1 Modul ke: 09 Andi Fakultas FIKOM Sistem Stasiun Berjaringan Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting2 Sistem Stasiun Berjaringan Sistem stasiun j...
Sistem Stasiun Berjaringan Sistem stasiun jaringan adalah Sistem penyiaran nasional sebagai salah satu pelaksanaan desentralisasi penyiaran dimana terdapat kerjasama antara Stasiun Televisi Swasta yang menjadi Induk Jaringan sebagai koordinator penyiaran dengan beberapa stasiun televisi lainnya yang berfungsi sebagai anggota jaringan. Artinya stasiun televisi swasta nasional yang hingga saat ini memonopoli siaran karena memiliki kekuatan modal, dinyatakan sebagai Induk Jaringan dengan kualitas dan kuantitas program televisi yang diakui. Sedangkan pemilik coverage area didaerah-daerah adalah anggota jaringan yang merupakan stasiun televisi swasta lokal
Sistem Stasiun Berjaringan 1. Ketentuan Pemerintah yang menterjemahkan pasal-pasal dalam UU No. 32 Tahun 2002. 2. Realisasi memberikan rasa keadilan pada seluruh media penyiaran di seluruh Indonesia. 3. Menghindari terjadinya monopoli siaran dan informasi oleh salah satu media penyiaran. 4. Terlaksananya Diversity of Content dan Diversity of Ownership.
Proses Sistem Stasiun Berjaringan Contoh : Stasiun televisi di kota Bandung Stasiun Induk adalah RCTI Stasiun Induk maximum siaran 90%. Sedangkan Stasiun Anggota minimum siaran 10%.
RCTI DIBANDUNG STASIUN INDUK MAX SIARAN 90%
TV PADJAJARAN STASIUN ANGGOTA MIN 10%
Konsep Sistem Stasiun Berjaringan
Ketentuan selanjutnya Induk jaringan dapat 80% bekerjasama diseluruh provinsi yang merupakan daerah ekonomi maju (hal ini dapat dipilih sendiri), 20%nya didaerah ekonomi kurang maju (yang lokasinya ditetapkan oleh Pemerintah).
Konsep Sistem Stasiun Berjarinngan Dalam penyelenggaraan sistem stasiun jaringan setiap lembaga penyiaran swasta wajib memilih menjadi lembaga penyiaran dengan sistem stasiun lokal atau dengan sistem stasiun jaringan. Lembaga penyiaran swasta yang memilih menjadi anggota sistem stasiun jaringan hanya boleh menjalin kerjasama dengan satu induk jaringan. Demikian pula sebaliknya, stasiun induk jaringan hanya boleh bekerja sama dengan satu anggota jaringan pada coverage area yang sama.
Konsep Sistem Stasiun Berjaringan Induk Jaringan dan Anggota Jaringan dapat menggunakan nama dan logo yang sama. Namun dalam menggunakan logo dan nama yang sama, Anggota Jaringan wajib menambahkan nama tempat kedudukan setelah nama stasiun Induk Jaringan. Agar dapat membedakan bahwa siarannya kerjasama didaerah yang berbeda-beda pula. Jika kerjasama jaringan terjalin diantara dua identitas atau nama stasiun yang berbeda, maka Anggota Jaringan wajib mencantumkan logo bersama.
Diversity of Content Keberagaman konten isi siaran televisi yang lebih mengedepankan atau fokus pada konten lokal menjadi dominan. Sehingga siaran televisi di Indonesia terhindar dari monopoli siaran dan justifikasi pemahaman terhadap suatu karakter individu. Sedangkan nilai positif yang ditargetkan meningkatkan kemampuan daya saing yang merata, pemerataan pelestarian budaya bangsa Indonesia dan memberikan kesempatan berkreasi pada seluruh level masyarakat diseluruh negeri.
Diversity of Ownership Keberagaman kepemilikan media penyiaran televisi
memberikan kesejukan dalam iklim bisnis media di Indonesia. Konsep monopoli dalam kepemilikan bisnis penyiaran televisi harus dihindari agar terjadinya persaingan yang sehat dan saling menguntungkan. Keleluasaan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk berbisnis atau menyalurkan hobinya yang berkaitan dengan media penyiaran akan berkembang pesat dengan sistem stasiun berjaringan.
Kesimpulan • Tersebarnya kepemilikan stasiun televisi dan program/content penyiaran secara merata di setiap daerah. • Pemberdayaan sumber daya lokal (budaya, SDM, modal dan lain sebagainya). • Berkembangnya industri lokal yang terkait dengan bidang penyiaran (production house, artis lokal, iklan lokal dan lain sebagainya) Potensi kreativitas daerah akan muncul dan berkembang, menghasilkan karyakarya dan aktris/aktor yang lebih kompetitif serta teruji kualifikasinya. • Adanya keseimbangan informasi antara pusat dan daerah. Informasi dari pusat sangat dominan mempengaruhi aktivitas audien didaerah, padahal itu relative tidak penting. Dengan sistem stasiun jaringan informasi tentang daerah menjadi primadona didaerahnya sendiri. • Keberhasilan bisnis penyiaran (SSJ) akan menciptakan daerah-daerah yang kuat, menonjol dan memiliki perekat kekerabatan budaya sehingga berpotensi mempercepat pembangunan nasional.