[107] Membangun Generasi Qur’ani, Terdepan dalam Teknologi Thursday, 24 October 2013 03:51
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Pesantren Robbi Rodliyya, Semarang
Sekitar 10 ribu pasang mata peserta Muktamar Khilafah mengarah kepada puluhan remaja yang dengan lincah dan cekatan memainkan teatrikal sejarah masuk Islamnya penduduk Nusantara, Ahad (5/5) di Stadion GOR Jatidiri, Semarang.
Dengan formasi tertentu, dua puluh remaja membawa gulungan peta Nusantara raksasa ke tengah lapang lalu membentangkan peta tersebut sehingga hampir menutupi seperempat lapangan. Lalu datang kapal dagang yang sejatinya juga kapal dakwah utusan khilafah dari pojok lapangan yang dibopong puluhan remaja lainnya. Peserta muktamar pun serentak bertakbir.
Dalam teatrikal tersebut diceritakan bahwa dakwah disambut baik warga, sehingga Islam menyebar ke berbagai pulau di Nusantara. Lalu datang penjajah Barat. Sehingga Nusantara menjadi gelap dan belahan dunia lainnya pun menjadi suram pasca runtuhnya khilafah. Pesan
1/6
[107] Membangun Generasi Qur’ani, Terdepan dalam Teknologi Thursday, 24 October 2013 03:51
itu disampaikan pemain teatrikal dengan membopong replika bola dunia yang terbalut kain hitam. Sesi pertama berakhir.
Usai orator berorasi, sesi kedua dimulai dengan datangnya para dai yang ditandai dengan masuknya puluhan remaja mengibarkan bendera hitam dan putih bertuliskan dua kalimat syahadat ke tengah lapang. Para dai ini dengan semangat terus berdakwah disimbolkan dengan terus berlari dan membuat formasi atraktif sembari mengibarkan bendera.
Mereka mengelilingi bola dunia hingga akhirnya kain hitam tersingkap dan tegak kembali khilafah dengan ditandai bola dunia yang berwarna kuning emas. Peserta pun serentak meneriakkan takbir dan tidak sedikit meneteskan air mata kerinduan tegak kembalinya khilafah.
Pemain teatrikal jumlahnya ada 55 orang, termasuk Muhammad Abdurrohman Muhajir. Siswa kelas 2 Jurusan Multimedia SMK dan Pesantren Robbi Rodliyya tersebut mengaku, selain dirinya ada empat belas teman dari sekolahnya yang juga ikut menjadi pemain teatrikal.
Sedangkan di kursi peserta muktamar, tampak Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah SMK Robbi Rodliyya Ihsan Mudzakkir dan Faqihuddin Habibullah serta guru-guru dan siswa-siswi sekolah kejuruan yang sekaligus pesantren yang beralamat di Jalan Woltermonginsidi No 59 Genuk, Semarang tersebut.
Sejarah
Yayasan yang menaungi SMK dan Ponpes Robbi Rodliyya didirikan pada Pebruari 1990. Fokus dan niatan mendirikan yayasan adalah untuk kegiatan dakwah dan membangun generasi masa mendatang dengan Alquran.
Makanya ketika diminta turut menyukseskan muktamar yang berisi ajakan penegakan Alquran
2/6
[107] Membangun Generasi Qur’ani, Terdepan dalam Teknologi Thursday, 24 October 2013 03:51
dalam level negara, yayasan ini langsung menyambut baik dengan mengutus 60 siswa SMK dan sepuluh gurunya untuk berpartisipasi dalam kesuksesan acara.
Awalnya, yayasan digunakan untuk naungan pengajian-pengajian yang diikuti masyarakat sekitar yayasan saja. Barulah pada 2008, yayasan mendirikan SMK, waktu itu jurusannya hanya Teknik Informatika (multimedia).
“Alhamdulillah didukung oleh tokoh masyarakat setempat yang dipimpin Ustadz Ajib, maka pendirian sekolah menjadi lebih lancar,” aku Ihsan Mudzakkir, ketua yayasan, kepada Media Umat.
Gedung juga dipersiapkan, dan didesain secara khusus oleh Abdullah, arsitek. Untuk menjawab kebutuhan masyarakat barulah pada tahun ajaran 2012/2013 ditambahkan jurusan Listrik (Teknik Pembangkitan).
Sedangkan malam harinya dibuka pesantren untuk siswa yang menginap bahkan tidak sedikit pula mahasiswa Unissula Semarang turut nyantri di sini untuk memperdalam agama.
Kurikulum
Untuk mewujudkan visi menjadi SMK terkemuka dalam membangun generasi berakhlak mulia yang diridlai Allah yang memiliki keunggulan di bidang teknologi dan kepemimpinan, maka kurikulum Robbi Rodliyya memadukan tiga kelompok kurikulum yakni agama, nasional dan muatan lokal.
Porsi untuk agama cukup besar yakni menempati kurang lebih 30 persen dari keseluruhan jam di sekolah. Agama yang disajikan adalah berupa Akidah, Fikih, Tarikh Islam, Akhlak, serta studi dasar Islam.
3/6
[107] Membangun Generasi Qur’ani, Terdepan dalam Teknologi Thursday, 24 October 2013 03:51
Dengan diajarkannya studi dasar Islam, diharapkan setiap siswa mengetahui Islam secara menyeluruh. Tidak hanya ibadah mahdlah saja, tapi juga bagaimana Islam mengatur kehhidupan umum, masyarakat, muamalah, bahkan negara dan politik. Akan tetapi karena keterbatasan waktu belajar, maka diberikan pokok-pokok pikirannya saja. Untuk selanjutnya siswa dapat menggali dengan bantuan guru di luar jam sekolah.
Mengingat segala kegiatan siswa tentang pembelajaran Islam sudah dimasukkan ke dalam kurikulum, maka praktis rohis tidak diperlukan. “Bahkan ini lebih baik ya, karena kalau rohis hanya terbatas ekstra kurikuler, akan tetapi kegiatan Islam di sini menjadi intra kurikuler, masuk ke dalam kurikulum. Siswa harus mengikutinya,” ungkap Ihsan.
Untuk kegiatan lainnya, seperti shalat dhuha berjamaah, shalat zhuhur berjamaah dan kultum, juga harus diikuti seluruh guru dan siswa.
Khusus kelas tiga, diwajibkan mengikuti mabit secara rutin sepekan sekali. Mabit diisi dengan ceramah agama, shalat malam berjamaah, dan kegiatan lain yang bersifat mendekatkan diri kepada Allah.
Fasilitas
Fasilitas berupa gedung dua lantai. “Alhamdulillah sudah dibangun kampus II,” ungkapnya.
Sedangkan dalam satu kelas maksimal 25 anak didik. Juga tersedia laboratorium multimedia, listrik pembangkit, kelistrikan mobil, dll .
Untuk memperlengkap fasilitas, SMK RR juga bermitra dengan perusahaan-perusahaan di
4/6
[107] Membangun Generasi Qur’ani, Terdepan dalam Teknologi Thursday, 24 October 2013 03:51
bidangnya, seperti PT Indonesia Power Semarang, PT Sultan Agung Press Semarang, dll
Ia juga menyatakan siswa-siswinya dalam tiga angkatan ini lulus seratus persen. Bahkan meraih nilai terbaik Ujian Praktek kejuruan se-Kota Semarang tahun 2012, Juara II LKS IT Software Application se-kota Semarang 2011 serta Juara I Lomba Tahfidzul Quran Remaja putra se-Kota Semarang 2010 .
Di samping itu, SMK RR juga menyediakan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) yang pesertanya adalah anak-anak warga di sekitar sekolah. Pengajian ibu-ibu di sekolah. Selain itu, setiap peringatan hari besar Islam, sekolah juga menggelar tablikh akbar bersama dengan masyarakat.
Sedangkan, alumni sekolah yang bermoto Membangun Generasi Qur’ani Terdepan Dalam Teknologi tersebut banyak diterima di beberapa perusahaan besar seperti Astra, Telkom dan Indonesia Power.
Selain itu juga ada yang diterima di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Bahkan ada yang mendapatkan beasiswa di beberapa perguruan tinggi di Semarang.[]brojo p laksono/joy
BOKS
Ihsan Mudzakkir, Ketua Yayasan Robbi Rodliyya
Perlu Pembinaan Intensif
Saya mengenal Hizbut Tahrir, bahkan saya mengikuti pembinaan yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Semarang. Sebagian guru dan murid juga mengikuti pembinaannya. Kami senantiasa mendorong agar guru dan murid mengikuti kegiatan yang sangat positif ini. Kegiatan yang akan membawa kita pada satu titik keridhaan Allah, membela agama Allah.
5/6
[107] Membangun Generasi Qur’ani, Terdepan dalam Teknologi Thursday, 24 October 2013 03:51
Harapan kami, HTI lebih aktif untuk menangani guru dan siswa dalam kegiatan seperti pembianaan. Kami juga berharap lebih banyak ustadz dari HTI yang dapat mengajar di sini agar dapat lebih mewarnai sekolah ini dengan sikap yang cerdas serta islami.
Karena, siswa inilah yang akan menjadi generasi penerus kita. Oleh karenanya perlu pembinaan yang intensif, terstruktur dan mendalam dalam pemikiran Islam, sehingga dapat berperan serta dalam dakwah Islam.[] brojo/joy
6/6