EFEKTIFITAS PENDEKATAN CONTENT AND LANGUAGE INTEGRATED LEARNING (CLIL) MELALUI RUNNING DICTATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI LISAN SISWA SEKOLAH BILINGUAL skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh Wati 4201409110
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi berjudul “Efektifitas Pendekatan Content and Language Integrated Learning (CLIL) Melalui Running Dictation untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berkomunikasi Lisan Sekolah Bilingual” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada hari
: Kamis
tanggal : 1 Agustus, 2013
Penguji/ Pembimbing Utama
Penguji/Pembimbing Pendamping
Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc. NIP. 196807221992032001
Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. NIP. 195206131976121002
ii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 1 Agustus 2013
Wati 4201409110
iii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Efektifitas Pendekatan Content and Language Integrated Learning (CLIL) Melalui Running Dictation untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Sekolah Bilingual disusun oleh Wati 4201409110 telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 1 Agustus 2013 Panitia: Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. NIP. 196313121988031001
Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 196306101989011002
Ketua Penguji
Dr.Sulhadi, M.Si. NIP. 197108161998021001 Anggota Penguji/ Pembimbing Utama
Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping
Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc. NIP. 196807221992032001
Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. NIP. 195206131976121002
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al Insyirah: 6). “Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan” (Samuel Jhonson, kritikus Inggris).
PERSEMBAHAN: Skripsi ini saya persembahkan untuk: Ibu dan bapak tercinta, Keluargaku tercinta, Teman-teman Fisika 2009, dan teman-teman yang telah menyemangati, membantu, dan mendoakanku.
v
PRAKATA Alhamdulillaahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektifitas Pendekatan Content and Language Integrated Learning (CLIL) Melalui Running Dictation untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Sekolah Bilingual ” . Skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., rektor UNNES; 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan FMIPA UNNES; 3. Dr. Khumaedi, M.Si., Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNNES; 4. Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc., dosen pembimbing utama; 5. Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D., dosen pembimbing pendamping; 6. Seluruh dosen Jurusan Fisika; 7. Drs. Sutomo, A.Md, MM., kepala SMP Negeri 2 Semarang; 8. Dra. Dyah Purwaningrum, guru fisika SMP Negeri 2 Semarang; 9. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semarang, Agustus 2013 Penulis
vi
ABSTRAK Wati. 2013. Efektifitas Pendekatan Content and Language Integrated Learning (CLIL) Melalui Running Dictation untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Sekolah Bilingual. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc. dan Pembimbing Pendamping Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. Kata kunci: CLIL, Berkomunikasi Lisan.
Running
Dictation,
Hasil
Belajar,
Keterampilan
Salah satu upaya pemerintah untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam rangka menghadapi era globalisasi adalah menyelenggarakan sekolah bilingual. Dalam penyelenggaraanya, ada beberapa kendala yang dihadapi, di antaranya adalah kurangnya kompetensi siswa dalam memahami materi yang diajarkan dalam bahasa Inggris. Kurangnya kompetensi siswa tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa dalam bahasa Inggris. Salah satu upaya untuk membantu meningkatkan kompetensi siswa dalam memahami materi yang diajarkan dalam bahasa Inggris adalah dengan menerapkan pendekatan Content and Language Integrated Learning (CLIL) melalui running dictation. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan pendekatan CLIL melalui running dictation untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual dibandingkan dengan metode ceramah biasa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Semarang dengan Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah dua kelas yaitu kelas VII F sebagai kelas kontrol dan kelas VII G sebagai kelas eksperimen. Sample diambil dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi dokumentasi, tes, dan observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data siswa. Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif, sedangkan metode observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan berkomunikasi lisan siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai gain hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 0,39 (sedang) untuk kelas eksperimen dan 0,29 (rendah) untuk kelas kontrol. Nilai gain keterampilan berkomunikasi lisan kelas eksperimen juga lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 0,43 (sedang) untuk kelas eksperimen dan 0,23 (rendah) untuk kelas kontrol. Hasil t-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kognitif dan skor keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan CLIL melalui running dictation lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual daripada metode ceramah biasa.
vii
DAFTAR ISI Halaman JUDUL .........................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................
ii
PERNYATAAN ..........................................................................................
iii
PENGESAHAN ...........................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
v
PRAKATA ..................................................................................................
vi
ABSTRAK ...................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................
6
1.5 Penegasan Istilah ...............................................................................
6
1.6 Sistematika Penulisan .....................................................................
8
2. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
10
2.1 Sekolah Bilingual ..............................................................................
10
2.2 CLIL ..................................................................................................
14
2.3 Running Dictation .............................................................................
18
2.4 Hasil Belajar .....................................................................................
19
2.5 Keterampilan Berkomunikasi ...........................................................
20
2.6 Materi Ajar ........................................................................................
22
2.7 Kerangka Berpikir .............................................................................
26
viii
2.8 Hipotesis ...........................................................................................
28
3. METODE PENELITIAN ........................................................................
29
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................
29
3.2 Subyek Penelitian .............................................................................
29
3.3 Desain Penelitian ..............................................................................
30
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................
30
3.5 Prosedur Penelitian ...........................................................................
31
3.6 Metode Pengumpulan Data ...............................................................
32
3.7 Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ...........................................
33
3.8 Analisis Data .....................................................................................
37
3.9 Indikator Keberhasilan ......................................................................
41
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
42
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................
42
4.2 Pembahasan ......................................................................................
51
5. PENUTUP ...............................................................................................
61
5.1 Simpulan ...........................................................................................
61
5.2 Saran .................................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
63
LAMPIRAN ................................................................................................
67
ix
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1 Rincian Jumlah Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen................
29
3.2 Tabel Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design .........
30
3.3 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ..................................................
34
3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ..............................................................
35
3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba .................................
36
3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal .............................................................
37
3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ........................................
37
3.8 Klasifikasi Faktor Gain .........................................................................
40
3.9 Rentang Klasifikasi Skor Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa ..
41
4.1 Hasil Uji Variansi ..................................................................................
42
4.2 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif .........................................
43
4.3 Hasil Analisis Hasil Belajar Kognitif ....................................................
43
4.4 Hasil Analisis Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif ...................
44
4.5 Hasil t-test Hasil Belajar kognitif ..........................................................
46
4.6 Hasil Uji Gain Hasil Belajar Kognitif....................................................
46
4.7 Hasil Uji Normalitas Keterampilan Berkomunikasi Lisan ....................
48
4.8 Persentase Jumlah Siswa Setiap Kategori pada Pretest ........................
48
4.9 Persentase Jumlah Siswa Setiap Kategori pada Posttest ....................... . 4.10 Hasil t-test Keterampilan Berkomunikasi Lisan ..................................
49
4.11 Hasil Uji Gain Keterampilan Berkomunikasi Lisan ............................
50
x
50
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ...............................................................
28
3.1 Prosedur Penelitian ...............................................................................
32
4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............................................................
44
4.2 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Pretest dan Posttest ...................
45
4.3 Perbandingan Faktor Gain Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................................................................
47
4.4 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa Setiap Kategori Keterampilan Berkomunikasi Lisan pada Pretest dan Posttest antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...................................................
49
4.5 Perbandingan Faktor Gain Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............................................................
51
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ..........................................................
67
2. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ...................................................
68
3. Syllabus ...................................................................................................
69
4. Lesson Plan 1 ..........................................................................................
71
5. Lesson Plan 2 ..........................................................................................
73
6. Lesson Plan 3 ..........................................................................................
75
7. Lembar Obervasi Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Kelas Kontrol ....................................................................................................
78
8. Lembar Obervasi Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Kelas Eksperimen .............................................................................................
80
9. Test Lattice ...........................................................................
83
10. Questions Test ......................................................................................
84
11. Answer Sheet Qustions Test................................................................
91
12. Answer Questions Test ..............................................................
92
13. Analisis Uji Coba Soal .........................................................................
93
14. Test Lattice Evaluation Test ................................................................
95
15. Evaluation Test .....................................................................................
96
16. Answer Sheet Evaluation Test ..............................................................
99
17. Answer Evaluation Test ................................................................. . 18. Worksheet 1 ..........................................................................................
100
19. Worksheet 2 ..........................................................................................
104
20. Lembar Materi Running Dictation .......................................................
108
xii
101
21. Lembar Pendiktean Running Dictation ................................................
118
22. Uji Homogenitas Hasil Belajar Kognitif ..............................................
121
23. Uji Normalitas Nilai Pretest Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol .....
122
24. Uji Normalitas Nilai Pretest Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen ...........................................................................................
123
25. Uji Normalitas Nilai Posttest Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol ...
124
26. Uji Normalitas Nilai Posttest Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen ...........................................................................................
125
27. Uji Gain Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Eksperimen .........
126
28. Koefisien Relasi (r) Nilai Posttest Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Eksperimen .......................................................................
127
29. Uji Hipotesis dengan t-test Nilai Posttest Hasil Belajar Kognitif ........
128
30. Uji Homogenitas Keterampilan Berkomunikasi Lisan .........................
129
31. Uji Normalitas Skor Pretest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Kontrol ........................................................................................
130
32. Uji Normalitas Skor Pretest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Eksperimen .................................................................................
131
33. Uji Normalitas Skor Posttest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Kontrol ........................................................................................
132
34. Uji Normalitas Skor Posttest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Eksperimen .................................................................................
133
35. Uji Gain Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Kontrol dan Eksperimen ...........................................................................................
134
36. Koefisien Relasi (r) Skor Posttest Keterampilan Berkomunikasi Lisan kelas kontrol dan Eksperimen .....................................................
135
37. Uji Hipotesis dengan t-test Skor Posttest Keterampilan Berkomunikasi Lisan ............................................................................
136
38. Daftar Skor Pretest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas
xiii
Kontrol ..................................................................................................
137
39. Daftar Skor Posttest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Kontrol ..................................................................................................
138
40. Daftar Skor Pretest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Eksperimen ...........................................................................................
139
41. Daftar Skor Posttest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Eksperimen ...........................................................................................
140
42. Dokumentasi Kegiatan .........................................................................
141
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Globalisasi ditandai dengan semakin memudarnya batas antarnegara dan bebasnya persaingan di segala bidang. Al-Rodhan (2006) menyatakan bahwa: “globalization is a process that encompasses the causes, course, and consequences of transnational and transcultural integration of human and nonhuman activities”, artinya globalisasi adalah sebuah proses yang meliputi sebab, peristiwa, dan akibat dari integrasi antarbudaya dan antarnegara dari kegiatan kemanusiaan dan non-kemanusiaan. Salah satu dampak dari integrasi antarbudaya dan antarnegara dari kegiatan kemanusiaan dan non-kemanusiaan adalah setiap individu dituntut untuk mampu bersosialisasi dan bersaing dengan individu lain dari seluruh belahan dunia. Guna memenuhi tuntutan tersebut, maka Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat diperlukan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan SDM.
Pendidikan yang berkualitas diharapkan akan menghasilkan SDM yang
berkualitas pula. Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan pendidikan berkualitas yang mampu menghasilkan SDM berdaya saing global adalah dengan menyelenggarakan sekolah bilingual. Sekolah bilingual adalah sekolah yang menggunakan dua bahasa pengantar yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam proses pembelajarannya. Baker
1
2
(Hajimah, 2011) menyatakan bahwa: “bilingual education is education that uses and promotes two languages”, yang berarti bahwa pembelajaran bilingual adalah pembelajaran yang menggunakan dan mengembangkan dua bahasa. Ada beberapa kendala dalam penyelenggaraan sekolah bilingual. Berdasarkan observasi peneliti selama + 2 bulan saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Semarang, yang merupakan salah satu sekolah yang menerapkan kelas bilingual, salah satu kendala dalam pembelajaran adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dalam bahasa Inggris. Hal serupa disampaikan oleh Astika & Wahyana (2010), yang menyatakan bahwa rendahnya kompetensi siswa dalam memahami materi dalam bahasa Inggris menjadi salah satu kendala dari pembelajaran MIPA bilingual. Rendahnya kompetensi siswa dalam memahami materi dalam bahasa Inggris menyebabkan rendahnya hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa dalam bahasa Inggris. Marleny (2008), mengungkapkan bahwa dari 26 siswa yang diteliti di SMP N 9 Palembang hanya 3 orang yang memperoleh nilai tuntas dalam pelajaran fisika dengan kriteria ketuntasan 75. Sementara itu, Suparno (Sunarsih, 2012) menyatakan bahwa hanya 36,07 % siswa SMP yang memiliki keterampilan berbicara baik.
Sukaryati (2012) menyatakan bahwa salah satu hal yang
menyebabkan siswa enggan berbicara (terutama dalam bahasa Inggris) adalah kurangnya penguasaan kosa kata. Ismanto (2009) menyebutkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru yang belum berhasil menjadi role model sebagai pengguna bahasa Inggris yang baik. Penyebab hal tersebut adalah karena selama ini pihak sekolah dan guru belum
3
melakukan pendekatan integrasi antara materi pelajaran dan bahasa Inggris. Salah satu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan antara materi pelajaran dan bahasa pengantarnya adalah Content and Language Integrated Learning (CLIL). CLIL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang memadukan pendekatan bahasa dan isi, dimana bahasa kedua atau bahasa asing tidak hanya digunakan sebagai bahasa dalam instruksi pembelajaran tetapi juga sebagai alat yang sangat penting untuk membangun pengetahuan. Marsh (Coyle, 2008) mengemukakan bahwa karakteristik dari CLIL adalah memadukan materi pelajaran non bahasa dengan bahasa pengantar asing dalam proses pembelajaran dengan porsi yang sama, tidak hanya fokus pada salah satu aspek saja. Pendekatan CLIL memungkinkan siswa untuk bisa memahami materi non bahasa sekaligus bahasa yang digunakan. Sesuai dengan pernyataan Xanthou (2011), yang menyatakan bahwa pendekatan CLIL memberikan dampak positif terhadap pengetahuan materi dan pengetahuan perbendaharaan kata bahasa Inggris siswa. Oleh karena itu, CLIL sangat tepat diterapkan di sekolah bilingual yang materi pelajarannya disajikan dalam bahasa Inggris. Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan CLIL adalah running dictation. Running dictation merupakan suatu metode pembelajaran berbasis game yang memfokuskan kemampuan siswa dalam reading, speaking, listening, dan writing (DEECD, 2008). Dalam running dictation siswa dilatih untuk memahami kalimat, mengingat struktur kalimat, mengkomunikasikan kalimat, dan menulis kalimat tersebut. Running dictation tidak hanya mengasah pemahaman siswa terhadap materi (content), tetapi juga mengasah keterampilan
4
siswa
menggunakan
bahasa
(language)
untuk
berkomunikasi.
Metode
pelaksanaan running dictation yang berbasis game akan membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman siswa terhadap materi akan baik. Amaliya (2011) menyatakan bahwa dalam penelitiannya, penerapan game yaitu physics communication games dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa. Melalui running dictation, pemahaman siswa terhadap materi berbahasa Inggris diharapkan dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi siswa. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i, 2009: 85). Hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bloom (Rifa’i, 2009: 86) menyatakan bahwa aspek kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, afektif berkaitan dengan sikap, dan psikomotorik berkaitan dengan keterampilan siswa. Keterampilan berkomunikasi adalah kecakapan untuk menyampaikan dan menerima pesan. Berdasarkan cara penyampaiannya, komunikasi dibedakan menjadi komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal meliputi komunikasi lisan dan tulisan. Fokus pada penelitian ini adalah keterampilan berkomunikasi lisan, yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, dan membaca (Bennet, 1991). Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian tentang keefektifan pendekatan CLIL melalui running dictation untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual dilakukan.
5
1.2 Rumusan Masalah a. Apakah pendekatan Content and Language Integrated learning (CLIL) melalui running dictation dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual? b. Seberapa besar peningkatan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual dengan penerapan pendekatan Content and Language Integrated learning (CLIL) melalui running dictation? c. Bagaimana keefektifan penerapan pendekatan Content and Language Integrated learning (CLIL) melalui running dictation untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual dibandingkan dengan metode ceramah biasa?
1.3 Tujuan Penelitian a. Mengetahui apakah penerapan metode Content and Language Integrated learning (CLIL) melalui running dictation dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual. b. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual dengan penerapan pendekatan Content and Language Integrated learning (CLIL) melalui running dictation. c. Mengetahui keefektifan penerapan pendekatan Content and Language Integrated learning (CLIL) melalui running dictation untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual dibandingkan dengan metode ceramah biasa.
6
1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Peserta didik Pembelajaran dengan pendekatan CLIL melalui running dictation dapat membantu siswa untuk memahami materi fisika yang diajarkan dalam bahasa Inggris dengan mudah dan menyenangkan. b. Bagi Guru Pembelajaran dengan pendekatan CLIL melalui running dictation dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran untuk mengajarkan materi fisika dalam bahasa Inggris. c. Bagi Peneliti Pembelajaran dengan pendekatan CLIL melalui running dictation dapat memberikan pengalaman bagi peneliti dalam menyusun model pembelajaran berbasis CLIL.
1.5 Penegasan Istilah a. Sekolah Bilingual Sekolah bilingual adalah sekolah yang menggunakan dua bahasa pengantar yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam proses pembelajarannya. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan sekolah bilingual adalah sekolah yang pembelajaran IPA (fisika) menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
7
b. CLIL Pavesi et al. (2001)
mendeskripsikan CLIL sebagai suatu pendekatan
pembelajaran yang mengajarkan materi non-bahasa melalui bahasa asing sebagai bahasa pengantarnya. Dalam penelitian ini, bahasa asing yang dimaksud adalah bahasa Inggris. c. Running Dictation Running dictation jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti pendiktean dengan cara berlari. Dalam running dictation, siswa (dalam kelompok) beradu cepat dengan cara berlari dengan anggota kelompok lain untuk memperoleh suatu kalimat tentang materi pelajaran. Kalimat tersebut oleh guru diletakkan di suatu tempat pada jarak tertentu dari posisi anggota kelompok berada. Setelah memperoleh kalimat yang berisi materi, siswa tersebut harus membaca dan menghafalnya kemudian berlari lagi ke kelompoknya untuk menyampaikan isi materi dengan cara mendiktekan. d. Hasil Belajar Berdasarkan teori taksonomi Bloom sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2009: 86) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus pembahasan adalah hasil belajar ranah kognitif. e. Keterampilan Berkomunikasi Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan sesuatu, sedangkan komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
8
orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Suharso & Retnoningsih, 2005). Dengan demikian keterampilan berkomunikasi adalah kecakapan untuk mengirim dan menerima pesan. Dalam penelitian ini, keterampilan
berkomunikasi
yang
dimaksud
adalah
keterampilan
berkomunikasi secara lisan.
1.6 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Bagian pendahuluan skripsi Bagian ini berisi halaman judul, pernyataan, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. b. Bagian isi skripsi Bagian ini terdiri dari: Bab 1 : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Bab 2 : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi teori-teori pendukung, meliputi sekolah bilingual, CLIL, running dictation, hasil belajar, keterampilan berkomunikasi, materi ajar, kerangka berpikir, dan hipotesis.
9
Bab 3 : Metode Penelitian Bab ini berisi tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, analisis uji coba instrumen penelitian, analisis data, dan indikator keberhasilan. Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil belajar aspek kognitif, keterampilan berkomunikasi lisan siswa setelah diberikan metode running dictation, dan keterbatasan penelitian. Bab 5 : Penutup Bab ini berisi simpulan dan saran. c. Bagian akhir Bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sekolah Bilingual 2.1.1 Pengertian Sekolah bilingual adalah sekolah yang menggunakan dua bahasa pengantar yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam proses pembelajarannya. Baker (Hajimah, 2011: 14) menyatakan bahwa: “bilingual education is education that uses and promotes two languages”, yang berarti bahwa pembelajaran bilingual adalah pembelajaran yang menggunakan dan mengembangkan dua bahasa. Untuk dapat melaksanakan konsep kelas bilingual, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain: (a) substansi pelajaran harus cocok dengan tingkat perkembangan kognitif dan kemampuan bahasa Inggris siswa, (b) sekolah harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk mendorong pemakaian bahasa yang bermakna baik tulis maupun lisan, dan (c) pembelajaran harus menekankan latihan pemecahan masalah dan mendorong siswa untuk bekerjasama melalui tema-tema yang menarik dan menantang. 2.1.2 Dasar Hukum Dasar hukum dari penyelenggaraan sekolah bilingual antara lain adalah: a. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 23 yang berbunyi: “bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa
10
11
pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik” dan pasal 50 ayat 3 yang berbunyi: “pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”. b. Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang menegaskan bahwa, pemerintah daerah provinsi berwenang sebagai penyelenggara dan/atau pengelola satuan pendidikan dan/atau pengelola satuan pendidikan dan/atau program studi bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah kabupaten/kota berkewenangan sebagai penyelenggara dan/atau pengelola satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional. 2.1.3 Karakteristik Ovando (Hajimah, 2011) mengemukakan tentang karakteristik pelajaran bilingual sebagai berikut: “the characteristics of a bilingual education program are: (1) developing the students’s primary language, (2) developing the acquisition of the students’s second language, and (3 ) using primary language and second language for the instruction of the content”. Pernyataan tersebut menjelaskan
bahwa
karakteristik
dari
pembelajaran
bilingual
adalah
mengembangkan bahasa asli dan bahasa asing siswa, serta mengembangkan penggunaan kedua bahasa tersebut dalam pembelajaran materi.
12
2.1.4 Tujuan Tujuan penyelenggaraan sekolah bilingual sebagai salah satu rintisan sekolah bertaraf internasional adalah meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dalam menyiapkan lulusan yang memililki kompetensi seperti yang tercantum di dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berdasarkan Depdiknas (2009) lulusan diharapkan memenuhi standar kompetensi lulusan berdaya saing pada taraf internasional yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan serta berakhlak mulia. b. Meningkatnya kesehatan jasmani dan rohani. c. Meningkatnya mutu lulusan dengan standar yang lebih tinggi daripada standar kompetensi lulusan nasional. d. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. e. Termotivasi untuk belajar mandiri, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. f. Mampu memecahkan masalah secara efektif. g. Meningkatnya kecintaan pada persatuan dan kesatuan bangsa. h. Menguasai penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. i. Membangun kejujuran, objektivitas, dan tanggung jawab. j. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan atau bahasa asing lainnya secara efektif. k. Memiliki daya saing melanjutkan pendidikan bertaraf internasional. l. Mengikuti sertifikasi internasional. m. Meraih medali tingkat internasional. n. Dapat bekerja pada lembaga internasional.
13
2.1.5 Kurikulum Kurikulum yang digunakan di sekolah bilingual mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Perangkat KTSP disusun berdasarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (Depdiknas, 2009: 19). Di samping itu, kurikulum yang
digunakan diperkaya dengan cara mengadopsi
dan/atau mengadaptasi kurikulum sekolah pada negara maju yang memiliki keunggulan dalam bidang pendidikan. Pengayaan muatan kurikulum diberikan dalam bentuk sumber belajar, buku teks siswa, buku pegangan guru, LKS (student’s worksheet), dan bahan ajar elektronik dalam bentuk e-learning, video casette, compact disc, audio casette, dan digital video disc. 2.1.6 Proses pembelajaran Proses pembelajaran di sekolah bilingual mengacu pada proses pembelajaran sekolah bertaraf internasional, antara lain : a. Proses
pembelajaran
menerapkan
pendekatan
pembelajaran
teknologi
informasi dan komunikasi, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan kontekstual. b. Proses pembelajaran menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan/atau bahasa asing lainnya yang digunakan dalam forum internasional bagi mata pelajaran tertentu.
14
2.2 CLIL 2.2.1 Pengertian Content and Language Integrated Learning (CLIL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada materi (content) sekaligus bahasa (language) pengantar yang digunakan dalam pembelajaran. Marsh et al. (2010) menyatakan bahwa: “CLIL is a dual-focused educational approach in which an additional language is used for the learning and teaching of content and language with the objective of promoting both content and language mastery to predefined levels”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa CLIL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada dua hal yaitu bahasa tambahan yang digunakan untuk belajar dan mengajarkan materi sekaligus bahasa dengan tujuan mendorong penguasaan materi dan bahasa menuju tingkatan-tingkatan tertentu. Jadi, CLIL sangat tepat digunakan sebagai pendekatan pembelajaran di sekolah bilingual, yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam pembelajarannya. 2.2.2 Karakteristik CLIL goals are defined by CLIL-Compedium dimensions based on issues related to content, culture, environment, language, and learning (Love language and more, 2010: 44). Dari kalimat tersebut dapat diartikan bahwa tujuan-tujuan dari CLIL berhubungan dengan materi, budaya, lingkungan, bahasa, dan pembelajaran. Marsh (Love language and more, 2010) menyatakan bahwa ada komponen 4C dalam CLIL, yaitu: (1) content (subject matter), (2) communication (language learning and using), (3) cognition (learning and thinking processes),
15
dan (4) culture (developing intercultural understanding and global citizenship). Berdasarkan komponen 4C dalam CLIL tersebut, belajar tidak hanya sebatas bagaimana siswa memahami konsep atau materi yang diajarkan, tetapi juga bagaimana proses belajar dan berpikir siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan. Selain itu, dalam pembelajaran CLIL siswa juga didorong untuk berkomunikasi dengan siswa lain dalam berbagai lingkungan sosiobudaya. Marusic (2012) menyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran CLIL tercapai dengan mengkombinasikan komponen 4C yang meliputi isi, komunikasi, pengetahuan, dan kebudayaan. (1) isi, yaitu dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pemahaman materi. (2) komunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa untuk belajar dan belajar untuk menggunakan bahasa. (3) kognisi, yaitu dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan berpikir menghubungkan konsep abstrak dan konkrit, pemahaman dan bahasa. (4) kebudayaan, yaitu dengan
membuka
pandangan
baru
dan
membagi
pemahaman
untuk
menumbuhkan kesadaran terhadap dirinya dan orang lain. 2.2.3 Kelebihan Penerapan pendekatan CLIL dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, di antaranya seperti yang terdapat dalam handbook universitas Cambridge (2010) yaitu: a. Mengembangkan kepercayaan diri siswa; b. Meningkatkan keterampilan-keterampilan berkomunikasi siswa; c. Mendorong pemahaman antar kebudayaan dan nilai-nilai kemanusiaan siswa; d. Meningkatkan kepekaan siswa terhadap perbendaharaan kata; dan
16
e. Meningkatkan kecakapan bahasa siswa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. 2.2.4 Langkah-Langkah Merencanakan Pembelajaran Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam merencanakan sebuah pembelajaran CLIL, yaitu : a. Memilih materi (content) Materi yang dimaksud adalah mata pelajaran berdasarkan kurikulum. b. Memilih topik (theme) Tema yang dipilih harus menarik, disesuaikan dengan siswa dan guru, dikaitkan dengan kehidupan nyata, melibatkan fungsi bahasa dan model komunikasi, serta mengintegrasikan budaya. c. Mempertimbangkan komunikasi dan penggunaan bahasa Kegiatan dalam pembelajaran menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi sebagaimana bahasa digunakan untuk diskusi dan tugas presentasi bahasa. d. Menyusun daftar kegiatan dalam pembelajaran Kegiatan pembelajaran harus menarik dan menggunakan konteks komunikasi nyata. Aktifitas seperti games, cerita, lagu, rima, gambar, drama, bermain peran, dialog dan presentasi dapat dengan mudah mengikutsertakan siswa dalam materi dan bahasa. e. Menyusun penilaian Penilain harus menyeluruh meliputi seluruh aspek pembelajaran CLIL yaitu kompetensi bahasa dan pengetahuan materi. Penilaian harus membantu siswa menunjukkan materi dan bahasa yang telah mereka pelajari.
17
2.2.5 CLIL dalam Pembelajaran Karakteristik dari CLIL adalah komponen 4C yang meliputi Content, Cognition, Communication, dan Culture. Keempat komponen tersebut dalam pembelajaran dijelaskan sebagai berikut: a. Content (materi) Content dalam hal ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman materi. Penyampaian materi dilakukan oleh guru saat menjelaskan materi maupun saat mengevaluasi hasil praktikum dan running dictation. b. Communication (komunikasi) Communication dalam hal ini adalah meningkatkan keterampilan siswa menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi siswa diasah ketika diskusi hasil praktikum dan running dictation. c. Cognition (kognisi) Cognition dalam hal ini adalah mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Keterampilan berpikir siswa dikembangkan melalui kegiatan praktikum, diskusi kelompok, dan running dictation. Kegiatan praktikum meliputi ordering (menulis data) dan dividing (membagi kelas ke kelompok kecil). Diskusi kelompok meliputi evaluating (memberikan pendapat). Running dictation
meliputi defining (menerjemahkan) dan remembering (mengeja,
menyampaikan, dan mengingat kembali). d. Culture (kebudayaan) Culture dalam hal ini adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap diri sendiri dan orang lain sehingga muncul sikap peduli dan tanggungjawab.
18
Kegiatan ini dilakukan saat apersepsi, yaitu guru memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mereka sehari-hari yang berkaitan dengan materi.
2.3 Running Dictation 2.3.1 Pengertian Running dictation merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mencari informasi materi pelajaran dengan cara berlari kemudian mendiktekannya kepada anggota kelompoknya. Mendikte (dictation) atau mendiktekan berarti menyuruh menulis apa yang dibacakan atau diucapkan (KBBI online). Running dictation tidak hanya mengajarkan materi ajar (content) tetapi juga tata bahasa (language). Dalam Running dictation siswa dilatih untuk memahami kalimat, mengingat strukturnya, mengkomunikasikannya, dan menulis kalimat tersebut. Running dictation merupakan salah satu model pembelajaran berbasis game yang merangsang kemampuan reading, speaking, listening, dan writing. “Running dictation is often used to inject some fun into the learning, or to enliven a tired class” (DEECD, 2008). Kegiatan ini bisa menjadi alternatif kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. 2.3.2 Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan running dictation adalah sebagai berikut : a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang.
19
b. Guru menempelkan lembar materi di dinding kelas pada jarak tertentu dari posisi siswa. Lembar materi disesuaikan dengan jumlah kelompok. c. Setiap kelompok menetapkan satu orang sebagai runner (pelari) yang bertugas untuk berlari menuju lembar materi yang ditempel di dinding. Siswa tersebut kemudian harus membaca dan menghafal materi di dalamnya, kemudian berlari lagi ke kelompoknya untuk mendiktekan isi materi. Apabila ia lupa, ia boleh mengulangnya kembali. d. Setelah satu pelari selesai, anggota kelompok lain bergantian menjadi pelari dengan melaksanakan tugas yang sama, demikian seterusnya hingga semua anggota kelompok mendapat giliran menjadi pelari. e. Kelompok yang sudah selesai, segera melapor ke guru dan mengumpulkan hasil tulisan. f. Setelah semua kelompok selesai, hasil pendiktean dikoreksi bersama-sama. Kemudian dilanjutkan running dictation lagi dengan topik yang lain. g. Pemenang ditentukan dengan melihat waktu dan ketepatan kalimat.
2.4 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Berdasarkan teori taksonomi Bloom (Rifa’i, 2009: 86) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Ranah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah ranah kognitif.
20
Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Pengetahuan (knowledge) adalah perilaku mengingat atau mengenali
informasi
yang
telah
dipelajari
sebelumnya.
Pemahaman
(comprehension) adalah kemampuan memperoleh makna dari materi peserta didik. Penerapan (application) adalah kemampuan menggunakan materi peserta didik yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit. Analisis (analysis) adalah kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru. Sementara itu, penilaian (evaluation) adalah kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi peserta didik untuk tujuan tertentu.
2.5 Keterampilan Berkomunikasi 2.5.1 Pengertian Keterampilan adalah kecakapan untuk melakukan sesuatu. Komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Suharso & Retnoningsih, 2005). Sedangkan berkomunikasi adalah mengadakan komunikasi. Dengan demikian, keterampilan berkomunikasi adalah kecakapan untuk mengirim dan menerima pesan sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. 2.5.2 Unsur-unsur Effendy (2005: 18) menyebutkan unsur-unsur komunikasi sebagai berikut:
21
a. Sender (komunikator), yaitu orang yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. b. Encoding (penyandian), yaitu proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang. c. Message (pesan), yaitu seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. d. Media (saluran komunikasi), yaitu tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. e. Decoding (pengawasandian), yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. f. Receiver (komunikan), yaitu yang menerima pesan dari komunikator. g. Response (tanggapan), yaitu seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan. h. Feedback (umpan balik), yaitu tanggapan komunikan kepada komunikator. i. Noise (gangguan), yaitu gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi. 2.5.3 Klasifikasi Berdasarkan cara penyampaiannya, komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi non verbal dan komunikasi verbal. Komunikasi non-verbal, yaitu komunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi verbal, yaitu komunikasi dengan menggunakan kata-kata, meliputi komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Fokus pembahasan pada penelitian ini adalah keterampilan berkomunikasi lisan.
22
Keterampilan
berkomunikasi
lisan
meliputi
tiga
komponen
yaitu
mendengarkan, berbicara, dan membaca (Bennet, 1991). Ketiga keterampilan berkomunikasi lisan tersebut dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut, a. Mendengarkan adalah keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru maupun pendapat siswa lain saat pembelajaran dan diskusi ; b. Membaca adalah keterampilan siswa dalam membaca hasil diskusi; c. Berbicara adalah keterampilan siswa dalam bertanya, menyampaikan pendapat, dan menanggapi pendapat saat pembelajaran dan diskusi.
2.6 Materi Ajar Materi ajar dalam penelitian ini adalah gerak lurus (rectilinier motion). Materi tersebut diajarkan dalam bahasa Inggris. Dalam materi gerak lurus terdapat beberapa istilah fisika yang memiliki definisi dalam bahasa Inggris, sehingga membutuhkan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami istilah dalam bahasa Inggris tersebut. Pendekatan CLIL melalui running dictation merupakan pendekatan dan metode yang tepat. Materi tersebut diuraikan sebagai berikut. 2.6.1 Definition of Motion In everyday life, we often find the motions, such as the motion of a car on the road, the motion of a man walks, the motion of the sun from east to west, and many others. A body said in motion if the body undergoes the change of position. So, motion is the displacement of a body from one position to another position.
23
2.6.2 Clasification of Motion 2.6.2.1 Relative Motion When you ride a bicycle from house to school. Your position changes to the house. But, you stay at rest (don’t move) to the bicycle, because your position to the bicycle does not change. In the first phenomenon, which the reference is the house, you are moving. In the second, which the reference is bicycle, you are not moving. So, the motion depends on the reference point. That’s why motion is relative. 2.6.2.2 False Motion When you ride a bicycle, you look the trees in the right and left of the road, they will be look moving. In fact, they are not moving but you are moving. The phenomenon of the trees is called false motion. 2.6.3 Components of Motion If a body is moving. It will has some quantities. They are displacement, distance, speed, velocity, average speed, average velocity and acceleration. 2.6.3.1 Displacement Displacement is the change of position of a body from initial point to final point. It includes vector quantity, because it is determined by the direction of the motion. 2.6.3.2 Distance Distance is the length of a path is traveled by the body. It includes scalar quantity, because it is not determined by the direction of the motion.
24
2.6.3.3 Speed Speed is the total path of each time unit. It includes scalar quantity, because it is not determined by the direction of the motion. Speed is symbolized by . The equation of speed is
Which, = speed (m/s) = distance (m) = time (s) 2.6.3.4 Velocity Velocity is the change of position of each time unit. It includes vector quantity, because it is determined by the direction of the motion. Velocity is symbolized by ⃑. The equation of speed is ⃑
⃑
Which, ⃑ = velocity (m/s) ⃑ = displacement (m) = time (s) 2.6.3.5 Average Speed The speed of the body can be changed, so we need to determine the average speed. Average speed is the total distance for the total time. The equation of the average speed is
25
Which, = average speed (m/s) = total distance (m) = total time (s) 2.6.3.6 Average Velocity The velocity of the body can be changed, so we need to determine the average velocity. Average velocity is the total displacement for the total time interval. The equation of the average velocity is ⃑
⃑
Which, ⃑ = average velocity (m/s) ⃑ = total displacement (m) = total time interval (s) 2.6.3.7 Acceleration Acceleration is the change of the velocity for each time unit. It includes in vector quantity, because it is determined by the direction of the motion. The equation of the acceleration is ⃑ Which, ⃑
= acceleration (m/s2)
⃑
⃑⃑⃑⃑
⃑⃑⃑⃑⃑
26
⃑ = the change of velocity (m/s) ⃑⃑⃑⃑ = velocity at (m/s) ⃑⃑⃑⃑⃑ = initial velocity (m/s) = time (s) 2.6.4 Rectilinier Motion Rectilinier motion is the motion in straight path. For example a car moves on the straight road. According to the speed of the body, rectilinier motion can be clasified into two kinds,
those are Uniform Rectilinier Motion (URM) and
Uniform Accelerated Rectilinier Motion (UARM). 2.6.4.1 Uniform Rectilinier Motion (URM) URM is the rectilinier motion with constant speed. For example a car moves on the straight road with constant speed of 60 km/hour. 2.6.4.1 Uniform Accelerated Rectilinier Motion (UARM) UARM is the rectilinier motion with unconstant speed, there is an acceleration. For example is a durian falls down from the tree.
2.7 Kerangka Berpikir Proses pembelajaran di sekolah bilingual dilaksanakan dengan menggunakan dua bahasa pengantar yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Siswa tidak hanya mempelajari materi dalam bahasa Indonesia tetapi juga dalam bahasa Inggris. Sebagian besar siswa kesulitan memahami materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris sehingga hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi siswa rendah. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, diperlukan suatu pendekatan
27
pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi yang disajikan dalam bahasa Inggris. Content and Language Integrated Learning (CLIL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengajarkan isi dan bahasa dalam porsi yang seimbang. Pembelajaran dengan pendekatan CLIL tidak hanya berfokus pada materi (content), tetapi juga pada bahasa pengantarnya (language). Penerapan pendekatan CLIL diharapkan dapat membantu siswa memahami materi yang disampaikan dengan bahasa Inggris. Salah satu metode pembelajaran berbasis CLIL adalah running dictation. Running dictation merupakan salah satu model pembelajaran berbasis game yang merangsang kemampuan reading, speaking, listening, dan writing. Dalam Running dictation siswa dilatih untuk memahami kalimat, mengingatnya, mengkomunikasikannya, dan menulis kalimat tersebut. Running dictation tidak hanya mengajarkan materi ajar (content) tetapi juga bahasa (language). Secara ringkas kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2.1.
28
Pembelajaran di sekolah bilingual menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
Pendekatan CLIL
Pemahaman siswa terhadap materi rendah, hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa rendah
Metode running dictation
Penerapan pendekatan CLIL melalui running dictation
Pemahaman siswa meningkat, hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa meningkat Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
2.8 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah pendekatan CLIL melalui running dictation lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual pokok bahasan rectilinier motion daripada metode ceramah biasa.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Semarang yang terletak di Jalan Brigjen Katamso No. 14 Semarang. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 April s.d 19 April 2013.
3.2 Subyek Penelitian 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Semarang tahun ajaran 2012/2013. 3.2.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII F sebagai kelas kontrol dan kelas VII G sebagai kelas eksperimen. Rincian jumlah siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Rincian Jumlah Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen No.
Kelas
1 2
Kontrol Eksperimen
Jumlah siswa Perempuan Laki-laki 13 9 14 8
29
30
3.3 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design, yang digambarkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Tabel Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design Sampel
Kondisi Awal
Perlakuan
Kondisi Akhir
Kelas eksperimen
O1
X
O2
Kelas kontrol
O3
O4
Keterangan: O1 dan O3 = pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol O2 dan O4 = posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol X
= perlakuan dengan metode running dictation
(Sugiyono, 2010: 112).
3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode running dictation untuk mengajarkan materi pokok rectilinier motion. 3.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa yang dikenai metode running dictation
31
dan hasil belajar aspek kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa yang tidak dikenai metode running dictation.
3.5 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi tiga tahap yaitu: (1) Tahap Persiapan Tahap persiapan yaitu penyusunan instrumen penelitian yang meliputi silabus (syllabus), RPP (lesson plan), LKS (student’s worksheet), soal, lembar running dictation, dan lembar observasi. (2) Tahap Pelaksanaan Tahap
pelaksanaan
meliputi:
(a)
melakukan
uji
coba
instrumen,
(b)menganalisis hasil uji coba instrumen, dan (c) melaksanakan penelitian. (3) Tahap Evaluasi Tahap evaluasi yaitu menganalisis hasil uji coba skala luas untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa. Secara ringkas prosedur penelitian disajikan pada Gambar 3.1.
32
Menganalisis pendekatan CLIL dan metode running dictation
Menyusun perangkat pembelajaran (silabus, dan RPP)
Mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing
Menyusun instrumen (soal, LKS, lembar observasi, dan lembar running dictation)
Revisi instrumen
Validasi instrumen oleh dosen pembimbing
Analisis uji coba soal
Uji coba soal
Pelaksanaan penelitian di kelas VII F dan VII G SMP Negeri 2 Semarang.
Analisis hasil penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
3.6 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data siswa. b. Metode Tes Metode tes digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar kognitif siswa. Tes diberikan sebelum perlakuan dalam bentuk pretest dan sesudah perlakuan dalam bentuk posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar kognitif awal siswa
33
sedangkan postest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah diberi perlakuan. c. Metode Observasi Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai keterampilan berkomunikasi lisan siswa. Observasi dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan (pretest) dan sesudah diberi perlakuan (posttest).
3.7 Analisis Uji Coba Intrumen Penelitian 3.7.1 Analisis Instrumen Tes 3.7.1.1 Uji Validitas soal Validitas merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen tes. Suharsimi (2002:144) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: √
Keterangan: = koefisien korelasi biserial = rata-rata skor dari subyek yang menjawab benar = rata-rata skor total = standart deviasi dari skor total = proporsi siswa yang menjawab benar
34
= proporsi siswa yang menjawab salah
(Suharsimi, 2002:252). Apabila di dalam perhitungan diperoleh r
>r
hitung
, maka item soal tersebut
tabel
dikatakan valid. Untuk N = 25 dan taraf signifikan 5% diperoleh r Item soal dikatakan valid jika r
hitung
> 0,396 (r
hitung
tabel
= 0,396.
lebih besar dari 0,396). Analisis
validitas soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Nomor soal 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 20, 21, 23, 26, 27, 28, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 48, 49
Keterangan Valid
1, 2, 3, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 24, 25, 29, 30, 31, 36, 38, 45, 47, 50
Tidak valid
3.7.1.2 Uji Reliabilitas Soal Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat dipercaya dan konsisten. Untuk mengetahui reliabilitas tes soal pilihan ganda digunakan rumus Alpha Cronbach berikut: ∑
Keterangan: = reliabilitas instrumen = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
35
= varians butir ke-j = varians skor tes (Suharsimi, 2002: 103). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r = 0,710. Untuk taraf signifikan 11
5% dan N = 25 diperoleh r tabel = 0,396. Karena r > rtabel, maka soal tersebut 11
reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. 3.7.1.3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Suharsimi, 2002:207). Untuk menentukan tingkat kesukaran dari suatu soal digunakan rumus berikut: P
B JS
Keterangan: = indeks kesukaran = banyaknya siswa yang menjawab soal itu benar = jumlah seluruh peserta tes (Suharsimi 2007:208). Klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Interva P 0,00 ≤ P ≤ 0,30 0,30 < P ≤ 0,70 0,70 < P ≤ 1,00
Kriteria Sukar Sedang Mudah
36
Analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Nomor soal 14, 24, 26, 34, 37, 42, 46
Kriteria Sukar
4, 5, 6, 8, 12, 15, 17, 21, 25, 31, 33, 35, 38, 39, 40, 41, 45, 47, 48
Sedang
1, 2, 3, 7, 10, 11, 13, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 27, 28, 29, 30, 32, 36, 43, 44, 49, 50
Mudah
3.7.1.4 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus berikut:
DP
B A BB JA JB
Keterangan: DP = daya pembeda soal JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar (Suharsimi, 2002:211). Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.6.
37
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Interval Daya Pembeda 0,00 ≤ DP ≤ 0,20
Kriteria Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
Baik
0,70 < DP ≥ 1,00
Baik sekali
Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Nomor soal 1, 2, 7, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 36, 37, 45
Kriteria Jelek
3, 6, 9, 10, 11, 14, 18, 26, 28, 34, 35, 38, 41, 42, 43, 46, 47
Cukup
4, 5, 8, 12, 13, 21, 27, 39, 40, 44, 48, 49, 50
Baik
34
Baik sekali
3.8 Analisis Data 3.8.1 Uji Homogenitas Untuk menguji homogenitas kedua sampel, uji statistik yang digunakan adalah uji variansi dengan rumus:
Keterangan: = nilai varians
38
Kriteria: jika
hitung
≤
tabel
dengan dk = k-1 dan = 5% maka kedua sampel pada
keadaan homogen (Sugiyono, 2005: 136). 3.8.2 Uji Normalitas Untuk menguji normalitas data, uji statistik yang digunakan adalah uji chikuadrat dengan rumus: ∑ Keterangan: χ2
= Chi-Kuadrat = frekuensi yang diperoleh dari data penelitian = frekuensi yang diharapkan = banyaknya kelas interval
Kriteria : Jika
dengan dk = k-1 dan = 5% maka data
≤
berdistribusi normal (Sudjana, 2005: 273). 3.8.3 Uji hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Pengujian hipotesis menggunakan t-test untuk sampel berkorelasi, yaitu: ̅̅̅ √
̅̅̅ ( √
)
√
39
Keterangan: ̅
= rata-rata nilai posttest kelas kontrol
̅
= rata-rata nilai posttest kelas eksperimen standar deviasi nilai posttest kelas kontrol standar deviasi nilai posttest kelas eksperimen koefisien relasi = varians data posttest kelas kontrol = varians data posttest kelas eksperimen = jumlah siswa posttest kelas kontrol = jumlah siswa posttest kelas eksperimen
Koefisien relasi dihitung menggunakan rumus berikut: ∑ √ ∑ Keterangan : korelasi antara nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen – ̅ ̅ nilai posttest kelas kontrol ̅
rata-rata nilai posttest kelas kontrol nilai posttest kelas eksperimen
̅
rata-rata nilai posttest kelas eksperimen Selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan dk = n1+n2-2 dan taraf
signifikan 5%. Ho diterima jika thitung
ttabel (uji fihak kanan), artinya rata-rata
40
hasil belajar dan keterampilan komunikasi lisan posttest kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata posttest kelas kontrol (Sugiyono, 2005: 100). 3.8.4 Uji Gain Untuk mengetahui taraf signifikansi peningkatan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa antara pretest dan posttest digunakan rumus gain, yaitu:
Keterangan : = gain ternormalisasi = nilai rata-rata pada posttest = nilai rata-rata pada pretest Wiyanto (2008:86). Klasifikai faktor gain dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Klasifikasi Faktor Gain Interval Faktor (g) > 0,70
Kriteria Tinggi
0,3 ≤ ( g ) ≤ 0,7
Sedang
( g ) < 0,3
Rendah
3.8.5 Analisis Lembar Observasi Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Menghitung jumlah skor total yang dicapai setiap siswa. (2) Menghitung persentase skor akhir dengan rumus:
41
N
jumlah skor yang dicapai x 100% jumlah skor total
(3) Menyusun rentang klasifikasi kemampuan berkomunikasi lisan siswa. (4) Membandingkan persentase nilai akhir dengan rentang klasifikasi pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Rentang Klasifikasi Skor Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Interval Angket 80%-100%
Kriteria Sangat baik
59%-79% 38%-58%
Baik Cukup
17%-37%
Kurang
3.9 Indikator Keberhasilan Mulyasa
(2007:
254)
menyatakan
bahwa
keberhasilan/ketuntasan
pembelajaran untuk aspek kognitif diketahui dari hasil tes. Siswa dikatakan tuntas secara individual jika hasil tes/nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk pelajaran IPA termasuk fisika di SMP Negeri 2 Semarang adalah 80,00. Keberhasilan secara klasikal tercapai jika persentase siswa yang tuntas secara individu mencapai 85%. Persentase siswa yang tuntas secara klasikal dihitung dengan rumus berikut:
Keterangan: persentase jumlah siswa yang tuntas secara individual jumlah siswa seluruhnya. (Mulyasa, 2007: 256-257).
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar kognitif dinilai dari tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Tes diberikan sebelum perlakuan, hasilnya sebagai nilai pretest dan setelah perlakuan, hasilnya sebagai nilai posttest. Nilai pretest dan posttest kemudian diuji statistik yang meliputi uji homogenitas, uji normalitas, uji hipotesis, dan uji gain. Hasil uji statistik tersebut dijelaskan sebagai berikut. 4.1.1.1 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas kontrol dan kelas eksperimen berada pada keadaan homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji variansi pada hasil pretest (Lampiran 24). Hasil uji variansi disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Variansi Fhitung 1,29
Ftabel 2,08
Keterangan Fhitung < Ftabel
Dengan membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel diperoleh bahwa Fhitung< Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen berada pada keadaan homogen.
42
43
4.1.1.2 Uji Normalitas Nilai pretest dan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen kemudian diuji normalitasnya untuk mengetahui normal tidaknya data guna menentukan statistik yang akan digunakan untuk analisis selanjutnya. Setelah diuji normalitas (Lampiran 25-28 ) hasil yang diperoleh seperti tertera pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif Data nilai pretest kelas kontrol
8,77
9,49
Kriteria ≤
Keterangan Data terdistribusi normal
Data nilai posttest kelas kontrol
7,25
9,49
≤
Data terdistribusi normal
Data nilai pretest kelas eksperimen
4,20
9,49
≤
Data terdistribusi normal
Data nilai posttest kelas eksperimen
1,86
9,49
≤
Data terdistribusi normal
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua data terdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametris. 4.1.1.2 Nilai Tertinggi dan Rata-rata Nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen kemudian dianalisis untuk mengetahui nilai tertinggi dan nilai rata-rata. Analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29. Hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Analisis Hasil Belajar Kognitif Kategori Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Nilai Rata-rata Tertinggi 92,00 61,27 84,00
58,73
Posttest Nilai Rata-rata Tertinggi 92,00 72,55 92,00
74,91
44
Untuk memperjelas perbandingan nilai tertinggi dan nilai rata-rata hasil belajar kognitif pretest dan posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, data disajikan pada Gambar 4.1. 100 90 80 70 Nilai
60 50 40
Kelas Kontrol
30
Kelas Eksperimen
20 10 0 Nilai Tertinggi Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata Pretest Posttest Pretest Posttest Kategori
Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 4.1.1.3 Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal diketahui dengan membandingkan jumlah siswa yang tuntas secara individu dengan jumlah siswa seluruhnya, kemudian dipersentase (analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29). Hasil analisis ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pretest dan posttest disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Analisis Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif Kategori Kelas kontrol Kelas eksperimen
Ketuntasan Klasikal Pretest Posttest 18,18% 39,39% 18,18% 50,00%
45
Untuk memperjelas perbandingan ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pretest dan posttest, data disajikan pada Gambar 4. 2. 60
Persentase
50 40 30
Kelas Kontrol
20
Kelas Eksperimen
10 0 Pretest
Posttest Kategori
Gambar 4.2 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Pretest dan Posttest Gambar 4.2 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol saat posttest. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CLIL melalui running dictation dapat membantu siswa mencapai ketuntasan klasikal lebih tinggi dari metode ceramah biasa. 4.1.1.4 Uji Hipotesis Untuk mengetahui apakah pendekatan CLIL dengan metode running dictation dapat membantu siswa kelas eksperimen memperoleh hasil belajar kognitif lebih tinggi dari siswa kelas kontrol, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus t-test, dengan Ho berbunyi “ratarata hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol lebih rendah atau sama dengan siswa
46
kelas eksperimen”. Hasil t-test disajikan pada Tabel 4.5, dengan analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31. Tabel 4.5 Hasil t-test Hasil Belajar kognitif thitung -0,59
ttabel 1,68
Keterangan thitung < ttabel
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa thitung < ttabel, sehingga thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho maka Ho diterima. Artinya, rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CLIL dengan metode running dictation dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar kognitif lebih tinggi daripada dengan metode ceramah biasa. 4.1.1.5 Uji Gain Untuk mengetahui tingkat signifikansi peningkatan hasil belajar kognitif setelah diberikan pembelajaran dengan pendekatan CLIL melalui running dictation maka dilakukan uji gain (Lampiran 29). Hasil uji gain disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Gain Hasil Belajar Kognitif Kategori Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Gain 0,29 0,39
Keterangan Rendah Sedang
Untuk memperjelas perbandingan faktor gain hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, data disajikan pada Gambar 4.3.
47
0.45 0.4 0.35
Gain
0.3 0.25 0.2
gain
0.15 0.1 0.05 0 Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kategori
Gambar 4.3 Perbandingan Faktor Gain Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Gambar 4.3 menunjukkan bahwa gain kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. 4.1.2 Keterampilan Berkomunikasi Lisan Keterampilan berkomunikasi lisan siswa dinilai dengan menggunakan lembar obervasi saat diskusi hasil praktikum. Skor observasi saat diskusi praktikum pertama digunakan sebagai skor pretest dan skor observasi saat diskusi praktikum kedua sebagai skor posttest untuk kelas kontrol dan diskusi running dictation sebagai skor posttest untuk kelas eksperimen. skor observasi kemudian diuji statistik yang meliputi uji normalitas, t-test, dan uji gain. Hasil uji statistik diuraikan sebagai berikut.
48
4.1.2.1 Uji Normalitas Skor pretest dan skor posttest kelas kontrol dan kelas ekserimen diuji normalitasnya untuk mengetahui normal tidaknya data guna menentukan statistik yang akan digunakan untuk analisis selanjutnya. Setelah diuji normalitasnya (Lampiran 33-36) hasil yang diperoleh seperti tertera pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Keterampilan Berkomunikasi Lisan Data skor pretest kelas kontrol
9,06
9,49
Kriteria ≤
Keterangan Data terdistribusi normal
Data skor posttest kelas kontrol
9,04
9,49
≤
Data terdistribusi normal
Data skor pretest kelas eksperimen
5,88
9,49
≤
Data terdistribusi normal
Data skor posttest kelas eksperimen
5,40
9,49
≤
Data terdistribusi normal
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa semua data terdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametris. 4.1.2.2 Persentase Jumlah Siswa Setiap Kategori Skor pretest dan posttest keterampilan berkomunikasi lisan siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui persentase siswa pada masing-masing kategori. Analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17-20. Hasil analisis ditunjukkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9. Tabel 4.8 Persentase Jumlah Siswa Setiap Kategori pada Pretest Kelas Kontrol Eksperimen
Kurang 59,09% 54,55%
Kategori Cukup Baik 27,27% 13,64% 27,27% 18,18%
Sangat Baik 0,00% 0,00%
Rata-rata Skor 37,58 40,61
49
Tabel 4.9 Persentase Jumlah Siswa Setiap Kategori pada Posttest Kelas Kontrol Eksperimen
Kategori Cukup Baik 40,91% 27,27% 40,91% 9,09%
Kurang 22,73% 4,55%
Sangat Baik 9,09% 45,45%
Rata-rata Skor 52,12 66,36
Untuk memperjelas perbandingan persentase jumlah siswa setiap kategori keterampilan berkomunikasi lisan pada pretest dan posttest, antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, data disajikan pada Gambar 4.4. 70 60
Persentase
50 40
Pretest Kelas Kontrol
30
Posttest Kelas Kontrol Pretest Kelas Eksperimen
20
Posttest Kelas Eksperimen
10 0 Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Kategori
Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa Setiap Kategori Keterampilan Berkomunikasi Lisan pada Pretest dan Posttest antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Gambar 4.4 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik mengalami peningkatan saat posttest. Peningkatan jumlah siswa yang masuk kategori sangat baik kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. 4.1.2.3 Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah pendekatan CLIL melalui running dictation dapat membantu siswa kelas eksperimen memperoleh skor yang
50
lebih tinggi dari siswa kelas kontrol. Uji dilakukan menggunakan t-test untuk sampel
berkorelasi
dengan
Ho
berbunyi
“rata-rata
skor
keterampilan
berkomunikasi lisan siswa kelas kontrol lebih rendah atau sama dengan kelas eksperimen”. Hasil uji disajikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil t-test Keterampilan Berkomunikasi Lisan thitung -0,54
ttabel 1,68
Keterangan thitung< ttabel
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai thitung < ttabel, sehingga thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho (analisis selengkapnya di Lampiran 39), yang berarti Ho diterima. Artinya rata-rata skor keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol. 4.1.2.4 Uji Gain Untuk
mengetahui
tingkat
signifikansi
peningkatan
keterampilan
berkomunikasi lisan siswa, dilakukan uji gain (Lampiran 37). Hasil uji gain disajikan pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Uji Gain Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kategori Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Gain 0,23 0,43
Keterangan Rendah Sedang
Untuk memperjelas perbandingan faktor gain antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, data disajikan pada Gambar 4.5.
51
0.5 0.45 0.4 0.35 Gain
0.3 0.25 0.2
gain
0.15 0.1 0.05 0 Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kategori
Gambar 4.5 Perbandingan Faktor Gain Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Gambar 4.5 menunjukkan bahwa faktor gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan analisis data, hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen memiliki gain lebih besar dari siswa kelas kontrol, yaitu 0,39 untuk kelas eksperimen dan 0,29 untuk kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CLIL dengan metode running dictation pada kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa lebih tinggi daripada kelas kontrol. Faktor gain kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol menunjukkan
52
bahwa pendekatan CLIL melalui running dictation memberikan dampak positif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Dampak positif metode running dictation terhadap hasil belajar kognitif siswa terjadi dikarenakan running dictation merupakan kegiatan pemantapan materi. Dalam running dictation siswa diajak untuk mengingat dan memantapkan pemahaman terhadap materi yang telah diajarkan. Kegiatan tersebut akan menambah pemahaman siswa terhadap materi sehingga hasil belajar kognitif mereka tinggi. Selain itu, lembar running dictation berisi kalimat pernyataan tentang materi yang harus dicek kebenarannya oleh siswa. Kegiatan memecahkan masalah yang kontradiktif tersebut merupakan salah satu kegiatan reflect on the material yang merupakan bagian dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review (PQ4R). PQ4R merupakan strategi belajar yang dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa (Rifa’i, 2009: 139). Kegiatan reflect on the material adalah kegiatan mengaitkan materi yang dibaca dengan pengetahuan yang dimiliki. Dalam kegiatan running dictation, setelah siswa selesai mendiktekan semua kalimat dari lembar running dictation, siswa mendiskusikan salah atau benar pernyataan kalimat-kalimat tersebut. Siswa harus mengingat materi-materi yang telah diajarkan untuk dapat menentukan benar atau salah kalimat tersebut. Dengan demikian, ingatan siswa terhadap materi yang telah dipelajari bertambah. Kegiatan pemantapan materi dalam running dictation diperkuat dengan pembahasan bersama, sehingga siswa mengingat materi lain yang tidak mereka ingat.
53
Hal lain yang menyebabkan adanya dampak positif metode running dictation terhadap hasil belajar kognitif siswa adalah running dictation merupakan salah satu metode pembelajaran berbasis game yang dapat membuat siswa senang melaksanakannya,
sehingga
siswa
termotivasi
dan
tertarik
mengikuti
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh DEECD (2008), yang menyatakan bahwa: “running dictation is often used to inject some fun into the learning, or to enliven a tired class”. Hal serupa disampaikan oleh Pivec & Kearney (2007), yang menyatakan bahwa: “games can provide the motivation to learn, increasing the likelihood that the desired learning outcomes will be achieved”, yang artinya game dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar, meningkatkan kemungkinan hasil belajar yang diinginkan akan tercapai. Ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran memunculkan motivasi siswa. Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Siswa yang termotivasi mengikuti pembelajaran akan mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga pemahaman mereka terhadap materi juga baik. Pembelajaran dengan pendekatan CLIL terlihat pada kalimat-kalimat dalam lembar running dictation yang ditulis dalam bahasa Inggris. Ketika siswa membaca, menghafal, mendiktekan, kemudian mendiskusikan kalimat-kalimat tersebut, pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris semakin baik. Selain melalui running dictation, pembelajaran CLIL diberikan ketika guru menyampaikan materi. Materi disampaikan oleh guru dalam dua bahasa sekaligus
54
yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Misalnya, ketika guru menyampaikan mengenai kecepatan, guru menulis velocity dengan memberitahukan artinya dalam bahasa Indonesia adalah kecepatan. Guru menuliskan pengertian velocity dalam bahasa Inggris, kemudian menyampaikannya kembali dalam bahasa Indonesia, sehingga siswa memahami materi yang disajikan dalam bahasa Inggris. Hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol juga mengalami peningkatan meskipun termasuk kategori rendah dengan faktor gain 0,29. Hal ini menunjukkan bahwa selain running dictation, kegiatan lain yang diberikan dalam penelitian ini juga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Kegiatan lain tersebut adalah kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mustika & Murniati (2009), yaitu metode praktikum sederhana dapat meningkatkan hasil tes siswa. Kegiatan praktikum memberikan pengalaman langsung kepada siswa mengenai materi pelajaran. Dalam penelitian ini, siswa melakukan praktikum motion (gerak), URM, dan UARM. Pengalaman langsung menjadikan siswa lebih mudah memahami konsep materi. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Dimyati & Mudjiono (2009:45) yang menyatakan bahwa belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Siswa tidak lagi pasif menerima dan menghafal informasi yang diberikan oleh guru, tetapi berusaha menemukan konsep
melalui
kegiatan
percobaan.
Karim
&
Karhami
(1998)
juga
menyampaikan hal yang sama, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran fisika, siswa harus dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan praktikum sederhana.
55
Ketuntasan klasikal kelas eksperimen adalah sebesar 50,00%, artinya hanya setengah dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan individual. Ketuntasan klasikal kelas eksperimen belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 85,00%. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CLIL dengan metode running dictation belum berhasil membantu siswa untuk mencapai target ketuntasan klasikal. Ketidakberhasilan metode running dictation dalam membantu siswa kelas eksperimen mencapai target ketuntasan klasikal disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah kurangnya pelaksanaan running dictation. Dalam penelitian ini, running dictation hanya dilakukan satu kali, sehingga pemantapan materi siswa masih relatif kurang. Dalam pelaksanaan running dictation satu siswa hanya memperoleh kesempatan dua kali untuk mendiktekan kalimat, sehingga pemantapan materi untuk setiap siswa belum maksimal. Pemahaman materi siswa ada kaitannya dengan ingatan, jika ingatan siswa baik, maka pemahaman materi siswa baik pula, sehingga hasil belajarnya baik. Untuk meningkatkan ingatan siswa terhadap materi, diperlukan kegiatan pemantapan materi seperti running dictation yang berulang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ahmadi & Supriyono (2003: 27), yang menyatakan bahwa untuk menambah ingatan siswa terhadap materi diperlukan pengajaran yang berulang. 4.2.2 Keterampilan Berkomunikasi Lisan Dari hasil penelitian diperoleh data pada Tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa persentase siswa yang masuk kategori kurang saat pretest mengalami penurunan saat posttest. Persentase siswa yang masuk kategori cukup, baik dan sangat baik
56
mengalami peningkatan saat posttest dibanding saat pretest. Hal tersebut berlaku untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa selain running dictation, ada kegiatan lain yang dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi lisan siswa. Kegiatan tersebut adalah kegiatan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok, siswa dilatih untuk mengungkapkan dan menanggapi pendapat, serta menjawab pertanyaan, sehingga keterampilan berkomunikasi lisan siswa terlatih. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Hayati (2013), yang menyatakan bahwa keaktifan siswa mengalami peningkatan dengan adanya diskusi kelompok. Keaktifan tersebut meliputi keaktifan bertanya dan menjawab. Kedua kegiatan tersebut merupakan bagian dari keterampilan berkomunikasi lisan. Peningkatan keterampilan berkomunikasi lisan siswa diketahui dengan melakukan uji gain. Hasil perhitungan gain menunjukkan bahwa kelas eksperimen memperoleh gain 0,43 dengan kategori sedang dan kelas kontrol 0,23 dengan kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CLIL dengan metode running dictation dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal serupa disampaikan oleh Zydatiβ (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi berkomunikasi siswa kelas yang dikenai pendekatan CLIL lebih baik dari siswa kelas reguler. Dalam running dictation siswa dilatih untuk mengasah keterampilan berkomunikasi lisan yaitu saat mendiktekan kalimat dan diskusi. Saat mendiktekan kalimat siswa dilatih untuk menyampaikan pesan secara jelas kepada temannya. Penyampaian pesan secara jelas diperlukan untuk suatu komunikasi
57
yang efektif. Saat diskusi, siswa dilatih untuk menyampaikan pendapat mengenai pernyataan yang telah ditulis. Setelah salah satu siswa yang menyampaikan pendapatnya, guru menawarkan kepada siswa lain untuk menanggapi. Setelah beberapa siswa menanggapi, guru menyampaikan informasi yang sebenarnya. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, keterampilan berkomunikasi lisan siswa terlatih sehingga bisa meningkat dari sebelumnya. Hal
lain
yang
menjadikan
running
dictation
dapat
meningkatkan
keterampilan berkomunikasi lisan siswa adalah pemberian reward (hadiah). Reward diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam pelaksanaan running dictation. Skor diambil dari penilaian hasil pendiktean, kecepatan pendiktean, dan keaktifan siswa dalam diskusi. Adanya reward tersebut membuat siswa termotivasi untuk bersaing memperoleh skor tertinggi, sehingga siswa termotivasi untuk melakukan yang terbaik, termasuk aktif dalam kegiatan diskusi. Siswa dengan sendirinya mau mencoba untuk menyampaikan dan menanggapi pendapat. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Syah (2003: 152), yang menyatakan bahwa pemberian reward (hadiah) merupakan faktor ekstrinsik yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Prayitno (1989: 7) menyatakan bahwa motivasi merupakan energi penggerak siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi merupakan hal yang penting di samping bakat, materi, dan sarana belajar. Sebaik apapun bakat, materi, dan sarana belajar, tetapi tidak didukung adanya motivasi, maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan optimal.
58
Kalimat dalam lembar running dictation ditulis dalam bahasa Inggris. Dalam diskusi, siswa harus membacakan hasil diskusi dalam bahasa Inggris. Dengan demikian keterampilan berkomunikasi lisan siswa menggunakan bahasa Inggris menjadi terlatih. Ketika menanggapi pendapat, siswa masih menggunakan bahasa campuran antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, karena masih ada beberapa kata bahasa Inggris yang belum dikuasai siswa. Oleh karena itu, diperlukan pembiasaan untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi lisan siswa menggunakan bahasa Inggris, tidak hanya saat kegiatan pembelajaran tetapi juga dalam kegiatan siswa sehari-hari di lingkungan sekolah maupun di rumah. Peningkatan keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang dengan gain 0,43. Peningkatan tersebut belum masuk dalam kategori tinggi, karena pelaksanaan running dictation hanya dilakukan satu kali selama penelitian, sehingga pelatihan keterampilan berkomunikasi lisan siswa masih relatif kurang. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menambah pelaksanaan running dictation. Semakin banyak pelaksanaan running dictation, semakin sering keterampilan
berkomunikasi
lisan
siswa
dilatih,
sehingga
keterampilan
berkomunikasi lisan siswa akan semakin baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hamalik (2003: 175), yang menyatakan bahwa untuk mempelajari keterampilan, salah satu hal yang penting adalah adanya latihan (practice) secara berulang.
59
4.2.3 Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian ini masih belum sesuai dengan harapan. Hal tersebut ditandai dengan nilai gain hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen yang masih termasuk dalam kategori sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam penelitian ini. Kekurangan tersebut antara lain, kurangnya pelaksanaan running dictation, keterbatasan materi dalam lembar running dictation, kurangnya pemahaman siswa terhadap kalimat dalam lembar running dictation, adanya kesalahpahaman siswa terhadap adanya reward, dan adanya beberapa siswa pasif. Pertama, kurangnya pelaksanaan running dictation. Dalam penelitian ini, running dictation hanya dilakukan satu kali, sehingga kegiatan pemantapan materi siswa masih relatif kurang. Sebagai dampaknya adalah hasil posttest beberapa siswa masih belum mencapai batas KKM. Kedua, keterbatasan materi dalam lembar running dictation. Materi yang digunakan dalam lembar running dictation belum mencakup materi secara keseluruhan. Materi yang digunakan hanya materi tentang konsep dan aplikasi, sementara materi mengenai hitungan tidak diikutsertakan. Hal ini menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi hitungan relatif kurang, yang berdampak pada hasil posttest beberapa siswa yang masih belum memuaskan. Dalam posttest, selain soal tentang konsep dan aplikasi terdapat pula beberapa soal hitungan. Ketiga, kurangnya pemahaman siswa terhadap kalimat dalam lembar running dictation. Saat mendiktekan kalimat, masih ada beberapa siswa yang hanya menghafal kalimat dan belum memahami kalimat tersebut. Siswa hanya sekedar
60
membaca kalimat, kemudian mendiktekannya sesuai dengan apa yang telah dibaca. Mereka belum memahami maksud dari kalimat tersebut, sehingga pemahaman mereka terhadap materi masih kurang. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar kognitif mereka. Keempat, adanya kesalahpahaman siswa terhadap adanya reward. Salah satu penentu kelompok yang menang untuk mendapatkan reward saat running dictation adalah waktu, semakin singkat waktu yang digunakan untuk menyelesaikan semua pendiktean, semakin tinggi skor yang akan diperoleh. Hal tersebut menjadikan siswa hanya terpaku untuk segera menyelesaikan pendiktean tanpa memperhatikan ketepatan penulisan. Hal tersebut berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi. Kelima, adanya beberapa siswa pasif. Siswa pasif di sini adalah siswa yang hanya mengandalkan temannya untuk menyelesaikan tugas kelompok. Kegiatan running dictation dilaksanakan secara berkelompok, sehingga memunculkan beberapa siswa yang pasif. Kepasifan mereka terlihat pula saat diskusi. Mereka cenderung diam, tidak mau menjawab pertanyaan, mengemukakan maupun menanggapi pendapat, sehingga keterampilan berkomunikasi lisan mereka kurang terasah.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan CLIL melalui running dictation dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual. peningkatan hasil belajar dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa termasuk dalam kategori sedang. Besar peningkatan untuk hasil belajar adalah 0,39 sedangkan keterampilan berkomunikasi lisan sebesar 0,43. Penerapan pendekatan CLIL melalui running dictation lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa sekolah bilingual daripada metode ceramah biasa. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai gain dan t-test. Gain penerapan CLIL melalui running dictation lebih tinggi dari metode ceramah biasa baik untuk hasil belajar kognitif maupun keterampilan berkomunikasi lisan, yaitu 0,39>0,29 untuk hasil belajar kognitif dan 0,43>0,23 untuk keterampilan berkomunikasi lisan. T-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kognitif dan keterampilan berkomunikasi lisan siswa yang dikenai CLIL melalui running dictation lebih tinggi daripada siswa yang dikenai metode ceramah biasa.
61
62
5.2 Saran Penelitian ini masih perlu dikembangkan, saran yang dapat penulis sampaikan antara lain adalah : a. Untuk mencapai gain dalam kategori tinggi, hendaknya pelaksanaan running dictation dilakukan secara berulang dalam setiap materi pelajaran. b. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar secara menyeluruh, hendaknya materi dalam lembar running dictation mencakup semua materi ajar. c. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dalam lembar running dictation, hendaknya siswa diminta untuk menerjemahkan secara tertulis kalimat tersebut ke dalam bahasa Indonesia. d. Untuk mencegah timbulnya kesalahpahaman siswa terhadap adanya reward, hendaknya ketepatan kalimat lebih ditekankan daripada kecepatan waktu. e. Untuk mencegah timbulnya siswa pasif, hendaknya di awal pembelajaran guru menekankan berkelompok.
bahwa
penilain
siswa
diambil
secara
individu
bukan
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. & W. Supriyono. 2003. Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. Al-Rodhan, N.R.F. 2006. Definitions of Globalization: A Comprehensive Overview and a Proposed Definition. Geneva Centre for Security Policy: Geopolitical Implications of Globalization and Transnational Security. Amaliya, S. 2011. Penerapan Physics Communication Games dengan Pendekatan SETS untuk Meningkatkan Pemahaman Kebencanaan dan Minat Belajar Sains Fisika Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7(2011): 101105. Aristiyani, L. 2011. Pengaruh Pemberian Reward dan Punishment terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Semester 2 pada Materi Pokok Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Lingkaran MTs. Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Astika, Gusti & A. Wahyana. 2010. Model Pembelajaran MIPA Bilingual dalam rangka Mendukung Keberhasilan Program Sekolah Bertaraf Internasional di Jawa Tengah. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Salatiga: FBS Universitas Kristen Satya Wacana. Bennett, J. Michael. 1991. Four Powers of Communication (Skills for Effective Learning). Singapura: McGraw-Hill Book Co. Coyle, D. 2008. Content and Language Integrated Learning, Motivating Learners dan Teachers. Makalah. Tersedia di
[email protected] [ ]. DEECD. 2008. ESL Development Continuum P-10 (Teaching Strategy – Running Dictation. Department of Education and Early Childhood development. Tersedia di www.education.vic.gov.au/studentlearning/teachingresources/est [ ]. Depdiknas. 2009. Panduan Penyelenggaraan Program rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Jakarta: Depdiknas. Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, S.B. & A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 63
64
Effendy, O.U. 2005. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hajimah, S. 2011. Pengelolaan Pembelajaran Matematika Bilingual di Kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SEKOLAH BILINGUAL) SMP Negeri 2 Purworejo. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Hamalik, O. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hayati, Z. 2013. Pengaruh Diskusi Kelompok Tutor Sebaya terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi di SMA Srijaya Negara Palembang. Skripsi. Inderalaya: FKIP Universitas Sri Wijaya. Ismanto, H.R. 2009. Bahasa Inggris, Tantangan Guru untuk “Go Internasional”. ]. Tersedia di www.kompas.com [ Karim, S. & A. Karhami. 1998. Panduan Pembelajaran Fisika. Jakarta: Depdikbud. KBBI [
online.
Tersedia ].
di
http://kbbi.web.id/index.php?w=komunikasi
Love Language & more. How to Attract Participation and Increase Motivation of Young Male Learners. Tersedia di http://www.love-language]. more.eu/index.php [ Marleny. 2008. Studi Pelaksanaan Pembelajaran IPA Fisika di Kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SEKOLAH BILINGUAL) SMP N 9 Palembang. Komunitas Blogger Universitas Sriwijaya. Tersedia di email : ].
[email protected] [ Marsh et al. 2010. European Framework for CLIL Teacher Education. Handbook yang dipubilkasikan oleh European Centre for Modern Languages. Tersedia ]. di http://www.ecml.at [ Marusic, M. 2012. CLIL and Natural Sciences-Physics and Chemistry. Artikel dalam Content and Language Integrated Learning in teaching Young Learners. Jagodina: Faculty of Education in Jagodina University of Kragujevac. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda karya.
65
Mustika, I. & N. A. N. Murniati. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPAFisika Melalui Pembelajaran Praktikum dengan Memanfaatkan Alat dan Bahan di Lingkungan Sekitar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kragan Rembang Tahun Ajaran 2008/2009. JP2F, Volume 2 Nomor 1. Pivec, M. & P. Kearney. 2007. Games for Learning and Learning from Games. Informatica, 31: 419-423. Tersedia di http://mpivec.radical.ac.nz [ ]. Rifa’i, A. & C.T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Setyaningrum, W. n.d. Content and Language Integrated Learning (CLIL) sebagai Alternative Pendekatan dalam Pembelajaran Matematika BerBahasa Inggris. Makalah. Yogyakarta : FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara. Suharso & A. Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Lux). Semarang: CV. Widya Karya. Sukaryati, Y. 2012. Upaya Peningkatan Berbicara Bahasa Inggris dengan Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VII-C 2011/2012 SMP Negeri 12 Surabaya. E-jurnal Dinas pendidikan Kota Surabaya, Volume 3: 115. Sunarsih, S. 2012. Pembelajaran Keterampilan Berbicara Model Kooperatif Teknik Mencari Pasangan dan Teknik Kancing Gemerincing pada Siswa Introver dan Ekstrover di SMP. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1(1): 35-39. Tersedia di ]. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka [ Suryono. 2009. Diskusi Kelompok dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Darusslam, Ciputat-Tangerang. Skripsi. Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
66
Suwito, U. 1989. Komunikasi untuk Pengembangan. Jakarta: Depdikbud. Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. University of Cambridge. 2010. Teaching Knowledge Test (TKT) Content and Language Integrated Learning (CLIL) Handbook for Teachers. Tersedia di ]. www.CambridgeOSEL.org [ Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Laboratorium. Semarang: Unnes Press.
Mengembangkan
Kompetensi
Xanthou, M. 2011. The impact of CLIL on L2 vocabulary development and content knowledge. English Teaching, Vol. 10, Number 4. Tersedia di http://education.waikato.ac.nz/research/files/etpc/files/2011v10n4art7.pdf [ ]. Zydatiβ, W. 2012. Linguistic Thresholds in the CLIL Classroom? The Threshold Hypothesis Revisited. International CLIL Research Journal, 1(4): 17-28. ] Tersedia di http://www.icrj.eu/14/article2.html [
67
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA ADEVIA YULIA R. ADHI SATRIYATAMA ANNISA AMALIA S. ARMILA SHABRINA H. ATSIILA SALMAA L. BIANDA ADLIAN H. DINA DELANVIA R. FAISHAL ZUHAIR BIMO D. IHSANA SAFIRA KISMARDHA RAFFI R. MOHAMMAD NOVA P.P. MUCHAMMAD F.R NABILA SHAFA S. NABILLA ARIANISARI NURUL AMANY S.R RAFIF ASADEL R. RAIHAN VALENTINO J.S SINDORO SINDHU KH. VANIA ELVINA AFIATI VANIA RASENDRIYA P. WAHYU NURUL AINI YULINDA PURBASARI
KODE K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22
68
Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA ANGGIE ADE PRATIWI ARMINTA ADLINA S. BOBBY ARDIAN PUTRA DWIANDITYA HANIF R. ESYA FIRJATULLAH AL HAFIZ FADHILA NATASYA AMALIA FARAH MAYLITA RACHMAN FIRDA LAILA RACHMAWATI HAIDAR ALI HAPSA ALIA WAHYUDI MIFTAH DWI SEPTIYANTI MUHAMMAD HADI KURNIA OLIVIA AULIANI PRAMUDYA R.P. RADITE SEKAR HAPSARI RAHMAWATI NURUL W. REZA ANDRIANA DEWANTI RIDO KEVIN SUSTIADI RIZKA SAVIRA NOOR FAUZIA SAFRINA LUTHFIA AILA SALSABILLA NAVIA AZZANI SANDIKA RAMADHANA W.
KODE E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22
69
Lampiran 3 SYLLABUS OF PHYSICS LEARNING FOR JUNIOR HIGH SCHOOL School Grade Subject Term
: SMP Negeri 2 Semarang : VII / 2nd Semester : Physics : 2 (even)
Standard of Competence : To understand the natural phenomena through observation. Basic competence
Topic
To analyze the experiment results of uniform rectilinier motion and uniform accelerated rectilinier motion, as well as their applications in daily life.
Rectilinier Motion
Teaching Learning Process a. Finding the concept of motion, distance, displacement, speed, velocity and acceleration.
b. Doing experiment of uniform
Indicators
Assessment Technic Instrument Finding the definition Written test Multiple choice of motion. Finding the different between distance and displacement. Finding the equation of velocity and speed. Defining the acceleration as the changing of velocity in each time. Finding the Written test Multiple choice characteristics of
Time allocation 2 X 40’
2 X 40’
Learning sources Irawan, E.I dan Sunardi. 2008. Pelajaran Fisika Bilingual untuk SMP/MTs. Kelas VII. Bandung : Yrama Widya. Animation slide. Students’s worksheet. Experiment’s
70
rectilinier motion.
uniform rectilinier motion
c. Doing experiment of uniform accelerated rectilinier motion.
Investigating accelerated uniform rectilinier motion.
Written test
Multiple choice
d. Applying the concept of uniform rectilinier motion and uniform accelerated rectilinier motion in daily life through running dictation.
Applying the concept of velocity and speed in daily life by solving the problem sets. Showing the applications of uniform rectilinier motion and uniform accelerated rectilinier motion in daily life.
Written test
Multiple choice
devices. Papers containing material.
2 X 40’
Semarang, Acknowledged by, Physics Teacher of SMP Negeri 2 Semarang Dra. Dyah Purwaningrum NIP 132280118
March 2013
Researcher Wati NIM 4201409110
of
71 Lampiran 4 LESSON PLAN 1 Rectilinier Motion Date: 22th March 2013
Subject: PHYSICS
Room: F/G
Time: Topic: Rectilinier Motion Teacher: Wati Grade: 2x40’ 7 ( seven) STANDARD OF COMPETENCE To understand the natural phenomena through observation. BASIC COMPETENCE To analyse the experiment results of uniform rectilinier motion and uniform accelerated rectilinier motion, as well as their applications in daily life. INDICATORS Finding the definition of motion. Finding the different of distance and displacement. Finding the equation of velocity and speed. Defining the acceleration as the changing of velocity in each time. Activity : Teaching and Learning Approach Planned – tick as applicable Use of ICT V Discussion V Guiding an V Group V Individual Learner work Assessment Strategies- tick as applicable Question and Answer V Revision Exercises Individual Learner Review Group/Individual presentation Observation Assignment/Homework Content Opening
Duration 5’
Main activity
65’
Activity Teacher opens the class by greeting and guiding to pray.
Exploration a. Teacher asks the students : “Did you ever ride a motorcycle ?“ (Possible answer : yes, we did). ”Did you see the speedometer?” (Possible answer : yes, we did) “What does the speedometer show?” (Possible answer : the speed of the motorcycle). “If we ride a bike, can we know the speed of bike?” (Possible answer : No, because bike
Sources
Irawan, E.I dan Sunardi. 2008. Pelajaran Fisika Bilingual untuk SMP/MTs. Kelas VII. Bandung : Yrama Widya. Students’s worksheet. Animation slide.
72 doesn’t has a speedometer). Teacher gives statement : “we can calculate the speed manually, so lets learn about it! Are you ready??” (Possible answer : yes, we are ready). b. Teacher explains the indicators of the questions and answers.
a. b. c. d. e. f. g.
Elaboration: Teacher divides students into 5 groups Teacher gives explanation using animation slides. Teacher distributes students’s worksheet to every group. Teacher guides the students to do the worksheet. Every group writes the data to the worksheet, then discusses it together. Teacher guides the interaction among the groups. Teacher gives the true information about the material.
Confirmation: a. Teacher gives reinforcement of the concept of motion, distance, displacement, speed, velocity, and acceleration. b. Teacher gives motivation to students who are not active in the class. Closing
10’
a. Teacher and students make the conclusion together. b. Teacher informs the students to learn the next material.
Evaluation ( to be completed after the lesson) Did all learners achieve all of the outcomes? How did you involve learners? What steps did you take to guide and support learners? What future improvements can be made from your lesson plan?
73 Lampiran 5 LESSON PLAN 2 Rectilinier Motion Date: 29th March 2013
Subject: PHYSICS
Room: F/G
Time: Topic: Rectilinier Motion Teacher: Wati Grade : 2x40’ 7 ( seven) STANDARD OF COMPETENCE To understand the natural phenomena through observation. BASIC COMPETENCE To analyse the experiment results of uniform rectilinier motion and uniform accelerated rectilinier motion, as well as their applications in daily life. INDICATORS Finding the characteristics of uniform rectilinier motion. Investigating the characteristic of accelerated uniform rectilinier motion. Activity : Teaching and Learning Approach Planned – tick as applicable Use of ICT V Role-play Discussion V Guiding an V Group V Individual Learner work Assessment Strategies- tick as applicable Question and Answer V Revision Exercises Individual Learner Review Group/Individual presentation Observation V Assignment/Homework V Content Opening
Duration 5’
Activity a. Teacher opens the class by greeting and guiding to pray. b. Teacher recalls the previous lesson material related to the material will be taught.
Sources
Main activity
65’
Exploration: c. Teacher asks the students : “Did you ride a bike?“ (Possible answer : yes, we did). ”When you are in the sloping down road, without rolled or braked, how is the moving of your bike?” (Possible answer : the bike will move faster).
Irawan, E.I dan Sunardi. 2008. Pelajaran Fisika Bilingual untuk SMP/MTs. Kelas VII. Bandung : Yrama Widya. Student’s worksheet. Experiment’s devices (sterefoam, toy car, and stopwatch).
Teacher gives statement : This motion of the bike is called uniform accelerated rectilinier motion. To know more about it, let’s start learn it !”
74
d. Teacher explains the indicators of the questions and answers. Elaboration: h. Teacher divides students into 5 groups. i. Teacher distributes worksheet and experiment’s devices to every group. j. Teacher guides the students to do the worksheet. k. Every group writes the data to the worksheet, then discusses it together. l. Teacher guides the interaction among the groups. m. Teacher gives the true information about the material.
Closing
10’
Confirmation: c. Teacher gives reinforcement the concept of uniform rectilinier motion and uniform accelerated rectilinier motion. d. Teacher gives motivation to students who are not active in the class. e. Teacher and students make the conclusion together. f. Teacher informs the students to learn the next material.
Evaluation ( to be completed after your lesson) Did all learners achieve all of the outcomes? How did you involve learners? What steps did you take to guide and support learners? What future improvements can be made of your lesson plan?
75 Lampiran 6 LESSON PLAN 3 Rectilinier Motion Date: 5th April 2013
Subject: PHYSICS
Room: F
Time: Topic: Rectilinier Motion Teacher: Wati Grade : 2x40’ 7 ( seven) STANDARD OF COMPETENCE To understand the natural phenomena through observation. BASIC COMPETENCE To analyse the experiment results of uniform rectilinier motion and uniform accelerated rectilinier motion, as well as their applications in daily life. INDICATORS Applying the concept of velocity and speed in daily life through solving the problem sets and running dictation. Showing the uniform rectilinier motion and uniform accelerated rectilinier motion in daily life through running dictation. Activity : Teaching and Learning Approach Planned – tick as applicable Use of ICT Running dictation V Discussion V Guiding an Group V Individual Learner work Assessment Strategies- tick as applicable Question and Answer V Revision Exercises Individual Learner Review Group/Individual presentation V Observation V Assignment/Homework V Content Opening
Duration 5’
Activity c. Teacher opens the class by greeting and guiding to pray. d. Teacher recalls the previous lesson material related with the material will be taught.
Sources
Main activity
65’
Exploration: e. Teacher asks the students : “Did you ever see a manggo falling from the tree?” (Possible answer : yes, we did). ”How is the motion of the manggo, be accelerated or decelerated?” (Possible answer : be accelerated).
Irawan, E.I dan Sunardi. 2008. Pelajaran Fisika Bilingual untuk SMP/MTs. Kelas VII. Bandung : Yrama Widya. Papers containing of material.
Teacher gives statement : The motion of the manggo is one of the examples uniform accelerated rectilinier motion. Let’s we learn
76 more applications of uniform accelerated rectilinier motion and uniform rectilinier motion in daily live ! f. Teacher explains the indicators of the questions and answers.
Closing
10’
Elaboration: a. Teacher divides students into 5 groups. b. Teacher explains the rules of the running dictation. c. Teacher guides student go out from the class. d. Teacher sticks the material on the wall around the yard. e. Teacher distributes some papers to every group. f. Students start the running dictation and teacher observes it. g. After finish, every group give the papers to the teacher. h. Teacher guides the students discuss the material. i. Teacher gives the true information of the material. j. Teacher guides student go to class. k. Teacher gives some problem sets to every group. l. Every group does the problem sets. m. Teacher guides the students discuss the material. n. Teacher gives the true information of the material. Confirmation: g. Teacher gives reinforcement the application of the concept of velocity, speed, uniform rectilinier motion, and uniform accelerated rectilinier motion in daily live. h. Teacher gives reward to the best group. i. Teacher and students make the conclusion together. j. Teacher informs the students to learn the next material.
77
Evaluation ( to be completed after your lesson) Did all learners achieve all of the outcomes? How did you involve learners? What steps did you take to guide and support learners? What future improvements can be made from your lesson plan?
78 Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN SISWA KELAS KONTROL
N O
NAMA
1 2 3 4 5
Vania Elvina Afiati Nurul Amany Sahila P. Adhi Satriyatama Annisa Amalia S. Faishal Zuhair Bimo D.
1 2 3 4 5
Vania Rasendriya P. Nabilla Arianisari Nabil Ahmad Raihan Valentino J.S. Ihsana Safira
INDIKATOR Mendengarkan Bertanya Menjawab Mengemukakan Menanggapi Pertanyaan Pendapat Pendapat 1 3 5 1 3 5 1 3 5 1 3 5 1 3 5 KELOMPOK A
Kelompok B
Kelompok C 1 2 3 4 5
Dina Delanvia R. Atsiila Salmaa L. Nabila Shafa Salsabila Kismardha Raffi R. Muchammad Fikri R.
1
Yulinda Purbasari
Kelompok D
Menjelaskan Hasil Diskusi 1 3 5
79 2 3 4 5
Wahyu Nurul Aini Adevia Yulia Rahima Mohammad Nova P.P. Rafif Asadel R.
1 2 3 4 5 6
Sindoro Sindhu Kh. Alfira Rizkha Hanifah Armila Shabrina H. Tesya Rinviana Hartadi Bianda Adlian Hafiz Marsha Ananda Y.
Kelompok E
Semarang,
April 2013
Observer
( ___________________ )
80 Lampiran 8 LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN SISWA KELAS EKSPERIMEN
N O
NAMA
1 2 3 4 5
Hilman Danu M. Bobby Ardian Putra Reza Andriana Dewanti Farah Maylita R. Anggie Ade Pratiwi
1 2 3 4 5
Muhammad Hadi K. Az Zahra Tania Arifani Esya Firjatullah Al H. Rizka Savira Noor F. Olivia Auliani
INDIKATOR Mendengarkan Bertanya Menjawab Mengemukakan Menanggapi Pertanyaan Pendapat Pendapat 1 3 5 1 3 5 1 3 5 1 3 5 1 3 5 KELOMPOK A
Kelompok B
Kelompok C 1 2 3 4 5
Sandika Ramadhana W Safrina Luthfia Aila Firda Laila R. Pramudya R. Putra Radite Sekar Hapsari
1
Dwianditya Hanif R.
Kelompok D
Menjelaskan Hasil Diskusi 1 3 5
81 2 3 4 5
Miftah Dwi Septiyanti Salsabilla Navia Azzani Rido Kevin Sustiadi Rahmawati Nurul W.
1 2 3 4 5
Haidar Ali Arminta Adlina S. Fadhila Natasya A. Hapsa Alia Wahyudi Muhammad Rafi P.
Kelompok E
Semarang,
April 2013
Observer
( ___________________ )
82 KRITERIA PENSKORAN NO INDIKATOR 1 Mendengarkan
2
Bertanya
3
Menjawab pertanyaan
4
Mengemukakan pendapat
5
Menanggapi pendapat
6
Menjelaskan hasil diskusi
SKOR 5 3 1 5 3 1 5 3 1 5 3 1 5 3 1 5 3 1
KETERANGAN Mendengarkan dengan serius, tidak berbicara dengan teman di luar materi diskusi Mendengarkan tetapi sesekali berbicara dengan teman di luar materi diskusi Tidak mendengarkan dan sering berbicara dengan teman di luar materi diskusi Bertanya > 2 kali Bertanya 1 kali Tidak pernah bertanya Menjawab pertanyaan > 2 kali Menjawab pertanyaan 1 kali Tidak pernah menjawab pertanyaan Mengemukakan pendapat > 2 kali Mengemukakan pendapat 1 kali Tidak mengemukakan pendapat Menanggapi pendapat > 2 kali Menanggapi pendapat 1 kali Tidak pernah menanggapi pendapat orang lain Menjelaskan hasil diskusi di depan kelas tanpa bantuan guru Menjelaskan hasil diskusi di depan kelas dengan bantuan guru Tidak pernah menjelaskan hasil diskusi di depan kelas
83
Lampiran 9 TEST LATTICE School Grade Subject Term Time allocation Type Amount of items
NO 1
TOPIC Rectilinier Motion
2
3
4
5
Amount of items Percentage
: SMP Negeri 2 Semarang : VII / 2nd Semester : Physics : 2 (even) : 60 minutes : Multiple choice : 50 items
INDICATORS Students understand the concept of motion, distance, and displacement. Students understand the equation of speed and velocity also their applications in problem sets. Students understand the concept of acceleration and its application in problem sets. Students understand the characteristic of uniform rectilinier motion and its application in daily live. Students understand the characteristic of uniform accelerated rectilinier motion and its application in daily live.
C1 1, 2, 3, 31
LEVEL C2 C3 1, 7 22. 37, 42
8, 18, 24
20, 29, 33
9, 36, 39, 41, 46
19
16, 17, 49
13, 30, 35
23, 26, 45
14
5, 6, 43
4, 11, 12, 38
27, 50
44
10, 15
32, 47, 48
25, 34
21
15 30 %
15 30 %
15 30 %
5 10 %
C4 40
84
Lampiran 10 QUESTION TEST RECTILINIER MOTION time allcotaion: 60 minutes Instructions: 1. Pray before start 2. Write your identity 3. Do from the easier problem 4. Be careful to answer aenery problem. Give a cross mark (X) on A, B, C, or D for the correct answer! 1. A body is said in motion if .... a. it always moves apparently b. the distance of the body is far c. the path of the body is straight d. the body undergoes the change of position 2. The change of position of a body from intial point is called .... a. distance b. displacement c. speed d. velocity 3. Distance includes ... quantity. a. scalar b. vector c. derived d. unit 4. The correct example of the uniform rectilinier motion (URM) is .... a. manggo fall down from the tree b. a ball thrown up
c. a marble wheeling on the inclined plane d. a motorcycle moves with constant speed 20 km/hour 5. A body is said in uniform rectilinier motion (URM) if the velocity of the body .... a. increase b. decrease c. is constant d. is zero 6. A body moves in rectilinier path by constant velocity. The motion of the body is .... a. rectilinier motion b. uniform rectilinier motion c. uniform motion d. accelerated motion 7. A body moves from point A to B, then moves back to point A. So the displacement is .... a. zero b. A-B c. B-A d. A-B-A 8. Velocity is determined by the direction of motion. So the velocity includes ... quantity. a. unit b. basic c. scalar d. vector 9. The distance of the house to the school is 5 km. Tono rides a bike with the average velocity 20
85
km/hour. If he goes from house at 06.30. He will arrive at the school at .... a. 06.45 b. 06.50 c. 07.00 d. 07.15 10. The motion of a body having straight line path and regular velocity changes is .... a. uniform rectilinier motion b. uniform accelerated rectilinier motion c. non uniform motion d. uniform circular motion 11. The graph showing a body moves in uniform rectilinier motion (URM) is .... a.
v
t 12. In uniform rectilinier motion (URM), the relation between initial velocity (vi) and final velocity (vf) is .... a. vi = vf b. vi > vf c. vi < vf d. vi = vf = 0 13. A body initially at rest, then moves with velocity 10 m/s. So the body has .... a. acceleration b. deceleration c. speed d. force
v
t b. v
t
c.
14. Car A and car B has the same velocity of 40 km/ hour. The velocity of car A then changes to 50 km/ hour and car B 55 km/ hour in 4 minutes. So the acceleration comparison of two car is .... a. car A = car B b. car A > car B c. car A < car B d. 2 car A = car B 15. The equation of acceleration is ....
v
a. b.
d. t
86
c. d. 16. The increasing magnitude of velocity in each time unit is called .... a. constant velocity b. acceleration c. deceleration d. average velocity 17. The SI unit of acceleration is .... a. km/s b. m/s c. km/hour d. m/s2 18. The velocity equation of a body after moving for “t” second on “a” acceleration is .... a. vt = a.t b. vt = s.t c. vt = ∆v.∆t d. vt = ∆v.∆s 19. Fisco needs 1 hour to travel 50 km, Angga needs 2 hours to travel 100 km. The velocity comparison of Fisco and Angga is .... a. Fisco = Angga b. Fisco = 2 Angga c. Fisco = 3 Angga d. Fisco = ½ Angga 20. A body at rest. Its velocity is .... a. 0 m/s b. 1 m/s c. 2 m/s d. 3 m/s
21. Below is the figure of recording of a ticker timer. . .
.
.
.
.
.
The motion shown by the recording of the ribbon is .... a. uniform rectilier motion b. accelerated uniform rectilinier motion c. decelerated uniform rectilinier motion d. non uniform motion 22. A boy walks from A to B, then walks again from B to C as shown in the figure below. 115 km
A
B
C 75 km
The displacement of the boy is .... a. 115 km b. 75 km c. 190 km d. 40 km 23. A motorcycle is initially at rest. Then it starts to move with acceleration of 6 m/s2. The velocity after 5 s is .... a. 5 m/s b. 6 m/s c. 11 m/s d. 30 m/s 24. The right symbol and unit of velocity is ....
87
a. V (m/s) b. ⃑ (m/s2) c. v (m/s) d. ⃑ (m/s2) 25. The velocity of a car decreases from 80 m/s to be 44 m/s in 12 seconds. Deceleration undergone by the car is .... a. 3.0 m/s2 b. – 3.0 m/s2 c. 3.3 m/s2 d. – 3.3 m/s2 26. A car is moving with velocity of 8 m/s. Then it is braked until it stops for 5 seconds. The deceleration is .... a. 0.6 m/s2 b. -0.6 m/s2 c. 1.6 m/s2 d. -1.6 m/s2 27. If the ticker timer vibrates for 50 times in every second, the time between 2 ticks is .... a. 50 s b. 0.02 s c. 25 s d. 100 s 28. The total path traveled by the object is .... a. displacement b. distance c. speed d. velocity
29. A car moves with speed of 40 m/s. It then is braked until stops. So the motion is .... a. uniform accelerated rectilinier motion b. uniform rectilinier motion c. uniform decelerated rectilinier motion d. nonuniform motion 30. The example of deceleration is .... a. a toy car slides up on the inclined plane b. a toy car slides down on the inclined plane c. a car moves with constant speed of 60 km/hour d. apple falling down from the tree 31. The quantity not determined by the direction of motion is .... a. displacement b. velocity c. speed d. acceleration 32. The following are four examples the motion of a body. 1. Ball falls to the earth freely 2. Ball slides on the sand 3. Ball slides down on the inclined plane 4. Ball thrown vertically upward Uniform accelerated rectilinier motion (UARM) in the examples of motion above are shown by the numbers .... a. 1 and 2 b. 1 and 3
88
c. 2 and 3 d. 2 and 4
a. b. c. d.
33. The speed of car A is twice the speed of car B. For the same distance, the time comparison is required between car A and car B is .... a. car A = car B b. car A > car B c. car A < car B d. not determined
37. The distance traveled by the car in 8 seconds is .... a. 12.5 m b. 15.0 m c. 17.5 m d. 20.0 m 38. The kind of motion of the car is .... a. accelerated uniform rectilinier motion b. decelerated uniform rectilinier motion c. uniform rectilinier motion d. non uniform motion
34. Bajuri drives “bajaj” with initial velocity of 6 m/s, then the “bajaj” is accelerated to be 30 m/s in 4 seconds. The acceleration undergone of the “bajaj” is .... a. 6 m/s2 b. 4 m/s2 c. 3 m/s2 d. 2 m/s2
39. A body travels the distance of 900 meters in 30 minutes. The velocity of the body is .... a. 3.5 m/s b. 2.0 m/s c. 0.5 m/s d. 0.25 m/s
35. A body has final velocity < final velocity. So the body has .... a. acceleration b. deceleration c. constant velocity d. increasing velocity The following table is used for number 36 until 38. A car moves with velocity as shown in the table below. Time (s) 0 1 2 3 Distance (m)
0
2.5
5
36. The velocity of the car is ....
7.5
2.5 m/s 5.0 m/s 7.5 m/s 10.0 m/s
The following figure is used for number 40 until 41. Q m
P -8 4 10
2
Fisco rides the bike from R P to Q, then backs to R. 40. The distance traveled by Fisco is ....
8
89
a. b. c. d.
22 m 10 m 8m 6m
41. If Fisco needs 11 s to move P-QR, his speed is .... a. 5 m/s b. 4 m/s c. 3 m/s d. 2 m/s
d. decelerated uniform rectilinier motion 45. The figure below shows the graph of velocity against time of a body. Velocity (m/s)
30
10 42. A car moves in the road with velocity 60 km/hour. The distance traveled by the car in 20 minutes is .... a. 3 km b. 20 km c. 60 km d. 80 km 43. In uniform accelerated rectilinier motion (UARM), the velocity of the body ... regularly. a. decrease b. increase c. is constant d. is zero 44. The figure below is the ribbon of a ticker timer. . . . . . . . . . . . . . . . The motion shown by the recording of the ribbon is .... a. non uniform rectilinier motion b. uniform rectilinier motion c. accelerated uniform rectilinier motion
0
20
Time (s)
The acceleration is .... a. 2.0 m/s2 b. 1.5 m/s2 c. 1.0 m/s2 d. 0.5 m/s2 46. Rayan goes to school by bicycle with the speed of 5 m/s. If the distance from his house to school is 6 km, the time required by Rayan to go from his house to school is .... a. 10 minutes b. 15 minutes c. 20 minutes d. 24 minutes 47. If the distance between adjacent points on the paper ribbon of ticker timer is further, then .... a. the velocity is constant b. the velocity is smaller c. the velocity is bigger d. the velocity is zero 48. look at the graph below !
90
b. basic c. vector d. unit
v
t The motion of the body as shown by the graph is .... a. uniform rectilinier motion b. uniform accelerated rectilinier motion c. uniform decelerated rectilinier motion d. nonuniform motion 49. Acceleration quantity. a. scalar
includes
50. A car moves with constant velocity of 90 km/hour for 40 minutes. The distance will be travelled by the car is .... a. 40 km b. 50 km c. 60 km d. 70 km
... ^_^ GOOD LUCK ^_^
91
Lampiran 11 ANSWER SHEET QUESTIONS TEST Rectilinier Motion NAME : _____________________________ CLASS : _____________________________ NO
: _____________________________
Give a cross mark (X) on A, B, C, or D for the right answer !
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
92
Lampiran 12
ANSWER QUESTIONS TEST
1. D
11. B
21. C
31. C
41. D
2. B
12. A
22. D
32. B
42. B
3. A
13. A
23. D
33. C
43. B
4. D
14. C
24. D
34. A
44. B
5. C
15. A
25. B
35. B
45. C
6. B
16. B
26. D
36. A
46. C
7. A
17. D
27. B
37. D
47. B
8. D
18. A
28. B
38. C
48. B
9. A
19. A
29. C
39. C
49. C
10. B
20. A
30. A
40. A
50. C
93
Lampiran 13 ANALISIS UJI COBA SOAL No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
UC-23 UC-04 UC-01 UC-03 UC-07 UC-17 UC-05 UC-15 UC-13 UC-14 UC-16 UC-20 UC-18 UC-11 UC-25 UC-09 UC-24 UC-06 UC-22 UC-02 UC-21 UC-19 UC-08 UC-10 UC-12
Σ
N benar r xy r tabel kriteria p
Reliabilitas
Validitas
Daya beda
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
6 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
24 0,24 0,388 tidak 0,96
21 0,13 0,388 tidak 0,84
22 0,21 0,388 tidak 0,88
14 0,71 0,388 valid 0,56
14 0,55 0,388 valid 0,56
15 0,44 0,388 valid 0,60
20 0,49 0,388 valid 0,80
15 0,69 0,388 valid 0,60
14 0,47 0,388 valid 0,56
20 0,57 0,388 valid 0,80
21 0,30 0,388 tidak 0,84
12 0,37 0,388 tidak 0,48
19 0,57 0,388 valid 0,76
0,16 0,13
0,12 0,11
0,44 0,25
0,44 0,25
0,40 0,24
0,20 0,16
0,40 0,24
0,44 0,25
0,20 0,16
0,16 0,13
0,52 0,25
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
q pq ΣS²
0,04 0,04 1854,6
r 11 r tabel kriteria
1,015 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel
Tingkat kesukaranTK kriteria MA MB DP kriteria ket
Nomor soal 12 13 14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
15 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
17 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
21 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
24 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
25 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
6 0,58 0,388 valid 0,24
15 -0,16 0,388 tidak 0,60
21 0,20 0,388 tidak 0,84
14 0,14 0,388 tidak 0,56
20 0,36 0,388 tidak 0,80
23 -0,18 0,388 tidak 0,92
24 0,46 0,388 valid 0,96
9 0,59 0,388 valid 0,36
24 0,36 0,388 tidak 0,96
23 0,45 0,388 valid 0,92
5 -0,05 0,388 tidak 0,20
13 0,17 0,388 tidak 0,52
0,24 0,18
0,76 0,18
0,40 0,24
0,16 0,13
0,44 0,25
0,20 0,16
0,08 0,07
0,04 0,04
0,64 0,23
0,04 0,04
0,08 0,07
0,80 0,16
0,48 0,25
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,96 0,84 0,88 0,56 0,56 0,60 0,80 0,60 0,56 0,80 0,84 0,48 0,76 0,24 0,60 0,84 0,56 0,80 0,92 0,96 0,36 0,96 0,92 Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah 1,00 0,87 1,00 0,80 0,73 0,73 0,87 0,87 0,67 0,93 0,93 0,67 0,93 0,40 0,47 0,87 0,60 0,93 0,87 1,00 0,60 1,00 1,00 0,90 0,10 Jelek
0,80 0,07 Jelek
0,70 0,30 Cukup
0,20 0,60 Baik
0,30 0,43 Baik
0,40 0,33 Cukup
0,70 0,17 Jelek
0,20 0,67 Baik
buang
buang
buang
pakai
pakai
pakai
buang
pakai
0,40 0,60 0,70 0,27 0,33 0,23 Cukup Cukup Cukup pakai
0,20 0,47 Baik
pakai buang buang
0,50 0,43 Baik pakai
0,00 0,40 Cukup
0,80 -0,33 Jelek
0,80 0,07 Jelek
pakai buang buang
0,50 0,10 Jelek
0,60 0,33 Cukup
1,00 -0,13 Jelek
0,90 0,10 Jelek
buang buang buang buang
0,20 0,52 Sukar Sedang 0,13 0,53
0,00 0,60 Baik
0,90 0,10 Jelek
0,80 0,20 Jelek
0,30 -0,17 Jelek
0,50 0,03 Jelek
pakai
buang
buang
buang
buang
94
Nomor Soal 38 39 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
26 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
27 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
31 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
33 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
34 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
37 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
7 0,49 0,388 valid 0,28
18 0,52 0,388 valid 0,72
22 0,64 0,388 valid 0,88
22 0,34 0,388 tidak 0,88
21 0,37 0,388 tidak 0,84
10 0,29 0,388 tidak 0,40
21 0,43 0,388 valid 0,84
14 0,69 0,388 valid 0,56
5 0,68 0,388 valid 0,20
15 0,56 0,388 valid 0,60
22 0,35 0,388 tidak 0,88
7 0,43 0,388 valid 0,28
12 0,32 0,388 tidak 0,48
0,72 0,20
0,28 0,20
0,12 0,11
0,12 0,11
0,16 0,13
0,60 0,24
0,16 0,13
0,44 0,25
0,80 0,16
0,40 0,24
0,12 0,11
0,72 0,20
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
Y
Y²
47 46 43 39 43 41 38 37 36 35 34 33 32 32 32 33 28 27 25 25 27 22 21 17 13
2209 2116 1849 1521 1849 1681 1444 1369 1296 1225 1156 1089 1024 1024 1024 1089 784 729 625 625 729 484 441 289 169
20 0,28 0,388 tidak 0,80
806
27840
0,24 0,18
0,20 0,16
Σpq 9,00
0,361
0,361
40 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
41 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
42 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1
45 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1
46 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
47 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
48 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
49 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1
17 0,55 0,388 valid 0,68
16 0,65 0,388 valid 0,64
13 0,52 0,388 valid 0,52
7 0,48 0,388 valid 0,28
21 0,67 0,388 valid 0,84
19 0,53 0,388 valid 0,76
15 0,10 0,388 tidak 0,60
7 0,44 0,388 valid 0,28
11 0,29 0,388 tidak 0,44
17 0,46 0,388 valid 0,68
19 0,57 0,388 valid 0,76
0,52 0,25
0,32 0,22
0,36 0,23
0,48 0,25
0,72 0,20
0,16 0,13
0,24 0,18
0,40 0,24
0,72 0,20
0,56 0,25
0,32 0,22
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,28 0,72 0,88 0,88 0,84 0,40 0,84 0,56 0,20 0,60 0,88 0,28 0,48 0,68 0,64 0,52 0,28 0,84 0,76 0,60 0,28 0,44 0,68 0,76 0,80 Sukar Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah 0,40 0,93 1,00 0,93 0,87 0,47 0,87 0,87 0,33 0,73 0,93 0,33 0,60 0,87 0,87 0,67 0,40 1,00 1,00 0,67 0,40 0,53 0,87 0,93 1,00 0,10 0,30 Cukup
0,40 0,53 Baik
0,70 0,30 Cukup
pakai
pakai
pakai
0,80 0,13 Jelek
0,80 0,07 Jelek
0,30 0,17 Jelek
0,80 0,10 0,00 0,40 0,07 0,77 0,33 0,33 Jelek Baik SekaliCukup Cukup
buang buang buang buang
pakai
pakai
pakai
0,80 0,13 Jelek
0,20 0,30 0,13 0,30 Jelek Cukup
0,40 0,47 Baik
0,30 0,57 Baik
0,30 0,10 0,60 0,37 0,30 0,40 Cukup Cukup Cukup
0,40 0,60 Baik
0,50 0,17 Jelek
buang buang buang pakai
pakai
pakai
pakai
buang
pakai
pakai
0,10 0,30 0,30 0,23 Cukup Cukup
0,40 0,47 Baik
0,50 0,43 Baik
0,50 0,50 Baik
pakai
pakai
pakai
buang
buang
95
Lampiran 14
TEST LATTICE School Grade Subject Term Time allocation Type Amount of items
NO 1
TOPIC Rectilinier Motion
2
3
4
5
Amount of items Percentage
: SMP Negeri 2 Semarang : VII / 2nd Semester : Physics : 2 (even) : 35 minutes : Multiple choice : 25 items
INDICATORS Students understand the concept of motion, distance, and displacement. Students understand the equation of speed and velocity also their applications in problem sets. Students understand the concept of acceleration and its application in problem sets. Students understand the characteristic of uniform rectilinier motion and its application in daily live. Students understand the characteristic of uniform accelerated rectilinier motion and its application in daily live.
C1 13
LEVEL C2 C3 21
C4 19
1
14
5, 18, 20, 23
25
8, 16
11
3, 4, 22
2, 7, 17
12
6
24
15
10
7 28%
7 28%
8 32%
3 12%
9
96
Lampiran 15 EVALUATION TEST RECTILINIER MOTION time allcotaion: 40 minutes Instructions: 1. Pray before start 2. Write your identity 3. Do from the easier problem 4. Be careful to answer aenery problem. Give a cross mark (X) on A, B, C, or D for the correct answer! 1. Velocity is determined by the direction of motion. So the velocity includes ... quantity. a. unit b. basic c. scalar d. vector 2. The correct example of the uniform rectilinier motion (URM) is .... a. manggo fall down from the tree b. a ball thrown up c. a marble wheeling on the inclined plane d. a motorcycle moves with constant speed 20 km/hour 3. A body is said in uniform rectilinier motion (URM) if the velocity of the body .... a. increase b. decrease c. is constant d. is zero
4. A body moves in rectilinier path by constant velocity. The motion of the body is .... a. rectilinier motion b. uniform rectilinier motion c. uniform motion d. accelerated motion 5. The distance of the house to the school is 5 km. Tono rides a bike with the average velocity 20 km/hour. If he goes from house at 06.30. He will arrive at the school at .... a. 06.45 b. 06.50 c. 07.00 d. 07.15 6. The motion of a body having straight line path and regular velocity changes is .... a. uniform rectilinier motion b. uniform accelerated rectilinier motion c. non uniform motion d. uniform circular motion 7.
In uniform rectilinier motion (URM), the relation between initial velocity (vi) and final velocity (vf) is .... a. vi = vf b. vi > vf c. vi < vf d. vi = vf = 0
8.
A body initially at rest, then moves with velocity 10 m/s. So the body has ....
97
a. b. c. d. 9.
acceleration deceleration speed force
12. If the ticker timer vibrates for 50 times in every second, the time between 2 ticks is .... a. 50 s b. 0.02 s c. 25 s d. 100 s
Car A and car B has the same velocity of 40 km/ hour. The velocity of car A then changes to 50 km/ hour and car B 55 km/ hour in 4 minutes. So the acceleration comparison of two car is .... a. car A = car B b. car A > car B c. car A < car B d. 2 car A = car B
13. The total path traveled by the object is .... a. displacement b. distance c. speed d. velocity
10. Below is the figure of recording of a ticker timer. . .
.
.
.
.
The motion shown by the recording of the ribbon is .... a. uniform rectilier motion b. accelerated uniform rectilinier motion c. decelerated uniform rectilinier motion d. non uniform motion 11. A car is moving with velocity of 8 m/s. Then it is braked until it stops for 5 seconds. The deceleration is .... a. 0.6 m/s2 b. -0.6 m/s2 c. 1.6 m/s2 d. -1.6 m/s2
.
14. The speed of car A is twice the speed of car B. For the same distance, the time comparison is required between car A and car B is .... a. not determined b. car A = car B c. car A > car B d. car A < car B 15. Bajuri drives “bajaj” with initial velocity of 6 m/s, then the “bajaj” is accelerated to be 30 m/s in 4 seconds. The acceleration undergone of the “bajaj” is .... a. 6 m/s2 b. 4 m/s2 c. 3 m/s2 d. 2 m/s2 16. A body has final velocity < initial velocity. So the body has .... a. acceleration
98
b. deceleration c. constant velocity d. increasing velocity
b. 10 m c. 8 m d. 6 m
17. A car moves with velocity as shown in the table below. Time (s) 0 1 2 3 Distance (m)
0
2.5
5
7.5
The kind of motion of the car is .... a. accelerated uniform rectilinier motion b. decelerated uniform rectilinier motion c. uniform rectilinier motion d. non uniform motion 18. A body travels the distance of 900 meters in 30 minutes. The velocity of the body is .... a. 3.5 m/s b. 2.0 m/s c. 0.5 m/s d. 0.25 m/s The following figure is used for number 19 until 20. P -8
2
R Fisco rides the bike from P to Q, then backs to R. 19. The distance traveled by Fisco is .... a. 22 m
20. If Fisco needs 11 s to move P-QR, his speed is .... a. 5 m/s 4 b. 4 m/s 10 c. 3 m/s d. 2 m/s 21. A car moves in the road with velocity 60 km/hour. The distance traveled by the car in 20 minutes is .... a. 3 km b. 20 km c. 60 km d. 80 km 22. In uniform accelerated rectilinier motion (UARM), the velocity of the body ... regularly. a. increase b. decrease c. is constant d. is zero 23. Rayan goes to school by bicycle with the speed of 5 m/s. If the distance from his house to Q m school is 6 km, the time required by Rayan to go from his house 8 to school is .... a. 10 minutes b. 15 minutes c. 20 minutes d. 24 minutes
99
24. look at the graph below !
c. uniform decelerated rectilinier motion d. nonuniform motion
v
t The motion of the body as shown by the graph is .... a. uniform rectilinier motion b. uniform accelerated rectilinier motion
25. Acceleration quantity. a. scalar b. basic c. vector d. unit
includes
...
100
Lampiran 16
ANSWER SHEET “Rectilinier Motion”
NAME : _____________________________ CLASS : _____________________________ NO
: _____________________________
Give a cross mark (X) on A, B, C, or D for the right answer !
1
A
B
C
D
17 A
B
C
D
2
A
B
C
D
18 A
B
C
D
3
A
B
C
D
19 A
B
C
D
4
A
B
C
D
20 A
B
C
D
5
A
B
C
D
21 A
B
C
D
6
A
B
C
D
22 A
B
C
D
7
A
B
C
D
23 A
B
C
D
8
A
B
C
D
24 A
B
C
D
9
A
B
C
D
25 A
B
C
D
10 A
B
C
D
11 A
B
C
D
12 A
B
C
D
13 A
B
C
D
14 A
B
C
D
15 A
B
C
D
16 A
B
C
D
101
Lampiran 17
ANSWER 1
D
2
D
3
C
4
B
5
A
6
B
7
A
8
A
9
C
10
C
11
D
12
B
13
B
14
D
15
A
16
B
17
C
18
C
19
A
20
D
21
B
22
A
23
C
24
B
25
C
102
Lampiran 18
GROUP : MEMBERS : 1. __________________ NO 2. __________________ NO 3. __________________ NO 4. __________________ NO 5. __________________ NO
__ __ __ __ __
WORKSHEET 1 DISTANCE, DISPLACEMENT, SPEED, AND VELOCITY
Objectives o Students can calculate the magnitude of distance, displacement, speed, and velocity. o Students can understand the different between distance and displacement, also speed and velocity. Devices o Stopwatch o Worksheet Procedures o Give the one corner of the class mark A, another corner mark B, and one point between those corners mark C! o One student of each group walks from point A to point B then to point C! o The other student measures the time! o Draw your sketch below!
o Write your data on the table below!
103
Data No. Point 1 A-B 2 B-C
Distance (m)
Time (s)
Evaluation Based on the activity, o Does your walking friend do the motion? Why? Answer : Based on the data, o What is the magnitude of the distance
?
Answer : o What is the magnitude of the displacement ⃑ ? Answer : o By using the equation of
, what is the magnitude of the
speed? Answer : o By using the equation of ⃑ velocity? Answer :
⃑
what is the magnitude of the
104
Conclusion Write your conclusion on the table below! No.
Quantity
1
Distance
2
Displacement
3
Speed
4
Velocity
Definition
^-^ DO THE BEST ^_^
Symbol & Equation
Magnitude
105
Lampiran 19
GROUP : MEMBERS : 1. _______________ NO 2. _______________ NO 3. _______________ NO 4. _______________ NO
___ ___ ___ ___
5. _______________ NO ___
WORKSHEET 2 Uniform Rectilinier Motion (URM) and Uniform Accelerated Rectilinier Motion (UARM)
Objectives o Students can describe the characteristics of uniform rectilinier motion (URM) through an experiment. o Students
can
describe
the
characteristics
of
uniform
accelerated rectilinier motion (UARM) through an experiment. Devices o Toy car o Sterefoam o Stopwatch Procedures URM (Uniform Rectilinier Motion) o Arrange the devices as shown in the figure below ! Toy car Strerefoam 0 cm
60 cm
120 cm
180 cm
240 cm
106
o Turn on the toy car! o Release the toy car! o Measure the time needed for 60 cm! UARM (Uniform Accelerated Rectilinier Motion) o Arrange the devices as shown in the figure below ! Toy car 0 cm
Sterefoam
20 cm 40 cm 60 cm 80 cm
300
o Release the toy car!
o Measure the time needed for every 20 cm! Data URM No. 1 2 3 4
Distance cm m
Time (s)
Velocity (m/s)
Time (s)
Velocity (m/s)
60 120 180 240
UARM No. 1 2 3 4
Distance cm m 20 40 60 80
107
Evaluation URM Based on the data, o How is the velocity of the toy car? Answer : o Was there any acceleration? Answer : Make a graph of time versus the velocity based on the data! Velocity (m/s)
Time (s) UARM Based on the data, o How is the velocity of the toy car? Answer : o Was there any acceleration ? Answer : o What is the magnitude of the acceleration ? Answer :
108
Make a graph of time versus the velocity based on the data! Velocity (m/s)
Time (s)
Conclusion Write your conclusion on the table below ! No. 1
Motion
Path
Velocity
2
## GOOD LUCK ##
Acceleration
109
Lampiran 20
1
A
B
Motion is the displacement of a body from one position to another position. T/F
110
2 Displacement = A-C A
b
c
Displacement is the change of position of body from the initial point to final point. It includes scalar quantity.
T/F
111
3
Motion : A-B-A
A
B
Displacement equals zero if the object moves to a point then backs to the initial point. T/F
112
4 Distance = AB + BC b
c
Distance is the total path travelled by the object. It includes scalar quantity.
T/F
113
5
b
A
Velocity is the change of position of each time unit. It includes scalar quantity. T/F
114
6 Distance = 100 km v = 40 km/hour , time needed = ... hour
v = 10 km/hour, time needed = ... hour
For the same distance, the higher the speed, the longer the time needed. T/F
115
7 v = 40 km/hour
Rayan rides a car with a constant velocity of 40 km/hour from house to school. The motion is uniform rectilinier motion. T/F
116
8
A toy car moves in inclined plane is the example of uniform accelerated rectilinier motion (UARM).
T/F
117
9
A bus moves on the road with constant velocity of 40 km/hour. The motion is uniform rectilinier motion (URM).
T/F
118
10
sand
The motion of the ball slides on the sand is uniform decelerated rectilinier motion, because the velocity decreases regularly. T/F
119
Lampiran 21 GROUP
:
Members
:
Instructions : a. Write your sentences on the boxes below ! b.Discuss them whether they are true/ false ! c. Give a circle mark to the right choice !
1 T/F
2 T/F
3 T/F
120
4 T/F
5 T/F
6 T/F
7 T/F
121
8 T/F
9 T/F
10 T/F
Score :
122
123
Lampiran 23
UJI NORMALITAS Data Nilai Pretest Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c2
k
(Oi E i )2
i 1
Ei
å
Kreteria : 2
2
Ho diterima jika x hitung < x tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
-
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Z untuk Peluang Kelas batas kelas untuk Z
Kelas interval 36,0 48,0 60,0 72,0 84,0
92,00 36,00 56 5
47,0 59,0 71,0 83,0 95,0
35,50 47,50 59,50 71,50 83,50
-1,58 -0,84 -0,11 0,63 1,36
Luas kelas untuk Z
0,44 0,30 0,04 0,24 0,41
= 11 = 61,27 = 16,30 = 22 Ei 3,15 5,63 6,15 3,90 9,09
0,14 0,26 0,28 0,18 0,41
2
x 2
Untuk a = 5 %, dengan dk = 5 - 1 = 4 diperoleh x tabel =
Daerah penerimaan Ho
8,77 Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
9,49
Daerah penolakan Ho
9,49
Oi 3,0 6,0 4,0 7,0 2,0
(Oi-Ei)² Ei 0,01 0,02 0,75 2,46 5,53
8,77
124
Lampiran 24
UJI NORMALITAS Data Nilai Pretest Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c2
k
(Oi E i )2
i 1
Ei
å
Kreteria : 2
2
Ho diterima jika x hitung < x tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
-
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Z untuk Peluang Kelas batas kelas untuk Z
Kelas interval 24,0 37,0 50,0 63,0 76,0
84,00 24,00 60 5
36,0 49,0 62,0 75,0 88,0
23,50 36,50 49,50 62,50 75,50
-1,91 -1,20 -0,50 0,20 0,91
Luas kelas untuk Z
0,47 0,38 0,19 0,08 0,32
= 12,00 = 58,73 = 18,49 = 22 Ei 1,91 4,26 5,96 5,27 7,01
0,09 0,19 0,27 0,24 0,32
2
x 2
Untuk a = 5 %, dengan dk = 5- 1= 4 diperoleh x tabel =
Daerah penerimaan Ho
4,2 Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
9,49
Daerah penolakan Ho
9,49
Oi 3,0 5,0 6,0 1,0 7,0
(Oi-Ei)² Ei 0,62 0,13 0,00 3,46 0,00
4,20
125
Lampiran 25
UJI NORMALITAS Data Nilai Posttest Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c 2
k
(Oi Ei )2
i 1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x hitung2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
-
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Z untuk Peluang Kelas batas kelas untuk Z
Kelas interval 40,0 51,0 62,0 73,0 84,0
92,00 40,00 52 5
50,0 61,0 72,0 83,0 94,0
39,50 50,50 61,50 72,50 83,50
-2,10 -1,41 -0,71 -0,02 0,68
Luas kelas untuk Z
0,48 0,42 0,26 0,01 0,25
Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
1,35 3,51 5,57 5,71 5,54
2
x
Untuk a = 5 %, dengan dk = 5 - 1 = 4 diperoleh x2 tabel =
7,25
Ei
0,06 0,16 0,25 0,26 0,25
0
Daerah penerimaan Ho
= 10,00 = 72,76 = 15,83 = 22
9,49
Daerah penolakan Ho
9,49
Oi 3,0 1,0 9,0 3,0 6,0
(Oi-Ei)² Ei 2,01 1,80 2,11 1,29 0,04
7,25
126
Lampiran 26
UJI NORMALITAS Data Nilai Posttest Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c 2
k
(Oi Ei )2
i 1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x hitung2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
-
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Z untuk Peluang Kelas batas kelas untuk Z
Kelas interval 48,0 58,0 68,0 78,0 88,0
92,00 48,00 44 5
57,0 67,0 77,0 87,0 97,0
47,50 57,50 67,50 77,50 87,50
-2,00 -1,27 -0,54 0,19 0,92
Luas kelas untuk Z
0,48 0,40 0,21 0,08 0,32
= 9,0 = 74,91 = 13,70 = 22 Ei 1,74 4,24 6,18 5,41 7,07
0,08 0,19 0,28 0,25 0,32
2
x Untuk a = 5 %, dengan dk = 5 - 1 = 4 diperoleh x2 tabel =
Daerah penerimaan Ho
1,86 Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
9,49
Daerah penolakan Ho
9,49
Oi 3,0 3,0 5,0 4,0 7,0
(Oi-Ei)² Ei 0,90 0,36 0,22 0,37 0,00
1,86
127
Lampiran 27 UJI GAIN Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN NILAI NILAI NO KODE Pretest Posttest KODE Pretest Posttest 1 K-1 56,00 72,00 E-1 40,00 48,00 2 K-2 68,00 88,00 E-2 76,00 88,00 3 K-3 48,00 72,00 E-3 72,00 72,00 4 K-4 60,00 84,00 E-4 80,00 88,00 5 K-5 72,00 92,00 E-5 60,00 80,00 6 K-6 36,00 68,00 E-6 60,00 68,00 7 K-7 80,00 72,00 E-7 48,00 76,00 8 K-8 36,00 44,00 E-8 56,00 64,00 9 K-9 48,00 68,00 E-9 80,00 68,00 10 K-10 52,00 60,00 E-10 24,00 56,00 11 K-11 60,00 72,00 E-11 76,00 84,00 12 K-12 48,00 80,00 E-12 84,00 92,00 13 K-13 64,00 72,00 E-13 40,00 52,00 14 K-14 72,00 76,00 E-14 52,00 72,00 15 K-15 72,00 92,00 E-15 36,00 60,00 16 K-16 44,00 40,00 E-16 28,00 60,00 17 K-17 52,00 76,00 E-17 64,00 88,00 18 K-18 80,00 80,00 E-18 40,00 80,00 19 K-19 92,00 88,00 E-19 56,00 84,00 20 K-20 88,00 92,00 E-20 76,00 88,00 21 K-21 44,00 40,00 E-21 60,00 88,00 22 K-22 76,00 68,00 E-22 84,00 92,00 Rata-rata 61,27 72,55 58,73 74,91 Nilai Tertinggi 92,00 92,00 84,00 92,00
RATA-RATA Pretest Posttest GAIN KATEGORI
KELAS KELAS KONTROL EKSPERIMEN 61,27 58,73 72,55 74,91 0,29 0,39 rendah sedang
Gain kelas kontrol g
g
Gain kelas eksperimen
S post S pre
g
100% S pre 72 ,55 61, 27 0 , 29 100 % 61, 27
Kelas Kontrol Eksperimen
g
S post S pre 100% S pre
74,91 58,73 100% 58,73
0,39
KETUNTASAN KLASIKAL Posttest Pretest Jumlah Persentase Jumlah Persentase 4 4
18,18 18,18
8 11
36,36 50,00
128
129
130
131
Lampiran 31
UJI NORMALITAS SKOR PRETEST KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI LISAN KELAS KONTROL Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c 2
k
(Oi E i )2
i 1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x hitung2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = = Batas Kelas
Kelas interval 26,67 33,67 40,67 47,67 55,67
-
32,67 39,67 46,67 54,67 62,67
26,17 33,17 40,17 47,17 55,17
60,00 26,67 33,33 5
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n
Z untuk Peluang batas kelas untuk Z -1,08 -0,42 0,24 0,91 1,66
Luas kelas untuk Z
0,36 0,16 0,09 0,32 0,45
=6 = 37,58 = 10,60 = 22 Ei 4,34 5,67 4,92 2,92 9,93
0,20 0,26 0,22 0,13 0,45
2
x 2
Untuk a = 5 %, dengan dk = 5- 1 = 4 diperoleh x tabel =
9,49
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
9,06 2
2
9,488
Karena x hitung < x tabel maka data tersebut terdistribusi normal
Oi 5,0 8,0 6,0 0,0 3,0
(Oi-Ei)² Ei 0,10 0,96 0,24 2,92 4,84
9,06
132
Lampiran 32
UJI NORMALITAS SKOR PRETEST KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI LISAN KELAS EKSPERIMEN Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c 2
k
(Oi E i )2
i 1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x hitung2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = = Batas Kelas
Kelas interval 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0
-
29,0 39,0 49,0 59,0 69,0
19,50 29,50 39,50 49,50 59,50
66,67 20,00 46,67 5
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n
Z untuk Peluang batas kelas untuk Z -1,45 -0,76 -0,08 0,61 1,30
0,43 0,28 0,03 0,23 0,40
Luas kelas untuk Z 0,15 0,24 0,26 0,17 0,40
=9 = 40,61 = 14,53 = 22 Ei 3,30 5,38 5,74 3,83 8,87
x2 2
Untuk a = 5 %, dengan dk = 5- 1 = 4 diperoleh x tabel =
Daerah penerimaan Ho
5,88 Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
9,49
Daerah penolakan Ho
9,488
Oi 6,0 5,0 5,0 2,0 4,0
(Oi-Ei)² Ei 2,20 0,03 0,10 0,88 2,67
5,88
133
Lampiran 33
UJI NORMALITAS SKOR POSTTEST KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI LISAN KELAS KONTROL Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c 2
k
(Oi E i )2
i 1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x hitung2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
-
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Z untuk Peluang Kelas batas kelas untuk Z
Kelas interval 33,33 43,33 53,22 63,33 73,33
80,00 33,33 46,67 5
42,33 52,33 62,33 72,33 82,33
32,83 42,83 52,72 62,83 72,83
-1,29 -0,62 0,04 0,72 1,39
0,40 0,23 0,02 0,26 0,42
Luas kelas untuk Z 0,17 0,25 0,25 0,15 0,42
=9 = 52,12 = 14,93 = 22 Ei 3,72 5,46 5,46 3,38 9,19
x2 2
Untuk a = 5 %, dengan dk = 5 - 1 = 4 diperoleh x tabel =
Daerah penerimaan Ho
9,04 Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
9,49
Daerah penolakan Ho
9,488
Oi 7,0 3,0 7,0 1,0 4,0
(Oi-Ei)² Ei 2,89 1,11 0,43 1,67 2,93
9,04
134
Lampiran 34
UJI NORMALITAS SKOR POSTTEST KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI LISAN KELAS EKSPERIMEN Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c 2
k
(Oi E i )2
i 1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x hitung2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
-
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Z untuk Peluang Kelas batas kelas untuk Z
Kelas interval 33,33 46,33 59,33 72,33 85,33
93,33 33,33 60 5
45,33 58,33 71,33 84,33 97,33
32,83 45,83 58,83 71,83 84,83
-1,57 -0,96 -0,35 0,26 0,87
0,44 0,33 0,14 0,10 0,31
Luas kelas untuk Z 0,11 0,19 0,24 0,21 0,31
= 12 = 66,36 = 21,33 = 22 Ei 2,43 4,28 5,27 4,52 6,77
x2 Untuk a = 5 %, dengan dk = 5 - 1 = 4 diperoleh x2 tabel =
Daerah penerimaan Ho
5,40 Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
9,49
Daerah penolakan Ho
9,488
Oi 5,0 5,0 2,0 4,0 5,0
(Oi-Ei)² Ei 2,73 0,12 2,03 0,06 0,46
5,40
135
Lampiran 35 UJI GAIN Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN SKOR SKOR KELAS KELAS NO KODE Pretest Posttest KODE Pretest Posttest RATA-RATA KONTROL EKSPERIMEN 1 K-1 33,33 40,00 E-1 26,67 40,00 Pretest 37,58 40,61 2 K-2 26,67 46,67 E-2 33,33 80,00 Posttest 52,12 66,36 3 K-3 33,33 46,67 E-3 33,33 60,00 GAIN 0,23 0,43 4 K-4 33,33 60,00 E-4 20,00 86,67 KATEGORI rendah sedang 5 K-5 40,00 66,67 E-5 66,67 93,33 6 K-6 26,67 33,33 E-6 60,00 80,00 7 K-7 40,00 60,00 E-7 26,67 40,00 S post S pre 8 K-8 26,67 33,33 E-8 33,33 53,33 g S post S pre g 100% S pre 100% S pre 9 K-9 40,00 33,33 E-9 40,00 93,33 10 K-10 26,67 46,67 E-10 46,67 80,00 11 K-11 33,33 33,33 E-11 20,00 53,33 12 K-12 33,33 53,33 E-12 66,67 93,33 g 52,05 37,58 0,23 g 66 ,36 40 ,61 0, 43 100 % 40 ,61 100% 37,58 13 K-13 60,00 73,33 E-13 40,00 93,33 14 K-14 33,33 53,33 E-14 26,67 40,00 15 K-15 33,33 53,33 E-15 33,33 40,00 16 K-16 26,67 33,33 E-16 53,33 53,33 17 K-17 40,00 53,33 E-17 60,00 80,00 18 K-18 33,33 40,00 E-18 33,33 53,33 19 K-19 60,00 73,33 E-19 46,67 93,33 20 K-20 60,00 80,00 E-20 53,33 66,67 21 K-21 40,00 60,00 E-21 46,67 53,33 22 K-22 46,67 73,33 E-22 26,67 33,33 RATA-RATA 37,58 52,12 40,61 66,36
136
137
138
Lampiran 38 Daftar Skor Pretest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Kelas Kontrol NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
KODE K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22
A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
B 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3
C 1 1 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3
D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 1 3
Keterangan A : Mendengarkan B : Bertanya C : Menjawab pertanyaan D : Mengemukakan pendapat E : Menanggapi pendapat F : Menjelaskan hasil diskusi N : Jumlah
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 1 1
F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 3 1
N 10 8 10 10 12 8 12 8 12 8 10 10 18 10 10 8 12 10 18 18 12 14
% 33,33 26,67 33,33 33,33 40,00 26,67 40,00 26,67 40,00 26,67 33,33 33,33 60,00 33,33 33,33 26,67 40,00 33,33 60,00 60,00 40,00 46,67
KATEGORI kurang kurang kurang kurang cukup kurang cukup kurang cukup kurang kurang kurang baik kurang kurang kurang cukup kurang baik baik cukup cukup
Persentase Klasikal rendah 13 cukup 6 baik 3 sangat baik 0
59,09 27,27
13,64 0
139
Lampiran 39 Daftar Skor Posttest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Kelas Kontrol NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
KODE K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22
A 3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 5 5 3 5
B 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 1 3 3 3 3 1 3 3 5 5 3 3
C 1 3 3 3 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5
D 1 1 3 3 3 1 3 1 1 3 1 1 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3
Keterangan A : Mendengarkan B : Bertanya C : Menjawab pertanyaan D : Mengemukakan pendapat E : Menanggapi pendapat F : Menjelaskan hasil diskusi N : Jumlah
E 3 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3 3 3 3
F 1 3 1 3 3 1 3 1 1 1 1 3 5 3 3 1 3 1 5 5 3 3
N 12 14 14 18 20 10 18 10 10 14 10 16 22 16 16 10 16 12 24 24 18 22
% KATEGORI 40,00 cukup 46,67 cukup 46,67 cukup 60,00 baik 66,67 baik 33,33 kurang 60,00 baik 33,33 kurang 33,33 kurang 46,67 cukup 33,33 kurang 53,33 cukup 73,33 baik 53,33 cukup 53,33 cukup 33,33 kurang 53,33 cukup 40,00 cukup 80,00 sangat baik 80,00 sangat baik 60,00 baik 73,33 baik
Persentase Klasikal rendah 5 cukup 9 baik 6 sangat baik 2
22,73 40,91
27,27 9,09
140
Lampiran 40 Daftar Skor Pretest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Kelas Eksperimen NO KODE 1 E-1 2 E-2 3 E-3 4 E-4 5 E-5 6 E-6 7 E-7 8 E-8 9 E-9 10 E-10 11 E-11 12 E-12 13 E-13 14 E-14 15 E-15 16 E-16 17 E-17 18 E-18 19 E-19 20 E-20 21 E-21 22 E-22
A 3 3 5 1 3 3 3 5 1 3 1 3 3 3 5 1 3 5 3 3 1 3
B 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 3 1 1 3 3 1
C 1 1 1 1 3 3 1 1 3 3 1 3 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1
D 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3 3 1 1 3 3 1 3 3 3 1
Keterangan A : Mendengarkan B : Bertanya C : Menjawab pertanyaan D : Mengemukakan pendapat E : Menanggapi pendapat F : Menjelaskan hasil diskusi N : Jumlah % : N/30 * 100%
E 1 3 1 1 3 3 1 1 1 3 1 3 1 1 1 3 3 1 1 3 3 1
F 1 1 1 1 5 3 1 1 3 3 1 5 3 1 1 3 3 1 3 3 3 1
N 8 10 10 6 20 18 8 10 10 14 6 20 12 8 10 16 18 10 14 16 14 8
% KATEGORI 26,67 kurang 33,33 kurang 33,33 kurang 20,00 kurang 66,67 baik 60,00 baik 26,67 kurang 33,33 kurang 33,33 kurang 46,67 cukup 20,00 kurang 66,67 baik 40,00 cukup 26,67 kurang 33,33 kurang 53,33 cukup 60,00 baik 33,33 kurang 46,67 cukup 53,33 cukup 46,67 cukup 26,67 kurang
Persentase Klasikal rendah cukup baik sangat baik
12 6
54,55 27,27
4 0
18,18 0,00
141
Lampiran 41 Daftar Skor Posttest Keterampilan Berkomunikasi Lisan Siswa Kelas Eksperimen NO KODE A 1 E-1 3 2 E-2 5 3 E-3 3 4 E-4 5 5 E-5 5 6 E-6 5 7 E-7 3 8 E-8 3 9 E-9 5 10 E-10 5 11 E-11 5 12 E-12 5 13 E-13 5 14 E-14 3 15 E-15 3 16 E-16 5 17 E-17 3 18 E-18 1 19 E-19 5 20 E-20 5 21 E-21 5 22 E-22 5
B 1 5 3 5 5 5 1 3 5 5 3 5 5 1 3 3 5 3 5 5 3 1
C 1 3 3 5 5 3 1 1 5 3 3 5 5 1 3 3 5 3 5 5 3 3
D 1 3 3 5 5 3 1 3 5 3 3 5 5 3 1 3 5 3 5 3 3 1
Keterangan A : Mendengarkan B : Bertanya C : Menjawab pertanyaan D : Mengemukakan pendapat E : Menanggapi pendapat F : Menjelaskan hasil diskusi N : Jumlah % : N/30 * 100%
E 3 5 3 5 5 5 3 3 5 5 1 3 5 3 1 1 5 3 5 1 1 1
F 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 5 3 1 1 1 1 3 3 1 1 3
N 12 24 18 26 28 24 12 16 28 24 16 28 28 12 12 16 24 16 28 20 16 14
% KATEGORI 40,00 cukup 80,00 sangat baik 60,00 baik 86,67 sangat baik 93,33 sangat baik 80,00 sangat baik 40,00 cukup 53,33 cukup 93,33 sangat baik 80,00 sangat baik 53,33 cukup 93,33 sangat baik 93,33 sangat baik 40,00 cukup 40,00 cukup 53,33 cukup 80,00 sangat baik 53,33 cukup 93,33 sangat baik 66,67 baik 53,33 cukup 33,33 kurang
Persentase Klasikal rendah cukup baik sangat baik
1 9
4,55 40,91
2 10
9,09 45,45
142
Lampiran 42
DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1 siswa melakukan praktikum
Gambar 2 siswa mendiskusikan hasil praktikum
Gambar 3 siswa melakukan running dictation
Gambar 4 siswa mengerjakan tes