SISTEM NOTIFIKASI PEMESANAN MAKANAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN RADIO FREQUENCY
ANDRI BAGUS ARIANTO
ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sistem Notifikasi Pemesanan Makanan Berbasis Mikrokontroler Dengan Radio Frequency adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2015 Andri Bagus Arianto NIM G64100084
ABSTRAK ANDRI BAGUS ARIANTO. Sistem Notifikasi Pemesanan Makanan Berbasis Mikrokontroler dengan Radio Frequency. Dibimbing oleh KARLISA PRIANDANA. Sistem pemesanan makanan di Indonesia masih kurang efisien karena belum ada alat notifikasi yang dapat mengurangi antrian dan menggantikan fungsi pelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem atau alat notifikasi pemesanan makanan yang murah dan sederhana berbasis mikrokontroler dengan radio frequency. Sistem yang dibuat terdiri atas 2 alat yaitu transmitter untuk penjual dan receiver untuk pelanggan. Alat tersebut terhubung oleh sinyal radio dengan frekuensi 433 MHz menggunakan teknik modulasi Amplitude Shift Keying (ASK). Hasil uji coba menunjukkan bahwa alat ini dapat membuat sistem antrian menjadi lebih efisien dengan memberi notifikasi berupa nyala lampu LED dan bunyi buzzer. Jarak maksimum antara transmitter dan receiver adalah 70-80 m. Kata kunci: amplitude shift keying, mikrokontroler, radio frequency, receiver, transmitter
ABSTRACT ANDRI BAGUS ARIANTO. Food Ordering System Based on Microcontroller with Radio Frequency. Supervised by KARLISA PRIANDANA. Food ordering system in Indonesia is still inefficient because there is no tool that can reduce the notification queue and replace the function of servars. This study aims to develop a cheap and simple notification system for food ordering based on microcontroller with radio frequency. The system consists of 2 main devices: a transmitter for the seller and a receiver for the customer. These devices are connected to each other by a radio signal with a frequency of 433 MHz using Amplitude Shift Keying (ASK) modulation. It is found that this device can make the queuing system becomes more efficient by giving notification in the form of LED light and buzzer sound. The maximum distance between the transmitter and receiver is 70-80 m. Keywords: amplitude shift keying, microcontroller, radio frequency, receiver, transmitter
SISTEM NOTIFIKASI PEMESANAN MAKANAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN RADIO FREQUENCY
ANDRI BAGUS ARIANTO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Kompurter
ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Penguji: 1 Dr Eng Heru Sukoco, SSi MT 2 Dr Ir Sri Wahyuni, MT
Judul Skripsi: Sistem Notifikasi Pemesanan Makanan Berbasis Mikrokontroler Dengan Radio Frequency Nama : Andri Bagus Arianto NIM : G64100084
Disetujui oleh
Karlisa Priandana, ST MEng Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan kemurahan hati-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Sistem Notifikasi Pemesanan Makanan Berbasis Mikrokontroler dengan Radio Frequency. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Terima kasih penulis ucapkan kepada Karlisa Priandana, ST MEng selaku dosen pembimbing yang banyak memberi ilmu baru dan membimbing penulis dari awal hingga akhir penelitian. Di samping itu, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Eng Heru Sukoco, SSi MT dan Dr Ir Sri Wahyuni, MT yang telah banyak memberi saran untuk perbaikan dalam penelitian ini. Terima kasih juga untuk semua teman-teman dari Laboratorium Net Centric Computing yang telah membantu selama penelitian berlangsung dan memberi banyak ilmu baru. Selain itu, ungkapan terima kasih setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga besar atas dukungan dan kasih sayangnya. Tak lupa juga apresiasi diberikan kepada seluruh keluarga besar Etos Bogor yang turut serta dalam memberi semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Terakhir, ucapan terima kasih yang tiada putus juga diberikan kepada semua sahabat penulis yang tak bisa disebutkan satu per satu yang telah mendukung penulis secara moral. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Bogor, Maret 2015
Andri Bagus Arianto
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
2
METODE
2
Analisis Kebutuhan
3
Perancangan Sistem
3
Persiapan Alat dan Bahan
4
Pengembangan Alat
5
Pengujian Fungsi Alat
5
Pembuatan Casing
5
Uji Coba Alat
5
Evaluasi
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Analisis Kebutuhan
6
Perancangan Sistem
8
Persiapan Alat dan Bahan
10
Pengembangan Alat
12
Pengujian Fungsi Alat
15
Pembuatan Casing
16
Uji Coba Alat
17
Evaluasi
18
SIMPULAN DAN SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
21
RIWAYAT HIDUP
26
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8
Uji seven segment Uji keypad Uji buzzer dan lampu LED Uji pulsa biner yang diterima oleh receiver Uji jarak transmitter dan receiver Uji bunyi buzzer dan lampu LED Uji sistem dengan banyak alat Persentasi efisiensi antrian oleh responden
10 11 11 12 12 16 16 17
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Skema metode Gelombang modulasi digital Amplitude Shift Keying Business process sistem antrian Business process sistem pelayan Business process sistem dengan alat yang dirancang Rancangan prototype (a) Transmitter (b) Receiver Flow chart cara kerja sistem transmitter dan receiver Flow chart algoritme (a) transmitter (b) receiver Skematik transmitter Skematik receiver Prototype transmitter dan receiver
3 4 4 6 7 9 9 10 13 14 15 17
DAFTAR LAMPIRAN 1 Source code transmitter 2 Source code receiver 3 Format kuisioner
21 24 25
PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pemesanan makanan pada suatu tempat makan di Indonesia masih bersifat konvensional. Secara umum sistem pemesanan makanan di Indonesia ada dua macam. Pertama, pelanggan mengantri di kasir sekaligus menunggu pesanan makanan. Kedua, pelayan mengantarkan pesanan ke tempat duduk pelanggan. Kedua sistem tersebut memiliki kelemahan. Kelemahan sistem pertama yaitu area kasir bisa menjadi terlalu sesak oleh pelanggan karena antrian yang panjang, sedangkan kelemahan sistem kedua yaitu pelayan seringkali bingung dan lama dalam mencari nomor pelanggan saat akan mengantarkan makanan. Hal tersebut menyebabkan pemesanan makanan menjadi kurang efisien dalam pelayanannya. Saat ini sudah ada alat notifikasi untuk pelanggan apabila pesanan yang diinginkan pelanggan telah selesai. Alat tersebut berupa bel yang berbunyi jika makanan sudah siap dan pelanggan dapat mengambil pesanannya sendiri di kasir. Namun, alat-alat tersebut masih terlalu mahal sehingga sistem pemesanan makanan di Indonesia masih menggunakan sistem konvensional. Oleh karena itu, penelitian ini ingin membuat sebuah alat atau sistem yang serupa yang dapat memudahkan pelanggan dan dapat mengurangi antrian dalam pemesanan makanan dengan harga yang murah dan sederhana. Alat tersebut akan dibuat dengan mikrokontroler, suatu komponen elektronik yang merupakan miniatur dari suatu sistem komputer. Seperti halnya suatu komputer, mikrokontroler mempunyai kemampuan untuk diprogram sesuai keinginan. Namun, mikrokontroler hanya dapat digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja karena keterbatasannya yang hanya dapat menyimpan satu program. Mikrokontroler terdiri atas sebuah inti processor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya) dan perlengkapan input output (Ayala 1991). Mikrokontroler akan diatur sedemikian rupa agar dapat saling berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi antar-mikrokontroler dapat dilakukan dengan media infrared, bluetooth, sinyal radio, dan sebagainya. Infrared adalah gelombang yang menggunakan cahaya pemancar/penerima yang memodulasikan cahaya inframerah non koheren. Gelombang ini memiliki daerah cakupan yang hanya terbatas dalam satu ruangan saja karena tidak dapat menembus dinding yang tidak transparan. Bluetooth adalah sebuah saluran nirkabel jarak pendek berbasis gelombang radio yang perangkat kesistemannya dikembangkan dalam bentuk sebuah microchip. Sinyal radio merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang bisa digunakan pada radio communication. Radio frequency berkisar antara 10 sampai 30 KHz, hingga 30 sampai 300 GHz (Stallings 2007). Alat atau sistem yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu memiliki jangkauan jarak minimal sekitar 30 m, tidak terhalang oleh tembok dan tidak terganggu oleh noisy. Berdasarkan kebutuhan dari media-media yang ada, maka dipilih media sinyal radio sebagai sarana komunikasi antar-mikrokontroler. Oleh sebab itu, dari permasalahan tadi maka penelitian ini akan membuat suatu sistem atau alat notifikasi pemesanan makanan berbasis mikrokontroler dengan Radio
2 Frequency berupa alarm. Mikrokontroler yang sudah umum digunakan saat ini adalah ATmega 328 yang dirangkai menjadi sebuah board bernama Arduino. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mikrokontroler ini dapat digunakan untuk menghasilkan frekuensi radio (Matsumoto et al. 2013). Perumusan Masalah Masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1 Sistem seperti apa yang dapat memberi notifikasi pemesanan makanan 2 Bagaimana cara membuat alat dengan harga yang murah dan sederhana Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem notifikasi pemesanan makanan berbasis mikrokontroler dengan Radio Frequency. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sistem pemesanan makanan menjadi lebih efisien. Selain itu penelitian ini berfungsi sebagai inisiator dalam sistem pemesanan makanan di Indonesia dengan biaya yang murah dan sederhana. Ruang Lingkup Penelitian Sistem ini dibagi menjadi 2 yaitu transmitter dan receiver. Transmitter dikembangkan dengan mikrokontroler Arduino Uno sedangkan receiver dikembangkan dengan minimum sistem ATmega 328P yang berupa alarm. Frekuensi yang digunakan untuk menghubungkan transmitter dan receiver adalah dengan frekuensi 433 MHz. Sinyal yang dapat diterima dari transmitter ke receiver adalah berjarak 70-80 m.
METODE Metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Tahapan-tahapan tersebut adalah analisis kebutuhan, perancangan sistem, persiapan alat dan bahan, pengembangan alat, pengujian fungsi alat, pembuatan casing, dan evaluasi.
3
Gambar 1 Skema metode Analisis Kebutuhan Tahapan ini merupakan analisis dari permasalahan sistem pemesanan makanan yang ada. Sistem pemesanan makanan di Indonesia secara umum terdiri atas dua macam. Sistem ini dianalisis dari segi waktu dan jumlah pekerja. Analisis ini digunakan untuk menjadi bahan dan referensi dalam pembuatan sistem selanjutnya. Perancangan Sistem Tahapan ini merupakan perancangan berupa desain sistem atau alat yang dibuat sebagai notifikasi pemesanan makanan. Alat tersebut terdiri atas 2 macam yaitu, transmitter dan receiver. Perancangan alat ini dijadikan panduan pembuatan alat pada tahap selanjutnya. Alat ini berkomunikasi dengan menggunakan sinyal modulasi digital. Sinyal modulasi digital terdiri dari beberapa teknik modulasi yaitu Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), dan Phase Shift Keying (PSK) (Haq et al. 2010). Amplitude Shift Keying (ASK) adalah modulasi digital yang memiliki amplitudo sama tetapi fase dan frekuensinya berbeda. Frequency Shift Keying (FSK) adalah modulasi digital yang memiliki frekuensi sama tetapi fase dan amplitudonya berbeda. Phase Shift Keying (PSK) adalah modulasi digital yang memiliki fase sama tetapi frekuensi dan amplitudonya berbeda. Gelombang dari masing-masing modulasi digital ditunjukkan pada Gambar 2.
4
Sumber: Wahyono (2003)
Gambar 2 Gelombang modulasi digital Pada penelitian ini, transmitter dan receiver tersebut dihubungkan menggunakan modul RF 433 MHz dengan teknik modulasi Amplitude Shift Keying (ASK). Teknik modulasi ASK telah umum digunakan untuk pengiriman sinyal seperti pada penelitian sebelumnya, salah satunya yaitu penelitian Warty dan Yu (2010). Amplitude Shift Keying (Gambar 3) adalah modulasi digital yang mengubah parameter amplitudo sinyal pembawa sesuai dengan perubahan sinyal informasi yang berupa sinyal digital. Simbol biner 1 pada sistem ASK direpresentasikan dengan mentransmisikan sinyal pembawa sinusoidal dengan amplitudo maksimum Ac dan frekuensi Fc, dengan kedua besaran tersebut konstan selama durasi bit Tb detik. Amplitudo frekuensi pembawa akan berubah sesuai dengan logika sinyal informasi. Sementara itu, simbol biner 0 direpresentasikan tanpa mengirimkan sinyal pembawa tersebut selama durasi bit Tb detik (Wahyono 2003).
Sumber: Wahyono (2003)
Gambar 3 Amplitude Shift Keying Persiapan Alat dan Bahan Tahapan ini merupakan perincian list kebutuhan dan persiapan semua alatalat atau komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem notifikasi pemesanan makanan ini. Alat-alat yang dibutuhkan tersebut diantaranya yaitu: mikrokontroler, keypad, seven segment, lampu LED, buzzer, dan komponenkomponen lainnya.
5 Pengembangan Alat Pengembangan alat ini menggunakan pemrograman bahasa C sebagai program dari alat tersebut. Bahasa C adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang banyak digunakan untuk berbagai tujuan, bahasa ini menawarkan kode yang efisien dan padu serta menyediakan elemen-elemen program yang terstruktur. Banyak aplikasi kontrol dan berbasis monitoring dapat dipecahkan lebih efisien dengan bahasa C. Bahasa ini digunakan di mainframe computer, mini-computer, personal computer (PC) bahkan sekarang banyak digunakan di mikrokontroler dan microprocessor (Ibrahim 2000). Selain itu, pada tahap ini juga dapat mengembangkan komponen-komponen alat yang ada untuk dijadikan transmitter dan receiver sesuai dengan rancangan yang ada. Pengujian Fungsi Alat Pengujian fungsi alat terdiri atas 2 tahap, yaitu: (1) uji nyala bunyi buzzer dan lampu LED (2) uji sistem dengan banyak receiver. Pengujian fungsi tersebut dilakukan agar sistem atau alat yang dibuat dapat berfungsi baik sesuai rancangan sistem yang telah dibuat. Pembuatan Casing Tahapan pembuatan casing ini dilakukan dengan membuat casing transmitter dan receiver yang merupakan prototype dari sistem atau alat notifikasi pemesanan makanan dengan menggunakan akrilik sebagai bahan tempat alatnya. Uji Coba Alat Uji coba alat ini dilakukan dengan melakukan survei pada salah satu tempat makan. Setelah itu, akan dilakukan evaluasi berdasarkan pendapat pengguna. Evaluasi Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap hasil pengujian. H a l ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aplikasi yang telah dibuat dapat berfungsi dengan baik. Apabila belum berfungsi dengan baik, maka akan dilakukan perbaikan kembali dari pengembangan sistem. Namun, jika alat sudah berfungsi dengan semestinya, maka pengembangan akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan Rumah makan sistem pemesanan konvensional, terdiri atas sistem antrian (Gambar 4) dan sistem pelayan (Gambar 5). Pada sistem antrian (Gambar 4), pembeli memesan makanan dengan mengantri, kemudian penjual menerima pesanan dan menagih pembayaran kepada pembeli, lalu pembeli membayarnya. Setelah itu penjual menyiapkan makanan/minuman yang dipesan dan pembeli menunggu pesanannya dengan mengantri. Setelah pesanan selesai, pembeli menunjukkan bon pembayaran dan mengambil pesanannya. Sementara itu, pada sistem pelayan (Gambar 5), pembeli memesan makanan, kemudian penjual menerima pesanan dan menagih pembayaran kepada pembeli, lalu pembeli membayarnya. Setelah itu penjual memberikan nomor meja kepada pembeli dan menyiapkan makanan/minuman yang dipesan sedangkan pembeli menunggu pesanannya dengan duduk. Setelah pesanan selesai, maka pelayan akan mencari dan mengantarkan pesanan kepada pembeli. Lalu, pembeli menunjukkan bon pembayaran dan mengambil pesanannya.
Gambar 4 Business process sistem antrian
7
Gambar 5 Business process sistem pelayan Rumah makan dengan sistem antrian di kasir menginginkan adanya efisiensi dalam pelayanan terhadap pelanggan. Ketika pelanggan banyak akan membuat antrian panjang dan penuh sesak. Hal ini akan mengurangi tingkat kenyamanan pelanggan karena harus berdiri mengantri dan menunggu lama. Rumah makan dengan sistem pelayan menggunakan pelayan untuk mengantarkan pesanan. Sistem ini menginginkan efisiensi dalam hal biaya dan waktu. Ketika rumah makan menggunakan banyak pelayan maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar dan biasanya pelayan akan kesulitan dalam mencari nomor antrian pelanggan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem untuk menangani masalah tersebut. Sistem tersebut yaitu berupa alat notifikasi yang dapat memberi sinyal jika pesanan makanan telah selesai. Adanya sistem alat notifikasi pada rumah makan dengan sistem antrian dapat mengurangi antrian di kasir dan meningkatkan kenyamanan pelanggan, sedangkan pada rumah makan dengan sistem pelayan dapat mengefisienkan biaya dan waktu. Komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat alat sistem pemesanan makanan tersebut adalah: Komponen-komponen transmitter 1 Arduino Uno: Papan mikrokontroler yang bersifat open source sebagai prototype aplikasi elektronik (Banzi 2009). Arduino Uno di program dengan menggunakan pemrograman bahasa C. Hasil program dapat dilihat di software
8 Arduino Uno pada bagian serial monitor. Arduino Uno digunakan sebagai otak dari sistem transmitter. Mikrokontroler tersebut dipilih karena open source dan mudah diimplementasikan. 2 Seven Segment Display: Alat output yang berada pada mikrokontroler yang memiliki tujuh segmen/turus yang membentuk suatu karakter. Alat ini digunakan sebagai alat output untuk menampilkan input yang diinginkan. Alat ini dipilih karena hanya ingin menampilkan nomor receiver saja (3 karakter). 3 Keypad: Alat input pada mikrokontroler yang terdiri atas 12 tombol yang dapat digunakan, yaitu angka 0 sampai 9 serta dua tombol selain dari nomor yang dapat difungsikan untuk banyak hal. Keypad ini digunakan sebagai alat input untuk mengirim sinyal oleh transmitter. Keypad ini dipilih karena untuk memudahkan pengguna dalam memilih nomor untuk memanggil receiver. Komponen-komponen Receiver 1 ATmega 328P: Chip mikrokontroler produksi Atmel berbasis AVR yang disempurnakan dengan arsitektur RISC yang dipakai sebagai chip mikrokontroler board Arduino dan digunakan sebagai otak dari receiver (Atmel 2014). Beberapa penelitian menggunakan ATmega 328 sebagai chip mikrokontroler dalam pembuatan alat penelitiannya (Glowicki dan Butkiewicz 2013; Maslak dan Butkiewicz 2013). Alat ini dipilih karena merupakan chip dari Arduino Uno, sehingga mudah untuk dikembangkan. 2 Lampu LED: Lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Alat ini dipilih karena dapat memberikan notifikasi pada pengguna tuna rungu. Dengan demikian, para pengguna tuna rungu dapat menggunakan sistem alat pemesanan makanan ini. 3 Alarm (speaker/buzzer): Alat ini dipilih karena dapat memberikan notifikasi pada pengguna tuna netra. Dengan demikian, para pengguna tuna netra dapat menggunakan sistem alat pemesanan makanan ini. Perancangan Sistem Sistem ini dirancang untuk mengurangi antrian dan meningkatkan efisiensi biaya. Alur sistem rancangannya yaitu pelanggan mengantri untuk memesan makanan kemudian diberikan alat notifikasi berupa alarm. Setelah itu pelanggan dapat duduk menunggu pesanan selesai. Ketika alarm notifikasi menyala maka pelanggan dapat langsung mengambil pesanannya. Berikut ini business process dari sistem yang dirancang disajikan pada Gambar 6.
9
Gambar 6 Business process sistem dengan alat yang dirancang Sistem ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu transmitter dan receiver (Gambar 7). Transmitter dan receiver terdiri atas beberapa komponen seperti mikrokontroler arduino, minimum sistem ATmega 328P, keypad 4x3, seven segment, lampu LED, buzzer, dan komponen pendukung lainnya. Mikrokontroler Arduino Uno digunakan sebagai otak dari sistem alat pemesanan makanan ini. Model sistem ini menggunakan model one to many point, yaitu satu transmitter dengan banyak receiver. Seven segment
LED
Keypad
Buzzer
(a)
(b)
Gambar 7 Rancangan prototype (a) Transmitter (b) Receiver
10 Sistem ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian transmitter dan receiver. Transmitter digunakan oleh pelayan, sedangkan receiver digunakan oleh pelanggan. Transmitter akan mengirimkan sinyal saat pelayan menekan nomor konsumen yang ingin dipanggil. Gelombang sinyal tersebut akan dikirimkan ke receiver yang dipegang konsumen, dan membuat lampu LED menyala serta membuat buzzer pada receiver mengeluarkan bunyi untuk memberitahu kepada konsumen bahwa pesanannya sudah siap. Rancangan cara kerja sistem transmitter dan receiver dapat dilihat pada Gambar 8. Transmitter Receiver
Gambar 8 Flow chart cara kerja sistem transmitter dan receiver Persiapan Alat dan Bahan Setelah melakukan perancangan sistem, langkah selanjutnya yaitu persiapan alat dan komponen-komponen yang dibutuhkan sesuai rancangan tersebut. Setiap komponen di uji apakah komponen tersebut dapat berfungsi atau tidak. Berikut ini tabel pengujian masing-masing komponen: 1 Seven Segment Cara pengujian seven segment adalah dengan memberikan pulsa “High” ke setiap segment. Kemudian, diamati apakah segment tersebut menyala atau tidak. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Uji Seven Segment Segment
Fungsi
1
Baik
2
Baik
3
Baik
4
Baik
5
Baik
6
Baik
7
Baik
11 2 Keypad Keypad ini menggunakan matriks 4x3. Cara kerja keypad adalah jika tombol 1 ditekan maka kolom 1 dan baris 1 akan terhubung, maka tombol 1 akan terbaca dan seterusnya untuk tombol lainnya. Cara pengujian alat ini adalah dengan menggunakan program keypad. Kemudian masing-masing tombol ditekan. Lalu, keluarannya dilihat di serial monitor arduino. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Uji keypad Tombol
Fungsi
1
Baik
2
Baik
3
Baik
4
Baik
5
Baik
6
Baik
7
Baik
8
Baik
9
Baik
3 Buzzer dan lampu LED Masing-masing alat diuji dengan dihubungkan ke arduino dan diberikan power. Lalu, di cek apakah alat tersebut hidup atau mati. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Uji Buzzer dan lampu LED Alat
Fungsi
Buzzer
Baik
Lampu LED
Baik
Alat atau komponen lain yang dibutuhkan agar alat dapat berkomunikasi antara transmitter dan receiver yaitu modul Wireless RF 433 MHz. Modul Wireless RF 433 MHz adalah modul yang terdiri dari transmitter - receiver dengan frekuensi 433 MHz. Modul ini digunakan untuk remote control atau aplikasi lain yang menggunakan kendali jarak jauh. Uji Komunikasi transmitter dan receiver Pengujian tahap ini dilakukan dengan melihat serial monitor software arduino 1.0.4. Nilai yang dikirim oleh transmitter sama dengan nilai yang diterima oleh receiver (Tabel 4). Kemudian jarak maksimum komunikasi juga dihitung. Hasil pengujian menyatakan bahwa jarak jangkauan maksimum adalah 70-80 m (Tabel 5).
12 Tabel 4 Uji pulsa biner yang diterima oleh receiver No. Receiver
Pulsa biner yang dikirim oleh transmitter
Uji 1
Uji 2
Uji 3
Uji 4
Uji 5
1
1
1
1
1
1
1
2
10
10
10
10
10
10
3
11
11
11
11
11
11
25
11001
11001
11001
11001
11001
11001
125
1111101
Pulsa biner yang diterima oleh receiver
1111101 1111101 1111101 1111101 1111101
Tabel 5 Uji jarak transmitter dan receiver No.
Jarak antara Tx dan Rx (m)
Uji 1
Uji 2
Uji 3
Uji 4
Uji 5
1
10
2
20
3
30
4
40
5
50
6
60
7
70
8
80
x
x
x
Keterangan: : Sinyal dari transmitter dapat diterima oleh receiver. x : Sinyal dari transmitter tidak dapat diterima oleh receiver. Selain itu komponen-komponen pendukung lainnya yang harus juga disiapkan yaitu bradboard, kabel jumper, kapasitor, dan resistor. Pengembangan Alat Pengembangan alat dari sistem notifikasi pemesanan makanan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu software dan hardware. Software Alat ini diprogram dengan menggunakan pemrograman bahasa C. Source code program ini dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Adapun Flow chart algoritme transmitter dan receiver dapat dilihat pada Gambar 9.
13
(a)
(b)
Gambar 9 Flow chart algoritme (a) transmitter (b) receiver Proses komunikasi antara transmitter dan receiver adalah: Transmitter mengirimkan sinyal atau data berupa angka sesuai dengan input dari keypad Data atau sinyal yang dikirim akan diterima oleh semua receiver Masing-masing receiver akan memilah data yang dikirim oleh transmitter Receiver akan merespon data yang dikirim oleh transmitter apabila sesuai dengan kode receiver tersebut. Misal transmitter mengirimkan karakter angka ‘1’, maka semua receiver akan menerima data angka ‘1’. Tetapi hanya receiver dengan kode ‘1’ saja yang akan merespon data angka ‘1’ tersebut dari transmitter. Receiver dengan kode lain tidak akan merespon data tersebut. Nilai data yang dikirim berupa 8 bit biner sehingga jumlah maksimum receiver adalah 255 alat (00000001 sampai 11111111). Hardware Transmitter Transmitter dirangkai dengan board Arduino Uno sebagai mikrokontroler dari transmitter. Skematik transmitter dapat dilihat pada Gambar 10
14
Gambar 10 Skematik transmitter Program pada transmitter diimplementasikan dalam mikrokontroler Arduino Uno sebagai otak dari alat tersebut. Berdasarkan rangkaian tersebut Arduino Uno dihubungkan dengan komponen lainnya yaitu seven segment, keypad, dan modul transmitter RF 433 MHz. Program pada Arduino Uno akan mengintegrasikan semua komponen tersebut. Cara kerja komponen tersebut, yaitu apabila tombol keypad ditekan maka akan ditampilkan pada seven segment display dan sinyal pada transmitter akan dikirim, namun bila tombol keypad tidak ditekan maka tidak akan tampil pada display dan sinyal tidak terkirim. Receiver Receiver (Gambar 11) ini menggunakan IC ATmega 328 P sebagai chip dari alat receiver. Pengembangan alat receiver ini dengan membuat minimum sistem ATmega 328 P. Adapun komponen-komponen minimum sistem tersebut terdiri atas:
ATmega 328 P Modul RF Receiver 433 MHz Socket IC 28 pin PCB prototype Kapasitor 7805 Kristal 16 MHz Kapasitor keramik 22 pF dan 0.1 uF Kapasitor elco 100 uF 16 V dan 10 uF 10 V Resistor 10 K ¼ watt metal film Pin header
15
Gambar 11 Skematik receiver Program pada receiver diimplementasikan dalam minimum sistem ATmega 328P sebagai chip program dari alat tersebut. Berdasarkan skematik, semua komponen dirangkai dalam satu modul. Cara kerja modul receiver tersebut adalah apabila sinyal dikirim dari transmitter maka semua receiver akan menerima sinyal tersebut dan merespon apabila sesuai dengan kode dari receiver dengan menyalakan lampu LED dan buzzer. Namun bila tidak sesuai dengan kode receiver yang ada maka receiver tidak akan merespon sehingga lampu LED dan buzzer tidak akan menyala. Pengujian Fungsi Alat Pengujian fungsi alat ini terdiri atas 2 tahap, yaitu uji nyala bunyi buzzer dan lampu LED serta uji sistem dengan banyak alat receiver. Uji nyala bunyi buzzer dan lampu LED Pengujian ini dilakukan dengan merangkai buzzer dan LED pada alat receiver. Selanjutnya keypad pada transmitter ditekan, sehingga sinyal terkirim dan alat receiver akan menerima sinyal tersebut. Hal ini membuat lampu LED menyala dan buzzer berbunyi (Tabel 6). Hasil tersebut menyatakan bahwa pengujian ini berhasil.
16 Tabel 6 Uji bunyi buzzer dan lampu LED Uji buzzer
Uji LED
No. Receiver
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
25
125
Keterangan: : buzzer atau LED berhasil menyala x : buzzer atau LED tidak berhasil menyala Uji sistem dengan banyak alat receiver Pengujian ini dilakukan dengan membuat 5 prototype alat receiver. Masingmasing receiver dibuat berbeda kode binernya sebagai identitas masing-masing receiver tersebut. Kemudian salah satu kode alat sinyalnya dikirim dari transmitter, maka alat receiver yang dipanggil kodenya akan menyala (Tabel 7). Hasil tersebut menyatakan bahwa pengujian ini berhasil. Tabel 7 Uji sistem dengan banyak alat receiver Sinyal yang dikirimkan transmitter
Receiver tujuan
1
2
3
25
125
Hasil pengujian
1
1
x
x
x
x
benar
10
2
x
x
x
x
benar
11
3
x
x
x
x
benar
11001
25
x
x
x
x
benar
1111101
125
x
x
x
x
benar
No. Receiver
Keterangan: Masing-masing alat diuji sebanyak 5 kali pengulangan. : receiver yang merespon transmitter. x : receiver yang tidak merespon transmitter. Pembuatan Casing Pembuatan casing atau tempat transmitter dan receiver menggunakan bahan akrilik. Prototype alat dapat dilihat pada Gambar 12.
17 Transmitter (140x90x30 mm)
Receiver (63x67x30 mm)
Gambar 12 Prototype transmitter dan receiver Uji Coba Alat Uji coba alat dilakukan pada bulan November 2014 di 3 tempat makan yang berlokasi di Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Tempat makan yang digunakan yaitu rumah makan Japanesse Food, kedai bakso, dan kedai minuman. Alat notifikasi disimulasikan untuk mempermudah sistem pelayanan. Kuisoner dibagikan kepada 33 responden secara acak terdiri dari 30 pembeli dan 3 penjual. Kriteria uji yang dievaluasi yaitu keefisienan pelayanan, fungsi alat, dimensi alat, tingkat kenyamanan penggunaan, kepuasan antrian, dan efisiensi biaya. Tabel 8 merupakan persentasi efisiensi antrian yang dinyatakan oleh responden. Tabel 8 Persentasi efisiensi antrian oleh responden No.
Kriteria
Sangat tidak 1
tidak 2
Sama saja 3
Lebih baik 4
Jauh lebih baik 5
1.
Efisiensi Pelayanan
0%
3.03%
36.37%
48.48%
12.12%
2.
Fungsi Alat
0%
3.03%
9.09%
78.79%
9.09%
3.
Dimensi Alat
0%
18.18%
51.52%
24.24%
6.06%
4.
Kenyamanan Penggunaan
0%
12.12%
18.18%
51.52%
18.18%
5.
Kepuasan
0%
3.03%
27.27%
54.55%
15.15%
Keterangan: Jumlah Responden = 33 orang Efisensi pelayanan Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 60.6% (48.48% lebih baik dan 12.12% jauh lebih baik) responden menyatakan pelayanan menjadi lebih efisien. Pelanggan tidak perlu repot berdiri mengantri karena setelah memesan dan mendapatkan alat notifikasi, pelanggan dapat langsung duduk menunggu.
18 Fungsi Alat Sebanyak 87.88% (78.79% lebih baik dan 9.09% jauh lebih baik) responden menyatakan bahwa alat yang digunakan sudah berfungsi dengan baik. Transmitter dapat mengirim sinyal dan receiver menerimanya dalam bentuk nyala lampu dan bunyi buzzer. Dimensi Alat Sebanyak 51.52% responden menyatakan dimensi alat sama saja, sehingga harus diperbaiki dimensi alatnya. Dimensi alat ini dinilai terlalu besar karena masih berupa prototype. Kenyamanan Penggunaan Sebanyak 69.7% (51.52% lebih baik dan 18.18% jauh lebih baik) responden menyatakan tingkat kenyamanan yang tinggi dalam penggunaan alat ini. Pembeli tidak perlu mengantri berdiri karena dapat langsung duduk dan dapat melakukan aktivitas lainnya dalam menunggu pesanan. Sementara itu, penjual tidak perlu bingung dalam mencari nomor duduk pembeli. Kepuasan Sebanyak 69.7% (54.55% lebih baik dan 15.15% jauh lebih baik) responden menyatakan tingkat kepuasan yang tinggi dalam penggunaan alat ini. Baik pembeli maupun penjual merasa dengan adanya alat ini sistem pemesanan makanan menjadi lebih efisien dan nyaman. Efisiensi Biaya Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 2 penjual mengatakan lebih baik dalam efisiensi biaya, sedangkan 1 penjual mengatakan sama saja. Berarti, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya alat ini dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan karena dapat mengurangi jumlah pelayan yang digunakan. Berdasarkan informasi dari penjual, rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk menggaji pelayan sebesar RP 1.000.000,00 per bulan. Sementara itu, total biaya yang dibutuhkan untuk alat ini dengan 5 receiver adalah sebesar Rp. 1.430.000,00 dan alat ini dapat digunakan secara berkelanjutan. Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan dengan adanya alat ini sistem pemesanan makanan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Evaluasi Sistem ini menunjukkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan sistem atau alat notifikasi pemesanan makanan lainnya yang sudah ada. Total biaya yang dibutuhkan untuk alat ini dengan 5 receiver adalah sebesar Rp.1.430.000,00 dengan notifikasi berupa nyala lampu dan bunyi buzzer, sedangkan alat yang sudah ada dengan 5 receiver seperti Wireless Digital Restaurant Coaster Pager memiliki harga paling murah sekitar Rp.4.700.000,00 dengan notifikasi berupa nyala lampu, bunyi buzzer, dan getar (Ebay 2014). Setelah dilakukan uji coba alat, terdapat beberapa evaluasi dari alat ini, diantaranya casing alat masih terlalu besar dan perlu ditambahkan notifikasi getar agar lebih jelas. Selain itu, perlu ditambahkan tombol untuk mematikan alat.
19
SIMPULAN DAN SARAN Sistem ini telah dapat mengirim sinyal dengan menekan keypad dari transmitter yang kemudian diterima receiver berupa nyala lampu LED dan bunyi dari buzzer. Sistem ini dapat mengirim sinyal dengan jarak sekitar 70-80 m pada frekuensi 433 MHz. Hasil kuisioner menyatakan bahwa sistem notifikasi yang dibuat sudah dapat berjalan dengan baik dan dapat diaplikasikan pada beberapa rumah makan. Baik pelanggaan dan penjual menyatakan tingkat kepuasan dan kenyamanan yang cukup tinggi, serta sistem pemesanan berjalan dengan lebih efisien. Penjual dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan karena dapat mengurangi jumlah pelayan yang digunakan. Receiver dapat dikembangkan dengan cara: 1 Menambahkan getaran sebagai alat notifikasi untuk memfasilitasi pelanggan yang tuna rungu dan tuna netra. 2 Menambahkan tombol on/off agar pelanggan dapat mematikan alat notifikasi secara manual. 3 Memperkecil ukuran dimensi dari receiver tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Atmel. 2014. ATmega 48PA/88PA/168PA/328P. [internet][diunduh 2014 Des 2014] ; Tersedia pada http://www.wvshare.com/datasheet_html/ATmega328PPDF.html Ayala, Kenneth J. 1991. The 8051 Microcontroller: Architecture, Programming, and Applications. St. Paul (US): West Publishing Company. Banzi M. 2009. Getting Started with Arduino, Ed ke-1. Sebastopol(US) : Orreily. Ebay. 2014. 5 Restaurant Paging System. [internet] ][diunduh 2014 Agu 25] ; Tersedia pada http://www.ebay.com/itm/5- Restauran-Paging-System-GuestWaiting-Pager-FREE-shipping-Add-logo-FREE. Glowicki M, Butkiewicz BS. 2013. Autonomous line-follower with fuzzy control. Di dalam: Signal Processing Symposium (SPS); 2013 Jun 5-7; Serock, Poland. Serock (PL): IEEE. hlm 1-6. Haq KN, Mansour A, Nordholm S. 2010. Classification of digital modulated signals based on time frequency representation. Di dalam: Signal Processing and Communication Systems (ICSPCS); 2010 Des 13-15; Gold Coast, Queensland, Australia. Queensland (AU): IEEE. hlm 1-5. Maslak W, Butkiewicz BS. 2013. Autonomous vehicle with fuzzy control. Di dalam: Signal Processing Symposium (SPS); 2013 Jun 5-7; Serock, Poland. Serock (PL): IEEE. hlm 1-6. Matsumoto Y, Satoh M, Ozaki K. 2013. A Low power environmental wireless radiation monitoring system by using 920 MHz frequency band. Di dalam: The 7th International Conference on Sensing Technology; 2013 Des 3-5; Wellington, Selandia Baru. Wellington (NZ): IEEE. hlm 782-785. Stallings W. 2007. Komunikasi dan Jaringan Nirkabel. Jilid 2. Jakarta (ID): Erlangga.
20 Wahyono T. 2003. Prinsip Dasar dan Teknologi Komunikasi Data. Edisi Pertama. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Warty C, Yu RW. 2011. Resource allocation using ASK, FSK and PSK modulation techniques with varying M. Di dalam: Aerospace Conference 2011; 2011 Mar 5-12; Montana, Amerika Serikat. Montana (US): IEEE. hlm 1-7.
21
LAMPIRAN Lampiran 1 Source code transmitter #include
#include //Konfigurasi pin untuk shiftregister const byte latchPin = 9; const byte clockPin = 10; const byte dataPin = 11; //Nilai untuk mengkonversi nyala lampu menjadi angka pada 7segment const int Angka[]={192,249,164,176,153,146,130,248,128,144,255}; //pilihan digit pada penyalaan 7segment const byte Digit[]={1,2,4,8}; //jumlah baris dan kolom pada keypad const byte ROWS = 4; const byte COLS = 3; //Matriks karakter mapping keypad char hexaKeys[ROWS][COLS] = { {'E','0','R'}, {'9','8','7'}, {'6','5','4'}, {'3','2','1'} }; //Konfigurasi pin untuk keypad byte rowPins[ROWS] = {5, 4, 3, 2}; byte colPins[COLS] = {8, 7, 6}; //pemanggilan fungsi untuk pemetaan matriks keypad dan konfigurasinya Keypad customKeypad = Keypad( makeKeymap(hexaKeys), rowPins, colPins, ROWS, COLS); char controller[1]; byte simpan1, simpan2; void setup(){ Serial.begin(9600); pinMode(latchPin, OUTPUT); vw_set_ptt_inverted(true); // vw_set_tx_pin(12);//transmitter terhubung ke kaki 12 arduino vw_setup(2000);//kecepatan transfer data dalam Kbps, besar speednya sesuaikan dengan jarak antara T&R. } void loop(){ byte a, jmlAngka, jmlData=0; byte dataKey[3]={NULL}; char customKey = customKeypad.getKey(); while(customKey!=NULL){ jmlAngka=0; a=0; while(customKey<58){ Serial.println(customKey); a = customKey - '0'; dataKey[jmlAngka]=customKey - '0'; customKey=NULL; do{ Display(a,jmlAngka); customKey = customKeypad.getKey(); }while(customKey==NULL);
22 Lanjutan jmlAngka++; } if(customKey=='E'){ Serial.println("ENTER"); if(jmlAngka==1){ jmlData=1*dataKey[0]; } if(jmlAngka==2){ jmlData=10*dataKey[0]+1*dataKey[1]; } if(jmlAngka==3){ jmlData=100*dataKey[0]+10*dataKey[1]+1*dataKey[2]; } Serial.println(jmlData); controller[0]=byte(jmlData); if(jmlData>0){ vw_send((uint8_t *)controller, strlen(controller)); vw_wait_tx(); // Wait until the whole message is gone } customKey=NULL; while(customKey==NULL){ Display(a, jmlAngka-1); customKey = customKeypad.getKey(); } jmlAngka=0; jmlData=0; } if(customKey=='R'){ Serial.println("RESET"); jmlAngka=0; jmlData=0; for(a=0; a<3; a++){ digitalWrite(latchPin, 0); shiftOut(dataPin, clockPin, Angka[10]); shiftOut(dataPin, clockPin, Digit[0]); digitalWrite(latchPin, 1); delay(50); dataKey[a]=NULL;} while(customKey=='R'){ customKey=customKeypad.getKey();}}
}} void Display(byte a, byte jmlAngka){ if(jmlAngka==0){ simpan1=Angka[a]; digitalWrite(latchPin, 0); shiftOut(dataPin, clockPin, Angka[a]); shiftOut(dataPin, clockPin, Digit[jmlAngka]); digitalWrite(latchPin, 1); } if(jmlAngka==1){ simpan2=Angka[a]; digitalWrite(latchPin, 0); shiftOut(dataPin, clockPin, Angka[a]); shiftOut(dataPin, clockPin, Digit[0]); digitalWrite(latchPin, 1); delay(5); digitalWrite(latchPin, 0);
23 Lanjutan shiftOut(dataPin, clockPin, simpan1); shiftOut(dataPin, clockPin, Digit[jmlAngka]); digitalWrite(latchPin, 1); delay(5);
} if(jmlAngka==2){ digitalWrite(latchPin, 0); shiftOut(dataPin, clockPin, shiftOut(dataPin, clockPin, digitalWrite(latchPin, 1); delay(5); digitalWrite(latchPin, 0); shiftOut(dataPin, clockPin, shiftOut(dataPin, clockPin, digitalWrite(latchPin, 1); delay(5); digitalWrite(latchPin, 0); shiftOut(dataPin, clockPin, shiftOut(dataPin, clockPin, digitalWrite(latchPin, 1); delay(5); }
Angka[a]); Digit[0]);
simpan2); Digit[1]);
simpan1); Digit[jmlAngka]);
} void shiftOut(int myDataPin, int myClockPin, byte myDataOut){ int i=0; int pinState; pinMode(myClockPin, OUTPUT); Lanjutan
}
pinMode(myDataPin, OUTPUT); digitalWrite(myDataPin, 0); digitalWrite(myClockPin, 0); for (i=7; i>=0; i--) { digitalWrite(myClockPin, 0); if ( myDataOut & (1<
24 Lampiran 2 Source code receiver #include #include "pitches.h" byte Led = 13; int melody[] = {NC4,NC4,ND4,NC4,NF4,NE4, NC4,NC4,ND4,NC4,NG4,NF4, NC4,NC4,NC5,NA4,NF4,NE4,ND4, NAS4,NAS4,NA4,NF4,NG4,NF4 }; int noteDurations[] = {6,12,4,4,4,2, 6,12,4,4,4,2, 6,12,4,4,4,4,2, 6,12,4,4,4,2, }; void setup(void) { pinMode(Led,OUTPUT); Serial.begin(9600); // Debugging only Serial.println("setup"); vw_set_rx_pin(12); vw_setup(2000); // Bits per sec vw_rx_start(); // Start the receiver PLL running } void loop(void) { uint8_t buf[VW_MAX_MESSAGE_LEN]; uint8_t buflen = VW_MAX_MESSAGE_LEN; if (vw_get_message(buf, &buflen)) // Non-blocking { int i; digitalWrite(13,HIGH); // Message with a good checksum received, dump it. Serial.print("Got: "); for (i = 0; i < buflen; i++) { Serial.print(buf[i], HEX); Serial.print(" "); } if(buf[0]==2){ Serial.println(buf[0],BIN); Lagu(); delay(500); Lagu(); } digitalWrite(13,LOW); // no need to repeat the melody. } //while(true); } void Lagu(){ for (int thisNote = 0; thisNote < 25; thisNote++) { int noteDuration = 1000/noteDurations[thisNote]; tone(9, melody[thisNote],noteDuration); int pauseBetweenNotes = noteDuration * 1.30; delay(pauseBetweenNotes); // stop the tone playing: noTone(9); } }
25 Lampiran 3 Format kuisioner KUISIONER PENELITIAN Nama : Jenis Kelamin : L / P Usia :
No.
Kriteria
Nilai
1.
Keefisienan Antrian
2.
Fungsi Alat
3.
Dimensi Alat
4.
Kenyamanan Penggunaan
5.
Kepuasan
*6.
Efisiensi Biaya
Sangat tidak 1
tidak 2
Sama saja 3
Keterangan: *) Nomor 6 hanya diisi oleh penjual Cara Pengisian: Isi data diri pada form Beri tanda () pada kolom yang tersedia Beri komentar/masukan pada setiap kriteria.
Lebih baik 4
Jauh lebih baik 5
Komentar / Masukan
26
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Andri Bagus Arianto dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Januari 1993 dari pasangan ayah Bagio Kusmanto dan ibu Asrinah. Penulis merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dengan saudara kembar Angga Bagus Asrianto dan adik Dinda Ayu Amalia. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Aisyah Bustanul Athfal 7 tahun 1998, SDN Parung Bingung 1 tahun 2004, SMP Muhammadiyah 4 Depok tahun 2007, SMAN 5 Depok tahun 2010. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada program studi Ilmu Komputer. Selama menjadi mahasiswa penulis memperoleh beastudi Etos Dompet Dhuafa selama 6 semester, beasiswa BBM IPB, beasiswa BUMN IPB, dan beasiswa Genksi Foundation dari alumni 14 IPB. Kegiatan penulis di luar akademik yaitu menjadi anggota aktif FORCES IPB tahun 2010/2011, klub asrama Cybertron 2010/2011 sebagai ketua, anggota Ikatan Keluarga Muslim TPB (IKMT) 2010/2011, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA 2011/2012, ketua komisi 1 Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FMIPA 2012/2013, ketua komisi 3 Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPMKM) IPB 2013/2014 serta serangkaian kepanitiaan kegiatan di dalam dan luar kampus. Penulis juga menjadi asisten praktikum Pendidikan Agama Islam (PAI) pada tahun 2013/2014. Prestasi yang pernah diraih oleh penulis selama kuliah yakni, Partisipan Mapres Asrama pada tahun 2010, MC Terbaik acara Temu Etos Nasional (TENS) pada tahun 2011, PKM kewirausahaan, dan PKM pengabdian masyarakat didanai DIKTI tahun 2012, finalis PIM IPB tahun 2012, Penyaji pada International Conference of Future Bioengineering 2013 di Hongkong, serta PKM karsa cipta didanai DIKTI tahun 2013 dan 2014.