SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP KELAS I PADA RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE
SHABRINA AMALIYAH
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP KELAS I PADA RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh SHABRINA AMALIYAH A31112309
kepada
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
ii
SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP KELAS I PADA RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE
disusun dan diajukan oleh
SHABRINA AMALIYAH A31112309
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Makassar, 27 September 2016
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Aini Indrijawati, S.E., Ak., M.Si., CA NIP 19681125 199412 2 002
Dr. Haliah, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650731 199103 2 002
Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001
iii
SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP KELAS I PADA RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE disusun dan diajukan oleh
SHABRINA AMALIYAH A31112309 telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 13 Oktober 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan
Menyetujui, Panitia Penguji Nama Penguji
Jabatan
Tanda Tangan
1.
Dr. Aini Indrijawati, S.E., Ak., M.Si., CA
Ketua
1……………….
2.
Dr. Haliah, S.E., M.Si., Ak., CA
Sekretaris
2……………….
3.
Dr. Grace T. Pontoh, S.E., Ak., M.Si., CA
Anggota
3…………….....
4.
Drs. Achmad Yamang Paddere, Ak., M.Soc, Sc.
Anggota
4…………….....
5.
Drs. Syahrir, Ak., M.Si., CA
Anggota
5……………….
No.
Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar
Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, nama
: Shabrina Amaliyah
NIM
: A31112309
departemen/program studi
: Akuntansi
dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP KELAS I PADA RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makassar, 12 Oktober 2016 Yang Membuat Pernyataan,
Shabrina Amaliyah
v
PRAKATA Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang menjadi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Pertama-tama, ucapan terima kasih peneliti berikan kepada Ibu Dr. Aini Indrijawati, S.E., Ak., M.Si., CA, dan Ibu Dr. Haliah, S.E., M.Si., Ak., CA, sebagai dosen pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi, dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan dengan peneliti. Kedua, ucapan terima kasih peneliti berikan kepada seluruh staf dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang telah memberi andil yang sangat besar dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga bantuan yang diberikan oleh semua pihak mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada ayah peneliti, Ngadiran Djoyosumarto dan Ibu peneliti, Nasriah Sirajuddin beserta keluarga peneliti atas bantuan, nasehat, dan motivasi yang diberikan selama penelitian skripsi ini. Terakhir, ucapan terima kasih kepada teman-teman peneliti yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu. Semoga semua pihak mendapat kebaikan dari-Nya atas bantuan yang diberikan hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan. Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.
Makassar, 12 Oktober 2016
Peneliti
vi
ABSTRAK Analisis Perhitungan Harga Pokok Jasa Rawat Inap Kelas I pada RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone The Analysis of Cost Calculation of Inpatient Care Service Class I at RSUD Tenriawaru in Bone Regency
Shabrina Amaliyah Aini Indrijawati Haliah
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung harga pokok jasa rawat inap berdasarkan teori dan mengevaluasi tarif yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru Kabupaten Bone. Objek penelitian ini adalah bagian perawatan umum yakni Kelas I. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis data dilakukan dengan mengolah data sekunder yakni data mengenai semua biaya-biaya operasional perusahaan yang terjadi pada periode sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok berdasarkan pendekatan teoretis menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan tarif yang ditetapkan rumah sakit sehingga tarif yang diberlakukan sudah sesuai. Kata kunci: analisis perhitungan harga pokok, rawat inap, rumah sakit.
This research aims to compare the cost calculation of service inpatient based on the theory and to evaluate tariff set by general regency hospital (RSUD) Tenriawaru in Bone regency. The object of this research is general care section which is class I. This research used qualitative approach. Data were analized by processing the secondary data which were the operational fees in the past period. Based on the data analysis, we can conclude that the cost calculation by theoretical approaching showed less value than the tariff set by hospital so the tariff is appropriate already. Keyword: analysis of cost calculation, inpatient care, hospital
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i i HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. v PRAKATA ............................................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 3 1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5 2.1 Pengertian Biaya ................................................................................. 5 2.2 Klasifikasi Biaya .................................................................................. 6 2.3 Perilaku Biaya ..................................................................................... 10 2.4 Memisahkan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel ............................... 11 2.5 Teori Kapasitas ................................................................................... 12 2.5.1 Kapasitas Teoretis……………………………………. 12 2.5.2 Kapasitas Praktis……………………………………… 13 2.5.3 Kapasitas Normal……………………………………... 13 2.5.4 Kapasitas yang Diharapkan…………………………. 13 13 2.6 Harga Pokok Produk Bersama…………………………….. 13 2.6.1 Pengertian Produk Bersama dan Biaya Bersama… 2.6.2 Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk 14 Bersama………………………………………………… 2.7 Harga Pokok Rumah Sakit................................................................... 16 17 2.8 Tinjauan Umum Rumah Sakit……………………………….. 19 2.9 Penelitian Terdahulu…………………………………………. BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 21 3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 21 3.2 Kehadiran Peneliti ............................................................................... 21 3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................. 22 3.4 Sumber Data ....................................................................................... 22 3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 23
viii
3.6 Analisis Data ....................................................................................... 24 3.7 Tahap-Tahap Penelitian ...................................................................... 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 27 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 27 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………………….. 27 4.1.2 Data Perhitungan Harga Pokok………………………. 27 4.2 Pembahasan ....................................................................................... 30 4.2.1 Analisis Biaya ............................................................................ 30 4.2.2 Perhitungan Biaya Bahan Baku ................................................. 32 4.2.3 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung .............................. 34 4.2.4 Perhitungan Biaya Overhead..................................................... 37 4.2.5 Perhitungan Harga Pokok Jasa Rawat Inap……….. 44 BAB V PENUTUP ................................................................................................... 46 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 46 5.2 Saran .................................................................................................. 46 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 47 LAMPIRAN.............................................................................................................. 49
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1 Biaya Rawat Inap ....................................................................................................... 28 4.2 Lama Hari Pasien Rawat Inap.................................................................................... 28 4.3 Jumlah Pasien Rawat Inap ........................................................................................ 29 4.4 Luas Ruangan Rawat Inap......................................................................................... 29 4.5 Jumlah Ruangan/Kamar Rawat Inap.......................................................................... 29 4.6 Kapasitas Ruangan.................................................................................................... 29 4.7 Jumlah Pasien, Jam Kerja dan Biaya Listrik dan Air Tiap Bulan................................. 30 4.8 Elemen Biaya Berdasarkan Perilakunya .................................................................... 32 4.9 Alokasi Biaya Bahan Makanan Per Kelas .................................................................. 32 4.10 Alokasi Biaya Alat dan Bahan Medis Habis Pakai Per Kelas ...................................... 33 4.11 Kapasitas Ruangan.................................................................................................... 34 4.12 Alokasi Biaya Gaji Dokter Per Kelas .......................................................................... 35 4.13 Kapasitas Ruangan.................................................................................................... 36 4.14 Alokasi Biaya Gaji Perawat Per Kelas ........................................................................ 36 4.15 Biaya Penyusutan Peralatan Non Medis Per Kelas .................................................... 39 4.16 Jumlah Pasien Rawat Inap ........................................................................................ 39 4.17 Alokasi Biaya Laundry Per Kelas ............................................................................... 40 4.18 Jumlah Pasien, Jam Kerja, Biaya Listrik dan Air Tiap Bulan………
41
4.19 Perhitungan Harga Pokok Jasa Rawat Inap Kelas I Setiap Pasien Per Hari…………………………………………………………
x
44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Halaman Biodata ................................................................................................................... 50
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini semakin ketat. Persaingan tersebut
tidak hanya terjadi pada sektor manufaktur dan industri, namun juga merambah ke sektor pelayanan jasa. Salah satu jenis pelayanan jasa adalah jasa kesehatan, yakni jasa rumah sakit. Hal ini dibuktikan oleh semakin banyaknya rumah sakit yang didirikan, baik itu rumah sakit milik pemerintah maupun milik swasta. Indonesia sebagai negara berkembang secara terus-menerus perlu memperbaiki pelayanan jasa khususnya jasa rumah sakit sebagai bentuk perwujudan good governance (pemerintahan yang baik). Rumah sakit merupakan suatu badan usaha yang memberikan jasa pelayanan kesehatan, jasa pengobatan, dan jasa perawatan. Rumah sakit dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi, informasi, dan bidang transportasi yang dapat mendukung
jasa
pelayanan
kesehatan
sehingga
rumah
sakit
mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Pemanfaatan berbagai teknologi dan tenaga-tenaga ahli membuat biaya operasional yang dikeluarkan rumah sakit menjadi besar. Rumah sakit memperoleh penghasilan dari pendapatan jasa dan fasilitas yang diberikan. Pendapatan terbesar rumah sakit diperoleh dari jasa rawat inap. Pendapatan jasa rawat inap diperoleh dari tarif yang harus dibayar oleh pemakai jasa rawat inap. Pihak rumah sakit perlu menghitung harga pokok jasa rawat inap secara tepat dalam rangka menentukan tarif rawat inap untuk menghasilkan informasi
1
2 biaya yang akurat yang berkaitan dengan biaya aktivitas pelayanannya. Penentuan harga pokok jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting karena dapat memengaruhi jumlah konsumen dan profitabilitas rumah sakit. Rumah sakit juga perlu menghitung harga pokok secara akurat sebagai dasar informasi dalam pengambilan keputusan, perencanaan laba, evaluasi kerja serta pengawasan efisiensi biaya terutama biaya pelayanan jasa kesehatan. Apabila pihak rumah sakit tidak menghitung harga pokok jasa rawat inap secara akurat, dikhawatirkan akan terjadi distorsi biaya, yakni overcosting atau undercosting terhadap harga produk. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone merupakan satu dari tiga rumah sakit yang ada di Kabupaten Bone. RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone belum pernah melakukan perhitungan harga pokok jasa rawat inap, sehingga pihak rumah sakit tidak bisa mengetahui pengeluaran biaya sesungguhnya pada berbagai biaya di unit rawat inap. Padahal, perhitungan harga pokok sangatlah penting dalam hal penetapan tarif dan sebagai informasi bagi manajer dalam mengambil suatu kebijakan dan keputusan. Fokus penelitian adalah pada bagian perawatan umum yakni Kelas I dalam menghitung harga pokok jasa rawat inap. Berdasarkan keterangan yang diberikan pihak rumah sakit, penentuan tarif pada pelayanan kesehatan untuk rawat inap dilakukan dengan mengacu pada peraturan daerah (Perda). Dengan demikian, pihak rumah sakit belum menggunakan perhitungan harga pokok jasa rawat inap dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tarif rawat inap. Maka dari itu, peneliti mengambil judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Jasa Rawat Inap Kelas I RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone”.
3 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana perhitungan harga pokok jasa rawat inap Kelas I pada RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone? 2. Apakah tarif yang ditetapkan pihak RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone sudah sesuai? 1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan pada uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui harga pokok jasa rawat inap Kelas I RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone. 2. Untuk mengetahui apakah tarif yang ditetapkan pihak RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone sudah sesuai. 1.4.
Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Kegunaan teoretis 1) Menambah wacana pengetahuan dan penelitian dalam menghitung harga pokok jasa rawat inap khususnya rumah sakit yang berorientasi sektor publik. 2) Bagi dunia pendidikan, penelitian ini memberikan gambaran untuk penelitian selanjutnya mengenai analisis perhitungan harga pokok jasa rawat inap rumah sakit.
4 2.
Kegunaan praktis Bagi pihak rumah sakit, penelitian ini mampu memberi gambaran tentang
perhitungan harga pokok jasa rawat inap sesuai pendekatan teoretis dan diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan yang berguna untuk menetapkan tarif rawat inap. 1.5.
Sistematika Penulisan Bersumber pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Hasanuddin, penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. BAB I
: merupakan Pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: merupakan Tinjauan Pustaka. Bab ini menguraikan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
BAB III : merupakan
Metode
Penelitian.
Metode
penelitian
terdiri
dari
rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis data, dan tahaptahap penelitian. BAB IV : merupakan Hasil dan Pembahasan. Bab ini terdiri dari gambaran umum objek penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti. BAB V : merupakan Penutup. Pada bab ini terdapat kesimpulan dari hasil dan analisis penelitian, dan saran dari hasil penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSAKA
2.1.
Pengertian Biaya Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi biaya, yang masing-
masing berbeda. Tidak jarang terjadi perbedaan definisi dan karena itu, perlu disadari sepenuhnya betapa penting arti biaya tersebut dalam menjalankan tujuan sehari-hari. Ketidaktepatan atau kesalahtafsiran biaya, dapat berakibat dibuatnya keputusan yang kurang tepat. Para akuntan, ekonom dan teknisi, masing-masing memiliki dan menggunakan konsep biaya yang meskipun tidak bertentangan satu dengan yang lainnya namun tetap tampak adanya perbedaan. Ikhsan dan Dharmanegara (2010:52) mendefinisikan biaya sebagai suatu arus keluar dari aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Widilestariningtyas et al. (2012:2) mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Hansen dan Mowen (2004: 40) mengemukakan bahwa “biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi”. Istilah biaya (cost) seringkali digunakan sebagai sinonim dari beban (expense). Namun, beban dapat didefinisikan sebagai arus keluar yang terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai: .... penurunan dalam aset bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomi dalam menciptakan pendapatan atau dari pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Beban diukur berdasarkan jumlah penurunan dalam aset atau jumlah peningkatan dalam utang yang berkaitan dengan produksi dan penyerahan barang atau jasa.... beban dalam arti paling luas mencakup semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan (Carter, 2009:30).
5
6 Biaya
(cost)
merupakan
pengorbanan
sumber
ekonomi
untuk
memperoleh aset, sedangkan beban (expense) merupakan sumber ekonomi yang ditujukan untuk memperoleh pendapatan pada periode beban itu terjadi. Jadi, beban merupakan bagian dari cost yang telah digunakan untuk memperoleh pendapatan. Pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan untuk memperoleh aset akan dicatat sebagai biaya aset (harga pokok aset), sedangkan pengorbanan sumber ekonomi yang termasuk beban akan ditandingkan (matched) dengan pendapatan (revenue) pada saat periode terjadinya biaya, untuk menentukan laba. Istilah biaya atau cost sering pula diganti dengan harga pokok atau harga perolehan dengan arti yang sama (Daljono, 2009:10). 2.2.
Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas
data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan menurut Carter (2009:40-47) didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini. 1.
Biaya dalam hubungannya dengan produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa) Proses
klasifikasi
biaya
dan
beban
dapat
dimulai
dengan
menghubungkan biaya ke tahapan yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Pada lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen yaitu biaya manufaktur dan beban komersial. a. Biaya manufaktur juga disebut sebagai biaya produksi atau biaya pabrik dan didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya Overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut sebagai
7 biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung dan Overhead pabrik, keduanya disebut sebagai biaya konversi. 1) Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contohnya: kayu yang digunakan untuk membuat furnitur. 2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. 3) Overhead pabrik disebut juga sebagai Overhead manufaktur yang terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. b. Beban komersial terdiri atas dua klasifikasi umum yaitu beban pemasaran dan beban administratif (juga disebut sebagai beban umum dan administratif). Beban pemasaran dimulai dari titik di mana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual. Beban pemasaran mencakup beban promosi, penjualan, dan pengiriman. Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Tidak semua beban semacam itu dialokasikan sebagai beban administratif. Gaji dari wakil presiden direktur yang bertanggungjawab atas proses manufaktur dapat dianggap sebagai biaya manufaktur, dan gaji wakil presiden direktur yang bertanggungjawab atas pemasaran dapat dianggap sebagai beban pemasaran.
8 2.
Biaya dalam hubungannya dengan output Beberapa jenis biaya bervariasi secara proporsional terhadap perubahan
dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk bervariasi terhadap output harus dipertimbangkan oleh manajemen jika manajemen ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya. a. Biaya Variabel Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke departemen operasi dengan cukup mudah dan akurat, dan dapat dikendalikan oleh penyelia pada tingkat operasi tertentu. Biaya variabel biasanya mencakup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Contohnya, biaya bahan bakar, biaya perlengkapan, biaya komunikasi, dan lain-lain. b. Biaya Tetap Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. c. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel. Misalnya, biaya listrik. Listrik digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena cahaya tetap diperlukan tanpa memedulikan tingkat aktivitas, sementara listrik yang digunakan sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi tergantung pada penggunaan peralatan.
9 3.
Biaya dalam hubungannya dengan departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari manufaktur Saat produk melalui suatu departemen atau pusat biaya, unit tersebut
dibebankan dengan biaya yang dapat ditelusuri langsung (biasanya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung) dan sebagian dari biaya tidak langsung (biaya Overhead pabrik). a. Biaya Langsung Departemen Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri ke suatu departemen dari mana biaya tersebut berasal. Contohnya: gaji dari penyelia departemen. b. Biaya Tidak Langsung Departemen Jika suatu biaya ditanggung bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut, maka biaya itu disebut biaya tidak langsung departemen. Contohnya yakni sewa gedung dan penyusutan gedung. c. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi Biaya dapat diklasifikasikan sebagai belanja modal (capital expenditure) atau sebagai belanja pendapatan (revenue expenditure). 1) Belanja Modal Biaya ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat pada periodeperiode mendatang dan dilaporkan sebagai aset. 2) Belanja Pendapatan Biaya ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aset akhirnya akan menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya. 4.
Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan atau evaluasi
10 Ketika harus memilih di antara tindakan-tindakan atau alternatif yang mungkin dilakukan, penting untuk mengidentifikasikan biaya yaitu. a. Biaya relevan, yaitu biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda. Biaya relevan terdiri atas biaya diferensial, biaya kesempatan, biaya tersamar, biaya nyata, dan biaya yang dapat dilacak. b. Biaya
tidak
memengaruhi
relevan,
yaitu
keputusan
biaya
apa
pun.
yang
dikeluarkan
Biaya
tidak
tetapi
relevan
tidak dapat
dikelompokkan menjadi biaya masa lalu dan biaya terbenam. 2.3.
Perilaku Biaya (Cost Behaviour) Perilaku biaya menurut Halim et al. (2012:21) adalah pola perubahan
biaya dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan (misalnya volume produksi atau volume penjualan). Menurut Garrison et al. (2013:30), perilaku biaya mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Jika aktivitas naik atau turun, maka biaya tertentu akan naik atau turun juga atau mungkin juga tetap. Carter (2009:68-70) mengklasifikasikan biaya berdasarkan pola perilaku biaya dapat digolongkan sebagai berikut. a. Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. Contohnya yakni biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, alatalat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak. b. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas meningkat atau menurun. Contohnya biaya sewa, penyusutan, asuransi properti, dan pajak properti. c. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Contohnya biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, beberapa perlengkapan, pemeliharaan, biaya pensiun, biaya perjalanan dinas, dan biaya representasi.
11 2.4.
Memisahkan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel Biaya tetap dan biaya variabel harus dipisahkan untuk merencanakan,
menganalisis, mengendalikan, mengukur, atau mengevaluasi biaya pada tingkatan aktivitas yang berbeda. Salah satu cara yang digunakan untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel pada biaya semivariabel adalah menggunakan metode tinggi-rendah. Metode Tinggi-Rendah Untuk menganalisis biaya semivariabel dengan metode ini, mulailah dengan mengidentifikasi periode tingkat aktivitas terendah dan periode tingkat aktivitas tertinggi. Periode aktivitas terendah dipilih sebagai titik pertama dalam rumus di atas dan periode aktivitas tertinggi dipilih sebagai titik kedua. Rumusnya yaitu. Biaya variabel =
=
Y2 - Y1 X2-X1
biaya saat tingkat aktivitas tinggi-biaya saat tingkat aktivitas rendah tingkat aktivitas tinggi-tingkat aktivitas rendah
Atau biaya variabel=
perubahan biaya perubahan aktivitas
Jika titik dengan tingkat aktivitas tertinggi atau terendah tidak berada pada periode yang sama dengan titik yang memiliki jumlah biaya tertinggi atau terendah, maka tingkat aktivitas yang seharusnya dipilih karena aktivitas dianggap sebagai pemicu biaya. Periode tinggi dan periode rendah dipilih karena keduanya mewakili kondisi dari dua tingkat aktivitas yang paling berjauhan. Metode tinggi-rendah bersifat sederhana, tetapi memiliki kelemahan karena hanya menggunakan dua titik data untuk menentukan perilaku biaya, dan metode ini didasarkan pada asumsi bahwa titik-titik data yang lain berada pada
12 garis luris di antara titik tinggi dan titik rendah. Oleh karena hanya menggunakan dua titik data, maka metode ini dapat menghasilkan estimasi biaya tetap dan biaya variabel yang bias (Carter, 2009:74-75).
2.5.
Teori Kapasitas Kalkulasi biaya produk tradisional ialah penjumlahan dari biaya bahan
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan alokasi biaya Overhead. Biaya bahan langsung dan biaya upah langsung mudah ditelusuri ke produk, kedua biaya itu disebut biaya utama (prime cost), seluruhnya adalah biaya variabel. Biaya variabel sulit ditelusuri ke produk, oleh sebab itu biaya tersebut harus dibuat anggarannya terlebih dahulu, ditentukan tarifnya berdasar jenis kapasitas pabrik tertentu, kemudian dibebankan ke produk (Prawironegoro dan Purwanti, 2008:70). Usry (1989:433) menyatakan bahwa, “capacity is that fixed amount of plant and machinery and number of personnel for which management has committed itself and with which it expects to conduct the business”. Sedangkan kapasitas menurut Saputra (2011: 7) yaitu, “kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu”. 2.5.1 Kapasitas Teoretis Kapasitas teoretis adalah ouput aktivitas maksimum secara absolut yang dapat direalisasikan dengan berasumsi bahwa semua beroperasi secara sempurna
(Hansen
dan
Mowen,
2004:142).
Kapasitas
teoretis
tidak
memedulikan kenyataan seperti kerusakan mesin dan operasi pabrik yang berhenti atau menurun di hari-hari libur. Memilih tingkat aktivitas ini untuk menyesuaikan tarif awal biaya Overhead hampir menjamin jumlah yang
13 signifikan dari biaya Overhead yang kurang dibebankan (Raiborn dan Kinney, 2011:97). 2.5.2 Kapasitas Praktis Kapasitas praktis adalah output maksimum yang dapat diwujudkan jika semuanya berjalan secara efisien (Hansen dan Mowen, 2004:142). Mengurangi kapasitas teoretis tanpa henti, gangguan penghentian operasi reguler (seperti hari libur, penghentian, dan waktu memulai) memberikan kapasitas praktis yang dapat diterima selama jam kerja reguler (Raiborn dan Kinney, 2011:97). 2.5.3 Kapasitas Normal Hansen dan Mowen (2004:142) menyatakan bahwa kapasitas normal adalah output aktivitas rata-rata yang perusahaan alami dalam jangka panjang (volume normal dihitung lebih dari satu periode). Pertimbangan perkiraan tingkat produksi di masa dan di masa lampau serta fluktuasi yang secara siklus memberikan ukuran kapasitas normal yang meliputi rata-rata aktivitas jangka panjang perusahaan dan menggambarkan tingkat aktivitas yang dapat dicapai (Raiborn dan Kinney, 2011:97). 2.5.4 Kapasitas yang Diharapkan Kapasitas yang diharapkan adalah sebuah konsep jangka pendek yang menggambarkan tingkat aktivitas perusahaan yang diantisipasi untuk periode yang
akan
datang
berdasarkan
pada
permintaan
produk
yang
telah
diproyeksikan (Raiborn dan Kinney, 2011:97). 2.6.
Harga Pokok Produk Bersama (Joint Product)
2.6.1 Pengertian Produk Bersama dan Biaya Bersama Hansen dan Mowen (2004:564) mendefinisikan produk bersama (joint product) sebagai produk-produk yang tidak dapat dipisahkan sebelum sampai
14 pada titik pisah. Seluruh harga pokok produksi hingga pada titik pisah adalah biaya bersama (joint cost).
Produk
bersama
menurut
Carter
(2009:268)
dihasilkan secara simultan melalui suatu proses atau serentetan proses umum, di mana setiap produk yang dihasilkan dari proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai nominal. Proses produksi tersebut bersifat simultan karena proses itu menghasilkan seluruh produk tersebut tanpa kecuali. Raiborn dan Kinney (2011:G-4) menyatakan biaya bersama adalah total seluruh biaya (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan Overhead) yang terjadi
dalam proses bersama sampai titik pemisah. Biaya bersama
didefinisikan sebagai biaya yang muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama. Setiap kali dua atau lebih produk bersama dihasilkan dari satu sumber daya, maka biaya bersama terjadi. 2.6.2 Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Bersama Carter (2009:275-281) mengalokasikan biaya bersama ke produk bersama dengan menggunakan salah satu dari metode berikut. 1.
Metode Harga Pasar Pendukung metode harga pasar sering kali berpendapat bahwa harga
pasar dari produk apa pun sampai batas tertentu merupakan manifestasi dari biaya yang dikeluarkan untuk memroduksinya. Anggapannya adalah bahwa jika suatu produk harganya lebih mahal daripada produk lain, hal tersebut disebabkan karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya lebih besar. Dengan kata lain, jika bukan karena biaya, maka harga jual tidak akan ada. a. Pembagian biaya bersama produk yang dijual pada titik pisah-batas produk. Metode harga pasar mengalokasikan biaya bersama berdasarkan harga pasar relatif dari produk bersama. Metode ini menggunakan total harga pasar
15 dari setiap produk, yaitu jumlah unit yang diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 1
Pembagian biaya produksi bersama = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 1
Total harga pasar tiap produk = unit produksi x harga pasar per unit
b. Pembagian biaya bersama produk yang tidak dapat dijual pada titik pisahbatas produk Produk yang tidak dapat dijual dititik pisah batas, dan oleh karena itu tidak memiliki harga pasar, memerlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual. Pembagian biaya produksi bersama total harga pasar hipotesis tiap produk1
= (total harga pasar hipotesis semua produk x biaya bersama ) + biaya pemrosesan setelah titik pisah untuk tiap produk 1
Total harga pasar hipotesis tiap produk = (unit yang diproduksi untuk tiap produk x nilai pasar per unit untuk tiap produk) – biaya pemrosesan setelah titik pisah untuk tiap produk 2.
Metode Biaya Rata-Rata Per Unit Metode biaya rata-rata per unit (average unit cost method) berusaha
untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk bersama sedemikian rupa sehingga setiap produk menerima alokasi biaya bersama per unit dalam jumlah yang sama, yang disebut sebagai biaya rata-rata per unit. Biaya rata-rata per unit diperoleh dengan cara membagi total biaya bersama dengan total jumlah unit yang diproduksi. 3.
Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang Metode biaya rata-rata tertimbang dalam beberapa kasus, tidak
memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah alokasi biaya gabungan, karena unit-unit individual dari berbagai produk gabungan berbeda secara signifikan. Dalam kasus semacam ini, faktor pembobotan yang telah ditentukan
16 sebelumnya dapat diberikan ke setiap unit. Faktor pembobotan didasarkan pada atribut-atribut seperti ukuran unit, tingkat kesulitannya, waktu yang diperlukan untuk memproduksi unit tersebut, perbedaan dalam jenis tenaga kerja yang digunakan, dan perbedaan dalam jumlah bahan baku yang digunakan. Barang jadi dari semua jenis dikalikan dengan faktor pembobotan guna menghitung dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan. 4.
Metode Unit Kuantitatif Metode unit kuantitatif (quantitative unit method) mengalokasikan biaya
gabungan berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya pon,galon, ton, atau meter persegi. Jika produk gabungan tidak biasanya diukur dalam satuan ukuran yang sama, maka ukuran tersebut harus dikonversikan kesatuan yang sama. Misalnya, ketika arang diproduksi, batu bara, benzol, amonia sulfat, dan gas juga ikut diproduksi dan masing-masing diukur dalam satuan yang berbeda. 2.7.
Harga Pokok Rumah Sakit Widianingsih (2009) menemukan bahwa rumah sakit menggunakan biaya
produksi yang meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan semua biaya Overhead dan juga mark up untuk menetukan penetapan harga pokok jasa rawat inap. Metode yang digunakan adalah metode Time and Material Pricing berdasarkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku langsung. Selain menggunakan metode Time and Material Pricing, faktor yang memengaruhi harga pokok jasa rawat inap adalah kebijakan rumah sakit pada subsidi silang bagi masyarakat kurang mampu atau berdasarkan tarif persaingan. Penelitian mengenai penggunaan harga pokok untuk menetapkan tarif juga dilakukan oleh Martı´nez (2006). Martı´nez meneliti dan menganalisis bagaimana harga pokok rumah sakit berperan terhadap penentuan tarif rumah
17 sakit di Spanyol. Kebanyakan rumah sakit menggunakan full costing. Martı´nez juga menemukan rumah sakit memilliki metode yang berbeda dalam menghitung harga pokok terutama dalam melakukan alokasi biaya tidak langsung yaitu berdasarkan bangunan, personel, dan perlengkapan. 2.8.
Tinjauan Umum Rumah Sakit Rumah
sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 pasal 1). Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
560/MENKES/SK/IV/2003 tentang Pola Tarif Perjan Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan sebagai berikut. Perusahaan Jawatan Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik dalam bentuk promotif, kuratif maupun rehabilitatif secara paripurna yang mempunyai status sebagai Perusahaan Jawatan. Untuk selanjutnya disebut Rumah Sakit.
Secara umum, jenis-jenis rumah sakit terbagi sebagai berikut. a. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang melayani hampir seluruh penyakit umum dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat siaga 24 jam untuk memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang paling banyak dijumpai dengan kapasitas rawat inap yang besar dan juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti ruang bedah, laboratorium, ruang bersalin, dan lain-lain. b. Rumah sakit terspesialisasi merupakan rumah sakit yang memiliki spesialisasi terhadap suatu penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Rumah sakit yang dapat di kategorikan sebagai rumah sakit
18 terspesialisasi antara lain trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit gigi dan mulut, rumah sakit manula, psychiatric hospital, dan lain-lain. c. Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran suatu universitas/lembaga
pendidikan
tinggi.
Rumah
sakit
ini
biasanya
digunakan sebagai tempat pelatihan dokter-dokter muda, uji coba obat baru, atau teknik pengobatan baru. d. Rumah sakit lembaga/perusahaan merupakan rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada anggota lembaga/perusahaan tersebut. e. Klinik merupakan fasilitas medis yang lebih kecil dari rumah sakit dan hanya melayani keluhan tertentu. Klinik biasanya hanya menerima pasien rawat jalan dan dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat atau dokter-dokter yang ingin membuka praktik pribadi. Kumpulan klinik disebut poliklinik. Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit di Indonesia dibedakan menjadi berikut ini. 1.
Rumah Sakit Milik Pemerintah Rumah sakit ini dimiliki oleh pemerintah di mana rumah sakit milik
pemerintah ini dapat dibedakan menjadi rumah sakit milik pemerintah pusat yang dikenal sebagai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) yang mengacu pada departemen kesehatan dan rumah sakit milik pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota yang disebut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan pembinaan urusan kerumahtanggaan dari departemen dalam negeri. Namun, RSUD tetap berada dibawah koordinasi departemen kesehatan. Rumah sakit milik pemerintah terdiri dari dua jenis yaitu rumah sakit milik pemerintah yang tidak dapat dipisahkan karena dimiliki kekayaan oleh
19 pemerintah dan rumah sakit yang dipisahkan, misalnya BUMN yang memiliki rumah sakit yaitu RS Pertamina, PT. Aneka Tambang, dan PT. Pelni. 2.
Rumah Sakit Berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) Rumah sakit ini merupakan instansi di lingkungan pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan
kegiatannya
didasarkan
pada
prinsip
efisiensi
dan
produktivitas. Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan
memberikan
fleksibilitas
dalam
pengelolaan
keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat (PP No. 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan BLU). 3.
Rumah Sakit Swasta Merupakan rumah sakit yang dimiliki oleh perorangan atau badan hukum.
Rumah sakit swasta ada yang dimiliki oleh yayasan keagamaan dan kemanusiaan ataupun dimiliki oleh perusahaan. 2.9.
Penelitian Terdahulu Penelitian tentang harga pokok telah banyak dilakukan sebelumnya,
namun untuk harga pokok jasa rawat inap masih sedikit jumlahnya. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, terdapat tiga penelitian yang membahas hal tersebut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Maryam (2015). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui analisis perhitungan harga pokok jasa rawat inap Rumah Sakit Umum Arifin Nu’mang Kabupaten Sidrap. Adapun hasil penelitiannya yakni perhitungan harga pokok jasa rawat inap Kelas I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Nu’mang sebesar Rp 133.247, sementara tarif yang
20 diberlakukan oleh pihak rumah sakit yaitu sebesar Rp 154.700, sehingga selisihnya sebesar Rp 21.453. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ameilia (2013). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui analisis perhitungan harga pokok pelayanan pasien rawat inap pada Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Hasilnya yakni harga pokok rawat inap untuk kelas Ia yaitu sebesar Rp 104.585, kelas Ib sebesar Rp 96.935, kelas II sebesar Rp 94.312, dan kelas III sebesar Rp 94.489. Sementara tarif rawat inap per hari yang diberlakukan oleh pihak rumah sakit untuk kelas Ia sebesar Rp 400.000, kelas Ib sebesar Rp 325.000, kelas II yaitu Rp 270.000 dan kelas III sebesar Rp 125.000. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Syamsul (2012). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengevaluasi perhitungan harga pokok pelayanan rawat inap bagian perawatan anak RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Hasil dari perhitungan harga pokok rawat inap bagian perawatan anak Kelas II berdasarkan pendekatan teoritis yang dilakukan oleh peneliti diperoleh nilai sebesar Rp 58.721, sementara tarif yang diberlakukan rumah sakit yakni sebesar Rp 88.000, sehingga terdapat selisih Rp 29.279.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Rancangan Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rumah sakit di Kabupaten Bone, yaitu RSUD Tenriawaru. Yin (2014:1) menjelaskan penelitian studi kasus merupakan strategi yang cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa yang akan diselidiki, dan bila fokus penelitiannya terletak pada penyelidikan empiris yang menyelidiki fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Studi kasus ini dilakukan dengan harapan dapat mengetahui harga pokok jasa rawat inap RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone.
3.2.
Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen
penelitian sekaligus pengumpul data yang selanjutnya data tersebut dianalisis. Menurut Sugiyono (2011:306), peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Keuntungan yang diperoleh dari kehadiran
peneliti
sebagai
human
instrument
adalah
subjek
penelitian
diharapkan lebih tanggap akan kehadiran peneliti, peneliti lebih adaptif dengan setting penelitian, keputusan yang berhubungan dengan penelitian dapat diambil dengan cepat dan terstruktur, serta informasi dapat diperoleh melalui sikap dan cara informan dalam memberikan informasi.
21
22 Partisipasi peneliti dalam penelitian ini adalah pengamat sebagai partisipan. Pengamat sebagai partisipan berarti peneliti masuk ke dalam kelompok dan secara terbuka menyatakan diri sebagai peneliti. Kehadiran peneliti dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut. a. Survei awal, untuk mengenal kondisi umum di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone dan segala informasi yang mendukung. b. Pengumpulan data, yang didukung oleh berbagai instrumen pendukung dan peneliti itu sendiri. c. Pendokumentasian data, untuk mencegah tindakan yang tidak diinginkan selama penelitian berlangsung. d. Pengolahan data, untuk menilai data yang diperoleh. e. Pemberian
kesimpulan,
diharapkan
peneliti
dapat
memberikan
kesimpulan terhadap tarif yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit setelah melakukan perhitungan harga pokok berdasarkan pendekatan teoretis.
3.3.
Lokasi Penelitian Objek penelitian ini yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru
Kabupaten Bone yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Kabupaten Bone.
3.4.
Sumber Data Sumber data merupakan subjek asal data dapat diperoleh. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh dari penelitian secara tidak langsung melalui media perantara. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari literatur-literatur seperti buku-buku, artikel, arsip dan dokumendokumen RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone yang berkaitan dengan penelitian.
23 Data-data yang digunakan adalah data perincian biaya total selama Tahun 2015, data aktivitas kegiatan operasional terutama rawat inap, serta laporan biaya selama Tahun 2015.
3.5.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan studi pustaka. 1.
Dokumentasi Dokumentasi
dokumenter.
adalah
jenis
penelitian
yang
menghasilkan
data
Data dokumenter antara lain berupa: faktur, jurnal, surat-surat,
notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program. Data hasil dokumentasi memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian (Indriantoro dan Supomo, 2011:146). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan membantu peneliti memperoleh gambaran perusahaan seperti profil umum RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone dan membantu perhitungan harga pokok jasa rawat inap seperti data perincian biaya total selama tahun berjalan, laporan biaya, serta data aktivitas kegiatan operasional terutama bagian rawat inap. 2.
Studi Pustaka Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 2005:93). Studi pustaka yaitu mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Data yang dikumpulkan peneliti melalui studi pustaka adalah mengenai perhitungan harga pokok jasa rawat inap.
24 3.6.
Analisis Data Menurut Sugiyono (2011:244), analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif atau non statistic yang menunjukkan perhitungan harga pokok jasa rawat inap melalui data-data keuangan dan informasi yang dikumpulkan dari hasil dokumentasi, yang selanjutnya dilakukan pengolahan data berdasarkan metode dalam tinjauan pustaka. Biaya yang diidentifikasi dalam menghitung harga pokok jasa rawat inap yaitu. a. Biaya bahan baku yaitu semua biaya bahan dan alat yang dapat ditelusuri secara langsung ke jenis kegiatannya dan memiliki nilai yang signifikan, seperti biaya bahan makanan dan biaya alat dan bahan medis habis pakai. b. Biaya tenaga kerja langsung yang merupakan upah dan gaji tenaga medis yang melayani pasien di rumah sakit yaitu biaya gaji dokter dan perawat. c. Biaya
Overhead
yang
merupakan
biaya-biaya
lain
yang
dapat
diidentifikasikan manfaatnya secara wajar yang tidak termasuk dalam biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yaitu biaya listrik dan air, biaya depresiasi gedung, biaya kontrak cleaning service, biaya laundry, biaya penyusutan peralatan non medis.
25 Perhitungan harga pokok jasa rawat inap khususnya kelas I yaitu dengan mengalokasikan biaya bahan baku ke masing-masing kelas berdasarkan metode rata-rata biaya per unit, sementara biaya tenaga kerja langsung dialokasikan ke masing-masing kelas setelah menentukan kapasitas yang digunakan dan memilih dasar pembebanannya, dan biaya Overhead dialokasikan berdasarkan metode alokasi joint cost (biaya bersama).
3.7.
Tahap-Tahap Penelitian Tahap yang ditempuh untuk menghasilkan penelitian yang sesuai dengan
harapan peneliti, maka peneliti menetapkan tahap yang ditempuh sebagai berikut. 1.
Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan
data-data sekunder, berupa literatur-literatur yang berkaitan dengan topik penelitian dan referensi terkait yang kemudian ditelaah. Tahap ini akan menghasilkan pengantar untuk memahami gambaran umum atas kondisi objek dan berbagai fenomena yang berkaitan dengan apa yang menjadi perhatian (pendukung) penelitian. 2.
Tahap Pra Lapangan Pada tahap ini, peneliti menentukan lokasi penelitian yang sesuai dengan
kriteria yang dibutuhkan. Selanjutnya peneliti mengurus perizinan pada objek penelitian. 3.
Tahap Persiapan Pada tahap ini, peneliti menyiapkan komponen-komponen pendukung
penelitian yang dapat membantu memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian.
26 4.
Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data Pada tahap ini, peneliti kemudian melakukan pengumpulan data yang terkait dengan perhitungan harga pokok jasa rawat inap rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, dan studi pustaka atau literatur. b. Identifikasi Data Pada tahap ini, peneliti kemudian memilah data yang diperoleh untuk menilai data-data yang diperlukan dan keabsahan data yang diperoleh. 5.
Tahap Analisis Data Pada tahap ini, peneliti melakukan penyusunan secara sistematis data
yang telah diperoleh. Serta menganalisis data yang diperoleh dikaitkan dengan aspek permasalahan dalam penelitian ini. 6.
Tahap Penarikan Kesimpulan Tahap ini dilakukan setelah peneliti melakukan analisis data. Kesimpulan
diharapkan sebagai solusi atas jawaban permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan di
RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1.
Harga pokok jasa rawat inap Kelas I RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone yang dihitung berdasarkan pendekatan teoretis yakni sebesar Rp 120.710, sedangkan tarif rawat inap Kelas I yang diberlakukan oleh pihak rumah sakit yaitu sebesar Rp 153.000.
2.
Terdapat selisih antara harga pokok dan tarif rawat inap yang diberlakukan RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone yaitu sebesar Rp 32.290.
3.
Tarif yang diberlakukan RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone sudah sesuai dikarenakan tarif tersebut tidak ditetapkan terlalu rendah (understated).
5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti
mengajukan saran agar pihak RSUD Tenriawaru untuk mulai mempertimbangkan perhitungan harga pokok jasa rawat inap dengan menggunakan pendekatan teoretis. Pendekatan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menetapkan tarif rawat inap.
46
DAFTAR PUSTAKA Ameilia, Leny. 2013. Analisis Perhitungan Harga Pokok Pelayanan Pasien Rawat Inap pada Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Daljono. 2009. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gayatri, Gadis Ayu P. 2014. Perhitungan Harga Pokok Tiket Bus Fa Litha & Co. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Halim, Abdul., Supomo, Bambang., dan Kusufi, Muhammad Syam. 2012. Akuntansi Manajemen (Akuntansi Manajerial). Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Hansen, Don R., dan Mowen, Maryanne M. 2004. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. Indriantoro, Nur., dan Supomo, Bambang. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Ikhsan, Arfan., Dharmanegara, dan Agung, Ida Bagus. 2010. Akuntansi dan Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 560/MENKES/SK/IV/2003 Tentang Pola Tarif Perjan Rumah Sakit
Martı´nez,
Fernando Sa´nchez. 2006. Cost Accounting and Public Reimbursement Schemes in Spanish Hospitals. Health Care Management Science 9:225–232.
Maryam. 2015. Analisis Perhitungan Harga Pokok Jasa Rawat Inap Rumah Sakit Umum Arifin Nu’mang Kabupaten Sidrap. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bone. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum Rumah Sakit di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Prawironegoro, Darsono., dan Purwanti, Ari. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.
47
48 Raiborn, Cecily A., dan Kinney, Michael R. 2011. Akuntansi Biaya: Dasar dan Perkembangan. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. Silaen, Sofar, dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: In Media. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta. Syamsul, Rahmayanti. 2012. Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Pelayanan Rawat Inap Bagian Perawatan Anak RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Usry, F. Milton., dan Adolph Matz. 1989. Cost Accounting: Planning and Control. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Widianingsih, Sari. 2009. Peranan Biaya untuk Menetapkan Tarif Sewa Kamar Rawat Inap pada Rumah Sakit Persahabatan. Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Widilestariningtyas, Ony., Anggadini, Sri Dewi., dan Firdaus, Dony Waluya. 2012. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Yin, Robert K. 2014. Studi Kasus, Desain dan Metode. Depok: Raja Grafindo Persada.
LAMPIRAN
49
50 Lampiran 1 BIODATA Identitas Diri Nama
: Shabrina Amaliyah
Tempat, Tanggal Lahir
: Watampone, 28 Desember 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: BTN Hamzy P/13 Makassar
No. Telepon
: 085242321708
Alamat Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. SDN 10 MANURUNGNGE (Tahun 2000-2006) b. MTsN 400 WATAMPONE (Tahun 2006-2009) c. SMAN 2 WATAMPONE (Tahun 2009-2012) d. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Tahun 2012-2016) Riwayat Organisasi dan Kerja 1. Pengalaman Organisasi (tidak ada) 2. Pengalaman Kerja (tidak ada) Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.
Makassar, 25 Juli 2016
Shabrina Amaliyah