SISTEM TILANG OTOMATIS PADA SIMULASI TRAFFIC LIGHT BERBASIS MIKROKONTROLER Evan Kusuma Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Pelanggaran lalu lintas sering sekali terjadi seiring meningkatnya mobilitas pengguna jalan, penyimpangan penindakan pelanggaran lalu lintas berupa suap yang dilakukan pelanggar terhadap petugas Polantas. Suap dilakukan dengan membujuk petugas supaya berdamai walaupun terkadang petugas yang menawarkan terlebih dahulu untuk berdamai, suap bertujuan supaya perkara pelanggaran dapat diselesaikan ditempat dan cepat tanpa mengikuti prosedur sebagaimana mestinya sesuai peraturan perundang-undangan. Tujuan pembuatan alat sistem tilang otomatis ini menggunakan RFID (Radio Frequency Identification) 13,56 MHz berbasis mikrokontroler ATmega 16 adalah bertujuan untuk membuat suatu alat yang dapat meminimalkan tindak pelanggaran di jalan raya khususnya dalam menerobos lampu lalulintas dan dapat member sanksi tegas pada pengemudi yang kurang disiplin dalam berkendara. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem tilang otomatis menggunakan sensor RFID (Radio Frequency Identification) 13,56 MHz berbasis mikrokontroler ATmega 16 ini adalah eksperimental. Metode ini terdiri dari beberapa tahap yaitu(1) Perencanaan, (2) Pembuatan Mekanik, (3) Pembuatan Rangkaian Elektronika, (4) Pembuatan Program, (5) Uji Coba. Perangkat keras terdiri dari (1) Atmega16 sebagai pengendali lampu lalulintas, (2) tag RFID sebagai chip identitas pengendara, (3) RFID reader sebagai pembaca tag. Kata kunci : Mikrokontroler ATmega16, RFID
PENDAHULUAN Tingginya angka pelanggaran dalam berkendara di jalan raya saat ini membuat tingkat kecelakaan semakin meningkat tiap tahunnya ini disebabkan pengendara yang kurang disiplin dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada dan salah satunya pelanggaran menerobos Traffic light, ini dapat membahayakan dan merugikan bagi pengendara itu sendiri maupun pengendara lain sekaligus para pejalan kaki yang sedang melintas. Dalam hal ini pemerintah telah tegas dalam membuat peraturan barang siapa yang melakukan pelanggaran di jalan raya akan mendapat sanksi hukum sesuai UU lalu lintas seperti menerobos lampu merah Pasal 287 (2) didenda sebesar Rp 500.000, akan tetapi kenyataan dilapangan tidak berjalan sebagai mana mestinya seperti yang kita ketahui dan bukan rahasia umum, banyak kecurangan yang terjadi dari pengendara maupun oknum yang sedang bertugas yang dengan sengaja memanfaatkan situasi tersebut guna mencari keuntungan pribadi, sehingga jika situasi ini dibiarkan secara terus menerus maka peraturan hukum yang telah ditetapkan seperti tidak ada artinya bagi pengendara yang melanggar khususnya menerobos traffic light sehingga pelanggaran-pelanggaran tersebut akan selalu terus terjadi selain itu pula secara tidak langsung menyebabkan negara mengalami kerugian. Oleh karena itu perlu adanya suatu alat yang dapat membantu dan mengawasi pengendara kendaraan baik itu roda dua ataupun roda empat dijalan raya sehingga jika terjadi suatu pelanggaran khususnya menerobos traffic light dapat dikenakan sanksi dengan tepat dan tegas sesuai UU lalu lintas yang berlaku.
1
LANDASAN TEORI Mikrokontroler Menurut Andrianto ( 2013: 1 ), Mikrokontoler adalah sebuah komputer kecil ( “special purpose computer” ) di dalam satu IC yang berisi CPU, memory, timer, saluran komunikasi serial dan paralel, Port I/O, ADC. Menurut Iswanto ( 2011 : 2 ), Microcontroller adalah suatu rangkaian terintegrasi (IC) yang bekerja untuk aplikasi pengendalian. Untuk mendukung fungsi pengendaliannya suatu microcontroller memiliki bagian-bagian seperti Central processing unit (CPU), Read only memory (ROM), Random access memory (RAM), pewaktu/pencacah dan Unit I/O . Menurut Budiharto ( 2012 : 19 ), Microcontroller adalah pengontrol utama perangkat elektronika saat ini, termasuk robot dan mesin lainya. Pemrograman microcontroller merupakan dasar dari prinsip pengontrolan suatu alat, dimana diorientasikan RFID (Radio Frequency Identification) Menurut Mushin (2008 : 158), RFID (radio frequency identification) adalah teknologi identifikasi berbasis gelombang radio. Teknologi ini mampu mengindentifikasi berbagai objek secara simultan tanpa diperlukan kontak langsung ( atau dalam jarak pendek). Capasitor Menurut Kadir Abdul (2012:3), Capasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan listrik. Ukuran muatan listrik yang biasa ditampung biasa dinamakan kapasitansi da satuan yang digunakan adalah farad. Power Supply Power supply menurut Hakim S. (2006:7), Power supply merupakan komponen pengolah lsitrik. Power supply mengubah arus listrik bolak-balik (AC) menjadi listrik searah (DC). Power supply akan mendistribusikan arus listrik ke komponen-komponen hardware lainnya. Visual Basic Menurut M Agus J Alam Visual Basic (2006) merupakan bahasa pemrograman terpopuler di indonesia selain lengkap fasilitas yang tersediah juga ukuran program tidak begitu besar dan sangat cepat dijalankan tanpa menuntut hardware yang tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Program Pada prototype sistem tilang otomatis ini, Visual Basic 6.0 digunakan sebagai interface untuk menginput data baru pengendara dan memudahkan bagi user untuk memonitor data pengendara yang melanggar traffic light. Dalam penelitian ini visual basic digunakan sebagai bahasa pemrograman karena menurut Madcoms (2005:3) visual basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang cukup popular dan mudah untuk dipelajari dan selain itu juga visual basic 6.0 menyediakan fasilitas yang memungkinkan anda untuk menyusun sebuah program dengan memasang objek-objek grafis dalam sebuah form selain itu juga menawarkan kemudahan dalam mengelola sebuah database sedangkan menurut M Agus J Alam Visual Basic (2006) merupakan bahasa pemrograman terpopuler di indonesia selain lengkap fasilitas yang tersediah juga ukuran program tidak begitu besar dan sangat cepat dijalankan tanpa menuntut hardware yang tinggi.
2
Selanjutnya mempersiapkan komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan desain program, adapun komponen yang harus dipersiapkan untuk form data pelanggar adalah sebagai berikut: Tabel 1. Komponen rancangan desain program visual basic No Komponen Keterangan 1 Text1 Nomor 2 Text2 Alamat 3 Text3 ID 4 Text4 Nama 5 Text5 Merk 6 Text6 Type 7 Text7 Bpkb 8 Text8 Warna 9 Text9 Waktu Adapun hasil desain untuk program visual basic tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 1. Form Data Pelanggar Kemudian membuat form database dan komponen yang diperlukan juga sama dengan seperti komponen form data pelanggar
Gambar 2. Form Input Database
3
Adapun untuk listing program visual basic secara menyeluruh akan penulis sampaikan pada lampiran. Membuat Database Sistem Tilang Otomatis Selanjutnya membuat database sebagai tempat penyimpanan/penampungan seluruh data-data pengendara,disini penulis menggunakan Ms.Access 2007 sebagai databasenya dimana menurut Menurut Soeherman Bonnie,dkk (2010:3) Ms.Acces memiliki kemampuan merancang, mengintegrasikan database dengan perintah atau bahasa program, hingga pada tahap desain interface modul atau menu transaksinya. Buatlah sebuah table pada Ms.Acces dan beri nama pada table dengan nama akses Setelah itu menentukan field-fieldnya, caranya klik kanan pada akses kemudian pilih DesignView , Buat beberapa Field yaitu nomor,no_polisi,nama,alamat,type,merk, dan warna. Lanjutkan dengan mengisi beberapa data. Sehingga menghasilkan data yang akan diolah lebih lanjut oleh Microsoft Visual Basic 6.0. Gambar dibawah adalah tampilan database dari sistem tilang:
Gambar 3. Tampilan database sistem tilang otomatis Pengujian Alat Pada pengujian alat ini perlu diperhatikan beberapa tahap berikut: 1.Pastikan alat terhubung dengan tegangan DC 12v yang sudah diturunkan menggunakan IC regulator 7805 menjadi 5v. 2.Hubungkan rangkaian sensor RFID, microcontroller, dan kabel serial. 3.Hadapkan tag pada sensor RFID reader untuk melihat apakah sistem tilang otomatis bekerja.
4
Tabel 2. Pengukuran jangkauan Jarak Sensor RFID NO 1
JARAK UKUR TAG Pengukuran dengan jarak 1 cm
KETERANGAN Ya (RFID reader membaca)
2
Pengukuran dengan jarak 2 cm
Ya (RFID reader membaca)
3
Pengukuran dengan jarak 3 cm
Ya (RFID reader membaca)
4
Pengukuran dengan jarak 4 cm
Ya (RFID reader membaca)
5
5
Pengukuran dengan jarak 5 cm
Tidak (RFID reader tidak membaca)
Dari pengujian pengukuran alat diatas diperoleh data sebagai berikut: 1.Bahwa dalam pengukuran jarak RFID reader dengan Tag memiliki batas maksimal untuk RFID reader dapat membaca data dari tag tersebut yaitu dengan jarak kurang lebih 4 cm,selebih dari itu RFID reader tidak dapat membaca atau menscan. 2.Saat kedua tag dibuat secara berdampingan dan didekatkan ke reader maka raeder hanya dapat membaca salah satu tag saja. 3.Posisi reader diletakan pada bagian bawah jalan yang terhalang oleh triplex setebal 0.3 cm dan sejauh dalam penggunaan serta pengujian, reader masih dapat membaca data dari tag. Selanjutnya mengukur delay kecepatan seberapa lama sistem agar dapat mencetak kembali data pelanggar ketika ada pengemudi lain yang menerobos traffic light. Tabel 3. Pengukuran Delay pada saat cetak data NO 1
2
PERCOBAAN PERTAMA
KETERANGAN 5 DETIK
KEDUA 4 .8 DETIK
6
3
KETIGA
4.8 DETIK
4
KEEMPAT
4.6 DETIK
5
KELIMA
4.5 DETIK
Dari pengujian pengukuran delay dari alat diatas dapat diperoleh data sebagai berikut: 1. Ketika tag didekatkan ke reader pada saat lampu lalu lintas berwarna merah maka RFID dapat mengirim data ke laptop lalu mencetaknya dan ketika pada saat lampu lalu lintas berwarna hijau data tersebut terputus sehingga data yang dikrim dari RFID tidak sampai ke laptop. 2. Batas maksimal untuk delay dari RFID agar dapat mencetak data secara otomatis kurang lebih dari 5 ms sekurang dari itu program akan error. 3. Saat kedua tag dibuat secara berdampingan dan didekatkan ke reader maka reader hanya dapat membaca dan mencetak data dari salah satu tag saja. 4. Ketika percobaan pertama program mereplace data lalu mencetaknya secara otomatis melalui Ms.Word mengalami waktu yang sedikit lama dibandingkan percobaan kedua, ketiga dan selanjutnya.
7
Gambar 4. Format cetak data pelanggar traffic light Total waktu ݈݀݁ܽݕ Total Percobaan Keterangan: r = Rata-rata Total waktu delay = Total waktu delay Total percobaan = Total percobaan (5 + 4.8 + 4.8 + 4.6 + 4.5) =ݎ 5 23.7 =ݎ = 4.74 5 =ݎ
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa waktu delay ratarata pada setiap percobaan adalah 4.74 ms, atau dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut adalah batas delay maksimal agar reader dapat membaca dan mereplace data tersebut dari database dan mencetak datanya. PENUTUP Dengan menggunakan teknologi RFID sebagai sistem tilang otomatis diharapkan dapat memperkecil pelanggaran lalu lintas terutama bagi pengendara yang kerap menerobos Traffic Light dan sekaligus dapat menertibkan pengendara yang kurang disiplin dijalan raya dengan demikian akan terciptanya kenyamanan bersama baik bagi pengendara maupun pejalan kaki. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kelemahan dari rangkaian sistem tilang otomatis:
8
Kelebihan 1.Tag hanya memiliki satu ID yang tidak dapat di duplikat pada tag lain. 2.Tag praktis untuk digunakan dan disimpan. 3.Tingkat keamanan lebih tinggi satu tag satu pengendara. 4.Hemat dengan daya 5 volt perangkat dapat bekerja. Kekurangan: 1. Tidak dapat mengadopsi persimpangan yang multi 2. Jarak maksimal pembacaan tag pada simulasi ini idealnya 4cm jika lebih dari itu tidak dapat diproses. 3. Gelombang radio dari RFID sedikit banyak terganggu ketika terhalang oleh bahan sejenis logam. 4. Biaya perangkat cenderung mahal. 5. Ketika ada kendaraan yang berdampingan reader hanya dapat membaca salah satu tag saja. 6. Batas delay rata-rata maksimal hanya sekitar 4.74 ms untuk dapat membaca tag. DAFTAR PUSTAKA
Andrianto.2013. Pemograman Mikrokontroler AVR ATmega16 Menggunakan Bahasa C. Bandung: Informatika. Budiharto, Widodo.2010. Robotika – Teori Dan Implementasinya. Yogyakarta : CV Andi Offset. Kadir, Abdul.2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi MIkrokontroler dan Pemrogramanya Menggunakan Arduino.Yogyakarta : CV Andi Offset Kursini & Kuniyo, Andri.2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akutansi Dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: CV Andi Offset.
9