SISTEM APLIKASI DETEKSI KONSENTRASI ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN WIRELESS SENSOR NETWORK Nindya Narwasn', Uke Kurniawan Usman', Bambang Sugiartn' "'Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institot Teknologi Telkom 3lembaga I1mu Pengetahuan Indonesia
[email protected], '
[email protected],
[email protected]
Abstrak Asap rokok banyak mengandung gas yang berbahaya bagi tubuh, Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat mendeteksi besarnya konsentrasi asap rokok tersebut. Dalam penelitian ini, digunakan tekuologi WSN (Wireless Sensor Network) yaitu sistem yang terdiri dari tiga komponen utama meliputi target, sensor node dan sensor gateway. Setiap sensor node yang dlletakkan di berbagai tempat akan mengirimkan data ke sensor gateway. Pengukuran pada berbagai skenario dilakukan untuk mengamati beberapa parameter penting yaltu suhu, kelembapan udara, konsentrasl asap rokok, jarak deteksl, tegangan keluaran dan resistansl sensor. Hasil deteksl reslstansi udara bersih sensor sudah sesual deugan datasheet yaitu autara 10 Kn • 90 ill. Sedangkan hasil deteksl asap rokok dl ruang ujl dengan dua orang perokok pada koudlsl awal terukur 8 ppm dengan Rs = 24,67 ill dan Vout = 219 mY, ketika konsentrasl asap rokok makslmal terdeteksi 23 ppm maka Rs berkurang menjadl = 12,65 ill dan Vout menlngkat menjadl= 410 mY. Jarak deteksi makslmal untuk sensor 1 adalah 3 meter, sedangkan untuk sensor 2 dan 3 adalah 4 meter. Untuk pengukuran dl gedung tanpa asap rokok, konsentrasl yang terdeteksl kurang dari sama dengan 5 ppm, konsentrasi tersebut dlanggap masih normal. Suhu dan kelembapan yang terukur oleh setiap sensor node dl gedung berbeda-beda tergantung letak sensor node. Suhu dan kelembapan yang terukur dl luar gedung adalah 30' C dan 67 % sedangkan suhu dan kelembapan dl dalam gedung adalah 28' C dan 73 %. Untuk suhu dan kelembapan yang terukur oleh sensor node yang semuanya diletakkan dl dalam satu ruang uJI cenderung sama, yaitu 28'C dan 88 % serta 28 C dan 87 %. Semakln pekat konsentrasl asap maka kelembapan akan semakln menurun dan suhu akan semakln menlngkat. Kata kuncl: asap rokok, WSN. Abstract Cigarette smoke contains gases that are harmful to the body. To facilitate the process of
130
observation, then created an Integrated system that can ohserve some of the coverage areas simultaneously. WSN (Wireless Sensor Network) Is a system that consists of three main components Including the target, the sensor nodes and sensor gateway. 'Wlreless sensor network Is a wireless network, using sensors to monitor environmental conditions. There are sc enarios to observe some important parameters such as temperature, humidity, concentration of cigarette smoke, the sensor output voltage, and sensor resistance. The results of the clean air sensor resistance Is compatible with the datasheet which Is between 10 ill - 90 ill. While the results of cigarette smoke detection In the test room with two smokers In the Initial conditions measured 8 ppm with Rs = 24,67 ill and Vout = 219 mY, while two maximum detected coucentrations of cigarette smoke Is reduced to 23 ppm the Rs = 12,65 ill aud Vout increases to = 410 mY. Maximum detection range for sensor lis ± 3 meters, and for sensor 2 and sensor 3 is ± 4 meters. For measurements in the building without smokes, the detected concentration Is less than equal to 5 ppm, the concentration is still considered normal. Temperature and humidity measured by each sensor node in the bulldlng depends on the location of the sensor nodes. Temperature and humidity outside the building is 30· C and 67 % while the temferature and humidity witbln the building Is 28 C and 73 %. Temperature and humidity measured by sensor nodes placed Inside a test room tend to be similar, 28' C and 88 % and 28' C and 87 %. Maximum transmit distance between sensor node and sensor gateway Is ± 120 meter. When smoke gets tblcker, the humidity will be decreasing but In the other hand the temperature will be increa.slng. Keywords: Cigarette smoke, WSN. 1.
Pendahuluan
Rokok adalab hal yang sangat berbabaya bagi kesehatan. Setiap batang rokok mengandung berbagai zat beracun diantaranya karbon monoksida, nikotin, hydrogen sianida, hydrogen sulfide, asam format, dan lain-lain. Zat- zat tersebut tidak, ~ya berbahaya bagi orang yang merokok tapi Juga
ITTelkom Journal on ICf, Volume I Nomor2 SeptemberTahun 2012
berbahaya bagi orang yang ikut menghirup asap rokok tersebut. Sering dijumpai ruangan atau tempat publik yang dipenubi asap rokok. Hal tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan karena bisa jadi kadar konsentrasi asap rokok sudah di alas ambang batas. Dengan adanya alat pengukur konsentrasi asap rokok diharapkan dapat diketahui kadar konsentrasi asap rokok tersebut. Wireless Sensor Network dapat dijadikan solusi pada masalah tersebut. Dengan Wireless Sensor Network beberapa sensor asap rokok tersebut dapat terintegrasi menjadi satu sistem dan dapat dipantau dari jarak jauh. Kelebihan sistem Wireless Sensor Network adalah kemudahan sensor tersebut untuk dipindahkan sesuai kebutuhan pengamatan dan banyaknya pilihan topologi jaringan yang semakin mempermudah proses penggunaaanya.
2.
Dasar Teori
2.1. Wireless Sensor Network. Wireless sensor network adalah jaringan nirkabel yang menggunakan sensor untuk memonitor kondisi lingkungan sekitar, seperti suhu, suara, getaran, gelombang elektromagnetik, tekanan, gerakan, dan lain-lain. Berikut gambar 1. adalah komponen dalam wireless sensornetwork:
Gambar I. Komponen Wireless Sensor Network['J
menggunakan
ZigBeelIEEE 802.15.4 tipe node/perangkat, yaitu:
dua
3.1. FFD FFD dapat berfungsi sebagai PAN koordinator, koordinator atau end device. FFD dapat berkomunikasi kepada RFD atau FFD Iainnya. Nama lain PAN koordinator adalah ZigBee koordinator, ZigBee Router koordinator, dan ZigBee End Device. FFD memerlukan sumber daya pemrograman yang Iebih besar daripada RFD, yaitu sekitar 32KB. 3.2. RFD RFD digunakan untuk aplikasi sederhana dan hanya bisa berkomunikasi kepada FFD. RFD bisa • dikategorikan sebagai enddevice atau ZigBee End Device. Perangkat jaringan hams sebuah FFD jika bertindak sebagai network koordinator atau memiliki kemarnpuan meneruskan paket dari perangkat satu ke perangkat lainnya. 2.3. Sensor Gas TGS2600 Sensor Gas TGS2600 adaIah sensor yang sangat sensitif terhadap hidrogen dan karbon monoksida yang banyak terkandung pada asap rokok. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut di udara dengan tingkat konsentrasi tertenlu, maka sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara. Ketika sensor mendeteksi keberadaan gasgas tersbut maka resistansi elektrik sensor akan turun. Dengan memanfaatkan prinsip kerja dari sensor TGS2600 ini, kandungan gas-gas tersebut dapat diukur. Gambar 2. berikut adalah grafik tingkat sensitifitas sensor TGS2600 gas-gas tersebut ~Oandt1htj'T
10
Masing-masing sensor node dilengkapi dengan radio transciever atau alat komunikasi wireless lainnya, mikro-kontroler kecil.dan sumber energi, biasanya baterei. Ukuran sensor node pada wireless sensor network bervariasi, dari yang sangat kecil hingga besar.
.=-~.
---+--t-H--ttttt--t----t-"t+tttH----t-+-T
, --+:::::trnInL...LLlUuu-._--J----W lLlll--l-J.1JJ..I.llLlJ.JJJJ.lU----J-lJ !JIll IllllllH 111111111 I II II HI ,
I,
I ,,I I !I III
I
J I:
--
utu
1IltI J
'r I
2.2. ZigBee ZigBee merupakan protokol jaringan tanpa kabel berdasar standar 802.15.4-2003 IEEE yang biasa digunakan untuk aplikasi otomasi dan remote control. Teknologi ZigBee merupakan teknologi dengan data rate rendah, Iebih murah dibanding teknologi WPANs yang lain. ZigBee bekeIja pada frekuensi 2,4 Ghz dan berkecepatan hanya 250 Kbps. Biaya rendah memungkinkan tekuologi ZigBee semakin dikembangkan. Penggunaan daya rendah memungkinkan waktu hidup Iebih lama dengan baterai yang lebih kecil. Standar
Gambar 2. Grafik Sensitifitas Sensor ['J 2.4. Mikrokontroler Jennie 5139 JN5139 adalah mikrokontroler berdaya rendah yang cocok dengan standar IEEE802.15.4. Mikrokontroler tersebut terintegrasi dengan 32-bit
Sistem Aplikasi DeteksiKonsentrasi Asap Rokok
denganMenggunakan Wireless Sensor Network [Nindya Narwasti]
DU:
r1:::~:~ l~:"Jtt!;;·'r.;-,"
131
Rise processor, 2.4GHz
1£££802.15.4 transceiver, ROM 192kB, RAM 96kB, dan periferal analog dan digital.
Sensor Gateway
rnencariKana1 yang Sesuai
Tidak
'>-__~
Ap
Gambar 3. Mikrokontroler JN5I 39[6j
y,
2.5. Rokok Sensor Gateway Membuka Jaringan
Zat-zat berbabaya pada rokok antara lain adalab sebagai berikut: karbon monoksida, nikotin, tar, acetol, hidrogen sianida, amonoia, metanol. 3.3. Perancangan dan Realisasi Sistem
Koordinator MeneariPANID yang Sesuai
3.1. Diagram alir Gambar 4 adalab diagram alur kerja sensor dan Gambar 5 adalab Diagram Alir Komunikasi Sensor Node dan Sensor Gateway.
TIdal<
PAN ID Sesuai?
OxOOOI
y,
Tidak
ensorMendeteksi
Ou
Bergabung dalam Jaringan
>-_-.-J
Y.
Resjstansi Sensor Tn1\1II
Gambar 5. Diagram Alir Komunikasi Sensor Node dan Sensor Gateway PerubahaD Vout terbaca eliADC SeDsorNode
Mengirim Data Ire Sensor Gateway
3.2. Penentuan Arsitektur Sistem Pemodelan Sistem yang dipergunakan pada penelitian ini adalab seperti yang terlihat pada gambar 6 dibawah ini:
-"
'--' "" "" r;:;;;
...... :;;. ~I
.. _.,_::
~.. /
Gambar 4. Diagram Alir Sensor
132
..-
r
.......
---- --_. ----~
Gambar 6. Pemodelan Sistem[']
IT Telkom Journal on ICT, Volume 1 Nomor 2 September Taboo 2012
Adapun fungsi dari tiap-tiap blok adalab: a. Sensor gas TGS-2600 Sebagai antarmuka terhadap parameter fisik lingkUilgan, dalam hal ini mendeteksi keberadaan gas-gas yang mewakili asap rokok.
Sensor node Memonitor kondisi udara sekitamya kemudian mengirimkan ke sensor gateway seeara nirkabel. Data yang dikirimkan melipuli kelembapan udara, suhu, dan konsentrasi asap rokok.
pada masing-masing sensor. Dengan bantuan Vout udara bersih tiap-tiap sensor yangg sudah diketahui sebelumnya, maka bisa dieari Vout pada berbagai kondisi dengan metode regresi tinier. Persamaan antara Vout dan Konsentrasi Asap pada sensor I adalab: y = 13.02x + 125.8. Pada sensor 2 adalab: y = 12.53x + 114.4. dan pada sensor 3 adalab: y = 12.32x + 118.2. Dimana x = konsentrasi asap (ppm) dan y = Vout (mY).
b.
c.
Sensor gateway Sebagai pengendali janngan dan menerima data dari sensor ± sensor node kemudian menampilkan ke personal computer melalui port serial untuk diamali 3.3. Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak: a. Operating system windows XP b. Software Code:Blocks IDE vl.7 e. Software Jennie Flash Programmer vI. 7 Spesifikasi perangkat keras: a. Personal computer processor Intel, RAM 1 GB b. Mikrokontroler JN5139 boardDRI047 sebagai sensor gateway dan DRI048 sebagai sensor node . e. Sensor TGS-2600 3.4. Pengujian Sensor TGS2600 Pengukuran nilai tegangan maksimal sensor TGS2600 dilakukan kelika sensor TGS2600 mendeteksi adanya asap rokok pekat, Vout yang terukur adalab 5 V. Karena kemampuan ADC hanya 2,3 V maka perlu dipilib besar R L tertentu agar Vout maksimal dari ketiga sensor lidak melebihi kemampuanADC. 3.5. Pengnknran Resistensi V dara Bersib. Berikut adalab hasil pengukuran resistansi udara bersih untuk keliga sensor: Tabel4.1 Pengukuran Resistansi Udara Bersih Pengukuran
Sensor 1 RL =1.19 Kohm) Sensor 2 fA!.. =1.15Kohm Sensor 3 fRL =1.13 Kohm
Vout,U~:'1 Bersih oIt 0,17 0,14 0.16
Ro (Resislansl Udara
Bersihi Kohm 33.810 34.845 34,181
3.6. Penentnan Persamaan antara Vont dan Konsentrasi Asap dalam ppm. Nilai Ro yang didapat dari hasil pengukuran dibandingkan dengan R, untuk mengetabui konsentrasi asap dalam ppm Dieari persamaan yang memperlihatkan hubungan antara Vout dengan ppm
4.
Pengujian Sistem dalam Ruang Vji Pengujian ini dilakukan untuk melihat hasil konsentrasi dan perubaban nilai tegangan terhadap asap rokok di dalam ruangan. Ruang uji yang digunakan adalab kamar tertutup berukuran 3m x 3m dan di <4alam ruang uji terdapat dna orang perokok seperti yang terlibat pada gambar 7 berikut ini. Proses pengujian berlangsung selama 30 menit.
-,
-
Gambar 7. Topologi Pengujian Sistem Pada sensor I terj adi peningkatan konsentrasi asap rokok yang bervariasi selama 30 menit waktu pengukuran, dari sebelumnya 7 ppm pada menit ke 0 (kelika belum ada asap rokok) menjadi maksinoal 22 ppm pada menit ke 10 dan II. Vout mengalarni kenaikan yang bervariasi selama 30 menit waktu pengukuran, dari sebelumnya 228 mV pada menit ke o (ketika belum ada asap rokok) menjadi maksimal 414 mV pada menit ke II. Peningkatan Vout sebanding dengan peningkatan konsentrasi asap rokok yang terukur, hal ini sesuai dengan prinsip kerja dari sensor TGS2600. Sedangkan Rs mengalarni penurunan yang bervariasi seiring naiknya konsentrasi gas karbonmonoksida, dari sebelumnya 24,91 kn pada menit ke 0 (ketika belum ada asap rokok) menjadi minimal 13,18 kn pada menit ke II. Hal ini juga sesuai dengan prinsip kerja dari sensor TGS2600 yaitu terjadi penurunan besar Rs seiring dengan peningkatan konsentrasi gas yang terdeteksi. Pada sensor 2 terlihat terjadi peningkatan konsentrasi asap rokok yang bervariasi selama 30 menit waktu pengukuran, dari sebelumnya 7 ppm pada menit ke 0 (ketika belum ada asap rokok) menjadi maksimal 22 ppm pada menit ke 24. Vout mengalami kenaikan yang bervariasi selama 30 menit waktu pengukuran, dari sebe1umnya 213 mV pada menit ke 0 (ketika belum ada asap rokok) menjadi maksimal 395 mV pada menit ke 24.
SisternAplikasi Deteksi Konsentrasi Asap Rokok dengan Menggunakan Wireless Sensor Network: [Nindya Narwasti]
133
Peningkatan Vout sebanding dengan peningkatan konsentrasi asap rokok yang terukur, hal ini sesuai dengan prinsip kerja dari sensor TGS2600. Sedangkan Rs mengalarni penurunan yang bervariasi seiring naiknya konsentrasi gas karbonmonoksida, dari hasil sebelumnya 25,85 ill pada menit ke 0 (ketika belum ada asap rokok) menjadi minimal 13,41 ill pada menit ke 24. Hal ini juga sesuai dengan prinsip kerja dari sensor TGS2600 yaitu terjadi penurunan besar Rs seiring dengan peningkatan konsentrasi gas yang terdeteksi. Pada sensor 3 terlihat terjadi peningkatan konsentrasi asap rokok yang bervariasi selama 30 menit waktu pengukuran, dari sebelurnnya 8 ppm pada menit ke 0 (ketika belum ada asap rokok) menjadi maksimal 23 ppm pada menit ke 29. Vout mengalarni keuaikan yang bervariasi selama 30 menit waktu pengukuran, dari sebelurnnya 219 mV pada menit ke 0 (ketika belum ada asap rokok) menjadi maksimal 410 mV pada menit ke 29. Sedangkan Rs mengalami penurunan yang bervariasi seiring naiknya konsentrasi gas karbonmonoksida, dari sebelurnnya 24,67 kn pada menit ke 0 (ketika belum ada asap rokok) menjadi minimal 12,65 ill pada menit ke 29. Hal ini juga sesuai dengan prinsip kerja dari sensor TGS2600 yaitu terjadi penurunan besar Rs seiring dengan peningkatan konsentrasi gas yang terdeteksi. Pada sensor node I, kelembapan terpantau 87 % dan suhu ruang uji adalah 28° C pada menit ke 0 bingga mertit ke 21. Pada menit ke 22 hingga menit ke 30, kelembapan terpantau naik menjadi 88 % dan suhu ruang uji tetap 28° C. Pada sensor node 2, kelembapan terpantau 88 % dan suhu ruang uji adalah 28° C pada menit ke 0 bingga menit ke 30. Pada sensor node 3. kelembapan terpantau 87 % dan suhu ruang uji adalah 28° C pada menit ke 0 bingga menit ke 30.
4.1. Pengujian Sistem di dalam GOOung Fakultas Elektro dan Telekomunikasi Kampus IT Telkom Bandung.
Melalui pengujian ini, didapatkan hasil berupa kemarnpuan sistem daJam mendeteksi konsentrasi asap dan melakukan pengiriman data jika diaplikasikan di daJam gedung.
134
Gambar 8. Sketsa Gedung FEK Berikut adalah berbagai skenario peletakan sensor node:
Gambar 9. Skenario I Peletakan Sensor Node Selarna 15 menit waktu pengujian konsentrasi asap rokok yang terdeteksi sangat kecil. Konsentrasi miminum yang terdeteksi adalah Ippm, dan konsentrasi maksimal adalah 3ppm. Untuk konsentrasi kurang dari sarna dengan 5ppm, adaJah konsentrasi yang normal dalam keadaaan seharihari. Hasil pengujian sensor node 2 dalam waktu 15 mertit, konsentrasi asap rokok yang terdeteksi juga sangat kecil. Konsentrasi minimum yang terdeteksi adalah 0 ppm, dan konsentrasi maksimal yang terdeteksi adaJah I ppm. Hasil pengujian sensor node 3 dalam waktu 15 menit, konsentrasi asap rokok yang terdeteksi juga sangat kecil. Konsentrasi minimum yang terdeteksi adalah 4 ppm, dan konsentrasi maksimal yang terdeteksi adaJah 5 ppm. Untuk konsentrasi kurang dari sarna dengan 5 ppm, adalah konsentrasi yang normal daJam keadaaan sehari-hari. SOOu dan kelembapan yang terukur oleh sensor node I adalah 31° C dan 67 %, sementara suhu dan kelembapan yang terukur oleh sensor node 2 adaJah 30° C dan 68 %, dan suhu serta kelembapan yang terukur oleh sensor node 3 adalah 28° C dan 73 %.
IT Telkom Journal on ICT, Volume I Nomor2 SeptemberTahun 2012
-Gambar 10. Skenario 2 Peletakan Sensor Node
Gambar 12. Usulan Peletakan Sensor Node
Konsentrasi asap rokok yang terdeteksi selama 15 menit sangat keei!. Konsentrasi minimum yang terdeteksi adalah 2 ppm, dan konsentrasi maksimal yang terdeteksi adalab 3 ppm. Sedangkan hasil pengukuran pada sensor node 2 adalab 0 ppm dan konsentrasi maksimal yang terdeteksi adalab I ppm. Sensor node 3 tidak dapal lerhubung ke sensor galeway dikarenakan adanya pengha1ang berupa dinding kaea sepanjang koridor gedung. Untuk konsentrasi kurang dari sama dengan 5 ppm, adalah konsentrasi yang normal dalam keadaaan sehari-hari. Suhu dan kelembapan yang terukur oleh sensor I adalab 30' C dan 67 %, dan suhu serta kelembapan yang terukur oleh sensor 2 adalah 30' C dan 68 %.
Topologi yang digunakan pada sistem usulan ini adalab star. Sensor node I, sensor node 2 dan sensor node 3 langsung mengirimkan data ke sensor gateway, Sensof node I dan sensor node 2 bertugas memantau kondisi konsentrasi asap rokok, suhu dan kelembapan di dalam gedung sedangkan sensor node 2 bertugas memantau kondisi konsentrasi asap rokok, suhu dan kelerobapan di luar gedung.
-r---:~'
-r-. ~~~
1
.
~:=~~:~:
__
5.
Berdasarkan hasil peraneangan dan pengujian pada penelilian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari pengujian Ro (resistansi sensor saal udara bersih), ketiga sensor TGS2600 mendeteksi Ro (resistansi sensor saal udara bersih) berbedabeda Besar Ro pada sensor I yaitu 33,810 ill Ro pada sensor 2 yaitu 33,845 ill, sensor 3 yaitu 34,181 ill. Dan Rs (resistansi sensor) pada berbagai kondisi kepekatan asap rokok antara 10ill - 90 ill, sesuai dengan datasheel TGS2600. Dengan demikian pengujian R o (resistansi sensor saat udara bersih) dan Rs (resistansi sensor) dapal dikatakan berhasi!. 2. Jarak deteksi maksimal pada sensor I adalab ±3 meter, sensor 2 dan sensor 3 adalah ±4
Gambar II. Skenario 3 Peletakan Sensor Node Konsentrasi asap rokok yang terdeteksi oleh sensor node I sangal keci!. Konsentrasi minimum yang terdeteksi adalab 2 ppm, dan konsentrasi maksimal yang terdeteksi adalah 3 ppm. Semenlara konsentrasi minimum yang terdeteksi oleh sensor node 2 adalab 0 ppm, dan konsentrasi maksimal yang terdeteksi adalab 3 ppm. Dan konsentrasi minimum yang terdeteksi oleh sensor node 3 adalab 3 ppm, dan konsentrasi maksimal yang terdeteksi adalah 5 ppm. Untuk konsentrasi kurang dati sama dengan 5 ppm, adalab konsentrasi yang normal dalam keadaaan sehari-hari Hasil pengukuran suhu dan kelembapan oleh sensor node I adalab 30' C dan 67 %, oleh sensor node 2 adalab 30' C dan 68 %, oleh sensor node 3 adalah 28' C dan 73 %.
Sistem Aplikasi DeteksiKonsentrasi Asap Rokok denganMenggunakan Wireless SensorNetwork [Nindya Narwasti]
Kesimpulan.
meter. 3.
4.
5.
Sifal sensor TGS2600 adalah pada saat asap rokok yang terdeteksi semakin pekal maka Rs akan semakin berkurang dan Voul akan semakin bertambab. Ketika konsentrasi asap rokok awal 8ppm, Rs = 24,67 ill dan Vounl = 219 mV. Ketika konsentrasi asap rokok maksimal terdeteksi 23 ppm, Rs = 12,65 ill dan Voul = 410 mY. Dalam pengujian di ruang uji, nilai konsentrasi asap lertinggi yang terdeteksi oleh sensor I adalab 22 ppm, oleh sensor 2 adalab 22 pm dan oleh sensor 3 adalab 23 ppm dengan dua orang perokok di dalam ruang uji. Dalam pengujian di dalam gedung Fakultas Elektro dan Telekomunikasi, semua sensor node mendeteksi konsentrasi asap rokok kurang dati sarna dengan 5 ppm. Konsentrasi kurang dati sarna dengan 5 ppm masih dianggap normal.
135
6.
7.
8.
136
Suhu dan kelembapan yang terukur oleh setiap sensor node di gedung Fakultas Elektro dan Telekomunikasi berbeda-beda tergantung letak sensor node. SOOu dan kelembapan yang terukur di luar gedung adalah 30· C dan 67 % sedangkan suhu dan kelembapan di dalam gedung adalah 28· C dan 73 %. Untuk suhu dan kelembapan yang terukur oleh sensor node yang semuanya diletakkan di dalam satu ruang uji cenderung sama, yaitu 28· C dan 88 % serta 28·Cdan 87 %. Dari basil analisa pengukuran yang telah dilakukan, untuk gedung Fakultas Elektro dan Telekomunikasi diperlukan 3 sensor node dan I sensor gateway. Skema peletakan sensor node yang terbaik adalah di pintu masuk sebelah selatan, di tengah gedung, dan di depan ruang makan dan sensor gateway diletakkan di pintu masuk sebelah utara. Semakin pekat konsentrasi asap yang terukur maka kelembapan akan menurun sedangkan suhu akan meningkat. Ketika konsentrasi menunjukkan 0 ppm maka kelembapan adalah
78 % dan suhu adalah 30 0 C, ketika konsentrasi menunjukkan 37 ppm maka kelembapan adalah 72 % dan suhu yang terukur adalah 31 0 C.
Daftar Pustaka: [I] Amstrong, BK., "Merokok dan Kesehatan" , Jakarta., 1984. Charlton, Anne, "Youth and Cigarette Smoking, United Kingdom: University of Manchester. [3] Coleri Ergen, Sinem., "Zigbee/IEEE 802.15.4 Summary", California: University of Berkeley., 2004 [4] Fardiaz, Srikandi "Polusi Air dan Udara ': Yogyakarta: Kanisius., 1992. [5] Figaro USA IncrrGS26001Rev:09/01 [6] Jenni~Ltd/JN-DS-JN513x/vI.4 [7] KepMen KLH. No.02/MENKLH/1988):9 [8] Lester HiI, Jason., "System Architecture for Wireless Sensor Network California: University of Berkeley., 2003. [9] Lewis, F.L., "Wireless Sensor Networks"; Arlington: University of Texas., 2004.
[2]
ITTelkom Journal on ICT, Volume 1 Nomor 2 September Tahun 2012