PARADIGMA VOL. XVII. September 2015
SISTEM KECERADASAN BUATAN MENDIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE KOMPUTER
Budi anto tjhin AMIK BSI Tangerang Bumi Serpong Damai Sektor XIV Blok C1/1, Jl. Letnan Sutopo BSD Serpong, Tangerang Selatan
ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, semakin berkembangnya suatu teknologi software dibutuhkan pula hardware yang mendukung penggunaan software tersebut. Dalam hal perkembangan hardware yang demikian pesatnya membutuhkan sumber daya manusia yang handal dalam penanganannyaDidalam penggunaannya, hardware computer tidak dapat luput dari kerusakan atau masalah, meskipun kerusakan itu adalah kerusakan kecil. Dan peranan seorang teknisi pun sangat dibutuhkan terutama bagi para pengguna atau pemilik komputer yang tidak mengetahui penyebabpenyebab kerusakan dan cara memperbaiki disaat computer mengalami kerusakan. Sangat disayangkan jika kerusakan yang terjadi hanyalah kerusakan kecil yang semestinya dapat diperbaiki sendiri. Sementara waktu untuk menunggu perbaikan sudah cukup lama dan membutuhkan biaya yang cukup besar.Dalam sistem pakar ini, akan dirancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu orang-orang awam (user) yang tidak memiliki pengetahuan tentang computer atau tempat untuk mengiudentifikasi kerusakan yang terjadi pada umumnya. Perangkat lunak ini akan menuntun user untuk mengidentifikasi kerusakan dengan cara memilih jenis kerusakan, mengikuti langkah-lagkah pemeriksaan dan akhirnya menemukan penyebab kerusakan. Dalam perancangan aplikasi ini, peneliti menggunakan metode waterfall sebagai metode pengembangan sistem dan metode forward chaining sebagai metode inferensi sistem pakar yang digunakan. Kata Kunci : sistem kecerdasan buatan, metode forward chaining, metode inferensi
I.
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, semakin berkembangnya suatu teknologi software dibutuhkan pula hardware yang mendukung penggunaan software tersebut. Dalam hal perkembangan hardware yang demikian pesatnya membutuhkan sumber daya manusia yang handal dalam penanganannya. Didalam penggunaannya, hardware computer tidak dapat luput dari kerusakan atau masalah, meskipun kerusakan itu adalah kerusakan kecil. Dan peranan seorang teknisi pun sangat dibutuhkan terutama bagi para pengguna atau pemilik komputer yang tidak mengetahui penyebab-penyebab kerusakan
dan cara memperbaiki disaat computer mengalami kerusakan. Sangat disayangkan jika kerusakan yang terjadi hanyalah kerusakan kecil yang semestinya dapat diperbaiki sendiri. Sementara waktu untuk menunggu perbaikan sudah cukup lama dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Menurut Sasongko (2007:37) Dengan Ilmu Sistem Pakar dapat mengaplikasikan atau menuangkan keahlian seorang teknisi atau seorang pakar dalam bidang komputer. Dengan begitu tidak usah susah-susah mendatangi langsung seorang teknisi atau pakar untuk menyelesaikan trouble shooting yang dihadapi tersebut. Pencarian solusi ataupun dalam diagnosa kerusakan dapat diperoleh dengan cepat dan mudah.
1
PARADIGMA VOL. XVII. September 2015
Dalam sistem pakar ini, akan dirancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu orang-orang awam (user) yang tidak memiliki pengetahuan tentang computer atau tempat untuk mengiudentifikasi kerusakan yang terjadi pada umumnya. Perangkat lunak ini akan menuntun user untuk mengidentifikasi kerusakan dengan cara memilih jenis kerusakan, mengikuti langkah-lagkah pemeriksaan dan akhirnya menemukan penyebab kerusakan
II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Pressman (2010:46) Model air terjun (waterfall) kadang dinamakan siklus hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak, dimulai dengan spesifikasi kebuuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem/perangkat lunak ke para pelanggan/peengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan.
2. Seringkali sulit bagi para pelanggan untuk menetapkan semua spesefikasi kebutuhan secara eksplisit. Model air terjun menghendaki hal seperti ini dan model ini sulit mengakomodasi ketidakpastian alamiah yang selalu hadir pada tahap awal kebanyakan proyek. 3. Pelanggan harus memiliki kesabaran. Suatu versi program antara tidak mungkin hadir hingga rentang waktu proyek perangkat lunak berakhir. Suatu kesalahan fatal, jika tidak terdeteksi hingga program berjalan ditinjau, dapat saja berakibat fatal. Dalam suatu analisi yang menarik tentang proyek-proyek perangkat lunak yang nyata, menemukan bahwa tahapan-tahapan dalam siklus hidup klasik cenderung ‘terkunci’ sehngga banyak anggota tm lainnya bekerja hingg kemudian dapat menyelaskan pekerjaannya sendiri. Kenyataannya waktu yang dihabiskan bisa saja melampaui waktu kerja produktif, keadaan-keadaan terkunci cenderung lebih banyak dijumpai pada bagian-bagian awal proyek serta pada bagian-bagian akhirnya. Saat ini pekerjaan perangkat lunak berpacu dengan waktu dan merupakan subjek dari aliran-aliran perubahan-perubahan yang tidak ada akhirnya (pada fitur-fitur, fungsifungsi serta isi informasi di dalamnya). Meski demikian, siklus hidup klasik dapat bertindak sebagai model proses perangkat lunak yang sangat bermanfaat dalam situasi-situasi dimana spesifikasi-spesifikasi kebutuhan telah jelas dan pekerjaan untuk menyelesaikan proyek perangkat lunak bersifat linear.
Gambar Diagram Model Waterfall Model air terjun merupakan paradigma yang tertua untuk rekayasa perangkat lunak. Meski demikian, setelah hampir 3 dekade kritik-kritik pada model proses ini menyebabkan para pendukungnya mempertanyakan kekurangannya. Diantara permasalahan yang sering dijumpai saat model terjun ini dterapkan adalah sebagai berikut. 1. Proyek perangkat lunak yang nyata jarang mengikuti aliran sekuensial seperti yang diusulkan oleh model air terjun. Meski model linier dapat mengakomodasi perulannganperulangan (iterasi), sesungguhnya ia bersifat tidak langsung.
2
A. Teori Metode Inferensi Sistem Pakar adalah suatu cabang AI yang membuat penggunanya secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Seorang Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Ketika sistem pakar dikembangkan pertama kali pada tahun 70an sistem pakar hanya berisi knowledge yang eksekutif. Namun demikian sekarang ini istilah sistem pakar sudah digunakan untuk berbagai macam sistem yang menggunakan teknologi sistem pakar itu. Teknologi sistem pakar
PARADIGMA VOL. XVII. September 2015
ini meliputi Bahasa sistem pakar, program dan perangkat keras yang dirancang untuk membantu pengembangan dan pembuatan sistem pakar(Arhami,2005:6). Istilah sistem pakar berasal dari istilah sistem pakar berbasis pengetahuan.Sistem pakar adalah suatu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang terekam dalam computer untuk memecahkan persoalan yang biasanya memerlukan keahlian manusia(Turban,2005:7). Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam buku, majalah dan orang yang mempunyai pengetahuan tentang suatu bidang. Istilah sistem pakar, sistemknowledge‐base, atau sistem pakar knowledge‐base, sering digunakan dengan arti yang sama. Kebanyakan orang menggunakan istilah sistem pakar karena lebih singkat, bahkan walau belum benar‐benar pakar, hanya menggunakan knowleegde secara umum. Pada gambar dibawah menggambarkan konsep dasar suatu sistem pakar kownledge‐ base (Arhami,2005:6). Pengguna menyampaikan fakta atau informasi untuk sistem pakar dan kemudian menerima saran dari pakar atau jawaban ahlinya. Bagian dalam sistem pakar terdiri dari 2 komponen utama, yaitu knowledgebase yang berisi knowledge dan mesininferensi yang menggambarkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan respons dari sistem pakar atas permintaan pengguna.
Gambar Konsep Dasar Fungsi Sistem Pakar Penggunaan sistem knowledgebase (basispengetahuan) juga dirancang untuk aksi pemandu cerdas seorang ahli. Pemandu cerdas dirancang dengan teknologi sistem pakar karena memberikan keuntungan banyak terhadap pengembangannya. Semakin banyak knowledge yang ditambahkan untuk pemandu cerdas maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak sehingga
semakin menyerupai pakar sebenarnya. Pengembangan suatu pemandu cerdas merupakan permulaan bagi pengembangan sistem pakar yang lebih lengkap. Suatu knowledge dari sistem pakar bersifat khusus untuk suatu domain masalah saja. Domain masalah adalah bidang atau ruang lingkup yang khusus seperti kedokteran, keuangan, bisnis, ilmu pengetahuan, atau teknik. Sistem pakar menyerupai kepakaran manusia yang secara umum dirancang untuk menjadi pakar dalam suatu domain masalah saja. Knowledge dari sistem pakar tentang penyelesaian masalah yang khusus disebut dengan domain knowledge dari suatu pakar. Sebagai contoh, sistem pakar kedokteran yang dirancang untuk mendiagnosis infeksi penyakit akan mempunyai suatu uraian knowledge tentang gejala‐gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi penyakit. Dalam kasus ini domain knowledge‐nya adalah dalam bidang kedokteran yang terdiri dari knowledge tentang penyakit, gejala, dan cara pengobatan. Pada gambar dibawah ini menggambarkan hubungan antara domain dan domain knowledge. Dapat dilihat juga bahwa domain knowledge secara keseluruhan merupakan bagian dari domain masalah. Domainmasalah
Gambar Hubungan Antara Domain Knowledge dan Domain Masalah Darkin dalam Arhami (2005) mengemukakan perbandingan kemampuan antara seorang pakar dengan sebuah sistem pakar. Penjelasan lebih lanjut dari table ditersebut tentang keunggulan sistem pakar disbanding seorang pakar, yaitu: 1 Sistem pakar dapat digunakan setiap saat menyerupai sebuah mesin sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja terus‐menerus setiap hari tanpa beristirahat. 3
PARADIGMA VOL. XVII. September 2015
Sistem pakar merupakan suatu 2 aplikasi yang dapat diperbanyak dan kemudian digunakan ditempat yang berbeda, tetapi seorang pakar hanya memiliki keterbatasan bekerja pada satu ruang tempat dan waktu. 3 Seorang pakar dapat dimungkinkan mendapatkan tekanan dan ancaman yang akan berpengaruh pada keputusan dalam penyelesaian masalah, tetapi sistem pakar dapat diberikan pengaman dalam hak akses, sehingga akan terbebas dari ancaman maupun intimidasi yang berpengaruh pada hasil akhir. 4 Pengetahuan pada seorang pakar akan semakin melemah seiring dengan berjalannya umur sang pakar, akan tetapi pada sistem pakar pengetahuan (knowledge) tidak akan bias hilang selama didukung dengan maintenance (pemeliharaan). Kemampuan pemecahan masalah 5 padas istem pakar tidak terpengaruh dari factor luar,sehingga terhindar dari kepentingan individu tertentu dalam menyelesaikan keputusan. Akan tetapi pada seorang pakar bias jadi tidak konsisten dalam pengambilan keputusan. 6 Kecepatan dalam menyelesaikan permasalahan relative cepat pada sistem pakar, namun akan berbeda pada seorang pakar manusia. 7 Biaya jasa seorang pakar relative mahal bila disbanding dengan penggunaan sistem pakar(dengan asumsi bahwa program sistem pakar tersebut sudah ada). Sistem pakar terdiri dari dua komponen(Kusrini,2006:23) 1. Basis pengetahuan 2. Mesin Inferensi Inverensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusilogis(logical conclusion) atau imlikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine(Mesin Inferensi). Ketika representasi pengetahuan (RP) pada bagian knowledgebase telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka RP tersebut telah siap digunakan. Inference Engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu runut 4
maju (forward chaining) dan runut balik(Backward chaining) a.Runut Maju(Forward Chaining) Runut Maju berarti menggunakan himpunanaturankondisi‐aksi.Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut akan dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang sampai menemukan hasil(Wilson dalam Kusrini,2006:9). Metode inferensi runut maju cocok digunakan untuk menangani masalah pengendalian (controlling) dan peramalan(prognosis) (Giarattano danRiley,1994). Gambar dibawah berikut ini menunjukkan bagaimana cara kerja metode inferensi runut maju:
Gambar Inferensi Runut Maju Berikut ini adalah contoh inferensi dengan menggunakan runutmaju: JIKA penderita terkena penyakit epilepsy idiopatik Dengan CF antara 0,4 s/d 0,6 MAKA berikan obat carbamazepine b. Runut Balik(Backward Chaining) Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik, penalaran dimulai dengan tujuan merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut(GiarattanodanRiley,1994:18). Runut balik disebut juga sebagai goal‐drivenreasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihanterstruktur. Tujuandariinferensiiniadalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode inferensi runut balik ini cocok digunakan untuk memecahkan masalah diagnosis(Schnupp dalam Kusrini,2005:11). Berikut iniadalah contoh penalaran dengan menggunakan metode runut balik: Gamba berikut ini menunjukkan proses penalaran menggunakan metode runut
PARADIGMA VOL. XVII. September 2015
balik:
Gambar Inferensi Runut Balik 1. Aturan1 Mengalami epilepsiidiopatik lokal dengan certainty lokal dengan certaintyfactor:0,63 JIKA tipe sawan parsial sederhana DAN EEG menunjukan adanya fokus DAN penyebabnya tidak diketahui 2. Aturan2 Mengalami tipe sawan parsial sederhana dengan certainty factor 0,63. JIKA mengalami motoric fokal yang menjalar atau tanpa menjalar (gerakan klonik dari jari tangan, lalu menjalar ke lengan bawah dan atas lalu menjala rke seluruh tubuh. ATAU gerak versif, dengan kepala dan leher menengok kesuatu sisi ATAU gejala sensorik lokal menjalar atau sensorik khusus berupa halusinasi sederhana(visual,auditorik,gustatory k). III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengamatan Langsung (Observation) Metode ini merupakan cara pengumpulan data secara langsung dengan mengamati objek penelitian. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada waktu melakukan obsevarsi peneliti melakukan pengamatan terhadap kerusakan pada hardware computer dan mencari solusi dari kerusakan tersebut. B. Metode Wawancara (Interview) Peneliti merupakan suatu kegiatan percakapan yang dirancanakan dan bermanfaat untuk mencapi tujuan tertentu, kegiatan ini dilakukan dengan mewawancarai langsung karyawan Divisi TI C. Metode Studi Pustaka (Search in Library) Peneliti ini ditunjang orang beberapa bukubuku yang berisi teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas serta catatancatatan kuliah dan penunjang lainnya. Pada metode ini peneliti mendapat banyak bahan masukan tentang bagaimana merancang
atau mengembangkan suatu sistem informasi menurut para ahlinya. Juga pada metode ini peneliti membuka, mengambil dan mengutip dari beberapa kutipan para ahli yang berdasarkan dari jurnal ilmiah nasional. Dalam perancangan aplikasi ini, peneliti menggunakan metode waterfall sebagai metode pengembangan sistem dan metode forward chaining sebagai metode inferensi sistem pakar yang digunakan. Analisa pengembangan system yaitu segala sesuatu yang akan kita kembangkan seharusnya memiliki kerangka kerja, demikian pula dengan langkah-langkah pengembangan system adalah : A. Analisa Kebutuhan Software Pada tahapan ini peneliti membuat perencanaan yang matang mulai dari hal mendasar seperti pengumpulan data-data yang terkait mengenai kerusakan hardaware komputer (Harddisk, Motherboard, Power Supply, RAM, Monitor)baik secara praktik maupun wawancara dengan pakar yang dapat membantu keberhasilan penelitian ini, serta menentukan bentuk data yang diperlukan sebagai input dan sebagai hasil output dalam bentuk laporan dari sistem yang akan dibuat, sehingga software ini nantinya dapat digunakan secara maksimal sesuai kebutuhan user. B. Desain Pada tahapan desain peneliti menggunakan software yaitu PHP dan database dengan MYSQL yang dijalankan atau diuji melalui browser pada system operasi Windows 7. Alat pendukung lain yang peneliti gunakan adalahUML (Unifield Modeling Language) beserta ERD (Entity Relationship Diagram). C. Code Generation Pada tahapan ini peneliti mengaplikasikan sejumlah kode program dari hasil analisa sistem berjalan perusahaan yang telah diteliti sebelumnya kedalam program terstruktur menggunakan tools PHP. D. Testing Pada tahapan ini peneliti melakukan uji coba hanya menggunakan metode blackbox testing. Metode ujicoba blackbox memfokuskan pada keperluan fungsional dari software.Uji coba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam Fungsifungsi yang salah atau hilang, interface, struktur data atau akses database eksternal, performa dan inisialisasi dan terminasi. E. Support
5
PARADIGMA VOL. XVII. September 2015
Dalam penelitian ini peneliti menggunakansoftware pendukung seperti appservversi 2.5.10, Adobe Dreamweaver CS5 dan Adobe Photoshop CS5
A. HASIL PENELITIAN Rule-rule Pada Pakar Berikut rule-rule pakar yang ada yaitu : 1. Rule 1 : Jika komputer berjalan lambat sepanjang waktu Dan terdengar suara berisik dari komputer Maka harddisk mengalami kerusakan. 2. Rule 2 : Jika tidak terjadi apa-apa saat menekan tombol power (posisi semua terpasang dengan benar) Dan terdengar suara beep pada komputer Maka motherboard mengalami kerusakan. 3. Rule 3 : Jika komputer tidak mau menyala Dan power supply mengeluarkan percikan Maka power supply mengalami kerusakan 4. Rule 4 : Jika Error terjadi setelah komputer berjalan beberapa menit atau saat memuat pekerjaan berat Dan RAM bekerja hanya pada satu motherboard Maka RAM mengalami kerusakan. 5. Rule 5 : Jika layar monitor sering mati dengan sendirinya Dan adanya garis-garis bergelombang pada layar monitor Maka terdapat masalah pada monitor.. Keterangan GEJALA: G1 : Komputer berjalan lambat sepanjang waktu G2 : Harddisk Berisik G3 : Tidak terjadi apa-apa saat menekan tombol power (posisi semua terpasang dengan benar) G4 : Komputer mengeluarkan bunyi beep G5 : Komputer tidak mau menyala G6 : Power Supply mengeluarkan percikan G7 : Error terjadi setelah komputer berjalan beberapa menit atau saat memuat pekerjaan berat G8 : RAM bekerja hanya pada satu motherboard G9 : Layar monitor sering mati dengan sendirinya G10 : Adanya garis-garis bergelombang pada layar monitor Keterangan RULE: P1 : Harddisk P2 : Motherboard P3 : Power Supply P4 : RAM 6
P5 : Monitor Keterangan SOLUSI: S1 : - Periksa kapasitas Harddisk, bila penuh hapus beberapa file untuk memperbesar kapasitas memori - Bila Kapasitas memori tidak penuh, cek RAM S2 : Cek harddisk apakah ada baut yang kurang kencang, bila ternyata suara bising berasal dari harddisk, ganti harddisk S3 : Periksa power supply, kabel power atau periksa komponen motherboard seperti chip, transitor dll apakah ada komponen yang terbakar S4 : Bila terdengar bunyi beep, bisa dipastikan motherboard anda rusak, ganti motherboard S5 : - Periksa apakah kabel listrik terhubung dengan benar - Periksa tombol power pada power supply apakah sudah menyala - Periksa kabel power ke komputer apakah sudah terhubung dengan benar S6 : Ganti power suplly S7 : - Periksa ram, lepas lalu bersihkan kemudian pasang kembali - Periksa komputer dengan antivirus S8 : - Bersihkan ram - Bila masih tidak berfungsi, ganti dengan ram yang lain S9 : - Periksa kabel power monitor - Periksa kable monitor ke VGA S10 : - Periksa kabel monitor ke VGA - Setting default pada monitor - Bila sudah dilakukan namun masih ada, monitor tersebut terdapat death pixel, ganti monitor Sistem Kecerdasan Buatan Mendiagnosa Kerusakan Hardware adalah sistem pakar yang berbasis web dimana pengguna bisa mendapatkan hasil analisa kerusakan hardware sesuai dengan masalah kerusakan. Berikut ini spesifikasi kebutuhan (system requirement) dari sistem pakar ini : Halaman Front-Page : A1. User bisa melakukan login untuk masuk ke aplikasi. A2. User bisa melakukan mendapatkan solusi kerusakanhardware yang telah dianalisa sistem. A3. User bisa melihat riwayat komputer yang telah dianalisa sistem. Halaman Front-Page : B1. Admin dapat menambah user baru B2. Admin dapat melihat riwayat computer yang telah dianalisa sistem..
PARADIGMA VOL. XVII. September 2015
Kusrini. (2006). Sistem Pakar: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset. IV.
KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Dari hasil pengujian terhadap Aplikasi Sistem Pakar yang dibangun, kesimpulannya adalah program aplikasi sistem pakar dapat menyelesaikan masalah yaitu bisa menampilkan hasil solusi dengan cepat dan tepat berdasarkan masalahmasalah komputer yang dimasukan oleh user. Untuk membuat hasil solusi menjadi sangat valid, maka data masalah-masalah hardware yang dimasukan oleh seorang Administrator / pakar kedalam suatu data kerusakan hardware, harus lengkap artinya masalah-masalah pada hardware yang bisa mengarah ke suatu solusi tersebut harus dimasukan secara lengkap, karena kesimpulan hasil solusi yang ditampilkan secara otomatis oleh system aplikasi yaitu berdasarkan masalah-masalah yang ada pada hardware yang mengacu pada hardware tersebut.
A.
B. Saran Agar kinerja dari Sistem Pakar Analisa Kerusakan Hardware yang dirancang berfungsi optimal maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Program aplikasi ini dikembangkan lagi bukan hanya berbasis website tapi bisa menggunakan teknologi yang lain misalnya teknologi berbasis mobile sehingga memudahkan user bisa mengakses aplikasi ini menggunakan handphone. 2. Diperlukan data masalah-masalah hardware yang lebih spesifik dari pakar agar mendapatkan hasil kerusakan hardware yang valid 3. Untuk meningkatkan kinerja serta untuk mengembangkan aplikasi ini maka sebaiknya diadakan pengembangan aplikasi mulai dari tampilan halaman web sampai dengan maintenance-nya.
Prabowo Pudjo Widodo. (2011). Menggunakan UML. Bandung : Informatika. Pilone. (2005). UML 2.0 in a nutshell. USA : O’Reilly Media, Inc. Pressman, R. S. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak - Buku Satu. Yogyakarta: Andi. Sasongko, Jati. (2007). Perancangan Sistem Pakar Troubleshooting Personal Computer. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XII, No.1, Januari 2007 : 37-50. ISSN : 0854-952. Rangkuti, A. H. (2009). Deteksi Kerusakan Notebook Dengan Menggunakan Metode Sistem Pakar. Jurnal Artificial, ICT Research Center UNAS Artificial, Vol.3 No.1 Januari 2009. ISSN 1978-9491. Turban, Efraim. (2005). Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th Ed. New Jersey : Pearson Education.
V. DAFTAR PUSTAKA Arhami, Muhammad. (2005). Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi. Chonoles, M. J., & Schardt, J. A. (2003). UML 2 for Dummies. New York : Wiley Publishing, Inc. Giarattano, J. & Riley, G.(1994). Expert system principles and Programming. Boston: PWS Publishing Company.
7