Edisi Januari 2008
1
Selamat Atas Pelantikan Marsekal Madya TNI Subandrio Menjadi Kepala Staf Angkatan Udara INDUK KOPERASI TNI ANGKATAN UDARA (INKOPAU - PUKADARA) Didirikan sebagai badan hukum nomor : 8161.a/12-67 tanggal 31 Desember 1987 dan Pengesahan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor : 04/PAD/M.I/IV/1997 tanggal 30 Juni 1997 Alamat : Jl. Raya Pasar Minggu Komplek TNI AU Triloka Blok A No. 9B Pancoran Jakarta Selatan 12780 Telp. 021-7990 486, 7990491 Fax. 021-7943989 Website : www.inkopau.com E-mail :
[email protected] Bidang usaha yang dikerjakan :
2
• Konstruksi : Pembangunan Perumahan dan Perkantoran • Aviasi : Pengadaan Suku Cadang Pesawat, Perbaikan Engine Pesawat berbagai tipe, Senjata Udara/Darat, Peralatan Elektonika, BMP dan Sarana Bantuan • Pabrik Sepatu : Memproduksi Sepatu Militer maupun Sipil • Jasa Perkantoran dan Perkulakan : Menyewakan Perkantoran dan Jasa Perhotelan • Perdagangan Umum : Mengadakan Perlengkapan Militer, Awak Pesawat, Satpam dan Sembako • Dan lain-lain Edisi Januari 2008 , : @ . . 7990486, 7990491 ~ . 7943989 ~ :
Majalah
SUARA ANGKASA Penanggung Jawab Marsma TNI Daryatmo, S. IP Wakil Kolonel Sus Drs. Mulyono Dewan Redaksi Kolonel Pnb Chaerudin Ray Kolonel Pnb D. Herly Dwiyanto Kolonel Sus Basuki Mindarwono Kolonel Sus Rinny Sulistiyowati Letkol Sus Yulias Rasyid Pemimpin Redaksi Kolonel Sus Titiek Purbaningsih Wakil Pemred Mayor Sus Dra. Maylina Saragih Redaktur Pelaksana PNS III/c Dra. Sri Hatmini Staf Redaksi Mayor Sus Ali Umri Lubis Kapten Sus A. Muhsin Serma Agus Riyanto Serma Roslina Tambunan PNS II/D Yulia Himawati, A. Md Desain Grafis Mayor Sus Drs. Dwi Budi Haryanto Kapten Sus Arsyad Kapitan, A. Md Kapten Sus Suyono Pali Fotographer Serka Luhur Suprapto Sertu Wahyu Hadi Pamungkas Sertu Sahrul Kristiawan
Di akhir tahun, tepatnya tanggal 28 Desember 2007, Presiden RI melantik Marsekal Madya TNI Subandrio sebagai Kepala Staf Angkatan Udara menggantikan Marsekal TNI Herman Prayitno. Upacara serah terima jabatanpun dilaksanakan di Taxy Way Lanud Halim Perdanakusuma, dengan inspektur upacara Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto. Kasau mengatakan, awal tahun 2008, kebijakan TNI AU kedepan masih mengarah pada upaya untuk meningkatkan kesiapan operasional TNI AU. Untuk itu prioritas utama yang harus dilakukan akan terfokus pada upaya tercapainya kemampuan operasional yang optimal di satuan-satuan udara TNI AU serta mantapnya lembaga-lembaga pendidikan. Di akhir tahun juga dilaksanakan latihan Angkasa Yudha 2007 meliputi Latposko, Tactical Air Manuvering Game, Latmanlap dan Fire Power Demo. Pada latihan tempur udara yang bertajuk “Fire Power Demo yang dilaksanakan di AWR Buding, Tanjung Pandan, Belitung Timur disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Menyikapi akan diberlakukannya peradilan umum terhadap prajurit TNI kami menampilkan sebuah tulisan mengenai sebuah “Pengadilan Khusus” yang ada di lingkungan peradilan militer yang konon menjadi topik pembicaraan yang menarik dan selalu ditemukan pendapat pro dan kontra. Masih banyak lagi tulisan-tulisan yang menarik untuk dibaca. Semoga tahun 2008 dan tahun-tahun yang akan datang adalah tahun kesuksesan dan keberhasilan untuk kita semua. Selamat membaca!
Distribusi Mayor Adm Drs. Eka Tarigan Kapten Adm Sri Purwanti Alamat Redaksi Dinas Penerangan TNI AU Cilangkap, Jakarta 13870 Telp. (021) 8709156 (021) 8709259 Fax. (021) 8714181 E-mail :
[email protected] Redaksi menerima kiriman naskah, foto, gambar, dan karikatur dari pembaca sesuai misi majalah ini; naskah diketik 2 (dua) spasi, maksimum 6 halaman quarto
Edisi Januari 2008
3
14 LAPORAN Khusus
Latihan Angkasa Yudha 2007
Kulit Muka: Salam Komando Kepala Staf Angkatan Udara Lama dan Baru
5
Laporan Utama
Latihan Angkasa Yudha adalah latihan puncak TNI AU yang merupakan akhir dari daur latihan yang dimulai dari latihan perorangan, latihan satuan, dan latihan antarsatuan.
Hukum Membentuk “Pengadilan Khusus” di Lingkungan Peradilan
17
Militer (Sebuah Sisa Harapan) ______________________
31
Manajemen Mengelola Perubahan dalam Organisasi _______________
34
Koperasi Posisi Penting Pada Sistem Pertahanan Negara ________
41
Psikologi Serba Serbi Ingatan ______________________________
44
Keluarga Waspada Pemanasan Global ________________________
47
Bintal 21 Iptek 17
Efektivitas Nilai-nilai Kejuangan Terhadap Pencapaian Pelaksanaan Tugas _____________________
51
Antariksa Lapisan Ozon Menipis Picu Bencana Global Terhadap Lingkungan dan Kehidupan ________________
55
Cerpen Secangkir Kopi __________________________________
57
Sejarah Abdul Rosid Tanaka: Menghabiskan Sisa
39 Kesehatan
44
Hidup di Lereng Gunung Merapi ____________________
Berita Daerah Ordirga
___________________________
60 64
Turnamen Aeromodelling Edisi Januari 2008
di Lanud Sulaiman ________________________________
95
Laput
Foto bersama Presiden dan Wakil Presiden
Marsekal Madya TNI Subandrio
Kasau ke-17
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Marsekal Madya TNI Subandrio sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) menggantikan Marsekal TNI Herman Prayitno di Istana Negara, Jumat, 28 Desember 2007. Presiden juga melantik
Jenderal Djoko Santoso sebagai Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Djoko Suyanto dan Letjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso. Pelantikan dihadiri
Wakil Presiden Jusuf Kalla serta sejumlah pejabat negara lainnya. Marsdya TNI Subandrio merupakan Kasau ke-17 dalam sejarah perkembangan Angkatan Udara. Serah terima jabatan Kasau dari Marsekal TNI Herman Prayitno kepada
Edisi Januari 2008
5
Laput Marsdya TNI Subandrio dilaksanakan keesokan harinya, Sabtu, 29 Desember 2007 di Lanud Halim Perdanakusuma dipimpin oleh Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto. Menurut Panglima, meski jumlah alat utama sistem persenjataan masih kecil dan belum memenuhi kebutuhan ideal, kemampuan dan profesionalisme personel harus tetap tinggi dalam mengawaki teknologi kedirgantaraan yang terus berkembang dengan pesat. Panglima juga menegaskan untuk menyiasati kelemahan anggaran dalam merencanakan pembangunan kekuatan udara, harus dilakukan secara bertahap, berkesinambungan, tepat sasaran, dan berdasarkan skala prioritas. Di samping itu Angkatan Udara juga diminta berperan aktif menyelesaikan persoalan bangsa seperti penanganan keamanan di daerah, bantuan kemanusiaan, penanganan bencana alam, dan lainnya. Marsekal TNI Subandrio adalah penerbang helikopter pertama yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara. Namun demikian, tidak ada tradisi atau ketentuan yang mengharuskan Kepala Staf Angkatan Udara berasal dari skadron tempur atau angkut. “Tidak ada tradisi itu, semua atas dasar pertimbangan profesionalitas selama mengabdi di TNI AU,” ungkapnya usai pelantikan. Pria kelahiran Bandung,
6
Edisi Januari 2008
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Subandrio bersama Ny. Esa Subandrio
Laput
Salam Komando
Foto bersama keluarga
Edisi Januari 2008
7
Laput 22 Maret 1953, yang besar di Yogyakarta ini sudah menapaki berbagai tahap pengalaman di TNI AU sebelum sampai pada pucuk pimpinan TNI AU. Bahkan pada awal November 2007 lalu, mantan Asisten Logistik Kasau ini sempat “mampir” di gedung pimpinan sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Udara. Mengawali kariernya di Angkatan Udara sebagai perwira penerbang di Skadron Udara 7 Wing Operasi 004, setelah lulus Akabri Bagian Udara tahun 1975; kemudian menjadi instruktur penerbang hingga tahun 1985. Tahun 1988, kembali lagi ke Skadron Udara 7, Lanud Atang Sendjaja sebagai Kepala Dinas Operasi dan tahun 1990 sebagai komandan di skadron yang sama. Selanjutnya sebagai Perwira Penuntun Golongan V dan Golongan IV Seskoau, Komandan Lanud Atang Sendjaja, Dirdik Seskoau, Wadanseskoau, Dankorpaskhas, Danseskoau, Pangkoopsau II, Aslog Kasau, dan Wakasau. Seperti biasanya, rangkaian acara serah terima jabatan Kasau dilanjutkan dengan acara exit briefing Kasau lama, dan entry briefing oleh Kasau yang baru. Pada entry briefing Kasau Marsdya TNI Subandrio menyampaikan per bidang kegiatan untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti. Bidang perencanaan, yang perlu di lakukan adalah button up dan top down, dimana usulan disusun dari bawah,
8
Edisi Januari 2008
namun keputusan tetap ditentukan dari atas. Bidang intelijen, agar komunitas intelijen terus mengikuti perkembangan lingkungan baik internasional, regional maupun nasional sehingga dapat memperoleh hasil analisis intelijen yang current dan up to date. Bidang operasi. Kasau menekankan untuk tetap mewujudkan zero accident dan mengajak semua personel TNI AU untuk : a. Melanjutkan program ‘road map to zero accident’. b. Safety level di satuan jajaran perlu terus ditingkatkan. c. Meningkatkan kualitas SDM Lambangja.
d.
Materiil yang masuk dalam kategori ‘no go item’, hendaknya dipenuhi. e. Manajemen safety diaplikasikan untuk meminimize risiko. Bidang personel. Menyangkut penataan personel utamanya menganut prinsip the right man in the right place. Bidang logistik. Dengan anggaran yang terbatas dituntut untuk mampu mendukung kebutuhan dalam penyelenggaraan pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional TNI AU. Marsdya TNI Subandrio mengawali tugasnya sebagai Kepala Staf Angkatan Udara dengan memimpin Apel Khusus di Mabesau, Jakarta.*
Kepala Staf Angkatan Udara dari Tahun 1946 - sekarang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Laksamana Udara Surjadi Suryadarma Laksamana Madya Udara Omar Dani Laksamana Muda Udara Sri Mulyono Herlambang Laksamana Udara Rusmin Nurjadin Marsekal TNI Soewoto Sukendar Marsekal TNI Saleh Basarah Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi Marsekal TNI Sukardi Marsekal TNI Oetomo Marsekal TNI Siboen Marsekal TNI Rilo Pambudi Marsekal TNI Sutria Tubagus Marsekal TNI Hanafie Asnan Marsekal TNI Chappy Hakim Marsekal TNI Djoko Suyanto Marsekal TNI Herman Prayitno Marsekal Madya TNI Subandrio
Laput
Penandatanganan berita acara sertijab Kasau
Salam komando usai sertijab
Edisi Januari 2008
9
Laput
Penekanan Kasau pada Apel Khusus Tahun 2008 1. Bentengi diri dan keluarga melalui peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai landasan moral dalam kehidupan selaku warga negara dan insan Swa Bhuwana Paksa. 2. Tingkatkan upaya untuk mewujudkan zero accident melalui budaya kerja generatif safety culture. 3. Upayakan alutsista, personel, dan seluruh fasilitas pendukungnya selalu siap secara optimal. 4. Waspadai hal-hal yang mengancam persatuan dan kesatuan serta mawas diri terhadap isu-isu yang dapat memecah belah kekompakan di kalangan TNI. 5. Terkait dengan bencana alam yang terjadi, tingkatkan kepekaan dan kepedulian sosial terhadap masyarakat sekeliling serta tidak ragu membantu masyarakat yang membutuhkan. 6. Tingkatkan efisiensi dan efektivitas di segala bidang serta optimalkan dana sarana dan prasarana yang ada, sehingga keterbatasan yang ada tidak terlalu menghambat pelaksanaan tugas pokok.
Selamat jalan Marsekal TNI Herman Prayitno 10
Edisi Januari 2008
Laput
Kasau: Kesiapan Operasional Pesawat Meningkat Kasau Marsdya TNI Subandrio untuk pertama kalinya memimpin apel khusus yang diikuti oleh seluruh personel Mabesau, di Lapangan Apel Mabesau, Cilangkap Jakarta, awal Januari. Pada kesempatan itu Kasau menyatakan, selama tahun 2007 secara umum TNI AU telah menyelesaikan tugas-tugas yang telah diprogramkan dengan baik. TNI AU juga telah mampu meningkatkan kesiapan rata-rata operasional pesawat terbang di atas 50 persen. Bahkan khusus pesawat angkut C-130 Hercules kesiapannya mencapai 60 persen. Di bidang kesejahteraan, TNI AU melalui koperasi telah membangun perumahan dinas sebanyak 843 unit dan rumah nondinas sebanyak 1.000 unit yang tersebar di beberapa Lanud. Koperasi juga telah berhasil memberikan subsidi asuransi jiwa bagi anggota TNI AU. Bidang latihan dan operasi, seperti disampaikan Kasau, TNI AU baru saja
menggelar latihan Angkasa Yudha yang dilanjutkan dengan Fire Power Demo dan berjalan sukses. Latihanlatihan ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya peningkatan profesionalisme personel. Di samping itu TNI AU juga telah berhasil menyusun kekuatan pokok minimum secara terukur agar mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Menurut
Kasau, keberhasilan tugas ini tidak hanya ditentukan oleh kualitas dan kuantitas persenjataan yang dimiliki, akan tetapi lebih ditentukan kemantapan jati diri, integritas dan loyalitas yang menjadi karakter personel Angkatan Udara.* Marsekal Madya TNI Subandrio
Edisi Januari 2008
11
Laput
Marsda TNI I Gusti Made Oka Jabat Wakasau Jabatan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) diserahterimakan dari Marsdya TNI Subandrio kepada Marsda TNI I Gusti Made Oka. Upacara serah terima jabatan dipimpin Kasau Marsekal TNI Herman Prayitno di Mabesau, Cilangkap, Jakarta pada 28 Desember 2007, atau beberapa jam sebelum Marsdya TNI Subandrio dilantik oleh Presiden sebagai Kasau yang baru menggantikan Marsekal TNI Herman Prayitno. Marsda TNI I Gusti Made Oka sebelumnya menjabat Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasau.*
Penandatanganan berita acara sertijab Wakasau
12
Edisi Januari 2008
Laput Sertijab Ketua Umum PIA Ardhya Garini. Seiring diserahterimakannya jabatan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) dari Marsekal TNI Herman Prayitno kepada Marsekal Madya TNI Subandrio, jabatan Ketua Umum (Ketum) PIA Ardhya Garini yang secara ex officio dijabat oleh istri Kasau, diserahterimakan juga dari Ny. Ratna Herman Prayitno kepada Ny. Esa Subandrio beberapa waktu lalu di Jakarta. Serah terima jabatan disaksikan oleh Kasau lama dan Kasau baru.*
Kasibin Wara Letkol Sus Rini Mukayani memberikan bouquet kepada Ibu Esa Subandrio, selaku Ibu asuh Wara pada acara pengukuhan Ibu Winayadati Kanyasena, usai serah terima jabatan Ketua Umum PIA Ardhya Garini.*
Pengukuhan Ibu Karbol. Melalui Upacara Tradisi Wing Korps Karbol di lapangan Dirgantara AAU, awal Januari lalu Ny. Esa Subandrio dikukuhkan sebagai Ibu Karbol. Pengukuhan tersebut ditandai dengan pengalungan medali “Ibu Karbol” oleh SMUK (Sersan Mayor Udara Karbol) Oliv Rizando Azka.*
Edisi Januari 2008
13
Lapsus
Latihan Angkasa Yudha 2007 Latihan Angkasa Yudha adalah latihan puncak TNI AU yang merupakan akhir dari daur latihan yang dimulai dari latihan perorangan, latihan satuan, dan latihan antarsatuan. Latihan ini dilaksanakan setahun sekali menjelang akhir tahun. Tahun ini Latihan Angkasa Yudha 2007 digelar meliputi beberapa fase, Latihan Pos Komando (Latposko), Tactical Air Manuvering Game (TAMG), Latihan Manuver Lapangan (Latmanlap), serta puncaknya digelar Fire Power Demo. Latihan diawali dengan Latposko dan TAMG selama tiga hari dari tanggal 29 Oktober sampai dengan tanggal 1 November 2007 di Mabesau, Jakarta. Latihan dibuka oleh Kasau Marsekal
Latihan Posko Koopsau II 14
Edisi Januari 2008
TNI Herman Prayitno, dan bertindak selaku Direktur Latihan adalah Komandan Kodikau Marsda TNI Wardjoko. Latihan Angkasa Yudha 2007 melibatkan satuan seperti Kohanudnas, Koopsau I, Koopsau II, Kodikau, Koharmatau, AAU, Seskoau, dan Korpaskhas. Personel yang terlibat sekitar 1500 orang. Latihan ini juga mengerahkan hampir semua kekuatan alutsista TNI AU seperti radar dari jajaran Kosekhanudnas I dan II, pesawat tempur F-16, F-5E, Hawk 209, Sukhoi, pesawat Boeing 737, Hercules, CN235, Cassa 212, Fokker 27, helikopter Super Puma NAS 332, dan Twinpack S-58T. Titik berat latihan untuk meningkatkan keterampilan, skill, dan performance baik
perorangan maupun dalam hubungan satuan . Seperti Latihan Angkasa Yudha dua tahun terakhir ini, pada Angkasa Yudha 2007, selama Latihan Posko dan TAMG seluruh peserta tetap berada di satuan masing-masing, tidak di Makolat, Puskodal Mabesau. Komunikasi selama latihan dilaksanakan dengan memberdayakan sistem jaring virtual private network – internet protocol (VPN-IP) dan teleconference. Pemanfaatan teknologi informasi ini merupakan keharusan sebagai sebuah tuntutan jaman. Hal ini sangat jelas menguntungkan bila ditinjau dari aspek efektivitas dan efisiensinya. Dengan peralatan teknologi informasi ini, semua pengiriman berita dan perintah pimpinan dengan cepat dapat diterima para pelaku di tempatnya pada saat Latihan Posko, sehingga pada TAMG dapat memberikan gambaran yang jelas tentang mandala operasi yang seolah-olah berada di depannya serta dapat menangkap semua pergerakan pesawat y a n g disimulasikan. Jajaran Koopsau II mengerahkan bebe-
Lapsus rapa pesawat seperti Sukhoi, Boeing 737, F-5E, F-16, dan C-130 Hercules. Beberapa Lanud juga dipersiapkan sebagai pangkalan aju maupun pangkalan induk seperti Lanud Hasanuddin, Lanud Iswahyudi, Lanud Balikpapan, dan Lanud Tarakan. Dalam latihan ini, Koopsau II berperan sebagai markas komando dengan sandi “Koopsau Biru”. Koopsau I bertindak sebagai “Komando Merah” yang berperan sebagai “musuh” Koopsau II. Sejumlah Lanud seperti Lanud Pekanbaru, Lanud Supadio, Lanud Atang Sendjaja, dan Lanud Halim Perdanakusuma difungsikan sebagai pangkalan aju atau pangkalan induk. “Angkasa Yudha 2007 merupakan akumulasi kegiatan pembinaan latihan sekaligus perwujudan dari upaya pemantapan profesionalisme perorangan, satuan, maupun Kotama Angkatan Udara. Dari latihan ini dapat diukur hasil pembinaan selama tahun 2007 yang muaranya untuk kesiapan Angkatan Udara dalam mengemban tugas operasi yang diberikan oleh TNI sekaligus sebagai pertanggungjawaban kepada rakyat Indonesia”, papar Kasau Marsekal TNI Herman Prayitno ketika membuka latihan di Mabesau. Lebih lanjut Kasau menegaskan,
dihadapkan pada kondisi obyektif perkembangan situasi yang dinamis dan kontinjensi yang paling mungkin terjadi, seluruh satuan dalam jajaran TNI AU harus memiliki kualitas profesionalisme yang tinggi, terlatih, terarah, dan terukur sehingga memiliki daya tangkal dalam menghadapi berbagai macam ancaman demi tetap tegaknya kedaulatan negara di udara dan keutuhan wilayah NKRI. Manuver Lapangan Tanggal 5 hingga 7 November, latihan memasuki tahap manuver lapangan yang dilaksanakan di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur. Manuver lapangan diawali dengan serangan udara pesawat F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 dan pesawat F-5 Tiger dari Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Madiun sebagai escort dari Grup Biru. Pesawatpesawat tempur itu menghancurkan “basis pertahanan musuh yang ada”. Ada enam titik sebagai sasaran tembak
udara – darat. Mendapatkan serangan dari Grup Biru, negara lawan (Grup Merah) melakukan serangan balasan menggunakan pesawat Hawk 209 dari Skadron Udara 1, Pontianak. Kasau Marsekal TNI Herman Prayitno mengakui, untuk memelihara dan meningkatkan keterampilan serta kemampuan diperlukan anggaran yang besar. Meski begitu, dengan keterbatasan anggaran yang ada TNI AU tetap berupaya untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan itu untuk menjadi tentara matra udara yang andal, profesional, dan kredibel.Usai menyaksikan latihan puncak ini, Kasau Marsekal TNI Herman Prayitno menutup seluruh kegiatan latihan di Lanud Adulrachman Saleh, Malang.*
Edisi Januari 2008
15
Lapsus
Menyaksikan Latihan Tempur Pesawat-Pesawat TNI AU Pertengahan November Angkatan Udara menggelar sebuah latihan tempur udara yang bertajuk “Fire Power Demo 2007” (FPD 2007)di AWR (Air Weapon Range)
16
Edisi Januari 2008
Buding, Tanjung Pandan, Belitung Timur. Latihan tempur ini disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Panglima TNI Marsekal TNI Djoko
Suyanto. Menurut Asisten Operasi (Asops) Kasau Marsda TNI Edy Harjoko, latihan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban TNI AU kepada rakyat, karena per-
Lapsus senjataan yang dibeli dari uang rakyat, sekaligus ajang unjuk kekuatan yang dimiliki. FPD 2007 merupakan rangkaian akhir dari Latihan Angkasa Yudha 2007. Latihan serupa pernah digelar lima tahun silam. Dipilihnya AWR Buding untuk latihan kali ini, menurut Asops karena lokasinya dinilai paling aman. “Lokasinya jauh dari pemukiman masyarakat dan sangat layak untuk menggelar latihan”, jelas Asops. Tak ayal latihan ini menarik minat masya-
rakat sekitar AWR untuk menyaksikan tontonan yang termasuk “langka itu”. Selama 40 menit masyarakat sekitar Buding dan rakyat Indonesia pada umumnya dapat menyaksikan kesiapan dan profesionalisme prajurit TNI AU menghadapi “lawan-lawan” yang menghadang. Latihan dimulai dengan pengintaian pesawat B-737 yang terbang di atas ketinggian 1000 kaki. Selang beberapa saat, satu pesawat Fokker-27 menuju sasaran untuk melakukan penerju-
nan tim pengendali tempur. Menyusul kemudian empat pesawat F-5E melakukan pengeboman dengan bom jenis MK-82, masing-masing dua unit. Sementara itu dua pesawat Hawk 109/209 melakukan perbantuan di udara (air cover over target). Tak lama keduanya ikut melakukan pengeboman dengan jenis bom yang sama. Setelah itu dua pesawat Hawk lainnya menembakkan masing-masing 14 unit roket FFAR 2,75. Semua sasaran seperti replika rudal, radar, kompleks komando
Edisi Januari 2008
17
Lapsus udara, dan pesawat-pesawat tempur hancur oleh bom dan roket yang ditembakkan para penerbang Angkatan Udara. Usai berbagai aksi penembakan, demo dilanjutkan dengan penerjunan sebanyak 120 personel satuan tempur Paskhas dari enam pesawat Hercules C130. Dua satuan setingkat kompi pasukan tempur itu diterjunkan dari ketinggian 900 kaki. Aksi diteruskan dengan penerjunan 12 personel pengendalian pangka-
lan oleh satu pesawat CN235. Tak hanya sampai di situ, unjuk kemampuan dilanjutkan dengan aksi bantuan tembakan udara dengan menggunakan amno roket FFAR 2,75 sekaligus ditampilkan aksi pengisian bahan bakar dua pesawat Hawk 109/209 pada ketinggian 1000 kaki oleh pesawat KC-130B. Babak terakhir latihan adalah pembebasan sandera oleh pasukan Den Bravo
yang turun dari dua pesawat helikopter Puma dan Super Puma. Pesawat tempur yang dilibatkan dalam latihan ini ada 16, pesawat angkut 13, dan tujuh pesawat helikopter. Pada kesempatan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan ucapan selamat kepada Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Udara, dan seluruh prajurit TNI AU. Presiden bangga, apa yang disaksikan dalam latihan itu
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto (lama) dan Kasau Marsekal TNI Herman Prayitno (lama)
18
Edisi Januari 2008
Lapsus menunjukkan bahwa TNI Angkatan Udara memiliki keterampilan dan profesionalisme tinggi, dan itu merupakan modal penting untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan negara kita. Presiden juga berharap agar TNI terus berlatih, terus mengembangkan pendidikan dan meningkatkan kesiapan sehingga siap berperang. Dengan kesiapan tersebut, menurut Presiden, kita justru bisa menyelesaikan masalah tanpa harus berperang.
Dari gelar latihan Angkatan Udara ini, ada beberapa hal penting yang patut digaris bawahi. Pertama, latihan ini merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban TNI AU kepada rakyat dan bangsa Indonesia menyangkut alat utama sistem senjata yang telah dibelinya dengan menggunakan uang rakyat. Dengan latihan ini, rakyat tahu bahwa tanah airnya sudah terlindungi dari segala ancaman udara oleh kecakapan dan profesiona-
Edisi Januari 2008
19
Lapsus lisme para prajurit Angkatan Udara. Dengan demikian jelas menambah rasa aman bagi seluruh rakyat yang berdiam di wilayah NKRI. Kedua, dalam kondisi apapun prajurit TNI AU tetap mampu memelihara kesiapan tempur yang menjadi modal kuat mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI. Kesiapan itu pula yang akan menjaga harkat dan kehormatan bangsa karena selalu siap berperang menghadapi musuh. “Kalau bangsa siap perang, justru kita dapat selesaikan masalah tanpa harus perang,” tandas Presiden.*
Pembebasan sandera oleh Pasukan Den Bravo
20 20
Edisi Januari 2008
Iptek
SR-71 Blackbird yang mirip kepala ular kobra
Walaupun masa perang dingin antara blok Barat dan blok Timur telah lama berlalu namun bukan berarti aktivitas untuk saling mengetahui kekuatan lawan berhenti
Dari sekian banyak pesawat intai di dunia ini, hanya ada satu yang hingga saat ini belum tertandingi oleh pesawat tercanggih yang ada saat ini dari sisi kecepatan
saran vital. Karena berbagai keunikan yang diusungnya, tulisan berikut akan mengupas secara singkat perjalanan hidup pesawat hitam ini dari konsep hingga pemurnaan
SR-71 Blackbird
Siluman yang Mendahului Teknologi di Masanya dengan begitu saja. Salah satu cara memperoleh konfigurasi penggelaran perangkat tempur (order of battle), teknologi yang diterapkan dan karakteristik dari perangkatperangkat tempur tersebut adalah melalui pengintaian dari udara (reconnaissance) menggunakan pesawat-pesawat intai yang dilengkapi dengan sensor-sensor canggih, tak terdeteksi radar dan anti cegat.
dan ketinggian terbang yakni SR-71 Blackbird. Walaupun ia telah lama meningggalkan laga udara, torehan jasanya dalam membantu memenangkan pertempuran tidak dapat dilupakan begitu saja. Setidaknya ia pernah dilibatkan dalam episode Perang Teluk untuk melakukan pengintaian di atas wilayah udara Irak sehingga memudahkan AS dan sekutunya menghancurkan sasaran-sa-
tugasnya khususnya dari perspektif teknologi. Skunk Works Ditembak jatuhnya U-2 Dragon Lady di udara Uni Sovyet telah mendorong AS untuk mengembangkan dan membangun pesawat-pesawat intai anti tembak-jatuh SR-71 Blackbird. Pembangunan pesawat-pesawat ini dimulai pada tahun 1957 di dalam satu program kerja-
Edisi Januari 2008
21
Iptek sama Lockheed-Martin dan Angkatan Udara AS yang dinamakan dengan Lockheed-Martin’s Advanced Development Project (LADP) yang di kemudian hari lebih dikenal dengan nama Skunk Works. Ia adalah suatu proyek sangat rahasia (black project) dan tertutup dengan ide dasar membangun produk dirgantara dengan cepat, efektif dan murah yakni pesawat-pesawat siluman (stealth) berteknologi tinggi yang mendahului masanya. Skunk Works diawali oleh sang legenda Clarence L. “Kelly” Johnson, Chief Engineer dari Lockheed yang pada tahun 1943 membangun dua pesawat terbang terkenal Lockheed Electra dan Constellation serta pesawat mata-mata U-2 Dragon Lady dan pesawat tempur siluman F-117 Night Hawk.
nama A-1, diikuti A-2 dan berujung pada pesawat kursi tunggal A-11 yang berevolusi menjadi A-12 Oxcart dengan karakter yang lebih siluman. Pesawat-pesawat tersebut diterbangkan oleh pilotpilot CIA. Versi YF-12A dan versi kursi ganda SR-71 dengan kode Senior Crown diterbangkan oleh AU AS.
berubah menjadi SR karena kesalahan pembacaan oleh1 Presiden Lyndon B. Johnson ketika mengumumkan program ini pada suatu konferensi pers pada tanggal 24 Juli 1964. Kode SR adalah singkatan dari Strategic Reconnaissance atau Pengintaian Strategis. Pembangunan SR-71
Pembangunan SR-71 Blackbird Pembangunan SR-71 Blackbird sebagai pesawat intai strategis dimulai pada bulan Pebruari 1963 dan ia adalah seri terakhir yang menggunakan konsep rangka pesawat yang sama dengan pendahulunya A-12 namun dengan modifikasi pada beberapa bagian. Seri pertama dalam keluarga ini adalah A-12 yang dibangun dalam proyek Archangel penerus proyek Angel yang memroduksi U-2 Dragon Lady. Konsep perdana dalam proyek Archangel diberi
Pesawat A-12 adalah rancangan internal yang dibangun untuk mendukung tugas-tugas CIA sedangkan YF-12 adalah pesawat pencegat jarak jauh yang dipublikasikan pertama kali kepada umum di Edwards AFB pada tanggal 30 September 1964. Keberadaan program ini disampaikan oleh Presiden AS Lyndon B. Johnson setelah sebuah pesawat A-11 mampu terbang dengan kecepatan tetap 2.000 mil per jam atau sekitar 3.200 km per jam. Penerus A-11 adalah RS-71 namun susunan huruf-huruf ini
difokuskan pada bidangbidang perancangan dan kecepatan. Ia dirancang khusus untuk menampilkan kinerja kecepatan sangat tinggi sehingga bentuk cockpit pesawat terbang berevolusi menjadi tampak seperti kepala ular kobra. Ia adalah pesawat terbang pertama di dunia yang hampir siluman dengan cat hitamnya yang dapat menyerap pancaran sinyal radar dan mendisipasikan panas ketika terbang pada kecepatan 3+ Mach. Cat hitam inilah yang memberikannya julukan “Black-
22
Edisi Januari 2008
Iptek
bird” walaupun Blackbird pertama yakni A-12 dengan nomor ekor 60-6924 tidak berwarna hitam. Fitur SR-71 Blackbird Agar dapat melampaui kinerja U-2, SR-71 harus mempunyai kemampuan terbang di atas wilayah rawan ancaman dengan ketinggian yang tak dapat dicapai dan kecepatan yang tidak dapat ditandingi oleh pesawat tempur atau peluru kendali seperti Surface to Air Missile (SAM). Untuk itu sepasang mesin turbo jet spesial J58-1 model JT11D-20B dari Pratt & Whitney diinstalasi guna menghasilkan daya dorong sebesar 32.500 pound dengan afterburning agar ia dapat melaju dengan kecepatan supersonik. Kedua mesin ini mengonsumsi bahan bakar spesial JP-7. Blackbird mampu membawa 20 ton bahan bakar di dalam badan dan sayapnya
sehingga cukup untuk terbang selama kurang lebih dua jam tanpa isi ulang. Permasalahan kritis pada mesin Blackbird terletak pada wilayah masukan udara dimana terdapat elemen seperti kerucut (conical spike) yang dapat bergerak maju mundur untuk mengendalikan jumlah udara yang masuk ke dalam mesin pesawat. Pada kecepatan 3+ Mach, gelombang kejut dihembuskan dari masukan udara dan menghasilkan suatu kondisi yang disebut dengan unstart. Kondisi ini sangat membahayakan karena hidung dan ekor pesawat bergerak ke kiri dan ke kanan secara bergantian sehingga dapat meretakkan helm pilot. Situasi ini telah diantisipasi dengan menambahkan sistem kendali otomatis yang mampu memposisikan kembali spike dalam hitungan milidetik. Untuk mengatasi panas tinggi yang dihasilkan ketika dipacu pada kecepatan tetap 3+ Mach, hampir seluruh rangka pesawat ditutup oleh titanium Beta-120/Ti-13V-11Cr-3A1 monococque dengan suatu campuran plastik temperatur sangat tinggi. Dari aspek siluman, material penyerap radar yang dipasang pada badan Blackbird menghasilkan penam-
pang radar (radar cross section, RCS) yang kecil yakni kurang dari 10 m 2 – bandingkan dengan F-22 Raptor yang dibangun menggunakan teknologi terkini dengan RCS sebesar 0,5 m2. Semakin kecil RCS, semakin sulit radar melakukan identifikasi terhadap suatu obyek yang dilihatnya. Fitur lainnya adalah sayap delta termodifikasi dengan sisi depan sayap bagian luar berbentuk cembung, sirip kembar tegak miring ke dalam di atas rumah mesin, aileron di sebelah luar dan elevator di sebelah dalam serta tiga roda utama saling bersisian. Dari aspek aerodinamis, perangkat kendali terbangnya adalah semua bagian bergerak pada ekor vertikal di atas setiap rumah mesin, aileron pada bagian luar sayap dan elevator yang terletak di antara saluran pembuangan mesin. Untuk tugas-tugas pengintaian, si Burung Hitam ini dilengkapi dengan Advanced Synthetic Aperture Radar System (ASARS-1), sebuah kamera optik dan sistem film kamera obyektif teknis. Sistem ini dapat mengambil gambar dengan tingkat ketelitian tinggi wilayah seluas antara 155.000 km 2 hingga 207.000 km 2 dalam waktu satu jam. Hal yang sangat menakjubkan adalah kamera Blackbird mempunyai kemampuan mengidentifikasi suatu obyek seukuran bola golf dari ketinggian lebih dari 80.000
Edisi Januari 2008
23
Iptek
Pengisian bahan bakar di udara
kaki atau sekitar 26,7 km di atas permukaan bumi. Di samping itu, ASARS mampu menyediakan data citra mendekati nyata-waktu pada segala kondisi cuaca baik siang maupun malam. Satu fitur yang sangat membantu dalam kegiatan operasi tempur pasukan koalisi pimpinan AS di Timur Tengah beberapa tahun lalu. Habu Mission Setelah melalui beberapa kali perubahan dan pengujian, akhirnya Blackbird melaksanakan terbang perdana pada tanggal 22 Desember 1964. Mengikuti kesuksesan terbang uji tersebut, AU AS kemudian memesan beberapa SR-71
24
Edisi Januari 2008
Blackbird untuk memperkuat satuan intai strategisnya. Total sebanyak 32 SR-71 telah dibangun dan diberi nomor seri 61-17950 hingga 61-17985 namun hanya digunakan hingga nomor seri 61-17981. SR-71A pertama ditugaskan pada satuan 4,200 Strategic Reconnaissance Wing (SRW) di Beale Air Force Base, yang terletak di luar kota kembar Marysville dan Yuba City, California. Pada tahun 1971, 4,200 SRW diubah menjadi 9th SRW dengan dua skadron di bawah komandonya. Pangkalan ini di kemudian hari menjadi rumah SR-71 beserta awak pesawatnya pada tahun 1966. Pesawat-pesawat SR-71
Blackbird diterbangkan untuk melaksanakan dua misi, yakni misi-misi pelatihan yang dilaksanakan di Beale AFB dan misi-misi operasional pengumpulan data intelijen di seluruh dunia. Semua sorti penerbangan operasional mengikuti aturan Peacetime Aerial Reconnaisance (PARPRO) khususnya pengintaian udara selama masa damai. Meskipun markas SR-71 berada di Beale AFB, mayoritas misi operasional dilaksanakan dari beberapa lokasi di seluruh dunia yang disebut dengan Detasemen (Det). Det-1 berada di Kadena AB, Jepang dan Det-2 di Edwards AFB. Sangat jarang dua SR71 diterbangkan bersamaan
Iptek
untuk melaksanakan misi operasional. Misi-misi tersebut normalnya dilaksanakan oleh satu pesawat saja. Sorti operasional perdana SR-71 dilaksanakan dari Det-1, suatu pangkalan jarak jauh Kadena AB atau “Rock” di Okinawa, Jepang pada bulan Maret 1968. Pemindahan Blackbird dari Beale AFB ke Kadena AB dilaksanakan melalui operasi “Glowing Heat”. Orang dalam AU AS menyebut Blackbird sebagai “Habu”. Nama ini muncul ketika pesawat A12 – kemudian menjadi SR71 – diterbangkan pertama kali ke Kadena AB. Penduduk setempat yang melihat bentuk pesawat yang aneh dengan bentuk cockpit mirip ular Habu – ular beracun Pit Viper yang banyak ditemukan di daerah tersebut sehingga menjulukinya sebagai pesawat Habu atau Habu saja. Para awak pesawat yang menerbangkannya juga disebut dengan Habu dan melekat pada badge yang
dikenakan pada seragam mereka. Badge Habu hanya diberikan kepada awak pesawat yang melaksanakan penerbangan misi operasional baik sebagai pilot maupun sebagai Reconnaissance Systems Officer (RSO). Misi-misi operasional berbahaya yang dilaksanakan meliputi pengintaian di wilayah-wilayah rawan seperti Rusia, China, Korea Utara, Vietnam, Cuba dan Libya serta titik-titik panas lain yang dianggap penting. Informasi yang diperoleh dalam operasi tersebut seperti lokasi penggelaran artileri anti pesawat terbang, peluru kendali darat ke udara, jalur-jalur dukungan logistik, pergerakan pasukan dan lain sebagainya sangat membantu dalam mengatur strategi operasi tempur yang tepat dan efektif untuk meminimalkan kehilangan perangkat perang dan personel. Keberhasilan misi-misi Habu tidak lepas dari dukungan para awak darat yang
menyiapkan pesawat dengan detil untuk meyakinkan bahwa misi-misi tersebut dapat dilaksanakan dengan aman dan selamat. Para awak darat ini bersifat bergerak (mobile) dan dapat digerakkan ke seluruh penjuru dunia bila ada SR-71 yang mengalami kegagalan sistem dalam pelaksanaan misinya. Untuk misi intelijen jarak jauh, SR-71 yang sangat boros ini memerlukan dukungan bahan bakar yang memadai bila akan dipacu pada kecepatan tetap 3+ Mach. Untuk keperluan tersebut, 100th Air Refueling Wing (AFW) yang juga bermarkas di Beale AFB telah menyiapkan 56 pesawat pembawa bahan bakar KC135Q Stratotanker dan dapat digerakkan kapan saja mereka dibutuhkan.
Pakaian pilot yang mirip digunakan oleh astronot
Edisi Januari 2008
25
Iptek mereka ketika terbang di ketinggian, latihan ini juga untuk memfamiliarisasikan pakaian yang akan mereka gunakan dalam melaksanakan misi yakni pakaian yang mirip digunakan oleh astronot dalam misi penerbangan luar angkasa.
Walaupun telah berumur, SR-71 Blackbird ikut memberikan andil besar pada keberhasilan operasi “Desert Storm” pada Perang Teluk yang digelar oleh AS dan sekutunya terhadap Irak yang menginvasi Kuwait pada tahun 1994. Pada masa itu, AS belum memiliki pesawat intai strategis sekelas Blackbird yang secara resmi telah diistirahatkan pada tahun 1990 yang mampu melacak pergerakan rudal Scud yang dinamis. Kecepatan Blackbird dalam mengambil data membuat data tersebut dapat dengan segera dikirimkan ke bumi untuk dianalisa untuk mengantisipasi pergerakan dari rudal-rudal Scud tersebut secara cepat, tepat dan efektif. Ini menjadi salah satu kunci keberhasilan AS mengatasi rudal-rudal Scud Irak.
26
Edisi Januari 2008
Pakaian Astronot Terbang dengan kecepatan tinggi dan sangat jauh dari permukaan bumi dimana temperatur udara luar dapat mencapai -60O C dan sisi depan sayap pesawat dapat meningkat hingga +300 O C karena gesekan dengan udara adalah konsekuensi yang harus dihadapi oleh pesawat maupun awak pesawatnya. Pada ketinggian tersebut kandungan oksigen di udara sangat tipis sehingga dapat mengakibatkan hipoksia yang dapat menuju ke kondisi black out – suatu situasi yang sangat membahayakan di dalam penerbangan karena pilot kehilangan kesadarannya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, para awak pesawat harus melaksanakan chamber training yang lain dari yang lain. Selain untuk memonitor kondisi
Pemecah Rekor Dunia SR-71 Blackbird adalah pemegang tujuh rekor dunia penerbangan. Beberapa diantaranya adalah World Absolute and Class Record untuk Speed Record sepanjang jalur lurus 15/25 km pada kecepatan 3.529,56 km/jam atau 3,31 Mach yang dibukukan pada tanggal 28 Juli 1976 oleh 61-17958. 6117962 membukukan rekor Horizontal Flight pada ketinggian tetap 25,929 km (85.069 kaki) di atas permukaan bumi yang dilakukan dalam kesempatan yang sama dengan 61-17958. Trophy Mackay dan Harmon dipersembahkan kepada 61-17968 atas rekor terbang tanpa henti sepanjang 24.140 km selama 10 jam 30 menit pada tanggal 26 April 1971. Rest In Peace Semua andil Blackbird kepada keberhasilan operasi militer AS dan pencapaian teknologi luar biasa yang melewati masanya tersebut tidak menjamin kesinambungan operasionalnya di udara. Setelah mengabdi hampir 22 tahun, tepatnya pada tanggal 22 Nopember
Iptek 1989 pemerintah AS memerintahkan AU AS untuk menghentikan program SR71 Blackbird yang diakhiri dengan purna tugas pada tanggal 26 Januari 1990 di “rumahnya” Beale AFB. Farewell flight terakhir SR-71 Blackbird dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 1990 untuk membawanya dari Beale AFB ke peristirahatannya terakhir di Smithsonian Institute di Washington DC. Satu hal yang patut dicatat adalah dalam 17.300 sorti misi penerbangan dengan 11.008 jam terbang yang dibukukan, belum ada satupun pilot atau RSO yang tewas di dalam melaksanakan misinya melakukan tugas pengintaian strategis di wilayah-wilayah rawan di seluruh penjuru dunia dan rekor ini belum tertandingi hingga saat ini. Bakti setelah Purna Tugas Purna tugas bukan berarti berhenti mengabdi dan ini dibuktikan dengan pengoperasian kembali beberapa SR-71 oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA). Burungburung Hitam ini dioperasikan untuk mendukung percobaan-percobaan yang tidak dapat dilakukan pada pesawat-pesawat biasa seperti sistem pengumpulan data udara berbasis laser. Ini adalah metode pengukuran kecepatan udara dan referensi sikap pesawat menggunakan sinar laser yang pada umumnya dilakukan melalui
tabung-tabung pitot. SR-71 lainnya digunakan dalam program penelitian teknik pengurangan suara bom sonik yang timbul ketika pesawat terbang melebihi kecepatan suara. Data dari percobaan ini akan digunakan sebagai masukan dalam perancangan pesawat terbang yang mereduksi puncak bom sonik dan dampaknya terhadap bumi. Seri SR-71 berikutnya digunakan dalam program Linear Aerospike SR Expriment (LASRE). Tujuannya adalah untuk menguji mesin unik untuk X-33 Reusable Launch Vehicle dengan memasangnya di punggung SR-71. Data yang diperoleh dari program penelitian kecepatan tinggi SR-71 ini
akan digunakan untuk membantu para perancang sistem-sistem dan propulsi pesawat supersonik atau hipersonik masa depan yang mampu terbang pada kecepatan lebih dari 5 Mach. Dengan adanya kebutuhan akan data dari kegiatan Intelligent, Surveillance and Reconnaissance (ISR), maka Departemen Pertahanan AS akan meningkatkan dana untuk program-program rahasia (black program) hingga 41%. Pada tahun fiskal 2008, salah satu dari program ini adalah pesawatpesawat intai/tempur tanpa awak hipersonik penerus si Burung Hitam SR-71.* (Mayor Lek Arwin D.w. Sumari Dosen Departemen Elektronika Akademi TNI AU)
Penulis di depan SR-71C Blackbird 62-17981 di Hill Aerospace Museum, Utah, AS
Edisi Januari 2008
27
Iptek
Teknologi Nuklir dan Pemanfaatannya Ketika orang mendengar kata nuklir, sering sekali persepsi orang tersebut adalah ancaman yang sangat membahayakan dan menakutkan. Fakta yang berkembang di masyarakat, nuklir identik dengan senjata dan bom atom yang dampaknya sangat dahsyat seperti bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima 63 tahun lalu. Nuklir memang dapat digunakan untuk senjata yang dampaknya begitu dahsyat dengan membunuh dan melumpuhkan secara massal. Namun selain digunakan untuk senjata, nuklir banyak dimanfaatkan untuk kesehatan, industri maupun pangan. Senjata nuklir adalah senjata yang memanfatkan efek destruktif dari reaksi fisi maupun fusi nuklir. Sedangkan senjata radiology atau RDD ( Radiological Dispersion Device) adalah semua jenis persenjataan yang dapat menyebarkan materi radio aktif yang sengaja digunakan untuk membunuh atau melumpuhkan baik yang berdampak finansiil maupun psikologis. Pada prinsipnya penggunaan teknologi nuklir didasarkan pada pemanfa-
28
Edisi Januari 2008
atan radiasi sinar radioaktif yang dipancarkan oleh unsur-unsur radioaktif seperti cobalt, plutonium, radium, uranium dan lain-lain atau menggunakan zat itu sendiri sebagai perunut. Bidang Kesehatan Dalam bidang kesehatan, teknik nuklir dipakai
untuk diagnosa penyakit yaitu dimanfaatkan dalam kegiatan kardiologi nuklir, untuk mendapatkan informasi mengenai fungsi dinamis jantung, di antaranya untuk mengetahui aliran darah, kondisi pembuluh darah dan kemampuan daya pompa otot jantung. Dalam pengobatan/terapi, tenaga
Iptek nuklir dimanfaatkan untuk terapi kanker atau tumor yang menggunakan sumber radiasi yang takbersinggungan dengan pasien. Sedangkan dalam “tracy therapy” digunakan untuk terapi kanker rahim dimana sumber radiasi bersinggungan dengan pasien. Untuk teknik pisau gamma menggunakan sinar gamma untuk terapi tumor otak atau gangguan lain dalam otak. Selain itu untuk sterilisasi alat kedokteran sekali pakai, penggunaan sterilisasi radiasi seimbang dengan teknologi sterilisasi gas etilen oksida. Kedua jenis sterilisasi tersebut adalah sterilisasi dingin.
pemupukan, nuklir digunakan untuk meneliti jumlah dan cara pemupukan yang tepat dengan hasil maksimum. Hal ini dilakukan untuk menghemat pemupukan. Untuk makanan ternak tambahan, teknik nuklir digunakan sehingga dapat meningkatkan berat badan sapi dan ternak. Sedangkan untuk penyakit ternak, teknik nuklir digunakan untuk pembuatan vaksin, seperti mencegah penyakit berak darah pada ternak ayam dengan nama vaksin koksidiosis.
Bidang Pertanian dan Peternakan Di bidang pertanian dan peternakan,teknik nuklir dipakai dalam beberapa bidang yaitu untuk pemuliaan tanaman, yaitu dengan cara mengiradiasi bibit tanaman tersebut dengan sinar gamma dengan dosis rendah untuk mengubah sifat tanaman sehingga menghasilkan bibit unggul. Dalam pengobatan hama tanaman nuklir ditujukan untuk mendapatkan hama jantan mandul yaitu dengan cara mengiradiasi hama supaya mandul. Hasil perkawinan jantan mandul dengan betina tidak mandul akan menghasilkan turunan yang mandul, akibatnya jumlah hama akan berkurang. Di bidang tanah dan
Edisi Januari 2008
29
Iptek Bidang Industri Pemakaian nuklir dalam industri mencakup beberapa bidang yaitu teknik uji tak merusak, menggunakan isotop radioaktif yang menghasilkan sinar gamma sebagai perunut untuk melihat adanya kebocoran di tangki penyimpanan cairan atau kebocoran pada pipa di bawah tanah yang sulit ditemukan lokasinya atau kebocoran pada bendungan. Proses radiasi dengan menggunakan iradiasi sinar gamma atau partikel elektron dilakukan untuk membunuh serangga, mikroba dan untuk mengubah sifat suatu bahan baru dengan mutu atau sifat yang lebih baik. Sinar gamma juga digunakan untuk mengawetkan makanan dengan tujuan menunda kematangan buah, menunda pertunasan dari umbi-umbian, dan membunuh serangga perusak makanan buah, serta menjaga hygiene makanan. Selain itu teknik nuklir digunakan pula di bidang hidrologi dan lingkungan meliputi pemakaian untuk penentuan debit air dan aliran sungai, penentuan rembesan air laut ke darat, penentuan pendangkalan pelabuhan, danau, sungai dan memecahkan berbagai permasalahan di bidang perminyakan. Hasil Litbangyasa Batan Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (Patir) Batan telah terakreditasi
30
Edisi Januari 2008
melalui Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) dalam melakukan pengembangan dan perekayasaan padi dengan menggunakan teknik radiasi sinar Gamma, dan telah menghasilkan 14 varietas unggul padi. Ke-14 varietas tersebut terbukti memiliki sifat-sifat unggul seperti produktivitas tinggi, tahan hama dan penyakit, berumur genjah dan lain-lain. Varietas unggul padi Batan tersebut disosialisasikan melalui program Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir yang tujuannya untuk sosialisasi, pemberdayaan masyarakat dan community development. Varietas unggul Mira-1 merupakan salah satu varietas unggul terbaru yang telah dilepas tahun 2006, dengan hasil rata-rata 6,29 ton/ha gabah kering giling dan potensi hasil 9,20 ton/ha gabah kering giling. Varietas padi Mira-1 ini telah tersebar lebih dari 600.000 hektar dan total komulatif sebaran benih unggul telah mencapai satu juta hektar yang tersebar di 2 propinsi. Selain itu, Batan juga berhasil melakukan pemuliaan pada tanaman sorgum, jarak pagar. Untuk pemupukan dan nutrisi tanaman yang berhasil didapatkan salah satunya adalah penggunaan pupuk hijau sebagai sumber N yang efektif (Azolla) dalam mengurangi penggunaan pupuk
kimia/buatan. Sedangkan pakan ternak yang dihasilkan adalah Urea Molasses Multinutrient Block (UMMB dan Supleman Pakan Multinutrient (SPM) yang secara efesien dapat mendukung pertumbuhan dan peningkatan bobot badan ternak serta produksi dan kualitas susu. Suplemen pakan ternak ini telah diaplikasikan kepada para peternak di 23 provinsi Indonesia. Hasil Industri yang telah dihasilkan Batan antara lain; pengawetan makanan, Teknologi Pemindai Sinar Gamma, Uji Tak Rusak yang merupakan metoda pengujian/pemeriksaan terhadap bahan-bahan atau materialmaterial produk indusrti yang dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan kerusakan (seperti deformasi, panas, kimia, korosif) bagi material yang diperiksa tersebut. Hasil Batan dalam kesehatan antara lain; Renograf yang digunakan untuk uji fungsi ginjal, Thyroid Up-Take yang digunakan untuk uji kelenjar gondok. Batan juga telah mampu menghasilkan sumur yang debit optimum 8 liter/ detik, 9 liter/detik, 4 liter/detik dan 0,6 liter/detik. Sesuai dengan Perpres No.5 Tahun 2006, Batan akan membangun PLTN dengan kapasitas 1000 MWe. Lokasi pembangunan PLTN ini di Semenanjung Muria, Kabupaten Jepara, Ujung Grenggengan dan Ujung Watu.*
Hukum
Membentuk ”Pengadilan Khusus” di Lingkungan Peradilan Militer (Sebuah Sisa Harapan) Kurang lebih selama 7 tahun, rencana penerapan Peradilan Umum terhadap prajurit yang melakukan tindak pidana umum menjadi topik pembicaraan menarik dan selalu ditemukan pendapat pro dan kontra, yaitu sejak diamanatkannya penerapan Peradilan Umum terhadap prajurit TNI yang melakukan tindak pidana umum melalui Tap MPR RI Nomor : VII/MPR/2000 dan selanjutnya diwadahi Pasal 65 Ayat (2) UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Pada judul penulis menggunakan anak judul “Sebuah Sisa Harapan…. “, dimaksudkan karena Panja RUU Tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer hampir selesai membahas perubahan UU Nomor 31 Tahun 1997 yang akan memberi kewenangan kepada Peradilan Umum untuk penyelesaian tindak pidana umum prajurit, yaitu penyidikan dan penuntutan tetap dilaksanakan oleh unsur penegak hukum di lingkungan Peradilan Militer (Polisi Militer dan Oditur Militer),
sedangkan pemeriksaan perkara oleh hakim dalam lingkungan Peradilan Umum. Penulis berpendapat sistem penyelesaian perkara pidana prajurit yang demikian belum adil dilihat dari aspek kepentingan pertahanan dan penegakan hukum, sehingga penulis masih berharap “dalam sisa harapan “ untuk dibentuk “Pengadilan Khusus” di lingkungan Peradilan Militer untuk memeriksa tindak pidana umum prajurit. Pertimbangan dibentuknya Pengadilan Khusus di lingkungan Peradilan Militer karena keberadaan dan implementasi Pasal 65 Ayat (2) UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, menemui permasalahan-permasalahan dan sekaligus sebagai hambatan dalam implementasinya yaitu: 1. Permasalahan yuridis. Pasal tersebut bertentangan dengan Pasal 24 Ayat (2) UUD 1945, karena filosofis keberadaan Peradilan Militer yang diatur dalam konstitusi adalah untuk menjalankan kekuasaan kehaki-
man golongan rakyat tertentu, dalam hal ini rakyat yang berstatus prajurit TNI, jadi tidak dikenal adanya pembagian objek perbuatan pidana menjadi tindak pidana militer dan tindak pidana umum untuk menentukan kompetensi peradilan pidana terhadap prajurit. Selain itu keberadaan pasal tersebut secara scientific tidak tepat, karena seharusnya UU tentang TNI hanya memuat jati diri, kedudukan, peran, fungsi dan tugas TNI serta pengangkatan sampai pengakhiran sebagai prajurit, akan tetapi UU TNI telah mengatur tentang kekuasaan yudisial. Substansi tersebut dapat sebagai alasan uji materiil keberadaan Pasal 65 Ayat (2) UU TNI kepada Mahkamah Konstitusi untuk dibatalkan. 2. Permasalahan sosiopsikologis. Pembinaan hukum militer harus mengacu pada Pasal 64 UU TNI, yaitu untuk kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara, dalam tataran operasional untuk mendukung kesiapan operasional kesa-
Edisi Januari 2008
31
Hukum tuan militer, sehingga penegakan hukum di lingkungan prajurit sejak penyidikan sampai dengan mempersiapkan prajurit ke luar dari lembaga pemasyarakatan harus terintegrasi untuk kepentingan pertahanan (integrated criminal justice system), sehingga masih dibutuhkan lembaga Ankum dan Papera dalam penegakan hukum di lingkungan prajurit. Dalam dinamika politik yang sulit diprediksi, dapat saja dalam waktu yang singkat penyidikan terhadap prajurit TNI yang melakukan tindak pidana umum dilakukan oleh penyidik bukan Polisi Militer dengan mengacu pada UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana). Keinginan ke
32
Edisi Januari 2008
arah tersebut dari beberapa pihak masih ada dan disuarakan melalui DPR dengan alasan kepentingan reformasi bidang penegakan hukum, hal ini dapat mendatangkan resistensi yang sangat besar jika terwujud. Oleh sebab itu untuk mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan dalam tatanan negara hukum yang demokratis, yaitu terdapat keseimbangan antara kepentingan penegakan hukum dan penyelenggaraan pertahanan negara serta integrated criminal justice system dibutuhkan “Pengadilan Khusus “ yang dibentuk di dalam lingkungan Peradilan Militer dengan pertimbangan hukum sebagai berikut: 1. Pasal 15 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Ke-
kuasaan Kehakiman menyebutkan pengadilan khusus hanya dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan peradilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 yang diatur dengan undang-undang. Yang dimaksud dalam Pasal 10 adalah badan peradilan di bawah MA adalah Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Penjelasan Pasal 15 yang dimaksud dengan “Pengadilan Khusus“ antara lain pengadilan anak, pengadilan niaga, pengadilan HAM, pengadilan tindak pidana korupsi di bawah lingkungan Peradilan Umum dan pengadilan pajak di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara. Menurut penulis kata “antara lain “
Hukum menunjukkan masih dimungkinkan dibentuk adanya “Pengadilan Khusus“ di bawah lingkungan Peradilan Militer, untuk memeriksa dan mengadili tindak pidana umum prajurit dengan susunan majelis hakim dari hakim sipil dan militer secara proporsional. Tujuannya agar tetap terwujud integrated criminal justice system (Peradilan Pidana Terpadu) yaitu penegakan hukum prajurit dilaksanakan oleh unsur penegak hukum dalam lingkungan Peradilan Militer (bukan di lingkungan Peradilan Umum), sehingga kepentingan penegakan hukum dan penyelenggaraan pertahanan terwadahi secara seimbang. 2. Pasal 2 UU Nomor 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum disebutkan, Peradilan Umum adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Penjelasan Pasal 2 disebutkan di samping Peradilan Umum yang berlaku bagi rakyat pencari keadilan. Pada umumnya mengenai perkara perdata dan pidana, pelaku kekuasaan kehakiman lain yang merupakan pengadilan khusus bagi golongan rakyat tertentu yaitu peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara. Dari Pasal 2 tersebut Penulis berpendapat bahwa keberadaan Peradilan Militer melalui Pasal 24 Ayat (2) UUD 1945
memang diperuntukkan guna penyelesaian perkara pidana golongan rakyat tertentu yaitu prajurit, sama dengan Peradilan Agama yang diperuntukkan golongan masyarakat tertentu yang beragama Islam. Pasal 2 UU tersebut juga sejalan dengan Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 14 Tahun 1970 (telah dicabut) tentang PokokPokok Kekuasaan Kehakiman yang intinya, Peradilan Militer merupakan peradilan khusus untuk golongan rakyat tertentu. Oleh sebab itu sangat tidak sinkron jika tiba-tiba muncul Pasal 65 ayat (2) UU TNI yang mengatur penyelesaian tindak pidana umum prajurit tunduk pada kekuasaan Peradilan Umum. 3. Bahwa penegakan hukum pidana masyarakat umum melalui Peradilan Umum saat ini masih mempunyai permasalahan yaitu belum terwujudnya sistem peradilan pidana terpadu, karena lembaga penyidik (Polri), lembaga penuntut umum (Jaksa ), lembaga pengadilan dan lembaga eksekusi belum berada di bawah satu payung lembaga pengawasan. Sehingga masing-masing lembaga hanya mengedepankan independensinya tapi belum terintegrasi. Seharusnya lembaga penyidik dan penuntutan serta lembaga pengadilan berada di bawah sistem kekuasaan kehakiman bukan berada di dalam sistem
eksekutif/pemerintahan (Prof Dr. Barda Nawawi Arief, S.H., Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan Pengembangan Hukum Pidana, hal 47). Selain itu hasil Survey Governance Assessment Survey 2006 menunjukkan unsur penegak hukum di lingkungan Peradilan Umum seperti Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan secara berurutan menduduki urutan teratas tingkat ketidakpercayaan masyarakat kepada lembaga tersebut (Koran Sindo 5 Januari 2007). Kondisi demikian tidak akan membawa ke arah penegakan hukum yang lebih baik di lingkungan prajurit, jika prajurit TNI tunduk pada kekuasaan Peradilan Umum dalam hal melakukan tindak pidana umum. Dengan demikian disimpulkan bahwa pembentukan “Pengadilan Khusus” di lingkungan Peradilan Militer merupakan sisa harapan yang cukup realistis di sela waktu menunggu diberlakukannya Peradilan Umum melalui revisi UU Peradilan Militer, karena dalam “ Pengadilan Khusus “ penegakan hukum di lingkungan prajurit dilaksanakan secara berkeadilan. Dalam arti kepentingan penegakan hukum dalam negara hukum yang demokratis dan kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara dilaksanakan secara berimbang.* (Letkol Sus Sujono/Pariksus Itjenau)
Edisi Januari 2008
33
Manajemen
Mengelola Perubahan
dalam Organisasi
P
ersaingan global yang makin intensif, teknologi yang berkembang pesat, pergeseran demografi, keadaan perekonomian yang fluktuatif, dan perubahanperubahan dinamis lainnya telah memicu perubahan kondisi lingkungan di sekitar
34
Edisi Januari 2008
organisasi. Lingkungan bisnis telah mengalami perubahan, lingkungan yang mulanya stabil, dapat diprediksi, bisa berubah menjadi lingkungan yang penuh ketidakpastian, kompleks, dan cepat berubah. Organisasi selalu berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan di seki-
tarnya, di mana organisasi berdiri. Organisasi tidak dapat mengendalikan lingkungan tersebut, tetapi sebaliknya organisasi harus adaptif terhadap perubahan. Menghadapi perubahan tersebut, perusahaan harus lebih kompetitif dan fleksibel. Organisasi harus meninggalkan kebijakan dan praktik manajemen yang sifatnya hirarki dan fungsional, dan bergeser pada praktik baru di bidang manajemen yang lebih fleksibel. Fleksibilitas, saat ini menjadi persyaratan penting bagi organisasi, karena fleksibilitas dalam organisasi memungkinkan organisasi untuk lebih inovatif, dan adaptif dalam merespon lingkungan yang cepat berubah. Banyak hal yang mendorong munculnya kebutuhan untuk melakukan perubahan. Menurut Gibson et al. (1997) dan Kreitner & Kinicki (2003), ada 2 kekuatan yang dapat mendorong munculnya kebutuhan untuk melakukan perubahan di dalam organisasi yaitu : 1. Kekuatan eksternal, yaitu kekuatan yang muncul dari luar organisasi, seperti : karakteristik demografis (usia, pendidikan, tingkat keterampilan, jenis kelamin,
Manajemen imigrasi, dsbnya), perkembangan teknologi, perubahan di pasar, tekanan sosial dan politik. 2. Kekuatan internal, yaitu kekuatan yang muncul dari dalam organisasi, seperti: masalah-masalah/prospek sumber daya manusia (kebutuhan yang tidak terpenuhi, ketidakpuasan kerja, produktivitas, motivasi kerja, dsbnya), perilaku dan keputusan manajemen
kesenjangan antara sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi dengan kondisi nyata di lapangan.
Langkah-Langkah Perubahan Menurut Kotter (1995; dalam Ancok, 2004) ada beberapa langkah atau strategi yang dapat dilakukan dalam mengelola perubahan, yaitu: create sense of urgency, create powerful guiding coalition, create shared vision, mission & value, socializing vision, mission & value, empowering people on vision, mission & value, celebrate small win, consolidate and create more things to change, and instutionalize change Sedangkan menurut Kreitner & Kinicki (2003), ada empat langkah yang harus dilakukan dalam mengelola perubahan, yaitu:
3. Melaksanakan perubahan. Menurut Robbins (1996), perubahan dapat diperkenalkan baik oleh para manajer yang ada di dalam perusahaan itu sendiri atau dengan menggunakan konsultan. Masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bila manajer internal menjadi agen perubahan, kelebihannya, ia memahami dengan baik jalannya organisasi dan orang–orang yang ada di dalamnya. Sedangkan kelemahannya, yang bersangkutan biasanya mempunyai wawasan dan cara pandang yang terbatas mengenai pengelolaan perubahan, dan tak jarang terlalu dipengaruhi oleh budaya organisasi yang ada. Perubahan dengan menggunakan konsultan; kelebihannya yang bersangkutan bersifat netral dan mempunyai wawasan yang luas terhadap pengelolaan perubahan organisasi. Kekurangannya, kurang mema-
1. Menetapkan kebutuhan untuk melakukan perubahan. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa perubahan yang akan digulirkan benar– benar sesuai dengan kebutuhan nyata yang ingin dicapai. Kebutuhan akan adanya perubahan dapat muncul bila ada
2. Mengenali hal potensial yang dapat menghambat proses perubahan. Seorang praktisi perubahan harus mampu mengenali hal-hal yang secara potensial dapat menghambat proses perubahan yang akan digulirkan oleh organisasi.
hami organisasi dan orangorang yang bekerja di dalamnya. Melihat kelebihan dan kekurangan ini, maka banyak organisasi yang melakukan kombinasi dari keduanya dalam memperkenalkan perubahan. 4. Mengevaluasi perubahan. Untuk mengukur efektivitas perubahan, perusahaan harus membandingkan situasi sebelum dan sesudah dilaksanakannya perubahan. Beberapa indikator dapat digunakan untuk mengukur pengaruh dari perubahan tersebut, seperti: produktivitas karyawan, kepuasan kerja, hasil survei pendapat karyawan, hasil penjualan, pengurangan biaya produksi, dan sebagainya. Kegagalan Mengelola Perubahan Banyak kegagalan yang dialami perusahaan saat melakukan perubahan, yang mengakibatkan kerugian yang dialami oleh organisasi. Kegagalan itu terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang dibuat saat mengelola perubahan, seperti: 1. Mengabaikan aspek manusia dalam mengelola perubahan Timothy J. Galpin menyatakan dalam bukunya The Human Side of Change sebagaimana dikutip Robbins (1996) bahwa selama proses penggabungan organisasi, penurunan besarnya ukuran
Edisi Januari 2008
35
Manajemen organisasi, maupun restrukturisasi yang dilakukan organisasi, kebanyakan dari mereka lebih memusatkan perhatiannya kepada aspekaspek teknis, finansial dan operasional, daripada aspek manusia. Akibatnya upaya perubahan yang dicanangkan mengalami kegagalan. Hal ini tampak dalam bentuk terjadinya masalah perburuhan, keluarnya tokoh-tokoh kunci dan orang-orang berbakat dari organisasi, dan tidak diperoleh manfaat atau sangat sedikit manfaat yang diperoleh dari perubahan yang dilakukan. 2. Perubahan tidak direncanakan dengan baik Banyak perusahaan yang memperlakukan perubahan seperti sebuah peristiwa kebetulan atau hal rutin yang akan dapat diselesaikan dengan baik secara otomatis, tanpa sebuah perencanaan yang baik. Padahal menurut Robbins (1996), perubahan seharusnya merupakan sebuah aktivitas yang terencana, disengaja dan berorientasi pada tujuan. Tujuan dari sebuah perubahan menurutnya ada 2, yaitu : (1) Untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di dalam lingkungannya, (2) Untuk merubah tingkah laku dari para karyawan. Akibat tidak direncanakannya perubahan dengan baik, maka tak jarang perubahan
36
Edisi Januari 2008
bergulir tanpa kendali atau berjalan tidak sesuai dengan rencana yang diharapkan, karena mendapat perlawanan dari para karyawan. 3. Praktisi perubahan gagal membangun koalisi yang cukup kuat. Menurut Kotter (1995, dalam Ancok, 2004), salah satu langkah merespons perubahan adalah create powerful guiding coalition. Dengan kata lain salah satu penyebab kegagalan yang dialami oleh organisasi dalam melakukan perubahan adalah apabila tidak terbentuk koalisi yang cukup kuat diantara orangorang yang mempunyai wewenang dan kemampuan untuk mendorong perubahan. Upaya perubahan yang dilakukan tanpa dukungan koalisi yang cukup mungkin akan mengalami kemajuan untuk sementara waktu. Namun cepat atau lambat, akan muncul perlawananperlawanan yang dapat merusak inisiatif perubahan yang sudah dilakukan. Resistensi Terhadap Perubahan Dampak utama dari kesalahan yang dilakukan dalam mengelola perubahan adalah munculnya resistensi dari para manajer atau karyawan yang terkait terhadap perubahan yang dilakukan oleh perusahaan. Kreitner dan Kinicki (2003) mendefinisikan resistensi terhadap perubahan sebagai suatu reaksi emosional/tingkah
laku yang muncul sebagai respon terhadap munculnya ancaman, baik nyata atau imajiner bila terjadi perubahan pada pekerjaan rutin. Resistensi terhadap perubahan bisa berasal dari manusia atau individu (personal barrier to change) dan bisa berasal dari organisasi (organizational barrier to change)(Ancok, 2004; Greenberg, 2003). Resistensi terhadap perubahan ini dapat muncul dalam berbagai macam bentuk reaksi. Judson (1991) seperti yang dikutip oleh Kreitner dan Kinicki (2003) menggolongkan bentukbentuk resistensi terhadap perubahan kedalam 4 kelompok yang semuanya berada dalam sebuah kontinum, yaitu : resistensi aktif (mis: sabotase, memperlambat kerja), resistensi pasif (mis: bekerja sesedikit mungkin, tidak ingin mempelajari tugas baru), reaksi yang tidak dapat dibedakan (bekerja hanya berdasarkan perintah, kehilangan minat terhadap pekerjaan), dan penerimaan (mis : mau bekerja sama, antusias). Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya resistensi terhadap perubahan, yaitu: insecurity, social losses, economic losses, inconvenience, resentment of control, unanticipated repercussions, union opposition, threats to influence, incomplete information. (Ancok, 2004) Senada dengan pendapat tersebut, Robbins (1996)
Manajemen dan Kreitner & Kinicki (2003), mengemukakan beberapa hal yang menyebabkan terjadinya resistensi terhadap perubahan adalah sebagai berikut: 1.
Kebiasaan Pada dasarnya, manusia adalah mahluk yang hidup dari kebiasaan yang dibangunnya. Kebiasaan ini akan lebih mempermudah manusia untuk menjalankan kehidupannya yang sudah cukup kompleks. Saat dihadapkan pada perubahan, maka manusia akan cenderung enggan melakukannya. Contoh, seseorang akan cenderung memilih rute perjalanan menuju kantor yang biasa dilaluinya setiap hari meski jarak tempuhnya lebih panjang, dibandingkan melalui jalur baru yang belum ia kenal yang jarak tempuhnya lebih pendek. 2. Ketakutan terhadap munculnya dampak yang tidak diinginkan Perubahan tak jarang menimbulkan ketidakpastian, karena perubahan membuat seseorang bergerak dari suatu situasi yang ia ketahui menuju pada situasi yang tidak diketahuinya. Akibatnya orang yang bersangkutan merasa takut dampak perubahan akan merugikan dirinya. 3.
Faktor Ekonomi Berkurangnya penghasilan, kenaikan gaji yang
tidak sesuai harapan, meningkatnya ongkos angkutan, merupakan faktor-faktor ekonomi yang dapat menjadi penyebab munculnya resistensi terhadap perubahan. Bila perubahan memberikan dampak ekonomi yang cukup besar terhadap seseorang, maka dapat diramalkan, resistensi dari orang yang bersangkutan terhadap perubahan akan semakin kuat. 4. Tidak adanya kepercayaan dalam situasi kerja Seorang manajer yang membangun hubungan kerja dengan bawahannya atas dasar ketidakpercayaan, akan lebih mungkin menghadapi resistensi dari bawahannya bila ia menggulirkan perubahan. Sementara seorang manajer yang mempercayai bawahannya akan memperlakukan perubahan sebagai hal yang sifatnya terbuka, jujur dan partisipatif. Di sisi lain, bawahan yang dipercaya oleh atasannya akan melakukan upaya yang lebih baik dalam menghadapi perubahan dan melihat perubahan sebagai sebuah kesempatan. Hal ini terjadi karena tumbuhnya kepercayaan/ketidak-percayaan dalam hubungan kerja bersifat timbal balik. 5. Takut mengalami kegagalan Proses perubahan pada pekerjaan yang bersifat
menekan karyawan, akan dapat memunculkan keraguan pada karyawan akan kemampuannya untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Keraguan ini lambat laun akan mengkikis kepercayaan dirinya dan melumpuhkan pertumbuhan dan perkembangan dirinya. 6. Hilangnya status atau keamanan kerja Pemanfaatan teknologi atau sistim administrasi yang baru di dalam dunia kerja, pada satu sisi dapat mempercepat proses kerja. Namun pada sisi lainnya akan dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah pekerjaan. Dampak inilah yang dikhawatirkan oleh para karyawan bila terjadi perubahan. Buat sebagian besar karyawan hilangnya pekerjaan dapat diartikan sebagai hilangnya status dan juga hilangnya penghasilan. Untuk alasan inilah maka para karyawan cenderung untuk resisten terhadap perubahan 7. Tidak ada manfaat yang diperoleh dari perubahan Seseorang akan melakukan resistensi terhadap perubahan bila yang bersangkutan memperkirakan atau melihat bahwa dirinya tidak akan mendapatkan manfaat bila melakukan perubahan. Agar proses perubahan yang digulirkan di dalam organisasi berjalan sesuai
Edisi Januari 2008
37
Manajemen dengan tujuan yang ingin dicapai, maka kesalahan yang terjadi dalam melakukan perubahan harus dihindari. Menurut hemat penulis ada sejumlah alternatif langkah yang dapat dilakukan oleh praktisi SDM atau perubahan, sebagai berikut: 1. Merencanakan perubahan dengan baik Sebelum perubahan digulirkan, maka pihak-pihak yang terkait dengan perubahan (misalnya : manajemen puncak, para manajer dan agen perubahan) perlu merencanakannya dengan matang. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Melakukan analisa yang mendalam tentang ada tidaknya kebutuhan untuk melakukan perubahan di dalam organisasi. b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari perubahan dan dampak yang mungkin muncul dengan adanya perubahan. c. Mengenali faktorfaktor yang dapat menghambat terjadinya perubahan dan cara mengatasinya. d. Menyusun strategi yang tepat untuk menggulirkan perubahan. e. Mempersiapkan parameter dan pendekatan yang akan digunakan untuk mengevaluasi perubahan. 2. Menunjuk praktisi perubahan yang mempunyai kemampuan dalam
38
Edisi Januari 2008
mengelola perubahan Agar perubahan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka orang yang ditunjuk sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan perubahan, haruslah seseorang yang mempunyai pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan yang baik dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan pengelolaan perubahan. Orang yang bersangkutan sebaiknya melengkapi dirinya dengan ilmu perilaku, pengembangan perusahaan, teori-teori belajar, teori motivasi dan kepemimpinan. 3. Membekali manajemen puncak di perusahaan dengan pengetahuan dan ketrampilan mengenai pengelolaan perubahan. Agar rencana perubahan dapat disusun dengan baik, maka manajemen puncak di organisasi perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai pengelolaan perubahan. Mengundang pakar perubahan untuk mendiskusikan mengenai pengelolaan perubahan yang tepat, dapat menjadi salah satu alternatif . Alternatif lainnya adalah dengan mengadakan studi banding ke organisasi yang telah berhasil mengelola perubahan. 4. Membangun koalisi yang solid diantara pihakpihak yang terkait dengan perubahan Para pimpinan, baik di tingkat direktur, divisi atau
departemen dan para pelaksana perubahan lainnya harus bekerja sama dalam sebuah tim yang solid dalam melaksanakan perubahan ini. Dengan demikian akan dapat meningkatkan dukungan terhadap perubahan yang digulirkan dan mencegah terjadinya resistensi terhadap perubahan. 5. Mengatasi atau meminimalisasi resistensi terhadap perubahan dengan pendekatanpendekatan yang sesuai. Untuk memastikan bahwa proses perubahan dapat berlangsung sesuai dengan rencana, maka resistensi yang muncul harus dapat diatasi. Menurut Ancok (2004) dan Kreitner & Kinicki (2003) ada beberapa strategi atau pendekatan untuk mengatasi terjadinya resistensi terhadap perubahan yang mungkin dapat diaplikasikan dalam organisasi. Enam pendekatan menurut Ancok adalah communication, educational program, new policies, temporary structure, incremental change dan involvement of employee. Sedangkan enam strategi atau pendekatan menurut Kreitner adalah: pendidikan & komunikasi, partisipasi dan pelibatan, fasilitasi dan dukungan, negosiasi dan persetujuan, manipulasi & kooptasi, dan penekanan (secara nyata/terselubung).* (Mayor Adm Wagimo, S.IP, MM/ Pabandyarenbut Paban II / Binteman Spersau)
Kesehatan Mendengkur, siapapun tampaknya pernah merasakan nikmatnya. Salah satunya ketika kita terlalu letih. Jika sekali saja kita mendengkur masih dalam batas kewajaran. Mendeng-
Waspadai Dengkuran Anda kur juga merupakan gambaran proses tidur yang memang cukup rumit. Masalahnya urusan paduan suara ketika tidur ini, dalam jangka panjang dapat menimbulkan bahaya. Mendengkur biasa tanpa berhentinya atau berkurangnya aliran udara napas walaupun mengganggu tetapi tidak berbahaya. Namun ada juga penelitian yang menyokong hubungan mendengkur untuk suatu faktor risiko hipertensi. Yang banyak menimbulkan masalah adalah jika mendengkur disertai terhentinya aliran udara napas selama 10 detik atau lebih dan terjadi berulang, sehingga seorang dapat mengalaminya lebih dari 100 kali dalam semalam. Bentuk ini disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA). Keadaan tersebut mengakibatkan terbangunnya penderita tanpa disadari dan juga menyebabkan berkurangnya oksigen darah. Gangguan berupa berkurangnya atau terhentinya aliran udara sewaktu tidur sebagai Sleep Disordered Breating (SDB), sebagian ahli
lain memasukkan ke dalam suatu OSA. Kebanyakan orang belum pernah mendengar tentang OSA dan menyadari bahayanya. Sesungguhnya OSA adalah suatu kondisi yang umum terjadi, mencapai 10% populasi, juga dapat ditemukan pada berbagai usia mulai dari bayi yang baru lahir sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Di negara barat OSA mencapai 5% populasi dengan 85% kasus tidak terdiagnosa, prevalensi semakin meningkat dengan puncak usia 60 tahun. Diperkirakan 1 dari 5 dewasa mempunyai OSA ringan, dan 1 dari 15 dewasa mempunyai OSA derajat sedang sampai dengan berat. OSA bisa terjadi saat saluran napas bagian atas menjadi tertutup, sementara upaya untuk bernafas tetap terus berlanjut. Penyebab utama adalah penyumbatan saluran pernapasan bagian atas dan ini dikarenakan mengendurnya otot pernapasan sewaktu tidur, kelebihan jaringan pada saluran
pernapasan bagian atas serta adanya ketidaknormalan anatomi saluran pernapasan bagian atas serta rahang. Faktor lain yang memberi kontribusi adalah kegemukan, penggunaan obat-obatan, gangguan refleks saraf pusat. Kita dapat mencurigai bahwa seseorang mengalami OSA apabila kita memperhatikan mereka ketika tidur. Kita akan mendengar suara dengkuran lalu diikuti masa diam. Mungkin juga ada suara dengkuran yang keras atau tarikan napas panjang yang spontan dan cepat ketika mereka mulai menarik napas lagi. Dengan menurunnya oksigenasi darah maka akan jadi kekurangan oksigen sampai ke organ penting, akibatnya akan memperburuk kondisi organ tersebut. Penderita penyakit kronik seperti, hipertensi dan DM yang disertai OSA akan merasa penyakitnya cepat memberat, kebutuhan obatobatan akan semakin meningkat. SDB dan OSA memiliki angka kejadian yang tinggi pada penderita penyakit kronik seperti, jantung,
Edisi Januari 2008
39
Kesehatan stroke, paru dan DM. Berbagai penyakit yang timbul karena OSA adalah akibat tubuh kekurangan oksigen yang dalam jangka waktu lama bukan saja akan mengganggu proses metabolisme tetapi juga akan memicu proses pembentukan radikal bebas. Radikal bebas itu akan menempel dan bereaksi pada organ tubuh sehingga proses penuaan akan lebih cepat terjadi. Proses oksidasi yang tidak sempurna akan memudahkan terbentuknya plak atau sumbatan pada pembuluh darah. Salah satunya tentu saja pembuluh darah koroner yang sewaktu-waktu dapat menyumbat dan berakibat serangan jantung dan stroke. OSA berhubungan dengan hampir lima kali lipat peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler terlepas dari tingkat usia, indeks masa tubuh, tekanan darah sistolik dan diastolik serta kebiasaan merokok. Selain itu pada penyakit kronik lain seperti Penyakit Paru Obstrutif (PPOK) akibat merokok. DM akan menyebabkan darah menjadi lebih kental dan dengan adanya OSA akan menyebabkan kekentalan darah lebih meningkat dan memudahkan terbentuknya gumpalan. Dengan adanya sumbatan di pembuluh darah keluhan kesemutan, kaki lemas atau tangan gemetar yang sudah ada bisa lebih berat tanpa kita sadari penyebabnya.
40
Edisi Januari 2008
Konsekuensi yang lebih serius berkaitan dengan OSA termasuk depresi, kelainan darah tinggi, masalah seksual, gangguan jantung yang serius, gangguan daya ingat, kemerosotan intelektual dan sakit kepala pagi hari. Beberapa test psikiatri dan neurologi dapat membantu menilai gangguan “fungsi luhur” seseorang dengan kecurigaan OSA. Diagnosa OSA dipastikan dari penilaian tidur malam hari dengan menggunakan alat polysomnograpy (PSG) yang akan menilai pola penurunan oksigen yang dihubungkan dengan denyut jantung, sehingga akan dapat dinilai derajat OSA. Karena dianggap diagnosa OSA memerlukan waktu, biaya yang mahal, ketidaknyamanan pasien dan harus dilihat di klinik khusus maka harapan alternatif untuk test skrining pada pasien risiko tinggi OSA adalah dengan ECG malam dalam monitoring holter untuk menganalisa denyut jantung yang dihubungkan dengan penurunan saturasi oksigen pada malam hari. Pengaruh SDB dan OSA mulai menjadi perhatian bagi pekerjaan-pekerjaan tertentu. Di singapura, supir taksi harus bebas dari SDB dan OSA, karena penelitian menunjukkan time recation mereka yang buruk dan bertendensi meningkatkan kecelakaan. Kami pernah merawat seorang tukang ojek dengan kecurigaan
OSA yang memperburuk asmanya. Kepadanya kami sarankan tidak lagi menjadikan ojek sebagai pekerjaan selama penanganan penyakitnya belum maksimal. SDB dan OSA kemungkinan akan mempengaruhi seorang dalam kemampuan mental dan intelektualnya untuk menghadapi tugas lama, monoton dan melelahkan seperti tugas militer. Jika olah raga dan makan memerlukan menajemen yang baik, maka perhatikan juga “manajemen tidur” Anda. Jangan lagi menganggap mendengkur sebagai suatu tanda tidur yang nyenyak. Sebagai penanganannya dapat dimulai dari halhal kecil seperti mencatat halhal yang meningkatkan frekuensi mengorok, dengan bantuan keluarga tentunya. Bagi penderita asma dengan SDB atau OSA menjelang tidur disarankan jangan makan sesuatu yang diperkirakan dapat menyebabkan alergi, sehingga akan memicu penyempitan saluran napas. Bagi penderita PPOK jangan banyak makan karbondioksida. Kurangi berat badan, berhentilah makan sebelum kenyang. Jauhi penggunaan alkohol dan obat-obatan yang menekan saluran napas atas. Jangan tidur terlentang, ingat kembali kebiasaan tidur Rasulullah dengan miring kaki kanan di bawah. * (Mayor Kes. dr. Flora Eka Sari, Sp. P)
Koperasi
Posisi Penting Koperasi
Pada Sistem Pertahanan Negara P
eran serta koperasi bersama gerakan ekonomi kerakyatan yang diaplikasikan dalam bentuk kegiatan ekonomi pada skala kecil dan menengah telah terbukti ketangguhannya dalam menghadapi badai krisis ekonomi yang telah menimpa bangsa Indonesia pada medio 1997. Di saat gencar-gencarnya angin puting beliung menghajar ketahanan ekonomi Indonesia yang ditandai dengan lonjakan harga dan kurs mata uang yang hampir-hampir tak terkendali, lalu masyarakat kebingungan mulai mencari sosok pola ekonomi yang berpihak pada kawulo alit, maka disanalah koperasi tampil sebagai sosok ekonomi kerakyatan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Lebih jauh dari itu sejarah telah mencatat pada saat terjadi guncangan hebat perekonomian Indonesia dan masyarakat menjerit karena dicekik oleh kenaikan harga, para konglomerat yang telah dibesarkan oleh sistem perekonomian
kapitalis dengan cepat berkemas dan lari ke luar negeri dengan membawa segala aset kekayaannya, sehingga terjadi capital fly yang tak ternilai besarnya. Mereka tanpa peduli lagi akan nasib rakyat Indonesia yang telah membesarkannya. Pada waktu krisis ekonomi terjadi, kemampuan pembiayaan dan daya beli negara menurun drastis karena lemahnya cadangan devisa negara, yang pada akhirnya berdampak pada kesiapan sistem senjata yang sebagian besar produk luar negeri sehingga harga spare part melonjak tajam dalam kurs dollar US. Akibat langsung dan tak langsung yang dirasakan pada waktu terjadi krisis ekonomi. Pertama, lemahnya tingkat kesiapan sistem senjata karena menurunnya kesiapan suku cadang, yang pada akhirnya berdampak pada kesiapan tempur prajurit. Kedua, daya beli masyarakat yang termasuk didalamnya keluarga prajurit menurun drastis, karena besaran pendapatan dan gaji
yang diterima tidak sebanding dengan kenaikan harga, yang pada akhirnya berdampak pada motivasi dan moril prajurit sebagai tentara profesional. Latar Belakang Korelasi strategis dan padanan makna kesejahteraan yang dapat didefinisikan dalam kerangka pemikiran membangun sebuah bentuk sistem pertahanan negara akan menjadi bahan diskusi yang panjang, sekaligus kajian bagi para praktisi dan akademisi dengan dilandasi semangat cinta tanah air. Landasan pemikiran tersebut didasarkan pada ketentuan legislasi yang telah menjadi konsensus dan kesepakatan nasional yang memerlukan pengembangan dan dinamisasi konsep seiring dengan kemajuan dan perkembangan pola pikir masyarakat. Tafsir makna kesejahteraan dengan berbagai implementasi dan kajian strategis dalam berbangsa dan bernegara dapat berpedoman dengan hal-hal sebagai berikut:
Edisi Januari 2008
41
Koperasi Pertama, UUD 1945 setelah amandemen keempat tahun 2002 pada Bab 14 tentang Kesejahteraan Sosial, yang tercantum pada penjelasan Pasal 33 mengatakan bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat, kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan,
bukan kemakmuran orangseorang. Kedua, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang mengatakan pada Pasal I bahwa sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya lainnya, yang dikategorikan menjadi tiga unsur potensi yaitu komponen utama, komponen cadangan dan komponen pendukung. Pada penjelasan UU tersebut lebih jauh dijelaskan, era globalisasi yang ditandai de-
Lekol Adm A. Fathoni
42
Edisi Januari 2008
ngan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan informasi sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional (fisik), saat ini berkembang menjadi multi dimensional (fisik dan nonfisik), baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Ancaman yang bersifat multidimensional tersebut dapat bersumber, baik dari permasalahan ideologi, politik, dan ekonomi. Ketiga, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI Pasal 2 pada poin d mengatakan bahwa, “Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya...”. Keempat, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Pasal 3 mengatakan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Penjelasan Pasal 16 mengatakan bahwa dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekomomi anggotanya, khusus koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti pegawai negeri, anggota TNI, karyawan dan
Koperasi sebagainya bukan merupakan jenis koperasi tersendiri. Kelima, Juknisbinkopau Surat Keputusan Kasau Nomor: Skep/35/IV/2005 pada Bab 2 mengatakan bahwa Kopau bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya dalam rangka meningkatkan profesionalisme personel TNI AU, guna mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AU. Dengan demikian maka dapat ditarik benang merah latar belakang masalah kesejahteraan akan menjadi centre of gravity dari berbagai masalah yang terjadi di negeri ini yang salah satu solusinya adalah membangun koperasi yang kuat di lingkungan masyarakat dan koperasi fungsional di jajaran TNI. Revitalisasi Koperasi Fungsional Koperasi fungsional sebagaimana tercantum dalam penjelasan Pasal 16 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian telah menempatkan kesejajaran antara berbagai jenis koperasi yang berada di tengah-tengah masyarakat dan koperasi TNI, sehingga potensi koperasi dapat disinergikan menjadi suatu bentuk kerjasama mutualisme. Secara kelembagaan hal ini dapat dikembangkan oleh pemerintah untuk mengembangkan konsep ketahanan ekonomi masyarakat. Untuk itu peran penting pemerintah dalam upaya revitalisasi potensi
ekonomi koperasi harus ditingkatkan guna membuka lapangan pekerjaan baru, sekaligus dapat mengurangi angka pengangguran. Revitalisasi koperasi secara menyeluruh akan berdampak secara langsung dan tidak langsung pada distribusi pendapatan sehingga akan meningkatkan daya beli masyarakat yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan negara sektor pajak. Dengan demikian kiprah koperasi dalam menopang praktik ekonomi kerakyatan akan meningkatkan ketahanan ekonomi negara yang secara tidak langsung juga meningkatkan kemampuan negara dalam mendukung anggaran untuk membangun sistem pertahanan yang kuat dengan didukung kekuatan moril prajurit dan kekuatan sistem senjata yang andal. Makna kesejahteraan yang dapat dibangun dalam kerangka pertahanan negara secara menyeluruh dapat direspon baik dengan peran koperasi. Dalam konsep sistem pertahanan negara yang bersifat semesta, maka koperasi dapat memberikan peran aktif pada komponen utama pertahanan yaitu TNI, komponen cadangan dan komponen pendukung. Peran aktif koperasi tersebut dapat dimanifestasikan pada bentuk ketahanan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dan keluarga prajurit, dengan dasar asumsi bahwa
apabila suatu negara sudah tidak mampu lagi menggaji prajuritnya atau sudah tidak lagi mampu memberikan jaminan kesejahteraan bagi penduduknya, maka tinggal menunggu kehancuran negara tersebut meskipun tanpa melalui perang atau ancaman dari negara lain, karena didalam negara tersebut akan terjadi perang kepentingan antarpenduduknya. Dengan dasar asumsi tersebut di atas, maka dapat diprediksikan bahwa di masa mendatang konsep perang bersenjata antar negara akan menjadi tidak populer dan akan menggantikan dengan konsep persaingan kesejahteraan antar negara. Revitalisasi koperasi akan menjadi sangat penting bila dihadapkan pada konsep ketahanan ekonomi negara. Akan tetapi makna koperasi akan menjadi sangat penting bila dihadapkan pada konsep ketahanan ekonomi negara. Makna koperasi akan menjadi kecil bila dilihat dalam tataran konsep berpikir sepihak yang mengharuskan koperasi fungsional atau koperasi TNI harus dikerdilkan tanpa melihat dampak dan solusinya sebagai alternatif untuk menjamin kesejahteraan prajurit dan keluarganya. Semoga tulisan ini menjadi bahan diskusi panjang guna memposisikan kesejahteraan prajurit dan keluarganya. Akhirnya hanya kepada Tuhanlah kita berserah diri.* (Lekol Adm A. Fathoni/ Ketua Primkopau Mabesau)
Edisi Januari 2008
43
Psikologi Ingatan merupakan salah satu kajian psikologi yang sebetulnya cukup menarik, meskipun seringkali dianggap sepele. Berbicara mengenai ingatan tidak dapat dipisahkan dengan salah satu gejala psikologi yaitu lupa. Sangat sering
dengan lupa ibarat pisau bermata dua. Sangat bermanfaat, misalnya suami istri yang selalu ingat tanggal lahir pasangannya, namun dapat jadi bumerang bila lupa mengambil foto wanita atau pria lain di dompet dan diketahui pasangannya. Bila
diberdayakan, ingatan akan memberi pengaruh yang luar biasa. Pemain catur, brige, harus memiliki ingatan yang sangat kuat. Dengan ingatan yang kuat seorang pebisnis tidak akan mudah diperdaya, bahkan sebaliknya akan sangat
Serba Serbi
Ingatan kondisi lupa harus bertanggungjawab atas kejadian yang tidak diinginkan. “Wah, lupa sorry ya” adalah kata-kata yang acap kali didengar sebagai pembenaran suatu hal yang sebenarnya salah, namun diucapkan seperti tidak bersalah. Oleh karena itu boleh jadi memang wajar kalau masalah ingatan dengan lupa yang ada didalamnya menjadi disepelekan. Namun sebenarnya bila dikaji lebih mendalam, masalah ingatan memegang peranan yang cukup berarti dalam kehidupan manusia. Ingatan diperlukan oleh setiap orang, tidak pandang kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Di samping itu ingatan juga sangat berpengaruh dalam pendidikan, pekerjaan dan karier. Ingatan
44
Edisi Januari 2008
Psikologi membantu untuk menyusun strategi ke depan. Dengan ingatan yang kuat pula seorang politikus akan lebih mudah memenangkan debat politiknya. Ingatan dapat di pahami sebagai fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu, atau pengertian lain, ingatan sebagai keseluruhan pengalaman masa lampau yang dapat diingat kembali (Kamus Lengkap Psikologi Dr. C.P. Chaplin terjemahan Dr: Kartini Kartono). Dalam pengertian sehari hari, ingatan dapat dipahami sebagai kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kembali hal-hal yang pernah dikenalnya. Memahami ingatan pada tiap orang ternyata ada yang bersifat khusus/ khas di samping banyak juga hal-hal yang berlaku umum. Sebagai contoh bila dikaitkan dengan usia, maka ingatan yang lebih bersifat mekanis akan lebih mudah dilakukan pada usia muda, sedangkan ingatan yang lebih didasarkan pada analisa dan logika akan lebih mudah dilakukan oleh orang dewasa. Dalam aplikasinya murid- murid SD, SMP lebih mampu menghafal ibu kota negara, tempat wisata, nama sungai, gunung, tokoh-tokoh pahlawan dan semacamnya, yaitu hal-hal yang bersifat konkrit praktis. Sebaiknya permasalahan yang lebih mengutamakan analisa,
seperti jalannya proses pendemokrasian dalam tatanan politik di Indonesia akan lebih mudah diingat oleh orang dewasa terlebih yang memang memiliki perhatian pada bidang politik. Hal tersebut disebabkan ingatan akan lebih mudah difungsikan apabila sesuai minat yang bersangkutan. Oleh karena itu sangat disarankan dalam mempelajari/mendalami suatu hal agar memiliki perhatian atau malah mencintai hal tersebut karena akan membantu memudahkan untuk mengingat hal-hal yang dipelajari. Hal lain lagi yang berlaku umum adalah lebih mudahnya diingat untuk hal-hal yang merupakan pengertian. Oleh karena itu dalam belajar sangat dianjurkan untuk tidak menghafal soal-soal dalam bentuk pilihan berganda melainkan belajar langsung dari teks/buku dengan menangkap pengertiannya. Belajar “multiple choice” lebih mengarah pada belajar yang bersifat mekanis, sehingga bila ada perubahan kata atau kalimat baik pada pernyataan/ pertanyaan maupun pilihan jawaban akan mudah terkecoh. Sebaliknya bila menguasai bahan yang berupa pengertian, maka dalam menjawab baik disadari maupun tidak kemampuan analisanya akan berfungsi sehingga sulit untuk dikecoh.
Masih dalam hal yang berlaku umum adalah kepekaan indra dalam menangkap rangsangan, menyimpannya untuk sewaktuwaktu direproduksi kembali. Secara umum mata lebih peka dari pada telinga, atau dengan kata lain rangsangan yang diterima melalui mata akan lebih mudah untuk diingat dari pada yang melalui telinga. Bukankah dalam keseharian dapat diamati dan dirasakan betapa sulitnya mengingat suara siapa dibalik gagang telepon, dan akan lebih mudah mengenal dengan melihat wajahnya. Demikian juga ketika disodorkan sebuah nama, seringkali dijawab wah aku lupa, tapi kalau ketemu aku masih ingat. Karena mata lebih peka, maka dianjurkan dalam mempelajari apapun juga sedapat mungkin ada alat peraga. Masalah ekonomi dapat diperagakan dengan gambar. Sebuah penelitian pernah dilakukan beberapa tahun yang lalu saat gedung bioskop masih ramai dikunjungi penonton. Caranya dengan membawa 20 mahasiswa berjalan-jalan di depan gedung bioskop. Agar tidak nampak sebagai obyek penelitian, mereka dibagi menjadi 2 kelompok, jadi tiap 10 mahasiswa dipimpin 1 dosen. Secara tidak langsung mereka disuruh memperhatikan beberapa poster besar mengenai film yang sedang dan
Edisi Januari 2008
45
Psikologi akan diputar. Selanjutnya setelah berada di kampus, mereka dibagi menjadi 2 kelompok. Sepuluh orang pertama disuruh menuliskan tulisan apa yang mereka baca. Sisanya sepuluh orang disuruh menggambarkan kembali apa yang mereka lihat. Hasilnya ternyata berbeda signifikan. Tulisan yang mereka tangkap ternyata sedikit sekali, sebaliknya gambar yang mereka tangkap hampir mencapai keseluruhan. Jadi sangat jelas kesan lewat mata lebih mendalam daripada lewat telinga. Padahal yang lewat telinga sekalipun, mereka lihat hanya berupa tulisan. Dari hal yang bersifat umum saatnya beralih pada pembicaraan yang bersifat khusus. Berkait dengan sifat rangsangan yang dibagi dalam 4 (empat) dimensi, yaitu: “Cepat berhadapan dengan Lambat. Luas berhadapan dengan Sempit. Setia berhadapan dengan Tidak Setia. Kuat berhadapan dengan Lemah.” Alangkah sempurnanya bila ada seorang memiliki ingatan yang cepat (dalam menangkap rangsangan) luas (banyak hal yang dapat ditangkap) setia (apa yang diingat tidak berubah) dan kuat (mampu mengingat dalam waktu lama). Namun dalam kenyataannya setiap orang berbeda. Ada yang cepat menangkap tetapi mudah lupa, ada yang mampu
46
Edisi Januari 2008
mengingat tanpa berubah namun hanya sedikit yang diingat, dan ada juga yang baru dapat mengingat tanpa berubah namun hanya sedikit yang diingat, dan ada juga yang baru dapat mengingat apabila sudah mempelajari berulang kali. Apabila hal tersebut dikaitkan dengan dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, maka beberapa masukan dapat dicatat sebagai berikut: a. Pemberian pelajaran tidak boleh terlalu cepat karena ada siswa yang daya tangkapnya lambat, namun juga tidak boleh terlalu pelan karena akan menimbulkan kebosanan bagi yang memiliki daya tangkap cukup cepat. b. Belajar dan mengajar sebenarnya kurang bijaksana apabila dilakukan secara borongan dengan memberikan seluruh bahan ajaran, karena daya ingat siswa tidak semuanya berdimensi luas. c. Agar daya ingat kuat dan setia, maka dalam belajar berlaku hukum Jost yaitu belajar 6 kali 2 jam lebih baik dari pada 4 kali 3 jam apalagi 2 kali 6 jam. Artinya, dalam mengajar perlu mengulang pelajaran sebelumnya walaupun dilakukan secara cepat. Di samping untuk mengingat kembali pelajaran sebelumnya, hal tersebut juga sebagai pendahuluan atau warming up untuk pelajaran selanjutnya. Kembali pada uraian di
depan dalam kaitan usia dengan ingatan, khususnya masalah lupa. Pemahaman yang berlaku di masyarakat adalah bahwa semakin tua, seseorang akan semakin mudah lupa. Berbagai cara dapat ditempuh untuk tidak lupa, misalnya dengan mencoba menstabilo beberapa bagian penting yang dibaca, membuat ringkasan dan juga menciptakan jembatan keledai. Selanjutnya mengingat-ingat bilangan biasanya dirasa lebih sulit. Hal tersebut dikarenakan kumpulan bilangan bukan merupakan pengertian. Salah satu cara menghafal bilangan adalah dengan mengubah menjadi pengertian. Misalnya 8671865 dapat dimemorikan sebagai bulan Agustus tahun enam puluh tujuh dan tanggal satu Agustus tahun enam puluh lima. Menutup tulisan ini sebuah tips yang harus dilakukan oleh seseorang yang merasa mudah lupa adalah dengan mencatat secara singkat segala kegiatan dalam sebuah daftar yang dibuat setiap hari, kemudian apa yang sudah dikerjakan diberi tanda atau dicoret. Risikonya setiap kali harus membuka catatan tersebut. Mereka yang telah mencoba cara ini mengatakan bahwa beban pikiran memang menjadi lebih ringan. Terasa mekanis? Ya!, namun boleh jadi sudah tidak pelu lagi berkata Wah, Lupa sorry ya...* (Buletin Psikologi)
Keluarga
Waspada Pemanasan Global “Bila Kita Tidak Bertindak Sekarang, Dampak Perubahan Iklim Akan Sangat Menghancurkan” ( Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon ) Perubahan iklim kini memang terjadi dimanamana. Penyebabnya adalah pemanasan global (global warming). Perubahan iklim akibat pemanasan global ini mengakibatkan peningkatan permukaan air laut, banjir, kekeringan, serta menyusutnya/hilangnya area salju di pegunungan. Diperkirakan
lebih dari dua per tiga kotakota besar di dunia akan terkena dampak pemanasan global ini. Jakarta adalah salah satu dari 180 kota di dunia yang 70 persen wilayahnya berada di kawasan pantai juga ikut terancam oleh naiknya permukaan air laut. Intergovernmental Panel
and Climate Change (IPCC)— lembaga di bawah PBB melaporkan bahwa temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius selama seratus tahun terakhir. IPCC memperkirakan temperatur permukaan global tersebut akan meningkat 1.1 hingga 6.4
Edisi Januari 2008
47
Keluarga derajat celsius antara tahun 1990 dan 2100. Meningkatnya temperatur bumi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut, dan melelehnya Gletzer (gunung es) di Himalaya dan Kutub Selatan. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa pemanasan global menyebabkan seluruh dunia saat ini mengalami musim panas yang semakin panjang dan musim hujan yang semakin pendek. Sementara badai dan banjir (El Nino) semakin sering terjadi di kota-kota besar di seluruh dunia dan suhu udara meningkat secara ekstrim di daerah tropis. Di Indonesia kondisi tersebut sangat dirasakan dengan hilangnya salju di puncak Jaya Wijaya dan suhu udara yang semakin panas di kota-kota yang dulunya dikenal sejuk seperti daerah Puncak Jawa Barat, Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Malang, Kota Batu, kawasan kaki Gunung Semeru, dll. Meningkatnya suhu tersebut ternyata memicu timbulnya wabah penyakit endemik seperti leptospirosis, demam berdarah, diare, malaria, dll. Udara yang lebih hangat juga akan memperbanyak polutan sehingga meningkatkan insiden alergi dan penyakit pernafasan karena, spora mold dan serbuk sari. Selain itu, ratusan desa di pesisir Jawa Timur terancam tenggelam akibat naiknya permukaan air laut.
48 48
Edisi Januari 2008
Penyebab Pemanasan Global Pemanasan global disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, BBM, gas alam dan sejenisnya yang tidak dapat diperbarui. Proses pembakaran tersebut melepas karbondioksida, CO2, metana serta gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca. Ketika atmosfer semakin dipenuhi gas-gas rumah kaca, maka ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi. Sayangnya hutan yang berfungsi sebagai penyerap gas rumah kaca tersebut juga semakin hari semakin berkurang luasnya karena pohon-pohon ditebangi untuk kebutuhan dan gaya hidup manusia. Sebagaimana diketahui bahwa segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permuka-
an bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gasgas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
Keluarga yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Perlu diketahui bahwa karbondioksida akan tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih sebelum alam mampu menyerapnya kembali. Jadi seandainya saat ini manusia dimuka bumi tidak lagi melepas gas rumah kaca ke atmosfer, namun karbondioksida yang telah terlanjur dilepas selama ini akan tetap memanaskan bumi selama seabad yang akan datang. Apalagi jika emisi gas rumah kaca terus berlangsung seperti sekarang, maka pada awal abad ke-22 konsentrasi karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan meningkat hingga tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum era industri. Dampak Pemanasan Global * Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati. * Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin, topan dan banjir. * Mencairnya es dan glasier di kutub. * Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan. * Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan
banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 1595 cm. * Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia. * Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan, menyebarnya penyakitpenyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk). * Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian. Perubahan Gaya Hidup Pemanasan global terjadi akibat dari aktivitas yang menjadi gaya hidup manusia (life style). Hampir seluruh pemenuhan kebutuhan manusia, sudah sangat tergantung pada pemanfaatan mesin-mesin atau teknologi yang berpotensi sebagai penyumbang gas rumah kaca. Begitu juga dengan aktivitas manusia mulai dari aktivitas berpindah tempat (transportasi), aktifitas kantor, aktivitas sosial, bahkan ketika manusia tidak beraktivitaspun (tidur) tetap memproduksi rumah kaca (misalnya penggunaan AC). Di Indonesia kita bisa melihat dari kota sampai ke desa-desa masyarakat telah mengalihkan alat tranportasinya dari sepeda ke sepeda motor, perahu nelayan tak
lagi menggunakan dayung tapi telah menggunakan mesin, tukang kayu menggunakan gergaji bermesin, petani telah menggunakan traktor sampai pada irigasi yang tak lagi menggunakan “talang air” tapi telah menggunakan mesin pompa yang tidak ramah lingkungan. Dengan situasi yang sedemikian rupa, apa yang dapat kita lakukan agar pemanasan global bisa dihentikan. Yang dibutuhkan adalah kesadaran untuk melakukan penghematan energi secara besar-besaran melalui revolusi gaya hidup. Mari kita mengubah gaya hidup yang selama ini komsumtif terhadap energi baik langsung maupun tidak langsung menjadi gaya hidup sederhana dan alamiah serta ramah lingkungan. Tips Menekan Pemanasan Global 1. Lakukan penghematan energi dengan menggunakan bola lampu hemat energi, dan mengurangi penggunaan AC, serta menggunakan secara efisien televisi, radio, kulkas, mesin cuci, dll. Lampu hemat energi (compact fluorescent light atau CFL) kelihatannya memang lebih mahal dibandingkan bola lampu biasa. Padahal, lampu jenis ini 10 kali lebih awet, menghemat energi lebih dari 60%, dan panas yang diha-
Edisi Januari 2008
49
Keluarga silkan 70% lebih sedikit, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan mengurangi suhu AC sekitar 2 derajat untuk setiap harinya , maka penggunaan karbondioksida akan berkurang sekitar 1 ton setiap tahun. Gunakan mesin cuci dengan kapasitas maksimal. Jangan menggunakannya hanya untuk beberapa potong pakaian kotor saja. Matikan televisi atau radio jika tidak ditonton/didengar. Jangan dibiarkan televisi/radio dalam kondisi “stand by” dalam jangka lama. 2. Gunakan keranjang permanen untuk berbelanja. Kurangi menggunakan tas plastik dan kertas. Jika dalam satu hari setiap orang bisa mengurangi pemakaian tas 2 buah tas plastik saja, berarti dalam satu tahun lebih dari 500 tas plastik yang bisa dikurangi. Bayangkan jika itu dilakukan 200 juta penduduk Indonesia. Tentu saja ratusan kilogram emisi karbondioksida akan berkurang setiap tahunnya. Selain menekan pemanasan global mengurangi pemakaian plastik juga akan mengurangi polusi pada air tanah serta tanah. 3. Gunakan produk dengan kemasan seminimal mungkin atau isi ulang. Dengan menggunakan kemasan sederhana dan minimalis berarti menghemat energi untuk memproduksi kemasan tersebut.
50
Edisi Januari 2008
4. Gunakan produk ramah lingkungan. Bijaklah dalam memilih produk yang hendak dibeli. Misalnya, telitilah apakah sabun cuci yang kita pakai mudah terurai atau tidak. Pilihlah mobil yang hemat bahan bakar, dan komputer atau laptop yang sudah memiliki tanda “energy star”. 5. Buang sampah pada tempatnya.Membuang sampah pada tempatnya akan menghemat energi untuk mengangkutnya ke tempat pembuangan. Selain itu juga akan mengurangi polusi tanah dan udara. 6. Hemat pemakaian air. Gunakan air secukupnya, baik untuk mandi, membilas cucian, dsb. Setiap tetes air yang digunakan adalah penggunaan energi yang menimbulkan karbondioksida. 7. Gunakan kendaraan bermotor bila sangat dibutuhkan saja, selebihnya manfaatkan sepeda, bus umum atau berjalan kaki untuk jarak yang tidak terlalu jauh. Hal tersebut akan mengurangi pemakaian bahan bakar dan karbondioksida. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, akan mengemisikan sekitar 3 ton karbondioksida. 8. Belilah produk-produk lokal. Belilah bahan-bahan
makanan lokal, sehingga tidak diperlukan transpotasi yang membutuhkan bahan bakar yang banyak untuk itu. 9. Berkendaraan dengan cerdik. Emisi CO2 dapat dikurangi dengan cara berkendaraan yang benar. Gunakan gigi perseneling sesuai kecepatan. Jangan membuang-buang gas, dan atur kecepatan tetap stabil. Perhatikan ban mobil jangan sampai kempes. Tune-up kendaraan secara teratur. 10. Lestarikan hutan. Hindari penebangan dan kebakaran hutan. Kebakaran hutan akan menghasilkan CO2 yang cukup besar. Diperkirakan ada sekitar 1.400 juta ton CO2 setiap tahun dari kebakaran hutan di Indonesia. 11. Menanam pohon sebanyak-banyaknya. Sebatang pohon dapat menyerap satu ton karbondioksida selama usianya. Tanaman sederhana saja seperti spider plant (tanaman hias berdaun ramping bergaris-garis putih, banyak dijual di tukang tanaman) bisa mengurangi jumlah karbondioksida sampai 60 % disekitarnya. 12. Daur ulang. Usahakan barang-barang bekas yang ada disekitar kita untuk didaur ulang atau dimanfaatkan untuk keperluan lain yang berguna.* (Berbagai sumber)