BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Singkat SMP Negeri 1 Suwawa SMP
Negeri
1
Suwawa
memiliki
NSS/NPSN
yakni;
201300401001/40500880. Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa Tingkohubu
Kecamatan
Suwawa
Kabupaten
Bone
Bolango.
Pembangunan Sekolah ini di mulai pada tahun 1958 dan beroperasi pada tahun 1968. Kemudian tahun 2012, sekolah memiliki jenjang akreditasi “amat baik”. Status tanah adalah “hak paki”, dengan luas tanah 4867,70 M2 dan memiliki luas keseluruhan bangunan adalah 4368 M2. 4.1.2 Keadaan Guru Tenaga pendidik (Guru) di SMP Negeri 1 Suwawa dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami beberapa peningkatan dimana, setiap tahunnya jumlah tenaga pendidik di sekolah ini selalu bertambah. Selanjunya, diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel Keadaan Guru SMP Negeri 1 Suwawa PNS
Tenaga
Non PNS
No
Jlh Kependidikan
L
P
Guru
5
30
0
0
1
Jlh L
P
35
1
2
3
0
1
2
3
35
Jumlah
6
Staf 2 Kependidikan Total
4.1.3 Keadaan Siswa Keadaan siswa di SMP Negeri 1 Suwawa telah mengalami beberapa kemajuan, dimana setiap tahun ajaran baru dengan banyaknya siswa yang mendaftar disekolah tersebut. Untuk tahun 2013, jumlah keseluruhan siswa di SMA Negeri 1 Suwawa adalah 386 orang yang terbagi dalam 3 kelas yakni kelas VII, VIII , dan IX. Lebih jelasnya, lihat tabel berikut ini: Tabel Keadaan Siswa Menurut Rombel Jumlah No
Kelas
Jumlah Siswa
Jurusan Rombel
L
P
Total
1
VII
-
7
68
80
148
2
VIII
-
6
63
74
137
3
IX
-
4
44
57
101
17
175
211
386
Jumlah
Ket
4.1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Adapun keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Suwawa diuraikan sebagai berikut: jumlah gedung 11 unit yang terdiri dari; a. Kantor
: 2 Unit
b. Ruang Kelas
: 4 Unit dan 17 Rombel
c. Ruang Laboratorium
: 2 Unit
d. Ruang Perpustakaan
: 1 Unit
e. AULA Terbuka
: 1 Unit
f. Ruang Koperasi
: 1 Unit
g. Ruang Keterampulan
: 1Unit
4.1.5 Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Suwawa
KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
KTU
WAKASEK
WAKASEK KURIKULUM
WAKASEK KESISWAAN
WAKASEK SARANA PRASARANA
WAKASEK HUMAS
GURU MATA PELAJARAN
SISWA
Gambar 1: Struktur Organisasi SMP Negeri I Suwawa 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini menyajikan tentang data yang diolah dengan statistik deskriptif, seperti perhitungan distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik berupa histogram, perhitungan nilai median, modus, rata-rata dan simpangan baku.
Deskripsi data masing-masing untuk penerapan pembelajaran PAKEM (Variabel X) dan motivasi belajar siswa (Variabel Y) adalah sebagai berikut: 4.2.1 Deskripsi Data Penerapan Pembelajaran PAKEM (Variabel X) Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data melalui penyebaran angket kepada 21 responden di Kelas VII IPS SMP Negeri 1 Suwawa, maka dapat diketahui distribusi data hasil pengamatan variabel X (Penerapan Pembelajaran PAKEM) adalah sebagai berikut: harga median sebesar 62,07, modus sebesar 62,83, harga mean atau nilai ratarata sebesar 61,7 dan harga standar deviasi / simpangan baku sebesar 3,5 (lihat lampiran 5). Selanjutnya, deskripsi tentang frekuensi skor data Penerapan Pembelajaran PAKEM (variabel X) dapat dilihat pada tabel 1 di lampiran 5. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 61,5 sampai 64,5 dengan frekuensi 8, terbanyak kedua yaitu responden menjawab 55,5 sampai 58,5 dengan frekuensi 5, terbanyak ketiga yaitu responden menjawab 58,5 sampai 61,5 dengan frekuensi 4, terbanyak keempat yaitu responden yang menjawab 64,5 sampai 67,5 dengan frekuensi 3, kemudian yang paling rendah yaitu responden yang menjawab 67,5 sampai 70,5 dengan frekuensi 1 . Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.
F 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 55,5
58,5 61,3 64,5 67,5 70,5 Batas Bawah Kelas Interval
Gambar 2: Histogram Data Pembelajaran PAKEM 4.2.2 Deskripsi Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) Berdasarkan
analisis
pengolahan
data
variabel
Y
melalui
penyebaran angket kepada 21 responden di Kelas VII IPS SMP Negeri 1 Suwawa , maka dapat diketahui distribusi data hasil pengamatan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) adalah sebagai berikut: harga median sebesar 64,34, modus sebesar 64,83, harga mean atau nilai rata-rata sebesar 63,8 dan harga standar deviasi / simpangan baku sebesar 3,3, (lihat lampiran 5). Selanjutnya, deskripsi tentang frekuensi skor data motivasi belajar siswa (variabel Y) dapat dilihat pada tabel 1 di lampiran 5. Dari tabel
tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 63,5 sampai 66,5 dengan frekuensi 9, terbanyak kedua yaitu responden menjawab 60,5 sampai 63,5 dengan frekuensi 5, terbanyak ketiga yaitu responden menjawab 66,5 sampai 69,5 dengan frekuensi 4, terbanyak keempat yaitu responden yang menjawab 57,5 sampai 60,5 dengan frekuensi 2, kemudian yang paling rendah yaitu responden yang menjawab 54,5 sampai 57,5 dengan frekuensi 1. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini. F 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 54,5
57,5 60,3 63,5 66,5 69,5 Batas Bawah Kelas Interval Gambar 3: Histogram Data Motivasi Belajar Siswa
4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Untuk kepentingan pengujian normalitas data digunakan uji ChiKuadrat pada taraf nyata ά = 0,01 atau ά = 0,05. Dengan hipotesis bahwa skor variabel X (Penerapan Pembelajaran PAKEM) dan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) berdistribusi normal. 4.3.1 Uji Normalitas Data Variabel X (Penerapan Pembelajaran PAKEM) Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X (Pembelajaran PAKEM) menunjukan skor χ2hitung = 2,628. Sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga χ2daftar = 9,488. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ2hitung ≤ χ2daftar (2,628 ≤ 9,488). Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan terlampir pada lampiran 6). 4.3.2 Uji Normalitas Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (motivasi belajar siswa) menunjukan skor χ2hitung = 4,17. Sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga χ2daftar = 9,488. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ2hitung ≤ χ2daftar (4,17 ≤ 9,488). Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal (perhitungan terlampir pada lampiran 6). 4.4 Pengujian Hipotesis Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap persamaan regresi linier sederhana,
uji linieritas dan keberartian persamaan regresi, pengujian koefisien korelasi linier sederhana, dan keberartian koefisien korelasi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut. 4.4.1 Mencari Persamaan Regresi Sederhana Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Ŷ = a + bX, sehingga dari hasil penelitian (lampiran 6) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 14,91 + 0,69X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variabel X (Penerapan Pembelajaran PAKEM), maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 0,51 unit variabel Y (motivasi belajar siswa) dan ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator penerapan pembelajaran PAKEM, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator motivasi belajar siswa di Kelas VII IPS SMP Negeri 1 Suwawa. 4.4.2 Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Untuk kepentingan pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi digunakan taraf nyata ά = 0,01 atau ά = 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian untuk uji linieritas yang telah ditetapkan di atas bahwa Fdaftar diperoleh dari F ≤ F(1-α) (k-2, n-k) atau F ≤ F(0,95) (10, 9) = 3,13 Ternyata harga Fhitung lebih kecil dari Fdaftar (1,53 ≤ 3,13), sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Ŷ = 32,6 + 0,51X berbentuk linier. Selanjutnya, untuk uji keberartian telah ditetapkan kriteria pengujian bahwa Fdaftar dapat diperoleh dari F ≥ F(1-α) nyata α = 0,05 maka F ≥ F(1-0,05)
(1, 21-2)
(1, n-2).
F ≥ F(0,95)
Jika digunakan taraf (1, 19)
= 4,38 Ternyata
harga Fhitung lebih besar dari Fdaftar (7,19 ≥ 4,38), sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier tersebut di atas benar-benar signifikan (berarti). 4.4.3 Pengujian Koefisien Korelasi Linier Sederhana Pengujian korelasi dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kekuatan atau derajat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan terutama untuk data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi (r). Sedang penentu derajat hubungan antara variabel dinamakan koefisien determinasi (r2). Hasil pengujian koefisien korelasi dan determinasi, selanjutnya dapat diuji tingkat signifikansi atau keberartiannya. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 7 diperoleh harga r = 0,52 dan harga r2 = 0,2704 (27,04%). Hal ini berarti bahwa derajat hubungan antara variabel X (Penerapan Pembelajaran PAKEM) dan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) sebesar 27,04%. Dalam arti bahwa variabel penerapan pembelajaran PAKEM memberikan konstribusi terhadap variabel motivasi belajar siswa sebesar 27,04% dan sisanya 72,96% ditentukan oleh variabel lain. Untuk uji signifikan diperoleh nilai thitung = 2,67. Pada taraf ά = 0,05 dan n = 21 uji satu pihak; dk = n - 2 = 21 – 2 = 19 sehingga diperoleh tdaftar = 1,729. Ternyata thitung ≥ tdaftar (2,67 ≥ 1,729), maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar siswa.
4.5 Pembahasan Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan sebelumnya, serta rumusan hipotesis yang berbunyi “Terdapat Pengaruh Positif Antara Penerapan Pembelajaran PAKEM Terhadap Motivasi Belajar Siswa”. Perlu ditentukan statistika uji yang digunakan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu: Ŷ = 32,6 + 0,51X yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Penerapan Pembelajaran PAKEM), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) sebesar 0,51. Selanjutnya melalui hasil pengujian koefisien korelasi sederhana, maka diperoleh harga r = 0,52 dengan koefisien determinasi sebesar r2 = 0,2704 atau 27,04%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 27,04 % variasi yang terjadi pada motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh penerapan pembelajaran PAKEM, sedangkan 72,96% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah penggunaan variasi model pembelajaran selain model pembelajaran PAKEM, keadaan sosial ekonomi orang tua siswa, sekolah dan lingkungan sekitarnya dan lain sebagainya. Kemudian hasil uji koefisien korelasi yang telah dianalisis, yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistik t bahwa thitung = 2,67 sedangkan tdaftar = 1,729. Dengan kriteria pengujian terima H0, jika t(1 - ½ά) < thitung < t(1 - ½ά) dengan taraf kenyataan ά = 0,05, dan dk = n – 2. Dengan
demikian bahwa thitung lebih besar dari tdaftar atau harga thitung telah berada di luar penerimaan H0, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh positif
antara
penerapan pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar siswa pada mata ekonomi di kelas VII SMP Negeri 1 Suwawa dinyatakan “diterima”.