SIMULASI MODULASI BERBASIS PSK DAN QAM PADA KANAL RAYLEIGH FADING MENGGUNAKAN MATLAB Anggun Fitrian Isnawati1, Wahyu Pamungkas2, Annisa Fitri Prabawati3 1,2,3 STT Telematika Telkom Purwokerto Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Telp: (0281) 641629
[email protected] ,
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Perkembangan teknologi dengan sistem komunikasi digital banyak digunakan untuk mengirimkan informasi karena memiliki kecepatan dalam pengiriman data yang dipengaruhi oleh sistem modulasi yang digunakan. Simulasi yang dikerjakan pada penelitian ini menggunakan sistem modulasi Binary Phase Shift Keying (BSPK), Quadrature Phase Shift Keying (QPSK), 16-Quadrature Amplitude Modulation (16-QAM) pada kanal Rayleigh Fading dalam sistem pentransmisiannya dengan menggunakan aplikasi pemrograman MATLAB. Dibuatnya pengujian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sinyal pada blok modulator, penambahan kanal Rayleigh fading dan blok demodulator serta kinerja modulasi yang diukur dari nilai Bit Error Rate (BER) dengan metode Monte Carlo. Pada pengujian karakteristik sinyal, nilai data masukan sama dengan nilai data keluaran meskipun sinyal terlihat kasar, hal itu disebabkan adanya pengaruh noise kanal Rayleigh fading. Pengujian simulasi BER menggunakan data masukan sebesar 10000 data simbol secara acak dan nilai Eb/No yang bermacam-macam. Hasil BER modulasi BPSK dengan nilai Eb/No 1dB sebesar 0.1242, untuk modulasi QPSK sebesar 0.1255 dan untuk modulasi 16-QAM sebesar 0.1880. Jika nilai Eb/No dinaikkan menjadi 8dB maka BER modulasi BPSK sebesar 0.0348, untuk modulasi QPSK sebesar 0.0357 dan modulasi 16-QAM sebesar 0.0585. Berdasarkan hasil simulasi pengujian BER terhadap nilai Eb/No dapat diketahui bahwa semakin besar nilai Eb/No maka BER yang dihasilkan akan semakin kecil. Kata Kunci: BPSK, QPSK, 16-QAM, Rayleigh Fading dan BER b. Bagaimana pengaruh parameter yang berubah-ubah seperti Eb/No terhadap nilai BER pada modulasi PSK khususnya BPSK dan QPSK serta modulasi QAM khususnya 16-QAM?
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi terutama bidang komunikasi, dapat meningkatkan layanan dalam pengiriman dan penerimaan data melalui pentransmisian yang begitu cepat. Salah satu sistem komunikasi tersebut yaitu sistem komunikasi digital. Sistem komunikasi yang melalui kanal tidak akan lepas dari kesalahan. Dalam mengukur kesalahan tersebut digunakan parameter BER (Bit Error Rate). Untuk dapat mengetahui karakteristik dan pengaruh BER terhadap kinerja modulasi akan dilakukan simulasi dengan menggunakan aplikasi pemograman MATLAB.
3.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan dengan topik ini, yaitu: a. Mempermudah mengetahui karakteristik dari masing-masing modulasi digital dan perbedaan karakteristik sinyal modulasi PSK khususnya BPSK, dan QPSK serta modulasi QAM khususnya 16-QAM. b. Mempermudah mengetahui pengaruh nilai parameter Eb/No terhadap nilai BER pada modulasi PSK khususnya BPSK dan QPSK serta modulasi QAM khususnya 16-QAM.
2.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dikaji, yaitu: a. Bagaimana karakteristik sinyal (bentuk gelombang) dari modulasi PSK khususnya BPSK, dan QPSK serta modulasi QAM khususnya 16-QAM jika terdapat gangguan yang dikarenakan Kanal Rayleigh fading?
4.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan ini:
1
a. Menjelaskan tentang karakteristik dari masing-masing modulasi digital kepada para pembaca b. Menjabarkan tentang pengaruh nilai Eb/No terhadap nilai BER pada modulasi digital.
dengan adalah variasi dari sinyal yang diterima.[9] Kanal Reyleigh Fading merupakan model yang paling banyak dipakai untuk mensimulasikan suatu sistem. b. Kanal AWGN
B. 1.
Pada sistem modulasi memerlukan adanya media transmisi, dalam hal ini media transmisi yang dipergunakan yaitu merupakan sebuah kanal yang disebut dengan kanal AGWN. Pada kanal AWGN ini terdapat sebuah noise yang disebut dengan Gaussian Noise. Berikut ditunjukan pada gambar berikut:
DASAR TEORI Modulasi Digital
1. Frequency Shift Keying (FSK) Modulasi FSK merupakan teknik yang digunakan suatu jumlah yang didasarkan oleh frekuensi, sinyal pemodulasi yang berupa sinyal digital digunakan untuk memodulasi frekuensi sinyal pembawa sinusoidal. 2. Phase Shift Keying (PSK) Modulasi PSK merupakan teknik yang digunakan suatu jumlah yang didasarkan oleh fasa (phase). 3. Amplitudo Shift Keying (ASK) Modulasi ASK adalah teknik modulasi yang digunakan suatu jumlah yang terbatas amplitudo.
Gambar 1. Pemodelan Kanal AWGN[15] Noise pada kanal AWGN adalah noise yang berdistribusi sesuai dengan probability density function (pdf) sebagai berikut :
2. Kanal Komunikasi a. Kanal Rayleigh Fading
P(x) = dengan rata.
Fading merupakan fenomena yang terjadi pada kanal nirkabel. Sinyal komunikasi pada kanal nirkabel yang berpropagasi dari pemancar menuju penerima dapat menempuh banyak jalur, sehingga fenomena ini disebut dengan propagasi multipath. Propagasi multipath menimbulkan fluktuasi pada amplitudo, fasa dan sudut datang sinyal yang tiba di penerima sehingga menimbulkan istilah multipath fading.
3.
exp(
)0≤r≥∞
]
(3)
adalah variansi dan m adalah rata-
Format I/Q
(1)
di mana r adalah amplitudo selubung sinyal yang diterima, dengan adalah rms tegangan sinyal yang diterima sebelum deteksi selubung, sedangkan adalah daya rata-rata sinyal yang diterima sebelum deteksi selubung yang besarnya oleh : =
exp[
Teknik modulasi digital dapat di gambarkan dalam bentuk I dan Q yang merupakan penggambaran sudut rectangular pada diagram polar. Diagram polar garis I berada pada pada garis atau titik 0 dan garis Q berada pada putaran sebesar 90 . Proyeksi vektor sinyal pada garis komponen I dan Q. Penggambaran konstelasi pada modulasi digital terlihat pada gambar berikut:
Rayleigh fading terjadi bila sinyal yang tiba di penerima berasal dari pantulan. Fungsi densitas probabilitas (probability density function, pdf) dari kanal Rayleigh fading adalah: p(r) =
√
Gambar 2. Format I/Q[2] 4.
BPSK
Pada modulasi BPSK memiliki fasa yang berbeda 180 derajat, satu sinyal pada fasa 0˚, dan sinyal lain memiliki fasa 180˚[12] yang
(2)
2
mana fase dari sinyal carrier di ubah-ubah diantara 2 nilai yang sesuai dengan 2 sinyal yang mewakili biner 1 dan 0. (t) = 5.
cos (
t + 180˚)
suatu sistem yang merupakan suatu rumusan kesalahan laju bit (bit error) yang terjadi selama pentransmisian data antara terminal pengirim dan terminal penerima. Persamaan Bit Error Rate tersebut dengan dihitung sebagai berikut[13]:
(4)
QPSK BER =
Pada teknik modulasi QPSK terdapat 4 phase masukan dan keluaran yang berbeda. Teknik Modulasi QPSK menggunakan 2 bit, ada empat kondisi yang mungkin yaitu: 00, 01, 10 dan 11. Persamaan umum dari QPSK
(7)
a. Perhitungan teori BER BPSK pada kanal Rayleigh Fading[14] BERBPSK = [
]
(8)
√
.
b. Perhitungan teori BER QPSK pada kanal Rayleigh Fading
(5) Pada diagram konstelasi dari QPSK terdapat 4 titik di mana untuk satu titik mewakili 2 bit data yaitu (0 0), (0 1), (1 0), dan (1 1). 6.
[
16-QAM
BER16-QAM= [
9.
√
] (10)
Model Simulasi Monte Carlo
Simulasi Monter Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang dapat dibangun secara cepat menggunakan spreadsheet. Pembangunan metode dalam simulasi Monte Carlo didasarkan pada probabilitas yang diperoleh dari data historis suatu kejadian dan frekuensinya dengan persamaan[8]: (11)
Parameter Eb/No
Eb/No adalah perbandingan energi bit yang berhasil dideteksi dengan energi noise yang mengikutinya, dan Eb/No ini digunakan untuk sinyal digital. Hal yang diukur yaitu masukan sinyal atau informasi dari pengirim ke penerima dan digunakan sebagai ukuran seberapa kuat sinyal yang ditransmisikan. [5]
Keterangan: Probabilitas kejadian i = frekuensi kejadian i = jumlah frekuensi semua kejadian
(6)
C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Metodologi Penelitian a. Studi Literatur
Keterangan : Eb/No = Energi bit per noise (dB) S= Energi sinyal (watt) R= bit rate (bit/detik) N= Daya derau (watt) W= bandwidth (Hertz) 8.
(9)
c. Perhitungan teori BER 16-QAM pada kanal Rayleigh Fading
Modulasi QAM merupakan suatu modulasi yang dikombinasi oleh modulasi ASK dan PSK dengan merubah amplitudo dan fasa dari sinyal pembawa. Modulasi 16-QAM merupakan suatu modulasi QAM yang memiliki nilai M=16, dan dalam satu simbolnya memuat 4 bit data yang hendak ditransmisikan. 7.
] √
Metode penelitian yang dilakukan dalam pengerjaan penelitian yaitu studi literatur, yang dilakukan dengan cara mencari materi-materi yang berkaitan modulasi digital berbasis PSK dan QAM, pada kanal Rayleigh fading dengan menggunakan MATLAB.
BER
Bit Error Rate (BER) adalah parameter yang utama dalam menentukan kualitas dari 3
b.
Interview
Dalam pengerjaan penelitian, penulis juga melakukan interview kepada dosen pembimbing dan pihak-pihak yang dapat dipertanggungjawabkan guna melengkapi data. 2.
Instrumen Penelitian
Dalam hal ini penulis menggunakan personal komputer yang dilengkapi dengan software MATLAB yang digunakan untuk mensimulasi modulasi digital berbasis PSK dan QAM pada kanal Rayleigh fading. 3.
Variabel Penelitian
Gambar 4. Diagram Perhitungan BER
Variabel penelitian yang akan diamati pada Penelitian ini adalah parameter BER dan Eb/No yang merupakan parameter yang digunakan dalam simulasi modulasi digital dengan menggunakan aplikasi pemograman MATLAB. 4.
Jalannya Penelitian Rencana kerja tentang simulasi modulasi digtal BPSK, QPSK, dan 16-QAM dengan menggunakan aplikasi pemograman MATLAB .
5.
Perancangan Simulasi Pembangkitan Sinyal
D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Pembangkitan Sinyal 1. Hasil dan Analisa Blok Data Masukkan Pada pengujian simulasi menghasilkan data masukan 110111011110 untuk BPSK, 111011011011 untuk QPSK, dan 1111000001011110 untuk 16-QAM. Hasil dari data masukan tersebut dipetakan dalam bentuk sinyal digital yaitu untuk BPSK ditunjukkan pada gambar 5., untuk QPSK ditunjukkan pada gambar 6. dan untuk 16-QAM ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 5. Sinyal Digital BPSK
Gambar 6. Sinyal Digital QPSK
Gambar 7. Sinyal Digital 16-QAM 2. Hasil dan Analisa Blok Serial To Parallel Converter (S/P) Modulasi BPSK memiliki beda phase sebesar 180˚ sehingga dalam pembagian data modulasi BPSK hanya memiliki satu buah data yaitu data I. hasil pembagian data tersebut yaitu:
Gambar 3. Diagram Blok Simulasi Pembangkitan Sinyal 6.
Perancangan Simulasi Perhitungan Bit Error Rate (BER)
Data I = 110111011110 4
Gambar 8. Hasil Bit I Modulasi BPSK Gambar 13. Hasil Keluaran Balanced Modulator pada Kanal I Modulasi BPSK
Modulasi QPSK yang menggunakan 12 bit data maka dari itu akan terdapat 6 simbol dari bit data tersebut. Hasil dari pembagian data tersebut yaitu: Data masukan = 111011011011 Data I = 111011 Data Q = 101101
Gambar 14. Hasil Keluaran Balanced Modulator pada Kanal I Modulasi QPSK Gambar 9. Hasil Bit I Modulasi QPSK
Gambar 10. Hasil Bit Q Modulasi QPSK Modulasi 16-QAM yang menggunakan 16 bit masukan akan menjadi empat grup data (data bit Q, data bit Q’, data bit I, dan data bit I’). Hasil dari pembagian data tersebut yaitu: Data masukan = 1111000001011110 Data bit I = 1001 Data bit I’ = 1010 Data bit Q = 1001 Data bit Q’ = 1011
Gambar 15. Hasil Keluaran Balanced Modulator pada Kanal I Modulasi 16-QAM b. Balanced Modulator Pada Kanal Q Pengujian pada blok balanced modulator kanal Q, bit yang diumpankan dari kanal Q akan dilakukan proses perkalian antara bit informasi dengan sinyal cosinus dihasilkan Carrier Reference Oscillator. Untuk modulasi BPSK tidak mempunyai pembagian level tegangan data Q, karena modulasi tersebut memiliki beda phasa sebesar 180˚.
Gambar 11. Hasil Bit I dan Bit I’ Modulasi 16-QAM
Gambar 16. Hasil Keluaran Balanced Modulator pada Kanal Q Modulasi QPSK
Gambar 12. Hasil Bit Q dan Bit Q’ Modulasi 16-QAM 3. Hasil dan Analisa Blok Balanced Modulator a. Balanced Modulator Pada Kanal I Pengujian blok balanced modulator kanal I, bit yang diumpankan dari kanal I akan dilakukan proses perkalian antara bit informasi dengan sinyal pembawa sinus yang dihasilkan Carrier Reference Oscillator .
Gambar 17. Hasil Keluaran Balanced Modulator pada Kanal Q 16-QAM 5
4. Hasil dan Analisa Blok Linear Adder Blok Linear Adder merupakan suatu proses pengujian penjumlahan antara data I dan data Q.
spliter yang sinyal sinus.
dikalikan
dengan
Gambar 25. Hasil Product Detector Kanal I Modulasi BPSK
Gambar 18. Hasil keluaran Linear Adder BPSK
Gambar 19. Hasil keluaran Linear Adder QPSK
Gambar 26. Hasil Product Detector Kanal I Modulasi QPSK
Gambar 20. Hasil keluaran Linear Adder 16-QAM 5. Hasil dan Analisa Power Splitter Hasil dari Power Spliter merupakan data dari demodulator yang ditransmisikan melalui kanal Rayleigh fading.
Gambar 27. Hasil Product Detector Kanal I Modulasi 16-QAM b. Product Detector pada Kanal Q Blok Product Detector Kanal Q ini merupakan hasil dari sinyal power spliter yang dikalikan dengan sinyal cosinus.
Gambar 21. Noise Kanal Rayleigh fading Gambar 28. Hasil Product Detector Kanal Q Modulasi QPSK Gambar 22. Hasil Power Spliter untuk modulasi BPSK Gambar 29. Hasil Product Detector Kanal Q Modulasi 16-QAM 7. Hasil dan Analisa Blok Analog to Digital Converter (ADC) a. Analog to Digital Converter (ADC) pada Kanal I Pada pengujian blok Analog to Digital Converter (ADC) dilakukan suatu proses perubahan sinyal dari bentuk analog menjadi digital.
Gambar 23. Hasil Power Spliter untuk modulasi QPSK
Gambar 24. Hasil Power Spliter untuk modulasi 16-QAM 6. Hasil dan Analisa Blok Product Detector a. Product Detector pada Kanal I Blok Product Detector Kanal I ini merupakan hasil dari sinyal power
Gambar 30. Sinyal Hasil ADC (Kanal I) Modulasi BPSK 6
Gambar 31. Sinyal Hasil ADC (Kanal I) Modulasi QPSK
Gambar 37. Parallel to Serial (P/S) Modulasi 16-QAM 9. Hasil dan Analisa Data Keluaran Data keluaran berisikan data hasil Parallel to Serial (P/S) di mana data tersebut merupakan data yang telah diurutkan dan menjadi data tunggal (secara serial). Tabel 1. Hasil Data Masukan dan Data Keluaran
Gambar 32. Sinyal Hasil ADC (Kanal I) Modulasi 16-QAM b. Analog to Digital Converter (ADC) pada Kanal Q Pada pengujian blok Analog to Digital Converter (ADC) dilakukan suatu proses perubahan sinyal dari bentuk analog menjadi digital.
No
Jenis Modulasi
1
BPSK
2
QPSK
3
16-QAM
Data Masukan 1101110111 10 1110110110 11 1111000001 011110
Data Keluaran 110111011 110 111011011 011 111100000 1011110
Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat bahwa data masukan dengan data kalluaran memiliki nilai yang sama yang menunjukan bahwa simulasi yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang ada. Hal tersebut dikarenakan apabila nilai bit data yang dikirimkan itu sedikit, maka jumlah error yang dihasilkan akan sedikit. Dari hasil tabel 4.1 maka gambar 4.36 menunjukan hasil dari pengujian pembangkitan sinyal yang berisi data masukan dan data keluaran dari modulasi BPSK, gambar 4.37 untuk modulasi QPSK dan gambar 4.38 untuk modulasi 16QAM.
Gambar 33. Sinyal Hasil ADC (Kanal Q) Modulasi QPSK
Gambar 34. Sinyal Hasil ADC (Kanal Q) Modulasi 16-QAM 8. Hasil dan Analisa Blok Parallel to Serial (P/S) Blok Parallel to Serial (P/S) berisikan data keluaran hasil Product Detector yang telah diubah menjadi sinyal digital kemudian diterima oleh blok Parallel to Serial (P/S) yang dicampur (secara parallel) lalu diubah menjadi data yang tersusun secara serial setelah data diurutkan sesuai dengan urutannya.
Gambar 38. Hasil Data Masukan dan Data Keluaran modulasi BPSK Gambar 35. Parallel to Serial (P/S) Modulasi BPSK
Gambar 39. Hasil Data Masukan dan Data Keluaran Modulasi QPSK
Gambar 36. Parallel to Serial (P/S) Modulasi QPSK
7
Gambar 43. Diagram Konstelasi Modulasi 16-QAM 2. Gambar 40. Hasil Data Masukan dan Data Keluaran Modulasi 16-QAM 10. Hasil dan Analisa Diagram Konstelasi Modulasi BPSK memiliki 2 titik simbol yang masing-masing simbol mewakili 1 bit yaitu 0 dan 1.
Gambar 41. Diagram Konstelasi Modulasi BPSK Dalam diagram konstelasi modulasi QPSK tedapat 4 titik di mana masingmasing titik memiliki 2 bit data yang di antaranya yaitu 00,01,10 dan 11.
Pengujian Kinerja Bit Error Rate (BER) Sistem Modulasi Sistem Modulasi BPSK, QPSK, 16-QAM Pengujian simulasi perhitungan BER Modulasi BPSK, QPSK, dan 16-QAM menggunakan variasi level nilai Eb/No dengan nilai 0 sampai dengan 10 dengan rentang 1 dB. Data masukan berupa variabel acak dengan jumlah N=10000 data simbol.
Gambar 44. Grafik perbandingan Eb/No (dB) dengan BER Modulasi BPSK
Gambar 45. Grafik perbandingan Eb/No (dB) dengan BER Modulasi QPSK Gambar 42. Diagram Konstelasi Modulasi QPSK Dalam diagram konstelasi modulasi 16-QAM tedapat 16 titik simbol di mana masing-masing titik memiliki 4 bit data yang di antaranya yaitu 0000, 0001, 0010, 0011, 0100, 0101, 0110, 0111, 1000, 1001, 1010, 1011, 1100, 1101, 1110, dan 1111 serta memiliki beda phase sebesar 45˚.
Gambar 46. Grafik perbandingan Eb/No (dB) dengan BER Modulasi 16-QAM 3.
8
Perbandingan Kinerja Sistem Modulasi Perbandingan kinerja sistem modulasi seperti BPSK, QPSK dan 16-QAM dapat dilihat pada grafik perbandingan nilai Eb/No dengan nilai BER yang dihasilkan dari setiap modulasi yang digunakan.
menggambarkan gelombang umumnya saja. c. Modulasi BPSK dan QPSK memiliki nilai BER (Bit Error Rate) yang sama. Untuk kinerja modulasi yang kurang baik yaitu modulasi 16-QAM karena modulasi tersebut memiliki nilai BER yang lebih banyak yang disebabkan oleh banyaknya simbol yang digunakan. d. Semakin besar nilai Eb/No, maka semakin kecil nilai BER yang dihasilkan oleh masing-masing modulasi.
Gambar 47. Kinerja BER Modulasi BPSK, QPSK dan 16-QAM (Secara Teori) Nilai BER dari modulasi BPSK dan QPSK pada gambar 47. akan terlihat saling tumpuk, karena pada dasarnya kedua modulasi tersebut secara teori memiliki rumus BER yang sama.
F. DAFTAR PUSTAKA 1. Abdullah, Dahlan. Teknik Modulasi. From: http://www.dahlan.web.id/files/diktat/mt/Pe rtemuan-11-Teknik-Modulasi.ppt, diakses pada 10 April 2012 2. Aditya. Visualisasi Teknik modulasi 16QAM pada kanal AWGN. Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). 3. Anonymous. Agilent Digital Modulation in Communication System-An Introduction From: http://cp.literature.agilent.com/litweb/pdf/5 965-7160E.pdf 4. Anonymous. 2010. Modul Praktikum Elektronika Telekomunikasi. Laboratorium Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional 5. Anonymous. Wireless Applications, Corp. From: http://www.wirelessapplications.com/wirele ss/services/lostFound/images/Eb_No_and_ S_N_Final.pdf, diakses pada 15 Maret 2012 6. Bachruddin, Fachraini. Komunikasi Data Bab 4 Pengkodean Data. Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB 7. Bachtiar, A.M. Diktat Mata Kuliah Komunikasi Data. BAB IV Sinyal dan Modulasi. Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). 8. Cahyo, W.N. 2008. Pendekatan Simulasi Monte Carlo Untuk Pemilihan Alternatif dengan Decision Tree Pada Nilai Outcome yang Probabilistik. Yogyakarta:Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia. 9. Citra, Anastasya. 2010. Aplikasi Kompresi SMS Menggunakan Kode Huffman pada Mobile Phone Berbasis JavaTM.
Gambar 48. Kinerja BER Modulasi BPSK, QPSK dan 16-QAM (Secara Simulasi) Jika dilihat nilai BER dari modulasi BPSK dan QPSK pada gambar 48. akan terlihat saling tumpang tindih, karena kedua modulasi tersebut memiliki nilai BER berkisar 2.10-2 pada Eb/No sebesar 10dB. Sedangkan untuk modulasi 16QAM memiliki nilai BER yang lebih besar yaitu 5.10-2 pada Eb/No sebesar 10dB. E. 1.
PENUTUP Kesimpulan a. Pada pengujian pembangkitan sinyal modulasi (BPSK, QPSK, dan 16QAM) nilai data masukan dan data keluaran akan sama, hal itu disebabkan apabila bit/simbol yang digunakan sedikit, maka kemungkinan error yang dihasilkan akan sedikit. b. Pada pengujian pembangkitan sinyal modulasi tidak dapat langsung diketahui besar nilai BER-nya, karena dalam pembangkitan sinyal hanya 9
Medan:Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 10. Faridah, Luluk. & Pratiarso, Aries. Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital 8-QAM, 16-QAM, dan 64QAM dengan Menggunakan Software. Jurusan Teknik Telekomunikasi. Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh November. 11. Fivna, Ayu. 2011. Penggunaan Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Outcome Pada Pengambilan Keputusan. Universitas Pendidikan Indonesia. From : http://repository.upi.edu/skripsiview.php?n o_skripsi=7049, diakses pada 20 April 2012 12. Ginting, Y.F. 2010. Perancangan Modulator Demodulator FSK(Frequency Shift Keying) Dengan Menggunakan Sistmc. Medan:Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 13. Hapsara, A. K., & Susanto, I. 2007, 2 4. Kinerja Modulasi Digital dengan Metode PSK (Phase Shift Keying). Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro , p. 8. 14. Harada, H., & Prasad, R. 2003. Simulation and Software Radio for Mobile Communication. Artech House Universal Personal Communications: Canton Street Norwood. 15. Haykin, S. (2000). Communication System.4th ed. Library of Congress Cataloging-inPublication Data. New york. 16. Negoro, A.A. 2008. Rancang Bangun Modulator 16-QAM Dengan Menggunakan DSK TMS320C6713 Berbasiskan Matlab Simulink. Universitas Indonesia. 17. Sa’iyanti, N. P. & Pratiarso, A. Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK, dan QPSK Dengan Menggunakan Software. Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). 18. Sobirin, Muhammad. 2011. Analisis Perbandingan Transmisi Sinyal Digital Pada Kanal AWGN dan Rincian Fading. Medan:Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara. 19. Sukadarmika, Gede. Dasar Sistem Komunikasi (DSK). http://staff.unud.ac.id/~sukadarmika/wpcontent/uploads/2009/09/01pendahuluan1.pdf, diakses pada 12 Mei 2012 20. Susilawati, Indah. 2009. Teknik Telekomunikasi Dasar. Kuliah 6 –
Modulasi Digital. Yogyakarta:Universitas Mercu Buana. 21. Wibisono, Gunawan. Sari, Lydia. 2010. Teknik Pengkodean Sistem Komunikasi Digital. Bandung:Rekayasa Sains. 22. Xiong, F. (2000). Digital Modulation Technique. Canton Street Norwood: Artech House Telecomunication Library.
10