PENGARUH PEMBIASAAN PRAKTIK KEAGAMAAN DI SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN IBADAH PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI TRETEP KECAMATAN TRETEP KABUPATEN TEMANGGUNG 2010
SKRIPSI
Disusun Oleh : RUSMAN NIM : 11408291
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 323433-323706 Kode Pos 57021 PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 3 Eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami kirimkan skripsi mahasiswa : Nama
: RUSMAN
NIM
: 11408291
Program studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: Pengaruh pembiasaan praktik keagamaan di sekolah terhadap peningkatan ibadah pada siswa kelas IV SD Negeri
Tretep,
Kecamatan
Tretep,
Kabupaten
Temanggung tahun 2009/2010 Untuk diujikan dalam sidang munaqosah skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, Juli 2010 Pembimbing
Drs. H. Alfred L, M.Si NIP.19622810 199103 1 003
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara Rusman dengan Nomer Induk Mahasiswa 11408291 yang berjudul “PENGARUH PEMBIASAAN PRAKTIK KEAGAMAAN DI SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN IBADAH PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI TRETEP KECAMATAN TRETEP KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Salatiga, 25 September 2010/ 16 Syawal 1431 H Panitia Sidang Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 1958082719831002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 1957011121992311005
Penguji I
Penguji II
Drs. H.A. Mahzumi, M.Ag. NIP. 195005151981031005
Roviin, M.Ag NIP. 19730526199031005
Dosen Pembimbing
Drs. H. Alfred L, M.Si NIP. 196228101991031003
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
: Pengaruh Pembiasaan Praktik Keagamaan di Sekolah Terhadap Peningkatan Ibadah pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung Tahun 2010
Nama
: RUSMAN
NIM
: 11408291
Program studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 25 Sepember 2010 Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 1958082719831002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 1957011121992311005
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: RUSMAN
NIM
: 11408291
Jurusan
: PAI
Fakultas
: Tarbiyah
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian dengan judul : “ Pengaruh pembiasaan praktik keagamaan disekolah terhadap peningkatan ibadah pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung Tahun 2010,” merupakan hasil karya penulis sendiri.
Apabila terdapat pernyataan palsu, penulis siap dituntut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Peneliti
RUSMAN NIM. 11408291
MOTTO
Artinya
: Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar, dan sungguh, mengingat Allah itu adalah lebih utama. ( Q.S Al Ankabut : 45 )
Prestasi belajar tidak diraih dengan paksaan, tetapi diraih melalui pembelajaran dan serangkaian tindakan yang kecil dan menyatu. ( Fokus ) Pelajarilah ilmu dan duduklah di tempat orang-orang belajar ilmu, dan sesungguhnya tidak ada kegagalan bagi seorang berakal dan berkawan dengan orang berilmu. ( Akbar Zainudin ) Barang siapa yang belum merasakan kesulitan belajar walau sebentar, ia akan merasakan kebodohan yang menghinakan selamanya. ( Akbar Zainudin )
ABSTRAK
Rusman, Program Studi PAI pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tahun 2010. Judul skripsi : “ Pengaruh Pembiasaan Praktik Keagamaan di Sekolah Terhadap Peningkatan Ibadah Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung Tahun 2010 “. Adapun penerapan pembiasaan praktik keagamaan yang dilaksanakan di SD Negeri Tretep adalah praktik wudhu, shalat, dzikir, dan do’a. Dalam beribadah mulai dari berwudhu, shalat, berdzikir, dan berdoa harus selalu dibiasakan sejak kecil, sebab dengan kebiasaan yang baik ini akan menumbuhkan mentalitas agama yang kuat namun bagaimana pelaksanaannya di SD Negeri Tretep. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pembiasaan praktik keagamaan dimana peran anak, guru, dan orang tua menjadi sangat penting. Pengumpulan data yang teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan melakukan observasi dan catatan lapangan. Adapun tujuannya dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan praktik ibadah khususnya tentang wudhu, shalat, berdzikir, dan berdo’a yang dilakukan siswa. Hasil dari pene;litian ini menunjukkan bahwa kebiasaan siswa dalam berwudhu, shalat, berdzikir, dan berdo’a setelah dengan proses dan bahan ajar pelaksanaannya menjadi meningkat.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW yang telah membawa sinar kehidupan dan cakrawala ilmu pengetahuan bagi umat manusia. Penulisan karya ilmiyah ini disusun sebagai
persyaratan untuk
menyelesaikan studi SI di STAIN Salatiga. Di samping itu penulis berharap karya tulis ini dapat menyumbangkan pemikiran dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di SD khususnya dan dunia pendidikan Islam pada umumnya. Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Maka tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. 2. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Alfred L, M.Si. 3. Kepala Sekolah Dasar Negeri Tretep. Kepala Sekolah Dasar Negeri Tretep. 4. Kepala Sekolah Dasar Negeri Tretep. 5. Istriku tercinta yang telah memberikan dorongan material dan spiritual dalam proses studi. 6. Rekan Guru di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tretep. 7. Siswa Kelas IV SD Negeri Tretep. 8. Ananda tercinta.
9. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan mendorong sehingga penulisan skripsi ini selesai. Tiada yang dapat penulis berikan atas semua bantuan yang telah diberikan kecuali untaian do’a yang tulus “Jazakumullah ahsanal jaza.” Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Penulis
RUSMAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .......................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................ v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2 D. Fokus Penelitian ............................................................................. 3 E. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 3 F. Penegasan Istilah ............................................................................ 3 G. Metode Penelitian .......................................................................... 4 H. Sistematika Penulisan ................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Shalat ............................................................................................ 15 1. Cara Mengerjakan Shalat ......................................................... 15 2. Rukun Shalat ............................................................................ 15 3. Dasar-dasar Shalat .................................................................... 16 4. Pengertian Shalat ....................................................................... 17 5. Syarat-syarat Wajib Shalat......................................................... 19 6. Syarat-syarat Sah Shalat ............................................................ 21 7. Hal-hal Yang Membatalkan Shalat ............................................ 22 8. Keutamaan Bersih dan Suci Sebelum Shalat .............................. 22 B. Pendidikan Islam ......................................................................... 23 1. Dasar Pendidikan Islam ............................................................ 23 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam ........................................ 24 3. Faktor Pendidikan Agama Islam .............................................. 25
4. Materi Pendidikan Agama Islam .............................................. 25 5. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................. 29 C. Praktik Keagamaan ..................................................................... 31 BAB III DATA PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri Tretep .............................................. 34 1. Sejarah Berdirinya SD Negeri Tretep........................................ 34 2. Keadaan SD Negeri Tretep ...................................................... 34 3. Suasana KBM di SD Negeri Tretep ............................................ 35 4. Keadaan Guru, Penjaga dan Siswa ............................................. 35 5. Struktur Organisasi ..................................................................... 37 B. Data Siswa Kelas IV .................................................................... 38 BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data ............................................................................... 40 1. Karakteristik Program Pembiasaan ............................................ 40 2. Karakteristik Materi Ajar ........................................................... 46 B. Karakteristik Interaksi Siswa ....................................................... 48 1. Karakteristik Materi Pelajaran .................................................. 49 2. Karakteristik Interaksi Proses Pembelajaran ............................ 50 BAB V PENUTUP A. Simpulan ..................................................................................... 52 B. Saran ........................................................................................... 52 C. Kata Penutup ................................................................................. 52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan permendiknas nomor : 74 tahun 2010 tentang ujian sekolah/madrasyah pasal 9 ayat 7 a dan pasal 15 Prosedur Operasional Standar (POS) dimana pada bagian lampiran sub C disebutkan bahwa; Kelompok ujian yang dinilai pendidik, yaitu pendidik menilai aspek afektif melalui pengamatan pada kelompok mata pelajaran : 1. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak mulia 2. Kelompok mata pelajaran Kwarganegaraan dan Kepribadian 3. Kelompok mata pelajaran Estetika Kelompok mata pelajaran Jasmani, olahraga dan kesenian; Berikutnya dalam “buku standar kopetensi guru pendidikan agama Islam pada sekolah umum dan madrasah sub bagian kompetensi pendukung pada nomor 9) disebutkan : Menjamin bahwa setiap sisiwa mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelajaran agama. (Departemen Agama RI; 2004.16 ) Sedangkan pada permen 22 tahun 2006 dimana materi yang diberikan secara praktik khususnya di kelas IV adalah : “Membaca surat al fatihah, al lahab, al kausar, an nasr, al asr, melakukan dzikir setelah shalat dan membaca do’a setelah salat” (
Permendiknas RI Nomor 22 tahun
2006;10) Berdasarkan asumsi tersebut diatas siswa kelas IV SD Negeri Tretep yang beralokasi di daerah pegunungan prau dan jauh dari keramaian kota 1
2
sedangkan kesibukan masyarakatnya adalah bertani yang orang tuanya kurang mengenal waktu guna mengawasi kebiasaan-kebiasaan ibadah atau tidak yang dilakukan oleh putra putrinya setelah diberikan pembiasaan praktik ibadah sehingga penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam sebuah judul
skripsi
yaitu”
PENGARUH
PEMBIASAAN
PRAKTIK
KEAGAMAAN DI SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN IBADAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TRETEP KECAMATAN TRETEP KABUPATEN TEMANGGUNG” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang melatar belakangi penelitian ini fokusnya, “Bagaimana pengaruh pembiasaan praktik keagamaan terhadap peningkatan ibadah siswa , adapun fukus ini penulis jabarkan kedalam 2 sub focus sebagaimana berikut : 1. Bagaimana efektifitas pembiasaan praktik keagamaan di sekolah SD Negeri Tretep siswa kelas IV di lihat dari input, prosess dan output ? 2. Bagaimana peningkatan ibadah siswa SD Negeri Tretep ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan kebiasaan praktik ibadah siswa SD Negeri Tretep Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung 2. Tujuan khusus Ada 4 tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu :
3
a. Untuk mendiskripsikan pembiasaan praktek keagamaan siswa kelas IV SD Negeri Tretep dilihat dari input, proses dan out put b. Untuk mendiskripsikan pembiasaan ibadah siswa kelas
IV SD
Negeri Tretep c. Untuk mendiskripsikan pembiasaan ibadah siswa kelas
IV SD
Negeri Tretep dilihat dari out put d. Unuk mendiskipsikan peningkata ibadah siswa D. Fokus Penelitian Praktik keagamaan bidang : 1. Wudhu dengan benar 2. Kedisiplinan shalat wajib 3. Melaksanakan zikir 4. Membaca do’a sesudah shalat E. Kegunaan Penelilian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. a. Manfaat teoritis; Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pembiasaan ibadah siswa b. Manfaat Praktis; Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai parameter program pembiasaan ibadah siswa F.Penegasan Istilah Pembiasaan ; berasal dari kata biasa dalam penulisan ini dimaksudkan adalah “ melatih menjadi biasa “ Bribadah dengan menggunakan sariat Islam (WJS Poerwodarminto, 1984;135 ) 1. Praktik Keagamaan ; dalam penulisan ini praktik keagamaan adalah praktik ibadah menurut agama Islam
4
2. Peningkatan ; menjadi lebih baik dalam kebiasaan ibadahnya 3. Ibadah ; berasal dari kata ibadat yaitu untuk menyatakan bakti kepada Tuhan dalam penulisan ini ibadah yang dimaksud adalah ibadah shalat, berwudhu, dzikir dan berdo’a sesudah shalat G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal maka penulis mempergunakan pendekatan kualitatif. Menurut (Desin dan Lincoln : 1987) metode kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan: Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi . (Moleong 2006; 9-10) Dalam metode ini, peneliti melakukan penelitian untuk mencari data yang bersifat deskriptif kualitatif mengenai "Pembiasaan praktik keagamaan di Sekolah Dasar Negeri Tretep siswa kelas IV dan siswa kelas V yang tidak diberikan pembiasaan praktik keagamaan ". Sifat deskriptif kualitatif adalah mengarahkan mutu kedalaman uraian dan
5
pemahaman tentang bentuk pembiasaan praktik ibadah siswa kelas IV SD Negeri Tretep di Kabupaten Temanggung. 2. Kehadiran Penelitian Tentang kehadiran penulis dalam kegiatan ini dilaksanakan mulai hari Jum’at tanggal 23 April 2010 sampai selesai 3. Lokasi Penelitian Dalam penulisan ini penulis mengambil lokasi di Desa Tretep, tepatnya pada SD Negeri Tretep, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung yang berada pada lereng pegunungan Sewu yang berbatasan dengan dua wilayah kabupaten yang berbeda yaitu : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Kendal 4. Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan dalam penelitan ini adalah data primer, yaitu data diperoleh langsung dari objek penelitian. Data ini meliputi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan Guru Agama Islam dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Tretep.
Selain
pelaksanaan pembelajaran, data diperoleh dari hasil obeservasi dan wawancara terhadap komponen-komponen pembelajaran di SD Negeri Tretep. Sumber data berasal dari komponen-komponen pembelajaran yaitu kepala selokah dan setafnya.
6
5. Prosedur Pengumpulan data Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian yaitu data tentang siswa yang diberikan pembiasaan praktik ibadah dan tidak. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisa data dilakukan bersama dengan pengumpulan data siswa baik yang diberikan praktik pembiasaan keagamaan siswa kelas IV dan yang tidak diberikan pratik pembiasaan pada kelas IV siswa SD Negeri Tretep. Untuk mendapatkan data-data yang akan diteliti maka metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Pengambilan data dalam wawancara dilakukan secara langsung saat
pengamatan,
dengan menggunakan pedoman wawancara
dilakukan yang telah disiapkan terlebih dahulu. Alasan pemilihan metode wawancara untuk mengungkap data selengkap mungkin dari informan sebagai berikut: a. Responden penelitian adalah warga kelas IV SD Negeri Tretep guna menggali data tentang kebiasan praktik keagamaan Islam siswa b. Dengan wawancara akan mengurai kecurigaan responden tentang kegunaan dan manfaat data yang diungkap.
7
c. Suasana keakraban yang terjadi dalam wawancara dimungkinkan memperoleh data yang obyektif. d. Dengan wawancara, peneliti dapat mengetahui kondisi nyata responden seperti, kondisi kebiasaan ibadah siswa di lingkungan responden. Teknik wawancara menjadi pengumpulan data yang utama dan tidak terarah dalam penelitian ini karena informasi yang diperoleh lebih mendalam dan wawancara yang tidak terarah bersifat bebas (santai) yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada informan untuk memberikan keterangan yang diperlukan. 2. Observasi Observasi adalah pengamatan obyek penelitian dengan memakai alat indera, terutama mata, dan membuat catatan mengenai hasil pengamatan itu Observasi ini dilakukan untuk mengamati dan membuat catatan deskriptif terhadap latar belakang dan semua kegiatan yang dilakukan pada kegiatan kebiasaan praktik keagamaan di SD Negeri Tretep, untuk memperoleh data yang akurat. Teknik Observasi
dilakukan dengan
mengadakan pengamatan secara
langsung di lapangan untuk mendapatkan data penelitian dengan tidak mengabaikan kemungkinan penggunaan sumber non manusia seperti dokumen, dan catatan-catatan dengan tujuan untuk melengkapi data hasil wawancara, yang berkaitan langsung dengan praktik kebiasaan –
8
kebiasaan keagamaan siswa kelas IV dan tidak yang berjumlah 34 orang. 3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi data dari wawancara dan observasi. Dokumentasi dapat berupa surat-surat, gambar atau foto dan catatan lain yang berhubungan dengan penelitian.
4. Analisis Data Dalam teknik analisis data merupakan bagian yang terpenting dalam metode ilmiah karena dengan analisis tersebut data mentah yang telah yang telah dikumpulkan oleh peneliti dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah yang tersedia. Proses analisa data bukan hanya merupakan tindak lanjut logis dari pengumpulan data tetapi merupakan proses yang tidak terpisahkan dengan pengumpulan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu informasi kunci dari hasil wawancara, dari pengamatan di lapangan atau observasi dan hasil studi dokumentasi .Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif model interaktif yang merupakan upaya yang berkelanjutan, berulang, dan terus-menerus.
9
Menurut Miles mengemukakan
analisis model interaktif
yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu sebagai berikut: Gambar 1. Diagram proses analisis data. (Miles 2007; 16-20 ) Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan metode tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data sesuai tema, yaitu data mengenai pembiasaan praktik ibadah. Data tersebut diambil dari warga belajar SD Negeri Tretep kelas IV. 2. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan dan memusatkan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data "kasar" yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan yang terkumpul. Pada reduksi data catatan-catatan lapangan yang terkumpul yaitu hal-hal yang berkaitan dengan pembiasaan praktik ibadah. 3. Penyajian Data Penyajian
data
adalah
suatu
informasi
yang
memungkinkan kesimpulan dapat ditarik (Miles dan Huberman terjemahan Rohidi, 2004: 17). Pada tahap ini peneliti melakukan penyajian informasi dari warga belajar. Sajian data yang diperoleh dapat dianalisis, sehingga dapat memahami apa yang terjadi, serta
10
memberikan
apa
yang
peluang
bagi
penganalisis
untuk
mengerjakan sesuatu pada analisis atau tindakan lain yang berdasarkan pemahaman tersebut 4. Kesimpulan atau verifikasi Kesimpulan atau verifikasi, pada tahap ini penulis melakukan uji
kebenaran
setiap
makna
yang muncul dari
data yang diperoleh informan satu ke informan lain dengan cara melibatkan warga belajar, dan guru. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang telah disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan menguji pada pokok permasalahan yang diteliti. 5. Pengecekan Keabsahan Data Menurut Guba dan Lincoln dalam ; ada empat kriteria yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk keabsahan data, yaitu sebagai berikut: 1. Derajat kepercayaan (Credibility) 2. Keteralihan (Transferability) 3. Kebergantungan (Dependability) 4. Kepastian (Confirmability) ( Moleong; 324 ) Kriteria
keabsahan
data
diterapkan
dalam
rangka
membuktikan temuan hasil penelitian dengan kenyataan yang diteliti dilapangan. Teknik-teknik yang digunakan untuk melacak atau
11
membuktikan atau kebenaran atau taraf kepercayaan data adalah sebagai berikut 1. Kesimpulan atau verifikasi Kesimpulan atau verifikasi, pada tahap ini penulis melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data yang diperoleh : a. Ketekunan pengamatan (Persisiten Observation) adalah pengamatan
yang dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. situasi yang sangat relevan dengan persoalan kemudian memusatkan diri pada halhal tersebut secara rinci. 2. Kesimpulan atau verifikasi Kesimpulan atau verifikasi, pada tahap ini penulis melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data yang
diperoleh
Triangulasi
(Triangula/ion)
adalah
teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekkan sebagai pembanding terhadap data itu. Pengecekkan dengan teman sejawat (Perdebrieng) dilakukan dengan mengekspose hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik
12
dengan rekan-rekan sejawat. Denzim mengemukakan sebagai berikut membedakan empat macam triangulasi yakni sumber, metode, penyelidik, dan teori. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi
sumber,
dengan
pertimbangan
bahwa
untuk
memperoleh data yang benar-benar valid, informasi dari subyek harus dilakukan (cross check) dengan subyek lain serta informan lain. Informasi yang diperoleh diusahakan dari nara sumber yang betul-betul mengetahui pembiasaan praktik keagamaan siswa kelas IV SD Negeri Tretep yang dijadikan subyek penelitian. Informasi yang diberikan oleh salah satu subyek dalam menjawab pertanyaan peneliti akan di cek ulang dengan jalan menanyakan ulang pertanyaan yang sama kepada subyek yang lain. Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi sumber data meliputi: a. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang masa. b. Membandingkan
keadaan
perspektif
seseorang
dengan
berbagai pendapat pandangan orang seperti orang biasa, berpendidikan
menengah
atau
tinggi
yang
berada
dipemerintahan. c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan
13
Adapun triangulasi sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara (2) Membandingkan keadaan dengan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat atau pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan, orang berada atau pemerintah (3) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
Sedangkan
prosedurnya
yaitu
peneliti
membandingkan antara data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, jika hasilnya sesuai antara satu dengan yang lain maka keabsahan data dapat dipertanggungjawabkan, akan tetapi jika hasilnya tidak sesuai, maka peneliti memakai hasil wawancara sebagai sumber data. 6. Tahap-tahap Penelitian Pada penelitian ini dari perencanaan pengajuan judul pada fakultas, kemudian dilaksanakan pembimbingan proposal, dilanjutkan observasi lapangan dan diakhiri pembuatan laporan H. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini sestematika penulisannya adalah sebagaimana berikut: 1. Bagian awal meliputi halaman sampul, lembar berlogo,judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan tujuan
keaslian
14
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. 2. Bagian Inti Bagian inti mecakup Bab
I. terdiri dari latar belakang masalah, focus penelitian, penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah , metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II. Berisi Kajian Pustaka yang berhubungan dengan judul. Bab III. Paparan data dan temuan penelitian. Bab IV. Pembahasan. Bab V. Penutup yang berisi kesimpulan, saran. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir termuat daftar pustaka, Lampiran-lampiran, riwayat hidup penulis.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Shalat 1. Cara Mengerjakan Shalat
2.
a.
Berdiri sambil menghadap ke kiblat.
b.
Melakukan takbiratul ihram.
c.
Membaca Surat Al-Fatihah.
d.
Membaca Surat atau ayat Al Qur’an.
e.
Ruku’ dengan tuma’ninah (tenang) tidak tergesa-gesa.
f.
I’tidal serta tuma’ninah
g.
Sujud dengan tuma’ninah.
h.
Duduk antara dua sujud dengan tuma’ninah.
i.
Sujud yang keda dengan tuma’ninah.
j.
Duduk tasyahud awal
k.
Bacaan tasyahud awal.
l.
Bacaan tasyahud akhir.
m.
Membaca salam ke kanan dan ke kiri. Rukun Shalat
a. Niat, terbagi dua : 1) Asal makna niat adalah “menyengaja” suatu perbuatan, dengan adanya kesengajaan ini, perbuatan dinamakan ikhtiari (kemauan sendiri, bukan dipaksa).
15
16
2) Niat pada syara’ yaitu menyengaja suatu perbuatan karena mengikuti perintah Allah agar supaya diridhai-Nya. b. Berdiri bagi orang yang kuasa. Bagi orang yang tidak kuasa berdiri ia boleh shalat dalam keadaaan duduk, kalau tidak kuasa duduk, ia boleh berbaring, dan kalau tidak kuasa berbaring, boleh terlentang. c. Takbiratul-ihram d. Membaca surat Fatihah e. Ruku’ serta tuma’ninah (berdiam sebentar). f. I’tidal serta tumaninah (berdiam sebentar). Artinya berdiri betul kembali seperti pada ketika membaca Al-Fatihah g. Sujud dua kali serta tuma’ninah (berdiam sebentar) h. Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah i.
Duduk akhir
j.
Membaca tasyahud akhir
k. Membaca salawat atas Nami Muhammad SAW. l.
Memberi salam yang pertama (ke kanan).
m. Menertibkan rukun.
3. Dasar-dasar pelaksanaan shalat Allah berfirman dalam surat Al Ankabut sebagai berikut ;
17
ِ
Artinya; Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, dan sungguh Allah itu adalah lebih utama. Al Ankabut. 45 (Ahmad Tohaputra, 1984; 635 ) Sedang firmannya yang lain tersebut surat Al Baqarah adalah sebagai berikut : Artinya ; Dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat. Al Baqarah. 110 (Ahmad Tohaputra, 1984; 30 ) Dalam hal shalat ini rasulullah saw bersabda :
فش ضت ا لصال ة علٔ ا لٌبٔ صلٔ ا هلل عليَ ّ سلن ليلت أ سش ٓ بَ خوسيي ثن ًقصت حتٔ جعلت خوسا ثن ًْ د ٓ يا هحوذ اًَ ال يبذ ل ا لقْ ل لذ ٓ ّ اى لك سٍّ أ حوذ ّالٌسائ ّتش هز ْٓصحن
بِز ٍ ا لخوس خوسيي
Artinya: Shalat itu difardlukan atas Nabi saw pada malam diisra’kan sebanyak lima puluh kali dikurangi hingga lima,lalu ia dipanggil: Hai Muhammad ! putusanku tidak dapat diobah lagi, dan dengan shalat lima waktu ini, kau tep mendapat ganjaran limapuluh kali, HR Ahmad,Nasa’I danturmudzi yang menyatakan sahnya (Sayyid Sabiq,1981;157 ) Atas dasar firman Allah dan sabda rasulullah diatas maka shalat fardu / wajib ada 5 waktu bagi orang Islam yang tidak berhalangan wajib melaksanakannnya
4. Pengertian Shalat Pengertian shalat adalah “Sembahyang” ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan, beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu atau bentuk ibadah yang
18
diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai dengan ucapan-ucapan tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula “Salat ialah ibadat yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta’ala dan disudahi dengan memberi salam” .Manusia mempunyai kesadaran batin, maka semua gerak tingkah lakunya, seharusnya mempunyai kontak dengan batinnya. Ibadah selain berfungsi untuk berbakti kepada Allah, juga membawa efek kesucian lahir batin, menjadikan orang baik yang jauh dari noda-noda kejahatan. Dengan penghayatan ibadah diharapkan sistem nilai yang menyangkut keimanan berpadu dengan
system
norma yang menyangkut syari’at yang di dalamnya termasuk ibadah. Nilainilai iman yang dihayati dengan ibadah akan menebalkan iman dan norma-norma syari’at termasuk didalam ibadah. Jika dihayati dengan baik, akan membawa kesucian yang berpengaruh pada moral. Seperti dalam Al Qur’an surat Al Mukminun 1-2 berbunyi : Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalat mereka”
(Ahmad
Tohaputra,1984;526 ) Dengan shalat yang baik dan benar akan tercipta kepribadian muslim yang sesuai dengan tujuan beragama Islam. Kepribadian
19
merupakan susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis dalam diri suatu individu yang menentukan keunikannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 5. Syarat-syarat Wajib Shalat Adapun syarat-syarat wajib shalat adalah sebagai berikut : a. Islam Orang yang tidak Islam tidak wajib untuk mengerjakan shalat, karena meskipun dikerjakan tidak sah juga. Namun justru akan mendapat siksaan nanti di akhirat, sebab ia tidak shalat dan ia dapat mengerjakan shalat dengan jalan masuk Islam terlebih dahulu. Seperti orang kafir, apabila mereka masuk Islam tidak diwajibkan mengqada shalat sewaktu mereka belum Islam, begitu pula puasa dan ibadah-ibadah lainnya, tetapi amal kebaikannya sebelum masuk Islam tetap akan mendapat pahala. b. Suci dari Haid dan Nifas Bagi muslimah yang sedang dalam keadaan berhalangan bulan yaitu haid atau sedang nifas maka tidak berkewajiban untuk melakukan sholat sebagaimana sebagaimana sabda rasul
ا ليس ا ر ا حا ضت لن تصل ّلن تصن Artinya : “ Bukankah wanita itu tidak melakukan shalat dan puasa bila sedang haid ?” selanjutnya pada yang lainnya di sebutkan
20
ّ عي هعا ر قا ل سأ لت عا ئثت فقلت ها با ل ا لحا ئص تقضٔ ا لصْ م ّال ّ َتقضٔ ا لصال ة قا لت كا ى يصيبٌا ر لك هع س سْ ل ا هلل صلٔ ا هلل علي سلن فٌْء هش بقضا ء ا لصْم ّال ًْء هش بقضا ء ا لصال ة
Artinya ; “ Dan dari mu’adz ra. Katanya: Pernah saya bertanya kepada “Aisyah ra, saya tanyakan : “ Kenapa wanita haid itu harus mengganti puasanya, sedang shalatnya tidak ? “ Maka di jawab “ Kami memang pernah terkena seperti itu semasa hidup Rasulullah saw. Namun kami (hanya) disuruh mengganti puasa, dan tidak disuruh mengganti shalat Dan berikutnya juga masih berkaitan yaitu ;
ّ عي ا م سلوت س ضٔ ا هلل عٌِا قا لت كا ًت ا لوش ا ة هي ًسا ء ا لٌبٔ صلٔ ا هلل عليَ ّ سلن تقعذ فٔ ا لٌفا س ا سبعيي ليلت ال يأ هش ُا ا لٌبٔ صلٔ ا هلل عليَ ّ ا لَ ّ سلن بقضا ء صال ة
ا لٌفا س Artinya: “ Dan Ummu Salamah ra. Ia mengatakan : “ Salah seorang istri Nabi saw. Mengalami nifas empat puluh malam, sedang Nabi saw. Tidak menyuruh mengganti shalat( yang tertinggal selama nifas ) ( Anshori Usman,1981; 152 ) c. Berakal d. Baliq (dewasa) Umur dewasa dapat ditandai dengan : 1) Cukup berumur lima belas tahun
21
2) Keluar mani. 3) Mimpi bersetubuh 4) Mulai keluar haid bagi perempuan. e. Telah sampai dakwah. Orang yang belum menerima perintah (ajaran agama) tidak dituntut dengan hukum. f. Melihat atau mendengar. Melihat atau mendengar menjadi syarat wajib shalat walau pada suatu waktu untuk kesempatan mempelajari hukumhukum syara’, orang buta dan tuli sejak dilahirkan, tidak dituntut dengan hukum karena tidak ada jalan baginya untuk belajar hukum-hukum syara’. g. Jaga/ lupa 6. Syarat-syarat Sah Shalat a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil. Dalam pelajaran ditingkat Sekolah
Dasar
biasanya
disebutkan
dengan
istilah
thaharah.sebagaimana yang dikemukakan Anshori Umar Thaharah menurut bahasa, artinya bersih, sedangkan menutut syara, thaharah berarti sucinya mushalli ( orang yang shalat ), badannya , pakaiannya dan tempat shalatnya dari najis seperti kentut“ (Anshori Umar, 1986; 82 ) b. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis. c. Menutup aurat d. Mengetahui masuknya waktu shalat.
22
e. Menghadap ke kiblat (Ka’bah) 7. Hal-hal yang Membatalkan Shalat a. Meninggalkan salah satu rukun atau memutuskan rukun sebelum sempurna dengan sengaja, umpanya I’tidal sebelum sempurna ruku’. b. Meninggalkan salah satu syarat, seperti : berhadas, kena najis baik badan atau pakaian, dan terbuka aurat. c. Berbicara dengan sengaja bukan untuk kemaslahatan. d. Banyak bergerak. e. Makan atau minum
8. Keutamaan Bersih dan Suci Sebelum Shalat Bersuci ialah membersihkan badan, pakaian, tempat atau benda-benda lain dari najis atau hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syari’at Islam. Dengan demikian bersuci ada dua macam yaitu bersuci dari najis dan bersuci dari hadas baik hadas kecil seperti buang air kecil, buang air besar maupun hadas besar seperti junub. Bersuci dari najis berlaku pada badan, pakaian dan tempat, sedangkan bersuci dari hadas khusus pada badan seperti wudhu, mandi dan tayamum sebagai pengganti wudhu atau mandi. Menurut H. Mudjahid (1997:34) bersuci dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
23
a. Membersihkan diri dari kotoran dan najis dengan cara menghilangkannya dari badan, pakaian atau tempat yang terkena najis dengan menggunakan alat-alat bersuci seperti air, tanah dan sebagainya. b. Membersihkan diri dari hadas kecil dengan wudhu, dan dari hadas besar dengan mandi atau tayamum sebagai pengganti wudhu dan mandi. c. Membersihkan diri dari yang memburukkan pemandangan seperti menggunting tambut, kuku, Laranganari-ari, Laranganketiak, dan lain sebagainya. d. Membersihkan gigi dari segala macam kotorannya. e. Membersihkan diri dari dosa dan kesalahan dan membersihkan jiwa perangai yang keji melalui bertaubat. B. Pendidikan Islam 1.
Dasar Pendidikan Islam Yaitu pedoman untuk diadakannya pendidikan agama Islam. Dasar ini yang mendasi landasan sumber kekuatan dan keteguhan. Sehingga pendidikan itu mempunyai arah untuk mencapai suatu tujuan dasar pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Sebagai pendidik muslim, sudah menjadi kewajiban untuk memikirkan generasi muslim berikutnya akan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan, karena dengan jalan memberikan pendidikan berarti sudah memerangi kebodohan sejak dari kanak-kanak hingga ke liang kubur.
24
Dengan kata lain menuntut ilmu pengetahuan itu sama pentingnya dengan berperang mengusir musuh Islam. Islam berarti ajaran yang kita imani, memang memerintahkan untuk mengajak kepada jalan yang lurus, baik pada keluarganya maupun orang lain sesuai dengan kemampuannya. 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam Ada beberapa pendapat yang memberikan definisi tentang Pendidikan Agama Islam. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah “Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama” . Oemar Muhammad Al-Toumy Al Syaebany berpendapat bahwa : Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya dan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan (HM. Arifin, 1987 : 13) Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan atau asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya pandangan hidup Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan. Kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada
25
dalam nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlak jarimah. 3. Faktor Pendidikan Agama Islam Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam sehari-hari sebetulnya tidak hanya pendidik dan peserta didik yang harus ada, akan tetapi masih ada faktor-faktor lain yang saling kait-mengkait antara satu dengan yang lainnya, timpang salah satu faktor maka sukarlah untuk mencapai tujuan dalam proses pendidikan. Adapun faktor-faktor pendidikan Islam ada lima : a. Faktor anak didik b. Faktor pendidik c. Faktor tujuan pendidikan d. Faktor alat pendidikan e. Faktor millieu / lingkungan 4. Materi Pendidikan Agama Islam Tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam antara tokoh pendidikan Islam yang satu dengan yang lain sedikit berselisih pendapat. Tetapi pada dasarnya mereka sama dan sepakat tentang ruang lingkup pendidikan Islam itu sendiri. Dan tentang hal ini semuanya merujuk kepada Al-Qur’an Surat Lukman ayat 13, 14, 17, 18, 19.
26
Artinya : Dan ingatlah ketika Lukman berkata pada anaknya. Hai anakku janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar-benar kedholiman yang besar. Dan kami perintahkan pada manusia berbuat baik kepada kedua orang tua ibu dan bapak, ibu yang telah mengandung dalam keadaan lemah dan semakin lemah dan menyapihkan dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua ibu bapakmu hanya kepadaKulah kembali. Hai anak-anakku dirikanlah sholat dan suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap yang menimpa kamu. Sesungguhnya hal yang semacam ini hal yang diwajibkan oleh Allah. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai Dari ayat Al-Qur’an tersebut dapatlah diketahui bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam adalah :
27
a. Pendidikan tauhid Yaitu yang menyangkut tentang keyakinan terhadap Allah. Sebuah pernyataan untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kalimat ini merupakan dasar dari Pendidikan Agama Islam, artinya
bahwa
berkeyakinan,
semua bersikap
aktivitas dan
pendidikan
berperilaku
ditujukan
yang
untuk
mencerminkan
perwujudan keyakinan akan adanya Allah. Tauhid inilah sumber motivasi untuk hidup dengan meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Yang dimaksud tauhid atau keimanan dalam pengertian bukan hanya sekedar meyakini adanya Allah dan Rasul Muhammad saja melainkan pernyataan ini dimanifestasikan ke dalam sikap dan tingkah laku dengan menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan segala perintah-Nya. Segala aktivitas itu dinamakan dengan ibadah atas sikap penghambaan diri kepada Allah pencipta alam semesta. b. Fikih Yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum Allah yang diturunkan kepada Nabi Allah Muhammad untuk disampaikan kepada manusia sebagai pegangan hidup. Syariah inilah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah serta manusia dengan makhluk lainnya termasuk alam sekitarnya.
28
Hal ini penting karena Tauhid haruslah dimanisfestasikan ke dalam perilaku sehari-hari. Bentuk aturan dari manifestasi Tauhid diatur dalam syariah. c. Ibadah Sebagaimana syariah, ibadah merupakan menifestasi dari pelaksanaan Tauhid. Sedangkan ibadah adalah pelaksanaan hukum syariah yang menyangkut hubungan manusia dan Allah baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan yang langsung meliputi sholat, zakat, puasa, haji. Meskipun ibadah ini mempunyai dimensi sosial artinya kemanfaatan bagi manusia lainnya tetapi yang lebih prinsip disini adalah hubungan langsung dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi dua macam yaitu ibadah mahdloh yaitu ibadah yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan syarat dan rukun seperti sholat dan sebagainya. Dan yang kedua yaitu ibadah ghoiru mahdlon yaitu ibadah yang dalam pelaksanaanya tidak terikat oleh syarat dan rukun seperti menolong orang, shodaqoh, infak. Meskipun demikian ibadah hendaklah merupakan suatu perwujudan sikap penghambaan dan pengabdian seorang makhluk kepada koliqnya. d. Akhlak Akhlak atau budi pekerti adalah merupakan rangkaian ruang lingkup pendidikan Agama Islam, karana akhlak, budi pekerti ini
29
merupakan hal yang mengatur baik dan buruk, dan menagtur hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitar. Tingkah laku atau akhlak seseorang yang dimanifestasikan ke dalam pebuatan. Sikap seseorang mungkin saja tidak digambarkan dalam perbuatan atau tidak tercermin dalam perilaku sehari-hari dengan perkataan lain kemungkinan adanya kontradiksi antara sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu meskipun secara teoritis hal ini terjadi tetapi dipandang dari sudut ajaran agama Islam itu tidak boleh terjadi atau kalaupun itu terjadi menurut ajaran agama Islam itu termasuk iman yang rendah. 5. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan agama bukan hanya meningkatkan rasa keagamaan saja. Akan tetapi menggabungkan seluruh aspek manusia. Sebab pendidikan agama Islam merupakan sarana untuk mengembangkan kepribadian setiap manusia. Pendidikan agama tentunya mempunyai fungsi dan peranan yang paling besar dibandingkan pendidikan pada umumnya, lebih-lebih bila hanya menitik beratkan pada aspek kognitif saja. Pendidikan agama harus mendapatkan perhatian khusus demi mencapai terbentuknya manusia muslim seutuhnya. Dengan menanamkan rasa keagamaan dalam diri seseorang, diharapkan agar orang tersebut dapat memahami ajaran agama, selanjutnya mengamalkan ajaran agama tersebut dalam kehidupan sehari-
30
hari, sehingga tercapai akhlak yang mulia atau moral yang tinggi. Hal tersebut menjadi tujuan utama pendidikan Islam. Ini sesuai dengan tujuan Rasulullah yang diutus oleh Allah SWT kepada umat manusia yang tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Wujud pengamalan agama yang sesungguhnya sangat bermacammacam jika dilaksanakan seorang dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya yang harus dilakukan oleh anggota lisan saja, seperti : berdo’a, berzikir, memohon ampun kepada Allah. Yang dilakukan oleh anggota tubuh selain lisan meliputi : a. Untuk kemaslahatan sendiri seperti : thaharah, shalat, puasa, zakat. b. Untuk kepentingan warga / famili seperti : nikah, berbakti pada orang tua, silaturrahmi, meyayangi budak, dan lain-lain. c. Untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Pengertian pengamalan agama Islam yang penulis maksud adalah : tingkat pelaksanaan terhadap isi ajaran Islam yang diwujudkan dalam bentuk tindakan hati (niat), pikiran, ucapan lisan dan perbuatan anggota tubuh yang kesemuanya itu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Seorang yang mengaku dirinya muslim hendaklah mempunyai niat dan semangat untuk dapat memeluk agama Islam ini secara keseluruhan atau kaffah, seperti seruan Al-Qur’an dalam surah AlBaqarah ayat 208 yang berbunyi :
31
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masukkanlah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu
C. Praktik Keagamaan Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama begi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan beik pendidikan di lingkungan peluarga, sekolah maupun masyarakat terutama dalam praktik keseharian. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dan berakhlak mulia. Berakhlak mulia mencakup etika sebagai perwujudan dari pendidikan agama Islam. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nialai-nilai keagamaan. Serta pengalaman nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang
32
dimiliki manusia yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Allah. Pendidikan agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa agama diajarkan kepada manusia untuk mewujudkan manusia yang bertaqwa kedada Allah dan berakhlak mulia, serta bertujuan unutuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti.etis, saling meghagai, disiplin, harmonis dan prodoktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang ditandahi dengan ciri-ciri: 1. Lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 2. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang yersedia; 3. Memberikan kebebasan yang luas kepada pendidik di lapangan untuk megembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan sumberdaya pendidikan. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan, khususnya dalam memajukan peradaban yang bermartabat. Manusia seperti itu diharakan tangguh dalam menghadi tantangan, hambatan, dan
33
perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik lingkup lokal, nasional, maupun global. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode sesuwai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan. Peran semua unsur sekolah, orang tua, siswa, dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan agama Islam. Ruang lingkup pendidikan agama Islam sekolah Dasar meliputi aspek-sapek sebagai berikut : 1. Al-Qur’an dan Hadits 2. Aqidah 3. Akhlak 4. Fiqih 5. Tarikh dan Kebidayaan Islam.
34
BAB III DATA PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri Tretep Kecamatan Tretep 1. Sejarah berdirinya SD Negeri Tretep Berawal dari adanya inisiatif masyarakat Desa Tretep dan sekitarnya untuk mendirikan lembaga pendidikan yaitu sekolah tingkat dasar. Sebagai tokoh masyarakat pendiri adalah Kepala Desa Tretep yang didukung oleh masyrakat sekitarnya, maka berdirilah SD Negeri Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung, pada tanggal 2 Januari 1949. Dengan adanya hasil rapat tokoh masyarakat, SD didirikan diatas tanah milik Desa dan dari tanah tersebut dibangunlah 6 ruang dengan biaya dari swadaya masyarakat dan bantuan dari pemerintah Kabupaten Temanggung. Maka berdirilah SD Negeri Tretep yang diresmikan oleh dinas pendidikan setempat 2. Keadaan SD Negeri Tretep SD Negeri Tretep terletak dilereng Gunung Prahu merupakan merupakan dataran tertinggi di wilayah KecamatanTretep, yaitu Dusun Krajan Desa Tretep. Keadaan sekolah sekarang sudah cukup baik, jika dilihat dari fasilitas disetiap kelas, fasilitas sekolah dan kedisiplinan yang cukup tinggi. Jumlah siswa SD Negeri Tretep kelas I sampai dengan kelas VI adalah 132 anak. Menegnai kebersihan dan kerajinan siswa sudah cukup baik, walaupun masih ada satu sampai dua anak yang belum
34
35
terbiasa alah 132 anak. Mengenai kebersihan menempati lokasi di pedesaan, keserasian untuk seragam sekolah sudah cukup baik dan rapi 3. Suasana KBM di SD Tretep Pada umumnya sussana dan lokasi kegiatan belajar mengajar (KBM) Di SD Negeri Tretep cukup tertip dan sesuai dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Hubungan murid dengan guru telah terjalin Akrab penuh dengan suasana kekeluargaan, hal ini juga berlaku antara sekolah dengan lingkungannya. Selama dalam proses belajar mengajar kedisiplinan guru dan siswa sudah baik 4. Keadaan guru, penjaga dan siswa a. Keadaan guru Pada bab ini penulis kemukakan personalia guru SDNegeri Tretep tahun pelajaran 2009 / 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1 Keadaan Guru dan Penjaga SD Negeri Tretep Tahun Pelajaran 2009 / 2010 No 1 1 2 3 4
Nama / NIP 2 Parjono, A Ma Pd NIP. 19680321199301002 Sulastri, A Ma Pd Nip. 197206182009032001 Maryatun, A Ma Pd Nip. 198504072009032011 Nur Widiyarsih, A Ma Pd
Jabatan 3 Kepala Sekolah
Pendidikan Terakhir 4 D II
Guru Kelas I
DII
Guru Kelas II
D II
Guru Kelas III
D II
36
10
Nip. 196208151983042010 Lusi Ariningsih, S Pd Nip. 197107082006042025 Margiwati, A Ma Pd Nip. 196911082005012005 Kasih Anggarini, A Ma Pd Nip.195810031979111005 Mulyatno, A Ma Nip. 195805051984051003 Kurnia Margi Ariyanti, A Ma Pd Ika Rusmiyanti, A Ma
11
Muradi
5 6 7 8 9
Guru Kelas IV
D II
Guru Kelas V
DII
Guru Kelas VI
D II
Guru PAI
D II
GTT
D II
Guru Bhs Inggris Penjaga
D II SMP
b. Keadaan siswa Menurut data yang penulis peroleh dari bagian administrasi siswa bahwa siswa SD Negeri Tretep tahun pelajaran 2009 / 2010 sejumlah 132 siswa, untuk mengetahui data siswa tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel No. 2 Keadaan Siswa SD Negeri Tretep Tahun Pelajaran 2009 / 2010 No 1 2 3 4 5 6
Kelas I II III IV V VI Jml
L 11 9 12 14 13 14 73
P 9 10 9 10 12 9 59
Jumlah 20 19 21 24 25 23 132
37
5. Struktur Organisasi Struktur organisasi dan personalia pada SDNegeri Tretep dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel No. 3 Struktur Organisasi SD Negeri 1 Bansari Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Kepala Sekolah PARJONO, A.Ma.Pd Wakil Kepala Sekolah SULASTRI, A.Ma.Pd SDrs. Mansur BENDAHARA Komite sekolah Rosyidi MARGIWATI, A.Ma.Pd Perpustakaan Sapras LUSI ARININGSIH, A.Ma.Pd A.Ma.Pd
Wali Kelas I. SULASTRI, A.Ma.Pd II.MARYATUN, A.Ma.Pd III.NUR WIDI A.Ma.Pd IV. LUSI ARININGSIH, S.Pd V. N M ARIYANTI, A.Ma.Pd VI.KASIH ANGGARINI, A.Ma.Pd
5. Sarana dan prasarana Proses belajar mengajar akan berhasil jika didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Terpenuhinya sarana dan prasarana akan menciptakan iklim yang menyenangkan siswa dalam belajar.
38
Sarana prasarana yang dimiliki SD Negeri Tretep tercantum dalam tabel berikut : Tabel No. 4 Sarana dan Prasarana SDNegeri Tretep Tahun 2009 / 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 15
Nama Barang Gedung milik sendiri Ruang kelas Ruang kantor Ruang perpustakaan Ruang UKS WC Guru WC Ka Sekolah WC Murid Masjid Koperasi Komputer Mesin ketik
Jumlah 2 6 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1
B. Data Siswa Kelas IV SD Negeri Tretep Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Tabel No. 5 Siswa SD Negeri Tretep Kelas IV Tahun 2009 / 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama ARIFIN SUWARNI HULFAH HASANAH USMI RAHAYU WAHYU ANDRIYANI WAHYU PRIHATI ROSA AZIDIA AGUS SANTOSA ABDURRAHIM DAVID SETIYAWAN FAJAR ARIYANTO FUATMAN ISTRIYONO
Orangtua M YASIN SANTOSO RINOMO MUH TAROM ROFI’I BUDI YANTO WINARTO KUSMADI BUDI YONO SUTAR SLAMET TRIYONO MUNHAMIR
39
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
EKO PRATOMO KHARISUDIN LATIFAH MARFUATUN RO’UL AINI SITI MARZUQOTUL SETIYO WIDODO SEPTIA MAHARANI TAMBAH SETIO ULFAH LATIFAH WARDIYANTO
BAKIR SLAMET DARMANTO MUHYIN M TAMYIS HARIYANTO M ARIS SETIYONO SUMITRO KAMSURI SUPRIHNO
40
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data 1.
Karakteristik Program Pembiasaa SD Negeri Tretep, Kecamatan Teretep, Kabupaten Temanggung. Menurut Profil SD Negeri Tretep, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung tahun 2010 mayoritas penduduk adalah petani. Masalah sosial dan ekonomi. Dalam program pembiasaan keagamaa yang dibina dan dikembangkan adalah pebiasaan praktik keagamaan. Seperti apa yang diungkapkan oleh kepala SD Negeri Tretep: “…SD Negeri Tretep sebagai lembaga percontohan dan pengendalian mutu pendidikan di gugusnya ini sangat diharapkan mampu memberikan pemecahan masalah kegiatan belajar mengajar bagi SD imbas khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Untuk itu salah satu program yang dibina adalah dengan dipililih dan dikembangkan adalah program pebsasaan keagaman sesuai dengan karakteriristik lenkungannya.” ( Wawancara dengan Kepala Sakolah pada bulan mei 2010 )
Alasan SD Negeri Tretep, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung melakukan program pembiasaan keagamaan sejak tahun tahun 2002, di SD Negeri Tretep, Kecamatan Tretep. Kabupaten Temanggung seperti yang diungkapkan oleh kepala SD Negeri Tretep : “……….menyelenggarakan sebuah program yang secara edukatif meliputi: tersedianya program pembelajaran yang sistematis, adanya peningkatan pendidikan, wawasan dan keterampilan, adanya dinamika kelompok, adanya kerjasama pada masing-masing kelompok, adanya upaya kemandirian bagi siswa, serta adanya proses pemberdayaan masyarakat.” 40
41
“…Oleh sebab itu program pembiasaan tidak hanya dinikmati oleh warga belajar melainkan dapat juga dinikmati oleh masyarakat sekitar.” Tujuan utama dalam program Pembiasaan di SD Negeri Tretep adalah program pebiasaan keagamaan pratik ibadah dapat meningkatkan pengetahuan dan kemandirian siswa. Kepala SD Negeri Tretep memaparkan tujuan dari penyelenggaran program pembiasaan ini. “……Tujuan program pembiasaan yang diberikan di SD Negeri Tretep adalah memberikan pengetahuan, keterampilan, kecakapan bagi siswa sehingga dengan keterampilan yang dimiliki akhirnya dapat dijadikan pedoman kelak setelah dewasa terjun dimasyarakat.” Berdasarkan hasil obervasi dari program kerja pada SD Negeri Tretep, nampak bahwa pembinaan dan pengembangan program Pembiasaan oleh SD Negeri Tretep secara yuridis berlandaskan musyawarah dengan komite sekolah. Berdasarkan hasil wawancara rekrutmen siswa kelas mana yang harus dijadikan sampel dilakukan oleh guru, kepala sekolah dan komite sekolah melaluti tahapan sosialisasi, dan penetapan menjadi kelas yang nantinya sebagai acuan yaitu dengan hasil kelas besar. ”...pelaksanaan sosialisasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan wali murid dan diberi penjelasan tentang pelaksanaan program Pembiasaan keagamaan siswa yang dilaksanakan oleh wali kelas masing-masing.” “Setelah pelaksanaan sosialisasi, dilaksanakan pendaftaran bagi siswa yang menginginkan mengikuti program.”
42
“Tahap selanjutnya yang kami lakukan dalam perekrutan siswa adalah dengan penyeleksian siswa yang palig banyak mengikuti kegiatan program tersebut.” Berdasarkan pada dokumentasi yang ada di SD Tretep dapat diketahui bahwa siswa kebanyakan berasal dari
kelas 4. Untuk
memudahkan koordinasi antar anggota kelompok, dan memudahkan monitoring oleh pihak SD Negeri Tretep serta menyesuaikan dengan dana, sarana dan prasarana yang tersedia. Penyelenggaraan program pembiasaan keagamaan di SD Negeri Tretep juga sangat didukung oleh PPAI. Maka salah satu kegiatan yang dilakukan SD Negeri Tretep adalah rekruktmen Nara Sumber . ”...Dalam perekrutan Nara Sumber Teknis kami selaku pihak penyelenggaran dibantu oleh kepala desa dan keteu komite setempat dalam melakukan kegiatan sosialisasi program Pembiasaan di desa binaan, setelah sosialisasi kemudian dilakukan penetapan menjadi Nara Sumber Teknis yaitu PPAI dan tokoh masyarakat.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala SD Negeri Tretep Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung: “Nara Sumber Teknis diutamakan dari warga masyarakat dimana program dilaksanakan, dengan maksud agar dekat dengan siswa secara fisik dan psikologis yang memiliki keterampilan/ kecakapan sesuai dengan masing-masing kegiatan, memiliki kemampuan untuk mendidik siswa, memiliki etos kerja dan tanggungjawab yang dapat dijadikan panutan bagi siswa, bersedia menjadi tenaga pendidik program pembiasaan. “ Menurut para nara guru harus berkualitas dan terampil dibidangnya. Kualifikasi kompetensi guru minimal tamatan D II, telah berpengalaman dalam pembiasaan keagamaan dibidangnya minimal 2
43
tahun, dan mempunyai kompetensi keterampilan yang diperlukan. Berdasarkan kualifikasi pendidikan dan pelatihan, diketahui bahwa proporsi terbesar adalah guru dengan pendidikan D II. Dalam hal ini SD Negeri Tretep Memanfaatkan guru yang berasal dari instansi teknis dan individu yang telah memiliki pengalaman bertahun-tahun di bidang keahliannya. Sebagai dasar dalam membuat rencana program dilakukan identifikasi kemampuan awal siswa, sekaligus menjaring kebutuhan belajar dan potensi pendukungnya, pengelompokan kebutuhan belajar yang paling dibutuhkan berdasarkan potensi yang ada, dan penyusunan program pembiasaan keagamaan. Berikut ini hasil wawancara dengan Kepala SD Negeri Tretep, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung: “…Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran Program pembiasaan kegamaan, kami selaku pengelola terlebih dahulu melakukan identifikasi kemampuan awal siswa sehingga kita tahu kebutuhan belajar bagi siswa serta potensi-potensi yang mendukungnya. Setelah dilakukan identifikasi dan kebutuhankebutuhan belajar dan potensinya, maka selanjutnya adalah penyusunan program pebiasaan keagamaan.” ”....Setelah itu kami menyusun perencanaan program yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak terkait, melibatkan unsur kepala desa, sekretaris desa, kepala urusan, kepala dusun, BPD, organisasi pemuda, penyelenggarakan program, PKK, dan tokoh masyarakat yang disusun oleh guru kelas IV bersama dengan tokoh masyarakat.” Dari hasil wawawancara dengan kepala SD Neger Tretep dapat diketahui bahwa berbagai kendala yang dihadapi dalam penyusunan rencana program pebiasaan keagamaan adalah sebagai berikut:
44
”Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan rencana program pembiasaan keagamaan adalah kurang adanya kesesuaian antara jumlah siswa dengan kapasitas dan tempat pelaksanaan program pembiasaan keagamaan karena rumah siswa yang terpencar, kesulitan dalam penerapan pedoman terhadap kondisi masyarakat dengan berbagai permasalahan yang ada dalam pelaksanaan program pembiasan keagamaan, pedoman diterapkan secara fleksibel.”. Seluruh program yang ditawarkan oleh SD Negeri Tretep pada umumnya dapat diterima oleh warga masyarakat di Desa Tretep, karena program tersebut menjadi kebutuhan yang dirasakan masyarakat sebagai pemecahan masalah praktik keagamaan.
”.....Akan tetapi pelaksanaan program tidak dapat dilaksanakan secara bersamaan namun dilakukan secara bertahap dengan prioritas program sesuai dengan ketersediaan sumber belajar, dana dan sarana prasarana.” Dari hasil observasi pada penyelenggaraan program praktik keagamaan di SD Negeri Tretep diketahui bahwa jenis Praktiknya ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah antara Komete, wali murid dan sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat dimana program akan dilaksanakan di Desa Tretep. ”.....Dalam hal ini perencanaan program sudah sesuai dengan minatsiswa, dengan keterampilan Siswa,” Hasil wawancara dengan guru SD Ngeri Tretep diketahui bahwa dalam pelaksanaan program biasanya juga diikuti oleh kelaskelas lain , seperti berikut ungkapnya:
45
“....... khusus kelas-kelas lain di SD Negeri Tretep peserta sebanyak 1 kelas namun biasanya pada kegiatan praktik keagamaan juga diikuti oleh ibu-ibu desa yang bukanwali murid.” Hasil observasi diketahui aktivitas warga belajar baik pada pembelajaran maupun kelompok selama kegiatan pragram pembiasaan praktik keagamaan khusunya dibidang shalat berjama’ah. Aktivitas guru yang bertugas pada program ini telah dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan lebih jauh, aktivitas perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa, masih kurang karena teknik yang digunakan kurang bervariatif. Guru masih menggunakan teknik penugasan dan pertanyaan lisan. Keberhasilan yang dicapai peserta didik dinilai dengan evaluasi baik teori maupun praktik dan dilaksanakan oleh penyelenggara program yaitu SD Negeri Tretep. Hasil telaah dokumen dan wawancara bahwa penilaian dilakukan dengan penugasan individu dan kelompok. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa siswa menguasai pengetahuan, dan kompetensi program pembiasaan keagamaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa melalui program pembiasaan keagamaan ini siswa, memperoleh tambahan pengetahuan dan keterampilan tambaha.
46
2.
Karakteristik Materi Ajar dalam Program praktik keagamaan di SD Negeri Tretep Karakteristik program pembelajaran pembiasaan keagamaan di SD Negeri Tretep adalah mempunyai tujuan pembelajaran. Seperti halnya yang diungkapkan oleh kepala SD Negeri Tretep. “......adapun tujuan diberikannya pelatihan kepada siswa adalah untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan perbaikan sikap dari peserta. Siswa wajar tanpa merasa ada tekanan dari pihakpihak lain dan dapat proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi dan dapat mengatasi segala persoalan yang dihadapi.” “Dalam pemberian materi keterampilan keagamaan diajarkan sesuai dengan bidang masing-masing kelompok sehingga dapat dijadikan bekal oleh siswa. Agar dapat menjalankan hidup kelak dikemudian hari.” Menurut guru, disamping diajarkan pada saat praktik pembiasaan keagamaan, materi tersebut tetap diajarkan oleh guru agama Islam diberikan pada saat jam pertemuan belajar, disamping itu diberikan informasi terbaru dan kiat-kiat menghadapi situasi yang berhubungan dengan praktik pembiasaan keagamaan yang dijalankan. “.....Selain dalam kegiatan pembelajaran, materi pelajaran juga diberikan kami saat ada kegiatan pertemuan dengan siswa, dan juga kami selalu memberikan informasi-informasi terbaru dan kiat-kiat untuk memajukan usaha serta mengahadapi masalah yang berkaitan dengn usaha yang dilakukan oleh siswa.” Menurut kepala SD Negeri Tretep mengungkapkan karena keterbatasan waktu yang diberikan maka dalam penyampaian materi pembelajaran pada program praktik keagamaan belum maksimal.
47
Akan tetapi pihak penyelenggara berusaha untuk memilih materi yang memang diprioritaskan terlebih dahulu. Untuk
mengetahui
tingkat
keberhasilan
dari
proses
pembelajaraan yang dilakukan maka diadakan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengukur keberhasilan yang dicapai siswa belajar baik teori maupun praktik. Evaluasi penilaian dilakukan oleh penyelenggara program. Evaluasi penilaian dilakukan keseluruh kegiatan program pembiasaan prakti keagamaan. Selain itu dilakukan peninjauan atau monitoring secara bertahap baik terhadap siswa maupun SD Negeri Tretep. ”...biasanya kami selaku pihak penyelenggaran program pembiasaa praktik keagamaan juga melakukan kegiatan evaluasi pembelajaram. Evaluasi ini dilakukan baik teori maupun praktik. Namun dalam hal ini evaluasi penilaian dilakukan oleh penyelenggara yaitu pihak sekolah sendiri.” Karakteristik sarana dan prasarana, meliputi kapasitas dan fasilitas tempat pembelajaran teori dan praktik, fasilitas pembelajaran dengan menggunakan ruang pembelajaran untuk materi teori 1 ruang dan materi praktek 1 ruang secara terpisah, sehingga proses pembelajaran dapat terselenggara dengan baik. Menurut hasil observasi, ketersediaan media pembelajaran yang digunakan berupa alat tulis, papan tulis, perakatan dan perlengkapan dalam pembelajaran. Sarana dan prasarana manajemen terdaftar yang terdiri dari ruang pelayanan administrasi sebanyak 1 ruang dengan kondisi baik, ketersediaan peralatan administrasi berupa komputer dan
48
mesin tulis dalam kondisi baik, ketersediaan alat praktik semua dalam kondisi baik. Alat tulis kantor yang tersedia adalah: kertas HVS, bolpin, kertas sampul, pensil, kerbon, kapur tulis, spidol white board, kertas manila, dan lain-lain dalam kondisi baik dan mencukupi untuk kegiatan administrasi kantor serta rukuh utuk praktik shalat bagi wanita. B. Karakteristik Interaksi siswa dalam Proses Pembelajaran Program Pembiasaan Keagamaan Dalam penyelengaaraan program pratik pembiasaan keagamaan meliputi persiapan, pelaksanakan, dan pelaporan, serta beberapa aktivitas didalamnya yaitu aktivitas siswa, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Pada proses persiapan, kegiatan yang dilakukan oleh guru yaitu: 1) Konsultasi dengan Kepala Sekolah. 2) Melakukan absensi. 3) Menyusun ketua regu. 4)Menetapkan urutatan tempat. 5) Menyiapkan kelengkapan administrasi penyelenggaraan. 6) Menyiapkan bahan belajar dan sarana belajar, dan 7) Menyusun jadwal kegiatan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kelompok dengan menggunakan pendekatan pada siswa sehingga diharapkan siswa dapat menerima materi pelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Ratio pembelajaran 30% teori dan 70% Praktik.
49
Tempat
pembelajaran dan praktik
ditentukan berdasarkan
musyawarah dan ditetapkan tempat yang mudah dijangkau oleh siswa. 1. Karateristik materi pelajaran program praktik pembiasaan keagamaan 1) Materi pendidikan dan pelatihan terdiri dari teori dan praktik. 2) SD Tretep juga memberikan materi pendukung yaitu berupa pengarahan dan strategi dalam kegatan pratik pembiasaan. 3) Strategi pembelajaran yang digunakan adakah diskusi dan simulasi kelompok, ceramah klasikal, praktik secara kelompok dan individu. 4) Evaluasi
penilaian
dilakukan
keseluruh
kegiatan
program
keterampilan . 5) Karakteristik sarana dan prasarana, meliputi kapasitas dan fasilitas tempat pembelajaran teori dan praktik, fasilitas pembelajaran dengan menggunakan ruang pembelajaran untuk materi teori 1 ruang dan materi praktik 1 ruang secara terpisah, sehingga proses pembelajaran dapat terselenggara dengan baik. 6) Ketersediaan media pembelajaran yang digunakan berupa alat tulis, papan tulis, perekatan, dan perlengkapan dalam pembelajaran. Terhadap pertanyaan yang ditijukan pada siswa yang berbunyi : “…. Apakah kamu mengikuti kegiatan program ibadah …. Siswa menjawab ya ; ada dua anak yang merasa ragu;….. apakah kamu tertarik dengan
program
praktik
ibadah
para
siswa
menjawab
sangat
tertarik;….Apa yang mendorong kamu mengikuti kegiatan program praktik ibadah, rata-rata anak tertarik dengan kata-kata yang diucapkan
50
oleh guru agamanya , terhadap pertanyaan apa kamu mengikuti kegiatan berwudhu, rata- rata anak menjawab ya, sedangkan dengan pertanyaan apa kamu mengikuti praktek shalat ,….anak menjawab ya sambil menunjukkan sarung dan rukuh masing – masing,… apakah kamu juga mengikuiti praktik dzikir, ….. anak menjawab ya sebagian menujukkan alatnya yang berupa tasbih sebagian hanya melihat kekanan dan kekiri , apakah kalian mengikuti kegiatan paktik berdo’a sesudah shalat,….Anak menjawab ya sambil menengadahkan tangan semua; Adapun dengan pertanyaan bagaimana kegiatan praktik dirumahmu masing – masing sebagian besar mempraktikkannya. 2. Karakteristik interaksi proses pembelajaran 1) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kelompok dengan menggunakan pendekatan siswa. 2) Tempat
pembelajaran
dan
pelatihan
ditentukan
berdasarkan
musyawarah dan ditetapkan tempat yang mudah dijangkau. 3) Alokasi waktu pembelajaran untuk masing-masing kegiatan kelompok rata-rata seminggu 3 kali. 4) Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskusi dan simulasi kelompok, ceramah klasikal, praktik secara kelompok dan individu Aktivitas siwa baik pada pembelajaran maupun kelompok selama kegiatan pratik pembiasaan keagamaan sangat baik. 5) Aktivitas guru yang bertugas pada program ini telah dilaksanakan dengan baik sehingga hasilnya meningkat baik.
51
Hal ini dapat tercermin pada pertanyaan sebagaimana berikut : ”..... Bagaimana tanggapan bapak/ibu guru tentang kegiatan paktik ibadah yang dibuat salah satu alternatif yang dipilih oleh pihak wali siswa dan masyarakat, menyambut baik dan gembira karena pengamalan ibadahnya meningkat mudah-mudahan demikian seterusnya, .... Bagaimana komentar bapak/ ibu tentang praktik pembiasaan keagamaan disekolah ini, .....Komentarnya bagus dan kalau bisa benarbenar dipraktikan dimasyarakat hingga kelak anak dewasa. Kemidian terhadap pertanyaan waktu hari dan jam yang dipergunakan praktik ibadah, ..... para guru menjawab tidak ada masalah karena dibersamakan dengan waktu shalat yang sebenarnya yaitu mengambil waktu dzuhur sehingga anak membaur dengan masyarakat, ...... sedang pertanyaan materi apa saja yang diberikan,..... para guru menjawab berwudhu, shalat wajib, berdzikir dan berdo’a sesudah shalat, ..... Adapun dimana tempat dimana kegiatan praktik ibadah itu dilaksanakan di masjid dan dirumah masing – masing.
52
BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Pembiasaan praktek keagamaan siswa kelas IV SD Negeri Tretep dilihat dari input bejalan dengan baik, proses lancar, output baik 2. Pelaksanaan ibadah siswa SD Negeri Tretep stelah diberikan program pembiasaan praktik keagamaan meningkat B. Saran 1. Pratik pembiasaan keagamaan SD Negeri Tretep perlu dikembangkan dengan melibatkan partisipan dari warga masyarakat. 2. Perlu dilakukan instensifikasi dan optimasi pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia pendekatan masyarakat sekitar dalam menggali sumbersumber baru untuk perkembangan pembiasaan lebih lanjut. C. Kata Penutup Alhamdulillahi rabbil alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa skripsi ini telah dapat penulis selesaikan dengan tiada aral melintang yang berarti. Walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu sekiranya terdapat kekeliruan dalam melangkah, salah ambil sewaktu memilih dan salah pasang sewaktu menyusun, itu semua hanyalah akibat dari kelemahan penulis. Untuk itu kepada semua pihak 52
53
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Dan hanya Allah penulis mohon hidayah. Semoga kesemuanya ini membawa manfaat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah. Amien.
54
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Tohaputra, Al Qur’an dan terjemahnya, Jakarta,Depag, 1984 Anshori Umar, Fiqih Wanita, Semarang, CV Asy Syifa’,
1981
Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta, N.V. Bulan Bintang, 1997 Miles Moleong,
Made
Metodologi Penelitian Rosdakarya, 2007
Kualitatif,
Bandung,
Renama
Pedarta, Perncanaan Pendidikan Partisipatori Pendekatan Sistem, Reneka Cepta, Jakarta, 2005
Dengan
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 1, Bandung, Al ma’arif, 1981 WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta:Balai Pustaka, 1984