SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN IPA 2010
Tim Penyunting: Dr. Sudarmin, M.Si Parmin, M.Pd Novi Ratna Dewi, S.Si, M.Pd Arif Widiyatmoko, M.Pd
Diselenggarakan Oleh:
Program Studi Pendidikan IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) ,
1111166,, -.S A W
Diterbitkan oleh : Prodi Pendidikan IPA FMIPA Unnes bekerja sama dengan CV. Swadaya
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA 2010
Tim Penyunting: Dr. Sudarmin, M.Si Parmin, M.Pd Novi Ratna Dewi, S.Si, M.Pd Arif Widiyatmoko, M.Pd
ISSN :
9-789791 630245
CETAKAN PERTAMA 2010
ii
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA tnelalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA 2010
TEMA SEMINAR:
"Membangun Profesionalisme Guru IPA Melalui Penyelenggaraan Pendidiban Profesi Guru (PPG)"
TUJUAN SEMINAR 1. Mengkomunikasikan dan memfasilitasi pertulgaran informasi antara peserta semina r de nga n na ra sumber ya ng #:?ompeten teriza it penyelengga raa n pendidilqan profesi guru (PPG). 2. Meninghatkan jejaring herjasama antara para guru IPA dengan program studi pendidikan IPA -Si FMIPA UNNES. 3. Memfasilitasi pertuharan informasi ilmiah berkaitan pembelajaran IPA yang akif, kreatif, inovatif, dan menyenanglRan.
Ala mat Tim Penyunting:
Program Studi Pendidikan IPA Si FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus Selcaran Gunungpati. Telp. (024) 8508112, Email: semnas_pendipayahoo.com Web: www.ipaunnes.ac.id
iii
PROCEEDING
SEMINA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA tnelalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL PENDID1KAN IPA FMIPA UNNES
PENASEHAT
: Dekan FMIPA UNNES: Dr. Kasmadi Imam S. MS
PENGARAH
KEWA SEKRETARIS
: PD I FMIPA UNNES PD 11 FMIPA UNNES PD III FMIPA UNNES : Dr. Sudarmin, M.Si : Parmin, M.Pd
BENDAHARA
: 1. Novi Ratna Dewi,S.Si,M.Pd
SEKSI HUMAS
: Prof. Dr. Wiyanto, M.Si : Dr. Lisdiana, M.Si : Drs. M. Asikin, M.Pd
2. Risdiharti, S.Pd : 1. Drs. Lilik Sunaryo, M.Pd
2. Imam Budiharyanto,S.Pd 3. Sri Sukarni,M.Pd 4. Tholhah Ahmad 5. Abdul Munub SEKSI SIDANG
: 1. Dra. Retno Sri Iswari, SU
- SEKSI ACARA
2. Dra. Sri Nurhayati,M.Pd 3. Dra. Woro Sumarni, M.Si : 1. Dr. Supartono,M.S
- SEKSI MAKALAH
2. Dra. Endah Peniati,M.Si : 1. Ledi Diyanasari, M.Kom
SEKSI KESEKRETARIATAN
2. Anang Eko Wahyudi, M.Kom : 1. Dra. Tuty Ganewati 2. R. Suparyadi SA 3. Rina Kusuma Dewi 4. Dika Agustinowati 5. Cristian Damayanti 6. Raula Samsul Amarila
SEKSI KONSUMSI
: 1. Nurwidjajanti 2. Rubiyem 3. S ug i ya r t o
SEKSI PERLENGKAPAN
: 1. Suparno, S.Pd 2. Waluyo 3. Suratman Bejo 4. M. Abdul Azis, SE 5. Gunawan
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................................................................... i SUSUNAN TIM PENYUNTING ................................................................................................................................................................ ii TEMA DAN TUJUAN SEMINAR ..................................................................................................................................................iii SUSUNAN PANITIA ...................................................................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................................................... v SAMBUTAN DEKAN FMIPA UNNES .......................................................................................................................... vi SAMBUTA KETUA PANITIA ......................................................................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... viii DAFTAR MAKALAH
..................................................................................................ix
viii
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TM-TUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
DARTAR MAKALAH 1.
PEMANFAATAN SAINS ASLI (INDIGENOUS SCIENCE) BERBASIS BUDAYAJAWA ................................... 1 SEBAGAI WAHANA MEMPERKAYA PENGETAHUAN SAINS ILMIAH BAGI CALON GURU Sudarminl, Woro Sumarni l, dan Hartono2
1. Jurusan kimia FMIPA Unnes Semarang, 2. Jurusan Fisika Unnes Semarang 2. Karakteristik Perkuliahan Kurikulum IPA untuk Mengembangkan ............................................... 8 Sikap Kepemimpinan Sebagai Salah Satu Aspek Entrepreneurship Pada Mahasiswa Guru NancySusianna, FKIP Universitas Pelita Harapan 3. EFEKTIVITAS TEKNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK ........................................ 13 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA SMA Rio Yulia Gloria, Prodi Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon 4. KONTRIBUSI BIOTEKNOLOGI PADA PENDIDIKAN IPA ..................................................................... 23 Supartono, Jurusan Kimia, FMIPA UNNES Semarang 5. PENINGKATAN RANAH KOGNITIF DAN SELF EFFICACY CALON ...................................................... 30 GURU SD MELALUI INTEGRASI PERANGKAT PERKULIAHAN BERBASIS STRUKTUR PEMBELAJARAN SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) KE DALAM LEARNING CYCLE Pratiwi Pujiastuti, Zuhdan Kun Prasetyo, Insih Wilujeng, UNY 6. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MELALUI ................................... 41 PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI KEMAMPUAN GENERIK SAINS Woro Sumarni, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang 7. PEMBELAJARAN IPA FISIKA MATERI CAHAYA BERBASIS INKUIRI UNTUK ......................................... 47 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS D. Indriati S.C.P, SMP Negeri 32 Semarang 8. PEMBUATAN SIMULASI EKSPERIMEN GETARAN BERBASIS KOMPUTER ........................................ 54 SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIKUM FISIKA DI SMA Herwinarso, I Nyoman Arcana, G.Budijanto Untung, Ferra Puji R., Dhiana Yuni S., Ermond Daryono, Program Studi Pendidikan Fisika Unika Widya Mandala Surabaya 9. PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN PAKEM ........................................... 61 YANG DAPAT MENUMBUHKAN KEBIASAAN BEKERJA ILMIAH PADA SISWA SD Fine Reffiane, IKIP PGRI Semarang 10. KAJIAN AWAL FASILITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP DAN SMA UNTUK ..................................... 68 MENUJU PEMBELAJARAN BERBASIS EMPAT PILAR UNESCO Novi Ratna Dewi, 11. PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN PHYSICS-EDUTAINMENT ............................................. 76 BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF Aril Widiyatmoko, Pendidikan IPA Unnes
13. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA SMP DENGAN .................................... 81 PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY Sumrih Rahayu, SMP Negeri 34 Semarang 14. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI AJAR SIFAT KOLIGATIF ................................... 87 LARUTAN UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA Sri Haryani *), Sri Wadani *), Agung Tri Pasetya *), dan Nurhilyati Fattah**) *) FMIPA UNNES, **) SMA N 2 Semarang
ix
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
15. PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP (CEP) ................ 96 DAN PENGGUNAAN GAME SIMULATION SEBAGAI MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT (CET) UNTUK MEN INGKATKAN HASIL BELAJAR, KREATIVITAS, DAN LIFE SKILL Sri Mursiti dan Titi Wahyukaeni, Jurusan Kimia FMIPA Università's Negeri Semarang 16. MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARANMATERI PERTUMBUHAN ..................... 103 DAN PERKEMBANGAN MELALUI STRATEGI TANDUR PADA SISWAKELAS VIII SMP N 3 MERTOYUDAN MAGELANG
Endah Peniati, Siti Anifah & Parmin, Jurusan Biologi FMIPA Unnes 17. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN ............................... 110 PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DAPAT MENUMBUHKAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN MEMECAHKAN MASALAH LINGKUNGAN PADA SISWA SEKOLAH ADIWIYATA Yuyun Maryuningsih, PENDIDIKAN BIOLOGI (IAIN) SYEKH NUR JATI CIREBON 18. AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI LESSON STUDY .................. 121 Parmin, Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Unnes 19. PENGEMBANGAN REPRESENTASI BUKU TEKS KIMIA SMA KELAS XII ........................ 132 BERWAWASAN TEKNOLOGI BERDASARKAN ANALISIS SWOT Sri Nurhayati, Jurusan Kimia FMIPA UNNES 20. PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ........................................ 140 BERPENGANTAR BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA SMA RSBI
EVI ROVIATI, JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 21. INFORMATION SEARCH DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ............. 150 (LEARNING INDEPENDENCE) MAHASISWA TADRIS BIOLOGI IAIN WALISONGO SEMARANG Listyono, Tadris Pendidikan Biologi IAIN Walisongo 22. THE SIX THINKING HATS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN ..................................................... 164 PEMBELAJARAN IPA YANG PAKEM Purwanti Widhy H., Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY 23. PROFESIONALISME GURU IPA DALAM PENGEMBANGAN PBI MELALUI LESSON STUDY
.............................. 171
Anny Winarsih, SMP Negeri 30 Semarang 24. UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN .................. 178 PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA INSTRUCTIONAL GAMES BERBASIS LESSON STUDY PADA MATERI ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Endang Susilowati, SMP Negeri 32 Semarang 25. PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PEMBELAHAN SEL KELAS IX SMP
................. 185
Retno Sri Iswari, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang 26. IPA SEBAGAI KONTEKS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN ............. 193 MATEMATIKA lwan Junaedi, Jurusan matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
KARAKTERISTIK PERKULIAHAN KURIKULUM IPA UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP KEPEMIMPINAN SEBAGAI SALAH SATU ASPEK ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA GURU Nancy Susianna FKIP Universitas Pelita Harapan nancysusianna @yahoo.com
Abstrak : Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan karakteristik perkuliahan Kurikulum IPA yang dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan sebagai salah satu aspek entrepreneurship dan meningkatkan sikap kepemimpinan mahasiswa guru. Metode penelitian ini yang digunakan adalah quasi eksperimen yang dilaksanakan di salah satu perguruan tinggi swasta dengan subyek 15 mahasiswa guru. Instrumen yang digunakan observasi, rubrik dan jurnal refleksi. Tujuan akhir dari matakuliah Kurikulum IPA adalah membuat proyek pengembangan kurikulum IPA di sekolah dasar atau di sekolah menengah yang dilakukan secara berkelompok. Salah satu keterampilan generik yang harus dimasukkan adalah sikap wi rausaha. Dengan menggunakan statistik Wilcoxon dengan derajat kebebasan 0,05 ditemukan bahwa sikap kepemimpinan mahasiswa guru berbeda secara siginifikan dengan p=0,04. Berdasarkan jurnal refleksi ditemukan bahwa 93 % mengatakan bahwa kerja kelompok dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan pada jenjang pribadi, antar pribadi, manajerial dan organisasional. Kata kunci Sikap wirausaha, sikap kepemimpin
P r e s i d e n S u s i l o B a m b a n g Y u d h o y o n o dalam pidatonya pada acara National Summit 2009 mengemukakan bahwa pendidikan kewirausahaan penting bagi bangsa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) mulai tahun 2009 a k a n m e m a s u k k a n p e n d i di k a n k e w i r a u s a h a a n sebagai suatu mata pelajaran wajib di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Pusat Data dan Analisa Pembangunan Jawa Barat (Pusdalisbang) terhadap 400 responden di 6 kota besar di Indonesia pada tahun 2009 diperoleh data s bb; 7 5 % r e s po n de n m e n y a t a k a n p e n di d i k a n kewirausahaan perlu diterapkan di dunia pendidikan, 10% responden yang menganggap belum perlu diterapkan dan 15% tidak tahu. Data lain yang diperoleh adalah sebanyak 67% responden merasa yakin bahwa jika pendidikan kewirausahaan diterapkan maka dapat menekan angka pengangguran, sedangkan 22% responden mengaku tidak yakin pendidikan kewirausahaan akan mampu mengatasi pengangguran dan 11% mengatakan tidak tahu. (http://www.bapedajabar.go.id/pusdalisbang) Dengan be rla kunya Kuri kulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka proses belajar mengajar tidak hanya berfokus pada ranah kognitif saja melainkan pada ranah afektif dan psikomotor. Demikian halnya jika pendidikan Prodi IPA FMIPA UNNES
kewirausahaan diterapkan pada sekolah menengah berarti bukan saja siswa mengerti tentang konsep kewir ausah aan m ela ink a n siswa m emi liki si ka p wirausaha (entrepreneurship). Keberhasilan pendidikan kewirausahaan yang akan diterapkan b er ga n t u n g k e pa d a gu r u d a n m a h a si sw a gu r u karena mereka adalah ujung tombak pembelajaran di kelas. Berdasarkan wawancara dengan 16 mahasiswa guru jenjang strata dua, 90 % mengatakan bahwa sikap wirausaha dalam pembelajaran berarti mempersiapkan siswa agar dapat berdagang. Hal ini disebabkan karena mahasiswa menghubungkan dengan banyaknya pengangguran pada saat ini, sedangkan lowongan pekerjaan sangat sedikit. Data Badan Pusat Statistik 2005 pun mendukung pernyataan mahasiswa guru tersebut bahwa banyak kaum muda di Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan. Salah satu data yang dikemukakan adalah sebanyak 36,7 % usia 15 — 19 tahun dan 23,1% usia 20 — 24 tahun tidak memiliki pekerjaan. Pendapat dari mahasiswa di atas tidak seluruhnya benar. Alma (2004) mengatakan bahwa sikap wirausaha merupakan sikap yang diperlukan oleh semua orang balk yang akan berwirausaha maupun seba ga i pegaw ai . D ar i ber ba ga i pen el i ti an di Amerika Serikat, sikap wirausaha meliputi; percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, dan keorsinilan (Alma, 2004).
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Berdasarkan data di atas maka mahasiswa guru perlu dibekali tentang pengertian sikap wirausaha secara Iebih mendalam. Lebih lanjut 80 % rnahasiswa guru m en gat a k an ba hw a m ere k a t i da k m en ge t ahu i cara memasukan pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap wirausaha siswa. Mahasiswa guru mengharapkan adanya pembekalan tentang pengetahuan wirausaha dan mendapat pengalaman pada saat perkuliahan agar dapat diterapkan ketika mereka sudah menjadi guru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susianna (2004) ditemukan bahwa sikap wirausaha siswa SMA dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kimia. Salah satu sikap wirausaha yang diteliti ada lah sik ap ke pemimpi nan. Salah sa tu sik ap wirausaha adalah sikap kepemimpinan. Menurut Covey (1997) kepemimpinan dilaksanakan mulai dari dalam diri samapi ke luar diri. Kepemimpinan t e r d i r i d a r i e m p a t j e n j a n g y a i t u : 1 ) pr i b a di , hubungan saya dengan - saya sendiri; 2) antar pribadi, hubungan dan interaksi saga dengan orang lain; 3) manajerial, tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan beserta orang lain; 4) organisasional, kebutuhan saya untuk mengorganisir orang. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik perkuliahan Kurikulum IPA yang dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan mahasiswa guru sebagai salah satu aspek dari entrepreneurship? 2. Apakah sikap kepemimpinan mahasiswa guru dapat ditingkatkan melalui perkuliahan Kurikulum IPA Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan khasanah perkuliahan pada Fakultas Pendidikan Guru dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan mahasiswa guru. Secara praktis, hasil penelitian ini dihar apkan dapat men ja di bahan pertim ban gan bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kurikulum pendidikan guru, memberi pengalaman ba g i c a l o n gu r u s eh i n g ga m en d a p a t k a n su a t u contoh pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap wirausaha, dan mendorong pen eliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan tentang upaya menumbuhkan sikap wirausaha lainnya di perkulihan pendidikan guru. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan one class pre pos design. Subjek penelitian adalah 15 rnahasiswa gu r u st a r a du a di sa l a h sa t u per gu r u a n t i n ggi swasta. Penelitian ini dilakukan selama satu semester pada semester ganjil tahun ajaran 2009 / 2010. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui karakteristik per kuliahan Kurikulum IPA menggunakan observasi dan catatan lapangan, seda n gk a n u n t u k m en g u k u r si k a p k epem i m pi n untuk ke empat jenjang di atas adalah observasi, rubrik, dan jurnal refleksi.
Tabel 1. Kisi-kisi mengukur sikap kepemimpinan ienjang
Pribadi Antar Pribadi
Manajerial
Organisasional
Prod IPA FMIPA UNNES9
Keterangan
Instrumen
Pelaksanaan
Hubungan mahasiswa dengan dirinya
Rubrik
Selama proses perkuliahan
Jurnal refleksi
Akhir semester
Hubungan dan interaksi mahasiswa dengan mahasiswa lainnya
Rubrik
Selama proses perkuliahan
Observasi
Selama proses perkuliahan
Jurnal refleksi
Akhir semester
Tanggung jawab untuk
Rubrik
Selama proses perkuliahan
Observasi
Selama proses perkuliahan
Jurnal refleksi
Akhir semester
Kebutuhan mahasiswa
Rubrik
Selama proses perkuliahan
untuk mengorganisir
Observasi
Selama perkuliahan
Jurnal refleksi
Akhir semester
menyelesaikan pekerjaan bersama orang lain
mahasiswa lainnya
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Karakteristik Perkuliahan Kurikulum IPA Bobot perkuliahan Kurikulum IPA
sekelompok yang meliputi ke empat jenjang ini
kepemimpinan yaitu 1) pribadi, hubungan
adalah 3 sistem kredit semester (SKS) yang terdiri
m a h a si sw a d en ga n di r i n y a ; 2 ) a n t a r p r i ba d i ,
dari 16 kali pertemuan. Tujuan akhir dari matakuliah ini adalah membuat proyek
hubungan dan interaksi saya dengan orang lain; 3)
pengembangan kurikulum IPA di sekolah dasar atau di sekolah menengah yang dilakukan secara berkelompok. Proyek pengembangan kurikulum IPA ini meliputi penjabaran landasan filosofis, psikologis, sosial budaya dan ilmu dan teknologi da l a m p e n ge m ba n ga n k u r i k u l u m , v i s i — m i si , anali si s situ asi, tujuan, k eter am pilan gen erik, materi, kegiatan belajar mengajar, sumber dan assessment. Selain itu, mahasiswa guru ditugaskan u n t u k m e r a n c a n g p r o g r a m t a h u n a n , p r o gr a m semester dan perencanaan pembelajaran. Salah satu keterampilan generik yang wajib
pekerjaan beserta orang lain; 4) organisasional,
dikembangkan adalah sikap wirausaha. Sikap wirausaha harus terlihat jelas pada indikator pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, asesmen dan juga pada program tahunan, program semester dan perencanaan pembelajaran. Karakteristik proses perkuliahan Kurikulum IPA adalah sebagai berikut; kelas dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 3 orang untuk setiap kelompok. Setiap 2 bulan ketua kelompok diganti, s eh i n g g a s e t i a p m a h a s i s w a d a p a t m e r a s a k a n menjadi ketua dan anggota pada kelompok t er s e bu t . M a h a s i s w a m e m pr e s e n t a s i k a n t eo r i tentang salah satu aspek yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum, kemudian secara berkelompok mahasiswa berdiskusi dan m er anc a ng pr oy e k t e r s ebu t di da la m ru an gan perkuliahan. Apabila belum selesai, mahasiswa guru dapat melanjutkan pekerjaannya di luar jam perkuliahan.
langsung dengan menggunakan lembar observasi
penelitian ini mahasiswa mengisi rubrik yang sama sebanyak 3 kali yaitu pertama ketika mahasiswa telah menyelesaikan landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu teknologi, visi misi sekolah, dan keterampilan generik yang tertuang dalam proyek pengembangan kurikulum. Kedua ketika mahasiswa telah menyelesaikan materi, kegiatan belajar mengajar dan asesmen, sedangkan ketiga ada lah ketik a m aha sisw a t elah men yel esai kan program tahunan, program semester dan rencana pembelajaran yang digunakan dalam proyek pengembangan kurikulum. N i l ai r at a -r a t a r u br i k yang menilai k epem i m pi n a n di r i sen d i r i ; 3 0 , 4 u n t u k r u br i k pertama, 32,6 untuk rubrik kedua dan 33,4 untuk r u br i k k et i g a . D en ga n m en ggu n a k a n st a t i st i k Wilcoxon dengan derajat kebebasan 0,05 ditemukan bahwa rubrik pertama dengan rubrik kedua tidak berbeda signifikan dengan p = 0,622, demikian juga dengan rubrik kedua dengan rubrik ketiga tidak berbeda signifikan dengan p = 0,858. Nilai rata-rata rubrik yang menilai
dan catatan lapangan, tetapi ketika mahasiswa
k epem im pin a n t ema n sek el om po k a da la h sbb;
guru melanjutkan pekerjaannya diluar jam
29,5 untuk rubrik pertama, 32,9 untuk rubrik kedua
p er k u l i a h a n t e n t u s a j a t i da k d a p a t d i p a n t a u .
dan 33,4 untuk rubrik ketiga. Dengan
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui sikap
menggunakan statistik W ilcoxon dengan derajat
kepemimpinan mahasiswa adalah r ubrik dan
kebebasan 0,05 ditemukan bahwa rubrik pertama
jurnal refleksi. Rubrik digunakan untuk menilai diri
dengan rubrik kedua berbeda secara signifikan
sen diri dan tem an se kel ompok. Jurna l r efleksi
dengan p = 0,04, lain halnya dengan rubrik kedua
beri si paparan t entan g pen get ahuan a pa yan g
den gan r u br i k k eti ga t ida k ber beda si gni fi k an
diperoleh di perkuliahan dan rencana yang akan
dengan p = 0,285.
Selama perkuliahan sikap kepemimpinan u n t u k s e t i a p m a h a s i s w a gu r u da pa t di p a n t a u
dilakukan apabila mahasiswa guru telah menjadi guru kelas. Selain itu jurnal refleksi berisi tentang diskripsi tentang penilaian diri sendiri dan teman
Prod IPA FMIPA UNNES10
manajerial, tanggung jawab untuk menyelesaikan kebutuhan saya untuk mengorganisir orang.
Sikap kepemimpinan mahasiswa guru pada perkuliahan Kurikulum IPA Sika p kepemimpinan ma hasi swa diukur dengan menggunakan rubrik, observasi dan jurnal refleksi. Rubrik digunakan untuk menilai ke empat jenjang kepemimpinan yaitu pibadi, antar pribadi, manajerial dan organisasional. Rubrik menilai sikap kepemimpinan diri sendiri (self assessment) dan teman sekelompok (peer assessment). Dalam
B er da sa r k a n j u r n a l r ef l ek si di t em u k a n bahwa 93 % mengatakan bahwa kerja kelompok
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
kerja; 5) mengurangi beban guru; 6) meningkatkan motivasi siswa.
dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan pada jenjang pribadi, antar pribadi, manajerial dan organisasional. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk merefleksikan dirinya tentang kontribusi yang telah mereka berikan kepada kelompok sehingga mahasiswa dapat mengevaluasi diri sendiri. Mahasiswa menyadari bahwa sifat kepemimpinan dapat dilatih, dan seorang pemimpin yang balk harus mau menerima kritik dari bawahannya dan bersifat responsif. Hal ini s e s u a i dengan teori yang mengatakan entrepreneurship is a learned skill (Winardi,2003). Lebih lanjut mahasiswa mengatakan bahwa 73 % setuju dengan menggunakan rubrik untuk menila i diri s endi ri m au pun t eman sekelompok_ Apabila tidak menggunakan penilaian untuk diri sendiri dan teman sekelompok maka 67 % mengatakan kinerja mahasiswa tidak akan sama. Penggunaan rubrik untuk menilai diri sendiri maupun teman sekelompok dapat meningkatkan kejujuran, motivasi, tanggung jawab dan sebagai evaluasi untuk diri sendiri, sehingga 93 % mengatakan bahwa akan menggunakan rubrik untuk menilai diri sendiri dan teman sekelompok untuk menumbuhkan sikap kepemimpinan siswa ketika mereka menjadi guru. Self assessment menilai proses dan hasil belajar berdasarkan kumpulan pekerjaan dan catatan hasil belajar (Stiggins, 1994) dan merupakan wujud keterlibatan siswa dalam proses penilaian (Faichney, 1996). Mc Alpine (2000) menyebutkan ada beberapa keuntungan dari penggunaan self assessment yaitu: 1) merangsang kemampuan metakognitif dan penilaian kritis dari tujuan pendidikan siswa; 2) rnenimbulkan kemandirian siswa dalam membuat keputusan; 3) mengakui pilihan dan kesukaan dalam gaya belajar siswa; 4) secara khusus relevan untuk kegiatan pembelajaran yang openended; 5) merangsang motivasi intrinsik serta belajar self-assessment; 6) merangsang siswa untuk sukses dan biasa belajar untuk waktu yang lama; 7) merangsang aktivitas kerjasama antara guru-siswa dalam pembelajaran dan penilaian. Lebih lanjut Bostock (2004) menyebutkan ada beberapa keuntungan dari penggunaan peer assessment, diantaranya; 1) membantu siswa untuk bertanggung jawab dengan dilibatkan dalam penilaian; 2) mendorong siswa untuk kritis meneliti pekerjaan yang dilaksanakan rekannya; 3) memberikan umpan balik bagi siswa; 4) sebagai latihan bagi siswa untuk terjun di dunia
Ada 7 % mahasiswa mengatakan bahwa tidak akan menggunakan penilaian diri sendiri dan teman sekelompok ketika mereka menjadi guru. Setiap penilaian tentu memiliki kelebihan dan k e k u r a n g a n . M e s k i p u n p e n g g u n a a n s e l f assessment dapat menghasilkan berbagai manfaat seperti yang telah diuraikan di atas, namun ada beberapa masalah yang dapat ditemukan dalam penerapan self assessment, yaitu: 1) sulitnya menemukan konsistensi dalam self assessment, hat ini berarti adanya ancaman terhadap reliabilitas dari assessment; 2) Iamanya waktu yang diperlukan dalam mengimplementasikan self assessment dalam kelas; 3) self assessment menantang kewenangan dalam proses penilaian; 4) ancaman t e r h a d a p p r i v a s i j i k a m e n y e b a r k a n s e l f assessment terhadap khalayak meskipun di dalam sekolah; 5) perlu dihindari dari berpurapura memberi kuasa pada siswa nnelalui self assessment tetapi tetap mencatat penilaian masing-masing (Bourke dan Poskitt, dalam Mc. Alpine, 2000) Lebih lanjut Bostock (2004) mengatakan bahwa kerugian dari penggunaan peer assessment diantaranya: 1) siswa kurang mampu menilai rekannya; 2) hubungan persahabatan, perasaan tidak suka dan lain-lain mungkin akan mempengaruhi penilaian; 3) siswa mungkin tidak suka dinilai rekannya, karena kemungkinan diskriminasi, kesalahpahaman, dan lain-lain; 4) tanpa ada keterangan dari guru, kemungkinan siswa akan memberi keterangan yang salah terhadap rekannya. Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan ditemukan bahwa mahasiswa menunjukan rasa tanggung jawab, terlibat aktif, mengambil insiatif dalam kegiatan pembuatan proyek pengembangan kurikulum. Kemampuan menciptakan rasa aman, rasa berharga, kematangan emosi terlihat dalam hubungan mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sbb. Tujuan akhir dari matakuliah ini adalah membuat proyek pengembangan kurikulum IPA di sekolah dasar atau di sekolah menengah yang dilakukan secara berkelompok. Salah satu keterampilan generik yang wajib dikembangkan adalah sikap wirausaha. Setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk memimpin kelompoknya.
Prodi IPA FMIPA UNNES
11
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA TAHUN 2010 Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Perkuliahan Kurikulum IPA dapat meningkatkan sikap kepemimpinan mahasiswa guru. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran untuk LPTK adalah sebagai berikut; perlu mengembangkan sikap wirausaha untuk setiap mata kuliah di Fakultas Ilmu Pendidikan, melatih calon-calon guru untuk berpikir dan bertindak kreatif melalui pembelajaran setiap mata kuliah karena pada dasarnya keterampilan berpikir kreatif dapat dilatihkan sehingga calon guru memiliki keterampilan berpikir dalam merancang pembelajaran yang berwawasan wirausaha.
DAFTAR RUJUKAN Alma, B. (2005). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta Astamoen. (2005). Entrepreneurship. Bandung: Alfa beta
Prodi IPA FMIPA UNNES 12
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS): 2005. Jakarta Bostock. (2004). Peer Assessment. (On line). Ter sedia: http://www.iml.uts.edu.au/ assess ment/student/peer.html. (22 April 2005) Co ve y. Alih B ahasa: J ulius Sanjaya. (1997). Kepemimpinan yang Berprinsip. Jakarta: Binarupa Aksara Faichney. (1996). Assessment and Evaluation. Makalah Seminar PPS. Bandung: IKIP Mc. Alpine. (2000). Gifted and Talented: Self Assessment (On line). Tersedia: http:// www.tki.org.nz/r/gifted/reading/assessme nt/self-e.php [7 April 2006] Winardi. (2003). Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Prenada Media