1
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV DI SDN GOHONG 2 KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sa Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh : LISDIANTO NPM. 09.23.11065
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD 2013
2
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Mahasiswa
: LISDIANTO
Nomor Mahasiswa
: 09. 23. 11065
Program Studi
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Lembaga asal
: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Menerangkan dengan sesungguhnya : a. Skripsi saya yang akan diujikan adalah benar-benar pekerjaan saya sendiri (bukan barang jiplakan). b. Apabila dikemudian hari terbukti/dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya akan menanggung resiko diperkarakan oleh Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Palangka Raya, Juni 2013 Yang membuat Pernyataan,
LISDIANTO
3
ABSTRAK
Lisdianto: Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN Gohong-2 Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau. Palangka Raya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2013. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode think pair share. (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan metode think pair share. Metode yang digunakan peneliti adalah menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis data persentase klasikal dan N-Gain. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik setelah menggunakan metode Think Pair Share terlihat mengalami perkembangan yang lebih baik dan aktif dalam pembelajaran IPA, dimana 40% peserta didik sangat antusias dan semakin rajin dalam proses pembelajaran, terutama saat pembelajaran IPA. Hasil belajar belajar peserta didik setelah menggunakan metode Think Pair Share menunjukkan peningkatan dimana 96% dari peserta didik tuntas dengan rata-rata hasil belajar sebesar 77,62. Artinya dengan menggunakan metode Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran IPA. Kata kunci: Metode Think Pair Share, hasil belajar, IPA
4
ABSTRACT
Lisdianto : The Implementation of Learning Strategy Cooperative Think Pair Share To Improve The Result of Science Study for the Fourth Grade Student at SDN Gohong – 2 Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau. Palangka Raya : The Faculty of Teacher Training and Education. University of Muhammadiyah Palangka Raya. This study was to find out : 1 ) to knowing improved the result of the students in Sains Learning by using the method think pair share. 2 ) to knowing improved the result of the student after using Analysis of the data of Classical Percentage and N- Gain. The method that was used by the researcher was using classroom action research design that trying to solve or answered the problems faced on the situation now. For the collecting data by was used observation and test. As for in this research by using analysis of the data of Classical Percentage and N-Gain From the result of the research concluded that was activities of the students after using the method of Think Pair Share are seen having a better development and active in Science Learning, which was 40% of the student very enthusiastic and more diligent in learning process, especially when science learning. The result of the student after using the method of Think Pair Share showed an improve which 96% of the students was completeness with average of the result of study was 77,62, It’s means by using the method of Think Pair Share can to improve the result of the students in Science Learning. Keyword : The Method of Think Pair Share , The result of IPA`
5
LEMBAR PERSEMBAHAN Salam Sejahtera bagikita Semua
Dengan penuh sukacita dan kebahagiaan saya ucapkan terima kasih , Skripsi ini ku persembahkan kepada: 1. Ayah dan Ibu ku tercinta yang tiada duanya selalu senang tiasa mendukung dan membimbing aku dan selalu mendoakanku disetiap langkah kakiku. 2. Kakak-kakaku yang yang selalu mendorong aku supaya aku lebih semangat lagi dan tidak pernah membiarkan aku dalam kesusahan. 3. Istriku yang selalalu senang tiasa mendoakan ku dan selalu mendukung disaat aku menjalani perkuliahan ini. 4. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
6
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV DI SDN GOHONG 2 KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013
LISDIANTO NPM 11. 23. 11065
SKRIPSI
Ditulis Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyetujui :
Pembimbing I,
Drs. Bulkani, M.Pd
Pembimbing II,
Drs. Fazakkir Noor, M.Pd
7
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV DI SDN GOHONG 2 KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 LISDIANTO NPM 09.23.11065 Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Tanggal, Juli 2013 Tim Penguji No
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Ketua
……….
1.
Drs. Ahmad Yasluh, M.pd
2.
Drs. Bulkani, M.Pd
Sekretaris
……….
3.
Anggota
……….
4.
Drs. Ahmad Wahyu Cahyono M.Pd Drs. Fazakkir Noor, M.Pd
Anggota
……….
5.
Dwi Sari Usop, M.pd
Anggota
……….
Palangka Raya, Juli 2013 Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya,
Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi NIP. 19660805 199412 1 001
8
KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan anugerah-nyalah peneliti dapat menyelesaikan tugas proposal ini untuk melengkapi persyaratan dalam penyusunan skripsi dengan baik dan tepat pada waktunya. Didalam penulisan proposal ini, peneliti sadar bahwa masih banyak kekurangan sehingga peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan penelitian proposal ini yang berjudul
“Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think Pair Shera Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kls IV SDN Gohong-2 Pulang Pisau” Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, dengan proposal ini, peneliti berharap agar bermanfaat bagi mahasiswa lainnya dalam menyun proposal yang dibuatnya. Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah memberikan bantuan maupun dukungannya baik moril maupun materi.
PalangkaRaya, Maret 2013 Peneliti
LISDIANTO
9
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK …………………………………………………………………………… ABSTRACT …………………………………………………………………………. HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………… LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………………. LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………….. KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... DAFTAR TABEL …………………………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………….
i ii iii iv v vi vii viiii x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... B. Identifikasi Masalah ................................................................. C. Batasan Masalah....................................................................... D. Rumusan Masalah .................................................................... E. Tujuan Penelitian ..................................................................... F. Manfaat Penelitian....................................................................
1 3 4 4 5 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoretis ......................................................................... 1. Pengertian Belajar ............................................................... 2. Pengertian IPA.................................................................... 3. Hasil Belajar IPA ................................................................ a. Pengertian Hasil Belajar ................................................ b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......... c. Manfaat Hasil Belajar ................................................... d. Pengertian Hasil Belajar IPA ......................................... 4. Pengertian Pembelajaran ..................................................... 5. Tujuan Hasil Belajar ........................................................... 6. Ciri-ciri Pembelajaran ......................................................... 7. Prinsip-prinsip Pembelajaran .............................................. 8. Pengertian Strategi .............................................................. 9. Pengertian Kooperatif ......................................................... a. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif .............................. b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ............................ 10. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share a. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share ........................................................................... b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share ...........................................................
7 7 7 8 8 9 10 10 11 12 13 13 16 17 18 19 20 21 23
10
c. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar IPA................................. B. Kerangka Berfikir..................................................................... C. Hipotesis .................................................................................
27 29 32
BAB III METODOLOGI PENILITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 1. Waktu Penelitian.................................................................. 2. Tempat Penelitian ................................................................ B. Metode Penelitian..................................................................... C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 1. Populasi ............................................................................... 2. Sampel................................................................................. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 1. Variabel Penelitian............................................................... 2. Definisi Operasional ............................................................ E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................ F. Teknik Analisis Data ................................................................
33 33 33 34 37 37 37 38 38 38 41 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambar Umum Lokasi Penelitian ............................................. 1. Visi dan Misi ....................................................................... 2. Daftar Kepegawaian ............................................................ 3. Sarana dan Prasarana ........................................................... B. Deskripsi Data .......................................................................... 1. Deskripsi Data Awal ........................................................... 2. Siklus I ............................................................................... 3. Siklus II ............................................................................. C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 1. Nilai Hasil Belajar ............................................................. 2. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran ..................... 3. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peserta Didik dalam KBM ................................................................................. BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
51 51 52 55 55 55 58 69 82 82 84 84
87 87
11
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif …………………
19
Tabel 2. Jadwal Penelitian.................................................................... 33 Tabel 3. Data Jumlah Peserta Didik ..................................................... 37 Tabel 4. Kisi-kisi Observasi Terhadap Aktivitas Peneliti ...................... 41 Tabel 5. Kisi-kisi Observasi Terhadap Peserta Didik ............................ 42 Tabel 6. Kisi-kisi Tes Awal.................................................................. 43 Tabel 7. Kisi-kisi Tes Akhir ................................................................. 44 Tabel 8. Rekap Uji ............................................................................... 46 Tabel 9. Uji Reabilitas ......................................................................... 48 Tabel 10. Daftar Kepegawaian SDN Gohong-2 .................................... 52 Tabel 11. Data Sarana dan Prasarana SDN Gohong-2 .......................... 53 Tabel 12. Data Prasarana Penunjang Pembelajaran .............................. 54 Tabe 13. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar IPA Sebelum Diberikan Perlakuan ........................................................................................ 55 Tabel 14. Prekuensi Data Kelompok Sebelum Diberikan Perlakuan ..... 57 Tabel 15. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus I .......... 59 Tabel 16. Hasil Pengamatan Aktivitas Peneliti Pada Siklus I ................ 62 Tabel 17. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajara IPA Pada Siklus I.............. 64 Tabel 18. Frekuensi Data Kelompok Siklus I ....................................... 66 Tabel 19. Klasifikasi Interprestasi N-Gain............................................ 67 Tabel 20. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II ......... 71 Tabel 21. Hasil Pengamatan Aktivitas Peneliti Pada Siklus II............... 74 Tabel 22. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajara IPA Pada Siklus II ............ 75 Tabel 23. Frekuensi Data Kelompok Siklus II ...................................... 78 Tabel 24. Klasifikasi Interprestasi N-Gain............................................ 79 Tabel 25. Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Antar Siklus .............. 80 Tabel 26. Rekapitulasi Nilai Pengamatan Pengelola Pembelajaran ....... 84 Tabel 27. Rekapitulasi Nilai Pengamatan Terhadap Aktivitas Peserta Didik ................................................................................... 84
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Bentuk Instrumen Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 4. Penghitungan Uji Validitas dan Reabilitas Lampiran 5. Tabel r Lampiran 6. Gambar Waktu Penelitian Lampiran 7. Surat-surat Ijin Penelitian
13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci menghadapi era globalisasi. oleh sebab itu, salah satu sasaran pembangunan nasional dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tilaar, (2004:1) Di dalam pembukaan UU 1945 dinyatakan “bahwa tujuan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa” Menurut Oemar Hamalik, (2007:3) mengemukakan Pengertian penndidikan adalah: suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagai mana yang diinginkan. Menurut Amir Daien Indra kusuma (Tanpa tahun:26) pengertian pendidikan sebagai berikut: a. Bahwa pendidikan itu tidak lain adalah merupakan suatu usaha daripada manusia. b. Bahwa usaha itu dilakukan atau dilaksanakan secara sadar. c. Bahwa usaha itu dilakukan oleh orang-orang yang merasakan harus bertanggung jawab kepada hari depan anak. d. Bahwa usaha itu dilaksanakan secara teratur dan sistematis selalu menuju ke arah suatu tujuan tertentu. e. Bahwa usaha itu perlu. Dalam dunia pendidikan sering kita temukan anak yang sulit memahami materi yang diajarkan, yang menjadi salah satu faktor yaitu strategi
14
belajar mengajar yang digunakan. Agar berhasil baik, mengajar itu memerlukan kecakapan, pemahaman, inisiatif dan kreatifitas dari seorang guru. Untuk mengetahui dengan sukses apabila anak dapat menggunakan apa yang dipelajarinya. Untuk itu kita harus mengupayakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa secara langsung baik lisan, fisik dan tertulis. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran think pair share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif
yang
memberikan peserta didik waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan peneliti terhadap peserta didik di SDN Gohong-2 Pulang Pisau teridentifikasi bahwa hasil belajar IPA masih sangat rendah ini terbukti sulitnya peserta didik menjawab atau menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya. Hal ini dikarenakan cara mengajar gurunya yang masih menggunakan metode
konvensional. Guru tidak mencoba beberapa metode untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada saat proses belajar mengajar guru hanya menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga terlihat ada beberapa
peserta
didik
yang
ribut
dibelakang
,mengganggu
teman
sebangkunya,bermain-main,keluar masuk kelas tanpa memperhatikan apa yang ditulis gurunya di depan. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi hasil belajar mereka, tidak ada keseriusan untuk memperhatikan gurunya bahkan ada yang terlihat bosan dan ingin cepat-cepat keluar dari dalam kelas.
15
Berdasarkan fenomena tersebut, guru seharusnya bisa menggunakan beberapa metode pengajaran agar peserta didik tidak merasa jenuh dalam belajar sekaligus memotivasi mereka untuk berfikir logis, kritis dan aktif maka dari itu peneliti akan mencoba menerapkan metode think pair share. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu “yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran kooperatif model think pair share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk atau mengelompokkan peserta didik. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini penting karena bermanfaat bagi sumbangan wawasan di bidang pendididkan khususnya pada mata pelajaran IPA. Pendidikan pembelajaran perubahan lingkungan sangat ditekankan adanya aktifitas pada peserta didik, sehingga pelajara IPA yang dipelajarai dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian mata pelajaran IPA dapat menjadi pembelajaran yang menyatakan bagi peserta didik dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, Maka diidentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut: 1. Guru hanya menggunakan metode konvensional dan tidak mencoba menggunakan metode yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
16
2. Guru hanya menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga ada beberapa peserta didik yang yang ribut dibelakang dan mengganggu teman sebangkunya. 3. Peserta didik masih sulit menjawab atau menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 4. Peserta didik terlihat bermain-main didalam kelas dan kurang menyenangi proses pembelajaran yang sedang berlangsung. C. Batasan Masalah Untuk menghindari luasnya masalah yang dikaji, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Materi yang dibahas adalah pelajaran IPA Pengaruh Angin. 2. Hasil belajar peserta didik yang diamati adalah pada pembelajaran IPA Pengaruh Angin sebelum dan setelah mengikuti model pembelajaran Think Pair Share. 3. Penelitian ini hanya berlaku pada peserta didik kelas IV semester II di SDN Gohong-2 Pulang Pisau. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah peneliti ini adalah: 1. Bagaimana
aktivitas
peserta
menggunakan think pair share?
didik
pada
saat
pembelajaran
IPA
17
2. Apakah penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share dapat meningkatkan hasil belajaran IPA peserta didik Kls IV SDN Gohong-2 Pulang Pisau? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan sebelumnya maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui bagaimana aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran IPA menggunakan think pair share. 2. Ada tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif think pair share pada mata pelajaran IPA khususnya pada peserta didik kelas IV SDN Gohong-2 Pulang Pisau Tahun Ajaran 2012/2013". F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoretis a. Bagi peneliti, dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan meningkatkan mutu dan kualitas dalam proses pembelajaran baik sekarang maupun akan datang. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi peserta didik
18
Untuk menumbuhkan minat dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. b. Bagi Tenaga Pendidik 1) Sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan guru. 2) Untuk memperbaiki kinerja guru dalam belajar dalam pembelajaran IPA c. Bagi Sekolah Dapat memberikan sumbangan pikiran untuk memperbaiki pembelajaran agar menjadi lebih baik.
19
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoretis 1. Pengertian belajar Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Pengertian belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan menurut Slameto (2003:2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagian hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Oemar Hamalik, (2007:36), mengemukakan bahwa pengertian belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses serangkaian kegiatan jiwaraga untuk suatu perubahan tingkah laku individu yang melalui praktek atau latihan. 2. Pengertian IPA IPA merupakan suatu mata pelajaran yang dipelajarai dalam dunia pendidikan. Dalam Depdiknas, (2005), dijelaskan bahwa : IPA berasal dari bahasa inggris “natural science” yang merupakan pengetahuan yang telah diujikan kebenaranya melalui metode ilmiah serta pengetahuan umum yang berisi apa saja yang diketahui manusia, tersusun secara logis dan sistematis.
20
Menurut Santi Dewiki dan Sri Yuniati dalam Ahmad Rijani, (2011:13), mengatakan bahwa, IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara khas, yakni dengan melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan seterusnya, berkaitan cara satu dengan cara lainnya Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai macam cara penyampaian materi baik menggunakan eksperimen ataupun observasi sesuai dengan yang kita butuhkan atau yang mana baik menurut seorang pendidik tersebut. 3. Hasil Belajar IPA a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menujukan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pelajaran. Slameto (2003:39) mengemukakan “Hasil belajar didasarkan pada suatu pembelajaran setelah melakukan tes-tes tertentu atau menjalani evaluasi tertentu.” Menurut pendapat Oemar Hamalik, (2007:159), menyatakan bahwa: Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah
21
ditetapkan. Hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku peserta didi. Hasil
belajar
adalah
kemampuan
ketrampilan,
sikap
dan
ketrampilan yang diperoleh peserta didik setelah ia menerima perilaku yang
diberikan
oleh
guru
sehingga
dapat
mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui proses belajar mengajar baik berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku maupun cita-cita. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar Menurut Nana Sujana (2004) hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : 1) Faktor dari dalam diri peserta didik meliputi : a) Kemampuan b) Motivasi belajar c) Minat dan perhatian d) Sikap dan kebiasaan belajar e) Ketekunan f) Sosial ekonomi g) Faktor fisik dan psikis 2) Faktor dari luar diri peserta didik
22
Salah satu faktor dari luar peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran, yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar-mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran Dari pendapat di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajara adalah terdiri dari dua yang pertama fator dari dalam diri peserta didik dan dari luar diri peserta didik itu sendiri karena kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. c. Manfaat Hasil Belajar Menurut Bentos dalam Kustiani (2006:25 Pebruari 2013) hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik, sehingga bermanfaat untuk: 1) 2) 3) 4) 5)
Menambah pengetahuan. Lebih memahami yang belum dipahami sebelumnya. Lebih mengembangkan ketrampilannya. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal. Lebih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan manfaat hasil belajar
adalah menambah pengetahuan memahami yang belum dipahami sebelumnya dan memiliki pandangan baru atas sesuatu hal yang baru didapatkan dan bisa menghagainya. d. Pengertian Hasil Belajar IPA Hasil belajar IPA adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah peserta didik menerima pengalaman belajar IPA sesuai dengan
23
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hasil belajar didefinisikan sebagai kemampuan kognitif, yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang dicapai peserta didik sangat erat kaitanya dengan tujuan pembelajaran yang dirancang guru sebelumnya. Mengetahui berhasil tidaknya seorang dalam belajar khususnya dalam mata pelajaran IPA maka perlu dilakukan evalusi. Hal ini selaras dengan pendapat Oemar Hamalik (2006:30) bahwa “hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.” Menurut pendapat Indra Munawar, (2009:28 Pebruari 2013) Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan guru.” Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang dan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman dari belajar. 4. Pengertian Pembelajaran Menurut Oemar Hamalik, (2007:57), mengemukakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusu meliputiunsurunsur manusiawi,material,fasilitas,perlengkapan,dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Pasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan
24
audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran
merupakan
suatu
proses
penyampaian
pengetahuan,
peyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran dengan cara menuangkan pengetahuan kepada peserta didik. Pembelajaran merupakan persiapan dimasa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang paling dianggap mengetahui apa dan bagai mana kehidupan itu. Itu sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta didik. Sekolah berpungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang akan datang. 5. Tujuan Pembelajaran Tujuan
utama
pembelajaran
ialah
penguasaan
pengetahuan,
pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai pengetahuan, maka dia dapat berkuasa. Pengetahuan bersumber dari perangkat mata ajar yang disampaikan di sekolah. Hamzah B. Uno, (2006), “tujuan pembelajaran adalah salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran”. Menurut Oemar Hamalik, (2007:76), tujuan pembelajaran Tujuan Pembelajaran adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengelaman-pengelaman belajar.
25
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran . 6. Ciri–ciri dari Pembelajaran Menurut Sugandi dalam Nurmilasari, (2010:25) antara lain: 1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; 2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar; 3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi peserta didik ; 4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik; 5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik ; 6. Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, ciri-ciri pembelajaran adalah pembelajaran dilakukan secara sadar dan pembelajarran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dengan menyediakan alat bantu belajar yang menarik bagi peserta didik dan menciptakan suasana aman yang menyenangkan sehingga membuat peserta didik siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis. 7. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Menurut Sugandi dalam Nurmilasari, (2010) antara lain, 1. Kesiapan belajar faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah terjadi pada diri peserta didik sebelum ia masuk kelas. Oleh karena itu, guru tidak dapat terlalu banyak
26
berbuat. Namun, guru diharapkan dapat mengurangi akibat dari kondisi tersebut dengan berbagai upaya pada saat membelajarkan peserta didik . 2. Perhatian perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Belajar sebagai suatu aktifitas yang kompleks membutuhkan perhatian dari peserta didik yang belajar. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui barbagai kiat untuk menarik perhatian peserta didik pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. 3. Motivasi motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi aktif dan tidak aktif. Jika tidak aktif, maka peserta didik tidak bersemangat belajar. Dalam hal seperti ini, guru harus dapat memotivasi peserta didik agar peserta didik dapat mencapai tujuan belajar dengan baik. 4. Keaktifan peserta didik kegiatan belajar dilakukan oleh peserta didik sehingga peserta didik harus aktif. Dengan bantuan guru, peserta didik harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. 5. Mengalami sendiri prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Peserta didik yang belajar dengan melakukan sendiri, akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam.
27
6. Pengulangan untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, peserta didik perlu membaca, berfikir, mengingat, dan latihan. Dengan latihan berarti peserta didik mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi tersebut mudah diingat. Guru dapat mendorong peserta didik melakukan pengulangan, misalnya dengan memberikan pekerjaan rumah, membuat laporan dan mengadakan ulangan harian. 7. Materi pelajaran yang menantang keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan pelajaran yang bersifat menantang atau problematis. Dengan pemberian materi yang problematis, akan membuat anak aktif belajar. 8. Balikan dan penguatan balikan atau feedback adalah masukan penting bagi peserta didik maupun bagi guru. Dengan balikan, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana kemmpuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Balikan juga berharga bagi guru untuk menentukan perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran. 9. Penguatan
atau
reinforcement
adalah
suatu
tindakan
yang
menyenangkan dari guru kepada peserta didik yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan peserta didik mengulangi perbuatan baiknya tersebut. 10. Perbedaan individual masing-masing peserta didik mempunyai karakteristik baik dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta kemampuan belajar mereka tidak
28
sama. Guru harus memperhatikan peserta didik-peserta didik tertentu secara individual dan memikirkan model pengajaran yang berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang kurang berbakat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran adalah Tugas guru mengelola pengajaran dengan lebih baik, efektif, dinamis, efisien, ditandai dengan keterlibatan peserta didik secara aktif, mengalami, serta memperoleh perubahan diri dalam pengajaran. Ada beberapa prinsip pengajaran diantaranya adalah Kesiapan, Motivasi, Persepsi, Tujuan, Perbedaan Individu, Transfer dan Rentensi, Belajar Kognitif, Belajar Afektif, Belajar Psikomotor, Evaluasi. 8. Pengertian strategi Strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkayan kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dan strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Hamzah B. Uno, (2006:45), mengemukakan strategi pembelajaran adalah: Merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu: 1. Strategi pengorganisasian pembelajaran, 2. Strategi penyampaian pembelajaran, dan 3. Strategi pengelolaan pembelajaran. Menurut Zaltman, Dunkan, dalam Udin Saefudin Sa’ud (2008:65) Pendidikan juga dipakai sebagai strategi untuk mencapai tujuan perubahan sosial. Dengan menggunakan stategi pendidikan berarti untuk mengadakan perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta
29
dengan maksud orang akan menggunakan fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu perencanaan atau rangkayan kegiatan yang direncanakan secara matang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu sesuai dengan yang diharapkan. 9. Pengertian Kooperatif Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis menggambungkan interaksi sesama antara sesama peserta didik sebagai latihan hidup didalam masyarakat nyata. Pembelajaran kooperatif dirancang berdasarkan kesadaran bahwa manusia adalah mahluk sosial. Karena satu sama lain saling membutuhkan, maka harus ada interaksi antar sesama agar manusia yang berbeda terhindar dari kesalahpahaman antar sesama. Menurut Nur Asma, (2006:12) “Pembelajaran kooperatif adalah mendasarkan pada suatu ide bahwa peserta didik bekerja sama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik”. Sedangkan Slavi dalam Nur Asma, (2006:11), “pembelajaran kooperatif adalah bahwa dalam belajar koperatif peserta didik belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok”.
30
Menurut Mujiono dan Dimyati dalam (Etie 2009:11 ) menyatakan bahwa: sistem kooperatif dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah peserta didik, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil, untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu sistem kooperati ditandai dengan: a. Adanya tugas bersama b. Pembagian tugas kelompok c. Adanya kerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kooperatif adalah memberi peserta didik waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Melatih peserta didik untuk bekerjasama antar peserta didik, melatih peserta didik berpikir secara kritis dan kreatif, bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan di dalam kelompok mereka. Menurut Setiawan, (2006 : 21 April 2013) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut: a. Kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain: 1.
Secara Pribadi a. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas b. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif c. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat d. Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
2.
Secara Sosial / Kelompok a. Meningkatkan belajar bekerja sama
31
b. Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru c. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis d. Belajar menghargai pendapat orang lain e. Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan b. Kelemahan dari pembelajaran kooperatif ini adalah: 1.
Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
2.
Sulitnya memberikan penilaian secara personal
3.
Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group investigation (GI) model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
4.
Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
Tabel 1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif No Tahapan Tingkah Laku Guru Menyampaikan
Guru menyampikan semua tujuan pembelajaran
tujuan dan
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi
peserta memotivasi peserta didik belajar
didik
Menyajikan
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik
informasi
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
32
Mengorganisasikan peserta kedalam
Guru
menjelaskan
didik bagaimana kelompok belajar
dan
caranya
kepada
peserta
membentuk
membantu
setiap
didik
kelompok kelompok
kooperatif
agarmelakukan transisi secara efisien
Membimbing
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
kelompok
pada saat mereka mengerjakan tugas
bekerja dan belajar
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah
dipelajari
atau
masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Memberikan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
penghargaan
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
10. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Think Pair Share memiliki prosedur yang secara tepat untuk memberi peserta didik waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan demikian diharapkan peserta didik
mampu bekerja sama,
saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif. Think Pair Share berasal dari kata latin yang terdiri dari atas think, pair dan share.
33
Menurut Jhonny Andreas (Tanpa tahun:270) dalam kamus Bahasa English mengartikan bahwa think adalah “pikiran” Menurut Jhonny Andreas (Tanpa tahun:196) dalam kamus Bahasa English mengartikan bahwa pair adalah “berpasangan/berkelompok” Menurut Jhonny Andreas (Tanpa tahun:253) dalam kamus Bahasa English mengartikan bahwa share adalah “berbagi” Nurhadi, (2005 : 21 April 2013) mengemukakan : think pair share merupakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. Lie, (2002 : 21 April 2013) mengemukakan: think pair share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Think pair share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa think pair share adalah suatu metode yang mengharapkan peserta didik dapat berkelompok, berpasangan dan berbagi untuk saling bertukar pendapat atau pikiran agar dapat menyelesaikan suatu masalah”. a. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Menurut Raymond, (2006 : 21 Aprol 2013) langkah-langkah pembelajaran kooperatif think pair share adalah sebagai berikut: 1. Tahap pertama yaitu Think (Berpikir) adalah tahap dimana guru memancing siswa untuk berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan
34
atau observation (pengamatan). Siswa berpikir sejenak tentang apa yang ditanyakan oleh guru tadi. 2. Tahap kedua yaitu Pair (Berpasangan), pada tahap ini siswa berdiskusi mengenai jawaban pertanyaan guru tadi secara bersamasama dan memikirkan jawaban terbaik dari hasil diskusi. Pasangannya dapat teman sebangku atau siswa lain yang terdekat. 3. Tahap ketiga yaitu Share (Berbagi) adalah tahap terakhir dimana siswa mempresentasikan jawabannya di depan kelas agas semua siswa mengetahuinya dan seringkali guru mencatat respon siswa di papan tulis. Tahap utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) menurut Ibrahim (2000 : 27 Maret 2013) model pembelajaran kooperatif think pair share adalah sebagai berikut: Tahap 1 : Thingking (berpikir) Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian peserta didik diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap 2 : Pairing Guru meminta peserta didik berpasangan dengan peserta didik lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran
35
mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan. Tahap 3 : Sharing (berbagi) Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan. Model Pembelajaran ini bisa menjadi pilihan bagi Guru kelas yang memiliki
jumlah
penyusunan
murid
kelompok
yang
nantinya
sedikit
karena
membentuk
dalam
pasangan
berkelompok 2 orang saja. b. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Koperatif Think Pair Share Fadholi (2009 : 27 Maret 2013) mengemukakan Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan langkah-langkah pembelajaran koperatif TPS: 1. Kelebihan TPS (Think-Pair-Share) a) Peserta didik secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu
36
antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. b) Memungkinkan peserta didik untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan
oleh
guru,
serta
memperoleh kesempatan
untuk
memikirkan materi yang diajarkan. c) Peserta didik akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. d) Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar peserta didik dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi peserta didik yang sekali tidak hadir maka peserta didik tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka. e) Hasil belajar lebih mendalam. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh peserta didik dapat lebih optimal.
37
f) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut peserta didik untuk dapat bekerjasama dalam tim, sehingga peserta didik dituntut untuk dapat belajar berempati, dan mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima. 2. Sedangkan kelemahan TPS (Think-Pair-Share) a) Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas. b) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas. c) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. d) Lebih sedikit ide yang muncul. e) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah. f) Menggantungkan pada pasangan. g) Jumlah
peserta
didik
yang
ganjil
berdampak
pada
saat
pembentukan. Langkah-langkah dalam pembelajaran Think Pair Share pada umumnya adalah: Pendahuluan Fase1: Persiapan 1) Guru melakukan apersepsi 2) Guru menjelaskan tentang pembelajaran TPS 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Guru memberikan motivasi Kegiatan inti
38
Fase 2: pelaksanaan pembelajaran tipe TPS Langkah pertama : 1) Menyampaikan pertanyaan : Guru menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan. 2) Peserta didik memperhatikan/mendengarkan dengan aktif penjelasan dan pertanyaan dari guru. Langkah kedua : 1) Berpikir : peserta didik berpikir secara individual. 2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan oleh guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta peserta didik untuk menuliskan hasil pemikiran masingmasing. Langkah ketiga : 1) Berpasangan : setiap peserta didik mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan pasangan. 2) Guru mengorganisasikan peserta didik untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau meyakinkan. Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam kerja kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat dilengkapi dengan LKS sebagai lembar kerja, kumpulan soal latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara kelompok.
39
Langkah keempat : 1) Berbagi : peserta didik berbagi jawaban mereka dengan seluruh kelas. 2) Peserta didik mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual atau kelompok didepan kelas. Individu/kelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. 3) Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan, dan memberikan pujian bagi kelompok yang berhasil baik dan memberi semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik (jika ada). c. Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar. Menurut Apriani, Novita ,(2012 : 28 Maret 2013) bahwa: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Salatiga 05 dengan jumlah 38 peserta didik. Analisis perbedaan menggunakan analisis Independent U-Ttest dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows, analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar peserta didik pada kelompok eksperimen sebesar 77,55 lebih besar daripada rata-rata skor hasil belajar peserta didik pada kelompok kontrol sebesar 70,85 dengan besarnya nilai t adalah 3,776 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena besarnya t hitung -3,776> dari t tabel 1,993 maka hipotesis yang diajukan
40
diterima berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara nilai post test kelas kontrol dengan nilai post test kelas eksperimen yang artinya terdapat perbedaan pengaruh yang sangat signifikan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar IPA Peserta Didik SDN Salatiga 05. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan oleh guru kelas sehingga faktor yang mungkin timbul jika pengajaran dilakukan selain guru kelas dapat dihindari. Pada proses pembelajaran model pembelajaran sangat berperan penting demi mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam hal penggunaan proses pembelajaran seorang guru harus jeli dalam memili model pembelajaran apa yang cocok diterapkan dalam sebuah pembelajaran salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif think pair share. Menurut Ibrahim dalam Etie, (2009:17), mengemukakan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah 1. Meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik. 2. Penerimaan yang luas terhadap orang-orang yang berbeda menurut ras, suku, budaya, kelas sosial, maupun ketidak mampuan serta mengajar untuk saling menghargai satu sama lain. 3. Mengajar pada peserta didik ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bagaimana pengaruh model pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu sangatlah penting. Begitu juga khususnya terhadap mata pelajaran IPA dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif ini peserta didik akan merasa termotivasi, peserta didik meras seperti sedang bermain karena mereka bisa bertukar pikiran atau pendapat, dengan adanya kebersamaan dalam satu kelompok suasana pembelajaran akan
41
semakin hidup dan memungkinkan peserta didik untuk mengerti serta memahami materi pelajaran dengan baik, selain itu peserta didik tidak merasa jenuh atau bosan dan membantu peserta didik yang kurang berminat terhadap mata pelajaran IPA menjadi bersemangat dan mampu menerapkan apa yang sudah dipelajarai. B. Kerangka Berpikir Linda Yuli Ismayanti, (2010), dengan judul “Pengaruh Aktivitas Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Type TPS (Think-Pair-Share ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII MTS Subulul Ikhsan Kesana Brebes Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan” Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya, yakni: Untuk mengetahui pengaruh aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning type (TPS) Think-Pair-Share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative learning type Think-Pair-Share di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes berada dalam kondisi yang cukup. Ini terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 61,53 yang berada dalam interval 56 – 62. 2. Hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes berada pada kondisi yang cukup, terbukti dengan nilai rata-rata 72,62 yang berada pada interval 70-77.
42
3. Dari analisis uji hipotesis dapat diketahui ada pengaruh positif antara aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning Type (TPS) Think-Pair-Share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis Freg sebesar = 63,020 dengan perbandingan 5% = 3,97 sedangkan untuk perbandingan 1% = 7,00. Maka Freg signifikan pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%. Hal ini berarti menunjukkan hasil yang signifikan dan hipotesis yang diajukan dengan bunyi “ ada pengaruh positif antara aktivitas peserta didik dengan model Pembelajaran Cooperative Learning type (TPS) Think-Pair-Share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes” adalah dapat diterima. Muhammad Adib, (2010), “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Think Pair Share Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN Manggis I Ngancar Kabupaten Kediri” Berdasarkan uraian penelitian dapat diketahui bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode think-pair-share pada mata pelajaran pendidikan agama islam di kelas IV SDN Manggis I Ngancar, Kediri, dapat meningkatakan prestasi belajar dengan ditunjukkan meningkatnya nilai hasil belajar peserta didik. Adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik dapat di ketahui dengan meningkatnya aspek afektif, kognitif dan psikomotorik masing-masing peserta didik. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
43
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan metode think-pair-share memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Ditunjukkan dengan meningkatnya aspek kognitif masing-masing peserta didik. 2. Penerapan Pembelajaran koperatif dengan metode think-pair-share sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik serta meningkatnya aspek afektif dan psikomotorik peserta didik pada setiap siklus. Bagi penelitian suatu proses belajar mengajar bukan hanya guru yang berperan aktif dalam menyampaikan materi, akan tetapi peserta didik juga harus berperan aktif dalam mengolah materi dan menyimpulkan materi. oleh karena itu guru seharusnya bisa menggunakan beberapa metode pengajaran agar peserta didik tidak merasa jenuh dalam belajar sekaligus memotivasi mereka untuk berfikir logis, kritis dan aktif maka dari itu
peneliti akan
mencoba menerapkan metode think pair share. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu “yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran kooperatif model think pair share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk atau mengelompokkan peserta didik. Diharapkan dengan menggunakan metode ini,
44
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik SDN Gohong-2 kabupaten Pulang Pisau. C. Hipotesis Tindakan Menurut Burhan Bungin (2005:75), “Hipotesis adalah suatu kesimpulan penelitian yang masih kurang atau belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.” Adapun hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut: Ada peningkatan hasil belajar IPA setelah penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN Gohong-2 Pulang Pisau.
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penalitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Pebruari sampai bulan Mei 2013 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2 Jadwal penelitian Bulan No
Kegiatan
Pebruari
Maret
April
Mei
2013
2013
2013
2013
Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan a. Menyusun proposal b. Seminar proposal
X x X x X
c. Revisi proposal d. Bimbingan proposal a. Mengurus Surat izin 2. Pelaksanaan Penelitian b. Penelitian ke lapangan c. Menyusun laporan d. Ujian skripsi d. Revisi Skripsi
X X X X X X XX X X X X X XX
2. Tempat Penelitian Pelaksanaan dilakukan di SDN Gohong-2 Kabupaten Pulang Pisau. Alasan pengambilan tempat penelitian ini karena pada saat melakukan
X X X
46
observasi di SDN Gohong-2 Pulang Pisau terdapat fenomena yang peneliti temukan. B. Metode Penelitian Metode atau pendekatan penelitian adalah merupakan keseluruhan teknik atau cara yang di lakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari rumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Berdasarkan uraian di atas dan rumusan masalah maka peneliti ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Dhianasari dalam Siti Aida Rohmah, (2011 : 12) adalah “penelitian yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mendapatkan suatu keadaan yang lebih baik lagi dibandingkan keadaan sebelumnya”. Dari pendapat di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan dalam mengadakan suatu kegiatan (penelitian, peninjauan, dan Iain-lain) untuk mencapai tujuan yang dimaksud Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengajar. Dalam penelitian ini siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untuk jelasnya dipaparkan melalui bagan sebagai berikut:
47
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
PelaksanaanTind akan
Observasi
Berhasil
BelumBerhasil
Berhenti
Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber : buku pedoman penulisan skripsi
Siklus n
48
1. Siklus I a. Perencanaan pada tahap ini penelitian mengidentifikasi bagaimana menerapkan penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share pada mata pelajaran IPA. Perencanaan yang dilakukan yaitu : 1)
Menyususn Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)
2)
Menyiapkan bahan yang akan dipakai dalam pembelajaran
3)
Mengembangkan format observasi
b. Tindakan : Pada tahap ini penelitian menerapkan rencana atau strategi pembelajaran yang telah disusun dan dibuat tersebuat pada proses pembelajaran IPA. c. Observasi : Pada tahap ini penelitian mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan format yang telah dibuat pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan tersebut. d. Refleksi : Pada tahap ini penelitian melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil. 2. Siklus II a. Perencanaan : Tahap ini penelitian mengidentifikasi bagaimana penggunaan strategi pembelajara kooperatif TPS pada pembelajaran IPA. b. Tindakan : Pada tahap ini penelitian menerapkan rencana atau strategi pembelajaran IPA. c. Observasi : Pada tahap ini penelitian mengobservasi tindakan II yang dilakukan dan dibuat pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan tersebuat.
49
d. Refleksi : Tahap ini peneliti melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Menurut S. Margono (2004:118) “Populasi adalah seluru data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.” Jadi, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan peserta didik kelas IV SDN Gohong-2 Pulang Pisau tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 orang.
No
Kelas
Tabel 3 Data Jumlah Peserta Didik Jumlah Peserta Didik Jumlah L
1
IV
6
P 19
25
Sumber : Tata Usaha SDN Gohong-2 Pulang Pisau 2. Sampel Sampel penelitian Menurut S. Margono (2004:121) “Sampel adalah sebagai bagian dari populasi” sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan untuk peserta didik Kelas IV yang berjumlah 25 orang, karena penelitian ini mengambil sampel dari seluruh bagian populasi maka penelitian ini disebut dengan penelitian populasi.
50
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 1. Variabel Penelitian Menurut S. Margono (2004:133) “variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainyan).” Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesi penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran kooperatif think pair share merupakan variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) yang dilambangkan dengan X dan hasil belajar IPA merupakan variabel terikat (variabel yang dipengaruhi) yang dilambangkan dengan Y. Hal ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut: Strategi pembelajaran kooperatif think pair share
Hasil belajar IPA (Y)
(X)
2. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran kurang tepat terhadap judul di atas, penulis perlu memberikan penjelasan dan penegasan defenisi operasional yang digunakan, yaitu: a.
Model strategi pembelajaran kooperatif think pair share adalah pembelajaran yang memberi peserta didik waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Langkah-langkah dalam pembelajaran Think Pair Share pada umumnya adalah:
51
Pendahuluan Fase1: Persiapan 1. Guru melakukan apersepsi 2. Guru menjelaskan tentang pembelajaran TPS 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru memberikan motivasi Kegiatan inti Fase 2: pelaksanaan pembelajaran tipe TPS Langkah pertama : 1. Menyampaikan pertanyaan : Guru menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan. 2. Peserta didik memperhatikan/mendengarkan dengan aktif penjelasan dan pertanyaan dari guru. Langkah kedua : 1. Berpikir : peserta didik berpikir secara individual. 2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan oleh guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta peserta didik untuk menuliskan hasil pemikiran masingmasing. Langkah ketiga : 1. Berpasangan : setiap peserta didik mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan pasangan.
52
2. Guru mengorganisasikan peserta didik untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau meyakinkan. Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam kerja kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat dilengkapi dengan LKS sebagai lembar kerja, kumpulan soal latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara kelompok. Langkah keempat : 1. Berbagi : peserta didik berbagi jawaban mereka dengan seluruh kelas. 2. Peserta didik mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual atau kelompok didepan kelas. Individu/kelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. 3. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan, dan memberikan pujian bagi kelompok yang berhasil baik dan memberi semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik (jika ada). b.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah peserta didik menerima pengalaman belajar. Hasil belajar didefinisikan sebagai kemampuan kognitif, yang dimiliki oleh
53
peserta didik sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya. E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Teknik pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian adalah Alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pengumpulan data adalah : a. Observasi Observasi sering juga disebut sebagai pengamatan hasil belajar untuk guru dan untuk peserta didik, yakni suatu teknik pengumpulan
data
yang
dilakukan
dengan
mengadakan
pengamatan terhadap objek yang akan diselidiki. Pengamatan dilakukan untuk melihat sumber belajar. Tabel 4 Kisis-kisi Observasi Lembar Pengamatan Aktivitas Peneliti No.
Aspek yang Diamati
1. Merumuskan Tujuan dan Memotivasi - Apersepsi Awal terhadap pengetahuan awal peserta didik - Memberi semangat kepada peserta didik - Menuliskan Topik/pokok pembahasan pembelajaran - Menjelaskan Materi 2. Penggunaan Metode Think Pair Share dalam KBM - Menggunakan Metode think pair share dalam KBM - Metode Think Pair Share dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam KBM 3. Tanya Jawab Terhadap Materi Pelajaran - Mengadakan Tanya Jawab Mengenai Materi Yang Dibahas - Memberi Kesempatan Peserta Didik Bertanya 4. Melaksanakan Evaluasi
1
Skor 2 3
4
54
- Menilai Hasil Evaluasi Peserta Didik - Memberi Pujian Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik - Menyimpulkan Pelajaran 5. Penggunaan Waktu saat Pembelajaran 6. Kegiatan Belajar Mengajar Cenderung Berpusat Pada Peserta Didik 7. Mendorong Peserta Didik Lebih Giat Belajar Jumlah Rata-rata
Tabel 5 Kisi-kisi Observasi Terhadap Peserta Didik Aspek Yang Diamati 1.
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
2.
Membaca (buku Paket/LKS
3. 4.
Bekerja dengan menggunakan alat perlengkapan tulis lengkap Menulis (yang relevan dengan KBM)
5.
Berdiskusi dan bertanya pada guru
6.
Berdiskusi dan bertanya antara peserta didik
7.
Perilaku yang tidak relevan dengan KBM
1
2
3
4
Jumlah Rata-rata
b. Tes Tas awal dilaksanakan untuk memperoleh data sebelum pelaksanaan diterapkan dan tes akhir dilakukan pada setiap tes akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang disampaikan melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair
55
share dalam pembelajaran, tes akhir untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang diterapkan. 2. Instrumen Pengumpulan Data Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes hasil belajar, instrumen tes hasil belajar digunakan untuk mengambil data hasil belajar peserta didik dengan menggunakan penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share dan tanpa menggunakan strategi pembelajaran kooperati think pair share Tabel 6 Kisi-kisi Tes Awal No 1.
Standar Kompetensi Memahami
Indikator 1. Menjelaskan berbagai faktor
No Butir Soal
Jumlah Soal
1, 2, 3,
11
perubahan
penyebab perubahan lingkungan
4, 5, 6,
lingkungan fisik
fisik.
7, 8, 9,
dan pengaruhnya terhadap daratan
2. Menyebutkan contoh perubahan
10, 11,
lingkungan fisik dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menjelaskan pengaruh angin yang mrnguntungkan dan merugikan. Jumlah
11
56
Tabel 7 Kisi-kisi Tes Akhir No 1.
Standar Kompetensi Memahami
Indikator 4. Menjelaskan berbagai faktor
No Butir Soal
Jumlah Soal
1, 2, 3,
11
perubahan
penyebab perubahan lingkungan
4, 5, 6,
lingkungan fisik
fisik.
7, 8, 9,
dan pengaruhnya
5. Menyebutkan contoh perubahan
terhadap daratan
10, 11,
lingkungan fisik dalam kehidupan sehari-hari. 6. Menjelaskan pengaruh angin yang mrnguntungkan dan merugikan. Jumlah
11
3. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidtan atau kesahitan sesuatu instrumen sebagaimana yang dikemukan oleh Suharsimin Arikonto (2006:144) bahwa “sebelum instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan oleh peneliti”.
57
b. Validitas Isi Validitas isi adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat ketepatan antara materi yang akan diukur dengan materi yang seharusnya diukur. Menurut S. Gono, (2004:187), “vadilitas isi menunjuk kepada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap / mengukur yang akan diukur”. c. Instrumen Instrument disebut memiliki validitas isi jika butir-butir pertanyaan / pernyataan dalam instrument itu memiliki kesesuaian dengan indikator variabel. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:82) “sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pengajaran yang diberikan”. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berbentuk essay sebanyak 10 butir yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Untuk menguji instrumen tersebut menggunakan validitas isi, peneliti meminta bantuan dua orang validator. Untuk meneliti vadilitas butir-butir soal digunakan rumus korelasi produk momen dengan angka kasar sebagai berikut: rxy
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
2
2
58
(Suharsimi Arikunto, 2006:225) Dimana : N
= Jumlah responden / Number of case
∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y
∑XY = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y rxy
= Angka indeks korelasi ‘r’ product moment.
Item1
Tabel 8 Rekap Uji Pearson Correlation .447*
Item2
Sig. (2-tailed)
N
.037
22
.087
.701
22
Item3
.554**
.008
22
Item4
.520*
.013
22
Item5
.398
.067
22
Item6
.507*
.016
22
Item7
.507*
.016
22
Item8
.666**
.001
22
Item9
.181
.420
22
Item10
-.445*
.038
22
Item11
.461*
.031
22
Item12
.507*
.016
22
Item13
.405
.062
22
Item14
.314
.155
22
Item15
.050
.824
22
Item16
.808**
.000
22
Item17
.382
.079
22
Item18
.461*
.031
22
59
Item19
-.337
.125
22
Item20
.598**
.003
22
Item21
1
Item22
22 22
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) r hitung > r tabel, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid. r hitung < r tabel, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan tidak valid . Berdasarkan hasil pengujian validitas dengan menggunakan SPSS16 for Windows, dari 20 item soal yang diujikan terdapat beberapa item yang tidak valid karena nilai rxy < r tabel. Terdapat 9 item soal nilai korelasinya kurang dari nilai r tabel. Item yang tidak valid tidak digunakan dalam pengambilan data Pree Tes maupun Pos Tes pada saat penelitian sehingga item soal yang digunakan adalah 11. d. Uji Reliabilitas Untuk menentukan koefisien reliabilitas butir soal menggunakan rumus K R.21 (Kuder dan Richharson) sebagai berikut :
k M k M r11 1 kVt k 1 (Suharsimi Arikunto,2006:229) Dimana :
60
r11
= Reliabilitas instrumen
Vt
= Varians total
k
= Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
m
= Skor rata-rata Tabel 9 Uji Reabilitas Case Processing Summary N
Cases
Valid Excludeda Total
% 22
100.0
0
.0
22
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .792
11
Untuk memutuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak, hingga dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien yang diperoleh, maka dalam menentukan seberapa kuat hasil yang diperoleh dapat berpedoman dengan pendapat Sugiyono (2006:216) pada kategori sebagai berikut: 0, 000 – 0, 199
Sangat tidak reliabel
0, 200 – 0, 399
Tidak reliabel
0, 400 – 0, 599
Cukup reliabel
0, 600 – 0, 799
Reliabel
0, 800 – 1, 000
Sangat reliabel
Berdasarkan hasil pengujian Reliability dengan menggunakan program SPSS16 for Windows diperoleh nilai reliabilitas instrumen tes
61
peserta didik yakni sebesar 0,792. Dengan berpedoman pada katagori di atas, maka nilai reliabilitas sebesar 0,792 termasuk dalam katagori reliabel, sehingga instrumen tersebut layak dan dapat digunakan dalam penelitian. F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah. Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan : a) Menyusun tabel frekuensi data kelompok b) Menghitung nilai rata-rata (Mean) dengan rumus :
f x x f i
i
i
Keterangan : x
= Nilai rata-rata hitung
f x = Total nilai interval kelas i
f
i
i
= Frekuensi interval kelas
yaitu menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 65, ketuntasan klasikal 85% diperoleh dengan rumus TB =
∑
X 100 %
Keterangan : ∑s
= Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 65.
62
n
= Banyak peserta didik
100%
= Bilangan tetap persentase
TB
= Ketuntasan belajar klasikal minimal 85%
(Sumber : Anas Sudjiono, 2000 : 40-41) Dan perhitungan N-Gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA peserta didik. Perhitungan N-Gain diperoleh dari skor pretes dan postes.
Peningkatan
kompetensi
yang
terjadi
sebelum
dan
sesudah
pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus menurut Hake dalam Herlina Fitrihidayanti dkk (2010 : 489) adalah sebagai berikut: g =
SkorPostes SkorPretes Skormaks skor Pretes
Keterangan: Spost = Skor postes Spre = Skor pretes Smaks = Skor maksimum
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Visi dan Misi SDN Gohong-2 kec. Kahayan Hilir kab. Pulang Pisau memiliki visi dan misi sebagai berikut: a. Visi Unggul dalam prestasi berdasarkan implak. b. Misi a) Unggul dalam perolehan NEM. b) Unggul dalam perlombaan. c) Disiplin. d) Kebersihan.
2. Kepegawaian SDN Gohong-2 kec. Kahayan Hilir kab. Pulang Pisau memiliki tenaga pendidik sebagai berikut:
64
Tabel 10 Daftar Kepegawaian SDN Gohong-2 No
Nama Pegawai/NIP
1
ALISABETH, S.Pd 19600208 198402 2 001 RUSKUMALA DEWI, S.Pd 19570318 198112 2 002 PUTIR, S.Pd 19640304 198502 2 002 NENENG SRI MURTI,S.Pd 19680901 198712 2 002 ARIYANI 19610830 198209 2 001 YENIE 19680712 199304 2 001
2 3 4 5 6
L Tempat, / Tgl Lahir P P Kapuas, 08-02-1960 P Gohong, 18-03-1957 P Sampit, 04-03-1964 P Gohong, 01-09-1968 P Gohong, 30-08-1961 P Lawang Uru, 12-07-1968 L Buntoi, 18-11-1971
Pend
Pangkat
Jabatan
Mengajar
S-1
Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina IV/a Pembina IV/a Penata Tk.I III/d
Kepala Sekolah Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas
I -VI
SGO
Penata Tk.I III/d
I-VI
P Anjir P.Pisau, 12-10-1986
S-1
Penata Muda TKI III/b Penata Muda TKI III/b Penata Muda III/a Pengatur Muda II/c
Guru Penjaske s Guru Agama Islam Guru Agama Kristen
I-VI
Guru Agama Islam Guru Kelas
I-VI
I-VI
-
7
TONO 19701118 199112 1 001
8
EVI VALENTINA, S.PdI 19861002 200903 2 002
9
NENENG 19720802 200701 2 013
P
10
SITI PATIMAH, S.Pd.I 19860910 201001 2 017
P
11
HERI YANA, A.Ma 19841222 201001 2 012
12
SRI RAHAYU
13
ELPIYANATIE,S.Pd.I
14
YOTAHANSYAH.T.UNUNG
S-1 S-1 S-1 SPG SGO
Penda Katapi, 02-08-1972
PGA K
Anjir Serapat, 10-09-1986 P Jangkang Baru, 22-12-1984 P Gohong, 27-03-1979
S-1
P
P.Pisau, 23-08-1978 L Gohong, 21-02-1974
D-II
D-II
-
S-1
-
Guru Tidak Tetap Honor
-
-
Honor
V III VI IV I
I-VI
II
I-VI
65
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa SDN Gohong memiliki 14 tenaga pendidik (guru) dan 1 orang staf TU. 3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN Gohong-2 Kabupaten Pulang Pisau dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11 Data Sarana dan Prasarana SDN Gohong-2 No
Jenis Ruangan
Jumlah
1.
Ruang kelas 1
1
2.
Ruang kelas 2
1
3.
Ruang kelas 3
1
4.
Ruang kelas 4
1
5.
Ruang kelas 5
1
6.
Ruang kelas 6
1
7.
Ruang kepala sekolah / Ruang guru
1
8.
Ruang perputakaan
1
9.
WC
3
10. Rumah dinas penjaga sekolah
1
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas diketahui bahwa SDN Gohong-2 memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah yang menjadi satu dengan ruang guru, 1 ruang perpustakaan, dan 3 ruang WC. Guna mendukung kegiatan pembelajaran dan operasional sekolah maka pemerintah mengadakan bantuan paket multimedia dan media ajar bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan, SDN Gohong-2 termasuk beberapa sekolah yang mendapat bantuan paket-paket tersebut di atas. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
66
Tabel 12 Data Prasarana Penunjang Pembelajaran Yang Dimiliki SDN Gohong2 Kabupaten Pulang Pisau No
Nama Barang
Jumlah
1.
Mesin ketik
1 buah
2.
Papan tulis (untuk setiap kelas)
6 buah
3.
Alat-alat olahraga
16 paket
4.
Media praktek IPA
2 paket
5.
Media praktek IPS
1 paket
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa SDN Gohong-2 Kabupaten Pulang Pisau telah memiliki beberapa media pembelajaran untuk bidang studi yang terkait yang digunakan pada pembelajaran di kelas.
B. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Awal Data awal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang dijadikan topik pembelajaran sebelum penelitian tindakan kelas. Adapun data awal dari 25 peserta didik sebagian besar masih mendapatkan nilai yang sangat rendah sebelum dilakukannya perlakuan (dari hasil tes) yaitu sebagai berikut : Tabel 13 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar IPA (Sebelum diberikan Perlakuan) NO 1 2
NAMA Jesi Ariani Rahamawati
NILAI 63 45
67
3 4 5 6
Nolmila
63
Regina Tanjung Kahayani Nuraliah Sisda
54 63 45
7 8 9 10
Ahmad Ridwan
36
Ahmad Putra Firta
63 54
Husnul Khatimah Nina Rahayu AS
54 63
Vivi Rema Lestari Putri Henti Anceratni Yohana Adelia
63 36 54 63
Cinta Mayada Apin Diki Anis
45 54 63 54 63
Bayu Desi Meci Armita Ririn Ariska
36 54 36 63 54
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada pendekatan yang diterapkan. 1) Menyusun tabel frekuensi data kelompok 63 45 63 54 63 45 36 63 54 54 63 63 36 54 63 45 54 63 54 63
68
36 54 36 63 54 a. Menentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah. 63 – 36 = 27 b. Menentukan
banyak
kelas
yang
akan
digunakan.
Untuk
menghitung banyak kelas. Menggunakan aturan Sturges dengan rumus : Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas yang akan dibuat dan n adalah banyak data. Untuk data tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah : K = 1 + 3,3 log 25 = 1 + 3,3 × 1,3979 = 5,61307 dibulatkan 6. (banyak kelas 6) c. Hitung panjang kelas interval dengan rumus : Panjang kelas (p) = P=
= 4,5 dibulatkan 5
Nilai Tes 36 – 40 41 – 45 46 – 50 51 – 55 56 – 60 61 - 65 Jumlah
Tabel 14 Frekuensi Data Kelompok (Sebelum diberi perlakuan) Frekuensi ( ) 4 38 3 43 0 48 8 53 0 58 10 63 25
2) Menghitung Nilai rata-rata mean ( ̅ ) :
. 152 129 0 424 0 630 1.335
69
x
f x f i
i
i
̅= ̅ = 53,4 Jadi, rata – rata mean ( ̅ ) adalah 53,4 3) Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 65, ketuntasan klasikal 40 %. Dengan tabel diatas, dapat dengan mudah mendeskripsikan data yang diperoleh, yakni dari data pada (table 14), dapat dengan mudah menghitung Persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65. TB =
x 100 % = 40 %
Jadi, Peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 hanya 40 %. 2. Siklus I a) Perencanaan (Planning) Peneliti menelaah kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator dari materi pembelajaran matematika yang akan dijadikan peneliti dalam PTK dan membuat rencana pembelajaran (RPP) menggunakan think pair share. b) Tindakan 1. Menjelaskan materi pembelajaran tentang Pengaruh Angin.
70
2. Membagikan peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 orang peserta didik tapi karena jumlah peserta didik 25 terpaksa ada yang 3 dalam suatu kelompok. 3. Memberikan lembar LKS dan menjelaskan cara mengisinya. 4. Peserta didik mengisi LKS sambil berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk mengambil kesimpulan atau jawaban dari pertanyaan tersebut. c) Pengamatan (Observasi) 1. Observasi Tindakan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai) mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan (format terlampir). Berdasarkan hasil observasi peserta didik pada siklus I diperoleh data sebagai berikut : Tabel 15 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus I No
Aktivitas Yang Diamati
Skor
1
Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
3
2
Konsentrasi dalam proses pembelajaran
3
3
Memiliki semangat yang tinggi
3
4
Berdiskusi dan bertanya pada guru / antar peserta didik
3
5
Memiliki rasa percaya diri
2
6
Memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan
2
latihan
71
Jumlah
16
Rata-rata
2,66
Dengan kriteria sebagai berikut : 4
: Sangat Baik
3-3,9 : Baik 2-2,9 : Cukup 1-1,9 : Kurang Berdasarkan tabel di atas terlihat skor terhadap aspek yang diamati: 1. Pada aspek keaktifan peserta didik mendapatkan skor 3 karena peserta didik cukup aktif dalam proses pembelajaran. Dari 25 peserta didik ada 17 orang peserta didik yang aktif dalam pembelajaran ketika guru menyampaikan materi tentang pengaruh angi, sedangkan 8 orang peserta didik diantaranya kurang akttif dalam pembelajaran. 2. Pada
aspek
konsentrasi
dalam
proses
pembelajaran
mendapatkan skor 3 karena 16 orang peserta didik yang memiliki daya konsentrasi yang tinggi dan 9 orang peserta didik diantaranya sibuk sendiri
kurang memperhatikan
penjelasan guru. 3. Pada aspek memiliki semangat yang tingi mendapatkan skor 3 karena 18 orang peserta didik yang memiliki semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
72
4. Pada aspek berdiskusi dan bertanya pada guru/antar peserta didik mendapat skor 3 karena dari 25 peserta didik berkisar 19 orang peserta didik yang bertanya pada guru dan antar peserta didik. 5. Pada aspek memiliki rasa percaya diri mendapat skor 2 karena apresiasi dalam mengutarakan pendapatnya masih kurang karena dari 25 peserta didik hanya ada 12 orang peserta didik saja yang merasa percaya diri. 6. Pada aspek memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan latihan mendapat skor 2 karena hanya ada 14 orang peserta didik saja yang memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan latihan diberikan oleh guru. Artinya penggunaan metode think pair share yang digunakan peneliti saat proses pembelajaran IPA berlangsung pada siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pembelajaran IPA. Hal ini terlihat berdasarkan hasil observasi dimana peserta didik memiliki keaktifan, konsentrasi, memiliki semangat yang tinggi, berdiskusi, memiliki rasa percaya diri dan memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan latihan yang diberikan oleh peneliti masih rendah atau mendapat kategori cukup karena mendapat nilai rata-rata 2,66. 2. Observasi Terhadap Aktivitas Pengajar
73
Aktivitas Pengajar atau peneliti diamati oleh 2 pengamat, pengamat pertama (guru kelas) dan pengamat kedua (Mahasiswa). Berikut adalah tabel hasil pengamatan aktivitas mengajar peneiti: Tabel 16 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peneliti Pada Siklus I
No
Aspek yang diamati
P-1
P-2
a. Apersepsi Awal terhadap pengetahuan awal peserta didik b. Memberi semangat kepada peserta didik
3
3
2
3
c. Menuliskan Topik/pokok pembelajaran d. Menjelaskan Materi
3
3
3
3
a. Menggunakan Metode think pair share dalam KBM b. Metode Think Pair Share dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam KBM 3. Tanya Jawab Terhadap Materi Pelajaran
3
3
3
3
a. Mengadakan Tanya Jawab Mengenai Materi Yang Dibahas b. Memberi Kesempatan Peserta Didik Bertanya 4. Melaksanakan Evaluasi
2
3
2
2
a. Menilai Hasil Evaluasi Peserta Didik
3
3
b. Memberi Pujian Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik c. Menyimpulkan Pelajaran
2
3
3
4
5.
Penggunaan Waktu saat Pembelajaran
2
2
6.
Kegiatan Belajar Mengajar Cenderung Berpusat
3
2
4
3
1. Merumuskan Tujuan dan Memotivasi
pembahasan
2. Penggunaan Metode Think Pair Share dalam KBM
Pada Peserta Didik 7.
Mendorong Peserta Didik Lebih Giat Belajar
74
Jumlah
38
40
Rata-rata
2,7
2,9
Dengan Kriteria Sebagai Berikut: P1
: Pengamat 1 (Guru Kelas)
P2
: Pengamat 2 (Mahasiswa)
4
: Sangat Baik
3 – 3,9
: Baik
2 – 2,9
: Cukup
1 – 1,9
: Kurang Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dengan menggunakan metode pembelajaran think pair share sebagai sarana meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam kategori cukup karena penilaian secara keseluruhan adalah sebesar P-1(2,7) P-2(2,9). d) Hasil Tes Belajar IPA Setelah Siklus I Agar hasil data yang diperoleh pada siklus I mudah dipahami maka peneliti menggunkan teknik analisis data sebagai berikut: Tabel 17 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar IPA (Siklus I) NO
NAMA
NILAI
Jesi Ariani Rahamawati Nolmila
72
Regina Tanjung Kahayani Nuraliah
7
Sisda Ahmad Ridwan
63 81 63 72
8
Ahmad Putra
72
1 2 3 4 5 6
63 81
75
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Firta
63
Husnul Khatimah Nina Rahayu AS
63 81
Vivi Rema Lestari Putri Henti Anceratni Yohana Adelia
81 36 63 72
Cinta Mayada Apin Diki Anis
63 72 81
Bayu Desi Meci Armita Ririn Ariska
54 63 54 81 72
72 72
Untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada pendekatan yang diterapkan. 1) Menyusun tabel frekuensi data kelompok 72 63 81 63 81 63 72 72 63 63 81 81 36 63 72 63 72 81 72 72 54 63 54 81 72 a. Menentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah. 81 – 36 = 45
76
b. Menentukan banyak kelas yang akan digunakan. Untuk menghitung banyak kelas. Menggunakan aturan Sturges dengan rumus: Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas yang akan dibuat dan n adalah banyak data. Untuk data tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah: K = 1 + 3,3 log 25 = 1 + 3,3 × 1,3979 = 5,61307 dibulatkan 6. (banyak kelas 6) c. Hitung panjang kelas interval dengan rumus : Panjang kelas (p) = P=
= 7,5 dibulatkan 8
Nilai Tes 36 – 43 44 – 51 52 – 59 60 – 67 68 – 75 76 – 83 Jumlah
Tabel 18 Frekuensi Data Kelompok (Siklus I) Frekuensi ( ) 1 39,5 0 47,5 2 55,5 8 63,5 8 71,5 6 79,5 25
2) Menghitung Nilai rata-rata mean ( ̅ ) : ̅=
,
̅ = 68,3
. 39,5 0 111 508 572 477 1.707,5
77
Jadi, rata – rata mean ( ̅ ) adalah 68,3 3) Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 65, ketuntasan klasikal 88%. Dengan tabel diatas, dapat dengan mudah mendeskripsikan data yang diperoleh, yakni dari data pada (tabel 18), dapat dengan mudah menghitung Persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65. TB =
x 100 % = 88 %
Jadi, Peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 adalah 88 %. 4) N-Gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA peserta didik. g =
SkorPostes − SkorPretes Skormaks − skor Pretes
g =
68,3 – 53,4 14,9 = = 0,31 100 – 53.4 46,6
Tabel 19 Klasifikasi Interprestasi N-Gain Besar Persentase Interprestasi g > 0,7 Tinggi 0,3 < g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh peneliti setelah siklus I ternyata ada peningkatan dibandingkan hasil tes yang dilakukan peneliti (sebelum diberikan perlakuan) yaitu pada nilai rata-
78
rata mean ( ̅ ) adalah 53,4 sedangkan persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 yaitu sebesar 40% setelah dilaksanakan siklus I diketahui nilai rata-rata mean ( ̅ ) adalah 68,3 sedangkan persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 yaitu sebesar 88%. Dan N-Gain pada siklus I sebesar 0,31. e) Evaluasi dan Refleksi Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer penilaian (penilai) melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil. Setelah dilakukan evaluasi perlu adanya siklus II dalam proses pembelajaran untuk melihat peningkatan secara lebih tinggi dan lebih baik. Berbagai hambatan yang terjadi dalam siklus I peneliti evaluasi dan diberikan refleksi. Hambatan dari pelaksanaan siklus I adalah: 1) Dalam pengelompokan peserta didik sangat sulit karena jumlah peserta didik 25 orang yang seharusnya dalam satu kelompok terdiri dari 2 orang saja, sehingga terpaksa ada yang 3 orang dalam suatu kelompok. 2) Kurang adanya kerja sama dalam kelompok yang seharusnya kerja sama dalam menyelesaikan tugas dan saling bertukar pendapat untuk mengambil kesimpulan tapi malah ada yang bersantai-santai.
79
Setelah dilakukan
refleksi peneliti melakukan persiapan
penerapan siklus II dengan menyusun rencana pembelajaran yang digunakan dalam siklus II dengan menambahkan beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu: 1) Pengelompokan peserta didik untuk menjawab atau mengisi lembar LKS dan memberikan contoh cara mengisinya. Dalam kelompok terdiri dari 2 orang tapi karena jumlah peserta didik 25 orang terpaksa dalam suatu kelompok ada yang 3 orang. 2) Menugaskan setiap kelompok untuk maju kedepan untuk membacakan hasil kerja kelompok mereka masing-masing. 3. Siklus II a) Perencanaan (Planning) Peneliti menelaah kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator dari materi pembelajaran IPA yang akan dijadikan peneliti dalam PTK dan membuat rencana pembelajaran (RPP) menggunakan metode Think Pair Shrare. b) Tindakan 1. Menjelaskan materi pembelajaran tentang Pengaruh Angin. 2. Membagikan peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 orang peserta didik tapi karena jumlah peserta didik 25 0rang terpaksa dalam suatu kelompok ada yang 3. 3. Memberikan lembar LKS dan menjelaskan cara mengisinya.
80
4. Peserta didik mengisi LKS sambil berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk mengambil kesimpulan atau jawaban dari pertanyaan tersebut. 5. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk maju kedepan dan membacakan hasil dari kerja kelompoknya. c) Pengamatan (Observasi) 1. Observasi Tindakan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai) mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan (format terlampir). Berdasarkan hasil observasi peserta didik pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: Tabel 20 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II No
Aktivitas Yang Diamati
Skor
1
Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
4
2
Konsentrasi dalam proses pembelajaran
3
3
Memiliki semangat yang tinggi
3
4
Berdiskusi dan bertanya pada guru / antar peserta didik
3
5
Memiliki rasa percaya diri
3
6
Memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan
3
latihan
Jumlah
19
Rata-rata
3,16
81
Dengan Kriteria Sebagai Berikut: 4
= Sangat Baik
3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup 1
– 1,9 = Kurang Berdasarkan tabel di atas terlihat skor terhadap aspek yang
diamati: 1. Pada aspek keaktifan peserta didik mendapatkan skor 4 karena peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran cukup tinggi. Dari 25 peserta didik ada 20 orang peserta didik yang aktif dalam pembelajaran ketika guru menyampaikan materi tentang pengaruh angin, sedangkan 5 orang peserta didik diantaranya tidak aktif dalam pembelajaran. 2. Pada
aspek
konsentrasi
dalam
proses
pembelajaran
mendapatkan skor 3 karena 18 orang peserta didik yang memiliki daya konsentrasi yang tinggi sedangkan 7 orang peserta didik diantaranya kurang karena
tidak terlalu
memperhatikan penjelasan guru. 3. Pada aspek memiliki semangat yang tingi mendapatkan skor 3 karena 18 orang peserta didik yang memiliki semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. 4. Pada aspek berdiskusi dan bertanya pada guru/antar peserta didik mendapat skor 3 karena dari 25 peserta didik berkisar 18
82
orang peserta didik yang bertanya pada guru dan antar peserta didik. 5. Pada aspek memiliki rasa percaya diri mendapat skor 3 karena apresiasi dalam mengutarakan pendapatnya sebanyak 18 orang peserta didik. 6. Pada aspek memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan latihan mendapat skor 3 karena ada 19 orang peserta didik memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan latihan diberikan oleh guru. Artinya penggunaan metode think pair shara yang digunakan guru saat proses pembelajaran IPA berlangsung dalam siklus II dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA. Hal ini terlihat berdasarkan hasil observasi dimana peserta didik memiliki keaktifan, konsentrasi, memiliki semangat yang tinggi, berdiskusi, memiliki rasa percaya diri dan memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan latihan yang diberikan oleh guru dikatakan baik atau mendapat kategori baik karena mendapat nilai rata-rata 3,16. 2. Observasi Terhadap Aktivitas Pengajar Aktivitas Pengajar atau peneliti diamati oleh 2 pengamat, pengamat pertama (guru kelas) dan pengamat kedua (Mahasiswa). Berikut adalah tabel hasil pengamatan aktivitas mengajar peneiti:
83
Tabel 21 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peneliti Pada Siklus II
No
Aspek yang diamati
P-1
P-2
f. Apersepsi Awal terhadap pengetahuan awal peserta didik g. Memberi semangat kepada peserta didik
3
4
4
4
h. Menuliskan Topik/pokok pembelajaran i. Menjelaskan Materi
4
3
3
3
c. Menggunakan Metode think pair share dalam KBM d. Metode Think Pair Share dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam KBM 3. Tanya Jawab Terhadap Materi Pelajaran
4
4
4
4
c. Mengadakan Tanya Jawab Mengenai Materi Yang Dibahas d. Memberi Kesempatan Peserta Didik Bertanya 4. Melaksanakan Evaluasi
3
3
4
4
d. Menilai Hasil Evaluasi Peserta Didik
3
3
e. Memberi Pujian Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik f. Menyimpulkan Pelajaran
3
3
4
4
5.
Penggunaan Waktu saat Pembelajaran
3
3
6.
Kegiatan Belajar Mengajar Cenderung Berpusat
1
2
Mendorong Peserta Didik Lebih Giat Belajar
4
4
Jumlah
47
48
1. Merumuskan Tujuan dan Memotivasi
pembahasan
2. Penggunaan Metode Think Pair Share dalam KBM
Pada Peserta Didik 7.
84
Rata-rata
3,35
3,42
Dengan Kriteria Sebagai Berikut: P1
: Pengamat 1 (Guru Kelas)
P2
: Pengamat 2 (Mahasiswa)
4
: Sangat Baik
3 – 3,9
: Baik
2 – 2,9
: Cukup
1 – 1,9
: Kurang Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dengan menggunakan Metode think pair share sebagai alat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam kategori baik karena penilaian secara keseluruhan adalah sebesar P-1 (3,35) P-2 (3,42). d) Hasil Tes Belajar IPA Setelah Siklus II Agar hasil data yang diperoleh pada siklus I mudah dipahami maka peneliti menggunkan teknik analisis data sebagai berikut: Tabel 22 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar IPA (Siklus II) NO 1 2 3 4 5 6 7 8
NAMA
NILAI
Jesi Ariani Rahamawati Nolmila
81 72
Regina Tanjung Kahayani Nuraliah Sisda Ahmad Ridwan
72 90 72 72
Ahmad Putra
81
90
85
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Firta
72
Husnul Khatimah Nina Rahayu AS
72 90
Vivi Rema Lestari Putri Henti Anceratni Yohana Adelia
90 45 72 81
Cinta Mayada Apin Diki Anis
72 81 90
Bayu Desi Meci Armita Ririn Ariska
63 72 72 90 81
81 90
Untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada pendekatan yang diterapkan. 1) Menyusun tabel frekuensi data kelompok 81 72 90 72 90 72 72 81 72 72 90 90 45 72 81 72 81 90 81 90 63 72 72 90 81 a. Menentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah. 90 – 45 = 45
86
b. Menentukan banyak kelas yang akan digunakan. Untuk menghitung banyak kelas. Menggunakan aturan Sturges dengan rumus : Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas yang akan dibuat dan n adalah banyak data. Untuk data tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah : K = 1 + 3,3 log 25 = 1 + 3,3 × 1,3979 = 5,61307 dibulatkan 6. (banyak kelas 6) c. Hitung panjang kelas interval dengan rumus : Panjang kelas (p) = P=
= 7,5 dibulatkan 8
Nilai Tes 45 – 52 53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92 Jumlah
Tabel 23 Frekuensi Data Kelompok (Siklus II) Frekuensi ( ) 1 48,5 0 56,5 1 64,5 10 72,5 6 80,5 7 88,5 25
2) Menghitung Nilai rata-rata mean ( ̅ ) : ̅=
,
̅ = 77,62
. 48,5 0 64,5 725 483 619,5 1940,5
87
Jadi, rata – rata mean ( ̅ ) adalah 77,62 3) Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik se4cara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 65, ketuntasan klasikal 96 %. Dengan tabel diatas, dapat dengan mudah mendeskripsikan data yang diperoleh, yakni dari data pada (table 23), dapat dengan mudah menghitung Persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65. TB =
x 100 % = 96 %
Jadi, Peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 adalah 96%. 4) N-Gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA peserta didik. g =
SkorPostes − SkorPretes Skormaks − skor Pretes
g =
77,62 – 53,4 24,22 = = 0,51 100 – 53,4 46,6
Tabel 24 Klasifikasi Interprestasi N-Gain Besar Persentase Interprestasi g > 0,7 Tinggi 0,3 < g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh peneliti setelah siklus II ternyata ada peningkatan yang lebih baik dibandingkan hasil siklus I yang dilakukan peneliti yang nilai rata-rata mean ( ̅ ) adalah
88
68,3 sedangkan persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 yaitu sebesar 88% dan N-Gain 0,31setelah dilaksanakan siklus II diketahui nilai rata-rata mean ( ̅ ) adalah 77,62 sedangkan persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 yaitu sebesar 96%. Dan NGain pada siklus II sebesar 0,51. Hat tersebut juga dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar IPA antara sebelum siklus I, setelah siklus I, dan setelah siklus II sebagai berikut: Tabel 25 Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Antar Siklus
NO 1
NAMA
Sebelum Siklus I 63
NILAI Setelah Siklus I 72
Setelah Siklus II 81
PENINGKATAN
45
63
72
√
√
2
Jesi Ariani Rahamawati
3
Nolmila
63
81
90
√
4
Regina Tanjung Kahayani
54
63
72
√
5
Nuraliah
63
81
90
√
6
Sisda
45
63
72
√
7
Ahmad Ridwan
36
72
72
√
8
Ahmad Putra
63
72
81
√
9
Firta
54
63
72
√
10
Husnul Khayatimah
54
63
72
√
11
Nina Rahayu AS
63
81
90
√
12
Vivi Rema Lestari
63
81
90
√
13
Putri
36
36
45
14
Henti Anceratni
54
63
72
√
89
15
Yohana Adelia
63
72
81
√
16
Cinta
45
63
72
√
17
Mayada
54
72
81
√
18
Apin
63
81
90
√
19
Diki
54
72
81
√
20
Anis
63
72
90
√
21
Bayu
36
54
63
√
22
Desi
54
63
72
√
23
Meci
36
54
72
√
24
Armita
63
81
90
√
25
Ririn Ariska
54
72
81
√
Nilai rata-rata mean ( )
53,4
68,3
77,62
Persentase hasil belajar
40%
88%
96%
0,31
0,51
N-Gain e) Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai) melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil. Hasil dari tes yang dilakukan terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dengan tingkat ketuntasan penerapan metode think pair share dengan hasil belajar nilai rata-rata ( ̅ ) sebesar 77,62 sedangkan persentase hasil belajarnya sebesar 96% dan N-Gain 0,51 (tabel 25) dengan tingkat hasil belajar yang baik dari 25 peserta didik dijadikan sampel dalam penelitian. Ditinjau dari proses dan hasil data yang diperoleh maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada tindakan siklus II telah berhasil.
90
C. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah semua data diolah, selanjutnya data tersebut di analisa. Dalam menganalisa data ini didasarkan pada pertanyaan/pernyataan penelitian berdasarkan temuan penelitian terdahulu, maka pertanyaan penelitian tersebut dapat dijawab hasil penelitian memuat pengelolaan data tentang (1) hasil belajar, (2) hasil
pengamatan pengelolaan pembelajaran, dan (3) hasil
pengamatan terhadap aktivitas peserta didik. 1. Nilai Hasil Belajar Nilai hasil belajar peserta didik yang dimaksud adalah nilai hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Gohong-2 Kab. Pulang Pisau tahun pelajaran 2012-2013 yang menggunakan metode think pair share dalam proses pembelajaran IPA dengan materi Pengaruh Angin. Nilai hasil belajar sebagai berikut: a. Sebelum siklus I Berdasarkan hasil penelitian sebelum siklus I (sebelum diberi perlakuan) 40% yang mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 60% peserta didik masih mendapatkan nilai rendah. Hal ini belum menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%, dari data tersebut menunjukkan bahwa penelitian sebelum siklus I (sebelum diberi perlakuan) belum dapat dikatakan berhasil. b. Setelah siklus I Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi perlakuan atau setelah dilaksanakannya siklus I 88% (14 orang) peserta didik
91
mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 12% (11 orang) peserta didik masih mendapatkan nilai rendak yakni dibawah 65. Hal ini sudah menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%, dan N-Gainnya masih rendah yaitu 0,31 dari data tersebut menunjukkan bahwa siklus I masih belum bisa dikatakan berhasil karena N-Gainya masih rendah. c. Setelah siklus II Berdasarkan hasil penelitian dilaksanakannya siklus II 96% (23 orang) peserta didik mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 4% (2 orang) peserta didik masih mendapatkan nilai rendak yakni dibawah 65 dan N-Gainnya sudah sedang yaitu 0,51. Dari data tersebut menunjukan bahwa siklus II sudah dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat adanya peningkatan pada siklus I yakni sebesar 40% dari hasil sebelum dilakukannya siklus I (sebelum diberi perlakuan). Sedangkan hasil penelitian pada siklus II mengalami peningkatan yakni sebesar 96% dari hasil penelitian siklus I. N-Gain siklus I 0,31 dan N-Gain siklus II 0,51 jadi N-Gain siklus I Ke Siklus II mengalami peningkatan 0,2. 2. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan penggunaan metode think pair share dalam proses pembelajaran berlangsung yang dicatat oleh guru kelas/guru pamong dan teman sejawat tergambar dalam tabel sebagai berikut:
92
Tabel 26 Rekapitulasi Nilai Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran No. 1.
2.
Siklus Siklus 1 Pengamat 1 Pengamat 2 Siklus 2 Pengamat 1 Pengamat 2
Jumlah Nilai
Rata-rata Nilai
Keterangan
38 40
2,7 2,9
Cukup Cukup
47 48
3,35 3,42
Baik Baik
3. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peserta Didik dalam KBM Tabel 27 Rekapitulasi Nilai Pengamatan Terhadap Aktivitas Peserta Didik No.
Aktivitas/Siklus
Jumlah Nilai
Rata-rata Nilai
Keterangan
1.
Aktivitas Peserta Didik (Siklus I)
16
2,66
Cukup
2.
Aktivitas Peserta Didik (Siklus II)
19
3,16
Baik
Berdasarkan tabel di atas, melalui perbaikan pembelajaran dengan penggunaan metode think pair share pada proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh peneliti dikelas IV SDN Gohong-2 Kab. Pulang Pisau selama aktivitas peserta didik menunjukan kemajuan dan pengembangan dalam hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Aktivitas peserta didik pada siklus I hanya mencapai kategori cukup, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi kategori baik. Penelitian tentang penggunaan metode think pair share untuk meningkatkan hasil belajar masih sedikit dijumpai. Penelitian terdahulu yang meneliti tentang penggunaan metode think pair share untuk
93
meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik antara lain Linda Yuli Ismayati (2010) yang mengangkat judul “Pengaruh Aktivitas Peserta Didik Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Biologi”. Dan penelitian lain dilakukan oleh Muhammad Adib (2010) yang meneliti tentang “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Think Pair Share Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar peserta didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Berdasarkan penelitian terdahulu hasil penelitian ini menemukan bukti bahwa penggunaan metode Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas II SDN Gohong-2 Kabupaten Pulang Pisau, dimana terlihat pada hasil penelitian sebelum siklus I mempunyai ketuntasan klasikal belajar IPA yakni 40%, setelah siklus I ketuntasan klasikal belajar IPA yakni 88% dan N-Gain 0,31 dan setelah siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 96% dan N-Gain 0,51 Hal ini menunjukkan ketercapaian ketuntasan belajar
klasikal yang telah
ditentukan yaitu 85%, dan N-Gainnya sudah menunjukkan sedang karena memiliki besar persentase 0,51 dari data tersebut menunjukkan bahwa siklus II dapat dikatakan berhasil, karena ketuntasan belajar secara klasikal terpenuhi.
94
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode pembelajaran kooperati think pair share pada SDN Gohong-2 Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata peserta didik baik sebelum adanya perlakuan maupun sesudah diberikan perlakuan. Sebelum dilakukan perlakuan yaitu nilai rata-rata yang diperoleh adalah 53,4 sedangkan hasil persentasenya adalah 40%. Dan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 68,3 persentasenya berjumlah 88% dan NGain pada siklus I 0,31. Kemudian nilai rata-rata peserta didik yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar 77,62 persentase hasil belajarnya adalah 96% dan N-Gain pada siklus II 0,51. Dari nilai rata-rata peserta didik mulai dari sebelum adanya perlakuan (pratindakan) sampai dengan siklus II terdapat selisih nilai rata-rata yaitu 24,22. Jadi terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes sebelum adanya perlakuan (pratindakan) denga hasil tes pada siklus II. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif think pair share pada peserta didik, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
95
1. Kepada lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas perkembangan pendidikan, diharapkan dapat memberikan alternative sebagai pemecahan masalah yang sering terjadi dalam dunia pendidikan sehingga mampu mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia. 2. Kepalasekolah, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru-guru untuk dapat berkembang atau berinovasi dalam melakukan sebuah proses pembelajaran supaya dapat menggali semua potensi yang ada pada diri peserta didik yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3. Guru, diharapkan dapat berinovasi dalam proses pembelajaran di kelas, salah satunya dengan menggunakan metode think pair share yang dapat memicu minat, ketertarikan dan motivasi peserta didik dalam belajar. 4. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi peneliti lain dengan melakukan langkah-langkah yang lebih tepat sehingga kekurangan yang mungkin masih terdapat di dalam hasil penelitian ini dapat disempurnakan lagi.
96
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rijani, (2011), Perbedaan Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Metode Inquiri. Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Amir Daien Indra kusuma(Tanpa tahun). Pengantar ilmu pendidikan. Usaha nasional Apriani, Novita (2012), (http://repository.library.uksw.edu/handle/ 123456789 /978) (28-03-2013/09:30) Burhan Bungin M, (2005), Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Depdiknas, (2005), Materi Pelatihan dan Terintegrasi IPA. Palangkaraya Etie, (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk meningkatkan Hasil Belajar, Palangka Raya: Universitas Muhamadiyah Palangkaraya Fadholi, (2009), (http://dephychintia.wordpress.com/2012/12/29/ pembelajaranthink-pair-share/) (27-03-2013 10:00) Hamzah B. Uno, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara Herlina Fitrihidajati, Novita Kartika Indah dan Endang Susanti, (2010), Penerapan Pembelajaran Biologi Berbasis Kooperatif Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Ketrampilan BerpikirKritis Di SMA Sederajat Surabaya. Surabaya : Universitas Negri Surabaya. Indra
Munawar (2009), Hasil-Belajar-Pengertian-dan-definisi.http:// Indramunawar.blogspot.com.htmi (28-2-2013 / 17:50).
Ibrahim, (2000)(http://matheducations.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran -kooperatif-think_125.html) (27-03-2013 09:30) Jhonny Andreas, (Tanpa tahun), Kamus Lengkap, Surabaya : Karya Agung Kustiani (2006), (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0751_060734_ chapter2.pdf:) (25perbuari 2013 / 14:35) Lie,
(2002), (http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789 /954/T1_292008235_BAB%20II.pdf?sequence=3) (21-04-2013 / 17:00)
Margono, S (2004), Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
97
Nur Asman (2006), Model pembelajaran Kooperatif, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi & Direktorat Ketenagaan. Nurhadi, (2005), (http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/ 954/T1_292008235_BAB%20II.pdf?sequence=3) (21-04-2013 / 17:00) Nana Sujana, (2004),Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,Jakarata : Sinarbaru Nurmilasari, (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Dengan Menggunakan Kartu Huruf. Palangka Raya : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Oemar Hamalik, (2006), Pendekatan Baru Strategi Belajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Mengajar
Oemar Hamalik, (2007), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara. Raymond, (2006), (http://safnowandi.wordpress.Com/2012/02/27/modelpembelajaran-kooperatif/) (21-04-2013 / 17:15) Suharsimi Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta Setiawan, (2006), (http://alaskawruh.blogspot.com/2012/08/model-pembelajarankooperatif-group.html) (21-04-2013 / 16:30) Siti Aida Rohmah. (2012). Metodologi Penelitian [Online]. http://repository.upi. edu/opera for/apload/s_a 0651_0810143_chapter 3x.pdf. (22-04-2013/ 19:30) Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Renika Cipta Tim, (2012). Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Tilaar, R.A.H. ,(2004), Paradikma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta Udin Saefudin Sa’ud, (2008), Strategi Pendidikan. Inovasi Pendidikan.
98