Session#11 Diversifikasi
[email protected] http://boykepurnomo.staff.ugm.ac.id/
`
` ` `
Konsep diversifikasi “don’t put your eggs in one basket” Diversifikasi Æ mengurangi risiko Diversifikasi Æ sinergi Divesifikasi Æ portofolio Portofolio produk Portofolio asset
Portofolio geografis Sinergi & Kelola Risiko
` `
`
Menggunakan analisis statistik Melihat diversifikasi dalam konteks portofolio dengan aset yang independen Melihat diversifikasi dalam konteks portofolio dengan aset yang dependen (berkorelasi satu sama lain)
Contoh: Menentukan Tingkat Keuntungan yang Diharapkan dan Standar Deviasi Aset Investasi Distribusi Perolehan Aset dari Suatu Investasi K d Kond Good M Poor
Probabilitas obab tas (1) 0,25 0,50 0 25 0,25
Return etu ((Rp) p) (2) 200 500 700
(3) = (1)x(2) (1) (2)
(4) = (1) (1)x((ER)-475) ((ER) 475)2
50 250 175 ER = 475 Standar deviasi =
18.906,25 312,5 12 656 25 12.656,25 31.875 178,53
A Independen Aset I d d `
`
Tingkat g keuntungan g yang y g diharapkan: p E(Ri) = E(R1), …, E(RN) Risiko Ri ik aset ((standar d d deviasi): i i) σi = σ1, …, σN
`
Dalam menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang ang perlu perl ditentukan, ditent kan yaitu: ait
◦ Varians setiap sekuritas ◦ Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya ◦ Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas
P Portofolio f li Aset A Independen I d d `
`
E(RP) = (1/N) R1 + ….. + (1/N) RN = (R1 ( 1 + ….. + RN ) / N σP2 = (1/N)2 σ12 + .. + (1/N)2 σN2 + 2 (1/N) (1/N) σ12 + .. + 2 (1/N) (1/N) σij
dimana i≠jj E(RP) R1..N σP 2 σij N
= = = = =
tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio tingkat keuntungan g g aset 1 sampai p N varians portofolio atau standar deviasi dikuadratkan kovarians antara saham i dengan j jjumlah aset
P Portofolio f li Aset A Independen I d d (cont’) ( ’) Karena aset tersebut independent satu sama lain, maka kovarians antar aset sama dengan nol. Dengan demikian formula di atas bisa disederhanakan lagi menjadi: σP2 = (1/N)2 σ12 + .. + (1/N)2 σN2 σP2 = (1/N)2 ( σ12 + .. + σN2 ) Jika aset tersebut sama satu sama lainnya (identically distributed), maka risiko tersebut sama, dan bisa dituliskan g berikut ini. sebagai σ12 = σ22 = σN2 = σ2 Sehingga risiko portofolio bisa dituliskan sebagai berikut ini. σP2 = ((1/N))2 ( Nσ12 ) σP2 = (σ2 / N)
`
`
`
Risiko portofolio (diukur melalui variansnya) adalah varians aset individual dibagi dengan jumlah aset (N) dalam portofolio. H il tersebut Hasil b menunjukkan j kk b bahwa h jik jika N menjadi j di semakin besar, maka risiko portofolio akan semakin turun. Jika N mendekati tidak terhingga (N → ∞), ) maka k risiko i ik portofolio f li akan k menjadi j di nol. l Dengan kata lain, kita mempunyai portofolio dengan keuntungan (tidak ada g tingkat g g yang y g pasti p kemungkinan penyimpangan).
Contoh: Portofolio dimana setiap aset mempunyai standar deviasi = 178 178,5. 5 Berapa risiko portofolio jika terdiri dari 1 aset, 10, sampai tidak terhingga? Efek Diversifikasi (Aset Independen) Risiko Jumlah Aset (standar deviasi) 1 178,5357 10 17,85357 100 1,785357 , 1000 0,178536 10000 0,017854 100000 0,001785 Tidak terhingga 0
Risiko (Varians) 31.875 3.187,5 318.75 31,875 , 3,1875 0,31875 0
Bagan g 1. Efek Diversifikasi (Aset ( Independen) p ) Risiko
N (jumlah aset)
`
`
Tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan: E(RP) = (1/N) R1 + ….. + (1/N) RN = (R1 + ….. + RN ) / N Risiko portofolio: σP2 = (1/N)2 σ12 + .. + (1/N)2 σN2 + 2 (1/N) (1/N) σ12 + .. + 2 (1/N) (1/N) σij dimana i≠j
`
`
`
Karena aset-aset tersebut tidak independen p satu sama lain, maka ada kovarians atau korelasi antar aset Karena itu itu, term kedua (yang memuat kovarians antar aset) tidak bisa dihilangkan Risiko portofolio dalam situasi seperti ini adalah penjumlahan dari varians setiap aset dengan kovarians antar aset
K Komponen Ri ik Portofolio Risiko P f li (Aset (A D Dependen) d ) σ12
σ12 σ22
σ13 σ23 σ32
σ14 σ24 σ34 σ42
σ15 σ25 σ35 σ45 σ52
Jika portofolio yang terdiri dari lima aset. Total risiko aset tersebut bisa dituliskan sebagai berikut ini (dimana N=5) N=5). σP2 = [ (1/N)2 σ12 + (1/N)2 σ22 + (1/N)2 σ32 + (1/N)2 σ42 + (1/N)2 σ52 ] + [2 (1/N) (1/N) / ) ((1/N) / ) σ13 + 2 ((1/N) / ) ((1/N) / ) σ14 +2 σ12 + 2 ((1/N) (1/N) (1/N) σ15 +2 (1/N) (1/N) σ23 + 2 (1/N) (1/N) σ24 +2 (1/N) (1/N) σ25 +2 (1/N) (1/N) σ34 +2 (1/N) (1/N) σ35 + 2 (1/N) (1/N) σ45 ] Note: jumlah komponen dalam risiko portofolio tersebut adalah 5 varians dan 10 kovarians. Misalkan varians dan kovarians tersebut adalah sama besarnya besarnya, maka formula di atas bisa disederhanakan menjadi berikut ini. σP2 = [ (1/5)2 (5σ2) ] + [ 2 (1/5)2 (10 σij ) ]
`
`
Formula di atas bisa digeneralisir g untuk portofolio p dengan g N aset. Risiko portofolio dengan N aset bisa dituliskan sebagai berikut ini. σP2 = [ (1/N)2 (N σi2) ] + [ 2 (1/N)2 (N(N – 1)/2) σij ) ] Formula di atas bisa disederhanakan lebih lanjut menjadi berikut ini. σP2 = [ (1/N) σi2 ] + [ (N – 1)/N) σij ) ]
`
` `
Jika N → ∞ (semakin besar), maka komponen pertama akan mendekati nol, karena nilai 1/N akan mendekati nol. Tetapi p nilai [( [(N – 1)/N] )/ ] akan mendekati 1 jjika N semakin besar (N → ∞ ). Artinya: jika N semakin besar, untuk portofolio dengan aset yang berkorelasi satu sama lain, lain risiko portofolio tersebut tidak menjadi nol, tetapi akan mendekati konstanta tertentu, yaitu rata-rata kovarians antar saham saham.
Jika portofolio yang terdiri dari aset yang sama risikonya, korelasi antar aset juga sama sama, seperti berikut ini: σii = 50 50, ρij = 0,1. Berapa risiko portofolio?
Tabel 33. Efek Diversifikasi (Aset Tidak Independen) Term Pertama Term Kedua Jumlah Aset [ (1/N) ( ) σi2 ] [ (N ( – 1)/N) ) ) σijj ) ] 1 2.500 0 10 250 225 100 25 247 5 247,5 1.000 2,5 249,75 10.000 0,25 249,975 100.000 0,025 249,9975 Tidak terhingga 0 250
Varians Total 2500 475 272 5 272,5 252,25 250,225 250,0225 250
Bagan 3. 3 Efek Diversifikasi (Aset Tidak Independen) Risiko
N (jumlah aset)
RISIKO PORTOFOLIO GAMBAR 2 Distribusi Tingkat Return Untuk Dua Saham Yang Berkorelasi Positif Sempurna (r = +1.0) +1 0) Dan Untuk Portofolio MM’ c. Tingkat Return km (%) Saham M km’ (%) Saham M M’ kp (%) Portofolio MM MM’ 25
25
25
15
15
15
0
0
0
-10
2005 -10
2005
-10
2005
SAHAM M TAHUN kM 2001 (10%) 2002 40 2003 (5) 2004 35 2005 15 Return Rata-Rata = 15% Standar Deviasi = 22.6%
SAHAM M’
PORTOFOLIO MM’
kM’ (10%) 40 (5) 35 15 15% 22.6%
kP (10%) 40 (5) 35 15 15% 22.6%
RISIKO PORTOFOLIO GAMBAR 1 Distribusi Tingkat Return Untuk Dua Saham Yang Berkorelasi Negatif Sempurna (r = -1.0) 1 0) Dan Untuk Portofolio WM
a. Tingkat Return kw (%) 25
Saham W
km (%) 25
Saham M
kp (%) 25
15
15
15
0
0
0
2005 -10
2005 -10
Portofolio WM
2005 -10
SAHAM W kw
TAHUN 2001 2002 2003 2004 2005 Return Rata-Rata = Standar Deviasi =
40% ((10)) 35 (5) 15 15% 22.6%
SAHAM M kM (10%) 40 (5) 35 15 15% 22.6%
PORTOFOLIO WM kP 15% 15 15 15 15 15% 0.0%
RISIKO PORTOFOLIO GAMBAR 3 Distribusi Tingkat Return Untuk Dua Saham Yang Berkorelasi Parsial (r =+0.65) =+0 65) Dan Untuk Portofolio WY e. Tingkat Return kw (%) Saham W kY (%) Saham Y kp (%) Portofolio WY 25
25
25
15
15
15
0
0
0
-15
1995 -15
1995
-15
1995
TAHUN 2001 2002 2003 2004 2005 Return Rata-Rata Rata Rata = Standar Deviasi =
SAHAM W kW 40% ((10)) 35 (5) 15 15% 22.6%
SAHAM Y kY 28% 20 41 (17) 3 15% 22.6%
PORTOFOLIO WY kP 34% 5 38 (11) 9 15% 20.6%
`
Untuk menurunkan risiko portofolio, investor perlu melakukan ‘diversifikasi’ diversifikasi , dengan membentuk portofolio sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan diharapkan.
`
Diversifikasi bisa dilakukan dengan: 1 Diversifikasi random 1. random. - Memilih aset yang akan dimasukkan dalam portofolio secara acak.
2 2. Diversifikasi model Markowitz Markowitz. - Memilih aset yang dimasukkan dalam portofolio berdasar berbagai informasi dan karakteristik aset.
`
`
Teori portofolio yang dikembangkan oleh Markowitz (1952, 1959), Sharpe (1963, 1964), Lintner (1965), dan lainnya lainnya, memberikan pandangan baru mengenai karakteristik risiko dan portofolio. Markowitz mengembangkan model dua parameter, yaitu rata rata-rata rata keuntungan (mean) dan deviasi standar dari mean keuntungan tersebutÆ efficient
set
` `
Sharpe p ((1963)) mengembangkan g g model indeks tunggal. Dekomposisi risiko total (deviasi standar) ke dalam: ◦ risiko unik perusahaan (risiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi, atau disebut juga sebagai risiko tidak sistematis), dan ◦ risiko pasar (risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi, atau disebut juga risiko sistematis)
Ri = αi + βi RM + ei
Risiko Total, Sistematis, dan Tidak Sistematis Risiko portofolio
Risiko T l Total ( σ2 )
Risiko Yang Bisa dihilangkan Melalui diversifikasi (Ri ik Tidak (Risiko Tid k Sistematis, Si i σe2 )
Risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui Diversifikasi (risiko sistematis, beta, β ) Jumlah Sekuritas
`
`
Investor memegang saham Astra Internasional. Kemudian terjadi kebakaran pabrik perusahaan tersebut, yang mengakibatkan penurunan keuntungan perusahaan tersebut. tersebut Risiko sistematis atau tidak sistematis? IInvestor memegang saham h Astra A Internasional I i l dan d IIndomobil, d bil kemudian terjadi resesi di Indonesia. Kedua perusahaan tersebut mengalami kerugian, sehingga portofolio kita merugi merugi. Risiko sistematis atau tidak sistematis?
σi2 dimana ` ` ` `
σi2 βi σM2 σe 2
= = = =
=
βi2 σM2 + σe2
Varians atau deviasi standar dikuadratkan dari return aset i Risiko sistematis aset i Varians atau deviasi standar dikuadratkan dari return pasar Varians error atau risiko tidak sistematis dari aset i
Efek Diversifikasi Jumlah Sekuritas 1 2 4 6 8 . 900 1000 Tidak terbatas
Varians Portofolio 46,619 26,839 16,948 13 651 13,651 12,003 . 7,102 7,097 7,058
Tahun
Jumlah saham minimal
R.A. Stevenson , E.H. Jennings, dan D. Loy, Fundamental of Investments, 4th ed, St. Paul. MN, West
1989
8 - 16 saham
L.J L J Gitman Gitman, dan M.D. M D Joehnk, Joehnk Fundamentals of Investing, Investing 4th ed., ed New York, NY, Harper & Row
1990
8-20 saham
J.C. Francis, Investment: Analysis and Management, 5th ed., Higstown, NJ, McGraw-Hill
1991
10-15 saham
E.A. E A Moses M dan d J.M J M Ch Cheney, Investment: I t t Analysis, A l i Selection S l ti and d Management, St. Paul, MN, West
1989
10-15 saham
G.A. Hirt dan S.B. Block, Fundamentals of Investment Management, 3rd ed., Homewood, IL, Irwin
1989
10-20 saham
The Rewards and Pitfalls of High Dividends Stocks, The Wall Street Journal, August, 2
1990
12-15 saham
F.K. Reilly, Investment Analysis and Portfolio Management, 3rd ed., Chicago IL, Chicago, IL The Dryden Press
1992
12-18 saham
Sumber
Sumber
Tahun
Jumlah saham minimal
J. Bamford, J. Blyskal, E. Card, dan A. Jacobson, Complete Guide To Managing Your Money, Mount Verrnon, NY, Consumers Union
1989
12 atau lebih
B.J. B J Winger dan R R.R. R Frasca Frasca, Investment: Introduction to Analysis nd and Planning, 2 ed., New York, NY, Macmillan
1991
15-20 saham
D.W. French, Security and Portfolio Analysis, Columbus, OH, Merrill
1989
20 saham
W.F.Sharpe W F Sh dan d G.J. G J Alexander, Al d Investments, I t t 4th ed., d E Englewood l d Cliffs, NJ, Prentice Hall
1990
20 saham
R.A. Brealy dan S.C. Myers, Principles of Corporate Finance, 4th ed., Hightstown, NJ, McGraw-Hill
1991
20 saham
Sumber: Dikutip dari Gerald D. Newbold dan Percy S. Poon, 1993, “The Minimum Number of Stocks Needed for Diversification Diversification”, Financial Practice and Education, Education hal. hal 85-87. 85-87
`
`
Penelitian tentang berapa jumlah saham minimal yang harus dimasukkan dalam portofolio saham, saham juga pernah dilakukan oleh Tandelilin (1998) di pasar modal Indonesia dan Filipina. Penelitian tersebut menghasilkan rekomendasi bahwa untuk meminimalkan risiko portofolio sedikitnya diperlukan 14 saham untuk pasar modal Filipina dan 15 saham untuk pasar modal Indonesia.
`
`
`
Konsep diversifikasi murni sesuai dengan portofolio instrumen keuangan, asuransi, dan sejenisnya Dalam konteks bisnis, logika diversifikasi murni tidak bisa sepenuhnya dilakukan dilakukan, karena ada banyak pertimbangan lain yang harus diperhitungkan termasuk kesulitan dalam melakukan adopsi Pertimbangan penting dalam situasi tersebut adalah potensi sinergi dari perluasan lini produk.
` `
Filosofi “lebih besar, lebih baik” Contoh:
◦ memesan barang dalam jumlah besar, besar akan memperoleh potongan kuantitas, atau harga yang lebih rendah ◦ menyewa tenaga profesional, maka volume penjualan perusahaan harus cukup besar untuk bisa memanfaatkan tenaga profesional tersebut ◦ jika ukuran perusahaan terlalu kecil, penggunaan tenaga profesional p o es o a tidak t da cukup cu up efisien e s e karena a e a tidak t da bisa b sa dimanfaatkan dengan penuh.
A Average C Costt Curve C Average Cost Increasing return to scale H<1
H>1
(a+b)>1
H=1
Decreasing return to scale (a+b)<1
Constant return to scale ((a+b)=1 +b) 1
Output Note: Cobb Cobb-Douglas Douglas production function • hQ = f(gL, gK) • Q = A Ka Lb
R t Return t Scale to S l untuk t k Beberapa B b S kt Usaha Sektor U h (US) Sektor Usaha
Return to scale
Sektor usaha
Return scale
Furnitur Kimia Printing Makanan, minuman Plastik, karet Instrumen Kayu Pakaian Kulit
1,11 1,09 1,08 1,07 1,06 1,04 1,04 1,04 1,04
Stone, clay Logam Mesin elektrik Peralatan transport Mesin non elektrik Tekstil Kertas dan pulp Logam utama Minyak (petroleum)
1,03 1,03 1,03 1,02 1,02 1,00 0,98 0,96 0,95
to
Sumber: Moroney, J, Cobb-Douglas Production Functions and Return to Scale in US Manufacturing Industry, Western Economic Journal, December 1967.
`
`
Skop ekonomi mengacu pada sinergi yang bisa diperoleh jika p p g perusahaan memproduksi dua p produk atau lebih dengan menggunakan input yang sama Secara umum, skop ekonomi akan diperoleh jika biaya gabungan lebih kecil dibandingkan dengan penjumlahan biaya individual individual, seperti berikut ini ini. AC(1 + 2) < AC(1) + AC(2)
Note: biaya yang dimaksud adalah Average Cost
Contoh:
Produk A, biaya produksi Rp10.000, volume produksi 100.000 unit Produk B 000 volume produksi 120 000 unit B, biaya produksi Rp20 Rp20.000, 120.000 Merger sehingga AC baru < penjumlahan ACA dan ACB
`
ACa = 10.000/100.000 = 0,1 ACb = 20.000/120.000 20 000/120 000 = 0 0,167 167
`
ACa + ACb = 0,267
`
AC(a+b) = 30.000/220.000 = 0,136
`
Tercapai kondisi: AC(a+b) < ACa + ACb, merger menghasilkan economies of scope Note: biaya gabungan bisa ditekan lebih kecil dari 30.000 dengan melakukan beberapa aktivitas overhead bersama.
`
Contoh: Penggunaan 1 merek untuk beberapa produk
◦ S Sony, Panasonic, P i memproduksi d k ib banyak k produk d k elektronik, l kt ik mulai l i dari televisi, radio, telepon, CD player. ◦ Dengan satu merek, perusahaan hanya perlu mengiklankan sekali dengan menonjolkan mereknya; tidak perlu mengiklankan setiap prod kn a produknya. ◦ Konsumen diharapkan sudah langsung mengenali merek tersebut, sehingga ketika mereka melihat produk tertentu di toko, mereka sudah langsung mengenali produk tersebut. ◦ Bandingkan B di k jik jika perusahaan h mempunyaii merek k yang b berbeda b d untuk setiap produknya (TV mempunyai merek sendiri, telepon mempunyai merek sendiri, dst). Perusahaan terpaksa akan mengiklankan produk-produk mereka secara terpisah, yang akan meningkatkan biaya iklan secara signifikan signifikan.
`
Jika produk yang digabungkan terlalu banyak, ada kemungkinan terjadinya dis dis-economies of scope. Dalam situasi tersebut gabungan dari beberapa produk akan meningkatkan biaya produksi, lebih tinggi dibandingkan jika p p produk tersebut secara terpisah, p , seperti p memproduksi terlihat berikut ini. AC(1 + 2 + 3) > AC(1) + AC(2) + AC(3)
`
Dalam situasi tersebut, produk yang dikerjakan bersama sudah saatnya dikurangi.
Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kurva biaya rata-rata perbankan di AS menunjukkan kurva berbentuk U yang agak mendatar (flat) • Bank dengan ukuran medium sekitar $100 juta sampai $5 milyar mempunyai biaya rata-rata paling rendah. Bank yang lebih besar lebih tidak efisien. Tetapi ketidak-efisienan tersebut biasanya tidak lebih dari 5% biaya, yang mengindikasikan skala ekonomi biaya tidak begitu penting. Skope ekonomi di bank nampaknya tidak terlalu signifikan. • Faktor F kt penting ti d darii efisiensi fi i i biaya bi nampaknya k X-inefficiency X i ffi i (X artinya ti faktor yang tidak kelihatan, biasanya faktor manajemen). Secara rata-rata biaya bank sekitar 20% di atas efficient frontier, yang mengindikasikan bahwa bank mempunyai biaya 20% lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain yang paling baik. Ketidakefisienan tersebut lebih banyak datangnya dari ketidakefisienan operasional, seperti kantor cabang yang menggunakan tenaga kerja yang lebih banyak. banyak Ketidakefisienan keuangan (membayar tingkat bunga yang berlebih) nampaknya tidak begitu penting
`
`
Universal FI structure in Germany, Switzerland and UK. UK Citicorp and Travelers merger (create Citigroup) clear c ea indication d cat o o of tthe e rapidly ap d y e eroding od g regulatory egu ato y barriers separating FI types.
`
Risks of product segmentation ◦ Lack of diversification
x makes optimization of asset mix more difficult and reduces flexibility y
◦ Bank exposure to non-bank competition
x especially from Money Market Mutual Funds (MMMFs) x Growth in commercial paper markets
`
Prior to Financial Services Modernization Act of 1999: 1999
◦ Barriers to banks and insurance companies entering one another's lines of business ◦ Citigroup as a catalyst
`
1986: banks began selling annuities but traditionally banks prevented from entering insurance.
◦ Restricted to agency activities, offering credit-related products in small towns towns. ◦ Garn-St. Germain Act specifies restrictions on BHCs establishing insurance affiliates.
`
Major issues ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
` `
Safety and soundness issues (see page.630) page 630) Economy of scale and scope issues Conflict of interest issues Deposit insurance issues Regulatory oversight issues Competition issues
Universal banking Organizational form
◦ Full Universal (ex: Deutsche Bank) i lS b idi ◦ U Universal Subsidiary (ex: Barclay’s) ◦ Financial Service Holding Company (FSHC)
`
Risk of securities underwriting
◦ Firm Commitment ◦ Firewalls as protection from securities affiliate x Risks from upstreaming or affiliate loans x Down streaming of funds x Risks from contagious confidence problem
◦ Benefits from product diversification and geographic diversification
`
Economies of scale opportunities for firms up to $25 billion in billi i asset size. i ◦ Revenue-based for largest FIs
`
Economies of scope p
◦ Pre-1997: limited by firewalls between banks and Section 20 subsidiaries. ◦ Greater gains possible with universal banking structure as in Germany.
`
Six potential conflicts ◦ Salesperson’s stake ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
x NationsBank example.
Stuffing fiduciary accounts Bankruptcy risk transference Third-party loans Tie-ins Information transfer
`
Emphasize Potential conflicts of interest ◦ Chinese Walls limit information transfer
`
Exploitation requires
◦ monopoly power ◦ imperfect or asymmetric information ◦ low value on reputation x Nationsbank as counterexample
`
Deposit D i insurance i
◦ may provide competitive advantage to banks over other FIs. ◦ Banks may also gain an advantage from being too big to fail (TBTF).
`
`
Large bank holding companies with extensive nonbank a complex b k subsidiaries b idi i face f l structure off regulators. If further u t e integration teg at o of o financial a c a se services ces tthen e there may be argument for a single regulatory body. ◦ Downside is that the skill sets required to supervise one type of FI not necessarily fully transferable to regulating other FI types.
`
Procompetitive
◦ Increased capital access for small firms ◦ Lower commissions and fees ◦ Reduce degree of underpricing of new issues
`
Anticompetitive
◦ Long-run outcome could be oligopoly with higher prices for investment banking services.
Banks
Domicile
%age overseas
U.S.A.
80.9
U.K.
79.2
UBS
Switzerland
76.8
Investec
South Africa
74.2
C dit S Credit Suisse i
S it l d Switzerland
72 9 72.9
Germany
64.4
Am. Express Standard Chartered
Deutsche Bank
`
`
U.S. insurance companies and securities firms recent expansion i 12 banks in the world with over 50 percent of assets in foreign o e g countries cou t es
◦ No single country dominates the top 30 ◦ Canada had 5 in the top 30, Ireland, Netherlands, U.S. all had 3. ◦ Japanese banks absent in spite of their size
`
Some factors are unique to financial services, services but some also apply to industrial sector ◦ Regulation and regulatory framework ◦ Cost C t and d revenue synergies i ◦ Firm- or market-specific factors
`
Historically FIs' ability to expand was constrained by regulation. ◦ Banks in particular
`
Regulations also create potential opportunities for new entrants to exploit existing monopoly rents.
`
Megamergers
◦ Mostly in the same or closely related markets ◦ Pure bank merger examples: BancOne/ First Chicago, and NationsBank/Bank of America
`
Cost synergies
◦ X-efficiency ◦ Berger and Humphrey: Less evidence of cost savings from economies of scale and scope ◦ Houston, James and Ryngaert / Rhoades: found significant cost savings in megamergers ◦ Berger and d DeYoung: positive and d negative llinks k between geographic scope and bank efficiency
`
Revenue synergies
◦ Enhance revenues by expanding into growing market ◦ Enhance revenues by expanding into less than fully competitive market ◦ More stable revenue stream ◦ Activity A ti it or geographically hi ll focusing f i mergers generate higher abnormal returns
`
`
Regulators concerned with merger activity that could ld result l in i monopoly l power. Concentration ratios such as HerfindahlHerschman e sc a Index de ((HHI)) e employed p oyed to measure easu e tthe e effects of merger. ◦ HHI = sum of squared percentage market shares. ◦ Focus on postmerger concentration ratio as indicator
`
Consider the market share of three banks ◦ Bank k A = 50% ◦ Bank B = 46% ◦ Bank C = 4%
`
The pre-merger HHI:
◦ HHI = 502 + 462 + 42 = 4.632
`
Suppose Bank A will acquire Bank C C, then: ◦ HHI = 542 + 462 = 5.032
`
There are 400 increase in HHI, which could be h ll db d l challenged by Department off Justice guidelines
`
Solvency and asset quality
◦ leverage, loan loss reserves, NPLs l l l
`
Attractiveness of bank merger measured in terms of merger g premium. p ◦ Analysis indicates that highest merger premiums paid for well-managed banks in relatively uncompetitive environments.
`
Investor reaction
◦ Abnormal b l returns for f both b h acquiring bank b k and d target bank. b k ◦ Although some contrary results for bidders
`
Postmerger g performance p
◦ merged banks tended to outperform industry ◦ improved ability to attract loans and deposits, increase p y p productivity y and enhance asset g growth. employee
`
Three ways to establish global presence
◦ Sell financial services from domestic offices to foreign customers ◦ Sell financial services through a branch, agency, or representative office in foreign customer’s country ◦ Sell financial services through subsidiary company in foreign customer’s customer s country. country
◦ Revenue and Risk diversification ◦ Economies E i off scale l ◦ Innovations
x generate g extra returns from selling g new products p abroad.
◦ Funds source ◦ Customer relationships ◦ Regulatory avoidance
`
Information/monitoring costs
◦ Example: in accounting standards l differences d ff d d
` `
Nationalization/expropriation. Fixed costs may be high
◦ Tokyo real estate prices for example.
`
Uncertainty about volume of business from foreign entry t versus entry t costs t
`
J.P. Morgan/Chase have had offices abroad since beginning of century. ◦ Major growth began in 1960s
x Overseas Direct Investment Control Act Act, 1964 1964. x Offshore funding and lending in dollars forged beginnings of the Eurodollar market. x Assets A t off U.S. U S bank b k activities ti iti abroad b d iincreased d ffrom $353.8 billion in 1980, to $854.4 billion in 2003. Declined in percentage terms.
`
Dollar as international medium of exchange ◦ Effects of Euro
`
Political risk
◦ Encouraged flows to U.S. branches and subsidiaries b idi i iin C Cayman IIslands l d and dB Bahamas. h ◦ USA Patriot Act of 2001 prohibited services to shell banks and increased efforts to control money laundering x Know your customer rules
`
Domestic activity restrictions
◦ Fed regulations permitting banks to engage in activities permitted by foreign host. x Diversification benefits.
`
Technology and communications improvements ◦ CHIPS ◦ Decreasing g operating p g costs
`
Capital constraints
◦ Proposed BIS 2006 reforms ◦ raise capital requirements for loans to non-OECD sovereigns rated below B◦ raise capital requirements for loans to OECD countries rated below AA◦ zero risk weights for OECD countries rated above AA-
`
Emerging markets problems
◦ Increased caution due to Korea, Thailand, Indonesia and Argentina
x despite improved regulatory environment (NAFTA, for example allowing greater expansion into Mexico).
◦ WTO reduction of barriers to global expansion x China as a recent noteworthy example
`
Competition
◦ During 1990s, extensive competition from Japanese banks ◦ Japan had 9 of the 10 largest banks x Effects of recession and bad debts
◦ European Community Second Banking Directive resulted lt d iin significant i ifi t consolidation lid ti off E European banks.
`
Choice of organizational form affected by regulations in home country as well as risk management strategies ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
Subsidiary Branch Agency Edge Act Corporation Representative Office
`
p expansion p g banks in U.S. Rapid of foreign
◦ In 1980, foreign banks had assets of $166.7 billion (10.8 percent of total U.S. bank assets) ◦ 1992, 1992 $514 $514.3 3 billion (16 (16.4 4 percent) ◦ 1994, $471.1 billion (13.8 percent) g ◦ Retrenchments due to several factors including competitive and regulatory effects. ◦ 16.1 percent, 2000 ◦ Global recession effects x 14.5 percent in 2003