PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC
Skripsi Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Nama
: Samsudduha
NIM
: 5201408069
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Jurusan
: Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PENGESAHAN Sekripsi ini diajukan oleh: Nama
: Samsudduha
NIM
: 5201408069
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin, S1 Judul
:
PENGGUNAAN
MODUL
MENINGKATKAN
HASIL
PEMBELAJARAN BELAJAR
UNTUK
KOMPETENSI
MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC Telah dipertahankan didepan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Panitia Ujian Ketua : Dr. Muhammad Khumaidi, M.Pd. NIP.196209131991021001 Sekretaris : Wahyudi, S.Pd, M.Eng NIP.198003192005011001 Pembimbing I : Drs. Masugino, M.Pd. NIP.195207211980121001 Pembimbing II : Drs. Supraptono, M.Pd NIP.195508091982031002 Penguji Utama : Hadromi, S.Pd., M.T. NIP.196908071994031004 Penguji Pendamping I : Drs. Masugino, M.Pd. NIP.195207211980121001 Penguji Pendamping II: Drs. Supraptono, M.Pd NIP.195508091982031002
(...................................) (...................................) (...................................) (...................................) (...................................) (...................................) (...................................)
Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Drs. Muhammad Herlanu, M.Pd NIP.19660215199102001
ii
ABSTRAK Samsudduha. 2013. Penggunaan Modul Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Memelihara/servis Sistem AC. Skripsi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Permasalahan yang diungkap dalam skripsi ini adalah apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem AC dan apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen jenis control group pre test-post test. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII TKR SMK Muhammadiyah 2 Boja. Sampel yang diambil dalam penelitian hanya dua kelas yaitu kelas XII TKR2 sejumlah 32 peserta didik sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas XII TKR 3 sejumlah 33 peserta didik sebagai kelas kontrol. Hasil analisis data mendapatkan bahwa penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan tanpa menggunakan modul pembelajaran, dan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang yang tidak menggunakan modul pembelajaran. jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai diatas KKM sebesar 65 %. Sedangkan jumlah peserta didik pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 30,3 %. Sehingga dapat dikatakan kelas eksperimen lebih unggul 35,32% dibandingkan kelas kontrol. Saran : Sebaiknya penelitian tidak hanya dilakukan pada kompetensi tertentu saja, kompetensi yang lain juga juga perlu dilakukan penelitian agar peserta didik termotivasi dan aktif dalam melakukan proses pembelajaran. Kata kunci : hasil belajar, modul pembelajaran, memelihara/servis sistem AC
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: 1.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqoroh:155)
2.
Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah. (HR. Bukhari dan Muslim)
PERSEMBAHAN: 1. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas cucuran keringat, air mata, darah dan do’a untuk ku. 2. Mas
Wawan,
terimakasih
telah
memberikan teladan yang baik, tapi maaf aku tidak setangguh dirimu. 3. A. Yusro, Ari P. dan A. Saefudin yang telah
memberikan
mengalami situasi sulit. 4. Almamater ku UNNES.
iv
bantuan
ketika
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta kepada para sahabatnya. Penulis sangat bersyukur karena dengan rahmat dan hidayah-Nya serta partisipasi dari berbagai pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penggunaan
Modul
Pembelajaran
Untuk
Meningkatkan
Hasil
Belajar
Kompetensi Memelihara/servis Sistem AC”. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M. Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.
2.
Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini.
3.
Dr. M. Khumaedi, M. Pd., Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Tenik Universitas
Negeri
Semarang
yang
telah
memberikan
kemudahan
administrasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4.
Drs. Masugino, M. Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Drs, Supraptono, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
6.
Hadromi, S.Pd.,M.T., Dosen Penguji yang telah memberikan waktu dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Kepala SMK Muhammadiyah 2 Boja yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8.
Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
v
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala berlipat ganda atas bantuan dan kebaikkannya. Amin.
Semarang,
Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii ABSTRAK ................................................................................................ ii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................... iii KATA PENGANTAR .............................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................ vi DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 5 C. Batasan Masalah .................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6 1. Manfaat Teoritis ................................................................ 6 2. Manfaat Praktis ................................................................. 7 F. Penegasan Istilah ................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................. 9 A. Tinjauan Belajar .................................................................... 9 1. Pengertian Belajar ............................................................. 9
vii
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................ 10 3. Hasil Belajar ..................................................................... 11 B. Modul Pembelajaran .............................................................. 12 1. Pengertian Modul ............................................................. 12 2. Fungsi Modul ................................................................... 13 3. Karakteristik Modul .......................................................... 13 4. Pembelajaran Modul dan Tujuannya ................................. 14 5. Ciri-ciri Pembelajaran Modul............................................ 15 6. Keuntungan Sistem Belajar Modul ................................... 16 7. Struktur Modul ................................................................. 16 C. Memelihara/servis Sistem AC ................................................ 17 D. Kerangka Berfikir .................................................................. 27 E. Hipotesis ............................................................................... 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 30 A. Rancangan Penelitian ............................................................ 30 B. Populasi dan Sampel .............................................................. 32 1. Populasi ............................................................................ 32 2. Sampel .............................................................................. 32 C. Variabel Penelitian ................................................................ 33 D. Langkah-Langkah Eksperimen .............................................. 34 E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 34 1. Metode Dokumentasi ........................................................ 35 2. Metode Tes ....................................................................... 35
viii
F. Uji Coba Instrumen ............................................................... 37 1. Validitas Alat Ukur ............................................................ 37 2. Reliabilitas Alat Ukur ........................................................ 38 3. Tingkat Kesukaran Soal ..................................................... 39 4. Daya Pembeda ................................................................... 40 G. Teknik Analisis Data ............................................................. 41 1. Analisis Deskriptif ............................................................. 41 2. Uji Normalitas ................................................................... 42 3. Uji Homogenitas ................................................................ 42 4. Uji Hipotesis ...................................................................... 43 5. Uji Gain Score ................................................................... 44 6. Uji Signifikansi .................................................................. 44 7. Perhitungan Persentase ...................................................... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 46 A. Hasil Penelitian ..................................................................... 46 1. Deskripsi Data .................................................................. 46 2. Uji Persyaratan ................................................................. 48 a. Hasil Uji Normalitas Data .......................................... 48 b. Hasil Uji Homogenitas Data ....................................... 49 c. Hasil Uji Perbedaan ................................................... 50 d. Hasil Uji Gain Score ................................................... 51 e. Hasil Uji Signifikansi .................................................. 51 f. Hasil Perhitungan Persentase....................................... 52
ix
B. Pembahasan ........................................................................... 53 BAB V PENUTUP ................................................................................... 56 A. Simpulan ............................................................................... 56 B. Saran ..................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 60
x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Control Group Pretest Posttest ...................................................... 31 Tabel 2. Kisi-kisi Soal Uji Coba .................................................................. 37 Tabel 3. Hasil Uji Validitas Soal Instrumen ................................................ 39 Tabel 4. Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal ................................................... 41 Tabel 5. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ........................................................ 42 Tabel 6. Hasil Uji Pretest ........................................................................... 47 Tabel 7. Hasil Uji Posttest .......................................................................... 48 Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Pretest .......................................................... 48 Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Posttest ........................................................ 58 Tabel 10. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Pretest ..................................... 49 Tabel 11. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Postest .................................... 50 Tabel 12. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest................................... 51 Tabel 13. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest ................................. 50 Tabel 14. Hasil Uji Gain Score .................................................................. 51 Tabel 15. Hasil Uji Signifikansi .................................................................. 51 Tabel 16. Persentase KKM Kelompok Eksperimen ..................................... 52 Tabel 17. Persentase KKM Kelompok Kontrol ........................................... 52
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kompresor ................................................................................. 17 Gambar 2. Kondensor ................................................................................. 18 Gambar 3. Dryer/Receifer ........................................................................... 19 Gambar 4. Ekspansion Valve....................................................................... 19 Gambar 5. Evaporator ................................................................................ 20 Gambar 6. Blower ....................................................................................... 20 Gambar 7. Magnetic Clutch ........................................................................ 21 Gambar 8. Siklus Pendinginan Sistem AC .................................................. 23 Gambar 9. Manifold Gauge ......................................................................... 24 Gambar 10. Tabung Refrigerant .................................................................. 25 Gambar 11. Kerangka Berfikir .................................................................... 28 Gambar12. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ........................................ 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar Peserta Uji Coba ........................................................ 61 Lampiran 2. Soal Tes Uji Coba ................................................................ 62 Lampiran 3. Lembar Jawab ...................................................................... 76 Lampiran 4. Kunci Jawaban ..................................................................... 77 Lampiran 5. Analisis Soal Uji Coba ......................................................... 78 Lampiran 6. Analisis Butir Soal ............................................................... 84 Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen ....................................... 85 Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal .................................... 86 Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal .......................................... 87 Lampiran 10. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............ 88 Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 89 Lampiran 12. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ................................. 90 Lampiran 13. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ................................ 91 Lampiran 14. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ........................... 92 Lampiran 15. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ......................... 93 Lampiran 16. Uji Homogenitas Pretest .................................................... 94 Lampiran 17. Uji Homogenitas Posttest ................................................... 95 Lampiran 18. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest .................................. 96 Lampiran 19. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest ................................. 97 Lampiran 20. Perhitungan Gain Score ...................................................... 98 Lampiran 21. Uji Signifikansi .................................................................. 99
xiii
Lampiran 22. Modul Pembelajaran .......................................................... 100 Lampiran 23. Silabus ............................................................................... 141 Lampiran 24. RPP Kelas Eksperimen ....................................................... 142 Lampiran 25. RPP Kelas Kontrol ............................................................. 144 Lampiran 26. Validasi Modul................................................................... 146 Lampiran 27. Surat Keterangan Pembimbing ........................................... 149 Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian ............................................................ 150 Lampiran 29. Surat Selesai Penelitian ...................................................... 151 Lampiran 30. Foto Penelitian ................................................................... 152
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu bagi kemajuan suatu
bangsa. Bangsa yang kualitas pendidikannya sangat rendah bisa dipastikan kemajuan bangsa tersebut akan berjalan lambat begitu pula sebaliknya, apabila kualitas pendidikan suatu bangsa itu baik maka kemajuan bangsa akan berjalan cepat. Dalam hal ini sekolah sebagai sarana pendidikan memegang peranan penting dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah harus memberikan pembelajaran yang baik dan berkualitas kepada peserta didiknya. Apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua peserta didik. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dilaksanakan antara lain dengan mengusahakan peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar meliputi seluruh aktivitas yang pada intinya menyangkut pemberian materi pelajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan dan pengetahuan yang bermanfaat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan modul pembelajaran. modul pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dikarenakan memiliki banyak kegunaan. Menurut Andriani dalam Prastowo (2012:109) kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyedia informasi dasar, sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi peserta didik, serta sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif. Di samping itu, kegunaan lainnya adalah
1
2
menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri (self assessment). Proses belajar mengajar di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal pada kompetensi memelihara/servis sistem AC selama ini belum menggunakan modul pembelajaran. kegiatan
belajar mengajarnya masih
menggunakan pembelajaran ceramah biasa dengan memanfaatkan alat bantu papan tulis. Menurut Bahri dalam Rois (2010:2) Pembelajaran ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Menurut Harsono dkk. (2009:71) Metode yang sering digunakan pendidik dalam mengajar yakni metode mengajar
ceramah,
metode ini tergolong metode konvensional karena
persiapannya paling sederhana dan mudah, fleksibel tanpa memerlukan persiapan khusus. Pembelajaran ceramah konvensional tanpa adanya modul yang ada di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal memiliki beberapa kelemahan, diantaranya peserta didik cenderung menjadi pasif, peserta didik hanya mengandalkan materi yang diberikan dari pendidik saja dan tidak mau mencari materi pelajaran dari sumber lain. Pembelajaran ceramah biasa membuat peserta didik terpaksa mencatat secara terus menerus materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Efek negatif dari mencatat yang terlalu berlebihan yaitu peserta didik akan mengalami kelelahan. Pada akhirnya peserta didik malas untuk mencatat materi yang disamapaikan, sehingga kegiatan belajar peserta didik akan terganggu. Selain itu bisa membuat peserta didik menjadi bosan dan menemui titik jenuh karena pembelajaran berjalan monoton.
3
Menurut Anam (2009:7) Pembelajaran konvensional (biasa) yang menekankan pada cara belajar duduk, dengar, catat, dan hafal sangat membelenggu kreativitas peserta didik, mereka hanya belajar dengan menerima saja (reception learning) apa yang disampaikan oleh guru, tanpa tahu mengapa seperti itu. Akibat pembelajaran biasa ini adalah apa yang dipelajari kurang berarti, kurang berbekas dalam ingatan (memori) peserta didik. Ketika proses pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC berlangsung yang memegang buku pegangan hanya pendidik saja sedangkan peserta didik tidak menggunakan buku pegangan sama sekali. Ketiadaan buku pegangan pada peserta didik menyebabkan peserta didik tidak mempunyai persiapan sama sekali tentang materi sistem AC yang akan diajarkan, sehingga pesrta didik mengalami kebingungan ketika pendidik menyampaikan materi sistem AC. Buku pegangan yang digunakan oleh pendidik adalah New Step 2, padahal bahasa yang digunakan pada buku new step 2 cukup sulit dipahami apabila disampaikan kepada peserta didik, selain itu buku new step 2 juga tidak diperuntuhkan untuk peserta didik melainkan untuk peserta kursus. Kelemahan lain buku new step 2 adalah gambar-gambar yang disajikan tidak begitu menarik karena gambar disajikan tidak berwarna, dalam buku New Step 2 juga tidak dilengkapi latihan-latihan soal untuk peserta didik sehingga berakibat kurang interaktif apabila dibaca oleh peserta didik. Hal-hal seperti ini lah yang menyulitkan peserta didik untuk memahami materi kompetensi memelihara/servis sistem AC dan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang selama ini masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan KKM yang seharusnya dicapai adalah 70,00 pada kompetensi memelihara/servis sistem AC. Hasil belajar peserta didik sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian baik
4
dari pendidik atau pihak yang berkepentingan terhadap pendidikan, sebab hasil belajar memberikan gambaran sejauh mana keberhasilan dari proses pendidikan yang telah berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan ini maka diperlukan adanya modul pembelajaran yang diberikan untuk semua peserta didik agar kegiatan belajar peserata didik dapat berjalan dengan baik dan materi bisa terserap secara maksimal. Dengan adanya modul pembelajaran peserta didik akan dilatih untuk belajar secara mandiri tanpa harus menunggu materi yang diberikan oleh pendidik. Didalam modul juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang komunikatif dengan tujuan agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang ada di modul. Tujuan utama penggunaan modul dalam proses belajar mengajar adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. Penulis meyakini bahwa penggunaan modul pembelajaran sangatlah penting untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga pendidikan. Penggunaan Modul diharapkan mampu memudahkan peserta didik untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dari uraian yang telah dipaparkan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan secara ringkas Penulis memeilih judul “Penggunaan Modul Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Memelihara/Servis Sistem AC”.
5
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan,
maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.
Apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem AC?
2.
Apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran?
C.
Batasan Masalah Permasalahan mengenai penggunaan modul pembelajaran
kompetensi
memelihara/servis sistem AC di SMK sangat kompleks, sehingga diperlukan adanya suatu batasan masalah yang jelas dalam penelitian ini. Adapun permasalahan yang perlu dibatasi adalah: 1.
Penelitian ini hanya dilakukan pada peserta didik yang sudah mendapatkan materi kompetensi memelihara/servis sistem AC yaitu, kelas XII Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal Tahun ajaran 2012/2013.
2.
Materi yang akan dibahas dan diteskan dibatasi pada aspek-aspek kognitif (pengetahuan) kompetensi memelihara/servis sistem AC yang meliputi antara lain pengertian sistem AC, komponen-komponen sistem AC, cara kerja sistem AC dan cara pemeliharaan sistem AC.
6
D.
Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan
hasil
belajar
peserta
didik
pada
kompetensi
memelihara/servis sistem AC? 2.
untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran?
E.
Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan beberapa manfaat,
diantaranya adalah: a.
Manfaat Teoritis
1.
Memberikan
sumbangsih
kepada
dunia
pendidikan dalam
rangka
meningkatkan kualitas pendidikan. 2.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi untuk studi lebih lanjut.
b.
Manfaat Praktis
1.
Bagi peneliti, mendapatkan pengetahuan tentang perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dan yang tidak menggunakannya pada kompetensi memelihara/servis sistem AC.
7
2.
Bagi pembaca, memberikan manfaat pengetahuan, manakah pembelajaran yang lebih baik antara pembelajran yang menggunakan modul pembelajaran dengan pembelajaran yang tidak menggunakan modul pembelajaran.
3.
Bagi peserta didik, membantu peserta didik dalam memahami materi kompetensi memelihara/servis sistem AC.
F.
Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian dalam pemakaian istilah–istilah yang
berkaitan dengan judul skripsi ini, maka perlu adanya penegasan istilah–istilah yang digunakan. Adapun istilah–istilah yang perlu ditegaskan sebagai berikut: 1.
Modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik (Prastowo, 2012 :104).
2.
Kompetensi Memelihara/Servis Sistem AC Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Mulyasa, 2004:37). Kompetensi memelihara/servis sistem AC adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan siskap tentang memelihara/servis sistem AC.
8
3.
Hasil belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai tes kognitif pada akhir pembelajaran, setelah peserta didik memperoleh perlakuan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar dapat berlangsung dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, akan tetapi belajar disekolah sifatnya lebih formal, semua komponen dalam proses belajar direncanakan secara sistematis. Menurut Syah (2007:63) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sedangkan menurut Rifa’i (2009:82) belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Adapun menurut Baharruddin (2010:11) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Proses belajar pada dasarnya adalah proses komunikasi yang diwujudkan melalui kegiatan penyampaian informasi kepada peserta didik. Informasi yang disampikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, peserta didik berkedudukan sebagai subyek belajar, sedangkan pendidik berkedudukan sebagai pengendali. Proses komunikasi dalam suatu pembelajaran dapat terjadi antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan juga dapat terjadi antara peserta didik dengan sumber belajar lainnya.
99
10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: (1) Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik. (2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik. (3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi setrategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran (Syah, 2007:144) Faktor internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, emosional, dan kondisi sosial. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Peserta didik yang mengalami kelemahan dibidang fisik, misalnya dalam membedakan warna akan mengalami kesulitan didalam belajar yang berkaitan dengan membedakan warna contohnya pada pelajaran kelistrikan otomotif karena dalam pelajaran tersebut harus bisa membedakan warna-warna kabel pada rangkaian listrik. Peserta didik yang bermotivasi rendah, misalnya, akan mengalami kesulitan di dalam persiapan belajar dan dalam proses belajar. Peserta didik yang sedang mengalami ketegangan emosional, misalnya takut dengan pendidik, akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri untuk memulai belajar baru karena selalau teringat oleh perilaku pendidik yang ditakuti. Faktorfaktor internal ini dapat terbentuk akibat dari pertumbuhan, dan pengalaman belajar sebelumnya. Faktor-faktor eksternal juga sangat mempengaruhi belajar peserta didik dalam belajar. Vaktor eksternal mencakup faktor lingkungan sosial dan faktor
11
lingkunan nonsosial. Lingkungan sosial peserta didik yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanaya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Lingkungan nonsosial peserta didik meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik. Faktor pendekatan belajar ikut andil terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Faktor pendekatan belajar menyangkut setrategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk mempelajari dan memahami materi-materi yang telah diberikan oleh pendidik. 3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i, 2009:85). Hasil belajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi belajar. Apabila hasil belajar pesrta didik ingin menjadi baik, maka pendidik perlu membuat situasi dan kondisi yang memungkinkan peserta didik tersebut dapat meraih hasil belajar yang lebih baik. Pendidik harus menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai untuk peserta didik dan dapat menciptakan situasi belajar menjadi menyenangkan.
12
Menurut Carroll dalam Wijaya (1992:100) hasil belajar itu sangat bergantung kepada lima faktor, yaitu: 1. Faktor bakat yaitu faktor yang sangat bertalian dengan minat dan perhatian peserta didik dalam belajar. 2. Kualitas pengajaran. 3. Kemampuan memahami pengajaran. 4. Tekun membaca, mendengar, memecahkan masalah, mengerjakan tugas, dan segala pekerjaan lainnya. 5. Penggunaan waktu belajar secara efektif dan efesien.
B. Modul 1.
Pengertian Modul Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri
sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sebuah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 2009:205). Adapun menurut Walter Dick dan Lou Carry dalam Wena (2009:231) modul diartikan sebagai unit pembelajaran berbentuk cetak. Sedangkan menurut Mulyasa (2009:231) modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pengertian modul yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa modul adalah bahan instruksional mandiri. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul diatur sehingga seolah-olah merupakan bahasa pendidik yang sedang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasanbatasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
13
untuk
mencapai
kompetensi
yang
diharapkan
sesuai
dengan
tingkat
kompleksitasnya. 2.
Fungsi Modul Sebagai salah satu bahan ajar, modul memiliki banyak fungsi. Fungsi dari
modul berguna baik bagi pendidik maupun peserta didik. Dengan adanya modul akan memepermudah peserta didik untuk belajar dan mempermudah pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran. Diharapkan fungsi dari modul bisa memeperkecil kendala ketika proses belajar mengajar berlangsung. Prastowo dalam bukunya “Panduan Praktis Membuat Bahan Ajar Inovatif” (2012:107) modul memiliki fungsi sebagai berikut: a. Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik. b. Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka. c. Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul, peserta didik dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. d. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya, karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. 3.
Karakteristik Modul
Menurut Mulyasa (2009:232) pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik. b. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. c. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefesian mungkin. d. Materi pelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan mengakhiri suatu modul, dan
14
e.
tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan, atau dipelajarai. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar perserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar. Karakteristik modul yang dikemukakan di atas, kiranya dapat diambil
kesimpulan
bahwa
belajar
bermodul
adalah
sebuah
sistem
belajar
mandiri/individual, dimana terdapat kejelasan tujuan, mengandung usaha memotivasi peserta didik untuk belajar, fleksibel dan terdapat tes dari tiap-tiap modul atau tiap-tiap sub kompetensi dimana hasil ujian berfungsi sebagai feedback. 4.
Pembelajaran Modul dan Tujuannya Pembelajaran modul adalah pendekatan pembelajaran mandiri yang
berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Pembelajaran modul lebih menitik beratkan pada peran otonomi belajar peserta didik. dimana peserta didik mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, menentukan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajarnya, dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Menurut Nasustion (2009:205) Tujuan sistem pembelajaran modul antara lain: 1. Membuka kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Dianggap bahwa peserta didik tidak akan mencapai hasil yang sama dalam waktu yang sama dan tidak sedia mempelajari sesuatu pada waktu yang sama. 2. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut cara masingmasing, oleh sebab mereka menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk
15
3.
4.
5.
memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing-masing. Memberi pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka suatu mata pelajaran, mata kuliah, bidang studi atau disiplin bila kita anggap bahwa pelajar tidak mempunyai pola minat yang sama atau motivasi yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya dan memperbaiki kelemahannya melalui modul remidial, ulangan-ulangan atau variasi dalam cara belajar. Ciri-Ciri Pembelajaran Modul Pembelajaran
modul
memepunyai
ciri
tersendiri
dibandingkan
pembelajaran konvensional atau ceramah biasa, dimana peserta didik pada pembelajaran modul akan dilatih untuk belajar mandiri agar peserta didik tidak tergantung pada pendidik saja. Sementara pada pembelajaran konvensional, peserta didik sangat tergantung pada peranan seorang pendidik, apabila pendidik tidak hadir pada proses belajar maka peserta didik tidak bisa mendapatkan materi pelajaran sama sekali karena peserta didik tidak memiliki sumber belajar yang lain. Menurut Wijaya (1992:97) ciri-ciri pembelajaran modul adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik dapat belajar secara individual 2. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara khusus. 3. Tujuan dirumuskan secara khusus sehingga perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik segera dapat diketahuai. 4. Membuka kesempatan kepada peserta didik untuk maju berkelanjutan menurut kemampuannya masing-masing. 5. Modul merupakan paket pelajaran yang bersifat self education. Dengan belajar seperti ini, modul membuka kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara optimal. 6. Modul memiliki daya informasi pengetahuan yang cukup kuat. 7. Modul banyak memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berbuat aktif. 8. Modul memiliki kekuatan ulang yang cukup tinggi. Peserta didik mempelajari modul tidak hanya dengan sekali membaca teks dalam lembaran (lembaran tugas, dan lembaran evaluasi)
16
6.
Struktur Modul
Menurut pandangan Vembriarto dalam Prastowo (2012:114) unsur-unsur modul yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur sebagai berikut: 1. Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik. Tujuan pengajaran ini dirumuskan dalam bentuk tingkah laku peserta didik. Tiap-tiap rumusan tujuan melukiskan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik setelah menyelesaikan tugas mereka dalam mempelajari modul. 2. Petunjuk untuk pendidik. Petunjuk untuk pendidik ini berisi keterangan tentang bagaimana pengajaran itu dapat diselenggarakan secara efesien. 3. Lembaran kegiatan peserta didik. Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Materi dalam lembaran kegiatan peserta didik tersebut disusun secara khusus sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebut, tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam modul dapat tercapai. 4. Lembaran kerja bagi peserta didik. Materi pelajaran dalam lembar kegiatan disusun sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat secara aktif mengikuti proses belajar. Dalam lembar kegiatan tersebut, kita dapat mencantumkan pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang harus dijawab serta dipecahkan oleh peserta didik. 5. Kunci lembaran kerja. Materi pada modul tidak saja disusun agar peserta didik senantiasa aktif memecahkan masalah-masalah, melainkan juga dibuat agar peserta didik dapat mengevaluasi hasil belajar mereka sendiri. 6. Lembaran evaluasi. Perlu kita ketahui bahwa lembaran evaluasi yang berupa tes dan rating scale, evaluasi pendidik terhadap tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil tes akhir yang terdapat pada lembaran evaluasi tersebut, dan bukannya oleh jawaban-jawaban peserta didik yang terdapat pada lembar kerja. 7. Kunci lembaran evaluasi. Dalam hal ini, tes dan rating scale yang tercantum pada lembaran evaluasi disusun oleh penulis modul yang bersangkutan. Keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan modul harus sesuai dengan aturan yang ada. Kita tidak bisa menyusun modul tanpa mengikuti petunjuk-petunjuk yang sudah ditetapkan. Modul akan digunakan oleh peserta didik atau pendidik sebagai buku pegangan dalam proses pembelajaran disekolah, apabila kita menyusunnya secara asal-asalan maka akan berdampak buruk untuk
17
proses pembelajaran di sekolah karena modul akan sulit dipahami apabila dibaca. Modul yang disusun harus mencakup semua unsur-unsur yang telah ditetapkan, karena unsur yang satu akan berhubungan dengan unsur yang lain. Menurut Nasution (2009:217) dalam garis besarnya penyusunan modul dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas dan spesifik. 2. Urutan tujuan-tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu. 3. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul bagi peserta didik. 4. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing peserta didik agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. 5. Menyusun posttest untuk mengukur hasil belajar peserta didik. C. Memelihara/servis Sistem AC 1.
Nama dan fungsi komponen sistem AC AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan atau
komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman (Triyono, 2010:5).
Rangkaian
peralatan atau komponen sisitem AC adalah sebagai berikut: a.
Kompresor kompresor berfungsi untuk memompakan refrigerant yang berbentuk gas
agar tekanannya meningkat sehingga mengakibatkan temperaturnya meningkat (Triyono, 2010:6).
Gambar 1. Kompresor
18
Karena adanya peningkatan suhu dan tekanan pada refrigerant maka refrigerant akan mengalir dalam sistem AC. Kompresor menjadi suatu komponen yang sangat vital dalam sisitem AC karena fungsinya yang paling dominan, tanpa adanya kompresor refrigerant tidak akan bersirkulasi. b. Kondensor Fungsi kondensor adalah untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigerant yang berbentuk gas menjadi cair (Triyono, 2010:7). Panas yang ada di kondensor akan dialirkan menuju udara sekitar melalui sirip-sirp kondensor. Dalam proses pelepasan panas kondensor akan ditiup kipas kondensor yang berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan.
Gambar 2. Kondensor c.
Dryer/receiver Dryer/receiver berfungsi menampung refrigerant cair untuk sementara,
yang untuk selanjutnya mengalirkannya ke evaporator melalui expansion valve (Triyono, 2010:7). Selain menampung refrigerant, Dryer/receifer juga berfungsi
19
sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang masuk dalam siklus sistem AC.
Gambar 3. Dryer/receiver d. Exspansion valve Expansion valve berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam evaporator agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas (Triyono, 2010:7). Apabila refrigerant tidak dikabutkan oleh expansion valve sebelum masuk evaporator maka evaporator akan mengalami kesulitan untuk mendinginkan udara yang ada disekitarnya.
Gambar 4. Expansion Valve e.
Evaporator Dilihat dari bentuk dan konstruksinya, evaporator dan kondensor memiliki
kesamaan. Namun dari segi fungsinya, terdapat perbedaan yang mendasar. Pada kondensor, terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi cair, namun sebaliknya, pada evaporator, terjadi perubahan wujud refrigerant dari zat cair
20
menjadi gas. Menurut Triyono dalam bukunya “Pedoman Praktis Merawat AC Mobil” (2010:7) evaporator adalah komponen yang berfungsi untuk menyerap panas dari udara melalui sirip-sirip pendingin evaporator sehingga udara tersebut menjadi dingin.
Gambar 5. Evaporator f.
Blower Blower berfungsi untuk meniup atau menghembuskan udara melewati
sirip-sirip evaporator sehingga udara dingin yang ada dissekitar evaporator mengalir searah aliran tiupan blower menuju ke ruangan mobil. Konsumsi tenaga yang digunakan adalah 100 – 250 W dengan tiga kecepatan, yaitu kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi.
Gambar 6. Blower
21
2.
Cara kerja komponen AC
a.
Kompresor Kompresor dibagi menjadi dua bagian yaitu: kompresor dan magnetic
clutch. 1.
Kompresor Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli mesin. Putaran kompresor
akan menggerakkan piston dan gerakan piston ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya. 2.
Magnetic clutch Menurut Triyono (2010:15) Magnetic clutch adalah alat yang digunakan
untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. Peralatan inti pada magnetic clutch terdiri atas tiga macam yaitu stator, rotor dan pressure plate.
Gambar 7. Magnetic Clutch Cara kerja dari magnetic clutch adalah Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan kompresor hanya akan
22
berputar apabila switch AC dalam posisi hidup hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit memutar kompresor. b. Kondensor Fungsi utama dari kondensor adalah mendinginkan gas refrigerant sehingga terkondnsasi. Mekanisme kondensor agar hal tersebut terjadi yaitu dengan membuat kondensor dalam bentuk yang berliku-liku. Akibatnya, luas permukaan kondensor semakin luas dan mengakibatkan terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant (Triyono, 2010:17). Proses pelepasan panas yang terjadi pada kondensor dipercepat dengan laju gerak mobil itu sendiri dan dibantu dengan isapan fan atau kipas. Semakin baik pelepasan panas yang dilakukan oleh kondensor semakin baik pula pendinginan yang dilakukan oleh evaporator. c.
Receifer/Dryer Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang
masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar menuju ke expansion valve. Dryer, desiccant maupun filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant terutama pada expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari refrigerant. Bagian atas dari receifer/dryer disediakan gelas kaca atau sight glass yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant.
23
d.
Expansion valve Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk mengabutkan
refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil konstan atau dapat diatur melalui katup yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. e.
Evaporator Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada
evaporator akan berakibat terjadinya penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin. 3.
Siklus pendinginan sistem AC
Gambar 8. Siklus Pendinginan Sistem AC
24
Siklus pendinginan yang terjadi pada sistem AC dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kompresor berputar menekan gas refrigerant agar tekanan dan suhunya naik. b. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam kondenser. Di dalam kondensor, panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair. c. Cairan refrigerant ditampung oleh receifer untuk disaring sampai evaporator membutuhkan refrigerant. d. Expansion valve memancarkan refrigerant cair sehingga berbentuk kabut yang bertemperatur dan bertekanan rendah. e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun mengalir kedalam evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela sirip evaporator, sehingga udara disekitar evaporator tersebut menjadi dingin. f. Gas refrigerant kembali kekompresor (Triyono, 2010:8). 4.
Manifold gauge Manifold gauge adalah alat yang berfungsi untuk mengosongkan atau
mengisi refrigerant. Selain untuk mengosongkan dan mengisi refrigerant pada sisitem AC, manifold gauge juga digunakan untuk mendeteksi kerusakankerusakan yang terjadi pada sisitem AC. Pemeriksaan refrigerant pada sisitem AC untuk melihat kondisi dan jumlah refrigerant manifol gauge juga masih digunakan.
Gambar 9. Manifold Gauge
25
5.
Refrigerant Refrigerant adalah media yang berbentuk senyawa, yang digunakan dalam
siklus panas yang mengalami perubahan fasa dari gas ke cair atau sebaliknya (Triyono, 2010:28). Jenis refrigerant cukup banyak, salah satu yang pernah digunakan sebagai fluida kerja pada sistem AC mobil adalah R12. Akan tetapi karena R12 mengandung HFC yang besar andilnya dalam dampak penipisan lapisan ozon, maka saat ini diwajibkan untuk menggunakan refrigerant yang lebih ramah lingkungan, yaitu R134a sebagai pengganti R12. Refrigerant R134a bersifat lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung HFC karena pada dasarnya sifat HFC adalah mengurai oksigen atau O3.
Gambar 10. Tabung Refrigerant Menurut Triyono (2010:28) refrigerant yang ideal harus memiliki sifatsifat termodinamika sebagai berikut: a. Titik didihnya rendah. b. Penguapan panasnya tinggi. c. Dalam bentuk cair kekentalannya rendah. d. Kepadatan dalam bentuk gas tinggi. e. Tidak berbau. f. Tidak beracun. g. Tidak mudah terbakar.
26
h. i. j.
Tidak menimbulkan korosi. Nilai konduktifitas termalnya tinggi. Susunan kimianya stabil, tidak mudah terurai saat mendapatkan tekanan, terurai maupun saat penguapan.
6.
Pelumas kompresor Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan serta
bidang permukaan yang saling bergesekan agar tidak terjadi kerusakan atau keausan. Pelumas pada kompresor ini ikut bersirkulasi dengan refrigerant dan dapat dijadikan pertanda kebocoran sirkulasi AC apabila oli pelumas kompresor keluar dari sistem sirkulasi AC. 7.
Memelihara/servis sistem AC Agar sistem AC menjadi awet dan tidak mudah rusak maka diperlukan
pemeliharaan dan servis pada komponen-komponen AC. Komponen-komponen AC yang harus mendapatkan pemeliharaan dan servis diantaranya adalah: a.
Kompresor Pemeliharaan kompresor dengan melakukan servis berkala setiap kendaraan menempuh jarak 60.000 km. Ketika melakukan servis tambahkanlah oli pelumas sebanyak 40 ml.
b.
Kondensor Cucilah kondensor dengan menggunakan air sampai kotoran-kotoran yang menempel pada kondensor hilang dan bersih. Betulkan atau luruskan apabila pada sirip-sirip kondensor ada yang bengkok.
27
c.
Receiver/dryer Setiap kendaraan atau mobil yang telah menempuh jarak 40.000 km maka receiver/dryer harus diganti.
d.
Expansion Valve Apabila Expansion Valve terjadi kerusakan maka harus diganti karena pada expansion valve tidak bisa dilakukan perbaikan.
e.
Evaporator Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan.
f.
Blower Cucilah blower hingga bersih sampai debu-debu yang ada pada blower hilang.
D. Kerangka Berfikir Modul kompetensi memelihara/servis sistem AC sangat berguna baik bagi pendidik maupun peserta didik. Bagi pendidik modul ini akan mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran dan bagi peserta didik modul dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam menelaah materi. Penggunaan modul ini dapat mendorong peserta didik untuk belajar dengan mengamati dan menelaah setiap sub kompetensi dalam modul, sehingga dengan seringnya menggunakan modul dalam menelaah materi kompetensi memelihara/servis sistem AC pada berbagai pokok bahasan atau sub kompetensi akan memperkuat ingatan dan pemahaman peserta didik.
28
Pada proses pembelajaran menggunakan modul, peserta didik akan aktif berpartisipasi berpikir dan berupaya mencari permasalahan dan juga jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan dan dituntut peserta didik sendirilah yang menjelaskannya dengan menggunakan modul serta latihan mengerjakan soal atau pertanyaan pada modul. sehingga diharapkan berbagai permasalahan dapat dipecahkan oleh masing-masing peserta didik dengan bantuan modul.
Pembelajaran dengan menggunakan modul.
Maendorong peserta didik untuk belajar mandiri
Meningkatkan hasil belajar.
Menimbulkan aktifitas dan kretifitas peserta didik.
Gambar 11. Kerangka Berfikir Sistem pembelajaran yang terjadi dapat menimbulkan ketertarikan dan motivasi pada peserta didik dalam menelaah serta memahami kompetensi memelihara/servis sistem AC sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sedangkan pada pembelajaran tanpa penggunaan modul peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan pendidik, pendidik lebih aktif dan peserta didik cenderung pasif. Dengan kondisi demikian maka peserta didik kurang bergairah dalam belajar, sehingga pada akhirnya kurang meningkatkan hasil belajar peserta didik.
29
E. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji melalui serangkaian kegiatan penelitian (Samsudi, 2009:38). Bertolak dari kerangka berfikir di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis: Ada peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas XII TKR SMK Muhammadiyah 2 Boja pada kompetensi memelihara/servis sistem AC sebelum dan sesudah menggunakan modul pembelajaran.
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen. Menurut
Samsudi (2009:66) metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dirancang/sengaja dan terkontrol dimana peneliti sengaja memodifikasi atau memanipulasi kondisi/variabel dalam bentuk pemberian perlakuan tertentu untuk memperoleh atau menentukan peristiwa atau kejadian sesuai dengan yang dirancang. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan secara langsung kepada sampel penelitian yaitu dengan memberikan pembelajaran yang menggunakan modul pada kelas eksperimen dan pembelajaran yang tidak menggunakan modul pada kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah desain control group pre test post test yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pre test maupun post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain tersebut dapat dijelaskan melalui table 1. Tabel 1. control group pre test post test Kelompok
Pre Test
Perlakuan
Post Test
E
Y1
X1
Y2
K
Y1
X2
Y2
Keterangan : E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol
30 30
31
X1 : Pembelajaran dengan modul X2 : Pembelajaran tanpa modul Y1 : Pre test kompetensimemelihara/servis sistem AC Y2 : Post test kompetensi memelihara/servis sistem AC (Samsudi, 2009:76). Pemilihan dan Studi Masalah
Merumuskan Masalah dan Pendekatan
Pembuatan Modul
Penyusunan Instrument Tidak Diterima Analisis Diterima Pretest (XII) Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pembelajaran dengan Modul
Pembelajaran tanpa Modul
Posttest
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Laporan Gambar 12. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
32
B.
Populasi dan Sampel
5. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh peserta didik tingkat XII
program studi keahlian Teknik
Kendaraan Ringan (TKR)
SMK
Muhammadiyah 2 Boja kabupaten Kendal tahun ajaran 2012/2013, yang berjumlah 165 peserta didik yang terbagi dalam 5 kelas, yaitu Kelas XII TKR 1 sebanyak 32 peserta didik, kelas XII TKR 2 sebanyak 32 peserta didik, kelas XII TKR 3 sebanyak 33 peserta didik, kelas XII TKR 4 sebanyak 35 peserta didik, dan kelas XII TKR 5 sebanyak 33 peserta didik. 6. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174), maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari peserta didik kelas XII
program studi
keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 peserta didik yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu: 1) Kelompok eksperimen
: kelas XII TKR 2 sebanyak 32 peserta didik
2) Kelompok kontrol
: kelas XII TKR 3 sebanyak 33 peserta didik
Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan modul, sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan modul.
33
Teknik sampling yang dilakukan adalah teknik purposive sample (sampel bertujuan), yaitu sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan terntentu (Arikunto, 2010:183). Peneliti mengambil kelas XII TKR 2 dan kelas XII TKR 3 sebagai sampel penelitian dari lima kelas program studi keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang ada, berdasarkan pertimbangan bahwa dua kelas tersebut memiliki rata-rata hasil belajar yang hampir sama dan diajar oleh pendidik yang sama.
C.
Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. a.
Variabel X (Variabel bebas) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terkait. Jadi variabel bebas adalah variabel yang mepengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan modul pembelajaran.
b.
Variabel Y (Variabel terkait) Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah hasil belajar kompetensi memelihara/servis sistem AC.
34
D.
Langkah-langkah Eksperimen Agar hasil penelitian bisa maksimal dan berjalan dengan lancar maka
perlu dijelaskan langkah-langkah eksperimen, langkah–langkah eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Pembuatan modul pembelajaran.
2.
Penyusunan soal tes .
3.
Validitas soal tes.
4.
Pengujian hasil belajar dengan tes (pree test).
5.
Proses belajar mengajar menggunakan modul pembelajaran untuk kelas eksperimen dan proses belajar mengajar tanpa menggunakan modul pembelajaran untuk kelas eksperimen.
6.
Pengujian hasil belajar dengan tes (post test).
7.
Membandingkan hasil pretest dan posttest.
8.
Menarik kesimpulan hasil belajar.
E.
Metode Pengumpulan Data Untuk mencapai tujuan penelitian dibutuhkan data yang berhubungan
dengan obyek untuk mencari jawaban dari permasalahan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode tes. 1.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
35
notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama-nama peserta didik yang akan menjadi sampel dan informasi mengenai nilai rata-rata kelas yang akan menjadi sampel di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal. 2.
Metode Test Tes adalah instrumen penelitian yang bersifat mengukur kemampuan
individu, dengan cara individu memeberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan baik secara tertulis, secara lisan, atau secara perbuatan (Samsudi, 2009:103). Metode ini mengungkap data dengan melakukan tes dengan pertanyaan-pertanyaan atau perintah yang harus dilakukan oleh responden. Tujuannya untuk mengetahui data yang menunjukkan kemampuan atau hasil belajar responden pada tahap pengetahuan (kognitif) terhadap kompetensi memelihara/servis sistem AC. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes tersebut yaitu tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Dalam penyusunan perangkat tes, langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut. a.
Materi yang diteskan dibatasi pada aspek-aspek kognitif (pengetahuan) kompetensi memelihara/servis sistem AC yang meliputi pemahaman bagianbagian atau komponen sistem AC, cara pemeriksaan komponen, gambar komponen dan rangkaiannya, serta analisis kerusakannya.
36
b.
Menyusun jumlah soal sebanyak 50 butir soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Pilihan soal objektif ini dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi. 2) Dapat dinilai secara objectif oleh siapapun. 3) Kunci jawaban tersedia secara pasti sehingga mudah dikoreksi. Setelah soal disusun, dilakukan uji coba terlebih dahulu agar pengukuran
dalam penelitian dapat memberikan hasil yang mencerminkan keadaan yang diukur. Hal tersebut untuk mengetahui: validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Alasan yang digunakan tes pilihan ganda yaitu mempermudah pemberian nilai dan tes pilihan ganda tidak bersifat subjectif. Tabel 2. Kisi-kisi soal uji coba
No 1
2
3
INDIKATOR & KISI - KISI Sistem AC a. Devinisi sistem AC b. Nama-nama komponen sistem AC c. Fungsi masing-masing komponen sistem AC d. Cara kerja masing-masing komponen sistem AC Rangkaian/siklus sistem AC a. Peralatan tambahan pada rangkaian sistem AC b. Letak komponen utama maupaun perlengkapan tambahan pada sistem AC c. Siklus pendinginan sistem AC d. Manifold gauge e. Cara mengisi refrigerant pada sistem AC Memelihara/servis sistem AC a. Pemeliharaan komponen utama sistem AC b. Ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab, dan cara pemecahannya c. Trouble shooting pada sisitem AC JUMLAH SOAL
NOMOR SOAL
1- 2 3- 4- 5- 6 7- 8- 9- 10- 11- 12- 13- 14 15- 16- 17- 18 19- 20- 21- 22- 23 24- 25- 26 27- 28- 29- 30 31- 32- 33 34- 35- 36 37- 38- 39-40 41- 42- 43- 44- 45 46- 47- 48- 49- 50 50 Soal
37
F.
Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten
Kendal pada peserta didik kelas XII TKR 4 tahun ajaran 2012/2013. Dimana peserta didik tersebut sudah memperoleh materi kompetensi memelihara/servis sistem AC sehingga kelas tersebut dijadikan kelompok uji coba soal. Peserta didik diberi soal sebanyak 50 butir soal kemudian hasilnya akan dianalisis sehingga diperoleh soal-soal yang valid, reliabel, dan taraf kesukaran yang nantinya akan digunakan untuk penelitian. 1.
Validitas alat ukur Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, begitupun sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal adalah rumus point biserial correlation.
rpbis =
M p −M t
p
St
q
(Arikunto, 2010:326)
Keterangan : rpbis = Koefisien korelasi point biserial. Mp
= Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes.
Mt
= Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).
38
St
= Standar deviasi skor total.
p
= Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut.
q
= 1 − p. Korelasi diatas 0,30 dipandang sebagai butir tes yang baik. Karena korelasi
rata-rata butir dengan butir lainnya berhubungan dengan korelasi butir dengan skor total, maka yang memeiliki korelasi tinggi dengan total adalah butir-butir yang terbaik (Surapranata, 2009 : 64). Tabel 3. Hasil Perhitungan Validitas Soal Instrumen No
Kategori Soal
Jumlah Soal
Nomor Soal
1.
Valid
33
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 42, 44, 45, 48.
2.
Tidak Valid
17
7, 11, 21, 25, 27, 30, 31, 35, 38, 39, 40, 41, 43, 46, 47, 49, 50.
2.
Reliabilitas alat ukur Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221). Rumus reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas dengan rumus K-R 20,yaitu :
39
r11 =
k
V t − Ʃpq
k−1
Vt
(Arikunto, 2010:231)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen. k
= banyaknya butir soal.
Vt = varians total. P = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat sekor 1). P
=
q
=
banyaknya subjek yang sekornya 1 N proporsi subjek yang mendapat skor 0 (q=1−p)
Kemudian r11 yang diperoleh di konsultasikan dengan tabel product moment. Bila koefesien reliabilitas 0,5 dapat dipakai untuk penelitian (Surapranata, 2009:114) 3.
Tingkat kesukaran soal Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal maka perlu menentukan
besarnya p dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
B JS
(Arikunto, 2005:208)
Keterangan : P = Indeks kesukaran. B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul. JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.
40
Dengan kriteria tingkat kesukaran soal sebagai berikut: p : 0,00 – 0,29 = Butir soal sukar. p : 0,30 – 0,70 = Butir soal sedang. p : 0,71 – 1,00 = Butir soal mudah. Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal No
Kategori
Jumlah Soal
Nomor Soal
1.
Mudah
9
5, 7, 10, 27, 28, 38, 45, 47, 50.
2.
Sedang
34
1, 2, 3, 4, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 31, 32, 33, 35, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 48, 49.
3.
4.
Sukar
7
6, 11, 16, 30, 34, 36, 39.
Daya pembeda Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan
antara peserta didik yang mempunyai kemempuan tinggi dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan rendah. Cara menentukan daya pembeda yaitu dengan menggunakan rumus:
D=
BA JA
−
BB JB
= PA − PB
Keterangan: J
= Jumlah peserta tes.
JA
= Banyak peserta kelompok atas.
(Arikunto, 2005:213)
41
JB
= Banyak pesrta kelompok bawah.
BA
= Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. BA
BB =
JA
= Banyaknya peserta kelopok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar. PA = PB
BB JB
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Tabel 5. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
No.
Kategori
Jumlah Soal
Nomor Soal
1.
Baik
26
2, 3, 4, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 22, 24, 26, 27, 28, 32, 33, 35, 37, 42, 43, 45, 47, 48, 50.
2.
Cukup
1, 5, 6, 7, 9, 16, 20, 23, 29, 38, 40, 41, 44.
3.
Jelek
11, 18, 21, 25, 30, 31, 34, 36, 39, 46, 49.
G. 1.
Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar saat menggunakan metode ceramah biasa dengan menggunakan modul. Untuk tujuan tersebut, maka akan dibandingkan rata-rata hasil belajar dari kedua kelas tersebut dengan menggunakan rumus:
42
fi xi
𝑋=
fi
(Sudjana, 2005:70)
𝑋= Mean/ nilai rata-rata. fi = Frekuensi kelas. xi = tanda kelas interval 2.
Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
secara normal atau tidak. Untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh dilakukan uji normalitas dengan rumus Chi-kuadrat.
X2 =
k (O i −E i ) i=1 E
2
(Sudjana, 2005: 273)
i
keterangan: X² = Chi-kuadrat. Oi = Frekuensi pengamatan. Ei = Frekuensi yang diharapkan. K = banyaknya kelas interval. Selanjutnya harga X2data yang diperoleh dibandingkan dengan X2tabel dengan (dk) = k - 1 dan taraf signifikan 0,05. distribusi data yang diuji akan berdistribusi normal jika X2data < X2tabel. 3.
Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Rumus yang digunakan untuk uji homogenitas adalah:
43
F=
Varians Terbesar Varians Terkecil
(Sudjana, 2005:250).
Dengan kriteria pengujiannya: jika Fhitung F1 2
v1 ,v2
, α = 5%, maka dapat
dikatakan kedua kelompok mempunyai kesamaan varians 4.
Uji Hipotesis Uji dua pihak : Uji t Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah
uji t dua pihak untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑋1 −𝑋2
𝑡= 𝑠
1 𝑛1
1 + 𝑛2
(Sudjana, 2005:239)
Keterangan: X1 = Rerata kelompok eksperimen. X2 = Rerata kelompok kontrol. n1 = Jumlah subjek kelompok eksperimen. n2 = Jumlah subjek kelompok kontrol. S = Simpangan
𝑆2 =
𝑛 1 −1 𝑆12 + 𝑛 2 −1 𝑆22 𝑛 1 +𝑛 2 −2
Pernyataan uji analisis uji t-test (Sudjana, 2005:239)
adalah hipotesis
diterima jika thitung ≥ t1-½α dengan derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 - 2).
44
5.
Uji gain Menurut Scott (2002:55) menyatakan bahwa untuk melihat besarnya
peningkatan hasil belajar peserta didik digunakan uji gain dengan persamaan sebagai berikut:
=
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒 100%− 𝑆𝑝𝑟𝑒
Keterangan:
= faktor gain
<Spre>
= skor rata-rata tes awal (%)
<Spost>
= skor rata-rata tes akhir (%)
Kriteria faktor gain : g > 0,7
= tinggi
0,3 < g < 0,7 = sedang g < 0,3 6.
= rendah
Uji signifikansi Untuk mengetahui sinifikan atau tidaknya peningkatan hasil belajar rumus
yang digunakan adalah:
𝑡=
𝑋1 −𝑋2 2 𝑆2 1 +𝑆 2 −2𝑟 𝑛1 𝑛2
𝑆1 𝑛1
(Sugiyono, 2009:197) 𝑆2 𝑛2
Keterangan:
x1
: nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen
x2
: nilai rata-rata post-test kelas kontrol
45
s1
: simpangan baku pre-test kelas eksperimen
s2
: simpangan baku post-test kelas kontrol
s1
2
: variansi data pre-test kelas eksperimen
2
: variansi data post-test kelas kontrol
s2
Kriteria yang digunakan adalah terdapat peningkatan yang signifikan apabila harga thitung
tidak memenuhi -ttabel < thitung
< ttabel dengan derajat
kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (n1+ n2 - 2) dengan taraf signifikansi () = 5 %. 7.
Perhitungan Persentase Untuk mengetahui persentase jumlah peserta didik yang memenuhi KKM
dari masing-masing kelas dihitung dengan cara sebagai berikut:
%=
𝑋1 −𝑋2 𝑋1
100%
Keterangan: 𝑋1 = jumlah peserta didik keseluruhan 𝑋2 = jumlah peserta didik yang tidak memenuhi KKM.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. 1.
Hasil Penelitian Deskripsi data Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan
untuk
mengetahui
penggunaan modul pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik kelas XII TKR di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal diperoleh melalui pretest dan posttest. Selisih antara pretest dan posttest digunakan untuk menentukan seberapa besar peningkatan hasil belajar. Hasil pretest disajikan dalam tabel 6, hasil post test disajikan dalam tabel 7. Untuk memberikan gambaran mengenai jawaban responden dari item tes yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan dapat dilihat deskripsi sebagai berikut: a) Rekapitulasi hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Data Nilai
Kel. Eksperimen
Kel. Kontrol
Nilai Rata-rata
34,17
39,09
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata preetest kelas eksperimen sebesar 34,17 sedangkan nilai rata-rata preetest pada kelas kontrol sebesar 39,09.
46 46
47
b) Rekapitulasi hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Data Nilai
Kel. Eksperimen
Kel. Kontrol
Nilai Rata-rata
68,54
62,93
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 68,54 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 62,93. Jika dibandingkan dengan hasil pretest. kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 34,37, sedangkan kelas kontrol hanya mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 23,84. Peningkatan nilai rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari rekapitulasi nilai rata-rata posttest dikurangi nilai rata-rata pretest. Peningkatan nilai rata-rata yang signifikan pada kelas eksperimen dikarenakan kelas eksperimen mendapatkan perlakuan yang berbeda ketika proses pembelajaran berlangsung, pada proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan modul pembelajaran yang berguna untuk memudahkan dalam memahami materi. Sedangkan kelas kontrol pada proses pembelajaran tidak meggunakan modul pembelajaran sehingga mengalami kesulitan dalam memehami materi pelajaran.
48
2.
Uji Persyaratan
a.
Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data yang
akan dianalisis sehingga diketahui data tersebut normal atau tidak. 1) Sebelum perlakuan Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Pretest No
Kelas
X hitung
X tabel
Kriteria
1
Eksperimen
5,68
11,07
Normal
2
Kontrol
6,89
11,07
Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes awal pada kelas eksperimen diperoleh X hitung = 5,68 dan kelas kontrol Xhitung = 6,89 sedangkan Xtabel = 11,07. karena Xhitung berada pada daerah penerimaan H0, maka disimpulkan bahwa data tes awal tersebut terdistribusi normal. 2) Setelah perlakuan Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Data Posttest No
Kelas
X hitung
X tabel
Kriteria
1
Eksperimen
4,26
11,07
Normal
2
Kontrol
3,32
11,07
Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes akhir pada kelas eksperimen diperoleh Xhitung = 4,26 dan kelas kontrol X
hitung
= 3,32 sedangkan
49
Xtabel = 11,07. karena X
hitung
berada pada daerah penerimaan H0, maka
disimpulkan bahwa data tes akhir tersebut terdistribusi normal. b. Hasil Uji Homogenitas Data 1) Sebelum perlakuan Dilakukan uji kesaman dua varians data preetest Tabel 10. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data pretest No
Kelas
1
Eksperimen
2
F hitung
F tabel
1,307
2,04
Kriteria Homogen
Kontrol
Homogen
Berdasarkan perhitungan, diperoleh Fhitung = 1,307 sedangkan Ftabel = 2,04, karena Fhitung berada pada daerah penerimaan H0, maka disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda. 2) Setelah perlakuan Dilakukan uji kesamaan dua varians data posttest Tabel 11. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Posttest No
Kelas
1
Eksperimen
2
F hitung
F tabel
2,03
2,333
Kriteria Berbeda
Kontrol
Berbeda
Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung = 2,03 sedangkan Ftabel = 2,333. karena F
hitung
berada pada daerah penolakan H0, maka disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang berbeda.
50
c.
Hasil Uji Perbedaan
1) Sebelum Perlakuan Tabel 12. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest No
Kelas
1
Eksperimen
2
t hitung
t tabel
Kriteria
0,164
2,00
Tidak berbeda
Kontrol
Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung = 0,164 sedangkan t tabel = 2,00, karena thitung berada pada daerah penerimaan H0, maka dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan hasil pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2) Setelah perlakuan Tabel 13. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest No
Kelas
1
Eksperimen
2
Kontrol
t hitung
t tabel
Kriteria
2,178
2,00
berbeda
Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung = 2,178, sedangkan t tabel = 2,00, karena thitung berada pada daerah penolakan H0, maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.
51
d. Hasil Uji Gain Score Tabel 14. Hasil Uji Gain Score Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No
Kelompok
Hasil Uji Gain Score
1
Eksperimen
4,26
2
Kontrol
3,32
Berdasarkan perhitungan diperoleh peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 4,26, sedangkan peningkatan hasil belajar kelas kontrol sebesar 3,32. e.
Hasil Uji Signifikansi Tabel 15. Hasil Uji Signifikansi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No
Kelompok
Rata-rata
1
Eksperimen
34,37
2
Kontrol
23,23
dk
t hitung
t tabel
63
3,53
2,00
Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung = 3,53 sedangkan t tabel = 2,00, karena thitung berada pada daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol.
52
f.
Hasil Perhitungan Persentase Pencapaian KKM
1) Kelompok Eksperimen Tabel 16. Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai Nilai KKM pada Kelas Eksperimen. No
Jenis
1
Jumlah sisiwa keseluruhan 𝑥1
32
2
Jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM (𝑥2 )
11
%=
jumlah
32 − 11 𝑥 100% = 65,62 % 32
2) Kelompok Kontrol Tabel 18. Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai Nilai KKM pada Kelas Kontrol. No
Jenis
jumlah
1
Jumlah sisiwa keseluruhan 𝑥1
33
2
Jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM (𝑥2 )
23
%=
33 − 23 𝑥 100% = 30,3 % 33
Dari hasil perhitungan tabel 17 dan tabel 18, dapat diketahui persentase jumlah peserta didik yang memenuhi KKM pada kelas eksperimen sebesar 65,62 %, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 30,3 %. jadi, jumlah peserta didik yang memenuhi KKM pada kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol.
53
Sehingga dinyatakan penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
B.
PEMBAHASAN Penggunaan modul pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem
AC sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan modul pembelajaran. Hasil pretest menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 34,17 sedangkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol adalah 39,09. Setelah diberi perlakuan yang berbeda dimana kelas eksperimen mendapatkan pembelajararan dengan menggunakan modul sedangkan pada kelas kontrol mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan modul, hasil posttest menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 68,54 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 62,93. Selisih rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 34,37 sedangkan sedangkan pada kelas kontrol sebesar 23,84 hal ini menunjukkkan bahwa peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen jauh lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata posttest diperoleh thitung = 2,178, sedangkan t tabel = 2,00, karena t hitung berada didaerah penolakan H0, maka terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kedua kelompok. Berdasarkan perhitungan persentase jumlah peserta didik yang memenuhi nilai KKM pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkkan bahwa jumlah peserta didik yang memenuhi KKM pada kelas eksperimen sebesar 65,62 % sedangkan pada kelas kontrol hanya 30,3 %. Hal ini
54
membuktikan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada peserta didik yang menggunakan
modul
dibandingkan
dengan
peserta
didik
yang
tanpa
menggunakan modul ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Rois (2009:80) bahwa hasil belajar pesrta didik lebih meningkat dengan menggunakan modul pembelajaran dibandingkan menggunakan pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan modul pada kelas XII TKR SMK Saraswati Salatiga. Penelitian lain yang dilakukan oleh Suradi dalam Wena (2009:234) mengatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang menggunakan modul dan yang belajar tidak menggunakan modul. Begitu juga yang dikemukakan Wena (2009:235) pembelajarn dengan menggunakan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara signfikan. Penggunaan modul pembelajaran dalam proses belajar jauh lebih baik dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan modul pembelajaran. Hal ini dikarenakan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran memiliki banyak keuntungan dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan modul. Menurut Nasution (2009:206) keuntungan penggunaan modul pembelajaran antara lain: a. Balikan (feedback). Modul memberikan feedback yang banyak dengan segera sehingga peserta didik dapat mengetahui taraf hasil belajarnya. b. Penguasaan tuntas (mastery). Pembelajaran modul tidak menggunakan kurva normal sebagai dasar distribusi angka-angka. Setiap peserta didik mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Dengan penguasaan bahan itu sepenuhnya ia memperoleh dasar yang lebih mantap untuk menghadapi materi baru. c. Tujuan. Modul disusun sedemikian rupa sehingga tujuannya jelas, spesifik dan dapat dicapai oleh peserta didik. Dengan tujuan yang jelas usaha peserta didik terarah untuk mencapai dengan segera.
55
d.
e.
f.
g.
Motivasi. Pembelajaran yang membimbing peserta didik untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah yang teratur tentu akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-giatnya. Fleksibilitas. Pembelajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan peserta didik antara lain mengenai kecepatan belajar, cara belajar, dan bahan pelajaran. Kerjasama. Pembelajaran modul mengurangi atau menghilangkan sedapat mungkin rasa persaingan diantara peserta didik oleh sebab semua dapat mencapai hasil tertinggi. Pengajaran Remidial. Pembelajaran modul dengan sengaja memberi kesempatan untuk pelajaran remidial yakni memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan peserta didik yang segera dapat ditemukan sendiri oleh peserta didik berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontinyu. Peserta didik tak perlu mengulangi kompetensi itu seluruhnya akan tetapi hanya yang berkenaan dengan kekurangan itu. Modul pembelajaran
yang
digunakan oleh
peserta
didik
dapat
menimbulkan ketertarikan atau minat dan motivasi dalam menelaah serta memahami setiap sub kompetensi pada sistem AC sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sedangkan pada pembelajaran tanpa menggunakan modul pembelajaran peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan pendidik, guru lebih aktif dan peserta didik cenderung pasif. Dengan kondisi demikian maka peserta didik kurang bergairah dalam belajar, sehingga pada akhirnya kurang meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada proses pembelajaran menggunakan Modul Pembelajaran, peserta didik akan aktif berpartisipasi berpikir, berupaya mencari permasalahan dan jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan. Peserta didik juga dituntut menjelaskan sendiri dengan menggunakan Modul Pembelajaran serta latihan mengerjakan soal atau pertanyaan pada Modul tersebut, sehingga berbagai permasalahan dapat
56
dipecahkan oleh
masing-masing
peserta
didik
dengan bantuan Modul
Pembelajaran. Melihat berbagai kelebihan yang ada pada modul pembelajaran, sangat memungkinkan bagi pendidik untuk membuat modul pembelajaran untuk peserta didik sehingga peran pendidik secara verbal guna menyampaikan materi pembelajaran dapat dikurangi. Namun demikian dengan berkurangnya peran pendidik dalam pembelajaran melalui penggunaan modul pembelajaran menuntut peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sebab banyak sedikitnya materi yang diserap peserta didik sangat bergantung pada keaktifan peserta didik dalam membaca dan memahami materi pelajaran yang dijelaskan melalui modul pembelajaran yang dibuat pendidik.
BAB V PENUTUP
A.
Simpulan Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa : 1.
Penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. sebelum menggunakan modul pembelajaran nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 34,17 setelah diberikan perlakuan yaitu penggunaan modul pembelajaran dalam kegiatan belajar nilai rata-rata posttest kelas eksperimen menunjukkan hasil yang berbeda dari nilai pretest yaitu sebesar 68,54. Sehingga dapat dikatakan kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 34,37. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol pada pretest adalah 39,09 setelah diberikan perlakuan yaitu tanpa menggunakan modul dalam kegiatan belajar nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah 62,93. Kenaikan nilai rata-rata kelas kontrol hanya 23,84.
2.
Terdapat perbedaaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. Persentase jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai diatas KKM sebesar 65,62 %. Sedangkan persentase jumlah peserta didik pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 30,3 %.
57 57
58
B.
Saran Adapun saran – saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan
pemikiran yang berkaitan dengan penelitian, antara lain: 1.
Sebaiknya penelitian tidak hanya dilakukan pada kompetensi tertentu saja, kompetensi yang lain juga perlu dilakukan penelitian agar peserta didik termotivasi dan aktif dalam melakukan proses pembelajaran
2.
Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan serupa tentang pembelajaran menggunakan Modul Pembelajaran supaya melengkapi materinya dan juga mengambil sampel yang lebih besar sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih dipertanggungjawabkan.
3.
Modul pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC perlu dikembangkan lagi, dengan tampilan yang lebih menarik dan lebih lengkap sehingga bisa menarik minat peserta didik untuk mempelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul. 2009. Pembelajaran Ceramah dengan Media Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Gambar Proyeksi. Jurnal PTM, Volume 9, No. 1, juni 2009: 7-13. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 17-7-2012]. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Baharuddin, M dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Harsono, Beni., 2009. Perbedaan Hasil Belajar antara Metode Ceramah Konvensional dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan dan Pemasangan Sistem Rem. Jurnal PTM, volume 9, No. 2, Desember 2009: 71-79. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 27-5-2012]. Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2009. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Praktis Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT MKK Unnes. Rois, Ahmad. 2009. Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar. Skripsi. Semarang: UNNES. Samsudi. 2009. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
59 59
60
Savinainen, A. & P. Scoot. 2002. Using the Force Concept Inventory to Monitoring Student Learning and to Plan Teaching. Journal of Physics Education,37(1): 53-58. Tersedia di http://infotrack.com/itweb [diakses 78-2012]. Sudjana. 2005. Metoda statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Triyono, Wahyu. 2010. Pedoman Praktis Merawat AC Mobil. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wijaya, Cece., Djadja Djadjuri., A. Tabrani Rusyan. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
61
Lampiran 1. Daftar Peserta Uji Coba
DAFTAR PESERTA UJI COBA KELAS XII TKR 4 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
NAMA AAN SYAIFUL GHOFUR ADAM STYAWAN AFRIDZ ALLDIAS MAY AGUS ARIA HEMAWAN AGUS RAHMAN AGUS SANTOSO ANANG SETIAWAN ARDI YONO ARIS WIBOWO ASYHAR FITRIYANTO ATIQ WICAKSONO BANGKIT WASONO DANI ADITYA DENY TRISTANTO EKO WIBOWO FAJAR DWI SAPUTRO HANIF WAHYU EKO SAPUTRO IMAM SAFI’I KHAFIDZ MUHAMMAD WAKHID MUHAMMAD YAYAN SOFYAN MAHMUD HIDAYAT MASRUHAN MUCHAMAD FEBRIYANTO MUCHAMAT KHOLIDIN MUHAMAD KHOIRUL AZIZ NOFA ABIDIN NURYANTO RIAN SASONGKO RIFQI HIDAYAT RIKI CAHYO UTOMO ROCMAD SUBAKTI SOBIRIN TEGUH WICAKSONO WAHID ROFIANTO JUKAERI
KODE UC- 1 UC- 2 UC- 3 UC- 4 UC- 5 UC- 6 UC- 7 UC- 8 UC- 9 UC- 10 UC- 11 UC- 12 UC- 13 UC- 14 UC- 15 UC- 16 UC- 17 UC- 18 UC- 19 UC- 20 UC- 21 UC- 22 UC- 23 UC- 24 UC- 25 UC- 26 UC- 27 UC- 28 UC- 29 UC- 30 UC- 31 UC- 32 UC- 33 UC- 34 UC- 35
62
Lampiran 2. Soal Tes Uji Coba
TES UJI COBA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2012 / 2013
LEMBAR SOAL Kompetensi Kelas Waktu
: Memelihara/servis Sistem AC : XII ( dua belas ) / TKR : 90 Menit
PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah lebih dahulu nama dan nomor absen anda pada kolom disudut kanan atas pada lembar jawab yang telah disediakan. 2. Kerjakan soal – soal dengan pulpen / ballpoint, yang bertinta biru atau hitam, jangan mengerjakan soal dengan pensil / spidol. 3. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum anda menjawabnya. 4. Laporkan kepada guru mata diklat kalau terdapat tulisan yang kurang jelas, rusak atau ada yang hilang. 5. Jawab dahulu soal – soal yang Anda anggap mudah. 6. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya di atas jawaban yang diperbaiki. Contoh : 1. A B C D E diperbaiki 1. A B C D E 7. 8.
Perbaikan jawaban hanya boleh dilakukan paling banyak 2 ( dua ) kali. Setelah selesai dan masih ada waktu, periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru mata diklat.
SELAMAT MENGERJAKAN
63
1.
Apakah yang dimaksud dengan sistem AC atau air conditioner........... a.
Suatu rangkaian komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam ruangan mobil.
b.
Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk mendinginkan mesin mobil.
c.
Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk membantu kerja mesin mobil.
d.
Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk mengganti fungsi radiator pada mobil.
e. 2.
3.
Semua jawaban benar.
Dibawah ini adalah fungsi dari air conditioner. kecuali......... a.
Mengontrol temperatur udara.
b.
Mengontrol sirkulasi udara.
c.
Mengontrol kelembaban udara.
d.
Memurnikan udara.
e.
Meningkatkan tekanan udara.
Fungsi dari kondensor pada sistem AC adalah untuk mendinginkan refrigerant yang bersuhu tinggi karena dikompresikan oleh kompresor. Gambar dari komponen kondensor yaitu......... a.
e.
b.
c.
d.
64
4.
Perhatikan gambar dibawah ini !
Nama komponen sistem AC diatas adalah.......
5.
a.
Blower.
b.
Evaporator.
c.
Kondensor.
d.
Magnetic Clutch.
e.
Kompresor.
Perhatikan gambar dibawah ini !
1
2
3
Nama komponen AC pada nomer 1 dan 4 adalah .........
6.
a.
Magnetic clutch dan kondensor.
b.
Ekspansion Valve dan magnetic clutch.
c.
Dryer dan kondensor.
d.
Dryer dan magnetic clutch.
e.
Dryer dan ekspansion valve.
Perhatikan gambar dibawah ini !
Nama komponen AC diatas adalah............
4
65
7.
a.
Magnetic clutch.
b.
Evaporator.
c.
Kondensor.
d.
Dryer.
e.
Ekspansion valve.
Untuk menambah kenyamanan dalam ruang kendaraan dibutuhan sistem pendinginan, agar zat pendingin yang digunakan sebagai media pendinginan dapat bersirkulasi pada rangkaian sistem AC, maka diperlukan ……….
8.
a.
Kondensor.
b.
Pipa kapiler.
c.
Evaporator.
d.
Kompresor.
e.
Gelas kaca.
Komponen yang berfungsi untuk melepaskan refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan rendah adalah ....
9.
a.
Kompresor.
b.
Expansion valve.
c.
Kondensor.
d.
Evaporator.
e.
Dryer.
Fungsi dari magnetic clutch adalah....... a.
Mengkompresikan refrigerant.
b.
Mendinginkan refrigerant.
c.
Melepas kompresor dengan putaran mesin.
d.
Melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin.
e.
Menghubungkan kompresor dengan putaran mesin.
10. Komponen sistem AC mobil yang berfungsi mengubah cairan refrigerant tekanan rendah menjadi gas/uap adalah …. a.
Kompresor.
b.
Kondensor.
c.
Dryer.
66
d.
Evaporator.
e.
Expansion valve.
11. Komponen ini berfungsi untuk menampung sementara refrigerant yang mengaalir dan memisahkan kandungan air dalam sistem. Komonen ini dinamakan…. a.
Kompresor.
b.
Dryer.
c.
Evaporator.
d.
Kondensor.
e.
Katup ekspansi.
12. Komponen yang berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigerant adalah ....... a.
kompresor
b.
expansion valve
c.
kondensor
d.
evaporator
e.
dryer
13. Komponen yang berfungsi untuk menyerap udara panas yang ada disekitar dan digantikan dengan udara yang dingin adalah ..... a.
Kompresor.
b.
Expansion valve.
c.
Kondensor.
d.
Evaporator.
e.
Dryer.
14. Perhatikan gambar dibawah ini !
Fungsi dari komponen AC diatas adalah........... a.
Menampung refrigerant.
b.
Mengabutkan refrigerant.
67
c.
Menyerap panas refrigerant.
d.
Mengkompresikan refrigerant.
e.
Mengalirkan udara.
15. Berapakah suhu refrigerant sebelum didinginkan oleh kondesor......... a.
1000 C.
b.
900 C.
c.
800 C.
d.
700 C.
e.
600 C.
16. Setelah refrigerant didinginkan didalam kompresor dan berubah wujud dari gas menjadi cair. Suhu refrigerant turun menjdi berapa derajad......... a.
720 C.
b.
620 C.
c.
570 C.
d.
470 C.
e.
320 C.
17. Lubang keluar dari ekspansion valve sengaja dibuat dengan ukuran yang kecil. Tujuan ukuran lubang keluar pada ekspansion valve dibuat dengan ukuran kecil adalah......... a.
Agar refrigerant mudah dikabutkan.
b.
Untuk melancarkan aliran refrigerant.
c.
Untuk menghambat aliran refrigerant.
d.
Agar refrigerant dapat berubah wujud menjadi cair dengan mudah.
e.
Agar refrigerant mengalami penurunan suhu.
18. Bagian dari receifer/dryer yang digunakan untuk melihat keadaan refrigerant adalah.......... a.
Pipa pengintai.
b.
Gelas kaca (sight glass).
c.
Pipa penghubung.
d.
Kaca variasi.
e.
Pipa kapiler.
68
19. Yang bukan termasuk fungsi pressure switch adalah ......... a.
Mendeteksi bila tekanan pada sisi tekanan tinggi terlalu tinggi.
b.
Mematikan magnetic clutch saat posisi tidak normal.
c.
Menghentikan kerja kompresor.
d.
Menghentikan siklus refrigerant.
e.
Memperbesar tekanan di kompresor.
20. Untuk mencegah mesin mati saat sistem AC dinyalakan pada kendaraan, maka pada karburator dilengkapi dengn sistem…. a.
Pengaya.
b.
Idle up.
c.
Pompa akselerasi.
d.
Choke.
e.
Putaran stasioner
21. Dibawah ini adalah komponen-komponen tambahan pada sisitem AC mobil, kecuali............ a.
Pressure switch.
b.
Stabilizer putaran mesin.
c.
Peralatan idle up.
d.
Magnetic clutch.
e.
Magnetic Valve.
22. Salah satu alat yang dipasang pada evaporator dan berfungsi sebagai alat pencegah pembekuan. Apakah nama alat tersebut....... a.
Termometer.
b.
Termostat.
c.
Thermistor.
d.
Pressure switch.
e.
Dryer.
23. Ada dua jenis alat pencegah pembekuan dalam sistem AC. Apa nama kedua alat tersebut......... a.
Thermistor dan EPR.
b.
Thermistor dan kompresor.
69
c.
Kompresor dan EPR.
d.
Evaporator dan thermistor.
e.
Tidak ada jawaban yang benar.
24. Alat pencegah pembekuan tipe EPR terletak diantara dua komponen. Apa nama kedua komponen tersebut......... a.
Kompresor – kondensor.
b.
Evaporator – kompresor.
c.
Kompresor – dryer.
d.
Dryer – ekspansion valve.
e.
Ekspansion valve – evaporator.
25. Letak pressure switch diapit oleh dua komponen AC. Apa nama komponen yang mengapit pressure switch tersebut........ a.
Receiver dan expansion valve.
b.
Kopresor dan kondensor.
c.
Expansion valve dan evaporator.
d.
Evaporator dan kompresor.
e.
Kondensor dan receifer.
26. Letak magnetic valve diapit oleh dua komponen AC. Apa nama dua komponen AC tersebut.......... a.
Dryer dan expansion valve.
b.
Kompresor dan evaporator.
c.
Kompresor dan kondensor.
d.
Kondensor dan dryer.
e.
Tidak ada jawaban yang benar.
70
27. Perhatikan gambar sistem AC mobil di bawah ini!
Kondisi refrigerant pada saluran nomor 3 sampai 4 pada saat mesin hidup adalah.... a.
cairan tekanan rendah dan temperatur rendah.
b.
gas tekanan rendah dan temperatur rendah.
c.
cairan tekanan tinggi dan temperatur tinggi.
d.
gas tekanan tinggi dan temperatur tinggi.
e.
cairan tekanan rendah dan temperatur tinggi.
28. Mengapa gas refigerant bisa bertemperatur dan bertekanan tinggi.......... a.
Karena dekat dengan block silinder.
b.
Karena dikompresikan dengan campuran udara.
c.
Karena dikompresikan oleh kompresor.
d.
Karena terdapat komponen kelistrikan.
e.
Karena terdapat sistem pengapian.
29. Apakah akibatnya dari refrigerant bila mengandung air......... a.
Akan mengganggu sirkulasi refrgerant.
b.
Akan membantu refrigerant dalam sirkulasi.
c.
Dapat memperlancar aliran refrigerant.
d.
Refrigerant dapat berumur panjang.
e.
Sistem AC terhindar dari kebocoran.
30. Urutan siklus pendinginan pada sistem AC yang benar adalah........ a.
Kompresor – evaporator – ekspansion valve – receifer – kondensor.
b.
Kompresor – kondensor – receifer – ekspansion valve – evaporator.
71
c.
Ekspansion valve – evaporator – kompresor – kondensor – receifer.
d.
Receifer – kondensor – kompresor – evaporator – ekspansion valve.
e.
Evaporator – ekspansion valve – receifer – kondensor – kompresor.
31. Fungsi dari manifold gauge adalah.............. a.
Melihat tekanan refrigerant.
b.
Mengkompresikan refrigerant.
c.
Menurunkan tekanan refrigerant.
d.
Sebagai filter dalam sistem AC.
e.
Menyerap udara panas.
32. Selain berfungsi untuk melihat tekanan refrigerant pada sistem AC. Manifold gauge mempunyai fungsi lain yaitu...... a.
Mendeteksi kerusakan pada sistem AC.
b.
Mengkompresi refrigerant.
c.
Menurunkan tekanan refrigerant.
d.
Sebagai filter dalam sisitem AC.
e.
Menyerap udara panas.
33. Untuk mengetahui besarnya tekanan pada sistem AC. peralatan servis yang digunakan serta pemasangannya adalah.......... a.
Manifold gauge – kondenser.
b.
Manifold gauge – kompressor.
c.
Manifold gauge - dryer.
d.
Manifold gauge – ekspansion valve.
e.
Manifold gauge – evaporator.
34. Berikut ini adalah kelebihan dari refrigerant tipe R12, kecuali...... a.
Mendidih pada suhu 29,8 oC dalam tekanan atmosfir.
b.
Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah.
c.
Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam.
d.
Dapat larut bila dicampur dengan minyak.
e.
Mempengaruhi penipisan ozon.
72
35. Mengapa oli kompresor sangat dibutuhkan ........... a.
untuk meringankan putaran kompresor.
b.
supaya ruangan didalam kabin kendaraan lebih cepat dingin.
c.
karena oli kompresor brsirkulasi melalui siklus pendingin dan melumasi bagian-bagian tertentu.
d.
supaya putaran kipas pendingin tetap stabil.
e.
supaya putaran kipas lebih cepat.
36. Akibat yang akan ditimbulkan apabila sistem AC tidak terdapat oli kompresor adalah......... a.
Proses pendinginan pada ruangan mobil akan lebih cepat.
b.
Akan terjadi kerusakan pada komponen-komponen AC mobil.
c.
Kerja kompresor menjadi lebih ringan.
d.
Sirkulasi refrigerant pada sistem AC menjadi lebih lancar.
e.
Terjadi kerusakan pada kipas kondensor.
37. Urutan pengisian refrigerant yang benar adalah.......... a.
Pasang selang pada tabung refrigerant - Pemeriksaan kebocoran awal Pengisian refrigerant dalam bentuk cair - Pengisian lanjutan.
b.
Pengisian lanjutan - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair Pemeriksaan kebocoran awal - Pasang selang pada tabung refrigerant.
c.
Pasang selang pada tabung refrigerant - Pengisian lanjutan - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair - Pemeriksaan kebocoran awal.
d.
Pasang selang pada tabung refrigerant - Pemeriksaan kebocoran awal Pengisian refrigerant dalam bentuk cair.
e.
Pasang selang pada tabung refrigerant - Pengisian lanjutan - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair.
38. Servis berkala pada kompresor dilakukan setiap kendaraan menempuh jarak kelipatan berapa kilo meter........ a.
100.000 km.
b.
90.000 km.
c.
80.000 km.
73
d.
70.000 km.
e.
60.000 km.
39. Berapakah jumlah oli pelumas yang harus ditambahkan pada kompresor ketika melakukan servis pada AC mobil.........
a.
30 ml.
b.
40 ml.
c.
50 ml.
d.
60 ml.
e.
70 ml.
40. Penggantian receifer/dryer dengan yang baru dilakukan setiap kendaraan menempuh jarak kelipatan berapa kilo meter........... a.
40.000 km.
b.
30.000 km.
c.
20.000 km.
d.
10.000 km.
e.
9000 km.
41. Pada saat sistem AC kekurangan refrigerant maka ciri-ciri yang ditunjukkan manifold gauge pada pengukur tekanan rendah dan pengukur tekanan tinggi menunjukkan nilai berapa.......... a.
0,8 kg/cm2 dan 8 kg/cm2.
b.
0,7 kg/cm2 dan 7 kg/cm2.
c.
0,6 kg/cm2 dan 6 kg/cm2.
d.
0,5 kg/cm2 dan 5 kg/cm2.
e.
0,4 kg/cm2 dan 4 kg/cm2.
42. Salah satu akibat apabila sistem AC kelebihan refrigerant adalah........ a.
Pendinginan maksimum.
b.
Pendinginan tidak maksimum.
c.
Mengakibatkan kebocoran pada sistem AC.
d.
Evaporator bekerja lebih maksimum.
e.
Jawaban a, b, c dan d benar.
74
43. Upaya perbaiakan apabila sistem AC kelebihan refrigerant adalah.......... a.
Kurangi jumlah refrigerant.
b.
Bersihkan kondenser.
c.
Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti.
d.
Jawaban a, b dan c benar.
e.
Tambahkan refrigerant pada sisitem AC.
44. Didalam evaporator terdapat banyak refrigerant dalam bentuk cair. Merupakan indikasi terjadi kerusakan pada komponen........... a.
Kompresor.
b.
Kondensor.
c.
Dryer.
d.
Ekspansion Valve.
e.
Evaporator.
45. Pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah terlalu tinggi dan pengukur tekanan tinggi terlalu rendah, merupakan indikasi terjadi kerusakan pada komponen........ a.
Evaporator.
b.
Kondensor.
c.
Dryer.
d.
Expansion Valve.
e.
Kompresor.
46. Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2 dan pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2. Merupakan indikasi adanya .............. a.
Debu didalam siklus pendingin.
b.
Udara didalam siklus pendingin.
c.
Uap air didalam siklus pendingin.
d.
Oli pelumas didalam siklus pendingin.
e.
Refrigerant berlebihan.
47. Apabila magnetic clutch tidak bisa tertarik maka akan menyebabkan kompresor tidak bisa bekerja karena tidak berputar. Kerusakan pada magnetic clutch ini disebabkan karena..........
75
a.
Wiring putus / tidak menyambung.
b.
Kompresor rusak.
c.
Kekurangan refrigerant.
d.
Kekurangan oli pelumas.
e.
Oli pelumas terlalu berlebihan.
48. Apabila terdapat indikasi adanya suara dari kompresor yang terlalu berisik. Indikasi tersebut menandakan bahwa........ a.
Kompresor tidak bisa terhubung dengan putaran mesin.
b.
Kompresor kelebihan oli.
c.
Didalam kompresor terdapat air.
d.
Didalam kompresor terdapat udara.
e.
Bearing aus atau rusak.
49. Salah satu penyebab terjadinya kebocoran gas refrigerant adalah....... a.
Seal telah aus.
b.
Refrigerant berlebihan.
c.
Kurangnya oli pelumas.
d.
Kompresor telah rusak.
e.
Evaporator tidak berfungsi.
50. Banyaknya gelembung pada kaca pengintai atau sight glass menunjukkan bahwa........ a.
Refrigerant bersirkulasi dengan baik.
b.
Sistem AC kelebihan refrigerant.
c.
Dryer rusak.
d.
Tekanan pada katup penyalur dan isap rendah.
e.
Expansion valve tidak bekerja maksimal.
76
Lampiran 3. Lembar Jawab
LEMBAR JAWAB TES UJI COBA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATAEN KENDAL TAHUN AJARAN 2012 / 2013 Nama Peserta Nomor Absen Kelas/Program
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
: ………………… : ………………… : …………………
Pilihan Jawaban B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D
Hari/Tanggal : ……………......... Jam : ………………….
E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
No 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Pilihan Jawaban B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D B C D
E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
77
Lampiran 4. Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN TES UJI COBA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC KELAS XII TMO 1. A
11. B
21. D
31. A
41. D
2. E
12. C
22. C
32. A
42. D
3. E
13. D
23. A
33. B
43. E
4. A
14. D
24. B
34. E
44. C
5. E
15. C
25. A
35. C
45. A
6. B
16. C
26. A
36. B
46. E
7. D
17. E
27. D
37. A
47. A
8. C
18. B
28 C
38. B
48. D
9. D
19. A
29. A
39. A
49. A
10. E
20. B
30. B
40. B
50. A
78
Lampiran 5. Analisis Soal
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KODE SISWA UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34
/( −1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
6 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0
NOMOR BUTIR SOAL (X) 9 10 11 12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
16 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
18 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0
19 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
20 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
SKOR (Y) 17 17 16 16 15 14 13 13 13 13 12 12 12 12 12 11 11 11 10 10 9 9 9 8 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3
Y2 289 289 256 256 225 196 169 169 169 169 144 144 144 144 144 121 121 121 100 100 81 81 81 64 25 25 25 25 25 16 9 9 9 9
RE LIA
BIL ITA
S
VA
LID
ITA S
79
SX SY ∑Y2 M /((∑Y)2 −1 Vt ( (− p ))/( q St Mp Mt √p/q rpbis rtabel KRITERIA
18 336 3954 9,9 112896 633,529 0,529 0,471 2,522 10,722 9,882 1,061 0,353 0,339 valid
BE DA
YA
20
22
25
6
26
17
12
25
6
19
19
15
14
7
22
19
19
11
0,412 0,588 2,522 13,4286 9,88235 1,061 1,491 0,339 valid
0,588 0,412 2,522 12,25 9,88235 0,837 0,785 0,339 valid
0,647 0,353 2,522 11,6364 9,88235 1,195 0,831 0,339 valid
0,735 0,265 2,522 10,76 9,88235 1,354 0,471 0,339 valid
0,176 0,824 2,522 13,8333 9,88235 1,667 2,611 0,339 valid
0,765 0,235 2,522 11,0385 9,88235 0,463 0,212 0,339 tidak
0,500 0,500 2,522 11,3529 9,88235 1,803 1,051 0,339 valid
0,353 0,647 2,522 12,4167 9,88235 1,000 1,005 0,339 valid
0,735 0,265 2,522 11,64 9,88235 0,739 0,515 0,339 valid
0,176 0,824 2,522 8,66667 9,88235 1,667 -0,803 0,339 tidak
0,559 0,441 2,522 12,2105 9,88235 0,463 0,427 0,339 valid
0,559 0,441 2,522 12,2632 9,88235 1,125 1,062 0,339 valid
0,441 0,559 2,522 13,2667 9,88235 1,125 1,510 0,339 valid
0,412 0,588 2,522 12,6429 9,88235 0,889 0,973 0,339 valid
0,206 0,794 2,522 12 9,88235 0,837 0,703 0,339 valid
0,647 0,353 2,522 12,2727 9,88235 0,509 0,483 0,339 valid
0,559 0,441 2,522 10,8421 9,88235 1,354 0,515 0,339 valid
0,559 0,441 2,522 11,8947 9,88235 1,125 0,898 0,339 valid
0,324 0,676 2,522 11 9,88235 1,125 0,499 0,339 valid
r11>rtabel = Reliabel 0,412 0,588 sedang sedang 12 15 15 15 2 5 15 15 0,667 0,667 baik baik dipakai dipakai
0,647 sedang 15 15 7 15 0,533 baik dipakai
0,735 mudah 15 15 10 15 0,333 cukup dipakai
0,176 sukar 6 15 0 15 0,400 cukup dipakai
0,765 mudah 16 15 10 15 0,400 cukup dibuang
0,500 sedang 12 15 5 15 0,467 baik dipakai
0,353 sedang 8 15 4 15 0,267 cukup dipakai
0,735 mudah 17 15 8 15 0,600 baik dipakai
0,176 sukar 3 15 3 15 0,000 jelek dibuang
0,559 sedang 14 15 5 15 0,600 baik dipakai
0,559 sedang 15 15 4 15 0,733 baik dipakai
0,441 sedang 13 15 2 15 0,733 baik dipakai
0,412 sedang 12 15 2 15 0,667 baik dipakai
0,206 sukar 6 15 1 15 0,333 cukup dipakai
0,647 sedang 17 15 5 15 0,800 baik dipakai
0,559 sedang 10 15 9 15 0,067 jelek dibuang
0,559 sedang 15 15 4 15 0,733 baik dipakai
0,324 sedang 8 15 3 15 0,333 cukup dipakai
1,053
0,008 r11 1,044 TINGKAT P 0,529 KESUKARAN KRITERIA sedang BA 11 JA 15 BB 7 JB 15 D 0,267 KRITERIA cukup KETERANGAN dipakai Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.339 DA
14
80
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KODE SISWA
21
22
23
24
25
26
27
28
NOMOR BUTIR SOAL (X) 29 30 31 32
33
34
35
36
37
38
39
40
UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
/( −1 ( ( − ))/(
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
SKOR (Y)
Y2
17
289
13
169
12
144
12
144
12
144
12
144
12
144
12
144
11
121
11
121
11
121
11
121
11
121
10
100
10
100
10
100
9
81
9
81
9
81
9
81
9
81
8
64
8
64
7
49
5
25
5
25
5
25
5
25
5
25
4
16
4
16
3
9
3
9
3
9
81
SX
17
16
11
12
19
13
26
27
12
6
12
22
15
4
17
5
12
24
7
20
297 2993 M 8,7 /((∑−1 Y)2 88209 398,6176 Vt ( ( − 0,500 0,471 0,324 0,353 0,559 0,382 0,765 0,794 0,353 0,176 0,353 0,647 0,441 0,118 0,500 0,147 0,353 0,706 0,206 0,588 p ))/( 0,500 0,529 0,676 0,647 0,441 0,618 0,235 0,206 0,647 0,824 0,647 0,353 0,559 0,882 0,500 0,853 0,647 0,294 0,794 0,412 q 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 St 8,705882 11,1875 10,6364 10,8333 8,94737 10,9231 9,65385 9,59259 10,8333 9,5 9,16667 10,3636 10,6 11,75 10,2353 11,4 11,5833 9,70833 9,14286 9,95 Mp 8,7353 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 Mt 1,000 1,000 0,943 0,692 0,739 1,125 0,787 1,803 1,964 0,739 0,463 0,739 1,354 0,889 0,365 1,000 0,415 0,739 1,549 0,509 √p/q -0,009 0,716 0,523 0,424 0,046 0,719 0,211 0,451 1,203 0,165 0,058 0,351 0,737 0,782 0,160 0,778 0,345 0,210 0,184 0,181 rpbis 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 rtabel valid valid valid tidak valid tidak valid valid tidak tidak valid valid valid tidak valid valid tidak tidak tidak KRITERIA tidak
TA S
VA LI DI TA
S
SY ∑Y2
RE LI A
BI
LI
1,053
r11 TINGKAT P
DA
KESUKARAN KRITERIA
0,012 1,040 r11>rtabel = Reliabel 0,500 0,471 0,324 0,353 sedang sedang sedang sedang
0,559 sedang
0,382 0,765 0,794 0,353 sedang mudah mudah sedang
0,176 sukar
0,353 sedang
0,647 sedang
0,441 sedang
0,118 sukar
0,500 sedang
0,147 sukar
0,353 0,706 sedang mudah
0,206 sukar
0,588 sedang
DA YA
BE
9 13 8 10 11 11 17 17 9 3 6 16 12 3 13 4 11 14 5 13 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 8 3 3 2 8 2 9 10 3 3 6 6 3 1 4 1 1 10 2 7 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 0,067 0,667 0,333 0,533 0,200 0,600 0,533 0,467 0,400 0,000 0,000 0,667 0,600 0,133 0,600 0,200 0,667 0,267 0,200 0,400 KRITERIA jelek baik cukup baik jelek baik baik baik cukup jelek jelek baik baik jelek baik jelek baik cukup jelek cukup KETERANGAN dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang dibuang dipakai dibuang dibuang dibuang Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.339 BA
JA BB JB D
82
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL NO.
KODE SISWA
1
UC-01
1
1
2
UC-02
1
1
3
UC-03
1
4
UC-04
5
44
45
46
47
48
49
50
SKOR (Y)
Y2
1
1
1
0
1
1
1
1
9
81
1
1
1
0
1
1
1
1
9
81
1
1
1
0
1
1
1
0
1
8
64
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
8
64
UC-05
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
8
64
6
UC-06
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
7
49
7
UC-07
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
7
49
8
UC-08
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
7
49
9
UC-09
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
7
49
10
UC-10
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
7
49
11
UC-11
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
7
49
12
UC-12
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
7
49
13
UC-13
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
7
49
14
UC-14
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
6
36
15
UC-15
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
6
36
16
UC-16
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
6
36
17
UC-17
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
6
36
18
UC-18
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
6
36
19
UC-19
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
6
36
20
UC-20
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
6
36
21
UC-21
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
5
25
22
UC-22
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
5
25
23
UC-23
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
5
25
24
UC-24
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
5
25
25
UC-25
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
4
16
26
UC-26
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
4
16
27
UC-27
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
4
16
28
UC-28
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
4
16
29
UC-29
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
3
9
30
UC-30
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
3
9
31
UC-31
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
2
4
32
UC-32
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
4
33
UC-33
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
2
4
34
UC-34
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
/( −1 ( ( − ))/(
NOMOR BUTIR SOAL (X) 41 42 43
83
RE LI AB IL IT A
S
VA
LI D
IT AS
SX SY ∑Y2 M /( (∑Y)2 −1 Vt ( ( − p ))/( q St Mp Mt √p/q rpbis rtabel KRITERIA
17 189 1193 5,6 35721 142,382 0,500 0,500 2,046 6,17647 5,5588 1,000 0,302 0,339 tidak
14
23
BE DA
YA
25
11
25
17
11
25
0,412 0,676 0,618 0,735 0,324 0,735 0,500 0,324 0,735 0,588 0,324 0,382 0,265 0,676 0,265 0,500 0,676 0,265 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 7,14286 6,26087 6,28571 6,2 5,72727 6,16 6,29412 6,81818 6,32 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 1,000 0,837 1,446 1,271 1,667 0,692 1,667 1,000 0,692 0,774 0,287 0,514 0,398 0,137 0,203 0,599 0,615 0,257 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 valid tidak valid valid tidak tidak valid valid tidak
1,053
0,028 r11 1,023 r11>rtabel = Reliabel TINGKAT P 0,500 0,412 0,676 KESUKARAN KRITERIA sedang sedang sedang BA 11 12 17 JA 15 15 15 BB 6 2 6 JB 15 15 15 D 0,333 0,667 0,733 KRITERIA cukup baik baik KETERANGAN dibuang dipakai dibuang Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.339
DA
21
0,618 0,735 0,324 0,735 0,500 0,324 0,735 sedang mudah sedang mudah sedang sedang mudah 13 17 5 16 12 7 18 15 15 15 15 15 15 15 8 8 6 9 5 4 7 15 15 15 15 15 15 15 0,333 0,600 -0,067 0,467 0,467 0,200 0,733 cukup baik jelek baik baik jelek baik dipakai dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang dibuang
84
Lampiran 6. Perhitungan Validitas Butir Soal
Perhitungan Validitas Butir Soal Rumus: 𝑟𝑝𝑏𝑖 =
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝 𝑆𝑡 𝑞
Keterangan: 𝑟𝑝𝑏𝑖 = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
q
= proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p) Kriteria: Jika 𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal bersifat valid. rtabel = 0,339 Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan soal uji coba pada butir soal nomor 1. Untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. Mp Mt St
= 10,722 = 9,88 = 2,522
p
=
q
= 1 – p = 1 – 0,529 = 0,471
𝑟𝑝𝑏𝑖 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
=
18 34
10,722 − 9,882 0,529 = 0,353 2,522 0,471
Karena 𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal nomor 1 bersifat valid.
= 0,529
85
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Perhitungan Reliabilitas Instrumen Rumus: r11 =
𝑘
𝑉𝑡−Σ𝑝𝑞
𝑘−1
𝑉𝑡
Keterangan: r11
= reliabilitas instumen
k
= banyaknya butir pertanyaan
vt
= varians total
p
= proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek
yang mendapat skor 1) banyaknya subyek yang skornya 1
p
=
q
= proporsi subjek yang mendapat skor 0 (1-p)
N
Kriteria: Jika harga r11 > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliabel rtabel = 0,339 Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: k
= 20
vt
= 633,529
∑pq
= 5,23
Jawab: r11 =
20
633,529−5,23
20−1
633,529
r11 = 1,044 Karena harga r11 > rtabel, maka instrumen reliabel.
86
Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Rumus:
P=
𝐵 𝐽𝑆
x100%
Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran soal: 0 < P ≤ 30%
= sukar
30 < P ≤ 70%
= sedang
P > 70%
= mudah
Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. Diketahui: B = 18 JS = 34 Jawab: P=
18 34
x100%
P = 52,9% Berdasarkan kriteria, maka soal nomor 1 masuk dalam kategori sedang.
87
Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal
Perhitungan Daya Pembeda Soal Rumus: DP =
𝐵𝐴 𝐵𝐵 − = PA-PB 𝐽𝐵 𝐽𝐴
Keterangan : DP
= daya pembeda
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria: 0,00 ≤
≤ 0,20 = Jelek
0,21 ≤
≤ 0,40 = Cukup
0,41 ≤
≤ 0,70 = Baik
0,71 ≤
≤ 1,00 = Baik Sekali
Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. BA = 11
BB = 7
JA = 15
JB = 15
PA = 0,733
PB = 0,467
Jawab: DP = PA –PB DP = 0,733 – 0,467 DP = 0,266 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 memiliki daya pembeda cukup.
88
Lampiran 10. Hasil Pretest kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
DATA HASIL PRETES KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No. Kode Nilai Kategori No. Kode Nilai Kategori 43,33 36,67 1 E-01 Tidak tuntas 1 K-01 Tidak tuntas 33,33 33,33 2 E-02 Tidak tuntas 2 K-02 Tidak tuntas 46,67 43,33 3 E-03 Tidak tuntas 3 K-03 Tidak tuntas 36,67 30,00 4 E-04 Tidak tuntas 4 K-04 Tidak tuntas 43,33 50,00 5 E-05 Tidak tuntas 5 K-05 Tidak tuntas 20,00 40,00 6 E-06 Tidak tuntas 6 K-06 Tidak tuntas 36,67 53,33 7 E-07 Tidak tuntas 7 K-07 Tidak tuntas 53,33 33,33 8 E-08 Tidak tuntas 8 K-08 Tidak tuntas 53,33 36,67 9 E-09 Tidak tuntas 9 K-09 Tidak tuntas 10,00 56,67 10 E-10 Tidak tuntas 10 K-10 Tidak tuntas 53,33 43,33 11 E-11 Tidak tuntas 11 K-11 Tidak tuntas 26,67 26,67 12 E-12 Tidak tuntas 12 K-12 Tidak tuntas 30,00 50,00 13 E-13 Tidak tuntas 13 K-13 Tidak tuntas 33,33 40,00 14 E-14 Tidak tuntas 14 K-14 Tidak tuntas 13,33 46,67 15 E-15 Tidak tuntas 15 K-15 Tidak tuntas 20,00 56,67 16 E-16 Tidak tuntas 16 K-16 Tidak tuntas 26,67 40,00 17 E-17 Tidak tuntas 17 K-17 Tidak tuntas 33,33 50,00 18 E-18 Tidak tuntas 18 K-18 Tidak tuntas 33,33 23,33 19 E-19 Tidak tuntas 19 K-19 Tidak tuntas 40,00 60,00 20 E-20 Tidak tuntas 20 K-20 Tidak tuntas 23,33 16,67 21 E-21 Tidak tuntas 21 K-21 Tidak tuntas 53,33 43,33 22 E-22 Tidak tuntas 22 K-22 Tidak tuntas 10,00 36,67 23 E-23 Tidak tuntas 23 K-23 Tidak tuntas 20,00 16,67 24 E-24 Tidak tuntas 24 K-24 Tidak tuntas 33,33 43,33 25 E-25 Tidak tuntas 25 K-25 Tidak tuntas 20,00 33,33 26 E-26 Tidak tuntas 26 K-26 Tidak tuntas 33,33 36,67 27 E-27 Tidak tuntas 27 K-27 Tidak tuntas 53,33 23,33 28 E-28 Tidak tuntas 28 K-28 Tidak tuntas 46,67 36,67 29 E-29 Tidak tuntas 29 K-29 Tidak tuntas 30,00 50,00 30 E-30 Tidak tuntas 30 K-30 Tidak tuntas 40,00 46,67 31 E-31 Tidak tuntas 31 K-31 Tidak tuntas 43,33 33,33 32 E-32 Tidak tuntas 32 K-32 Tidak tuntas 23,33 33 K-33 Tidak tuntas 1.093 1.290 Jumlah Jumlah 10 17 Minimal Minimal 53 60 Maksimal Maksimal 34,17 39,09 Rata-rata Rata-rata 166,31 127,2727 Varians Varians 12,90 11,28 Standar deviasi Standar deviasi
89
Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol DATA HASIL POSTES KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No. Kode Nilai Kategori No. Kode Nilai Kategori 70,00 53,33 1 E-01 Tuntas 1 K-01 Tidak tuntas 73,33 46,67 2 E-02 Tuntas 2 K-02 Tidak tuntas 63,33 53,33 3 E-03 Tidak tuntas 3 K-03 Tidak tuntas 50,00 63,33 4 E-04 Tidak tuntas 4 K-04 Tidak tuntas 80,00 53,33 5 E-05 Tuntas 5 K-05 Tidak tuntas 80,00 66,67 6 E-06 Tuntas 6 K-06 Tidak tuntas 76,67 53,33 7 E-07 Tuntas 7 K-07 Tidak tuntas 80,00 70,00 8 E-08 Tuntas 8 K-08 Tuntas 73,33 66,67 9 E-09 Tuntas 9 K-09 Tidak tuntas 30,00 70,00 10 E-10 Tidak tuntas 10 K-10 Tuntas 73,33 66,67 11 E-11 Tuntas 11 K-11 Tidak tuntas 80,00 53,33 12 E-12 Tuntas 12 K-12 Tidak tuntas 63,33 60,00 13 E-13 Tidak tuntas 13 K-13 Tidak tuntas 73,33 76,67 14 E-14 Tuntas 14 K-14 Tuntas 53,33 70,00 15 E-15 Tidak tuntas 15 K-15 Tuntas 80,00 66,67 16 E-16 Tuntas 16 K-16 Tidak tuntas 76,67 60,00 17 E-17 Tuntas 17 K-17 Tidak tuntas 73,33 60,00 18 E-18 Tuntas 18 K-18 Tidak tuntas 73,33 46,67 19 E-19 Tuntas 19 K-19 Tidak tuntas 50,00 70,00 20 E-20 Tidak tuntas 20 K-20 Tuntas 46,67 53,33 21 E-21 Tidak tuntas 21 K-21 Tidak tuntas 73,33 66,67 22 E-22 Tuntas 22 K-22 Tidak tuntas 53,33 70,00 23 E-23 Tidak tuntas 23 K-23 Tuntas 60,00 53,33 24 E-24 Tidak tuntas 24 K-24 Tidak tuntas 63,33 66,67 25 E-25 Tidak tuntas 25 K-25 Tidak tuntas 63,33 70,00 26 E-26 Tidak tuntas 26 K-26 Tuntas 73,33 70,00 27 E-27 Tuntas 27 K-27 Tuntas 73,33 63,33 28 E-28 Tuntas 28 K-28 Tidak tuntas 80,00 70,00 29 E-29 Tuntas 29 K-29 Tuntas 73,33 60,00 30 E-30 Tuntas 30 K-30 Tidak tuntas 80,00 76,67 31 E-31 Tuntas 31 K-31 Tuntas 80,00 63,33 32 E-32 Tuntas 32 K-32 Tidak tuntas 66,67 33 K-33 Tidak tuntas 2193,32 2076,65 Jumlah Jumlah 30 47 Minimal Minimal 80 77 Maksimal Maksimal 68,54 62,93 Rata-rata Rata-rata 151,93 65,12 Varians Varians 12,33 8,07 Standar deviasi Standar deviasi
90
Lampiran 12. Normalitas Pretest Kelas Kontrol
UJI NORMALITAS DATA PRE TEST KELAS KONTROL Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha : data tidak terdistribusi normal Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c = 2
k
Oi - E i 2
i =1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal = 60 Nilai minimal = 16,67 Rentang = 43,33 Banyak kelas = 6 Batas Z untuk Kelas interval Kelas Batas kelas -2,09 16,0 - 23,0 15,50 24,0 - 31,0 23,50 -1,38 -0,67 32,0 - 39,0 31,50 0,04 40,0 - 47,0 39,50 48,0 55,0 47,50 0,75 1,45 56,0 63,0 55,50 62,50 2,08
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang Luas kelas untuk Z untuk Z 0,48 0,07 0,42 0,17 0,25 0,26 0,01 0,26 0,27 0,16 0,43 0,05 0,48
= = = = Ei 2,15 5,51 8,71 8,50 5,12 1,78 x2
2
Untuk a = 5 %, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x tabel = 11,07
6,89
11,07
Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
7,2 39,09 11,28 33 Oi 5 2 9 9 5 3
(Oi-Ei)² Ei 3,77 2,24 0,01 0,03 0,00 0,84 6,89
91
Lampiran 13. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
UJI NORMALITAS DATA POST TEST KELAS KONTROL Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha : data tidak terdistribusi normal Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c = 2
k
Oi - E i 2
i =1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal = 76,59 Nilai minimal = 46,62 Rentang = 29,97 Banyak kelas = 6 Batas Z untuk Kelas interval Kelas batas kelas -2,16 46,0 - 51,0 45,50 52,0 - 57,0 51,50 -1,42 -0,67 58,0 - 63,0 57,50 63,50 0,07 64,0 - 69,0 70,0 75,0 69,50 0,81 1,56 76,0 81,0 75,50 80,50 2,18
Panjang kelas Rata-rata ( x ) S N Peluang Luas kelas untuk Z untuk Z 0,48 0,06 0,42 0,17 0,25 0,28 0,03 0,26 0,29 0,15 0,44 0,04 0,49
= = = = Ei
5,0 62,93 8,07 33 Oi
2,08 5,68 9,16 8,71 4,89 1,48
2 7 7 7 8 2
x2 Untuk a = 5 %, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x2 tabel = 11,07
3,32
11,07
Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
(Oi-Ei)² Ei 0,00 0,31 0,51 0,34 1,98 0,18 3,32
92
Lampiran 14. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
UJI NORMALITAS DATA PRE TEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha : data tidak terdistribusi normal Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c = 2
k
Oi - E i 2
i =1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal = 53,33 Nilai minimal = 10 Rentang = 43,33 Banyak kelas = 6 Kelas interval 10,0 18,0 26,0 34,0 42,0 50,0
-
17,0 25,0 33,0 41,0 49,0 57,0
Batas Kelas 9,50 17,50 25,50 33,50 41,50 49,50 56,50
Z untuk batas kelas -1,91 -1,29 -0,67 -0,05 0,57 1,19 1,73
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,47 0,40 0,25 0,02 0,22 0,38 0,46
Luas kelas untuk Z 0,07 0,15 0,23 0,24 0,17 0,08
= = = =
7,3 34,17 12,90 32
Ei
Oi
2,25 4,88 7,31 7,54 5,36 2,42
3 5 10 4 5 5
x2 2
Untuk a = 5 %, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x tabel =
5,68
11,07
Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
(OiEi)² Ei 0,25 0,00 0,99 1,67 0,02 2,75 5,68
11,07
93
Lampiran 15. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
UJI NORMALITAS DATA POST TEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis : Ho
: data terdistribusi normal
Ha : data tidak terdistribusi normal Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
c = 2
k
Oi - E i 2
i =1
Ei
å
Kreteria : Ho diterima jika x2< x2tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal = Nilai minimal = Rentang = Banyak kelas = Batas Kelas interval Kelas 30,0 - 38,0 29,50 39,0 - 47,0 38,50 48,0 - 56,0 47,50 57,0 - 65,0 56,50 66,0 - 74,0 65,50 75,0 - 83,0 74,50 82,50
80 30 50 6 Z untuk Peluang batas kelas untuk Z -3,17 0,50 -2,44 0,49 -1,71 0,46 -0,98 0,34 -0,25 0,10 0,48 0,19 1,13
Panjang kelas Rata-rata ( x ) s n Luas kelas Ei untuk Z 0,01 0,21 0,04 1,17 0,12 3,85 0,24 7,62 0,28 9,05 0,19 5,94 x2
2
Untuk a = 5 %, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x tabel =
4,26
11,07
Karena x2hitung < x2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
11,07
= = = = Oi
8,38 68,54 12,33 32 (Oi-Ei)² Ei 1 2,91 1 0,02 4 0,01 5 0,90 11 0,42 10 2,78 4,26
94
Lampiran 16. Uji Homogenitas Pretest
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRETES ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho
:
12
Ha
:
12
22
= =
22
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F=
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)
F 1/2 (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi Jumlah n
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
1093 32 34,17 166,3082 12,90
1290 33 39,09 127,2727 11,28
𝑋 Varians (s2) Standart deviasi (s)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
166,3082 127,2727
=
Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 dk penyebut = nk -1 F (0.025)(35:33)
1,307 = =
=
33 32
-
1 1
= =
32 31
2,04
1,307 2,04 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
95
Lampiran 17. Uji Homogenitas Posttest
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA POSTES ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho
:
1 2
2 2
=
Ha : ≠ 12 22 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F=
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)
F 1/2 (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi Jumlah n
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
2193 32 68,54 151,9256 12,33
2077 33 62,93 65,1160 8,07
𝑋 Varians (s2) Standart deviasi (s) Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
151,9256 65,1160
=
Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 dk penyebut = nk -1 F (0.025)(35:33)
2,333
= = =
2,03
32 33
-
1 1
= =
31 32
2,03
2,333
Karena F berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.
96
Lampiran 18. Uji Perbedaan Pretest
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL PRE TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Persamaan yang digunakan :
t=
x1 - x 2 1 1 s n1 n 2
Dimana.
n1 - 1s12 n 2 - 1s22
s=
n1 n 2 - 2
Data yang diperoleh : Sumber variasi Jumlah N X̅ Varians (s2) Standar deviasi (s)
Kelas Eksperimen 1093 32 34,17 166,3082 12,90
Kelas Kontrol 1290 33 39,09 127,2727 11,28
Perhitungan : S=
t=
32−1 166,3082+ 33−1 127,2727 = 12,1029 32+33−2 34,17−39,09
12,1029
1 1 + 32 33
= -1,64
Pada α = 5% dengan dk = 65 - 2 = 63 diperoleh t(0.95)63) = 2,00
Daerah penerimaan H0
Daerah penolakan H0
-0,164 2,00 Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata
97
Lampiran 19. Uji Perbedaan Posttest UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Persamaan yang digunakan :
t=
x1 - x 2 1 1 s n1 n 2
Dimana.
n1 - 1s12 n 2 - 1s22
s=
n1 n 2 - 2
Data yang diperoleh : Sumber variasi Jumlah N X̅ Varians (s2) Standar deviasi (s)
Kelas Eksperimen 2193 32 68,54 151,9256 12,33
Kelas Kontrol 2077 33 62,93 65,116 8,07
Perhitungan : S=
t=
32−1 151,9256+ 33−1 65,116 = 10,3842 32+33−2 68,54−62,93
10,3842
1 1 + 32 33
= 2,178
Pada α = 5% dengan dk = 65 - 2 = 63 diperoleh t(0.95)63) = 2,00 Daerah penerimaan H0
2,00
Daerah penolakan H0
2,178
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata
98
Lampiran 20. Uji Gain Score
PERHITUNGAN GAIN SCORE
1. Hasil Belajar Kelas Kontrol Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif pretest dan posttest kelas kontrol diperoleh bahwa nilai rata-rata pretest (Spre) = 39,09% dan rata-rata posttest (Spost) = 62,93%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut: 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑔 = 100% − 𝑆𝑝𝑟𝑒 62,93% − 39,09% 𝑔 = 100% − 39,09% 23,84% = 0,39 𝑔 = 60,91% Karena 0,3 ≤ 𝑔 < 0,7 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari pretest ke posttest memiliki kriteria sedang. 2. Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif pretest dan posttest kelas eksperimen diperoleh bahwa nilai rata-rata pretest (Spre) = 34,17% dan rata-rata posttest (Spost) = 68,54%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut: 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑔 = 100% − 𝑆𝑝𝑟𝑒 68,54% − 34,17% 𝑔 = 100% − 34,17% 34,37% 𝑔 = = 0,52 65,83% Karena 0,3 ≤ 𝑔 < 0,7 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari pretest ke posttest memiliki kriteria sedang.
99
Lampiran 21. Uji Signifikansi UJI t PIHAK KANAN PENINGKATAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho : m1 < m2 Ha : m1 > m2 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t=
x1 - x 2 s1 2 s 2 2 s1 s 2 - 2r n 1 n 2 1 2
Dimana, Dari data diperoleh:
t
Sumber variasi
kelompok eksperimen
kelompok kontrol
Jumlah n x Varians (s2) Standart deviasi (s)
1099,99 32 34,37 164,4670 12,82
743 33 23,23 128,6733 11,34
34,37
= 2
12,82 32 =
=
=
=
+
23,23 11,34 33
2
11,15 128,67 + 32
164,5 32
-
12,82 32
2 -0,09
-0,18
2,267
11,34 33
1,975
11,15 9,2
-
-0,81
11,15 9,966 3,53
Pada = 5% dengan dk = 32 + 33 - 2 = 63 diperoleh t(0.95)(63) =
2,00
Daerah penerimaan Ho
-2,00
2,00
3,53
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol
100
Lampiran 21. Modul Pembelajaran
MODUL PEMBELAJARAN
OLEH: SAMSUDDUHA
MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
100
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan modul pembelajaran yang telah saya buat pada kompetensi dasar memelihara/servis sistem AC kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan. Modul pembelajaran ini berisikan materi tentang sistem AC. Kegiatan pembelajaran dalam modul ini terdiri dari tujuan pembelajaran, materi, tes formatif, evaluasi serta kunci jawaban dari tes formatif dan evaluasi. Kunci jawaban diberikan pada bagian akhir modul yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Sehingga nantinya peserta didik diharapkan mengetahui seberapa jauh ketuntasan belajar yang sudah mereka lakukan. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan
modul
Pembelajaran ini yaitu 1. Prof.Dr.Samsudi, M.Pd. selaku dosen pembimbing I skripsi saya 2. Drs.Karsono, M.Pd. selaku dosen pembimbing II skripsi saya 3. Para guru yang ada di SMK Muhammadiyah 2 Boja dan Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi yang tidak dapat saya sebutkan semua. Penulis berharap agar nantinya modul pembelajaran ini bermanfaat bagi pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC. Penulis juga meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar modul yang telah dibuat dapat menjadi lebih baik lagi.
Semarang , Agustus 2012
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................. ii DAFTAR ISI ......................................................................................... iii PENDAHULUAN .................................................................................. iv A. Deskripsi .................................................................................. iv B. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................... iv KEGIATAN BELAJAR 1 ....................................................................... 1 a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 ........................................................ 1 b. Uraian Materi 1 ........................................................................ 1 c. Tes Formatif 1 .......................................................................... 8 KEGIATAN BELAJAR 2 ...................................................................... 9 a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 ........................................................ 9 b. Uraian Materi 2 ........................................................................ 9 c. Tes Formatif 2 .......................................................................... 21 KEGIATAN BELAJAR 3 ....................................................................... 22 a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 ........................................................ 22 b. Uraian Materi 3 ........................................................................ 22 c. Tes Formatif 3 .......................................................................... 30 EVALUASI............................................................................................ 31 KUNCI JAWABAN ................................................................................ 32 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 37
iii
PENDAHULUAN
A. Deskriptif Kompetensi Memelihara/servis sistem AC merupakan kompetensi yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan AC mobil yang mencakup tentang komponen-komponen yang ada pada sistem AC, fungsi komponen sistem AC, cara kerja komponen sistem AC dan cara memelihara/servis sistem AC. Modul Pembelajaran ini disusun agar peserta didik lebih memahami dan mendalami kompetensi memelihara/servis sistem AC. B. Petunjuk Penggunaan Modul Agar peserta didik dapat mempelajari keseluruhan isi modul, serta tuntas dalam mencapai indikator yang sudah ditentukan maka peserta didik harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Bacalah dengan cermat pengantar serta indikator yang harus dicapai 2. Untuk mempelajari materi hendaknya kalian membaca terlebih dahulu tujuan pembelajarannya. 3. Cocokkan jawaban kalian dengan kunci jawaban yang terletak pada bagian akhir dari modul ini. 4. Apabila 80% jawaban kalian benar maka kalian tuntas dalam belajar kompetensi memelihara/servis sistem AC, tetapi jika jawaban kalian belum mencapai 80% maka ulangi lagi belajar dari awal. Untuk keberhasilan kalian dalam belajar, ikutilah semua petunjuk dengan cermat, kemudian bacalah uraian materi berulang-ulang agar kalian paham, kemudian berlatihlah mengerjakan soal pada uji Smart yang telah disediakan. Jika kalian menunjukkan disiplin yang tinggi dalam belajar, kalian pasti akan berhasil dan mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang menjadi kendala dalam belajar.
iv
KEGIATAN BELAJAR 1 PENGERTIAN SISTEM AC DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA
Tujuan kegiatan belajar 1 1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem AC dan komponen-komponennya. 2. Peserta didik dapat menjelaskan cara kerja komponen sistem AC
URAIAN MATERI 1 A. Pengertian Sistem AC AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem AC adalah sebagai berikut: 1. Kompresor Kompresor berfungsi untuk memompakan refrigerant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga secara otomatis akan menaikkan suhu refrigerant.
Gambar 1. Kompresor
1
2. Kondensor Kondensor berfungsi untuk mendinginkan atau menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair. Didepan kondensor dilengkapi dengan kipas yang berfungsi untuk memepercepat proses pendinginan refrigerant.
Gambar 2. Kondensor 3. Receifer/dryer Receifer/dryer berfungsi menampung refrigerant cair untuk sementara waktu, yang selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve atau katup ekspansi. Selain itu receifer/dryer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran.
Gambar 3. Receiver/dryer
2
4. Ekspansion Valve Ekspansion valve berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.
Gambar 4. Ekspansion Valve 5. Evaporator Evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari udara melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara di sekitar evaporator menjadi dingin.
Gambar 5. Evaporator 6. Blower Fungsi dari blower adalah untuk mengalirkan udara dingin yang ada disekitar evaporator menuju ke kabin mobil.
Gambar 6. Blower
3
B. Cara kerja komponen AC Cara kerja dari komponen-komponen AC pada mobil akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kompresor Pada dasarnya kompresor terbagi menjadi dua bagian yaitu magnetic clutch dan kompresor itu sendiri. Dua bagian ini tidak bisa dipisahkan karena memiliki fungsi yang saling berkaitan. Berikut akan dijelaskan cara kerja dari kompresor dan magnetic clutch: a. Kompresor Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli mesin. Perputaran kompresor akan menggerakkan piston dan gerakan piston ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya akan meningkatkan temperatur refrigerant. b. Magnetic Clutch Magnetic clutch atau kopling magnet adalah suatu alat yang digunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah: Stator, rotor dan pressure plate.
Gambar 7. Magnetic Clutch Cara kerja magnetic clutch: Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan kompressor hanya akan berputar apabila switch AC dalam
4
posisi hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit memutar kompresor. 2. Kondensor Refrigerant yang masuk kedalam kondensor oleh karena tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80oC). Temperatur yang tinggi dari refrigerant yang berada dalam kondensor yang bentuknya berliku-liku akan mengakibatkan terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant. Proses pelepasan panas ini di percepat dengan adanya isapan kipas yang terpasang dibelakang kondensor. Padaujung pipa keluar kondensor refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi tetapi sudah berubah menjadi refrigerant cair dengan temperatur 57oC.
Gambar 8. Cara Kerja Kondensor
5
3. Receifer/dryer Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter kemudian refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar menuju ke ekspansion valve.
Gambar 9. Cara kerja receifer/dryer Dryer berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant terutama pada ekspansion valve yang mana akan mengganggu siklus refrigerant. Bagian atas dari receifer/dryer disediakan gelas kaca ( sight glass ) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant. 4. Ekspansion Valve
Gambar 10. Cara Kerja Ekspansion Valve
6
Olehkarena fungsi dari ekspansion valve ini untuk mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil konstan atau dapat diatur melalui katup yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. 5. Evaporator Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat terjadinya penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin.
Gambar 11.Cara Kerja Evaporator
7
TES FORMATIF 1. Jelaskan pengertian sistem AC ! 2. Sebutkan nama komponen-komponen utama sistem AC ! 3. Jelaskan fungsi dari kompresor dan kondensor ! 4. Jelaskan fungsi dari blower dan ekspansion valve ! 5. Jelaskan cara kerja dari kompresor, receifer/dryer dan evaporator !
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑥 100 % 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Kriteria tingkat penguasaan = 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup ≤ 70 % = Kurang Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
8
KEGIATAN BELAJAR 2 RANGKAIAN/SIKLUS SISTEM AC
Tujuan kegiatan belajar 2 1. Peserta didik dapat menyebutkan dan menggunakan peralatan tambahan pada rangkaian sistem AC. 2. Peserta didik dapat menjelaskan siklus pendinginan sistem AC. 3. Peserta didik dapat mengerti cara mengisi refrigerant pada sistem AC.
URAIAN MATERI A. Peralatan Tambahan yang Terdapat pada Rangkaian Sistem AC Ada beberapa peralatan tambahan pada sistem AC, peralatan tambahan berfungsi untuk membantu sistem AC agar sistem AC bekerja secara maksimal. Dibawah ini akan diterangkan peralatan-peralatan tambahan yang terdapat pada sistem AC. a. Pressure switch
Gambar 12. Letak Pressure Switch Presure switch berfungsi mengontrol tekanan yang terjadi pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus refrigerant terlalu berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka secara otomatis
9
akan menghentikan switch sehingga magnetic clutch menjadi off. Kondisi tekanan yang tidak normal akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai komponen yang lain. Letak pressure switch ada diantara receifer dan expansion valve. b. Alat pencegah pembekuan Untuk menghindari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu dingin < 0 oC, dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu: 1. Tipe Thermistor Alat pencegah pembekuan tipe thermistor dipasangkan pada fin evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal thermistor yang mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin menurun < 0 oC, maka magnetic clutch akan mati dan kompresor akan berhenti berputar. 2. Tipe EPR (Evaporator Pressure Regulator) Alat pencegah pembekuan tipe EPR dipasangkan diantara evaporator dan kompresor, Tipe ini mengatur jumlah refrigerant yang mengalir dari evaporator ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak kurang dari 1,9 kg/cm2, sehingga akan menjaga temperatur fin evaporator tidak turun < 0oC. c. Stabilizer putaran mesin Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. Prinsip kerja dari peralatan ini adalah ketika RPM mesin drop hingga mencapai batas minimum, maka alat ini akan menghentikan magnetic clutch, sehingga kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin akan normal kembali.
10
10
Gambar 13. Stabilizer d. Peralatan idle up Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini kerja mesin akan menjadi sangat berat karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering mati dan kenyamanan berkendara akan terganggu.
Gambar 14. Idle Up Switch Terbuka e. Sistem pelindung tali penggerak kompresor Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka
11
magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin.
Gambar 15. Letak Tali Pelindung f. Sistem kontrol kompressor dua tingkat AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin evaporator (3oC), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10 oC temperatur fin bukan 3oC seperti pada keadaan normal.
Gambar 16.Sistem Kontrol Kompresor
12
g. Magnetic Valve Magnetic valve terletak antara receifer dan expansion valve dan dipakai pada sistem pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara membuka dan menutup magnetic valve yang secara paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.
Gambar 17.Magnetic Valve B. Siklus Pendinginan AC Mobil Siklus pendinginan yang terjadi pada sistem AC dapat dijelaskan seperti dibawah ini : g. Kompresor berputar menekan gas refrigerant agar tekanan dan suhunya naik h. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam kondensor. Di dalam kondensor,panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair. i. Cairan refrigerant ditampung oleh receifer untuk disaring dan digunakan saat evaporator membutuhkan refrigerant. j. Expansion valve memancarkan refrigerant cair sehingga berbentuk kabut yang bertemperatur dan bertekanan rendah.
13
k. Gas refrigerant yang dingin dan berembun mengalir kedalam evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela fin evaporator, sehingga udara disekitar evaporator tersebut menjadi dingin. l. Gas refrigerant kembali kekompresor.
Gambar 18. Siklus Pendinginan
14
C. Manifold Gauge Manifold
gauge
adalah
alat
yang
berfungsi
selain
untuk
mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi gangguan pada sistem AC.
Gambar 19. Manifold Gauge D. Mengisi refrigerant pada sistem AC mobil 1. Mengenal refrigerant (zat pendingin) Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap panas dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan perubahanwujud yaitu dari cair menjadi gas. Zat pendingin yang sering digunakan pada sistem AC mobil adalah R12 atau juga dikenal dengan CFC 12. kelebihan dari zat pendingin ini adalah: a. Mendidih pada 29,8 oC dalam tekanan atmosfir. b. Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah. c. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam. d. Dapat larut bila dicampur dengan minyak. e. Kurang bereaksi terhadap karet. f. Tidak berwarna dan tidak berbau. Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang menyebabkan terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan menimbulkan efek rumah kaca. Refrigerant lain yang sekarang
15
banyak dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas pendinginan lebih baik adalah HFC 134a atau R 134a.
Gambar 20. Refrigerant HFC 134a 2. Cara mengisi refrigerant Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat vacuum pump. a. Prosedur pengosongan Tutup kedua katup manifold gauge. pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke pompa vakum. Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum. Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/- 600 mmHg ( 23,62 inHg; 80 kPa ) Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.
16
Pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka 750 mmHg ( 29,53 in Hg; 99,98 kPa ) Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum. Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila terjadi penurunan maka dalam sistem rangkaian masih terjadi kebocoran.
Gambar 21. Pengosongan Refrigerant b. Prosedur pengisian f. Pemasangan selang pada tabung refrigerant Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam sampai jarum katupnya tertarik penuh. Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis. Hubungankan selang warna hijau ke tabung refrigerant. Putarlah disck searah jarum jam dengan tangan.
17
Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir keselang. Tekanlah niple nomer 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai udara keluar dari selang tengah. Bila udara sudah keluar tutuplah niple nomer 4 dengan tutup niple.
Gambar 22. Pemasangan Selang g. Pemeriksaan kebocoran awal Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas masuk kedalam sistem. Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm 2 ( 14 psi; 98 kPa ) tutup keran manifold tekanan tinggi. Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor.
18
h. Pengisian refrigerant dalam bentuk cair Buka katup tekanan tinggi. Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan tutuplah keran. Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama.
Gambar 23. Pengisian Refrigerant i. Pengisian lanjutan Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan. Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge, tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan rendah tetapi tidak vakum.
19
Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup. Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5 – 2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5 – 15 kg/cm2.
Gambar 24. Pengisian Lanjutan
20
TES FORMATIF 2 1. Sebutkan dan jelaskan tiga peralatan tambahan pada AC mobil ! 2. Sebutkan kelebihan dan kelemahan refrigerant R12 ! 3. Jelaskan proses sirkulasi sistem pendingin AC pada mobil ! 4. Jelaskan pengertian manifold Gauge ! 5. Jelaskan cara pengisian refrigerant pada sistem AC mobil ! Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 2
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑥 100 % 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Kriteria tingkat penguasaan = 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup ≤ 70 % = Kurang Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
21
KEGIATAN BELAJAR 3 MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC
Tujuan kegiatan belajar 3 1. Peserta didik dapat mengetahui cara memelihara atau servis komponen-komponen sistem AC. 2. Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab dan pemecahannya. 3. Peserta didik dapat membaca dan memahami tabel trouble shooting.
URAIAN MATERI A. Memelihara/servis Komponen-komponen AC Dibawah ini akan diterangkan cara memelihara/servis setiap kompoen yang ada pada sisitem AC. Komponen-komponen AC yang perlu dilakukan servis antara lain: 1. Kompresor Pemeliharaan kompresor
dengan melakukan servis
berkala
setiap
kendaraan menempuh jarak 60.000 km. Ketika melakukan servis tambahkanlah oli pelumas sebanyak 40 ml. 2. Kondensor Cucilah kondensor dengan menggunakan air sampai kotoran-kotoran yang menempel pada kondensor hilang dan bersih. Betulkan atau luruskan apabila pada sirip-sirip kondensor bengkok. 3. Receiver/dryer Setiap kendaraan atau mobil menempuh jarak 40.000 km maka receiver/dryer harus diganti.
22
4. Katup ekspansi Apabila katup ekspansi terjadi kerusakan maka harus diganti karena pada katup ekspansi tidak bisa dilakukan perbaikan. 5. Evaporator Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan. 6. Blower Cucilah blower hingga bersih sampai debu-debu yang ada pada blower hilang. B. Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya. a. Refrigerant kurang. Pada kondisi ini, terlihat beberapa gejala : udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin, pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm 2 dan pengukur tekanan tinggi : 8-0 kg/cm2. Kemungkinan penyebabnya: terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan. Pemecahannya: periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran dan perbaiki. b. Pengisian refrigerant berlebihan. Pada kondisi ini, terlihat beberapa gejala : pendinginan tidak maksimum, pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2 dan pengukur tekanan tinggi: 20 kg/cm2.
23
Kemungkinan penyebabnya : 1. dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan. 2. kondensor tidak bekerja dengan baik. 3. kopling fluida kipas radiator slip.
Pemecahan : 1. Kurangi jumlah refrigerant. 2. Bersihkan kondenser. 3. Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti.
c. Terdapat udara didalam siklus Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala : AC tidak terlalu dingin, pemeriksaan pada manifold gauge terlihat pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2 dan pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2. Kemungkinan penyebabnya: ada udara didalam siklus pendingin. Pemecahannya : 1. Periksa kotoran oli dan jumlahnya. 2. Bila oli berwarna hitam (kotor), ganti. 3. Lakukan penyedotan kevakuman kembali. 4. Ganti receifer. d. Terdapat uap air di dalam siklus Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala: AC tidak terlalu dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2dan pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2. Kemungkinan penyebabnya : Ada uap air didalam siklus pendingin.
24
Pemecahannya : 1. Periksa kotoran oli dan jumlah oli. 2. Bila oli berwarna hitam ganti dengan yang baru. 3. lakukan penyedotan kevakuman kembali. 4. Ganti receifer. e. Refrigerant tidak bersirkulasi Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC tidak dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah: 76 cmHg dan pada pengukur tekanan tinggi: 6 kg/cm2. Kemungkinan penyebabnya: expansion valve terjadi penyumbatan. Pemecahannya : 1. Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. bila sudah rusak ganti. 2. Ganti receifer/dryer. f. Ekspansionvalve tidak bekerja dengan baik Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC
kurang
dingin
dan
pemeriksaan
pada
manifold
gauge
menunjukkan pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2 dan pengukur tekanan tinggi: 19 - 20 kg/cm2. Kemungkinan penyebabnya : 1. Ekspansion valve rusak atau pemasangan heat sensitizing salah. 2. Penyetelan aliran tidak baik 3. Pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk cair. Pemecahannya : 1. Periksa pemasangan heat sensitizing. 2. Periksa expansion valve, bila rusak ganti.
25
g. Tidak ada kompresi pada kompresor. Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala: AC tidak dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah terlalu tinggi dan pengukur tekanan tinggi terlalu rendah. Kemungkinan penyebabnya : 1. Kompresor rusak. 2. Katup kompresor rusak. Pemecahannya : 1. Bongkar dan perbaiki kompresor 2. Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama. C. Tabel Troubleshooting. Troubleshooting yang berkaitan dengan gejala, keadaan penyebab dan perbaika pada sistem AC akan dijelaskan pada tabel yang ada dibawah ini: 1. Suara normal a. Kompresor Gejala
Keadaan
Penyebab
Perbaikan
Tekanan
Aliran udara
Tali kipas kendor
Ganti atau
pada katup
oleh kipas
atau putus
keraskan dan
penyalur
radiator
Sirip kondensor
Bersihkan.
terlalu
kurang.
dan radiator kotor.
tinggi.
26
Tekanan
apabila
Gasket rusak,
Ganti gasket,
pada katup
kompresor
katup tekanan
katup yang pecah
isap terlalu
dihentikan
tinggi pecah atau
dan Bersihkan
tinggi.
tekanan pada
ada kotoran pada
kotoran.
kedua sisi tinggi
katup.
dan rendah sama. Tekanan
Bila condenser
Valve pada
pada katup
berhenti
kompresor rusak
penyalur
tekanan pada
atau ada kotoran.
terlalu
kedua sisi
rendah.
tekanan sama.
Tekanan
Expansion valve Expansion valve
pada katup
membeku.
Bersihkan / ganti.
Bersihkan / ganti.
tersumbat,
isap terlalu
pengikat heat
endah.
sensitizing tube kendor/rusak.
Tekanan
Pendinginan
Sirip kondenser
Lakukan
pada katup
condenser
kotor.
pembersihan.
penyalur dan
kurang.
isap tinggi Tekanan
Banyak
Refrigerant
Tambahkan
pada katup
gelembung pada
kurang
refrigerant
penyalur dan
kaca pengintai
Shaft seal bocor
Ganti
isap rendah Kebocoran
Gas berkurang
gas
27
b. Ekspansion valve Gejala
Keadaan
Penyebab
Perbaikan
Outlet valve
Perbedaan
Gas heatsensitizing
Parbaiki
tidak dingin
temperatur
tube bocor.
kebocoran.
pada sisi
Refrigerant
Tambahkan
tekanan tinggi
kurang
refrigerant.
dan rendah tidak terasa Inlet valve
Pipa tekanan
Terjadi
Ganti
dingin atau
tinggi pada
penyumbatan pada
receiver/dryer
membeku
receifer/dryer
receifer/dryer
edingin
c. Magnetic Clutch Gejala
Keadaan
Penyebab
Perbaikan
Tidak
Tidak tertarik
Wiring putus / tidak
Cari dengan
tertarik
meskipun
menyambung
ohm meter
switch pada
dan
posisi on
sambungkan kembali
Terjadi slip
Kopling magnet
Tegangan batery
Isi batery
slip
rendah.
Bersihkan oli
Ada oli pada kopling
Ganti coil
Terjadi short pada koil
28
b. Suara abnormal Gejala
Keadaan
Penyebab
Perbaikan
Kompresor
Suara knocking
Bearing aus atau
Bongkar,
berisik
dari compresor
rusak
ganti.
Magnetic clutch
Suara berderit
Bearing aus atau
Ganti bearing
berisik
ketika magnetic
rusak
clutch tidak berkaitan Suara berisik
Pipa bergetar
dari pipa Suara dari
Kondenser
Kondenser
bergetar
Suara berisik
Bracket bergetar
dari bracket Idler pulley
Suara gemeretak
berisik
Baut pengikat
Kencangkan
kendor.
baut.
Mounting kendor
Beri karet dan keraskan
Bracket kendor
Kencangkan /
atau patah
las / ganti
Bearing rusak
Ganti bearing
Baut mounting
Keraskan
kendor Crank pulley
Suara bergetar
berisik
Pemasangan
Perbaiki
salahBearing
Ganti bearing
rusak
Drive belt
Defleksi pada belt Belt kendor
Stel belt
berisik
Sobek pada belt
Ganti belt
Belt rusak
29
TES FORMATIF 3 1. Jelaskan cara pemeliharaan atau servis pada kompresor ! 2. Jelaskan cara pemeliharaan atau servis pada evaporator ! 3. Sebutkan salah satu ciri siklus pendingin tidak normal. Penyebab dan cara pemecahannya ! 4. Sebutkan salah satu trouble shooting yang ada di kompresor ! 5. Sebutkan salah satu trouble shooting yang ada di ekspansion valve !
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑥 100 % 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Kriteria tingkat penguasaan = 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup ≤ 70 % = Kurang Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
30
EVALUASI 1.
Sebutkan nama-nama komponen utama pada sistem AC mobil !
2.
Jelaskan fungsi kompresor pada sistem AC mobil !
3.
Sebut dan jelaskan salah satu komponen tambahan pada sistem AC mobil !
4.
Apakah yang di maksud dengan manifol gauge !
5.
Jelaskan cara mengisi refrigerant pada sistem AC mobil !
6.
Jelaskan cara mengetes kebocoran pada sistem AC Mobil !
7.
Sebutkan salah satu ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab dan carapemecahannya !
8.
sebutkan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kompresor !
9.
Sebutkan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada expansion valve !
10. Sebutkan kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh suara abnormal ! Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑥 100 % 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Kriteria tingkat penguasaan = 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup ≤ 70 % = Kurang Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
31
KUNCI JAWABAN KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1 1. AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. 2. a. Kompresor b. Kondensor c. Dryer/receiver d. Expansion Valve e. Evaporator d. Blower 3. Fungsi kompresor dan kondensor Kompresor: Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga temperaturnya juga meningkat. Kondensor: Berfungsi menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair. 4. Fungsi expansion valve dan blower. Ekspansion
valve
berfungsi
mengabutkan
refrigerant
kedalam
evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas. Blower berfungsi untuk mengalirkan udara dingin yang ada disekitar evaporator. 5. Cara kerja kompresor, dryer/receifer, evaporator. Kompresor: Pada tipe swash plate, pendorong pistonnya menggunakan plate yang berputar secara conical sehingga dua sisinya dapat digunakan untuk meneruskan tekanan refrigerant.
32
Receiver/dryer: Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar menuju ke expansion valve. Evaporator: Refrigerant yang keluar dari ekspansion valve yang berbentuk kabut masuk ke dalam evaporator dan menyebabkan terjadinya perubahan ke wujud gas dengan sangat cepat. Dan oleh kerja dari blower udara dingin dialirkan kedalam ruang kabin mobil. Kunci Jawaban Tes Formatif 2 1. Tiga peralatan tambahan yang terdapat pada rangkaian sistem AC mobil dan fungsinya. a. Pressure Switch Fungsinya untuk mengontrol tekanan pada sisi tekanan tinggi. Apabila pada sisi tekanan tinggi terjadi tekanan berlebih atau terlalu rendah, maka secara otomatis akan menyetop switch sehingga magnetic clutch menjadi off. b. Alat pencegah pembekuan Fungsinya untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator. c. Stabilizer putaran mesin berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. 2. Siklus pendinginan pada AC mobil diawali dengan pergerakan refrigerant oleh tekanan kompresor dalam bentuk gas menuju ke kondensor. Di kondensor refrigerant berubah wujud menjadi cair dan terus bergerak menuju receifer/dryer. Di receifer/dryer ini refrigerant ditampung dan disaring kemudian diteruskan ke ekspansion valve yang berfungsi menyemprotkan refrigerant ke evaporator. Dievaporator refrigerant
33
diubah wujudnya menjadi gas agar bisa menyerap panas dari udara sekitar dan udara sekitar ini akan menjadi dingin, udara dingin akan ditiup oleh blower untuk dialirkan menuju kabin mobil. 3. Kekurangan dan kelebihan refrigerant R 12. Kelebihan refrigerant R12 : mendidih pada –29,8 oC dalam tekanan atmosfir, Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah, Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam, dapat larut bila dicampur dengan minyak, kurang bereaksi terhadap karet, dan tidak berwarna dan tidak berbau. Kekurangan refrigerant R12 : dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan menimbulkan efek rumah kaca. 4. Manifold gauge adalah sebuah alat yang berfungsi selain untuk mengosongkan/mengisi
refrigerant
juga
sebagai
alat
untuk
mengidentifikasi gangguan. 5. Cara mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil Pemasangan manifold gauge. Penggunaan pompa vacuum. Pengisisan awal ( cair ) Pengisisan lanjut ( Gas ) KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 3 1. Cara pemeliharaan atau servis kompresor. Pemeliharaan kompresor dengan melakukan servis berkala setiap kendaraan menempuh jarak 60.000 km. Ketika melakukan servis tambahkanlah oli pelumas sebanyak 40 ml. 2. Cara pemeliharaan atau servis evaoporator. Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan.
34
3. Salah satu ciri siklus pendingin tidak normal adalah tidak adanya kompresi di dalam kompresor. Penyebabnya yaitu kompresor telah rusak atau katup kompresi rusak. Pemecahan dari permasalahan ini yaitu: bongkar dan perbaiki kompresor atau ganti kompresor seluruhnya. 4. Salah satu trouble shooting yang ada di kompresor yaitu: tekanan pada katup penyalur terlalu tinggi, keadaanya yaitu: aliran udara oleh kipas radiator sangat kurang. Penyebab dari permasalahan ini adalah tali kipa radiator putus, pemecahannya yaitu ganti tali kipas radiator atau kencangkan tali kipas radiator. 5. Salah satu trouble shooting yang ada di expansion valve yaitu: Outlet valve tidak dingin, keadaanya adalah perbedaan temperatur pada sisi tekanan tinggi dan rendah tidak terasa. Penyebab dari permasalahan ini adalah gas hest sensitizing tube bocor atau refrigerant kurang. Pemecahannya adalah perbaiki kebocoran atau tambahkan refrigerant. KUNCI JAWABAN EVALUASI 1. Nama komponen utama sistem AC mobil: Kompresor, condenser, receifer/dryer, expantion valve dan evaporator. 2. Kompresor berfungsi untuk: memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat. 3. Stabilizer putaran mesin. berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. 4. Manifold
gauge
adalah
mengosongkan/mengisi
alat
yang
refrigerant
mengidentifikasi gangguan.
35
juga
berfungsi sebagai
selain
untuk
alat
untuk
5. Cara mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil: (1) Pemasangan manifold gauge (2) Penggunaan pompa vacuum (3)Pengisisan awal(4)Pengisisan lanjut 6. Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu: bisa dilakukan menggunakan larutan air sabun atau dapat menggunakan alat deteksi kebocoran Halide torch, bisa juga dengan menggunakan detektor listrik. 7. Salah satu ciri siklus pendingin tidak normal adalah tidak adanya kompresi di dalam kompresor. Penyebabnya yaitu kompresor telah rusak atau katup kompresi rusak. Pemecahan dari permasalahan ini yaitu: bongkar dan perbaiki kompresor atau ganti kompresor seluruhnya. 8. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kompresor adalah: tekanan pada katup penyalur terlalu tinggi, tekanan pada katup isap terlalu tinggi, tekanan pada katup penyalur terlalu rendah, tekanan pada katup isap terlalu rendah, dan kebocoran gas. 9. Kerusakan yang terjadi expansion valve adalah outlet valve tidak dingin dan inlet valve dingin atau membeku. 10. Kerusakan-kerusakan pada suara abnormal: suara kenockking pada kompresor, defleksi pada belt sobek, suara berderit ketika magnetic clutch tidak berkaitan.
36
DAFTAR PUSTAKA Anonim.1993. Materi Pelajaran Engine Group Step 1.Jakarta : PT Toyota Astra Motor. Anonim. 1993. Materi Pelajaran Engine Group Step 2.Jakarta : PT Toyota – Astra Motor. Anonim. 1993. New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning systemJakarta : PT Toyota – Astra Motor. Triyono, Wahyu. 2010. Pedoman Praktis Merawat AC Mobil. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
37
141 18
Lampiran 23. Silabus`
SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kode Kompetesi Durasi Pembelajaran Kompetensi Dasar/Subkompetensi 1.Memelihara/servis sistem AC( Air Conditioner)
: : : : : :
SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA Kompetensi Kejuruan XII / 5 Memelihara/servis sistem AC (air conditioner) OPKR-50-019B 32 X 45 menit
Indikator Pemeliraan /servis sistem AC dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya Informasi yang benar di-akses darin spesifikasi pabrik dan dipahami Sistem diuji kemampuannya dan menentukan prosedur pemeliharaannya/servis AC yang sesuai Pemeliharaan /servis sistem dan komponen dilaksana-kan sesuai dengan spesifi-kasi pabrik kendaraan. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundangundangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan. Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan.
Materi Pembelajaran
Konstruksi dan prinsip kerja sistem AC / Air Conditioners.. Prosedur pemerilahaan sistem AC. Standar prosedur keselamatan kerja.
Kegiatan Pembelajaran Cermat dan teliti dalam penggunaan alat ukur elektronik Melaksanakan prosedur pemeliharaan dengan mengacu pada SOP Memperhatikan kesela-matan kerja dan lingkung-an Melaksanakan pemeriksaan kondisi AC/Air Conditoners Melakukan proses pengosongan dan pengisian cair-an AC Melakukan proses penguji-an kebocoran Melakukan tes kemampuan AC
60
Penilaian
Tatap muka (Teori)
Alokasi Waktu Praktik di Praktik di Sekolah DU/DI
Tes tertulis
Sumber Belajar
Modul
12
20(40)
14219
Lampiran 24. RPP Kelas Eksperimen`
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL
Mata Diklat
: Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan
Kelas
: XII TKR 2
Alokasi Waktu
: 8 jam x 45 menit
Standar kompetensi
: Memelihara / servis sistem AC
Kompetensi dasar
: Memelihara / servis sistem AC
Indikator
:
1. Pemeliraan /servis sistem AC dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Sistem
diuji
kemampuannya
dan
menentukan
prosedur
pemeliharaannya/servis AC yang sesuai. 4. Pemeliharaan /servis sistem dan komponen dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik kendaraan. 5. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan. 6. Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan
I.
Tujuan Pembelajaran 1. Melakukan pemeliharaan/servis komponen/sistem AC 2. Mengetahui jenis dan fungsi komponen serta prinsip kerja sistem AC 3. Dapat menganalisa kerusakan dan memperbaiki sistem AC
II. Materi Pembelajaran 1. Prinsip kerja sistem AC 2. Pemeliharaan dan servis komponen sisitem AC 3. Data spesifik pabrik
14319
III. Metode Pembelajaran
Ceramah dengan menggunakan alat bantu modul.
IV. Langkah / Kegiatan Pembelajaran
No
Alokasi
Kegiatan Guru
Waktu 1
Kegiatan Peserta
Keterangan
Didik
15 menit
Persiapan mengajar
5 menit
Membuka KBM dengan
Persiapan KBM
Kegiatan pendahuluan
salam pembuka 15 menit
Presensi siswa
10 menit
Pembahasan materi yang
Persiapan diri
akan disampaikan 2
180 menit
Memberikan materi Sistem Memperhatikan, AC, serta
memahami materi
mendemonstrasikan
yang terdapat
memberi kesempatan
pada modul
peserta didik untuk
pembelajaran.
Kegiatan inti
bertanya 3
40 menit
5 menit
Menyimpulkan Materi
Persiapan
Kegiatan
Persiapan menutup
mengakhiri
penutup
pelajaran
kegiatan
Mengakhiri KBM dengan salam penutup
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumber belajar: Modul Pembelajaran.
VI. Penilaian Hasil Belajar
Tes Tertulis
14419
Lampiran 25. RPP Kelas Kontrol`
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL
Mata Diklat
: Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan
Kelas
: XII TKR 3
Alokasi Waktu
: 8 jam x 45 menit
Standar kompetensi
: Memelihara / servis sistem AC
Kompetensi dasar
: Memelihara / servis sistem AC
Indikator
:
1. Pemeliraan /servis sistem AC dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Sistem
diuji
kemampuannya
dan
menentukan
prosedur
pemeliharaannya/servis AC yang sesuai. 4. Pemeliharaan /servis sistem dan komponen dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik kendaraan. 5. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan. 6. Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan
I.
Tujuan Pembelajaran 1. Melakukan pemeliharaan/servis komponen/sistem AC 2. Mengetahui jenis dan fungsi komponen serta prinsip kerja sistem AC 3. Dapat menganalisa kerusakan dan memperbaiki sistem AC
II.
Materi Pembelajaran 1. Prinsip kerja sistem AC 2. Pemeliharaan dan servis komponen sisitem AC 3. Data spesifik pabrik
14519
III.
Metode Pembelajaran
IV.
Ceramah dengan menggunakan alat bantu modul.
Langkah / Kegiatan Pembelajaran
No
Alokasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta
Waktu 1
Keterangan
Didik
15 menit
Persiapan mengajar
5 menit
Membuka KBM dengan
Persiapan KBM
Kegiatan pendahuluan
salam pembuka 15 menit
Presensi siswa
10 menit
Pembahasan materi yang
Persiapan diri
akan disampaikan 2
180 menit
Memberikan materi Sistem Memperhatikan, AC, serta
dan mencatat
mendemonstrasikan
materi yang
memberi kesempatan
disampaikan
peserta didik untuk
guru.
Kegiatan inti
bertanya 3
40 menit
5 menit
Menyimpulkan Materi
Persiapan
Kegiatan
Persiapan menutup
mengakhiri
penutup
pelajaran
kegiatan
Mengakhiri KBM dengan salam penutup
V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar
VI.
Sumber belajar: -
Penilaian Hasil Belajar
Tes Tertulis
146 19
Lampiran 26.`Validasi Modul
14719
148 19
14919
Lampiran 27. Surat Keterangan Pembimbing
15019
Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian
15119
Lampiran 29. Surat Selesai Penelitian
15219
Lampiran 30. Foto Penelitian
FOTO PENELITIAN
153 19