7/21/2016
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
PADA
RAKOR BADAN LITBANG DAN INOVASI dengan agenda: KLARIFIKASI DUKUNGAN BLI PADA RKP TAHUN 2017 TANGERANG SELATAN, JULI 2016
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
1
7/21/2016
PAGU ANGGARAN KSDAE TA. 2017 Ditjen KSDAE mendukung
dari
prioritas nasional Kementerian LHK
pada RKP tahun 2017
PAGU 2017 : Rp. 1.937.591.487.000,NAIK 53.94 %
PAGU APBN-P 2016 : Rp. 1.258.644.984.000,DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Sesuai Surat Memorandum Menteri LHK No: M.6/MenLHK/Setjen/Rocan/Keu.1/7/2016 Tanggal 16 Juli 2016
No.
Jenis Belanja
RM
PNBP
HLN
(x Rp.1.000,-)
Jumlah
%
1 Belanja Pegawai
717.157.305
-
-
717.157.305 37%
2 Belanja Operasional
122.591.529
-
-
122.591.529 6%
3 Belanja Non Operasional
790.410.200
259.589.800
47.842.653 1.097.842.653 57%
1.630.159.034
259.589.800
47.842.653 1.937.591.487 100%
Total Pagu Indikatif % Per Sumber Dana
84%
13%
3%
100%
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
2
7/21/2016
PHLN Rp. 47,842 3%
(X Rp. 1.000.000)
PNBP Rp. 259.289 13%
RM Rp. 1,630,159 84%
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
(X Rp. 1.000.000)
Pegawai Rp. 717,157 37%
Operasional Rp. 122,592 6%
Non Operasional Rp. 1,097, 842 57%
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
3
7/21/2016
NASIONAL
LH DAN KEHUTANAN
DITJEN KSDAE
23 137 581
14 21 47
8 8 12
Prioritas Nasional Program Prioritas (PP) Kegiatan Prioritas (KP)
Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus PP : Ketersediaan dan Kualitas Bahan Baku KP : Jaminan ketersediaan dan kualitas bahan baku industri hasil hutan
Revolusi Mental PP : Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik KP : Penegakan Hukum yang Berkualitas
Pembangunan Kesehatan PP : Penguatan promotif dan preventif: "Gerakan Masyarakat Sehat“ KP : Lingkungan Sehat
Kedaulatan Energi PP : Peningkatan Peranan Energi Baru dan Energi Terbarukan dalam Bauran Energi KP : 1. Pengembangan PLT Matahari, Hidro, Tenaga Angin, Arus Laut dan Nuklir 2. Pembangunan PLTP
Kemaritiman dan Kelautan
PP : Peningkatan Eksport Non Migas KP : Pengembangan Fasilitasi Eksport- Impor
PP : Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari KP : 1. Konservasi Pesisir dan Laut 2. Pengelolaan Wisata Bahari
Desa dan Kawasan Perdesaan
Pembangunan Pariwisata
Ekspor Non Migas
PP : Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan KP : Penguatan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam pemanfaatan sumber daya alam, pengelolaan lingkungan hidup dan teknologi tepat guna
PP : Pengembangan Destinasi Wisata KP : 1. Penyiapan Objek Wisata 2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi 3. Pembangunan Fasilitas Umum Dalam Kawasan
DITJEN KSDAE
DUKUNGAN LITBANG
Revolusi Mental
5 Judul Penelitian
Pembangunan Kesehatan
2 Judul Penelitian
Kedaulatan Energi
3 Judul Penelitian
Kemaritiman dan Kelautan
4 Judul Penelitian
Pariwisata
6 Judul Penelitian
Kawasan Industri dan KEK
7 Judul Penelitian
Ekspor Non Migas
4 Judul Penelitian
Desa dan Kawasan Perrdesaan
11 Judul Penelitian
Prioritas Nasional
Kategori
10, 24% 20, 48% 12, 28%
HIGH
MEDIUM
LOW
TOTAL
42 Judul Penelitian KSDAE
4
7/21/2016
Prioritas Nasional: Revolusi Mental Program Prioritas : Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik Kegiatan Prioritas : Penegakan Hukum yang Berkualitas NO. KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
1 Konservasi Menurunnya gangguan pada kawasan Sumber Daya konservasi non taman nasional Alam Hayati
Prosentase gangguan pada kawasan taman nasional berkurang sebesar 15% per tahun dari baseline data tahun 2014 sebanyak 142 kejadian 2 Pengelolaan Menurunnya gangguan pada taman Prosentase gangguan pada kawasan Taman nasional taman nasional berkurang sebesar 15% Nasional per tahun dari baseline data tahun 2014 sebanyak 149 kejadian 3 Konservasi Terbentuknya Masyarakat Mitra Polhut Jumlah Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Sumber Daya (MMP), Tenaga Pengamanan Hutan Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya Alam Hayati Lainnya (TPHL) dan penggiat lingkungan (TPHL) dan penggiat lingkungan lainnya lainnya di kawasan non taman nasional di kawasan non-TN 4 Pengelolaan Taman Nasional
Terbentuknya Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya (TPHL) dan penggiat lingkungan lainnya di kawasan taman nasional
Jumlah Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya (TPHL) dan penggiat lingkungan lainnya di kawasan TN
5 Pengelolaan Kawasan Konservasi
Menurunnya gangguan pada kawasan konservasi
Jumlah pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengamanan kawasan konservasi di 34 Provinsi
TARGET Maksimum 124 Kejadian di 500 KK
PAGU (Juta) 37.500
Maksimum 125 kejadian di 51 TN
90.000
26 unit di 26 UPT
2.000
47 unit di 47 UPT
5.000
34 Provinsi
1.600
JUMLAH ALOKASI PRIORITAS NASIONAL REVOLUSI MENTAL
136.100
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Prioritas Nasional: Revolusi Mental No
Keg. BLI (judul) 1 Studi Keragaman Genetik dan Dinamika Populasi Fauna menggunakan Penanda DNA 2 Kajian Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat Sekitar Kawasan Konservasi Terkait dengan Perburuan Anoa (Bubalus sp.)
Dukungan Badan Litbang dan Inovasi Indikator Data dan Informasi
Target Profil Genetik dan Keragaman Genetik Banteng
Data dan informasi tentang tipologi (sosial, ekonomi dan budaya) 2 data dan informasi, 1 masyarakat di sekitar kawasan konservasi yang terkait dengan rekomendasi perburuan anoa, diperoleh gambaran tentang motivasi masyarakat dalam melakukan perburuan anoa di kawasan konservasi, serta dapat memberikan rekomendasi bagi pengelola atau pihak manajemen kawasan konservasi serta strategi untuk menangani bahkan mengurangi kegiatan perburuan anoa. Rekomendasai kebijakan 3 Status dan alternatif resolusi konflik tersedianya data dan informasi mengenai status konflik, akibat gangguan gajah di gangguan gajah, faktor-faktor penyebab konflik, pihak yang manajamen konflik satwa liar Sumatera terlibat, proses penyelesaikan konflik, data sosek, persepsi gahaj dengan manusia di masyarakat masyarakat sekitar hutan, aspek kelembagaan, dan kawasan hutan dan kawasan analisa stakeholders perkebunan di Kab. OKI Sumatera Selatan. tersedianya data dan informasin(datin) mengenai idnetifikasi Data dan informasi PHVA 4 Penilaian viabilitas habitat dan populasi (PHVA) Macan Tutul ancaman, invenetarisasi karakteristik tapak habitat, perkiraan (Panthera pardus melas) sebagai jumlah individu per tapak, sebaran, potensi mangsa, tipe dasara pembinaan habitat, metapopulasi, dan identifikasi kebijakan di setiap sebaran macan peningkatan populasi dan mitigasi tutul konflik 5 Kajian kawasan ekosistem bernilai Tersedianya data dan informasi identifikasi tipe kawasan esensial Data dan informasi HCVF konservasi tinggi habitat bekantan habitat bekantan, identifikasi pola pemanfaatan lahan habitat Bekantan (Nasalis iarvartus wurm.) di bekanatan dan analisis populiasi serta konidi habitat bekantan Kalimantan Selatan
Kategori H/M/L Medium
Low
Low
Low
Low
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
5
7/21/2016
Prioritas Nasional: Pembangunan Kesehatan Program Prioritas : Penguatan promotif dan preventif: "Gerakan Masyarakat Sehat“ Kegiatan Prioritas : Lingkungan Sehat NO. 1
2
KEGIATAN Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
TARGET PAGU (Juta)
Keanekaragaman hayati di dalam kawasan konservasi non taman nasional dapat dilindungi dari gangguan kebakaran hutan
Luas hutan di kawasan konservasi non 26 UPT taman nasional yang terbakar maksimal KSDA 64.967 Ha (menurun sebesar 10% dari batas toleransi maksimum tahun 2015 seluas 72.186,30 Ha) Pengelolaan Keanekaragaman hayati di dalam Luas hutan di taman nasional yang terbakar 47 UPT Taman Nasional taman nasional dapat dilindungi dari maksimal 78.476 Ha (menurun sebesar Taman gangguan kebakaran hutan 10% dari batas toleransi maksimum tahun Nasional 2015 seluas 87.195,57 Ha) JUMLAH ALOKASI PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN
30.000
48.000
78.000
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Prioritas Nasional: Pembangunan Kesehatan Kategori Dukungan Badan Litbang dan Inovasi H/M/L Keg. BLI (judul) Indikator Target 1 Valuasi ekonomi terhadap Tersedianya data komparasi antara Target di kawasan konservasi High KSA/KPA dalam penyediaan upaya menjaga kawasan rawan kebakaran hutan udara yang bersih konservasi dengan bencana (missal karlahut) 2 Pengembangan metode Tersedianya pilihan metode untuk 1-2 model kawasan High pencegahan karhut dalam pencegahan karhut di KK dengan konservasi kawasan konservasi secara melibatkan partisipasi masyarakat partisipatif
No
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
6
7/21/2016
Prioritas Nasional: Kedaulatan Energi Program Prioritas : Peningkatan Peranan Energi Baru dan Energi Terbarukan dalam Bauran Energi Kegiatan Prioritas : Pengembangan PLT Matahari, Hidro, Tenaga Angin, Arus Laut dan Nuklir NO.
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
1 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Meningkatnya kontribusi TWA dalam penyediaan energi berbasis air (mini/mikro hidro)
2 Pengelolaan Taman Nasional
Meningkatnya kontribusi Taman Nasional dalam penyediaan energi berbasis air (mini/mikro hidro)
INDIKATOR
TARGET
Energi yang dihasilkan dari 500 KWatt mini/mikro hidro dari TWA
Energi yang dihasilkan dari mini/mikro hidro dari Taman Nasional 3 Pemanfaatan Jasa Meningkatnya kontribusi kawasan konservasi dalam Energi yang dihasilkan dari Lingkungan Kawasan penyediaan energi berbasis air (mini/mikro hidro) mini/mikro hidro dari Konservasi Kawasan Konservasi
PAGU (Juta) 12.500
1.000 KWatt
25.000
1.500 Kwatt (Pusat)
1.500
Kegiatan Prioritas : Pembangunan PLTP NO.
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
Konservasi Sumber 1 Daya Alam Hayati
Meningkatnya kontribusi Kawasan Jumlah kemitraan pemanfaatan jasa Konservasi non Taman Nasional dalam lingkungan panas bumi yang penyediaan energi berbasis panas bumi beroperasi di TWA Pengelolaan Taman Meningkatnya kontribusi Taman Nasional Jumlah kemitraan pemanfaatan jasa dalam penyediaan energi berbasis panas lingkungan panas bumi yang 2 Nasional bumi beroperasi di TN Pemanfaatan Jasa Meningkatnya kontribusi Kawasan Jumlah kemitraan pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi yang 3 Lingkungan Kawasan Konservasi dalam penyediaan energi Konservasi berbasis panas bumi beroperasi di Kawasan Konservasi JUMLAH ALOKASI PRIORITAS NASIONAL KEDAULATAN ENERGI
1 Unit
PAGU (Juta) 5.444
4 Unit
3.323
5 Unit (Pusat)
1.700
TARGET
49.467
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Prioritas Nasional: Kedaulatan Energi No
Keg. BLI (judul)
Dukungan Badan Litbang dan Inovasi Indikator
Target
Kategori H/M/L
1 Studi kelayakan pembangunan Mikro atau minihidro pada kawasan konservasi pada lokasi target seperti (TN Kerinci Seblat, TN Bogani, TN Manupeu dan Laiwangi, TWA Gunung Baung, dll) 2 Studi kelayakan pembangunan energy panas bumi di kawasan konservasi.
Tersedianya data dan informasi pada Minimal kawasan konservasi dapat High kawasan konservasi yang dapat menghasilkan 1.500 Kwatt dari menyediakan dan menghasilkan energy Energi air. berbasis air untuk masyarakat sekitar
3 Analisis dampak ekonomi pada pembangunan mikrohidro dan panas bumi di kawasan konservasi pada masyarakat disekitar konservasi
Tersedianya data dan informasi dampak Data dan informasi serta yang ditimbulkan, besarnya ekonomi rekomendasi yang dihasilkan, dan kontribusi untuk masyarakat sekitar
Tersedianya data dan informasi pada Minimal kawasan konservasi dapat High kawasan konservasi yang dapat menghasilkan kemitraan panas menyediakan dan menghasilkan energy bumi sebanyak 4 unit. berbasis panas bumi untuk masyarakat sekitar Medium
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
7
7/21/2016
Program Prioritas Nasional: Kemaritiman dan Kelautan Program Prioritas : Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Kegiatan Prioritas : Pengelolaan Wisata Bahari NO.
KEGIATAN
1 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati & Pengelolaan Taman Nasional
SASARAN KEGIATAN Meningkatnya kesiapan dan kualitas pelayanan wisata alam bahari pada kawasan konservasi
INDIKATOR
TARGET
Obyek Daerah Tujuan Wisata di 18 unit KSDA kawasan konservasi non taman 15 unit TN nasional (CA, SM, TB) dan Taman Nasional yang layak untuk dikunjungi
PAGU (Juta) 36.469
Kegiatan Prioritas : Konservasi Pesisir dan Laut NO.
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
1 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Jumlah KPHK pada kawasan konservasi laut dan pesisir terbentuk dan beroperasi
Jumlah KPHK pada kawasan konservasi laut dan pesisir terbentuk dan beroperasi
2 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati & Pengelolaan Taman Nasional
Meningkatnya populasi Peningkatan populasi penyu sisik, keanekaragaman hayati di penyu belimbing dan keanekaragaman kawasan konservasi dan taman jenis ikan di wilayah laut dan pesisir nasional pesisir, laut dan terrestrial
3 Pembinaan Jumlah kawasan mangrove yang Konservasi Ekosistem dikelola sebagai kawasan Esensial ekosistem esensial
Jumlah forum kelembagaan pengelolaan kawasan ekosistem esensial yang telah ditetapkan penataan pengelolaannya
4 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Jumlah kawasan konservasi laut dan pesisir (CA Laut, SM Laut dan TWA Laut) yang ditingkatkan efektivitas pengelolaannya hingga memperoleh nilai indeks METT minimal 70%
Terjaminnya efektivitas pengelolaan kawasan konservasi non taman nasional di pesisir dan laut di tingkat tapak serta keanekaragaman hayati
TARGET 35 unit
PAGU (Juta) 105.000
2%
40.000
6 Unit
2.400
30 unit KK
20.000
203.869
JUMLAH ALOKASI PRIORITAS NASIONAL KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Program Prioritas Nasional: Kemaritiman dan Kelautan No
Keg. BLI (judul) 1. Penelitian mengenai pengelolaan kawasan konservasi di 7 TN Laut yang mendukung Kemaritiman dan Kelautan Indonesia 2. Studi terumbu karang dan keanekaragaman jenis lainnya di kawasan konservasi (Taman Nasional Laut dan Cagar Alam Laut)
Dukungan Badan Litbang dan Inovasi Indikator Target Tersedianya data dan informasi mengenai Data dan informasi serta rekomendasi kemajuan pengelolaan 7 TN Laut
Tersedianya data dan informasi mengenai keanekaragaman hayati di kawasan konservasi laut
Data dan informasi
3. Studi dampak ekonomi dan sosial pada Tersedianya informasi dan analisis mengenai Analisis dampak
TN laut atau Cagar Alam laut
4. Studi dampak pariwisata bahari
Kategori H/M/L High
Medium
Medium
dampak aktivitas konservasi di kawasan konservasi terhadap aspek ekonomi lokal dan social Tersedianya dampak pariwisata bahari pada Analisis dampak aktivitas pariwisata kelestarian sumber daya alam air dan bawah air serta pesisir
High
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
8
7/21/2016
Prioritas Nasional: Pembangunan Pariwisata 10 DESTINASI WISATA PRIORITAS Rakor 14 September 2015
Danau Toba
Kep Seribu
TWA Sijaba hutaginjang
KEK Tg. Lesung TN Ujung Kulon
Tg. Kelayang
TN Kep. Seribu
Borobudur, dskt TN Merapi, TN Merbabu, TWA Guci
Ket Kotak: Kawasan Konservasi yang mendukung DWP
KEK Morotai
Wakatobi
TN Wakatobi
Bromo Tengger Semeru
KEK Mandalika
Flores Labuan Bajo
TN Bromo Tengger Semeru, TWA Kawah Ijen, TN Baluran, TN Alas Purwo, TN Merubetiri
TN Gunung Rinjani, TWA Gunung Tunak, TWAL P. Moyo
TN Komodo
Prioritas Nasional: Pembangunan Pariwisata Program Prioritas : Pengembangan Destinasi Wisata Kegiatan Prioritas : Penyiapan Objek Wisata NO. 1 2
3
KEGIATAN Pengelolaan Taman Nasional Pengelolaan Taman Nasional & KSDAH Pengelolaan Taman Nasional & KSDAH
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
Tersusunnya desain tapak untuk pembangunan sarpras wisata alam di kawasan konservasi Meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke kawasan taman nasional
Jumlah desain tapak untuk pembangunan sarpras wisata alam di taman nasional Jumlah kunjungan wisatawan Manca Negara dan Domestik
Terbangun dan beroperasinya Suaka satwa (Sanctuary) spesies terancam punah prioritas sebagai daya tarik wisata di Kawasan Konservasi
Jumlah sanctuary yang terbangun dan beroperasi di kawasan konservasi untuk menjadi objek wisata
TARGET 10 unit KK
PAGU (Juta) 5.000
4.000.000 wisnus 300.000 wisman
162.000
6 unit KSDA 6 unit TN
60.000
Kegiatan Prioritas : Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi NO. 1
KEGIATAN Pengelolaan Taman Nasional & KSDAH
SASARAN KEGIATAN Pembangunan jalan akses wisata dalam kawasan konservasi (TWA dan Taman Nasional)
INDIKATOR
TARGET
Panjang jalan akses wisata dalam kawasan konservasi (TWA dan TN)
290 Km
PAGU (Juta) 29.080
Kegiatan Prioritas : Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi NO.
1
KEGIATAN Pengelolaan Taman Nasional & KSDAH
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
Pemenuhan sarpras wisata Jumlah sarana prasarana pariwisata alam alam yang layak dan memadai (shelter, visitor center, track, maket, canopy di TWA bridge dll) di taman nasional yang termasuk dalam objek wisata prioritas nasional destinasi wisata dan kawasan konservasi prioritas JUMLAH ALOKASI PRIORITAS NASIONAL PARIWISATA
TARGET 4 TN dan 10 TWA/TWAL
PAGU (Juta) 93.600
349.680
9
7/21/2016
Prioritas Nasional: Pembangunan Pariwisata No
Keg. BLI (judul)
1 Teknologi Konservasi Satwa Langka Prioritas Kalimantan (Badak)
Dukungan Badan Litbang dan Inovasi Indikator
Target
Kategori H/M/L
sebaran habitat potensial badak untuk konservasi keanekaragaman konservasi dan penyelamatannya hayati jenis langka dan prioritas Kalimantan (orangutan, bekantan, badak) konservasi dan ekowisata orangutan sanctuary orangutan
High
Data dan informasi tentang Perilaku, rancangan pengelolaan species 3 Model Pengelolaan species terancam punah prioritas Tarsius respon, rancangan pengelolaan species fuscus di TN Batimurung Bulusaraung sebagai Daya Tarik Wisata Plot pengkayaan habitan seluas 2 4 Pengkayaan Habitat Pelepasliaran Terbangunnya Plot pengkayaan Orang Utan di KPH Konservasi habitan ha TN. Bukit Tiga Puluh Data dan Informasi Data dan Informasi 5 Model Pengelolaan Jasa Lingkungan wisata di TN Bantimurung Informasi 6 Kajian Kebijakan Pengembangan Informasi Strategi Pengembangan Pemanfaatan Wilayah Tertentu Wisata Alam KPHL Rinjani Barat (Wisata Alam) di KPHL Rinjani Barat (BPPTHHBK Mataram)
High
2 Pembangunan sanctuary orangutan,
High
Medium
Low
Low
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Sanctuary dan Pusat Konservasi
Pembangunan 50 unit Sanctuary s/d tahun 2019 Tiga Fungsi: • Pusat Konservasi Satwa Terancam Punah • Pusat Studi Spesies Endemik
• Sebagai Objek Wisata Baru dan Atraksi
Tambling Wildlife Nature Conservation
Nyaru Menteng Orangutan Rehabilitation and Reintroduction Center, Kalteng
Butterfly Garden, TN Bantimurung-Bulusaraung
Elephant Conservation Units, Kerinci Seblat National Park
10
7/21/2016
CONTOH PENGEMBANGAN SANCTUARY
Javan Gibbon Centre, TNGGP
Jalak Bali
Sumateran Rhino Sanctuary, TN Way Kambas
Orangutan Sanctuary (BOS Foundation), Kalteng
Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus Program Prioritas : Ketersediaan dan Kualitas Bahan Baku Kegiatan Prioritas : Jaminan ketersediaan dan kualitas bahan baku industri hasil hutan NO.
KEGIATAN
1 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
SASARAN KEGIATAN Tersedianya bahan baku untuk industri berbasis tumbuhan dan satwa liar (TSL)/bioresources
INDIKATOR
TARGET
Produksi hasil penangkaran TSL dari kelas: a) Anthozoa 2.500.000 pcs; b) Mamalia 4500 ekor; c) Herpetofauna 3.500.000 ekor
6.004.500 pcs/spesies
Produksi hasil pemanfaatan TSL dari alam, kelas: a) Mamalia 5.030 ekor; b) Reptil 1.848.916 ekor ; c) Amphibia 83.839.375 ekor; d) Burung 7.695 ekor ; e) Arthropoda70.435 ekor; f) Anthozoa 1.979.750 pcs; g) Pisces 10.000 ekor; h) Tumbuhan 975.103 pcs
6.004.500 pcs/spesies
JUMLAH ALOKASI PRIORITAS NASIONAL KAWASAN INDUSTRI DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
PAGU (Juta) 11.000
14.200
24.200
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
11
7/21/2016
Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus Dukungan Badan Litbang dan Inovasi Indikator Target (1) Kegiatan rutin di penangkaran, (2) 9 kegiatan, ... Indukan, ... Target Kesehatan Anoa, (3) Pengaturan kawin, (4) anakan? Kelahiran anak Anoa (5) Morfologi Anoa, (6) Transponder (7) Monev (8) Pupuk kandang (9) Dokumentasi video 2 Konservasi eksitu dan rehabilitasi kura- - Tersedianya metode perkembangbiakan dan metode dan data dan informasi kura leher ular Rote di NTT perbanyakan populasi; data dan informasi teknik rehabilitasi di penangkaran; data dan informasi kesiapan masyarakat menangkarkan kura-kura leher ular
No
Kategori H/M/L
Keg. BLI (judul) 1 Breeding Centre of Anoa
3 Potensi Pengembangan Satwa Liar Endemik Papua 4 Peningkatan Produktivitas Tanaman Masoi di Papua (Unggulan Daerah) 5 Peningkatan Produktivitas Sagu (Unggulan Daerah) 6 Pengembangan jenis Tristaniopsis obovata untuk melestarikan dan meningkatkan produksi jamur pelawan dan madu pahit pelawan yang bernilai ekonomi tinggi 7 Strategi Pelestarian Jenis Taxus untuk mendukung Ketersediaan Bahan Baku Obat Anti Kanker
High
Medium
Paket data informasi keanekaragaman hayati Paket data informasi kehati 3 jenis: kurayang berkualitas kura leher ular, burung cenderawasih, landak Paket IPTEK peningkatan produktivitas Masoi 1 Paket IPTEK Masohi
Medium
Demplot dan Paket IPTEK peningkatan produktivitas Sagu
Demplot dan paket IPTEK Sagu
Medium
Tersedianya paket teknologi produksi bibit, penanaman inang Tristaniaopsis obovata, teknologi produksi massal miselia ektomikoriza, dan metode inokulasi ektomikoriza yang praktis di persemaian data dan informasi
Pekat teknologi perbanyakan bibit T.obovata yang bermikiroza yang mampu memproduksi jamur pelawan dan menyediakan pakan untuk lebah madu pahit pelawan data dan informasi
Medium
Low
Low
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Prioritas Nasional : Ekspor Non-Migas Program Prioritas : Peningkatan Eksport Non Migas Kegiatan Prioritas : Pengembangan Fasilitasi Eksport- Impor NO.
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
Konservasi 1 Sumber Daya Alam Hayati
Terjaminnya efektivitas upaya konservasi spesies dan sumberdaya genetik
Jumlah unit penangkar yang melakukan peredaran satwa liar dan tumbuhan ke Luar Negeri bersertifikat
Konservasi 2 Spesies dan Genetik Konservasi Spesies dan Genetik 3
Meningkatnya Nilai Ekspor TSL dan Bioprospecting
Nilai ekspor TSL dan Bioprospecting
Mewujudkan keamanan hayati, keamanan pangan, dan/atau pakan PRG bagi kesejahteraan rakyat berdasarkan prinsip kesehatan serta pengelolaan sumberdaya hayati dan perlindungan konsumen dari perdagangan internasional yang tidak adil
Jumlah hasil assesment Aman Lingkungan terhadap 20 Produk Rekayasa Genetik
Konservasi Spesies dan 4 Genetik
Mengimplementasikan ketentuan dalam Jumlah Prior Informed Consent (PIC) Protokol Nagoya dalam rangka memfasilitasi pemanfaatan sumberdaya genetik yang akses PIC dan menjamin pembagian diterbitkan sebanyak 10 PIC keuntungan yang adil dan seimbang.
Konservasi Spesies dan 5 Genetik
Peningkatan kertas posisi Indonesia dalam Pertemuan Konvensi Internasional bidang perundingan perdagangan internasional berbasis keanekargaman hayati
Jumlah kertas posisi Indonesia di Perundingan Perdagangan Internasional berbasis Keanekaragaman Hayati
TARGET 30 unit
PAGU (Juta) 3.000
Rp. 5,3 T
1.500
4 PRG
1.200
4 PIC
1.600
4 Kertas Posisi
1.000
JUMLAH ALOKASI PRIORITAS NASIONAL EKSPOR NON-MIGAS
8.300
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
12
7/21/2016
Prioritas Nasional : Ekspor Non-Migas No
Keg. BLI (judul)
Dukungan Badan Litbang dan Inovasi Indikator
Data dan informasi potensi 1 Studi bioprospecting tanaman obat di hutan tumbuhan obat yang dapat konservasi dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi Data dan informasi potensi 2 Studi bioprospecting satwa liar di hutan satwa liar yang dapat konservasi dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi 3 Studi penguatan posisi Data dan informasi Indonesia dalam mengenai implementasi konvensi Internasional konvensi internasional bidang KSDAE 4 Studi pengembangan Data dan informasi tata penangkaran TSL yang cara penangkaran TSL lestari secara lestari
Kategori H/M/L
Target
5 spesies unggulan dengan nilai ekonomi tinggi
High
5 spesies satwa unggulan dengan nilai ekonomi tinggi
High
2 kertas posisi
Medium
1 judul rekomendasi
Low
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Program Prioritas : Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan Kegiatan Prioritas : Penguatan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam pemanfaatan sumber daya alam, pengelolaan lingkungan hidup dan teknologi tepat guna NO. 1
2
3 4
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
Pengelolaan Terintegrasinya zonasi/ blok dan Informasi pengelolaan kawasan konservasi ke Konservasi Alam dalam Peta RBI Skala 1:50.000 (One Map Policy) sebagai dasar pengelolaan KK untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa/adat
Jumlah data spasial zonasi/ blok pengelolaan kawasan konservasi yang terverifikasi dan terintegrasi ke dalam Peta RBI Skala 1:50.000 (One Map Policy) sebagai dasar pengelolaan KK untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa/adat Pengelolaan Tersedianya arahan pengelolaan/ Jumlah penataan blok pengelolaan Taman Nasional pemanfaatan ruang di dalam kawasan kawasan konservasi sebagai informasi & KSDAH konservasi non TN (blok pengelolaan) bagi masyarakat desa/adat dalam sebagai informasi bagi masyarakat pemanfaatan SDA, pengelolaan desa/adat dalam pemanfaatan SDA, lingkungan hidup dan penerapan pengelolaan lingkungan hidup dan teknologi tepat guna penerapan teknologi tepat guna Pengelolaan Taman Nasional & KSDAH Pengelolaan Taman Nasional
Terciptanya usaha ekonomi produktif di Jumlah desa di daerah penyangga desa sekitar Kawasan Konservasi kawasan konservasi non TN yang memiliki usaha ekonomi produktif Meningkatnya akses masyarakat dalam Luas zona tradisional pada taman pemanfaatan potensi kawasan TN nasional yang dikelola melalui kemitraan dengan masyarakat JUMLAH ALOKASI PRIORITAS NASIONAL DESA DAN KAWASAN PERDESAAN
TARGET 551 peta untuk 551 KK
PAGU (Juta) 1.900
413 KK dan 3 TN
11.876
77 desa
75.700
25.000 Ha
33.500
122.976
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
13
7/21/2016
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Dukungan Badan Litbang dan Inovasi Kategori H/M/L Keg. BLI (judul) Indikator Target 1 Teknik pengolahan minyak kapur Dihasilkannya alat prototype destilasi Peningkatan pendapatan taraf hidup High dan keruing asal Kalimantan Timur miak keruing dan pembuatan produk masyarakat sekitar hutan melalui berbahan baku minyak kerung pengelolaan minyak keruing
No
2 Effervescent Tumbuhan Obat asal KHDTK Labanan
Tersedianya data dan informasi tumbuhan Data dan informasi tumbuhan obat obat dari KHDTK Labanan; Tersedianya dari KHDTK Labanan; Teknologi tepat teknologi tepat guna dalam bentuk guna dalam bentuk effervescent; effervescent; Terbangunnya sentra Sentra industri rumah tangga yang industri rumah tangga yang membuat membuat produk effervescent produk effervescent
High
3 Aplikasi pengembangan woodpellet 1 areal pengembangan 3 paket iptek dari Biomassa 4 Pilot IPTEK Biodiesel Nyamplung terselenggaranya pengembangan dan alih 1 pilot teknologi biodiesel nyamplung 5 PILOT IPTEK ARANG TERPADU Terselenggaranya inovasi dan alih 1 pilot teknologi pengolahan bioethanol dari nira aren 6 Resolusi Konflik Tenurial di Taman Persoalan konflik tenurial di Taman peta konflik dan model resolusi Nasional Meru Betiri, Jember Nasional Meru Betiri teratasi konflik, tahap selanjutnya adalah implementasi model resolusi konflik tenurial 7 Pengembangan spesies kunci Terbangunnya demplot pengembangan Demplot seluas …… budaya dalam pemberdayaan pinang dan sirih di desa katikuloku dan masyarakat dan konservasi beberapa desa penyangga TN manupeu lingkungan pedesaan (BPK Kupang) Tanadaru
High High High
High
High
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Dukungan Badan Litbang dan Inovasi Keg. BLI (judul) Indikator 8 Peningkatan Produktivitas HHBK Jenis Demplot Konservasi dan Provenan 2 Demplot Pranajiwa (Euchresta horfieldii) dan Bidara Laut (Strchynos lucida) sebagai sumber obat potensial di Bali dan NTB (BPPTHHBK Mataram)
No
9
Teknik pengolahan pasak bumi sebagai Informasi toksisitas, antioksidan dan biomedici dan biocosmetic bioaktivitas
10 Penelitian Teknologi Konservasi dan
Pemanfaatan Tumbuhan Obat Kalimantan (Akar Kuning) 11 Teknologi baru formulasi inokulasi
gaharu untuk penyediaan bahan baku obat (incence) dan produk turunannya
Target
Variasi sumber produksi dari pengolahan pasak bumi sebagai efisiensi produk untuk penngkatan pendapatan masyarakat
teknik budidaya akar kuning secara generatif, paket IPTEK pengelolaan akar kuning vegetatif maupun kultur jaringan, standardisasi dalam rangka konservasi jenis, mutu simplisia akar kuning sesuai standar meningkatkan produktivitas dan nilai bahan baku obat tradisional ekonomi produk hasil hutan Tersedianya formulasi konsentrat inokulan pembentuk gaharu yang lebih efesien dan efektif
Pengembangan paket teknologi produk inokulan, teknik inokulasi dan prototype produk turunan obat gaharu
Kategori H/M/L High
Medium
Medium
Low
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
14
7/21/2016
SUMMARY RENCANA BELANJA PROGRAM KSDAE 2017 SARPRAS WISATA ALAM 349 M 4 Destinasi Wisata Prioritas Nasional
105 M KPH KONSERVASI PESISIR LAUT & TERRESTRIAL
DAERAH PENYANGGA
(Komodo, Kep. Seribu, Wakatobi dan 100 KPHK terbentuk, Bromo Tengger Semeru) 35 KPHK beroperasi 10 Paket sarana prasarana pariwisata alam (shelter, visitor center, track, SANCTUARY SPESIES maket, canopy bridge, MCK,tempat 60 M ATRAKSI WISATA DI KK pengolahan sampah, pondok 12 unit sanctuary spesies pemandu dll) terancam punah di 12 KK 10 Desain Tapak di KK prioritas wisata - Pembangunan dan Operasional 4.300.000 orang target jumlah sebesar 5 M /sanctuary kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik di Kawasan Konservasi 290 km perbaikan jalan akses menuju PENINGKATAN POPULASI 41 M kawasan konservasi 25 SPESIES TERANCAM PUNAH 136 M PERLINDUNGAN HUTAN 15% Penurunan Gangguan di Wilayah Konservasi dari Baseline 2014 sebanyak 250 kejadian 78 M 10% penurunan luas kawasan yang terbakar di Kawasan Konservasi dari baseline 2015 sebanyak 54.823 Ha
LAUT DAN TERRESTRIAL 25 jenis spesies terancam punah meningkat 2% - Peningkatan Populasi Penyu dan Keanekaragaman Ikan di Kawasan Konservasi - Peningkatan Populasi Satwa Terancam Punah di Alam dan Lembaga Konservasi
122 M Bina Daerah Penyangga 74 UPT Pengembangan Usaha Ekonomi pada 148 Kelompok Masyarakat
ENERGI BARU TERBARUKAN DI KK
49 M
1.500 KWatt Energi yang dihasilkan dari mini/mikro hidro dari Kawasan Konservasi 5 Unit perizinan pemanfaatan potensi panas bumi
PEMANFAATAN TSL Rp. 5,3 Triliun Meningkatnya Nilai Ekspor TSL dan 24 M Bioprospecting
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
15
7/21/2016
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Rimbawan yang Bersih, Kompeten, dan Melayani DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
16