perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FUNGSI PENYULUH KELUARGA BERENCANA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA DALAM MENGEMBANGKAN PROGRAM GENERASI BERENCANA DI KECAMATAN KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh: DITA PUSPIKA WIDIASTUTI D0108056
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. H. Sakur, M.S. NIP. 19490205 198012 1 001
commitii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari
:
Tanggal
:
Panitia Penguji
:
1. Ketua
:
Drs. Sudarto, M.Si NIP. 19550202 198503 1 006
2. Sekretaris
:
Drs. Ali, M.Si NIP. 19540830 198503 1 002
3. Penguji
:
Drs. H. Sakur, M.S. NIP. 19490205 198012 1 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 19540805 198503 1 002
commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya bagi hambaNya
Jangan berkecil hati jika orang menghinamu, kadang kesukaan dan kekaguman terbesar datang dalam bentuk hinaan dan cemoohan (@AmandaAdriani) I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry. And I know you do
(@ITwitQuotes_) Bersaing dengan sahabat itu wajar, tetapi harus tetap saling menghormati, menghargai, dan mendukung, bukan saling menjatuhkan (@pepatah)
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Sebuah pemikiran yang sederhana ini kupersembahkan untuk: Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan segalanya untukku Adikku tersayang yang telah memberikan keceriaan setiap hari Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan kepadaku Sahabat-sahabatku yang telah memberikan warna dalam hidupku Temanperkuliahan menjadi sangat berkesan
commitv to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Keberhasilan penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. H. Sakur, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 2. Dra. Retno Suryawati, M.Si selaku pembimbing akademis yang selama ini telah membimbing penulis. 3. Para
informan
yang
telah
bersedia
memberikan
waktu
dan
kesediaannya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran selama pembuatan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan karena keterbatasan-keterbatasan yang penulis miliki. Meski demikian, penulis berharap skripsi ini bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi para pembaca. Semoga skripsi ini dapat memberikan gambaran bagi penelitian-penelitian berikutnya.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
i ii iii iv v vi Daf
viii xi xii xiii xiv
BAB I. Pendahuluan A.
1
B.
7
C.
7
D.
8
commit viiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II. Kajian Pustaka A.
9 1.
9
2.
17
B.
38
BAB III. Metode Penelitian 1.
41
2.
41
3.
42
4.
43
5.
44
6.
45
7.
45
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan A.
48 1. Letak
48
2.
49
3. Sejarah Berdirinya Kantor Pemberdayaan Perempuan dan 51 4. Gambaran Umum Kantor Pemberdayaan Perempuan dan
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 B.
74 1.
74
2.
87
3.
91
BAB V. Penutup A.
97
B.
99
100
commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Klaten Tahun 2010
4
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Karangdowo
commitxito user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
40 47 57
commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Dita Puspika Widiastuti. D0108056. Fungsi Penyuluh Keluarga Berencana Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Skripsi Program Studi Jurusan Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Fungsi Penyuluh Keluarga Berencana Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluaraga Berencana dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif sehingga dapat menggambarkan fungsi penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Sumber data yang digunakan terdiri dari informan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian, dan observasi. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi data yaitu menguji data yang sejenis dari berbagai sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (i) Fungsi Penyuluhan. Fungsi Penyuluhan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan berupa pengetahuan, arahan, dan bimbingan kepada masyarakat terutama kelompok sasaran mengenai Program Generasi Berencana. Penyuluhan diberikan dalam berbagai kesempatan seperti pada saat pembinaan PIK Remaja, pembinaan ke sekolah-sekolah, pertemuan karang taruna, dan pertemuan PKK. Metode yang digunakan lebih mengarah pada metode berdasarkan pendekatan kelompok. Media yang digunakan pun juga bervariasi, antara lain dengan leaflet, slide, dan juga papan tulis. (ii) Fungsi Pelayanan. Fungsi Pelayanan yang dilakukan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya kelompok sasaran yang membutuhkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan seputar Program Generasi Berencana. Penyuluh KB selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. (iii) Fungsi Evaluasi. Fungsi Evaluasi yang dilakukan adalah melakukan penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan untuk dapat mengetahui keberhasilan/pencapaian dari setiap kegiatan yang dilaksanakan, mengetahui permasalahan dan upaya untuk mengantisipasinya, serta tindak lanjut untuk membuat umpan balik hasil evaluasi tersebut agar pelaksanaan kegiatan kedepannya jauh lebih baik. commit xiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Dita Puspika Widiastuti. D0108056. The Function of the Family Planning Extension Office for Women's Empowerment and Planning in Developing Family Generation Program Planning in Karangdowo Klaten Regency. Thesis Department of Administrative Studies Program. Faculty of Social and Political Sciences. Sebelas Maret University of Surakarta, 2012. This study is mainly intended to determine how the function of the Family Planning Extension Office for Women's Empowerment and Planning in Developing Family Generation Program Planning in Karangdowo Klaten Regency. The research method used in this study was descriptive qualitative research method that can describe the function of educators and PP KB KB's Office in developing Generation Program Planning in Karangdowo Klaten Regency. The data sources used consist of informants, documents relating to research, and observation. The methods of collecting the data are interview, documentation, and observation. The sampling method used is purposive sampling that to select informants who know and can be trusted to be a source of data. The validity test of the data was done by using triangulation of data that is similar to the data test from various sources. The techniques of analyzing the data used are interactive analysis technique which consists of three components, namely data reduction, presentation of data, and drawing conclusions. The result showing that: (i) the function of counseling. The function of counseling is providing counseling in the form of knowledge, direction and guidance to the public, especially the target group of Generation Planning Program. Counseling is given on various occasions such as PIK Youth coaching, coaching to schools, youth meetings, and meeting on the PKK. The method used is more directed to a method based on the group approach. There are some media used in this approach such as the leaflets, slides, and also the blackboard. (ii) Service Functions. Service functions are performed is providing services to the public, especially the target groups in need of services according to the type of service needed about Generation Program Planning. KB always strives to provide the best service. (iii) Evaluation Function. The evaluation function is to make an assessment of the activities carried out in order to know the success / achievement of each activity carried out, knowing the problems and attempt to anticipate, as well as follow up to make the feedback of evaluation results to make the implementation of activities much better in the future.
commit xivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang besar dan kurang serasi, kurang selaras, serta kurang seimbang dengan daya dukung alam dan daya dukung lingkungan akan menjadi beban pembangunan sekaligus akan menambah beban pemerintah, terutama dalam penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti penyediaan pangan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, dan lain sebagainya. Sedangkan jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan salah satu modal dasar bagi pembangunan nasional. Secara kuantitas, penduduk Indonesia berada di urutan ke-4 sedunia dengan jumlah penduduk ± 237 juta jiwa (Sensus Penduduk 2010), namun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada pada posisi 108 dari 182 negara (Buletin Kencana Edisi 17 Tahun VI 2011: 11). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Indonesia berjumlah besar namun tidak berkualitas. Kalangan remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan bisa membawa perubahan terhadap keadaan ini, yaitu dapat mengendalikan kuantitas sekaligus meningkatkan kualitas penduduk. Namun ironinya para remaja justru menghadapi permasalah yang sangat kompleks dan menghawatirkan, yaitu antara lain maraknya remaja yang melakukan hubungan seks pra-nikah yang dapat mengakibatkan berbagai macam resiko, misalnya saja kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, dan tidak menutup kemungkinan bisa terinfeksi berbagai macam penyakit seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS
commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
(Acquired Immuno Deficiency). Selain itu, permasalahan remaja lainnya adalah penyalahgunaan narkoba dan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) yang akan berdampak pada menurunnya prestasi dan kesehatan remaja sehingga akan berakibat pada semakin berkurangnya sumber daya manusia yang potensial dan produktif untuk membangun negara. Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah khususnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (BKKBN, 2007: 2). Namun seiring berjalannya waktu, Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) ini dikemas dengan nama baru yaitu Program Generasi Berencana (GenRe). Program GenRe ini mencakup Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), Seksualitas, NAPZA, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan HIV/AIDS. (www.ceria.bkkbn.go.id) Program GenRe ini diperkenalkan oleh Kepala BKKBN Pusat Dr. dr. Sugiri Syarief, MPA sejak pertengahan tahun 2009 dan mulai disosialisasikan melalui berbagai media. Misalnya saja melalui iklan dan forum diskusi di televisi maupun radio. Di dalam iklan layanan masyarakat BKKBN dalam program GenRe berisikan tentang himbauan kepada masyarakat umum, khususnya remaja bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan dan mengharapkan remaja dapat melakukan perencanaan dalam sebuah pernikahan demi terciptanya keluarga yang berkualitas dan sejahtera. Disamping itu juga dilakuakan sosialisasi melalui jejaring sosial, diantaranya melalui akun facebook dan twitter @GenRe_BKKBN. Selain itu juga sudah tersedia website
commit2to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
untuk bisa mengetahui lebih dalam tentang program GenRe ini yaitu www.ceria.bkkbn.go.id Program ini merupakan bagian dari Program Keluarga Berencana Nasional yang bertujuan agar para remaja dibekali dengan pengetahuan Keluarga Berencana (KB) sehingga dapat membentuk keluarga yang berkualitas, mereka harus mengatur kapan akan menikah, kapan akan mempunyai anak dan juga mengatur jarak kelahiran. Sasaran utama dari program GenRe ini adalah remaja, dikarenakan meningkatnya pernikahan pertama perempuan menjadi 21 tahun, menurunkan kehamilan yang tidak di inginkan atau menurunkan kehamilan pada usia ibu dibawah 21 tahun dan untuk menurunkan resiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Program ini selaras dengan tujuan dari MDGs terutama pada poin (4) Menurunkan kematian anak, (5) Meningkatkan kesehatan ibu, dan (6) Mengendalikan HIV dan AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya. Kabupaten Klaten melalui Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP dan KB) juga turut serta dalam mengembangkan Program GenRe. Dalam hal ini, Penyuluh KB memiliki fungsi yang sangat penting, karena mereka yang akan turun ke lapangan dan berinteraksi secara langsung dengan kelompok sasaran, yaitu penduduk usia remaja yang berusia ± 10 sampai 24 tahun, baik itu laki-laki maupun perempuan. Di Kabupaten Klaten sendiri penduduk usia remaja tergolong banyak, dan berikut disajikan tabel yang menunjukkan data tentang jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Klaten Tahun 2010:
commit3to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Jenis Kelamin Umur
Total Laki-laki
Perempuan
0-4
48.137
46.394
94.531
5-9
54.411
51.188
105.599
10 - 14
59.405
57.416
116.821
15 - 19
69.273
65.371
134.644
20 - 24
54.989
53.300
108.289
25 - 29
49.266
51.888
101.154
30 - 34
48.956
54.693
103.649
35 - 39
46.455
52.246
98.701
40 - 44
42.927
45.626
88.553
45 - 49
35.843
36.095
71.938
50 - 54
26.365
31.297
57.662
55 - 59
25.480
28.780
54.260
60 - 64
23.403
29.564
52.967
65+
55.277
63.517
118.794
Total
640.187
667.375
1.307.562
Sumber: BPS Kabupaten Klaten, 2010
commit4to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah remaja yang berusia 10 sampai 24 tahun di Kabupaten Klaten sebanyak 359.754 jiwa atau 27,513% dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Klaten. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit, karena merekalah yang nantinya akan menjadi penerus bangsa ini, jika mereka salah melangkah maka akan dapat terjerumus pada hal-hal yang negatif dan dapat merugikan diri mereka sendiri, keluarga, masarakat, dan juga bangsa. Maka dari itu, sebagai generasi penerus, remaja harus bisa merencanakan kehidupan di masa yang akan datang dimulai dari diri sendiri. Namun pada kenyataannya, para remaja di Kabupaten Klaten ini masih banyak yang belum memahami ataupun mengetahui tentang Program GenRe terutama yang bertempat tinggal di pinggiran atau jauh dari pusat kota. Kecamatan Karangdowo merupakan salah satu Kecamatan yang jauh dari pusat kota dan masih banyak remaja yang belum mengetahui Program GenRe. Hal ini terlihat dari pernyataan remaja yang berumur 16 tahun bernama Sri Sundari berikut ini: Kalau Program Generasi Berencana sudah pernah mendengar, tapi hanya sekedar mendengar saja. Pada saat ada iklan di televisi, yang iklan Afgan itu. Hanya sekedar tahu saja, kalau mengenai isinya, programnya tentang apa, saya belum tahu. (Wawancara, 12 Maret 2012)
Senada dengan yang diungkapkan oleh Desi Wulandari, remaja yang berusia 15 tahun berikut ini: Maaf saya kurang tahu. Belum pernah mendengar Program seperti itu. (Wawancara, 12 Maret 2012)
commit5to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Tidak berbeda pula dengan yang dikatakan oleh remaja berusia 17 tahun yang bernama Andi Kristiawan berikut: Saya tidak tahu. Tidak pernah mendengar ada Program Generasi Berencana. Baru mendengar sekali ini. Kalau Keluarga Berencana malah sudah sering mendengar. (Wawancara, 15 Maret 2012)
Penyuluh KB yang bertugas di Kecamatan Karangdowo menyatakan bahwa remaja yang belum mengetahui Program GenRe sekitar 50% lebih. Seperti pernyataan dari salah satu Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo, Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos berikut ini: Jumlah remaja di Kecamatan Karangdowo ini cukup tinggi juga. Kalau remaja yang belum tahu tentang Program Generasi Berencana masih banyak, mungkin sekitar 40% lebih. (Wawancara, 7 Juni 2012)
Jika hal ini dibiarkan maka tidak tertutup kemungkinan mereka bisa terjerumus ke dalam hal-hal negatif seperti masalah seksualitas, reproduksi, pernikahan di bawah umur, HIV/AIDS, Napza, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk dapat menjadi penerus bangsa yang berkualitas, para remaja harus mendapatkan pengetahuan tentang Program GenRe yang diharapkan dapat menjadikan Remaja Tegar yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar resiko seksualitas, HIV-AIDS, narkoba, dan menunda usia pernikahan, bercita-cita mewujudkan keluarga kecil, sehingga menjadi contoh, idola, model, dan sumber informasi bagi teman sebayanya, serta dapat menciptakan keluarga kecil yang berkualitas, bahagia, dan sejahtera. Disinilah pentingnya Program GenRe untuk dikembangkan. Dengan demikian, Penyuluh KB harus terus berusaha untuk mengembangkan Program GenRe agar dapat mewujudkan hal tersebut.
commit6to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Melihat keterangan-keterangan dan realitas sosial yang telah diuraikan diatas, menurut peneliti peranan Penyuluh KB merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Dimana Penyuluh KB harus berupaya untuk terus mengembangkan program GenRe. Dengan latar belakang inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten.
B. Perumusan Masalah: Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: Bagaimanakah Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten?
C. Tujuan Penelitian: Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten.
commit7to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
D. Manfaat: 1. Manfaat Praktis Mengaplikasikan teori dan materi yang diperoleh dalam proses perkuliahan dari jurusan ilmu administrasi dalam suatu penelitian terutama mengenai
Peranan
Mengembangkan
Penyuluh Program
KB
Kantor
Generasi
PP
Berencana
dan di
KB
dalam
Kecamatan
Karangdowo Kabupaten Klaten. 2. Manfaat Penelitian Sebagai landasan atau bahan informasi yang obyektif tentang Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten untuk penelitian serta dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau pihak-pihak terkait.
3. Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan bagi peneliti maupun bagi pembaca tentang Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten.
commit8to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Fungsi Penyuluh KB Penyuluh KB adalah pegawai negeri sipil merupakan jabatan fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, dan evaluasi dalam pengembangan KB Nasional. (BKKBN Prov Jawa Tengah, 2010: 6) Berdasarkan
hal
tersebut,
fungsi
Penyuluh
KB
adalah
melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, dan evaluasi dalam pengembangan KB Nasional. KB Nasional sendiri terdiri dari beberapa macam program yang salah satunya adalah Program Generasi Berencana. Jadi
Penyuluh
KB
juga
melaksanakan
fungsi
tersebut
dalam
pengembangan Program Generasi Berencana. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada ke tiga fungsi Penyuluh KB yang sudah disebutkan diatas untuk mengetahui fungsi penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten, yaitu fungsi penyuluhan, pelayanan, dan evaluasi.
commit9to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
a. Penyuluhan Menurut Rogers (dalam Suyatmi, 1992:2) Penyuluhan diartikan sebagai serangkaian hubungan (kontak) langsung dengan individu yang bertujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya. Masih dalam Suyatmi (1992:3), Mortensen dan Schmuller mendefinisikan penyuluhan sebagai suatu proses hubungan seorang dengan seorang dimana yang seorang dibantu oleh yang lainnya untuk meningkatkan pengertian dan kemampuannya dalam menghadapi masalahnya. Sedangkan
menurut
BKKBN
Prov
Jateng
(2010:15)
penyuluhan adalah bentuk pendidikan yang cara, bahan & sarananya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan & kepentingan, baik dari segi sasaran, waktu & tempat. Suyatmi (1992:4) menyebutkan bahwa penyuluhan tidak sekedar hanya memberi penerangan saja, tetapi mempunyai tujuan: 1) menambah pengertian; 2) meningkatkan kesadaran; 3) merangsang dan meyakinkan si penerima penyuluhan bahwa mereka mampu dan beruntung bila melaksanakan pesan si penyuluh. Berdasarkan
pendekatan
sasaran
yang
penggolongan metode penyuluhan ada tiga, yaitu:
commit10to user
ingin
dicapai,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
1. Metode Berdasarkan Pendekatan Perorangan Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. 2. Metode Berdasarkan Pendekatan Kelompok Dalam metode ini, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Dalam pendekatan kelompok ini dapat terjadi pertukaran informasi dan pertukaran pendapat serta pengalaman antara sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Selain itu, memungkinkan adanya umpan balik dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma anggotanya. 3. Metode Berdasarkan Pendekatan Massa Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran atau keingintahuan semata. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa metode pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Adapun yang termasuk dalam metode ini antara lain rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, surat kabar, dan sebagainya. (BKKBN, Prov. Jateng, 2010:17) Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan dalam penyuluhan sangat bervariasi, antara lain: 1. Leaflet Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Adapun keuntungan menggunakan leaflet antara lain sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat. Sasaran dapat melihat isinya di saat santai dan sangat ekonomis. Berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota kelompok sasaran sehingga bisa didiskusikan dan dapat memberikan informasi yang detail yang mana tidak dapat diberikan secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak, dan diperbaiki serta mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran. 2. Flip Chart (Lembar Balik) Lembar balik merupakan media penyampaian pesan atau informasi dalam bentuk buku dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan commit11to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
3.
4.
5.
6.
lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan gambar. Film dan Video Keuntungan penyuluhan dengan media ini adalah dapat memberikan realita yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, dapat memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif untuk sasaran yang jumlahnya relatif kecil dansedang, dapat dipakai untuk belajar mandiri dan penyesuaian oleh sasaran, dapat dihentikan ataupun dihidupkan kembali, serta setiap episode yang dianggap penting dapat diulang kembali, mudah digunakan dan tidak memerlukan ruangan yang gelap. Slide Keuntungan media ini antara lain dapat memberikan berbagai realita walaupun terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar, dan pembuatannya relatif murah, serta peralatannya mudah digunakan. Transparansi OHP Transparansi OHP sebagai media penyuluhan adalah dapat dipakai untuk mencatat point-point penting saat diskusi sedang berjalan, murah dan efisien karena alatnya mudah didapat dan dibuat, serta tidak memerlukan ruangan yang gelap, dapat digunakan untuk sasaran yang kecil maupun besar, peralatannya mudah digunakan dan dipelihara. Papan Tulis Keunggulan menggunakan papan tulis antara lain murah dan efisien, baik untuk menjelaskan sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali, tidak perlu ruangan yang gelap. (BKKBN Prov. Jateng, 2010:21) Dalam penelitian ini, fungsi penyuluhan yang dimaksud
mengarah pada segala bentuk kegiatan, metode, maupun media penyuluhan yang dilakukan/digunakan oleh Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. b. Pelayanan Menurut Sedarmayanti (2009:243) yang dimaksud pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
commit12to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
segala bidang.
Sebab
kegiatan pelayanan
kepada masyarakat
merupakan salah satu tugas dan fungsi administrasi negara. Sedangkan menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby dalam Ratminto & Atik Septi Winarsih (2007:2) mengemukakan: -produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan-
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 mendefinisikan pelayanan publik sebagai: Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Keputusan MENPAN Nomor 63/2003) Mengikuti definisi tersebut di atas, pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Ratminto & Atik Septi Winarsih, 2007:5).
commit13to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Sedangkan pengertian pelayanan publik menurut Sinambela (2008:5-6) adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrasi)
haruslah
dapat
memenuhi
kebutuhan
masyarakat.
Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, dan lainlain. Dalam perspektif hubungan antara masyarakat dan pemerintah sebagai penyedia pelayanan publik, menurut Moleong dalam Ismail dkk (2010:85) mengartikan pelayanan publik sebagai pemberian layanan terhadap keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung makna bahwa pelayanan publik merupakan salah satu wujud dan fungsi aparatur negara dalam memberikan layanan pada masyarakat, dalam posisinya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Pelayanan publik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelayanan publik yang termasuk dalam kategori pelayanan jasa yang diberikan oleh pemerintah sebagai pemberi layanan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan. Adapun pengertian jasa seperti yang
commit14to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
didefinisikan oleh Kotler dalam Fandy Tjiptono (1997:23) adalah setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Dalam penelitian ini, fungsi pelayanan yang dimaksud lebih mengarah pada segala bentuk pelayanan jasa yang diberikan oleh Penyuluh
KB
kepada
masyarakat
khususnya
remaja
yang
membutuhkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan seputar Program Generasi Berencana.
c. Evaluasi Evaluasi
merupakan
suatu proses
penilaian
pencapaian
tujuan/sasaran dari setiap kegiatan yang telah direncanakan. (BKKBN Prov. Jateng, 2010:33) Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat ke depan dari pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program. (Jusuf, 2001:97)
commit15to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Menurut Lester dan Stewart Evaluasi dilakukan untuk dapat mengetahui dengan pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana strategi yang dapat dinilai dan dipelajari untuk menjadi acuan perbaikan di masa mendatang. Crawford mengemukakan bahwa tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah : 1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan. 2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil. 3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan. 4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.
Dalam BKKBN Prov. Jateng (2010:33) disebutkan bahwa hasil yang diharapkan dari adanya kegiatan evaluasi meliputi tiga hal, yaitu: 1. Diketahuinya berbagai keberhasilan dari setiap berbagai kegiatan 2. Diketahui masalah dan upaya mengantisipasinya 3. Dilakukannya berbagai tindak lanjut.
Dalam penelitian ini, fungsi evaluasi yang dimaksud mengarah pada proses penilaian pencapaian tujuan/sasaran dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Penyuluh KB yang berhubungan dengan Program
Generasi
Berencana,
yaitu
meliputi
identifikasi
keberhasilan/pencapaian dari setiap kegiatan yang dilaksanakan, identifikasi permasalahan dan upaya untuk mengantisipasinya, serta
commit16to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
tindak lanjut untuk membuat umpan balik hasil evaluasi tersebut agar pelaksanaan kegiatan/program kedepannya jauh lebih baik.
2. Program Generasi Berencana Program Generasi Berencana merupakan program untuk membantu remaja agar TEGAR dari resiko TRIAD-KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan Napza), dan memiliki status kesehatan reproduksi yang sehat melalui pemberian informasi, pelayanan konseling, rujukan pelayanan medis, pendidikan kecakapan hidup (life skills), serta kegiatan penunjang lainnya. Arah kebijakan Program GenRe adalah mewujudkan TEGAR REMAJA. Adapun ciri TEGAR REMAJA adalah remaja yang: a. Berperilaku sehat, b. Terhindar dari resiko TRIAD-KRR, c. Menunda usia pernikahan, d. Bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera, e. Menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya. (BKKBN, 2007: 12)
Ruang Lingkup Program GenRe Secara garis besar ruang lingkup program GenRe (BKKBN, 2007: 21-22) meliputi:
commit17to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
a. Perkembangan seksualitas dan resiko (termasuk pubertas, anatomi dan fisiologi organ reproduksi dan kehamilan tidak diinginkan) dan penundaan usia kawin. b. Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS. c. Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA d. Masalah-masalah remaja yang terkait dengan dampak dari resiko TRIAD-KRR seperti: kenakalan remaja, perkelahian antar remaja dan lain-lain.
Pengetahuan yang bisa diperoleh remaja dalam Program GenRe antara lain sebagai berikut: a. Seksualitas Sudah saatnya membuka mata terhadap kenyataan bahwa di satu sisi remaja kini jauh lebih cepat memasuki masa pubertas dan kematangan seksual dengan segala resikonya, dan di sisi lain semakin besar peluang mereka terpapar pada informasi dan kehidupan seksual yang tak terkendali. Keterlambatan dalam memberikan informasi yang baik dan benar mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi bisa berakibat remaja memperoleh informasi yang menyesatkan terlebih dahulu. Keterlambatan ini juga bisa berakibat fatal bila remaja kemudian terjerumus dalam informasi dan perilaku seksual yang beresiko. (BKKBN Prov Jawa Tengah, 2008: 63) Dari hal tersebut, maka perlu meningkatkan pengetahuan tentang seksualitas
sebagai
salah
satu
permasalahan
TRIAD-KRR,
terutama dalam memahami tumbuh kembang remaja, fungsi dan proses reproduksi laki-laki dan perempuan serta resiko hubungan commit18to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
seks pra-nikah. Berikut uraian yang dikutip dari buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), BKKBN tahun 2007. 1) Tumbuh Kembang Remaja Tumbuh kembang remaja ialah tahap perubahan fisik dan psikologis remaja. Tumbuh ialah tahap perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh. Contoh: Pertumbuhan tinggi badan, Pertumbuhan berat badan, Pertumbuhan alat kelamin. Kembang ialah tahap perubahan fungsi yang sifatnya bukan fisik. Contoh: Perkembangan kecerdasan, Perkembangan sosial/
kemasyarakatan,
Perkembangan
bahasa,
Perkembangan Emosi, dll. 2) Prinsip Tumbuh Kembang Anak Remaja a) Tumbuh kembang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan yang saling mempengaruhi secara timbale balik. b) Tumbuh kembang mengikuti pola atau aturan tertentu dan berkesinambungan. c) Setiap anak memiliki ciri dan sifat yang khas, sehingga tidak ada dua anak yang persis sama, walaupun mereka kembar.
commit19to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
d) Tumbuh kembang pada masa remaja paling mencolok dan mudah diamati. e) Kecepatan pertumbuhan remaja laki-laki dan perempuan berbeda. Remaja perempuan mengalami pertumbuhan lebih cepat pada usia 10-13 tahun. Remaja laki-laki mengalami pertumbuhan lebih cepat pada usia 13-15 tahun. Usia ini disebut masa pertumbuhan yang cepat/ masa akil balik. 3) Fakor-faktor
yang
mempengaruhi
tumbuh
kembang
anak/remaja, yaitu: a) Faktor Bawaan, adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang diturunkan dari kedua orang tuanya. b) Faktor Lingkungan, adalah faktor yang berasal dari luar seseorang seperti lingkungan keluarga, sosial, pendidikan, kesehatan, dll. 4) Beberapa hal yang perlu diketahui oleh remaja pada saat awal masa tumbuh kembangnya, yaitu: a) Seksualitas Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut sikap dan perilaku seksual maupun orientasi seksual. Kata seksual berasal dari kata dasar seks, yang memiliki beberapa arti, yaitu: jenis kelamin, reproduksi seksual, organ
reproduksi,
rangsangan
commit20to user
atau
gairah
seksual,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
hubungan
seks,
orientasi
seksual
(heteroseksual,
homoseksual, biseksual) dan penyimpangan seksual. b) Pubertas Masa pubertas adalah masa dimana seseorang mengalami perubahan struktur tubuh dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan psikis. c) Mimpi Basah Mimpi basah adalah keluarnya sperma tanpa rangsangan pada saat tidur, dan umumnya terjadi pada saat mimpi tentang seks. d) Menstruasi Menstruasi
adalah
proses
peluruhan
lapisan
dalam/endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina secara periodik dan berkala. 5) Organ Reproduksi Laki-Laki dan Perempuan a) Organ Reproduksi Perempuan meliputi: Ovarium (Indung Telur), Tuba Falopi (Saluran Telur), Fimbrae (Umbaiumbai), Uterus (Rahim), Cervix Uteri (Leher Rahim), Vagina (Lubang Senggama) b) Organ Reproduksi Laki-laki meliputi: Penis, Glans, Uretra (Saluran Kencing), Vas Deferens (Saluran Sperma),
commit21to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Epididimis, Testis (Pelir), Scrotum (Kantung Pelir), Kelenjar Prostat, Vesikula Seminalis. 6) Proses Reproduksi Kehamilan merupakan proses regenerasi yang diawali dengan pertemuan sel telur perempuan dengan sel sperma laki-laki yang membentuk suatu sel (embrio) dimana merupakan cikal bakal janin, dan berkembang di dalam rahim sampai akhirnya dilahirkan sebagai bayi. 7) Resiko Hubungan Seks Pra Nikah a) Kehamilan Tak Diinginkan Kehamilan yang tidak diinginkan adalah kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan oleh salah satu atau kedua-duanya calon orang tua bayi tersebut. b) Aborsi Aborsi adalah pengakhiran kehamilan sebelum umur kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Aborsi dibedakan menjadi dua macam: Aborsi Spontan (Abortus Spontane) adalah keguguran yang terjadi secara alamiah atau tidak sengaja Aborsi Buatan (Abortus Provokatus) adalah usaha pengguguran yang disengaja. Ada dua cara melakukan aborsi buatan, yaitu cara yang aman secara medis dan
commit22to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
cara yang tidak aman secara medis (self treatment/ unsafe abortion). c) Infeksi Menular Seksual (IMS) IMS adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seks. Kemungkinan penularan akan lebih besar bila hubungan seksual dilakukan dengan berganti-ganti pasangan
baik
melalui vagina,
oral,
maupun anal.
(BKKBN, 2007: 24-29)
b. HIV dan AIDS HIV dan AIDS sudah merupakan persoalan serius di dunia karena tidak ada satu negara pun yang tercatat bebas dari HIV (BKKBN, 2010: 2). Sehingga perlu meningkatkan pengetahuan tentang masalah HIV dan AIDS dalam TRIAD-KRR, terutama yang berhubungan dengan pengertian, fase-fase, proses penularan, pencegahan dan penanganan, proses pemeriksaan/tes, tempat rujukan serta memperoleh informasi tentang pengobatan HIV dan AIDS. Berikut uraian yang dikutip dari buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), BKKBN tahun 2007.
commit23to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
1) Pengertian HIV dan AIDS HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Yaitu virus yang menurunkan sampai merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu yang didapat akibat HIV bukan karena keturunan. Virus HIV bisa terdapat pada semua cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa menjadi media penularan hanya ada pada: Darah, Cairan sperma (air mani), Cairan vagina. 2) Fase-fase HIV dan AIDS Ada 4 fase perubahan HIV dan AIDS: a) Fase 1 Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) Individu sudah terpapar dan terinfeksi, tetapi cirri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum tampak. Sudah dapat menularkan kepada orang lain. Bisa saja terlihat/ mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).
commit24to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
b) Fase 2 Umur infeksi 2-10 tahun (setelah terinfeksi HIV) Pada fase kedua ini, individu sudah positif HIV dan belum menunjukkan gejala sakit Dapat menularkan pada orang lain Bisa saja terlihat/ mengalami gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri) c) Fase 3 Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit Belum disebut sebagai gejala AIDS Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah serta berat badan terus berkurang. d) Fase 4 Sudah masuk pada fase AIDS AIDS baru dapat didiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T-nya Timbul infeksi tertentu dengan infeksi oportunitis, yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker, sariawan, kanker kulit atau sarcoma Kaposi, infeksi
commit25to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
usus yang menyebabkan diare parah bermingguminggu,
dan
infeksi
otak
yang
menyebabkan
kekacauan mental dan sakit kepala.
3) Proses Penularan HIV HIV dapat menular melalui: a) Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terinfeksi HIV b) Penggunaan jarum suntik, tindik, tato,
yang dapat
menimbulkan luka dan tidak disterilkan, dipergunakan secara bersama-sama dan sebelumnya telah digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV c) Melalui transfusi darah yang terinfeksi HIV d) Ibu
hamil
dikandungnya
yang pada
terinfeksi saat
HIV
dalam
pada
anak
kandungan,
yang proses
kelahiran, dan setelah kelahiran 4) Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D,E) yaitu: A : Abstinence (Memilih untuk tidak melakukan hubungan seks) B : Be faithful (Saling setia dengan pasangannya)
commit26to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
C
: Condom (Menggunakan kondom secara konsisten dan benar)
D : Drugs (Tolak penggunaan NAPZA) E : Equipment (Jangan pakai jarum suntik bersama)
Dalam suatu jurnal menyebutkan bahwa: HIV prevention interventions that are explicitly designed to alter behavior include voluntary testing and counseling (VCT); provision and social marketing of condoms; public information campaigns emphasizing prevention faithful, use Condoms); and a host of education programs aimed at youth to provide HIV knowledge and encourage safe behaviors, most commonly, later sexual debut. 2008)
Dalam petikan jurnal tersebut menyatakan bahwa Intervensi pencegahan HIV yang secara eksplisit dirancang untuk mengubah perilaku mencakup pengujian sukarela dan konseling;
penyediaan
dan
kampanye informasi publik
pemasaran
sosial
yang menekankan
kondom; perilaku
pencegahan, seperti pendekatan 'ABC' (pantang berhubungan seks, jadilah pasangan yang setia, menggunaan kondom); dan sejumlah program pendidikan yang ditujukan untuk pemuda untuk memberikan pengetahuan HIV dan mendorong perilaku yang aman.
commit27to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
5) Proses Pemeriksaan/ Tes HIV dan AIDS Seseorang tidak akan tahu apakah dia terinfeksi HIV dan AIDS atau tidak, tanpa melakukan tes HIV dan AIDS lewat contoh darah dalam tubuhnya. Tes HIV dan AIDS berfungsi untuk mengetahui adanya antibody terhadap HIV atau mengetes adanya antigen HIV dalam darah. Ada beberapa jenis tes yang biasa dilakukan antara lain: tes Elisa, Rapid test, dan tes Western Blot.
6) Menginformasikan Tempat-Tempat Rujukan HIV dan AIDS
7) Menginformasikan Pengobatan HIV dan AIDS Sampai
saat
ini
belum
ada
obat-obatan
yang
dapat
menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu. Obat yang selama
ini
digunakan
hanya
berfungsi
menahan
perkembangbiakan dan keganasan virus, yang dikenal dengan antiretroviral (ARV) seperti AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine. Sedangkan obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh, seperti: obat-obat anti TBC, dll. (BKKBN, 2007: 32-34)
commit28to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
c. NAPZA Akhir-akhir ini sering ditemukan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan narkoba dan miras. Umumnya para pengguna berasal dari kalangan remaja, walaupun tidak semua remaja melakukan
penyalahgunaan
obat-obatan
terlarang,
namun
kecenderungan jumlahnya semakin banyak (BKKBN Prov Jawa Tengah,
2010:
41).
Sehingga
perlu
untuk
meningkatkan
pemahaman tentang Napza dalam lingkup TRIAD-KRR, terutama masalah pengertian, jenis-jenis Napza, ciri-ciri penyalahguna Napza, dampak penyalahgunaan Napza dan penanggulangannya. Berikut uraian yang dikutip dari buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), BKKBN tahun 2007. 1) Pengertian Napza NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) adalah zat-zat kimiawi (obat-obat berbahaya) yang mampu merubah perasaan, fungsi mental dan perilaku seseorang. NAPZA terdiri dari 4 kategori sebagai berikut: a) Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
commit29to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya
menghilangkan
rasa,
rasa nyeri,
mengurangi
dan
dapat
sampai
menimbulkan
ketergantungan. b) Alkohol Alkohol adalah zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan saraf pusat. c) Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. d) Zat Adiktif Lainnya Adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi, seperti lem dan whipped cream. Dalam suatu jurnal menyebutkan bahwa: are taken to cure or ameliorate the symptoms of a disease or illness, while others, such as opiates and cannabis, are taken to relieve pain. There are drugs like coffee, tobacco, coca, tea, and khat that are taken for their
commit30to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
stimulant effects. Still other drugs induce relaxation, provoke aggression, remove inhibitions, relieve tension, arouse or some drugs are taken to help people cope with depression, hardship or tragedy, others are consumed simply as recreational activity to ameliorate the monotony of daily life. Psychotropic plants organic substances that have the capacity to change the way one experiences time and space (Kimani Paul-Emile: 2010)
Dalam petikan jurnal tersebut menyebutkan bahwa beberapa obat diambil untuk menyembuhkan atau memperbaiki gejala penyakit atau penyakit, sementara yang lain, seperti opiat dan ganja, yang diambil untuk menghilangkan rasa sakit. Ada obat-obatan seperti kopi, tembakau, coca, teh, dan nikah yang diambil untuk efek stimulan mereka. Masih obat lain mendorong
relaksasi,
hambatan,
meredakan
menekan
libido,
agresi
memprovokasi,
ketegangan,
atau
mengubah
menghapus
membangkitkan pengalaman
atau
duniawi
seseorang. Sementara beberapa obat diambil untuk membantu orang mengatasi depresi, kesulitan atau tragedi, yang lainnya dikonsumsi
hanya
sebagai
kegiatan
rekreasi
untuk
memperbaiki kehidupan sehari-hari yang monoton. Tanaman psikotropika
zat organik yang memiliki kapasitas untuk
mengubah cara satu pengalaman waktu dan ruang-hampir universal yang paling banyak diatur.
commit31to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
2) Jenis-jenis NAPZA Jenis-jenis NAPZA dapat dikelompokkan menjadi: a) Berdasarkan Bahan: natural dan sintetis b) Berdasarkan efek kerja: merangsang, menekan, dan mengacaukan sistem saraf pusat c) Berdasarkan cara penggunaan: oral, injeksi, melalui luka, menghirup, dan insersi anal. d) Berdasarkan bentuk: cairan, pasta, pil/ kapsul, Kristal/ block, bubuk, gas, dan lapisan kertas. 3) Ciri-ciri Penyalahguna NAPZA Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak/ remaja sudah mulai terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA: a) Prestasi anak menurun tajam b) Kebiasaan berpakaian yang berubah drastic, dari yang rapih menjadi buruk c) Perubahan tingkah laku yang tidak seperti biasanya d) Anak tidak memperhatikan kebersihan diri e) Mendadak menjadi pendiam dan sering menyendiri di kamar serta cenderung apatis f) Tidak menuruti lagi disiplin rumah g) Mata sering merah dan nafsu makan berubah h) Berat badan menurun i) Gampang tersinggung
commit32to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
j) Sering tercium bau aneh di kamarnya k) Mulai ada insiden-insiden pencuriandi rumah atau di sekolah yang dilaporkan, dll. 4) Dampak Penyalahgunaan NAPZA a) Fisik Efek NAPZA bagi tubuh tergantung pada jenis napza, jumlah/ dosis, frekuensi pemakaian, cara menggunakan (apakah digunakan bersamaan dengan obat lain), faktor psikologis
(kepribadian, harapan, dan perasaan saat
memakai),
dan
faktor
biologis
(berat
badan
dan
kecenderungan alergi). b) Psikologis Berbagai gangguan psikis atau kejiwaan yang sering dialami oleh mereka yang menyalahgunakan NAPZA antara lain adalah: depresi, paranoid, percobaan bunuh diri, melakukan tindak kekerasan, dll. c) Sosial Dampak
Ekonomi sosial
menyangkut
kepentingan
lingkungan
masyarakat yang lebih luas di luar diri para pemakai itu sendiri, yaitu: keluarga, sekolah, tempat tinggal, bahkan bangsa. Penyalahgunaan NAPZA yang semakin meluas merugikan masyarakat di berbagai aspek kehidupan mulai
commit33to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
dari aspek kesehatan, sosial psikologis, hukum, hingga ekonomi. d) Aspek Kesehatan Dalam aspek kesehatan, penyalahgunaan NAPZA tidak hanya berakibat buruk pada diri para pemakai, tetapi juga orang lain yang berhubungan dengan mereka. e) Aspek Sosial dan Psikologis Tekanan berat pada orang-orang terdekat pemakai, seperti: saudara, orang tua, kerabat, teman. Keluarga sebagai unit masyarakat terkecil harus menanggung beban sosial dan psikologis terberat menangani anggota keluarga yang sudah terjerumus dalam penyalahgunaan NAPZA. f) Aspek Hukum dan Keamanan Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak perilaku menyimpang seperti perkelahian, tawuran, kriminalitas, pencurian, perampokkan, dan perilaku seks beresiko, dipengaruhi atau bahkan dipicu oleh penggunaan NAPZA. Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap tidak sesuai dengan norma-norma umum masyarakat. g) Aspek Ekonomis Aspek ekonomis dari penyalahgunaan NAPZA sudah sangat nyata, yaitu semakin berkurangnya sumber daya
commit34to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
manusia yang potensial dan produktif untuk membangun negara. Para pemakai NAPZA tidak membantu, tetapi justru menjadi beban bagi negara. Bukan hanya dalam bentuk ketiadaan tenaga dan sumbangan produktif, tetapi negara justru harus mengeluarkan biaya sangat besar untuk menanggulangi persoalan penyalahgunaan NAPZA. 5) Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA a) Pencegahan (Preventif) Dengan
mengurangi
pasokan
(Supply
Reduction),
mengurangi permintaan (Demand Redaction), mengurangi dampak buruk (Harm Reduction). b) Pengobatan (Kuratif) Fase ini biasanya ditangani oleh lembaga professional di bidangnya yaitu lembaga medis. Fase ini biasanya meliputi: Fase
penerimaan
awal,
Fase
detoksifikasi,
Terapi
komplikasi medik. c) Pemulihan (Rehabilitatif) Tahap ini biasanya terdiri atas: Fase stabilisasi, Fase sosialisasi dalam masyarakat. (BKKBN, 2007: 36-39) d. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kecakapan hidup, terutama yang berhubungan dengan pengertian, konsep
commit35to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
dasar dan manfaat pemberian materi Pendidikan Kecakapan Hidup. (BKKBN, 2007: 41) Dalam Program Generasi Berencana terdapat istilah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) Remaja yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu Tahap Tumbuh, Tahap Tegak, dan Tahap Tegar. Berikut uraian yang dikutip dari buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), BKKBN tahun 2007. 1. Tahap Tumbuh a. Materi dan isi pesan (assets) yang diberikan: 1) TRIAD-KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) 2) Pendalaman TRIAD-KRR dan PUP 3) Pemahaman Hak-hak Reproduksi b. Kegiatan yang dilakukan: 1) Kegiatan dilakukan di tempat PIK Remaja 2) Bentuk aktifitas bersifat KIE di lokasi PIK Remaja 3) Menggunakan media cetak 4) Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dalam panduan PIK-Remaja c. Dukungan dan Jaringan (Resources) yang dimiliki: 1) Ruang khusus 2) Memiliki papan nama, ukuran minimal 60 x 90 cm dan terpasang 3) Struktur pengurus 4) Dua orang Pendidik Sebaya (PS) yang dapat diakses 5) Lokasi mudah diakses dan disukai remaja 2. Tahap Tegak a. Materi dan isi pesan (assets) yang diberikan: 1) TRIAD-KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) 2) Pendalaman TRIAD-KRR dan PUP 3) Pemahaman Hak-hak Reproduksi 4) Keterampilan hidup (life skills) 5) Keterampilan advokasi b. Kegiatan yang dilakukan: 1) Kegiatan dilakukan di dalam dan di luar PIK Remaja 2) Bentuk aktivitas bersifat KIE di lokasi PIK Remaja, misalnya penyuluhan individual dan kelompok.
commit36to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
3) Bentuk aktivitas KIE di luar PIK Remaja misalnya: Dialog interaktif melalui radio, Seminar remaja, pemberian informasi oleh PS kepada remaja masjid, karang taruna, sekolah. Diskusi tentang kekerasan dalam rumah tangga, outbond, lomba-lomba, pentas seni/olah raga dsb, penyampaian informasi KRR melalui Mupen. 4) Melakukan konseling PKBR melalui SMS, telpon, tatap muka dan surat. 5) Menggunakan media cetak dan elektronik. 6) Melakukan Pencatatan dan Pelaporan 7) Melakukan advokasi dan promosi untuk pengembangan jaringan 8) Melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik minat remaja untuk datang ke PIK Remaja (Bimbingan belajar SMP/SMA, bedah kasus, ekonomi produktif, olah raga, Presentasi Pengalaman pada PIK Remaja lain, dsb. c. Dukungan dan Jaringan (Resources) yang dimiliki: 1) Ruang sekretariat dan ruang pertemuan 2) Struktur pengurus 3) Memiliki papan nama (ukuran minimal 60 x 90 cm) yang terpasang di tempat yang mudah dilihat 4) Memiliki 4 Pendidik Sebaya (PS) dan 2 Konselor Sebaya (KS)yang dapat diakses 5) Lokasi mudah diakses dan disukai remaja 6) Jaringan mitra kerja dengan pelayanan medis dan non medis 3. Tahap Tegar a. Materi dan isi pesan: Sama dengan PIK Remaja Tegak, ditambah Pendalaman Keterampilan Advokasi b. Kegiatan yang dilakukan: Sama dengan PIK Remaja Tegak, ditambah: 1) Menyediakan pelayanan lain disamping PKBR sesuai kebutuhan remaja (pemeriksaan gigi, kecantikan, gizi, dll) 2) Mempunyai akses pada jaringan internet 3) Melibatkan jaringan termasuk pelayanan kesehatan dasar c. Dukungan dan Jaringan (Resources) yang dimiliki: Sama dengan Tahap PIK Remaja Tegak, ditambah: 1) Memiliki 4 orang PS dan 4 KS yang dapat diakses 2) Memiliki hotline/SMS konseling 3) Memiliki perpustakaan sendiri 4) Tersedianya sarana dan prasarana jaringan internet 5) Jaringan dengan: Kelompok remaja sebaya, orang tua, guru sekolah, PIK Remaja lain 6) Memiliki organisasi induk Pembina PIK Remaja (BKKBN, 2007: 54-56)
commit37to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
B. Kerangka Pemikiran Program GenRe merupakan program yang dibuat untuk membantu mencegah dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi oleh kalangan remaja seperti: masalah seksualitas, reproduksi, pernikahan di bawah umur, HIV/AIDS, Napza, dan lain sebagainya. Program ini diharapkan dapat mengendalikan kuantitas penduduk dan juga meningkatkan kualitas penduuduk Indonesia, sehingga masyarakat khususnya kalangan remaja harus benar-benar paham mengenai program tersebut. Dalam hal ini, Kabupaten Klaten juga turut serta mengembangkan Program GenRe, namun masih terdapat masalah, yaitu di Kecamatan Karangdowo jumlah penduduk usia remaja (10
24 tahun) yang cukup tinggi
yaitu 13.053 jiwa atau 25,56% dari penduduk Kecamatan Karangdowo dan lebih dari 40% dari mereka belum mengetahui Program Generasi Berencana. Jika hal ini dibiarkan maka tidak tertutup kemungkinan mereka bisa terjerumus ke dalam hal-hal negatif seperti disebutkan di atas. Untuk menanggapi permasalahan tersebut maka Kantor PP dan KB khususnya para Penyuluh KB memiliki peranan untuk dapat mengembangkan program GenRe agar masyarakat khususnya kalangan remaja dapat mengerti lebih jauh mengenai Program GenRe dan tentunya bisa ikut berpartisipasi secara aktif dalam Program GenRe ini sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan Tegar Remaja, yaitu Berperilaku sehat, terhindar dari resiko TRIAD-KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan Napza), menunda usia
commit38to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
pernikahan, bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera, serta dapat menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Pada penelitian ini, peneliti hendak melakukan penelitian mengenai Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Aspek yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. penyuluhan, b. pelayanan, dan c. evaluasi. Ketiga aspek tersebut dipilih karena dirasa sesuai dengan penelitian ini. Karena dalam mengembangkan Program GenRe Penyuluh KB harus bisa memberikan
penyuluhan
yang
dapat
memberikan
pengetahuan
dan
memotivasi masyarakat khususnya kalangan remaja agar berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh dan berpartisipasi aktif dalam Program ini. Penyuluh KB juga harus dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya remaja sebagai kelompok sasaran yang membutuhkan pelayanan seputar Program GenRe. Dan juga penyuluh KB harus melaksanakan kegiatan evaluasi agar dapat mengetahui pencapaian kegiatan yang telah dilaksanakan dan akan digunakan meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh lebih baik sehingga Program GenRe ini terus berkembang dan dapat mencapai tujuan.
commit39to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Untuk lebih memperjelas kerangka pemikiran ini, penulis sajikan dalam bentuk bagan seperti berikut ini :
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten
Jumlah Penduduk Program Generasi Berencana
Usia Remaja Tinggi dan Sebagian Belum Mengetahui tentang Program GenRe
commit40to user
Fungsi Penyuluh Keluarga Berencana:
Terwujudnya
1. Penyuluhan
TEGAR
2. Pelayanan
REMAJA
3. Evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian Penelitian ini lebih menitik beratkan pada jenis penelitian deskriptif kualitatif, yakni penelitian dengan mendeskripsi, memaparkan, menuturkan, menginterprestasikan dan menganalisa data yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mendiskripsikan bagaimana fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten dalam mengembangkan
Program
Generasi
Berencana
di
Kecamatan
Karangdowo. Sebagian besar data yang ada berupa kata-kata, namun disajikan pula data yang berupa angka. Data-data yang terkumpul ini dipaparkan dan dianalisis sesuai dengan apa yang ditemui di lapangan.
2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten di Jalan Ronggowarsito Kecamatan Klaten Utara. Peneliti mengambil lokasi penelitian di Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten dengan alasan bahwa Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang mempunyai kedudukan, fungsi, dan tugas yang penting dalam mengembangkan program GenRe di Kabupaten Klaten. Selain itu, penelitian juga dilakukan di Kecamatan Karangdowo karena di Kecamatan ini jumlah penduduk usia remaja tergolong tinggi
commit41to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dan sebagian besar belum mengetahui mengenai Program Generasi Berencana sehingga menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di Kecamatan tersebut.
3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Informan Dalam hal ini yang menjadi sumber data penelitian ini adalah hasil wawancara kepada informan yang terdiri dari: 1) Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo 2) Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos selaku Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo 3) Bapak Kuncoro Tri Atmojo, S.Psi selaku Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo 4) Anisa
Rahmawati
remaja
yang
berasal
dari
Kecamatan
Karangdowo 5) Didit Ariyanto remaja yang berasal dari Kecamatan Karangdowo
commit42to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
b. Dokumen resmi dan arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian. Yaitu berupa data Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 29 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten, Peraturan Bupati Klaten Nomor 60 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten. c. Observasi yang berhubungan dengan masalah penelitian Data ini diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian
ini,
dimana
masing-masing
teknik
mempunyai
kekurangan dan kelebihan sehingga penggunaan teknik secara bersamasama diharapkan dapat saling melengkapi satu sama lain. Adapun teknik pengumpulan data tersebut: a. Wawancara Merupakan
kegiatan
untuk
memperoleh
informasi
dengan
menggunakan kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara. Untuk memberikan pedoman dalam mengadakan wawancara maka penulis membuat pedoman commit43to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
wawancara. Wawancara dilakukan dengan Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo, Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo, dan juga remaja yang berasal dari Kecamatan Karangdowo. b. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data-data, dokumendokumen, dalam rangka mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian yang diambil dari beberapa sumber demi kesempurnaan penganalisaan. Data tersebut berupa buku-buku, arsiparsip, tabel-tabel, dan bahan dokumentasi lainnya yang bermanfaat sebagai sumber penelitian. c. Observasi Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dengan menggunakan alat indera pendengaran dan pengelihatan terhadap fenomena sosial dan gejala-gejala yang terjadi. Artinya data diperoleh dengan cara memandang, melihat dan mengamati obyek, sehingga dengan itu peneliti memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dibutuhkan. Dalam hal ini observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi di lokasi penalitian yang berkaitan dengan Program Generasi Berencana.
5. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam purposive sampling, peneliti cenderung untuk memilih
commit44to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui permasalahannya secara lengkap.
6. Validitas Data Dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi di lapangan. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan metode triangulasi yang mana untuk mendapatkan data tidak hanya diambil dari satu melainkan dari beberapa sumber. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi data atau sumber, yang mana peneliti bisa memperoleh informasi dari narasumber (manusia) yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya.
7. Teknik Analisis Data Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian menjadi data, dimana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis). Dalam model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut
commit45to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Miles dan Huberman dalam H. B. Sutopo (2002 : 94-96), ketiga komponen tersebut adalah : a.
Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.
b.
Sajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.
c.
Penarikan Kesimpulan Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan. Proses analisis data dengan menggunakan model interaktif ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
commit46to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Bagan 3.1 Model Analisis Interaktif
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Simpulan
(Sumber : H. B. Sutopo, 2002 : 96)
commit47to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI 1. Letak dan Data Geografis Kabupaten Klaten Secara geografis Kabupaten Klaten terletak di antara 110 o 110 o
o
7o
Kabupaten Klaten mencapai 665,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta). Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Menurut topografi, Kabupaten Klaten terletak di antara Gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75
160 meter diatas
permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan. Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah Kabupaten Klaten terdiri dari dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi, yaitu 9,72% terletak di ketinggian 0
100 meter dari permukaan air laut,
77,52% terletak di ketinggian 100
500 meter dari permukaan air laut,
dan 12,76% terletak di ketinggian 500 laut.
commit48to user
1000 meter dari permukaan air
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperature udara rata-rata 28
30o Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar
153mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350mm) dan curah hujan terrendah bulan Juli (8mm). (Sumber: www.klaten.go.id ).
2. Kecamatan Karangdowo Jumlah Penduduk Kecamatan Karangdowo Dari hasil pencacahan Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan Karangdowo sebanyak 51.077 jiwa. Berikut disajikan tabel yang memperlihatkan data jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kecamatan Karangdowo berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010:
commit49to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Karangdowo
Jenis Kelamin Umur
Total Laki-laki
Perempuan
0-4
1.831
1.713
3.544
5-9
2.158
1.986
4.144
10 - 14
2345
2.148
4.493
15 - 19
2.491
2.251
4.742
20 - 24
1.879
1.939
3.818
25 - 29
1.875
1.836
3.711
30 - 34
1.936
2.012
3.948
35 - 39
1.814
1.950
3.764
40 - 44
1.775
1.911
3.686
45 - 49
1.512
1.440
2.952
50 - 54
1.111
1.369
2.480
55 - 59
1.175
1.303
2.478
60 - 64
1.037
1.268
2.305
65+
2.272
2.740
5.012
Total
25.211
25.866
51.077
Sumber: BPS Kabupaten Klaten, 2010
commit50to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk usia remaja, yaitu dari usia 10
24 tahun berjumlah 13.053 jiwa atau 25,56%
dari penduduk Kecamatan Karangdowo. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit, merekalah yang nantinya akan menjadi penerus keluarga dan bangsanya sehingga sejak dini mereka harus disiapkan untuk menjadi generasi yang berkualitas. Di sinilah pentingnya Program GenRe untuk terus dikembangkan agar kedepannya bisa mencetak generasi yang berkualitas.
3. Sejarah Berdirinya Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten Secara resmi Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia berdiri pada tahun 1970 dengan diterbitkannya Kepres RI No. 8 Tahun 1970. Pada periode ini merupakan periode awal pelaksanaan program KB secara Nasional maupun di Kabupaten Klaten. Pada awal pelaksanaan Program KB di Kabupaten Klaten dijadikan satu dengan program-program kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Dimana Program Keluarga Berencana masuk dalam program dari seksi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang pada saat itu (tahun 1970) Kasi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dijabat oleh dr. Noerul Soeherman. Kemudian pada tahun 1972 atau dua tahun setelah pencanangan dan pembentukan BKKBN, dirasakan bahwa organisasi yang ada sudah tidak
commit51to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
sesuai lagi dengan tingkat kemajuan dan perluasan Program KB serta fungsi pokok BKKBN yang meliputi merencanakan, menilai, dan mengawasi tidak tergambar dengan jelas pada Kepres RI No. 8 Tahun 1970, maka atas dasar hal tersebut organisasi BKKBN disempurnakan dengan adanya Kepres No. 33 Tahun1972. Dimana di dalam Kepres tersebut status dari BKKBN dipertegas sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan langsung di bawah Presiden. Pada waktu itu BKKBN Kabupaten Klaten mendapatkan tambahan tenaga yang dinamakan Goup Leader (pengawas) petugas lapangan KB, yang pada waktu itu dijabat oleh Ny. Mardiyem, yang ditambah dengan 15 orang petugas lapangan Keluarga Berencana. Dimana pada waktu itu petugas lapangan KB merupakan hasil kebijakan (proyek) dari BKKBN Pusat. Sementara itu pada tahun 1978 pelaksanaan Program KB pun telah memasuki tahapan yang memerlukan dukungan kebijakan kependudukan secara menyeluruh,
khususnya yang dapat membantu meningkatkan
penurunan tingkat fertilitas. Dimana dalam pembangunan program tersebut menuntut peningkatan dan pengembangan organisasi yang lebih lanjut dan perlunya
diadakan
perubahan
organisasi
BKKBN
yang
kemudian
direalisasikan dengan terbitnya Kepres No. 38 Tahun 1978. Dimana dalam Kepres tersebut menyertakan tambahan program baru yakni mengenai kependudukan. Pada tahapan ini mulai dibentuk unit-unit pelaksana KB serta pada setiap Kecamatan dibentuk Pengawas PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) dan juga pembentukan kader KB di tingkat Desa. Dan
commit52to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
kemudian pada akhir periode tahun 1970
1980 ini Group Leader dihapuskan
dan kemudian PLKB bukan lagi merupakan proyek BKKBN Pusat, serta diupayakan untuk dapat diangkat menjadi pegawai negeri. Seiring berjalannya waktu, BKKBN Kabupaten Klaten mengalami perubahan demi perubahan, namanya pun telah berganti menjadi Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Kabupaten Klaten.
4. Gambaran Umum Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten 1. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Terwujudnya kesehatan dan keadilan gender dan perlindungan anak serta keluarga kecil bahagia sejahtera. b. Misi 1) Mewujudkan kesehatan dan keadilan gender 2) Meningkatkan kualitas hidupperempuan, anak, dan keluarga 3) Meningkatkan kualitas KB
KR
4) Memperkuat kelembagaan dan jaringan KB 5) Memberdayakan
masyarakat
membangun
keluarga
berkualitas c. Tujuan 1) Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan KB dan KS
commit53to user
kecil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
2) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi 3) Meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga 4) Meningkatkan kualitas perencanaan dan evaluasi Program KB melalui penyediaan data keluarga
2. Struktur Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Kabupaten Klaten terletak di Jalan Ronggowarsito, Kecamatan Klaten Utara dan mempunyai nomor telepon kantor yaitu (0272) 321501. Kantor PP dan KB merupakan implementasi dari Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 29 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten. Dalam Peraturan Daerah tersebut disebutkan bahwa Kedudukan dan Tugas Pokok Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut: a. Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten berkedudukan sebagai unsur pendukung tugas Bupati. b. Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. c. Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
dan
pelaksanaan
kebijakan
daerah
pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.
commit54to user
di
bidang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 Ayat 1 Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 29 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten
Peraturan Bupati Klaten Nomor 60 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten. Tugas dan Fungsi Kantor PP dan KB berdasarkan Peraturan Bupati Klaten Nomor 60 Tahun 2008 Bab II Pasal 2 Ayat (2) dan (3) antara lain: 1. Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten mempunyai tugas membantu Bupati dalam pengelolaan dan pengendalian program pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga sejahtera. 2. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, dan keluarga sejahtera. b. Penyusunan petunjuk teknis di bidang pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, dan keluarga sejahtera. c. Pemberian perijinan, rujukan, sertifikasi pelaksanaan pelayanan umum di bidang pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, dan keluarga sejahtera.
commit55to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
d. Penyelenggaraan
pelayanan
umum
meliputi
advokasi,
penyebarluasan informasi, pelayanan pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, dan keluarga sejahtera serta pendataan keluarga. e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.
Adapun
Susunan
Organisasi
Kantor
Keluarga
Berencana
Kabupaten Klaten berdasarkan Peraturan Bupati Klaten Nomor 60 Tahun 2008 Bab II Pasal 2 Ayat (1), terdiri dari: 1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 4. Seksi Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi 5. Seksi Pengendalian Keluarga Sejahtera 6. Kelompok Jabatan Fungsional Berikut bagan dari susunan organisasi Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten:
commit56to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Bagan 4.1 Susunan Organisasi Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten
KEPALA
SUB BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
SEKSI PENGENDALIAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
commit57to user
SEKSI PENGENDALIAN KELUARGA SEJAHTERA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Berikut adalah penjabaran dari masing-masing jabatan dalam Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten yang tercantum dalam Keputusan Bupati Klaten Nomor 60 Tahun 2008, antara lain: 1. Kepala Kantor Kepala Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pengelolaan dan pengendalian Program Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, dan Keluarga Sejahtera. Rincian tugas sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut: a. Menyusun rencana program, bahan kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis pembinaan di bidang Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, dan Keluarga Sejahtera. b. Menyiapkan bahan penyusunan Peraturan Daerah di bidang Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, dan Keluarga Sejahtera. c. Melaksanakan
kegiatan
pelayanan
Program
Pemberdayaan
Perempuan, Keluarga Berencana, dan Keluarga Sejahtera. d. Melaksanakan pendistribusian sarana dan prasarana pelayanan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, dan Keluarga Sejahtera.
commit58to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
e. Melaksanakan sinkronisasi, pembinaan, dan pemantauan pelayanan Program Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, dan Keluarga Sejahtera. f. Melaksanakan kegiatan penyimpanan dan pemeliharaan serta penyebarluasan
informasi
data
Keluarga
Berencana
dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera. g. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas. h. Mengusulkan,
menunjuk,
menetapkan
serta
melaksanakan
pembinaan pejabat pengelolaan keuangan. i. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan SKPD dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. j. Membina bawahan dalam pencapaian program dengan member petunjuk pemecahan masalah agar bawahan mampu melaksanakan tugas jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. k. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun yang sudah dan sedang berjalan berdasarkan rencana dan realisasi sebagai bahan dalam penyusunan sasaran tahun berikutnya. l. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan rencana kerja, hasil yang dicapai sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan karier. m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
commit59to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, mempunyai tugas mengelola urusan administrasi ketatausahaan yang meliputi
urusan
umum,
kepegawaian,
keuangan,
perencanaan,
evaluasi, dan pelaporan. Rician tugas sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai berikut: a. Menghimpun, kebijakan,
mempelajari
pedoman
dan
peraturan petunjuk
perundang-undangan, teknis
urusan
umum,
kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi, dan pelaporan. b. Menyusun keuangan,
rencana
program
perencanaan,
urusan
evaluasi,
umum, dan
kepegawaian,
pelaporan
dan
mengkoordinasikan penyusunan rencana program. c. Mengkoordinasikan
kegiatan
urusan
umum,
kepegawaian,
keuangan, perencanaan, evaluasi, dan pelaporan. d. Melaksanakan
pembinaan,
bimbingan
pengawasan
dan
pengendalian pelaksanaan tugas urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi, dan pelaporan. e. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan petunjuk teknis perencanaandan pelaporan kegiatan.
commit60to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
f. Mencari, mengumpulkan, mengolah data dan informasi dalam rangka menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai perundang-undangan yang berlaku. g. Menyiapkan bahan dan menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). h. Mengajukan usulan program kerja berdasarkan urutan prioritas kebutuhan. i. Menyiapkan bahan perubahan, pergeseran, dan perhitungan program
kerja
akibat
adanya
perubahan,
pergeseran
dan
perhitungan anggaran. j. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan dan kinerja. k. Meneliti dan memverifikasi kelengkapan SPP yang diajukan bendahara. l. Menyiapkan SPM atas dasar SPP yang diajukan bendahara. m. Melaksanakan verifikasi SPJ dan menyiapkan bahan pengesahan SPJ. n. Melaksanakan verifikasi harian atas pengeluaran. o. Melaksanakan akuntansi. p. Menyiapkan bahan laporan prognosis dan anggaran.
commit61to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
q. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan. r. Menyiapkan bahan dan menyusun data informasi di bidang keuangan. s. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pengendalian di bidang keuangan. t. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan di bidang keuangan. u. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan realisasi anggaran. v. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja program di bidang keuangan. w. Melaksanakan
administrasi
surat
menyurat,
ekspedisi,
penggandaan, kearsipan, pengadaan alat tulis kantor, akomodasi rapat, pertemuan, upacara, penerimaan tamu serta pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan rumah tangga kantor dan barang inventaris. x. Menyiapkan kebutuhan dan perlengkapan perjalanan dinas serta mengatur penggunaan kendaraan dinas. y. Mengatur dan mengelola tata ruang kantor, kebersihan, ketertiban, keamanan, kenyamanan, dan keserasian ruang kantor. z. Melaksanakan
administrasi
umum
kepegawaian,
meliputi
menyiapkan bahan dan mengusulkan Kartu Pergawai (KARPEG), Kartu Isteri (KARIS), Kartu Suami (KARSU), Tabungan Asuransi
commit62to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Pegawai Negeri (TASPEN), Asuransi Kesehatan (ASKES), dan izin cuti. aa. Menyiapkan bahan usulan pengembangan karir pegawai, meliputi Kebutuhan Pegawai/Formasi Pegawai, usulan untuk Menduduki Jabatan, Tugas Belajar/Izin Belajar, Ujian Dinas, Pendidikan dan Latihan dan Pemberian Penghargaan dan Tanda Jasa. bb. Menyiapkan bahan usulan mutasi pegawai, meliputi Kenaikan Pangkat,
Kenaikan
Gaji
Berkala,
Pemindahan/Mutasi,
Pemberhentian dan Pensiun, Penyesuaian Ijazah, Daftar Penilaian Pegawai (DP3). cc. Menyiapkan, menghimpun, dan mengelola data pegawai serta menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK). dd. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dalam pembinaan kepegawaian. ee. Menyiapkan usulan, penunjukan, penetapan pejabat pengelolaan keuangan. ff. Melaksanakan pendistribuan sarana dan prasarana pelayanan keluarga berencana pada tempat pelayanan KB. gg. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. hh. Mengevaluasi
pelaksanaan
permasalahan-permasalahan
tugas
dan
menginventarisasi
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan tugas, serta mencari alternatif pemecahan masalah.
commit63to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
ii. Mengkoordinasikan, membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku. jj. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja. kk. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan. ll. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
3. Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dipimpin oleh Kepala Seksi, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
kantor
yang
menyelenggarakan
urusan
pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak. Rincian tugas sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai berikut: a. Mengkoordinasikan
dan
menyusun
rencana
kerja
Seksi
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
commit64to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
c. Menyusun kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. d. Melaksanakan usaha pengembangan dan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan yang responsif gender. e. Melaksanakan usaha peningkatan peran serta masyarakat dalam kelembagaan dengan pengarusutamaan gender. f. Melaksanakan
fasilitasi
pembentukan
dan
pemberdayaan
organisasi perempuan. g. Melaksanakan usaha perlindungan terhadap hak-hak perempuan dan anak. h. Melaksanakan usaha-usaha pembinaan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. i. Melaksanakan
fasilitasi
usaha
peningkatan
kesejahteraan
perempuan. j. Melaksanakan koordinasi, fasilitasi, dan mediasi pelaksanaan pengarusutamaan gender. k. Melaksanakan pengembangan
fasilitasi
penguatan
mekanisme
kelembagaan
pengarusutamaan
gender
dan pada
Lembaga Pemerintahan, Pusat Studi Wanita, Lembaga Penelitian dan Pengembangan, Lembaga Non Pemerintah. l. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kebijakan, program, dan kegiatan yang responsif gender.
commit65to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
m. Melaksanakan pemantauan, evaluasi,
pelaporan
pelaksanaan
pendataan dan sistem informasi gender dan anak. n. Melaksanakan analisis gender, perencanaan anggaran yang responsif gender dan pengembangan materi Komunikasi Informasi Edukasi pengarusutamaan gender. o. Melaksanakan pengarusutamaan gender yang terkait dengan bidang pembangunan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM. p. Memfasilitasi penyediaan data terpilah pengarusutamaan gender menurut jenis kelamin. q. Meningkatkan kualitas hidup perempuan yang terkait dengan bidang pembangunan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan dan sosial budaya. r. Melaksanakan perlindungan perempuan, terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat, perempuan di daerah konflik dan yang terkena bencana. s. Melaksanakan
fasilitasi
penguatan
jaringan
kerja
lembaga/organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan pengarusutamaan gender dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak.
commit66to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
t. Memfasilitasi lembaga masyarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dan perlindungan anak. u. Melaksanakan penyebaran dan penetapan kebijakan
sistem
informasi gender dan anak dengan menunjuk pada kebijakan nasional. v. Melaksanakan
pengumpulan,
pengolahan
dan
analisis,
pemanfaatan dan penyebarluasan sistem informasi gender dan anak. w. Menganalisis pemanfaatan penyebarluasan dan pendokumentasian data terpilah menurut jenis kelamin khusus perempuan dan anak. x. Melaksanakan mediasi dan advokasi dalam rangka penyusunan model informasi data. y. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. z. Mengevaluasi
pelaksanaan
permasalahan-permasalahan
tugas
dan
menginventarisasi
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan tugas, serta mencari alternatif pemecahan masalah. aa. Mengkoordinasikan, membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
commit67to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
bb. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja. cc. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan. dd. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
4. Seksi Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Seksi Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
dipimpin
oleh
Kepala
melaksanakan
sebagian
tugas
pengendalian
Program
Keluarga
Seksi,
kantor
yang
Berencana
mempunyai
tugas
menyelenggarakan dan
Kesehatan
Reproduksi. Rincian tugas sebagai mana dimaksud di atas adalah sebagai berikut: a. Mengkoordinasikan
dan
menyusun
rencana
kerja
Seksi
Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang
berhubungan
dengan
bidang
Pengendalian
Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi. c. Menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis di bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
commit68to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
d. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana di luar tindakan medis. e. Melakukan koordinasi, pembinaan dan pengawasan administrasi di bidang pelayanan Program Keluarga Berencana. f. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan Tim KB Keliling. g. Melaksanakan kegiatan integrasi Program KB dengan lintas sektoral. h. Melaksanakan sosialisasi Kesehatan Reproduksi Remaja. i. Melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan Keluarga Berencana. j. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan kegiatan pembinaan dan bimbingan kesehatan dan reproduksi. k. Menyelenggarakan usaha peningkatan peran serta remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi. l. Melaksanakan penanggulangan masalah keluarga berencana, masalah remaja, dan kesehatan reproduksi. m. Menyelenggarakan usaha peningkatan partisipasi pria di bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. n. Menyelenggarakan pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling. o. Menyelenggarakan advokasi dan konseling kesehatan reproduksi. p. Menyelenggarakan advokasi, jaminan, dan perlindungan pasca pelayanan kontrasepsi.
commit69to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
q. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. r. Mengevaluasi
pelaksanaan
permasalahan-permasalahan
tugas
dan
menginventarisasi
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan tugas, serta mencari alternatif pemecahan masalah. s. Mengkoordinasikan, membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku. t. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja. u. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan. v. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
5. Seksi Pengendalian Keluarga Sejahtera Seksi Pengendalian Keluarga Sejahtera dipimpin oleh Kepala Seksi, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kantor yang menyelenggarakan urusan pembinaan dan pengendalian keluarga sejahtera. Rincian tugas sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
commit70to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
a. Mengkoordinasikan
dan
menyusun
rencana
kerja
Seksi
Pengendalian Keluarga Sejahtera. b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang
berhubungan
dengan
bidang
Pengendalian
Keluarga
Sejahtera. c. Menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis di bidang Pengendalian Keluarga Sejahtera. d. Penyediaan data dan inventarisasi keluarga. e. Menyelenggarakan pengelolaan informasi keluarga dan analisis Program Keluarga Berencana. f. Melaksanakan penyusuna Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) peserta KB baru, peserta KB aktif, dan sasaran program serta mengolah laporan data sebagai umpan balik hasil pelaksanaan kegiatan. g. Melaksanakan pengelolaan statistik di bidang informasi Program Keluarga Berencana. h. Melaksanakan pembinaan Kelangsungan Hidup Bayi dan Anak (KHBA). i. Melaksanakan usaha peningkatan kesejahteraan keluarga. j. Melaksanakan usaha peningkatan ketahanan keluarga. k. Melaksanakan usaha peningkatan kualitas lingkungan keluarga.
commit71to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
l. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan kegiatan pembinaan keluarga sejahtera. m. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas. n. Mengevaluasi
pelaksanaan
permasalahan-permasalahan
tugas
dan
menginventarisasi
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan tugas, serta mencari alternatif pemecahan masalah. o. Mengkoordinasikan, membagi tugas, dan memberi petunjuk kepada bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku. p. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja. q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan. r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
6. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sesuai bidang keahliannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor.
commit72to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang
keahliannya,
diangkat
dari
Pegawai
Negeri
Sipil
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati di antara tenaga fungsional yang ada. c. Jumlah tenaga fungsional ditentukan sesuai kebutuhan dan beban kerja. d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
commit73to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
B. PEMBAHASAN Penyuluh KB mempunyai fungsi yang penting dalam mengembangkan Program Generasi Berencana. Untuk mengetahui fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten dalam mengembangkan
Program
Generasi
Berencana
di
Kecamatan
Karangdowo maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga aspek yaitu (i) penyuluhan, (ii) pelayanan, dan (iii) evaluasi. Hasil penelitian mengenai fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB Kabupaten
Klaten
dalam
mengembangkan
Program
Generasi
Berencana di Kecamatan Karangdowo dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fungsi Penyuluhan Dalam penelitian ini, fungsi penyuluhan yang dimaksud mengarah pada segala bentuk kegiatan, metode, maupun media penyuluhan yang dilakukan/digunakan oleh Penyuluh KB dalam mengembangkan Program Generasi Berencana. Penyuluhan yang dilakukan oleh Penyuluh KB Kantor PP dan KB di Kecamatan Karangdowo dapat dikategorikan menjadi dua. Yang pertama adalah penyuluhan yang sifatnya sudah dijadwalkan dari Kantor. Yang kedua adalah penyuluhan yang sifatnya permintaan dari masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh
commit74to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos. selaku penyuluh KB di Kecamatan Karangdowo berikut ini: Ada dua macam, yang pertama sudah diatur atau dijadwalkan dari kantor. Misalnya saja penyuluhan ke Kelompok PIK Remaja (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), itu kalau jadwal dari kantor hanya dua kali dalam satu tahun, jadwal yang pertama bisa jatuh pada bulan April, Mei, atau Juni. Kemudian untuk jadwal yang kedua bisa jatuh pada bulan September, Oktober, atau November. Selanjutnya ada juga yang sifatnya permintaan. Misalnya kelompok PIK Remaja meminta kita untuk mengadakan penyuluhan di luar jadwal dari kantor. Waktunya tinggal menyesuaikan saja. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Pernyataan tersebut juga didukung oleh penuturan dari Bapak Tri Murtono Selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kita melakukan penyuluhan berdasarkan jadwal dari Kantor PP dan KB. Jadwalnya itu sudah rutin. Diluar jadwal dari kantor kita juga melakukan penyuluhan, terutama bila ada pihak yang meminta penyuluhan dari kita mengenai Program GenRe. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Penyuluhan yang diberikan oleh Penyuluh KB Kantor PP dan KB Kecamatan Karangdowo ini dilakukan dalam berbagai kesempatan, diantaranya:
a. Pada saat pembinaan PIK Remaja Penyuluh
KB
Kecamatan
Karangdowo
memberikan
penyuluhan pada kelompok sasaran diantaranya pada saat pembinaan di masing-masing kelompok PIK Remaja. Berikut pernyataan dari
commit75to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Bapak Tri Murtono Selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: binaan PIK Remaja kita selalu memberikan pengetahuan maupun pengarahan pada remaja-remaja, karena remaja itu masih labil, kalau tidak diberikan pengarahan, sangat mungkin mereka bisa salah jalan. (Wawancara, 2 April 2012)
Pernyataan tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Kuncoro Tri Atmojo, S.Psi selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Ya, pada saat pembinaan PIK Remaja itu kita berikan penyuluhan tentang Progran GenRe, kita selalu mendorong remaja untuk menjadi generasi yang tentu saja berencana, remaja yang berkualitas. (Wawancara, 3 April 2012)
Senada dengan yang diungkapkan oleh Anisa Rahmawati, remaja anggota kelompok PIK Remaja Tumbuh ORBIT Desa Kupang Kecamatan Karangdowo berikut ini: Penyuluh KB juga memberikan pembinaan di PIK Remaja, kita selalu dimotivasi dan diarahkan untuk bisa jadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Kita jadi tahu apa yang baik dan tidak baik, rugi kalau masa remaja digunakan untuk melakukan hal-hal negatif. (Wawancara, 5 April 2012)
Pembinaan PIK Remaja ini ada yang dijadwalkan dari Kantor dan ada juga yang berasal dari permintaan kelompok PIK Remaja sendiri. Pembinaan yang dijadwalkan dari Kantor hanya 2 kali dalam setahun, selebihnya adalah permintaan dari masing-masing PIK
commit76to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Remaja. Berikut pernyataan dari Bapak Tri Murtono Selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Pembinaan kepada kelompok-kelompok PIK Remaja itu pada dasarnya ada 2 macam, yaitu pembinaan yang dijadwalkan dari kantor dan pembinaan yang sifatnya permintaan dari kelompok PIK Remaja sendiri. Kalau yang dijadwalkan dari kantor itu hanya 2 kali dalam setahun, jadwal yang pertama bisa bulan April, Mei, atau Juni. Kemudian untuk yang kedua bisa jatuh pada bulan September, Oktober, atau November. Kalau yang sifatnya permintaan, kita tinggal mengatur waktunya saja. (Wawancara, 2 April 2012)
Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Sri Suti Lestari S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Pembinaan kepada kelompok PIK Remaja yang dari Kantor itu setahun dua kali. Tapi kadang bisa lebih dari dua kali kalau ada permintaan dari kelompok-kelompok PIK Remaja sendiri, kita tinggal menyesuaikan saja. (Wawancara, 30 Maret 2012)
b. Pada saat pembinaan ke sekolah Penyuluhan juga diberikan oleh Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo pada saat pembinaan ke sekolah-sekolah. Pembinaan ini sifatnya adalah permintaan, jadi sekolah-sekolah itu yang meminta atau mengundang Penyuluh KB untuk mengisi suatu acara yang diadakan oleh sekolah tersebut. Berikut pernyataan dari Bapak Tri Murtono Selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Kita juga ada pembinaan ke sekolah-sekolah, biasanya itu mereka meminta kita untuk mengisi acara pada waktu MOS dan Pramuka, kadang juga suruh mengisi saat pelajaran BK. Pokoknya kalau ada undangan dari mereka, kita berusaha
commit77to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
memenuhinya. Dan di situ kita pasti juga memberikan penyuluhan dan motivasi pada anak-anak sekolah, mereka juga kan remaja. (Wawancara, 23 April 2012)
Senada dengan yang dituturkan oleh Ibu Sri Suti Lestari S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo:
pada saat ada acara apa, kemudian juga saat pelajaran BK. Permintaan dari sekolah-sekolah itu bisa kita jadikan sarana untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi remaja juga. Kan juga belum semuanya tahu Program Generasi Berencana ini, jadi ini kesempatan untuk memotivasi mereka biar mereka itu tertarik dengan Program Generasi Berencana. (Wawancara, 24 April 2012)
c. Pada saat pembinaan karang taruna Pembinaan pada karang taruna ini sifatnya sama dengan pembinaan ke sekolah, yaitu permintaan. Karang taruna ini biasanya ada di tingkat RT, RW dan juga Desa. Pengurus karang taruna atau juga Kepala Desa yang mengundang Penyuluh KB untuk memberikan penjelasan mengenai Program Generasi Berencana. Dan pada kesempatan tersebut Penyuluh KB selalu memberikan penyuluhan pada remaja mengenai Program Generasi Berencana. Berikut penuturan Bapak Tri Murtono Selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo:
pengetahuan, penjelasan tentang Program Generasi Berencana pada saat ada pertemuan. Biasanya itu pengurusnya yang datang ke sini, kadang juga Pak Lurah.
commit78to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Dalam pertemuan itu kita berikan penyuluhan kepada mereka, generasi yang berencana kan sudah pasti akan jauh lebih baik dibandingkan dengan generasi yang tidak berencana. (Wawancara, 24 April 2012)
Senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Kuncoro Tri Atmojo S.Psi selaku Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini:
waktu ada pertemuan. Kalau pas pertemuan itu kan remajaremaja yang ada di desa itu bisa berkumpul semua, jadi kita berikan penjelasan-penjelasan dan motivasi-motivasi pada mereka bahwa sebenarnya Program Generasi Berencana ini adalah untuk kebaikan mereka sendiri. (Wawancara, 23 April 2012)
d. Pada saat pertemuan PKK Penyuluhan yang diberikan oleh Penyuluh KB Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten tidak hanya dilakukan secara langsung pada kelompok sasaran/remaja, tapi juga diberikan kepada ibu-ibu, yaitu pada saat acara pertemuan ibu-ibu PKK, baik di tingkat Desa maupun tingkat Kecamatan. Diharapkan para ibu ini nantinya juga ikut menyampaikan kepada anak-anaknya dan juga dapat mendampingi anak-anak mereka untuk menjadi remaja yang dapat merencanakan masa depannya. Berikut pernyataan dari Bapak Kuncoro Tri Atmojo S.Psi selaku Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo:
commit79to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Penyuluh KB bisa masuk saat pertemuan ibu-ibu, pertemuan PKK itu, dan mereka juga akan memberikan penyuluhan ke ibu-ibu, jadi nanti itu ibu-ibu jadi tahu dan paham dengan Program GenRe tersebut, yang selanjutnya akan menyampaikan pada putranya. (Wawancara, 24 April 2012)
Senada dengan yang dituturkan oleh Ibu Sri Suti Lestari S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut: Kalau pas ada PKK kita juga menyinggung tentang Program Generasi Berencana, kita berikan penjelasan pada ibu-ibu PKK itu, Program Generasi Berencana itu tentang apa, tujuan dan manfaatnya apa. Kalau ibu-ibu sudah tahu kan pastinya juga bisa membimbing anak-anaknya, mereka pastinya juga akan mendorong anak-anaknya untuk bisa menjadi remaja yang b
Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan dari Bapak Tri Murtono Selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: kan banyak ibu-ibu yang datang. Jadi bisa sekalian kita berikan pengetahuan tentang Generasi Berencana. Ibu kan lebih dekat, lebih akrab dengan anaknya, jadi mungkin apa yang disampaikan oleh ibu juga bisa lebih didengar sama anaknya. (Wawancara, 24 April 2012)
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, penyuluh KB memberikan penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana, mulai dari materi mengenai seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA, dan juga masalah kenakalan remaja yang lainnya. Berikut pernyataan dari Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos:
commit80to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Dalam penyuluhan itu kita memberikan materi, pengetahuan pada masyarakat khususnya pada remaja sebagai kelompok sasaran mengenai Program Generasi Berencana. Misalnya saja mengenai seksualitas, apa saja akibat dari free sex (seks bebas), kemudian tentang IMS (Infeksi Menular Seksual) seperti HIV/AIDS, kemudian tentang NAPZA (Narkoba, Alkhohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), bagaimana dampak dari penyalahgunaan NAPZA itu sendiri, kemudian juga permasalahan-permasalahan remaja yang lainnya. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bapak Kuncoro Tri Atmojo S.Psi selaku Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo, berikut penuturannya: Yang kita sampaikan pada saat penyuluhan adalah materi seputar Program GenRe itu sendiri. Ada tentang Narkoba, Seksualitas, kemudian tentang HIV/AIDS juga. Pokoknya yang berhubungan dengan Program GenRe itu sebisa mungkin kita sampaikan dalam penyuluhan. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Anisa Rahmawati, remaja anggota kelompok PIK Remaja Tumbuh ORBIT Desa Kupang Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kalau ada penyuluhan dari penyuluh KB biasanya disampaikan materi-materi mengenai Program Generasi Berencana. Contohnya mengenai narkoba dan obat-obatan terlarang, pengetahuan seksualitas, HIV dan AIDS, dan cara-cara untuk bisa terhindar dari permasalahan-permasalahan remaja lainnya. (Wawancara, 9 Juni 2012)
Dari petikan wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan penyuluhan, penyuluh KB memberikan penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana. Metode yang digunakan oleh penyuluh KB Kecamatan Karangdowo dalam melakukan penyuluhan cenderung pada
commit81to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
metode berdasarkan pendekatan kelompok. Berikut penuturan Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Penyuluhan yang kita lakukan biasanya kepada kelompokkelompok, misalnya Kelompok PIK Remaja, Kelompok Karang Taruna, kemudian kelompok PKK juga kita berikan penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Kuncoro Tri Atmojo S.Psi selaku Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kita biasanya memberikan penyuluhan pada kelompok-kelompok. Kita memberikan penyuluhan pada kelompok-kelompok ini karena kita rasa itu lebih efektif. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Dalam metode ini, penyuluh KB berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Penggunaan metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan juga diarahkan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Dalam melakukan penyuluhan pasti tidak bisa terlepas dari media sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasiinformasi seputar Program Generasi Berencana. Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo menggunakan berbagai media untuk menyampaikan pesan atau informasi mengenai Program Generasi Berencana, diantaranya: a. Leaflet Penyuluh KB dalam melakukan penyuluhan menggunakan media leaflet. Berikut penuturan dari Ibu Sri Suti Lestari S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo:
commit82to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Dalam penyuluhan kita menggunakan leaflet untuk mempermudah menyampaikan pesan atau informasi mengenai Program Generasi Berencana. Kita rasa leaflet ini sangat membantu karena sangat praktis dan menarik tentunya. (Wawancara, 8 Juni 2012) Senada dengan yang disampaikan oleh Bapak Kuncoro Tri Atmojo S.Psi selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kita menggunakan leaflet dalam penyuluhan, tujuannya agar kelompok sasaran bisa lebih fokus dan memperhatikan karena tidak perlu terlalu banyak mencatat. Selain itu leaflet juga lebih praktis dan ekonomis. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Didit Agung, remaja anggota kelompok PIK Remaja Tumbuh Taruna Kencana Desa Karangdowo Kecamatan Karangdowo. Berikut penuturannya: Pada saat ada penyuluhan dari Penyuluh KB, biasanya kita diberi leaflet. Menurut kita dengan adanya leaflet bisa lebih memudahkan kita untuk memahami apa yang disampaikan oleh Penyuluh KB, tidak perlu banyak mencatat. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Dari petikan wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo menggunakan leaflet sebagai media untuk menyampaikan pesan dan informasi dalam penyuluhan. Penggunaan leaflet tersebut dirasa lebih efektif karena dapat membantu kelompok sasaran untuk memahami materi yang diberikan oleh Penyuluh KB karena tidak perlu banyak mencatat. Selain itu, penggunaan leaflet dalam penyuluhan juga lebih praktis dan ekonomis.
commit83to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
b. Slide Dalam melakukan penyuluhan, Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo juga menggunakan media slide. Berikut disampaikan oleh Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Saat penyuluhan kita juga menggunakan slide. Tujuannya untuk mempermudah penyampaian materi penyuluhan. Agar materi yang kita sampaikan benar-benar bisa dimengerti dan dipahami oleh kelompok sasaran. Cara pembuatannya pun lumayan mudah. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Senada dengan yang dikemukakan oleh Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kita juga menggunakan slide untuk menyampaikan materi penyuluhan kepada kelompok sasaran. Harapannya mereka bisa lebih mudah memahami apa yang kita sampaikan. (Wawancara, 8 Juni 2012) Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Didit Agung remaja anggota kelompok PIK Remaja Tumbuh Taruna Kencana Desa
Karangdowo
Kecamatan
Karangdowo.
Berikut
penuturannya: Selain leaflet juga menggunakan slide. Dengan slide kita menjadi lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan penyuluh KB. Menjadi lebih jelas. (Wawancara, 9 Juni 2012) Dari petikan wawancara diatas, maka dapat diketahui bahwa dalam menyampaikan materi penyuluhan, penyuluh KB Kecamatan Karangdowo menggunakan media slide yang diharapkan dapat
commit84to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
membuat kelompok sasaran lebih paham terhadap materi penyuluhan yang diberikan.
c. Papan Tulis Selain menggunakan leaflet dan slide sebagai media untuk menyampaikan
materi
penyuluhan,
Penyuluh
KB
Kecamatan
Karangdowo juga menggunakan papan tulis. Berikut pernyataan dari Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Papan tulis itu merupakan media yang bisa dikatakan harus ada saat kita melakukan penyuluhan. Papan tulis sangat membantu kita dalam menyampaikan materi penyuluhan. Mungkin yang dalam leaflet dan slide belum tertulis, kita bisa menulis dan menerangkannya menggunakan papan tulis. Dengan sekali membeli papan tulis saja bisa digunakan dalam waktu yang lama. (Wawancara, 8 Juni 2012) Hal tersebut juga didukung oleh penyataan dari Bapak Kuncoro Tri Atmojo, S.Psi selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Papan tulis itu adalah media yang utama dalam penyuluhan yang kami lakukan. Apa yang sekiranya penting bisa langsung kita tulis di papan tulis. (Wawancara, 8 Juni 2012) Dari petikan wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa papan tulis merupakan media yang penting bagi penyuluh KB Kecamatan Karangdowo dalam menyampaikan materi penyuluhan kepada kelompok sasaran.
commit85to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Dari yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi penyuluhan yang dilakukan oleh Penyuluh KB adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada kelompok sasaran mengenai Program Generasi Berencana dalam berbagai kesempatan dengan menggunakan metode dan media yang dirasa efektif.
2. Fungsi Pelayanan Dalam penelitian ini, fungsi pelayanan yang dimaksud lebih mengarah pada segala bentuk pelayanan jasa yang diberikan oleh Penyuluh KB kepada masyarakat khususnya remaja yang membutuhkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan seputar Program Generasi Berencana. Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo siap memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan dalam Program Generasi Berencana. Berikut pernyataan dari Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Kami siap melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari kami. Kami akan selalu usahakan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat kelompok sasaran. (Wawancara, 8 Juni 2012) Senada dengan penyataan dari Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kita di sini selalu siap untuk melayani masyarakat, kalau ada yang butuh pelayanan, silakan saja datang ke kantor, akan kita coba berikan pelayanan yang terbaik. Masyarakat tidak perlu takut atau pun sungkan datang ke kantor, silakan. (Wawancara, 8 Juni 2012)
commit86to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Masyarakat terutama kelompok sasaran tidak perlu melewati prosedur yang berbelit-belit jika ingin mendapatkan atau meminta pelayanan kepada penyuluh KB Kecamatan Karangdowo, mereka tinggal datang ke Kantor dan mengutarakan apa yang ingin mereka sampaikan pada para penyuluh KB tersebut. Berikut pernyataan dari Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Tidak perlu berbelit-belit, harus ini itu, mereka hanya perlu datang langsung ke sini (kantor) dan mengatakan apa yang ingin mereka sampaikan pada kita. Sebisa mungkin kita akan memberikan pelayanan yang terbaik. (Wawancara, 8 Juni 2012) Sama halnya dengan pernyataan dari Ibu Sri Suti Lestari S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Caranya mudah saja, mereka tinggal datang ke sini dan mengungkapkan apa yang menjadi keinginan mereka. Kita akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik yang kami bisa berikan kepada mereka. (Wawancara, 8 Juni 2012) Dari petikan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa penyuluh KB Kecamatan Karangdowo selalu mengusahakan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Sejauh ini dalam Program Generasi Berencana, masyarakat lebih banyak membutuhkan pelayanan mengenai penyuluhan atau pun pembinaan, mereka ingin agar Penyuluh KB memberikan penyuluhan atau pembinaan mengenai Program Generasi Berencana. Berikut dikatakan oleh Bapak Kuncoro Tri Atmojo S.Psi selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Kalau dalam Program Generasi Berencana, masyarakat lebih sering meminta pelayanan dalam hal penyuluhan atau pembinaan. Masyarakat ingin agar kita memberikan penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana. (Wawancara, 8 Juni 2012)
commit87to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Senada dengan pernyataan dari Bapak Tri Murtono selaku Koordinator penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut: Masyarakat biasanya membutuhkan layanan penyuluhan, pembinaan. Jadi mereka membutuhkan pengetahuan, arahan, dan bimbingan kita dalam Program GenRe. Kita akan selalu siap melayani masyarakat. (Wawancara, 8 Juni 2012) Didukung juga oleh pernyataan dari Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Pelayanan yang sering dibutuhkan oleh masyarakat dalam Program Generasi Berencana ini adalah layanan penyuluhan atau juga pembinaan. Mereka meminta kita untuk memberikan penyuluhan, pembinaan, tentang Program Generasi Berencana tersebut. Sebisa mungkin kita akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. (Wawancara, 8 Juni 2012) Dari petikan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa penyuluh KB Kecamatan Karangdowo akan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Dari masyarakat atau kelompok sasaran sendiri tentunya mempunyai penilaian tersendiri mengenai layanan yang diberikan oleh Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo. Berikut pernyataan dari Anisa Rahmawati, remaja anggota kelompok PIK Remaja Tumbuh ORBIT Desa Kupang Kecamatan Karangdowo: Saya pernah datang ke kantor untuk meminta penyuluh KB memberikan pembinaan di kelompok PIK Remaja kami. Sebelumnya saya merasa takut, tapi ternyata mereka (Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo) sangat ramah dan mau melayani apa yang kita butuhkan. (Wawancara, 9 Juni 2012) Pernyataan tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Didit Agung remaja anggota kelompok PIK Remaja Tumbuh Taruna Kencana Desa Karangdowo Kecamatan Karangdowo
commit88to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Pelayanan yang diberikan oleh Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo menurut saya sudah baik, saya sering meminta beliau-beliau untuk melakukan pembinaan atau juga mengisi acara di kelompok PIK Remaja Taruna Kencana. Hanya saja terkadang agak sulit untuk mengatur waktunya. (Wawancara, 9 Juni 2012) Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pelayanan yang diberikan penyuluh KB Kecamatan Karangdowo sudah baik, namun terkadang masih terkendala masalah waktu untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kita akui memang masih terkendala masalah waktu, kapan kita bisa memberikan pembinaan atau penyuluhan seperti yang diinginkan oleh masyarakat. Bukannya kita tidak mau untuk segera memberikan pembinaan, selain Program GenRe masih banyak program-program yang lain. Jadi kita harus benar-benar pandai untuk mengatur waktu atau jadwal. Tapi kita selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. (Wawancara, 8 Juni 2012) Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi pelayanan yang dilakukan oleh penyuluh KB Kecamatan Karangdowo adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya remaja yang membutuhkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan seputar Program Generasi Berencana.
3. Fungsi Evaluasi Dalam penelitian ini, fungsi evaluasi yang dimaksud mengarah pada suatu proses penilaian pencapaian tujuan/sasaran dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Penyuluh KB yang berhubungan
commit89to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
dengan Program Generasi Berencana, yaitu meliputi identifikasi keberhasilan/pencapaian dari setiap kegiatan yang dilaksanakan, identifikasi permasalahan dan upaya untuk mengantisipasinya, serta tindak lanjut untuk membuat umpan balik hasil evaluasi tersebut agar pelaksanaan kegiatan/program kedepannya jauh lebih baik. Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo mempunyai prinsip bahwa sangat penting untuk melaksanakan kegiatan evaluasi. Berikut pernyataan dari Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Kalau menurut saya melakukan evaluasi itu sangat penting, karena dengan melakukan evaluasi kita akan dapat mengetahui bagaimana pencapaian dari kegiatan yang sudah kita laksanakan. Kemudian untuk mengetahui apakah ada masalah dalam melaksanakan kegiatan tersebut, yang nantinya kita bisa membuat perencanaan kegiatan yang lebih baik. (Wawancara, 8 Juni 2012) Senada dengan penuturan dari Bapak Kuncoro Tri Atmojo S.Psi selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut: Evaluasi tentu sangat penting untuk membuat perencanaan yang lebih baik lagi. Kita kan harus belajar dari pengalaman, jadi jika ada kesalahan jangan sampai terulang kembali. (Wawancara, 9 Juni 2012) Dari petikan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa pentingnya evaluasi adalah untuk dapat mengetahui pencapaian dari kegiatan yang telah dilaksanakan, menemukan permasalahan yang muncul saat kegiatan dilaksanakan sehingga bisa ditemukan cara untuk mengantisipasinya, dan tentunya untuk membuat perencanaan kegiatan
commit90to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
yang lebih baik lagi kedepannya. Untuk lebih lengkapnya akan dibahas berikut ini: a. Mengetahui
Pencapaian
dari
Kegiatan
yang
telah
dilaksanakan. Evaluasi sejauhmana
dilakukan
pencapaian
untuk dari
dapat
kegiatan
mengetahui yang
telah
dilaksanakan. Dengan evaluasi maka akan dapat diketahui tingkat keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan. Seperti pernyataan dari Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kalau ingin tahu sejauhmana tingkat keberhasilan dalam melaksanakan suatu kegiatan tentu kita harus melakukan evaluasi. Karena dengan evaluasi kita bisa mengetahui apa-apa saja yang sudah kita capai. (Wawancara, 8 Juni 2012) Pernyataan tersebut diperkuat oleh penuturan dari Bapak Kuncoro Tri Atmojo S.Psi selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut: Dengan evaluasi, kita akan dapat mengetahui pencapaian dari kegiatan yang sudah kita laksanakan, apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang direncanakan atau kah belum. (Wawancara, 8 Juni 2012) Dari petikan wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa penyuluh KB Kecamatan Karangdowo melakukan evaluasi untuk dapat mengetahui sejauhmana
commit91to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan, sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. b. Mengetahui
adanya
permasalahan
dan
cara
untuk
mengantisipasinya. Dengan dilakukannya kegiatan evaluasi, maka akan dapat diketahui permasalahan apa yang muncul dalam melaksanakan suatu kegiatan. Berikut penuturan dari Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo: Evaluasi dapat digunakan untuk mengetahui masalah-masalah apa yang masih muncul dalam kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya dalam kegiatan pembinaan, mungkin masih ada remaja yang tidak memperhatikan atau kurang paham pada saat kita memberikan pembinaan. Kalau kita sudah bisa mengetahui permasalahan seperti itu, tentunya kita akan mencari cara agar masalah tersebut tidak akan terjadi lagi. (Wawancara, 8 Juni 2012) Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan dari Ibu Sri Suti Lestari, S.Sos selaku penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kalau kita melakukan evaluasi, tentu saja kita bisa mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi pada kegiatan yang sudah kita laksanakan. Dan melalui evaluasi ini kita jadi bisa mencari cara untuk mengantisipasi terjadinya masalah tersebut di kegiatan-kegiatan berikutnya. (Wawancara, 8 Juni 2012)
commit92to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
c. Sebagai
umpan
balik
untuk
perencanaan
membuat
perencanaan yang lebih baik. Selain untuk mengetahui tingkat keberhasilan, penemuan permasalahan dan cara untuk mengantisipasinya, kegiatan evaluasi juga dapat digunakan sebagai umpan balik untuk membuat perencanaan kegiatan yang lebih baik lagi kedepannya. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Tri Murtono selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo berikut ini: Kalau sudah kita identifikasi tingkat keberhasilan, sudah kita temukan permasalahan dan cara mengantisipasinya, maka kita akan dapat menyusun suatu perencanaan kegiatan yang lebih baik lagi. (Wawancara, 8 Juni 2012) Senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Sri Suti Lestari,
S.Sos
selaku
penyuluh
KB
Kecamatan
Karangdowo berikut ini: Semua yang sudah kita temukan, baik itu tingkat pencapaian, permasalahan, dan cara untuk dapat mengantisipasi permasalahan tersebut, akan kita gunakan sebagai suatu pedoman atau pijakan untuk pembuatan perencanaan kegiatan yang selanjutnya agar hasilnya lebih baik lagi, begitu seterusnya. (Wawancara, 8 Juni 2012)
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi evaluasi yang dilakukan oleh Penyuluh KB Kecamatan Karangdowo adalah melakukan penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan untuk dapat mengetahui keberhasilan/pencapaian dari setiap kegiatan
commit93to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
yang dilaksanakan, mengetahui permasalahan dan upaya untuk mengantisipasinya, serta tindak lanjut untuk membuat umpan balik hasil evaluasi tersebut agar pelaksanaan kegiatan/program kedepannya jauh lebih baik.
commit94to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Penelitian ini berusaha untuk meneliti tentang Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Fungsi Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan
Program
Generasi
Berencana
di
Kecamatan
Karangdowo Kabupaten Klaten adalah seperti di bawah ini:
1. Penyuluhan Fungsi Penyuluhan yang dilakukan oleh Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten adalah memberikan penyuluhan berupa pengetahuan, arahan, dan bimbingan
kepada
masyarakat terutama kelompok sasaran mengenai Program Generasi Berencana. Penyuluh KB memberikan penyuluhan dalam berbagai kesempatan seperti pada saat pembinaan PIK Remaja, pembinaan ke sekolah-sekolah, pertemuan karang taruna, dan pertemuan PKK. Metode yang digunakan lebih mengarah pada metode berdasarkan
commit95to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
pendekatan kelompok. Media yang digunakan pun juga bervariasi, antara lain dengan leaflet, slide, dan juga papan tulis.
2. Pelayanan Fungsi Pelayanan yang dilakukan oleh Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya kelompok sasaran yang membutuhkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan seputar Program Generasi Berencana. Penyuluh KB selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
3. Evaluasi Fungsi Evaluasi yang dilakukan oleh Penyuluh KB Kantor PP dan KB dalam Mengembangkan Program Generasi Berencana di Kecamatan Karangdowo
Kabupaten
Klaten adalah
melakukan
penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan untuk dapat mengetahui keberhasilan/pencapaian dilaksanakan,
mengetahui
dari setiap
permasalahan
dan
kegiatan
yang
upaya
untuk
mengantisipasinya, serta tindak lanjut untuk membuat umpan balik hasil evaluasi tersebut agar pelaksanaan kegiatan kedepannya jauh lebih baik.
commit96to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
B. SARAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran yang bisa penulis sampaikan adalah: Penyuluhan yang dilakukan oleh Penyuluh KB hanya berdasarkan dari jadwal yang sudah dibuat dari Kantor dan permintaan dari masyarakat, hal ini tentu saja menjadikan penyuluhan yang dilakukan sangat terbatas yang mengakibatkan masih banyaknya remaja yang belum mengetahui Program Generasi Berencana. Oleh sebab itu, Penyuluh KB harus mempunyai inisiatif untuk melakukan lebih banyak lagi kegiatan penyuluhan agar remaja di Kecamatan Karangdowo bisa mengetahui Program Generasi Berencana.
commit97to user