PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2008 Peningkatan Peranan Peneliti Dalam Mengatasi Masalah-Masalah Sosial, Ekonomi, Teknologi dan Hankam Akibat Kenaikan Harga Minyak Dunia
Bogor, 19-20 Agustus 2008
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
PENANGGUNG JAWAB : Direktur LPPM Universitas Djuanda
PENYUNTING Sawarni Hasibuan Yulia Nurendah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2008 Peningkatan Peranan Peneliti Dalam Mengatasi Masalah-Masalah Sosial, Ekonomi, Teknologi dan Hankam Akibat Kenaikan Harga Minyak Dunia
Hak penerbitan pada Penerbit Universitas Djuanda
Cetakan Pertama, Agustus 2008 Desain Cover : Endrianur Rahman Zain xix + 606 hlm. : 21 x 29,7 cm.
Diterbitkan oleh : LPPM UNIVERSITAS DJUANDA Jl. Tol Ciawi No. 1 Bogor 16720 Telp. 0251-8240773, Fax. 0251-8240985 E-mail :
[email protected]
KATA PENGANTAR
Kenaikan harga minyak mentah dunia (bahan bakar minyak= BBM) telah memberi dampak yang luar biasa pada kenaikan harga di berbagai sektor, sehingga bukan saja membuat terjadinya krisis energi tapi juga berdampak pada krisis ekonomi dan krisis pangan. Kenaikan harga minyak mentah dunia telah berakibat pada kenaikan harga produksi, harga transportasi, yang memberi dampak pada kenaikan berbagai barang termasuk barangbarang kebutuhan pokok. Tingginya harga barang-barang pokok, sementara tingkat pendapatan masyarakat tidak meningkat membuat kemampuan daya beli masyarakat semakin rendah. Kondisi ini menyebabkan tingkat ekonomi secara keseluruhan menurun yang tentu saja juga berdampak pada masalah-masalah sosial lainnya. Makalah-makalah yang termuat dalam prosiding ini merupakan kontribusi peneliti, pemerhati dan pelaksana kebijakan dalam memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa yang terkait dengan dampak akibat kenaikan harga minyak mentah dunia. Melalui seminar hasil-hasil penelitian yang bertema: “Peningkatan Peranan Peneliti Dalam Mengatasi Masalah-Masalah Sosial, Ekonomi, Teknologi dan Hankam Akibat Kenaikan Harga Minyak Dunia (Kontribusi Peneliti Dari Berbagai Bidang Ilmu: Teknologi, Pangan, Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Hukum dan Hankam)”, tersajikan 60 (enam puluh) pandangan dari para peserta seminar yang berasal dari seluruh Indonesia, yang memberikan kontribusi mengenai sumber energi alternatif, kebijakan publik terkait kenaikan harga BBM, strategi mengatasi krisis pangan dan kemiskinan serta berbagai masalah lain yang terkait dengan dampak kenaikan BBM. Struktur prosiding terdiri atas dua kelompok tulisan. Kelompok pertama menyajikan seluruh makalah yang disajikan oleh pemakalah utama dalam diskusi panel. Kelompok kedua menyajikan makalah dari para peserta pemakalah seminar yang tersebar dalam 6 bagian. Tiap bagian mewakili satu sektor yaitu: teknologi, sosial, ekonomi, hukum, pertanian, dan kesehatan. Seluruh makalah dalam prosiding ini merupakan hasil penelitian baik penelitian lapangan maupun studi pustaka. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penampilan prosiding ini. Untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan di kemudian hari. Demikianlah, semoga prosiding ini dapat bermanfaat, memberikan kontribusi bagi seluruh pemangku kepentingan.
Bogor, Agustus 2008 Panitia
iii
DAFTAR ISI Makalah Utama Bioethanol as Alternative Fuel Prihardi Kahar …………………………………………………………………..............
1-8
Aspek Hukum Kontrak Pertambangan Migas Di Indonesia A. Madjedi Hasan ..................................................................................................
9-27
Kelompok Teknologi dan Energi Terbarukan Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan Di Wonogiri Agustin Surachman, Harsoyo Mulyohartono, Sapto Mahayuputro, Darto Rakhmat .................................................................................................................
28-36
Potensi Gas Bio Dari Landfill Sebagai Sumberdaya Energy Alternatif Suprihatin ..............................................................................................................
37-50
Pengaruh Suhu dan Waktu Esterifikasi - Transesterifikasi Terhadap Kuantitas dan Kualitas Biodiesel Dari Minyak Jelantah Sahirman, Sawarni Hasibuan, Amar Ma’ruf ………………………………………...
51-61
Pengaruh Keterlambatan Beroperasinya Pembangkit Baru Terhadap Keandalan Sistem Pembangkit Listrik PLN Region 3 Massus Subekti, Uno Bintang Sudibyo, I Made Ardita .......................................
62-75
Strategi Peningkatan Kinerja Teknologi Produksi Kayu Lapis Berbasis Neraca Kayu Dalam Rangka Mensiasati Krisis Energi Yulia Nurendah ......................................................................................................
76-83
Pengujian Sifat Fisiko-Kimia, Kinerja dan Pengaruh Pada Mesin Terhadap Biodiesel Dari Minyak Biji Bintangur (Callophylum inopylum) Sahirman, Ani Suryani, Djumali Mangunwidjaja, Sukardi, R Sudradjat ..............
84-97
Hybrid Renewable Energy System For Urban Water Supply (Hresuws): A Map of Wind Energy Over Sumatera Utara and Riau Provinces Ahmad Taufik, Pratomo B Santosa, Nanang Oktaviyanto, Barony Herdiarto ….
98-110
Pengaruh Variasi Loading Briket Promotor, Bentuk Briket Promotor dan Bentuk Briket Pemasakan Terhadap Waktu Penyalan Kompor Briket Batubara Dijan Supramono, Ratna Suminar .........................................................................
111-120
Model Aksi Degradasi Selulose Oleh Komplek Ensim Selulase Dari Aspergillus niger Dalam Upaya Menkonversi Bahan Lignoselulosik Menjadi Bioenergi Reki Wicaksono Ashadi ……………………………………………………….…………
121-126
v
Teknik Pengurangan Arus Inrush Pada Switching Power Kapasitor Menggunakan Static Var Compensator Untuk Beban Dinamik Yahya Chusna Arif, Hendik Eko HS, Indhana Sudiarto ........................................
127-145
Optimasi Metanol dan Katalis Pada Proses Esterifikasi-Transeterifikasi Biodiesel Dari Minyak Jelantah Amar Ma’ruf, Sawarni Hasibuan, Sahirman .........................................................
146-154
Disain dan Proptotipe Kompor Tenaga Surya Dengan Sistem Reflektor Tunggal Fatahul Arifin, Azharuddin ....................................................................................
155-162
Disain dan Proptotipe Kompor Batok Kelapa Bertekanan Azharuddin, Taufik Arif .........................................................................................
163-172
Prospek Energi Radian Sebagai Sumber Energi Alternatif Yang Potensial Endrianur Rahman Zain ........................................................................................
173-177
Kelompok Sosial Ekonomi dan Hukum Diskriminasi Subsidi dan Alternatif Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Dunia Elizabeth T. Manurung ..........................................................................................
178-185
Inflasi Di Sumatera Selatan : Faktor Penyebab, Dampak Terhadap Perekonomian dan Upaya Pengendalian Tien Yustini ……………………………………………………………………………….
186-192
Kajian Potensi, Peranan dan Kebutuhan Pemuda Tani Dalam Pemberdayaan Pertanian (Kasus di Desa Tanjung Karang Kecamatan Cagalontang Kabupaten Tasikmalaya) Himmatul Miftah, Wini Nahraeni, Nurohman, Arifah Rahayu, Lilis Sa’diah, Dede Jaenudin .......................................................................................................
193-200
Kebijakan yang dapat Mendorong Kemampuan Industri. Kasus: Industri Pengolahan Ikan Husni Y. Rosadi ......................................................................................................
201-214
Model Pendidikan Kecakapan Hidup Sebagai Alternatif Mengentaskan Kemiskinan Husaini Usman …………………………………………………………………………...
215-225
Pengembangan Model Pembelajaran Kejuruan Di Madrasah Aliyah Daerah Istimewa Yogyakarta Noto Widodo ..........................................................................................................
226-234
Studi Kompetensi Inti Industri Daerah. Studi Kasus: Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Hermawan Thaheer ...............................................................................................
235-247
Identifikasi Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten Bogor G. Goris Seran ..................................................................................................... Pengembangan Model Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Kontekstual Maman Suryaman ..................................................................................................
248-258
259-272
Kenaikan BBM: Sebuah Logika Analisis Yuridis Sosiologis Rahayu Hartini …………………………………………………………………..
273-282
Penghapusan Subsidi Bahan Bakar Minyak dan Efeknya Terhadap Daya Beli Masyarakat Indonesia Neuneung Ratna Hayati, Tanti Irawati ..................................................................
283-287
Proyeksi Kebutuhan Batubara dan Gas Bumi Sumatera Selatan Dalam Menunjang Pengelolaan Sumberdaya Energi Yang Berwawasan Lingkungan A. Taufik Arief ………………………………………………………….………………… 288-301 Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Sebagai Penggerak Industri Perikanan: Dampak dan Opsi Solusinya Wartono Hadie ......................................................................................................
302-309
Pengaruh Faktor Eksternal, Internal, Sikap, dan Preferensi Terhadap Perilaku Konsumen Pada Produk Makanan Bogor Dwi Gemina ...........................................................................................................
310-322
Meraih Peluang Bisnis Pemasaran “Tahu Tamura” Dengan Sistem CMC (Client Membership Club) Desi Puspita Yani, Cecep Alinurdin, Rahmah Qadarsih, Nur Rochman ..............
323-329
Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah (Studi Partisipatif Di Kabupaten Sukabumi) Irma Purnamasari ……………………………………………………………...
330-336
Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa SMA Peduli pada Permasalahan Lingkungan Hidup) Dedi Herawan.........................................................................................................
337-348
Pengurangan Subsidi BBM: Apakah Pilihan Kebijakan Yang Tepat ? Y. Sri Susilo, Amiluhur Soeroso .............................................................................
349-362
Pengembangan Model Risk Assessment Penyediaan Energi Bagi Industri Agro Di Indonesia Setyono, Hermawan Thaheer, Yulia Nurendah, Sawarni Hasibuan, Amar Ma’ruf .................................................................................................................... Kebijakan Penyediaan Bahan Baku Untuk Kebutuhan Industri Bio-Fuel Husni Y. Rosadi ………………………………………………………………………….. Basa-Basi Dalam Surat-Surat Bisnis Berbahasa Inggris (Phatic Communion In English Business Letters) Elfiondri……………………………………………………………………………………
363-371 372-384
385-395
Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pasien “Gakin”(Keluarga Miskin) Melalui Strategi Pelayanan Prima (Studi Di Badan Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor) Ginung Pratidina, Henny Rosita ...........................................................................
396-406
Pengembangan Model Early Sustainability Warning (ESW) Berbasis Pelayanan Mutu Total Untuk Peningkatan Kinerja Koperasi Simpan Pinjam Tatik Suryani, Wiwik Lestari, Sri Lestari .............................................................. 407-416 Analisa Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Kepuasan Konsumen Eceran Toko Mandiri (Independent Store) Di Bogor Titiek Tjahja Andari ...............................................................................................
417-425
Aktivitas Relationship Marketing : Operasionalisasi dan Implementasi dalam Organisasi Yudi Sutarso, Herizon Chaniago, Harry Widyantoro ……………………………….
426-440
Analisis Tuturan Baso-Basi Pada Masyarakat Tutur Minangkabau Perkotaan Temmy Thamrin .....................................................................................................
441-453
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Studi Komparatif Di Desa Dinas dan Desa Adat) Rita Rahmawati ......................................................................................................
454-464
Perubahan Nilai Budaya Dalam Tindak Tutur Pasambahan Mananti Marapulai Di Kota Solok Zulfian Elfiando .....................................................................................................
465-472
Kelompok Pertanian, Pangan dan Kesehatan Bungkil Biji Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Bahan Penyerap Untuk Menurunkan Bakteri Dalam Air Jernih N.D. Kuswytasari , Aunurohim, Muharto ..............................................................
473-479
Produksi Antiserum Brucella abortus Untuk Tatalaksana Dioagnosis Brucellosis Di Daerah Kantong Susu dan Jalur Susu Di Jawa Timur Roeswandono W., Miarsono S. Garry Cores de Vries, A.M. Lusiastuti …………..
480-491
Aktivitas Antibakteri Larutan Daun Sirih (Piper betle Linn) Terhadap Bakteri E. Coli dan C. perfringen dan Pengaruhnya Terhadap Retensi Nitrogen dan Energi Metabolis Ransum Ayam Broiler Deden Sudrajat, Burhanuddin Malik, Afrida Hendarwati, Dede Kardaya .........
492-501
Deteksi Bakteri Salmonella typhi dan Virus Hepatitis B Pada Penderita Tifus Abdominalis Dengan Teknik PCR Di Kabupaten Tuban Supiana Dian Nurtjahyani, Retno Handajani ………………………………..
502-510
Hubungan Tingkat Keparahan Gingivitis Dengan Pengetahuan Anak Mengenai Kebersihan Gigi Dan Mulut dan Status Gigi (Indeks Dmf-T) Di Kota Padang Dewi Elianora …………………………………………………………….………………
511-520
Kadar Merkuri Dalam Urin Dan Darah Mahasiswa Yang Bekerja Di Laboratorium Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah
Dhona Afriza ……………………………………………………………………
521-528
Analisis Asam Oleat dan Asam Linoleat Pada Jatropha Curcas L Dengan Penambahan Berbagai Konsentrasi Glukosa Ribkahwati, Sri Arijanti Prakoeswa, Dwie Retna Suryaningsih ……...........………
529-536
Model Rehabilitasi Penyandang Korban Narkoba Melalui Sinergi Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Ibnu Syamsi, Haryanto ..........................................................................................
537-544
Pemakaian Topical Ekstrak Etanol Daun Inggu (Ruta Graveolens Linn) Sebagai Anti Inflamasi Pada Mencit Putih Eka Desnita ............................................................................................................
545-553
Pengaruh Lamanya Waktu Strangulasi terhadap Pembungaan Jeruk Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) Arifah Rahayu, Setyono, Slamet Susanto……………………………………………...
554-563
Penggunaan Yeast Cell Wall Dalam Pakan Untuk Meningkakan Ketahanan Tubuh dan Pertumbuhan Udang Vannameii (Litopenaeus vannameii) Rosmawati, Lia Amalia ………………………………………………………………….
564-573
Peranan Cendawan Mikoriza Arbuskular dan Asam Humat Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annuumm L.) Pada Tanah Marjinal Arifah Rahayu, Setyono, Nurrochman …………………...……………...........………
574-581
Analisis Eksergi Pengeringan Gabah Pada Alat Pengering Tipe Bak (Exergy Analysis Of Fixed Bed Rough Rice Drying) Amar Ma’ruf …………………………………………………………...........…………...
582-590
Pengaruh Yeast Cell Wall Dalam Menghambat Bakteri Vibrio Harveyi Terhadap Kelangsungan Hidup Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) (Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Pangan Udang) Lukmanul Hakim, Mardiah ....................................................................................
591-597
Pembuatan Permen Jelly Berbahan Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Mardiah, Noli Novidahlia ......................................................................................
598-606
Seminar Nasional Hasil Penelitian 2008 Bogor, 19-20 Agustus 2008
Diskriminasi Subsidi dan Alternatif Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Dunia Elizabeth T. Manurung Accounting Department of Economics Faculty Parahyangan Catholic University, Bandung E-mail :
[email protected]
ABSTRACT
Nowdays, there are so many changes happen in our life environment, followed by the other particular changes in many places such as economic condition, political and social aspects, and also the very current issue for instance, the rise of oil price impact towards our country economic conditions. The supply of oil is depend on the condition of our nature, and imbalance condition that happen in our nature brings direct influence to the oil price. And, if we see more deeply, the rise of oil price is caused by so many things, besides the fundamental or basic factor, also because of other aspecs like speculation or illegal oil exports. The impact of increasing world’s oil price towards our country is very comprehensive and result in increasing society life cost which is very significant, wether in food, transportation, daily needs and some ather aspects. Our government has done some efforts to solve the problem by number of policies, one of them is BLT (Bantuan Langsung Tunai), but this police is not enough to solve the problem. Honestly, with increasing social awareness to do fuel efficiency, also with energy conversion, decreasing of speculation, and also decreasing illegal export, we hope that oil prices will be controlled. The other policy subsidy discrimination strategy, for example our government only subsidized diesel fuel but not subsidized premium fuel, we hope also can decrease oil price. Many diesel fuel is used for public transportation, so then this impact decrease cost of product, and will decrease of inflation rate, and also reduce cost of life commonly. Key words : oil supple, oil price, energie efficiency, and sociaty life cost.
PENDAHULUAN Topik terhangat yang beberapa waktu belakangan ini masih ramai dibicarakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, masyarakat umum, ekonom, media, pakar pendidikan dan lain-lain adalah harga minyak. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan warisan sumber daya alam yang maha kaya. Selain kita memiliki sumber daya laut yang ‘mewah’, negara ini memiliki pula pemandangan alam yang indah, serta tanah yang subur dan hutan yang luas, dan yang tak kalah pentingnya juga memiliki sumber alam tambang yang melimpah baik emas, perak, tembaga, timah, batubara, nikel, bijih besi, dan tentunya adalah sumber alam tambang minyak, serta sumber alam yang lain dan sebagainya. Masyarakat Jawa Barat khususnya, memiliki istilah yang menarik untuk mengungkapkan kekayaan alam ini, yaitu: “Negara subur-makmur, gemah-rimpah, loh jinawi”. 178
Seminar Nasional Hasil Penelitian 2008 Bogor, 19-20 Agustus 2008
Pada perkembangannya dewasa ini, sangatlah tepat bila Indonesia mencanangkan pada Tahun 2020 negara ini mentargetkan bahwa “kekayaan alam kita dapat dikelola dengan baik oleh bangsa kita sendiri” (Miranda Gultom, Mei 2008). Bila kekayaan alam dikelola sendiri dengan baik, maka semua manfaat yang dihasilkan kekayaan alam tersebut dinikmati oleh masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat lebih mandiri dengan kualitas hidup yang lebih baik. Kalau hal ini tercapai maka Indonesia memiliki competitive advantage yang tidak dimiliki negara lain, dan persaingan pasar dengan negara lain dapat dimenangkan. Seperti ungkapan dari Peter Drucker yang menyatakan bahwa hal terpenting dalam sebuah negara bukanlah kondisi perekonomiannya tetapi kualitas masyarakatnya. Berbagai perubahan pesat yang terjadi di lingkungan kita, bahkan perubahan besar di berbagai negara, mau tidak mau telah membawa dampak pula pada perekonomian negara Indonesia. Contohnya misalnya, harga minyak mentah dunia yang melambung sangat tinggi telah menyebabkan pemerintah Amerika mengalami shock dan kepanikan yang cukup besar. Dan tidak bisa tidak, hal ini tetap mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia, dengan imbas harga minyak mentah dunia yang sangat tinggi tersebut menyebabkan inflasi yang terdorong (cost push inflation) ke tingkat yang lebih tinggi di Indonesia. Berbagai negara telah mengupayakan adanya energi alternatif misalnya bio-fuel berbasis food commodity dari komoditas kacang atau semacam minyak jarak di Indonesia, karena pengadaan minyak mentah dari alam sangat tergantung kondisi alamnya sendiri dan memerlukan periode waktu yang sangat panjang (ratusan tahun), agar ketergantungan kepada alam dapat dikurangi. Berbagai upaya mencari energi alternatif yang masih dilakukan sampai saat ini, belumlah mencapai hasil yang optimum, sehingga ketergantungan kepada alam masih sangat besar dan mengakibatkan ketidakseimbangan dunia semakin besar pula. Inilah salah satu penyebab yang terjadi akhir-akhir ini, dengan issue yang tidak pernah selesai yaitu melonjaknya harga minyak dunia. Uraian selanjutnya dalam tulisan ini akan difokuskan pada topik harga minyak, serta berbagai dampak yang ditimbulkannya, dan pada akhir tulisan akan diuraikan berbagai usulan yang perlu mendapat perhatian untuk mengatasinya. Kenaikan harga minyak dunia, telah mengakibatkan naiknya harga BBM di Indonesia yang telah terjadi pada tanggal 24 Mei 2008 yang lalu. Sebagai perbandingan harga BBM di negara tetangga yaitu Singapura sekitar Rp. 11.000/liter dan di Malaysia sekitar Rp. 5.580/liter (per 3 Juni 2008) namun Malaysia akan menaikan harga BBM-nya mulai bulan Agustus 2008 ini. Bila ditelaah kenaikan harga minyak ini disebabkan oleh berbagai faktor, selain karena faktor fundamental misalnya demand dan supply minyak, disinyalir pula disebabkan oleh faktor lain yaitu adanya manipulasi harga minyak dan ekspor minyak illegal ke luar negeri. Di negara Amerika terdapat lembaga khusus di pemerintahan yang ditugaskan untuk menyelidiki apakah terdapat manipulasi harga minyak mentah yang disebabkan oleh adanya para spekulan minyak. Lembaga untuk menyelidi hal ini dilakukan oleh CFTC 179
Seminar Nasional Hasil Penelitian 2008 Bogor, 19-20 Agustus 2008
(Comodity Future Trading Commission), contohnya CFTC telah menemukan adanya oknum-oknum spekulan minyak tertentu sehingga menyebabkan melambungnya harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) menjadi berharga $ 135/barel (per 22 Mei 2008 yang lalu). Terjadinya spekulasi harga minyak, di mulai dari munculnya supply dan demand terhadap minyak. Negara penyuplai minyak di bagian Timur Tengah adalah Saudi Arabia, Iran dan Negara OPEC lainnya, sedangkan negara non OPEC adalah Rusia, Norwegia dan Meksiko. Jika terjadi penurunan supply, bencana atau gangguan transportasi maka harga minyak akan melonjak. Sisi demand, bertambahnya permintaan minyak mengakibatkan harga naik. Adanya spekulasi komoditas di bursa berjangka, yaitu para investor yang mengalihkan investasi dari bursa saham AS yang sedang lesu karena terkena krisis finansial serta melemahnya nilai dolar turut mendorong meningkatnya harga minyak. Bahkan Indonesiapun tidak luput dari spekulan dan ekspor minyak illegal ini, BPMigas (Badan Pelaksana kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas), menemukan adanya 13 juta barel minyak siap jual (lifting) (per 12 Juni 2008) yang ditimbun oleh Pertamina, sehingga supply minyak menjadi menurun dan minyak menjadi langka, yang mengakibatkan kenaikan harga minyak. Timbunan minyak ini dihasilkan dari hasil production sharing para kontraktor minyak yang ada di Indonesia. Menindak lanjuti hal ini BP-Migas telah melayangkan surat teguran resmi . Pertamina berdalih bahwa ia berupaya mengendalikan konsumsi minyak dengan pembatasan pasokan ke stasiun pengisian bahan bakar untuk umum atau SPBU yang kenyataannya di lapangan saat itu bahwa konsumsi premium dan solar nasional telah melonjak 5% - 18% sebelum harga minyak naik.
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM Dampak yang paling utama bila terjadi kenaikan harga minyak dunia adalah meningkatnya harga BBM di Indonesia. Sebab, setiap harga minyak dunia meningkat $ 1 maka pemerintah mendapat pemasukan sebesar Rp. 3,3 triliun. Namun negara harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 6,7 triliun sebagai subsidi BBM. Sehingga terdapat kekurangan sebesar Rp. 3,4 triliun, suatu jumlah yang tidak kecil. Dapat saja harga BBM di dalam negeri tidak dinaikkan, bila APBN Indonesia masih memiliki cadangan untuk subsidi tersebut, atau bila supply minyak dapat dinaikkan dan demand atas minyak diturunkan, tetapi bila tidak ada cara lain terpaksa harga BBM akan naik. Dampak kenaikan harga BBM di Indonesia sangatlah besar dan bersifat sistematik. Bahkan dimulai dari sebelum terjadinya kenaikan harga BBM, yaitu ketika pemerintah mulai menghembuskan issue akan ada kenaikan harga BBM, ketika itulah telah terjadi kenaikan harga bahan pangan secara drastis. Harga bahan pangan yang melonjak tinggi, sebenarnya diakibatkan oleh terjadinya spekulasi harga bahan pangan sebab adanya ekspektasi bahwa bila harga BBM naik maka otomatis semua harga bahan pangan akan naik pula. Pedagang bahan pangan yang mengantisipasi hal ini, bila melakukan 180
Seminar Nasional Hasil Penelitian 2008 Bogor, 19-20 Agustus 2008
penimbunan sebelum naiknya BBM, akan menyebabkan harga bahan pangan naik lebih cepat sebelum terjadinya kenaikan harga BBM. Dampak berikutnya atas adanya kenaikan harga bahan pangan adalah inflasi yang semakin tinggi. Bagi perusahaan penghasil listrik misalnya PLN, karena listrik yang diproduksi PLN dioperasikan menggunakan bahan bakar minyak dan batu bara, maka produk yang dihasilkan oleh PLN yaitu listrik harganya juga akan bertambah mahal, dikarenakan harga BBM yang naik tersebut. Menurut hasil survei sebuah surat kabar di Ibukota, menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang transportasi umum telah menaikkan harga karcis/tiketnya berkisar antara 16% - 50%. Secara logis, pastilah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi akan otomatis menaikkan harga tiketnya mengingat biaya BBM merupakan variable cost yang jumlahnya sangat besar bagi usaha transportasi, dibandingkan biaya penyusutan kendaraan ataupun biaya maintainace kendaraan. Namun kenaikan yang terjadi dalam range tersebut di atas, akan sangat memukul masyarakat pemakai transportasi umum, sehingga dengan daya beli yang telah menurun karena inflasi, masyarakat umum pun tidak dapat melakukan mobilitas sebanyak yang dilakukan sebelum adanya kenaikan BBM. Bagi sektor industri, terutama di Jawa Barat yang berfokus pada usaha tekstil dan luaran lainnya, dampak yang ditanggung tentunya berkali-kali lipat. Biaya penggunaan minyak untuk industri tekstil adalah sekitar 18% dari harga pokok produk. Sehingga bila terjadi kenaikan BBM maka harga pokok produksi meningkat lebih tinggi, dan pada gilirannya produk yang dihasilkan akan lebih mahal. Dampak lainnya adalah operasi/ produksi yang dilakukan oleh perusahaan tekstil tentunya menggunakan listrik, sehingga kenaikan harga listrik akan meningkatkan biaya produksi tidak langsung, yang pada gilirannya juga akan menaikkan harga pokok produk. Selain itu biaya distribusi produk yang dihasilkan perusahaan akan naik pula karena biaya transportasi naik, dan bila supplier produk tekstil menaikkan harga barang input karena inflasi yang semakin tinggi, maka produk akhir (finished goods) yang dihasilkan perusahaan benar-benar semakin mahal. Dampak naiknya harga BBM terhadap sektor industri juga telah menurunkan kemampuan likuiditas perusahaan, atau perusahaan mengalami tingkat kesulitan keuangan yang cukup parah. Jumlah working capital yang dibutuhkan perbulan ternyata sekarang ini berlipat ganda. Hal ini disebabkan karena harga faktor input naik secara umum, yang memerlukan pengeluaran lebih besar, padahal saat produk selesai diproses dan dikirim kepada pelanggan, para customer tidak dapat langsung membayar karena kesulitan keuangan yang mereka alami juga, sehingga customer memundurkan pembayarannya. Kenaikan harga pokok produk di sektor industri mengakibatkan kenaikan harga jual produk di pasar. Dan bila harga produk-produk di pasar naik secara umum dan berkelanjutan maka akibatnya akan menaikkan tingkat inflasi mencapai angka yang lebih tinggi lagi. Dampak yang akan terasa berikutnya, adalah yang akan menimbulkan 181
Seminar Nasional Hasil Penelitian 2008 Bogor, 19-20 Agustus 2008
keresahan dalam masyarakat, yaitu adanya upaya sektor industri untuk menekan harga pokok produksinya melalui pengurangan shift kerja atau mengurangi tenaga kerja karyawan di perusahaannya karena ingin menghemat dari biaya labor/tenaga kerja. Hal ini akan berdampak adanya PHK (pemutusan hubungan kerja) yaitu sesuatu yang akan menimbulkan akibat secara sistematis pula dalam perekonomian Indonesia. Inilah yang disebut kebijaksanaan pemerintah menaikkan harga minyak merupakan kebijaksanaan struktural dan sistemik, karena dampak yang ditimbulkannya mempengaruhi berbagai sektor baik secara sistem maupun secara struktur. Pada akhirnya, dampak terbesar akan dirasakan oleh masyarakat banyak juga, sebab semua barang harganya naik, apalagi tidak ada penyesuaian upah yang diterima atau bahkan ada masyarakat yang terkena PHK akibat kenaikan harga minyak. Memang ada harapan, bahwa kenaikan tingkat inflasi yang diakibatkan oleh naiknya harga BBM diharapkan akan mendorong masyarakat untuk mengurangi konsumsi secara umum di kemudian hari, termasuk mengurangi konsumsi BBM. Dan bila pasca kenaikan, konsumsi BBM oleh masyarakat menurun, serta penyelundupan BBM juga menurun, maka impor BBM akan semakin kecil sehingga neraca perdagangan akan menguat, dan diharapkan kondisi moneter lebih stabil dan pada akhirnya inflasi akan stabil kembali, hal ini diharapkan pula akan menstabilkan harga BBM.
UPAYA PEMERINTAH MENGATASI KENAIKKAN HARGA BBM Karena rakyat miskin yang paling besar menaggung akibat merugikan karena adanya kenaikan harga BBM, yaitu dengan pendapatan yang terbatas dan sudah menurun daya belinya akibat inflasi, sudah tidak dapat lagi melakukan konsumsi yang sama besar dengan konsumsi yang dilakukan sebelum harga minyak naik. Maka pemerintah pun telah melakukan upaya untuk turut membantu rakyat miskin yang terkena langsung dampak naiknya harga BBM tersbut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai). BLT plus yang dicanangkan adalah sebesar Rp. 100,000 ditambah sembako (gula, minyak goreng dan lain-lain). Namun, nampaknya kebijakan pemerintah mengenai BLT plus ini dianggap tidak efektif (pemerintah bukan membantu memberikan kail tetapi hanya memberi ikan yang juga dalam jumlah terbatas), BLT sebagai kompensasi kenaikan BBM disebut tidak mendidik rakyat miskin untuk keluar dari kemiskinannya, dan BLT juga dianggap tidak menyelesaikan masalah karena hanya merupakan skema bantuan jangka pendek, yang mungkin lebih cocok untuk mengatasi kondisi/situasi darurat bukan untuk menyelesaikan masalah kenaikan BBM yang berdampak jangka panjang. Kebijaksanaan pemerintah untuk menaikkan harga BBM merupakan kebijaksanaan yang bersifat struktural, maka bila subsidi BBM tersebut diputuskan untuk ditarik, pendekatan penyelesaian masalahnyapun harus bersifat terstruktur. Untuk itu perlu diciptakan skema penyelesaian yang benar-benar dapat dapat membantu mengeluarkan 182
Seminar Nasional Hasil Penelitian 2008 Bogor, 19-20 Agustus 2008
rakyat miskin dari lingkup kemiskinannya. Bukan hanya pemerintah Indonesia saja, yang terkena dampak yang signifikan karena melambungnya harga minyak, negara lain pun termasuk Jepang, Korea Selatan, dan India tengah kebingungan mencari solusi yang terbaik di negaranya. Pemerintah Korea Selatan misalnya, mengeluarkan bantuan tunai langsung untuk warganya sebesar 10,5 triliun won (US $ 10 milyar), serta memotong pajak penghasilan untuk 13 juta pekerja, dan memberi subsidi kepada petani dan nelayan. Sedangkan India lebih memilih menaikkan harga BBM-nya persis seperti yang dilakukan Indonesia, Malaysia, Nepal dan Pakistan. Adapun Jepang bersama-sama negara pengkonsumsi minyak terbesar mengadakan gerakan penghematan energi. Nampaknya yang dilakukan Korea Selatan lebih baik dibandingkan kebijakan BLT di Indonesia.
DISKRIMINASI SUBSIDI DAN STRATEGI MENGATASI KENAIKAN HARGA BBM Subsidi parsial untuk solar tapi tidak untuk premium. Bila pemerintah ingin berpihak kepada rakyat miskin, maka pemerintah dapat menaikkan harga BBM terutama untuk jenis premium, sedangkan solar sebaiknya tetap diberi subsidi. Mengapa solar harus tetap diberi subsidi, sebab solar lebih banyak digunakan oleh transportasi umum, sehingga masyarakat kecil yang tetap menggunakan transportasi umum tidak terbebani dan tetap dapat melakukan mobilitasnya sebagaimana sebelum harga BBM naik. Namun ada saja transportasi umum yang menggunakan premium, karena premium naik maka akan menimbulkan harga transport yang naik pula. Untuk mengatasi hal ini, bagi angkutan umum tertentu yang menggunakan premium (jumlahnya lebih sedikit) yang memberi pelayanan kepada rakyat kecil, maka premium tetap dapat disubsidi dengan cara pemberian smart card kepada para sopir angkutan umum tersebut dengan pembatasan quota tertentu yang jatuh tempo secara periodik. Adanya subsidi untuk solar ini akan menekan pula harga pokok produk yang dihasilkan industri, karena proses produksi yang digerakkan menggunakan BBM dan listrik tidak mengakibatkan biaya produksi meningkat. Serta karena transportasi untuk distribusi umumnya menggunakan solar, maka biaya distribusipun tetap dapat ditekan. Sehingga pada gilirannya, harga pokok produk secara menyeluruh masih dapat ditekan kenaikannya, dan bila semua produk tidak meningkatkan harga jual, maka inflasi dapat tetap dipertahankan pada tingkat yang rendah. Sedangkan kenaikan premium dapat tetap dilakukan, mengingat pengguna premium lebih banyak konsumen rumah tangga/perorangan yang memiliki pendapatan lebih pasti. Bagi pengguna perorangan ini, adanya kenaikan premium memang berpengaruh terhadap daya beli yang dapat dilakukan, namun kenaikan ini diharapkan dapat mendorong terjadinya efisiensi penggunaan premium. 183
Seminar Nasional Hasil Penelitian 2008 Bogor, 19-20 Agustus 2008
Penghematan energi dan konversi energi, melakukan efisiensi penggunaan BBM oleh pemerintah dan masyarakat, seperti program pembatasan pembelian BBM misalnya menggunakan smart card . Konversi minyak tanah ke gas yang dilakukan dalam proses memasak makanan baik di industri makanan jadi, katering, industri rumahan, ataupun rumah tangga biasa, akan menghemat banyak sekali penggunaan minyak bumi. Program wajib audit energi seperti yang dicanangkan pemerintah, dapat menjadi satu alternatif yang penting dalam konservasi energi. Karena hasil audit akan merekomendasikan penghematan energi, yang berarti penghematan biaya dan akan meningkatkan profit perusahaan Memperbaiki internal business process: atas dampak naiknya harga produk, dapat dilakukan berbagai upaya inovasi dan kreativitas. Apakah dengan melakukan perbaikan internal business process, mengubah jumlah isi kemasan produk (berat netto yang baru, tetap dicantumkan dalam pembungkus), sehingga harga produk tidak naik; mengganti bahan mentah/bahan input dengan yang lebih murah tetapi dengan kualitas tertentu, ataupun efisiensi lainnya baik dari sisi direct material-direct labor-maupun factory overhead cost. Pemerintah memperbaiki infrastruktur serta mengurangi berbagai pungutan liar (pungli) agar aspek distribusi dapat dilakukan lebih efisien sehingga harga produk dapat lebih ditekan, inflasi dapat dikurang, dan kondisi ekonomi akan lebih baik. Adanya reward/insentif dari pemerintah (lembaga terkait) untuk setiap inovasi atau kreativitas yang muncul dalam masyarakat mengenai penghematan BBM, juga di sektor perpajakan untuk industri padat karya yang meminimumkan pemakaian BBM, industri seperti ini dapat memperoleh insentif pajak sehingga PHK besar-besaran bakal dapat diminimalkan. Atau misalnya masyarakat yang dapat menghasilkan minyak berbahan dasar tanaman jarak (ahli dari ITB) sepatutnya memperoleh reward dan insentif yang meningkatkan motivasi, sehingga penggunaan bahan bakar selain minyak dapat dimasyarakatkan. Sebagai negara tropis, Indonesia perlu memanfaatkan energi surya, misalnya untuk pembangkit tenaga listrik, atau enegi lainnya misalnya air dan batubara Meningkatkan pendidikan seluruh lapisan masyarakat, bahwa supply minyak sangat tergantung kepada alam, yang memerlukan waktu yang sangat panjang, sehingga masyarakat perlu dididik agar dapat melindungi sumber alam tersebut dengan upaya melakukan penghematan yang sebesar-besarnya. Upaya mengurangi spekulan dan ekspor minyak illegal, dengan adanya control serta pengawasan melalui aturan yang lebih baik, diharapkan menurunnya jumlah spekulan dan ekspor minyak ilegal. KESIMPULAN Naiknya harga minyak mentah dunia diakibatkan selain oleh faktor fundamental, juga ada faktor lainnya misalnya faktor politik, serta spekulan bursa berjangka, 184
Seminar Nasional Hasil Penelitian 2008 Bogor, 19-20 Agustus 2008
melemahnya dolar A.S., faktor ekonomi, dan lain-lain Dampak meningkatnya harga minyak mentah dunia bagi Indonesia dengan kenaikan harga BBM, dampak yang ditimbulkan ini sangat menyeluruh sehingga mengakibatkan naiknya biaya hidup secara signifikan, baik di bidang pangan, transportasi, kebutuhan hidup sehari-hari, tingkat harga umum yang semakin tinggi serta berbagai aspek lainnya. Kebijakan pemerintah mengatasi harga minyak di Indonesia, dilakukan melalui berbagai kebijakan yang diambil, salah satunya kebijakan BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang nampaknya masih dikatakan belum efektif. Kebijakan lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai strategi menghadapi kenaikan harga minyak mentah dunia dapat diupayakan berbagai cara, misalnya adanya strategi diskriminasi subsidi solar tapi tidak mensubsidi premium, penghematan energi dan konversi energi, mengurangi spekulan dan ekspor minyak illegal, reward untuk inovasi dan kreativitas di dunia usaha, perbaikan infrastruktur dan iklim bisnis, serta perbaikan pendidikan masyarakat, diharapkan dapat menstabilkan kondisi ekonomi serta pada gilirannya akan menstabilkan harga BBM di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Financial Accounting Standards Board, Statement of Financial Accounting Standard No. 33, “Accounting for Oil Company”, Norwalk, CT: Financial Accounting Standard Board, 2000. Gandhi, D.V. 2006. “Pengelolaan Cadangan Devisa di Bank Indonesia”. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia. Hubbard, R. Glenndan O’Brien, Anthony Patrick. 2006. “Economics”. Pearson Education. Samuelson, P.A., Nordhaus, W.D. 2005. Economics. Mcgraw-Hill. Whalen, J., Bahree, B. 2000. How Siberian Oil Field Turned into a Minefield: BP Amoco Learns Bruising Lessons on Investing in Russia. The Wall Street Journal. 9 February 2000. p A21. Harian Kompas 10 Mei 2008, hal. 1 : “Konsumsi BBM sudah melonjak” Harian Kontan – 10 Juni 2008, hal. 1: “ Minyak Menumpuk, BP Migas tegur Pertamina (lifting minyak). Mingguan Kontan, Minggu II: Juni 2008 hal. 37: “ Cemas menanti Keluarnya Senjata
Pamungkas Itu – Pemerintah yakin APBN masih aman meski harga minyak mentah dunia US $ 150 per barel” Nieke Indrietta, Harian Koran Tempo, Minggu 29 Juni 2008: “Semua Gedung WajibAudit Energie – PLTU Cilacap dapat beroperasi kembali”
185