SIFAT DAN MORFOLOGI KOMPOSIT KARET ALAM-POLIPROPILEN YANG DIPERKUAT DENGAN SABUT BUAH SAWIT DAN ABU SAWIT Bahruddin, Ida Zahrina, Zulfansyah, Adhy Prayitno, Adrianto Ahmad Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau E-mail:
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Sabut buah sawit dan abu sawit merupakan limbah padat yang banyak dihasilkan dalam industri pengolahan sawit. Sabut buah sawit banyak mengandung komponen selulosa, sedangkan abu sawit banyak mengandung komponen silika. Kedua komponen tersebut biasanya dapat digunakan untuk meningkatkan sifat mekanik dari produk-produk berbasis karet. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat tensile dan morfologi komposit karet alam-polipropilen (NR/PP) yang ditambahkan sabut buah sawit dan abu sawit. Kedua jenis sampel komposit tersebut dibuat dengan menggunakan internal mixer pada rasio massa NR/PP 70/30 dengan penambahan kompatibilizer maleated polypropylene sebesar 5% massa. Komposisi sabut buah sawit divariasikan sebesar 15, 30 dan 45 per hundred rubber (phr). Demikian juga dengan komposit yang menggunakan abu sawit sebagai filler. Bahan aditif lain yang digunakan meliputi plastisizer 5 phr, ZnO 5 phr, asam stearat 2 phr, trimethylquinone 1 phr, mercaptodibenzothiozyldisulfide 0,6 phr dan sulfur 3 phr. Sebelum dicampur dengan PP dalam internal mixer, baik sabut buah sawit maupun abu sawit bersama aditif lainnya dicampurkan terlebih dahulu dengan NR menggunakan roll mill pada suhu ruang dan kecepatan roll 20 rpm. Proses pencampuran dalam internal mixer dilakukan pada suhu 180 oC dan kecepatan rotor 60 rpm. Sifat tensile diukur dengan standar ISO 527-2 Tipe 5A. Morfologi dianalisa menggunakan scanning electron microscopy. Diperoleh bahwa komposit NR/PP yang menggunakan filler abu sawit mempunyai sifat tensile dan morfologi yang lebih baik. Sifat tensile terbaik diperoleh pada komposisi abu sawit sebesar 30 phr. Pada kondisi tersebut; tensile strength dan elongation at break dari campuran, masing-masing adalah 9,6 MPa dan 209%. Keywords: abu sawit, karet alam, sabut buah sawit, sifat tensile, termoplastik vulkanisat ISBN 978–979-8510-20-5 Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010 “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
PROSIDING III
PENDAHULUAN Sabut buah sawit dan abu sawit merupakan limbah padat yang banyak dihasilkan dalam industri pengolahan sawit. Sabut buah sawit banyak mengandung komponen selulosa, sedangkan abu sawit banyak mengandung komponen silika. Kedua komponen tersebut biasanya dapat digunakan untuk meningkatkan sifat mekanik dari produk-produk berbasis karet. Salah satu produk berbasis karet yang sedang dikembangkan adalah termoplastik vulkanisat (TPV), yaitu komposit karet- termoplastik. Material tersebut mempunyai sifat dan fungsi yang mirip dengan karet vulkanisasi pada suhu ambien, namun dapat dilelehkan seperti termoplastik pada suhu tinggi. Karakteristik yang unik tersebut dapat menjembatani perbedaan karakteristik antara karet/elastomer konvensional dan termoplastik, dan sangat berguna sebagai alternatif pemanfaatan elastomer konvensional dalam berbagai aplikasi, seperti industri otomotif (Mangaraj, 2005). Banyak kombinasi termolastik dan elastomer yang sudah komersial, diantaranya adalah campuran polypropylene/ethylene-propylene-diene monomer (PP/EPDM). Namun, EPDM merupakan karet sintetik berbasis minyak bumi dan relatif lebih mahal dibandingkan dengan karet alam (NR). Akhir-akhir ini para peneliti sedang mengembangkan penelitian mengenai kemungkinan mengganti EPDM atau karet sintetik lainnya dengan NR. Disamping itu, diyakini campuran PP dan NR lebih ekonomis dan mempunyai green strength yang tinggi dibandingkan dengan campuran PP/EPDM (Sabet dan Datta, 2000). Sejauh ini, TPV berbasis NR dan PP belum mampu dikembangkan secara komersial karena spesifikasi material tersebut belum dapat bersaing dengan TPV berbasis karet sintetik. Beberapa peneliti sudah mengembangkan metodemetode untuk dapat meningkatkan sifat mekanik campuran NR/PP, diantaranya adalah halogenisasi (Ellul dan Hazelton, 1994) atau maleasi (Nakason dkk, 2006) rantai tak jenuh NR sebelum dilakukan proses vulkanisasi dinamik; dan penambahan kompatibiliser, seperti silane (Kuriakose dkk, 1985) dan transpolyoctenylene rubber atau TOR (Halimatuddahliana dkk, 2005). Penulis juga sudah mengembangkan metode kompatibilisasi dengan menggunakan maleated polypropylene (MA-g-PP) untuk meningkatkan sifat TPV berbasis NR dan PP (Bahruddin dkk, 2007). Namun sejauh ini metode-metode tersebut belum dapat menghasilkan peningkatan sifat mekanik sebagaimana diharapkan. Metode lain yang sedang dikembangkan adalah penambahan komponen filler dalam campuran polimer tersebut. Jenis filler yang sudah dikembangkan adalah silika (Kuriakose dkk, 1985) dan carbon black (Bahruddin dkk, 2009). Hal
106
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
PROSIDING III
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
ini didasarkan pada analogi bahwa kedua jenis filler tersebut sudah terbukti dapat meningkatkan sifat mekanik karet tervulkanisasi (Nukaga dkk, 2006; Rattanasom dkk, 2007; Omnes dkk, 2008). Pemanfaatan sabut buah sawit dan abu sawit sebagai filler dalam industri karet belum banyak diteliti. Namun sudah ada beberapa penelitian mengenai pemanfaatannya sebagai filler untuk produk non karet. Penelitian-penelitian tersebut meliputi pemanfaatannya untuk meningkatkan sifat mekanik hot rolled asphalt (Sentosa, 2001), meningkatkan sifat campuran Lataston (Pratomo, 2001), sebagai bahan tambahan campuran semen dalam desain beton mutu tinggi, bahan pengisi dalam lapisan pengerasan jalan raya, bahan stabilisator pada campuran tanah lempung dan bahan dasar pada lapisan jalan raya, dan bahan tambahan pengganti semen dalam campuran mortar (Susanto dan Budi, 1997) Abu sawit memiliki karakteristik seperti bentuk partikel abu sawit tidak beraturan, ukuran butiran berkisar 0–2,3 mikrometer dan memiliki warna abu– abu kehitaman (Surini, 2007). Secara kimiawi, bahan ini merupakan material oksida anorganik yang mengandung silika dan alumunium karena sudah melalui proses pembakaran pada suhu tinggi. Di Industri pengolahan sawit, bahan ini biasanya dibuang ke landfill atau ditumpuk begitu saja di dalam areal industri. Akumulasi penumpukan abu sawit ini dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Oleh karena itu, berbagai penelitian mengenai pemanfaatan abu sawit maupun jenis limbah industri sawit lainnya perlu terus digalakkkan. Pada penelitian ini dikembangkan penggunaan sabut buah sawit dan abu sawit sebagai filler untuk meningkatkan morfologi dan sifat tensile TPV berbasis campuran NR/PP. Sistem campuran yang dibuat juga menggunakan kompatibilizer MA-g-PP, sebagaimana sudah penulis kembangkan pada penelitian sebelumnya. TUJUAN Pada makalah ini akan dipaparkan perbandingan sifat dan morfologi material termoplastik vulkanisat (TPV) berbasis karet alam yang ditambahkan filler sabut buah sawit dengan yang ditambahkan filler abu sawit. Sifat dan morfologi tersebut juga dibandingkan dengan yang menggunakan filler carbon black, yang sudah penulis kembangkan sebelumnya (Bahruddin dkk, 2009). METODE Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sabut buah sawit dan abu sawit sebagai filler yang diperoleh dari pabrik kelapa sawit lokal (Riau),
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
107
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
PROSIDING III
karet alam (SIR-20 dengan Mooney Viscosity 70 pada 100 oC), yang diperoleh dari pabrik pengolahan karet lokal (Riau). Sebagai komponen termoplastik digunakan polipropilen (Polytam PF1000 dengan MFI 10 g/10 menit pada 230 oC dan densitas 0,91 g/cm3) produksi Pertamina Plaju. Bahan aditif yang ditambahkan meliputi Sulfur 3 per hundred rubber (phr); Mercaptodibenzo-thiazoledisulfide (MBTS) 0,6 phr; Zinc Oxide 5 phr; Asam Stearat 2 phr; Trimethylquinone (TMQ) jenis Flectol TMQ 1 phr, plastisizer 5% massa, dan Maleated Polypropylene (MAg-PP) jenis Epolene E-43 Polymer 5% massa. Peralatan yang digunakan untuk penyiapan sampel TPV meliputi: peralatan untuk pembuatan kompon karet, yaitu Two-roll Mixing Mill, spesifikasi : control speed Toshiba UF-S9 400 volt, 3,7 kw; motor Teco 1440 rpm, 5 hp; diameter roll 10 cm dan panjang roll 35 cm; dan peralatan untuk proses vulkanisasi dinamik, yaitu Internal Mixer jenis jenis Labo Plastomill, volume chamber 60 cc dengan persentase pengisian 70%. Peralatan untuk pengujian sifat stress-strain adalah Instron Universal Tensile Machine (UTM), merk Orientec Co. Ltd, Model UCT-5T dengan loading maksimum 500 kg. Peralatan untuk pengamatan morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), model JEOL JSM-T330A. Tabel 1. Proses Pembuatan Kompon NR Jumlah (phr)
Menit ke
100
0
5
10
Penambahan filler
variasi
11
Penambahan ZnO
5
15
2
16
1
17
Penambahan TMQ
0,6
18
Penambahan MBTS
3
25
Penambahan Sulfur
-
30
Aktivitas Mastikasi karet Penambahan plastisizer
Penambahan stearat
asam
Penghentian proses PENYIAPAN SAMPEL Mula-mula dilakukan pencampuran filler sabut buah sawit dan aditif lainnya dengan NR dalam Roll-Mill menghasilkan kompon NR. Komposisi sabut sawit dibuat bervariasi, yaitu 15, 30 dan 45 phr. Aditif yang digunakan meliputi
108
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
PROSIDING III
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
plastisizer, asam stearat, zinc oxide, MBTS dan sulfur. Poses pembuatannya dilakukan pada suhu kamar dengan urutan proses pencampuran ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 2. Schedule pencampuran material dalam Internal Mixer Aktivitas
Menit ke
Pelelehan PP
0
Penambahan kompon NR
3
Penambahan MA-g-PP
7
Penghentian pencampuran
proses
12
Selanjutnya kompon tersebut dicampur dengan PP dan kompatibilizer MAg-PP dalam Internal Mixer. Rasio massa NR/PP dibuat tetap sebesar 70/30. Tahapan proses dalam Internal Mixer ditunjukkan pada Tabel 2. Proses pencampuran dilakukan pada suhu 180 oC dan kecepatan rotor 60 rpm. Selanjutnya sampel hasil pencampuran tersebut dipersiapkan untuk pengujian sifat mekanik (tensile strength dan elongation at break) dan pengujian morfologi dengan SEM. Prosedur yang sama diulangi untuk pembuatan sampel campuran NR/PP dengan menggunakan filler abu sawit. PENGUJIAN SIFAT MEKANIK Sifat mekanik yang diuji adalah tensile strenght dan elongation at break. Penyiapan sampel untuk pengujian sifat mekanik dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembuatan lembaran (slab) dan pemotongan lembaran tersebut menjadi spesimen uji. Pembuatan slab menggunakan peralatan Hydraulic Hot Press, model Gonno Hydraulic Press, load 210 kgf/cm2. Peralatan tersebut dilengkapi dengan pemanas elektrik dan pendingin air. Ukuran slab adalah 15 x 21 cm dengan ketebalan 1,4 mm. Kondisi operasi pada saat pembuatan slab adalah tekanan 200 bar dan suhu 180 oC. Pemotongan slab menjadi spesimen uji menggunakan peralatan specimen punching machine. Selanjutnya seluruh spesimen disimpan dalam suatu kantong kedap udara pada suhu 25 oC sampai waktu pengujian dilakukan. Pengujian tensile strenght dan elongation at break berdasarkan ISO 527-3-5 load 100 kgf dan laju 50 mm/menit.
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
109
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
PROSIDING III
PENGUJIAN SEM Pengujian dilakukan pada permukaan patahan sampel. Untuk menghindari perubahan bentuk permukaan fasa ketika dipatahkan, sampel terlebih dahulu direndam dalam nitrogen cair. Selanjutnya sampel dilapisi dengan emas selama 4 menit dengan kuat arus ion 10 mA (ketebalan ± 300 Ao), menggunakan JEOL Fine Coat (Ion Sputter). Pelapisan tersebut dilakukan untuk menghindari timbulnya muatan elektrostatik dari sampel pada saat pengujian. Hasil pengujian SEM berupa mikrograf yang digunakan untuk mengamati morfologi campuran (fasa dan distribusi fasa). HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan sifat tensile strength dan elongation at break campuran NR/PP dengan filler sabut buah sawit dan abu sawit, masing-masing dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Dibandingkan dengan sistem campuran NR/PP dengan filler sabut buah sawit, sifat tensile strength TPV dengan filler abu sawit lebih baik pada seluruh kadar filler yang ditambahkan. Perbedaan sifat tersebut yang paling mencolok terjadi pada komposisi filler 30 phr, yaitu sebesar 146% (yaitu 3,9 MPa untuk filler sabut buah sawit dan 9,6 MPa untuk filler abu sawit). Namun pada kadar filler yang lebih besar (45 phr), sifat tensile strength mengalami penurunan (yaitu menjadi 6,1 MPa untuk filler abu sawit). Sifat elongation at break juga bervariasi terhadap kadar filler (Gambar 2). Campuran NR/PP dengan filler sabut buah sawit mempunyai sifat elongation at break yang lebih baik (199%) pada kadar rendah (15 phr), dan mengalami penurunan pada kadarnya yang lebih tinggi. Sebaliknya pada penggunaan filler abu sawit, sifat tersebut mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan kadarnya dalam campuran NR/PP, yaitu 209% pada kadar 30 phr dan 244% pada kadar 45 phr. Namun jika dikaitkan dengan tujuan penambahan filler adalah untuk meningkatkan sifat tensile strength, maka sifat mekanik terbaik campuran NR/PP dengan filler abu sawit diperoleh pada kadar 30 phr (Gambar 3 dan 4). Uraian di atas menunjukkan bahwa secara umum kompatibilisasi filler abu sawit dengan campuran NR/PP relatif lebih baik dibandingkan dengan sabut buah sawit. Hal ini terjadi terutama pada kadar filler yang tinggi, sejalan dengan kondisi yang diinginkan dalam memilih suatu jenis filler pada pembuatan produk berbasis karet. Penurunan sifat mekanik, terutama tensile strength, pada kadar filler yang lebih tinggi, diperkirakan disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah terjadinya proses aglomerasi filler yang memang cenderung
110
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
PROSIDING III
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
terjadi jika kadarnya terlalu tinggi. Kemungkinan kedua adalah sulit untuk mencapai campuran homogen pada proses pencampuran yang menggunakan roll-mill untuk kadar filler yang tinggi. Kemungkinan penyebab lainnya adalah kedua jenis filler yang digunakan tersebut berbahan dasar berbeda, disamping mempunyai ukuran partikel yang relatif berbeda. Komponen utama sabut buah sawit adalah selulosa, sedangkan abu sawit berkomponen utama silika (yaitu dengan kadar SiO2 mencapai 41.45%). Perbedaan-perbedaan tersebut menghasilkan morfologi yang berbeda, dimana morfologi yang lebih baik adalah campuran NR/PP dengan filler abu sawit, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Hal ini menyebabkan sifat tensile campuran NR/PP dengan filler abu sawit juga menjadi lebih baik (Gambar 3 dan 4).
Gambar 1. Pengaruh Kadar Filler Terhadap Sifat Tensile Strength Untuk Jenis Filler berbeda
Gambar 2. Pengaruh komposisi filler terhadap sifat elongation at break untuk jenis filler berbeda
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
111
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
PROSIDING III
Gambar 3. Perbandingan sifat tensile strength terbaik untuk penggunaan jenis filler berbeda
Gambar 4. Perbandingan sifat elongation at break terbaik untuk penggunaan jenis filler berbeda Pada campuran NR/PP ini, komponen NR dan filler merupakan fasa terdistribusi dan komponen PP merupakan fasa matrik. Ukuran partikel yang semakin kecil dan dispersi yang semakin merata dari fasa terdistribusi dapat menghasilkan sifat tensile campuran yang semakin meningkat (Coran dan Patel, 1981). Pada penelitian ini diperoleh bahwa penggunaan filler abu sawit dapat menghasilkan distribusi partikel dalam matrik yang lebih baik. Pada penelitian ini, proses pencampuran NR/PP juga dilakukan secara vulkanisasi dinamik, sebagaimana metode yang sudah dikembangkan sebelumnya. Vulkanisasi dinamik fasa NR selama proses pencampuran meningkatkan viskositas campuran (Kuriakose dkk, 1985). Akibatnya aksi gesekan yang terjadi semakin meningkat selama proses pencampuran, sehingga ukuran partikel menjadi lebih kecil dan dispersi fasa NR dalam matrik PP lebih merata.
112
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
PROSIDING III
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
Oleh karena itu, vulkanisasi dinamik dapat meningkatkan sifat tensile strength dan elongation at break. Vulkanisasi dinamik fasa NR dalam matrik PP mengubah sifat stress-strain menjadi seperti karet vulkanisasi, dimana ukuran partikel NR kecil dan dispersinya dalam PP merata. Ukuran dispersi yang kecil dan sifat crosslinked mejadikan partikel-partikel terdistribusi lebih memudahkan inisiasi dan pergerakan aliran matrik. Pada campuran vulkanisasi dinamik dengan kadar NR lebih tinggi, perubahan bentuk fasa NR relatif kecil. Jika terjadi keretakan atau patah (fracture), hal ini disebabkan oleh aksi gesekan antara fasa NR dan PP.
Gambar 5. Mikrograf SEM campuran NR/PP dengan filler sabut buah sawit
Gambar 6. Mikrograf SEM campuran NR/PP dengan filler abu sawit Penggunaan kompatibilizer MA-g-PP juga menyebabkan terjadinya peningkatan interaksi kimia komponen-komponen. Interaksi tersebut menurunkan tegangan muka dan menghasilkan adhesi yang lebih baik, sehingga
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
113
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
PROSIDING III
dapat membantu meningkatkan dispersi dan mempertahankan reflokulasi partikel NR yang terdispersi. Oleh karena itu, penggunaan kompatibiliser tersebut dapat menghasilkan peningkatan sifat tensile strength dan elongation at break dari campuran (Bahruddin dkk, 2007). Perbandingan sifat tensile strength dan elongation at break untuk berbagai sistem campuran NR/PP pada rasio massa 70/30 dengan penambahan filler, ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Perbandingan sifat mekanik beberapa sistem campuran NR/PP pada rasio massa 70/30 Sifat Mekanik Tensile Strength (MPa)
Elongation at Break (%)
NR/PP, kompatibiler Silane, filler Silika 20 phr (Kuriakose dkk, 1985)
8,9
200
NR/PP, kompatibiler MA-g-PP, filler carbon black 45 phr (Bahruddin dkk, 2009)
9,8
413
NR/PP, kompatibiler MA-g-PP, filler carbon sabut buah sawit 15 phr (penelitian ini)
7,3
199
NR/PP, kompatibiler MA-g-PP, filler abu sawit 30 phr (penelitian ini)
9,6
209
Sistem Campuran
Terlihat bahwa penggunaan filler sabut buah sawit maupun abu sawit menghasilkan sifat mekanik yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan filler carbon black komersial. Namun penggunaan filler dari limbah padat industri sawit, terutama abu sawit, mempunyai sejumlah potensi keuntungan. Beberapa diantaranya adalah bahwa abu sawit merupakan limbah industri sawit yang berpotensi untuk dimanfaatkan, ramah lingkungan, harganya yang lebih murah dan tersedia dalam jumlah yang besar serta berkesinambungan. Disamping itu, sifat campuran NR/PP dengan filler abu sawit yang relatif masih rendah masih dimungkinkan ditingkatkan lagi dengan cara beberapa modifikasi, baik terhadap abu sawit itu sendiri maupun ternik pemrosesannya. Bagi industri pengolahan sawit sendiri, teknologi yang tepat dan menguntungkan terhadap pemanfaatan salah satu limbah padat yang dihasilkan ini merupakan hal yang sangat diharapkan.
114
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
PROSIDING III
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
KESIMPULAN Diperoleh bahwa penggunaan filler abu sawit dapat meningkatkan sifat tensile campuran NR/PP yang lebih baik dibandingkan penggunaan filler sabut buah sawit. Sifat tensile terbaik untuk rasio massa campuran NR/PP 70/30 adalah pada kadar abu sawit 30 phr, dimana tensile strength dari campuran tersebut dapat mencapai sebesar 9,6 MPa dan elongation at break 209%. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) yang telah membiayai penelitian ini melalui DIPA Universitas Riau Tahun 2010. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Putra Firdaus, Liana Solehah, Cecep Sunandar dan Ice Gusnita, mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau, yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Bahruddin, Sumarno, Gede Wibawa, dan Nonot Soewarno, (2007), “The Effect of Maleated Polypropylene on the Morphology and Mechanical Properties of Dynamically Vulcanized Natural Rubber/Polypropylene Blends”, 14th Regional Symphosium of Chemical Enginrng (RSCE), UGM, Yogyakarta. Bahruddin, Ida Zahrina dan Said Zul Amraini, (2009), “Pengaruh Filler Carbon Black terhadap Sifat dan Morfologi Komposit Natural Rubber/Polypropilene”, Prosiding Seminar Nasional Asosiasi PendidikanTinggi Teknik Kimia Indonesia (Aptekindo), 19-20 Oktober, Bandung. Coran, A. Y. dan R. Patel, (1981), “Elastoplastic Compositions of Cured Diene Rubber and Polypropylene”, U. S. Patent No. 4,271,049. Ellul, M. D. dan D. R. Hazelton, (1994), “Chemical Surface Treatments of Natural Rubber and EPDM Thermoplastic Elastomers: Effect on Friction and Adhession”, Rubber Chem. Technol., 67, hal. 582-601. Halimatuddahliana, H. Ismail dan H. Md. Akil, (2005), “The Effect of transPolyoctenylene Rubber and Dynamic Vulcanization on Properties of PP/EPDM/NR Blends”, Progress in Rubber, Plastics and Recycling Technology, 21, 1, hal. 39-53.
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
115
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
PROSIDING III
Kuriakose, B., , S.K. Chakraborty Dan S.K. De, (1985), “Scanning Electron Microscopy Studies On Tensile Failure Of Thermoplastic Elastomers From Polypropylene-Natural Rubber Blends”, Materials Chemistry And Physics, 12, Hal. 157-170. Mangaraj, D., (2005), “Rubber Recycling by Blending with Plastics”, in De, S.K., Isayev, A.I., and Khait, K (Ed.). Rubber Recycling, Taylor & Francis, New York, hal. 18-25. Nakason, C., Saiwari, S., Kaesaman, A., (2006), “Thermoplastic Vulcanizates Based on Maleated Natural Rubber/Polypropylene Blends: Effect of Blend Ratios on Rheological, Mechanical, and Morphological Properties”, Polymer Engineering and Science, 46, hal.594-600. Nukaga, H., S. Fujinami, H. Watanabe, K. Nakajima, dan T. Nishi, (2006), “Evaluation of the Mechanical Properties of Carbon Black Reinforced Natural Rubber by Atomic Force Microscopy”, International Polymer Science and Technology, 34, 4, hal. T/49-T/56. Omnes, B., S. Thuillier, P. Pilvin, Y. Grohens, dan S. Gillet, (2008), Effective Properties of Carbon Black Filled Natural Rubber: Experiments and Modelling”, Composite, Part A, 39, hal. 1141-1149. Pratomo, P, 2001, Penggunaan Limbah Abu (Marmer, Terbang, Sawit) sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Lataston, Makalah Simposium ke-4 FSTPT, Udayana, Bali. Rattanasom, N., T. Saowapark, dan C. Deeprasertkul, (2007), “Reinforcement of Natural Rubber with Silica/Carbon Black Hybride Filler”, Polymer Testing, 26, hal. 369-377. Sabet, S.A. and Datta, S., (2000), “Thermoplastic Vulcanizates”, in Paul, D.R. & C.B. Bucknall (Ed.). Polymer Blends, Vol. 2, John Wiley & Sons, hal. 517-555. Sentosa, L, (2001), Kinerja Laboratorium Campuran Hot Rolled Asphalt dengan Abu Sawit sebagai Filler, Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Surini, (2007), Kuat Tarik dan Rembesan Beton Geopolimer Abu Terbang Batubara dan Abu Terbang Abu Sawit, Laporan Penelitian Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau. Susanto, H dan Budi, W, (1997), Pemanfaatan Tandan Kosong Sawit sebagai Sumber Energi Alternatif Melalui Proses Gasifikasi, Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Medan.
116
Seminar Nasional Sains & Teknologi – III Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010