1 SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA DENGAN METODE CF (CERTAINTY FACTOR) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kom...
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA DENGAN METODE CF (CERTAINTY FACTOR)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Kasmui 206091004060
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA DENGAN METODE CF (CERTAINTY FACTOR)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Kasmui 206091004060
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H
ii
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA DENGAN METODE CF (CERTAINTY FACTOR)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: Kasmui 206091004060 Menyetujui, Pembimbing I
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Informatika,
Yusuf Durrachman, M.sc., M.I.T. NIP.197110522 200604 1 002
iii
PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul “ Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor) “ telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari jumat, 01 Juli 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika. Jakarta, Juli 2011 Menyetujui, Penguji I,
Yusuf Durrachman, M.sc., M.I.T NIP.197110522 200604 1 002
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 1968801172001121 001 iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juli 2011
Kasmui
v
ABSTRAK
Kasmui 206091004060, Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor), dibimbing oleh Husni Tedja Sukmana dan Victor Amrizal. Dalam identifikasi keris jawa masih terdapat keracuan dan kurangnya pakar dalam perkerisan, maka di butuhkan sistem pakar untuk membantu dalam memecahkan masalah. Karena pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi bersifat heuristic yang artinya membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan yang berisi fakta beserta penalarannya. Dalam hal ini prosesnya disebut knowledge engineering yaitu penyerapan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah komputer. Fakta-fakta yang diperoleh dari pengetahuan seorang ahli disimpan dalam suatu basis pengetahuan. Dengan bantuan mesin inferensi dan memori kerja. Proses penarikan kesimpulan tentang dapur, jenis luk,tangguh dan nama keris.Berdasarkan Kategori bidang yang sesuai, sistem pakar ini termasuk jenis diagnosisi, yaitu mengecek ricikan dan jenis luk yang ada dan memberikan kesimpulan tentang dapur, jenis luk, tangguh dan nama keris. Pada penelitian ini dibuat sistem pakar menggunakan forward chaining dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF) atau faktor kepastian untuk identifikasi bentuk keris jawa.Sistem ini dapat memberikan diagnosa awal dari bentuk keris jawa. dari ricikan dan jenis luk yang ada, tanpa harus bertanya langsung ke pakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CF dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi ketidakpastian untuk kasus identifikasi bentuk keris jawa. Kata Kunci: heuristic, knowledge engineering, CF (certainy factor), luk.
vi
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim……… Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya. Skripsi ini berjudul “Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor)”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Mereka yang berdedikasi tinggi diantaranya: 1.
Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc., M.I.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Husni Teja Sukmana, Ph.D., Victor Amrizal, M.Kom., selaku
dosen pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan
vii
waktunya
di
tengah-tengah
berbagai
kesibukannya
untuk
membimbing penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 4.
Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
5.
Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.
Jakarta,
Juni 2011
Penulis
Kasmui
viii
Teruntuk Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang telah mendukung, baik moril maupun materiil, baik melalui doa ataupun sua dalam menyelesaikan skripsi ini. 1. Teruntuk ibu tercinta, Alm. Muniroh dan bapak tercinta, Kustino. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, rahim dan ampunanNya kepada mereka. Amin. 2. Teruntuk kakak-kakakku, Adenda dan Adede. Dukungan kalianlah yang selalu memberikan penulis motivasi untuk terus maju dan bertahan. Semoga kalian tidak pernah lelah untuk terus memberi penulis motivasi untuk menjadi yang lebih baik. Amin. 3. Teruntuk kekasih tersayang, yati yang senantiasa memberikan semangat dan perhatian yang tak henti kepada penulis. 4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, Esa Herdiana, Herman, Hermanto. Terima kasih atas segala bantuan dan semangatnya. 5. Teruntuk Ofiechan, Esa Herdiana, dan teman-teman seperjuangan TI UIN 2006. Terima kasih untuk waktu, ilmu, dan semua kenangan terindahnya. 6. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul .................. ........................................................................... ii Lembar Persetujuan Pembimbing.................................................................. iii Lembar Pengesahan Skripsi .......................................................................... iv Lembar Pernyataan ....................................................................................... v Abstrak ........................................................................................................ vi Kata Pengantar ............................................................................................. vii Lembar Persembahan .................................................................................... ix Daftar Isi ..................................................................................................... x Daftar Tabel.................................................................................................. xv Daftar Gambar .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 2 1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 3 1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3 1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4 1.6. Metodologi Penelitian ..................................................................... 5 1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................... 6
x
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 8 2.1 Sistem Pakar . .................................................................................. 8 1.1.1. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar ............................. 9 1.1.2. Konsep Umum Sistem Pakar ................................................ 10 1.1.3. Struktur Sistem Pakar ........................................................... 12 1.1.4. 5 Ciri-ciri Sistem Pakar ........................................................ 17 1.1.5. Kategori Masalah Sistem Pakar ............................................ 18 2.2. Identifikasi ... .................................................................................. 20 2.3. Keris.. ........... .................................................................................. 20 2.3.1. Ricikan................................................................................. 21 2.3.2. Luk. .................................................................................... 25 2.3.3. Tangguh ............................................................................... 26 2.3.4. Dapur. .................................................................................. 28 2.3.5. Pamor................................................................................... 35 2.4. Certainty Factor ............................................................................... 36 2.5. Flowchart…………........................................................................... 37 2.5.1. Simbol-simbol Flowchart..................................................... 38 2.6. DFD (Data Flow Diagram) .............................................................. 42 2.7. Tools Pengembangan Sistem ............................................................ 44 2.7.1. System Transition Diagram (STD) ....................................... 44 2.8. Alat Perancangan Database ............................................................. 46 2.8.1. Entity Relationship Diagram (ERD) ..................................... 46
xi
2.9. Alat Pengembangan Sistem Pakar .................................................... 48 2.9.1. PHP…………. ..................................................................... 48 2.9.2. MySQL ................................................................................ 52 2.10. Metode Penelitian........................................................................... 55 2.10.1. Observasi……………………………………………………..56 2.10.2. Studi Pustaka…… ............................................................... 56 2.10.3. Interview/wawancara… ....................................................... 56 2.11. Konsep Expert System Development Live Cycle (ESDLC) ........... 56 2.11.1. Inisialisasi Kasus ................................................................. 58 2.11.2. Analisis dan Desain Sistem .................................................. 58 2.11.3. Prototipe Dasar Kasus.......................................................... 59 2.11.4. Pengembangan Sistem ......................................................... 60 2.11.5. Implementasi Sistem............................................................ 61 2.11.6. Implementasi Tahap Lanjut ................................................. 61 2.12. Tinjauan Literatur Sejenis .............................................................. 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 64 3.1. Pengumpulan Data ........................................................................... 64 3.1.1. Observasi ............................................................................... 64 3.1.2. Studi Pustaka.. ........................................................................ 64 3.1.3. Interview/wawancara.. ............................................................ 65 3.2. Identifikasi Sistem Pakar .................................................................. 65 3.2.1. Inisialisasi Kasus ................................................................... 66 xii
3.2.2. Analisis Data Sistem Pakar .................................................... 66 3.2.3. Prototipe Dasar Kasus ........................................................... 67 3.2.4. Pengembangan Sistem ........................................................... 68 3.2.5. Kerangka Berpikir ................................................................. 71
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 73 4.1. Inisialisasi Kasus.............................................................................. 73 4.2. Analisis Data Sistem Pakar .............................................................. 91 4.2.1. Mekanisme Inferensi ............................................................ 93 4.2.2. Metode CF (Certainty Factor)............................................... 109 4.3. Prototipe Dasar Kasus ..................................................................... 121 4.3.1. Representasi Pengetahuan .................................................... 121 4.4. Pengembangan Sistem ..................................................................... 132 4.4.1. Perancangan Sistem ............................................................. 132 4.4.2. Analisis Dan Desain Sistem ................................................. 145 4.4.3. Implementasi Sistem ............................................................ 143 4.4.4. Implementasi Tahap Lanjut.. ................................................ 156
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 164 5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 165 5.2. Saran ............................................................................................... 165 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 166 LAMPIRAN xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan system pakar ........ 11 Tabel 2.2 Daftar Ricikan Keris........... ............................................................. 21 Tabel 2.3 Daftar Luk Keris ……………………. .............................................. 26 Tabel 2.4 Daftar Tangguh Keris …………………. .......................................... 27 Tabel 2.5 Daftar Dapur Keris ........................................................................... 29 Tabel 2.6 Daftar Pamor Keris ……………………….. ..................................... 35 Tabel 2.7 Simbol Penghubung ......................................................................... 38 Tabel 2.8 Simbol Proses Flowchart .................................................................. 39 Tabel 2.9. Simbol input output flowchart ......................................................... 41 Tabel 2.10. Simbol Data Flow Diagram ........................................................... 43 Tabel 4.1. Nilai MB, MD dan CF .................................................................... 111 Tabel 4.2. Analisa Hasil ................................................................................... 146 Tabel 4.3. Aturan ............................................................................................ 146 Tabel 4.4. Tabel Luk....................................................................................... 147 Tabel 4.5. Tabel Pamor ................................................................................... 147 Tabel 4.6. Pengetahuan ................................................................................... 147 Tabel 4.7. Tabel Ricikan ................................................................................. 148 Tabel 4.8. Tabel Tangguh ............................................................................... 148 Tabel 4.9. Tabel Pengujian Halaman untuk User............................................. 154 Tabel 4.10. Tabel Pengujian Halaman untuk Pakar......................................... 155 xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar ................................................................ 13 Gambar 2.2 Proses Backward Chaining ........................................................... 15 Gambar 2.3 Proses Forward Chaining……………………. .............................. 15 Gambar 2.4 Diagram Alir Teknik Penelusuran Dept First Search……………. . 16 Gambar 2.5 Diagaram Alir Teknik Penelusuran Best-First Search ................... 16 Gambar 2.6 Ricikan Keris……………………….. ........................................... 25 Gambar 2.7 Pamor Mrambut……………………….. ....................................... 36 Gambar 2.8 Pamor Gajih……………………….. ............................................. 36 Gambar 2.9 Pamor Sanak……………………….. ............................................ 36 Gambar 2.10 Pamor Pejetan……………………….. ........................................ 36 Gambar 2.11 Contoh Perubahan State……………………….. ......................... 45 Gambar 2.12 Notasi Modul .............................................................................. 45 Gambar 2.13 Notasi Tampilan ......................................................................... 46 Gambar 2.14. Notasi Tindakan......................................................................... 46 Gambar 2.15. Simbol Entity............................................................................. 47 Gambar 2.16. Simbol Relasi ........................................................................... 48 Gambar 2.17. Simbol Atribut ........................................................................... 48 Gambar 2.18. Simbol Atribut a Sebagai Key................................................... 48 Gambar 2.19. Fase Pengembangan Sistem Pakar ........................................... 57 Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 71 Gambar 4.1. Kerangka Sistem Pakar ................................................................ 92 xv
Gambar 4.2. Pohon Inferensi /Forward Chaining ............................................. 104 Gambar 4.3. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Lurus.................................... 104 Gambar 4.4.Penelusuran Data Berdasarkan Luk Tiga ....................................... 104 Gambar 4.5. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Lima..................................... 105 Gambar 4.6. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Tujuh ................................... 105 Gambar 4.7. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Sembilan .............................. 106 Gambar 4.8. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Sebelas ................................. 106 Gambar 4.9. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Tiga Belas ............................ 107 Gambar 4.10. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Lima Belas ......................... 107 Gambar 4.11. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Tujuh Belas ........................ 108 Gambar 4.12. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Sembilan Belas ................... 108 Gambar 4.13. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Dua Puluh Satu................... 108 Gambar 4.14. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Dua Puluh Lima ................. 108 Gambar 4.15. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Dua Puluh Tujuh ................ 109 Gambar 4.16. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Dua Puluh Sembilan ........... 109 Gambar 4.17. Flowchart Pakar ........................................................................ 132 Gambar 4.18. Flowchart User .......................................................................... 133 Gambar 4.19. Diagram Konteks Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa . 134 Gambar 4.20. Diagram Zero Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ...... 136 Gambar 4.21. Diagram Level 1 Proses 1 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ................................................................................. 137 Gambar 4.22. Diagram Level 1 Proses 2 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ................................................................................. 138
xvi
Gambar 4.23. Diagram Level 1 Proses 3 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ................................................................................. 139 Gambar 4.24. Diagram Level 1 Proses 4 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ................................................................................. 140 Gambar 4.25. Diagram Level 1 Proses 5 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ................................................................................. 141 Gambar 4.26. Diagram Level 1 Proses 6 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ................................................................................. 142 Gambar 4.27. Diagram Level 1 Proses 7 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ................................................................................. 142 Gambar 4.28. Activity Diagram (STD) Untuk Halaman User ................................ 144 Gambar 4.29. State Diagram (STD) Untuk Halaman Pakar (Knowledge Enginer) .... 145 Gambar 4.30. Entity Relationship Diagram...................................................... 146 Gambar 4.31. Tampilan Menu Home dan Login User ...................................... 158 Gambar 4.32. Tampilan Menu Registrasi User ................................................. 158 Gambar 4.33. Tampilan Menu Bantuan User ................................................... 159 Gambar 4.34. Tampilan Menu Konsultasi ........................................................ 159 Gambar 4.35. Tampilan Menu Daftar Pengetahuan .......................................... 160 Gambar 4.36. Tampilan Menu Daftar Kata ...................................................... 160 Gambar 4.37. Tampilan Menu Daftar Luk ....................................................... 161 Gambar 4.38. Tampilan Menu Daftar Tangguh ................................................ 161 Gambar 4.39. Tampilan Menu Daftar Pamor.................................................... 162 Gambar 4.40. Tampilan Menu Cetak Hasil Konsultasi ..................................... 162 Gambar 4.41. Tampilan Menu Utama Pakar .................................................... 163 xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju seperti sekarang ini membuat
kebutuhan manusia semakin meningkat. Terlebih lagi didorong dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. Sebagai contoh, dengan adanya komputer segala kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan resiko kesalahan dapat dikurangi. Di dalam perkembangan komputer, para ahli komputer mencoba untuk menciptakan suatu sistem yang diharapkan dapat memiliki kemampuan memecahkan suatu permasalahan seperti seorang ahli. Hal inilah yang mendorong lahirnya konsep sistem pakar. Keris adalah ilmu dan dipandang sebagai sebuah manifestasi Jiwa Jawi. Jawa berasal dari kata Javana yang bearti kearif-bijaksanaan. Kata keris berasal dari mangker karana aris artinya mundur dengan bijaksana maksudnya mundur dari dunia ini dengan bijaksana. Oleh karena itu menggeluti dunia keris seharusnya bergulat dengan membaca alam, membaca diri, dan membaca kehendak Sang Pencipta. Keris merupakan simbol pribadi, piyandel, sipat kandel, dan ini merupakan kepercayaan yang tidak bisa digugat dalam dunia perkerisan. Keris mempunyai makna dan isi, pertama-tama yang harus disadari adalah keris itu berisi piwulang-wewarah, nasehat untuk hidup dengan baik dan benar (harapan agar manusia menjadi arif dan bijaksana) (Harsrinuksmo, 2004:5).. 1
Kita sebagai masyarakat biasa, masih banyak yang tidak tahu tentang bentuk dan Komposisi dari sebuah keris terutama keris jawa. Masih banyak terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian sebuah keris jawa. Bahkan sorang pakar ataupun seseorang ahli tentang keris terkadang tidak bisa menjawab pertanyaan tentang bentuk dan komposisi dari keris jawa. Bedasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang berkaitan dengan bentuk dari keris jawa untuk dapat memberikan suatu alternatif solusi dalam menangani permasalahan yang ada. Oleh karena itu, maka dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul ”Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor )”.
1.2
Perumusan Masalah Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada latar belakang penulisan,
maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Bagaimana agar sistem pakar dapat memberikan informasi dalam mengidentifikasi bentuk keris jawa.
2.
Bagaimana agar sistem pakar dapat memberikan keakuratan dalam identifikasi elemen keris.
3.
Bagaimana cara membangun sistem yang user friendly sehingga mudah untuk dipahami masyarakat luas.
2
1.3
Batasan Masalah Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis membatsi pembahasannya
hanya pada : 1.
Aplikasi ini diperuntukkan kepada user untuk mengetahui bentuk atau dapur keris jawa. Bentuk atau dapur keris di sini berupa Keris Lurus, Keris Luk 3, Keris Luk 5, Keris Luk 7, Keris Luk9, Keris Luk 11, Keris Luk 13, Keris Luk 15, Keris Luk 17, Keris Luk 19, Keris Luk 21, Keris Luk 23, Keris Luk 25, Keris Luk 27, Keris Luk 29.
2.
Sitem pakar ini memberikan solusi kepada user dalam identifikasi bentuk keris jawa.
3.
Pembangunan sistem pakar menggunakan metode factor kepastian (Certainty Factor).
4.
Aplikasi ini berbasis web, sehingga diharapkan dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak user.
5.
Aplikasi sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dibuat menggunakan penyimpanan data-data penunjang menggunakan database MySQL 1.54 dan bahasa pemograman PHP.
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka tujuan penyusunan
Tugas Akhir ini adalah : 1.
Menghasilkan sistem yang membantu user dan bagi masyarakat luas dalam mengidentifikasi bentuk keris jawa. 3
2.
Menambah referensi bagi user atau masyarakat luas dalam mencari informasi tentang bentuk keris jawa.
3.
Dapat membantu dalam melestarikan kepakaran tentang bentuk keris jawa.
4.
Dapat digunakan oleh pakar sebagai dokumentasi keahlian yang dimiliki oleh pakar tersebut dengan cara menuangkan pengetahuannya ke dalam knowledge base.
1.5
Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut: a.
Bagi Penulis 1. Lebih mengerti dan memahami tentang bahasa pemograman yang digunakan oleh penulis, yaitu PHP dan MySQL. 2. Lebih mengenal elemen – elemen dan bentuk keris jawa. 3. Memberikan pemahaman yang meenyeluruh mengenai rancang bangun suatu sistem pakar.
b.
Bagi Instansi 1. Terbantu dalam memberikan informasi tentang keris jawa. 2. Informasi tentang keris dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, dan dengan cepat dapat diperbaharui oleh seorang pakar. 3. Terbantu dalam aspek publikasi kepada masyarakat luas. 4. Membantu dalam memberikan informasi mengenai bentuk dan elemen- elemen keris jawa.
4
c.
Bagi Universitas : 1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam
menguasai materi
pelajaran yang diperoleh dibangku kuliah. 2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi. 3. Memberikan
gambaran
tentang
kesiapan
mahasiswa
dalam
menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
1.6
Metodologi Penelitian Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pakar
Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor)” penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode : a. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara (Interview) Yaitu dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi. 2. Studi Pustaka (Library Research) Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara mencari sumbersumber
literatur
yang digunakan untuk
landasan teori dan
permasalahan mendasar dalam penelitian. 3. Pengamatan (Observasi) Yaitu pengumpulan data dari informasi dengan cara mengunjungi tempat penelitian ini dilakukan 5
b. Identifikasi Sistem Pakar (ESDLC) Pada Identifikasi Sistem Pakar menggunakan metode Expert System Development Life Cycle (ESDLC) diantaranya : 1. Inisialisasi Kasus 2. Analisa Data Sistem Pakar 2.1.
Mekanisme Inferensi
2.2.
Forward Chaining
2.3.
Depth First Search
2.4.
Perhitungan Nilai CF (Certainty Factor)
3. Prototype Dasar Kasus 3.1.
Representasi Pengetahuan
4. Pengembangan System
1.7
4.1.
Perancangan System
4.2.
Analisa Dan Desain Sistem
4.3.
Implementasi
4.4.
Implementasi Tahap Lanjut
Sistematika Dalam penelitian ini pembahasan terbagi dalam lima bab yang secara
singkat akan diuraikan sebagai berikut:
6
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penulisan skripsi, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran menyeluruh dari penulisan skripsi ini. BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas mengenai berbagai teori yang mendasari analisis permasalahan dan berhubungan dengan topik yang dibahas. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengembangkan aplikasi system pakar. BAB 4 PEMBAHASAN Pada Bab ini membahas mengenai hasil dari analisa, perancangan, impelementasi sesuai dengan metode yang dilakukan pada sistem yang dibuat. BAB 5 PENUTUP Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang didapat dan juga saran yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem ini ke arah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Pakar Sistem pakar adalah paket perangkat lunak pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah yang dapat mencapai tingkat performa yang setara – atau bahkan lebih – dengan pakar manusia di beberapa bidang khusus dan biasanya mempersempit area masalah (Turban, 2005 : 31). Menurut Muhammad Arhami dalam bukunya yang berjudul Konsep Dasar Sistem Pakar, ada beberapa definisi sistem pakar, antara lain (Muhammad Arhami, 2005): 1. Sistem pakar adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. 2. Suatu sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang menyamai (emulates) kemampuan pengambilan keputusan dari seorang pakar. 3. Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantuan dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya.
8
2.1.1
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar Menurut Muhammad Arhami (2004 : 9), secara garis besar banyak
keuntungan yang didapatkan dengan adanya system pakar, antara lain : 1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat. 2. Meningkatkan output dan produktivitas. 3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar. 4. Meningkatkan penyelesaian masalah – menerusi paduan pakar, penerangan, system pakar khas. 5. Meningkatkan reliabilitas. 6. Memberikan respon (jawaban) yang cepat. 7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas). 8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian. 9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa system pakar dapat digunakan
untuk
mengakses
basis
data
dengan
cara
cerdas
(Kerschberg:86, Schur:88). Selain kelebihan-kelebihan diatas, sistem pakar seperti hal lainnya, juga memiliki kelemahan, dianataranya adalah: 1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah. Karena kadangkala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.
9
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaannya. 3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan. 4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tidak sempurna atau tidak terlalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan. Kelemahan-kelemahan atau kekurangan dari sistem pakar tersebut bukanlah sama sekali tidak bisa diatasi, tetapi dengan terus melakukan perbaikan dan pengolahan berdasarkan pengalaman yang telah ada maka hal itu diyakini akan dapat diatasi, walaupun dalam waktu yang panjang dan terus menerus.
2.1.2 Konsep Umum Sistem Pakar Pengetahuan dari suatu system pakar mungkin dapat direpresentasikan dalam sejumlah cara. Salah satu metode yang paling umum untuk merepresentasikan pengetahuan adalah dalam bentuk tipe aturan (rule) IF…THEN (Jika…maka). Turban (1995) menyatakan bahwa konsep dasar dari suatu system pakar mengandung beberapa unsur/elemen, yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan, dan kemampuan menjelaskan. Menurut Turban (1995), terdapat tiga orang yang terlibat dalam lingkungan sistem pakar, yaitu : 10
1. Pakar Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Seorang pakar dengan system pakar mempunyai banyak perbedaan. Darkin (1994) mengemukakan perbandingan kemampuan antara seorang pakar dengan sebuah system pakar seperti pada Tabel 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan system pakar Factor
Human Expert
Expert System
Time availability
Hari kerja
Setiap saat
Geografis
Lokal/tertentu
Di mana saja
Keamanan
Tidak tergantikan
Dapat diganti
Perishable/dapat habis
Ya
Tidak
Performasi
Variable
Konsisten
Kecepatan
Variable
Konsisten
Biaya
Tinggi
Terjangkau
2. Knowledge Engineer (Perekayasa Sistem) Knowledge Engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun
area
permasalahan
dengan
menginterpretasikan
dan
mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang
11
diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counte example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual. 3. Pemakai Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu: pemakai bukan pakar, pelajar, pembangun system pakar yang ingin meningkatkan dan menanmbah basis pengetahuan, dan pakar.
2.1.3 Struktur Sistem Pakar Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultasi environment) (Turban, 1995). Lingkungan pengembangan system pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan system pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-komponen system pakar dalam kedua bagian tersebut dapat dlihat dalam Gambar 2.1 berikut ini:
12
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN Basis
Pemakai
Pengetahuan: Fakta dan aturan Antar Muka Fasilitas Knowledge
Penjelasan
Mesin Inferensi Aksi yang
Pakar
direkomendasikan Workplace
Perbaikan Pengetahuann
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar (sumber: Turban, 1995)
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti yang terdapat pada gambar 2.1, antara lain: 1. Antarmuka Pengguna (User Interface) User Interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan system pakar untuk berkomunikasi. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dar pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.
13
2. Basis Pengetahuan Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi dalam objek dalam area permsalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tantang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui. 3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition) Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. 4. Mesin Inferensi Mesin
Inferensi adalah
program
computer
yang
memberikan
metodologi untuk penalaram tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan (Turban, 1995). Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam system pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining). a. Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goal-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk 14
kesimpulannya.
Selanjutnya
proses pelacakan menggunakan
premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan.
Observasi
aturan
focus
Observasi
aturan
focus
aturan Tujuan 1 (Kesimpul
aturan R2
Gambar 2.2 Proses backward chaining b. Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (datadriven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN. Observasi
aturan
focus
Observasi
aturan
focus
aturan
Kesimpulan
aturan R2
Kesimpulan
focus
Gambar 2.3 Proses forward chaining Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam penelusuran, yaitu Depth-first search, Breadth-first search dan Bestfirst search. a. Depth-first
search,
melakukan
penelusuran
kaidah
secara
mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. 15
Start 1
3
2
5
4
6
7
8
9
10
Goal (End)
Gambar 2.4 Diagram Alir Teknik Penelusuran Depth First Search b. Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji debelum pindah ke tingkat selanjutnya. Start Level 0
1
5
2
3
6
7
Level 1
4
8
9
10
Level 2
Gambar 2.5 Diagram Alir Teknik Penelusuran Breadth First Search c. Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode sebelumnya. 5. Workplace Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang dicapai. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu : a. Rencana : Bagaimana menghadapi masalah b. Agenda : Aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi. 16
c. Solusi : Calon aksi yang akan dibangkitkan 6. Fasilitas Penjelasan Fasilitas
penjelasan
meningkatkan
adalah
komponen
kemampuan
system
tambahan pakar.
yang
Komponen
akan ini
menggambarkan penalaran system kepada pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku system pakar dengan menjawab pertanyaanpertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995): a. Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh system pakar? b. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh? c. Mengapa alternative tertentu ditolak? d. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian? 7. Perbaikan Pengetahuan Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisa dan meningkatkan kinerjanya Kemampuan
serta
kemampuan
tersebut
terkomputerisasi,
adalah
sehingga
untuk penting
program
belajarndari dalam
kinerjanya. pembelajaran
akan mampu menganalisis
penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya.
2.1.4
5 Ciri-ciri Sistem Pakar Disebabkan oleh karakteristiknya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan, maka umumnya system pakar memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
17
1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkahlangkah antara maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian. 2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari bisnis pengetahuan. 3. Heuristik dalam penguunaan pengetahuan (yang seringkali tidak sempurna) untuk mendapatkan penyelesaiannya. 4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer. 5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
2.1.5 Kategori Masalah Sistem Pakar Sistem pakar saat ini telah dibuat untuk memecahkan berbagai macam permasalahan dalam
berbagai bidang,
seperti matematika,
teknik,
kedokteran, kimia, farmasi, sains computer, bisnis, hokum, pendidikan, sampai pertahanan. Secara umum ada beberapa area permasalahan system pakar, yaitu : 1. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah, termasuk di antaranya juga pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dan beberapa anaslisis kecerdasan. 2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu, di antaranya peramalan, prediksi demografis,
18
peramalan ekonomi, prediksi lalulintas, estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan keuangan. 3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati, diantaranya medis, elektronis, mekanis dan diagnosis perangkat lunak. 4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen system yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu, di antaranya layout sirkuit dan perancangan bangunan. 5. Perencanaan, yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang akan mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu, di antaranya perencanaan keuangan, komunikasi militer, pengembangan produk, routing dan manajemen proyek. 6. Monitoring, yaitu membandingkan tingkah laku suatu system yang teramati dengan tingkah laku yang diharapkan darinya diantaranya Computer Aided Monitoring System. 7. Debugging dan repair, yaitu menentukan dan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi multifungsi, di antaranya memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan. 8. Intruksi,
yaitu
mendeteksi
dan
mengoreksi
defisiensi
dalam
pemahaman domain subjek,di antaranya melakukan intruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.
19
9. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks seperti kontrol terhadap interpretasi-interpretasi , prediksi, perbaikan dan monitoring kelakuan sistem. 10. Seleksi, mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemungkinan. 11. Simulasi, pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem.
2.2
Identifikasi Identifikasi artinya adalah pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari objek sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan objek lain, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas dan dengan identitas tersebut kita dapat mengenal objek dengan membedakan dari objek lain. (Misky, 2005 : 11).
2.3
Keris Keris adalah ilmu dan dipandang sebagai sebuah manifestasi Jiwa Jawi.
Jawa berasal dari kata Javana yang bearti kearif-bijaksanaan. Kata keris berasal dari -mangker karana aris- artinya mundur dengan bijaksana maksudnya mundur dari dunia ini dengan bijaksana. Oleh karena itu menggeluti dunia keris seharusnya bergulat dengan membaca alam, membaca diri, dan membaca kehendak Sang Pencipta. Keris terdiri dari bermacammacam komposisi yang terdapat didalamnya seperti : 20
2.3.1
Ricikan Ricikan adalah bagian-bagian atau komponen bilah keris atau tombak. Masing-masing ricikan keris ada namanya. Dalam dunia perkerisan soal ricikan ini penting, karena sangat erat kaitannya dengan soal dapur dan tangguh keris. Sebilah keris ber-dapur Jalak Sangu Tumpeng tanda-tandanya adalah berbilah lurus, memakai gandik polos, pejetan, sogokan rangkap, tikel alis, dan tingil. Gandik polos, pejetan, sogokan rangkap, tikel alis, dan tingil, adalah komponen keris yang disebut ricikan. Daftar ricikan keris dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Daftar Ricikan Keris No
Ricikan
Definisi Yang dinamakan pesi adalah berwujud besi
1.
Pesi
panjang bundar yang terletak di pangkal wilahan. Sirah
2.
Sirah Cecak
cecak
adalah
perwujudan
yang
ditetapkan menjadi ketentuan arah kiblat depan, umumnya bentuknya Waduk
atau
Gendok,
gendokan
atau
wetengan adalah nama bagian yang paling 3.
Waduk
tengah di sebuah ganja. Bentuknya cembung menggembung
bagai
perut
kenyang.
Dibagian tengah terdapat leng-lengan yaitu tempat masuknya bagian pesi. 4.
Buntut
Perwujudan
yang
ditetapkan
menjadi
ketentuan arah kiblat belakang, umumnya 21
berbentuk runcing Perwujudan bentuk yang terpisah dengan 5.
Ganja
wilahan. Namun ada juga ganja yang dibuat langsung menyatu.
6.
Lambe Gajah
Letaknya
menempel
di
gandik,
yang
dibentuk sepeti bibir gajah yang bawah. Tempatnya dibawah ujung Ganja, dan
7.
Greneng
migkin bisa dibikin rangkap sehingga terletak diujung wilahan. Letaknya dibelakang, mulai ujung awak-
8.
Wadidang
awak belakang
hingga
sampai sejajar
dengan sor-soran. Terdepat di tengah-tengah dan menempel di 9.
Bungkul
ganja,
bentuknya
membendul
seperti
tumpeng. Letaknya dibelakang Gandik, merupakan 10. Pejetan
tekanan yang membentuk melodok ke dalam. Terletak dibawah kepala ganja, besinya
11. Gandik
menonjol
atau
mengembung,
beniknya
seperti gandik.
12.
Kembang Kacang
13. Jalen
Tempatnya dibawah gandik dan dibawah lambe gajah pun jalen. Bentuknya seperti lung-lungan. Bentuknya runcing dan memenpel pada gandik di pangkal bawah. Berada dibawah pejetan, mengalir ke bawah
14. Tikel Alis
dan kalau dilihat seperti gambar alis yang besar depan.
15. Sogokan Ngarep
Seperti tanggul yang membelah antara 22
pejetan dan tikelalis, terletak didepan. 16.
Sogokan Mburi
Seperti tanggul yang membelah antara pejetan dan tikelalis, terletak dibelakang. Sor-soran atau bongkot merupakan bagian
17. Sor-soran
paling bawah dari bilah keris, diatas bagian ganja.
18. Gulamilir
19. Kruwingan
20. Gusen Ngarep
21.
Gusen Buri
Seolah merupakan kruwingan yang dimulai dari sor-soran dan berhenti ditengah bilah. Tempatnya di muka dan di belakang Adaada, dan berada didalam garis gusen. Tempatnya mulai dari sor-soran sampai pucuk. Tempatnya mulai dari sor-soran sampai pucuk, terletak di sisi belakang. Tempatnya tepat di tengah-tengah awak-
22. Ada-ada
awak, yaitu mulai dari arah sor-soran sampai pucuk.
23. Kudup
Ujung yang runcing Disebut juga sarawehan , sarawehan nama bagian keris yang bentuknya merupakan
24. Sraweyan
permukaan melandai cekung, dibelakang bagian sogokan belakang sampai ke dekat greneng. Salah satu bagian atau ricikan keris,
25. Ripandan
letaknya di sor-soran sebelah belakang, dan sering kali merupakan bagian dari greneng. Terletak
26. Thingil
persis
dibagian
ekor
ganja,
dibagian atas. Thingil ini berupa tonjolan kecil tidak runcingujungnya.
27. Jenggot
Jenggot atau janggut adalah salah satu 23
ricikan atau bagian keris yang bentuknya tonjolan runcing yang terletak di dahi kembang kacang. tonjolannya mirip dengan bentuk rondan dan ripandan. 28.
Ganja Sebitrotan
29. Ganja Cecak 30. Ganja Tekek
31.
32.
Ganja Hucengmati
Ganja yang betuknya seperti cecak. Ganja yang bentuknya seperti tekek atau tokek. Bentuknya seperti uceng (anak ikan) yang sudah mati. yaitu badan bulat kecil dan kepala runcing.
Ganja Cangkem
Bentuknya mrip mulut kodok. Kepalanya
Kodok
besar tetapi mulut kecil.
33. Ganja Dungkul
34. Ganja Wilud
35.
Bentuk seperti rotan yang dibelah dua.
Badannya menebal ke atas di tengah-tengah menancapnya pesi. Ganja yang bentuk kepala dan ekornya melengkung ke bawah.
Ganja Kelap
Bentuknya mulai dari kepala mengombak,
Lintah
seperti lintah mengambang di air. Ganja yang tidak mempunyai kepala, jadi
36. Ganja Sepang
dari depan terus meruncing kebelakang. Biasanya diterapkan ke ganja iras.
24
Gambar 2.6 Ricikan Keris 2.3.2 Luk Istilah ini digunakan untuk bilah keris yang tidak lurus, tetapi berkelok atau berlekuk. Luk pada keris selalu gasal, tidak pernah genap. Hitungannya mulai dari luk tiga, sampai luk tigabelas. Itu keris yang normal. Jika luknya lebih dari 13, dianggap sebagai keris yang tidak normal
dan
disebut
keris
kalawijan
atau
palawijan.
Jumlah luk pada keris selalu gasal, tidak pernah genap. Selain itu, irama luk keris dibagi menjadi tiga golongan. Pertama, luk yang kemba atau samar. Kedua, luk yang sedeng atau sedang. Dan ketiga, luk yang rengkol
25
yakni yang irama luknya tegas. Daftar luk keris dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Daftar Luk Keris No
Definisi
1.
Lurus
Bentuk Luk lurus atau tidak berkelok
2.
Luk 3 (Tiga)
3.
Luk 5 (Lima)
Luk 3 (Tiga) Bentuk keris berkelok tiga Bentuk keris berkelok lima
4.
Luk 7 (Tujuh)
Bentuk keris berkelok tujuh
5.
Luk 9 (Sembilan)
Bentuk keris berkelok sembilan
6.
Luk 11 (Sebelas)
Bentuk keris berkelok sebelas
7.
Luk 13 (Tiga Belas)
Bentuk keris berkelok tiga belas
8.
Luk 15 (Lima Belas)
Bentuk keris berkelok lima belas
9.
Luk 17 (Tujuh Belas)
Bentuk keris berkelok tujuh belas
10. Luk 19 (Sembilan Belas)
Bentuk keris berkelok sembilan belas
11. Luk 21 (Dua puluh satu)
Bentuk keris berkelok dua puluh satu
12. Luk 25 (Dua puluh lima)
Bentuk keris berkelok dua puluh lima
13.
14.
2.3.3
Luk
Luk
27
(Dua
puluh Bentuk keris berkelok dua puluh
tujuh) Luk
tujuh 29
(Dua
puluh Bentuk keris berkelok dua puluh
sembilan)
sembilan
Tangguh Tangguh arti harfiahnya adalah perkiraan atau taksiran. Dalam
dunia perkerisan maksudnya adalah perkiraan zaman pembuatan bilah keris, perkiraan tempat pembuatan, atau gaya pembuatannya. Karena hanya merupakan perkiraan, me-nangguh keris bisa saja salah atau keliru.
26
Kalau sebilah keris disebut tangguh Blambangan, padahal sebenarnya tangguh Majapahit, orang akan memaklumi kekeliruan tersebut, karena bentuk keris dari kedua tangguh itu memang mirip. Tetapi jika sebuah keris buatan baru di-tangguh keris Jenggala, maka jelas ia bukan seorang ahli tangguh yang baik. Daftar tangguh keris dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Daftar Tangguh Keris No
Tangguh
Definisi Panjang kira kira dua kilan atau kurang sedikit. Pengetrapan ganja atau bentuknya
1.
Pajajaran
ambatok
mengkurep.
Sirah
cecaknya
panjang,
gandiknya
miring
panjang,
sogokan tidak terlalu panjang,keluar pamor seakan-akan tidak teratur, tetapi padat sebagian besar memakai dasar gambar pamor gajih. Ganja sebit rotan, sirah cecaknya pendek tetapi halus luwes, gandiknya pendek
2.
Majapahit
sedikit miring, sogokan pendek luwes, kebanyakan pengetrapan pamor
selalu
terang mabyor dan dibuat ngrambut atau bisa dikatakan berserat -serat panjang. Besinya selalu kelihatan basah tetapi sedikit bersinar putih. Karena campuran besi sedikit,kebanyakan besi penawangnya. 3.
Blambangan
Dasar pembuatan gambar pamor masih banyak mengambil dasar gambar pamor gajih, tapi banyak juga yang diseling dengan cara mrambut. 27
Ganja sebit lontar sedikit panjang, walau panjang kira kira dua kilan, tetapi kelihatan rampinh, dan lurusnya sengaja dibuat 4.
Sedayu
mendoyong. Awak-awakan dari belakang kelihatan ramping, tetapi separuh hingga ujung sedikit melebar. Pamor kurang
tetapi
dibuat
sangat
mrambut,
pengetrapannya kurang memadat. Sirah cecak besar pendek, yang dibuat lengkok, kelihatan lengkoknya merenggang 5.
Tuban
dan ujugnya runcing. Besi kelihatan kering terlalu banyak besi bajanya. Pengetrapan pamor mubyar padat. Jika diraba terasa halus.
2.3.4
Dapur Dapur adalah istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk
atau type bilah keris. Dengan menyebut nama dapur keris, orang yang telah paham akan langsung tahu, bentuk keris yang seperti apa yang dimaksud. Misalnya, seseorang mengatakan: "Keris itu ber-dapur Tilam Upih", maka yang mendengar langsung tahu, bahwa keris yang dimaksud adalah keris lurus, bukan keris yang memakai luk. Lain lagi kalau disebut dapur-nya Sabuk Inten, maka itu pasti keris yang ber-luk sebelas. Daftar dapur keris dapat dilihat pada tabel 2.5.
28
Tabel 2.5 Daftar Dapur Keris No
Dapur
Definisi
Luk
1.
Panjianom
Badan Sedikit Bongkok Lurus
2.
Jakatuwa
Badan
hampir
sama Lurus
dengan Tilamupih yaitu tidak begitu lebar dan tidak tebal, tetapi terasa kukuh 3.
Bethok
Badan
Lebar
dan Lurus
pendek 4.
Karnatinanding
Lebar dan panjangnya Lurus sedang,
5.
Semar Bethak
Badan
Lebar
dan Lurus
Pendek 6.
Regol
Badan Sedang
7.
Kebo Teki
Badan
Lebar
Lurus dan Lurus
Pendek 8.
Jalak Nguwuh
Badan Biasa
Lurus
9.
Sempaner
Badan Panjang
Lurus
10.
Jamangmurup
Badan sedikit panjang Lurus dan lebar sedang
11.
Tumenggung
12.
Pasopati
Lurus Badan
sedang
kecil Lurus
tipis tetapi kekar 13.
Tilamupih
Badan
dan
Tebal Lurus
Badan Sedang
Lurus
Sedang 14.
Condongcampu r
15.
JalakDinding
Badan Kecil Panjang Lurus 29
Sedang 16.
Jalak Ngore
Badan Lebar Panjang Lurus Sedang
17.
18.
Jalak
Sangu Badan Lebar Panjang Lurus
Tumpeng
Sedang
Mendarang
Badan Lebar Panjang Lurus Sedang
19.
Mesem
Badan sedang
tetapi Lurus
panjang 20.
Semar Tinadu
Badan
Lebar
dan Lurus
Pendek 21.
Ron Teki
Badan
Kecil,
Tebal, Lurus
Panjang 22.
Sujen Empel
Badan atau wilayahnya Lurus tebal
23.
Kelap Lintah
Keris
ini
sangat Lurus
sederhana, sebab selain tanpa ricikan, bahkan tanpa ganja 24.
Dungkul
Badan Sedang
25.
Yuyurumpung
Bandan lebar panjang Lurus dan
Lurus
sedikit
membungkuk 26.
Brojol
Badan biasa
Lurus
27.
Laler Mengeng
Badan Sedang
Lurus
28.
Puthut
Badan Pendek, Lebar Lurus Sedang
29.
Jalaksumelang
Badan biasa
Lurus
Gandring 30.
Mangkurat
Badan Lebar Panjang Lurus 30
Sedang 31.
Mayat Miring
Badan Bongkok
Lurus
32.
Kalam
Badan Sedang
Lurus
Munyeng 33.
Pinarak
Badan Panjang seperti Lurus pedang.
34.
Marak
Badan Sedang
Lurus
35.
Jalak Tilamsari
Badan pendek kecil
Lurus
36.
Tilamsari
Badan biasa
Lurus
37.
Jakaloka
-
Lurus
38.
Wora-Wari
Badan sedang
Lurus
39.
Sinom
Badan sedang
Lurus
40.
Kala Misani
Badan Sedang Kekar
Lurus
41.
Jangkung Pacar
-
Luk 3 (Tiga)
42.
Mahesasuka
Badan Lebar Panjang Luk 3 (Tiga) Sedang
43.
Mahesa
Nempuh Badan Sedang
44.
Wuwung
Badan
Luk 3 (Tiga)
belakang Luk 3 (Tiga)
membenjol 45.
Mayat
Badan Sedang
Luk 3 (Tiga)
46.
Jangkung
-
Luk 3 (Tiga)
47.
Tebusauyung
-
Luk 3 (Tiga)
48.
Bangodolog
Luk tiga gigir belakang Luk 3 (Tiga) tumpul
49.
Larmotha
-
Luk 3 (Tiga)
50.
Campurbawur
-
Luk 3 (Tiga)
51.
Sagara Winotan
-
Luk 3 (Tiga)
52.
Sinarasah
-
Luk 5 (Lima)
53.
Pudaksategal
-
Luk 5 (Lima)
54.
Pulanggeni
-
Luk 5 (Lima) 31
55.
Pandawa
-
Luk 5 (Lima)
56.
Anoman
-
Luk 5 (Lima)
57.
Kebodengen
-
Luk 5 (Lima)
58.
Kalandah
-
Luk 5 (Lima)
59.
Pandawa Lare
-
Luk 5 (Lima)
60.
Urap-Urap
-
Luk 5 (Lima)
61.
Nagasasira
-
Luk 5 (Lima)
62.
Kebobendeng
-
Luk 5 (Lima)
63.
Pandawa
-
Luk 5 (Lima)
Cinarita 64.
KidangMas
-
Luk 7 (Tujuh)
65.
Balebang
-
Luk 7 (Tujuh)
66.
Crubuk
-
Luk 7 (Tujuh)
67.
Jaranguyung
-
Luk 7 (Tujuh)
68.
Nagakeras
-
Luk 7 (Tujuh)
69.
Sempama
-
Luk 7 (Tujuh)
-
Luk 7 (Tujuh)
Punjul 70.
Sempama Bungkem
71.
Carita Kasapta
-
Luk 7 (Tujuh)
72.
Angen-angen
-
Luk 7 (Tujuh)
73.
Sabuk Tampar
-
Luk 9 (Sembilan)
74.
Caritakanawa
-
Luk 9 (Sembilan)
75.
Butaijo
-
Luk 9 (Sembilan)
76.
SempanaKlenth
-
Luk 9 (Sembilan)
Mas- -
Luk 9 (Sembilan)
ang 77.
Kidang Masan
78.
Sempana
-
Luk 9 (Sembilan)
79.
Jarudeh
-
Luk 9 (Sembilan) 32
80.
Panimbal
-
Luk 9 (Sembilan)
81.
Carangsoka
-
Luk 9 (Sembilan)
82.
Kidangsoka
-
Luk 9 (Sembilan)
83.
Paniwen
-
Luk 9 (Sembilan)
84.
Jaruman
-
Luk 9 (Sembilan)
85.
Panjisekar
-
Luk 9 (Sembilan)
86.
Pandengan
-
Luk 9 (Sembilan)
87.
TundungMungs
-
Luk 9 (Sembilan)
uh 88.
Ganjur
-
Luk 9 (Sembilan)
89.
CaritaBungkem
-
Luk 11 (Sebelas)
90.
Waluring
-
Luk 11 (Sebelas)
91.
JakaWuru
-
Luk 11 (Sebelas)
92.
Sabuktali
-
Luk 11 (Sebelas)
93.
Caritagandu
-
Luk 11 (Sebelas)
94.
Carita Prasaja
-
Luk 11 (Sebelas)
95.
Carita
-
Luk 11 (Sebelas)
Kaprabon 96.
Carita Daleman
-
Luk 11 (Sebelas)
97.
Carita
-
Luk 11 (Sebelas)
Genengan 98.
Sabuk Inten
-
Luk 11 (Sebelas)
99.
Naga Kiki
-
Luk 11 (Sebelas)
100.
Naga Ngikik
-
Luk 11 (Sebelas)
101.
Kantar
-
Luk 13 (Tiga Belas)
102.
ParungSari
-
Luk 13 (Tiga Belas)
103.
Johan Mangan -
Luk 13 (Tiga Belas)
Kala 104.
Caluring
-
Luk 13 (Tiga Belas)
105.
Lunggandu
-
Luk 13 (Tiga Belas) 33
106.
Sepokal
-
Luk 13 (Tiga Belas)
107.
Karawelang
-
Luk 13 (Tiga Belas)
108.
Bhimakurda
-
Luk 13 (Tiga Belas)
109.
Naga Seluman
-
Luk 13 (Tiga Belas)
110.
Sangkelat
-
Luk 13 (Tiga Belas)
111.
NagaSasra
-
Luk 13 (Tiga Belas)
112.
Sedet
-
Luk 15 (Lima Belas)
113.
RagaPasung
-
Luk 15 (Lima Belas)
114.
Carita Buntala
-
Luk 15 (Lima Belas)
115.
Carang Buntala
-
Luk 15 (Lima Belas)
116.
RagaWilah
-
Luk 15 (Lima Belas)
117.
Mahesa
-
Luk 15 (Lima Belas)
Nabrang 118.
Ngamperbuta
-
Luk 17 (Tujuh Belas)
119.
Cancingan
-
Luk 17 (Tujuh Belas)
120.
Trimurda
-
Luk
19
(Sembilan
Belas) 121.
Kala Tinantang
-
Luk 21 (Dua puluh satu)
122.
Indrajid
-
123.
Trisirah
-
124.
Bhima Kurda
-
Luk 21 (Dua puluh satu) Luk 21 (Dua puluh satu) Luk 25 (Dua puluh lima)
125
AnggaWirun
-
Luk 27 (Dua puluh tujuh)
126.
KalaBendu
-
Luk 29 (Dua puluh sembilan)
34
2.3.5 Pamor Pamor
adalah
perwujudan
putih
keperak-perakan
yang
memancarkan sinar yang mengkilap, berada di tengah-tengah atau di seluruh bagian keris, bahkan ada yang sampai pesinya. Daftar pamor keris dapat dilihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6 Daftar Pamor Keris No
Pamor
Definisi Pamor yang menempelnya di badan
1.
Pamor Mrambut
keris terlihat miring ke arah luar. Keluarnya
pamor
berserat
seperti
rambut Menempelnya di badan keris kelihatan 2.
Pamor Gajih
membendul dan putus-putus seperti melelehnya lemah yang menetes. Jika diraba terasa ketebalannya. Cahaya tidak begitu terang. Bila di
3.
Pamor Sanak
raba tidak terasa membendul keluar, seolah olah keris tidak di tambahi penempelan apa-apa. Pamor yang menempelnya di badan keris berupa seperti cap ibu jari yang
Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty factor didefinisikan sebagai berikut :
36
CF(H,E) = MB(H,E) – MD(H,E) CF(H,E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara –1 sampai dengan 1. Nilai –1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kerpercayaan mutlak. MB(H,E) :ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. MD(H,E) :ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.
2.5 Flowchart Flowchart
adalah
bagan-bagan
yang
mempunyai
arus
yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005 : 263). Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu : 1. System Flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.
37
2. Program Flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program (Ladjamudin, 2005 : 263).
2.5.1 Simbol-Simbol Flowchart Flowchart disusun dengan symbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1. Flow Direction Symbols (Simbol Penghubung atau Alur) Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line, simbol-simbol tersebut adalah : Tabel 2.7 Simbol Penghubung (Ladjamudin, 2005 : 266) No
Symbol
Nama dan Keterangan Symbol arus / flow
1.
Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses
2.
Simbol communication link Untuk menyatakan bahwa ada suatutransisi suatu data / informasi dari satulokasi kelokasi lainnya 38
3.
Simbol connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang sama
4.
Simbol offline connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang berbeda
2. Processing Symbols (Simbol Proses) Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses atau prosedur, simbol-simbol tersebut adalah : Tabel 2.8 Simbol Proses Flowchart (Ladjamudin, 2005 : 267). No
Symbol
Nama dan Keterangan Simbol Offline Connector
1.
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya kedalam halaman/lembar yang berbeda
2.
Simbol Manual Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer(manual) 39
3.
Simbol Decision/logika Untuk
menunjukan
suatu
kondisi
tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak 4.
Simbol Predefined Proses Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk member harga awal
5.
Simbol Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program
6.
Simbol Keying Operation Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard
7.
Simbol off-line storage Untuk menunjukkan bahwa data dalam symbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu
8.
Simbol Manual Input Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard
40
3. Input-output Symbols Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output, simbol-simbol tersebut adalah : Tabel 2.9 Simbol input output flowchart (Ladjamudin, 2005 : 268). No 1.
Symbol
Nama dan Keterangan Simbol Input-output Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya
2.
Simbol Punched Card Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu
3.
Simbol Magnetic-tape unit Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita
4.
Simbol Disk Storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk
5.
Simbol document Untuk mencetak laporan ke printer
41
6.
Simbol
display
Untuk
menyatakan
peralatan output yang digunakan berupa layar (video, komputer)
2.6
DFD (Data Flow Diagram) DFD (Data Flow Diagram) adalah model dari sistem untuk
menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD dapat memudahkan pemakai (user) yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan, urutannya sebagai berikut: 1.
Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem (Ladjamudin, 2005 : 64).
2.
Diagram Zero (Overview Diagram) Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram.
3.
Diagram Rinci (Level Diagram) Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses yang ada dalam diagram zero. Elemen-elemen data yang digunakan dalam proses DFD adalah sebagai
berikut:
42
Tabel 2.10 Simbol Data Flow Diagram Simbol
Nama
Keterangan
Kesatuan Luar
Sesuatu yang berada di luar sistem,
(External Entity)
tetapi ia memberikan masukan ke dalam sistem atau menerima data dari sistem. External entity tidak termasuk bagian dari sistem.
Arus Data
Tempat
mengalir
(Data Flow)
digambarkan
informasi
dengan
menghubungkan
dan
garis
yang
komponen
dari
sistem. Arus data ini mengalir diantara proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem. Proses
Apa yang dikerjakan oleh sistem.
(Proccess)
Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi mentranformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang dihasilkan.
Simpanan Data
Tempat penyimpanan data yang ada 43
(Data Store)
dalam
sistem,
yang
disimbolkan
dengan sepasang garis sejajar dengan sisi samping terbuka.
(Sumber: Ladjamudin, 2005: 72)
2.7
Tools Pengembangan Sistem Menurut Pressman (1997:186) ada tiga alasan dalam memakai rancangan
untuk membuat suatu sistem : 1. Agar dapat terfokus pada bagian sistem yang penting. 2. Agar dapat terfokus pada bagian yang akan mengalami perubahanperubahan dan koreksi, serta dokumentasi. 3. Agar dapat mengerti akan lingkungan pemakai, sehingga sistem tersebut lebih baik. 2.7.1 State Transition Diagram (STD) State
transition
diagram
merupakan
suatu
diagram
yang
menggambarkan bagaimana state dihubungkan dengan state yang lain pada satu waktu. State Transition Diagram menggambarkan suatu state yang mempunyai kondisi dimana dapat menyebabkan perubahan satu state ke state yang lain (Hoffer, George, dan Valacich, 1996:364). State Transition Diagram pada dasarnya merupakan sebuah diagram yang terdiri dari state dan transisi atau perpindahan state. Transisi atau perpindahan state terdiri dari kondisi dan aksi. Transisi diantara kedua 44
keadaan pada umumnya disebabkan oleh suatu kondisi. Kondisi adalah suatu kejadian yang dapat diketahui oleh sistem. Sedangkan aksi adalah tindakan yang dilakukan oleh sistem apabila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi dari sistem. State1 Aksi State 2 Gambar 2.11 Contoh Perubahan State Adapun komponen atau simbol yang digunakan dalam diagram ini adalah:
a. Modul Menggunakan simbol lingkaran kecil (Gambar 2.12 yang mewakili modul yang dipanggil apabila terjadi suatu tindakan.
Gambar 2.12 Notasi Modul b. Tampilan kondisi (state) Merupakan layer yang ditampilkan menurut keadaan atau atribut, untuk memenuhi suatu tindakan pada waktu tertentu yang mewakili suatu bentuk keberadaan atau kondisi tertentu, menggunakan simbol kotak (Gambar 2.13). 45
Gambar 2.13 Notasi Tampilan
c. Tindakan (state transition) Menggunakan symbol anak panah (Gambar 2.9) disertai keterangan tindakan yang dilakukan.
Gambar 2.14 Notasi Tindakan
2.8
Alat Perancangan Database 2.8.1 Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram pertama kali diperkenalkan oleh Peter Chen (1976) (dalam Kowal, 1992:104) adalah sebuah ilustrasi entitas secara grafik (juga dikenal sebagai objek), atribut, dan relasi (relationship) yang ada diantara mereka. Dalam Fathansyah (1999:70) disebutkan bahwa model Entity Relationship Diagram yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan
relasi
masing-masing
dilengkapi
dengan
atribut-atribut
yang
merepresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Komponen-komponen yang ada dalam ERD, adalah: 46
1. Entitas Merupakan representasi dari sebuah objek tempat dimana sistem menyimpan data. Simbol untuk entitas digambarkan dengan empat persegi panjang.
Gambar 2.15 Simbol entity
2. Himpunan Relasi Himpunan relasi adalah perantara yang menghubungkan antara dua atau lebih entitas. Ada empat jenis relasi, yaitu : a. Relasi one to one : relasi yang ada ketika kita menghubungkan tepat 1 data pada suatu tabel dengan 1 data lainnya pada tabel lain. b. Relasi one to many : relasi yang terbentuk ketika kita menghubungkan secara tepat 1 data pada suatu tabel dengan 1 atau lebih data pada tabel lainnya. c. Relasi many to one : relasi yang terbentuk ketika kita menghubungkan secara tepat 1 atau lebih data pada suatu tabel dengan 1 data pada tabel lainnya. d. Relasi many to many : relasi yang terbentuk ketika kita menghubungkan secara tepat 1 atau lebih data pada suatu tabel dengan 1 atau lebih data pada tabel lainnya
47
Simbol relasi digambarkan dengan bentuk belah ketupat.
Gambar 2.16. Simbol Relasi 3. Atribut Atribut adalah data yang dihubungkan dengan entitas. Atribut berguna untuk menjelaskan, mengidentifikasi, dan mengekspresikan hubungan antar entitas. Simbol atribut digambarkan dengan ellips. a
Gambar 2.17 Simbol Atribut
2.9
Gambar 2.18 Simbol Atribut a sebagai key
Alat Pengembangan Sistem Pakar
2.9.1 PHP 1.
Sejarah PHP PHP pertama kali dibuat musin gugur tahun 1994 oleh Rasmus Lerdoff, awalnya digunakan pada websitenya untuk mencatat siapa saja yang berkunjung dan melihat biodatanya. Versi pertama yang di-release tersedia pada awal tahun 1995, dikenal sebagai tool Personal Home Page, yang terdiri atas engine parser yang sangat sederhana yang hanya mengerti beberapa makro khusus dan sejumlah utlitas yang sering digunakan pada halaman-halaman web, seperti buku tamu, counter pengunung, dan lainnya. Parser diprogram ulang pada pertengahan 1995 48
dan diberi nama PHP/F1 versi 2.0. F1 berasal dari paket Rasmus lainnya yang ditulis untuk menginterprestasikan data dari form, yang kemudian dikombinasikan dengan tool Personal Home Page dan ditambahkan dukungan untuk database mSQL (mini SQL). Tahun 1995 ini dianggap sebagai tahun kelahiran dari PHP/F1 yang kemudian membuat pertumbuhan aplikasi web yang pesat, dan banyak orang kemudian berkontribusi mengembangkan PHP/F1. Sulit untuk mendapatkan statistik yang tepat untuk memperikan penggunakan PHP/F1, tetapi diperkirakan pada akhir 1996 telah digunakan oleh sedikitnya 15000 web site di seluruh dunia. Dan pertengahan 1997 mencapai 50000 situs. Pada pertengahan 1997 ini juga terjadi perubahan pengembangan PHP. Pengembangan dilakukan oleh tim yang terorganisasi bukan oleh Rasmus sendiri saja lagi. Parser dikembangkan oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmans yang kemudian menjadi dasar untuk versi 3, dan banyak utilitas tambahan yang deprogram untuk menambah kemampuan dari versi 2. Versi terakhir (PHP 4) menggunakan engine script Zend untuk lebih meningkatkan kinerja (performance) dan mempunyai dukungan yang banyak berupa ekstensi dan fungsi dari berbagai library pihak ketiga (third party), dan berjalan seolah modul asli (native) dari berbagai server web yang popular. Sejak tahun 2001 PHP3 dan PHP4 disertakan pada sejumlah produk server web komersial seperti server web komersial seperti seperti 49
server web StrongHold RedHat. Perkiraan konservatif yang didapat dari angka yang diberikan oleh Netcraft yang diekstrapolasi, pengguna PHP sekitar 5.100.000 sedikit lebih banyak dari server web yang menggunakan Microsoft IIS (5.03 juta) di Internet. Berdasarkan data terakhir dari Netcraft Maret 2002 pemakai PHP telah mencapai hamper 9 juta nama domain. PHP versi 4.2.0 direlease pada tanggal 22 April 2002. Perbaikan pada bug (kesalahan-kesalahan) terutama pada upload file melalui browser telah dibetulkan, dan banyak penambahan fungsi yang lebih memudahkan lagi pengembang aplikasi untuk membuat program yang lebih baik. Jumlah fungsi yang ada sampai dengan versi ini mencapai ribuan fungsi dan dikelompokkan menjadi 109 fungsi, banyak bertambah dari versi sebelumnya. Sampai dengan versi 4.3.7 tercatat ada 125 kelompok fungsi yang dimiliki oleh PHP. Saat ini pengembangan PHP telah mulai memasuki versi 5,sampai dengan buku ini disusun, PHP versi 5 baru mencapai tahap beta (release candidate ke-3), masih dalam masa uji.
2. Karakteristik PHP PHP merupakan script untuk pemograman script web server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen
50
HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP. PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP – Personal Home Page, F1 adalah Form Interfance. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff. PHP, awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. Software ini disebarkan dan dilisensikan sebagai parangkat lunak Open Source. PHP secara resmi merupakan kependekan dari PHP:Hypertext Preprocessor,merupakan bahasa script server-side yang disisipkan pada HTML. 3. Kemampuan PHP PHP secara mendasar dapat mengajarkan semua yang dapat dikerjakan oleh program CGI, sepsrti mendapatkan data dari form, menghasilkan isi halaman web yang dinamik, dan menerima cookies. Kemampuan (Feature) PHP yang paling diandalkan dan signifikan adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan. PHP juga mendukung untuk berkomunikasi dengan layanan lain menggunakan protocol IMAP, SNMP, NNTP, POP3, HTTP, dan lainnya 51
yang tidak terhitung. Pemograman juga dapat membuka soket jaringan secara mentah dan berinteraksi dengan menggunakan protokol lainnya.
2.9.2 MySQL 1. Mengenal MySQL MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan parintah standar SQL (Structured Query Language). MySQL memiliki dua bentuk lisensi, yaitu FreeSoftware dan Shareware.
MySQL
yang biasa
kita
gunakan adalah MySQL
FreeSoftware yang berada di bawah Lsensi GNU/GPL (General Public License). MySQL merupakan sebuah database server yang free, artinya kita bebas menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus membeli atau membayar lisensinya. MySQL pertama kali dirintis oleh seorang programmer database bernama Michael Widenus. Selain untuk database server, MySQL juga merupakan program yang dapat mengakses suatu database MySQL ysng berposisi sebagai server. Pada saat itu berarti program kita berposisi sebagai Client. Jadi MySQL adalah sebuah database yang dapat digunakan baik sebagai Client maupun Server. Database MySQL, biasa kita baca mai-es-ki-el atau bisa juga maise-kuel, merupakan suatu perangkat lunak database yang berbentuk 52
database relasional atau dalam bahasa basisdata sering kita sebut dengan Relation Database Management System (RDBMS) yang menggunakan suatu bahasa permintaan bernama SQL. Sebagai pengguna awal database mungkin anda merasa bingung dengan kedua istilah antara MySQL dengan SQL. Nah, yang perlu anda pahami adalah bahwa kedua istilah tersebut sangat berbeda artinya. MySQL adalah sebuah program database, sedangkan SQL adalah bahasa perintah (Query) dalam program MySQL (Nugroho, 2005 : 1).
2. Kelebihan MySQL MySQL adalah sebuah database server, dapat juga berperan sbegai clien sehingg sering disebut database client/server, yang pen source dengan kemampuan dapat berjalan baik di OS (Operating Sistem) manapun, dengan Platform Windows maupun linux. Selain itu database ini memiliki beberapa klebihan disbanding database lain, diantaranya adalah: 1. MySQL sebagai Database Management System (DBMS) 2. MySQL sebagai Relation Database Management System (RDBMS) 3. MySQL adalah sebuah Software database yang OpenSource, artinya program ini bersifat free atau bebas digunakan oleh siapa saja tanpa harus membeli dan membayar lisensi kepada pembuatnya.
53
4. MySQL
merupakan
sebuah
database
server,
jadi
dengan
menggunakan database ini anda dapat menghubungkannya ke media internet sehingga dapat diakses dari jauh. 5. MySQL merupakan sebuah client. Selain menjadi server yang melayani permintaan, MySQL juga dapat melakukan query yang mengakses database pada Server. Jadi MySQL dapat juga berperan sebagai Client. 6. MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau yang disebut Multi-Threading. 7. MySQL merupakan sebuah database yang mampu mnyimpan data berkapasitas besar hingga berukuran Gigabite sekalipun. 8. MySQL didukung oleh driver ODBC, artinya database MySQL dapat diakses menggunakan aplikasi apa saja termasuk berupa visual seperti Delphi maupun Visual Basic. 9. MySQL database menggunakan enkripsi password. Jadi database ini cukup aman karena memiliki password untuk mengaksesnya. 10. MySQL merupakan Server database yang multi user, artinya database ini tidak hanya digunakan oleh sepihak orang akan tetapi merupakan database yang dapat digunakan oleh banyak pengguna. 11. MySQL dapat menciptakan lebih dari 16 kunci per table, dan dalam satu kunci memungkinkan berisi belasan Field (kolom). 12. MySQL mendukung field yang dijadikan sebagai kunci primer dan kunci Uniq (atau Unique). 54
13. MySQL didukung oleh sebuah component C dan perl API, sehingga Database MySQL dapat diakses melalui sebuah program aplikasi yang berada di bawah protocol internet berupa Web. Biasanya aplikasi yang sering digunakan adalah PHP dan Perl. 14. MySQL memiliki kecepatan dalam pembuatan table maupun pengupdate-an table. 15. MySQL menggunakan suatu bahasa permintaan standar yang bernama SQL (Struktur Query Language) yaitu sebuah bahasa permintaan yang distandarkan pada beberapa database server Oracle, PostGreSQL dll. Dengan beberapa kelebihan yang dimiliki di atas, MySQL menjadi sebuah program database yang sangat popular digunakan. Pada umumnya MySQL digunakan sebagai database yang diakses melalui web
2.10 Metode Penelitian Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, dilakukan penelitian terlebih dahulu guna mendapatkan data - data dan informasi yang terkait dengan sistem pakar untuk identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF (Certainty Factor). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, studi pustaka dan interview/wawancara.
55
2.10.1 Observasi Pengertian observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan (Jogiyanto H.M., 2005:623). Observasi biasanya digunakan untuk mengetahui perilaku masyarakat secara detail. 2.10.2 Studi Pustaka Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, penulis mencari referensi-referensi yang relevan dengan objek yang akan diteliti. Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara online melalui internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi yang relevan, penulis lalu mencari informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Informasi yang didapatkan digunakan dalam penyusunan landasan teori, metodologi penelitian serta pengembangan aplikasinya secara langsung. Pustaka-pustaka yang dijadikan acuan dapat dilihat di Daftar Pustaka. 2.10.3 Interview / wawancara Dalam melakukan pengumpulan data, penulis juga melakukan wawancara secara langsung kepada pihak yang terlibat yang nantinya akan menggunakan aplikasi (user) untuk mengetahui kebutuhan aplikasi yang diinginkan. 2.11 Konsep Expert System Development Life Cycle (ESDLC) Pengembangan
sistem
dapat
diartikan
sebagai
sebuah
proses
pengembangan terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode,praktik terbaik, dan perangkat terotomatisasi yang akan digunakan oleh 56
para pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten, 2004). Dalam pengembangan sistem pakar ini, metodologi yang digunakan adalah Expert System Development Life Cycle. Metode ini dipilih dengan alasan model pengembangan di Expert System Development Life Cycle menggunakan tahapan yang dapat merepresentasikan kebutuhan pada pengembangan sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF (Certainty Factor). Expert System Development Life Cycle melibatkan enam tahapan pokok seperti yang terdapat pada gambar 2.19 :
(Sumber: Andi, 2003) Gambar 2.19 Fase Pengembangan Sistem Pakar 57
2.11.1 Inisialisasi Kasus Tahapan ini merupakan tahapan penentuan hal - hal penting sebagai dasar permasalahan yang akan dianalisis. Tahapan ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam sistem (Andi, 2003).
2.11.2 Analisis Data Sistem Pakar Analisis Data Sistem Pakar meliputi mekanisme inferensi dan kreasi cepat dari komponen utama pada sistem pakar pada basis elementer (Turban, 2005). Dalam tahapan ini dilakukan tahapan sebagai berikut : 1. Mekanisme Inferensi Proses penggabungan banyak aturan berdasarkan data yang tersedia, disebut inferensi, komponen yang melakukan inferensi dalam sistem pakar disebut mesin inferensi. Dua pendekatan populer untuk menarik kesimpulan adalah forwad chaining dan backward chaining (Turban, 2005). 2. Forward Chaining Runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu (data driven). Selain teknik penalaran runut maju, diperlukan juga teknik penelusuran data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari node – node berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik yang digunakan 58
dalam proses penelusuran data, yaitu Depth First Search, Breadh First Search, dan Best First Search (Andi, 2003). 3. Depth First Search Teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. 4. Model CF (Certainty Factor) Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan.
2.11.3
Prototipe Dasar Kasus Prototyping sistem pakar meliputi representasi pengetahuan yang
ditangkap dengan sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi cepat dari komponen utama pada sistem pakar pada basis elementer (Turban, 2005). Dalam tahapan ini dilakukan tahapan sebagai berikut : 1. Representasi Pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh dari pakar atau sekumpulan data harus direpresentasikan dalam format yang dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi pada komputer. Terdapat banyak metode yang berbeda untuk repsesentasi, yang paling populer adalah aturan produksi (Turban, 2005). Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat kaidah produksi 59
berupa aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
2.11.4 Pengembangan Sistem Pengembangan sistem di sini lebih kepada system design atau perancangan perangkat lunak sistem pakar itu sendiri. Desain sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian – bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap, sebuah sistem yang diperbaiki (Whitten, 2004) Dalam tahapan ini dilakukan tahapan sebagai berikut : 1. Perancangan Sistem Dalam tahapan perancangan sistem dilakukan beberapa tahapan diantaranya merancang flowchart, data flowchart diagram dan state transition diagram untuk aplikasi ini menggunakan tools Microsoft office visio 2003. 2. Analisis Dan Desain Sistem Dalam tahapan analisa dan desain sistem dilakukan beberapa tahapan diantaranya perancangan database, entity relationship diagram, merancang Graphic User Interface pembuatan aplikasi identifikasi bentuk keris jawa. 60
3. Implementasi Implementasi sistem merupakan konstruksi, instalasi, pengujian, dan pengiriman sistem kedalam produksi. Terdapat dua fase dalam implementasi sebuah sistem, yakni fase konstruksi dan implementasi. Fase konstruksi merupakan kegiatan pengembangan, instalasi, dan pengujian terhadap komponen sistem, sedangkan fase implemenatasi merupakan kegiatan instalasi dan pengiriman sistem keseluruhan ke dalam produksi (Whitten, 2004). 4. Iimplementasi tahap lanjut Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak menjadi usang dan investasi sistem
tidak sia-sia.
Hal
pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana di dalamnya tersimpan tolak ukur pengembangan sistem di masa mendatang (Andi, 2009:21)
2.12. Tinjauan Literatur Sejenis Berdasarkan pengamatan penulis, pada penelitian sebelumnya kategori masalah sistem pakar yang diimplementasikan, berkisar pada bidang kesehatan, kategori diagnosis dan intruksi. Untuk dapat dijadikan literature sejenis, dapat ditelusuri lebih jauh lagi hasil dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya adalah: 1. Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Mendeteksi Gizi Buruk pada Anak (Sukma, 2009) 61
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz dapat diambil beberapa kelebihan dan kekurangan dari sistem tersebut. Kelebihannya adalah sistem pakar ini menggunakan bahasa pemograman Java yang berorientasi pada objek. Java membagi sistem pakar menjadi objek-objek serta memodelkan sifat dan tingkah laku masing-masing dalam menyelesaikan masalah. Kelemahannya sistem pakar ini menggunakan model penalaran forward chaining yang kurang efisien atau berputar-putar dalam menanyakan pertanyaan, bahkan menimbulkan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan hasil konklusinya. 2. Pengembangan dan Analisis Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan Motor Diesel pada Mobil (Hadi, 2002) Kelemahan dari sistem pakar ini adalah pada pemakaian bahasa pemograman Delphi. Delphi merupakan bahasa pemograman yang berbasis desktop, sehingga tidak memungkinkan aplikasi terhubung pada satu jaringan dan bila admin memperbaiki sistem, admin akan kesulitan memperbaikinya dikarenakan sistem yang tidak berada pada satu tempat (server). Berdasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya, ada beberapa kelebihan dari sistem yang sekarang ini, diataranya adalah: 1. Menggunakan bahasa pemograman PHP yang dapat berjalan pada web server apapun, sehingga memberikan kemudahan pada user.
62
2. Sistem menggunakan MySQL yang mampu menangani database dalam skala yang besar dengan jumlah record yang besar pula. 3. Sistem berbasis web based sehingga dapat diletakkan dalam jaringan dan bisa diakses oleh banyak user. 4. Terdapat fasilitas management admin sehingga admin bisa memperbaharui bagian-bagian dari aplikasi tanpa membongkar aplikasi. 5. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) tahap, yaitu pengujian mandiri yang dilakukan oleh penulis, dan pengujian lapangan yang dilakukan oleh dosen pembimbing.
63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, dilakukan penelitian
terlebih dahulu guna mendapatkan data - data dan informasi yang terkait dengan sistem pakar untuk identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF (Certainty Factor). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, studi pustaka dan interview/wawanca. 3.1.1 Observasi Pengertian observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan (Jogiyanto H.M., 2005:623). Observasi yang dilakukan adalah melakukan tinjauan langsung kelapangan guna mendapatkan informasi dan fakta pendukung dalam penelitiannya. 3.1.2 Studi Pustaka Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, penulis mencari referensi-referensi yang relevan dengan objek yang akan diteliti. Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara online melalui internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi yang relevan tersebut, penulis lalu mencari informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari referensi-referensi tersebut. Informasi yang didapatkan digunakan dalam penyusunan landasan teori, metodologi
64
penelitian serta pengembangan aplikasinya secara langsung. Pustakapustaka yang dijadikan acuan dapat dilihat di Daftar Pustaka. 3.1.3 Interview / wawancara Dalam melakukan pengumpulan data, penulis juga melakukan wawancara secara langsung kepada pihak yang terlibat. Wawancara dengan Bapak Victor Amrizal, M.Kom, selaku dosen pembimbing dan juga mengerti tentang keris.
3.2
Identifikasi Sistem Pakar Dalam pengembangan sistem pakar ini, metodologi yang digunakan
adalah Expert System Development Life Cycle. Metode ini memiliki enam tahap siklus pengembangan, yaitu fase inisialisasi kasus, fase analisis dan desain sistem, fase prototype dasar kasus, fase pengembangan sistem, fase implementasi sistem, fase implementasi tahap lanjut. Expert System Development Life Cycle dipilih dengan alasan model pengembangan ini menggunakan tahapan yang dapat merepresentasikan kebutuhan pada sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF (Certainty Factor). Di bawah ini adalah fase-fase yang dilakukan dalam pembuatan sistem ini sesuai dengan fase-fase Expert System Development Life Cycle yang telah digambarkan pada gambar 2.14.
65
3.2.1 Inisialisasi Kasus Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu bentuk keris jawa atau pakem. Berangkat dari data hasil observasi kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan masalah yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta fasilitas yang akan dikembangkan. Tahapan yang dilakukan antara lain : 1. Aquisi pengetahuan identifikasi bentuk keris jawa, bertujuan untuk menentukan acuan dalam menentukan pola berfikir sistem yang akan dibuat. 2. Objek observation merupakan hasil klasifikasi beberapa indikator bentuk atau yang didapatkan dalam observasi. 3.2.2 Analisis Data Sistem Pakar Tahapan ini merupakan tahapan dimana Knowledge Engginer dan pakar menentukan konsep identifikasi bentuk keris jawa yang akan dikembangkan menjadi sistem pakar. Tahapan konseptualisasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguraikan komponen-komponen apa saja yang dapat dijadikan faktor dari sebuaah bentuk keris. Dalam tahapan ini di lakukan tahapan sebagai berikut : 1. Mekanisme Inferensi Proses penggabungan banyak aturan berdasarkan data yang tersedia, disebut inferensi, komponen yang melakukan inferensi dalam sistem pakar disebut mesin inferensi. Dua pendekatan populer untuk menarik 66
kesimpulan adalah forwad chaining dan backward chaining (Turban, 2005). 2. Forward Chaining Runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu (data driven). Selain teknik penalaran runut maju, diperlukan juga teknik penelusuran data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari node – node berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik yang digunakan dalam proses penelusuran data, yaitu Depth First Search, Breadh First Search, dan Best First Search (Andi, 2003). 3. Depth First Search Teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. 4. Model CF (Certainty Factor) Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan.
3.2.3 Prototipe Dasar Kasus Prototyping sistem pakar meliputi representasi pengetahuan yang ditangkap dengan sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi
67
cepat dari komponen utama pada sistem pakar pada basis elementer (Turban, 2005). Dalam tahapan ini dilakukan tahapan sebagai berikut: 1. Representasi Pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh dari pakar atau sekumpulan data harus direpresentasikan dalam format yang dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi pada komputer. Terdapat banyak metode yang berbeda untuk repsesentasi, yang paling populer adalah aturan produksi . Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat kaidah produksi berupa aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
3.2.4 Pengembangan Sistem Setelah informasi komponen-komponen bentuk keris jawa dan kesimpulannya diformulasikan secara lengkap,kemudian diimplementasikan dengan membuat perancangan sistem yang akan dibangun. Pengembangan sistem ini terdiri atas perancangan sistem, analisis dan desain sistem, implementasi dan implementasi tahap lanjut. 68
Dalam pengembangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan, yakni: 1. Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan yaitu merancang flowchart, data flowchart diagram dan state transition diagram untuk aplikasi ini menggunakan tools Microsoft office visio 2003. 2. Analisis dan Desain Sistem Dalam analisis dan desain sistem ini dilakukan beberapa tahapan yaitu merancang database, entity relationship diagram, merancang Graphic User Interface sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa. 3. Implementasi Sistem System implentation atau implementasi sistem merupakan konstruksi, instalasi, pengujian, dan pengiriman sistem kedalam produksi. Terdapat dua fase dalam implementasi sebuah sistem, yakni fase konstruksi dan implementasi. Fase konstruksi merupakan kegiatan pengembangan, instalasi, dan pengujian terhadap komponen sistem, sedangkan fase implemenatasi merupakan kegiatan instalasi dan pengiriman sistem keseluruhan ke dalam produksi. Dalam fase konstruksi, pemograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan database MySQL serta mekanisme inferensi yang digunakan yaitu dengan pendekatan forward chaining.
69
Dalam fase implementasi, dilakukan pengujian sistem dengan menggunakan kotak hitam (black box testing) atau pengujian fungsional dimana pengujian prilakunya dengan mempelajari input dan output yang berkaitan. Pengujian aplikasi ini dilakukan dua penguji yaitu pengujian mandiri yang dilakukan oleh penulis dan black box testing yang dilakukan oleh Victor
Amrizal,
M.Kom,
selaku
dosen
pembimbing yang mengerti tentang keris. 4. Implementasi Tahap Lanjut Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana di dalamnya tersimpan tolak ukur pengembangan sistem di masa mendatang.
3.3.
Kerangka berpikir Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan
kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka berpikir meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. gambar 3.1 merupakan kerangka penulisan penelitian ini.
70
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir (Bagian 1)
71
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir (Bagian 2)
72
BAB IV PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan pembahasan secara rinci mengenai hasil dari analisa, perancangan, dan implementasi sesuai dengan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembangan sistem pakar.
4.1
Inisialisasi Kasus Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu bentuk keris jawa dan
spesifikasi dari bentuk keris yang ditemukan serta tersedia pencarian informasi untuk istilah-istilah keris yang sulit dimengerti. Berangkat dari hasil observasi yang dilakukan kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan masalah yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan
dicari
faktor
kepastian
serta
fasilitas
yang
akan
dikembangkan untuk proses pengembangan sistem pakar.
4.1.1 Aquisi Pengetahuan Identifikasi Bentuk Keris Jawa Masalah identifikasi bentuk keris jawa dapat dikategorikan sebagai masalah artificial intelegent khususnya sistem pakar karena pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang artinya membangun dan
mengoperasikan
basis
pengetahuan
73
yang
berisi
fakta
beserta
penalarannya. Dalam hal ini prosesnya disebut knowledge engineering yaitu penyerapan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah komputer.
Analisis kasus berdasar kepada pemaparan pakar, dalam hal ini merujuk kepada ricikan, jenis luk, untuk menjadi acuan dalam menetukan pola berfikir sistem yang akan dibuat. Hasil uraian para pakar yaitu : A. Apabila bentuk keris luk lurus, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk lurus. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris tikel alis, sogokan, sraweyan dan greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur panjianom. 2. Bila ricikan keris sogokan, tikelalis maka keris tersebut terdeteksi dapur jakatuwa. 3. Bila ricikan keris gandik panjang, tikelalis pendek maka keris tersebut terdeteksi dapur bethok. 4. Bila ricikan keris gandik rangkap, kembankacang rangkap, pejetan rangkap, sogokan, ripan dan greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur karnatinanding. 5. Bila ricikan keris gandik bertatah lung-lungan, dibawah gandik berlobang maka keris tersebut terdeteksi dapur semar bethak. 6. Bila ricikan keris gandik rangkap dua, thingil dimuka dan belakang, Pejetan maka keris tersebut terdeteksi dapur regol. 7. Bila ricikan keris lambe gajah rangkap tiga, kembang kacang, greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur kebo teki. 74
8. Bila ricikan keris pejetan, thingil, gusen ditambah ada-ada maka keris tersebut terdeteksi dapur jalak nguwuh. 9. Bila ricikan keris kembang kacang, tikelalis, ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur sempaner. 10. Bila ricikan keris sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur jamangmurup. 11. Bila ricikan keris kembang lambe gajah, kembang kacang, sraweyan, greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur tumenggung. 12. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang pugut, sogokan, ripandan, gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur pasopati. 13. Bila ricikan keris pejetan, tikelalis maka keris tersebut terdeteksi dapur tilamupih. 14. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sogokan Ppanjang sampai pucuk, greneng, gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur condongcampur. 15. Bila ricikan keris pejetan, thingil, gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur jalakdinding. 16. Bila ricikan keris pejetan sraweyan, greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur jalak ngore. 17. Bila ricikan keris sogokan, sraweyan, thingil maka keris tersebut terdeteksi dapur jalak sangu tumpeng. 75
18. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sogokan, sraweyan, greneng
maka keris tersebut terdeteksi dapur
mendarang. 19. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang maka keris tersebut terdeteksi dapur mesem. 20. Bila ricikan keris kembang kacang rangkap dua, Sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur semar tinandu. 21. Bila ricikan keris lambe gajah, gandik panjang, kembang kacang, sogokan depan maka keris tersebut terdeteksi dapur ron teki. 22. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, Jenggot rangkap dua, ripandan rangkap dua
maka keris tersebut
terdeteksi dapur sujen empel. 23. Dapur kelap lintah tanpa ricikan. 24. Bila ricikan keris ganja, gandik panjang, sogokan hanya depan maka keris tersebut terdeteksi dapur dungkul. 25. Dapur yuyurumpung tanpa ricikan. 26. Bila ricikan keris Pejetan maka keris tersebut terdeteksi dapur brojol. 27. Bila ricikan keris Gandik panjang dan berlobang, kembang kacang pugut maka keris tersebut terdeteksi dapur laler mengeng.
76
28. Bila ricikan keris gandik memanjang, ada tatahan yang bergambar pendeta maka keris tersebut terdeteksi dapur puthut. 29. Bila ricikan keris sogokan hanya depan, thingil, sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur jalak sumelang gandring. 30. Bila ricikan keris Sogokan, Heripandan depan, Gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur mangkurat. 31. Bila ricikan keris Sogokan depan, Gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur mayat miring. 32. Bila ricikan keris Sraweyan, Heripandan, Sogokan Hanya depan maka keris tersebut terdeteksi dapur kalam munyeng. 33. Bila ricikan Gandik panjang, Sogokan, Ganja pendek maka keris tersebut terdeteksi dapur pinarak. 34. Bila ricikan keris Sogokan depan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur marak. 35. Bila ricikan keris Kruwingan, Thingil, Gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur jalak tilamsari. 36. Bila ricikan keris Kruwingan, Gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur tilamsari. 37. Bila ricikan keris Sogokan depan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur jakaloka. 38. Bila ricikan keris Gusen rangkap maka keris tersebut terdeteksi dapur wora-wari. 77
39. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang kacang, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur sinom. 40. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Tikelalis, Sogokan, Greneng, Kruwingan, Gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur kala misani. B. Apabila bentuk keris luk tiga, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk luk tiga atau jumlah lengkungannya tiga. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Jenggot, Sogokan Panjang maka keris tersebut terdeteksi dapur Jangkung Pacar. 2. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang, Sogokan Panjang, Jenggot maka keris tersebut terdeteksi dapur Mahesasuka. 3. Bila ricikan keris Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Mahesa Nempuh. 4. Dapur Wuwung tanpa ricikan. 5. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sogokan Sraweyan, ripandan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur mayat. 6. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Gulamilir, Sogokan, ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Jangkung.
78
7. Bila ricikan keris Sraweyan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur tebusauyung. 8. Bila ricikan keris Lambe Gajah rangkap dua, Kembang Kacang maka keris tersebut terdeteksi dapur bangodolog. 9. Bila ricikan keris Gandik Ngajajah, Larpaksi, Pethit Naga, Ripandan sungsun maka keris tersebut terdeteksi dapur larmotha. 10. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Jenggot, Sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur campurbawur. 11. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Jenggot, Sogokan dua yang satu sampai ujung maka keris tersebut terdeteksi dapur Sagara Winotan. C. Apabila bentuk keris luk lima, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk luk lima atau jumlah lengkungannya lima. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Ripandan, Adapun yang menonjol yaitu ditengah Ada-ada dan dipinggir Gusen sehingga sampai ujung dilapisi Mas maka keris tersebut terdeteksi dapur Sinarasah. 2. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Ripandan, Sogokan, Sraweyan, Sor-soran maka keris tersebut terdeteksi dapur pudaksategal.
79
3. Bila ricikan keris Sraweyan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Pulanggeni 4. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sraweyan, Sogokan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Pandawa. 5. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Lembe Gajah Lamba, Ripandan, Sogokan sampai ujung maka keris tersebut terdeteksi dapur Anoman. 6. Bila ricikan keris Ganja Kelaplintah, Gandik panjang, Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang sampai ujung maka keris tersebut terdeteksi dapur Kebodengen. 7. Bila ricikan keris Sogokan Hanya Sebelah, Sraweyan, Heripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Kalandah. 8. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Pandawa Lare. 9. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sogokan, Gusen, Lislisan maka keris tersebut terdeteksi dapur Urap-Urap 10. Bila ricikan keris Hanya gandik maka keris tersebut terdeteksi dapur Nagasasira. 11. Bila ricikan keris Sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur Kebobendeng. 12. Bila ricikan keris Lambe Gajah rangkap dua, Kembang kacang, Pejetan, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Ripandan,
80
Thingil, Greneng, Gusen, Kruwingan maka keris tersebut terdeteksi dapur Pandawa Cinarita. D. Apabila bentuk keris luk tujuh, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk luk tujuh atau jumlah lengkungannya tujuh. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Kembang kacang maka keris tersebut terdeteksi dapur Kidangmas. 2. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan, Sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur Balebang. 3. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sraweyan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Crubuk. 4. Bila ricikan keris Pejetan, Thingil maka keris tersebut terdeteksi dapur Jaranguyung. 5. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Greneng, Sor-soran maka keris tersebut terdeteksi dapur Nagakeras. 6. Bila ricikan keris Gandik Malang, Kembang Kacang, Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Sempana punjul. 7. Bila ricikan keris Kembang Kacang maka keris tersebut terdeteksi dapur Sempana Bungkem. E. Apabila bentuk keris luk sembilan, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk luk sembilan atau jumlah lengkungannya tujuh. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 81
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan hanya satu didepan, Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Sabuktampar. 2. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Greneng, Gusen, Kruwingan maka keris tersebut terdeteksi dapur Caritakanawa. 3. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sogokan, Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Butaijo. 4. Bila ricikan keris Ripandan, Tikelalis, Kembang Kacang maka keris tersebut terdeteksi dapur Sempanaklenthang. 5. Bila ricikan keris Ripandan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Kidang mas-masan. 6. Bila ricikan keris lambe gajah, Kembang kacang, greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Sempana. 7. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, jenggot, sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur Jarudeh. 8. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sogokan, sraweyan, greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Panimbal. 9. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sraweyan, ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Carangsoka. 10. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sraweyan, ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Kidangsoka. 82
11. Bila ricikan keris kembang kacang, sogokan, sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur Paniwen. 12. Bila ricikan keris sogokan, sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur Jaruman. 13. Bila ricikan keris kembang kacang, sogokan, sraweyan, ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Panjisekar. 14. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Pejetan , Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Pandengan. 15. Bila ricikan keris Greneng, Kruwingan, Lambe Gajah, Ripandan
maka
keris
tersebut
terdeteksi
dapur
Tundungmungsuh. F. Apabila bentuk keris luk sebelas, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk luk sebelas atau jumlah lengkungannya sebelas. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris kebang kacang maka keris tersebut terdeteksi dapur caritabungkem. 2. Bila ricikan keris kebang kacang, sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur waluring. 3. Bila ricikan keris pejetan, ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Jakawuru. 4. Bila ricikan keris Sogokan hanya satu didepan, Sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur Sabuktali.
83
5. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Jenggot, Sraweyan, Ripanda maka keris tersebut terdeteksi dapur Caritagandu. 6. Bila ricikan keris Lambe gajah maka keris tersebut terdeteksi dapur Caritaprasaja 7. Bila ricikan keris Lambe Gajah rangkap dua, kembang kacang, Tikelalis, Sogokan, Greneng, Sraweyan, Gusen ,Kruwingan
maka
keris
tersebut
terdeteksi
dapur
Caritakaprabon. 8. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang, Jenggot, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Greneng, Gusen, Kruwingan maka keris tersebut terdeteksi dapur Carita daleman. 9. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang, Jenggot, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Greneng, Gusen, Kruwingan maka keris tersebut terdeteksi dapur Carita genengan. 10. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan, sraweyan,Rapindan maka keris tersebut terdeteksi dapur Sabuk inten. 11. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Pejetan maka keris tersebut terdeteksi dapur Naga kiki. 12. Bila ricikan keris Lambe Gajah maka keris tersebut terdeteksi dapur Naga ngiki. 84
G. Apabila bentuk keris luk tiga belas, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk luk tiga belas atau jumlah lengkungannya tiga belas. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan ngarep, Sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur kantar. 2. Bila ricikan keris Lambe Gajah rangkap dua, Kembang Kacang, Jenggot, Pejetan, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Ripandan, Greneng, Gusen, Kruwingan maka keris tersebut terdeteksi dapur Parungsari. 3. Bila ricikan keris Gulamilir, Sogokan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Johanmangankala. 4. Bila ricikan keris Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Caluring. 5. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang, Jenggot, Sraweyan Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Lunggandu. 6. Bila ricikan keris Sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur Sepokal. 7. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang Pugut, Sogokan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Karawelang.
85
8. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Jenggot, Sogokan, Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Bhimakurda. 9. Bila ricikan keris Ganja, Gandik maka keris tersebut terdeteksi dapur Naga seluman. 10. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Jenggot, Pejetan, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Ripandan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Sangkelat. 11. Bila ricikan keris Gandik, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Nagasasra. H. Apabila bentuk keris luk lima belas, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk luk lima belas atau jumlah lengkungannya lima belas. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Sedet. 2. Bila ricikan keris Tikelalis, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Ragapasung. 3. Bila ricikan keris Kembang kacang, Jenggot, Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Caritabuntala. 4. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembnag Kacang, Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Carangbuntala. 5. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Ragawilah. 86
I. Apabila bentuk keris luk tujuh belas, artinya keris tersebut terdeteksi berbentuk luk tujuh belas atau jumlah lengkungannya tujuh belas. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang maka keris tersebut terdeteksi dapur Ngamperbuta. 2. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sor-soran maka keris tersebut terdeteksi dapur Cancingan. J. Apabila bentuk keris luk sembilan belas, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk
luk
sembilan
belas
atau
jumlah
lengkungannya sembilan belas. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Tikelalis maka keris tersebut terdeteksi dapur Trimurda. K. Apabila bentuk keris luk dua puluh satu, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk
luk
dua
puluh
satu
atau
jumlah
lengkungannya dua puluh satu. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Kalatinantang. 2. Bila ricikan keris Lambe Gajah Rangkap dua, Kembang Kacang, Sraweyan
maka keris tersebut terdeteksi dapur
Indrajid. 87
3. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Tikelalis, Sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur Tirsirah. L. Apabila bentuk keris luk dua puluh lima, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk
luk
dua
puluh
lima
atau
jumlah
lengkungannya dua puluh lima. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Bhima kurda. M. Apabila bentuk keris luk dua puluh tujuh, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk
luk
dua
puluh
tujuh
atau
jumlah
lengkungannya dua puluh tujuh. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Anggawirun. N. Apabila bentuk keris luk dua puluh lima, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk
luk
dua
puluh
lima
atau
jumlah
lengkungannya dua puluh lima. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Lambe Gajah, Sogokan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Kalabendu.
Dengan menggunakan indikator komponen pada keris sebagai berikut : 88
1. Rincian bentuk atau luk keris Berdasarkan bentuk atau luk keris dapat dirincikan menjadi empat belas bagian, yaitu ; luk lurus, luk tiga, luk lima, luk tujuh, luk sembilan, luk sebelas, luk tiga belas, luk lima belas, luk tujuh belas, luk sembilan belas, luk dua puluh satu, luk dua puluh tiga, luk dua puluh lima, luk dua puluh tujuh, luk dua puluh sembilan. 2. Nama dapur keris Dari nama dapur keris dapat dirincikan seratus dua puluh enam bagian, yaitu ; panjianom, jakatuwa, bethok, karnatinanding, semar bethak, regol, kebo teki, jalak nguwuh, sempaner, jamangmurup tumenggung, pasopati, tilamupih, condongcampur, jalakdinding jalak ngore, jalak sangu tumpeng, mendarang, mesem, semar tinadu, ron teki, sujen empel, kelap lintah, dungkul, yuyurumpung, brojol,
Objek Observasi Dari beberapa hasil observasi yang telah dilakukan di museum keris Taman Mini Inndonesia Indah, dapat diklasifikasikan beberapa 90
indikator bentuk dan luk keris yang dapat dijadikan faktor untuk identifikasi bentuk keris. Hal yang dilakukan oleh tenaga ahli yaitu : 1. Memeriksa ricikan keris. 2. Komponen-komponen keris diperiksa dan memeriksa luk atau lengkung keris. 3. Apabila ricikan dan luk keris sudah di periksa, kemudian di simpulkan nama dapur keris. Dapat diambil beberapa parameter tetap dari hal diatas sebagai indikator bentuk keris jawa, yaitu diataranya: 1. Ricikan Keris 2. Bentuk Luk Keris 3. Nama Dapur Keris Dengan menggunakan proses mekanisme inferensi pada rancangan sistem pakar, perumusan kesimpulan akan diketahui berdasarkan parameter/indikator di atas akan menghasilkan sebuah simpulan dan rekomendasi yang dianjurkan.
4.2
Analisis Data Sistem Pakar Berdasarkan hasil analisis masalah dapat dirancang kerangka sistem
yang menggambarkan kebutuhan sistem pakar. Gambaran untuk sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar 4.1 :
91
Pengetahuan
Simpan Aturan Tersebut
Cek Dalam Basis Aturan
Cek Aturan Berikutnya
Benar
Laporkan Aturan
Benar
Cek Apakah Ada Aturan Yang Sesuai
Salah
Cari Aturan Berikutnya
Salah
Selesai
(Sumber: Andi, 2003) Gambar 4.1 Kerangka Sistem Pakar Keterangan dalam kebutuhan sistem pakar sebagai berikut : 1.
Cek pengetahuan dalam basis aturan, kemudian cek apakah ada aturan yang sesuai.
2.
Apabila benar laporkan aturan, kemudian simpan aturan dan selesai.
3.
Apabila salah cari aturan berikutnya dan bila benar cek aturan berikutnya, bila salah selesai.
92
Keterangan
:
L1
:
Luk Lurus
L2
:
Luk 3 (tiga)
L3
:
Luk 5 (lima)
L4
:
Luk 7 (tujuh)
L5
:
Luk 9 (sembilan)
L6
:
Luk 11 (sebelas)
L7
:
Luk 13 (tiga belas)
L8
:
Luk 15 (lima belas)
L9
:
Luk 17 (tujuh belas)
L10 :
Luk 19 (Sembilan belas)
L11 :
Luk 21 (dua puluh satu)
L12 :
Luk 25 (dua puluh lima)
L13 :
Luk 27 (dua puluh tujuh)
L14 :
Luk 28 (dua puluh delapan)
1
:
Pesi
2
:
Sirah Cecak
3
:
Waduk
4
:
Buntut
5
:
Ganja
6
:
Lambe gajah
7
:
Greneng
8
:
Wadidang 96
9
:
Bungkul
10
:
Pejetan
11
:
Gandik
12
:
Kembang kacang
13
:
Jalen
14
:
Tikel alis
15
:
Sogokan ngarep
16
:
Sogokan mburi
17
:
Sor-soran
18
:
Gulamilir
19
:
Kruwingan
20
:
Gusen ngarep
21
:
Gusen mburi
22
:
Ada-ada
23
:
Kudup
24
:
Sraweyan
25
:
Ripandan
26
:
Thingil
27
:
Jenggot
28
:
Ganja sebitrotan
29
:
Ganja cecak
30
:
Ganja tekek
31
:
Ganja hucengmati 97
32
:
Ganja cankem kodok
33
:
Ganja dungkul
34
:
Ganja wilud
35
:
Ganja kelap lintah
36
:
Ganja sepang
D1
:
Panjianom
D2
:
Jakatuwa
D3
:
Bethok
D4
:
Karnatinanding
D5
: Semar Bethak
D6
: Regol
D7
:
Kebo Teki
D8
:
Jalak Nguwuh
D9
:
Sempaner
D10 :
Jamangmurup
D11 :
Tumenggung
D12 :
Pasopati
D13 :
Tilamupih
D14 :
Condongcampur
D15 :
JalakDinding
D16 :
Jalak Ngore
D17 :
Jalak Sangu Tumpeng
D18 :
Mendarang 98
D19 :
Mesem
D20 :
Semar Tinadu
D21 :
Ron Teki
D22 :
Sujen Empel
D23 :
Kelap Lintah
D24 :
Dungkul
D25 :
Yuyurumpung
D26 :
Brojol
D27 :
Laler Mengeng
D28 :
Puthut
D29 :
Jalak Sumelang Gandring
D30 :
Mangkurat
D31 :
Mayat Miring
D32 :
Kalam Munyeng
D33 :
Pinarak
D34 :
Marak
D35 : Jalak Tilamsari D36 :
Tilamsari
D37 :
Jakaloka
D38 :
Wora-Wari
D39 :
Sinom
D40 :
Kala Misani
D41 :
Jangkung Pacar 99
D42 :
Mahesasuka
D43 :
Mahesa Nempuh
D44 :
Wuwung
D45 :
Mayat
D46 :
Jangkung
D47 :
Tebusauyung
D48 :
Bangodolog
D49 :
Larmotha
D50 :
Campurbawur
D51 :
Sagara Winotan
D52 :
Sinarasah
D53 :
Pudaksategal
D54 :
Pulanggeni
D55 :
Pandawa
D56 :
Anoman
D57 :
Kebodengen
D58 :
Kalandah
D59 :
Pandawa Lare
D60 :
Urap-Urap
D61 :
Nagasasira
D62 :
Kebobendeng
D63 :
Pandawa Cinarita
D64 :
KidangMas 100
D65 :
Balebang
D66 :
Crubuk
D67 :
Jaranguyung
D68 :
Nagakeras
D69 :
Sempama Punjul
D70 :
Sempama Bungkem
D71 :
Carita Kasapta
D72 :
Angen-angen
D73 :
Sabuk Tampar
D74 :
Caritakanawa
D75 :
Butaijo
D76 :
SempanaKlenthang
D77 :
Kidang Mas-Masan
D78 :
Sempana
D79 :
Jarudeh
D80 :
Panimbal
D81 :
Carangsoka
D82 :
Kidangsoka
D83 :
Paniwen
D84 :
Jaruman
D85 :
Panjisekar
D86 :
Pandengan
D87 :
TundungMungsuh 101
D88 :
Ganjur
D89 :
CaritaBungkem
D90 :
Waluring
D91 :
JakaWuru
D92 :
Sabuktali
D93 :
Caritagandu
D94 :
Carita Prasaja
D95 :
Carita Kaprabon
D96 :
Carita Daleman
D97 : Carita Genengan D98 : Sabuk Inten D99 :
Naga Kiki
D100 :
Naga Ngikik
D101 :
Kantar
D102 :
ParungSari
D103 :
Johan Mangan Kala
D104 :
Caluring
D105 :
Lunggandu
D106 :
Sepokal
D107:
Karawelang
D108 :
Bhimakurda
D109 :
Naga Seluman
D110 :
Sangkelat 102
D111 :
NagaSasra
D112 :
Sedet
D113 :
RagaPasung
D114 :
Carita Buntala
D115 :
Carang Buntala
D116 :
RagaWilah
D117 :
Mahesa Nabrang
D118 :
Ngamperbuta
D119 :
Cancingan
D120 :
Trimurda
D121:
Kala Tinantang
D122 :
Indrajid
D123 :
Trisirah
D124 :
Bhima Kurda
D125 :
AnggaWirun
D126 :
KalaBendu
103
4.2.1.2 Teknik Penelusuran (Depth First Search) a.
Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lurus
5
D23
D25
10
6
D33
D4 D6
D1
D26
D13
15
14
12
11
D18
D12
D22
D19
D2
D22
D10
D12 7
D4
D14
D7 D4
D11
D37
D18
D14
D17
D1
D9
D4 D3
D16
D11
D17
D15
D29
D18
D32
D39
D40
D34
D16
D4
D18
D12
D12
D32
D22
D21
D5
D11
D7 D4
D6
D14
D20
D9
D30
D24
D6
D8
D15
D16
Gambar 4.3 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lurus b. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tiga L2
16
18
D46
D46
11
6
24
15 D41
D42
D43
7
D49
D41 D43
D45
D45
D47
D43
D51 D45
D47 12
D42
D46
D42
D45
D46
D48
D50
D51
27
D49
D50 D42
D41
25
D41
D50
D51
Gambar 4.4 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tiga
104
27
D22
D36
D8
D1
26
D13
D40 D39
D21
25
D8
D38
D35
D14
24
22
D15 D2
D7
20
21
19
D20
D39
D9
D3
16
D17
c. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lima L3
5
6
7
D57
D57
D55
D63
10
14
D63
D63
D59
15
D58
D53
D55
D56
16
D60
17
19
D53
D63
20
22
D60
D52
D53
D63
D53
D63
21
D56
D54
D57
D52
D53
D55
26
D63
D63
D55
D63
25
24
D58
D56
D58
D59
D63
Gambar 4.5 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lima
d. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tujuh L4
7 5
10
6 D68
11
14
12
17
15
D66
D72
D71
D65
D67
D69
D72
D71
D72
D65
D68
D72
D65
D66
D71
D71
25
24
26
D68
D69
D70
D71
D67
D72
D69
D66
D71
D65
D72
D64
20
D71
D64
D66
19
D69
D72
D72
Gambar 4.6 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tujuh
105
D72
e. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sembilan L5
25 5
6
7
15
12
10
14
24
20
19
27 D73
D74 D73
D76
D79
D81
D76
D80
D78
D75
D73
D75
D84
D85
D83
D79
D80
D84
D83
D86 D74
D74
D80
D87
D80
D77
D77
D82 D74
D78
D75
D87
D74
D83 D73
D75
D73
D79
D74
D86 D88
D74
D87
D76
D78
D79
D80
D81
D83
D79
D82
Gambar 4.7 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sembilan
f. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sebelas L6
6
10
7
14
12
15
24
20
19
25 27
D96
D95
D99
D91
D95
D97
D95
D96
D96
D95
D93 D95 D94
D96
D89
D99
D93
D96
D96
D98 D92
D95
D98
D100
D90
D95
D96
D98
D97
D91 D90
D95
D92
D97
D98
D97
D96
D98
Gambar 4.8 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sebelas
106
D97
g. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tiga Belas L7
7 15
6 10
5 D103
11
14
12
18
D103
D109 D101
D111
D111
D109
D101
D110
D105
D102
1 19
1 20
D102
D102
25
24
D102
D110
D102
D104
D102
D110
D102
D107
D101
D102
27
D110
D107
D105
D102
D101
D108
D110
D105
D103
D110
D107
D101
D104
D102
D105
D106
D108
Gambar 4.9 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tiga Belas
h. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lima Belas
L8
27 6
7
12
14
15
25
24
D115
D116
D112
D115
D113
D116
D115
D112
D113
D112
D115
D116
D114 D115
D116
Gambar 4.10 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lima Belas
107
D105
D105
D108
i. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tujuh Belas L9
12
6
6
D118
D118
D118
D119
Gambar 4.11 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tujuh Belas j. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sembilan Belas L10
14
D120
Gambar 4.12 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sembilan Belas k. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Satu L11
12
6
D123
D123
D121
24
14
D121
D122
D122 D121
D122
Gambar 4.13 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Satu l. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Lima L12
6
12
15
25
D124
D124
D124
D124
Gambar 4.14 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Lima 108
m. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Tujuh L13
6
12
15
25
D125
D125
D125
D125
Gambar 4.15 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Lima n. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Sembilan L14
6
12
15
25
D126
D126
D126
D126
Gambar 4.16 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Sembilan
4.2.1.3 Metode CF (Certainty Factor) a. Perhitungan Nilai MB (Measure of Belief) Nilai MB didapat dari jumlah ricikan suatu dapur keris dalam aturan atau pakem keris. Jumlah ricikan dalam suatu dapur maksimal ada 9 ricikan. Nilai MB dapat dihitung dengan rumus dibawah ini : MB = Mb * 10 100 Mb = Jumlah maksimal ricikan dalam suatu dapur keris.
109
b. Perhitungan Nilai MD (Measure of Disbelief) Nilai MD didapat dari jumlah ricikan yang terdapat dalam suatu dapur keris. Dalam aturan atau pakem keris jumlah ricikan dalam suatu dapur berbeda-beda. Nilai MD dapat dihitung dengan rumus dibawah ini : MD = Md 100 Md = Jumlah ricikan dalam suatu dapur keris. c. Perhitungan Nilai CF (Certainty Factor) Nilai CF (Certanty Factor) digunakan untuk mengetahui hasil identifikasi yang mendekati dari suatu dapur. Nilai cf yang terbesar yaitu nilai yang paling mendekati dari suatu dapur. Untuk menghitung nilai CF digunakan rumus :
CF(H,EE’) = MB(H,EE’) – MD(H,EE’) CF(H,EE’) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E dan E’. MB(H,EE’) : Kepastian (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E dan E’. MD(H,EE’) : Ketidakpastian (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E dan E’. Sedangkan untuk nilai CF gabungan “dan” dan “atau” digunakan rumus : 1. Gabungan “Dan” Nilai Gabungan “dan” digunakan untuk mengetahui nilai gabungan hasil konsultasi dari suatu dapur keris dengan kondisi operator “dan”. CF = Max(MB,H)-Min(MD,H)
110
2. Gabungan “Atau” Nilai Gabungan “atau” digunakan untuk mengetahui nilai gabungan hasil konsultasi dari suatu dapur keris dengan kondisi operator “atau”. CF = Min(MB,H)-Max(MDH) E = Ricikan E’ = Luk H = Hipotesa
Tabel 4.1. Nilai MB, MD dan CF Rule
Ricikan
Luk
1
Ganja
Lurus
2
Lambe Gajah
Lurus
3
Greneng
Lurus
4
Pejetan
Lurus
5
Gandik
Lurus
6
Kembang Kacang
Lurus
7
Tikel Alis
Lurus
8
Sogokan Ngarep
Lurus
9 10
Sogokan mburi Gusen Ngarep
Dapur Dungkul Yuyurumpung Mendarang Pasopati Panjianom Jakaloka Keboteki Marak Karnatinanding Brojol Regol Puthut Ron Teki Laler Mengeng Kebo teki Kala Misani Bethok Sempaner Jakatuwa Jamangmurup Pinarak
Mayat Tebusauyung Larmotha Jangkung Mayat Mahesasuka Campurbawur Sagara Winotan Jangkung Pacar Kebodengen Anoman Kebobendeng Pandawa Lare Pandawa Cinarita Pulanggeni Pandawa Cinarita Pandawa Cinarita Kebodengen Nagasasira Pandawa Anoman Kebodengen Pandawa Lare Urap-urap Pandawa Cinarita Pudaksategal Sinarasah Pandawa Cinarita Kalandah Pudaksategal Anoman Urap-urap Pandawa Pandawa Cinarita Kebodengen Pudaksategal Pandawa Cinarita Pandawa Cinarita Sinarasah
Urap-urap Sinarasah Pudaksategal Pulanggeni Pandawa Kalandah Pandawa Cinarita Pandawa Anoman Kalandah Pandawa Lare Pandawa Cinarita Pudaksategal Sinarasah Pandawa Cinarita KidangMas Angen-angen Crubuk Balebang Carita Kasapta Angen-angen Crubuk Naga Keras Carita Kasapta Angen-angen Jaranguyung Angen-angen Sempama Punjul
Naga Ngikik Sabuk Inten Carita Daleman Carita Kaprabon Carita prasaja Naga kiki Carita Daleman Carita Kaprabon JakaWuru Naga kiki Sabuk Inten CaritaBungkem Waluring Caritagandu Carita Kaprabon Carita Daleman Carita Genengan Carita Daleman Carita Kaprabon Carita Genengan Carita Daleman Carita Kaprabon Sabuktali Waluring Sabuk Inten Carita Daleman Carita Kaprabon Carita Daleman Carita Kaprabon Sabuktali Sabuk Inten Caritagandu Carita Daleman Carita Kaprabon JakaWuru Sabuk Inten Caritagandu Carita Genengan Carita Genengan
Prototipe Dasar Kasus Prototyping sistem pakar meliputi representasi pengetahuan yang ditangkap dengan sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi cepat dari komponen utama pada sistem pakar pada basis elementer.
4.3.1 Representasi Pengetahuan Teknik representasi pengetahuan dalam sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa adalah dengan menggunakan kaidah produksi. Representasi pengetahuan dengan kaidah produksi pada dasarnya berupa aplikasi aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu
121
tindakan tertentu atau konklusi yang diharapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN). Di bawah ini adalah kaidah produksi untuk merepresentasi pengetahuan atau aturan di dalam pengembangan aplikasi pendeteksian kerusakan dini pada mobil bermotor bensin berbasis sistem pakar: Rule 1
IF Ganja AND Lurus THEN Kelaplintah OR Yuyurumpung OR Pinarak.
Rule 2
IF Lambe Gajah AND Lurus THEN Kebo teki OR Pasopati OR Condongcampur OR Mendarang OR Mesem OR Ron teki OR Sujen Empel OR Sinom OR Misani.
Rule 3
IF Greneng AND Lurus THEN Panjianom OR Karnatinanding OR Kebo teki OR Tumenggung OR Condongcampur OR Jalak ngore OR Mendarang OR Marak OR Jakaloka OR Kalamisani.
Rule 4
IF Pejetan AND Lurus THEN Karnatinanding OR Regol OR Tilamupih OR Jalakdinding OR Brojol.
Rule 5
IF Gandik AND Lurus THEN Bethok OR Karnatinanding OR Semar bethak OR Regol OR Ronteki OR Dungkul OR Laler Mengeng OR Puthut OR Pinarak
Rule 6
IF Kembang Kacang AND Lurus THEN Karnatinanding OR Keboteki OR Sempaner OR Tumenggung OR Pasopati OR Condongcampur OR Mendarang OR Semartinandu.
Rule 7
IF Tikel alis AND Lurus THEN Panjianom OR Jakatuwa OR Bethok OR Sempaner OR Tilamupih OR Sinom. 122
Rule 8
Sogokan depan AND Lurus THEN Jakatuwa OR Karnatinanding OR Jamangmurup OR Jalak sangu tumpeng OR Sujen Empel.
Rule 9
IF Sogokan Belakang AND Lurus THEN Semar Tinandu.
Rule 10
Kruwingan AND Lurus THEN Jalak Tilamsari OR Tilamsari.
Rule 11
IF Gusen depan AND Lurus THEN Jalak nguwuh OR Pasopati OR Condongcampur OR Jalakdinding.
Rule 12
IF Gusen belakang AND Lurus THEN Wora-wari
Rule 13
IF Hada hada AND Lurus THEN Jalaknguwuh.
Rule 14
IF Sraweyan AND Lurus THEN Panjianom OR Tumenggung OR Jalak ngore OR Sangu Tumpeng OR Mendarang OR Jalak Sumelang Gandring OR Kalammunyeng OR Sinom.
Rule 15
IF Ripandan AND Lurus THEN Karnatinanding OR Sempaner OR Pasopati OR Sujen empel OR Mangkurat OR Kalam munyeng.
Rule 16
IF Thingil AND Lurus THEN Regol OR Jalaknguwuh OR Jalak dinding OR Jalak Ngore OR Jalak Sangu Tumpeng.
Rule 17
IF Jenggot AND Lurus THEN Sujen Empel.
Rule 18 IF Lambe Gajah AND Luk Tiga THEN Jangkung Pacar OR Mahesasuka OR Bangodolog. Rule 19
IF Greneng AND Luk Tiga THEN Mahesa nempuh OR Mayat OR Tebusauyung.
Rule 20
IF Gandik AND Luk Tiga THEN Larmotha.
123
Rule 21
IF Kembang Kacang AND Luk Tiga THEN Jangkung Pacar OR Mahesasuka OR Mayat OR Jangkung OR Bangodolog OR Campurbawur OR Sagarawinotan.
Rule 22
IF Sogokan depan AND Luk Tiga THEN Jangkung Pacar OR Mahesasuka OR Mayat OR Campurbawur OR Sagarawinotan.
Rule 23
IF Sogoka Belakang AND Luk Tiga THEN Jangkung.
Rule 24
IF Gulamilir AND Luk Tiga THEN Jangkung.
Rule 25
IF Sraweyan AND Luk Tiga THEN Mayatr OR Tebusauyung.
Rule 26
IF Ripandan AND Luk Tiga THEN Mayat OR Jangkung OR Larmotha.
Rule 27
IF Jenggot AND Luk Tiga THEN Jangkung Pacar OR Mahesasuka OR Campurbawur OR Sagarawinotan.
Rule 28
IF Ganja AND Luk Lima THEN Kebodengen.
Rule 29
IF Lambe Gajah AND Luk Lima THEN Anoman OR Kebodengen OR Pandawa Lare OR Pandawa Cinarita.
Rule 30
IF Greneng AND Luk Lima THEN Pandawa OR Pandawa Cinarita.
Rule 31
IF Pejetan AND Luk Lima THEN Pandawa Cinarita.
Rule 32
IF Kembang Kacang AND Luk Lima THEN Sinarasah OR Pudaksategal OR Pandawa OR Anoman OR Kebodengen OR Pandawa Lare OR Urap-urap OR Pandawa Cinarita.
Rule 33
IF Tikelalis AND Luk Lima THEN Pandawa Cinarita.
124
Rule 34
IF Sogoka Depan AND Luk Lima THEN Pudaksategal OR Kalandah.
Rule 35
IF Sogokan belakang AND Luk Lima THEN Pandawa OR Anoman OR Urap-urap OR Kebodengen OR Pandawa Cinarita.
Rule 36
IF Sor-soran AND Luk Lima THEN Pudaksategal.
Rule 37
IF Kruwingann AND Luk Lima THEN Pandawa Cinarita.
Rule 38
IF Gudsen Depan AND Luk Lima THEN Pudaksategal OR Pandawa Cinarita.
Rule 39
IF Gusen depan AND Luk Lima THEN Urap-urap OR.
Rule 40
IF Hada-hada AND Luk Lima THEN Sinarasah.
Rule 41
IF Sraweyan AND Luk Lima THEN Pudaksategal OR Pulanggeni OR Pandawa OR Kalandah OR Pandawa Cinarita.
Rule 42
IF Ripandan AND Luk Lima THEN Sinarasah OR Pudaksategal OR Pandawa OR Anoman OR Kalandah OR Pandawa Lare OR Pandawa Cinarita.
Rule 43
IF Thingil AND Luk Lima THEN Pandawa Cinarita.
Rule 44
IF Ganja AND Luk Tujuh THEN Kidangmas.
Rule 45
IF Lambe Gajah AND Luk Tujuh THEN Balebang OR Crubuk OR Carita Kasapta OR Angen-angen.
Rule 46
IF Greneng AND Luk Tujuh THEN Crubuk OR Naga keras OR Carita Kasapta OR Angen-angen.
Rule 47
IF Pejetan AND Luk Tujuh THEN Jaranguyung OR Angenangen. 125
Rule 48
IF Gandik AND Luk Tujuh THEN Sempama Punjul OR Angenangen.
Rule 49
IF Kembang Kacang AND Luk Tujuh THEN Kidangmas OR Balebang OR Crubuk OR Naga Keras OR Sempama Punjul OR Sempama Bungkem OR Carita Kasapta OR Angen-angen.
Rule 50
IF Tikelalis AND Luk Tujuh THEN Carita Kasapta OR Angenangen.
Rule 51
IF Sogokan Depan AND Luk Tujuh THEN Balebang OR Carita Kasapta.
Rule 52
IF Sor-soran AND Luk Tujuh THEN Naga Keras OR Angenangen.
Rule 53
IF Kruwingan AND Luk Tujuh THEN Carita Kasapta.
Rule 54
IF Gusen Depan AND Luk Tujuh THEN Carita Kasapta.
Rule 55
IF Sraweyan AND Luk Tujuh THEN Balebang OR Crubuk OR Sempama punjul OR Angen-angen.
Rule 56
IF Ripandan AND Luk Tujuh THEN Sempama Punjul OR Angen-angen.
Rule 57
IF Tingil AND Luk Tujuh THEN Jaranguyung.
Rule 58
IF Ganja AND Luk Sembilan THEN Ganjur
Rule 59
IF Lambe Gajah AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR Caritakanawa OR Sempana OR Jarudeh OR Panimbal OR Carangsoka OR Kidangsoka.
126
Rule 60
IF Greneng AND Luk Sembilan THEN Caritakanawa OR Kidang mas-masan OR Sempana OR Panimbal OR Pandengan OR Tundungmungsuh.
Rule 61
IF Pejetan AND Luk Sembilan THEN Pandengan.
Rule 62
IF Kembang Kacang AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR Butaijo OR Sempanaklenthang OR Sempana OR Jarudeh OR Panimbal OR Carangsoka OR Kidangsoka OR Paniwen.
Rule 63
IF Tikelalis AND Luk Sembilan THEN Caritakanawa OR Sempanaklenthang.
Rule 64
IF Sogokan Depan AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR Caritakanawa OR Butaijo OR Jarudeh OR Panimbal OR Paniwen OR Jaruman OR Panjisekar.
Rule 65
IF Kruwingan AND Luk Sembilan THEN Caritakanawa OR Tundungmungsuh.
Rule 66
IF Gusen Depan AND Luk Sembilan THEN Caritakanawa.
Rule 67
IF Sraweyan AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR Caritakanawa OR Butaijo OR Panimbal OR Carangsoka OR Kidangsoka OR Paniwen OR Jaruman OR Panjisekar.
Rule 68
IF Ripandan AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR Butaijo OR Sempanaklenthang OR Kidang Mas-masan OR Tundungmungsuh.
Rule 69
IF Jenggot AND Luk Sembilan THEN Jarudeh.
127
Rule 70
IF Lambe Gajah AND Luk Sebelas THEN Carita Prasaja OR Carita kapabron OR Carita daleman OR Sabuk inten OR Naga Kiki OR Naga Ngiki.
Rule 71
IF Greneng AND Luk Sebelas THEN Carita kapabron OR Carita daleman.
Rule 72
IF Pejetan AND Luk Sebelas THEN Jakawuru OR Naga Kiki.
Rule 73
IF Kembang Kacang AND Luk Sebelas THEN Carita bungkem OR Waluring OR Caritagandu OR Carita Kapabron OR Carita Daleman OR Carita Genengan OR Sabuk inten.
Rule 74
IF Tikelalis AND Luk Sebelas THEN Carita Kapabron OR Carita Genengan.
Rule 75
IF Sogokan depan AND Luk Sebelas THEN Waluring OR Sabuk tali OR Carita Kapabron OR Carita Daleman OR Carita Genengan OR Sabuk inten.
Rule 76
IF Kruwingan AND Luk Sebelas THEN Carita Kapabron OR Carita Daleman.
Rule 77
IF Gusen Depan AND Luk Sebelas THEN Carita Kapabron OR Carita Daleman.
Rule 78
IF Sraweyan AND Luk Sebelas THEN Sabuk tali OR Carita Kapabron OR Carita Daleman OR Sabuk inten.
Rule 79
IF Ripandan AND Luk Sebelas THEN Jakawuru OR Carita Genengan OR Sabuk inten.
128
Rule 80
IF Jenggot AND Luk Sebelas THEN Caritagandu OR Carita Daleman OR Carita Genengan.
Rule 81
IF Ganja AND Luk Tiga belas THEN Nagaseluman.
Rule 82
IF Lambe Gajah AND Luk Tiga belas THEN Kantar OR Parungsari OR Lunggandu OR Karawelang OR Sangkelat.
Rule 83
IF Greneng AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR Johan Mangan Kala OR Sangkelat OR Nagasasra.
Rule 84
IF Pejetan AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR Sangkelat.
Rule 85
IF Gandik AND Luk Tiga belas THEN Nagaseluman OR Nagasasra.
Rule 86
IF Kembang Kacang AND Luk Tiga belas THEN Kantar OR Parungsari OR Lunggandu OR Karawelang OR Bhimakurda OR Sangkelat.
Rule 87
IF Tikelalis AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR Sangkelat.
Rule 88
IF Sogokan depan AND Luk Tiga belas THEN Kantar OR Parungsari OR Lunggandu OR Johan Mangan Kala OR Karawelang OR Sangkelat.
Rule 89
IF Gulamilir AND Luk Tiga belas THEN Johan Mangan Kala.
Rule 90
IF Kruwingan AND Luk Tiga belas THEN Parungsari.
Rule 91
IF Gusen Depan AND Luk Tiga belas THEN Parungsari.
129
Rule 92
IF Sraweyan AND Luk Tiga belas THEN Kantar OR Parungsari OR Caluring OR Lunggandu OR Sepokal OR Bhimakurda.
Rule 93
IF Ripandan AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR Caluring OR Lunggandu OR Karawelang.
Rule 94
IF Jenggot AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR Lunggandu OR Bhimakurda OR Sangkelat.
Rule 95
IF Lambe Gajah AND Luk Lima belas THEN Sedet OR Carangbuntala OR Ragawilah.
Rule 96
IF Greneng AND Luk Lima belas THEN Ragapasung OR Ragawilah.
Rule 97
IF Kembang Kacang AND Luk Lima belas THEN Sedet OR Carita Buntala OR Carang Buntala OR Ragawilah.
Rule 98
IF Tikelalis AND Luk Lima belas THEN Ragapasung.
Rule 99
IF Sogokan depan AND Luk Lima belas THEN Sedet.
Rule 100 IF Sraweyan AND Luk Lima belas THEN Carita Buntala OR Carang Buntala. Rule 101 IF Ripandan AND Luk Lima belas THEN Sedet OR Carita Buntala OR Carang Buntala. Rule 102 IF Jenggot AND Luk Lima belas THEN Carita Buntala. Rule 103 IF Lambe Gajah AND Luk Tujuh belas THEN Ngamperbuta. Rule 104 IF
Kembang
Kacang
AND
Luk
Tujuh
belas
Ngamperbuta OR Cancingan. Rule 105 IF Sor-soran AND Luk Tujuh belas THEN Cancingan. 130
THEN
Rule 106 IF Tikelalis AND Luk Sembilan belas THEN Trimurda. Rule 107 IF Lambe Gajah AND Luk Duapuluh satu THEN Kalatinantang OR Indrajid OR Trisirah. Rule 108 IF Kembang Kacang AND Luk Duapuluh satu THEN Kalatinantang OR Indrajid. Rule 109 IF Tikelalis AND Luk Duapuluh satu THEN Trisirah. Rule 110 IF Sraweyan AND Luk Duapuluh satu THEN Kalatinantang OR Indrajid. Rule 111 IF Lambe Gajah AND Luk Duapuluh lima THEN Bhima kurda. Rule 112 IF Kembang kacang AND Luk Duapuluh lima THEN Bhima kurda. Rule 113 IF Sogokan depan AND Luk Duapuluh lima THEN Bhima kurda. Rule 114 IF Ripandan AND Luk Duapuluh lima THEN Bhima kurda. Rule 115 IF Lambe Gajah AND Luk Duapuluh tujuh THEN Anggawirun. Rule 117 IF Kembang kacang AND Luk Duapuluh tujuh THEN Anggawirun. Rule 118 IF Sogokan depan AND
Luk Duapuluh tujuh THEN
Anggawirun. Rule 119 IF Ripandan AND Luk Duapuluh tujuh THEN Anggawirun. Rule 120 IF Lambe Gajah AND Luk Duapuluh sembilan THEN Kalabendu.
131
Rule 121 IF Kembang Kacang AND Luk Duapuluh sembilan THEN Kalabendu. Rule 122 IF Sogokan depan AND Luk Duapuluh sembilan THEN Kalabendu. Rule 123 IF Ripandan AND Luk Duapuluh sembilan THEN Kalabendu.
4.4
Pengembangan Sistem
4.4.1 Perancangan Sistem 4.4.1.1 Arus Data (Flowchart) Aplikasi sistem pakar ini menggunakan flowchart untuk membantu dalam pembuatan program. Berikut ini merupakan gambar flowchart yang digunakan :
Gambar 4.17 Flowchart pakar 132
Gambar 4.18 Flowchart user
133
Dalam diagram konteks diatas terdapat dua entity yang menunjang proses sistem pakar identifikasi bentuk keris Jawa yaitu user sebagai pemilik keris yang menggunakan sistem dan admin sebagai knowledge enginer.
134
4.4.1.3 Diagram Zero Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Data Pengetahuan yang akan di Delete Data Pengetahuan yang akan di Edit Data Pengetahuan Sebelum di Edit Data Pengetahuan Status Input Pengetahuan
Status Edit Pengetahuan Status Delete Pengetahuan
Data Pengetahuan
1.0 Olah Pengetahuan
Pengetahuan
Data Ricikan yang akan di Delete Data Ricikan yang akan di edit Data Ricikan Sebelum di edit Data Ricikan Status Input Ricikan Status Edit Ricikan Status Delete Ricikan
Data Ricikan 2.0 Olah Ricikan
Ricikan
Data Luk yang akan Delet Data Luk yang akan di Edit PAKAR
Data Luk Sebelum di Edit Data Luk Data Luk Status Input Luk
3.0 Olah Luk
Luk
Status Edit luk Status Delete Luk Data Tangguh yang akan di Delet Data Tangguh yang akan di Edit Data Tangguh Sebelum di Edit Data Tangguh
Data Tangguh 4.0 Olah Tangguh
Tangguh
Status Input Tangguh Status Edit Tangguh Status Delete Tangguh Data Pamor yang akan di Delet Data Pamor yang akan di Edit Data Pamor sebelum di Edit
Data Pamor
5.0 Olah Pamor
Pamor
Data Pamor Status Input Pamor Status Edit Pamor Status Delete Pamor Data Aturan Data Aturan yang akan Di Delete
6.0 Olah Aturan
Data Aturan
Aturan
Status Input Aturan Status Delete Aturan Data Aturan
USER
Data Konsultasi Informasi Hasil Konsultasi
7.0 Olah Konsultasi
Data Konsultasi Data Hasil Konsultasi
Analisa Hasil
Gambar 4.20 Diagram Zero Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
135
4.4.1.4 Diagram Rinci Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Diagram ini untuk mendetailkan setiap proses yang terjadi pada diagram zero sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa.
1. Diagram Level 1 Proses 1 Mendeskripsikan secara detail pengolohan data Pengetahuan. Data Pengetahuan
1.1* Input Pengetahuan
Status Input Pengetahuan Pakar
Data Pengetahuan Sebelum Di Edit 1.2* Edit Pengetahuan
1.3* Delete Pengetahuan
Data Pengetahuan Yang akan Di Edit Status Edit Pengetahuan
Data Pengetahuan Yang akan di Delete Status Delete Pengetahuan
Data Pengetahuan Data Pengetahuan Data Pengetahuan Pengetahuan
Gambar 4.21 Diagram Level 1 Proses 1 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
136
2. Diagram Level 1 Proses 2 Mendeskripsikan secara detail proses pengolahan data ricikan.
Gambar 4.22 Diagram Level 1 Proses 2 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
137
3. Diagram Level 1 Proses 3 Mendeskripsikan secara detail proses data Luk. Data Luk
3.1* Input Luk
Status Input Luk
Pakar
Data Luk Sebelum di Edit Data Luk Yang akan Edit Status Edit Luk
3.2* Edit Luk
3.3* Delete Luk
Data Luk
Data Luk Yang akan di Delete Status Delete Luk
Data Luk
Data Luk
Luk
Gambar 4.23 Diagram Level 1 Proses 3 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
138
4. Diagram Level 1 Proses 4 Mendeskripsikan secara detail proses data Tangguh. Data Tangguh
4.1* Input Tangguh
Status Input Tangguh
Pakar
Data Tangguh sebelum di Edit Data Tangguh yang akan Edit
4.2* Edit Tangguh
Status Edit Tangguh
Data Tangguh yang akan di Dlete 4.3* Delete Tangguh Data Tangguh
Status Delete Tangguh
Data Tangguh
Data Tangguh Tangguh
Gambar 4.24 Diagram Level 1 Proses 4 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
139
5. Diagram Level 1 Proses 5 Mendeskripsikan secara detail proses data Pamor. Data Pamor
5.1* Input Pamor
5.2* Edit Pamor
5.3* Delete Pamor
Status Input Pamor
Pakar
Data Pamor Sebelum di Edit Data Pamor yang akan di Edit Status Edit Pamor
Data Pamor yang akan di Delete Status Delete Pamor
Data Pamor Data Pamor Data Pamor Pamor
Gambar 4.25 Diagram Level 1 Proses 5 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
140
6. Diagram Level 1 Proses 6 Mendeskripsikan secara detail proses data aturan.
Gambar 4.26 Diagram Level 1 Proses 6 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa 7. Diagram Level 1 Proses 7 Mendeskripsikan secara detail proses konsultasi.
User
Data Konsultasi
Informasi Hasil Konsultasi
7.1* Input Data Konsultasi
Data Konsultasi
7.2* Mencari Data Konsultasi
Analisa Hasil
Data Hasil Konsultasi
Data Aturan Aturan
Gambar 4.27 Diagram Level 1 Proses 7 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa 141
4.4.1.5
Peraancangan State Transition Diagram (STD) State Transition Diagram (STD) dari sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa ini terdiri dari :
142
1. Halaman User Klik Daftar Pengetahuan Tampil menu Daftar Pengetahuan
Klik Home Tampil Menu Home
Klik Cari Daftar Pengetahuan Tampil Hasil Pengetahuan
Klik Daftar Kata
Home
Klik Cari
Daftar Kata
Tampil menu Daftar Kata Klik Daftar Luk
Tampil Hasil Datar kata
Tampil Hasil Datar Luk
Klik Daftar Tangguh
Daftar Tangguh
Tampil menu Daftar Tangguh Klik Daftar Pamor
Tampil Ricikan dan Luk
Tampil Ricikan dan Luk
Klik Cetak Hasil Konsultasi
Cetak Hasil Identifikasi
Tampil Menu cetak registrasi Klik Edit Registrasi Tampil menu Edit Registrasi
Edit Registrasi
Klik Customer Help Tampil menu Customer Help
Login User
Klik Cari Daftar Pamor
Klik Ricikan dan luk
Identifikasi
Klik Login Menu User Masukan Username Dan Password
Tampil menu Daftar Pengetahuan
Klik pilih hasil identifikasi Tampil hasil cetak Klik Simpan Registrasi Tampil Hasil Edit Registrasi
Klik Cari Daftar Pengetahuan Tampil Hasil Pengetahuan
Daftar Kata
Tampil menu Daftar Kata Klik Daftar Luk
Daftar Luk
Tampil menu Daftar Luk Klik Daftar Tangguh Tampil menu Daftar Tangguh Klik Daftar Pamor Tampil menu Daftar Pamor
Ricikan dan Luk
Hasil Daftar Pamor
Tampil Hasil Datar Pamor Klik Proses Identifikasi Tampil Hasil Identifikasi
Proses Identifikasi
Hasil Identifikasi
Hasil Cetak
Hasil Edit Registrasi
Customer Help
Klik Daftar Pengetahuan
Klik Daftar Kata
Hasil Daftar Luk
Klik Cari Hasil Tampil Hasil Daftar Tangguh Datar Tangguh
Tampil menu Daftar Pamor Klik Konsultasi
Hasil Daftar Kata
Klik Cari
Daftar Luk
Tampil menu Daftar Luk
Menu Utama
Hasil Pengetahuan
Klik Cari Tampil Hasil Datar kata
Klik Cari Tampil Hasil Datar Luk
Klik Cari
Daftar Tangguh
Tampil Hasil Datar Tangguh
Klik Cari
Daftar Pamor
Tampil Hasil Datar Pamor
Hasil Pengetahuan
Hasil Daftar Kata
Hasil Daftar Luk
Hasil Daftar Tangguh
Hasil Daftar Pamor
Keluar
Gambar 4.28 State Diagram (STD) Untuk Halaman User
143
Hasil Identifikasi
1.
Halaman Pakar (Knowledge Enginer)
Gambar 4.29 State Diagram (STD) Untuk Halaman Pakar (Knowledge Enginer) 144
4.4.2 Analisis Dan Desain Sistem 4.4.2.1 Perancangan Database Data-data yang diperlukan pada proses masukan disimpan dalam basis data. Hal ini dimaksudkan agar data bersifat dinamis yaitu dapat melakukan penambahan, perubahan dan penghapusan data. Ada dua tahap yang dilakukan dalam membuat database, yaitu Normalisasi, dan entity relationship diagram (ERD). 4.4.2.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 4.30 Entity Relationship Diagram
145
4.4.2.3
Spesifikasi Database Nama Basis Data : keris
1. Tabel Analisa Hasil Tabel yang digunakan untuk menyimpan data analisa_hasil. Nama Tabel
: analisa_hasil
Primary key
: id
Tabel 4.2 Tabel Analisa Hasil 2. Tabel Aturan Tabel yang digunakan untuk menyimpan data aturan. Nama Tabel
: aturan
Primary key
: id Tabel 4.3 Tabel Aturan
146
3. Tabel Luk Tabel yang digunakan untuk menyimpan data luk. Primary key
: kd_luk Tabel 4.4 Tabel Luk
4. Tabel Pamor Tabel yang digunakan untuk menyimpan data pamor. Primary key
: kd_pamor Tabel 4.5 Tabel Pamor
5. Tabel Pengetahuan Tabel yang digunakan untuk menyimpan data pengetahuan. Primary key
: kd_dapur Tabel 4.6 Tabel Pengetahuan
147
6. Tabel Ricikan Tabel yang digunakan untuk menyimpan data ricikan. Primary key : kd_ricikan Tabel 4.7 Tabel Ricikan
7. Tabel Tangguh Tabel yang digunakan untuk menyimpan data tangguh. Primary key : kd_tangguh Tabel 4.8 Tabel Tangguh
4.4.2.4
Perancangan User Interface
1. Perancangan Halaman Menu Utama untuk User HEADER Login Customer Help Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor FOOTER 148
2. Perancangan Halaman Login User HEADER Username Password Login Customer Help Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
FOOTER
3. Perancangan Halaman Konsultasi HEADER Konsultasi Cetak Hasil Konsultasi Logout Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Konsultasi
FOOTER
4. Perancangan Halaman Cetak Hasil Konsultasi HEADER Cetak Hasil Konsultasi Logout Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Print
FOOTER
149
5. Perancangan Halaman Daftar Pengetahuan HEADER Cetak Hasil Konsultasi Logout Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Pengetahuan
FOOTER
6. Perancangan Halaman Daftar Kata HEADER Cetak Hasil Konsultasi Logout Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Kata
FOOTER
7. Perancangan Halaman Daftar Luk HEADER Cetak Hasil Konsultasi Logout Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Luk
FOOTER
150
8. Perancangan Halaman Daftar Tangguh HEADER Cetak Hasil Konsultasi Logout Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Tangguh
FOOTER
9. Perancangan Halaman Daftar Pamor HEADER Cetak Hasil Konsultasi Logout Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
11. Perancangan Halaman View, Edit, dan Delete HEADER MENU UTAMA
Edit
FOOTER
12. Perancangan Halaman Tambahp HEADER MENU UTAMA
Tambah
Tambah
FOOTER
152
Delete
4.4.3 Implementasi Sistem 4.4.3.1 Konstruksi Sistem Pakar Dalam fase konstruksi, bahasa pemograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan database MySQL serta menggunakan model penalaran forward chaining dan teknik penelusuran depth first search. XAMPP Ver 1.5.4 digunakan untuk mengontrol databse MySQL pada sistem, PHP adalah bahasa pemograman yang digunakan, Adobe Dreamweaver CS3 dan Notepad++ digunakan sebagai editor, Google Chrome dan Mozilla Firefox versi 3.6.13 digunakan untuk pengujian, pengecekan dan menjalankan sistem dan mengeksekusi rule-rule yang menggunakan bahasa pemograman PHP. 4.4.3.2
Pengujian Sistem Pakar Dalam fase implementasi, dilakukan pengujian sistem dengan
menggunakan kotak hitam (black box testing) atau pengujian fungsional dimana pengujian prilakunya dengan mempelajari input dan output yang berkaitan. Pengujian aplikasi ini dilakukan dua penguji yaitu pengujian mandiri yang dilakukan oleh penulis dan black box testing yang dilakukan oleh Bapak Victor Amrizal M.Kom, selaku dosen pembimbing dan pakar keris. Pengujian mandiri yaitu pengujian terhadap kode-kode program untuk memastikan kebenaran program tersebut. Pengujian ini dilakukan untuk mencari kesalahan yang ditimbulkan karena salah tulis atau kesalahan pemograman ini disebut juga debugging. Kegiatan ini digunakan untuk 153
mencari posisi peringatan (warning), kesalahan (error) dari kode-kode program dan mengetahui debugging yang sukses. Cara pengujian blackbox testing dilakukan dengan menjalankan aplikasi sistem pakar dan melakukan input data serta melihat input-nya apakah sesuai dengan domain masalah serta kesimpulan yang diharapkan. Hasil pengujian blackbox testing bisa dilihat pada tabel 4.13 : 1.
Hasil Pengujian Halaman untuk User Tabel 4.9 Tabel Pengujian Halaman untuk User Pengujian
1.
Interface halaman utama dan login user
Interface halaman menu utama, profil aplikasi dan submenu
OK
2.
Interface registrasi user
Interface pendaftaran
OK
2.
Interface halaman Identifikasi user
Interface halaman pilihan komponen untuk identifikasi
OK
3.
Interface halaman hasil identifikasi user
Interface halaman hasil identifikasi
OK
4.
Interface halaman cetak hasil Identifikasi user
Interface halaman cetak hasil identifikasi
OK
5.
Interface edit registrasi user
Interface halaman edit registrasi
OK
6.
Interface halaman bantuan user
Interface halaman bantuan untuk identifikasi
OK
7.
Interface halaman daftar pengetahuan user
Interface halaman daftar pengetahuan
OK
8.
Interface halaman daftar kata user
Interface halaman daftar kata
OK
Interface halaman daftar luk user
Interface halaman daftar luk
OK
Interface halaman daftar tangguh user
Interface halaman daftar tangguh
OK
Interface halaman daftar pamor user
Interface halaman daftar pamor
OK
9. 10. 11.
Interface yang diharapkan
Hasil
No.
154
Pengujian
2.
Hasil Pengujian Halaman untuk Pakar Tabel 4.10 Tabel Pengujian Halaman untuk Pakar
No.
Pengujian
Interface yang diharapkan
Hasil Pengujian
1.
Interface halaman login Pakar
Interface halaman login
OK
2.
Interface halaman utama Pakar
Interface halaman menu utama
OK
Interface halaman tambah data pakar
OK
Interface halaman edit data pakar
OK
3.
Interface halaman tambah data pakar
4.
Interface halaman edit data pakar
5.
Interface halaman data pengetahuan Interface halaman data pengetahuan
6.
7.
8. 9. 10. 11. 12.
OK
Interface halaman tambah data
Interface halaman tambah data
pengetahuan
pengetahuan
Interface halaman edit data
Interface halaman edith data
pengetahuan
pengetahuan
Interface halaman delete data
Interface halaman delete data
pengetahuan
pengetahuan
Interface halaman data ricikan
Interface halaman data ricikan
OK
Interface halaman tambah data ricikan
OK
Interface halaman edit data ricikan
OK
Interface halaman delete data ricikan
OK
Interface halaman tambah data ricikan Interface halaman edit data ricikan Interface halaman delete data ricikan
OK
OK
OK
13.
Interface halaman data luk
Interface halaman data luk
OK
14.
Interface halaman tambah data luk
Interface halaman tambah data luk
OK
15.
Interface halaman edit data luk
Interface halaman edit data luk
OK
16.
Interface halaman delete data luk
Interface halaman delete data luk
OK
17.
Interface halaman data tangguh
Interface halaman data tangguh
OK
Interface halaman tambah data
Interface halaman tambah data
tangguh
tangguh
Interface halaman edit data tangguh
Interface halaman edit data tangguh
OK
Interface halaman delete data tangguh
OK
18. 19. 20.
Interface halaman delete data tangguh
155
OK
21. 22. 23. 24. 25. 26.
27.
28.
29.
30
Interface halaman data pamor
Interface halaman data pamor
OK
Interface halaman tambah data pamor
OK
Interface halaman edit data pamor
OK
Interface halaman delete data pamor
OK
Interface halaman data aturan pakar
Interface halaman data aturan pakar
OK
Interface halaman tambah data
Interface halaman tambah data
aturan pakar
aturan pakar
Interface halaman delete data
Interface halaman delete data aturan
aturan pakar
pakar
Interface halaman laporan data
Interface halaman laporan data
aturan pakar
aturan pakar
Interface halaman laporan data
Interface halaman laporan data
customer
customer
Interface halaman laporan data
Interface halaman laporan data
konsultasi
konsultasi
Interface halaman tambah data pamor Interface halaman edit data pamor Interface halaman delete data pamor
4.4.4
OK
OK
OK
OK
OK
Implementasi Tahap Lanjut Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak
menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana di dalamnya tersimpan tolak ukur pengembangan sistem di masa mendatang (Andi, 2009:21) Implementasi tahap lanjut disini penulis melakukan dokumentasi sistem, yaitu:
156
Gambar 4.31 Tampilan Menu Home dan Login User
Gambar 4.32 Tampilan Menu Registrasi User
157
Gambar 4.33 Tampilan Menu Bantuan User
Gambar 4.34 Tampilan Menu Konsultasi 158
Gambar 4.35 Tampilan Menu Daftar Pengetahuan
Gambar 4.36 Tampilan Menu Daftar Kata
159
Gambar 4.37 Tampilan Menu Daftar Luk
Gambar 4.38 Tampilan Menu Daftar Tangguh
160
Gambar 4.39 Tampilan Menu Daftar Pamor
Gambar 4.40 Tampilan Menu Cetak Hasil Konsultasi
161
Gambar 4.41 Tampilan Menu Utama Pakar
162
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1. Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor) yang dibuat dapat membantu para pencinta keris yang ingin tahu bentuk dari keris, sehingga tidak bergantung pada tenaga ahli (pakar) dan dapat menghemat biaya dalam identifikasi. 2. Sistem Pakar ini berguna juga bagi para ahli, terutama para ahli yang belum berpengalaman untuk dapat menyelesaikan masalah identifikasi bentuk, tanpa bantuan ahli yang berpengalaman. 3. Dengan adanya sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dengan metode cf (certainty factor) ini, para pecinta keris dapat mencari informasi tentang komponen-komponen dan bentuk keris jawa. 4. Pembuatan database menggunakan MySQL untuk menyimpan knowledge base dan data-data untuk mempermudah dalam penambahan, pengeditan, dan penghapusan knowledge base.
164
5.2 Saran Aplikasi yang dibuat ini masih memiliki banyak kekurangan tertutama mengenai data keris yang kurang lengkap, sehingga informasi yang diberikan kurang optimal. Untuk itu, diperlukan juga saran-saran untuk dijadikan pertimbangan dalam pengembangan sistem, antara lain: 1.
Sistem pakar ini baru bisa mengidentifikasikan komponen keris jawa, yaitu; ricikan, luk, tangguh, dan dapur saja , maka perlu adanya perawatan dan pengembangan
terhadap
knowledge
base
sehingga
aplikasi
bisa
mengidentifikasi bentuk keris yang lebih umum lagi. 2.
Proses identifikasi akan lebih mudah bagi user jika dilengkapi dengan fasilitas video.
3. Sistem pakar ini masih jauh dari sempurna untuk itu perlu ditambahkan fiturfitur yang lebih lengkap, seperti penjelasan singkat dari komponen keris. 4. Menambah istilah-istilah atau informasi tentang keris yang di-input dan ditampilkan.
165
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2009. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visul Basic. Yogyakarta : Andi Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi Dhiana, Aziz Sukma. 2010. Rancang Bangun Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak diterbitkan Doyodipuro, Ki Hudoyo. 2007. Keris Daya Magic-Manfaat-Tuah-Misteri . Jakarta : Dahara Prize Fathansyah, Ir. 1999. Basis Data. Bandung : Informatika Harsrinuksmo, Bambang. 2004. Ensiklopedi Keris . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Haryoguritno, Haryono. 2007. Keris Jawa Antara Mistik dan Nalar . Jakarta : Indonesia Kebangsaanku Husni. 2007. Pemograman Database Berbasis Web. Yogyakarta : Graha Ilmu Koesni. 1979. Pakem Pengetahuan Tentang Keris. Surakarta : Aneka Ilmu Ladjamudin, Al Bahra Bin. 2005. Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu Mcleod, Raymond, Jr. 2001. SIM. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Terjemahan Hendra Teguh. Jakarta : Prenhallindo Nugroho, Bunafit. 2005. Database Relation Dengan MySQL. Yogyakarta : Andi
166
Nugroho, Bunafit. 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar Dengan PHP Dan Editor Dreamweaver. Yogyakarta : Gava Media Prawira, Muhammad Hadi. 2010. Pengembangan dan Analisis Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan Motor Diesel Pada Mobil. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak diterbitkan Turban, Efraim dkk. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems. Yogyakarta : Andi Whitten, L. Jeffery, dkk. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem edisi 6. Yogyakarta : Andi dan McGraw-Hill education
167
4.4.1.2 Diagram Konteks Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
Gambar 4.19 Diagram Kontek Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
LAMPIRAN B B.1 Source Code List Konsultasi Daftar Agenda Kampus <style type="text/css"> <style type="text/css"> #mainscroll { min-height:300px; height:450px; width:400px; float:left; padding:20px; margin:0 auto; overflow-y:scroll;}
$sql_luk = "SELECT * FROM luk ORDER BY kd_luk ASC"; $qry_luk = mysql_query($sql_luk, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Gejala"); $sql_user = "SELECT * FROM customer WHERE ID = '".$_SESSION['SES_USERID']."'"; $qry_user = mysql_query($sql_user, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Customer"); $hasil_qry = mysql_fetch_array($qry_user); $sql_total = "SELECT COUNT(*) AS TotKonsul FROM customer_konsul WHERE userID = '".$_SESSION['SES_USERID']."'"; $qry_total = mysql_query($sql_total, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Customer"); $qry_total = mysql_fetch_array($qry_total); if($qry_total[TotKonsul]==""||$qry_total[TotKonsul]=="0"){ $KaliKonsul = 1; }else{ $KaliKonsul = $qry_total[TotKonsul]+1;}?>
Nama
:
Alamat
:
Tanggal Konsultasi
:
Konsultasi Ke
:
Ricikan Keris
Macam Macam Bentuk Pesi
Macam Macam Bentuk Ganja
Pesi Dengan Ujung Runcing
Pesi Dengan Ujung Kotak
Pesi Dengan Ujung Pipih Berlubang
Pesi Bentuk Bergulir
Ganja Sebit Rotan
Ganja ----
Ganja Dungkul
Ganja Kelap Lintah
Ganja ------
Ganja Wilud
B.2 Source Code Proses Konsultasi
if (count($_POST['Cekl'])==0 ) { $pesan[] = "Belum ada Luk yang terdeteksi !";} if (! count($pesan)==0 ) { // Pengisian Data pada Form Pendaftaran?>
Kesalahan Input : ";?>
$pesan_tampil) { $urut_pesan++; ?>
$urut_pesan.";?>
$pesan_tampil";?>
$value1) foreach($_POST['Cekl'] as $key => $value2){ //foreach($_POST['Cekt'] as $key => $value3) $sql = "INSERT INTO tmp_proses SET userID='".$_SESSION['SES_USERID']."',kd_ricikan ='".$value1."', kd_luk ='".$value2."'"; $query = mysql_query($sql, $koneksi);} $sql_Temproses = "SELECT TMP.kd_ricikan, TMP.kd_luk,A.kd_tangguh,A.kd_dapur FROM tmp_proses TMP, aturan A WHERE TMP.kd_ricikan=A.kd_ricikan AND TMP.kd_luk=A.kd_luk"; $qry_Temproses = mysql_query($sql_Temproses, $koneksi); while($hasil_Temproses=mysql_fetch_array($qry_Temproses)){ $sql = "INSERT INTO tmp_analisa SET
userID='".$_SESSION['SES_USERID']."', kd_ricikan ='".$hasil_Temproses[kd_ricikan]."', kd_luk ='".$hasil_Temproses[kd_luk]."', kd_tangguh ='".$hasil_Temproses[kd_tangguh]."', kd_dapur ='".$hasil_Temproses[kd_dapur]."'"; mysql_query($sql);} // Konfirmasi Sukses Proses echo "<meta http-equiv='refresh' content='0; url=?page=konsultasiok'>";}}?> B.3 Source Code Hasil Konsultasi
WHERE A.kd_ricikan = TMP.kd_ricikan AND A.kd_luk = TMP.kd_luk AND A.kd_tangguh = TMP.kd_tangguh AND A.kd_dapur = TMP.kd_dapur AND R.kd_ricikan = A.kd_ricikan AND L.kd_luk = A.kd_luk AND T.kd_tangguh = A.kd_tangguh AND D.kd_dapur = A.kd_dapur GROUP BY A.kd_luk AND A.kd_dapur LIMIT 1"; $qry_kseimpulan = mysql_query($sql_kesimpulan, $koneksi) or die ("Gagal Proses Kesimpulan"); $hasil_kesimpulan = mysql_fetch_array($qry_kseimpulan); $sql_total = "SELECT COUNT(*) AS TotKonsul FROM customer_konsul WHERE userID = '".$_SESSION['SES_USERID']."'"; $qry_total = mysql_query($sql_total, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Customer"); $qry_total = mysql_fetch_array($qry_total); if($qry_total[TotKonsul]==""||$qry_total[TotKonsul]=="0"){ $KaliKonsul = 1; }else{ $KaliKonsul = $qry_total[TotKonsul]+1;}?>
4.2.1 Mekanisme Inferensi 4.2.1.1 Forward Chaining SISTEM PAKAR IDENTIF IKAS I BENTUK KERIS JAWA
L2
L1
L3
11
6
24
16
18
D46
D46
5
6
7
10
14
D63
D63
15
16
17
19
D53
D63
21
22
D60
D52
20
25
24
26
15 D41
D43
D42
D49
7
D41 D43
25
27
D57
D57
D51
D45
D45
D47
D45
D47
D43
D46
D63
D55
D58
D53
D59
D55
D49
D63
D60
D63
D53
D63
D53
D63
D55
12 D42
12
D56
D50
D56 D42
5
D23
D48
D46
D45
D50
D51
D41
10
D33
D25
D6
D4
D26
D15
D3
D4
D5
D55
D53
D21
D1
D24
12
D3
D2
D4 D14
D12
D18
D19
D21
D22
D39
D7
D9
D11
D12
D14
D18
D4
D7
D11
D14
D16
D18
D34
21
20
D36
D12
D38
D14
D20
D1
D11
D16
D17
D22
D10
D17
D40
Gambar 4.2 Pohon Inferensi Sstem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
D55
22
D58
D56
D58
D4
D12
D32
D39
26
D30
D6
D22
D32
D22
D9
D29
D63
27
24
D18
D59
25
D8
D15
7
D37
D53
D52
15
D4
D1
D63
D8
D13
D2
D40
D35 D35
D20
D39
D9
6
D7
D60
19
16
14
D6
D59
D57
D56
D51
11
D13
D54
D57
D50 D52
D42
D41
D63
D8
D15
D16
D17
Mekanisme Inferensi Lanjutan SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA
L7
L9
L8
L10
L11
L13
L12
L14
14 27 6
7
12
14
24
15
12
6
25
6
12
6
6
24
14
12
15
25 6
12
15
25
D126
D126
D126
D126
D115 D120 D116
D112
D113
D116
D115
D112
D115
D113
D115
D112
D118
D116
D118
D118
D114 D115
D124
D123
D123
D121
D121
D119
D124
D124
D124
D122
D122
D116
D121
D122 6
12
15
25
D125
D125
D125
D125
7 6
15 10
5 D103
11
14
12
18
D109 D101
D103
D111 D102
D101
1 20
27
25
24
D110
D109
D111
D102
D102
D102 D102
D110
D104
D105
D102
D105
D108
D110
D105
D101 D102
1 19
D110
D102
D105
D107
D108
D110
D107 D101
D102
D105
D103
D101
D107
D102
D110
D104
D105
D106
D108
Gambar 4.2 Pohon Inferensi Sstem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa (Bagian 3)
Mekanisme Inferensi Lanjutan SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA
L6
L5 L4
25 5
10
7
6
12
15
14
19
D73 D86
6
D73
D76
D79
D81
D83
D74
15
D80
D78
D96
D95
D99
D91
D95
D97
D95
D96
D96
D95
D93
D94
D82
D73
D75
D80
D84
D96
D78
D77
D74
D87
D80
D73
D75
D80
D84
D79
D89
D99
D93
D96
D92 D98
D100
D90
D95
D74
D83
D83
D91 D95
D92 D73
D74
D78
D79
D80
D81
D82
7 5
6
11
10 D68
14
12
17
15
D66
D72
D72
D67
D69
D72
D71
D72
D65
D71
D68
20
D71
D71
26
D65
D66
D68
D69
D70
D71
D67 D69
D66
D72
25
24
D72
D71 D64
D65
19
D71
D64 D66
D97
D83
D79
D98
D97
D90
D86
D72
D69
D72 D65
D96
D98
D85 D95
D74
25
D77 D95
D75
24
20
19
27
D79 D75
D87
D74
D76
14
12
D87
D76
D74
D88
10
7
27
24
20
D72
Gambar 4.2 Pohon Inferensi Sstem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa (Bagian 2)
D96
D98
D97
D98
D96
D97
LAMPIRAN A WAWANCARA A.1 Wawancara Dengan Seorang Yang Mengerti Tentang Keris Tanggal
: 25 April 2011
Narasumber : Victor Amrizal M.Kom Narasumber adalah dosen pembimbing dan seorang yang mengerti tentang keris. Penulis
: Apa tujuan dari sistem pakar identifikasi keris ?
Narasumber : Tujuannya melestarikan kebudayaan Indonesia terutama keris agar kebudayaan indonesia tidak di akui Negara lain dan melestarikan kepakaran tentang keris. Penulis
: Apakah kepakaran sudah jarang di temukan?
Narasumber : Kepakaran keris sudang jarang di temukan. Penulis
: Selain itu apa tujuan lain?
Narasumber : Untuk membantu para pecinta keris untuk mengetahui tentang keris yang dimiliki, karena untuk identifikasi keris sekarang biayanya sudah cukup mahal, ambil contoh saja di museum keris TMII, untuk identifikasi sebuah keris saja harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 100.000. Penulis
: Apa saja yang harus diperhatikan dalam identifikasi keris ?
Narasumber : Dalam mengidentifikasi keris harus di perhatikan beberapa komponen. Penulis
: Komponen apa saja yang harus diperhatikan dalam identifikasi keris ?
Narasumber : Komponen yang harus di perhatikan yang pertama yaitu ricikan keris. Penulis
: Ada berapa jenis ricikan dalam keris ?
Narasumber
: Jenis ricikan keris ada banyak.
Penulis
: Selain ricikan apakah ada komponen lain ?
Narasumber
: Selain ricikan, harus di perhatikan bentuk luk atau lengkung keris.
Penulis
: Ada berapa bentuk luk atau lengkung keris ?
Narasumber
: Bentuk luk keris ada sekitar 29 dan bentuk luk keris yang normal selalu ganjil.
Penulis
: Apa lagi yang harus di perlukan dalam identifikasi keris ?
Narasumber
: Yang harus di perhatikan lagi yaitu dapur keris.
Penulis
: Dalam sistem pakar ini apa saja yang di butuhkan untuk identifikasi keris ?
Narasumber
: Yang di butuhkan dalam sistem pakar ini sama dengan identifikasi biasanya.
Penulis
: Apa yang harus pertama di perhatikan dalam identifikasi dalam sistem pakar ini ?
Narasumber
: Yang pertama harus memprhatikan rikan keris.
Penulis
: Kemudian apa lagi yang harus di perhatikan ?
Narasumber
: Yang selanjutnya adalah luk keris.
Penulis
: Apa yang di hasilkan sistem pakar yang akan di buat?
Narasumber : Sistem pakar harus menghasilkan hasil dari identifikasi yang berupa nama keris, nama dapur, tangguh, dan definisi keris kemudian ada nilai faktor kepastiannya. Penulis
: Apa fungsi dari nilai kepastian ?
Narasumber
: Nilai kepastian untuk memastikan nilai faktor kepastian dari hasil identifikasi keris karena dengan faktor kepastian maka hasil dari identifikasi bisa di bandingkan.