Selibat Dalam Gereja Roma Katolik (GRK) NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
(Kompilasi Tulisan)
Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC Gereja Nasrani Indonesia (GNI) Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
Abad Pertama Menurut Tradisi Gereja Roma bahwa Shliakh Mar Shimon Keipha adalah Uskup pertama mereka, meskipun bukti ini lemah dan dibantah oleh Gereja-gereja Ortodoks Timur; Mar Linus yang pertama sebagai Uskup Roma, tetapi Linus adalah murid Paulus dan sekaligus juga murid Shimon Keipha. Alasannya, rabbi Mar Saul ditahbiskan di Gereja Antiokia oleh para uskup yang mewarisi suksesi rasuli Shimon Keipha (Kisah 13;3), para Uskup Antiokia mentahbiskan Mar Saul dan Barnabas. Keipha (Petrus) adalah pria menikah. Begitu juga Para Rasul lainnya yang dipilih Yeshua, sebagian besar, laki-laki yang menikah. Ya’aqub ha-Tzadik saudara Tuhan, Uskup Pertama Jemaat Yerusalem juga menikah dengan punya tiga anak.
Gereja Roma Katolik mengklaim garis suksesi rasulinya berasal dari Shliakh Mar Shimon Keipha, tetapi anehnya mereka ini tidak mengikuti TELADAN Shimon Keipha yang MENIKAH (Mattai 8:14), justru sebaliknya. Keganjilan lainnya juga tentang klaim Paus Pius IX (1870) bahwa dia mengaku bertemu Miriam di gua Lourdes dalam suatu visi penglihatan, Miriam berkata; “Paus Pius Pribadimu Tidak Dapat Salah”, dan dibalas oleh Paus Pius kepada Miriam, “Engkau Miriam Dikandung Tanpa Noda.” Ini adalah wahyu pengulangan bidat Montanus dari Frigia – Asia Kecil abad ke-2 M., yang secara sudut pandang Torah Yudaisme dan Kitab Suci mengatakan, “suatu kesaksian harus disaksikan dua tiga saksi” (2 Korintus 13:1). Dengan demikian Paus Pius IX bisa dinyatakan berbohong bertemu dengan Miriam sebab tidak punya saksi mata yang mengalami dan menyaksikan peristiwa itu. Sementara Miriam menyatakan diri Paus Tak Dapat Salah dari garis suksesi rasuli Keipha (Petrus), ternyata Keipha dinyatakan SALAH TOTAL oleh rabbi Paulus dalam menetapkan suatu ajaran dan moral (Galatia 2:11). Rasul Shimon Keipha yang dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus dengan menyatakan dosa Ananias dan Safira langsung mati (Kisah 5:1-11), ia menyembuhkan orang lumpuh bisa berdiri kembali (Kisah 3:6), dan juga membangkitkan orang mati Dorkas yang dermawan (Kisah 9:40-43), dll.
Bukankah Paus Roma mengklaim punya suksesi rasuliah dari Rasul Keipha (Petrus), tentunya energi daya kuasa Roh Kudus itu juga ditransfer kepada dirinya. Kenyataannya dalam sejarah belum ada satu Uskup atau Paus Roma bisa membangkitkan orang mati, membuat orang lumpuh bisa berjalan, dll. Jauh dari kenyataan antara Mar Shimon Keipha dan Paus – paus Gereja Roma Katolik! Pendapat Mar Sadhu Sundar Singh (abad ke-18) dari India tentang Suksesi Santo Petrus (Shimon Keipha): “Sejauh mengenai Para Paus saya hargai sekali mereka sebagai individuindividu, tetapi saya tidak percaya pada Paus sebagai ‘Wakil Mshikha’ dan Page 2- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
‘pengganti Mar Keipha.’ Saya tidak menemukan inspirasi dan roh Mshikha ataupun Mar Keipha pada diri Paus. Mshikha sendiri selalu ada dalam milikNya sendiri ...” – Mar Sundar Singh
Paus – paus dalam sejarah kita hanya tahu adalah pelaku politis gerejawi bagaikan kaisar yang melaksanakan kekuasaan, jauh dari kepentingan Spiritualitas. Apakah ada aturan selibat bagi laki-laki dalam Jemaat Nasrani Katolik Ortodoks?
Jika sudah ditahbiskan menjadi Imam atau uskup, masihkah diperbolehkan menikah?
Mengapa Gereja Katolik Roma dan Gereja-gereja Ortodoks Yunani & Oriental mewajibkan rohaniawan mereka selibat?
Selibat (tidak menikah), dalam Jemaat, adalah pilihan dan tekad pribadi. Mereka yang membuat pilihan ini merasa terpanggil untuk hal itu. Mereka yang masuk dalam kategori ini adalah orang menjalankan kehidupan membiara, tentu saja (biarawan dan biarawati). Maka, semua mereka yang menjadi anggota Tarekat Persaudaraan Mshikha sang Raja diharapkan oleh lembaga tarekat mematuhi aturan kehidupan tidak menikah (selibat), tetapi tidak semua anggotanya menikah dan menjadi anggota biara.
Dengan adanya lembaga Tarekat Kebiaraan ini kehidupan selibat diwadahi. Hidup selibat sudah dimulai sebelum kelahiran Anak Manusia, yakni kaum Yahad Esseni Qumran yang dipimpin oleh ‘ha-Tzadik’ (Guru Kebenaran) sejak abad ke-2 S.M. Kehidupan membiara dan selibat merupakan asli tradisi Yahudi kuno dari kaum ‘Esseni’ yang mengusung Perjanjian Baru (Ibrani: Brith Chadasha) yang memisahkan diri mereka dari Sekte – sekte Yahudi lainnya seperti sekte Farisi, Sadduki, Zealot, Sicarii, Theraputes, Kabbalis, Herodian, dll. Namun, bukan pula yang tertua di muka bumi. Tarekat Kebiaraan paling pertama ada dalam sejarah adalah kehidupan membiara di Gua Vihara Dambulla Sri Lanka (Ceylon) didirikan sebagai Biara Buddhis pada abad ke-3 S.M., dan kemudian dijadikan sebagai Vihara dua ratus tahun kemudian. Tarekat Persaudaraan Mshikha sang Raja (the Confraternity the Christ of King) juga tidak mewajibkan anggotanya selibat (anggotanya terdiri dari mereka yang selibat dan nonselibat). Sanhedrin Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks tidak mewajibkan selibat kepada anggota rohaniawannya atau rohaniawan awam, malah sangat dianjurkan para rohaniawannya menikah dan memiliki anak-anak. Para Mebaqqer (Uskup-uskup) diijinkan menikah, sama juga terhadap para Uskup Agung.
Primat Metropolitan Uskup Agung Gereja Katolik Ortodoks di Australia, seperti para pendahulunya semuanya menikah. Jika ada Uskup berniat tak menikah ini adalah keputusan pribadi antara orang itu dengan Alaha. Selibat tak wajib bagi rohaniawan sejak zaman Para Rasul. Tentu saja, jika ada rohaniawan mau menikah, ini akan Page 3- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
disambut hangat oleh komunitas Nasrani Katolik Ortodoks, tidak ada sesuatu yang aneh atau melanggar aturan Jemaat. Menikah atau tidak menikah bagi Uskup dan memiliki keluarga ini sah saja.
Kaum Nasrani tidak mewajibkan Selibat sebagai persyaratan untuk melayani Jemaat. Singkat kata, Selibat adalah keputusan pribadi seseorang antara individu itu dan Alaha dalam rangka ziarah rohaniah mereka sebagai seorang ‘Nazir’ yang sudah ada aturan khusus bagi orang ini.
Masalah Gereja - gereja Kristen (Roma Katolik & Ortodoks Yunani- Oriental) mewajibkan rohaniawan mereka selibat, itu urusan kanon administratif mereka sendiri yang tidak ada urusan dengan lembaga gerejawi rasuliah lain, dan masalah tafsir Kitab Suci dari persfektif Teologi Pengganti Kristen (Replacement of Theology). Masalah benar atau salah dari kebijakan mereka, kami tidak memberi komentar apapun, itu urusan mereka dengan Alaha dan akan mempertanggungjawabkannya kepada Alaha. Tegasnya, umat Nasrani Katolik Ortodoks tidak mau tunduk kepada aturan Pausisme Roma, karena Paus Gereja Roma Katolik tidak punya hak apapun mengatur lembaga jurisdiksi gereja rasuliah lain, kecuali dirinya sendiri, itu sah saja dan urusan rumah tangga Gereja Roma Katolik dan begitu juga Gereja-gereja Ortodoks Timur dan Oriental tidak akan saling mencampuri urusan rumah tangga gereja lain. Semua Keuskupan adalah mandiri dan sejajar. Persoalannya, Gereja Roma Katolik punya anggota lebih banyak dari yang lainnya. tetapi dia sebagai pemimpin tidak pernah dimandatkan oleh Tuhan, kecuali mengangkat dirinya sendiri menjadi pemimpin yang tidak dipilih. Pusat Kekeristenan bukan di Vatikan – Roma, apa lagi dipimpin non-Yahudi sudah tidak ada dasar kitab suci sama sekali. Pusat Kekristenan adalah Yerusalem (Kisah 1:8), dan berasal dari bangsa Yahudi (Yokhanan 4:22). Oleh sebab itu, tidak bisa ada keuskupan tunduk dan mengikuti aturan-aturan kepausan Romanisme, kecuali karena tekanan politik, uang, dan pengaruh. Ajaran-ajaran seperti “mewajibkan Selibat bagi rohaniawan atau para suster merupakan tradisi manusia yang ditetapkan lembaga organisasi manusia, bukan dari Alaha”, tradisi manusia semacam ini adalah ragi yang harus kita buang dari keimanan Kristen (Mattai 15:7-9; 16;6). Jemaat Nasrani mewarisi langsung Agama MarYAH (YAHWEH) Gunung Sinai yang diinagurasi oleh Maran Eashoa d’Meshiha bar Alaha (Yeshua ha-Mashiakh ben Elohim – Yesus Kristus Anak Allah) sebagai Anak Domba yang memeteraikan Torah dengan darah-Nya di Yerusalem, dan suksesi rasuli sistem keimamatan Melkisedek dalam diri Maran Eashoa ada dalam pelanjut Para Rasul-Nya hingga sekarang tetap eksis sesuai janji Maran ‘alam maut tidak akan membinasakannya’, serta semua ajaran-ajaran rasuli dipertahankan hingga sekarang. Semua ajaran-ajaran Agama Yahudi Sejati (Torah) dan Brith Chadasha (Perjanjian Baru) yang kami terima dari Para Rasul tetap tidak berubah sampai sekarang hingga Page 4- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
kedatangan Maran kedua kali, sehingga apabila Ia datang kelak, Ia akan mempertanyakan, “Masihkah ada Iman di bumi”? (Lukas 18: 8). Prinsip kesetiaan ini dideklarasikan dalam Shahadat Iman Sefasha Nasrani tahun 100 M., hingga sekarang: “Aku menyatakan bahwa adat istiadat, dan pengajaran-pengajaran yang diterus - sampaikan kepada kami melalui Dua Belas Terpilih akan selalu ada dalam batin kami, dan pada mulut kami, sebab semua itu mereka (Rasul-rasul) yang mewariskan kepada kami, melalui Maran kami Eashoa: mikvah, pengakuan dosa kepada Alaha dan terhadap sesama manusia, ajaran-ajaran Dua Belas Rasul, pelayanan suci, pengurapan melalui minyak kudus Alaha, berkumpul bersama memecah Roti Kudus dari sang Hadir, mengangkat Salib di depan mataku dan dihadapan umat manusia, bantuan dan doa dengan pengurapan minyak bagi mereka yang jatuh sakit, dan ibadat dan bakti terhadap Api Sabda Alaha.” —Sefer Derek d’Kehilla
Oleh karena itu, kami tidak bersedia menjelaskan apa yang digariskan oleh Gerejagereja Kristen dalam keagamaan mereka, itu semua tanggungjawab mereka kepada Alaha. Saya pikir ini cukup jelas menjawab pertanyaan di atas, tidak perlu argumentatif dengan dasar spekulatif intelektual tradisi pemikiran manusia, tetapi Apa yang kami WARISI: Tradisi Suci (Kadisha d’Masora), Kadisha d’Ketava (Kitab Suci), dan Kadisha d’Gilyana (Wahyu), jika itu tidak ada dalam Tiga Pilar Iman maka semua itu harus disingkirkan. Bukan apa yang cocok bagi keinginan manusia, tetapi apa yang cocok di hati Alaha. Segala aturan kehidupan orang beriman sudah diwahyukan Alaha sejak Gunung Sinai hingga sekarang, kita tidak perlu membuat inovasi baru menjadi tradisitradisi manusia yang diharamkan oleh Maran (Markus 7: 7-9), seperti yang diperbuat oleh Gereja-gereja Rasuli lainnya sejak abad ke-4 M., hingga sekarang Maran membiarkan rumput liar tumbuh di sekeliling pohon zaitun Israel, dan tiba waktunya rumput liar akan dipotong, lalu dikumpulkan dan dibakar! Tidak ada lagi ‘argumentasi dan perdebatan manusia dalam soal keagamaan’, yang ada hanya siapa yang TAAT dan TIDAK TAAT. Terakhir, kaum Nasrani menjalankan selibat sudah sesuai dengan tradisi Yudaisme, dan kebiasaan keagamaan subyektif ini bukan mengadopsi dari budaya non-Yahudi, meskipun ada kemiripan tetapi tidaklah sama dalam pemahaman. Abad Kedua dan Ketiga
Zaman Gnostikisme: terang dan roh adalah baik, kegelapan dan bendawi adalah jahat. Orang tidak bisa menikah dan menjadi sempurna. Namun, kebanyakan para imam menikah. Melhat konsep Gnostikisme, jelas Gereja Roma Katolik dan Gereja-gereja Page 5- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
Ortodoks Timur dan Oriental Ortodoks sebenarnya pelanjut ajaran-ajaran bidat sesat Gnostikisme secara tersembunyi, terutama pengajaran Mistikisme agama Timur melihat seksualitas adalah sesuatu yang najis dan kotor, pada hal Iman Kristen tidak bersumber dari agama-agama misteri Timur tetapi dari Yudaisme – Israel yang jelas Alaha itu menguduskan perkawinan. Pada hal Gereja Kristen Rasuli ini memiliki Kanon Sakramen Perkawinan, yang justru mendukung perkawinan itu sendiri dalam hal ini seksualitas bukanlah suatu hal yang najis atau kotor tetapi karunia. Dalam sejarah Israel ada juga orang yang tak menikah yang mengkhususkan dirinya melayani Alaha disebut sebagai seorang Nazir dan tidak ada selama ribuan tahun ada ketetapan lembaga Sanhedrin memfatwakan imam – imam dilarang menikah. Persoalannya, bukan masalah selibat itu dosa, tetapi diharamkan ada lembaga keagamaan memaksakan orang tidak menikah jika mau menjadi imam, pemaksaan aturan lembaga inilah yang sebenarnya menjadi inti persoalan. Ajaran-ajaran tradisi lembaga gerejawi yang memaksakan selibat bagi rohaniawan pada hakikatnya melawan Alaha sendiri, dan meludahi wajah Tuhan sendiri. Sebab peraturan manusia lebih tinggi dari pada peraturan Ilahi. Abad Keempat
Tahun 306 - Konsili Elvira, Spanyol, dekrit #43: imam yang tidur dengan istrinya pada malam hari sebelum Misa akan kehilangan pekerjaannya.
* Ini hanyalah masalah moralitas spiritual, tidak perlu harus ketuk palu di konsili, sebab dalam kitab Tanakh sudah dijelaskan sebelum menjalankan yang “kudus” harus mentahirkan diri. Tahun 325 – Konsili Nikea: Dekrit bahwa setelah pentahbisan imam tidak boleh menikah. Ditegaskan Pengakuan Iman Nikea. *Gereja-gereja Ortodoks Timur dan Oriental juga masih mempraktekkan ajaran bida’a sesat ini dan tidak ada dasar Alkitabnya sama sekali.
Tahun 352 – Konsili Laodicea: para wanita tidak ditahbiskan. Pada hal sebelum waktu ini ada pentahbisan para wanita. *Menurut ketentuan Tradisi Rasuli (Apostolic Constitution and Didascalia, disebutkan ada pentahbisan wanita sampai jenjang “Diakonisa” saja.
Tahun 385 - Paus Siricius meninggalkan istrinya agar bisa menjadi paus. Dekrit sejak saat itu para imam tidak diijinkan lagi tidur dengan istri mereka. *Meninggalkan tanggungjawab sebagai suami adalah pengkhianatan terhadap janji perkawinan, ini adalah dosa gila jabatan duniawi. (1 Korintus 7:3). Nasihat Paulus kepada Uskup Timotius untuk mengangkat Uskup/Penilik, Presbiter dan Diakon yang Page 6- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
MENIKAH. Syarat bagi Uskup (1Tim.3:1-7) dan syarat bagi Presbiter/Imam/Penatua ( 1 Tim.5:17-180, dan Diakon (1 Tim.3:8-13). Abad Kelima Tahun 401-St. Augustine menulis, Tidak ada daya kekuatan yang paling kuat menjerumuskan roh laki-laki selain daripada pelukan wanita. *Ingat kasus Samson dan Delila. Tetapi ada juga contoh Yosip dan istri Pothifar. Jadi tidak ada alasan selibat secara kelembagaan. Abad Keenam
567- Konsili Tours ke-2: jika ada rohaniawan ditemukan tidur dengan istrinya akan dieks-komunikasi untuk satu tahun dan diturunkan anggota awam. *Inilah pengaruh ajaran Gnostikisme menyusup secara halus dalam Gereja Roma.
580-Paus Pelagius II: kebijakannya tidak mengganggu para imam menikah sepanjang mereka tidak menyerahkan properti gereja kepada istri atau anak.
* Memang cenderung keluarga imam seringkali menjadi masalah bagi pelayanan imam, sebab keluarganya belum tentu satu visi dengan imam. Keluarga imam seringkali bersifat duniawi dan memanfatkan pengaruh imam untuk mendapatkan harta bendawi dari umat. Tuhan jelas akan menghukum manusia-manusia seperti ini karena telah mencemarkan pelayanan imam, seperti kasus Imam Eli dengan dua anaknya yang dursila, Pinehas dan Hofni (1 Samuel 2:12, 32-34).
590-604-Paus Gregory Agung berkata semua keingan seksual adalah dosa dalam dirinya sendiri (artinya keinginan seksual adalah intrinsik jahat?). *Paus Gregory adalah pengikut ajaran bidat sesat Gnostikisme! Abad Ke-7
Parncis: dokumen menunjukkan bahwa mayoritas imam menikah. Abad ke-8
Page 7- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
St. Boniface melaporkan kepada Paus bahwa di Jerman tidak ada uskup atau imam selibat. Abad ke-9
836-Konsili Aix-la-Chapelle secara terbuka mengakui aborsi dan pembunuhan bayi terjadi di biara-biara wanita dan biara – biara pria menutupi aktivitas rohaniawan tak menikah. St. Ulrich, uskup kudus, berargumentasi dari dasar kitab suci dan pengertian umum bahwa hanya jalan untuk kemurnian gereja dari ekses buruk selibasi mengijinkan imam-imam menikah.
*Ada banyak kasus aborsi di biara-biara Roma Katolik, juga pelecehan seksual, pedophilia, masturbasi dan onani bagi para imam dan suster karena mereka terpaksa harus mematuhi aturan lembaga gerejawi bukan mengikuti aturan Tuhan. Tidak heran apa bila banyak imam-imam Katolik pada akhirnya keluar dari keimamatan demi menikah dan tidak mau hidup munafik dan bermuka ganda dibalik jubah mereka yang terlihat tanpa dosa. Abad ke- 11
1045Paus Benedict IX mengeluarkan dirinya sendiri dari selibasi dan berhenti agar menikah.
*Inilah adalah contoh orang yang tidak mau hidup munafik dan bermuka ganda, dan sadar bahwa dirinya tidak mampu tidak menikah, sayangnya ia harus meninggalkan keimamatan karena kesesatan ajaran Gereja.
1074-Paus Gregory VII mengatakan jika ada orang ditahbiskan pertama harus berjanji selibat: para imam [harus] pertama melepaskan diri dari genggaman istri mereka. *Ini adalah kebijakan yang salah total dan tidak pantas untuk menjadi imam dalam keimamatan Gereja. Mereka ini adalah manusia yang egois dengan meninggalkan istrinya. Manusia seperti ini tidak pantas memegang Cawan Kudus.
1095-Paus Urban II punya imam – imam yang memiliki istri dijual kepada perbudakan, anak-anak ditelantarkan. Page 8- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
*Imam-imam seperti ini tidak layak untuk ditahbiskan karena mereka ini adalah penjahat-penjahat kemanusiaan yang tak punya hati nurani. Mereka adalah sampah kotor dalam Gereja. Abad ke-12
1123-Paus Calistus II: Konsili Lateran Pertama mendeklarasikan bahwa rohaniawan menikah adalah rohaniawan tidak sah. *Ini sama dengan meludahi muka rasul Petrus sendiri yang menikah!
1139-Paus Innocent II: Konsili Lateran Kedua menegaskan dekrit konsili sebelumnya. Abad ke-14
Uskup Pelagio mengeluhkan para wanita masih ditahbiskan dan mendengarkan pengakuan-pengakuan dosa.
*Ada contoh dalam Alkitab bahwa, wanita juga ditahbiskan hanya bukan tahbisan sebagai Diakon, Imam dan Uskup (Holy Orders). Wanita ditahbiskan sebagai Diakonisa dalam jenjang tahbisan minor (Minor Orders); seperti diakonisa Junia (Roma 16:7) Abad ke- 15
Transisi; 50% para imam menikah dan diterima oleh umat. Abad ke-16
1545-63- Konsili Trente menyatakan bahwa selibasi dan keperawanan adalah lebih baik dari pada menikah.
*Menikah dan tak menikah tidak menentukan lebih suci dari yang lain. Kesucian hidup sangat tergantung pada diri pribadi orang percaya dan tidak terkait kepada menikah atau selibat. Ada banyak orang yang selibat justru karakternya lebih buruk dari yang menikah, dan begitu pula sebaliknya. Menikah atau tidak dalam urusan iman sangat tergantung pada komitmen pribadi menjalani Jalan Sempit. Orang yang tidak menikah belum tentu lebih suci hidupnya dari yang menikah. Page 9- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
1517-Martin Luther. *Martin Luther adalah pendobrak dari kebobrokan moral dan kesesatan ajaran lembaga Gereja, tetapi disisi lain Martin Luther membawa orang ke jalan ekstrim kiri sehingga sama saja dengan Gereja Roma Katolik dan tidak heran teolog Russia Alexei Komiakov berkata; Orang-orang Protestan adalah Paus – paus Terselubung” (All of Protestants are Crypto-Papists). Roma ekstrim kanan dan Protestan ekstrim kiri. 1530-Henry VIII.
*Raja Inggris, memang jelas salah dalam moral. Namun, Gereja Anglikan memisahkan diri dari Roma – Vatikan adalah tidakan benar. Sejak awal tahun 36 Masehi Gereja Inggris sudah lebih dahulu terbentuk sebagai keuskupan mandiri sebelum Gereja Roma di Vatikan. Gereja Inggris adalah gereja yang dianiaya dan dijajah selama berabad-abad sejak abad ke-6 M., dalam Konsili Withby, Canterbury, Inggris. Bertepatan kasus raja Inggris, Henry VIII melawan Paus Roma dimanfaatkan dengan baik oleh Gereja Anglikan melepaskan dirinya dari penjajahan Roma. Abad ke-20
1930-Paus Pius XI: seks bisa menjadi hal yang baik dan kudus.
*Paus Pius XI adalah orang bijaksana dan benar dalam sikapnya. Seks jika dilakukan dlam kekudusan dan menghormati perkawinan adalah baik, tetapi para pendosa menjadikannya sebagai sarana berbuat jahat dan melawan Tuhan.
1951-Paus Pius XII: Pastor Lutheran menikah mentahbiskan imam Katolik di Jerman. 1962-Paus John XXIII: Konsili Vatikan II; dengan berkata-kata bahasa daerah; Menikah sejajar kepada keperawanan (Selibat). *Tepat dan sangat Alkitabiah!
1966-Paus Paul VI: Selibasi hanya dispensasi.
*Tepat, tetapi pelaksanaannya justru pemaksaan sampai hari ini.
Page 10- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
1970s-Ludmilla Javorova dan beberapa wanita Czech lainnya melayani kebutuhan para wanita dipenjara oleh rezim Komunis.
*Inilah fungsi dan karya para wanita yang ditahbiskan dalam jajaran Diakonisa seperti “Suster-suster Katolik.”
1978-Paus John Paul II: mempetieskan dispensasi.
*Kesalahan terus menerus setiap pergantian pemimpin, berubah kebijakan!
1983-Hukum Kanon Baru.
*Sampai sekarang belum direalisasikan masalah Imam menikah dalam Gereja Roma.
1980-Pastor-pastor Anglikan /Episcopal ditahbiskan sebagai Imam-imam Katolik di Amerika Serikat, dan juga di Kanada dan Inggris pada tahun 1994. Para Paus yang Menikah Shliakh Mar Shimon Keipha St. Felix III 483-492 (2 anak) St. Hormidas 514-523 (1 anak laki-laki) St. Silverus (Antonia) 536-537 Hadrian II 867-872 (1 anak perempuan) Clement IV 1265-1268 (2 anak perempuan) Felix V 1439-1449 (1 anak laki-laki) Para Paus yang anak-anak dari Para Paus, atau rohaniawan lain Nama Paus
Paus
Anak dari
St. Damascus I
366-348
St. Lorenzo, imam
Boniface
418-422
Anak dari imam
St. Innocent I St. Felix
Anastasius II
St. Agapitus I
401-417 483-492 496-498 535-536
Anastasius I Anak imam
Anak Imam
Gordiaous, Imam
Page 11- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
St. Silverus
536-537
St. Homidas, paus
Boniface VI
896-896
Hadrian, Uskup
Deusdedit John XI
John XV
882-884 931-935 989-996
Anak Imam
Pope Sergius III Leo, Imam
Para Paus yang punya Anak-anak Haram setelah tahun 1139 Innocent VIII
1484-1492
Beberapa anak
Julius
1503-1513
3 anak perempuan
Alexander VI Paul III Pius IV
Gregory XIII
1492-1503 1534-1549 1559-1565 1572-1585
Beberapa anak
3 anak laki-laki, 1 anak perempuan 3 anak laki-laki 1 anak laki-laki
Mitos dan Fakta Mitos: Semua Imam mengangkat sumpah selibat.
Fakta: Kebanyakan Imam-imam tidak mengangkat sumpah. Itu hanya janji yang dibuat di hadapan Uskup.
Mitos: Selibat bukan alasan untuk kekurangan pekerja keagamaan. Fakta: 1983 survei Gereja-gereja Protestan menunjukkan surplus rohaniawan; gereja Katolik sendiri kekurangan pekerja.
Mitos: Selibat rohaniawan adalah norma sejak Konsili Lateran Kedua tahun 1139. Fakta: Imam-imam dan bahkan Para Paus masih terus menikah dan punya anak-anak untuk beberapa ratus tahun setelah penanggalan itu. Sebenarnya, Gereja Katolik Timur masih punya Imam-imam menikah. Dalam Gereja Latin, orang bisa saja imam menikah jika:
Orang itu adalah pastor Protestan pertama kali; atau Jika orang itu adalah Katolik yang berumur panjang tapi berjanji tidak pernah lagi melakukan hubungan seksual dengan istrinya. Page 12- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:01/GNI/A/Pel.Umum/III/2015R
Mitos: Kekurangan pekerja dibidang agama disebabkan materialism dan kurangnya iman. Fakta: Riset (1985 Lilly endowment): tidak ada bukti mendukung kehilangan iman karena tidak adanya tenaga pekerja agama... sukarelawan muda dan pelayanan kampus semakin meningkat. Kami percaya bahwa para imam harus diijinkan menikah dan para wanita punya hak sejajar bagi panggilan mereka untuk ditahbiskan (Tahbisan Minor) bersama dengan calon laki-laki lainnya.
Kami percaya bahwa selibat hanyalah karunia dari Ruakh ha-Kodesh dan tak bisa dipaksakan oleh peraturan organisasi gerejawi apapun, sebab pada hakikatnya secara kodrat umum semua orang dipanggil untuk menikah dan bukan hidup menyendiri. Karunia Ruakh ha-Kodesh tak bisa dimandatkan, maka itu adalah penghormatan mendalam bagi karunia selibasi yang kita minta menjadi pilihan individual dan bukan paksaan atas mereka yang merasa tidak terpanggil untuk selibat. (1 Korintus 7:7)
__________________________ Sumber sejarah:
1. 2. 3. 4.
Oxford Dictionary of Popes; H.C. Lea History of Sacerdotal Celibacy in the Christian Church 1957; E. Schillebeeckx The Church with a Human Face 1985; J. McSorley Outline History of the Church by Centuries 1957 F.A.Foy (Ed.) 1990 Catholic Almanac 1989; D.L. Carmody 5. The Double Cross - Ordination, Abortion and Catholic UNTUK KALANGAN SENDIRI!!! 6. Feminism 1986; P.K. Jewtt The Ordination of Women 1980; Untuk memperbanyak MATERI 7. A.F. Ide God's Girls - Ordination of Women in the Early Christian & PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan Gnostic Churches 1986; untuk meminta izin tertulis: 8. E. Schüssler Fiorenza In Memory of Her 1984; P. DeRosa Vicars of Christ
[email protected] 1988.
0813.19190730 021.70403378
www.nasraniindonesia.org
Page 13- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015