6/10/2010
1
SINTESIS DAN PENGGUNAAN TETRAMER SIKLIS SERI KALIKSRESORSINARENA, ALKENILKALIKSARENA, DAN ALKOKSIKALIKSARENA UNTUK ADSORPSI KATION LOGAM BERAT
disertasi-res
LATAR BELAKANG 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
KANDUNGAN SIGNIFIKAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN
TETRAMER SIKLIK KALIKSARENA BERPOTENSI SEBAGAI ADSORBEN
PERLU TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI KANDUNGAN LOGAM BERAT: ADSORPSI 2
MENGAPA ADSORPSI ? 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
PROSES SEDERHANA BIAYA RELATIF MURAH DAPAT DIDAUR ULANG DAPAT BEKERJA PADA KONSENTRASI RENDAH TERBUKTI EFEKTIF MENGURANGI KONSENTRASI LOGAM
(seperti menggunakan zeolit (Barros dkk,2003), arang (Dianati-Tilaki,2004), abu layang (Li dkk,2002), tongkol dan kulit jagung (Igwe dkk,2005), bonggol pisang (Low dkk,1995), atau kulit singkong (Abia dkk,2003))
3
KALIKSARENA 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
KALIKSARENA ADALAH OLIGOMER SIKLIS YANG TERSUSUN DARI SATUANSATUAN AROMATIS YANG DIHUBUNGKAN OLEH SUATU JEMBATAN.
MEMPUNYAI GEOMETRI MOLEKUL UNIK, BERBENTUK KERANJANG DAN BERONGGA.
DAPAT DIMODIFIKASI SECARA HAMPIR TAK TERBATAS
TELAH DIGUNAKAN UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN: EKSTRAKSI (Sonoda dkk,1999), SENSOR (Mc Mahon dkk,2001), MEMBRAN (Lin dkk,2005), SURFAKTAN dan KATALIS (Shinkai,1986), FASA DIAM KHROMATOGRAFI (Suh dkk,2001) 4
BEBERAPA PROSEDUR SINTESIS KALIKSARENA 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
SINTESIS KALIKSARENA TURUNAN FENOL
(Gutsche dkk, 1981) R
R
R
R
O
OH HO OH
HCH, OH -
OH
R
OH
SINTESIS KALIKSARENA NONHIDROKSILAT (Wu & Speas,1987) O
HO OH
R
O
p-alkilfenol
O
AlCl3
R kaliksarena turunan fenol
O
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED BED
COLUMN
5. KESIMPULAN
OH
O
p-alkoksibenzilalkohol
kaliksarena non-hidroksilat
SINTESIS KALIKSARENA TURUNAN RESORSINOL (Tunstad dkk, 1989)
HO R
O
HO
HO
RCH aldehida
OH
+ resorsinol
OH R
OH
H+ OH
HO R
HO
R
OH
kaliksarena turunan resorsinol
6/10/2010
5
STRATEGI SINTESIS ADSORBEN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
DALAM AIR, ADSORBEN MEMPUNYAI KELARUTAN RENDAH, TAPI DAPAT TERDISTRIBUSI BAIK
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
MENSINTESIS KALIKSARENA YANG MEMILIKI GUGUS POLAR (HIDROKSIL, ESTER, ETER), TETAPI TIDAK SANGAT POLAR (SULFONAT (Sonoda dkk,1999), KARBOKSIL, DAN AMINA (Hamilton, 2003)
MENSINTESIS KALIKSARENA BERGUGUS SANGAT POLAR, TETAPI MENAMBAH GUGUS NON POLAR
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
ADSORBEN MEMPUNYAI GUGUS YANG BERSIFAT BASA KERAS ATAU LUNAK YANG SESUAI DENGAN ADSORBAT
KARENA ADSORBAT MELIPUTI ION LOGAM KERAS (Cr3+, Cu2+), DAN LUNAK (Pb2+, Cd2+, Hg2+, Ag+), MAKA DISINTESIS KALIKSARENA BERGUGUS BASA KERAS (HIDROKSIL, ETER) DAN LUNAK (ALKENIL).
6
SINTESIS ADSORBEN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS
KELOMPOK TURUNAN KALIKS[4]RESORSINARENA R3
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
KELOMPOK ALKENILKALIKS[4]ARENA
R 2O
R
OR2
R 2O R1
R1
OR2
OH
R
R3
R3
OH
R
HO
O
OH
CH 2
R 2O
OH
OH OH
OR2
R1
R1 OR2
R 2O
CH
R
CH
n
R = alil
R3 R1 = metil, 4-hidroksifenil, 4-metoksifenil, 4-hidroksi-3-metoksifenil, 4-benziloksifenil, 4-etilasetoksifenil R2 = hidrogen, asetil R3 = hidrogen, dietilamina, dimetilamina, propiloksazina
KELOMPOK ALKOKSIKALIKS[4]ARENA RO
OR
RO
OR
6/10/2010
R = metil, etil, benzil
7
SKEMA KERJA 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
PENGARUH TINGKAT KEASAMAN
SINTESIS BERBAGAI KALIKSARENA KARAKTERISASI BERBAGAI KALIKSARENA PERBANYAKAN KALIKSARENA
SISTEM BATCH
ADSORPSI BERBAGAI KATION LOGAM BERAT
•SISTEM FIXED
PENGARUH WAKTU INTERAKSI PENGARUH BERAT ADSORBEN
KURVA
BED COLUMN
BREAKTHROUGH
5. KESIMPULAN
KINETIKA ADSORPSI
KESETIMBANGAN ADSORPSI
EFISIENSI, & KAPASITAS KOLOM KOEFISIEN TRANSFER MASSA KINETIKA
SISTEM FIXED
BED COLUMN
DESORPSI SEKUENSIAL
6/10/2010
MEKANISME ADSORPSI
8
SKEMA ALAT 1. PENDAHULUAN
SISTEM BATCH
2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
Dikocok pada suhu, dan waktu tertentu
Larutan logam pada konsentrasi, pH, volume tertentu ditambah kalksarena
SISTEM FIXED BED COLUMN
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
Pompa dan flowmeter
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
Larutan logam pada konsentrasi, & pH tertentu
6/10/2010
Kolom gelas, 0,5 x 10 cm, terisi 0.25 g kaliksarena
Fraksi effluen, @ 5 mL
9
4,10,16,22-TETRAETOKSI KALIKS[4]ARENA (TEK) OCH 2CH 3
OH
1. PENDAHULUAN OH-, DES
2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
NaBH4
93 oC, 2,5 jam CHO
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
78oC, 3 jam CHO
p-Hidroksibenzaldehida
CH 2OH p-Etoksibenzilalkohol
p-Etoksibenzaldehida
rendemen = 95,5% kemurnian ~ 100%
rendemen = 76,28% kemurnian ~ 100%
AlCl 3
20 oC, 2 jam
CH 3CH 2O
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
OCH 2CH 3
OCH 2CH 3
CH 3CH 2O OCH 2CH 3 4,10,16,22-tetraetoksikaliks[4]arena (TEK) 67,78% campuran stereoisomer larut dalam diklorometana, kloroform tidak larut dalam air
6/10/2010
10
4,10,15,22-TETRAMETOKSIKALIKS[4]ARENA (TMK)
1. PENDAHULUAN
OCH 3
OCH 3
,
2. CARA KERJA
NaBH4
78 oC, 3 jam
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
CH 2OH p-Metoksibenzilalkohol
CHO p-Metoksibenzaldehida
rendemen = 83,36% kemurnian ~ 91%
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
AlCl 3
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
20 oC, 2 jam
CH 3O OCH 3
CH 3O OCH 3 4,10,16,22-tetrametoksikaliks[4]arena (TMK) 92,69% campuran stereoisomer larut dalam diklorometana, kloroform tidak larut dalam air
6/10/2010
11
4,10,15,22-TETRABENZILOKSI KALIKS[4]ARENA (TBK)
1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
O
OH OH-, BzCl
NaBH4
70-80 oC, 2 jam CHO
78 oC, 3 jam CHO
p-Hidroksibenzaldehida
CH 2OH p-Benziloksibenzilalkohol
p-Benziloksibenzaldehida rendemen = 63,6% kemurnian ~ 100%
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
O
rendemen = 81.88% kemurnian ~ 87 %
AlCl 3
20 oC, 3 jam
C6H5CH 2O
BED COLUMN
OCH 2C6H5
5. KESIMPULAN C6H5CH 2O OCH 2C6H5 4,10,16,22-tetrabenzilkaliks[4]arena (TBK)
6/10/2010
12
C-4HIDROKSIFENIL KALIKS[4]RESORSINARENA (CHFKR)
CHO HO
OH + resorsinol
OH p-hidroksibenzaldehida
1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA
H+, etanol 80oC, 17 jam
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
HO
HO
OH
HO
HO
OH R
R
R
R OH
C4v 50%
R
R
R
R OH
HO HO
OH
HO
OH
+
HO
OH
R=
OH
OH C2v 50%
C-4-hidroksifenil kaliks[4]resorsinarena (CHFKR) 93,45% tidak larut dalam kloroform, air sedikit larut dalam DMSO larut dalam larutan NaOH t.l > 390 oC
6/10/2010
5
6
4
7
1
11
3 2
5 8
3
9
2
6
4
7
1
10
8 9
13
C-4-METOKSIFENIL KALIKS[4] RESORSINARENA (CMFKR) CHO HO
OH +
1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA
resorsinol
OCH3 p-metoksibenzaldehida
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
H+, etanol 78oC, 24 jam
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
HO HO
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
R
R
R
R OH
C4v 60%
R
R
R
R OH
HO HO
OH
HO
OH
+
HO
OH
HO
OH
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
HO
OH
R=
OCH3
OH C2v 40%
C-4-metoksifenil kaliks[4]resorsinarena (CMFKR) 90,35%
6/10/2010
tidak larut dalam kloroform, air sedikit larut dalam DMSO larut dalam larutan NaOH t.l > 390 oC
14
C-4-HIDROKSI-3-METOKSIFENIL KALIKS[4]RESORSINARENA (CHMFKR) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
OCH3
HO
OH HO
CHO HO
CH3O
OH H+, etanol 78oC, 15 jam OCH3
+ resorsinol OH
OH
HO
OH
HO
OH OCH3
vanilin HO
OH
HO
OH OCH3
C-4-hidroksi-3-metoksifenil kaliks[4]resorsinarena (CHMFKR)
6/10/2010
98,36% tidak larut dalam kloroform, air sedikit larut dalam DMSO,asetonitril larut dalam larutan NaOH t.l > 390 oC
15
C-4-(ETOKSIKARBONILMETOKSI)FENIL KALIKS[4]RESORSINARENA (CEKMFKR) CHO
1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
CHO
O CH3CH2OCCH2Cl , Na 78oC, 3,5 jam
OCH2COCH2CH3
OH p-hidroksibenzaldehida HO
OH
, H+
O etil-2-(4-formil)fenoksiasetat 78.27%
80oC, 20 jam
CH3CH2OOCCH2
CH2COOCH2CH3
O
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
O HO
OH
HO
OH
HO
OH
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
HO O
OH O CH2COOCH2CH3
CH3CH2OOCCH2
C-4-etilasetoksifenil kaliks[4]resorsinarena
6/10/2010
(CEACFKR) 62,27%
16
C-4-BENZILOKSIFENIL KALIKS[4]RESORSINARENA (CBFKR) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA O
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
OH
CHO HO
OH
resorsinol
HO
OH
HO
OH
H+, etanol 78oC, 15 jam
+ O
HO
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
O HO
OH
O
O
p-benziloksibenzaldehida
5. KESIMPULAN C-4-benziloksifenil kaliks[4]resorsinarena (CBFKR) 95,59% tidak larut dalam eter, air sedikit larut dalam DMSO ,aseton larut dalam larutan NaOH t.l > 390 oC
6/10/2010
17
C-METIL KALIKS[4]RESORSINARENA (CMKR) 1. PENDAHULUAN HO
2. CARA KERJA
O
OH +
3. HASIL SINTESIS
asetaldehida
resorsinol
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
H+, etanol 15oC, 30 menit 50oC, 1jam 25oC, 4 hari
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
HO
5. KESIMPULAN
HO
OH
HO R
R
R
R OH
C4v 90%
R
R
R
R OH
HO HO
OH
HO
OH
+
HO
OH
HO
OH
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
CH3CH
R = CH3
OH C2v 10%
C-metil kaliks[4]resorsinarena (CMKR) 85% tidak larut dalam air larut dalam aseton, kloroform
6/10/2010
18
TETRAKIS (DIETILAMINO)METIL C-ALKIL KALIKS[4]RESORSINARENA (TDEACAKR) 1. PENDAHULUAN
N
2. CARA KERJA
HO
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
HO
R
HO
OH R
HO
OH (Et)2NH, HCHO temp. kamar 28 jam
HO
OH
OH R
R
HO
OH
OH N
C-alkilkaliks[4]resorsinarena R = CH 3,
R
N HO
R
HO
R
N
OH R
OH
Tetrakis(dietilamino)metil C-alkilkaliks[4]resorsinarena
OCH 3
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
R
Rendemen
Kelarutan
metil
88,23%
Larut dalam koloroform, air
4-metoksifenil
36,58%
Larut dalam kloroform, dan larutan asam pH =2 Tidak larut dalam air dingin, air panas, metanol dingin, metanol panas, dan larutan asam pH =4
19
TETRAKIS (DIMETILAMINO)METIL C-METIL KALIKS[4]RESORSINARENA (TDMACMKR) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA
N
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
HO HO
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
(CH3)2NH, HCHO temp. kamar 20 jam OH
HO HO
OH
C-metilkaliks[4]resorsinarena
OH
HO
OH
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
HO
OH
OH
N N OH
HO HO
OH N
Tetrakis(dimetilamino)metil C-metilkaliks[4]resorsinarena 35,26%
20
N-PROPILDIHIDROOKSAZINA-C-ALKIL KALIKS[4]RESORSINARENA (NPOCAKR) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA N
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
HO
HO
OH
HO
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
N
CH 3(CH 2)2NH 2, 2 HCHO
70oC, 14 jam
N
OH
HO HO
O
OH
OH N
C-metilkaliks[4]resorsinarena R = CH 3,
O
HO
OCH 3
N-Propil Dihidrooxazina C-metilkaliks[4]resorsinarena
5. KESIMPULAN
6/10/2010
OH
O
OH
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
O
R
Rendemen
Kelarutan
metil
42,46%
Larut dalam koloroform
4-metoksifenil
37,16%
Larut dalam kloroform Tidak larut dalam air, metanol dan larutan asam pH =4 dan pH =2
21
4,6,10,12,16,18,22,24-OKTAASETOKSI-2,8,14,20(TETRA(4-METOKSIFENIL)) KALIKS[4]RESORSINARENA (OACMFKR) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS
OCH 3
H3CO
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
HO
O
H3CO
OH
HO
O
O OH
OCH 3
O
O
O
O Ac2O, H + 60oC, 1,5 jam O HO
OH
HO
O O
OCH 3
C-4-metoksifenil kaliks[4]resorsinarena
O O
OH
H3CO
O
H3CO
O O
OCH 3
O
4,6,10,12,16,18,22,24-oktaasetoksi(4-metoksifenil)-kaliks[4]resorsinarena tl = 338-340oC 64,32%
22
4,6,10,12,16,18,22,24-OKTAASETOKSI2,8,14,20-(TETRA(4-ASETOKSIFENIL)) KALIKS[4]RESORSINARENA (DACHFKR) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
O
HO
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
OH
HO
60oC, 1 jam
HO
O O
O O
O O
OH
O
C-4-hidroksifenil kaliks[4]resorsinarena
O O
O O O
BED COLUMN
6/10/2010
O
OH
•SISTEM FIXED
5. KESIMPULAN
O
O
OH
HO
O
O
OH
HO
O
O
Ac2O , H +
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
O
O
OH
HO
O
O
4,6,10,12,16,18,22,24-oktaasetoksi(4-asetoksifenil)-kaliks[4]resorsinarena Tl = 290-295oC 40,28%
23
4,6,10,12,16,18,22,24-OKTAASETOKSI2,8,14,20-(TETRA(4-ASETOKSI-3-METOKSIFENIL)) KALIKS[4]RESORSINARENA (DACHMFKR) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA
O
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
O HO
HO
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
OH
O
O
O
OH
O O
O
O
OCH 3 HO
O
OH
O O
Ac2O,H +
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
O
O
OCH 3
60oC, 1,5 jam HO
O
O
OH
H3CO
O
O O
HO
O
OH
HO
OH OCH 3
C-4-hidroksi-3-metoksifenil kaliks[4]resorsinarena
O
O
O O
O
O
O
O 4,6,10,12,16,18,22,24-oktaasetoksi(4-asetoksi-3-metoksifenil)-kaliks[4]resorsinarena tl = 230-240oC 87,59%
6/10/2010
24
4,6,10,12,16,18,22,24-OKTAASETOKSI-2,8,14,20(TETRAMETIL) KALIKS[4]RESORSINARENA (OACMKR) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA O
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
HO
OH
HO
O
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
Ac2O, H + 60oC, 30' OH
HO HO
O O
OH
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
O
OH
4,6,10,12,16,18,22,24-oktahidroksi 2,8,14,20-tetrametilkaliks[4]arena (C-metil kaliks[4]resorsinarena)
O
O
O O O
O
O O
O O
O
4,6,10,12,16,18,22,24-oktaasetil2,8,14,20-tetrametilkaliks[4]arena t.l =197 –199oC 61,8%
6/10/2010
25
4-ALLILKALIKS[4]ARENA (AKA) 1. PENDAHULUAN
256oC , 2 jam
2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
AlCl3 50-55oC, 2 jam
HCHO, NaOH CH2
OH
OH
CH2 4
4
OH
4-t-butilfenol 4-t-butilkaliks[4]arena 81,48% t.l = 343-345 oC larut dalam toluena panas
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
CH2=CHCH2OH + HBr
H2SO4
tetrahidroksikaliks[4]arena 60,44% t.l = 314-316 oC larut dalam kloroform
CH2=CHCH2Br 63,15%
NaH,THF 65oC, 7 jam
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
N,N-dietilanilin
5. KESIMPULAN
220oC, 2,5 jam
CH2
CH2 OH
4-allilkaliks[4]arena 88,5% t.l = 235-237 oC larut dalam kloroform
6/10/2010
4
O
4
tetraalliloksikaliks[4]arena 59,67% t.l =183-185 oC larut dalam kloroform
26
C(CH 3)3
C(CH3)3
C(CH 3)3
1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
C(CH 3)3
HCHO,NaOH
AlCl 3
256oC,2 jam
50-55 oC, 2 jam
OH
OH
POLI (MONOALLILOKSI KALIKS[4]ARENA) (PMAKA)
C(CH 3)3
4-t-butilfenol
OH
OH
OH
OH
4-t-butil kaliks[4]arena 81,48% t.l = 343-345 oC larut dalam toluena panas
OH
OH OH
tetrahidroksikaliks[4]arena 60,44% tl = 314-316 oC larut dalam kloroform
C Cl ,
0oC, 1 jam
piridina
O
allilbromida, K 2CO 3, aseton 56 oC, 24 jam
O
OR
OR
OR
OR
OR R=C
R=C
O
O
alliloksitribenzoiloksikaliks[4]arena 72,28% t.l.= 280oC larut dalam kloroform
•SISTEM FIXED
OH
OR
tribenzoiloksikaliks[4]arena 83,95% t.l = 269 oC larut dalam kloroform
NaOH, etanol,air
BED COLUMN
68oC, 18 jam
5. KESIMPULAN
OH
O
OH
40% t.l. = 214-216 oC larut dalam kloroform
O
OH OH
OH
alliloksikaliks[4]arena
6/10/2010
OH
CH2
CH2 CH n
poli(monoalliloksikaliks[4]arena)
27
TAHAP SINTESIS
RENDEMEN TOTAL
KELARUTAN
DISTRIBUSI DI AIR
4 Ph,4 OEt
3
49,37%
Klo (l),air (tl)
tb
TMK
4 Ph,4 OMe
2
77,26%
Klo (l),air (tl)
tb
CHFKR (B)
8 Ph, 12 OH
1
93,45%
NaOH(aq)(l),air(tl)
b
1. PENDAHULUAN
CMFKR (A)
8 Ph, 8 OH, 4 OMe
1
90,35%
NaOH(aq)(l),air(tl)
b
2. CARA KERJA
CHMFKR (C )
8 Ph, 12 OH, 4 OMe
1
98,36%
NaOH(aq)(l),air(tl)
b
3. HASIL SINTESIS
CEKMFKR
8 Ph, 8 OH, 4 EtOCOMeO
2
48,74%
NaOH(aq)(l),air(tl)
CBFKR
8 Ph, 8 OH, 4OBz
2
60,69%
NaOH(aq)(l),air(tl)
tb
CMKR (D)
8 Ph, 8 OH
1
85%
Klo (l), air (tl)
b
TDEACMKR
4 Ph, 8 OH, 4 dietilamin
2
74,99%
Klo (l), air (l)
l
TDEACMFKR
8 Ph, 8 OH, 4 dietilamin, 4 OMe
2
33,05%
Klo (l), asam (aq) pH=4(tl)
TDMACMKR
4 Ph, 8 OH, 4 dimetilamin
2
29,97%
Klo (l), air (l)
l
NPOCMKR
4 Ph, 4 OH, 4 propilamin
2
36,09%
Klo (l), air (l)
l
NPOCMFKR
4 Ph, 4 OH, 4 propilamin
2
33,57%
Klo (l), asam (aq) pH=2 dan 4 (tl)
b
OACMFKR
8 Ph, 8 Asetoksi
2
58,11%
Klo (l),air (tl)
b
DACHFKR
8 Ph, 12 Asetoksi
2
37,64%
Klo (l),air (tl)
b
DACHMFKR
8 Ph, 12 Asetoksi
2
86,15%
Klo (l),air (tl)
b
OACMKR
4 Ph, 8 Asetoksi
2
52,53%
Klo (l),air (tl)
b
AKA
4 Ph, 4 OH, 4 allil
4
26,01%
Klo (l),air (tl)
tb
PMAKA
n Ph, 3n OH
6
< 11,94%
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
KALIKSARENA
GUGUS AKTIF
TEK
b (pH=4)
28
PENGARUH TINGKAT KEASAMAN ADSORPSI Pb(II)
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
ADSORPSI Cu(II)
2
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH % Adsorpsi
5. KESIMPULAN
3
pH
5
6
7
C D
50 40 30 20 10 0
70 60 50
2
40 30
3
4 pH 5
6
A B C D
20 10 0 2
6/10/2010
4
ADSORPSI Cr(III)
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
60
A B C D
% Adsorpsi
2. CARA KERJA
% Adsorpsi
1. PENDAHULUAN
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
4 pH
6
29
7
PENGARUH TINGKAT KEASAMAN ADSORPTION Ag(I)
1. PENDAHULUAN
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
% Adsorption
2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
ADSORP SI C d(II) 60
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
B
40
0
2
pH 4
6
30 20
ADS ORPS I Hg( II)
10
70
0
60 50
2
3
4
pH 5
6
7
% Adsorpsi
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
% Adsorpsi
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
A 50
A B C D
A B
8
40 30 20 10 0 2
6/10/2010
3
4 pH
5
6
7
30
PENGARUH TINGKAT KEASAMAN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
• PADA TINGKAT KEASAMAAN TINGGI (pH < 4) ATAU TINGKAT KEASAMAN RENDAH (pH > 6), TIDAK TERGANTUNG PADA JENIS KALIKSARENA DAN KATION LOGAM BERAT, PADA UMUMNYA ADSORPSI TIDAK BERLANGSUNG DENGAN BAIK. • ADSORPSI BERLANGSUNG PALING BAIK PADA TINGKAT KEASAMAN MENENGAH (pH = 4-6). 31
INDEKS ADSORPSI PADA PENGARUH TINGKAT KEASAMAN 1. PENDAHULUAN 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
% Adsorpsi
2. CARA KERJA
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 A
B
C Pb
D
A
B
C Cr
D
A
B
C Ag
D
A
B Cd
A
B Hg
C
D Cu
PADA SEMUA INTERAKSI KALIKSARENA DAN KATION LOGAM BERAT, INDEKS NILAI ADSORPSI DARI TERENDAH HINGGA TERTINGGI MELIPUTI DAERAH YANG LEBAR, DENGAN DEMIKIAN TINGKAT KEASAMAN SANGAT BERPENGARUH PADA FENOMENA ADSORPSI, KECUALI PADA ADSORPSI KATION Ag(I) OLEH CMPKR DAN CMKR. 32
NILAI pH OPTIMUM 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
Ag(I) Hg(II) Cd(II) Pb(II) Cu(II)
=D =C =B =A
Cr(III) 3
4
5 pH
6
7
NILAI pH OPTIMUM TIDAK TERGANTUNG HANYA PADA SALAH SATU JENIS ADSORBEN ATAU ADSORBAT, TETAPI TERGANTUNG PADA KEDUANYA, YAITU ADSORBEN DAN ADSORBAT YANG BERINTERAKSI KECUALI UNTUK ADSORPSI Ag(I) OLEH CMFKR DAN CMKR, ADSORPSI SEBAIKNYA HANYA DILAKUKAN PADA NILAI pH OPTIMUMNYA. 33
PERUBAHAN HARGA pH 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
ADSORPSI KATION LOGAM BERAT DAN KALIKSARENA DISERTAI DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA pH (PENURUNAN TINGKAT KEASAMAN), DENGAN BESAR PERUBAHAN BERVARIASI. HAL INI MENUNJUKKAN SPESIES YANG DIADSORPSI ADALAH Mn+ :
Mn+(aq) + m H2O (l) 6/10/2010
M(OH) m(n-m)+ (aq) + m H+(aq) 34
HUBUNGAN PERUBAHAN HARGA pH DAN % ADSORPSI PERUBAHAN pH DAN % ADSORPSI Pb-A
50
2
40 30
1
pHf-pHi
2
40 30 1
20 10
0 2
2.5
3
3.5pH aw al 4
4.5
0
5
2
PERUBAHAN pH DAN % ADSORPSI Cu-C
2.5
3
3.5pH aw al 4
0 4.5
5
PERUBAHAN pH DAN % ADSORPSI Ag-A 6
50
5
% Ads
40
4
pHf-pHi
30
3
20
2
10
1
0
0
% Adsorpsi
81
2
80
% Ads
79
pHf-pHi
1.5
78 1 77 76
0.5
75 74
3
3.5
4pH aw al 4.5
5
0 2
2.5
3
3.5 4 pH aw al
4.5
5
PADA pH KURANG DARI 5, BESAR PERUBAHAN pH HAMPIR SEBANDING DENGAN BESAR PERSENTASE ADSORPSINYA. 6/10/2010
35
Perubahan pH
60
Perubahan pH
5. KESIMPULAN
60
0
% Adsorpsi
BED COLUMN
pHf-pHi
70
% Ads
50
10
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
•SISTEM FIXED
3
60
20
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
% Ads
80
3
Perubahan pH
90
% Adsorpsi
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
4
Perubahan pH
100
2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS
PERUBAHAN pH DAN % ADSORPSI Cr-A 70
% Adsorpsi
1. PENDAHULUAN
PERBANDINGAN JUMLAH LOGAM TERADSORPSI 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA
Ag(I)
3. HASIL SINTESIS
Hg(II)
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
Cd(II)
D C
Pb(II)
B Cu(II)
A
Cr(III) 0
5
10
15
20
Logam teradsorpsi (umol/g)
• JUMLAH Cr(III) TERADSORPSI OLEH ADSORBEN A,B,C,D PALING TINGGI DIANTARA LOGAMLOGAM LAINNYA • ADSORBEN C (CHMPCR) MENGADSORPSI KATION LOGAM BERAT PALING TINGGI DIBANDINGKAN ADSORBEN A,B,D.
6/10/2010
36
PENGARUH WAKTU INTERAKSI 1. PENDAHULUAN 90 70 % Adsorpsi
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
50 40
A B C D
10 0
40 30 20
C
10
D
0 0
50
100
150
200
Waktu (Menit)
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
0
50
100
150
Waktu (Menit)
200
ADSORPSI Cd 70 60
•SISTEM FIXED
50 % Adsorpsi
5. KESIMPULAN
60
30 20
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
BED COLUMN
50
80
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
ADSORPSI Cu 60
% Adsorpsi
2. CARA KERJA
ADSORPSI Pb 100
40 30 20
A
10
B
0 0
50
100
150
200
250
300
350
Waktu (Menit)
6/10/2010
37
250
PENGARUH WAKTU INTERAKSI
1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA
ADSORPSI Ag
PADA UMUMNYA ADSORPSI BERLANGSUNG CEPAT PADA MENITMENIT AWAL INTERAKSI, SELANJUTNYA ADSORPSI BERLANGSUNG LAMBAT HINGGA TERCAPAI KESETIMBANGAN
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
90 80 70 % Adsorpsi
3. HASIL SINTESIS
100
60 50 40
A B C D
30 20 10 0 0
ADSORPSI Hg
•SISTEM FIXED
5. KESIMPULAN
50 % Adsorpsi
60
40 30 20
A
10
B
100
Waktu (Menit)
150
0
6/10/2010
0
10
20
30
40
Waktu (Menit)
50
60
200
WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK MENCAPAI KESETIMBANGAN BERVARIASI TERGANTUNG JENIS ADSORBEN DAN ADSORBAT
70
BED COLUMN
50
70
38
WAKTU INTERAKSI OPTIMUM 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
Ag(I)
D C B A
Hg(II) Cd(II) Pb(II) Cu(II) Cr(III) 50
100
150
200
• HARGA WAKTU INTERAKSI OPTIMUM UMUMNYA BERADA PADA WAKTU INTERAKSI < 90 MENIT • TERDAPAT KECENDERUNGAN BAHWA WAKTU INTERAKSI OPTIMUM DITENTUKAN OLEH JENIS ADSORBEN • LOGAM BERMASSA ATOM BESAR, CENDERUNG MEMPUNYAI WAKTU INTERAKSI LEBIH LAMA, DAN SEBALIKNYA
6/10/2010
39
INDEKS ADSORPSI PADA PENGARUH WAKTU INTERAKSI 1. PENDAHULUAN 120
3. HASIL SINTESIS
100
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
% Adsorpsi
2. CARA KERJA
80 60 40 20 0 A
B
C
Cr(III)
D
C
D
Cu(II)
A
B
C
Pb(II)
D
A
B
Cd(II)
A
B
Hg(II)
A
B
C
D
Ag(I)
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
PADA SEMUA INTERAKSI KALIKSARENA DAN KATION LOGAM BERAT, INDEKS NILAI ADSORPSI DARI TERENDAH HINGGA TERTINGGI MELIPUTI DAERAH YANG TIDAK LEBAR, DENGAN DEMIKIAN PENGARUH WAKTU INTERAKSI PADA FENOMENA ADSORPSI INI TIDAK CUKUP SIGNIFIKAN, DIBANDINGKAN DENGAN TINGKAT KEASAMAN 40
KINETIKA ADSORPSI KOEFISIEN KORELASI (R2)
LOGAM
1. PENDAHULUAN
PSEUDO ORDE PERTAMA
2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
Cr(III)
PSEUDO ORDE KEDUA
A
B
C
D
A
B
C
D
0,8682
0,194
0,3248
0,8489
0,9995
0,9973
0,9973
0,9891
0,8149
0,4489
0,9982
0,9964
0,8183
0,7556
0,9906
0,9983
Cu(II) Pb(II)
0,9891
0,0004
Cd(II)
0,8501
Hg(II) Ag(I)
0,9995
0,998
0,0134
0,9988
0,9939
0,856
0,6769
0,9986
0,9972
0,6899
0,7507
0,999
0,9974
0,5362
0,5663
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
ADSORPSI KATION LOGAM BERAT OLEH ADSORBEN A, B, C, DAN D MENGIKUTI KINETIKA ORDE KEDUA, DENGAN DEMIKIAN BAIK ADSORBEN MAUPUN ADSORBAT KEDUANYA MENENTUKAN LAJU REAKSI 41
PERBANDINGAN LAJU ADSORPSI 1. PENDAHULUAN
0.3
2. CARA KERJA •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
k (g/umol. menit)
3. HASIL SINTESIS
0.25 Cr(III) 0.2
Cu(II) Pb(II)
0.15
Cd(II) Hg(II)
0.1
Ag(I)
0.05 0 A
B
C
D
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
UNTUK ADSORBEN A,B, DAN C LAJU ADSORPSI PADA Ag(I) ADALAH YANG TERCEPAT, DIPERKIRAKAN KARENA MEMILIKI KESESUAIAN UKURAN PALING BAIK. LAJU ADSORPSI ADSORBEN D DAN Cr(III) DAN Cu(II) PALING CEPAT DIBANDINGKAN Pb(II) dan Ag(I).
6/10/2010
42
PENGARUH BERAT ADSORBEN Adsorpsi Pb(II) 1.0
2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
0.2
1.4 1.2 1.0 0.2 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
0.05 0.1 0.15 berat adsorben (g)
1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.000
A B C D
0
C
0.05 0.1 0.15 berat adsorben (g)
0.2
D Adsorpsi Cd(II) 1.0
0.050
0.100 0.150 berat adsorben (g)
0.200
Logam teradsorpsi (umol)
5. KESIMPULAN
Adsorpsi Cr(III)
Adsorpsi Cu(II) Logam teradsorpsi (umol)
BED COLUMN
0.4
0
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
•SISTEM FIXED
0.6
0.0
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
A B C D
0.8
Logam teradsorpsi (umol)
Logam teradsorpsi (umol)
1. PENDAHULUAN
A
0.8
B
0.6
0.2500.4 0.2 0.0 0
6/10/2010
0.02
0.04 0.06 0.08 berat adsorben (g)
0.1
0.12
43
PENGARUH BERAT ADSORBEN 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
Logam teradsorpsi (umol)
2. CARA KERJA
Adsorpsi Ag(I)
1.4 1.2 1.0 0.8
A B C D
0.6
Adsorpsi Hg(II)
0.4
1.0
0.2 0.0 0.000
0.050 0.100 berat adsorben (g)
Logam teradsorpsi (umol)
1. PENDAHULUAN
0.8
A
0.6
B
0.150
0.4 0.2 0.0 0
0.05 0.1 0.15 berat adsorben (g)
0.2
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
PADA UMUMNYA PENINGKATAN BERAT ADSORBEN DAPAT MENINGKATKAN JUMLAH LOGAM TERADSORPSI. 6/10/2010
44
INDEKS ADSORPSI PADA PENGARUH BERAT ADSORBEN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
% Adsorpsi
3. HASIL SINTESIS
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 A
B
C
D C D
Cr(III)
Cu(II)
A
B
C D
Pb(II)
A
B
Cd(II)
A
B
Hg(II)
A
B
C
D
Ag(I)
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
PADA UMUMNYA PERBEDAAN BERAT ADSORBEN HANYA MENGAKIBATKAN SEDIKIT PERBEDAAN JUMLAH LOGAM TERADSORPSI. 6/10/2010
45
PENGARUH ION PENGGANGGU 1. PENDAHULUAN
Pb(II)- Adsorben C
2. CARA KERJA % Adsorpsi
120
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
100
Cu
80
Cr
60 40 20 0 0
2
4 6 [ion pengganggu]/[Pb]
8
Pb(II)-Adsorben B
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
% Adsorpsi
120
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
% Adsorpsi
BED COLUMN
Cd
80
Cr
60 40 0
Pb(II)-Adsorben D
120 100 80 60 40 20 0
0
5
10 15 20 [ion pengganggu]/[Pb]
25
Cu Cr
0
6/10/2010
100
20
•SISTEM FIXED
5. KESIMPULAN
10
2 [ion pengganggu]/[Pb] 4 6 8
10
46
PENGARUH ION PENGGANGGU 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
KEBERADAAN ION-ION PENGGANGGU DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE ADSORPSI LOGAM MAKIN TINGGI KONSENTRASI ION PENGGANNGGU, MAKIN BESAR PENURUNAN PERSENTASE ADSORPSI LOGAM PADA UMUMNYA, GANGGUAN OLEH ION SEJENIS LEBIH BESAR DIBANDINGKAN GANGGUAN OLEH ION YANG BERLAINAN JENIS.
47
PERSENTASE LOGAM TERADSORPSI 1. PENDAHULUAN 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
Logam Teradsorpsi (%)
2. CARA KERJA
Adsorpsi Pb(II) oleh A 120 100 80 60 40 20 0 0
50
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
150 200 Volume (mL)
250
300
350
Adsorpsi Pb(II) oleh B 120
Logam teradsorpsi (%)
•SISTEM FIXED
100
100 80 60 40 20 0 0
6/10/2010
10
20 30 Volume (mL)
40
50
48
PERSENTASE LOGAM TERADSORPSI 1. PENDAHULUAN 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
Logam Teradsorpsi (%)
2. CARA KERJA
Adsorpsi Pb(II) oleh C 120 100 80 60 40 20 0 0
20
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
80
100
Adsorpsi Pb(II) oleh D 120
Logam Teradsorpsi (%)
•SISTEM FIXED
60 Volume (mL)
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
40
100 80 60 40 20 0 0
6/10/2010
5
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 Volum e (m L)
49
KURVA BREAKTHROUGH DAN KAPASITAS ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN A 1. PENDAHULUAN
1.2
4.5 C/Co
3. HASIL SINTESIS
Metal Uptake (mg/g)
qe
100% BT
1
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
0.8
qh
0.6
qb
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
C/Co
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
0.4
•SISTEM FIXED
0.2
3.5 3 2.5 2
50% BT
1.5 1
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
4
0.5
5% BT
0
0 0
50
tb
100th
150
200
250 te
300
350
Volume Efluen (mL)
6/10/2010
50
Logam Teradsorpsi (mg/g)
2. CARA KERJA
KURVA BREAKTHROUGH DAN KAPASITAS ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN D 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS 1.4 1.2
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
1.2
qh
1
C/Co
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
1.4
1
qb
0.8
0.8
0.6
0.6
0.4
0.4
0.2
0.2
0
qe Total massa Pb teradsorb,q, (mg/g)
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
0 0
C/Co
10
20
q
30
tb
40
th
50
60
te
70
80
90
Volum e effluent (m L)
51
PERBANDINGAN KAPASITAS ADSORPSI Pb(II) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
25
20.11
20 Kapasitas Adsorpsi 15 (umol/g) 10 5
A B C 6.458 3.094
3.95
D
0
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
KAPASITAS ADSORPSI Pb(II) MAKIN MENINGKAT SESUAI URUTAN B
PERBANDINGAN PARAMETER KURVA BREAKTHROUGH ADSORPSI Pb(II) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA
250
3. HASIL SINTESIS
200
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
Bed Volume (mL)
150
A B
100
C D
50 0 tb
th
te
te-tb
TITIK BREAKTHROUGH AWAL (tb) TERJADI PADA BED VOLUME YANG MAKIN MENINGKAT SESUAI URUTAN C
EFISIENSI KOLOM ADSORPSI Pb(II) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS
TITIK PADA KURVA
A
B
C
D
•SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
BREAK THROUGH
BIAYA (%)
HASIL (%)
BIAYA (%)
HASIL (%)
BIAYA (%)
HASIL (%)
BIAYA (%)
HASIL (%)
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
5% BT
26
63
45
84
19
57
38
65
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
50% BT
36
77
56
95
25
70
60
93
100%BT
87
~100
89
~100
94
~100
81
~100
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
OPERASI KOLOM PALING EFISIEN PADA ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN A, B, C DAN D ADALAH HINGGA 50% BT
54
PARAMETER TRANSFER MASSA ADSORPSI Pb(II) 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
PARAMETER TRANSFER MASSA
A
B
C
D
HUNB (cm)
1,632
1,2
1,92
1,3
HU (cm)
0,768
1,2
0,48
1,1
Kca
3,098
4,23
2,64
3,91
R2
0.9445
0,825
0,908
0,9328
kT (mL/mg men)
0,439
14,14
3,634
5,328
qe perhitungan
3,912
0,747
0,634
1,411
qeeksperimen
4,166
0,641
0,818
1,388
HUNB : panjang bed tak terpakai; HU : panjang bed terpakai, Kca : koefisien transfer massa ; R2 : koefisien korelasi persamaan Thomas, kT : konstanta laju Thomas ; qe : kapasitas maksimum
KAPASITAS MAKSIMUM TERBESAR DIPEROLEH PADA ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN A, DIIKUTI D , DAN B ATAU C PANJANG BED TAK TERPAKAI YANG TERENDAH, KOEFISIEN TRANSFER MASSA TERTINGGI, KONSTANTA LAJU TERBESAR DIPEROLEH PADA ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN B 55
KINETIKA ADSORPSI 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
MODEL KINETIKA
KOEFISIEN KORELASI (R2) A
B
C
D
PSEUDO ORDE KESATU (LAGERGREN) Log (qe-qt) = log qe- kt
0,9026
0,9405
0,9525
0,8655
PSEUDO ORDE KEDUA (HO) t/qt = 1/2kqe2 = t/qe
0,9569
0,8673
0,9868
0,7844
ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN A DAN C CENDERUNG LEBIH MENGIKUTI MODEL KINETIKA PSEUDO ORDE KEDUA ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN B DAN D CENDERUNG LEBIH MENGIKUTI MODEL KINETIKA PSEUDO ORDE KESATU
56
LAJU ADSORPSI 1. PENDAHULUAN
0.025
2. CARA KERJA
0.02
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
KESATU
0.015
KEDUA
k 0.01 0.005 0 A
B
C
D
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
PADA MODEL KINETIKA ORDE KEDUA, LAJU ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN C LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN A PADA MODEL KINETIKA ORDE KESATU, LAJU ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN B LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN ADSORBEN D
6/10/2010
57
1. PENDAHULUAN
PENGARUH LAJU ALIR PADA KURVA BREAKTHROUGH Pb(II) OLEH ADSORBEN A
2. CARA KERJA 1.2
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
0.8 C/Co
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
1
0.6 0.4
1 mL/menit 0.5 mL/menit
0.2 0 0
100
200
300
400
Volume (mL)
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
PENINGKATAN LAJU ALIR MEMPERKECIL TITIK BREAKTHROUGH AWAL (tb), DAN MEMPERPANJANG TITIK JENUH (te), SEHINGGA MENGURANGI EFISIENSI KOLOM 58
1. PENDAHULUAN
PENGARUH LAJU ALIR PADA KAPASITAS ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN A
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
Kapasitas Adsorpsi (mg/g)
2. CARA KERJA
4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1
1 mL/menit 0.5 mL/menit
0.5 0 0
100
200 Volume (mL)
300
400
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
PENINGKATAN LAJU ALIR TIDAK MENGUBAH KAPASITAS ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN A
59
PENGARUH LAJU ALIR TERHADAP KOEFISIEN TRANSFER MASSA Pb(II) OLEH ADSORBEN A 1. PENDAHULUAN
PARAMETER TRANSFER MASSA
Laju Alir: 0,5 mL/men
Laju Alir : 1 mL/men
HUNB (cm)
1,632
2,021
HU (cm)
0,768
0,379
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
Kca
3,098
5,026
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
R2
0.9445
0,9205
kT (mL/mg men)
0,439
2,629
qe perhitungan
3,912
2,983
qeeksperimen
4,166
4,181
2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
DARI NILAI HUNB YANG LEBIH RENDAH DAN qe PERHITUNGAN YANG LEBIH TINGGI, ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN A LEBIH BAIK BERLANGSUNG PADA LAJU ALIR 0,5 mL/MENIT DIBANDINGKAN 1 mL/MENIT, TETAPI ADSORPSI PADA LAJU ALIR 1 mL/MENIT BERLANGSUNG DENGAN LAJU LEBIH CEPAT DAN KOEFISIEN TRANSFER MASSA LEBIH TINGGI. 60
DESORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN A 4.5
1. PENDAHULUAN 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
Logam Teradsorpsi (mg/g)
2. CARA KERJA
4.0 3.5 3.0
Desorpsi dimulai
2.5 2.0 1.5
Adsorpsi Pb(II) Desorpsi Pb(II) oleh air
1.0
desorpsi Pb(II) oleh HCl 1M 0.5 0.0 0
50
100
150
200
250
300
350
Volume Efluen (mL)
Pb(II)-A DAPAT DIDESORPSI SECARA KUNATITATIF (100 %) OLEH HCl 1 M DESORPSI SEKUENSIAL OLEH AIR DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) SEBESAR 1,7 %, DILANJUTKAN DENGAN HCl 1M YANG DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) SEBESAR 98,12 %, JADI INTERAKSI Pb(II)-A DIDOMINASI KEMISORPSI (>98%), SEDANGKAN FISISORPSI HANYA BERLANGSUNG KURANG DARI 2%. 61
DESORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN B 0.7
2. CARA KERJA
0.6
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
Logm Teradsorpsi (mg/g)
1. PENDAHULUAN
0.5
Desorpsi dimulai
0.4 0.3 0.2
Adsorpsi Desorpsi oleh air Desorpsi oleh HCl 1 M
0.1 0 0
20
40
60
80
100
120
Volume (mL)
Pb(II)-B DAPAT DIDESORPSI SEBANYAK 70,86% OLEH AIR, DAN HCl 1 M DESORPSI SEKUENSIAL OLEH AIR DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) SEBESAR 8 %, DILANJUTKAN DENGAN HCl 1M YANG DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) SEBESAR 62 %, JADI INTERAKSI Pb(II)-BERUPA KEMISORPSI 62%, FISISORPSI 8%, DAN 29,14% DIANTARANYA BERLANGSUNG MELAUI MEKANISME YANG BELUM DIKETAHUI. 62
DESORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN C 1
1. PENDAHULUAN 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
Logam Teradsorpsi (mg/g)
2. CARA KERJA
0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 Adsorpsi Desorpsi oleh air Desorpsi oleh HCl 1M
0.2 0.1 0 0
20
40
60
80
100
120
140
160
Volume Efluent (mL)
Pb(II)-C DAPAT DIDESORPSI SECARA KUANTITATIF (100 %) OLEH AIR, DAN HCl 1 M DESORPSI SEKUENSIAL OLEH AIR DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) SEBESAR 33,58%, DILANJUTKAN DENGAN HCl 1M YANG DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) HINGGA 99,5 %, JADI INTERAKSI Pb(II)-C BERUPA KEMISORPSI 66,42%, DAN FISISORPSI 33,58 %. 63
DESORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN D 1.6
2. CARA KERJA
1.4
3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH
Logam Teradsorpsi (mg/g)
1. PENDAHULUAN
1.2 1 0.8 0.6 0.4
Adsorpsi Desorpsi oleh air Desorpsi oleh HCl 1M
0.2 0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90 100 110 120 130 140 150 160 170
Volume (mL)
•SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
Pb(II)-D DAPAT DIDESORPSI SECARA KUANTITATIF (100 %) OLEH AIR, DAN HCl 1 M DESORPSI SEKUENSIAL OLEH AIR DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) SEBESAR 6.4%, DILANJUTKAN DENGAN HCl 1M YANG DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) HINGGA 98,5 %, JADI INTERAKSI Pb(II)-C BERUPA KEMISORPSI 66,42%, DAN FISISORPSI 33,58 %.
6/10/2010
64
KESIMPULAN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
SINTESIS ADSORBEN PADA SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA TELAH DISINTESIS TEK DAN TMK, MASING-MASING MELALUI 3 DAN 2 TAHAP REAKSI DENGAN RENDEMEN TOTAL 49,37% DAN 77,26%. PADA SERI KALIKS[4]RESORSINARENA TELAH DISINTESIS MELALUI 1 TAHAP REAKSI TIGA C-ARIL KALIK[4]RESORSINARENA, YAITU CHFKR,CMFKR, DAN CHMFKR MASING-MASING DENGAN RENDEMEN 93,45%, 90,35%, DAN 98,35% SERTA SATU C-ALKIL KALIKS[4]RESORSINARENA, YAITU CMCR DENGAN RENDEMEN SEBESAR 85%. PADA SERI KALIKS[4]RESORSINARENA TELAH DISINTESIS MELALUI 2 TAHAP REAKSI DUA CARILKALIKS[4]RESORSINARENA, YAITU CEKMFKR DAN CBFKR, MASING-MASING DENGAN RENDEMEN TOTAL 48,74% DAN 60,69%. PADA SERI KALIKS[4]RESORSINARENA TELAH DISINTESIS 5 AMINOKALIKS[4]RESORSINARENA, YAITU TDEACMKR, TDMACMKR, NPOCMKR, NPOCMFKR, DAN TDEACMFKR MELALUI 2 TAHAP REAKSI MASING-MASING DENGAN RENDEMEN TOTAL 74,99%, 29,97%, 36,09%, 33,57%, DAN 33,05%. 65
KESIMPULAN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
PADA SERI KALIKS[4]RESORSINARENA TELAH DISINTESIS 4 KALIKS[4]RESORSINARENA ASETAT, YAITU OACMFKR, DACHFKR, DACHMFKR, DAN OACMKR MELALUI 2 TAHAP REAKSI MASING-MASING DENGAN RENDEMEN TOTAL 58,11%, 37,64%, 86,15%, DAN 52,53%. PADA SERI ALKENILKALIKS[4]ARENA TELAH DISINTESIS AKA MELALUI 4 TAHAP REAKSI DENGAN RENDEMEN TOTAL 26,01%, DAN 5 KALIKSARENA PERANTARA UNTUK MENSINTESIS PMAKA.
ADSORPSI SISTEM BATCH ADSORPSI Cr(III),Cu(II), Pb(II), Cd(II), Hg(II), dan Ag(I) OLEH ADSORBEN CMFKR, CHFKR, CHMFKR, DAN CMKR : PADA UMUMNYA ADSORPSI BERLANGSUNG OPTIMUM PADA TINGKAT KEASAMAN MENENGAH (pH =4-6). PADA UMUMNYA ADSORPSI BERLANGSUNG DENGAN DISERTAI PENURUNAN TINGKAT KEASAMAN. TINGKAT KEASAMAN SANGAT BERPENGARUN TERHADAP PERSENTASE ADSORPSI LOGAM DIBANDINGKAN DENGAN PENGARUH WAKTU INTERAKSI, ATAU BERAT ADSORBEN.
6/10/2010
66
KESIMPULAN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
ADSORPSI BERLANGSUNG MENGIKUTI KINETIKA PSEUDO ORDE KEDUA. PADA UMUMNYA LAJU ADSORPSI Ag(I) PALING CEPAT DIBANDINGKAN LOGAM LAINNYA. PADA UMUMNYA PENINGKATAN BERAT ADSORBEN DAPAT MENINGKATKAN JUMLAH LOGAM TERADSORPSI PERSENTASE ADSORPSI Pb(II) MENCAPAI 61-97%, Cr(III) MENCAPAI 48-70%, Cu(II) MENCAPAI 35-53.5%, Cd(II) : 49-64%, Hg(II) < 47-66%, DAN Ag(I) MENCAPAI 46-91%. KAPASITAS ADSORPSI Cr(III) PALING TINGGI DIBANDINGKAN LOGAM-LOGAM LAINNYA. KESESUAIAN SIFAT KERAS-LUNAK ASAM-BASA TAMPAKNYA PALING BERPERAN DALAM MEMBENTUK INTERAKSI YANG STABIL ANTARA ADSORBEN-ADSORBAT, SEDANGKAN KESESUAIAN UKURAN ADSORBEN-ADSORBAT TAMPAKNYA PALING BERPERAN DALAM KINETIKA ADSORPSI.
67
KESIMPULAN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA
ADSORPSI SISTEM FIXED BED COLUMN PERSENTASE ADSORPSI Pb(II) OLEH CMFKR, CHFKR, CHMFKR, DAN CMKR YANG MENCAPAI 100% TERJADI BERTURUT-TURUT HINGGA 58 BV (14 FRAKSI),16 BV (4 FRAKSI), 12,5 BV (3 FRAKSI), DAN 25 BV (6 FRAKSI)
•SERI KALIKS[4] RESORSINARENA
KAPASITAS ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN CMFKR, CHFKR, CHMFKR, DAN CMKR MAKIN MENINGKAT SESUAI URUTAN CMFKR
•SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA
OPERASI KOLOM ADSORPSI Pb(II) PALING EFISIEN PADA UMUMNYA DICAPAI HINGGA TITIK 50% BT (c/Co = 0.5).
4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
ADSORPSI Pb(II) OLEH ADSORBEN B BERLANGSUNG PALING CEPAT, DAN MEMPUNYAI PANJANG BED TAK TERPAKAI YANG TERENDAH, SERTA KOEFISIEN TRANSFER MASSA TERTINGGI. KINETIKA ADSORPSI Pb(II) OLEH CMKR DAN CMFKR CENDERUNG MENGIKUTI MODEL KINETIKA PEUDO ORDE KEDUA, SEDANGKAN OLEH CHFKR DAN CHMFKR CENDERUNG MENGIKUTI MODEL KINETIKA PEUDO ORDE PERTAMA LAJU ADSORPSI PSEUDO ORDE KEDUA Pb(II) OLEH CHMFKR LEBIH TINGGI DARI CMFKR, SEDANGKAN LAJU ADSORPSI PSEUDO ORDE PERTAMA Pb(II) OLEH CHFKR LEBIH TINGGI DARI CMKR. 68
KESIMPULAN 1. PENDAHULUAN 2. CARA KERJA 3. HASIL SINTESIS •SERI ALKOKSI KALIKS[4]ARENA •SERI KALIKS[4] RESORSINARENA •SERI ALKENIL KALIKS[4]ARENA 4. HASIL ADSORPSI •SISTEM BATCH •SISTEM FIXED
BED COLUMN
5. KESIMPULAN
6/10/2010
PENINGKATAN LAJU ALIR TIDAK MENGUBAH KAPASITAS ADSORPSI Pb(II), AKAN TETAPI MENGURANGI EFISIENSI KOLOM. DESORPSI OLEH AIR DILANJUTKAN DENGAN HCl 1 M DAPAT MEMBEBASKAN Pb(II) DARI ADSORBEN CMFKR, CHMFKR, DAN CMKR SECRA KUANTITATIF (HAMPIR 100%), SEDANGKAN DARI CHFKR HANYA MENCAPAI 71%. BERDASARKAN HASIL DESORPSI SEKUENSIAL OLEH AIR, DILANJUTKAN OLEH HCl 1M, DIKETAHUI BAHWA INTERAKSI Pb(II) CMFKR, CHFKR, CHMFKR, DAN CMKR DIDOMINASI OLEH KEMISORPSI.
69