SELF-RELIANCE DALAM MY KINSMAN MAJOR MOLYNEUX KARYA NATHANIEL HAWRTHORNE (Sebuah Tinjauan Strukturalism Semiotik) Endang Eko Djati S.*
Abstrak : Tulisan ini membahas self- reliance yang terdapat pada karya Nathaniel Hawtorn yang berjudul My Kinsman Major Molenoux. Analisa yang dilakukan menggunakan teori Strukturalisme Semiotik. Dalam makalah ini juga akan diungkap bahwa self reliance merupakan keinginan rakyat Amerika pada jaman itu untuk melepaskan diri dari pengaruh Eropa. Kata kunci : Self- reliance—Strukturalisme Semiotik— Amerika—Eropa
PENDAHULUAN Karya Nathaniel Howthorne selalu diwarnai dengan konsep Puritanism. Seperi dalam karyanya Scarlett Letter, Young Goodman Brown dll. Namun dalam cerita ini, My Kinsman, Major Molineux warna Puritan memang tidak sekuat karya-karyanya yang lain. Karyanya kali ini lebih berbicara mengenai masyarakat Amerika yang dalam jamannya masih bergantung pada kemegahan Eropa. Apa yang dimiliki Eropa dianggap lebih baik dari apa yang dapat ditemui di Amerika. Bahkan dalam penulisan karya sastra hal seperti ini juga berlaku. Maka pada masa ini timbul berbagai niat dari berbagai pihak untuk menyuarakan tentang kepercayaan diri yang harus dimiliki oleh masyarakat Amerika. Hal ini sedikit lebih banyak dipengaruhi oleh karya Ralp Waldo Emerson dalam karyanya Self-Reliance yang menekankan diri bahwa orang harus memiliki kepercayaan diri dan yakin bahwa orang lain belum tentu lebih baik dari kita (Norton,1989:957) Nathaniel Hawthorne yang hidup pada 18041864 sejaman dengan Emerson tak luput juga berniat mengingatkan masyarakat Amerika bahwa sudah
saatnya untuk tidak selalu mengagumi dan berkiblat ke dunia Eropa. Karena Amerika sendiri memiliki sesuatu yang belum tentu kalah dibandingkan dengan Eropa. Seruan Hawthorne ini terlihat pada karyanya, My Kinsman, Major Molineux. Tulisan ini bertujuan menelaah kepercayaan diri yang ada didalam karya sastra ini dengan menggunakan metode pendekatan Strukturalisme Semiotik. Permasalahannya adalah, benarkah terdapat konsep kepercayaan diri dalam My Kinsman, Major Molineux ?
PEMBAHASAN Apabila dirumuskan dalam bentuk definisi, strukturalisme pada prinsipnya adalah teori sastra yang berkeyakinan bahwa dalam memahami sebuah karya sastra seorang pembaca harus memusatkan pada karya sastra itu sendiri tanpa harus menghubungkan dengan dunia lain seperti dunia pengarang, masyarakat dan alam semesta serta yang lainnya, dengan kata lain sosio budaya yang melatar belakangi
* Staf Pengajar Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNWIDHA Klaten
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511
51
Self-Reliance Dalam My Kinsman Major Molyneux Karya ....
karya sastra tersebut tidak dihiraukan. Oleh karena itu dalam strukturalisme tidak ada sejarah, tidak mengenal diacronic, lebih pada sesuatu yang syncronic saja. Pada strukturalisme melekat konsep bahwa suatu karya sastra memiliki berbagai macam unsur seperti plot, tema, tokoh, setting atau latar dan lain-lain, namun kesemuanya itu membentuk struktur dan satu sama lain tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu keseluruhan membentuk satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri. Hal itulah yang merupakan konsep dasar strukturalisme tersebut. Pada hakekatnya strukturalisme memiliki 3 gagasan. (Teeuw, 1988:141 ) Yang pertama adalah gagasan keutuhan (the idea of wholeness) yang kedua adalah gagasan cukup diri (the idea of self regulation). Yang dimaksud dengan gagasan keutuhan adalah bahwa karya sastra tidak dapat dibicarakan terpecah-pecah. Strukturalisme melihat karya sastra secara keseluruhan. Dalam strukturalisme judulpun masih termasuk dalam struktur. Sedangkan dalam gagasan transformasi ialah bahwa strukuralisme tidak mengenai diacronic. Bahwa yan ada didalam karya sastra adalah suatu yang syncronic saja, sesuatu yang ditransformasikan. Gagasan cukup diri atau the idea of self regulation mengandung pengertian bahwa dalam membicarakan karya sastra tidak dapat melibatkan hal-hal lain diluar karya sastra, tidak perlu membicarakan latar belakang pengarangnnya, masyarakat, pada gagasan ini menekankan bahwa karya sastra tidak membutuhkan sandaran untuk dirinya sendiri (karya sastra itu sendiri). Jadi karya sastra itu sendiri harus menjadi pusat yang harus dipahami dan tidak melibatkan pada hal diluar karya sastra. Oleh karena itu tidak mengada-ada bahwa aliran strukturalisme mengabaikan sejarah, mengabaikan sosial budaya. Kalau aspek sosial budaya dilepas atau diabaikan akan terasa kering.
52
Karena dalam menelaah karya sastra makna sastra dan fungsi sastra menjadi sangat penting. Dengan memahami sebuah karya sastra, seorang pembaca dapat belajar banyak mengenai hidup. Tidak jarang karya sastra memberikan pelajaran moral yang sangat berharga bagi para pembacanya. Ini membuat karya sastra hidup dan menarik. Oleh karena itu dalam paper ini selain penulis menggunakan strukturalisme penulis juga menggunakan apa yang disebut semiotik. Dengan menghadirkan semiotik dalam analisa ini kekeringan yang akan muncul pada penggunaan pendekatan strukturalisme saja dalam analisis ini dapat diatasi. Karya sastra tidak dapat dipahami dan diteliti lepas dari konteks sosial yang memberikan kesempatan pada pembaca untuk lebih dapat memahami makna karya sastra tersebut. Ini ditekankan oleh Mukarovsky yang selalu menempatkan seni sebagai faktor semiotik yang komunikatif dalam kerangka sosial (A. Teeuw, 1988:188) Dalam semiotik kita menemukan apa yang disebut penanda dan petanda. Yang disebut penanda adalah bahasa dan dalam arti luas teks itu sendiri adalah penanda. Sementara itu petanda adalah makna atau arti dibalik teks itu. Dalam hal ini petanda mampu mengungkap apa yang ada dibalik teks. Petanda mengungap simbol-simbol yang diungkapkan lewat penanda. Dengan kata lain petanda adalah apa yang tersirat sementara senanda adalah apa yang tersurat. Seterusnya untuk mengungkap simbol-simbol yang ada dalam karya sastra perlu merunut struktur yang ada dalam karya itu terlebih dahulu. Demikianlah semiotik dapat dilakukan dengan telebih dahulu menggunakan pendekatan strukturalisme. Apabila dapat dirumuskan dalam bentuk definisi, strukturalisme semiotik pada prinsipnya adalah teori sastra yang berkeyakinan bahwa karya sastra tidak semata-mata terpisah dari dunia luar akan tetapi karya
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511
Self-Reliance Dalam My Kinsman Major Molyneux Karya ....
sastra terwujud sebagai tanda dalam struktur dalam hubungannya dengan kenyataan dan juga dalam
orang tidak perlu menggantungkan diri pada orang lain yang pada akhirnya hanya kekecewaan
hubungannya dengan masyarakat, pencipta dan pennggapnya. ( A Teeuw, 1988;190).
yang didapat karena ternyata orang yang dianggap dapat menolong tidak dapat diharapkan. Hal ini disampaikan lewat tokoh minor yang menasehati Robin, tokoh utama ketika Robin
STRUKTUR CERITA PENDEK MY KINSMAN, MAJOR MOLINEUX
ingin meninggalkan kota dan pulang ke desa karena harapannya untuk bertemu saudaranya Major Molineux yang dianggap jadi ‘orang’ dikota dan dapat membantu mencari penghidupan
A. Tema Tema merupakan arti keseluruhan cerita itu sendiri; karena apa yang dikatakan oleh pengarang terdapat dalam tema itu. Didalam sebuah cerita bukan tidak mungkin terdapat lebih dari satu tema, namun diantara tema-tema itu terdapat tema yang paling menonjol dan tema inilah yang disebut tema pokok. Tema tidak dapat dimengerti dari satu bagian cerita saja, melainkan harus disimpulkan dari keseluruhan cerita seperti kata Kenney, Theme is the meaning of the story releases: it may be the meaning the story discoveres. By theme we mean the neccesary impliactions of the whole story, not a separatable part of a story (Kenney, 1966;91) Tentu saja tema itu sendiri tidak dapat disusun tanpa adanya unsur-unsur yang lain, misalnya alur cerita, tokoh latar, dan sebagainya.
dikota hancur, Robin mendaoati Major Molineux tidak seperti yang ada dalam anggapannya. Harapannya gagal dan ia ingin pulang ke desa. Ib ——— grow weary of a toen life, Sir. Will you show me the way to the ferry? ( Norton, 1988;1097) Pesan Howthrone bahwa orang harus percaya diri dan meyakini bahwa orang lain belum tentu baik dari kita tercemin pada tokoh minor, yaitu sorang laki-laki yang jadi teman Robin. ..... Or, if you prefer remain with us, perhaps, as you are a shrewd youth you may rise in the world, without the help of your Kinsman, Major Molineux.
Dalam cerita ini dapat disimpulkan sebuah tema pokok yaitu bahwa orang harus memiliki kepercayaan diri yang kuat dan tidak terlalu bergantung pada orang lain yang belum tentu lebih baik dari pada kita sendiri. Nathaniel Hawthorne ingin mengungkapkan bahwa kepercayaan diri itu penting dalam hidup ini. Karena apa yang kita miliki belum tentu kalah
B. Tokoh Menurut peranannya tokoh dapat dibedakan antara tokoh utama dan tkoh pembantu. Tokoh utama ialah tokoh yang bersifat kompleks sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh yang bersifat sederhana.
dengan yang dimiliki orang lain. Oleh karena itu
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511
53
Self-Reliance Dalam My Kinsman Major Molyneux Karya ....
Tokoh utama memiliki peranan yang besardalam perkembangan cerita. Semua
stockings of blue yarn, were the incontrovertible handwork of amother or a sistem.... (Norton,
peristiwa dalam alur cerita terpusat pada tokoh itu. Lebih jauh tokoh utama dikaitan sebagai tokoh yang banyak menghadapi konflik dan mengalami perubahab-perubahan dalam cerita.
1998;1086). Kemiskinan sering diidentikan dengan keserdehanaan. Karena kemiskinannya Robin ingin mengadu untung ke kota. Ia berharap bahwa
Sebaliknya pernanan tokoh pembantu hanya sebagai pelengkap dan pembantu perkembangan tokoh utama.
kota akan memberikan lampu terang untuk kehidupannya. Tekadnya untuk berurbanisasi ini sangat kuat didorong oleh pengharapan akan
Dalam analisa tokoh penulis akan membahas bagaimana tokoh-tokoh itu berperan
bantuan saudaranya yang kebetulan menjadi ‘orang’ dikota, yaitu Major Molineux. Keinginan
dan tindakan-tindakan apa yang diperbuat dalam perkembangan alur cerita yang mendukung penyampaian tema.
atau cita-cita itu juga mendapat restu dari keluarganya.
Pembahasan akan dilakukan pada tokoh utama yaitu Robin dan tokoh pembantu Major Molineux. 1.
All Robin
Robin seorang pemuda berusia 18 tahun. Dari namanya pembaca dapat menduga ia berasal dari desa. Nama Robin dapat disejajarkan namanama seperti Suparmin, Wagimin, Sarinah, dikalangan orang Jawa. Seperti kebanyakan orang desa yang digambarkan sebagai orang yang berasal dari masyarakat sederhana secara materiil maupun cara berpikirnya, demikian pula Robin, ia orang desa yang tidak hanya sederhana tetapi juga miskin. Kesederhanaan Robin terlihat cara dia berpakaian yang sederhana. He was youth of baarely eighteen years, evidently countrybred and now, as it should seem, upon his first visit to town. He was clad in a coarse grey coat, well worn but in excellent repair; his undergarments were durably constructed of leathern, and sat tight to a pair of serviceable and well – shaped limbs, his
54
... I thought it high time to begin the world. So my mother and sister put me in handsome trim, and my father gave me half the remnant of his last year’s salary, and few days ago I started for this place, to pay the Major a visit. ( Norton, 1988;1094) Mulailah keberangkatannya ke kota dan mencari tempat tinggal Major Molineux. Kota yang begitu besar dan padat dan kehidupan sosial yang sangat berbeda dengan kehidupan di desa menyulitkan Robin untuk mencari Major Molineux. Kesulitan ini ditambah dengan gambaran yang ternyata keliru dengan apa yang diketahui oleh Robin tentang Major Molineux. Dalam pikirannya Major Molineux kaya, terpandang dan memiliki kedudukan yang terhormat. Hal ini terungkap saat ia melihat rumah-rumah misikin. This low hovel cannot be my kinsman’s dwelling’ thought he.... (Noryon, 1988;1086) Pada bagian lain juga terlihat betapa ia menganggap saudaranya tersebut orang yang kaya dan terhormat.
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511
Self-Reliance Dalam My Kinsman Major Molyneux Karya ....
... Finally, the lad determined to knock at the door of every mansion that might appeae
mengetahui bahwa Robin tidak bermaksud menggunakan jasa penginapan karena
worthy to be accupaid by his kinsman,... (Norton, 1998;1091)
kedatangannya tersebut bukan untuk itu sikap penjaga tadi berubah. Tidak ramah dan tidak memberikan perhatian lagi.
Ketika Robin melihat rumah bagus menganggap tempat itulah yang pantas dihuni oleh saudaranya. ‘Perhaps this is the very house i have been seeking;’ thought Robin. Robin juga lugu dalam menerima keadaan yang baru yaitu keadaan kota. Cara berpikir dia sewaktu di desa masih tetap terbawa di kota. Dia menganggap bahwa kemanisan perilaku dan tutur kata orang-orang kota dianggap sama seperti kemanisan perlakuan dan tutur kata orang desa. Robin tidak tau bahwa kemanisan perlakuan dan tutur kata yang dimiliki orang kota hanyalah tuntutan sosial untuk mencari meuntungan dalam pekerjaan mereka. Seperti juga waktu Robin mendatangi sebuah penginapan untuk menanyakan tempat tinggal saudaranya. Kedatangan Robin disambut oleh penjaga penginapan dengan penuh hormat dan kemanisan. Karena penjaga penginapan tersebut menyangka bahwa Robin akan memakai jasa penginapannya. Hal ini ditafsirkan Robin bahwa keramahan pejaga penginapan tadi dikarenakan ia mengetahui Robin masih ada hubungan saudara dengan Major Molineux, yang kata dan terhormat. Piirannya ini tergambar dalam ungkapan sebagai berikut, The man sees a family likeness the rouge has guesses that I am related to the Major ! thought Robin. (Norton, 1988;1088) Tapi ternyata keramahan penjaga penginapan tersebut sekedar penarik tamu agar menggunakan jasa penginapan. Setelah
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511
But the inn keeper turned his eyes to a written paper on the wall, which he read, or seemed to read,... (Norton, 1988;1088) Robin adalah manusia biasa ia tidak luput dengan perasaan putus asa dan rasa sedih sewaktu akhirnya dia tidak dapat menemukan tempat tinggal Major Molineux. Keputus asaannya dan kesedihannya masih dapat diatasi. Akhirnya masih ada harapan dihati Robin untuk dapat bertemu dengan Major Molineux. Dan memang harapannya dapat terpenuhi untuk bertemu dengannya namun apa yang ditemuinya jauh dari apa yang dia bayangkan. Major Molineux hanyalah orang biasa tidak seperti dalam bayangannya. Pertemuan dengan Major Molineux dalam situasi yang sangat tidak terhormat karena Robin mendapati Major Molineux sedang diarak keliling kota untuk diperlihatkan pada khalayak ramai. Perlakuan seperti itu dilakukan untuk orang yang bersalah dalam jumlah puritan. Robin kaget melihat itu semua. Ia sedih, kaget sekaligus kasihan melihat Major Molineux. They stared each other in silence, and Robin’s knee shook and his hair bristled with a mixture of pity and terror. (Norton, 1988;1097) Dengan segera pengalamannya dalam mencari Major Molineuxterbayang semua. Cemooh dan ejekan serta perlakuan-perlakuan yang tidak enak lainya segera muncul dalam ingatannya dan hal ini membuatnya sadar bahwa
55
Self-Reliance Dalam My Kinsman Major Molyneux Karya ....
Major Molineux, saudaranya, yang dikira jadi ‘orang’ di kota ternyata bukanlah orang seperti yang diharapkan dan dibayangkan. Hal inilah yang membawanya kepada keinginan meninggalkan kota dan pulang ke desa. I begin to grow weary of a town life, Sir. Will you show me the way to the Ferry? (Norton, 1998;1098) 2. Major Molineux Major Molineux adalah saudara Robin. Dari namanya kita bisa mensejajarkan dengan nama yang dipakai oleh golongan kelas atas. Molineux nama yang berbau Paris ini memberikan kesan bahwa tokoh ini merupakan tokoh dari kalangan terhormat bandingkan dengan nama Robin yang terlihat sederhana. Major Molineux yang semua dianggap orang penting oleh Robin dan dianggap memiliki kedudukan yang penting sehingga dapan menolong Robin untuk mencarikan pekerjaan sehingga akan mengubah nasib kemiskinannya ternyata hanyalah orang biasa. Bahkan Robin mendpati Major Molineux menjalani hukuman karena telah dianggap melanggar hukum. Hukuman yang dijalani itu memperlihatkan Major Molineux yang harus diarak keliling kota agar semua orang tahu apa jadinya orang yang bersalah.
Sylvan Bennet dengn kawan-kawan melukiskan alur cerita sebagai berikut “Plot is the writer’s arrangement of the happenings in the story’ (Bennet dk, 1977;533) Pada dasarnya alur cerita terdiri dari awal cerita kemudian tengah cerita dan akhir cerita. (Hubecca, 1977;11). Alur cerita dimulai dengan pemaparan guna memperkenalkan keadaankeadaan yang akan menjadi pangkal persoalan. Langkah ini biasanya diikuti komplikasi dimana situasi menjadi rumit dan memuncak pada suatu klimaks atau krisis. Kemudian krisis berkembang menuju peleraian sebagai penyelesaian dari komplikasi dan akhirnya sampai pada bagian yang terakhir yaitu pemecahan masalah. Bertolak pada pemikiran diatas, dalam karya ini akan diungkap juga mengenai pemaparan, komplikasi, klimaks dan peleraian. 1.
Pemaparan Pada awal cerita, diperkenalkan tokoh Robin seorang pemuda desa yang ingin mengadu untung di kota. Kota merupakan tumpuan harapannya dan mengharapkan kota akan menjadi awal kehidupannya yang lebih baik dibanding di desa. ‘I Thought it high time to begin the world’ (Norton, 1989;1094),.
Dalam cerita ini tak banyak diceritakan tentang perwatakannya. Walaupun tokoh ini
Robin optimis untuk mendapatkan apa yang dia harapkan di kota karena Robin
menjadi judul cerita namun dia bukanlah tokoh central atau tokoh utama. Ia tokoh yang statis. Namun demikianlah dia memiliki peran yang
mengharapkan pertolongan dari Major Molineux yang memiliki kedudukan penting
penting dalam cerita ini. Tokoh ini sebagai penggerak alur dan pengungkap tema.
56
C. Alur Cerita
di kota. Dalam pemaparan masalah dalam cerita ini mulai diperkenalkan dengan dengan tibanya Robin di kota dan mulai mencari saudaranya, Major Molineux.
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511
Self-Reliance Dalam My Kinsman Major Molyneux Karya ....
2.
Robin bertanya kesana kemari namun tak seoranpuntidak mengetahui dimana Major
Dalam cerita ini Robin mengalami perubahan sikap. Keputusan barupun
Molineux tinggal. Bahkan dia mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari berbagai pihak sewaktu ia menanyakan dimana Major Molineux tinggal. Robin
diambil yaitu dia ingin kembali ke desa dan meninggalkan kota. Runtuh seluruh tumpuan harapannya mengetahui siapa sebenarnya Major Molineux. Saudaranya itu
bertanya kepada pemangkas rambut, penjaga penginapan, pelacur dan tempat-tempat yang menunjukkan tempat yang kurang terhormat.
ternyata orang yang tidak dapat diharapkan lagi. Hancur sudah harapannya untuk memulai kehidupan yang penuh harapan dikota. Kehidupan kota menjadi tidak
Komplikasi Komplikasi
diawali
diketahuinya hal baru oleh para tokoh. Robin yang kesulitan mencari saudaranya, Major Molineux hampir putus asa. Akhirnya ia menyerah untuk menunggu saja kemunculan Major Molineux. Akhirnya yang ditunggu muncul juga namun dalam kondisi yang tidak diharapkan. Major Molineux diarakkeliling kota untuk menjalani hukuman. Suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat puritan. Suasana ini sangat memalukan dan membuat Robin kaget sekaligus kasihan akan saudaranya tersebut. Suasana yang tidak disangka oleh Robin. Pertemuan yang membuatnya kaget. They stared each other in silence and Robin’s kness shook, and his hair bristled, with a mixture of pity and terror. ( Norton, 1988;1097) 3.
Klimaks Klimaks merupakan ketegangan yang paling tinggi dalam suatu cerita yang merupakan puncak komplikasi yang dialami oleh tokoh utama. Klimaks juga mengakhiri komplikasi karena klimaks merupakan ‘a major turning point’ ( Reaske,1963;28)
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511
menarik. Keinginan pulang ke desa menjadi keputusan yang diambil.
dengan
‘will you be kind enough to show me the way to the Ferry?’ said he.... ( Norton, 1988;1097) I begin to grow weary of a town life, Sir. ( Norton, 1988;1098) 4.
Penyelesaian Bagian ini, ketegangan cerita menurun karena masalah-masalah pokok dari pelaku utama telah terpecahkan. The falling action follows the klimaks and usually presents, the ways in which the hero is slowly over powered and becomes increasingly helpless (Reaske, 1963;28) Dalam cerita ini, penyelesaian didasari pernyataan bahwa Major Molineux ternyata bukan seperti yang diharapkan oleh Robin sebagai seorang yang terpandang dan kaya. Orang yang diharapkan akan menolongnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di kota. Karena merasa mengalami kesulitan untuk tetap berusaha sendiri di kota ia ingin meninggalkan kota dan pulang ke desa. Namun teman barunya menyarankan untuk tetap tinggal di kota, berusaha sendiri tanpa menggantungkan pertolongan orang lain.
57
Self-Reliance Dalam My Kinsman Major Molyneux Karya ....
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan pembahasan dan uraian diatas
Bernet, Berman, Burto (eds). 1997. An Introduction
dapatlah dikemukakan kesimpulan sebagai berikut. Ada konsep self reliance atau kepercayaan diri pada
to Litrature. Boston : Houfghton Mifflin Company.
karya ini. Kepercayaan diri yang merupakan kepercayaan diri masyarakat Amerika yang pada masa itu sedang mengerorakan self reliance di segala bidang, termasuk dalam penulisan. Pada masa itu penulis-penulis banyak yang berkiblat ke Eropa. Apa yang dimiliki Eropa dianggap lebih baik dari apa yang dimiliki Amerika. Hawthorne mengingatkan bahwa, sudah saatnya bangsa Amerika tidak menggantungkan diri dengan dunia Eropa. Amerika memiliki sesuatu yang tidak kalah baiknya dibanding dengan Eropa. Hal ini tercermin pada tokoh Robin yang mencari saudaranya Major Moleneux untuk meminta bantuan atau pertolongan. Namun ternyata Major Molineux tidak seperti yang ada dalam gambarannya. Kekecewaan ini membawanya untuk meninggalkan kota dan pulang ke desa. Teman barunya menasehati bahwa Robin tetap dapat tinggal di kota dengan berusaha sendiri tanpa pertolongan dan mengharapkan bantuan orang lain. Kepercayaan diri inilah yang menjadi simbol kepercayaan diri masyarakat amerika yang diinginkan Hawthorne.
Forster, E.M. 1995. Aspect of the Novel. New York : Harcourt, Brace and World Inc. Hubenca, Lloyd, J. Reloy, Garcia (eds) 1973. The Design of the drama. New York : Dacid Mckay Company. Kenney, William 1966. How to analize Fiction. New York : Simon and Schuster. ____________.1988. Norton Anthology I. New York : Norton and Company. Reaske, Christopher Russel. 1966. How to analize Drama. New York : Simon and Schuster. Teeuw, A. 1998. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya. Riffaterre, Michael . 1978. Semiotics of Poetry. London Routledge & Kegan Paul. Hermann, Jacques.1970. Structuralism. New York: Double day & Company. Burbank, John. Steiner, Peter. 1978. Structure, Sign, and Fition, Selected Essays by Jan Mukarovsky. New York: Yale University Press. Newton,K.M. 1989. Twentiet-Century Literary Theory. London : Macmillan Ltd. Kurzweil, Eidith. 1980. The Age of Structuralism. New York: Columbia University.Press.
58
Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511