PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI SD NEGERI 04 BULU PEMALANG
Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Ika Rahmaeta 1402408055
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal,
Juni 2012
Ika Rahmaeta 1402408055
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diuji ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Di
: Tegal
Tanggal : 24 Juli 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd
Dra. Noening Andrijati, M.Pd
19611018 198803 1 002
19680610 199303 2 002
Mengetahui, Koordinator PGSD UUP Tegal
Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd 19630923 198703 1 001
iii
PENGESAHAN Skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang, oleh Ika Rahmaeta 1402408055, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 8 Agustus 2012. Panitia: Ketua
Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd. NIP. 19510801 197903 1 007
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. NIP. 19630923 198703 1 001
Penguji Utama
Dra. Umi Setijowati, M.Pd. NIP. 19570115 198403 2 001 Penguji Anggota 1
Penguji Anggota 2
Dra. Noening Andrijati, M.Pd.
Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd.
NIP. 19680610 199303 2 002
NIP. 19611018 198803 1 002
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto • Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al Insyiroh: 6). • Sejatinya penyemangat yang paling ampuh adalah diri kita sendiri (Peneliti).
Persembahan Untuk Kedua Orang Tuaku Bapak Tasori dan Ibu Kusmaeri, Adikku Rizki Dwi Afia, Seluruh Mahasiswa PGSD
Angkatan
“Bombastis”.
v
2008,
serta
Keluarga
Kos
PRAKATA Alhamdulillah puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Peneliti menyadari bahwa dalam menulis skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Sudjono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator UPP Tegal Universitas Negeri Semarang. 5. Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd., dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi. 6. Dra. Noening Andrijati, M.Pd., dosen pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi. 7. Dra. Umi Setijowati, M.Pd., dosen penguji utama, yang telah memberikan vi
arahan dan bimbingan kepada peneliti setelah ujian. 8. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. 9. Suryati, S.Pd.SD., Kepala SD Negeri 04 Bulu Pemalang, yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian. 10. Sri Udayani, S.Pd. dan rekan Guru SD Negeri 04 Bulu Pemalang yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 11. Siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang tahun ajaran 2011/2012. 12. Rekan-rekan mahasiswa UPP PGSD Tegal yang sudah belajar bersama dan saling membantu selama studi di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. 13. Kedua orang tuaku dan semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga Allah senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda atas bantuan dan keikhlasannya. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Tegal,
Juli 2012
Peneliti
vii
ABSTRAK Rahmaeta, Ika. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Drs. Teguh Supriyanto, M. Pd (Pembimbing I) dan Dra. Noening Andrijati, M.Pd (Pembimbing II) Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari perolehan nilai aktivitas dan hasil belajar siswanya. Perolehan nilai pada pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan belum tercapainya keberhasilan pembelajaran tersebut, khususnya pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Hal ini karena guru menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah membatasi aktivitas belajar siswa, sehingga menjadikan siswa kurang berminat untuk belajar IPS dan menyebabkan hasil belajarnya pun rendah. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V serta performansi guru pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SD Negeri 04 Bulu Pemalang. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus selama 6 kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 36 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes dan non tes (observasi dan dokumen). Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, yaitu kehadiran siswa minimal 90%, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran minimal 75%, rata-rata hasil belajar siswa minimal 64, persentase tuntas belajar klasikal minimal 75%, dan skor performansi guru minimal 71. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I kehadiran siswa sebesar 94,44%, aktivitas belajar siswa mencapai 67,05% atau dengan kriteria tinggi, ratarata hasil belajar siswa 70,88, ketuntasan belajar siswa secara klasikal 64,71%, dan skor performansi guru 75,38. Sementara pada siklus II kehadiran siswa sebesar 95,37%, aktivitas belajar siswa mencapai 82,65% atau dengan kriteria sangat tinggi, rata-rata hasil belajar siswa 77,06, ketuntasan belajar siswa secara klasikal 88,24%, dan skor performansi guru 83,63. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan, baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa maupun pada performansi guru dari siklus 1 ke siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang serta performansi guru dalam pembelajaran. Untuk itu, sebaiknya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam melakukan proses pembelajaran IPS. viii
DAFTAR ISI Halaman Prakata .................................................................................................................vi Abstrak ................................................................................................................viii Daftar Isi .............................................................................................................ix Daftar Tabel ........................................................................................................xii Daftar Gambar .....................................................................................................xiii Daftar Diagram....................................................................................................xiv Daftar Lampiran ..................................................................................................xv Bab 1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah .............................................4
1.2.1 Rumusan Masalah......................................................................................5 1.2.2 Pemecahan Masalah ..................................................................................5 1.3
Tujuan Penelitian .......................................................................................6
1.4
Manfaat Penelitian .....................................................................................7
2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teori ..........................................................................................9
2.1.1 Pengertian Belajar......................................................................................9 2.1.2 Hakikat Pembelajaran ................................................................................11 2.1.3 Aktivitas Pembelajaran ..............................................................................12 2.1.4 Hasil Belajar ..............................................................................................14 2.1.5 Performansi Guru ......................................................................................16 2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar............................................................18 2.1.7 Pembelajaran IPS .......................................................................................20 2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...........................................22 2.1.9 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ....30 2.2
Kajian Empiris ...........................................................................................32 ix
2.3
Kerangka Berpikir .....................................................................................34
2.4
Hipotesis Tindakan ....................................................................................36
3.
METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian ................................................................................37
3.2
Perencanaan Tahap Penelitian ...................................................................39
3.2.1 Perencanaan Siklus I ..................................................................................39 3.2.2 Perencanaan Siklus II ................................................................................42 3.3
Subjek Penelitan ........................................................................................46
3.4
Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................47
3.5
Data dan Teknik Pengumpulan Data .........................................................47
3.5.1 Sumber Data ..............................................................................................47 3.5.2 Jenis Data ...................................................................................................48 3.5.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................48 3.5.4 Alat Pengambilan Data ..............................................................................50 3.6
Teknik Analisis Data .................................................................................50
3.6.1 Data Aktivitas Belajar Siswa .....................................................................51 3.6.2 Data Hasil Belajar Siswa ...........................................................................51 3.6.3 Data Performansi Guru ..............................................................................52 3.7
Indikator Keberhasilan ..............................................................................53
3.7.1 Aktivitas Belajar Siswa .............................................................................53 3.7.2 Hasil Belajar Siswa ....................................................................................54 3.7.3 Performansi Guru ......................................................................................54 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ..........................................................................................55
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I .........................................55 4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................63 4.2
Pembahasan ...............................................................................................70
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian ..................................................................70 4.2.2 Implikasi Hasil Temuan.............................................................................75 5.
PENUTUP
5.1
Simpulan ...................................................................................................78
5.2
Saran ..........................................................................................................79 x
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................80 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................228
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Prosedur Penyekoran Kuis.......................................................................29
2.2
Tingkatan Penghargaan Kelompok .........................................................30
3.1
Kualifikasi Persentase Keaktifan Siswa ..................................................51
3.2
Konversi Skor APKG 1 ...........................................................................53
3.3
Konversi Skor APKG 2 dan APKG 3 .....................................................53
4.1
Data Hasil Tes Formatif I ........................................................................56
4.2
Rangkuman Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ....................................59
4.3
Rangkuman Nilai Performansi Guru Siklus I ..........................................60
4.4
Data Hasil Tes Formatif II ......... .............................................................63
4.5
Rangkuman Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ...................................66
4.6
Rangkuman Nilai Performansi Guru Siklus II ........................................67
4.7
Data Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas .......................................68
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Berpkir .................................................................................. 36
xiii
DAFTAR DIAGRAM Diagram
Halaman
4.1
Persentase Tuntas Belajar Klasikal Siklus I ............................................57
4.2
Persentase Tuntas Belajar Klasikal Siklus II ...........................................64
4.3
Peningkatan Hasil Penelitian ...................................................................69
4.4
Peningkatan Hasil Belajar Siswa .............................................................71
4.5
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa .......................................................74
4.6
Peningkatan Performansi Guru ................................................................75
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Halaman
Daftar Siswa Kelas V Tahun Ajaran 2010/2011 Beserta Rekap Nilai IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ...........................80
2
Daftar Siswa Kelas V Tahun Ajaran 2011/2012 ........................................81
3
Daftar Hadir Siswa Kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang ......................82
4
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ....................84
5
Deskriptor Pedoman Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................................................................................................85
6
Lembar Pengamatan Performansi Guru .....................................................87
7
Silabus Sekolah Dasar Negeri 04 Bulu Pemalang .....................................96
8
Pengembangan Silabus Siklus I Pertemuan 1 ...........................................100
9
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 .......................102
10 Materi Ajar Siklus I Pertemuan 1 .............................................................105 11 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 1 ....................................110 12 Kisi-kisi Soal Kuis 1 .................................................................................111 13 Proses Validasi Soal Kuis 1 ...................................................................112 14 Soal Kuis 1 dan Kunci Jawaban ................................................................114 15 Pengembangan Silabus Siklus I Pertemuan 2 ...........................................118 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 .......................120 17 Materi Ajar Siklus I Pertemuan 2 .............................................................124 18 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2 ....................................127 19 Kisi-kisi Soal Kuis 2 .................................................................................128 20 Proses Validasi Soal Kuis 2 ...................................................................129 21 Soal Kuis 2 dan Kunci Jawaban ................................................................131 22 Kisi-kisi Soal Tes Formatif I .....................................................................135 23 Proses Validasi Soal Tes Formatif I .............................................. 137
xv
24 Soal Tes Formatif I dan Kunci Jawaban ...................................................141 25 Data Hasil Belajar Siswa Kuis 1 ..............................................................149 26 Daftar Kelompok Asal Dan Peringkat Kelompok ....................................150 27 Data Hasil Belajar Siswa Kuis 2 ...............................................................151 28 Daftar Kelompok Asal Dan Peringkat Kelompok ....................................152 29 Daftar Nilai Tes Formatif I .......................................................................153 30 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I Pertemuan 1...............................................................................................154 31 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I Pertemuan 2...............................................................................................155 32 Hasil Pengamatan Performansi Guru Siklus I Pertemuan 1 .....................156 33 Hasil Pengamatan Performansi Guru Siklus I Pertemuan 2 .....................160 34 Pengembangan Silabus Siklus II Pertemuan 1 ..........................................164 35 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1......................166 36 Materi Ajar Siklus II Pertemuan 1 ............................................................170 37 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 1 ...................................172 38 Kisi-kisi Soal Kuis 3 .................................................................................173 39 Proses Validasi Soal Kuis 3 ...................................................................174 40 Soal Kuis 3 dan Kunci Jawaban ................................................................176 41 Pengembangan Silabus Siklus II Pertemuan 2 ..........................................180 42 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2......................182 43 Materi Ajar Siklus II Pertemuan 2 ............................................................186 44 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 2 ...................................188 45 Kisi-kisi Soal Kuis 4 .................................................................................189 46 Proses Validasi Soal Kuis 4 ...................................................................190 47 Soal Kuis 4 dan Kunci Jawaban ................................................................192 48 Kisi-kisi Soal Tes Formatif II ...................................................................197 49 Proses Validasi Soal Tes Formatif II ............................................. 198 50 Soal Tes Formatif II dan Kunci Jawaban ..................................................201 51 Data Hasil Belajar Siswa Kuis 3 ..............................................................207 xvi
52 Daftar Kelompok Asal Dan Peringkat Kelompok ....................................208 53 Data Hasil Belajar Siswa Kuis 4 ...............................................................209 54 Daftar Kelompok Asal Dan Peringkat Kelompok ....................................210 55 Daftar Nilai Tes Formatif II ......................................................................211 56 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II Pertemuan 1...............................................................................................212 57 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II Pertemuan 2...............................................................................................213 58 Hasil Pengamatan Performansi Guru Siklus II Pertemuan 1 ....................214 59 Hasil Pengamatan Performansi Guru Siklus II Pertemuan 2 ....................218 60 Piagam Penghargaan Kelompok ...............................................................222 61 Jadwal Penyusunan Skripsi .......................................................................223 62 Surat Ijin Penelitian...................................................................................224 63 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian .................................................225 64 Dokumentasi Pembelajaran.......................................................................226
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan manusia agar dapat mengembangkan potensinya melalui proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus dilakukan, salah satunya yaitu dengan melakukan upaya inovasi di bidang pendidikan. Menurut Sudjana (2005: 2), “pendidikan terjadi melalui interaksi insani, tanpa batas ruang dan waktu”. Dalam penyelenggaraannya di sekolah, pendidikan yang melibatkan guru sebagai tenaga pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai tenaga pendidik yaitu dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan
tahap
perkembangan
siswa
dan
kesesuaiannya
dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Mengingat peran pendidikan yang sangat kompleks, maka 1
2
penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjangnya harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan harus benar-benar terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Pada semua jenjang pendidikan, termasuk sekolah dasar (SD), kurikulum yang digunakan sekarang ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam KTSP terdapat beberapa mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa di tingkat SD. Salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. “Mata pelajaran IPS berfungsi sebagai ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini” (Hernawan 2008: 8.28). Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan serangkaian proses pembelajaran yang mendukungnya. Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran IPS yang terjadi di SD secara umum, kurang maksimal dalam meningkatkan keaktifan siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan cenderung pada pencapaian target materi kurikulum yang lebih mementingkan pada penghafalan konsep daripada pemahamannya. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas yang lebih berpusat pada guru. Guru dalam penyampaian materi biasanya menerapkan model
3
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang cenderung monoton, di mana siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Hal demikian menjadikan siswa kurang berminat untuk belajar IPS yang menyebabkan hasil belajarnya pun rendah. Kondisi yang demikian juga terjadi pada proses pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan, proses pembelajaran yang terjadi di kelas lebih didominasi oleh guru yang selalu menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah tanpa memakai media dan melibatkan peran serta siswa dalam menyampaikan materi. Hal tersebut menjadikan siswa menjadi pasif dan kurang berani dalam mengemukakan pendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan. Daya serap siswa terhadap materi juga masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa kelas V tahun ajaran 2010/2011 pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan yang masih di bawah KKM yang ditentukan, yaitu 53. Dari 35 siswa hanya 17 (48%) siswa mendapat nilai ≥ 53, dan 18 (51,43%) siswa lainnya mendapat nilai
53. Data siswa dan nilai
selengkapnya ada pada lampiran 1. IPS yang merupakan mata pelajaran yang mempunyai materi dengan jenis narasi dan berstruktur seperti materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan, hendaknya harus disajikan dalam bentuk yang menarik dan melibatkan keaktifan siswa, terutama dalam proses penyampaiannya. Hal ini dimaksudkan supaya siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar, karena salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi
keberhasilan
belajar
siswa
yaitu
suasana
saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Keaktifan siswa dapat dimunculkan dengan
4
menerapkan model pembelajaran yang tepat. Salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw atau tim ahli. Menurut Isjoni (2010: 54), “pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal”. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, setiap siswa dalam kelompok diberi materi yang berbeda-beda yang nantinya bertemu dengan temannya dari kelompok lain dengan materi yang sama dalam kelompok ahli dan setelah berdiskusi dalam kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal dan bertugas menjelaskan materinya kepada teman satu kelompoknya. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, selain dapat mempermudah siswa dalam mempelajari materi IPS yang cenderung banyak, juga dapat meningkatkan kerjasama di antara siswa secara berkelompok. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang”.
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah Dalam bagian ini akan dibahas tentang rumusan masalah dan pemecahannya dalam penelitian tindakan kelas ini. Berikut merupakan penjelasan selengkapnya tentang rumusan masalah dan pemecahannya.
5
1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu: (1) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang? (2) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang? (3) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dapat meningkatkan performansi guru di SD Negeri 04 Bulu Pemalang? 1.2.2 Pemecahan Masalah Dari permasalahan tersebut di atas, peneliti ingin mengajukan cara penyelesaian melalui sebuah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan melibatkan siswa melalui proses diskusi, baik yang dilakukan dalam kelompok ahli maupun dalam kelompok asal. Selain itu, juga dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi IPS, yang pada dasarnya mempunyai materi dengan jenis narasi yang cukup banyak, seperti materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan.
6
Untuk melaksanakan pembelajaran di atas, dibuat perangkat pembelajaran yang dibutuhkan, seperti: (1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, (2) Soal-soal untuk tes formatif untuk mengevaluasi hasil belajar siswa yang digunakan sebagai umpan balik guna mengetahui kemampuan siswa setelah menerima perlakuan atau tindakan dari guru, (3) Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Paparan kedua tujuan tersebut yaitu sebagai berikut: (1) Tujuan Umum Secara umum, penelitian tindakan kelas ini memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang. (2) Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini yaitu meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan; meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan; dan meningkatkan keterampilan guru
7
dalam proses pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi beberapa pihak, seperti bagi siswa, guru, dan sekolah. Berikut merupakan paparan manfaat penelitian ini bagi ketiga pihak tersebut. (1) Bagi siswa Penelitian ini memiliki manfaat bagi siswa, yaitu meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan; meningkatnya kemampuan belajar IPS siswa, yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan; dan melatih siswa dalam memecahkan masalah melalui belajar kooperatif, sehingga mereka dapat bekerjasama dengan teman sebayanya. (2) Bagi Guru Penelitian ini memiliki manfaat bagi guru, yaitu meningkatnya kualitas dalam membelajarkan IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan
tersedianya
alternatif
model
pembelajaran
dalam
pembelajaran IPS. (3) Bagi Sekolah Penelitian ini memiliki manfaat bagi sekolah, yaitu sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
8
membantu memperlancar pelaksanaan kurikulum, sehingga mempercepat tercapainya visi dan misi.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori Kerangka teori yang akan dibahas meliputi pengertian belajar, hakikat pembelajaran, aktivitas belajar, hasil belajar, performansi guru, karakteristik siswa SD, pembelajaran IPS, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Berikut merupakan paparan teoriteori tersebut selengkapnya. 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam keseluruhan rangkaian proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal tersebut mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. “Belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri. Dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil” (Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono 2008: 1.3). Menurut Johnson, Johnson, dan Smith (Asma 2006: 3), “belajar adalah suatu proses pribadi dan juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan orang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama”. Sementara menurut Slameto (2010: 2), “belajar ialah suatu
9
10
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Selanjutnya, Gagne dan Berliner seperti yang dikutip Anni dkk (2007: 2), mengatakan bahwa “belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman”. Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri individu baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak untuk memperoleh suatu perubahan perilaku dalam dirinya melalui interaksi, baik dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan. Perubahan perilaku tersebut berupa kemampuan diri ke arah yang positif dan lebih baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Menurut Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono (2008: 1.4-6), terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. (1) Proses Proses merupakan salah satu unsur pokok dalam belajar, karena pada dasarnya belajar merupakan suatu proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri diwujudkan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, seperti siswa bertanya, menanggapi, menjawab pertanyaan dari guru, diskusi, dan sebagainya. Itu semua merupakan gejala yang nampak dari aktivitas mental dan emosional siswa.
11
(2) Perubahan perilaku Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat dari kegiatan belajar, sehingga perubahan perilaku juga dikatakan sebagai salah satu unsur pokok dalam belajar. Perubahan perilaku tersebut merupakan hasil yang tampak dari individu yang belajar. Selain itu, pengetahuan dan keterampilannya akan bertambah, penguasaan nilainilai dan sikapnya juga bertambah. (3) Pengalaman Belajar adalah mengalami. Hal ini berarti bahwa belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah lingkungan di sekitar individu baik dalam bentuk alam sekitar maupun hasil ciptaan manusia. Lingkungan sosial siswa di antaranya guru, orang tua, pustakawan, pemuka masyarakat, dan sebagainya. Belajar dapat dilakukan melalui pengalaman langsung dan tidak langsung. Siswa yang melakukan eksperimen merupakan contoh belajar dengan pengalaman langsung. Sementara siswa yang belajar dengan mendengarkan penjelasan guru atau membaca buku merupakan contoh belajar melalui pengalaman tidak langsung. 2.1.2 Hakikat Pembelajaran Pembelajaran menurut Degeng dalam Wena (2009: 2), berarti “upaya membelajarkan siswa”. Sementara Trianto (2009: 17), menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju
12
suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya, Sunhaji dalam Asmani (2011: 19), menjelaskan bahwa “kegiatan pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk menstransformasikan bahan pelajaran kepada subjek belajar”. Dari ketiga pendapat tentang pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu upaya yang diwujudkan dengan adanya aktivitas dari seorang pendidik (guru) dalam membantu membelajarkan siswanya untuk mencapai suatu target yang telah ditetapkan. Menurut Hamalik (2008: 77), ada tujuh komponen dalam pembelajaran di mana satu dengan yang lain saling terintegrasi. Komponen-komponen pembelajaran tersebut yaitu (1) tujuan pendidikan dan pengajaran; (2) peserta didik atau siswa; (3) tenaga pendidikan khususnya guru; (4) perencanaan pengajaran sebagai segmen kurikulum; (5) strategi pembelajaran; (6) media pengajaran; dan (7) evaluasi pengajaran. 2.1.3 Aktivitas Belajar Pada dasarnya aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Slavin dalam Baharuddin dan Wahyuni (2008: 116), menyatakan bahwa “dalam proses belajar dan pembelajaran, siswa harus terlibat aktif serta siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas”. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (2010: 36), yang menyebutkan bahwa “dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berbuat”. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Aktivitas yang dimaksud yaitu seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik maksudnya yaitu siswa ikut terlibat dalam
13
kegiatan pembelajaran atau siswa mengikuti selama proses pembelajaran berlangsung dan kegiatan psikis maksudnya yaitu siswa ikut berpikir tentang hal yang dipelajarinya. Dierich seperti yang dikutip Hamalik (2008: 172-3) membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok, yaitu (1) kegiatan-kegiatan visual, yang meliputi membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan orang lain bekerja atau bermain; (2) kegiatan-kegiatan lisan (oral), yang meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi; (3) kegiatankegiatan mendengarkan, yang meliputi mendengarkan penyajian bahan, percakapan atau diskusi kelompok, suatu permainan, dan radio; (4) kegiatankegiatan menulis, yang meliputi menulis cerita, laporan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket; (5) kegiatan-kegiatan menggambar, yang meliputi menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola; (6) kegiatan-kegiatan metrik, yang meliputi melakukan percobaan, memilih alatalat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun; (7) kegiatan-kegiatan mental, yang meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubunganhubungan, dan membuat keputusan; (8) kegiatan-kegiatan emosional, yang meliputi minat membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Dari pemaparan tentang aktivitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan siswa yang tampak selama proses pembelajaran berlangsung yang menandakan bahwa dirinya sedang belajar.
14
Akivitas belajar siswa yang timbul saat berlangsungnya pembelajaran merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Aktivitas belajar siswa yang diamati oleh guru lebih difokuskan pada serangkaian kegiatan siswa dalam melakukan tahap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang meliputi kerjasama siswa dalam belajar (dalam kelompok ahli ataupun
kelompok
asal),
keberanian
siswa
dalam
mengemukakan
pendapat/tanggapan, ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu, dan keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal. 2.1.4 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Sudjana (2010: 22) adalah “kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Rifa’i dan Anni (2009: 85), yang mengatakan bahwa “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”. Sementara menurut Hamalik (2008: 30), “hasil dan bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang yang dulunya tidak tahu menjadi tahu, yang dulunya tidak mengerti menjadi mengerti”. Dari ketiga pendapat tentang hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dari usaha belajar yang dilakukan oleh seorang individu yang berupa terjadinya perubahan perilaku ke arah yang positif. Aspek perubahan tersebut dapat berupa tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Perolehan aspek-aspek perubahan
15
perilaku tersebut bergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa sebagai pembelajar. Kingsley dalam Sudjana (2010: 22), “membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita”. Sementara Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 10-2), menyatakan bahwa hasil belajar sebagai kapabilitas, yang berupa (1) informasi verbal yang merupakan kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; (2) keterampilan intelektual yang merupakan kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang; (3) strategi kognitif yang merupakan kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, yang meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; (4) keterampilan motorik yang merupakan kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan (5) sikap yang merupakan kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. “Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan sebagainya yang menuju pada perubahan positif” (Septa 2011). Hasil belajar yang diharapkan tampak dalam diri siswa setelah menerima pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan, yaitu dalam aspek kognitif adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa dan dalam aspek
16
afektif dan psikomotor ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. 2.1.5 Performansi Guru Hoy dan Miskel dalam Sion (2008: 112) mengatakan bahwa “performansi adalah suatu kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta motivasi pegawai”. Pendapat tersebut sejalan dengan Suwardani yang mengatakan bahwa “performansi berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan melakukan sesuatu” (Sion 2008: 112). Merujuk pada dua pengertian performansi tersebut dapat dikatakan bahwa performansi guru merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya sebagai seorang guru. Dalam Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 Pasal 10 terdapat beberapa kemampuan atau kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Rifa’i dan Anni (2009: 7-12), menjelaskan keempat kompetensi tersebut sebagai berikut: (1) Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bagi siswa, yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pmbelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (2) Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan guru yang berkaitan
17
dalam performansinya sebagai seorang pendidik, seperti berpribadi mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. (3) Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing siswa dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional. (4) Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bergaul secara efektif baik dengan siswa, sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa maupun dengan masyarakat sekitar. Dalam penelitian ini selain aktivitas belajar siswa, performansi guru selama melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga diamati oleh guru mitra. Aspek yang dinilai mencakup empat kompetensi di atas yang tertera dalam tiga APKG, yaitu APKG 1 untuk menilai RPP, APKG 2 untuk menilain pelaksanaan pembelajaran, dan APKG 3 untuk menilai kompetensi kepribadian dan sosial guru. Secara lebih singkat, Sudjana (2009: 58) menjelaskan beberapa aspek penilaian dari performansi guru, yaitu sebagai berikut: Komponen guru, yang meliputi penguasaan mata pelajaran, keterampilan mengajar, sikap keguruan, pengalaman mengajar, cara mengajar, cara menilai, kemauan mengembangkan profesinya, keterampilan berkomunikasi, kepribadian, kemauan dan kemampuan memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa, hubungan dengan siswa dan dengan rekan sejawatnya, penampilan dirinya, serta keterampilan lain yang diperlukan.
18
2.1.6 Karakteristik Siswa SD Perkembangan kognitif menurut Piaget meliputi empat tahap. Pertama, sensorimotor (0-2 tahun) yang mempunyai ciri perkembangan berdasarkan tindakan langkah demi langkah. Kedua, praoperasi (2-7 tahun) dengan ciri perkembangan menggunakan simbol atau bahasa, tanda, dan konsep intuitif. Ketiga, operasi konkret (8-12 tahun) dengan ciri perkembangan memakai aturan jelas atau logis, dan reversibel serta kekekalan. Keempat, operasi formal (11 tahun ke atas) dengan ciri perkembangan hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif, serta logis dan probabilitas (Suprijono 2010: 22-3). Berdasarkan perkembangan kognitif menurut Piaget di atas, siswa SD kelas V berada dalam tahap operasi konkret. Pada tahap ini siswa belum mampu memahami materi yang abstrak. Siswa baru mampu memahami materi yang disajikan secara nyata atau konkret. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Sementara, Kurniawan (2011) menambahkan ada beberapa karakteristik siswa SD yang perlu diketahui oleh guru. Pemahaman guru terhadap karakteristik siswa tersebut sangat membantu dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Karakteristik tersebut di antaranya yaitu sebagai berikut: (1) Senang Bermain Salah satu karakteristik anak usia SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pembelajaran yang serius tapi santai. Sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
19
(2) Senang Bergerak Karakteristik yang kedua yaitu senang bergerak. Anak usia SD berbeda dengan orang dewasa. Pada umumnya, orang dewasa dapat duduk selama berjam-jam, sedangkan siswa SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak dapat berpindah atau bergerak. (3) Senang Bekerja dalam Kelompok Karakteristik lain yang dimiliki anak usia SD adalah senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya di lingkungan, belajar bertanggung jawab, dan belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif). Hal ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok. (4) Senang Merasakan atau Melakukan/memperagakan Sesuatu secara Langsung Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, siswa SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang
20
angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, moral, dan sebagainya. Bagi siswa SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika siswa melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Oleh karena itu guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, pemahaman guru terhadap karakteristik siswa SD dapat dijadikan titik awal atau pedoman dalam merancang pembelajaran di SD, agar tepat
dalam
memberikan
pendidikan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
perkembangan siswa itu sendiri. 2.1.7 Pembelajaran IPS Dalam subbab ini akan dibahas tentang pengertian IPS dan pembelajaran IPS SD. Berikut merupakan paparan selengkapnya. 2.1.6.1 Pengertian IPS IPS menurut Jarolimek adalah “mengkaji manusia dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan fisiknya”. Sementara menurut Michaelis, “IPS dihubungkan dengan manusia dan interaksinya dengan lingkungan fisik dan sosialnya yang menyangkut hubungan kemanusiaan” (Masitoh, Susilo, dan Soewarso 2010: 1). Selanjutnya Nasution dalam Masitoh, Susilo, dan Soewarso (2010: 1), menegaskan lagi bahwa: IPS suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya, dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan psikologi sosial.
21
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran atau bidang ilmu pendidikan yang di dalamnya mengkaji tentang manusia beserta interaksinya dalam lingkungan hidupnya, baik interaksi dengan sesama manusia (lingkungan sosial) maupun dengan lingkungan fisik. 2.1.6.2 Pembelajaran IPS SD IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD. Fungsi mata pelajaran IPS di SD menurut Hernawan dkk (2008: 8.29), yaitu “untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang dihadapi sehari-hari, serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini”. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran IPS di SD yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, seperti yang dikutip Mukayanah (2009): (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, serta keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) Memiliki komitmen serta kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Pembelajaran IPS di SD dalam pelaksanaannya harus memperhatikan kebutuhan anak usia SD yang pada umumnya berada pada rentang usia 6-12 tahun.
Anak
dalam
Mangkoesapoetra
rentang
(2005),
usia 7-11
berada
dalam
tahun
menurut
perkembangan
Piaget
dalam
kemampuan
22
intelektual/kognitif pada tingkatan operasional konkret. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Mereka hanya mempedulikan waktu sekarang (konkret) dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS yang nantinya mereka pelajari, penuh dengan pesanpesan yang bersifat abstrak. Untuk itu, sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode ekspositori akan menyebabkan siswa bersikap pasif dan menurunkan derajat IPS menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Guru yang bersikap memonopoli peran sebagai sumber informasi, seharusnya meningkatkan kinerjanya dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Sesuai pernyataan Powers dalam Makewa, Role, dan Genga (2011), bahwa “a good teacher is one who looks for effective and different methods to generate interest and enthusiasm among the students that he or she teaches”. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa seorang guru yang baik adalah orang yang mampu mencari metode yang berbeda dan efektif untuk membangkitkan minat dan antusias siswa terhadap hal yang sedang diajarkannya. Misalnya dengan menyajikan materi melalui penerapan model cooperative learning tipe jigsaw,
role
playing,
membaca
sajak,
buku
(novel),
atau
surat
kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat menyajikan pembelajaran IPS SD dengan menarik dan menciptakan suasana belajar IPS yang diminati siswa. 2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam subbab ini akan diuraikan tentang pengertian model pembelajaran, pembelajaran kooperatif (cooperative learning), dan pembelajaran kooperatif tipe
23
jigsaw. Uraian selengkapnya yaitu sebagai berikut: 2.1.7.1 Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran menurut Joyce dalam Trianto (2009: 22), adalah “suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain”. Sementara Joyce dan Weil dalam Abimanyu dkk (2008: 2.4), menjelaskan model pembelajaran sebagai berikut: Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Amri dan Ahmadi (2010: 190), menyederhanakan bahwa “model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru”. Dari ketiga pendapat tentang model pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian model pembelajaran adalah suatu kerangka/pola/ gambaran pembelajaran yang akan dilaksanakan yang didalamnya memuat langkah-langkah atau prosedur pelaksanaan yang digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. 2.1.7.2 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. “Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling
24
membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim” (Isjoni 2010: 15). Cabrera et al. dalam McWey, Henderson, dan Piercy (2006), memberikan definisi pembelajaran kooperatif sebagai berikut: “Cooperative learning (CL) has been identified as an effective pedagogical strategy that promotes a variety of positive cognitive, affective, and social outcomes”. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembelajaran kooperatif (CL) diidentifikasikan sebagai strategi pedagogis yang efektif yang mempromosikan berbagai hasil pengetahuan, sikap, dan sosial yang positif. “Pembelajaran kooperatif ini bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, jika mereka saling berdiskusi dengan temannya” (Trianto 2009: 56). Hal ini sejalan dengan pemikiran Stahl dalam Solihatin dan Raharjo (2008: 5), yang mengatakan bahwa “model pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar”. Asma (2006: 6-7), menyebutkan bahwa model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya ciri-ciri seperti (1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan meteri belajarnya, (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda-beda, dan (4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Johnson dan Johnson dalam Trianto (2009: 57), menyatakan bahwa “tujuan pokok belajar kooperatif yaitu memaksimalkan belajar siswa untuk
25
peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok”. Sementara itu, Stahl menambahkan keuntungan belajar kooperatif yaitu di samping memungkinkan siswa meraih keberhasilan dalam belajarnya, juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik itu keterampilan berpikir maupun keterampilan sosial, seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku menyimpang dalam kehidupan kelas (Isjoni 2010: 23). Roger dan Johnson dalam Lie (2004: 31-7), menyebutkan ada lima unsur model pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka. (2) Tanggung Jawab Perorangan Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Guru yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
26
(3) Tatap Muka Dalam
pembelajaran
kooperatif,
setiap
kelompok
harus
diberi
kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Interaksi ini memberikan kesempatan pada siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masingmasing. (4) Komunikasi Antaranggota Unsur ini menghendaki agar para sisa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. (5) Evaluasi Proses Kelompok Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif. 2.1.7.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson pada tahun 1971 di Austin, Texas (Aronson). Arends seperti yang dikutip dalam Amri dan Ahmadi (2010: 94)
27
mengatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal merupakan kelompok awal di mana terjadi pembagian masing-masing materi yang berbeda untuk setiap anggota. Selanjutnya kelompok ahli merupakan kelompok yang terbentuk dari sekumpulan anggota kelompok asal yang mempunyai materi yang sama. Priyanto dalam Wena (2009: 194-5), menyebutkan ada beberapa langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu: (1) Pembentukan Kelompok Asal Kelompok asal merupakan kelompok yang dibentuk pertama dalam pembelajaran. Setiap kelompok asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen. (2) Pembelajaran pada Kelompok Asal Dalam tahap ini, terjadi pembagian tugas untuk setiap anggota kelompok asal. Kemudian setiap anggota mempelajari submateri pelajaran yang akan menjadi keahliannya yang dikerjakan secara individual. (3) Pembentukan Kelompok Ahli Dalam tahap ini, setelah setiap anggota kelompok asal mendapatkan tugas mempelajari submateri yang menjadi keahliannya, kemudian
28
masing-masing ahli submateri yang sama dari kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. (4) Diskusi Kelompok Ahli Dalam tahap ini, anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan berdiskusi tentang masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli mempelajari materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. (5) Diskusi Kelompok Asal (Induk) Dalam tahap ini, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing. Kemudian setiap anggota kelompok menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal lainnya. Ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran. (6) Diskusi Kelas Dengan dipandu oleh guru, diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa. (7) Pemberian Kuis Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok.
29
(8) Pemberian Penghargaan Kelompok Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa piagam dan bonus nilai. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat langkah ke-8 yaitu adanya pemberian penghargaan kepada kelompok yang unggul. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar semakin giat dalam belajar. Untuk menentukan kelompok yang unggul tersebut dilakukan dengan menghitung skor kelompok yang didapat dari hasil kuis. Skor kelompok tersebut merupakan sumbangan skor perkembangan individu dari setiap anggota kelompok. Menurut Asma (2006: 120), prosedur penyekoran kuis yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut: Tabel 2.1. Prosedur Penyekoran Kuis Langkah 1 Menetapkan skor dasar
Setiap siswa diberi skor berdasarkan skor-skor yang lalu.
Langkah 2 Menghitung skor kuis terkini
Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini
Langkah 3 Menghitung skor perkembangan
Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin skor dasar Pekerjaan sempurna
0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin
30
Menurut Asma (2006: 54) untuk menghitung skor tim atau kelompok dapat dihitung rata-rata perolehan skornya dengan rumus: N=
Berdasarkan rata-rata skor tim, diperoleh tiga tingkatan penghargaan yang diberikan, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2. Tingkatan Penghargaan Kelompok Kriteria (Rata-rata tim) Penghargaan 15
KELOMPOK BAIK
20
KELOMPOK HEBAT
25
KELOMPOK SUPER
2.1.9 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran
IPS
Materi
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Kelas V semester II yaitu sebagai berikut: 2.1.8.1 Sebelum Pembelajaran Beberapa persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran, yaitu seperti (1) guru terlebih dahulu mempelajari materi Perjuangan Mepertahankan Kemerdekaan dan memilih materi yang dapat dibagi menjadi submaterisubmateri, seperti Pertempuran-pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan; (2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); dan (3) menyiapkan materi pelajaran yang sudah dibagi menjadi submateri-submateri.
31
2.1.8.2 Pelaksanaan Pembelajaran Beberapa kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain yaitu: (1) Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi, (2) Guru menjelaskan materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan secara garis besar, (3) Penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang terdiri dari pembentukan kelompok asal, yaitu guru membagi siswa kedalam 9 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 anggota yang berbeda kemampuan intektual dan jenis kelaminnya; pembelajaran pada kelompok asal, yaitu setiap anggota dalam kelompok asal mendapatkan bagian submateri yang berbeda satu sama lain; pembentukan kelompok ahli, yaitu anggota dari masing-masing kelompok asal yang mempunyai submateri yang sama, berkumpul menjadi satu yang dinamai kelompok ahli; diskusi kelompok ahli, yaitu seluruh anggota kelompok ahli mempelajari submateri yang menjadi tanggung jawabnya sampai benarbenar menguasai submateri tersebut dengan berdiskusi dalam kelompok ahli; diskusi kelompok asal, yaitu setelah merasa benar-benar menguasai submateri tersebut, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan submateri yang menjadi tanggung jawabnya kepada seluruh anggota kelompok asalnya secara bergantian sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapat giliran; diskusi kelas, yaitu setelah seluruh anggota kelompok asal dari masing-masing kelompok selesai melakukan tugasnya, guru memimpin diskusi kelas dengan
32
mengulas kembali materi yang menjadi perdebatan baik dalam diskusi kelompok ahli maupun kelompok asal agar tidak terjadi salah konsep pada siswa; pemberian kuis, yaitu guru memberikan kepada siswa kuis seputar materi diskusi yang harus dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal, dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok; dan yang terakhir pemberian penghargaan kelompok, yaitu kelompok asal yang memperoleh nilai tertinggi diberi penghargaan berupa piagam dan bonus nilai. 2.1.8.3 Penutup Pembelajaran Beberapa kegiatan dalam tahap penutup pembelajaran, meliputi (1) siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran; (2) guru memotivasi belajar siswa; dan (3) penutup pembelajaran.
2.2 Kajian Empiris Penelitian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh M. Hanif Ashiddiqi pada tahun 2011 yang berjudul “Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Indera Manusia melalui Model Jigsaw di Kelas IV Sekolah Dasar Watesalit 02 Batang”. Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa penerapkan model jigsaw dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya persentase tuntas belajar klasikal, dari 66,67% dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 68,83 pada siklus I, menjadi 90% dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 75,33 pada siklus II. Selain itu, juga terjadi peningkatan aktivitas siswa baik secara perorangan maupun kelompok. Aktivitas
33
siswa secara perorangan dari 68,04% pada siklus I, meningkat menjadi 90% pada siklus II. Sementara aktivitas siswa secara kelompok dari 83,03% pada siklus I, meningkat menjadi 98% pada siklus II. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Pungkas Astiti pada tahun 2011 dengan judul “Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di SD Negeri Padasugih 1 Brebes”. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas V yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan yang tidak. Pada kelas eksperimen atau kelas yang pembelajarannnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh hasil penelitian yang berupa rata-rata hasil belajar sebesar 78,14, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 70,30. Oleh karena itu, dari dua penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu, peneliti mencoba menggunakan kembali model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang. Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Hanif Ashiddiqi, di mana jenis penelitian dan model pembelajaran yang digunakan itu sama, yang membedakan yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada mata pelajaran yang diajarkan. M. Hanif Ashiddiqi menerapkan jigsaw pada mata pelajaran IPA, sedangkan peneliti menerapkannya pada mata pelajaran IPS. Sementara kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
34
Pungkas Astiti yaitu mulai dari penerapan model pembelajaran sampai pada materi pelajaran yang diajarkan, dan yang membedakan yaitu jenis penelitian yang digunakan. Pungkas Astiti menggunakan jenis penelitian eksperimen, sedangkan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas.
2.3 Kerangka Berpikir Model pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran IPS pada umumnya model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang cenderung monoton dan kurang melibatkan keaktifan siswa. Penerapan metode tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPS yang pada umumnya memiliki materi dengan jenis narasi dan berstruktur. Jenis materi IPS tersebut seharusnya disajikan dengan metode pembelajaran yang tepat dan menarik, tidak dengan metode ceramah. Dalam penerapan metode ceramah pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan suasana pembelajaran yang tercipta selalu membosankan dan menjenuhkan, karena aktivitas yang dilakukan siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut tidak sesuai dengan karakteristik siswa SD yang pada umumya senang bermain dan bergerak atau dengan kata lain aktif dalam belajarnya. Pembelajaran yang membosankan tersebut menjadikan siswa kurang mampu mengembangkan potensinya, sehingga minat siswa dalam belajar IPS menjadi rendah yang menyebabkan hasil belajarnya pun ikut rendah. Berawal dari kenyataan tersebut, maka perlu adanya suatu perubahan pada penerapan model dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS, baik yang menyangkut aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar yang dicapai siswa.
35
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dapat ikut terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa akan tampak dengan berdiskusi dalam kelompok ahli dan kelompok asal yang memungkinkan siswa melakukan penemuan akan konsep, memungkinkan siswa untuk berbagi pengetahuan, untuk bekerjasama, dan yang tidak kalah penting siswa mulai berlatih untuk dapat berbicara dan berpendapat di depan teman sekelompoknya. Di samping itu, dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa juga dilatih untuk dapat saling menghargai perbedaan dengan adanya kelompok asal dan kelompok ahli yang terdiri dari siswa yang heterogen, mulai dari perbedaan jenis kelamin, kemampuan akademik, ras, dan status sosial. Selain itu, dengan adanya pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor maksimal, dapat memotivasi siswa dalam belajar, mereka akan bersaing untuk bisa mendapatkan predikat kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super, sehingga pencapaian hasil belajar siswa akan meningkat. Jadi, dapat diduga bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V serta performansi guru SD Negeri 04 Bulu Pemalang. Seperti yang tergambar dalam gambar 2.1. berikut.
36
Kondisi awal
Pembelajaran konvensional: cenderung menggunakan metode ceramah, monoton, dan kurang mengaktifkan siswa.
Tindakan
Melakukan PTK dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Kondisi akhir
Aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat, serta performansi guru juga meningkat.
Siswa kurang antusias, minat belajar siswa rendah, dan hasil belajar kurang memuaskan.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: (1) Penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang, (2) Penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang, (3) Penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
dapat
meningkatkan performansi guru dalam proses pembelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari 3 pertemuan, dengan 2 pertemuan pembelajaran masing-masing 2 jam pelajaran (JP) dan 1 pertemuan tes formatif dengan 1 JP. Siklus II terdiri dari 3 pertemuan, dengan 2 pertemuan pembelajaran masing-masing 2 JP dan 1 pertemuan tes formatif dengan 1 JP. Setiap siklus dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi seperti yang diutarakan Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 17-21) sebagai berikut: Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning) Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dengan kata lain menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara lebih rinci, pada tahap ini terdiri atas: (1) mengidentifikasi dan menganalisis masalah; (2) menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan; (3) merumuskan masalah secara jelas; (4) menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan; (5) menentukan cara untuk menguji hipotesis; dan (6) membuat secara rinci rancangan tindakan. 37
38
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap ke-2 dari penelitian tindakan yaitu pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu peneliti melakukan tindakan di kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan, yang terdiri dari tujuh langkah pembelajaran. Hal yang perlu diingat yaitu bahwa dalam tahap ke-2 ini, peneliti harus berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Tahap 3: Pengamatan (Observing) Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebenarnya sedikit kurang tepat jika tahap ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan harus dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Hal yang menjadi fokus dalam tahap pengamatan yaitu berupa aktivitas siswa dan performansi guru selama proses pembelajaran berlangsung. Tahap 4: Refleksi (Reflecting) Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian menilai implementasi rancangan tindakan atau dengan kata lain mengevaluasi diri. Hal yang menjadi fokus dalam kegiatan refleksi yaitu pada aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan performansi guru dalam proses pembelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari hasil refleksi tersebut barulah kita bisa menilai apakah pembelajaran yang telah dilakukan itu berhasil atau tidak.
39
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian Perencanaan
tahap
penelitian
yang
akan
dilaksanakan
meliputi
perencanaan siklus I dan perencanaan siklus II. Berikut paparan selengkapnya tentang perencanaan siklus I dan II. 3.2.1
Perencanaan Siklus I Siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Secara lebih rinci, empat tahapan tersebut yaitu sebagai berikut: 3.2.1.1 Perencanaan Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan meliputi (1) mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, dan mengembangkan pemecahan masalah; (2) merancang RPP sesuai indikator yang ditentukan, yaitu menceritakan Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan menceritakan Peristiwa Pertempuran Ambarawa, Medan Area, dan Bandung Lautan Api untuk pertemuan 1 dan menceritakan Agresi Militer Belanda terhadap Republik Indonesia untuk pertemuan 2; (3) merancang media yang berupa gambar pahlawan dan atlas Indonesia, serta menyusun bahan ajar; (4) menyusun lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi guru, serta deskriptornya; dan (5) menyusun tes formatif I. 3.2.1.2 Pelaksanaan Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan yaitu: (1) Menyiapkan RPP, (2) Menyiapkan media berupa gambar pahlawan dan atlas Indonesia, serta bahan ajar,
40
(3) Menyiapkan
lembar
pengamatan
aktivitas
belajar
siswa
dan
performansi guru, kemudian memberikannya kepada guru mitra (pengamat) untuk mengamati proses pembelajaran, (4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tahap-tahap pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang meliputi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi; guru menjelaskan materi secara garis besar (materi Pertempuran dalam Mempertahankan Kemerdekaan pada pertemuan 1 dan Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda pada pertemuan 2); guru membagi siswa kedalam 9 kelompok asal yang masing-masing terdiri dari 4 anggota yang berbeda kemampuan intektual dan jenis kelaminnya; pembelajaran pada kelompok asal, yaitu guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan LKS, di mana setiap siswa dalam satu kelompok asal mendapatkan bagian tugas yang berbedabeda; pembentukan kelompok ahli, yaitu anggota dari masing-masing kelompok asal yang mempunyai bagian tugas yang sama, berkumpul menjadi satu yang dinamai kelompok ahli; diskusi kelompok ahli, yaitu seluruh anggota kelompok ahli mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan mempelajarinya sampai benar-benar menguasai tugas tersebut dengan berdiskusi dalam kelompok ahli; diskusi kelompok asal, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya kepada seluruh anggota kelompok asalnya secara bergantian sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapat giliran; diskusi kelas, yaitu mengulas
41
kembali materi yang menjadi perdebatan baik dalam diskusi kelompok ahli maupun kelompok asal agar tidak terjadi salah konsep pada siswa yang dipimpin oleh guru; pemberian kuis kepada siswa untuk dikerjakan secara individu; dan pemberian penghargaan kepada kelompok asal yang memperoleh nilai tertinggi dengan berupa piagam dan bonus nilai, (5) Pada akhir siklus I siswa mengerjakan tes formatif I. 3.2.1.3 Pengamatan Sesuai dengan tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, pengamatan difokuskan pada tiga hal, yaitu terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa, serta terhadap performansi guru. Berikut merupakan paparan selengkapnya tentang ketiga aspek tersebut. 3.2.1.3.1 Aktivitas belajar siswa Aktivitas belajar siswa diamati mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini, pengamatan aktivitas belajar siswa difokuskan pada indikator-indikator seperti berikut ini. (1) kerjasama siswa dalam belajar (dalam kelompok ahli ataupun asal), (2) keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan, (3) ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu, dan (4) keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal.
42
3.2.1.3.2 Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa yang diamati meliputi rata-rata nilai dan persentase tuntas belajar klasikal. Kedua aspek tersebut diperoleh dari analisis data hasil tes formatif I yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus I. 3.2.1.3.3 Performansi guru Performansi guru yang diamati dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meliputi penguasaan materi dan penguasaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw itu sendiri. Alat yang digunakan untuk menilai kedua aspek tersebut yaitu berupa Alat Penilaian Kompetensi Guru (APKG), yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu APKG 1 untuk menilai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), APKG 2 untuk menilai pelaksanaan pembelajaran, dan APKG 3 untuk menilai kompetensi kepribadian dan sosial guru. 3.2.1.4 Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aspek-aspek yang diamati pada pelaksanaan tindakan siklus I dan nantinya digunakan dasar atau landasan untuk merencanakan pelaksanaan tindakan siklus II. 3.2.2 Perencanaan Siklus II Siklus II terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara lebih rinci, empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
43
3.2.2.1 Perencanaan Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu (1) merancang RPP sesuai indikator yang ditentukan, yaitu menceritakan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda untuk pertemuan 1 dan menceritakan peranan beberapa tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, misalnya Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Panglima Besar Sudirman, dan Bung Tomo untuk pertemuan 2; (2) merancang media yang berupa gambar pahlawan dan atlas Indonesia, serta menyusun bahan ajar; (3) menyusun lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi guru, serta deskriptornya; dan (4) menyusun tes formatif II. 3.2.2.2 Pelaksanaan Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan yaitu: (1) Menyiapkan RPP, (2) Menyiapkan media berupa gambar pahlawan dan atlas Indonesia, serta bahan ajar, (3) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi guru, kemudian memberikannya kepada guru mitra (pengamat) untuk mengamati proses pembelajaran, (4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tahap-tahap pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang meliputi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi; guru menjelaskan materi secara garis besar (materi Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan pada pertemuan 1 dan Peranan Para Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada pertemuan 2); guru
44
membagi siswa kedalam 7 kelompok asal yang masing-masing terdiri dari 5 anggota yang berbeda kemampuan intektual dan jenis kelaminnya; pembelajaran pada kelompok asal, yaitu guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan LKS. Setiap siswa dalam satu kelompok asal mendapatkan bagian tugas yang berbeda-beda; pembentukan kelompok ahli, yaitu anggota dari masing-masing kelompok asal yang mempunyai bagian tugas yang sama, berkumpul menjadi satu yang dinamai kelompok ahli; diskusi kelompok ahli, yaitu seluruh anggota kelompok ahli mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan mempelajarinya sampai benar-benar menguasai tugas tersebut dengan berdiskusi dalam kelompok ahli; diskusi kelompok asal, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya kepada seluruh anggota kelompok asalnya secara bergantian sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapat giliran; diskusi kelas, yaitu mengulas kembali materi yang menjadi perdebatan baik dalam diskusi kelompok ahli maupun kelompok asal agar tidak terjadi salah konsep pada siswa yang dipimpin oleh guru; pemberian kuis kepada siswa untuk dikerjakan secara individu; dan pemberian penghargaan kepada kelompok asal yang memperoleh nilai tertinggi dengan berupa piagam dan bonus nilai, (5) Pada akhir siklus II siswa mengerjakan tes formatif II. 3.2.2.3 Pengamatan Seperti halnya siklus I, pengamatan pada siklus II juga difokuskan pada tiga hal, yaitu terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa, serta terhadap
45
performansi guru. Berikut merupakan paparan selengkapnya tentang ketiga aspek tersebut. 3.2.2.3.1 Aktivitas belajar siswa Aktivitas belajar siswa diamati mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini, pengamatan aktivitas belajar siswa difokuskan pada indikator-indikator seperti berikut ini. (1) kerjasama siswa dalam belajar (dalam kelompok ahli ataupun asal), (2) keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan, (3) ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu, dan (4) keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal. 3.2.2.3.2 Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa yang diamati meliputi rata-rata nilai dan persentase tuntas belajar klasikal. Kedua aspek tersebut diperoleh dari analisis data hasil tes formatif II yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus II. 3.2.2.3.3 Performansi guru Performansi guru yang diamati dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meliputi penguasaan materi dan penguasaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw itu sendiri. Alat yang digunakan untuk menilai kedua aspek tersebut yaitu berupa Alat Penilaian Kompetensi Guru (APKG), yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu APKG 1 untuk menilai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), APKG 2 untuk
46
menilai pelaksanaan pembelajaran, dan APKG 3 untuk menilai kompetenssi kepribadian dan sosial guru. 3.2.2.4 Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan aspek-aspek yang diamati pada pelaksanaan tindakan siklus II. Berdasarkan hasil analisis maupun refleksi pada siklus I dan II terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru, maka peneliti akan meyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasilnya ditandai dengan adanya peningkatan (sesuai atau melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan) pada aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikatakan berhasil. Namun, jika tidak mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa maupun pada performansi guru maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikatakan tidak berhasil.
3.3 Subjek Penelitian Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 36 orang yang terdiri dari 23 laki-laki dan 13 perempuan. Data siswa selengkapnya ada pada lampiran 2.
47
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Bulu Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012.
3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data Dalam bagian ini akan dibahas mengenai sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan alat pengumpul data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Pembahasan selengkapnya yaitu seperti berikut: 3.5.1 Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari beberapa sumber, seperti siswa, guru, dan dokumen-dokumen terdahulu tentang objek penelitian. Berikut merupakan paparan selengkapnya tentang sumber data. (1) Siswa Dari siswa kalas V akan diambil data berupa data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dan nilai hasil tes formatif pada akhir setiap siklus. (2) Guru (Peneliti) Dari guru akan diambil data berupa data hasil pengamatan terhadap perfomansi guru selama proses penelitian, yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Data tersebut diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra selama penelitian berlangsung.
48
(3) Dokumen Data yang berisi dokumen yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data dan daftar nilai siswa kelas V tahun ajaran 2010/2011, data siswa kelas V tahun ajaran 2011/2012, serta RPP, foto dan video yang berkaitan dengan penelitian. 3.5.2
Jenis Data Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
dua jenis, yaitu data kantitatif dan data kualitatif. Berikut merupakan paparan dari kedua jenis data tersebut. (1) Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini, data kuantitatifnya berupa nilai tes formatif yang dilakukan pada akhir setiap siklus. (2) Kualitatif Data kualitatif yang akan dikumpulkan berupa data hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw, dan performansi guru dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw. 3.5.3 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini, dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu teknik tes dan non tes. Berikut merupakan paparan selengkapnya tentang kedua teknik tersebut. 3.5.3.1 Tes Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti melakukan sebanyak dua kali yaitu tes formatif I pada akhir
49
siklus I dan tes formatif II pada akhir siklus II. Tes formatif dalam setiap siklusnya menggunakan soal yang dibuat oleh peneliti dengan panduan kisi-kisi tes formatif. 3.5.3.2 Non Tes Selain teknik tes, dalam pengumpulan data juga dilakukan melalui teknik non tes, yaitu melalui observasi dan dokumentasi. Berikut merupakan penjelasan kedua teknik tersebut. (1) Observasi Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa dan penampilan guru selama proses pembelajaran. Dalam hal ini yang diamati dari siswa yaitu aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra sesuai instrumen yang sudah disediakan. Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui penampilan guru selama melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam hal ini yang melakukan observasi hanya guru mitra dengan menggunakan alat penilaian kemampuan guru (APKG) yang terdiri dari APKG 1 untuk menilai RPP, APKG 2 untuk menilai pelaksanaan pembelajaran, dan APKG 3 untuk menilai kompetensi kepribadian dan sosial guru. (2) Dokumen Dokumen yang digunakan yaitu data yang berisi dokumen yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data dan daftar nilai siswa kelas V tahun ajaran
50
2010/2011, data siswa kelas V tahun ajaran 2011/2012, serta RPP, foto dan video yang berkaitan dengan penelitian. 3.5.4 Alat Pengumpul Data Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dengan beberapa alat, seperti soal tes formatif dan lembar observasi untuk guru dan siswa. Penjelasan tentang kedua alat pengumpul data tersebut, yaitu sebagai berikut: (1) Soal Tes Formatif Soal-soal dalam tes formatif digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Soal tes tersebut dibuat oleh peneliti dengan panduan kisi-kisi tes formatif. Kisi-kisi dan soal tes selengkapnya ada pada lampiran 22 dan 24 untuk tes formatif I dan lampiran 48 dan 50 untuk tes formatif II. (2) Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Untuk mendapatkan informasi yang akurat, lembar observasi harus dilengkapi dengan deskriptor yang jelas. Lembar observasi untuk siswa dan guru beserta deskriptornya ada pada lampiran 4, 5 dan 6.
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh. Secara lebih rinci, teknik data yang digunakan yaitu sebagai berikut.
51
3.6.1
Data Aktivitas Belajar Siswa Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran IPS, maka analisis ini dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Adapun penghitungan persentase aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sebagai berikut: Persentase Aktivitas Siswa =
x 100%
Berdasarkan persentase aktivitas tersebut akan didapatkan kriteria sebagai berikut: Tabel. 3.1. Kualifikasi Persentase Keaktifan Siswa Persentase 75% 50% 25% 0%
-
100% 74,99% 49,99% 24,99%
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah (Yonny dkk 2012: 175-6)
3.6.2 Data Hasil Belajar Siswa Rumus-rumus yang digunakan untuk mengolah data hasil belajar, yaitu: (1) Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masingmasing siswa, digunakan rumus: NA =
x 100
Keterangan:
NA
= Nilai Akhir
Sp
= Skor perolehan
Sm
= Skor maksimal
(BSNP 2007: 25)
52
(2) Untuk menentukan rata-rata nilai, yaitu: x=
∑
Keterangan: x
= Rata-rata Nilai
∑
= Jumlah Nilai Akhir
n
= Jumlah Siswa
(Poerwanti dkk 2008: 6-25)
(3) Untuk menentukan persentase tuntas belajar klasikal, yaitu: p
∑ ∑
x 100 %
Keterangan: ∑ siswa yang tuntas belajar = Banyak siswa yang memperoleh nilai ≤ 64 ∑ siswa
= Jumlah siswa
p
= Persentase Tuntas Belajar Klasikal
(Aqib dkk 2010: 41) 3.6.3
Data Performansi Guru Untuk mengetahui skor perolehan dari hasil observasi performansi guru
yaitu sebagai berikut: Nilai Akhir (NA) = Keterangan: N1
= Nilai APKG 1
N2
= Nilai APKG 2
N3
= Nilai APKG 3
53
Dengan konversi skor seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.2. dan 3.3. berikut: Tabel 3.2. Konversi Skor APKG 1 SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8
NILAI 3 6,26 9,375 12,5 15,625 18,75 21, 875 25
SKOR 9 10 11 12 13 14 15 16
NILAI 28,125 31,25 34,375 37,5 40,625 43,75 46,875 50
SKOR 17 18 19 20 21 22 23 24
NILAI 53,125 56,25 59,375 62,5 65,625 86,75 71,875 75
SKOR 25 26 27 28 29 30 31 32
NILAI 78,125 81,75 84,375 87,5 90,625 93,75 96,875 100
Tabel 3.3. Konversi Skor APKG 2 dan APKG 3 SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NILAI 2,5 5 7,5 10 12,5 15 17,5 20 22,5 25
SKOR 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NILAI 27,5 30 32,5 35 37,5 40 42,5 45 47,5 50
SKOR 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NILAI 52,5 55 57,5 60 62,5 65 67,5 70 72,5 75
SKOR 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NILAI 77,5 80 82,5 85 87,5 90 92,5 95 97,5 100
3.7 Indikator Keberhasilan Untuk dapat mengetahui meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, perlu dibuat indikator keberhasilan, baik yang menyangkut tentang aktivitas, hasil belajar, maupun performansi guru. Berikut merupakan paparan indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini. 3.7.1
Aktivitas Belajar Siswa Indikator keberhasilan dari aktivitas belajar siswa antara lain:
(1) Kehadiran siswa minimal 90%.
54
(2) Keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih dari 75% atau dengan kriteria sangat tinggi, yang meliputi: kerjasama siswa dalam belajar (dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal); keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan; ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu; dan keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal. 3.7.2 Hasil Belajar Siswa Indikator keberhasilan dari hasil belajar siswa antara lain: (1) Rata-rata nilai sekurang-kurangnya 64. (2) Persentase tuntas belajar klasikal sekurang-kurangnya 75% (minimal 75% siswa memperoleh nilai ≥ 64). 3.7.3
Performansi Guru Indikator keberhasilan dari performansi guru dalam pembelajaran yaitu
nilai akhir minimal 71, dengan rincian sebagai berikut: (1) APKG 1 (N1) skor ≥ 23 atau dengan nilai 71,875. (2) APKG 2 (N2) skor ≥ 29 atau dengan nilai 72,5. (3) APKG 3 (N3) skor ≥ 29 atau dengan nilai 72,5.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas di SD Negeri 04 Bulu Pemalang pada siklus I dan II meliputi hasil tes dan non tes. Hasil tes yang diperoleh berupa nilai tes formatif, yaitu tes formatif I untuk siklus I dan tes formatif II untuk siklus II. Sementara hasil non tes yang diperoleh berupa data hasil observasi, yaitu observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Hasil penelitian selengkapnya akan dipaparkan secara rinci sebagai berikut: 4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari dua macam, yaitu data hasil belajar dan data hasil observasi selama proses pembelajaran. Data hasil belajar merupakan daftar nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes formatif I, sedangkan data hasil observasi merupakan daftar nilai yang diperoleh dari pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Berikut akan dibahas paparan dari kedua data tersebut. 4.1.1.1 Paparan Data Hasil Belajar Hasil belajar siswa dari pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh melalui tes formatif I yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I, yaitu pada tanggal 1 Mei 2012. Berikut merupakan tabel nilai hasil tes formatif siswa pada siklus I dan daftar nilai selengkapnya ada pada lampiran 29.
55
56
Tabel 4.1. Data Hasil Tes Formatif I Nilai 100 95 90 85 80 75 70 60 55 50 40 Jumlah Rata-rata Persentase (%)
Jumlah Siswa 1 2 1 3 6 5 4 2 6 3 1 34
Jumlah Nilai 100 190 90 255 480 375 280 120 330 150 40 2410 70,88
Persentase (%) 2,94 5,88 2,94 8,82 17,65 14,71 11,76 5,88 17,65 8,82 2,94 100
Ketuntasan Tuntas Belum Tuntas 1 2 1 3 6 5 4 2 6 3 1 22 12 64,71
Rata-rata Nilai x =
35,29
∑
= = 70,88 p = =
∑ ∑
x 100 %
x 100 %
= 64,71 % Tabel 4.1., menunjukkan bahwa pada siklus I, hasil tes formatif siswa telah mencapai rata-rata nilai sebesar 70,88. Hal ini berarti bahwa pembelajaran pada siklus I telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu ratarata nilai sekurang-kurangnya 64. Namun, jika dilihat besarnya persentase ketuntasan klasikal, pembelajaran pada siklus I masih jauh di bawah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Jumlah siswa yang sudah tuntas atau
57
m memperoleh h nilai ≥ 64 hanya h 22 sisswa. Sementtara 12 siswa lainnya masih belum t tuntas, karenna memperooleh nilai ≤ 64. 6 Besarnyaa persentase tuntas belajjar klasikal s selama siklu us I dapat dillihat pada diaagram berikuut.
Belum Tuntas 35,29% Tuntas % 64,71%
Diagram 4.1. Persentasse Tuntas Beelajar Klasikaal Siklus I Dari diagram 4.11., dapat dikeetahui bahw wa persentasee tuntas belajjar klasikal y yang diperooleh baru meencapai 64,771% dengann jumlah sisswa yang memperoleh m n nilai ≥ 64 ada 22. Sementara padda indikatorr keberhasillan diharusk kan bahwa p persentase tuntas t klasikkal sekuranng-kurangnyaa 75% atauu minimal 75% 7 siswa m memperoleh h nilai ≥ 64, sehingga pem mbelajaran pada p siklus I belum berhhasil. Hasill tes formaatif I meruppakan gambbaran hasil belajar sisw wa selama p pelaksanaan n siklus I. Sementara S u untuk setiap pertemuan pembelajarran dengan m menerapkan n model pem mbelajaran koooperatif tip pe jigsaw, haasil belajar siswa s dapat d diketahui daari hasil kuuis, yaitu kuuis 1 untuk k pertemuann 1 dan kuiis 2 untuk p pertemuan 2 Dari hasiil kuis 1 akkan diketahu 2. ui skor perkkembangan siswa s pada p pertemuan 1 setelah dibandingkkan dengan n hasil beelajar siswaa sebelum p pelaksanaan n tindakan siiklus I, sedaangkan skor perkembangan pada peertemuan 2 d diperoleh deengan membbandingkan hhasil kuis 2 dengan d kuis 1. Skor perkkembangan
58
yang diperoleh setiap siswa dalam kelompoknya akan dirata-rata dan dijadikan dasar dalam pemberian piagam penghargaan. Pada pertemuan 1, piagam penghargaan diberikan kepada seluruh kelompok yang ada, yaitu dengan rincian 2 kelompok sebagai kelompok baik, 5 kelompok sebagai kelompok hebat, dan 2 kelompok sebagai kelompok super. Sementara pada pertemuan 2, dari 9 kelompok yang ada, hanya 7 kelompok yang mendapakan piagam penghargaan, yaitu 4 kelompok sebagai kelompok baik dan 3 kelompok sebagai kelompok hebat. Daftar kelompok dan peringkatnya secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 26 untuk pertemuan 1 dan 28 untuk pertemuan 2. 4.1.1.2 Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran Selain dengan teknik tes, data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini juga menggunakan teknik non tes, yaitu melalui observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan oleh guru dengan dibantu oleh guru mitra. Sementara observasi terhadap performansi guru dilakukan sepenuhnya oleh guru mitra. 4.1.1.2.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama siklus I meliputi kehadiran siswa dan keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kehadiran siswa selama siklus I dirangkum mulai dari pertemuan 1 sampai 3 selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan siklus I. Pada pertemuan 1 besarnya persentase kehadiran siswa mencapai 97,22%, pada pertemuan 2 mencapai 91,67% dan pada pertemuan 3 mencapai 94,44%, sehingga didapatkan rata-rata
59
kehadiran siswa selama siklus I sebesar 94,44%. Hal ini berarti bahwa kehadiran siswa selama siklus I telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu kehadiran siswa minimal 90%. Daftar hadir siswa selengkapnya ada pada lampiran 3. Data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa lainnya berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Data hasil observasi tersebut diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu guru kelas dan guru mitra. Keterlibatan guru mitra dalam kegiatan observasi ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang memiliki tingkat akurasi tinggi, karena selama proses pembelajaran, perhatian guru kelas tidak dapat sepenuhnya terfokus untuk menilai aktivitas belajar siswa. Berikut merupakan tabel data hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tabel 4.2. Rangkuman Persentase Aktivitas Siswa Siklus I No.
Aspek yang Diamati
1. Kerjasama siswa dalam belajar (dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal). 2. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan. 3. Ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu. 4. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal. Rata-rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Persentase Aktivitas Belajar Siswa (%) Kriteria Pertemuan Ketercapaian Siklus I 1 2 65,71 65,91
65,81
Tinggi
63,57 81,06
73,32
Tinggi
63,57 77,27
70,42
Tinggi
56,43 62,88
59,66
Tinggi
62,32 71,78
67,05
Tinggi
60
Berdasarkan tabel 4.2., dapat diketahui bahwa keempat aspek yang diamati di setiap pertemuannya mengalami peningkatan. Dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa 62,32% pada pertemuan I, meningkat menjadi 71,78% pada pertemuan II, sehingga didapatkan persentase aktivitas belajar siswa selama siklus I sebesar 67,05%. Besarnya persentase tersebut telah menunjukkan kriteria tinggi pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Namun, hal itu masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75% atau dengan kriteria sangat tinggi. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa selengkapnya ada pada lampiran 30 untuk siklus I pertemuan 1 dan lampiran 31 untuk siklus I pertemuan 2. 4.1.1.2.2 Data Hasil Observasi Performansi Guru Observasi kedua yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I yaitu observasi terhadap performansi guru. Berikut merupakan tabel rekap hasil observasi terhadap performansi guru selama siklus I. Tabel 4.3. Rangkuman Nilai Performansi Guru Siklus I Nilai Performansi Guru Rata-rata NO. APKG Nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Nilai Skor Nilai Siklus I 1. Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 27 84,375 28 87,5 85,94 (APKG 1) 2. Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran 25 62,5 27 67,5 65 (APKG 2) 3. Lembar Penilaian Kompetensi Kepribadian dan 30 75 30 75 75 Sosial (APKG 3) Nilai Akhir Performansi Guru 73,75 77 75,38
61
Berdasarkan tabel 4.3., dapat diketahui bahwa dari dua pertemuan pada siklus I, hasil terendah diperoleh pada APKG 2, yaitu penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 62,5 pada pertemuan I dan 67,5 pada pertemuan II. Sementara hasil tertinggi diperoleh pada APKG 1, yaitu penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 84,375 pada pertemuan I dan 87,5 pada pertemuan II. Hasil dari APKG 3 atau penilaian terhadap kompetensi kepribadian dan sosial guru memperoleh nilai tetap, yaitu 75, sehingga diperoleh nilai akhir performansi guru selama siklus I sebesar 75,38. Nilai tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu nilai akhir minimal 71. Data selengkapnya ada pada lampiran 32 untuk hasil observasi performansi guru siklus I pertemuan 1 dan lampiran 33 untuk hasil performansi guru siklus I pertemuan 2. 4.1.1.3 Refleksi Berdasarkan hasil tes dan non tes yang diperoleh, peneliti merasa belum maksimal dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Hal tersebut terjadi kerena adanya beberapa hambatan dalam pelaksanaan, baik dari pihak siswa maupun dari guru. Dari pihak siswa hambatan yang muncul yaitu kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal tersebut karena siswa masih merasa asing dengan model pembelajaran yang digunakan. Salah satunya ditunjukkan pada saat siswa bekerja dalam kelompok. Siswa belum memahami apa tugasnya dalam kelompok,
62
yang mereka tahu dalam kelompok itu hanya ada satu siswa yang menjadi wakil kelompok dan biasanya siswa yang pandai, sehingga setiap anggota dalam kelompok kurang bertanggung jawab dengan tugas individu masing-masing. Selain itu, pada saat mempresentasikan tugasnya dalam kelompok, ada 16 siswa masih belum percaya diri dengan kemampuannya sendiri, mereka masih malu-malu dalam menyampaikan materi yang menjadi tugasnya. Sementara siswa yang lain juga kurang serius dalam memperhatikan temannya yang sedang presentasi, sehingga mereka kurang memahami materi yang disampaikan. Dengan demikian, aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal. Adanya ketidaksesuaian keinginan guru dengan perilaku siswa dalam pembelajaran, mengharuskan guru mencari strategi baru untuk memunculkan kesesuaian di antara keduanya. Hal tersebut menjadikan waktu yang digunakan tidak sesuai rencana. Banyak waktu yang terbuang sia-sia, sehingga dirasa penerapan model pembelajaran ini kurang maksimal. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, perlu dilakukan
perbaikan
dalam
tindakan
siklus
II,
yang
mencakup
cara
pengelompokkan siswa, pengaturan lokasi untuk masing-masing kelompok, dan sistem presentasi untuk setiap anggota kelompok asal. 4.1.1.4 Revisi Berdasarkan hasil refleksi di atas, perlu dilakukan revisi terhadap beberapa hal. Seperti bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, bagaimana cara memotivasi siswa supaya lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, berani bertanya dan mengemukakan pendapat, serta lebih percaya diri dalam mempresentasikan tugasnya. Selain itu, guru juga perlu menyiapkan
63
strategi-strategi tambahan guna menanggulangi masalah yang muncul dalam pembelajaran. 4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II Data hasil pelaksanaan tindakan siklus I seperti yang dipaparkan di atas, menunjukkan
bahwa
hasil
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih kurang maksimal. Untuk itu peneliti melaksanakan tindakan lanjutan yang berupa pelaksanaan tindakan siklus II guna memperbaiki aktivitas dan hasil belajar siswa serta performansi guru pada siklus I. Adapun hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus II yaitu sebagai berikut: 4.1.2.1 Paparan Data Hasil Belajar Berikut merupakan tabel hasil tes formatif siswa pada siklus II. Tabel 4.4. Data Hasil Tes Formatif II Nilai 100 95 90 87,5 85 82,5 80 77,5 75 70 67,5 65 57,5 55 47,5 42,5 Jumlah Rata-rata Persentase (%)
Jumlah Siswa Jumlah Nilai 3 1 2 3 3 4 1 1 2 6 3 1 1 1 1 1 34
300 95 180 262,5 255 330 80 77,5 150 420 202,5 65 57,5 55 47,5 42,5 2620 77,06
Ketuntasan Persentase (%) Tuntas Belum Tuntas 8,82 3 2,94 1 5,88 2 8,82 3 8,82 3 11,76 4 2,94 1 2,94 1 5,88 2 17,65 6 8,82 3 2,94 1 2,94 1 2,94 1 2,94 1 2,94 1 100,00 30 4 88,24
11,76
64
R Rata-rata Niilai x = = = 77,,06 p
x 100 % =
x 100 %
= 88,224 % Tabeel 4.4., mennunjukkan baahwa hasil tes formatiff siswa padda siklus II t telah mencaapai seluruhh indikator kkeberhasilann yang telahh ditetapkann. Rata-rata n nilai yang diperoleh d sebbesar 77,06, sedangkan dalam d indikator keberhaasilan yang d ditetapkan sebesar 64. Persentase P tuuntas belajar klasikal selaama siklus III juga telah m melebihi inddikator keberrhasilan, yaiitu 88,24%. Artinya 30 siswa telah dinyatakan t tuntas atau mendapatkan m n nilai ≥ 64 seperti yang g ditunjukkaan dengan diiagram 4.2. b berikut ini dan d daftar nillai tes formaatif II selengkkapnya ada ppada lampiraan 55. Tuntas Belum Tunttas
11,76% 1
888,24%
Diagram 4.2 2. Persentasee Tuntas Bellajar Klasikaal Siklus II Hasill tes formattif II tersebbut merupakkan gambaraan hasil bellajar siswa s selama pelaaksanaan sikklus II. Sem mentara untuuk setiap peertemuan pem mbelajaran
65
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil kuis, yaitu kuis 3 untuk pertemuan 1 dan kuis 4 untuk pertemuan 2. Dari hasil kuis 3 akan diketahui skor perkembangan siswa pada pertemuan 1 setelah dibandingkan dengan hasil kuis 2, sedangkan skor perkembangan pada pertemuan 2 diperoleh dengan membandingkan hasil kuis 4 dengan kuis 3. Skor perkembangan yang diperoleh setiap siswa dalam kelompoknya akan dirata-rata dan dijadikan dasar dalam pemberian piagam penghargaan. Pada pertemuan 1, piagam penghargaan diberikan kepada 4 kelompok dari 7 kelompok yang ada, yaitu dengan rincian 1 kelompok sebagai kelompok baik, 2 kelompok sebagai kelompok hebat, dan 1 kelompok sebagai kelompok super. Sementara pada pertemuan 2, dari 7 kelompok yang ada, hanya 4 kelompok yang mendapakan piagam penghargaan, yaitu 3 kelompok sebagai kelompok baik dan 2 kelompok sebagai kelompok hebat. Daftar kelompok dan peringkatnya secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 52 untuk pertemuan 1 dan 54 untuk pertemuan 2. 4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran Seperti halnya pada siklus I, penelitian pada siklus II juga menggunakan teknik non tes dalam mengumpulkan data. Teknik non tes tersebut dikenakan pada aktivitas belajar siswa dan performansi guru melalui observasi. 4.1.2.2.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Observasi terhadap aktivitas belajar siswa yang dilakukan pada siklus II juga sama seperti yang dilakukan pada siklus I, yaitu meliputi kehadiran dan keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
66
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kehadiran siswa selama siklus II dirangkum mulai dari pertemuan 1 sampai 3 selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan siklus II. Pada pertemuan 1 besarnya persentase kehadiran siswa mencapai 97,22%, pada pertemuan 2 mencapai 94,44% dan pada pertemuan 3 mencapai 94,44%, sehingga didapatkan rata-rata kehadiran siswa selama siklus II sebesar 95,37%. Hal ini berarti bahwa kehadiran siswa selama siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu kehadiran siswa minimal 90%. Daftar hadir siswa selengkapnya ada pada lampiran 3. Keterlibatan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, juga termasuk objek observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan siklus II. Berikut merupakan rangkuman hasil observasi aktivitas belajar siswa selama siklus II. Tabel 4.5. Rangkuman Persentase Aktivitas Siswa Siklus II
No.
Aspek yang diamati
1. Kerjasama siswa dalam belajar (dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal). 2. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan. 3. Ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu. 4. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal. Rata-rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Persentase aktivitas belajar siswa (%) Kriteria Pertemuan Ketercapaian Siklus II 1 2 79,29 85,29
82,29
Sangat Tinggi
82,14 86,76
84,45
Sangat Tinggi
82,14 86,03
84,09
Sangat Tinggi
77,86 81,62
79,74
Sangat Tinggi
80,36 84,93
82,65
Sangat Tinggi
67
Berdasarkan tabel 4.5., dapat diketahui bahwa keempat aspek yang diamati dari seluruh rangkaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, di setiap pertemuannya mengalami peningkatan. Dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa 80,36% pada pertemuan I, meningkat menjadi 84,93% pada pertemuan II, sehingga didapatkan persentase aktivitas belajar siswa selama siklus II sebesar 82,65% atau dengan kriteria sangat tinggi. Persentase tersebut telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75%. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa selengkapnya ada pada lampiran 56 untuk siklus II pertemuan 1 dan lampiran 57 untuk siklus II pertemuan 2. 4.1.2.2.2 Data Hasil Observasi Performansi Guru Observasi yang kedua yaitu observasi terhadap performansi guru. Berikut merupakan rangkuman hasil observasi terhadap performansi guru selama siklus II. Tabel 4.6. Rangkuman Nilai Performansi Guru Siklus II NO.
APKG
Lembar Penilaian Rencana Perencanaan Pembelajaran (APKG 1) 2. Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 2) 3. Lembar Penilaian Kompetensi Kepribadian dan Sosial (APKG 3) Nilai Akhir Performansi Guru
Performansi Guru Rata-rata Nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Nilai Skor Nilai Siklus II
1.
28
87,5
29
90,625
89,06
32
80
32
80
80
32
80
32
80
80
83
84,25
83,63
Berdasarkan tabel 4.6., dapat diketahui bahwa dari dua pertemuan pada siklus II, hasil tertinggi diperoleh pada APKG 1, yaitu penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 87,5 pada pertemuan I dan 90,625 pada
68
pertemuan II. Sementara hasil dari APKG 2 dan 3 memperoleh nilai yang sama dan tetap, yaitu 80, sehingga didapatkan nilai akhir performansi guru pada siklus II sebesar 83,63. Nilai tersebut sudah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan untuk nilai performansi guru yaitu sebesar 71. Data selengkapnya ada pada lampiran 58 untuk hasil observasi performansi guru siklus I pertemuan 1 dan lampiran 59 untuk hasil performansi siklus I pertemuan 2. 4.1.2.3 Refleksi Tabel berikut merupakan perbandingan hasil pembelajaran siklus I dan siklus II. Tabel 4.7. Data Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas No. 1. 2. 3.
Aspek Analisis
Siklus I
Siklus II
Rata-rata Nilai Hasil Tes Formatif Persentase Tuntas Belajar Klasikal (%) Aktivitas Belajar Siswa (%) Performansi Guru
70,88
77,06
64,71
88,24
67,05 75,38
82,65 83,63
Berdasarkan tabel 4.7., dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran pada siklus II untuk setiap aspek penilaiannya mengalami peningkatan. Persentase tuntas belajar klasikal, dari 64,71% dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 70,88 pada siklus I, meningkat menjadi 88,24% dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 77,06 pada siklus II. Aktivitas belajar siswa dari 67,05% pada siklus I, meningkat menjadi 82,65% pada siklus II. Sementara performansi guru dari 75,38 pada siklus I, meningkat menjadi 83,63 pada siklus II. Paparan hasil pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dengan menerapkan
69
m model pembbelajaran ko ooperatif tippe jigsaw telah berhassil mencapaii indikator k keberhasilan n yang ditetaapkan. Pelakksanaan pemb belajaran paada siklus II dinyatakan b berhasil, karrena baik gu uru maupun siswa telah terbiasa dalaam menerap pkan model p pembelajara an kooperatiff tipe jigsaw w, walaupunn hasil yang diperoleh tidak 100% b berhasil. Haal tersebut karena k siswaa yang masiih memperoleh nilai kuurang, pada d dasarnya meempunyai keemampuan yang y rendah. Berikkut merupakkan diagram peningkatann hasil peneliitian tindakaan kelas.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Siklus I Siklus II Rata-rata Nilai
Peerformansi Tuntas Aktivitas Beelajar siswa Belajar Guru (%) Klasikal K (%)
Diaggram 4.3. Peeningkatan Hasil H Penelitiian 4 4.1.2.4 Revvisi Berddasarkan hassil analisis data pelakssanaan tinddakan sikluss II, dapat d diketahui baahwa pembbelajaran yanng dilaksannakan dengaan menerapk kan model p pembelajara an kooperatiff tipe jigsaw w dapat dikattakan dapat m meningkatkaan aktivitas d hasil beelajar siswaa serta perfoormansi gurru. Hambataan-hambatann yang ada dan d dapat dikuraangi, sehinggga pelaksannaan penelitiian tindakann kelas di kelas k V SD N Negeri 04 Bulu Pemalanng tidak perllu dilanjutkaan ke siklus bberikutnya.
70
4.2 Pembahasan Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada dua hal, yaitu hasil tes dan non tes yang dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan II. Hasil tes yang akan dibahas yaitu hasil tes formatif I untuk siklus I dan hasil tes formatif II untuk siklus II. Sementara untuk pembahasan hasil non tes meliputi hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru pada silkus I dan II. Pembahasan hasil penelitian dilaksanakan dengan melaporkan pemaknaan temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian Penelitian yang telah dilaksanakan memperoleh hasil penelitian yang mencakup data hasil belajar siswa, data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa, dan data hasil observasi terhadap performansi guru. Pemaknaan ketiga hasil penelitian tersebut yaitu sebagai berikut: 4.2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar siswa selama dilaksanakannya penelitian, diperoleh melalui pemberian tes formatif. Pada tes formatif I atau tes formatif yang dilaksanakan pada siklus I, rata-rata nilai yang diperoleh telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 70,88. Namun, hasil belajar tersebut belum dapat dikatakan sempurna memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini dikarenakan persentase tuntas belajar klasikal yang diperoleh baru mencapai 64,71%, sementara pada indikator keberhasilan diharuskan bahwa persentase tuntas belajar klasikal sekurang-kurangnya 75%. Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw baru
71
p pertama kalii diterapkan, sehingga siswa s masih merasa asinng dengan pelaksanaan p pembelajara annya. Pemaahaman sisw wa terhadap materi menjjadi kurang maksimal. H tersebuut dikarenakkan perhatian siswa lebih Hal l terfokkus pada peenyesuaian t terhadap proses pembbelajaran, sehingga materi m yangg diberikann menjadi t terabaikan. Padaa siklus II,, hasil bellajar siswa telah menngalami peeningkatan. P Peningkatan n tersebut sepperti yang diitunjukkan oleh o diagram m 4.4. berikutt ini. R Rata-rata Nilai
Tuntas Beelajar Klasikal (%)) 88.24 64.71
70.88
777.06
Siklus I Siklus II
Diagraam 4.4. Peniingkatan Hasil Belajar S Siswa Berddasarkan diaagram 4.4.,, peningkattan terjadi pada selurruh aspek p penilaian haasil belajar. Rata-rata nnilai meningkkat sebesar 6,18, dari 70,88 7 pada s siklus I, mennjadi 77,06 pada siklus II. Sementaara persentase tuntas beelajar siswa m meningkat 23,53 2 %, yaittu dari 64,711 % pada sik klus I, menjaadi 88,24 % pada p siklus I II. Kebeerhasilan
pembelajaran p n
pada
siklus
II
menunjukkaan
bahwa
p pemahaman siswa terhaadap materi juga menin ngkat seiringg dengan dillakukannya p perbaikan seelama pelakssanaan tindaakan siklus II, I sehingga dapat diartikan bahwa p penerapan m model pembelajaran koooperatif tipee jigsaw dappat meningkaatkan hasil b belajar
siswa
pada
materi
Peerjuangan
Mempertahaankan
Kem merdekaan.
72
Keterlibatan siswa dalam pemerolehan informasi menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, sehingga siswa lebih memahami apa yang sedang dipelajari. Sebagaimana yang dikemukaan oleh Trianto (2009: 56), bahwa dengan pembelajaran kooperatif yang bernaung dalam teori konstruktivis, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, jika mereka saling berdiskusi dengan temannya, atau dengan kata lain siswa ikut terlibat dalam pemerolehan materi belajarnya. 4.2.1.2 Aktivitas Belajar Siswa Observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan penelitian meliputi dua hal, yaitu kehadiran siswa dan keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kehadiran siswa selama penelitian berlangsung menjadi salah satu aspek yang dinilai dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Besarnya persentase kehadiran siswa untuk setiap siklusnya direkap dari setiap pertemuan dalam satu siklus. Pada siklus I, didapatkan persentase kehadiran siswa dari pertemuan ke-1 sampai ke-3 sebesar 94,44%. Sementara pada siklus II persentase kehadiran siswa dari pertemuan ke-1 sampai ke-3 sebesar 95,37%. Hal ini menandakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat memotivasi siswa untuk rajin berangkat ke sekolah. Tahapan pembelajaran yang tidak monoton menjadikan siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan mengurangi rasa malas untuk berangkat ke sekolah. Sementara berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan tindakan penelitian, diperoleh persentase sebesar 67,05% atau
73
dengan kriteria tinggi pada siklus I. Meskipun telah memperoleh kriteria tinggi, besarnya persentase aktivitas belajar siswa tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75% atau dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran, masih kurang. Siswa masih merasa asing dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan masih terbawa dengan situasi pembelajaran yang lama, yaitu dengan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa masih merasa canggung dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw, seperti kerjasama antarsiswa masih rendah, siswa masih malu dan enggan dalam berpendapat, serta siswa kurang percaya diri dalam melakukan presentasi dalam kelompoknya. Sementara pada siklus II diperoleh persentase aktivitas belajar siswa sebesar 82,65% dengan kriteria sangat tinggi. Persentase tersebut telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75%. Meningkatnya persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ditunjukkan dengan meningkatnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Siswa sudah tidak pilih-pilih dalam berkelompok, keberanian siswa dalam berpendapat atau menanggapi pernyataan teman semakin tampak, serta rasa percaya diri siswa dalam mempresentasikan hasil diskusinya semakin tinggi, yang dibuktikan dengan semakin lantang dan tegasnya siswa dalam melakukan presentasi. Peningkatan aktivitas siswa tersebut sesuai dengan pernyataan Stahl, bahwa dengan belajar kooperatif, bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik itu keterampilan berpikir maupun keterampilan sosial, seperti keterampilan untuk mengemukakan
74
p pendapat, m menerima sarran dan massukan dari orang o lain, bekerjasama, b , rasa setia k kawan, dan mengurangii timbulnya perilaku meenyimpang dalam d kehid dupan kelas ( (Isjoni 2010: 23). Penningkatan aktivitas a beelajar siswaa selama pelaksanaan p penelitian daapat ditunjukkkan seperti diagram 4.55. berikut inii: 100.00%
Kerjasama sisw wa dalam belajarr (dalam kelompok ahli ataupun kelomppok asal)
80.00%
Keberanian sisw wa dalam mengeemukakan pendapat/tangggapan
60.00% 40.00%
Ketekunan sisw wa dalam melakssanakan tugas yang menjadi taanggung jawab individu i
20.00% 0.00%
Siklus I (67,05% %) Siklus II (822,65%)
Keberanian sisw wa dalam memppresentasikan hasil kerjanya dalam d kelompokk asal
Diagram m 4.5. Peninggkatan Aktiv vitas Belajarr Siswa 4 4.2.1.3 Perf rformansi Guru G Selam ma pelaksaanaan pembbelajaran, guru g mitra melakukan observasi t terhadap perrformansi guru. Berdasarkan hasil observasi teersebut dipeeroleh nilai s sebesar 75,3 38 pada pelaaksanaan tinndakan sikluss I. Nilai terrsebut sudah h mencapai i indikator kebberhasilan yang y ditetapkkan untuk niilai performaansi guru yaaitu sebesar 7 Namun, dalam mellakukan penngelolaan keelas guru m 71. masih belum maksimal. P Perhatian g guru masih belum mennjangkau seeluruh sisw wa, guru juuga kurang dalam mem m maksimal motivasi siiswa untuk k selalu aaktif dalam m kegiatan p pembelajara an, kurang effisien dalam menggunakkan waktu, seerta guru maasih kurang j jelas dalam memberi peenjelasan tenntang tugas-ttugas yang harus h dikerjaakan siswa, s sehingga maasih perlu diilakukan perrbaikan-perbbaikan dalam m pelaksanaaan tindakan s siklus II gunna memperolleh hasil yanng maksimal.
75
Padaa siklus II, hasil obserrvasi terhaddap perform mansi guru meningkat m menjadi 83,63. Perolehaan tersebut menandakan n bahwa gurru semakin meningkat model pem d dalam melaaksanakan pembelajaran p n dengan menerapkan m mbelajaran k kooperatif tiipe jigsaw. Seluruh S perbbaikan dari pelaksanaan p tindakan sikklus I telah g guru lakukaan, sehingga proses pem mbelajaran berlangsung lebih tertib dan lancar s sesuai dengaan RPP yangg telah diranncang. Peninngkatan nilaii performanssi guru dari s siklus I dan II dapat dilihhat dalam diiagram 4.6. berikut b ini: 100 80 60 APKG 1 APKG 2 APKG 3
40 20 0 Sikllus I (75,38)
Siklus II (83 3,63)
Diagrram 4.6. Penningkatan Peerformansi G Guru 4 4.2.2 Impllikasi Hasil Penelitian Hasill penelitian yang diperroleh selamaa pelaksanaann tindakan siklus s I dan I menunjuukkan bahwaa penerapann model pem II, mbelajaran kooperatif k tipe t jigsaw p pada materi Perjuangan Mempertahhankan Kemeerdekaan di kelas V SD D Negeri 04 B Bulu Pemallang mempu unyai implikkasi terhadap p peningkattan aktivitass dan hasil b belajar siswaa, serta terhaadap peningkkatan perform mansi guru. Moddel pembelajaaran kooperratif tipe jigssaw termasuuk model pem mbelajaran y yang efektiff digunakan dalam pem mbelajaran IP PS seperti paada materi Perjuangan P M Mempertaha ankan Kemeerdekaan. M Melalui jigssaw, pembelajaran mennjadi lebih b bermakna b bagi siswa,, baik dalam mening gkatkan hasil maupunn aktivitas
76
belajarnya. Kebermaknaan itu dapat terjadi, karena siswa dilibatkan langsung dalam pemerolehan materi ajar, sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih dalam yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran juga meningkat, yang ditunjukkan dengan semakin aktifnya siswa dalam kelas. Siswa menjadi berani dalam mengemukakan pendapatnya, menanggapi pendapat temannya, juga siswa mulai memiliki kepercayaan diri untuk menyampaikan atau mempresentasikan materi di hadapan teman sekelompoknya. Kegiatan-kegiatan siswa secara berkelompok ini dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan sosial sejak dini. Siswa menjadi terbiasa bekerjasama dalam kelompok, mau menerima saran dan masukan dari orang lain, dan kemampuan berkomunikasi siswa semakin terasah dengan adanya presentasi dalam kelompok asal. Dari aspek guru, jigsaw juga dapat meningkatkan performansi guru selama pelaksanaan pembelajaran. Guru menjadi lebih matang dalam merancang RPP serta guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, tidak monoton dengan ceramah. Namun, pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini memerlukan guru yang kreatif, yang mampu melakukan seluruh rangkaian tahapan dengan tepat dan tertib. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha keras guru untuk mempelajari teori tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara mendalam, sehingga memperoleh pemahaman yang benar yang nantinya dapat sesuai dalam penerapannya. Selain itu, juga diperlukan guru yang dapat membangkitkan semangat siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran, sehingga siswa akan selalu termotivasi
77
untuk aktif dalam melaksanakan seluruh tahapan jigsaw. Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membutuhkan banyak waktu. Hal ini mengharuskan guru untuk dapat mengatur penggunaan waktu seefisien mungkin, sehingga seluruh tahapan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Pengelolaan kelas juga tidak luput dari perhatian. Sarana dan prasarana yang memadai sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Keberhasilan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru pada pembelajaran IPS dengan materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran, materi pelajaran, dan kelas lain, dengan tetap memperhatikan karakteristik materi, kondisi siswa, sarana dan prasarana, serta kondisi sekolah.
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui PTK tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di SD Negeri 04 Bulu Pemalang, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dari kegiatan pembelajaran tersebut terjadi peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 67,05% dengan kriteria tinggi menjadi 82,65% dengan kriteria sangat tinggi pada siklus II. (2) Pembelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari kegiatan pembelajaran tersebut terjadi peningkatan persentase tuntas belajar klasikal dan rata-rata nilai dari siklus I ke siklus II. Persentase tuntas belajar klasikal 64,71% dengan rata-rata
78
79
nilai hasil belajar siswa 70,88 pada siklus I, menjadi 88,24% dengan ratarata nilai hasil belajar siswa 77,06 pada siklus II. (3) Selain dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, melalui model pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw,
performansi
guru
dalam
pembelajaran IPS pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan pada siswa kelas V SD Negeri 04 Bulu Pemalang juga meningkat yaitu dari 75,38 pada pelaksanaan tindakan siklus I, menjadi 83,63 pada pelaksanaan tindakan siklus II.
5.2 Saran Saran yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan penelitian tindakan kelas ini yaitu sebagai berikut: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu disosialisasikan agar lebih
sering
digunakan
dalam
pembelajaran
di
sekolah
untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru. (2) Media pembelajaran yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi, sehingga siswa lebih memahami materi yang disampaikan guru. (3) Pengelolaan kelas sebaiknya disesuaikan dengan alokasi waktu serta sarana dan prasarana yang tersedia, agar seluruh rangkaian proses pembelajaran berjalan dengan tertib dan lancar. (4) Guru dapat melakukan variasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode lainnya, sehingga diperoleh metode yang lebih sesuai dengan karakteristik materi pokok dan kondisi siswa.
80
Lampiran 1 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KECAMATAN PETARUKAN SD NEGERI 04 BULU DAFTAR SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2010/2011 BESERTA REKAP NILAI IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN NOMOR URUT INDUK 1 1287 2 1297 3 1310 4 1311 5 1313 6 1315 7 1317 8 1335 9 1337 10 1345 11 1351 12 1353 13 1356 14 1357 15 1358 16 1360 17 1366 18 1367 19 1368 20 1372 21 1374 22 1375 23 1376 24 1379 25 1381 26 1383 27 1384 28 1388 29 1390 30 1436 31 1437 32 1442 33 1443 34 1449 35 1363
NAMA SISWA TRIMO SUBUR NETIK EVA HARINI ADI SETIAWAN AFIK SETIAWAN AJI SANTOSO CASWATI DESI ANISA PUTRI MUSTOFAH MUHAMAD MUSTOFA SLAMET RAHAYU WAHYUDI YUDHA YULI RIDWANTO AVIO RIESKA BERTI ALI SUBECHI ARDI HAMDANI CUSMIASIH GALIH RAIHAN GION MUKTO ARIP IIN SELVIANA KRISMANTO LELI VARA APRILIANI MUHAMAD MOHAN NIKEN SEPTIYANI RAMAYANI TOMI VIKA OKTAVIA WINARKO MUHAMAD RIDWAN KEVIN DERMAWAN ARIF PRAYOGA SELI OKTA PIANI WIJAYANTI DIMAS AJIE PRATAMA CANDRA TIARA DEVI DIKI KAVALERI
JENIS KELAMIN L P L L L P P L L P L L P L L P L L P L P L P P L P L L L L P P L P L
NILAI 53 38 51 60 51 35 40 65 62 36 42 44 89 78 84 93 60 53 40 45 45 42 56 47 45 82 65 53 87 45 87 80 42
81
Lampiran 2 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KECAMATAN PETARUKAN SD NEGERI 04 BULU DAFTAR SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2011/2012 NOMOR URUT INDUK 1 1312 2 1361 3 1370 4 1378 5 1380 6 1393 7 1394 8 1396 9 1397 10 1399 11 1400 12 1401 13 1403 14 1404 15 1406 16 1408 17 1409 18 1410 19 1411 20 1412 21 1415 22 1516 23 1417 24 1418 25 1420 26 1422 27 1423 28 1424 29 1426 30 1428 31 1429 32 1431 33 1432 34 1434 35 1435 36 1444
NAMA SISWA AHMAD TAUFIK DIAN KHOLIFAH IKA MAYANG SARI RIZKI MULIA RANI SAEFUL ANAM ARY WIBOWO ANANG NAHUMA RURI ATIF SAIFUL ALI MUSTOFA APRIYANTO SETYO YUDI AGUNG SETIAWAN CAHYO PUTRA DWI TRIYANA DEWI TRIYANI DONI ROMADHON FADLI RAHMAN FADIA TYORA YULI ETA FERNANDA GERI R. IHZA ADITYA KURNIA DEWI LESTARI MOH. NUR ALMAJID MAULANA SUBCHI MOH. KHAERI MENIK MULANDARI NENENG NUR KHOLIDAH RIA APRILIANI RIZAL TOBAGUS RIZKIANTO SLAMET DIKTA DIANTO SYAHRUL SETYOAJI SELVIANINGSIH SETYO HUTOMO TAUFIK IBNU AMAR YUNI RAHMA YANTI YUDA PRATAMA AJI NOVIA ASHARI
JENIS KELAMIN L P P P L L L L L L L L P P L L P L L P L L L P P P L L L L P L L P L P
82
Lampiran 3
83
84
Lampiran 4 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Petunjuk Bubuhkan tanda centang (√) pada kotak 1, 2, 3, atau 4 sesuai dengan deskriptor yang tampak! NO
NAMA SISWA
A
ASPEK YANG DINILAI B C 1 2 3 4 1 2 3 4
D
Skor
1 2 3 4 1 2 3 AHMAD TAUFIK DIAN KHOLIFAH IKA MAYANG SARI RIZKI MULIA RANI SAEFUL ANAM ARY WIBOWO ANANG NAHUMA RURI ATIF SAIFUL ALI MUSTOFA APRIYANTO SETYO YUDI AGUNG SETIAWAN CAHYO PUTRA DWI TRIYANA DEWI TRIYANI DONI ROMADHON FADLI RAHMAN FADIA TYORA YULI ETA FERNANDA GERI R. IHZA ADITYA KURNIA DEWI LESTARI MOH. NUR ALMAJID MAULANA SUBCHI MOH. KHAERI MENIK MULANDARI NENENG NUR KHOLIDAH RIA APRILIANI RIZAL TOBAGUS RIZKIANTO SLAMET DIKTA DIANTO SYAHRUL SETYOAJI SELVIANINGSIH SETYO HUTOMO TAUFIK IBNU AMAR YUNI RAHMA YANTI YUDA PRATAMA AJI NOVIA ASHARI JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE (%) KRITERIA Keterangan: A : Kerjasama siswa dalam belajar (dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal). B : Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan. C : Ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu. D : Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal.
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Pemalang,
April 2012
SAS (Nilai)
85
..
......................................
86
Lampiran 5 DESKRIPTOR PEDOMAN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW 1. Kerjasama siswa dalam belajar (dalam kelompok ahli ataupun kelompok asal). Untuk menilai butir ini, perhatikan deskriptor berikut: a. Tidak membedakan teman. b. Berdiskusi mencari solusi untuk menyelesaikan tugas. c. Saling menerima dan memberi pendapat dalam kelompok. d. Mengutamakan kepentingan kelompok. Skor Penilaian
Keterangan
1
Satu deskriptor tampak
2
Dua deskriptor tampak
3
Tiga deskriptor tampak
4
Empat deskriptor tampak
2. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/tanggapan. Untuk menilai butir ini, perhatikan deskriptor berikut: a. Siswa mengemukakan pendapat untuk memecahkan masalah. b. Siswa mengemukakan pendapat/tanggapan logis. c. Siswa mengemukakan tanggapan tentang pendapat teman dalam kelompok. d. Siswa mengemukakan pendapat tanpa ditunjuk guru/teman.
Skor Penilaian
Keterangan
1
Satu deskriptor tampak
2
Dua deskriptor tampak
3
Tiga deskriptor tampak
4
Empat deskriptor tampak
87
3. Ketekunan siswa dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu. Untuk menilai butir ini, perhatikan deskriptor berikut: a. Siswa mencermati soal/tugas yang diberikan guru. b. Siswa dapat mengerjakan soal dengan tepat dan benar. c. Siswa tidak banyak berbicara tentang hal, selain tugas yang diberikan guru. d. Siswa menyelesaikan tugas tepat waktu. Skor Penilaian
Keterangan
1
Satu deskriptor tampak
2
Dua deskriptor tampak
3
Tiga deskriptor tampak
4
Empat deskriptor tampak
4. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dalam kelompok asal. Untuk menilai butir ini, perhatikan deskriptor berikut: a. Mempresentasikan hasil kerja dengan kesadaran sendiri (tanpa ditunjuk guru/teman). b. Menjelaskan presentasi hasil kerjanya secara sistematis. c. Mempresentasikan hasil kerja dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. d. Mempresentasikan hasil kerja dengan suara yang lantang (dapat didengar semua teman dalam kelompoknya).
Skor Penilaian
Keterangan
1
Satu deskriptor tampak
2
Dua deskriptor tampak
3
Tiga deskriptor tampak
4
Empat deskriptor tampak
88
Lampiran 6 LEMBAR PENGAMATAN PERFORMANSI GURU Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1 Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Identitas Guru yang Dinilai 1. Nama
:
2. NIM
:
3. Tempat Mengajar
:
4. Kelas
:
5. Alokasi Waktu
:
6. Tanggal
:
B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom tanda cek (√) jika deskriptor yang disediakan tampak dengan kriteria sebagai berikut: Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat
No. 1.
2.
Aspek yang Diamati Indikator pembelajaran
Tujuan pembelajaran
Skor 1 2 3 4
Deskriptor Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/diobservasi. Berisi kompetensi yang operasional yang dapat dicapai
Tanda Cek (√)
Skor
89
No.
Aspek yang Diamati
3.
Materi ajar
4.
Alokasi waktu
5.
Metode pembelajaran
6.
Kegiatan pembelajaran
Deskriptor Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari KD Minimal memuat komponen siswa, kata kerja operasional, kondisi, dan materi. Berurutan secara logis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari yang ingatan hingga kreasi. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Sesuai dengan perkembangan IPTEK. Mencantumkan alokasi waktu secara keseluruhan. Mencantumkan waktu untuk setiap kegiatan awal, inti, dan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan inti lebih dari jumlah waktu kegiatan awal dan akhir. Alokasi waktu sesuai dengan materi. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar. Mengunakan multimetode. Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Memuat kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir, dan dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Tanda Cek (√)
Skor
90
No.
Aspek yang Diamati
7.
Penilaian
8.
Sumber belajar/media
Tanda Cek (√)
Deskriptor
Skor
Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Memuat teknik tes dan non tes. Mengarah ke berpikir tingkat tinggi. Instrumen penilaian disertai kunci jawaban dan kriteria penilaian. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada materi ajar dan kegiatan pembelajaran. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada indikator pencapaian kompetensi. Penentuan sumber belajar/media sesuai dengan lingkungan siswa (misal: referensi tertulis, lingkungan, narasumber, TV, dll.) SKOR TOTAL
Komentar: ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ...................................................................................................................... Usul Perbaikan dan Pengembangan RPP: ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ........................................................................................................................ Pemalang,
April 2012
........................................
91
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2 Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran A. Identitas Guru yang Dinilai 1. Nama
:
2. NIM
:
3. Tempat Mengajar
:
4. Kelas
:
5. Alokasi Waktu
:
6. Tanggal
:
B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom tanda cek (√) jika deskriptor yang disediakan tampak dengan kriteria sebagai berikut: Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat
No. 1.
2.
Aspek yang Diamati Kegiatan pendahuluan Dalam kegiatan pendahulun, guru:
Skor 1 2 3 4
Deskriptor
Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Eksplorasi Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi Dalam kegiatan yang akan dipelajari dengan menerapkan eksplorasi, guru: prinsip alam takambang dan belajar dari aneka sumber. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
Tanda Cek (√)
Skor
92
No.
3.
Aspek yang Diamati
Elaborasi 1 Dalam kegiatan elaborasi 1, guru:
4.
Elaborasi 2 Dalam kegiatan elaborasi 2, guru:
5.
Konfirmasi 1 Dalam kegiatan konfirmasi 1, guru:
6.
Konfirmasi 2 Dalam kegiatan konfirmasi 2, guru:
Deskriptor Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan, hasil kerja individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikaan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator, membantu menyelesaikan masalah. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi.
Tanda Cek (√)
Skor
93
No.
Aspek yang Diamati
Skor
Memberi informasi pada siswa untuk bereksplorasi lebih jauh. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Pembelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan rencana. Menciptakan iklim kelas yang kondusif. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran. Tidak terjadi penyimpangan selama pembelajaran. Dimulai sesuai dengan rencana. Waktu digunakan dengan cermat. Tidak terburu-buru/diperlambat. Diakhiri dengan rencana. Dari konkret ke abstrak. Materi berkaitan dengan materi lain Bermuara pada simpulan Dari hal yang telah diketahui siswa (ZPD=Zone Proximal Development).
7.
Kemampuan mengelola kelas
8.
Ketepatan antara waktu dan materi pelajaran
9.
Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
10.
Tanda Cek (√)
Deskriptor
Dalam kegiatan Melakukan penilaian/refleksi terhadap penutup, guru: kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. SKOR TOTAL
Komentar: ...................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................
Usul Perbaikan Pelaksanaan Proses Pembelajaran: ...................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................
Pemalang,
April 2012
...................................................
94
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 3 Lembar Penilaian Kompetensi Kepribadian dan Sosial A. Identitas Guru yang Dinilai 1. Nama
:
2. NIM
:
3. Tempat Mengajar
:
4. Kelas
:
5. Alokasi Waktu
:
6. Tanggal
:
B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom tanda cek (√) jika deskriptor yang disediakan tampak dengan kriteria sebagai berikut: Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat
No. 1.
2.
3.
Aspek yang Diamati
Skor 1 2 3 4
Deskriptor
Ketaatan dalam Meyakini ajaran agama yang paling benar menjalankan dan tidak meremehkan ajaran agama lain. ajaran agama Meyakini bahwa hidup di dunia diikuti kehidupan abadi di akhirat. Meyakini bahwa kualitas hidup di dunia menentukan kualitas hidup di akhirat. Meyakini bahwa hidup di dunia adalah kesempatan membawa modal di akhiratnya. Tanggung jawab Peduli terhadap kesejahteraan diri sendiri dan keluarga. Peduli terhadap kesejahteraan siswa dan keluarganya. Peduli terhadap kesejahteraan teman kerjanya. Peduli terhadap keberlangsungan tempat kerjanya dan sekolah lain. Kejujuran Mengakui adanya kebenaran. Memberikan informasi yang benar.
Tanda Cek (√)
Skor
95
No.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Aspek yang Diamati
Deskriptor
Melaksanakan kebenaran meskipun ia tidak setuju/ia dirugikan. Menghargai orang yang jujur. Kedisiplinan Patuh pada peraturan yang dibuat atasan. Patuh pada peraturan yang ia buat sendiri. Menghargai orang yang disiplin. Mendorong orang yang tidak disiplin agar menjadi disiplin. Keteladanan Memiliki perilaku yang baik. Dapat menjadi teladan bagi orang lain. Selalu memperbaiki kualitas perilakunya. Peduli pada orang lain. Etos kerja Berprinsip bekerja adalah ibadah. Berprinsip bekerja adalah seni. Berprinsip bekerja adalah anugerah/rakhmat. Berprinsip bekerja adalah pelayanan. Inovasi dan Meyakini bahwa orang yang inovatif dan kreativitas kreatif pada akhirnya lebih diuntungkan. Menghargai tinggi orang yang inovatif dan kreatif. Tidak puas dengan hal yang ada. Selalu mencoba hal yang baru. Kemampuan Selalu melakukan koreksi diri (self menerima kritik assessment). dan saran Menyukai diskusi. Menghargai kritik dan saran dari orang lain. Tidak merasa dirinya selalu benar. Kemampun Dapat berkomunikasi secara lisan dengan berkomunikasi orang lain. Dapat berkomunikasi secara tertulis dengan orang lain. Dapat memahami bahasa tubuh orang lain. Dapat mengatakan sesuatu dengan bahasa tubuh. Kemampuan Dapat dipimpin orang lain. bekerjasama Dapat memimpin orang lain. Dapat menerima pekerjaan yang baik meskipun berasal dari orang yang tidak segolongan dengan dirinya. Dapat menerima pekerjaan yang buruk meskipun berasal dari orang yang segolongan dengan dirinya. SKOR TOTAL
Tanda Cek (√)
Skor
96
Komentar: ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... Usul Perbaikan Kompetensi Kepribadian dan Sosial: ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... Pemalang, April 2012 ......................................... Untuk Persyaratan Lulus: APKG 1 (N1) skor terendah 23. APKG 2 (N2) skor terendah 28,4. APKG 3 (N3) skor terendah 28,4. Nilai akhir minimal 71 Penentuan nilai akhir: Skor APKG 1, 2, dan 3 ditransfer ke nilai terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke rumus berukut: 2
1
2
2
1
3
5 1. APKG 1 SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
NILAI 3 6,26 9,375 12,5 15,625 18,75 21, 875 25 28,125 31,25 34,375 37,5 40,625 43,75 46,875 50
KONVERSI SKOR 2. APKG 2 dan APKG 3 SKOR 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
NILAI 53,125 56,25 59,375 62,5 65,625 86,75 71,875 75 78,125 81,75 84,375 87,5 90,625 93,75 96,875 100
SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NILAI 2,5 5 7,5 10 12,5 15 17,5 20 22,5 25 27,5 30 32,5 35 37,5 40 42,5 45 47,5 50
SKOR 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NILAI 52,5 55 57,5 60 62,5 65 67,5 70 72,5 75 77,5 80 82,5 85 87,5 90 92,5 95 97,5 100
97
Lampiran 7 SILABUS SEKOLAH DASAR NEGERI 04 BULU PEMALANG Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: V (Lima)/2 (Dua)
Standar Kompetensi
: 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
KOMPETENSI DASAR 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
MATERI POKOK/ KEGIATAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN Perjuangan 1. Membuat laporan mengenai parapejuang pada tokoh-tokoh pejuang masa penjajahan nasional yang ada di Belanda dan propinsi setempat. Jepang 2. Melakukan diskusi tentang peristiwa dan peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia. 3. Membuatulisan menngenai peranan masing-masing tokoh penting dalam peristiwa Sumpah pemuda.
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan
Masa Persiapan Kemerdekaan
1. Melakukan diskusi mengenai perlunya perumusan dasar negara. 2. mengidentifikasi beberapa tokoh yang berperan dalam usaha mempersiapkan
INDIKATOR
PENILAIAN
1. Membuat laporan mengenai tokoh-tokoh pejuang nasional yang ada di propinsi setempat. 2. Menceritakan peristiwa Sumpah Pemuda. 3. Menceritakan peranan masing-masing tokoh dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. 4. Menceritakan peranan Sumpah Pemuda 28 oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia. 1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan. 2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara
1. Tes Tertulis 2. Lisan 3. Perbuatan 4. Produk
ALOKASI WAKTU 9 JP x 35 menit
SUMBER BELAJAR
1. Tes 14 JP x 35 1. Atlas Tertulis menit Indonesia 2. Lisan 2. Gambar3. Produk gambar 4. Portofolio tokoh yang sesuai
98
KOMPETENSI DASAR Indonesia
MATERI POKOK/ PEMBELAJARAN
2.3 Menghargai jasa Peistiwa Sekitar dan peranan tokoh Proklamasi dalam memmproklamasik an kemerdekaan
KEGIATAN PEMBELAJARAN kemerdekaan. 3. Menuliskan bagaimana cara menghargai jasa para pahlawan dengan dilanjutkan presentasi.
1. Membaca dan merenugkan isi teks Proklamasi. 2. Tanya jawabtentang peristiwa sekitar Proklamasi. 3. Diskusi kelompok tentang peristiwa Rengasdengklok dan proses penyusunan teks Proklamasi. 4. Membuat tahapan peristiwa menjelang proklamasi dalam bentuk garis waktu. 5. Menjelaskan peranan tokoh yang terlibat dalam peristiwa Proklamasi. 6. Secara berkelompok mencatat peran salah satu tokoh dalam peristiwa sekitar Proklamasi.
INDIKATOR sebelum kemerdekaan. 3. Mengidentifikasi peranan beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. 4. Mennunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. 1. Menceritakan peristiwaperistiwa penting yang terjadi di sekitar Proklamasi (Peristiwa Rengasdengklok dan penyusunan teks Proklamasi, detik-detik Proklamasi Kemerdekaan). 2. Membuat garis waktu tentang tahapan peristiwa menjelang Proklamasi. 3. Membuat riwayat singkat/ ringkasan tentang tokohtokoh penting dalam peristiwa Proklamasi, misalnya: Soekarno, Moh. Hatta, A. Sobardjo, Fatmawati. 4. Memberikan contoh cara menghargai jasa tokoh-
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR 3. Buku IPS kelas V 4. Buku referensi lain yang sesuai
1. Tes 14 JP x 35 1. Atlas Tertulis menit Indonesia 2. Lisan 2. Gambar3. Produk gambar 4. Portofolio tokoh yang sesuai 3. Buku IPS kelas V 4. Buku referensi lain yang sesuai 5. Album pahlawan 6. Nara sumber (orang tua/ tokoh/ masyarakat)
99
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK/ PEMBELAJARAN 7. 8. 9.
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
1. 2. 3. 4.
5.
KEGIATAN PEMBELAJARAN Membiasakan nilai-nilai kepahlawanan dalam perilaku sehari-hari. Membuat biografi seorang tokoh yang terlibatdalam peristiwa Proklamasi. Berbincang dengan nara sumber tentang cara menghargai jasa tokohtokoh kemerdekaan, kemudian membuat laporannya. Menyanyikan bersama lagu “Maju Tak Gentar”. Berdiskusi tentang peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Mencari informasi tentang penyebab meletusnya pertempuran di Surabaya. Mencatat seccara kronologis peristiwa pertempuran Ambarawa dan Medan Area. Melakukan penelitian dengan cara wawanara atau studi pustaka untuk mencari data tentang peristiwa-
INDIKATOR
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
tokoh kemerdekaan.
1. Menceritakan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. 2. Menceritakan peristiwa pertempuran Ambarawa, Medan Area, dan Bandung Lautan Api. 3. Menceritakan peristiwa mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di wilayah setempat. 4. Menceritakan Agresi Militer Belanda tehadap Republik Indonesia. 5. Menceritakan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh
1. Tes 10 JP x 35 1. Atlas Tertulis menit Indonesia 2. Lisan 2. Gambar3. Produk gambar 4. Portofolio tokoh yang sesuai 3. Buku IPS kelas V 4. Buku referensi lain yang sesuai 5. Album pahlawan
100
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK/ PEMBELAJARAN
6. 7. 8.
9.
KEGIATAN ALOKASI INDIKATOR PENILAIAN PEMBELAJARAN WAKTU Belanda. peristiwa mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di 6. Menceritakan peranan beberapa tokoh dalam wilyah tempat tinggal. mempertahankan Berdiskusi untuk kemerdekaan, misalnya Ir. memahami materi tentang Soekarno, Drs. Moh. Hatta, agresi militer Belanda. Sri Sultan Hamengku Mencari isi perjanjian Buwono IX, Panglima Linggarjati. Besar Soedirman, dan Bung Siswa menanggapi tentang Tomo. penangkapan para pemimpin Indonesia ketika terjadi Agresi militer Belanda II. Dilanjutkan dengan melakukan pengamatan terhadap peta gerilya Panglima Sudirman. Membuat rangkuman tentang materi agresi militer Belanda dalam bentuk tabel.
SUMBER BELAJAR
101
Lampiran 8 PENGEMBANGAN SILABUS SIKLUS I PERTEMUAN 1 SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN
: ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS /SEMESTER
: V (LIMA) /2 (DUA)
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Indikator Dasar (1) (2) Menghargai 1. Menceritakan perjuangan para peristiwa 10 tokoh dalam November 1945 di mempertahankan Surabaya. kemerdekaan 2. Menceritakan peristiwa pertempuran Ambarawa, Medan Area, dan Bandung Lautan Api.
Kegiatan Pembelajaran
Media
Penilaian
Sumber
(3) (4) (7) (8) 1. Gambar 1. Penilaian 1. Buku IPS BSE Kegiatan Awal pahlawan proses Guru membuka pelajaran, menyiapkan kelas V 2. Peta terhadap peralatan pembelajaran, melakukan 2. Bahan Ajar Indonesia aktivitas apersepsi, menyampaikan motivasi, dan materi belajar tujuan pembelajaran. Pertempuran siswa Mempertahankan Kegiatan inti 2. Penilaian 1. Dengan menggunakan gambar pahlawan Kemerdekaan hasil belajar dan peta Indonesia, guru menjelaskan siswa materi Pertempuran Mempertahankan (LKS, kuis, Kemerdekaan secara garis besar. dan tes 2. Siswa diberi kesempatan bereksplorasi formatif) dan berelaborasi dengan cara berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli. 3. Dalam kelompok asal siswa ditugaskan untuk mengerjakan LKS untuk mendiskusikan materi yang dibagi
Alokasi Waktu (9) 2 JP
102
Kompetensi Dasar (1)
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Media
Penilaian
Sumber
(2)
(3) menjadi 4 submateri, yaitu Pertempuran 10 November di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Bandung Lautan Api, dan Pertempuran Medan Area dengan setiap anggota mendapatkan submateri yang berbeda. 4. Dalam kelompok ahli, anggota dari masing-masing kelompok asal yang mempunyai submateri yang sama mendiskusikan tugasnya. 5. Siswa kembali pada kelompok asalnya dan bertugas mempresentasikan tugas individunya di depan teman sekelompoknya secara bergantian. 6. Guru memberikan konfirmasi dalam diskusi kelas.
(4)
(7)
(8)
Kegiatan Akhir 1. Siswa mengerjakan kuis tentang materi diskusi. 2. Guru mengoreksi hasil kerja siswa, menghitung poin perkembangan siswa, dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik. 3. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. 4. Guru menutup pelajaran.
Alokasi Waktu (9)
103
Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I Pertemuan 1 Satuan Pendidikan
: SD Negeri 04 Bulu Pemalang
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: V/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (2 JP)
Standar Kompetensi
: 2.
Menghargai
peranan
tokoh
pejuang
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar
: 2.4
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Indikator
: 2.4.1
Menceritakan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
2.4.2 Menceritakan
peristiwa
pertempuran
Ambarawa, Medan Area, dan Bandung Lautan Api. A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan tentang Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya kepada teman sekelompoknya dengan benar. 2. Melalui
diskusi
kelompok,
siswa
dapat
menyebutkan
penyebab
ternyadinya Pertempuran Ambarawa kepada gurunya dengan benar. 3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan tentang terjadinya Pertempuran Medan Area kepada temannya dengan benar. 4. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menceritakan kembali terjadinya Pertempuran Bandung Lautan Api kepada teman sekelompoknya dengan benar. B. MATERI AJAR Pertempuran mempertahankan kemerdekaan, yang terdiri dari:
104
1. Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya 2. Pertempuran Ambarawa 3. Pertempuran Medan Area 4. Pertempuran Bandung Lautan Api Materi ajar selengkapnya ada pada lampiran 10. C. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu: a. Ceramah b. Tanya Jawab c. Penugasan d. Diskusi Kelompok (Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw). 2. Media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu: a. Gambar Pahlawan b. Atlas Indonesia D. KEGIATAN PEBELAJARAN 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru memasuki kelas dan memberi salam. b. Guru menyiapkan siswa dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran. c. Guru mempresensi kehadiran siswa. d. Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seperti “Siapa yang tahu kapan Indonesia merdeka?”, “Indonesia merdeka setelah dijajah oleh siapa?”, “Apakah Indonesia setelah merdeka bisa bersenang-senang?”, dan sebagainya. e. Guru
menyampaikan
menceritakan kemerdekaan.
tujuan
pembelajaran
pertempuran-pertempuran
yaitu
siswa
dapat
mempertahankan
105
2. Kegiatan Inti (40 menit ) a. Eksplorasi (7 menit) 1) Guru
menjelaskan
tentang
Pertempuran-pertempuran
Mempertahankan Kemerdekaan secara global. 2) Guru menjelaskan tata cara pelaksanaan model kooperatif tipe jigsaw. b. Elaborasi (28 menit) 1) Guru mengelompokkan siswa menjadi 9 kelompok asal, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 anak. 2) Guru menugaskan setiap kelompok untuk mengerjakan LKS (lampiran 11). 3) Guru meminta setiap siswa dengan submateri yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok ahli dan mempelajari submateri yang menjadi tugasnya. 4) Setelah memahami dan menguasai submateri tersebut, siswa kembali ke kelompok asalnya masing-masing. 5) Setiap anggota kelompok mempresentasikan submateri yang menjadi tanggung jawabnya kepada teman satu kelompoknya secara bergantian sampai seluruh anggota kelompok mendapat giliran. c. Konfirmasi (5 menit) Guru memimpin diskusi kelas untuk meluruskan materi yang menjadi perdebatan dalam diskusi kelompok. 3. Kegiatan Akhir (20 menit ) a. Guru memberikan kuis 1 kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara individu (lampiran 14). b. Guru mengoreksi jawaban kuis dan menghitung skor kelompok. c. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok sesuai dengan poin yang diperoleh. d. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. Simpulan: Perjuangan
rakyat
Indonesia
untuk
mempertahankan
106
kemerdekaan, dilakukan dengan cara fisik dan diplomasi. Cara fisiknya dilakukan dengan melakukan pertempuranpertempuran, seperti: Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, dan Pertempuran Bandung Lautan Api. e. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam. E. SUMBER BAHAN Sumber bahan yang digunakan: 1. Silabus IPS kelas V semester 2. 2. Susilaningsih, Endang dan Linda S Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas. Hal: 195-216. 3. Syamsiyah, Siti dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas. Hal: 113-130. F. PENILAIAN 1. Prosedur penilaian
: Penilaian proses dan penilaian hasil
2. Jenis penilaian
: Tes tertulis
3. Bentuk soal
: Pilihan ganda
4. Alat penilaian
: LKS, soal kuis 1, dan lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran 11, 14, dan 4)
5. Kunci jawaban (lampiran 14) 6. Skor Penilaian: NA
J S
M
x 100
107
Lampiran 10 Materi Ajar Siklus I Pertemuan 1 PERTEMPURAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN 1. Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada 25 Oktober 1945 dengan Komandan pasukan Brigjen A.W.S Mallaby. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu penjara Kalisosok dan berhasil membebaskan Kolonel Huiyer. Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia. Pada tanggal 29 Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu. Pertempuran pada tanggal 30 Oktober 1945 di gedung Bank International, Jembatan Merah mengakibatkan Brigjen Mallaby tewas. Menanggapi peristiwa ini, pada tanggal 9 November 1945, pimpinan Sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum. Namun, tidak diindahkan rakyat Surabaya, sehingga pecahlah pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Sepanjang pertempuran, semangat juang bangsa Indonesia terus dibakar oleh pemimpin perjuangan rakyat Surabaya, yaitu Bung Tomo. Dengan suaranya yang lantang, Bung Tomo membakar semangat dan berseru:”Maju terus pantang mundur! Allahu Akbar! Allahu Akbar!” Suara Bung Tomo ini terdengar pula melalui radio-radio.Dalam pertempuran yang berjalan sampai awal bulan Desember 1945 itu telah gugur beribu-ribu pejuang. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya itu, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. 2. Pertempuran Ambarawa “Pertempuran Ambarawa” diawali oleh mendaratnya tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah. Bentrokan bersenjata mulai timbul di Magelang. Penyebabnya adalah tentara Sekutu diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yaitu pemerintahan peralihan Belanda. NICA hendak membebaskan tawanan perang Belanda di Magelang
108
dan Ambarawa. Setelah diadakan perundingan antara Presiden Sukarno dengan Brigadir Jenderal Bethel, tentara Sekutu kemudian meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal 21 November 1945. Para pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini mengejar pasukan Sekutu yang mundur ke Ambarawa. Di desa Jambu, pasukan Sekutu dihadang pejuang Angkatan Muda yang dipimpin oleh Sastrodiharjo. Di desa Ngipik, pasukan Sekutu diserang pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Suryosumpeno. Pada saat mundur, pasukan Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Dalam pertempuran untuk membebaskan kedua desa tersebut, Letnan Kolonel Isdiman gugur. Letnan Kolonel Isdiman adalah Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Kolonel Sudirman turun langsung ke medan pertempuran Ambarawa. Kolonel Sudirman adalah Panglima Divisi Banyumas. Kehadiran Kolonel Sudirman memberi semangat baru bagi pejuang Indonesia. Pasukan Indonesia mengepung kota Ambarawa dari berbagai jurusan. Siasat yang dipakai adalah mengadakan serangan serentak dari berbagai jurusan pada saat yang sama. Pasukan Indonesia mendapat bantuan dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain. Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak ke Ambarawa. Pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur ke Semarang. Dalam pertempuran di Ambarawa ini banyak pejuang yang gugur. Untuk memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri. Selain itu, di Ambarawa juga didirikan sebuah monumen yang diberi nama Palagan Ambarawa. 3. Pertempuran Medan Area Pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mulai mendarat di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 9 Oktober 1945. Tentara NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris itu. Mereka menduduki beberapa hotel di Medan. Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang. Para tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan.
109
Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi “Medan Batalyon KNIL”. Mereka ini bersikap congkak. Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Mereka mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Kemudian pada tanggal 10 Oktober 1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur. Anggotanya para pemuda bekas Giyugun dan Heiho Sumatera Timur yang dipimpin oleh Ahmad Tahir. Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia marah. Hotel tersebut dikepung dan diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik Indonesia). Terjadilah pertempuran. Dalam peristiwa itu banyak orang Belanda terluka. Peperangan pun menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi. Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.” Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihat batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan Area. Jenderal T.E.D Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata. Siapa yang melanggar akan ditembak mati. Namun, para pemuda Indonesia tidak menggubris ancaman tersebut. Perlawanan terus berlangsung dan semakin sengit. Para pemuda membentuk Komando Resimen Laskah Rakyat Medan Area. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda terus berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada bulan Juli 1947. 4. Pertempuran Bandung Lautan Api Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. Ketika itu para pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari tentara Jepang. Tentara Sekutu menduduki dan menguasai kantor-kantor penting. Tentara NICA membonceng tentara Sekutu itu. NICA berkeinginan mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Para pe-juang yang tergabung dalam TKR,laskar-laskar, dan badanbadan pejuang mengadakan perlawanan terhadap tentara Sekutu dan Belanda. Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum
110
(peringatan) pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para pejuang kita harus menyerahkan senjata yang dirampas dari tentara Jepang. Alasannya untuk menjaga keamanan. Apabila tidak diindahkan, tentara Sekutu akan menyerang habis-habisan. Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. Sejak saat itu sering terjadi bentrokan senjata. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung Selatan. Karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para pejuang lainnya tidak dapat mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai oleh Sekutu. Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Mereka menuntut agar semua masyarakat dan para pejuang TRI (Tentara Republik Indonesia) mengosongkan kota Bandung bagian selatan. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah berubah namanya menjadi TRI. Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang la-innya mundur dan mengosongkan Bandung Selatan. Tokoh-tokoh pejuang, seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel Abdul Harris Nasution yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah. Mereka sepakat untuk mematuhi perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh kepada musuh. Rakyat diungsikan ke luar kota Bandung. Pasukan TRI dan para pejuang lainnya dengan berat hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang, bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai oleh musuh. Pertempuran terus berlanjut. Para anggota TKR dan pemuda kita menggunakan taktik perang gerilya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang pejuang Mohammad Toha.
111
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 1 Tanggal
:.....................................................
Waktu
: 10 menit
Kelompok
:.....................................................
Nama anggota kelompok
:1. ................................................ 2. ................................................ 3. ................................................ 4. ................................................
Petunjuk: 1. Pelajari materi Pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan, yang terdiri dari: a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya b. Pertempuran Ambarawa c. Pertempuran Medan Area d. Pertempuran Bandung Lautan Api 2. Setiap anggota kelompok mendapat satu submateri untuk membahas: a. Tanggal kedatangan Sekutu b. Pemimpin pasukan c. Tujuan kedatangan d. Tempat dan waktu terjadinya pertempuran e. Penyebab pertempuran
112
Lampiran 12 KISI-KISI SOAL KUIS 1 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kometensi Dasar 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
: Sekolah Dasar Kelas/Semester : V/II : Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Pokok : Pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Ranah Nomor Tingkat Indikator Soal Jenis Soal Kognitif Soal Kesulitan 1. Disajikan peta Pulau Jawa, siswa dapat menunjukkan Pilgan C2 1 Sulit lokasi Pertempuran 10 November 1945. 2. Siswa dapat menyebutkan nama tokoh yang dibebaskan Sekutu pada tanggal 27 Oktober 1945 .
Pilgan
C1
2
Mudah
3. Siswa dapat menyebutkan nama hari nasional untuk mengenang Pertempuran di Surabaya.
Pilgan
C2
3
Sedang
4. Siswa dapat menyebutkan waktu datangnya Tentara Sekutu di Semarang. 5. Siswa dapat menyebutkan penyebab terjadinya Pertempuran Ambarawa. 6. Siswa dapat menyebutkan alasan dikenalnya sebutan Pertempuran Medan Area. 7. Siswa dapat menyebutkan nama tokoh pemimpin TKR yang dibentuk pada 10 Oktober 1945. 8. Siswa dapat menyebutkan waktu terjadinya Pertempuran Bandung Lautan Api. 9. Siswa dapat menyebutkan nama pejuang yang gugur dalam Pertempuran Bandung Lautan Api.
Pilgan
C1
4
Mudah
Pilgan
C2
5
Sulit
Pilgan
C2
6
Sedang
Pilgan
C1
7
Mudah
Pilgan
C1
8
Mudah
Pilgan
C1
9
Mudah
113
Kometensi Dasar
Indikator Soal
Jenis Soal
10. Siswa dapat menyebutkan tujuan kedatangan Sekutu ke Indonesia.
Pilgan
Ranah Kognitif C2
Nomor Soal 10
Tingkat Kesulitan Sulit
114
Lampiran 13 PROSES VALIDASI SOAL KUIS 1
115
1. Penilai I
116
Lampiran 14 SOAL KUIS 1 DAN KUNCI JAWABAN Nama No. Absen Mapel Waktu
:.......................... :.......................... : IPS :10 menit
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!
1
1. Perhatikan gambar peta di samping!
2
3
Lokasi terjadinya Pertempuran 10 November 1945 ditunjukkan dengan angka.... a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
4
2. Tawanan yang berhasil dibebaskan Sekutu pada tanggal 27 Oktober 1945 yaitu Kolonel.... a. Huiyer
c. Sarbini
b. Mallaby
d. Sudirman
3. Untuk mengenang Pertempuran Surabaya, tanggal 10 November diperingati sebagai hari.... a. Proklamasi Kemerdekaan
c. Invanteri
b. Pahlawan
d. Sumpah Pemuda
4. Tentara Sekutu mendarat di Semarang pada tanggal.... a. 20 Oktober 1945
c. 12 Desember 1945
b. 21 November 1945
d. 15 Desember 1945
5. Penyebab terjadinya Pertempuran Ambarawa yaitu.... a. adanya ultimatum Sekutu untuk rakyat b. anggota NICA yang menginjak bendera merah putih c. kedatangan Sekutu yang diboncengi NICA d. Sekutu menguasai kantor-kantor penting
117
6. Pertempuran di Medan dikenal dengan “Pertempuran Medan Area”, karena.... a. pasukan Inggris menetapkan batas-batas kekuasaan mereka secara sepihak b. wilayah Medan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Medan Utara dan Selatan c. tentara Jepang meminta setengah wilayah kota Medan dari Bangsa Indonesia d. tentara Sekutu membakar wilayah kota Medan sampai hangus tidak tersisa 7. Tokoh pemuda pemimpin TKR yang dibentuk pada 10 Oktober 1945 di Sumatera Timur, yaitu.... a. Kolonel Sudirman
c. Letkol Soeharto
b. Achmad Tahrir
d. A.H. Nasution
8. Pertempuran Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal.... a. 21 November 1945
c. 21 Januari 1946
b. 1 Desember 1945
d. 23 Maret 1946
9. Pejuang Indonesia yang gugur pada Pertempuran Bandung Lautan Api, yaitu.... a. Achmad Tahrir
c. Mohamad Toha
b. Mohamad Yamin
d. A.H. Nasution
10. Secara umum kedatangan Sekutu bertujuan untuk.... a. membantu Indonesia dari penjajah b. menyumbang senjata untuk Indonesia c. memerdekakan Indonesia d. menguasai Indonesia KUNCI JAWABAN
1.
D
6. A
2.
A
7. B
3.
B
8. D
4.
A
9. C
118
5.
C
10. D
119
1. Penilai I
120
2. Penilai II
121
Lampiran 15 PENGEMBANGAN SILABUS SIKLUS I PERTEMUAN 2 SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN
: ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS /SEMESTER
: V (LIMA) /2 (DUA)
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Indikator Kegiatan Pembelajaran Dasar (1) (2) (3) Menghargai 3. Menceritakan Kegiatan Awal perjuangan para Agresi Militer Guru membuka pelajaran, menyiapkan tokoh dalam Belanda tehadap peralatan pembelajaran, melakukan mempertahankan Republik apersepsi, menyampaikan motivasi, dan kemerdekaan Indonesia. tujuan pembelajaran. Kegiatan inti 1. Dengan menggunakan gambar pahlawan dan peta Indonesia, guru menjelaskan materi Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda terhadap RI secara garis besar. 2. Siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli.
Media (4) 1. Gambar pahlawan 2. Peta Indonesia
Penilaian
Sumber
(7) (8) 1. Penilaian 1. Buku IPS BSE proses kelas V terhadap 2. Bahan Ajar aktivitas materi Usaha belajar siswa Perdamaian dan 2. Penilaian Agresi Militer hasil belajar Belanda terhadap siswa RI (LKS, kuis, dan tes formatif)
Alokasi Waktu (9) 2 JP
122
Kompetensi Dasar (1)
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Media
Penilaian
Sumber
(2)
(3) 3. Dalam kelompok asal siswa ditugaskan mengerjakan LKS dengan setiap anggota mendapatkan tugas yang berbeda. 4. Dalam kelompok ahli, anggota dari masing-masing kelompok asal yang mempunyai tugas yang sama mendiskusikan tugasnya. 5. Siswa kembali pada kelompok asalnya dan bertugas mempresentasikan tugas individunya di depan teman sekelompoknya secara bergantian. 6. Guru memberikan konfirmasi dalam diskusi kelas.
(4)
(7)
(8)
Kegiatan Akhir 1. Siswa mengerjakan kuis tentang materi diskusi. 2. Guru mengoreksi hasil kerja siswa, menghitung poin perkembangan siswa, dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik. 3. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. 4. Guru menutup pelajaran.
Alokasi Waktu (9)
123
Lampiran 16 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I Pertemuan 2 Satuan Pendidikan
: SD Negeri 04 Bulu Pemalang
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: V/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (2 JP)
Standar Kompetensi
: 2.
Menghargai
peranan
tokoh
pejuang
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar
: 2.4
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Indikator
: 2.4.4
Menceritakan Agresi Militer Belanda terhadap Republik Indonesia.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan tentang Perjanjian Linggarjati kepada teman sekelompoknya dengan benar. 2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan bagian wilayah yang dikuasai Belanda kepada teman sekelompoknya dengan benar. 3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menyebutkan 3 negara anggota KTN kepada teman sekelompoknya dengan benar. 4. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan isi Perjanjian Renville kepada teman sekelompoknya dengan benar. 5. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan pengertian Agresi Militer Belanda II kepada teman sekelompoknya dengan benar. 6. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan isi mandat Presiden Soekarno kepada Mr. Saffiruddin kepada teman sekelompoknya dengan benar.
124
B. MATERI AJAR Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda Usaha perdamaian yang dilakukan yaitu dengan melakukan beberapa perjanjiian, seperti Perjanjian Linggarjati pada tanggal 10 November 1946 dan Perjanjian Renville mulai pada tanggal 8 Desember 1947. Tetapi Belanda selalu melanggarnya dengan melakukan serangan ke Indonesia melalui Agresi Militer Belanda I dan II. Materi ajar selengkapnya ada pada lampiran 17. C. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu: a. Ceramah b. Tanya Jawab c. Penugasan d. Diskusi Kelompok (Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw). 2. Media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu: a. Gambar Pahlawan b. Atlas Indonesia D. KEGIATAN PEBELAJARAN 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru memasuki kelas dan memberi salam. b. Guru menyiapkan siswa dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran. c. Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seperti “Siapa yang pernah melihat orang berkelahi?”, “Bangsa Indonesia berperang melawan siapa?”, “Berkelahi dan berperang itu baik perbuatan baik apa tidak?”, “Lebih baik berperang apa berdamai?” dan sebagainya. d. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
siswa
dapat
menceritakan Agresi Militer Belanda terhadap Republik Indonesia.
125
2. Kegiatan Inti (40 menit ) a. Eksplorasi (7 menit) 1) Guru menjelaskan tentang usaha perdamaian dan Agresi Militer Belanda secara global. 2) Guru menjelaskan tata cara pelaksanaan model kooperatif tipe jigsaw. b. Elaborasi (28 menit) 1) Guru mengelompokkan siswa menjadi 9 kelompok asal, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 anak. 2) Guru menugaskan setiap kelompok untuk mengerjakan LKS (lampiran 18). 3) Guru meminta setiap siswa dengan submateri yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok ahli dan mempelajari submateri yang menjadi tugasnya. 4) Setelah memahami dan menguasai submateri tersebut, siswa kembali ke kelompok asalnya masing-masing. 5) Setiap anggota kelompok mempresentasikan submateri yang menjadi taggung jawabnya kepada teman satu kelompoknya secara bergantian sampai seluruh anggota kelompok mendapat giliran. c. Konfirmasi (5 menit) Guru memimpin diskusi kelas untuk meluruskan materi yang menjadi perdebatan dalam diskusi kelompok. 3. Kegiatan Akhir (20 menit ) a. Guru memberikan kuis 2 kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara individu (lampiran 21). b. Guru mengoreksi jawaban kuis dan menghitung skor kelompok. c. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan poin tertinggi. d. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. Simpulan:
Usaha perdamaian antara Indonesia dan Belanda sudah
126
dilakukan
berulang-ulang,
seperti
perundingan
Linggarjati
perundingan
dan
diadakannya Renville.
Namun, Belanda selalu melanggar hasil perundingan tersebut dengan melakukan Agresi Militer Belanda I dan II. e. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam. E. SUMBER BAHAN Sumber bahan yang digunakan: 1. Silabus IPS kelas V semester 2. 2. Susilaningsih, Endang dan Linda S Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas. Hal: 195-216. 3. Syamsiyah, Siti dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas. Hal: 113-130. F. PENILAIAN 1. Prosedur penilaian
: Penilaian proses dan penilaian hasil
2. Jenis penilaian
: Tes tertulis
3. Bentuk soal
: Pilihan ganda
4. Alat penilaian
: LKS, soal kuis 2, dan lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran 18, 21, dan 4).
5. Kunci jawaban (lampiran 21) 6. Skor penilaian: NA
J S
M
x 100
127
Lampiran 17 Materi Ajar Siklus I Pertemuan 2 USAHA PERDAMAIAN DAN AGRESI MILITER BELANDA Beberapa usaha perundingan yang dilakukan, yaitu: a. Perjanjian Linggarjati Pada tanggal 10 November 1946 diadakan perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, sebelah selatan Cirebon. Dalam perundingan itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir dan Belanda dipimpin oleh Van Mook. Pada tanggal 15 November 1946, hasil perundingan diumumkan dan disetujui oleh kedua belah pihak dan ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947. Berikut ini isi perjanjian Linggarjati. 1. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatera. 2. Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat yang terdiri atas: a. Negara Republik Indonesia, b. Negara Indonesia Timur, dan c. Negara Kalimantan. 3. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan diketuai oleh Ratu Belanda. b. Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia dan berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I. Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari negara-negara tetangga dan dunia internasional. Wakil-wakil dari India dan Australia mengusulkan kepada PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) agar mengadakan sidang untuk membicarakan masalah penyerangan Belanda ke wilayah Republik Indonesia.
128
c. Perjanjian Renville (17 Januari 1948) Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan agar pihak Indonesia dan Belanda menghentikan tembak-menembak. Akhirnya pada tanggal 4 Agustus 1947, Belanda mengumumkan gencatan senjata. PBB membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda dengan membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri atas: 1. Australia, dipilih oleh Indonesia; 2. Belgia, dipilih oleh Belanda; 3. Amerika Serikat, dipilih oleh Australia dan Belanda. Komisi Tiga Negara (KTN) memprakarsai perundingan antara Indonesia dan Belanda. Perundingan dilakukan di atas kapal Renville, yaitu kapal Angkatan Laut Amerika Serikat. Oleh karena itu, hasil perundingan ini dinamakan Perjanjian Renville. Dalam perundingan itu Negara Indonesia, Belanda, dan masing-masing anggota KTN diwakili oleh sebuah delegasi. 1. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin. 2. Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. 3. Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby. 4. Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland. 5. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham. Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut. 1. Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera. 2. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda. d. Agresi Militer Belanda II Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan atas wilayah Republik Indonesia yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II. Ibu kota Republik Indonesia waktu itu, Yogyakarta, diserang Belanda. Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Suryadarma ditangkap Belanda. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap, Presiden
129
Sukarno telah mengirim mandat lewat radio kepada Menteri Kemakmuran, Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera. Tujuannya ialah untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ibu kota Bukit Tinggi. Agresi Militer Belanda II menimbulkan reaksi dunia, terutama negaranegara di Asia. Negara-negara di Asia seperti India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan Konferensi New Delhi pada bulan Desember 1949. Mereka bersimpati kepada perjuangan rakyat Indonesia, dan mendesak agar: 1. Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta, dan 2. Serdadu Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia. Belanda tidak memperdulikan desakan itu. Belanda baru bersedia berunding setelah Dewan Keamanan PBB turun tangan.
130
Lampiran 18 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2 Tanggal
:.....................................................
Waktu
: 10 menit
Kelompok
:.....................................................
Nama anggota kelompok
:1. ................................................ 2. ................................................ 3. ................................................ 4. ................................................
Petunjuk: 1. Setiap anggota kelompok mendapat tugas satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. 2. Setelah tugas dibagi, masing-masing siswa berkumpul dengan siswa dari kelompok lain yang mempunyai tugas yang sama. Tugas: 1. a. Jelaskan waktu dan tempat dilaksanakannya Perjanjian Linggarjati! b. Siapa nama pemimpin dari masing-masing delegasi dalam Perjanjian Linggarjati? c. Tuliskan isi Perjanjian Linggarjati! 2. a. Jelaskan yang dimaksud dengan Agresi Militer Belanda I! b. Jelaskan tujuan diadakannya Agresi Militer Belanda I! c. Daerah mana yang berhasil direbut oleh Belanda? 3. a. Jelaskan waktu dan tempat dilaksanakannya Perjanjian Renville! b. Siapa nama pemimpin dari masing-masing delegasi KTN? c. Tuliskan isi Perjanjian Renville! 4. a. Jelaskan kapan terjadinya Agresi Militer Belanda II! b. Jelaskan tujuan dilakukannya Agresi Militer Belanda II! c. Sebutkan tokoh yang ditawan dan diasingkan ke Pulau Bangka oleh Belanda!
131
Lampiran 19 KISI-KISI SOAL KUIS 2 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kometensi Dasar
: Sekolah Dasar Kelas/Semester : V/II : Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Pokok : Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Ranah Tingkat Indikator Soal Jenis Soal Nomor Soal Kognitif Kesulitan 1. Siswa dapat menyebutkan waktu terjadinya Perjanjian Pilgan C1 1 Mudah Linggarjati.
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam 2. Siswa dapat menyebutkan nama pemimpin delegasi mempertahankan Indonesia dalam Perjanjian Linggarjati. kemerdekaan. 3. Siswa dapat menjelaskan isi Perjanjian Linggarjati.
Pilgan
C1
2
Mudah
Pilgan
C2
3
Sedang
4. Siswa dapat menyebutkan waktu terjadinya Agresi Militer Belanda I.
Pilgan
C1
4
Mudah
5. Siswa dapat menyebutkan daerah yang direbut Belanda dalam Agresi Militer Belanda I.
Pilgan
C2
5
Sulit
6. Siswa dapat menyebutkan 3 negara anggota KTN.
Pilgan
C1
6
Sedang
7. Siswa dapat menyebutkan nama wakil delegasi Indonesia dalam KTN.
Pilgan
C1
7
Mudah
8. Siswa dapat menjelaskan isi Perjanjian Renville.
Pilgan
C2
8
Sulit
9. Siswa dapat menjelaskan yang dimaksud Agresi Militer Belanda II.
Pilgan
C2
9
Sedang
132
Kometensi Dasar
Indikator Soal 10. Siswa dapat menjelasakan isi Soekarno kepada Mr. Syaffiruddin.
Lampiran 20
Jenis Soal mandat
Presiden
Pilgan
PROSES VALIDASI SOAL KUIS 2
Ranah Kognitif C2
Nomor Soal 10
Tingkat Kesulitan Sulit
133
1. Penilai I
134
135
Lampiran 21 SOAL KUIS 2 DAN KUNCI JAWABAN Nama No. Absen Mapel Waktu
:.......................... :.......................... : IPS :10 menit
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Perjanjian Linggarjati dilaksanakan pada tanggal.... a. 1 November 1946
c. 15 November 1946
b. 10 November 1946
d. 1 Januari 1947
2. Pemimpin delegasi Belanda dalam Perjanjian Linggarjati yaitu.... a. Huiyer
c. Van Mook
b. Mallaby
d. Van Royen
3. Isi Perjanjian Linggarjati, yaitu.... a. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jakarta. b. Belanda boleh melakukan penyerangan atas wilayah Republik Indonesia. c. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk kesatuan yang diketuai oleh Presiden Indonesia. d. RI dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat 4. Agresi Militer Belanda I terjadi pada tanggal.... a. 21 Juli 1947
c. 10 November 1946
b. 21 April 1947
d. 15 Desember 1945
5. Berikut merupakan daerah yang berhasil direbut Belanda dalam Agresi Militer Belanda I, kecuali....
a. Jawa Barat
c. Jawa Tengah
b. Jawa Timur
d. Sumatera
136
6. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas.... a. Australia, Belgia, dan Swedia b. Austria, Belgia, dan Amerika Serikat c. Amerika Serikat, Swedia, dan Belgia d. Australia, Belgia, dan Amerika Serikat 7. Dalam KTN, Indonesia diwakili oleh .... a. Kolonel Sudirman
c. Letkol Soeharto
b. Achmad Tahrir
d. Amir Syarifuddin
8. Dalam isi Perjanjian Renville, Belanda hanya mengakui daerah RI atas.... a. Kalimantan
c. Yogyakarta
b. Sulawesi
d. Jakarta
9. Serangan Belanda yang dilakukan pada tanggal 19 Desember 1948 dinamakan.... a. Agresi Militer Belanda I
c. Serangan Belanda I
b. Agresi Militer Belanda II
d. Serangan Belanda II
10. Isi mandat Soekarno kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yaitu.... a. kerahkan tentara RI untuk menyerang Belanda di kota Bukit Tinggi b. memindahkan pemerintahan RI ke kota Yogyakarta c. membentuk PDRI dengan ibu kota Bukit Tinggi d. lakukan perundingan dengan Belanda agar mencapai perdamaian KUNCI JAWABAN
1.
B
6. D
2.
C
7. D
3.
D
8. C
4.
A
9. B
5.
D
10. C
137
1. Penilai I
138
2. Penilai II
139
Lampiran 22 KISI-KISI SOAL TES FORMATIF I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Standar Kompetensi
: Sekolah Dasar Kelas/Semester : V/II : Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Ranah Nomor Tingkat Kometensi Dasar Indikator Soal Jenis Soal Kognitif Soal Kesulitan
2.4 Menghargai
1.
perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
Siswa dapat menyebutkan nama pemimpin Sekutu yang datang di
Pilgan
C1
1
Mudah
Surabaya. 2.
Siswa dapat menyebutkan penyebab Pertempuran 10 November 1945.
Pilgan
C2
2
Sulit
3.
Siswa dapat menyebutkan waktu terjadinya Pertempuran Ambarawa.
Pilgan
C1
3
Mudah
4.
Disajikan gambar pahlawan, siswa diminta menyebutkan nama
Pilgan
C2
4
Sedang
mengenang
Pilgan
C1
5
Mudah
Siswa dapat menyebutkan penyebab terjadinya Pertempuran Medan
Pilgan
C2
6
Sulit
Pilgan
C2
7
Sulit
Pilgan
C2
8
Sedang
pahlawan. 5.
Siswa
dapat
menyebutkan
nama
monumen
untuk
Pertempuran Ambarawa. 6.
Area. 7.
Disajikan peta Indonesia, siswa dapat menunjukkan lokasi Pertempuran Medan Area.
8.
Siswa dapat menjelaskan pengertian Petempuran Bandung Lautan Api.
140
Ranah
Nomor
Tingkat
Kognitif
Soal
Kesulitan
Pilgan
C1
9
Mudah
Pilgan
C1
10
Mudah
Pilgan
C1
11
Mudah
12. Siswa dapat menyebutkan isi Perjanjian Linggarjati.
Pilgan
C2
12 dan 13
Sedang
13. Siswa dapat menjelaskan pengertian Agresi Militer Belanda I.
Pilgan
C2
14
Sedang
14. Siswa dapat menyebutkan negara yang termasuk KTN.
Pilgan
C1
15
Mudah
15. Siswa dapat menjelaskan isi Perjanjian Renville.
Pilgan
C2
16
Sedang
16. Siswa dapat menyebutkan waktu terjadinya Agresi Militer Belanda II.
Pilgan
C1
17
Mudah
17. Siswa dapat menyebutkan nama tokoh yang ditangkap Belanda dan
Pilgan
C1
18
Mudah
Pilgan
C1
19 dan 20
Sedang
Kometensi Dasar
Indikator Soal 9.
Siswa dapat menyebutkan kepanjangan dari TRI.
10. Siswa dapat menyebutkan nama pejuang yang gugur dalam Pertempuran
Jenis Soal
Bandung Lautan Api. 11. Siswa dapat menyebutkan nama-nama pemimpin delegasi Indonesia di Perjanjian Linggarjati.
diasingkan ke Bangka. 18. Siswa dapat menjelaskan tujuan mandat yang diberikan Presiden Soekarno kepada Mr. Saffiruddin Prawiranegara.
141
Lampiran 23
PROSES VALIDASI SOAL TES FORMATIF 1
142
143
1. Penilai I
144
145
Lampiran 24 SOAL TES FORMATIF I DAN KUNCI JAWABAN Nama No. Absen Mapel Waktu
:.......................... :.......................... : IPS : 35 menit
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Kedatangan Sekutu di Surabaya dipimpin oleh.... a. Brigjen Mallaby
c.
Van Mook
b. Brigjen Bethel
d.
Paul Van Zeeland
2. Penyebab terjadinya Pertempuran 10 November 1945 yaitu.... a. kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi NICA b. adanya ultimatum dari tentara Sekutu yang tidak dihiraukan rakyat Surabaya c. dibakarnya daerah Surabaya oleh para pejuang d. Sekutu memasang batas kekuasaan secara sepihak 3. Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal.... a. 1 Januari 1945
c.
12 Desember 1945
b. 10 November 1945
d.
15 Desember 1945
4. Perhatikan gambar di samping! Siapa nama pahlawan tersebut? a. Kolonel Sudirman b. Kolonel Soeharto c. Ir. Soekarno d. Bung Tomo 5. Untuk mengenang Pertempuran Ambarawa, didirikan monumen yang diberi nama....
a. Patung Ambarawa
c.
Palagan Ambarawa
b. Candi Ambarawa
d.
Museum Ambarawa
146
6. Pertempuran di Medan dikenal dengan “Pertempuran Medan Area”, karena.... a. wilayah Medan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Medan bagian Utara dan Selatan b. tentara Jepang meminta setengah wilayah Medan c. tentara Sekutu membakar wilayah Medan d. pasukan Inggris menetapkan batas-batas kekuasaan secara sepihak 7.
1
2
3 4
Perhatikan gambar peta Indonesia di atas! Lokasi terjadinya Pertempuran Medan Area ditunjukkan oleh angka.... a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
8. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama.... a. Bandung Lautan Api
c. Bandung Terbakar
b. Bandung Membara
d. Halo-halo Bandung
9. Pada tanggal 24 Januari 1946, TKR telah berganti nama menjadi TRI yang merupakan kependekan dari.... a. Tentara Republik Indo-Belanda b. Tentara Republik Indonesia c. Tentara Rakyat Indonesia d. Tentara Rakyat Indo-Belanda 10. Tokoh pejuang yang gugur dalam Pertempuran Bandung Lautan Api yaitu....
a. Mohammad Yamin
c. Mohammad Toha
b. Bung Tomo
d. Bung Hatta
147
11. Dalam Perjanjian Linggarjati, delegasi Indonesia dipimpin oleh.... a. Sutan Syahrir
c. Mohammad Yamin
b. Ir. Soekarno
d. Bung Hatta
12. Berikut merupakan daerah kekuasaan Indonesia yang diakui oleh Belanda sebagai hasil Perjanjian Linggarjati, kecuali.... a. Jawa
c. Madura
b. Kalimantan
d. Sumatera
13. Butir ke-3 isi Perjanjian Linggarjati menyebutkan bahwa “Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk kesatuan yang dinamakan Uni Indonesia-Belanda yang akan dipimpin oleh....” a. Presiden Belanda
c. Raja Belanda
b. Presiden Indonesia
d. Raja Indonesia
14. Serangan Belanda yang dilakukan pada tanggal 19 Desember 1948 dinamakan.... a. Agresi Militer Belanda I
c. Serangan Belanda I
b. Agresi Militer Belanda II
d. Serangan Belanda II
15. Dibawah ini yang bukan negara anggota KTN yaitu.... a. Austria
c. Belgia
b. Australia
d. Amerika Serikat
16. “Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera” merupakan isi dari perjanjian.... a. Linggarjati
c. Indo-Belanda
b. Komisi Tiga Negara
d. Renville
17. Agresi Militer Belanda II terjadi pada tanggal....
a. 10 November 1945
c. 19 Desember 1948
b. 10 November 1948
d. 20 Desember 1948
148
18. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap dan diasingkan ke.... a. Bangka
c. Belanda
b. Bengkulu
d. Banten
19. Pemberian mandat Ir. Soekarno kepada Mr. Syaffiruddin Prawiranegara terjadi pada peristiwa.... a. Agresi Militer Belanda I
c. Perjanjian Linggajati
b. Agresi Militer Belanda II
d. Perjanjian Renville
20. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintahan Darurat RI yang beribu kota di.... a. Medan
c. Jakarta
b. Bukit Tinggi
d. Yogyakarta
KUNCI JAWABAN
1.
A
6. D
11. A
16. D
2.
B
7. C
12. B
17. C
3.
D
8. A
13. D
18. A
4.
A
9. B
14. B
19. B
5.
C
10. C
15. A
20. B
149
1. Penilai I
150
151
2. Penilai II
152
153
Lampiran 25 DATA HASIL BELAJAR SISWA KUIS 1
NO.
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
AHMAD TAUFIK DIAN KHOLIFAH IKA MAYANG SARI RIZKI MULIA RANI SAEFUL ANAM ARY WIBOWO ANANG NAHUMA RURI ATIF SAIFUL ALI MUSTOFA AGUNG SETIAWAN CAHYO PUTRA DWI TRIYANA DEWI TRIYANI DONI ROMADHON FADLI RAHMAN FADIA TYORA YULI ETA FERNANDA GERI R. IHZA ADITYA KURNIA DEWI LESTARI MOH. NUR ALMAJID MAULANA SUBCHI MOH. KHAERI MENIK MULANDARI NENENG NUR KHOLIFAH RIA APRILIANI RIZAL TOBAGUS RIZKIANTO SLAMET DIKTA DIANTO SYAHRUL SETYOAJI SELVIANINGSIH SETYO HUTOMO TAUFIK IBNU AMAR YUNI RAHMA YANTI YUDA PRATAMA AJI NOVIA ASHARI
SKOR SKOR SKOR DASAR AKHIR PERKEMBANGAN 67 70 20 67 60 10 67 70 20 50 70 30 67 70 20 50 70 30 83 90 20 83 80 10 50 70 30 50 60 20 33 50 30 83 90 20 83 90 20 50 60 20 67 70 20 67 90 30 83 70 0 67 70 20 67 90 30 50 70 30 83 80 10 50 70 30 67 60 10 67 60 10 67 70 20 50 70 30 67 60 10 67 60 10 83 90 20 67 67 20 67 80 30 67 80 30 83 80 10 67 80 30 67 80 30
154
Lampiran 26 DAFTAR KELOMPOK ASAL DAN PERINGKAT KELOMPOK SIKLUS I PERTEMUAN 1 KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
1. AHMAD TAUFIK
1. RIZKI MULIA RANI
1. ATIF SAEFUL
2. DIAN KHOLIFAH
2. ARY WIBOWO
2. ALI MUSTOFA
3. IKA MAYANG S.
3. ANANG NAHUMA R.
3. DEWI TRIYANI
4. SAEFUL ANAM
4. DWI TRIYANA
4. FADIA TYORA Y.E
Rata-rata skor perkembangan = 17,5
Rata-rata skor perkembangan = 25
Rata-rata skor perkembangan = 22,5
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
1. AGUNG SETIAWAN
1. CAHYO PUTRA
1. FADLI RAHMAN
2. KURNIA DEWI L.
2. DONI ROMADHON
2. FERNANDA GERI R.
3. MENIK MULANDARI
3. NENENG NUR K.
3. IHZA DITYA
4. RIA APRILIANI
4. SELVIANINGSIH
Rata-rata skor perkembangan = 20
Rata-rata skor perkembangan = 15
Rata-rata skor perkembangan = 20 KELOMPOK 7
KELOMPOK 8
KELOMPOK 9
1. MOH. NUR ALMAJID
1. RIZAL TOBAGUS
1. SYAHRUL SETYOAJI
2. MAULANA SUBCHI
2. RIZKIANTO
2. SETYO HUTOMO
3. MOH. KHAERI
3. SLAMET DIKTA D.
3. TAUFIK IBNU AMAR
4. YUNI RAHMA YANTI
4. NOVIA ASHARI
4. YUDA PRATAMA AJI
Rata-rata skor perkembangan = 20
Rata-rata skor perkembangan = 20
Rata-rata skor perkembangan = 27,5
KETERANGAN: TIM BAIK TIM HEBAT TIM SUPER
155
Lampiran 27 DATA HASIL BELAJAR SISWA KUIS 2
NO.
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
AHMAD TAUFIK IKA MAYANG SARI RIZKI MULIA RANI SAEFUL ANAM ARY WIBOWO ANANG NAHUMA RURI ATIF SAIFUL ALI MUSTOFA AGUNG SETIAWAN CAHYO PUTRA DWI TRIYANA DEWI TRIYANI DONI ROMADHON FADLI RAHMAN FADIA TYORA YULI ETA FERNANDA GERI R. IHZA ADITYA KURNIA DEWI LESTARI MOH. NUR ALMAJID MAULANA SUBCHI MOH. KHAERI MENIK MULANDARI NENENG NUR KHOLIFAH RIZAL TOBAGUS RIZKIANTO SLAMET DIKTA DIANTO SYAHRUL SETYOAJI SELVIANINGSIH SETYO HUTOMO TAUFIK IBNU AMAR YUNI RAHMA YANTI YUDA PRATAMA AJI NOVIA ASHARI
SKOR SKOR SKOR DASAR AKHIR PERKEMBANGAN 70 80 20 70 80 20 70 60 10 70 90 30 70 60 10 90 90 20 80 60 0 70 60 10 60 80 30 50 90 30 90 90 20 90 90 20 60 70 20 70 70 20 90 90 20 70 90 30 70 60 10 90 90 20 70 80 20 80 60 0 70 40 0 60 80 30 60 80 30 70 70 20 60 70 20 60 60 20 90 80 10 60 70 20 80 70 10 80 70 10 80 80 20 80 90 20 80 90 20
156
Lampiran 28 DAFTAR KELOMPOK ASAL DAN PERINGKAT KELOMPOK SIKLUS I PERTEMUAN 2 KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
1. AHMAD TAUFIK
1. ARY WIBOWO
1. IKA MAYANG SARI
2. DWI TRIYANA
2. TAUFIK IBNU AMAR
2. RIZKI MULIA RANI
3. RIZKIANTO
3. FADLI RAHMAN
3. DONI ROMADHON
4. NOVIA ASHARI Rata-rata skor perkembangan = 20 KELOMPOK 4
4. MOH. NUR ALMAJID Rata-rata skor perkembangan = 13,3
Rata-rata skor perkembangan = 17,5
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
1. SAEFUL ANAM
1. ANANG NAHUMA R.
1. ATIF SAEFUL
2. DEWI TRIYANI
2. AGUNG SETIAWAN
2. KURNIA DEWI L.
3. MENIK MULANDARI
3. SELVIANINGSIH
3. CAHYO PUTRA
4. SYAHRUL SETYOAJI
4. MOH. KHAERI
4. RIA APRILIANI
Rata-rata skor perkembangan = 22,5
Rata-rata skor perkembangan = 17,5
Rata-rata skor perkembangan = 16,7
KELOMPOK 7
KELOMPOK 8
KELOMPOK 9
1. ALI MUSTOFA
1. FADIA TYORA Y. E.
1. SETYO HUTOMO
2. NENENG NUR K.
2. FERNANDA GERI R.
2. SLAMET DIKTA D.
3. IHZA DITYA
3. YUDA PRATAMA AJI
3. MAULANA SUBCHI
4. YUNI RAHMA YANTI Rata-rata skor perkembangan = 17,5 KETERANGAN: TIM BAIK TIM HEBAT TIM SUPER
4. RIZAL TOBAGUS Rata-rata skor perkembangan = 23,3
Rata-rata skor perkembangan = 12,5
157
Lampiran 29 DAFTAR NILAI TES FORMATIF I NO.
NAMA SISWA
1 AHMAD TAUFIK 2 DIAN KHOLIFAH 3 IKA MAYANG SARI 4 RIZKI MULIA RANI 5 SAEFUL ANAM 6 ARY WIBOWO 7 ANANG NAHUMA RURI 8 ATIF SAIFUL 9 ALI MUSTOFA 10 AGUNG SETIAWAN 11 CAHYO PUTRA 12 DWI TRIYANA 13 DEWI TRIYANI 14 DONI ROMADHON 15 FADLI RAHMAN 16 FADIA TYORA YULI ETA 17 FERNANDA GERI R. 18 IHZA ADITYA 19 KURNIA DEWI LESTARI 20 MOH. NUR ALMAJID 21 MAULANA SUBCHI 22 MOH. KHAERI 23 MENIK MULANDARI 24 NENENG NUR KHOLIDAH 25 RIA APRILIANI 26 RIZAL TOBAGUS 27 RIZKIANTO 28 SLAMET DIKTA DIANTO 29 SYAHRUL SETYOAJI 30 SELVIANINGSIH 31 SETYO HUTOMO 32 TAUFIK IBNU AMAR 33 YUNI RAHMA YANTI 34 YUDA PRATAMA AJI JUMLAH NILAI RATA-RATA NILAI JUMLAH TIDAK TUNTAS PERSENTASE TIDAK TUNTAS (%) JUMLAH TUNTAS PERSENTASE TUNTAS BELAJAR
NILAI 55 70 80 55 75 80 85 40 55 50 60 90 100 80 55 85 95 50 80 80 75 70 55 80 70 70 75 55 75 50 85 75 95 60
KKM 64 BELUM TUNTAS TUNTAS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2410 70,88 12 35,29 22 64,71
158
NO.
NAMA SISWA
KLASIKAL (%)
NILAI
KKM 64 BELUM TUNTAS TUNTAS
159
Lampiran 30
160
Lampiran 31
161
Lampiran 32
162
163
164
165
Lampiran 33
166
167
168
169
Lampiran 34 PENGEMBANGAN SILABUS SIKLUS II PERTEMUAN 1 SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN
: ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS /SEMESTER
: V (LIMA) /2 (DUA)
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Indikator Dasar (1) (2) Menghargai 4. Menceritakan perjuangan para pengakuan tokoh dalam kedaulatan mempertahankan Indonesia oleh kemerdekaan Belanda.
Kegiatan Pembelajaran (3) Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran, menyiapkan peralatan pembelajaran, melakukan apersepsi, menyampaikan motivasi, dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti 1. Dengan menggunakan gambar pahlawan dan peta Indonesia, guru menjelaskan materi Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan secara garis besar. 2. Siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok
Media (4) 1. Gambar pahlawan 2. Peta Indonesia
Penilaian (7) 1. Penilaian proses terhadap aktivitas belajar siswa 2. Penilaian hasil belajar siswa (LKS, kuis, dan tes formatif)
Sumber (8) 1. Buku IPS BSE
kelas V 2. Bahan Ajar
materi Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
Alokasi Waktu (9) 2 JP
170
Kompetensi Dasar (1)
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
(2) 3.
4.
5.
6.
(3) ahli. Dalam kelompok asal, siswa ditugaskan mengerjakan LKS dengan setiap anggota mendapatkan tugas yang berbeda. Dalam kelompok ahli, anggota dari masing-masing kelompok asal yang mempunyai tugas yang sama, mendiskusikan tugasnya. Siswa kembali pada kelompok asalnya dan bertugas mempresentasikan tugas individunya di depan teman sekelompoknya secara bergantian. Guru memberikan konfirmasi dalam diskusi kelas.
Kegiatan Akhir 1. Siswa mengerjakan kuis tentang materi diskusi. 2. Guru mengoreksi hasil kerja siswa, menghitung poin perkembangan siswa, dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik. 3. Siswa bersamaguru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. 4. Guru menutup pelajaran.
Media
Penilaian
Sumber
(4)
(7)
(8)
Alokasi Waktu (9)
171
Lampiran 35 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II Pertemuan 1 Satuan Pendidikan
: SD Negeri 04 Bulu Pemalang
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: V/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (2 JP)
Standar Kompetensi
: 2.
Menghargai
peranan
tokoh
pejuang
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar
: 2.4
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Indikator
: 2.4.5
Menceritakan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan tentang Perjanjian Roem-Royen kepada teman sekelompoknya dengan benar. 2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan 4 isi Perjanjian Roem-Royen kepada teman sekelompoknya dengan benar. 3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan terjadinya Konferensi Meja Bundar (KMB) kepada teman sekelompoknya dengan benar. 4. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan hasil persetujuan-persetujuan dari Konferensi Meja Bundar (KMB) kepada teman sekelompoknya dengan benar. 5. Melalui
diskusi
kelompok,
siswa
dapat
menjelaskan
Pengakuan
Kedaulatan RI oleh Belanda kepada teman sekelompoknya dengan benar. B. MATERI AJAR Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan Usaha diplomasi yang dilakukan antara Indonesia dan Belanda yaitu dengan
172
melakukan beberapa perjanjian, seperti Perjanjian Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949 dan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949 sampai dengan 2 November 1949. Dari kedua perundingan tersebut akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS. Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan. Uraian materi selengkapnya ada pada lampiran 36. C. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu: a. Ceramah b. Tanya Jawab c. Penugasan d. Diskusi Kelompok (Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw). 2. Media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu: a. Gambar Pahlawan b. Atlas Indonesia D. KEGIATAN PEBELAJARAN 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru memasuki kelas dan memberi salam. b. Guru menyiapkan siswa dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran. c. Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seperti “Siapa yang masih ingat materi pertemuan kemarin?”, “Siapa yang tahu apa maksud dilakukannya perundingan-perundingan tersebut?”dan sebagainya. d. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
menceritakan Pengakuan Kedaulatan RI oleh Belanda.
siswa
dapat
173
2. Kegiatan Inti (40 menit ) a. Eksplorasi (7 menit) 1) Guru menjelaskan tentang usaha diplomasi yang dilakukan bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda secara global. 2) Guru menjelaskan tata cara pelaksanaan model kooperatif tipe jigsaw. b. Elaborasi (28 menit) 1) Guru mengelompokkan siswa menjadi 7 kelompok asal, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak. 2) Guru menugaskan setiap kelompok untuk mengerjakan LKS (lampiran 37). 3) Guru meminta setiap siswa dengan submateri yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok ahli dan mempelajari submateri yang menjadi tugasnya. 4) Setelah memahami dan menguasai submateri tersebut, siswa kembali ke kelompok asalnya masing-masing. 5) Setiap anggota kelompok mempresentasikan submateri yang menjadi tanggung jawabnya kepada teman satu kelompoknya secara bergantian sampai seluruh anggota kelompok mendapat giliran. c. Konfirmasi (5 menit) Guru memimpin diskusi kelas untuk meluruskan materi yang menjadi perdebatan dalam diskusi kelompok. 3. Kegiatan Akhir (20 menit ) a. Guru memberikan kuis 3 kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara individu (lampiran 40). b. Guru mengoreksi jawaban kuis dan menghitung skor kelompok. c. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan poin tertinggi. d. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas.
174
Simpulan:
Usaha diplomasi antara Indonesia dan Belanda sudah dilakukan berulang-ulang, seperti diadakannya Perjanjian Roem-Royen dan KMB. Akhirnya tanggal 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS.
e. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam. E. SUMBER BAHAN Sumber bahan yang digunakan: 1. Silabus IPS kelas V semester 2. 2. Susilaningsih, Endang dan Linda S Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas. Hal: 195-216. 3. Syamsiyah, Siti dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas. Hal: 113-130. F. PENILAIAN 1. Prosedur penilaian
: Penilaian proses dan penilaian hasil
2. Jenis penilaian
: Tes tertulis
3. Bentuk soal
: Pilihan ganda
4. Alat penilaian
: LKS, soal kuis 3, dan lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran 37, 40, dan 4)
5. Kunci jawaban (lampiran 40) 6. Skor penilaian: NA
J S
M
x 100
175
Lampiran 36 Materi Ajar Siklus II Pertemuan 1 Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations Commission for Indonesia) berhasil mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda dalam meja perundingan. Dalam perundingan-perundingan itu, delegasi dari Indonesia berjuang secara diplomasi supaya kedaulatan Indonesia diakui. Perundinganperundingan itu antara lain yaitu Perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB). 1. Perjanjian Roem-Royen Perjanjian Roem-Royen disetujui di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1949. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem, sedangkan pihak Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen. Anggota delegasi Indonesia lainnya yaitu Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono lX. Isi Perjanjian Roem-Royen yaitu sebagai berikut: a. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta b. Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik. c. Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat. d. Akan diselenggarakan perundingan lagi, yaitu KMB, antara Belanda dan Indonesia setelah Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta. 2. Konferensi Meja Bundar (KMB) Sebagai tindak lanjut Perjanjian Roem-Royen, maka pada tanggal 23 Agustus 1949 sampai dengan 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau Badan Musyawarah Negara-negara Federal dipimpin oleh Sultan Hamid II. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. Van Maarseveen, sedangkan UNCI dipimpin oleh
176
Chritchley. Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB yaitu sebagai berikut: a. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949. b. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda. c. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda. Kesepakatan-kesepakatan
yang
dihasilkan
dalam
KMB
sangat
memuaskan rakyat Indonesia. Akhirnya kedaulatan negara Indonesia diakui oleh pihak Belanda. Seluruh rakyat Indonesia menyambut hasil KMB dengan suka cita. 3. Pengakuan Kedaulatan Sesuai hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS. Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan. Dalam acara penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag, Ratu Yuliana bertindak sebagai wakil Negeri Belanda dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Indonesia. Sementara dalam upacara pengakuan kedaulatan yang dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili oleh Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia.
177
Lampiran 37 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 1 Tanggal
:.....................................................
Waktu
: 20 menit
Kelompok
:.....................................................
Nama anggota kelompok
:1. ................................................ 2. ................................................ 3. ................................................ 4. ................................................ 5. ................................................
Petunjuk: 1. Pelajari materi tentang Perjanjian Roem-Royen, KMB, dan Pengakuan Kedaulatan RI oleh Belanda. 2. Setiap anggota kelompok mendapat tugas satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. 3. Setelah tugas dibagi, masing-masing siswa berkumpul dengan siswa dari kelompok lain yang mempunyai tugas yang sama. Tugas: 1. a. Jelaskan waktu dan tempat dilaksanakannya Perjanjian Roem-Royen! b. Siapa nama pemimpin dari masing-masing delegasi dalam Perjanjian RoemRoyen? 2. Jelaskan isi dari Perjanjian Roem-Royen! 3. a. Jelaskan waktu dan tempat dilaksanakannya KMB! b. Siapa nama pemimpin dari masing-masing delegasi dalam KMB? 4. Jelaskan hasil persetujuan yang dihasilkan dalam KMB! 5. a. Jelaskan waktu dan tempat dilaksanakannya upacara pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda! b. Siapa nama wakil dari masing-masing negara dalam upacara pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda tersebut?
178
Lampiran 38 KISI-KISI SOAL KUIS 3 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kometensi Dasar
: Sekolah Dasar Kelas/Semester : V/II : Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Pokok : Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Indikator Soal
2.4 Menghargai 1. Siswa dapat menjelaskan salah satu perundingan yang dilakukan untuk perjuangan paran mendapatkan pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda. tokoh dalam 2. Siswa dapat menyebutkan tanggal terjadinya Perjanjian Roem-Royen. mempertahankan 3. Siswa dapat menjelaskan nama pemimpin delegasi Belanda dalam Perjanjian kemerdekaan. Roem-Royen. 4. Disajikan gambar situasi berlangsungnya sebuah perundingan, siswa dapat menyebutkan nama perundingan itu. 5. Siswa dapat menyebutkan tanggal terjadinya KMB. 6. Siswa dapat menjelaskan hasil persetujuan dalam KMB. 7. Siswa dapat menyebutkan delegasi-delegasi yang hadir dalam KMB. 8. Siswa dapat menyebutkan tanggal terjadinya upacara pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda. 9. Siswa dapat menjelaskan nama wakil Indonesia dalam upacara pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda di Yogyakarta. 10. Siswa dapat menjelaskan nama kota yang menjadi ibu kota RI setelah berlangsungnya upacara pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda.
Jenis Soal Pilgan
Ranah Nomor Tingkat Kognitif Soal Kesulitan C2 1 Sedang
Pilgan Pilgan
C1 C1
2 3
Mudah Mudah
Pilgan
C2
4
Sedang
Pilgan Pilgan Pilgan Pilgan
C1 C2 C1 C1
5 6 7 8
Mudah Sulit Sedang Mudah
Pilgan
C1
9
Mudah
Pilgan
C1
10
Mudah
179
Lampiran 39 PROSES VALIDASI SOAL KUIS 3
180
1. Penilai I
181
Lampiran 40 SOAL KUIS 3 DAN KUNCI JAWABAN Nama No. Absen Mapel Waktu
:.......................... :.......................... : IPS :10 menit
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Salah satu perundingan yang dilakukan untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda yaitu Perundingan.... a. Roem-Royen
c. Renville
b. Linggarjati
d. Kedaulatan
2. Perjanjian Roem-Royen terjadi pada tanggal.... a. 10 November 1948
c. 7 Mei 1949
b. 15 Januari 1949
d. 23 Agustus 1949
3. Dalam Perjanjian Roem-Royen, delegasi Belanda dipimpin oleh.... a. Mallaby
c. Van Mook
b. Huiyer
d. Van Royen
4. Gambar di samping merupakan gambaran berlangsungnya Perundingan.... a. Renville
c. Roem-Royen
b. KMB
d. Linggarjati
5. KMB dilaksanakan di Den Haag pada tanggal....
a. 23 Agustus - 2 November 1949
c. 2 November - 27 Desember 1949
b. 23 Agustus - 27 Desember 1949
d. 27 November - 2 Desember 1949
182
6. Berikut merupakan hasil persetujuan dari KMB, kecuali.... a. Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda. b. Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) akan dikembalikan ke kota Yogyakarta. c. Indonesia menjadi RIS dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949. d. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda. 7. Peserta KMB terdiri dari empat delegasi, yaitu delegasi .... a. Indonesia, Belanda, Amerika, dan UNCI. b. Indonesia, Amerika, UNCI, dan BFO. c. Indonesia, Belanda, UNCI, dan BFO. d. Belanda, Amerika, UNCI, dan BFO. 8. Upacara pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda berlangsung di dua tempat, yaitu di Den Haag dan Yogyakarta pada tanggal.... a. 10 November 1948
c. 23 Agustus 1949
b. 7 Mei 1949
d. 27 Desember 1949
9. Dalam upacara pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda di Yogyakarta, pihak Indonesia diwakili oleh.... a. Drs. Moh. Hatta
c. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
b. Ir. Soekarno
d. Jenderal Sudirman
10. Setelah berlangsungnya upacara kedaulatan RI oleh Belanda, ibu kota RI pindah ke kota.... a. Surabaya
c. Bandung
b. Jakarta
d. Yogyakarta
KUNCI JAWABAN
1.
A
6. B
2.
C
7. C
3.
D
8. D
4.
B
9. C
5.
A
10. B
183
1. Penilai I
184
2. Penilai II
185
Lampiran 41 PENGEMBANGAN SILABUS SIKLUS II PERTEMUAN 2 SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN
: ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS /SEMESTER
: V (LIMA) /2 (DUA)
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Indikator Dasar (1) (2) Menghargai 5. Menceritakan perjuangan para peranan beberapa tokoh dalam tokoh dalam mempertahankan mempertahankan kemerdekaan kemerdekaan, misalnya Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Panglima Besar Sudirman, dan Bung Tomo.
Kegiatan Pembelajaran (3)
Media
Penilaian
(4) (7) Kegiatan Awal 1. Gambar 1. Penilaian Guru membuka pelajaran, menyiapkan pahlawan proses peralatan pembelajaran, melakukan 2. Peta terhadap apersepsi, menyampaikan motivasi, dan Indonesia aktivitas tujuan pembelajaran. belajar siswa 2. Penilaian hasil belajar Kegiatan inti siswa (LKS, 1. Dengan menggunakan gambar pahlawan kuis, dan tes dan peta Indonesia, guru menjelaskan formatif) materi Menghargai Jasa Tokoh-tokoh Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan secara garis besar. 2. Siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli. 3. Dalam kelompok asal siswa ditugaskan
Sumber (8) 1. Buku IPS BSE kelas V 2. Bahan Ajar materi Menghargai Jasa Tokohtokoh Perjuangan dalam Mempertahanka n Kemerdekaan
Alokasi Waktu (9) 2 JP
186
Kompetensi Dasar (1)
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Media
Penilaian
Sumber
(2)
(3) mengerjakan LKS dengan menugaskan setiap anggota menjelaskan satu tokoh yang berbeda. 4. Dalam kelompok ahli, anggota dari masing-masing kelompok asal yang mempunyai tugas yang sama, mendiskusikan tugasnya. 5. Siswa kembali pada kelompok asalnya dan bertugas mempresentasikan tugas individunya di depan teman sekelompoknya secara bergantian. 6. Guru memberikan konfirmasi dalam diskusi kelas.
(4)
(7)
(8)
Kegiatan Akhir 1. Siswa mengerjakan kuis tentang materi diskusi. 2. Guru mengoreksi hasil kerja siswa, menghitung poin perkembangan siswa, dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik. 3. Siswabersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. 4. Guru menutup pelajaran.
Alokasi Waktu (9)
187
Lampiran 42 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II Pertemuan 2 Satuan Pendidikan
: SD Negeri 04 Bulu Pemalang
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: V/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (2 JP)
Standar Kompetensi
: 2.
Menghargai
peranan
tokoh
pejuang
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar
: 2.4
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Indikator
: 2.4.6
Menceritakan peranan beberapa tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, misalnya Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Panglima Besar Sudirman, dan Bung Tomo.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan peran Ir. Soekarno dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia kepada teman sekelompoknya dengan benar. 2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan peran Drs. Moh. Hatta dalam
Mempertahankan
Kemerdekaan
Indonesia
kepada
teman
sekelompoknya dengan benar. 3. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia kepada teman sekelompoknya dengan benar. 4. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa dapat menjelaskan peran Panglima
Besar
Sudirman
dalam
Mempertahankan
Kemerdekaan
Indonesia kepada teman sekelompoknya dengan benar. 5. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan peran Bung Tomo
188
dalam
Mempertahankan
Kemerdekaan
Indonesia
kepada
teman
sekelompoknya dengan benar. B. MATERI AJAR Peranan Para Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Ada banyak tokoh yang terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, baik yang berjuang secara fisik dengan melakukan perang gerilya maupun yang berjuang lewat jalur perjuangan diplomasi. Tokohtokoh tersebut antara lain yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Panglima Besar Sudirman, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Bung Tomo. Uraian materi selengkapnya ada pada lampiran 43. C. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu: a. Ceramah b. Tanya Jawab c. Penugasan d. Diskusi Kelompok (Semua metode di atas, dikolaborasikan dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw). 2. Media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu gambar pahlawan. D. KEGIATAN PEBELAJARAN 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru memasuki kelas dan memberi salam. b. Guru menyiapkan siswa dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran. c. Guru melakukan presensi terhadap kehadiran siswa. d. Guru mengadakan apersepsi dengan menunjukkan contoh gambar pahlawan kepada siswa dan bertanya jawab seputar pahlawan tersebut, seperti “Siapa yang masih ingat tentang materi pertemuan kemarin?” Siapa saja tokoh yang berjasa dalam peristiwa tersebut?”, dan sebagainya.
189
e. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
siswa
dapat
menceritakan Peran Para Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. 2. Kegiatan Inti (40 menit ) a. Eksplorasi (7 menit) 1) Guru
menjelaskan
tentang
Peran
Para
Tokoh
dalam
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia secara global. 2) Guru menjelaskan tata cara pelaksanaan model kooperatif tipe jigsaw. b. Elaborasi (28 menit) 1) Guru mengelompokkan siswa menjadi 7 kelompok asal, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak. 2) Guru menugaskan setiap kelompok untuk mengerjakan LKS (lampiran 44). 3) Guru meminta setiap siswa dengan submateri yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok ahli dan mempelajari submateri yang menjadi tugasnya. 4) Setelah memahami dan menguasai submateri tersebut, siswa kembali ke kelompok asalnya masing-masing. 5) Setiap anggota kelompok mempresentasikan submateri yang menjadi tanggung jawabnya kepada teman satu kelompoknya secara bergantian sampai seluruh anggota kelompok mendapat giliran. c. Konfirmasi (5 menit) Guru memimpin diskusi kelas untuk meluruskan materi yang menjadi perdebatan dalam diskusi kelompok. 3. Kegiatan Akhir (20 menit ) a. Guru memberikan kuis 4 kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara individu (terlampir 47). b. Guru mengoreksi jawaban kuis dan menghitung skor kelompok. c. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan poin tertinggi.
190
d. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. Simpulan:
Setelah merdeka, bangsa Indonesia masih melakukan beberapa
perlawanan
untuk
mempertahankan
kemerdekaan tersebut. Usaha tersebut dilakukan oleh para tokoh yang berjasa, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Panglima Besar Sudirman, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Bung Tomo. e. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam. E. SUMBER BAHAN Sumber bahan yang digunakan: 1. Silabus IPS kelas V semester 2. 2. Susilaningsih, Endang dan Linda S Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas. Hal: 195-216. 3. Syamsiyah, Siti dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas. Hal: 113-130. F. PENILAIAN 1. Prosedur penilaian
: Penilaian proses dan penilaian hasil
2. Jenis penilaian
: Tes tertulis
3. Bentuk soal
: Pilihan ganda
4. Alat penilaian
: LKS, soal kuis 4, dan lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran 44, 47, dan 4)
5. Kunci jawaban (lampiran 47) 6. Skor penilaian: NA
J S
M
x 100
191
Lampiran 43 Materi Ajar Siklus II Pertemuan 2 Menghargai Jasa Tokoh-tokoh Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan Ada banyak tokoh yang terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Ada tokoh-tokoh yang berjuang secara fisik dengan melakukan pertempuran. Ada juga tokoh-tokoh yang berjuang lewat jalur perjuangan diplomasi. Berikut ini akan dibahas beberapa tokoh di antaranya. 1. Ir. Soekarno Ir. Soekarno adalah proklamator kemerdekaan Indonesia. Didampingi Drs. Moh. Hatta, beliau
membacakan teks proklamasi kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Beliau adalah presiden pertama Republik Indonesia. Sebagai presiden, beliau turut berjasa dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliau mulai merintis pemerintahan Indonesia dalam masa-masa yang sangat sulit. Sebagai presiden, beliau memberikan semangat kepada Bangsa Indonesia untuk tetap berjuang. Beliau ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka ketika Belanda melakukan agresi militer pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya, beliau telah mengirimkan mandat kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera untuk membentuk dan memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang beribu kota di Bukit Tinggi. 2. Drs. Mohammad Hatta Drs. Mohammad Hatta juga dikenal sebagai proklamator kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau memimpin kabinet di awal pembentukan negara Indonesia. Jasa beliau dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan sangatlah besar. Beliau dikenal sebagai delegasi Indonesia yang handal. Pada tanggal 23 Agustus - 2 November 1949, beliau memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Hasil KMB sangat memuaskan Bangsa Indonesia. Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat,
192
yaitu di Yogyakarta dan di Den Haag pada tanggal 27 Desember 1949. Beliau menjadi wakil Indonesia dalam upacara di Den Haag. 3. Jenderal Sudirman Peran
Jenderal
Sudirman
dalam
perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia sangat besar. Sebagai Panglima TKR, Divisi V Banyumas, Sudirman memimpin Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir tentara Inggris. Pada tanggal 18 Desember 1945, Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal. Sudirman tetap memimpin perang gerilya meskipun beliau dalam keadaan sakit. 4. Bung Tomo Sutomo atau Bung Tomo dilahirkan di Surabaya. Pada zaman pergerakan , beliau bekerja di Surat Kabar Suara Umum dan menjadi redaktur mingguan Pembela Rakyat. Beliau mendirikan dan memimpin Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia. Beliau mengobarkan semangat rakyat Surabaya dalam perang melawan pasukan Sekutu pada tanggal 10 November 1945. 5. Sri Sultan Hamengku Buwono IX Sri Sultan Hamengku Buwono IX berperan besar dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia.
Sebagai
bangsawan,
beliau
membaur berjuang bersama rakyat biasa. Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan tokoh pejuang diplomatik Indonesia. Beliau menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem-Royen yang dilakukan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949 dan menjadi wakil Indonesia dalam upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan RI di Yogyakarta pada tanggal 27 Desember 1949.
193
Lampiran 44 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 2 Tanggal
:.....................................................
Waktu
: 20 menit
Kelompok
:.....................................................
Nama anggota kelompok
:1. ................................................ 2. ................................................ 3. ................................................ 4. ................................................ 5. ................................................
Petunjuk: 1. Pelajari materi tentang Menghargai Jasa Tokoh-tokoh Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan. 2. Setiap anggota mendapatkan tugas untuk membahas dan mempresentasikan satu submateri. 3. Setelah tugas dibagi, masing-masing siswa berkumpul dengan siswa dari kelompok lain yang mempunyai tugas yang sama. Tugas: 1. Jelaskan peran Ir. Soekarno dalam mempertahankan kemerdekaan RI! 2. Jelaskan peran Drs. Moh. Hatta dalam mempertahankan kemerdekaan RI! 3. Jelaskan peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam mempertahankan kemerdekaan RI! 4. Jelaskan peran Bung Tomo dalam mempertahankan kemerdekaan RI! 5. Jelaskan peran Panglima Besar Jenderal Sudirman dalam mempertahankan kemerdekaan RI!
194
Lampiran 45 KISI-KISI SOAL KUIS 4 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
Kelas/Semester : V/II Materi Pokok : Menghargai Jasa Tokoh-tokoh Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Jenis Ranah Nomor Tingkat Kometensi Dasar Indikator Soal Soal Kognitif Soal Kesulitan 2.4 Menghargai 1. Siswa dapat menjelaskan tempat diasingkannya Ir. Soekarno, Hatta, dan Sutan Pilgan C2 1 Sedang perjuangan paran Syahrir dalam Agresi Militer Belanda II. tokoh dalam 2. Siswa dapat menyebutkan nama tokoh yang menjadi wakil Indonesia dalam Pilgan C1 2 Mudah mempertahankan upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan RI di Yogyakarta. kemerdekaan. 3. Siswa dapat menyebutkan nama tokoh yang dikenal sebagai proklamator Pilgan C1 3 Mudah kemerdekaan RI. 4. Siswa dapat menyebutkan nama tokoh yang dikenal sebagai delegasi Indonesia Pilgan C1 4 Mudah yang handal. 5. Siswa dapat menjelaskan kepanjangan dari TKR. Pilgan C1 5 Mudah 6. Siswa dapat menjelaskan tempat bertugasnya Sudirman yang berpangkat Pilgan C1 6 Mudah Jenderal dalam TKR. 7. Disajikan gambar peta, siswa dapat menunjukkan lokasi tempat Bung Tomo Pilgan C2 7 Sedang mengobarkan semangat rakyat. 8. Disajikan gambar seorang tokoh, siswa dapat menyebutkan peran tokoh tersebut Pilgan C2 8 Sulit dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 9. Siswa dapat menjelaskan cara yang dilakukan para tokoh dalam usaha Pilgan C2 9 Sedang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
: Sekolah Dasar : Ilmu Pengetahuan Sosial
195
Kometensi Dasar
Indikator Soal 10. Siswa dapat menjelaskan cara mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dirinya sebagai siswa SD.
Lampiran 46
PROSES VALIDASI SOAL KUIS 4
Jenis Soal Pilgan
Ranah Nomor Tingkat Kognitif Soal Kesulitan C3 10 Sulit
196
1. Penilai I
197
198
Lampiran 47 SOAL KUIS 4 DAN KUNCI JAWABAN Nama No. Absen Mapel Waktu
:.......................... :.......................... : IPS :10 menit
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno, Wapres Moh. Hatta, dan Sutan Syahrir ditangkap dan diasingkan ke.... a. Belanda
c. Bandung
b. Bangka
d. Bengkulu
2. Wakil Indonesia dalam upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan Indonesia di Yogyakarta yaitu.... a. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
c. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
d. Sutan Syahrir
3. Tokoh pejuang yang dikenal sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia yaitu…. a. Sutan Syahrir
c. Ir. Soekarno
b. Bung Tomo
d. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
4. Tokoh pejuang yang dikenal sebagai delegasi Indonesia yang handal yaitu.... a. Drs. Moh. Hatta
c. Sutan Syahrir
b. Ir. Soekarno
d. Bung Tomo
5. Pada tanggal 18 Desember 1945, Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal. Apa kepanjangan dari TKR? a. Tentara Keagungan Rakyat b. Tentara Kesatuan Rakyat c. Tentara Kejayaan Rakyat d. Tentara Keamanan Rakyat
199
6. Sudirman merupakan Panglima Besar TKR yang bertugas di daerah.... a. Yogyakarta
c. Banyumas
b. Surabaya
d. Ambarawa
7. Perhatikan gambar peta di bawah ini! 4 1 2 3
Bung Tomo mengobarkan semangat rakyat dalam pertempuran di daerah yang ditunjukkan dengan angka.... a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
8. Apa peran tokoh di samping dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia? a. Wakil
Indonesia
dalam
upacara
penandatanganan
pengakuan
kedaulatan RI di Yogyakarta. b. Pemimpin delegasi Indonesia dalam acara Perundingan Linggarjati di Jawa Barat. c. Pemimpin rakyat Indonesia dalam melakukan pertempuran melawan Sekutu di Ambarawa. d. Pemimpin rakyat Indonesia dalam melakukan Pertempuran Bandung Lautan Api. 9.
Para tokoh berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara.... a. bekerjasama dengan Belanda
c. diplomasi dengan Belanda
b. menjajah negeri Belanda
d. menangkap Belanda
10. Sebagai seorang siswa SD, apa yang dapat kalian lakukan untuk
200
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam waktu sekarang ini? a. Berperang melawan bangsa asing yang masuk Indonesia. b. Mengusir orang-orang asing yang tinggal di Indonesia. c. Menjajah negara yang pernah menjajah Indonesia. d. Belajar suapaya pintar, agar dapat berguna bagi Indonesia.
KUNCI JAWABAN
1.
B
6. C
2.
A
7. A
3.
C
8. B
4.
A
9. C
5.
D
10. D
201
1. Penilai I
202
2. Penilai II
203
Lampiran 48 KISI-KISI SOAL TES FORMATIF II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kometensi Dasar
: Sekolah Dasar Kelas/Semester : V/II : Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Jenis Ranah Nomor Tingkat Indikator Soal Soal Kognitif Soal Kesulitan 1. Siswa dapat menyebutkan waktu terjadinya Perjanjian Roem-Royen. Pilgan C1 1 Mudah
2.4 Menghargai perjuangan para 2. Siswa dapat menyebutkan perwakilan Indonesia dalam Perjanjian Roem-Royen. tokoh dalam mempertahankan 3. Siswa dapat menyebutkan tempat terjadinya KMB. kemerdekaan. 4. Siswa dapat menjelaskan hasil persetujuan dalam KMB.
Pilgan Essay Pilgan
C1
Pilgan Essay 5. Siswa dapat menyebutkan nama pemimpin dari BFO. Pilgan 6. Siswa dapat menyebutkan nama kota yang menjadi ibu kota Indonesia setelah Pilgan upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda.
C2
C1
2 1 3
Mudah Mudah
C1 C1
4 2 5 6
Sulit Mudah Sedang
7. Siswa dapat memilih gambar tokoh yang berjasa dalam mengobarkan semangat Pilgan rakyat Surabaya.
C2
7
Sedang
8. Siswa dapat menjelaskan julukan yang diberikan kepada Drs. Moh. Hatta.
Pilgan
C2
8
Sedang
9. Siswa dapat menjelaskan cara yang dilakukan para tokoh dalam usaha Pilgan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
C2
9
Sedang
10. Siswa dapat menjelaskan usaha yang dilakukan sebagai pelajar untuk menghargai Pilgan jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
C3
10
Sedang
204
Kometensi Dasar
Indikator Soal 11. Siswa dapat menjelaskan 3 dari 6 tokoh beserta peranannya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Lampiran 49
PROSES VALIDASI SOAL TES FORMATIF II
Jenis Ranah Nomor Tingkat Soal Kognitif Soal Kesulitan Essay C2 3 Sulit
205
206
1. Penilai I
207
208
Lampiran 50 SOAL TES FORMATIF II DAN KUNCI JAWABAN Nama No. Absen Mapel Waktu
:.......................... :.......................... : IPS : 35 menit
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Perjanjian Roem-Royen dilaksanakan pada tanggal.... a. 15 Januari 1949
c. 17 Agustus 1949
b. 7 Mei 1949
d. 23 Agustus 1949
2. Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan anggota delegasi Indonesia dalam.... a. Perundingan Linggarjati
c. Perjanjian Roem-Royen
b. Perjanjian Renville
d. Konverensi Meja Bundar
3. KMB (Konferensi Meja Bundar) dilaksaanakan di kota.... a. Jakarta
c. Den Haag
b. Yogyakarta
d. Amsterdam
4. Berikut merupakan hasil persetujuan dari KMB, kecuali.... a. Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda. b. Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) akan dikembalikan ke kota Yogyakarta. c. Indonesia menjadi RIS dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949. d. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda. 5. Dalam KMB, peserta yang ada tidak hanya Indonesia dan Belanda, namun BFO dan UNCI juga menjadi anggota konferensi tersebut. Siapa nama pemimpin dari BFO?
a. Sultan Hamid II.
c. Sultan Hamid V.
b. Sultan Hamid IV.
d. Sultan Hamid IX.
209
6. Kota yang menjadi ibu kota Indonesia setelah dilaksanakannya upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda yaitu…. a. Jakarta
c. Surabaya
b. Bandung
d. Yogyakarta
7. Mana di antara tokoh-tokoh berikut yang sudah berjasa dalam mengobarkan semangat rakyat Surabaya? a.
b.
c.
d.
8. Selain dikenal sebagai tokoh proklamator kemerdekaan RI, Drs. Moh. Hatta juga dikenal sebagai.... a. orator yang handal
c. delegasi yang handal
b. orator yang sigap
d. delegasi yang sigap
9. Para tokoh berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara.... a. bekerjasama dengan Belanda
c. diplomasi dengan Belanda
b. menjajah negeri Belanda
d. menangkap Belanda
10. Sebagai seorang pelajar, usaha yang dapat dilakukan untuk menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan RI yaitu dengan.... a. bekerja keras
c. bermain-main bersama teman
b. belajar dengan giat
d. membantu orang tua
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Sebutkan 3 tokoh yang menjadi wakil Indonesia dalam Perjanjian RoemRoyen! (Bobot soal 2) 2. Tuliskan kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB! (Bobot soal 3) 3. Sebutkan
3
tokoh
dan
masing-masing
peranannya
mempertahankan kemerdekaan RI! (Bobot soal 5)
dalam
usaha
210
KUNCI JAWABAN A. Pilihan Ganda 1.
B
6. A
2.
B
7. D
3.
C
8. C
4.
B
9. B
5.
A
10. B
B. Esay 1. 3 tokoh yang menjadi wakil Indonesia dalam Perjanjian Roem-Royen, yaitu: a. Mr. Moh. Roem sebagai pemimpin delegasi Indonesia b. Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono lX sebagai anggota delegasi Indonesia 2. Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB, yaitu: a. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949. b. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda. c. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda. 3. Pilih 3 dari 5 tokoh dan masing-masing peranannya dalam usaha mempertahankan kemerdekaan RI berikut ini. a. Ir. Soekarno
: presiden RI pertama, beliau memberikan semangat kepada Bangsa Indonesia untuk tetap berjuang. Beliau ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka ketika Belanda melakukan agresi militer pada tanggal 19 Desember 1948.
b. Drs. Moh. Hatta
: dikenal sebagai delegasi Indonesia yang handal. Pada tanggal 23 Agustus - 2 November 1949, beliau memimpin delegasi Indonesia dalam KMB di Den Haag, Belanda. Beliau menjadi wakil
211
Indonesia dalam upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di Den Haag pada tanggal 27 Desember 1949. c. Jend. Sudirman
: Sebagai Panglima TKR, Divisi V Banyumas, Sudirman memimpin Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir tentara Inggris. Sudirman tetap memimpin perang gerilya meskipun beliau dalam keadaan sakit.
d. Bung Tomo
: Pada zaman pergerakan beliau bekerja di Surat Kabar
Suara
Umum
dan
menjadi
redaktur
mingguan Pembela Rakyat. Beliau mendirikan dan memimpin
Barisan
Pemberontakan
Rakyat
Indonesia. Beliau mengobarkan semangat rakyat Surabaya dalam perang melawan pasukan Sekutu pada tanggal 10 November 1945. e. Sri Sultan Hamengku Buwono IX Peranan
: merupakan tokoh pejuang diplomatik Indonesia. Beliau menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem-Royen yang dilakukan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949 dan menjadi wakil Indonesia dalam upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan RI di Yogyakarta pada tanggal 27 Desember 1949.
212
1. Penilai I
213
2. Penilai II
214
Lampiran 51 DATA HASIL BELAJAR SISWA KUIS 3
NO.
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
AHMAD TAUFIK DIAN KHOLIFAH IKA MAYANG SARI RIZKI MULIA RANI SAEFUL ANAM ARY WIBOWO ANANG NAHUMA RURI ATIF SAIFUL ALI MUSTOFA AGUNG SETIAWAN CAHYO PUTRA DWI TRIYANA DEWI TRIYANI DONI ROMADHON FADLI RAHMAN FADIA TYORA YULI ETA FERNANDA GERI R. IHZA ADITYA KURNIA DEWI LESTARI MOH. NUR ALMAJID MAULANA SUBCHI MOH. KHAERI MENIK MULANDARI NENENG NUR KHOLIFAH RIA APRILIANI RIZAL TOBAGUS RIZKIANTO SLAMET DIKTA DIANTO SYAHRUL SETYOAJI SELVIANINGSIH SETYO HUTOMO TAUFIK IBNU AMAR YUNI RAHMA YANTI YUDA PRATAMA AJI NOVIA ASHARI
SKOR SKOR SKOR DASAR AKHIR PERKEMBANGAN 80 50 0 70 50 0 80 70 10 60 100 30 90 60 0 60 40 0 90 90 20 60 70 20 60 40 0 80 90 20 90 100 30 90 90 20 90 90 20 70 90 30 70 80 20 90 90 20 90 40 0 60 60 20 90 80 10 80 80 20 60 70 20 40 80 30 80 90 20 80 80 20 70 90 30 70 100 30 70 60 10 60 60 20 80 60 0 70 70 20 70 80 20 70 50 0 80 70 10 90 80 10 90 70 0
215
Lampiran 52 DAFTAR KELOMPOK ASAL DAN PERINGKAT KELOMPOK SIKLUS II PERTEMUAN 1 KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
1. FADIA TYORA Y.E
1. ANANG NAHUMA R.
1. YUDA PRATAMA AJI
2. ATIF SAEFUL
2. MOH. KHAERI
2. RIZAL TOBAGUS
3. IHZA ADITYA
3. NENENG NUR K.
3. DWI TRIYANA
4. DONI ROMADHON
4. NOVIA ASHARI
4. RIZKI MULIA RANI
5. MENIK MULANDARI
5. SLAMET DIKTA D.
5. CAHYO PUTRA
Rata-rata skor perkembangan = 22
Rata-rata skor perkembangan = 18
Rata-rata skor perkembangan = 24
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
1. AHMAD TAUFIK
1. IKA MAYANG SARI
1. SYAHRUL SETYOAJI
2. DEWI TRIYANI
2. KURNIA DEWI L.
2. RIA APRILIANI
3. AGUNG SETIAWAN
3. FADLI RAHMAN
3. TAUFIK IBNU AMAR
4. DIAN KHOLIFAH
4. MOH. NUR ALMAJID
4. RIZKIANTO
5. ARY WIBOWO
5. SETYO HUTOMO
5. FERNANDA GERI. R
Rata-rata skor perkembangan = 8
Rata-rata skor perkembangan = 16
Rata-rata skor perkembangan = 8
KELOMPOK 7 1. SAEFUL ANAM 2. ALI MUSTOFA 3. SELVIANINGSIH 4. YUNI RAHMA YANTI
KETERANGAN: TIM BAIK TIM HEBAT TIM SUPER
5. MAULANA SUBCHI Rata-rata skor perkembangan = 10
216
Lampiran 53 DATA HASIL BELAJAR SISWA KUIS 4 (PERTEMUAN 2 SIKLUS II)
NO.
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
AHMAD TAUFIK DIAN KHOLIFAH IKA MAYANG SARI RIZKI MULIA RANI SAEFUL ANAM ARY WIBOWO ANANG NAHUMA RURI ATIF SAIFUL AGUNG SETIAWAN CAHYO PUTRA DWI TRIYANA DEWI TRIYANI DONI ROMADHON FADLI RAHMAN FADIA TYORA YULI ETA FERNANDA GERI R. IHZA ADITYA KURNIA DEWI LESTARI MOH. NUR ALMAJID MAULANA SUBCHI MOH. KHAERI MENIK MULANDARI NENENG NUR KHOLIFAH RIA APRILIANI RIZAL TOBAGUS RIZKIANTO SLAMET DIKTA DIANTO SYAHRUL SETYOAJI SELVIANINGSIH SETYO HUTOMO TAUFIK IBNU AMAR YUNI RAHMA YANTI YUDA PRATAMA AJI NOVIA ASHARI
SKOR SKOR SKOR DASAR AKHIR PERKEMBANGAN 50 40 10 50 80 30 70 90 30 100 50 0 60 80 30 40 70 30 90 100 30 70 50 0 90 70 0 100 50 0 90 90 20 90 100 30 90 100 30 80 60 0 90 90 20 40 70 30 60 50 10 80 90 20 80 80 20 70 90 30 80 60 0 90 80 10 80 80 20 90 90 20 100 60 0 60 90 30 60 50 10 60 70 20 70 80 20 80 60 0 50 90 30 70 60 10 80 70 10 70 80 20
217
Lampiran 54 DAFTAR KELOMPOK ASAL DAN PERINGKAT KELOMPOK SIKLUS II PERTEMUAN 2 KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
1. AHMAD TAUFIK
1. IKA MAYANG SARI
1. DIAN KHOLIFAH
2. DWI TRIYANA
2. RIZKI MULIA RANI
2. ARY WIBOWO
3. RIZKIANTO
3. DONI ROMADHON
3. TAUFIK IBNU AMAR
4. NOVIA AZHARI
4. MOH. NUR ALMAJID
4. FADLI RAHMAN
5. RIZAL TOBAGUS
5. SETYO HUTOMO
5. FADIA TYORA Y.E
Rata-rata skor
Rata-rata skor
Rata-rata skor
perkembangan = 16
perkembangan = 16
perkembangan = 22
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
1. SAEFUL ANAM
1. ANANG NAHUMA R.
1. ATIF SAEFUL
2. DEWI TRIYANI
2. AGUNG SETIAWAN
2. KURNIA DEWI L.
3. MENIK MULANDARI
3. RIA APRILIANI
3. CAHYO PUTRA
4. SYAHRUL SETYOAJI
4. MOH. KHAERI
4. SELVIANINGSIH
5. SLAMET DIKTA D.
5. YUDA PRATAMA AJI
5. MAULANA SUBCHI
Rata-rata skor
Rata-rata skor
Rata-rata skor
perkembangan = 20
perkembangan = 12
perkembangan = 14
KELOMPOK 7 1. NENENG NUR K.
KETERANGAN:
2. IHZA ADITYA
TIM BAIK
3. YUNI RAHMA YANTI
TIM HEBAT
4. FERNANDA GERI R.
TIM SUPER
Rata-rata skor perkembangan = 17,5
218
Lampiran 55 DAFTAR NILAI TES FORMATIF II SIKLUS II NO.
NAMA SISWA
1 AHMAD TAUFIK 2 DIAN KHOLIFAH 3 IKA MAYANG SARI 4 RIZKI MULIA RANI 5 SAEFUL ANAM 6 ARY WIBOWO 7 ANANG NAHUMA RURI 8 ATIF SAIFUL 9 AGUNG SETIAWAN 10 CAHYO PUTRA 11 DWI TRIYANA 12 DEWI TRIYANI 13 DONI ROMADHON 14 FADLI RAHMAN 15 FADIA TYORA YULI ETA 16 FERNANDA GERI R. 17 IHZA ADITYA 18 KURNIA DEWI LESTARI 19 MOH. NUR ALMAJID 20 MAULANA SUBCHI 21 MOH. KHAERI 22 MENIK MULANDARI 23 NENENG NUR KHOLIDAH 24 RIA APRILIANI 25 RIZAL TOBAGUS 26 RIZKIANTO 27 SLAMET DIKTA DIANTO 28 SYAHRUL SETYOAJI 29 SELVIANINGSIH 30 SETYO HUTOMO 31 TAUFIK IBNU AMAR 32 YUNI RAHMA YANTI 33 YUDA PRATAMA AJI 34 NOVIA ASHARI JUMLAH NILAI RATA-RATA NILAI JUMLAH TIDAK TUNTAS PERSENTASE TIDAK TUNTAS (%) JUMLAH TUNTAS PERSENTASE TUNTAS BELAJAR KLASIKAL (%)
NILAI 47,50 75,00 95,00 70,00 85,00 75,00 100,00 70,00 70,00 65,00 87,50 100,00 100,00 70,00 87,50 67,50 42,50 87,50 85,00 85,00 55,00 82,50 82,50 82,50 57,50 90,00 70,00 80,00 82,50 67,50 90,00 67,50 77,50 70,00
KKM 64 TUNTAS BELUM TUNTAS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2620 77,06 4 11,76 30 88,24
219
Lampiran 56
220
Lampiran 57
221
Lampiran 58
222
223
224
225
Lampiran 59
226
227
228
229
Lampiran 60 PIAGAM PENGHARGAAN KELOMPOK
PIAGAM PENGHARGAAN
PIAGAM PENGHARGAAN
PIAGAM PENGHARGAAN
Pembelajaran Ips dengan
Pembelajaran Ips dengan
Pembelajaran Ips dengan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
SD Negeri 04 Bulu Petarukan Pemalang
SD Negeri 04 Bulu Petarukan Pemalang
SD Negeri 04 Bulu Petarukan Pemalang
Diberikan kepada:
Diberikan kepada:
Diberikan kepada:
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Sebagai
Sebagai
Bulu, 11 Mei 2012 Ika Rahmaeta
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Sebagai
Bulu, 11 Mei 2012 Ika Rahmaeta
Bulu, 11 Mei 2012 Ika Rahmaeta
230
Lampiran 61 JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI
Kegiatan Penyusunan proposal Seminar proposal Penyempurnaan proposal dan pembuatan instrumen Pelaksanaan penelitian a.Tindakan siklus I
Bulan dan Minggu ke Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 x x x x x x x x
x x x x
b.Tindakan siklus II Pengolahan data dan pembuatan skripsi Seminar Skripsi Revisi laporan
x x
x
x x x x x x x x x x x x x
231
Lampiran 62 SURAT IJIN PENELITIAN
232
Lampiran 63 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
233
Lampiran 64 DOKUMENTASI
Guru menjelaskan materi ajar
Guru membimbing siswa diskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli
Siswa mempresentasikan tugasnya dalam kelompok ahli
234
Guru memimpin diskusi kelas
Siswa mengerjakan soal kuis
Kelompok siswa yang memperoleh piagam penghargaan
235
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran: Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Anni, Catharina Tri dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aronson, Elliot. n.d. History of the Jigsaw. Online. http://www.jigsaw.org/history.html. [Diakses 10/3/12].
Available
at
Ashshiddiqi, Mohamad Hanif. 2011. Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Indera Manusia melalui Model Jigsaw di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Watesalit 02 Batang. Skripsi. Semarang: PGSD FIP UNNES. Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Press. Astiti, Pungkas. 2011. KeefektifanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Skripsi. Semarang: PGSD FIP UNNES. Aqib, Zainal dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung:Yrama Widya. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. BSNP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hernawan, Asep Herry. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
236
Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Evektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Kurniawan. 2011. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Usia SD. Online. Available at. http://www.sekolahdasar.net/2011/05/karakteristik-dan-kebutuhananak-usia.html/. [Diakses 28/12/11] Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learningdi Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Makewa, Lazarus Ndiku, Elizabeth Role, dan Jane Ayiemba Genga. 2011. Teachers’ Use of Humor in Teaching and Students’ Rating of Their Effectiveness. International Journal of Education. 3/2: E8. Mangkoesapoetra, Arief Achmad. 2005. Pembelajaran Pendidikan IPS di Tingkat Sekolah Dasar. Online. Available at http://researchengines.com/0805arief7.html. [Diakses 25/12/11]. Masitoh, Susilo, dan Soewarso. 2010. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Salatiga: Widya Sari Press. McWey, L.M., Henderson, T.L., dan Piercy, F.P. 2006. Cooperative Learning Through Collaborative Faculty-Student Research Teams. Jurnal subject Sociology, Education. 55/2: 252-262. Mukayanah. 2009. Pembelajaran IPS di SD: Jauh dari Tujuan. Online. Available at http://yannahazmah.wordpress.com/2009/12/17/pembelajaran-ips-disd-jauh-dari-tujuan/. [Diakses 25/12/11]. Poerwanti, Endang dkk 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Septa, Kurnia. 2011. Pengertian Hasil Belajar. Online. Available at http://www.sekolahdasar.net/2011/06/pengertian-hasil-belajar.html. [Diakses 25/12/11]. Siddiq, M. Djauhar, Isniatun Munawaroh, dan Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
237
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo. ----------------. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinyapada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionl. 2006. Bandung: Citra Umbara. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan KonseptualOperasional. Jakarta: Bumi Aksara. Yonny, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sendangadi Mlati.