SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di Padang) Oleh Ellya Benny, SE (Alumni FEKON UBH) Dr. Yuskar, SE, MA, Ak (Dosen FEKON UNAND)
Abstrak Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah pendidikan lanjutan pada pendidikan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi akuntan, yang harus dijalani setelah selesai menempuh pendidikan program sarjana atau strata satu (S1) Ilmu Ekonomi pada Jurusan Akuntansi (Keputusan Mendiknas RI No 179/U/2001). Pendidikan Profesi Akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan memberikan kompentensi keprofesiannya. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah pendidikan yang harus diikuti oleh semua lulusan jurusan akuntansi dari semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang ingin memperoleh gelar akuntan. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) ini, harus dijalani selama dua semester atau 12 bulan, sementara Pendidikan Strata dua (S2) bidang akuntansi, baik untuk Program Magister Akuntansi (MAKSI) atau Program Magister Sains Akuntansi (M.Si Akuntansi) dapat dijalani selama 16 s/d 20 bulan saja. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan bagi calon mahasiswa PPAk dan orang tua, apakah akan melanjutkan pendidikan ke PPAk atau ke program MAKSI ataupun M.Si. Hal ini tentunya juga akan dipengaruhi oleh berbagai motivasi lain, di antaranya adalah motivasi kualitas, karir dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari berbagai motivasi, yaitu motivasi kualitas, karir, dan ekonomi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti program pendidikan PPAk. Dari kajian yang dilakukan telah menghasilkan kesimpulan bahwa bahwa motivasi kualitas dan motivasi karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. hal ini dapat disebabkan karena adanya dorongan dalam diri mahasiswa tersebut untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya, khususnya di bidang profesi akuntansi, serta memiliki tanggungjawab yang lebih luas, dan didasarkan kepada prinsip-prinsip moral yang ideal, seperti sifat jujur, objektif, terbuka dan netral, sehingga mereka dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik. Sebaliknya dari pengujian yang dilakukan, menyatakan bahwa motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hal ini mungkin disebabkan adanya pandangan, bahwa kesejahteraan ekonomi bisa diperoleh dari berbagai bidang profesi, temasuk profesi akuntan.
1
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Latar Belakang Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Basuki, 1999 (dalam Ariani, 2004) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu mereka juga termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Namun demikian beberapa waktu belakangan ini, muncul banyak kasus dalam profesi akuntan, yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dalam profesi akuntan, sehingga dengan demikian timbul keraguan atas keandalan pendidikan tinggi akuntansi dalam menghasilkan tenaga akuntan yang professional di Indodnesia. Menurut Sundem, 1993 (dalam Widyastuti, dkk, 2004) pendidikan akuntansi harus menghasilkan akuntan yang professional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang profesionalisme sebagai akuntan tentunya tidak akan laku di pasaran tenaga kerja. Pemberian gelar akuntan di Indonesia didasarkan kepada Undang-Undang No. 34 tahun 1954, yang menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan kepada lulusan perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau perguruan tinggi negeri yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya. Dengan demikian, terlihat adanya ketidakadilan (diskriminatif) di antara perguruan tinggi, terutama di antara perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Menurut Machfoed, 1998 (dalam Widyastuti, dkk, 2004) proses perolehan gelar akuntan yang bersifat diskriminatif tersebut, akan mempunyai beberapa kelemahan di antaranya adalah tidak meratanya tingkat profesionalisme para akuntan di pasaran tenaga kerja. Alasan inilah yang menyebabkan organisasi profesi akuntan (Ikatan Akuntan Indonesia) dan Departemen Pendidikan Nasional melalui Dirjen Dikti merasa perlu meninjau kembali peraturan yang berlaku untuk menghasilkan akuntan yang profesional. Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor.179/U/2001 tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk), dan Surat Keputusan Mendiknas No. 180/P/2001 tentang pengangkatan panitia ahli persamaan ijazah akuntan, serta ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) pada tanggal 28 Maret 2002, antara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan Dirjen Dikti Depdiknas atas pelaksanaan pendidikan profesi akuntan, yang pada akhirnya Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) di Indonesia dapat terealisasi setelah sekian lama ditunggu oleh berbagai kalangan khususnya para penyelenggara pendidikan akuntansi yang lulusannya tidak secara otomatis mendapatkan gelar dengan sebutan akuntan.
2
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG Dengan dimulainya pelaksanaan program PPAk, maka gelar akuntan bukan lagi dimonopoli Perguruan Tinggi Negri (PTN) tertentu yang diberi hak istimewa oleh Depdiknas, tetapi sudah menjadi hak bersama bagi semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Dengan demikian dapat diharapkan para akuntan di masa akan datang, khususnya dalam era globalisasi ekonomi abad 21, akan menjadi akuntan yang profesional dan siap menghadapi persaingan di tingkat global. Pendidikan Profesi akuntansi (PPAk) penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa akuntansi maka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa terhadap minat untuk mengikuti PPAk, yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan mahasiswa tersebut. Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Widyastuti, dkk, (2004) yang meneliti pengaruh motivasi (yaitu motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi) terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk di enam universitas di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi karir merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, dan adanya perbedaan minat untuk mengikuti PPAk antara mahasiswa tingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir. Dengan penelitian ini penulis ingin melakukan pengujian kembali tentang pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi, khususnya pada perguruan tinggi atau universitas negeri dan swasta yang ada di kota Padang, Sumatera Barat. Selanjutnya penelitian ini juga akan menguji kemungkinan terjadinya perbedaan minat antara mahasiswa yang belum mendapatkan atau mengikuti mata kuliah auditing dengan mahasiswa yang sudah memperoleh matakuliah auditing, karena diperkirakan mahasiwa yang sudah mengikuti matakuliah auditing, akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sifat, sikap dan karakteristik profesi akuntan yang seharusnya dimiliki dan ditegakkan oleh semua anggota profesi akuntan.
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Motivasi Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1998).
3
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG Susilo, 1987 (dalam Simarmata, 2002) mengatakan bahwa motivasi adalah faktorfaktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Selanjutnya Widyastuti,dkk (2004) menyatakan bahwa motivasi seringkali diartikan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan tertentu. Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa: 1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi atau tenaga dalam diri pribadi seseorang. 2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan yang mengarah tingkah laku seseorang. 3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Seterusnya dinyatakan bahwa motivasi mempunyai dua bentuk yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Swasta dan Sukatjo, 1991 (dalam Doli, 2004) mengemukakan bahwa: 1. Motivasi positif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan. 2. Motivasi negatif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa.
Minat Menurut Widyastuti, dkk (2004) Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu: a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.
4
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Profesi Akuntan Menurut International Federation of Accountants (dalam Regar, 2003) yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen. Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya. Adapun ciri profesi menurut Harahap (1991) adalah sebagai berikut: 1) Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam melaksanakan keprofesiannya. 2) Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu. 3) Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat/pemerintah. 4) Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat. 5) Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat. Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga berhak disebut sebagai salah satu profesi. Selanjutnya ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh J.L. Carey (dalam Regar, 2003) antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut. Hadibroto, 1997 (dalam Harahap, 1991) menjelaskan pengertian profesi sebagai kumpulan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas serupa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
5
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG 1) Bahwa harus berdasarkan suatu disiplin pengetahuan khusus. 2) Bahwa diperlukan suatu proses pendidikan tertentu untuk memperoleh pengetahuan itu. 3) Bahwa harus ada standar-standar kualifikasi yang mengatur jika mau memasukinya dan harus ada pengakuan formal mengenai statusnya. 4) Bahwa harus ada norma perilaku yang mengatur hubungan antara profesi dengan langganan, teman sejawat dan publik maupun penerimaan tanggung jawab yang tercakup dalam suatu pekerjaan yang melayani kepentingan umum. 5) Bahwa harus ada suatu organisasi yang mengabdikan diri untuk memajukan kewajiban-kewajibannya terhadap masyarakat, di samping untuk kepentingan kelompok itu.
Jalur Pendidikan Akuntan di Indonesia
Sebelum adanya Program PPAk ( atau sebelum tahun 2001), di Indonesia ada 2 jalur untuk mendapat gelar akuntan dengan nomor register. Yaitu: I. Fakultas Ekonomi Negeri Bagi mereka yang ingin menjadi Akuntan sekaligus berhak memakai gelar Akuntan dapat memasuki jalur Fakutas Ekonomi Negeri yang telah mempunyai jurusan akuntansi seperti UI Jakarta, UGM Yogyakarta, UNPAD Bandung, UNDIP Semarang, USU Medan, UNBRAW Malang, UNSYIAH Aceh, dan lain-lain. Untuk berhak memakai gelar Akuntan, mereka yang telah lulus Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dapat membuat permohonan tertulis kepada Panitia Persamaan Ijazah Akuntan disertai Ijazah Sarjana dan pasfoto kepada BPKP di Jakarta. Proses permohonan ini adalah untuk mendapatkan nomor Register Negara dari Panitia Persamaan Ijazah Akuntan. Dengan keluarnya nomor register ini maka otomatis Sarjana Ekonomi yang bersangkutan berhak memakai gelar Akuntan dengan nomor Register yang diberikan. II. Fakultas Ekonomi Swasta Untuk mendapatkan gelar Akuntan, seorang yang kuliah di Fakultas Ekonomi Swasta memiliki beberapa perbedaan dengan lulusan Fakultas Ekonomi Negeri. Kalau alumni FE Negeri dapat langsung meminta nomor Register maka alumni FE Swasta harus melalui beberapa tahap sesuai dengan SK Dirjen Pendidikan Tinggi No.28/Dikti Kep/1986 tanggal 6 Juli 1986 sebagai berikut:
6
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG 1. Sarjana Ekonomi Negara Untuk menjadi Sarjana Ekonomi Negara maka seorang alumni FE Swasta memiliki jalur yang berbeda yang didasarkan pada status Perguruan Tinggi yang bersangkutan, apakah terdaftar, diakui atau disamakan. Namun prinsipnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan kelonggaran bagi alumni Perguruan Tinggi Swasta untuk lulus ujian ujian negara seperti melalui ujian negara cicilan. Perbedaan antara status diatas sebenarnya hanya terletak pada pengujiannya, kalau status Perguruan Tinggi yang bersangkutan terdaftar, pengujiannya 50% berasal dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Kalau statusnya diakui, pengujiannya 75% dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Kalau statusnya disamakan, pengujiannya 100% dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Kalau seorang sudah lulus ujian negara untuk Sarjana Ekonomi/Sarjana Mudanya maka yang bersangkutan berhak mengikuti Ujian Negara Akuntansi. 2. Ujian Negara Akuntansi Ujian Negara Akuntansi (UNA) diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Konsorsium Ilmu Ekonomi dengan bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntansi. UNA ini dilakukan dua tingkat yaitu: 1) UNA Dasar UNA dasar dapat diikuti oleh mereka yang berpendidikan Fakultas Ekonomi Swasta jurusan Akuntansi minimal terdaftar pada Kopertis dengan kualifikasi minimal 110 SKS dengan Indeks Prestasi (IP) minimal 2 dan nilai rata-rata C untuk tiap mata kuliah yang diujikan. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah sebagai berikut: 1) Statistik Deskriptif dan Inferensial. 2) Akuntansi Dasar, Intermediate, dan Lanjutan. 3) Akuntansi Biaya; dan 4) Pembelanjaan (Financial Management). 2) UNA Profesi UNA Profesi dapat diikuti oleh mereka yang sudah lulus UNA Dasar dan sudah lulus ujian negara Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah: 1) Auditing; 2) Controllership; 3) Teori Akuntansi. 4) Akuntansi Pemerintahan; 5) Sistem Akuntansi; dan 6) Perpajakan.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan
7
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan yang selanjutnya disingkat Ak. Kurikulum nasinal Pendidikan Profesi Akuntansi paling sedikit 20 satuan kredit semester (sks) dan paling banyak 40 sks yang ditempuh 2 sampai dengan 6 semester. Kurikulum nasional yang dimaksud adalah: 1) Etika Bisnis dan Profesi
5) Pengetahuan Pasar Modal.
2) Seminar Perpajakan.
6) Seminar Akuntansi Keuangan.
3) Praktik Audit.
7) Seminar Akuntansi Manajemen.
4) Lingkungan Bisnis.
Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapat nomor register. Untuk bisa memperoleh izin praktek sebagai akuntan publik, seorang akuntan harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan Departemen Keuangan, antara lain: berpengalaman di KAP minimal 3 tahun setara 4.000 jam, mempunyai beberapa orang staf, mempunyai kantor yang cukup representatif dan lainlain. Mulai awal tahun 1998, untuk memperoleh izin praktek, terlebih dahulu harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), yang diselenggarakan atas kerjasama IAI dan Departemen Keuangan. Seorang akuntan yang mempunyai nomor register, bisa memilih profesi sebagai: •
Akuntan Publik (External Auditor): dengan memiliki KAP atau bekerja di KAP.
•
Pemeriksa Intern (Internal Auditor): dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan Intern (Internal Audit Departmen) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern (SPI).
•
Auditor Pemerintah (Government Auditor): dengan bekerja di BPKP (Bdan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau Inpektorat di suatu Departemen Pemerintah.
•
Financial Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu perusahaan.
•
Cost Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan.
•
Management Accountant: dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen suatu perusahaan.
•
Tax Accountant: dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau Direktorat Jenderal Pajak.
•
Akuntan Pendidik dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Akuntan Pendidik banyak yang merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor maupun akuntan manajemen (yang bekerja di suatu perusahaan) atau sebagai government accountant (akuntan pemerintah) yang bekerja di instansi pemerintah.
8
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Pengembangan hipotesis Analisis mengenai motivasi mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) menunjukkan bahwa motivasi kemungkinan besar berperan dalam menentukan minat seorang mahasiswa untuk mengikuti PPAk. PPAk penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa akuntansi maka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa terhadap minat untuk mengikuti PPAk. Motivasi atau dorongan merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motivasi tersebut merupakan suatu tenaga yang menggerakkan mahasiswa untuk berminat mengikuti PPAk. Penelitian yang dilakukan Yusuf, 2000 (dalam Widyastuti, 2004) untuk mengetahui kualitas lulusan jurusan akuntansi, menyatakan bahwa mutu lulusan dari penerapan kurikulum progran S-1 jurusan akuntansi yang berlaku selama ini sering dipertanyakan, lebih-lebih jika bekerja atau membuka kantor akuntan publik. Kemampuan lulusan pada umumnya dipandang kurang memadai. Elemen kualitas atau kompetensi merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam profesi akuntansi, khususnya profesi akuntan publik. Bahkan elemen ini dimasukkan dalam Standar Audit. Standar umum auditing yang pertama menyatakan bahwa: Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor. Standar tersebut mengandung pengertian bahwa dalam melaksanakan penugasan audit untuk sampai pada pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya (tingkat universitas) yang diperluas melalui pengalamanpengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus mencakup aspek teknis maupun pendidikan secara umum. Munawir, 1999 (dalam Widyastuti, dkk , 2004) menyatakan bahwa kompetensi auditor ditentukan oleh tiga faktor berikut: (1) pendidikan formal tingkat universitas, yaitu dengan menjadi Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi. Namun saat ini diharuskan bagi lulusan Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi baik itu dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional
(2) pelatihan
teknis dan pengalaman dalam bidang auditing, antara lain memiliki pengalaman kerja di Kantor Akuntan Publik minimal 3 tahun, dan (3) pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menjalani karir sebagai auditor, dengan mengikuti seminar, lokakarya dan Simposium Nasional Akuntansi (SNA).
9
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG Seorang auditor juga harus menguasai ilmu pengetahuan yang lain seperti ekonomi perusahaan, ekonomi moneter, manajemen perusahaan, pemasaran, hukum dagang, hukum pajak, akuntansi biaya, sistem akuntansi, bahasa inggris dan sebagainya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kualitas sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Motivasi kualitas mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Karir merupakan suatu keahlian atau profesional seseorang di bidang ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang akan memberikan kontribusi kepada organisasi (Ariani, 2004). Pilihan karir merupakan ungkapan diri seseorang, karena pilihan menunjukkan motivasi seseorang, ilmu, kepribadian dan seluruh kemampuan yang dimiliki. Menurut Hall, 1986 (dalam Fitria, 2004) karir dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan prilaku yang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Institusi pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan karir seorang akuntan. Siegel, 1991 (dalam Widyastuti, dkk, 2004) melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara struktur organisasi institusi pendidikan akuntansi dengan perkembangan profesional selanjutnya bagi para auditor. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa struktur organisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap perkembangan profesi selanjutnya para auditor. Auditor yang mempunyai latar belakang pendidikan profesional akuntansi membutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikan menjadi auditor senior dan atau manajer. Profesi akuntan publik merupakan salah satu pilihan karir yang banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Wijayanti, 2000 (dalam Ariani, 2004) yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik mengharapkan gaji awal yang tinggi, memperoleh kesempatan berkembang yang lebih baik dibandingkan dengan karir yang lain serta memperoleh pengakuan atas prestasi yang telah diraih. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H2 : Motivasi karir mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Penghargaan finansial merupakan salah satu bentuk sistem pengendalian manajemen. Untuk memastikan bahwa segenap elemen karyawan dapat mengarahkan tindakannya terhadap pencapaian tujuan perusahaan, maka manajemen memberikan balas jasa atau reward dalam berbagai bentuk, termasuk di dalamnya finansial reward. Secara umum
10
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan tidak langsung. Penghargaan langsung dapat berupa pembayaran dari upah dasar atau gaji pokok, gaji dari lembur, pembagian dari laba. Sedangkan penghargaan tidak langsung meliputi asuransi, tunjangan biaya sakit, program pensiun. Carpenter dan Strawser, 1970 (dalam Widyastuti, dkk, 2004) melakukan penelitian untuk mengetahui kriteria mahasiswa jurusan akuntansi pada tingkat akhir di Pennsylvania State University dalam memilih karir. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sifat pekerjaan, kesempatan promosi, dan gaji awal merupakan tiga karakter terpenting dalam pemilihan karir diantara 11 faktor pekerjaan. Stole, 1976 (dalam Fitria, 2004) menyatakan bahwa berkarir di Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu karir yang memberikan penghargaan secara finansial dan pengalaman bekerja yang bervariasi. Berkarir di Kantor Akuntan Publik dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi atau besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari karir yang lain. Albrecht dan Sack, 2000 (dalam Ariani, 2004) menyatakan bahwa salah satu penyebab menurunnya jumlah mahasiswa akuntansi selama kurun waktu 1995 hingga 1999 yang mencapai 23 % adalah akibat lebih rendahnya gaji awal pada profesi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dari penjelasan di atas motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkan. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan penghargaan tidak langsung. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H3 : Motivasi ekonomi mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Penelitian yang dilakukan Widyastuti, dkk (2004) adalah meneliti mengenai ada tidaknya perbedaan minat antara mahasiswa tingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir untuk mengikuti PPAk, yang diasumsikan bahwa mahasiswa tingkat awal belum mengerti PPAk dan belum tahu apa yang akan didapatkan dari mengikuti PPAk sedangkan mahasiswa tingkat akhir telah mengerti dan memahami PPAk. Di samping itu mahasiswa tingkat awal tentunya belum mengambil mata kuliah auditing, yaitu matakuliah yang lebih spesifik membahas profesi akuntan. Dengan demikian mereka masih memiliki pengetahuan yang dangkal mengenai PPAk dan mereka belum dapat menentukan karirnya di masa depan. Sebaliknya mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing dan telah memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang PPAk dan mereka dapat menentukan pilihan karirnya, mengingat mereka akan mendekati ujian akhir dan akan memperoleh kelulusan serta akan segera terjun ke dunia kerja. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
11
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG H4 : Ada perbedaan signifikan antara mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing dan mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing terhadap minat untuk mengikuti PPAk. Dari hipotesis yang diajukan tersebut maka nantinya dapat diketahui motivasi mana yang paling berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk serta dapat pula diketahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing dan mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing terhadap minat untuk mengikuti PPAk.
METODOLOGI PENELITIAN Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi pada perguruan tinggi di Padang yang terdiri dari Universitas Andalas,
Universitas Negeri Padang,
Universitas Bung Hatta, Universitas Putra Indonesia dan Universitas Ekasakti. Untuk kriteria sampel dipilih mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing (yaitu mahasiswa NPM 2004) dan mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing (yaitu mahasiswa semester 8 atau NPM 2001) di masing-masing universitas. Pada penelitian ini penulis menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner. Kuisioner ditujukan pada mahasiswa jurusan akuntansi yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian. Secara keseluruhan kuisioner yang disebar berjumlah 250, dengan pembagian masing-masing Universitas diberikan 50 eksemplar kuisioner (terdiri dari 30 kuisioner untuk mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing dan 20 kuisioner untuk mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing). Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Independen Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah motivasi. Motivasi meliputi: 1) Motivasi karir, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya. 2) Motivasi kualitas, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan baik dan benar. 3) Motivasi ekonomi, yaitu suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkannya. Secara umum
12
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan penghargaan tidak langsung. Variabel Motivasi ini menggunakan instrumen yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan Widyastuti, dkk (2004). Instrument ini diukur dengan skala likert 5 point yang berisi 30 item pertanyaan, dimana untuk motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi masing-masingnya terdiri atas 10 item pertanyaan. Sikap responden yang ”sangat tidak setuju ” diwakili oleh point (1) yang dapat diartikan bahwa motivasi mahasiswa rendah. Sedangkan sikap responden yang ”sangat setuju ” diwakili oleh point (5) yang berarti bahwa motivasi mahasiswa tinggi. 2. Variabel Dependen Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Seperti telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel minat ini yaitu: a) Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. b) Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba. c) Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan. Variabel minat untuk mengikuti PPAk ini menggunakan instrumen yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan Widyastuti, dkk (2004). Variabel ini terdiri dari 5 item pertanyaan yang diukur dengan skala likert 5 point. . Sikap responden yang ”sangat tidak setuju ” diwakili oleh point (1) yang dapat diartikan bahwa minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk rendah. Sedangkan sikap responden yang ”sangat setuju ” diwakili oleh point (5) yang berarti bahwa minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk tinggi.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen dalam kuisioner harus diuji kualitas data tersebut dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kualitas kuisioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian sehingga dapat dikatakan instrumen tersebut valid. Suatu item
13
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG valid jika memiliki faktor loading lebih besar dari 0,40 (Chia, 1995 dalam Themiarto, 2004) dan hasil pengujian validitas dengan analisis faktor nilai Kaiser Meyer Olkin dari masingmasing variabel diatas 0,50. Uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Instrumen itu dikatakan reliabel atau cukup andal apabila memiliki cronbach alpha lebih besar dari 0,50 (Nunnaly, 1978 dalam Themiarto, 2004)
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pertama hingga ketiga digunakan analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = β0 + βX1 + βX2 + βX3 + e Keterangan: Y = minat mahasiswa mengikuti PPAk X1 = motivasi kualitas X2 = motivasi karir X3 = motivasi ekonomi βo = konstanta e = error term
Independent t-test Setelah hipotesis pertama hingga ketiga diuji maka untuk hipotesis keempat adalah dengan uji beda antara dua nilai tengah dari dua kelompok sampel saling bebas (independent t-test) dengan α = 0,05
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Penelitian Penyebaran kuisioner kepada sampel yakni mahasiswa akuntansi dilakukan dengan dua cara: Pertama, peneliti menghubungi mahasiswa yang dikenal secaraa pribadi oleh peneliti untuk mendistribusikan kuisioner tersebut kepada mahasiswa akuntansi di Perguruan Tinggi asalnya. Kedua, peneliti mendistribusikan sendiri kuisioner tersebut langsung ke mahasiswa akuntansi. Berdasarkan Tabel-1 (pada lampiran-1),
terlihat bahwa jumlah kuesioner yang
dikirimkan kepada responden berumlah 250 kuisioner dengan pembagian masing-masing
14
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG Perguruan Tinggi ( lima Perguruan Tinggi) disebarkan 50 kuisioner yang terdiri atas 30 eksemplar untuk mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing dan 20 eksemplar untuk mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing. Jumlah kuisioner yang kembali sebanyak 183 eksemplar. Dari jumlah kuisioner yang kembali tersebut 12 diantaranya tidak dapat dipakai karena responden tidak menjawab seluruh pertanyaan yang ada pada kuisioner, sehingga kuisioner yang dapat dianalisis atau diolah hanya sebanyak 171 eksemplar. Tabel 2 (di lapiran-2) menunjukkan bahwa demografi responden pada penelitian ini yang dilihat dari Perguruan Tinggi yaitu UNAND sebanyak 28 responden, UBH sebanyak 43 responden, UPI sebanyak 36 responden, UNES sebanyak 36 responden dan UNP sebanyak 28 responden. Responden pria dalam penelitian ini sebanyak 73 orang dan responden wanita sebanyak 98 orang. Dilihat dari IPK responden, mahasiswa yang IPK- nya <2.50 sebanyak 51 orang, mahasiswa yang IPK-nya 2.51-3.00 sebanyak 80 orang, dan mahasiswa yang IPK-nya >3.01 sebanyak 40 orang. Usia responden dalam penelitian ini antara lain yang berumur 18-20 tahun sebanyak 72 orang dan responden yang berumur 2124 tahun sebanyak 99 orang. Responden penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 19992001 sebanyak 99 orang dan mahasiswa angkatan 2004 sebanyak 72 orang. Dilihat dari pekerjaan orang tua responden, yang bekerja sebagai Pegawai negeri sebanyak 58 orang, pegawai swasta 54 orang, wiraswasta 21 orang, petani 28 orang dan lain-lain sebanyak 10 orang. Pendapatan orang tua responden juga beragam, yang pendapatannya Rp.100.000500.000 adalah 28 orang, yang pendapatannya Rp.500.000-1.000.000 adalah 66 orang, yang pendapatannya
Rp.1.000.000-2.000.000
adalah
62
orang,
yang
pendapatannya
Rp.2.000.000-5.000.000 adalah 10 orang dan pendapatan yang >Rp.5.000.000 adalah 5 orang.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen dalam kuisioner harus diuji kualitas data tersebut dengan uji validitas dan reliabilitas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau sah dan reliabel untuk mengukur variabel yang akan diukur sehingga penelitian ini bisa mendukung hipotesis yang diajukan. Variabel motivasi kualitas yang terdiri dari 10 item pertanyaan setelah dilakukan uji validitas ternyata ke 10 item pertanyaan valid dengan faktor loading antara 0,403 sampai 0,799 dan nilai KMO-MSA 0,809. Dari pengujian reliabilitas didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,8448 yang menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
15
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG Variabel motivasi karir yang terdiri dari 10 item pertanyaan setelah dilakukan uji validitas ternyata ke 10 item pertanyaan valid dengan faktor loading antara 0,422 sampai 0,764 dan nilai KMO-MSA 0,816. Dari pengujian reliabilitas didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,8200 yang menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Variabel motivasi ekonomi yang terdiri dari 10 item pertanyaan setelah dilakukan uji validitas ternyata ke 10 item pertanyaan valid dengan faktor loading antara 0,517 sampai 0,771 dan nilai KMO-MSA 0,867. Dari pengujian reliabilitas didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,8539 yang menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Variabel minat mengikuti PPAk yang terdiri dari 5 item pertanyaan setelah dilakukan uji validitas ternyata ke 5 item pertanyaan valid dengan faktor loading antara 0,773 sampai 0,893 dan nilai KMO-MSA 0,847. Dari pengujian reliabilitas didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,8755 yang menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
Statistik Deskriptif Dari tabel 4 (di lampiran-3) dapat dilihat bahwa motivasi kualitas yang menjadi titik cut-offnya adalah 41,50, jika rata-rata skor jawaban responden yang memiliki motivasi kualitas yang tinggi. Jika rata-rata skor jawaban responden kecil dari 41,50 maka dikelompokkan pada responden yang memiliki motivasi kualitas yang rendah. Dan skor jawaban responden mengenai motivasi kualitas berkisar antara 25 sampai dengan 50. Motivasi karir yang menjadi titik cut-offnya adalah 40,42, jika rata-rata skor jawaban responden yang memiliki motivasi karir yang tinggi. Jika rata-rata skor jawaban responden kecil dari 40,42 maka dikelompokkan pada responden yang memiliki motivasi karir yang rendah. Dan skor jawaban responden mengenai motivasi karir ini berkisar antara 27 sampai dengan 50. Motivasi Ekonomi yang menjadi titik cut-offnya adalah 40,49, jika rata-rata skor jawaban responden yang memiliki motivasi ekonomi yang tinggi. Jika rata-rata skor jawaban responden kecil dari 40,49 maka dikelompokkan pada responden yang memiliki motivasi ekonomi yang rendah. Dan skor jawaban responden mengenai motivasi ekonomi ini berkisar antara 30 sampai dengan 50. Variabel minat mengikuti PPAk yang menjadi titik cut-offnya adalah 18,19, jika rata-rata skor jawaban responden yang memiliki minat mengikuti PPAk yang tinggi. Jika rata-rata skor jawaban responden kecil dari 18,19 maka dikelompokkan pada responden yang memiliki minat mengikuti PPAk yang rendah. Dan skor jawaban responden mengenai minat mengikuti PPAk ini berkisar antara 10 sampai dengan 25.
16
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Pengujian hipotesis pertama hingga ketiga digunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 (di lapiran-3). Berdasarkan hasil olah data pada tabel 5 dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut: Y = -1,416 + 0,229 X1 + 0,183 X2 + 0,067 X3 Dari tabel 5 tersebut, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel motivasi kualitas adalah 0,000 (kecil dari α = 5%). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kualitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hasil ini mendukung Hipotesis pertama (H1) yang diajukan, namun demikian hasil pengujian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti, dkk (2004). Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan objek penelitian dan jumlah sampel yang diteliti antara penulis dengan peneliti terdahulu. Kemudian mungkin juga disebabkan karena program PPAk ini sudah lebih dikenal mahasiswa pada saat sekarang dibandingkan pada waktu peneliti terdahulu melakukan penelitian ini dimana PPAk baru mulai dikenal oleh mahasiswa. Disamping itu hal ini dapat disebabkan karena adanya dorongan dalam diri mahasiswa tersebut untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik. Juga dengan adanya tuntutan transparansi di pasar modal yang merupakan salah satu prinsip dari Good Corporate Governance (GCG) menjadi dorongan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya. Untuk variabel motivasi karir diketahui bahwa nilai signifikansinya adalah 0,007 (kecil dari α = 5%). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hasil ini mendukung Hipotesis kedua (H2) yang diajukan, dengan demikian hasil pengujian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti, dkk (2004). Hal ini dapat disebabkan karena mahasiswa beranggapan bahwa karir yang semakin tinggi lebih penting sehingga mampu mendorong mahasiswa untuk mengikuti PPAk agar dapat mencapai kedudukan yang lebih tinggi di dalam pekerjaannya, memperoleh kesempatan berkembang yang lebih baik, membutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikan serta memperoleh pengakuan atas prestasi yang diraih. Untuk variabel motivasi ekonomi diketahui nilai signifikansinya adalah 0,203 (besar dari α = 5%). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hasil ini tidak mendukung Hipotesis ketiga (H3) yang diajukan, dengan demikian hasil pengujian ini sejalan dengan hasil
17
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti, dkk (2004). Hal ini dapat disebabkan karena faktor dalam diri mahasiswa tersebut yang tidak terdorong untuk mencari penghargaan finansial atau ekonomi tetapi lebih terdorong untuk mengerjakan sesuatu yang mereka sukai daripada bila bekerja hanya karena imbalan. Mungkin juga disebabkan karena berkarir di bidang lain memberikan penghasilan yang tinggi atau lebih besar daripada berkarir sebagai akuntan. Atau dapat juga disebabkan karena biaya untuk mengikuti PPAk itu jumlahnya besar (mahal) atau sama besar jumlahnya dengan biaya untuk mengikuti program pasca sarjana (S2) sehingga mahasiswa kurang berminat untuk mengikuti PPAk dan malah sebaliknya lebih memilih mengikuti program pasca sarjana saja mengingat biaya yang sama besar jumlahnya tersebut. Koefisien determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,349 yang berarti bahwa variasi naik turunnya nilai variabel dependen secara bersama-sama ditentukan oleh variabel independennya sebesar 34,9%. Sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor-faktor lain diluar model. Hasil ini memiliki arti bahwa secara bersama-sama motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi mempunyai pengaruh dalam menentukan variasi naik turunnya nilai variabel dependen. Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai F hitung untuk masing-masing variabel independen (motivasi kualitas, karir dan ekonomi) dari penelitian ini adalah sebesar 29,864. Dan nilai signifikansi untuk masing-masing variabel independen adalah 0,000 (kecil dari α = 5%). Hasil uji F tersebut memberikan arti bahwa seluruh variabel independen dalam model secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis keempat (H4) diuji dengan uji-t (uji beda) untuk dua sampel independen (independent sample t-test) yang dimaksudkan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan dan jumlah sampel yang diuji berbeda yaitu 99 dan 72. Dari tabel di atas terlihat bahwa t-hitung untuk minat dengan Equal Variance not Assumed adalah 7,644 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas <0,05 maka HO ditolak atau ada perbedaan minat antara mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing dan mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing. Hasil ini mendukung Hipotesis keempat (H4) yang diajukan, dengan demikian hasil pengujian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti, dkk (2004). Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing lebih memiliki wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang Pendidikan Profesi Akuntansi dibanding dengan Mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing dan memiliki pengetahuan yang masih sedikit dan dangkal tentang Pendidikan Profesi Akuntansi. Disamping itu mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing adalah juga mereka yang belum dapat menentukan karirnya di masa depan. Sebaliknya mahasiswa yang telah mengambil mata
18
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG kuliah auditing memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang PPAk dan mereka telah dapat menentukan pilihan karirnya, mengingat mereka akan menghadapi ujian akhir dan akan memperoleh kelulusan serta akan terjun ke dunia kerja.
PENUTUP
Simpulan Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan pada bab IV, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: Dari hasil pengujian hipotesis pertama (H1) disimpulkan bahwa motivasi kualitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya adalah 0,000 (kecil dari α = 5%). Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti, dkk (2004). Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan objek penelitian dan jumlah sampel yang diteliti antara penulis dengan peneliti terdahulu. Kemudian mungkin juga disebabkan karena program PPAk ini sudah lebih dikenal oleh mahasiswa pada saat sekarang dibandingkan pada waktu peneliti terdahulu melakukan penelitian ini dimana PPAk baru mulai dikenal oleh mahasiswa. Disamping itu hal ini dapat disebabkan karena adanya dorongan dalam diri mahasiswa tersebut untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik. Juga dengan adanya tuntutan transparansi di pasar modal yang merupakan salah satu prinsip dari Good Corporate Governance (GCG) menjadi dorongan bagi mahasiswa tersebut untuk meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya. Dari hasil pengujian hipotesis kedua (H2) disimpulkan bahwa motivasi karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya adalah 0,007 (kecil dari α = 5%). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti, dkk (2004). Hal ini mungkin saja disebabkan karena mahasiswa beranggapan bahwa karir yang semakin tinggi lebih penting sehingga mampu mendorong mahasiswa untuk mengikuti PPAk agar dapat mencapai kedudukan yang lebih tinggi di dalam pekerjaannya, memperoleh kesempatan berkembang yang lebih baik, membutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikan serta memperoleh pengakuan atas prestasi yang diraih. Dari hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) disimpulkan bahwa motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya adalah 0,203 (besar dari α = 5%). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti, dkk (2004). Hal
19
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG ini bisa saja disebabkan karena faktor dalam diri mahasiswa tersebut yang tidak terdorong untuk mencari penghargaan finansial atau ekonomi tetapi lebih terdorong untuk mengerjakan sesuatu yang mereka sukai daripada bila bekerja hanya karena imbalan. Mungkin juga disebabkan karena berkarir di bidang lain memberikan penghasilan yang tinggi atau lebih besar daripada berkarir sebagai akuntan. Atau dapat juga disebabkan karena biaya untuk mengikuti PPAk itu jumlahnya besar (mahal) atau sama besar jumlahnya dengan biaya untuk mengikuti program pasca sarjana (S2) sehingga mahasiswa kurang berminat untuk mengikuti PPAk dan malah sebaliknya lebih memilih mengikuti program pasca sarjana saja mengingat biaya yang sama besar jumlahnya tersebut. Sedangkan untuk hipotesis terakhir yaitu hipotesis keempat (H4) disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing dan mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing terhadap minat untuk mengikuti PPAk. Dari hasil yang didapat terlihat bahwa probabilitasnya adalah 0,000 (kecil dari α = 5%). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti, dkk (2004). Hal ini dapat disebabkan karena mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing belum mengerti PPAk dan apa yang akan didapatkan dari mengikuti PPAk, sedangkan mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing telah mengerti dan memahami PPAk. Disamping itu mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah auditing masih memiliki pengetahuan yang dangkal mengenai PPAk dan mereka belum dapat menentukan karirnya di masa depan. Sebaliknya mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang PPAk dan mereka dapat menentukan pilihan karirnya, mengingat mereka akan menghadapi kelulusan dan akan terjun ke dunia kerja.
Keterbatasan Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan. Pertama minat untuk mengikuti PPAk ini hanya ditinjau dari motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi ekonomi. Sementara sesungguhnya masih ada hal lain yang terkait seperti motivasi berprestasi dan motivasi sosial mahasiswa yang ditinjau dari keinginan mahasiswa untuk dapat memiliki prestasi yang tinggi dalam pekerjaannya dan keinginan mahasiswa untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada. Kedua, faktor biaya pendidikan, lamanya pendidikan dan strata pendidikan yang diperoleh belum dikaji lebih jauh, pada hal ada kemungkinan bahwa mahasiswa akan mengikuti program PPAk atau tidak, adalah dimotivasi oleh faktor-faktor biaya pendidikan, lamanya pendidikan dan dalam strata pendidikan yang didapatkan. Ketiga, faktor pemahaman mahasiswa akan kekhususan dan keunggulan program PPAk itu sendiri juga akan menentukan minat
20
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG mahasiswa untuk memasuki dan mengikuti program PPAk, dan hal ini juga belum dilakukan pengkajiannya.
Implikasi dan Saran Hasil penelitian ini mempunyai implikasi untuk berbagai pihak yang terkait dengan PPAk. Temuan penelitian ini berguna bagi calon lulusan mahasiswa akuntansi tentang pentingnya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) tersebut dan bagi penyelenggara PPAk agar dapat meningkatkan sosialisasi dan promosi kepada mahasiswa akuntansi tentang PPAk di masa yang akan datang supaya lebih baik lagi. Bagi penyelenggara pendidikan akuntansi dengan adanya PPAk ini dapat menyempurnakan kurikulum pendidikan dan mengembangkan program yang telah ada. Serta perlu adanya promosi proyeksi kebutuhan auditor yang lebih besar di masa datang sehingga diharapkan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk ini akan bertambah.
Saran untuk Kajian Lanjut Dari keterbatasan penelitian yang dikemukakan di atas, peneliti dapat memberikan beberapa saran atau rekomendasi untuk penelitian lanjutan yaitu: Menambah variabel penelitian, yang meliputi: a. motivasi berprestasi, b. Biaya pendidikan, c. Lamanya pendidikan di PPAk, dan d. Predikat jenjang pendidikan yang di dapatkan.
21
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno.2003. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Arens & Loebbecke, 1993. Auditing, Diterjemahkan oleh Amir Abadi. Edisi Kelima, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta. Ariani, Rika. 2004. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Karir di Kantor Akuntan Publik. Skripsi Program S-1, Universitas Bung Hatta, Padang, (Tidak dipublikasikan). Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Edisi Pertama, Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS), Jakarta. Badudu, J.S. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Pertama, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Doli, Mike Sandra. 2004. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor:Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Skripsi Program S-1, Universitas Bung Hatta, Padang, (Tidak dipublikasikan). Fitria, Resti. 2004. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir. Sripsi Program S-1, Universitas Bung Hatta, Padang, (Tidak dipublikasikan). Gozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang. Harahap, Sofyan Syafri. 1991.Auditing Kontemporer. Edisi Pertama, Erlangga, Jakarta. Hartadi, Bambang. 1987. Auditing Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan. Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Kanaka & Mulyadi, 1998. Auditing, Edisi Kelima, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta. Keputusan Menteri Keuangan RI No 359/KMK.06/2003 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan No 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik. Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No.179/U/2001 tertanggal 21 November 2001 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi. Regar, Moenaf H. 2003. ”Kilas Sorot Perkembangan Akuntansi di Indonesia”, Akuntansi Indonesia di Tengah Kancah Perubahan, Pustaka LP3ES, Jakarta. Santoso, Singgih. 2001. SPSS versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Elex Media Computindo, Jakarta. Simarmata, Jonner. 2002. ”Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja”, Jurnal Akademika, Volume 6 No 1. Themiarto, Sherly. 2004. Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Sripsi Program S-1, Universitas Bung Hatta, Padang, (Tidak dipublikasikan). Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Pertama, Balai Pustaka, Jakarta. Undang-Undang Nomor 34 tahun 1945 Tentang Pemakaian Gelar Akuntan. Utama, Siddharta. 2003. ”Profesionalisme Akuntan dan Proses Pendidikan Akuntansi di Indonesia”, Akuntansi Indonesia di Tengah Kancah Perubahan, Pustaka LP3ES, Jakarta. Widyastuti, Suryaningsum dan Juliana. 2004. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi.Simposium Nasional Akuntansi VII. ***
22
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Lampiran - 1 Tabel 1 Sampel dan Tingkat Pengembalian Responden/ Mahasiswa Junior UBH Senior UBH Junior UNAND Senior UNAND Junior UPI Senior UPI Junior UNES Senior UNES Junior UNP Senior UNP Jumlah
Catatan:
Kuisioner Disebar 20 30 20 30 20 30 20 30 20 30 250
Kuisioner kembali 20 26 11 18 18 20 18 22 12 18 183
Kuisioner gugur 3 1 2 2 2 2 12
Kuisioner Diolah 17 26 11 17 16 20 16 20 12 16 171
* Mahasiswa Junior, didefinisikan sebagai mahasiswa yang belum mengambil matakuliah Auditing. * Mahasiwa Senior, didefinisikan sebagai manasiswa yang sudah mengambil matakuliah Auditing.
23
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG Lampiran - 2 Tabel 2 Demografi Responden Keterangan Jumlah Perguruan Tinggi UNAND UBH UPI UNES UNP Jumlah Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah IPK <2.50 2.51-3.00 >3.01 Jumlah Umur 18-20 tahun 21-24 tahun Jumlah Angkatan 1999-2001 2004 Jumlah Pekerjaan Orang Tua Pegawai Negeri/TNI/Polri Pegawai Swasta/BUMN Wiraswasta Petani Lain-lain Jumlah Pendapatan Orang Tua Rp.100.000-Rp.500.000 Rp.500.000-Rp.1.000.000 Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 Rp.2.000.000-Rp.5.000.000 >Rp.5.000.000 Jumlah
Persentase
28 43 36 36 28 171
16.37 25.16 21.05 21.05 16.37 100%
73 98 171
42.69 57.31 100%
51 80 40 171
29.82 46.78 23.40 100%
72 99 171
42.10 57.90 100%
99 72 171
57.90 42.10 100%
58 54 21 28 10 171
33.92 31.58 12.28 16.37 5.85 100%
28 66 62 10 5 171
16.37 38.60 36.25 5.85 2.93 100%
24
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
Lampiran – 3 Tabel 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Cronbach Alpha
KMO-MSA
Faktor Loading
0,8448 0,8200 0,8539 0,8755
0,809 0,816 0,867 0,847
0,403-0,799 0,422-0,764 0,517-0,771 0,773-0,893
Motivasi Kualitas Motivasi Karir Motivasi Ekonomi Minat Mengikuti PPAK
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel 4 Statistik Deskriptif Motivasi dan Minat Responden Mengikuti PPAk Variabel
N
Motivasi Kualitas Motivasi Karir Motivasi Ekonomi Minat Mengikuti PPAk
171 171 171 171
Kisaran Aktual 25-50 27-50 30-50 10-25
Kisaran Teoritis 10-50 10-50 10-50 5-25
Mean
Standar Deviasi
41,50 40,42 40,49 18,19
4,33 4,40 4,73 3,13
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Untuk Hipotesis 1,2 dan 3 Variabel
Koefisien
Konstanta Motivasi Kualitas (X1)
-1,416 0,229
Std. Error 0,062
Motivasi Karir (X2)
0,183
0,067
Motivasi Ekonomi (X3) 0,067 0,052 2 R =0,591 R = 0,349 F hit = 29,864
t -hitung
Sig
3,672
0,000
2,732 1,279 Sig = 0,000
Ket
Diterim a 0,007 Diterim a 0,203 Ditolak α = 5%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel 6 Hasil Uji T Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
T
Df
Sig. (2tailed )
Mean Difference
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Minat Mengikuti PPAk
Equal variances assumed Equal variances not assumed
4,566
,034
Upper
7,895
169
,000
3,2841
,41599
2,46288
4,10530
7,644
133,438
,000
3,2841
,42964
2,43430
4,13388
25
Padang, 23-26 Agustus 2006 K-PEAK 04