SERI TINJAUAN TEOLOGIS
MUJIZAT makna dan isu-isu kontemporernya
Pdt. Dr. Paulus Kurnia
Sinode Gereja Kristus Yesus
Seri Tinjauan Teologis Judul : Mujizat Penulis : Pdt. Dr. Paulus Kurnia Editor : GI. Purnama dan tim. Cetakan pertama, Juli 2011 Diterbitkan oleh : Sub Bidang Pengajaran Bidang Pembinaan Sinode Gereja Kristus Yesus
Daftar Isi Daftar Isi ........................................................ iii Kata Pengantar ................................................ v Pendahuluan ................................................... 1 A. Mujizat: Arti Dan Fungsinya di Alkitab .... 3 B. Isu-isu Kontemporer tentang Mujizat ...... 11 1. Mengapa Ada Orang yang Tidak Percaya akan Adanya Mujizat? ............................. 13 2. Apakah Semua Mujizat Berasal dari Allah? ........................................................18 3. Apakah Ciri-ciri Mujizat yang Bukan Berasal dari Allah ? .................................. 21 C. Bagaimana Sikap Gereja atau Orang Kristen secara Umum tentang Pelayanan Kesembuhan Ilahi? .................................. 33 Catatan Akhir ............................................... 42 Referensi dan Sumber .................................. 44
iii
KATA Pengantar
K
ekristenan tidak pernah berlangsung tanpa lalu lalangnya ajaran yang tidak sehat, sesat, atau mirip dengan ajaran Alkitab tetapi bukan ajaran Alkitab yang sesungguhnya. Dari zaman ke zaman, ajaran yang tidak sehat, sesat, atau mirip ajaran Alkitab selalu mengiringi kekristenan. Ada orang Kristen yang tidak tergoncang dengan ajaran-ajaran tersebut karena mereka mengenal sungguh-sungguh ajaran Kristen yang benar, tetapi ada juga orang Kristen yang tergelincir masuk ke dalam pusaran ajaran-ajaran tersebut karena mereka tidak memiliki kemantapan pengajaran iman Kristen yang benar. Ajaran tidak sehat, sesat, atau mirip dengan ajaran Alkitab tersebut bisa dijumpai di dalam bentuk tulisan ataupun lisan, video ataupun audio, bahkan di dalam dunia maya, di tempat pertemuan, bahkan masuk ke dalam rumah atau kantor melalui layar monitor komputer atau Blackberry/Ipad dan piranti-piranti canggih lainnya. Dalam rangka pembinaan warga gereja, maka Sinode Gereja Kristus Yesus menerbitkan Seri Tinjauan Teologis yang membahas iman kristen dan isu-isu kontemporernya. Memang, Seri Tinjauan Teologis tidak bisa menjawab seluruh Seri Tinjauan Teologis |
isu kontemporer yang berkembang berhubung percepatan dari isu kontemporer tersebut. Namun setidaknya, kami berharap bahwa hal-hal penting yang menjadi pergumulan orang Kristen pada umumnya dapat kami bahas. Terbitan perdana dari Seri Tinjauan Teologis ini mengambil topik tentang “Mujizat”. Kami berharap terbitan ini dapat membantu anggota jemaat Gereja Kristus Yesus, dan orang Kristen pada umumnya, untuk memahami ajaran firman Tuhan tentang mujizat. Kami berharap topiktopik lainnya akan dapat kami sajikan kemudian. Akhir kata, kami memberikan apresiasi kepada para penulis dari Seri Tinjauan Teologis ini. Semoga Seri Tinjauan Teologis ini memberikan manfaat bagi anggota jemaat Gereja Kristus Yesus dan orang Kristen pada umumnya. Tuhan Yesus dipermuliakan.
Ketua Bidang Pembinaan Sinode Gereja Kristus Yesus
vi | Seri Tinjauan Teologis
pendahuluan
D
ari zaman ke zaman, orang Kristen senang dengan mujizat-mujizat yang ditawarkan dan dipromosikan oleh pelayanan lembaga-lembaga dan atau gereja-gereja tertentu. Orang Kristen percaya bahwa mujizat Allah masih berlangsung hingga hari ini. Namun, beberapa isu kontemporer (masa kini) patut menjadi perhatian kita di tengah maraknya pelayanan mujizat, khususnya kesembuhan ilahi. Misalnya, apakah makna mujizat pada masa kini? Apakah semua pelayanan mujizat berasal dari Allah? Bagaimana mengenali mujizat yang bukan berasal dari Allah? Bagaimana mencermati praktik pelayanan mujizat yang menggunakan media tertentu? Setelah melakukan penelitian yang cukup memadai, penulis mencoba memaparkan permasalahan tersebut di atas – dimulai dengan uraian teologis-alkitabiah tentang mujizat sebagai fondasi. Tulisan ini dibuat agar segenap anggota jemaat mengalami pertumbuhan iman yang sejati dengan landasan pemahaman yang tepat akan firman Tuhan sehubungan dengan gejala-gejala atau fenomena mujizat serta agar setiap pembaca buku saku ini dilengkapi dalam upaya menguji Seri Tinjauan Teologis |
roh sebagaimana rasul Paulus pernah menulis, “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia” (1 Yohanes 4:1).
abab
| Seri Tinjauan Teologis
A. Mujizat: Arti DAN Fungsinya di Alkitab.
Seri Tinjauan Teologis |
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
Y
ang dimaksud dengan mujizat dalam bahasan ini adalah peristiwa yang melampaui batasan hukum alam dan pemikiran manusia, yang dilakukan Allah (dengan kekuatan supraalami) berdasarkan kedaulatan dan kuasaNya untuk maksud atau misi tertentu. Dalam Alkitab, Yesus Kristus dengan penuh otoritas melakukan mujizat. Walaupun melampaui hukum alam dan pemikiran manusia, mujizat tidak otomatis bertentangan dengan alam bila dilihat dari tujuan dan makna mujizat itu. Dalam alam semesta dan dalam kehidupan manusia, kita menemukan banyak mujizat sehingga banyak hal yang tercipta dan terjadi yang dapat kita rasakan namun tidak dapat dijelaskan oleh rasio manusia. Mujizat yang sejati bersifat nyata, artinya menjadi pengalaman manusia, bisa dicatat rincian kejadiannya (bersifat historis), dan dapat dijelaskan sebagaimana adanya walaupun dalam kapasitas yang terbatas. Mujizat bukan hanya dilakukan oleh Tuhan Allah, sang Pencipta, melainkan juga oleh setan. Oleh karena itu, asal peristiwa mujizat hampir tidak mungkin diketahui. Kepada orang Kristen, Allah telah menyatakan Diri dan firman-Nya di dalam Kitab Suci (Alkitab). Di atas landasan Seri Tinjauan Teologis |
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
dan pemahaman akan Alkitab, kita diberi hikmat Allah untuk mencermati dan membedakan mujizat yang berasal dari Allah dan yang berasal dari setan. Mujizat bisa berlangsung melalui orangorang yang dikuasakan. Misalnya, Tuhan Yesus Kristus menjalankan kuasa dan melangsungkan tanda ajaib berdasarkan otoritas yang diberikan oleh Bapa yang mengutus Dia. Hal itu berlaku pula untuk para nabi dan para rasul sebagaimana yang tercatat di dalam Alkitab.
Berlangsung atau tidaknya mujizat tergantung dari kedaulatan dan kuasa Allah. Kebanyakan orang Kristen percaya akan peristiwa mujizat dan percaya bahwa mujizat yang sejati masih tetap berlangsung hingga saat ini, karena berlangsung atau tidaknya mujizat tergantung dari kedaulatan dan kuasa Allah. Jika Allah memiliki keinginan dan maksud mulia tertentu sehingga Dia berintervensi dalam dunia ini, tidak seorang pun yang dapat menghalangi rencana-Nya karena mujizat mengungkapkan kehadiran dan kuasa Allah demi misi ilahi-Nya. | Seri Tinjauan Teologis
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
Jika kita mempercayai Allah yang hidup dan berdaulat, maka kita juga mempercayai segala perbuatan dan karya-Nya –termasuk tanda ajaib dan mujizat– di mana pun, kapan pun, untuk siapa pun, dan dalam keadaan apa pun. Untuk memahami sampai ke akarnya, kita akan memeriksa catatan Akitab tentang mujizat. Penggalian kata yang berkenaan dengan mujizat yang dilakukan penulis dibatasi pada Perjanjian Baru saja.
Ada empat kata dalam bahasa Yunani yang menunjuk kepada mujizat, yaitu: sēmeion, teras, dunamis, dan ergon. Ada empat kata dalam bahasa Yunani yang menunjuk kepada mujizat, yaitu: Pertama, sēmeion1, yaitu “tanda” yang menyertai pelayanan Tuhan Yesus dan para murid untuk mengukuhkan berita ilahi dan menyatakan bukti kehadiran, pekerjaan, dan kuasa Allah. Kedua, teras2, yaitu peristiwa yang mendatangkan “keajaiban” sehingga orang yang melihatnya menjadi terkejut, terpana, dan terpukau. Seri Tinjauan Teologis |
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
Ketiga, dunamis3, “kekuatan”, yakni pekerjaan yang melebihi kesanggupan seseorang. Pekerjaan itu baru ada dan dilangsungkan oleh kuasa yang lebih tinggi. Dalam 1 Korintus 12:10, Rasul Paulus menyebut mujizat sebagai salah satu karunia rohani. Keempat, ergon4, yaitu “pekerjaan” mengherankan yang dilakukan Yesus Kristus, misalnya Yohanes 5:20, 36.
Orang yang melihat dan mengalami mujizat merasa kagum, terpesona, terkejut, dan diyakinkan bahwa Allah itu ada, hadir, dan sedang berkarya. Dari penggalian kata di atas, dapat disimpulkan bahwa Alkitab bahasa Indonesia memakai berbagai kata yang menunjuk kepada “mujizat”, misalnya “tanda”, “mujizat”, “kekuatan”, dan “pekerjaan” mengherankan yang berasal dari kekuatan atau kekuasaan yang melebihi kekuatan dan pikiran manusia, sehingga orang yang melihat dan mengalami mujizat merasa kagum, terpesona, terkejut, dan diyakinkan bahwa Allah itu ada, hadir, dan sedang berkarya. Alhasil, ba | Seri Tinjauan Teologis
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
nyak orang yang percaya kepada Tuhan. Dalam jemaat di kota Korintus, ada beberapa orang percaya yang melayani Tuhan dengan karunia rohani “melakukan mujizat.” Di seluruh Alkitab, mujizat dapat ditemukan mulai dari peristiwa penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia (Kejadian 1-2) sampai penciptaan manusia baru melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib (2 Korintus 5:17; Efesus 2:10). Banyak mujizat terjadi di kalangan orang Israel, baik ketika mereka berada di Mesir (Keluaran 7:8-12:30) maupun ketika mereka berjalan menuju ke tanah Kanaan (misalnya peristiwa Laut Teberau terbelah menjadi dua, Keluaran 14:21-31). Kitab-kitab Injil juga tidak kalah banyak menyuguhkan fakta perbuatan tangan Allah yang ajaib, misalnya: penyembuhan dua orang buta (Matius 9:27-31; penangkapan ikan di danau Galilea (Lukas 5:4-11); Lazarus dibangkitkan dari kematian (Yohanes 11:38-44); air diubah menjadi anggur (Yohanes 2:1-11); pohon ara yang dikutuk langsung mati (Matius 21:18-19); orang yang kerasukan setan disembuhkan di Kapernaum (Markus 1:23-27); Petrus menyembuhkan orang yang lumpuh di Lida (Kisah Para Rasul 9:32-35); orang-orang percaya berbahasa lain (Kisah Para Rasul 2:1-11); dan berbagai mujizat lain. Seri Tinjauan Teologis |
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
Pada intinya, mujizat adalah peristiwa sejarah yang dilihat oleh saksi-saksi mata. Mujizat berguna untuk: (1) menghidupkan kesadaran (awareness) orang tentang keberadaan Tuhan, (2) meyakinkan orang akan kehadiran dan kuasa Allah Pencipta, (3) menjadi alat membawa orang mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat jiwa, (4) menguatkan dan menumbuhkan iman, dan (5) untuk hal-hal yang merupakan rahasia Allah demi menggenapkan rencana-Nya yang mulia dan agung – rahasia itu tidak dapat direka-reka secara pasti oleh manusia. Topik-topik berikut ini adalah hal-hal yang sering menjadi pertanyaan kebanyakan orang dan terus relevan pada masa kini. Setiap orang Kristen perlu memiliki jawaban yang jujur terhadap pertanyaan-pertanyaan yang jujur.
abab
10 | Seri Tinjauan Teologis
B. Isu-isu Kontemporer tentang Mujizat.
Seri Tinjauan Teologis | 11
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
1. Mengapa Ada Orang yang Tidak Percaya akan Adanya Mujizat? Berikut ini adalah hasil survei beberapa lembaga di luar negeri. Di Amerika Serikat, 84% masyarakat percaya bahwa Allah melakukan mujizat. 74% responden percaya bahwa mujizat yang dicatat di dalam Alkitab benar-benar terjadi. 63% mengenal orang yang mengaku pernah mengalami peristiwa mujizat. Yang paling menarik adalah: 90% orang Kristen percaya adanya mujizat. 98% orang Protestan Injili mengaku percaya mujizat. Data di atas dikutip dari laporan Newsweek tanggal 1 Mei 2000 yang berjudul “Most Americans Believe in Miracle.” Sampai saat itu, ternyata hanya sedikit orang yang tidak percaya akan mujizat.
Sampai saat itu, ternyata hanya sedikit orang yang tidak percaya akan mujizat. Masih di Amerika Serikat, berdasarkan laporan kantor berita ANI di Washington tanggal 21 Juni 2008, ditemukan hasil survei bahwa hampir 80% responden menganggap mujizat memang Seri Tinjauan Teologis | 13
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
terjadi, walaupun 92% masyarakat Amerika masih percaya akan Tuhan atau roh (yang maha tinggi) universal (universal spirit) lainnya. Dalam kurun waktu tidak sampai 10 tahun – yakni hanya 8 tahun – hasil survei menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang tidak percaya pada mujizat. Di Australia, kantor berita ANI di Sydney melaporkan hasil survei tanggal 19 Desember 2009 bahwa mayoritas masyarakat yang tinggal di Australia percaya kepada Tuhan atau roh (yang maha tinggi) universal lainnya, tetapi 24% dari populasi masyarakat Australia tidak percaya adanya Tuhan dan 7% tidak yakin atau tidak tahu tentang Tuhan. Artinya, sedikitnya 31% penduduk benua Australia kemungkinan besar tidak mempercayai adanya mujizat. Peter Jensen, uskup agung Gereja Anglican di Sydney, menyatakan bahwa di tengah menurunnya iman kekristenan di sana, orang-orang kini lebih terbuka untuk mempercayai sesuatu yang berbau takhayul (superstition). Di United Kingdom (UK, Inggris), dari 88.000 orang yang disurvei, 96% responden menyatakan tidak percaya kepada Yang Maha Kuasa (the Almighty). Hanya 3% yang mempercayai Tuhan. Dan dari yang 3% ini, tidak semuanya percaya mujizat. Demikianlah laporan lembaga 14 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
survei the Sun sebagaimana yang dikutip kantor berita ANI di London pada tanggal 23 Oktober 2009. Ternyata masih ada cukup banyak orang di dunia ini, termasuk yang mengaku sebagai orang Kristen, yang tidak percaya akan mujizat. Catatan: Penulis belum melakukan penelitian yang cukup memadai tentang situasi di benua Asia (atau orang Timur) yang sangat luas dan beragam suku, bangsa, bahasa, dan budaya. Menurut perkiraan penulis, orang Timur lebih percaya kepada mujizat dibandingkan orang Barat karena kepercayaan mereka cukup kuat terhadap hal-hal yang ilahi (walaupun dengan nama dan konsep tuhan yang berbeda). Kesimpulan sementara yang bisa dibuat saat ini melihat hasil polling di atas adalah bahwa dari waktu ke waktu, semakin sedikit orang yang percaya akan Tuhan, apalagi mujizat – terutama di antara mereka yang tinggal di negara Barat. Kemungkinan yang menjadi penyebab antara lain adalah: (1) Mereka tidak melihat bukti adanya Tuhan, baik secara langsung maupun melalui kehidupan orang yang percaya Tuhan.
Seri Tinjauan Teologis | 15
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
(2) Mereka percaya bahwa Tuhan hanya melakukan penciptaan dan selanjutnya tidak campur tangan atas kehidupan manusia. Manusia sepenuhnya bertanggung jawab atas pemikiran dan tindakannya. Alam semesta beroperasi menurut sistemnya sejak penciptaan sampai akhirnya punah karena kadaluwarsa. (3) Akibat dari kesimpulan butir 2, manusia berpikir bahwa segala sesuatu tergantung pada diri manusia. Tidak ada Tuhan. Diri sendiri adalah tuhan. Baik manusia maupun alam semesta (yang keduanya memiliki kekuatan dan kuasa) masing-masing adalah tuhan yang sama tinggi dan tidak saling berintervensi.5 Jadi, mujizat itu tidak ada. Semua peristiwa merupakan fenomena (gejala) alamiah. Yang nampak seperti mujizat tidak perlu dipercayai; yang penting adalah mengambil makna dari peristiwa spektakuler itu. Semua peristiwa harus dapat dijelaskan oleh rasio. Semua ketidakpercayaan dimulai dan digerakkan oleh rasio manusia semata-mata. Dengan mengandalkan rasio, manusia tidak dapat menerima hal-hal seperti mujizat yang tidak bisa dimengerti oleh otak atau rasio. Ada orang Kristen yang tidak mempercayai adanya mujizat (terutama kalangan Kristen 16 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Protestan liberal dan atau Kristen Protestan Ortodoksi Baru) dan ada orang Kristen yang mempercayai adanya mujizat. Di antara yang mempercayai adanya mujizat, ada yang hanya mempercayai mujizat yang tertulis dalam Alkitab dan menolak pandangan bahwa mujizat masih berlangsung hingga kini, karena mereka meyakini bahwa mujizat sudah tidak diperlukan lagi setelah Alkitab selesai dibukukan menjadi satu. Mujizat berhenti pada zaman para rasul dan Tuhan tidak membangkitkan atau mengangkat nabi baru setelah hari Pentakosta. Pendapat ini masih bersifat pro dan kontra di kalangan orang Kristen injili hingga saat ini.
Mujizat sungguh ada dan hingga kini masih berlangsung. Berdasarkan pemikiran dan perenungan yang cukup matang secara teologis-alkitabiah serta dari pengalaman kehidupan sehari-hari umat Kristen (termasuk yang bukan Kristen), penulis berpendapat bahwa mujizat sungguh ada dan hingga kini masih berlangsung. Dialah yang berdaulat dan sanggup berintervensi ke dalam sejarah menurut rencana dan keSeri Tinjauan Teologis | 17
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
hendak-Nya. Dia tahu akan apa yang Dia perbuat tanpa nasihat siapa pun. Keputusan Allah untuk melakukan tanda ajaib dan tindakan yang melampaui hukum alam dan rasio manusia tidak dapat dibingkai atau dibatasi oleh pemikiran manusia - baik secara pengalaman maupun secara teologis. Lagi pula, tulisan rasul Paulus tentang karunia rohani dalam 1 Korintus 12-14 mencakup karunia untuk melakukan mujizat. Pemberian karunia ini tidak dibatasi oleh waktu dan merupakan hak prerogatif Allah Tritunggal.
2. Apakah Semua Mujizat Berasal dari Allah ? Tidak semua mujizat berasal dari Allah karena mujizat bisa pula berasal dari setan. Tidak semua peristiwa yang kelihatan spektakuler serta melampaui akal dan hukum alam adalah mujizat. Dalam hal ini akan dibedakan antara mujizat yang murni berasal dari Allah dengan mujizat yang palsu atau bukan berasal dari Allah. Di dalam sejarah bangsa Israel, kala orang Israel akan keluar dari Mesir, Musa melakukan sepuluh tanda ajaib (mujizat) untuk meyakinkan Firaun tentang kuasa dan pribadi Allah Yehovah. Tetapi Firaun tidak mau kalah. Apa yang dibuat melalui tangan Musa ternyata dapat dilaku18 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
kan oleh pihak istana Mesir. Dalam Keluaran 7:11 tercatat, “Kemudian Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan mereka pun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka.” Dalam Keluaran 7:22 tertulis dengan nada yang mirip, “Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.” Kita dikagetkan lagi dengan pernyataan dalam Keluaran 8:7, “Tetapi para ahli itu pun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.” Perhatikan bahwa para ahli itu adalah para ahli sihir yang menggunakan ilmu-ilmu mantera (perhatikan kata-kata yang digaris-bawahi). “Mujizat” yang mereka adakan adalah palsu karena bukan berasal dari Tuhan, tetapi dari setan, bapa segala sihir dan mantera. Mujizat yang palsu bersifat magis dan sangat terkait dengan kuasa kegelapan (bersifat okultis). Di bawah ini akan dipaparkan ciri-ciri mujizat yang berasal dari Allah dan yang bukan berasal dari Allah. Seri Tinjauan Teologis | 19
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Ciri-ciri mujizat yang berasal dari Allah sebagai berikut : 1. Mencerminkan Allah yang mulia. 2. Menyatakan kehendak Allah secara unik. 3. Dilakukan oleh hamba Tuhan atau orang Kristen sejati yang rendah hati dan saleh (Bandingkan dengan Markus 16:17). 4. Biasanya memimpin kepada keselamatan jiwa yang tersesat (Bandingkan dengan Yohanes 21:31). 5. Terjadi menurut waktu dan cara Tuhan, tidak melalui media dan rekayasa manusia. 6. Ditunjang oleh prinsip firman Tuhan atau Alkitab – bukan bertentangan atau berseberangan karena firman Tuhan diilhamkan oleh Allah (2 Timotius 3:16). 7. Hasil dan makna mujizat bersifat tahan lama, bukan sementara. 8. Orang atau organisasi yang mengalami mujizat mengalami pembaruan hidup dan iman yang sehat (Periksa 2 Korintus 4:16). 9. Membawa damai sejahtera Allah yang menetap dan dikonfirmasi oleh pengakuan atau kesaksian Roh Kudus yang bekerja di dalam hati orang percaya – pengalaman yang sama ketika seseorang diyakinkan bahwa dia adalah anak Allah (Periksa Roma 8:15-16).
20 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Sembilan tanda ini (mungkin saja lebih) harus dipakai seluruhnya (bukan sebagian atau satu-dua tanda saja) sebagai alat atau “teropong” untuk menguji setiap mujizat. Mujizat yang sejati tidak mungkin dikecoh oleh yang palsu bila dengan teliti diperiksa, diselidiki, dan dievaluasi. Banyak orang Kristen yang ingin mengalami mujizat (misalnya kesembuhan) tanpa memeriksa sumber, kuasa, dan pimpinan firman Tuhan. Bagi mereka yang penting adalah hasilnya sambil dibungkus dengan pernyataan, “Ini pasti datang dari Tuhan, haleluya…!” Hati-hati. Karena yang datangnya dari Iblis dapat membawa malapetaka. Simaklah uraian selanjutnya!
Mujizat yang sejati tidak mungkin dikecoh oleh yang palsu bila dengan teliti diperiksa. 3. Apakah Ciri-ciri Mujizat yang Bukan Berasal dari Allah ? Mujizat yang bukan berasal dari Allah mungkin sering terjadi karena Iblis memang terus bekerja tanpa henti dan penuh strategi baru untuk menipu dan memalsukan kebenaran. Seri Tinjauan Teologis | 21
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Pada akhirnya, banyak orang yang dituntun kepada kesengsaraan dan malapetaka hidup akibat ulah si Iblis dan dosa. Setelah ciri mujizat yang berasal dari Allah dipaparkan di atas, kita bisa membandingkan dengan yang bukan berasal dari Allah. Mujizat yang bukan berasal dari Allah misalnya yang berbau sihir atau magis dapat dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Buah kehidupan pembuat mujizat tersebut tidak sejalan dengan prinsip firman dan kehendak Tuhan. Tuhan Yesus berkata dalam Matius 7:16-17 “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.“ Bagian perkataan Tuhan Yesus ini merupakan bagian peringatan Tuhan Yesus kepada kita yaitu bagaimana kita mewaspadai akan nabinabi palsu yang akan muncul. Pada bagian berikutnya Ia berkata: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: 22 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23). Jelas sekali siapakah orang yang dikenal oleh Tuhan Yesus, yaitu mereka yang “melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga”. Mujizatmujizat yang dilakukan seseorang demi nama Yesus tidak menjamin bahwa apa yang ia perbuat merupakan perbuatan yang berkenan kepada Tuhan. b. Mujizat bersifat manipulatif (membohongi atau mengecohkan atau menipu) dan diatur dengan cara tertentu. Misalnya, ada orang yang ditunjuk untuk bersaksi di depan banyak orang, padahal mujizat tidak pernah terjadi dalam kehidupannya. Dalam penyelenggaraan kebaktian kesembuhan ilahi, orang-orang yang diundang maju ke depan diSeri Tinjauan Teologis | 23
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
dorong, ditarik dan ditekan sampai jatuh karena itulah “prosedur untuk mendapatkan urapan” yang ditetapkan si penyembuh (the healer). Contoh lainnya: ditemukan sebuah trik yang membuat si penyembuh bisa menyebutkan bahwa ada seorang di antara pengunjung kebaktian yang bernama si anu, datang dari kota apa, dan sedang menderita penyakit ini atau itu. Bagaimana dia tahu? Dia menggunakan alat bantu dengar dengan frekwensi Fm (atau sejenis wireless) yang dihubungkan dengan seorang petugas penyambut tamu yang mencatat orang-orang yang datang untuk didoakan agar penyakitnya sembuh. Data orang itu terdengar melalui speaker kecil yang terselip di telinga si penyembuh. Trik tersebut canggih, bukan? c. Si penyembuh meninggikan dan memamerkan kekuatannya lebih daripada kemuliaan Allah. Perkataan “Saya akan menyembuhkan Anda,” atau “Aku menubuatkan si anu akan mati,” menunjukkan bahwa mujizat yang dia buat adalah dari dirinya sendiri. Pertanyaannya, kuasa apa yang dia pakai? Salah seorang pembuat mujizat menyampaikan dalam khotbahnya bahwa Fidel Castro akan meninggal pada tahun 1990-an, pa24 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
dahal sampai dengan 24 Februari 2008, Fidel Castro masih menjabat sebagai Presiden Cuba yang ke-22. Kepalsuan semacam itu tidak bisa ditolerir. d. Pembuat mujizat mengaku sebagai nabi. Pengakuan itu tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan karena setelah Alkitab selesai dikumpulkan dan disahkan sebagai standar firman melalui beberapa sidang pemuka agama Kristen (konsili), baik di Nicea maupun di Konstantinopel, jabatan nabi sudah tidak ada lagi. Tuhan Yesus dengan keras mengingatkan kita, “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tandatanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang berkata kepadamu, Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.” (Matius 24:24-26). Nabi Yeremia diberitahu Tuhan akan kemungkinan adanya nabi-nabi palsu. Dia menulis, “Para nabi itu bernubuat palsu demi nama-Ku! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman keSeri Tinjauan Teologis | 25
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
pada mereka. Mereka menubuatkan kepada-mu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri.” (Yeremia 14:14). e. Pembuatan mujizat bersifat magis (mengandung kekuatan gaib) dan okultis. Para ahli atau dukun dengan mantera tertentu seperti ‘orang-orang pintar’ di Mesir di zaman Musa adalah contoh paling jelas yang sampai sekarang masih ada, walaupun dengan cara yang berbeda dan formula mantera yang baru, bahkan ada yang menggunakan “di dalam nama Yesus”. Dalam Matius 7:22-24 tertulis: “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Contoh: Ada seorang mantan penyembuh yang mempraktikkan mujizat kesembuhan. Setiap hari Sabtu sore hingga malam dia melayani tanpa bayaran di sebuah rumah ibadah di bilangan kota di Jakarta. Sebelum dia beraksi, dia menyilet lidah-nya dan darah yang keluar 26 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
dioleskan kepada si sakit sambil menyebut: “di dalam nama Yesus.” Dia mengaku bahwa kuasanya itu berasal dari Mbah Surya Kencana abad ke-16. Kesaksian itu dibuat setelah ia bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya serta meninggalkan semua praktik perdukunannya yang telah berlangsung selama kurang lebih 14 tahun. Dia telah membuktikan bahwa kuasa Tuhan Yesus berada di atas kuasa kegelapan yang dia miliki sebelumnya. Bentuk-bentuk sihir atau magis lainnya yang dilingkupi dengan kuasa kegelapan masih banyak. Beberapa di antaranya adalah menyembuhkan dengan cara menghipnotis sehingga orang-orang berjatuhan ke belakang setelah ditumpangi tangan; kesembuhan melalui minyak urapan atau minyak yang dianggap bisa menjadi medium mujizat, yang memberi kesan seolaholah minyak itulah yang berkhasiat. Pengobatan dengan menggunakan dedaunan (herbal) diiringi pembacaan doa tertentu adalah contoh lain yang bersifat magis (kedukunan). Hati-hati agar Anda jangan mempercayai segala bentuk kebatinan baru (yang dipopulerkan oleh Gerakan Zaman Baru/New Age Movement) yang menjanjikan mujizat melalui media atau cara penyembuhan/pengobatan alternatif (tanpa Seri Tinjauan Teologis | 27
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
operasi dan dengan biaya murah atau gratis, yang kliniknya bisa ditemukan dengan mudah dan dipromosikan melalui siaran televisi). Pada intinya, penyembuhan yang cespleng, ajaib, dan terkesan bernuansa mujizat yang menggunakan media atau medium tertentu adalah sarat dengan bau magis, sihir, dan perdukunan! Jika Allah mau melakukan mujizat, Dia tidak tergantung pada media atau medium yang mengusik kesucian-Nya. f. Mujizat bermuara pada keuntungan finansial. Kita dapat dengan mudah mencermati perilaku para pembuat mujizat (miracle worker) atau penyembuh (healer) yang terus-menerus menekankan sumbangan dan menyodorkan nomor akun bank mereka. Cukup banyak yang menggunakan atau menyewa organisasi pengumpul dana (fund raiser) agar bisa menyedot banyak uang masuk ke rekening mereka. Biasanya, himbauan mereka sangat baik dan terdengar rohani serta manusiawi. Namun, seberapa jauh dana yang begitu banyak itu dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya? Apakah dana itu dipakai untuk kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan kebaikan, atau untuk kepentingan Kerajaan Allah? 28 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
g. Hasil mujizat hanya sementara. Ada mujizat palsu yang mendatangkan kesembuhan, namun bersifat sementara. Kesembuhan itu terjadi karena faktor psikologis. Banyak penelitian yang melaporkan bahwa orang-orang yang dinyatakan sembuh melalui doa kesembuhan ilahi ternyata hanya sembuh sebagian atau kemudian menderita sakit lagi. Para ahli psikologi menemukan bahwa kesembuhan bisa terjadi dan terkesan bersifat mujizat karena orang yang sakit itu pada dasarnya ingin sembuh dengan level keyakinan sembuh yang sangat tinggi. Saat tindakan kesembuhan dengan cara tertentu dilakukan (misalnya dengan didoakan atau ditumpangi tangan atau diperintahkan untuk berdiri atau berjalan), jiwanya terangkat dan perasaannya terpulihkan lalu menghasilkan “semacam kesembuhan”. Di kemudian hari, ketika keyakinan dan kondisi psikisnya menurun, dia kembali sakit. Dalam sebuah kesaksian, diceritakan tentang seseorang yang sedang sakit dibawa dari Nairobi ke Lagos untuk mengikuti kebaktian kesembuhan ilahi selama satu bulan. Kesembuhan terjadi, namun hanya sementara. Setelah pulang ke Nairobi, beberapa minggu kemudian dia meninggal akibat penyakit yang sama dengan sebelum dia didoakan dan dinyatakan sembuh. Di Perancis, Seri Tinjauan Teologis | 29
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Afrika Selatan, Belanda, dan di mana-mana kisah-kisah yang sama bisa kita temukan. Kita patut memeriksa dengan kritis (analytical and critical thinking) fenomena semacam ini supaya kita selalu waspada bahwa setiap kesembuhan atau peristiwa mujizat tidak semuanya murni, tetapi ada yang palsu. Iblis ingin agar orang percaya tertipu dan masuk ke dalam jebakan mautnya. Alhasil, mungkin mujizat itu terjadi, tetapi meminta kompensasi yang merugikan, mencelakakan, dan mengakibatkan malapetaka yang hebat seperti kerasukan setan, gangguan kuasa kegelapan, kehancuran rumah tangga/keluarga, anak cucu menjadi gila tanpa sebab yang jelas, kebangkrutan ekonomi, masuknya pikiran yang aneh secara tiba-tiba, dan sebagainya. h. Pada akhirnya, nama Tuhan tidak nampak mulia. Inilah batu ujian yang paling menentukan. Jangan hanya menerima sesuatu yang mungkin kita klaim sebagai “datangnya dari Tuhan, haleluyah”, tanpa memeriksa secara cermat dan teliti secara keseluruhan apakah nama Tuhan dipermuliakan melalui tanda ajaib atau mujizat.
30 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Perhatikanlah firman Tuhan berikut ini, “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Matius 7:15-16a). Rasul Paulus mengingatkan: “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat ….” (2 Tesalonika 2:9-10a). Berdasarkan pemaparan tentang mujizat yang murni dan yang palsu, kita dapat membangun pedoman untuk membedakan keduanya. Beberapa pedoman yang bisa kita pakai antara lain: a. Firman Tuhan dan prinsip kekristenan yang tertuang dalam doktrin yang kokoh dan sehat harus menjadi tolok ukur yang dapat diandalkan. Mujizat bisa terjadi dari pihak manapun, bahkan malaikat dan setanpun sanggup melakukannya. Hanya doktrin kekristenan yang didasarkan pada Alkitab dan telah teruji sepanjang masa yang mengakar di dalam sejarah kekristenan mulamula yang bisa dijadikan alat penguji apakah sebuah mujizat itu murni atau palsu.
Seri Tinjauan Teologis | 31
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
b. Hasil akhir mujizat adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kepentingan manusia.
Hasil akhir mujizat adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kepentingan manusia. c. Buah kehidupan si pembuat mujizat atau si penyembuh harus teruji menurut jalan dan kehendak Tuhan, sesuai dengan arahan firman Tuhan. d. Media atau alat atau cara yang dipakai untuk terjadinya mujizat atau kesembuhan ajaib harus ditolak dengan tegas karena mencampuradukkan kuasa Allah dengan buatan atau sembahan manusia. Salah satu keahlian iblis adalah membuat campuran semacam itu sehingga mereka yang tidak kritis dan mau enaknya saja akan terkecoh.
abab
32 | Seri Tinjauan Teologis
C. Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi?
Seri Tinjauan Teologis | 33
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
B
agaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi ?
a. Walaupun kita percaya bahwa mujizat dalam Alkitab benar-benar terjadi dan bahwa mujizat masih bisa berlangsung hingga kini, kita tidak boleh menggantungkan iman kita kepada mujizat di dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah bahwa kebanyakan mujizat diizinkan Allah terjadi agar orang yang belum percaya dapat percaya kepada Kristus Yesus. Dr. AkinJohn menulis, “Orang-orang percaya yang sejati tidak boleh mengikuti mujizat-mujizat, tetapi mestinya mujizat-mujizat itulah yang mengikuti kita.” 6 Artinya, jika kita sungguh-sungguh hidup beriman dan taat pada Kristus dan firmanNya, maka kita lebih menggantungkan iman kita kepada Kristus daripada mujizat. b. Pertanyaan-pertanyaan kritis dan mendalam yang dilandasi kecintaan akan firman Tuhan perlu diajukan sebelum kita mempercayai kesejatian suatu mujizat. Seorang ahli teologi dari Scandinavia dengan latar belakang teologi Lutheran yang sangat kuat bernama Dr. Ole Oystese pernah mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting berikut ini ketika di Fuller Seminary sedang marak dengan Seri Tinjauan Teologis | 35
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
fenomena kesembuhan ilahi yang diketengahkan oleh para profesor seminari itu:7 (1) Mengapa Yesus sering menyuruh orang yang telah disembuhkan agar jangan menyebarkan berita tentang Yesus sebagai pembuat mujizat? (2) Bukankah tanda ajaib bisa membentuk sikap cuma mau enak, aman, bahagia, dan berusaha menghindari penderitaan serta salib? (3) Biasanya gereja yang percaya mujizat sering menjadikan mujizat sebagai pusat pelayanan. Bagaimana agar pelayanan kita tidak melulu berfokus pada mujizat? (4) Apakah orang yang mengadakan mujizat, ingin melihat kemuliaan Tuhan sebagaimana Musa (bandingkan dengan Keluaran 33:18)? Mengapa Tuhan Yesus justru ingin agar kuasa-Nya menjadi nyata di dalam kelemahan (2 Korintus 12:9)? (5) Saat Tuhan Yesus menjadi populer karena mujizat yang Dia lakukan, mengapa Dia justru menyingkir dari kerumunan orang banyak dan meminta agar mereka yang disembuhkan-Nya tidak menyebarluaskan berita tersebut? 36 | Seri Tinjauan Teologis
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
c. Ada anggapan bahwa karunia mujizat diberikan kepada gereja yang membuka pintu bagi pekerjaan Roh Kudus. Namun, asumsi ini terbatas mengingat semua rahasia hanya ada pada Allah. Gereja hanya melakukan bagiannya. d. Ingatlah bahwa karunia mengadakan mujizat (1 Korintus 12:10) adalah pemberian Roh Kudus. Karunia itu bukan sesuatu yang harus diusahakan, diajarkan, atau dipaksakan. Biarlah Roh Kudus bekerja secara bebas.
Keyakinan tentang kesembuhan ilahi tidak boleh dijadikan patokan bahwa semua penyakit harus sembuh. e. Keyakinan tentang kesembuhan ilahi (sebagai salah satu bentuk mujizat yang masih berlangsung hingga kini) tidak boleh dijadikan patokan bahwa semua penyakit harus sembuh dan Tuhan selalu menghendaki agar si sakit sembuh dari penyakitnya. Di dalam Alkitab, banyak orang yang diizinkan atas kehendak Tuhan untuk tidak pernah sembuh dari penyakitnya sampai dia dipanggil Tuhan. Seri Tinjauan Teologis | 37
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
Misalnya, Tuhan Yesus mati tergantung di atas kayu salib dalam kesakitan dan amat menderita. Rasul Paulus menyebutkan sakit-penyakit yang dia derita cukup lama dan tak tersembuhkan dengan istilah “duri di dalam dagingku.” (Lihat 2 Korintus 12:7-8). f. Mujizat diizinkan Allah untuk dipakai bagi pertumbuhan gereja, namun itu bukan cara Allah satu-satunya untuk menumbuhkan gereja-Nya di atas bumi ini. Dalam sejarah gereja, Yesus Kristus dan para martir justru mati dan darah mereka merupakan ‘benih gereja’.8 g. Motivasi mempraktikkan mujizat seperti pada kesembuhan ilahi harus sangat jelas. Hati-hati terhadap aksi pengidolaan manusia sebagai “nabi” buatan manusia, bukan utusan Tuhan. Dalam kitab-kitab Injil, Tuhan Yesus tidak mau memakai mujizat sebagai cara untuk mencari pengikut. Para pembuat mujizat atau penyembuh sering terjebak dengan menjadikan dirinya ditinggikan, bukannya Tuhan. h. Kita patut berhati-hati terhadap praktik mencari keuntungan dari pelayanan Kristen yang mempromosikan pelayanan mujizat atau kesembuhan ilahi, baik melalui media cetak maupun televisi. 38 | Seri Tinjauan Teologis
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
Sekarang ini, banyak hamba Tuhan yang menggunakan atau menjual nama Yesus dan aktivitas gerejawi untuk mencari uang, sedangkan fokus pelayanannya tidak jelas dan tidak alkitabiah. Hal ini perlu diwaspadai. i. Yang terakhir, orang-orang yang mengalami sakit parah dan tidak memiliki harapan untuk bisa sembuh, misalnya yang terkena kanker stadium tinggi, boleh meminta kesembuhan dari Tuhan, tetapi dia perlu memikirkan apakah motivasinya. Apakah motivasinya sekedar agar bisa hidup lebih lama? Joni Eareckson Tada, seorang perempuan cacat seumur hidup, dipakai oleh Tuhan melalui kelemahan fisiknya. Bagi dia, disembuhkan atau tidak bukan merupakan masalah. 9 Doa-doa untuk keperluan-keperluan lain yang membutuhkan mujizat dari Tuhan (bukan untuk tujuan kesembuhan), tentu saja boleh dinaikkan, bahkan harus didoakan dengan tekun, namun dengan berserah kepada kehendak Tuhan. Jadi, berdoa itu penting sebagai sarana berkomunikasi dengan Tuhan dan bukti bahwa kita bergantung dan mengandalkan Tuhan. Selain berdoa, berobat ke dokter merupakan tindakan yang bijaksana yang mencerminkan sikap bertanggung jawab. Ingatlah bahwa dokter dan Seri Tinjauan Teologis | 39
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
doa bisa menyembuhkan pasien. 10 Kiranya tulisan singkat ini dapat memperlengkapi diri setiap pembaca agar senantiasa tanggap terhadap fenomena yang mencuat setiap hari, khususnya yang berkaitan dengan isu-isu mujizat. Rasul Paulus sejak dahulu kala sudah memperingatkan kita: “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat....” (2 Tesalonika 2:9-10a).
Sebenarnya, jika kita dapat hidup penuh dengan ucapan syukur atas apa yang telah terjadi pada diri kita dan untuk apa yang sudah kita miliki, itu adalah mujizat yang besar. Kita dipanggil untuk berhati-hati agar tidak masuk ke dalam jebakan si Iblis. Sebenarnya, jika kita dapat hidup penuh dengan ucapan syukur atas apa yang telah terjadi pada diri kita dan untuk apa yang sudah kita miliki, itu adalah mujizat yang besar. Bagi kita yang telah percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan, mujizat 40 | Seri Tinjauan Teologis
terbesar yang pernah ada di surga dan dalam sejarah manusia adalah karya Kristus di kayu salib yang membawa kita untuk masuk ke kehidupan yang kekal. Amin.
abab
Seri Tinjauan Teologis | 41
Catatan akhir: 1.. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata sēmeion
diterjemahkan sebagai “tanda” (Matius 12:38-39; 16:1,3,4; 24:3,24,30; 26:48; dan sebagainya), “mujizat” (Yohanes 6:2,14; 9:16; 11:47; 12:18,37; Kisah Para Rasul 4:16,22), atau “perbuatan ajaib” (Wahyu 16:14). 2. Dalam Alkitab bahasa Indonesia kata teras diterjemahkan sebagai “mujizat” atau “mujizat-mujizat” (Matius 24:24; Markus 13:22; Yohanes 4:48, dan sebagainya), sedangkan dalam Alkitab bahasa Yunani selalu dipakai bentuk jamak, yaitu terata. 3. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata dunamis diterjemahkan menjadi “mujizat” (Matius 11:20,21,23; 13:54,58), “kuasa” (Matius 14:2; 22:29; Kisah Para Rasul 1:8), “kekuasaan” (Matius 24:30; Lukas 24:49), “tenaga” (Markus 5:30; Lukas 9:1), “wibawa” (Lukas 4:36), “kekuatan” (Lukas 10:19; Kolose 1:11), “mujizat” (Kisah Para Rasul 8:13; 19:11), “kemampuan” (2 Korintus 8:3), “perbuatan ajaib” (2 Tesalonika 2:9). 4. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia, di samping diterjemahkan menjadi “pekerjaan”, kata ergon juga diterjemahkan menjadi “perbuatan” (misalnya dalam Yohanes 7:3). Di samping itu, kata tersebut juga bukan hanya dikenakan bagi Yesus Kristus, misalnya dalam Yohanes 7:7 dan Matius 23:3. Di samping diterjemahkan menjadi “pekerjaan” dan “perbuatan”, kata ergon juga diterjemahkan menjadi “tugas” (Kisah Para Rasul 13;2), “melakukan” (Roma 3:20), “buah pekerjaan” (1 Korintus 9:1), “kebajikan” (2 Korintus 9:8), “hasil pekerjaan (Efesus 2:9), “bekerja” (Filipi 42 | Seri Tinjauan Teologis
1:22), “usaha” (2 Timotius 4:18), “berbuat” (Titus 1:16; 2:7), “buatan” (Ibrani 1:10), dan “buah” (Yakobus 1:4). 5. Pemahaman ini dinamakan pemahaman Panteisme. 6. Simak ke www.churchgrowthezines.com/attachments/090_GENUINE AND FAKE MIRACLES TODAY. pdf (diakses 26 Oktober 2010).
7. Pertanyaan-pertanyaan lainnya dari profesor Oystese, yang akan memperlengkapi wawasan berpikir kita dapat ditemukan di buku Signs And Wonders Today, yang dikumpulkan dan diedit oleh Christian Life Magazine atas kerjasama Dr. C. Peter Wagner, profesor Pertumbuhan Gereja di Fuller Theological Seminary. (Wheaton, Illinois: Christian Life Missions, 1983), hal. 68-70 8. Tertullianus, salah seorang bapa gereja, pernah menuliskan sebuah kalimat yang agung sebagai berikut: “Darah para martir adalah benih gereja.” 9. Michael Tan menulis dalam Majalah Vantage Points, edisi Januari-Februari 2010 terbitan Eagle Communications Ministry, dengan judul To Heal or not to Heal … ,” hal. 4-5 10. Ditulis oleh Jeffrey Kluger, sebagaimana yang disunting oleh majalah rohani Standard, Volume VI Nomor 2 (Juni 2010), hal. 26-28
Seri Tinjauan Teologis | 43
Referensi Beberapa Sumber Penting : Andrea Kole, Miracles or Magic? (Eugene, Oregon: Harvest House Publishers, 1987) Daud Toni, Rahasia Kesembuhan Ilahi: Penyingkapan Mujizat Kesembuhan yang Sejati dan Palsu (Jakarta: Bethlehem Publisher, 2002) “Hasil Studi: Doa Proksimal Menyembuhkan,” Majalah Rohani Standard, Volume VI, Nomor 6 (Oktober 2010) Majalah Charisma Indonesia, Issue 3rd Anniversary, edisi Agustus-September 2009, memuat artikel-artikel yang sangat menarik sebagai bahan bacaan perbandingan antara iman Injili dengan yang Kharismatik, di antaranya: (1) “The Power to Heal”, hal. 22 (2) “The Priest with Healing Hands”, hal. 27 (3) “The Myths of Faith Healing”, hal. 31 (4) “Does God Really Heal Today?”, hal. 33 (5) “The Doctor Who Believes in Healing, hal.36 (6) “God Has the Power to Heal, hal. 40 Artikel-artikel tersebut ditulis dalam bahasa Indonesia. 44 | Seri Tinjauan Teologis
Quin Sherrer, Mujizat Terjadi Jika Anda Berdoa: Kisah-kisah tentang Kekuatan Doa yang Luar Biasa. Terjemahan (Jakarta: Professional Books, 1997)
Seri Tinjauan Teologis | 45
Sumber-sumber dari Internet, silahkan membuka situs-situs ini : •
www.elifeonline.net/elife17-Aug-Sept/akinjohn-miracles.htm (tentang tanda-tanda mujizat yang asli dan yang palsu)
• Alkitab.sabda.org/dictionary.php?word= Mujizat (studi kata dari kamus online) •
forumkristen.com/komunitas/index. php?topic=28979.0 (ini adalah ruang forum orang-orang Kristen yang senang berdiskusi tentang peristiwa mujizat di gereja)
Selamat membaca dan belajar. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
St. Augustine: “Miracles are not contrary to nature, but only contrary to what we know about nature.” 46 | Seri Tinjauan Teologis