MODEL PEMBELAJARAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI KEJURUAN MEKANIK OTOMOTIF PADA SISWA KELAS X SMK MIFTAHUL ULUM BOARDING SCHOOL DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ahmad Saefudin 5201408097 Pendidikan Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama NIM Program Studi Judul
: Ahmad Saefudin : 5201408097 : Pendidikan Teknik Mesin : “Model Pembelajaran PAKEMUntuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif Pada Siswa Kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Panitia Ujian Ketua
: Dr. M. Khumaedi, M. Pd NIP. 196209131991021001
(
)
Sekretaris
: Wahyudi, S. Pd, M. Eng NIP.198003192005011001
(
)
Dewan Penguji Pembimbing I
: Drs. Agus Suharmanto, M. Pd NIP. 195411161984031001
(
)
Pembimbing II
: Drs. Karsono, M. Pd NIP. 195007061975011001
(
)
Penguji Utama
: Drs. Boenasir, M. Pd NIP. 194903051976031001
(
)
Penguji Pendamping I
: Drs. Agus Suharmanto, M. Pd NIP. 195411161984031001
(
)
Penguji Pendamping II
: Drs. Karsono, M. Pd NIP. 195007061975011001
(
)
Ditetapkan di Semarang, Tanggal, 24 Juni 2013 Mengesahkan, Dekan Fakultas Teknik
Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd NIP. 196602151991021001 ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa isi dari skripsi ini merupakan hasil karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari orang ataupun pihak lain yang ada di dalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan dirujuk berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun. Semoga karya tulisini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang, Juni 2013 Peneliti
Ahmad Saefudin NIM. 5201408097
iii
ABSTRAK
AhmadSaefudin.2013. Model Pembelajaran PAKEMUntuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif Pada Siswa Kelas X SMKMiftahul Ulum Boarding School Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Agus Suharmanto, M.Pd, Pembimbing II: Drs. Karsono, M.Pd. Permasalahan yang diungkap dalam skripsi ini adalah tentang Model Pembelajaran PAKEM Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif Pada Siswa Kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotifuntuk siswa yang diberi pembelajaran konvensional/ceramah biasa dengan pembelajaran PAKEM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri 2 kali pertemuan dan masing-masing pertemuan 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refklesi. Cara pengumpulan data dari penelitian tindakan kelas ini berupa tes dan observasi. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini menujukkan bahwa model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan prestasi belajar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional/ceramah biasa, hal ini ditunjukkan dengan hasil rata-rata kelas yang dicapai, untuk model pembelajaran konvensional/ceramah biasa hanya mendapatkan nilai rata-rata kelas hanya 60% sedangkan dengan model pembelajaran PAKEM dapat mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 89,73%. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah pertama Sebaiknya sekolah menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PAKEM karena terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada kompetensi kejuruan mekanik otomotif. Kedua guru diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran PAKEMpada materi-materi yang lain agar siswa lebih memahami keterkaitan suatu topik dengan topik lain.ketiga bagi siswa yang memiliki prestasi belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotif dengan model pembelajaran PAKEMkurang memuaskan hendaknya lebih termotivasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Kata kunci: Model Pembelajaran PAKEM, Kejuruan Mekanik Otomotif
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : ”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Qs. Al Insyirah: 68).
Persembahan : Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Bapak (Alm) dan Ibu tercinta,yang tak pernah henti dari doa dan usaha. 2. Mbak Am, Mbak luk dan Adik Nur yang selalu memberi motivasi dalam hidupku. 3. Cayank-ku adek ema beserta keluarga besarnya. 4. Samsudduha, Bagus A., Ari P., dan temanteman Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2008. 5. Keluarga Besar KOPMA UNNES.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semuanya, sehingga penulis dapatmenyelesaikan skripsi yang berjudul: ” Model Pembelajaran Pakem Untuk Meningkatkan PrestasiBelajar Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif Pada Siswa Kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak Tahun Pelajaran 2012/2013 ”. Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak sekali hambatan dan tantangan yang penulis temui, namun bantuan dari semua pihak yang akhirnya penulis dapat mengatasinya. Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M. Hum,Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu. 2. Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd,Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 3. Dr. M. Khumaedi, M. Pd, Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, yang telah memberi izin melaksanakan penelitian dan kelancaran administrasi skripsi. 4. Drs. Agus Suharmanto, M. Pd, Selaku Dosen Pembimbing I, yang penuh keikhlasan dalam memberikan saran, petunjuk, dan bimbingan sehingga dapat tersusun skripsi ini dengan baik.
vi
5. Drs. Karsono, M.Pd, Selaku dosen pembimbing II, yang tulus dan penuh kesabaran telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi sehingga dapat tersusun skripsi ini dengan baik. 6. Drs. Boenasir, M.Pd, Selaku dosen penguji, yang tulus dan penuh kesabaran telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi sehingga dapat tersusun menjadi lebih sempurna. 7. A. Uzair Masyhuri, S. Ag, Selaku Kepala SMKMiftahul Ulum Boarding School Demak yang telah memberikan ijin penelitian, memberikan waktu dan kerjasamanya selama penelitian. 8. Didik Setiawan,S. Pd, selaku
guru program keahlian teknik mekanik
otomotif di SMKMiftahul Ulum Boarding School Demak yang telah membantu dalam pengumpulan data. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesainya skripsi ini. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca semua.
Semarang,
Penulis
vii
Juni 2013
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ...
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... ...
iii
ABSTRAK .....................................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. . viii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Batasan Masalah .........................................................................
4
C. RumusanMasalah .......................................................................
5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
F. Penegasan Istilah .......................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Belajar .........................................................................
8
B. Prestasi Belajar ...........................................................................
9
C. Metode Pembelajaran .................................................. ...............
10
viii
D. Model Pembelajaran PAKEM ...................................................
12
E. Garis Besar Model Pembelajaran PAKEM ...............................
18
F. Contoh Model Pembelajaran PAKEM ......................................
19
G. Penerapan Model Pembelajaran PAKEM .................................. 21 H. Kerangka Berpikir ...................................................................... 33 I. Hipotesis ......................................................................................
34
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ................................................................
35
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 43 C. Analisis Data .............................................................................. 45 D. Kriteria Keberhasilan .................................................................
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..........................................................................
48
1. Hasil PTK Siklus I ................................................................
48
2. Hasil PTK Siklus II ............................................................... 54 B. Pembahasan ................................................................................ 58 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ..................................................................................... 62 B. Saran ........................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
64
LAMPIRAN .....................................................................................................
66
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Jangka Sorong ..............................................................................
21
Gambar 1.1. Prinsip Pengukuran Vernier (a) ...................................................
23
Gambar 1.2. Prinsip Pengukuran Vernier (b)...................................................
23
Gambar 1.3. Prinsip Pengukuran Vernier (c) ...................................................
24
Gambar 1.4. Membaca Nilai Hasil Pengukuran...............................................
24
Gambar 1.5. Proses Pengukuran Jangka Sorong Yang Baik ...........................
25
Gambar 1.6. Proses Pengukuran Diameter Luar Yang Baik ............................
25
Gambar 1.7. Proses Pengukuran Diameter Dalam ...........................................
26
Gambar 1.8. Proses Pengukuran Kedalaman ...................................................
26
Gambar 2. Konstruksi Mikrometer Luar ..........................................................
28
Gambar 2.1. Prinsip Pengukuran Mikrometer Luar .........................................
29
Gambar 2.2. Memeriksa Tanda “0” .................................................................
30
Gambar 2.3. Menyetel Titik “0” ......................................................................
30
Gambar 2.4. Menyetel Titik “0” ......................................................................
31
Gambar 2.5. Membaca Hasil Pengukuran........................................................
31
Gambar 2.6. Contoh Pembacaan Hasil Pengukuran ........................................
32
Gambar 2.7. Konstruksi Mikrometer Dalam....................................................
33
Gambar 3. Siklus pelaksanaan PTK ................................................................
37
Gambar 4. Diagram Nilai Rata-rata Kelas Siklus I .........................................
52
Gambar 5. Diagram Nilai Rata-rata Kelas Siklus II .......................................
57
x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Garis Besar Model Pembelajaran PAKEM ......................................
18
Tabel 2. Contoh Model Pembelajaran PAKEM .............................................
19
Tabel 3. Nilai Rata-rata Kelas Siklus I ...........................................................
51
Tabel 4. Nilai Rata-rata Kelas Siklus II .........................................................
57
xi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...............................
66
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (Diskusi I) ..................................................
70
Lampiran 3. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (Diskusi I).........................
74
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................
75
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (Diskusi II) .................................................
79
Lampiran 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (Diskusi II) .......................
83
Lampiran 7. Pengembangan Silabus ................................................................
84
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal ...............................................................................
88
Lampiran 9. Materi Jangka Sorong dan Mikrometer .......................................
90
Lampiran 10. Lembar Formatif ........................................................................
93
Lampiran 11. Kunci Jawaban Lembar Formatif ..............................................
97
Lampiran 12. Daftar Siswa ..............................................................................
99
Lampiran 13. Daftar Pembagian Kelompok .................................................... 101 Lampiran 14. Lembar Observasi Siswa (Siklus I) ........................................... 103 Lampiran 15. Lembar Observasi Siswa (Siklus II) .......................................... 105 Lampiran 16. Analisis Uji Kompetensi I (Siklus I) ......................................... 107 Lampiran 17. Analisis Uji Kompetensi II (Siklus II) ....................................... 112 Lampiran 18. Daftar Nilai Diskusi Kelompok ................................................. 117 Lampiran 19. Surat Permohonan ijin Observasi dan Penelitian ...................... 119 Lampiran 20. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian .................. 120 Lampiran 21. Foto Penelitian ........................................................................... 121
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelajaran Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer oleh sebagian besar siswa SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak dianggap sebagai pelajaran yang sulit, hal ini karena kompetensi kejuruan mekanik otomotif berhubungan dengan perhitungan yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dalam materi yang diajarkan. Selain itu siswa juga kurang memahami obyek langsung dalam kompetensi kejuruan mekanik otomotif dan juga dimungkinkan siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan serta kurang terampil dalam menjalankan secara prosedur, untuk itu guru perlu memberikan informasi yang lebih jelas dalam mengajar pada pelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer, selain itu juga dalam mengajarkan materi disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan kompetensi kejuruan mekanik otomotif kedalam kehidupan sehari-hari, hal ini menyebabkan kesulitan bagi siswa karena pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer dirasa kurang bermakna. Dalam menyampaikan bahan ajar, guru diharapkan memilih metode yang tepat, dari pengalaman para guru
1
2
kejuruan mekanik otomotif di SMK Miftahul Ulum Boarding SchoolDemak guru dalam melakukan pembelajaran dikelas tidak mengaitkan dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa serta siswa juga kurang diberi kesempatan untuk mengkonstruksikan ide-ide dalam pembelajaran dikelas, hal itu penting dilakukan agar pembelajaran di SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak lebih bermakna karena apabila belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotif terpisah dengan pengalaman sehari-hari maka siswa cepat lupa. Kenyataan tersebut didukung pula dengan kurangnya alat peraga atau fasilitas yang diperlukan, selain itu juga kadang jam pelajaran yang kurang mendukung, penggunaan dan kompetensi kejuruan mekanik otomotif benar-benar menjadi mata pelajaran yang kurang disenangi para siswa. Akibatnya siswa kurang tertarik atau berminat terhadap pelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer, sehingga prestasi pelajarannya juga rendah. Kegiatan analisa kesulitan belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotif dipandang sebagai salah satu upaya yang efektif dan tepat dalam mengatasi kesulitan belajar, karena melalui pendekatan ini guru dapat memahami keadaan siswa secara mendalam. Dengan pemahaman ini guru dapat memberikan bantuan atau bimbingan dengan tepat. Setelah peneliti mengadakan observasi melalui wawancara dengan guru kejuruan mekanik otomotif kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak, peneliti mendapat penjelasan bahwa pembelajaran kompetensi kejuruan
3
mekanik otomotif pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer di SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak belum mencapai prestasi yang memuaskan. Pandangan siswa terhadap mata pelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif sebagai momok, sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif pada saat kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, selain itu juga kurangnya alat peraga di sekolah mengakibatkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan. Pembelajaran yang selama ini diterapkan hanya sekedar ceramah berupa pemberian materi kemudian dilanjutkan dengan praktik. Kondisi pembelajaran seperti ini hanyalah monoton, kurang menarik apalagi ditambah dengan konsentrasi siswa yang kurang optimal.Akibatnya yang terjadi adalah kejenuhan yang berdampak secara langsung padaprestasi belajar siswa. Begitu pula dengan kondisi kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak yang telah dijelaskan oleh guru kejuruan mekanik otomotif, kelas tersebut mencapai rata-rata 70 dan itu hanya 60% dari jumlah siswa dikelas yang tercapai ketuntasan belajar. Berkaitan dengan rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran kompetensi
kejuruan
mekanik
otomotif
pada
materi
penggunaan
dan
pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer yang berkaitan dengan rendahnya prestasi belajar siswa, memerlukan metode atau pendekatan yang secara alami disukai dan diminati. Salah satu alternatif yang digunakan untuk menumbuhkan minat dan meningkatkan prestasi belajar kompetensi
kejuruan
mekanik
otomotif
pada
materi
penggunaan
dan
4
pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer adalah PAKEM. PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif (Asmani, 2013: 59). PAKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif berarti dalam proses pembelajaran, kreatif berarti dalam proses mengemukakan gagasan, efektif berarti tujuan pembelajaran dapat tercapai, menyenangkan berarti suasana dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).Sistem manajemen berbasis sekolah (MBS), didalamnya memuat PAKEM yang merupakan Model atau sistem pengelolaan yang diterapkan didalam dunia pendidikan kita sekarang ini. Berdasarkan uraian diatas penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang“Model Pembelajaran PAKEM Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif pada Siswa Kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan maka peneliti perlu membatasi beberapa masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitumodel pembelajaran PAKEM untuk meningkatkan prestasi belajar kompetensi kejuruan
5
mekanik otomotifpada siswa kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak tahun pelajaran 2012/2013.
C. Rumusan Masalah Apakah model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan prestasi belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotifpada siswa kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak tahun pelajaran 2012/2013?
D. Tujuan Penelitian Tujuanyang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar kompetensi kejuruan
mekanik
otomotifuntuk
siswa
yang
diberi
pembelajaran
konvensional/ceramah biasa? 2.
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotifyang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PAKEM?
3.
Untuk mengetahui adakah peningkatan prestasi belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotifuntuk siswa yang diberi pembelajaran PAKEM?
6
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitianinidiharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca, guru, siswa dan sekolah sebagai berikut: 1. Bagi Pembaca Sebagai bahan kajian bagi para pembaca. 2. Bagi Guru Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas guru dapat sedikit demi sedikit mengetahui variasi metode pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran di kelas, serta dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga mampu memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. 3. Bagi Siswa Untuk menumbuhkan kebiasaan bekerja sama dan berkomunikasi dalam kelompok serta meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 4. Bagi Sekolah a. Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi siswa. b. Mendapat masukan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah.
7
F. Penegasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan serta untuk menjadikan satuan pandangan dan pengertian sehubungan dengan penelitian ini, maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan penelitian ini. 1.
Model Pembelajaran PAKEM adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam proses belajar mengajar yang nantinya akan tercipta suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif serta situasi pembelajaran yang menyenangkan dan juga dapat memanfaatkan alat peraga (jangka sorong dan micrometer), jadi dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi secara langsung antara guru dan siswa. PAKEM merupakan suatu singkatan dari P: Pembelajaran, A: Aktif, K: Kreatif, E: Efektif, dan M: Menyenangkan (Indrawati dan Setiawan, 2009: 9).
2.
Meningkatkan Prestasi Belajar
Meningkatkan prestasi belajar adalah kemampuan seseorang yang diperoleh dari proses belajar (Suryabrata,2002).Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam mempelajari suatu ilmu atau pengetahuan dan setelah berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat memperoleh nilai tes kognitif pada akhir pembelajaran. 3.
Kompetensi kejuruan mekanik otomotif
Kompetensi kejuruan mekanik otomotif adalah salah satu kompetensi yang diajarkan di SMK Miftahul Ulum Boarding School khususnya materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur (jangka sorong dan mikrometer).
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Belajar Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan tingkah laku adalah hasil belajar, artinya seseorang diartikan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya (Sumiati dan Asra, 2008: 38). Perubahan tingkah laku itu dapat berlaku dalam waktu yang relatif, disertai usaha orang tersebut sehingga dari yang tidak mampu menjadi mampu mengerjakannya. Kegiatan dan usaha bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal. Suatu pembelajaran dikatakan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien dalam suatu kegiatan apabila sejumlah tujuan dapat tercapai dengan baik secara aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Ada beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yakni bahwa (Winataputra, 1992: 2). 1. Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu. 2. Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, dan 3. Bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin.
8
9
B. Prestasi Belajar Prestasi belajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi belajar. Apabila prestasi belajar siswa ingin menjadi baik, maka guru perlu membuat situasi dan kondisi yang memungkinkan siswa tersebut dapat meraih prestasi yang lebih baik. Guru harus menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai untuk siswa dan dapat menciptakan situasi belajar menjadi menyenangkan. Menurut Asrori (2008:100) prestasi adalah perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Sementara itu, belajar merupakan suatu proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni, dkk. 2007: 2).Prestasi belajar dapat terlihat dari hasil yang telah dicapai dimana tingkah laku sebelum dan sesudahnya menunjukan perbedaan berupa bakat dan kemampuan yang dimiliki. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dari nilai tes kognitif pada akhir pembelajaran, setelah siswa memperoleh perlakuan. Pengertian prestasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh oleh individu secara maksimal setelah beriteraksi dengan lingkungannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar antara lain: a. Faktor Internal, meliputi: 1) Kondisi Fisiologis(faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu). 2) Kondisi Psikologis (seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar), seperti: kecerdasan, motivasi, minat, bakat b. Faktor Eksternal, meliputi: 1) Faktor Lingkungan Sosial (sekolah, masyarakat, keluarga) 2) Faktor Lingkungan Nonsosial (alamiah, Instrumental, materi Pelajaran(Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 19).
10
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, sehingga siswa mampu mewujudkan suatu kemampuan yang baik, untuk itu diperlukan manajemen yang baik pula. Karakteristik yang berbeda dari tiap individu baik fisik maupun psikis dan tingkat kemampuan serta minat belajar yang berbeda memerlukan perhatian yang khusus bagi guru untuk menjaga agar perkembangan siswa berlangsung baik sesuai dengan kemampuan. Perubahan tingkah laku sebagai prestasi belajar dalam penelitian ini adalah akibat dari kegiatan belajar berupa kemampuan kognitif yang berupa keterampilan intelektual dan kemampuan sikap yaitu keaktifan siswa pada proses pembelajaran dalam memecahkan masalah pada materipenggunaan dan pemeliharaan alat ukurdengan menggunakan jangka sorong dan mikrometersiswa kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak dengan diterapkannya model pembelajaran PAKEM.
C. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara untuk menyampaikan materi pelajaran agar tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai. Metode pembelajaran ini lebih menitik beratkan pada siswa belajar proses, bukan hanya belajar produk, karena belajar produk hanya menekankan pada segi kognitif sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan).
11
Adapun prinsip-prinsip dalam menggunakan metode pembelajaran adalah: 1. Setiap metode pembelajaran mempunyai tujuan, arti pemilihan, dan penggunaannya berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai. 2. Pemilihan suatu metode yang memberikan pengajaran kesempatan belajar bagi siswa, harus berdasarkan pada keadaan siswa, pribadi guru dan lingkungan belajar. 3. Metode pengajaran dapat dilaksanakan lebih efektif apabila menggunakan alat bantu pengajaran atau audiovisual. 4. Didalam kegiatan belajar mengajar tidak ada metode mengajar yang paling baik, metode dianggap paling baik apabila dapat mencapai tujuan bahan ajar. 5. Penilaian hasil belajar menetukan pula efesiensi dan efektivitas suatu metode pengajaran. 6. Penggunaan metode pengajaran hendaknya bervariasi, artinya guru sebaiknya menggunakan
berbagai
macam
metode
sekaligus
sehingga
dapat
mengembangkan berbagai aspek pola tingkah laku. Pemilihan metode pembelajaran yang akan diterapkan tentu saja ditentukan dengan materi pelajaran, tujuan pembelajaran maupun sarana dan prasarana yang tersedia. Menurut Sumiati dan Asra(2008: 91) Adapun ciri-ciri dalam menggunakan metode pembelajaran adalah: 1. Adanya keterlibatan siswa dalam meyusun atau membuat perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi. 2. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap. 3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran. 4. Guru bertindak sebagai fasilitator (pemberian kemudahan)dan koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar (instruktur) yang mendominasi kegiatan dikelas. 5. Biasanya menggunakan berbagai metode, media, dan alat secara bervariasi.
12
D. Model Pembelajaran PAKEM Pembelajaran disekolah melibatkan interaksi langsung antara guru dan siswa, interaksi terjadi dua arah dengan menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan konsep yang disampaikan. Dalam bagian ini
akan diuraikan tentang Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM) dalam pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif dengan materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur. PAKEM merupakan rangkaian kegiatan penyampaian materi pelajaran yang bertujuan memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif belajar sehingga memungkinkan
siswa
memperoleh
pengetahuan
dan
mengembangkan
keterampilan kognitif dan manual serta menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi seperti bertanya terhadap sesuatu yang ingin dicapai dalam suasana yang menyenangkan. Menurut Indrawati dan Setiawan (2009: 12) Dalam PAKEM terdapat empat pilar utama, yaitu: (a) Aktif, (b) Kreatif, (c) Efektif, dan (d) Menyenangkan. Sedangkan huruf “P” merupakan pembelajaran yang didefinisikan sebagai pengorganisasian penciptaan atau pengaturan suatu kondisi yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik. 1. Pembelajaran Aktif Pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dari pada berpusat pada guru. 2. Pembelajaran Kreatif Pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Menurut Indrawati dan Setiawan (2009: 14) Strategi mengajar untuk mengembangkan kreativitas siswa, antara lain: a. Memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan pada gagasan dan pengetahuan baru. b. Bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa. c. Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa. d. Penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir karya siswa. e. Memberi waktu yang cukup untuk siswa berfikir dan menghasilkan karya. f. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggugah kreativitas siswa.
13
3. Pembelajaran Efektif Pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung (seperti dicantumkan dalam tujuan pembelajaran). 4. Pembelajaran yang Menyenangkan Menurut Dave Meire dalamIndrawati dan Setiawan (2009:16) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira. Suasana gembira disini bukan berarti suasana ribut, hura-hura, kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal.Ciri-ciri suasana belajar yang menyenangkan dan tidak menyenangkan di antaranya adalah sebagai berikut: Ciri suasana belajar menyenangkan a. Rileks b. Bebas dari tekanan c. Aman d. Menarik e. Bangkitnya minat belajar f. Adanya keterlibatan penuh g. Perhatian peserta didik tercurah h. Lingkungan belajar yang menarik i. Bersemangat j. Perasaan gembira k. Konsentrasi tinggi Ciri-ciri suasana belajar yang tidak menyenangkan a. Tertekan b. Perasaan terancam c. Merasa tidak berdaya d. Tidak bersemangat e. Malas/tidak bersemangat f. Jenuh/bosan g. Suasana pembelajaran monoton h. Pembelajaran tidak menarik siswa
Untuk mengaktifkan siswa, kata kunci yang dapat dipegang oleh guru adalah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berfikir dan berbuat. Fungsi dan peran guru lebih banyak sebagi fasilitator. Siswa akan
lebih
memahami
materi
pelajaran
apabila
siswa
secara
aktif
mengkonstruksikan pengetahuan yang ada pada dirinya lewat pengalaman belajar mereka. Dalam
pembelajaran aktif siswa
lebih aktif untuk bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan sehingga kegiatan siswa lebih
14
dominan dari kegiatan dalam mengajar.Kreatif merupakan pembelajaran harus menumbuhkan pemikiran kritis karena dengan pemikiran seperti itulah kreativitas bisa dikembangkan sehingga memberi suasana yang kondusif untuk siswa belajar. Dengan bermodal pada pengalaman dan pengetahuan serta berkreasi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sehingga tercipta tujuan belajar yang dengan baik.Pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran
berlangsung
(seperti
dicantumkan
dalam
tujuan
pembelajaran). Unsur pembelajaran efektif antara lain:Fisi guru tentang kemampuan belajar, Keterampilan mengelola kelas, Waktu belajar yang tersedia, Pilihan
Kegiatan
guru,
Variasi
metode
yang
digunakan.Pembelajaran
menyenangkan adalah pembelajaran yang mampu membangkitkan motivasi siswa. Dengan adanya motivasi yang baik, siswa akan lebih mudah dan senang belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotif. Motivasi dalam pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi seseorang agar terdorong untuk belajar lebih baik dan mempengaruhi diri siswa supaya timbul dorongan untuk belajar, sehingga di peroleh pengertian, pengetahuan sikap dan penguasaan kecakapan, agar lebih dapat mengatasi kesulitan-kesulitan. Menurut Suyadi (2010: 228) Beberapa prinsip yang menjadi karakteristik dari konsep edutainment, yakni: (a) Konsep edutainmentadalah suatu rangkaian pendekatan dalam pembelajaran untuk menjembatani jurang yang memisahkan antara proses mengajar dan proses belajar sehingga diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar. (b) Konsep dasar edutainmentberupaya agar pembelajaran yang terjadi berlangsung dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan yang didasari 3 asumsi yang menjadi landasannya, yakni: 1) Perasaan gembira 2) Mengembangkan emosi positif anak
15
3) Optimalisasi potensi nalar anak secara jitu mampu membuat loncatan prestasi belajar secara berlipat ganda. (c) Anak didik yang dimotivasi dengan tepat dan diajarkan dengan cara yang benar, maka mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam proses belajar edutaiment suasana gembira akan mempengaruhi cara otak dalam proses, menyimpan, dan mengambil informasi dengan mudah. Perasaan gembira akan mempercepat pembelajaran, sedangkan perasaan negative, seperti terancam, takut, sedih, merasa tidak mampu akan memperlambat belajar bahkan menghentikannya.Ketika kita mengembangkan emosi positif anak didalam proses belajar mengajar akan melibatkan emosi positif yang kuat, umumnya pelajaran tersebut akan terekam dengan kuat pula dalam ingatan. Emosi positif ini dapat meningkatkan kekuatan otak, keberhasilan dan kekuatan diri pada setiap individu. Dengan optimalisasi potensi nalar anak secara jitu mampu membuat loncatan prestasi belajar secara berlipat ganda adanya seseorang menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu, maka akan menghasilkan lompatan prestasi belajar. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PAKEM adalah proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya mengemukakan gagasan, kreatif, kritis serta mencurahkan perhatian/konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa untuk belajar.
16
Menurut Suherman (2010: 138-139) keunggulan-keunggulan model pembelajaran PAKEM sebagai berikut: a. Keunggulan-keunggulan model pembelajaran PAKEM 1) Meningkatkan kualitas kemampuan atau unjuk kerja guru 2) Relevan dipakai dalam implementasi kurikulum Pendidikan Dengan kata lain, pembelajaran dengan menggunakan metode PAKEM dirasa
lebih menyenangkan. Penggunaan beberapa
media
dan sumber
pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam metode pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dan mengembangkan keterampilannya. Secara garis besar, ada dua tuntutan kemampuan yang harus dikuasai oleh guru berkenaan dengan pengembangan desain model pembelajaran PAKEM bagi peningkatan hasil belajar siswa. Pertama, kemampuan mengembangkan segenap aspek-aspek pembelajaran yang terkandung dalam desain model pembelajaran PAKEM. Kedua, kemampuan mengimplementasikan model pembelajaran PAKEM di kelas. Adanya tuntutan yang demikian menyebabkan guru tak bisa melaksanakan tugas sekedarnya, akan tetapi berusaha memfasilitasi kegiatan belajar terutama terhadap materi pembelajaran yang tingkat kesulitan di atas ratarata. Model pembelajaran PAKEM dapat dipakai sebagai wahana atau instrumen untukmencapai tujuan pendidikan disekolah karena secara khusus dirancang untuk
17
meningkatkan hasil belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan. Dengan memberi kesempatan berlatih kepada siswa untuk melakukan kegiatan motorik disertai pemikiran yang kreatif terhadap sesuatu materi yang sedang diajarkan memungkinkan wawasan pengetahuan dan keterampilan siswa tentang materi yang sedang dibahas akan semakin luas. Demikia pula, siswa akan terlatih atau terbiasa memecahkan berbagai persoalan kehidupan yang dihadapi sehari-hari di masyarakat. Sedangkan kelemahan dari Pembelajaran PAKEM menurut Asmani (2013: 120). sebagai berikut b. Kelemahan PAKEM Dalam pembelajaran model PAKEM, seorang guru untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan ilmu dan wawasannya, sehingga mampu memberikan inspirasi dan motivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan kreativitasnya. Apabila guru pasif, maka tujuan PAKEM tidak akan tercapai. Kelemahan lainnya adalah program ini mengharuskan seorang guru untuk berperan aktif, proaktif, dan kreatif dalam mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana, namun tetap relevan dengan tema pelajaran yang sedang dipelajari. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya.
Hal ini jelas sekali bahwa keaktifan, proaktif dan kreatif seorang guru dapat menjadi sebuah bumerang bagi guru, ketika seorang guru tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran PAKEM. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak mampu melakukan metode pembelajaran ini dengan baik di dalam kelas.
18
E. Garis Besar Model Pembelajaran PAKEM Menurut Indrawati dan Setiawan (2009: 17) secara garis besar PAKEM digambarkan sebagai berikut:
Guru
Siswa
1. Guru sebagai fasilitator
1.a)Siswa lebih mendomonasi dan mewarnai pembelajaran
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat belajar 3. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif termasuk cara belajar kelompok 4. Guru menerapkan berbagai strategi/model pembelajaran 5. Guru memotivasi siswa melalui kegiatan yang menantang kemampuan siswa untuk berfikir kreatif, kritis, dan mampu memecahkan masalah 6. Guru menggunakan berbagai macam strategi mengajar
2.a) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat
Lingkungan (kelas indoor/outdoor, laboratorium) 1.b)Guru mengatur lingkungan kelas dengan cara memajang buku-buku dan bahan ajar yang menarik
3.a.) Siswa giat dan dinamis mengikuti pembelajaran
3.b) Kelas dibuat semenarik mungkin
4.a) Secara fisik dan mental aktif ditandai dengan tercurahnya konsentrasi yang tinggi
4.b) Lingkungan digunakan sebagai sumber pembelajaran
5.a) Siswa berani mengemukakan gagasan
6.b) Tata letak/formasi
19
termasuk pembelajaran yang lebih interaktif dalam kelompok serta lebih banyak praktik
6.a) Siswa tidak malu terlibat aktif dalam kegiatan
kelas diubah dan disesuaikan dengan kegiatan
Tabel 1. Garis besar model pembelajaran PAKEM
F. Contoh Kegiatan PBM dan Kemampuan Guru yang Bersesuaian dengan Kriteria PAKEM
Komponen Pembelajaran
PAKEM
Guru merancang dan mengelola Guru melaksanakan PBM dengan PBM yang mendorong siswa merancang kegiatan untuk siswa yang untuk berperan aktif dalam beragam, misalnya: pembelajaran a. Melakukan percobaan b. Diskusi kelompok c. Memecahkan masalah d. Mencari informasi di perpustakaan e. Menulis laporan/cerita/puisi f. Mengamati objek di luar kelas g. Berkunjung ke luar kelas (musium) Guru menggunakan alat bantu Sesuai dengan mata pelajaran, Guru dan sumber belajar yang menggunakan berbagaimedia/sumber beragam belajar, misal: a. Alat pabrikan atau alat yang dibuat sendiri b. Gambar/film/foto c. Kasus/ceritera d. Nara sumber e. Lingkungan sekitar f. Guru memberi kesempatan Siswa melakukan percobaan: kepada siswa untuk a. Menggunakan alat b. Mengamati mengembangkan keterampilan c. Mengelompokkan d. Mengumpulkan data/jawaban mengolahnya sendiri
dan
20
e. Menarik kesimpulan f. Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri g. Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri h. Melakukan wawancara i. Membuat produk Guru memberi kesempatan Siswa melakukan: a. Diskusi kepada siswa b. Mengajukan pertanyaan terbuka untukmengungkapkan c. Mengajukan saran/ide gagasannya sendiri secara lisan d. Membuat karangan bebas/karya lain atau tulisan
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa Guru mengaitkan PBM dengan pengalaman siswa sehari-hari
Guru menilai PBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus
a. Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan b. Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan a. Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri b. Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari a. Guru memantau proses belajar/kerja siswa b. Guru memberikan umpan balik
Tabel 2. Contoh Model Pembelajaran PAKEM
G. Penerapan Model PAKEM Dalam Pembelajaran Kompetenai Kejuruan Mekanik Otomotif 1.
Jangka Sorong Jangka sorong kadang-kadang disebut juga dengan nama lain, yaitu: Vernier
Caliper, mistar geser, mistar ingsut, jangka geser atau schuifmaat. Prinsipnya
21
sama seperti mistar ukur yaitu dengan adanya skala linier pada batangnya, sedangkan perbedaannya terletak pada cara pengukuran obyek ukur. Pada jangka sorong dibuat rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak yang berfungsi sebagai sensor untuk menjepit benda ukur sewaktu melakukan pengukuran. Pembacaan skala linier (skala utama) dilakukan melalui garis indeks yang terletak pada peluncur (yang bersatu dengan rahang ukur gerak dan kecermatan pembacaannya dapat lebih baik dari mistar ukur (lebih kecil dari 0,5 mm). Jangka sorong dibuat dengan kecermatan yang berbeda-berbeda yang tergantung pada pembagian skala noniusnya. Jangka sorong yang lazim diproduksi ialah jangka sorong yang dengan kecermatan 0,05mmdan 0,10 mm (Katman, 2009: 28).
(Kosim, 2005: 18) Gambar: 1. Jangkasorong Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu menggunakan jangka sorong adalah: a. Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan baik tanpa bergoyang. b. Periksa kedudukan nol serta kesejajaran dari permukaan kedua rahang.
22
c. Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung dari rahang ukur (harus agak kedalam). d. Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat sehingga memungkinkan pembengkokan harang ukur ataupun lidah ukur kedalaman. Kecermatan pengukuran tergantung atas penggunaan tekanan yang cukup dan tetap. Hal ini dapat dicapai dengan cara latihan sehingga ujung jari yang menggerakkan peluncur dapat merasakan tekanan pengukuran yang baik. Apabila ada gunakan mur penggerak halus. e. Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setelah jangka sorong diangkat dari obyek ukur dengan hati-hati (setelah peluncur dimatikan). Miringkanlah mistar ingsut ini sehingga bidang skala nonius hampir sejajar dengan bidang pandangan, dengan demikian mempermudah penentuan garis nonius yang menjadi segaris dengan garis skala utama (Rochimdan Soctarto, 1980: 162). Selain daripada itu karena jangka sorong adalah alat ukur maka jangan disalahgunakan, misal untuk menggaris, memukul maupun untuk mengukur poros yang masih berputar pada mesin bubut.
a. Prinsip pengukuran jangka sorong Skala utama (main scale) dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua tanda. Metode ini disebut prinsip pengukuran vernier. Sebagai contoh, skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm, sedangkan skala vernier jarak antara garis adalah 0,9.mm. karena
23
itu jarak garis pada skala utama lebih besar 0,1 mm daripada jarak garis skala vernier ialah : (1 mm -0,9 mm = 0,1 mm).
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 11) Gambar1.1.Prinsip pengukuran vernier (a) Pertamakali dilakukan set awal, yaitu angka nol pada skala utama harus lurus dengan angka nol pada skala venier. Jika skala vernier digerakkan kekanan sampai angka 1 lurus dengan angka 1 “Skala utama” seperti gambar di bawah, hasilnya terdapat celah 0,1 mm disebelah kiri.
(Kosim, 2005: 18) Gambar 1.2.Prinsip pengukuran vernier (b) Bila skala vernier digeser ke kanan lagi sampai angka 5 lurus dengan angka 5 pada skala utama, hasilnya celah 0,5 mm diantara dua angka nol.
24
(Kosim, 2005: 18) Gambar 1.3. Prinsip pengukuran vernier (c) Pada umumnya, satu strip untuk skala utama adalah 1 mm dan satu strip skala vernier = 0,95 mm (19/20 mm), dikalikan 20 strip menjadi 19 mm. Jadi perbedaan antara jarak satu strip skala utama dengan jarak satu strip skala vernier ialah : 1 mm – 0,95 mm = 0,05 mm.
b. Membaca nilai hasil pengukuran Seperti gambar di bawah, nilai di depan koma diambil dari penunjukkan angka “0” vernier, yaitu 25 mm sedangkan angka di belakang koma diambil dari titik dimana kedua garis skala vernier dan skala utama bertemu yaitu 7 jadi pembacaan adalah 25,7 mm.
(Kosim, 2005: 19) Gambar 1.4. Membaca nilai hasil pengukuran c. Mengoprasikan jangka sorong a. Sebelum di ukur bersihkanlah benda yang diukur dan jangka sorongnya. b. Sebelum digunakan, periksalah bahwa skala vernier bergeser dengan bebas, dan angka “0” pada kedua skala bertemu dengan tepat.
25
c. Sewaktu mengukur, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin ke skala utama. Pengukuran diujung gigi pengukur, menghasilkan pembacaan kurang akurat.
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 18) Gambar 1.5. Proses pengukuran jangka sorong yang baik d. Tempelkan caliper tegak lurus dengan benda yang diukur. 1) Mengukur diameter luar
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 18) Gambar 1.6. Proses pengukuran diameter luar yang baik
2) Mengukur diameter dalam
26
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 19) Gambar 1.7. Proses pengukuran diameter dalam 3) Mengukur kedalaman
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 19) Gambar 1.8. Proses pengukuran kedalaman e. Untuk mencegah salah baca, bacalah langsung dari atas strip yang tepat. f. Untuk mencegah karat, bersihkan caliper dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah dipakai. 2.
Mikrometer Mikrometer merupakan alat ukur linier yang mempunyai kecermatan yang
lebih baik daripada jangka sorong. Pada umumnya mempunyai kecermatan sampai 0,01 mm, jadi sebetulnya tidak dapat mengukur sampai kecermatan satu mikrometer (meskipun nama alat ini adalah mikrometer). Kadang-kadamg ada pula yang dibuat dengan kecermatan 0,005 mm, 0,002 mm, 0,001 mm dan bahkan sampai 0,0005 mm. Meskipun demikian, karena keterbatasan dari ketelitian pembuatan ulir yang merupakan komponen utama dari sistem pengubah mikrometer ini maka derajat kepercayaan atas hasil pengukuran akan turun
27
apabila mikrometer tersebut mempunyai kecermatan yang lebih kecil dari 0,005 mm. Proses pengukuran dengan memakai mikrometer biasa dan dilakukan oleh operator yang belum ahli, biasanya akan mempunyai kesalahan rambang lebih dari satu mikrometer, dengan demikian kecermatan pembagian skala sampai dengan satu mikrometer menjadi tidak berarti. Pengukuran yang menghendaki kecermatan sampai satu mikrometer atau lebih memerlukan alat ukur yang lebih peka seperti Johansson. Komponen terpenting dari mikrometer adalah ulir utama. Dengan memutar silinder putar satu kali maka poros ukur akan bergerak linier panjang satu kisaran sesuai dengan kisar (pitch) dari ulir utama (biasanya 0,5 mm). Meskipun ulir utama ini dibuat dengan teliti akan tetapi kesalahan selalu ada. Untuk sepanjang ulir utama kesalahan kisar pada suatu tempat akan berbeda dengan kesalahan kisar ditempat lain. Apabila poros ukur digerakkan mulai dari nol sampai batas akhir maka kesalahan kisar ini akan terkumpul sehingga menimbulkan kesalahan yang disebut sebagai kesalahan kumulatip. Oleh karena itu untuk membatasi kesalahan kumulatip kisar maka biasanya panjang dari ulir utama (jarak dari poros ukur) hanya dibuat sampai 25 mm (Rochim dan Soctanto, 1980: 169). Mikrometer dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu mikrometer luar (outside micrometer) danmikrometerdalam (inside micrometer). Kemudianfungsi dari mikrometer luar adalah untuk mengukur dimensi luar, sedangkan mikrometer dalam
berfungsi
untuk
mengukur
dimensi
Keduamikrometerinimemilikiketelitian yang samayaitu 0,01 mm.
dalam.
28
a.
MikrometerLuar
1) Konstruksimikrometerluar Konstruksi Mikrometer luar ialah seperti pada gambar di bawah ini. Mikrometer luar biasannya digunakan untuk mengukur bagian luar suatu benda kerja, baik yang berbentuk persegi maupun bulatdari 0 sampai 25 mm.
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 20) Gambar 2.Konstruksimikrometerluar 2) Prinsippengukuran Prinsip kerja alat ini mirip dengan mur dan baut sepertipadagambar di bawah, jikaberputarsatukali, bautbergeraksebanyaksatuulir. Jikajarakulirialah 1 mm, bautbergerak
2
mm
danseterusnya.Inilahprinsippengukurandenganmikrometer.Padabendasebenar nya, murberarti inner sleeve danbautialah spindle.
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 20) Gambar 2.1. Prinsippengukuranmikrometerluar
29
Jarakulir inner sleeve ialah 0,5 mm.Sedangkan,disekeliling thimble skala di bagidalam 50 strip. Jika thimble berputarsatu kali, spindle bergeraksebanyaksatu strip, bila spindle bergesersatu strip dari thimble makaberartibergerak 0,01 mm (0,5 x 1/50). 3) Pemeriksaandankalibrasimikrometer a. MemeriksaTanda “0” Sebelumdipakai, mikrometerharusdikalibrasiterlebihdahulu.Bersihkan anvil dan spindle dengankainbersih. Kemudianputar ratchet stopper sampai anvil dan
spindle
bersentuhan.Putarkan
stopper
2
atau
3
kali
sampaidiperolehpenekanan yang cukup.Kuncilah spindle padaposisiinidengan lock clamp. Mikrometer telah dikalibrasi dengan benar jik atitik “0” thimble lurus dengan garis pada outer sleeve.
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 24)
30
Gambar 2.2. Memeriksatanda “0” b. MenyetelTitik “0” (1) Jikakesalahannya 0,02 mm ataukurang. Kuncilah spindle dengan lock clamp.
Kemudiandenganmemakaipenyetelputarlah
outer
sleeve
sampaitanda “0” thimble lurusdengangaris. Setelahpenyetelanselesai, periksalahkembalitanda “0”.
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 25) Gambar 2.3. Menyeteltitik “0”
(2) Jikakesalahannyamelebihi 0,02 mm. kuncilah spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper sampai thimble bebas, luruskantanda “0” thimble dengangarispada outer sleeve, dankencangkankembaliratchet stopper.
Setelahpenyetelanselesai,
periksalahkembalititik
“0”.Untukmenyakinkanbahwamikrometertelahdikalibrasidenganbenar.
31
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 25) Gambar 2.4. Menyeteltitik “0” 4) Membacahasilpengukuran Jarak strip di atasgarispada outer sleeve adalah 1 mm, danjarak strip di bawahgarisadalah 0,05 mm
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 22) Gambar 2.5. Membacahasilpengukuran Sedangkannilaisatu
strip
pada
thimble
adalah
0,01
mm.
nilaihasilukurialahjumlahpembacaanketigaskalatersebut.
(Kosim, 2005: 18) Gambar 2.6. Contohpembacaanhasilpengukuran
32
5) Penangananmikrometerluar (1) Sebelumdipakai, periksalahtitik “0” jikaperlulakukankalibrasi. (2) Sebelummengukur, bersihkanbenda yang akandiukurdengankainbersih. (3) Jepitlahmikrometerdengan frame, putarlah thimble kearahbenda yang akandiukur, danputarlah ratchet stopper sampaimenyentuh spindle. Putarlahkembali
stopper
2
sampai
3
kali
agar
penekananlebihmeyakinkan, kemudianbaca. (4) Ulangilahpengukuranbeberapa kali agar kesalahannyasekecilmungkin. b.
MikrometerDalam Mikrometerdalamadalahalat yang digunakanuntukmengukur diameter dalamdarisuatubendakerja.Ujung
mulutnyaberbentuk
sehinggabisamasukkedalamlubangdengantepat.
(Tim Fakultas Teknik UNY, 2004: 21) Gambar 2.7.Konstruksimikrometerdalam
radius,
33
H. KerangkaBerfikir Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan hasil kemampuan memecahkan masalah pada pelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif, perlu dipilih metode belajar yang tepat karena dengan pemilihan metode yang tepat diharapkan dapat menambah ketertarikan, minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajarannya adalah pembelajaran PAKEM, karena dalam pembelajaran yang efektif siswa diharapkan aktif dalam menyelesaikan masalah serta dapat tercipta suasana yang menyenangkan sehingga dapat mencapai pembelajaran suatu tujuan. Disamping pemilihan metode mengajar, keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah juga ketepatan memilih alat peraga. Karena pemilihan alat peraga yang tepat juga akan mempengaruhi rangsangan berfikir siswa dalam memahami konsep-konsep dalam pelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif sehingga prestasi belajar yang diperoleh dapat meningkat. Berdasarkan kerangka berfikir diatas pembelajaran PAKEM menekankan pada siswa yang aktif, kreatif serta suasana yang efektif dan menyenangkan dengan dibantu dengan alat peraga agar siswa dapat secara aktif dan kreatif dalam mengerjakan tugas.
I.
Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,
34
2006: 64). Jadi jawaban ini bersifat bisa benar, bisa juga salah. Hipotesis akan ditolak jika salah dan akan diterima jika benar. Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah jikamenggunakan model pembalajaran PAKEM kompetensi kejuruan mekanik otomotif pada siswa kelas X SMK miftahul ulum boarding school Demak tahun pelajaran 2012/2013 maka terjadi peningkatan prestasi belajar.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Pada dasarnya metode penelitian merupakan suatu hal atau aspek yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian, terlebih tujuan penelitian secara umum untuk mencari dan membuktikan kebenaran ilmiah, oleh sebab itu sebelum peneliti mengadakan penelitian maka harus menentukan metode penelitian yang tepat, sedangkan penelitian yang diambil peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Suhardjono (2006: 57)Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.Sedangkan, menurut Muhtar dalam Tiya (2008: 135) Karakteristik yang unik dari penelitian tindakan kelas, yakni adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 1.
Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Miftahul
Ulum Boarding School Demak tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas X yang terdiri dari 63siswa. 2.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak
siswa kelas X tahun pelajaran 2012/2013.
35
36
3.
Faktor yang Diselidiki Faktor-faktor yang ingin diselidiki sebagai berikut:
a. Faktor siswa, antara lain: 1) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta prestasi belajar siswa dalam materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer. 2) Peningkatan prestasi belajar berupa kemampuan kognitif dalam memecahkan masalah siswa setelah menggunakan model PAKEM dalam pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif pada kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak tahun pelajaran 2012/2013. 4.
Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 (dua) siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai yaitu peningkatan hasil belajar pada kemampuan kognitif siswa.
37
Berikut ini adalah siklus pelaksanaan PTK
Permasalahana n
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ pengumpulan data I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ pengumpulan data II
Dilanjutka ke siklus berikutnya
Gambar 3. Siklus pelaksanaan PTK Berdasarkan gambar diatas, siklus pada kegiatan PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi (Suhardjono, 2006: 74). Berikut kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut: (a) Perencanaan tindakan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
38
(b) Pelaksanaan tindakan Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan dengan baik dan tampak wajar. (c) Pengamatan/pengumpulan data Tahapan ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan dan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. (d) Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Dalam penelitian ini dibuat rancangan tindakan yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut: a. Persiapan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah: 1)
Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi kompetensi kejuruan mekanik otomotif, bersama-sama
guru bidang studi
menentukan bentuk
pemecahan masalah berupa penerapan pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif dengan model pembelajaran PAKEM pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer.
39
2)
Mempersiapkan perangkat pembelajaran (membuat program rencana pembelajaran, LKS, menyiapkan alat dan bahan untuk media pembelajaran dan instrumen).
3)
Menyusun pedoman untuk guru, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa.
4)
Menyusun kisi-kisi evaluasi dan lembar kerja siswa (LKS).
5)
Menyusun soal evaluasi dan lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan Alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Siklus I a) Perencanaan tindakan I (1) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran melalui metode PAKEM dengan menggunakan alat peraga pada materi yang akan diajarkan yaitu “penggunaan dan pemeliharaan alat ukur” menggunakan jangka sorong dan mikrometer” dengan membuat rencana pembelajaran. (2) Menyusun lembar kerja yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalah yang diberikan yaitu materi yang dipelajari. (3) Membentuk kelompok-kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang anggota. (4) Mempersiapkan sarana pembelajaran yang diperlukan antara lain alat peraga, laptop, LCD dan lain-lain.
40
b) Pelaksanaan tindakan I (1) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, serta tugas masing-masing anggota. (2) Siswa memilih tempat yang sesuai. (3) Guru menyampaikan tujuan proses pembelajaran melalui metode PAKEM. (4) Guru memberi motivasi pada siswa untuk melakukan diskusi dalam kelompok. (5) Guru memberi latihan pemecahan masalah kepada kelompok dengan membagi lembar kerja dan alat peraga. (6) Siswa mengerjakan latihan kelompok dengan memanfaatkan alat peraga. (7) Guru
meminta
siswa
untuk
saling
kerja
sama
dengan
menyelesaikan latihan. (8) Setiap kelompok diminta untuk meninjau kembali penyelesaian dari permasalahan yang diberikan oleh guru. (9) Setiap
kelompok
diminta
untuk
mempresentasikan
hasil
penyelesaian didepan kelas. (10) Guru memberi latihan soal secara individu untuk
mengetahui
apakah seluruh anggota kelompok sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan atau belum.
41
c) Pengamatan/pengumpulan data I (1) Pengamatan terhadap respon siswa tentang penggunaan model pembelajaran PAKEM. (2) Pengamatan terhadap keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru. d) Refleksi I Refleksi atau perenungan merupakan analisis hasil pengamatan dari lembar kerja dan evaluasi pada siklus I. Kesimpulan dari analisa data pengamatan digunakan untuk membuat rencana tindakan lanjut pada siklus berikutnya dengan langkah-langkah yang tetap sama, dan begitu seterusnya sampai pada siklus II, hal ini diharapkan agar pembelajaran melalui model pembelajaran PAKEM keaktifan dan prestasi belajar siswa akan meningkat. 2) Siklus II a) Perencanaan tindakan II Siklus ini merupakan penyempurnaan dari siklus I, tetapi telah diadakan revisi terhadap kekurangan-kekurangan yang ada, guru memberikan pengantar tentang segala sesuatu yang akan dikerjakan pada saat tindakan kelas. Hal ini disampaikan sebagai berikut: (1) Mempersiapkan rencana pengajaran dengan materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer berdasarkan refleksi siklus I. (2) Mempersiapkan media, misalnya berupa alat peraga, laptop, LCD
42
dan lain-lain. Pada tahap perencanaan ulang ini setelah merefleksi hasil dari siklus I yang masih terdapat banyak kekurangan dan perlu dilakukan beberapa perbaikan. Beberapa perbaikan tersebut meliputi kegiatan identifikasi penyebab masalah dan membuat revisi instrumen yang menguatkan kegiatan pada siklus I, maka dilakukan perencanaan ulang pada siklus II. b) Pelaksanaan tindakan II (1) Mengajarkan materi pelajaran penggunaan dan pemeliharaan alat ukur menggunakan jangka sorong dan mikrometer dengan model pembelajaran PAKEM dan memanfaatkan alat peraga. (2) Menggunakan model PAKEM untuk mengajar materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer. (3) Memberi soal tes untuk mengetahui hasil setelah diadakan pembahasan lagi. c) Pengamatan/pengumpulan data II Pengamatan atau observasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pada observasi hampir sama dengan siklus I tetapi lebih memperhatikan perubahan hasil yang diinginkan.
43
d) Refleksi II Setelah siklus II diharapkan kesalahan dalam pembelajaran dengan
menggunakan
diminimalkan
serta
model
keaktifan
pembelajaran siswa
dalam
PAKEM
dapat
mengikuti
proses
pembelajaran dapat ditingkatkan. Pada siklus II merupakan tindakan refleksi dari siklus I. Data ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan dalam 2 siklus tersebut. Jika analisis data siklus II ini mengalami peningkatan data yang signifikan dari yang sebelumnya yaitu analisis data pada siklus I maka penelitian tersebut dianggap berhasil dan tidak perlu melakukan siklus berikutnya.
B. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini diperoleh dari: 1. Sumber Data Dalam penelitian sumber data diambil dari siswa, guru dan peneliti. 2. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari: a. Hasil pengamatan observasi. b. Hasil lembar kerja. c. Hasil evaluasi.
44
3. Cara Pengumpulannya a. Data hasil belajar siswa diambil dari hasil tes evaluasi berupa: 1) Metode Dokumentasi Metode dokumenter adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2006: 231). Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar nama, serta nilai pelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif siswa kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak tahun pelajaran 2012/2013. 2) Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar kemampuan kognitif siswa berupa nilai dari materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer siswa kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak tahun pelajaran 2012/2013, sekaligus untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa. b. Data tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan kelas dan tentang keaktifan siswa diambil dari lembar observasi dan lembar kerja. c. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil dari hasil pengamatan dan hasil evaluasi.
45
C. Analisis Data 1. Data Aktivitas Siswa Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengetahui proses belajar mengajar. Analisis ini dilakukan pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif persentase. Adapun perhitungan persentase keaktifan siswa adalah: Persentase (%) =. x 100%
Keterangan:
n= jumlah indikator yang dilakukan N = Jumlah seluruh indikator % = Tingkat yang ingin dicapai Kriteria penafsiran variabel penelitian ini ditentukan: a) > 75%
: Keaktifan siswa tinggi
b) 65% - 75%
: Keaktifan siswa sedang
c) < 65%
: Keaktifan siswa kurang(Ali, 1984: 184)
2. Data MengenaiHasil Belajar Data mengenai hasil belajar dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar secara klasikal.
46
Adapun rumus yang digunakan adalah: a. Menghitung nilai rata-rata Untuk menghitung nilai rata-rata menggunakan rumus:
= Keterangan: = Rata-rata nilai = Jumlah seluruh nilai N
= Jumlah siswa (Arikunto, 2002: 244)
b. Menghitung ketuntasan belajar 1) Ketuntasan Belajar Individu Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan belajar individu = Jumlah nilai yang diperoleh setiap siswa X 100 % Jumlah seluruh nilai
2) Ketuntasan Belajar Klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan belajar klasikal =
Jumlah siswa yang tuntas belajar individu X 100 % Jumlah siswa
47
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada dikelas tersebut (Mulyasa, 2006: 99).
D. Kriteria Keberhasilan Untuk mengetahui keberhasilan peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran PAKEM padamateri penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometerkonsep yang diterapkan guru maka dapat dilihat dari indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan yang dilihat dari penelitian ini adalah: 1. Kemampuan siswa kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demaktahun pelajaran 2012/2013sebelum diterapkan model pembelajaran PAKEM pada konsep pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif nilai rata-rata kelasnya hanya 70 dan itu hanya 60% dari jumlah siswa di kelas tersebut mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan setelah diterapkannya model PAKEM pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer diharapkan nilai rata-rata kelas dapat mencapai 85% dan 75dari jumlah siswa kelas tersebut mencapai ketuntasan belajar. 2. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat meningkat, yang dilihat dari lembar pengamatan observasi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak, dibawah ini dijelaskan hasil penelitian tindakan kelas yang diawali dengan siklus I kemudian dilanjutkan di siklus II. 1. Hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Siklus I a. Perencanaan tidakan I Tahap perencanaan tindakan I ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan penelitian untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif yang berlangsung selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah: (1) Menyusun rencana pembelajaran kompetensi pada penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer. (2) Menyiapkan alat peraga. (3) Membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi siswa. (4) Membuat perangkat tes tentang penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer yang berupa kisi-kisi
48
49
soal tes pedoman penskoran dan penilaian untuk mengetahui prestasi belajar siswa. (5) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I. b. Pelaksanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I adalah aktifitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses belajar menjadi lebih menarik, siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih bermanfaat, penyajian materi lebih mudah di ikuti dan dipahami. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif dengan menerapkan model pembelajaran PAKEM pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang disusun. Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah: (1) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, serta tugas masingmasing anggota. (2) Siswa memilih tempat yang sesuai. (3) Guru menyampaikan tujuan proses pembelajaran melalui metode PAKEM. (4) Guru memberi motivasi pada siswa untuk melakukan diskusi dalam kelompok. (5) Guru memberi latihan pemecahan masalah kepada kelompok dengan membagi lembar kerja dan alat peraga. (6) Siswa mengerjakan latihan berkelompok dengan memanfaatkan alat peraga. (7) Guru meminta siswa untuk saling kerja sama dalam menyelesaikan latihan.
50
(8) Setiap kelompok diminta untuk meninjau kembali penyelesaiandari permasalahan yang diberikan oleh guru. (9) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaian didepan kelas. (10) Guru memberi latihan soal secara individu berupa tes untuk mengetahui apakah seluruh anggota kelompok sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan atau belum. (11) Guru bekerjasama dengan peneliti untuk melakukan pengambilan nilai dari aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berupa lembar observasi siswa. c. Pengamatan/pengumpulan data I Pada setiap pertemuan penelitian, peneliti mencatat setiap kegiatan secara menyeluruh pada model pembelajaran PAKEM sebagai salah satu model pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif di SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak. Pada siklus ini didapat hasil sebagai berikut: a) Siswa 1) Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa tidak dapat mengajukan dan menjawab pertanyaan secara langsung. 2) Siswa kurang memperhatikan media yang digunakan. 3) Kegiatan belajar kurang optimal. 4) Dalam kegiatan belajar mengajar siswa kurang aktif untuk mengikutinya.
51
b) Kelas dengan menggunakan media 1) Jarak papan tulis dengan tempat duduk siswa terlalu jauh sehingga membuat siswa menjadi tidak fokus terhadap media tersebut dan cendrung menengok pekerjaan temannya. 2) Terbatasnya waktu sehingga ada beberapa materi yang belum dijelaskan secara keseluruhan. 3) Pencapaian nilai berupa tes sebesar 83,29%nilai rata-rata kelas sedangkan 69,84%ketuntasan belajar klasikal (lampiran 16). 4) Pencapaian nilai pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berupa lembar observasi siswa sebesar 61,53%
indikator yang
dilakukan dan 38,46% indikator yang tidak dilakukan (lampiran 14). Hasil belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotif pada pembelajaran dengan model pembelajaran PAKEMdapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Nilai Rata-rata Kelas Siklus I Tes Nilai Jumlah Hasil (%) Maksimal Manimal
Rata-rata 524,7 83,29 86 48
Klasikal 44 69,84 86 75
Observasi Tidak Dilakukan dilakukan 8 5 61,53 38,46 13 0 10 2
Tabel 3. Memperlihatkan bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I hanya 83,29% dengan nilai tertinggi 86 dan terendah 48. Demikian juga dengan ketuntasan belajar klasikal yang dicapai sebesar 69,84% dengan nilai tertinggi 86 serta nilai terendah 75. Data ini menunjukkan
52
bahwa sebelum dilakukan pembelajaran pada siklus II berangkat dari kondisi awal yang sama untuk mengevaluasi kekurangan pada siklus sebelumnya serta meningkatkan hasil belajar dari ketuntasan minimal
Pencapaian Nilai
yaitu 75.Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
83.29 69.84 61.53 38.46
Klasikal Rata-rata Tidak dilakukan Dilakukan
Tes
Observasi
Gambar 4.Diagram Nilai Rata-rata Kelas Siklus I d. Refleksi I Untuk penelitian pada siklus II: (1) Peneliti dan guru kelas saling bertukar pendapat, supaya pada siklus II dapat lebih baik dari prestasi belajar maupun pemahaman siswa dibanding pada siklus I. Selain itu, juga diharapkan dapat mencapai indikator belajar yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut yaitu pada mata pelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif yang standart nilainya 75 untuk mencapai ketuntasan belajar indivudu.
53
(2) Waktu yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran sebaiknya diatur dengan sebaik-baiknya, sehingga dalam menyampaikan materi tidak terlalu cepat. (3) Jarak papan tulis dengan media yang diberikan akan diatur sehingga siswa akan menjadi lebih fokus terhadap media tersebut. (4) Sebelum materi dimulai, guru hendaknya menguasai materi dan hendaknya guru harus mengkondisikan kelas supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal. (5) Guru dapat interaksi dengan siswa. Dari hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik tetapi kurang kondusif. Hasil nilai rata-rata kelas83,29%dan persentase ketuntasan belajar klasikal adalah 69,84 % dan belum memenuhi indikator keberhasilan (lampiran 16). Dengan demikian kegiatan pada siklus I perlu diulang agar kemampuan siswa dan prestasi belajar siswa dalam materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer dengan menerapkan model pembelajaran PAKEM dapat lebih meningkat.
54
2. Hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Siklus II a. Perencanaan tindakan II Perencanaan tindakan pada siklus II ini didasarkan pada temuan hasil siklus I adapun rencana kegiatan (tindakan) yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Memberi perbaikan rencana pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif dengan model pembelajaran PAKEM pada siklus I. (2) Menyiapkan alat peraga. (3) Menyiapkan lembar observasi siswa. (4) Menyiapkan perangkat tes yaitu uji kompetensi II yang akan digunakan dalam evaluasi prestasi belajar siklus II. (5) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II. b. Pelaksanaan tindakan II Tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus II yaitu memberi umpan balik mengenai prestasi yang diperoleh pada siklus I. Melaksanakan proses pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif sesuai dengan rencana pembelajaran, memotivasi
siswa
agar berpartisipasi
lebih aktif dan
bersungguh-sungguh dalam memahami materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah: (1) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, serta tugas masingmasing anggota.
55
(2) Siswa memilih tempat yang sesuai. (3) Guru menyampaikan tujuan proses pembelajaran melalui metode PAKEM. (4) Guru memberi motivasi pada siswa untuk melakukan diskusi dalam kelompok. (5) Guru memberi latihan pemecahan masalah kepada kelompok dengan memanfaatkan alat peraga. (6) Siswa mengerjakan latihan berkelompok dengan memanfaatkan alat peraga. (7) Guru meminta siswa untuk saling kerja sama dalam menyelesaikan latihan. (8) Setiap kelompok diminta untuk meninjau kembali penyelesaian dari permasalahan yang diberikan oleh guru. (9) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaian didepan kelas. (10) Guru memberi latihan soal secara individu berupa tes untuk mengetahui apakah seluruh anggota kelompok sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan atau belum. (11) Guru bekerjasama dengan peneliti untuk melakukan pengambilan nilai dari aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berupa lembar observasi siswa. c. Pengamatan/pengumpulan data II Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I yang meliputi lembar observasi siswa. Ada beberapa kemajuan pada siklus I serta kelemahan yang masih muncul yang menjadi pusat sasaran dalam observasi siklus II.
56
Berdasarkan lembar observasi siswa siklus II (lampiran 15) didapat temuan pada lembar observasi siswa bahwa siswa dengan cepat dapat merespon dengan memperhatikan serta berdiskusi dengan baik, selain itu siswa juga cenderung lebih aktif. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih cermat dalam menggunakan alat ukur dengan jangka sorong dan mikrometer. Suasana kelas yang kondusif dan terkendali, dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan juga tampak lebih jelas hal ini dapat dilihat dari beraninya siswa menjawab pertanyaan guru atau menyelesaikan soal. Sedangkan, pada lembar observasi siswa didapat temuan bahwa siswa dapat meningkat keaktifannya yaitu dengan guru meningkatkan bimbingan dan perhatian saat proses pembelajaran berlangsung. Guru juga telah menggunakan waktu dengan tepat sehingga materi yang disampaikan dengan baik. Hasil observasi mencapai 92,30% indikator yang dilakukan sedangkan 7,69% indikator yang tidak dilakukan (lampiran 15), ini berarti bahwa kemampuan siswa jauh lebih baik dari siklus I dan penyampaian materi dapat diterima oleh siswa dengan baik. Untuk analisis data hasil uji kompetensi II terdapat padalampiran 17. Berdasarkan dari analisis uji kompetensi II(lampiran 17) dari 63 siswa yang mengikuti tes uji kompetensi II, diperoleh hasil bahwa jumlah siswayang mendapat nilai ≥ 75 adalah 55 siswa dan yang mendapat nilai ≤ 75 ada 8 siswa dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 89,73 %.
57
Berikut adalah tabel hasil belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotif pada siklus II dengan model pembelajaran PAKEMdapat dilihat dibawah ini.
Nilai Jumlah Hasil (%) Maksimal Manimal
Tabel 4. Nilai Rata-rata Kelas Siklus II Tes Observasi Tidak Rata-rata Klasikal Dilakukan dilakukan 565,3 55 12 1 89,73 87,30 92,30 7,69 90 90 13 0 65 75 10 2
Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus II mencapai 89,73% dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 65. Demikian juga dengan ketuntasan belajar klasikal nilai yang dicapai sebesar 87,30% dengan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah 75. Data ini menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif dengan model pembelajaran PAKEM dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai yang
Pencapaian Nilai
diharapkan. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
92.3
87.3 89.73
Klasikal Rata-rata Tidak dilakukan Dilakukan 7.69 Tes
Observasi
Gambar 5.Diagram Nilai Rata-rata Kelas Siklus II
58
d. Refleksi II Pada siklus II ini sudah mencapai pada nilai yang diharapkan, dan siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik khususnya saat mengikuti pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif dengan model pembelajaran PAKEM, dibandingkan dari pada siklus I yang nilai rata-rata kelasnya 83,29%dan ketuntasan belajar klasikal
yang dicapai
sebesar 69,84%.Sedangkan,
pencapaian nilai pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berupa lembar observasi siswa sebesar 61,53%
indikator yang dilakukan dan 38,46%
indikator yang tidak dilakukan (lampiran 14). Berdasarkan dari analisis uji kompetensi II (lampiran 17) dari 63 siswa yang mengikuti tes uji kompetensi II, diperoleh hasil bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75 adalah 55 siswa dan yang mendapat nilai ≤ 75 ada 8 siswa dan pencapaian nilai berupa tes sebesar 89,73% nilai rata-rata kelas dan 87,30% ketuntasan belajar klasikal (lampiran 17). Sedangkan, pencapaian nilai pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berupa lembar observasi siswa sebesar 92,30% indikator yang dilakukan dan 7,69% indikator yang tidak dilakukan (lampiran 15), ini berarti bahwa kemampuan siswa jauh lebih baik dari siklus I dan penyampaian materi dapat diterima oleh siswa dengan baik. Jadi penelitian ini selesai hanya sampai pada siklus II karena sudah mencapai indikator yang diharapkan.
B. Pembahasan Dalam kegiatan model pembelajaran PAKEM pada kompetensi kejuruan mekanik otomotif khususnya, materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
59
menggunakan jangka sorong dan mikrometer pada siklus I terlihat bahwa prestasi belajar siswa masih belum sesuai dengan harapan. Nilai rata-rata pada siklus I baru mencapai (83,29%)dan persentase belajar klasikal baru mencapai (69,84%). Proses belajar mengajar pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan alat ukur jangka sorong dan mikrometermesti telah dioptimalkan kegiatannya dengan cara merefleksi dan menganalisa hasil kegiatan pembelajaran yang kemudian diakhiri pertemuan pada siklus I diadakan tes uji kompetensi tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Keadaan ini terjadi karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru khususnya pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sehingga materi tersebut tidak dapat diterima oleh siswa secara maksimal. Namun setelah menggunakan model pembelajaran PAKEMdengan memanfaatkan alat peraga prestasi belajar siswa mulai sedikit meningkat dibandingkan sebelum memanfaatkan alat peraga. Pada siklus II terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran sudah mengalami peningkatan, hal ini dapat kita lihat dari pencapaian hasil nilai rata-rata kelas yaitu (89,73%) persentase ketuntasan belajar klasikal (87,30%) hal itu berarti menunjukkan bahwa dalam siklus II ini sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Meningkatnya
prestasi
belajar
pada
siswa
menggunakan
model
pembelajaran PAKEM dengan memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif ini disebabkan oleh meningkatnya
60
motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data, dapat dilihat adanya perubahan perilaku belajar siswa yaitu siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa lebih tertarik dan senang dengan pembelajaran dengan memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif yang dilakukan oleh guru dikelas, siswa menjadi lebih mudah menerima materi yang diajarkan, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan perilaku yang kurang baik (seperti gaduh, berbicara dengan teman dan mengantuk pada saat pembelajaran) dapat berkurang. Namun streatment yang sama tidak memiliki hasil yang sama pada siswa yang berbeda. Hal ini tergantung pada kondisi awal siswa. Ada siswa yang awalnya pandai menunjukkan peningkatan sedikit, dan ada juga yang kurang pandai menunjukkan peningkatan yang tinggi, atau siswa yang pandai juga menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil pada siklus I dan siklus II(lihat di lampiran 16 dan lampiran 17). Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwamodel pembelajaran PAKEM dengan memanfaatkan alat peraga sangat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur menggunakan jangka sorong dan mikrometer pada mata pelajaran kompetensi kejuruan mekanik otomotif siswa kelas X SMKMiftahul Ulum Boarding School Demak tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini disebabkan karena siswa mudah memahami materi dengan memanfaatkan alat peraga sehingga pada akhirnya berdampak meningkatkan sikap siswa dalam menyenangi materi, meningkatkan
61
minat, semangat dan motivasi sikap siswa dalam mempelajari materi yang sedang diajarkan serta keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hamalik dalam Arsyad (2011: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa: 1.
Peningkatan prestasi belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotifuntuk siswa yang diberi pembelajaran konvensional/ceramah biasa sebesar nilai rata-rata kelas hanya 60%..
2.
Model pembelajaran PAKEM untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak Pada Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif Tahun Pelajaran 2012/2013 telah mencapai nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 83,29% sedangkan, siklus II sebesar 89,73%.
3.
Terdapat atau ada peningkatan prestasi belajar belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotifdengan diterapkannya model pembelajaran PAKEM pada siswa kelas X SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak tahun pelajaran 2012/2013.
62
63
B. Saran Saran yang dapat penyusun sumbangkan sehubungan dengan hasil penelitian ini sebagai berikut. 1.
Sebaiknya
sekolah
menerapkan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran PAKEM karena terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada kompetensi kejuruan mekanik otomotif. 2.
Guru diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran PAKEMpada materi-materi yang lain agar siswa lebih memahami keterkaitan suatu topik dengan topik lain.
3.
Bagi siswa yang memiliki prestasi belajar kompetensi kejuruan mekanik otomotif
dengan
model
pembelajaran
PAKEMkurang
memuaskan
hendaknya lebih termotivasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muh. 1984.Penelitian Kependidikan & Strategi. Bandung. Angkasa. Anni Catharina Tri, Achmad Rifa’i, Eddy Purwanto dan Daniel Prunomo. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. 7 Tip Aplikasi PAKEM.Jogjakarta:Diva Press. Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung. CV Wacana Prima. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Baharuddin dan E. N Wahyuni. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Indrawati dan Wanwan Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenagkan. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik. Katman, Th. 2009. Modul Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Bandar Lampung: Erlangga. Kosim. 2005. Modul Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Yogyakarta: Depdiknas: Dirjen Dikmen, Proyek pengembangan Kurikulum. Mulyasa, E. 2006. KurikulumBerbasisKompetensiKonsep, KarakteristikdanImplementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rochim dan Soctarto. 1980. Teknik Pengukuran (Metrologi industry). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suherman, Ayi.2010.Model Pembelajaran PAKEM dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan.Volume 11,No.1. April 2010: 138-139. Tersedia di http://journal.upi.ac.id [Diakses 21-1-2013]. Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
64
65
Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 2004. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Yogyakarta: Depdiknas: Dirjen Dikmen, Proyek pengembangan Kurikulum. Tiya, Kadir. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Matemetika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Siswa SMP Satria Kendari. Jurnal Jurusan FMIPA/Matematika Kendari.Volume 7,No.2. Agustus 2008: 132-142. Tersedia http://jurnal unhalu.ac.id [Diakses 11-2-2013]. Winataputra, U. S dan Rustana Ardiwinata. 1992. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
.
Lampiran
PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK MIFTAHUL ULUM BOARDING SCHOOL
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK MIFTAHUL ULUM BOARDING SCHOOL
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif
Kelas
: X (Sepuluh)
Semester
: I (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Waktu Pelaksanaan
: 30 Juli 2012
Standart Kompetensi
: Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur jangka sorong
Kompetensi Dasar
: Pengukuran dimensi dan variabel menggunakan perlengkapan
Indikator
yang sesuai
: Mengenal jangka sorong Mengenal bagian-bagian komponen jangka sorong Mengenal prinsip pengukuran jangka sorong Dapat membaca nilai hasil pengukuran jangka sorong Mengenal pengukuran pada jangka sorong
I.
Tujuan Pembelajaran
: Siswa mengetahui pengertian jangka sorong Siswa mengetahui bagian-bagian komponen jangka sorong
67
Siswa mengetahui prinsip kerja jangka sorong Siswa dapat membaca nilai hasil pengukuran jangka sorong Siswa dapat melakukan pengukuran dengan jangka sorong
II. Materi Pembelajaran
: o Pengertian jangka sorong o Nama-nama komponen jangka sorong o Prinsip pengukuran jangka sorong o Pembacaan nilai hasil pengukuran jangka sorong o Pengukuran pada jangka sorong
III. Strategi Pembelajaran
: 1. Model
: PAKEM
2. Pendekatan
: Kooperatif learning
3. Metode
: Ceramah, diskusi, tanya
jawab, latihan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran PAKEM Rincian Kegiatan
Tahap Pembelajaran Pendahuluan
Guru Guru membuka
Waktu Siswa
o
pelajaran dengan salam
Siswa mendengarkan serta menjawab salam dari guru
Guru mengabsen siswa
o
Siswa mengacungkan telunjuk jarinya serta mengucapkan hadir
Guru
(menit)
o
Siswa memperhatikan
10
68
menginformasikan mata
informasi yang
pelajaran, materi dan
diberikan guru
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru membagi kelas
o
Siswa menempatkan
menjadi tujuh sampai
diri sesuai kelompok
delapan kelompok
yang telah dibagi
Guru memberikan
o
Siswa mendengarkan
materi bahan diskusi
materi bahan diskusi
tentang jangka sorong
tentang jangka sorong
15
yang disampaikan Elaborasi
guru
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa
o
Siswa mendiskusikan
(LKS) untuk
lembar kerja siswa
didiskusikan
(LKS)
Guru melakukan bimbingan
15 o
dikelompok satu
Siswa konsultasi kepada guru
sampai dengan kelompok delapan secara bergantian Guru merancang
o
Siswa mengumpulkan
presentasi tiap
hasil kerja kelompok
kelompok
kepada guru
Guru meminta
o
Siswa
masing-masing
mempresentasikan
kelompok untuk
hasil kerja kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok Konfirmasi Guru mengevaluasi
o
Siswa menyimak
25
69
LKS yang dikerjakan
evaluasi dari guru
15
siswa Guru memberikan
o
latihan soal kepada
Siswa mengerjakan latihan soal dari guru
siswa
Penutup
Guru bersama siswa
o
membuat kesimpulan
Siswa membuat kesimpulan
dari hasil diskusi Guru menutup
o
pelajaran dengan
Siswa menjawab
10
salam dari guru
salam
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat
Bahan
Sumber Belajar
:
Jangka sorong
Laptop
LCD proyektor
dan lain-lain.
Balok ukur standart
:
: Modul penggunaan dan pemeliharaan alat ukur Teknik pengukuran (Metrologi Industri) Toyota New step 1
VI. Penilaian Prosedur Penilaian
70
a. Penilaian Kognitif Teknik : Pertanyaan lisan dan tulisan Bentuk : Pilihan Ganda dan Jawaban Singkat b. Penilaian Afektif o Teknik
: Observasi
o Bentuk
: Non tes
o Instrumen
: penilaian terlampir
c. Alat Penilaian Lembar soal Kunci jawaban d. Kriterian Penilaian o Pilihan ganda, jumlah soal 20. Skor 2 perolehan skor 40 o Isian, jumlah soal 3. Skor 20 perolehan skor 60 o Jadi jumlah nilainya 100
71
LEMBAR KERJA SISWA (DISKUSI I)
Satuan Pendidikan
: SMK Miftahul Ulum Boarding School
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Mekanik
Otomotif Kelas
: X (Sepuluh)
Semester
: I (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Waktu Pelaksanaan
: 6 Agustus 2012
INDIKATOR PEMBELAJARAN Mengenal jangka sorong Mengenal bagian-bagian komponen jangka sorong Mengenal prinsip pengukuran jangka sorong Dapat membaca nilai hasil pengukuran jangka sorong RANGKUMAN MATERI Jangka Sorong Jangka sorong kadang-kadang disebut juga dengan nama lain, yaitu: Vernier Caliper, mistar geser, mistar ingsut, jangka geser atau schuifmaat. Alat ukur ini merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman lubang dan jarak antara dua buah titik yang membutuhkan ketelitian hingga 0,02 mm dan 0,001 inch. Vernier kaliper mempunyai dua skala pengukuran yaitu skala utama dan skala vernier atau skala nonius. Untuk menentukan hasil pengukuran tetap harus memperhatikan pembacaan dua skala tersebut. Faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong antara lain: faktor si
72
pengukur, benda yang diukur, faktor lingkungan, cara menggunakan alat ukur. Berikut adalah gambar jangka sorong dan bagiannya.
Gambar: 1. Jangka sorong a. Prinsip pengukuran Skala utama (main scale) dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua tanda. Metode ini disebut prinsip pengukuran vernier. Sebagai contoh, skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm, sedangkan skala vernier jarak antara garis adalah 0,9.mm. karena itu jarak garis pada skala utama lebih besar 0,1 mm daripada jarak skala vernier ialah : (1 mm -0,9 mm = 0,1 mm).
Gambar1.1. Prinsip pengukuran vernier (a) Pertama kali dilakukan set awal, yaitu angka nol pada skala utama harus lurus dengan angka nol pada skala venier. Jika skala vernier digerakkan kekanan sampai angka 1 lurus dengan angka 1 “Skala utama” seperti gambar di bawah, hasilnya terdapat celah 0,1 mm sebelah kiri.
Gambar1.1. Prinsip pengukuran vernier (b)
73
b. Membaca hasil pengukuran, antara lain: Seperti gambar di bawah, nilai di depan koma diambil dari penunjukkan angka “0” vernier, yaitu 25 mm sedangkan angka di belakang koma diambil dari titik dimana kedua garis skala vernier dan skala utama bertemu yaitu 7 jadi pembacaan adalah 25,7 mm.
Gambar 1.2. Membaca nilai hasil pengukuran Kesimpulan: Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer dilaksanakan dengan tujuan: 1) Siswa mengetahui pengertian jangka sorong 2) Siswa mengetahui masing-masing komponen jangka sorong 3) Siswa mengetahui prinsip kerja jangka sorong 4) Siswa dapat melakukan pengukuran dengan jangka sorong Contoh : Jika jangka sorong menunjukkan kedudukan skala utama dan skala nonius seperti gambar dibawah ini, berapakah hasil pengukuran ?
Penyelesaian: Hasil pengukuran sebagai berikut. 1. Skala utama Perhatikan kedudukan garis skala nol pada skala nonius terhadap garis skala pada skala utama. Jarak pergeseran rahang sorong ialah 4 cm + 6 mm = 46 mm.
74
2. Skala nonius Garis skala ke-8 sebaris dengan garis skala pada skala utama. Jarak pergeseran tambahan rahang sorong = 8 x 0,05 mm = 0,40 mm Hasil pengukuran = 46 mm + 0,40 mm = 46,40 mm. Jadi kedudukan skala ini menunjukkan bahwa tebal atau jarak yang diukur ialah 46,40 mm.
PETUNJUK PENYELESAIAN 1) Diskusikan dengan kelompokmu untuk mengerjakan soalsoal berikut. 2) Kerjakan pada lembar yang telah disediakan. 3) Kerjakan soal-soal berikut.
LATIHAN (a) Jelaskan secara singkat mengenai alat ukur jangka sorong? (b) Gambarkan hasil pengukuran dari 75,60 mm beserta nama bagian-bagian komponennya?
75
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA (DISKUSI I)
(a) Jangka sorong merupakan alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan mengukur kedalaman. Vernier caliper mempunyai 2 skala pengukuran, yaitu skala utama dan skala vernier. Alat ini mampu mengukur dengan ketelitian hingga 0,05 mm untuk sistem satuan internasional (SI) dan 1/6 inci untuk satuan British.
(b) Hasil pengukuran sebagai berikut. Skala utama Jarak pergeseran rahang sorong ialah 7 cm + 5 mm = 75 mm. Skala nonius Garis skala ke-12 sebaris dengan garis skala pada skala utama. Jarak pergeseran tambahan rahang sorong = 12 x 0,05 mm = 0,60 mm Hasil pengukuran = 75 mm + 0,60 mm = 75,60 mm. Jadi kedudukan skala ini menunjukkan bahwa tebal atau jarak yang diukur ialah 75,60 mm.
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK MIFTAHUL ULUM BOARDING SCHOOL
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif
Kelas
: X (Sepuluh)
Semester
: I (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Waktu Pelaksanaan
: 30 Juli 2012
Standart Kompetensi
: Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur mikrometer
Kompetensi Dasar
: Pengukuran dimensi dan variabel menggunakan perlengkapan
Indikator
yang sesuai
: Mengenal mikrometer Mengenal bagian-bagian komponen mikrometer Mengenal prinsip pengukuran mikrometer Dapat mengkalibrasi mikrometer Dapat membaca nilai hasil pengukuran mikrometer
I.
Tujuan Pembelajaran
: Siswa mengetahui pengertian mikrometer Siswa mengetahui bagian-bagian komponen mikrometer Siswa mengetahui prinsip kerja mikrometer
77
Siswa dapat mengkalibrasi mikrometer Siswa dapat melakukan pengukuran denganmikrometer
II. Materi Pembelajaran
: o Pengertian mikrometer o Nama-nama komponen mikrometer o Prinsip kerjamikrometer o Kalibrasi mikrometer o Membaca hasil pengukuran mikrometer
III. Strategi Pembelajaran
: 1. Model
: PAKEM dengan gambar
gerak (video) 2. Pendekatan
: Kooperatif learning
3. Metode
: Ceramah, diskusi, tanya
jawab, latihan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran PAKEM Rincian Kegiatan
Tahap Pembelajaran Pendahuluan
Guru Guru membuka
Waktu Siswa
o
pelajaran dengan salam
(menit)
Siswa mendengarkan serta menjawab salam dari guru
Guru mengabsen siswa
o
Siswa mengacungkan telunjuk jarinya serta mengucapkan hadir
Guru
o
Siswa memperhatikan
menginformasikan mata
informasi yang
pelajaran, materi dan
diberikan guru
tujuan pembelajaran
10
78
Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru membagi kelas
o
Siswa menempatkan
menjadi tujuh sampai
diri sesuai kelompok
delapan kelompok
yang telah dibagi
Guru memberikan
o
Siswa mendengarkan
materi bahan diskusi
materi bahan diskusi
tentang mikrometer
tentang jangka sorong
15
yang disampaikan Elaborasi
guru
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa
o
Siswa mendiskusikan
(LKS) untuk
lembar kerja siswa
didiskusikan
(LKS)
Guru melakukan bimbingan
o
dikelompok satu
Siswa konsultasi kepada guru
15
sampai dengan kelompok delapan secara bergantian Guru merancang
o
Siswa mengumpulkan
presentasi tiap
hasil kerja kelompok
kelompok
kepada guru
Guru meminta
o
Siswa
masing-masing
mempresentasikan
kelompok untuk
hasil kerja kelompok
25
mempresentasikan hasil kerja kelompok Konfirmasi Guru mengevaluasi
o
LKS yang dikerjakan
Siswa menyimak evaluasi dari guru
siswa Guru memberikan latihan soal kepada
o
Siswa mengerjakan latihan soal dari guru
15
79
siswa
Penutup
Guru bersama siswa
o
membuat kesimpulan
Siswa membuat kesimpulan
dari hasil diskusi Guru menutup
o
pelajaran dengan
Siswa menjawab
10
salam dari guru
salam
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat
:
Bahan
mikrometer
Laptop
LCD proyektor
dan lain-lain.
Balok ukur standart
:
Sumber Belajar
: Modul penggunaan dan pemeliharaan alat ukur Teknik pengukuran (Metrologi Industri) Toyota New step 1
VI. Penilaian Prosedur Penilaian a. Penilaian Kognitif Teknik : Pertanyaan lisan dan tulisan Bentuk : Pilihan Ganda dan Jawaban Singkat
80
b. Penilaian Afektif o Teknik
: Observasi
o Bentuk
: Non tes
o Instrumen
: penilaian terlampir
c. Alat Penilaian Lembar soal Kunci jawaban d. Kriterian Penilaian o Pilihan ganda, jumlah soal 20. Skor 2 perolehan skor 40 o Isian, jumlah soal 2. Skor 30 perolehan skor 60 o Jadi jumlah nilainya 100
81
LEMBAR KERJA SISWA (DISKUSI II)
Satuan Pendidikan
: SMK Miftahul Ulum Boarding School
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif
Kelas
: X (Sepuluh)
Semester
: I (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Waktu Pelaksanaan
: 3 September 2012
INDIKATOR PEMBELAJARAN Mengenal mikrometer Mengenal bagian-bagian komponen mikrometer luar Mengenal bagian-bagian komponen mikrometer dalam Mengenal prinsip pengukuran mikrometer Dapat membaca hasil pengukuran mikrometer RANGKUMAN MATERI Mikrometer Mikrometer adalah alat ukur untuk mengukur diameter (dalam/luar) maupun kedalaman lubang dengan tingkat akurasi bisa mencapai tiga angka dibelakang koma (0,001 mm). Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung. Berikut adalah konstruksi mikrometer.
Gambar 2. Konstruksi mikrometer dalam dan luar
82
a. Prinsip Pengukuran Seperti pada gambar di bawah, jika berputar satu kali, baut bergerak sebanyak satu ulir. Jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan mikrometer. Pada benda sebenarnya, mur berarti inner sleeve dan baut ialah spindle.
Gambar 2.1. Prinsip Pengukuran Mikrometer Luar Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. Sedangkan disekeliling thimble skala di bagi dalam 50 strip. Jika thimble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, bila spindle bergeser satu strip dari thimble maka berarti bergerak 0,01 mm (0,5 x 1/50). b. Membaca hasil pengukuran, antara lain: o Jarak strip di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah garis adalah 0,05 mm.
Gambar 2.1. Membaca Hasil Pengukuran o Sedangkan nilai satu strip pada thimble adalah 0,01 mm. nilai hasil ukur ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
Gambar 2.2. Contoh Pembacaan Hasil Pengukuran
83
Kesimpulan: Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer dilaksanakan dengan tujuan: 1) Siswa mengetahui pengertian mikrometer 2) Siswa mengetahui masing-masing komponen mikrometer 3) Siswa mengetahui prinsip kerja mikrometer 4) Siswa dapat melakukan pengukuran dengan mikrometer Contoh : Jika Mikrometer menunjukkan kedudukan skala utama dan skala putar (thimble) seperti gambar dibawah ini, berapakah hasil pengukuran ?
Penyelesaian: Hasil pengukuran sebagai berikut: 1. Skala utama Perhatikan kedudukan skala diatas garis (skala utama) terhadap thimble. Jarak pergeseran pada skala utama ialah 5,00 mm. Kemudian perhatikan pula pada kedudukan skala dibawah garis (skala utama) terhadap thimble. Jarak pergeseran pada skala utama 0,50 mm.
2. Skala thimble Garis skala ke-20 pada garis skala thimble sebaris dengan garis skala utama. Jarak pergeserannya menunnjukkan = 20 x 0,01 mm = 0,20 mm
84
Hasil pengukuran = 5,00 mm + 0,50 mm + 0,20 mm = 5,70 mm. Jadi kedudukan skala ini menunjukkan bahwa diameter benda yang diukur ialah 5,70 mm.
PETUNJUK PENYELESAIAN 1) Diskusikan dengan kelompokmu untuk mengerjakan soalsoal berikut. 2) Kerjakan pada lembar yang telah disediakan. 3) Kerjakan soal-soal berikut.
LATIHAN (a) Jelaskan secara singkat mengenai alat ukur mikrometer? (b) Gambarkan hasil pengukuran dari 7,65 mm beserta nama bagian-bagian komponen dari mikrometer luar?
85
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA (DISKUSI II)
(a) Mikrometer adalah alat ukur untuk mengukur diameter (dalam/luar). Mikrometer merupakan piranti untuk mengukur komponen-komponen mesin yang di pasang sangat rapat satu sama lain, atau benda kerja yang sangat kecil ukurannya.
(b) Hasil pengukuran sebagai berikut: 1. Skala utama Perhatikan kedudukan skala diatas garis (skala utama) terhadap thimble. Jarak pergeseran pada skala utama ialah 7,00 mm. Kemudian perhatikan pula pada kedudukan skala dibawah garis (skala utama) terhadap thimble. Jarak pergeseran pada skala utama 0,50 mm. 2. Skala thimble Garis skala ke-15 pada garis skala thimble sebaris dengan garis skala utama. Jarak pergeserannya menunnjukkan = 15 x 0,01 mm = 0,15 mm Hasil pengukuran = 7,00 mm + 0,50 mm + 0,15 mm = 7,65 mm. Jadi kedudukan skala ini menunjukkan bahwa diameter benda yang diukur ialah 7,65 mm.
86
Atau dengan menggunakan penyelesaian yang lain, Pembacaan skala diatas garis
:
7,00 mm
Pembacaan skala dibawah garis
:
0,50 mm
Pembacaan skala thimble
:
0,15 mm + =
7,65 mm
87 PENGEMBANGAN SILABUS PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
Standart Kompetensi
Satuan Pendidikan
: SMK Miftahul Ulum Boarding School
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif
Kelas
: X (Sepuluh)
Semester
: I (satu)
Kompetensi Dasar
Penggunaan dan
Pengukuran
pemeliharaan alat
dimensi dan
ukur jangka
variabel
sorong&
menggunakan
Mikrometer
pelengkapan yang sesuai
Indikator Mengenal jangka sorong
Tujuan
Materi
Pembelajaran
Pembelajaran
Siswa mengetahui pengertian jangka
- Pengertian jangka sorong
sorong
Tes - Jelaskan secara singkat mengenai
Sumber Belajar - Toyota Service Training
alat ukur jangka sorong?
Mengetahui
Siswa mengetahui
fungsi jangka
fungsi jangka
sorong
sorong
- Fungsi jangka sorong
- Jangka sorong merupakan alat
- Toyota Service Training
yang berfungsi untuk mengukur?
Mengenal
Siswa mengetahui
- Nama-nama
- Dibawah ini
bagian-bagian
komponen jangka
komponen jangka
merupakan bagian
komponen
sorong
sorong
dari komponen
jangka sorong
pada jangka sorong - Toyota Service
88 adalah?
Training
- Skala utama dan Mengenal prinsip Siswa mengetahui
- Prinsip
skala vernier
pengukuran
prinsip kerja jangka
pengukuran
digunakan untuk
jangka sorong
sorong
jangka sorong
mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan
- Toyota Service Training
antara ..... tanda. - Berapakah nilai Dapat membaca nilai hasil
yang ditunjukkan Siswa dapat
- Pembacaan nilai
pada perhitungan
pengukuran
melakukan
hasil pengukuran
jangka sorong di
jangka sorong
pengukuran dengan
jangka sorong
bawah ini dalam
jangka sorong
cm? 5
6
7
8
- Modul Bekerja dengan Mesin
5 2 4 6 8 10 - Pada gambar
Mengenal
Siswa dapat
- Pengukuran pada
dibawah ini
pengukuran pada
mengenal
jangka sorong
merupakan
jangka sorong
pengukuran
pengukuran pada
padajangka sorong
vernier caliper
Umum
dengan pengukuran?
- Toyota Service Training
89
Mengenal mikrometer
- Pengertian Siswa mengetahui
singkat mengenai
mikrometer
alat ukur - Nama komponen-
Siswa mengetahui
komponen
bagian-bagian
mikrometer luar
komponen
Mengenal bagian-bagian
- Jelaskan secara
pengertian Mengenal bagian-bagian
mikrometer
komponen
mikrometer? - Sebutkan nama
mikrometer luar
bagian-bagian
- Nama komponen-
komponen dari
- Toyota Service Training
mikrometer luar
komponen
mikrometer luar
Siswa mengetahui
mikrometer
- Apa nama bagian
komponen
bagian-bagian
dalam
- Toyota Service
mikrometer
komponen
ditunjukkan
dalam
mikrometer dalam
dengan huruf “d”
alat yang
Training
dibawah ini - Modul Penggunaan dan
-
Pemeliharaan Alat - Prinsip Siswa mengetahui Mengenal prinsip pengukuran mikrometer
prinsip kerja
a
b
c
pengukuran mikrometer
mikrometer
e - Pada jarak ulir
- Kalibrasi
d
Ukur
90 Dapat
Siswa dapat
mikrometer
inner sleeve
mengkalibrasi
melakukan
memiliki ukuran
mikrometer
mengkalibrasi
sebesar ..... mm.
dengan mikrometer Siswa dapat Dapat membaca
melakukan
hasil pengukuran
pengukuran dengan
mikrometer
mikrometer
- Toyota Service Training
- Sebutkan tahapan- Membaca hasil pengukuran
tahapan dalam mengkalibrasi mikrometer?
- Toyota Service Training
- Berapakah nilai yang ditunjukkan micrometer di bawah ini?
- Toyota Service Training
91
KISI-KISI SOAL No. 1.
Tujuan
Mata
Kelas/
Pembelajaran
Pelajaran
Semester
Kompetensi
X/1
1.a Siswa
Materi
Indikator
Jumlah Soal
Nomor Soal
Jangka sorong
mengetahui
kejuruan
- Pengertian jangka sorong
Mengenal jangka sorong
2
1, 2
pengertian
mekanik
- Nama-nama komponen jangka
Mengenal bagian-bagian
4
3, 5, 7, 8
jangka soong
otomotif
2
4, 11
3
12, 2(II), 6
2
9, 10
1.b Siswa mengetahui fungsi masingmasing komponen jangka sorong 1.c Siswa mengetahui prinsip kerja jangka sorong 1.d Siswa dapat melakukan pengukuran dengan jangka sorong 2.a Siswa
sorong - Fungsi komponen jangka sorong - Prinsip pengukuran jangka sorong - Pembacaan nilai hasil pengukuran jangka sorong - Pengukuran pada jangka sorong
komponen jangka sorong Mengenal prinsip pengukuran jangka sorong Dapat membaca nilai hasil pengukuran jangka sorong Mengenal pengukuran pada jangka sorong
92 2.
mengetahui
Mikrometer
pengertian
- Pengertian mikrometer
Mengenal mikrometer
mikrometer
- Nama komponen-komponen
Mengenal bagian-bagian
2.b Siswa
mikrometer
mengetahui
- Fungsi komponen mikrometer
fungsi masing-
- Kalibrasi mikrometer
masing
- Membaca hasil pengukuran
komponen
komponen mikrometer
3
13, 14 ,19
1
18
4
15, 16, 17,
Mengenal prinsip pengukuran mikrometer Dapat mengkalibrasi mikrometer
mikrometer 2.c Siswa mengetahui
18 Dapat membaca hasil
1
1(II)
2
20, 3(II)
pengukuran mikrometer
prinsip kerja mikrometer 2.d Siswa dapat melakukan pengukuran dengan mikrometer
93
94
95
96 LEMBAR FORMATIF
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif
I.
Kelas
:X
Semester
: I (Satu)
Alokasi Waktu
: 2x45 menit
Waktu Pelaksanaan
: Senin, 6 Agustus 2012
Pilihlah jawaban di bawah ini dengan menyilang di depan huruf a, b, c atau d! 1. Jangka sorong merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur ..... A. Diameter luar, diameter sisi dalam & diameter kedalaman B. Diameter sisi luar, diameter sisi dalam & diameter sisi kedalaman C. Diameter sisi luar, diameter sisi dalam & mengukur kedalaman D. Diameter luar, diameter dalam & mengukur kedalaman E. Diameter luar, diameter sisi dalam & diameter kedalaman 2. Istilah lain dari jangka sorong adalah ..... A. Jangka Kaki
D. Screw Picth Gauge
B. Straight Edge
E.Vernier caliper
C. Jangka Bengkok 3. Dua skala pengukur pada vernier caliper adalah ..... A. Skala utama dan skala ingsut B. Skala utama dan skala pertama C. Skala utama dan skala vernier D. Skala awal dan skala kedua E. Skala biasa dan skala luar biasa 4. Vernier calipermampu mengukur dengan ketelitian hingga ..... mm. A. 0,5
D.0,01
B. 0,05
E. 0,1
C. 0,005 5. Dibawah ini merupakan bagian dari komponen pada jangka sorong adalah ..... A. Pengukur diameterdalam, pengukur diameterluar, dan sekrup pengunci B. Pengukur kedalaman, pengukur diameter luar, dan baut pengunci C. Pengukur kedalaman, pengukur diameterluar, dan baut
97 D. Pengukur diameterkedalaman, inner sleeve, dan baut tambahan E. Pengukur diameterkedalaman, pengukur diameterluar, dan mur baut 6. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil pengukuran benda ukur dengan menggunakan jangka sorong ..... A. Faktor si pengukur, Benda yang diukur, Pengaruh lingkungan, Cara menggunakan alat ukur B. Faktor ukur, Benda yang diukur, Pengaruh sosial, Cara kerja alat ukur C. Faktor si pengukur, Benda yang diambil, Pengaruh suhu, Cara menggunakan alat ukur D. Faktor si pengukur, Benda yang diukur, Pengaruh alat, Cara menggunakan alat ukur E. Faktor si pengukur, Benda yang diukur, Pengaruh lingkungan, konstruksi alat ukur 7. Nama lain dari skala utama adalah ..... A. Scale straight
D.Edge scale
B. Main scale
E.main Straight
C. Main scale 8. Skala utama dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara ..... tanda. A. Lima
D.dua
B. Empat
E.satu
C. tiga 9. Hal-hal yang bukan merupakan cara penanganan vernier caliper yang baik adalah..... A. Sebelum digunakan bersihkanlah benda yang diukur dan caliper B. Tempatkan caliper secara miring dengan benda yang diukur C. Sewaktu mengukur, usahan benda yang diukur sedekat mungkin ke skala utama D. Untuk mencegah salah baca, bacalah langsung dari atas strip yang tepat E. Bersihkan caliper dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah dipakai 10. Pada gambar dibawah ini merupakan pengukuran pada vernier caliper dengan pengukuran ..... A. Pengukuran diujung gigi pengukur B. Mengukur diameter luar
98 C. Mengukur diameter dalam D. Mengukur kedalaman E. Mengukur sisi bagian diameter 11. Pada skala utama jangka sorong untuk setiap garisnya berjarak ..... mm. A. 1
D. 4
B. 2
E. 5
C. 3 12. Berapakah nilai yang ditunjukkan pada perhitungan jangka sorong di bawah ini dalam cm ? A. 52,8
5
6
7
8
B. 5,28 C. 528 D. 0,528
5
2
4
6
8
10
E. 0,0528 13. Alat ukur untuk mengukur diameter (dalam/luar) maupun kedalaman lubang adalah..... A. Meteran
D. Dial indikator
B. Mistar
E. Mikrometer
C. Kaliper 14. Pada umumnya mikrometer dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu ..... A. Mikrometer tunggal dan mikrometer ganda B. Mikrometer ingsut dan mikrometer pangsut C. Mikrometer awal dan mikrometer kedua D. Mikrometer luar dan mikrometer dalam E. Mikrometer kedalaman dan mikrometer keluaran 15. Mikrometer memiliki ketelitian .....mm. A. 0,01
D. 0,002
B. 0,001
E. 0,005
C. 0,02 16. Tingkat pengukuran micrometer adalah ..... A. 20 mm
D. 35 mm
B. 25 mm
E. 50 mm
C. 30 mm
99 17. Pada jarak ulir inner sleeve memiliki ukuran sebesar ..... mm. A. 0,1
D.0,5
B. 0,01
E.0,05
C. 0,001 18. Apa nama bagian alat yang ditunjukkan dengan huruf “d” dibawah ini ..... A. Grid B. Sleeve
a
b
c
C. Clamp D. Thimble
e
d
E. Anvil 19. Mikrometer dalam adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda kerja. Ujung mulutnya berbentuk ..... A. Lonjong
D.Vertikal
B. Oval
E.Horisontal
C. Radius 20. Dibawah ini cara untuk menangani mikrometer yang benar adalah ..... A. Sebelum di ukur perhatikan alat ukur yang akan dipakai dengan benda kerjanya B. Dipakai secara langsung dengan benda kerja yang akan diukur C. Sewaktu mengukur, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin ke skala vernier D. Sebelum dipakai, periksalah titik “0” jika perlu lakukan kalibrasi E. Tempelkan tegak lurus dengan benda yang diukur
II. Isilah titik-titik pada soal-soal berikut dengan jawaban yang benar! 1.
Sebutkan tahapan-tahapan dalam mengkalibrasi mikrometer ?
2.
Berapakah nilai yang ditunjukkan jangka sorong di bawah ini ?
100 3.
Berapakah nilai yang ditunjukkan micrometer di bawah ini ?
101 KUNCI JAWABAN LEMBAR FORMATIF
I.
II.
PILIHAN GANDA 1. D
11. A
2. E
12. A
3. C
13. E
4. B
14. D
5. B
15. A
6. A
16. B
7. C
17. D
8. D
18. E
9. B
19. C
10. C
20. D
ISIAN 1. a.) Memeriksa Tanda “0” Sebelum dipakai, mikrometer harus dikalibrasi terlebih dahulu. Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih. Kemudian putar ratchet stopper sampai anvil dan spindle bersentuhan. Putarkan stopper 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yang cukup. Kuncilah spindle pada posisi ini dengan lock clamp. Mikrometer telah dikalibrasi dengan benar jika titik “0” thimble lurus dengan garis pada outer sleeve.
Gambar 2.2. Memeriksa Tanda “0” b) Menyetel Titik “0” Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kuncilah spindle dengan lock clamp. Kemudian dengan memakai penyetel putarlah outer sleeve
102 sampai tanda “0” thimble lurus dengan garis. Setelah penyetelan selesai, periksalah kembali tanda “0”.
Gambar 2.3. Menyetel Titik “0” Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm. kuncilah spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper sampai thimble bebas, luruskan tanda “0” thimble dengan garis pada outer sleeve, dan kencangkan kembali ratchet stopper. Setelah penyetelan selesai, periksalah kembali titik “. 0” untuk menyakinkan bahwa mikrometer telah dikalibrasi dengan benar.
2. Skala utama Jarak pergeseran rahang sorong ialah 7 cm + 5 mm = 75 mm. Skala nonius Garis skala ke-12 sebaris dengan garis skala pada skala utama. Jarak pergeseran tambahan rahang sorong = 12 x 0,05 mm = 0,60 mm Hasil pengukuran = 75 mm + 0,60 mm = 75,60 mm. Jadi kedudukan skala ini menunjukkan bahwa tebal atau jarak yang diukur ialah 75,60 mm.
3. Pembacaan skala diatas garis
:
7,00 mm
Pembacaan skala dibawah garis
:
0,50 mm
Pembacaan skala thimble
:
0,15 mm + =
7,65 mm
103 Lampiran 12
99 DAFTAR SISWA KELAS X SMK MIFTAHUL ULUM BOARDING SCHOOL DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
NIS 12.02.0089 12.02.0090 12.02.0091 12.02.0092 12.02.0093 12.02.0094 12.02.0095 12.02.0096 12.02.0097 12.02.0098 12.02.0099 12.02.0100 12.02.0101 12.02.0102 12.02.0103 12.02.0104 12.02.0105 12.02.0106 12.02.0107 12.02.0108 12.02.0109 12.02.0110 12.02.0111 12.02.0112 12.02.0113 12.02.0114 12.02.0115 12.02.0116 12.02.0117 12.02.0118 12.02.0119 12.02.0120 12.02.0121 12.02.0122 12.02.0123 12.02.0124 12.02.0125
NAMA Mohammad Shofiyullah Ahmad Najiyullah Tri Sumarlin Musyafak Eka Risaldi Muhammad Ravi Aldy Irwan Hadi Kusuma Faizal Khalid Juli Pangestu Luthfi Abdul Khakim Agus Prasetyo Rijal Alfiansyah Ahmad Wahyudi Fathur Rozak Muchammad Kumaeni Shochichul Anam Maftukh Ridlo Amru Dhakirin Kabul Ali Suhadak Ainul Yakin Afriatul Kakim Muhammad Fakhrurozi Muhammad Khoironi Nur Fuad Mustain Syaifuddin Muhammad Majid Muhammad Zaenury Ahmad Aris Mahmud Joko Wardoyo Imam Safi'i Abdul Gofur Ahmad Muntaha Alfin Maulana Ricky Adya Sukima Ahmad Sukron Khoerul Umam
104 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63.
12.02.0126 12.02.0127 12.02.0128 12.02.0129 12.02.0130 12.02.0131 12.02.0132 12.02.0133 12.02.0134 12.02.0135 12.02.0136 12.02.0137 12.02.0138 12.02.0139 12.02.0140 12.02.0141 12.02.0142 12.02.0143 12.02.0144 12.02.0145 12.02.0146 12.02.0147 12.02.0148 12.02.0149 12.02.0150 12.02.0151
Khoirul Ilmi Ahmad Syafi'i Muhammad Zazuli Ahmad Nizaruddin Abdurrohman Misbachun Niam M. Nurul Kakim M. Fahrul Maulana Sunawar Ahmad Ribowo Nur Yasin Winarno Suyitno Eko Wahyu Budiyono Mustakim Riyan Efendy M. Nur Abidin Nurus Siyam M. Abdul Malik M. Saptono Adi Agus Setiawan Rahmad Ramadhan Muhammad Mujiono Abdul Mufid Alif Fuad Hakim Joko Prasetyo
105
PEMBAGIAN KELOMPOK SISWA KELAS X SMK MIFTAHUL ULUM BOARDING SCHOOL DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
Juli Pangestu
Mohammad Shofiyullah
Khoerul Umam
Ahmad Mutaha
Abdul Ghofur
Kabul Ali Suhadak
Khoirul Ilmi
Afriatul Kakim
Eka Risaldi
Ahmad Nizaruddin
Shochichul Anam
Ainul Yakin
Irwan Hadi Kusuma
Tri Sumarlin
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
Muhammad Zaenury
Fathur Rozak
Mustain
Musyafak
Muchammad Kumaeni
Amru Dhakirin
Imam Syafi'i
Muhammad Ravi Aldy
Muhammad Zazuli
Ahmad Sukron
Ahmad Aris Mahmud
Ricky Adya Sukima
KELOMPOK 7
KELOMPOK 8
KELOMPOK 9
Abdurrohman
Ahmad Najiyullah
Agus Prasetyo
Muhammad Majid
Nur Fuad
Joko Wardoyo
Syaifuddin
Muhammad Fakhrurozi
Ahmad Wahyudi
Faizal Khalid
Ahmad Syafi'i
Rijal Alfiansyah Lutfi Abdul Khakim
106 KELOMPOK 10
KELOMPOK 11
KELOMPOK 12
Muhammad Khoironi
Misbachun Niam
Suyitno
Alfin Maulana
Riyan Efendy
Sunawar
Maftukh Ridlo
Ahmad Ribowo
Rahmad Ramadhan
Eko Wahyu Budiyono
M. Nur Abidin
Muhammad Mujiono
KELOMPOK 13
KELOMPOK 14
Abdul Mufid
Nur Yasin
M. Saptono Adi
Winarno
M. Abdul Malik
Mustakim
M. Fahrul Maulana
Agus Setiawan
KELOMPOK 15 Alif Fuad Hakim Joko Prasetyo M. Nurul Kakim Nurus Siyam
107
LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA SIKLUS I Sekolah
: SMK Miftahul Ulum Boarding School
Kelas/Semester
: X TKR/I
Tahun Pelajaran : 2012/2013 Materi Pokok
: Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur jangka sorong dan mikrometer
Petunjuk Penilaian: Isi kolom aspek yang dinilai dengan tanda cek list (√).
NO.
ASPEK YANG DINILAI
1.
Siswa mendengarkan serta menjawab salam dari
PENILAIAN SIKLUS I Tidak Dilakukan dilakukan √
guru 2.
√
Siswa mengacungkan telunjuk jarinya serta mengucapkan hadir
3.
Siswa memperhatikan informasi yang diberikan
√
guru 4.
Siswa menempatkan diri sesuai kelompok yang
√
telah dibagi 5.
Siswa mendengarkan materi bahan diskusi
√
tentang jangka sorong dan mikrometer yang disampaikan guru 6.
Siswa mendiskusikan lembar kerja siswa (LKS)
√
Siswa konsultasi kepada guru 7.
Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok
8.
kepada guru
√ √
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok 9.
Siswa menyimak evaluasi dari guru
√
Siswa mengerjakan latihan soal dari guru 10.
Siswa membuat kesimpulan
11.
Siswa menjawab salam dari guru
√ √
12.
√
13.
√
108
Persentase (%) =.
x 100%
Persentase (%) =.
x 100%
Keterangan: na= jumlah indikator yang dilakukan nb = jumlah indikator yang tidak dilakukan N = Jumlah seluruh indikator % = Tingkat persentase yang ingin dicapai
a. Indikator yang dilakukan Persentase (%) =
x 100%
= 61,53 % b. Indikator yang tidak dilakukan Persentase (%) =.
x 100%
= 38,46 %
109
LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA SIKLUS II Sekolah
: SMK Miftahul Ulum Boarding School
Kelas/Semester
: X TKR/I
Tahun Pelajaran : 2012/2013 Materi Pokok
: Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur jangka sorong dan mikrometer
Petunjuk Penilaian: Isi kolom aspek yang dinilai dengan tanda cek list (√).
NO.
ASPEK YANG DINILAI
1.
Siswa mendengarkan serta menjawab salam dari
PENILAIAN SIKLUS I Tidak Dilakukan dilakukan √
guru 2.
Siswa mengacungkan telunjuk jarinya serta
√
mengucapkan hadir 3.
Siswa memperhatikan informasi yang diberikan
√
guru 4.
Siswa menempatkan diri sesuai kelompok yang
√
telah dibagi 5.
Siswa mendengarkan materi bahan diskusi
√
tentang jangka sorong dan mikrometer yang disampaikan guru 6.
Siswa mendiskusikan lembar kerja siswa (LKS)
√
Siswa konsultasi kepada guru 7.
Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok
√
8.
kepada guru
√
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok 9.
Siswa menyimak evaluasi dari guru
√
Siswa mengerjakan latihan soal dari guru 10.
Siswa membuat kesimpulan
√
11.
Siswa menjawab salam dari guru
√ √
12. 13.
√
110
Persentase (%) =.
x 100%
Persentase (%) =.
x 100%
Keterangan: na= jumlah indikator yang dilakukan nb = jumlah indikator yang tidak dilakukan N = Jumlah seluruh indikator % = Tingkat persentase yang ingin dicapai
a. Indikator yang dilakukan Persentase (%) =
x 100%
= 92,30 % b. Indikator yang tidak dilakukan Persentase (%) =.
x 100%
= 7,69 %
Lampiran 16
111
ANALISA UJI KOPETENSI I (SIKLUS I) Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif Materi : Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur Kelas/Semester : X/1 Skor yang diperoleh
No. Respon den
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2
2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2
2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2
2 2 0 0 0 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0
2 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2
0 2 2 0 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0
2 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 2
2 0 2 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 2
2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 2 0 0 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 2
2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2
0 2 0 0 0 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0
2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2
2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2
0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 0 2 2 2 0 0
2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2
0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0
2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 0 0 2
0 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2
10 20 10 5 0 5 10 10 5 10 5 0 10 5 10 10 5 10 5 5
20 20 20 20 20 0 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 20 10 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Jumla h Skor
Nilai
% Ketercapaia n
76 86 76 65 48 51 76 76 75 76 75 58 76 79 78 76 71 76 69 75
7,6 8,6 7,6 6,5 4,8 5,1 7,6 7,6 7,5 7,6 7,5 5,8 7,6 7,9 7,8 7,6 7,1 7,6 6,9 7,5
76 86 76 65 48 51 76 76 75 76 75 58 76 79 78 76 71 76 69 75
Ketuntasan Belajar Tida Ya k √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
112 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 2 0 0 0 2 0
0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0
0 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0
2 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 2
2 0 0 2 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2
2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
0 2 0 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0
2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 0 2 2
0 0 0 2 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 0 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 0
2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 2 0 0 0 2
2 0 2 2 0 0 0 0 2 0 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2
2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 0
2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0
0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2
0 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 0 0 2 0 2 0 2 0 2 2
2 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 0 2 0 2 0 0
2 2 0 2 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2
2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 0 0
0 0 20 10 10 10 10 5 0 10 5 5 5 10 10 5 5 5 10 5 0 10 10 10 10 5 10 10 10 0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
10 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 10 10 20 20 20 20 20 20 20 20 10
56 58 78 76 78 76 78 75 70 76 67 59 75 76 78 77 75 71 76 57 52 80 78 76 76 75 78 76 76 50
5,6 5,8 7,8 7,6 7,8 7,6 7,8 7,5 7 7,6 6,7 5,9 7,5 7,6 7,8 7,7 7,5 7,1 7,6 5,7 5,2 8 78 7,6 7,6 7,5 7,8 7,6 7,6 5
56 58 78 76 78 76 78 75 70 76 67 59 75 76 78 77 75 71 76 57 52 80 78 76 76 75 78 76 76 50
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
113 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 Jumlah Skor Jumlah Skor Maksi mal % Skor tercapai
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 11 4
0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 2 88
2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 10 2
2 0 2 0 0 0 0 2 0 2 0 0 2 8 0
2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0
0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 0
0 0 0 2 0 0 2 0 2 0 2 0 2
74
62
58
2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 2
0 2 2 0 2 0 0 2 0 2 0 2 0
0 2 0 2 2 0 2 2 2 0 2 0 0
2 2 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 2
0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2 2
0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 2
2 2 2 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0
66
88
66
84
64
92
2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 10 0
0 2 0 2 0 0 0 2 2 0 2 0 2
2 0 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0
0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 2 2
2 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0
2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2
0 20 20 10 10 0 0 10 10 10 10 20 10
74
76
62
68
96
495
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 124 0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 121 0
√
62 86 82 76 76 58 64 76 76 78 68 80 76
6,2 8,6 8,2 7,6 7,6 5,8 6,4 7,6 7,6 7,8 6,8 8 7,6
62 86 82 76 76 58 64 76 76 78 68 80 76
4545
524,7
4545
44
19
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 6
12 6
12 6
1 2 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
126
12 6
12 6
12 6
12 6
126 0
126 0
126 0
6300
630
6300
63
63
90
70
81
6 3
59
49
46
81
52
70
52
67
51
73
79
59
60
49
54
76
39,3 98,4
96
72,14
83,29
72,14
69,8 4
30,16
114 Keterangan: 1. Indikator keberhasilan Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mendapat nilai 75 (% ketuntasan belajar individu 75% dan 85% dari jumlah siswa kelas X mencapai ketuntasan belajar). Nilai rata-rata kelas adalah: = Jumlah seluruh nilai N
= Jumlah siswa
X
= = =83,29 %
Karena persentase (%) ketercapaian 83,29 % maka dinyatakan belum tuntas nilai rata-rata kelas. 2. Ketuntasan belajar a. Ketuntasan belajar individu % Ketuntasan belajar individu =
Contoh: Siswa Ahmad Wahyudi dengan nilai jumlah skor 76 Jumlah skor maksimal 100 % ketercapaian
= = 76 %
Karena persentase (%) ketercapaian 76 % maka Ahmad Wahyudi dinyatakan tuntas individu.
115 b. Ketuntasan belajar klasikal Jumlah siswa yang tuntas belajar individu 44. Jumlah seluruh siswa 63
% Ketercapaian =
% ketercapaian
= = 69,84 %
116
Lampiran 17 ANALISA UJI KOPETENSI II (SIKLUS II) Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif Materi : Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur Kelas/Semester : X/1 Skor yang diperoleh
No. Respon den
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2
0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2
2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2
2 0 0 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 0 2 0 2 2 2
0 2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0
0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2
2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2
2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0
0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0
2 0 2 2 0 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2
2 2 0 0 2 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 2 0 2 0 0
2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 0 0 0 2 2
2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0
2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 0
0 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 0 2
0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2
2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 0
2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 2 2
25 30 25 20 20 20 20 20 20 25 20 20 20 25 20 25 25 25 20 20
30 30 30 30 20 20 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Jumlah Skor 83 90 81 76 60 66 78 80 82 79 76 7,8 80 83 76 79 73 83 78 76
% Nilai Ketercapaia n 8,3 9 8,1 7,6 6 6,6 7,8 8 8,2 7,9 7,6 78 8 8,3 7,6 7,9 7,3 8,3 7,8 7,6
83 90 81 76 60 66 78 80 82 79 76 78 80 83 76 79 73 83 78 76
Ketuntasan Belajar Tida Ya k √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
117 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0
0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2
0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2
2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 0 2 0 2
2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
2 2 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 0 2
2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2
2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0 2 2 0 0 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0
2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2
2 0 2 2 0 2 0 0 2 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2
0 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 0
2 0 2 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2
2 2 0 2 0 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 0 2 0 2 2 2 0
2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 2 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 0 2
0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2
2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 0
20 20 25 20 25 20 25 25 25 25 20 20 20 20 30 20 20 25 20 30 20 20 20 30 30 20 25 20 20 25
20 25 30 30 30 30 30 30 30 30 30 20 30 25 30 25 30 30 30 25 25 30 30 25 30 30 30 30 25 25
68 71 79 78 81 78 85 79 77 83 76 64 80 81 80 67 78 83 76 83 77 84 84 79 86 80 85 84 75 78
6,8 7,1 7,9 7,8 8,1 7,8 8,5 7,9 7,7 8,3 7,6 6,4 8 8,1 8 6,7 7,8 8,3 7,6 8,3 7,7 8,4 8,4 7,9 8,6 8 8,5 8,4 7,5 7,8
68 71 79 78 81 78 85 79 77 83 76 64 80 81 80 67 78 83 76 83 77 84 84 79 86 80 85 84 75 78
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
118 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 Jumlah Skor Jumlah Skor Maksi mal % Skor tercapai
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 12 0
0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 12 0
2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2
2 0 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2
2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 0
12 6 95
0 2 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 2 7 0
2 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 7 6
98
76
82
12 6
12 6
12 6
95
78
60
2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2
2 2 0 0 2 2 0 0 0 2 2 2 2
0 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0
2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2
0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 2 2
0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2
2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0
2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2
0 2 0 2 0 2 0 2 2 0 2 0 2
2 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 2 0
0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 2
2 0 2 0 0 0 2 2 0 2 2 2 0
2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 2
20 25 30 25 20 25 20 25 25 20 25 25 20
30 30 30 25 30 30 30 30 30 30 25 30 30
76 87 80 76 76 85 68 79 83 84 76 87 78
96
72
88
82
80
78
80
92
84
76
76
70
92
1435
1800
4880,8
12 6
1 2 6
1 2 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
12 6
126
12 6
12 6
1260
1260
6300
65
5 6
6 0
76
57
70
65
63
62
63
73
67
60
60
56
73
114
143
77,47
76 87 80 76 76 85 68 79 83 84 76 87 78
√ √ √ √ √ √
4951
55
8
630
6300
63
63
89,7 3
78,59
87,3 0
12,70
7,6 8,7 8 7,6 7,6 8,5 6,8 7,9 8,3 8,4 7,6 8,7 7,8 565, 3
√ √ √ √ √ √ √
119
Keterangan: 1. Indikator keberhasilan Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mendapat nilai 75 (% ketuntasan belajar individu 75% dan 85% dari jumlah siswa kelas X mencapai ketuntasan belajar). Nilai rata-rata kelas adalah: = Jumlah seluruh nilai N
= Jumlah siswa
X
= = =89,73 %
Karena persentase (%) ketercapaian 89,73 % maka dinyatakan tuntas nilai rata-rata kelas. 2. Ketuntasan belajar a. Ketuntasan belajar individu % Ketuntasan belajar individu =
Contoh: Siswa Ahmad Wahyudi dengan nilai jumlah skor 80 Jumlah skor maksimal 100 % ketercapaian
= = 80 %
Karena persentase (%) ketercapaian 80 % maka Ahmad Wahyudi dinyatakan tuntas individu.
120
b. Ketuntasan belajar klasikal Jumlah siswa yang tuntas belajar individu 55. Jumlah seluruh siswa 63
% Ketercapaian =
% ketercapaian
= = 87,30 %
121
NO.
NIS
NAMA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
12.02.0089 12.02.0090 12.02.0091 12.02.0092 12.02.0093 12.02.0094 12.02.0095 12.02.0096 12.02.0097 12.02.0098 12.02.0099 12.02.0100 12.02.0101 12.02.0102 12.02.0103 12.02.0104 12.02.0105 12.02.0106 12.02.0107 12.02.0108 12.02.0109 12.02.0110 12.02.0111 12.02.0112 12.02.0113 12.02.0114 12.02.0115 12.02.0116 12.02.0117 12.02.0118 12.02.0119 12.02.0120 12.02.0121 12.02.0122 12.02.0123
Mohammad Shofiyullah Ahmad Najiyullah Tri Sumarlin Musyafak Eka Risaldi Muhammad Ravi Aldy Irwan Hadi Kusuma Faizal Khalid Juli Pangestu Luthfi Abdul Khakim Agus Prasetyo Rijal Alfiansyah Ahmad Wahyudi Fathur Rozak Muchammad Kumaeni Shochichul Anam Maftukh Ridlo Amru Dhakirin Kabul Ali Suhadak Ainul Yakhin Afriatul Kakim Muhammad Fakhrurozi Muhammad Khoironi Nur Fuad Mustain Syaifuddin Muhammad Majid Muhammad Zaenury Ahmad Aris Mahmud Joko Wardoyo Imam Syafi'i Abdul Gofur Ahmad Muntaha Alfin Maulana Ricky Adya Sukima
SIKLUS I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Diskusi 1 Latihan 1 75 78 80 90 75 76 85 65 85 65 80 51 80 72 85 74 80 71 85 74 85 71 85 69 85 76 80 88 80 78 75 74 75 70 80 76 85 69 85 71 75 66 80 65 75 82 80 70 80 78 85 74 85 78 85 71 80 68 85 76 85 65 75 64 80 75 75 80 80 74
Pertemuan 3 Diskusi 2 80 80 80 85 90 80 90 95 90 90 90 90 90 80 80 80 90 85 90 90 80 80 90 80 85 95 95 85 80 90 85 80 90 90 85
122
36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63.
12.02.0124 12.02.0125 12.02.0126 12.02.0127 12.02.0128 12.02.0129 12.02.0130 12.02.0131 12.02.0132 12.02.0133 12.02.0134 12.02.0135 12.02.0136 12.02.0137 12.02.0138 12.02.0139 12.02.0140 12.02.0141 12.02.0142 12.02.0143 12.02.0144 12.02.0145 12.02.0146 12.02.0147 12.02.0148 12.02.0149 12.02.0150 12.02.0151
Ahmad Sukron Khoerul Umam Khoirul Ilmi Ahmad Syafi'i Muhammad Zazuli Ahmad Nizaruddin Abdurrohman Misbachun Niam M. Nurul Kakim M. Fahrul Maulana Sunawar Ahmad Ribowo Nur Yasin Winarno Suyitno Eko Wahyu Budiyono Mustakim Riyan Efendy M. Nur Abidin Nurus Siyam M. Abdul Malik M. Saptono Adi Agus Setiawan Rahmad Ramadhan Muhammad Mujiono Abdul Mufid Alif Fuad Hakim Joko Prasetyo
85 85 80 80 80 80 85 80 75 80 90 90 80 80 90 75 80 80 90 75 80 80 80 90 90 80 75 75
73 75 76 70 67 68 80 80 70 76 73 78 82 76 62 76 86 90 72 76 65 64 72 76 80 68 84 74
85 90 90 80 85 90 95 95 85 80 90 95 95 95 90 90 95 95 95 85 80 80 95 90 90 80 85 85
123
124
YAYASAN MIFTAHUL ULUM DEMAK (YAMUD) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN “MIFTAHUL ULUM BOARDING SCHOOL” Alamat: Jl. P. Diponegoro No. 17 Jogoloyo Wonosalam Demak59571. Hp. 085.325.121.910, Email :
[email protected]
Nomor Lampiran Hal
: 016/SMK.MUBS/YAMUD/IX/2012 :: Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Kepada, Yth. Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang Di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan surat ijin penelitian dari kampus UNNES Gunungpati Semarang No: 2200/UN37.1.5/PP/2012, dengan ini kami menerangkan bahwa, mahasiswa yang tercantum dibawah ini : Nama
: Ahmad Saefudin
Nim
: 5201408097
Prodi
: Pend. Teknik Mesin
Benar-benar telah melakukan penelitian pada instansi yang kami pimpin: Hari/tanggal
: Senin s.d. Kamis/6 Agustus s.d. 6 September 2012
Tempat
: SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak
Demikian surat keterangan dari kami. Atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak kami sampaikan terima kasih.
Demak, 8September 2012 Kepala Sekolah SMK Miftahul Ulum Boarding School Demak
A. Uzair Masyhuri, S. Ag
125
FOTO PENELITIAN
126
FOTO PENELITIAN
127
FOTO PENELITIAN