Jurnal Kaputama Vol.6 No.1, Juli 2012
ISSN : 1979-641
SIMULASI DAN VISUALISASI SISTEM PENGENDALIAN LIFT MENGGUNAKAN VISUAL DELPHI 7.0 Drs. Katen Lumbanbatu,M.Kom.1 , Novriyeni, S.Kom., M. Kom. 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Kaputama Jln.Veteran No.4A-9A, Binjai, Indonesia
Abstraksi Pada era globalisasi sekarang ini, banyak bangunan gedung bertingkat tinggi dengan skala ketinggian berbeda-beda. Hal ini juga dikarenakan untuk memudahkan aktivitas masyarakat pada satu tempat yang sama, sehingga perlu dilakukan suatu perancangan sistem pengendali lift yang berfungsi sebagai alat transportasi vertikal yaitu penghubung antar lantai suatu gedung. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan sistem pengendali motor DC dan penginputan penumpang pada car lift untuk merancang simulasi dan visualisasi pengendalian lift dan juga mempelajari dan memperbaharui cara kerja lift tersebut, pada rangkaian pengendali kecepatan dan pergerakan lift diatur oleh Timer. Untuk mendukung sistem ini penulis melakukan studi kepustakaan dengan cara membaca dan mempelajari dari berbagai buku juga bersumber literatur yang berkaitan dalam sistem dan melakukan simulasi terhadap alat yang dibuat. Sedangkan untuk penginputan penumpang digunakan messeage box disetiap lantai. Untuk simulasi sistem pengendalian lift dirancang dengan pemograman Visual Delphi 7.0 Language. Dalam proses pengendaliannya, lift akan bergerak secara vertikal baik itu bergerak naik ataupun bergerak turun sesuai inputan tombol pemilih. Sistem pengendalian yang dirancang disini hanya menggunakan dua perintah secara berkala dalam sekali eksekusi program, baik itu pemanggilan maupun tujuan yang diinginkan pengguna.
Kata Kunci : Sistem Pengendali, Motor DC, Lift, Simulasi
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi Era globalisasi, teknologi memegang peranan yang sangat penting. Karena dengan sarana teknologi, segala kegiatan mudah dilakukan. Salah satunya pada suatu bangunan yang memiliki banyak lantai bertingkat membutuhkan alat transportasi dari satu lantai ke lantai lain untuk mempermudah penghuni didalamnya untuk melakukan aktivitas sehingga mereka memerlukan sebuah tangga yang efisien, maka manusia menciptakan alat yang disebut lift. Lift biasanya digunakan disebuah Perkantoran, Mall, dan Perhotelan. Banyaknya gedung-gedung bertingkat pada masa sekarang ini memerlukan suatu alat transportas vertical antar lantai yang tepat guna. Pengangkat atau lift adalah jawaban dari masalah transportasi yang timbul pada gedunggedung bertingkat tinggi baik itu gedung perkantoran, mall, maupun gedung perhotelan. Untuk merancang lift di perlukan sebuah simulasi dan visualisasi pengendalian lift. Dikarenakan banyaknya
suatu lantai dalam sebuah gedung, maka lift diperlukan untuk mempermudah dalam mencapai lantai yang ditujunya dengan lebih cepat. Hal ini akan menjadi tantangan bagi industri lift dalam mengembangkan teknologi peralatan lift khususnya dalam sistem pengendalian lift sehingga lift-lift yang ada dapat berjalan secara berkesinambungan. Untuk merancang lift di perlukan sebuah simulasi dan visualisasi pengendalian lift. Dikarenakan banyaknya suatu lantai dalam sebuah gedung, maka lift diperlukan untuk mempermudah dalam mencapai lantai yang ditujunya dengan lebih cepat. Hal ini akan menjadi tantangan bagi industri lift dalam mengembangkan teknologi peralatan lift khususnya dalam sistem pengendalian lift sehingga lift-lift yang ada dapat berjalan secara berkesinambungan. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Simulasi Kata simulasi berasal dari bahasa asing yaitu to simulate yang berarti
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
20
Jurnal Kaputama Vol.6 No.1, Juli 2012
menirukan. Menurut Asmungi (2007 : p25), kata simulation yang diterjemahkan kedalam bahasa indonesia dengan simulasi mempunyai makna tiruan atau upaya menirukan, yaitu menirukan suatu sistem nyata (real system) yang menjadi objek kajian dalam rangka mencari jawaban atas persoalan sistem tersebut. Menurut Suharianto (2007 : 6) simulasi komputer adalah cara untuk mempelajari bermacam-macam model dari sistem yang sesungguhnya yaitu mengevaluasi numerik dengan menggunakan suatu piranti lunak yang dirancang untuk meniru cara beroperasi atau meniru karakteristik dari sistem tersebut. 2.2 Model Simulasi Menurut W. David Kelton (2007 : 30) model simulasi dapat diklasifikasikan seperti Iconic dan Symbolic. Model Simulasi Iconic (biasanya disebut simulator) seperti suatu sistem yang sesungguhnya. Model simulasi dapat diklasifikasikan dalam tiga dimensi yang berbeda, yaitu: a. Segi waktu (Static vs Dynamic) Pada model simulasi Static, waktu tidak terlalu berpengaruh terhadap proses atau suatu proses yang terjadi pada waktu-waktu tertentu saja. Sedangkan pada model simulasi Dynamic, proses sangat dipengaruhi oleh waktu atau berlangsung pada suatu rentang waktu. b. Segi Sistem (Continuous vs Discrete) Dalam model simulasi Discrete , kondisi dari sistem dapat berubah-ubah secara diskrit (terputus-putus). Sedangkan dalam model simulasi Continuous sistem dapat terus berubah setiap saat menurut waktu. c. Segi Input (Deterministic vs Stochastic) Yang dimaksud dengan simulasi Deterministic adalah simulasi yang menggambarkan suatu proses yang pasti terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan simulasi Stochasticadalah simulasi yang menggambarkan suatu proses yang mengandung sifat ketidakpastian atau probabilistik atau random. 2.3 Pengertian Lift Menurut Richard Menurut Ensikopedia Americana (2006 : 26), “Lift adalah pesawat pengangkat atau pengangkut manusia yang digerakkan dengan tenaga listrik baik melalui transmisi tarikan
ISSN : 1979-641
langsung (tanpa atau dengan roda gigi) maupun transmisi sistem hidrolik dengan gerakan vertikal (toleransi 7%) naik dan turun”. Menurut Otis Elevator Company (2006 : 17), “Lift adalah sebuah alat transportasi vertikal, yang dibutuhkan dalam gedung-gedung bertingkat untuk mengangkut barang-barang dan orang secara lancar”. Kecepatan lift barang berkisar mulai 0,1 sampai 1,5 m/detik. Lift penumpang biasanya bergerak dengan kecepatan 0,5 sampai 3,5 m/detik. 2.4 Zone (Area) Dalam lift (khususnya untuk gedunggedung bertingkat tinggi) terdapat pembagian Zone atau area, pembagaian tersebut adalah: a. Low Zone, yaitu area rendah yang menggunakan lift berkecepatan rendah, karena jarak yang ditempuh lift relatif dekat. b. Medium Zone, yaitu area tengah yang menggunakan lift yang berkecepatan menengah, karena jarak yang ditempuh lift cukup jauh. c. High Zone, yaitu area tinggi yang menggunakan lift berkecepatan tinggi, karena jarak yang akan ditempuh oleh lift jauh. 2.5 Lift Group Supervisory Control System Strukturumum dari Lift Group Supervisory Control System di ilustrasikan pada gambar II.1 Dalam sistem lift ini ada dua tipe permintaan penumpang, yaitu “hallcalls” dan “carcalls”. Hall call dilakukan pada saat penumpang berada diluar lift, hanya menampilkan arah tujuan kemana penumpang ingin pergi, yaitu naik atau turun. Car call dilakukan pada saat penumpang berada di dalam lift dan menampilkan lantai tujuan yang ingin dicapai.
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
21
Jurnal Kaputama Vol.6 No.1, Juli 2012
ISSN : 1979-641
Gambar II.3 Lift Group Control Problem
2.7 Pengertian Flowchart Menurut Jogiyanto HM (2000 : 662) menyatakan bahwa ”bagian alir program (Flowchart) adalah bagian yang menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dalam suatu program dari awal sampai akhir”.
Commend and Monitoring Hall calls Grop Controller
Hall calls Hall calls
Lift controlle r
Car calls
Lift controlle r
Car calls
Lift controlle r
Car calls
Gambar II.1 Struktur umum dari Lift Group Supervisory Control System
2.6 Lift Group Control Problem Pada lalulintas system control lift, dua buah hirarki level control yang saling berhubungan harus diselesaikan dengan dua solusi yang berbeda. Level bawah untuk memerintahkan masing-masing lift untuk bergerak naik atau turun, untuk bergerak atau berhenti dan untuk membuka atau menutup pintu. Level atas mengkoordinasi pergerakan lift dengan aturan logika yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sistem. Permasalahan ini diselesaikan dengan group supervisory control strategy.
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Gambaran Kerja Lift Cara kerja lift secara umum yaitu lift berjalan ke arah atas atau ke arahbawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan tertinggi dan permintaan terendah. Maksud dari hal tersebut adalah jika lift sedangberjalan ke arah atas, arah liftakan berubah menjadi bawah jika telah melayanipermintaan pada lantai paling atas, begitu pula dengan arah bawah jika liftsedangberjalan ke arah bawah, arah liftakan berubah menjadi atas jika telah melayanipermintaan lantai paling bawah. Sistem kerja lift dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Simplex (tunggal), sistem kerja Simplex adalah lift bekerjasecara masing-masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain. sistem kerja Simplex adalah lift bekerjasecara masing-masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain. 2. Duplex (ganda), sistem kerja Duplex adalah sistem liftyang saling berhubungan satu samalain untuk menyelesaikan tugasnya. 3.1.2 Analisis Permasalahan Penggunaan lift pada suatu gedung bertingkat merupakan suatu keperluanyang penting sebagai alat transportasi vertikal, namun kendala yang sering ditemuiadalah lift tidak dapat memenuhi permintaan pemakai dengan cepat, walaupunpada gedung tersebut telah mempunyai beberapa lift. Hal tersebut dapatmenimbulkan beberapa kendala yaitu : a. Pemakai harus menunggu lama sampai lift dapat melayani mereka. b. Jarak yang ditempuh lift lebih jauh, maka secara otomatis dari segi waktu,penyelesaian kerja lift lebih panjang. c. Pemakaian listrik lebih besar.
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
22
Jurnal Kaputama Vol.6 No.1, Juli 2012
3.1.3 Gambaran Sistem Pengendalian Lift Objek yang Diteliti. Penulis membuat program aplikasi simulasi lift dengan objek yang diteliti pada lift yang sedang berjalan, lift berjumlah 1 (satu) buah dengan ketentuan lift tersebut memiliki lantai 1 (satu) sampai dengan lantai 4 (empat) dengan kapasitas beban masing-msing lift berjumlah 5 (lima) orang. Sistem pengendalian lift pada simulasi lift tersebut bekerja dengan Sistem Duplex (ganda), yaitu tombol hall call tidak dapat dioperasikan sebelum lift sampai pada lantai yang dituju. sedangkan untuk pola pergerakan yang digunakan adalah pola pergerakan statis dimana lift berjalan dari satu lantai ke lantai yang lain secara berurutan. 3.1.4 Analisis Kebutuhan Data dan Informasi Data dan informasi yang dibutuhkan untuk merancang program aplikasi sistem pengendalian lift ini dievaluasi oleh penulis dari objek lift yang sedang berjalan secara langsung. Di bawah ini adalah data dan informasi yang akan digunakan dalam pembuatan program aplikasi simulasi sistem pengendalian lift : a. Jumlah lift4 (empat) buah yang mewakili lift yang sebenarnya dari satu sisi. b. Jumlah lantai adalah 4 buah yaitu dari lantai dasar sampai lantai 4. c. Kapasitas maksimum penumpang masing-masing lift dibatasi 5 orang sajadan jika kapasitas terpenuhi maka lift tidak dapat memenuhi panggilan hall call. d. Lift menempuh waktu 10 detik untuk berjalan dan berhenti dari satu lantaike lantai lain yang berada tepat 1 lantai di atasnya. e. Lift harus menjalankan semua car call yang terjadi secara berurutan. 3.1.5 Solusi permasalahan Untuk mencapai tujuan yang telah digambarkan pada sub bab sebelumnya, maka penulis membuat aplikasi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem kontrol lift sehingga dapat membuat aktifitas penggunaan lift menjadi lebih efektif dan mudah dipahami pengguna. Aplikasi ini akan menggambarkan pergerakan lift dalam merespon hallcall dan car call yang terjadi dengan mempertimbangkan parameter-parameter
ISSN : 1979-641
logika delphi 7.0 untuk mendapatkan prioritas yang terbaik. Tujuannya adalah memdahulukan car dengan bobot prioritas terbesar untuk dapat merespon hall call dan car call, sehingga dengan adanya prioritas tersebut maka dalam waktu tertentu lift akan merespon hall call atau car call dalam waktu yang lebih sedikit dan waktu tunggu penumpang akan berkurang. 3.2 Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem ini penulis tidak secara langsung mengimplementasikannya dalam dunia nyata, namun penulis merealisasikannya dalam bentuk simulasi komputer. Program simulasi ini menggambarkan sistem lift dalam suatu gedung dengan pola pergerakan lift secara statis, yaitu dari lantai paling bawah menuju kelantai paling atas dan kemudian berbalik dari lantai paling atas ke lantai paling bawah secara berurutan. Adapun sistem pengendalian yang digunakan yaitu sistem Duplex (Ganda), di mana 1 tombol akan memanggil lift saat terjadi hall call dan hanya melayani hall call pertama sampai hall call selasai dikerjakan. Sistem Duplex membuat efisiensi sistem pengendalian lift menjadi lebih baik. Hasil output program aplikasi simulasi bergantung pada banyak faktor, yaitu jarak tempuh dan waktu tempuh yang dibutuhkan lift dari current position sampai ke hall callposition, jumlah kapasitas beban maksimum lift, prioritas bobot jarak lift sampai ke hall call atau car call dan prioritas lift yang akan berjalan terlebih dahulu. Prinsip dasar dari program aplikasi simulasi sistem pengendalian lift ini adalah menentukan prioritas lift yang akan berjalan terlebih dahulu untuk merepon hal lcall atau car call tertentu dan memperlihatkan perbedaan sistem pengendalian lift konvensional dengan sistem pengendalian lift yang menggunakan logika delphi 7.0. Simulasi berjalan dengan memperhatikan batasan-batasan yang sudah ditentukan dan berhenti pada saat seluruh hall call dan car call selesai dilakukan. 3.2.1 Diagram Alir Program Aplikasi Simulasi Diagram alir dirancang untuk menggambarkan proses-proses penting yangterdapat dalam program simulasi sistem
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
23
Jurnal Kaputama Vol.6 No.1, Juli 2012
pengendalian lift. Diagram alir yang dirancang adalah seperti gambar III.1 berikut ini :
Mulai Hall Call
ISSN : 1979-641
Gambar III.2 Form Menu Utama
3.2.3 Tampilan Form Simulasi Sistem Pengendalian Lift. Simulasi lift merupakan tampilan dimana sistem pengendalian lift dioperasikan dengan cara yang efektif dan mudah dipahami. Bentuk tampilan simulasi sistem pengendalian lift dapat dilihat pada gambar III.3 di bawah ini :
Input
Priority move Lift Down yes
no
Proses
Selesai Gambar III.1 Diagram Alir Simulasi Sistem Pengendalian Lift 3.2.2 Tampilan Form Menu Utama Menu utama merupakan tampilan awal pada saat sistem dijalankan. Bentuk tampilan menu utama dapat dilihat pada gambar III.2 di bawah ini :
Gambar III.3 Form Simulasi Lift
4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Dengan adanya simulasi dan visualisasi sistem pengendalian lift ini pengguna dapat mengetahui cara untuk mengendalikan lift. 2. Simulasi dan visualisasi sistem pengendalian lift ini berguna sebagai panduan untuk menggunakan lift. 3. Simulasi dan visualisasi sistem pengendalian lift dapat mengetahui cara kerja lift up dan down secara efisien. 4. Sistem simulator ini menjadi objek kajian dalam mempelajari simulasi dan visualisasi sistem pengendalian lift. Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
24
Jurnal Kaputama Vol.6 No.1, Juli 2012
4.2 Saran 1. Simulasi dan visualisasi sistem pengendalian lift dapat ditambahkan jumlah beban berat penumpang. 2. Simulasi dan visualisasi sistem pengendalian lift dapat ditampilkan jumlah penumpang yang berada di dalam kamar lift. 3. Sistem pengendalian lift dapat ditambahkan tampilan penumpang yang turun disetiap lantai. 4. Sistem pengendalian lift dapat diberikan proses pembukaan dan penutupan pintu lift. 5. Program yang telah dibuat hendaknya dapat dikembangkan kesebuah lift smart yang dapat dikendalikan dengan menggunakan deteksi suara. DAFTAR PUSTAKA [1].David Ciang, (2004), “Cara Mudah Pemrograman Database Delphi 7 Menggunakan Class Generator”, Elex Media Jakarta. [2].Edhy Sutanta, (2004), ”Sistem Basis Data”, Graha Ilmu, Yogyakarta.
ISSN : 1979-641
[3].Ema Utami, (2005),”Konsep Dasar Pengolahan Pemrograman Database dengan SQL Server, Ms.Access & Ms.Visual Basic, Andi, Yogyakarta. [4].Hanif Alfatta, (2007), “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi”, Andi, Yogyakarta. [5].Jogianto Hartono, (2001),”Pengenalan Komputer”, Andi, Yogyakarta. [6].Janner dan Paryudi, (2006), ”Perancangan Basis Data” Andi, Yogyakarta. [7].Kursini, (2007), ”Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data”, Andi, Yogyakarta. [8].KH. Ali Yafie, (1994), ”Asuransi Dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial. [9].Mc .Leod, Jr dan George Schell, (2004), ”Sistem Informasi Manajemen”, Andi, Yogyakarta. [10].Tata Sutabri, (2004), ”Sistem Informasi Manajemen”, Andi, Yogyakarta. [11].http://syahnanweb.blogspot.com/2008/0 4/landasan -teori-sistem-informasi.html [12].http://ericute.files.wordpress.com/2009/ 10/pert-1-algol.pdf
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
25