Katalog BPS: 1402021
SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN HORTIKULTURA TAHUN 2014
PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SHR.PCS)
BADAN PUSAT STATISTIK
Kata KataPengantar Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian yang keenam yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus Pertanian sebelumnya dilaksanakan pada tahun 1963, 1973, 1983, 1993, dan 2003. Survei Usaha Rumah Tangga Tanaman Hortikultura Tahun 2014 (SHR 2014) Sensus Pertanian 2013 Lanjutan. Tujuan dari survei ini adalah mendapatkan data yang akurat mengenai profil, struktur ongkos, dan sosial ekonomi usaha rumah tangga tanaman hortikultura. Buku pedoman pencacah ini memuat tata cara dalam melakukan pencacahan SHR 2014 yang meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, landasan hukum, ruang lingkup dan cakupan, jenis dokumen, jadwal kegiatan, organisasi lapangan, tata tata cara pelaksanaan, penjelasan tanaman terpilih, dan tata cara pengisian daftar yang digunakan dalam kegiatan ini. Keberhasilan pelaksanaan pencacahan SHR 2014 ditentukan oleh niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, para petugas harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab dengan berpegang teguh pada pedoman. Atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan pencacahan SHR 2014 ini diucapkan terima kasih. Selamat Bekerja.
Jakarta, Februari 2014 Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik,
Dr. Adi Lumaksono, MA
ST2013-SHR.PCS
i
Daftar Isi Kata Pengantar .................................................................................................................................. i Daftar Isi .............................................................................................................................................iii PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1 1.1.
Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2.
Tujuan............................................................................................................................ 1
1.3.
Landasan Hukum ...................................................................................................... 2
1.4.
Ruang Lingkup dan Cakupan ............................................................................... 2
1.5.
Jenis Dokumen .......................................................................................................... 3
1.6.
Jadwal Kegiatan ......................................................................................................... 4
ORGANISASI LAPANGAN ............................................................................................................ 5 2.1.
Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di daerah ......................... 5
2.2.
Petugas Pencacah Subsektor ............................................................................... 5
TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN ........................................................................ 7 3.1.
Pembagian Wilayah Kerja ...................................................................................... 7
3.2.
Koordinasi antara PMS dengan PCS ................................................................. 7
3.3.
Pelaksanaan lapangan ............................................................................................ 9
3.3.1.
Identifikasi posisi rumah tangga sampel SHR 2014 pada peta blok sensus ............................................................................................................................ 9
3.3.2.
Identifikasi Batas Wilayah Kerja SHR 2014.................................................... 11
3.3.3.
Pencacahan Rumah Tangga Pertanian ........................................................... 12
3.3.4.
Rumah Tangga Terpilih Sampel ........................................................................ 13
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR ST2013-SHR.DSRT ..................................................... 15 PENJELASAN JENIS TANAMAN TERPILIH............................................................................ 19 5.1.
Cakupan Komoditas............................................................................................... 19
5.2.
Penjelasan Komoditas ........................................................................................... 20
ST2013-SHR.PCS
iii
5.3.
Gambar komoditas hortikultura ....................................................................... 22
PENGISIAN DAFTAR ST2013-SHR.S ...................................................................................... 35 6.1.
Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................... 35
6.2.
Tata cara pengisian ................................................................................................ 35
PENUTUP .......................................................................................................................................111 L A M P I R A N ............................................................................................................................113 Lampiran 1 Daftar ST2013-SHR.DSRT ...........................................................................114 Lampiran 2 Daftar ST2013-SHR.S (Tanaman Semusim) .........................................116 Lampiran 3 Daftar ST2013-SHR.S (Tanaman Tahunan) ..........................................131
iv
ST2013-SHR.PCS
1
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Sektor
pertanian
memberikan
kontribusi
yang
signifikan
pada
perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian menurut hasil Sakernas (Februari 2013) sekitar 35,05%. Ekspor sektor pertanian pada tahun 2013 mencapai 5.728,3 juta US dollar (3,14% dari total ekspor Indonesia). Pembangunan di sektor pertanian selain bertujuan meningkatkan produksi juga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pertanian. Untuk itu diperlukan data yang dapat menggambarkan profil rumah tangga usaha pertanian, struktur ongkos usaha komoditas pertanian, dan sosial ekonomi rumah tangga usaha pertanian. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data tersebut dilakukan Sensus Pertanian 2013 yang meliputi pencacahan lengkap, survei pendapatan petani, dan pencacahan subsektor. Kegiatan Sensus Pertanian 2013 Lanjutan pada tahun 2014 adalah ST2013-Subsektor. Salah satu kegiatan ST2013-Subsektor adalah Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura (SHR 2014). 1.2.
Tujuan Tujuan Survei Rumah Tangga Tanaman Hortikultura 2014 (SHR 2014)
adalah: a. Mendapatkan data profil rumah tangga usaha tanaman hortikultura. b. Mendapatkan data struktur ongkos usaha tanaman hortikultura. c. Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman hortikultura.
ST2013-SHR.PCS
1
1.3.
Landasan Hukum Pelaksanaan Survei Rumah Tangga Tanaman Hortikultura 2014 (SHR
2014) dilandasi oleh: a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683); b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); c.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik;
d. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan e. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. 1.4.
Ruang Lingkup dan Cakupan SHR 2014 dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia dengan
jumlah sampel sebanyak 16.636 blok sensus. Setiap rumah tangga terpilih akan dicacah dengan menggunakan Daftar ST2013-SHR.S yang mencakup komoditas jeruk, pisang, mangga, pepaya, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, kunyit, jahe, kencur, anggrek, mawar, dan krisan. Data yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SHR.S mencakup: 1. Keterangan
demografi
rumah
tangga
usaha tanaman hortikultura
terpilih. 2. Keterangan penguasaan dan penggunaan lahan rumah tangga pada saat pencacahan;
2
ST2013-SHR.PCS
3. Keterangan usaha rumah tangga tanaman hortikultura selama setahun yang lalu; 4. Keterangan usaha tanaman hortikultura terpilih; 5. Keterangan ongkos/biaya produksi tanaman hortikultura terpilih; 6. Keterangan umum usaha tanaman hortikultura terpilih selama setahun yang lalu; 7. Keterangan bangunan dan fasilitas tempat tinggal rumah tangga pada saat pencacahan. 1.5. 1.
Jenis Dokumen Sketsa Peta Blok Sensus ST2013-WB (Hasil Pemutakhiran Blok Sensus Terpilih) dan Peta Desa/Kelurahan ST2013-WA
Sketsa peta blok sensus untuk pelaksanaan pencacahan SHR 2014 oleh PCS adalah sketsa peta blok sensus hasil pencacahan lengkap oleh PCL pada bulan Mei 2013 yang sudah dimutakhirkan. Sketsa peta blok sensus hasil pemutakhiran blok sensus terpilih subsektor dilakukan pada bulan April 2014. Sketsa peta ST2013-WB dan ST2013-WA masing-masing adalah sketsa peta blok sensus dan sketsa peta desa hasil updating pemetaan tahun 2012-2013. Sketsa peta ST2013-WB dan ST2013-WA digunakan sebagai dasar untuk mengenali wilayah kerja dan panduan dalam rangka pencacahan. Selanjutnya istilah sketsa peta ST2013-WA disebut peta desa; dan istilah sketsa peta ST2013-WB disebut peta blok sensus. 2.
Daftar ST2013-SHR.DSRT
Daftar ini berisi nama-nama kepala rumah tangga terpilih yang harus dicacah PCS. Daftar ini diperoleh dari penarikan sampel di BPS Kabupaten/Kota setelah pemutakhiran rumah tangga selesai dilaksanakan. 3.
Daftar ST2013-SHR.S Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan pada rumah tangga usaha tanaman hortikultura terpilih yang tercantum pada daftar ST2013SHR.DSRT. ST2013-SHR.PCS
3
4.
Buku Pedoman Pencacah Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura (ST2013-SHR.PCS) Buku ini berisi aturan/tata cara pencacahan rumah tangga usaha tanaman hortikultura terpilih, konsep definisi, tata cara pengisian Daftar ST2013SHR.DSRT dan ST2013-SHR.S.
5.
Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura (ST2013-SHR.PMS) Buku ini memuat aturan/tata cara pemeriksaan dokumen hasil pencacahan rumah tangga usaha hortikultura terpilih.
1.6.
Jadwal Kegiatan Tabel 1. Jadwal Kegiatan SHR 2014
No
Kegiatan
Jadwal
(1)
(2)
(3)
1.
Persiapan
Januari – Februari 2014
2.
Workshop intama
26 Feb – 1 Maret dan 10-13 Maret 2014
3.
Pelatihan innas
16 - 21 Maret 2014
4.
Pelatihan inda
25 Maret – 1 April 2014
5. 6.
Pelatihan Petugas Pemutakhiran oleh Inda Pelaksanaan pemutakhiran rumah tangga
10 – 17 April 2014 21 – 30 April 2014
7.
Pengolahan pemutakhiran
25 April-5 Mei 2014
8.
Penarikan sampel
6 – 11 Mei 2014
9.
Pelatihan petugas
12 – 24 Mei 2014
10.
Pelaksanaan lapangan
26 Mei – 7 Juli 2014
11.
Pengolahan
Juli – Oktober 2014
12.
Laporan angka sementara
November 2014
4
ST2013-SHR.PCS
2
ORGANISASI LAPANGAN 2.1.
Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di daerah Pengarah pelaksanaan SHR 2014 secara keseluruhan adalah Kepala BPS.
Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon I lainnya sebagai wakil ketua merangkap penanggung jawab sesuai bidangnya. Koordinator bidang teknis SHR 2014 adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, sedangkan Pejabat Eselon II terkait lainnya sebagai koordinator sesuai bidangnya. Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi. Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab sesuai penugasannya. Koordinator bidang teknis SHR 2014 adalah Kepala Seksi Statistik Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai koordinator sesuai penugasannya. Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota. Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai penugasannya. 2.2.
Petugas Pencacah Subsektor Pelaksanaan pencacahan SHR 2014 dilakukan oleh Petugas Pencacah
Sampel (PCS) dan Petugas Pengawas/Pemeriksa Sampel (PMS). Satu orang PCS melakukan pencacahan sekitar 30- 40 rumah tangga. Setiap PMS membawahi 2-3 orang PCS Pengawas/Pemeriksa subsektor. Adapun tugas dari petugas pencacah adalah sebagai berikut: ST2013-SHR.PCS
5
1) PCS a. Mengikuti pelatihan petugas SHR 2014. b. Bersama-sama PMS melakukan pengenalan batas luar blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan sketsa peta ST2013-WB. c.
Melakukan pencacahan SHR dengan menggunakan Daftar ST2013SHR.DSRT dan ST2013-SHR.S.
d. Mendiskusikan dengan PMS jika ada permasalahan teknis di lapangan. e. PCS menyerahkan dokumen ST2013-SHR.DSRT, ST2013-SHR.S, dan peta blok sensus kepada PMS segera setelah selesai dilakukan pencacahan dan diperiksa kelengkapan serta kebenaran isian. f.
Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.
2) PMS a. Mengikuti pelatihan petugas SHR 2014. b. Mendistribusikan sketsa peta ST2013-WB, ST2013-SHR.DSRT, ST2013SHR.S sesuai wilayah tugas PCS. c.
Bersama-sama PCS melakukan identifikasi batas luar blok sensus, rumah tangga terpilih, dan mengatur jadwal pencacahan terhadap rumah tangga yang akan diwawancarai oleh lebih dari satu PCS
d. Melakukan pengawasan pencacahan rumah tangga usaha tanaman hortikultura dan pemeriksaan isian dokumen ST2013-SHR.S. e. Bersama-sama PCS mendiskusikan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan. f.
Menyerahkan dokumen ST2013-SHR.DSRT, dokumen ST2013-SHR.S yang telah diperiksa ke BPS Kabupaten/kota.
g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.
6
ST2013-SHR.PCS
TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN 3.1.
Pembagian Wilayah Kerja Sebelum pelaksanaan pencacahan SHR 2014, setiap PMS akan
menerima dari BPS Kabupaten/Kota berupa peta desa, peta blok sensus hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih dengan Daftar ST2013PBS, ST2013-SHR.DSBS, ST2013-SHR.DSRT, dan ST2013-SHR.S yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap PMS mempunyai tanggung jawab membawahi 3 orang PCS dengan jumlah sampel keseluruhan sekitar 90 responden. Pembagian tugas/jumlah sampel kepada setiap PCS harus berimbang antara satu PCS dengan PCS lainnya. 3.2.
Koordinasi antara PMS dengan PCS Koordinasi antara PMS dan PCS harus dilakukan selama pencacahan
berlangsung. Tujuan koordinasi ini agar pelaksanaan pencacahan, pengawasan, dan pemeriksaan dokumen hasil lapangan dapat dilakukan secara maksimal. Selama pelaksanaan pencacahan, PMS harus mendampingi PCS secara bergiliran dan tetap melakukan koordinasi dengan PCS lain yang tidak sedang didampinginya. Pendampingan ini bertujuan agar PMS dapat dengan cepat mengetahui dan mengatasi permasalahan yang dihadapi PCS di lapangan, serta dapat langsung memeriksa dokumen hasil pencacahan setiap PCS selesai melakukan
wawancara
untuk
satu
rumah
tangga.
Pembagian
waktu
pendampingan untuk setiap PCS dilakukan oleh PMS secara berimbang antar PCS. Sebelum memulai pencacahan ke rumah tangga responden, koordinasi yang dilakukan oleh PMS adalah dengan mengadakan pertemuan dan ST2013-SHR.PCS
7
3
membahas beberapa hal antara lain: 1)
Pembagian lokasi tugas (blok sensus) pencacahan SHR 2014 untuk setiap PCS.
2)
Pembagian peta blok sensus, Daftar ST2013-SHR.DSRT, dan Daftar ST2013-SHR.S kepada PCS sesuai wilayah kerjanya.
3)
Menunjukkan peta desa/kelurahan SP2010-WA/ST2013-WA sebagai orientasi posisi blok sensus terpilih di desa/kelurahan.
4)
Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan perlengkapan petugas.
5)
Penyusunan strategi lapangan secara umum, termasuk identifikasi batas wilayah kerja secara bersama-sama berdasarkan peta blok sensus.
6)
Penyusunan jadwal kerja PMS dan PCS serta jadwal pertemuan di lapangan.
7)
Penyusunan strategi penyelesaian tugas sesuai jadwal. Selanjutnya,
PMS
dapat
melakukan
koordinasi
selama
periode
pencacahan SHR 2014 dengan pokok bahasan: 1) Evaluasi jalannya pelaksanaan pencacahan SHR 2014, 2) Penyelesaian permasalahan yang ditemui di lapangan berkaitan dengan pencacahan SHR 2014, 3) Strategi penyelesaian pencacahan SHR 2014 untuk kasus rumah tangga pertanian yang belum dapat ditemui, 4) Bila diperkirakan selama dalam periode pencacahan, jadwal kerja tidak dapat dipenuhi, PMS harus mengatur strategi agar pelaksanaan pencacahan dapat tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
8
ST2013-SHR.PCS
3.3.
Pelaksanaan lapangan Setiap PCS mempunyai tanggung jawab sekitar 3 blok sensus, dengan
jumlah sampel untuk setiap blok sensus sekitar 10 rumah tangga usaha tanaman hortikultura. Setelah PCS menerima peta blok sensus, ST2013SHR.DSRT, dan ST2013-SHR.S dari PMS, selanjutnya PCS bertugas secara individu untuk setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya, dibawah pengawasan PMS. 3.3.1. Identifikasi posisi rumah tangga sampel SHR 2014 pada peta blok sensus Peta wilayah yang digunakan untuk pelaksanaan lapangan SHR 2014 adalah: i
Peta desa. Digunakan oleh PMS dan PCS untuk identifikasi posisi blok sensus di dalam desa/kelurahan.
ii
Peta blok sensus. -
digunakan oleh PMS untuk identifikasi arah utara, batas luar blok sensus,dan identifikasi di dalam blok sensus seperti jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.),
-
digunakan oleh pencacah, untuk identifikasi posisi rumah tangga pertanian terpilih sampel SHR 2014. Sebelum pelaksanaan pencacahan, PCS harus memberi tanda panah
() yang mengarah pada simbol posisi rumah tangga sampel SHR 2014 pada peta blok sensus hail pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih dengan Daftar ST2013-PBS. Pemberian tanda tersebut dimaksudkan agar peta blok sensus ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mencari lokasi rumah tangga sampel SHR 2014. Prosedur pemberian tanda panah () pada peta sebagai berikut:
ST2013-SHR.PCS
9
1. Siapkan peta blok sensus hasil pencacahan ST 2013. 2. Bubuhkan nama kegiatan “SHR 2014” pada judul peta sehingga menjadi “SKETSA PETA BLOK SENSUS SHR 2014”. 3. Cari simbol posisi rumah tangga pertanian pada peta blok sensus ST 2013 yang memiliki nomor urut yang sama dengan nomor urut rumah tangga pertanian hasil pemutakhiran yang tercantum pada Daftar ST2013-SHR.DSRT blok III kolom (5). 4. Beri tanda panah () yang mengarah pada simbol posisi rumah tangga pertanian tersebut.
Gambar 1. Peta Blok Sensus Hasil Pemutakhiran Contoh pemberian tanda panah pada simbol posisi rumah tangga pertanian SHR 2014 pada peta blok sensus dapat dilihat pada Gambar 2.
10
ST2013-SHR.PCS
Gambar 2. Peta Blok Sensus SHR 2014 3.3.2. Identifikasi Batas Wilayah Kerja SHR 2014 Penelusuran wilayah kerja dimaksudkan agar PCS mengenali wilayah kerjanya sehingga dapat mengatur strategi kunjungan ke rumah tangga sampel. Penelusuran wilayah dilakukan oleh PCS sebelum melakukan pencacahan SHR 2014, dengan tahapan sebagai berikut: 1) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah
tersebut
dengan
membawa
surat
tugas
dari
BPS
Kabupaten/Kota. 2) Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang maksud,
tujuan,
dan
pelaksanaan
survei,
serta
menanyakan
informasimengenai karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dll). ST2013-SHR.PCS
11
3) Melakukan identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya. 3.3.3. Pencacahan Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Pencacahan mengunjungi
rumah
seluruh
tangga rumah
usaha tangga
tanaman
dilakukan
dengan
yang
tercetak
pada
Daftar ST2013-SHR.DSRT. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar ST2013-SHR.DSRT dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga usaha tanaman hortikultura pertama. 2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pencacahan rumah tangga usaha tanaman hortikultura dengan cara wawancara langsung kepada pengelola usaha sampel SHR 2014 dengan menggunakan Daftar ST2013-SHR.S. Wawancara harus dilakukan sampai seluruh pertanyaan pada Daftar ST2013-SHR.S selesai, lalu dilanjutkan ke rumah tangga berikutnya. 3) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar. 4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga tersebut untuk melakukan wawancara. 5) Lakukan pencacahan SHR 2014 untuk seluruh rumah tangga usaha tanaman hortikultura terpilih dalam 1 blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pencacahan SHR 2014 untuk rumah tangga usaha tanaman hortikultura terpilih pada blok sensus berikutnya yang menjadi tugas PCS. 6) Daftar ST2013-SHR.DSRT dan peta blok sensus harus diserahkan kembali kepada pengawas bersama-sama dengan hasil pencacahan Daftar ST2013-SHR.S, untuk selanjutnya dikirimkan kembali ke BPS Kabupaten/Kota.
12
ST2013-SHR.PCS
3.3.4. Rumah Tangga Terpilih Sampel Pemilihan sampel rumah tangga usaha hortikultura terpilih berdasarkan informasi rumah tangga usaha hasil pemutakhiran usaha komoditas pertanian terpilih yang dilaksanakan 1 bulan sebelum pencacahan lapangan. Karena adanya jarak waktu tersebut, ada kemungkinan terjadi beberapa perubahan baik dari sisi keberadaan rumah tangga maupun keberadaan usaha hortikultura rumah tangga terpilih. Solusi terkait kondisi tersebut sebagai berikut: 1) Apabila rumah tangga terpilih terpecah menjadi beberapa rumah tangga usaha tanaman hortikultura dan masih berada pada blok sensus yang sama, cukup dipilih satu rumah tangga, yaitu rumah tangga dimana kepala rumah tangga yang lama menjadi anggotanya. Apabila rumah tangga tersebut (kepala rumah tangga lama) bukan lagi rumah tangga usaha hortikultura, maka dipilih rumah tangga usaha budidaya tanaman hortikultura pecahannya yang lokasinya terdekat. 2) Apabila rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha hortikultura terpilih, maka rumah tangga tersebut tetap dicacah apabila mengusahakan salah satu komoditas jeruk, mangga, pepaya, pisang, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kencur, anggrek, mawar, dan krisan. Jika tanaman tanaman hortikultura yang diusahakan lebih dari satu komoditas, pilih komoditas utama (nilai produksi terbesar), kemudian sesuaikan isian Daftar ST2013-SHR.DSRT blok III kolom (9) dengan kode komoditas yang sesuai. 3) Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha tanaman hortikultura dari salah satu komoditas jeruk, mangga, pepaya, pisang, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kencur, anggrek, mawar, dan krisan, maka rumah tangga tersebut tidak perlu dicacah, dan tulisakan keterangan tersebut pada Daftar ST2013-SHR.DSRT Blok III berkode 4 (menolak dicacah) dan Daftar ST2013-SHR.S Blok XIII (CATATAN).
Dalam hal ini harus dilaporkan pada Pengawas/BPS
Kabupaten. ST2013-SHR.PCS
13
PMS dan PCS Melakukan Koordinasi Persiapan PMS Membagi kan Daftar ST2013-SHR.DSRT kepada PCS
PMS menerima peta desa, peta blok sensus, Daftar ST2013-SHR.DSBS, ST2013-SHR.DSRT dari BPS Kab/Kota
PCS menggambar simbol posisi rumah tangga sampel pada peta blok sensus PCS mencacah rumah tangga pertanian terpilih yang ada di daftar ST2013-SHR.DSRT dengan menggunakan daftar ST2013-SHR.S dan peta blok sensus
PCS menelusuri wilayah Blok sensus di lapangan
Setelah selesai 1 Blok Sensus, PCS menyerahkan dokumen ST2013SHR.DSRT dan ST2013-SHR.S dan peta blok sensus kepada PMS.
Tidak
PMS memeriksa,apakah : - dokumen ST2013-SHR.DSRT dan ST2013-SHR.S sudah konsisten? - isian ST2013-SHR.S sudah lengkap, konsisten, wajar dan jelas? - posisi tanda panah pada peta Yablok sensus sudah sesuai dengan ruta terpilih Ya
PMS menyerahkan dokumen ST2013.SHR.DSRT dan ST2013-SHR.S yang sudah clean, peta desa dan peta blok sensus kepada BPS Kabupaten/Kota
Gambar 2. Bagan Alur Pencacahan SHR 2014
14
ST2013-SHR.PCS
4
TATA CARA PENGISIAN ST2013-SHR.DSRT Bab ini berisi penjelasan mengenai tata cara pengisian Daftar ST2013SHR.DSRT. Daftar ini berisi nama kepala rumah tangga terpilih sampel Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Tahun 2014, beserta kode komoditas terpilih, dan hasil pencacahan setiap rumah tangga. BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Sudah tercetak. Untuk rumah tangga usaha tanaman hortikultura, digit pertama pada Nomor Kode Sampel (NKS) pada blok I rincian 107 tertulis huruf D. BLOK II. REKAPITULASI Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura terpilih setiap jenis komoditas dan rumah tangga yang berhasil dicacah, pindah ke luar blok sensus, tidak dapat diwawancara sampai dengan batas waktu pencacahan, atau menolak dicacah. Rincian 1. Jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura terpilih Isian Rincian 1, 1.a, 1.b, sampai dengan 1.n sudah tercetak. Rincian 2. Jumlah rumah tangga yang berhasil dicacah Isian Rincian 2 diperoleh dari banyaknya kode 1 di Blok III Kolom (10). Rincian 3. Jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus Isian Rincian 3 diperoleh dari banyaknya kode 2 di Blok III Kolom (10). Rincian 4. Jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan Isian Rincian 4 diperoleh dari banyaknya kode 3 di Blok III Kolom (10).
ST2013-SHR.PCS
15
Rincian 5. Jumlah rumah tangga yang menolak dicacah Isian Rincian 5 diperoleh dari banyaknya kode 4 di Blok III Kolom (10). BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH Kolom (1) s.d. Kolom (8): No. SLS, Satuan Lingkungan Setempat, Nomor BF, NomorBS, Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran, Nomor Urut Sampel, Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat. Isian kolom-kolom ini sudah tercetak untuk sepuluh rumah tangga sampel. Isian Kolom (7) yang sudah tercetak dapat diperbaiki apabila nama kepala rumah tangga berbeda dengan kondisi di lapangan, tetapi masih merupakan satu rumah tangga yang sama. Dalam hal ini dapat disebabkan ganti kepala rumah tangga. Perbaikan juga dapat dilakukan apabila ada perbedaan
alamat
yang
disebabkan
kesalahan
penulisan
pada
saat
pemutakhiran maupun pindah dalam blok sensus. Perbaikan nama kepala rumah tangga dapat dilakukan dengan mencoret nama yang tercetak, kemudian tuliskan perbaikan nama tersebut di sebelahnya. Perbaikan alamat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu mencoret alamat yang tercetak kemudian tuliskan perbaikan alamat di sebelahnya. Contoh: Sebelum perbaikan
Setelah perbaikan
Nama KRT
AMRAN GAJAH
Alamat
DUSUN 1
AMRAN GAJAHRAMLAN GAJAH DUSUN 1 DUSUN 2
Kolom (9): Komoditas Terpilih (Kode UKPT) Isian kolom ini sudah tercetak. Kode UKPT komoditas terpilih rumah tangga usaha tanaman hortikultura merupakan salah satu dari kode berikut: 2168 = Jeruk
2413 = Cabai Rawit
2171 = Pisang
2611 = Kunyit
2169 = Mangga
2631 = Jahe
16
ST2013-SHR.PCS
2170 = Pepaya
2609 = Kencur
2404 = Bawang Merah
2803.= Anggrek
2406 = Bawang Putih
2821 = Mawar
2440 = Cabai Merah
2819 = Krisan
Kolom (10): Hasil Pencacahan (Kode) Kolom ini diisi dengan kode yang sesuai dengan hasil pencacahan PCS. Hasil pencacahan sebagai berikut: a. Kode 1. Berhasil dicacah, apabila rumah tangga berhasil ditemui dan diwawancarai di lapangan. b. Kode 2. Pindah keluar blok sensus, apabila rumah tangga telah pindah alamat keluar blok sensus. c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan, apabiladiperoleh informasi dari sekitarnya bahwa rumah tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan periode pencacahan berakhir (rumah tangga sedang bepergian, dinas luar, dalam perawatan di rumah sakit, dan lain-lain). d. Kode 4. Menolak dicacah, apabila rumah tangga sampai dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan informasi. BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS Blok
ini
berisi
pengawas/pemeriksa
keterangan
(PMS).
pencacahan/pemeriksaan,
dan
Isikan
identitas
kode
bubuhkan
dan tanda
pencacah nama
(PCS)
petugas,
tangan
dan
tanggal
sebagai
bukti
pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar ST2013-SHR.DSRT. Rincian 1. Kode Petugas Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat unique dalam satu kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama menyatakan nomor urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 ST2013-SHR.PCS
17
adalah 0 (nol). Kode PCS terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4 menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan petugas. Rincian 2. Nama Petugas Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia. Rincian 3. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan/pemeriksaan sampai dengan selesai pencacahan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia. Rincian 4. Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar ST2013-SHR.DSRT. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/pemeriksaan. Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya.
18
ST2013-SHR.PCS
PENJELASAN JENIS TANAMAN TERPILIH 5.1.
Cakupan Komoditas Cakupan komoditas SHR 2014 terdiri dari tanaman semusim sebanyak
10 komoditas dan tanaman tahunan sebanyak 4 komoditas.
ST2013-SHR.PCS
19
5
5.2.
Penjelasan Komoditas Penjelasan jenis varietas untuk masing – masing komoditas disajikan
pada tabel berikut: Tabel 2. Tabel Komoditas Hortikultura No 1.
Komoditas/Kode Jeruk (2168)
Varietas
2.
Pisang (2171)
3.
Mangga (2169)
4.
Pepaya (2170)
5.
Bawang Merah (2404)
-
6.
Bawang Putih (2406)
-
7.
Cabai Merah (2440)
20
ST2013-SHR.PCS
Keterangan
Jeruk Siam, Jeruk Keprok, Jeruk Besar, Jeruk Manis/Baby Pacitan, Jeruk Lainnya
Kecuali: jeruk purut jeruk nipis
Pisang Mas/Lampung, Pisang Ambon, Pisang Kepok, Pisang Raja, Pisang Lainnya Mangga Arumanis, Mangga Cengkir Indramayu, Mangga Gedong Gincu, Mangga Gedong, Mangga Kweni/Kebembem, Mangga Manalagi, Mangga Lainnya Pepaya Besar/Dampit, Pepaya Sedang/Calina/Carissa, Pepaya Kecil/Hawaii, Pepaya Lainnya
Bentuk produksi: Buah segar
Cabai Merah Besar Cabai Merah Keriting
Bentuk produksi: Buah segar
Bentuk produksi: Buah segar
Kecuali: Pepaya gunung/ carica Bentuk produksi: Buah segar Bentuk produksi: Umbi kering dengan daun Bentuk produksi: Umbi kering dengan daun Bentuk produksi: Buah segar dengan tangkai
No 8.
Komoditas/Kode Cabai Rawit (2413)
-
Varietas
9.
Kunyit (2611)
-
10.
Jahe (2631)
11.
Kencur (2609)
12.
Anggrek (2803)
-
13.
Mawar (2821)
14.
Krisan (2819)
Keterangan Bentuk produksi: Buah segar dengan tangkai Bentuk produksi: Rimpang Bentuk produksi: Rimpang
Jahe Putih Besar (Jahe Gajah) Jahe Putih Kecil (Jahe Emprit) Jahe Merah
Cattleya Dendrobium Oncidium; anggrek golden shower Phalaenopsis; Anggrek bulan
-
Anggrek tanah Vanda
Krisan mini Delano (ungu) Rage (merah) Time (kuning)
Kecuali: Kencur yang hanya diambil daunnya saja Bentuk produksi: Rimpang Kecuali: Anggrek hutan Bentuk produksi: Bunga Potong
Bentuk produksi: Bunga Potong Bentuk produksi: Bunga Potong
ST2013-SHR.PCS
21
5.3.
Gambar komoditas hortikultura
Jeruk
Jeruk Siam
Jeruk Keprok
Jeruk Limau (tidak dicakup)
Jeruk Besar
Jeruk Baby Pacitan
Jeruk Purut (tidak dicakup)
22
ST2013-SHR.PCS
Pisang
Pisang
ST2013-SHR.PCS
23
Mangga
Mangga Arum manis
Mangga Gedong Gincu
24
ST2013-SHR.PCS
Mangga Manalagi
Mangga Cengkir Indramayu
Mangga Kweni
Pepaya
Pepaya Calina
Pepaya Panjang
Pepaya Hawaii
ST2013-SHR.PCS
25
Bawang Merah
Bawang Putih
26
ST2013-SHR.PCS
Cabai Merah
Cabai Merah Besar
Cabai Merah Keriting
Cabai Rawit
ST2013-SHR.PCS
27
Kunyit
28
ST2013-SHR.PCS
Jahe
Jahe Gajah
Jahe Emprit
ST2013-SHR.PCS
29
Kencur
Kencur Dipanen Muda/Diambil Daunnya Saja (tidak termasuk)
30
ST2013-SHR.PCS
Anggrek
Dendrobium
Cattleya
Anggrek Bulan
ST2013-SHR.PCS
31
Mawar
32
ST2013-SHR.PCS
Krisan
Krisan Delano (Ungu)
Krisan Time (Kuning)
Krisan Rage (Merah)
ST2013-SHR.PCS
33
34
ST2013-SHR.PCS
PENGISIAN DAFTAR
6
ST2013-SHR.S 6.1.
Tujuan dan Kegunaan Daftar
ST2013-SHR.S
ini
bertujuan
untuk
mengumpulkan
keterangan yang lebih rinci mengenai rumah tangga usaha tanaman hortikultura
yang
terpilih
sesuai
dengan
Daftar
ST2013-SHR.DSRT.
Keterangan yang dicakup meliputi keterangan demografi rumah tangga, penguasaan dan penggunaan lahan rumah tangga, keterangan usaha rumah tangga, keterangan ongkos/biaya produksi usaha, keterangan umum usaha, keterangan bangunan dan fasilitas tempat tinggal rumah tangga usaha tanaman hortikultura. Satu Daftar ST2013-SHR.S digunakan untuk mencacah satu jenis tanaman hortikultura terpilih didalam satu rumah tangga.
6.2.
Tata cara pengisian Keterangan yang dikumpulkan dalam daftar ST2013-SHR.S terdiri
dari 14 blok yaitu: Blok I
:
Keterangan Tempat
Blok II
:
Keterangan Petugas
Blok III
:
Keterangan Pencacahan
Blok IV
:
Keterangan Demografi Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih
Blok V
:
Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan Rumah Tangga Pada Saat Pencacahan
ST2013-SHR.PCS
35
Blok VI
:
Keterangan Usaha Rumah Tangga Tanaman Hortikultura Selama Setahun yang Lalu
Blok VII
:
Rekapitulasi Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih
Blok VIII
:
Keterangan Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih
Blok IX
:
Keterangan
Ongkos/Biaya
Produksi
Usaha
Tanaman
Hortikultura Terpilih Blok X
:
Keterangan Umum Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih Selama Setahun yang Lalu
Blok XI
:
Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah Tangga Pada Saat Pencacahan
Blok XII
:
Pengesahan
Blok XIII
:
Catatan
Jenis tanaman hortikultura terpilih Salin kode jenis tanaman hortikultura terpilih dari kode komoditas terpilih Daftar ST2013-SHR.DSRT blok III kolom (9). Tuliskan jenis tanaman hortikultura terpilih pada tempat yang disediakan (sesuai keterangan kode UKPT yang terdapat pada Daftar ST2013-SHR.DSRT). Blok I.
Keterangan Tempat Blok I merupakan keterangan identitas rumah tangga pertanian
hortikultura terpilih, sehingga blok ini harus terisi dengan benar sesuai Daftar ST2013-SHR.DSRT. Rincian 101 – 107 : Provinsi,
Disalin dari Daftar ST2013-SHR.DSRT.
Kabupaten/Kota,
Kecamatan,
Desa/Kelurahan,
Klasifikasi
desa/kelurahan, Nomor blok sensus dan Nomor kode sampel disalin dari daftar ST2013-SHR.DSRT Blok I Rincian 1 sampai dengan rincian 7. Rincian 108
:
Nomor SLS
Nomor SLS disalin dari daftar ST2013-SHR.DSRT Blok III kolom (1). 36
ST2013-SHR.PCS
Rincian 109 Nomor
:
Nomor Bangunan Fisik.
bangunan
fisik
disalin
dari
daftar
ST2013-SHR.DSRT
Blok III kolom (3). Rincian 110 Nomor
:
Nomor Bangunan Sensus.
bangunan
fisik
disalin
dari
daftar
ST2013-SHR.DSRT
Blok III kolom (4). Rincian 111 Nomor
urut
:
Nomor Urut Rumah Tangga.
rumah
tangga
disalin
dari
daftar
ST2013-SHR.DSRT
Blok III kolom (5). Rincian 112
:
Nomor Urut Sampel.
Nomor urut sampel disalin dari daftar ST2013-SHR.DSRT Blok III kolom (6). Rincian 113 Nama
kepala
:
Nama Kepala Rumah Tangga.
rumah
tangga
disalin
dari
daftar
ST2013-SHR.DSRT
Blok III kolom (7). Rincian 114
:
Nama Pemberi Informasi
Isikan nama pemberi informasi yang diwawancarai. Pemberi informasi harus anggota rumah tangga yang mengetahui usaha tanaman hortikultura terpilih. Rincian 115
:
Nomor Telepon/HP
Isikan nomor telepon/handphone pemberi informasi atau salah satu anggota rumah tangga usaha tanaman hortikultura terpilih. Blok II.
Keterangan Petugas
Blok ini terdiri dari 3 rincian yaitu nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan petugas. Rincian 201 – 203 :
Nama, Tanggal Pelaksanaan dan Tanda Tangan.
Tuliskan nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan petugas di kolom (2) untuk Pencacah (PCS) dan di kolom (3) untuk Pemeriksa/Pengawas (PMS). ST2013-SHR.PCS
37
Blok III.
Keterangan Pencacahan
Blok ini merupakan keterangan hasil pencacahan. Rincian 301
:
Hasil Pencacahan.
Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 4 dan salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. a. Kode 1. Berhasil dicacah apabila rumah tangga berhasil ditemui dan diwawancarai di lapangan. Apabila rumah tangga terpilih ternyata tidak mengusahakan tanaman hortikultura terpilih seperti yang tercantum dalam Daftar ST2013-SHR.DSRT kolom (9) tetapi mengusahakan salah satu tanaman hortikultura potensi (jeruk, pisang, pepaya, mangga, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, jahe, kencur, kunyit, anggrek, mawar, dan krisan) maka rumah tangga ini tetap dicacah dan jika berhasil diwawancarai maka keterangan pencacahan berkode 1 . Kemudian lakukan perbaikan Daftar ST2013-SHR.DSRT kolom (9) dengan mencoret kode dan mengganti kode tanaman hortikultura yang baru. b. Kode 2. Pindah keluar blok sensus apabila rumah tangga telah pindah alamat keluar blok sensus. c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan apabila diperoleh informasi dari sekitarnya bahwa rumah tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan periode pencacahan berakhir (rumah tangga sedang bepergian, dinas luar, dalam perawatan di rumah sakit, dan lain-lain). d. Kode 4. Menolak dicacah, apabila rumah tangga sampai dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan informasi.
38
ST2013-SHR.PCS
1. Jika rumah tangga terpilih ternyata tidak mengusahakan tanaman hortikultura terpilih seperti yang tercantum dalam Daftar ST2013SHR.S kolom (9) dan juga tidak mengusahakan salah satu tanaman hortikultura potensi (14 komoditas) yang lain maka keterangan pencacahan berkode 4 dan isi titik-titik dengan “bukan jenis
tanaman hortikultura terpilih”. 2. Jika rumah tangga tidak/belum panen jenis tanaman terpilih selama setahun yang lalu, maka keterangan pencacahan berkode 4 dan isi titik-titik dengan “tidak/belum panen”. 3. Jika rumah tangga hanya mengusahakan pembibitan tanaman hortikultura maka keterangan pencacahan berkode 4 dan isi titiktitik dengan “tidak/belum panen”.
Rincian 302 Blok IV.
:
Jika Rincian 301 berkode 2, 3, atau 4 maka STOP.
Keterangan Demografi Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan demografi rumah tangga pada saat pencacahan. Tuliskan jenis tanaman hortikultura terpilih pada tempat yang tersedia. Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan mengurus keperluannya sendiri. Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari kelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga
ST2013-SHR.PCS
39
tersebut atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut. Anggota rumah tangga adalah semua orang yang tergabung dalam satu kesatuan rumah tangga baik dalam satu tempat tinggal maupun tidak pada saat pencacahan. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Tamu yang telah tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih dan tamu yang telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6 bulan atau lebih, dianggap sebagai anggota rumah tangga. Seorang pembantu rumah tangga/sopir yang tinggal di rumah majikannya, dianggap sebagai anggota rumah tangga majikannya. Sebaliknya jika pembantu rumah tangga/sopir tersebut tidak tinggal di rumah majikannya, ia dianggap sebagai anggota rumah tangga di mana ia bertempat tinggal. Usaha adalah kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar atau menunjang kehidupan dan menanggung risiko. Usaha tanaman hortikultura adalah kegiatan yang menghasilkan produk tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat dengan
tujuan
sebagian
atau
seluruh
hasilnya
dijual/ditukar
atau
memperoleh pendapatan/keuntungan atas risiko usaha. Nilai produksi adalah nilai dari tanaman yang dihasilkan dari produksi biasanya merupakan hasil perkalian dari banyaknya produksi dengan harga per unit produksi tanaman tersebut. Harga per unit dinyatakan pada harga produsen pada saat tanaman tersebut diproduksi.
40
ST2013-SHR.PCS
Rincian 401
:
Banyaknya Anggota Rumah Tangga pada Saat Pencacahan.
Isikan berapa orang anggota rumah tangga pada saat pencacahan dan salin pada tempat yang tersedia. Rincian 402
:
Banyaknya Anggota Rumah Tangga (10 tahun keatas) yang Menjadi Petani Hortikultura Terpilih.
Isikan berapa orang anggota rumah tangga berumur 10 tahun keatas yang menjadi petani hortikultura terpilih pada saat pencacahan dan salin pada tempat yang tersedia. Anggota rumah tangga dikategorikan sebagai petani tanaman terpilih apabila anggota rumah tangga yang pada saat pencacahan, di rumah tangga tersebut
mengusahakan/membudidayakan
tanaman
terpilih
(tanaman
tahunan pada saat pencacahan dan tanaman semusim setahun yang lalu) di lahan yang dikuasai rumah tangga dan menanggung risiko (bukan buruh tani atau pekerja keluarga)
Rincian 403
:
Keterangan Petani Tanaman Hortikultura Terpilih
Apabila dalam 1 rumah tangga terdapat lebih dari 1 orang petani tanaman terpilih (rincian 402 ≥ 2), isikan keterangan petani yang memiliki nilai produksi paling besar selama setahun yang lalu.
Rincian 403.a
:
Nama
Tuliskan nama anggota rumah tangga yang menjadi petani tanaman hortikultura terpilih. Rincian 403.b
:
Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga.
Lingkari salah satu kode 1 – 8, hubungan anggota rumah tangga yang menjadi petani tanaman hortikultura terpilih pada rincian 403.a dengan kepala rumah tangga dan salin pada tempat yang tersedia. Kode hubungan dengan kepala rumah tangga yaitu:
ST2013-SHR.PCS
41
1. Kepala rumah tangga. 2. Istri/suami dari kepala rumah tangga. 3. Anak adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat oleh kepala rumah tangga. 4. Menantu adalah istri/suami dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 5. Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 6. Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga. 7. Famili lain adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah tangga misalnya adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek dan sebagainya. 8. Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau Istri/suami kepala rumah tangga, pembantu rumah tangga seperti tamu, teman, orang yang mondok dengan makan (indekost) dan sebagainya. Pembantu rumah tangga adalah seseorang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang, termasuk juga sopir yang tinggal dirumah majikannya. Rincian 403.c
:
Jenis Kelamin.
Lingkari kode 1 bila jenis kelamin petani tanaman hortikultura terpilih adalah laki-laki dan kode 2 bila perempuan. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 403.d
:
Umur.
Isikan umur petani tanaman hortikultura terpilih dan salin pada tempat yang tersedia. Umur dihitung sampai bulan dan tahun terakhir dengan 42
ST2013-SHR.PCS
pembulatan kebawah atau umur menurut ulang tahun yang terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi. Penjelasan : a. Jika umurnya 17 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 17 tahun. b. Apabila
responden
tidak
mengetahui
umurnya
dengan
pasti,
usahakanlah mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan kejadian-kejadian penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga paling tidak umurnya dapat diperkirakan lebih tepat. Peristiwa-peristiwa penting antara lain : a. Pendaratan Jepang (1942) b. Proklamasi Kemerdekaan RI (1945) c.
Pemilu I (1955), Pemilu II (1971), Pemilu III (1976), Pemilu IV (1981), Pemilu V (1986)
d. Pemberontakan G.30.S/PKI (1965) c.
Karena untuk umur tersedia 2 tempat, maka untuk yang umurnya lebih dari 98 tahun agar dituliskan sebagai 98. Contoh : Umur 99 tahun
Rincian 403.e
9 8 :
Umur 101 tahun
9 8
Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki.
Lingkari salah satu kode 1 – 8, Ijazah/STTB yang dimiliki petani tanaman hortikultura terpilih dan salin pada tempat yg tersedia. Sekolah adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Ijazah/STTB adalah surat keterangan yang diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta.
ST2013-SHR.PCS
43
Tidak/belum tamat SD adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Rakyat, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, atau Paket A1 s.d A100. Mereka yang tamat SD 3 tahun atau sederajat dianggap tidak tamat SD. Tamat Sekolah Dasar (SD)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Dasar, Sekolah Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A1 s.d A100 atau Madrasah Ibtidaiyah. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/Setara misalnya SLTP, SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah atau tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kejuruan misalnya SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Kursus Karyawan Perusahaan, Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Setara misalnya SMU, SLTA, SMA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah. Atau tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Kejuruan misalnya SPMA, SMKK, SMEA, STM, SPG, KPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA. Tamat D1/D2 adalah tamat dan mempunyai ijazah program D1/D2 seperti Program Diploma I dan II, PGSLP, D1 Sekretaris, D1 Komputer. Tamat Akademi/D3 adalah tamat dan mempunyai ijazah Akademi atau yang telah mendapatkan gelar Sarjana Muda pada suatu fakultas. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di tingkat 4 atau 5 tetap dimasukkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
44
ST2013-SHR.PCS
Tamat D4/S1adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan diploma IV, akta IV atau V dan sarjana pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Tamat S2/S3 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan pasca sarjana, doktor atau spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Penjelasan: Bila Seseorang telah memiliki Ijazah/STTB pada jenjang sekolah tertentu tetapi hilang, maka dianggap memiliki ijazah/STTB. Contoh 1: Pak Widyo adalah seorang petani jeruk. Pak Widyo mempunyai 3 orang anak yang tinggal bersamanya dan seorang istri. Ketiga anak Pak Widyo adalah sarjana pertanian. Anak pertama Pak Widyo yang bernama Andi (32 tahun) menanam pepaya dilahan sewa, sedangkan Anton (27 tahun) dan Dimas (25 tahun) anak kedua dan ketiga Pak Widyo mengikuti jejak ayahnya menjadi petani jeruk. Dalam pengusahaannya, Anton dan Dimas mengelola usaha pertaniannya secara terpisah dengan Pak Widyo. Selama setahun yang lalu, jeruk dari Dimas menghasilkan pendapatan terbesar diantara yang lain. Jika rumahtangga Pak Widyo terpilih menjadi sampel SHR dengan tanaman terpilih adalah jeruk, maka pengisian untuk blok IV adalah
5
3
DIMAS
ST2013-SHR.PCS
45
Blok V.
Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan Rumah Tangga
Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai penguasaan dan penggunaan lahan pada saat pencacahan. Penggunaan lahan yang dimaksud adalah lahan yang benar-benar diusahakan pada saat pencacahan. Rincian 501
:
Penguasaan Lahan (m2).
Kolom (1)
:
Status Lahan.
a. Lahan yang dimiliki meliputi : 1. Lahan pembelian adalah lahan yang didapat secara pembelian baik tunai maupun angsuran. 2. Lahan warisan adalah lahan yang diterima oleh ahli waris berdasarkan pembagian dari harta orang yang telah meninggal dunia. 3. Lahan hibah adalah lahan yang diterima/didapat secara cuma-cuma dari barang/harta orang yang masih hidup. 4. Lahan yang dimiliki berdasarkan : a. Land Reform b. Permohonan biasa c. Pembagian lahan transmigrasi d. Pembagian lahan dari pembukaan hutan e. Hukum adat f. Penyerahan dari program perkebunan inti rakyat (PIR) b. Lahan yang berasal dari pihak lain adalah lahan yang diperoleh secara bagi hasil, sewa, gadai, bengkok maupun lainnya.
46
ST2013-SHR.PCS
1. Lahan bagi hasil (sakap) adalah lahan sewa yang dibayar dengan hasil panen. Besarnya bagian panen yang akan diserahkan kepada pemilik lahan sudah ditentukan lebih dahulu, seperti setengah atau sepertiga dari hasil panen. Istilah-istilah yang dipakai dibeberapa daerah antara lain maro, meniga, martilu, toyo, nengah, jejuron, kujang dan mampatigoi. 2. Lahan sewa adalah lahan yang berasal dari pihak lain dengan membayar sewa yang besarnya sewa sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Dalam sewa menyewa pemilik lahan tidak ikut menanggung ongkos-ongkos produksi maupun risiko dari penggarapan lahannya. 3. Lahan gadai adalah lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan pinjaman uang pihak yang menggadaikan lahannya. Lahan tersebut dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan membayar kembali hutangnya. 4. Lahan bengkok/pelungguh adalah lahan milik desa/kelurahan yang dikuasakan kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji atau pensiun. 5. Lainnya yaitu lahan bebas sewa, serobotan dan lahan garapan lainnya. c. Lahan yang berada di pihak lain meliputi : 1. Lahan yang disewakan 2. Lahan yang dibagi hasilkan 3. Lahan yang digadaikan 4. Lahan yang diserahkan kepada pihak lain dengan bebas sewa 5. Lahan yang dikuasai pihak lain secara tidak sah. ST2013-SHR.PCS
47
d. Lahan yang dikuasai (rinci. a + rinc. b - rinc. c) adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian Lahan yang diusahakan adalah lahan yang dikuasai dan dikelola untuk usaha pertanian, termasuk lahan yang sementara tidak diusahakan karena menunggu musim selama kurang dari 1 tahun. Lahan sementara tidak diusahakan adalah lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (selama 1 sampai 2 tahun) tidak dikelola/diusahakan. Sedangkan lahan yang tidak diusahakan/dikelola selama lebih dari 2 tahun tidak termasuk lahan pertanian (lahan tidur). e. Penggunaan lahan pertanian yang dikuasai selama setahun yang lalu 1) Diusahakan untuk tanaman hortikultura terpilih, adalah luas lahan baku dari lahan yang digunakan untuk usaha tanaman hortikultura terpilih selama setahun yang lalu baik berupa lahan sawah maupun bukan
sawah.
Lahan
pekarangan
yang
ditanami
tanaman
hortikultura, dikategorikan sebagai lahan pertanian bukan sawah. 2) Lainnya, merupakan luas lahan yang dikuasai dikurangi lahan yang diusahakan untuk tanaman hortikultura terpilih selama setahun yang lalu. [R.d – R.e.1)] Kolom (2) – kolom (3): Lahan Pertanian Sawah dan Bukan Sawah Isikan luas lahan sawah dan bukan sawah (m2) untuk rincian 501 a – 501 e ke dalam tempat yang tersedia. Lahan pertanian adalah lahan yang diusahakan/pernah diusahakan untuk pertanian selama setahun yang lalu misalnya lahan yang ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan yang ditanami rumput untuk 48
ST2013-SHR.PCS
penggembalaan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya. Lahan pertanian sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami hortikultura sawah tanpa memandang di mana diperoleh/status lahan tersebut. Lahan tersebut termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi & Bangunan (PBB), Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami hortikultura dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami hortikultura maupun palawija. Lahan pertanian bukan sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya. Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi, dimasukkan dalam lahan pertanian bukan sawah. Lahan pertanian bukan sawah terdiri dari : Huma adalah lahan kering yang biasanya ditanami tanaman semusim dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi. Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah subur. Ladang, tegalan/kebun adalah lahan kering yang ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah. Lahan yang dibiarkan kosong kurang dari satu tahun (menunggu masa penanaman yang akan datang), dianggap sebagai kebun/tegal apabila hendak ditanami tanaman semusim/ tahunan atau dianggap sebagai lahan perkebunan apabila akan ditanami tanaman perkebunan.
ST2013-SHR.PCS
49
Kolam/tebat/empang adalah lahan yang digunakan untuk pemeliharaan/ pembenihan ikan dan biota lainnya, baik yang terletak dilahan sawah ataupun lahan bukan sawah. Tambak air payau adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan/saluran) untuk menahan/menyalurkan air payau yang biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan bandeng, udang atau biota lainnya. Letak tambak tidak jauh dari laut dan airnya payau. Lahan perkebunan adalah lahan untuk budidaya tanaman perkebunan baik yang diusahakan oleh rakyat maupun perkebunan besar. Lahan hutan Negara adalah lahan yang digunakan untuk tanaman kayukayuan (tanaman tahunan) seperti angsana, sengon dan bambu. Lahan untuk penggembalaan/padang rumput adalah lahan yang khusus digunakan untuk penggembalaan ternak. Lahan yang sementara tidak diusahakan (dibiarkan kosong lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak dianggap sebagai lahan penggembalaan/padang rumput meskipun ada hewan yang digembalakan disana. Lainnya, misalnya lahan yang digunakan untuk kandang, tanaman hias dan sebagainya. Kolom (4)
:
Lahan Bukan Pertanian
Isikan luas lahan bukan pertanian (m2) untuk rincian 501 a - 501 e ke dalam tempat yang tersedia. Lahan bukan Pertanian, meliputi : Lahan untuk bangunan dan halaman sekitar Lahan untuk bangunan rumah
serta
halaman
biasanya
diberi
pagar
atau
batas
tanpa
memperhatikan ditanami atau tidak, termasuk lahan untuk usaha selain pertanian seperti
warung, bengkel, toko dan sejenisnya yang bukan
merupakan bangunan tempat tinggal. Jika lahan disekitar rumah tersebut tidak jelas batas-batasnya dengan tegal/kebun, maka dimasukkan kedalam lahan tegal/kebun. Lahan lainnya meliputi jalan, saluran air, lapangan olah raga, lahan tandus, berpasir, terjal dan lahan berkapur, termasuk lahan yang digunakan untuk pembuatan genteng, batu bata dan sebagainya. Lahan tersebut dapat berasal dari lahan sawah dan lahan bukan sawah yang tidak diusahakan selama lebih dari 2 tahun. 50
ST2013-SHR.PCS
Kolom (5)
:
Jumlah Kolom (2 + 3 + 4)
Isikan jumlah luas lahan yaitu kolom (2) + kolom (3) + kolom (4) dalam (m2) untuk rincian 501 a sampai dengan 501 e ke dalam tempat yang tersedia. Contoh pengisian Rincian 404. Contoh 2: Luas lahan sawah 62,5 bata, sedangkan 1 bata = 14 m2 , jadi luas lahan sawah yang diisikan adalah 62,5 X 14 m2 = 875 m2. Contoh 3: Luas lahan sawah 20 rante, sedangkan 1 rante = 400 m2, jadi luas lahan sawah yang diisikan adalah 20 X 400 m2 = 8000 m2. Contoh 4: Pak Sutar memiliki lahan seluas 1,2 ha yaitu lahan sawah 0,5 ha
yang
ditanami padi dan lahan bukan sawah 0,7 ha ditanami pepaya (0,4 ha) dan jeruk (0,3 ha). Serta rumah dan pekarangan seluas 500 m2. Pak Sutar meminjam uang sebesar Rp. 2.500.000,- pada Pak Dahlan dengan jaminan bahwa lahan bukan sawah yang dimiliki Pak Sutar seluas 0,3 ha harus diserahkan kepada Pak Dahlan sampai Pak Sutar dapat melunasi hutangnya. Maka Pak Dahlan menguasai lahan dari pihak lain (gadai) seluas 0,3 ha = 3.000 m2, sedangkan lahan Pak Sutar seluas 0,3 ha = 3.000 m2 berada dipihak lain. Lahan Pak Sutar Lahan sawah yang dimiliki dan dikuasai ditanami padi : 5 000 m2 Lahan bukan sawah yang dimiliki: 7 000 m2
Lahan bukan sawah : 3 000 m2 :- Lahan berada di pihak lain (Pak Dahlan) - ditanami pohon jeruk 2:
4 000 m - Lahan yang dikuasai Pak Sutar - ditanami pohon pepaya Lahan bukan pertanian yang dimiliki dan dikuasai: 500 m2 (rumah dan pekarangan)
ST2013-SHR.PCS
51
Maka pengisian rincian 501.a s/d 501.e untuk rumah tangga Pak Sutar:
5 0 0 0
7 0 0 0
5 0 0
3 0 0 0 5 0 0 0
4 0 0 0
4 0 0 0
5 0 0 0
Blok VI
:
1 2 5 0 0
3 0 0 0 5 0 0
9 5 0 0
4 0 0 0
5 0 0 0
Keterangan Usaha Rumah Tangga Tanaman Hortikultura Selama Setahun yang Lalu
Blok ini merupakan keterangan tentang usaha tanaman hortikultura selama setahun yang lalu yang dipanen sendiri, ditebaskan, dan diijonkan. Tuliskan jenis tanaman hortikultura terpilih pada tempat yang tersedia di pojok kanan atas.
52
ST2013-SHR.PCS
Rincian 601
:
Keterangan panen tanaman hortikutura (tuliskan tanaman hortikultura terpilih pada rincian a)
Kolom (1)
:
Jenis dan Kode Tanaman.
Tuliskan jenis tanaman hortikultura yang diusahakan dan isikan kode tanaman pada tempat yang tersedia. Jenis tanaman hortikultura yang tercatat dalam blok ini hanya untuk 14 jenis
tanaman
hortikultura
yang
terdapat
dalam
Daftar ST2013-SHR.DSRT.
Tuliskan pada baris pertama untuk tanaman hortikultura terpilih
Tuliskan pada baris kedua dan selanjutnya untuk 14 jenis tanaman hortikultura selain baris pertama yang mempunyai nilai produksi terbesar menurut pengakuan petani.
Contoh 5: Rumah tangga Pak Aan adalah rumah tangga yang mengusahakan tanaman ubi kayu, bawang merah, tomat, jeruk, dan cabai rawit. Pak Aan terpilih sebagai petani cabai rawit, maka pengisian rincian 601 kolom (1) yaitu a. Cabai Rawit; b. Bawang merah; c. Jeruk. Kolom (2)
:
Satuan
Luas
Panen/Jumlah
Tanaman
Menghasilkan. Isikan kode 1 jika satuannya pohon, kode 2 jika rumpun (tanaman hortikultura tahunan) dan kode 3 jika satuan m2 (tanaman hortikultura semusim) pada tempat yang tersedia. Kolom (3)
:
Jumlah
Luas
Panen/Jumlah
Tanaman
Menghasilkan. Isikan luas panen/jumlah tanaman menghasilkan baik dipanen sendiri, ditebaskan, atau diijonkan untuk setiap jenis tanaman yang terdapat di kolom (1) pada tempat yang tersedia. ST2013-SHR.PCS
53
Luas panen adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur. Dalam hal ini termasuk tanaman yang hasilnya sebagian saja dapat dipungut (paling sedikit 11 persen) yang mungkin disebabkan karena mendapat serangan organisme pengganggu tumbuhan atau bencana alam. Tanaman yang menghasilkan adalah tanaman yang pada bulan yang bersangkutan dipetik hasilnya. Jumlah pohon/rumpun adalah jumlah tanaman yang betul-betul dipetik hasilnya selama setahun yang lalu. Dalam hal ini tidak termasuk tanaman yang belum dipetik hasilnya karena masih muda atau sedang berbunga atau tanaman yang pernah berbuah tetapi pada setahun yang lalu sedang tidak berbuah sehingga tidak dapat dipetik hasilnya. Kolom (4) – (15)
:
Bulan Panen.
Isikan kode 1 jika panen pada kolom 4 s/d 15 atau kode – jika tidak panen. Bulan panen adalah bulan pada saat dilakukan pemanenan. Kode bulan panen : Kode
Bulan
Kode
Bulan
Kode
Bulan
1
Januari
5
Mei
9
September
2
Februari
6
Juni
10
Oktober
3
Maret
7
Juli
11
November
4
April
8
Agustus
12
Desember
Kolom (16)
:
Bulan puncak panen
Isikan kode bulan puncak panen menurut pengakuan responden. Bulan puncak panen adalah bulan panen dengan jumlah produksi terbanyak. Kolom (17)
:
Sistem pemanenan
Isikan sistem pemanenan yang dilakukan oleh petani untuk setiap jenis tanaman yang diusahakan.
54
ST2013-SHR.PCS
1.
Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh rumah tangga petani, termasuk menggunakan tenaga kerja dibayar, tenaga kerja tidak dibayar, maupun secara borongan/bawon.
2.
Ditebaskan adalah apabila hasil produksi tanaman dijual kepada penebas pada saat tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab penebas/ pembeli.
3.
Diijonkan adalah bila hasil produksi tanaman dijual sebelum masa panen. Selanjutnya, pemeliharaan tanaman tersebut menjadi tanggung jawab pengijon.
Blok VII
:
Rekapitulasi usaha tanaman hortikultura terpilih (diisi setelah blok VIII dan IX terisi)
Blok ini merupakan rekapitulasi nilai produksi dan ongkos/biaya produksi dari tanaman hortikultura terpilih dari Blok VIII dan IX. Rincian 701.
: Nilai produksi
Disalin dari Blok VIII rinc. 804.c kol (4) untuk musim kemarau dan tanaman tahunan, dan kol (8) untuk musim hujan. Rincian 702.
: Ongkos/biaya produksi (a+b+c+d+e+f+g+h)
Isikan ongkos/biaya produksi dari tanaman hortikultura semusim dengan menjumlahkan rincian a+b+c+d+e+f+g+h a. Benih [Blok IX rinc. 901 kol (8) atau kol (15)] Isikan nilai dari pengeluaran benih dari usaha tanaman hortikultura terpilih. Salin isian dari kol (8) jika merupakan pengeluaran benih pada tanaman semusim di musim kemarau dan untuk tanaman tahunan, salin isian kol (15) jika tanaman semusim tersebut ditanam pada musim hujan. b. Pupuk [Blok IX rinc. 902 kol (8) atau kol (15)] Isikan nilai dari pengeluaran pupuk dari usaha tanaman hortikultura terpilih. Salin isian dari kol (8) jika merupakan pengeluaran pupuk pada ST2013-SHR.PCS
55
tanaman semusim di musim kemarau dan untuk tanaman tahunan, salin isian kol (15) jika tanaman semusim tersebut ditanam pada musim hujan. c. Pestisida/fungisida/insektisida [Blok IX rinc. 903 kol (8) atau kol (15)] Isikan nilai dari pengeluaran pestisida dari usaha tanaman hortikultura terpilih. Salin isian dari kol (8) jika merupakan pengeluaran pestisida pada tanaman semusim di musim kemarau dan untuk tanaman tahunan, salin isian kol (15) jika tanaman semusim tersebut ditanam pada musim hujan. d. BBM [Blok IX rinc. 904 kol (8) atau kol (15)] Isikan nilai dari pengeluaran BBM dari usaha tanaman hortikultura terpilih. Salin isian dari kol (8) jika merupakan pengeluaran BBM pada tanaman semusim di musim kemarau dan untuk tanaman tahunan, salin isian kol (15) jika tanaman semusim tersebut ditanam pada musim hujan. e. Jaring pelindung/shading net [blok IX rinc. 905 kol (8) atau kol (15)] Isikan nilai dari pengeluaran jaring pelindung/shading net dari usaha tanaman hortikultura terpilih. Salin isian dari kol (8) jika merupakan pengeluaran jaring pelindung/shading net pada tanaman semusim di musim kemarau dan untuk tanaman tahunan, salin isian kol (15) jika tanaman semusim tersebut ditanam pada musim hujan. f.
Mulsa [Blok IX rinc. 906 kol (8) atau kol (15)] Isikan nilai dari pengeluaran mulsa dari usaha tanaman hortikultura terpilih. Salin isian dari kol (8) jika merupakan pengeluaran mulsa pada tanaman semusim di musim kemarau dan untuk tanaman tahunan, salin isian kol (15) jika tanaman semusim tersebut ditanam pada musim hujan.
g. Tenaga kerja [Blok IX rinc. 908.a.10 kol (8) atau 908.b.10 kol (8)] Isikan nilai dari pengeluaran tenaga kerja dari usaha tanaman hortikultura terpilih. Salin isian dari kol (8) jika merupakan pengeluaran tenaga kerja pada tanaman semusim di musim kemarau dan untuk tanaman tahunan,
56
ST2013-SHR.PCS
salin isian 908.b.kol (8) jika tanaman semusim tersebut ditanam pada musim hujan. h. Pengeluaran lainnya [Blok IX rinc. 909.j kol (8) atau kol (15)] Isikan nilai dari pengeluaran pengeluaran lainnya dari usaha tanaman hortikultura terpilih. Salin isian dari kol (8) jika merupakan pengeluaran pengeluaran lainnya pada tanaman semusim di musim kemarau dan untuk tanaman tahunan, salin isian kol (15) jika tanaman semusim tersebut ditanam pada musim hujan. Rincian 703
: Pendapatan (R.701. – R.702)
Isikan pendapatan rumah tangga dengan mengurangkan rincian 701 dengan rincian 702. Periksa kewajaran isian rincian 703 untuk masingmasing kolom. Pengisian Blok VIII dan IX hanya untuk tanaman hortikultura terpilih yang dipanen sendiri dan atau ditebaskan [Blok VI. Rincian a Kol (17) berkode 1, 2, atau 3]
Untuk tanaman semusim pada bidang yang dipanen terakhir setiap musim tanam setahun yang lalu
Blok VIII
Untuk tanaman tahunan adalah kumulatif setahun yang lalu.
: Keterangan Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih
(Tanaman semusim pada bidang yang dipanen terakhir setiap musim tanam selama setahun yang lalu. Tanaman tahunan kumulatif setahun yang lalu dari petani terpilih) Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan rinci tentang usaha tanaman hortikultura terpilih dari petani terpilih. Tuliskan nama dan kode jenis tanaman hortikultura terpilih pada tempat yang tersedia.
ST2013-SHR.PCS
57
Rincian 801
:
Kategori Jenis Tanaman Hortikultura Terpilih.
Lingkari kode 1 jika kategori jenis tanaman hortikultura yang terpilih adalah tanaman semusim. Lingkari kode 2 jika tanaman tahunan kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Jika kode 2 langsung ke rincian 803. Rincian 802
:
Tanaman Semusim.
Rincian ini terisi jika rincian 801 berkode 1 (tanaman semusim). Keterangan yang dicatat pada rincian ini adalah keterangan mengenai usaha tanaman semusim pada bidang yang dipanen terakhir setiap musim tanam setahun yang lalu dari petani terpilih. Setiap uraian pada rincian ini terbagi atas dua musim tanam, yaitu: 1. Musim Kemarau (MK) jika tanaman semusim terpilih ditanam pada bulan Februari – September 2013 dan atau Februari – Mei 2014 2. Musim Hujan (MH) jika tanaman semusim terpilih ditanam pada bulan Oktober 2013 – Januari 2014. Tanaman semusim mencakup bawang merah, cabai
merah, cabai rawit,
kunyit, jahe, kencur, bawang putih, anggrek, dan krisan. Rincian 802.a
:
Apakah melakukan penanaman?
Isikan kode 1 jika melakukan penanaman pada musim tanam dan isikan 2 jika tidak pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Jika kol (2) dan kol (3) berkode 2 maka ganti jenis tanaman hortikultura dengan jenis tanaman hortikultura terpilih lainnya. Jika rumah tangga hanya mengusahakan satu jenis tanaman, maka “STOP” dan isikan kode 4 pada Blok III rincian 301, dengan menuliskan “bukan jenis tanaman hortikultura terpilih”
58
ST2013-SHR.PCS
Rincian 802.b
:
Jika Rincian 802 a berkode 1, apakah melakukan panen selama setahun yang lalu
Isikan kode 1 jika melakukan panen pada musim tanam dan isikan 2 jika tidak pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Jika kol (2) dan kol (3) berkode 2 maka ganti jenis tanaman hortikultura dengan jenis tanaman hortikultura terpilih lainnya. Jika rumah tangga hanya mengusahakan satu jenis tanaman, maka “STOP” dan isikan kode 4 pada Blok III rincian 301, dengan menuliskan “tidak/belum panen” Rincian 802.c
:
Jika rincian 802.b kol (2) dan/atau (3) berkode 1, apakah berasal dari bidang yang sama
Isikan kode 1 jika berasal dari bidang yang sama, dan kode 2 jika tidak terasal dari bidang yang sama pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Bidang
adalah
sehamparan
tanah
yang
dikuasai
oleh
suatu
rumahtangga/badan yang dibatasi oleh sungai, jalan umum, hutan, selokan umum dan semacamnya atau dibatasi oleh lahan yang dikuasai pihak lain atau jenis lain. Rincian 802.d
:
Jenis lahan utama
Isikan kode 1 jika dalam mengusahakan tanaman hortikultura terpilih di lahan pertanian sawah dan kode 2 lahan pertanian bukan sawah pada tempat yang tersedia pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Rincian 802.e
:
Sistem Penanaman.
Isikan kode1 jika sistem penanaman untuk tanaman hortikultura terpilih secara tunggal dan kode 2 tumpang sari/sela/campuran pada tempat yang tersedia pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Tanaman tunggal (monokultur) adalah suatu pola tanam dari satu jenis tanaman yang ditanam dalam suatu bidang lahan pada satu periode/musim tanam.
ST2013-SHR.PCS
59
Tumpang sari/sela adalah suatu penanaman pada sebidang lahan dengan lebih dari satu jenis tanaman ditanam dan tumbuh bersama dengan jarak tanam dan larikan yang teratur. Biasanya salah satu tanaman tersebut merupakan tanaman pokok. Tumpang sari ada dua macam yaitu : 1.
Tumpang sari yang umurnya sama (intercropping) adalah menanam dan memanen bisa dilakukan bersamaan. Contoh : Cabai hijau dengan tomat
2.
Tumpang sari yang umurnya berbeda (interplanting), disebut juga tanaman sela, yaitu tanaman semusim yang ditanam diantara tanaman tahunan. Contoh : Cabai rawit dengan pisang.
Tanaman campuran adalah penanaman pada sebidang lahan dimana terdapat lebih dari satu jenis tanaman dan tumbuh bersama tanpa jarak tanam dan larikan yang teratur tetapi bercampur secara acak. Rincian 802.f
:
Cara Penanaman.
Isikan kode 1 jika cara penanaman untuk tanaman hortikultura terpilih secara teratur dan kode 2 tidak teratur pada tempat yang tersedia pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Penanaman teratur adalah cara penanaman yang dilakukan dengan jarak antar tanaman mengikuti pola yang teratur (tanaman tunggal dan tumpang sari). Penanaman tidak teratur adalah cara penanaman yang dilakukan secara terpencar dengan jarak tanam yang tidak teratur dan atau jarak tanamnya lebih besar dari 3 kali jarak tanam normal di wilayah yang bersangkutan. Rincian 802.g
:
Jarak Tanam.
Jika rincian 802.f berkode 1 (cara penanaman teratur), tuliskan jarak tanam antar baris (rincian 802.g.1) dan antar lajur (rincian 802.g.2) dalam sentimeter (cm) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. 60
ST2013-SHR.PCS
Rincian 802.h
:
Frekuensi Tanam Selama Setahun yang Lalu.
Isikan berapa kali tanam selama setahun yang lalu pada bidang yang dipanen terakhir kolom musim tanam yang bersesuaian. Rincian 802.i
:
Frekuensi Panen Selama Setahun yang Lalu.
Isikan berapa kali panen selama setahun yang lalu pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Contoh 6: Pak Aldy terpililh sebagai sampel ST2013-SHR.S untuk tanaman Bawang Merah. Pak Aldy mempunyai lahan sawah seluas 500 meter persegi. Lahan tersebut ditanami Bawang Merah dan Kubis secara bergantian. Pada bulan Juli 2013 ditanami Bawang Merah, yang dipanen pada bulan Oktober 2013. Bulan Desember 2013 ditanami Kubis yang dipanen pada bulan Maret 2014. Kemudian ditanami Bawang Merah lagi pada bulan Mei 2014 (diperkirakan panen di bulan Agustus 2014). Maka rincian 802 yang terisi adalah pada kolom (2), karena bawang merah ditanam pada periode musim kemarau, yaitu bulan Juli dan Mei.
T11
P11
T21
Rincian 802.h kol (2) = 2 Rincian 802.i kol (2) = 1 Rincian 802.j
:
Bulan Panen Terakhir.
Isikan kode bulan panen terakhir pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Rincian 802.k
:
Luas Panen.
Isikan luas panen (m2) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. ST2013-SHR.PCS
61
Contoh 7: Pak Yahya terpilih sebagai sampel SHR 2014 untuk komoditas bawang merah. Pada bulan Februari 2013 Pak Yahya menanam bawang merah dilahan seluas 2000 m2 yang dipanen dibulan Mei 2013. Pada bulan Juli 2013 Pak Yahya kembali menanam bawang merah seluas 3000 m2 yang dipanen bulan Oktober 2013. Maka pengisian luas panen untuk rumah tangga pak yahya adalah sebesar 3000 m2 pada kolom (2). Karena bidang yang dipanen terakhir oleh Pak Yahya adalah bidang seluas 3000 m2 yang dipanen di bulan Oktober 2013. Rincian 802.l
:
Cara Pemanenan.
Isikan kode 1 jika cara pemanenan dilakukan sekaligus dan kode 2 jika cara pemanenan dilakukan berulang kali pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Jika rincian 802.l berkode 1 maka langsung ke rincian 804. Rincian 802.m
:
Jika Rincian 802.l berkode 2, Frekuensi Pemetikan dalam Satu kali Masa Produktif.
Isikan berapa kali petik dalam satu kali masa produktif dan salin isian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Jika dalam satu hari dilakukan beberapa kali pemetikan, dianggap satu kali pemetikan. Satu kali Masa Produktif
adalah masa produktif tanaman mulai dari
tanaman pertama kali dipetik sampai dengan tanaman di bongkar. Sedangkan untuk kasus tanaman semusim yang tidak bongkar seperti cabai atau anggrek maka isikan jumlah pemetikan selama setahun yang lalu. Contoh 8: Pak Namnung menanam cabai rawit pada bulan Juli 2013 dan dibongkar pada bulan Maret 2014. Dari tanam sampai dibongkar tanaman cabai rawit tersebut petik sebanyak 16 kali dan menanam kembali pada bulan Mei 2014 maka frekuesi panen dalam 1 kali masa produktif adalah sebanyak 16 kali. 62
ST2013-SHR.PCS
Contoh 9: Pak Aris petani bawang merah memiliki 2 bidang lahan yang ditanami bawang merah. Bidang pertama ditanami bawang merah pada bulan September 2013 dan dipanen bulan Desember 2013, kemudian tanam lagi di bulan Mei 2014, panen diperkirakan pada akhir Juli 2014. Pada bidang kedua ditanami bawang merah pada minggu kedua Oktober 2013, dan dipanen pada akhir Januari 2014. Tanam
Bidang
Panen
Frekuensi
Bulan
Frekuensi
Bulan
2
Sep 2013
1
Des 2013
1
Jan 2014
I
Mei 2014 II
1
Okt 2013
Apabila pencacahan dilakukan pada 1 Juli 2014, maka pengisian untuk blok VIII rincian 802. adalah Uraian
Musim tanam Kolom (2)
Kolom (3)
a.
1
1
b.
1
1
c.
2
2
h.
2
1
i.
1
1
Tuliskan nama dan kode jenis tanaman hortikultura terpilih pada tempat yang tersedia. Rincian 803
: Tanaman Tahunan
Rincian ini terisi jika rincian 801 berkode 2 (tanaman tahunan). Tanaman tahunan mencakup jeruk, mangga, pepaya, dan pisang.
ST2013-SHR.PCS
63
Rincian 803.a
:
Cara Penanaman.
Isikan kode 1 jika cara penanaman untuk tanaman hortikultura tahunan terpilih secara teratur dan kode 2 tidak teratur pada tempat yang tersedia. Rincian 803.b
:
Jarak Tanam.
Jika rincian 802 a berkode 1 (cara penanaman teratur), tuliskan jarak tanam antar baris (rincian 803.b.1) dan antar lajur (rincian 803.b.2) dalam satuan meter pada tempat yang tersedia. Rincian 803.c
:
Frekuensi Panen Selama Setahun yang Lalu.
Isikan berapa kali panen selama setahun yang lalu dan salin isian pada tempat yang tersedia. Rincian 803.d
:
Bulan Puncak Panen
Tuliskanbulan puncak panen dan salin isian kode bulan pada tempat yang tersedia. Rincian 803.e
:
Jumlah Pohon/Rumpun
Rincian 803.e.1
:
Satuan.
Lingkari kode 1 untuk satuan pohon (jeruk, mangga, pepaya), kode 2 untuk satuan rumpun (pisang). Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 803.e.2
:
Tanaman Belum Menghasilkan.
Isikan jumlah tanaman yang belum menghasilkan
dan salin isian pada
tempat yang tersedia. Tanaman belum menghasilkan adalah tanaman yang selama setahun yang lalu belum dapat memberikan hasil karena masih muda (termasuk tanaman baru/penanaman baru/penyisipan) Rincian 803.e.3
:
Rincian 803.e.3.a :
Jumlah Tanaman Produktif. Yang
dipanen
selama
setahun
yang
lalu
(tanaman menghasilkan) Isikan jumlah tanaman produktif yang dipanen selama setahun yang lalu, kemudian salin isian pada tempat yang tersedia.
64
ST2013-SHR.PCS
Tanaman menghasilkan adalah tanaman yang pada referensi survei betulbetul dapat dipetik hasilnya. Rincian 803.e.3.b :
Yang tidak/belum dipanen selama setahun yang lalu (tanaman sedang tidak menghasilkan)
Isikan luas/jumlah tanaman yang sedang tidak menghasilkan atau sudah menghasilkan tapi belum dipanen kemudian salin isian pada tempat yang tersedia. Tanaman sedang tidak menghasilkan adalah tanaman yang sudah pernah memberikan
hasil
walaupun
pada
referensi
survei
sedang
tidak
menghasilkan tetapi masih dapat diharapkan hasilnya pada periode berikutnya. Rincian 803.e.4
:
Tua/Rusak (tidak produktif)
Isikan jumlah tanaman yang sudah tua/rusak/tidak produktif (tanaman tidak menghasilkan) dan salin isian pada tempat yang tersedia. Tanaman tua/rusak adalah tanaman yang sudah tua, rusak, mandul, atau tidak memberikan hasil yang memadai. Walaupun ada hasilnya tetapi secara ekonomis sudah tidak produktif lagi. Rincian 803.f
:
Jumlah pohon/rumpun dan produksi tanaman produktif yang dipanen selama setahun yang lalu (tanaman menghasilkan) di rincian 803.e.3).a. menurut umur.
Rincian 803.f.1
:
Jumlah pohon/rumpun
Kolom (2): isikan kode satuan. Kode 1 untuk Pohon, kode 2 untuk rumpun. Kolom (3) sampai kolom (7): isikan jumlah pohon/rumpun menurut umur tanaman dalam tahun Kolom (8): isikan penjumlahan dari kolom (3) sampai kolom (7) Rincian 803.f.2
:
Produksi selama setahun yang lalu
Kolom (2): Kg.
ST2013-SHR.PCS
65
Kolom (3) sampai kolom (7): isikan jumlah produksi tanaman produktif yang dipanen selama setahun yang lalu menurut umur tanaman. Kolom (8): isikan penjumlahan dari kolom (3) sampai kolom (7) Contoh 10: Pak Hari mempunyai usaha tanaman jeruk sebanyak 45 pohon yaitu yang berumur 4 tahun sebanyak 15 pohon, 5 tahun sebanyak 10 pohon, 6 tahun sebanyak 6 pohon, 7 tahun sebanyak 5 pohon, 8 tahun sebanyak 6 pohon dan 9 tahun sebanyak 3 pohon maka cara pengisian 803.rincian d sebagai berikut :
Rincian 803.g
Umur
Jumlah
Umur
Jumlah
4
15
4
15
5
10
5
10
6
6
6 – 7 6
11
7
5
8
6
8
6
9
3
9
3 :
Total pengeluaran (000 Rp) tanaman produktif {rincian 803.e.3).a)} mulai tanam hingga saat pencacahan (meliputi pengeluaran untuk benih, pupuk,
pestisida,
BBM,
upah
pekerja,
dan
pengeluaran lainnya) Isikan biaya yang sudah dikeluarkan oleh petani mulai dari tanam hingga saat pencacahan. Pengeluaran ini meliputi pengeluaran untuk bibit, pupuk, pestisida, BBM, upah pekerja, dan pengeluaran lainnya.
66
ST2013-SHR.PCS
Rincian 803.h
:
Total nilai produksi (000 Rp) tanaman produktif mulai tanaman tersebut pertama kali berproduksi hingga saat pencacahan
Isikan total nilai produksi yang diperoleh oleh petani sejak tanaman terpilih pertama kali berproduksi hingga saat pencacahan. Contoh 11: Pak Udin terpilih sebagai sampel ST2013-SHR.S untuk tanaman Mangga. Pak Udin mempunyai lahan kebun seluas 1000 meter persegi yang ditanami tanaman Mangga sebanyak 100 pohon, dan tanaman Pisang sebanyak 50 rumpun. Tanaman Mangga ditanam secara teratur dengan jarak tanam Mangga 3 meter x 3 meter. Tanaman pisangnya ditanam secara tidak beraturan di sepanjang sisi lahan. 20 pohon Mangga berumur 1 tahun dan belum pernah menghasilkan (dipanen), 50 pohon Mangga berumur 5 tahun (masih produktif), sisanya berumur 15 tahun (sudah tidak produktif lagi). Pak Udin hanya memanen sekali dalam setahun. Pada bulan Februari pak Udin memanen sendiri Mangganya dari 50 pohon mangganya yang masih produktif dan menghasilkan 500 Kg buah Mangga Segar yang siap dikonsumsi. Hasil panen Mangga tersebut dijual kepada pedagang pengumpul seharga 15 ribu rupiah per kilogram. Pengisian untuk rincian 803 adalah sebagai berikut: Rincian 803 a. Cara penanaman
Isian 1. Teratur
b. Jarak tanam : 1. antar baris 2. antar lajur
3 3
c.
1
Frekuensi panen
d. Bulan puncak panen: Februari
2
e. 1) satuan: pohon
1
ST2013-SHR.PCS
67
Rincian 803
Isian
2) Tanaman belum menghasilkan
20
3) Produktif a) yang dipanen
50
b) yang belum panen
-
4) Tua/rusak/tidak produktif f.
30
(Terisi keterangan rinci tentang tanaman yang sedang menghasilkan saja) Rincian
Satuan
(1)
Umur (tahun)
Jumlah
5
...
(2)
(3)
...
1)
1
50
50
2)
Kg
500
500
(8)
Untuk tanaman tahunan, pengisian rincian 804 dan rincian 901 sampai
rincian 907 pada kolom musim kemarau. Rincian 804
:
Produksi dan Nilai Produksi.
Rincian 804.a.
:
Utama
Rincian 804.a.1
:
Produksi standar
Produksi standar adalah produksi dalam bentuk standar hasil panen tanaman hortikultura. Komoditas
68
Bentuk Produksi Standar
1)
Jeruk
Buah Segar
2)
Pisang
Buah Segar
3)
Mangga
Buah Segar
4)
Pepaya
Buah Segar
5)
Bawang Merah
Umbi kering panen dengan daun
6)
Bawang Putih
Umbi kering panen dengan daun
7)
Cabai Merah
Buah segar dengan tangkai
8)
Cabai Rawit
Buah segar dengan tangkai
9)
Kunyit
Rimpang
ST2013-SHR.PCS
Komoditas
Bentuk Produksi Standar
10) Jahe
Rimpang
11) Kencur
Rimpang
12) Anggrek
Bunga Potong
13) Mawar
Bunga Potong
14) Krisan
Bunga Potong
Rincian 804.a.2
:
Benih
Produksi utama benih yang dimaksud adalah produksi utama yang dihasilkan dari usaha budidaya tanaman terpilih dalam bentuk benih. Rincian 804.b.
:
Ikutan
Produksi ikutan adalah produksi lain dari tanaman yang menyertai produksi utama hasil panen dalam suatu proses teknologi tunggal dan mempunyai nilai ekonomis. Rincian 804.c.
:
Jumlah
Jumlahkan nilai produksi dari rincian 804. (a.1 + a.2 + b) Kolom (2) dan (6) :
Satuan.
Isikan kode satuan untuk rincian 804.a jenis produksi utama dan rincian 804.b jenis produksi benih pada tempat yang tersedia. Kode satuan produksi : 1. Untuk Pohon, 2 untuk Kg, dan 3 untuk tangkai Kolom (3) sampai kolom (7): Isikan jumlah produksi tanaman produktif yang dipanen selama setahun yang lalu menurut umur tanaman. Kolom (8): Isikan penjumlahan dari kolom (3) sampai kolom (7) Kolom (3) dan (7) :
Jumlah Produksi.
Isikan jumlah produksi untuk rincian a.1 jenis produksi produksi standar dan rincian a.2 jenis produksi benih. Untuk tanaman tahunan, isikan jumlah produksi produk segar sesuai
dengan isian di rincian 803.f kolom (8). ST2013-SHR.PCS
69
Kolom (4) dan (8) :
Nilai Produksi (000 Rp).
Isikan nilai produksi (000 Rp) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (5) dan (9) :
Sistem Pemanenan.
Isikan kode sistem pemanenan, rincian a.1 jenis produksi produk segar dan rincian a.2 jenis produksi benih. Kode sistem pemanenan :1 untuk dipanen sendiri, 2 untuk ditebaskan, dan 3 untuk dipanen sendiri dan ditebaskan Blok IX
Keterangan Ongkos/Biaya Produksi Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih
Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai ongkos/biaya produksi usaha tanaman hortikultura terpilih. Pengeluaran yang diisi di blok ini adalah pengeluaran selama setahun yang lalu untuk tanaman tahunan atau pada saat panen terakhir untuk setiap musim untuk tanaman semusim. Ongkos/biaya yang dicatat adalah biaya yang benar-benar telah digunakan
(bukan
jumlah
yang
dibeli/disimpan)
atau
yang
seharusnya dikeluarkan untuk tanaman hortikultura terpilih pada bidang yang dipanen sendiri/ditebaskan selama setahun yang lalu. Rincian 901
:
Benih.
Isikan banyaknya benih (untuk tanaman semusim) atau jumlah tanaman yang disisipkan (untuk tanaman tahunan) yang digunakan selama setahun yang lalu. Untuk tanaman tahunan, jika rincian 901 terisi maka rincian 803.e.2 harus ada isian dan tidak berlaku sebaliknya.
70
ST2013-SHR.PCS
Rincian 901.a
:
Benih Bersertifikat.
Isikan banyaknya benih bersertifikat untuk tanaman semusim maupun jumlah tanaman yang disisipkan untuk tanaman tahunan yang digunakan selama setahun yang lalu. Rincian 901.b
:
Benih Tidak Bersertifikat.
Isikan banyaknya benih tidak bersertifikat untuk tanaman semusim maupun jumlah tanaman yang disisipkan untuk tanaman tahunan yang digunakan selama setahun yang lalu. Benih bersertifikat adalah benih yang prosesnya melalui beberapa tahapan kegiatan dan diawasi oleh instansi pengawasan mutu yang ditunjuk serta memenuhi persyaratan standar mutu benih tertentu atau produsen benih yang telah mendapatkan sertifikat sistem mutu benih. Benih yang sudah melalui proses ini diberikan label oleh instansi yang berwenang. Label berisi keterangan tertulis yang diberikan pada benih setelah diterbitkan sertifikat mutu bibit atau keterangan hasil pemeriksanaan benih. Benih bersertifikat adalah benih yang prosesnya melalui beberapa tahapan kegiatan dan diawasi oleh instansi pengawasan mutu yang ditunjuk serta memenuhi persyaratan standar mutu benih tertentu atau produsen benih yang telah mendapatkan sertifikat sistem mutu benih. Benih yang sudah melalui proses ini diberikan label oleh instansi yang berwenang. Label berisi
keterangan tertulis yang diberikan pada benih setelah diterbitkan sertifikat mutu benih atau keterangan hasil pemeriksaan benih. Ada 3 macam benih yang dikenal di dalam pemberian label sertifikasi, yaitu benih dasar, benih pokok, dan benih sebar. Benih Dasar (BD), ditandai dengan label putih, dimiliki dan diproduksi oleh Balai Benih Induk (BBI), penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), produsen benih swasta atau BUMN. ST2013-SHR.PCS
71
Benih Pokok (BP), ditandai dengan label ungu, dimiliki dan diproduksi oleh Balai Benih Utama (BBU), penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari BPSB, produsen benih swasta atau BUMN. Benih Sebar (BR), ditandai dengan label biru, dimiliki dan diproduksi oleh BBU, penangkar benih atau produsen benih swasta atau BUMN. Benih tidak bersertifikat adalah benih yang proses produksinya tidak melalui uji kelayakan mutu benih. Benih lokal adalah benih yang berasal dari persilangan yang tidak jelas indukannya. Tanaman semusim adalah benih yang benar–benar dipakai pada setiap musim. Tanaman tahunan adalah benih yang dipakai untuk penyisipan. Kolom (2) dan (9)
: Bentuk
Isikan kode bentuk benih yang digunakan. Kode bentuk benih : 1 untuk pohon, 2 untuk umbi, dan 3 untuk biji Kolom (3) dan (10)
: Satuan.
Isikan kode satuan benih bersertifikat pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kode satuan benih : 1 untuk Pohon, 2 untuk Kg, 3 untuk Gram, dan 4 untuk Botol Kolom (4) dan (11)
: Banyaknya Penggunaan dari Pembelian.
Isikan banyaknya benih dari pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (5) dan (12)
: Banyaknya Penggunaan Bukan Pembelian.
Isikan banyaknya benih dari bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Benih bukan pembelian : diberi, produksi sendiri, dan lain-lain.
72
ST2013-SHR.PCS
Kolom (6) dan (13)
: Jumlah
Penggunaan
Benih
Pembelian
dan
Bukan Pembelian. Isikan jumlah benih yang digunakan dari pembelian dan bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (6)= kolom(4) + kolom (5) Kolom (13) = kolom (11) + kolom (12) Kolom (7) dan (14)
: Harga per Satuan Benih Pembelian.
Isikan harga per satuan benih (harga setempat) dalam satuan rupiah (Rp) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (8) dan (15)
: Total (000 Rp)
Kolom (8) = [kolom (6) x kolom (7)] / 1000 Kolom (15) = [kolom (13) x kolom (14)] / 1000 Rincian 902.a s.d 902.k : Pupuk Pengisian untuk penggunaan pupuk urea, TSP/SP 36, ZA, KCL, NPK, pupuk kimia lainnya, zat pengatur tumbuh, zat perangsang buah, pupuk organik, pupuk kandang/kompos, dan pupuk majemuk. Kolom (3) dan (10)
: Satuan.
Isikan satuan untuk setiap pupuk pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Untuk pupuk organik dan pupuk cair, isikan sesuai satuan yang digunakan oleh petani. Contoh satuan pupuk cair: botol, cc, atau liter. Satuan pupuk : urea (kg), TSP/SP 36(kg), ZA (kg), KCL (kg), NPK (kg), pupuk kimia padat lainnya (kg), zat pengatur tumbuh padat (kg), zat perangsang buah padat (gram), dan pupuk kandang/kompos (kg), dan pupuk majemuk (kg). Kolom (4) dan (11)
: Banyaknya Penggunaan dari Pembelian.
Isikan banyaknya pupuk yang digunakan yang berasal dari pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (5) dan (12)
: Banyaknya Penggunaan Bukan Pembelian.
Isikan banyaknya pupuk yang digunakan yang berasal dari bukan pembelian ST2013-SHR.PCS
73
pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Pupuk bukan pembelian : diberi, produksi sendiri, dan lain-lain. Kolom (6) dan (13)
: Jumlah Penggunaan Pupuk Pembelian dan Bukan Pembelian.
Isikan jumlah pupuk yang digunakan yang berasal dari pembelian dan bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (6)
= kolom(4) + kolom (5)
Kolom (13) = kolom (11) + kolom (12) Kolom (7) dan (14)
: Harga per Satuan
Isikan harga per satuan pupuk (harga setempat) dalam satuan rupiah (Rp) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (8) dan (15)
: Total (000 Rp)
Kolom (8) = [kolom (6) x kolom (7)] / 1000 Kolom (15) = [kolom (13) x kolom (14)] / 1000 Contoh 12: Pak Ridho mengusahakan jeruk. Selama setahun yang lalu, Pak Ridho membeli 1 sak pupuk urea seharga Rp.80.000,- tetapi yang digunakan hanya setengah karung untuk tanaman jeruknya. Cara penghitungan: Jika 1 karung = 50 kg; harga = Rp.80.000 1 kg = Rp.80.000/50 = Rp.1.600 25 kg = Rp. 1.600 * 25 = Rp. 40.000 Pengisian di rincian 902 adalah sebagai berikut:
74
ST2013-SHR.PCS
25
Rincian 903
:
25
40 40
1600
Pestisida (fungisida/insektisida/bakterisida)
Pembasmi hama atau Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan,
menolak,
memikat,
atau
membasmi
organisme
pengganggu. Berdasarkan OPT sasarannya, pestisida dikelompokkan menjadi :
Insektisida, digunakan untuk mengendalikan serangga (insec).
Fungisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh cendawan (jamur atau fungi).
Herbisida,
digunakan
untuk
mengendalikan
gulma
(tumbuhan
pengganggu).
Akarisida, digunakan untuk mengendalikan akarina (tungau atau mites).
Moluskisida, digunakan untuk mengendalikan hama dari bangsa siput (moluska).
Rodentisida, digunakan untuk mengendalikan hewan pengerat (tikus).
Namatisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda.
Bakterisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri.
ST2013-SHR.PCS
75
Algasida, digunakan untuk mengendalikan ganggang (algae).
Pilkisida, digunakan untuk mengendalikan ikan buas.
Avisida, digunakan untuk meracuni burung perusak hasil pertanian.
Repelen, pestisida yang tidak bersifat membunuh, hanya mengusir hama.
Atraktan, digunakan untuk menarik atau mengumpulkan serangga.
ZPT, bahan yang digunakan untuk mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk.
Plant Activator, digunakan untuk meransang timbulnya kekebalan tumbuhan sehingga tahan terhadap penyakit tertentu.
Kolom (3) dan (10)
: Satuan.
Isikan satuan untuk setiap pestisida pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Untuk pestisida padat dan cair, isikan sesuai satuan yang digunakan oleh petani. Contoh satuan pestisida cair: botol, cc, atau liter. Kolom (4) dan (11)
: Banyaknya Penggunaan dari Pembelian.
Isikan banyaknya pestisida yang digunakan yang berasal dari pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (5) dan (12)
: Banyaknya Penggunaan Bukan Pembelian.
Isikan banyaknya pestisida yang digunakan yang berasal dari bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Pestisida bukan pembelian : diberi, produksi sendiri, dan lain-lain. Kolom (6) dan (13)
: Jumlah Penggunaan Pestisida Pembelian dan Bukan Pembelian.
Isikan jumlah pupuk yang digunakan yang berasal dari pembelian dan bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (6)
= kolom(4) + kolom (5)
Kolom (13) = kolom (11) + kolom (12)
76
ST2013-SHR.PCS
Kolom (7) dan (14)
: Harga per Satuan
Isikan harga per satuan pestisida (harga setempat) dalam satuan rupiah (Rp) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (8) dan (15)
: Total (000 Rp)
Kolom (8) = [kolom (6) x kolom (7)] / 1000 Kolom (15) = [kolom (13) x kolom (14)] / 1000 Kolom (7) atau kolom(14):
Isikan sesuai harga pembelian yang dibayarkan oleh petani
Jika seluruhnya bukan pembelian, maka isikan sesuai harga yang berlaku di daerah setempat
Contoh 13: Pak Sutar adalah petani kencur, pada bulan Oktober 2013 pak Sutar menanam kencur. Selama menanam kencur menggunakan pestisida padat sebanyak 1 kg dengan harga Rp 50.000,-/kg dan pernah diberi pestisida padat sebanyak ½ kg oleh pak Agus (harga pestisida per kg di daerah pak Agus Rp 40.000,-). Pengisian rincian 903 :
1000
Rincian 904
:
500
1500
50
75 75
BBM (Bahan Bakar Minyak)
Isikan banyaknya BBM yang digunakan dalam budidaya tanaman. BBM disini mencakup BBM yang digunakan untuk pompa, traktor, serta pengangkutan hasil panen dari sawah ke tempat penyimpanan pertama.
ST2013-SHR.PCS
77
Kolom (3) dan (10)
: Satuan dalam liter
Kolom (4) dan (11)
: Banyaknya Penggunaan dari Pembelian.
Isikan banyaknya BBM yang digunakan yang berasal dari pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (5) dan (12)
: Banyaknya Penggunaan Bukan Pembelian.
Isikan banyaknya BBM yang digunakan yang berasal dari bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Pestisida bukan pembelian : diberi, produksi sendiri, dan lain-lain. Kolom (6) dan (13)
: Jumlah Penggunaan Pestisida Pembelian dan Bukan Pembelian.
Isikan jumlah BBM yang digunakan yang berasal dari pembelian dan bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (6)
= kolom(4) + kolom (5)
Kolom (13) = kolom (11) + kolom (12) Kolom (7) dan (14)
: Harga per Satuan
Isikan harga per liter (harga setempat) dalam satuan rupiah (Rp) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (8) dan (15)
: Total (000 Rp)
Kolom (8) = [kolom (6) x kolom (7)] / 1000 Kolom (15) = [kolom (13) x kolom (14)] / 1000 Rincian 905
: Jaring pelindung/Shading Net
Jaring pelindung/Shading Net adalah jaring untuk mengurangi intensitas sinar matahari pada budidaya tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias beserta produknya. Kolom (3) dan (10)
: Satuan dalam meter (m)
Kolom (4) dan (11)
: Banyaknya Penggunaan dari Pembelian
Isikan banyaknya jaring pelindung/shading net yang digunakan yang berasal dari pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. 78
ST2013-SHR.PCS
Kolom (5) dan (12)
: Banyaknya Penggunaan Bukan Pembelian
Isikan banyaknya jaring pelindung/shading net yang digunakan yang berasal dari bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Pestisida bukan pembelian : diberi, produksi sendiri, dan lain-lain. Kolom (6) dan (13)
: Jumlah
Penggunaan
Pelindung/Shading
net
Pembelian dan Bukan Pembelian. Isikan jumlah jaring pelindung/shading net yang digunakan yang berasal dari pembelian dan bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (6) = kolom(4) + kolom (5) Kolom (13) = kolom (11) + kolom (12) Kolom (7) dan (14)
: Harga per Satuan
Isikan harga per meter (harga setempat) dalam satuan rupiah (Rp) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (8) dan (15)
: Total (000 Rp)
Kolom (8) = [kolom (6) x kolom (7)] / 1000 Kolom (15) = [kolom (13) x kolom (14)] / 1000 Jika jaring pelindung/shading net digunakan untuk lebih dari satu musim tanam, maka nilai pengeluaran untuk jaring pelindung/shading net pada musim tanam yang kedua dianggap membeli baru. Rincian 906
:
Mulsa
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik. Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya: 1. Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa organik ST2013-SHR.PCS
79
diberikan setelah tanaman/bibit ditanam. Keuntungan mulsa organik adalah dan lebih ekonomis (murah), mudah didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah. Contoh mulsa organik adalah alang-alang/jerami, ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya. 2. Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat terurai. Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak atau karung. Mulsa anorganik dipasang sebelum tanaman/bibit ditanam, lalu dilubangi sesuai dengan jarak tanam. Kolom (3) dan (10)
: Satuan dalam meter (m)
Kolom (4) dan (11)
: Banyaknya Penggunaan dari Pembelian
Isikan banyaknya mulsa yang digunakan yang berasal dari pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (5) dan (12)
: Banyaknya Penggunaan Bukan Pembelian
Isikan banyaknya mulsa yang digunakan yang berasal dari bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Pestisida bukan pembelian : diberi, produksi sendiri, dan lain-lain. Kolom (6) dan (13)
: Jumlah
Penggunaan
Mulsa
Pembelian
dan
Bukan Pembelian. Isikan jumlah jaring mulsa yang digunakan yang berasal dari pembelian dan bukan pembelian pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (6)= kolom(4) + kolom (5) Kolom (13) = kolom (11) + kolom (12) Kolom (7) dan (14)
: Harga per Satuan
Isikan harga per meter (harga setempat) dalam satuan rupiah (Rp) pada kolom musim tanam yang bersesuaian. Kolom (8) dan (15)
: Total (000 Rp)
Kolom (8) = [kolom (6) x kolom (7)] / 1000 Kolom (15) = [kolom (13) x kolom (14)] / 1000 80
ST2013-SHR.PCS
Isikan banyaknya mulsa yang digunakan yang berasal dari pembelian dalam satuan meter pada tempat yang tersedia. Kolom (5) dan (12)
:
Banyaknya Penggunaan Bukan Pembelian.
Isikan banyaknya mulsa yang digunakan dari bukan pembelian (diberi dan lain-lain) dalam satuan meter pada tempat yang tersedia. Kolom (6) dan (13)
:
Jumlah Penggunaan Mulsa Pembelian dan Bukan Pembelian.
Isikan jumlah mulsa yang digunakan dari pembelian dan bukan pembelian pada tempat yang tersedia. Kolom (6) = kolom(4) + kolom (5) Kolom (13) = kolom (11) + kolom (12) Kolom (7) dan (14)
:
Harga per Satuan Mulsa Pembelian.
Isikan harga mulsa per meter dalam satuan rupiah (Rp) pada tempat yang tersedia. Kolom (8) dan (15)
:
Harga Total
Isikan nilai total mulsa yang berasal dari pembelian dan bukan pembelian pada kolom (8) dan atau kolom (15) dalam ribuan rupiah (000 Rp) pada tempat yang tersedia. Penghitungannya sebagai berikut: Kolom (8) = [kolom (6) x kolom (7)] / 1000 Kolom (15) = [kolom (13) x kolom (14)] / 1000 Rincian 907
:
Tenaga Kerja
Rincian 907.a
:
Pekerja dibayar
Pekerja dibayar (buruh/karyawan/pegawai) adalah seseorang yang bekerja
pada
rumah
tangga
usaha
hortikultura
terpilih
dengan
mendapatkan upah/gaji baik berupa uang ataupun barang. Kolom (2) & (5)
:
Banyaknya Pekerja Laki-laki
Isikan banyaknya pekerja laki-laki (orang) yang dibayar pada tempat yang tersedia. ST2013-SHR.PCS
81
Kolom (3) & (6)
:
Banyaknya Pekerja Perempuan
Isikan banyaknya pekerja perempuan (orang) yang dibayar pada tempat yang tersedia. Kolom (4) & (7)
:
Jumlah
Isikan jumlah pekerja laki-laki dan perempuan yang dibayar pada tempat yang tersedia. Kolom (4) = kolom (2) + kolom (3) Kolom (7) = kolom (5) + kolom (6) Rincian 907.b
: Pekerja tidak dibayar
Pekerja tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja pada rumah tangga usaha hortikultura terpilih dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang. Contoh pekerja tidak dibayar: a. Anggota rumah tangga yang membantu kegiatan usaha rumah tangga hortikultura terpilih, misalnya istri/suami, anak, dan termasuk petani terpilih. b. Bukan sebagai anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang membantu kegiatan usaha rumah tangga hortikultura terpilih, misalnya keponakan atau mertua. c.
Bukan sebagai anggota rumah tangga dan bukan keluarga orang yang membantu kegiatan usaha rumah tangga hortikultura terpilih.
Kolom (2) & (5)
:
Banyaknya Pekerja Laki-laki
Isikan banyaknya pekerja laki-laki yang tidak dibayar (orang) pada tempat yang tersedia. Kolom (3) & (6)
:
Banyaknya Pekerja Perempuan yang Tidak Dibayar
Isikan banyaknya pekerja perempuan yang tidak dibayar (orang) pada tempat yang tersedia. 82
ST2013-SHR.PCS
Kolom (4) & (7)
:
Jumlah
Isikan banyaknya pekerja laki-laki dan perempuan yang tidak dibayar (orang) pada tempat yang tersedia. Rincian 907.c
: Jumlah tenaga kerja
Isikan jumlah pekerja dibayar dan pekerja tidak dibayar (orang) pada tempat yang tersedia. Rincian 907.c = Rincian 907.a + Rincian 907.b Untuk pekerja yang melakukan pekerjaan lebih dari 1 jenis pekerjaan pada hari yang sama maka diambil waktu yang terbanyak.
Untuk tanaman semusim adalah pada saat panen terakhir pada bidang yang dipanen terakhir pada setiap musimnya.
Untuk tanaman tahunan adalah kumulatif setahun yang lalu.
Rincian 908.a
:
Banyaknya Pekerja, Upah dan Jasa Pertanian menurut
jenis
kegiatan
(tanaman
semusim:
MK (Feb – Sept 2013 dan atau Feb – Mei 2014); Tanaman Tahunan): Rincian 908.b
:
Banyaknya Pekerja, Upah dan Jasa Pertanian Menurut
Jenis
Kegiatan
(tanaman
semusim:
MH Okt 2013 – Jan 2014) Isikan banyaknya hari orang kerja (HOK) pekerja dibayar dan tidak dibayar (termasuk petani) menurut jenis kelamin pada kolom (2) s.d kolom (5), jumlah upah (000 Rp) dalam bentuk uang maupun barang pada kolom (6) untuk laki-laki dan kolom (7) untuk perempuan, dan jasa pertanian (000 Rp) pada kolom (8). Isian dirinci menurut jenis kegiatan, yaitu persiapan dan pengolahan
lahan
(misalnya
mencangkul/membajak);
penyemaian,
ST2013-SHR.PCS
83
penanaman,
pemeliharaan/
penyiangan;
pemupukan;
pengendalian
hama/OPT; pemanenan, dan pengangkutan hasil. Rincian 908.a.9 dan 908.b.9
: Sub Jumlah
Rincian 908.a.9 merupakan penjumlahan rincian 908.a.1 s.d 908.a.8 untuk masing-masing kolom. Rincian 908.b.9 merupakan penjumlahan rincian 908.b.1 s.d 908.b.8 untuk masing-masing kolom. Rincian 908.a.10 : Jumlah Upah dan Jasa Pertanian (000 Rp) (Rinc. 908.a Kol (6)+Kol (7)+Kol (8)) Rincian 908.a.10 merupakan penjumlahan rincian 908.a.9 kol (6), (7), dan (8). Rincian 908.b.10 : Jumlah Upah dan Jasa Pertanian (000 Rp) (Rinc. 908.b Kol (6)+Kol (7)+Kol (8)) Rincian 908.b.10 merupakan penjumlahan rincian 908.b.9 kol (6), (7), dan (8). Bila petani mengerjakan sendiri atau hanya dibantu anggota rumah tangga yang bersangkutan dalam pengelolaan kegiatan pertaniannya maka isian upah tetap diisi (diperkirakan sesuai dengan upah setempat). Pekerja menurut jenis kegiatan pengelolaan tanaman hortikultura: Pekerja pengolahan lahan adalah pekerja yang mengerjakan pengolahan lahan untuk pertanian dengan mencangkul, membajak atau menggunakan traktor. Apabila pekerjaan dilakukan secara borongan
atau
penggunaan
traktor
dengan
operatornya
dimasukkan pada pengeluaran lainnya (jasa pertanian). Pekerja penanaman adalah pekerja yang mengerjakan penyiapan lahan untuk benih, penebaran benih sampai pengangkutan bibit untuk ditanam pada tanaman hortikultura terpilih. Pekerja pemeliharaan/penyiangan adalah pekerja yang mengerjakan
84
ST2013-SHR.PCS
pengairan dan penyiangan pada tanaman hortikultura terpilih. Pekerja pemupukan adalah pekerja yang melakukan pemberian pupuk pada tanaman hortikultura terpilih. Pekerja pengendalian hama/OPT adalah pekerja yang melakukan kegiatan pemberantasan hama/OPT pada tanaman hortikultura terpilih. Pekerja pemanenan adalah pekerja yang melakukan panen. Pekerja
pengangkutan
adalah
pekerja
yang
melakukan
pengangkutan hasil panen dari lahan sampai dengan tempat penyimpanan pertama. Hari Orang Kerja (HOK): dalam Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura tahun 2014, banyaknya pekerja yang digunakan pada setiap jenis kegiatan usaha tanaman hortikultura menggunakan konsep Hari Orang Kerja (HOK). Perhitungan HOK didasarkan pada jumlah jam kerja dalam sehari. Satu orang yang bekerja selama sehari dihitung satu HOK bila jumlah jam kerjanya sebanyak 8 jam. Penghitungan HOK menggunakan rumus berikut: HOK = (Jumlah pekerja x jumlah hari x jumlah jam kerja) 8 Bila dalam sehari jam kerja kurang dari 8 jam, isian jumlah pekerja dalam satuan HOK bukan dalam bilangan bulat. Untuk isian HOK bukan dalam bilangan bulat, pengisian pada kuesioner adalah satu angka di belakang koma. Berikut adalah contoh perhitungan HOK bila jam kerja kurang dari 8 jam dalam sehari. Contoh 14: Pada bulan Maret 2014, Pak Iskandar mempekerjakan lima orang buruh tani, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, untuk mengolah lahan sawahnya yang akan ditanami bawang merah. Dalam mengolah lahan ST2013-SHR.PCS
85
Pak Iskandar, kelima orang buruh tersebut bekerja mulai pukul 07.00 hingga pukul 12.00 selama lima hari berturut-turut. Pak Iskandar hanya mengawasi dan tidak ikut dalam kegiatan pengolahan lahan. Penghitungan HOK untuk pengolahan lahan sawah Pak Iskandar adalah sebagai berikut: a) Penghitungan HOK untuk pekerja laki-laki: (3 x 5 x 5)/8 HOK = 75/8 HOK 9,4 HOK. b) Penghitungan HOK untuk pekerja perempuan: (2 x 5 x 5)/8 HOK = 50/8 HOK
6,3 HOK.
Isian kuesioner ST2013-SHR.S, Blok IX rincian 908.a. adalah sebagai berikut:
9,4
6,3
Upah pekerja atau upah buruh/karyawan adalah semua upah yang seharusnya
dibayarkan
baik
berupa
uang
maupun
barang/makanan/minuman untuk pekerja yang dibayar. Upah berupa barang/makanan/minuman dinilai berdasarkan harga pembelian atau harga setempat yang berlaku pada saat digunakan. Termasuk disini upah/gaji dari anggota rumah tangga yang bersangkutan bila anggota rumah tangga tersebut dibayar. Bila rumah tangga tersebut menggunakan pekerja tidak dibayar, maka upah pekerja tidak dibayar tersebut harus diperkirakan nilainya sesuai upah pekerja dibayar di daerah tersebut. Jasa pertanian antara lain jasa pengolahan lahan, jasa pemupukan, jasa pengendalian OPT, jasa pemanenan dan sebagainya. Jasa pertanian biasanya diupah secara paket dan ada satu orang yang menjadi koordinator/kepalanya.
86
ST2013-SHR.PCS
Panen yang dilakukan secara borongan atau dengan sistem bawon dianggap panen dengan menggunakan jasa pemanenan. Biaya jasa adalah sebesar nilai borongan atau bawon. Rincian 909
:
Pengeluaran Lainnya.
Kolom (2)
:
Tanaman Semusim per Musim Tanam (000 Rp) MK (Feb – Sep 2013 dan atau Feb – Mei 2014).
Isikan pengeluaran lainnya per musim tanam untuk tanaman semusim yang ditanam pada musim kemarau pada tempat yang tersedia. Kolom (3)
:
Tanaman Semusim per Musim Tanam (000 Rp) MH (Okt – Jan 2014).
Isikan pengeluaran lainnya per musim tanam untuk tanaman semusim yang ditanam pada musim hujan pada tempat yang tersedia. Kolom (4)
:
Tanaman Tahunan (000 Rp) per Tahun.
Isikan pengeluaran lainnya untuk tanaman tahunan per tahun pada tempat yang tersedia. Rincian 909.a.
: Lahan
Rincian 909.a.1
: Sewa lahan
Isikan nilai sewa lahan pada tempat yang tersedia. Sewa lahan adalah biaya yang dibayarkan untuk penggunaan lahan pertanian dalam waktu tertentu dari pihak lain, dimana besarnya sewa lahan sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Penjelasan: Petani menyewa lahan selama satu tahun dan digunakan untuk menanam bawang merah satu kali dan cabai merah dua kali apabila tanaman bawang merah terpilih yang diusahakan oleh petani tersebut terpilih sebagai sampel maka biaya sewa lahan per musim tanam yang diisikan adalah sepertiga biaya sewa lahan per tahun. ST2013-SHR.PCS
87
Rincian 909.a.2
: Perkiraan lahan yang bebas sewa
Isikan nilai perkiraan sewa lahan yang bebas sewa pada tempat yang tersedia. Perkiraan sewa lahan yang bebas sewa adalah lahan milik orang/pihak lain yang digunakan tanpa membayar biaya sewa, nilai sewanya harus diperkirakan. Rincian 909.a.3
: Perkiraan lahan milik sendiri
Isikan nilai perkiraan sewa lahan milik sendiri pada tempat yang tersedia. Perkiraan sewa lahan milik sendiri terisi jika petani menggarap lahan milik sendiri, maka nilai sewanya harus diperkirakan. Rincian 909.b.
: Alat/sarana usaha
Rincian 909.b.1
: Sewa
Isikan nilai sewa alat/sarana usaha pertanian pada tempat yang tersedia. Sewa alat/sarana usaha, adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa alat-alat/sarana usaha mulai dari pengolahan lahan sampai dengan penanaman dan pengangkutan hasil. Sewa alat misalnya: traktor/hand traktor, penyemprot hama, bajak, dan sebagainya. Rincian 909.b.2
: Perkiraan alat/sarana usaha yang bebas sewa
Isikan nilai perkiraan sewa alat/sarana usaha pertanian yang bebas sewa pada tempat yang tersedia. Perkiraan sewa alat/sarana usaha bebas sewa adalah alat/sarana usaha milik orang/pihak lain yang digunakan tanpa membayar biaya sewa, nilai sewanya harus diperkirakan. Rincian 909.b.3
: Perkiraan alat/sarana usaha milik sendiri
Isikan nilai perkiraan sewa alat/sarana usaha pertanian milik sendiri pada tempat yang tersedia. Perkiraan sewa alat/sarana usaha milik sendiri adalah petani yang mempunyai alat/usaha milik sendiri, maka nilai sewanya harus diperkirakan. 88
ST2013-SHR.PCS
Rincian 909.c.1
: Bunga kredit/pinjaman dengan bunga
Isikan nilai bunga kredit/pinjaman dengan bunga pada tempat yang tersedia. Rincian 909.c.2
: Bunga kredit/pinjaman tanpa bunga
Isikan perkiraan nilai bunga kredit/pinjaman tanpa bunga pada tempat yang tersedia. Rincian 909.d
: Pajak tak langsung (PBB lahan, STNK, dll untuk usaha tani milik sendiri)
Isikan nilai pajak tak langsung (PBB lahan, STNK, dll untuk usaha tani milik sendiri untuk usaha) pada tempat yang tersedia. Rincian 909.e
: Retribusi dan pungutan/iuran lainnya
Isikan nilai retribusi dan pungutan/iuran lainnya pada tempat yang tersedia. Rincian 909.f
: Premi asuransi pertanian
Isikan nilai premi asuransi pertanian pada tempat yang tersedia. Asuransi pertanian adalah asuransi yang dibayarkan oleh petani dalam rangka melindungi petani dari kerugian yang disebabkan oleh kegagalan usaha petani akibat bencana alam, perubahan iklim, dan serangan OPT. Berdasarkan
UU
No.
19
tahun
2013
tentang
perlindungan
dan
pemberdayaan petani. Rincian 909.f
: Premi asuransi pertanian
Isikan nilai premi asuransi pertanian pada tempat yang tersedia. Rincian 909.g
: Listrik (penyinaran tanaman, penyiraman, dll)
Isikan nilai pembayaran listrik untuk usaha hortikultura terpilih pada tempat yang tersedia. Listrik mencakup nilai seluruh pemakaian listrik untuk penerangan, menjalankan mesin, dan listrik yang digunakan dalam proses budidaya tanaman.
ST2013-SHR.PCS
89
Rincian 909.h
: Penyusutan barang modal
Isikan nilai penyusutan barang modal pada tempat yang tersedia. Penyusutan barang modal adalah pengurangan nilai pembelian atau nilai fisik barang modal yang digunakan dalam proses produksi selama referensi waktu survei. Nilai penyusutan dihitung dengan cara membagi harga pembelian barang modal dengan perkiraan umur ekonomis barang tersebut. Penjelasan: Jika seorang petani membeli traktor dengan harga Rp. 10.000.000,- dan diperkirakan traktor tidak dapat digunakan kembali setelah berumur 10 tahun maka nilai penyusutan adalah 1 juta per tahun. Jika dalam satu tahun traktor tersebut digunakan untuk dua musim tanam maka biaya penyusutan per musim tanaman adalah Rp. 500.000,-. Rincian 909.i
: Lainnya (wadah, polibag, ajir, tali, air yang dibeli, dll)
Isikan nilai pengeluaran lainnya untuk budidaya tanaman hortikultura terpilih (wadah, polibag, ajir, tali, air yang dibeli, dll) pada tempat yang tersedia. Rincian 909.j
: Jumlah
Isikan hasil penjumlahan rincian 909.a.1) s.d 909.i pada tempat yang tersedia. Untuk tanaman semusim, jika pengeluaran dilakukan per tahun dan digunakan (termasuk tanaman lain) untuk usaha tanaman hortikultura terpilih maka:
Jika hanya satu kali musim tanam maka pengeluaran per musim sama dengan pengeluaran per tahun.
90
Jika beberapa kali musim tanam maka pengeluaran per musim
ST2013-SHR.PCS
sama dengan pengeluaran per tahun dibagi jumlah musim tanam. Blok X
Keterangan Umum Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih Selama Setahun yang Lalu
Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan umum usaha tanaman hortikultura selama setahun yang lalu. Tuliskan nama jenis tanaman hortikultura terpilih pada tempat yang tersedia sesuai dengan nama jenis tanaman hortikultura terpilih yang tertulis pada halaman 1 (satu) . Rincian 1001
:
Sumber utama benih yang digunakan
Lingkari kode 1 jika menggunakan benih yang berasal dari pembelian, kode 2 jika menggunakan benih hasil penangkaran sendiri, kode 3 jika menggunakan hasil budidaya sendiri, dan kode 4 lainnya. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Pembelian jika benih yang digunakan berasal dari pembelian, baik pembelian dipasar, balai benih/bibit, atau kios benih/bibit. Penangkar benih/bibit adalah orang yang mempunyai keahlian untuk memproduksi benih/bibit dan mendapat bimbingan dari dinas pertanian. Budidaya sendiri bila benih/bibit diperoleh dari penyemaian/pembenihan yang dilakukan oleh petani itu sendiri. Sumber benih utama lainnya bila benih berasal dari selain pembelian, hasil penangkaran sendiri, maupun hasil budidaya/produk sendiri. Rincian 1002
:
Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian.
Rincian 1002.a
:
Alat/Mesin Budidaya.
Lingkari kode 1 jika menggunakan jaring pelindung (shading Net) dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Lingkari kode 3 jika menggunakan traktor dan kode 4 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia.
ST2013-SHR.PCS
91
Lingkari kode 5 jika menggunakan alat pencabut/penyiram air/pengasapan (fogger) dan kode 6 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Lingkari kode 7 jika menggunakan alat penanam (cultivator) dan kode 8 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1002.b
:
Alat/Mesin
Pasca
Panen/Panen
(alat
sortasi/pemilah, alat pendingin, alat pengering, dan alat pembungkus) Lingkari kode 1 jika menggunakan alat/mesin pasca panen dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1002.c
:
Alat/Mesin udara/vacum
Pengolahan frying,
(penggoreng
pemeras
hampa
buah-buahan,
blender pengolah hasil, dan alat pemarut rimpang) Lingkari kode 1 jika menggunakan alat/mesin pengolahan dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1003
:
Hama/Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Rincian 1003.a
:
Apakah Terkena Serangan Hama/OPT?
Lingkari kode 1 jika terkena serangan hama/OPT dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Jika kode 2 dilingkari maka langsung ke rincian 1004. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada tanaman hortikultura terpilih, termasuk didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma. Tanaman terserang OPT apabila tanaman tersebut menjadi tempat hidup dan berkembangbiaknya OPT, atau tanaman mengalami kerusakan karena OPT, dengan kepadatan populasi OPT atau intensitas kerusakan tanaman
92
ST2013-SHR.PCS
tersebut telah menyamai atau melebihi ambang pengendalian yang telah ditetapkan. Ambang pengendalian adalah batas toleransi intensitas serangan atau kepadatan populasi OPT terendah untuk dilakukan pengendalian. Intensitas serangan OPT yang sama atau lebih besar dari batas toleransi tersebut perlu dikendalikan. Rincian 1003.b
:
Dampak
Serangan
Penurunan
Hama/OPT
Produktivitas/Produksi
Terhadap (menurut
persepsi responden). Lingkari kode 1 jika dampak serangan hama/OPT atau akibatnya terhadap penurunan produktivitas/produksi sangat besar, kode 2 jika besar, kode 3 jika sedang, kode 4 jika kecil, dan kode 5 jika sangat kecil. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1003.c
:
Apakah
Dilakukan
Upaya
Pengendalian
Hama/OPT ? Lingkari kode 1 jika melakukan upaya pengendalian hama/OPT dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Jika kode 2 dilingkari maka langsung ke rincian 1003.e.
Rincian 1003.d
:
Cara
Pengendalian
Hama/OPT
yang
Utama
Dilakukan. Lingkari kode 1 jika cara pengendalian hama/OPT yang utama dilakukan dengan cara agronomis, kode 2 jika mekanis, kode 3 jika hayati, dan kode 4 jika kimiawi. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Pengendalian Agronomis adalah berbagai tindakan budidaya yang dapat mengatasi perkembangan populasi/serangan OPT. Tindakan tersebut antara
ST2013-SHR.PCS
93
lain; pengolahan tanah, pengaturan irigasi, pemupukan dan lain-lain. Termasuk pengaturan pola tanam dan penanaman varietas tahan OPT. Pengendalian Mekanis adalah pengendalian dengan memanfaatkan berbagai sarana dan peralatan yang ada antara lain; pemagaran/penghalang plastik, pengendalian tikus dengan cara gropyokan, pemakaian perangkap dan lain-lain. Pengendalian Hayati adalah pengendalian dengan memanfaatkan agen hayati (pemangsa alami/predator) yang sesuai dan telah terbukti efektif mengendalikan populasi OPT, misalnya pengendalian tikus dengan melepas burung pemangsa tikus, menjaga keseimbangan ekosistem. Pengendalian Kimiawi adalah pengendalian dengan menggunakan bahanbahan kimia, misalnya pengendalian hama/OPT dengan menggunakan pestisida, rodhentisida dll. Rincian 1003.e
:
Jika Rincian 1003.c berkode 2 maka Alasan Utama Tidak
Dilakukannya
Upaya
Pengendalian
Hama/OPT. Lingkari kode 1 jika biaya penanggulangan mahal, kode 2 jika sulit mendapatkan sarana penanggulangan, kode 3 jika tidak ada biaya, dan kode 4 lainnya. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Biaya penanggulangan mahal jika petani tidak mampu membeli obatobatan untuk menanggulangi serangan OPT karena harganya terlalu mahal. Sulit mendapatkan sarana penanggulangan jika di sekitar daerah responden sulit/tidak tersedia obat-obatan pada saat dibutuhkan, meskipun ada harus membeli di tempat yang relatif jauh. Tidak ada biaya jika petani tidak memiliki biaya untuk melakukan pengendalian OPT/membeli sarana penanggulangan.
94
ST2013-SHR.PCS
Alasannya lainnya misalnya jika petani tidak tahu cara melakukan pengendalian hama/OPT. Rincian 1004
:
Perubahan Iklim atau Bencana Alam.
Rincian 1004.a
:
Apakah Terkena Akibat Perubahan Iklim atau Bencana Alam?
Lingkari kode 1 jika terkena akibat perubahan iklim atau bencana alam dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Jika kode 2 dilingkari maka langsung ke rincian 1005. Tanaman terkena akibat perubahan iklim adalah jika selama setahun yang lalu tanaman hortikultura terpilih mengalami/terkena banjir atau kekeringan. Tanaman terkena bencana alam jika tanaman tersebut mengalami/terkena debu gunung berapi meletus, lahar, gempa bumi, dan lain-lain. Rincian 1004.b
:
Jenis Akibat Perubahan Iklim atau Bencana Alam yang Utama.
Lingkari kode 1 jika kekeringan, kode 2 jika kebanjiran, kode 3 jika karena intensitas curah hujan yang terlalu tinggi, dan kode 4 jika lainnya (tanah longsor, gempa bumi, dll). Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1004.c
:
Dampak Perubahan Iklim atau Bencana Alam Terhadap Penurunan Produksi (menurut persepsi responden).
Lingkari kode 1 jika akibat perubahan iklim atau bencana alam tersebut ≤ 25%, kode 2 jika 26% - 50%, kode 3 jika 51% - 75%, dan kode 4 jika 76% 100%. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1005
:
Kendala/Hambatan/Kesulitan
Usaha
Tanaman
Hortikultura Terpilih Selama Setahun yang Lalu
ST2013-SHR.PCS
95
Rincian 1005.a
:
Pembiayaan
Usaha
Tani
(sulit
memperoleh
pinjaman). Lingkari kode 1 jika kendala usaha adalah pembiayaan usaha tani (sulit memperoleh pinjaman) dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1005.b
:
Kenaikan Harga Produksi Tanaman Hortikultura Lebih Rendah Dibandingkan Kenaikan Ongkos Produksi.
Lingkari kode 3 jika kendala usaha adalah kenaikan harga produksi tanaman hortikultura lebih rendah dibandingkan kenaikan ongkos produksi dan kode 4 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1005.c
:
Akibat Serangan Hama/OPT.
Lingkari kode 5 jika kendala usaha adalah akibat serangan hama/OPT dan kode 6 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1005.d
:
Akibat Kekeringan/Kebanjiran.
Lingkari kode 7 jika kendala usaha adalah akibat kekeringan/kebanjiran dan kode 8 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1005.e
:
Kesulitan
dalam
Mendapatkan
Pekerja/Upah
Pekerja Mahal. Lingkari kode 1 jika kendala usaha adalah kesulitan dalam mendapatkan pekerja/upah pekerja mahal dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia.
Rincian 1005.f
:
Kesulitan dalam Pemasaran Hasil.
Lingkari kode 3 jika kendala usaha adalah kesulitan pemasaran hasil dan kode 4 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1005.g
96
:
Lainnya.
ST2013-SHR.PCS
Lingkari kode 5 jika kendala usaha lainnya adalah selain hal yang disebutkan diatas dan kode 6 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1006
:
Bagaimana Perkiraan Peluang Usaha Tanaman Hortikultura Terpilih
Lingkari kode 1 jika perkiraan peluang usaha tanaman hortikultura terpilih menurut petani adalah jauh lebih buruk, kode 2 jika lebih buruk, kode 3 jika sama saja, kode 4 jika lebih baik, dan kode 5 jika jauh lebih baik. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1007
:
Sumber Pembiayaan.
Rincian 1007.a
:
Sumber
Pembiayaan
Usaha
Tani
Tanaman
Hortikultura Terpilih. Isikan persentase sumber pembiayaan yang berasal dari: 1) Biaya sendiri jika sumber pembiayaan adalah milik rumah tangga yang bersangkutan tanpa pinjaman dari pihak lain. 2) Pinjaman dengan bunga jika sumber pembiayaan berasal dari pihak lain dengan atau tanpa jaminan dan wajib dibayar kembali secara tunai atau angsuran dalam satu periode tertentu dengan dikenai bunga maupun syariah. Petani yang membeli pupuk, pestisida, atau sarana produksi lainnya dengan sistem hitung dan membayar setelah panen dengan harga lebih tinggi dari harga normal dianggap memperoleh sumber pembiayaan pinjaman dengan bunga. Bunga yang dimaksud adalah selisih harga yang dibayar dengan harga normal. 3) Pinjaman tanpa bunga jika sumber pembiayaan berasal dari pihak lain dengan atau tanpa jaminan dan wajib dibayar kembali secara tunai atau angsuran dalam satu periode tertentu tanpa bunga atau tanpa syariah.
ST2013-SHR.PCS
97
Jika hanya rincian a.1) terisi maka langsung ke rincian 1008 Jika hanya rincian a.3) yang terisi maka lanjut ke rincian 1008
Rincian 1007.b
:
Jika
Rincian
1007.a.2
terisi
maka
Sumber
Pinjaman yang Utama Berasal Dari Lingkari kode 1 jika sumber pembiayaan yang utama berasal dari bank termasuk bank syariah, kode 2 jika dari BPR, kode 3 dari lembaga keuangan lainnya misal asuransi, pegadaian, dan lembaga pembiayaan lainnya, kode 4 dari koperasi, dan kode 5 dari perorangan. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Jika kode 1 dilingkari maka langsung ke rincian 1008. Rincian 1007.c
:
Jika
Rincian
1007.b
Tidak
berkode
1,
Sebab/Alasan Tidak Meminjam dari Bank. Rincian 1007.c.1
:
Tidak Tahu Prosedurnya.
Lingkari kode 1 jika alasan tidak meminjam dari bank karena tidak tahu prosedurnya dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1007.c.2
:
Proses Berbelit-belit/Lama.
Lingkari kode 3 jika alasan tidak meminjam dari bank karena proses berbelibelit/lama, dan kode 4 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1007.c.3
:
Tidak Punya Agunan.
Lingkari kode 5 jika alasan tidak meminjam dari bank karena tidak punya agunan dan kode 6 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1007.c.4
98
:
Suku Bunga Tinggi.
ST2013-SHR.PCS
Lingkari kode 7 jika alasan tidak meminjam dari bank karena suku bunga tinggi dan kode 8 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1007.c.5
:
Lokasi Bank Relatif Jauh.
Lingkari kode 1 jika alasan tidak meminjam dari bank karena lokasi bank relatif jauh dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1007.d
:
Dari Rincian 1007.c yang Berkode Ganjil, yang Menjadi Alasan Utama Adalah Nomor.
Jika rincian 1007.c ada yang berkode 1, 3, 5, dan 7 maka tuliskan salah satu yang menjadi alasan utama. Salin nomor yang dituliskan pada tempat yang tersedia. Rincian 1008
:
Bantuan Usaha.
Rincian 1008.a
:
Apakah Menerima Bantuan (gratis atau subsidi) Untuk Usaha tani Tanaman Hortikultura ?
Lingkari kode 1 jika menerima bantuan untuk usaha dari tanaman hortikultura, kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Jika kode 2 dilingkari maka langsung ke rincian 1009. Rincian 1008.b
:
Bantuan Untuk Usaha Tani Tanaman Hortikultura yang Diterima Terutama Bersumber dari.
Lingkari kode 1 jika bantuan untuk usaha tani tanaman hortikultura yang utama bersumber dari pemerintah, kode 2 jika lembaga non pemerintah, dan kode 3 jika perorangan. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Jika kode 2 atau 3 dilingkari maka langsung ke rincian 1009. Rincian 1008 c
:
Jika Rincian 1008 b berkode 1 makaJenis Bantuan yang Diterima.
Rincian 1008.c.1
:
Benih. ST2013-SHR.PCS
99
Lingkari kode 1 jika bantuan yang diterima berupa benih gratis, kode 2 berupa benih subsidi harga dan kode 3 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1008.c.2
:
Pupuk.
Lingkari kode 4 jika bantuan yang diterima berupa benih gratis, kode 5 berupa pupuk subsidi harga dan kode 6 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1008.c.3
:
Pestisida.
Lingkari kode 7 jika bantuan yang diterima berupa pestisida gratis, kode 8 berupa pestisida subsidi harga dan kode 9 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1008.c.4.
:
Alat/Mesin pertanian.
Rincian 1008.c.4.a
:
Untuk Rumah Tangga ybs.
Lingkari kode 1 jika bantuan yang diterima untuk rumah tangga yang bersangkutan berupa alat/mesin gratis, kode 2 alat/mesin dengan subsidi harga dan kode 3 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1008.c.4.b :
Untuk Kelompok.
Lingkari kode 4 jika bantuan yang diterima untuk kelompok berupa alat/mesin gratis, kode 5 alat/mesin dengan subsidi harga dan kode 6 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1008.c.5
:
Pembiayaan Usaha.
Lingkari kode 7 jika bantuan yang diterima berupa pembiayaan gratis, kode 8 berupa pembiayaan subsidi harga, dan kode 9 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1008.c.6.a :
100
Penyuluhan
ST2013-SHR.PCS
Lingkari kode 1 jika bantuan yang diterima berupa penuluhan, kode 2 berupa pembiayaan subsidi biaya, dan kode 3 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1008.c.6.b : Jika rincian 1008.c.6.a berkode 3 maka kapan tahun terakhir mendapatkan bantuan penyuluhan Tuliskan tahun terakhir mendapatkan bantuan penyuluhan pada tempat yang disediakan. Jika sama sekali belum pernah mendapatkan penyuluhan, rincian ini di kosongkan. Rincian 1009
:
Jenis Bantuan Usaha dari Pemerintah/Pemda yang Paling Dibutuhkan Pada Waktu yang Akan Datang.
Lingkari kode 1 jika jenis bantuan untuk usaha dari pemerintah/pemda yang paling dibutuhkan pada waktu yang akan datang berupa benih, kode 2 jika pupuk, kode 3 jika alat/mesin pertanian, kode 4 jika pinjaman modal dari bank tanpa agunan, kode 5 jika pinjaman modal dari bank dengan subsidi bunga, kode 6 jika jaminan harga seperti HPP gabah/beras, kode 7 jika penyuluhan tehnik budidaya, kode 8 jika lainnya (...), dan kode 9 jika tidak membutuhkan bantuan. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1010
:
Keanggotaan KUD/Koperasi Tani.
Rincian 1010.a
:
Apakah Ada Anggota Rumah Tangga (termasuk kepala rumah tangga) yang Menjadi Anggota KUD/Koperasi Tani Pada Saat Pencacahan ?
Lingkari kode 1 jika ada dan kode 2 jika tidak ada. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1010.b
:
Jika “ Tidak Ada “ (rincian 1010 a berkode 2) maka Alasan Utama Tidak Menjadi Anggota KUD/Koperasi Tani.
ST2013-SHR.PCS
101
Lingkari kode 1 jika alasan utama tidak menjadi anggota KUD/koperasi tani karena belum ada KUD/koperasi tani di daerahnya (kecamatan), kode 2 lokasi KUD/koperasi tani jauh, kode 3 pelayanan KUD/koperasi tani tidak memuaskan, dan kode 4 lainnya. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1011
: Keanggotaan dalam kelompok tani tanaman hortikultura pada saat pencacahan
Kelompok tani tanaman hortikultura adalah kumpulan petani (dewasa, wanita, dan pemuda) yang terikat secara non formal dalam satu wilayah kelompok yang bekerjasama atas dasar saling asih, saling asah, dan saling asuh bagi keberhasilan usaha tanaman hortikulturanya, yang diketuai oleh seorang kontak tani. Rincian 1011.a
:
Apakah menjadi anggota kelompok tani tanaman hortikultura terpilih pada saat pencacahan?
Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota kelompok tani tanaman hortikultura terpilih dan kode 2 bila tidak ada yang menjadi anggota kelompok tani tanaman hortikultura terpilih pada saat pencacahan. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila kode 2 dilingkari pertanyaan langsung ke rincian 1012. Rincian 1011.b
:
Apabila “tidak”, alasan utama tidak menjadi anggota adalah
Rincian ini terisi bila rincian 1011.a berkode 2. Lingkari kode 1 bila alasan utama tidak menjadi anggota kelompok tani adalah belum ada kelompok tani tanaman hortikultura terpilih di daerahnya, kode 2 bila alasannya sudah ada kelompok tani tanaman hortikultura terpilih tetapi tidak berminat, dan kode 3 lainnya (.....). Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 1012
:
Kemitraan.
Kemitraan adalah pola kerja sama antara perusahaan mitra dengan petani/kelompok tani.
102
ST2013-SHR.PCS
Rincian 1012.a
:
Apakah
Melakukan
Kemitraan
dengan
Perusahaan Mitra/usaha Mitra. Lingkari kode 1 jika ada dan kode 2 jika tidak. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Bila kode 2 dilingkari pertanyaan langsung ke rincian 1013.a. Rincian 1012.b
:
Jika “ Ya “ (rincian 1012 a berkode 1), dengan:
Lingkari kode 1 jika melakukan kemitraan dengan BUMN, kode 2 dengan BUMD, kode 3 dengan Perusahaan swasta, dan kode 4 dengan Koperasi. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Perusahaan mitra adalah perusahaan yang melakukan kemitraan dengan petani/kelompok tani. BUMN adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dikuasai oleh Pemerintah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara. Contoh : PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Pertani, PT. Sang Hyang Seri BUMD adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Daerah. Perusahaan swasta/usaha adalah perusahaan yang modalnya berasal dari orang-orang atau badan-badan non pemerintah. Rincian 1013.a
:
Penggunaan hasil panen tanaman hortikultura selama setahun yang lalu
Isikan persentase penggunaan hasil panen selama setahun yang lalu untuk masing-masing penggunaan. Jumlah persentase penggunaan hasil panen untuk dijual, untuk dikonsumsi rumah tangga sendiri, untuk pakan ternak, dan untuk lainnya (diberikan pada pihak lain, dll) harus seratus persen. Rincian 1013.b
:
Jika rincian 1013.a.1 terisi maka Penjualan Hasil
Panen yang Utama Ke: ST2013-SHR.PCS
103
Lingkari kode 1 jika penjualan hasil panen yang utama ke KUD/koperasi tani, kode 2 koperasi lainnya, kode 3 pedagang pengumpul, kode 4 pasar, kode 5 mitra usaha, dan kode 6 lainnya (...). Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Blok XI
Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah Tangga Pada Saat Pencacahan Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui keadaan bangunan dan
fasilitas tempat tinggal rumah tangga responden pada saat pencacahan. Rincian 1101
:
Status
Kepemilikan/Penguasaan
Bangunan
Tempat Tinggal yang Ditempati. Lingkari kode 1 jika bangunan tempat tinggal milik sendiri, kode 2 sewa/kontrak, dan kode 3 bebas sewa/lainnya. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Milik Sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betulbetul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli termasuk rumah milik sendiri. Sewa/kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian sewa/kontrak antara pemilik dan pemakai. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Bebas Sewa/lainnya, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain tanpa mengeluarkan suatu pembayaran, misalnya rumah tangga tersebut menempati rumah orang tua, famili, rumah dinas atau rumah orang lain tanpa sewa dan lainnya. Rincian 1102
:
Jenis Lantai Bangunan Tempat Tinggal yang Terluas.
104
ST2013-SHR.PCS
Lingkari kode 1 jika jenis lantai yang terluas adalah keramik/marmer/granit, kode 2 ubin/tegel/teraso, kode 3 semen/bata merah, kode 4 kayu/papan, kode 5 bambu, dan kode 6 tanah/lainnya. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Rincian 1103
:
Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal.
Isikan luas lantai (m2) dan salin pada tempat yang tersedia. Luas lantai, adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan (sebatas atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang, lantai setiap tingkat untuk bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus. Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha, warung, restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen), lumbung hortikultura dan lain-lain. Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati. Rincian 1104
:
Sumber Penerangan yang Utama.
Lingkari kode 1 jika sumber penerangan yang utama adalah listrik PLN dengan meteran, kode 2 listrik PLN tanpa meteran, kode 3 listrik non PLN, dan kode 4 bukan listrik. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Apabila responden menggunakan lebih dari satu jenis sumber penerangan yang sama penggunaannya maka pilih jenis sumber penerangan yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). Penjelasan: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, pembangkit listrik tenaga surya, tenaga air, dll, masuk kode 2, ST2013-SHR.PCS
105
sedangkan lampu minyak tanah lainnya (lampu tempel, sentir, pelita dan sejenisnya), lampu petromak, lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri masuk kode 3.
Rincian 1105
:
Jenis Bahan Bakar untuk Memasak yang Utama.
Lingkari kode 1 jika bahan bakar untuk memasak yang utama adalah listrik , kode 2 gas/elpiji, kode 3 minyak tanah, kode 4 arang, kode 5 kayu, dan kode 6 lainnya. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Apabila responden menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar yang sama penggunaannya, maka pilih jenis bahan bakar yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). Rincian 1106
:
Sumber Air Minum yang Utama.
Lingkari kode 1 jika sumber air minum yang utama adalah air dalam kemasan/air
isi
ulang,
kode
2
ledeng
(meteran/eceran),
kode
3
pompa/sumur bor, kode 4 sumur, kode 5 mata air, kode 6 air sungai, kode 7 air hujan, dan kode 8 lainnya. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Perlu diingat bahwa yang ditanyakan adalah sumbernya. Jadi jika rumah tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila responden menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut. Air dalam kemasan/air isi ulang adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 12 liter atau 19 liter) dan kemasan gelas; seperti antara lain air kemasan merk Aqua, VIT, Airess, Moya, 2 Tang, MQ, dan termasuk air minum isi ulang. 106
ST2013-SHR.PCS
Ledeng adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM baik dikelola pemerintah maupun swasta. Penjelasan: 1. Rumah tangga yang minum dari air ledeng yang diperoleh baik dari pedagang air keliling maupun dari tetangga dianggap mempunyai sumber air minum ledeng. 2. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan. 3. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan membeli air pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung pada apa yang banyak dimanfaatkan selama setahun yang lalu. 4. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, air danau, air sumur dan air hujan melalui proses penjernihan dengan menggunakan mesin penjernih dianggap menggunakan sumber air minum ledeng. 5. Rumah tangga yang menggunakan air minum isi ulang maka sumber air minumnya adalah air dalam kemasan. Pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Sumur adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan
ST2013-SHR.PCS
107
katrol maupun tidak. Air sumur dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu air sumur terlindung dan tidak terlindung. Penjelasan: Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut dikategorikan sumur terlindung jika mulut sumur terbuka, dikategorikan menggunakan pompa jika mulut sumur tertutup. Mata air adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul dengan sendirinya. Perlu berhati-hati dalam menentukan sumber air minum rumah tangga, karena di beberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai
atau mata air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa pralon/pastik. Dalam hal ini sumber air minumnya adalah air sungai atau mata air, bukan ledeng Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti air waduk/danau. Rincian 1107
:
Fasilitas Tempat uang Air Besar yang Utama.
Lingkari kode 1 jika fasilitas tempat buang air besar yang utama adalah jamban sendiri (satu rumah tangga), kode 2 jamban bersama (beberapa rumah tangga) , kode 3 jamban umum, dan kode 4 tidak ada. Salin kode yang dilingkari pada tempat yang tersedia. Sendiri jika fasilitas tempat buang air besar digunakan khusus oleh rumah tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang. Bersama jika fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan rumah tangga yang lain, dan biasanya jumlah rumah tangganya sudah 108
ST2013-SHR.PCS
tertentu. Umum jika fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas
pada
rumah
tangga
tertentu,
tetapi
siapapun
dapat
menggunakannya.
Blok XII
Pengesahan
Blok ini digunakan untuk mencatat pemberi informasi, tanggal wawancara, dan tanda tangan pemberi informasi. Blok XIII
Catatan
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan-keterangan penting yang diperlukan. Lembar Kerja Lembar kerja digunakan sebagai lembar pembantu untuk pengisian daftar ST2013-SHR.S. Lembar kerja ini memuat periode musim tanam untuk tanaman semusim, lembar kerja pembantu untuk mencatat produksi per umur tanaman tahunan, dan tabel untuk membantu menghitung jumlah HOK untuk laki-laki dan perempuan serta tabel yang berisi jenis tanaman, kode tanaman, satuan, dan bentuk produksi utama. Contoh pengisian lembar kerja a. Digunakan untuk mencatat:
Bulan dimana petani tanam (Tij) dan panen (Pij) untuk tanaman semusim. (Tij)
: tanam ke-i pada bidang ke-j
(Pij)
: panen ke-i pada bidang ke-j
ST2013-SHR.PCS
109
untuk tanaman tahunan digunakan untuk menuliskan bulan dimana tanaman tersebut panen.
b. Digunakan sebagai contoh penghitungan jumlah tanaman tahunan dan produksi pada masing-masing umur.
c.
Penghitungan HOK
d. Lembar kerja juga digunakan untuk mencatat keterangan yang diperlukan, misal:
110
ST2013-SHR.PCS
7
PENUTUP
Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan, kemampuan dan ketelitian para petugas lapang terutama pencacah. Oleh karena itu sebelum daftar-daftar yang telah diisi diserahkan kepada pemeriksa, pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isian-isiannya telah benar dan tepat diisikan pada kolom-kolom, rincian-rincian yang sesuai. Setelah pencacahan selesai dan pencacah yakin bahwa semua isian telah diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada pemeriksa, tetapi bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai, karena mungkin pencacah akan diminta pemeriksa untuk melakukan pencacahan ulang apabila diperlukan. Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan agar bila ternyata pencacah masih menemui kesalahan-kesalahan secepatnya diperbaiki, dan jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang, lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi pemeriksa. Jika dijumpai hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan sendiri, diskusikan dengan teman-teman sesama pencacah, dan bila masih ragu-ragu juga usahakanlah menemui pemeriksa dan diskusikan dengannya agar diperoleh penjelasan yang dapat menghilangkan keragu-raguan tersebut. Data yang dihasilkan dari kegiatan survei rumah tangga usaha tanaman hortikultura 2014 ini sangat bermanfaat bagi emerintah untuk perencanaan pembangunan
terutama
dalam
upaya
pemerintah
untuk
meratakan
pembangunan dan hasil-hasilnya. Tanpa data, Pemerintah tidak mungkin dapat menyusun rencana pembangunan yang sempurna.
ST2013-SHR.PCS
111
LAMPIRAN
ST2013-SHR.PCS
113
Lampiran 1 Daftar ST2013-SHR.DSRT
114
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
115
Lampiran 2 Daftar ST2013-SHR.S (Tanaman Semusim)
116
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
117
118
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
119
120
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
121
122
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
123
124
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
125
126
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
127
128
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
129
130
ST2013-SHR.PCS
Daftar ST2013-SHR.S (Tanaman Tahunan)
ST2013-SHR.PCS
131
132
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
133
134
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
135
136
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
137
138
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
139
140
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
141
142
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
143
144
ST2013-SHR.PCS
ST2013-SHR.PCS
145
146
ST2013-SHR.PCS