PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA FASILITAS KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN GAYA MENGAJAR INSTRUKTUR DI BALAI LATIHAN KERJA (BLK) Studi Kasus Pada Balai Latihan Kerja (BLK) Jogyakarta
SKRIPSI
Disusun Oleh: Astrina Dewi Dwi Wulandari 031334036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama Nomor Mahasiswa
: Astrina Dewi Dwi Wulandari : 031334036
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Hubungan Antara Fasilitas Kerja, Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat) Dan Pengalaman Kerja Dengan Gaya Mengajar Instruktur Di Balai Latihan Kerja (BLK) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Januari 2008
Yang menyatakan
(Astrina Dewi Dwi Wulandari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA FASILITAS KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN GAYA MENGAJAR INSTRUKTUR DI BALAI LATIHAN KERJA (BLK) Studi kasus pada Balai Latihan Kerja Jogjakarta
Astrina Dewi Dwi Wulandari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan antara (1) fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK), (2) pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK), (3) pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK). Penelitian ini dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Jogjakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah para instruktur di BLK Jogyakarta yang berjumlah 52 orang instruktur. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dengan taraf signifikansi α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur (rhitung=0,312 > rtabel=0,294). (2) ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur (rhitung=0,447 > rtabel=0,294). (3) ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur (rhitung=0,299 > rtabel=0,294).
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN WORK FACILITIES, TRAINING AND EDUCATION AND WORK EXPERIENCE WITH INSTRUCTOR’S TEACHING STYLE AT BALAI LATIHAN KERJA (BLK) A case study at Balai Latihan Kerja Jogjakarta
Astrina Dewi Dwi Wulandari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 The objective of this research is to know whether there are some correlations between (1) work facilities with instructor’s teaching style at Balai Latihan Kerja (BLK), (2) training and education with instructor’s teaching style at Balai Latihan Kerja (BLK), (3) work experience with instructor’s teaching style at Balai Latihan Kerja (BLK). This research done at Balai Latihan Kerja (BLK) Jogjakarta. The populations of this research were 52 instructors of Balai Latihan Kerja Jogjakarta. The data of this research analized with product moment correlation analysis technique with significant level α = 5%. The result of this research shows that: (1) there is correlation between work facilities and instructors teaching style (rcount = 0,312 > rtable = 0,294) (2) there is correlation between training and education and instructors teaching style (rcount = 0,447 > rtable = 0,294) (3) there is correlation between work experience and instructors teaching style (rcount = 0,299 > rtable = 0,294).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah yang telah mengajar dengan perantara pena, mengajar manusia tentang apa yang belum diketahuinya. Alhamdulilahi rahmani rahim hanya saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Hubungan antara Fasilitas Kerja, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dan Pengalaman Kerja Dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja” studi kasus pada Balai Latihan Kerja Jogjakarta ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW hingga hari akhir nanti. Penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak maka sudah sepantasnyalah penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim., M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji skripsi yang telah mengevaluasi demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi. 7. Bapak Drs. Haryoto selaku Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Jogjakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian disana.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Bapak Djamil Ismail, ST dan Bapak Amirul Musthofa, SH terimakasih telah membantu penulis dalam pengumpulan data. Bapak Ibu instruktur BLK Jogjakarta yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner. 9. Bapak Ibu Instruktur BLK Sleman, terima kasih karena telah mengisi kuesioner untuk uji validitas dan reliabilitas. 10. Kedua ortuku yang telah membesarkan, memberikan dukungan materi dan moral, doa dan kasih sayang yang selalu tercurahkan untuk penulis. 11. Mba Yenni dan adik-adikku tersayang, Dek Titin dan Dek Bambang, terimakasih atas bantuan dan doanya selama penyusunan skripsi ini. 12. Motorku, SUPRA X BN 7641 EA yang telah menjadi temanku dalam perjalanan dan selalu menghiburku. 13. My Best Friend Now and Forever, Atik Maharani, trim’s ya dah mo susah untuk aku. Dewi, Tiara, Anti, Aci makan-makan kelulusannya kapan???. 14. Emilia Wahyu Ratna Ningrum (cepetan nyusul ya). Mas Andi, Adel, Mas Anto, Yiska, Mas Yuda, (jangan lupa undangan dan tiket nikahnya ya). Santy, Wawan, Anes, Mety, Ari, Dwi, Siska, Septi dan teman-teman PAK B’03, Don’t forget me pren!!! 15. Teman-teman KOPMA, Sasma, Evan, Ari, Mba indah, Sorong, Endah, Katrin, Marsha, Lilis dan anggota lainnya, atas keceriaan yang menghibur. 16. Teman-temanku dan semua pihak yang telah mengisi hari-hariku yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis mohon maaf untuk itu. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Yogyakarta, 23 Januari 2008 Penulis Astrina Dewi Dwi Wulandari
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .........................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..............................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..............................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRACT .......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR.........................................................................................
ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
7
C. Tujuan Penelitan...............................................................................
7
D. Batasan Penelitian ...........................................................................
8
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Teks Sebagai Media Belajar Mengajar................................... 11 B. Peraturan Menteri Tentang Buku Teks Pelajaran............................ 13 C. Pengertian dan Arti Penting Buku Paket di Tingkat SMP.............. 15 D. Pengertian Akses Buku Paket......................................................... 19 E. Pengertian Pemanfaatan Buku Paket dalam Pembelajaran............. 23 F.Kriteria Buku Paket.......................................................................... 26 BAB II. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian................................................................................. 27 B. Lokasi Penelitian............................................................................... 27 C. Subjek dan Objek Penelitian............................................................. 29
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Populasi dan Sampel......................................................................... 29 E. Variabel dan Data Penelitian............................................................. 31 F. Teknik Analisis Data........................................................................ 34 BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMP Negeri 6 Pangkal pinang............................................ 35 B. Daftar Guru...................................................................................... 36 C. Daftar Kepala Sekolah...................................................................... 37 D. Buku Inventaris perpustakaan SMP Negeri 6.................................. 37 E. Data Siswa........................................................................................ 39 F. Fasilitas............................................................................................. 39 BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.......................................... 41 A. Akses Buku Paket........................................................................... 41 B. Pemanfaatan Buku Paket................................................................. 46 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan....................................................................................... 50 B. Saran................................................................................................. 50 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 51 LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel III.1
Skor Nilai Item Pernyataan Kuesioner Fasilitas Kerja .................. 40
Tabel III.2
Kisi-kisi Kuesioner Fasilitas Kerja BLK Jogjakarta ..................... 41
Tabel III.3
Kisi-kisi Kuesioner Gaya Mengajar Instruktur BLK Jogjakarta ... 42
Tabel III.4
Skor Nilai Item Pernyataan Kuesioner Gaya Mengajar Instruktur 43
Tabel III.5
Hasil Pengujian Validitas Variabel Fasilitas Kerja........................ 45
Tabel III.6
Hasil Pengujian Validitas Variabel Gaya Mengajar ...................... 46
Tabel III.7
Indeks Korelasi dan Interprestasi Reliabilitas ............................... 47
Tabel III.8
Hasil Pengujian Reliabilitas ........................................................... 48
Tabel IV.1 Data Normatif Pegawai Negeri Sipil BLK Jogjakarta ................... 56 Tabel IV.2 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Otomotif BLK Jogjakarta .............. 64 Tabel IV.3 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Teknologi Mekanik BLK Jogjakarta ....................................................................................... 66 Tabel IV.4 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Elektronika BLK Jogjakarta .......... 67 Tabel IV.5 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Listrik BLK Jogjakarta .................. 68 Tabel IV.6 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Bangunan BLK Jogjakarta ............ 70 Tabel IV.7 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Bahasa Asing BLK Jogjakarta ...... 71 Tabel IV.8 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Tata Niaga BLK Jogjakarta ........... 71 Tabel IV.9 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Perhotelan BLK Jogjakarta ........... 72 Tabel IV.10 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Aneka Kerajinan BLK Jogjakarta . 74 Tabel IV.11 Data Masa Kerja Instruktur BLK Jogjakarta ................................. 75 Tabel IV.12 Data Pendidikan Terakhir Instruktur BLK Jogjakarta ................... 78 Tabel V.1
Distribusi Frekuensi Fasilitas Kerja ............................................... 85
Tabel V.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ............... 86
Tabel V.3
Distribusi Frekuensi Pengalaman Kerja ........................................ 87
Tabel V.4
Distribusi Frekuensi Gaya Mengajar ............................................. 88
Tabel V.5
Rangkuman Pengujian Normalitas ............................................... 89
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
Teknik-teknik Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ....................... 23
Gambar II.2
Langkah-langkah Evaluasi ......................................................... 25
Gambar IV.1 Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja ..................................... 55
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I.
Kuesioner ................................................................................ 109
Lampiran II.
Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 113
Lampiran III.
Data Induk Penelitian .............................................................. 119
Lampiran IV.
Daftar Distribusi Frekuensi ..................................................... 121
Lampiran V.
Pengujian Normalitas .............................................................. 126
Lampiran VI.
Perhitungan Korelasi ............................................................... 127
Lampiran VII. Tabel Statistik ......................................................................... 128
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, kenyataan yang terjadi pada saat ini, pendidikan di Indonesia membutuhkan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itulah, pendidikan di Indonesia mempunyai suatu dilema yaitu peningkatan mutu pendidikan dan biaya pendidikan yang mahal. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia sudah dimasuki kepentingan bisnis yang menekankan pada profit oriented. Menurut Ludin Lubis, Feli Kama dan Salman Habeahan (2003:142) terjadinya praktek bisnis dalam dunia pendidikan Indonesia disebabkan oleh kewajiban sekolah yang harus membayar pajak, sama seperti perusahaan atau lembaga bisnis. Sekarang ini, yayasan pendidikan sudah menjadi wajib pajak. Inilah juga yang merupakan faktor yang turut mempersulit kelangsungan hidup lembaga-lembaga pendidikan, sekolah-sekolah swasta untuk tetap mempertahankan idealisme dan otonomi pendidikan. Selain itu, pihak sekolah juga mengharapkan sumbangan yang besar-besar demi pengembangan fasilitas sekolah. Akibatnya yang masuk sekolah bermutu itu didominasi oleh anak-anak dari keluarga kaya atau kelas menengah. Anak-anak dari ekonomi lemah akan sulit sekali masuk sekolah-sekolah bermutu.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Hal ini didukung oleh komenter Eddy Al tentang biaya pendidikan yang ditulis di Bandung pada tanggal 24 Juli 2007, dalam website PintuNet.com. Menurut Eddy, saat ini sekolah sudah menjadi kapitalisme yang licik. Persoalan biaya sekolah yang semakin tinggi membuat harapannya untuk dapat menyekolahkan anak setinggi mungkin semakin mengawang tinggi. Untuk masuk sekolah, kerap si miskin berhadapan dengan birokrasi yang dibuat untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar miskin, hanya untuk mendapatkan dana BOS. Setelah diterima sebagai siswa pun, anak-anak orang miskin tetap merasakan kuatnya cekikan lembaga sekolah. Contoh kecil untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah murid harus mengerjakan di lembar atau buku LKS yang harus dibeli pula. Ada pula sekolah yang kreatif mencari pemasukan dengan kewajiban bagi muridnya membeli kertas ulangan atau buku
yang
telah
diformat
dan
diberi
kop
sekolah
tersebut.
Inilah keanehan lembaga sekolah di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Sekolah dan lembaga bisnis tak ada bedanya. Tidak ada uang, rapor ditahan, tak ada uang, ijazah macet, tanpa uang, jangan harap bisa pintar. Hal senada juga dikemukakan oleh Ari S dalam website PintuNet.com yang ditulis di Jogjakarta pada tanggal 16 Juli 2007. Menurut Ari, Pendidikan yang harusnya menjadi hak setiap warga negara Indonesia justru diganti menjadi hak bagi mereka yang berduit saja. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kemajuan daripada pendidikan itu sendiri. Mahalnya pendidikan di Indonesia sungguh sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan di masyarakat bahkan bangsa ini. Dengan mahalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pendidikan maka akan menimbulkan banyak anak didik putus sekolah. Akan tetapi yang terjadi saat ini adalah setelah anak putus sekolah, kebanyakan menjadi pengangguran. Hal ini juga dikarenakan sulitnya mencari pekerjaan dengan modal pendidikan yang rendah. Banyaknya pengangguran jelas sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis mereka, ketika menganggur sedangkan kebutuhan sehari-hari harus terpenuhi, seperti makan, minum dan biaya hidup yang lain yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Akibatnya banyak diantara mereka yang melakukan jalan pintas, seperti: mencuri, merampok, mengemis, dan lain sebagainya. Selain itu, Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini banyak yang beranggapan bahwa kampus-kampus dan universitas-universitas di Indonesia lebih banyak menciptakan calon-calon pengangguran dibandingkan menciptakan pengusaha-pengusaha yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Dari puluhan ribu lulusan mahasiswa yang di wisuda setiap tahunnya, tidak kurang dari 5% lulusan yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, lulusan yang bekerja menjadi pegawai, karyawan, Guru atau yang lain jumlahnya pun sangat sedikit, selebihnya menjadi pengangguran. Oleh karena itulah, pemerintah perlu melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan kerja pengangguran baik pengangguran yang disebabkan oleh putus sekolah maupun pengangguran yang tidak mempunyai keterampilan atau keahlian kerja. Salah satu usaha pemerintah dengan mengadakan program latihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK). Siswasiswa yang dididik BLK biasanya merupakan anak-anak putus sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
lulusan SMU/SMK yang tidak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, remaja-remaja yang tidak mempunyai keterampilan serta warga masyarakat lain yang tertarik untuk menambah pengetahuan dan keterampilan selain dari bangku sekolah. BLK merupakan Unit Pelaksana Teknis Tenaga Kerja dan Transmigrasi dibawah naungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pada prinsipnya, BLK diharapkan mampu untuk mencetak lulusan yang siap kerja dan benar-benar diminati pasar kerja. BLK juga berupaya memfasilitasi masyarakat agar mampu mendayagunakan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BLK selalu dituntut untuk memberikan berbagai pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja sehingga tujuan diselenggarakannya Latihan Kerja Institusional tersebut adalah untuk membekali ketrampilan kepada peserta dalam berbagai bidang kejuruan dengan kualifikasi tingkat dasar dan memberikan motivasi untuk berusaha mandiri dengan sasaran agar terciptanya tenaga kerja yang terampil, disiplin dan memiliki etos kerja produktif sehingga mampu mengisi kesempatan kerja yang ada serta mampu menciptakan lapangan kerja melalui usaha yang mandiri Untuk itulah, BLK terus berupaya meningkatkan kualitas pelatihan sehingga lulusannya juga memiliki kualitas yang memadai. Dalam meningkatkan kualitas pelatihan, sangat erat kaitannya dengan kualitas instruktur yang dimiliki oleh BLK tersebut. Oleh karena itulah, BLK sebaiknya tidak menggunakan instruktur yang tidak berkualitas. Instruktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
adalah orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan latihan dan bimbingan. Salah satu faktor yang bisa dilihat secara nyata dalam menentukan kualitas instruktur adalah gaya mengajar instruktur tersebut. Gaya mengajar instruktur adalah perilaku mengajar seorang instruktur dalam kelas praktek pada setiap kali mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar di BLK, instruktur bertindak sebagai pengajar dan pelatih. Instruktur dituntut tidak hanya mampu menyampaikan materi secara lisan melainkan juga mampu mengaplikasikan bahan ajarannya dalam bentuk praktek. Bagi BLK, instruktur merupakan sumber daya yang sangat berharga yang dimiliki. Hal ini dikarenakan instruktur merupakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk berpikir secara rasional dan menampakkan kemampuan dirinya baik dalam bentuk positif maupun negatif. Oleh karena itulah, instruktur ikut menentukan keberhasilan bagi setiap kegiatan di BLK. Dalam proses belajar mengajar, gaya mengajar instruktur mempunyai peranan yang sangat dominan dalam menciptakan antusias siswa untuk mengikuti setiap kegiatan di BLK. Ada banyak faktor yang berhubungan dengan gaya mengajar instruktur di BLK. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pada 3 (tiga) faktor yaitu: fasilitas kerja yang disediakan BLK, pendidikan dan pelatihan (diklat) instruktur di BLK dan pengalaman kerja instruktur di BLK. Fasilitas kerja adalah segala hal yang dapat memudahkan perkara (misalnya untuk kelancaran tugas, pemanfaatan waktu dan sebagainya). Fasilitas kerja juga berguna untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan program agar semua kegiatan dapat berjalan dengan efisien. Fasilitas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
berupa sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran program yang telah ditetapkan termasuk program-program latihan yang ditawarkan oleh BLK. Sebagai tempat penelitian, program-program latihan yang ditawarkan oleh (BLK) Jogyakarta meliputi sembilan kejuruan yaitu: (1). tata niaga. (2). bahasa asing. (3). otomotif. (4). teknologi mekanik. (5). listrik. (6). elektronika. (7). bangunan. (8). perhotelan. (9). aneka kerajinan. Kinerja seorang instruktur termasuk gaya mengajar instruktur tersebut tidak terlepas dari fasilitas kerja yang disediakan BLK. Untuk mengoptimalkan gaya mengajar instruktur maka fasilitas kerja yang disediakan BLK harus mendukung. Berdasarkan hasil penelitian dari Nakertrans dalam abstraknya menyatakan bahwa kinerja BLK belum optimal. Belum optimalnya kinerja tersebut terutama disebabkan oleh faktor peralatan yang dimilliki. Peralatan yang dimiliki BLK banyak yang rusak selain sudah ketinggalan jaman (Out of Date). Hal ini pun mengakibatkan kendornya semangat instruktur untuk memvariasikan gaya mengajarnya. Namun, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada beberapa instruktur dari kejuruan yang berbeda-beda menyatakan bahwa setiap instruktur tetap memfokuskan pengajarannya dengan menggunakan fasilitas praktek yang ada walaupun para instruktur tersebut mendapatkan fasilitas praktek yang berbeda-beda di setiap kejuruan. BLK memang menyediakan fasilitas praktek yang berbeda-beda untuk masing-masing kejuruan. Contohnya saja, fasilitas praktek untuk kejuruan teknologi mekanik akan sangat berbeda dengan fasilitas praktek untuk kejuruan otomotif. Fasilitas praktek kejuruan teknologi mekanik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
misalnya mesin logam, mesin frais dan sebagainya. Sedangakan fasilitas praktek kejuruan otomotif misalnya mesin sepeda motor, mobil, diesel dan sebagainya. Dengan demikian fasilitas kerja yang diterima oleh instruktur tidak mempengaruhi gaya mengajarnya dalam suatu kelas praktek. Pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan. Tujuan diklat diantaranya adalah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar dapat melaksanakan tugas pekerjaan, baik yang bersifat umum pemerintahan maupun pembangunan, yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pengembangan partisipasi masyarakat. Setiap BLK yang menginginkan agar instruktur dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien maka tidak boleh mengabaikan diklat bagi instrukturnya. Sebagai tempat penelitian, instruktur di BLK Jogjakarta pun telah mengikuti berbagai macam diklat baik yang diselenggarakan di dalam negeri maupun diklat di luar negeri contohnya di Irlandia, Jepang, Australia dan sebagainya. Setiap instruktur yang telah mengikuti diklat dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya khususnya dalam mengkreasikan gaya mengajar instruktur tersebut. Dengan pengalaman dan ilmu yang didapat setelah mengikuti diklat maka instruktur menjadi percaya diri dalam mengajarkan bahan praktek kepada siswanya sehingga instruktur tersebut mampu menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, instruktur akan menciptakan iklim yang segar dan kondusif bagi siswanya agar siswa tersebut memiliki kemerdekaan, keberanian dan percaya diri untuk menyampaikan ide,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
gagasan, pemikiran, dan pendapat mengenai pemahaman suatu materi pelajaran. Pengalaman kerja merupakan salah satu pertimbangan utama dalam memberikan tanggung jawab atas pekerjaannya. Agar dapat meningkatkan keterampilan dalam mengajar diperlukan juga pengalaman kerja instruktur. Pengalaman kerja atau masa kerja instruktur biasanya mempengaruhi dalam menyampaikan materi dan memberikan pelatihan kepada siswa-siswanya. Dengan pengalaman kerja yang dimiliki, seseorang akan dapat bekerja dengan lebih efisien. Menurut salah seorang instruktur BLK Yogyakarta, banyak siswa yang berpraktek di BLK Yogyakarta lebih senang diajar oleh instruktur yang senior. Hal ini dikarenakan instruktur senior dapat menciptakan suasana belajar yang harmonis, tidak kaku atau tidak membosankan dalam menyampaikan materi praktek. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja seorang instruktur dapat mempengaruhi gaya mengajar instruktur tersebut dalam satu kelas praktek. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Fasilitas Kerja, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dan Pengalaman Kerja dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK)”.
B. Batasan Masalah Mengingat begitu banyak faktor yang berhubungan dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja, maka perlu diadakan pembatasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
terhadap penelitian. Peneliti memfokuskan penelitian pada hubungan antara fasilitas kerja, pendidikan dan pelatihan (diklat) dan pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja.
C. Rumusan Masalah Dari batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Apakah ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK)? 2. Apakah ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK)? 3. Apakah ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK)?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Ada-tidaknya hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK); 2. Ada-tidaknya hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK); 3. Ada-tidaknya hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja (BLK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait. Pihak-pihak yang memperoleh manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini memberikan tambahan referensi bahan bacaan dan bahan acuan yang dapat digunakan oleh setiap mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan. 2. Bagi Balai Latihan Kerja Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas gaya mengajar instruktur agar kualitas pelatihan di BLK pun ikut meningkat. 3. Bagi penulis Penulis memperoleh tambahan pengetahuan tentang pelatihan yang diselenggarakan oleh BLK untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi era kompetisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
BAB II LANDASAN TEORITIK
A. Fasilitas Kerja Lingkungan kerja dalam arti fisik dapat berupa fasilitas kerja yang disediakan dalam suatu Balai Latihan Kerja (BLK). Fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan sesuatu usaha (Arikunto, 1990:81). Oleh karena itulah, fasilitas yang disediakan oleh BLK merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menarik dan mempertahankan instruktur di BLK tersebut. Ahyari (1986:207) menyatakan bahwa jika lingkungan kerja yang baik dalam
suatu
instansi
dapat
terealisasi
maka
akan
menjadikan
produktivitas kerja karyawan instansi tersebut akan meningkat. Untuk menyediakan fasilitas yang memadai bagi karyawannya, perusahaan perlu mengadakan
perencanaan
fisik.
Perencanaan
fisik
hendaknya
mempertimbangkan beberapa hal-hal (Mudhoffir, 1986:103-104) sebagai berikut. 1. Ruang-ruang yang ada hendaknya disesuaikan dengan rancangan pengembangan instruksional yang sangat efektif untuk belajar atau mengajar.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Tersedia peralatan praktek yang cukup untuk instruktur yang akan melakukan kegiatan latihan, workshop, demontrasi maupun rapat atau diskusi. 3. Fasilitas yang ada dapat digunakan pada jam-jam di luar jam praktek. 4. Mebel/perabotan hendaknya fungsional dan menarik serta dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai. 5. Mudah mendapatkan aliran listrik pada tiap ruangan, lampu cukup terang, disediakan telepon dan intercom serta air conditioning. 6. Kelembaban udara dijaga agar tidak mempercepat kerusakan peralatan. 7. Kebutuhan ruangan didasarkan atas kegiatan dan kecenderungan perkembangan untuk masa yang akan datang dengan memperhitungkan juga perabotan dan peralatan yang digunakan. 8. Kebutuhan perabotan (furniture) hendaknya didasarkan atas kegunaan, keluwesan, kenyamanan dan aman. Fasilitas kerja biasanya berhubungan langsung dengan pekerjaan instruktur di BLK. Fasilitas kerja yang tersedia di tempat kerja juga harus dirawat dengan baik. Bertens (2002:193) menyatakan bahwa tempat kerja bisa dianggap sehat kalau bebas dari resiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit sebagai akibat kondisi kurang baik di tempat kerja. Fasilitas yang disediakan oleh suatu perusahaan (Ahyari, 1986:216) antara lain. 1. Suhu dan pertukaran udara Suhu udara atau temperatur ruang kerja instruktur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi kerja instruktur di BLK. Suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
udara yang terlalu panas akan menurunkan gairah kerja dari para instruktur. Oleh karena itulah, ventilasi harus cukup lebar terutama pada daerah-daerah yang panas sehingga menimbulkan pertukaran udara yang baik yang dapat menyehatkan badan. Selain ventilasi, konstruksi gedung dan luas ruangan dapat berpengaruh pula pada pertukaran udara. Pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan menimbulkan rasa kesegaran sehingga semangat dan gairah kerja dapat pula ditingkatkan. 2. Penerangan Penerangan sangat berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar. Penerangan yang baik adalah penerangan yang penyebarannya merata di seluruh tempat kerja. Beberapa keuntungan dari adanya penerangan yang baik adalah mempertinggi gairah kerja instruktur, memperbaiki kualitas kerja instruktur, mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi, memudahkan pengamatan dan pengawasan serta mengurangi terjadinya kerusakan dari barang-barang yang dikerjakan. 3. Penggunaan warna Pemilihan warna dalam ruang kerja BLK akan mempengaruhi kondisi kerja para instruktur di BLK tersebut. Warna yang dipergunakan dalam ruang kerja ini erat hubungannya dengan sistem penerangan dalam ruang kerja BLK terutama untuk sistem penerangan yang menggunakan atap sebagai pembaur sinar. Pembauran dan pemantulan sinar kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
akan sangat dipengaruhi oleh warna yang digunakan dalam ruang kerja para instruktur tersebut. 4. Tata ruang gerak Tata ruang gerak adalah pengorganisasian atas penataan ruang kerja yang layak dan didukung dengan desain yang fungsional. Untuk dapat bekerja dengan baik, ruang gerak instruktur sangat perlu diperhatikan. Ruang gerak yang terlalu sempit bagi instruktur mengakibatkan instruktur tidak dapat bekerja dengan baik. Akan tetapi, ruang gerak yang terlalu besar akan mengakibatkan pemborosan bagi BLK. 5. Kebersihan Kebersihan
adalah
tempat
kerja
yang
bersih
yang
dapat
menimbulkan rasa senang sehingga bisa mempengaruhi semangat para instruktur. 6. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana adalah alat-alat yang berada di tempat kerja yang dapat digunakan untuk menambah kinerja yang optimal bagi instruktur. 7. Keamanan kerja Apabila BLK dapat memberikan jaminan terhadap keamanan maka ketenangan dalam bekerja akan dapat ditimbulkan sehingga semangat dan gairah kerja akan dapat ditingkatkan. BLK harus menyediakan alat keselamatan kerja, melatih penggunanya serta mengharuskan bagi setiap instruktur untuk memakainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada perencanaan fisik yang dikemukakan
oleh
Mudhoffir
(1986:103-104).
Hal
ini
dikarenakan
perencanaan fisik yang dikemukakan oleh Mudhoffir tersebut lebih menunjuk pada fasilitas kerja yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini.
B. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaniahnya ke arah kedewasan (Purwanto, 1995:10). Menurut siagian (1988:179), pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain. Pengertian pendidikan di atas mengandung tiga hal pokok yaitu: (1). pendidikan merupakan salah satu proses belajar mengajar dangan mempergunakan teknik dan metode tertentu. (2). sebagai salah satu proses, pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung relatif lama dan diselenggarakan dengan pendekatan formalitas dan struktural. Struktural artinya pendidikan diselenggarakan oleh satuan kerja yang melembaga dan kegiatannya diarahkan kepada seseorang atau kelompok orang yang dipandang menguasai materi yang hendak dialihkan kepada orang lain yang mengikuti program pendidikan yang bersangkutan. (3). melalui serangkaian kegiatan baik yang sifatnya kurikuler maupun ekstra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
kurikuler yang telah disusun dan dipersiapakan sebelumnya, standar pengetahuan tertentu ingin dialihkan kepada yang diajar oleh yang mengajar. Artinya sesuatu program pendidikan diarahkan kepada pemenuhan standar pengetahuan dan akademik tertentu. Menurut Heidjrachman (1984:77), pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan. Pelatihan secara sederhana dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas
yang
diarncang
untuk
meningkatkan
keahlian-keahlian,
pengetahuan, pengalaman dan perubahan sikap pada seorang individu. Menurut Heidjrachman (1984:80), pelatihan adalah keinginan untuk memperbaiki kerja seseorang dan memahami pengetahuan praktis guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, sikap yang diberikan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuan. Menurut siagian (1988:180), pelatihan adalah proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metoda tertentu yang dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang. Dari pengertian pendidikan dan pelatihan diatas, maka dapat disimpulkan
pendidikan
penyelenggaraan
belajar
dan
pelatihan
mengajar
dalam
(diklat) rangka
adalah
proses
meningkatkan
kemampuan. Pendidikan dan pelatihan sesungguhnya tidak sama walaupun sering diartikan sama oleh banyak orang. Pendidikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
pelatihan, kedua-duanya berhubungan dengan pemberian bantuan kepada pegawai agar pegawai tersebut dapat berkembang ke tingkat kecerdasan, pengetahuan dan kemampuan yang lebih tinggi. Pendidikan sifatnya lebih teoritis (pengetahuan) sedangkan pelatihan lebih bersifat penerapan segara (praktis). Dalam penelitian ini, pendidikan dan pelatihan akan dipergunakan secara bergandengan
karena yang ditonjolkan bukan
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara kedua istilah tersebut melainkan pentingnya kedua jenis kegiatan itu sebagai perwujudan kemauan pimpinan organisasi untuk melakukan investasi di bidang sumber daya manusia. 2. Tujuan dan Sasaran Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Menurut PP nomor 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan PNS yang dikutip dalam website www.sdm.depkeu.go.id tujuan pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah sebagai berikut. a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; c. Memantapkan sikap dan semangat pegabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik. Sedangkan sasaran diklat menurut PP nomor 101 tahun 2000 tentang pendidikan
dan
pelatihan
PNS
yang
dikutip
dalam
website
www.sdm.depkeu.go.id adalah untuk mewujudkan PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing. 3. Macam-macam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Menurut PP nomor 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan PNS yang dikutip dalam website www.sdm.depkeu.go.id macam-macam pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah sebagai berikut. a. Diklat Prajabatan Pelaksanaan Diklat Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengangkatannya sebagai CPNS. Adapun tujuan dari diklat prajabatan adalah untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping
pengetahuan
negara,
bidang
tugas,
dan
budaya
organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat b. Diklat Dalam Jabatan Adapun tujuan dari diklat dalam jabatan adalah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap PNS agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya, terdiri dari: 1). Diklat Kepemimpinan Adapun tujuan dari diklat kepemimpinan adalah untuk mencapai
persyaratan
kompetensi
kepemimpinan
aparatur
pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Diklat kepemimpinan terdiri dari: diklatpim Tk. IV adalah diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon IV; diklatpim Tk. III adalah diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon III; diklatpim Tk. II adalah diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon II; diklatpim Tk. I adalah diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon I. 2). Diklat Fungsional Adapun tujuan dari diklat fungsional adalah untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing. 3). Diklat Teknis Adapun tujuan dari diklat teknis adalah untuk mencapai persyaratan
kompetensi
teknis
yang
diperlukan
untuk
pelaksanaan tugas PNS. 4. Prinsip-prinsip Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dale Yoder (Manullang, 1981:86) prinsip pendidikan dan pelatihan yaitu.
mengemukankan sembilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
a. Individual differences Dalam merencanakan dan melaksanakan suatu diklat harus tetap diingat adanya pebedaan-perbedaan perseorangan baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan. Oleh karena itu, waktu, sifat dan cara diklat harus direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga diklat tersebut memberikan hasil yang memuaskan bagi peserta diklat. b. Relation to job analysis Bahan-bahan yang diajarkan dalam diklat harus berhubungan erat dengan job specification jabatan para peserta diklat. Hal ini dimaksudkan agar setelah diklat, para peserta diklat dapat melaksanakan tugasnya dengan berhasil. c. Motivation Orang akan besungguh-sungguh dalam melaksanakan sesuatu tugas tertentu bila ada daya perangsangnya (motivasi). Kenaikan jabatan, upah ataupun mendapat promosi merupakan beberapa upaya untuk memotivasi peserta diklat agar belajar dengan sungguhsungguh selama mengikuti diklat. d. Active participation Dalam mengikuti diklat, peserta diklat harus turut aktif mengambil bagian dalam kegiatan diklat. Oleh karena itu, dalam kegiatan diklat harus dapat memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran antara peserta diklat dengan pelatih diklat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
e. Selection of trainees Diantara peserta diklat terdapat perbedaan baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan. Untuk menjaga agar perbedaan itu tidak terlalu besar maka calon pengikut latihan harus diseleksi. Diklat sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan berkemauan mengikuti diklat dengan berhasil. f.
Selection of trainer Dalam diklat, tersedianya tenaga pelatih yang terdidik, berminat dan mempunyai kesanggupan untuk mengajar merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itulah, tenaga pengajar haruslah orang yang diseleksi pula. Efektivitasnya suatu diklat tergantung pada adatidaknya perhatian dan kesanggupan mengajar dari para pelatih. Adapun kriteria seleksi tenaga pengajar yang sering digunakan (Siagian, 1988:187) adalah sebagai berikut. 1) Pengetahuan yang memadai tentang organisasi dimana para peserta diklat bekerja, terutama yang menyangkut filsafat organisasi, tujuan, tugas pokok, fungsi, dan aktifitasnya 2) Mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuannya 3) Penguasaan materi yang menjadi tanggungjawabnya untuk diajarkan 4) Menguasai teknik berkomunikasi secara efektif 5) Telah memiliki pengalaman mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
6) Sedapat mungkin telah pernah mengikuti latihan bagi pengajar (instructors training course) g. Trainer training Para pelatih dalam suatu diklat harus sudah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Hal ini dikarenakan tidak setiap orang yang pandai dalam sesuatu bidang tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya kepada orang lain. h. Training methods Antusiasme peserta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya,
dedikasi
para
penyelenggara
melaksanakan
tugasnya serta kebolehan para pengajar mengemban misinya masih harus diimbangi oleh metode yang tepat. Ketepatan dari metode diklat biasanya didiskusikan terlebih dahulu antara pimpinan organisasi, penyelenggara dan para pengajar. Salah satu keuntungan utama dari adanya diskusi tersebut adalah makin jelasnya tugas dan kewibawaan para pengajar serta pengetahuan yang dini dari para penyelenggara tentang implikasi-implikasi operasional dari metode yang disepakati bersama. i.
Principles of learning Pada umumnya orang lebih mudah menangkap pelajaran jika pelajaran diberikan dari hal yang lebih mudah ke hal yang sulit. Tidak tepat bila pelatih terus menyajikan pemecahan-pemecahan masalah padahal asas-asasnya belum diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
5. Teknik-teknik Pendidikan dan Latihan (Diklat) Teknik-teknik pendidikan dan pelatihan (diklat) akan diperlihatkan dalam skema (Maryoto, 1987:61) sebagai berikut. Gambar II.1 Teknik-teknik Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Teknik-teknik pendidikan dan pelatihan
Off the job training
On the job training
Simulasi
Metode studi kasus
Role playing
Rotasi
Presentasi informasi
Busi ness ganes
Metode kuliah
Progra med instructi on
Self study
Instruksi pekerja an
Metode kuliah
Magang
Vestibu le training Latihan laboratorium
Program pengembangan eksekutif
Analisa transaksional
Persentasi video
Metode kompen sasi
Sistem penilaian
Penuga san sementa ra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
6. Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan (diklat) sangat penting dilaksanakan. Hal ini dikarenakan evaluasi (penilaian) adalah suatu cara untuk mengukur efisiensi dan efektifitas dari diklat yang baru selesai diselenggarakan. Efisiensi diklat (Siagian, 1988:199) dapat terlihat dari, antara lain sebagai berikut: terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan; rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi
dan
kemapuan
para
penyelenggara;
kehematan
dalam
penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia; terdapatnya tertib administrasi dalam seluruh proses penyelenggaraan kegiatan diklat dan tercapainya sasaran yang telah ditetapkan bagi program diklat. Sedangkan efektifitas diklat (Siagian, 1988:200) tercermin pada tercapainya sasaran, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta, perubahan sikap, produktifitas yang meningkat, makin tingginya disiplin, semakin mantapnya loyalitas dan hal-hal lain yang bersifat manifestasi dari kepribadian
organisasional
yang
mendukung
tercapainya
tujuan
organisasi. Adapun langkah-langkah evaluasi (Maryoto, 1987:62) dapat digambarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Gambar II.2 Langkah-langkah evaluasi
Kriteria evaluasi
Test purna (post test)
Test pendahuluan (pre test)
Transfer atau promosi
Para karyawan dilatih atau dikembangkan
Tindak lanjut
C. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja merupakan lamanya waktu instruktur bekerja. Pengalaman kerja instruktur harus diperhatikan oleh pihak BLK agar tujuan pelatihan di BLK dapat tercapai. Pengalaman kerja banyak mempengaruhi keahlian dan keterampilan kerja instruktur yang bersangkutan. Pengalaman kerja yang banyak memberikan kecenderungan bahwa yang bersangkutan memiliki keahlian dan keterampilan kerja yang relatif tinggi. Sebaliknya terbatasnya pengalaman kerja yang dimiliki maka semakin rendah tingkat keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang bersangkutan. Oleh karena itulah, suatu perusahaan akan cenderung memilih pelamar yang sudah berpengalaman daripada yang tidak berpengalaman karena mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
berpengalaman dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas yang nantinya akan dikerjakan (Maryoto, 1987:48). Instruktur yang berpengalaman sering dianggap sebagai instruktur senior. Senioritas berarti orang yang bekerja lebih lama pada suatu perusahaan atau instansi (Bertens, 2000:212). Oleh karena itu, instruktur yang senior memiliki pengalaman kerja yang lebih banyak daripada instruktur yang baru saja bekerja di BLK. Hal itu pun sering membuat instruktur tersebut menjadi tenaga kerja yang lebih berharga. Pepatah klasik mengatakan: “pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Pengalaman bekerja adalah modal untuk terjun dalam suatu bidang pekerjaan. Dalam bekerja, instruktur akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pada bidang pekerjaannya. Oleh karena itulah, pengalaman kerja akan
membantu
instruktur
tersebut
dalam
mendapatkan
tambahan
pengetahuan dan keterampilan pada bidang yang digelutinya. Dengan pengalaman kerja yang dimiliki, seorang instruktur akan dapat bekerja lebih efisien sehingga akan menguntungkan pihak BLK. Pengalaman kerja yang dimiliki merupakan alat yang ampuh untuk melaksanakan tugas yang selalu dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan yang terjadi. Seseorang yang mempunyai pengalaman kerja membawa dampak berbagai hal, seperti: (1). cakrawala pandangan makin luas yang memungkinkan sesorang untuk lebih mampu memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi; (2). meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
penghasilan seseorang sekaligus menambah kepuasan batin yang semakin besar; (3). memungkinkan promosi yang besar. Namun, tidak selalu instruktur yang mempunyai pengalaman kerja yang lama (instruktur senior) kinerjanya akan lebih optimal daripada instruktur yang mempunyai pengalaman kerja yang sedikit (instruktur junior). Hal ini dikarenakan keterampilan dan pengetahuan yang didapat dari pengalamannya sebagai instruktur senior sudah menjadi suatu rutinitas yang dikerjakan secara terus-menerus dan berulang-ulang. Keterampilan yang dikerjakan berulang-ulang akan menjadi gerakan yang otomatis dan menjadi suatu kebiasaan sehingga keterampilan yang dimiliki akan menurun sampai tingkat yang paling minimal (Simanjuntak, 1985:34). Instruktur tersebut pun akan mengalami kebosanan dan mencapai titik kejenuhan dalam mengajar sehingga instruktur tersebut tidak bisa lagi kreatif dalam mengembangkan gaya mengajarnya.
D. Gaya Mengajar Proses pengajaran dapat berjalan dengan efektif jika di dalam proses ini seorang anak didik menemukan figur yang dikaguminya atau seseorang yang menjadi panutan di dalam bertindak. Jika seorang instruktur mampu mengatur siswa maupun sarana pembelajaran dengan baik serta mampu mengendalikannya dalam suasana yang dapat mendukung situasi dan kondisi belajar yang baik maka diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Mengajar adalah suatu upaya pendidikan dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Gaya mengajar adalah sikap yang harus dilakukan untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung bagi proses belajar mengajar. Menurut Winkel (2004:229) gaya mengajar yaitu keseluruhan tingkah laku instruktur yang khas bagi dirinya dan agak bersifat menetap pada setiap kali mengajar/melatih. Di satu pihak, seorang instruktur dituntut agar bisa menyesuaikan corak mengajar/melatih dengan kebutuhan kelas. Akan tetapi, di pihak lain, seorang instruktur tersebut mempunyai ciri khas tersendiri dari gaya mengajar/melatihnya. Oleh karena itulah, dalam mengajar/melatih seorang instruktur tidak akan terlalu menyimpang dari gaya mengajar/melatih khas yang telah dikembangkannya sendiri. Adapun aspek yang membentuk gaya mengajar (teaching style) adalah sebagai berikut. 1. Gaya memimpin kelas Gaya memimpin kelas menunjuk pada cara instruktur memberikan pengarahan pada proses belajar mengajar. Menurut Kurt Lewin (Winkel, 2004:228) gaya memimpim kelas dibagi menjadi tiga. a. Gaya otoriter Dalam gaya otoriter, instruktur berlagak dominan. Instrukturlah yang mengatur segala-galanya dan tidak diberikan inisiatif kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
b. Gaya laissez faire Dalam gaya laissez faire, instruktur membiarkan siswa untuk belajar sendiri, menurut seleranya sendiri. Instruktur tidak akan memberikan pengarahan kecuali bila diminta. c. Gaya demokratis Dalam gaya demokratis, instruktur bertindak sebagai anggota kelompok kelas. Instruktur bersama siswa menentukan bagaimanakah sebaiknya proses belajar diatur. 2. Orientasi instruktur Orientasi instruktur dapat lebih terarah pada materi pelajaran/praktek atau lebih pada siswa. Bila instruktur berorientasi pada materi pelajaran/praktek
maka
gaya
mengajar
instruktur
tersebut
akan
membosankan. Hal ini dikarenakan instruktur menerapkan strategi mengajar yang monoton. Sebaliknya bila instruktur berorientasi pada siswa maka instruktur tersebut akan memperhatikan perkembangan belajar/keterampilan siswa sehingga nantinya siswa tersebut akan menjadi tenaga siap pakai yang handal. 3. Anggapan/pandangan pedagogis-didaktis Pandangan pedagogis-didaktis dapat lebih bersifat konservatif atau lebih
progresif.
Instruktur
yang
berpandangan
lebih
progresif
menekankan aktivitas belajar siswa sendiri, kerjasama antar siswa, ekspresi kreatif dan sumbangan pikiran siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
J. Roggema (Winkel, 2004:230) membedakan gaya mengajar menjadi dua. 1. Gaya mengajar formal Gaya mengajar formal mempunyai ciri-ciri antara lain: guru sangat terikat dengan kurikulum pengajaran yang telah ditetapkan, menuntut banyak prestasi hapalan, berpegang pada buku pelajaran, bergaya memimpin lebih otoriter, kurang bersedia menerima sumbangan pikiran dari siswa dan menekankan perlunya siswa belajar untuk lulus ujian. 2. Gaya mengajar informal Gaya mengajar informal mempunyai ciri-ciri antara lain: penentuan luas materi pelajaran tergantung dari kebutuhan siswa, mendorong siswa untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran, memberikan pandangan sendiri terhadap pelajaran, bergaya memimpin lebih demokratis, menaggapi dengan baik pikiran kritis siswa dan menekankan agar siswa belajar demi perkembangan diri sendiri Baik-tidaknya gaya mengajar, selalu dikaitkan dengan keseluruhan pengelolaan pendidikan di BLK tertentu, yang pada kenyataannya tidak serba ideal. Disamping itu juga tekanannya terletak pada pihak instruktur yang cenderung bergaya mengajar tertentu meskipun berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi siswa dalam kelas. Instruktur adalah pemimpin dalam suatu kelas praktek. Menurut Syah (1995:254) ada tiga ragam gaya penampilan dan kepemimpinan instruktur dalam mengelola proses belajar mengajar yaitu: otoriter, laissez-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
faire dan demokratis. Secara harfiah, otoriter berarti berkuasa sendiri atau sewenang-wenang.
Kepemimpinan
otoriter
adalah
kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama dengan segala kegiatan yang dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata. Adapun ciri-ciri gaya penampilan dan kepemimpinan instruktur secara otoriter antara lain sebagai berikut. 1. Wewenang mutlak pada instruktur 2. Keputusan selalu dibuat oleh instruktur 3. Komunikasi berlangsung satu arah dari instruktur kepada siswanya 4. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para siswanya dilakukan secara ketat 5. Tugas-tugas bagi siswa diberikan secara instruktif 6. Lebih banyak kritik daripada pujian 7. Kasar dan kaku dalam bertindak 8. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman 9. Tidak ada kesempatan bagi siswa untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat 10. Instruktur menuntut prestasi sempurna dari siswanya Gaya kepemimpinan otoriter dapat menimbulkan kerugian yaitu suasana kelas menjadi tegang, kaku sehingga dapat menghambat kelancaran proses belajar mengajar. Akan tetapi, harus diakui banyak guru yang otoriter yang dapat menyelesaikan tugas keguruan secara baik, dalam artian sesuai rencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan ditentukan bersama antara instruktur dan siswanya. Adapun ciri-ciri gaya penampilan dan kepemimpinan instruktur secara demokratis antara lain sebagai berikut. 1. Wewenang instruktur tidak mutlak 2. Keputusan dibuat bersama antara instruktur dan siswanya 3. Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara instruktur kepada siswanya maupun antara sesama siswa 4. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para siswanya dilakukan secara wajar 5. Tugas-tugas bagi siswa diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif 6. Pujian dan kritik seimbang 7. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak, terdapat suasana saling hormat-menghormati, saling percaya dan saling menghargai 8. Tidak ada paksaan, ancaman dan hukuman 9. Banyak kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat 10. Instruktur mendorong prestasi sempurna dari siswanya dalam batas kemampuan masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Adapun keuntungan dari penerapan gaya kepemimpinan yang demokratis berupa keputusan dan tindakan yang lebih objektif dan tumbuhnya rasa ikut memiliki. Kerugiannya, yaitu keputusan serta tindakan-tindakan kadang-kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang dan keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan terbaik. Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada gaya mengajar yang dikemukakan oleh Syah (1995:254). Hal ini dikarenakan penulis lebih mudah menjelaskan dan membuat indikator-indikator untuk kuesioner gaya mengajar.
E. Hasil Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya yang masih satu tema dengan penelitian ini, memperoleh hasil penelitian yang sama meskipun masingmasing peneliti mengadakan penelitian pada studi kasus yang berbeda-beda. Pada umumnya, penelitian yang menggunakan cara pemecahan masalah (metodologi penelitian) yang sama akan menunjukkan hasil penelitian yang sama pula. Hasil penelitian dari Yuniarti dengan studi kasus SMA Bina Harapan Sleman, Yogyakarta menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengalaman kerja seoarang guru dengan keterampilan mengajar guru tersebut. Kesimpulan yang diperoleh dari Yuniarti juga didukung oleh Suswantiningsih dengan studi kasus SMU Negeri I Pakem, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Suswantiningsih menunjukkan ada hubungan antara pengalaman kerja guru dengan sikap guru dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini. Ada hubungan antara pengalaman kerja instruktur dengan gaya mengajar instruktur tersebut. Adapun hal yang ingin ditekankan penulis, guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah instruktur. Selain itu, gaya mengajar merupakan bagian dari keterampilan mengajar dan sikap guru dalam proses belajar mengajar. Selain itu, berdasarkan abstraksi studi optimalisasi kinerja Balai Latihan Kerja dalm website www.nakertrans.go.id menyatakan bahwa kinerja Balai Latihan Kerja belim optimal. Salah satu faktor penyebabnya adalah faktor peralatan yang dimiliki. Peralatan yang dimiliki BLK banyak yang rusak selain sudah ketinggalan jaman (out of date). Gaya mengajar instruktur merupakan bagian dari kinerja BLK.
F. Kerangka Berfikir 1. Hubungan antara Fasilitas Kerja dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Fasilitas kerja didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu pekerjaan. Gaya mengajar yaitu keseluruhan tingkah laku instruktur dalam mengajar/melatih. Seorang instruktur mampu mengoptimalkan gaya mengajarnya apabila didukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
oleh fasilitas kerja yang dibutuhkannya. Hal ini diduga ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur. 2. Hubungan antara Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan. Gaya mengajar
yaitu
keseluruhan
tingkah
laku
instruktur
dalam
mengajar/melatih. Dengan lamanya diklat yang diikuti instruktur maka pengetahuan,
keahlian,
keterampilan,
dan
sikap
untuk
dapat
melaksanakan tugas jabatan secara profesional dapat ditingkatkan yang nantinya akan membawa instruktur tersebut pada gaya mengajar yang lebih baik. Hal ini diduga ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur. 3. Hubungan antara Pengalaman kerja dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Pengalaman kerja merupakan lamanya waktu instruktur bekerja. Gaya mengajar yaitu keseluruhan tingkah laku instruktur dalam mengajar/melatih. Dengan lamanya bekerja, instruktur akan lebih mudah dalam mengambil sikap pada saat atau situasi tertentu ketika proses belajar mengajar sehingga instruktur tersebut dapat mengembangkan gaya mengajarnya sesuai dengan kondisi kelas prakteknya. Hal ini diduga ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
G. Hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya (Sudjana, 2002:219). Dalam penelitian ini hipotesis dirumuskan sebagai berikut. 1. Ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja 2. Ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja 3. Ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi kasus (case study). Penelitian studi kasus yaitu penelitian yang terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu (Sevilla, 1993:73).
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Jogyakarta di Jln. Kyai Mojo no. 5 Jogyakarta. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2007.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah para instruktur di BLK Jogyakarta.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
2. Obyek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
fasilitas
kerja
instruktur,
tingkat
pendidikan
instruktur,
pengalaman kerja instruktur dan gaya mengajar instruktur.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1999:72). Sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu hubungan antara fasilitas kerja, pendidikan dan pelatihan (diklat) dan pengalaman kerja instruktur dengan gaya mengajar instruktur maka populasinya adalah para instruktur di BLK Jogyakarta yang berjumlah 52 orang instruktur. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu (Sudjana, 2002:161). Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil keseluruhan tetapi apabila subyek lebih besar dari 100 maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% 25% atau lebih dari subyek tersebut (Arikunto, 2002: 125). Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena subyek kurang dari 100 responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Oleh karena itulah, sampel dari penelitian ini adalah semua anggota populasi yaitu para instruktur BLK yang berjumlah 52 orang instruktur. 3. Teknik Pengambilan Sampel Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian populasi maka teknik pengambilan sampelnya yaitu sampling jenuh atau dengan istilah lain adalah sampel sensus. Sampling jenuh/sampel sensus merupakan teknik pengambilan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 1999:78).
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelititan Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002:96). Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut. a. Variabel Independent (Variabel Bebas) Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain. Variabel Independent dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: fasilitas kerja, pendidikan dan pelatihan (diklat) dan pengalaman kerja. b. Variabel Dependent (Variabel Terikat) Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur yang berfungsi
menerima
atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
menyesuaikan diri dengan kondisi lain. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah gaya mengajar instruktur. 2. Pengukuran Variabel Penelitian a. Variabel Independent (Variabel Bebas) 1). Variabel Fasilitas Kerja Fasilitas kerja didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu pekerjaan. Untuk data mengenai fasilitas kerja diperoleh melalui jawaban dari kuesioner yang berupa daftar pernyataan. Jawaban yang diperoleh dari kuesioner tersebut diberi skor dengan menggunakan skala likert dimana terdapat pernyataan positif (mendukung) dan pernyataan negatif (tidak mendukung). Alternatif jawaban dari variabel fasilitas kerja memiliki skor dengan kategori: Tabel III.1 Skor Nilai Item Pernyataan Kuesioner Fasilitas Kerja Skor Nilai Sangat setuju
Pernyataan Positif 4
Pernyataan Negatif 1
Setuju
3
2
Tidak setuju
2
3
Sangat tidak setuju
1
4
Kuesioner disusun berdasarkan landasan teoritik yang telah diuraikan dalam BAB II, seperti yang dikemukakan oleh Mudhoffir (1986:103-104). Variabel ini memiliki indikator antara lain: tata ruang gerak, tersedianya peralatan praktek, fasilitas di luar jam praktek, perabotan/perlengkapan penunjang, kemudahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
mendapatkan aliran listrik dan kelembaban udara. Berikut ini disajikan operasionalisasi variabel fasilitas kerja. Tabel III.2 Kisi-kisi Kuesioner Fasilitas Kerja BLK Jogjakarta No
Indikator
Pernyataan Positif No. 1
Pernyataan Negatif No. 2,3
1.
Tata ruang gerak
2.
Tersedianya peralatan praktek
5
4
3.
Fasilitas di luar jam praktek
6
7
4.
Perabotan/perlengkapan penunjang
8
9
5.
Kemudahan mendapatkan aliran listrik
11
10
6.
Kelembaban udara
12
13
2). Variabel Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pendidikan
dan
pelatihan
(diklat)
adalah
proses
penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan. Pengukuran variabel pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah lamanya instruktur tersebut mengikuti diklat dalam satuan bulanan. 3). Variabel Pengalaman Kerja Pengalaman kerja adalah suatu kecenderungan bahwa seorang instruktur memiliki keahlian dan keterampilan kerja yang relatif tinggi berdasarkan tahun tertentu yang dapat dilihat dari berapa lama pengalaman kerja itu ditekuni. Pengukuran variabel pengalaman kerja adalah lamanya bekerja dalam satuan tahunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
b. Variabel Dependent (Variabel Terikat) Untuk mengukur gaya mengajar, cara yang digunakan adalah dengan mengukur hasil isian kuesioner yang telah diisi oleh instruktur. Kuesioner disusun berdasarkan landasan teoritik yang telah diuraikan pada BAB II, seperti yang dikemukakan oleh Syah (1995:254).
Variabel
gaya
mengajar
dikembangkan
menjadi
instrumen penelitian meliputi: Tabel III.3 Kisi-kisi Kuesioner Gaya Mengajar Instruktur BLK Jogjakarta No
Indikator
Pernyataan Pernyataan Positif No. Negatif No. 14 ─
1.
Wewenang instruktur dalam kelas
2.
Pengambilan keputusan di kelas
─
15
3.
Komunikasi antara instruktur dan siswa
16
17
4.
Pengawasan oleh instruktur
─
18,19
5.
Pemberian tugas
─
─
6.
Kesempatan siswa untuk berpendapat
20
─
7.
Penciptaan suasana dalam kelas
21
─
8.
Motivasi
22
─
9.
Penghargaan
23
─
Masing-masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 kategori pendapat. Kategori pendapat tersebut terbagi dalam 2 bagian yaitu pernyataan positif (mendukung) dan pernyataan negatif (tidak mendukung). Kategori pendapat tersebut tampak dalam tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Tabel III.4 Skor Nilai Item Pernyataan Kuesioner Gaya Mengajar Instruktur Skor Nilai Sangat setuju
Pernyataan Positif 4
Pernyataan Negatif 1
Setuju
3
2
Tidak setuju
2
3
Sangat tidak setuju
1
4
F. Data yang Dicari 1. Gambaran umum BLK 2. Sejarah BLK 3. Jumlah instruktur 4. Fasilitas kerja di BLK 5. Jangka waktu instruktur BLK mengikuti Pendidikan dan pelatihan 6. Pengalaman kerja instruktur di BLK 7. Gaya mengajar instruktur BLK
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Melalui cara yang dimaksudkan untuk memperoleh data primer yaitu fasilitas kerja instruktur, pendidikan dan pelatihan (diklat) instruktur dan pengalaman kerja instruktur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
2. Dokumentasi Dokumentasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang tersedia di BLK. Selain itu, dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh data pendidikan dan pelatihan (diklat) dan pengalaman kerja. 3. Wawancara Wawancara yang akan dilakukan berupa tanya jawab langsung kepada pihak BLK Jogyakarta. Teknik wawancara juga dipakai untuk melengkapi data-data yang tidak terjangkau oleh kuesioner.
H. Teknik Analisis Data 1. Menguji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus mempunyai tingkat validitas yang tinggi agar hasil penelitian lebih dapat dipertanggung jawaban. Instrumen dalam penelitian ini akan diuji menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Rumus korelasi product moment (Arikunto, 2003:177) sebagai berikut. rxy =
Keterangan:
n∑ xy (∑ x )(∑ y )
{n∑ x (∑ x) }{n∑ y (∑ y ) } 2
2
2
2
rXy = koef. korelasi yang dicari n = banyaknya subyek pemilik nilai x = nilai variabel 1 y = nilai variabel 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Untuk mengetahui validitas instrumen maka koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh dari hasil penhitungan dibandingkan dengan harga r korelasi product moment pada tabel. - Jika r hitung > r tabel maka instrumen valid Pengujian validitas instrumen dikerjakan dengan bantuan program komputer SPSS pada taraf signifikansi 5%. Koefisien validitas diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor butir atau item dengan skor total. Adapun sampel yang digunakan berukuran n = 30 dengan dk = n – 2 (dk = 30 – 2 = 28) sehingga r tabel = 0,374 (lihat lampiran VII halaman 128). Dalam penelitian ini, hasil pengukuran validitas setiap item dalam kuesioner fasilitas kerja memperlihatkan bahwa ada satu instrumen yang tidak valid (r hitung < r tabel). Butir Instrumen yang tidak valid untuk variabel fasilitas kerja adalah nomor 3. Nilai r hitung untuk item nomor 3 tersebut adalah 0.198. Instrumen yang tidak valid ini dibuang dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas ulang (perhitungan lihat lampiran II hal 116). Tabel III.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Fasilitas Kerja No. Item 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai r hitung 0,377 0,585 0,391 0,750 0,469
Nilai r tabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
0,611 0,679 0,618 0,538 0.667 0.785 0.614
0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sedangkan untuk variabel gaya mengajar, hasil pengukuran validitas setiap item memperlihatkan bahwa tidak ada satu pun instrument yang tidak valid. Berikut disajikan hasil pengukuran uji validitas (perhitungan lihat lampiran II halaman 118). Tabel. III.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Gaya Mengajar No. Item 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Nilai r hitung 0,406 0,556 0,375 0,403 0,431 0,388 0,459 0,579 0,426 0,482
Nilai r tabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b. Uji Reliabilitas Selain harus mengamati tingkat validitas yang tinggi, instrumen penelitian harus dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Agar instrumen dapat dipercaya maka diperlukan pengujian reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus rumus alpha dari Cronbach (Arikunto, 2003:203) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
⎡ k ⎤ ⎡ Σσ b2 ⎤ r11 = ⎢ ⎥ ⎢1 − 2 ⎥ σt ⎦ ⎣ (k − 1) ⎦ ⎣
Keterangan:
r11
= reabilitas instrument yang dicari
k
= banyaknya butir pertanyaan
Σσ b2 = jumlah variasi butir
σ t2
= varias total
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas, maka angka reliabilitas hasil perhitungan dibandingkan dengan indeks korelasi (Hadi, 2004:303) dalam tabel berikut. Tabel III.7 Indeks Korelasi dan Interpretasi Reliabilitas Indeks Korelasi Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0, 200
Interprestasi Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat Rendah
Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan bantuan program komputer SPSS pada taraf signifikansi 5 %. Adapun sampel yang digunakan berukuran n = 30. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil bahwa untuk variabel fasilitas kerja r hitung = 0,882 (perhitungan lihat lampiran II halaman 115) sedangkan variabel gaya mengajar r hitung = 0,778 (perhitungan lihat lampiran II halaman 117). Menurut Nunnally (Ghozali, 2001:133), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpa >
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
0,60. Dalam penelitian ini, semua variabel mempunyai r hitung yang lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen dalam kuesioner ini dapat diandalkan atau reliabel. Tabel. III.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Fasilitas kerja
r hitung 0,882
Indeks Korelasi Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Keterangan Tinggi
Gaya mengajar
0,778
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam kuesioner ini sudah dianggap memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik yaitu valid dan reliabel. Jadi instrumen fasilitas kerja dan gaya mengajar, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh data. 2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov (Arikunto, 2003:407) dengan rumus sebagai berikut D = Maksimum[Fo ( x) − S n ( x) ]
Keterangan: D
= Deviasi atau penyimpangan
Fo ( x) = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis S n ( x) = Distribusi frekuensi yang diobservasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Sebaliknya bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel adalah normal pada taraf signifikansi 5%. 3. Menguji Hipotesis Untuk menguji ketiga hipotesis dalam penelitian ini digunakan teknik korelasi Product Moment. Adapun perumusan hipotesis pertama adalah sebagai berikut. H0 : tidak ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Ha : ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Perumusan hipotesis kedua adalah sebagai berikut. H0 : tidak ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Ha : ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Perumusan hipotesis ketiga adalah sebagai berikut. H0 : tidak ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Ha : ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Oleh karena itulah, kesimpulan yang diambil berdasarkan penolakan terhadap H0. Adapun perumusan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus (Arikunto, 2003:177) sebagai
berikut. rxy =
n∑ xy (∑ x )(∑ y )
{n∑ x (∑ x) }{n∑ y (∑ y ) }
Keterangan:
2
2
2
2
rxy = koefisien korelasi pearson n = banyaknya subyek pemilik nilai
x = nilai variabel 1 y = nilai variabel 2 Kriteria pengujian: H0 ditolak jika rxy hitung > r tabel pada taraf signifikansi 5%. Untuk mengetahui tinggi/rendahnya hubungan antar variabel dalam masing-masing hipotesis digunakan tabel interpretasi korelasi (Hadi, 2004:303) Tabel III.9 Indeks dan Interpretasi Korelasi r Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0, 200
Interprestasi Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Umum Balai Latihan Kerja Jogjakarta 1. Data Identitas BLK a. Nama Instansi
: UPTD
BALAI
LATIHAN
KERJA
JOGJAKARTA b. Alamat
: Jln. Kyai Mojo No. 5 Jogjakarta 55231
c. Status Instansi
: Lembaga Pemerintah, dibawah Depnakertrans DIY
d. No. Telepon
: (0274) 512619
e. No. Faximil
: (0274) 512619
f.
: http://www.nakertrans.pemda-diy.go.id
Webside
2. Sejarah Berdirinya BLK Jogjakarta Balai Latihan Kerja Jogjakarta didirikan pada tahun 1948 sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk melatih para pencari kerja, mantan pejuang (veteran) dan pegawai dari instansi lain agar memiliki keterampilan yang memadai. Program pelatihan yang dilaksanakan BLK sampai dengan dekade 1960an dititikberatkan pada bidang industri terutama untuk jenis ketrampilan bangunan, radio, dan listrik. Oleh karena jumlah kelompok sasaran yang akan dilatih masih relatif sedikit, memungkinkan program pelatihan dilaksanakan secara intensif yaitu selama 960 jam latihan.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Perkembangan BLK Jogjakarta pada periode 1970an ditandai dengan penambahan jenis keterampilan seperti Otomotif, Teknologi Mekanik, Tata Niaga, dan Aneka Kerajinan Tangan. Program pelatihan yang dilaksanakan BLK pada periode 1970an relatif kurang intensif (480 jam latihan). Hal tersebut disebabkan oleh jumlah kelompok sasaran yang mengikuti pelatihan lebih banyak, sehingga untuk memenuhi azas pemerataan, maka aspek kuantitas lebih diutamakan dari aspek kualitasnya. Pada periode 1970an pula dikembangkan unit pelatihan keliling atau Mobile Training Unit (MTU) untuk menjangkau kelompok sasaran yang jauh dan terpencil di daerah pedesaan. Pada awal tahun 1990an BLK Jogjakarta memasuki era baru yang ditandai dengan perubahan orientasi dari pola pelatihan yang didasarkan pada orientasi “supply driven” menjadi “demand driven”. Disamping itu BLK Jogjakarta didirikan untuk menyelenggarakan pelatihan dengan jenis kejuruan tertentu saja dengan tingkat keterampilan yang lebih tinggi kompetensinya, sebagaimana halnya pelatihan kejuruan pariwisata dan perhotelan yang pada saat itu dijadikan primadona/unggulan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi hotel-hotel yang ada pada saat itu banyak berdiri di Jogjakarta. Bergulirnya waktu sampai dengan memasuki Era Otonomi Dearah maka berdasarkan Perda Nomor 7 tahun 2002 BLK Jogjakarta diresmikan menjadi lembaga yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Propinsi Daerah Istimewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Jogjakarta
yang
bertugas
melaksanakan
pelatihan
institusional
pemagangan sesuai dengan SK Gubernur No. 53 / 2004.
B. Misi, Fungsi, dan Tujuan Balai Latihan Kerja Jogjakarta 1. Misi BLK Jogjakarta a. Memfasilitasi penyiapan tenaga kerja terampil yang kompetitif untuk memasuki pasar kerja lokal, nasional, dan internasional. b. Melakukan pengabdian kepada mayarakat dengan mengadakan pelatihan dengan membangun kerjasama dengan lembaga Pendidikan dan Dunia Industri. c. Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. d. Mengembangkan sistem manajemen berdasarkan asas keterbukaan. e. Meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja lembaga. 2. Fungsi BLK Jogjakarta Berdasarkan Kepmenaker No. Kep. 88/MEN/1997, tanggal 20 Mei 1997 dan Kepmenaker No. Kep. 4546/M/SJ/1997, tanggal 16 Oktober 1997 fungsi dan sasaran yang ingin dicapai dengan adanya BLK adalah sebagai berikut. a. Menyusun rencana dan program, pendayagunaan fasilitas dan kerja sama pelatihan. b. Pelaksana pelatihan, penyelenggaraan uji keterampilan dan sertifikasi. c. Pemasaran program, fasilitas, produksi, jasa dan hasil pelatihan sera pelayanan informasi pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga e. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam berbagai kejuruan melalui pelatihan institusional. Pemagangan dan pelatihan produksi baik dengan dukungan dana APBN maupun swadana. Sasaran yang akan dicapai BLK adalah sebagai berikut. a. Para lulusan lebih mudah mendapatkan pekerjaan baik dalam jabatan hubungan kerja maupun madiri, bukan hanya untuk daerah setempat tetapi juga daerah lain dan luar negeri b. Meningkatkan kegiatan unit swadana. Di samping sebagai institusi penyelenggara latihan kerja BLK Jogjakarta juga mempunyai fungsi lainnya diantaranya sebagai berikut a. Sebagai percontohan (Centre of Exelent) bagi lembaga latihan lain (terutama bagi lembaga latihan swasta) baik dari segi program latihan, metode latihan maupun perlatan yang digunakan untuk latihan. b. Sebagai unit produksi dari beberapa kejuruan yang menghasilkan barang dan jasa kebutuhan lokal meskipun dalam jumlah terbatas. c. Sebagai BLK tipe tingkat provinsi, BLK Jogjakarta bisa melatih lulusan dari BLK kabupaten kota dan merupakan BLK yang mempunyai paling banyak instruktur daripada BLK Kabupaten kota. d. Sebagai Pembina (koordinasi) dari BLK Kabupaten kota. e. Sumber pendapatan daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
3. Tujuan BLK Jogjakarta Untuk memberikan keterampilan dan keahlian pada peserta pelatihan di berbagai kejuruan supaya dapat mengisi lowongan kerja sesuai kebutuhan pasar kerja ataupun peserta mampu menciptakan lapangan kerja secara mandiri.
C. Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja Jogjakarta Bagan struktur organisasi BLK Jogjakarta berdasarkan Perda. DIY No. 7/2002 adalah sebagai berikut. Gambar IV.1 Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja
KEPALA DRS. HARYOTO NIP. 160034915
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KA. SUBBAG TU Amirul Musthofa, SH. NIP. 160029893
KASI LATIHAN KERJA
KASI PEMASARAN
Djamil Ismail, ST NIP. 160020714
Drs. Bambang Effendi NIP. 730002287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
D. Data Pegawai/Karyawan Balai Latihan Kerja Jogjakarta Tabel IV.1 Data Normatif Pegawai Negeri Sipil BLK Jogjakarta No.
Nama Pegawai NIP
Jenis Kel.
Tempat Tgl Lahir
1.
Drs. Haryoto 160034915
L
Jogjakarta 27-03-54
2.
Amirul Musthofa, SH 160029893
L
Klaten 16-01-54
3.
Sri Hartati 160019800
P
Jogjakarta 01-03-53
4.
Ngatimin 160033393
L
Jogjakarta 10-02-57
5.
Yustin Dhamayanti, SE 160048959
P
Jogjakarta 28-12-72
6.
Suyamti 160037986
P
Sleman 07-07-58
7.
Sulistyo Yudi Utomo 160032502
L
Jogjakarta 31-07-59
8.
Wartinem 160032502
P
Sleman 15-08-61
9.
Bargiyah 160040880
P
K.Progo 09-02-65
10.
Marsiti Lestari 160042832
P
Jogjakarta 29-05-63
11.
Usman Agus Husaini, SE 160041872
L
Jogjakarta 11-08-62
12.
Mrabawani Ati 160045151
P
Jogjakarta 04-12-61
13.
Eny Wartyani 160046583
P
Jogjakarta 04-11-66
14.
Petrus Sagiyat 160045034
L
Jogjakarta 12-10-62
15.
Mujiman 160032853
L
Sleman 05-12-53
16.
Kristiani Agustriningsih, SE 160048367
P
Jogjakarta 23-08-74
Pangkat (Gol.) Pembina Tk.I (IV/b) Penata Tk.I (III/d) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda (III/a) Penata Muda (III/a) Penata Muda (III/a) Penata Muda (III/a) Pengatur Tk.I (II/d)
Jabatan Nama
Dilantik
Kepala BLK Jogjakarta
01-08-06
Ka.Sub.Bag. TU
28-07-03
Pengad.Keu pd Sub.Bag.TU
01-12-04
Pengad.Barang Sub.Bag.TU
01-12-04
Pengad.Keu Sub.Bag.TU
01-12-06
Pengad.Kepeg Sub.Bag.TU
01-12-04
Pengad.Kepeg Sub.Bag.TU
01-12-04
Pengad.Umum Sub.Bag.TU
01-12-06
Pengad.Umum Sub.Bag.TU
01-12-04
Pramu Pustaka Sub.Bag.TU
01-12-04
Pengad.Keu Sub.Bag.TU
01-12-04
Pengad.Kepeg Sub.Bag.TU
01-12-06
Pengad.Keu Sub.Bag.TU
01-12-04
Pemelihara Peralatan Sub.Bag.TU Penjaga Kantor Sub.Bag.TU Pengad.Barang Sub.Bag.TU
01-12-04 01-12-04 01-12-04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
17. 18. 19.
Djarot Sutopo 160038690 Sugita 160028586 Samidi 160028587
L P L
Jogjakarta 19-05-56 Sleman 15-06-53 Sleman 14-01-58
20.
Totok Irmawanto 160044272
L
Jogjakarta 07-06-55
21.
Sudiyono 160045390
L
Jogjakarta 28-01-64
22.
Sugijanto 160014541
L
Jogjakarta 15-04-51
23.
Sehato 160028585
L
Sleman 30-06-55
L
Klaten 11-11-52
P
Jogjakarta 08-08-51
24. 25.
Djamil Ismail, ST 160020714 Woro Eny Agus Wahyuni 160026995
Penata Muda Tk.I (II/d) Pengatur (II/c) Pengatur (II/c) Pengatur Muda Tk.I (II/b) Pengatur Muda Tk.I (II/b) Pengatur Muda (II/a) Pengatur Muda (II/a) Penata Tk.I (III/d) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda (III/a) Pengatur Tk.I (II/d)
26.
Mardiyanto 160034371
L
Jogjakarta 30-09-52
27.
Suwarsiyah 160038941
P
Sleman 17-08-56
28.
Suminah 160038777
P
Purworejo 2-07-63
29.
Suko Pramono 160028312
L
Jogjakarta 18-05-57
30.
Sukismiyati 160048139
P
K.Progo 15-07-73
31.
Uniek Wutyani 160031506
P
Jogjakarta 26-08-59
Pengatur (II/c)
32.
Drs.Bambang Effendi 730002287
L
Sleman 03-02-57
Penata Tk.I (III/d)
33.
Sukiran, SE 160030020
L
Klaten 07-07-59
Penata (III/c)
34.
Sahmijar, S.Sos 160044131
L
Rantan Prapat 17-05-61
Penata (III/c)
35.
Hendrati Heni Kenyati, SP. 160048434
P
Purworejo 23-10-73
Penata (III/c)
Penj.Kantor Sub.Bag.TU
01-04-01
Penj.Kantor Sub.Bag.TU
01-12-04
Prmu.Sran.Lat Sub.Bag.TU
01-12-04
Penj.Kantor Sub.Bag.TU
01-12-04
Pengad.Umum Sub.Bag.TU
01-12-04
Pengemudi Sub.Bag.TU
01-12-04
Penj.Kantor Sub.Bag.TU
01-12-04
Kasie. Pelatihan Pengevluasi Pelat&klulsan Sek.Latihan
21-11-02 01-12-04
Pengad.Pel Sek.Lat.Kerja
01-12-04
Pengad.Pelat Sek.Pelat.Krja
01-12-04
Pengeval&kell Sek.Lat.Kerja
01-12-04
Peny.Bad.Uji Ket&Uji Sert. Sek.Lat.Kerja
01-12-04
Pysn.Prog.Plat Sek.Lat.Ker
01-12-04
Peny.Bhn Uji.Ket&Uji Sertifikasi Sek.Pel.Ker Kasi Pemasaran Petugas Promosi Pelat.Seksi Pemasaran Penganalisis Kebut.Pelat. Sek.Lat.Ker Pengad.Pelat Mandiri Sek.Pemasaran
01-12-04 31-03-05 01-12-04
01-12-04 01-12-04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
36.
Sri Wahyuni 160013035
P
Jogjakarta 27-02-52
37.
Wahani 160041144
P
Jogjakarta 20-03-58
38.
Th. Suparjiyati 160041884
P
Jogjakarta 03-10-64
39.
Agus Murbiyanto 160020036
L
Jogjakarta 31-08-53
Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda (III/a)
Penganalisis Keb.Pelat
01-12-04
Pramu.Inf.Pel Seksi.Pemasa
01-12-04
Petugas Pro.Pelat Sek.Pemasaran
01-12-04
Staf BLK
01-12-04
E. Program Pelatihan 1. Program Pelatihan Institusional Program pelatihan institusional bertujuan untuk melatih para pencari kerja dan pekerja dalam berbagai kejuruan yang terdapat di BLK Jogjakarta. Program pelatihan institusional dilaksanakan di dalam kampus/area BLK Jogjakarta. Pada program pelatihan institusional peserta mendapatkan keterampilan tunggal (single skill) untuk mengisi lowongan jabatan pekerjaan yang ada di masyarakat. Kualifikasi keterampilan dibagi dalam tiga tingkatan yaitu dasar, menengah, dan atas. Kandungan materi yang disajikan mencangkup 70 % praktik dan 30 % teori dengan lama latihan yang bervariasi yaitu 480 jam – 1000 jam. Peserta pelatihan diwajibkan melakukan On the Job Training (OJT) di dunia usaha atau dunia industri selama sekurang-kurangnya 25 % dari jumlah jam latihan. 2. Program Pelatihan Non Institusional (MTU=Mobil Training Unit) Program pelatihan MTU bertujuan untuk peningkatan keterampilan kerja bagi para angkatan kerja yang belum memenuhi prasyarat jabatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
agar dapat bekerja lebih produktif. Program pelatihan MTU dilaksanakan di luar kampus/area BLK Jogjakarta yaitu latihan keliling di pedesaan dan pinggiran kota untuk menjangkau peserta yang jauh dari kampus/area BLK Jogjakarta. 3. Program Pemagangan Program pemagangan bertujuan untuk melatih pencari kerja dalam beberapa bidang keterampilan (multi skil) di lingkungan kerja nyata pada perusahaan. Lama program magang maksimum 3 (tiga) tahun. Tahun pertama, peserta memperoleh materi dasar dan teori di BLK selama 4 (empat) bulan. Setelah itu, selama 7 (tujuh) bulan peserta bekerja di perusahaan, dan kembali ke BLK selama 1 (satu) bulan untuk diuji keterampilan lokal. Tahun kedua, peserta mendapatkan materi lanjutan di BLK selama 3 (tiga) bulan. Dilanjutkan dengan 8 (delapan) bulan bekerja di perusahaan dan kembali ke BLK selama 1 (satu) bulan untuk persiapan dan diuji keterampilan nasional tingkat 3 (tiga). Tahun ketiga, peserta mendapatkan materi lanjutan atas di BLK selama 2 (dua) bulan. Kemudian dilanjutkan bekerja di perusahaan selama 9 (sembilan) bulan dan kembali lagi ke BLK untuk persiapan dan uji keterampilan nasional tingkat 2 (dua) selama 1 (satu) bulan. 4. Program Pelatihan Pesanan (Tailor Made Training) Program pelatihan pesanan bertujuan untuk melatih pekerja atau kelompok sasaran tertentu dalam berbagai kejuruan sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
kebutuhan yang diminta oleh perusahaan dan atau instansi tertentu untuk meningkatkan keterampilan pekerjanya. Kualifikasi keterampilan yang dihasilkan disesuaikan dengan permintaan dari pihak pemesan. Demikian pula materi pelatihan disesuaikan dengan kualifikasi keterampilan yang hendak dihasilkan.
F. Sistem Pelatihan dan Syarat Peserta Pelatihan 1. Sistem Pelatihan Kegiatan pelatihan diselenggarakan mengacu pada Pola Standar Latihan Kerja dengan system Jam Latihan (JL). Jumlah jam latihan yang diberikan sesuai dengan Surat Perjanjian. Setelah berhasil menyelesaikan studi dan dinyatakan lulus dalam evaluasi akhir maka kepada peserta akan diberikan Sertifikat BLK Jogjakarta. 2. Syarat Peserta Adapun syarat peserta yang mau mengikuti pelatihan di BLK Jogja adalah sebagai berikut. a. Pelatihan Tingkat Dasar dan Pelatihan Non Berjenjang, bebas persyaratan. b. Pelatihan Tingkat Menengah 1) Pendidikan serendah-rendahnya SLTP 2) Lulusan SMK (sesuai kejuruan) 3) Mempunyai sertifikat pelatihan tingkat dasar (160 JL) atau mempunyai pengalaman kerja minimal 6 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
c. Pelatihan Tingkat Atas: 1) Pendidikan serendah-rendahnya SLTP 2) Mempunyai sertifikat pelatihan tingkat menengah (480 JL) atau mempunyai pengalaman kerja minimal 1 tahun
G. Jenis-Jenis Kejuruan 1. Kejuruan Otomotif Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan otomotif adalah sebagai berikut. a. Motor Bakar Tingkat Dasar
e. Sepeda Motor Spesial
b. Motor Bakar Tingkat Menengah
f.
c. Motor Bakar Tingkat Atas
g. Mobil Diesel
d. Sepeda Motor
h. Ketok Duco/Body Repair
Mobil Bensin
2. Kejuruan Teknologi Mekanik Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan teknologi mekanik adalah sebagai berikut. a. Mesin Logam Tingkat Dasar
f.
b. Mesin Logam Tingkat Menengah
g. Las Karbit
c. Mesin Logam Tingkat Atas
h. Las CO2
d. Las Listrik Tingkat Dasar
i.
e. Las Listrik Tingkat Menengah
Las Listrik Tingkat Atas
Teknik Mekanik(Pemipaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
3. Kejuruan Elektronika Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan elektonika adalah sebagai berikut. a. Elektronika Tingkat Dasar
e. Televisi (TV)
b. Elektronika Tingkat Menengah
f.
c. Elektronika Tingkat Atas
g. Teknik Digital
Radio
d. Perakitan Perangkat Komputer 4. Kejuruan Listrik Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan listrik adalah sebagai berikut. a. Mesin Listrik Tingkat Dasar
e. Teknik Pendingin
b. Mesin Listrik Tingkat Menengah
f.
c. Mesin listrik Tingkat Atas
g. Menggulung Motor
d. Instalasi Listrik
h. Teknik Listrik
Instalasi Tenaga
5. Kejuruan Bangunan Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan bangunan adalah sebagai berikut. a. Furniture Tingkat Dasar
e. Kayu Umum Tk. Menengah
b. Furniture Tingkat Menengah
f.
c. Furniture Tingkat Atas
g. Teknik Bubut
d. Kayu Umum Tingkat Dasar
h. Operator Mesin
Kayu Umum Tk. Atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
6. Kejuruan Bahasa Asing Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan bahasa asing adalah sebagai berikut. a. Bahasa Inggris Tingkat Dasar
f.
b. Bahasa Inggris Tingkat Menengah
g. Basic Technical English
c. Bahasa Inggris Tingkat Atas
h. English for Job Seeker
d. English for Tourisme
i.
English for Children
Bahasa Jepang
e. English for Office & Business 7. Kejuruan Tata Niaga Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan tata niaga adalah sebagai berikut. a. Sekretaris Kantor Tk. Dasar
d. Administrasi Perkantoran
b. Sekretaris Kantor Tk. Menengah
e. Akuntansi
c. Sekretaris Kantor Tk. Atas
f.
Operator Komputer
8. Kejuruan Perhotelan Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan perhotelan adalah sebagai berikut. a. Perhotelan Tingkat Dasar
e. Food and Baverage
b. Perhotelan Tingkat Menengah
f.
c. Perhotelan Tingkat Atas
g. House Keeping
d. Room Division
FB Product & Service
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
9. Aneka Kerajinan Adapun jenis – jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh kejuruan aneka kerajinan adalah sebagai berikut. a. Menjahit Tingkat Dasar
e. Bordir Tingkat Menengah
b. Menjahit Tingkat Menengah
f.
c. Menjahit Tingkat Atas
g. Ukir Kayu
d. Bordir Tingkat Dasar
h. Sablon dan Kulit
Bordir Tingkat Atas
H. Fasilitas Kerja pada Setiap Kejuruan 1. Kejuruan Otomotif Tabel IV.2 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Otomotif BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Nama Barang Jenis Barang Puncing machine Whelding set gas Body repair press Car washer Alat bongkar pasang ban Mesin gerinda katup Lubricating set Mesin gerinda Mesin bubut tromol Alternator tester Conrod aligner Brake tester Heater lamp Steam cleaner Model engine diesel Model tranmisi Miniatur model gear box Miniatur engine 2 stroke Miniatur engine 4 stroke Miniatur mesin wankel Miniatur mesin diesel Miniatur pompa injeksi Miniatur cluth/kopling Miniatur disebrake Miniatur turbo jet Miniatur turbo chenger
Merek Model
Ukuran
Bahan
Tahun Pembelian
1983 1983 1983 1983 1983
Jumlah (buah) 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80.
Miniatur mesin 2 sil Engine stand Engine stand Engine stand Volvo Engine stand Conrod conditioner Nipple foemer Miniatur mesin Miniatur brake run over Miniatur brake sero Miniatur brake combi Stand otomatis tranmisi Stand otomatis kopling Stand kopling hidrolik Miniature diferensial Mesin bor Mesin kompresor Alat las listrik Model pintu Auto lift Battery charger Engine stand Meja kelistrikan Barneto conrod Jembatan roda belakang Wheel aligner Compressi tester Valve hilt Hand tractor Polishing machine Colling tester Armature tester Micro meter Overhead crane Motor temple Motor listrik Miniatur model brake hidrolik Miniatur automotive tranmisi Pres hidrolik Dongkrak/Jack Busi tester Mesin balancer Mesin tes pompa injeksi Dwell tester Mobil pick up Engine stand Suzuki Engine stand Honda Miniatur baja Sepeda motor Yamaha Sepeda motor Yamaha Mesin kompresor Stean cleaner Meja perata Ragum/tanggem
Daihatsu Volvo B Injeksi VW
Speed Daire
Mitsubhisi
1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 2002 Twin Twin Vega F1 Z R
Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi
2002 2002
4 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2. Kejuruan Teknologi Mekanik Tabel IV.3 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Teknologi Mekanik BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.
Nama Barang Jenis Barang Mesin bubut Mesin bubut Mesin bubut Mesin bubut Mesin frais Mesin skrap Mesin gerinda Mesin bor pedestal Mesin bor type 24 Mesin bor type 16 A Mesin bor radial Mesin gerinda poros Mesin gerinda Mesin gergaji besi Air compresor Gunting potong Ragum/tanggem Landasan tempa Meja perata Mesin bubut CNC Mesin mill master CNC Aluminium Plat streip Nilon/Teflon Kuningan Stenlless Tembaga Gerobag botol oxigen Dapur heat treatment Dapur heat treatment Tensite tester Fatitude tester Mesin skrap Hardness tester Hardness tester Komputer unit Filling kabinet Mesin bor meja Kikir plat Penyiku Mesin las listrik AC Mesin las listrik DC Mesin las listrik DC Mesin las listrik Mesin las listrik Mesin las listrik diesel Mesin las listrik diesel
Merek Model Strorebrow Bulgaria Maximat 11 Maximat 13 KMC 7700 Sung Kweng TNW BYVA TNW TNW SIN IL JACK MILL JACK MILL TNW CREMER YORG
Ukuran
Bahan
175 cm 150 cm 60 cm 90 cm
Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi
4 inchi Paron
Tahun Pembelian 1976 1980 1983 1983 1983 1983 1983 1951 1983 1983 1983 1983 1983
Balok, AS Lonjoran AS Bulat, AS Bulat AS Besi Kotak Hexagon HERO Mekanik Digital TNW TNM AC BEGE EBGSUG 3 TNW BEGE VARIOS Yanmar Don Feng
1983 1983 Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi
1951
1983 1983 1983 1983 1976 1976 1980
Jumlah (buah) 1 1 3 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 7 7 7 7 7 7 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 6 6 2 1 1 1 1 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75.
Mesin bor Mesin fres hidrolis Mesin rol plat Paron landasan kenteng Brander las Ragum/tanggem Sney pipa Pemotong plat Ragum pipa merah Kunci pipa kecil Gunting plat tangan Gunting plat tangan Tang/tang surit Welding machine Regulator Puching machine Mesin rol pembentuk Mesin pembengkok plat Kikir segi empat, segi tiga Kikir bulat, setengah bulat Regulator las karbid Topeng las Kacamata las Palu konde Slang oxygen Slang karbid Qven electrode Mesin las Tic
Ryud 7802 Rider TNW Paron
TNW Lurus Bengkok MIG TNW TNW
Regulator
TNW Tic mate
Portable 300 A
Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Plastik Plastik Besi Karet Karet Besi Besi
1951
1996 1980 1983 1983
1996 2003
1 1 2 1 2 6 1 2 2 1 10 5 5 1 2 1 2 1 12 10 3 4 5 10 1 2 1 2
3. Kejuruan Elektonika Tabel IV.4 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Elektronika BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Nama Barang Jenis Barang Signal generator Gunting plat Mesin bor tangan Gergaji Palu Palu Televisi trainer Pattern generator Radio trainer Televisi trainer Crt tester Electronic multimeter Signal generator Tanggem Frequency counter Osciloscope Osciloscope
Merek Model
Ukuran
Bahan
Plastik Besi Telesonic Elindo Elindo color Leader Leader lodestar Good will Hung chang Singletrace
Tahun Pembelian 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983
Jumlah (buah) 3 1 1 1 1 1 1 2 6 6 1 1 1 1 1 2 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57.
Digital multimeter Frequency multimeter Kipas angin Mesin bor Pemotong plat Gerinda tangan Osciloscope Multimeter Sweep marker generator Highvoltage meter probe Transitor tester avo Learning unit TV FM swemar generator DC microvoltmeter AC mili voltmeter DC power supply DC power supply Volt ampere meter LCR bridge Regulator power supply Slide proyektor Video tonic proyektor Film proyektor Voltmeter digital Overhead projector Antene CR Oscilator Generator Minilab Televisi warna Camera film Monitor Chanel audio SSVM Sound proyektor PC unit Printer LX 800 Printer BJ 2100 Meja komputer Monitor CPU
1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 2001 1994 2001 1994 1994 1994
SANWA Philips Elindo
Elmo MPO Nikolet Trio Meito Arial antene Trio Honda
Sony Trio ELMO Mugen Epson Canon Links SPC Aquanta
26 ”
4 1 1 1 1 1 4 1 4 1 1 3 1 5 1 15 16 4 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 5 1 1 4 1 5 1 1 1 2 2
4. Kejuruan Listrik Tabel IV.5 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Listrik BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Barang Jenis Barang Mesin gerinda Mesin bor Drei Palu besi Palu konde
Merek Model TNW TNW
Ukuran
Bahan
Tahun Pembelian 1983 1983 1983 1983 1983
Jumlah (buah) 1 1 50 4 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
Gergaji kayu Bor engkol Pahat besi Gunting plat Gerinda tangan Tanggem Tang kombinasi Tang potong Tang bulat Tang pengupas Generator Multitester Cos phinmeter Mesin bor tangan Electric laboratary Transformator single phase Transformator variable Transformator single phase Transformator clipon current Miniatur emergency lighting Miniatur fire alarm sistem Multipier Miniatur power transmition Miniatur mock up Voltmeter unilab Ampere AC unilab Megger Frequency meter Tang ampere KWH meter KWH meter Watt meter Ossiloscope Recordenting meter Earth meter Multitester Electromotor Winder Arbor press Unit power supply Soldier listrik Anvill with stall Electrical distribtion power AC Electrical distribtion power DC Miniatur wiring practicles Miniatur motor control circuit Miniatur consutab motr genset Mesin tik Groller AC spilt Pembengkok pipa Compresor hermetic Compresor open unit Electromotor Electromotor
Honda
TNW TNW
Elindo GMT CEW Mitsubhisi Fuji Elindo BWD Hoki CEW DL Elindo CW PSW TN Elindo Elindo Elindo Elindo Hop Kofa National Tecomseh Tecomseh GE/hary altr Centory
Besi Besi
1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983
4 2 4 2 5 12 16 16 16 3 2 3 2 15 1 1 4 12 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 57 2 1 2 2 2 2 4 1 1 2 1 2 1 1 3 1 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88.
AC window Condensing unit Refrigrant condenser Refrigrant condenser Cooling tower Transfomotor Fan coil unit Evaporator fan Oil sparator Liquio prier Pipe line strainer Presure gauge Pressure regulator Pilot presur valve Capacity regulator Temperatur reg Vibration absorber Liquio resenver Evaporator coil Anemometer Insulation tester Timer switch Thermostart Coco storage Miniatur/trainer Leak deteltor Manipol gauge Batteray charge
Sanyo Tecomseh Standart H alter Marley Tsanyan H. alter Russell H. alter Hansa Sporland Taylor Singer Singer Singer Ranco H. alter Standard H. alter Taylor Chonil Paragon Ranco Walkin coler Elindo Propane Haco
1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983
0,5”
1 2 1 4 1 1 1 4 1 5 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 2 1
5. Kejuruan Bangunan Tabel IV.6 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Bangunan BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Nama Barang Jenis Barang Mesin ketam perata Mesin ketam penebal Mesin bubut Mesin gergaji potong Mesin gergaji belah Mesin pres Mesin bor persegi Mesin bor rantai Mesin bor bulat Mesin gerinda Mesin pencampur Mesin molem Kompresor Mesin jig saw Mesin hold saw Mesin berpistol Mesin gerinda
Merek Model Young chang Emco DB 5 Omega Young chang Agip Multixo Verborn Hitachi Verborn Stone Golden star Hansin Makita4300BV Rexon 16 Ryby ED250A SGB 205T
Ukuran
Bahan Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi
Tahun Pembelian 1983 1992 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1983 1996 1996 1983 1983
Jumlah (buah) 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Mesin amplas Mesin router Mesin gerinda pengasah Tanggem Ketam block plane Ketam brabate plane Ketam jack plane Ketam smoth plane Klem sersan Mesin ketam penebal Mesin ketam perata Mesin bor persegi Mesin moulding
Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi
Makitta Black dekker Black dekker
ABH ABH Verborn
1996 1978 1978 1983 1983 1983 1983 1950 1950 1950 1983
1 1 1 2 24 24 25 25 5 1 1 1 1
6. Kejuruan Bahasa Asing Tabel IV.7 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Bahasa Asing BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Barang Jenis Barang White board Filling cabinet Head set microphone White board Lemari kayu Meja kayu
Merek Model
Ukuran
Bahan
90 x 20
mika Besi Plastik
SONY
Tahun Pembelian 1989 1989
240x120 1989 Kayu
Jumlah (buah) 1 1 20 1 1 2
7. Kejuruan Tata Niaga Tabel IV.8 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Tata Niaga BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama Barang Jenis Barang Meja kerja Kursi putar Mesin ketik Mesin ketik Mesin ketik Mesin ketik Mesin foto copy transparant Layar OHP OHP proyektor White board Almari
Merek Model Olimpia interns Olimpia interns Brother Royak Cabin Formica
Ukuran
Bahan
Besar Kecil Besar Kecil Kecil Besar Besar
Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi
Tahun Pembelian 1982 1982
1983 1983 1983
Jumlah (buah) 4 17 2 2 2 5 1 1 1 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
8. Kejuruan Perhotelan Tabel IV.9 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Perhotelan BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.
Nama Barang Jenis Barang Dressing table, chair, lamp Wardrobe/lemari TV warna Meja TV Nite table lamp Nite table Double bed Luggage rack Toilet bowl Mirror Wash basin Soap dispencer Towl rack,toilt paper holdr Shower Bantal Sarung bantal Sprei Blanket Bed pad Curtain set Wardobe Blanket Bed cover Bath tube Sofa and table Exhause fan Burner cooking range Brain marie with gas Salamander Exchause for cooking area Work table Microwave oven Refrigerator freezer comb Tilting frying pan Double sink Washtafel Tabung gas besar Cermin Cutting board Frying pan Wajan cina Tabung gas kecil Ceret besar Table (square) Table (round) Seat (kursi makan) Side stand (meja persiapan)
Merek Model Lokal Konchli Lokal Sabit, sentuh
Ukuran
Bahan Kayu Kayu
21” Kayu 48x40x54 160 x 200
Clasic
Kayu Kayu Keramik Kaca Keramik Keramik
Toto Villa Toto
Stainless dakron Kain Kain
Putih Putih Deony Putih
Kain Kayu Kain Kain
Merah Motif Toto Kalp Nayati Nayati Mareno
Tahun Pembelian 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
2000 2000 2000
Nayati Rehicool Mareno Nayati Toto Villa Maxim Lokal Lokal Caesar Lokal
1 m2 1 m2 Besi
2000 2000 2000
Jumlah (buah) 2 set 1 2 2 4 2 set 1 set 1 set 2 2 2 2 1 set 4 3 4 6 1 1 1 set 1 1 1 1 1 set 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 8 2 40 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 67. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102.
Single sink (tempat cuci piring) Dinner knife Desert knife Bread knife Soup spoon Tea / coffe spoon Dinner fork Desert fork Shrimp cocktail fork Water goblet Red wine glass White wine glass Juice glass (height) Juice glass (small) Campagne glass Beer glass Coffe & tea cup Coffe & tea saucer Dinner plate Desert plate B & B plate Expresso cup Cappucino cup Soup bowl Piring rendah Table Cloth (Square round) Guest napkin Service napkin Kain penutup Asbak Vas bunga Desert spoon Serbet Nampan square Nampan round Dessert plate Dinner spoon Shaker Jiger B & B knife Cherry glass Zombie glass Height ball glass Cooktail glass Cruet (salt & pepper shaker) Opener multiguna Asintray Sugar bowl Water goblet Table number Tempat telur Tempat Sauce Bill tray Dasi kupu – kupu Milk cup
San – El Stainless Stainless Stainless Stainless Stainless Stainless Stainless Stainless Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Keramik Kain Kain Kain Kaca Keramik Stainless Kain Kayu Kayu Keramik Stainles Stainles Stainles Stainles Kaca Kaca Kaca Kaca Keramik Stainless Keramik Keramik Kaca Fiber Stainless Keramik
Arcoral Bistro Bistro HS HS Libby Lokal Sango Sango Indo Indo Indo Lucky Lioner Lucky Indo Lokal Lokal Lucky Tanica Standart Standart Stardart
Standart Standart Standart Standart Standart Lucky Lionex Fuji 11 x 18 Sango
2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2001 2001 2001 2001 2001 2001
1 52 50 50 54 50 54 49 50 45 56 56 50 50 50 45 50 54 53 54 48 50 50 49 50 10 54 8 11 15 10 39 5 4 4 4 4 1 1 4 6 6 6 6 10 2 4 14 4 10 10 14 4 8 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
103. 104. 105. 106. 107. 108. 109 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147.
Service spoon Ladle soup Service fork Chafar dish Deep soup bowl Piring oval Tong bread Coffe pot Penghangat coffe Platter cover White board Bar counter Seat Bar display/rack Gelas anggur putih Gelas anggur merah Gelas cherry Gelas cocktail Gelas cognac Gelas whisky Shaker Jigger/takaran minum Blender Opener botol Long bar spoon Fruit squeezer Penyaring cocktail Ice tong/penjepit es Cutting board Keranjang anggur Teko kopi Teko the Knife Single sinx Fan
Cuisineri Tanica Cuisineri Melwa Maspion S.steel S.steel
Keramik Stainless Stainless
Sunnex
Stainless 4x1x1,4
Round Duralex Duralex Libby Libby HS S.steel Philips Lion star S.steel
2001 2001 2001 2001 2001 2001 2001 2001 2001 2001 2001 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
Kayu Besi Kaca Kaca Kaca Kaca Kaca Kaca Kaca Stainless Stainless Fiber Stainless Stainless Plastik Stainless Plastik Rotan Stainless Stainless Stainless Stainless Fiber
Kagoshima
1 1 2 1 1 5 4 2 1 2 1 1 4 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
9. Kejuruan Aneka Kerajinan Tabel IV.10 Data Fasilitas Kerja Kejuruan Aneka Kerajinan BLK Jogjakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Barang Jenis Barang Lemari kayu Meja kerja kayu White board Mesin jahit kulit Mesin ketik portable Pahat ukir kayu Bor tangan Gunting plat Gergaji Gergaji tangan
Merek Model
Singer Remington
Ukuran
Bahan
50x150cm 90x200cm 120x240
Kayu Kayu
Tahun Pembelian 1970 1970 1996
Jumlah (buah) 2 5 1 1 1 10 2 2 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
I.
Pisau kulit Gunting kulit Tanggem Mesin jahit Mesin jahit Mesin jahit Mesin jahit Mesin jahit Mesin obras Mesin obras Mesin obras Mesin bordir Mesin jahit H.speed Mesin jahit H.speed 2 jarum Mesin bordir Lemari sorok Meja potong
60x200 1973 1974 1977 1979 2001 1973 1997 2002 1996 1999 2002 2002 1983 1979
Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Besi Kayu
Buterfly Singer Buterfly Buterfly Singer Pegasus Buterfly Singer Juki Juki Typical Typical
2 2 1 16 3 1 1 2 1 1 2 1 1 5 3 4 4
Fasilitas Umum dan Pendukung BLK
Jogjakarta
memiliki
Kantor
Pusat,
Aula,
Ruang
Rapat,
Bengkel/Showroom, Laboratorium Bahasa, Asrama, Laboratorium Perhotelan yang dapat berfungsi sebagai Guest House, kantin, serta mushola.
J. Data Masa Kerja Instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta Tabel IV.11 Data Masa Kerja Instruktur BLK Jogjakarta No. 1.
2. 3. 4. 5.
Nama/NIP TTL BANGUNAN Sukirdi, S.Sos 160034915 Sleman, 30-11-59 Mudjito, AR 160017514 Yogyakarta, 19-8-52 Jumadi 160030146 Yogyakarta, 5-6-58 Mujiran, S.Pd 160039601 Sleman, 29-7-65 Supriyanto 160039610 Yogyakarta, 27-3-63
Pangkat TMT Gol/ ruang 1-4-01 Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) Penata (III/c) Penata muda (III/d)
Jabatan Nama TMT Instruktur 1-2-05 muda
Msa krj (Th) 27
Angka kredit 330.153
1-10-05
Instruktur penyelia
1-10-05
30
267.732
1-4-05
Instruktur penyelia
1-10-05
26
180.797
1-4-06
Instruktur pratama
1-2-05
21
196.224
1-4-05
Instruktur pelaksana lanjutan
1-4-05
21
84.381
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
6.
7. 8. 9.
10.
11. 12. 13.
14.
15. 16. 17.
18.
19.
20.
21. 22. 23.
LISTRIK Parjito, S.Pd 160016705 Sleman, 11-10-55 Darmawan, S.Pd 160021741 Jakarta, 28-06-53 Herbudino, S.Pd 160041886 Bandung, 6-12-58 Suharto, S.Pd 160038250 Madiun, 14-12-61 ELEKTRONIKA Suharto, S.Pd 160013514 Blitar, 19-3-54 Sudihardjo 160013515 Sleman, 18-11-52 Albertus Wahono 160024360 Yogyakarta, 17-3-53 Budiarto, A.Md 160037485 Sleman, 30-7-60 TATA NIAGA Slamet 160013395 Semarang, 2-5-51 Fx.Chundiadi.R, BBA 160016885 Sleman, 8-5-52 Atik Mustiyawati 160035695 Yogyakarta, 7-2-63 Santosa Tri.W 160040884 Bantul, 13-12-62 BAHASA ASING Drs.Agung.DSD, MA 160045963 Purworejo, 11-5-61 Asmita, SE 160040369 Surantih, 22-10-65 PERHOTELAN Dra.Hasnah.H, Msi 160046755 K.Progo, 22-6-65 Bhien Subiyanto,S.Pd 160028309 Yogyakarta, 6-11-53 Sunarsih, S.Pd / 160029774 Yogyakarta, 7-7-51 Sgyrso,BA/160043727 Sleman, 21-7-55
Penaata Tk.I (III/d) Penaata Tk.I (III/d) Penaata muda Tk.I (III/b) Penaata muda Tk.I (III/b) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) Penata (III/c) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) Penata (III/c) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c)
1-4-04
Instruktur muda
1-2-05
30
318.014
1-4-05
Instruktur muda
1-4-05
28
276.745
1-4-03
Instruktur pratama
1-2-05
16
170.795
1-10-03
Instruktur pratama
1-2-05
23
156.231
1-4-06
Instruktur madya
1-10-06
27
372.606
1-4-05
Instruktur penyelia
1-4-05
27
281.649
1-4-03
Instruktur penyelia
1-2-05
27
249.093
1-4-04
Instruktur penyelia
1-2-05
23
203.640
1-3-05
Instruktur penyelia
1-2-05
27
401.303
1-10-04
Instruktur penyelia
1-2-05
30
282.901
1-10-06
Instruktur penyelia
1-2-05
24
155.135
1-4-06
Instruktur penyelia
1-4-06
21
169.748
1-10-01
Instruktur muda
1-2-05
18
273.300
1-10-03
Instruktur muda
1-2-05
16
234.397
1-4-05
Instruktur muda
1-4-05
16
256.935
1-10-05
Instruktur muda
1-10-05
24
319.570
1-4-07
Instruktur muda
1-2-05
21
237.531
1-10-05
Inatruktur penyelia
1-10-05
19
157.341
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
31.
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
42.
Subindi, S.St 160040078 Sleman, 13-5-58 Raden Joko.S, S.St 160048129 Kokap, 10-8-69 Joko.S, S.Sos.S.St 160048661 Gunungkidul, 6-9-69 Sumartini, S.St 160048651 Gunungkidul, 15-6-70 Budi H, SE / 160048366 Cilacap, 29-3-72 Iwan.K, S.STPar 160048373 Jakarta, 13-12-67 Radite Wahyu.W, SE 160048522 Yogyakarta, 20-6-76 TEK.MEKANIK Suhardjito, ST, S.Pd 160016708 Kediri, 9-3-55 Budi Purwanto, S.Pd 1600021089 Yogyakarta, 1-2-56 Slamet Iman, S.Pd 160030338 Sleman, 29-8-60 Soegeng S, S.Pd 160034196 Solo, 17-7-53 Mryno,SPd/160035697 Bantul, 15-9-56 Sunarto, S.Pd 160037014 K.Progo, 28-6-53 Ir.Prdjiman/160039281 Magelang, 17-03-55 Subiyanto, A.Md 160039600 Bantul, 19-10-55 Susanto, S.Pd 160041887 Sleman, 1-2-63 Yulian Dwi Suranto 160043984 Yogyakarta, 1-6-64 Yohanes Santoso 160044354 Semarang, 9-6-60 OTOMOTIF Suyanto, S.Pd 160019177 Klaten, 29-3-58
Penata (III/c) Penata muda (III/a) Penata muda (III/a) Penata muda (III/a) Penata muda (III/a) Penata muda (III/a) Penata muda (III/a)
1-4-06
Instruktur penyelia
1-2-05
21
160.601
1-4-06
Instruktur pelaksana
1-2-05
13
109.875
1-4-06
Instruktur pelaksana
1-2-05
12
101.364
1-4-06
Instruktur pelaksana
1-2-05
12
89.987
1-4-06
Instruktur pelaksana
1-2-05
12
91.323
1-4-06
Instruktur pelaksana
1-2-05
12
110.942
1-4-06
Instruktur pelaksana
1-2-05
11
89.744
1-1-04
Instruktur madya
1-10-05
30
389.547
1-1-04
Instruktur muda
1-1-04
28
287.340
1-4-06
Instruktur muda
1-2-05
26
256.664
1-4-03
Instruktur muda
1-4-03
25
252.168
1-10-03
Instruktur muda Intruktur penyelia
1-2-05
24
229.191
1-10-05
26
265.942
Instruktur muda Instruktur penyelia
1-10-05
21
181.322
1-4-06
23
183.439
1-10-04
Instruktur pratama
1-2-05
21
146.086
1-10-01
Instruktur pelaksana lanjutan Instruktur pelaksana lanjutan Instruktur muda
1-2-05
21
116.270
1-2-05
20
103.355
1-2-05
28
336.617
Pembina (IV/a) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) Penata (III/c) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) Penata (III/c) Penata muda Tk.I (III/b) Penata muda (III/a) Penata muda (III/a) Penata Tk.I (III/d)
1-4-07 1-10-05 1-4-06
1-10-03 1-10-03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
43. 44. 45. 46. 47.
48.
49. 50. 51. 52.
Suparjo, S.Pd 160021248 K.Progo, 10-1-56 Sudiro, S.Pd 160016709 Yogyakarta, 11-5-52 Rusdin Sembiring, ST 160043714 Guru knayn,13-11-57 Eko Prastowo B.S 160033678 Sleman, 30-6-58 F.Bambang.H, S.Pd 160036804 Yogyakarta, 15-10-60 ANKA KRAJINAN Sudarmini 160023565 Yogyakarta, 20-3-56 Siti Murtiani 160036735 Sleman, 25-8-58 Ponirah / 160033578 Sleman, 13-11-58 Nurhayatiningsih 160034128 Semarang, 14-2-59 Sutiyem 160030522
Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) Penata (III/c) Penata (III/c) Penata (III/c)
1-10-03
Instruktur muda
1-2-05
28
314.668
1-4-05
Instruktur muda
1-4-05
25
273.919
1-10-05
Instruktur muda
1-2-05
17
294.038
1-4-06
Instruktur muda
1-4-06
25
242.518
1-4-06
Instruktur muda
1-4-06
24
270.949
1-10-05
Instruktur penyelia
1-10-05
27
241.997
1-4-04
Instruktur penyelia
1-2-05
24
200.415
1-4-04
Instruktur penyelia Instruktur penyelia
1-2-05
25
203.830
1-2-05
25
200.968
Instruktur penyelia
1-2-05
26
173.287
1-4-04 1-10-06
K. Data Pendidikan Terakhir Instruktur Balai Latihan Kerja Jogjakarta Tabel IV.12 Data Pendidikan Terakhir Instruktur BLK Jogjakarta N o
Nama NIP
Pendidikan Lls (Th)
Nama
BANGUNAN 1
Sukirdi, S.Sos 160034915
S1 Adm Negara
2000
2
Mudjito, AR 160017514
D III Bangun an
1991
3
Jumadi 160030146
STM Bangun an
1971
Diklat yang pernah diikuti Dalam Negeri Luar Negeri Nama Lm Thn Nama Lm 1. Kursus Ass.Inst. 12 bl 1981 1.Fellowship 18 bl bangunan program for 2. Penla 2 bl 1996 training 3. TOT CBT System 1 bl 2005 control Angk.II Irlandia 1,5 1. Fellowship 75/76 1 th 1. Ass.Inst.Jur th Training Bangunan Prog.For 1987 2 bl 2. TOT for Inst. Training Training Bid.Met. Sentra Lat.Pengemb. Irlandia Kurikulum 1988 1 bl 3. Bhs.Ingg.di Jkt 90/91 1 th 4. Program D 3/A 3 IKIP 1993 2 bl 5. Penla A-IV 1995 1 mg 6. Teknik Bangunan 1. Ass.Inst.Mtodolgi 1 th 80/81 Di Palembang 2. Plat.Kdr Inst.Bim. 2 bl 1994 Jabt&Hub.Indst 3. Plat.Per UU 2 bl 1994
Thn 1989
1989
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
4
Mujiran, S.Pd 160039601
S1 Tek. Bngnan
2001
5
Supriyanto 160039610
D II Tek.Ba ngunan
1990
LISTRIK
6
Parjito, S.Pd 160016705
S1 Tek. Elektro
2001
7
Darmawan, S.Pd 160021741
S1 Tek. Elektro
2000
8
Herbudino, S.Pd 160041886
S1 Tek. Elektro
2000
9
Suharto, S.Pd 160038250
S1 Tek. Elektro
2001
ELEKTRONI KA
10
11
12
13
Suharto, S.Pd 160013514
Sudihardjo 160013515
Albertus Wahono 160024360
Budiarto, A.Md 160037485
S1 Tek. Elektro
D III Tek. Elektro
STM Elektro
D III Tek. Elektro
1998
1991
1973
1998
Ktngakrjaan&hub. Industrial 4. Up Grading inst.lat Krja kej.bngunan 5. Diklat pnangulngn Bhya kbakaran 1. Ass.Ins.bngunan
3 bl
1997
2 hr
2005
1 th
86/87
1. Ass.Ins.Bangunan
2 th
88/89
1. Krsus Ass.Inst.Jur Listrik 2. Upgrading Ass.Ins Listrik/AC 3. TOT for Instr. Mtodlgi&krikulum 4. Komptr di LPKIA 5. Spsial upgrdg lstrk 6. Tek.Lab.Bhs.Ingg. 7. Diklat penla 8. Diklat D 3 9. Plat.Assessor 10.Plat.Jab.Fngnl Ins 1. Ass.Ins.Kej.Indstri 2. Las.bidng las listrk 3. TTMS bid.tk.pdgn 4. Diklat Penla 1. Diklat dsr Ass.Inst 2. TOT CBT System Angkatan II 1. Ass.Ins.Listrik 2. Ins.Pmgangn Lstrk 3. Diklat D 3 4. Kej.Tek.Rwinding 5. MDC&MBA 1. Ass.Ins.Listrik 2. Pntrn Lstrk/pdngin 3. Training Teknik alat lat.lstrk/pdngn 4. Dik.Plat.Ins.Depnk 5. Bhs Inggris 6. Diklat Penla A-III 7. Plat.Ins.kwraushan 8. MBS&MBA 1. Ass.Ins.Lstrk/radio 2. Pnatran Jur.Listrik 3. TTMS AC dan Refrigerator 4. Upgrding TV color 5. TOT for Instrktur 6. Bhs.Inggris 7. Powe Instalasi 8.Diklat pjenjngn Ins. 1. Ass.Ins.Lat.Kej Indus.Jur.Listrik 2. MES 3.TOT di Psr Rebo 4. Upgrdg spcl Course 5..Penla 6. Dklt Upgrding Ins 1. Ass.Ins.Listrik 2. Plat.Pening.Ket Elektronika 3. Penataran Ass.Ins 4. Upgrading Instrkt 5. Dklt Upgrding Ins
1 th
75/76
3 bl
1986
2 bl
1987
3 bl 1 bl 2 bl 2 bl 3 th 5 hr 14 hr 1 th 1 th 1 th 2 bl 6 bl 1 bl
1987 1987 1989 1993 1998 2005 2005 78/79 1979 1981 1997 1994 2005
3 bl 1 th 2 th 1 bl 10 hr 1 th 3 bl 102 jam 1 th 1 bl 2 bl 22 hr 10 hr 1 th 1 bl 1960 Jam 1 bl 2 bl 1 bl 1 th 1 bl 1 th
1986 94/95 1998 2004 2006 74/75 1976 1982 87/88 1988 1993 2005 2006 74/75 1976 1981 1986 1987 1988 88/89 1992 80/81
6 bl 1 th 1 th
1985 1988 1989
2 bl 1 th 3 bl 3 bl
1996 2005 1990 1990
1 bl 1 bl 6 bl
1992 2005 2005
1. Magang krja di Jepang 1. Progrm Plat. Lem.Pdgg& Prindustrian Shikamachi 1. Asean rgionl Training Foofback Control
11 bl
94/95
18 bl
1999
1 th
1988
1. Followship Trainng elek. Di Irlandia
1 th
1988
1.An enginerng Apprecation
1 th
88/89
1. TOT Turin Italia 2. Asean Reg. Training WS
18 bl
1986
18 bl
1989
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
TATA NIAGA 14
SMA Paspal
1970
Slamet 160013395 Fx.Chundiadi.R BBA 160016885
D III Adm.K sekre
1976
16
Atik Mustiyawati 160035695
SMEA Tata Buku
2002
17
Santosa Tri.W 160040884
D III Kmputr
1998
15
BAHASA ASING
18
19
Drs.Agung.DS D, MA 160045963
Asmita, SE 160040369 Surantih, 2210-65
S2 Hub Intrn
S1 Eko Manaj
1997
1996
PRHOTELAN 20
21
22
Dra.Hasnah.H, Msi 160046755
Bhien Subiyanto,S.Pd 160028309
Sunarsih, S.Pd 160029774
S2 Sos-Pol
S1 Bahasa Inggris
S1 Boga
2001
2001
2002
23
Sugiyarso, BA 160043727
D III Ek.prsh
1982
24
Subindi, S.St 160040078
S1 Photeln
2006
25
Raden Joko.S, S.St 160048129
S1 Photeln
2006
1.Krsus ass.ins.T.nig 2. Pent.Pergudangan 3. Bndhr pmgang bku 4. Diklat Penla 1. Ass.Inst.Tata Niaga 2. PENLA 1. Ass.Ins.Adm II 2. Upgrad.Ass.Ins 3. Upgrad.akuntansi 4. Upgrad.ILK 1. Lat.ins.T.niaga Kej.Sekretaris 2. Upgrad.ins.kmptr 1. Dklt umm ktng.krj 2. Plat.PLP-PTK PSP 3. Dklt bhs.ingg.A III 4. Pend.T.Inti Bla ngr 5. English for Academic perpose 6. Bmbngn Tek.IPI 7. TOT kwdyaiswran 8. Platihan Assessor 9. Sos.Pdmn KBK 1.Ass.ins.T.Niaga 2. Special Upgrad Komputer 3. Ass.bhs.inggris 4.Smb.bel.P&K.jr.akt 5.Smb.bel.P&K.jr akt 6. Pntran ILK Kej Food&Bevarage 1. Dasar Inst 2. Upgrad.photelan Jur.Room Division 3. Workshop peny. Unit cost pel KBK 1. TTMS Kerajinan 2. Ass.ins.krajinan I 3. KB/Kependudukan 4. Upgrad.krajinan 5. Pengolahan tahu 6. Bhs.Inggris ELS 7. Pntrn Aplksi kmpt 8. Lokakarya PLC 9. Lokakarya penyus. Diklat&Jobshet 10.Pntr Bimtek.Pmas 11.Upgrd.ProgPemag Kej.Phtlan di Mlng 12.Upgrd ProgPemag Kej.Phtlan di Dpsr 13.PENLA 1. Bndhr room dvsn 2. Ass.Inst.Akuntansi 3. Upgrad.prog. Prmag.Kej.TN 4. OJT 5. Upgrading ILK 1. Dsr Ins.T.Niaga 2. Upgrad.Photelan 1. Pend&lat.Akuntsi 2. Pntrn Adm.Lat 3. Upgrad.pmag.phot 4. Upgrad ILK prog. Pemag.perhotelan 1. Dklt fung ILK Tk.I 2. Plat.produktivitas
1 th 4 bl 4 bl 2 bl 1th
73/74 1976 1974 1992 75/76
2 bl 1 th 1 th 2 th 2 th 1 th
1993 83/84 1994 1996 1998 1993
2 th 1 th 1 th 1 th 6 bl 6 bl
2002 1989 1991 91/92 1993 1994
6 hr 15 hr 6 hr 4 hr 6 bl 1 bl
1997 2003 2005 2005 1987 1988
1 th 1mgg 1mgg 4 bl
1990 1992 1993 1998
1 th 1 th
94/95 1998
3 hr
2006
2 bl 6 bl 4 bl 1 bl 1 bl 4 bl 1 bl 1mgg 1mgg
1981 1982 1983 1987 1989 1989 1990 1991 1991
2mgg 6 bl
1995 1996
4 bl
1997
2 bl 40 hr 3 bl 3 bl
1997 1987 1994 1996
1 th 1 bl 1 th 3 bl 1 th 0,5 bl 6 bl 4 bl
95/96 1998 94/95 1999 1987 1993 1995 1998
6 bl 5 hr
1998 2005
1. Food Processing Di Australia
6 bl
1989
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
26
Joko.S, S.Sos.S.St 160048661
S1 Ssiolgi
2002
27
Sumartini, S.St 160048651
S1 Photeln
2006
28
Budi Hartono, SE 160048366
S1 Eknmi
2006
29
30
Iwan.K, S.STPar 160048373 Radite Wahyu.W, SE 160048522 TEKNIK MEKANIK
S1 Photeln
2003
S1 Eknmi
2003
Suhardjito, ST, S.Pd 160016708 S1 Teknik Sipil
31
32
Budi Purwanto, S.Pd 1600021089
S1 Teknik Mesin
33
Slamet Iman, S.Pd 160030338
S1 Teknik Mesin
34
Soegeng S, S.Pd 160034196
S1 Teknik Mesin
1999
2000
2001
2000
1. Dklt fung ILK Tk.I 2. Plat.produktivitas
3 bl 5 hr
1999 2005
1. Fungs.ILK Th.I 2. Fungs.ILK Th.II 3. Bimtek CBT 1. Fungs.ILK Th.I 2. Fungs.ILK Th.II 3.Assessor training prog&achieving competence 4. Plat.Tek.Ins.lembg Plat.Krja swasta 1. Dklt fung.ILK Th.I 2. Dklt fung.ILK th.II 3. Workshop peny unit cost 1. Dklt fung.ILK th.I 2. Dklt fung.ILK th.II 3.Plat.jab.fung.Ins 1. Ass.ins.tek.mek Jur.mesin 2. Upgrd.ass.ins.msn 3. Bhs.ingg.cnvrstion 4. Comp.nmricl.cntrl 5. First Aid/K-3 6. Anextra mural Studies Diplm 7. Infrmtion technlgy 8. Mchne oprtion prg 9. Management skills 10.Intermediate 11.PrgD3AIII ikip jkt 12.PLC 13.PENLA 14.CNC addtnl trning 15.Bimtek.fung.di jkt 16.Bimtek.anlsis keb. Lat.bbsis kmptnsi 17.Plat.ins.kwraushn 1. Ass.ins.mtl dPmbg 2. Spcl.upgrd jur.msn 3. Upgrad.Program 4. PENLA 5. Upgrad.ILK spcl Tek(CNC)dBngng 6. Training pgoprsian Mesin bubut 7. Dklt pnagulangan Bhya kbkran 8. Plat.Assessor 9. Dklt pgoperasian Mesin Miling 1. Ass.ins.jur.sheet Metal/Las 2. Upgrad.Las listrik 3. Prog.D2Jur.las.ltrk 4. DIII/AIIIJur.tekmk 5. Diknalma B 1. Ass.ILK.kej.Indus/ Pert.jur.metal II 2. Kependudukan 3. Spcl upgrad course Machin shop 4. Upgrad.pmag.kej Las listrik 5. Pntrn.ass.ins.pmbg 6. Upgrd.ins.prg.pmg 7. Diknalma B
3 bl 3 bl 3 hr 3 bl 3 bl 5 hr
1999 1999 2006 1999 1999 2000
80 jp
2004
3 bl 3 bl 3 hr
1999 1999 2006
3 bl 3 bl 3 hr 1 th
1999 1999 2004 75/76
420 j 1 bl 2 mg 1 mg 1 mg
1985 1988 1989 1989 1989
2 bl 4 bl 1 bl 1 bl 1 th 2 mg 2 bl 2 bl 4 hr 3 hr
1989 1989 1989 1989 90/91 1991 1994 1995 2003 2005
22 hr 1 th 1 bl 6 bl 2 bl 1 bl
2005 1973 1988 1996 1996 2003
3 hr
2005
2 hr
2005
6 hr 3 hr
2005 2005
2 th
85/87
6 bl 1 th 1 th 2 bl 6 bl
1995 1997 98/99 2000 82/83
6 hr 1 th
1983 1988
1 th
1986
1 th 1 th 1 th
1993 95/96 2003
1. Fellowship Program Di Irlandia
18 bl
1989
1. Fellowship Program Di Irlandia
18 bl
1989
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
35
Maryono, S.Pd 160035697
S1 Teknik Mesin
2003
36
Sunarto, S.Pd 160037014
S1 Teknik Mesin
2001
37
Ir. Pardjiman 160039281
S 1 Tek Mesin
1999
38
Subiyanto, A.Md 160039600
D III Teknik Mesin
2000
39
Susanto, S.Pd 160041887
S1 FPTK
1998
Yulian Dwi.S 160043984 Yohanes Santoso 160044354 OTOMOTIF
DII Tk Msn
1996
STM Mesin
1981
S1 Teknik Mesin
2000
40 41
42
43
44
Suyanto, S.Pd 160019177
Suparjo, S.Pd 160021248
Sudiro, S.Pd 160016709
S1 Teknik Mesin
S1 FPTK
2000
1998
1. Ass.ins.kej.metal II di BLK Plmbng 2. Upgrd.ins.kej.msn shop 3. DII kej.mesin shop 4. DIIIkej.tkmk dcvst 5. Upgrd.ins.kej.msn 6. Upgrd.ins.kej.hdlk 7. Training pgopersn Mesin bubut 8. Dlt optr msn mlng 1. Ass.instruktur 2. Ass.ins.machin shp 3. Ass.ins.machin shp 4. TOT 5. Upgrd.jur.plumbng 6. PENLA 1. Ass.Ins 2. Upgrad.Instruktur 1. Ass.ins.msn sheet 2. Ass.ins.Angk.III 3. Upgrd.P.Pmag.las 4. Ls plt3G dBLK jkt 5. Ls ltk dBLK condt 1. Dsr Ass.Ins 2. Diklat D-3 3. S – 1 4. Upgrd.ILK special Tek.(CNC) dBdng 5. Upgrad.Instruktur 1. Dsr ass.ins tekmek 2. Ls plt3G dBLK jkt 1. Ass.insDII mcnshp 2. Upgrd.ILK kej.lstk 3. Upgrad.Instruktur 1. Penc&pglgn kbkrn 2. Hub.pburuhan 3. K3 konst.bngunan 4. AssInsJr.otmf dcvt 5. Pmag.jur.otomotif Di Ujung Pandang 6. PENLA 7. Plat.pngktn instktr UPTD kejur.otmtif 8. MBC&MBA 1. Pande Besi MTU 2. Ass.ins.otom.dBgd 3. Pngk.pm&kwrush 4. Trainng peral.otom 5. TOT for ins.traing Bid.methd&krklm 6. Upgrd.otom dCvst 7. Diklat Penla 8. Plat.PerUU&hub Indus.Pancasila 9. Plat.pngktn.instkr UPTD kejur.otom 1. Ass.ILK kej.otom Di Bandung 2. Ass.inst.kerajinan Di Yogyakarta 3. TTMS krajinan III 4. Upgrd.ujcb jr.otom 5. TOT for ins. DSby 6. Bhs ingg.di Jkt 7. ProgD3 AIII.Tmsn 8. PENLA 9. Program S 1 10.Plat Assessor
2 th
1985
1 th
1993
1,5 th 1,5 th 1 bl 1 bl 3 hr
1997 2000 2002 2003 2005
3 hr 6 bl 1 th 1 th 2 bl 1 th 2 bl 4 bl 1 bl 1 th 1 th 6 bl 1 bl 1 bl 6 bl 1 th 3 th 1 bl
2005 1982 82/83 89/90 1990 93/94 1997 1994 2005 1988 1989 1996 2003 2004 1994 1996 1998 2003
1 bl 2 th 1 th 2 th 1 th 1 th 11 bl 1 mg 18 hr 2 th 6 bl
2005 94/96 2003 92/94 2005 2005 1980 1981 1982 85/87 1996
2 bl 20 hr
1997 2005
10 hr 3 bl 1 th 1 bl 1 bl 2 bl
2005 1977 1979 1980 1984 1987
1 th 2 bl 1 mg
88/89 1993 1995
20 hr
2005
1 th
75/76
1029 Jm 2 bl 2 bl 1 th 1 bl 2 th 2 bl 2 th 14 hr
1978 1985 1987 87/88 1989 1991 1993 1998 2005
1. Asean Reg. Training prog Di Malaysia
6 bl
1988
1. Fellowship Training prog Di Irlandia
18 bl
88/89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
45
Rusdin Sembiring, ST 160043714
S1 Teknik Mesin
46
Eko Prastowo B.S 160033678
D II Otmtif
47
F.Bambang.H, S.Pd 160036804
1997
1989
S1 Teknik Mesin
2001
SMKN Batik& Kulit
1976
SMK tata laksana Pkn txtl
1977
ANEKA KERAJINAN 48
Sudarmini 160023565
49
Siti Murtiani 160036735
50
Ponirah 160033578
SMK Batik
1979
51
Nurhyatiningsih 160034128
SMK Batik
1980
52
Sutiyem 160030522
SMK Batik
1979
1. Ass.ins.jut.otom 2. UpgrdILK spcl tek Pdngin di Bandung 1. Montir mobil 2. Ass.Inst 3. Akta II pend.otom 4. Prog.pmg.jur.otom Di ujung pandang 1. Motor diesel 2. Ass.Inst 3. Upgrad.Ass.Inst 4. PKM 5. TOT 6. Crclm disies dvlmt 7. Upgrad.Ass.Inst 8. Diknalma B 9. Spclssi EFI system 1. Ass.ins.krjin diYk 2. Upgrad.Ass.Inst 3. Upgrd.ass.ins.mjht 4. Instr.UMSI 5. PENLA 6. Test item design 7. Upgrd.ILK(R.D) 8. Bimtek&CBT 1. Ass.Inst 2. PENLA 3.TOT AMT 4. Upgrad.mjht&brdr 1. Ass.Inst 2. Upgrd.Phtl.jur.R.D 3. Upgrd.Phtln(F&B) 1. Ass.Ins.Menjahit 2. Upgrad.Menjahit 3. Upgrd.phtl jur.R.D 4. Upgrd.Phtln(F&B) 5. TOT CBT System 1. Ass.ins.lat.kej.inds 2. Pengolahan Tahu 3. Kependudukan KB 4. Kerajinan telur
1 th 1 bl
89/90 2003
3 bl 1 th 1 th 1 th
1980 82/83 1989 97/98
3 bl 1 th 1 bl 13 hr 2 bl 1 bl 1 th 2 bl 1 bl 1 bl 1 bl 1 bl 1 bl 2 bl 2 mg 1 th 3 hr 6 bl 2 bl 1 bl 2 bl 1 bl 1 th 3 bl 1 th 1 bl 1 th 1 bl 1 bl 2 th 1 th 6 bl 1 th
1982 1983 1984 1987 1988 1989 1991 1998 2004 1979 1982 1985 1989 1996 1990 98/99 2006 1982 1996 2005 2006 1981 98/99 1999 82/83 1985 98/99 1999 2005 1981 1987 1988 1988
L. Penempatan Lulusan Usaha BLK Jogjakarta dalam menempatkan lulusannya ke dunia usaha adalah dengan menerima iklan lowongan pekerjaan dari perusahaan yang bersangkutan dan serangkaian test diadakan langsung oleh perusahaan tersebut. Adapun perusahaan yang bekerja sama dengan BLK antara lain: (1). PT.HUFI di Tangerang; (2). PT Katsushiro Ind. di Bekasi; (3). PT.Hokuriku United Forging Industri di Bekasi; (4). PT.Berlianurindo di Sleman; (5). PT.Gaya Bella Diantama di Bantul; (6). CV.Dong Bang Gloves di Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini mengambil data dari kuesioner untuk semua instruktur dari semua kejuruan yang ada di Balai Latihan Kerja Jogjakarta. Keseluruhan instruktur di BLK Jogjakarta berjumlah 52 instruktur tetapi pada saat penelitian ada 5 instruktur yang sedang memberikan pelatihan di luar kota sehingga kuesioner yang terkumpul berjumlah 47 eksemplar. Kuesioner sebelumnya sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, semuanya valid dan reliabel sehingga bisa digunakan untuk penelitian. Pada bagian pertama bab ini akan disajikan deskripsi data variabel fasilitas kerja, tingkat pendidikan instruktur, pengalaman kerja instruktur dengan gaya mengajar instruktur di BLK Jogjakarta. Deskripsi data masing-masing variabel penelitian ini didasarkan pada Pedoman Acuan Patokan Tipe II (PAP tipe II) menurut Masidjo (1995:157) dan hasil-hasil perhitungan nilai rata-rata (mean), median, dan modus dari masing-masing variabel dalam penelitian. Adapun bentuk pendeskripsian data dilakukan dengan menyusun tabel distribusi frekuensi.
A. Deskripsi Data 1. Fasilitas Kerja Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta dengan butir kuesioner yang sahih untuk variabel fasilitas kerja berjumlah 12 item diketahui bahwa
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
skor yang tertinggi adalah 45 dan skor yang terendah adalah 31. Selisih (range) antara skor tertinggi dan terendah adalah 45–31 = 14. Perhitungan mean, median dan modus dengan program SPSS. Hasil perhitungan mean = 37,15 median = 37 dan modus = 33 (lampiran IV halaman 129). Berikut ini disajikan deskripsi data variabel fasilitas kerja berdasarkan Pedoman Acuan Patokan Tipe II yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut (lihat lampiran IV halaman 129): Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Fasilitas Kerja Interval Fasilitas Kerja 41 – 48 36 – 40 32 – 35 29 – 31 < 29 Jumlah
Frekuensi 9 20 16 2 0 47
Frekuensi Relatif 19,15 % 42,55 % 34,04 % 4,26 % 0% 100 %
Kategori Sangat baik Baik Cukup Buruk Sangat buruk
Tabel V.1 di atas menunjukkan bahwa instruktur paling banyak mengkategorikan fasilitas kerja di BLK Jogjakarta ke dalam kategori baik dengan jumlah 20 instruktur (42,55%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fasilitas kerja berada pada rentang 36–40 yang termasuk dalam kategori baik. 2. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Variabel pendidikan dan pelatihan dalam penelitian ini diukur berdasarkan lamanya instruktur Balai Latihan Kerja Jogjakarta mengikuti diklat dalam satuan bulanan. Data selengkapnya didapat skor tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
sebesar 99,0 dan skor terendah sebesar 3,2. Selisih (range) antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 95,8. Perhitungan mean, median dan modus dengan Program SPSS. Hasil-hasil perhitungan mean, median dan modus atas variabel pendidikan dan pelatihan (diklat) berturut-turut adalah sebagai berikut: 34,868; 36; dan 6,1 (lampiran IV halaman 129). Berikut ini disajikan deskripsi data variabel pendidikan dan pelatihan (diklat) berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi (lihat lampiran IV halaman 127): Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) No.
Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
3,2 – 22,3 22,4 – 41,5 41,6 – 60,7 60,8 – 79,9 80 – 99,1 Jumlah
Frekuensi Absolut 17 14 10 4 2 47
Frekuensi Relatif 36,17 % 29,79 % 21,28 % 8,51 % 4,26 % 100 %
xi
fi xi
12,8 32,1 51,3 70,5 89,7
217,6 449,4 513 282 179,4 1641,4
Tabel V.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah instruktur tertinggi telah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) selama 3,2–22,3 bulan yaitu berjumlah 17 instruktur (36,17%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar instruktur BLK Jogjakarta telah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) selama 3,2–22,3 bulan. 3. Pengalaman Kerja Variabel
pengalaman
kerja
dalam
penelitian
ini
diukur
berdasarkan lamanya instruktur Balai Latihan Kerja Jogjakarta bekerja dalam satuan tahunan. Data selengkapnya didapat skor tertinggi sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
30 dan skor terendah sebesar 11. Selisih (range) antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 19. Perhitungan mean, median dan modus dengan program SPSS. Hasil-hasil perhitungan mean, median dan modus atas variabel pengalaman kerja berturut-turut adalah sebagai berikut: 22,32; 24,00; dan 21 (lampiran IV halaman 129). Berikut ini disajikan deskripsi data variabel pengalaman kerja berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi (lihat lampiran halaman 128): Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Pengalaman Kerja No
Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
11 – 14 15 – 18 19 – 22 23 – 26 27 – 30 Jumlah
Frekuensi Absolut 6 5 8 16 12 47
Frekuensi Relatif 12,77 % 10,64 % 17,02 % 34,04 % 25,53 % 100 %
xi
fi x i
12,5 16,5 20,5 24,5 28,5
75 82,5 164 392 342 1055,5
Tabel V.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah instruktur tertinggi telah bekerja selama 23–26 tahun yaitu berjumlah 16 instruktur (34,04%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar instruktur BLK Jogjakarta mempunyai pengalaman kerja antara 23–26 tahun. 4. Gaya Mengajar Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta dengan butir kuesioner yang sahih untuk variabel fasilitas kerja berjumlah 10 item diketahui bahwa skor yang tertinggi adalah 35 dan skor yang terendah adalah 26. Selisih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
(range) antara skor tertinggi dan terendah adalah 35 – 26 = 9. Perhitungan mean, median dan modus dengan program SPSS. Hasil perhitungan mean = 29,87 median = 30,00 dan modus = 30 (lampiran IV halaman 129). Berikut ini disajikan deskripsi data variabel gaya mengajar berdasarkan Pedoman Acuan Patokan Tipe II yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (lampiran IV halaman 130): Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Gaya Mengajar Interval Gaya Mengajar 34 – 40 30 – 33 27 – 29 24 – 26 < 24 Jumlah
Frekuensi 7 18 17 5 0 47
Frekuensi Relatif 14,89 % 38,30 % 36,17 % 10,64 % 0% 100 %
Kategori Sangat baik Baik Cukup Buruk Sangat buruk
Tabel V.4 di atas menunjukkan bahwa kebanyakan gaya mengajar instruktur masuk ke dalam kategori baik yaitu berjumlah 18 instruktur (38,30%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar berada pada rentang 30–33 yang termasuk dalam kategori baik.
B. Pengujian Normalitas Pengujian normalitas atas distribusi data dengan menggunakan bantuan program komputer paket SPSS pada taraf signifikansi 5 % dengan memakai uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov (perhitungan lihat lampiran V halaman 131). Rangkuman hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Tabel V.5 Rangkuman Pengujian Normalitas No 1. 2. 3. 4.
Variabel Fasilitas Kerja (X1) Pendidikan dan Pelatihan (X2) Pengalaman Kerja (X3) Gaya Mengajar (Y)
Signifikansi 0.623 0.735 0.214 0.311
α 0,05 0.05 0,05 0,05
Kategori Normal Normal Normal Normal
Hasil uji normalitas seperti tampak pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga signifikansi variabel fasilitas kerja, pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja dan gaya mengajar dalam penelitian ini lebih besar dari harga alpha 5% atau 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari variabel fasilitas kerja, pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja dan gaya mengajar dalam penelitian ini berdistribusi normal. Oleh karena itulah, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Hubungan antara Fasilitas Kerja dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai berikut. H0
: Tidak ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja.
Ha
: Ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas
adalah teknik analisis data korelasi product moment dari Pearson seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
yang telah dijabarkan dalam Bab III. Pengujian hipotesis pertama ini dikerjakan dengan bantuan program komputer SPSS pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa harga koefisien korelasi (r) Pearson sebesar 0,312 dan harga signifikant value sebesar 0.033 (perhitungan lihat lampiran VI halaman 127). Langkah selanjutnya adalah membandingkan harga r hasil perhitungan (rhitung) dengan harga r pada tabel product moment (rtabel) dengan dk = n–2 (dk = 47 – 2 = 45) sehingga diperoleh harga rtabel sebesar 0,294 (lihat lampiran VII halaman 128). H0 ditolak jika rhitung > rtabel. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa harga rhitung > harga rtabel atau 0,312 > 0,294. Oleh karena itulah, H0 ditolak. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikant antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja. Langkah selanjutnya adalah menentukan tinggi/rendahnya hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur. Tinggi/rendahnya hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur dapat dilihat dalam tabel indeks dan interpretasi korelasi di bab III. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (r) = 0,312. Hal ini berarti derajat hubungan antara variabel fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur termasuk dalam kategori rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
2. Hubungan antara Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai berikut. Ho
: Tidak ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja
Ha
: Ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas
adalah teknik analisis data korelasi product moment dari Pearson seperti yang telah dijabarkan dalam Bab III. Pengujian hipotesis pertama ini dikerjakan dengan bantuan program komputer SPSS pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa harga koefisien korelasi (r) Pearson sebesar 0,447 dan harga signifikant value sebesar 0,002 (perhitungan lihat lampiran VI halaman 127). Langkah selanjutnya adalah membandingkan harga r hasil perhitungan (rhitung) dengan harga r pada tabel product moment (rtabel) dengan dk = n–2 (dk = 47 – 2 = 45) sehingga diperoleh harga rtabel sebesar 0,294 (lihat lampiran VII halaman 128). H0 ditolak jika rhitung > rtabel. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa harga rhitung > harga rtabel atau 0,447 > 0,294. Oleh karena itulah, H0 ditolak. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikant antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Langkah selanjutnya adalah menentukan tinggi/rendahnya hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur. Tinggi/rendahnya hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur dapat dilihat dalam tabel indeks dan interpretasi korelasi di bab III. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (r) = 0,447. Hal ini berarti derajat hubungan antara variabel pendidikan dan pelatihan (diklat)
dengan gaya mengajar
instruktur termasuk dalam kategori agak rendah.
3. Hubungan antara Pengalaman Kerja dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai berikut. H0
: Tidak ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja.
Ha
: Ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis diatas
adalah teknik analisis data korelasi product moment dari Pearson seperti yang telah dijabarkan dalam Bab III. Pengujian hipotesis ketiga ini dikerjakan dengan bantuan program komputer SPSS pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa harga koefisien korelasi (r) Pearson sebesar 0,299 dan harga signifikant value sebesar 0,041 (perhitungan lihat lampiran VI halaman 127).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Langkah selanjutnya adalah membandingkan harga r hasil perhitungan (rhitung) dengan harga r pada tabel product moment (rtabel) dengan dk = n–2 (dk = 47 – 2 = 45) sehingga diperoleh harga rtabel sebesar 0,294 (lihat lampiran VII halaman 128). H0 ditolak jika rhitung > rtabel. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa harga rhitung > harga rtabel atau 0,299 > 0,294. Oleh karena itulah, H0 ditolak. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikant antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja. Langkah selanjutnya adalah menentukan tinggi/rendahnya hubungan antara
pengalaman
kerja
dengan
gaya
mengajar
instruktur.
Tinggi/rendahnya hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur dapat dilihat dalam tabel indeks dan interpretasi korelasi di bab III. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (r) = 0,299. Hal ini berarti derajat hubungan antara variabel pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur termasuk dalam kategori rendah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hubungan antara Fasilitas Kerja dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instuktur di Balai Latihan Kerja. Tanda positif pada koefisien korelasi (r)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif. Hal ini berarti korelasi antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur mempunyai arah hubungan yang sama. Artinya bahwa semakin baik fasilitas kerja yang disediakan oleh BLK Jogjakarta untuk menunjang segala kegiatan instruktur di BLK tersebut maka semakin baik pula gaya mengajar instruktur tersebut. Kondisi peralatan kerja yang baik dan lengkap, penerangan dan kelembaban udara yang cukup merupakan bagian dari kondisi fasilitas kerja yang baik. Fasilitas kerja yang baik adalah fasilitas kerja yang dapat melancarkan atau mendukung instruktur untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Fasilitas kerja yang baik dapat memotivasi instruktur dalam meningkatkan kinerjanya sebagai tenaga pelatih di kelas prakteknya. Dengan meningkatnya kinerja instruktur maka instruktur tersebut dapat menciptakan berbagai variasi dalam gaya mengajarnya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ahyari (1983:207) yang menyatakan bahwa jika lingkungan kerja yang baik dalam suatu instansi dapat terealisasi maka akan menjadikan produktivitas kerja karyawan instansi tersebut akan meningkat. Instruktur yang produktif akan selalu menciptakan kreativitas-kreativitas dalam mengajar. Harga signifikant value sebesar 0,33 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar adalah signifikan. Dengan demikian, terdapat hubungan yang berarti antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di BLK Jogjakarta. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
karena itulah, pihak BLK Jogjakarta lebih memperhatikan lagi fasilitas kerja yang digunakan oleh instruktur dalam menunjang program latihannya baik dari segi kelengkapan fasilitas kerja tersebut maupun dari segi perawatan fasilitas kerja itu. Berdasarkan tabel indeks dan interpretasi korelasi, hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur mempunyai hubungan yang rendah. Koefisien korelasi antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur adalah 0,312 termasuk dalam kategori rendah. Hal ini disebabkan fasilitas kerja khususnya peralatan yang digunakan instruktur dalam mengajar, misalnya mesin-mesin banyak yang rusak dan sudah ketinggalan jaman (out of date). Kelembaban udara yang kurang terjaga, pemakaian yang mesin yang sembarangan merupakan beberapa contoh dari penyebab rusaknya peralatan kerja tersebut. Selain itu, kurangnya penerangan dan sulitnya mendapatkan aliran listrik di kelas praktek juga merupakan penyebab dari rendahnya hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur. Kondisi seperti itu akan membuat instruktur menjadi tidak semangat dalam mengajar. Gaya mengajar yang digunakannya pun monoton. Akibatnya kelas praktek menjadi lesu, gairah belajar siswa pun menurun. Analisis deskripsi data menunjukkan bahwa fasilitas kerja di BLK Jogjakarta termasuk dalam kategori baik. Terciptanya fasilitas kerja yang baik merupakan usaha yang melibatkan seluruh personil yang ada di BLK Jogjakarta baik karyawan normatif, instruktur maupun siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
mengikuti pelatihan di BLK. Dengan adanya fasilitas kerja yang baik maka instruktur pun semakin leluasa untuk mengembangkan gaya mengajarnya dalam suatu kelas praktek. Hal ini akan mengakibatkan kelas praktek akan menjadi hidup dan tidak membosankan. Dengan demikian lulusan dari BLK Jogjakarta pun menjadi semakain berkualitas yang nantinya dapat menjadi salah satu unsur penarik minat masyarakat untuk berlatih di BLK Jogjakarta.
2. Hubungan antara Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instuktur di Balai Latihan Kerja. Tanda positif pada koefisien korelasi (r) Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif. Hal ini berarti korelasi antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur mempunyai arah hubungan yang sama. Artinya bahwa semakin lama instruktur mengikuti diklat maka semakin baik pula gaya mengajar instruktur tersebut. Materi-materi yang diberikan dalam
diklat
merupakan
materi-materi
yang
menunjang
dalam
pelaksanaan tugas instruktur. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Manullang (1981:86) yang menyatakan bahwa bahanbahan yang diajarkan dalam diklat harus berhubungan erat dengan job
specification jabatan para peserta diklat. Hal ini dimaksudkan agar setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
diklat, para peserta diklat dapat melaksanakan tugasnya dengan berhasil. Contohnya saja diklat assisten instruktur listrik, assisten instruktur tata niaga dan sebagainya. Instruktur yang mengikuti diklat selama kurang dari 1 (satu) tahun akan berbeda dalam mengajar dengan instruktur yang telah mengikuti diklat selama lebih dari 5 (lima) tahun. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang materi praktek lebih banyak dikuasai instruktur yang telah mengikuti diklat selama lebih dari 5 (lima) tahun daripada instruktur yang baru mengikuti diklat kurang dari 1 (satu) tahun. Dengan demikian, materi-materi yang akan disampaikan dalam kelas praktek menjadi lebih urut. Instruktur tersebut pun menjadi lebih menguasai materi praktek sehingga komunikasi antara instruktur dengan siswanya pun menjadi lancar. Bila ada siswa yang bertanya maka instruktur dapat menjawab pertanyaan siswa tersebut dengan sigap. Harga signifikant value sebesar 0,02 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar adalah signifikan. Dengan demikian, terdapat hubungan yang berarti antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di BLK Jogjakarta. Oleh karena itulah, instruktur harus serius dalam mengikuti diklat. Dengan demikian, instruktur tersebut dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya selama diklat ke dalam kelas prakteknya. Berdasarkan tabel indeks dan interpretasi korelasi, hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
mempunyai hubungan yang agak rendah. Koefisien korelasi antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur adalah 0,447 termasuk dalam kategori agak rendah. Hal ini disebabkan dalam mengikuti diklat banyak instruktur yang ikut-ikutan saja. Dalam artian diklat hanya sebagai prasyarat untuk menaikkan jabatan. Selain itu, ada juga alasan dalam mengikuti diklat yaitu untuk refreshing. Kesibukan instruktur dalam mengajar misalnya menyusun program latihan yang meliputi kurikulum, silabus alat dan bahan latihan dan sebagainya membuat instruktur menjadi penat sehingga membutuh refreshing agar dapat kembali bersemangat dalam bekerja. Dalam pelaksanaan diklat, instruktur diturut untuk aktif dalam mengikuti kegiatan diklat dari kegiatan awal diklat sampai pada kegiatan akhir diklat. Bila instruktur malas-malasan dalam mengikuti kegiatan diklat maka hasil yang akan diperolehnya pun tidak optimal. Dengan demikian, instruktur tersebut akan mendapatkan pengetahuan yang terbatas. Hal ini pun akan mengakibatkan instruktur tersebut menjadi tidak kreatif dalam mengembangkan gaya mengajarnya.
3. Hubungan antara Pengalaman Kerja dengan Gaya Mengajar Instruktur di Balai Latihan Kerja Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instuktur di Balai Latihan Kerja. Diterimanya hipotesis ini disebabkan oleh pengalaman kerja instruktur di BLK Jogjakarta sudah cukup lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
sehingga dapat dipastikan bahwa instruktur tersebut sudah mengalami dan menghadapi berbagai macam situasi ketika mengajar/melatih dan mengetahui karakteristik siswanya dari tahun ke tahun dan hal tersebut mampu menempa pribadi instruktur itu ke arah yang lebih baik lagi. Tanda positif pada koefisien korelasi (r) Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif. Hal ini berarti korelasi antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar mempunyai arah hubungan yang sama. Artinya bahwa semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh instruktur di BLK Jogjakarta maka semakin baik pula gaya mengajar instruktur tersebut. Dengan pengalaman kerja yang lama maka instruktur tersebut telah banyak berinteraksi dengan berbagai macam situasi dalam kelas prakteknya. Instruktur tersebut juga sudah bisa mengenal berbagai macam karakteristik siswa. Dengan demikian, masalah-masalah yang timbul dalam kelas praktek akan dapat dengan mudah diatasi oleh instruktur tersebut. Pengalaman kerja seorang instruktur pun akan menuntun instruktur tersebut dengan lebih mudah dalam mengambil langkahlangkah yang tepat pada saat atau situasi tertentu dalam proses belajarmengajar. Instruktur tersebut juga semakin menguasai gaya mengajar yang bisa diterapkannya dalam suatu kondisi di kelas prakteknya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Maryoto (1987:90) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja yang dimiliki seseorang kadang lebih dihargai daripada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Harga signifikant value sebesar 0,41 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar adalah signifikan. Dengan demikian terdapat hubungan yang berarti antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di BLK Jogjakarta. Oleh karena itulah, dalam perekrutan instruktur, pengalaman kerja seorang instruktur menjadi aspek yang harus diperhatikan oleh pihak BLK Jogjakarta. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Maryoto (1987:48) yang menyatakan bahwa suatu perusahaan akan cenderung memilih pelamar yang sudah berpengalaman daripada yang tidak berpengalaman karena mereka yang berpengalaman dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas yang nantinya akan dikerjakan. Instruktur
yang
berpengalaman
akan
dipandang
lebih
mampu
menciptakan suasana kelas yang harmonis dalam proses latihan dibandingkan dengan instruktur yang kurang berpengalaman. Hal ini berarti dengan pengalaman kerja yang tinggi, instruktur mampu meningkatkan kualitas dan kemampuan mengajarnya sehingga dapat mengoptimalkan gaya mengajar instruktur tersebut dalam setiap proses belajar dan berlatih yang diselenggarakan pada waktu itu. Hal serupa juga dikemukakan oleh Yuniarti. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja dengan keterampilan mengajar guru. Pengalaman kerja akan mempengaruhi keterampilan mengajar guru. Guru yang berpengalaman akan dipandang lebih
mampu
dan
produktif
dibandingkan
guru
yang
kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
berpengalaman. Hal ini berarti dengan pengalaman kerja yang tinggi, maka guru dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan efisien dan efektif serta kualitas dan kemampuan kerja menjadi bertambah dan bekembang. Semakin lama guru bekerja akan lebih terampil dalam mengajar sehingga mendapatkan hasil kerja yang tinggi. Berdasarkan tabel indeks dan interpretasi korelasi, hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur mempunyai hubungan yang rendah. Koefisien korelasi antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur adalah 0,299 termasuk dalam kategori rendah. Hal ini disebabkan semakin lama instruktur bekerja maka instruktur tersebut juga akan semakin berkutat dengan rutinitas kegiatan belajarmengajar dalam kelas prakteknya. Frekuensi rutinitas yang tinggi dan kegiatan mengajar yang itu-itu saja tanpa diiringi dengan variasi-variasi dalam mengajar akan menciptakan tingkat kejenuhan dalam mengajar pada diri instuktur tersebut. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Simanjuntak (1985:34) yang menyatakan bahwa keterampilan yang dikerjakan berulang-ulang akan menjadi gerakan yang otomatis dan menjadi suatu kebiasaan sehingga keterampilan yang dimiliki akan menurun sampai tingkat yang paling minimal. Instruktur tersebut pun akan mengalami kebosanan dan mencapai titik kejenuhan dalam mengajar sehingga instruktur tersebut tidak bisa lagi kreatif dalam mengembangkan gaya mengajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta. Dengan koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,312 yang bertanda positif mununjukkan bahwa hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta mempunyai hubungan yang positif. 2. Terdapat hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta. Dengan koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,447 yang bertanda positif menunjukkan bahwa hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta mempunyai hubungan yang positif. 3. Terdapat hubungan antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta. Dengan koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,299 yang bertanda positif menunjukkan bahwa hubungan antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta mempunyai hubungan yang positif.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
B. Keterbatasan Penelitian Penulis
menyadari bahwa penelitian
ini tidak terlepas dari
keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Hasil penelitian ini merupakan uji korelasi antara variabel bebas yaitu fasilitas kerja, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja dengan variabel terikat yaitu gaya mengajar instruktur di Balai Latihan Kerja. Data diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh instruktur–instruktur di BLK Jogjakarta. Dengan demikian kebenaran hasil penelitian ini sangat tergantung pada keseriusan para instruktur dalam mengisi kuesioner. Jika responden dalam menjawab kuesioner tidak jujur maka akan berdampak pada hasil penelitian yang tidak memberikan gambaran secara obyektif. 2. Variabel gaya mengajar instruktur hanya dapat dilihat dari pengisian kuesioner oleh para instruktur yang bersangkutan. Oleh karena itu akan berdampak pada hasil penelitian yang tidak memberikan gambaran secara keseluruhan dari gaya mengajar instruktur di BLK Jogjakarta.
C. Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka penulis memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak yang terkait. Adapun saran-saran tersebut antara lain. 1. Berdasarkan tabel indeks dan interpretasi korelasi antara fasilitas kerja dengan gaya mengajar instruktur termasuk dalam kategori rendah. Hal ini memberikan masukan bagi seluruh personil BLK Jogjakarta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
senantiasa memperhatikan fasilitas kerja di BLK Jogjakarta tersebut. Selain itu, untuk bidang pengadaan alat-alat praktek di BLK Jogjakarta agar berusaha untuk memenuhi kelengkapan alat-alat praktek yang dibutuhkan instruktur. Dengan kelengkapan alat-alat praktek, hendaknya instruktur akan lebih kreatif lagi dalam mengembangkan gaya mengajarnya. 2. Berdasarkan tabel indeks dan interpretasi korelasi antara pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan gaya mengajar instruktur termasuk dalam kategori agak rendah. Hal ini memberikan masukan bagi instruktur di BLK Jogjakarta untuk lebih memotivasi diri dalam mengikuti diklat. Bila kegiatan diklat merupakan ajang bagi instruktur di BLK Jogjakarta dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan diri instruktur tersebut khususnya dalam mengajar maka instruktur tersebut dapat dengan mudah mengkreasikan gaya mengajarnya. 3. Berdasarkan tabel indeks dan interpretasi korelasi antara pengalaman kerja dengan gaya mengajar instruktur termasuk dalam kategori rendah. Hal ini memberikan masukan bagi instruktur di BLK Jogjakarta untuk lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan pribadinya dalam mengoptimalkan gaya mengajarnya. Selain itu, instruktur juga lebih meningkatkan komunikasi dua arah dengan siswanya baik dalam hal wewenang instruktur di kelas praktek, pemberian tugas pada siswa maupun memotivasi siswa agar lebih giat lagi dalam melaksanakan program latihan di BLK Jogjakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
4. Bagi peneliti lain, jika ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama atau hampir sama, hendaklah mempertimbangkan untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi gaya mengajar instruktur selain yang telah diungkap dalam penelitian ini sehingga hasil penelitian yang dicapai menjadi lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Ahyari, Agus. 1986. Management Produksi: Perencanaan Sistem Produksi. Yogyakarta: BPFE Arikunto, Suharsimi. 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Rajawali Pres ______. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta ______. 2003. Manajeman Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta Ari, S. (2007). Biaya Pendidikan Mahal dan Pengaruhnya. [Online]. Tersedia: http://www.pintunet.com/lihat_opini.php?pg=2007/07/16072007/60829 [16 Juli 2007] Bertens, K. 2002. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Abstraksi: Studi Optimalisasi [Online]. Tersedia: Kinerja Balai Latihan Kerja. http://www.nakertrans.go.id/hasil_penelitiannaker/abstraksi_blk.php Eddy,
Al. (2007). Biaya Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://www.pintunet.com/lihat_opini.php?pg=2007/07/24072007/61177 (24 Juli 2007)
Fred N. Kerlinger. 1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit-Undip Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Jilid III. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM Heidjrachman, Ranupandojo dan Suad Husnan. 1984. Manajemen Personalia. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE Kuntarin, Elisabeth. 2005. Hubungan Kondisi Lingkungan Belajar, Gaya Mengajar Guru, Sistem Penilaian Guru dengan Sikap Siswa terhadap
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Bidang Studi Akuntansi. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Lubis, Ludin dkk. 2003. Refleksi Tentang Pendidikan Bermakna Menuju Indonesia Baru. Jakarta: Bumi Aksara Manullang, M. 1981. Management Personalia. Edisi revisi. Jakarta: Ghalia Indonesia Maryoto, Susilo. 1987. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Binaman Teknika Aksara Masidjo, Ignatius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Jogjakarta: Kanisius Mudhoffir. 1986. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung: Remadja Karya Nawawi, Hadari dan Martini, Mimi. 1994. Kebijakan Pendidikan di Indonesia ditinjau dari Sudut Hukum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Nitisemito, Alex S. 1991. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 2000. http://www.sdm.depkeu.go.id/peraturan/diklat.htm
[Online].
Tersedia:
Purwanto, Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Edisi kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sevilla, Consuelo G. 1993. Pengantar Metode Penelitian (Terjemahan). Penerjemah Alimuddin Tuwu. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press) Shalahuddin, Mahfudh. 1991. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu Siagian, S.P. 1988. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara Simanjuntak, Payaman. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE UI Sudjana. Metoda Statistika. 2002. Bandung: Tarsito Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandnung: Alfa Beta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Suswantiningsih, Maria Erni. 2005. Hubungan antara Konsep Diri, Pengalaman Kerja dan Kepuasan Kerja dengan Sikap Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya Winkel, WS. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi Yuniarti, Fransiska Titin. 2003. Hubungan antara Lingkungan Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja dengan Keterampilan Mengajar Guru. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI