiri dibelakang garis start 2) Gerakan a) Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. (Lihat gambar 12)
b) Pada aba-aba “Ya” peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 600 meter Catatan:
74
(1) Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri start (2) Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish e. Pencatatan hasil 1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish (lihat gambar 13) 2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh penulisan: Seorang pelari dengan hasil waktu 3 menit 12 detik di tulis 3’12”
C. Petunjuk penyelenggaraan tes 1. Prinsipdasar Penyelenggaraan TKJI harus berpedoman pada prinsip dasar berikut ini a. Seluruh butir tes harus dilakukan dalam satu satuan waktu tanpa terputus
75
b. Tenggang waktu yang terjadi pada perpindahan pelaksanaan butir testes berikutnya tidak lebih dari 3 menit. c. Urutan pelaksanaan butir tes harus sesuai ketentuan, tidak boleh diacak. 2. Mengatur penyelenggaraan Untuk mengatur penyelenggaraan TKJI ada beberapa hal yang harus menjadi bahan pertimbangan yaitu: a. Prasarana
Prasarana yang diperlukan adalah lapangan untuk tes. Khususnya lapangan untuk menyelenggarakan tes lari 30 meter maupun 600 meter. Jalan atau lorong dapat juga dipergunakan untuk tes lari, asal aman dari gangguan alu lintas. Butir tes gantung siku tekuk, baring duduk dan loncat tegak tidak membutuhkan lapangan luas dan khusus, asal semua butir tes dapat dilaksanakan pada tempat yang berdekatan. b. Peserta
Jumlah peserta tes harus diketahui. Bila diketahui juga berapa jumlah peserta putera dan berapa puteri. Hal ini ada kaitannya dengan pengaturan pelaksanaan. c. Waktu
Pertimbangan waktu yang tersedia dengan jumlah peserta untuk pengaturan pelaksanaan tes. d. Peralatan/ Perlengkapan Tes
76
Setelah jumlah peserta dan waktu yang tersedia diketahui, maka pelaksanaan tes dapat dilakukan melalui beberapa gelombang. Tentukan jumlah peserta dalam setiap gelombang berdasarkan tersedianya peralatan tes. Peralatan yang dibutuhkan minimal jumlahnya sama dengan jumlah peserta. Misalnya peserta berjumlah 5 orang setiap gelombang, maka peralatan yang harus disediakan untuk mesing-masing tes juga 5 buah. Untuk lari 30 meter 5 stopwatch, baring duduk 5 tempat + 1 stopwatch, gantung siku tekuk 5 palang gantung (5 stopwatch), loncat tegak 5 papan loncat dan untuk lari 600 meter sama dengan lari 30 meter. Perlengkapan lain yang diperlukan antara lain: bendera start, nomor dada, kapur magnesium, tiang pancang, tali, formulir tes dengan alat tulisnya. e. Petugas
Sesuai dengan jumlah peralatan TKJI yang ada, maka jumlah petugas diperlukan minimal sama dengan jumlah tersebut. Setiap petugas tetap bertugas pada satu butir tes. Beberapa orang petugas tambahan masih perlu disiapkan. 3. Contoh
Suatu sekolah ingin menyelenggarakan TKJI. Diketahui bahwa tidak jauh dari sekolah itu ada jalan memutar dan datar. Setelah diukur diketahui bahwa jauhnya jalan memutar ± 1650 meter. Dengan demikian jalur jalan tadi dapat digunakan untuk melaksanakan
77
butir tes lari jarak jauh. Jarak jalan dari sekolah kira-kira ± 5 menit. Intik dapat melaksanakan TKJI, guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan tinggal mencari tempat yang memungkinkan untuk melaksanakan butir tes baring duduk, gantung siku tekuk, dan loncat tegak secata berdekatan. a. Pengaturan peserta sebagai berikut 1) Jam pelajaran yang akan digunakan untuk menyelenggarakan tes adalah 90 menit (2 jam pelajaran) 2) Jumlah siswa pada pelajaran tersebut adalah 40 orang 3) Setiap siswa untuk melaksanakan seluruh rangkaian tes sampai selesai memerlukan waktu rata-rata 11 menit 4) Waktu yang diperlukan untuk perjalanan dari sekolah ke tempat tes + 5 menit untuk member penjelasan dan contoh + 10 menit. Waktu yang tersedia adalah 90 menit dikurangi 25 menit, tinggal 65 menit. 5) Sisa waktu 65 menit dibagi 11, berarti gelombang tes maksimal 5 kali, kalau tes dilaksanakan satu-satu maka hanya 5 orang yang dapat di tes hari itu. 6) Untuk itu diusahakan agar setiap gelombang pelaksanaan dapat diikuti oleh beberapa siswa, misalnya 4 siswa, sehingga dalam 5 gelombang dapat di tes sebanyak 20 orang b. Penyiapan lapangan tes Sesuai dengan pengaturan peserta, maka lapangan tes yang perlu disiapkan untuk setiap pos (tempat pelaksanaan) harus dapat untuk mengetes 4 siswa
78
Penyiapan lapangan tes serta pengadaan peralatannya adalah sebagai berikut :
1) Lari 30 meter
3) Baring duduk
-
4) Loncat tegak
-
5) Lari 600 meter
-
2) Gantung siku
4 lintasan, 4 stopwacth 1 bendera start 4 palang gantung 4 stopwacth Alas / tikar / matras, agar pakaian peserta tidak kotor. Bila tak ada di lapangan rumput pun jadi, 1 stopwacth 4 papan berskala dan tempat memasang papan misalnya tembok, tiang pohon Tidak perlu dibuat lintasan, 4 stopwacth, 1 bendera start
c. Petugas Jumlah petugas yang diperlukan minimal sebanyak peralatan dan banyaknya tempat tes di setiap pos.
1) Pos lari 30 meter 2) Pos gantung siku tekuk 3) Pos baring duduk
-
4) Pos loncat tegak 5) Pos lari 600 meter
-
-
-
4 pengukur waktu, 1 starter (petugas pemberangkatan) 4 penghitung gerakan / pengamat waktu 4 pemegang kaki dan penghitung gerakan baring duduk, 1 pengamat waktu 4 pengukur tinggi raihan 4 pengukur waktu, dan beberapa orang pengawas lintasan
Melihat rincian diatas, kendala utam untuk menyelenggarakan TKJI di sekolah adalah masalah sarana, prasarana, dan petugas. Namun, apabila
79
guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatannya kreatif, terampil, dan menguasai persoalan, maka kendala tersebut dapat diperkecil. Misalnya: 1) Masalah tenaga sebagai petugas tes Guru dapat melatih siswanya untuk menangani tes. Tentunya untuk halhal yang tidak sukar bagi siswa. Seperti menghitung gerakan angkat tubuh, baring duduk, mengukur tinggi raihan loncatan, atau menjadi petugas pemberangkatan lari. Bila si siswa terampil menggunakan stopwatch, mereka dapat juga ditugasi sebagai pengamat waktu. 2) Masalah prasarana Khususnya
yang
berupa
stopwatch.
Kalau
petugas
terampil
menggunakan stopwatch, maka jumlah stopwatch yang diperlukan diatas dapat dikurangi. Misalnya : pada lari 30 meter dapat menggunakan 2 stopwacth split-timer yang manual. Pada lari 600 meter dapat dengan 1 stopwacth saja. Pemegang stopwatch bertugas memberitahukan waktu yang terbaca, petugas lain mencatatnya. 4. Pengaturan pelaksanaan Meskipun penyiapan lapangan dan peralatan tes sudah mengikuti contoh diatas, namun dalam pelaksanaanna masih terdapat hambatan kelancaran pelaksanaan tes. Hambatan itu terjadi pada butir tes kedua, dan pada butir tes keempat. Akibatnya peserta tes menumpuk sehingga memungkinkan mereka
80
mempunyai waktu istirahat lebih dari 3 menit. Untuk menghidari terjadinya penumpukan peserta pada butir tes tersebut dapat diatur sebagai berikut: a. Petugas pemberangkatan pada lari 30 meter menahan peserta untuk tidak diberangkatkan sebelum pelaksanaan butir kedua selesai. Setelah butir
kedua selesai barulah petugas memberangkatkan
pelari
gelombang berikutnya. b. Penumpukan pada butir keempat dapat diatasi dengan menambah jumlah papan berskala untuk loncat tegak. Kalau semula hanya 4 buah menjadi 6 buah. c. Pada butir terakhir setiap yang sudah siap segera diberangkatkan untuk lari tanpa harus menunggu peserta lainnya. Dengan 1 stopwacth masih memungkinkan untuk mengukur waktu pelari dari peserta per peserta, yaitu menetapkan interval waktu start.
PETUNJUK PENILAIAN Penilaian kesegaran jasmani bagi anak yang telah mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesia dinilai dengan menggunakan tabel nilai (untuk menilai prestasi dari masing-masing butir tes) dan menggunakan Norma (untuk menentukan klasifikasi/kategori tingkat kesegaranjasmani). Tabel nilai seperti tertera pada tabel 1 dan 2.
81
A. Tabel Nilai Tabel 1.
Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Umur 6-9 Tahun Putra
Lari 30 meter
Gantung Siku Tekuk
Baring Duduk 30 detik
Loncat Tegak
5
S.d–5.5”
40”ke ats
17 ke ats
38 ke ats
4
5.6”–6.1”
22”–39”
13 - 16
30 - 37
3
6.2”–6.9”
9”–21”
7 - 12
22 - 29
2
7.0”–8.6”
3”–8”
2-6
13 - 21
1
8.7”-dst
0 - 2”
0-1
12 dst
Nilai
Tabel 2.
S.d– 2’39” 2’40”-3’00”
5
3’01”– 3’45” 3’46”– 4’48” 4’49” dst
3
4
2 1
Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Umur 6-9 Tahun Putri
Lari 30 meter
Gantung Siku Tekuk
Baring Duduk 30 detik
Loncat Tegak
5
S.d–5.8”
33”ke ats
15 ke ats
38 ke ats
4
5.9”–6.6”
18”–32”
11 - 14
29 - 37
3
6.7”–7.8”
9”–17”
4 - 10
22 - 28
2
7.89”–92”
3”–8”
2-3
13 - 21
1
9.3”-dst
0-2”dst
0-1
1 - 12
Nilai
Lari 600 meter Nilai
Lari 600 meter Nilai
S.d– 2’53” 2’54”-3’23”
5
3’24”– 4’08” 4’09”– 5’03” 5’04” dst
3
4
2 1
B. Tabel Norma Untuk mengklasifikasikan tingkat kesegaran jasmani anak yang telah mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesi dipergunakan norma seperti tertera pada tabel 3, yang berlaku untuk putra dan putri.
82
Tabel 3.
Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
No
Jumlah Nilai
Klasifikasi
1
22 - 25
Baik sekali
(BS)
2
18 - 21
Baik
(B)
3
14 - 17
Sedang
(S)
4
10 - 13
Kurang
(K)
5
5-9
Kurang sekali
(KS)
C. Cara Menilai 1. Hasil Kasar Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh anak yang telah mengikuti tes disebut “Hasil Kasar”. Tingkat kesegaran jasmani anak, tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena satuan ukuran yang dipergunakan masing-masing butir tes tidak sama, yaitu : 1. Untuk butir tes lari dan gantung siku tekuk mempergunakan satuan ukuran “waktu” 2. Untuk
butir
tes
baring
duduk
dan
gantung
angkat
tubuh,
mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerak (kali). 2. Nilai tes Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang berbeda-beda tersebut di atas, perlu diganti dengan satuan ukuran yang sama, satuan
83
ukuran pengganti ini adalah “Nilai”. Nilai tes kesegaran jasmani peserta diperoleh dengan mengubah hasil kasar setiap butir tes menjadi nilai terlebih dahulu. Setelah hasil kasar setiap butir tes diubah menjadi nilai, langkah berikutnya adalah menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir tes tersebut. Hasil penjumlahan tersebut menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi kesegaran jasmani remaja tersebut. D. Formulir TKJI FORMULIR TKJI Nama
: ……………….
Putera / puteri
Umur
: ……………….
Nama Sekolah
:
Tanggal Tes
: ………………
Tempat Test
:
No 1 2 3 4
5 6 7
Jenis Tes
Hasil
Lari 30 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat Tegak Tinggi raihan : cm Loncat I : cm Loncat II : cm Loncat III : cm Lari 600 meter Jumlah nilai Klasifisikasi/ Kategori
… detik … detik …. kali
Nilai
Ket .
… …. ….
… cm
... mnt … dtk -
1. Penggunaan tabel nilai Hasil tersebut di atas, pada kolom 3 masih merupakan hasil kasar. Oleh karena itu semua butir tes harus diberi nilai, sehingga hasil dari kelima butir tes itu mempunyai nilai yang seragam. Nilai masingmasing butir tes pada kolom 4, diperoleh dari tabel nilai (Tabel 1).
84
2. Penggunaan tabel norma Untuk melihat klasifikasi kesegaran jasmani bagi yang telah mengikuti tes, adalah dengan cara mencocokkan jumlah nilai dari kelima butir tes dengan tabel norma (Tabel 3).
85
Lampiran 6. Petunjuk Pelaksanan Tes Kesegaran jasmani usia 10-12 Tahun D. Petunjuk umum 3. Peserta g. Test ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu siswa harus benar-benar dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes h. Diharapkan sudah makan, sedikitnya dua jam sebelum melakukan tes i.
Disarankan memakai pakaian olahraga dan sepatu olahraga
j.
Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksaan tes
k. Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum melakukan tes l.
Jika tidak melaksanakan satu butir tes atau lebih dinyatakan gagal
4. Petugas g. Harap memberikan pemanasan terlebih dahulu h. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan gerakan i.
Harap memberikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes berikutnya secepat mungkin
j.
Harap memberikan nomor dada yang jelas dan udah dilihat leh petugas
k. Bagi peserta yang tidak mampu melakukan gerakan pada satu butir tes atau lebih peserta diberi nilai nol (nol) l.
Untuk mencatat gasil tes dapat emmpergunakan formulir tes perorangan atau gabungan
86
E. Petunjuk pelaksaan tes 6. Lari 40 meter f.
Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
g. Alat dan fasilitas terdiri dari 8) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 30 meter, dan masih mempunyai lintasan lanjutan. 9) Bendera start 10) Peluit 11) Tiang bendera 12) Stopwatch 13) Serbuk kapur 14) Alat tulis h. Petugas tes 3) Petugas keberangkatan 4) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil i.
Pelaksanaan 5) Sikap permulaan Peserta berdiri di belakang garis start 6) Gerakan c. Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari (lihat gambar 1)
87
d. Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 40 meter 7) Lari masih bisa diulang apabila : d. Pelari mencuri start; e. Pelari tidak melewati garis finish f.
Pelari terganggu dengan pelari lain
8) Pengukuran waktu Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish.
lihat gambar 1 j.
Pencatat hasil 3) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40 meter, dalam satuan waktu detik. 4) Waktu dicatat satu angka dibelakang koma
7. Tes gantung siku tekuk f.
Tujuan
88
Tes ini bertujuan untuk mengukut kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu g. Alat dan fasilitas terdiri dari 6) Palang tunggal yang dapat diturunkan dan dinaikkan ( lihat gambar 2) 7) Stopwatch 8) Formulir tes dan alat tulis 9) Nomor dada 10) Serbuk kapur atau magnesium karbonat
h. Petugas tes Pengukur waktu merangkap pencatat hasil i.
Pelaksanaan Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit diatas kepala peserta 3) Sikap Permulaan Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menhadap ke belakang (lihat gambar 3)
89
4) Gerakan Dengan bantuan tolakan kedua kaki peserta melompat keatas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin (lihat gambar 4)
j.
Pencatatan hasil Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tesebut diatas, dalam satuan waktu detik.
90
Catatan
:
Peserta yang tidak dapat melakukan gerakan diatas dinyatakan tidak mampu, hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol) 8. Baring duduk 30 detik f.
Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
g. Alat dan fasilitas terdiri dari : 5) Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih 6) Stopwatch 7) Alat tulis 8) Alas/tikar/matras h. Petugas tes terdiri dari: 3) Pengamat waktu 4) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil i.
Pelaksanaan 3) Sikap permulaan c) Berbaring telentang dilantai/rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut + 90o, kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakkan disamping telinga (lihat gambar 5)
91
d) Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat 4) Gerakan c) Gerakan aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk (lihat gambar 6), sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan (lihat gambar 7)
92
d) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat, selama 30 detik. Catatan: (4) Getakan tidak dihitung jika tangan terlepas dari telinga (5) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha (6) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh j.
Pencatat hasil 3) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik 4) Peserta yang tidak mampu melakukan test baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol)
9. Loncat tegak f.
Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif
g. Alat dan fasilitas terdiri dari: 6) Papan berskala centimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding atau tiang (lihat gambar 8) 7) Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150 cm 8) Serbuk kapur 9) Alat penghapus papan tulis 10) Alat tulis
93
h. Petugas tes Pengamat dan pencatat hasil i.
Pelaksanaan 3) Sikap permulaan c) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur atau magnesium karbonat. d) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan sekala berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan berkas raihan jarinya (lihat gambar 9)
94
4) Gerakan c) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang (lihat gambar 10)
Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat dengan dinding papan skala sehingga menimbulkan bekas, (lihat gambar 11) d) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.
95
j.
Pencatatan hasil 5) Raihan tegak dicatat 6) Ketiga raihan loncatan dicatat 7) Raihan loncatan dikurangi raihan tegak dicatat 8) Ambil nilai selisih raihan yang tertinggi
10. Lari 600 meter f.
Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah, dan paru-paru
g. Alat dan fasilitas terdiri dari 7) Lintasan lari 600 meter 8) Stopwatch 9) Bendera start 10) Peluit 11) Tiang pancang
96
12) Alat tulis h. Petugas tes terdiri dari : 5) Juri keberangkatan 6) Pengukur waktu 7) Pencatat hasil 8) Pembantu umum i.
Pelaksanaan 3) Sikap permulaan Peserta berdiri dibelakang garis start 4) Gerakan c) Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. (Lihat gambar 12)
d) Pada aba-aba “Ya” peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 600 meter Catatan:
97
(3) Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri start (4) Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish j.
Pencatatan hasil 3) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish (lihat gambar 13) 4) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh penulisan: Seorang pelari dengan hasil waktu 3 menit 12 detik di tulis 3’12”
F. Petunjuk penyelenggaraan tes 5. Prinsipdasar Penyelenggaraan TKJI harus berpedoman pada prinsip dasar berikut ini d. Seluruh butir tes harus dilakukan dalam satu satuan waktu tanpa terputus
98
e. Tenggang waktu yang terjadi pada perpindahan pelaksanaan butir testes berikutnya tidak lebih dari 3 menit. f.
Urutan pelaksanaan butir tes harus sesuai ketentuan, tidak boleh diacak.
6. Mengatur penyelenggaraan Untuk mengatur penyelenggaraan TKJI ada beberapa hal yang harus menjadi bahan pertimbangan yaitu: f.
Prasarana
Prasarana yang diperlukan adalah lapangan untuk tes. Khususnya lapangan untuk menyelenggarakan tes lari 40 meter maupun 600 meter. Jalan atau lorong dapat juga dipergunakan untuk tes lari, asal aman dari gangguan alu lintas. Butir tes gantung siku tekuk, baring duduk dan loncat tegak tidak membutuhkan lapangan luas dan khusus, asal semua butir tes dapat dilaksanakan pada tempat yang berdekatan. g. Peserta
Jumlah peserta tes harus diketahui. Bila diketahui juga berapa jumlah peserta putera dan berapa puteri. Hal ini ada kaitannya dengan pengaturan pelaksanaan. h. Waktu
Pertimbangan waktu yang tersedia dengan jumlah peserta untuk pengaturan pelaksanaan tes. i.
Peralatan/ Perlengkapan Tes
99
Setelah jumlah peserta dan waktu yang tersedia diketahui, maka pelaksanaan tes dapat dilakukan melalui beberapa gelombang. Tentukan jumlah peserta dalam setiap gelombang berdasarkan tersedianya peralatan tes. Peralatan yang dibutuhkan minimal jumlahnya sama dengan jumlah peserta. Misalnya peserta berjumlah 5 orang setiap gelombang, maka peralatan yang harus disediakan untuk mesing-masing tes juga 5 buah. Untuk lari 40 meter 5 stopwatch, baring duduk 5 tempat + 1 stopwatch, gantung siku tekuk 5 palang gantung (5 stopwatch), loncat tegak 5 papan loncat dan untuk lari 600 meter sama dengan lari 40 meter. Perlengkapan lain yang diperlukan antara lain: bendera start, nomor dada, kapur magnesium, tiang pancang, tali, formulir tes dengan alat tulisnya. j.
Petugas
Sesuai dengan jumlah peralatan TKJI yang ada, maka jumlah petugas diperlukan minimal sama dengan jumlah tersebut. Setiap petugas tetap bertugas pada satu butir tes. Beberapa orang petugas tambahan masih perlu disiapkan. 7. Contoh
Suatu sekolah ingin menyelenggarakan TKJI. Diketahui bahwa tidak jauh dari sekolah itu ada jalan memutar dan datar. Setelah diukur diketahui bahwa jauhnya jalan memutar ± 1650 meter. Dengan demikian jalur jalan tadi dapat digunakan untuk melaksanakan
100
butir tes lari jarak jauh. Jarak jalan dari sekolah kira-kira ± 5 menit. Intik dapat melaksanakan TKJI, guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan tinggal mencari tempat yang memungkinkan untuk melaksanakan butir tes baring duduk, gantung siku tekuk, dan loncat tegak secata berdekatan. d. Pengaturan peserta sebagai berikut 7) Jam pelajaran yang akan digunakan untuk menyelenggarakan tes adalah 90 menit (2 jam pelajaran) 8) Jumlah siswa pada pelajaran tersebut adalah 40 orang 9) Setiap siswa untuk melaksanakan seluruh rangkaian tes sampai selesai memerlukan waktu rata-rata 11 menit 10) Waktu yang diperlukan untuk perjalanan dari sekolah ke tempat tes + 5 menit untuk member penjelasan dan contoh + 10 menit. Waktu yang tersedia adalah 90 menit dikurangi 25 menit, tinggal 65 menit. 11) Sisa waktu 65 menit dibagi 11, berarti gelombang tes maksimal 5 kali, kalau tes dilaksanakan satu-satu maka hanya 5 orang yang dapat di tes hari itu. 12) Untuk itu diusahakan agar setiap gelombang pelaksanaan dapat diikuti oleh beberapa siswa, misalnya 4 siswa, sehingga dalam 5 gelombang dapat di tes sebanyak 20 orang e. Penyiapan lapangan tes Sesuai dengan pengaturan peserta, maka lapangan tes yang perlu disiapkan untuk setiap pos (tempat pelaksanaan) harus dapat untuk mengetes 4 siswa
101
Penyiapan lapangan tes serta pengadaan peralatannya adalah sebagai berikut : 6) Lari 40 meter
8) Baring duduk
-
9) Loncat tegak
-
10) Lari 600 meter
-
7) Gantung siku
f.
4 lintasan, 4 stopwacth 1 bendera start 4 palang gantung 4 stopwacth Alas / tikar / matras, agar pakaian peserta tidak kotor. Bila tak ada di lapangan rumput pun jadi, 1 stopwacth 4 papan berskala dan tempat memasang papan misalnya tembok, tiang pohon Tidak perlu dibuat lintasan, 4 stopwacth, 1 bendera start
Petugas Jumlah petugas yang diperlukan minimal sebanyak peralatan dan banyaknya tempat tes di setiap pos.
6) Pos lari 40 meter
-
7) Pos gantung siku tekuk 8) Pos baring duduk 9) Pos loncat tegak 10) Pos lari 600 meter
-
4 pengukur waktu, 1 starter (petugas pemberangkatan) 4 penghitung gerakan / pengamat waktu 4 pemegang kaki dan penghitung gerakan baring duduk, 1 pengamat waktu 4 pengukur tinggi raihan 4 pengukur waktu, dan beberapa orang pengawas lintasan
Melihat rincian diatas, kendala utam untuk menyelenggarakan TKJI di sekolah adalah masalah sarana, prasarana, dan petugas. Namun, apabila guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatannya kreatif, terampil, dan menguasai persoalan, maka kendala tersebut dapat diperkecil. Misalnya:
102
3) Masalah tenaga sebagai petugas tes Guru dapat melatih siswanya untuk menangani tes. Tentunya untuk halhal yang tidak sukar bagi siswa. Seperti menghitung gerakan angkat tubuh, baring duduk, mengukur tinggi raihan loncatan, atau menjadi petugas pemberangkatan lari. Bila si siswa terampil menggunakan stopwatch, mereka dapat juga ditugasi sebagai pengamat waktu. 4) Masalah prasarana Khususnya
yang
berupa
stopwatch.
Kalau
petugas
terampil
menggunakan stopwatch, maka jumlah stopwatch yang diperlukan diatas dapat dikurangi. Misalnya : pada lari 40 meter dapat menggunakan 2 stopwacth splittimer yang manual. Pada lari 600 meter dapat dengan 1 stopwacth saja. Pemegang stopwatch bertugas memberitahukan waktu yang terbaca, petugas lain mencatatnya. 8. Pengaturan pelaksanaan Meskipun penyiapan lapangan dan peralatan tes sudah mengikuti contoh diatas, namun dalam pelaksanaanna masih terdapat hambatan kelancaran pelaksanaan tes. Hambatan itu terjadi pada butir tes kedua, dan pada butir tes keempat. Akibatnya peserta tes menumpuk sehingga memungkinkan mereka mempunyai waktu istirahat lebih dari 3 menit. Untuk menghidari terjadinya penumpukan peserta pada butir tes tersebut dapat diatur sebagai berikut:
103
d. Petugas pemberangkatan pada lari 40 meter menahan peserta untuk tidak diberangkatkan sebelum pelaksanaan butir kedua selesai. Setelah butir
kedua selesai barulah petugas memberangkatkan
pelari
gelombang berikutnya. e. Penumpukan pada butir keempat dapat diatasi dengan menambah jumlah papan berskala untuk loncat tegak. Kalau semula hanya 4 buah menjadi 6 buah. f.
Pada butir terakhir setiap yang sudah siap segera diberangkatkan untuk lari tanpa harus menunggu peserta lainnya. Dengan 1 stopwacth masih memungkinkan untuk mengukur waktu pelari dari peserta per peserta, yaitu menetapkan interval waktu start.
PETUNJUK PENILAIAN Penilaian kesegaran jasmani bagi anak yang telah mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesia dinilai dengan menggunakan tabel nilai (untuk menilai prestasi dari masing-masing butir tes) dan menggunakan Norma (untuk menentukan klasifikasi/kategori tingkat kesegaranjasmani). Tabel nilai seperti tertera pada tabel 1 dan 2. E. Tabel Nilai Tabel 1. Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Umur 10-12 Tahun Putra. Lari 40 meter
Gantung Siku Tekuk
Baring Duduk 30 detik
Loncat Tegak
5
S.d–6.3”
51”ke ats
23ke ats
46 ke ats
4
6.4”–6.9”
31”–50”
18 - 22
38 - 45
Nilai
104
Lari 600 meter Nilai
S.d– 2’09” 2’20”-2’30”
5 4
3
7.0”–7.7”
15”–30”
12 - 17
31 - 37
2
7.8”–8.8”
5”–14”
4 - 11
24 - 30
1
8.9”-dst
4”dst
0-3
23 dst
Tabel 2.
3 2 1
Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Umur 10-12 Tahun Putri Lari 40 meter
Gantung Siku Tekuk
Baring Duduk 30 detik
Loncat Tegak
5
S.d–6.7”
40”ke ats
20 ke ats
42 ke ats
4
6.8”–7.5”
20”–39”
14 - 19
32 - 41
3
7.6”–8.3”
8”–19”
7 - 13
28 - 33
2
8.4”–9.6”
2”–7”
2-6
21 - 27
1
9.7”-dst
0”-1
0-1
20 dst
Nilai
2’31”– 2’45” 2’46”– 3’44” 3’45” dst
Lari 600 meter Nilai
S.d– 2’32” 2’33”-2’54”
5
2’55”– 3’28” 3’29”– 4’22” 4’23” dst
3
4
2 1
F. Tabel Norma Untuk mengklasifikasikan tingkat kesegaran jasmani anak yang telah mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesi dipergunakan norma seperti tertera pada tabel 3, yang berlaku untuk putra dan putri. Tabel 3.
Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
No
Jumlah Nilai
Klasifikasi
1
22 - 25
Baik sekali
(BS)
2
18 - 21
Baik
(B)
105
3
14 - 17
Sedang
(S)
4
10 - 13
Kurang
(K)
5
5–9
Kurang sekali
(KS)
G. Cara Menilai 3. Hasil Kasar Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh anak yang telah mengikuti tes disebut “Hasil Kasar”. Tingkat kesegaran jasmani anak, tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena satuan ukuran yang dipergunakan masing-masing butir tes tidak sama, yaitu : 3. Untuk butir tes lari dan gantung siku tekuk mempergunakan satuan ukuran “waktu” 4. Untuk
butir
tes
baring
duduk
dan
gantung
angkat
tubuh,
mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerak (kali). 4. Nilai tes Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang berbeda-beda tersebut di atas, perlu diganti dengan satuan ukuran yang sama, satuan ukuran pengganti ini adalah “Nilai”. Nilai tes kesegaran jasmani peserta diperoleh dengan mengubah hasil kasar setiap butir tes menjadi nilai terlebih dahulu. Setelah hasil kasar setiap butir tes diubah menjadi nilai, langkah berikutnya adalah menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir tes tersebut. Hasil penjumlahan tersebut menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi kesegaran jasmani remaja tersebut.
106
H. Formulir TKJI FORMULIR TKJI Nama
: ……………….
Putera / puteri
Umur
: ……………….
Nama Sekolah
:
Tanggal Tes
: ………………
Tempat Test
:
No
Jenis Tes
Hasil
Nilai
1 2 3 4
Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat Tegak Tinggi raihan : cm Loncat I : cm Loncat II : cm Loncat III : cm Lari 600 meter Jumlah nilai Klasifisikasi/ Kategori
… detik … detik …. kali
… …. ….
5 6 7
Ket .
… cm
... mnt … dtk -
1. Penggunaan tabel nilai Hasil tersebut di atas, pada kolom 3 masih merupakan hasil kasar. Oleh karena itu semua butir tes harus diberi nilai, sehingga hasil dari
107
kelima butir tes itu mempunyai nilai yang seragam. Nilai masingmasing butir tes pada kolom 4, diperoleh dari tabel nilai (Tabel 1). 2. Penggunaan tabel norma Untuk melihat klasifikasi kesegaran jasmani bagi yang telah mengikuti tes, adalah dengan cara mencocokkan jumlah nilai dari kelima butir tes dengan tabel norma (Tabel 3).
Lampiran 7. Daftar Status Gizi Kelas I SD Negeri 2 Tanahsari No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Amdan Aliyansyah Arfan Nur Rofik Daffa Zharif Aqillah Dinda Kian Nirmala Elsa Halimatus S Eriko Maula RIzki Fiqi Aulia R Ghefira Nur Haliza Kasih Pradiska S M Ragil Saputra M. Panji Priasmoro Ma'ruf Wahyu H Makhdum Ibrahim M Khoerul Anam Putri Nurhidayah Putri Surya Utami Rospitasari Siti Annisa Sri Widiyastuti Wulan Setyani
Tanggal Lahir 18-06-2006 16-05-2006 07-02-2006 28-08-2006 27-03-2006 20-04-2006 17-05-2006 25-05-2006 15-05-2006 04-03-2004 16-08-2006 06-02-2006 28-02-2005 05-08-2005 01-12-2005 16-02-2006 01-03-2006 29-05-2005 06-07-2005 16-06-2006
Umur 6,4 6,5 6,8 6,2 6,7 6,6 6,5 6,5 6,5 8,7 6,2 6,8 7,6 7,2 7,10 6,8 6,7 7,5 7,3 6,4
108
Berat Badan 19 16 24 17 19 15 23 25 37 17 17 20 23 21 17 21 24 19 23 23
Tinggi Badan 113 111 121 111 114 105 120 118 123 111 112 117 121 118 113 120 116 110 118 117
Skor IMT 14,8 13,0 16,4 13,8 14,7 13,6 15,9 17,9 24,5 13,8 13,6 14,7 15,0 15,1 13,3 14,5 17,9 15,7 16,5 16,9
Status Gizi Normal Kurus Normal Normal Normal Kurus Normal Gemuk Gemuk Normal Normal Normal Normal Normal Kurus Normal Gemuk Normal Normal Normal
Daftar Status Gizi Kelas II SD Negeri 2 Tanahsari No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Afrida Fitriyana Alfi Nurul Khikmah Amelia Nuraini Anas Sahri Mailudi Atha Bagas Pratama Bina Ika Wati Diki Kurniawan Farihatul Fauziyah Fazrul Nizam Giyan Aryanto Ibnu Malik Ifni Saputri Ikmal Mubarok Indri Asfia M Mi'rojul Imdad M Vaiq Kurniawan M Rifki Ramadani M Ragil Syah Putra Putri Nabila Putri Rahmanuraini Putri Setyaningsih Rizkia Fahrina Rizqi Candra R Slamet Widayat Tegar Ridho Saputra Tirta Asa Adi P Wakhid Nur R
Tanggal Lahir 19-11-2004 11-06-2004 24-07-2004 09-05-2005 26-10-2004 13-03-2004 23-12-2004 31-12-2004 10-08-2003 22-05-2005 18-04-2004 10-04-2004 16-02-2004 27-05-2005 24-08-2005 14-10-2004 21-10-2004 10-09-2004 04-08-2005 21-09-2005 01-11-2004 03-04-2004 21-11-2003 23-08-2004 09-05-2005 13-03-2005 14-05-2004
Umur 7,11 8,4 8,3 7,5 8,0 8,7 7,10 7,10 9,2 7,5 8,6 8,6 8,8 7,5 7,2 8,0 8,0 8,1 7,2 7,1 7,11 8,6 9,11 8,2 7,5 7,7 8,5
109
Berat Badan 22 24 25 25 20 19 20 19 20 22 22 20 21 19 20 25 21 20 22 20 20 21 21 20 32 20 17
Tinggi Badan 122 125 126 123 116 116 117 114 119 121 118 122 120 119 119 120 118 115 121 117 116 119 118 115 127 118 108
Skor IMT 14,8 15,3 15,8 16,5 14,9 14,1 14,7 14,7 14,1 15,0 15,8 13,5 14,5 13,5 14,1 17,3 15,1 15,1 15,0 14,7 14,9 14,8 15,1 15,1 19,8 14,3 14,6
Status Gizi Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Kurus Normal Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Gemuk Normal Normal
28 29
Zahwa Bidayatus S Zaky Wahyudi
13-03-2005 04-01-2004
7,7 8,9
20 18
118 113
14,3 14,1
Normal Normal
Tinggi Badan 134 140 124 132 130 126 120 120 120 122 120 114 120 126 123 117 132 128 115 118 127 121 112 122 123 129
Skor IMT 16,7 20,4 16,3 14,9 17,7 15,1 16,6 15,2 15,2 13,5 15,9 14,7 15,9 `14,5 16,5 14,3 17,2 15,3 14,3 12,9 18,0 17,1 14,4 13,5 14,8 12,6
Status Gizi Normal Gemuk Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Kurus Normal Normal Normal Kurus Normal Kurus
Daftar Status Gizi Kelas III SD Negeri 2 Tanahsari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Tanggal Lahir Addin Maula S 10-05-2003 Ade mohamad E 18-09-2003 Adtya Dwi Candra 11-07-2003 Agus Budiharto 25-02-2004 A Zidni Ulil Wafa 29-02-2004 Alif Nurokhman 02-04-2002 Ananda Nashih 24-03-2003 Anugrah Akbar U 13-06-2004 Arini Fahmi 26-08-2004 Dedy Triatmojo 08-09-2004 Dhitna Suci R 18-11-2003 Ervin Setiadi 01-08-2003 Firda Nisfi Laeli 20-12-2003 Firman Safiyuloh 11-11-2003 Ginanjar 08-03-2004 Hesti Marantika 16-03-2004 Hikmatul Maulida 15-02-2004 Ifadatul Khasanah 11-04-2003 Isna MutHoharotul 28-08-2003 Linda Dwi Lestari 16-09-2003 Lisa Rahayu N 05-04-2003 M Raihan Efendi 10-04-2003 M.Arfanadi N 08-05-2004 Ngasam Ashari 20-02-2004 Nuralifah 02-05-2004 Rafiq Ilham 16-07-2002 Nama Siswa
Umur 9,5 9,1 9,3 8,8 8,8 10,6 9,7 8,4 8,2 8,1 8,11 9,2 8,10 8,11 8,7 8,7 8,8 9,6 9,2 9,1 9,6 9,6 8,5 8,8 8,5 10,3
110
Berat Badan 30 40 25 26 30 24 24 22 22 20 23 19 23 23 25 20 30 25 19 18 29 25 18 20 22 21
27 28 29 30 31
Rifngatul Inayah Rizki Andriawan Salsabila Dwi U Siti Masrufatul K Syakila Friska
18-04-2003 11-11-2002 19-10-2003 10-11-2002 11-04-2004
9,6 9,11 9,0 9,11 8,6
21 20 22 30 23
122 125 128 127 125
14,1 12,8 13,4 18,6 14,7
Normal Kurus Kurus Normal Normal
Daftar Status Gizi Kelas IV SD Negeri 2 Tanahsari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Tanggal Lahir Afriska Riskiana 01-06-2001 Alif Imam Ahmad 18-10-2002 Anang Kurniawan 20-10-2002 Ayu Inayah 03-02-2001 Deden Berkah 08-08-2000 Dhea Fadilah 20-05-2001 Doni Riyadi 15-01-2002 Efti Endah Nuraini 09-05-2002 Hikmah Maulida 27-07-2002 Hikmal Putra P 18-04-2002 Iqbal Wahyu P 09-05-2002 Jamaludin Fikrianto 04-02-2002 Makhdiatun N 14-02-2002 Minkhatul Maula 02-10-2001 M Malik Ibrahim 07-11-2001 M Rifqi Al Anam 08-02-2002 Nadila Linatun N 25-02-2002 Nanang Prasojo 30-12-2001 Nisrina Yumna Q 20-06-2002 Nur Alit 20-09-2002 Nur Atsna Nabila 19-01-2002 Nur Fadilah 19-08-2002 Puji Lestari 27-09-2002 Rahman Aji S 07-07-2002 Rendi Saputra 06-05-2002 Reni nur Azizah 23-02-2002 Nama Siswa
Umur 11,4 10 10 11,8 12,2 11,5 10,9 10,5 10,3 10,6 10,5 10,8 10,8 11 10,11 10,8 10,8 10,10 10,4 10,1 10,9 10,2 10,1 10,3 10,5 10,8
111
Berat Badan 26 25 32 30 23 22 22 28 30 26 25 25 20 26 43 20 28 21 22 25 26 23 26 25 25 20
Tinggi Badan 136 127 147 137 124 129 127 125 141 122 125 131 113 134 138 121 122 120 125 132 128 128 131 128 126 123
Skor IMT 14,1 15,5 14,8 16,0 15,0 13,2 13,6 17,9 15,1 17,5 16,0 14,6 15,1 14,5 22,6 13,6 18,9 14,5 16,0 14,3 15,9 17,1 15,2 15,3 15,8 13,2
Status Gizi Kurus Normal Normal Normal Normal Kurus Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Gemuk Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Kurus
27 28 29 30
Siska Yulianti Siti Rumaesoh Wafa Ulhaq Yuyun Fatimah
10-05-2002 11-06-2002 18-03-2002 25-02-2002
10,5 10,4 10,7 10,8
30 43 22 24
131 135 124 125
17,5 23,6 14,3 16,6
Normal Gemuk Normal Normal
Berat Badan 27 49 36 35 26 25 27 23 22 32 28 32 29 35 25 30 35 36 36 30 25 32 34 35 30
Tinggi Badan 141 145 145 140 136 130 130 130 131 137 136 143 138 149 128 132 141 141 141 131 136 138 142 142 135
Skor IMT 13,6 23,3 18,1 17,8 14,1 14,7 15,9 13,6 12,8 17.1 15,2 15,6 15,2 15,7 15,3 17,2 17,6 18,1 18,1 17,5 13,5 16,8 16,9 17,4 16,4
Status Gizi Kurus Gemuk Normal Normal Kurus Kurus Normal Kurus Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Kurus Normal Normal Normal Normal
Daftar Status Gizi Kelas V SD Negeri 2 Tanahsari No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Afidatul M Ahmad Rafi Amalia Zufiana Amar Kurniawan Candra Arizona Dedi Renaldi Dodi Setiawan Dwi Aryanto Fajar Solahudin Fuad Fathurrozi Futukhatul K Hanif Fajrin H Khanifa Musliman Kuni Mutmainatul Kunti Amalia Lena Fitriana Miftahul Hidayat Moh.Miftahul Huda M Faiz Syafrudin Nasrun Nawawi Nelly Hidayati Nofita Anggraeni Restu Ramadhan Riski Ramadhan Romadoni
Tanggal Lahir 10-07-1999 17-06-2000 14-04-1999 10-12-2000 11-07-2001 20-10-2000 11-10-1999 29-09-2001 22-10-2000 16-06-2000 09-02-2001 11-05-2001 24-03-2001 25-05-2001 29-03-2001 04-07-2001 21-07-2001 10-02-2001 25-09-2001 02-07-2001 04-04-2001 11-02-2001 27-07-2001 30-10-2000 20-10-2000
112
Umur 13,3 12,4 13,6 12,10 11,3 12 13 11,1 12 12,4 11,8 11,5 11,7 11,5 11,7 11,3 11,3 11,8 11,1 11,3 11,6 11,8 11,3 12 12
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Rosita Sugiarti Sabngatun Nuraini Saeful Anwar Silfi Anggraeni Sita Nurjanah Siti Aniroh Sri Wahyuni Taufik Hidayat Tri Wahyuni Umi Maesaroh Yolanda Zahra Nur Baiti
21-05-2000 21-05-2001 10-07-2001 25-04-2001 12-05-2001 18-09-2001 24-08-2001 09-06-2001 19-08-2001 20-05-2001 22-10-2001 05-01-2001
12,5 11,5 11,3 11,6 11,5 11,1 11,2 11,4 11,2 11,5 11 11,9
Lampiran 8.Daftar Skor TKJI SD Negeri 2 Tanahsari
113
26 24 30 28 29 34 36 30 28 28 30 30
140 132 134 138 134 138 140 136 138 132 134 136
13,2 13,7 16,7 14,7 16,2 17,8 18,3 16,3 17,7 16,0 16,7 16,3
Kurus Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
114
115
116
117
118
119
120
Lampiran 9. Data Penelitian Status Gizi dan TKJI SD Negeri 2 Tanahsari No
Nama Siswa
Umur
Status Gizi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Arfan Nur Rofik Eriko Maula RIzki Putri Nurhidayah Ifni Saputri Indri Asfia Dedy Triatmojo Linda Dwi Lestari Ngasam Ashari Rafiq Ilham Rizki Andriawan Salsabila Dwi U Afriska Riskiana Dhea Fadilah Doni Riyadi M Rifqi Al Anam Reni nur Azizah Afidatul M Candra Arizona Dedi Renaldi Dwi Aryanto Fajar Solahudin Nelly Hidayati
6,5 6,6 7,10 8,6 7,5 9,1 9,1 8,8 10,3 9,11 9,0 11,4 11,5 10,9 10,8 10,8 12 11,3 12 11,1 12 11,6
Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus Kurus
Skor TKJI 15 12 12 17 16 14 12 12 10 16 15 13 15 12 17 11 11 15 14 20 12 9
23 24
Rosita Sugiarti Sabngatun Nuraini
12,5 11,5
Kurus Kurus
15 11
121
Klasifikasi Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang Kurang Sedang Sedang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Baik Kurang Kurang sekali Sedang Kurang
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Siswa Amdan Aliyansyah Daffa Zharif Aqillah Dinda Kian Nirmala Elsa Halimatus S Fiqi Aulia R M Ragil Saputra M. Panji Priasmoro Ma'ruf Wahyu H Makhdum Ibrahim M Khoerul Anam Putri Surya Utami Siti Annisa Sri Widiyastuti Wulan Setyani Afrida Fitriyana Alfi Nurul Khikmah Amelia Nuraini Anas Sahri Mailudi Atha Bagas Pratama Bina Ika Wati Diki Kurniawan Farihatul Fauziyah Fazrul Nizam Giyan Aryanto Ibnu Malik Ikmal Mubarok M Mi'rojul Imdad M Vaiq Kurniawan M Rifki Ramadani M Ragil Syah Putra Putri Nabila Putri Rahmanuraini Putri Setyaningsih Rizkia Fahrina
Umur 6,4 6,8 6,2 6,7 6,5 8,7 6,2 6,8 7,6 7,2 6,8 7,5 7,3 6,4 7,11 8,4 8,3 7,5 8,0 8,7 7,10 7,10 9,2 7,5 8,6 8,8 7,2 8,0 8,0 8,1 7,2 7,1 7,11 8,6
122
Status Gizi Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Skor TKJI 19 18 17 18 16 20 20 13 18 17 13 19 20 17 19 14 20 17 18 19 18 20 20 14 16 16 13 17 16 14 16 20 16 18
Klasifikasi Baik Baik Sedang Baik Sedang Baik Baik Kurang Baik Sedang Kurang Baik Baik Sedang Baik Sedang Baik Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Baik
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
Rizqi Candra R Slamet Widayat Tirta Asa Adi P Wakhid Nur R Zahwa Bidayatus S Zaky Wahyudi Addin Maula S Adtya Dwi Candra Agus Budiharto A Zidni Ulil Wafa Alif Nurokhman Ananda Nashih Anugrah Akbar U Arini Fahmi Dhitna Suci R Ervin Setiadi Firda Nisfi Laeli Firman Safiyuloh Ginanjar Hesti Marantika Hikmatul Maulida Ifadatul Khasanah Isna MutHoharotul Lisa Rahayu N M Raihan Efendi M.Arfanadi N Nuralifah Rifngatul Inayah Siti Masrufatul K Syakila Friska Alif Imam Ahmad Anang Kurniawan Ayu Inayah Deden Berkah Efti Endah Nuraini Hikmah Maulida
9,11 8,2 7,7 8,5 7,7 8,9 9,5 9,3 8,8 8,8 10,6 9,7 8,4 9,10 8,11 9,2 8,10 8,11 8,7 8,7 8,8 9,6 9,2 9,6 9,6 8,5 8,5 9,6 9,11 8,6 10 10 11,8 12,2 10,5 10,3
123
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
20 16 20 20 12 18 18 17 13 19 13 14 17 14 16 17 19 12 14 16 14 19 16 19 14 15 17 15 15 16 17 15 16 19 18 16
Baik Sedang Baik Baik Kurang Baik Baik Sedang Kurang Baik Kurang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Kurang Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Baik Sedang
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106
Hikmal Putra P Iqbal Wahyu P Jamaludin Fikrianto Makhdiatun N Minkhatul Maula Nadila Linatun N Nanang Prasojo Nisrina Yumna Q Nur Alit Nur Atsna Nabila Nur Fadilah Puji Lestari Rahman Aji S Rendi Saputra Siska Yulianti Wafa Ulhaq Yuyun Fatimah Amalia Zufiana Amar Kurniawan Dodi Setiawan Fuad Fathurrozi Futukhatul K Hanif Fajrin H Khanifa Musliman Kuni Mutmainatul Kunti Amalia Lena Fitriana Miftahul Hidayat Moh.Miftahul Huda M Faiz Syafrudin Nasrun Nawawi Nofita Anggraeni Restu Ramadhan Riski Ramadhan Romadoni Saeful Anwar
10,6 10,5 10,8 10,8 11 10,8 10,10 10,4 10,1 10,9 10,2 10,1 10,3 10,5 10,5 10,7 10,8 12.0 12,10 12.0 12,4 11,8 11,5 11,7 11,5 11,7 11,3 11,3 11,8 11,1 11,3 11,8 11,3 12 12 11,3
124
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
19 15 13 11 16 15 17 13 14 14 13 15 13 12 14 17 14 12 16 17 17 16 14 11 17 12 11 20 12 20 20 11 19 19 16 18
Baik Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Sedang Kurang Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Kurang Kurang Baik Kurang Baik Baik Kurang Baik Baik Sedang Baik
107 108 109 110 111 112 113 114 115
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Silfi Anggraeni Sita Nurjanah Siti Aniroh Sri Wahyuni Taufik Hidayat Tri Wahyuni Umi Maesaroh Yolanda Zahra Nur Baiti
Nama Siswa Ghefira Nur Haliza Kasih Pradiska S Rospitasari Tegar Ridho Saputra Ade mohamad E M Malik Ibrahim Siti Rumaesoh Ahmad Rafi
11,6 11,5 11,1 11,2 11,4 11,2 11,5 11 11,9
Umur 6,5 6,5 6,7 7,5 9,1 10,11 10,4 12,4
125
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Status Gizi Gemuk Gemuk Gemuk Gemuk Gemuk Gemuk Gemuk Gemuk
14 15 15 19 20 15 14 19 15
Skor TKJI 16 10 15 15 16 10 10 15
Sedang Sedang Sedang Baik Baik Sedang Sedang Baik Sedang
Klasifikasi Sedang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang Sedang
Lampiran 10. Frekuensi Data Frequencies Statistics tkji status gizi kurus N
Valid
tkji status gizi normal
tkji status gizi gemuk
24
115
8
123
32
139
Mean
13.5833
16.1826
13.3750
Median
13.5000
16.0000
15.0000
12.00
16.00
2.60295
2.56352
2.82527
6.775
6.572
7.982
Minimum
9.00
11.00
10.00
Maximum
20.00
20.00
16.00
Missing
Mode Std. Deviation Variance
a
10.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table tkji status gizi kurus Frequency Valid
Total
Valid Percent
1
10
1
.7
4.2
8.3
11
3
2.0
12.5
20.8
12
6
4.1
25.0
45.8
13
1
.7
4.2
50.0
14
2
1.4
8.3
58.3
15
5
3.4
20.8
79.2
16
2
1.4
8.3
87.5
17
2
1.4
8.3
95.8
20
1
.7
4.2
100.0
24
16.3
100.0
System
.7
123
83.7
147
100.0
126
4.2
Cumulative Percent
9
Total Missing
Percent
4.2
tkji status gizi normal Frequency Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
11
4
2.7
3.5
3.5
12
6
4.1
5.2
8.7
13
9
6.1
7.8
16.5
14
15
10.2
13.0
29.6
15
11
7.5
9.6
39.1
16
17
11.6
14.8
53.9
17
15
10.2
13.0
67.0
18
10
6.8
8.7
75.7
19
14
9.5
12.2
87.8
20
14
9.5
12.2
100.0
115
78.2
100.0
32
21.8
147
100.0
Total Missing
Percent
System
Total
tkji status gizi gemuk Frequency Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
10
3
2.0
37.5
15
3
2.0
37.5
75.0
16
2
1.4
25.0
100.0
Total
8
5.4
100.0
139
94.6
147
100.0
System
Total
37.5
Frequency Table tkji status gizi kurus Frequency Valid
Missing Total
Kurang Sekali
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
.7
4.2
4.2
Kurang
11
7.5
45.8
50.0
Sedang
11
7.5
45.8
95.8
Baik
1
.7
4.2
100.0
Total
24
16.3
100.0
123
83.7
147
100.0
System
127
tkji status gizi normal Frequency Valid
Missing
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Kurang
19
12.9
16.5
16.5
Sedang
58
39.5
50.4
67.0
Baik
38
25.9
33.0
100.0
Total
115
78.2
100.0
32
21.8
147
100.0
System
Total
tkji status gizi gemuk Frequency Valid
Missing
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Kurang
3
2.0
37.5
37.5
Sedang
5
3.4
62.5
100.0
Total
8
5.4
100.0
System
Total
139
94.6
147
100.0
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N status gizi * tingkat kesegaran jasmani
Missing
Percent 147
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 147
status gizi * tingkat kesegaran jasmani Crosstabulation Count tingkat kesegaran jasmani Kurang Sekali status gizi
Kurang
Sedang
Baik
Total
Kurus
1
11
11
1
24
Normal
0
19
58
38
115
Gemuk
0
3
5
0
8
Total
1
33
74
39
147
128
100.0%
Lampiran 11. 11 Dokumentasi Penelitian TKJI
1. Lari 30 meter
129
2. Angkat Siku Tekuk
130
3. Baring Duduk
131
4. Loncat tegak
5. Lari 600 M
132