SKRIPSI
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA MESJID SUNGAI IYU ACEH TAMIANG TAHUN 2015
Oleh RISA SAFITRI 1102138
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
SKRIPSI
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA MESJID SUNGAI IYU ACEH TAMIANG TAHUN 2015
Skripsiinidiajukansebagai syaratmemperolehgelarSarjanaKeperawatan (S.Kep) di Program StudiNersFakultasKeperawatandanKebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
Oleh RISA SAFITRI 1102138
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
i
PERNYATAAN HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA MESJID SUNGAI IYU ACEH TAMIANG TAHUN 2015 SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dicantumkan dalam naskah ini dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2015 Peneliti
(Risa Safitri)
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
DATA DIRI Nama
: Risa Safitri
Tempat/Tanggal Lahir
: Paya Raja, 10 April 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Anak ke
: 1 dari 3 bersaudara
Alamat
: Desa Mesjid Sungai Iyu Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang
II.
No. HP
: 085358950085
E-mail
:
[email protected]
DATA ORANG TUA Nama Ayah
: Buyung Juwita
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Agama
: Islam
Nama Ibu
: Parsini
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
III. RIWAYAT PENDIDIKAN 1.
1998 – 1999
: TK Yaspendi
2.
1999 – 2005
: SD Negeri 1 Bendahara
3.
2005 – 2008
: SMP Negeri 1 Bendahara
4.
2008 – 2011
: SMA Negeri 1 Bendahara
5.
2011 – Sekarang
: Sedang menyelesaikan Pendidikan S1Keperawatan di Fakultas Keperawatan DanKebidanan Universitas Sari Mutiara IndonesiaMedan
iii
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Skripsi, Agustus 2015 RisaSafitri HubunganIndeks Massa Tubuh (IMT) LingkarPinggangDenganHipertensiPadaMasyarakatDesaMesjidSungaiIyu TamiangTahun 2015
Dan Aceh
xii + 50 Hal + 15 tabel + 2 skema + 16lampiran
ABSTRAK Hipertensisering kalidisebutsebagaipembunuhgelap(silent killer),karenatermasukpenyakit yang mematikantanpadisertaidengangejala-gejalanyalebihdahulusebagaiperingatanbagikorbannya. Obesitastermasuksalahsatufaktor yangmeningkatkanresikohipertensidanseranganjantung. Salah satu cara yang dilakukanuntukmencegahterjadinyahipertensiyaitudenganmenjagaberatbadan.Beberapapengukuran antropometridilakukanuntukmengidentifikasiobesitassebagaiscreening penyakitkardiovaskular, salahsatunyayaitumelaluipengukuran IMT danlingkarpinggang.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuihubungan IMT danlingkarpinggangdenganhipertensipadamasyarakatDesaMesjid Sungai Iyu Aceh TamiangTahun 2015. JenispenelitianiniadalahpenelitianAnalitik korelasidenganpendekatancross sectional. Sampeldalampenelitianiniyaitusebagianmasyarakat yang tinggal di DesaMesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang yang berusia 25-55 tahun berjumlah 73 orang, pengambilansampeldilakukandengantehnikpurpossive sampling.Hasilujistatistikkorelasispearmanantara IMT dengantekanandarah sistolik dan diastolik didapatkan p value = 0,000 (p value< 0,05). Diketahuibahwaterdapathubungan yang signifikanantara IMT dan lingkar pinggang dengantekanandarah sistolik dan diastolik danhubunganinimempunyaikeeratankuat, berpolapositif.Untukitudisarankankepadamasyarakatuntukrutinmelakukanpengukuran IMT danlingkarpinggang.Masyarakat yang mempunyai IMT danukuranlingkarpinggang di atas normal disarankanuntukolah raga secarateratur, mengurangikonsumsimakananberlemakdanlebihbanyakberaktifitas agar tidakterjadipenimbunanlemakdidaerahperut yang dapatberesikohipertensi.
Kata kunci :Indeks Massa Tubuh (IMT); LingkarPinggang; TekananDarah; Hipertensi Pustaka : 56 (2001-2014)
iv
SCHOOL OF NURSING FACULTY OF NURSING AND MIDWIFERY UNIVERSITY OF SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Thesis, August 2015 RisaSafitri The Relationof Body Mass Index (BMI) and Waist Circumference With Hypertension In Village Communities At Masjid Sungai IyuAceh Tamiang 2015 xii + 50 + 15 table + 2 scheme + 16 attachments
ABSTRACT Hypertension is often referred as a dark killer (silent killer), because it includes a deadly disease without any prior symptoms as a warning to the victim. Obesity is one of the factors that increase the risk of hypertension and heart attack. One method to prevent hypertension is to keep the weight off. Some anthropometric measurements conducted to identify obesity as screening for cardiovascular disease, one of which is through the measurement of BMI and waist circumference. This study aims to determine the relation of BMI and waist circumference with hypertension in village communities at Masjid SungaiIyu Aceh Tamiang Year 2015. This research is a correlation Analytical study with cross sectional design. The sample in this research that most people who live in the village of Masjid Sungai IyuAceh Tamiangthataged 25-55 years amounted to 73 people, the sampling is purposive sampling technique. Results of statistical test Spearman correlation between BMI with systolic and diastolic blood pressure was obtained p value = 0.000 (p value <0.05). It is known that there is a significant relation between BMI and waist circumference with systolic and diastolic blood pressure and closeness of this relationship has a strong, positive patterned. It is recommended to the public to perform routine measurements of BMI and waist circumference. People who have BMI and waist circumference above the normal recommended to exercise regularly, reduce the consumption of fatty foods and more activity in order to prevent accumulation of abdominal fat area which could be at risk of hypertension.
Keywords Bibliography
: Body Mass Index (BMI); Waist size; Blood pressure; Hypertension : 56 (2001-2014)
v
KATA PENGANTAR Segalapujidansyukurpeneliti
ucapkankepadaTuhan
Yang
MahaEsa
yang
telahmemberikannikmatkesehatandankeselamatan, danatasberkatrahmatdankaruniaNyasehinggapenelitidapatmenyelesaikanskripside nganjudul
“HubunganIndeks
Massa
Tubuh
(IMT)
Dan
LingkarPinggangDenganHipertensiPadaMasyarakatDesaMesjid Sungai Iyu Aceh TamiangTahun 2015”.
Penyelesaianskripsiinimerupakansalahsatupersyaratandalammenyelesaikanpendidi kanpada Program StudiNersFakultasKeperawatandanKebidananUniversitas Sari Mutiara
Indonesia
Tahun
begitubanyakbantuan,
2015.Selama
nasehatdanbimbingan
proses yang
penyusunanskripsiini, penelititerima
demi
kelancaranpenulisanskripsiini. Dengansegalakerendahanhati, padakesempatanini penelitiinginmenyampaikanterimakasihkepada : 1. ParlindunganPurba, SH, MM, selakuKetuaYayasan Sari Mutiara Medan. 2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selakuRektorUniversitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Ns.
JannoSinaga,
M.Kep,
Sp.KMB,
selakuDekanFakultasIlmuKeperawatandanKebidananUniversitas Sari Mutiara Indonesia. 4. Ns. RincoSiregar, S.Kep, MNS, selakuKetua Program StudiIlmuKeperawatan, sekaligus Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam kelengkapan penulisan skripsi ini. 5. Ns.
Amila
M.Kep,
Sp.KMB,
selakuDosenKetuaPenguji
telahbanyakmembimbingdanmeluangkanwaktunya, tenagasertapikirandalampenyusunanskripsiini.
vi
yang
6. Ns.
BungaTheresia
Purba,
M.Kep,selakuDosenPenguji
II
telahbanyakmemberikan
yang saran
danmasukandalamkelengkapanpenulisanskripsiini. 7. Ns.
HennySyapitri,
M.Kep,
selakuDosenPenguji
III
yang
telahbanyakmembimbingdanmeluangkanwaktunya, tenagasertapikirandalampenyusunanskripsiini. 8. Hj.Ratnawati,SST,
selakuKepalaDinasKabupaten
Aceh
Tamiang
yang
telahmemberikanijinkepadapenelitidalammelakukanpenelitian. 9. Radhiyah,
SKM,
selakuKepalaPuskesmas
Sungai
Iyu
yang
telahmemberikanijinkepadapenelitidalammelakukanpenelitian. 10. TeristimewaAyahandatercinta (BuyungJuwita), Ibundatercinta (Parsini) yang telahmemberikandukungansecaramateri,
motivasi,
dandoadalampenyusunanskripsiini. 11. Saudara-saudarasaya
(Fitriani
B.Y
danDeaAnanda)
yang
telahmemberikandukungandansemangatdalampenyusunanskripsiini. 12. Teman-temanmahasiswa/i
yang
telahmemberikandukungandanmotivasidalammenyelesaikanskripsiini.
Penelitimenyadaribahwapenyusunanskripsiinimasihjauhdarikesempurnaanbaikisi maupunsusunannya.Akhirnyapenelitiberharapkiranyaskripsiiniakanbermanfaatbag isemuapihak yang membutuhkan.
Medan,
Agustus 2015 Peneliti
RisaSafitri
vii
DAFTAR ISI Hal COVER DALAM LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... SURAT PERNYATAAN ............................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ABSTRAK ...................................................................................................... ABSTRACT ..................................................................................................... KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR SKEMA ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i ii iii iv v vi viii x xi xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. B. Rumusan Penelitian....................................................................... C. Tujuan Penelitian........................................................................... 1. Tujuan Umum ...................................................................... 2. Tujuan Khusus ..................................................................... D. Manfaat Penelitian......................................................................... 1. Bagi Masyarakat...................................................................... 2. Bagi Institusi Pendidikan ........................................................ 3. Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................................
1 5 5 5 5 5 5 6 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tekanan Darah ................................................................. 1. Defenisi................................................................................ 2. Fisiologi Tekanan Darah...................................................... 3. Klasifikasi ............................................................................ 4. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah.......... 5. Pengukuran Tekanan Darah................................................. B. Konsep Hipertensi ......................................................................... 1. Defenisi Hipertensi .............................................................. 2. Etiologi Hipertensi............................................................... 3. Patofisiologi ......................................................................... 4. Klasifikasi Hipertensi .......................................................... 5. Manifestasi Klinis ................................................................ 6. Komplikasi Hipertensi ......................................................... 7. Penatalaksanaan Hipertensi .................................................
7 7 7 9 9 13 14 14 15 15 17 17 18 19
viii
C. D.
IMT (Indeks Massa Tubuh)........................................................... Lingkar Pinggang .......................................................................... 1. Kriteria Ukuran Pinggang.................................................... 2. Pengukuran Lingkar Pinggang ............................................ Hubungan IMT dan Hipertensi ..................................................... Hubungan Lingkar Pinggang dengan Hipertensi .......................... Kerangka Konsep .......................................................................... Hipotesis........................................................................................
20 21 23 23 24 25 27 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 1. Populasi................................................................................ 2. Sampel ................................................................................. C. Lokasi Penelitian ........................................................................... D. Waktu Penelitian ........................................................................... E. Defenisi Operasional ..................................................................... F. Aspek Pengukuran......................................................................... G. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data .......................................... 1. Data Primer .......................................................................... 2. Data Sekunder...................................................................... H. Etika Penelitian ............................................................................. I. Pengolahan dan Analisa Data........................................................ 1. Pengolahan Data .................................................................. 2. Analisis Data........................................................................
28 28 28 28 29 29 30 30 31 31 31 31 33 33 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 2. Analisis Univariat.................................................................... 3. Analisis Bivariat...................................................................... B. Pembahasan................................................................................... 1. Interprestasi dan Diskusi Hasil................................................ 2. Keterbatasan Penelitian ...........................................................
35 35 35 37 41 41 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.................................................................................... B. Saran..............................................................................................
49 49
E. F. G. H.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah ..................................................
Hal 9
Tabel 2.2
Klasifikasi Hipertensi ..........................................................
17
Tabel 2.3
Keluhan yang Tidak Spesifik Pada Hipertensi ....................
18
Tabel 2.4
Klasifikasi IMT....................................................................
21
Tabel 2.5
Kriteria Ukuran Pinggang Berdasarkan Etnis......................
23
Tabel 3.1
Defenisi Operasional ...........................................................
30
Tabel 4.1
IMT Pada Responden di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 ...........................................................
36
Lingkar Pinggang Pada Responden di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 ...........................................
36
Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Responden di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 ..........
37
Uji Korelasi Pearson IMT Dan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 ...........................................................
38
Uji Korelasi Pearson IMT Dan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 ...........................................................
38
Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Laki-Laki Dan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 ...............................
39
Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Laki-Laki Dan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu AcehTamiang Tahun 2015 ................................
39
Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
x
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Perempuan Dan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 ............................... Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Perempuan Dan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 ............................... DAFTAR SKEMA
40
40
Skema 2.1
Hal Faktor Hemodinamik yang Mempengaruhi Tekanan Darah 8
Skema 2.2
Kerangka Konsep Penelitian................................................
xi
27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3
Pengukuran IMT
Lampiran 4
Pengukuran Lingkar Pinggang
Lampiran 5
Pengukuran Tekanan Darah
Lampiran 6
Lembar Hasil Pengukuran
Lampiran 7
Surat Izin Memperoleh Data Dasar Dari Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Lampiran 8
Surat Balasan Izin Memperoleh Data Dasar Dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang.
Lampiran 9
Surat Balasan Izin Memperoleh Data Dasar Dari Puskesmas Sungai Iyu
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Dari Universitas Sari Mutiara Indonesia Lampiran 11 Surat Balasan Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Lampiran 12 Surat Balasan Izin Penelitian Dari Puskesmas Sungai Iyu Lampiran 13 Surat Selesai Penelitian Dari Puskesmas Sungai Iyu Lampiran 14 Master Data Penelitian Lampiran 15 Output Data Penelitian Lampiran 16 Lembar Konsul
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang World Health Organization (2012) memperkirakan lebih dari 1 (satu) milyar orang di dunia hidup dengan tekanan darah tinggi dan diprediksi akan meningkat sebanyak 60 % pada tahun 2025. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 25,8 % dan prevalensi hipertensi melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 21,5 %. Hipertensi hingga saat ini masih menjadi salah satu permasalahan utama dibidang kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi yang dikenal sebagai Silent killer, merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2013 dalam Ayu Susi 2014). Hipertensi yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai organ dan berujung pada kematian.Komplikasi pada organ jantung dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah koroner ataupun gagal jantung kongestif. Pada sistem syaraf pusat atau otak, hipertensi dapat menyebabkan
pelebaran
dan
penipisan
pembuluh
darah
sehingga
memungkinkan terjadinya stroke. Begitu pula pembuluh darah di ginjal dapat terganggu sehingga terjadi kerusakan ginjal dan zat-zat racun tidak dapat dibuang oleh tubuh (Purwandhono, 2013 dalam Ayu Susi 2014). Perilaku kehidupan modern seperti pola makan tinggi kalori, lemak, kolestrol, kebiasaan merokok, dan minum alkohol merupakan perilaku yang dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti hipertensi dan diabetes mellitus (Ruri, 2011 dalam Malope, 2012). Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah faktor makanan, hipertensi juga dapat di sebabkan karena faktor berat badan (Fathina, 2007).
1
2
Dalam studi Farmingham (2007) disebutkan bahwa hipertensi essensial, 65% pada wanita dan 78% pada pria berhubungan langsung dengan peningkatan berat badandan obesitas. Peningkatan berat badan memainkan peranan penting pada mekanisme timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas (Nurrahmant, 2012). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi yaitu dengan menjaga berat badan dan membatasi konsumsi lemak (Sunarta Ann dalam Sugiharto, 2007). Peningkatan lemak tubuh akan menyebabkan perubahan fisiologi dan fungsi metabolisme di dalam tubuh yang secara langsung berhubungan dengan derajat lemak dan distribusinya di dalam tubuh (Sanya et al., 2009).
Rekomendasi dari
Joint National Committee-VII
(JNC-VII) untuk
penanganan pasien hipertensi dengan obesitas lebih, difokuskan pada penanganan non farmakologi untuk penurunan berat badan. Saat ini terdapat berbagai metode pengukuran antropometri tubuh yang dapat digunakan sebagai screening obesitas. Metode tersebut antara lain pengukuran IMT, lingkar pinggang, lingkar pinggul, lingkar lengan atas, serta perbandingan lingkar pinggang dan lingkar pinggul (Malope,2012).
Overweight dan obesitas dapat menyebabkan kelainan metabolisme yang dapat mempengaruhi tekanan darah, kolesterol, trigliserid, dan resistensi hormon insulin (WHO, 2010). Menurut (Cameron, 2003 dalam Oviyanti, 2010),
beberapa
pengukuran
antropometri
telah
dilakukan
untuk
mengidentifikasi obesitas sebagai screening penyakit kardiovaskular yaitu pengukuran indeks massa tubuh, lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar lengan, serta rasio lingkar pinggang dan lingkar panggul.
Peningkatan Indeks Massa Tubuh erat kaitannya dengan penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan BB sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian hipertensi pada orang yang obes, akan tetapi mekanisme terjadinya hal tersebut belum di pahami secara jelas namun
3
diduga pada orang obes terjadi peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan meningkat tekanan darah. Berdasar kan dari SwedishObese Study diketehui bahwa angka kejadian hipertensi pada penderita obes sebesar 13,6%. Penelitian yang dilakukan Ayu Susi (2014), tentang Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Tekanan Darah, Hasil uji statistik korelasi pearson antara lingkar pinggang dengan tekanan darah didapatkan pvalue = 0,000 dimana p value< 0,05 baik pada tekanan darah sistolik maupun diastolik. Diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah dan hubungan ini mempunyai keeratan kuat dan berpola positif. Penelitian yang dilakukan Siani et al., (2002) tentang The Relationship of Waist Circumference to Blood Pressure: The Olivetti Heart Study didapatkan bahwa lingkar pinggang adalah indeks antropometri yang paling berkorelasi dengan tekanan darah (p < 0,001). Dalam analisis regresi berganda, lingkar pinggang merupakan prediktor terkuat dari tekanan darah.Lingkar pinggang berhubungan dengan peningkatan yang signifikan pada tekanan sistolik (p value< 0,001) dan tekanan diastolik (p < 0,001). Penelitian yang dilakukan Sumayko (2014) tentang hubungan IMT dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai ρ sebesar 0,001 dan 0,004 (ρ<0,01). Ada hubungan signifikan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistol dan diastol dengan nilai ρ sebesar 0,000 dan 0,002 (ρ<0,01) dan terdapat juga hubungan yang signifikan antara IMT dan lingkar pinggang dengan nilai ρ sebesar 0,000 (ρ<0,01). Penelitian yang dilakukan Nieyky (2014) tentang hubungan IMT dengan tekanan darah sistol ρ= 0,009 (ρ < 0,05) dan indeks massa tubuh dengan tekanan darah diastol ρ = 0,001 (ρ < 0.05). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan indeks masa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi.
4
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan prevalensi hipertensi melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 21,5 %. Aceh berada diurutan teratas untuk beberapa jenis penyakit tidak menular, terutama penyakit Jantung, Stroke, Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Prevalensi penyakit jantung dan Stroke di Aceh secara berturut-turut sebesar 12.6% dan 16.6 %, dua kali lipat dari prevalensi nasional masingmasing sebesar 7.2 % dan 8.3 %. Sekitar dua orang (1,7) dari 1000 penduduk Aceh diperkirakan pernah menderita Stroke. Beberapa faktor resiko jantung dan stroke juga tinggi di Aceh. Prevalensi Hipertensi (hasil pemeriksaan tenaga kesehatan) yang merupakan faktor resiko untuk terjadi jantung Iskemik dan Stroke juga sangat tinggi di tengah-tengah masyarakat Aceh mencapai 30,2 %.
Pada survey pendahuluan yang peneliti Puskesmas Sungai Iyu Aceh Tamiang bahwa pada Tahun 2014 jumlah penduduk yang berumur 25-55 tahun seluruhnya berjumlah 88 orang. Hasil observasi yang didapati peneliti, bahwa kebanyakan masyarakat Sungai Iyu Aceh Tamiang memiliki postur tubuh yang gemuk.
Dari hasil pengukuran tekanan darah dan lingkar pinggang yang dilakukan terhadap 10 orang didapatkan hasil, 5 orang memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg, IMT 24,5 dengan lingkar pinggang yang tidak normal dengan ukuran rata-rata 94 cm, 2 orang memiliki tekanan darah yang rendah yaitu 100/65 mmHg, IMT 22,5 dengan lingkar pinggang yang normal dengan ukuran 75 cm dan 3 orang lainnya memiliki tekanan darah yang normal 120/80 mmHg, IMT 20,5 dengan lingkar pinggang yang normal dengan ukuran rata-rata 79 cm.
5
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang dengan Hipertensi pada masyarakat Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang dengan Hipertensi pada masyarakat Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015?
C. Tujuan penelitian 1.
Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang dengan Hipertensi pada masyarakat Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015.
2.
Tujuan Khusus a.
Mengetahui hubungan IMT dengan hipertensi pada masyarakat lakilaki dan perempuan di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015.
b.
Mengetahui hubungan lingkar pinggang dengan hipertensi pada masyarakat laki-laki dan perempuan di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat Desa Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015, bahwa pengukuran IMT dan lingkar pinggang merupakan salah satu screening yang baik untuk menilai seseorang beresiko mengalami hipertensi.
6
2.
Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dalam menambah wawasan
tentanghubungan IMT dan
lingkar pinggang dengan
hipertensi.
3.
Bagi Peneliti selanjutnya Sebagai
informasi
tambahan
untuk
mengembangkan
penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan IMT dan lingkar pinggang dengan hipertensi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Tekanan Darah 1.
Definisi Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah ketika jantung berdetak, sedangkan
tekanan
darah
diastolik adalah tekanan
darah
ketika
jantung beristirahat (Asfuah, 2012).
Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung memompakan darah ke seluruh tubuh. Umumnya, semakin rendah tekanan darah, semakin sehat untuk jangka panjang kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan darah sangat rendah merupakan bagian dari suatu penyakit (D. G. Beavers,2008).
Pada saat ventrikel relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau minimum.Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu.Unit standar untuk pengukuran
tekanan
darah
adalah
milimeter
air
raksa
(mmHg).Pengukuran menandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai kolom air raksa (Perry & Potter, 2005 dalam ayu susi 2014).
2.
Fisiologi Tekanan Darah Tekanan darah menggambarkan intoleransi dari curah jantung, tahanan vaskular perifer, volume darah dan elastisitas arteri.Curah jantung seseorang adalah volume darah yang dipompa jantung (volume sekuncup) selama 1 menit (frekuensi jantung), tekanan darah bergantung pada curah jantung dan tahanan perifer (Perry & Potter, 2005).
7
8
Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung.Tekanan darah pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung.Tekanan ini paling tinggi ketika ventrikel berkontraksi dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi.Ketika jantung memompa darah melewati arteri, darah menekan dinding pembuluh darah.Mereka yang menderita hipertensi mempunyai tinggi tekanan darah yang tidak normal.Penyempitan pembuluh nadi atau aterosklerosis merupakan gejala awal yang umum terjadi pada hipertensi.Karena arteriarteriterhalang lempengan kolesterol dalam aterosklerosis, sirkulasi darah melewati pembuluh darah menjadi sulit.Ketika arteri-arteri mengeras dan mengerut dalam aterosklerosis, darah memaksa melewati jalan yang sempit itu, sebagai hasilnya tekanan darah menjadi tinggi (Sugiharto, 2007). Skema 2.1 Faktor Hemodinamik yang Mempengaruhi Tekanan Darah (Perry & Potter, 2005) Vasodilatasi
Vasokonstriksi Penurunan
Peningkatan Viskositas Darah Tahanan Perifer
Curah jantung
Meningkat
Curah jantung
menurun
meningkat (Otot melemah) Peningkatan
Penurunan
Volume darah menurun
Aliran Darah
Viskositas darah meningkat
(Hemoragi dehidrasi)
9
3.
Klasifikasi Klasifikasi Tekanan darah sebagai berikut : Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi Tekanan Darah Normal Pre Hipertensi Hipertensi Tahap I Hipertensi Tahap II
Tekanan Darah Sistolik mmHg ≤120 120-139 140-159 ≥160
Tekanan Darah Diastolik mmHg dan ≤80 atau 80-89 atau 90-99 atau ≥ 100
Sumber: JNC VII (2003)
4.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Sebagai Berikut: a.
Usia Tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja dan mulai meningkat pada masa dewasa awal. Kemudian meningkat lebih nyata selama masa pertumbuhan dan pematangan fisik di usia dewasa akhir sampai usia tua dikarenakan sistem sirkulasi darah akan terganggu, karena pembuluh darah sering mengalami penyumbatan dinding pembuluh darah yang menjadi keras dan tebal serta
berkurangnya
elastisitasnya
pembuluh
darah
sehingga
menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi (Guyton, 2007).Onset hipertensi essensial biasanya muncul pada usia antara 25-55 tahun, sedangkan usia di bawah 20 tahun jarang ditemukan (Stewart dalam Rindiastuti, 2008).
b.
Jenis Kelamin Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada laki-laki atau perempuan.Setelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi.Setelah menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut (Perry and Potter, 2005).
10
c.
Konsumsi Lemak Jenuh Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.Konsumsi lemak jenuh terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah (Sugiharto, 2007).
d.
Obesitas Banyak penyelidikan menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif diantara obesitas (terutama upper body obesity) dan hipertensi.Bagaimana mekanisme obesitas menyebabkan hipertensi masih belum jelas.Akhir-akhir ini ada pendapat yang menyatakan hubungan yang erat diantara obesitas, diabetes melitus tipe 2, hiperlipidemia dengan hipertensi melalui hiperinsulinemia (Majid, 2005).
e.
Asupan Garam Berlebih Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi (Anggraini, 2009).Menurut Hull dalam Sugiharto (2007), penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah.
11
f.
Genetik Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini, 2009).
g.
Stress Hubungan antara stress dan hipertensi primer diduga oleh aktivitas saraf
simpatis
(melalui
cathecholamin
maupun
renin
yang
disebabkan oleh pengaruh cathecolamin) yang dapat meningkatkan tekanan
darah
yang
intermittent.
Apabila
stress
menjadi
berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan dibuktikan, pemaparan terhadap stress membuat binatang tersebut hipertensi (Majid, 2005).
h.
Gaya hidup 1) Olahraga tidak teratur Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi
karena
meningkatkan
risiko
kelebihan
berat
badan.Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya
harus
bekerja
lebih
keras
pada
setiap
kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri. Berdasarkan hasil penelitian Sugiharto (2007), menunjukkan bahwa Odd
12
Rasio hipertensi pada responden yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga jika dibandingkan dengan yang memiliki kebiasaan berolah raga adalah 2,35.
2) Kebiasaan merokok Selain dari lamanya kebiasaan merokok, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang diisap perhari.Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses atherosklerosis dan hipertensi. Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segera setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah.
Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak.Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg.
Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari. Berdasarkan hasil
13
penelitian Sugiharto (2007), menunjukkan bahwa OR hipertensi pada
responden
perokok
berat
(>20
batang/hari)
jika
dibandingkan dengan yang bukan perokok adalah 2,47.
3) Mengkonsumsi alkohol Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman berakohol perhari meningkatkan
risiko
mendapat
hipertensi
sebesar
dua
kali.Bagaimana dan mengapa alkohol meningkatkan tekanan darah belum diketahui dengan jelas. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka panjang, minum minuman beralkohol berlebihan akan merusak jantung dan organ-organ lain.
Berdasarkan
hasil
penelitian
Sugiharto
(2007),
menunjukkan bahwa OR hipertensi pada responden yang sering mengonsumsi alkohol (≥ 3 kali/ minggu) jika dibandingkan dengan yang jarang mengonsumsi alkohol adalah 4,86 (Anggraini, 2009).
5.
Pengukuran Tekanan Darah Menurut InaSH (2014), dalam pengukuran tekanan darah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : a.
Mempersilahkan pasien untuk duduk selama 3-5 menit sebelum dilakukan pengukuran TD.
b.
Melakukan pengukuran TD sebanyak 2 kali pada posisi duduk, beri jeda 1-2 menit, serta pengukuran tambahan dapat dilakukan jika pengukuran kedua memiliki hasil yang sangat berbeda. Dapat dipertimbangkan pula rerata TD jika dianggap lebih tepat.
c.
Pengukuran TD secara berulang dapat dilakukan pada pasien dengan aritmia untuk meningkatkan akurasi.
d.
Menggunakan manset standar, atau manset yang lebih besar atau kecil sesuai dengan ukuran lengan.
14
e.
Pada metode aukultasi, gunakan (hilangnya) suara korotkoff fase I dan V untuk mengidentifikasi TD sistolik dan diastolik.
f.
Pada pengukuran pertama : mengukur TD pada kedua lengan untuk mendeteksi adanya kemungkinan perbedaan. Pada pengukuran selanjutnya menggunakan sisi lengan dengan pengukuran tertinggi sebagai referensi.
g.
Pada pengukuran pertama pada subjek lansia, pasien diabetes, dan kondisi lain dengan kemungkinan sering atau curiga hipotensi ortotastik dilakukan pula pengukuran TD 1-3 menit setelah posisi berdiri.
h.
Sebaiknya dilakukan Pengukuran frekuensi nadi menggunakan palpasi nadi (minimal 30 detik) setelah pengukuran TD.
B. Konsep Hipertensi 1.
Definisi Hipertensi Hipertensi sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Ardiansyah, 2012).
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg pada orang dewasa.Sedangkan pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.Disebut “silent killer” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala (Brunner & Suddarth, 2001).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun.Bila ada gejala, biasanya menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ
15
yang divaskularisasi oleh pembuluh darah yang bersangkutan (Brunner & Suddarth, 2001).
2.
Etiologi Hipertensi Menurut Udjianti (2011), berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan : a.
Hipertensi Primer (esensial) Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi, yang didefenisikan sebagai peningkatan darah yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Faktor yang mempengaruhi yaitu :
Genetik,jenis kelamin, diet : konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung, berat badan : obesitas, dan gaya hidup : merokok, konsumsi alkohol.
b.
Hipertensi Sekunder Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi, yang didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang sebelumnya, seperti penyakit atau gangguan tiroid.
Adapun Menurut Susiyanto (2013), beberapa hal bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, yaitu : keturunan, obesitas, garam, kolesterol, stress, rokok, kafein, alkohol, kurang olah raga dan usia.
3.
Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat pasomotor, pada medula diotak.Dari pusat pasomotor ini bermula jenis saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinlis dan keluar dari kolumna medulla spinalis gangli simpatis di toraks dan abdomen.
16
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasc ganglion kepembulu darah, dimana dengan dilepaskanya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon
pembuluh
darah
terhadap
rangsangan
vasokontriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan
aktivitas
vasokontriksi.Medula
adrenal
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal
juga
terangsang,
mengakibatkan
tambahan
aktivitas
vasokontriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal, menyebabkan pelepasan renin.Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor yang kuat, yang pada gilirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, yang menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Gunawan, 2001).
17
4.
Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu (Sutanto, 2010): 1) Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketehui penyebabnya. 2) Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Kategori Optimal Normal Normal Tinggi Hipertensi Tingkat 1 Hipertensi Tingkat 2 Hipertensi Tingkat 3 Hipertensi Insolated Systolic
Tekanan Sistol mmHg <130 mmHg 120- 129 mmHg 130-139 mmHg 140-159 mmHg 160-179 mmHg ≥180 mmHg ≥140 mmHg
Tekanan Diastol mmHg < 80 mmHg 80-84 mmHg 85-89 mmHg 90-99 mmHg 100-109 mmHg ≥110 <90
Sumber : InaSH ( 2014 )
5.
Manifestasi Klinis Walaupun penyakit ini dianggap tidak memiliki gejala awal, sebenarnya ada beberapa gejala yang tidak terlalu tampak sehingga sering tidak dihiraukan oleh penderita.Gejala-gejala yang dirasakan penderita hipertensi antara lain pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunangkunang, mimisan (jarang dilaporkan), muka pucat, suhutubuh rendah. Gejala-gejala yang sifatnya khusus tersebut akan terasa pada kondisi atau aktivitas tertentu berhubungan dengan perubahan dan proses-proses metabolisme tubuh yang sedikit terganggu (Sutanto, 2010).
18
Menurut Nurarif & Kusuma (2013) tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : a.
Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah.
b.
Gejala yang lazim Gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Sementara Susiyanto (2013) menjelaskan gejala ringan hipertensi yaitu : pusing atau sakit kepala, sering gelisah, sukar tidur, mudah marah, wajah merah, tengkuk terasa pegal dan terasa berat, sesak nafas, telinga berdengung, mudah lelah, mimisan, dan mata berkunang-kunang. Tabel 2.3 Keluhan yang Tidak Sfesifik Pada Hipertensi Keluhan Kegelisahan Jantung berdebar-debar Pusing Rasa sakit di dada Sakit kepala Depresi, kurang semangat
Frekuensi (kira-kira) 35% 32% 30% 26% 23% 7%
Sumber :Wolff (2006) 6. Komplikasi Hipertensi Komplikasi yang dapat ditimbulkan pada Hipertensi menurut Susiyanto (2013) adalah : a.
Bagian otak,akan menyebakan stroke
b.
Bagian mata, menyebabkan retinopita hipertensi dan kebutaan
c.
Bagian jantung, menyebabkan penyakit koroner (termasuk infark kantung), dan gagal jantung
19
d.
Bagian ginjal, menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal.
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak.Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard.Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Transient Ischemic Attack/TIA) (Anggraini, 2009). 7.
Penatalaksanaan Hipertensi Penatalaksanaan farmakologi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi, penatalaksanaan hipertensi dengan obat dimulai dengan dosis rendah sesuai dengan kebutuhan dan usia, terapi harus efektif 24 jam pasien lebih menyukai diberikan dalam dosis tunggal karena lebih murah (Riaz, 2012 dalam prihandana 2012) Penatalaksanaan non farmakologi dilakukan dengan memodifikasi perilaku dan gaya hidup yaitu memodifikasi diet dan nutrisi, menurunkan berat badan dan meningkatkan olah raga. Hal tersebut untuk menjaga tekanan darah tetap dalam keadaan normal pada orang yang memiliki resiko tekanan darah tinggi atau pada keadaan prehipertensi (Manfredini et al 2009 dalam Prihandana 2012) Terapi dari hipertensi terdiri dari terapi non farmakologis yaitu : menurunkan berat badan bila status gizi berlebih, meningkatkan aktifitas fisik, mengurangi asupan natrium, menurunkan konsumsi kafein dan alkohol.Sedangkan terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis, beta blocker, calcium chanel blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI),
20
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 reseptor antagonist/ blocker (ARB) (Angraini, 2009). C. IMT ( Indeks Massa Tubuh ) Body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT) adalah indeks sederhana, dan biasa digunakan untuk mengklasifikasikan obesitas pada orang dewasa. Indeks ini telah di rekomendasikan oleh World Health Organizatio (WHO) dan The Expert committee on Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent Preventive Services sebagai baku pengukuran untuk menentukan obesitas. Body Mass Index di definisikan sebagai berat badan (BB) dalam kg dibagi dengan tinggi badan (TB) dalam m2 (kg/m2). Dikatakan overweight bila IMT>25 kg/m2, sedangkan obesitas apabila IMT>30 kg/m2 berdasarkkan umur dan jenis kelamin (Haris dan Tambunan, 2009).
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang diterapkan
dewasa pada
berumur
bayi, anak,
diatas
18
tahun. IMT
tidak
remaja,
ibu
hamil
olahragawan
dan
dapat
(Supariasa, 2012).
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al., 2002).IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan.Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO 2011, untuk menentukan indeks massa tubuh sampel maka dilakukan dengan cara : sampel diukur terlebih dahulu berat badan nya
21
dengan timbangan kemudian diukur tinggi badannya dan dimasukkan kedalam rumus dibawah ini : IMT = Berat Badan
( Kg)
Kg/m2
Tinggi badan2 (meter2)
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan DepKes 2003 adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Klasifikasi IMT Klasifikasi Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Sangat Gemuk
BMI (kg/m2) <17,0 17,0-18,5 18,5-25,0 >25,0 – 27,0 >27,0
Sumber :DepKes (2003)
Perlu diingat pula bahwa ada beberapa keadaan yang dapat mengganggu keakuratan IMT, seperti edema, otot mengecil (pengidap KKP/Kekurangan Kalori dan Protein) atau membesar (atlet), pengidap kifoskoliosis, tinggi tidak normal, usia dan etnis. Indeks Massa Tubuh hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara 19-70 tahun, mempunyai struktur tulang belakang yang normal, bukan atlet atau binaragawan, juga bukan merupakan wanita hamil atau menyusui (Arisman, 2010).
D. Lingkar Pinggang Lingkar pinggang adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal yang diperoleh melalui hasil pengukuran panjang lingkar yang diukur di antara crista illiaca dan costa XII pada lingkar terkecil, diukur dengan pita meteran non elastis (ketelitian 1mm).Bertambahnya ukuran lingkar pinggang berhubungan dengan peningkatan prevalensi hipertensi (Harriset et al., 2004 dalam Oviyanti, 2010).
22
Adanya lemak dalam rongga perut dapat diketahui dari hasil pengukuran lingkar pinggang.Lingkar pinggang adalah ukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas sentral.Lingkar pinggang dikatakan sebagai indeks yang berguna untuk menentukan obesitas sentral dan komplikasi metabolik yang terkait.Lingkar pinggang berkorelasi kuat dengan obesitas sentral dan resiko kardiovaskular (Jalal, 2006). Sehubungan dengan peningkatan substansial resiko obesitas dan komplikasi metabolik, Asia Pasifik memakai ukuran lingkar pinggang laki-laki 90 cm dan perempuan 80 cm sebagai batasan (Australian Better Health Initiative 2011 dalam Ayu Susi 2014).
Sebuah bukti menunjukkan bahwa lingkar pinggang adalah prediktor tersendiri bagi penyakit jantung dan resisten insulin di masa muda (Lee et al., 2006). Savva et al., (2000)dalam Lee et al., (2006) menunjukkan bahwa Lingkar pinggang adalah prediktor yang lebih baik untuk mengukur tekanan darah dibandingkan dengan HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan IMT.
Bogalusa Heart Study dalam Lee et al., (2006) menunjukkan bahwa penumpukan lemak perut yang dapat dinilai dengan baik oleh lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dikaitkan dengan konsentrasi yang tidak menguntungkan dari triasilgliserol, LDL, HDL, dan insulin.
Dalam populasi penelitian yang sama Janssen et al., (2004) dalam Lee et al., (2006), melaporkan bahwa pemuda yang memiliki kelebihan berat badan dengan lingkar pinggang yang besar memiliki signifikan terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik dibandingkan pemuda kelebihan berat badan dengan lingkar pinggang yang lebih rendah.
23
1.
Kriteria ukuran pinggang berdasarkan etnis IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis (Alberti, 2005 dalam Zulaikha, 2010). Tabel 2.5 Kriteria ukuran pinggang berdasarkan etnis Negara/grup etnis Eropa Asia Selatan Populasi China, Melayu, dan Asia-India China Jepang Amerika Tengah Sub-Sahara Afrika Timur Tengah
Lingkar pinggang (cm) pada obesitas Pria > 94 Wanita > 80 Pria > 90 Wanita > 80
Pria > 90 Wanita > 80 Pria > 85 Wanita > 90 Gunakan rekomendasi Asia Selatan hingga tersedia data spesifik Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik
Sumber : Alberti ( 2005)
2.
Pengukuran Lingkar Pinggang Menurut Riskesdas (2007), pengukuran lingkar pinggang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular.Berikut tahap pelaksanaan pengukuran lingkar pinggang. a.
Jelaskan pada responden tujuan pengukuran lingkar pinggang dan tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam pengukuran.
b.
Untuk pengukuran ini responden diminta dengan cara yang santun untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir responden untuk menetapkan titik pengukuran.
c.
Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah.
d.
Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul.
24
e.
Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir dan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis.
f.
Minta responden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
g.
Lakukan pengukuran lingkar pinggang dimulai dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan kembali menuju titik tengah di awal pengukuran.
h.
Apabila responden mempunyai pinggang yang besar ke bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.
i.
Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.
Hal yang perlu diperhatikan: Pengukuran lingkar pinggang yang benar dilakukan dengan menempelkan pita pengukur diatas kulit langsung. Pengukuran di atas pakaian sangat tidak dibenarkan.
E. Hubungan IMT dan Hipertensi Indeks masa tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Pengguna IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur di atas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olah ragawan(Supariasa, 2012).
Salah
satu
kelainan
hipertensi.Hipertensi
kardiovaskular
seringberkaitan
yang
terpenting
adalah
dengan obesitas dan peningkatan
resiko penyakit kardiovaskular. Sekitar 75% hipertensi secara langsung berhubungan dengan kelebihan berat badan (Ting Fei Ho, 2009). Indeks Massa Tubuh merupakan salah satu indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi orang dewasa, dimanan IMT
25
dikategorikan menjadi underweight, normal, overweight, beresiko, obesitas I, dan obesitas II (Sugondo, 2007).
Peningkatan berat badan memainkan peranan penting pada mekanisme timbulnya hipertensi pada orang obesitas (Nurrahmant, 2012).Purwati (2005) menyatakan wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai risiko terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan yang langsing dengan usia sama (Yeni dkk, 2010). Risiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI : 1.
Resiko rendah : BMI < 27
2.
Resiko menengah : BMI 27-30
3.
Resiko tinggi : BMI 30-35
4.
Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
5.
Resiko sangat-sangat tinggi : BMI 40 atau lebih (Soeria, 2013).
Penelitian yang dilakukan Nieky (2014), hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik p = 0,009 (p<0,05) dan indeks massa tubuh dengan tekanan darah diastolik p = 0,001 (p<0,05). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi.
F. Hubungan Lingkar Pinggang dengan Hipertensi Penelitian yang dilakukan oleh Seidell et al. (2001) menunjukkan bahwa ukuran lingkar pinggang yang besar berhubungan dengan tingginya tekanan darah. Pada penelitian lain yang dilakukan Seidell et al. (2001) dan Wang et al. (2004) ukuran lingkar pinggang yang besar berhubungan dengan peningkatan faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular karena lingkar pinggang dapat menggambarkan akumulasi dari lemak intraabdominal atau lemak visceral. Pada penelitian Wang dan Hoy (2004) didapatkan bahwa lingkar pinggang merupakan factor risiko penyakit kardiovaskular yang paling menentukan jika dibandingkan dengan pengukuran IMT.
26
Penelitian yang dilakukan Siani (2002) tentang The Relationship of Waist Circumference to Blood Pressure: The Olivetti Heart Study. Pada analisis univariat, lingkar pinggang adalah indeks antropometri yang paling berkorelasi dengan tekanan darah (p < .001).Dalam analisis regresi berganda, lingkar pinggang tetap prediktor independen terkuat dari tekanan darah setelah penyesuaian untuk pembaur.Peningkatan yang signifikan tekanan sistolik (p value untuk analisis trend< .001) dan tekanan diastolik (p < .001), denyut jantung (p < .003).
Penelitian yang dilakukan Jalal (2006) tentang Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Minang di Padang Pariaman dengan disain Cross Sectional.Pengambilan sampel dilakukan multistage random sampling dengan jumlah sampel 92 orang. Hasil penelitian menemukan 22,8% responden ternyata menderita Sindroma Metabolik, dengan asupan energi tinggi, karbohidrat tinggi, serat rendah, kolesterol tinggi dan asupan omega 3 rendah. 87,5% responden wanita dan 12,5% pria memiliki lingkar pinggang besar dari normal. Ditemukan korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadartrigliserida, kadar glukosa plasma dan tekanan darah, namun tidak untuk kadar HDL – kolesterol.
27
G. Kerangka Konsep Berikut kerangka konsep penelitian yang di gambarkan dalam skema berikut ini.
Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independent
Variabel Dependent
Indeks Massa Tubuh Hipertensi Lingkar Pinggang
1. Asupan Garam Berlebih 2. Genetik 3. Stress 4. Kebiasaan merokok 5. Olahraga tidak terarur 6. Konsumsi alkohol
Variabelconfounding
H. Hipotesis Ha1
: Ada hubungan antara IMT dengan hipertensi pada masyarakat Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015.
Ha2
: Ada hubungan antara lingkar pinggang dengan hipertensi pada pada masyarakat Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui Hubungan IMT dan Lingkar Pinggang Dengan Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015.
B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi di Desa mesjid Sungai Iyu Aceh yang berumur 25-55 tahun berjumlah 88 orang.
2.
Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat di Sungai Iyu Aceh Tamiang yang berumur 25-55 tahun.Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik purposive sampling yaitu tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti berdasarkan kriteria yang ditentukan.
Kriteria Inklusi : Responden laki-laki dan perempuan usia 25-55 tahun, penderita hipertensi. Kriteria Ekslusi : Konsumsi obat anti hipertensi, hamil, menggunakan kontrasepsi oral, mempunyai penyakit kronik seperti diabetes melitus dan gagal ginjal, 1 jam yang lalu menggunakan tembakau, kafein, dan alkohol. Oleh karena itu, peneliti mengambil jumlah sampel dengan rumus Sastroasmoro dan Ismail (2013) sebagai berikut : n =
Zα + Zβ
2
+3
0,5 In[(1+r)/(1-r)]
28
29
Keterangan : Zα
= Deviat baku alpha (0,05=1,64)
Zβ
= Deviat baku beta (0,05=1,28)
r
= Korelasi
Berdasarkan rumus diatas, menunjukkan pada penelitian yang dilakukan Nieky Greyti et al., (2014) yang meneliti IMT
dengan tekanan darah
didapatkan kolerasi IMT dengan tekanan darah sistolik dan diastolik (r = 0,344). Besar sampel minimal yang diperlukan dengan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II 10% dengan menggunakan hipotesis satu arah adalah :
n=
1,64 + 1,28
2
+3
0,5 In[(1+0,344)/(1-0,344)] n=
2,92
2
+3
0,35 n = 72,5 n = 73 orang
Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah orang 73 hipertensi
C. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015.
D. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 8 Juni s/d 8 Juli 2015.
30
E. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pengukuran untuk menentukan obesitas Mikrotoise Dalam Kg dan Rasio Variabel Bebas berat badan (BB) dalam kg dibagi dan Cm : Indeks Massa dengan tinggi badan (TB) dalam meter timbanga dengan Tubuh kuadrat (kg/m2). n injak satuan (IMT) Kg/m2 Lingkar Besaran lingkar pinggang yang diukur Meteran Dalam cm Rasio Pinggang dengan pita pengukur/metline dalam otomatis cm pada saat ekspirasi. Pengukuran dilakukan pada posisi berdiri tegak dengan pakaian ditanggalkan, yang diukur di antara crista illiaca dan costa XII. Keadaan subjek yang telah didiagnosa Tensi Meter Dalam mmHg Rasio Variabel hipertensi esensial oleh dokter atau Digital/s Terikat : Hipertensi Memiliki TD>140/90 mmHg . phygmo manomet er digital
F. Aspek Pengukuran 1.
Untuk mengukur IMT digunakan timbangan injak dan mikrotoise yang hasilnya dinyatakan Kg dan cm (Pedoman pengukuran lingkar pinggang menurut Riskesdas, 2007).
2.
Untuk mengukur lingkar pinggang digunakan meteran otomatisyang hasilnya dinyatakan dalam cm (Pedoman pengukuran lingkar pinggang menurut Riskesdas, 2007).
3.
Untuk mengukur tekanan darah digunakan tensi meter digital/ sphygmomanometer digital yang dinyatakan dalam mmHg (Pedoman pengukuran tekanan darah menurut Riskesdas, 2007).
31
G. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data 1.
Data Primer Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu peneliti melakukan pengukuran IMT, lingkar pinggang dan tekanan darah pasien.Sebelum pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu dijelaskan kepada
responden
tentang
tujuan,
manfaat
dan
prosedur
penelitian.Setelah responden setuju dilakukan pengambilan data, responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan.
2.
Data Sekunder Data sekunder yaitu laporan data hipertensi di Puskesmas Sungai Iyu.
H. Etika Penelitian Etika penelitian adalah suatu sistem yang harus dipatuhi oleh peneliti saat melakukan penelitian yang melibatkan manusia sebagai responden meliputi kebebasan dari ancaman, kebebasan dari eksploitasi, keuntungan dari penelititian tersebut, dan resiko yang didapatkan (Polit & Beck, 2012).Peneliti melakukan penelitian dengan berpegang pada beberapa prinsip etik yaitu self determination, anonymity, dan confidentiality, protection from discomfort, beneficence and justice (Polit & Beck, 2012). 1.
Self determination Peneliti menghargai otonomi individu untuk membuat keputusan terhadap dirinya sendiri.Prinsip ini berdasarkan pada prinsip etik respect for autonomy.Responden sebagai individu memiliki otonomi untuk membuat keputusan secara sadar sesuai dengan pilihannya.Responden bebas memutuskan untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden yang memutuskan untuk ikut dalam penelitian ini juga memiliki hak untuk mengundurkan diri selama proses penelitian.
32
Prinsip self determination diaplikasikan dalam penelitian ini melalui proses informed consent. Informed consent
adalah proses pemberian
informasi mengenai penelitian kepada responden. Informasi yang diberikan pada responden meliputi informasi tentang tujuan penelitian, prosedur penelitian, perkiraan waktu penelitian, hak-hak responden, bagaimana responden diharapkan berpartisipasi dalam penelitian ini, manfaat dan dampak penelitian bagi responden.Setelah responden mendapat informasi yang jelas, peneliti menanyakan kembali apakah responden setuju atau tidak setuju terlibat dalam penelitian ini.Jika reponden setuju, maka responden diminta untuk menandatangi lembar persetujuan. Peneliti juga menjelaskan bahwa responden yang telah setuju mengikuti penelitian ini, diperkenankan untuk mengundurkan diri selama proses penelitian dengan alasan apapun. 2.
Anonymity atau confidentiality Prinsip ini diaplikasikan dalam kegiatan penelitian ini dengan cara tidak mencantumkan
nama
responden.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan nomor responden. Semua informasi yang didapatkan dari responden dijaga kerahasiannya. 3.
Protection discomfort/maleficence Peneliti melindungi hak responden untuk mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan selama kegiatan penelitian. Prinsip ini diaplikasikan dengan cara melakukan pengukuran lingkar pinggang dan tekanan darah sesuai dengan standar prosedur sehingga diharapkan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien.
4.
Beneficence Pada prinsip ini peneliti berusaha untuk melakukan penelitian yang memberikan manfaat bagi responden.Lingkar pinggang merupakan salah satu screening yang baik untuk menilai seseorang beresiko mengalami hipertensi sehingga penelitian ini bermanfaat bagi responden dalam mencegah terjadinya hipertensi.
33
5.
Justice Berdasarkan prinsip justice, maka peneliti menerapkan prinsip keadilan dan tidak melakukan diskriminasi. Hal ini diaplikasikan dengan memilih sampel berdasarkan alasan masalah penelitian, bukan atas dasar subjektifitas atau kepentingan lain. Setiap subjek penelitian memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai responden setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
I.
Pengolahan dan Analisa Data 1.
Pengolahan Data Menurut
Notoadmodjo
(2010),
setelah
data
terkumpul
peneliti
melakukan pengolahan data melalui beberapa tahap: a.
Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan, editing segera dilakukan setelah peneliti memperoleh hasil pengukuran tekanan darah dan lingkar pinggang, sehingga apabila terjadi kesalahan data tidak lengkap dapat segera diperbaiki dengan mengulang pengumpulan data.
b.
Coding Dalam penelitian ini yang diberi kode hanya pada data demografi responden saja, karena hasil dari pengukuran lingkar pinggang dan tekanan darah langsung dijadikan sebagai data. Pada data demografi jenis kelamin laki – laki diberi kode 1 dan jenis kelamin perempuan di beri kode 2.
c.
Tabulating Memasukkan data hasil penelitian pengukuran IMT dan lingkar pinggang dan tekanan darah ke dalam tabel-tabel sesuai kriteria yang ditentukan.
34
d.
Data Entry Data entry merupakan kegiatan memasukkan data yang sudah dilakukan pengkodean ke dalam program komputer SPSS 17.Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya memasukan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai dengan kriteria pada program komputer.
2.
Analisis Data Semua data yang diperoleh dibuat suatu analisis sehingga data-data tersebut dapat memecahkan masalah penelitian. Adapun analisis data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : a.
Analisis univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
b.
Data IMT, lingkar pinggang, dan tekanan darah tidak berdistribusi normal, memiliki nilai signifikasi (Sig.) atau nilai probabilitas berada <0,05.
c.
Analisis bivariat yaitu analisis yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan uji
yaitu Korelasi Spearman dengan tingkat
kepercayaan (CI) 95% dan nilai α < 0.05.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Mesjid Sungai Iyu merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang yang dikepalai oleh Alti Ikhsan. Desa Mesjid Sungai Iyu mempunyai batas yaitu : Sebelah Timur
: Desa Bandar Baru
Sebelah Utara
: Desa Tanjung Mulia
Sebelah Selatan
: Desa Senebuk Dalam
Sebelah Barat
: Desa Alur Cantik
Desa Mesjid Sungai Iyu memiliki jumlah penduduk 348 KK, dengan jumlah laki-laki 685 jiwa, perempuan 694 jiwa dan mayoritas pekerjaan petani. Fasilitas kesehatan yang berada di Desa Mesjid Sungai Iyu ada termasuk Puskesmas, Posyandu, dan 2 Bidan desa.
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang terdiri dari hasil univariat dan bivariat mengenai hubungan IMT dan lingkar pinggang dengan hipertensi pada masyarakat Desa Sungai Iyu Aceh Tamiang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 73 responden.
2. Analisis Univariat Penelitian telah dilakukan terhadap 73 orang responden di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang tanggal 8 Juni - 26 Juni 2015. Karakteristik responden penelitian yang didapat adalah sebagai berikut:
35
36
a. IMT Pada Masyarakat Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan IMT Pada Responden di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=73) Variabel IMT
N 73
Mean 24,64
SD 2,383
Min. 18
Mak. 28
95% CI 24,09-25,20
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan rata-rata IMT adalah 24,64
(SD =
2,383) dengan IMT terendah adalah 18 dan tertinggi 28. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa IMT rata-rata antara 24,09 sampai dengan 25,20.
b. Lingkar Pinggang Pada Masyarakat Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkar Pinggang Pada Responden di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=73) Variabel Lingkar Pinggang Laki-Laki Lingkar Pinggang Perempuan
N 34
Mean 90,50
SD 4,794
Min. 79
Mak. 98
95% CI 88,83 – 92,17
39
81,08
4,709
69
89
79,55 – 82,60
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan rata-rata lingkar pinggang laki-laki adalah 90,50 (SD = 4,794) dengan lingkar pinggang terendah adalah 79 dan tertinggi 98. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa lingkar pinggang rata-rata antara 88,83 sampai
dengan
92,17.
Sedangkan
rata-rata
lingkar
pinggang
perempuan adalah 81,08 (SD = 4,709) dengan lingkar pinggang terendah adalah 69 dan tertinggi 89. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa lingkar pinggang rata-rata antara 79,55 sampai dengan 82,60.
37
c. Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Masyarakat Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Dan DiastolikPada Responden di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=73) Variabel Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
N 73
Mean 144,81
SD 17,415
Min. 110
Mak. 180
95% CI 140,75-148,87
73
89,32
9,064
70
107
87,20-91,43
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan rata-rata TD sistolik adalah 144,81 (SD = 17,415) dengan TD terendah adalah 110 dan tertinggi 180. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa TD rata-rata antara 140,75 sampai dengan 148,87. Sedangkan rata-rata TD diastolik adalah 89,32 (SD = 9,064) dengan TD terendah adalah 70 dan tertinggi 107. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa TD rata-rata antara 87,20 sampai dengan 91,43.
3. Analisis Bivariat Setelah dilakukan uji normalitas, didapati data tidak berdistribusi normal seluruhnya.Maka dilanjutkan dengan uji Korelasi Spearman.Dengan menggunakan uji Korelasi Spearman, didapatkan signifikan hubungan antara IMT dan lingkar pinggang dengan Hipertensi pada responden yaitu sebagai berikut.
38
a. Hubungan IMT Dengan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.4 Uji Korelasi Pearson IMT Dan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=73) IMT
n 73
Tekanan Darah r 0,539
p <0,001
Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapat nilai p = 0,000 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015. Dan nilai r = 0,539 ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan sedang dan berpola positif antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada responden.
b. Hubungan IMT Dengan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.5 Uji Korelasi Pearson IMT Dan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=73) IMT
n 73
Tekanan Darah r 0,706
p <0,001
Berdasarkan tabel 4.5 di atas didapat nilai p = 0,000 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015. Dan nilai r = 0,706 ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan berpola positif antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada responden.
39
c. Hubungan Lingkar Pinggang Laki-Laki Dengan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.6 Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Laki-Laki Dan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=34) Lingkar Pinggang Laki-Laki
n
Tekanan Darah Sistolik r
p
34
0,767
<0,001
Berdasarkan tabel 4.6 diatas didapat nilai p = 0,000 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang laki-laki dengan tekanan darah sistolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015. Nilai r = 0,767 menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan berpola positif antara lingkar pinggang laki-laki dengan tekanan darah sistolik pada responden. d. Hubungan Lingkar Pinggang Laki-Laki Dengan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.7 Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Laki-Laki Dan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=34) Lingkar Pinggang Laki-Laki
n
Tekanan Darah Diastolik r
p
34
0,752
<0,001
Berdasarkan tabel 4.7 di atas didapat nilai p = 0,000 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang laki-laki dengan tekanan darah diastolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015. Nilai r = 0,752 menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan berpola positif antara lingkar pinggang dengan tekanan darah daistolik pada responden.
40
e. Hubungan Lingkar Pinggang Perempuan Dengan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.8 Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Perempuan Dan Tekanan Darah Sistolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=39) Lingkar Pinggang Perempuan
n
Tekanan Darah Sistolik r
p
39
0,707
<0,001
Berdasarkan tabel 4.8 di atas didapat nilai p = 0,000(p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang perempuan dengan tekanan darah sistolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015. Nilai r = 0,707 menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan berpola positif antara lingkar pinggang perempuan dengan tekanan darah sistolik pada responden. f. Hubungan Lingkar Pinggang Perempuan Dengan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 Tabel 4.9 Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Perempuan Dan Tekanan Darah Diastolik Pada Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015 (n=39) Lingkar Pinggang Perempuan
n
Tekanan Darah Diastolik r
p
39
0,698
<0,001
Berdasarkan tabel 4.9 di atas didapat nilaip = 0,000 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang perempuan dengan tekanan darah diastolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015. Nilai r = 0,698 menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan berpola positif antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastolik pada responden.
41
B. Pembahasan 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. IMT Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Dari hasil penelitian didapatkan responden mempunyai IMT rata-rata 24,64, diketahui IMT normal <25 dan Obesitas >25. Maka dapat disimpulkan responden memiliki rata-rata IMT yang normal.Menurut (Junaidi, 2010) Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan suatu pengukuran yang membandingkan berat badan dengan tinggi badan.IMT merupakan rumus matematika yang membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter) pangkat dua. Sedangkan menurut Supariasa (2001) Indeks Massa Tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.
Obesitas beresiko terhadap munculnya berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah.Dikatakan obesitas apabila melebihi Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT).IMT untuk orang Indonesia adalah 25.IMT memberikan gambaran tentang resiko kesehatan yang berhubungan dengan berat badan.Marliani (2007) juga mengemukakan bahwa penderita hipertensi sebagian besar mempunyai berat badan berlebih, tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang berat badannya normal (tidak obesitas) dapat menderita hipertensi.
IMT dengan kategori kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan pada laki-laki.Namun, angka kejadian obesitas lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) periode 1999-2000 menunjukkan tingkat obesitas pada laki-laki sebesar 27,3% dan pada perempuan sebesar 30,1% di Amerika.
42
Penelitian Sarah (2013), didapatkan nilai korelasi antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah diastolik adalah 0,246. Perolehan p hitung = 0,04, yang menunjukkan ada hubungan antara indeks massa tubuh dan tekanan darah diastolik. Menurut peneliti yang menyebabkan beberapa responden laki-laki mempunyai
IMT
perempuan.Dikarenakan
yang laki-laki
lebih
kecil
lebih
banyak
dibandingkan beraktifitas
dibandingkan perempuan, sehingga penumpukan lemak yang terjadi pada perempuan lebih banyak. Dan kemungkinan dikarenakan pada penelitian ini responden perempuan kebanyakan telah memasuki fase menopause yang cenderung mengurangi aktivitas yang sifatnya melelahkan tubuh sehingga rentan terjadi
penumpukkan lemak di
daerah perut, usia menopause yang dialami oleh wanita antara 45-55 tahun . b. Lingkar Pinggang Masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Dari hasil penelitian diketahui mempunyai rata-rata lingkar pinggang laki-laki 90,50 dan Perempuan 81,08. Dilihat dari jumlah rata-rata dimana laki-laki dan perempuan mempunyai lingkar pinggang normal >90 dan perempuan >80.Besar lingkar pinggang seseorang bervariasi, bisa
tergantung
jenis
kelamin,
genetik
(keturunan),
status
hiperlipidemia dan jenis ras. Namun dalam menentukan batasan normal lingkar pinggang ini, telah dirata-rata dari berbagai ras didunia sehingga bisa didapatkan hasil yang valid. Ada banyak faktor misal, genetik (keturunan seseorang yang berbadan besar), biasanya jika seseorang memiliki keturunan berbadan besar, maka dia juga cenderung memiliki badan yang besar.Tidak semua orang dengan IMT normal juga memiliki pinggang yang normal. Hal ini juga berlaku sebaliknya ketika orang dengan IMT yang tinggi
43
tetapi distribusi lemaknya tidak terpusat di pinggang dan bagian abdomen maka risiko terhadap penyakit kardiovaskuler lebih kecil. Menurut Wahyu (2012), umur juga memiliki pengaruh pada besarnya lingkar pinggang seseorang, semakin tua umur seseorang biasanya lingkar pinggangnya juga semakin membesar. Ini disebabkan sistem metabolisme lemak yang menurun karena proses degeneratif, sehingga lemak yang disimpan dalam tubuh menjadi lebih banyak. Namun hal ini juga tidak bersifat mutlak. Pola aktivitas pun juga berpengaruh terhadap besarnya lingkar pinggang. Jika seseorang rutin melakukan olahraga atau aktivitas yang dapat membantu membakar lemak, maka kadar lemak dalam darah berkurang, sehingga timbunan lemak dalam pinggangnya akan dapat dikurangi.
Menurut peneliti bahwa umur mempengaruhi ukuran lingkar pinggang seseorang, semakin bertambah usia seseorang, mereka cenderung kehilangan massa otot dan mudah terjadi akumulasi lemak tubuh. Kadar metabolisme juga akan menurun menyebabkan kebutuhan kalori yang diperlukan lebih rendah.
c. Tekanan Darah Masyarakat Di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Dari hasil penelitian, didapati tekanan darah yang berbeda-beda pada setiap responden.Hal ini terjadi karena tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya genetik, umur dan jenis kelamin, aktivitas fisik, merokok, minum alkohol, sering mengkonsumsi makanan yang berlemak dan asupan garam berlebih (Anggraini, 2009).
Mekanisme penyebab utama terjadinya hipertensi pada obesitas diduga berhubungan dengan kenaikan volume tubuh, peningkatan curah jantung, dan menurunnya resistensi vaskuler sistemik (M. Wahba, 2007). Beberapa mekanisme lain yang berperan dalam
44
kejadian hipertensi pada obesitas antara lain peningkatan sistem saraf simpatik, meningkatnya aktivitas reninangiotensin aldosteron (RAAS), peningkatan leptin, peningkatan insulin, peningkatan asam lemak bebas (FFA), peningkatan endotelin 1, terganggunya aktivitas natriuretic peptide (NP), serta menurunnya nitrit oxide (NO) (Kintscher U. et al.,2007; M. Wahba, 2007).
Faktor usia juga mempengaruhi tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian, tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja,mayoritas responden berusia 46-55 tahun dinding
arteri
akan
mengalami
penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun (Kumar et al., 2005).
Jenis kelamin juga mempengaruhi tekanan darah, tekanan darah pria lebih tinggi daripada wanita. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut di mana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Inilah yang menyebabkan
pria
cenderung mengalami hipertensi dibandingkan
wanita (Anggraini et al., 2009).
Menurut asumsi peneliti kebiasaan di ataslah yang menyebabkan beberapa responden mengalami peningkatan tekanan darah. Selain
45
kebiasaan masyarakat di atas, faktor usia juga mempengaruhi tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden berusia 46-55 tahun.Tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja dan mulai meningkat pada masa dewasa awal. Kemudian meningkat lebih nyata selama masa pertumbuhan dan pematangan fisik di usia dewasa akhir sampai usia tua dikarenakan sistem sirkulasi darah akan terganggu, karena pembuluh darah sering mengalami penyumbatan dinding pembuluh darah yang menjadi keras dan tebal serta berkurangnya elastisitasnya pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.
d. Hubungan IMT Dengan Tekanan Darah Masyarakat Di Desa Mesjid Sungai Iyu Hipertensi sering berkaitan dengan obesitas dan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular. Sekitar 75% hipertensi secara langsung berhubungan dengan kelebihan berat badan (Ting Fei Ho, 2009). Indeks Massa Tubuh merupakan salah satu indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi orang dewasa, dimanan IMT dikategorikan menjadi underweight, normal, overweight, beresiko, obesitas I, dan obesitas II (Sugondo, 2007).
Resiko terkena hipertensi dengan berat badan lebih berpeluang dua sampai tiga kali dibandingkan dengan berat badan yang normal atau kurus. Demikian juga dengan penelitian Liu di China menunjukan bahwa responden obesitas mempunyai resiko 3,9 kali lebih tinggi menjadi hipertensi dibandingkan dengan responden yang memiliki indeks massa tubuh kurang dari 25 kg/m.
Peningkatan Indeks Massa Tubuh erat kaitannya dengan penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan BB sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian hipertensi
46
pada orang yang obes, akan tetapi mekanisme terjadinya hal tersebut belum di pahami secara jelas namun diduga pada orang obes terjadi peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan meningkat tekanan darah. Berdasar kan dari Swedish Obese Study diketehui bahwa angka kejadian hipertensi pada penderita obes sebesar 13,6%.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Nieyky (2014) tentang hubungan IMT dengan tekanan darah sistol ρ= 0,009 (ρ < 0,05) dan indeks massa tubuh dengan tekanan darah diastol ρ = 0,001 (ρ < 0.05). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan indeks masa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Peneliti Dany Hilmanto (2006), didapatkan kolerasi antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah diastol 0,563. Peroleh p hitung = 0,000 yang menunjukkan ada hubungan antara indeks massa tubuh dan tekanan darah diastolik.
Menurut peneliti insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena
kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada
penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun.
e. Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Tekanan Darah Masyarakat Di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang Banyaknya penumpukan lemak disekitar abdomen sering berhubungan signifikan dengan tekanan darah.Pengukuran lingkar pinggang
47
merupakan teknik antropometri yang paling baik untuk menentukan timbunan lemak disekitar abdomen atau yang disebut sebagai obesitas sentral. Responden dengan berat badan lebih akan terjadi penumpukan jaringan lemak, yang dapat menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh
darah
dalam
meningkatkan
kerja
jantung
untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh Seidell et al. (2001) menunjukkan bahwa ukuran lingkar pinggang yang besar berhubungan dengan tingginya tekanan darah. Pada penelitian lain yang dilakukan Seidell et al. (2001) dan Wang et al. (2004) ukuran lingkar pinggang yang besar berhubungan dengan peningkatan faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular karena lingkar pinggang dapat menggambarkan akumulasi dari lemak intraabdominal atau lemak visceral. Pada penelitian
Wang
dan
Hoy (2004)
didapatkan bahwa
lingkar
pinggang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular yang paling menentukan jika dibandingkan dengan pengukuran IMT.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Lipoeto (2006), menunjukkan hubungan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik dengan lingkar pinggang. Uji korelasi ditemukan hubungan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik dengan lingkaran pinggang (p = 0.000). Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Harriset et al., (2004) dalam Oviyanti, (2010) menyatakan bahwa bertambahnya ukuran lingkar pinggang berhubungan dengan peningkatan prevalensi hipertensi.
Menurut peneliti pengukuran lingkar pinggang merupakan teknik antropometri yang paling baik untuk menentukan timbunan lemak di sekitar abdomen atau yang disebut sebagai obesitas sentral. Penumpukan jaringan lemak, yang dapat menyebabkan peningkatan
48
resistensi pembuluh darah dalam meningkatkan kerja jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. 2. Keterbatasan Penelitian Teknik pengukuran tekanan darah yang kurang tepat, terutama pada posisi pengambilan, waktu pengukuran IMT dan lingkar pinggang tidak tepat saat diukur, kesulitan dalam mendapatkan sampel laki-laki yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi serta mengalami obesitas, faktor luar, seperti stres yang tidak mungkin dikendalikan sepenuhnya oleh peneliti. .
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang tahun 2015. 2. Ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang tahun 2015. 3. Ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang laki-laki dengan tekanan darah sistolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang tahun 2015. 4. Ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang laki-laki dengan tekanan darah diastolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang tahun 2015. 5. Ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang perempuan dengan tekanan darah sistolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang tahun 2015. 6. Ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang perempuan dengan tekanan darah diastolik pada masyarakat di Desa Mesjid Sungai Iyu Aceh Tamiang tahun 2015.
B. Saran 1. Bagi Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada masyarakat untuk rutin melakukan pengukuran IMT dan lingkar pinggang. Masyarakat yang mempunyai IMT dan ukuran lingkar pinggang di atas normal disarankan untuk olah raga secara teratur, mengurangi konsumsi makanan berlemak dan asin, gaya hidup yang sehat, lebih banyak beraktifitas agar tidak terjadi penimbunan lemak didaerah perut yang dapat beresiko hipertensi.
49
50
2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini disarankan untuk dijadikan sumber informasi mengenai hubungan IMT dan lingkar pinggang dengan tekanan darah.
3. Bagi Peneliti selanjutnya Perlu
dilakukan
penelitian
lebih
lanjut
dengan
memperhatikan
indikator obesitas yang lain, misalnya lingkar lengan atas, lngkar panggul, dan juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah, serta untuk mengurangi variasi hasil tekanan darah perlu dilakukan pengukuran tekanan darah pada rentang beberapa hari pada saat yang sama agar nilai tekanan darah yang diperoleh lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, A.D., Annes, W., Eduward, S., Hendra .A.,& Sylvia, S. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang. FK UNRI. Http://yayanakhyar. wordpress.com diperoleh tanggal 20 Januari 2014 Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arisman (2010).Obesitas, Diabetes Mellitus, dan Dislipidemia. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Brunner & Suddarth.(2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 3.Jakarta : EGC Depkes.(2013). Masalah Hipertensi di Indonesia.www.depkes.google.id/index.php diunduh tanggal 20 Januari 2014. Dien Greyti Nieyky (2014), Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Poliklinik Hipertensi Dan Nefrologi Blu RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU MANADO http://download.portalgaruda.org Guyton A.C. & J.E. Hall.(2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 9.Jakarta : EGC. Haris, S. & Tambunan, T. (2009).Hipertensi pada sindrom metabolik. Jurnal Sari Pediatri , 11 (4):257-63 http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-4-6.pdf Indriyani, W.N. (2009). Deteksi Dini Kolesterol, Hipertensi, dan Stroke. Jakarta : Millestone. Irene Moudy Sumayku, Karel Pandelaki, M.C.P.Wongkar (2014).Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Lingkar PinggangDengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangie journal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article /download/5022/4540 Jalal, F. (2006).Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Glukosa Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.http:wordpress.com/2013/01/02/lingkarpinggang-kadar-glukosa-darah-trigliserida-dan-tekanan-darah-pada-etnis-
minang-di-kabupaten-padang-pariaman-sumatera-barat/ diperoleh tanggal 18 Januari 2014 JNC. (2003). JNC VII :Express Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/jnc7full.pdf diperoleh tanggal 02 Februari 2014 Junaidi, Iskandar, 2010. Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Kumar, Vinay and Abbas. 2005. Hypertension Vascular Disease. In : Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders. Lee, S., Fida.,& Silva A. (2006). Waist Circumference, Blood Pressure, And Lipid Components Of The Metabolic Syndrom,African-American :The Journal of Pediatric. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17137898 diperoleh tanggal 02 Februari 2014 Lipoeto.(2006). Tekanan Darah Berhubungan Erat Dengan Lingkaran Pinggang Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.http://repository.unand.ac.id/20/1/simposium_gizi_2006.pdf diperoleh tanggal 23 Januari 2014 Liu L,Ikeda K, Chen M, Yin W, Mizushima S, Miki T. Obesity,emerging risk in China: trend of increasing prevalence of obesity and its association with hypertension and hypercholestrolaemia among the Chinese. Clin Exp Pharmacol Physiol. 2004,31:8-10 M. Wahba. 2007. Obesity and obesity inisiated metabolic syndrome: mechanistic link to chronic kidney disease. Clin J Am Soc Nephrol. 2:550-562. Mansjoer, A. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta : Media Aesculapius Majid, A. (2005). Fisiologi Kardiovaskular. Edisi 2, Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan : EGC Maria. (2011). Hubungan Rasio Lingkar Leher-Lingkar Pinggang Terhadap Tekanan Darah Pada Anggota Kepolisian Di Sekolah Polisi Negara Sampali Medan.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31281/7/Cover.pdf diperoleh tanggal 23 Januari 2014 Marliani. 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi.
Marliani et al. 2007.100 Question & Answer Hipertensi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Gramedia. McPhee & Ganong.(2012). Patofisiologi Penyakit.Edisi 5.Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nyoman, I.D.S. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Oviyanti, P.N. (2010). Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Dengan Tekanan Darah Pada Subjek UsiaDewasa. http://eprints.uns.ac.id/10863/2/Unlock-a_%282%29.pdf diperoleh tanggal 14 Januari 2014 Perry, A.G., & Potter, P.A. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik. Edisi 4.Volume 1. Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk., Jakarta : EGC Polit, D.F., & Beck, C.T. (2012).Nursing Research : Generating and assessing evidance for nursing practice. 9th edition.Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. Purwandhono, A. (2013). Hipertensi.http://umc.unej.ac.id/index.php/78 berita/96hipertensi diunduh tanggal 20 februari 2014 Rindiastuti, Y. (2008). Hubungan Lingkar Leher dan Lingkar Pinggang dengan Hipertensi. Surakarta. Riset Kesehatan Dasar. 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Riskesdas.(2007). Pedoman Pengukuran Pemeriksaan.http://agus34drajat.files. wordpress.com/2010/10/pedoman penemuanhipertensi1.pdf
dan
Riskesdas.(2013). RisetKesehatan Dasar.http://www.litbang.depkes.go.id/bl riskesdas2013 diunduh tanggal 20 februari 2014 Sarah Aina. (2013). Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah Anak di Sekolah Dasar Negeri 064979 Medan.(http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ejurnalfk/article/viewFile/1292/67 9/
Sharaye, K.O., Olorunshola, K.V., & Dikki, C. E.(2013).Correlation of obesity indicies and blood pressure among non obese adults in Zaria, Northern Nigeria.http://www.academicjournals.org/article1389350905Sharaye%20et %20al.pdf diunduh tanggal 20 Februari 2014 Siani. (2002). The Relationship of Waist Circumference to Blood Pressure: The Olivetti Heart Study :the American Journal of Hypertension.http://www.ncbi.nlm.nih.gov /pubmed/12219872 diperoleh tanggal 23 Januari 2014 Soeria, A.(2013). Hidup Nyaman dengan Hipertensi.Jakarta : Agromedia Pustaka. Sukkur, A. (2009). Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Hipertensi. http://www.scribd.com/doc/80325792/Hubungan-hipertensi-denganlingkar-pinggang diperoleh tanggal 13Maret 2014 Sugiharto, A. (2007). Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat.Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris Sugiharto diperoleh tangal 23 Januari 2014 Sugondo S. Obesitas. Dalam:Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid 3, Edisi 5.2009. Hal 1977-1980 Sukasah, C.L. (2007). Tatalaksana Obesitas di Sub bagian Bedah Plastik RS Dr. Cipto Mangunkusumo: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia https://Tatalaksana+Obesitas+di+Subbagian+Bedah+Plastik+RS+Dr.+Ci pto+Mangunkusumo+Chaula+L.+Sukasah+Departemen+Bedah,+Fakulta s+Kedokteran+Universitas+Indonesiadiperoleh tanggal 23 April 2014 Sunarti & Maryani, E., (2013).Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo.Yogyakarta :Buletin Penelitian Sistem kesehatan, 16 (1): 73-82. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3148 Supariasa I, Bakri B, Fajar I, Penilaian status gizi.Jakarta : Buku kedokteran EGC, 2012. Hal 59-60 Suprihatin.(2012). Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Kadar Trigliserida Pada Pasien Rawat Jalan Dislipidemia Di Puskesmas Janti, Kota Malang.http://old.fk.ub.ac.id/ artikel/id/filedownload/gizi/DIAN%20RISKA.pdfdiperoleh tanggal 08 Februari 2014 Susilo, Y. & Wulandari, A. (2010). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi .Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.
Suyono, S. (2001).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : FKUI Thomas. (2005). Recommendations for Blood Pressure Measurement in Humans and Experimental Animals http: Hyper.Ahajournals.org/ diperoleh 22 April 2014
Wahyu,R.G., & Ratna H. (2012).Hubungan Lingkar Pinggang Lebih Dari Normal Dengan Terjadinya Penyakit Jantung Koroner http://ratnamaternity.com/2012/02/hubungan-lingkar-pinggang-lebihdari.htmldiunduh 15 Mei 2014 Widyanto, S. & Triwibowo, C. (2013).Trend Disease Trend Penyakit Saat ini.Jakarta : Trans Info Media.
WHO. (2013). A global brief on Hypertension http://apps.who.int/iris/bitstream /10665/79059/1/WHO DCO WHD 2013. 2 eng.pdf?ua=1di diperoleh tanggal 20 Februari 2014 Wolff, Hanns Peter. (2006). Hipertensi.Jakarta : PT Buana Ilmu Populer. Yogiantoro M. Hipertensi esensial. Dalam:Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid 3, Edisi 5.2009.Hal 1079. Zulaikha. (2010). Hubungan Rasio Lingkar Pinggang Dan Pinggul Dengan Tekanan Darah Di Kalangan Mahasiswa Stambuk 2007 Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 21688/7/Cover.pdf diperoleh tanggal 20 Februari 20014
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawahini : Nama
: Risa Safitri
NIM
: 11.02.138
Institusi
: Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Judul
: Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Lingkar Pinggang Dengan Hipertensi Pada Masyarakat Desa Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015
Sehubungan dengan penyusunan laporan penelitian yang akan saya lakukan dengan judul tersebut diatas yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia, untuk itu saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Anda. Hasil yang di dapat hanya dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Demikian permohonan saya ini, atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Medan,
Juni 2015
Hormat Saya
(Risa Safitri)
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh siswa S1 Keperawatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. Nama
: Risa Safitri
NIM
: 11.02.138
Institusi
: Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Judul
: Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Lingkar Pinggang Dengan Hipertensi Pada Masyarakat Desa Sungai Iyu Aceh Tamiang Tahun 2015
Hormat Saya Responden
(…………………………….)
Lampiran 3
PROSEDUR PENGUKURAN IMT (Indeks Massa Tubuh) Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO 2011, untuk menentukan indeks massa tubuh sampel maka dilakukan dengan cara : sampel diukur terlebih dahulu berat badan nya dengan timbangan injak kemudian diukur tinggi badannya dengan pita meter dengan posisi berdiri dan dimasukkan kedalam rumus dibawah ini :
IMT = Berat Badan
( Kg) Kg/m2
Tinggi badan 2(meter2)
Lampiran 4
PROSEDUR PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG
I.
Tahap Persiapan
1.
Persiapan Alat
I.
Pita pengukur
Spidol dan pulpen
Lembar untuk pendokumentasian hasil pengukuran
Tahapan Pelaksanaan No. 1.
Cara Pengukuran Jelaskan pada responden tujuan pengukuran lingkar pinggang dan tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam pengukuran.
2.
Untuk pengukuran ini responden diminta dengan cara yang santun untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir responden untuk menetapkan titik pengukuran.
3.
Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah.
Gambar
Lampiran 3
4.
Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul.
5.
Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis.
6.
Minta responden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
7.
Lakukan pengukuran lingkar pinggang dimulai/ dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.
8.
Apabila responden mempunyai perut yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.
Lampiran 3
9.
Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan
Hal yang perlu diperhatikan Pengukuran lingkar pinggang yang benar dilakukan dengan menempelkan pita pengukur diatas kulit langsung.Pengukuran di atas pakaian sangat tidak dibenarkan. Sumber : Riskesdas (2007)
Lampiran 5
PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN DARAH
II. Tahap persiapan 1. Persiapan alat
Tensi meter digital/Sphygmomanometer digital
Lembar untuk pendokumentasian hasil pengukuran
2. Persiapan pasien
Tanyakan pada responden apakah 1 jam yang lalu menggunakan tembakau, kafein dan alkohol.
Lakukan pengukuran tekanan darah di tempat yang tenang, lingkungan yang hangat untuk mencegah vasokontriksi arteri.
Anjurkan responden untuk rileks, dan tanyakan apakah pasien mau buang air kecil atau tidak. Karena hasil pengukuran tekanan darah yang terbaik diperoleh ketika pasien santai, nyaman dengan kandung kemih yang kosong.
Jelaskan prosedur kepada responden.
Anjurkan responden untuk duduk atau baring dengan tenang dan rileks sekitar 5 menit.
III.
Tahap pelaksanaan
Atur Posisi pasien duduk atau berbaring
Setelah responden istirahat, pastikan tidak ada udara yang tersisa didalam bladder pada manset.
Posisikan tangan dengan keadaan santai/rileks.
Bagian yang terpasang manset harus terbebas dari lapisan apapun.
Ukuran manset juga harus sesuai dengan pemasangan yang benar. Walau pun tipe automatis/digital bila manset yang digunakan tidak tepat, maka hasil pengukurannya pun akan tidak kuat.
Posisi pemasangan manset harus memperhatikan penanda posisi arteri yang ada pada manset.
Lampiran 5
Sebelum menekan tombol, pastikan tingginya mansetbsama dengan jantung.
Tekan tombol pemompa, dan tunggulah sampai alat benar-benar berhenti bekerja. Jangan bergerak, berbicara, dan jangan banyak bergerak saat pemeriksaan.
Bacalah hasil pada layar dan jangan dibulatkan. Angka yang ditunjukkan merupakan angka yang biasanya sampai ke 1-an mmHg.
Bila akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya 5 menit untuk memberikan sistem peredaran darah kembali normal setelah tertekan saat pengukuran sebelumnya. Kemudian ulangi proses dengan cara yang sama
Sebaiknya pengukuran dilakukan 2-3 kali secara berturut-turut.
Jika hasilnya berbeda maka nilai yang dipakai adalah nilai yang terendah.
Hal - hal yang perlu diperhatikan : Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan pengukuran tekanan darah, yaitu bahwa hasil pengukuran tekanan darah bisa “tidak benar” akibat minum kopi atau minum alkohol karena dapat meningkatkan tekanan darah dari nilai sebenarnya. Demikian juga merokok, rasa cemas (tegang), terkejut, stress dan ingin buang air kecil (kandung kemih penuh) juga dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, sebaiknya: a. Buang air kecil terlebih dahulu (kosongkan kandung kemih). b. Tidak minum kopi atau minuman beralkohol, dan tidak merokok. c. Sebaiknya tenangkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan duduk santai selama lima menit.
Sumber :Pedoman pengukuran tekanan darah menurut Riskesdas, 2007.
Lampiran 6
LEMBAR HASIL PENGUKURAN “HUBUNGAN IMT DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT SUNGAI IYU ACEH TAMIANG TAHUN 2015”
No. Responden : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Umur
JK
TekananDarah LingkarPinggang
IMT
Lampiran 6
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Lampiran 6
Lampiran 13
MASTER DATA PENELITIAN HUBUNGAN IMT DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA MESJID SUNGAI IYU ACEH TAMIANG TAHUN 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Kelamin 1 1 1 1 1 2 2 2
Umur 40 50 55 55 55 52 55 40
IMT 26 26 27 22 25 26 23 25
Lingkar Pinggang 92 95 96 88 90 80 80 78
Tekanan Darah Sistolik 140 160 165 155 140 145 139 160
Tekanan Darah Diastolik 89 99 95 94 80 93 85 89
9
2
44
24
86
180
100
10
1
42
18
79
130
80
11
1
55
18
80
120
83
12
1
45
27
94
160
97
13
2
37
23
78
130
80
14
2
29
26
81
170
98
15
2
36
25
85
180
98
16
2
55
26
82
160
96
17
2
51
23
73
120
80
18
1
38
18
79
120
80
19
1
49
24
86
130
80
20
1
30
23
83
120
70
21
1
26
22
87
160
93
22
2
36
26
87
180
100
23
2
38
26
82
175
97
24
2
40
26
84
160
98
25
2
34
24
77
110
80
26
2
41
24
76
120
80
27
1
28
27
94
147
95
28
1
27
24
88
140
86
29
1
45
27
93
159
94
30
1
49
23
86
120
70
31
1
51
24
89
130
80
32
1
55
28
97
165
96
33
1
25
27
92
145
95
34
1
44
27
93
150
94
35
2
51
23
79
120
70
36
2
55
24
76
130
70
37
2
54
23
75
120
80
38
1
45
24
90
130
80
39
1
53
27
93
160
105
40
1
52
25
90
120
87
41
1
55
27
92
160
107
42
1
55
26
93
150
98
43
2
43
24
69
120
89
44
2
34
26
86
170
95
45
2
28
24
71
125
80
46
2
47
25
85
130
87
47
2
50
22
84
150
82
48
1
40
27
94
150
95
49
1
30
24
90
120
80
50
1
34
26
95
157
98
51
1
28
26
92
140
90
52
1
29
27
93
160
97
53
2
53
27
86
140
93
54
2
54
23
80
140
80
55
2
55
25
86
145
92
56
2
27
26
84
160
93
57
2
26
24
78
140
92
58
2
29
18
74
130
70
59
2
40
21
84
150
92
60
1
51
27
91
150
98
61
1
38
27
98
165
105
62
1
40
26
91
147
98
63
1
44
26
94
150
94
64
2
45
26
83
140
92
65
2
52
26
85
150
93
66
2
53
26
83
150
91
67
2
29
23
86
160
94
68
2
30
28
89
150
93
69
2
35
23
82
147
91
70
2
26
26
85
160
91
71
2
29
26
84
150
91
72
2
40
26
80
120
93
73
2
44
19
79
130
70
Keterangan : Jenis Kelamin 1 = Laki-Laki 2= Perempuan
Distribusi Frekuensi Dan Normalitas 1. IMT Descriptives Statistic IMT
Mean
24.64
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
24.09
5% Trimmed Mean
24.85
Median
25.00
Variance
5.677
Std. Deviation
2.383
.279
25.20
Minimum
18
Maximum
28
Range
10
Interquartile Range
3
Skewness
-1.273
.281
Kurtosis
1.523
.555
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
IMT
Statistic
df
Sig.
.209
73
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Transform
Statistic
df
Sig.
.206
73
.000
a. Lilliefors Significance Correction Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Transform
Std. Error
Statistic
df
Sig.
.208
73
.000
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Transform
Statistic
df
Sig.
.208
73
.000
a. Lilliefors Significance Correction
2. Lingkar Pinggang Descriptives Statistic Lingkar Pinggang Laki-Laki
Std. Error
Mean
90.50
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
88.83
5% Trimmed Mean
90.75
Median
92.00
Variance
22.985
Std. Deviation
92.17
4.794
Minimum
79
Maximum
98
Range
19
Interquartile Range
6
Skewness Kurtosis
-1.044
.403
.756
.788
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Lingkar Pinggang Laki-Laki a. Lilliefors Significance Correction
.822
Statistic
df
Sig.
.164
34
.021
Descriptives Statistic Lingkar Pinggang Perempuan
Std. Error
Mean
81.08
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
79.55
5% Trimmed Mean
81.31
Median
82.00
Variance
22.178
Std. Deviation
.754
82.60
4.709
Minimum
69
Maximum
89
Range
20
Interquartile Range
7
Skewness
-.703
.378
Kurtosis
-.052
.741
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Lingkar Pinggang Perempuan
Statistic
df
Sig.
.143
39
.043
a. Lilliefors Significance Correction
3. Tekanan Darah Descriptives Statistic Tekanan Darah Sistolik
Mean
144.81
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
140.75
5% Trimmed Mean
144.43
Median
147.00
Variance
303.268
Std. Deviation
148.87
17.415
Std. Error 2.038
Minimum
110
Maximum
180
Range
70
Interquartile Range
30
Skewness
.002
.281
Kurtosis
-.821
.555
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Tekanan Darah Sistolik
Statistic
df
Sig.
.117
73
.014
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives Statistic Tekanan Darah Diastolik
Mean
89.32
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
87.20
5% Trimmed Mean
89.54
Median
92.00
Variance
82.163
Std. Deviation
Std. Error 1.061
91.43
9.064
Minimum
70
Maximum
107
Range
37
Interquartile Range
16
Skewness
-.581
.281
Kurtosis
-.306
.555
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Tekanan Darah Diastolik
Statistic
df
Sig.
.163
73
.000
a. Lilliefors Significance Correction Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Transform
Statistic
df
Sig.
.179
73
.000
a. Lilliefors Significance Correction Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Transform
Statistic
df
Sig.
.171
73
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Correlation 1. IMT Dengan Tekanan Darah Correlations Tekanan Darah Sistolik
IMT Spearman's rho
IMT
Correlation Coefficient
1.000
.539**
.
.000
73
73
**
1.000
.000
.
73
73
Sig. (2-tailed) N Tekanan Darah Sistolik
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.539
Correlations Tekanan Darah Diastolik
IMT Spearman's rho
IMT
Correlation Coefficient
1.000
.706**
.
.000
73
73
**
1.000
.000
.
73
73
Sig. (2-tailed) N Tekanan Darah Diastolik
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
.706
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Lingkar Pinggang Dengan Tekanan Darah Correlations Lingkar Pinggang LakiLaki Spearman's rho Lingkar Pinggang Laki- Correlation Coefficient Laki Sig. (2-tailed) N Tekanan Darah Sistolik Correlation Coefficient Laki-Laki Sig. (2-tailed) N
Tekanan Darah Sistolik LakiLaki
1.000
.767**
.
.000
34
34
.767**
1.000
.000
.
34
34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Lingkar Pinggang LakiLaki Spearman's rho
Tekanan Darah Diastolik LakiLaki
1.000
.752**
.
.000
N
34
34
Tekanan Darah Correlation Coefficient Diastolik Laki-Laki Sig. (2-tailed)
**
1.000
.000
.
34
34
Lingkar Pinggang Laki-Laki
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.752
Correlations Lingkar Pinggang Perempuan Spearman's rho
Lingkar Pinggang Perempuan
Correlation Coefficient
1.000
.707**
.
.000
39
39
.707**
1.000
.000
.
39
39
Sig. (2-tailed) N
Tekanan Darah Sistolik Perempuan
Tekanan Darah Sistolik Perempuan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Lingkar Pinggang Perempuan Spearman's rho
Lingkar Pinggang Perempuan
Correlation Coefficient
1.000
.698**
.
.000
39
39
**
1.000
.000
.
39
39
Sig. (2-tailed) N
Tekanan Darah Diastolik Perempuan
Tekanan Darah Diastolik Perempuan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.698