Sistem Dashboard Untuk Persiapan Akreditasi Program Studi Sarjana Berdasarkan Standar BAN-PT Aufa Akmal Raditya, Kartono, Indra Kharisma Raharjana
Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web Lasminiasih, Sandhi P, Ali Akbar,Miftah Andriansyah, Rooswhan B. Utomo
Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi Penderita Pneumonia Hamzah
Analisis Kerentanan dan Kehandalan Layanan Jaringan Cloud Berbasis Platform Eucalyptus Yudhi Kusnanto
Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Fitriyani, Ellya Helmud
Pendefinisian Kebutuhan Fungsional Sistem Untuk Rancang Bangun Knowledge Management System PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Hairun Nissa, Muhammad Ihsan Jambak
EDISI April 2016
VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946
JURNAL SISTEM INFORMASI
Sistem Dashboard Untuk Persiapan Akreditasi Program Studi Sarjana Berdasarkan Standar BAN-PT Aufa Akmal Raditya, Kartono, Indra Kharisma Raharjana
Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web Lasminiasih, Sandhi P, Ali Akbar,Miftah Andriansyah, Rooswhan B. Utomo
Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi Penderita Pneumonia Hamzah
Analisis Kerentanan dan Kehandalan Layanan Jaringan Cloud Berbasis Platform Eucalyptus Yudhi Kusnanto
Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Fitriyani, Ellya Helmud
Pendefinisian Kebutuhan Fungsional Sistem Untuk Rancang Bangun Knowledge Management System PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Hairun Nissa, Muhammad Ihsan Jambak
JSI
Volume 8
Nomor 1
Halaman 871-946
Indralaya, April 2016
ISSN Print: 2085-1588 / ISSN Online: 2355-4614
JURNAL SISTEM INFORMASI
Jurnal Sistem Informasi atau disingkat dengan JSI merupakan Jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. JSI mulai menerbitkan Jurnal pada bulan April 2009 yaitu VOL 1 NO 1 2009. JSI Menerbitkan Jurnal 2 kali setahun yaitu bulan April dan Oktober. Misi dari JSI adalah untuk menyebarluaskan, mengembangkan dan menfasilitasi hasil penelitian mengenai Ilmu Sistem Informasi. JSI juga dapat menjadi wadah bagi para dosen, guru, peneliti dan para praktisi dalam bidang teknologi informasi dari seluruh Indonesia, dalam melakukan pertukaran informasi tentang hasil-hasil penelitian terbaru yang telah dilakukan. Adapun ruang lingkup jurnal JSI adalah: 1. Rekayasa perangkat lunak (Software Engineering) 2. Pembelajaran berbasis komputer (computer based learning) 3. jaringan komputer dan komunikasi data (computer networks and data cummunication) 4. Multimedia 5. Mobile Computing 6. data mining dan data warehouse 7. e-goverment 8. IT Governance 9. IT Management 10. E-Business dan E-Commerce 11. Enterprise resource plannin (ERP) 12. Supplier Chain Management (SCM) 13. Customer relationship management (CRM) 14. Customer Knowledge Management (CKM) 15. Enterprise application integration (EAI) 16. Sistem Pendukung Keputusan (SPK/DSS) 17. Sistem Informasi Geografis (GIS/SIG) 18. Sistem Informasi Rumah Sakit, 19. Sistem Informasi Perbankan, 20. Sistem Informasi Industri, 21. Temu Kembali Informasi, 22. Keamanan Sistem Informasi, 23. Sistem Berbasis Pengetahuan
PENGELOLA JURNAL SISTEM INFORMASI (JSI) JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Editor in chief Ali Ibrahim, M.T. Deputy Editor in chief Endang Lestari Ruskan, M.T. Language Editors Ari Wedhasmara, M.IT Rahmat Izwan Heroza, MT Ken Ditha Tania, M.Kom Layout Editor Pacu Putra Suarli. M.Cs Web Production and Technical Editors Hardini Novianti, MT Administration: Sari Nuzulastri, S.Kom. Rifka Nurhandini, S.E.
SEKRETARIAT Sekretariat 1: Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Sriwijaya Jalan Palembang-Prabumulih KM. 32 Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Kode Pos 30662 Telepon (0711) 7072729, 581700. Fax. (0711)581710.email:
[email protected] Sekretariat 2: Program Diploma Komputer Kampus Unsri Bukit Besar Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Sriwijaya: Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp. (0711) 379249 Fax. (0711) 379248. email: email:
[email protected]
REVIEWER
1. Prof. Dr. Ir. Siti Nurmaini, M.T (Universitas Sriwijaya) 2. Prof. Ir. Zainal A. Hasibuan, MLS., Ph.D (Universitas Indonesia) 3. Prof. Ir. Suyoto, M.Sc., Ph.D (Universitas Atma Jaya Yogyakarta) 4. Ir. Paulus Insap Santoso, M.Sc., Ph.D (Universitas Gadjah Mada) 5. Dr. Edy Winarno, S.T., M.Eng (Universitas Stikubank) 6. Ir. Kridanto Surendro, M.Sc., Ph.D (Institut Teknologi Bandung) 7. Dr. Djunaidi, M.T (Universitas Negeri Semarang) 8. Tony D Susanto, S.T., M.T., Ph.D., ITIL (Institut Teknologi Surabaya) 9. Drs. Saparudin, M.T., Ph.D (Universitas Sriwijaya) 10. Samsuryadi, S.Si., M.Kom., Ph.D (Universitas Sriwijaya) 11. Deris Stiawan, S.Kom., M.T., Ph.D (Universitas Sriwijaya) 12. Dr. Reza Firsandaya Malik, S.T., M.T (Universitas Sriwijaya) 13. Dr. Ermatita, M.Kom (Universitas Sriwijaya) 14. Jaidan Jauhari, M.T (Universitas Sriwijaya)
PENGANTAR REDAKSI Jurnal sistem informasi atau disingkat dengan JSI merupakan Jurnal yang diterbitkan olehJurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. JSI mulai menerbitkanJurnal pada bulan April 2009 yaitu VOL 1 NO 1 2009. JSI Menerbitkan Jurnal dua kali setahun yaitu bulan April dan Oktober. Misi dari JSI adalah untuk menyebarluaskan, mengembangkan dan menfasilitasi hasil penelitian mengenai Ilmu Sistem Informasi. JSI juga dapat menjadi wadah bagi para dosen, guru, peneliti dan para praktisi dalam bidang teknologi informasi dari seluruh Indonesia, dalam melakukan pertukaran informasi tentang hasil-hasil penelitian terbaru yang telah dilakukan.Adapun ruang lingkup jurnal JSIadalah:Sistem Pendukung Keputusan, Sistem Informasi Geografis, Sistem Informasi Skala Enterprise (ERP, EAI, CRM, SCM), E-Commerce, E-Government, Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem Informasi Berbasis Web, Sistem Informasi Perbankan, Sistem Informasi Industri, Temu Kembali Informasi, Keamanan Sistem Informasi, Sistem Berbasis Pengetahuan, Mobile Computing, Data mining, Data Warehouse. Pada edisi kedelapan nomor 1 ini, JSI menyajikan enam naskah dalam dalam bidang sistem informasi. Redaksi mengucapkan terima kasih dan selamat kepada penulis makalah yang makalahnya diterima dan diterbitkan dalam edisi ini. Makalah tersebut telah memberikan kontribusi penting pada pengembangan ilmu dan teknologi. Selain itu, sejumlah pakar dari dalam maupun luar lingkungan Universitas Sriwijaya telah memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam menilai makalah yang dimuat, oleh sebah itu redaksi menyampaikan banyak terima kasih kepada para pakar tersebut.Pada kesempatan ini, redaksi kembali mengundang dan memberi kesempatan kepada para peneliti, guru dan praktisi untuk mempublikasikan hasil-hasli penelitian melalui jurnal ini. Akhirnya, redaksi berharap semoga makalah-makalah dalam jurnal ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya dan bagi perkembangan ilmu dan teknologi dibidang sistem informasi pada umumnya. Editor in chief
Ali Ibrahim, MT
DAFTAR ISI Sistem Dashboard Untuk Persiapan Akreditasi Program Studi Sarjana Berdasarkan Standar BAN-PT Aufa Akmal Raditya, Kartono, Indra Kharisma Raharjana
871-882
Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web Lasminiasih, Sandhi P, Ali Akbar,Miftah Andriansyah, Rooswhan B. Utomo
883-893
Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi Penderita Pneumonia Hamzah
894-904
Analisis Kerentanan dan Kehandalan Layanan Jaringan Cloud Berbasis Platform Eucalyptus Yudhi Kusnanto
905-917
Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Fitriyani, Ellya Helmud
918-927
Pendefinisian Kebutuhan Fungsional Sistem Untuk Rancang Bangun Knowledge Management System PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Hairun Nissa, Muhammad Ihsan Jambak
928-946
JSI
Volume 8
Nomor 1
Halaman 871-946
Indralaya, April 2016
ISSN Print : 2085-1588/ ISSN Online : 2355-4614
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email:
[email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
SISTEM DASHBOARD UNTUK PERSIAPAN AKREDITASI PROGRAM STUDI SARJANA BERDASARKAN STANDAR BAN-PT
1,2,3
Aufa Akmal Raditya1, Kartono2, Indra Kharisma Raharjana3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Kampus C UNAIR,
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract Accreditation is a form of quality and feasibility assessment (evaluation) of higher education institutions or programs of studies conducted by independent organizations or institution outside the college. To achieve the desired value of universities accreditation and study programs have to adjust their internal conditions in accordance with the standards provided by the National Accreditation Board of Higher Education (BAN-PT). As a consideration to achieve the standards set by BAN-PT, accreditation preparation is necessary to determine whether the course or college meets the standards set by BAN-PT. Accreditation preparation system needs to be built using a dashboard system that can integrate the entire contents of the supporting datato acquire information about parts that are below the standards and that are already meet the standards in the evlauation process. This study aimed to examine whether the preparation of the accreditation system by using a dashboard system better than the preparation of accreditation system which has been done before. There are several stages in this study, namely the identification of needs, system design, system development, system testing, and system evaluation. The resultindicated that the intenal party of the study program could determine their assessment position within a certain period with ease through the dashboard system of accreditation preperation. Keywords: Accreditation, Dashboard, BAN-PT Standards
Abstrak Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi. Untuk mencapai nilai akreditasi yangdiinginkan maka perguruan tinggi serta program studiharus menyesuaikan kondisi internal mereka sesuai denganstandar yang telah diberikan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT). Sebagaipertimbangan untuk mencapai standar yang ditentukan olehBAN-PT, maka diperlukan persiapan akreditasi untuk mengetahui apakahprogram studi atau perguruan tinggi tersebut sudah memenuhistandar yang ditetapkan oleh BAN-PT.Perlu dibangun sistem persiapan akreditasi dengan menggunakan sistem dashboard yang dapat mengintegrasikan keseluruhan isi data pendukung sehingga saat proses evaluasi didapatkan informasi mengenai bagian-bagian apa saja yang kurang maupun yang sudah memenuhi standar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah sistem persiapan akreditasi dengan menggunakan sistem dashboard lebih baik dibandingkan dengan sistem persiapan akreditasi yang selama ini dilakukan. Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian ini, yaitu melakukan identifikasi kebutuhan, perancangan sistem, pembangunan sistem, pengujian sistem, dan evaluasi sistem. Hasil dari evaluasi sistem menunjukkan bahwa melalui sistem dashboard untuk persiapan akreditasi pihak internal program studi dapat mengetahui posisi penilaian mereka pada periode tertentu dengan mudah. Kata kunci : Akreditasi, Dashboard, Standar BAN-PT.
1. Pendahuluan Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan 871
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email:
[email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
mandiri di luar perguruan tinggi [1]. Penilaian tersebut digunakan sebagai tolak ukur mutu bagi semua program studi dan intitusi pendidikan tinggi mulai dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang menyelenggarakan program professional maupun akademik. Semakin baik nilai akreditasi akan berdampak pada pandangan pihak luar mengenai kualitas program studi dan institusi pendidikan tinggi tersebut. Tujuan dan manfaat akreditasi institusi perguruan tinggi sendiri adalah memberikan jaminan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar. Kemudian mendorong perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi. Dan hasil akreditasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam transfer kredit, usulan bantuan dan alokasi dana, serta mendapat pengakuan dari badan atau instansi yang berkepentingan. Proses akreditasi dilakukan dalam periode tertentu dan perlu diperbarui paling lambat 6 bulan sebelum masa akreditasi berakhir. Instrumen akreditasi program studi terdiri atas: (1) Borang Program Studi atau Borang IIIA, (2) Evaluasi Diri Program Studi, dan (3) Borang yang diisi oleh Fakultas/Sekolah Tinggi. Borang program studi memiliki hasil penilaian 75% dari skor akhir, sedangkan evaluasi diri program studi memiliki hasil penilaian 10% dan borang fakultas memiliki 15% dari skor akhir [1-2]. Elemen-elemen pendukung dalam program studi atau institusi, terutama ketua prodi, dosen, serta tim akreditasi internal perlu melakukan tahap persiapan akreditasi sebelum menggunakan borang yang kemudian dijadikan sebagai dasar dalam penilaian oleh tim BANPT. Permasalahan yang terjadi adalah bagaimana mengorganisasikan keseluruhan data program studi yang tersebar dan tidak teratur dengan baik agar lebih mudah dilakukan persiapan sebelum periode penilaian oleh lembaga akreditasi nasional atau BAN-PT. Saat ini beberapa aplikasi yang memanfaatkan teknologi informasi telah dibuat seperti [3-5]. Namun aplikasi-aplikasi tersebut hanya berdiri sendiri dan perlu dirangkum sehingga bisa menjadi dasar dalam mengumpulkan data untuk kebutuhan akreditasi. Berdasarkan masalah tersebut maka diperlukan aplikasi manajemen yang mampu mengintegrasikan keseluruhan isi data pendukung sehingga saat proses evaluasi didapatkan informasi mengenai bagian-bagian apa saja yang kurang dan sudah memenuhi standar. Salah satu bentuk aplikasi yang dapat membantu proses persiapan akreditasi adalah dashboard. Dashboard merupakan sebuah alat yang memberikan tampilan antarmuka dalam berbagai bentuk, seperti diagram, laporan, indikator visual, mekanisme alert, yang dipadukan dengan informasi yang dinamis dan relevan [6]. Mekanisme dashboard merupakan salah satu teknik untuk memberikan informasi–informasi yang penting dalam suatu institusi [7]. Penerapan dashboard pada kalangan institusi akademik dapat memberikan dua manfaat. Yang pertama adalah memberikan bukti empiris dalam mendukung pengambilan keputusan yang dibentuk berdasarkan data program studi. Kemudian yang kedua adalah alat ini dapat menggambarkan komitmen institusi dalam memberikan pengukuran performa institusional secara multidimensional kepada stakeholder yang membutuhkannya [8]. 872
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email:
[email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Visualisasi dashboard diperlukan untuk memperhitungkan posisi performa program studi dengan kondisi lebih mudah diukur, dihitung dan diawasi sehingga pihak intern dapat mengetahui posisi penilaian mereka pada periode tertentu dan mampu memperbaikinya jika kurang dari target yang ditetapkan oleh standar [9]. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik membangun sistem dashboard untuk mempermudah proses persiapan akreditasi yang disesuaikan dengan Borang IIIA. Borang IIIA memiliki peran terbesar dalam proses akreditasi karena memiliki hasil penilaian terbesar dibandingkan dengan instrumen akreditasi program studi yang lain. Sistem dashboard diharapkan mampu menjadi alat bantu yang dapat mengkonversi data pendukungpada borang program studi menjadi sebuah rancangan visualisasi. Hasil rancangan visualisasi dapat dijadikan dasar dalam evaluasi kinerja institusi secara efektif. Untuk membangun sistem dashboard diperlukan beberapa tahapan, dimulai dari tahapan awal yaitu identifikasi kebutuhan kemudian tahap perancangan dan pembuatan database. Selanjutnya dilakukan tahap pembangunan sistem dashboard dengan menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP). Hingga tahap terakhir yaitu, pengujian dan evaluasi sistem. 2. Metode Penelitian a. Penentuan Key Performance Indicator Pada dasarnya Key Performance Indicator diidentifikasi, dikembangkan, dan dilaksanakan secara internal dalam organisasi [10]. Key Performance Indicator diambil dari masing-masing indikator penilaian yang terdapat dalam matriks penilaian akreditasi BAN-PT. Key Performance Indicator yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar dalam pembangunan sistem. b. Perancangan Database Pada tahapan perancangan database, Entity Relationship Diagram dirancang untuk mengakomodir seluruh kebutuhan yang diperlukan berdasarkan tabel-tabel pada Borang IIIA. Diagram-diagram tersebut digunakan acuan dalam pembangunan sistem. c. Perancangan Desain dan Layout Tahap ini dilakukan setelah semua KPI telah ditentukan dan desain database telah dirancang. Dan dilakukan dengan dua tahap yaitu pemilihan presentation model untuk tiap KPI dan perancangan layout dashboard. Pada tahap pemilihan presentation model dilakukan pemilihan komponen dashboard yang sesuai dengan informasi yang ingin ditampilkan untuk tiap KPI. Pemilihan didasarkan pada [11]. Sedangkan untuk perancangan layout dashboard, dilakukan setelah menentukan komponen yang sesuai. ditentukan letak komponen-komponen tersebut pada layar tampilan dashboard.
873
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email:
[email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Tabel 1. KPI Standar 3 – Mahasiswa dan Lulusan KPI Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi dibanding daya tampung Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi : calon mahasiswa baru reguler yang lulus seleksi Rasio mahasiswa baru transfer TMBT terhadap mahasiswa baru bukan transfer TMB. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. Penerimaan mahasiswa non-reguler selayaknya tidak membuat beban dosen sangat berat, jauh melebihi beban ideal (sekitar 12 sks). Penghargaan atas prestasi mahasiswa di bidang nalar, bakat dan minat Persentase kelulusan tepat waktu (KTW) Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri (MDO).
Mahasiswa memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan penalaran, minat, bakat, seni, dan kesejahteraan. Kualitas layanan kepada mahasiswa Untuk setiap jenis pelayanan, pemberian skor sebagai berikut: 4 : sangat baik 3 : baik 2: cukup 1: kurang 0: sangat kurang Upaya pelacakan dan perekaman data lulusan Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan: (1) proses pembelajaran, (2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan, (4) membangun jejaring. Pendapat pengguna (employer) lulusan terhadap kualitas alumni.
Profil masa tunggu kerja pertama Profil kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi Partisipasi alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi Partisipasi lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan nonakademik program studi
PENGHITUNGAN Jumlah calon mahasiswa reguler selama 5 tahun akademik terakhir dibagi dengan jumlah daya tampung 5 tahun akademik terakhir Jumlah mahasiswa baru reguler bukan transfer selama 5 tahun akademik terakhir dibagi dengan jumlah calon mahasiswa reguler lulus seleksi selama 5 tahun akademik terakhir Total mahasiswa baru transfer untuk program reguler dan non-reguler dibagi dengan total mahasiswa baru bukan transfer untuk program reguler dan non-reguler selama 5 tahun akademik terakhir Rata-rata IPK lulusan reguler selama 5 tahun akademik terakhir Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)
Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang) Jumlah lulusan dari mahasiswa reguler yang tahun masuknya dikurangi 3 tahun dari sekarang, kemudian dibagi dengan jumlah mahasiswa reguler yang tahun masuk dan tahun angkatannya dikurangi 3 tahun dari sekarang, dan hasilnya dikalikan 100% Jumlah mahasiswa reguler yang tahun masuk dan tahun angkatannya dikurangi 6 tahun dari sekarang, kemudian jumlah mahasiswa tadi dikurangi jumlah mahasiswa reguler yang tahun masuknya dikurangi 6 tahun dari sekarang dan tahun angkatannya sekarang, kemudian dikurangi lagi dengan jumlah lulusan mahasiswa reguler yang tahun masuknya dikurangi dari sekarang, kemudian hasil pengurangan tadi dibagi dengan jumlah mahasiswa reguler yang tahun masuk dan tahun angkatannya dikurangi 6 tahun dari sekarang, dan hasilnya dikalikan 100% Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)
Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)
Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang) Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)
Menghitung persentase tanggapan pihak pengguna dengan cara, jumlah tanggapan pada peringkat dibagi dengan jumlah tanggapan yang ada. Kemudian skor akhir dihitung dengan cara (4* (persentase tanggapan sangat baik) + 3*(persentase tanggapan baik) + 2*(persentase tanggapan cukup) + (persentase tanggapan kurang) kemudian dibagi 7 Rata-rata waktu tunggu lulusan untuk memperoleh pekerjaan yang pertama Menghitung persentase lulusan yang bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahliannya Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang) Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)
d. Pembangunan Sistem Sistem dashboard dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan tambahan plugin untuk menampilkan komponen dashboard yang berupa grafik, diagram, dan lainnya. Sedangkan untuk database akan menggunakan MySQL. 874
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email:
[email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
e. Pengujian dan Evaluasi Sistem Sistem Pada tahapan pengujian sistem, pengujian dilakukan dengan functional testing untuk menguji fungsionalitas dan acceptance testing untuk menguji kelayakan dari sistem. Pada functional testing , berbagai macam kombinasi inputan akan diuji apakah hasil yang didapat sesuai dengan output yang diharapkan. selanjutnya akan dilakukan pengujian dengan menggunakan metode User Acceptance Testing (UAT). Tujuan dari UAT adalah untuk mengetahui apakah sistem sudah layak untuk dipakai atau belum. Tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah evaluasi sistem dashboard akreditasi yang sudah dibangun. Evaluasi sistem akan dilakukan dengan membandingkan antara persiapan akreditasi yang menggunakan sistem dashboard dan persiapan akreditasi yang dilakukan selama ini. Perbandingan didapatkan dari timbal balik/feedback hasil simulasi oleh stakeholder program studi. Kuisioner digunakan untuk mengetahui bagaimana respon pengguna setelah melakukan simulasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah sistem dashboard akreditasi dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul pada persiapan akreditasi yang selama ini dilakukan. 3. Hasil Dan Pembahasan 3.1. Hasil Penentuan Key Performance Indicator Untuk dapat mengevaluasi proses akreditasi Borang IIIA, diperlukan ukuran-ukuran penting (Key Performance Indicator ) yang dapat mewakili jalannya sistem dashboard akreditasi. Ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: A) Hasil Penilaian Borang IIIA Jumlah penilaian dari Borang IIIA merupakan sesuatu yang sangat penting bagi proses akreditasi. Karena hasil akhir dari proses akreditasi 75% didapat dari hasil penilaian Borang IIIA. KPI ini bertujuan untuk membantu pengguna dalam mengevaluasi pencapaian target akreditasi per tahunnya. KPI ditampilkan dalam bentuk prosentase, karena jumlah total target nilai akreditasi dari Borang IIIA sudah ditentukan dari BANPT. Prosentase yang ditampilkan mencakup keseluruhan pencapaian yang dikumpulkan dari nilai semua standar. B) Nilai Capaian Tiap Standar Pencapaian total tiap standar sangat mempengaruhi pencapaian total Borang IIIA. Maka dari itu, hal ini harus dianalisa untuk menemukan ketidaktercapaian target tiap standarnya. Ukuran ini adalah bentuk detail dari KPI Hasil Penilaian Borang IIIA. KPI ini juga merupakan indikator untuk mengukur nilai pencapaian tiap standar dalam mengevaluasi total pencapaian target tiap standar per tahunnya. C) Nilai Tiap Deskripsi Elemen Penilaian Tiap Standar Indikator ini merupakan detail dari KPI Nilai Capaian Tiap Standar. Ujung tombak dari proses akreditasi Borang IIIA berada pada nilai tiap deskripsi elemen penilaian. Semakin baik nilai yang dihasilkan berbanding lurus pada prestasi program studi. Semua nilai tiap deskripsi diperoleh dari penghitungan berdasarkan Buku VI – Matriks Penilaian Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjana[12]. Selanjutnya nilai dikalikan dengan bobot berdasarkan yang ada pada Buku V – Pedoman Penilaian Instrumen Akreditasi 875
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email:
[email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Program Studi Sarjana. Contoh penjelasan detail KPI dari Standar 3 bisa dilihat pada tabel 1. 3.2. Hasil Perancangan Database Desain database sistem dashboard akreditasi digambarkan dalam bentuk logical model dengan menggunakan Conceptual Data Model (CDM). Berdasarkan kebutuhan pada sistem dashboard maka tabel-tabel pada desain CDM dibagi menjadi 2 skema berdasarkan fungsinya, yaitu: 1) Skema Key Performance Indicator : Skema pertama berfungsi untuk memuat tabel-tabel yang digunakan untuk mengakomodir seluruh kebutuhan data yang digunakan untuk membangun KPI yang sudah ditentukan sebelumnya dapat dilihat pada gambar 1. Terdapat tabel deskripsi, standar, tahun, nilai_capai, dan nilai_capaian. 2) Skema Borang IIIA : Skema kedua berfungsi untuk memuat tabel-tabel yang mengakomodir kebutuhan data pada Borang IIIA. Sebagai contoh desain CDM yang memuat tabel-tabel dari borang IIIA dapat dilihat pada gambar 2. Tabel-tabel pada gambar 2 dirancang berdasarkan kebutuhan dari Standar 3 (Mahasiswa dan Lulusan). Tahapan selanjutnya adalah merubah dari Conceptual Data Model ke Physical Data Model (PDM). Dari rancangan Physical Data Model dapat digenerate lebih lanjut menjadi SQL query yang digunakan dalam sistem ini. Setelah memiliki SQL query, langkah selanjutnya adalah menerapkan query tersebut ke database, dengan cara import ke database.
nilai_capaian tahun Decimal (5) ID_TAHUN
Integer <M> Relationship_6NILAI ALASAN Text TAHUN_AKREDITASI Variable characters (4) NILAI_AKHIR Decimal (5) Identifier_1 Relationship_3 Relationship_7
nilai_capai NILAI_CAPAIAN NILAI_CAPAIAN_MAX NILAI_CAPAI NILAI_CAPAI_MAX
Decimal Decimal Decimal Decimal
(5) (5) (5) (5)
deskripsi ID_DESKRIPSI Variable characters (10) <M> DESKRIPSI Text BOBOT Decimal (5) STATUS Integer <M>
Relationship_4
Key_1
standar ID_STANDAR Integer <M> NAMA_STANDAR Variable characters (10)
Relationship_1
Key_1
Gambar 2. Skema database untuk Key Performance Indicator profil_mahasiswa status_reguler Variable characters (10) <M> tahun_akademik Variable characters (4) <M> daya_tampung Variable characters (4) jumlah_calon_mahasiswa_ikut_seleksi Variable characters (4) jumlah_calon_mahasiswa_lulus_seleksi Variable characters (4) jumlah_mahasiswa_baru_bukan_transfer Variable characters (4) jumlah_mahasiswa_baru_transfer Variable characters (4) jumlah_mahasiswa_total_mahasiswa_bukan_ Variable characters (4) transfer jumlah_mahasiswa_total_transfer Variable characters (4) jumlah_lulusan_bukan_transfer Variable characters (4) jumlah_lulusan_transfer Variable characters (4) ipk_lulusan_min Decimal (3) ipk_lulusan_rat Decimal (3) ipk_lulusan_mak Decimal (3) persentase_ipk<2.75 Number persentase_ipk2.75-3.50 Number persentase_ipk>3.50 Number Identifier_1
layanan kepada mahasiswa id_layanan Integer <M> nama_layanan Variable characters (100) bentuk_kegiatan Variable characters (50) pelaksanaan Variable characters (50) hasil Variable characters (50) Identifier_1
lulusan nim_lulusan Variable characters (10) <M> nama_lulusan Variable characters (20) tahun_lulus Variable characters (4) lama_penyelesaian_ta Variable characters (2) rata_tunggu_pekerjaan Decimal (5) kesesuaian_bidang_kerja Decimal (5) Identifier_1
tanggapan pengguna id_tanggapan Integer <M> jenis_kemampuan Variable characters (50) Relationship_18 Identifier_1
Relationship_19 Relationship_17
tanggapan Variable characters (10) jumlah mahasiswa reguler tahun_masuk Variable characters (4) <M> tahun_angkatan Variable characters (4) <M> jumlah_mahasiswa Variable characters (4) Identifier_1
Gambar 2. Skema database untuk Borang IIIA 876
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
3.3. Hasil Perancangan Desain dan Layout Pengaturan menu dashboard untuk desain dashboard akan ditampilkan dalam 2 halaman utama berdasarkan kategori analisis yang akan dilakukan. Halaman pertama berisi evaluasi hasil penilaian dari Borang IIIA (gambar 3a) dan evaluasi nilai capaian dari tiap standar (Gambar 3b). Pada ini terdapat beberapa komponen yang dibangun berdasarkan KPI yang telah ditentukan sebelumnya. Komponen gauge ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai hasil penilaian Borang IIIA yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penilaian maksimum yang dapat diperoleh dari Borang IIIA. Untuk membangun komponen gauge hasil penilaian Borang IIIA tahapan yang dilakukan adalah menghitung jumlah nilai capaian dari 7 standar dibagi dengan jumlah maksimal nilai yang bisa dicapai dari 7 standar yang ada dan hasilnya dikalikan 100%. Sedangkan komponen Gauge Nilai Capaian Tiap Standar berfungsi untuk memberikan informasi mengenai hasil penilaian dari Standar 1 sampai dengan Standar 7 gdibandingkan dengan nilai maksimum yang dapat diperoleh dari tiap standar tersebut. Contoh dari gauge chart nilai capaian dari standar 3 dapat dilihat pada gambar 3b. Halaman kedua berisi evaluasi nilai tiap deskripsi elemen penilaian. Pada halaman Standar 3 terdapat beberapa komponen. Komponen Tabel Nilai Tiap Deskripsi Elemen Penilaian yang berisi Deskripsi Elemen Penilaian, Nilai yang dicapai, Bobot penilaian, Alasan kenapa diperoleh nilai yang dicapai, Nilai akhir yang diperoleh dari Nilai yang dicapai dikali dengan Bobot penilaian, dan Harkat dan Peringkat. Untuk membangun komponen tabel “Nilai Tiap Deskripsi Elemen Penilaian Tiap Standar” khususnya standar 3 tahapan yang dilakukan adalah penghitungan data-data yang diinputkan pada tabel profil_mahasiswa, jumlah_mahasiswa_reguler, lulusan, dan tanggapan_pengguna. Penghitungan tersebut berdasar pada Buku IIIA – Borang Program Studi dan Buku VI – Matriks Penilaian Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjana. Setelah itu nilai yang dihasilkan dari penghitungan tadi diupdate pada atribut nilai yang terdapat pada tabel nilai_capaian. Untuk KPI yang bersifat kualitatif, nilai dapat diinputkan secara manual pada fitur penginputan skor yang ada pada sistem nantinya. Dan nilai tersebut diupdate secara otomatis pada atribut nilai yang terdapat pada tabel nilai_capaian. Komponen Donut Chart Persentase Harkat dan Peringkat Nilai Deskripsi Elemen Penilaian bertujuan untuk menghitung persentase dan jumlah deskripsi elemen penilaian yang memiliki nilai sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Pengkatagerioan ini berdarkan harkat peringkat yang ada pada matriks penilaian BAN-PT. Komponen donut chart dapat dilihat pada gambar 3c.
877
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Gambar 3. Desain layout Dashboard. (a) Gauge Hasil Penilaian Borang IIIA. (b) Gauge Nilai Capaian untuk tiap standar. (c) Donut Chart Harkat dan Peringkat Deskripsi Elemen Penilaian pada salah satu Standar 3.4. Hasil Pembangunan Sistem Pada tahap pembangunan sistem, hasil dari perancangan database, hasil penentuan presentation model diimplementasikan dalam bentuk source code program. Hasil dari tahap pembangunan sistem berupa program dapat dijalankan. Sistem dashboard akreditasi disajikan dalam bentuk web based dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Kerangka aplikasi dibuat berdasarkan presentation model tiap KPI dan pengaturan menu dan desain layout yang sudah didefinisikan sebelumnya. Screenshoot dari sistem yang dibangun bisa dilihat pada gambar 4. 3.5. Hasil Pengujian dan Evaluasi Sistem Pengujian sistem menggunakan functional testing dilakukan dengan membandingkan antara nilai yang dihitung secara manual dan nilai yang dihasilkan dari sistem. Contoh pengujian sistem dapat dilihat pada tabel 2. Pengujian dilakukan dengan memberi input data dummy pada database sehingga data hasil yang diharapkan bisa ditentukan, data hasil yang diharapkan tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil yang dihasilkan oleh sistem. Dipastikan bahwa semua fungsi dari sistem telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan functional testing dapat disimpulkan bahwa seluruh fitur pada sistem dashboard akreditasi telah berjalan dengan baik dan benar. Hal ini dibuktikan dari hasil yang ditampilkan pada sistem dashboard sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan dari penghitungan secara manual oleh peneliti. 878
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Pengujian sistem selajutnya adalah User Acceptance Testing (UAT). Kriteria penerimaan program ditentukan terlebih dahulu, dalam penelitian ini kriteria yang diujikan adalah functional correctness and completeness serta usability. Simulasi dilakukan secara langsung kepada yang nantinya akan menggunakan program. Hasil dari UAT berupa rekapitulasi hasil pengisian kuisioner dapat dilihat pada gambar 5. Menurut hasil pengujian menggunakan user acceptance testing kedua responden menyatakan bahwa fitur yang ada dalam sistem dashboard berjalan dengan baik dan sudah lengkap. Hal ini dapat dibuktikan dari persentase jumlah jawaban sangat setuju pada hasil rekapitulasi kuesioner bagian 1 (functional corectness and completeness) sebesar 87.5%. Sedangkan hasil rekapitulasi kuesioner bagian 2 (usability) kedua responden menyatakan bahwa informasi yang ada pada sistem dashboard mudah untuk dimengerti. Tabel 2. Uji Coba Fungsional Sistem Uji Coba Deskripsi Elemen Penilaian pada Standar 3 “Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi : daya tampung”
Penghitungan Jumlah calon mahasiswa reguler selama 5 tahun akademik terakhir dibagi dengan jumlah daya tampung 5 tahun akademik terakhir
Hasil yang diharapkan Rasio : 6 Nilai : 4.00 Nilai akhir : 7.80 Alasan : Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi : daya tampung = "rasio >= 5 Harkat dan Peringkat : Sangat Baik
Gambar 4. Tampilan sistem dashboard 879
Hasil yang ditampilkan Rasio : 6 Nilai : 4.00 Nilai akhir : 7.80 Alasan : Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi : daya tampung = "rasio >= 5 Harkat dan Peringkat : Sangat Baik
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Tabel 3. Hasil pengujian Functional Correctness and Completeness No
Daftar Pertanyaan
1.
Apakah menu dropdown untuk memilih tahun akreditasi yang ada pada halaman utama Sistem Dashboard Akreditasi berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Apakah visualisasi grafis yang menampilkan hasil penilaian borang IIIA pada halaman utama Sistem Dashboard Akreditasi berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Apakah visualisasi grafis yang menampilkan hasil penilaian tiap standar pada halaman utama sistem dashboard berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Apakah tombol “detail” untuk melihat halaman sistem dashboard per standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Apakah menu drilldown untuk melihat halaman sistem dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Apakah menu drilldown untuk menginputkan nilai dan alasan tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Apakah menu dropdown untuk memilih tahun akreditasi pada halaman sistem dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap?
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
10.
11.
12.
Jumlah Jawaban STS TS S
SS
0
0
1
1
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
2
0
Apakah visualisasi grafis yang menampilkan persentase jumlah kategori elemen pada halaman sistem dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap?
0
0
0
2
Apakah tombol detail kategori elemen dan tombol detail semua nilai pada halaman sistem dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap?
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
2
0 24
0
3
21
0%
0%
12.5%
87.5%
Apakah visualisasi tabel yang menampilkan deskripsi elemen penilaian, nilai, bobot, alasan, dan nilai akhir pada halaman sistem dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Apakah tombol “detail tabel” untuk melihat visualisasi tabel-tabel pada borang Standar 3 sampai dengan Standar 7 berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Apakah fitur untuk menginputkan nilai dan alasan tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap? Total Jawaban Total Pertanyaan Persentase
Gambar 5. Hasil pengujian usability 880
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
4. Kesimpulan Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa sistem dashboard dapat memberikan gambaran tentang posisi nilai akreditasi program studi, sehingga pihak managemen program studi dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan dan memperbaiki kondisi progam studi sehinga bisa mendapat nilai yang maksimal. Sistem dashboard dibuat berdasarkan panduan penilaian yang dikeluarkan oleh BAN-PT, kebutuhan data perlu dicatat dalam sistem sehingga bisa menghasilkan sistem yang merepresentasikan hasil yang sebenarnya. Model presentasi dan layout juga dirancang sehingga penguna mudah memahami informasi secara cepat. Sistem diuji fungsionalitasnya untuk memastikan perhitungan dalam sistem telah benar. Selain itu dilakukan simulasi pengunaan sistem ini kepada stakeholder program studi untuk melihat apakah sistem ini telah memenuhi kaidah Functional Correctness and Completeness serta aspek usability. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa sistem dashboard berjalan dengan baik dan sudah lengkap, serta perpotensi untuk meningkatkan monitoring kinerja dalam program studi. DAFTAR PUSTAKA [1] BAN-PT. Buku V Pedoman Penilaian Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjana. Jakarta: BAN-PT. 2008. [2] BAN-PT. Buku II Standar dan Prosedur Akreditasi Institusi Perguruan. Jakarta: BAN-PT. 2008. [3] Surendro K. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning untuk Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Jurnal Informatika. 2007 Jul 4;8(1):pp-1. [4] Fakih A, Raharjana IK, Zaman B. Pemanfaatan Teknologi Fingerprint Authentication untuk Otomatisasi Presensi Perkuliahan. Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence. 2015 Nov 5;1(2):41-8. [5] Susila CB, Triyono RA. Sistem Informasi Nilai Mahasiswa Berbasis Sms Gateway Pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Pacitan. Speed-Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi. 2013 Dec 6;7(3). [6] Hariyanti E. Pengembangan metodologi pembangunan information dashboard untuk monitoring kinerja organisasi. e-Indonesia Initiative. Bandung. 2008. [7] Lienita, I. M.. Desain dan Analisis Prototype Dashboard Institusi Berdasarkan BAN-PT (Studi Kasus: INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM). Telkom University:Skripsi. 2013 [8] Bedi SS, Dayton TW, Stephen B. Using a Dashboard Report Card to Monitor and Report Institutional Performance. Finding Common Ground: Quality Assurance, Quality Improvement. 2008;4. [9] Saputro FC, Anggraeni W, Mukhlason A. Pembuatan Dashboard Berbasis Web Sebagai Sarana Evaluasi Diri Berkala untuk Persiapan Penilaian Akreditasi Berdasarkan Standar Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Jurnal Teknik ITS. 2012 Sep 11;1(1):A397402.
881
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
[10] Bambang H, Arie AS. The Development Methodology Of Operational Dashboard As A Tool For Organizational Performance Monitoring (A Case Study: Telkom Polytechnic). Inproceedings intl conf information system business competitiveness 2012 Sep 18. [11] Eckerson, W. W. Performance dashboards: measuring, monitoring, and managing your business. New Jersey: John Wiley & Sons: Inc. 2010 [12] BAN-PT. Buku VI Standar dan Prosedur Akreditasi Institusi Perguruan. Jakarta: BANPT. 2008.
882
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KREDIT MIKRO MAHASISWA BERBASIS WEB Lasminiasih1, Sandhi P2, Ali Akbar3,Miftah Andriansyah4, Rooswhan B. Utomo5 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Fakultas Sistem Informasi Universitas Gunadarma Email: [email protected] Abstract Micro-credit is one of the students to development and increase the entrepreneurship spirit. In order to increase the entrepreneurship spirit of students in need a system that is very adequate in increasing the number of entrepreneurs. Information systems are important and should be owned by every organization. The purpose of microcredit student information system is designed to make it easy for management and users in the course of microcredit entrepreneur. The method used in this research is descriptive method by observation and interviews. The tool used is a flowchart and DFD. Results from this study is the use of micro-credit information systems can provide solutions speed, precision and accuracy in performing data processing micro-credit students in order to get optimal results. Keywords: Information system, Mickro credit, Students
Abstrak Kredit mikro mahasiswa merupakan salah satu tempat untuk mengembangan dan meningkatkan jiwa kewirausahaan. Untuk dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa di butuhkan sistem yang sangat memadai dalam meningkatkan jumlah wirausaha. Sistem Informasi merupakan hal yang penting dan harus di miliki oleh setiap organisasi. Tujuan sistem informasi kredit mikro mahasiswa ini dirancang adalah untuk memudahkan bagi pengelolaan dan pengguna dalam menjalankan kegiatan kredit mikro wirausaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dengan melakukan observasi dan wawancara. Alat yang digunakan adalah flowchart dan DFD. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan sistem informasi kredit mikro dapat memberikan solusi kecepatan, ketepatan dan keakuratan dalam melaksanakan pengolahan data kredit mikro mahasiswa agar mendapat hasil yang optimal. Kata Kunci : Sistem Informasi, Micro Kredit, Mahasiswa.
1. Pendahuluan Perkembangan teknologi di era modern saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dimana setiap orang dapat menemui berbagi teknologi di berbagai bidang di sekitar kehidupan manusia yaitu salah satunya adalah dengan adanya teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan suatu alat yang dapat memberikan suatu informasi kepada penggunanya untuk memperoleh data atau informasi yang dapat mendukung ketepatan dalam mengambil keputusan dengan menggunakan teknologi yang tepat guna. Teknologi informasi saat ini memiliki pengaruh yang sangat luar biasa bagi semua bidang seperti di bidang usaha, dan selama ini yang sering kita jumpai adalah sistem kredit mikro dalam perbankan yang telah menyalurkan dananya untuk usaha kecil menengah (UKM). Tantangan bagi dunia usaha, terutama pengembangan UKM, mencakup aspek yang luas, antara lain: 1) Peningkatan kualitas SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi dan teknologi. 2) Kompetensi Kewirausahaan. 3) Akses yang lebih luas terhadap permodalan. 4) Informasi pasar yang 883
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] transparan. 5) Faktor input produksi lainnya. 6) Iklim usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan praktek bisnis serta persaingan yang sehat [2]. Dalam dunia usaha khususnya pada usaha kecil menengah (UKM) tidak dapat terlepas dari perbankan dan kredit mikro. Kredit mikro merupakan sistem pembiayaan yang dilakukan oleh usaha kesil menengah (UKM) dengan mengunakan jasa lalu lintas perbankan yang digunakan untuk pembiayaan unit usaha. Untuk mengetahui kinerja pembayaran cicilan kredit, baik yang dilakukan perorangan maupun kelompok maka perbankan harus memiliki sistem informasi yang dapat mempermudah dalam mengakses proses pembiayaan. Sistem kredit mikro tidak hanya di gunakan dalam lalu lintas perbankan melainkan juga dapat dilakukan dalam sistem pembiayaan wirausaha mahasiswa terutama di perguruan tinggi. Untuk mendapatkan produk kredit mikro ini maka mahasiswa harus mengetahui informasi tentang produk kredit mikro serta persyaratan yang harus di penuhi oleh seorang nasabah yaitu mahasiswa. Hal ini dapat memicu tentang adanya tuntutan terhadap tersedianya kemudahan-kemudahan informasi dan transaksi dalam perbankan yang memuat semuanya serba instan. Konsep dalam perancangan sistem kredit dalam perbankan tersebuat akan di aplikasikan ke dalam kredit mikro (dana bergulir) bagi mahasiswa hampir sama dengan sistem kredit yang telah dilakukan oleh lembaga perbankan yaitu dengan melakukan transaksi dengan menggunakan jaringan internet dengan menggunakan komputer yang berbasis web sehingga dapat memudahkan nasabah yaitu mahasiswa untuk mengakses informasi dimana saja dan kapan saja saat nasabah menginginkannya. Selain itu dengan adanya teknologi ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kegiatan kredit yang dapat membantu mahasiswa dalam menyediakan informasi berdasarkan kebutuhan kredit, persyaratan pendaftaran secara online tanpa harus dengan susah payah dan membuang waktunya untuk datang ke lembaga yang memberikan layanan kredit tersebut di perguruan tinggi. Disamping itu juga teknologi ini dapat digunakan untuk sebagai sarana dan prasarana tempat menyimpan data atau mengarsipkan dan informasi dari kegiatan dari tahunke tahun. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem kredit mikro (dana bergulir) yang sudah berjalan dan merancang sistem informasi kredit mikro (dana bergulir) pada mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma. Perancangan adalah desain yang menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, dalam tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah di tetapkan pada akhir analisis sistem [3]. Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu [6]. Informasi yaitu data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat [5]. Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur normal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna [1]. Perencanaan sistem informasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi untuk menentukan kebutuhan sistem informasi dalam kurun 3 hingga 5 tahun mendatang dan menuangkan ke dalam rencana pengembangan sistem informasi [4]. Proses ini memperhatikan misi, sasaran, dan
884
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] strategi proses bisnis dan informasi yang dibutuhkan di organisasi dan kemudian dipakai untuk mengidentifikasi dan memilih sistem informasi dan teknologi informasi yang perlu di bangun dan disediakan beserta penjadwalan dan kebijakan-kebijakan yang diperlukan. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk memudahkan pengelola dan pengguna dalam menjalankan kegiatan kredit mikro bagi mahasiswa di perguruan tinggi. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi di Pusat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma. Dalam pengambilan data peneliti melakukan dengan cara observasi secara langsung terhadap bagian administrasi dan keuangan dan dilakukan dengan cara wawancara secara langsung dengan bagian keuangan dan administrasi Pusat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma. Alat analisis yang digunakan adalah Flowchart (bagan alir) merupakan representasi secara grafik dari satu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah. DFD (Data Flow Diagram) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi untuk menggambarkan arus data sistem, yang penggunanya sangat membantu untuk memahami secara logika, terstruktur dan jelas. Implementasi program menggunakan bahasa PHP (hypertext preprocessor) yang merupakan program yang dikembangkan secara bersama oleh para programmer. PHP dikembangkan khususnya untuk mengakses dan memanipulasi data yang ada di database server opensource seperti MySQL [7]. 3. Hasil dan Pembahasan A. Sistem Kredit Mikro (Dana Bergulir) Mahasiswa Analisis sistem adalah mengidentifikasi sistem yang sudah ada apakah terdapat masalah yang telah terjadi pada sistem yang lama. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan atau diselesaikan. Masalah yang terjadi pada kegiatan kredit mikro (dana bergulir) di Pusat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma yaitu kegiatan tersebut masih menggunakan sistem secara offline untuk menjalankan kegiatan kredit mikro dengan memasukkan dan mencatat data berupa laporan keuangan dan keanggotaannya. Sistem adalah sekelompok yang unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu [6]. Dimana mahasiswa yang mengikuti kegiatan kredit mikro (dana bergulir) harus datang langsung ke instansi dalam membayar dan mengumpulkan laporan keuangan, sehingga tidak ada penyimpanan data yang efisien jika sewaktu-waktu berkas tersebut dibutuhkan. Untuk itu dengan dirancangnya sistem informasi berbasis website diharapkan mahasiswa dan administrasi yaitu pelaksana dapat mengakses secara langsung dan cepat melalui jaringan internet kapanpun dan dimanapun berada tanpa harus datang langsung ke instansi yang terkait. Berikut ini adalah sistem informasi kredit mikro (dana bergulir) Diploma Tiga Bisnis Kewirausahan Universitas Gunadarma secara online.
885
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 1. Flowchart Sistem Informasi Micro Kredit Dari gambar diatas menunjukkan alur kegiatan kredit mikro mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan secara online dimana kegiatan ini dimulai dari mahasiswa mengajukan kredit, pembuatan proposal, mengajukan proposal, menjalankan usaha kredit mikro, melakukan bimbingan usaha dan melaporkan laporan keuangan dengan menggunakan media website. B. Perancangan Sistem Informasi Wirausaha Mahasiswa Setelah melakukan analisis system yang akan di buat peneliti kemudian melakukan tahap selanjutnya yaitu dengan mendesain sistem yang menggambarkan bagaimana suatu sistem di bentuk dengan menggambarkan, perencanakan dan pembuatan sketsa yang mengatur elemen yang terpisah menjadi satu kesatuan yang berfungsi secara utuh dalam hal ini menyangkut komponen perangkat lunak dan perangkat keras yang bekerja dalam sistem. Untuk merancang sebuah system informasi maka memerlukan beberapa tahapan perancangan sistem yaitu; perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, perancangan sistem secara terinci dan implementasi sistem. Dalam hal ini sistem dirancang dengan menilai kebutuhan akan data yang perlu di simpan oleh sistem untuk itu digunakan diagram DFD untuk mengambarkan kebutuhan akan data dan alur aliran data dalam sistem informasi wirausaha mahasiswa. Untuk dapat memlakukan pemodelan data pertama kali peneliti harus mengetahui kebutuhan data dari sistem yang akan di bangun dengan cara menganalisis data dari dokumen yang telah ada sebelumnya. Berikut ini adalah data yang di perlukan di dalam sistem setelah dilakukan proses analisis dokumen yang ada Sistem informasi kewirausahaan mahasiswa di dalamnya terdapat data sebagai berikut
886
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] Tabel 1. Informasi Sistem Kredit Mikro Mahasiswa Mahasiswa 1 Nama Mahasiswa 2 Npm Mahasiswa 3 Kelas 4 Alamat Mahasiswa 5 Telepon Mahasiswa
Proposal 1 Judul Proposal 2 Biaya Proposal 3 Laporan Proposal 4 Anggota Proposal 5 Dosen Pendamping 6 Persetujuan Pimpinan Prodi 7 Persetujuan Pimpinan Fakultas
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa gambaran umum informasi yang terdapat dalam sistem kewirausahaan mahasiswa yang ada setelah itu rancangan sistem yang ingin di buat dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Sistem mampu menampilkan profile dari tiap-tiap mahasiswa yang terdaftar dalam kewirausahaan mahasiswa termasuk didalamnya adalah alamat dan no telepon rumah mahasiswa yang bersangkutan. Sehingga memudahkan komunikasi antara Pusat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma dengan mahasiswa yang terlibat dalam pengajuan proposal usaha. 2. System mampu menampilkan proposal yang di ajukan oleh mahasiswa dan di dalamnya juga termasuk siapa saja anggota dari proposal termasuk anggaran yang di ajukan serta pihak yang terlibat dalam proposal termasuk didalamnya terdapat tanda tangan dari kepala prodi dan dekan fakultas yang berwenang. 3. System dapat menampilkan laporan keuangan dan proposal yang telah di setujui dalam hal ini juga system dapat menghitung secara otomatis berapa keuntungan atau kerugian yang di derita dalam menjalankan kegiatan usaha kredit mikro kewirausahaan setiap bulannya sesuai dengan lama pinjaman yang telah disepakai, termasuk berapa besar dana yang telah di keluarkan dan dipergunakan untuk pendanaan wirausaha. Berikut ini adalah Data Flow Diagram (DFD) adalah sebagai alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan antara satu dengan yang lain berupa alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. Dalam hal ini sesuai dengan kebutuhan akan sistem yang di inginkan oleh penguna, maka di buatlah gambaran sistem informasi kewirausahaan mahasiswa yang mengambarkan aliran data yang terjadi dalam sistem. Berikut ini adalah gambaran dari diagram konteks kredit mikro sebagai berikut.
887
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 2. Diagram Konteks Diagram konteks hanya mengambarkan system dengan atribut yang terlibat dengan sistem secara umum. Gambar diagram konteks juga memngambarkan siapa saja yang terlibat dalam sistem informasi dalam hal ini penguna dari sistem informasi kewirausahaan mahasiswa. Dengan adanya diagram konteks ini akan memudahkan kita dalam menganalisis informasi apa saja yang harus di simpan dalam database dan untuk mengambarkan sistem informasi wirausaha mahasiswa lebih dalam lagi maka di gunakan diagram level 0. Diagram level 0 merupakan pemecahan dari diagram Konteks di dalam diagram ini memuat penyimpanan data dan interaksi serta aluran informasi apa saja yang ada dalam sistem yang nantinya digunakan untuk merancang baik itu basis data dan tampilan sistem secara keseluruhan gambar 3 adalah gambar diagram level 0. Dari gambar diagram level 0 ini peneliti dapat mengetahui tabel apa saja yang di butuhkan untuk membuat sistem informasi kewirausahaan mahasiswa sehingga peneliti dapat merancang model database yang akan di buat berdasarkan diagram level 0. Berikut adalah bentuk desain gambar diagram level 0 sistem informasi kewirausahaan mahasiswa.
Gambar 3. Diagram level 0 Sistem Informasi Wirausaha Mahasiswa
888
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 4. Tabel dan Relasi Table Kredit Mikro Pada desain model baik pada DFD dapat di ketahui bahwa terdapat 4 tabel database yang di butuhkan yaitu : tabel mahasiswa, tabel proposal, tabel penawaran dan tabel laporan keuangan. Pada sistem ini keseluruhan tabel tersebut terintegrasi ke dalam satu file database. Untuk diskripsi tabel secara jelas akan di jelaskan sebagai berikut: 1. Tabel mahasiswa Tabel ini berisikan informasi mengenai mahasiswa , yang berisikan profil mahasiswa yang bersangkutan, selain itu dalam tabel mahasiswa ini juga terdapat keterangan tentang proposal yang di ikuti yang bersangkutan dan jabatan mahasiswa di dalam proposal yang bersangkutan 2. Tabel Penawaran Tabel penawaran ini berisi informasi tentang proposal yang sedang di dalam proses pengajuan di dalam proposal ini juga di tawarkan kepada anggota proposal. Disini setiap user akan mendapatkan pemberitahuan jika ada proposal yang juga melibatkan user yang bersangkutan. Dimana user juga harus menentukan apakah dia akan ikut serta dengan proposal atau tidak. 3. Tabel Proposal Tabel ini berisikan tentang pengajuan proposal usaha yang akan di ajukan kepada admin dan dimana di dalamnya terdapat persyaratan secara rincian dan lengkap tentang proposal usaha yang akan dijalankan. 4. Tabel Keuangan Tabel ini berisikan tentang laporan keuangan yang berhubungan dengan kegiatan kredit mikro wirausaha yaitu dengan mengajukan proposal usaha secara online. Dengan adanya laporan keuangan mahasiswa melakukan pertanggungjawaban dalam pengembalian dana.
889
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] C. Tampilan Website Kredit Mikro Mahasiswa Setelah dibuat program penelitian ini menghasilkan sebuah website dengan tampilan sebagai berikut: a. Tampilan Halaman Login Halaman ini adalah halaman yang akan tampil saat pertama kali sistem di jalankan. Halaman ini di buat untuk membatasi hak akses terhadap penguna sistem dengan tujuan untuk keamanan sehingga tidak semua orang dapat mengakses sistem dan hanya user yang terdaftar saja yang dapat mengakses sistem. Berikut ini adalah tampilan halaman login sebagai berikut:
Gambar 5. Tampilan Halaman Login Kredit Mikro Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa halaman ini digunakan untuk user mendaftarkan diri menjadi anggota kegiatan wirausaha kredit mikro sehingga tidak semua orang dapat mengakses ke dalam sistem sebelum melakukan pendaftaran dan mendapatkan ijin dari admin. Setelah mendapat persetujuan dari admin pengguna atau user dapat mengakses sistem. b. Tampilan Halaman Profil Halaman ini adalah halaman yang menampilkan profil anggota mahasiswa kredit mikro wirausaha. Berikut adalah tampilan halaman profil mahasiswa kredit mikro sebagai berikut:
Gambar 6. Tampilan Halaman Profil Anggota Kredit Mikro Wirausaha 890
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa setelah user atau pengguna tendaftar di sistem maka data angota tersebut akan tersimpan dan dapat dilihat oleh admin sewaktu-waktu dibutuhkan. Selain itu dengan adanya profil maka dapat diketahu siapa saja yang menjadi anggata kegiatan kredit mikro. c. Tampilan Halaman Anggota Dalam tampilan halaman anggota merupakan menampilkan data user atau pemakai khususnya yang telah mendaftar sebagai anggota kegiatan kredit mikro wirausaha. Karena kegiatan kredit mikro ini dilkukan dengan kelompok maka setiap pengajuan proposal usaha bisa terdiri dari satu atau lebih anggotanya. Berikut ini adalah tampilan halaman anggota wirausaha kredit mikro sebagai berikut:
Gambar 7. Tampilan Halaman Anggota Kredit Mikro Wirausaha Dari gambar diatas adalah tampilan data anggota kredit mikro wirausaha harus mengisi data diri dari masing-masing anggota yang akan menjalankan kegiatan kredit mikro. Mulai dari nama, NPM, kelas dan status. d. Tampilan Halaman Keluaran Halaman keluaran merupakan menu dimana dalam kegiatan kredit mikro wirausaha mahasiswa harus mengupload output dalam menjalankan kegiatan wirausaha dengan sistem kredit mikro dengan menampilkan produk yang di jual dan kegiatan yang lainnya. Berikut ini adalah tampilan halaman keluaran sebagai berikut:
Gambar 8. Tampilan Halaman Keluaran Kredit Mikro Wirausaha 891
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa halaman ini menampilkan hasil kegiatan kredit mikro wirausaha mahasiswa dengan menampilkan produk usahanya. Dimana dalam menu keluaran tersebut terdapat tempat mengupload foto suatu produk dengan dibatasi ukuran maksimal file yang akan di upload. e. Tampilan Halaman Laporan Halaman laporan merupakan menu dimana mahasiswa yang menjalankan kredit mikro wirausaha harus melaporkan laporan keuangan usaha setiap bulannya sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pengembalian dana yang telah diberikan. Dan di menu laporan keuangan ini admin dapat melihat kinerja suatu usaha mahasiswa yang telah dijalankan. Berikut ini adalah tampilan menu laporan keuangan kredit mikro sebagai berikut:
Gambar 9. Tampilan Halaman Laporan Keuangan Kredit Mikro Wirausaha Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa dalam laporan keuangan mahasiswa harus mengisi laporan keuangan mulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan
892
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] laporan arus kas. Dengan demikian admin akan mengetahui berapa jumlah keuntungan atau kerugian yang dialami oleh mahasiswa kredit mikro. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang sistem informasi kredit mikro mahasiswa sebagai berikut: 1. Dengan adanya perancangan sistem informasi kredit mikro ini diharapkan dapat dikembangkan menjadi suatu program untuk mengelola data mahasiswa yang menjalankan kegiatan wirausaha kredit mikro dengan akurat, cepat dan efisien. 2. Dengan desin yang dihasilkan dapat diadopsi ke sejumlah sistem kredit mikro mahasiswa di perguruan tinggi yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda. 3. Dengan adanya sistem informasi kredit mikro berbasis web dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan mempermudah mahasiswa dalam mengakses kegiatan kredit mikro mahasiswa. Daftar Pustaka [1] A Hall James. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. 2007. [2] Haeruman, H. Peningkatan Daya Saing UKM untuk mendukung Program PEL. Makalah seminar Peningkatan Daya Saing, Graha Sucofinfo Jakarta [3] Jogiyanto Hartono. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Edisi Ke Dua Yogyakarta: Andi Offset. 2005. [4] Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi Offset. 2014. [5] Krismiaji. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Yogyakarta: STIE YKPN. 2005. [6] Mulyadi. Sistem Akuntansi. Universitas Gajah Mada. Yogjakarta: Salemba Empat. 2001. [7] Wahyono, Teguh. 36 Jam Belajar Komputer Pemrograman Web Dinamis dengan PHPS. Elex Media. Komutindo. Jakarta. 2005.
893
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ASUHAN KEPERAWATAN BAGI PENDERITA PNEUMONIA Hamzah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Respati Yogyakarta Email: [email protected] Abstract Airway disease causes mortality and high disability worldwide. Pneumonia is a form of acute lower respiratory tract infections are a serious lung diparenkim. Pneumonia patient handling of the role of care providers in diagnosing and action. In addition to the services to the patients, nurses are required to document nursing diagnoses by noting the diagnosis in writing but the majority of nurses working time is spent just to make a written documentation of nursing diagnoses. Another factor is the quality of service is the skill of nurses in the analysis of a study of the patient's problems also affect the management of patients at risk for fatal. The research aims to design information systems wake of nursing care for patients with pneumonia that can assist nurses in the analysis and study of patients according to the method of PES (problem etiology, sysmtom) and NANDA nursing care standards. Development of Web-based applications with the capabilities of web responsive and accessible to nurses with mobile devices at the time of assessment of patients in the field. The results are expected to facilitate nurses in diagnosing patients and learning materials for prospective nurses as basic competence in service to the community. Keywords: Pneumonia, Nurses Care, Nursing, Patient, Responsive Web
Abstrak Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi diseluruh dunia. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius. Penanganan penderita Pneumonia tidak terlepas dari peran petugas perawat dalam melakukan diagnosa dan tindakan. Selain melakukan layanan kepada pasien, tenaga perawat wajib melakukan dokumentasi diagnosa keperawatan dengan mencatat hasil diagnosa secara tertulis namun sebagian waktu kerja tenaga perawat dihabiskan hanya untuk melakukan dokumentasi diagnosa keperawatan secara tertulis. Faktor lain kualitas layanan adalah keterampilan tenaga perawat dalam melakukan analisa dari kajian masalah pasien juga berdampak pada penanganan pasien yang beresiko fatal. Penelitian bertujuan merancang bangun sistem informasi asuhan keperawatan bagi penderita pneumonia yang dapat membantu tenaga perawat dalam melakukan analisa dan kajian pasien berdasarkan dengan metoda PES (problem etiologi, Sysmtom) dan standar asuhan keperawatan NANDA. Pengembangan aplikasi berbasis Web dengan kemampuan responsive web dan diakses oleh tenaga perawat dengan perangkat mobile pada saat pengkajian pasien dilapangan. Hasil penelitian diharapkan dapat mempermudah tenaga perawat dalam melakukan diagnosa kepada pasien dan bahan pembelajaran bagi calon tenaga perawat sebagai kompetensi dasar dalam pelayanan pada masyarakat. Kata kunci : Pneumonia, Tenaga Perawat, Asuhan Keperawatan, pasien, responsive web
1. Pendahuluan Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat perawatan. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15%-20%. Allanseto[1]. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak
894
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian. Saat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran pernafasan dan penyebabnya bermacam-macam, ada di sebabkan oleh virus, bakteri, dan lain sebagainya. Salah satu penyakit pada saluran pernafasan adalah pneumonia. Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun. Jeremy[2]. Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga perawat untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau puskesmas.Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan kepada masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standar NANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas perawat secara maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan. Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian pasien berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan. Perkembangan teknologi informasi khususnya perangkat lunak saat ini sudah banyak dikembangkan untuk menunjang kegiatan/kerja di belbagai bidang dalam hal ini sistem informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi(mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.Salah satu pengembangkan sistem informasi kesehatan adalah sistem manajamen keperawatan. Sistem Pakar merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan.Sistem Pakar merupakan salah satu dalam pengembangan sistem informasi yang berfungsi untuk menggantikan basis pengetahuan seorang pakar/ahli untuk dapat memberikan solusi atas fakta-fakta yang ada.Aplikasi sistem pakar saat ini sudah banyak dikembangkan dan diteliti khususnya dalam diagnosa penyakit yang didasarkan pada diagnosa medis dalam hal ini diagnosa dokter seperti dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan. Agustina [3] dalam penelitiannya mengembangkan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Kista Ovarium dengan menggunakan metode Bayes pendekatan secara statistik untuk menghitung trade off diantara keputusan yang berbeda-beda, dengan menggunakan probabilitas dan biaya yang menyertai suatu pengambilan keputusan.
895
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] Reisa [4] dalam penelitiannya mengembangkan sistem pakar untuk diagnosis penyakit mata berdasarkan gejala-gejala penyakit dan menghasilkan solusi sesuai dengan hasil diagnosis penyakitnya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan sebanyak tujuh kali oleh 4 pengguna umum dengan masing-masing orang melakukan satu kali uji coba dan 1 pakar dengan tiga kali uji coba didapatkan bahwa sistem pakar dapat mendeteksi semua jenis penyakit yang telah didefenisikan. Wuryandari [5] dalam penelitiannya megembangkan aplikasi sistem pakar untuk diagnose penyakit Diabetes Melitus menggunakan metode Dhemster Shaper berdasarkan fungsi kepercayaan danpenalaran yang masuk akal yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Pengkajian hasil-hasil penelitian terkait pemanfaatan teknologi dalam diagnosa penyakit yang sudah dilakukan lebih pada membahas pada metode-metode pelacakan untuk dapat mendiagnosa secara tepat tetapi belum membahas tentang standar diagnosa yang dilakukan. Sedangkan setiap petugas perawat dalam mendiagnosa pasien diharuskan mengacu pada bahasa diagnosa dengan metode PES (Problem, Etiologi, Symtom) dan standar NANDA. Dari uraian latar belakang permasalahan dalam diagnosa keperawatan dan dari beberapa hasil penelitian , maka perlu adanya pengembangan perangkat lunak diagnosa keperawatan dengan objek penelitian pada kasus penyakit Pneumonia. Tujuan penelitian adalah merancang Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan untuk penderita Pneumonia. Pengembangan perangkat lunak nantinya diharapkan hasil penelitian dapat mempermudah bagi petugas perawat untuk mendiagnosa dan melakukan tindakan yang benar pada saat memberikan layanan kepada masyarakat di Rumah Sakit dan Puskesmas. Hasil akhir penelitian berupa karya ilmiah yang dipublikasikan untuk dapat dikembangkan dan menjadi referensi pada penelitian lanjutan. 2. Metodelogi Penelitian a. Desain Penelitian Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain Penelitian digambarkan seperti gambar 1 :
896
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] b. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Tahap ini merupakan tahapan pengompulan pengetahuan dari sumber buku, hasil penelitian yang mendukung penelitian 2. Observasi Melakukan pengamatan langsung dari proses asuhan keperawatan yang sedang berjalan untuk dapat dilakukan kajian dalam pengembangan sistem 3. Wawancara Melakukan wawancara langsung kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam proses asuhan keperawatan dan beberapa kasus yang ditangani c. Metode Pengembangan Perangkat Lunak Metode Pengembangan perangkat lunak ini nantinya menggunakan metode pengembangan perangkat lunak dengan beberapa tahapan. Seperti pada gambar 2 :
Gambar 2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak d. Alat Penelitian 1. Hardware yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. PC b. Printer c. Koneksi Internet 2. Software yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Webserver : XAMPP b. Browser c. PHP Programming d. PHP Designer e. Bahan Penelitian Bahan penelitian dalam objek penelitian ini adalah berbagai entitas menyangkut proses asuhan keperawatan pada pneumonia yang meliputi : 1. Pedoman MTBS 2. Aturan-aturan terkait asuhan keperawatan
897
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] 3. Dokumen diagnosa keperawatan 3.
Hasil dan Pembahasan
A. Analisa Sistem Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga perawat untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau puskesmas.Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan kepada masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standarNANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas perawat secara maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan. Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian pasien berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan. B. Basis Pengetahuan 1. Rule a. Hubungan Domain,class, diagnosis dan batasan karakteristik. Adapun hubungan seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Hubungan Domain,class, diagnosis dan batasan karakteristik b. Hubungan Tipe Class dan Class. Adapun hubungan seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Hubungan Tipe Class dan Class
898
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] c. Hubungan Diagnosis dan Batasan Karakteristik. Adapun hubungan seperti pada gambar 5.
Gambar 5. Hubungan Diagnosis dan Batasan Karakteristik d. Hubungan Diagnosis dan klasifikasi Penyakit. Adapun hubungan seperti pada gambar 6.
Gambar 6. Hubungan Diagnosis dan klasifikasi Penyakit e. Hubungan Diagnosis dan Faktor Berhubungan. Adapun hubungan seperti pada gambar 7.
Gambar 7. Hubungan Diagnosis dan Faktor Berhubungan 899
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] C. Perancangan Sistem 1. Model Proses
Gambar 8. Konteks Diagram 2. Model Data
Gambar 9. Relasi Tabel 900
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] D. Implementasi Implementasi merupakan tahapan dari pengembangan sistem setelah dilakukan tahapan rancangan dan coding sebelum dilakukan pengujian sistem. Adapun lingkup implementasi aplikasi adalah sebagai berikut: 1. Spesifikasi Perangkat Lunak Adapun spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan dalam implementasi sistem adalah: a. Web server (server) b. DBMS MySQL (server) c. Browser (client/host) d. Smartphone dengan akses internet (client) 2. Spesifikasi Perangkat keras Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan dalam implementasi sistem adalah: a. PC Server b. PC Client c. Smartphone E. Antarmuka Aplikasi Aplikasi merupakan aplikasi berbasis web dan untuk dapat mengakses aplikasi dibutuhkan browser (Mozilla firefox atau Google Chrome). Dalam uji coba aplikasi ini aplikasi pada webserver dengan mengetikkan pada browser : http://localhost/askeppneumonia. Pada halaman browser akan muncul seperti pada gambar 10.
Gambar 10. Halaman utama 1. Pengelolaan Basis Pengetahuan Langkah awal dalam pengelolaan data basis pengetahuan (Domain, Class, Tipe Class, Diagnosis, Batasan Karakteristik dan Faktor Berhubungan). Dalam proses pengelolaan data basis pengetahuan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Pengolahan Data Domain, merupakan tahapan pendefenisian Domain yang terdapat pada NANDA. Seperti pada gambar 11. 901
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 11. Pendefenisian Domain b.
Pengkajian Pasien, merupakan pencatatan batasan karakteristik dari pasien ketika perawat melakukan suatu interview. Seperti pada gambar 12.
Gambar 12. Pencatatan batasan karakteristik dari pasien c.
Menampilkan hasil Diagnosis, merupakan langkah seorang perawat untuk menampilkan hasil diagnosa . Seperti pada gambar 13.
902
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 13. Langkah seorang perawat untuk menampilkan hasil diagnosa d.
Menampilkan Rencana Tindakan, merupakan langkah seorang perawat untuk menampilkan rencana tindakan. Seperti pada gambar 14.
Gambar 14. Langkah seorang perawat untuk menampilkan rencana tindakan e. Menampilkan Tujuan Tindakan, merupakan langkah seorang perawat untuk menampilkan rencana tindakan. Seperti pada gambar 15.
Gambar 15. Langkah seorang perawat untuk menampilkan tujuan tindakan 903
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] 4. Kesimpulan Setelah melalui tahapan perancangan, pembuatan dan implementasi dari hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari Hasil Pengembangan Aplikasi bahwa aplikasi dapat diakses melalui PC. Selain dapat diakses melalui PC aplikasi juga dapat diakses melalui /Smartphone 2. Aplikasi dapat menampilkan hasil diagnosa dan tindakan berdasarkan PES. DAFTAR PUSTAKA [1] Allansetto. 2013. Asuhan Keperawatan Pneumonia Pada Anak, https://allanseto.wordpress.com/2013/04/13/asuhan-keperawatan-pneumonia-pada-anak/ akses 2 Januari 2015 [2] Jeremy P. 2007. At Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Medical Series. Hal. 76-78 [3] Agustina, 2014, Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kista Ovarium dengan Menggunakan Metode Bayes, Jurnal Ilmiah Pelita Informatika Budi Darma, Vol VII No. 2 Agustus 2014, ISSN 2301-9425 [4] Reisa, R., 2013, Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Mata, JSIKA, Vol II No. 2 2013, ISSN 2338-137X [5] Wuryandari. A, Trisnawati D, Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Diabetes Melitus Menggunakan Metode Dhemster Shafer, Magistra No VIII Th XXV September 2013, ISSN 0215-9511
904
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] ANALISIS KERENTANAN DAN KEHANDALAN LAYANAN JARINGAN CLOUD BERBASIS PLATFORM EUCALYPTUS Yudhi Kusnanto Teknik Komputer, STMIK Akakom Yogyakarta Email: [email protected]
Abstract Cloud computing is a computing paradigm that evolves from existing technology, such as grid computing, virtualization and the Internet. Cloud computing provides an illusion of unlimited computing resources, which can be accessed from anywhere, anytime. Despite the potential gains achieved from the cloud computing, the model security is still questionable which hindered adoption. The security problem becomes more complicated under the cloud model as new dimensions have entered into the problem scope related to the model architecture, multi-tenancy, elasticity, and layers dependency stack. Eucalyptus-based cloud network services widely deployed as private cloud infrastructure. Experiment on this paper focused on finding potential denial-of-service (DOS) and the impact on ability to provide services during attack. We observe an increase on response time up to 2863.22% during attack to the web-based management service. Reducing average system load to an acceptable level, help prevents disruption of the service, by implementing rate control and rate limit on cloud controller. Keywords: cloud computing, network security, operating system, Eucalyptus Abstrak Cloud computing adalah sebuah teknologi yang mampu memberi ilusi sumber daya komputasi yang tak terhingga, yang dapat diakses dari mana saja, kapan saja. Meskipun cloud computing berpotensi memberikan manfaat yang besar, namun masalah keamanannya masih menjadi pertanyaan, yang mana menghambat adopsinya. Persoalan keamanan pada cloud computing menjadi semakin rumit karena karakteristik cloud computing yang khas seperti kelenturan alokasi sumber daya, dan pengguna yang jamak. Jaringan cloud berbasis platform Eucalyptus banyak diterapkan pada fasilitas cloud privat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hambatan atas pelayanan jaringan cloud akibat serangan yang terarah (targeted attack), pada sistem jaringan cloud berbasis platform Eucalyptus. Pengujian menunjukkan adanya peningkatan waktu respons hingga 2863,22% akibat serangan terarah terhadap layanan web administrasi. Penerapan pembatasan dan kendali laju data (rate control, rate limit) pada penelitian ini merupakan solusi untuk mengurangi dampak serangan terarah. Dengan langkah mitigasi ini peningkatan beban dapat dikendalikan sehingga tidak memengaruhi pelayanan. Pengujian kerentanan menunjukkan layanan jaringan cloud berbasis platform Eucalyptus tidak memiliki ancaman kerentanan yang berpotensi menjadi serangan keamanan. Kata kunci: cloud computing; keamanan jaringan, sistem operasi, Eucalyptus
1. Pendahuluan Teknologi Cloud Computing adalah suatu paradigma dalam teknologi komputasi yang merupakan konvergensi dari teknologi komputasi tersebar (distributed computing), grid computing, virtualisasi, Internet dan teknologi Web 2.0 yang semakin berkembang beberapa tahun ini [1]. Teknologi ini menawarkan beragam manfaat, misalnya sumber daya komputasi yang dapat dimanfaatkan sesuai permintaan (on-demand). Data-data yang tersimpan pada sistem cloud dapat diakses dari manapun, kapanpun dan dari perangkat apapun sepanjang terdapat sambungan dengan Internet. Namun demikian persoalan keamanan dan privasi pada cloud computing masih menjadi pertanyaan yang perlu dijawab dengan memuaskan karena akan mempengaruhi penerimaan masyarakat. Persoalan menjadi semakin rumit karena arsitektur cloud computing
905
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] memungkinkan banyak penghuni (multi-tenancy), kelenturan alokasi sumber daya (elasticity) dan susunan layanan yang bertingkat (inter-service dependency stack) [2]. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan keamanan layanan jaringan pada sistem cloud: a) Mengidentifikasi ancaman keamanan dalam sistem cloud computing yang berbasis platform EUCALYPTUS; b) Menetapkan prosedur mitigasi untuk mengurangi kerugian saat mengalami serangan. 2. Infrastruktur Jaringan Cloud Berbasis Platform Eucalyptus A. Penelitian Sebelumnya Kajian oleh Jadeja & Modi [3] memberikan gambaran mengenai teknologi cloud computing serta tantangan yang dihadapi. Penelitian yang dilakukan oleh Popović & Hocenski [4], Morsy, Grundy & Müller [2], Wang [5] menunjukkan aspek-aspek keamanan dan privasi yang perlu diperhatikan dalam layanan cloud computing. Pembahasan ditinjau dari sudut pandang kepentingan pengguna dan penyedia jasa. Tanimoto dkk [6] membahas keamanan jaringan cloud dalam rangka manajemen risiko. Szefer, Jamkhedkar, Chen & Lee [7] menawarkan model perlindungan fasilitas pusat data (data center) secara fisik dan virtual berdasarkan sensor fisik dan sensor cyber. B. Arsitektur Keamanan Jaringan International Telecommunication Union (ITU) Telecommunication Standardization Sector (ITU-T) dalam rekomendasi ITU-T X.800 [8] memberikan batasan istilah “keamanan” dalam arti mengurangi kerentanan dari suatu aset dan sumber daya. Aset adalah segala sesuatu yang memiliki nilai (value). Kerentanan adalah setiap kelemahan yang dapat dieksploitasi sehingga mengganggu sistem atau informasi yang terdapat di dalam sistem. Ancaman diartikan sebagai suatu potensi yang dapat mengganggu keamanan. Secara umum, hal-hal berikut memerlukan perlindungan: Informasi dan data (termasuk perangkat lunak dan password); Layanan komunikasi dan pengolahan data; dan Peralatan dan fasilitas. Rekomendasi ITU-T X.805 [9] membahas tentang arsitektur keamanan jaringan untuk urusan manajemen, pengendalian dan pemanfaatan atas infrastruktur, layanan dan aplikasi jaringan. Arsitektur keamanan membagi secara logis fitur-fitur keamanan jaringan yang kompleks menjadi komponen terpisah, yaitu: Dimensi keamanan (security dimensions); Lapis keamanan (security layers); dan Bidang keamanan (security planes). 1. Dimensi keamanan Dimensi keamanan adalah sejumlah langkah-langkah pengamanan yang dirancang untuk mengatasi aspek tertentu dalam masalah keamanan jaringan. Terdapat delapan dimensi keamanan menurut ITU-T X.805, yaitu: Access control; Authentication; Nonrepudiation; Data confidentiality; Communication security; Data integrity; Availability; dan Privacy. 2. Lapis keamanan 906
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] Dimensi keamanan perlu diterapkan ke dalam suatu hierarki peralatan jaringan yang disebut lapis keamanan. Lapis keamanan didefinisikan menjadi tiga macam, yaitu: Lapisan Infrastruktur (Infrastructure Layer); Lapisan Layanan (Services Layer), dan Lapisan Aplikasi (Application Layer). Lapis keamanan merupakan serangkaian solusi yang memungkinkan jaringan yang aman, sedemikian rupa sehingga lapisan infrastruktur memungkinkan lapisan layanan, dan lapisan layanan memungkinkan lapisan aplikasi. Hal ini karena setiap lapis keamanan memiliki kerentanan keamanan yang berbeda. 3. Bidang keamanan Bidang keamanan adalah jenis aktivitas tertentu dalam jaringan yang dilindungi oleh dimensi keamanan. Ada tiga bidang yang dilindungi, yaitu: Bidang Manajemen (Management Plane), Bidang Kendali (Control Plane), dan Bidang Pengguna (Enduser Plane). C. Ancaman Keamanan Aspek keamanan akan meningkatkan biaya dan menambah kerumitan dalam pemanfaatannya. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi atas setiap ancaman agar diketahui jenis perlindungan yang diperlukan dan memberikan keseimbangan dengan kemudahan penggunaannya. Suatu sistem memiliki kerentanan dalam berbagai bentuk namun tidak semuanya dapat di-eksploitasi menjadi serangan. Hal ini karena si penyerang tidak memiliki kesempatan atau hasil yang diperoleh tidak sebanding dan risiko terdeteksi [8]. Ancaman pada sistem komunikasi data (termasuk jaringan komputer) adalah: Penghancuran informasi atau sumber daya lainnya; Perusakan atau pengubahan/modifikasi informasi; Pencurian, penghilangan informasi dan/atau sumber daya lainnya; Pengungkapan informasi; dan Penghentian layanan. Ancaman dapat terjadi karena kesengajaan (intentional) misal, mencari kelemahan kemudian mengeksploitasi-nya; atau kecelakaan (accidental) misal, software bugs dan hardware failure; dan dapat dilakukan secara aktif (mengubah, mengganti, merusak informasi) atau pasif (menyadap, surveillance, analisis trafik). D. Strategi Pertahanan Tindakan pengamanan memerlukan biaya dan berakibat berkurangnya kemudahan pemanfaatan sistem. Semakin tinggi tingkat keamanan yang diterapkan, semakin sulit pemanfaatannya. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk menyeimbangkan antara tingkat keamanan dan tingkat kemudahan atas suatu aset sesuai dengan nilai kepentingan aset tersebut dan biaya yang ada. Upaya non-teknis seperti perlindungan asuransi, kadang kala merupakan alternatif yang lebih murah dibanding pengamanan teknis semata. E. Mitigasi Persoalan keamanan jaringan tidak saja mempertimbangkan pencegahan dan pertahanan, melainkan juga perlu mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. Mitigasi diartikan sebagai
907
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] tindakan untuk mengurangi kerugian. Hal ini dengan kesadaran bahwa setiap gangguan selalu berakibat kerugian baik dalam bentuk material/finansial maupun bentuk yang lain. Langkah mitigasi diambil sesuai dengan jenis ancaman yang terjadi sebagaimana disajikan dalam Tabel 1: Tabel 1: Strategi mitigasi terhadap ancaman Ancaman
Mitigasi
Penghancuran informasi atau sumber daya lainnya Perusakan atau pengubahan (modifikasi) informasi Pencurian, penghilangan informasi dan/atau sumber daya lainnya Pengungkapan informasi Penghentian layanan (denial-of-service, DoS)
cadangan alternatif, baik untuk informasi maupun sumber daya lain enkripsi, asuransi, asset tracking logging, kendali akses re-route, alternatif saluran
F. Cloud Computing The National Institute of Standards and Technology (NIST), suatu badan pemerintah Amerika Serikat, memberikan definisi cloud computing yang diuraikan ke dalam lima karakteristik esensial, tiga model layanan dan empat model penerapan [10], yaitu: 1. Karakteristik esensial a. On-demand self-service. b. Broad network access c. Resource pooling. d. Rapid elasticity. e. Measured service. 2. Model layanan a. Software-as-a-Service (SaaS). b. Platform-as-a-Service (PaaS). c. Infrastructure-as-a-Service (IaaS). 3. Model penerapan a. Public Cloud. b. Private Cloud. c. Community Cloud. d. Hybrid Cloud. Cloud Security Alliance (CSA) menambahkan sebuah karakteristik yang dianggap esensial dalam sistem cloud [11], yaitu: Multi-Tenancy. Layanan cloud memungkinkan banyak konsumen yang berbeda memanfaatkan infrastruktur yang sama. Gambar 1 menampilkan visualisasi definisi cloud computing. Berdasarkan definisi tersebut, pengertian cloud computing dapat disimpulkan sebagai suatu model layanan yang memungkinkan akses ke suatu sumber daya komputasi sesuai keperluan, mudah digunakan, yang dengan cepat dapat difungsikan atau dihentikan, tanpa perlu berinteraksi dengan penyedia layanan.
908
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 1: Visualisasi definisi cloud computing G. Platform Eucalyptus Eucalyptus [12] merupakan suatu perangkat lunak berbasis Linux yang mengimplementasikan private dan hybrid cloud ke dalam infrastruktur teknologi informasi yang ada. Eucalyptus memungkinkan penyiapan semua sumber daya yang dimiliki (hardware, storage dan network) secara swalayan sesuai keperluan. Eucalyptus dapat diterapkan pada jaringan pusat data di lingkungan sendiri (on-premise data center), dimana pengguna mengakses layanan melalui jaringan intranet. 1. Komponen Platform Eucalyptus tersusun atas enam komponen. Hal ini dirancang agar penerapan sistem Eucalyptus menjadi lebih fleksibel mengikuti berbagai konfigurasi pusat data yang ada. Ke-enam komponen tersebut adalah: Cloud Controller (CLC), Walrus, Cluster Controller (CC), Storage Controller (SC), Node Controller (NC) dan sebagai pilihan, VMware Broker (Broker atau VB). Selain VMware Broker, setiap komponen merupakan layanan web (web service) yang mandiri. Ilustrasi susunan komponen Eucalyptus seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2: Komponen Eucalyptus [13]
2. Mode operasi
Managed Mode. Eucalyptus mengelola jaringan lokal dari semua VM instances dan menyediakan semua fitur yang ada, yaitu VM network isolation, security groups, elastic IP, dan layanan metadata.
Managed (No VLAN) Mode. Eucalyptus mengelola jaringan lokal dari semua VM instances dan menyediakan semua fitur security groups, elastic IP dan layanan metadata, kecuali VM network isolation. Hal ini memungkinkan root user dari satu VM instance mengganggu trafik ethernet VM lain yang terhubung dengan switch yang sama.
909
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
System Mode. Eucalyptus hanya memberi alamat MAC untuk VM instance tanpa alamat IP. Alamat IP untuk VM instance diperoleh dari server DHCP yang ada di dalam jaringan. Kekurangannya adalah tiadanya fitur VM network isolation, security groups dan elastic IP.
Static Mode. Sejenis dengan mode System namun alamat IP untuk VM instance ditetapkan secara statis pada server DHCP yang dikelola Eucalyptus.
3. Fitur berjaringan Eucalyptus dapat dibangun di atas instalasi jaringan komputer yang telah ada atau berdiri sendiri. Pertimbangan pemilihan mode operasi didasarkan pada fitur-fitur yang diinginkan. Tabel 2 menunjukkan fitur-fitur yang disediakan oleh Eucalyptus. Tabel 2: Fitur berjaringan Eucalyptus Fitur
Elastic IP
Security-groups
VM isolation
DHCP server
Uraian
Sekumpulan alamat IP yang ditetapkan dapat diberikan pada setiap VM instance secara dinamis. Dengan demikian pengguna dapat menjalankan layanan dalam sistem cloud. Sekumpulan tata-aturan yang mengatur akses ke setiap VM instances yang tergabung dalam satu kelompok. Dalam keadaan default, akses ke VM instance dari jaringan adalah ditolak. Untuk membuka akses jaringan, digunakan perintah eucaauthorize. Trafik jaringan antar VM instances dalam satu kelompok keamanan (security group) yang sama selalu terbuka. Eucalyptus dapat memisahkan trafik jaringan dari kelompok keamanan yang berbeda, dengan memberikan tag VLAN yang berbeda. Dengan fitur ini, dapat dicegah adanya penyadapan oleh pihak lain meskipun masih dalam hypervisor yang sama. Pemberian alamat IP pada mode System, dilakukan oleh DHCP server yang ada di jaringan.
Mode
Managed Managed (No VLAN) Managed Managed (No VLAN)
Managed
Static Managed Managed (No VLAN)
4. Antarmuka manajemen Pengelolaan platform cloud merupakan kegiatan yang penting agar diperoleh kinerja yang optimal. Semua layanan pengelolaan disediakan oleh CLC yang tidak saja menyajikan informasi mengenai sistem cloud namun juga memberikan layanan untuk mengelola semua sumber daya cloud (server, storage dan network).
Web-based Management Console (WBMC). Dengan layanan berbasis web, pengguna cukup menjalankan aplikasi penjelajah web (web browser) untuk melakukan pengelolaan cloud. Command-line Interface (CLI). Eucalyptus juga menyediakan layanan yang dapat diakses secara programatik. Layanan CLI diakses menggunakan program aplikasi khusus yang telah disediakan.
H. Sistem Operasi KALI Linux Untuk melakukan pengujian keamanan sistem secara sistematis dan otomatis, telah tersedia distribusi Linux yang khusus dibangun untuk keperluan itu. Distribusi tersebut adalah Kali Linux yang dikembangkan oleh komunitas penggiat masalah keamanan dan tersedia 910
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] bebas di Internet. Kali Linux mengandung aplikasi-aplikasi yang bermanfaat untuk berbagai keperluan pengujian sistem, antara lain adalah aplikasi wireshark, OpenVAS dan zenmap. Aplikasi lainnya dikelompokkan ke dalam beberapa kategori/menu yaitu Information Gathering; Vulnerability Analysis; Web Applications; Password Attacks; Wireless Attacks; Exploitation Tools; Sniffing/Spoofing; Maintaining Access; Reverse Engineering; Stress Testing; Hardware Hacking; Forensic Tools; dan Reporting Tools. Dalam suatu sistem operasi terdapat aplikasi untuk keperluan administrasi dan pengelolaan sistem. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai alat yang efektif untuk tugas pengujian sistem. Salah satu aplikasi untuk pemeliharaan sistem operasi adalah sar. sar merupakan suatu program bantu untuk mengumpulkan dan merekam data-data unjuk-kerja yang dihasilkan oleh kernel sistem operasi. Data tersebut dapat disajikan langsung di layar monitor atau disimpan ke dalam suatu berkas untuk analisis lebih lanjut. Aplikasi lainnya adalah wget yaitu program untuk mengunduh data (objek) dari Internet dan menyimpannya langsung ke komputer menggunakan protokol HTTP. 3. Perancangan Dan Implementasi Test-bed A. Rancangan Arsitektur Jaringan Secara ideal rancangan arsitektur jaringan cloud dalam penelitian ini seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3: Diagram umum jaringan test-bed Sistem Eucalyptus disusun dalam konfigurasi menggunakan dua unit server, satu unit sebagai Cloud Controller (CLC) sedangkan lainnya sebagai Node Controller (NC). CLC merupakan “beranda” dari sistem cloud dan wajib memiliki sambungan dengan Internet sementara NC cukup memiliki sambungan dengan CLC (CC) melalui jaringan privat. B. Skenario Pengujian Dalam penelitian ini, pengujian diterapkan pada lapis infrastruktur jaringan cloud yang berbasis Eucalyptus. Dengan demikian model-model ancaman yang tidak relevan terhadap operasional sistem cloud sengaja ditinggalkan. Secara default, sistem Eucalyptus telah memiliki fitur pertahanan yang dapat mencegah beberapa jenis ancaman seperti penerapan enkripsi pada layanan manajemen, penghalangan/penyaringan (blocking/filtering) paket data
911
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] yang menuju ke VM instances dan pemisahan jaringan secara virtual untuk setiap kelompok VM dengan menerapkan VLAN tagging (dalam mode MANAGED). Realisasi infrastruktur test-bed diwujudkan dalam kombinasi peralatan fisik dan pemanfaatan teknologi virtualisasi. Hal ini merupakan siasat (workaround) untuk mengatasi kekurangan peralatan yang diperlukan dalam pengujian. Bagian yang diwujudkan secara fisik adalah NC dan sambungannya ke CLC (jaringan privat), sedangkan konstelasi jaringan publik (CLC, router, penguji, LAN) diwujudkan dengan memanfaatkan teknologi virtualisasi pada sebuah komputer, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4: Realisasi jaringan publik dalam test-bed 1. Uji kerentanan Pengujian untuk mengidentifikasi celah-celah keamanan sistem cloud dari luar fasilitas. Percobaan ini didasarkan pada riwayat yang tercatat pada basis-data kerentanan (vulnerability database). Sasarannya adalah lapisan infrastruktur (infrastructure layer), lapisan layanan (services layer) dan lapisan aplikasi (applications layer) dalam sistem cloud.. 2. Uji kehandalan layanan web administrasi Ancaman terhadap sistem cloud tidak saja yang berdampak pada kerusakan atau kebocoran informasi namun juga terhentinya layanan akibat serangan. Hal ini merupakan salah satu indikator kualitas layanan yang disediakan, yaitu jaminan ketersediaan layanan. Pengujian kehandalan ditujukan untuk mengetahui potensi denial-of-services (DoS) atas layanan yang disediakan yaitu layanan web, port 8443/HTTPS. Pemasangan layanan HTTPS memanfaatkan teknik SSL sehingga setiap komunikasi dengan pengguna/klien akan meningkatkan beban server. Untuk pengujian ini, jaringan cloud tidak diwujudkan dalam model virtualisasi, namun dalam konfigurasi fisik seluruhnya. Diagram jaringan untuk pengujian ini ditunjukkan pada Gambar 5.
912
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 5: Diagram untuk pengujian kehandalan Pengujian dilakukan dengan menggunakan perangkat thc-ssl-dos [14] yang telah dimodifikasi untuk keperluan pengujian pada penelitian ini. Modifikasi dilakukan untuk memberi pilihan lama pengujian (dalam detik), dan dapat menampilkan tanda-waktu (timestamp) untuk kemudahan analisis. Variasi serangan dilakukan dengan mengubah waktu/lama serangan dan jumlah penyerang. Pengukuran waktu respons layanan dilakukan di NC yaitu dengan mencatat total waktu yang diperlukan untuk mengambil semua objek pada halaman awal (login page) termasuk gambar-gambar dan skrip web (Javascript dan CSS). Perangkat untuk pengamatan menggunakan program wget sedangkan pengukur waktunya memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam shell Bash. Skrip pengujian menggunakan bahasa pemrograman shell Bash, baik untuk pengendalian, penyerangan maupun pengamatan. Sinkronisasi isyarat dilakukan dengan semafor dengan acuan waktu yang diberikan oleh penyerang. 4. Hasil Pengujian Dan Analisis A. Pengujian Operasional 1. Koneksi jaringan Pengujian koneksi dilakukan dengan menjalankan program ping dan traceroute dari CLC dan Penguji ke NC serta sebaliknya. Status keluaran masing-masing program menandakan adanya koneksi dan kesiapan infrastruktur jaringan. 2. Pengujian sistem Eucalyptus Sistem cloud Eucalyptus mendefinisikan pelanggannya sebagai “Account” dan di dalamnya terdapat beberapa “User”. Secara default, instalasi Eucalyptus akan membuat account eucalyptus dan user admin. Akun ini merupakan akun untuk keperluan administrasi sistem cloud secara keseluruhan. Untuk keperluan nonadministratif (penggunaan layanan), perlu dibuat akun lainnya. User admin secara otomatis dibuat setiap kali sebuah akun diaktifkan. User admin inilah yang digunakan ketika masuk ke dalam sistem cloud. Password yang diisi-kan pada saat pendaftaran, melekat pada user admin. Layanan web administrasi digunakan untuk mengetahui dan mengelola akun. Selain itu,
913
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] juga digunakan untuk membuat kunci akses ke dalam sistem cloud secara programatik. Kunci berupa sertifikat ini, akan digunakan untuk menyandikan saluran komunikasi dengan server dan otorisasi akses. B. Pengujian Kerentanan 1. Pengumpulan informasi Layanan yang tersedia pada CLC relatif sedikit dan sebagian besar diatur hanya melayani internal cloud. Hanya layanan SSH (remote access) dan web pada port TCP/8443/HTTPS yang aktif untuk publik (layanan HTTP pada port TCP/8080 akan mengalihkan permintaan ke layanan TCP/8443/HTTPS). Tabel 3 menunjukkan layanan-layanan yang terdeteksi pada CLC. 2. Potensi kerentanan Layanan web pada port 8443/HTTPS dibangun memanfaatkan program yang telah tersedia dalam bahasa Java, yaitu Mortbay Jetty versi 6.1.x. Dalam catatan kerentanan pada perangkat OpenVAS Vulnerability Scanner ini, produk Mortbay Jetty versi 6.1.x memiliki kekeliruan pada instalasi default-nya yaitu ikut memasang kode demonstrasi sehingga dapat diakses oleh publik. Instalasi program Mortbay Jetty versi 6.1.x yang dilakukan oleh Eucalyptus tidak memasang kode yang bermasalah tersebut. Dengan demikian peringatan yang disampaikan oleh OpenVAS tidak relevan untuk sistem Eucalyptus (false-negative). Tabel 3: Hasil identifikasi layanan di CLC host
port
protokol
layanan
203.0.113.2 203.0.113.2 203.0.113.2 203.0.113.2 203.0.113.2
22 8080 53 3260 5000
tcp tcp tcp tcp tcp
ssh http domain tcpwrapped vtun
203.0.113.2 203.0.113.2
8443 8888
tcp tcp
203.0.113.2 203.0.113.2 203.0.113.2
53 8773 8774
udp tcp tcp
http hadooptasktracker domain http
informasi
SSH-2.0-OpenSSH_5.3 Jetty 6.1.x -tak-dikenal-tak-dikenalVtun Virtual Tunnel 3.X 07/08/2010 Jetty 6.1.x Apache Hadoop 2.2.1 -tak-dikenal-tak-dikenal-tak-dikenal-
C. Pengujian Kehandalan Layanan Web Kehandalan sistem cloud secara langsung ditentukan oleh ketersediaan layanan web administrasi dan manajemen. Dalam hal ini, serangan apapun yang dapat menyibukkan server dan menghabiskan sumber daya akan berpotensi meniadakan pelayanan. Pengujian kehandalan layanan web dilakukan dengan mengeksploitasi koneksi HTTPS pada port 8443/TCP. Eksploitasi tersebut melakukan koneksi terus-menerus, sebanyak-banyaknya, sehingga sistem cloud akan kehabisan sumber daya. Pada akhirnya tidak dapat memberi pelayanan kepada pengguna. Grafik pada Gambar 6 memperlihatkan kecenderungan peningkatan beban kerja seiring meningkatnya jumlah koneksi (penyerang).
914
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 6: Rerata beban di CLC Semakin banyak koneksi, semakin meningkat rerata beban. Namun demikian, tidak terlihat perbedaan yang signifikan akibat perbedaan waktu serangan. Waktu respons yang dialami oleh pengguna, ikut mengalami peningkatan seiring meningkatnya jumlah koneksi, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7: Rerata waktu respon layanan Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan waktu respons dipengaruhi juga oleh banyaknya koneksi. Utilisasi CPU merupakan indikator kesibukan sistem untuk mengerjakan tugas-tugas komputasi numeris. Dalam hal ini diperlukan untuk mengolah algoritma enkripsi. Grafik pada Gambar 8 menunjukkan adanya peningkatan utilisasi seiring meningkatnya jumlah koneksi.
Gambar 8: Rerata utilisasi CPU pada CLC 915
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
Gambar 9: Rerata beban dalam penerapan rate control Mitigasi dengan menerapkan mekanisme pembatasan dan pengaturan laju data (rate control, rate limiter) pada port TCP/8443/HTTPS [15], dapat mengurangi pengaruh serangan, yaitu penurunan nilai rerata beban. Visualisasi rerata beban dalam penerapan mitigasi ditunjukkan pada Gambar 9. Hasil pengujian pada Tabel 4 menunjukkan bahwa lama serangan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan waktu respons namun sebaliknya justru dipengaruhi oleh jumlah koneksi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai simpangan baku dari ketiga jenis serangan yang relatif kecil [16]. Sementara itu, tampak pula peningkatan waktu respons yang mencapai hingga 2863,22% dari baseline seiring bertambahnya jumlah koneksi. Akibatnya kenyamanan pengguna terganggu saat menggunakan layanan cloud. 5. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan beberapa kesimpulan sehubungan dengan pemasangan dan instalasi sistem cloud berbasis platform Eucalyptus, yaitu: 1. Sistem Eucalyptus memberikan perlindungan keamanan untuk penerapan sistem cloud dalam lingkungan privat, yaitu: (a) adanya enkripsi untuk setiap komunikasi; (b) adanya penyaringan untuk setiap lalu-lintas data (packet filtering) ke jaringan VM; dan (c) memisahkan jaringan lokal untuk cluster dan node-controller dari jaringan publik. 2. Faktor yang memengaruhi peningkatan rerata waktu respons ditentukan oleh banyaknya koneksi secara bersamaan dibanding lamanya serangan. Hal ini karena simpangan baku atas perbedaan lamanya serangan relatif kecil yaitu antara 0,0019 detik dan 0,1712 detik. Tabel 4: Rerata waktu respons layanan web
916
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected] DAFTAR PUSTAKA [1] Menascé D. & Ngo P., Understanding cloud computing: experimentation and capacity planning. In Proc. 2009 Computer Measurement Group’s Intl. Conf.. 2009. [2] Morsy MA., Grundy J. & Müller I., An analysis of the cloud computing security problem. In Proc. of APSEC 2010 Cloud Workshop, Sydney, Australia. 2010. [3] Jadeja Y. & Modi K., Cloud computing - concepts, architecture and challenges. In Computing, Electronics and Electrical Technologies (ICCEET), 2012 International Conference on. 2012. [4] Popović K. & Hocenski Ž., Cloud computing security issues and challenges. In MIPRO, 2010 Proceedings of the 33rd International Convention, Opatija, Croatia. 2010. [5] Wang Z., Security and privacy issues within the cloud computing. In Computational and Information Sciences (ICCIS), 2011 International Conference on. 2011. [6] Tanimoto S., Hiramoto M., Iwashita M., Sato H., et al., Risk management on the security problem in cloud computing. In Computers, Networks, Systems and Industrial Engineering (CNSI), 2011 First ACIS/JNU International Conference on. 2011. [7] Szefer J., Jamkhedkar P., Chen Y. & Lee R., Physical attack protection with humansecure virtualization in data centers. In Dependable Systems and Networks Workshops (DSN-W), 2012 IEEE/IFIP 42nd International Conference on. 2012. [8] ITU-T Study Group VII, ITU-T Rec. X.800 (03/91) Security architecture for Open Systems Interconnection for CCITT applications, International Telecommunication Union, 1991. http://www.itu.int/rec/T-REC-X.800-199103-I/en [9] ITU-T Study Group 17, ITU-T Rec. X.805 (10/2003) Security architecture for systems providing end-to-end communications, International Telecommunication Union, 2003. http://www.itu.int/rec/T-REC-X.805-200310-I/en [10] Mell P. & Grance T., The NIST Definition of Cloud Computing, National Institute of Standards and Technology, 2011. http://csrc.nist.gov/publications/nistpubs/800145/SP800-145.pdf [11] Cloud Security Alliance, Security Guidance for Critical Areas of Focus in Cloud Computing Version 2.1, (2009, Desember). http://www.cloudsecurityalliance.org/guidance/csaguide.v2.1.pdf [12] Nurmi D., Wolski R., Grzegorczyk C., Obertelli G., et al., The eucalyptus open-source cloud-computing system. In Cluster Computing and the Grid (CCGRID). 9th IEEE/ACM International Symposium on. 2009. [13] Eucalyptus Systems Inc., Eucalyptus Installation Guide, (2013, Maret). http://www.eucalyptus.com/docs/3.2/ig/ [14] The Hacker's Choice, THC-SSL-DOS: a tool to verify the performance of SSL, (2011, Oktober). http://www.thc.org/thc-ssl-dos [15] Bernat, Vincent, SSL computational DoS mitigation, (2011, Nopember). http://vincent.bernat.im/en/blog/2011-ssl-dos-mitigation.html [16] Lyman Ott R. & Longnecker M., An introduction to statistical methods and data analysis, sixth edition. Brooks/Cole, Cengage Learning, 2010.
917
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
PEMILIHAN PAKET INTERNET ANDROID PADA OPERATOR TELEPON GSM MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Fitriyani1, Ellya Helmud2 Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang e-mail: [email protected], [email protected] 1,2
Abstract Analytical Hierarchy Process (AHP) method is used to help people to make choice android internet package. Data analysis method used AHP method is the approach used is based on the analysis of policies that aim to get the right and optimal decisions for people. Decision Support System designed to support all stages of decision making form identifying the problem, select relevan data and determine the approach used in decision making process, evaluate the selection of alternatives is supported by software Expert Choice 2000. Attributes of criteria among the other requirements, price and signals. Sample taken three(3) poeple and then fill out the questionnaire and the processed data into the software Expert Choice 2000. The result of data processing using software Expert Choice 2000 that the first rank is Telkomsel 23,9 %, second rank is XL 23,7%, third rank is Indosat 20,6%, fourth rank is Axis 16,2% and last rank is Three 15,7%.. Keywords: Analytical Hierarchy Process, Decision Support System, selection android internet package, Expert Choice 2000.
Abstrak Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk membantu masyarakat untuk menentukan pilihan paket internet android. Metode analisis data yang digunakan adalah AHP (Analytical Hierarchy Process) yaitu pendekatan yang digunakan berdasarkan analisis kebijakan yang bertujuan untuk mendapatkan keputusan yang tepat dan optimal bagi masyarakat. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasikan masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatifalternatif yang ada didukung oleh software Expert Choice 2000. Atribut-atribut kriteria yang didapat antara lain kebutuhan, tarif dan sinyal. Sampel yang diambil sebanyak 3 orang, lalu mengisi kuesioner, dan di olah datanya dengan ke dalam software Expert Choice 2000. Dari hasil pengolahan data menggunakan software Expert Choice 2000 diperoleh kesimpulan bahwa peringkat pertama yaitu telkomsel dengan bobot 23,9%, peringkat kedua yaitu XL dengan bobot 23,7%, peringkat ketiga yaitu Indosat dengan bobot 20,6%, peringkat keempat yaitu Axis dengan bobot 16,2% dan peringkat terakhir yaitu Three dengan bobot 15,7%. Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, sistem pendukung keputusan, pemilihan paket internet android, Expert Choice 2000.
1. Pendahuluan Pada era globalisasi informasi sekarang, internet sangat diperlukan untuk semua kalangan. Bagi pengguna Andorid pastinya tidak akan sempurna tanpa registrasi ke paket internet untuk keperluan sosial media, chatting, browsing, streaming dan download, karena selain hemat dari segi keuangan bila dibandingkan dengan menggunakan pulsa reguler biasanya beberapa provider kartu lokal sering memberikan bonus paket kuota pemakaian. Berbagai operator pun menawarkan paket internet android dengan berbagai jenis yang 918
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
berbeda dari segi kuota maupun lama pemakaian. Dan beberapa provider kartu lokal kebanyakan menawarkan kuota dengan paket yang disesuaikan dengan durasi pemakaian sebulan dengan selisih harga yang juga lumayan jauh. Masyarakat bingung untuk memilih paket internet android yang tepat dikarenakan belum ada metode yang objektif untuk memutuskan dengan cepat, berdasarkan data yang diperoleh. Untuk itu maka penelitian ini mencoba menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Analytical Hierarchy Process adalah salah satu metode yang digunakan untuk penyelesaian sistem penunjang keputusan. Ada 2 mekanisme yang digunakan dalam penghitungan AHP diantaranya menggunakan metode konvensional (manual), baik itu menggunakan normalisasi ataupun tidak, dan menggunakan perangkat lunak, seperti expert choice. Penelitian ini akan membahas perhitungan AHP expert choice, untuk mendapatkan hasil keputusan yang konsisten (inconsistency = 0,01). Dalam pemilihan paket internet android terdapat beberapa kriteria dan alternatif yang disediakan. Salah satu metode sistem pendukung keputusan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP ini cukup efektif dalam menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke dalam bagian-bagiannya. Dalam metode AHP ini diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan yang dalam hal ini masyarakat dalam menentukan alternatif-alternatif mana yang akan dipilih sebagai satu keputusan terakhir dalam pemilihan paket internet android. 2. Tinjauan Pustaka A. Konsep dasar Sistem Penunjang Keputusan Definisi sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Secara umum, sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur dan semi terstruktur[3]. B. Analytical Hierarchy Process Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan awal tahun 1970-an oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg. Analisis ini ditujukan untuk membuat suatu model permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya ditetapkan untuk masalah yang terukur (kuantitatif), masalah yang memerlukan pendapat (judgement) maupun pada situasi yang kompleks atau tidak terkerangka, pada situasi dimana data statistic sangat minim atau tidak ada sama sekali dan hanya bersifat kualitatif yang didasari oleh persepsi, pengalaman atau intuisi[4]. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “expert” sebagai input utamanya. Kriteria “expert” disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut.
919
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
C. Karakteristik SPK 1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi. 2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari interogasi informasi. 3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah. 4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. D. Penyelesaian AHP dengan software Expert Choice 2000 Expert Choice 2000 merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk perhitungan pemecahan persoalan dengan AHP sebagai expert choice. Pada penelitian ini, digunakan analisis dengan perhitungan aplikasi Expert Choice 2000. Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk membuktikan aplikasi Expert choice yang sudah teruji kehandalannya.expert choice 2000 menyediakan struktur untuk seluruh proses pengambilan keputusan, yaitu :[1] a. Sebuah tool yang memfasilitasi kerjasama antara beberapa pihak yang berkepentingan b. Analisis pengambilan keputusan c. Meningkatkan komunikasi d. Memberi keputusan yang lebih tepat e. Dokumentasi proses pengambilan keputusan f. Sebuah konsensus keputusan g. Keputusan akhir yang lebih baik dan dapat dibenarkan E. Komponen SPK a. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS) b. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan. c. Commication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka. d. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
920
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Gambar 1. Hubungan antara ketiga komponen SPK F. Tujuan SPK 1. Memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak terstruktur. 2. Memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat dengan membantu integrasi antar tingkat. 3. Meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan efisiennya. G. Definisi Paket Internet Paket internet adalah sebuah layanan yang disediakan oleh operator telekomunikasi atau data dimana konsumen diharuskan untuk membayar sejumlah nominal rupiah sebagai biaya pemakaian internet (data). Bagi pengguna telepon seluler, bila tidak menggunakan paket internet, maka setiap kali melakukan koneksi data (internet), biayanya diambil dari pulsa telepon [5] H. Tahapan SPK Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya. b. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan). c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk 921
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
d.
e. f. g.
kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5. Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah. Intensitas Kepentingan 1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar 3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya 5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya 7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek. 9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. 2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara 922
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata. h. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %. 3. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Berdasarkan jenis informasi yang dikelola, jenis penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif, karena menggunakan pengukuran data dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel masyarakat dengan memberikan jawaban atas sejumlah pertanyaan yang dituangkan ke dalam kuesioner menggunakan metode pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan kemudian diuji menggunakan software Expert Choice 2000. b. Pemilihan Sampel Dalam memilih sampel, penulis mengambil data dari populasi yang terbatas dengan menggunakan purposes sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu [Jogiyanto 2008]. Responden yang diambil dalam pemilihan sampel ini adalah responden ahli yang berasal dari masyarakat khususnya yang akan membeli dan sudah mempunyai paket internet android. Disini penulis mengambil sampel sebanyak 3(tiga) orang dari total populasi. c. Pengumpulan data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara pengisian kuisioner untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner dibagikan kepada masyarakat yang baru akan membeli paket internet android dan yang sudah membeli paket internet android untuk membandingkan beberapa paket internet android yang ditawarkan. Responden yang dipilih sebanyak 3 orang, setelah responden mengisi kuesioner, data tersebut dimasukkan ke software Expert Choice 2000 dan data tersebut di combine lalu didapatkan hasil atau kesimpulan. d. Instrumentasi Instrumen yang digunakan dalam penelitian in adalah kuesioner. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan dengan mengacu kepada hierarki yang telah dibuat dari kriteriakriteria dan subkriteria-subkriteria berdasarkan skala Saaty 1-9 dengan metode pairwise comparison. Rincian kriteria dalam SPK untuk menentukan paket internet android, sebagai berikut : a. Kebutuhan b. Tarif c. Sinyal 923
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
e. Solusi Dengan Expert Choice 2000 Penelitian ini dirancang dan dikembangkan dengan metode deskriptif analitik dengan menyajikan rangkuman hasil survey dan wawancara yang berupa kuesioner. Selanjutnya dilakukan pencarian data sekunder yang ada di lapangan melalui berbagai media, seperti internet, buku literatur, jurnal, dan artikel sehingga didapatkan informasi yang akurat mengenai kondisi masyarakat mengenai paket internet. Kemudian hasil wawancara dengan pakar dijadikan untuk mendapatkan hasil berupa langkah-langkah strategis yang harus dilakukan pada penerapan pemilihan paket internet android. Keputusan yang diperoleh segera ditindaklanjuti berupa tindakan atau dapat pula dikaji ulang bila ternyata diperoleh informasi baru yang mempengaruhi hasil untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga akan diperoleh keputusan yang baru. 4. Pengujian dan pembahasan Metode pemilihan sampel dalam peneilitan ini adalah teknik purpose sampling. Sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Data diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa data tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Jumlah sampel yang terpilih ada 3 orang yaitu masyarakat yang sudah mempunyai atau baru akan membeli paket internet android untuk telepon GSM. Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM
Goal
Kriteria
Alternatif
Kebutuhan
Axis
Tarif
Three
Indosat
Sinyal
Telkomsel
XL
Gambar 2.Struktur Hierarki AHP Pemilihan Paket Internet Android
Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM
Goal
Kriteria
Alternatif
Kebutuhan 0,270
Axis 0,161
Tarif 0,345
Three 0,157
Indosat 0,206
924
Sinyal 0,385
Telkomsel 0,239
XL 0,237
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Gambar 3 Struktur Hierarki AHP Pemilihan Paket Internet Android beserta Nilai Bobot Berikut bobot masing-masing kriteria dan alternatif pemilihan paket internet android pada operator telepon GSM.
Gambar 4. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan paket android beserta nilai bobotnya Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu kriteria sinyal dengan nilai bobot 0,385 atau sebanding dengan 38,5% dari total kriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah tarif dengan nilai bobot 0,345 atau sebnading dengan 34,5% dari total kriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah kebutuhan dengan nilai bobot 0,270 atau sebanding dengan 27,0% dari total kriteria.
Gambar 5. Alternatif yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan paket android beserta nilai bobotnya berdasarkan kriteria kebutuhan Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu alternatif telkomsel dengan nilai bobot 0,279 atau sebanding dengan 27,9% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah indosat dengan nilai bobot 0,206 atau sebnading dengan 20,6% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah xl dengan nilai bobot 0,188 atau sebanding dengan 18,8% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah three dengan nilai bobot 0,182 atau sebanding dengan 18,2% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah axis dengan nilai bobot 0,146 atau sebanding dengan 14,6% dari total alternatif.
925
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Gambar 6. Alternatif yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan paket android beserta nilai bobotnya berdasarkan kriteria tarif Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu alternatif telkomsel dengan nilai bobot 0,234 atau sebanding dengan 23,4% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah xl dengan nilai bobot 0,216 atau sebnading dengan 21,6% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah indosat dengan nilai bobot 0,209 atau sebanding dengan 20,9% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah axis dengan nilai bobot 0,182 atau sebanding dengan 18,2% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah three dengan nilai bobot 0,159 atau sebanding dengan 15,9% dari total alternatif.
Gambar 7. Alternatif yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan paket android beserta nilai bobotnya berdasarkan kriteria sinyal Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu alternatif xl dengan nilai bobot 0,297 atau sebanding dengan 29,7% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah telkomsel dengan nilai bobot 0,215 atau sebnading dengan 21,5% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah indosat dengan nilai bobot 0,203 atau sebanding dengan 20,3% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah axis dengan nilai bobot 0,147 atau sebanding dengan 14,7% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah three dengan nilai bobot 0,138 atau sebanding dengan 13,8% dari total alternatif.
Gambar 8 Nilai Bobot Global Prioritas Alternatif Berdasarkan Pemilihan Paket Android Pada Operator Telepon GSM Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi alternative strategis adalah “Telkomsel” dengan nilai bobot 0,239 atau sebanding dengan 23,9% dari total alternative yang ditetapkan. Peringkat prioritas alternative berikutnya adalah “XL” dengan nilai bobot 0,237 atau sebanding dengan 23,7% dari total alternative yang ditetapkan. Peringkat prioritas alternative manfaat berikutnya adalah “Indosat” dengan nilai bobot 0,206 atau sebanding dengan 20,6% dari total alternative yang 926
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
ditetapkan. Peringkat prioritas alternative manfaat yang terkahir adalah “Axis” dengan nilai bobot 0,161 atau sebanding dengan 16,1% dari total alternative yang ditetapkan. Peringkat prioritas alternative manfaat yang terkahir adalah “Three” dengan nilai bobot 0,157 atau sebanding dengan 15,7% dari total alternative yang ditetapkan. 5. Kesimpulan Paket android sangat dibutuhkan masyarakat di era globalisasi informasi saat ini. Internet digunakan masyarakat baik dari kalangan muda sampai tua hingga anak kecil pun sudah menggunakan kecanggihan internet. Dari kelima paket internet android yaitu Axis, Three, Indosat, Telkomsel dan XL dapat disimpulkan bahwa Telkomsel menjadi prioritas masyarakat khususnya pengguna android baik dalam menyelesaikan tugas sehari-hari maupun hanya untuk membuka sosial media. AHP mampu memberikan solusi yang tepat bagi pengambil keputusan dan dapat dipertanggungjawabkan dengan dukungan dari pengolahan data menggunakan Expert Choice 2000. DAFTAR PUSTAKA [1] Expert Choice inc Pennsyil Vania, 1992, Version 8.0 User Manual. [2] Bourgeois, R. 2005. Analytical Hierarchy Process: an Overview UNCA PSA – UNESCAP. Bogor [3] Efrain, Turban. 2005. Decision Support Systems and Intelligent System. New Jersey: Prentice Hall Inc. [4] Gadoga.com diakses 12 Maret 2015 [5] Kosasi, Sandy.2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System). Pontianak [6] Alonso, J. A., dan Lamata, M. T., 2006, Concistency In The Analytical Hierarchy Process: A New Approach, International Journal of Uncertainty, no 4, volume 14, hal.445-459
927
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
PENDEFINISIAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL SISTEM UNTUK RANCANG BANGUN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PT. TELKOMSEL REGIONAL SUMBAGSEL Hairun Nissa1, Muhammad Ihsan Jambak2 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya e-mail: [email protected], [email protected]
1,2
Abstract Cellular Telecommunications Operator companies are now increasingly compete in creating new innovations for improving competitive advantage. Competition is changing the paradigm of the resource base of competitiveness into a knowledge base of competitiveness. Companies are increasingly aware of the importance of knowledge as a means to win the competition. The organizational knowledge comes from the knowledge possessed by the employees, therefore the company needs to foster a culture of knowledge sharing. This situation has created the need for PT. Telkomsel Regional Sumbagsel to manage its knowledge assets. This effort can be achieved using Knowledge Management strategy. This study aims to find the features needed to build Knowledge Management Systems in order to foster a culture of knowledge sharing in the company. Researchers test the features required to grow the user behavior of knowledge sharing based on the Theory of Planned Behavior. It is predicted with high accuracy of attitude toward knowledge sharing behavior, subjective norms, and behavior control. Development of this system using the Framework for the Application of Systems Thinking (FAST). This system is tested and able to facilitate knowledge sharing among employees in order to improve learning skills and learning capability. Keywords: Knowledge Management , Knowledge Management System, Knowledge Sharing, Theory of Planned Behavior Abstrak Perusahaan Operator Telekomunikasi Seluler sekarang ini semakin bersaing dalam menciptakan inovasi baru demi meningkatkan keunggulan kompetitif. Persaingan ini mengubah paradigma dari resource base competitiveness menjadi knowledge base competitiveness. Perusahaan semakin menyadari pentingnya pengetahuan sebagai sarana untuk memenangkan persaingan. Pengetahuan organisasi berasal dari pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan untuk itu perusahaan perlu menumbuhkan budaya knowledge sharing. Kondisi ini telah menciptakan kebutuhan bagi PT. Telkomsel Regional Sumbagsel untuk mengelola aset pengetahuan yang dimilikinya. Upaya ini dapat dicapai dengan menggunakan strategi Knowledge Management. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fitur-fitur yang diperlukan dalam membangun Knowledge Management Systems sehingga dapat menumbuhkan budaya knowledge sharing pada perusahaan. Peneliti menguji fitur-fitur yang diperlukan user untuk menumbuhkan perilaku knowledge sharing berdasarkan Theory of Planned Behavior. Hal ini diprediksi dengan akurasi yang tinggi dari sikap terhadap perilaku knowledge sharing, norma subyektif, dan kontrol perilaku. Pembangunan sistem ini menggunakan metode Framework for the Application of System Thinking (FAST). Sistem ini telah diujikan dan mampu memfasilitasi kegiatan knowledge sharing antar pegawai sehingga dapat meningkatkan learning skill dan learning capability. Kata kunci: Knowledge Management , Knowledge Management System, Knowledge Sharing, Theory of Planned Behavior
1. Pendahuluan Pengetahuan merupakan aset intelektual dari suatu organisasi. Bagi perusahaan suatu proses belajar, kreativitas dan inovasi merupakan ide dasar dari suatu organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, kemampuan suatu perusahaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Saat sebuah perusahaan mencoba berkembang untuk menjadi lebih baik, dibutuhkan tingkat pengetahuan yang sangat luas bagi setiap pegawai yang ada untuk dapat berkompetisi dan 928
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
bertahan. Kondisi kompetisi yang semakin ketat menyebabkan perlunya perubahan paradigma dari resource base competitiveness menjadi mengandalkan knowledge base competitiveness. Kedua konsep ini sangat bertolak belakang, konsep pertama bertumpu pada keunggulan sumber daya alam dan lokasi geografis. Konsep kedua berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan sumber daya manusia perusahaan, bahwa pengetahuan menjadi faktor kompetisi yang penting dalam memenangkan persaingan [1]. Kondisi sebagimana diuraikan diatas dihadapi oleh PT. Telkomsel yang merupakan operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia. Dengan infrastruktur telekomunikasi yang tersebar di seluruh nusantara, PT. Telkomsel memberikan pelayanan komunikasi dengan menawarkan berbagai produk berbasis suara, teks, dan data. Demi memenuhi tuntutan pelanggan yang semakin tinggi, dan demi menjaga daya saing perusahaan, PT. Telkomsel telah membangun bentuk organisasi yang kokoh, solid, dan dinamis. Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Telkomsel tidak pernah lepas dari peran teknologi dan manusia sebagai pendukung kegiatannya. Dalam kinerja operasional sehari-hari, PT. Telkomsel menggunakan aplikasi internal yang dikembangkan sendiri untuk kegiatan operasional sehari-hari. PT. Telkomsel selalu memberikan training kepada setiap pegawainya. Training yang diberikan berupa training untuk pengoperasian maupun training untuk pengembangan diri dalam mendukung kegiatan operasional tersebut. Saat ini, training tersebut hanya bermanfaat bagi pegawai yang mendapatkan training saja. Proses ini berlangsung setiap kali ada pegawai baru yang masuk dan seandainya jika ada pegawai yang berkompeten di bidangnya keluar, maka pengetahuannya tidak dimiliki oleh orang lain. Hal ini terjadi karena knowledge pada PT. Telkomsel tidak didokumentasikan sehingga pemanfaatan kembali knowledge seseorang tidak bisa diterapkan pada individu yang lain. Pengetahuan yang dimiliki suatu organisasi harus dikelola untuk menjadi strategi organisasi dan perusahaan. Suatu organisasi dan perusahaan haruslah mengembangkan tujuan strateginya dan mengidentifikasikan setiap kebutuhan pengetahuannya untuk dapat mengimplementasikan dalam strategi yang dipilihnya. Strategi yang dipilih perusahaan dapat dibandingkan dengan aset knowledge yang ada dalam perusahaan. Pemilihan strategi berdasarkan elemen-elemen yang mempengaruhi langsung pada pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan setiap individu dituntut untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Begitu juga dengan suatu organisasi atau perusahaan yang membutuhkan pengetahuan untuk meningkatkan daya saing kompetitifnya dalam menghadapi persaingan bisnis. Pengetahuan yang dimiliki suatu perusahaan bergantung penuh pada sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Lalu bagaimana cara menyimpan dan memanfaatkan knowledge yang ada pada SDM suatu perusahaan? Perkembangan teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk organisasi dan perusahaan untuk menerapkan teknologi berbasis web untuk mengelola pengetahuan. Knowledge dalam perusahaan perlu dikelola dan didokumentasikan sehingga dapat menjadi referensi bagi individu-individu yang lain untuk mendapatkan knowledge tanpa harus bergantung dengan individu yang lain. Dengan didokumentasikannya suatu knowledge maka penelusuran maupun untuk mendapatkan kembali knowledge itu akan lebih mudah meskipun individu itu sendiri sudah tidak bekerja lagi di perusahaan. Knowledge Management (KM) 929
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
atau Mengelola Pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan yang ada pada organisasi sehingga pengetahuan tersebut dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan nilai bisnis dan daya kompetitif perusahaan [2]. KM mampu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengaplikasikan knowledge sebagai kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu Knowledge Management System (KMS), yaitu sistem yang diciptakan untuk memfasilitasi penangkapan, penyimpanan, pencarian, transfer dan penggunaan kembali pengetahuan. Keberadaan teknologi informasi ini menjadi enabler implementasi KM. Dengan adanya pendekatan KMS maka sistem tersebut dapat digunakan untuk menyimpan pengetahuan serta pengalaman staf yang nantinya pengetahuan tersebut dapat disimpan untuk kepentingan perusahaan dan disebarkan pada pegawai lain supaya pengetahuan setiap pegawai merata. Selain itu PT. Telkomsel terdiri dari berbagai divisi yang saling berkaitan yang tentu saja membutuhkan adanya suatu KMS yang berfungsi untuk mendukung dalam proses sharing knowledge agar perusahaan dapat mengelola aset pengetahuan demi meningkatkan daya saing perusahaan, mengoptimalisasi proses bisnis, dan mencegah terjadinya brain drain atau hilangnya ilmu pengetahuan yang ada pada perusahaan. Jelas bahwa tools yang digunakan dalam mengelola pengetahuan yang ada pada suatu organisasi adalah KMS. Namun, setiap perusahaan memiliki struktur organisasi dan proses bisnis yang berbeda-beda. Jadi, tipe KM seperti apakah yang sesuai dengan struktur organisasi dan proses bisnis perusahaan? Setelah diketahui penerapan KM yang sesuai pada suatu organisasi maka hal terpenting dalam suatu pengelolaan pengetahuan adalah menumbuhkan budaya untuk membagi pengetahuan yang dimiliki antar individu sehingga terjadi sirkulasi pengetahuan yang merata. Dalam esensi suatu KMS, penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana untuk mengetahui kebutuhan pengguna (user requirements) dan kebutuhan sistem (system requirements) agar sistem ini dapat memfasilitasi knowledge sharing sehingga membuat pegawai baru mampu belajar lebih cepat dari para ahli senior sebelumnya? Sehingga fungsi dari KMS ini dapat menjadi alat bantu dalam transfer pengetahuan antar individu. Dengan adanya proses ini maka dapat mencegah hilangnya pengetahuan pada suatu organisasi. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis membagi penelitian ini menjadi beberapa research questions, yaitu sebagai berikut: (1) Bagaimana membangun KMS yang sesuai dengan proses bisnis perusahaan? (2) Apa fitur-fitur KMS yang dapat mendukung penerapan knowledge sharing perusahaan? (3) Apakah KMS merupakan solusi untuk membangun budaya knowledge sharing antar pegawai guna efektivitas dan produktivitas menuju keunggulan yang kompetitif? 2. Metodologi Penelitian A. Data dan Metode Pengumpulan Data Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui informasi yang berasal dari bagian Information Technology PT. Telkomsel Regional Sumbagsel berupa data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data primer, peneliti mengumpulkannya secara langsung dan teknik yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dan metode 930
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
kuantitatif. Metode kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara, dimana wawancara dilakukan langsung dengan beberapa pegawai yang berhubungan dengan mengelola pengetahuan PT. Telkomsel Regional Sumbagsel serta observasi dengan cara terjun langsung dalam objek pengamatan PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. Sementara untuk metode kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Dalam penelitian ini, responden adalah pegawai PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. Metode angket dilakukan untuk mengetahui secara pasti mengenai niat pegawai untuk melakukan Knowledge Sharing, fasilitas yang diperlukan pegawai untuk menunjang kegiatan Knowledge Sharing, serta faktor pendukung berupa reward yang membuat seseorang lebih termotivasi melakukan Knowledge Sharing. Selanjutnya, untuk teknik sampling respondennya, penulis menggunakan teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu [3]. Responden merupakan pegawai PT. Telkomsel Regional Sumbagsel yang dipilih secara acak dengan pertimbangan tertentu berjumlah 30 orang. Sedangkan untuk metode uji validitas survey menggunakan metode Bivariate Pearson. Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: (1) Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig.0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid); (2) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig.0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari masalah yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber laporan dan dokumen-dokumen yang tersedia di PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. Seluruh data sekunder diperoleh dari arsip PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. B. Model dan Arsitektur Knowledge Management Knowledge diartikan sebagai informasi yang dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dari informasi disertai pengalaman, baik individu maupun kelompok dalam perusahaan. Knowledge merupakan penerapan informasi yang diyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil keputusan dalam bertindak [4]. Di dalam organisasi, bentuk knowledge tidak hanya data-data yang tersimpan di dalam komputer, tetapi juga berupa di dalam proses, rutinitas kerja, selain knowledge dan informasi serta pengalaman yang tersimpan dalam kepala manusia. Definisi lain mengenai knowledge adalah pengetahuan yang terdapat dalam pikiran tiap manusia secara personal [5]. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa, knowledge merupakan kumpulan informasi yang dimiliki oleh individu dan dijadikan sebagai keahlian mereka serta digunakan untuk menyelesaikan masalah atau mengambil tindakan yang lebih efektif.
931
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Knowledge Management (KM) adalah suatu proses merangkul pengetahuan sebagai aset strategis agar dapat terus menerus memacu keuntungan bisnis dan mempertimbangkan pendekatan bisnis dari sebuah organisasi untuk mengidentifikasi, menangkap, mengevaluasi, meningkatkan dan membagi modal intelektual organisasi. KM adalah penggabungan yang terselaras untuk menciptakan, menangkap, mengorganisasikan, mengakses, dan menunggunakan aset intelektual dari perusahaan [6]. KM berfungsi untuk menjaga dan menumbuhkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu, yang mampu dipindahkan ke bentuk yang bisa diproses atau diakses oleh banyak pegawai lain dalam perusahaan [6]. KM adalah sebuah konsep yang merubah informasi menjadi pengetahuan yang bisa ditindak lanjuti dan tersedia dengan sarana yang mudah sehingga orang-orang bisa mengaksesnya [6]. Knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan [7]. Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu (perorangan). Pengalaman yang diperoleh tiap pegawai tentunya berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Definisi experience yang diambil dari kamus bahasa Inggris adalah the process of gaining knowledge or skill over a period of time through seeing and doing things rather than through studying. Yang artinya proses memperoleh pengetahuan atau kemampuan selama periode tertentu dengan melihat dan melakukan hal-hal daripada dengan belajar. Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi [7]. Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap pegawai dapat mempelajarinya secara independent. Explicit knowledge dalam penelitian ini adalah job procedure dan technology. Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara melakukan hal-hal. Berdasarkan pernyataan Anshori selaku pihak yang mencetuskan KM, salah satu bentuk konkret dari explicit knowledge adalah Standard Operation Procedure. Standard Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas dan hasil kerja, dimana tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan dan tamu akan terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada KM, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit knowledge. Salah satu teknologi paling mutakhir yang saat ini digunakan oleh banyak perusahaan untuk proses penyebaran knowledge adalah intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”.
932
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~ Socialization
Externalization
Tacit è Tacit
Tacit è Eksplicit
· Face to face communication · Collaboration features · Training/ diklat
· Dokumen pertemuan · Dokumen experts · Reflective peer to peer network · Intranet · Discussion Platforms · MS Office · Scanner
Internalization
S
E
I
C
Combination
Eksplicit è Tacit
Eksplicit è Eksplicit
· · · · · · ·
· Intranet (Forum diskusi) · Aplikasi database · Internet · Enterprise portal feature · Business intelligent
Intranet Internet/ media masa Content management Learning feature Surat edaran/SK Papan pengumuman Pelatihan
Gambar 1 - Proses Penciptaan Pengetahuan [8] Nonaka dan Takeuchi [8] menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge organisasi terjadi karena adanya interaksi (konversi) antara tacit knowledge dan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi seperti terlihat pada gambar 1 proses penciptaan pengetahuan. Proses sosialisasi antar-SDM di organisasi salah satunya dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi dan pertemuan bulanan). Melalui pertemuan tatap muka ini SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman yang dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru bagi mereka. Rapat dan diskusi yang dilakukan secara berkala harus memiliki notulen rapat. Notulen rapat ini kemudian menjadi bentuk explicit (dokumentasi) dari knowledge. Sistem knowledge management akan sangat membantu proses eksternalisasi ini, yaitu proses mengartikulasi tacit knowledge menjadi suatu konsep yang jelas. Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan mendokumentasikan notulen rapat (bentuk explicit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk elektronik untuk kemudian dapat dipublikasikan kepada mereka yang berkepentingan. Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan berbagai explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem knowledge management. Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database organisasi dan internet untuk memperoleh sumber eksternal. Semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan dapat dibaca oleh orang lain. Pada proses ini terjadi peningkatan knowledge sumber daya manusia. Sumber-sumber explicit knowledge dapat diperoleh melalui media intranet (database organisasi), surat edaran/surat keputusan, papan pengumuman dan internet serta media massa sebagai sumber eksternal. Untuk dapat mendukung proses ini, sistem perlu memiliki alat bantu pencarian dan pengambilan dokumen. Sementara itu, Technology dan Culture merupakan elemen struktural penting yang membantu menjaga integritas dari model Knowledge Management Inukshuk. Measurement dan leadership ditempatkan di bagian paling atas untuk mewakili pentingnya fungsi menyeluruh dalam mengukur dampak dari KM dan memberikan dukungan leadership untuk pelaksanaannya [6]. 933
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Gambar 2 - Inukshuk KM Model[6] Inukshuk yang digambarkan pada Gambar 2 adalah contoh model sempurna dari struktur knowledge yang mampu diadaptasikan keberbagai macam tujuan. Pertama, Inukshuk sangat terkenal dengan simbol-simbol di Kanada dan memerankan peran yang penting dalam sejarah dan tradisi. Kedua, Inukhsuk menyerupai manusia, sekaligus mengingatkan bahwa manusia memilki peranan penting dalam KM. Tidak seperti sepupu jauhnya information management, KM sangatlah mustahil terbentuk tanpa adanya manusia. Terakhir, meskipun bentuk Inukshuk mirip, namun mereka tidak mungkin sama satu dan lainnya, sebagaimana pengimplementasian KM akan berbeda-beda. Inukshuk dibuat berdasarkan pondasi teknologi, kepemimpinan, dan budaya. Seperti Inukshuk yang sebenarnya, model ini membutuhkan keseimbangan yang layak agar struktur bisa berdiri. Jika ada aspek dari KM yang berat sebelah seperti misalnya kemimpinan yang solid dan teknologi yang canggih namun budaya penerapannya gagal, maka dipastikan struktur ini akan hancur. Teknologi adalah pemacu dari KM. Dari sudut pandang struktur Inukshuk, teknologi adalah pedang bermata dua dan harus dipastikan jika teknologi itu merupakan pemacu KM bukan sebagai halangan. Sekarang ini di beberapa tempat banyak yang berpendapat bahwa teknologi menimbulkan masalah daripada menyelesaikan masalah. Namun banyak juga yang berpedapat bahwa video confrence, streaming, dan instant messaging mempermudah kehidupan. Kepemimpinan ditempatkan dibagian paling atas untuk memperlihatkan pentingnya fungsi menyeluruh dari pengukuran dampak KM dan menyediakan kepemimpinan serta untuk mendukung pelaksanaannya. Beberapa pengetahuan biasanya tumbuh dari dasar, dan butuh waktu untuk menjadi pengetahuan yang berkualitas dan bisa dimanfaatkan, hal ini tidak akan banyak memakan biaya jika pertumbuhannya bisa dipimpin oleh sosok kepemimpinan yang solid. Budaya dalam struktur organisasi dalam sebuah perusahaan, perubahan budaya merupakan strategi yang terletak pada corporate level strategy dan business level strategy. Dalam perspektif KM, budaya bersumber pada tacit knowledge/culture (pengetahuan/budaya individu) dan explicit knowledge/culture (pengetahuan/ budaya yang dimiliki oleh organisasi). 934
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
C. Knowledge Management Organizational Architecture Sistem yang mendukung KM menyediakan fungsi spesifik yang berhubungan dengan komunikasi (e-mail dan forum diskusi); kordinasi (kalender bersama dan daftar tugas); kolaborasi(workspace bersama); dan kontrol (jalur audit internal dan kontrol versi otomatis). Sebuah KMS yang berfokus pada pengguna memberi kontribusi pada budaya berbagi dalam organisasi dengan memberikan rasa kepemilikan sebuah komunitas pengguna yang saling mendukung [6]. KMS memperjelas prespektif dari para pekerja sebagai pekerja pengetahuan dengan menyediakan mereka cara untuk membuat pengetahuan dan secara aktif ikut berkontribusi untuk membagi pengetahuan yang ada. Sebuah KMS memberikan dukungan untuk banyak fungsi informasi [6], termasuk: (1) Menerima dan menyusun, menangkap dan menyimpan; (2) Mencari dan mengakses; (3) Menyiptakan dan menyempurnakan; (4) Menggabung, menyusun, dan mengubah; (5) Melacak. Fungsi-fungsi KMS ini memungkinkan lebih dari satu individu untuk menyusun aktifitas penting guna membagi dan menggunakan ulang suatu artifak untuk mencapai suatu tujuan. Singkatnya KMS membantu menyampaikan sifat dasar dari pekerjaan ataupun keahlian [6]. Sebagai tanggapan dari tingginya permintaan ekonomi global yang kompetitif, teknologi KMS telah bergabung dengan generasi baru mengelola informasi. Dari bisnis dan industri, teknologi KM digunakan untuk mendukung pembelajaran organisasi [6].
Gambar 3 - KM Organizational Architecture [6] Organisasi arsitektur KM dibagi menjadi 3 tingkatan [6]: (1) Data layer, menyatukan berbagai jenis data, serta bagaimana penyimpanan yang berbeda-beda (misalnya, database, dokumen teks, video, dan audio); (2) Process layer, menjelaskan logika yang menggabungkan dengan kegunaan dan user (orang lain dan sistem lain yang menggunakan data); dan (3) User interface, menyediakan akses untuk informasi yang dibutuhkan degan tampilan yang memudahkan pengguna sistem. D. Knowledge Sharing Model Knowledge sharing adalah pertukaran pengalaman, peristiwa, pikiran atau pemahaman tentang suatu pengetahuan sehingga seseorang dapat memperoleh peningkatan wawasan dan pemahaman serta meningkatkan keahlian [9]. Sedangkan knowledge sharing dalam suatu organisasi adalah suatu proses menangkap, mengorganisasikan, dan mentransfer pengetahuan yang bersumber dari pengalaman seseorang dan membuat pengetahuan tersedia untuk orang 935
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
lain dalam organisasi. Knowledge sharing merupakan kegiatan utama dari KM. Knowledge sharing juga dapat dilihat sebagai budaya interaksi sosial yang mencakup pertukaran seperangkat pemahaman bersama sehingga dapat memberikan pegawai suatu akses informasi mengenai bidang yang relevan dan menggunakan jaringan pengetahuan dalam organisasi [9]. Knowledge sharing tidak hanya sekedar memberikan sesuatu kepada orang lain atau mendapatkan sesuatu dari mereka sebagai hasil timbal balik. Namun knowledge sharing terjadi ketika orang-orang secara alami tertarik untuk membantu satu sama lain untuk membangun kompetensi dan kapasitas yang baru untuk bertindak. Jadi knowledge sharing bukan sesuatu yang dipaksakan atau di siapkan secara formal, namun mengalir secara alamiah dan ada unsur kerelaan untuk membantu orang lain demi kemajuan atau mencapai tujuan tertentu. Knowledge sharing juga disebutkan merupakan proses penciptaan pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan bahwa melalui kegiatan knowledge sharing, maka seseorang akan mendapatkan pemahaman, wawasan baru terhadap suatu hal, dan peningkatan tersebut merupakan salah satu bentuk dari adanya pembelajaran. Fokus utama dari knowledge sharing adalah kemampuan seseorang untuk mengeksplisitkan dan mengkomunikasikan pengetahuan kepada individu, grup, dan organisasi. Selanjutnya dalam KMS, seorang individu diharapkan mampu mengkontribusikan pengetahuan mereka melalui sistem yang telah disediakan oleh organisasi daripada dibagikan secara personal atau kelompok tertentu saja. KMS merupakan kunci utama keberhasilan kegiatan knowledge sharing di organisasi. Isu utama dalam KMS adalah harus bisa menunjukkan bahwa knowledge merupakan sebuah ‘benda publik’ atau public good. Artinya adalah bahwa knowledge atau pengetahuan tersebut harus tersedia untuk seluruh anggota organisasi tanpa melihat apakah mereka semua turut berkontribusi apa tidak. Sebuah aplikasi KMS memiliki peran yang penting dalam mendorong knowledge sharing pada perusahaan [10]. KMS dapat digunakan untuk memfasilitasi, menghasilkan, mempertahankan, dan berbagi pengetahuan pada organisasi. Untuk menguji peranan teknologi informasi dalm hal ini, yaitu KMS sebagai tools untuk melakukan knowledge sharing, maka perlu menekankan bagaimana pengaruh KMS sebagai faktor utama dan lingkungan organisasi sebagai faktor pendukung yang mampu mendorong sikap individu untuk melakukan knowledge sharing. Bahwa berbagi pengetahuan (knowledge sharing) adalah suatu bentuk perilaku (behavior) Konstruk yang digunakan dalam pengumpulan data primer menggunakan Theory of Planned Behavior [11-13] yang merupakan pengembangan dari Theory of Reason Action [14]. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam TRA ini, seseorang dapat melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tergantung dari niat yang dimiliki oleh orang tersebut, bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective norms) [14]. Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku, TRA ini dilengkapi dengan keyakinan (beliefs).
936
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Dikemukakannya bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs), sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative beliefs). .
Gambar 4 - Theory Reasoned Action [14] Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut dari TRA, dengan ditanambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi (perceived behavioral control)[11]. Konstruk ini ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu. Dengan kata lain, dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma subjektif semata, tetapi juga persepsi individu terhadap kontrol yang dapat dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut (control beliefs). Secara lebih lengkap Ajzen [12] menambahkan faktor latar belakang individu ke dalam perceived behavioral control, sehingga secara skematik perceived behavioral control dilukiskan sebagaimana pada gambar 5.
Gambar 5 - Theory of Planned Behavior [11] E. Metode Pengembangan Knowledge Management Referensi metode penelitian yang digunakan adalah metodologi KM Amrit Tiwana [15] yang dijalaskan pada gambar 3. Metode ini digunakan penulis sebagai rujukan dari metode penelitian yang digunakan namun metode dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sistem dan dilakukan beberapa penyesuaian untuk diterapkan pada penelitian yang akan dilaksanakan di lingkungan Telkomsel sehingga metode disusun sebagai berikut. Pada metode ini terdapat 4 Fase utama, yaitu: Inisialisasi, Analisis dan Desain KM, Develop KM dan Evaluasi KM. Dengan metode ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas masalah, yaitu sebuah rancangan desain aplikasi KMS untuk Telkomsel. Inisialisasi, tahap ini merupakan fase awal dalam penelitian, pada tahap inisialisasi terdapat langkah awal yang dilakukan saat menginisialisasi suatu penelitian yaitu studi literatur yang berkaitan dengan knowledge sharing. Yang menjadi input dari tahap ini yaitu beberapa jurnal dan buku yang berisi teori, penelitian, dan model dari KM. Kemudian outputnya yaitu rangkuman suatu studi literatur terkait penelitian yang akan dibahas dan 937
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
dibandingkan sehingga didapat teori, metode, dan model penelitian yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Fase Kedua, Analisis dan Desain Knowledge Sharing Menggunakan Metode FAST. Pada tahap kedua ini, penelitian dimulai dari analisis infrastruktur yang tersedia untuk menunjang Knowledge Sharing, kemudian dilanjutkan dengan menyelaraskan strategi Knowledge Sharing dengan strategi bisnis Telkomsel sehingga dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu dilakukan analisis kebutuhan Knowledge Sharing sehingga dapat dilakukan perancangan dari KMS yang akan dibangun. Input dari langkah ini yaitu berupa form wawancara yang telah dilakukan kepada user terkait dengan KMS sedangkan outputnya yaitu berupa hasil dari perancangan Knowledge Sharing secara keseluruhan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kegiatan dalam fase kedua ini, yaitu: (1) Pada langkah ini yang menjadi input adalah form wawancara yang berisi tentang infrastruktur yang ada di PT. Telkomsel Regional Sumbagsel; (2) Form wawancara tersebut disusun/didapat dari sumber-sumber antara lain: buku dan journal yang pernah membahas tentang knowledge management dalam organisasi; (3) Proses pada langkah ini, yaitu melakukan wawancara/interview dengan pihak Telkomsel antara lain: bagian Information Technology di Telkomsel; (4) Sedangkan untuk output yang didapat adalah peta infrastruktur saat ini dan peta infrastruktur teknologi yang harus ditambahkan untuk mendukung KMS dapat berjalan dengan lancar. Selanjutnya masih merupakan lanjutan dari fase kedua, dilakukan Langkah Menyelaraskan Strategi Knowledge Sharing dengan Strategi Bisnis Telkomsel. Tahap analisis infrastruktur yang ada ini merupakan kegiatan untuk menggali pemahaman mengenai komponen yang membangun strategi dan kerangka teknologi informasi yang akan digunakan dalam KM. Dengan menganalisa dan menghitung apa yang sudah tersedia di perusahaan, maka kita bisa mengidentifikasi kesenjangan dari infrastruktur tersebut. Dari hasil analisa tersebut, kita mampu membangun KM dengan sumber daya yang sudah ada. Dokumen strategi bisnis Telkomsel dan dokumen strategi knowledge management sebagai input dalam langkah ini. Dan proses yang dilakukan berupa wawancara/interview dan mengumpulkan dokumen dari kepala Bagian Information Technology PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. Output yang dihasilkan pada langkah ini, yaitu berupa analisis kelayakan dengan fokus utama untuk mencapai keselarasan antara KMS yang akan didesain dengan strategi bisnis yang dimiliki oleh Telkomsel. Kegiatan menyelaraskan Knowledge Sharing dan strategi bisnis dilakukan untuk menghasilkan KMS yang sesuai dengan tujuan organisasi. Kunci dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi apa yang bisa digunakan dan tidak bisa digunakan dalam KMS. Langkah berikutnnya dari fase kedua adalah melakukan Analisis Knowledge Management. Dari data infrastruktur yang didapat dan daftar aset pengetahuan serta sistem yang dimiliki Telkomsel, maka bisa dilanjutnya untuk proses menerjemahkan kebutuhan pengguna. Tahap analisis ini menggunakan metode FAST. Analisis KM dilakukan untuk menentukan kebutuhan pengguna dan kebutuhan sistem yang akan dibuat, aktivitas yang dilakukan adalah: (1) Menganalisis hasil audit sistem yang dilakukan pada langkah sebelumnya yaitu kebutuhan perusahaan akan KM; (2) Menganalisis kebutuhan umum sistem; 938
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
(3) Menentukan spesifikasi kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional; (4) Menentukan prioritas kebutuhan sistem; dan (5) Mendokumentasikan kebutuhan sistem. 1 Analisis Infrastruktur yang ada
2
Menyelaraskan KM dengan strategi bisnis
Tahap I : Evaluasi Infrastruktur
3 Desain infrastruktur KM
4
5
6
7
8
9
10
Audit terhadap aset pengetahuan dan sistem yang ada
Desain Tim Knowledge Management
Tahap II : Analisis, Desain dan Pengembangan Sistem KM
Membuat Blueprint Knowledge Management
Mengembangkan Sistem Knowledge Management
Penyebaran, menggunakan metodologi Result-driven Incremental
Mengelola perubahan, budaya dan struktur reward
Melakukan Evaluasi kinerja, mengukur ROI dan menyempurkan knowledge management secara periodik
Tahap III : Sistem Penyebaran/ Deployment
Tahap IV : Evaluasi
Gambar 6 - Ten Step KM Roadmap [15] Selanjutnya dilakukan langkah Desain Knowledge Management, dimana langkah ini mempunyai input berupa daftar kebutuhan sistem, lengkap dengan desain infrastruktur, dan daftar aset serta sistem yang selanjutnya akan diproses untuk mendesain KMS. Dikarenakan pada tahap ini menggunakan pendekatan FAST maka output yang dihasilkan berupa gambar alur proses dalam bentuk DFD dan relasi data dalam bentuk ERD. Pada langkah ini bertujuan untuk membuat gambaran proses-proses yang terjadi pada sistem yang akan dikembangkan dan hubungan antar data. Aktivitas yang dilakukan adalah: (1) Menentukan input, proses, dan output yang akan diterapkan pada perangkat lunak sesuai dengan konteks penelitian; (2) Membuat gambaran atau rancangan alur proses-proses yang akan diterapkan pada perangkat lunak dalam bentuk gambar atau diagram; (3) Membuat hubungan atau relasi data dalam bisnis data; dan terakhir (4) Mendokumentasikan gambar alur proses dalam bentuk DFD dan relasi data dalam bentuk ERD. Pada Fase Ketiga yaitu Develop Knowledege Management. Pengembangan KM merupakan tahap lanjutan dari hasil-hasil tahap analisa dan desain KM. Input dari tahap ini yaitu perancangan KM yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya sedangkan outputnya yaitu aplikasi KMS yang telah dibangun sesuai dengan perancangan. Pada tahap ini akan dilakukan dua langkah, yaitu membuat interface KM beserta implementasi dan pengujian dari KM yang telah dibuat. Dalam membuat Interface Knowledge Management, peneliti mengguna literatur dari buku dan internet sebagai input dalam membuat interface KMS. Dari sumber-sumber itu, selanjutnya adalah proses pembuatan interface KMS. Dan output dari langkah ini yaitu berupa interface KMS. Langkah ini kebutuhan-kebutuhan yang telah didefinisikan dan di gambarkan pada langkah sebelumnya direpresentasikan ke dalam bentuk blueprint perangkat lunak sebelum proses coding dimulai., aktivitas yang dilakukan pada langkah ini adalah: (1) Membuat rancangan alur sistem untuk setiap proses secara detail dalam dokumen bentuk gambar agar mudah dipahami pada saat proses coding dalam bentuk Physical Data Flow Diagram; (2) Membuat rancangan database serta alur data pada setiap tabel database secara 939
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
rinci dalam bentuk gambar perancangan logic skema database; (3) Membuat rancangan input, proses, output yang akan dihasilkan dari perangkat lunak; (4) Membuat rancangan user interface untuk setiap menu atau fitur-fitur yang akan digunakan pada perangkat lunak; dan (5) Mendokumentasikan desain perangkat lunak KM. Langkah berikutnya dari fase ketiga ini adalah Implementasi dan Pengujian Knowledge Management. Langkah ini bertujuan untuk menerjemahkan desain yang telah dibuat ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan oleh programmer dan melakukan penyatuan unit program kemudian diuji secara keseluruhan, aktivitas yang dilakukan adalah: (1) Membuat user interface atau tampilan halaman perangkat lunak dalam bahasa pemrograman HTML dan CSS sesuai dengan rancangan interface yang telah ditetapkan; (2) Membuat database sistem sesuai dengan data dan rancangan database yang telah dibuat pada tahap sebelumnya dalam bahasa pemrograman MySql; (3) Membuat coding untuk seluruh proses-proses system mulai dari input, proses, dan output sesuai dengan rancangan sebelumnya dengan bahasa pemrograman PHP; (4) Melakukan uji coba terhadap perangkat lunak secara rinci mulai dari user interface program, input setiap menu, fungsifungsi pada setiap proses dan bentuk output yang dihasilkan oleh perangkat lunak tersebut; (5) Membuat dokumentasi instalasi dan konfigurasi perangkat lunak; dan terakhir (6) Membuat dokementasi hasil uji coba perangkat lunak yang berguna untuk programmer dalam memperbaiki kesalahan dan kekurangan perangkat lunak. 4. Hasil dan Pembahasan Merujuk kembali pada rumusan masalah dan tujuan penelitian, bahwa penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan sistem berbasis komputer agar dapat menjadi sarana dan fasilitator dalam melakukan kegiatan knowledge sharing. Berdasarkan hasil analisis kuesioner dan pendefinisian kebutuhan fungsional sistem, maka berikut ini merupakan user requirement yang diyakini oleh user dapat memfasilitasi knowledge sharing jika tersedia fitur-fitur sebagaimana tercantum pada tabel 2. Pemetaan fitur tersebut diperoleh dari user requirement yang didapat melalui teknik kuantitatif dengan melakukan sampling kuesioner pada pegawai dengan teknik Bivariate Correlation Pearson. Sebagai pembanding dari user requirement tersebut, juga dilakukan teknik kuantitatif berupa wawancara dan observasi di mana ditemukan kesesuaian antara hasil analisis teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. Pembangunan KMS ini dikembangkan berdasarkan user requirement yang pengimplementasiannya disesuaikan dengan SECI Model dalam proses knowledge transfer dan The Inukhsuk Knowledge Management Model dalam penerapannya di lingkungan perusahaan. Untuk itu berikut ini adalah tabel penjelasan antara penerapan The Inukhsuk Knowledge Management Model yang di dalamnya terdapat proses SECI Model dan dituangkan ke dalam penerapan fitur-fitur yang terdapat dalam KMS PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. Fitur-fitur ini dipilih berdasarkan analisis hasil kuesioner sebelumnya dan dinilai layak untuk mendukung penerapan knowledge sharing perusahaan. Dalam penerjemahan kebutuhan user ini, user meyakini bahwa perilaku knowledge sharing dapat dibentuk jika disediakan fitur-fitur tertentu. Berikut ini akan dijelaskan hubungan antara pemetaan fitur dan pengimplementasiannya pada SECI Model dan The Inukhsuk Knowledge Managemnt Model. 940
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
Dengan demikian diketahui bahwa fitur-fitur yang dirancang berdasarkan hasil kuesioner serta model dari knowledge management dinilai layak dan sesuai untuk diterapkan pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel karena dapat memenuhi kebutuhan user dan sesuai dengan struktur dan lingkungan yang ada pada perusahaan. Dengan dibangunnya KMS yang mengacu pada SECI Model dan The Inukshuk Knowledge Management Model KMS merupakan solusi untuk membangun budaya knowledge sharing antar pegawai PT. Telkomsel Regional Sumbagsel guna efektivitas dan produktivitas menuju keunggulan yang kompetitif. Tabel 1 - Pemetaan Fitur KMS Berdasarkan User Requirement MENU-MENU YANG KNOWLEDGE GOAL MENDUKUNG KNOWLEDGE GOAL Normative 1. Menciptakan budaya 1. Profil KMS pembelajaran. 2. Knowledge Portal 2. Menciptakan komunikasi yang 3. Forum Diskusi kuat dengan budaya sharing 4. Materi Training knowledge. 5. Notulen Rapat 3. Membuat wadah aspirasi dan 6. Reward inspirasi. Strategic 1. Menyebarkan informasi dan 1. Profil KMS knowledge 2. Knowledge Portal 2. Meningkatkan pengetahuan 3. Forum Diskusi dalam mencapai visi dan misi 4. Materi Training perusahaan 5. Notulen Rapat 3. Membuat sistem 6. Reward pendokumentasian pengetahuan Operational 1. Meminimalisasi adanya 1. Profil KMS redudansi kerja 1. 2. Forum diskusi 2. Memfasilitasi knowledge sharing 2. 3. Knowledge searching antar pegawai 3. Mengurangi pengulangan kesalahan Tabel 2 - Penerapan Sistem dalam The Inukshuk Knowledge Management Model BENTUK PROSES MODEL THE INUKSHUK KNOWLEDGE NO PENERAPAN MANAGEMENT MODEL FOUNDATION 1. Technology 1. Tersedianya perangkat keras (hardware) pendukung yang dapat digunakan untuk menerapkan sistem yang akan dikembangkan. Adapun spesifikasi teknologi yang tersedia yaitu: Processor : Intel(R) Core(TM)2 Duo CPU E6750 @ 2.66Ghz 2.67 GHz Memory 2005 MB DDRAM Harddisk 240 GB 3.5“ 941
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
2.
Leadership
3.
Culture
Floppy Disk 1.44 MB 3.5” Optical Drive DVD ROOM Keyboard PS/2 Mouse PS/2 CPU Lenovo Monitor 17“ LCD Lan Card Unit @Gigabit Ethernet 2. Data akan disimpan di dalam basis data MySQL yang berjalan pada Microsoft Windows 7. 3. Teknologi adalah media penyebaran informasi melalui sarana internet yang digunakan untuk mendukung tiap kegiatan kerja di dalam perusahaan. Indikator yang dapat diamati adalah: · Pemahaman tentang internet sudah baik. · Frekuensi menggunakan fasilitas internet selama jam kerja yang cukup baik. · Fasilitas internet yang ada sangat membantu proses kerja karyawan. · Fasilitas internet meningkatkan efisiensi kerja dari segi waktu dan biaya. · Frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan yang cukup tinggi. · Pemanfaatan teknologi di departemen sudah benarbenar efektif. · Fasilitas internet sangat membantu di dalam menyimpan dan mengirim data. Peran Manajer HRD dalam memantau dan memonitoring proses dan alur knowledge yang ada dalam sistem. Dalam hal ini Manajer HRD memiliki wewenang khusus dimana fungsi kepemimpinan disini digunakan untuk tolak ukur dalam peningkatan kinerja pegawai. Dalam sistem ini terdapat fitur reward yang memungkinkan Manajer HRD untuk melakukan pemantauan alur knowledge yang ada dalam KMS serta memberikan reward bagi pegawai yang dinilai layak dan aktif dalam melakukan kegiatan knowledge sharing. Supaya fitur yang telah dikembangkan pada knowledge management system dapat berhasil dilaksanakan maka pegawai diwajibkan untuk melakukan login pada KMS ini, kemudian hal-hal berikut ini harus dibudayakan pada anggotanya, baik secara individu maupun insitusi: 1. Menciptakan Knowledge: knowledge diciptakan begitu seseorang menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan know-how. 2. Menangkap Knowledge: knowledge baru diidentifikasikan sebagai bernilai dan direpresentasikan 942
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
dalam suatu cara yang masuk akal. 3. Menjaring Knowledge: knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks agar dapat ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit) yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit. 4. Menyimpan Knowledge: knowledge yang bermanfaat harus disimpan dalam format yang baik dalam penyimpanan knowledge, sehingga semua anggota dalam organisasi dapat mengaksesnya. 5. Mengolah Knowledge: seperti perpustakaan, knowledge harus dibuat up-to-date. Hal tersebut harus di-review untuk menjelaskan apakah relevan atau akurat. 6. Menyebarluaskan Knowledge: knowledge harus tersedia dalam format yang bermanfaat untuk semua orang dalam organisasi yang memerlukan, dimanapun dan tersedia setiap saat. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan pegawai pada KMS, maka terdapat reward yang berupa poin yang secara otomatis terakumulasi dan dimonitoring oleh Manager HRD. Selanjutnya hasil dari reward ini digunakan dalam penentuan peningkatan kinerja pegawai. PROCESS (SECI MODEL) PROSES BENTUK NO KETERANGAN SECI PENERAPAN MODEL 1. Aplikasi yang memfasilitasi Socialization Interaksi antar sharing (penyebar luasan), pegawai dalam pemindahan, dan penciptaan bentuk: pengetahuan tacit dari pegawai ke - Fitur Chatting pengetahuan tacit oleh pegawai lainnya melalui interaksi dan pengalaman langsung. Pada saat pegawai membuka fitur chatting yang memungkinkan pegawai bersosialisasi mentransferkan pengetahuan tacit ke tacit. Sehingga terdapat transfer knowledge antar pegawai yang berbentuk tacit dan sistem ini digunakan sebagai media untuk transfer pengetahuan tersebut. 2. Aplikasi yang dapat memfasilitasi Externalization Fitur pembuatan penciptaan ataupun pengkonversian dokumen dari hasil: - Forum Knowledge pengetahuan tacit pegawai menjadi sesuatu yang bisa diakses oleh - Forum Diskusi 943
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
- Forum Training - Forum Notulen rapat melalui dialog dan refleksi.
3.
1. Fitur melihat dokumen pengetahuan, fitur melihat berita knowledge terbaru, diskusi terbaru, training terbaru, notulen rapat terbaru dan melihat reward pengguna.
2. Fitur pencarian.
pegawai dalam bentuk explicit. Pada proses ini, kumpulan knowledge yang awalnya berbentuk tacit dan merupakan aset pribadi masing-masing individu, disimpan ke dalam database yang berbentuk explicit dan bisa diakses oleh banyak pegawai. Saat pegawai menginputkan dokumen knowledge dan notulen rapat, maka secara langsung pengetahuan yang awalnya berbentuk tacit berubah menjadi explicit. Saat pengetahuan sudah tertuang dalam database maka pegawai dapat mengaksesnya dan memudahkan proses knowledge sharing. Aplikasi yang memfasilitasi Internalization pemanfaatan pengetahuan explicit yang ada dalam organisasi menjadi suatu pembelajaran dan akuisisi knowledge yang disebarkan langsung kepada organisasi sehingga dapat diserap pegawai ke dalam bentuk tacit. Saat seorang pegawai telah menginputkan knowledge sehingga berbentuk explicit. Maka saat pegawai lainnya mengakses knowledge tersebut dan mempelajarinya, maka knowledge tersebut menjadi knowledge tacit bagi pegawai yang telah mengaksesnya.
MEASUREMENT 1.
Measurement
Dalam hal ini dilakukan pengukuran dari implementasi KMS yang berupa wawancara kepada Manajer IT untuk mengukur apakah KMS yang dikembangkan bisa memenuhi user requirement untuk melakukan knowledge sharing. Berdasarkan wawancara sebelumnya maka disusun kembali pertanyaan untuk mengukur apakah KMS dapat memfasilitasi knowledge sharing. Data terlampir yang hasilnya yaitu KMS dinilai layak untuk menjadi fasilitator dalam melakukan knowledge sharing. Fitur –fitur yang dikembangkan memenuhi kebutuhan user dan dianggap mampu mendukung proses knowledge sharing dalam PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. 944
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembangunan Knowledge Management System (KMS) pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel dikembangkan dengan fitur-fitur yang mampu mendukung kegiatan Knowledge Sharing. Dalam hal ini KMS berfungsi sebagai fasilitator bagi perusahaan untuk menumbuhkan budaya Knowledge Sharing demi mendukung akselerasi dari learning skill dan learning capability pegawai. KMS juga berperan dalam membantu perusahaan dalam menyediakan media untuk menyimpan dan memanfaatkan knowledge yang ada pada SDM perusahaan. Dengan terdokumentasikannya knowledge yang ada pada perusahaan juga mencegah terjadinya brain drain (hilangnya pengetahuan) serta terwujudnya pemerataan knowledge demi pengembangan SDM dan perusahaan. 2. Fitur-fitur KMS yang dibangun pada perusahaan harus sesuai dengan proses bisnis perusahaan sehingga penerapan KMS dapat mendukung kegiatan knowledge sharing. KMS ini dapat memudahkan pegawai dalam berbagi knowledge yang awalnya berbentuk tacit menjadi knowledge yang berbentuk explicit. Pembangunan fitur-fitur yang ada pada KMS ini mengacu pada SECI model dan The Inukhsuk Knowledge Management Model yang membantu pegawai untuk mendokumentasikan berbagai knowledge, baik berupa knowledge base atau best practice, serta mengorganisasikan data diskusi, training, dan notulen rapat. KMS ini juga dilengkapi fitur reward yang dirancang untuk memacu pegawai agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan knowledge sharing sehingga budaya sharing tersebut dapat tercipta pada perusahaan. 3. Dalam penelitian ini, penulis telah berhasil menggunakan teknik kuantitatif yang diaplikasikan untuk pengembangan perangkat lunak yang bersifat sampling menyeluruh dan sebagai tools dalam fase pendefinisian user requirements. Dalam teknik kualitatif ini penulis menyebarkan kuesioner kepada pegawai PT. Telkomsel Regional Sumbagsel sehingga didapat fitur-fitur KMS yang sesuai dengan kebutuhan user. Dengan adanya kuesioner ini maka hasil pendefinisian kebutuhan didapatkan kesesuaian antara hasil teknik kualitatif dan teknik kuantitatif sehingga hasil pendefinisian kebutuhan yang didapatkan bersifat lebih akurat.
[1] [2] [3] [4] [5]
DAFTAR PUSTAKA G. P. Romhardt, Managing Knowledge: Building Blocks for Success. New York: John Wiley & Sons Ltd., 2003. A. Tiwana, The Essensial Guide To Knowledge Management. New Jersey: Prentice Hall PTR, 2001. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013. L. Widayana, KM : Meningkatkan Daya Saing Bisnis. Malang: Bayumedia Publishing, 2009. T. Kristanti and N. Pamela, "Penerapan KM System Berbasis Website CMS pada Divisi Produksi CV. Indotai Pratama Jaya," Jurnal Sistem Informasi, vol. 6, pp. 89-99, 2011. 945
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016, ISSN Print : 2085-1588 ISSN Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index email: [email protected]
CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~
[6] [7] [8]
[9]
[10]
[11]
[12] [13] [14] [15]
K. Dalkir, Knowledge management in theory and practice. Cambridge, Massachusset: MIT Press, 2011. P. M. Carrillo, et al., "Knowledge management in UK construction: strategies, resources and barriers," 2004. I. Nonaka and H. Takeuchi, The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies Creating the Dynamics of Innovation. New York: Oxford University Press, 1995. M. A. Balubaid, "Using Web 2.0 Technology to Enhance Knowledge Sharing in an Academic Department," Procedia - Social and Behavioral Sciences, vol. 102, pp. 406420, 2013. S. S. Chen, et al., "Behavioral intention formation in knowledge sharing: Examining the roles of KMS quality, KMS self-efficacy, and organizational climate," KnowledgeBased Systems, vol. 31, pp. 106-118, Jul 2012. I. Ajzen, "From intentions to actions: A theory of planned behavior. ," in Action control from cognition to behavior, J. Khul and J. Beckmann, Eds., ed Berlin: Verlag, 1985, pp. 10-39. I. Ajzen, Attitudes, personality and behaviour. Berkshire, England, UK.: Open University Press, McGraw-Hill International, 2005. I. Ajzen, "Theory of planned behavior," in Handbook of Theories of Social Psychology. vol. 1, P. A. M. V. Lange, et al., Eds., ed: SAGE, 2011, p. 438. I. Ajzen and M. Fishbein, "Understanding attitudes and predicting social behaviour," 1980. A. Tiwana, The Knowledge Management Toolkit: Prentice Hall, 2000.
946
COPYRIGHT FORM Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Email :
Penulis paper dengan judul :
Dengan ini menyetujui bahwa: 1. Penulis paper menjamin bahwa paper di atas adalah asli (original), tidak pernah dipublikasikan ke tempat lain, atau tidak sedang dalam proses publikasi di tempat lain. 2. Dengan diterimanya paper di atas untuk publikasi di JSI, maka JSI memiliki hak cipta atas paper tersebut. Kepemilikan hak cipta meliputi hak untuk memperbanyak dan mendistribusikan, termasuk mencetak ulang, menerjemahkan, dan/atau membuat reproduksi paper dalam bentuk lain, baik secara offline maupun online. 3. Penulis paper mempunyai hak untuk mempublikasikan paper di atas secara online di alamat website pribadi/institusinya dengan mencantumkan link alamat online Jurnal Sistem Informasi (JSI) untuk paper yang sama. 4. Penulis paper menjamin bahwa paper di atas adalah asli (original), kecuali untuk kutipan dari karya cipta orang lain, dengan disertai izin dari pemegang hak cipta. 5. Penulis menjamin bahwa paper di atas tidak mengandung pernyataan memfitnah dan tidak melanggar hak cipta, merek dagang, paten, hak hukum atau kepatutan hak orang lain. 6. Penulis pertama bersedia mengambil tanggung jawab terhadap isi paper, atas nama penulis, penulis kedua, ketiga dan seterusnya.
………., …………………… Tanda Tangan: Nama:
Tanggungjawab Editor 1. 2. 3. 4. 5.
Editor JSI bertanggungjawab dalam memutuskan artikel yang layak dipublikasikan melalui rapat dewan redaksi Setelah mendapat rekomendasi dari hasil penilaian reviewer. Dalam proses penerimaan artikel, tim editor berasaskan pada asas kesamaan perlakuan. Dalam proses review jurnal dan pengambilan keputusan publikasi (artikel), tim editor tidak membedakan ras, jenis kelamin, agama, etnis, kewarganegaraan, atau ideologi politik penulis. Editor dan tim editorial tidak akan mengungkapkan setiap informasi tentang naskah atau artikel yang masuk kecuali atas izin penulisnya. Naskah (artikel) yang tidak diterbitkan setelah diajukan tidak akan digunakan oleh penelitian editor sendiri dan akan dikembalikan langsung kepada penulisnya.
Tanggungjawab Reviewer Reviewer membantu editor dalam membuat keputusan editorial terhadap naskah/artikel yang masuk 1. 2. 3. 4.
Reviewer Reviewer Reviewer direview. Reviewer
bertanggungjawab terhadap rekomendasi arikel yang direview naskah dilakukan secara obyektif, dan didukung oleh argumentasi yang jelas. bertanggungjawab terhadap kutipan, referensi, dan plagiarisme atas artikel yang menjaga kerahasiaan informasi untuk keuntungan pribadi.
Tanggungjawab Penulis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Penulis harus menyajikan artikel hasil pemikiran atau penelitiannya secara jelas, jujur, dan tanpa plagiasi, dan manipulasi data. Penulis bertanggungjawab atas konfirmasi yang diajukan atas artikel yang telah ditulis. Penulis harus mematuhi persyaratan publikasi berupa orisinalitas karya, tidak plagiat, dan belum pernah diterbitkan di jurnal atau publikasi lain. Penulis harus menunjukkan rujukan dari pendapat dan karya orang lain yang dikutip Penulis harus menulis naskah atau artikel secara etis, jujur dan bertanggung jawab, sesuai dengan peraturan kepenulisan ilmiah yang berlaku. Penulis dilarang mengirimkan/menerbitkan artikel yang sama ke lebih dari satu jurnal atau publikasi. Penulis tidak berkeberatan jika naksah mengalami penyuntingan tanpa mengubah subtansi atau ide pokok tulisan. Penulis harus mengisi copyright form yang sudah disediakan oleh JSI dan dapat didonwload.
Tanggungjawab Penerbit (Publisher) 1. 2. 3.
Fakultas Ilmu Komputer, UNSRI sebagai penerbit jurnal ilmiah JSI bertanggungjawab menerbitkan artikel yang setelah melalui proses editing, peer review, layout sesuai dengan aturan penerbitan Jurnal Ilmiah. Fakultas Ilmu Komputer, UNSRI bertanggungjawab menjamin kebebasan akademik bagi para editor dan reviewer dalam menjalankan tugasnya maisng-masing. Fakultas Ilmu Komputer, UNSRI bertanggungjawab menjaga privasi dan melindungi kekayaan intelektual dan hak cipta, dan kebebasan editorial
TATA CARA PENULISAN NASKAH JSI
JUDUL DITULIS DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12 BOLD (Max 15 kata: Bahasa Indonesia dan Max 12 kata: Bahasa Inggris) (Center, Bold, Times New Roman 12, max 15 words) Penulis1, Penulis2, Penulis3 [time new roman 11 bold] 1,2,3 departemen, fakultas, institusi [time new roman 11] Alamat kota, kode pos [time new roman 11] Telp: (kode kota) nomor telepon, Fax: (kode kota) Nomor Fax [time new roman 11] e-mail: [email protected]
Abstrak Abstrak yang dipersiapkan dengan baik, memungkinkan pembaca untuk mengidentifikasi konten dasar dari dokumen dengan cepat dan akurat, untuk menentukan relevansinya dengan kepentingan mereka, dan dengan demikian mereka dapat memutuskan apakah akan membaca dokumen secara keseluruhan atau tidak. Abstrak harus informatif dan benar-benar jelas, memberikan pernyataan yang jelas apa permasalahan yang ada, pendekatan atau solusi yang diusulkan, dan menunjukkan temuan utama dan simpulan. Panjang abstrak harus dalam 100 sampai 150 kata. Abstrak harus ditulis dalam bentuk lampau. Standar nomenklatur harus digunakan dan singkatan harus dihindari. Tak ada pengutipan dalam abstrak. Daftar kata kunci memberikan kesempatan untuk menambahkan kata kunci, yang digunakan untuk layaan peng-indeks-kan dan pengabstrakan, di samping yang sudah ada dalam judul. Sangat bijaksana menggunakan kata kunci yang dapat meningkatkan kemudahan dari pihak yang berkepentingan untuk dapat menemukan artikel kita. Kata kunci: maksimal 5 kata terpenting dalam makalah
Abstract A well-prepared abstract enables the reader to identify the basic content of a document quickly and accurately, to determine its relevance to their interests, and thus to decide whether to read the document in its entirety. The Abstract should be informative and completely self-explanatory, provide a clear statement of the problem, the proposed approach or solution, and point out major findings and conclusions. The Abstract should be 100 to 150 words in length. The abstract should be written in the past tense. Standard nomenclature should be used and abbreviations should be avoided. No literature should be cited. The keyword list provides the opportunity to add keywords, used by the indexing and abstracting services, in addition to those already present in the title. Judicious use of keywords may increase the ease with which interested parties can locate our article. Keywords: maximum 5 keywords from paper
1. INTRODUCTION The main text format consists of a flat left-right columns on A4 paper. The margin text from the left, right, top, and bottom 3 cm. The manuscript is written in Microsoft Word, single space, Arial 12pt and maximum 15 pages, which can be downloaded at the website: http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/login?source=%2Findex.php%2Fjsi%2Fuser A title of article should be the fewest possible words that accurately describe the content of the paper. Omit all waste words such as "A study of ...", "Investigations of ...", "Implementation of ...”, "Observations on ...", "Effect of.....", “Analysis of …”, “Design of…” etc. Indexing and abstracting services depend on the accuracy of the title, extracting from it keywords useful in cross-referencing and computer searching. An improperly titled paper may never reach the audience for which it was intended, so be specific. The Introduction should provide a clear background, a clear statement of the problem, the relevant literature on the subject, the proposed approach or solution, and the new value of research which it is innovation. It should be understandable to colleagues from a broad range of scientific disciplines.
Organization and citation of the bibliography are made in Vancouver style in sign [1], [2] and so on. The terms in foreign languages are written italic (italic). Authors are suggested to present their articles in the section structure: Introduction - The Proposed Method/Algorithm (optional) - Research Method - Results and Discussion – Conclusion [3]. Literature review that has been done author used in the chapter "Introduction" to explain the difference of the manuscript with other papers, that it is innovative, it are used in the chapter "Research Method" to describe the step of research and used in the chapter "Results and Discussion" to support the analysis of the results [2]. If the manuscript was written really have high originality, which proposed a new method or algorithm, the additional chapter after the "Introduction" chapter and before the "Research Method" chapter can be added to explain briefly the proposed method or algorithm [4].
2. RESEARCH METHOD Explaining research chronological, including research design, research procedure (in the form of algorithms, Pseudocode or other), how to test and data acquisition [1], [3]. The description of the course of research should be supported references, so the explanation can be accepted scientifically [2], [4]. Tables and Figures are presented center, as shown below and cited in the manuscript.
Figure 1. Class Diagram for Caching Simulator using FIFO, LRU and LRU with related content
Table 1. Project selection matrix rules if Project strength is
And Project attractiveness is
Then the project rank is
Low Low Low Medium Medium Medium High High High
Low Medium High Low Medium High Low Medium High
Low Low Medium Low Medium High Medium High High
4. RESULTS AND ANALYSIS In this section, it is explained the results of research and at the same time is given the comprehensive discussion. Results can be presented in figures, graphs, tables and others that make the reader understand easily [2], [5]. The discussion can be made in several sub-chapters. 3.1. Sub Bab 1 xx 3.2. Sub Bab 2 yy 5. CONCLUSION Provide a statement that what is expected, as stated in the "Introduction" chapter can ultimately result in "Results and Discussion" chapter, so there is compatibility. Moreover, it can also be added the prospect of the development of research results and application prospects of further studies into the next (based on result and discussion). REFERENCES The main references are international journals and proceeding. All references should be to the most pertinent and up-to-date sources. References are written in Vancouver style. Please use a consistent format for references – see examples below: JOURNAL: [1] Author1 A, Author2 B. Title of Manuscript. Name of Journal or its Abbreviation. year; Vol.(Issue): pages. [2] Casadei D, Serra G, Tani K. Implementation of a Direct Control Algorithm for Induction Motors Based on Discrete Space Vector Modulation. IEEE Transactions on Power Electronics. 2007; 15(4): 769-777. (in this case Vol.15, Issues 4, and page 769-777) PROCEEDING: If the proceedings consists of several volumes [1] Author1 A, Author2 B. Title of Manuscript. Name of Conference of Seminar. City. Year; volume: pages. [2] Calero C, Piatiini M, Pascual C, Serrano MA. Towards Data Warehouse Quality Metrics. Proceedings of the 3rd Intl. Workshop on Design and Management of Data Warehouses (DMDW). Interlaken. 2009; 39: 2-11. (in this case, city: Interlaken, year: 2009, Vol.39, page: 2-11) If the proceedings in single volume [3] Author1 A, Author2 B. Title of Manuscript. Name of Conference or Seminar. City. year: pages. [4] Yamin L, Wanming C. Implementation of Single Precision Floating Point Square Root on FPGAs. IEEE Symposium on FPGA for Custom Computing Machines. Napa. 2008: 226-232. TEXBOOKS: If the references are refer to specific page range in a book [1] Author1 A, Author2 B. The Title of the Book. Edition. City: Publishert. year: pages. [2] Mohan N, Undeland TM, Robbins WP. Power Electronics. New York: John Wiley & Sons. 2005: 1113. [3] Ward J, Peppard J. Strategic planning for Information Systems. Fourth Edition. West Susse: John Willey & Sons Ltd. 2007: 102-104. If the references are refer to some separate pages in a book. [1] Author1 A, Author2 B. Judul Buku. City: Publisher. Year. [2] Mohan N, Undeland TM, Robbins WP. Power Electronics. New York: John Wiley & Sons. 2005. [3] Ward J, Peppard J. Strategic planning for Information Systems. Fourth Edition. West Susse: John Willey & Sons Ltd. 2007. Edited book: [1] Author1 A, Author2 B. Editors. Title of the Book. City: Publisher. Year. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
[2] Zade F, Talenta A. Editors. Advanced Fuzzy Control System. Yogyakarta: UAD Press. 2010. Chapter in a book: [1] Author1 A, Author2 B. Title of the Book. In: Editor1 A, Editor2, B. Title of the Book. Edition. City: Publisher. Year: pages. [2] Arkanuddin M, Fadlil A, Sutikno T. A Neuro-Fuzzy Control for Robotic Application Based on Microcontroller. In: Krishnan R, Blaabjerg F. Editors. Advanced Control for Industrial Application. 2nd ed. London: Academic Press; 2006: 165-178. Translated Books. [1] Originil Author. Year. Title of the Translated Book. Translater. City: Publisher of the translated book. Year of the translated book. [2] Pabla. 2004. Sistem Distribusi Tenaga Listik. Abdul Hadi. Jakarta: Erlangga. 2007. THESIS/DISERTATION: [1] Author. Title of Thesis/Disertation. Thesis/Disertation. City & Name of University/Institute/College; Year. [2] Rusdi M. A Novel Fuzzy ARMA Model for Rain Prediction in Surabaya. PhD Thesis. Surabaya: Postgraduate ITS; 2009. PATEN: [1] Author1 A, Author2 B.. Title (this should be in italics). Patent number (Patent). Year of publication. [2] Ahmad LP, Hooper A. The Lower Switching Losses Method of Space Vector Modulation. CN103045489 (Patent). 2007. Standards: [1] Name of Standard Body/Institution. Standard number. Title (this should be in italics). Place of publication. Publisher. Year of publication. [2] IEEE Standards Association. 1076.3-2009. IEEE Standard VHDL Synthesis Packages. New York: IEEE Press; 2009. REPORTS [1] Author/Editor (if it is an editor/editors always put (ed./eds.) after the name). Title (this should be in italics). Organisation. Report number: (this should be followed by the actual number in figures). Year of publication. [2] James S, Whales D. The Framework of Electronic Goverment. U.S. Dept. of Information Technology. Report number: 63. 2005.
PETUNJUK BAGI CALON PENULIS JURNAL SISTEM INFORMASI (JSI)
1. Artikel ditulis dalam format naskah yang berjudul TATA CARA PENULISAN NASKAH JSI; 2. Artikel dapat ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris; 3. Artikel
yang
ditulis
dapat
langsung
di
upload
pada
web
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/user setelah melakukan pendaftaran. Atau dapat dikirm via email: [email protected]; 4. Segala sesuatu yang menyangkut perizinan pengutipan sebagian naskah atau penggunaan perangkat lunak sebagai pendukung penulisan naskah menjadi tanggung jawab penulis; 5. Penulis yang naskah dimuat tidak dikenakan biaya percetakan dan berhak mendapatkan 1 eksemplar sebagai nomor bukti pemuatan dan cetak lepas sebanyak lima eksemplar. Artikel yang telah tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis; 6. Penulis hanya dikenakan biaya kirim. Biaya kirim berdasarkan daerah dan dapat dilihat pada JNE, POS Indonesia; 7. Setiap naskah yang dimuat dan diterbitkan dalam jurnal sistem informasi (jsi) akan dipublikasikan
secara
elektronik
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/issue/archive;
pada
tautan
FORMULIR PEMBELIAN JURNAL SISTEM INFORMASI (JSI) PER NOMOR
Mohon dicatat sebagai pembeli Jurnal Sistem Informasi (JSI) Nama : …………………………………………………………………………………………. Alamat : ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………(Kode Pos…………………..)
………………, ………………………………..
(………………………………………………..)
Mulai tanggal 1 Januari 2014, bagi selain penulis Jurnal Sistem Informasi (JSI) yang ingin membeli Junal per-nomor, dikenakan biaya sebagai berikut: a. Rp. 200.000,00 untuk daerah Sumatra b. Rp. 250.000,00 untuk daerah Jawa+Bali Harga diatas sudah termasuk harga cetak 2 eksemplar dan biaya kirim.
Fomulir diatas dapat digandakan dengan mesin fotokopi, setelah diisi dan dapat dikirm ke alamat sekretariatan Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya melalui e-mail: [email protected]
FORMULIR BERLANGGANAN JURNAL SISTEM INFORMASI (JSI) PER VOLUME
Mohon dicatat sebagai pembeli Jurnal Sistem Informasi (JSI) Nama : …………………………………………………………………………………………. Alamat : ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………(Kode Pos…………………..) ………………, ………………………………..
(………………………………………………..) Silahkan berikan tanda centang Edisi yang ingin dilanggan: Volume 8 Nomor 2 Oktober 2016
Volume 6 Nomor 1Apil 2014
Volume 8 Nomor 1 April 2016
Volume 5 Nomor 2 Oktober 2013
Volume 7 Nomor 2 Oktober 2015
Volume 5 Nomor 1 April 2013
Volume 7 Nomor 1 April 2015
Volume 4 Nomor 2Oktober 2012
Volume 6 Nomor 2 Oktober 2014
Volume 4 Nomor 1 April 2012
Fomulir diatas dapat digandakan dengan mesin fotokopi, setelah diisi dan dapat dikirm ke alamat sekretariatan Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya atau secara Fax ke nomor (0711) 379248, 581710 dan dapat pula melalui Email: [email protected]