SIMULASI PENGATURAN SISTEM PENERANGAN SECARA OTOMATIS DENGAN PLC OMRON CPM1A 20CDR A-V1 Oleh : Ilman Wiguna Shalat, Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. 1), Waryani, ST., MT. 2) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan Bogor, Jl. Pakuan, Bogor 16143 e-mail :
[email protected] ABSTRAK Suatu sistem penerangan secara otomatis, biasanya banyak dijumpai dengan menggunakan Timer yang di setting secara manual. Tetapi masih ada saja lampu yang menyala tidak sesuai dengan waktu setting dari Timer tersebut, karena hitungan waktu dari Timer bergeser, bergesernya settingan waktu pada Timer tersebut disebabkan karena usia Timer yang sudah terlalu lama. Dari permasalahan yang dijumpai tersebut, maka dari itu penulis mencoba merancang suatu sistem simulasi penerangan yang akan bekerja secara otomatis dengan kontrol PLC, dimana kontrol dari PLC akan mampu bekerja secara otomatis tanpa menunjukan kegagalan kerja atau bergesernya waktu setting dari Internal Timer didalam sistem PLC tersebut. Simulasi sistem penerangan ini, mampu bekerja secara otomatis untuk nyala dan padamnya pilot lamp sesuai waktu yang dikehendaki pengguna, sistem dari simulasi alat ini bertujuan agar penggunaan energi listrik dalam sistem penerangan bisa lebih effisien. PLC digunakan sebagai pengontrol keseluruhan dari sistem simulasi ini, PLC akan bekerja dari perintah Input yang diberikan, dan Output akan bekerja setelah PLC membaca program yang telah didownload,output akan ON dan Off secara otomatis atas instruksi Internal Timer (TIM), sesuai waktu setting yang digunakan. Apabila sistem dari perancangan alat ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, akan bermanfaat sebagai solusi untuk berhemat energi listrik, khususnya dalam pengaturan sistem penerangan. Kata Kunci : PLC, Timer, Sistem Penerangan Otomatis. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia Teknologi semakin bertumbuh dengan pesat, kehidupan yang lebih baik memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang nyaman dan serba mudah. Hal ini semua dimungkinkan dengan adanya energi listrik. Salah satu teknologi yang terus berkembang dan dipergunakan secara luas dalam bidang pengontrolan adalah Programmable Logic Control (PLC). Dalam kehidupan sehari-hari sistem penerangan sangat memberikan pengaruh penting dalam aktivitas yang dikerjakan manusia. Oleh karena itu apabila sistem penerangan dapat bekerja secara otomatis, akan lebih mempermudah aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Sistem yang digunakan oleh PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem relay, dan Timer yang disetting secara manual, sebagai salah satu contoh sistem penerangan pada jalan yang menggunakan Timer yang disetting secara manual sering terjadi kerusakan, dan bergesernya settingan waktu
dari yang telah ditentukan. Sehingga di siang hari lampu masih menyala, dengan adanya sistem kendali dari PLC, akan menghilangkan gagalnya kerja atau bergesernya waktu setting dari yang telah ditentukan, karena sistem didalam PLC telah diprogram. Program didalam sistem PLC dibuat sesuai waktu yang dikehendaki pengguna. Dalam perancangan tugas akhir ini menggunakan hardware PLC OMRON dengan type CPM1A 20 CDR AV1, dengan adanya tugas akhir ini diharapkan otomatisasi berbasis PLC pada sistem penerangan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1.2 Tujuan Maksud dan tujuan tugas akhir ini adalah merancang suatu alat peraga dari simulasi sistem penerangan, alat ini akan berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu penerangan secara otomatis. Dengan menggunakan PLC, PLC tersebut diprogram menggunakan Software CX-
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
1
PROGRAMMER 9.0, pengaturan sistem penerangan dalam simulasi alat ini akan ditampilkan dalam bentuk ladder diagram yang akan bekerja secara Online, dengan Interface antara PC dengan PLC. Pengontrolan sistem penerangan dengan PLC ini bertujuan agar penggunaan tenaga listrik lebih efisien, dan sesuai dengan kebutuhan khusunya dalam sistem penerangan. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Menurut National Electrical Manufacturing Assosiation (NEMA) Programmable Logic Control (PLC) didefinisikan sebagai suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksiinstruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti: kontak-kontak logika, timing, dan counting untuk mengontrol suatu sistem sesuai dengan yang diinginkan. Seiring perkembangan teknologi Solid State, saat ini PLC telah mengalami perkembangan baik dari ukuran, kepadatan komponen serta dari segi fungsionalnya, berdasarkan jumlah input/output yang terdapat pada PLC, pada umumnya PLC dapat dibagi menjadi tiga kelompok : 1.
2.
3.
PLC Mikro, PLC dapat dikatagorikan mikro jika jumlah input/output pada PLC ini kurang dari 32 terminal. PLC Mini, katagori ukuran mini ini adalah jika PLC tersebut memiliki jumlah input/output antara 32 sampai 128 terminal. PLC Large, PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack, PLC dapat dikatagorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/output nya lebih dari 128 terminal.
Perangkat Keras PLC dan Pendukungnya 2.2.1.Prosesor Fungsi utama sistem prosesor pada PLC adalah mengatur tugas pada keseluruhan sistem PLC. Selain itu, pada sistem ini dilakukan operasi-operasi matematis, manipulasi data, tugas-tugas diagnostik, dan lain sebagainya. Mikroprosesor yang digunakan PLC ini dikatagorika berdasarkan panjang atau ukuran jumlah bit yang umum adalah 8, 16, dan 32 bit. Semakin panjang ukuran jumlah bit, semakin cepat proses yang terjadi pada PLC tersebut.
Tugas dasar PLC adalah membaca seluruh peralatan input serta mengeksekusi program yang tersimpan di memori, berdasarkan logika program ini PLC akan mengontrol perangkat output yang terhubung dengan PLC, setiap akhir scan prosesor akan mengeluarkan sinyal yang dinamakan sinyal end-of-scan (EOS) proses ini yang dinamakan scan, representasi dari proses scan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2:
Gambar 2.2 Representasi Waktu Scan 2.2.2.Power Supply Power supply pada PLC biasanya membutuhkan tegangan masukan dari sumber Alternating Current (AC) yang besarnya bervariasi antara 120 sampai 220 VAC, hanya sebagian PLC yang membutuhkan tegangan input dari sumber Direct Current (DC) umumnya besar sumber tegangan DC adalah 24 VDC. Power supply biasanya dirancang untuk dapat menolerir variasi tegangan masukan antara 10 sampai 15%, jika batas variasi tegangan masukan ini dilampaui maka power supply akan mengeluarkan perintah ke CPU untuk mematikan sistem PLC. Gambar 2.4 menunjukan cara penyambungan power supply dengan line tegangan
2.2
Gambar 2.4 Penyambungan Power Supply dengan Line Tegangan 2.2.3. Perangkat Pemrograman 1.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Miniprogrammer atau Console
2
Miniprogrammer atau dikenal juga manual programmer adalah sebuah perangkat seukuran kalkultaor saku yang berfungsi memasukan instruksi-instruksi program ke dalam PLC. Umumnya instruksi-instruksi program dimasukan dengan mengetikkan simbol-simbol ladder menggunakan mnemonic. Sebagai contoh untuk memprogram diagram ladder pada gambar 2.6 dengan menggunakan PLC produksi OMRON maka diketikkan instruksi-instruksi pada manual programmer sebagai berikut:
pemrograman PLC dapat dilihat pada gambar 2.8 :
Gambar 2.8 PC Sebagai Perangkat Pemrograman PLC Adapun tampilan dari perangkat lunak pada program PLC yang dapat dilihat pada gambar 2.9 dibawah ini:
LD 00000 OR LD 00002 AND LD 00001 OUT 00100 LD 00002 OUT 00101 Dalam hal ini simbol-simbol LD, OR LD, AND OUT adalah mnemonic-mnemonic yang dapat berbeda tergantung vendor pembuat PLC tersebut (misalkan instruksi LD ekivalen dengan instruksi STR pada PLC produksi Allen Bradley), sedangkan bilangan numeris 00000, 00002, 00100, dan 00101 adalah parameter yang berupa alamatalamat terminal masukan dan terminal keluaran PLC tersebut
Gambar 2.6 Contoh Diagram Ladder PLC dan Diagram Penyambungannya 2.
Personal Computer (PC) Pemrograman menggunakan fasilitas PC menjadi lebih menarik dan sangat bermanfaat untuk menguji program ladder sebelum ditransfer pada memori PLC. Berkaitan dengan arsitekturnya yang bersifat general purpose dan sistem operasinya yang standar, umumnya vendor-vendor PLC menyertakan perangkat lunak PC untuk mengimplementasikan pemasukan program ladder, pengeditan, dokumentasi dan program monitoring real time PLC, gambar PC sebagai perangkat
Gambar 2.9 Tampilan dari Perangkat Lunak CXPROGRAMMER 9.0 2.5 Dasar-dasar Gerbang Logika 1. Gerbang AND Gerbang AND digunakan untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan mempunyai logika 1, jika tidak akan menghasilkan logika 0. Daftar yang berisi kombinasi semua kemungkinan keadaan masukan dan keluaran yang dihasilkan disebut sebagai tabel kebenaran dari gerbang yang bersangkutan.
Gambar 2.11 Gerbang Logika AND Tabel 2.1 Tabel kebenaran dari gerbang AND : Input Input A B 0 0 0 1 1 0 1 1 2. Gerbang OR
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Output (Y) 0 0 0 1
3
Gerbang logika OR ialah suatu gerbang yang mempunyai 2 input atau lebih dan hanya mempunyai 1 buah output.
Gambar 2.12 Gerbang Logika OR Tabel 2.2 Tabel Kebenaran dari Gerbang Logika OR :
3.
Input A Input B Output (Y) 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 Gerbang NOT (Inverter) Gerbang NOT merupakan gerbang satu masukan yang berfungsi sebagai pembalik (Inverter) jika masukannya tinggi, maka keluarannya rendah, dan sebaliknya.
Gambar 2.13 Gerbang Logika NOT/Inverter Tabel 2.3 Tabel Kebenaran dari Gerbang Not : Input A Output (X) 0 1 1 0 2.6 PLC Omron CPM1A PLC Omron CPM1A merupakan salah satu tipe PLC yang memiliki kecepatan yang tinggi yang dirancang untuk operasi kontrol yang menyediakan jumlah I/O dari 10 sampai 40 buah I/O, dengan output relay, transistror PNP, transistor NPN, Selain itu PLC ini memiliki kemudahan dalam penginstalan, pengembangan, dan pemasangan sistemnya.
2.6.1 Spesifikasi PLC Omron CPM1A Tabel 2.4 Spesifikasi Umum PLC Omron CPM1A SPESIFIKASI UMUM Nama Tipe Spesifikasi 100 - 240 Power Supply VAC ; 50/60 Hz Operating 85 – 264 Voltage Range VAC Inrush Current 30 A max. Power 60 VA Consumption max. External Power 24 VDC ; Supply (Output CPM1A (300mA) CPU 20 Capacity) 150 x 90 x 85 mm Dimension (Width x Heightx Depth) 700 gram Weight max. Communication RS 232C connector 2.7 CX-Programmer CX-Programmer merupakan sebuah perangkat lunak atas lisensi produksi Omron Corporation. Program ini digunakan untuk memprogram PLC Omron CPM1A, dan series yang lainnya, Gambar 2.15 adalah tampilan pembuka software CXProgrammer versi 9.0 :
Gambar 2.15 Tampilan Pembukasoftware CX-PROGRAMMER 2.8 Kabel Connector RS 232C Model USB-CQM1-CIF02
Gambar 2.14 PLC Omron CPM1A
Kabel serial jenis RS 232C model USBCQM1-CIF02 adalah kabel serial yang digunakan untuk mentransfer data dari komputer/PC ke PLC maupun sebaliknya, dalam telekomunikasi, RS-232C adalah standar untuk transmisi komunikasi serial
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
4
data. Kabel ini secara resmi mendefinisikan sinyal yang menghubungkan antara DTE (Data Terminal Equipment) seperti terminal komputer, dan DCE (Data Circuit Terminating Equipment), awalnya didefinisikan sebagai peralatan komunikasi data, seperti modem. RS-232 standar umumnya digunakan dalam port serial komputer. Standar ini mendefinisikan karakteristik listrik dan waktu sinyal, Gambar 2.28 menunjukkan kabel Connector RS 232C model USB-CQM1-CIF02:
penerangan dengan menggunakan PLC dapat dilihat pada gambar 3.1:
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Kerja Simulasi Alat Gambar 2.28 Kabel Connector RS 232C Model USB-CQM1-CIF02 3. PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1 Blok Diagram Secara garis besar pembuatan alat peraga untuk simulasi sistem penerangan otomatis dengan menggunakan PLC Omron CPM1A 20 CDR AV1, akan dibagi menjadi dua bagian yaitu pertama adalah perancangan alat peraga untuk simulasi sistem penerangan, dan bagian kedua perancangan programnya dalam bentuk ladder diagram dan mnemonics. Perancangan alat dimulai dari pembuatan modul input untuk PLC, modul input akan berfungsi memberikan perintah kepada PLC untuk mengeksekusi output yang ada, dimana output dalam perancangan alat ini berupa pilot lamp. Modul input pada alat peraga ini berupa push button, dimana push button ini akan memberikan perintah kepada PLC untuk membuka dan menutup coil yang ada didalam PLC untuk mengeksekusi output yang terpasang. Pada kaki push button ini terdapat dua kaki dimana dua kaki tersebut dapat menjadi posisi N0 (normally open) dan NC (normally close) tergantung setting didalam program yang telah dibuat. Perancangan dari simulasi alat ini meliputi 5 buah titik lampu yang dikontrol dengan menggunakan PLC, 1 lampu penerangan untuk luar rumah, 1 lampu ruang tamu, 1 lampu ruang keluarga, 1 lampu kamar tidur, dan 1 lampu untuk kamar mandi, untuk lebih jelasnya kita lihat sistem kerja dari simulasi alat pengaturan sistem
3.2 Perancangan Modul Input PLC Pada perancangan alat, modul input untuk PLC pada simulasi alat ini berupa push button NO dan NC, push button NO berjumlah 5 buah dan push button NC berjumlah 5 buah, push NO 1 berfungsi untuk memberikan input pada address PLC 0.00, input ini akan bekerja apabila push NO 1 di tekan dan addres 0.00 akan bekerja sesuai program yang telah dibuat. Dan begitupun seterusnya untuk push NO 2,3,4 dan 5, push NO 2 akan memberi instruksi kerja untuk address 0.02, dan push NO 3 untuk memberikan instruksi kerja pada address 0.04, push NO 4 memberikan instruksi kerja pada address 0.06, dan push NO 5 akan memberikan instruksi kerja pada address 0.08. gambar 3.2 menunjukkan Wiring Pada Push NO yang akan disambungkan ada port iput PLC:
Gambar 3.2 Wiring Instruksi Kerja Push NO pada Port Input PLC 3.3 Perancangan Modul Output PLC Pada perancangan simulasi alat ini, PLC hanya didesain menggunakan output lampu, berupa Pilot Lamp, pilot lamp ini mendapat
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
5
supply tegangan DC 24 Volt dari Output PLC, pada perancangan ini terdapat 5 buah titik lampu dimana lampu 1 di asumsikan sebagai penerangan untuk lampu luar rumah, lampu 2 untuk penerangan di ruang tamu, lampu 3 untuk penerangan di ruang keluarga, lampu 4 untuk penerangan di kamar tidur, dan lampu 5 untuk penerangan di kamar mandi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini, dimana address pada output PLC yang tersambung dengan output berupa pilot lamp:
Gambar 3.7 adalah gambar pemasangan wiring secara keseluruhan pada sistem simulasi alat:
Gambar 3.7 Wiring Keseluruhan Alat pada PLC
Gambar 3.4 Wiring Output PLC Dengan Modul Output PLC 3.4 Perancangan Power Supply 24 Volt DC Perancangan power supply ini difungsikan sebagai input tegangan untuk port (+) dan (-) pada output PLC, port (+) dan (-) menerima supply tegangan DC 24 Volt dari power supply yang telah dibuat, gambar 3.5 berikut ini adalah rangkaian dari power supply 24 DC:
3.6.1 Konfigurasi CX-PROGRAMMER 9.0 Untuk memulai membuat program pada CX-PROGRAMMER 9.0 pertama buka software CX-PROGRAMMER 9.0 lalu klik file dan pilih New [Ctrl+N], gambar 3.8 berikut ini adalah tampilan program pembuka:
Gambar 3.8 Menu untuk Membuat Program 3.6.2
Gambar 3.5 Rangkaian Power Supply 24 Volt DC 3.5 Pemasangan Wiring Pada Terminal PLC dari Keseluruhan Alat Pada perancangan hardware ini, jenis PLC yang digunakan adalah CPM1A 20CDR A-V1, dengan jumlah I/O yaitu 20, point input berjumlah 12 port, dan point Output berjumlah 8 port, Ketika semua sistem perancangan telah dilaksanakan, dari mulai perancangan modul input, perancangan modul otput, dan perancangan power supply, maka langkah berikutnya adalah melakukan pemasangan wiring secara keseluruhan pada port-port yang tersedia dalam PLC Omron CPM1A 2CDR A-V1.
Memasukam Simbol Ladder Diagram Untuk mulai melakukan pembuatan program, kita harus memasukan simbolsimbol ladder diagram yang diperlukan untuk pembuatan program, untuk membuat kontak NO (normally open) tekan huruf C, maka akan muncul tampilan seperti gambar 3.11 :
Gambar 3.11 Instruksi Membuat Kontak NO (normally open) Untuk membuat instruksi : Timer, Counter, Difu tekan huruf “I” maka akan muncul tampilan seperti gambar 3.14:
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
6
Gambar 3.14 Instruksi Membuat Timer, Counter, Difu 3.6.4 Test Dan Check Program Dengan Work Online Simulator dan Compile Setelah menyelesaikan pembuatan program, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pengetesan program dengan menggunakan Work Online Simulator, pengetesan program ini bertujuan untuk menampilkan kesalahan dari program yang telah selesai dibuat. Compile menampilkan tanda errors dan warning dari program yang telah dibuat, untuk menjaga supaya ketika program yang akan di download pada PLC sudah tidak ada peringatan errors dan warning. Gambar 3.21 berikut ini adalah icon dari work online simulator :
PLC akan mengendalikan ON dan OFF nya pilot lamp sesuai instruksi yang diberikan dari modul input. 4.2 Pengujian Setelah melakukan perancangan dan pembuatan alat, selanjutnya menguji sistem kerja alat. Pengujian ini dimaksudkan apakah alat yang telah dibuat sudah sesuai dengan yang diinginkan. Setelah malakukan proses pengujian alat, maka dari hasil pengujian didapatkan data pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Pengujian Alat Input Output Keterangan: Tombol Start Tombol Stop
Setelah menjalankan work online simulator program yang telah dibuat sudah sesuai dengan keinginan, berarti program tersebut sudah benar. Dan tampilan pada Compile [Ctrl + f7 ] akan muncul hasil pemberitahuan seperti dibawah ini pada bagian pojok kiri bawah program CXProgrammer 9.0: -----PLC:’TugasAkhir’(PLC Model’CPM1(CPM1A)CPU20’)----Compiling... [PLC/Program Name:TugasAkhir/Program_Tugas_ Akhir] [Ladder Section Name :Tugas_Akhir] [Ladder Section Name:END] Program-Tugas_Akhir-0 errors,0 warnings. 4. CARA KERJA ALAT DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Simulasi pengaturan sistem penerangan ini akan bekerja secara otomatis dengan menggunakan PLC Omron CPM1A 20 CDR A-V1, PLC mempunyai kelebihan dibadingkan dengan relay-relay dan Timer manual. Dengan menggunakan program yang telah dirancang, simulasi alat ini akan bekerja secara otomatis dengan hitungan waktu yang telah disetting didalam program.
Pilot Lamp 1
Delay 13 detik.
Off Lampu
Delay 11 detik.
On Lampu
Delay 20 detik.
Off Lampu
Delay 4 detik.
Lampu On & Off Off Lampu
Manual.
Lampu On & Off
Manual.
Tombol Stop
Off Lampu
Delay 2 detik.
Tombol Strat
Lampu On & Off
Manual.
Off Lampu
Delay 1 detik.
Tombol Start
Gambar 3.21 Icon Work Online Simulator
On Lampu
Tombol Stop Tombol Start & Stop
Pilot Lamp 2
Pilot Lamp 3
Tombol Start
Delay 4 detik.
Pilot Lamp 4
Pilot Lamp 5 Tombol Stop
4.3.1 Cara Kerja Lampu Luar dan Analisa Untuk sitem kerja simulasi penerangan pada lampu luar 0.00 dapat dijelaskan sistem kerja dari ladder diagram tersebut. Apabila push button start 1 ditekan maka coil untuk internal relay akan ON 6.00 dan akan mengunci untuk rung 0, sehingga kontak-kontak yang tadinya NO akan menjadi NC, dan kontak-kontak yang awalnya NC berubah menjadi NO. Dengan ON nya Internal Relay 6.00 secara otomatis IR 6.01 akan ON juga, karena internal relay 6.01 mendapat supply dari NC TIM 001 dan TIM 000. Maka timer 000 akan mulai bekerja dengan setting waktu #130 ms ON delay. On delay disini adalah ketika Push
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
7
Button start 1 di ON makan timer akan mulai bekerja sesuai dengan settingan waktunya. Setelah timer menghitung mundur dari settingan waktunya maka output 10.00 akan ON, ketika output 10.00 ON TIM 001 akan OFF delay, maksud dari off delay disini adalah ketika lampu ON maka timer akan menghitung mundur untuk mengoffkan lampu tersebut. Ketika lampu 10.00 telah off maka timer 000 akan mulai bekerja kembali untuk menghidupkan lampu 10.00, dan begitu seterusnya sebelum tombol stop emergency 1 ditekan. Lampu akan on dan off sesuai dengan setting waktu penundaan dari Timer 000 dan 001. lampu luar akan ON secara otomatis pada jam 18:00 dan akan OFF secara otomatis pada jam 05.00 subuh. Dengan asumsi dari simulasi alat ini adalah 1 jam diasumsikan 1 second, jadi waktu dari jam 05.00 subuh sampai jam 18:00 petang adalah 13 jam, 13 jam=130 ms, dan dari jam 18:00 sampai 05:00 adalah 11 jam, 11 jam=110 ms. Dari hasil yang didapatkan pada pengujian alat, yang ditunjukan pada tabel 4.1, maka sistem kerja dari simulasi sistem penerangan untuk lampu luar 10.00 sudah sesuai dengan perancangan yang telah diinginkan. Lampu 10.00 akan ON setelah Timer000 bekerja selama 13 detik. Dan ketika lampu 10.00 ON maka Timer001 akan mulai bekerja untuk mengoffkan lampu 10.00 selama 11 detik. 4.3.2 Cara Kerja Lampu Ruang Tamu dan Analisa ketika push button start 2 ditekan, maka internal relay 602 akan ON dan pengunci (Latching) internal relay 602 akan ON secara otomatis untuk mengunci Rung 3. Ketika internal relay 602 telah ON maka internal relay 603 akan ON, karena IR 603 mendapat supply dari internal relay 602. TIM 002 akan ON untuk mulai menghitung mundur dari settingan waktunya. Ketika TIM 002 telah selesai menghitung bcd (binary coded desimal) dari timer tersebut maka lampu 10.01 akan ON. Ketika TIM002 bekerja maka TIM003 tidak akan bekerja karena pada rung 2 diberi kontak NC Timer 003. Lampu 10.00 akan off ketika settingan timer pada TIM003 telah selesai menghitung,TIM 002 dan TIM 003 bekerja atas perintah coil internal relay 602 dan internal relay 603, Coil internal relay 002 yang awalnya NO akan berubah menjadi NC ketika push button start 2 ditekan, kemudian internal relay 603 akan On karena berada
dalam 1 rung dengan IR 602. TIM 003 akan ON juga ketika Output 10.01 telah ON. lampu ruang tamu akan ON secara otomatis pada jam 17.00 petang dan akan OFF otomatis pada pukul 21:00 malam. Dengan hitungan waktu dari jam 21:00 malam sampai jam 17:00 petang = 20 jam, 20 jam diasumsikan 200 ms untuk settingan timer on delay. Jadi lampu akan ON setelah settingan waktu 200 ms, kemudian dari pukul 17:00 sampai 21:00 = 4 jam, jadi 4ms, lampu akan off setelah hitungan waktu pada timer 4ms. Dari hasil pembahasan kemudian dicocokan dengan hasil pengujian pada tabel 4.1, sistem simulasi penerangan untuk ruang tamu sudah sesuai dengan yang telah direncanakan. Karena lampu 10.01 ON setelah waktu dari TIM002 menghitung selama 20 detik, dan ketika lampu 10.01 ON TIM003 akan mulai bekerja untuk mengoffkan lampu 10.01 selama 4 detik. 4.3.5 Cara Kerja Lampu Kamar Mandi dan Analisa Ketika push button start 5 ditekan maka internal relay 6.08 beserta penguncinya akan aktif atau ON untuk menghidupkan lampu 10.04. Kemudian apabila dalam waktu 10ms tidak ditekan tombol OFF yaitu dengan address 0.09 maka TIM007 akan mulai bekerja untuk mematikan lampu 10.04 secara otomatis dengan setting timer yaitu 10ms. Dari pembahasan di atas dan mengacu pada tabel 4.1, perancangan alat sudah sesuai dengan yang direncanakan. Ruang kamar mandi di setting untuk menghidupkan dan mematikan lampu secara manual atas program yang telah dibuat. Apabila pengguna kamar mandi menginggalkan ruangan tersebut dalam keadaan lampu menyala, maka dalam 1 jam dari ON nya lampu 10.04 yang diasumsikan 1 detik yaitu 10ms, maka lampu 10.04 akan OFF secara otomatis. 4.4 Analisa Keseluruhan Sistem Kerja Alat Dari pambahasan cara kerja untuk semua ladder diagram yang telah dirancang, seluruh ladder diagram mengerjakan instruksi sesuai perintah dari sinyal yang diberikan oleh input PLC, yaitu yang berupa push button. Sinyal input yang diberikan push button akan memerintahkan PLC untuk mengeksekusi output, sesuai ladder diagram yang telah dibuat didalam program. PLC
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
8
sangat berperan penting sebagai pengontrol dari peralatan input maupun peralatan output, karena PLC akan membaca perintah dari input yang diterima untuk mengeksekusi output yang telah diprogram. Maka dari itu apabila terjadi kesalahan didalam ladder diagram yang telah dibuat, akan terlihat jelas pada program menunjukan bahwa adanya tanda errors dan warnings. Dari program yang telah dirancang, dan pada PLC lampu indikator ERR dan ALM akan berkedip berwarna merah. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari perancangan alat dan hasil analisis pada Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengujian simulasi alat ini, dengan mengacu pada tabel 4.1 maka simulasi dari sistem alat ini bekerja sesuai dengan waktu setting yang telah ditentukan sebelumnya, PLC akan mengeksekusi output sesuai perintah dari sinyal input yang diberikan push button. 2. Dari hasil analisa instruksi TIM (Timer) di dalam PLC digunakan untuk menghitung Delay waktu ON dan Off output yang bekerja secara otomatis, sesuai dengan setting waktu yang telah dibuat di dalam program. 3. Instruksi CNT (Counter), dan DIFU (Differentiate), difungsikan untuk menyetting satu tombol push button sesaat, untuk mempunyai 2 keadaan NO (Normally Open), dan NC (Normally Close), yang digunakan sebagai start dan stop untuk Output Pilot Lamp. DAFTAR PUSTAKA 1) Setiawan, Iwan. 2006. Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sitem Kontrol. ANDI. Semarang. 2) Wicaksono, Handy. 2009. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER. Graha Ilmu. Yogyakarta. 3) Anwar, Choirul. 2014. Cara Membuat Program PLC Dengan CX Programmer + CX-Simulator. 4) Pujiyanto. 2001. Jurnal. Perancangan Sistem Kontrol Dengan PLC pada Motor Stepper sebagai Kontrol Posisi Mesin
5) 6)
7)
8)
9)
10)
Penggulung Benang. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang. Operation manual omron. 2007. Pdf. Omron Corporation. CXProgrammer Introduction Guide R132-E1-04. Kyoto- Japan. Pdf. Omron. 2009. Sysmac CPM1A CPU Units. I/O Wiring Diagram. Precautions for Compliance with UL Standards and CSA Standards. Universitas Pakuan. Diklat Praktikum Programmable Logic Control (PLC). Omron. Micro programmable controller CPM1A-20EDR1- data sheet. Pdf. ........., PLC-omron-cpm-1a.html. http://egipribadi.blogspot.com (September, 2014). RIWAYAT PENULIS
Ilman Wiguna Shalat (054110007) lahir di Kabupaten Bogor, 29 Juli 1992. Menjalani pendidikan di SDN Benda, SMPN 1 Cicurug, SMAN 1 Cicurug. Sedang menyelesaikan studi strata 1 di Universitas Pakuan, Program Studi Teknik Elektro, Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik tahun 2015. PEMBIMBING 1) Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 2) Waryani, ST., MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
9