SKRIPSI PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS IIUNGA DEPOSITO JBERJANGKA DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)
(Study Empiris pada Perusahaan Perlr.mkan yang Tllrdaftar di Bmru Efek Indonesia tahum 2003-2007)
\;~
Ofoh
l, l,hJ'11k,is.;f.
•
H
...... ,
....................
Abdul Basit Baehaq!
NIM : 103082029364
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN JLMU SOSIAL
~.~~
.... .
•
PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA DAl'fTINGKAT BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TERHADAP RETURN ON ASSET
(Studi Empiris: Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ihnu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Abdul Basit Baehaqi NIM: 103082029364
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing Il
,X.ess.i Fitri.SE, ~ M.Si NIP. 150 377 440
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891
JURUSAN AKUNTANSI F AKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSJAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari ini Kamis Tanggal
5
Maret Tahun 2009 telah dilalrukan Ujian
Komprehensif atas Nama: Abdul Basit Baehaqi
NIM:
103082029364 dengan
judul Skripsi Pengaruh Behan Pajak ll"enghasilan Alas Buuga Deposifu Berjaugka dan Tiugkat Buuga Deposiro Berj:mgka
T1~rhadap
Return On
Asset. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujiau herlaugsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syairat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dau Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullal1 Jakarta.
Jakarta. 5 Maret 2009
Tim Peuguji Ujian Komprehensif
M.Si Sekretam
Ketua
Prof.,Dr., Abdul Hamid. MS Penguji Ahli
Hari ini Rabu Tauggal 11 Maret Tahuu 2009 telah dilakukau Ujian Skripsi atas Nama: Abdul Basit Baehaqi NlM: 103082029364 dcngau judul Skripsi "PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS JBUNGA DEPOSITO BERJANGKA
DAN
TlNGKAT
BUNGA
DEPOSJlTO
BERJANGKA
TERHADAP RETURN ON ASSET (Study Empiris: Pernsahaau Perbanlran yaug
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007)". Memperhatikan penampilau mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima scbagai salah satu syarat untuk memperokh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuutansi Fakultas Ekonomi dau Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 lVlaret 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
.. Yessi Fitri,SE, Ak, M.Si
Prof.,Dr., Abdul Hamid. MS
Sekretaris
Ketu a
Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si
Pengnji Ahli
DAFTARRIWAYAT HIDUP
NAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR ALAMAT
: ABDUL BASIT BAEHAQI : BREBES, 24 DESENCBER 1985 : DESA LUWUNG BATA N0.39 RT/RW 04/02 TANJUNG, BJl:EBES,JAWA
KEBANGSAAN
: WARGA NEGARA lNDONESIA
TENGAH PENDIDIKAN: I. MIMIFTAHULHUDA,BREBES,JAWA 1ENGAH(TAHUN 1991-1997) 2. MTS DAARES SALAM,BREBES,JAWA TENGAH(TAHUN 1997-2000) 3. MAN REJOSO, JONCBANG, JAWA TIMUR (2000-2003) 4. UNIVERSITAS ISLAMNEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA (TAHUN 2003-2009)
ABSTRACT Abdul Basit Baehaqi with thesis title "Income Tax Charges Influence Ou. Time Deposit Interest and Time Deposit Interest Rate to Return on Assel: (Empirical Study on corporate banlcing in Indonesian Stock Exchange)" lhesis fuir Strata I (SI) program insisting stndy of Acconnting in Facnlty ofEconomics and Social Science UIN Jakarta, 2008. The objective of this research is to find out the individual influence and simultaneous influence from income tax charges on time de11osit interest md time deposit interest rate to return on asset The analysis of the hypothesis used the Multiple Regression analysis, the t test and F test. And the data analysis used assumption test in order to get a good regression mode (Nonnality, Multicolinearity, Heterokedasticity, and Autocorrelation). Base on quantitative method with 14 banking companies as the sample have got the result that Income Tax Charges Influence On Time Deposit Interest and Time Deposit Interest Rate toward Return on Asset abou1t 19,6% with positive correlation about 0,468, and significance level 0,00 got regression mode ofROA = 0,0l 8;78E-008 Tax Expense -0,084 Time Deposit Interest Rate + e. Capital Gain= 0,45 + ,OOOEPS + ,007ROE + O,OOOPER + ,003FL + e. From the simultaneous analyzing can get the fact that tax income in:l1uence to Return on Asset while interest rate not influence to return on asset. Keyword: tax expense, time deposit interest rate, retnrn on asset.
ABSTRAK Abdul Basit Baehaqi judul skripsi "Peugaruh Behan Pajak Penghasifan Atas Bonga Deposito Berjangka dan Tingkat Bonga Deposito Berjangka Temadap Return On Asset (Studi Empiris pada Perusahaan Perhankan di Bmsa Efek Indonesia Tahon 2003-2007)" Skripsi, strata satu (SI) program studi Akuntansi pada Faknltas Ekonomi dan Ilmu Sosial U1N Jakarta, 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peng,iruh individual dan pengaruh simultan dari behan pajak peughasilan atas honga deposito berjaugka dau tingkat hunga deposito berjangka terhadap return on asset!. Analisis hipotesis menggunakan Regresi Berganda, Uji t dau Uji F. Untulk: aualisis data menggunakan uji asumsi agar memperoleh model regresi yang haik (Normalitas, Multikolinearitas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi). Berdasarkau metode kuantitatif, dengan jumlah smnpel 14 pemsahaan pada perusahaan perhankau, diperoleh basil hahwa pengaruh beban pajak: dan tingkat hunga terhadap return on asset sebesar 19,6% dengan huhung;m yang · positif sebesar 0,468 dau tingkat signifikansi 0,00 didapat model regresi ROA = 0,018;78E-008 Behan Pajak -0,084 Tingkat Bonga Deposito Berjangka + e. Dari analisis secara simultan dapat disimpulkan hahwa beban pajak penghasilan herpengaruh terhadap return on asset sedangkan tingkat hung;i tidak berpengaruh terhadap return on asset. Kata kunci: hehan pajak penghasilan, tingkat hunga deposito herjangk.a, return olJl asset.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdu/illah... Sebuah kata pujian yang layak terucap untuk Allah Tuhan yang Maha Kasih. Wasyukrulillah ... hanya patut terucap bagi insan yang telab diberi Tuhan, rahmat, hidayab dan karunia-Nya. Shalawat dan salam banya tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhanunad SAW, Rasul Allah akhir zaman pembawa Uswatun Hasanah bagi ummatnya.
AmmaBa'du. Dalam proses penggarapan skripsi ini dari awal hingga khatam, penulis tentunya banyak berterima kasih kepada banyak pihak yang telah memberikaim suatu support atau dorongan yang amat berharga dan bermanfaat, karena hal ini sebagai satu bentuk "lecutan" bagi Penulis untuk terus berkarya dalam penulisan skripsi ini. Dari sekian banyak pihak tenlunya penulis banyak: meng,baturkan terima kasih yang telah membantu secara langsung maupun tidak: langsung, baik moril maupun materil. Skripsi ini tanpa bisa terwujud tanpa mereka semua (pihakpihak yang telah membantu), diantaranya yaitu kepada: I. Kedua orang tua tercinta Thu Wasi'ah dan Bapa Achmad Nasir, yang telah
memberikan kasih sayangnya, support baik moral, spiritual dan material yang tak terhingga.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, scbagai penbimbing I sekaligus sebagai Dekan Faknltas Ekonomi dan llmu Sosial yang selalu memberikan molivasi dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. 3. Thu Y essi Fitri, SE, Ak, M.Si sebagai pembirnbing II yang telab meluangkan waktunya
untuk membirnbing
dan memberikan
bantuannya selama
penyempumaan skripsi ini. 4. Bapak Abdul Hamid Cebba, SE, Ak, MBA, selaku ketua Jumsan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
5. Bapak Amilin, SE, Ak, MSi, selaku sekretaris Jurusan Akuntansi Fakulms Ekonomi dan Ilmu Sosral. 6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial ams curahan ilmu, bimbingan dan pelayanannya.
7. Kakakku Abdul Manaf dan kedua adikku Aliev dan Fadzal yang imut dan manis yang selalu menghibur dan meuyemangatiku. 8. Special thanks to "nD Mitha" that always give me love and support. Yon make my life so colourfull. 9. Sahabat-sahabatku di Akuntansi dan Perpajakan yang sdalu mens11pport dan membuat hari-hariku ceria. Our memories are always I nemernber.
10. Rekan-rekanku di fakultas-fakultas
lain yang telah mernbmtu dan
rnensupportku.
Sebagai rnanus1a, penulis pasti rnasih banyak ke:lemahan yang tidalk. disadari dalam penyajian skripsi ini. Oleh karena itu dengan senang hal.i pentilis mengharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca, sehingga pada akhimya skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.
Jakarta, 8 September 2008
Peuulis
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN . .. . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . .
1
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF
ii
. . . . . . . . . . . . .. . .. .
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IV
ABSTRACT
v
ABSTRAK
VI
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . ..
ix
DAFTAR TABEL
xii
............ ...... ............ ... ... ... ...... .........
DAFTAR GAMBAR ........... _... ... . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .
xn1
DAFTARLAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1
B. Perumusan Masalah
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... .
6
I. Tujuan Penelitian
6
2. Manfuat Penelitian
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A .. Dasar-Dasar Perpajakan
8
B. Konsep Dasar Perbankan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
17
Berjangka .......................................... ..........•.
31
D. Return On Asset .............................................
39
E. Kerangka Pemikiran
40
F. Perumusan Hipotesis
43
BAB III METOOOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
44
B. Metode Penentuan Sampel
44
C. Metode Pengumpulan Data
45
D. Metode Anilisis Data
46
E. Operasional Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .
51
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian I.
Sejarah Perbankan Indonesia
. . . . . . ...
53
. . . . . . . . . . . . . . . . ..
53
a. Kondisi perbankan Indonesia
53
b. Jum1a1i Bank Swasta
55
c. Kondisi Setela11 Dercgulasi
56
d. Kondisi saat krisis ekonomi mulai akhirtahun 1997 2.
Perusa1iaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
. B. Penemuan Dan Pembahasan I.
60
Statistik Deskriptif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
62 64 65
b. Perkembangan Behan Pajak Penghasilan
66
c. Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjangka 2. Uji Asumsi Klasik
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
68
.. .. . . .. . . .. .. . .. ... . .. . .. .. . . .. . ..•
70
a. Hasil Uji Nonnalitas Data
70
b. Hasil Uji Multikolinearitas
71
c. Hasil Uji Heteroskedaslisitas
. . .. . .. .. .. .. .. . . .
72
d. Hasil Uji Autokorelasi . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. . . ..
73
3. Pengujian Hipotesis .................. .......... ..... ...
74
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASJ A. Kesimpulau
.. .. . . . . . . . .. . .. . . . . .. .. .. .. . .. . . . .. .. .. .. .. .
B. Jmph'kasi dan Keterbatasan
78
. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. ..
79
DAFfAR PUSTAKA ......... ............ ...... ... ......... ... . . . ... .. . ..•
80
LJ\lVIPill.1\JI~
82
·······························································
DAFfARTABEL Nornor
Keterangan
Halaman
4.1
Daftar Perusahaan Perbankan di BEI
62
4.2
Daftar Perusahaan Perbankan di BEI yang Menjadi Sampel
63
4.3
Perkembangan Retnm On Asset Perusahaan Perbankan
65
4.4
Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Pernsaharui Perbankan
66
Perkembangan Tingkat Bw1ga Deposito Berjangka dalam Rupiah(%) per Tahun Pernsahaan Perbankan
68
4.6
Tabel Uji Multikolinearitas
71
4.7
Hasil Uji Autokorelasi
73
4.8
Model Swnmary
74
4.9
ANOVA
15
4.10
Coefficients
15
4.5
DAFfAR GAMBAii
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Siklus Tingkat Bunga
38
2.2
Determinants ofreal rate ofinterest
41
2.3
Kerangka Pemikiran
42
4.1
Fenomena yang terjadi pada masa deregulasi
57
4.2
Grafik Perkembangan Return On Asset Perusahaan Perbankan
65
Grafik Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Perusahaan Perbankan
67
Grafik Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjangka dalam Rupiah (%)per Tahun Perusahaan Perbankan
69
4.5
Grafik Normality Probability Plot
70
4.6
Hasil Uji Heteroskedascisitas
72
4.3 4.4
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan
Halaman
Data Total Aktiva dan Laba Bersih Perusahaan Sampel
78
Perlrembangan Pengenaan Behan Pajak Penghasilan
so
Grafik Perkembangan Behan Pajak Penghasilan
81
Perkembangan Tingkat Btmga Deposito - Rupiah(% per tahun)
81
Grafik Perkembangan Tingkat Btmga Deposito Berjangka
81
Perkembangan Return on Asset Perusahaan Perbankan
82
Grafik Perkembangan Reh1rn on Asset Perusahaan Perbankan
82
Variables Entered/Removedb
83
Model Summarl
83
ANOVAb
83
Coefficients3
83
Collinearity Diagnostics•
83
Residual Statistics•
84
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
84
Scatterplot
85
Laporan Keuangan Perbankan
86
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan perbankan nasional saat ini dan masa depan makin besar dan kompleks. Untnk menjawab tantangan itu, BI sebagai otoritas perbankan Indonesia telah menyusun arah kebijakan pengembangan perbankan ke depan yang dikenal dengan nama Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Industri perbankan nasional telah mengalami perkembangan pasang surut sejak beberapa dekade terakhir. Salah satu perkembangan yang menyita banyak perhatian adalah krisis ekonomi yang terjadi pada 19'97. Krisis tersebut menimbulkan dampak negatifbagi industri perbankan nasional. Dampak negatif tersebut, antara lain ditandai dengan terkikisnya permodalan bank, meningkatnya non perfoming loans (NIPL), dan penutupan sejumlah bank. Untuk menyehatkan kembali perbankan nasional telah dilakukan Iangkah perbaikan, antara lain, restrukturisasi perbankan sejak 1998. Industri perbankan merupakan sektor kunci pere:konomian Indonesia sehingga dituntut untnk berperan aktif dalam menyusun langkah-langkah strategis. Sedangkan pajak adalah sumber pendapatan paling penting bagi pembangunan berkelanjutan. Sehingga dua instrumen ini perlu diclukung dengan adanya kebijakan yang terarah . .Pemerintah melaksanakan pembangunan tersebut, memerlnkan dana yang cukup besar dalam rangka membangun fasilitas ataupun infrastruktur yang
diperlukan untuk kepentingan pertumbnhan dan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, dana merupakan faktor penting yang harus diperlukan. Dana yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membayar programprogram mereka diperoleh dari pemungutan pajak dan
S<~bagian
berasal dari
pinjaman publik. Dana yang dihimpun melalui perpajakan dapat mengubah sumber daya rill dari barang swasta menjadi barang kolektif. Dana yang diperoleh dari publik dihimpun melalui lembaga keuangan perbaukan yang pada akhimya disalurkan kembali kepada dunia usaha yang membutuhkannya. Untuk dapat menarik dana dari masyarakat bank menciptakan berbagai produk. Produk tersebut diantaranya adalah deposito be1jangka, tabungan, giro, dan lain-lain, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan peminjaman dana masyarakat tersebut bank menciptakan produk yang sering disebut dengan kredit. Agar kegiatan bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan meminjamkan dana kepada masyarakat dapat terlaksana dengan baik, bank melakukan kegiatan pemasaran yang meliputi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi. Strategi pemasaran yang ditetapkan oleh suatu bank akan sangat mempengamhi keberhasilannya dalam memasarkan produk, dimana dalam satu unsur pentiug dari pemasaran adalah strategi penetapan harga. Implementasi dari strategi penetapan harga bernpa. tingkat bunga. yang merupakan faktor penentn keberhasilan dafam usaha bank untnk menghimpun dana dari masyarakat. Penentuan besamya tingkat bunga dapat menyeimbangkan proyeksi kebutuhan dana yang ditempatkan. Oleh karena itulah kebijakan dalam
yang tidak tepat dalam arti terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka basil yang diperoleh bank juga tidak memenuhi harapan. Tingkat bunga pada suatu saat ditentukan oleh posisi keseimbangan antara tingkat permintaan clan penawaran uang. Kenaikan snku bU1J1ga dapat diakibatkan oleh adanya perubahan permintaan uang (demand for money) kearah yang lebih tinggi, sehingga terjadi pengurangan penawaran uang (pelanggaran moneter) atau akibat kombinasi keduanya (Sudirman, 2001: 13-16). Saat ini produk perbankan yang paling banyak diminati adalah deposito berjangka clan menjadi salah satu sumber pendanaan bank yang cnkup penting. Dasar pengenaan pajak atas bunga deposito tersebut diatur tersendiri dalam peraturan pemerintah No. 131 tahun 2000. Modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank. Operasi bank didasarkatn pada suatu proses yang disebut sebagai trasformasi asset dengan mempertimbangkan faktor-faktor likuiditas, risiko, clan keuntungan. Transformasi asset adalah proses pengalihan dana yang dihimpun bank dari berbagai sumber, yang merup:akan kewajiban bank, menjadi kekayaan (asset) berupa persyaratan kredit, pembelian surat-surat berharga clan bentuk-bentuk asset lainnya. Kinerja keuangan merupakan hal penting untuk meniilai prestasi keuangan yang berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam memperoleh Iaba, karena prestasi bisnis diukur dengan tinggi rendahnya laba yang dihasilkan. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan ams kas dari sumber daya yang ada, artinya laba memiliki kemampuan untuk memprediksi ams kas dimasa mendatang. Untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dapat ditunjukan melalui ROA (Return On Assets Ratio) dimana rasio tersebut mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen mampu memanfaatkan sumber daya total yang dimiliki bank untuk menghasilkan keuntungan (profit). Adanya peningkatan persaingan dalam memperoleh modal
meu~adikan
ROA perlu
mendapat perhatian Jebih mendalam. Penelitian sebelumnya yang memiki kaitan dengan ROA dilaknkan oleh Wahyuni (2001) yang menunjukan adanya hubungan yang 'Positif dan signifikasi antara pemberian kredit dengan profitabilitas pada bank umum swasta nasional. Analisis yang digunakan adalah regresi sederhana. Sedangkan Suhendra (1997) dalam penelitiannya menunjnkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan bunga dengan rentabilitas pada Bank BRI. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yudistira (2004), Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor perbankan selama period1! 1999-2003 berkisar antara (11,82%) sampai dengan 0,66% sedangkan ROA rata-rata industri selama periode yang sama berkisar antara (6,24%) sampai dengan 0,40%. Ini menunjukkan kemampuan perbankan dalam menghasilkan keuntungan melalui produktivitas aktivanya masih sangat rendah, ·hal ini bisa disebabkan karena kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih dafam proses perbaikan
Leverage terhadap EPS menunjukan bahwa ROA dan Financial Leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EPS, begitu pula dengan ROE yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap EPS. F hitung adalah 5,329 dengan tingkat signifikansi 0.306 (lebih besar dari 10%), atau dapat dikatakan. ROA, ROE dan Financial Leverage secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap EPS. Dalam skripsi Fitriana Nur (2005) dengan judul Analisa Pengamh Behan Pajak, Rasio Leverage dan Rasio Likuiditas terhadap Return on Assets, menunjukkan bahwa beban pajak mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.246 diatas a 0.05, Rasio !average (debt to equity ratio) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.668 jauh diatas a 0.05, Rasio likuiditas (net working capital to total
assets ratio) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.084 diatas a 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa beban pajak, rasio leverage, dan rasio likniditas tidak berpengaruh terhadap return on assets perusahaan. Dengan berdasar dari penelitian sebelumnya, penulis mencoba untuk mengetahui bagaimana pengaruh beban pajak atas bunga yang diterapkan oleh perusahaan perbankan terhadap return on assets atau profitabilitas perusahaan, dengan penulis mencoba meneliti dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul "Pengaruh Beban Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito
Berjangka dan Tingkat Bunga Deposito Berjangka Terhadap Return On Asset (ROA)" (Studi Empiris Pada Perusahaan.Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007).
B. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang permasalahan tersebut diatas, penulis merumuskan masalah yaitu apakah beban pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka berpengaruh terhadap Return On Asset perusahaan.
C. Tujtnan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian a. Menganalisa pengaruh pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap Return On Asset perusahaan. b. Menganalisa seberapa besar pengaruh pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap Return On Asset perusahaan.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan sebelum menetapkan tingkat suku bunga kepada deposan. Kesimpulan dan saran yang diberikan penuliis diharapkan dapat memberikan masukan dalam memperhitungkan seberapa besar pengenaan pajak atas bunga deposito clan tingkat bunga deposito berjangka yang akan mempengaruhi Return On Asset perusahaan.
b. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat menambab pengetahuan dan dapat digunakan sebagai informasi serta membangun pemikiran untuk mengetabui tentang pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap Return On Asset perusabaan, serta dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya. c. Bagi Penulis Ingin mengetabui lebih jauh mengenai pengaruh pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito be1jangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap Return On Asset.
BABU TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar-Dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Pengertian dari pajak sangatlah beragam. Salah satu dari pengertian pajak yaitu menurut Prof. Dr. Roclunat Soemitro, S.H., dalam bukunya Dasardasar Hukum pajak dan Pajak Pendapatan (1990:5) adalah sebagai berikut: "Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan ilndangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbalan (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum" (Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, 2003:5) Penjelasannya adalah sebagai berikut: "Dapat dipaksakan" artinya bila utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih d[engan menggunakan kekerasan, seperti surat paksa dan sita, dan juga penyanderaan; terhadap pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbal balik tertentu, seperti halnya retribusi. Defmisi tersebut kemudian disempurnakan, sehilllgga berbunyi: "Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplus··nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investmenf' (S iti Resmi, 2003: I) Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan ibahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah: a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksaannya
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluarnn-pengeluaran Jpemerintah, yang bila dari pemasukannya masih
terdapat
surplus,
dipergunakan untuk
membiayai public investment. e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgetair, yaitu mengatur. 2. Fungsi Pajak a.
Fungsi Penerimaan (Budgetair), pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengel1uaran pemerintah.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend), pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Contoh: pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi
minuman keras, begitu juga dengan barang-barang mewah. 3. Pajak Penghasilan Umum Pajak penghasilan diatur oleh
Undang-Undani~
No.17 Tahun 2000.
Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak atas penghasilan (laba) yang diterima oleh orang pribadi atau badan, dan menganut atas Materil, artinya penentuan mengenai pajak yang temtang tidak tergantung kepada Surat Kettitapan Pajak (Mardiasrno, 2003: I 05).
4. Subjek Pajak Menurut Pasal I UU No. 7 Tahun 1983, sebagaimana telah dimbah dan disempurnakan terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 Pajak Pengbasilan, "Pajak Pengbasilan dikenakan terbadaJl' Subjek Pajak atas Pengbasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak". Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (1) nya dijelaskan, bahwa yang menjadi subjek pajak dalam Pajak Penghasilan adalah : a. 1. Orang Pribadi (Perseorangan) ; 2. Warisan yang belum terbagi, sebagai satu kesatuan. b. Badan; c. Bentuk Usaha Tetap (BUT). Penjelasan selanjutnya Pasal 2 ayat (I) adalah: Orang Pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal di Indonesia, atau pun tidak bertempat tinggal di Indonesia. Warisan sebagai Subjek Pajak, mempakan suli>jek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak dikemudian hari, ini menjadi dasar agar pengenaan pajak dari warisan tersebut tetap terjamin., berhubung misalnya yang punya harta (warisan) semasa hidup tidak menetapkan siapa yang bertanggung jawab dikemudian hari apabila yang bersangkutan meninggal dunia. Pengertian Badan sebagai subjek pajak, adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan satu kesatuan, baik yang melakukan usaha
Komanditer (CV), Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Y ayasan, Organisasi masa, Orgaisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, Lembaga, Bentuk Usaha Tetap, dan bentuk badan lainnya, tennasuk Reksa dana. Dalam UU ini, Bentnk Usaha Tetap ditentukan sebagai subjek pajak tersendiri sebagai Subjek Pajak Luar Negeri, sekalipun tatacara pengenaannya serta ketentuan administrasi perpajakannya sama dengan wajib pajak dalam negen. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, merupakan Subjek Pajak, tanpa memperhatikan nama dan bentuknya, sehingga setiap unit dari badan pemerintah, misalnya lembaga, badan, dan sebagainya yang dimiliki oleh pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah, yang menjalankan usaha atau melaknkan kegiatan untuk memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak. Sebagai subjek pajak perusahaan Reksadana, baik yang berbentuk perseroan terbatas, maupun bentuk lainnya, termasuk dalam pengertian badan. Sedangkan pengertian perkumpulan termasuk pula assosiasi, persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama. Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (5), UU No. 36 Tahun 2008-PPh, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Bentnk Usaha Tetap, adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa: a. Tempat kedudukan manajemen. b. Cabang Perusahaan. c. Kantor Perwakilan. d. Gedung Kantor. e. Pabrik. f. Bengkel.
g. Gudang. h. Ruang untuk promosi dan penjualan. 1.
Pertambangan dan penggalian sumber alam.
j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi.
k. perikanan, petemakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan.
I. Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan. m. Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebili dari 60 (enam puluh) hmi dalamjangka waktu 12(dua be las) bin. n. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas. o. Agen atau pegawai perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima premi asuransi gfgn m~n-:11nnm1nn 1°P.c1t,rn
Ai TnA.n.nPc:i':l
asalkan agen atau perantara tersebut daJam kenyataannya bertindak sepenuhnya dalam rangka menjalankan pernsahaannya sendiri. Pernsahaan asmansi yang didirikan dan bertempat tinggal diluar Indonesia, dianggap mempunyai bentuk usaha tetap di Indonesia, apabila perusahaan asuransi tersebut menerima pembayaran premi asmansi di Indonesia, atau menanggung resiko di Indonesia melalui pegawai atau perwakilan atau agennya di hldonesia. Menanggung resiko di hldonesia tidak berarti bahwa peristiwa yang mengakibatkan resiko tersebut terjadi di Indonesia. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pihak tertanggnng bertempat tinggal, atau berada atau bertempat kedudukan di Indonesia. Selanjutnya dalam penjelasan pasal 2 ayat (1) hurnf b, UU No. 36 Tahun 2008, unit usaha tertentu dari badan pemerintah yang mernenubi kriteria berikut, tidak termasnk sebagai subjek pajak yaitu : a. Dibentnk berdasarkan peratman pernndang-undangan yang berlaku. b. Dibiayai dengan dana yang bersumber dari APBN atau APBD. c. Penerimaan lembaga tersebut dimasukan dalam anggaran pemerintah pusat atan pemerintah daerah. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan funfsional negara. Apabila suatu badan/lembaga memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, maka ia tidak termasuk subjek pajak penghasilan. Sebalikya apabila syarat-syarat · tersebnt tidak dipenuhi, maka badan/lembaga tersebut adalah subjek pajak
5. Objek Pajak Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun. Yang termasuk dalam pengertian penghasilan dapat dikelompokan menjadi: a. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan ke1ja dan pekerjaan bebas, sepe1ti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya. h. Penghasilan dari usaha atau kegiatan. c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga, dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak dignnakan, dan sebagainya. d. Peughasilan Iain-lain, yaitu peughasilan yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam sa;ah satu dari ketiga kelompok penghasilan di atas, seperti: I) Keuntungan karena pembebasan utang. 2) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing. 3) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. 4) Hadiah· undian. Bagi Wajib Pajak Dalam Negeii, yang menjadi Objek Pajak adalah - -
- - ,_ - - •1 -
1
•1
Sedangkan bagi Wajib Pajak Luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya penghasilan yang berasal dari Indonesia saja (rvfardiasmo, 2003:109-110). 6. Tarif Pajak Sesuai dengan pasal 17 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 PPh, besamya tarif pajak penghasilan bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT), yaitu menggunakan tariftunggal sebesar 28%. 7. Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Bunga Deiposito dan Tabungan, dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia sebagaimana diterangkan dalam pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Pajak penghasilan menyebutkan, bahwa: "Atas penghasilan berupa bunga deposito , clan tabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham clan sekuritas lainnya dibursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah clan atau bangunan serta penghasilan terteutu lainnya, pengenaan p:ajaknya diatur dengan peraturan pemerintah". Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBD diatur dengan Peraturan Pemerintah No.131 tahun 2000. Menumt peraturan tersebut penghasilan berupa bunga yang berasal dari bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri clan BUT dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat Final. Besarnya PPh yang dipotong adalah 20% dari jumlah bruto. PPh (Final)
=
20 % x Jumlah Brut~
Sedangkan bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap, besarnya PPh yang dipotong adalah 20% dari jumlah bruto atau tarif berdasarkan perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku.
B. Konsep Dasar Perbankan I. Pengertian Bank
Secara sederhana bank dimtikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya
adalah
menghimpun
dana
dari
masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan kegiatannya berupa menghimpun dana atau hanya me:nyalurkan dana atau kedua-duanya.(Kasmir,2003:2). Dilihat dari kegiatan usahanya, bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang kegiatan usahanya menerima simpanau dari masyarakat dan atau pihak lain kemudian mengalokasikannya kembaJli nntuk memperoleh keuntuugan serta menyediakan jasa-jasa dalam lintas pembayaran (Dahlan Siamat, 1993:12). Menurut Kuncoro dalam bnkunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2002: 68), defmisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersehut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sedangkan menurut Syahrir yang dikutip dari majalah tempo (8 Januari 2007):
Bank adalah "financial intermediary", artinya bank tidak memiliki uang, tetapi hanya mengumpulkan uang dari J~ihak yang memihlci kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada pihak yang membutuhkan. Menurut Undang-Undang No.IO tahun 1998 ya111g dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masy:arakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarafhidup rakyat banyak. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bank mempakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah: a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk sirnpanan, maksudnya bank sebagai tempat penyimpanan uang atau bersifat investasi bagi masyarakat. b. Menyalurkan dana kemasyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajnkan permohonan, dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkarmya. c. Memberikan jasa bank Jainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat berharga yang berasal dari dalam kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (LIC), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers ceque, dan jasa lainnya.
2. Jenis Bank Jenis bank menurut Widjarnato (1995) dapat dilihat dari tiga sudut yaitu
a. Jenis bank menurut fungsinya. Dilihat dari fungsinya bank dapat dibagi menjadi: 1) Bank Sentral Yaitu Bank Indonesia sebagaimana dimaskud dalam Undang-Undang No.23 tahun 1999.
2) Bankumum Yaitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3) Bank Perkreditan Rakyat Yaitu bank yang dapat menerima sirnpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang disamakan dengan itu. 4) Bank umum yang mengkhususkan dilri untuk kegiatan tcrtentu atau memberikan perhatian yang bcsar kepada kegiatlm tertentu. Hal tersebut dimungkinkan oleh ketentuan pasal 5 ayat 2 Undang-Undang pcrbankan tabun 1998 yang dimaksudkan dengarn mengkhususkan diri untuk mclaksanakan kegaitan tertentu antara lain: 1) Melaksanakan pembiayaan jangka panjang. 2) Pembiayaan untuk mengembangkan koperasi. 3) Pengembangan untuk perusabaan golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil. 4) Pengembangan ekspor non migas. 5) Pengembangan pembangnnan perusahaan.
b. Jenis bank menurut kepemilikannya. Berdasarkan kepemilikannya, jenis bank terdiri dari: 1) Bank umum milik negara Yaitu bank yang hanya dapat dididkan berdasarkan Undang-Undang. 2) Bank umum milik swasta Yaitu bank yang hanya dapat didirikan dan menjalankan usaha setelah mendapat
ijin
dari
menteri
keuangan
dengan
mendengar
pertimbangan-pertimbangan dari Bank Indonesia. 3) Bank campuran Yaitu bank umum yang dididkan bersama oleh satu atau Iebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudnkan diluar negeri. 4) Bank pembangunan daerah Yaitu bank milik pemerintah daerah. c. Jenis bank menurut peneiptaan uang giral Jika ditinjau dari dari segi peneiptaan uang giral, maim terdapat dua jenis bankyaitu: 1) Bank Primer Yaitu bank yang dapat menciptakan uang giral dan yang termasnk dalam jenis bank ini adalah: (a) Bank sirkulasi atau bank sentral yang dapat menciptakan kredit
(b) Bank umum yang dapat menciptakan uang giral. Penciptaan uang giral oleh bank di atas dapat dilakukan dengan cara pemberian pinjaman yang tidak dilbebankan dari saldo nasabah, artinya walupun bank memberikan kredit, namun saldo nasabah tetap utuh dan sebaliknya ia tetap rnemiliki hak terhadap setiap penarikan uangnya selama saldo di bank mencukupi. Hal ini dapat juga dilaknkan karena dalam praktek perbankan, tidak semua nasabah menarik saldonya pada saat yang sama, karena jumlah pennintaan kredit lebih besar dari jumlah saldo nasahah, sehingga bank bersedia melepaskan kredit yang lebih besar dari saldo nasabah dengan cara menciptakan uang giral melalui rekening koran. Dengan demikian uang kartal tetap sama tetapi jumlah uang giral yang diciptakan tetap sama. 2) Bank sekunder Yaitu bank yang bertugas sebagai perantara dalam menyalurkan kredit dan yang tergolong dalam bank sekunder adalah bank tabungan yang tidak menciptakan uang giral. 3. Usaha Bank Sesuai dengan pasal 6 Undang-Undang No.IO tahun 1998 tentang perbankan, maka usaha yang dapat dilakukan oleh suatu bank adalah: a. Menghimpun dana dari masyarakat ·dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya
b. Memberikan kredit. c. Menerbitkan surat pengakuan hutang. d. Membeli, meajual atau meajamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: 1) Surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaim dalam perdagangan surat dimaksud. 2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan suart dimaksud. 3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah. 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 5) Obligasi. 6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun. 7) Instrumen surat berharga Iain yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun. e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. f. Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dati, atau meminjamkan
dana kepada bank Iain, baik dengan menggimakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, eek atm sarana lainnya. g. Menerima pembayaran dari tagihan atas snrat berharga dan melakukan
h. Menyediakan tempat untulc menyimpan barang dan surat berharga.. 1.
Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pithak lain berdasarkan suatu kontrak.
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah lainnya dafam bentulc surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
I. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dan perundang-undangan yang berlaku. Selain dapat melakukan kegiatan usaba tersebut di atas menurut pasal Undang-Undang No. I 0 tabun 1998 bank umum dapat pula: a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atan perusabaan dibidang keuangan, seperti sewa guna usaba, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara umtulc mengatasi akibat
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memennhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurns pensiun sesum dengan ketentuan dalam peraturan pelUildang-undlangan dana pensiun yang berlaku. 4. Sumber Dana Bank Secara garis besar, sumber dana bagi bank dibagi menjadi: a. Dana yang bersumber dari bank sendiri Y aitu dana yang berbentnk modal setor yang berasal dari pemegang saham dan cadangan serta keuntungan bank belum dibagikan kepada para pemegang saham. b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas Dana yang berasal dari masyarakat hal ini mempakan suatu tulang punggung dari dana yang hams dikelola oleh bank untuk memperoleh keuntungan. Berdasarkan ketentuan pasal 1 Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan (1998:1), maka jenis dana yang dapat dihimpun oleh bank adalah sebagai berikut: 1) Giro
Adalah sunpanan yang penarikam1ya dapat dlilakukan setiap saat dengan menggunakan eek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
2) Deposito berjangka Adalah simpanan yang penarikannya hanya dlapat dilaknkan pada waktn tertentu berdasarkan perjanjian nasabalt penyimpan dengan bank. 3)
Sertifikat deposito Adalah simpanan dalam benluk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindah tangankan.
4)
Tabungan Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurnt syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan eek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Bila dalam perkembangannya bank menganggap perlu menarik dana dalam bentuk Jain, misalnya menerbitkan obligasi atau saham, rnaka bank itu harus memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam bidang dana lain tersebut. Pasal 26 ayat I UU No. I 0 tahun 1998 tentang perbankan menyatakan bahwa bank umum dapat melakukan emisi saham melalui bursa efek. Emisi saham oleh bank umum tersebut diperkirakan akan mengalarni masa depan eerah mengingat berdasarkan bunyi Pasal 26 ayat 2 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan Warga Negara Indonesia, Warga Negara Asing, badan hukum Indonesia da111 badan hukum asing dapat membeli .saham bank umum, baik secara Iangsung atau melalui · bursa efek.
c Dana yang berasal dari lembaga keuangan, baik berbentuk bank maupun non bank. Pada umumnya dana yang diperoleh dari lembaga keuangan ini diperoleh bank sebagai pinjaman baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan kebutuhan dari bank peminjam. Lembaga keuangan disini diartikan secara luas yaitu berbentuk bank maupun bukan bank, juga dapat berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri. Dana yang tcrmasuk jenis ini yaitu: l) Kredit likuiditas Bank Indonesia Dana ini diberikan oleh Bank Indonesia sebagai J~injaman kepada bank yang membutuhkan untuk kepentingan likuiditas mereka. 2) Call Money Dana dalam rupiah yang dipinjamkan oleh bank dari bank lainnya paling lama tujuh hari setiap waktu dapat ditruik kembali oleh bank yang meminjruukan tanpa dikenakan suatu pembebanan. Call money ini justru merupakan suatu lembaga atau instrumen yang paling mudah dilakukan oleh bank apabila memerlukan tambahan dana baik dalam keadaan darurat maupun dalam keadaan biasa dalam arti sekedar memerlukan tambahan dana untuk dapat diputar kembali. 3) Pinjaman antar Bank Dalam dunia perbankan terdapat kerja sama dalam berbagai bentuk antara lain pemberian bantuan dalam bentuk bantuan tenaga ahli
5. Modal Bank Pengaruh modal bank menurut Pakmei (1993:29) dibedakan antara modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan modal bagi kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri. Modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri alas: a. Modal Inti Modal inti terdiri dari: 1) Modal disetor Y aitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. 2) Agio saham Y aitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. 3) Modal Sumbangan Yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasnk selisih antara nilai yang tereatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. 4) Cadangan umum Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan Jaba yang ditahan atau dari laba bersih setelah pajak, dan mendapat pe:rsetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesu:ai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing bank.
5) Cadangan tujuan Y aitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang diisisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham. 6) Laba yang ditahan Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. 7) Laba tahun lalu Yaitu seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, dan belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun lalu, maka seluruh kerugian menjadi faktor pengurang dari modal inti. 8) Laba tahun berjalan Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun bukn berjalan setelah dikurangi taksiran ntang pajak. Jumlah modal inti adalah sebagai mana tersebut angka [I] sampai dengan angka [8] diatas, diknrangi dengan: I) Goodwill yang ada dalam pembukuan bank 2) Kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif dari jumlah yang seharusnya dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
(c) Mempunyai kedudukan yang sarna dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi !aha yang ditahan dan cadangan yang termasnk modal inti, meskipun bank beium dilikuidasi. (d) Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untnk membayar bunga. 4) Pinjaman subordinasi. Y aitu pinjaman yang memenuhi syarat sebagai b1~rikut: (a) Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman. (b) Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam hubungan
ini
pada
saat
bank
mengajnkan
permohonan
persetujuan, bank hams menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman subordinasi tersebut. (c) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh. (d) Minimal berjangka waktu liam tahun. (e) Pelnnasan sebelum jatuh tempo hams mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, dan dengan pelunasan terse:but permodalan bank tetap sehat. (f) Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal) · (Dahlan Siamat, 200 I: I 04-106).
6. Fungsi Modal Bank Modal bank seknrang-kurangnya memiliki tiga fnngsi utama yaitu fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan pengaturan. Keseluruhan fungsi modal bank dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Memberikan perlindnngan kepada nasabah. b. Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank. c. Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris. d. Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum. e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat. f. Untuk menutupi kerugian aktiva produktifbank.
g. Sebagai indikator kekayaan bank. h. Meningkatkan efisiensi operasional bank.
C. Bonga Deposito dao Tiogkat Bonga Deposito Belf'jangka I. Deposito Berjangka
Sebagaimana tercantum dalam PAPI: Deposito berjangka adalah simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan (PAPI, 2001) Dari uraian diatas terkandung pengertian bahwat dana tersebut untuk jangka waktu tertentu akan mengendap atau ·tetap tinggal dibank, sehingga bank dapat memperkirakan waktu penarikan dan bank mempunyai kepastian
fluktuasi drum ini lebih rendah bila dibandingkan dengan rekening giro karena peugendapan telah ditetapkan untukjangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan deposan yang bersangkutan, yang pada umumnya berjangka waktu I bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau 24 bulan. Pada. umumnya bank akan memberikan tarif bunga. yang menarik, sesuai dengan kondisi perekonomian dan bunga dibayarkau pada setiap tanggal jatuh temponya. Dalam setiap transaksi deposito berjangka yang terjadi selalu melibatkan dua pihak yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Pihak pertama disebut deposan, maksudnya pihak yang menyirnpan dananya pada bank, yang terdiri dari anggota masyarakat baik individu maupun badan hukurn dimana mereka memiliki dana sementara waktu tidak dikonsumsi. Pihak kedua dinamakan depositoris yaitu bank yang ikut serta di dalam gerakan deposito berjangka atan dengan kata lain bank ditunjnk oleh Bank Indonesia. Jenis simpanan yang termasuk dalam deposito berjangka umumnya berupa: a. Deposito valuta asing Y aitu deposito yang diterbitkan dalam mata uang asing yang terdaftar di Bursa Valuta Asing Jakarta. b. Sertifikat deposito Yaitu simpanan berjangka atas pembawa atau atas unjuk, yang dengan ijin Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat
bunga dibayar dimuka, dalam arti dipotong dari harga nominalnya pada
waktu sertifikat deposito itu dibeli. c. Deposito on call Yaitu simpanan yang tetap berada di bauk sc:Jama deposan yang bersangkutan tidak membutuhkannya. Jadi disini terlihat bahwa jenis deposito ini agak berbeda dengan deposito berjangka. Deposan dapat menarik
simpanan
memberitahukannya
depositonya kepada
bank,
dengan dengan
terlebih jangka
dahulu waktu
pemberitahuannya dapat diperjanjikan dengan pihak bank.
d. Automatic roll over deposit Y aitu sejenis deposito berjangka dimana apabila deposito telah jatuh tempo maka secara otomatis bank akan tetap mempt!rhitnngkan bunganya sebelum simpanan tersebut ditarik oleh deposaunya. Jadi uang deposan tidak dibiarkan menganggur tanpa bunga. 2. Suku Bunga Dalam teori ekonomi diketahui bahwa harga suatu produk ditentukan oleh penawaran dan permintaau. Dipihak lain dari segi marketing mix, dapat dibedakan antara strategi non harga, sebagai strategi perusahaan dalam hubungannya dengan produksi, promosi dan distribusi. Strategi harga dapat dipisahkan me1tjadi dua sisi, yaitu harga beli dana atau fonding rate dan harga jual atua lending rate.
Har~~a
beli dana tentu saja
harus lebih rendah dari harga jual dana, karena bank hams menambahkan
Secara umum dapat dinyatakan bahwa kebijakan harga adalah bagaimana bank menentukan harga yang hendak ditetapkannya sedemikian rupa sehingga bank dapat memperoleh keuntungan. Namun harga yang ditetapkan untuk membeli dana (funding) sebe:namya merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank, karena pada dasamya daua yang dibeli oleh bank baik dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan giro merupakan bahan baku bagi bank untuk selanjutnya akan diolah menjadi bahanjadi yang dijual dalam bentuk kredit. Pada kenyataannya harga ditetapkan oleh bank berupa suku bunga yang merupakan harga dari uang atau dengan kata lain harga yang dibayarkan atas penggunaan uang. Teori yang mendukung perlunya pembebanan penggunaan uang menurut S. Kidwell, et al (2000) adalah:
a. Productivity ofmoney theory Menurut teori ini para peminjam bersedia membayrurkan sejumlah tingkat bunga pada pemilik uang karena dengan uang yang dipinjamkan orang tersebut dapat menciptakan pendapatan. b. Time preference theo1y Menurut teori
ini para peminjam bersedia membayar tingkat bunga
kepada pemilik uang oleh karena mereka mengerti bahwa nilai uang yang akan dibayarkan (real value) lebih murah dari sekarang. c. Liquidity preference theory. Menurut teori ini para peminjam bersedia membayar tingkat bunga kepada
sesuatu
kepada pemilik
uang
sebab
telah
bersedia
membuang
kemungkinanuya untuk memegang uang kas (liquidity preference). Hingga saat ini apabila bank kekurangan dana yang dihimpun dari masyarakat yang pertama ditittjau adalah suku b1mga, akan tetapi pada hakekatnya suku bunga hanyalah salah sa.tu daya 1tarik bagi masyarakat untuk menanamkan dananya dari bank selain pertimbangan lainnya. Agar deposito dapat merangsang minat masyarakat, maka bank memperhatikan inflasi dalam menetapkan tingkat bunga sehingga dana yang diperoleh dapat dijual kembali dengan tingkat bunga yang bersesuaian. 3. Dasar Penetapan Tingkat Suku Bunga Deposito Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi, yaitu: a. F aktor fundamental Berdasarkan faktor ini suatu bank dalam menetapkan tit1gkat bnnga deposito berjangka dipengaruhi oleh: 1) Keadaan ekonomi dan keuangan nasional Suatu kondisi yang berhubungan dengan tingkat penawaran dan permintaan akan uang, dimana pada akhirnya akan berpengaruh terhadap inflasi dan suku bunga deposito. 2) Kebijakan pemerintah Dalam menentukan besamya tingkat bunga deposito berjangka, juga dipengaruhi oleh berbagai kebijakan pemerintah khususnya yang
3) Persaingan antar bank Persaingan antar bank juga merupakan faktor yang mempengaruhi bank komersial dalam menetapkan tingkat sukn bunga deposito berjangka, artinya jangan sampai sukn bunga yang ditawarkan oleh bank tersebut kalah menarik dari bank lain. 4) Jangka waktu Bunga merupakan ha! penting bagi deposan yang telah menyimpan uangnya di bank, pada umumnya semakin lama jangka waktu simpanan deposito berjangka maka semakin tinggi pula bnnga yang diperoleh deposan karena adanya penggunaan uang tersebut oleh bank dalamjangka waktu yang lama pula. b. Faktor teknis Secara analisis teknis, perkembangan tingkat sukn bunga dilihat berdasarkan pergerakan tingkat sukn bunga, dimana terdapat tiga macam yaitu: 1) Secular Merupakan suatu pergerakan tingkat snku bunga yang terjadi atas beberapa Iingkaran usaha dalam kunm waktu 10 sampai 40 tahun. Pengamatan pada pergerakan tingkat suku bunga ini berguna untuk mengamati pergerakan tingkat suku bunga jangka panjang. 2) Cyclical Merupakan suatu pergerakan tingkat suh1 bunga yang menjadi bagian dari secular dimana teriadi dalam knnm waktn 1 samnai
rl"'""""
'i
tahun.
Pergerakan
ini
bermanfaat
untuk
memperkirakan
perkembangan tingkat suku bunga dalam jangka menengah. 3) Seasonal dan random Merupakan pergerakan tingkat suku bunga yang dipengaruhi oleh suatn kejadian yang luar biasa seperti adanya perang, bencana alam dan Iain-lain. 4. Siklus Tingkat Suku Bunga dan Perhitnngan Binga Tingkat bunga selalu naik tnrun. Hal ini bergantung dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga terlihatlah suatu siklus yang dapat dipelajari dan sangat penting bagi manajer bauk untnk kegiatan mencari dana dan mengalokasikan dana. Pengetahuan mengenai tingkat suku bunga dapat memberikan suatn kemampuan di dalam menyusun strategi menghimpun dana ataupun dalam menempatkan dana. Siklus tingkat suku bunga tersebut ditandai dengan berbagai kebijakan moneter yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Maximum ease
Yaitn suatn keadaan dimana tingkat suku rendah s1:kali. Hal ini ditandai dengan adanya penawaran akan uang naik oleh karena pemerintah melakukan kebijaksanaan moneter expansion. Dalmn keadaan seperti in manajer bauk melakukan suatn tindakan yaitn meminjam dana dalam jangka waktu panjang dan memberikan pinjaman dalam jangka waktn pendek.
b. Transition to tightness Y aitu suatu keadaan dimana terjadi tingkat snkn bunga meningkat yang disebabkan oleh pengetahuan jumlah uang yang beredar di pasar uang. Hal ini terjadi karena pemerintah menjual obligasi sehingga jumlah uang yang
beredar menurnn yang mengakibatkau naiknya tingkat bunga. c. Maximum tigtness Y aitu suatu keadaan dimana tingkat bunga tinggi sekali, hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah mengurangi jumlah mmg yang beredar dan di lain pihak mengakibatkan tingginya tingkat pennintaan uang dan dana. Dalam keadaan ini manajer bank dapat mengambil suatu strategi dengan meminjamkan dana jangka pendek apabila bank ingin mencari dana sebaliknya bank menempatkan dana tersebut dalam jangka panjang.
d. Transition to ease Yaitu suatu keadaan dimana tingkat suku bunga mullai turun kembali. Hal ini disebabkan karena pemerintah mulai mengambil kebijakan ekspansi moneter sehingga terjadi adanya penambahan jumlab uang yang beredar. Sil
(E)
Maximum Ease
Maximum tightness
Transition
To tightness
,.'
Transition to case
Dari siklus tersebut dapat dilihat bahwa seorang manajer dana dapat membuat suatu perkiraan bahwa tingkat suku bunga akan tinggi maka tingkat suku bunga akan cenderung turun kembali dan demikian pula sebaliknya, apabila tingkat suku bunga akan turun maka tingkat suku bunga cenderung naik atau tinggi kembali. Setelah mengetahni dasar penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka, maka akan dijelaskan dibawah ini mengenai perhitungan bunga. Rumus yang digunakan dalam menghitung bunga deposito berjangka yaitu Simple Interest Rate dimana jumlah pokok dikalikan suku bunga pertahun (%)
dan jangka waktu kemudian dibagi dengan jumlah hari d:alam satu tahun. Dapat dirumuskan sebagai berikut: I= PxRxT 365 Dengan keterangan sebagai berikut : I =Bunga P =Nominal atau pokok deposito R = Tingkat suku bunga T = Jangka waktu
D. Return On Asset Jumlah modal bank mempengamhi kemampuau bank memperoleh keuntungan. Untuk mengukur kemampuan bank memperoleh keuntungan dapat digunakan berbagai ukuran diantaranya Return On Assets (ROA).
Rasio ini memberikan infonnasi seberapa efisien suatu bank daJam melakukan kegiatan usabanya, karena rasio ini mengindikasikan berapa besar keuntungan dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rnpial~ asselnya. Return on
assets dapat diperoleh dengan menggunakan rasio beriknt : Laba setelab pajak . Rasw on asset= - - - - - - Total asset ROA adalah salah satu bentuk dari ras10 profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengnkur kemampuan pernsahaan dengan keselurnhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi pernsabaan untuk menghasilkan keuntungan.
E. Kerangka Pemikiran Setelab bank membayar seluruh biaya-biayanya dan menghitung laba tahunnya, sebagian laba tersebut hams dibayarkan kepada pemerintah sebagai pajak. Dalam rangka menetapkan snatu tingkat buuga bank, akan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Seperti kondisi intern bank, kondisi perekonomian secara makro dan pengarnh suku bunga internasional. Menurnt S. Kidwell, et al (2000) tingkat buuga tergantung pada:
1. Tingkat rata-rata pengembalian yang diharapkan di pendapatan atas dana yang diinvestasikan, dan 2. Waktu yang digunakan untuk meuginvestasikan dana mereka. Detenninasi dari market equilibrium interest rate untuk supply dan
Gambar 2.2: Determinants ofreal rate ofinterest Interest rate
Desired saving
r -------------------------
- - - Desired investment
S=l
Saving and investment
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam menghimpun dana, bank mengeluarkan berbagai macam produk seperti tabungan deposito berjangka, giro dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan pemyataan Siswanto Sutojo (1997:375): Deposito adalah sumber dana pinjaman terbesar kebanyakan bank, maka kemampuan mereka mengeluarkan kredit serta investasi surat berharga, dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam menghimpun deposito. Semakin besar kemampuan mereka menyalurkan deposito, semakin besar pula kemampuan mereka menyalurkan kredit dan melakukan investasi surat berharga. Dimana pengenaan pajak penghasilan No.131 tahun 2000 yang dikenakan pajak final sebesar 20%. Dimana setiap prodnk tersebut memiliki ciri dan karakteristik masingmasing, tetapi seiring dengan perkembanga11 perbankan; deposito berjangka masih tetap menjadi sebuah produk yang sangat populer diminati oleh masyarakat dan meniadi salah satu sumber nendanaan hnnk vanP r.nknn n?nt-inor
Tlnoo-i rPnA!thn,rg
tingkat
bunga
yang
cliberlakukan
terhaclap
deposito
berjangka . clapat
mempengaruhi penglrimpunan clana mengingat pacla umunmya clana bank clalam bentu cleposito berjangka merupakan komposisi terbesar. Deposito terclapat bermacam-macam jangka waktunya, acla yang berjangka w:aktu I bulan, 3 bulan,
6 bulan, 12 bulan, karena itu cleposito merupakan salah satu kewajiban jangka penclek. Hanya saja yang menjacli kenclala aclalah bagaimana pengenaan pajak atas bunga cleposito berjangka clan tingkat penetapan bunga deposito yang tepat, clapat mempengaruhi bank clalam menghimpun clana melalui cleposito berjangka clapat berhasil clengan baik yang berarti bahwa pihak bank clapat menghimpun clana clalam jumlah yang besar untuk clisalurkan clalam bentuk kreclit sehingga pada gilirannya bank memperoleh tingkat profitabilitas yang optimal. Dapat clikatakan bahwa beban pajak penghasilan atas bunga clejposito berjangka clan tingkat bunga deposito berjangka pacla akhirnya akan mell1Jpengaruhi bank untuk memperoleh keuntungan (return on asset). Dalam paparan kerangka pemikiran tersebut clapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Behan Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Berjangka Return On Asset (ROA) Tingkat BU11ga Deposito Berjangka
F. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis dibawab ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalab yang hams dibuktikau kebenarannya. Adapun hipolesis yang dirumuskau dalam penulisan ini adalab: Ho: Pengenaan pajak atas bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka tidak mempunyai pengaruh terhadap Return On Asset. Ha: Pengenaan pajak atas bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka mempunyai pengaruh terhadap Return On Asset.
BABIIl METODOLOGI PENELITIAN
A. Rnang Lingkup Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini. adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2003 - 2007. Penelitian ini mernpakan penelitian kausalitas karena tujuan penelitiaJJ1 ini adalah meneliti pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel dependen (Return On Asset) dan variabel independen (pajak bunga deposito berjangka dan tiingkat bunga deposito berjangka).
B. Mctode Penentnan Sampcl I. Populasi
Penelitian ini mengambil populasi perusahaan JX'rbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dimana sampai dengan tahun 2007 bank yang terdaftar berjumlah 29 bank. 2. Sampel Dalam penelitian ini penentuan sampel yaitu dengan menggunakan metode sampling random, dengan cara sist1:matis atau ordinal. Cara ini merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan teknik, dimana pemilihan anggota sampel· dilakukan dengan menggunakan rnmus Slavin, dengan menggunakan tingkat prosentase kelonggaran 20%.
N
µ= Ket: N
=
Besamya ukuran sampel
µ = Ukuran populasi
e = Nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan (% kellonggaran atau ketidak pastian karena kesalahan pengambilan sampel dari populasi).
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah: "Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peueliti untuk mengumpulkan data. Cara menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya". Suharsimi (2000:134) Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adal:ah:
wawancara atau
interview, pengamatan (observation), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunalran metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan adalah metode pengumpulart data yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung yaitu melalui medi:a perantara atau pihak lain yang meliputi data laporan keuangan tahumm perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data laporan keuangan perusahaan sampel merupak:m data selama kurun
waktu lima tahun, mulai tahun 2003 sampai tahun 2007. Daftar perusahaan perbankan pada tahun 2003 sampai tahun 2007 diperoleh dari: a. Pusat Refereusi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek I!1idonesia dapat dilibat dengan menggunakan Capital Market Elektronic Document Services (CMEDS), prospectus, serta /DX Fack Book Statistic Anually dari selurub perusahaan yang go public dari tahun 2003-2007. b. Literatur-literatur yang membahas topik-topik yang refovan dengan masalah yang diteliti.
D. Metode Analisis Data 1. Analisis Asumsi KJasik Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2004:110), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen (terkait) dan variabel independen (bebas) keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Peneliti yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi ku1mulatif dari distribusi
ploting data akan dibandingkan dengan garis lurus diagonal. Jika distribnsi data adalah normal, maim garis yang menggambarkan data sesunggnhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Menurut Ghozali (2004:112), pada dasarnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan adalab: I) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menuajukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2004:91), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya model krnrelasi antara variabel independen (bebas). Model regresi yang baik seh:arusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (bebas). Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Apabila tolerance lebih dari 0.10 dan VIF
kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuau meuguji apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi autara
kesalahau
pengganggu periode t dengau
kesalahau pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakau ada problem autokorelasi. Autokorefasi muncul karena observasi yaug beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari salu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2004:95). Nilai Durbin Watson berkisar dari -2 sampai +2 hal ini berarti tidak ada autokorelasi. Jika nilai Durbin Watson di atas +2 ha! ini berarti ada autokorelasi negative dau jika Durbin Watson di bawah -2 ha! ini berarti ada autokorelasi positif (Sautoso, 2002:219). d. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual dari suatu pengamatau ke pengamatan yang Iain. Jika varians dad residual suatu pengamatau ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yaug baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas maka dengau melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengau residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya
het•~rokedastisitas
dapat
X2 = Variabel independen (Tingkat bunga deposito be,rjangka) B
=
Parameter koefisien regresi
e
= Standard error
Dalam pengnjian hipotesis analisis dilaknkan melalni: a. Uji Adjnsted R 2 (Koefisien Determinasi)
Untnk menentnkan seberapa besar variabel independlen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (At:ljusted R-Square). Jika At:ljusted R-Square adallah sebesar I berarti
fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dije,Jaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan flnktnasi variabel dependen. Nilai At:ljusted R-Square berkisar hampir I, berarti semakin knat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sehaliknya; jika nilai At:ljusted R-Square semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2004:83). b. Uji Statistik F Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap vaiiabd dependen. Untuk mengetahui
apakah
variabel
independen
secara
bersama-saina
mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi . sebesar 0,05. Jika nilai probability F lebih besai· dmi 0,05 maka model regresi tidak dapat dignnakan untnk memprediksi variabel dependen alau
terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil
dari 0,05 maka model regres1 dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabd independen secara bersama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2004: 84). c. Uji t-Statistik Uji t-Statistik digunakan nntuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi .lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan j ika nilai signifikansi Iebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi s.ignifikan) (Santoso, 2002:168).
E. Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel ini diperlukan untuk rnementukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dari penelitian ini. Selain itu, proses ini juga dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran dmi masing-masing variabel sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih yaitu "Pengaruh Behan Pajak Pengbasilan atas Bunga Deposito Berjangka dan Tinglk:at Bunga Deposito Berjangka Terhadap Return On Assef', maka terdapat dua va1riabel yaitu:
l. Variabel bebas (Independent variable) Y aitu variabel yang mempengaruhi variabel lain dan menjadi variabel independen atau bebas, dalam penelitian ini adalab beban pajak atas bunga deposito berjangka (X1) dan tingkat bunga deposito berjaogka (X2). 2. Variabel terikat (Dependent variable) Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel fain dan yang menjadi . variabel dependen atau terikat, dalam penelitian ini adalah Return On Asset. Karena variabel dalam penelitian .ini sudah berupa data kuantitatif, maka tidak perlu dilakukan peujabaran atas variabel-variabel tersebut ke dalam dimensidimensi lain.
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAfIASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian I. Sejarah Perbankan Indonesia Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak lepas dari pengamh perkernbangan diluar dunia perbankan, seperti sektor rill dalarn perekonomian, politik, hnkurn, sosial. Perkembangan faktor-faktor internal dan ekstemal perbankan tersebut menyebabkan kondisi
perbankan di Indonesia secara umum dapat
· dikelompokkan dalam tiga periode. Tiap periode mempunyai ciri yang khusus yang tidak dapat disamakan dengan periode lainnya. Serangkaian paket deregulasi disektor rill dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980-an adalah dua peristiwa utama yang telah menyebabkan muneulnya tiga periode kondisi perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 2003. Periode tersebut yaitu: a. Kondisi Perbankan Indonesia Perbankan pada masa ini sangat kuat dipengamhi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan politik dari penguasaha, yang dalam hal ini adalah pemerintah. Pada masa kolonial kegiatan perbankan diwilayah Hindia Belanda ini terutama diarahkan untuk melayarii kegiatan usaha dan pemsahaan
besar
milik
kolonial
diwilayahnya.
serta
membantn
administrasi anggaran milik pemerintah. Dengan demikian fungsi utama
I) Memobilisasi dan dari investor unruk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja perusahaan milik kolonial. 2) Memberikan jasa keuangan kepada perusahaan besar milik kolonial, seperti giro, garansi bank, pemindahan dana dan lain-lain. 3) Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial kenegaraan penjajah. 4) Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak, baik pajak dari perusahaan maupun dari masyarakat pribumi, untuk kemudian dikirim kenegara penjajah. 5) Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah kolonial. Fungsi utama perbankan pada masa setelah kemerdckaan sampai dengan sebelum adanya deregulasi tidak banyak mengalami perubahan. Orientasi kegiatan perbankan masih banyak dipengamhi oleh pola yang ditetapkan pada masa penjajahan. Dengan demikian fungsi utamanya adalah: I) Memobilisasi dana dari investor untuk membialyai kebutuhan dana investasi dan modal kerja pemsahaan besar milik ;pemerintah swasta. 2) Memberikanjasa keuangan kepada pemsahaan besar. 3) Mengadministrasikan dana anggaran untuk rnembiayai kegiatan pemerintah. 4) Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai J>rogram dan proyek pada sektor yang ingin dikembangkan oleh pemerintah.
Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatutr secara jelas tentang perbankan di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 60-an peraturan yang mengatnr tentang perbankan hanyalah Undang-Undang No.13 tahun 1968, undang-undang ini tidak mengatur secara jelas tentang perbankan di Indonesia, yaitu tentang kedudukan bank sentral dan dewan moneter. b. Jumlah Bank Swasta Dari waktu kewaktu jumlah bank swasta tidak banyak mengalami kenaikan. Bank swasta yang pada umumnya adalah b;mk kecil. Bank milik pemerintah
yang
berupa Badan
Usaha
Milik
Negara (BUMN)
mendominasi kegiatan perbankan di Indonesia. S1!belum tahun 1960, kegiatan perbankan di daerah Hindia Belanda di dominasi oleh De
Javasche Bank dan Nederlandshe Handel Maatschappij, yang merupakan bank resmi pemberi kredit uang muka bagi koutraklor pemerintah. Pada perkembangan selanjntnya, Nederlandshe Handel Maatscappij Jnga diarahkan untuk membiayai kegiatan usaha perkebunan besar yang dikelola oleh
voe untuk kegiatan ekspor basil perkebunan pada masa
tanam paksa didirikan Escompro Bank NV, untuk berhubungan dengan rakyat kecil mm1cul pada awal abad ke-20 yaitu Alegmene Volkerediet
Bank. Ide pendirian bank ini bnkan terutama untuk mengembangkan perekonomian rakyat, tetapi lebih diarahkan untuk mengambil alili keuntuBgan sangat besar yang didapat oleh lintah darat dengan target pasar rakyat kecil. Pada masa setelah kemerdekaan, bank milik penjajah dinasionalisasi. bank milik n.,m.,rinfah
~lrhirnu~ hQ~ 0 -• 0 •
I) Bank Rakyat Indonesia (1951), semula bemamaAlgemene Volkeredit Bank.
2) Bank Ekspor lmpor Indonesia (1968), semula nasionalisasi dari sebagian kegiatan Nederlandshe Handel Maatschappij dibidang lalu lintas pembayaran Intemasional. 3) Bank Bumi Daya (1958), sebagai nasionalisasi dari sebagian kegiatan Nederlandshe Handel Maatschappij dibidang perkebunan besar.
4) Bank Dagang Negara (1960), sebagai nasionalisasi dari kegiatan Escompto Bank NV.
5) Bank Tabungan Negara (1963), sebagai nasionalisasi dari bank tabungan pos jaman Hindia Belada. 6) Bank Negara Indonesia (1946), didirikan pada awalnya sebagai bank sentral selama masa perjuangan melawan agresi militer Belanda tahun 1946-1949. 7) Bank Pembangunan Indonesia (1960), didirikan pada awalnya untnk
mendorong pembangunan industri manufaktur,. pertambangan dan perkebunan. c. Kondisi Setelah Deregulasi Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi ekonomi makro secara umum yang tidak bagus terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak .dapat memobilisasi dana dengan baik. Fenomena yang terjadi pada masa sebelum deregulasi tersebut seolah-olah menjadi satu lingkaran yang tidak
ada
ujungnya
serta
saling
mempengaruhi.
Skema
berikut
ini
menggambarkan kondisi tesebut: Gambar4.l Fenomena yang terjadi pada masa deregulasi Makro Ekonomi Bank
InJlasi Tinggi
Kondisi Perbankan Buruk
Deregulasi Untuk mengatasi situasi yang serba tidak menguntungkan ini cara yang ditempuh pemerintah pada waktu itu adalah dengan melakukan serangkaian kebijakan berupa deregulasi disektor rill dan sektor moneter. Pada tahap awal deregulasi lebih cepatnya tampak pada serangkaian perubahan dunia perbankan. Meskipun istilah yar1g digunakan adalah deregulasi uamun tidak berarti bahwa perubahan yang dilakukan sepenuhnya berupa pengurangan pembatasan atau pengaturan didunia perbankan. Perubahan yang te1jadi juga termasuk peningkatan pengaturan pada bidang tertentu, sehingga diregulasi ini lebih tepat untuk diartikan sebagai
perubahan
yang
dimotori
oleh
otoritas
moneter untuk
meningkatkan kinerja dunia perbankan, dan pada akhimyajuga diharapkan akan meningkatkan kinerja sektor rill. Kebijakan deregulasi yang telah dilakukan dan terkait dengan dunia perbankan antara lain adalah:
1) Paket 1 Juni 1983 yang berisi tentang: (a) Penghapusan pagu kredit dan pembabasau1 aktiva Iain sebagai instrumen pengendali Jumlah Uang Beredar (JUB). (b) Pengurangan KLBI (Kredit Likuiditas Banik. Indonesia), kecuali untuk sektor-sektor tertentu. (c) Pemberian kebebasan bank untuk menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman kecuali untuk sektor tertentu. (d) Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI. (e) Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan SPBU dan fasilitas diskonto oleh BL 2) Paket 27 Oktober 1988 yang berisi tentang: (a) Pengerahan dana masyarakat, yang meliputi: (1) Kemudaban pembukaan kantor (a) Bank pemerintah, bank pembangunan daerah, bank swasta nasional, dan bank koperasi dapat membnka cahang diseluruh Indonesia. (b) Pembukaan kantor cabang pembamtu cukup dilakukan dengan memberitahu Bank Indonesia. (2) Kejelasan aturan pendirian bank swasta. (a) Modal disetor bank umum minimal RJP. 10 miliar. (b) Modal disetor BPR minimal Rp. 50 juta. (c) BPR dapat ditingkatkan menjadi bank umum.
(e) Paket 29 Mei 1993 yang berisi tentang penyempumaan peraturan kesehatan bank meliputi: (1) Capital Adequancy Ratio (2) Batas maksimum pemberian kredit (3) Kredit usaha kecil (4) Pembentukan cadangan piutang (5) Loan to deposit ratio d. Kondisi saat krisis ekonomi mulai akhir tahun 1997 Perkembangan perbankan yang cukup pesat pada masa setelah deregulasi ternyata tidak berlangsung cukup lama untuk dapat mengangkat Indonesia menjadi negara dengan tingkat kesejahteraan yang sama dengan negara lain. Perkembangan ini dalam waktu yang sangat singkat menjadi terhenti dan bahkan mengalami kemunduran total akibat adanya krisis ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 1997-an. Krisis ekonomi ini dipandang sebagai penyebab perubahan dalam kondisi perbankan Indonesia, sehingga kondisinya saat ini adalah sebagai berikut: 1) Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negen terhadap perbankan di Indonesia yang menurun drastis. Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana pada bank turun karena
masyarakat
banyak
memperoleh
informasi
tentang
permasalahan yang terdapat pada bank yang ada. Banyak bank yang melanggar aturan kesehatan bank dari Bank Indonesia, banyak bank
banyak bank yang tutup, adanya masalah pengembalian dana simpanan nasabah, dan banyak masalah perbankan yang lain. 2) Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat. Peraturan kesehatan bank sulit sekali diterapkau1 dalam kondisi krisis ekonomi, sebab apabila aturan ditetapkan apa adanya maka sebagian besar bank sudah tidak menentukan lagi kegiatan usahanya. Pelanggaran yang paling menonjol adalah tidak terpenuhinya Capital
Adequancy Ratio (CAR) dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Pada masa sebelum krisis ekonomi sebagian besar bank telah mempunyai CAR sesuai dengan yang ditJetapkan oleh BI yaitu 8%. BI bahkan sejak September 1995 telah berani menargetkan peningkatan CAR secara bertahap menjadi 12% dalamjangka waktu 6 tahun sejak tahun 1995. Pemenuban CAR dalam masa krisis ini sangat jauh dari ketentuan BI. Banyak bank yang CAR sampai negatif ratusan persen karena mengalami kerugian dalam kegiatan usahanya. Pelanggaran BMPK sebenarnya tidak terjadi pada masa krisis, jauh sebelum krisis pelanggaran sudah banyak terjadii. 3) Adanya "Negative Spread' Kepercayaan masyarakat yang sangat irendah terhadap perbankan serta kebijakan yang ketat oleh otoritas moneter melalui penarikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menyebabkan perbankan tidak mempunyai altematif lain untuk menghimpun dana selain menaikan
suku bunga simpanan ini semakin mendesak karena bank kesulitan likuiditas akibat proporsi kredit bem1asalah yang semakin besar. Apabila suku bunga pinjaman dinaikan sampai llllelebihi suku bunga simpanan yang sangat tinggi (sampai dengan 50%) maka bank tidak akan dapat menyalurkan dananya kemasyarakat, karena tidak ada usaha terutama dalam krisis ini yang mampu untuk mengembalikan biaya dana yang terlalu tinggi. Terpaksa, bank menaikan suku bunga pinjaman tapi masih lebih rendah dari pada suku bunga simpanan agar bank
dapat
menyalurkan
dananya
dalam
bentuk
pinjaman.
Konsekuensinya dari kebijakan negative spread :ini adalah bank harus menanggung
rug1
dalam
kegiatan
usaha penghimpunan
dan
penyaluran dananya. 2. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Daftar Pernsahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.1 Daftar Pernsahaan Perbankan di BEi No. Stock Nama Emiten
Tanggal Berdiri
Tanggal Listing
1
INPC
Bank Artha Graha Internasional lbk
07Sep1973
23Agu 1990
2
BBKP
Bank Bukopin Tbk
10 Jul 1970
lOJul 2006
3
BNBA
Bank Bumi Arta Tbk
25Apr1967
01Jun2006
4
BABP
Bank Bumiputera Indonesia lbk
31Jul1989
15 Jul 2002
5
BACA
Bank Capital Indonesia lbk
20 Apr 1989
040kt2007
6
BBCA
Bank Central Asia lbk.
10Oklt1955
31Mei2000
Bank Century Tbk.
30 Mei.1989
25 Jun 1997
7· BCIC 8
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk
11Jan1901
06Des1989
9
BAEK
Bank Ekonomi Raharja Tbk
15 Mei 1989
OB Jan 2008
Bank Eksekutif Interational Tbk
11Sep1992
13Jul 2001
10 BEKS
12 BNII ·13 BKSW
Bank Intl Indonesia lbk Bank Kesawan Tbk ·
14 LPBN 15 BMRI
Bank Lippa Tbk Bank Mandiri lbk
02 Oki: 1998
10Nov1989 14Jul 2003
16 MAYA 17 MEGA
Bank Mayapada International Tbk
10 Jan 1990
29Agu 1997
Bank Mega Tbk
15Apr1965
04Jul 2000
18 BBNI
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
11Jain1901
25Nov1996
19 BNGA
Bank Niaga Tbk
11Jain1901
29Nov 1989
20 NISP 21 BBNP
Bank Nisp lbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk
11Jain1901 18 Jain 1792
20 Oki: 1994 lOJan 2001
22 BPAN
Bank Pan Indonesia lbk
18Sep1962
02Nov2000
17D€!S1954
15Jan 1990
16D€!S1895 28 Sep 1968
10 Oki: 2003 01Mei2002 12 Mar 2008
23 BNLI Bank Permata Tbk 24 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 25 BSWD Bank Swadesi Tbk 26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
15 Mei 1959
21Nov1989
28Apr 1913 11Mar1948
21Nciv2002
27 BBIA
Bank Uob Buana Tbk
01Jain1959 31Agu1956
28 BVIC
Bank Victoria International Tbk
28Okt1992
30Jun 1999
02 Apr 1974
03Jul 2007
29 MCOR Bank Windu Kent;jana International Tbk
28Jul 2000
Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Ind!onesia yang dijadikan sampel penelitian adalah : Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Perbankan di BEI yang M:enjadi Sampel No. Stock Nama Emiten
Tanggal Berdiri
Tanggal Listing
1 2
BABP BDMN
Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk
31Jul1989
15 Jul 2002
11Jan190Jl
06Des1989
3 4
BNII
Bank Intl Indonesia Tbk
15 Mei 1959
21Nov1989
BKSW LPBN MAYA
Bank Kesawan Tbk Bank Lippa Tbk
28Apr 1913
21 Nov2002
11Mar194:B
10Nov1989
Bank Mayapada International Tbk
29Agu 1997
MEGA BNGA
Bank Mega Tbk Bank Niaga Tb!<
10 Jan 1990 15 Apr 196!i
5 6 7 8 9
NISP 10 BBNP 11 BPAN
Bank Nisp Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Pan Indonesia Tbk
11 Jan l90Jl
04Jul 2000 29Nov1989
11 Jan 190:l 18 Jan 1792
20Okt1994
18 Seo 1962
02 Nov2000
lOJan 2001
13 BSWD Bank Swadesi Tbk
28Sep1968
01Mei2002
14 BBIA
31Agu1956
28Jur2000
Bank Uob Buana Tbk
B. Penemuan Dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 14 bank dari populasi berjumlah 29 bank yang terdaftar di Bursa Efok Indonesia, sampel diperoleh dengan menggunakan rumus slovin. Tujuan penelitian ini adalah unluk mengetahui pengarnh beban pajak penghasilan atas bunga d1~posito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap return on asset pada pernsahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama Jima talmn terhitung dari tahun 2003 sampai dengan 2007. Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap return on asset pada perusahaan perbaukan di Bursa Efek Indonesia, yaitu meliputi beban pajak penghasilan atas tingkat bunga deposito berjangka, dan tingkat bunga deposito berjangka. Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat tiga variabel dan 14 perusahaan sampel yang akan dijelaskan bagaimana pernbahan dan perkembangan masing-masing variabel.
Statistik Deskriptif
1.
a. Perkembangan Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan Tabel4.3 Perkembangan Return On Asset Perusahaan Perbankan No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Emiten Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Intl Indonesia Tbk Bank Kesawan Tbk I Bank Lippa Tbk ·Bank Mayapada International Tbk Bank Mega Tbk Bank Niaga Tbk J Bank Nisp Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Pan Indonesia Tbk , Bank Permata Tbk Bank Swadesi Tbk Bank UOB Buana Tbk RATA·RATA
Tahun Periode
2003 0,01 0,03 0,01 0,01 -0,02 0,00 0,01 0,03 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01
2004 0,01 0,04 0,02 0,02 0,03 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,03 0,02 0,01 0,02
0,02
2005
2006
2007
0,00 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01
0,00 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01 0,00
0,00 0,02 0,00
Gambar4.2 Grafik Perkembangan Return On Asset Perusahaan Perbankan
0,02
<(
0,015
0
a:
0,01 0,005
Tahun
O,Q1
0,01 0,01 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01
O,Q1
0,02 O,Q1
0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01
Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik pada gambar 4.2 dapat dilihat perkembangan return on asset (ROA) beherapa perusabaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tabun 2003 sampai tabun 2007. Tabw1 ke-1 sampai tahun ke-5 mernpakan tanda dari tabun 2003 sampai tabun 2007 dari periode tabun yang di uji.. Perkembangan nilai
return on asset herfluktuatif hingga talmn ke-3 atau tabun 2005. Terhukti nilai ROA pada tahun 2003 menunjukkan angka 0,01 kemudiau pada tabuu 2004 mengalami kenaikan menjadi 0,2. Pada tahun 2005 menurun kemhali menjadi 0,01 hingga pada tahun 2007. Nilai ROA tertinggi terjadi pada tahun 2004 dengan angka sebesar 0,04 yang dimiliki oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Sedangkan nilai (ROA) terendah terjadi pada tahnn 2003 dengan angka sebesar -0,02 dimiliki oleh PT. Bank Lippo Thk. h.
Perkemhangan Behan Pajak Penghasilan Pada Perusaihaan Perbankan Tahe14.4 Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Perusahaan Perhankan
No
Erniten
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Intl Indonesia Tbk Bank Kesawan Tbk Bank Lippa Tbk Bank Mayapada International Tbk
10
R~nk f\111~::1nf::ir~ P~rnhv::1n11::1n
Bank Mega Tbk Bank Niaga Tbk Bank Nisp Tbk Thie
2003 13,051 43.196 39.012 1.802 153.000 18.215 115.196 22.497 48 Q?R?
Tahun Periode 2004 2005 2006 2007 13,14 17,106 4,661 12,113 894.821 875.954 652.328 1.043.549 6.369 66.309 59.204 92.620 2.543 1.778 2.051 958 12.000 110.230 72.832 317.338 16.849 6.885 16.714 18.202 140.439 84.338 70.286 225.301 95.237 200.294 283.991 256.158 101 83.868 95.843 101.809 ?AOd':\
11??7
111dQ
11 Qfl7
12 13
Bank Perrnata Tbk
22.004 4.266 221.852 53.564
Bank Swadesi Tbk
14 Bank UOB Buana Tbk RATA·RATA
72.703 4.856 283.575 134.506
100.979 5.442 146.400 134.452
136.719 3.478 177.971 135.472
227.886 3.874 184.083 202.857
Gambar4.3 Grafik Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Pernsahaan Perbankan
_,..... 1~~l~l~l~l~~I~~
- 200000
~
.
ll.
150000
i'i7''1~~
c:
.a
&:
100000 . 50000
0
1
2
3
4
5
6
Tahun
Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik pada gambar 4.3 dapat dilihat perkembangan beban pajak penghasilan beberapa J•ernsahaan perbankan yang go public di Bnrsa Efek Indonesia dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Tahun ke-1 sampai tahun ke-5 mernpakan tanda dari tahun 2003 sampai tahun 2007 dari periode tahun yang di uji. Perkembangan beban pajak penghasilan berfluktuatif hingga tahun ke-·5 atau tahun 2007. Terbukti beban pajak penghasilan pada tahun 2003 menunjukkan angka 53.564 kemudian pada tahun 2004 mengalami kenaikan yang besar menjadi 134.506. Pada tahun 2005 mengalami sedikit penurnnan menjadi 134.452 dan terjadi sedikit kenaikan kembali pada tahun 2006 menjadi
135.472. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi kenaikan kembali yang besar menjadi 202.857. Behan pajak penghasilan tertinggi terjadi padia tahun 2007 dengan angka sebesar 1.043.549 yang dimiliki oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Sedangkan beban pajak penghasilan terendah te:dadi pada tahun 2006 dengan angka sebesar 4,661 dimiliki oleh PT. Bank Bumiputera Indonesia Tbk. c. Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjangka Pada Perusabaan Perbankan Tabel4.5 Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjang:ka dalam Rupiah(%) per Tabun Perusahaan PerbanJkan
No
Emiten
Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Intl Indonesia Tbk Bank Kesawan Tbk Bank Lippo Tbk Bank Mayapada International Tbk Bank Mega Tbk Bank Niaga Tbk Bank Nisp Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Swadesi Tbk 14 Bank UOB Buana Tbk RATA-RATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2003 0,11 0,1 0,13 0,09 0,09 0,11 0,09 0,11 0,11 0,1 0,1 0,08 0,1 0,1 0,1
2004 0,07 0,06 0,07 0,06 0,05 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,14 0,06 0,06 0,07
Tahun Periode 2005 0,09 0,09 0,07 0,08 0,06 0,08 0,08 0,09 0,08 0,07 0,09 0,08 0,08 0,08 0,08
2006 0,12 0,11 0,12 0,11 0,09 0,12 0,11 0,12 0,11 0,1 0,11 0,11 0,11 0,09 0,11
2007 0,08 0,08 0,1 0,08 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07 0,08 0,07 0,08
Gambar4.4 Grafik Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjangka dalam Rupiah(%) per Tabuu Perusahaan Perbankan
Tahun
Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik pada gambar 4.4 dapat dilihat perkembangan tingkat bunga deposito berjangka beberapa perusabaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 sampai tahuu 2007. Tahm1 ke-1 sampai tahun ke-5 merupakan tanda dari tahuu 2003 sampai tahuu 2007 dari periode tabun yang di uji. Perkembangan tingkat booga deposito berjangka berflnktuatif, terbnkti tingkat buuga deposito berjangka pada tahun 2003 menunjukkan angka 0,10 kemudian pada tahoo 2004 mengalami penurunan menjadi 0,07. Pada tahun 2005 mengalami sedikit kenaikan menjadi 0,08 dan terjadi kenaikan kembali pada tahun 2006 menjadi 0,11. Sedangkan pada. tahun 2007 terjadi penurunan kembali menjadi 0,08. Tingkat bunga deposito berjangka tertinggi terjadi pada tahun 2003 dengan angka sebesar 0,13 yang dimiliki oleh PT. Bank Intl Indonesia
Dari gambar 4.5 diatas dapat diketahui bahwa data ditunjukkan berupa titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal clan mengikuti arah garis diagonal normal probability plot, yang menunjukkan bahwa data adalah normal atau mendekati normal. Maka model regresi yang digunakan peneliti memenuhi asumsi normalitas. b. Hasil Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2004:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk mengnji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (bebas). Hasil pengujian multikolinearitas data dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut
un: Tabel4.6 Tabel Uji Multikolinearitas•
Collinearity Statistics
Model
Kesimpulan
Tolerance
VIF
Behan Pajak
,991
1,099
Tidak terjadi Multikolinearitas
Tingkat Bunga Deposito
,991
1,099
Tidak terjadi Multikolinearitas
a Dependent Variable: ROA
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa model regresi yang ada tidak terdapat multikolinearitas, karena nilai
tolerance kedua variabel independen 0,991 yang lebih dari 0,10 clan nilai 1
........
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2004:105) Heteroskedastisitas bertujuan untuk rnenguji apakah dalarn sebuah model regresi terjadi kesarnaan varians dari residual dari suatu pengarnatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengarnatan ke pengarnatan yang lain 1tetap, rnaka disebut Sebaliknya
hornokedastisitas.
jika
varians
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah hornokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian Heterokedastisitas dapat dilihat pada garnbar beriknt ini: Gambar4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
DependentVariable: ROA "Cl
.l!l " '6 I!! n.
. ._
"Cl
•
0
0 0
3
2
0
.!:!
"Cl .. ~::I
'ti ..
1
c
0
..
-1
c> .l!I en
\;)
'\ 0
0
.,
0 0
Cl
n::
\'b
o'O
u; ~
0 0
0\
%
0
0
0 0
·2
1 -2
0
2
Regression Studentized Residool
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.6 maka dapat
heterokedastisitas. Karena tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar dibawah dan diatas angka no] pada sumbu Y. d. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan uutuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier antara kesalahan pengganggu periode' t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
kar·~na
observasi yang
beruutuu sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi keobservasi lainnya (Ghozali, 2004:95) Deteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson, dimana angka Durbin Watson dibawah -2 berarti ada antokorelasi positif, angka Durbin Watson diantara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi, dan angka Durbin Watson diatas +2 berarti ada autokordasi negatif (Santoso, 2002:219). Hasil uji autokorelasi data dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini: Tabel4.7 Hasil Uji Autokorelasib Model
Durbin-Watson
Kesimpulan
1
1,549
Tidak terjadi autokorelasi
a Predictors: (Constant), beban bunga, tmgkat bunga b Dependent Variable: ROA
Tabel 4.7 adalah hasil uji autokorelasi, yang menunjukan angka Durbin-
Watson 1,549 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Karena angka tersebut berada pada interval -2 sampai dengan +2 dapat disimpulkan model regresi ini signifikan. 3. Pengujian Hipotesis
Pengujian altematif uji hipotesis dilakukan untuk meng;uji pengaruh beban pajak dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap return on asset. Pengujian altematif hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda
(multiple regression). Analisis regresi terdiri dari pengujian korelasi, koefisien determinasi, uji t, dan uji F (ANO VA) dengan tingkat signifikansi a =0,05. Hasil ttji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel4.8 Model Sununary
Chanae Statistics
Model 1
R Square R ,468• ,219
Adjusted R Square ,196
Std. Error of the Estimate ,00806
R Square ChanQe ,219
F Change 9,410
df1
,,
'·
dl2 67
Sig. F Change ,000
DurbinWatson 1,549
a. Predictors: (Constant), tingkat bunga, beban pajak b Dependent Valiable: ROA
Koefisien Determinasi (adjusted k) menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2004:84). Hasil output SPSS pada Tabel 4.8 menunjukkan koefisien determinasi (adjusted k) sebesar 0,196 atau 19,6%. Hal ini berarti variasi
oleh variasi variabel independen berupa beban pajak dan tingkat bunga sebesar 19,6% dan sisanya sebesar 80,4% dijelaskan oleh faktor lain seperti: kondisi politik, sentimen pasar, nilai tukar mata uang, ataupun informasi akuntansi seperti rasio-rasio keuangan lain11ya. Tabel4.9 ANOVAb
Model
1
Regression
Sum of Sauares ,001
df
2
Mean Sauare ,001
,ODO
Residual
,004
67
Total
,006
69
F 9,410
Sia.
.ooo•
a. Predictors: (Constant), tingkat bunga, beban pajak b Dependent Variable: ROA
Uji ANOVA atau F test, di dapat F hitung dari tabel 4.9 sebesar 9,410 dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikan). Karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil daripada 0,05. maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA atau dapat dikatakan bahwa beban pajak dan tingkat bunga secara bersama-sama berpe1J1garuh terhadap ROA. Tabel 4.10 Coefficients•
Model 1
Unstandardized Coefficients Std. Error B ,018 ,005
(Constant) beban pajak
Collinearity Statistics
Standardized Coefficients
t 4,08!;
Beta
Sia.
1,78E-008
,000
,413
3,809
,000 ,000
-,084
,049
-,186
-1,712
,091
lingkat bunga
Tolerance ,991 ,991
a Dependent Variable: ROA
Dari tabel 4.10 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: ROA= 0,018; I,78E-008 Behan pajak -0,084 Tingkat bunga deposito +e
VIF
1,009 1,009
Nilai konstanta alpha (a) sebesar 0,018 artinya balliwa apabila variabel independen bernilai 0, maka tingkat return on asset perusahaan sebesar 0,018 (Santoso, 2001:167) Uji t digunakan untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen secara individu, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen dan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen (Santoso, 2002: 168). Nilai unstantardized coefficient beta (j3) beban pajak pada tabel 4.10, sebesar I,78£-008, dengan tingkat signifikasi 0,000. maka dapat disimpulkan bahwa beban pajak atas bunga deposito berjangka berpengaruh terhadap tingkat return on asset karena probabilitas signifikansi dibawah 0,05. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriana Nur (2005) yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,246 yang berarti bahwa beban pajak atas tingkat deposito berjangka tidak berpengaruh terhadap tingkat return on
asset. Sedangkan nilai unstandardized coefficient beta (j3) tingkat bunga deposito berjangka pada tabel 4.10 sebesar -0,084, dengan tingkat signifikasi 0,091. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat bunga deposito berjangka tidak berpengaruh terhadap tingkat return on asset karena probabilitas siPTiifik:insi
tli:it:t.~
0 O'i
SPhino-cr~ h~nk
nPr1n
rnPnPntnlr!tn i-ino-lr!'.lt
h.nnnor.
yang tepat sesuai kondisi pasar agar masyarakat tertarik, karena pada suatu saat tingkat bunga ditentukan oleh keseimbangan antara tingkat permintaan dan penawaran uang.
B. Implikasi 1. Behan pajak atas bunga deposito berjangka berpengamh terhadap return on asset membuktikan bahwa semakin besar beban pajak yang dipotong oleh
bank, maka semakin besar pula bank memberikan tingkat bunga kepada nasabah, sehingga dengan tingkat bunga yang besar dapat menarik minat nasabah dan jumlah depositopun bertambah, dengan demikian pemberian kredit kepada nasabahpun menjadi besar, karena dari hasil pemberian kredit tersebut pendapatan perusahaan perbankan diperoleh. 2. Tingkat bunga deposito berjangka tidak berpengaruh terhadap return on asset membuktikan bahwa deposito berjangka tidak dapat menambah kemampuan bank dalam mengumpulkan dana dari masyarakat. Untuk itu bank harus lebih memperhitungkan tingkat bunga yang tepat sehingga dana yang dikumpulkan dari masyarakat dapat meningkatkan pendapatan bank dalam memperoleh keuntungan.
DAFI'AR PUSTAKA
Arsitektur Perbankan Indonesia, "Terapi 1ltfenuju Bank Sehat dan Kuaf', BEI News edisi 19 Tahun V, Maret-April 2004 Gozali, Imam, "Aplikasi dan Analisis Multivariate dengan proses SPSS", Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, 2004 Hamid, Abdul, "Buku Panduan Skripsf', FEIS UIN press, Jakarta, 2007 Indiantoro, Nur Bambang Supomo, "1ltfetodologi Pemditian Bisnis UnJ:ulc Akuntansi dan Manajemen", BPFE Yogyakarla, 2002 Kasmir, "Dasar-dasarPerbankarl', PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:2002 Keiso, Donal E, "Akuntansi Intermediate", Erlangga, Jakarta, 2002 Luciana, "Faktor-faktor yang Mempengamhi Tingkat Suku Bunga Deposito Betjangka pada Bank Umum di Indonesia", Jurnal Ekonomi dan Bisnis Antisipasi Vol.IO No.I, Oktober2006 Mardiasmo, "Perpajakan", Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003 Resmi, Siti, "Perpajakan Teori dan Kasus", Edisi 2, Safomba Empat, Jakarta, 2005 Undang-undang Pokok Perbankan No.IO tahun 1998 Utama, Yudistira, "Analisis Pengamh ROA, ROE, dan Financial Reverage
terhadap EPS pada Perusahaan Sektor Jakartd', Skripsi, Jakarta 2004
Perba,1~kan
di Bm·sa Efek
Nurmila, Rina, "Pengamh Jumlah Kredit yang Disalurkan dan Pendapatml Bunga Terhadap Profitabilitas pada Industri Perbankan", Skripsi, Jakarta, 2006 Nur, Fitriana, "Analisa Pengaruh Beban Pajak, Rasio Leverage dmz Rasia Likuiditas Terhadap Return On Assef', Skripsi, Jakarta, 2005 No Name, "i\lanajemen Pemasaran Bank (SelfAnalysis)," artikel diakses tanggal I Agustns 2008, dari http:f/dhycana.wordpress.com/2008/08/011 manajemen-pemasaran-bank-self-analysis.htm
Santoso, Singgih, "Latihan SPSS Statistik ParametriP', Elek Media Komputindo, Jakarta, 2002. Siamat, Dahlan, "Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Ketiga", Lembaga Penertbit FEUI, Jakarta, 2001. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Pengbasilan
LAMPIRAN BANKBUMIPlITERA INDONESIA TBK Tailun Total Aktiva
2003 2004 2005 2006
2007
3.255.551.388.000 3.802.123.294.000 4.317.058.000.000 5.415.142.511.000 6.346.386.276.000
BANKDANAMON TBK Tahun Total Aktiva
2003 2004 2005 2006 2007
52.681.943.000.000 58.811.765.000.000 67.803.454.000.000 82.072.687.000.000 89.409.827.000.000
BANK JNTL JNDONESIA TBK Tahun Total Akliva
2003 2004 2005
2006 2007
34.745.571.000.000 36.077.143.000.000 50.271.022.000.000 53.102.230.000.000 55.148.453.000.000
BANK KESAWAN TBK Tahun Total Aktiva
2003 2004 2005 2006 2007 BANK LIPPO TBK Tahun
2003 2004 2005 2006 2007
1.247.915.238.614 1.533.929.063.536 1.541.558.692.169 2.052.127.474.606 2.184.493.215.469
27.798.423.000 31.642.564.000 7.999.000.000 15.927.704.000 20.647.835.000 Laba Bersih
1.529.576.000.000 2.408.079.000.000 2.003.198.000.000 1.325.332.000.000 2.116.915.000.000 Laba Bersih
309.089.000.000 821.582.000.000 725.118.000.000 633.710.000.000 404.757.000.000 Laba Bersih
2.985.056.089 2.627.962.412 2.946.284.015 4.090.738.212 6.258.5?2.759
Total Aktiva
Laba Bersih
26.466.353.000.000 27.832.108.000.000 29.116.215.000.000 33.357.782.000. 000 38.962.169.000.000
(515.957.000.000) 892.648.000.000 412.121.000.000 506.855.000.000 737.905.000.000
BANKMAYAPADA TBK Tahun TotalAkUva
2003 2004 2005 2006
Laba Bersih
2.330.054.617.000 2.556.260.424.000 3.155.554.158.000 3.699.865.378.000
.Laba Bersih
4.197.515.000 33.279.457.000 16.945.293.000 36.185.193.000
BANKMEGA TBK Talum Total Aldiva
2003 2004 2005 2006 2007
13.877.808.000.000 18.703.389.000.000 25.109.428.000.000 30.972.910.000.000 34.907.728.000.000
BANKNIAGA TBK Talmn Tolal Akliva
2003 2004 2005 2006 2007 BANK. NISP TBK Taliun
2003 2004 2005 2006 2007
23.749.329.000.000 30.798.312.000.000 41.579.861.000.000 46.544.346.000.000 54.885.576.000.000 Total Akliva
15.434.574.284.000 17.877.066.338.000 17.877.066.000.000 20.041.565.000.000 28.969.069.000.000
LabaBersih
.
266.013.000.000 319.901.000.000 179.353.000.00 151.698.000.000 520.719.000.000 Laba Bersih
467.255.000.000 660.293.000.000 546.921.000.000 647.732.000.000 770.481.000.000 LabaBersih
176.745.527.000 290.983.510.000 290.984.000.000 204.971.000.000 250.084.000.000
BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK Tahun Total Akliva Laba Bersih
2003 2004 2005 2006 2007
1.891.636.016.511 2.322. 726.541.588 2.839.666.595.427 3.351.473.970.456 3.772.837.655.000
BANK PANIN TBK Tahun Total Aktiva
2003 2004 2005 2006 2007
19.379.621.000.000 23.937.439.000.000 36.919.444.000.000 40.514.765.000.000 53.470.645.000.0000
BANK.PERMATA TBK Tahun Total Aktiva
2003 2004 2005. 2006
2007
29.034.831.000.000 31.756.642.000.000 34.782.495.000.000. 37.841.524.000.000 39.294.423.000.000
21.262.521.550 28.043.899.699 28.315.156.468 30.376.104.891 31.849.012.000 LabaBersih
427.412.000.000 877.086.000.000 505.799.000.000 652.013.000.000 852.252.000.000 LabaBersih
558.089.000.000 622.716.000.000 295.005.000.000 311.469.000.000 499.025.000.000
BANKSW"ADESITBK
Talmo
2003 2004 2005 2006 2007
Total Aktiva
633.093.896.940 828.734.157.112 925.670.587.697 972.475.600.991 1.167.744.345.349
LabaBersih
10.064.390.988 11.335.968.337 11.748.360.852 8.272.195.497 8.486.484.180
BANK UOB BUANA TBK
Tal!un
Tolal Aktiva
2003 2004 2005 2006 2007
14.335.124.000.000 16.353.680.000.000 15.999.505.000.000 16.856.118.000.000 18.260.086.000.000
Laba Bersih
22'1.852.000.000 283.575.000.000 345.796.000.000 409.243.000.000 420.302.000.000
Perkembangan Pengenaan Beban Pajak Penghasilan l\lo
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Emiten Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank lnH Indonesia Tbk Bank Kesawan Tbk Bank Lippo Tbk .. Bank Mayapada International Tbk Bank Mega Tbk Bank Niaga Tbk Bank Nisp Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Swadesi Tbk Bank UOB Buana Tbk RATA-RATA
Tahun Periode
2003 13,051 43.196 39.012 1.802 153.000 18.215 115.196 22.497 48 9.262 99.534 22.004 4.266 221.852 53.564
2004 13,14 894.821 6.369 2.543 12.000 16.849 140.439 95.237 101 28.043 325.548 72.703 4.856 283.575 134.506
2005 17,106 875.9!i4 66.309 1.T.78 110.2:!0 6.81l5 84.3:!8 200.2!l4 83.81l8 13.22'7 186.607 100.9'19 5.442 146.400 134.4!i2
2006 2007 4,661 12,113 652.328 1.043.549 59.204 92.62!1 2.051 9511 72.832 317.33!1 16.714 18.202 70.286 225.301 283.991 256.15!1 95.843 101.800 13.149 13.007 312.043 354.307 136.719 227.88!i 3.478 3.874 177.971 184.003 135.472 202.857
Grafik Perkembangan Behan Pajak Pengbasilan 250000 200000
""' 150000 -!-
..
Q.
c .a 100000
8l
50000.
0
2
4
6
Tahun
Perkembangan Tingkat Bnnga Deposito - Rupiah(% per tahun) Emiten
No
Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank lnH Indonesia Tbk Bank Kesawan Tbk Bank Lippo Tbk Bank Mayapada International Tbk Bank Mega Tbk Bank Niaga Tbk Bank Nisp Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Swaclesi Tbk 14 Bank UOB Buana Tbk RATA-RATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2003
2004
0,11 0,10 0,13 0,09 0,09 0,11 0,09 0,11 0,11 0,10 0,10 0,08 0,10 0,10
0,07 0,06 0,07 0,06 0,05 0,07 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,14 0,06 0,06 0,07
0,10
Tahun Peliiode 2005 0,09 0,09 0,07 0,08 0,06 0,08 0,08 0,09 0,08 0,07 0,09 0,08 0,08 0,08 0,08
Grafik Perkembangan Tingkat Bnnga Deposito Berjangka 0,12
m ~
.""'"
m ~
0,08
0,06
~ 0,04
0,02
.
2006 0,12 0,11 0,12 0,11 0,09 0,12 0,11 0,12 0,11 0,10 0,11 0,11 0,11 0,09 0,11
2007 0,08 0,08 0,10 0,08 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07 0,08 0,07 0,08
Perkembangan Return on Asset Perusahaan Perbankan
No
Emiten
.
Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank lnU Indonesia Tbk Bank Kesawan Tbk Bank Lippo Tbk Bank Mayapada International Tbk Bank Mega Tbk Bank Niaga Tbk Bank Nisp Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Pennata Tbk Bank Swadesi Tbk 14 Bank UOB Buana Tbk RATA·RATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2003 0,01 0,03 0,01 0,01 -0,02 0,00 0,01 0,03 0,01 0,01 0,02 . 0,02 0,02 0,02 0,01
Tahu111 PE1riode 2004. 200!i 0,01 O,OCI 0,04 0,03 0,02 0,01 0,02 0,01 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,02 0,02! 0,01 0,01 0,03 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,01
Grafik Perkembangan Return on Asset Perusabam Perbankan 0,025 0,02 <(
~
0,015
O,o1 0,005 0 Tahun
2006 0,00 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01
2007 0,00 0,02 0,00 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 i1 0,01 0,01 :1 I 0,02 0,01 11
REGRESI Variables Entered/Removed'
Model 1
Variables Entered tingkat bunga,
Variables Removed
Me1hod Enter
bebaJ;I pajak
a. All requesled variables entered. b. Dependent Variable: ROA Model Summarf
Chanae Statistics
Model 1
R Rnuare ,468• ,219 R
Adjusled R Sauare ,196
Std.Error cif lhe Estimate
R Square Cha""e ,219
,00806
F Chanae 9,410
df11
dl2
,_
Sig.F Ch""""'
01
,!lOO
.,
£JumiJinWalson 1,549
a. Prediclms: (Constant), tingkat bunga, beban pajak b. Dependent Variable: ROA ANOVR'
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Sauares ,001
df
,004 ,006
2
Mean&iuare ,001
Of
,000
F
ff ,0003
9,41 0
_;,.___
69
_
__
__.
a. Prediclms: (Constant}, tingkat bunga, beban pajak b. Dependent Variable: ROA Coelficienlll!i'
Model 1
(Constant) beban pajak lingkat bunga
Unstandardized Coefficients Std. Error B ,005 ,018 1,78E-008 ,000 -,084
,049
Slandamized Coefficients Beta ,413 -,186
t 4,085 3,809 -1,712
Sia_
Cclfinearily statistics Tolerance VIF
,000 ,000
,991
,091
,,991
a. Dependent Variable: ROA Collinearily Diagnoslic!i!
Model
Dimension
1
1 ?
Eiaenvalue 2,373 C'!nA
Condition Index 1,000 --~
Variance Pronr1rtions
(Constant\ ,01
--
bebanoa~
tinakat bu"""'
,07 - -
,,01
1,009 1,009
Residuals SlalisticS' Minimum
Maximum
,0080 -1,298
,0303 3,997
,001
,004
,0064 -,03361 -4,169 -4,200 -,03411 -4,856 ,018 ,ODD ,000
,0344 ,02040 2,530 2,576 ,02114 2,694 18,982 ,309 ,275
Predicied Value Sid. Predicied Value Standard Error of Predicied Value Adjusted Predicied Value Residual Std. Residual Slud. Residual Deleted Residual Slud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Mean
sId. Devialioo
. ,0134 ' ,ODO
70 70
,002
,001
70
,0134 ,00000 ,DOD ,002 ,00003 -,003 1,971 ,018 ,029
,00432 ,00794 ,985 1,009 ,00835 1,061 3,255 ,049 ,047
70 70 70 70 70 70 70 70 70
a. Dependent Variable: ROA
Normal P..P Plot of Regression Sllandardlized Residual
Dependent Variable: ROA
0.8
.a
:r:E
o.a
0"
-a .!! (.)
N
,00421 1,000
0.4
8.
.:!
02 0
0.01..J.C'-'-~-~--~--~~-i 0.0 0.4 0.6 O.B 02
Observed Cum Prob
•
Scatterplot
Dependent Variable: ROA
·-
"tJ
J!l u ;:; I!!
0
0 0
3-
. ._
IL
"Cl
20
.!:!
"tJ .. ~
::s
1!~ l!I fl) c
. ."'
~
1-
'\ 0-
0
0::
\'b
0
o'O
;;; ~
0
0
-1-
0
0
0\
'lo
0
·~
0 ()
-2-
_.I
I
-2
'
0
Regression Sludenli:zed Residual
'
2
PT BANK NISP Tbk DAN AHAK PERUSAHAANIAND SUBSIDIAR'f
CONSOUDATJID STATEMENTSOFINCOlllE FOR THE YEARS ENDED ;Jf DECEMBER 2006AND 3JJOs (Expressed in million Rupiall)
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUKTAHUN YANG BERAKHIR 31 DESWBER 2006 DAN 2005 (Dlnyatalcan dalam jutaan Rupiah)
2006:} PENDAPATAlll(BEBAN) BUNGA Poodapalan buriga Pendapalan provisi dan lwmlsi
Beban bullga Beban provisi dan komisi l'ENDAPATAN BUNGA BERSIH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Peildapala• loomisi dan ]asa yang tidal< berasa dart pinjalnan yang diberikan ~(lawglan} alas penjualan dan perubahan nilai wajar SUlat berhalga
-bernlb
COOslal1I Noles
2005 ll'lfEREST~
1,851,190
Jnterest iH:ome
§!!&!!9
Fees and commissions income
2.481.314 §j.182
2p,24 2q
2.540.496
37
--1J!!!ll,079
1.599.697 35,678
2p,25
1,148,430 __JJ!l,862
1,635.375
37
905,121
140.!161
1,185,292 72JJ_,787
M::T INTEREST INCOlllE
101,728
OTHER OF'EWlTWG lllC0/4fE Non-loon related lees and COOlmiSSioos income Gainl(loss) oo sale and changes in fair
34.!!60
2f
(80,517)
21,143
2c
16,710
Kemtmgan lnll1saksi mala uang asing
-bemil Kemtmgan dart penjualan penyertaan pada perusahaan asosiasi BagiaJJ alas laba belsilJ anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Manajemen inveslasi Lainnya
BEBAN Ol'ERASIONAl.. l.AINNYA Gaji dan lmjangan Umum dan adminislrasi Penyislban lrerugian alas aktiva )lRlduldif dan lainnya Lainnya
11
127,268
3,548
4,684 10683
24,093 16076
215~
205.358
350,401
370,693
26 27
2i,5,6,7,8, 56,525 9,10,11.37 1~466
790,085 PENDAPATAN OPERASIONAL BERSIH
330,995
253,500
325,848 39,255 14,4!!§
lr.l/ue of""1llrel;JiJI _,,__net
Foroigll exdlange pr- net
Gail from sale of in1lestment ;,, assrw;ialed company Share ofnet Mcome of sulJs#fimy and associalOO company Investment~
Olhers
OTHER OPERATING EXPENSES Salaries and IJeoolits General and adminislmlive Allolfllnce W.-possible ~on earning assets and other Others
633.099
37
~.046
PENDAPATAN/(BEBAN) BUKAN OPERJ\SIOML- BERSIH Kerugian penjualan agunan yang diamlJllalih
Interest mpense Fees and rommissioBs mpense
NETOA:'RJITING INCOME NON OPERATTlllG WCOlllEI
(3,269)
13
(2,305)
4,477 675
12
(99) 161
(EXPENSEJ-NET LDSs 00 sale of furoclosed C<JllaJeraJ
Kemlunganl(kerugian) penjualan
akliva """" Lain.JaiJl-bernih
1.883
{2,2431
LABA 5alELUfll PAJAK PENGHASILIIN
332,878
290,803
PAJAK l'ENGHASILAN
195.8431 2r,18b.37
183,868)
LABA SETEUlll PAJAK PENGHASILIIN
237,035
206,935
!WC llllNOIUTAS ATAS LABA BERSIHAHAK PERIJSAHAAN
LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAtlAl!il DASAR [Mlai penuh) ') Lihat calalan 1c
Gain/(1oss} ""sale of-assets
Olhets-net
INCOllE BEFORE TAX 111/COETAX INCOMEAFIERTAX MlllNORIT1!1/HTERESTllNNET
23Z~
31·
{1,964)
37
---2!MJ!Z1
llNCOllE OFSUBSlllWW
NETl!MCOME
BASJC EARMPIGS PER SHARE
4802
2u,30
~Z!!
(Full amount}
---
-
..