MODUL-3
SEKILAS TENTANG ERP; STANDARISASI PERAKUNAN & FORMAT LAPORAN KEUANGAN Medan, 8 Agustus 2016
Oleh: Indra Soesetiawan, Ak, CPA.,CA. Managing Partner KAP. Djoko, Sidik & Indra International member of: Ujian terakhir bagi seorang pemimpin adalah bahwa dia bisa meninggalkan dalam diri orang lain suatu keyakinan dan kemauan untuk berjuang lagi. Walter Lipman
MODUL-3
DAFTAR ISI • ERP (MANFAAT & RISIKO)
Halaman
3-4
• SIMULASI: SAP ERP – Enterprise Core Components
5
• STRATEGI UTAMA MENGOPTIMALKAN ERP - SIA PADA ENTITAS
6
• STANDARISASI BAGAN PERAKUNAN (Chart of Account/COA) • TRENDSETTER Format/Susunan Lap. Keuangan • STANDARISASI PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI GRUP (KONSOLIDASIAN)
7 - 10 11 - 12 13
• KONKLUSI
14 - 23
• FORMAT STANDAR LK
24 - 34
2
MODUL-3
ERP (MANFAAT & RISIKO) ERP menggabungkan semuanya dari ujung-ujung. Yang artinya, detik ini bagian warehouse di lokasi - A mengeluarkan barang (good issue), manajer accounting di head office di lokasi – B sudah bisa melihat movement barangnya. Sebagian kecil MANFAAT APLIKASI ERP: 1. Integrasi Data Keuangan.
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik. 2. Standarisasi Proses Operasi.
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas (OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBER DAYA), penurunan inefisiensi (COST REDUCTION) dan peningkatan kualitas produk. 3. Standarisasi Data dan Informasi.
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda. 3
MODUL-3
ERP (MANFAAT & RISIKO) (1) ERP SAP pada dasarnya menyediakan semua solusi untuk semua fungsi dalam perusahaan, dalam industri manapun. Tapi pada umumnya modul SAP yang sering dipakai adalah: • FICO (Financial Controlling); • SD (Sales & Distribution); • MMPP (Material Management, Production Planning); • HR (Human Resources). KELEMAHAN APLIKASI ERP: •
Untuk mendapatkan keuntungan penuh dari penggunaan SAP harus terjadi penggantian 90% s.d. 100% teknologi yang ada sebelumnya. Hal ini menyebabkan berubahnya budaya kerja yang telah ada sebelumnya. DIPERLUKAN STRATEGI CHANGE MANAGEMENT.
•
Penggantian sistem memerlukan biaya yang tinggi dan waktu implementasi bisa berkepanjangan. DIPERLUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM SECARA “INTEGRATED MULTI FUNCTION & SCOPE OF WORK” DALAM PILIHAN PROSES BISNIS YANG “BEST PRACTICE” (DGN BERUSAHA MAKSIMAL MEMANFAATKAN DEFAULT SYSTEM YG TERSEDIA)
4
MODUL-3
SIMULASI: SAP ERP – Enterprise Core Components
5
MODUL-3 STRATEGI UTAMA MENGOPTIMALKAN ERP - SIA PADA ENTITAS MAMPU MENGHASILKAN LK KONSOLIDASI PT PELINDO I (Persero) & ENTITAS ANAK Menjadi Lebih: CEPAT & TEPAT WAKTU; AKURAT; MENINGKATKAN PENGENDALIAN THD. KINERJA KEUANGAN; MENINGKATKAN KINERJA SDM; EFISIEN DALAM PENGEMBANGAN IT/SOFTWARE APLIKASI KEUANGAN
DIJAMIN DAPAT DILAKSANAKAN MELALUI STANDARISASI PENGGUNAAN KODE AKUN PADA BERBAGAI SEGMEN USAHA SEBAGAI TAHAPAN AWAL YANG HARUS DILALUI & DIPATUHI OLEH SELURUH ENTITAS USAHA MENUJU KE: INTEGRASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SECARA TERSTRUKTUR & SISTEMATIS.
DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
6
MODUL-3
STANDARISASI BAGAN PERAKUNAN (Chart of Account/COA) TUJUAN Untuk menstandarkan jenis-jenis akun yang akan digunakan untuk pemrosesan data, baik secara manual maupun terkomputerisasi agar memudahkan (i) mengelompokkan, (ii) mencatat, (iii) melaporkan, dan (iv) mengontrol transaksi2 dari suatu entitas dengan cara sistematis.
FUNGSI Merupakan suatu daftar dari serangkaian kode-kode yang dibuat atau disusun secara sistematis dan teratur dalam struktur akun tertentu dengan menggunakan simbol-simbol huruf (alphabet), angka (numerik), atau paduan antara keduanya (alfanumerik). Termasuk di dalamnya adalah unsur-unsur, seperti: (i) kode akun (account code); dan (ii) nama akun (accounts name). COA mempunyai peranan penting dalam pengembangan SIA. DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
7
MODUL-3
STANDARISASI BAGAN PERAKUNAN (Chart of Account/COA) (1) MANFAAT 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Meningkatkan efisiensi pencatatan atau membuat (i) catatan operasional, (ii) akuntansi dan keuangan menjadi lebih ringkas dan sistematis. Efisiensi pencatatan juga terlihat pada sistematika catatan yang menjadi jauh lebih rapi dan teratur dengan menggunakan kode akun dibanding tanpa kode akun. Meningkatkan kontrol pencatatan, kode akun menjadi identitas transaksi atau kejadian yang mudah dilihat dan diingat oleh para pengguna. Dengan demikian, catatan-catatan menjadi lebih mudah dikontrol, dibandingkan, dan dianalisis, baik untuk tujuan menilai absah atau tidaknya suatu catatan, maupun untuk menilai informasi dalam rangka pengambilan keputusan bagi pengguna (user) informasi yang bersangkutan. Memudahkan perbaikan atau penyesuaian, maksudnya yaitu tindakan-tindakan melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap catatan-catatan yang mengalami perubahan karena kejadian atau transaksi tambahan ataupun karena kesalahan yang dilakukan oleh para pengguna (user) . Memudahkan pemrosesan atas hasil-hasil catatan, dengan kode akun yang efektif, maka seluruh pemrosesan data atau hasil-hasil catatan akan lebih mudah dilaksanakan dan jauh lebih terkontrol. Memudahkan penyusunan laporan, kode akun yg baik menjadi ‘modal’ bagi pembuatan laporan-laporan yang baik, dan ini artinya memberikan dasar bagi pengambilan keputusan. Memudahkan pembaca laporan dari berbagai pihak untuk pengambilan keputusan.
DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
8
MODUL-3
STANDARISASI BAGAN PERAKUNAN (Chart of Account/COA) (2) APA YG. DIMAKSUD DNG. STANDARISASI PENGGUNAAN KODE AKUN (BAGAN PERAKUNAN)? SELURUH SEGMEN & ENTITAS USAHA DIBAWAH ENTITAS HOLDING (TANPA PENGECUALIAN) HARUS MENGGUNAKAN STANDAR KODE AKUN YANG SAMA. (Jika Kode Akun tidak sama menyiapkan TABEL KONVERSI) 5 - PERSYARATAN YANG HARUS DIPENUHI : 1)
2) 3) 4) 5)
PEMANFAATAN KODE AKUN BUKU BESAR YANG LEBIH DISEDERHANAKAN DENGAN MERELOKASI KE INFORMASI/LAPORAN SEGMEN & BUKU TAMBAHAN (SUBLEDGER) SECARA MAKSIMAL; SISTEMATIKA & SUSUNAN KODE AKUN HARUS STANDAR; KELOMPOK & JENIS AKUN YG DIGUNAKAN HARUS STANDAR; REVISI (PENAMBAHAN / PENGURANGAN) KODE AKUN HARUS DIKENDALIKAN SEPENUHNYA & TERPUSAT PADA HOLDING; DIBENTUK FUNGSI ‘QUALITY CONTROL ASSURANCE’ (QCA) (DIBAWAH FS. AKUNTANSI PADA ENTITAS HOLDING) YG AKAN MENJAMIN & MENDOKUMENTASIKAN SECARA TERUS-MENERUS SELURUH ENTITAS TELAH MEMAKAI DAFTAR KODE AKUN DAN/ATAU SOP AKUNTANSI KEUANGAN YG. STANDAR.
DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
9
MODUL-3
STANDARISASI BAGAN PERAKUNAN (Chart of Account/COA) (3) MANFAAT PENTING LAIN, STANDARISASI BAGAN PERAKUNAN: 1. MEMUDAHKAN PENERAPAN & PENGEMBANGAN SOFTWARE APLIKASI AKUNTANSI – KEUANGAN SECARA KONSOLIDASIAN PADA TINGKATAN HOLDING/ KANTOR PUSAT & BERBAGAI TINGKATAN DIBAWAHNYA SECARA TERINTEGRASI, EFISIEN & EFEKTIF. 2. MERELOKASI BEBAN KERJA SDM AKUNTANSI KHUSUSNYA, DARI SAAT INI BERKONSENTRASI PADA PENGGABUNGAN LAP. KEUANGAN KARENA BELUM STANDARNYA FORMAT SUSUNAN & JENIS AKUN PADA LAP. KEUANGAN MENJADI LEBIH BERKONSENTRASI PADA REVIEW KEHANDALAN SALDO AKUN & TRANSAKSI KEUANGAN YANG DIGABUNGKAN (COMBINATION) & DIKONSOLIDASIKAN (CONSOLIDATION). 3. STANDAR JURNAL YANG LEBIH PRAKTIS & SEDERHANA KARENA DIDUKUNG KODE AKUN YG STANDAR YG SEKALIGUS MENINGKATKAN PENGENDALIAN TRANSAKSI. 4. NANTINYA KE DEPAN DAPAT DIRUMUSKAN/DISUSUN SBG. “KPI” (Key Performance Indicator) YANG BERSUMBER DARI KEPATUHAN TERHADAP STANDARISASI KODE AKUN/SOP AKUNTANSI.
DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
10
MODUL-3
TRENDSETTER Format/Susunan Lap. Keuangan 1.
PSAK NO. 01 (REVISI 2009) : PENYAJIAN LAP. KEUANGAN YG. BERLAKU EFEKTIF TGL. 1 JAN. 2011 (ADOPSI IAS 1, PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENT, DGN. BEBERAPA PENGECUALIAN, PER 1 JAN. 2009); SEKALIGUS DENGAN MEMPERHATIKAN PERUBAHAN YAITU DENGAN ADANYA PSAK NO.01 (REVISI 2013) : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN YG. BERLAKU EFEKTIF 1 JAN. 2015.
2.
PSAK NO.04 (REVISI 2009) : LAP. KEUANGAN KONSOLIDASIAN & LAP. KEUANGAN TERSENDIRI (ADOPSI IAS 27, CONSOLIDATED & SEPARATE FINANCIAL STATEMENT, DGN. BEBERAPA PENGECUALIAN, PER 1 JAN. 2009); SEKALIGUS DENGAN MEMPERHATIKAN PERUBAHAN YAITU DENGAN ADANYA PSAK NO.04 (REVISI 2013) : LAP. KEUANGAN TERSENDIRI (ADOPSI IAS 27, SEPARATE FINANCIAL STATEMENT, DGN. BEBERAPA PENGECUALIAN) & PSAK NO.65 (REVISI 2013) : LAP. KEUANGAN KONSOLIDASIAN YG. BERLAKU EFEKTIF 1 JAN. 2015 (SEBAGAI REVISI ATAS PSAK NO.04 (REVISI 2009) & MENARIK ISAK NO.07, ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS).
3.
PSAK NO. 05 (REVISI 2009) : SEGMEN OPERASI YG. BERLAKU EFEKTIF TGL. 1 JAN. 2011 (ADOPSI IFRS 8, OPERATING SEGMENTS, DGN. BEBERAPA PENGECUALIAN, PER 1 JAN. 2009).
DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
11
MODUL-3
TRENDSETTER Format/Susunan Lap. Keuangan (1) 3.
PSAK NO. 02 (REVISI 2009) : LAPORAN ARUS KAS YG. BERLAKU EFEKTIF TGL. 1 JAN. 2011 (ADOPSI IAS 7, STATEMENT OF CASH FLOWS, KECUALI TERKAIT DENGAN TANGGAL EFEKTIF, PER 1 JAN. 2009).
4.
PERATURAN-PERATURAN KHUSUS YANG DIKELUARKAN OLEH KEMENTERIAN TEKNIS TERKAIT YANG BERDAMPAK LANGSUNG TERHADAP KEBUTUHAN INFORMASI KEUANGAN PENTING LAINNYA, SETELAH MEMPERHATIKAN SUNGGUH-SUNGGUH DAN MENYESUAIKAN DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) YG KINI KONVERGEN DENGAN IFRS.
5.
TRENDSETTER TERINCI UNTUK ENTITAS SEBESAR BUMN & ENTITAS ANAKNYA TEPAT (MESKIPUN BUKAN Tbk) : KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM & LK (KINI DISEBUT “OJK”) NO. KEP-347/BL/2012, TGL. 25 JUNI 2012, TENTANG PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN LAP. KEUANGAN EMITEN ATAU PERSH. PUBLIK; BERIKUT: PERATURAN NO. VIII.G.7 : PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK.
Mengapa?
Karena susunan perakunan laporan keuangan menurut Peraturan No.VIII.G.7 lebih terinci dan komprehensif dibanding PSAK No.01 (R-2013).
DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
12
MODUL-3 STANDARISASI PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI GRUP (KONSOLIDASIAN) PSAK 4, R-2009
PSAK 65, R-2013
LK Konsolidasi
LK Konsolidasi & LK Tersendiri PROSEDUR KONSOLIDASI, a.l.:
PERSYARATAN AKUNTANSI, a.l.:
Para.21: LK konsolidasian disusun dgn menggunakan ”KEBIJAKAN AKUNTANSI” YG SAMA utk. Transaksi & Peristiwa Lain dalam keadaan yg serupa.
Para.19: Entitas Induk menyusun LK konsolidasian dgn menggunakan ”KEBIJAKAN AKUNTANSI” YG SAMA utk. Transaksi & Peristiwa Lain dlm keadaan yg serupa.
Para.22: Jika anggota kelompok usaha (grup) [maksudnya: entitas anak] menggunakan Kebijakan Akuntansi yg berbeda dgn yg digunakan dalam LK konsolidasian utk transaksi & peristiwa dalam keadaan serupa maka PENYESU-
PP87: Jika anggota kelompok usaha (grup) [maksudnya: entitas anak] menggunakan Kebijakan Akuntansi yg berbeda dgn yg digunakan dalam LK konsolidasian utk transaksi & peristiwa dalam keadaan serupa maka PENYESUAIAN DILAKUKAN atas
AIAN DILAKUKAN atas LK-nya untuk TUJUAN PENYUSUNAN LK KONSOLIDASI.
LK-nya guna MEMASTIKAN KESERAGAMAN dgn Kebijakan Akuntansi grup
tsb.
13
MODUL-3
KONKLUSI POKOK PIKIRAN PENTINGNYA STANDARISASI FORMAT LAPORAN KEUANGAN BUMN DALAM RANGKA SINERGI BUMN
1. REVISI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) YANG DIPENGARUHI OLEH DINAMIKA TUNTUTAN STAKEHOLDERS INTERNASIONAL DGN. KONVERGENSI KE IFRS; 2. SEHARUSNYA MENJADI TRENDSETTERS OPTIMALISASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI; 3. AGAR MAMPU MEN-SHOOT KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN PENDEKATAN AKTIVITAS SECARA TUNTAS DAN TERINTEGRASI; 4. SEHINGGA MEMBERIKAN OUTCOME INFORMASI KEUANGAN SECARA CEPAT DAN TEPAT/ANDAL. DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
14
MODUL-3
KONKLUSI (1) KENDALA DALAM PERSIAPAN PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN SECARA OPTIMAL ATAS PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI YANG DIPILIH PADA ENTITAS BUMN
1.
PENGEMBANG PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI SERING TERBAWA OLEH (CALON) USER KEPADA KONDISI SISTEM DAN PROSEDUR YANG ADA (AS IT IS);
2.
KEENGGANAN (CALON) USER UNTUK MENGUBAH SISTEM ORGANISASI YANG TELAH DIANGGAP MAPAN SEBELUMNYA, SEHINGGA TIDAK MEMANFAATKAN SEPENUHNYA FASILITAS YANG TERSEDIA DALAM PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI;
3.
ACCOUNTING ENGINEERING SERING DISALAHARTIKAN DAN SALAH ALAMAT;
DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
15
MODUL-3
KONKLUSI (2) KENDALA DALAM PERSIAPAN PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN SECARA OPTIMAL ATAS PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI YANG DIPILIH PADA ENTITAS BUMN (1) 4. PENYUSUNAN & SISTEMATIKA KODE AKUN KEUANGAN SERING DIANGGAP SEPELE, BAHKAN MENJADI TIDAK PENTING DENGAN ADANYA PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI, DIMANA SAAT INI INFORMASI ‘SEGMEN OPERASI’ SEBAGAI BAGIAN DARI LAPORAN KEUANGAN, MENJADI PENTING BAGI STAKEHOLDERS UNTUK LEBIH MENDALAMI KINERJA PER SEGMEN; 5. MASIH LEMAHNYA IDENTIFIKASI & INVENTARISASI AKTIVITAS, KHUSUSNYA DI SETIAP DEPARTMENT PENDUKUNG DAN TIDAK SEMUA ENTITAS (BUMN SEKTOR NON PERBANKAN & KEUANGAN) SEHARUSNYA MENJADI PRIORITAS DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI UNTUK MEMBERI KAN VALUE ADDED, SEHINGGA PENETAPAN BEBAN POKOK DAN LABA (RUGI) KOTOR (GROSS PROFIT/LOSS) MENJADI DEMIKIAN PENTINGNYA SELAIN LAYER LABA (RUGI) USAHA. DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
16
MODUL-3
KONKLUSI (3) APAKAH AKIBATNYA JIKA PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI YANG DIPILIH TIDAK OPTIMAL? 1. OUTCOME-NYA MENJADI TIDAK AKAN MAKSIMAL KARENA KEBUTUHAN SUMBER DAYA / OPERATOR TIDAK MENJADI LEBIH EFISIEN. SELAIN ITU, VARIABEL-VARIABEL PENTING YANG TERSEDIA DALAM PROGRAM APLIKASI JUGA MASIH BANYAK YANG BELUM DIMANFAATKAN SEMESTINYA ATAU JIKA DIOPERASIKAN PUN HANYA UNTUK KEPENTINGAN TERBATAS, SEDANGKAN NILAI INVESTASINYA CUKUP SIGNIFIKAN. 2. JIKA DIPERKIRAKAN KEBERADAAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI INI AKAN MENGUSIK TATA-POLA KERJA ORGANISASI YANG ADA SAAT INI, MAKA DIPASTIKAN AKAN BANYAK MENGALAMI KENDALA DALAM PRAKTIK PENGOPERASIAN, BAHKAN AKHIRNYA MENJADI GAGAL.
DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
17
MODUL-3
KONKLUSI (4) APAKAH AKIBATNYA JIKA PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI YANG DIPILIH TIDAK OPTIMAL? (1) 3. AKIBATNYA SERING DITERJEMAHKAN SEOLAH-OLAH KINERJA KEUANGAN ITU HANYA MENJADI DOMAIN ATAU DAPAT DIATUR OLEH FS. AKUNTANSI-KEUANGAN, PADAHAL LEBIH DARI ITU BAHWA ACCOUNTING TREATMENT DIPENGARUHI KUAT OLEH KEJADIAN YANG MENDASARINYA (UNDERLYING OF TRANSACTION), SEHINGGA SANGAT TERGANTUNG OLEH BAGAIMANA KONSTRUKSI KONTRAKNYA (CONTRACTUAL BASED).
18
MODUL-3
KONKLUSI (5) APAKAH AKIBATNYA JIKA PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI YANG DIPILIH TIDAK OPTIMAL? (2) 4. SUSUNAN YANG TIDAK SINKRON ANTARA KODE AKUN KEUANGAN DI GENERAL LEDGER (GL) DENGAN SUSUNAN PERAKUNAN PADA LAPORAN KEUANGAN (LK) APAKAH DAPAT DIKATAKAN “SISTEMATIKA PERAKUNAN”?; MESKIPUN PROGRAMMER TETAP DAPAT MENGATASINYA, TETAPI TENTUNYA AKAN MENGAKIBATKAN FORMULASI PENYAJIAN LK MENJADI LEBIH KAKU DAN AKAN LEBIH RUMIT JIKA TERJADI PENYISIPAN/PENAMBAHAN AKUN BARU. SELAIN ITU, PEMILIHAN KRITIS MANAKAH DARI SUATU TRANSAKSI / AKTIVITAS SUATU ENTITAS YANG AKAN DIMASUKKAN KEDALAM SUSUNAN KODE AKUN (CHART OF ACCOUNTS) ATAU MENJADI BAGIAN DARI KODE SEGMEN OPERASI, DAN JUGA MANAKAH YANG DIPERLAKUKAN SEBAGAI RESPONSIBILITY (PROFIT / REVENUE / COST) CENTER. DENGAN DEMIKIAN, SALAH DALAM MENETAPKAN SUATU PILIHAN AKAN BERDAMPAK JANGKA PANJANG, KARENA BISA BERAKIBAT VATAL, YAITU MEROMBAK SISTEM SECARA KESELURUHAN.
19
MODUL-3
KONKLUSI (6) APAKAH AKIBATNYA JIKA PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFORMASI YANG DIPILIH TIDAK OPTIMAL? (3) 5. JIKA HAL INI TERJADI, MAKA PROGRAM APLIKASI MASIH DAPAT DIJALANKAN. NAMUN, TIDAK SEBANDING DENGAN NILAI INVESTASI YANG MAHAL. MISALNYA, TIDAK MAMPU MENDETEKSI BILAMANA ADA SDM DI UNIT PENDUKUNG MENGERJAKAN SUATU AKTIVITAS UTAMA ENTITAS, ATAU MISALNYA TERDAPAT SDM YANG BERLEBIHAN DI SUATU UNIT PENDUKUNG, SEDANGKAN DI UNIT PENDUKUNG LAINNYA ATAU BAHKAN UNIT OPERASI ENTITAS MASIH KEKURANGAN. DI BEBERAPA ENTITAS BUMN SEKTOR PERHUBUNGAN TIDAK TERDAPAT NILAI BEBAN POKOKNYA SEHINGGA LABA-RUGI KOTOR (GROSS PROFIT) TIDAK DAPAT DIKETAHUI, AKIBAT BERIKUTNYA PENGUKURAN KINERJANYA LEBIH TEPAT DIKATAKAN BELUM PARIPURNA.
20
MODUL-3
KONKLUSI (7) BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFO. YANG DIPILIH? 1. SUSUNAN KODE AKUN YANG SISTEMATIS SANGAT DIPERLUKAN SEBAGAI REPRESENTASI DARI PENERAPAN REVISI STANDAR AKUNTANSI YANG SELANJUTNYA MENJADI TRENDSETTERS OPTIMALISASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI. 2. PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN YANG MAKSIMAL PADA SUATU ENTITAS NON LEMBAGA KEUANGAN, ANTARA LAIN BILAMANA MAMPU MENGHASILKAN PERHITUNGAN BEBAN POKOK DAN LABA (RUGI) KOTOR PADA LAYER PERTAMA SUSUNAN LAPORAN LABA RUGI, DENGAN TEKNIK DISTRIBUSI & ALOKASI BIAYA / BEBAN BERDASARKAN PENDEKATAN AKTIVITAS YANG TERINTEGRASI LANGSUNG DENGAN KEGIATAN OPERASIONALNYA, SEHINGGA COSTING DAPAT DIPERHITUNGKAN DAN DIFORMULASIKAN SECARA LEBIH BAIK (DENGAN BERBAGAI METODE PENDEKATAN, MISALNYA T-VALUE COSTING) UNTUK MEMBERIKAN OUTCOME INFORMASI KEUANGAN SECARA LEBIH ANDAL DAN TETAP TERJAMIN KETEPATAN WAKTUNYA.
21
MODUL-3
KONKLUSI (8) BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFO. YANG DIPILIH? (1) 3. TEKNIK PERHITUNGAN BEBAN POKOK DARI YANG CUKUP RUMIT DENGAN MAMPU MENDETEKSI SELURUH AKTIVITAS KEDALAM SETIAP PRODUK BARANG/JASA YANG DIHASILKAN, S.D. PENERAPAN METODE ‘T-VALUE’ YANG CUKUP SEDERHANA UNTUK MENGATASI BANYAKNYA JOINT COST DAN MEMUDAHKAN PENENTUAN PROPORSI SUMBER DAYA. 4. PENGELOLAAN ASET TETAP DAN PROPERTI INVESTASI, KHUSUSNYA DI ENTITAS BUMN AGAR DIDUKUNG OLEH PROGRAM APLIKASI YANG MAMPU MELAKUKAN KOMPONENISASI ASET, DAN APAKAH PROGRAM APLIKASINYA MAMPU MENYEDIAKAN VARIABEL2 YG. DAPAT MEMENUHI UJI POTENSI IMPAIRMENT; JUGA APAKAH FORMULASI PERHITUNGAN PENYUSUTAN ASET TELAH DILAKUKAN SEBAGAIMANA SAK YANG BERLAKU DI INDONESIA. BEBERAPA VARIABEL YANG SEHARUSNYA ADA DIDALAM PROGRAM APLIKASI PENGELOLAAN ASET TETAP & PROPERTI INVESTASI SESUAI DENGAN SAK DI INDONESIA YANG BERLAKU EFEKTIF TMT. 01 JAN 2011 (YANG TELAH KONVERGEN DENGAN IFRS), MISALNYA: DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
22
MODUL-3
G. KONKLUSI (9) BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN ATAU PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI / SISTEM INFO. YANG DIPILIH? (3)
4.
PENGELOLAAN ASET TETAP…(1) 1) 2) 3) 4) 5) 6)
ASET TETAP PER KOMPONEN (DENGAN NILAI PEROLEHAN, UMUR MANFAAT DAN NILAI RESIDU MASING-MASING KOMPONEN); NILAI WAJAR (FAIR VALUE); NILAI RESIDU; UMUR MANFAAT (YANG TENTUNYA BERBEDA DENGAN (SISA) UMUR EKONOMIS); NILAI PAKAI (VALUE IN USE); NILAI AKUMULASI PENURUNAN ASET TETAP & PROPERTI INVESTASI.
CONTOH OPTIMALISASI MODUL MANAGEMENT ASSETS: 1. APAKAH UMUR MANFAAT < SISA UMUR EKONOMIS? 2. BANDINGKAN NILAI WAJAR (FV) : NILAI PAKAI (Value in Used/VU)? JIKA FV > VU PILIH FV DAN BANDINGKAN DGN. NILAI BUKU (BV) BAGAIMANA JIKA BV > FV? 3. KOMPONEN ASET UTUK SETIAP PER JENIS ASET? 4. KONTROL JIKA B. PENYUSUTANSUATU PERIODE > NILAI RESIDU? DISAMPAIKAN PADA FGD SINERGI IT BUMN BIDANG KONSTRUKSI, SARANA & PRASARANA PERHUBUNGAN - MAKASSAR, 26 NOP.2015.
23
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN:
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Akun Level-1 1 1 1 1 1 01 1 1 05 1 1 07 1 1 11 1 1 16 1 1 20 1 1 31 1 1 99
Nama Akun AS E T Aset Lancar Kas Dan Setara Kas Piutang Usaha Aset Keuangan Lancar Lainnya Persediaan Pajak Dibayar Dimuka Biaya Dibayar Dimuka dan Uang Muka Aset Tidak Lancar atau Kelompok Lepasan Siap Dijual Aset Lancar Lainnya Total Aset Lancar
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
05 07 11 21 31 41 51 60 99
JUMLAH DD-MM-YYY2 DD-MM-YYY1
Aset Tidak Lancar Piutang Pihak Berelasi Non Usaha Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya Investasi pada Entitas Asosiasi dan/atau Ventura Bersama Properti Investasi Aset Tetap Aset Tak Berwujud Aset Pajak Tangguhan Akun Antar Kantor Pusat / Cabang 1) Aset Tidak Lancar Lainnya Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
24
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (1) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN:
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Akun Level-1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
01 3 11 15 18 21 25 31 41 45 51 99
Nama Akun LIABILITAS DAN EKUITAS L IA B IL IT A S Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha Beban Akrual Utang Pajak Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Pendek Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek Bagian Lancar atas Liabilitas Jangka Panjang Bag. Lancar Pendpt. Diterima Dimuka / Deposit / Uang Jaminan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Liabilitas atas Pembay. Berbasis Saham Jk. Pendek Provisi Jangka Pendek Liabilitas Terkait Aset yang Dimiliki untuk Dijual Liabilitas Jangka Pendek Lainnya
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
Total Liabilitas Jangka Panjang
XXX
XXX
TOTAL LIABILITAS
XXX
XXX
Total Liabilitas Jangka Pendek 15 17 21 25 27 29 31 41 43 51 55 57 61 71 99
JUMLAH DD-MM-YYY2 DD-MM-YYY1
Liabilitas Jangka Panjang Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang Utang kepada Negara Utang pada Pihak berelasi Non Usaha Utang Sewa Pembiayaan Utang Obligasi Sukuk Ijarah Obligasi Konversi Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Lainnya Liabilitas atas Pembay. Berbasis Saham Jk. Panjang Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Liabilitas Pajak Tangguhan Utang Subordinasi Provisi Jangka Panjang Pendpt. Diterima Dimuka / Deposit / Uang Jaminan Jk. Panjang Liabilitas Jangka Panjang Lainnya
25
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (2) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN:
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Akun Level-1
Nama Akun
JUMLAH DD-MM-YYY2 DD-MM-YYY1
LIABILITAS DAN EKUITAS EKUITAS
3 3
1
3
1
01
3 3 3 3 3 3 3 3
1 2 3 3 3 4 5 7
02
3
9
01 03
Modal Saham Biasa Modal Saham Biasa - Ditempatkan dan Disetor Penuh
XXX
XXX
Tambahan Modal Disetor - Neto Saham Treasuri Hibah/Bantuan Pemerintah Non Tunai, Neto Modal Sumbangan Pemerintah (Non Tunai) Bantuan Pem. yg Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) - Non Tunai Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) yg Belum ada PP-nya (Tunai) Cadangan 2) Saldo Laba (Rugi/Defisit)
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Komponen Ekuitas Lainnya
3)
Total Ekuitas yang dapat Diatribusikan 3
8
Kepentingan Non Pengendali TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
KETERANGAN: 1)
Jika menganut DESENTRALISASI PELAPORAN KEUANGAN KANTOR CABANG.
2)
Meliputi, Cadangan Umum, Cadangan Kerugian, dan/atau Cadangan Bertujuan.
3)
Antara lain, saldo Penghasilan Komprehensif Lain (Other Comprehensive Income) ; Bagian dari Modal Pemerintah yang Dialihkan ke Badan Usaha Lain.
26
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (3) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN: >>> P e n d e ka t a n P e r F UNG S I <<<
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINNYA Untuk Periode Tahun yg Berakhir pada Tanggal-tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Akun Level-1
Nama Akun
JUMLAH YYY2
YYY1
OPERASI YANG DILANJUTKAN Pendapatan Pendapatan Usaha Reduksi Pendapatan Total Pendapatan
XXX XXX XXX
XXX XXX XXX
4 4 4
1 2
5 5
1
Beban Beban Pokok Pendapatan Laba (Rugi) Bruto
(XXX) XXX
(XXX) XXX
5 5
2 3
Beban Usaha: Beban Pemasaran dan Distribusi Beban Umum dan Administrasi Laba (Rugi) Usaha
(XXX) (XXX) XXX
(XXX) (XXX) XXX
6 6 6 6 6
1 2 3 4
Pendapatan (Beban) Non Usaha Pendapatan Non Usaha Beban Non Usaha Beban Keuangan Bagian Laba (Rugi) dari Entitas Asosiasi dan/atau Ventura Bersama Laba (Rugi) dari Operasi yang Dilanjutkan sebelum Pajak
XXX (XXX) (XXX) XXX XXX
XXX (XXX) (XXX) XXX XXX
7 7 7
1 2
(BEBAN) PENGHASILAN PAJAK (Beban) Pajak Kini (Beban) Penghasilan Pajak Tangguhan (Beban) Penghasilan Pajak LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN
(XXX) XXX
(XXX) XXX
Laba (Rugi) Tahun Berjalan dari Operasi yang Dihentikan setelah Pajak LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (Kode Akun 4xxx - 8xxx)
XXX XXX
XXX XXX
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINNYA Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasikan ke dalam Akun Laba Rugi (Setelah Pos-pos yang Akan Direklasifikasikan ke dalam Akun Laba Rugi (Setelah Pajak) TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN - TAHUN BERJALAN (Kode Akun 9xxx)
XXX XXX XXX
XXX XXX XXX
Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
XXX XXX
XXX XXX
Total Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
XXX XXX
XXX XXX
8 (A) 9 9 9
1 2 (B)
dari (A)
dari (B)
27
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (4) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN: >>> P e n d e ka t a n P e r F UNG S I <<<
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINNYA Untuk Periode Tahun yg Berakhir pada Tanggal-tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Akun Lv.1
4 4 4
1 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
JUMLAH
Nama Akun Lv.2
00 00
10 20 30 40 50 60 70 90
10 20 90 10 20 30 40 50 60 70 80 90
YYY2
YYY1
OPERASI YANG DILANJUTKAN Pendapatan Pendapatan Usaha Reduksi Pendapatan Total Pendapatan
XXX (XXX) XXX
XXX (XXX) XXX
Beban: Beban Pokok Beban Pegawai Beban Bahan Beban Pemeliharaan Beban Penyusutan dan Amortisasi Beban Asuransi Beban Sewa Beban Kerjasama Mitra Usaha (KSMU) Beban Pokok - Lainnya Laba (Rugi) Bruto
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) XXX
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) XXX
(XXX) (XXX) (XXX)
(XXX) (XXX) (XXX)
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) XXX
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) XXX
Beban Usaha : Beban Pemasaran dan Distribusi Beban Promosi Beban Iklan Beban Pemasaran - Lainnya Beban Umum dan Administrasi Beban Pegawai Beban Bahan Beban Pemeliharaan Beban Penyusutan dan Amortisasi Beban Asuransi Beban Sewa Beban Kerjasama Mitra Usaha (KSMU) Administrasi Kantor Beban Umum dan Administrasi - Lainnya Laba (Rugi) Usaha
28
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (5) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN: >>> P e n d e k a t a n P e r F U N G S I <<<
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINNYA Untuk Periode Tahun yg Berakhir pada Tanggal-tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Akun Lv.1
6 6 6 6 6
1 2 3 4
7 7 7 7 7
1 1 2 2
8 8
00 00 00 00
01 00
0 00 (A)
9 9 9 9 9 9
1 1 1 1 1
9 9 9 9
2 2 2 2
JUMLAH
Nama Akun Lv.2
01 02 03 90
01 02 90
(B) dari (A)
dari (B)
OPERASI YANG DILANJUTKAN Pendapatan (Beban) Non Usaha Pendapatan Non Usaha Beban Non Usaha Beban Keuangan Bagian Laba (Rugi) dari Entitas Asosiasi dan/atau Ventura Bersama Laba (Rugi) dari Operasi yang Dilanjutkan sebelum Pajak (BEBAN) PENGHASILAN PAJAK (Beban) Pajak Kini - (Beban) Pajak Kini Tidak Final (Beban) Penghasilan Pajak Tangguhan - (Beban) Penghasilan Pajak Tangguhan (Beban) Penghasilan Pajak LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN Laba (Rugi) Tahun Berjalan dari Operasi yang Dihentikan setelah Pajak Laba (Rugi) Tahun Berjalan dari Operasi yang Dihentikan setelah Pajak LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (Kode Akun 4xxx - 8xxx)
YYY2
YYY1
XXX (XXX) (XXX) XXX XXX
XXX (XXX) (XXX) XXX XXX
(XXX)
(XXX)
XXX (XXX) XXX
XXX (XXX) XXX
XXX XXX
XXX XXX
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN - TAHUN BERJALAN Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasikan ke dalam Akun Laba Rugi (Setelah Pajak) - Keuntungan Revaluasi Aset Tetap XXX - Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti XXX - Bagian Keuntungan (Kerugian) Revaluasi Aset Tetap Entitas Asosiasi XXX - (Beban) Pajak Tangguhan Terkait Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasikan ke dalam Akun Laba Rugi (XXX) Pos-pos yang Akan Direklasifikasikan ke dalam Akun Laba Rugi (Setelah Pajak) - Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan XXX - Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual XXX - (Beban) Pajak Tangguhan Terkait Pos-pos yang Akan Direklasifikasikan ke dalam Akun Laba Rugi (XXX) TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN - TAHUN BERJALAN (Kode Akun 9xxx) XXX Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
XXX XXX XXX (XXX) XXX XXX (XXX) XXX
XXX XXX
XXX XXX
Total Penghasilan Komprehensif Lain - Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk XXX Kepentingan Non Pengendali XXX
XXX XXX
29
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (6) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN:
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG) Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Arus Kas Level-1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 9 X
1 2 3 4 5 9 X
1
X
X
X
0 0 0 9 X
1 2 3 9 X
Uraian ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Aktivitas Operasi: Penerimaan Kas dari Pelanggan Penerimaan Bunga Penerimaan Kas dari Hibah Pemerintah Terkait dengan Penghasilan Penerimaan Lainnya dari Aktivitas Operasi Jumlah Penerimaan dari Aktivitas Operasi Pembayaran untuk Aktivitas Operasi: Pembayaraan Kas kepada Pemasok Pembayaran untuk Beban Usaha Pembayaran kepada Karyawan Pembayaran Pajak Pembayaran Bunga Pembayaran Lainnya dari Aktivitas Operasi Jumlah Pengeluaran dari Aktivitas Operasi Jumlah Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi
JUMLAH YYY2
YYY1
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX)
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX)
XXX
XXX
30
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (7) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN:
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG) Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Arus Kas Level-1 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 9 X
1 2 3 4 9 X
2
X
X
X
0 0 0 9 X
1 2 5 9 X
Uraian ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari Aktivitas Investasi: Aset Tetap - Penjualan Properti Investasi - Penjualan Penerimaan Kas dari Hibah Pemerintah Terkait dengan Aset Penerimaan Lainnya dari Aktivitas Investasi Jumlah Penerimaan dari Aktivitas Investasi Pembayaran untuk Aktivitas Investasi: Aset Tetap - Pembelian Properti Investasi - Pembelian Perolehan Entitas Anak, setelah Dikurangi Kas yang Diperoleh Penambahan Investasi di Entitas Asosiasi Pembayaran Lainnya dari Aktivitas Investasi Jumlah Pengeluaran dari Aktivitas Investasi Jumlah Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi
JUMLAH YYY2
YYY1
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX)
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX)
XXX
XXX
31
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (8) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN:
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG) Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Arus Kas Level-1
Uraian
3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 9 X
1 2 3 5 7 9 X
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari Aktivitas Pendanaan: Hasil dari Penerbitan Modal Saham Hasil dari Pelaksanaan Opsi Saham Hasil dari Penerbitan Obligasi Hasil dari Penerbitan Surat Berharga Lainnya (Misalnya, MTN) Penerimaan Pinjaman dari Lembaga Keuangan Penerimaan Lainnya dari Aktivitas Pendanaan Jumlah Penerimaan dari Aktivitas Pendanaan
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 1 1 X
1 2 3 5 7 1 2 X
Pembayaran untuk Aktivitas Pendanaan: Pembayaran Biaya Transaksi untuk Penerbitan Saham Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan Pelunasan untuk Pinjaman Obligasi Pelunasan untuk Surat Berharga Lainnya (Misalnya, MTN) Pelunasan untuk Pinjaman dari Lembaga Keuangan Pembayaran Dividen kepada Pemilik - Entitas Induk Pembayaran Dividen kepada Kepentingan Non Pengendali Jumlah Pengeluaran dari Aktivitas Pendanaan
3
X
X
X
Jumlah Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS, SALDO AWAL PERIODE TAHUN KAS DAN SETARA KAS, SALDO AKHIR PERIODE TAHUN
JUMLAH YYY2
YYY1
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX)
(XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX)
XXX
XXX
XXX XXX RRR PPP SSS = XXX+RRR RRR = XXX+PPP
32
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (9) Kontrol saldo kas dan setara kas: Akun Kas dan Setara Kas - Saldo Akhir Periode Tahun (menurut Buku Besar)
FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN:
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG) Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Kode Arus Kas Level-1 1
1 01
JUMLAH
Uraian Kas dan Setara Kas (yang tidak dibatasi penggunaannya) 4) Kontrol selisih
5)
YYY2
YYY1
AY2
AY1
SY2
SY1
KETERANGAN:
1. PPP:Saldo awal kas dan setara kas periode tahun ke-1 yang diambil dari saldo akhir periode sebelumnya. 2. RRR:Merupakan saldo akhir kas dan setara kas periode tahun ke-1 (sum of total: XXX + PPP); sekaligus merupakan saldo awal kas dan setara kas periode tahun ke-2. 3. SSS: Merupakan saldo akhir kas dan setara kas periode tahun ke-2 (sum of total: XXX + RRR); sekaligus nantinya merupakan saldo awal kas dan setara kas periode tahun berikutnya. 4. Kas & Setara Kas (yg tidak dibatasi penggunaannya): diambil & direct link dari saldo buku besar (sum of total account: 1 1 01). 5. Kontrol selisih: SY2 = (SSS - AY2) dan SY1 = (RRR - AY1), jika BENAR hasilnya = NOL (NULL).
33
MODUL-3
FORMAT STANDAR LK: (10) FORMAT STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN:
KELOMPOK USAHA PELINDO LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal DD-MM-YYY2 dan DD-MM-YYY1 (Dalam Ekuivalen Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Entitas Entitas Induk: Modal Saham Biasa No.
Uraian (Jenis Transaksi Keuangan)
1
2
Modal Saham Tambahan Biasa Modal Ditempatkan Disetor dan Disetor Neto Penuh
Saham Treasuri
Hibah/Bantuan Pemerintah Non Tunai, Neto Bantuan Pem. Modal yg Belum Sumbangan Ditentukan Pemerintah Statusnya (Non Tunai) (BPYBDS) - Non Tunai 3301.xx.xx 3302.xx.xx
Komponen Ekuitas Lainnya Penyertaan Modal Selisih Saldo Laba Pemerintah Selisih Selisih Transaksi Cadangan (Rugi / Penghasilan (PMP) yg Penilaian Penilaian Efek Restrukturisasi Defisit) Komprehensif Lainnya Belum ada PPKembali Aset Tersedia Entitas Lain nya (Tunai) Tetap Untuk Dijual Sepengendali (PSAK No.38) 34xx.xx.xx 35xx.xx.xx 37xx.xx.xx 3900.01.xx 3900.02.xx 3900.03.xx 3900.05.xx 3900.99.99
Subtotal
Kepentingan Non Pengendali
TOTAL EKUITAS
3101.xx.xx
3102.xx.xx
32xx.xx.xx
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16 = 3 s.d. 15
17
18 = 16 + 17
A
Saldo Awal Tgl. 1 Jan. 2015
A.1 A.2 A.3 A.4 A.5 A.6 A.7 A.8
Penerbitan modal saham biasa Premium atas penerbitan saham biasa Perubahan kebijakan akuntansi Kpts. RUPS pembayaran dividen Kpts. RUPS pembentukan cadangan Pengh. komprehensif tahun berjalan Selisih penilaian revaluasi aset Penambahan penyert. modal pem.
B
Saldo Akhir Tgl. 31 Des. 2015
B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8
Penerbitan modal saham biasa Premium atas penerbitan saham biasa Perubahan kebijakan akuntansi Kpts. RUPS pembayaran dividen Kpts. RUPS pembentukan cadangan Pengh. komprehensif tahun berjalan Selisih penilaian revaluasi aset Penambahan penyert. modal pem.
C
Saldo Akhir Tgl. 31 Des. 2016
3800.00.00
34
MODUL-3
TERIMA KASIH Semoga materi ini bermanfaat dalam rangka memberikan sumbangsih pemikiran, tentang: SEKILAS TENTANG ERP; STANDARISASI PERAKUNAN & FORMAT LAPORAN KEUANGAN
Oleh: Indra Soesetiawan, Ak, CPA.,CA. Managing Partner KAP. Djoko, Sidik & Indra International member of: Ujian terakhir bagi seorang pemimpin adalah bahwa dia bisa meninggalkan dalam diri orang lain suatu keyakinan dan kemauan untuk berjuang lagi. Walter Lipman